materi kegiatan ekstrakurikuler.doc

Upload: -

Post on 19-Oct-2015

132 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

MATERI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER

KAJIAN STUDI ISLAM

DI SMPN 3 SANGATTA UTARA

TAHUN AJARAN 2013/2014

OLEH:

ARBANI, S.PD.I

SEKOLAH MENENGAH PERTAMA 003 SANGATTA UTARAKABUPATEN KUTAI TIMUR

2014DAFTAR ISI

TEMA 1 KEUTAMAAN-KEUTAMAAN ILMU DAN MENUNTUT ILMU SYARAT-SYARAT DALAM MENCARI ILMU 1DAN KIAT SUKSES DALAM BELAJAR

TEMA 2 12AKHLAK KEPADA ALLAH SWT

TEMA 3 18AKHLAK KEPADA RASULULLAH

TEMA 4 22BERBUAT BAIK KEPADA KEDUA ORANG TUA

TEMA 5 29ADAB DI DALAM MASJID

TEMA 6 35BAHAYA LIDAH DAN CARA MENJAGANYA

TEMA 7 42KESALAHAN-KESALAHAN DALAM BERWUDHU

TEMA 8 48RINGKASAN SIFAT SHALAT NABI (

TEMA 9 55KESALAHAN-KESALAHAN DALAM SHALAT

TEMA 1

KEUTAMAAN-KEUTAMAAN ILMU DAN MENUNTUT ILMU

SYARAT-SYARAT DALAM MENCARI ILMU

DAN KIAT SUKSES DALAM BELAJARDisusun Oleh:

Arbani, S.Pd.I

I. Pendahuluan

Salah satu di antara dimensi ajaran islam yang paling menonjol adalah perintah untuk belajar, menuntut ilmu pengetahuan. Hal ini nampak jelas dari ayat yang turun pertama kali yakni surah Al Alaq ayat 1-5 yang berbunyi:

(((((((( (((((((( ((((((( ((((((( (((((( ((( (((((( (((((((((( (((( (((((( ((( (((((((( (((((((( (((((((((( ((( ((((((( (((((( (((((((((((( ((( (((((( (((((((((( ((( (((( (((((((( ((( 1. bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan,

2. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.

3. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah,

4. yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam,

5. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.

Islam di samping memerintahkan umatnya untuk belajar, menggali ilmu pengetahuan, juga memberikan penghargaan yang sangat istimewa bagi orang yang selalu belajar, menuntut ilmu dan mengembangkan dirinya. Banyak sekali keterangan dalam al-Quran dan al-Sunnah yang mengisyaratkan tentang martabat orang berilmu, kedudukan para ulama, dan keutamaan belajar. Di antaranya firman Allah SWT yang berbunyi:

Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. (QS. al-Mujaadilah: 11).

Selain itu dalam beberapa hadits juga disebutkan:

- - . .Telah menceritakan kepada kami Mahmud bin Ghailani, telah menceritakan kepada kami Abu Usamah dari Amasy dari Abu Shaleh dari Abu Hurairah dia berkata: Rasulullah ( bersabda: Barang siapa yang meniti suatu jalan untuk mencari ilmu, maka Allah memudahkan untuknya jalan menuju Surga. Abu Isa berkata hadits ini hasan. - - . . Telah menceritakan kepada kami Nasr bin Ali, dia berkata: telah menceritakan kepada kami Khalid bin Yazid al Ataki dari Abu jafar ar Razi dari ar Rabi bin Anas dari Anas bin Malik dia berkata: Telah bersabda Rasulullah (: Barang siapa keluar (pergi) untuk mencari ilmu maka ia berada di jalan Allah sehingga kembali. Abu Isa berkata hadits ini hasan Gharib. (dalam sunan Tirmidzi bab tentang ilmu)

Demikianlah al-Quran dan al-Hadits telah memberikan motivasi dan dorongan kepada manusia agar selalu belajar. Menuntut ilmu merupakan bagian dari tugas seorang muslim. Dengan kaya ilmu, maka akan muncul rasa dekat kepada Allah SWT.

II. Pembahasan

A. Pengertian Ilmu

Ilmu berasal dari bahasa Arab yakni ( ) berasal dari (-) maknanya mengetahui-pengetahuan.Sebagaimana terdapat dalam:

(((( (((( ((((((((( ((((((((( ((((((((((( ((((((((((( (( ((((((((((( ( ((((((( (((((((((( ((((((((( ((((((((((( (((

Katakanlah Apakah sama, orang-orang yang mengetahui dengan orang yang tidak mengetahui? Hanya orang-orang yang berakal sajalah yang bisa mengambil pelajaran. (QS. Al-Zumar: 9)((((((( ((((((( (((( (((( ((((((((( (((((((((((((((( Sesungguhnya yang takut kepada Allah diantara hamba hambaNya hanyalah ulama (al-Fatir: 28)

((((( ((((( ((((((( ((((((( ((((( Dan katakanlah: Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan. (Thaha 20: 114)

(((((((((( ((((((( (( ((((((( (((( ((((

Maka Ketahuilah, bahwa Sesungguhnya tidak ada Ilah (sesembahan, Tuhan) selain Allah (Muhammad: 19)

Barangsiapa yang pergi menuntut ilmu, maka dia berada di jalan Allah sampai dia kembali. (HR. Timidzi). Hadist ini hasan gharib. Sebagian perawi yang lain meriwayatkan hadits ini, namun tidak memarfukannya. . Barangsiapa melalui satu jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan memasukkannya ke salah satu jalan di antara jalan-jalan surga, dan sesungguhnya malaikat benar-benar merendahkan sayap-sayapnya karena ridha terhadap penuntut ilmu, dan sesungguhnya seorang alim benar-benar akan dimintakan ampun oleh makhluk yang ada di langit dan di bumi, bahkan ikan-ikan di dalam air. Dan sesungguhnya keutamaan seorang alim atas seorang abid (ahli ibadah) adalah seperti keutamaan bulan purnama atas seluruh bintang-bintang yang ada. Dan sesungguhnya ulama adalah pewaris para Nabi, dan sesungguhnya para Nabi tidak mewariskan Dinar ataupun dirham, mereka hanya mewariskan ilmu. Maka barangsiapa mengambilnya, maka hendaklah dia mengambil bagian yang banyak. (HR. Abu Daud).Istilah Ilmu ( ) sudah ada sejak sebelum Islam (jahiliyyah). Makna dari ilmu, sebelum islam adalah wawasan atau pengetahuan praktis (skill) untuk bertahan hidup dan jalan keluar dari lingkungan fisik yang tidak bersahabat. Ilmu dalam masa jahiliyah juga dimaknai sebagai pengetahuan yang berasal dari pengalaman individu atau kelompok yang diturunkan dari generasi ke generasi dalam bentuk amtsal (peribahasa).

Menurut islam ilmu didefinisikan sebagai segala sesuatu yang diperoleh dari alam dan ayat yang dengannya si pencari ilmu memahami alam/ayat tersebut dan dengannya ia mengenal (marifah) kepada Pencipta alam dan ayat tersebut

B. Keutamaan-Keutamaan Ilmu dan Menuntut Ilmu

Di antara keutamaan-keutamaan ilmu adalah sebagai berikut:

1. Ilmu itu lebih baik daripada harta sebagaimana perkataan Ali ra berkata:

Ilmu lebih baik daripada harta, oleh karena harta itu kamu yang menjaganya, sedangkan ilmu itu adalah yang menjagamu. Harta akan lenyap jika dibelanjakan, sementara ilmu akan berkembang jika diinfakkan (diajarkan). Ilmu adalah penguasa, sedang harta adalah yang dikuasai. Telah mati para penyimpan harta padahal mereka masih hidup, sementara ulama tetap hidup sepanjang masa. Jasa-jasa mereka hilang tapi pengaruh mereka tetap ada/membekas di dalam hati.2. Sesungguhnya para Nabi tidak mewariskan Dinar ataupun dirham, mereka hanya mewariskan ilmu. Sebagaimana diriwayatkan dalam HR Abu Daud.3. Ilmu adalah investasi yang tidak akan terputus keuntungannya.

- - . Apabila seseorang meninggal dunia, maka amalnya terputus kecuali dari tiga hal; sedekah jariah, atau ilmu yang dimanfaatkan, atau anak shalih yang mendoakan untuknya. (HR. Muslim).

4. Majelis ilmu adalah taman surga di dunia. : : : : . Apabila kalian melewati taman-taman surga singgahlah. ada shahabat yang bertanya: apakah taman-taman surga itu?, beliau menjawab: majlis-majlis ilmu. (HR. Thabrani) 5. Hadiah terbaik , : : , . Sebaik-baik pemberian adalah suatu kata kebenaran yang kamu dengarkan, kemudian kamu sampaikan dan kamu ajarkan kepada saudaramu sesama muslim. (HR. Thabrani) 6. Ilmu itu menumbuhkan rasa takut kepada Allah.

7. Ilmu, sebanyak apapun tak menyusahkan pemiliknya untuk menyimpan, tak perlu gudang yang luas untuk menyimpannya, cukup disimpan dalam dada dan kepalanya. Ilmu akan mejaga pemiliknya sehingga memberi rasa aman dan nyaman, berbeda dengan harta yang bila semakin banyak, semakin susah menyimpannya, menjaganya, dan pasti membuat gelisah pemiliknya.8. Orang yang berilmu diangkat derajatnya oleh Allah sebagaimana diterangkan dalam surah Al Mujaadilah ayat 11.

9. Orang yang berilmu termasuk orang yang dikehendaki oleh Allah kebaikan atas dirinya.

Dari Muawiyah bin Abi Sufyan radhiallahu anhu dia berkata: Aku mendengar Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:

Barangsiapa yang Allah kehendaki baginya kebaikan maka Dia akan memahamkan baginya agama (Islam). (HR. Bukhari-Muslim).

Hadits yang mulia ini menunjukkan agungnya kedudukan ilmu agama dan keutamaan yang besar bagi orang yang mempelajarinya, sehingga Imam an-Nawawi dalam kitabnya Riyadhush Shalihin, pada pembahasan Keutamaan Ilmu mencantumkan hadits ini sebagai hadits yang pertama.

10. Keutamaan seorang alim atas seorang abid (ahli ibadah) adalah seperti keutamaan bulan purnama atas seluruh bintang-bintang yang ada.11. Orang yang menuntut ilmu adalah orang yang dimudahkan jalannya oleh Allah menuju surga.12. Makhluk yang ada di langit bahkan ikan-ikan yang ada di air memintakan ampun untuk orang yang berilmu.

13. Orang yang menuntut ilmu berada pada kedudukan orang yang berjihad di jalan Allah sebagaimana hadits yang berbunyi:

- - . .

Barangsiapa datang ke masjidku ini, tidak ada niatan kecuali untuk kebaikan yang ia pelajari atau yang ia ajarkan, maka ia berada pada kedudukan orang yang berjihad di jalan Allah. Dan barangsiapa datang untuk tujuan selain itu, maka ia seperti seseorang yang melihat-lihat barang dagangan orang lain. (HR. Ibnu Mjah dan Baihaqi).

14. Empat orang yg mendapat pahala: yang bertanya, yang menyimak, yang mengajar dan orang menyukai mereka. : : : , " . Ilmu adalah gudang (kebaikan) dan kuncinya adalah pertanyaan. Bertanyalah semoga Allah melimpahkan rahmat kepada kalian. Dengan pertanyaan itu ada empat orang yg mendapat pahala: yang bertanya, yang menyimak, yang mengajar dan orang menyukai mereka. (HR. Abu Naim)

C. Syarat-Syarat Mencari Ilmu

Imam Syafii menyebutkan enam syarat dalam mencari ilmu, yaitu:

# # Ingatlah, tidak akan kalian mendapatkan ilmu kecuali dengan 6 syarat, yaitu cerdas (berakal sehat), semangat, sabar, ada biaya, petunjuk ustadz dan waktu yang lama.

1. Dzaka (Kecerdasan)

Kecerdasan berada di urutan pertama. Tentu saja yang dimaksud cerdas di sini bukan berarti seseorang harus memiliki kejeniusan atau IQ yang tinggi, tapi paling tidak orang tersebut mampu berpikir dan dapat menangkap maksud dari ilmu yang ia pelajari.

Sadari bahwa kecerdasan tidak selamanya dibawa sejak lahir oleh karena itu perlu usaha yang maksimal. Otak kita seperti pisau semakin diasah semakin tajam. Otak kita ibarat raksasa tidur yang punya kekuatan yang luar biasanya. Hanya saja kita perlu usaha untuk membangunkannya. ingat seorang ulama yang terkenal dengan nama Ibnu hajar. Dengan ketekunan dan kesabaran yang luar biasa, akhirnya beliau bisa menjadi seorang ulama.

2. Semangat

Secerdas apa pun seseorang jika ia tak memiliki semangat dan rasa ketertarikan dan kemauan untuk mencari ilmu maka ia tak akan menguasainya. Jika seseorang mencari ilmu hanya karena terpaksa saja, maka apa yang ia dapatkan tak akan maksimal. Dengan adanya keinginan dan rasa cinta pada apa yang dipelajarinya, maka lebih mudahlah ilmu untuk dapat masuk. Dengan keinginan dan kemauan pulalah seseorang dapat memperjuangkan niatnya untuk mencari ilmu, meskipun harus menempuh jarak yang jauh dengan berbagai rintangan sekalipun.

3. Sabar

artinya tabah menghadapi cobaan dan ujian dalam mencari ilmu, orang yang mencari ilmu adalah orang yang mencari jalan lurus menuju penciptanya, oleh karena itu syaitan sangat membenci pada mereka, apa yang di kehendaki syaitan adalah agar tidak ada orang yang mencari ilmu, tidak ada orang yang akan mengajarkan pada umat bagaimana cara beribadah dan orang yang akan menasihati umat agar tidak tergelincir kemaksiatan, maka syaitan sangat bernafsu sekali menggoda pelajar agar gagal dalam pelajarannya, digodanya mereka dengan suka pada lawan jenis, dengan kemelaratan, dan lain-lain.

Imam Az-Zuhri pernah berkata: Sesungguhnya ilmu itu dicari seiring dengan perjalanan siang dan malam. Barang siapa yang ingin mendapatkan segudang ilmu secara tiba-tiba, niscaya ilmu yang diperolehnya akan cepat hilang.

4. Biaya

Saya rasa semua setuju kalau mencari ilmu itu memerlukan harta. Lihat saja berapa banyak uang yang telah dikeluarkan orang tua untuk menyekolahkan anaknya. Semakin tinggi jenjang pendidikannya, hampir dapat dipastikan semakin banyak pula uang yang dibutuhkan. Mulai uang gedung, uang buku, uang SPP, dan lain sebagainya. Bahkan dalam mencari ilmu agama sekalipun uang tetaplah dibutuhkan. Misalnya untuk membeli buku-buku, fotocopy, uang transport, dan lain-lain. 5. Petunjuk ustadz,

Petunjuk guru sangat diperlukan dalam belajar. Meskipun sejumlah hal dapat dipelajari secara otodidak, tapi tetap saja pengalaman dan bimbingan yang diberikan oleh seorang guru akan memberikan pandangan dan wawasan yang lebih luas bagi seorang murid. Sejumlah buku teks terkadang berisi sesuatu yang sangat teoritis, maka dengan penjelasan dari para praktisilah kita dapat mengambil kesimpulan yang lebih bijak tentang suatu hal. 6. Waktu yang Lama

Menjadi orang yang ahli dalam suatu disiplin ilmu tertentu memang tak bisa dicapai dengan cara instan. Sistem kebut semalam (SKS) hanya akan membuat seseorang mampu mengerjakan ujian keesokan harinya tapi tak akan membuatnya menjadi ahli dalam bidang tersebut. Perlu waktu lama bagi seorang B.J. Habiebie untuk akhirnya bisa membuat sebuah pesawat, begitu pula dengan Imam Bukhori, butuh waktu yang sangat panjang baginya hingga akhirnya menjadi seorang ahli dan pengumpul hadits. Selama waktu yang panjang itulah kita harus selalu menggunakan kesabaran dan kemauan keras kita untuk terus giat menimba ilmu.

D. Kiat Sukses dalam Belajar

1. Niat semata-mata mendapatkan ridha AllahNabi Muhammad ( bersabda: - - .Barangsiapa mempelajari suatu ilmu yang semestinya diniatkan untuk mendapatkan ridha Allah, namun ia tidaklah mempelajarinya, kecuali untuk mendapatkan keuntungan duniawi, maka dia kelak tidak akan mendapatkan aroma surga pada hari kiamat. (HR. Abu Dawud, Ibnu Majah, Ibnu Hibban, dan al-Hakim). Ilmu juga enggan datang pada orang yang salah dalam niat, seperti yang diungkapkan Imam al-Ghazali: (kita menuntut ilmu selain karena Allah, maka ilmu enggan datang kecuali karena Allah)2. Berdoa memohon diberikan tambahan ilmu, kecerdasan, kekuatan panca indera dan hati sehingga mudah memahami pelajaran dihindarkan dari kebodohan seperti doa:

Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu (QS. Thaha : 114).

atau doa:

Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari sesat atau disesatkan, dari tergelincir atau digelincirkan, menganiaya atau dianiaya, dan juga dari kebodohan atau dibodohi orang lain. (HR. Abu Dawud dan Thabrani; "Shahih")

Atau doa:

Ya Tuhanku, lapangkanlah untukku dadaku, mudahkanlah untukku urusanku, dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku, supaya mereka mengerti perkataanku (QS. Thaha : 25-28)

Doa sesudah pelajaran:

3. Hindari kemaksiatan dan perbanyak ibadah sunnah

Diantara bait-bait syair yang masyhur dari Imam Syafii tatkala Beliau mengadukan tentang buruknya hafalan Beliau kepada Imam Waki bin Jarrah, Beliau mengatakan:

Aku mengadukan kepada Waki keburukan hafalankuLalu Beliau membimbing aku untuk meninggalkan maksiatBeliau mengabarkan kepadaku bahwa ilmu itu adalah cahayaDan cahaya Allah tidak diberikan kepada pelaku maksiat4. Gemar-gemarlah membaca

Jadikan membaca sebagai hobi nomor satu, banyak sekali manfaat yang bisa kita rasakan dari banyak membaca.

5. Ikatlah ilmu dengan tulisan (jangan lupa mencatat apa yang anda pelajari)

Di dalam sebuah atsar disebutkan:

Ikatlah ilmu itu dengan tulisan. [Riwayat Al Hakim (1/106) dari Umar bin Khaththab dan Anas bin Malik secara mauquf. Atsar ini shahih. Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin rahimahullah berkata, Seorang penuntut ilmu harus semangat dalam mengingat-ingat dan menghafalkan apa yang telah ia pelajari, baik dengan hafalan di dalam dada ataupun dengan menuliskannya. Sesungguhnya manusia adalah tempatnya lupa, maka jika dia tidak bersemangat untuk mengulang dan mereview pelajaran yang telah didapatkan, maka ilmu yang telah diraih bisa hilang sia-sia atau dia lupakan

. Ilmu adalah buruan, sedangkan tulisan adalah pengikat

Maka ikatlah buruanmu dengan tali yang kuat

Adalah sebuah kebodohan jika engkau berburu kijang

Lalu kau biarkan dia lepas pergi dengan hewan lainnya

6. Belajar itu harus dengan tekun dan rutin (istiqamah)

Belajar tepat waktu dan serius juga sangat berpengaruh dalam peningkatan prestasi belajar, apabila kamu jarang belajar maupun hanya belajar jika akan ada ulangan pasti prestasinya gak akan maksimal. Jadi belajarlah dengan tekun dan rutin selagi ada waktu untuk belajar. Juga jangan belajar dengan tergesa-gesa pada hari terakhir sebelum ulangan, cara belajar yang baik seperti itu hasilnya juga nggak akan maksimal. Maksudnya belajarlah secara teratur dengan kesungguhan, jangan belajar berlandaskan mood, kalau kondisi sedang mood belajar, tapi kalau sedang tidak mood tidak belajar. Hindari sistem belajar kebut semalam. Biasakan belajar setahap demi setahap, sedikit demi sedikit.

7. Belajarlah di manapun anda suka.

Pilihlah tempat di mana anda merasa nyaman untuk belajar. Sebagian ada yang suka belajar di tempat sepi seperti di kamar atau sebagian yang lain bisa belajar walaupun dalam kondisi ramai. Maka dari itu belajarlah di manapun anda suka.

8. Belajar secara berkelompok dan sambil berdiskusi

Belajar secara berkelompok memang bertujuan agar seseorang yang kurang mampu memahami materi bisa berdiskusi dengan yang sudah paham. Sehingga pertukaran ide terus berjalan, yang pintar tidak semakin pintar, begitu pula yang bodoh tidak semakin terperosok. Semua bisa menjadi seimbang.

9. Jangan malu untuk bertanya

Bila ada yang belum dipahami mengenai materi yang diajarkan, bertanyalah kepada bapak/ibu guru, atau teman, jangan malu bertanya bila kita tidak bisa. Nabi Muhammad ( bersabda:

: : : , " . Ilmu adalah gudang (kebaikan) dan kuncinya adalah pertanyaan. Bertanyalah semoga Allah melimpahkan rahmat kepada kalian. Dengan pertanyaan itu ada empat orang yg mendapat pahala: yang bertanya, yang menyimak, yang mengajar dan orang menyukai mereka. (HR. Abu Naim)

10. Coba dan Gagal (Trial and Error)

Kegagalan sebaiknya dihindari. Akan tetapi berhasil itu bukanlah harga mati. Coba kemudian gagal, coba lagi kemudian gagal lagi, suatu saat nanti kamu akan berhasil. Kegagalan adalah pelajaran berharga. Bukan masalah berapa kali kita gagal tapi berapa kali kita bangkit dari kegagalan. Selama kita tidak putus asa. Maka yakinlah bahwa kita akan berhasil.

11. Cintailah ilmu yang anda pelajari.

Sesuatu yang dilakukan sepenuh hati dengan cinta akan menghasilkan hasil yang memuaskan. Sekarang tidak bisa, namun karena kecintaan pelajaran tersebut anda mempelajarinya setiap waktu, maka yakinlah anda akan berhasil.

12. Ciptakan suasana belajar yang kondusif

13. Lihatlah garis besarnya terlebih dahulu.

14. Buatlah catatan intisari dari bahan pelajaran.

Pada saat kamu menulis catatan intisari, kamu pasti membaca materinya lagi, itu akan membuatmu cepat hafal materinya. Sebaiknya catatan itu ditulis ke dalam buku kecil atau kertas yang bisa dibawa kemana-mana, sehingga bisa dibaca kapan dan di manapun kamu berada.

15. Berlatihlah teknik kemampuan mengingat dengan membuat singkatan

Agar lebih mudah kamu ingat sebaiknya materi yang akan kamu hafal itu diubah menjadi sebuah singkatan atau kata kunci (Mnemonics) dengan formulasi yang mudah diingat-ingat. Seperti MeJiKuHiBiNiU. Bisa juga dengan menulis setiap awal suku kata dari sebuah definisi.

16. Belajar sekaligus Praktek17. Diselingi dengan IstirahatJika merasa mulai jenuh atau bosan belajar terus menerus, ada baiknya diselingi dengan istirahat. Misalkan setiap belajar 1 jam, istirahatnya sekitar 10 menit. Kita bisa melakukannya sambil keluar dulu dari dalam ruang belajar, ambil minum atau makan makanan kecil, tapi jangan lupa untuk balik lagi buat belajar.

18. Belajarlah di rumah terlebih dahulu tentang materi yang di ajarkan di sekolah.

Dengan belajar di rumah terlebih dahulu, berarti kamu sudah punya kesiapan untuk belajar di sekolah, buatlah daftar pertanyaan tentang materi yang belum kamu pahami di rumah, sehingga pada saat diberi kesempatan bertanya, kamu tidak bingung ingin menanyakan apa.

19. Mengulang apa yang telah dipelajari di sekolah

Belajar sekali saja tidaklah cukup untuk bisa memahami apa yang kita inginkan. Mengulang merupakan salah satu hal yang sangat bagus untuk bisa memahami apa yang kita pelajari. Coabalah untuk membaca kembali apa yang telah kita tulis dan kita pelajari sehari 1-3 kali. Hal itu pasti akan berdampak sangat bagus untuk metode belajar anda. Sampaikan apa yang dipelajari di sekolah kepada orang tua.

20. Fokus dan serius di kelas

21. Sering-sering ke perpustakaan

22. Aktiflah ketika di kelas

23. Perbanyak latihan soal

24. Manfaatkan waktu luang untuk belajar sambil bersantai

25. Jangan pernah putus asa

26. Bagi jadwal antara belajar dan bermain

27. Jika mempunyai dana lebih, ikutilah program-program les di luar jam sekolah

28. Ajarkan apa-apa yang telah kamu ketahui kepada orang lain.III. Penutup

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa:

Banyak sekali dalil dari al Quran maupun hadits yang menyeru kita untuk menuntut ilmu, selain perintah untuk menuntut ilmu, Allah juga memberikan penghargaan kepada para penuntut ilmu di antaranya dengan mengangkat derajat orang-orang yang berilmu, diberikan kebaikan atasnya, dimudahkan jalannya menuju surga, menduduki kedudukan orang yang berjihad, keutamaan seorang alim atas seorang abid (ahli ibadah) adalah seperti keutamaan bulan purnama atas seluruh bintang-bintang yang ada, makhluk yang ada di langit bahkan ikan-ikan yang ada di air memintakan ampun untuk orang yang berilmu. Keutamaan ilmu di antaranya ilmu lebih baik dari pada harta, ilmu adalah warisan para nabi, ilmu itu menambahkan rasa takut kepada Allah, ilmu adalah investasi yang tiada putus keuntungannya, majelis ilmu adalah taman surga di dunia, ilmu adalah hadiah terbaik.

Dalam mendapatkan ilmu ada 6 syarat, yaitu cerdas (berakal sehat), semangat, sabar, ada biaya, petunjuk ustadz dan waktu yang lama.

Adapun kiat sukses dalam belajar di antaranya: niat semata-mata mendapatkan ridha Allah, berdoa supaya ditambahkan ilmu yang bermanfaat, dihindarkan dari kebodohan, menghindari kemaksiatan dan memperbanyak ibadah, banyak-banyaklah membaca, ikatlah ilmu dengan tulisan, belajar harus dengan tekun dan rutin, belajarlah di manapun anda suka, belajarlah secara berkelompok dan sambil berdiskusi, jangan malu untuk bertanya, gunakan teknik tray and error (coba dan gagal), jangan pernah menyerah, cintailah ilmu yang anda pelajari, ciptakanlah suasana belajar yang kondusif, lihatlah garisnya besar terlebih dahulu, buatlah catatan intisari bahan pelajaran, berlatihlah teknik mengingat dengan membuat singkatan, sertai belajar dengan praktek jika diperlukan, selingi dengan istirahat, belajarlah di rumah terlebih dahulu sebelum ke sekolah, ulangi apa yang telah dipelajari di sekolah di rumah, sampaikan kepada orang tua/wali, fokus dan seriuslah di kelas, semakin sering ke perpustakaan semakin baik, aktiflah ketika di kelas, perbanyak latihan soal, manfaatkan waktu luang belajar sambil bermain, jangan pernah putus asa, bagi jadwal antara belajar dan bermain, jika punya dana lebih ikuti program les di luar jam pelajaran, ajarkan apa yang telah kamu ketahui kepada orang lain.

B. Saran-Saran

Kepada para pelajar penulis sarankan:

1. Jika engkau bisa, jadilah seorang ulama. Jika engkau tidak mampu, maka jadilah penuntut ilmu. Bila engkau tidak bisa menjadi seorang penuntut ilmu, maka cintailah mereka. Dan jika kau tidak mencintai mereka, janganlah engkau benci mereka (Umar bin Abdul Aziz).

2. Engkau selamanya dikatakan berilmu selama engkau masih belajar; maka jika engkau sudah merasa cukup, maka itulah kebodohan. (Ibnu Abi Ghassan)

3. Tidak pantas orang yang berilmu meninggalkan belajar. (Imam Malik)

4. Hendaknya para pelajar memperhatikan syarat-syarat mencari ilmu dan memperhatikan kiat-kiat sukses dalam belajar.

5. Sering-seringlah membaca dan biasakan diri dengan menulis.TEMA 2

AKHLAK KEPADA ALLAH SWT1. Pengertian Akhlak Kepada Allah (Akhlak kepada Allah dapat diartikan sebagai sikap atau perbuatan yang seharusnya dilakukan oleh manusia sebagai makhluk, kepada Tuhan sebagai khalik. Dan sebagai titik tolak akhlak kepada Allah adalah pengakuan dan kesadaran bahwa tiada Tuhan melainkan Allah. Dia memiliki sifat-sifat terpuji; demikian agung sifat itu, jangankan manusia, malaikat pun tidak akan mampu menjangkaunya (Quraish Shihab).

2. Alasan Berakhlak Kepada Allah (Sekurang-kurangnya ada empat alasan mengapa manusia perlu berakhlak kepada Allah:

a. Karena Allah ( yang menciptakan manusia. Dia yang menciptakan manusia dari air yang ditumpahkan keluar dari tulang punggung dan tulang rusuk hal ini sebagai mana difirmankan oleh Allah dalam surat At-Thariq ayat 5-7 sebagai berikut:((((((((((( (((((((((( (((( (((((( ((( (((((( ((( (((((( ((((((( ((( (((((((( (((( (((((( ((((((((( ((((((((((((((( ((( Maka hendaklah manusia memperhatikan dari apakah dia diciptakan?, Dia tercipta dari air yang terpancar, yang terpancar dari tulang sulbi dan tulang dada. (QS. At-Tariq: 5-7)

b. Karena Allah ( yang telah memberikan perlengkapan pancaindra, berupa pendengaran, penglihatan, akal pikiran dan hati sanubari, di samping anggota badan yang kokoh dan sempurna kepada manusia. Firman Allah dalam surat An-Nahl ayat: 78 yang berbunyi:

(((((( ((((((((((( ((((( ((((((( ((((((((((((( (( ((((((((((( ((((((( (((((((( (((((( ((((((((( ((((((((((((( (((((((((((((( ( (((((((((( ((((((((((( ((((

Dan Allah telah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan, dan hati, agar kamu bersyukur. (QS. An-Nahal: 78)

c. Karena Allah ( yang telah menyediakan berbagai bahan dan sarana yang diperlukan bagi kelangsungan hidup manusia, seperti bahan makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan, air, udara, binatang ternak dan lainnya. Firman Allah dalam surat al-Jatsiyah ayat 12-13:

( (((( ((((((( (((((( (((((( (((((((((( (((((((((( (((((((((( ((((( ((((((((((( ((((((((((((((( ((( ((((((((( (((((((((((( ((((((((((( (((( (((((((( ((((( ((( ((( ((((((((((((( ((((( ((( (((((((( (((((((( ((((((( ( (((( ((( ((((((( ((((((( ((((((((( ((((((((((((( ((((

Allah-lah yang menundukkan lautan untuk kamu supaya kapal-kapal dapat berlayar padanya dengan seizin-Nya, supaya kamu dapat mencari sebagian dari karunia-Nya dan mudah-mudahan kamu bersyukur. Dan Dia menundukkan untuk kamu apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi semuanya, (sebagai rahmat) dari pada-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kamu yang berpikir. (QS Al-Jatsiyah :12-13 ).d. Allah ( yang telah memuliakan manusia dengan diberikannya kemampuan menaklukkan, daratan dan lautan. Firman Allah dalam surat Al-Israa' ayat: 70 yang berbunyi:

( (((((((( ((((((((( (((((( ((((((( ((((((((((((((( ((( ((((((((( (((((((((((( (((((((((((((( ((((( ((((((((((((( ((((((((((((((( (((((( ((((((( ((((((( ((((((((( ((((((((( ((((

Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak cucu Adam, Kami angkut mereka dari daratan dan lautan, Kami beri mereka dari rizki yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan. (Q.S al-Israa : 70).

3. Macam-Macam Akhlak Kepada Allah ( dan Pelaksanaannya dalam Kehidupan Sehari-hari

a. Bertauhid kepada-Nya dan tidak menyekutukannya

Inti ajaran seluruh nabi adalah tauhid. Sedangkan syirik adalah dosa yang paling besar.

((((( (((((((( (((((( ((((((((((( (((( (((( ((((((((((( (((((((((((( ((((((((( (((( ((((((( (((( ((((((((( ((( ((((((( ((((((( ((((

Barangsiapa mempersekutukan sesuatu dengan Allah, Maka adalah ia seolah-olah jatuh dari langit lalu disambar oleh burung, atau diterbangkan angin ke tempat yang jauh(QS. Al-Hajj:31)

(((( (((( (( (((((((( ((( (((((((( ((((( (((((((((( ((( ((((( ((((((( ((((( (((((((( ( ((((( (((((((( (((((( (((((( (((( ((((((( (((((((( (((((

Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa mempersekutukan (sesuatu) dengan Dia, dan Dia mengampuni dosa yang selain syirik bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah, Maka Sesungguhnya ia telah tersesat sejauh-jauhnya. (QS. An-Nisaa: 116)b. Mencintai Allah ( di atas kecintaan kepada makhluk

Imam Ibnul Qayyim berkata: Sesungguhnya cinta kepada Allah, merasa bahagia (ketika mendekatkan diri) dengan-Nya, merasa rindu untuk berjumpa dengan-Nya, dan ridha kepada-Nya adalah landasan (utama) agama Islam, landasan amal dan niat dalam Islam.

Maka cinta kepada Allah bahkan menjadikan-Nya paling dicintai oleh seorang hamba lebih dari segala sesuatu secara mutlak adalah termasuk kewajiban agama yang paling utama, landasannya yang paling besar dan penopangnya yang paling mulia.

Maka barang siapa yang mencintai makhluk (bersama Allah ) seperti dia mencintai-Nya maka ini termasuk (perbuatan) syirik (menyekutukan Allah dengan makhluk) yang tidak diampuni pelakunya oleh-Nya dan tidak diterima-Nya satu amal pun darinya (kecuali dengan dia bertobat dari perbuatan tersebut). Allahberfirman:

(((((( (((((((( ((( (((((((( ((( ((((( (((( ((((((((( ((((((((((((( ((((((( (((( ( ((((((((((( ((((((((((( (((((( ((((( (( ( Dan di antara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah. Mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapan orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah (QS Al-Baqarah: 165)c. Ridha kepada Allah (.

Ridha adalah menerima dengan sepenuh hati tanpa penolakan sedikit pun segala sesuatu yang datang dari Allah swt, baik berupa perintah, larangan, ataupun petunjuk-petunjuk-Nya dengan senang hati.Seperti dalam Hadith Qudsi:

: Allah berfirman kepada rasul SAW: Barangsiapa yang tidak ridha atas segala hukum perintah, larangan, janji qadha dan qadar-Ku, dan tidak bersyukur atas segala nikmat-nikmat-Ku, serta tidak sabar atas segala cobaan-Ku, maka keluarlah dari bawah langit-Ku yang selama ini engkau jadikan sebagai atapmu, dan carilah Tuhan lain selain diri-Ku (Allah).

d. Berbaik sangka kepada Allah (.Allah ( pun memerintahkan kita agar senantiasa berbaik sangka kepada-Nya, sebagaimana sabda Rasulullah dalam sebuah hadits qudsi:

Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu-, ia berkata bahwa Nabishallallahu alaihi wa sallam bersabda, Allah Taala berfirman: Aku sesuai persangkaan hamba-Ku. Aku bersamanya ketika ia mengingat-Ku. Jika ia mengingat-Ku saat bersendirian, Aku akan mengingatnya dalam diri-Ku. Jika ia mengingat-Ku di suatu kumpulan, Aku akan mengingatnya di kumpulan yang lebih baik daripada pada itu (kumpulan malaikat). Jika ia mendekat kepada-Ku sejengkal, Aku mendekat kepadanya sehasta. Jika ia mendekat kepada-Ku sehasta, Aku mendekat kepadanya sedepa. Jika ia datang kepada-Ku dengan berjalan (biasa), maka Aku mendatanginya dengan berjalan cepat. (HR. Bukhari dan Muslim).Syekh Shaleh Al-Fauzan hafizahullah berkata: Prasangka yang baik kepada Allah seharusnya disertai meninggalkan kemaksiatan. Kalau tidak,maka itu termasuk sikap merasa aman dari azab Allah. Jadi, prasangka baik kepada Allah harus disertai dengan melakukan sebab datangnya kebaikan dan sebab meninggalkan kejelekan, itulah pengharapan yang terpuji. Sedangkan prasangka baik kepada Allah dengan meninggalkan kewajiban dan melakukan yang diharamkan, maka itu adalah pengharapan yang tercela. Ini termasuk sifat merasa aman dari makar Allah." (Al-Muntaqa Min Fatawa Syekh Al-Fauzan, 2/269)e. Rela terhadap kadar dan qada (takdir baik dan buruk) dari Allah (.Ridha kepada qhada dan qadar artinya menerima saja apa yang diberikan Allah kepadanya dengan rasa senang dan lapang dada serta tidak merasa kecewa dan putus asa.f. Bersyukur atas nikmat Allah (.Bersyukur kepada Allah pada hakikatnya adalah mengakui bahwasanya segala kenikmatan yang ada pada diri kita dan semua makhluk ciptaanNya adalah berasal dari Allah (. Dalam bahasa mudahnya bersyukur adalah berterima kasih.(((((( (((((((( (((((((( ((((( (((((((((( ((((((((((((( ( ((((((( (((((((((( (((( (((((((( ((((((((( (((

dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), Maka Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih". (QS. Ibrahim: 7)g. Bertawakal/ berserah diri kepada Allah (.Kata tawakkal, artinya bersandar. Kalimat yang berbunyi wakal ilaihi al-amra, artinya menyerahkan dan mempercayakan urusan kepadanya. Adapun ungkapan ittakala alallah berarti tunduk dan patuh kepada Allah, sementara kalimat tawakkal allallah berarti yakin dengan apa yang ada di sisi Allah SWT dan tidak bergantung serta tidak bersandar kepada apa-apa yang ada di tangan manusia.(((((((( ((((((( ((((((((( (((

dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap.(QS. Alam Nasrah: 8)Di antara keutamaan bertawakkal adalah Allah mencukupkan keperluannya.

. ((((( (((((((((( ((((( (((( (((((( (((((((((( ( (((( (((( ((((((( ((((((((( ( (((( (((((( (((( ((((((( (((((( ((((((( (((

dan Barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah Mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu. (QS. At-Thalaaq: 3) h. Senantiasa mengingat Allah (.Mengingat Allah adalah salah satu perintah Allah yang ada di dalam Al Quran, di antaranya dalam Surah Al-Baqarah ayat 152 :

((((((((((((((( (((((((((((( ((((((((((((( ((( (((( ((((((((((( (((((

karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku. (QS. Al-Baqarah: 152)i. Taubat kepada Allah (

Salah satu perilaku atau tindakan yang mendasari akhlak kepada Pencipta adalah Taubat. Taubat secara bahasa berarti kembali pada kebenaran. Secara istilah adalah meninggalkan sifat dan kelakuan yang tidak baik,salah atau dosa dengan penuh penyesalan dan berniat serta berusaha untuk tidak mengulangi kesalahan yang serupa. Dengan kata lain,taubat mengandung arti kembali kepada sikap,perbuatan atau pendirian yang baik dan benar serta menyesali perbuatan dosa yang sudah terlanjur dikerjakan.

((((((((((( ((((((((( (((((((((( ((((((((( ((((( (((( (((((((( (((((((( (((((( (((((((( ((( ((((((((( ((((((( (((((((((((((( (((((((((((((( ((((((( ((((((( ((( ((((((((( ((((((((((( (((((( (( ((((((( (((( ((((((((( ((((((((((( (((((((((( ((((((( ( ((((((((( (((((((( (((((( ((((((((((( ((((((((((((((((( (((((((((( (((((((( (((((((( ((((( (((((((( (((((((((( (((((( ( (((((( (((((( ((((( (((((( ((((((( (((

Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasuhaa (taubat yang semurni-murninya). Mudah-mudahan Rabbmu akan menutupi kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak menghinakan Nabi dan orang-orang mukmin yang bersama dia; sedang cahaya mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, sambil mereka mengatakan: "Ya Rabb Kami, sempurnakanlah bagi Kami cahaya Kami dan ampunilah kami; Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu. (QS. At-Tahrim: 8)j. Beribadah semata-mata untuk Allah (Yaitu melaksanakan perintah Allah untuk menyembah-Nya sesuai dengan perintah-Nya. Seorang muslim beribadah membuktikan ketaatan terhadap perintah Allah.(((((( (((((((((( (((( ((((((((((((( (((( ((((((((((( (((( ((((((((( (((((((((( (((((((((((( ((((((((((( ((((((((((( ((((((((((( ( ((((((((( ((((( ((((((((((((( (((

Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian Itulah agama yang lurus. (QS. Al-Bayyinah: 5)k. Berdoa kepada Allah (Yaitu memohon apa saja kepada Allah. Doa merupakan inti ibadah, karena ia merupakan pengakuan akan keterbatasan dan ketidakmampuan manusia, sekaligus pengakuan akan kemahakuasaan Allah terhadap segala sesuatu. Kekuatan doa dalam ajaran Islam sangat luar biasa, karena ia mampu menembus kekuatan akal manusia. Oleh karena itu berusaha dan berdoa merupakan dua sisi tugas hidup manusia yang bersatu secara utuh dalam aktivitas hidup setiap muslim. Orang yang tidak pernah berdoa adalah orang yang tidak menerima keterbatasan dirinya sebagai manusia karena itu dipandang sebagai orang yang sombong ; suatu perilaku yang tidak disukai Allah.((((((( (((((((( ((((((((((( (((((((((( (((((( ( (((( ((((((((( ((((((((((((((( (((( (((((((((( ((((((((((((( (((((((( (((((((((( ((((

dan Tuhanmu berfirman: "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam Keadaan hina dina". (QS. Al-Mumin: 60)l. Tawaduk kepada Allah (Yaitu rendah hati di hadapan Allah. Mengakui bahwa dirinya rendah dan hina di hadapan Allah Yang Maha Kuasa, oleh karena itu tidak layak kalau hidup dengan angkuh dan sombong, tidak mau memaafkan orang lain, dan pamrih dalam melaksanakan ibadah kepada Allah.((((((((( (((((( ((( (((((((( ((((((((( ((((((((( ((((((( (((((((((( (((( (((((((((( ((((((((((((( ((((((((((( (((( ((((( ((((( (((((((((((((( (((((

dan sebutlah (nama) Tuhannmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu Termasuk orang-orang yang lalai. (QS. Al-Araf:205)

(((( ((((((((( (((((((((( ((((((((((( ((((((((((((( (((((((((((((( (((((( ((((((((( (((((((((((( ((((((((( (((((((((( ( (((( (((((( (((((((((( ((((

Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal saleh dan merendahkan diri kepada Tuhan mereka, mereka itu adalah penghuni-penghuni syurga; mereka kekal di dalamnya.(QS. Huud: 23)

m. Taqwa kepada Allah (Taqwa, yaitu memelihara diri dari siksaan Allah swt dengan cara melaksanakan perintah-perintah Allah ( dan menjauhi larangan-laranganNya dalam keadaan sepi maupun ramai. Sedangkan menurut Afif A. Tabarah taqwa adalah memelihara diri dari segala sesuatu yang dapat mengandung murka Allah ( dan mendatangkan mudharat bagi dirinya dan orang lain.

Allah ( memerintahkan kepada orang yang beriman agar bertaqwa kepada Allah ( secara maksimal dengan mengerahkan semua potensi hingga finis kehidupan. Dan apabila kita mampu memaksimalkan taqwa maka hal tersebut akan menentukan derajat kemuliaan kita di sisi Allah (.Allah berfirman:

((((((((((( ((((((((( (((((((((( ((((((((( (((( (((( (((((((((( (((( ((((((((( (((( (((((((( ((((((((((( (((((

Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam Keadaan beragama Islam. (QS. Al-Imran: 102)

Kesimpulan:

Akhlak kepada Allah dapat diartikan sebagai sikap atau perbuatan yang seharusnya dilakukan oleh manusia sebagai makhluk, kepada Tuhan sebagai khalik. Adapun alasan berakhlak kepada Allah ( adalah karena Allah ( yang menciptakan manusia, Allah ( yang telah memberikan perlengkapan pancaindra, berupa pendengaran, penglihatan, akal pikiran dan hati sanubari, di samping anggota badan yang kokoh dan sempurna kepada manusia, Allah ( yang telah menyediakan berbagai bahan dan sarana yang diperlukan bagi kelangsungan hidup manusia, seperti bahan makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan, air, udara, binatang ternak dan lainnya, Allah ( yang telah memuliakan manusia dengan diberikannya kemampuan menaklukkan, daratan dan lautan.Adapun contoh akhlak kepada Allah di antaranya adalah bertauhid kepada-Nya dan tidak menyekutukannya, mencintai Allah di atas segala-galanya, ridha pada keputusan Allah, baik sangka kepada Allah, rela terhadap takdir baik dan buruk, bersyukur atas nikmat Allah, bertawakkal dan berserah diri kepada Allah, senantiasa mengingat Allah, Taubat kepada Allah, ikhlas dalam beribadah/beribadah semata-mata karena Allah, berdoa kepada Allah, merendahkan diri di hadapan Allah, bertakwa kepada Allah.

TEMA 3

AKHLAK KEPADA RASULULLAH

Ketika seseorang sudah mengucapkan dua kalimat syahadat, ada banyak konsekuensi yang harus ditunjukkannya dalam hidup ini. Di samping harus berakhlak baik kepada Allah (, manusia juga harus berakhlak baik kepada Rasulullah (. Walaupun beliau sudah wafat dan kita tidak pernah bisa berjumpa dengannya secara fisik, namun keimanan kita kepadanya membuat kita harus berakhlak baik kepadanya. Meskipun demikian, akhlak baik kepada Rasul ( tidak bisa kita wujudkan dalam bentuk lahiriah atau jasmaniah secara langsung sebagaimana para sahabat telah melakukannya. Namun demikian, ada banyak hal yang harus kita lakukan sebagai bentuk berakhlak baik kepada Rasulullah (.

1. Ridha Dalam Beriman

Beriman kepada Rasul merupakan salah satu dari rukun iman. Karena itu, setiap muslim harus ridha dalam beriman kepadanya dan ini akan membuat keimanan terasa menjadi nikmat sehingga apa yang menjadi konsekuensi iman bukan sesuatu yang berat dan tidak menyenangkan untuk membuktikannya, Rasulullah ( bersabda:

Kelezatan iman dirasakan oleh orang yang ridha kepada Allah sebagai Tuhan, Islam sebagai agama dan Muhammad sebagai Nabi dan Rasul (HR. Muslim).2. Mencintai Rasul

Setiap muslim yang berakhlak baik kepada Rasul ( niscaya akan mencintai beliau dalam kehidupan di dunia ini. Kecintaan kepada Rasul merupakan urutan kedua setelah kecintaan kepada Allah ( sebagaimana firman-Nya di dalam Al-Quran:

(((( ((( ((((( ((((((((((((( (((((((((((((((( ((((((((((((((( ((((((((((((((( ((((((((((((((( ((((((((((( (((((((((((((((((( ((((((((((( (((((((((( (((((((((( ((((((((((( (((((((((((((( (((((( ((((((((( ((((( (((( (((((((((((( ((((((((( ((( (((((((((( ((((((((((((( (((((( (((((((( (((( ((((((((((( ( (((((( (( ((((((( (((((((((( (((((((((((((( ((((

Katakanlah: Jika bapak-bapak, anak- anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiaannya dan rumah- rumah tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari pada Allah, Rasul-Nya dan (dari) berjihad di jalan- Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik. (QS. At-Taubah:24).3. Mengikuti dan Menaati

Kesiapan untuk mengikuti Rasulullah ( dalam hidup ini merupakan bentuk akhlak yang mulia kepada beliau, sikap ini merupakan salah satu faktor yang membuat manusia bisa memperoleh kecintaan dari Allah swt sehingga Diapun akan memberikan ampunan bila kita melakukan kesalahan, Allah swt berfirman:

(((( ((( ((((((( ((((((((( (((( (((((((((((((( (((((((((((( (((( (((((((((( (((((( ((((((((((( ( (((((( ((((((( (((((((

Katakanlah (Muhammad): Jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (QS. Al-Imran:31).Mengikuti dan menaati Rasulullah ( merupakan sesuatu yang bersifat mutlak, karenanya manusia tidak bisa mencapai kemuliaan tanpa ketaatan, untuk itu jangan sampai manusia mendahului ketentuan Allah ( dan Rasul-Nya.

Kunci kemuliaan seorang mukmin terletak pada ketaatannya kepada Allah dan rasul-Nya, karena itu para sahabat ingin menjaga citra kemuliaannya dengan mencontohkan kepada kita ketaatan yang luar biasa kepada apa yang ditentukan Allah dan Rasul-Nya. Ketaatan kepada Rasul sama kedudukannya dengan taat kepada Allah, karena itu bila manusia tidak mau taat kepada Allah dan Rasul- Nya, maka Rasulullah tidak akan pernah memberikan jaminan pemeliharaan dari azab dan siksa Allah (, di dalam Al-Quran, Allah berfirman:

((( (((((( (((((((((( (((((( ((((((( (((( ( ((((( (((((((( (((((( ((((((((((((( (((((((((( (((((((( ((((

Barangsiapa yang mentaati Rasul, sesungguhnya ia mentaati Allah. Dan barangsiapa yang berpaling, maka Kami tidak mengutusmu untuk menjadi pemelihara bagi mereka (QS. An-Nisaa 80).Di dalam ayat lain, Allah swt berfirman:

( ((((((((((( ((((((((( ((((((((((( (((((((((( (((( (((((((((((( (((((((((( (((( (((((((((((( ((((((((((((( ((((

Hai orang-orang yang beriman, taatlah kepada Allah dan taatlah kepada rasul dan janganlah kamu merusakkan (pahala) amal-amalmu (QS. Muhammad:33).Manakala seorang muslim telah menaati Allah dan Rasul-Nya, maka ia akan memperoleh kenikmatan sebagaimana yang telah diberikan kepada para Nabi, orang yang jujur, orang yang mati syahid dan orang-orang shaleh, bahkan mereka adalah sebaik-baik teman yang harus kita miliki, Allah swt berfirman:

((((( (((((( (((( (((((((((((( (((((((((((((( (((( ((((((((( (((((((( (((( ((((((((( ((((( ((((((((((((( ((((((((((((((((( ((((((((((((((( ((((((((((((((( ( (((((((( (((((((((((( (((((((( ((((

Dan barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul(Nya) mereka itu akan bersama- sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu nabi-nabi, para shiddiqin, orang yang mati syahid dan orang yang shaleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya. (QS. An-Nisaa:69).Oleh karena itu, ketaatan kepada Rasulullah saw juga menjadi salah satu kunci untuk bisa masuk ke dalam surga. Adapun orang yang tidak mau mengikuti Rasul dengan apa yang dibawanya, yakni ajaran Islam dianggap sebagai orang yang tidak beriman.

4. Bershalawat

Bershalawat kepada Nabi Muhammad saw merupakan sesuatu yang sangat dianjurkan, bahkan diperintah oleh Allah swt karena Allah swt dan para malaikat juga bershalawat, hal ini terdapat dalam firman Allah:

(((( (((( ((((((((((((((((( ((((((((( ((((( (((((((((( ( ((((((((((( ((((((((( (((((((((( ((((((( (((((((( (((((((((((( (((((((((( ((((

Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk nabi dan ucapkanlah salam perhormatan kepadanya. (QS. Al-Ahzab:56). Bahkan bila kita bershalawat kepada Nabi, maka Allah swt bershalawat lebih banyak lagi kepada kita hingga sepuluh kali lipat, Rasulullah saw bersabda:

Barangsiapa bershalawat kepadaku satu kali, maka dengan shalawatnya itu Allah akan bershalawat kepadanya sepuluh kali lipat (HR. Ahmad).Manakala seseorang telah menunjukkan akhlaknya kepada Nabi dengan mengucapkan shalawat, maka orang tersebut akan dinyatakan oleh Rasul saw sebagai orang yang paling utama kepadanya para hari kiamat, beliau bersabda:

Sesungguhnya orang yang paling utama kepadaku nanti pada hari kiamat adalah siapa yang paling banyak bershalawat kepadaku (HR. Tirmidzi).Oleh karena itu, orang yang tidak mau bershalawat kepada Nabi, apalagi saat namanya disebut, maka ia dianggap sebagai orang yang bakhil atau kikir, hal ini dinyatakan dalam sabda beliau:

yang benar-benar bakhil adalah orang yang ketika disebut namaku di hadapannya, ia tidak mengucap shalawat kepadaku (HR. Tirmidzi dan Ahmad).5. Menghidupkan Sunnah Rasul

Kepada umatnya, Rasulullah saw tidak mewariskan harta yang banyak, tapi yang beliau wariskan adalah Al-Quran dan sunnah. Karena itu, kaum muslimin yang berakhlak baik kepadanya akan selalu berpegang teguh kepada Al-Quran dan sunnah agar tidak sesat dan waspada terhadap kemungkinan dilakukannya bidah atau sesuatu yang diada-adakan dalam perkara ubudiyah padahal pada masa Rasul tidak ada, beliau bersabda:

Sesungguhnya siapa yang hidup sesudahku, akan terjadi banyak pertentangan. Oleh karena itu, kamu semua agar berpegang teguh kepada sunnahku dan sunnah para penggantiku. Berpegang teguhlah kepada petunjuk-petunjuk tersebut dan waspadalah kamu kepada sesuatu yang baru, karena setiap yang baru itu bidah dan setiap bidah itu sesat dan setiap kesesatan itu di neraka (HR. Ahmad, Abu Daud, Ibnu Majah, Hakim, Baihaki dan Tirmidzi).Di dalam hadits yang lain, beliau juga bersabda:

: ) (Aku tinggalkan kepada kalian dua hal, yang kalian tidak akan tersesat selamanya bila berpegang teguh dengannya, yaitu: kitab Allah (Al Quran) dan Sunnahku (HR. Hakim).6. Menghormati Pewaris Rasul

Berakhlak baik kepada Rasul saw juga berarti harus menghormati para pewarisnya, yakni para ulama yang konsisten dalam berpegang teguh kepada nilai-nilai Islam, yakni yang takut kepada Allah swt dengan sebab ilmu yang dimilikinya, Allah swt berfirman:

. Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya hanyalah ulama. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Pengampun (QS 35:28).Kedudukan ulama yang takut kepada Allah swt sebagai pewaris Nabi disebutkan dalam sabda Nabi saw:

Dan sesungguhnya ulama adalah pewaris Nabi. Sesungguhnya Nabi tidak mewariskan uang dinar atau dirham, sesungguhnya Nabi hanya mewariskan ilmu kepada mereka, maka barangsiapa yang telah mendapatkannya, berarti telah mengambil bagian yang besar (HR. Abu daud dan Tirmidzi)Karena ulama disebut sebagai pewaris Nabi, maka orang yang disebut ulama seharusnya tidak hanya memahami tentang beluk beluk agama Islam, tapi juga memiliki sikap dan kepribadian sebagaimana yang telah dicontohkan oleh Nabi dan ulama seperti inilah yang harus kita hormati. Adapun orang yang dianggap ulama karena pengetahuan agamanya yang luas, tapi tidak mencerminkan pribadi Nabi, maka orang seperti itu bukanlah ulama yang sesungguhnya dan berarti tidak ada kewajiban bagi kita untuk menghormatinya.

7. Melanjutkan Misi Rasul

Misi utama Rasul adalah berdakwah, yakni menyeru dan mengajak manusia untuk beriman dan tunduk kepada Allah swt. Tugas ini merupakan hal yang amat penting dan dibutuhkan oleh manusia. Orang baik membutuhkan dakwah agar bisa mempertahankan dan meningkatkan kebaikannya, sedangkan orang yang belum baik lebih membutuhkannya lagi agar bisa memperbaiki dirinya. Karena itu dakwah menjadi tugas bagi setiap muslim sebagaimana tercermin dalam hadits Nabi saw:

Sampaikanlah dariku walaupun hanya satu ayat (HR. Ahmad, Bukhari dan Tirmidzi).Manakala dakwah bisa kita tunaikan dengan sebaik-baiknya, maka kita akan memperoleh derajat yang tinggi di sisi Allah dengan dikelompokkan ke dalam kelompok umat yang terbaik (khairu ummah) sebagaimana yang disebutkan dalam firman-Nya:

Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang maruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah (QS 3:110).Di samping itu, orang yang berdakwah juga akan memperoleh pahala yang amat besar, hal ini karena dalam satu hadits Rasulullah saw menyatakan:

Barangsiapa yang menunjukkan pada suatu kebaikan, maka baginya seperti pahala orang yang mengerjakannya (HR. Ahmad, Muslim, Abu Daud dan Tirmudzi). Demikian beberapa hal yang harus kita tunjukkan agar kita termasuk orang- orang yang memiliki akhlak yang baik kepada Nabi Muhammad saw.

TEMA 4

BERBUAT BAIK KEPADA KEDUA ORANG TUA

1. Berbuat baik kepada kedua orang tuanya adalah perbuatan yang dicintai Allah Azza wa Jalla.Dari Aim Amr Asy-Syaibani, dia berkata, Pemilik rumah ini meriwayatkan kepadaku -sambil memberikan isyarat dengan tangannya ke rumah Abdullah- dia berkata: : : : : :

Saya bertanya kepada Nabi shallallahu 'alaihi xoasallam, "Apakah perbuatan yang paling dicintai Allah Azza wa Jalla?." Nabi menjawab, "Shalat pada waktunya". Kemudian saya bertanya lagi, "Lalu apa?." Rasulullah menjawab, 'Kemudian berbuat baik kepada kedua orang tad'. Lalu saya kembali bertanya, "Lalu apa?" Rasulullah menjawab, "Kemudian jihad dijalan Allah'." Abdullah berkata, 'Rasulullah menerangkan perkara tersebut kepadaku. Sekiranya aku meminta tambahan kepadanya, maka niscaya beliau akan menambahnya untukku.'"2. Ridha Allah terletak pada ridha orang tuaDari Abdullah bin Umar, dia berkata,

"Ridha Tuhan terletak pada ridha kedua orang tua dan kemurkaan Tuhan terletak pada kemurkaan kedua orang tua". Hasan mauquf dan shahih marfu' didalam kitab Ash-Shahihah (515).3. Berbuat baik kepada Ibu 3 kali lipatDari Bahaz bin Hakim, dari bapaknya, dari kakeknya, aku berkata,

: : : : : : :

"Wahai Rasulullah! Siapa yang harus saya perlakukan dengan baik?" Rasulullah menjawab, "Ibumu". Saya bertanya lagi, "Siapa yang harus saya perlakukan dengan baik?" Rasulullah menjawab, "Ibumu" Lalu saya bertanya, "Siapa yang harus saya perlakukan dengan baik?" Rasulullah menjawab, "Ibumu". Saya bertanya, "Siapa yang harus saya perlakukan dengan baik?." Rasulullah menjawab, "Bapakmu, kemudian kerabat yang terdekat, lalu kerabat yang terdekat." Hasan, di dalam kitab Al Inva (2232, 829), dan di dalam (Sunan Tirmidzi, 25- Kitab Al Birru wa Ash-Shilat, 1- Bab Ma Ja'a fi Birril-Walidain).4. Berbicara Lemah Lembut Kepada kedua Orang Tua

Dari Thaisalah bin Mayyas, dia berkata,

: : : : : : ! : : : !

"Aku bersama orang-orang keturunan Najdah bin Amir Al Khariji, yang membuat aku banyak melakukan dosa-dosa besar. Kemudian aku melaporkannya kepada Ibnu Umar, seraya bertanya, "Apa dosa-dosa itu?" Aku menjawab, "Ini dan itu." Ibnu Umar berkata, "Itu tidak termasuk dosa-dosa besar. Dosa-dosa besar itu, ada sembilan, yaitu menyekutukan Allah, membunuh orang, lari dari peperangan, menuduh zina kepada wanita mukmin, memakan harta riba, mengambil harta anak yatim, melenceng di masjid, orang yang suka menghina (mengejek), dan (menyebabkan) orang tua menangis karena durhaka (kepada keduanya)." Ibnu Umar berkata, kepadaku, "Apakah engkau takut dari neraka dan ingin masuk surga?" Saya berkata, "Apa benar, demi Allah?," Ibnu Umar berkata, "Apakah orang tuamu masih hidup?" Saya menjawab, "Ibu saya masih hidup." Ibnu Umar berkata, "Demi Allah! sekiranya engkau berbicara lemah lembut kepadanya dan memberi makan kepadanya, maka niscaya engkau benar-benar akan masuk surga selama dosa-dosa besar itu dijauhi."Shahih, dalam kitab Ash-Shahihah (2898). Dari Urwah berkata, ): (Dan rendahkanlah dirimu kepada keduanya karena sayang). (Qs. Al-Israa* (17): 24): "Janganlah menghalangi sesuatu yang dicintai oleh keduanya." Shahih sanadnya.5. Membahagiakan orang tuaDari Abdullah bin Amr, dia berkata, :

"Seseorang datang kepada Nabi sliallallahu alaihi wasallam seraya membaiatnya untuk berhijrah dan meninggalkan kedua orang tuanya yang menangisinya, lalu Nabi berkata, 'Pulanglah kepada keduanya, buatlah keduanya tersenyum sebagaimana engkau telah niembuat keduanya menangis."'

6. Durhaka kepada Kedua Orang TuaDari Abu Bakar, dia berkata "Rasulullah shaUallahu 'alaihi wasallam bersabda: () : ! : 'Maukah engkau aku beritahukan tentang dosa yang paling besar diantara dosa-dosa besar?' (Rasulullah SAW mengulangnya tiga kali). Mereka menjawab, 'Ya, wahai Rasulullah!.' Rasulullah SAW bersabda, 'Menyekutukan Allah, durhaka kepada kedua orang tua -kemudian Rasulullah duduk, yang sebelumnya beliau bersandar- ingatlah, dan perkataan bohong'. Rasulullah terus-menerus mengulang kata-katanya, sehingga aku berharap semoga Rasulullah diam.Shahih Glwyatul Maram (277): (Bukhari, 78, Kitabul Adah, 6- Bab Uququl Walidain Minal-Kabair, Muslim: 1 - Kitabul Iman, hadits 143)7. Allah Melaknat Orang yang Melaknati Kedua Orang TuanyaDari Abu At-Thufail, dia berkata, : : : "Ali ditanya, apakah Nabi shallallahu 'alaihi ivasallam mengkhususkan untuk kalian sesuatu yang tidak dikhususkan untuk semua orang?" Ali menjawab, "Rasulullah tidak mengkhususkan untuk kita sesuatu yang tidak dikhususkan untuk orang lain, kecuali sesuatu yang terdapat dalam sarung pedangku." Kemudian dia mengeluarkan lembaran darinya, dan tiba-tiba di dalamnya tertulis, "Allah melaknat orang yang menyembelih tanpa menyebut nama Allah, orang yang mencuri tanda-tanda (batasan) tanah, orang yang menyakiti (melaknat) kedua orang tuanya, dan Allah melaknat orang yang melindungi (menolong) pelaku kejahatan."Shahih, disebutkan di dalam kitab Al Misykah (4070), (Muslim, 35- Kitabul Adhaahi, hadits 44,45)8. Berbuat Baik kepada Kedua Orang Tua Selama Tidak dalam Kemaksiatan

Dari Abu Darda dia berkata, : Rasulullah salallahu alaihi wasallam berwasiat kepadaku dengan 9 hal: jangan meneykutukan Allah dengan sesuatu apapun sekalipun engkau dipotong (tubuhmu) atau dibakar, jangan meninggalkan shalat dengan sengaja, maka bebaslah tanggung jawab atasnya, janganlah minum khamar, karena khamar pangkal segala kejahatan, taatilah kedua orang tuamu, sekiranya keduanya memerintahkan kepadamu agar kamu ke luar dari duniamu, maka keluarlah demi keduanya, janganlah menentang penguasa, sekalipun engkau beranggapan bahwa engkau yang benar, janganlah lari dari peperangan, sekalipun engkau akan terbunuh dan teman-temanmu meninggalkanmu, bersedekahlah kepada keluargamu sesuai dengan kemampuanmu, dan janganlah berlaku kasar kepada keluargamu dan ringankanlah beban mereka karena Allah Azza wa Jalla.

Hasan, di dalam kitab Al Irwa (2026( (Ibnu Majah, 36 Kitabul Fitan, Bab As-Shahru Alal Balai hadits 4034)

9. Berbakti kepada orang tua bernilai jihad

Dari Abdullah bin Umar, dia berkata, :( ) : : ( )

"Seseorang laki-laki datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam memohon untuk berjihad, lalu Nabi berkata,' Apakah kedua orang tuamu masih hidup?' Dia menjawab, 'Ya.' Lalu Nabi berkata, 'Berbakti kepada keduanya adalah jihad.'"Shahih, di dalam kitab Al Irwa' (1199), [Bukhari, 56-Kitabul ]ihad 138, Bab Al ]ihad bi Idznil-Walidain, Muslim, 45- Kitab Al Birru wash-Shilah, dan Al Adab hadits 5,61]10. Orang yang Mendapati Kedua Orang Tuanya (dalam Usia Lanjut) lalu Dia Tidak Masuk Surga

Dari Abu Hurairah, : : ! : .

Dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Celaka seseorang, celaka seseorang, celaka seseorang." Para sahabat bertanya, "Wahai Rasulullah! Siapa (yang celaka)?" Rasulullah menjawab, "Orang yang mendapati kedua orang tuanya atau salah satunya (dalam keadaan tua) lalu dia (tidak berbakti), maka dia masuk neraka."Shahih, di dalam kitab At-Ta'liqur-Raghib (3/215). (Muslim, 45-Kitab Al Birru Wash-Shilah wal Adab, hadits 9,10).11. Tidak Boleh Mencaci Maki Kedua Orang TuaDari Abdullah ibnu Amru berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, . : :

'Termasuk dosa besar, seseorang mencaci maki kedua orang tuanya.' Para sahabat bertanya, 'Bagaimana dia mencaci maki?' Rasulullah menjawab, 'Dia mencaci seseorang, lalu orang itu mencaci maki bapak dan ibunya.'Shahih, di dalam kitab At-Ta'liqur-Raghib (3/221). (Muslim), 1-Kitabul Iman, hadits 146, Bukhari, 78, Kitabul Adab, 4- Bab La Yasubbur-Rajulu Walidaihi).Dari Abdullah bin Amru bin Al 'Ash, dia berkata,

"Termasuk dosa-dosa besar di sisi Allah Subhanahu wa Ta'ala adalah seseorang menjadi caci makian bagi kedua orang tuanya." Hasan sanadnya.12. Doa Kedua Orang Tua Tidak Diragukan Kemustajabannya.Dari Abu Hurairah berkata, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, . "Ada tiga doa yang tidak diragukan kemustajabannya, yaitu, doa orang yang dizhalimi (dianiaya), doa orang musafir, dan doa kedua orang tua kepada anaknya."Hasan, di dalam kitab Ash-Shahihah (598), (Abu Daud: 8-Kitab Ash-Shalat, 29- Bab Ad-Doau Bizhahril Ghaibi, At-Tirmidzi, 25- Kitab Al Birru wash-Shilah, 7- Bab Ma Ja^afi Da'watil Walidaini. Ibnu Majah: 34- Kitab Doa\ 11- Bab Dawatul-Walid Da'watul Mazhlum, hadits 3862).13. Tidak Dibolehkan kepada Seseorang untuk memangggil bapaknya dengan namanya, duduk sebelumnya, dan tidak boleh berjalan di depannyaDari Urwah -atau yang lain- : : Bahwa Abu Hurairah melihat dua orang laki-laki, lalu dia berkata kepada salah satunya, "Apa hubungannya dengan kamu?, Orang itu menjawab, "Dia bapakku," Lalu Abu Hurairah berkata, "Janganlah engkau memanggilnya dengan namanya, janganlah engkau berjalan di depannya, dan janganlah engkau duduk sebelumnya." Shahih. sanadnya.CARA BERBAKTI KEPADAORANGTUA

1. Berbicaralah kamu kepada kedua orang tuamu dengan adab dan janganlah mengucapkan Ah kepada mereka, jangan hardik mereka, berucaplah kepada mereka dengan ucapan yang mulia.( (((((((( (((((( (((( (((((((((((( (((( ((((((( ((((((((((((((((((( (((((((((( ( ((((( (((((((((( ((((((( (((((((((( (((((((((((( (((( ((((((((( (((( ((((( (((((((( ((((( (((( ((((((((((((( ((((( ((((((( (((((( (((((((( (((( (((((((((( ((((((( ((((((( (((((((( (((( ((((((((((( ((((( ((((( ((((((((((((( ((((( (((((((((( (((((((( ((((

dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau Kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, Maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya Perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka Perkataan yang mulia. dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil". (Al Isra: 23-24)2. Selalu taati mereka berdua di dalam perkara selain maksiat, dan tidak ada ketaatan kepada makhluk di dalam bermaksiat kepada sang Khalik.3. Lemah lembutlah kepada kedua orang tuamu, janganlah bermuka masam serta memandang mereka dengan pandangan yang sinis.

4. Jagalah nama baik, kemuliaan, serta harta mereka. Janganlah engkau mengambil sesuatu tanpa seizin mereka.Dari Abdullah Ibnu Amru berkata, Rasulullah ( bersabda: . : :

Termasuk dosa besar, seseorang mencaci maki kedua orang tuanya.' Para sahabat bertanya, 'Bagaimana dia mencaci maki?' Rasulullah menjawab, 'Dia mencaci seseorang, lalu orang itu mencaci maki bapak dan ibunya.Shahih, di dalam kitab At-Ta'liqur-Raghib (3/221). (Muslim), 1-Kitabul Iman, hadits 146, Bukhari, 78, Kitabul Adab, 4- Bab La Yasubbur-Rajulu Walidaihi).5. Kerjakanlah perkara-perkara yang dapat meringankan beban mereka meskipun tanpa diperintah. Seperti melayani mereka, belanja ke warung, dan pekerjaan rumah lainnya, serta bersungguh-sungguhlah dalam menuntut ilmu.

6. Bermusyawarahlah dengan mereka berdua dalam seluruh kegiatanmu. Dan berikanlah alasan jika engkau terpaksa menyelisihi pendapat mereka.

7. Penuhi panggilan mereka dengan segera dan disertai wajah yang berseri dan menjawab, Ya ibu, ya ayah. Janganlah memanggil dengan, Ya papa, ya mama, karena itu panggilan orang asing (orang-orang barat maksudnya pent.).

8. Muliakan teman serta kerabat mereka ketika kedua orang tuamu masih hidup, begitu pula setelah mereka telah wafat.

9. Janganlah engkau bantah dan engkau salahkan mereka berdua. Santun dan beradablah ketika menjelaskan yang benar kepada mereka.

10. Janganlah berbuat kasar kepada mereka berdua, jangan pula engkau angkat suaramu kepada mereka. Diamlah ketika mereka sedang berbicara, beradablah ketika bersama mereka. Janganlah engkau berteriak kepada salah seorang saudaramu sebagai bentuk penghormatan kepada mereka berdua.

11. Bersegeralah menemui keduanya jika mereka mengunjungimu, dan ciumlah kepala mereka.

12. Bantulah ibumu di rumah. Dan jangan pula engkau menunda membantu pekerjaan ibumu.

13. Janganlah engkau pergi jika mereka berdua tidak mengizinkan meskipun itu untuk perkara yang penting. Apabila kondisinya darurat maka berikanlah alasan ini kepada mereka dan janganlah putus komunikasi dengan mereka.

14. Janganlah masuk menemui mereka tanpa izin terlebih dahulu, apalagi di waktu tidur dan istirahat mereka.

15. Jika engkau kecanduan merokok, maka janganlah merokok di hadapan mereka.

16. Jangan makan dulu sebelum mereka makan, muliakanlah mereka dalam (menyajikan) makanan dan minuman.

17. Janganlah engkau berdusta kepada mereka dan jangan mencela mereka jika mereka mengerjakan perbuatan yang tidak engkau sukai.

18. Jangan engkau utamakan istri dan anakmu di atas mereka. Mintalah keridhaan mereka berdua sebelum melakukan sesuatu karena ridha Allah tergantung ridha orang tua. Begitu juga kemurkaan Allah tergantung kemurkaan mereka berdua.

19. Jangan engkau duduk di tempat yang lebih tinggi dari mereka. Jangan engkau julurkan kakimu di hadapan mereka karena sombong.

20. Jangan engkau menyombongkan kedudukanmu di hadapan bapakmu meskipun engkau seorang pejabat besar. Hati-hati, jangan sampai engkau mengingkari kebaikan-kebaikan mereka berdua atau menyakiti mereka walaupun dengan hanya satu kalimat.

21. Jangan pelit dalam memberikan nafkah kepada kedua orang tua sampai mereka mengeluh. Ini merupakan aib bagimu. Engkau juga akan melihat ini terjadi pada anakmu. Sebagaimana engkau memperlakukan orang tuamu, begitu pula engkau akan diperlakukan sebagai orang tua.

22. Banyaklah berkunjung kepada kedua orang tua, dan persembahkan hadiah bagi mereka. Berterima kasihlah atas perawatan mereka serta atas kesulitan yang mereka hadapi. Hendaknya engkau mengambil pelajaran dari kesulitanmu serta deritamu ketika mendidik anak-anakmu.

23. Orang yang paling berhak untuk dimuliakan adalah ibumu, kemudian bapakmu. Dan ketahuilah bahwa surga itu di telapak kaki ibu-ibu kalian.

24. Berhati-hati dari durhaka kepada kedua orang tua serta dari kemurkaan mereka. Engkau akan celaka dunia akhirat. Anak-anakmu nanti akan memperlakukan mu sama seperti engkau memperlakukan kedua orang tuamu.

25. Jika engkau meminta sesuatu kepada kedua orang tuamu, mintalah dengan lembut dan berterima kasihlah jika mereka memberikannya. Dan maafkanlah mereka jika mereka tidak memberimu. Janganlah banyak meminta kepada mereka karena hal itu akan memberatkan mereka berdua.

26. Jika engkau mampu mencukupi rezeki mereka maka cukupilah, dan bahagiakanlah kedua orang tuamu.

27. Sesungguhnya orang tuamu punya hak atas dirimu. Begitu pula pasanganmu (suami/istri) memiliki hak atas dirimu. Maka penuhilah haknya masing-masing. Berusahalah untuk menyatukan hak tersebut apabila saling berbenturan. Berikanlah hadiah bagi tiap-tiap pihak secara diam-diam.

28. Jika kedua orang tuamu bermusuhan dengan istrimu maka jadilah engkau sebagai penengah. Dan pahamkan kepada istrimu bahwa engkau berada di pihaknya jika dia benar, namun engkau terpaksa melakukannya karena menginginkan ridha kedua orang tuamu.

29. Jika engkau berselisih dengan kedua orang tuamu di dalam masalah pernikahan atau perceraian, maka hendaknya kalian berhukum kepada syariat karena syariatlah sebaik-baiknya pertolongan bagi kalian.

30. Doa kedua orang itu mustajab baik dalam kebaikan maupun doa kejelekan. Maka berhati-hatilah dari doa kejelekan mereka atas dirimu.

31. Beradablah yang baik kepada orang-orang. Siapa yang mencela orang lain maka orang tersebut akan kembali mencelanya. Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda, Termasuk dosa besar adalah seseorang mencela kedua orang tuanya dengan cara dia mencela bapaknya orang lain, maka orang tersebut balas mencela bapaknya. Dia mencela ibu seseorang, maka orang tersebut balas mencela ibunya. (Muttafaqun alaihi).

32. Kunjungilah mereka disaat mereka hidup dan ziarahilah ketika mereka telah wafat. Bershadaqahlah atas nama mereka dan banyaklah berdoa bagi mereka berdua dengan mengucapkan: Wahai Rabb-ku ampunilah aku dan kedua orang tuaku. Waha Rabb-ku, rahmatilah mereka berdua sebagaimana mereka telah merawatku ketika kecil. (*)

Diterjemahkan dari Kitab Kaifa Nurabbi Auladana. Silakan dicopy dengan mencantumkan url: http://ulamasunnah.wordpress.comTEMA 5

ADAB DI DALAM MASJID Keutamaan membangun masjid adalah Allah akan membangun sebuah rumah di surga bagi orang yang membangun masjid.

Para ulama mengatakan tentang batasan masjid, yaitu tempat yang ada di dalam tembok masjid dan pintu mesjid bagian dalam adalah masjid.

Dikatakan bahwa firman Allah ( yang mengatakan:

Dan sesungguhnya masjid-masjid itu adalah kepunyaan Allah. Maka janganlah kamu menyembah seseorangpun di dalamnya di samping (menyembah) Allah. Maka tidak boleh menisbatkan masjid kepada seseorang mahluk dengan nisbat kepemilikan dan kekhususan, adapun penisbatan masjid dengan nama agar dikenal, maka hal itu tidak apa-apa dan tidak termasuk dalam larangan tersebut; Nabi ( menisbatkan mesjidnya kepada dirinya, seperti yang diterangkan di dalam sebuah sabdanya: (masjidku ini), begitu juga beliau menisbatkan masjid quba kepadanya, yaitu quba, dan masjid baitul maqdis dinisbatkan kepada Iliya, apa yang telah disebutkan adalah penisbatan nama mesjid kepada selain Allah agar mudah dikenal, semua ini tidak termasuk di dalam larangan di atas.

Orang yang makan bawang putih dan merah harus menjauhi mesjid, berdasarkan hadits Jabir radhiallahu anhu bahwa Nabi ( bersabda:

Barangsiapa yang makan bawang putih atau bawang merah maka hendaklah menjauhi kita Atau bersabda Maka hendaklah dia menjauhi masjid kami dan hendaklah dia duduk di rumahnya.

Dikiaskan kepada bawang merah atau bawang putih segala sesuatu yang berbau busuk yang bisa menyakiti orang yang shalat, namun jika seseorang memakai sesuatu yang bisa mencegah bau yang tidak sedap tersebut dari dirinya seperti memakai pasta gigi dan lainnya, maka tidak ada larangan baginya setelah itu untuk menghadiri mesjid.

Dianjurkan agar segera bergegas menuju masjid, berdasarkan sabda Rasulullah (:

Seandainya mereka mengetahui keutamaan shaf pertama, niscaya akan diadakan undian untuk mendapatkannya.

Dianjurkan berjalan menuju shalat dengan khusyu, tenang dan tentram. Nabi ( telah melarang umatnya berjalan menuju shalat secara tergesa-gesa walaupun shalat sudah didirikan. Abi Qotadah radhiallahu anhu berkata: Pada saat kami sedang shalat bersama Nabi (, tiba-tiba beliau mendengar suara kegaduhan beberapa orang. Sesudah menunaikan shalat beliau mengingatkan:

: . : ,

Apa yang terjadi pada kalian?. Mereka menjawab: Kami tergesa-gesa menuju shalat. Rasulullah menegur mereka: Janganlah kalian lakukan, apabila kalian mendatangi shalat maka hendaklah berjalan dengan tenang, dan rekaat yang kalian dapatkan shalatlah padanya!, dan rekaat yang terlewat sempurnakanlah !.

Saat berjalan menuju shalat hendaklah berdoa dengan mengucapkan:

Ya Allah, jadikanlah di dalam hatiku cahaya, dan jadikanlah di dalam lisanku cahaya, dan jadikanlah pada pendengaranku cahaya, dan jadikanlah pada penglihatanku cahaya, dan jadikanlah di sebelah belakangku cahaya dan di hadapanku cahaya, dan jadikanlah di atasku cahaya dan di bawahku cahaya. Ya Allah, agungkanlah cahayaku!.

Memasuki masjid dengan mendahulukan kaki kanan dan berdoa dengan mengucapkan

Ya Allah curahkanlah shalawat dan salam kepada Muhammad dan keluarga Muhammad. Ya Allah bukakanlah pintu rahmatmu bagiku.

Mendahulukan kaki kiri saat keluar dari mesjid dan berdoa dengan mengucapkan:

Ya Allah curahkanlah shalawat dan salam kepada Muhammad dan keluarga Muhammad. Ya Allah limpahkanlah karuniaMu kepadaku.

Menunaikan shalat tahiyatul masjid saat memasuki sebuah mesjid. Berdasarkan hadits riwayat Abi Qotadah Al-Sulami bahwa Rasulullah ( bersabda: Apabila salah seorang di antara kalian memasuki masjid maka hendaklah dia shalat dua rekakat sebelum duduk. Dan di antara kesalahan yang sering terjadi adalah ditinggalkannya shalat tahiyyatul masjid hanya karena waktu tersebut adalah waktu dilarang mengerjakan shalat sunnah.

Terdapat keutamaan yang besar bagi seorang yang duduk-duduk di masjid untuk menunggu shalat, berdasarkan sabda Rasulullah (:

:

Apabila seseorang memasuki masjid, maka dia dihitung berada dalam shalat selama shalat tersebut yang menahannya (di dalam masjid), dan para malaikat berdoa kepada salah seorang di antara kalian selama dia berada pada tempat shalatnya, Mereka mengatakan: Ya Allah, curahkanlah rahmat kepadanya, ya Allah ampunilah dirinya selama dia tidak menyakiti orang lain dan tidak berhadats.

Terdapat larangan melingkar di dalam masjid (untuk berkumpul) demi kepantingan dunia semata. Rasulullah ( bersabda:

Akan datang suatu masa kepada sekelompok orang, di mana mereka melingkar di dalam mesjid untuk berkumpul dan mereka tidak mempunyai kepentingan kecuali dunia dan tidak ada bagi kepentingan apapun pada mereka maka janganlah duduk bersama mereka.

Disunnahkan untuk menjaga masjid dari kegaduhan dan memperbanyak pembicaraan yang sia-sia serta mengangkat suara dengan sesuatu yang dibenci.

Dibolehkan berbaring di mesjid. Dari Abdullah bin Zaid radhiallahu anhu bahwa dia melihat Rasulullah ( berbaring di mesjid sambil meletakkan salah satu kaki beliau di atas yang lainnya.

Dibolehkan menjulurkan kaki ke arah kiblat, dan menghindari untuk mejulurkan kaki ke arah mushaf demi meghormati kalam Allah dan untuk mengagungkannya.

Diperbolehkan tidur di mesjid, seperti yang dilakukan oleh Ahlis Shuffah di mana mereka tidur di mesjid, dan apabila bermimpi sampai keluar mani maka dia harus segera keluar mesjid untuk mandi janabahdan Ibnu Umar pada masa dirinya masih muda dan membujang tanpa keluarga, dia tidur di masjid di masjid Rasulullah (.

Larangan berjual beli di mesjid berdasarkan sabda Rasulullah (:

Jika kalian melihat orang yang berjual beli di mesjid maka ucapkanlah: Semoga Allah tidak memberikan laba bagi jual belimu. Dan di antara kesalahan yang sering terjadi adalah menaruh iklan jual beli di dalam mesjid.

Dilarang mengumumkan barang yang hilang di mesjid, berdasarkan sabda Rasulullah (:

:

Barangsiapa mendengar seseorang yang mengumumkan barangnya yang hilang di mesjid maka katakanlah kepadanya: Semoga Allah tidak mengembalikannya kepadamu karena sesungguhnya mesjid itu tidak dibangun untuk kepentingan ini.

Boleh mengangkat suara di dalam mesjid untuk kepentingan ilmu dan kebaikan adapun mengangkat suara untuk membuat suasana menjadi gaduh atau yang lainnya tidak diperbolehkan. Dibolehkan meminta-minta jika dibutuhkan.

Dilarang memasukkan antara jari-jari saat keluar menuju mesjid sebelum melaksanakan shalat, diriwayatkan dari Kaab bin Ajroh ( bahwa Rasulullah ( bersabda:

Apabila salah seorang di antara kalian berwudhu dan menyempurnakan wudhunya kemudian dia keluar menuju shalat secara sengaja maka janganlah dia memasukkan antara jari-jarinya sebab dia sedang berada dalam kondisi shalat. Dan boleh memasukkan jari-jari tangan sesudah melaksanakan shalat.

Boleh makan dan minum di mesjid, berdasarkan hadits Abdullah bin Al-Harits bin Juzu Al-Zubaidi, dia menceritakan bahwa kami makan pada masa Rasulullah ( roti dan daging di dalam mesjid.

Boleh menyenandungkan puisi yang diperbolehkan di dalam mesjid, sesungguhnya Hassan bin Tsabit radhiallahu anhu menyenandungkan puisi di mesjid di hadapan Rasulullah (.

Boleh main tombak atau sejenisnya di mesjid, dari Aisyah radhiallahu anha berkata: Suatu hari aku melihat Rasulullah ( berdiri di pintu kamarku sementara orang-orang Habsy bermain-main di mesjid dan Rasulullah ( menutupi aku dengan selendangnya saat aku menyaksikan permainan mereka.

Dilarang keluar dari mesjid setelah dikumandangkannya adzan kecuali karena udzur, berdasarkan hadits riwayat Abi Syatsa bahwa dia berkata: Kami sedang duduk-duduk dengan Abu Hurairah radhiallahu anhu di dalam mesjid lalu seorang muadzin mengumandangkan adzan lalu seorang lelaki bangkit keluar dari mesjid, maka Abu Hurairah radhiallahu anhu mengatakan: Adapun orang ini maka ia telah menyalahi tuntunan Abul Qosim (.

Di antara kesalahan yang terjadi di mesjid adalah menghiasi mesjid dan memahatnya, berdasarkan hadist Rasulullah (:

Apabila kalian telah memperindah mesjid kalian dan menghiasi mushaf-mushafmu maka kehancuran telah menimpa kalian. Dalam riwayat lain disebutkan Rasulullah ( bersabda:

Tidak akan terjadi hari kiamat sampai manusia berlomba-lomba di dalam (memperindah) mesjid.. () ().

Di antara kesalahan yang sering terjadi adalah shalat di atas hamparan yang diperindah.

Di antara kesalahan yang juga sering terjadi adalah menjadikan mesjid sebagai jalanan untuk lewat, berdasarkan sabda Rasulullah (:

Janganlah engkau menjadikan mesjid sebagai jalan untuk lewat kecuali untuk berdzikir dan menunaikan shalat.

Di antara kesalahan yang terjadi adalah menjadikan suara jam (di dalam mesjid) seperti suara lonceng yang selalu berbunyi secara teratur seperti bunyi lonceng orang-orang Nashrani.

Di antara kesalahan yang sering terjadi, membaca ayat secara nyaring di masjid sehingga mengganggu shalat dan bacaan orang lain. Sungguh Rasulullah ( telah melarang orang-orang yang melingkar dalam berkumpul untuk membuat kelompok di dalam masjid karena mereka juga akan keluar dari masjid dengan berkelompok-kelompok mereka masing-masing. Dari Jabir bin Samuroh, dia berkata: Rasulullah ( memasuki masjid pada saat adanya kelompok-kelompok sedang berkumpul di dalam mesjid. Lalu Rasulullah ( menegur mereka: Kenapa saya melihat kalian berkelompok-kelompok?.

Di antara pelanggaran yang sering terjadi meludah di mesjid. Rasulullah ( berdasarkan sabda:

"Meludah di mesjid adalah kesalahan dan penghapusnya adalah dengan cara menimbunnya.

Termasuk sunnah shalat dengan memakai sandal di mesjid. Anas bin Malik ( pernah ditanya: Apakah Rasulullah ( shalat dengan memakai kedua sandalnya?. Dia menjawab: Ya. Dan apabila seseorang memasuki mesjid lalu melepas kedua sandalnya dan tidak shalat dengan memakai keduanya maka hendaklah dia menjadikannya di sebelah kirinya jika dia sendiri di dalam shaf, namun jika dirinya bersama jamaah lain dalam shalat berjamaah maka hendaklah dia meletakkannya di antara kedua kakinya berdasarkan hadits:

Apabila salah seorang di antara kalian shalat maka janganlah dia meletakkan sandalnya di sebelah kanannya dan jangan pula disebelah kirinya sehingga bertempat di sebelah kanan jamaah yang lainnya kecuali jika tidak ada seorangpun di sebelah kirinya. Hendaklah dia meletakannya di antara kedua kakinya.(). Tidak lewat di hadapan orang yang sedang shalat, berdasarkan sabda Nabi (:

Seandainya seorang yang lewat di hadapan orang yang sedang shalat mengetahui besar akibat yang harus ditanggunganya, niscaya berhenti selama empat puluh lebih baik baginya dari pada berjalan di hadapannya.. Dianjurkan bagi orang yang shalat untuk menjadikan sutrah (pembatas) bagi dirinya, berdasarkan hadits:

Apabila salah seorang di antara kalian shalat maka hendaklah melaksanakannya di hadapan sutroh dan mendekatlah dengannya.

Membersihkan mesjid adalah perbuatan yang utama, dan Nabi ( menganggap berludah di mesjid sebagai kesalahan dan penebus dosanya adalah menimbunnya, dan hadits yang menerangkan bahwa mahar bidadari adalah membersihkan mesjid adalah hadits yang lemah.

Tidak boleh bagi orang kafir memasuki salah satu al-haromaini sekalipun dengan idzin seorang muslim, dan diperbolehkan bagi Al-Zimmi (Orang kafir yang terikat perjanjian dengan orang muslim) jika orang tersebut diupah untuk membangun keduanya selama tidak ada orang muslim yang bisa mengerjakan pekerjaan tersebut.

Ibnu Muflih rahimahullah berkata: Dan para guru kami berkata: Tidak mengapa dengan apa yang terjadi pada zaman kita, yaitu menutup mesjid di luar waktu-waktu shalat, karena khawatir akan terjadinya pencurian terhadap barang-barang milik mesjid. Sesungguhnya mesjid-mesjid yang terdapat di dalam rumah (ruang-ruang yang dipergunakan untuk shalat) tidak berlaku padanya hukum mesjid, menurut jumhur ulama oleh karenanya tidak mencegah orang yang junub dan wanita haid untuk masuk di dalamnya.

BEBERAPA ADAB YANG KHUSUS BAGI WANITA SAAT MEMASUKI MESJID

Tidak memakai wangi-wangian atau berhias sehingga bisa mengundang fitnah.

Tidak diperbolehkan bagi wanita yang sedang haid dan nifas untuk tinggal di mesjid, dan boleh bagi wanita yang istihadhah untuk memasuki mesjid bahkan beritikaf padanya, namun harus tetap menjaga agar mesjid tidak tercemar dengan najis.

Mereka bershaf di belakang shaf jamaah pria, dan apabila para wanita berada di tempat shalat yang berbeda maka sebaik-baik shaf mereka adalah yang terdepan.

TEMA 6

BAHAYA LIDAH DAN CARA MENJAGANYALidah memang bisa setajam pedang. Jika kita tidak hati-hati menggunakannya, maka ketajamannya bisa menumpahkan darah, sebagaimana pedang menusuk tubuh manusia. Secara umum bentuk kejahatan lidah itu ada dua. Yaitu, lidah yang banyak bicara kebatilan dan lidah yang diam terhadap kebatilan. Maka, ada dua bahaya besar yang bisa menimpa lidah kita. Bisa karena banyak bicara yang tidak perlu dan menyesatkan atau diam terhadap kebenaran. Dua-duanya adalah sumber kerusakan.

Berikut ini bahaya lidah yang tidak dikontrol dengan semestinya:1. Tersebarnya kebatilan agama yang diakibatkan oleh lidah mengucapkan kata-kata yang batil (palsu) ataupun banyak bicara pada hal-hal yang tidak bermanfaat.

Kedua-duanya merusak masyarakat dan hubungan baik dengan orang lain. Oleh sebab itu, jika kita tidak tahu terhadap suatu persoalan agama maupun umum sebaiknya diam terlebih dahulu sebelum memperoleh jawaban dari orang yang ahli. Jika tidak, kata-kata kita yang tidak berdasarkan ilmu itu bisa menyesatkan diri sendiri dan orang lain. Lebih baik diam jika dihadapkan terhadap persoalan yang belum kita ketahui. Akan tetapi, ingat tidak sekedar diam selamanya. Akan tetapi kita wajib mencari tahu jawaban yang belum kita ketahui. Karena Allah SWT telah memperingatkan dalam Firmannya :

(((( (((((( ((( (((((( (((( ((((( (((((( ( dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. (QS al-Isra': 36).Kita mesti bertanya kepada ahlinya terhadap suatu persoalan. Allah SWT memberi arahan:

(((((((((((( (((((( (((((((((( ((( ((((((( (( ((((((((((( ((((

Maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui. (QS an-Nahl: 43).

Janganlah memberi fatwa, jika kita tidak tahu ilmunya, jangan pula menyebarkan informasi yang kita belum paham asal-usulnya. Sebab, ilmu adalah fondasi. Jika ilmu kita salah, maka akan gugurlah seluruh amal ibadah kita.

2. Merusak tatanan masyarakat.

Berapa banyak masalah yang terjadi disebabkan lidah. Orang mudah berkata dusta hingga kebenaran berbalik menjadi salah. Seorang anak berbohong pada orang tuanya dikarenakan lidahnya. Para ibu rumah tangga yang bergosip, itu juga karena lidahnya. Bahkan yang lebih dahsyat pengaruhnya jika para politisi di negeri ini sering mengumbar janji, itu juga sebuah keteledoran menjaga lidahnya.3. Menyebabkan terjadinya pertikaian, permusuhan dan kebencian sampai pembunuhan.Begitu banyak kita dengar bahkan mungkin pernah menjumpai di mana-mana terjadi permusuhan, tawuran, perceraian rumah tangga dsb. Tidak lain adalah karena bermula dari lidah mungil yang terpeleset , sehingga mengucapkan kata-kata yang menyulut kebencian dan permusuhan misalnya mengadu domba atau pun membuat saksi palsu.4. Menghapus amal baik dan menjerumuskan ke dalam neraka.Lidah memiliki urgensi yang tinggi, karena lidah dapat membawa seseorang ke surga Allah bila digunakan untuk taat kepada-Nya. Sebaliknya lidah dapat menjerumuskan seseorang ke dalam neraka sejauh timur dan barat jika digunakan untuk maksiat kepada Allah. - - . 6478 - 14283Bagi yang tekun menjaga lidah maka besar pahalanya disisi Allah SWT, Rasulullah saw bersabda:

Siapa yang menjamin untukku apa yang ada di antara dua jenggutnya dan dua kakinya maka aku menjamin untuknya surga. (HR Bukhari).

Dan begitu juga konsekunsi bagi orang yang mengumbar / tidak menjaga lidahnya, sabda nabi SAW :

Tidaklah manusia masuk neraka jahanam kecuali akibat lidah mereka. (HR Ibn Mjah)

Gara-gara lidah, seseorang tergiring masuk neraka. Menjadi hamba yang merugi, sebab pahala orang yang berdosa karena kerusakan lidah akan dihadiahkan kepada orang yang didzalimi. Gara-gara lidah yang jahat kita bisa menjadi hamba yang bangkrut (muflis).

Rasulullah SAW bersabda: Orang yang bangkrut di kalangan umatku adalah orang yang pada hari kiamat nanti datang membawa pahala shalat, zakat dan puasa, namun di samping itu ia membawa dosa mencela, memaki, menuduh zina, memakan harta dengan cara yang tidak benar, menumpahkan darah, dan memukul orang lain. (HR.Muslim)

Barangsiapa yang ingin masuk kedalam surga maka memang menjaga lidah merupakan salah satu kuncinya, sebagaimana keterangan hadits dibawah :

Dari Barro bin Azib, ia berkata, seorang Arab Badui datang menemui Rasulullah saw seraya berkata, Tunjukkanlah kepadaku amal perbuatan yang dapat memasukkan diriku ke dalam surga. Nabi saw bersabda, Berilah makan orang yang lapar, berilah minum orang yang haus, perintahkan yang maruf dan cegahlah yang munkar. Jika kamu tidak sanggup maka tahanlah lidahmu kecuali dari kebaikan. (HR Ibnu Abid Dunya dengan sanad jayyid).

MACAM-MACAM PENYAKIT LIDAH1. Berbicara sesuatu yang tidak bermanfaat dan tidak diperlukan meskipun tidak berdosa (mubah) akan berakibat beratnya hisab di hari kiamat kelak. Karena menyibukkan diri dengan pembicaraan semacam itu berarti menyia-nyiakan waktu, dan telah menggantikan ucapan-ucapan yang baik dengan ucapan yang lebih rendah. Rasulullah saw bersabda:

Sesungguhnya di antara tanda baiknya keislaman seseorang adalah ia meninggalkan sesuatu yang tidak berguna baginya. (HR Ibnu Majah dan Turmudzi).

2. Melibatkan diri dalam pembicaraan yang batil

Yaitu berbicara tentang berbagai kemaksiatan, seperti memceritakan ihwal perempuan, kesenangan orang fasik dan lain sebagainya. Nabi bersabda, Orang yang paling besar dosanya pada hari kiamat adalah orang yang paling banyak melibatkan diri dalam pembicaraan yang batil. (HR Ibnu Abid Dunya secara mursal dan para perawinya terpercaya).

Ibnu Sirrin berkata, seorang Anshar melewati suatu majlis, lalu berkata kepada majlis tersebut, Berwudhulah kalian, karena sebagian yang kalian ucapkan lebih buruk dari hadats.3. Perbantahan dan perdebatan

Nabi saw bersabda,

Janganlah kamu mendebat saudaramu, dan janganlah kamu bersenda gurau dan janganlah kamu membuat janji dengannya lalu tidak kamu tepati. (HR Turmudzi)

Tidaklah sesat suatu kaum setelah menunjuki mereka kecuali karena mereka melakukan perdebatan. (HR Turmudzi)

Motivasi yang menggerakkan penyakit ini adalah rasa superioritas dengan menampakkan keunggulan diri disertai serangan terhadap orang lain dengan merendahkannya dan menampakkan kelemahannya.

4. Memaksakan bersajak dan membuat-buat kefasikan dan mengatakan dengan membuat perumpamaan di luar batas kewajaran.

Semua itu termasuk perkataan yang tercela karena menyebabkan bertele-telenya pembicaraan, bahkan menimbulkan kesalahpahaman.

Nabi bersabda, Akan datang suatu masa kepada manusia, mereka mengunyah pembicaraan dengan lidah seperti sapi mengunyah makanan dengan lidahnya. (HR Ahmad).

5. Berkata keji, jorok dan cacian.

Ia tercela dan dilarang karena menjadi sumber keburukan dan kehinaan, Nabi bersabda,

Mencaci-maki mukmin adalah kefasikan, sedangkan membunuhnya adalah kekafiran. (HR Bukhari Muslim)

Orang mukmin itu bukanlah orang yang suka melukai, melaknat, berkata keji dan bukan pula orang yang suka berkata kotor. (HR Turmudzi)

Kamu harus bertaqwa kepada Allah, jika seseorang mencelamu dengan sesuatu yang diketahuinya ada pada diri maka janganlah kamu membalas mencelanya dengan sesuatu yang ada pada dirinya, niscaya dosanya kembali kepadanya dan pahalanya untuk kamu, dan janganlah kamu mencela sesuatu. (HR Ahmad dan Thabrani)

6. Melaknati

Baik melaknati binatang, benda mati atau manusia, semua itu adalah tercela. Rasulullah Saw bersabda, Orang mukmin itu bukan orang yang suka melaknat. (HR Turmudzi).

Sifat-sifat yang menyebabkan pelaknatan : kafir, bidah dan kefasikan.

Dilihat dari sasarannya maka pelaknatan itu ada 3 tingkatan :

a. Pelaknatan terhadap sikap-sikap yang lebih umum (misal: laknat Allah bagi orang yang kafir) hal ini diperbolehkan.

b. Pelaknatan terhadap sifat yang lebih khusus (misal: laknat Allah kepada orang Yahudi, Nasrani dan para pezina dll), hal ini diperbolehkan.

c. Pelaknatan terhadap perorangan (laknat Allah terhadap Zaid), hal ini mengandung bahaya kecuali terhadap orang-orang tertentu yang telah nyata dilaknat oleh Allah.

Imam Abu Daud rahimahullah meriw