peningkatan hasil belajar ipa materi kegiatan...

153
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI KEGIATAN MANUSIA YANG DAPAT MEMPENGARUHI PERMUKAAN BUMI MENGGUNAKAN METODE PROBLEM BASED LEARNING DAN MEDIA VISUAL PADA SISWA KELAS V SEMESTER II MI DARUL ULUM KARANGASEM WONOSEGORO TAHUN PELAJARAN 2017/2018 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Disusun Oleh: HANA LAYINATUSSYIFA (115-14-074) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2018

Upload: vominh

Post on 15-Jun-2019

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA

MATERI KEGIATAN MANUSIA YANG DAPAT

MEMPENGARUHI PERMUKAAN BUMI

MENGGUNAKAN METODE PROBLEM BASED LEARNING

DAN MEDIA VISUAL PADA SISWA KELAS V SEMESTER II

MI DARUL ULUM KARANGASEM WONOSEGORO

TAHUN PELAJARAN 2017/2018

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

Disusun Oleh:

HANA LAYINATUSSYIFA

(115-14-074)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

2018

i

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA

MATERI KEGIATAN MANUSIA YANG DAPAT

MEMPENGARUHI PERMUKAAN BUMI

MENGGUNAKAN METODE PROBLEM BASED LEARNING

DAN MEDIA VISUAL PADA SISWA KELAS V SEMESTER II

MI DARUL ULUM KARANGASEM WONOSEGORO

TAHUN PELAJARAN 2017/2018

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

Disusun Oleh:

HANA LAYINATUSSYIFA

(115-14-074)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

2018

ii

iii

iv

v

MOTTO

ليغيرمابقى إ للا محتىيغيروامابأن فسهمن

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum

mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri” (Ar Ra‟ad ayat: 11).

Ilmu Tanpa Agama Laksana Orang Buta, Agama Tanpa Ilmu Laksana

Orang Lumpuh

“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan ada kemudahan” (Alam

Nasyroh: 5).

vi

PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan untuk:

1. Kedua orang tuaku (Bapak Ali Mahmud & Ibu Kasmiyati terkasih &

tersayang yang senantiasa membesarkanku dengan penuh cinta, kesabaran,

dan do‟a restunya)

2. Kedua mertuaku (Bapak Marmo & Ibu Sutiyem terkasih & tersayang)

3. Kepada Suamiku (Muh. Arifin, S.Pd) tercinta yang senantiasa membimbingku

dengan penuh cinta, kesabaran dan do‟a restunya.

4. Kepada kakak dan adikku tercinta (Ulfah Rahmawati. S.Pdi & Nur Laila

Oktavia)

5. Kepada kawan sejoli sahabat-sahabatku yang selalu memberikan dukungan

dan semangat dalam menyelesaikan skripsi ini (Mariza, Yulia, Desita, Dona &

Rima)

6. Teman-teman seperjuangan angkatan 2014 khususnya jurusan PGMI

7. Teman-teman PPL di MI Ma‟arif Kutowinangun

8. Teman-teman KKN posko 62 di Grogol , Genengsari, Kemusu, Boyolali.

9. Semua pihak yang telah membantu terselesainya skripsi ini yang tidak bisa

disebutkan satu persatu

10. Pembaca yang budiman

vii

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.

Segala puji dan syukur senantiasa penulis haturkan kepada Allah SWT atas segala

limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat diberikan kemudahan

dalam menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga tercurah kepada

junjungan kita Nabi Agung Muhammad SAW yang kita nanti-nantikan

syafa‟atnya min hadza ilaa yaumil qiyaamah Amiin Allahumma Amiin.

Penyusunan skripsi ini bertujuan guna memenuhi persyaratan untuk memperoleh

gelar kesarjanaan S1 pada Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga Fakultas

Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) jurusan Pendidikan Guru Madrasah

Ibtidaiyah (PGMI), maka penulis membuat karya ilmiah dalam bentuk skripsi

dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Kegiatan Manusia yang

dapat Mempengaruhi Permukaan Bumi Menggunakan Metode Problem

Based Learning dan Media Visual Pada Siswa Kelas V Semester II MI Darul

Ulum Karangasem Wonosegoro Tahun Pelajaran 2017/2018”. Terselesainya

skripsi ini tidak semata-mata hasil dari jerih payah penulis sendiri melainkan

banyak pihak yang terkait yang telah membantu baik moril maupun spiritual, oleh

karena itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd Selaku Rektor Institut Agama Islam

Negeri (IAIN)

viii

2. Bapak Suwardi, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu

Keguruan.

3. Ibu Peni Susapti, M.Si. Selaku Ketua Jurusan PGMI

4. Ibu Peni Susapti, M.Si, selaku dosen pembimbing skripsi yang dengan

ikhlas mencurahkan pikiran dan tenaganya serta mengorbankan waktunya

dalam upaya membimbing penulis untuk menyelesaikan tugas skripsi ini.

5. Bapak Ari Setiawan, S.Pd., M.M., selaku dosen pembimbing akademik

yang telah sabar dan banyak memberikan bimbingan dan pengarahan

untuk menjadi yang terbaik.

6. Bapak dan Ibu Dosen serta karyawan perpustakaan dan bagian

administrasi yang telah membantu proses penyusunan skripsi.

7. Ayahanda terkasih dan ibunda tercinta (Bapak Ali Mahmud & Ibu

Kasmiyati) yang telah tulus dan ikhlas mencurahkan segalanya demi

penulis serta kakak dan kakak iparku tersayang (Ulfa Rahmawati, S.Pdi

dan Ahmad Mustofa) yang telah memberiku semangat.

8. Suamiku yang tercinta (Muh Arifin, S.Pd)

9. Seluruh keluargaku di rumah yang telah membantu baik materiil maupun

spiritual sehingga penulis dapat menyelesaikan Studi di IAIN Salatiga.

10. Keluarga besar MI Darul Ulum Karangasem yang telah memberikan ijin

serta membantu penulis dalam melaksanakan penelitian.

11. Teman-teman seperjuangan angkatan 2014

ix

12. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-satu yang telah

memberikan bantuan dan dorongan hingga selesainya penyusunan skripsi

ini.

Tiada balasan yang dapat penulis berikan kecuali do‟a kepada

Allah SWT, semoga amal sholeh Bapak, Ibu, teman-teman dan semua

pihak yang membantu dalam penyusunan skripsi ini diterima disisi Allah

SWT dan mendapatkan balasan yang mulia disisi-Nya Amin.

Dengan segenap kesadaran penulis mengakui bahwa masih banyak

kekurangan dalam penyusunan skripsi ini. Besar harapan penulis atas

segala respon, saran dan kritik dari pembaca yang budiman. Akhirnya

hanya kepada Allah SWT penulis berserah diri dan semoga apa yang

tertulis dalam Skripsi ini bisa bermanfaat khususnya bagi penulis sendiri

dan para pembaca pada umumnya. Amin ya robbal „Alamin.

Salatiga, 22 Juli 2018

Penulis

Hana Layinatussyifa

NIM 115-14-074

x

ABSTRAK

Layinatussyifa, Hana. 2018. Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Kegiatan

Manusia yang dapat Mempengaruhi Permukaan Bumi Menggunakani Metode

Problem Based Learning dan Media Visual Pada Siswa Kelas V Semester II Mi

Darul Ulum Karangasem Wonosegoro Tahun Pelajaran 2017/2018. Skripsi.

Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu

Keguruan. Institut Agama Islam Negeri Salatiga.Pembimbing: Peni Susapti, S.Si.

M.Si

Kata Kunci: Hasil Belajar, Pendidikan

Penelitian ini dilatar belakangi oleh rendahnya hasil belajar siswa MI

Darul Ulum Karangasem pada pembelajaran IPA. Salah satu penyebab rendahnya

hasil belajar siswa adalah kurangnya variasi metode yang digunakan saat

pembelajaran. Rumusan masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah: apakah

penggunaan metode Problem Based Learning (PBL) dan media visual dapat

meningkatkan hasil belajar IPA materi Kegiatan Manusia yang dapat

Mempengaruhi permukaan bumi pada siswa kelas V MI Darul Ulum Karangasem

Wonosegoro Tahun Pelajaran 2017/2018?

Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) sebanyak

dua siklus. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas V MI Darul Ulum

Karangasem Wonosegoro dengan jumlah siswa sebanyak 22 anak. Teknik

pengumpulan data menggunakan observasi, tes dan dokumentasi.

Hasil penelitian tindakan kelas pada pra siklus yang mencapai KKM

sebanyak 8 anak dari 22 anak atau 36,3% dari 100%, dengan nilai rata-rata 63,2.

Pada siklus I yang mencapai KKM sebanyak 13 anak dari 22 anak atau 59% dari

100%, dengan nilai rata-rata 66,6. Selanjutnya pada siklus II yang mencapai KKM

sebanyak 18 anak dari 22 anak atau 81,9% dari 100%, dengan nilai rata-rata 81,1.

Kesimpulan penelitian ini adalah pembelajaran dengan menerapkan metode

Problem Based Learning (PBL) dan media visual dapat meningkatkan hasil

belajar IPA materi Kegiatan Manusia yang dapat Mempengaruhi permukaan bumi

pada siswa kelas V MI Darul Ulum Karangasem Wonosegoro Tahun Pelajaran

2017/2018.

xi

DAFTAR ISI

Hal

Judul ……………………………………………………………………….i

Persetujuan ……………………………………………………………….ii

Susunan Panitia Penguji ………………………………………………….... iii

Surat Pernyataan …………………………………………………………….iv

Motto ……………………………………………………………………….v

Persembahan ……………………………………………………………….vi

Kata Pengantar ……..……………………………………………………….vii

Abstrak ……..……………………………………………………………….x

Daftar Isi …..……………………………………………………………….xi

Daftar Tabel ……………………………………………………………….xv

Daftar Gambar ……..……………………………………………………….xvi

Daftar Lampiran ……………………………………………………………. xvii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ………………………………………………………1

B. Rumusan Masalah …………………………………………………..8

C. Tujuan Penelitian ……………………………………………………8

D. Hipotesis Penelitian …………………………………………………9

E. Indikator Keberhasilan ……………………………………………...9

xii

F. Manfaat Penelitian …………………………………………………..9

G. Definisi Operasional ………………………………………………...11

H. Metodologi Penelitian ……………………………………………….14

I. Sistematika Penulisan ……………………………………………….24

BAB II LANDASAN TEORI

A. KAJIAN TEORI …………………………………………………….26

1. Pengertian Hasil Belajar …………………………………….…26

a. Macam – macam Hasil Belajar ……………………………...27

1) Pemahaman Konsep ……………………………….27

2) Keterampilan Proses ……………………………….28

3) Sikap ……………………………………………….28

b. Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar .…………………29

1) Faktor Internal ……………………………………….29

2) Faktor Eksternal ……………………………………….29

2. IPA ……………………………………………………….29

a. Pengertian IPA ……………………………………………...29

b. Cara Berpikir IPA ……………………………………….31

1) Percaya (believe) ………………….…………………… ..31

2) Rasa Ingin Tahu (curiosity) ………….………………….31

3) Imajinasi (imagination) …………………………………31

4) Penalaran (reasonin) ……………………………………32

5) Koreksi Diri (self examination) ………………………...32

c. Kegiatan Manusia Yang Dapat Mempengaruhi

Permukaan bumi……………………………………………32

1) Perubahan Permukaan Bumi Akibat Pertanian …………32

2) Perubahan Permukaan Bumi Akibat Kegiatan

Pembangunan……………………………………………34

3) Perubahan Permukaan Bumi Akibat Kegiatan

Pertambangan……………………………………………35

d. Dampak Kegiatan Manusia Yang dapat Mempengaruhi

xiii

Permukaan Bumi ………………………………………..…..35

3. Metode Problem Based Learning ……..…………………………39

a. Karakteristik Problem Based Learning ……………………. 41

b. Langkah – langkah Problem Based Learning ………….…..43

4. Media Visual …………………………………………………..43

a. Pesan Visual dan Proses Pembelajaran …………………… 46

b. Belajar dari Pesan Visual …………………………………..47

c. Menyimak Pesan Visual …………………………………… 47

5. PTK …………………………………………………………….47

a. Hakikat PTK ……………………………………………… 47

b. Karakteristik PTK ………………………………………… 48

B. KAJIAN PUSTAKA ……………………………………………….49

1. Penelitian Tentang Kajian PBL …………………………………49

2. Penelitian Tentang Kajian Media Visual ………………………..50

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN

A. GAMBARAN UMUM ………………………………….……….53

1. Letak Geografis ………………………………………………53

2. Sarana dan Prasarana ……………………………………,,,,,,..54

3. Keadaan Guru dan Siswa ……………………………………..55

B. DESKRIPSI PELAKSANAAN SIKLUS I ……………………….57

1. Tahapan Perencanaan ………………………………………...57

2. Tahapan Pelaksanaan ………………………………………...58

3. Tahapan Pengamatan …………………………………………60

4. Releksi ………………………………………………………...61

C. DESKRIPSI PELAKSANAAN SIKLUS II ………………………62

1. Tahapan Perencanaan …………………………………………62

2. Tahapan Pelaksanaan …………………………………………62

3. Tahapan Pengamatan …………………………………………65

4. Refleksi ……………………………………………………….65

xiv

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Paparan Siklus ………………………………………….66

1. Pra-siklus ………………………………………………………67

2. Siklus I …………………………………………………………71

3. Siklus II ………………………………………………………...76

B. Perbandingan Hasil Antar Siklus …………………………………...80

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ………………………………………………………..82

B. Saran-saran ………………………………………………………..82

xv

DAFTAR TABEL

Hal

Tabel 3.1: Data Guru …………………..……………………………..56

Tabel 3.2: Jumlah Siswa ……………………………………………...57

Tabel 4.3.: Hasil Belajar Pra Siklus ………………………………….67

Tabel 4.4.: Data Perolehan Nilai KKM Pra Siklus …………………..68

Tabel 4.5: Hasil Belajar Siklus I ………………………………………71

Tabel 4.6: Data Perolehan Nilai KKM Siklus I ……………………….72

Tabel 4.7: Hasil Belajar Siklus II ……………….…………………….76

Tabel 4.8: Data Perolehan Nilai Siklus II……………………………...77

Tabel 4.9: Data Nilai Rata – rata Antar Siklus ………………………..80

Tabel 4.10: Data Ketuntasan KKM Siswa Antar Siklus ………………80

xvi

DAFTAR GAMBAR

Hal

Gambar 1: Model Tahapan-Tahapan Pelaksanaan PTK ………………19

Gambar 2: Diagram Ketuntasan Nilai Pra-Siklus …………………….69

Gambar 3: Diagram Data Pengamatan Kinerja Siswa Pra-Siklus …….69

Gambar 4: Diagram Ketuntasan Nilai Siklus I ……………………….73

Gambar 5: Diagram Data Pengamatan Kinerja Siswa Siklus I ……….74

Gambar 6: Diagram Ketuntasan Nilai Siklus II ………………………78

Gambar 7: Diagram Data Pengamatan Kinerja Siswa Siklus II ………79

Gambar 8: Diagram Data Nilai Rata-Rata Antar Siklus ………………80

Gambar 9: Diagram Ketuntasan KKM Siswa Antar Siklus …………..81

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I

Lampiran 2: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II

Lampiran 3: Lembar Observasi Siswa Siklus I

Lampiran 4: Lembar Observasi Siswa Siklus II

Lampiran 5: Lembar Observasi Guru Siklus I

Lampiran 6: Lembar Observasi Guru Siklus II

Lampiran 7: Materi Pembelajaran

Lampiran 8: Data Nilai Pra Siklus

Lampiran 9: Soal Tes Siklus I

Lampiran 10: Soal Tes Siklus II

Lampiran 11: Hasil Nilai Siklus I

Lampiran 12: Hasil Nilai Siklus II

Lampiran 13: Dokumentasi Foto Penelitian

Lampiran 14: Daftar Riwayat Hidup

Lampiran 15: Surat Iijin Peelitian

Lampiran 16: Surat Keterangan Penelitian

Lampiran 17: Daftar Nilai SKK

Lampiran 18: Lembar Konsultasi

1

BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan akhlak mulia serta

keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara

(Jumali, 2004: 85). Tujuan pendidikan merupakan salah satu komponen

utama pada sistem pendidikan. Dengan tujuan pendidikan diharapkan proses

pendidikan dapat mencapai hasil secara efektif dan efisien. Apabila tujuan

pendidikan tidak digariskan secara tegas, maka pendidikan akan mengalami

ketidakpastian dalam prosesnya yang akibatnya manusia sebagai

outputPendidikan tidak memiliki patokan atas pelaksanaan hidup luhur yang

sesuai hakekatnya sebagai manusia (Jumali, 2004: 48).

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun

2006 tentang standar isi satuan pendidikan dasar dan menengah yang

menjelaskan bahwa Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) diperlukan dalam

kehidupan sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan manusia melalui

pemecahan masalah-masalah yang dapat diidentifikasikan. Pada proses

pembelajaran IPA menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk

mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar

secara ilmiah serta dapat memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-

2

hari. Selain itu disebutkan juga pencapaian Standar Kompetensi (SK) dan

Kompetensi Dasar (KD) didasarkan pada pemberdayaan peserta didik untuk

membangun kemampuan, bekerja ilmiah, dan pengetahuan sendiri yang

difasilitasi oleh guru. Dapat disimpulkan bahwa pelajaran IPA perlu

diberikan pada peserta didik untuk membekali kemampuan berpikir ilmiah,

sistematis, kritis, bekerja sama dan menyelesaikan masalah.

Telah diketahui bahwa kegiatan IPA berawal dari pengamatan dan

pencatatan baik terhadap gejala-gejala alam pada umumnya maupun dalam

percobaan-percobaan yang dilakukan dalam Laboratorium. Berdasarkan

hasil pengamatan atau observasi ini manusia berusaha untuk merumuskan

konsep-konsep, prinsip-prinsip, hukum dan teori. Jika dilihat dari arah

prosesnya maka dalam hal ini eksperimen mendahului teori. Proses IPA

tidak berhenti di sini tetapi dari hasil IPA yang berupa konsep, prinsip,

hukum, dan teori ini masih terbuka kesempatan untuk diuji kebenarannya.

( Abdullah, 1991: 21).

Mata pelajaran yang diajarkan di jenjang sekolah dasar atau Madrasah

Ibtida’iyah salah satunya adalah mata pelajaran IPA. Pelajaran IPA sangat

memegang peranan penting dalam proses kehidupan. Hal ini disebabkan

karena kehidupan kita bergantung pada alam. Untuk itu sejak dini harus

diajarkan pada siswa untuk menjaga, mencintai dan tidak merusak

lingkungan alam, karena banyak sekali kegiatan manusia yang dapat

mempengaruhi permukaan bumi dan merusak lingkungan sekitar. Salah satu

contoh kegiatan manusia yang dapat mempengaruhi permukaan bumi adalah

3

pertanian, pembangunan, dan penambangan. Lingkungan harus di jaga

dengan baik jangan sampai kegiatan manusia merusak lingkungan sekitar.

Untuk itu harus diajarkan sejak dini bagaimana menjaga lingkungan dengan

baik sehingga siswa akan lebih berhati-hati terhadap kegiatanmya pada

lingkungan sekitar. Dari situlah siswa akan lebih memahami dan

mengetahui kegiatan–kegiatan yang dapat merusak lingkungan.

Sebagaimana firman Allah SWT dalam Q.S Ar Rum ayat 41 :

وا لبحربماكسبتايديالناسليذيالناسليذيقهمبعضالذيظهرالفسادفىالبر

ىنعملىالعلهميرجع

Artinya : “Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena

perbuatan tangan manusia; Allah menghendaki agar mereka merasakan

sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan

yang benar).

Berdasarkan penjelasan ayat diatas bahwa telah banyak kerusakan yang

terjadi di bumi akibat kegiatan manusia. Keserakahan dan perlakuan buruk

sebagian manusia terhadap alam dapat menyengsarakan manusia itu sendiri.

Tanah longsor, banjir, kebakaran hutan, kekeringan, dan udara serta air yang

tercemar adalah buah kelakuan manusia yang justru merugikan manusia dan

makhluk hidup lainnya.

Materi kegiatan manusia yang dapat mempengaruhi permukaan bumi

tersebut dalam pembelajaran di sekolah, guru kurang menarik siswa dalam

menyampaikan materi sehingga siswa kurang antusias terhadap materi

tersebut. Selain itu kurangnya kesadaran siswa bahwa materi-materi yang

4

ada pada IPA mengajarkan untuk berpikir logis, rasional, kritis, cermat,

efisien, efektif yang akan berguna pada era yang akan datang.

Faktor rendahnya hasil belajar IPA adalah guru dan siswa. Guru

mengajar hanya dengan teori dari dalam buku melalui proses ceramah dan

menjadikan kelas kurang menyenangkan, sehingga membuat siswa kurang

antusias mengikuti proses belajar mengajar di kelas. Penggunaan metode

ceramah dalam pelajaran IPA masih banyak digunakan oleh guru, hal ini

menyebabkan siswa pasif dalam kegiatan belajar di kelas, karena dalam

mempelajari ilmu sebagian besar diperoleh dari guru, siswa tidak diberi

kesempatan untuk membangun pengetahuannya sendiri.

Pembelajaran aktif dan partisipatif mendorong anak untuk belajar dengan

cara yang paling efektif melalui tindakan dan kata-kata. Fokusnya lebih

pada apa yang dilakukan para murid daripada yang dibuat oleh guru. Guru

bertindak sebagai fasilitator, dalam arti guru membantu dan mendampingi

kegiatan belajar murid yang berlangsung lewat berpengalaman dan

melakukan kegiatan (Daryanto, 2012:250).

Pada prinsipnya pembelajaran tidak hanya terbatas pada event - event

yang dilakukan oleh guru, tetapi mencakup semua event yang meliputi

kejadian kejadian yang diturunkan dari bahan-bahan cetak, gambar, program

radio, televisi, film, slide, maupun kombinasi dari bahan-bahan tersebut

(Majid, 2013:4). Kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan seorang

pendidik mempunyai strategi yang berbeda beda, baik dengan metode

ceramah atau pun menggunakan media pembelajaran, dengan adanya

5

strategi dalam pembelajaran diharapkan siswa mampu mencapai hasil yang

baik dalam proses pembelajaran, dalam hal ini strategi pembelajaran dapat

diartikan sebagai pendekatan menyeluruh dalam suatu sistem pembelajaran

yang berupa pedoman umum dan kerangka kegiatan untuk mencapai tujuan

umum pembelajaran, yang dijabarkan dari pandangan falsafah atau teori

belajar tertentu.

Berdasarkan observasi dan wawancara pada tanggal 5 desember 2017

dengan guru kelas V masih belum sepenuhnya dipahami siswa dan masih

banyak yang mengalami kendala-kendala dalam kegiatan pembelajaran.

Berdasarkan jumlah siswa kelas V meliputi 10 siswa laki-laki dan 12 siswa

perempuan yang mempunyai karakter yang berbeda-beda. Dalam proses

belajar mengajar guru lebih banyak menggunakan metode ceramah, kurang

variatif menggunakan metode pembelajaran dan jarang sekali menggunakan

media pembelajaran yang selama ini menjadi bagian penting dalam

pembelajaran IPA. Keadaan ini sebenarnya menjadi indikasi kurangnya

kompetensi guru dalam mengajar, dan hal ini jelas akan berpengaruh

terhadap hasil belajar siswa. Selain pada guru siswa juga menjadi penyebab

utama tidak tercapainya KKM. Banyak siswa yang masih berbicara sendiri

dengan temannya, sehingga dalam kegiatan tanya jawab menjadikan siswa

pasif. Selain itu metode guru yang tidak tepat dapan menjadikan siswa

kurang memperhatikan penjelasan dari guru. Mengkaji dari KKM yang

ditetapkan oleh MI Darul Ulum pada mata pelajaran IPA adalah 65. Siswa

yang sudah mencapai KKM ada 12 anak dari 22 siswa, sedangkan 11 siswa

6

lainnya masih belum memenuhi KKM. Ini dapat disimpulkan bahwa hanya

45% siswa yang berhasil mencapai KKM sedangkan 55% siswa lainnya

belum berhasil sehingga peneliti menarik kesimpulan bahwa siswa belum

paham mengenai materi kegiatan manusia yang dapat mempengaruhi

permukaan bumi yang diajarkan guru.

Pengajaran yang konvensional siswa cenderung hanya mendengarkan

ceramah dari guru yang menyebabkan siswa merasa bosan dengan suasana

tersebut, guna mengatasi hal itu, maka penggunaan media visual perlu

diterapkan dalam proses pembelajaran. Media visual atau gambar

merupakan salah satu media pembelajaran yang amat dikenal di dalam

setiap kegiatan pembelajaran. Hal ini disebabkan kesederhanaanya, tanpa

memerlukan kelengkapan, dan tidak perlu diproyeksikan untuk

mengamatinya ( Sudjana dan Rifa’i, 1997 : 71). Media visual atau gambar

memilki sejumlah kelebihan. Menurut Sadiman, dkk. (2006:29) dan Sudjana

dan Rifa’i (1997:17) diantaranya adalah : 1) bisa menyampaikan banyak

pesan, seperti kata pepatah cina bahwa “sebuah gambar berbicara lebih

banyak daripada seribu kata”, 2) sifatnya konkret dibanding dengan

ungkapan verbal, dan 3) gambar dapat mengatasi batasan ruang dan waktu.

Tidak semua benda, objek atau peristiwa dapat dibawa ke kelas, dan

tidak selalu bisa anak-anak dibawa ke objek atau peristiwa tersebut. Gambar

atau foto dapat mengatasi hal tersebut. Peristiwa - peristiwa yang terjadi di

masa lampau, kemarin, atau bahkan semenit yang lalu kadang-kadang tak

7

dapat kita lihat seperti apa adanya. Gambar atau foto amat bermanfaat dalam

hal ini.

Adapun beberapa keunggulan dari media gambar atau foto itu antara lain

: 1) media gambar atau foto dapat mengatasi keterbatasan pengamatan

visual kita. Sel atau penampang daun yang tak mungkin kita lihat dengan

mata telanjang dapat disajikan lebih jelas dalam bentuk gambar atau foto, 2)

foto dapat memperjelas suatu masalah, dalam bidang apa saja dan untuk

tingkat usia berapa saja, sehingga dapat mencegah atau membetulkan

kesalahpahaman, 3) foto berharga murah dan gampang didapat serta

digunakan, tanpa memerlukan peralatan khusus ( Sukiman, 2012: 86-87).

Untuk lebih memudahkan siswa memahami pembelajaran tentang materi

kegiatan manusia yang dapat mempengaruhi permukaan bumi, dalam

pembelajaran perlu diterapkan media visual dan digabungkan dengan

metode Problem Based Learning ( Pembelajaran Berbasis Masalah).

Metode Problem Based Learning (Pembelajaran Berbasis Masalah) adalah

suatu pendekatan pembelajaran, yang mana siswa belajar dengan

memecahkan masalah terbuka dan menantang. Masalah yang ditugaskan

untuk dipecahkan adalah yang autentik dan diselesaikan secara berkelompok

atau dalam tim yang berbasis sosial dan kontekstual.

Kelebihan model PBL dalam pembelajaran IPA menurut Shoimin

(2014:132), yaitu (1) siswa didorong memiliki kemampuan memecahkan

masalah dalam situasi nyata; (2) siswa memiliki kemampuan membangun

pengetahuannya sendiri melalui aktivitas belajar; (3) terjadi aktivitas ilmiah

8

pada siswa melalui kerja kelompok; dan (4) siswa memiliki kemampuan

untuk melakukan komunikasi ilmiah dalam kegiatan diskusi atau presentasi

hasil pekerjaan mereka.

Berdasarkan uraian tersebut, maka dalam penelitian ini penulis tertarik

memberikan alternatif pemecahan masalah dengan mengadakan penelitian

berjudul “Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Kegiatan Manusia yang

dapat Mempengaruhi Permukaan Bumi Menggunakan Metode Problem

Based Learning dan Media Visual Pada Siswa Kelas V semester II MI

Darul Ulum Karangasem Wonosegoro Tahun Pelajaran 2017/2018”

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan diatas, maka

rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah penggunaan

metode problem based learning dan media visual dapat meningkatkan

hasil belajar IPA materi kegiatan manusia yang dapat mempengaruhi

permukaan bumi pada siswa kelas V MI Darul Ulum Karangasem Tahun

pelajaran 2017/2018”?

C. TUJUAN PENELITIAN

Adapun tujuan yang hendak dicapai penelitian ini adalah untuk

mengetahui peningkatkan hasil belajar IPA materi kegiatan manusia yang

dapat mempengaruhi permukaan bumi menggunakan metode problem

based learning dan media visual pada siswa kelas V semester II MI Darul

Ulum Karangasem Tahun pelajaran 2017/2018”

9

D. HIPOTESIS PENELITIAN

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang

dihadapi, sebagai alternative tindakan yang dipandang paling tepat untuk

memecahkan masalah yang telah dipilih untuk diteliti melalui PTK

(Mulyasa, 2011: 63).

Berdasarkan rumusan masalah di atas hipotesis dalam penelitian ini

adalah “Penggunaan Metode Problem Based Learning dan Media Visual

dapat Meningkatkan Hasil Belajar IPA Materi Kegiatan Manusia yang

dapat Mempengaruhi Permukaan Bumi Pada Siswa Kelas V semester II

MI Darul Ulum Karangasem Tahun Pelajaran 2017/2018”

E. INDIKATOR KEBERHASILAN

Pelaksanaan penelitian tindakan kelas dengan menggunakan metode

Problem Based Learning (PBL) dan media visual ini dikatakan efektif

apabila indikator keberhasilan yang diharapkan dapat tercapai. Adapun

indikator keberhasilan yang dirumuskan adalah hasil belajar siswa

dikatakan berhasil apabila 75% dari jumlah siswa telah tuntas (Mulyasa,

2008: 256) dari nilai KKM yang ditetapkan di MI Darul Ulum

Karangasem Wonosegoro.

F. MANFAAT PENELITIAN

Manfaat baik secara teoritis dan secara praktis bagi siswa, guru, dan

bagi sekolah adalah sebagai berikut:

10

1. Manfaat Teoretis

a. Hasil penelitian ini diharapkan mampu menjadi masukan yang ilmiah

bagi pengembangan IPA;

b. Memberi masukan dalam khasanah keilmuan untuk perkembangan

kemajuan dalam bidang pendidikan;

c. Menambah wawasan dalam bidang penelitian dan pembuatan karya

ilmiah dan memberikan sumbangan pikiran bagi lembaga dimana

tempat mahasiswa menimba ilmu.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini dapat memberikan manfaat praktis bagi siswa, guru, dan

sekolah.

a. Manfaat bagi Siswa

1) Meningkatkan minat dan pemahaman siswa dalam belajar IPA.

2) Meningkatkan prestasi belajar siswa.

3) Meningkatkan keaktifan siswa dalam mengerjakan tugas, baik secara

individu maupun kelompok.

4) Melatih keberanian siswa dalam mengemukakan pendapat, ide,

pertanyaan, dan saran di depan teman-temannya.

5) Meningkatkan hasil belajar siswa hususnya mata pelajaran IPA

materi perubahan kenampakan bumi dan benda langit.

11

b. Manfaat bagi Guru

1) Memperoleh gambaran tentang peningkatan hasil belajar IPA

materi perubahan kenampakan bumi dan benda langit melalui

media visual dan metode problem based learning.

2) Memberikan kontribusi bagi pengembangan pendidikan;

3) Memberikan informasi baru bagaimana cara mengatasi

permasalahan yang muncul dalam proses belajar-mengajar.

c. Manfaat bagi Sekolah

1) Memberikan sumbangan pemikiran dalam meningkatkan kualitas

pembelajaran;

2) Meningkatkan kualitas madrasah tersebut karena dapat

mengembangkan metode dan media pembelajaran yang tepat dan

meningkatkan hasil belajar siswa terhadap materi yang diajarkan.

3) Sebagai tambahan pemahaman mengenai Penelitian Tindakan

Kelas (PTK).

G. DEFINISI OPERASIONAL

1. Hasil Belajar

Makna dari hasil belajar yaitu perubahan-perubahan yang terjadi

pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan

psikomotor sebagai hasil dari kegiatan belajar. Pengertian tentang hasil

belajar sebagaimana diuraikan diatas dipertegas lagi oleh Nawawi

yang menyatakan bahwa hasil belajar dapat diartikan sebagai tingkat

keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pembelajaran di sekolah

12

yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes mengenal

sejumlah materi pelajaran tertentu (Susanto , 2013: 5).

2. Ilmu Pendidikan Alam (IPA)

H.W.Fowler mengatakan bahwa IPA adalah ilmu yang sistematis

dan diluruskan, yang berhubungan dengan gejala – gejala kebendaan

dan didasarka terutama atas pengamatan dan induksi. Sedangkan Nokes

didalam bukunya “Scince in education” menyatakan bahwa IPA adalah

pengetahuan teoritis yang diperoleh dengan metode khusus (Ahmadi

dan Supatmo, 2000: 1).

3. Materi Kegiatan Manusia Yang Dapat Mempengaruhi Permukaan

Bumi

Beberapa aktivitas manusia yang dapat mempengaruhi permukaan

bumi antara lain:

a. Pembakaran dan penebangan hutan secara liar

Hutan merupakan paru – paru bumi. Hutan merupakan resapan dan

cadangan air tanah bagi kehidupan makhluk di bumi. Selain itu,

hutan merupakan tempat tinggal dan tempat berlindung sebagian

makhluk hidup. Jika pohon – pohon dihutan ditebang untuk industry

dan lahan pertanian secara liar dan berlebihan, akan berpengaruh

terhadap kehidupan yang ada sebelumnya. Apalagi dengan

perburuan liar terhadap hewan – hewan, akan semakin merusak

lingkungan

13

b. Kegiatan pembangunan

Pembangunan jalan yang melewati hutan dapat merusak lingkungan.

Pohon – pohonyang menjadi tempat tinggal dan sumber makanan

hewan ditebang sehingga hewan tersebut terancam keberadaannya.

Pembangunan rumah diperbukitan, sangat mengganggu

keseimbangan lingkungan. Daerah daerah diperbukitan dapat terkena

bencana, seperti banjir dn tanah longsor.

c. Pembuangan limbah pabrik

Pembuangan limbah pabrik kesungai akan menyebabkan

pencemaran sungai. Limbah pabrik tersebut mengandung bahan –

bahan kimia yang beracun. Tentu saja hal tersebut dapat

membahayakan makhluk hidup disungai pembuangan makhluk

hidup disungai dapat membunuh ikan – ikan dan tumbuhan yang

hidup disungai. Hal ini dapat merusak keseimbangan ekosistem

sungai (Yulianti, 2012: 367-368).

4. Metode Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning)

Metode Problem Based Learning (Pembelajaran Berbasis

Masalah) adalah suatu pendekatan pembelajaran, yang mana siswa

belajar dengan memecahkan masalah terbuka dan menantang. Masalah

yang ditugaskan untuk dipecahkan adalah yang autentik dan diselesaikan

secara berkelompok atau dalam tim yang berbasis sosial dan kontekstual

(Suyadi, 2013: 130).

14

5. Media Visual

Visualisasi pesan, informasi, atau konsep yang akan disampaikan

kepada siswa dapat dikembangkan dalam berbagai bentuk, seperti foto,

gambar atau ilustrasi, sketsa atau gambar garis, grafik, bagan, chart, dan

gabungan dua bentuk atau lebih. Foto menghadirkan soal ilustrasi

melalui gambar yang hampir menyamai kenyataan dari suatu objek atau

situasi. Sementara itu, grafik merupakan representasi simbolis dan artistic

sesuatu objek atau situasi (Arsyad, 1997: 104).

H. METODOLOGI PENELITIAN

1. Rancangan Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini, peneliti menggunakan penelitian

PTK. Menurut Mulyasa, (2011:10) penelitian tindakan kelas merupakan

penelitian tindakan (action research) yang dilakukan dengan tujuan

untuk memperbaiki kualitas proses dan hasil belajar sekelompok peserta

didik.

Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh

guru di kelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk

memperbaiki kinerjanya sehingga hasil belajar siswa meningkat (Aqib

dkk, 2009: 3).

Menurut Kurt Lewin (dalam Kunandar, 2011: 42) Penelitian

Tindakan Kelas adalah suatu rangkaian langkah yang terdiri atas empat

tahap, yakni perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi.

15

Menurut Arikunto (dalam Suyadi, 2011:18), PTK adalah

gabungan dari pengertian dari kata “penelitian, tindakan, dan kelas”.

Penelitian adalah kegiatan mengamati suatu objek, dengan

menggunakan kaidah metodologi tertentu untuk mendapatkan data yang

bermanfaat bagi peneliti dan orang lain demi kepentingan bersama.

Selanjutnya tindakan adalah suatu perlakuan yang sengaja diterapkan

kepada objek dengan tujuan tertentu yang dalam penerapannya

dirangkai menjadi beberapa periode atau siklus. Dan kelas adalah

tempat dimana sekelompok siswa belajar bersama dari seorang guru

yang sama dalam periode yang sama.

Berdasarkan beberapa pemahaman mengenai PTK dapat

disimpulkan bahwa Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah suatu

pengamatan yang menerapkan tindakan didalam kelas yang dilakukan

secara sengaja untuk mengetahui kondisi atau masalah dalam suatu

kelas serta mencari solusi dari masalah yang ditemukan dengan

menggunakan aturan sesuai dengan metodologi penelitian yang

dilakukan dalam beberapa periode atau siklus.

Beberapa alasan penulis memilih Penelitian Tindakan Kelas yaitu:

a. Melalui PTK, guru akan menjadi tanggap dan peka terhadap segala

sesuatu yang terjadi dalam pembelajaran di kelasnya.

b. Dalam melaksanakan tahap-tahap yang ada dalam PTK, guru akan

mampu memperbaiki proses pembelajaran melalui suatu rangkaian

kegiatan untuk mengkaji secara cermat apa yang terjadi di kelas.

16

1. Subyek Penelitian

a. Subyek

Subjek dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah siswa kelas V

MI Darul Ulum Karangasem Kecamatan Wonosegoro Kabupaten

Boyolali dengan jumlah keseluruhan 22 siswa yaitu laki–laki 10

dan 12 siswa perempuan.

b. Lokasi

Tempat penelitian ini di laksanakan di MI Darul Ulum

Karangasem Kecamatan Wonosegoro Kabupaten Boyolali.

c. Waktu

Penelitian ini di laksanakan pada tanggal 08 Mei 2018 sampai

dengan selesai.

2. Langkah – Langkah Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian yang dilakukan

oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan

tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru sehingga hasil

belajar siswa menjadi meningkat.

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilaksankan melalui proses berdaur,

yang terdiri dari 4 tahap, yaitu :

a. Merencanakan

b. Melakukan Tindakan

c. Mengamati

d. Refleksi

17

Keempat tahap tersebut merupakan satu siklus atau daur sehingga

setiap tahap akan terulang kembali. Hasil refleksi terhadap tindakan yang

dilakukan akan digunakan kembali untuk merevisi rencana jika ternyata

tindakan yang di lakukan belum berhasil memecahkan masalah yang

menjadi kerisauan guru. Setelah siklus ini berlangsung beberapa kali,

barangkali perbaikan yang di inginkan sudah terjadi. Dalam hal ini, daur

PTK dengan tujuan yang direncanakan sudah berakhir, namun akan

muncul masalah atau kerisauan baru dari guru. Masalah ini akan kembali

di pecahkan mengikuti daur PTK (Aqib, 2017: 56)

Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

Menurut Tim Pelatih Proyek PGSM , PTK adalah suatu bentuk kajian

yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan yang dilakukan untuk

meningkatkan pemantapan rasional dari tindakan mereka yang

melaksankan tugas, memperdalam pemahaman terhadap tindakan-

tindakan yang dilakukan itu, serta memperbaiki kondisi dimana praktik

pembelajaran tersebut dilakukan.

PTK adalah suatu bentuk kajian yang bersifat sistematis reflektif

oleh pelaku tindakan untuk memperbaiki kondisi pembelajaran yang

dilakukan.

Sebuah proses dimana guru menguji praktek pendidikannya sendiri

secara sistematik dan hati-hati dengan menggunakan teknik-teknik

penelitian untuk melakukan perbaikan terhadap sistem, cara kerja, proses,

18

isi atau situasi pembelajaran yang lebih efektif sehingga profesionalisme

mereka berkembang.

Adapun tujuan utama dari PTK adalah untuk memperbaiki atau

meningkatkan praktik pembelajaran secara berkesinambungan,

sedangkan tujuan penyertaannya adalah menumbuhkan budaya meneliti

di kalangan guru.

Ada beberapa model PTK antara lain model penelitian tindakan

dari Kemmis dan Taggart (Sugiarti, 1997: 6), yaitu bentuk spiral dari

siklus yang satu ke siklus berikutnya. Setiap siklus meliputi planning

(rencana), action tindakan, observation (pengamatan), dan reflection

(refleksi). Langkah pada siklus berikutnya adalah perencanaan yang

sudah di revisi,tindakan, pengamatan, dan refleksi. Sebelum masuk pada

Siklus 1 dilakukan tindakan pendahuluan yang berupa identifikasi

permasalahan (Aqib, 2017: 57).

19

Gambar 1: Model tahapan-tahapan pelaksanaan PTK (Arikunto, 2006: 16)

1. Identifikasi Masalah

a. Perencanaan

Pada tahap ini peneliti melakukan persiapan untuk

merancang kegiatan pembelajaran IPA dengan materi perubahan

penampakan bumi dan benda langit, kegiatan ini meliputi :

1) Mengumpulkan data yang dibutuhkan dengan cara observasi

dan wawancara.

2) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

3) Menyiapkan sumber belajar dan media yang akan digunakan

dalam pembelajaran.

4) Menyususn soal evaluasi untuk siswa.

20

b. Pelaksanaan

Pada tahap ini peneliti melaksanakan pembelajaran dan

menerapkan apa yang telah direncanakan. Penerapan

pembelajaran sesuai dengan scenario pembelajaran yang tertulis

pada RPP dan tahap perencanaan. Penelitian tindakan kelas ini

dilaksanakan selama pembelajaran berlangsung, tindakan ini

untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah melaksanakn

pembelajaran dengan menggunakan metode Pembelajaran

Berbasis Masalah (Problem Based Learning). Kegiatan

pembelajaran terdiri dari tiga kegiatan, yaitu: pendahuluan, inti,

dan penutup.

c. Observasi

Pada tahap ini, peneliti mengamati proses pembelajaran dari

awal sampai akhir dengan menggunakan lembar observasi. Hal

ini dilakukan untuk mengetahui kondisi siswa mampu menyerap

konsentrasi secara maksimal atau tidak serta untuk mengetahui

aktivitas siswa ketika proses kegiatan belajar-mengajar.

d. Refleksi

Refleksi merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali

apa yang sudah terjadi. Dalam kegiatan refleksi ini, data yang

diperoleh dari proses pengamatan kemudian dikumpulkan dan

dianalisis untuk mengetahui apakah pembelajaran yang telah

dilaksanakan berhasil atau gagal. Dari hasil analisis tersebut

21

dijadikan sebagai bahan evaluasi untuk mengkaji kekurangan

yang muncul dalam pelaksanaan siklus pertama.

3. Instrument Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat bantu yang digunakan dalam

penelitian. Dalam penelitian ini instrumen penelitian yang digunakan

oleh peneliti adalah sebagai berikut :

a. Pedoman observasi

Pedoman observasi disusun untuk memantau situasi saat proses

pembelajaran berlangsung dan untuk mengukur perkembangan

yang telah tercapai dari proses pembelajaran yang dilakukan oleh

guru dan siswa.

b. Soal tes tertulis

Soal tes tertulis digunakan untuk mendapatkan data kuantitatif

berupa nilai yang bisa menggambarkan pencapaian target

kompetensi dalam mata pelajaran IPA materi kegiatan manusia

yang dapat mempengaruhi permukaan bumi.

c. Lembar Observasi

Dalam kegiatan ini yang diobservasi secara langsung meliputi

observasi aktivitas kegiatan peserta didik, observasi kegiatan guru

dalam pengelolaan kelas, dan bagaimana proses belajar mengajar

yang berkaitan dengan upaya dari guru IPA dalam meningkatkan

kualitas proses pembelajaran yakni hasil belajar melalui

penggunaan metode problem based learning untuk membuat

22

kesimpulan pelaksanaan pembelajaran pada siklus tersebut yang

akan direfleksikan pada siklus berikutnya.

4. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang penulis gunakan dalam penelitian

tindakan kelas ini adalah :

a. Observasi

Observasi adalah suatu pengumpulan data dimana peneliti

mengadakan pengamatan secara langsung dan mencatat semua hal-

hal yang diperlukan selama pelaksanaan tindakan berlangsung

untuk memperoleh data yang konkret. Pengumpulan data ini

dilakukan dengan menggunakan lembar observasi yang telah

disusun. Selain itu, peneliti melakukan pengamatan secara cermat

pelaksanaan skenario pembelajaran dari waktu ke waktu serta

dampaknya terhadap proses dan hasil belajar siswa.

b. Dokumentasi

Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang dapat

membantu peneliti dalam mengumpulkan data penelitian.

Instrumen yang akan peneliti kumpulkan dalam teknik

dokumentasi adalah RPP, nilai siswa sebelum penerapan metode

Problem Based Learning (PBL) dan media visual selama proses

belajar mengajar berlangsung sebagai tanda bukti konkret dalam

pelaksanaan penelitian.

23

c. Wawancara

Wawancara digunakan untuk mengumpulkan data atau

informasi yang lebih rinci untuk melengkapi data hasil observasi.

Teknik pengumpulan data melalui wawancara memiliki sifat yaitu

berupa metode penunjang dalam terlaksananya suatu penelitian.

5. Analisis Data

Dalam penelitian ini analisis data dilakukan dengan

membandingkan antara skor nilai tiap siklus dengan KKM yang telah

ditentukan oleh sekolah yaitu sebesar 65. Oleh karena itu, setiap siswa

dikatakan tuntas belajarnya atau mencapai KKM 65 jika nilai yang

diperoleh siswa ≥ 65. Sebaliknya, jika siswa dikatakan belum tuntas

belajarnya atau belum mencapai KKM jika nilai yang diperoleh siswa

65.

Adapun indikator keberhasilan yang dirumuskan adalah hasil

belajar siswa dikatakan berhasil apabila 75% dari jumlah siswa telah

tuntas. (Mulyasa, 2008: 256).

Untuk menentukan ketuntasan belajar siswa (individual) dapat

dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai berikut:

a. Menghitung nilai rata-rata kelas

M =

Dimana:

M = Mean

24

= Jumlah nilai semua siswa

N = jumlah siswa

b. Menghitung untuk ketuntasan belajar

Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar, digunakan

rumus sebagai berikut:

p = x 100%

Analisis ini dilakukan pada saat tahapan refleksi. Hasil analisis ini

digunakan sebagai bahan refleksi untuk melakukan perencanaan

lanjut dalam siklus selanjutnya (Aqib, dkk, 2014: 39-41).

I. SISTEMATIKA PENULISAN

Untuk memudahkan dalam pembahasan penelitian ini, sistematika

yang digunakan penulis adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Berisi : latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian,

hipotesis penelitian, indikator penelitian, manfaat

penelitian, definisi operasional, metode penelitian, dan

sistematika penulisan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Berisi : uraian kajian pustaka tentang teori yang terkait

dengan penelitian.

25

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN

Berisi: gambaran umum lokasi penelitian dan subjek

penelitian, deskripsi pelaksanaan siklus I dan deskripsi

pelaksanaan siklus II.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Berisi : hasil penelitian dan pembahasan.

BAB V PENUTUP

Berisi : kesimpulan hasil penelitian dan saran terhadap

hasil penelitian.

26

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Teori

1. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar siswa adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah

melalui kegiatan belajar. Karena belajar itu sendiri merupakan suatu proses

dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan

perilaku yang reletif menetap. Dalam kegiatan pembelajaran atau kegiatan

instruksional, biasanya guru mentapkan tujuan belajar. Anak yang berhasil

dalam belajar adalah yang berhasil mencapai tujuan – tujuan pembelajaran

atau tujuan instruksional (Susanto, 2013: 5).

Untuk mengetahui apakah hasil belajar yang dicapai telah sesuai

dengan tujuan yang dikehendaki dapat diketahui melalui evaluasi.

Sebagaimana dikemukakan oleh Sunal (1993: 94), bahwa evaluasi

merupakan proses penggunaan informasi untuk membuat pertimbangan

seberapa efektif suatu program telah memenuhi kebutuhan siswa. Selain itu,

dengan dilakukannya evaluasi atau penilaian ini dapat dijadikan feedback

atau tindak lanjut, atau bahkan cara untuk mengukur tingkat penguasaan

siswa. Kemajuan prestasi belajar siswa tidak saja diukur dari tingkat

penguasaan ilmu pengetahuan, tetapi sikap dan juga keterampilan. Dengan

demikan, penilaian hasil belajar siswa mencakup segala hal yang di pelajari

disekolah, baik itu menyangkut pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang

27

berkaitan dengan mata pelajaran yang diberikan kepada siswa. (Susanto ,

2013: 6)

Hasil belajar pada dasarnya adalah suatu kemampuan yang berupa

keterampilan dan perilaku baru sebagai akibat dari latihan atau pengalaman

yang diperoleh. Dalam hal ini, Gagne dan Briggs mendefinisikan hasil

belajar sebagai kemampuan yang diperoleh seseorang sesudah mengikuti

proses belajar. Lebih jauh dalam hubungannya dengan hasil belajar Gagne

dan Briggs mengemukakan adanya lima kemampuan yang diperoleh

seseorang sebagai hasil belajar yaitu keterampilan intelektual, strategi,

kognitif, informasi verbal, keterampilan motoric dan sikap. Keterampilan

intelektual adalah suatu kemampuan yang membuat seseorang menjadi

kompeten terhadap sesuatu sehingga ia dapat mengklasifikasi,

mengidentifikasi, mendemonstrasikan dan menggeneralisasikan suatu gejala

(Sam‟s, 2010: 33-34).

a. Macam – macam Hasil Belajar

Hasil belajar sebagaimana telah dijelaskan diatas meliputi

pemahaman konsep (aspek kognitif), keterampilan proses (aspek

psikomotor), dan sikap siswa (aspek afektif). Untuk lebih jelasnya dapat

dijelaskan sebagai berikut :

1) Pemahaman Konsep

Pemahaman menurut Bloom (1979: 89) diartikan sebagai

kemampuan untuk menyerap arti dari materi atau bahan yang

dipelajari. Pemahaman menurut Bloom ini adalah seberapa besar

28

siswa mampu menerima, menyerap, dan memahami pelajaran yang

diberikan oleh guru kepada siswa, atau sejauh mana siswa dapat

memahami serta mengerti apa yang ia baca, yang dilihat, yang

dialami, atau yang ia rasakan berupa hasil penelitian atau observasi

langsung yang ia lakukan.

Menurut Dorothy J. Skeel dalam Nursid Sumaatmadja (2005: 2-

3), konsep merupakan sesuatu yang tergambar dalam pikiran suatu

pemikiran, gagasan, atau suatu pengertian. Jadi, konsep ini

merupakan sesuatu yang telah melekat dalam hati seseorang dan

tergambar dalam pikiran, gagasan, atau suatu pengertian.

2) Keterampilan Proses

Usman dan Setiyawati (1993: 77) mengemukakan bahwa

keterampilan proses merupakan keterampilan yang mengarah kepada

pembangunan kemampuan mental, fisik, dan social yang mendasar

sebagai penggerak kemampuan yang lebih tinggi dalam diri individu

siswa.

3) Sikap

Menurut Lange dalam Azwar (1998: 3), sikap tidak hanya

merupakan aspek mental semata, melainkan mencakup pula aspek

respons fisik.

Sementara menurut Sardiman (1996: 275), sikap merupakan

kecenderungan untuk melakukan sesuatu dengan cara, metode, pola,

dan teknik tertentu terhadap dunia sekitarnya berupa individu –

29

individu maupun objek – objek tertentu. Sikap merujuk pada

perbuatan, perilaku, atau tindakan seseorang.

b. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Secara umum faktor – faktor yang mempengaruhi hasil belajar

dibedakan atas dua kategori, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.

Kedua faktor tersebut saling mempengaruhi dalam proses belajar

individu sehingga menentukkan kualitas hasil belajar (Baharudin dan

wahyuni , 2007: 19).

1) Faktor internal

Faktor internal adalah faktor – faktor yang berasal dari dalam diri

individu dan dapat mempengaruhi hasil belajar individu.

2) Faktor Eksternal

Selain karakteristik siswa atau faktor – faktor endogen, faktor –

faktor eksternal juga dapat mempengaruhi proses belajar siswa.

Dalam hal ini, Syah (2003) menjelaskan bahwa faktor eksternal yang

mempengaruhi belajar dapat digolongkan menjadi dua golongan

yaitu faktor lingkungan social dan faktor lingkungan nonsosial.

2. IPA

a. Pengertian IPA

IPA merupakan rumpun ilmu, memiliki karakteristik khusus

yaitu mempelajari fenomena alam yang factual (factual), baik berupa

kenyataan (reality), atau kejadian (event) dan hubungan sebab –

30

akibatnya. Cabang ilmu yang termasuk anggota rumpun IPA saat ini

antara lain Biologi, Fisika, IPA, Astronomi / Astrofisika, dan Geologi.

IPA merupakan ilmu yang pada awalnya diperoleh dan

dikembangkan berdasarkan percobaan (induktif) namun pada

perkembangan selanjutnya dua hal berkaitan yang tidak terpisahkan

dengan IPA, yaitu IPA sebagai produk, pengetahuan IPA yang berupa

pengetahuan factual, konseptual, prosedural, dan metakognitif, dan

IPA sebagai proses, yaitu kerja ilmiah. ( Wisudawati dan

Sulistiyowati, 2014: 22).

Sebenarnya tidaklah mudah mendefinisikan apakah IPA itu. Ada

yang mendefinisikan bahwa “IPA” merupakan ilmu yang sistematis

dan dirumuskan, yang berhubungan dengan gejala-gejala kebendaan

dan didasarkan terutama atas pengamatan dan induksi. Sedangkan

Nokes di dalam bukunya “Science in Education” menyatakan bahwa

IPA adalah pengetahuan teoritis yang diperoleh dengan metode

khusus.

Kedua pendapat di atas sebenarnya tidak berbeda. Memamng

benar bahwa IPA merupakan suatu ilmu teoritis, tetapi teori tersebut

didasarkan atas pengamatan, percobaan-percobaan terhadap gejala-

gejala alam. Betapapun indahnya suatu teori dirumuskan tidaklah

dapat dipertahankan kalau tidak sesuai dengan hasil-hasil pengamatan

atau observasi.

31

Jadi dapatlah disetujui bahwa IPA adalah suatu pengetahuan

teoritis yang diperoleh atau disusun dengan cara yang khas atau

khusus yaitu melakukan observasi ekperimentasi, penyimpulan,

penyusunan teori, eksperimentasi, observasi, dan demikian seterusnya

kait-mengkait antara cara yang satu dengan cara yang lain. Cara untuk

memperoleh ilmu secara demikian ini terkenal dengan nama metode

ilmiah. Metode ilmiah pada dasarnya merupakan suatu cara yang logis

untuk memecahkan suatu masalah tertentu. Metode ilmiah inilah

merupakan dasar metode yang digunakan dalam IPA (Abdullah dan

Rahma, 1992: 18).

b. Cara Berpikir IPA

Cara berpikir IPA meliputi :

1) Percaya (Believe)

Kecenderungan para ilmuwan melakukan penilitian

terhadap masalah gejala alam dimotivasi oleh kepercayaan bahawa

hokum alam dalam dapat di konstruksi dari observasi dan

diterangkan dengan pemikiran dan penalaran.

2) Rasa Ingin tahu (curiosity)

Kepercayaan bahwa alam dapat dimengerti didorong oleh

rasa ingin tahu untuk menemukannya.

3) Imajinasi (Imagination)

Para ilmuan sangan mengandalkan pada kemampuan

imajinasinya dalam memecahkan masalah gejala alam.

32

4) Penalaran (Reasonin)

Penalaran setingkat dengan imajinnasi. Para ilmuan juga

mengandalkan penalaran dalam memecahkan masalh gejala alam.

5) Koreksi Diri (Self examination)

Pemikiran ilmiah adalah sesuatu yang lebih tinggi daripada

sekedar suatu usaha untuk mengerti tentang alam. Pemikiran

ilmiah juga merupakan sarana untuk memahamidirinya,unruk

melihat seberapa jauh para ahli sampai pada kesimpulan tentang

alam.

c. Kegiatan Manusia yang Dapat Mempengaruhi Permukaan Bumi.

Manusia melakukan berbagai kegiatan untuk

melangsungkan hidupnya. Berbagai kegiatan manusia tersebut dapat

merubah keadaan permukaan bumi. Perubahan dapat bersifat positif.

Namun, dapat pula bersifat negative (Maryanto dan Purwanto, 2009:

178).

1) Perubahan Permukaan Bumi Akibat Kegiatan Pertanian

Tanah adalah sumber daya alam yang dapat diolah. Di atas tanah

dapat dikembangbiakkan tumbuhan dan hewan. Di atas tanah,

manusia melakukan kegiatan pertanian. Kegiatan pertanian

bertujuan untuk menghasilkan bahan pangan, sandang, papan,

dan lain-lain.

Berkaitan dengan usaha membudidayakan tanah,

dilakukan beberapa kegiatan sebagai berikut.

33

a) Pembukaan Hutan

Pembukaan hutan dilakukan untuk memperoleh lahan

pertanian. Namun, pembukaan hutan yang berlebihan dan

tidak bertanggung jawab dapat menyebabkan:

i. Lahan/tanah gundul

ii. Lahan gersang karena ditinggalkan, dan lain-lain.

b) Perkebunan

Jumlah penduduk selalu bertambah sehingga

kebutuhannya juga meningkat. Contohnya kebutuhan

pangan. Peningkatan kebutuhan pangan tidak diikuti dengan

peningkatan lahan pertanian. Lahan pertanian justru makin

berkurang. Banyak lahan pertanian yang dibangun

perumahan, pabrik maupun gedung perkantoran. Keadaan

ini mendorong pembukaan lahan baru untuk pertanian dan

perkebunan. Hutan menjadi sasaran dalam pembukaan

lahan untuk perkebunan dan pertanian (Priyono dan

Martini, 2009: 148).

c) Pengolahan Tanah

Beberapa kegiatan pengolahan tanah yang dapat

menyebabkan perubahan permukaan bumi antara lain:

i. Pembajakan lahan dengan mesin traktor.

ii. Pengolahan lahan miring menjadi berteras-teras

(terasering).

34

d) Waduk dan Bendungan

Waduk atau bendungan adalah daratan yang dibuat

cekungan besar kemudian diisi air. Waduk berfungsi untuk

mengaliri lahan-lahan pertanian, PLTA (Pembangkit Listrik

Tenaga Air), dan perikanan. Waduk ini juga berfungsi

sebagai penampung air hujan (Winarti dkk, 2009: 106).

2) Perubahan Permukaan Bumi Akibat Kegiatan Pembangunan

Sejak manusia ada, kegiatan pembangunan

berlangsung terusmenerus. Mula-mula manusia hanya

membangun rumah tempat tinggal. Lama-kelamaan

dibangun pula berbagai sarana dan prasarana yang

memudahkan kehidupan manusia. Misalnya jalan,

jembatan, rel KA, dan lain-lain.

Kegiatan pembangunan dapat merubah permukaan

bumi. Di antaranya adalah:

a) Mengubah lahan persawahan menjadi bangunan pabrik,

perumahan, dan lain-lain.

b) Mengubah lahan persawahan untuk jalan tol.

c) Mengubah permukiman dan persawahan menjadi

waduk;

d) Membabat hutan di lereng bukit untuk lahan

pembangunan tempat peristirahatan

35

e) Penimbunan pantai (reklamasi) untuk lahan

permukiman.

3) Perubahan Permukaan Bumi Akibat Kegiatan Pertambangan

Pertambangan adalah kegiatan pengambilan hasil-hasil

tambang atau mineral dari permukaan maupun dari dalam perut

bumi.

Penggalian bahan tambang menyebabkan perubahan

permukaan bumi. Karena pengambilan bahan tambang ini

dengan cara membuka lapisan permukaan bumi. Penggalian

bahan tambang harus dilakukan dengan perhitungan yang baik.

Daratan yang semula subur dapat menjadi tandus akibat

kegiatan penambangan ini (Maryanto dan Purwanto, 2009: 179).

Berbagai bentuk kegiatan pertambangan turut mengubah

permukaan bumi, misalnya:

a) Kegiatan penggalian yang dilakukan untuk mengambil

mineral di dalam perut bumi.

b) Kegiatan pengeboran baik di daratan maupun di lautan untuk

mengambil minyak dan gas bumi.

c) Kegiatan pengolahan bahan tambang.

d. Dampak kegiatan manusia yang dapat mempengaruhi

permukaan bumi.

36

Kebutuhan manusia tidak terbatas, manusia selalu berusaha agar

kebetuhan tersebut terpenuhi. Di alam tersedia berbagai bahan

kebutuhan manusia yang disebut sumber daya alam.

Sumber daya alam dapat dimanfaatkan oleh manusia untuk

memenuhi kebutuhannya. Namun, sangat disayangkan terkadang

manusia inilah yang dapat mengubah permukaan bumi.

1. Pembakaran Hutan

Akhir-akhir ini manusia banyak melakukan pembakaran hutan

untuk dijadikan lahan pertanian, pemukiman penduduk, dan untuk

industri. Kawasan hutan yang dijadikan lahan pertanian biasanya

berubah menjadi tanah tandus dan gersang. Hal ini karena setelah

panen biasanya ladang ini akan ditinggalkan. Sistem perladangan

seperti ini disebut perladangan berpindah. Akhirnya hutan yang

dahulu menghijau menjadi tanah tandus dan gersang.

Selain untuk lahan pertanian, biasanya pembakaran hutan

bertujuan untuk membangun pemukiman penduduk dan mendirikan

pabrik.

2. Penebangan Hutan secara Liar

Selain pembakaran hutan, manusia juga melakukan penebangan

hutan secara liar. Pohon-pohon ini diambil kayunya sebagai bahan

bangunan. Penebangan pohon-pohon di hutan secara liar ini juga

dapat mengubah permukaan bumi.

37

Penebangan liar di Indonesia dimulai di Kalimantan pada awal

tahun 1990-an. Akhirnya penebangan liar ini meluas sampai

Sumatra dan Sulawesi. Penebangan liar ini membuat hutan di

Indonesia rusak. Proses penebnagn hutan secara liar ini disebut

penggundulan hutan.

Pepohonan sangat penting bagi kehidupan di Bumi. Jadi,

penebangan pohon harus dilakukan secara hati-hati dan disertai

dengan usaha melestarikannya. Penebangan hutan harus disertai

dengan penanaman kembali benih-benih pohon yang telah

ditebang. Melalui cara ini kelestarian hutan tetap terjaga.

Penggundulan hutan dapat menyebabkan terjadinya perubahan

permukaan bumi. Hutan ini akan berubah menjadi lahan tandus dan

gersang. Selain itu, penggundulan hutan juga berdampak pada

kehidupan makhluk hidup. Penggundulan hutan telah membunuh

ratusan spesies tumbuhan dan hewan. Banyaknya pohon yang

ditebangi menyebabkan hewan-hewan hutan kehilangan makanan

dan tempat berlindung

3. Penambangan

Kegiatan penambangan juga dapat mengubah permukaan bumi.

Sebagian besar bahan tambang berada di dalam tanah. Pengambilan

bahan tambang dengan cara digali atau ditambang. Ada dua macam

jenis penambangan yaitu penambangan terbuka dan penambangan

bawah tanah.

38

Penambangan terbuka adalah penambangan yang dilakukan di

permukaan bumi. Beberapa bahan tambangn seperti tembaga, besi,

batu bara, kapur dan alumunium sering ditemukan di permukaan

bumi. Oleh karena itu, untuk mengambilnya tidak perlu menggali.

Kegiatan ini mengubah bentuk permukaan bumi menjadi lubang-

lubang bekas penambangan.

Bahan tambang lainnya digali dari terowongan yang berada

ratusan meter di bawah permukaan tanah. Cara ini disebut

penambangan bawah tanah. Penambangan ini lebih sulit daripada

penambangan di permukaan. para penambang menggali sebuah

lubang menuju kedalam tanah dan mengambil bijih. Pengambilan

bijih ini menggunakan bora tau bahan peledak sebelum diangkut ke

permukaan. Kegiatan ini menimbulkan tanah berongga. Tanah

yang berongga menyebabkan tanah kurang kuat sehingga bisa

runtuh.

Selain penambangan terbuka dan penambangan bawah tanah,

ada juga cara lainnya yaitu pengerukan. Pengerukan merupakan

cara lain yang digunakan untuk mengumpulkan logam-logam yang

terendap di dalam batuan di dasar sungai atau sumber air lainnya

(Azmiyawaty, 2008: 162-165).

4. Pembangunan jalan

Pepatah mengatakan, dengan ilmu dan teknologi hidup menjadi

mudah. Kemajuan teknologi telah berhasil membuat alat yang

39

canggih. Alat tersebut dibuat untuk memudahkan pekerjaan

manusia, contohnya kendaraan bermotor. Kendaraan bermotor

dibuat sebagai alat transportasi.

Peningkatan jumlah kendaraan bermotor seperti mobil dan

sepeda dapat menyebabkan kemacetan. Untuk mengatasi hal

tersebut dilakukan pelebaran jalan. Pelebaran jalan atau

pembangunan jalan baru dapat menyebabkan lahan pertanian

beralih fungsi (Rositawaty dan Muharam, 2008: 138).

a. Pengaruh Positif

1) Dibidang pertanian dapat meningkatkan hasil pangan

2) Mudahnya jalur transportasi karena pembangunan jalan.

3) Terpenuhinya kebutuhan tempat tinggal.

b. Pengaruh Negatif

1) Menyebabkan kerusakan hutan dan berkurangnya persediaan air

tanah.

2) Hilangnya daerah resapan air

3) Hutan yang rusak menyebabkan tanah menjadi tandus

4) Terjadinya erosi, tanah longsor, dan banjir bandang (Kholil dan

Prowida, 2009: 180).

3. Metode Problem Based Learning

Metode Problem Based Learning adalah suatu pendekatan

pembelajaran, yang mana siswa belajar dengan memecahkan masalah

terbuka dan menantang. Masalah yang ditugaskan untuk dipecahkan

40

adalah yang otentik dan diselesaikan secara berkelompok atau dalam tim

yang berbasis sosial dan kontekstual. Siswa mengandalkan pengetahuan

mereka tentatang masalah, mengidentifikasi “informasi yang mereka

butuhkan untuk memecahkan masalah dan strategi yang akan mereka

gunakan untuk memecahkan masalah”.

Pembelajaran berbasis masalah melibatkan peserta didik dalam

proses pembelajaran aktif dan kolaboratif, serta berpusat kepada peserta

didik, sehingga mampu mengembangkan kemampuan pemecahan masalah

secara mandiri. Pembelajaran berbasis masalah dapat dimulai dengan

melakukan kerja kelompok antar peserta didik. Misalnya, peserta didik

menyelidiki sendiri, menemukan permasalahan sendiri, dan menyelesaikan

masalah tersebut di bawah bimbingan fasilitator atau pendidik (Suyadi,

2013: 130).

Aspek terpenting dalam pembelajaran berbasis masalah adalah

bahwa pembelajaran dimulai dengan permasalahan, dari permasalahan

tersebut akan menentukan arah pembelajaran dalam kelompok. Dengan

membuat permasalahan sebagai tumpuan pembelajaran, peserta didik di

dorong untuk mencari informasi yang diperlukan untuk menyelesaikan

permasalahan.

Kelebihan metode PBL dalam pembelajaran IPA menurut Shoimin

(2014:132), yaitu (1) siswa didorong memiliki kemampuan memecahkan

masalah dalam situasi nyata; (2) siswa memiliki kemampuan membangun

41

pengetahuannya sendiri melalui aktivitas belajar; (3) terjadi aktivitas

ilmiah pada siswa melalui kerja kelompok; dan (4) siswa memiliki

kemampuan untuk melakukan komunikasi ilmiah dalam kegiatan diskusi

atau presentasi hasil pekerjaan mereka.

Kekurangan metode PBL yaitu (1) PBL tidak dapat diterapkan untuk

setiap materi pembelajaran, ada bagian guru berperan aktif dalam

menyajikan materi. PBL lebih cocok untuk pembelajaran yang menuntut

kemampuan tertentu yang kaitannya dengan pemecahan masalah/(2)

Dalam suatu kelas yang memiliki tingkat keragaman siswa yang tinggi

akan terjadi kesulitan pembagian tugas.

Model pembelajaran ini melatih dan mengembangkan kemapuan

untuk menyelesaikan masalah yang berorientasi pada masalah autentik dari

kehidupan actual siswa, untuk merangsang kemampuan bepikir tingkat

tinggi. Kondisi yang tetap harus dipelihara adalah suasana kondusif,

terbuka, negosiasi, dan demokratis.

Problem based learning (PBL) atau pembelajaran berbasis masalah

(PBM) adalah model pengajaran yang bercirikan adanya permasalahan

nyata sebagai konteks untuk para peserta didik belajar berpikir kritis dan

keterampilan memecahkan masalah serta memperoleh pengetahuan

(Shoimin, 2014: 130-132) .

a. Berdasarkan teori yang dikembangkan Barrow, Min Liu (2005: 130)

menjelaskan karakteriktis dari PBL, yaitu:

42

1) Learning is student Centered proses pembelajaran dalam PBL

lebih menitikberatkan kepada siswa sebagai orang belajar. Oleh

karena itu, PBL didukung juga oleh teori konstrukvisme dimana

siswa didorong untuk dapat mengembangkan pengetahuannya

sendiri.

2) Authentic Problem form the organizing focus for learning masalah

yang disajikan kepada siswa adalah masalah otentk sehingga

siswa mampu dengan mudah memahami masalah tersebut serta

dapat menerapkannya dalam kehidupan profesionalnya nanti.

3) New information is acquired trough self directed learning dalam

proses pemecahan masalah mungkin saja siswa belum mengetahui

dan memahami semua pengetahuan prasaratnya sehingga siswa

berusaha untuk mencari sendiri melalui sumbernya, baik dari buku

atau informasi lainnya.

4) Learning occurs in small group agar terjadi interaksi ilmiah dan

tukar pemikiran dalam usaha membangun pengetahuan secara

kolaboratif, PBM dilaksaanakan dalam kelompok kecil. Kelompok

yang dibuat menuntut pembagian tugas yang jelas dan penetapan

tujuan yang jelas.

5) Teacher act as facilitator pada pelaksanaan PBM, guru hanya

berperan sebagai fasilitator. Meskipun begitu guru harus selalu

memantau perkembangan aktifitas siswa dan mendorong mereka

agar mencapai target yang hendak dicapai.

43

b. Langkah – Langkah Pembelajaran Berbasis Masalah

1) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran. menjelaskan logistik yang

dibutuhkan. Memotivasi siswa terlibat dalam aktivitas pemecahan

masalah yang dipilih.

2) Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan

tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut

(menetapkan topik, tugas, jadwal, dll.).

3) Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang

sesuai, eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan

masalah, pengumpulan data, dan pemecahan masalah.

4) Guru membantu siswa dalam merencanakan serta menyiapkan

karya yang sesuai seperti laporan dan membantu mereka berbagi

tugas dengan temannya.

5) Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi

terhadap penyelidikan mereka dan proses – proses yang mereka

gunakan (Shoimin, 2014: 131).

4. Media Visual

Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah

berarti „tengah‟, „perantara‟, atau „pengantar‟. Dalam bahasa Arab, media

adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima

pesan. Gerlach dan Ely (1971) mengatakan bahwa media apabila dipahami

secara garis besar ialah manusia, materi, atau kejadian yang membangun

kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan,

44

keterampilan, atau sikap. Dalam pengertian ini, guru, buku teks, dan

lingkungan sekolah merupakan media. Secara lebih khusus, pengertian

media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat

grafis, photografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan

menyusun kembali informasi visual atau verbal (Arsyad, 2011: 91).

Secara umum dapat dikatakan media mempunyai kegunaan, antara lain :

1. Memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalitas.

2. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu tenaga dan daya indra.

3. Menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung antara murid

dengan sumber belajar.

4. Memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan

kemampuan visual, auditori dan kinestetiknya.

5. Memberi rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman dan

menimbulkan persepsi yang sama.

6. Proses pembelajaran mengandung lima komponen komunikasi, guru

(komunikator), bahan pembelajaran, media pembelajaran, siswa

(komunikasi), dan tujuan pembelajaran. jadi media pembelajaran adalah

segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (bahan

pembelajaran), sehingga dapat merangsang perhatian, minat, pikiran,

dan perasaan siswa dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan

belajar (Daryanto, 2013: 5-6).

45

Media berbasis visual (image atau perumpamaan) memegang peran

yang sangat penting dalam proses belajar. Media visual dapat

memperlancar pemahaman (misalnya melalui observasi struktur dan

organisasi) dan memperkuat ingatan. Visual dapat pula menumbuhkan

minat siswa dan dapat memberikan hubungan antara isi materi pelajaran

dengan dunia nyata. Agar menjadi efektif, visual sebaiknya ditempatkan

pada konteks yang bermakna dan siswa harus berinteraksi dengan visual

(image) itu untuk meyakinkan terjadinya proses informasi.

Bentuk visual berupa (a) gambar representasi seperti gambar,

lukisan atau foto yang menunjukkan bagaimana tampaknya sesuatu benda;

(b) diagram yang melukiskan hubungan-hubungan konsep, organisasi, dan

struktur isi material; (c) peta yang menunjukkan hubungan-hubungan

ruang antara unsur-unsur dalam isi materi; (d) grafik seperti tabel, grafik,

dan chart (bagan) yang menyajikan gambaran atau kecendurungan data

atau antar hubungan seperangkat gambar atau angka-angka (Arsyad, 2011:

91).

Pada mulanya pada proses pembelajaran hanya menggunakan

pendekatan visual, yakni membaca dan menulis. Baru pada pertengahan

tahun 1960-an mulai muncul konsep keterbacaan visual, dalam bentuk

grafik seperti sketsa, gambar, foto, diagram, table dan lain-lain. Dalam

buku – buku pelajaran mulai ditampilkan pesan – pesan visual melalui

berbagai ilustrasi untuk memperjelas keterbacaan visual. Lebih dari itu,

pesan – pesan visual disajikan pula dalam berbagai media massa seperti

46

televise, percetakan dan produksi. Pesan – pesan visual sangat efektif

dalam memperjelas informasi, bahkan lebih jauh lagi dapat mempengaruhi

sikap seseorang, membentuk opini masyarakat dan lain – lain (Sanaky,

2013: 114).

Pada beberapa penelitian, hasilnya menunjukkan bahwa pengajaran

akan lebih efektif apabila objek dan kejadian yang menjadi bahan

pengajaran dapat divisualisasikan secara realistic menyerupai keadaan

yang sebenarnya, namun tidak berarti bahwa media harus selalu

mempunyai keadaaan yang sebenarnya. Sebagai contoh adalah model.

Artinya, sekalipun model merupakan gambaran nyata dari objek dalam

bentuk tiga dimensi tidak dapat dikatakan realistic sepenuhnya. Namun,

demikian, model sebagai media pembelajaran dapat memberi makna

terhadap isi pesan dari keadaan yang sebenarnya.

a. Pesan Visual dan Proses Pembelajaran

Kemampuan menerima pesan visual mencakup kemampuan

“membaca pesan visual” secara tepat, memahami makna yang terkandung

didalamnya, menghubungkan unsur – unsur pesan visual dengan pesan

verbal atau sebaliknya, serta mampu menghayati nilai keindahan

visualisasi tersebut. Sedangkan kemmpuan menyampaikan pesan visual

adalah mencakup menvisualisasikan pesan verbal, melukiskan atau

menvisualisasikan makna isi pesan dan menyederhanakan makna dalam

bentuk visualisasi.

47

b. Belajar dari Pesan Visual

Belajar dari pesan visual memerlukan keterampilan, karena dengan

melihat pesan visual tidak dengan sendirinya seseorang akan mampu

belajar daripadanya. Itulah sebabnya pembelajaran harus dibimbing agar

dapat menerima dan menyimak pesan – pesan visual secara tepat.

c. Menyimak Pesan Visual

Pesan visual yang disajikan dan diterima oleh pembelajar diengaruhi

oleh bebrapa faktor. Ada dua faktor yang sangat penting, yaitu

perkembangan usia anak dan latar belakan budaya yang dianutnya serta

pengalamannya.

5. PTK

a. Hakikat PTK

Secara harfiah, penelitian tindakan kelas berasal dari bahasa

Inggris, yaitu Classroom Action Research, yang berarti Action

Research (penelitian dengan tindakan) yang dilakukan di kelas

Seorang ahli di bidang ini, yaitu (Arikunto, 2006: ) yang

menjelaskan pengertian PTK secara lebih sistematis.

1) Penelitian adalah kegiatan mencermati suatu objek dengan

menggunakan cara dan aturan atau metodologi tertentu untuk

menemukan data akurat tentang hal-hal yang dapat

meningkatkan mutu objek yang diamati.

2) Tindakan adalah gerakan yang dilakukan dengan sengaja dan

terencana dengan tujuan tertentu.

48

3) Kelas adalah tempat dimana terdapat sekelompok peserta didik

yang dalam waktu bersamaan menerima pelajaran dari guru

yang sama.

Dari ketiga pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa yang

dimaksud dengan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah

pencermatan dalam bentuk tindakan terhadap kegiatan belajar yang

sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara

bersamaan (Suyadi, 2010: 17-18).

b. Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas

PTK mempunyai karakter tersendiri jika dibandingkan dengan

penelitian-penelitian lain pada umumnya. Beberapa karakter

tersebut adalah sebagai berikut:

1) Guru merasa bahwa ada permasalahan yang mendesak untuk

segera diselesaikan di dalam kelasnya. Guru menyadari bahwa

ada sesuatu dalam praktik pembelajarannya yang harus

dibenahi, dan ia dipanggil untuk memperbaiki persoalan

tersebut.

2) Refleksi Diri. Refleksi yang dimaksud adalah refleksi dalam

pengertian melakukan intropeksi diri, seperti guru mengingat

kembali apa saja tindakan yang dilakukan di dalam kelas, apa

dampak dari tindakan tersebut, mengapa dampaknya menjadi

demikian, dan sebagainya (Suyadi,2010: 25).

49

3) Penelitian Tindakan Kelas dilakukan di dalam “kelas” sehingga

fokus perhatian adalah proses pembelajaran antara guru dan

siswa melalui interaksi.

4) PTK bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran secara

terus menerus. PTK dilakukan secara berkelanjutan dari siklus

yang satu ke siklus yang lain, maka akan ditemukan model

pembelajaran yang terbaik (Suyadi, 2010:29).

B. Kajian Pustaka

Penelitian yang dilakukan oleh seorang peneliti harus memiliki

keterkaitan dengan penelitian lain yang dilakukan sebelumnya. Penelitian

yang relevan dengan penelitian ini, antara lain:

1. Penelitian tentang Kajian PBL

a. Penelitian yang dilakukan oleh Nazwandi (2013) dengan judul

“Peningkatan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran IPA dengan

Strategi Problem Based Learning di Kelas IV SD”. Penelitian ini

dilakukan di SDN 19 Nanggalo, Padang. Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa, prestasi siswa pada siklus I adalah 73,83% dan ini

meningkat menjadi 82,15% pada siklus II. Hasil tersebut dapat

disimpulkan bahwa strategi Problem Based Learning meningkatkan

prestasi siswa di kelas IV SD N 19 Nanggalo Padang belajar.

b. Penelitian Siwantara (2013) dengan judul “Penerapan Model Problem

Based Learning (PBL) untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar

IPA Siswa Kelas IV SD Negeri 8 Kesiman, Singaraja”. Hasil penelitian

50

menunjukkan terjadi peningkatan persentase skor rata-rata aktivitas

belajar IPA sebesar 13,9% dari 57,4 pada siklus I menjadi 71,3 pada

siklus II. Selain itu peningkatan skor rata-rata hasil belajar IPA sebesar

30% dari 66,33 pada siklus I menjadi 81,67 pada siklus II. Dari

penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar dan hasil

belajar siswa meningkat.

2. Penelitian tentang Kajian Media Visual

a. Penelitian yang dilakukan oleh Sari (2012) berjudul“Penggunaan

Media Pembelajaran Visual untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA

Siswa Kelas V SDN 71 Pekanbaru”. PGSD FKIP Universitas Riau 62

Hasil penelitian menunjukkan 1. Peningkatan aktivitas guru pada siklus

I diperoleh skor aktivitas guru pada pertemuan 1 sebesar 57% pada

pertemuan kedua meningkat menjadi 68%, pada siklus II pertemuan 1

diperoleh persentase sebesar 79%, pada pertemuan kedua sebesar 89%

dan pada pertemuan 3 didapatkan persentase sebesar 93%. Sedangkan

aktivitas siswa mengalami peningkatan, jika pada siklus I pertemuan

kedua diperoleh persentase sebesar 69% atau dengan kategori cukup,

dan pada siklus II pertemuan ketiga diperoleh persentase sebesar 82%

dengan kategori baik. Diketahui bahwa hasil belajar siswa setelah

perbaikan pembelajaran pada siklus kedua menjadi lebih baik,

terjadinya peningkatan hasil belajar siswa dari siklus I ke siklus II. Pada

siklus pertama diperoleh ketuntasan sebesar 54% dan pada siklus kedua

diperoleh persentase ketuntasan sebesar 86%.

51

b. Penelitian oleh Azizah (2015) dengan judul:” peningkatan kualitas

pembelajaran IPA melalui model problem based learning berbantuan

media visual pada siswa kelas VB SDN Gisikdrono 03 Semarang”.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, keterampilan guru mengalami

peningkatan disetiap siklus. siklus I memperoleh skor 27 dengan

kategori cukup (60%), meningkat menjadi 33 kategori baik (73,33%)

pada siklus II. Pada pelaksanaan tindakan siklus III menunjukkan

adanya peningkatan dengan perolehan skor 40, termasuk dalam kategori

sangat baik (88,89%). Dari data tersebut dapatdisimpulkan

keterampilan guru telah mencapai indikator keberhasilan. Melalui

model Problem Based Learning berbantuan media visual di kelas VB

SDN Gisikdrono 03 Semarang, aktivitas siswa mengalami peningkatan

di setiap siklus, siklus I memperoleh totalskor 22,6 dengan kategori

cukup, meningkat menjadi 26,3 kategori baik padasiklus II, dan

meningkat menjadi 31,5 dengan kategori baik pada siklus III. Dari

penelitian tersebut disimpulkan bahwa keterampilan guru dan aktivitas

siswa meningkat.

c. Penelitian oleh Hasanudin (2015) dengan judul :”Penggunaan media

visual untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran

IPS kelas III di MI Miftahul Hidayah Pondok Gede Bekasi”. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa pencapaian hasil belajar melalui

media visual proyektor pada mata pelajaran IPS menunjukkan

adanya peningkatan hasil belajar siswa. Peningkatan tersebut dapat

52

dilihat melalui siklus yang telak dilaksanakan. Pada siklus I hasil

belajar siswa sebesar 63,25% sedangkan pada siklus II mencapai

86%. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan sebesar 22,75%.

Peningkatan hasil belajar tersebut diikuti dengan pencapaian KKM.

Pada siklus I siswa yang belum mencapai KKM sebanyak 11 siswa

atau 55% sedangkan pada siklus II seluruh siswa atau sebanyak

100% siswa mencapai KKM, peningkatan nilai tersebut

membuktikan adanya peningkatan hasil belajar siswa melalui media

visual di MI Miftahul Hidayah di Kota Bekasi.

Berdasarkan temuan penelitian diatas menunjukkan bahwa

penggunaan metode Problem Based Learning dan media visual

dapat meningkatkan hasil belajar. Dengan demikian penelitian

tersebut dapat dijadikan pendukung untuk melaksanakan penelitian

yang akan dilaksanakan oleh peneliti dengan judul “Peningkatan

Hasil Belajar IPA Materi Kegiatan Manusia yang dapat

Mempengaruhi Permukaan Bumi menggunakan Metode Problem

Based Learning dan Media Visual Pada Siswa Kelas V semester II

MI Darul Ulum Karangasem Wonosegoro Tahun Pelajaran

2017/2018.

53

BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Gambaran Umum Madrasah Ibtidaiyah Darul Ulum Karangasem

Madrasah Ibtidaiyah Darul Ulum Karangasem merupakan manifestasi dari semua

amal bakti dari seluruh masyarakat umat islam di desa karangasem wonosegoro

boyolali yang didirikan pada tahun 1952 dan di bangun secara swadaya masyarakat

dengan luas tanah 1847 m2

dan luas bangunan 694 m2.

Tentang status Madrasah Ibtidaiyah Darul Ulum Karangasem adalah

disamakan dan sudah mendapat piagam dari departemen agama nomor

WK/I.c/943/Pgm/MI/78 serta telah terakreditasi pada tahun 2009 dengan nomor

SK.KW.11.4/4/PP.03.2/623.9.81/2006 dengan peringkat BAIK (B), dan dilanjutkan

akreditasi yang kedua yaitu tahun 2014 dengan predikat BAIK (B).

Adapun yang menjadi latar belakang berdirinya Madrasah Ibtidaiyah Darul

Ulum Karangasem tersebut ialah :

a. Dalam rangka ikut mencerdaskan anak bangsa

b. Dalam ranmgka untuk ikut mengembangkan ajaran islam lewat pendidikan yang

berciri khas dibawah naungan departemen Agama.

c. Dalam rangka pengkaderan gebnerasi islam.

1. Letak Geografis

Madrasah Ibtidaiyah Darul Ulum Karangasem adalah terletakkan 28

Kilometer Sebelah utara Boyolal, Tepatnya di Desa Karangasem, Kecamatan

Wonosegoro, Kabupaten Boyolali.

54

Adapun wilayah Sebagai berikut :

a) Sebelah Utara : Berbatasan dengan Jaragan Kabupaten Boyolali.

b) Sebelah Barat : Berbatasan dengan wilayah Kelurahan Karangjati Kecamatan

Wonosegoro Kabupaten Boyolali

c) Sebalah Selatan : Berbatasan dengan wilayah Kelurahan Seworan Kecamatan

Wonosegoro, Kabupaten Boyolali.

d) Sebelah Timur : Berbatasan dengan dengan wilayah Kelurahan Wonosegoro,

Kecamatan Wonosegoro, Kabupaten Boyolali.

Untuk menampung Siswa belajar Madrasah Ibtidaiyah Darul Ulum memiliki

gedung sendiri yang dibangun diatas tanah seluas 1847 m².

2. Sarana Dan Prasarana

Dalam upaya untuk menunjang tujuan pendidikan pada Madrasah

Ibtidaiyah Darul Ulum Karangasem, Diperlukan Sarana dan prasarana yang

memadai serta pemanfaatannya secara optimal. Adapun sarana dan prasarana

yang dimiliki Madrasah Ibtidaiyah Darul Ulum Karangasem antara lain:

a) 6 Ruang teori / Kelas

b) 1 ruang Kepala Sekolah

c) 1 Ruang tata usaha

d) 1 ruang guru

e) 1 Ruang tamu

f) 2 Kamar mandi guru/WC Guru

g) 2 Kamar mandi siswa / WC siswa

h) 1 Ruang perpustakaan

i) 1Ruang ibadah

j) 1 Ruang Gudang

55

Sarana yang dimiliki Madrasah Madrasah Ibtidaiyah Darul Ulum

Karangasem Kabupaten Boyolali, selain ruangan sebagaimana tersebut diatas

ditambah peralatan olahraga, sarana ibadah, dan alat administrasi seperti

Komputer, Laptop, printer, Mesin persensi /finger. Printer, Dll.

3. Keadaan Guru, Karyawan dan Siswa

a. Keadaan Guru dan Karyawan

Guru merupakan hal yang sangat penting dalam dunia pendidikan karena

gurulah yang banyak berperan dalan mencetak generasi penerus. Oleh karena itu

kuantitas dan kualitas tenaga pendidikan selalu diupyakan oleh setiap lembaga

yang mengelola pendidikan yang tujuan akhirnya kualitas output yang dihasilkan

dapat dipertanggung jawabkan. Memiliki tenaga edukatif 10 Orang, termasuk

kepala Madrasah, dan untuk mengurusi kelancaran administrasi dipegang

langsung oleh kepala madrsah di bantu bebebrapa guru yang ditunjuk. Untuk

lebih jelasnya dapat di lihat dalam tabel berikut :

56

Tabel 3.1 Data Guru

No Nama Jabatan Tempat tanggal lahir L/p

1 Drs. Ali Mahmud Kep. Sek Boyolali, 06-11-1952 L

2 Muntatiah, S. Pd I Guru Kelas Boyolali, 17-10-1966 P

3 Kibtiyah, A. Ma Guru Kelas Boyolali, 27-05-1965 P

4 Saiful Bahri, S. Pd I Guru Mapel Boyolali, 10-01-1981 L

5 Abdul Rois, S. Pd I Guru Kelas Boyolali, 31-03-1980 L

6 Imron, S. Pd I Guru Mapel Boyolali, 27-07-1977 L

7 Siti Qomsiyatun, A. Ma Guru Kelas Boyolali, 20-08-1977 P

8 Mutmainnah, A. Ma Guru Mapel Boyolali, 02-05-1984 P

9 Linda Sawalina, A. Ma Guru Mapel Boyolali, 17-09-1977 P

10 Musta’in, S. Pd I Guru Kelas Boyolali, 11-12-1982 L

b. Keadaan Siswa

Kondisi siswa di Madrasah Intidaiyah Darul Ulum Karangasem

adalah sebagai berikut:

57

Tabel 3.2 Jumlah Siswa

B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I

Penelitian tindakan kelas pada siswa kelas V MI Darul Ulum Karangasem

Kecamatan Wonosegoro, Kabupaten Boyolali, peneliti melakukan penelitian

sebanyak 2 siklus. Siklus pertama dilakukan pada tanggal 08 Mei 2018 yang diikuti

oleh 22 siswa. Dalam pelaksanaan penelitian ini terdiri dari empat tahapan yang

dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Adapun rincian

pembelajaran yang dilakukan pada siklus I adalah sebagai berikut:

a. Tahapan perencanaan (planning)

1) Studi pendahuluan dan observasi terhadap proses pembelajaran di kelas

serta hasil belajar siswa.

2) Membuat desain pembelajaran (RPP) dengan penerapan metode Problem

Based Learning (PBL).

3) Menyusun soal evaluasi yang akan digunakan untuk mengukur

kemampuan siswa dalam menguasai materi pembelajaran.

4) Membuat kunci jawaban dari soal evaluasi yang telah dibuat.

No Kelas Jumlah Siswa

1 I 14

2 II 12

3 III 21

4 IV 17

5 V 22

6 VI 13

58

5) Membuat lembar pengamatan keterampilan guru dalam melaksanakan

pembelajaran IPA.

6) Membuat lembar pengamatan aktivitas siswa dalam mengikuti kegiatan

pembelajaran IPA.

7) Melakukan dokumentasi

b. Tahapan pelaksanaan (action)

Pada siklus I membahas tentang perubahan permukaaan bumi yang terjadi

akibat kegiatan manusia dan dampak dari perubahan permukaan bumi.

Pertemuan dilakukan selama 2x35 menit (1 pertemuan). Langkah-langkah

yang dilakukan dalam tahapan pelaksanaan tindakan ini adalah:

1) Pendahuluan

a. Guru mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam dan

berdo’a bersama.

b. Guru menyampaikan materi yang akan disampaikan.

c. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar

yang akan dicapai

2) Kegiatan Inti

1. Eksplorasi

a. Guru menjelaskan perubahan – perubahan pada permukaan bumi

akibat kegiatan manusia.

b. Guru menyebutkan kegiatan – kegiatan manusia yang dapat

mempengaruhi permukaan bumi.

c. Guru menunjukkan media visual atau gambar yang berkaitan dengan

materi.

59

d. Guru bertanya pada siswa tentang perubahan lingkungan sekitar

akibat kegiatan manusia.

e. Guru memberikan tugas dan membagi siswa menjadi 4 kelompok.

2. Elaborasi

a. Siswa dapat menjelaskan perubahan – perubahan pada permukaan

bumi akibat kegiatan manusia.

b. Siswa dapat menyebutkan kegiatan – kegiatan manusia yang dapat

mempengaruhi permukaan bumi.

c. Setiap kelompok di bagi satu gambar dari kegiatan manusia yang

mengubah permukaan bumi.

d. Guru menerapkan metode PBL

e. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik yang

dibutuhkan. Memotivasi siswa terlibat dalam aktivitas pemecahan

masalah yang dipilih.

f. Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas

belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut (menetapkan

topik, tugas, jadwal).

g. Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai,

eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah,

pengumpulan data, dan pemecahan masalah.

h. Guru membantu siswa dalam merencanakan serta menyiapkan karya

yang sesuai seperti laporan dan membantu mereka berbagi tugas

dengan temannya.

60

i. Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi

terhadap penyelidikan mereka dan proses – proses yang mereka

gunakan.

j. Guru membagikan soal tertulis.

3. Konfirmasi

a. Siswa diberi koreksi apabila terjadi kesalahan dalam pemahaman

konsep.

b. Guru memberikan penguatan dengan cara memberikan pujian

kepada siswa yang menjawab dengan benar.

3) Penutup

a. Siswa dan guru bertanya jawab tentang materi yang telah dipelajari

untuk mengetahui pencapaian indikator pencapaian kompetensi

dan kompetensi dasar

b. Guru membuat kesimpulan tentang materi yang telah dipelajari

c. Guru menutup pelajaran dengan berdo’a bersama dan memberikan

salam.

Peneliti memberi tes evaluasi siklus I sebanyak 5 soal essay. Dari hasil

tersebut diketahui 9 anak yang mendapat nilai di bawah KKM (65), dan 13

siswa mendapatkan nilai di atas KKM (65).

c. Tahapan pengamatan (observation)

Pengamatan yang dilakukan dalam siklus ini adalah pengamatan

terhadap keterampilan guru dalam proses belajar mengajar serta pengamatan

terhadap aktifitas siswa pada saat pembelajaran dengan menggunakan metode

Problem Based Learning (PBL). Peneliti mengamati dengan menggunakan

lembar observasi yang telah disiapkan untuk melakukan pengamatan.

61

d. Refleksi

Peneliti mengadakan refleksi dan evaluasi. Kegiatan ini bertujuan

untuk menilai seluruh kegiatan pembelajaran dengan metode Problem Based

Learning (PBL). Hasil belajar siklus I menunjukkan bahwa aktivitas siswa

dalam proses pembelajaran meningkat. Berdasarkan hasil refleksi, dapat

diketahui kelemahan pembelajaaran yang dilakukan oleh guru pada siklus I

sehingga dapat digunakan untuk menentukan tindakan pada siklus berikutnya.

Selama pengamatan berlangsung masih ditemukan masalah-masalah, yaitu:

a. Siswa kurang memperhatikan dan kurang serius dalam pembelajaran.

b. Pengelolaan waktu yang kurang optimal saat belajar menggunakan metode

Problem Based Learning (PBL).

c. Guru belum menguasai materi dan penyampaian belum urut atau sesuai.

d. Guru belum bersikap tegas dalam mengkondisikan siswa saat pembelajaran

berlangsung

Dari masalah-masalah di atas peneliti menawarkan beberapa solusi

untuk masalah tersebut:

a. Guru mengkondisikan kelas sebelum pelajaran dimulai dan memberikan

motivasi agar siswa lebih tertib dan fokus dalam menerima pelajaran.

b. Guru harus lebih pintar dalam membagi kegiatan belajar mengajar agar

tidak terlalu menghabiskan waktu yang ditentukan.

c. Guru harus mempelajari dan menguasai semua materi pembelajaran dan

harus menyampaikan materi secara urut.

d. Guru harus bersikap tegas agar pembelajaran lebih kondusif.

62

C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II

Kegiatan siklus II dilaksanakan pada 09 Mei 2018, dengan waktu 2x35 menit (1

pertemuan). Dan diikuti oleh 22 siswa kelas V MI Darul Ulum Karangasem. Dalam

pelaksanaan siklus ini terdiri dari empat tahapan yang dimulai dari perencanaan,

pelaksanaan, observasi dan refleksi. Adapun rincian pembelajaran yang dilakukan

pada siklus II adalah sebagai berikut:

a. Tahapan perencanaan (planning)

1) Studi pendahuluan dan observasi terhadap proses pembelajaran di kelas serta

hasil belajar siswa.

2) Membuat desain pembelajaran (RPP) dengan penerapan metode Problem

Based Learning (PBL) dan media visual.

3) Menyiapkan alat peraga yang akan digunakan dalam pembelajaran.

4) Membagi kelompok siswa sesuai dengan nomor absen.

5) Menyusun soal evaluasi yang akan digunakan untuk mengukur kemampuan

siswa dalam menguasai materi pembelajaran.

6) Membuat kunci jawaban dari soal evaluasi yang telah dibuat.

7) Membuat lembar pengamatan keterampilan guru dalam melaksanakan

pembelajaran IPA.

8) Membuat lembar pengamatan aktivitas siswa dalam mengikuti kegiatan

pembelajaran IPA.

9) Melakukan dokumentasi

b. Tahapan pelaksanaan (action)

Pada siklus II membahas tentang perubahan permukaan bumi

dilingkungan sekolah. Pertemuan dilakukan selama 2x35 menit (1 pertemuan).

Langkah-langkah yang dilakukan dalam tahapan pelaksanaan tindakan ini adalah:

63

1) Pendahuluan

a) Guru mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam dan berdo’a

bersama.

b) Guru menyampaikan materi yang akan disampaikan.

c) Guru bertanya apakah kalian sering melihat berita di televisi dengan

meninggalnya seseorang karena tertimbun gundukan batu atau terkena

longsor akibat penggalian?

i. Apakah yang menyebabkannya?

ii. Hipotesis siswa ditulis di papan tulis.

2) Kegiatan Inti

1. Eksplorasi

a. Guru menjelaskan perubahan – perubahan pada permukaan bumi

akibat kegiatan manusia.

b. Guru menunjukkan media visual dari dampak negatif kegiatan

manusia yang dapat mempengaruhi permukaan bumi.

c. Guru bertanya kepada siswa, apakah yang sedang dilakukan

manusia tersebut?

d. Untuk apa mereka melakukannya?

e. Bagaimana jika kegiatan itu dilakukan secara terus menerus?

f. Dampaknya bagi siapa?

g. Bagaimana cara mengatasinya?

h. Guru membagi kelas menjadi 4 kelompok.

i. Guru membagi lembar diskusi kepada setiap kelompok

2. Elaborasi

64

a. Siswa secara berkelompok mengamati media visual dan

mendiskusikan permasalahan masing-masing yang telah diberikan

oleh guru.

b. Siswa secara berkelompok menganalisa data sesuai dengan

permasalahan yang diberikan oleh guru.

c. Siswa secara berkelompok membuat hipotesa berdasarkan analisa

yang telah dilakukan sesuai dengan permasalahan yang diberikan

oleh guru.

d. Siswa secara berkelompok membuat pemecahan dari permasalahan

tersebut.

e. Salah satu perwakilan dari tiap kelompok mempresentasikan hasil

kerja mereka sesuai dengan permasalahan yang telah diberikan

oleh guru.

f. Kelompok yang lain menanggapi kelompok yang presentasi di

depan.

g. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya hal-

hal yang belum jelas dan sesuai dengan materi pembelajaran.

3. Konfirmasi

a. Siswa diberi koreksi apabila terjadi kesalahan dalam pemahaman

konsep.

b. Guru memberikan penguatan dengan cara memberikan pujian

kepada siswa yang menjawab dengan benar

3) Penutup

65

a. Siswa dan guru bertanya jawab tentang materi yang telah dipelajari

untuk mengetahui pencapaian indikator pencapaian kompetensi dan

kompetensi dasar

b. Guru membuat kesimpulan tentang materi yang telah dipelajari

c. Guru menutup pelajaran dengan berdo’a bersama dan memberikan

salam.

c. Tahap pengamatan (observation)

Pengamatan yang dilakukan dalam siklus ini adalah pengamatan terhadap

keterampilan guru dalam proses belajar mengajar serta pengamatan terhadap

aktivitas siswa pada saat pembelajaran dengan menggunakan metode PBL dan

media visual.

Dari pengamatan yang dilakukan menggunakan lembar observasi, terjadi

peningkatan hasil belajar dan aktivitas siswa yang cukup baik.

d. Refleksi

Pada siklus II, dapat diketahui adanya peningkatan dari siklus I dan

berkurangnya kendala-kendala yang terjadi pada pembelajaran dengan metode

Problem Based Learning (PBL. Siswa mulai serius memperhatikan pelajaran,

dan siswa sudah mulai teratur dalam mengikuti kegiatan pembelajaran IPA

dengan menggunakan metode Problem Based Learning (PBL.

Jadi peneliti dapat menyimpulkan bahwa dengan menggunakan metode

PBL dan media visual dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi kegiatan

manusia yang dapat mempengaruhi permukaan bumi dan telah menemukan

target pencapaian KKM yang telah diterapkan pada sekolahan tersebut.

66

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Paparan Siklus

Dalam bagian ini disajikan hasil penelitian dan pembahasan sesuai

dengan tujuan penelitian yaitu untu mengetahui bahwa metode Problem

Based Learning dan media visual dapat meningkatkan hasil belajar siswa

pada mata pelajaran IPA materi kegiatan manusia yang dapat

mempengaruhi permukaan bumi pada kelas V di MI Darul Ulum

Karangasem wonosegoro tahun pelajaran 2017/2018.

Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas dengan dua

siklus. Dalam penelitian ini tes tertulis yang berbentuk lembar essay untuk

mengukur hasil belajar IPA. Adapun hasil penelitian sebagai berikut:

67

1. Pra Siklus

Tabel 4.3 Hasil Belajar Pra Siklus

No Kode Siswa Nilai Keterangan

1 Siswa 1 60 Tidak Tuntas

2 Siswa 2 64 Tidak Tuntas

3 Siswa 3 58 Tidak Tuntas

4 Siswa 4 80 Tuntas

5 Siswa 5 64 Tidak Tuntas

6 Siswa 6 53 Tidak Tuntas

7 Siswa 7 72 Tuntas

8 Siswa 8 62 Tidak Tuntas

9 Siswa 9 80 Tuntas

10 Siswa 10 60 Tidak Tuntas

11 Siswa 11 55 Tidak Tuntas

12 Siswa 12 63 Tidak Tuntas

13 Siswa 13 70 Tuntas

14 Siswa 14 48 Tidak Tuntas

15 Siswa 15 66 Tuntas

16 Siswa 16 63 Tidak Tuntas

17 Siswa 17 43 Tidak Tuntas

18 Siswa 18 80 Tuntas

19 Siswa 19 85 Tuntas

20 Siswa 20 53 Tidak Tuntas

21 Siswa 21 68 Tuntas

22 Siswa 22 45 Tidak Tuntas

Jumlah 1392

Rata-rata Kelas 63,27

Presentase Siswa Tuntas 36,3 (8 siswa)

Presentase Siswa Tidak Tuntas 63,7 (14 siswa)

Dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) mata pelajaran IPA

materi kegiatan manusia yang dapat mempengaruhi permukaan bumi

pada kelas V di MI Darul Ulum Karangasem wonosegoro tahun pelajaran

2017/2018.adalah ≥65.

a. Nilai rata-rata hasil tes siswa pra siklus

68

= 63,27

b. Nilai persentase hasil tes siswa yang tuntas pra siklus

P = 36,3%

c. Nilai persentase hasil tes siswa yang tidak tuntas pra siklus

P = 63,7%

Tabel 4.4 Data perolehan nilai KKM pra siklus

No Rentang Nilai Jumlah

Siswa Presentase

Angka Ketuntasan

1 ≥65 Tuntas 8 36,3%

2 <65 Tidak Tuntas 14 63,7%

Jumlah 22 100%

69

Gambar 2: Diagram Ketuntasan Nilai Pra Siklus

Dalam pembelajaran pra siklus ini keaktifan siswa masih dikatakan

kurang. Siswa juga belum bersemangat dan tidak mempunyai keberanian

serta belum ada keaktifan selama mengikuti pembelajaran. Oleh karena

itu peneliti melakukan perbaikan pembelajaran dengan cara dilaksanakan

dalam dua siklus.

Gambar 3: Diagram Data Pengamatan Kinerja Siswa Pra Siklus

36,30%

63,60%

Diagram Ketuntasan Nilai Pra Siklus

Tuntas

Tidak Tuntas

0

5

10

15

20

25

30

35

40

Keaktifan Semangat Keberanian Kreatifitas

Diagram Data Pengamatan Kinerja Siswa Pra Siklus

70

Refleksi:

Dalam pra siklus ini ditemukan beberapa kekurangan yaitu:

a. Dalam kegiatan pembelajaran belum sesuai dengan RPP yang di

rancang sebelumnya.

b. Sebagian siswa belum aktif semua dalam mengikuti pembelajaran.

c. Hasil evaluasi masih banyak yang belum tuntas nilainya.

Adapun tindakan perbaikan untuk siklus ini yaitu:

a. Mengondisikan siswa sebelum pembelajaran dimulai

b. Memberi pengarahan kepada siswa supaya memperhatikan materi

yang diajarkan.

c. Membuat kelompok dalam mempelajari materi yang diajarkan, agar

kondisi kelas menjadi kondusif.

d. Dalam pembelajaran menggunakan metode Problem Based learning

(PBL) dengan tujuan agar siswa dapat mudah memahami pelajaran.

71

2. Siklus I

Tabel 4.5 Hasil Belajar Siklus I

No Kode Siswa Nilai Keterangan

1 Siswa 1 60 Tidak Tuntas

2 Siswa 2 80 Tuntas

3 Siswa 3 80 Tuntas

4 Siswa 4 64 Tidak Tuntas

5 Siswa 5 80 Tuntas

6 Siswa 6 63 Tidak Tuntas

7 Siswa 7 80 Tuntas

8 Siswa 8 72 Tuntas

9 Siswa 9 80 Tuntas

10 Siswa 10 80 Tuntas

11 Siswa 11 80 Tuntas

12 Siswa 12 50 Tidak Tuntas

13 Siswa 13 70 Tuntas

14 Siswa 14 48 Tidak Tuntas

15 Siswa 15 80 Tuntas

16 Siswa 16 40 Tidak Tuntas

17 Siswa 17 70 Tuntas

18 Siswa 18 40 Tidak Tuntas

19 Siswa 19 80 Tuntas

20 Siswa 20 40 Tidak Tuntas

21 Siswa 21 80 Tuntas

22 Siswa 22 50 Tidak Tuntas

Jumlah 1467

Rata-rata Kelas 66,6

Presentase Siswa Tuntas 59% (13 siswa)

Presentase Siswa Tidak Tuntas 41% (9 siswa)

Dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) mata pelajaran IPA

materi kegiatan manusia yang dapat mempengaruhi permukaan bumi

pada kelas V MI Darul Ulum Karangasem Wonosegoro tahun pelajaran

2017/2018 adalah ≥65.

a. Nilai rata-rata hasil tes siswa siklus I

72

= 66,6

b. Nilai persentase hasil tes siswa yang tuntas siklus I

P = 59%

c. Nilai persentase hasil tes siswa yang tidak tuntas siklus I

P =41 %

Tabel 4.6 Data perolehan nilai KKM siklus I

No Rentang Nilai Jumlah

Siswa Presentase

Angka Ketuntasan

1 ≥65 Tuntas 13 59%

2 <65 Tidak Tuntas 9 41%

Jumlah 22 100%

73

Gambar 4: Diagram Ketuntasan Nilai siklus I

Dalam pembelajaran siklus I ini keaktifan siswa semakin

meningkat dari pada pertemuan yang sebelumnya. Sebagian siswa sudah

bersemangat namun belum mempunyai keberanian untuk bertanya, dan

keaktifan selama mengikuti pembelajaran sudah mulai aktif. Oleh karena

itu peneliti melakukan perbaikan pembelajaran dengan cara dilaksanakan

siklus yang kedua.

59,00%

41,00%

Diagram Ketuntasan Nilai Siklus I

Tuntas

Tidak Tuntas

74

Gambar 5: Diagram Data Pengamatan Kinerja Siswa siklus I

Refleksi:

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti, dapat

ditarik beberapa kesimpulan bahwa dalam siklus I ini belum terjadi

perubahan pada siswa. Selain itu terdapat kekurangan dalam pelaksanaan

siklus I, untuk mengatasi kekurangan tersebut maka peneliti harus

membuat perbaikan dalam siklus yang kedua yang akan dilaksanakan

pada pertemuan yang berikutnya. Hal ini dilakukan agar dalam siklus II

nanti tidak mengulang kesalahan yang sama.

Dalam siklus I ini terdapat beberapa kekurangan yaitu:

a. Ketika peneliti mengajar dalam kegiatan pembelajaran belum sesuai

dengan RPP yang di rancang sebelumnya, sehingga alokasi waktunya

kurang sesuai dengan yang sudah direncanakan.

0

10

20

30

40

50

60

70

Keaktifan Semangat Keberanian Kreatifitas

Diagram Data Pengamatan Kinerja Siswa Siklus I

75

b. Sebagian siswa belum aktif semua dalam pembelajaran, karena masih

ada yang kurang paham dengan jalannya pembelajaran metode

Problem Based Learning (PBL).

c. Ketika diberi waktu untuk bertanya belum semua aktif bertanya

tentang pelajaran yang kurang dipahami, hal ini terlihat ketika hasil

obsevasi dikoreksi masih banyak yang belum tuntas nilainya.

Adapun tindakan perbaikan untuk siklus ini yaitu:

a. Peneliti mengondisikan terlebih dahulu alur dari metode

pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dan media visual

supaya semua siswa paham materi yang diajarkan.

b. Memberi arahan kepada siswa supaya memperhatikan materi yang

diajarkan.

c. Membuat kelompok dalam mempelajari materi yang diajarkan, agar

kondisi kelas menjadi kondusif.

Setelah pembelajaran selesai, maka dilakukan evaluasi terhadap

hasil belajar yang telah diajarkan. Evaluasi atau penilaian ini bertujuan

untuk mengetahui pemahaman dan penguasaan materi siswa setelah

diberi pelajaran.

76

3. Siklus II

Tabel 4.7 Hasil Belajar Siklus II

No Kode Siswa Nilai Keterangan

1 Siswa 1 100 Tuntas

2 Siswa 2 80 Tuntas

3 Siswa 3 90 Tuntas

4 Siswa 4 80 Tuntas

5 Siswa 5 64 Tidak Tuntas

6 Siswa 6 100 Tuntas

7 Siswa 7 100 Tuntas

8 Siswa 8 70 Tuntas

9 Siswa 9 80 Tuntas

10 Siswa 10 60 Tidak Tuntas

11 Siswa 11 85 Tuntas

12 Siswa 12 75 Tuntas

13 Siswa 13 90 Tuntas

14 Siswa 14 75 Tuntas

15 Siswa 15 85 Tuntas

16 Siswa 16 75 Tuntas

17 Siswa 17 80 Tuntas

18 Siswa 18 100 Tuntas

19 Siswa 19 100 Tuntas

20 Siswa 20 60 Tidak Tuntas

21 Siswa 21 60 Tidak Tuntas

22 Siswa 22 80 Tuntas

Jumlah 1786

Rata-rata Kelas 81,1

Presentase Siswa Tuntas 81,9% (18 siswa)

Presentase Siswa Tidak Tuntas 18,1% (4 siswa)

Dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) mata pelajaran IPA

materi kegiatan manusia yang dapat mempengaruhi permukaan bumi

pada kelas V MI Darul Ulum Karangasem Wonosegoro tahun pelajaran

2017/2018 adalah ≥65.

a. Nilai rata-rata hasil tes siswa siklus II

77

= 81,1

b. Nilai persentase hasil tes siswa yang tuntas siklus II

P = 81,9%

c. Nilai persentase hasil tes siswa yang tidak tuntas siklus II

P = 18,1 %

Tabel 4.8 Data perolehan nilai KKM siklus II

No Rentang Nilai Jumlah

Siswa Presentase

Angka Ketuntasan

1 ≥65 Tuntas 18 81,9%

2 <65 Tidak Tuntas 4 18,1%

Jumlah 22 100%

78

Gambar 6: Diagram Ketuntasan Nilai siklus II

Ketuntasan nilai pada siklus II sudah banyak yang tuntas, rata-rata

nilai kelaspun juga sudah melebihi KKM yang ditetapkan. Selain itu

dalam pembelajaran siklus II ini keaktifan siswa sudah 80%. Dengan

menggunakan metode dan media yang diterapkan oleh peneliti mampu

meningkatkan hasil belajar IPA di MI Darul Ulum Karangasem

Wonosegoro. Selain itu siswa lebih bersemangat dan sudah mempunyai

keberanian dalam bertanya maupun menjawab. Keaktifan selama

mengikuti pembelajaran juga sudah meningkat daripada pertemuan yang

sebelumnya.

81,90%

18,10%

Diagram Ketuntasan Nilai Siklus II

Tuntas

Tidak Tuntas

79

Gambar 7: Diagram Data Pengamatan Kinerja Siswa siklus II

Refleksi:

Tahap akhir dari siklus II ini sudah banyak siswa yang sudah tuntas

dalam pembelajaran. Sudah lebih dari setengah siswa tuntas, namun

masih ada 4 siswa yang belum tuntas. Alasan siswa belum tuntas dalam

siklus ini yaitu kurangnya pemahaman siswa dalam mempelajari

pelajaran IPA, selain itu mempunyai kelemahan dalam beberapa bidang

pelajaran termasuk dalam mata pelajaran IPA.

74

76

78

80

82

84

86

88

90

Keaktifan Semangat Keberanian Kreatifitas

Diagram Data Pengamatan Kinerja Siswa Siklus II

80

B. Perbandingan Hasil Antar Siklus

Dalam bagian ini disajikan data rata-rata antar siklus yang dipaparkan

sebagai berikut:

Tabel 4.9 Data nilai rata-rata antar siklus

No Ketuntasan Pelaksanaan Nilai rata-rata

1 Pra siklus 63,2

2 Siklus I 66,6

3 Siklus II 81,1

Gambar 8: Diagram Data nilai rata-rata antar siklus

Selanjutnya dalam bagian ini disajikan data ketuntasan KKM siswa

antar siklus yang dipaparkan sebagai berikut:

Tabel 4.10 Data ketuntasan KKM siswa antar siklus

No Pelaksanaan Kategori Jumlah Siswa Presentase

1 Pra siklus Tuntas 8 36,3%

Tidak tuntas 14 63,7%

2 Siklus I Tuntas 13 59,0%

Tidak tuntas 9 41,0%

3 Siklus II Tuntas 18 81,9%

Tidak tuntas 4 18,1%

0

20

40

60

80

100

Pra siklus Siklus I Siklis II

Diagram Data nilai rata-rata antar siklus

81

Gambar 9: Diagram ketuntasan KKM siswa antar siklus

Berdasarkan data diatas dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan

hasil belajar. Banyaknya siswa yang mulanya hasil belajar relatif rendah,

kemudian menurun namun kemudian naik lagi di atas rata-rata, kegiatan

aktifitas siswa mengikuti pembelajaran juga meningkat sehingga kualitas

hasil belajar siswa memuaskan.

0

20

40

60

80

100

Pra siklus Siklus I Siklis II

Diagram ketuntasan KKM siswa antar siklus

82

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan dengan

dua siklus dan seluruh pembahasan serta analisis yang telah dilakukan dapat

disimpulkan bahwa dengan penggunaan metode problem based learning

dan Media visual dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi Kegiatan

manusia yang dapat mempengaruhi permukaan bumi pada siswa kelas V

semester II MI Darul Ulum Karangasem Wonosegoro Boyolali tahun

pelajaran 2017/2018. Peningkatan tersebut dapat dilihat dari hasil penelitian

tindakan kelas pada pra siklus yang mencapai KKM sebanyak 8 siswa dari

22 siswa atau 36,3% dari 100% dan yang tidak mencapai KKM sebanyak 14

siswa atau 63,7% dari 100% dengan rata-rata nilai 63,2. Pada siklus I yang

mencapai KKM sebanyak 13 siswa dari 22 siswa atau 59% dari 100% dan

tidak mencapai KKM sebanyak 9 siswa atau 41,0% dengan rata-rata 66,6.

Siklus II siswa yang mencapai KKM sebanyak 18 siswa dari 22 atau 81,9%

dari 100% dan yang tidak mecapai KKM sebanyak 4 siswa dengan nilai

rata-rata yang dihasilkan pada siklus II ini sebanyak 81,1 menunjukkan

bahwa telah mencapai KKM yaitu 65.

B. Saran-saran

Berdasarkan penelitian yang diperoleh maka penulis memberikan

saran sebagai berikut

1. Bagi Kepala Sekolah

83

Sebagai pemimpin hendaknya selalu meninjau, memantau dan

mengatur proses belajar, terutama penggunaan metode pembelajaran.

Mengingat pentingnya penggunaan sebuah metode dalam pembelajaran.

Hal ini dikarenakan memang tidak semua metode sesuai dan dapat

digunakan untuk setiap bidang studi yang akan diajarkan oleh guru

kepada siswa.

2. Bagi Guru

Sebaiknya guru lebih meningkatkan profesionalisme dalam

pemilihan dan penggunaan metode yang cocok untuk menyampaikan

semua pembelajaran, menguasai dan mampu melaksanakan ketrampilan

mengajar dengan menggunakan metode yang sesuai dengan pelajaran,

tujuan dan pokok bahasan yang diajarkan, sehingga dalam kegiatan

pembelajaran siswa tidak pasif, melainkan terlibat secara aktif.

3. Bagi Peneliti

Kepada peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian dalam

bidang yang sama, agar dapat menindak lanjuti penelitian ini dalam ranah

yang lebih luas, sehingga diperoleh hasil yang lebih baik, yang nantinya

dapat meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia

DAFTAR PUSTAKA

AH Sanaky Hujair.2013. Media Pembelajaran interaktif-inovatif. Yogyakarta: Kaukaba

Dipantara.

Aly Abdullah dan Eny Rahma.1991. Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta: Bumi Aksara.

Amin Chairul, Amin Priyono. 2009. Ilmu Pengetahuan Alam Untuk SD dan MI kelas IV.

Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Arsyad Azhar. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers.

Azmiyawati Choiril, dkk. 2008. IPA 5 Saling Temas. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen

Pendidikan Nasional.

Baharudin, Wahyuni Esa Nur. 2007. Teori Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta : Redaksi.

Daryanto. 2013. Media Pembelajaran. Yogyakarta : Gava Media.

Fathurrohman Muhammad. 2015. Paradigma Pembelajaran Kurikulum 2013. Yogyakarta :

KALIMEDIA.

Jumali. 2004. Landasan Pendidikan. Surakarta: Muhammadiyah University Press.

Kholil Munawar dan Dini Prowida. 2009. Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta : Pusat

Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

Maryanto, Purwanto. 2009. Ilmu Pengetahuan Alam untuk SD/MI kelas 5. Jakarta : Pusat

Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

M. Tampubolon, Saur. 2014. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT. Gelora Aksara Pratama.

Mulyasa. 2009. Kurikulum yang disempurnakan Pengembangan SK dan KD. Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya.

Mulyasa. 2008. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Nana Sudjana. 1997. Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Priyono Amin dkk. 2009. Ilmu Pengetahuan Alam Untuk SD dan MI kelas V. Jakarta : Pusat

Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

Rositawaty.S dan Aris Muharam. 2008. Senang Belajar Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta:

Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Rusman. 2015. Pembelajaran Tematik Terpadu. Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada.

Sadiman Arief S, dkk. 2006. Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan

Pemanfaatannya. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Shoimin Aris. 2014. 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam kurikulum. Yogyakarta : AR-

RUZZ MEDIA

Susanto Ahmad. 2013. Teori Belajar Dan Pembelajaran Di Sekolah Dasar. Jakarta: Kencana

Prenada Media Group.

Suyadi. 2013. Strategi Penbelajaran Pendidikan Karakter.Bandumg: PT.Remaja

Rosdakarya.

Yulianti Fitri. 2012. Uji Kompetensi IPA Untuk Sekolah Dasar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Widi Asih Wisudawati, Sulistyowati Eka. 2014. Metodologi Pembelajaran IPA. Jakarta:

Bumi Aksara.

Winarti Wiwik dkk.2009. Ilmu Pengetahuan Alam untuk sekolah dasar kelas 5. Jakarta

:Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

Zainal Aqib, dkk.2017. Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: AR-RUZZ MEDIA.

Sukiman. 2012. Pengembangan Media Pembelajaran. Yogyakarta: Pedagogia. “Problem

Based Learning” (PBL)”. Dalam [email protected], www.niu.edufacdev. Diakses 9

Januari 2018.

LAMPIRAN

LAMPIRAN 1

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Sekolah : MI Darul Ulum Karangasem

Mata Pelajaran : IPA

Kelas/Semester : V / II

Materi Pokok : Kegiatan Manusia Yang Dapat Mempengaruhi

Permukaan Bumi

Alokasi Waktu : 2 JPL X 35 menit (70 menit)

A. Standar Kompetensi

7. Memahami perubahan yang terjadi di alam dan hubungannya dengan

penggunaan sumber daya alam.

B. Kompetensi Dasar

7.7 Mengidentifikasi beberapa kegiatan manusia yang dapat mengubah

permukaan bumi.

C. Indikator

Mengidentifikasi beberapa kegiatan manusia yang dapat mengubah

permukaan bumi untuk memenuhi kebutuhannya, missal : pertanian, jalan,

perkotaan, waduk atau bendungan.

Menjelaskan dampak negatif dari pembakaran hutan, penebangan hutan

secara liar dan penambangan.

D. Tujuan Pembelajaran

1. Dengan mendengarkan penjelasan guru siswa dapat mengidentifikasi

beberapa kegiatan manusia yang dapat mengubah permukaan bumi untuk

memenuhi kebutuhannya dengan tepat

2. Dengan mendengarkan penjelasan guru dan mencatat siswa dapat

menjelaskan dampak negatif dari pembakaran hutan, penebangan hutan

secara liar dan penambangan.

3. Dengan diskusi kelompok siswa dapat mejelaskan pentingnya menjaga

kelestarian alam

Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin (Discipline)

Tekun (Diligence)

Tanggung jawab (Responsibility)

Ketelitian (Carefulness)

Kerja sama (Coorporation)

Toleransi (Tolerance)

Percaya diri (Confidence)

Keberanian (Bravery)

E. Materi Pembelajaran

Terlampir

F. Metode Pembelajaran

1. Ceramah

2. Problem Based Learning (Pembelajaran Berbasis Masalah)

3. Diskusi

4. Penugasan

G. Media Pembelajaran

Gambar kegiatan – kegiatan manusia yang dapat mempengaruhi permukaan

bumi.

H. Sumber Belajar

a. Buku Ilmu Pengetahuan Alam untuk sekolah dasar kelas 5. Jakarta : Pusat

Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

b. Buku Ilmu Pengetahuan Alam untuk SD/MI kelas 5. Jakarta : Pusat

Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

c. Buku ilmu Pengetahuan Alam Untuk SD dan MI kelas V. Jakarta : Pusat

Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

I. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran

1) Pendahuluan

a. Guru mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam dan berdo’a

bersama.

b. Guru menyampaikan materi yang akan disampaikan.

c. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang

akan dicapai

2) Kegiatan Inti

1. Eksplorasi

a. Guru menjelaskan perubahan – perubahan pada permukaan bumi

akibat kegiatan manusia.

b. Guru menyebutkan kegiatan – kegiatan manusia yang dapat

mempengaruhi permukaan bumi.

c. Guru menunjukkan media visual atau gambar yang berkaitan dengan

materi.

d. Guru bertanya pada siswa tentang perubahan lingkungan sekitar

akibat kegiatan manusia.

e. Guru memberikan tugas dan membagi siswa menjadi 4 kelompok.

2. Elaborasi

a. Siswa dapat menjelaskan perubahan – perubahan pada permukaan

bumi akibat kegiatan manusia.

b. Siswa dapat menyebutkan kegiatan – kegiatan manusia yang dapat

mempengaruhi permukaan bumi.

c. Setiap kelompok di bagi satu gambar dari kegiatan manusia yang

mengubah permukaan bumi.

d. Guru menerapkan metode PBL

e. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik yang

dibutuhkan. Memotivasi siswa terlibat dalam aktivitas pemecahan

masalah yang dipilih.

f. Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan

tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut

(menetapkan topik, tugas, jadwal).

g. Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang

sesuai, eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan

masalah, pengumpulan data, dan pemecahan masalah.

h. Guru membantu siswa dalam merencanakan serta menyiapkan

karya yang sesuai seperti laporan dan membantu mereka berbagi

tugas dengan temannya.

i. Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi

terhadap penyelidikan mereka dan proses – proses yang mereka

gunakan.

j. Guru membagikan soal tertulis.

3. Konfirmasi

a. Siswa diberi koreksi apabila terjadi kesalahan dalam pemahaman

konsep.

b. Guru memberikan penguatan dengan cara memberikan pujian

kepada siswa yang menjawab dengan benar.

4. Penutup

a. Siswa dan guru bertanya jawab tentang materi yang telah dipelajari

untuk mengetahui pencapaian indikator pencapaian kompetensi dan

kompetensi dasar

b. Guru membuat kesimpulan tentang materi yang telah dipelajari

c. Guru menutup pelajaran dengan berdo’a bersama dan memberikan

salam.

J. Penilaian Hasil Belajar

1. Teknik penilaian

- Tes

2. Bentuk tes

- Tertulis

3. Instrumen Penilaian

a. Pilihan Ganda

1. Kegiatan manusia yang tidak mengubah permukaan bumi adalah ....

a. membangun perumahan

b. membangun waduk

c. membersihkan sungai

d. pertambangan

2. Berikut merupakan dampak pengubahan hutan menjadi perumahan

adalah ....

a. tersedianya banyak rumah

b. harga rumah lebih murah

c. tersedianya banyak kayu

d. banjir dan tanah longsor saat hujan deras

3. Dibawah ini perubahan apa yang disebabkan oleh pertambangan?

a. Tanah menjadi subur

b. lingkunagn menjadi sejuk

c. lingkungan menjadi gersang

d. mempunyai pemandangan bagus

4. Bagaimana cara kita menjaga alam agar perubahan tersebut tidak

berdampak negatif untuk lingkungan kita?

a. membuang sampah di sungai

b. melakukan penambangan secara terus menesus

c. menebangi pohon

d. semua jawaban salah

5. Pembendungan aliran air untuk saluran irigasi dan perikanan

menghasilkan….

a. Danau

b. Waduk

c. Sungai

d. Laut

b. Uraian

1. Hutan diubah menjadi lahan…… untuk memenuhi kebutuhan

pangan manusia.

2. Danau buatan berukuran besar yang digunakan anatara lain untuk

irigasi dan perikanan disebut…

3. Semakin banyaknya manusia mengakibatkan semakin luasnya lahan

untuk…

4. Beberapa kegiatan manusia yang dapat mengubah permukan bumi

seperti…

5. Perluasan lahan pertanian mendorong manusia untuk melakukan…

6. Untuk mendapatkan batubara dilakukan dengan cara…

7. Pembakaran hutan menyebabkan permukaan bumi menjadi…

8. Berikan contoh kegiatan pembangunan dapat merubah permukaan

bumi..

9. Selain mengubah bentuk permukaan bumi, kebakaran hutan juga

menimbulkan…

10. Bagaimana cara kita melestarikan hutan akibat kebakaran hutan?

Kunci Jawaban

a. Pilihan Ganda

1. C

2. A

3. C

4. D

5. B

b. Uraian Singkat

1. Pertanian

2. Waduk

3. Pemukiman

4. Pertanian, Perkebunan, dan Pertambangan.

5. Pembakaran hutan

6. Penambangan

7. Tandus

8. - Mengubah lahan persawahan menjadi bangunan pabrik,

perumahan, dan lain-lain.

- Mengubah lahan persawahan untuk jalan tol.

- Mengubah permukiman dan persawahan menjadi waduk;

9. Kabut asap

10. Reboisasi

4. Penskoran

- Tes Tulis

a. Pilihan Ganda : Setiap soal bernilai 1

b. Uraian Singkat : Setiap soal bernilai 2

Penilaian= Jawaban benar X 4

LAMPIRAN 2

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Sekolah : MI Darul Ulum Karangasem

Mata Pelajaran : IPA

Kelas/Semester : V / II

Materi Pokok : Kegiatan Manusia Yang Dapat Mempengaruhi

Permukaan Bumi

Alokasi Waktu : 2 JPL X 35 menit (70 menit)

A. Standar Kompetensi

7. Memahami perubahan yang terjadi di alam dan hubungannya dengan

penggunaan sumber daya alam.

B. Kompetensi Dasar

7.7 Mengidentifikasi beberapa kegiatan manusia yang dapat mengubah

permukaan bumi.

C. Indikator

Menjelaskan beberapa kegiatan manusia yang dapat mengubah permukaan

bumi.

Mendeskripsikan cara menanggulangi permukaan bumi yang sudah

berubah.

Mendeskripsikan bagaimana cara mencegahnya.

D. Tujuan Pembelajaran

1. Dengan mendengarkan penjelasan guru, siswa dapat menjelaskan beberapa

kegiatan manusia yang dapat mengubah permukaan bumi dengan tepat

2. Dengan mendengarkan penjelasan guru, siswa dapat mendeskripsikan cara

menanggulangi permukaan bumi yang sudah berubah dengan tepat.

3. Dengan diskusi kelompok siswa dapat mendeskripsikan bagaimana cara

mencegah kegiatan manusia yang dapat mengubah permukaan bumi

dengan tepat.

Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin (Discipline)

Tekun (Diligence)

Tanggung jawab (Responsibility)

Ketelitian (Carefulness)

Kerja sama (Coorporation)

Toleransi (Tolerance)

Percaya diri (Confidence)

Keberanian (Bravery)

E. Materi Pembelajaran

Terlampir

F. Metode Pembelajaran

1. Ceramah

2. Tanya Jawab

3. Problem Based Learning (Pembelajaran berbasis masalah)

4. Diskusi

5. Penugasan

G. Media Pembelajaran

1. Gambar kegiatan – kegiatan manusia yang dapat mempengaruhi

permukaan bumi.

2. Gambar dampak negatif dari kegiatan manusia yang dapat mempengaruhi

permukaan bumi.

H. Sumber Belajar

1. Buku Ilmu Pengetahuan Alam untuk sekolah dasar kelas 5. Jakarta : Pusat

Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

2. Buku Ilmu Pengetahuan Alam untuk SD/MI kelas 5. Jakarta : Pusat

Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

3. Buku ilmu Pengetahuan Alam Untuk SD dan MI kelas V. Jakarta : Pusat

Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

I. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran

1) Pendahuluan

a) Guru mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam dan berdo’a

bersama.

b) Guru menyampaikan materi yang akan disampaikan.

c) Guru bertanya apakah kalian sering melihat berita di televisi dengan

meninggalnya seseorang karena tertimbun gundukan batu atau terkena

longsor akibat penggalian?

i. Apakah yang menyebabkannya?

ii. Hipotesis siswa ditulis di papan tulis.

2) Kegiatan Inti

1. Eksplorasi

a. Guru menjelaskan perubahan – perubahan pada permukaan bumi

akibat kegiatan manusia.

b. Guru menunjukkan media visual dari dampak negatif kegiatan

manusia yang dapat mempengaruhi permukaan bumi.

c. Guru bertanya kepada siswa, apakah yang sedang dilakukan manusia

tersebut?

d. Untuk apa mereka melakukannya?

e. Bagaimana jika kegiatan itu dilakukan secara terus menerus?

f. Dampaknya bagi siapa?

g. Bagaimana cara mengatasinya?

h. Guru membagi kelas menjadi 4 kelompok.

i. Guru membagi lembar diskusi kepada setiap kelompok

2. Elaborasi

a. Siswa secara berkelompok mengamati media visual dan

mendiskusikan permasalahan masing-masing yang telah diberikan

oleh guru.

b. Siswa secara berkelompok menganalisa data sesuai dengan

permasalahan yang diberikan oleh guru.

c. Siswa secara berkelompok membuat hipotesa berdasarkan analisa

yang telah dilakukan sesuai dengan permasalahan yang diberikan

oleh guru.

d. Siswa secara berkelompok membuat pemecahan dari permasalahan

tersebut.

e. Salah satu perwakilan dari tiap kelompok mempresentasikan hasil

kerja mereka sesuai dengan permasalahan yang telah diberikan oleh

guru.

f. Kelompok yang lain menanggapi kelompok yang presentasi di

depan.

g. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya hal-hal

yang belum jelas dan sesuai dengan materi pembelajaran.

3. Konfirmasi

a. Siswa diberi koreksi apabila terjadi kesalahan dalam pemahaman

konsep.

b. Guru memberikan penguatan dengan cara memberikan pujian

kepada siswa yang menjawab dengan benar

3) Penutup

a. Siswa dan guru bertanya jawab tentang materi yang telah dipelajari

untuk mengetahui pencapaian indikator pencapaian kompetensi dan

kompetensi dasar

b. Guru membuat kesimpulan tentang materi yang telah dipelajari

c. Guru menutup pelajaran dengan berdo’a bersama dan memberikan

salam.

J. Penilaian Hasil Belajar

1. Jenis Penilaian

a. Penilaian unjuk kerja selama proses pembelajaran.

b. Tes Tertulis

2. Instrumen

a. Instrumen Soal

Diskusi

Kelompok Materi

Diskusi

Apa judul

kegiatan

yang di

diskusika

n ?

Bagaiman

a jika

kegiatan

itu

dilakukan

terus

menerus?

Siapa saja

yang

terkena

dampaknya

?

Bagaimana

cara

mengatasinya

?

Kelompok

1

Penebangan

hutan

secara liar

Kelompok

2

Pembangun

an jalan

Kelompok

3

Pembakaran

hutan

Kelompok

4

Penambang

an pasir

Tertulis

1. Sebutkan 3 dampak negatif dari pembakaran hutan !

2. Sebutkan 3 cara untuk menanggulangi pemanasan global!

a. Sebutkan 4 jenis kegiatan manusia yang dapat mempengaruhi

permukaan bumi !

b. Instrument Penilaian

Kelompok 1 :

No. Aspek yang di nilai Penskoran

1 2 3 4 5

1. Kemampuan bekerja sama

dalam kelompok

2. Kemampuan berkomunikasi

secara lisan

Keterangan : (Kemampuan bekerja sama dengan kelompok)

5 = Mampu bekerja sama dengan semua anggota

4= Mampu bekerja sama dengan beberapa anggota kelompok

3 = Hanya mampu bekerja sama dengan salah satu anggota kelompok.

2 = Hanya mampu bekerja secara individu

1 = Bekerja secara individu dan mengganggu kelompok lain.

LAMPIRAN 3

Lembar Observasi Guru Siklus I

Nama Sekolah : MI Darul Ulum Karangasem

Guru : Saiful Bahri.S.Pdi

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam

Materi Pokok : Kegiatan manusia yang dapat mempengaruhi

permukaan bumi.

Kelas/Semester :V/II

Petunjuk : Skor diisi dengan memberikan tanda (v) sesuai

dengan kinerja guru saat proses pembelajaran

berlangsung.

No. Aspek yang diamati Skor

Kemampuan Membuka Pelajaran A B C D

1. Memeriksa kesiapan siswa √

2. Memberikan motivasi siswa √

3. Memberikan apersepsi √

4. Menyampaikan tujuan pembelajaran √

5. Memberikan acuan bahan ajar yang akan

dipelajari.

Sikap Saat Proses Pembelajaran

6 Kejelasan artikulasi suara √

7 Variasi gerakan badan tidak mengganggu

perhatian siswa

8 Kerapian dalam penampilan √

9 Posisi mengajar √

Penguasaan Bahan Materi

10 Bahan ajar yang disampaikan sesuai dengan

langkah-langkah yang di buat dalam RPP

11 Kejelasan saat menyampaikan bahan ajar √

12 Memiliki wawasan yang luas saat

menyampaikan bahan ajar

Kegiatan Belajar Mengajar (Proses

Pembelajaran)

13 Penyajian bahan ajar sesuai dengan tujuan yang

telah ditetapkan

14 Memiliki ketrampilan dalam menanggapi

pertanyaan siswa

15 Ketepatan dalam penggunaan alokasi waktu. √

16 Kemampuan Menerapkan Metode Problem

Based Learning

17 Menerapkan metode problem based learning

dengan baik dan benar

18 Melibatkan siswa dalam penerapan metode

problem based learning

Kemampuan Menutup Kegiatan

Pembelajaran

19 Meninjau kembali materi yang telah diajarkan √

20 Memberikan kesempatan untuk bertanya hal-hal

yang belum dipahami.

Tindak Lanjut / Follow Up

21 Memberikan tugas pada siswa √

22 Menginformasikan materi pelajaran yang akan

dipelajari sebelumnya

23 Memberikan motivasi kepada siswa √

Jumlah 16 57

LAMPIRAN 4

Lembar Observasi Guru Siklus II

Nama Sekolah : MI Darul Ulum Karangasem

Guru : Saiful Bahri.S.Pdi

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam

Materi Pokok : Kegiatan manusia yang dapat mempengaruhi

permukaan bumi.

Kelas/Semester :V/II

Petunjuk : Skor diisi dengan memberikan tanda (v) sesuai

dengan kinerja guru saat proses pembelajaran

berlangsung.

No. Aspek yang diamati Skor

Kemampuan Membuka Pelajaran A B C D

1. Memeriksa kesiapan siswa √

2. Memberikan motivasi siswa √

3. Memberikan apersepsi √

4. Menyampaikan tujuan pembelajaran √

5. Memberikan acuan bahan ajar yang akan

dipelajari.

Sikap Saat Proses Pembelajaran

6 Kejelasan artikulasi suara √

7 Variasi gerakan badan tidak mengganggu

perhatian siswa

8 Kerapian dalam penampilan √

9 Posisi mengajar √

Penguasaan Bahan Materi

10 Bahan ajar yang disampaikan sesuai dengan

langkah-langkah yang di buat dalam RPP

11 Kejelasan saat menyampaikan bahan ajar √

12 Memiliki wawasan yang luas saat

menyampaikan bahan ajar

Kegiatan Belajar Mengajar (Proses

Pembelajaran)

13 Penyajian bahan ajar sesuai dengan tujuan yang

telah ditetapkan

14 Memiliki ketrampilan dalam menanggapi

pertanyaan siswa

15 Ketepatan dalam penggunaan alokasi waktu. √

16 Kemampuan Menerapkan Metode Problem

Based Learning

17 Menerapkan metode problem based learning

dengan baik dan benar

18 Melibatkan siswa dalam penerapan metode

problem based learning

Kemampuan Menutup Kegiatan

Pembelajaran

19 Meninjau kembali materi yang telah diajarkan √

20 Memberikan kesempatan untuk bertanya hal-hal

yang belum dipahami.

Tindak Lanjut / Follow Up

21 Memberikan tugas pada siswa √

22 Menginformasikan materi pelajaran yang akan

dipelajari sebelumnya

23 Memberikan motivasi kepada siswa √

Jumlah 48 33

LAMPIRAN 5

Lembar Observasi Siswa Siklus I

No. Nama Siswa Aspek yang dinilai

Keaktifan

K C B

1 Abdul fatah √

2 Abdullah nugroho respati √

3 Ahmad saifullah √

4 Alfita rodhotul janah √

5 Auliya rahmadani √

6 Damar nur reza √

7 Dimas cahya saputra √

8 Elsawa khidatul khasanah √

9 Evarianti nita cahyani √

10 Indah kurniawati √

11 Lailatu Ma’rufah √

12 Mar atus sholikhah √

13 Muhammad ali munawar √

14 Muhamad maslukan √

15 Muhammad iqbal assidiq √

16 Muhamad zulfa rosyadi √

17 Nabila maharani √

18 Rafi adi darmawan √

19 Shellmananda lucky tsania √

LAMPIRAN 6

Lembar Observasi Siswa Siklus II

No. Nama Siswa Aspek yang dinilai

Keaktifan

K C B

1 Abdul fatah √

2 Abdullah nugroho respati √

3 Ahmad saifullah √

4 Alfita rodhotul janah √

5 Auliya rahmadani √

6 Damar nur reza √

7 Dimas cahya saputra √

8 Elsawa khidatul khasanah √

9 Evarianti nita cahyani √

10 Indah kurniawati √

11 Lailatu Ma’rufah √

12 Mar atus sholikhah √

13 Muhammad ali munawar √

14 Muhamad maslukan √

15 Muhammad iqbal assidiq √

16 Muhamad zulfa rosyadi √

17 Nabila maharani √

18 Rafi adi darmawan √

19 Shellmananda lucky tsania √

LAMPIRAN 7

MATERI PEMBELAJARAN

A. Materi Siklus I

Kegiatan Manusia yang dapat Mempengaruhi Permukaan Bumi

Manusia melakukan berbagai kegiatan untuk melangsungkan hidupnya.

Berbagai kegiatan manusia tersebut dapat merubah keadaan permukaan

bumi. Perubahan dapat bersifat positif. Namun, dapat pula bersifat negatif.

(Maryanto dan Purwanto: 2009, 178).

1) Perubahan Permukaan Bumi Akibat Kegiatan Pertanian

Tanah adalah sumber daya alam yang dapat diolah. Di atas tanah dapat

dikembangbiakkan tumbuhan dan hewan. Di atas tanah, manusia melakukan

kegiatan pertanian. Kegiatan pertanian bertujuan untuk menghasilkan bahan

pangan, sandang, papan, dan lain-lain.

Berkaitan dengan usaha membudidayakan tanah, dilakukan beberapa

kegiatan sebagai berikut.

a. Pembukaan Hutan

Pembukaan hutan dilakukan untuk memperoleh lahan pertanian. Namun,

pembukaan hutan yang berlebihan dan tidak bertanggung jawab dapat

menyebabkan:

- Lahan/tanah gundul

- Lahan gersang karena ditinggalkan, dan lain-lain.

b. Perkebunan

Jumlah penduduk selalu bertambah sehingga kebutuhannya juga

meningkat. Contohnya kebutuhan pangan. Peningkatan kebutuhan

pangan tidak diikuti dengan peningkatan lahan pertanian. Lahan

pertanian justru makin berkurang. Banyak lahan pertanian yang dibangun

perumahan, pabrik maupun gedung perkantoran. Keadaan ini mendorong

pembukaan lahan baru untuk pertanian dan perkebunan. Hutan menjadi

sasaran dalam pembukaan lahan untuk perkebunan dan pertanian

(Priyono dan Martini : 2009,148).

c. Pengolahan Tanah

Beberapa kegiatan pengolahan tanah yang dapat menyebabkan perubahan

permukaan bumi antara lain:

- Pembajakan lahan dengan mesin traktor.

- Pengolahan lahan miring menjadi berteras-teras (terasering).

d. Waduk dan Bendungan

Waduk atau bendungan adalah daratan yang dibuat cekungan besar

kemudian diisi air. Waduk berfungsi untuk mengaliri lahan-lahan

pertanian, PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air), dan perikanan.

Waduk ini juga berfungsi sebagai penampung air hujan (Winarti dkk :

2009, 106).

2) Perubahan Permukaan Bumi Akibat Kegiatan Pembangunan

Sejak manusia ada, kegiatan pembangunan berlangsung terusmenerus.

Mula-mula manusia hanya membangun rumah tempat tinggal. Lama-

kelamaan dibangun pula berbagai sarana dan prasarana yang memudahkan

kehidupan manusia. Misalnya jalan, jembatan, rel KA, dan lain-lain.

Kegiatan pembangunan dapat merubah permukaan bumi. Di antaranya

adalah:

- Mengubah lahan persawahan menjadi bangunan pabrik, perumahan.

- Mengubah lahan persawahan untuk jalan tol.

- Mengubah permukiman dan persawahan menjadi waduk;

- Membabat hutan di lereng bukit untuk lahan pembangunan tempat

peristirahatan; dan

- Penimbunan pantai (reklamasi) untuk lahan permukiman.

1) Perubahan Permukaan Bumi Akibat Kegiatan Pertambangan

Pertambangan adalah kegiatan pengambilan hasil-hasil tambang atau

mineral dari permukaan maupun dari dalam perut bumi.

Penggalian bahan tambang menyebabkan perubahan permukaan bumi.

Karena pengambilan bahan tambang ini dengan cara membuka lapisan

permukaan bumi. Penggalian bahan tambang harus dilakukan dengan

perhitungan yang baik. Daratan yang semula subur dapat menjadi tandus.

Akibat kegiatan penambangan ini.

Berbagai bentuk kegiatan pertambangan turut mengubah permukaan

bumi, misalnya:

- Kegiatan penggalian yang dilakukan untuk mengambil mineral di dalam

perut bumi.

- Kegiatan pengeboran baik di daratan maupun di lautan untuk mengambil

minyak dan gas bumi.

- Kegiatan pengolahan bahan tambang.

B. Materi Siklus II

Dampak Kegiatan Manusia yang dapat Mempengaruhi Permukaan

Bumi

Kebutuhan manusia tidak terbatas, manusia selalu berusaha agar

kebetuhan tersebut terpenuhi. Di alam tersedia berbagai bahan kebutuhan

manusia yang disebut sumber daya alam.

Sumber daya alam dapat dibedakan menjadi dua, yaitu sumber daya

alam yang dapat diperbaharui. Sumber daya alam yang dapat diperbaharui

yaitu sumber daya alam yang selalu tersedia meskipun dimanfaatkan

secara terus-menerus. Contohnya tumbuhan, hewan, air, sinar matahari,

dan udara. Sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui yaitu sumber

daya alam yang akan habis jika digunakan secara terus-menerus. Sumber

daya alam ini meliputi bahan tambang mineral, dan nonmineral. Bahan

tambang mineral contohnya alumunium, emas, perak, tembaga, nikel, dan

besi. Bahan tambang nonmineral contohnya batu bara dan minyak bumi.

Sumber daya alam dapat dimanfaatkan oleh manusia untuk memenuhi

kebutuhannya. Namun, sangat disayangkan terkadang manusia inilah yang

dapat mengubah permukaan bumi.

1. Pembakaran Hutan

Akhir-akhir ini manusia banyak melakukan pembakaran hutan

untuk dijadikan lahan pertanian, pemukiman penduduk, dan untuk

industri. Kawasan hutan yang dijadikan lahan pertanian biasanya

berubah menjadi tanah tandus dan gersang. Hal ini karena setelah

panen biasanya ladang ini akan ditinggalkan. Sistem perladangan

seperti ini disebut perladangan berpindah. Akhirnya hutan yang

dahulu menghijau menjadi tanah tandus dan gersang.

Selain untuk lahan pertanian, biasanya pembakaran hutan bertujuan

untuk membangun pemukiman penduduk dan mendirikan pabrik.

2. Penebangan Hutan secara Liar

Selain pembakaran hutan, manusia juga melakukan penebangan

hutan secara liar. Pohon-pohon ini diambil kayunya sebagai bahan

bangunan. Penebangan pohon-pohon di hutan secara liar ini juga dapat

mengubah permukaan bumi.

Penebangan liar di Indonesia dimulai di Kalimantan pada awal

tahun 1990-an. Akhirnya penebangan liar ini meluas sampai Sumatra

dan Sulawesi. Penebangan liar ini membuat hutan di Indonesia rusak.

Proses penebnagn hutan secara liar ini disebut penggundulan hutan.

Pepohonan sangat penting bagi kehidupan di Bumi. Jadi,

penebangan pohon harus dilakukan secara hati-hati dan disertai dengan

usaha melestarikannya. Penebangan hutan harus disertai dengan

penanaman kembali benih-benih pohon yang telah ditebang. Melalui

cara ini kelestarian hutan tetap terjaga.

Penggundulan hutan dapat menyebabkan terjadinya perubahan

permukaan bumi. Hutan ini akan berubah menjadi lahan tandus dan

gersang. Selain itu, penggundulan hutan juga berdampak pada

kehidupan makhluk hidup. Penggundulan hutan telah membunuh

ratusan spesies tumbuhan dan hewan. Banyaknya pohon yang

ditebangi menyebabkan hewan-hewan hutan kehilangan makanan dan

tempat berlindung.

3. Penambangan

Kegiatan penambangan juga dapat mengubah permukaan bumi.

Sebagian besar bahan tambang berada di dalam tanah. Pengambilan

bahan tambang dengan cara digali atau ditambang. Ada dua macam

jenis penambangan yaitu penambangan terbuka dan penambangan

bawah tanah.

Penambangan terbuka adalah penambangan yang dilakukan di

permukaan bumi. Beberapa bahan tambangn seperti tembaga, besi,

batu bara, kapur dan alumunium sering ditemukan di permukaan bumi.

Oleh karena itu, untuk mengambilnya tidak perlu menggali. Kegiatan

ini mengubah bentuk permukaan bumi menjadi lubang-lubang bekas

penambangan.

Bahan tambang lainnya digali dari terowongan yang berada ratusan

meter di bawah permukaan tanah. Cara ini disebut penambangan

bawah tanah. Penambangan ini lebih sulit daripada penambangan di

permukaan. para penambang menggali sebuah lubang menuju kedalam

tanah dan mengambil bijih. Pengambilan bijih ini menggunakan bora

tau bahan peledak sebelum diangkut ke permukaan. Kegiatan ini

menimbulkan tanah berongga. Tanah yang berongga menyebabkan

tanah kurang kuat sehingga bisa runtuh.

Selain penambangan terbuka dan penambangan bawah tanah, ada juga

cara lainnya yaitu pengerukan. Pengerukan merupakan cara lain yang

digunakan untuk mengumpulkan logam-logam yang terendap di dalam

batuan di dasar sungai atau sumber air lainnya.

4. Pembangunan jalan

Pepatah mengatakan, dengan ilmu dan teknologi hidup menjadi

mudah. Kemajuan teknologi telah berhasil membuat alat yang canggih.

Alat tersebut dibuat untuk memudahkan pekerjaan manusia, contohnya

kendaraan bermotor. Kendaraan bermotor dibuat sebagai alat

transportasi. Peningkatan jumlah kendaraan bermotor seperti mobil

dan sepeda dapat menyebabkan kemacetan. Untuk mengatasi hal

tersebut dilakukan pelebaran jalan. Pelebaran jalan atau pembangunan

jalan baru dapat menyebabkan lahan pertanian beralih fungsi.

a. Pengaruh Positif

1) Dibidang pertanian dapat meningkatkan hasil pangan

2) Mudahnya jalur transportasi karena pembangunan jalan.

3) Terpenuhinya kebutuhan tempat tinggal.

b. Pengaruh Negatif

1) Menyebabkan kerusakan hutan dan berkurangnya persediaan air

tanah.

2) Hilangnya daerah resapan air

3) Hutan yang rusak menyebabkan tanah menjadi tandus

4) Terjadinya erosi, tanah longsor, dan banjir bandang.

LAMPIRAN 9

Soal Tes Siklus I

A. Pilihan Ganda

1. Kegiatan manusia yang tidak mengubah permukaan bumi adalah ....

a. membangun perumahan

b. membangun waduk

c. membersihkan sungai

d. pertambangan

2. Berikut merupakan dampak pengubahan hutan menjadi perumahan

adalah ....

a. tersedianya banyak rumah

b. harga rumah lebih murah

c. tersedianya banyak kayu

d. banjir dan tanah longsor saat hujan deras

3. Dibawah ini perubahan apa yang disebabkan oleh pertambangan?

a. Tanah menjadi subur

b. lingkunagn menjadi sejuk

c. lingkungan menjadi gersang

d. mempunyai pemandangan bagus

4. Bagaimana cara kita menjaga alam agar perubahan tersebut tidak

berdampak negatif untuk lingkungan kita?

a. membuang sampah di sungai

b. melakukan penambangan secara terus menesus

c. menebangi pohon

d. semua jawaban salah

5. Pembendungan aliran air untuk saluran irigasi dan perikanan

menghasilkan….

a. Danau

b. Waduk

c. Sungai

d. Laut

B. Uraian

1. Hutan diubah menjadi lahan…… untuk memenuhi kebutuhan pangan

manusia.

2. Danau buatan berukuran besar yang digunakan antara lain untuk irigasi

dan perikanan disebut…

3. Semakin banyaknya manusia mengakibatkan semakin luasnya lahan

untuk…

4. Beberapa kegiatan manusia yang dapat mengubah permukan bumi

seperti…

5. Perluasan lahan pertanian mendorong manusia untuk melakukan…

6. Untuk mendapatkan batubara dilakukan dengan cara…

7. Pembakaran hutan menyebabkan permukaan bumi menjadi…

8. Berikan contoh kegiatan pembangunan dapat merubah permukaan bumi..

9. Selain mengubah bentuk permukaan bumi, kebakaran hutan juga

menimbulkan…

10. Bagaimana cara kita melestarikan hutan akibat kebakaran hutan?

LAMPIRAN 10

Soal Tes Siklus II

A. Soal Diskusi

Kelompo

k

Materi

Diskusi

Apa judul

kegiatan

yang di

diskusika

n ?

Bagaiman

a jika

kegiatan

itu

dilakukan

terus

menerus?

Siapa saja

yang

terkena

dampaknya

?

Bagaimana

cara

mengatasinya

?

Kelompo

k 1

Penebangan

hutan secara

liar

Kelompo

k 2

Pembanguna

n jalan

Kelompo

k 3

Pembakaran

hutan

Kelompo

k 4

Penambanga

n pasir

B. Soal Tertulis

1. Sebutkan 3 dampak negatif dari pembakaran hutan !

2. Sebutkan 3 cara untuk menanggulangi pemanasan global!

3. Sebutkan 4 jenis kegiatan manusia yang dapat mempengaruhi

permukaan bumi !

LAMPIRAN 11

HASIL NILAI TES

SIKLUS I

MATA PELAJARAN IPA

KELAS V MI DARUL ULUM KARANGASEM

No. Kode Siswa Jenis Kelamin Nilai KKM

Individu

1. Siswa 1 L 60 -

Siswa 2 L 80 √

Siswa 3 L 80 √

Siswa 4 L 64 -

Siswa 5 P 80 √

Siswa 6 P 63 -

Siswa 7 L 80 √

Siswa 8 L 72 √

Siswa 9 P 80 √

Siswa 10 P 80 √

Siswa 11 P 80 √

Siswa 12 P 50 -

Siswa 13 P 70 √

Siswa 14 L 48 -

Siswa 15 L 80 √

Siswa 16 L 40 -

Siswa 17 P 70 √

Siswa 18 L 40 -

Siswa 19 P 80 √

Siswa 20 P 40 -

Siswa 21 P 80 √

Siswa 22 P 50 -

Jumlah 1467

Rata-rata 66,6

Ketuntasan Klasikal 59%

Keterangan :

∑ nilai seluruh peserta didik (F) = 1467

∑ peserta didik yang tuntas belajar (Ftb) KKM Individu = 13

∑ peserta didik (N)= N

= 66,6

Jadi dapat diketahui persentase ketutntasan klasikal dari KKM kelas yang

ditentukan oleh Madrasah yaitu:

(%)

= 59%

LAMPIRAN 12

HASIL NILAI TES

SIKLUS II

MATA PELAJARAN IPA

KELAS V MI DARUL ULUM KARANGASEM

No. Kode Siswa Jenis Kelamin Nilai KKM

Individu

1 Siswa 1 L 100 √

2 Siswa 2 L 80 √

3 Siswa 3 L 90 √

4 Siswa 4 L 80 √

5 Siswa 5 P 64 -

6 Siswa 6 P 100 √

7 Siswa 7 L 100 √

8 Siswa 8 L 70 √

9 Siswa 9 P 80 √

10 Siswa 10 P 60 -

11 Siswa 11 P 85 √

12 Siswa 12 P 75 √

13 Siswa 13 P 90 √

14 Siswa 14 L 75 √

15 Siswa 15 L 85 √

16 Siswa 16 L 75 √

17 Siswa 17 P 80 √

18 Siswa 18 L 100 √

19 Siswa 19 P 100 √

20 Siswa 20 P 60 -

21 Siswa 21 P 60 -

22 Siswa 22 P 80 √

Jumlah 1786

Rata-rata 81,1

Ketuntasan Klasikal 81,8%

Keterangan :

∑ nilai seluruh peserta didik (F) = 1786

∑ peserta didik yang tuntas belajar (Ftb) KKM Individu = 18

∑ peserta didik (N)= N=22

= 81,1

Jadi dapat diketahui persentase ketutntasan klasikal dari KKM kelas yang

ditentukan oleh Madrasah yaitu:

(%)

=81,8%

LAMPIRAN 13

DOKUMEN FOTO PENELITIAN

Gambar 10. Guru menjelaskan dengan media visual

Gambar 11. Siswa mendengarkan penjelasan dari guru.

Gambar 12. Siswa di bagi menjadi beberapa kelompok

Gambar 13. Siswa sedang berdiskusi

Gambar 14. Guru memberi intruksi saat berdiskusi

Gambar 15. Siswa mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas

Gambar 16. Siswa memperhatikan presentasi

Gambar 17. Guru mengoreksi hasil diskusi

LAMPIRAN 14

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Hana Layinatussyifa

Tempat Tanggal Lahir : Boyolali, 20 Agustus 1995

Jenis kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat : Sukokerep rt 01 rw 03, Garangan, Wonosegoro,

Boyolali

No.Telp : 08156726517

Email : [email protected]

Jenjang pendidikan :

RA PERWANIDA 2000-2002

MI DARUL ULUM KARANGASEM 2002 - 2008

SMP N 1 WONOSEGORO 2008 - 2011

SMK N 1 WONOSEGORO 2011 - 2014

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2014 -2018