4. kegiatan-kegiatan dan materi kampanye · kegiatan-kegiatan dan materi kampanye ... siapapun di...
TRANSCRIPT
4. KEGIATAN-KEGIATAN DAN MATERI KAMPANYE
Pembuatan pesan kampanye tidak hanya terkait dengan Teori Perubahan, tapi juga berbagai sasaran SMART yang telah disetujui dalam rencana
proyek awal, dan dalam kerangka waktu dan fungsi terkait dengan Strategi-strategi Penyingkiran Halangan yang diadopsi untuk secara fisik
mengurangi ancaman pembukaan hutan untuk lahan usaha kebun, dan menerapkan program penyingkiran halangan melalui kelompok Usaha
Bersama Simpan Pinjam (UBSP/CU) yang diajukan oleh Yayasan Pekat.
Bagian dari Rencana Proyek Akhir ini dimaksudkan untuk:
I: Mendeskripsikan kegiatan-kegiatan yang dilakukan
II: Memberikan bukti capaian Sasaran-sasaran SMART yang terkait dengan kegiatan-kegiatan ini
Bagian ini meninjau rangkaian kegiatan yang menargetkan petani perambah dan keluarga mereka. Tentu saja terdapat sejumlah tumpang tindih
materi antar khalayak-khalayak dan “masyarakat secara umum.” Dalam kasus yang disebutkan belakangan, ini sepenuhnya disengaja karena
siapapun di sekitar CA Dolok Sibualbulai dan SA Dolok Lubuk Raya disekitar kawasan Hutan Batang Toru di Kabupaten Tapanuli Selatan
memiliki kesempatan.untuk melakukan perubahan pengetahuan, sikap dan komunikasi interpersonal serta perilaku.
4.1. Kegiatan-Kegiatan Kampanye : Deskrips dan Evaluasi Efektivitas
Sasaran SMART Pengetahuan
Tabel 4.1 Rantai Hasil dan Sasaran SMART terkait Pengetahuan untuk Petani Perambah
Kegiatan 1 : Radio: Iklan Layanan Masyarakat; Kupon Pesan; & Media Diskusi/Talkshow
Alasan untuk kegiatan : Radio di identifikasi oleh petani sebagai sumber informasi dan hiburan dipercaya (survey pra: 15,7) dan sering di
dengar pada waktu-waktu tertentu seperti pukul 06ºº - 09ºº Wib (0% responden petani, survei pra), 15 ºº-18ºº Wib (27,8% responden petani,
survey pra) dan 18 ºº-21 ºº Wib (8,3% responden petani, survey pra). Media radio juga dipilih karena memiliki karakter biaya rendah dengan
jangkauan luas dan memungkinkan kedalaman pesan yang mendalam. Radio FM Pesantren Baharuddin Padang Sidempuan dipilih karena
yang berbasis dakwah agama dan pendengar untuk program agama ini lumayan pendengarnya di 4 desa target, dan memungkinkan untuk
menjadi materi kampanye di 4 desa target, walaupun radio FM Baharuddin Padang Sidempuan (52,8%, responden petani, survei pra)
Para Petani: Perenungan/ Pengetahuan
Tahap Teori
Perubahan
Pengetahuan (Pemberian Informasi untuk meningkatkan pengetahuan)
Rantai Hasil Petani Perambah menjadi sadar bahwa rusaknya kawasan hutan diakibatkan pembukaan untuk usaha kebun dapat mengakibatkan ancaman bagi
lingkungan dan ekonomi keluarga.
Sasaran SMART 1
Pada akhir Juni 2010, 35% Petani di 4 desa target sekitar CA Dolok Sibualbuali dan SA. Dolok Lubuk Raya (Aek Nabara, Janji Manaon, sugi
julu dan Sugi Jae) paham bahwa membuka hutan untuk lahan pertanian/perkebunan dapat mengakibatkan dampak berkurangnya kesuburan tanah
(meningkat dari 19% pada survey pra-proyek)
Sasaran SMART 2 Pada akhir Juni 2010, 40% petani di 4 desa target meningkat pengetahuanya tentang status kawasan Dolok Sibualbuali dan Dolok Lubuk Raya
(meningkat dari 22% pada survey pra-proyek)
Sasaran SMART 3 Pada akhir Juni 2010, 30% Petani di 4 desa utama miningkat pengetahuannya tentang defenisi Uasaha Bersama Simpan Pinjam/Credit union
(meningkat dari dari 0% pada survei pra-proyek)
Sasaran SMART 4 Pada akhir Juni 2010, 15% petani di 4 desa target dapat menyebutkan paling tidak 2 manfaat dari Usaha Bersama Simpan Pinjam/Credit Union
(meningkat dari 0% pada survey pra-survey)
Sasaran SMART 5 Pada Akhir Juni 2010, 35% Petani di 4 desa target tahu bahwa pengelolaan keuangan oleh kelompok usaha petani sudah berjalan dengan baik
(meningkat dari sebelumnya 14%)
Sasaran SMART 6 Pada akhir Juni 2010, 25% petani di 4 desa target menyatakan bahwa kelompok usaha ekonomi akan memberikan manfaat dalam mengarahkan
pengelolaan hutan dan lahan pertanian (meningkat dari 0% pada survey pra-proyek)
dibandingkan dengan radio Pro 2 FM Sibolga (66,7%, responden petani, survei pra) menjadi radio yang terbanyak di dengat oleh petani di 4 desa
target.
Deskripsi Kegiatan: Iklan Layanan Masyarakat (ILM) disiarkan sepanjang hari yang mengartikulasikan berbagai ancaman yang dihadapi CA
Dolok Sibualbuali dan SA Dolok Lubuk Raya di Kawasan Hutan Batang Toru di Tapanuli Selatan. ILM diawali dengan pesan pertama yang
memupuk pengetahuan tentang manfaat bergabung ke dalam UBSP/CU, kedua tentang cerita sukses masuk menjadi anggota kelompok
UBSP/CU. Dan ILM terakhir dibuat khusus untuk menyelamatkan Hutan dan Orangutan Sumatera dari pembukaan atau perusakan hutan, serta
dampak dari perbuatan tersebut.
Untuk melengkapi program radio ini, dibuat juga ”kupon radio” diperuntukkan bagi pendengar untuk
meminta lagu kepada stasiun radio sebagai hiburan. Di dalam kupon terdapat pesan-pesan untuk bergabung
dalam kelompok UBSP/CU dan himbauan terhadap pembukaan hutan yang mengakibatkan kerugian secara
material dan fisik warga masyarakat petani. Kupon di sebar di desa-desa target dan ditempatkan di kedai
kopi, warung sandang pangan, dan pengurus kelompok UBSP/CU. Kupon akan dibeli oleh masyarakat
sebesar Rp. 500,- per lembar, dan uang hasil penjualan kupon disimpan dan dijadikan sebagai uang usaha
kelompok UBSP/CU. Penggunaan kupon radio dikarenakan keterbatasan masyarakat petani di 4 desa target
yang tidak memiliki akses telepon atau Handphone sebagai alat komunikasi.
Radio juga dimanfaatkan untuk media bantu dalam diskusi kelompok bersama masyarakat petani dan
anggota kelompok UBSP/CU di 4 desa target. Ahli pertanian, lingkungan hidup dan pemasaran pertanian
akan direkam terlebih dahulu, sesuai dengan materi bahasan diskusi yang akan dilakukan. Begitu juga
rekaman wawancara dengan masyarakat petani yang menceritakan permasalahan di bidang pertanian
mereka. Rekaman ini akan direlay di radio pada waktu tertentu, yaitu pukul 20 ºº-21 ºº Wib setiap hari
Jumat malam Sabtu. Kelompok UBSP/CU dan masyarakat petani akan berkumpul pada salah satu rumah
anggota untuk mendengar dan mendiskusikan hasil rekaman para ahli tersebut.
ILM, Kupon Radio dan Diskusi Radio disiarkan oleh Radio FM Pesantren Baharuddin Padang Sidempuan sepanjang bulan Desember 2009 s/d
Juni 2010.
1. Iklan Layanan Masyarakat (ILM)
Sebanyak tiga ILM yang diproduksi pada tahap pelaksanaan kampanye bangga di Hutan Batang Toru selama 30 detik. Naskah ditulis oleh
Efrizal Adil dengan masukkan para pakar teknis di dalam Jaringan Radio Komunitas Sumatera Utara (JRK SU), serta dari tim kerja
Foto 2 Program Siaran Radio
kampanye bangga Yayasan Pekat sendiri. Naskah tersebut direkam ke taperecorder dan diuji coba kepada khalayak sasaran (Petani) dengan
cara diperdengarkan kepada mereka untuk mendapatkan dan mengetahui pemahaman serta daya ingat khalayak sasaran terhadap pesan ILM
yang diproduksi. Biasanya masing-masing ILM radio diuji hanya sekali, diperdengarkan kepada petani didalam sebuah pertemuan kelompok
UBSP/CU atau masyarakat petani lainnya. Salah satu komentar yang paling umum adalah bahwa kata-kata yang digunakan dalam ILM radio
sulit dipahami bila mempergunakan bahasa ilmiah atau bahasa akademisi, petani lebih memilih penggunaan bahasa yang biasa dan mudah
dipahami. Dan mereka lebih senang ILM berbicara mengenai kemampuan kelompok untuk memberikan kekuatan ekonomi baru bagi mereka
sehingga merasa nyaman dan mampu menjaga hutan dan keanekaragaman hayati sebagai aset bersama.
Setelah proses pengujian dan memodifikasi naskah, ILM secara profesional direkam bersama salah satu stasiun Radio kelompok JRK
Sumatera Utara di Medan, dengan teknisi saudara Muhammad Hidayat dan Tohap Simamora. Setiap ILM radio dimulai dengan lagu dan
musik daerah Tapanuli Selatan yang sama dan berakhir dengan ajakan untuk bertindak yaitu ”Marilah bergabung di dalam kelompok
UBSP/CU (versi 1), Mantap betul bersama UBSP (versi 2), dan Bersama Kita Selamatkan
Hutan(versi 3)”. ILM tersebut direkam secara digital dan disimpan dalam bentuk CD.
Salinannya kemudian diberikan kepada stasiun Radio FM Pesantren Baharuddin Padang
Sidempuan.
Negoisasi dilakukan dengan Radio FM Pesantren Baharuddin Padang Sidempuan tentang
kapan dan seberapa sering akan disiarkan ILM radio yang telah dibuat. Kami meminta agar
ILM tersebut diputar segera terutama di jam-jam tertentu, seperti di pukul 06ºº - 09ºº Wib,
15 ºº-18ºº Wib dan 18 ºº-21 ºº Wib setiap harinya.
Kami juga meminta agar ILM tersebut ditayangkan tanpa biaya untuk kampanye.
Pemohonan ini dipenuhi dengan satu permintaan adalah, kami diminta memberikan uang
pengganti transportasi kepada 2 orang penyiar radio yang nanti akan bertanggungjawab
dalam menayangkan siaran ILM radio kami.
Selama bulan Juli 2009 sampai dengan Juni 2010, sebanyak 1170 kali, dengan waktu siar
(airtime) kumulatif kurang lebih 1742,52 menit atau 29,42 Jam. Radio FM Baharuddin Padang
Sidempuan memiliki rata-rata pendengar harian 5.800 pada slot waktu pilihan di pagi hari dan malam hari. (Lihat
Tabel 4.2 di bawah)
Foto 3 Briefing sebelum On Air, antara staff
Yayasan Pekat dan Penyiar Radio FM Baharuddin
Padang Sidempuan.
Tabel 4.2 Jadwal siar dan Biaya ILM di Radio FM Baharuddin Padang Sidempuan (Juli 2009 – Juni 2010)
Nama Stasiun Tanggal Siaran Slot Waktu Selingan Per-spot
Waktu
Biaya Per-
spot waktu
Biaya
Perhari
Radio FM Burhanuddin P. Sidempuan 6 Juni s/d 30 Juni 2009 Pagi / Malam 1,56 Menit
25,000
250,000
Radio FM Burhanuddin P. Sidempuan 6 Juni s/d 30 Juni 2009 Malam 15 menit
75,000
300,000
Radio FM Burhanuddin P. Sidempuan I Juli s/d 31 Juli 2009 Pagi / Malam 1,56 Menit
25,000
250,000
Radio FM Burhanuddin P. Sidempuan I Juli s/d 31 Juli 2009 Malam 15 menit
75,000
300,000
Radio FM Burhanuddin P. Sidempuan 1 Agustus s/d 31 Agustus 2009 Pagi / Malam 1,56 Menit
25,000
250,000
Radio FM Burhanuddin P. Sidempuan 1 Agustus s/d 31 Agustus 2009 Malam 15 menit
75,000
300,000
Radio FM Burhanuddin P. Sidempuan 1 September s/d 30 September 2009 Pagi / Malam 1,56 Menit
25,000
250,000
Radio FM Burhanuddin P. Sidempuan 1 September s/d 30 September 2009 Malam 15 menit
75,000
300,000
Radio FM Burhanuddin P. Sidempuan 1 Oktober s/d 31 Oktober 2009 Pagi / Malam 1,56 Menit
25,000
250,000
Radio FM Burhanuddin P. Sidempuan 1 Oktober s/d 31 Oktober 2009 Malam 15 menit
75,000
300,000
Radio FM Burhanuddin P. Sidempuan 1 November s/d 30 November 2009 Pagi / Malam 1,56 Menit
25,000
250,000
Radio FM Burhanuddin P. Sidempuan 1 November s/d 30 November 2009 Malam 15 menit
75,000
300,000
Nama Stasiun Tanggal Siaran Slot Waktu Selingan Per-spot
Waktu
Biaya Per-
spot waktu
Biaya
Perhari
Radio FM Burhanuddin P. Sidempuan 6 Desember s/d 31 Desember 2009 Pagi / Malam 1,56 Menit
25,000
250,000
Radio FM Burhanuddin P. Sidempuan 6 Desember s/d 31 Desember 2009 Malam 15 menit
75,000
300,000
Radio FM Burhanuddin P. Sidempuan 1 Januari s/d 31 Januari 2010 Pagi / Malam 1,56 Menit
25,000
250,000
Radio FM Burhanuddin P. Sidempuan 1 Januari s/d 31 Januari 2010 Malam 15 menit
75,000
300,000
Radio FM Burhanuddin P. Sidempuan 1 Februari s/d 28 Februari 2010 Pagi / Malam 1,56 Menit
25,000
250,000
Radio FM Burhanuddin P. Sidempuan 1 Februari s/d 28 Februari 2010 Malam 15 menit
75,000
300,000
Radio FM Burhanuddin P. Sidempuan 1 Maret s/d 31 Maret 2010 Pagi / Malam 1,56 Menit
25,000
250,000
Radio FM Burhanuddin P. Sidempuan 1 Maret s/d 31 Maret 2010 Malam 15 menit
75,000
300,000
Radio FM Burhanuddin P. Sidempuan 1 April s/d 30 April 2010 Pagi / Malam 1,56 Menit
25,000
250,000
Radio FM Burhanuddin P. Sidempuan 1 April s/d 30 April 2010 Malam 15 menit
75,000
300,000
Radio FM Burhanuddin P. Sidempuan 1 Mei s/d 31 Mei 2010 Pagi / Malam 1,56 Menit
25,000
250,000
Radio FM Burhanuddin P. Sidempuan 1 Mei s/d 31 Mei 2010 Malam 15 menit
75,000
300,000
Radio FM Burhanuddin P. Sidempuan 1 Juni s/d 30 Juni 2010 Pagi / Malam 1,56 Menit
25,000
250,000
Nama Stasiun Tanggal Siaran Slot Waktu Selingan Per-spot
Waktu
Biaya Per-
spot waktu
Biaya
Perhari
Radio FM Burhanuddin P. Sidempuan 1 Juni s/d 30 Juni 2010 Malam 15 menit
75,000
300,000
Jumlah (Rp)
7,150,000
Biaya iklan di Radio FM Baharuddin Padang Sidempuan membebankan biaya transportasi bagi penyiar radio (yaitu sebesar Rp. 500.00 x 7
bulan, Rp. 3.500.000,- selama kegiatan berlangsung) , dan nilai sumbangan yang diberikan untuk mendukung siaran ILM radio menggambarkan
biaya sebenarnya untuk menyiarkan ILM Radio selama satu spot (1,30 menit). Seperti yang dapat kita lihat dari tabel diatas maka diperkirakan
sumbangan radio pada program acara ILM ini sebesar Rp. 7.150,000,- (tujuh juta seratus lima puluh ribu rupiah)
Selanjutnya Tabel 4.3 di bawah ini menggambarkan tema dari ILM yang kami siarkan selama kurun waktu 12 bulan masa kampanye bangga di 4
desa target.
Tabel 4.3 Program Radio Kampanye Pride Hutan Batang Toru: Tema ILM/PSA, Pesan Kunci, Frekuensi siaran dan durasi.
Tema ILM/PSA Pesan-Pesan Utama Tanggal
penyiaran
Acara Pagi (Jumlah total
waktu siaran)
Sore & Malam Hari
(jumlah total waktu siar) Catatan lain
Bergabung dalam
UBSP/CU
Jangan Membuka Hutan Untuk
Ladang Baru; bergabung dengan
UBSP/CU disana ada Pelatihan dan
Modal Usaha
6 Juli s/d
Oktober
2009
Radio FM Burhanuddin
Padang Sidempuan 91,60
Mhz; setiap hari Senin s/d
Minggu. Jumlah : 117 kali
Radio FM Burhanuddin
Padang Sidempuan 91,60
Mhz; setiap hari Senin s/d
Minggu. Jumlah : 234 kali
Total waktu siaran
: 351 kali
Tema ILM/PSA Pesan-Pesan Utama Tanggal
penyiaran
Acara Pagi (Jumlah total
waktu siaran)
Sore & Malam Hari
(jumlah total waktu siar) Catatan lain
Mantap betul
bersama UBSP
Jangan Biarkan Hutan Kita Hancur;
UBSP menjamin modal udaha dan
kesejahteraan keluarga kita
November
2009 s/d
Februari
2010
Radio FM Burhanuddin
Padang Sidempuan 91,60
Mhz; setiap hari Senin s/d
Minggu. Jumlah : 120 kali
Radio FM Burhanuddin
Padang Sidempuan 91,60
Mhz ; setiap hari Senin s/d
Minggu. Jumlah : 240 kali
Total waktu siaran
: 360 kali
Bersama Kita
Selamatkan Hutan
Mari bersama kita mengatasi
masalah; UBSP menjadikan kita
Mandiri dan Hutan kita
terselamatkan
Maret s/d
Juli 2010
Radio FM Burhanuddin
Padang Sidempuan 91,60
Mhz; setiap hari Senin s/d
Minggu. Jumlah : 153 kali
Radio FM Burhanuddin
Padang Sidempuan 91,60
Mhz; setiap hari Senin s/d
Minggu. Jumlah : 306 kali
Total waktu siaran
: 459 kali
2. Kupon Radio
Karena ketidakadanya akses dan keterbatasan pengguna telepon selular maupun telepon kabel di desa, maka dipergunakan kupon radio yang
diberi nama ”kupon Mandiri” yang disebarkan oleh pengurus kelompok UBSP di kedai kopi, warung, dan tempat-tempat strategis lainnya.
Kupon ini dijual, dengan harga Rp. 500,- per lembar, uang hasil penjualan kupon akan masuk ke dalam uang kas kelompok UBSP. Selain
itu, kupon ini pun memiliki fungsi untuk mendorong target khalayak mau mendengarkan radio FM Baharudin, serta juga mendata seberapa
besar respons target khalayak terhadap pesan-pesan kampanye yang disebarkan. Selanjutnya uang penjualan kupon yang masuk ke kas
digunakan untuk kas kelompok desa. Hingga Juli 2010, tercatat nilai total penjualan kupon sebesar Rp. 4.825.000,-
Di dalam kupon terdapat permintaan lagu dan pesan/kesan mereka terhadap kondisi desa dan hutan sekitar mereka, umumnya kupon yang
telah ditulis oleh masyarakat petani, akan dikumpulkan oleh pengurus kelompok UBSP, sembari mengambil uang pembelian kupon kepada
pemilik kedai kopi, warung dan tempat lainnya. Setelah terkumpul, pengurus kelompok UBSP tersebut menyerahkan kepada pemandu desa
yang sudah terlatih. Bersama staff lapangan Yayasan Pekat, pemandu desa akan mengantar kupon-kupon yang telah terisi tadi ke Radio FM
Burhanuddin Padang Sidempuan, jarak tempuh dari desa ke stasiun radio membutuhkan waktu 4 jam lebih, dan memakai kenderaan sepeda
motor.
Beragam pendapat masyarakat terhadap pesan dan kesan mereka terhadap ekonomi
dan konservasi, namun diakhir-akhir program terlihat harapan besar masyarakat
desa terhadap baiknya hutan mereka, disamping dalam beberapa bulan yang lalu
terjadi longsor dan banjir bandang di beberapa desa tetangga mereka, sehingga isi
pesan lebih kepada permintaan menyelamatkan hutan sebagai sumber air dan
penahan erosi, serta rumah bagi berbagai keanekaragaman hayati, khususnya
terhadap orangutan sumatera di desa mereka yang telah begitu mereka ketahui
menjadi sorotan dunia Internasional.
Dalam satu minggu pemandu desa dan staff lapangan Yayasan Pekat bisa
mengumpulkan 50-100 lembar kupon mandiri, dan menyerahkan kepada penyiar
radio FM Burhanuddin Padang Sidimpuan untuk dibacakan, oleh penyiar radio
kupon ini tidak masuk dalam acara khusus mereka, tetapi bisa saja kupon ini
dibaca dipagi hari, siang, atau malam hari, sesaui dengan jadwal acara permintaan
lagu program radio itu sendiri. Secara tidak langsung petugas radio membacakan
pesan yang ada di kupon dan didengar oleh berbagai lapisan masyarakat sesaui
dengan jangkauan siaran radio ini, jadi tidak terbatas hanya di 4 desa target dalam
proyek ini. Dan menariknya lagi di dalam KAP Survei awal diketahui bahwa untuk
hiburan dan informasi, radio dikalahkan oleh Televisi, tetapi setelah program ini
berjalan radio merupakan saingan berat dari televisi untuk hiburan dan informasi
di desa-desa target proyek ini.
Foto 4 Kupon Radio yang berisi
komentar khalayak
Diskusi Radio
Harapannya adalah kampanye akan bekerja sama dengan stasiun radio FM Baharuddin Padang Sidempuan untuk menyelenggarakan acara
telepon interakatif. Acara ini akan digunakan untuk menyediakan informasi tambahan dan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan para
pendengar terutama dalam masalah pertanian dan perkebunan masyarakat petani. Pada akhirnya proses awal KAP Survei dan diskusi dengan
masyarakat petani dilakukan, diketahui bahwa signal telekomunikasi selular di 4 desa target tidak ada dan penggunaan atau yang memanfaatkan
telepon selular bisa dihitung hanya beberapa orang saja dan dipergunakan pada tempat-tempat tertentu di desa.
Tim kerja Kampanye Bangga Yayasan Pekat melakukan diskusi dengan Program Project Manager (PPM) RARE di Bogor, akhirnya diputuskan
untuk memanfaatkan radio dalam melakukan diskusi kelompok dan masyarakat petani lainnya. Program radio ini dimulai dengan menyiarkan
terlebih dahulu rekaman wawancara staff lapangan Pekat dengan masyarakat petani tentang permasalahan pertanian, perkebunan, kesehatan dan
lingkungan sekitar mereka, 2-3 hasil wawancara tadi dipilih yang dari persoalan yang terbanyak kasusnya, kemudian hasil rekaman wawancara
tersebut (direkam dalam taperecorder mini) kembali diperdengarkan dengan ahli (sebagai panelis) sesuai dengan bidangnya di kota Medan,
kemudian tim kerja kampanye bangga meminta kepada ahli untuk menjawabnya serta memberikan beberapa saran, masukkan dan contoh-contoh
keberhasilan di tempat lain, serta beberapa contoh kegagalan yang hampir sama dengan permasalahan yang ada di desa. Semua pembicaraan
Foto 5, Petani Mendengar Radio dan menulis kupon; staff Yayasan Pekat saat mewawancarai salah seorang petani; gambar paling bawah merupakan suasana
diskusi radio
dengan panelis direkam dalam taperecorder mini, hasil pembicaraan dengan panelis dan wawancara dengan masyarakat petani tadi kemudian
diedit dalam komputer (laptop; dengan program Adobe Audition 1,5. Hasil rekaman tersebut dimasukkan ke dalam CD dan diserahkan kepada
Radio FM Baharuddin Padang Sidempuan untuk diputarkan pada hari tertentu yang telah disepakati bersama anggota kelompok dan masyarakat
petani lainnya.
Pendengar radio adalah anggota kelompok dan beberapa masyarakat petani yang hadir di salah satu rumah anggota kelompok UBSP. Sebelum
berkumpul, staff lapangan dan pengurus kelompok membuat pengumuman di papan publikasi desa tentang rencana ’diskusi radio’ yang
diselenggarakan tanggal, waktu, dan tempat keberadaan diskusi serta materi diskusi minggu ini. Setelah anggota kelompok dan masyarakat
petani lainnya berkumpul, maka tim kerja kampanye Bangga membagikan lembar fakta yang isinya berkaitan dengan materi diskusi, lembar
fakta adalah tambahan informasi tentang kaitan pertanian dan konservasi, hal ini selalu diutamakan dalam lembar fakta tersebut.
Proses diskusi kelompok yang biasanya dilakukan adalah: Pertama, radio akan menyiarkan ILM radio, kemudian dilanjutkan dengan hasil
rekaman wawancara dengan angota masyarakat petani (2-3 wawancara pendek), yang diungkapkan adalah permasalahan,baru selanjutnya
rekaman dengan panelis, 5 menit kemudian siaran dari panelis dihentikan, penyiar radio membacakan permintaan lagu dari masyarakat petani
(dari Kupon Mandiri), hanya 1 lagu saja, kemudian lanjutan pembicaraan rekaman panelis dilanjutkan, 5 menit kemudian permintaan lagu dari
kupon mandiri dibacakan kembali, dan cukup 1 lagu saja. Kemudian dilanjutkan dengan pembicaraan rekaman panelis tadi. Biasanya
pembicaraan panelis direkam hanya 15 menit, saat pemutaran lagu, staff lapangan meminta kepada anggota kelompok dan masyarakat petani
yang mendengar untuk mencatat hal-hal penting yang didengar atau persoalan apa yang tidak dipahami dari siaran tersebut. Dan begitu selesai
pembicaraan panelis di radio, maka dilanjutkan dengan, pengumuman tentang topik minggu depan dan diiringi dengan hasil wawancara dengan
masyarakat petani mengenai permasalahn mereka untuk topik minggu depan.
Dengan berakhir mendengar radio tersebut, maka diskusi dilanjutkan dengan dipandu oleh staff lapangan dan pemandu lokal yang telah dilatih
sebelumnya, diskusi berlangsung dengan memakai metode ORID, bila beberapa pertanyaan tidak dapat dijawab dalam diskusi ini, maka dalam
lembaran khusus akan dicatat dan dibawa kembali ke panelis, pada pertemuan selanjutnya akan dijawab dalam lembaran fakta.
Demikian suasana diskusi dengan memakai media radio, hal ini dipergunakan karena jarak tempuh desa yang jauh dan akses komunikasi selular
tidak ada. Sehingga jangkauan radio sangat menguntungkan untuk menyebarkan pengetahuan dan informasi.
Kegiatan diskusi kelompok dengan media ini biasanya dilakukan . 1 kali seminggu di 4 kelompok UBSP, antara lain :
Tabel 4.4 Jadwal Diskusi Kelompok
Tanggal Lokasi Pertemuan (Jumlah
Yang Hadir) Topik Pertemuan Narasumber
1/7/2009 Aek Nabara; 20 orang Bagaimana Daerah Aliran Sungai (DAS) Bekerja Mudiastuti, M.Si
3/7/2009 Janji Manaon; 28 orang
9/7/2009 Sugi Jae; 19 orang
8/7/2009 Sugi Julu; 15 orang
9/7/2009 Aek Nabara; 20 orang Pengaruh Kesehatan dari DAS yang rusak; ketika tanah dibersihkan
dari pohon dan tanaman (deforestasi), lapisan tanah hanya dapat
menahan sedikit air, mengeringkan sumur-sumur dan mata air.
Mudiastuti, M.Si
13/7/2009 Janji Manaon; 28 orang
15/7/2009 Sugi Jae; 19 orang
16/7/2009 Sugi Julu; 15 orang
22/7/2009 Aek Nabara; 20 orang Fungsi Hutan bagi manusia; hutan rusak maka kesehatan warga
akan terancam
Indra Sakti, SKM
23/7/2009 Janji Manaon; 28 orang
25/7/2009 Sugi Jae; 19 orang
27/7/2009 Sugi Julu; 15 orang
1/8/2009 Aek Nabara; 20 orang Hutan, Pangan, Bahan Bakar, dan Obat-obatan; di dalam hutan
terdapat berbagai jenis buah, kacang-kacangan, benih , akar, dan
hewan yang bermanfaat bagi makanan dan obat untuk manusia
Mudiastuti, M.Si
3/8/2009 Janji Manaon; 28 orang
6/8/2009 Sugi Jae; 19 orang
8/8/2009 Sugi Julu; 15 orang
15/8/2009 Aek Nabara; 31 orang Hutan dan Mata Pencaharian; Penebangan hutan menyebabkan
kemiskinan dan kemiskinan menyebabkan makin banyaknya
penebangan hutan.
Muhd. Said Srg
19/8/2009 Janji Manaon; 27 orang
22/8/2009 Sugi Jae; 35 orang
25/8/2009 Sugi Julu; 28 orang
29/8/2009 Aek Nabara; 31 orang Ekoturisme; sebuah cara untuk mendapatkan uang dari pengunjung
yang datang - cara yang baik untuk menghasilkan uang.
Miskun Mendez
5/9/2009 Aek Nabara; 25 orang
12/9/2009 Janji Manaon; 23 orang
3/10/2009 Sugi Jae; 25 orang
6/10/2009 Sugi Julu; 23 orang
10/10/2009 Aek Nabara; 31 orang Hasil-hasil hutan non-kayu; segala sesuatu selain kayu yang dapat
diambil dan dijual tanpa merusak hutan
Hakimuddin
12/10/2009 Janji Manaon; 27 orang
16/10/2009 Sugi Jae; 35 orang
21/10/2009 Sugi Julu; 28 orang
25/10/2009 Janji Manaon; 23 orang Perbaikan Lahan Rusak; sukssi alami - penanaman pohon
(pemilihan benih atau potongan batang pohon)
Budianto
31/10/2009 Sugi Jae; 25 orang
2/11/2009 Aek Nabara; 25 orang
5/11/2009 Janji Manaon; 23 orang
7/11/2009 Sugi Jae; 25 orang
9/11/2009 Sugi Julu; 23 orang
14/11/2009 Aek Nabara; 25 orang Ketahanan Pangan masyarakat petani; semua orang mendapatkan
makanan yang bergizi sepanjang tahun
Mudiastuti, M.Si
15/11/2009 Sugi Jae; 25 orang
16/11/2009 Sugi Julu; 23 orang
6/12/2009 Janji Manaon; 20 orang
8/12/2009 Aek Nabara; 25 orang Racun Pestisida; pestisida penyebab beberapa gangguan kesehatan
dan tanaman
Indra Sakti, SKM
12/12/2009 Janji Manaon; 23 orang
14/12/2009 Sugi Jae; 25 orang
16/12/2009 Sugi Julu; 23 orang
18/12/2009 Aek Nabara; 25 orang Usahatani Berkelanjutan; tanaman yang sehat membutuhkan tanah
yang sehat
Mudiastuti, M.Si
9/1/2010 Janji Manaon; 23 orang
10/1/2010 Sugi Jae; 25 orang
12/1/2010 Sugi Julu; 23 orang
6/2/2010 Aek Nabara; 31 orang Pupuk Hijau dan tanaman penutup tanah; tanaman kacang-
kacangan
Budianto
8/2/2010 Janji Manaon; 27 orang
11/2/2010 Sugi Jae; 35 orang
15/2/2010 Sugi Julu; 28 orang
18/2/2010 Aek Nabara; 31 orang Mulsa, Kompos, Pupuk Kandang; cara baik memperbaiki tanah dan
mengendalikan gulma
Budianto
20/2/2010 Janji Manaon; 27 orang
21/2/2010 Sugi Jae; 35 orang
23/2/2010 Sugi Julu; 28 orang
4/3/2010 Aek Nabara; 31 orang Masalah Hama; disebabkan kebakaran, banjir, pembukaan lahan
baru, pestisida, atau hilangnya predator hama
Budianto
7/3/2010 Janji Manaon; 27 orang
9/3/2010 Sugi Jae; 35 orang
13/3/2010 Sugi Julu; 28 orang
14/3/2010 Aek Nabara; 31 orang Mendorong Predator Hama Alami; burung, kadal, katak, kelelawar,
capung, tawon, laba-laba, belalang, kumbang, dan lainnya
Mudiastuti, M.Si
16/3/2010 Janji Manaon; 27 orang
18/3/2010 Sugi Jae; 35 orang
20/3/2010 Sugi Julu; 28 orang
22/3/2010 Aek Nabara; 31 orang Tanaman Campuran; mengurangi penyebaran hama dari tanaman
satu ke tanaman lainnya
Hakimuddin
24/3/2010 Janji Manaon; 27 orang
27/3/2010 Sugi Jae; 35 orang
28/3/2010 Sugi Julu; 28 orang
30/3/2010 Sugi Jae; 35 orang mengendalikan satwa/binatang; solusi Mudiastuti, M.Si
3/5/2010 Sugi Julu; 28 orang
5/5/2010 Aek Nabara; 31 orang
7/5/2010 Janji Manaon; 27 orang
10/5/2010 Sugi Jae; 35 orang Keselamatan dan keadaan darurat; bencana banjir, gempa bumi dan
kebakaran, membuat rencana penyelamatan untuk keadaan darurat
Efrizal Adil Lubis
11/5/2010 Sugi Julu; 28 orang
13/5/2010 Aek Nabara; 31 orang
17/5/2010 Janji Manaon; 27 orang
19/5/2010 Sugi Jae; 35 orang Sanitasi; untuk kesehatan bersama Efrizal Adil Lubis
22/5/2010 Sugi Julu; 28 orang
24/5/2010 Aek Nabara; 25 orang
27/5/2010 Janji Manaon; 23 orang
29/5/2010 Sugi Jae; 25 orang Mengelola Limbah Padat dan Limbah Rumah Tangga menjadi yang
bermanfaat
Syofyan Moechtar
1/6/2010 Sugi Julu; 23 orang
3/6/2010 Aek Nabara; 25 orang
6/6/2010 Janji Manaon; 23 orang
8/6/2010 Sugi Jae; 25 orang Penyimpanan Air dan Irigasi; membantu menyimpan air dan
menyalurkannya
Mudiastuti, M.Si
9/6/2010 Sugi Julu; 23 orang
11/6/2010 Aek Nabara; 25 orang
13/6/2010 Janji Manaon; 23 orang
15/6/2010 Sugi Jae; 25 orang Mengurangi pengaruh tontonan Sinetron dewasa bagi anak-anak
dan remaja di desa; dampak pergaulan sex bebas bagi remaja
Hj. Yasni
17/6/2010 Sugi Julu; 23 orang
19/6/2010 Aek Nabara; 25 orang
21/6/2010 Janji Manaon; 23 orang
24/6/2010 Sugi Jae; 25 orang Usaha Bersama Simpan Pinjam; mengembangkan kelompok Usaha
kelompok
Miskun Mendez
26/6/2010 Sugi Julu; 23 orang
27/6/2010 Aek Nabara; 25 orang
28/6/2010 Janji Manaon; 23 orang
Kegiatan 2 : Lembar Fakta
Alasan untuk kegiatan : untuk
mendukung program diskusi
kelompok, pada setiap
pelaksanaan diskusi radio, maka
diperlukan lembar fakta yang
berfungsi sebagai sumber
informasi tambahan dan
pendukung dalam pelaksanaan
diskusi.
Deskripsi Kegiatan : Lembar fakta ini dirancang untuk melakukan dua hal, yaitu untuk menjelaskan,
dan mengingatkan Petani tentang bahaya kerusakan hutan, dan manfaat menjaga kelestarian hutan
Foto 6 Lembar Fakta
Lembar fakta ini didesain untuk memenuhi dua kebutuhan tersebut. Lembar itu sendiri terdiri dari selembar pamflet kertas A4 berwarna yang
dilipat, murah untuk diproduksi dan dapat diberikan pada pertemuan-pertemuan komunitas. Karena tingkat melek huruf yang relatif rendah,
penggunaan kata-kata dikurangi dan banyak foto ditampilkan termasuk foto-foto yang menunjukkan kerusakan-kerusakan atau foto-foto terbaik
dalam memperlakukan hutan. Dalam lembar fakta terdapat lembar yang dilaminating plastik supaya tahan air dan warnanya tidak cepat pudar.
Lembar yang dilaminating plastik ini berfungsi untuk mengingatkan kembali dan sebagai tambahan untuk pelatihan yang telah diberikan.
Lembar yang dilaminisi ini berisi topik tentang hal-hal apa yang didalam diskusi terdahulu tidak terjawab oleh peserta diskusi dan mendapatkan
jawaban kembali dari ahli. Pengembangan lembar fakta dimulai pada awal November 2009 ketika kebutuhan untuk menjawab pertanyaan petani
dalam diskusi radio dan beberapa orang masyarakat petani mempertanyakan status kawasan CA Dolok Sibualbuali kepada kami. Tim membuat
dan mencetak setiap seminggu sekali sebanyak 200 lembar. Total hingga akhir program tercetak 400 lembar fakta dalam 2 versi, untuk versi Lux
berisikan tentang topic diskusi kedepannya (yang akan di diskusikan) versi kertas HVS (fotocopy) merupakan jawaban dari ahli terhadap
pertanyaan yang tidak terjawab dalam diskusi terdahulu..
Evaluasi media yang dipergunakan dalam beberapa kali pertemuan dengan masyarakat petani dan anggota kelompok UBSP dengan iklan ILM,
Diskusi Radio, Kupon Radio, Wawancara, dan lembar fakta ternyata sangat bermanfaat dan keseluruhan media kampanye tersebut saling
berkaitan, antara lain. ILM mampu menyampaikan pesan-pesan yang di ingin sampaikan kepada sasaran target sedangkan bagi anggota
masyarakat penyiaran ILM tersebut menambah rasa bangga mereka yang telah terlebih dahulu masuk menjadi anggota kelompok UBSP dan
pelopor konservasi di desa mereka, hal ini dapat diketahu dari wawancara terbuka dalam kelompok maupun perbincangan pribadi staff lapangan
dengan anggota kelompok di luar arena pertemuan.
Untuk wawancara radio yang melibatkan masyarakat petani, juga menjadikan petani merasa dihargai sebagai warga yang pendapat dan
masalahnya di dengar oleh banyak orang melalui radio. Oleh sebagian petani yang diwawancarai selalu mempromosikan tentang jadwal
penyiaran rekaman wawancaranya kepada masyarakat petani lain, terutama kepada keluarga mereka di desa sendiri maupun di didesa tetangga
lainnya. Secara tidak langsung program wawancara dan diskusi radio yang kami buat terpromosikan jauh melebihi jangkauan desa target kami.
Bahkan salah satu petani yang kami wawancarai menjadi narasumber dari berbagai kegiatan kecamatan yang diselenggarakan oleh Pemerintah
Kecamatan Marancar. Petani tersebut menjadi lebih percaya diri dengan apa yang telah dilakukannya bersama kami dalam membentuk
kelompok UBSP dan menyelematakan hutan Batang Toru di sekitar tempat tinggalnya, petani tersebut bernama Hotdin Taufiq Siagian, yang
juga merupakan tokoh agama di desa Sugi Julu, sebagai Khatib Jumat tetap di Mesjid dan Ketua Kelompok UBSP di Desa Sugi Julu.
Mendengar paparan ahli melalui siaran diskusi radio merupakan hal baru bagi masyarakat petani di 4 desa
target kami, sehingga dalam survey awal diketahui bahwa radio merupakan hiburan ketiga bagi
masyarakat petani setelah televise yang menawarkan berita ter up to date, sinetron, dan acara lainnya.
Dibulan-bulan pertama, untuk mengajak masyarakat petani dan anggota kelompok dalam diskusi radio ini
sangat melelahkan, yang pasti kebiasaan bersama untuk menyaksikan program siaran di TV sudah
merupakan rutinitas mereka. Tetapi program diskusi radio tetap kami jalankan dengan peserta utama
adalah anggota kelompok yang jumlahnya terbatas. Setelah hasil wawancara dan diskusi radio tersebut
kami tampilkan dalam bentuk tulisan (lembar informasi atau lembar fakta) di Papan Informasi desa, hal
ini mulai menarik perhatian mereka, selanjutnya dengan kehadiran kupon radio yang menawarkan pilihan
lagu kesenangan mereka, juga menambah keinginan mereka untuk mendengar radio. Sebab dalam kupon
juga diberi kesempatan kepada petani untuk mengungkapkan perasaannya terhadap perkembangan desa
dan konservasi, pesan-pesan mereka dibacakan oleh penyiar sebelum lagu permintaan mereka diputarkan,
hal ini menjadikan kebanggaan bagi petani apabila pesan nya dibaca dan didengar banyak orang.
Kegiatan 3: Pertemuan-pertemuan Petani dan Masyarakat
Alasan untuk kegiatan: Petani perambah merupakan khalayak primer yang disasar untuk mencegah
terjadi pembukaan hutan untuk lahan usaha kebun. Mereka harus memahami perbuatan pembukaan hutan
tersebut sangat merugikan bagi lingkungan kehidupan mereka dan kelangsungan hidup satwa endemic
Orangutan Sumatera, petani harus bersedia untuk membantu dan memahami secara tepat apa yang
diminta dari mereka.
Petani memiliki pandangan yang tradisional, berisiko menolak dan banyak memiliki tingkat melek huruf
yang relatif rendah dan tidak bisa berbahasa Indonesia dengan benar. Kampanye ini tidak bisa
mengandalkan materi-materi tertulis atau audio-visual saja untuk menghasilkan perubahan perilaku.
Sementara poster, papan informasi dan khotbah yang diberikan oleh "sumber-sumber terpercaya" dapat
membuat khalayak ini lebih mudah menerima perubahan, diperlukan percakapan –antar personal,
pemodelan perilaku dan persuasi guna menggerakkan mereka untuk bertindak. Petugas kampanye perlu
bertemu dengan petani untuk berbicara dengan mereka, mendapatkan kepercayaan mereka dan
menunjukkan kepada mereka apa yang dibutuhkan. Satu kesempatan atau pembukaan untuk melibatkan petani adalah pada malam hari, ketika
mereka berada di rumah masing-masing, mereka sedang bersantai di antara kelompok mereka sendiri. Ini adalah saat ketika kelompok-kelompok
Foto 7 berbagai bentuk Diskusi kelompok,
bisa meminjam ruang kelas salah satu
sekolah, atau dirumah salah satu anggota
dan di kedai kopi.
kecil petani berkumpul, terlibat dalam percakapan dan mungkin terbuka untuk belajar tentang program ini. Televisi adalah barang langka di
rumah mereka dan, karena tingkat pendapatan rendah.
Manajer Kampanye dalam periode Pride, menyelenggarakan serangkaian pertemuan masyarakat pada malam hari di rumah salah satu anggota
petani, serta di kedai kopi tempat petani laki-laki berkumpul. Kedai kopi pun dipilih karena biasanya tempat bagi laki-laki di desa berkumpul
dan melakukan interaksi social mereka.
Evaluasi dari hasil pertemuan petani dan masyarakat di 4 desa target selalu dilakukan pada malam hari, disebabkan anggota petani umumnya
sejak pagi hingga sore hari dipenuhi kewajiban untuk mengurusi kebun dan sawah mereka. Kendala lain adalah waktu yang terbatas, hanya
malam hari kemudian belum lagi masalah cuaca, bila hujan, atau ada acara pesta maupun kemalangan di tengah-tengah masyarakat, maka
pertemuan sering terkendala dan kemungkinan pertemuan bisa dimundurkan waktunya pada hari selanjutnya.
Bagi kami dilapangan ini merupakan beban yang sangat berat dan penuh dengan tantangan,
sebagaimana mestinya capaian target harus segera terselesaikan, namun kendala-kendala lapangan
menjadikan lain, dan disamping itu jarak tempuh dari satu desa ke desa lainnya sangat jauh dan
membutuhkan waktu tempuh yang lama, sering staff lapangan harus bermalam di desa, kemudian
melanjutkan pertemuan ke desa yang lainnya. Tetapi menjelang akhir proyek, hal ini tidak menjadi
hambatan lagi sebab pengurus kelompok mampu melakukan sendiri pertemuan di desa mereka,
hanya saja perlu tetap dilakukan monitoring capaian target sasaran dan konteks diskusi atau
pertemuan kelompok. Sehingga tidak terjadi bias dan pembicaraan yang tidak focus di dalam
pertemuan kelompok.
Kegiatan 4 : Buku Kumpulan Kothbah Jumat
Alasan untuk kegiatan : Di 4 desa target, para pemimpin agama adalah sumber-sumber informasi
yang dipercaya (Survei pra, 2009, 80% dari petani yang disurvei percaya bahwa para pemimpin
agama mereka "sangat dapat dipercaya" dalam memberikan informasi tentang perhatiannya
terhadap lingkungan (67,9%, survey pra) bukan hanya mengenai kitab suci dan nilai-nilai moral,
tetapi juga sebagai penyedia informasi yang jujur mengenai aspek-aspek kehidupan masyarakat
yang lebih luas. anggota masyarakat akan mencari tokoh-tokoh masyarakat tersebut untuk
membantu mengisi formulir, menangani perselisihan atau bernegosiasi dengan badan-badan
pemerintah. Dengan demikian, mereka menjadi pihak-pihak yang "dapat dipercaya". Gambar 4.1 buku kumpulan Khotbah
Jumat
Fakta ini, ditambah dengan kenyataan bahwa kitab suci agama dari semua denominasi menyerukan pengelolaan sumber daya alam secara
bijaksana, membuat para pengurus mesjid dan pemimpin gereja menjadi mitra alami dalam kampanye untuk melindungi CA Dolok Sibualbuali
dan SA Dolok Lubuk Raya di Kawasan Hutan Batang Toru di Tapanuli Selatan.
Rencana Kerja Kegiatan Pemasaran menyerukan kampanye menjangkau Majelis Ulama Islam (4 desa target umumnya mayoritas beragama
Islam) dan meminta bantuan mereka dalam menyusun dan memberikan suatu khotbah lingkungan yang menciptakan peluang-peluang untuk
diskusi. Rencana Kerja ini menyerukan "hari-hari khotbah" yang kemudian diikuti dengan pertemuan-pertemuan untuk menginformasikan umat-
umat Islam tentang program serta untuk menghilangkan pemikiran yang diyakini oleh publik namun tidak benar (mitos), bahwa pembukaan
hutan untuk lahan usaha pertanian adalah salah dan menghancurkan bumi serta perbuatan dosa.
Evaluasi efektitifitas pada media buku kumpulan kothbah Jumat ini sangat menarik, awal pertama kami mengeluarkan buku ini merupakan
kumpulan kotbah-kotbah Jumat yang diambil dari berbagai situs dan web di internet, kemudian kami jadikan sebuah buku dan dibagikan kepada
Khatib dan Wakil Khatib Jumat di setiap desa. Namun apa yang terjadi, khatib kebingungan membaca lembar perlembar kumpulan kothbah ini
yang bahasanya terlalu tinggi serta pemahaman khatib sendiri sangat rendah tentang isi buku tersebut.
Kegagalan ini menjadi sebuah tantangan bagi kami, akhirnya melalui pertemuan beberapa kali dengan khatib dan wakil khatib serta beberapa
kali pelatihan tentang konservasi, maka kami mampu mengajak khatib dan wakil khatib untuk membicarakan tentang konservasi di depan
ummatnya tidak menjadi kendala lagi. Bahkan mereka menjadi tempat bertanya para petani tentang hukum agama terhadap perusakan hutan dan
perburuan satwa.
Sasaran SMART Sikap dan Komunikasi Interpersonal
Tabel 4.5 Hasil dan Sasaran Sikap dan Komunikasi Interpersonal untuk Petani Perambah di 4 desa target
Kegiatan 1 : Poster
Alasan untuk kegiatan: Tingkat kesadaran petani tentang nilai-nilai keanekaragaman hayati dan dampak dari pembukaan hutan untuk lahan
usaha perkebunan mereka tentang bagaimana perilaku petani sendiri dapat mendorong perubahan untuk mengurangi ancaman pembukaan hutan,
bahkan berhenti untuk melakukan pembukaan hutan. Petani umumnya mempergunakan kedai kopi, pasar rabu (sekali seminggu) dan fasilitas
umum lainnya sebagai tempat berkumpul dan poster akan dilihat mereka jika ditempatkan di tempat-tempat yang tampak jelas tersebut. Poster
digunakan untuk mengirmkan pesan-pesan pendidikan berkepentingan lokal dan umum. Poster juga menampilkan pesan-pesan pendek dan
sederhana yang dapat di ingat orang kemudian mereka bisa menersukan kepada orang lainya. Hal ini dikarenakan, poster memiliki karakter:
jangkauan luas, namun dengan kedalaman pesan yang rendah.
Para Petani: Sikap dan Komunikasi antar sesama (interpersonal)
Tahap Teori Perubahan Pengetahuan (Pemberian Informasi untuk meningkatkan pengetahuan)
Rantai Hasil Petani Perambah telah mengambil langka-langkah untuk melestarikan hutan mereka dengan mengembangkan kelompok Usaha
Bersama Simpan Pinjam (UBSP/CU).
Sasaran SMART 1 Pada akhir Juni 2010, 68% petani di 4 desa target (Sugi Julu, Sugi Jae, Aek Nabara dan Janji Manaon) menyatakan manfaat
pengorganisasian modal ekonomi secara berkelompok adalah dapat meningkatkan perekonomian desa dan dimanfaatkan oleh warga lainnya
(semula 53% yang tahu manfaatnya)
Sasaran SMART 2 Pada akhir Juni 2010, 80% petani di 4 desa target (Sugi Julu, Sugi Jae, Aek Nabara dan Janji Manaon) akan setuju bahwa pembukaan hutan
untuk pertanian atau perladangan perlu dilarang dan dihentikan (semula 63% yang setuju menghentikan)
Sasaran SMART 3 Pada akhir Juni 2010, 56% Petani di 4 desa target (Sugi Julu, Sugi Jae, Aek Nabara dan Janji Manaon) memiliki sikap bahwa menggalang
gotong royong membangun sumberdaya ekonomi mudah dilakukan. (meningkat dari 41%).
Sasaran SMART 4 Pada akhir Juni 2010, 47% Petani di 4 desa target (Sugi Julu, Sugi Jae, Aek Nabara dan Janji Manaon) tidak lagi menyatakan bahwa
kondisi ekonomi merupakan kendala bagi penguatan modal ekonomi masyarakat (semula 62% yang mengkhawatirkan)
Sasaran SMART 5 Pada akhir Juni 2010, 26% Petani di 4 desa target akan berbicara tentang pengelolaan lahan pada luas lahan yang tetap tanpa membuka
hutan (meningkat dari 11%)
Sasaran SMART 7 Pada akhir Juni 2010, 15% petani di 4 desa target akan berbicara mengenai pembentukkan kelompok usaha credit union yang berorientasi
konservasi sebagai cara mengelola lahan pertanian atau perkebunan yang terbatas menjadi produktif. (meningkat dari 50%)
Deskripsi Kegiatan : Ketika kami pertama kali mulai berpikir tentang desain poster, beberapa anggota Tim Kerja Kampanye Bangga Yayasan
Pekat berpikir bahwa poster yang menampilkan Orangutan Sumatera akan menjadi tambahan yang bagus untuk perangkat pemasaran
kampanye. Mereka menyukai desain dan jelas mengenali Orangutan Sumatera, tetapi mereka tidak terinspirasi untuk mengambil tindakan, tidak
ada perasaan "posternya sedang berbicara kepada saya" dan mereka tidak yakin panggilan untuk tindakan macam apa yang diharapkan dari
gambar itu. Beberapa responden kelompok fokus mengatakan bahwa jelas Orangutan Sumatera harus diselamatkan dan Hutan dilindungi, namun
mereka tidak benar-benar melihat hal-hal tersebut sebagai "pekerjaan mereka". Ini memperkuat temuan survei pra-kampanye bahwa mayoritas
responden mengidentifikasi dan melihat Orangutan Sumatera sebagai simbol atau maskot yang baik untuk kampanye.
Pada awal Agustus 2009, kami meminta kepada Iboy Sutoyo (desainer grafis). Dia dengan senang hati bersedia meninjau Ringkasan Kreatif,
sejumlah wawancara terfokus dengan para petani, Tangga Manfaat yang dibuat untuk Rencana Proyek dan transkrip diskusi kelompok terfokus
dengan para petani. Dia menawarkan untuk menyumbangkan jasa dalam membuat poster yang difokuskan secara khusus pada masyarakat petani
dan keinginan kami untuk membuat mereka mengadopsi dan membentuk kelompok Usaha Bersama Simpan Pinjam (UBSP/CU). Pada
pertengahan September 2009, ia mempunyai beberapa rancangan yang siap untuk pengujian tambahan. Selain itu pada kunjungan monitoring
dari Rare, Asti Nurhidayati juga membantu untuk membuatkan rancangan poster yang sejalan dengan ringkasan kreatif yang telah
dikembangkan:
Salinan teks di dalam poster: Mari selamatkan Hutan untuk Meningkatkan kehidupan kita
Pilihan Judul Utama:
Harangan So Tola Disego-sego an so sarjago Mual Ni Aek Ta Dohot Manjago Palastarian Mawas
Molo Harangan Tarjago, Pandapotan Ni Masyarakat An Su Bisa Maningkat
Harangan Tarjago, Ekonomi Martambah
Hita Jago Haranganta, makmur masyarakat ta
Rap Manjago Ma Hita Di Harangan Tai Ulang Tai Jadi Longsor dohot ulang mak kurang haroan ni aektan
Rap man jago ma hita kelastarian ni harangan tai ima gunung lubuk raya/sibual-buali harana sada ke in dahan diam di desa ta on dohot
muse sani da haroan ni aekta muse
Harangan Totop Jeges Par Ngoluan pe di padenggam hutan tetap lestaripero koali am supaya di perhatikan
Rap Ma Hita Sude Mangatasi Masalah On
Akan ideal untuk melakukan dua pertemuan diskusi kelompok terfokus dengan petani untuk menguji mater-materi tersebut. Namun karena
kerangka waktu (pilkades; pemilihan kepala desa) dan keterbatasan anggaran, kami hanya mungkin melakukan satu pertemuan. Kami
menggunakan kesempatan ini untuk menguji daya tarik, pemahaman, penerimaan, serta persuasi dan untuk membandingkan kecenderungan
khalayak terhadap dua rancangan yang ditunjukkan di atas.
Diskusi kelompok terfokus berlangsung 45 menit, dihadiri 12 orang petani dengan usia 24-55 tahun. Para peserta direkrut beberapa perwakilan
kelompok di 4 desa target, dan percakapan dilakukan (dan dicatat) di sebuah rumah anggota kelompok UBSP/CU di desa Sugi Jae.
Menurut hasil wawancara yang dilakukan di 4 desa target dan 2 desa yang menjadi sentral pertemuan masyarakat di kecamatan Marancar, yaitu:
desa Aek Nabara, Janji Manaon, Sugi Julu, Sugi Jae, Pasar Marancar dan Poken Arba dengan melibatkan 4 orang anggota masyarakat, dan 3
orang staff Lapangan Yayasan Pekat, dapat disimpulkan
bahwa:
1. Masyarakat dapat secara langsung mengerti
maksud atau arti dari gambar yang terdapat pada
poster yang diperlihatkan yaitu gambar suasana desa
dan bayang orangutan/mawas.
2. Pada gambar poster responden menilai bahwa
warna poster yang diperlihatkan terlalu tidak
bersemangat sehingga memiliki pesan yang kurang
mengena. Responden memberikan masukan yaitu
agar warna lebih cerah dan hidup sehingga pesan
yang ditangkap oleh responden dapat ditangkap
dengan baik.
3. Dari gambar poster, stiker mobil dan banner yang
diperlihatkan,responden sudah mengerti dengan apa
yang harus dilakukan.
4. Pada gambar poster, stiker mobil dan banner,
responden yakin bahwa hutan, masyarakat desa dan
orangutan/mawas hidup harus saling bergantungan
dan harmonis sehingga alam dapat dijaga dan
meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar
hutan
Gambar 4.2 Rancangan Poster – (A) draft awal; (B) versi final
5. Pada slogan yang diperlihatkan, responden lebih memilih kata-kata ”Lestari Buat Hita Sasudena” (artinya: Lestari buat kita Semua)
kata-kata ini sudah mencakup kekuatan keanekaragaman hayati dan perekonomian masyarakat desa.
6. Sedangkan untuk kata-kata pesan responden lebih banyak memilih “Hita Jago Haranganta, makmur masyarakat ta” (artinya: Kita
Jaga Hutan Lindung, Makmur Masyarakat kita)
Saran dan masukan dari responden,yaitu:
1. Warna pada poster diusahakan agar lebih cerah dan bersemangat sehingga dapat dengan mudah dimengerti oleh khalayak luas.
2. Menentukan tempat yang tepat dan pas untuk menempelkan poster (ditempat sering masyarakat berkumpul atau berkunjung, sedangkan
untuk sticker mobil dipasang pada kenderaan poken arba-batangtoru-padang sidempuan)
3. Disarankan slogan yang dipakai sesuai dengan aksi yang dilakukan. Misalnya apabila untuk melakukan kegiatan menyemangati
masyarakat untuk melakukannya. Maka di pilih ”Lestari Buat Kita Semua”.
4. Gunakan gambar pada poster yang sesuai dengan kondisi nyata sekarang.
Secara keseluruhan kelompok memilih versi poster kedua, "Yang itu berbicara langsung kepada kami. Jelas dan bagus," adalah pernyataan
yang disuarakan oleh mayoritas peserta. Oleh karena itu diputuskan untuk menggunakan gambar profil anggota masyarakat petani dengan judul
"Mandiri Tanpa Marusak, Rap Ma Hita Sude Mangatasi Masalah On"; namun illustrasi perlu direvisi untuk menunjukkan alam persawahan,
perkebunan dan hutan diletakkan dibelakang foto anggota masyarakat petani.
.
Selain menguji keefektifan poster selama proses desain, kami mencoba untuk mengukur pemahaman dan daya ingat khalayak sasaran terhadap
pesan yang dicantumkan pada poster setelah poster tersebut dipasang.
Mereka didorong untuk melakukan hal ini dengan cara yang tidak terstruktur. Misalnya, mereka mungkin akan berdiri di sebelah orang yang
melihat poster itu dan mengatakan sesuatu seperti "Amang/Inang kira-kira apa maksud dari poster ini?". Masyarakat petani di desa target,
terutama mereka yang hidup di masyarakat pedesaan, senang bercakap-cakap dan sering kali percakapan akan berlangsung selama beberapa
menit. Para pemandu desa akan mencari tahu pemikiran-pemikiran mendasar tentang pesan dan ajakan untuk bertindak. Misalnya mereka
mengatakan, "aku kira mereka mengajak untuk masuk kelompok UBSP dan meminta kita menjaga hutan?" Pemandu desa juga akan didorong
untuk berbicara dengan para pemilik kedai kopi, warung dan rumah makan yang dipasangi poster. Kadang-kadang mereka memang harus
melakukan hal tersebut, untuk mendapatkan izin dari pemilik rumah makan, warung, kedai, untuk memasang poster-poster. Orang-orang tampak
sangat bisa menerima keberadaan poster-poster yang baru saja dipasang tersebut serta pesan-pesan yang dicantumkan pada poster tersebut. Para
pemandu desa melaporkan bahwa ada sedikit penolakan di kalangan pemilik kedai kopi, warung atau rumah makan ketika memasang poster-
poster. Mereka yang membaca poster-poster itu tampaknya memahami dan "mendapatkan pesannya". Sejumlah pemandu desa mencatat bahwa
"orang-orang menyukai karya seninya".
Pemasangan poster ditempat masyarakata petani berkumpul, senantiasa dipantau kembali keberadaannya oleh anggota kelompok. Dipantau
keberdaan poster masih tetap diterpasang atau sudah dirobek, hal ini dilakukan sepunuhnya oleh anggota kelompok UBSP di masing-masing
desa.
Beberapa anggota kelompok, seperti anggota kelompok di desa Sugi Jae dan Sugi Julu yang melaporkan bahwa kehilangan poster yang dipasang
pada tempat-tempat berkumpul masyarakat petani di desa mereka, setelah diadakan pertemuan khusus untuk hal ini, maka dilakukan penelitian
lebih dalam kenapa poster hilang?, dan hasil penelitian beberapa anggota kelompok adalah poster yang hilang tidak lah dirobek atau di
hilangkan, sebaliknya poster diambil oleh masyarakat petani lainnya dan dipasang di dalam rumah mereka atau sebagian ada poster yang
diberikan kepada sanak saudara dari desa lain untuk dipasang dirumahnya. Penyebab pengambilan poster ini dikarenakan poster yang
Dalam pembuatan poster pertama kami memakai logo kampanye sebuah gambar siluet dari Orangutan Sumatera dengan latar belakang sorang
petani di sawah, oleh masyarakat petani, khususnya anggota kelompok hal ini mendapat tantangan dari mereka yang mengatakan bahwa kami
saat ini setelah menjadi anggota kelompok UBSP tidak ada lagi konflik dengan Orangutan Sumatera, malah kami akan menjaga keberadaan
mereka di dalam hutan, oleh sebab itu kami minta diganti.
Foto 8 Poster dipasang ditempat-tempat strategis
Kami pada dasarnya belum siap menerima tantangan ini, setelah 7 hari dari
pernyataan masyarakat petani tentang logo, maka kami di akhir pertemuan rutin
anggota kelompok menyampaikan kepada mereka bahwa kami sampai saat ini
belum mendapatkan ide pengganti logo yang diharapkan oleh kelompok-
kelompok UBSP. Setelah itu kami melakukan brainstorming tentang logo yang
diharapkan oleh kelompok. Awalnya kami dapat membaca kehendak seluruh
kelompok adalah “stop kerusakan” oleh anggota kelompok selalu
mengekspresikannya dengan melakukan gerakan lengan kanan di angkat keatas
dengan lima jarinya terbuak (stop).
Berdasarkan itu kami melakukan penggambaran lima jari tangan di depan
anggota kelompok yang berkumpul, dan mereka sepakat, serta menyatakan
setuju tentang hal itu. Selanjutnya kami membawa hasil pertemuan ini ke Tim
Kerja Kampanye Bangga Yayasan Pekat dan mendiskusikan dengan desaigner tentang logo baru bagi kampanye kami mendatang, dan di dalam
pertmuan tersebut kami sepakat jari tangan tersebut bukan jari tangan manusia, tetapi jaringan tangan dari Orangutan Sumatera yang menyatakan
stop perusakan. Setelah desai selesai, kami kembali membawanya kedalam pertemuan-pertemuan kelompok dan menyatakan bahwa inilah hasil
diskusi kita kemarin, namun perubahannya adalah jari tangan bukan jari tangan manusia, tetapi jaringan Orangutan Sumatera yang ditampilkan.
Oleh seluruh anggota kelompok ini disepakati dan akhirnya logo ini menjadi logo kampanye kami selanjutnya.
Kegiatan 2 : Pertemuan dengan Tokoh Agama
Al Ustadz Drs. Gulmat Nasution (anggota MUI dan NU Sumatera Utara) adalah salah seorang putra daerah Tapanuli Selatan dan bertempat
tinggal di kota Medan, beliau bersedia membantu kami dalam melakukan pertemuan pemangku kepentingan pertama dalam proses perencanaan
proyek. Dia menyukai dengan pelatihan penggunaan Model Konsep dan banyak memuji kampanye yang melibatkan para warga setempat di
tahap awal kampanye. Dia langsung setuju untuk ikut dalam Panitia Pertemuan Da’I Muda di Tapanuli Selatan, khususnya di Kecamatan
Marancar dan telah mengikuti sebagian besar rapat bulanan. Dia adalah orang yang logis untuk membantu kami dengan kegiatan khotbah
(Maksudnya?).
Gambar 4.3 Logo awal (A) dan logo yang dipakai hingga akhir Pride (B)
Pada awal September 2009, kami bertemu dengan ketua MUI Kecamatan Marancar dan
mengajukan gagasan untuk menciptakan sebuah lembar khotbah Jumat yang dapat digunakan oleh
para pemimpin agama untuk memperkenalkan isu-isu lingkungan yang terjadi di CA Dolok
Sibualbuali dan SA Dolok Lubuk Raya. kami menyarankan agar khotbah dapat disajikan pada hari
Jum’at (Sholat Jum’at). Ketua MUI Kecamatan Marancar melihat kebijakan dalam ide ini dan
mengusulkan agar pengurus Mesjid di seluruh Kecamatan Marancar diajak untuk mengadakan
khotbah di salah satu (atau semua) dari tiga tanggal berikut:
Hari Bumi, 22 April 2009
Hari Lingkungan Hidup Sedunia, 5 Juni 2010
Hari Pendidikan Nasional, 2 Mei 2010
Ketua MUI Kecamatan Marancar menawarkan dukungan tanpa syarat untuk kegiatan tersebut. Pertemuan perdana diikuti dengan yang lain pada
minggu kedua bulan September 2009 ketika Pengurus Mesjid desa Aek Nabara, Sugi Julu, dan Poken Arba. Diputuskan bahwa kampanye akan
menghasilkan "lembar khotbah" tunggal format sederhana (A4) yang akan menyoroti nilai keanekaragaman hayati CA Dolok Sibualbuali dan
SA Dolok Lubuk Raya, ancaman yang dihadapi oleh Orangutan Sumatera dan beberapa tindakan khusus yang bisa lakukan oleh orang-orang
yang pergi ke Mesjid untuk membantu. Ketua MUI Kecamatan Marancar mendesak agar kami membuat teks yang singkat dan mengaitkannya
dengan Al’quran untuk dampak yang lebih besar. Ia merekomendasikan dibuatnya sebuah lembar dakwah dan buku kupulan khotbah Jum’at.
1. Dialog Bersama Badan Kenaziran Mesjid
Dengan bantuan Al Ustadz Drs. Gulmat Nasution, SHi, kami berhasil menyelenggarakan diskusi fokus dengan pengurus mesjid dan Dai di
beberapa desa di Kecamatan Marancar. Sekedar informasi, umunya di seluruh desa Marancar, khusus setiap Mesjid tidak akan mengganti Khatib
Jum’at, pemilihan khatib dan wakil khatib dilakukan secara musyawarah oleh aparat desa, pengurus Mesjid, Hatobangon, Badan Perwakilan
Desa, dan Harajaon Huta. Oleh sebab itu kami lebih mengkosentrasikan diskusi ini dengan para khatib dan wakil khatib di setiap desa. Sehingga
para khatib dan wakil khatib disetiap Mesjid di desa target memiliki pengetahuan tentang konservasi dan pengembangan Usaha Bersama Simpan
Pinjam (UBSP). Dan pelaksanaan diskusi fokus dilakukan, seperti tabel dibawah ini, sebagai berikut :
Foto 9 pertemuan di dalam Mesjid
Tabel 4.6 Diskusi Pesan Konservasi bersama Pengurus dan Imam Mesjid
Mesjid Tanggal di
Laksanakan
Tim Kerja Yayasan
Pekat Narasumber/Pembicara
Jumlah
Yang
Hadir
Topik Diksusi
Mesjid Desa Aek Nabara 4-Sep-09
Efrizal Adil, Deffian
Saiful, Syofyan Moechtar
Drs. Gulmat Nasution, Shi 12 orang
Al'Quran dan hadist Pedoman untuk
Konservasi
Mesjid Desa Janji Manaon 8-Sep-09
Efrizal Adil, Deffian
Saiful, Syofyan Moechtar
Drs. Gulmat Nasution, Shi 11 orang
Islam dan Konservasi
Mesjid Desa Sugi Julu 10-Sep-09
Efrizal Adil, Deffian
Saiful, Syofyan Moechtar
Drs. Gulmat Nasution, Shi 10 orang
Pelestarian Hutan menurut Islam
Mesjid Pasar Marancar/Sugi Jae 11-Sep-09
Efrizal Adil, Deffian
Saiful, Syofyan Moechtar
Drs. Gulmat Nasution, Shi 20 orang
Merusak Alam Berarti Membunuh
Manusia
Mesjid Desa Sugi Julu
5-Oct-09
Ahmad Affandi Nst,
Deffian Saiful, Syahrum
Lubis
Drs. Gulmat Nasution, Shi
18 orang
Alam Juga untuk Manusia masa
depan
Mesjid Pasar Marancar/Sugi Jae
9-Oct-09
Ahmad Affandi Nst,
Deffian Saiful, Syahrum
Lubis
Drs. Gulmat Nasution, Shi
15 orang
Isu Lingkungan Hidup di dunia
Islam
Mesjid Desa Aek Nabara 16-Oct-09
Ahmad Affandi Nst,
Deffian Saiful
Drs. Gulmat Nasution, Shi 18 orang
Al'Quran dan hadist Pedoman untuk
Konservasi (Lanjutan 2)
Mesjid Desa Janji Manaon 30-Oct-09
Ahmad Affandi Nst,
Deffian Saiful
Drs. Gulmat Nasution, Shi 15 orang
Krisis Lingkungan di muslim
Tapanuli Selatan
Mesjid Pasar Marancar/Sugi Jae 6-Nov-09
Ahmad Affandi Nst,
Deffian Saiful
Drs. Gulmat Nasution, Shi 28 orang
Etika Lingkungan dalam Islam
Mesjid Pasar Marancar/Sugi Jae
13-Nov-09
Ahmad Affandi Nst,
Deffian Saiful
Drs. Gulmat Nasution, Shi
18 orang
Jalan hidup yang Lebih Ekologis
Mesjid Pasar Marancar/Sugi Jae 17-Nov-09
Ahmad Affandi Nst,
Deffian Saiful
Drs. Gulmat Nasution, Shi 20 orang
Al'Quran dan hadist Pedoman untuk
Konservasi (Lanjutan 3)
Diskusi ini juga mengajarkan kepada khatib dan wakil khatib untuk membuat tulisan yang akan
dimuat dalam lembar dakwah yang dikeluarkan setiap Jumat, serta didistribusikan ke seluruh
Mesjid di Kecamatan Marancar.
2. Khotbah Jumat
Sangat menyenangkan, akhirnya kami mampu mengajak para khatib dan wakil khatib (Imam
Mesjid) di desa Aek Nabara, Janji Manaon, Sugi Julu dan Sugi Jae, melakukan Khotbah Jumat
mereka pada hari bumi, hari lingkungan hidup sedunia, dan hari pendidikan. Dan mereka
menyatakan keinginan mereka kembali untuk dilatih dan diberi pengetahuan baru tentang
konservasi dan keanekaragaman hayati lebih dalam, hal ini kami sampaikan bahwa apa yang telah
dilakukan ini merupakan sebuah awal dari permulaan melakukan perubahan. Untuk pelatihan atau
pendidikan singkat tentang konservasi kepada mereka, kami akan melakukan koordinasi dengan
pihak MUI Kecamatan dan Kabupaten Tapanuli Selatan, dan kelak pelatihan mendatang akan
direncanakan lebih lama dengan materi yang lebih baik lagi.
Foto 10 Staff Yayasan Pekat menyerahkan buku
kumpulan khotbah jumat kepada khatib Mesjid
Tabel 4.7 bawah ini kami menyampaikan beberapa pesan-pesan kampanye para khatib dalam khotbah Jumat mereka di hari-hari penting
tersebut, dan bersamaan itu pula kami juga menyebarkan lembar dakwah ditengah-tengah pengunjung sholat Jumat di Mesjid tersebut.
Tabel 4.7 Khotbah Juma'at yang membicarakan dan menyampaikan pesan-pesan konservasi
Kegiatan 3 : Papan Publikasi Desa
Alasan untuk kegiatan : Masyarakat petani di desa target umumnya memanfaatkan papan publikasi desa untuk memperoleh informasi dari aparat
desa atau pengurus BPD. Papan publikasi ini bisa dalam bentuk yang sudah permanen (ukuran 1,5 x 2 m) dengan mempergunakan kaca, atau
dinding luar Mesjid atau Surau/Mushala desa. Sejak awal kegiatan kami selalu memanfaatkan papan publikasi untuk menginformasikan jadwal
pertemuan kelompok UBSP atau pertemuan dengan masyarakat petani lainnya.
Papan publikasi ini beraktivitas sederhana saja, bila ada pengumuman baru dari kecamatan atau kabupaten maka lembaran tersebut akan di
tempelkan di papan publikasi, kegiatan papan publikasi hanya sebatas informasi aparat desa dengan warganya. Tetapi setelah kelompok UBSP
terbentuk di desa dan pemanfaatan pengumuman waktu pertemuan serta materi diskusi mingguan selalu ditempelkan di papan publikasi, maka
oleh aparat desa diminta kepada pengurus kelompok untuk mengurus dan merawat papan publikasi desa. Kelompok-kelompok UBSP terbentuk
mulai memilih dari salah satu anggota kelompok untuk mengurus papan publikasi desa. Dan kegiatan papan publikasi desa semakin ramai
dengan ditempelkan hasil-hasil diskusi di papan publikasi, baik dalam tulisan tangan, maupun lembar fakta, foto-foto kegiatan diskusi yang telah
sengaja kami printer dan dibagikan ke kelompok untuk dipublikasikan di papan publikasi.
Mesjid Hari Bumi (22 April) Hari Lingkungan
Hidup (5 Juni)
Hari Air Sedunia (22
Maret)
Hari Pendidikan Nasional
(2 Mei)
Mesjid Desa Aek Nabara Memperbaiki Diri Kita
Adalah Memperbaiki Bumi
Musibah Longsor dan Banjir
Bandang
Jadikan Dunia di tangamu,
akhirat di hatimu
Bacalah Al'Quran untuk Dunia dan
Akhirat
Mesjid Desa Janji Manaon Wasiat Khalifah kepada
penggantinya
Hubungan antara dosa dan
bencana
Bersemangat kepada hal
yang bermanfaat
Pentingnya Pendidikan Agama bagi
Anak-anak
Mesjid Desa Sugi Julu Menjaga Harangan memberi
Manfaat terhadap sesama
Hakekat Memperingati Hari
Lingkungan Hidup
Wajib taat kepada
Pemerintah
Syukur Atas Pendidikan yang
disampaikan oleh Rasulullah SAW
Mesjid Pasar Marancar/Sugi Jae Keselamatan Hati Nikmatnya Alam atas Dasar
Islam
Musibah Karena Kesalahan
manusia
Keutamaan Ilmu Agama dan
keselamatan Lingkungan kita
Evaluasi efektifitas media papan informasi
desa sangat penting dilakukan, dimana secara
umum masyarakat di 4 desa target sangat
minim mendapatkan informasi lokal, mereka
hanya mendapatkan informasi secara global
dari Televisi. Sehingga informasi sekecil
apaun tentang perkembangan desa mereka
sangat berarti bagi mereka. Sehingga papan
informasi sering menjadi rujukan
pembicaraan mereka di kedai-kedai kopi atau
tempat-tempat kumpul masyarakat petani
lainnya.
Di samping menjadi kebutuhan informasi lokal, masyarakat petani juga disuguhkan tampilan informasi yang lebih banyak dalam bentuk gambar
dan foto, sehingga mereka mampu segera mungkin untuk mencerna dan memahaminya, umumnya masyarakat petani di 4 desa target buta
aksara, dan sangat tidak memungkinkan untuk menampilakn lebih dominan tulisan-tulisan di papan informasi desa.
Kegiatan 4 : Banner/Spanduk Kedai
Alasan untuk kegiatan : Bermula dari diskusi kelompok UBSP Desa Sugi Jae, diperoleh masukkan bahwa perlu dibuat pernyataan secara
terbuka kepada masyarakat petani lainnya mengenai pembentukkan kelompok usaha credit union yang berorientasi konservasi dan bagaimana
cara mengelola lahan pertanian atau perkebunan yang terbatas menjadi produktif. Spanduk kedai ini memiliki cara yang sama seperti poster,
yaitu memperlihatkan tampilan gambar visual dari pesan kampanye yang ingin disampaikan. Hal ini sesuai dengan karakter media nya yang
memiliki jangkauan tinggi (setiap target khalayak yang melewati kedai dapat melihat spanduk ini, karena kedai merupakan lokasi strategis)
namun memiliki kedalaman pesan yang rendah (hanya bisa berisi gambar dan penggunaan kata-kata terbatas).
Deskripsi kegiatan: Seorang pengurus kelompok terinspirasi untuk membuat spanduk yang diletakkan pada setiap warung, kedai kopi dan
rumah makan. Maka kelompok tersebut meminta kami untuk mendesain spanduk kedai tersebut. Spanduk dengan ukuran 1 x 2 meter tersebut
mulai kami rancang., Hasil desain kembali kami bawa dalam kelompok untuk diberi penilaian. Oleh kelompok sepertinya mulai didapatkan
masukan berupa perlu dimasukkan nama kedai kopi, warung atau rumah makan serta diletakkan foto-foto ketua-ketua kelompok UBSP di 4 desa
target, dengan maksud supaya masyarakat lain lebih yakin dan percaya dengan kelompok UBSP ini.
Foto 11 papan publikasi di desa.
Kembali usulan kelompok di Sugi Jae ini kami bicarakan dengan kelompok di desa Aek Nabara, Janji Manaon dan Sugi Julu. Ketiga kelompok
ini menyahuti rencana pembuatan spanduk dengan antusias, bahkan menyetujui akan menampilkan foto-foto ketua kelompok dalam spanduk.
Kami juga meminta kesediaan kepada ketua-ketua kelompok terhadap foto-foto mereka nantinya di dalam spanduk kedai, termasuk juga
komitmen mereka terhadap dampak keberadaan foto-foto mereka di dalam spanduk.
Keempat ketua kelompok dari 4 desa target tersebut keseluruhan menyetujui dan bersedia untuk foto-foto diri mereka ada di dalam spanduk
kedai. Akhirnya kami mempesiapkan rencana ini, dan meminta kepada kelompok untuk memberikan daftar warung, kedai kopi dan rumah
makan yang ada di masing-masing desa mereka. Termasuk juga lembar kesediaan warung, kedai kopi dan rumah makan untuk dipasang spanduk
kedai tersebut. Setelah mendapatkan daftar nama-nama pengusaha kedai kopi, warung dan rumah makan yang berjumlah keseluruhannya
sebanyak 40 nama, maka kami memproduksi spanduk kedai yang telah disepakati terlebih dahulu itu.
Masing-masing pengurus kelompok memasang spanduk tersebut di desa mereka sesuai dengan daftar yang ada. Satu minggu kemudian pengurus
kelompok mendatangi kami kembali dan menyampaikan bahwa beberapa kedai kopi, warung dan rumah makan di desa mereka yang tadi tidak
bersedia dipasang spanduk kedai, kini malah menuntut untuk dipasang juga, dan ingin dikatakan ikut serta dalam gerakan pelestarian Hutan CA
Dolok Sibualbuali dan Dolok Lubuk Raya, mereka tidak mau dikatakan tidak peduli dan malu bila dilihat anggota masyarakat lainnya.
Akhirnya kami kembali memproduksi spanduk tersebut sebanyak 30 potong kembali, sehingga seluruhnya berjumlah 70 potong spanduk kedai
di 4 desa target. Kami juga terpaksa memproduksi spanduk sebanyak 25 potong lagi untuk desa-desa sekitar desa target, karena pengusaha kedai
Foto 12 Spanduk kedai yang dipasang di kedai kopi, warung, dan rumah makan di 4 desa target
kopi, warung dan rumah makan di desa tersebut berkeinginan juga untuk berpartisipasi dalam kampanye ini. Terhitung keseluruhan spanduk
yang di produksi berjumlah 95 potong dengan tersebar di 7 desa Kecamatan Marancar.
Dampak pemasangan spanduk kedai ini adalah, beberapa para cukong kayu dari kota merasa takut dan segan untuk masuk ke desa, terutama
dengan melihat foto-foto pengurus kelompok UBSP yang ada di spanduk tersebut. Sebelumnya para cukong kayu atau perambah hutan tersebut
mengetahui dimasa lalu, beberapa diantara orang dalam foto-foto (ketua-ketua kelompok) tersebut adalah kaki tangan mereka di desa dalam
mengambil kayu di CA Dolok Sibualbuali dan SA Dolok Lubuk Raya, tetapi kini kaki tangan mereka menjadi pembela dan penjaga hutan di
desa mereka. Perkataan para ketua-ketua kelompok yang ex-perambah hutan tersebut mengatakan “dimana ada spanduk kami, di situ artinya
kekuasaan kami, jadi jangan coba-coba kalian mengambil kayu atau merambah hutan kami lagi, dulu saya memang permbah kayu, tetapi kini
saya sadar dan bersama anggota kelompok ini saya akan melawan anda semua, silahkan anda keluar dari desa kami ini…” demikian beberapa
ungkapan salah seorang ketua kelompok yaitu Bapak Attak (Ketua Kelompok UBSP Sugi Jae) yang fotonya terpampang di spanduk kedai
terhadap cukong kayu yang dahulu juga sebagai teman dan mitra beliau dalam mencuri kayu dari hutan.
Lain halnya dengan ketua kelompok UBSP desa Aek Nabara, Ibu Murni Siregar, di awal berdiri kelompok dan sebelum spanduk kedai mulai
dipasang dibeberapa kedai kopi, warung dan rumah makan di desa. Suami Ibu Murni Siregar tersebut merestui apa yang dilakukan Ibu Murni,
namun setelah spanduk kedai terpasang dan beberapa anggota masyarakat mulai berbisik-bisik, yaitu “itu foto Ibu Murni dalam spanduk,….
Suaminya masih juga mencuri kayu di hutan…”. Akhirnya suami ibu Murni melarang istrinya untuk ikut dalam kelompok UBSP, bahkan
beberapa ibu-ibu juga yang tergabung dalam kelompok dipaksa keluar oleh suami mereka. Umumnya mereka beralasan kelompok UBSP sudah
tidak sehat lagi, bukan bicara simpan pinjam lagi, tetapi sudah bicara tentang hutan dan melarang mengambil kayu di hutan yang selama ini
merupakan pemasukan ekonomi terbesar di keluarga, dan selalu dikatakan para suami tersebut adalah “mau makan apa kau dan anak-anak
nantinya, ikut-ikutan pulak kau melarang kami ke hutan…..” butuh 1 bulan ibu Murni dan ibu-ibu lainnya menjelaskan dengan baik kepada
suami mereka, salah satu ungkapan mereka kepada suaminya adalah “keuntungan dari mengambil kayu dihutan hanya sesaat pak, dan yang
untung hanya kita sekeluarga. Tetapi pernah bapak berpikir kerugian yang kita dapat besok setelah kayu habis, banjir bandang seperti desa
tetangga kita itu bapak lihatlah, anaknya pun ikut air bah…, bapak taukan hutan mereka habis? Pak di kelompok ku kami belajar juga tentang
mengelola kebun dan sawah disamping kami dapat pinjaman modal buat usaha lain pak…” memang bukan sebentar, ancaman diusir dan
bentakan keras sudah menjadikan makanan ibu-ibu itu dalam mempertahankan prinsip dan keyakinan mereka kepada kelompok UBSP yang
terbentuk ini.
Para ketua kelompok yang fotonya terpampang di spanduk dalam 4-6 bulan kedepannya menjadi pembicaraan positif di tengah-tengah
masyarakat, bahkan menjadikan mereka tokoh pergerakan konservasi baru di desa mereka. Para ketua kelompok tersebut menyatakan kepada
kami akan kebanggaan mereka memimpin kelompok UBSP dan penyelamatan hutan di desa mereka. Dukungan ini juga datang dari pemerintah
kecamatan, terutama Sekretaris Kecamatan Marancar yang secara spontan mengatakan siap bila foto beliau juga dimasukkan dalam kampanye
konservasi di Marancar ini.
Evaluasi efektifitas media untuk spanduk kedai ini sangat efektif, dengan menampilkan foto-foto ketua-ketua kelompok UBSP di dalam
spanduk. Bagi orang-orang yang fotonya terdapat dalam spanduk merasa suka cita, dan menjadi terkenal dikalangan masyarakat petani lainnya.
Seketika mereka menjadi selebritis di desa temapt mereka dan desa tetangga lainnya.
Hal yang lebih menggembirakan lagi, kami mendapatkan keuntungan yang menampilkan foto-foto mereka tersebut di spanduk, tanpa kami
sadari jauh sebelum kampanye ini, bahwa foto-foto yang ditampilkan tersebut awalnya adalah mereka merupakan tokoh-tokoh pelaku
perambahan dan pengambilan kayu di hutan. Secara spontan masyarakat petani lainnya terkejut dan para cukong kayu yang kerap datang ke desa
menjadi terkejut dengan penampilan mereka di dalam spanduk tersebut.
Akhirnya para masyarakat petani lainnya memandang mereka tidak lagi sebagai perambah
atau pencuri kayu, tetapi malah mejadi tokoh-tokoh penyelematan hutan di sekitar mereka,
bagi cukong kayu, mereka memandang segan dan mengurungi niat mereka untuk emngajak
atau meminta kesediaan mereka untuk mengambil kayu-kayu dari hutan mereka.
Secara tidak langsung mereka telah meproklamirkan diri mereka yang baru dan menyatakan
sikap mereka saat ini sebagai penyelamat hutan sekitar desa mereka.
Kegiatan 5 : Bendera/ChainFlag
di 4 desa target (Sugi Julu, Sugi Jae, Janji Manaon dan Aek Nabara) tidak lagi menyatakan
bahwa kondisi ekonomi merupakan kendala bagi penguatan modal ekonomi masyarakat,
dengan keberadaan bendera ini di rumah, kedai kopi, warung dan rumah makan sekitar desa
menyatakan bahwa mereka siap untuk berubah bersama kelompok UBSP, merubah ekonomi
keluarga untuk lebih baik serta menyelamatkan hutan sebagai bagian dari kehidupan mereka.
Bila hutan rusak, maka jaminan tanah perkebunan yang sehat jauh dari harapan, oleh karena
itu mereka harus senantiasa menjaga hutan sebagai kepentingan hidup mereka dan kelangsungan hidup keanekaragaman hayati, khususnya
Orangutan Sumatera di hutan sekitar desa mereka.
Foto 13 Spanduk kedai dengan gambar tokoh dan
bendera kecil di Kedai Kopi
Bendera ini berukuran 10 x 5 cm meter dan dipasang satu ikat sebanyak 10 bendera. Kami memperoduksi bendera ini sebanyak 1000 bendera
yang disebar 10 desa di Kecamatan Marancar, dan dampak dari pemasangan bendera ini merupakan kebanggan bagi pemilik rumah, kedai kopi,
warung dan rumah makan bahwa mereka adalah anggota kelompok UBSP dan penggerak kelestarian hutan di desa mereka.
Evaluasi efektifitas media bendera kecil ini merupakan runutan dari kegiatan spanduk kedai, pada awalnya pembuatan bendera merupakan
alternative dari kehabisan stock spanduk kedai yang banyak diminta oleh para pemilik kedai kopi, warung, dan rumah makan di desa-desa
tetangga (diluar 4 desa target) namun akhirnya keberadaan bendera-bendera kecil ini juga mampu menghalangi kehadiran kembali para cukong
dan Bandar kayu untuk memasuki desa, yang artinya bila terdapat bendera-bendera kecil di beberapa kedai kopi, warung dan rumah makan pada
desa tetangga, berarti jangkaun sang tokoh meliputi desa tersebut, dan jangan coba-coba untuk melakukan transaksi pengambilan kayu dari
hutan lagi.
Sangat menarik bendera kecil menjadi analogi di tengah-tengah masyarakat 4 desa target dan desa-desa sekitarnya sehingga bendera-bendera
kecil ini menjadi pertanda batas wilayah yang tidak boleh diganggu lagi, atau sebagai pertanda desa –desa ini telah bersatu dalam gerakan
penyelamatan hutan.
Kegiatan 6 : Kunjungan ke Sekolah; Pembentukan Kelompok Pencinta Hutan
Seperti disebutkan di atas, masyarakat petani lainnya adalah kelompok yang berbeda, sulit diakses dan tersebar di seluruh kawasan Hutan Batang
Toru di Tapanuli Selatan. Namun, meskipun mereka tidak mungkin berkumpul, anak-anak mereka berkumpul - di sekolah! Anak-anak juga
merupakan kelompok yang mungkin meminta atau mendukung ide "mari kita selamatkan hutan" yang diusulkan oleh orang tua mereka.
Menginformasikan anak-anak tentang CA Dolok Sibualbuali dan SA Dolok Lubuk Raya dan mendorong mereka untuk berbicara kepada orang
tua mereka adalah salah satu saluran untuk menyampaikan informasi penting. Selain itu, memperkenalkan anak-anak dengan isu-isu
keanekaragaman hayati berkaitan dengan kurikulum sekolah nasional (sains dan ilmu sosial), memberikan alasan agar kunjungan semacam itu
disetujui oleh Kepala Sekolah. Akhirnya, anak-anak dan keluarga juga dianggap sebagai "sumber yang terpercaya" oleh masyarakat petani,
menurut survei pra-kampanye (50%, survey pra).
Dalam pelatihan Pride Universitas Rare (tahap Universitas ke 2) kami belajar mengenai pentingnya membuat presentasi yang mengesankan,
khususnya yang melibatkan anak-anak. "Semua persuasi dimulai dengan menangkap perhatian. Tanpa perhatian, persuasi tidak mungkin"-.
Doug McKenzie-Mohr and William Smith, „Fostering Sustainable Behaviour. Kami juga belajar tentang penggunaan maskot dan kostum.
Diputuskan untuk membuat maskot, serta lencana (sebagai petunjuk / ajakan dan imbalan),
Kegiatan kunjugan sekolah yang kami lakukan lebih
banyak melakukan kegiatan pemutaran film tentang
orangutan sumatera, dan pengetahuan tentang manfaat
dan fungsi hutan bagi keanekaragaman hayati dan
manusia. Kegiatan ini juga memutar presentasi proyek
kampanye bangga kepada pelajar SMP dan SMA yang
lebih dewasa untuk memahaminya. Kami juga
melakukan kerjasama dengan guru disekolah untuk
menerapkan kelompok pencinta orangutan sumatera,
yang masuk didalam kegiatan Kelompok Pramuka di
SMP Negeri 1 Marancar, SMA Al Wal’syiah
Marancar, dan SMP Negeri 1 Marancar. Kelompok
pencinta orangutan sumatera ini merupakan bagian
dari satuan kerja pramuka di masing-masing sekolah.
Terbentuknya Saka Belantara untuk Pramuka SMA Negeri 1 Marancar dan Satuan kerja Hutan Rimba untuk prmuka SMP Negeri 2 dan SMP
A;’Walsyiah Marancar, mereka kami libatkan dalam acara “Ziarah Hutan” dan menjadi pioneer-pioner penanaman kembali kawasan hutan yang
rusak. Kegiatan ini kalau diteruskan mampu memberikan nilai lebih bagi pengetahuan dan perilaku anak-anak terhadap hutan di sekitar desa
mereka, yang selama ini dari mereka kami dapatkan informasi bahwa mereka kenal hutan dan berbagai ragam hewan di dalamnya, tetapi mereka
tidak paham apa fungsi dan peran dari masing-masing pohon, tanaman di hutan, serta hewan-hewan yang ada di hutan, khususnya orangutan
sumatera itu sendiri.
Foto 14 Pelajar antusias mengikuti kegiatan Pride di sekolah
Lencana/Pin
Sementara berfungsi untuk membuat kunjungan sekolah lebih berkesan, mudah diingat, dan pin juga
sebagai alat menandakan bahwa orang tersebut turut mendukung pelestarian hutan. Pin juga
mengidentifikasikan mereka yang siap berkomitmen kepada kampanye bangga kami ini. Pin ini kami
bagikan atau berikan kepada perorangan yang mengikuti aktivitas kampanye bangga kami di Hutan
Batang Toru, terutama kepada kelompok-kelompok UBSP, Satuan Kerja Hutan Rimba (SMP) dan
Satuan Kerja Ambalan (Saka) Rimbawan (SMA) yang secara bangga memakai lencana/pin ini. Pemakainan ini biasa mereka lakukan atau di
pergunakan apabila ada pertemuan-pertemuan desa atau pertemuan-pertemuan resmi lainnya.
Sebenarnya pin ini sangat berpengaruh kepada anak-anak yang memakainya, sehingga menimbulkan rasa penasaran bagi anak lain yang belum
memiliki pin tersebut. Sehingga menimbulkan rasa penasaran keiinginan tahu dan mendapatkan pin tersebut. Dari laporan para guru yang
bekerjasama dengan kami menyatakan bahwa pin ini menjadi bukti kepada anak-anak bahwa dia telah menjadi seorang aktivitis konservasi.
Penggunaan lencana/pin ini juga diperuntukkan kepada petani yang menjadi anggota kelompok UBSP, dan kerap juga dipergunakan kepada
peserta pelatihan atau workshop yang dilakukan oleh kami. Lencana ini senantiasa dipergunakan oleh anggota kelompok UBSP sebagai identitas
keanggotaan kelompok.
Tabel 4.8 Jadwal kunjungan sekolah yang telah dilakukan selama periode Pride
Gambar 4.4 contoh 2 versi pin yang telah diproduksi, pin yang bergambar
tangan merupakan pin yang dipergunakan oleh remaja/pemuda yang
tergabung dalam pramuka, sedangkan pin gambar desa merupakan yang
banyak dipergunakan oleh anggota kelompok UBSP.
Nama Sekolah Tanggal
Kunjungan
Pelajar (SD, SMP,
SMA)
Pelajar Yang
Hadir
(Jumlah)
Kegiatan
SD Neg Poken Arba 16/9/2009 SD (6-9 thn) 80 orang
Pemutaran Film, Mewarnai, dan Membuat Cerita; pembagian
pin dan poster
SMA Neg Marancar 5/10/2009 SMA (16-19 thn) 40 orang
Pemutaran Film, Games, dan Diskusi Kelompok; pembagian
pin, poster dan t.shirt/kaos
SMP Neg Marancar 6/10/2009 SMP (13-16) 75 orang
Pemutaran Film, Games, dan Diskusi Kelompok; pembagian
pin, poster dan t.shirt/kaos
SD Neg Aek Nabara 2/10/2009 SD (8-11 thn) 40 orang
Pemutaran Film, Mewarnai, dan Membuat Cerita; pembagian
pin dan poster
SD Muhammadiyah Batang Toru 14/1/2010 SD (6-9 thn) 30 orang
Pemutaran Film, Mewarnai, dan Membuat Cerita; pembagian
pin dan poster
SD Neg Batang Toru 25/1/2010 SD (8-11 thn) 60 orang
Pemutaran Film, Mewarnai, dan Membuat Cerita; pembagian
pin dan poster
SMA Neg Marancar
6/2/2010 SMA (17-19 thn) 40 orang
Diskusi bersama kelompok Pramuka Pendega; Fungsi dan Peran
Dasa Darma terhadap Lingkungan dan Konservasi; pembagian
kaos/t.shirt
SMP Neg Marancar
20/2/2010 SMP (13-16) 40 orang
Diskusi bersama kelompok Pramuka Pendega; Fungsi dan Peran
Dasa Darma terhadap Lingkungan dan Konservasi; pembagian
kaos/t.shirt
SMP Neg Marancar 8/5/2010 SMP (13-16) 40 orang
Pembentukkan Kelompok Kerja Hutan dan Rimba bagi
Penggalang Rakit
SMA Neg Marancar 29/5/2010 SMA (16-17 Thn) 40 orang
Pembentukkan Ambalan Hutan; Dewan Kerja Ambalan
(Kelompok Kerja Konservasi)
Kegiatan 7: Kaos/T.Shirt
Untuk memperkenalkan mascot kepada pemandu desa, staff lapangan, masyarakat petani dan anak-anak sekolah, kaos/T.Shirt juga dipergunakan
sebagai petunjuk untuk mengingatkan mereka akan pentingnya menyelamatkan hutan dan orangutan sumatera. Disamping itu pemakaian
mascot, nama lembaga merupakan pengingat bagi masyarakat petani lainnya akan gerakan konservasi di desa mereka, Pada dasarnya kami ingin:
a. Menjadi bangga terhadap hutan dan satwa Orangutan Sumatera di sekitar mereka
b. Memupuk solidaritas untuk bersama-sama menyelamatkan hutan dan Orangutan Sumatera
Kegiatan 8: Mug/Gelas dan Payung
Sama halnya dengan lencana/pin dan kaos/t.shirt, mug/gelas dan payung sebagai pemandu bagi semua orang untuk mengingat dan petunjuk akan
pentingnya menyelamatkan CA Dolok Sibulabuali dan SA Dolok Lubuk Raya di Kawasan Hutan Batang Toru di Tapanuli Selatan. Peruntukan
mug/gelas dan payung ini juga dipakai dalam acara-acara kunjungan sekolah, audiensi dengan pemerintah dan lembaga terkait dengan
pelestarian hutan dan satwa orangutan sumatera.
Foto 15 contoh
kemeja/t-shirt yang
telah diproduksi
T.Shirt dibagikan kepada anggota kelompok UBSP sebagai tanda kebanggaan mereka setelah melakukan pendidikan-pendidikan tentang UBSP
dan Konservasi, sedangkan paying dan mug kami bagikan kepada anggota kelompok yang mampu menjawab pertanyaan kami atau beberapa
tokoh-tokoh masyarakat yang kami undang dalam pertemuan-pertemuan kelompok UBSP.
T.Shirt menjadi kebangga bagi anggota kelompok ditengah-tengah masyarakat lainnya, memakai t.shirt ditengah-tengah masyarakat lainnya
menjadi pembuktian kepada yang lain kalau dia mendukung dan menjalankan penyelamatan hutan di desa mereka ini.
Sangat berat melakukan pencetakan media-media kampanye ini, disamping belum ketersediaan sumberdaya manusia yang tepat, beberapa kali
kami mengalami kendala dalam pencetakan t.shirt, jauh sebelum dilakukan pencetakan kami telah melihat film yang akan digunakan vendor,
setelah kami evaluasi, maka film tersebut disepakati untuk ditindak lajuti, namun apa yang terjadi hasil yang diharapkan tidak sebagaimana
diharapkan sebelumnya, dan vendor juga sering telat dalam masalah waktu. Sehingga penerapan media kampanye ini sering mengulur waktu dan
mengganggu jadwal lainnya.
Berdasarkan pengalaman ini, kami tidak akan berupaya mencari vendor yang benar-benar banyak orderannya atau vendor yang baru mucul,
namun keberadaan vendor yang kredibel dan professional yang sangat dibutuhkan dalam memperoduksi alat-alat kampanye ini.
Foto 16 Contoh mug dan
payung yang telah
diproduksi
Sasaran Perubahan Perilaku
Tabel 4.9 Rantai hasil dan sasaran SMART untuk perubahan perilaku dari khalayak primer
Kegiatan 1 : Poster seri ke-2
Alasan untuk kegiatan : Poster berfungsi sebagai ajakan visual. Relatif murah untuk diproduksi dan karena pemasangannya yang sederhana,
poster dapat ditempatkan di kedai kopi, warung, rumah makan di desa dan tempat-tempat lain yang mungkin dikunjungi oleh khalayak sasaran.
Di sini poster berfungsi untuk mengingatkan individu-individu tentang tindakan yang diperlukan dan untuk menekankan kembali manfaat-
manfaat melakukannya, yaitu meminta orang-orang untuk dapat melakukan sendiri maupun perkelompok cara mengelola keuangan yang baik,
pelaporan, melalui mekanisme Usaha Bersama Simpan Pinjam (UBSP/CU).
Tidak jauh berbeda dengan pertama sekali melakukan pembuatan poster pertama terdahulu, namun pembuatan poster kedua ini lebih
menekankan kehadiran aparat pemerintah dalam gerakan pelestarian hutan di Marancar. Keterlibatan Sekreatris kecamatan, merupakan hal baru
bagi kami, beliau secara sukarela foto beliau di pasang dalam poster, da hal yang menjadi tantangan pada saat poster ini dikeluarkan adalah
bersamaan dengan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kabupaten Tapanuli Selatan. Namun kehadiran foto tokoh aparat pemerintah kecamatan
tersebut menjadi daya tarik sendiri bagi masyarakat dan menjadi menarik bagi warga kecamatan marancar yang sudah bosan melihat dan
memadang poster-poster kampanye para kandidat Bupati dan Wakil Bupati yang bertebaran di pelosok desa.
Poster ini mengajak masyarakat petani di seluruh Kecamatan Marancar (CA Dolok Sibualbuali dan SA Dolok Lubuk Raya) untuk mengikuti
jejak 4 desa (Aek Nabara, Janji Manaon, Sugi Jae dan Sugi Julu) yang telah memiliki Kelompok UBSP dan telah merasakan manfaat dari
kelompok dalam mengakses modal usaha dan melestarikan hutan sekitar mereka dengan baik.
Para Petani: Perubahan Perilaku
Rantai hasil?
Sasaran SMART 1 Pada Akhir Juni 2010, 50% Petani di 4 desa (aek nabara, janji manaon, sugi julu, sugi jae) dapat melakukan sendiri maupun perkelompok
cara mengelola keuangan yang baik, pelaporan, melalui mekanisme Credit Union. (meningkat dari 35%)
Sasaran SMART 2
Pada akhir Juni 2010, anggota CU 4 desa target disekitar CA.Dolok Sibualbuali (aek nabara dan janji manaon) dan SA Dolok Lubuk
Raya (sugi julu dan sugi jae) di Kawasan Hutan Batang Toru akan berjumlah 125 orang sebagai anggota CU dan dapat merasakan
manfaat dari CU dalam hal mengakses modal dan menjalankan usaha-usaha produktif yang berkesinambungan.
Poster ini menonjolkan seorang anggota kelompok UBSP yang sedang menghitung uang, dan foto pejabat pemerintah Kecamatan (Sekretaris
Kecamatan) Marancar yang mendukung sepenuhnya kegiatan kelompok UBSP dengan kegiatan konservasinya.
Secara khusus untuk mendorong orang bergabung dalam kelompok UBSP dan ikut serta
dalam program pelestarian hutan sebagai habitat Orangutan Sumatera. Pada pertengahan
Mei 2010, kami telah memiliki beberapa rancangan yang siap untuk uji-coba. Meskipun
idealnya adalah membentuk dua kelompok fokus masyarakat petani lainnya untuk
menguji materi-materi ini, kerangka waktu dan kendala anggaran proyek hanya
memungkinkan untuk melakukan satu kali uji-coba. Kami menggunakan kesempatan ini
untuk menguji daya tarik, pemahaman, penerimaan, persuasi serta untuk
membandingkan kecenderungan pilihan khalayak sasaran dalam kaitannya dengan dua
konsep yang ditunjukkan di bawah ini.
Diskusi kelompok terfokus yang berlangsung 45 menit terdiri sembilan identifikasi-diri
masyarakat petani lainnya berusia antara 22 dan 48 tahun. Para peserta merupakan
pengunjung kedai kopi di Ibu Kota Kecamatan Marancar (Pasar Marancar). Pertemuan
diadakan di Kedai Kopi Gabean, Poken Arba. Kepada para peserta, ditawarkan sejumlah
makanan dan minuman sebagai bentuk apresiasi atas waktu mereka.
Tujuan dari uji-coba adalah untuk menentukan mana dari poster dan slogan yang harus
digunakan dalam kampanye. Sebelum diskusi, pewawancara (Staff Lapangan Yayasan
Pekat) menjelaskan studi dan prosedur-prosedurnya. Pewawancara menunjukkan kepada
para responden sebuah poster dan menanyakan sejumlah pertanyaan. Kemudian
pewawancara meminta responden untuk mengkritisi poster dan memilih yang mereka
suka. Pewawancara (moderator) mengakhiri diskusi dengan meminta responden untuk
memilih slogan terbaik yang dianggap menyuarakan poster tersebut, dan akan dianggap
sebagai pasangan "terbaik" untuk poster yang dipilih.
Gambar 4.5 Poster seri 2 berjudul Rap Ma Hita Manjago Harangan Ta Dohot UBSP.
Salinan Teks:
Mandiri tanpa Marusak, Rap ma hita sude mangatasi masalah on.
Rap Ma Hita Manjago Harangan Ta Dohot Usaha Bersama Simpan Pinjam (UBSP/CU).
Slogan-slogan Kampanye: Mandiri Tanpa Marusak
Kegiatan 2 : Kalender
Alasan untuk kegiatan : kalender berfungsi sebagai ajakan kepada masyarakat petani dan anggota
kelompok UBSP untuk tetap konsisten dengan tujuan bersama menyelamatkan kawasan hutan di
CA Dolok Sibualbuali dan SA Dolok Lubuk Raya di Hutan Batang Toru di Kabupaten Tapanuli
Selatan, serta menyelamatkan hutan sebagai habitat dari Orangutan Sumatera. Kemudian
kalender ini akan dipasang oleh masyarakat petani di dalam rumah mereka selama satu tahun,
sebab kalender ini bermanfaat bagi mereka.
Distribusi kalender selain dengan masyarakat petani dan anggota kelompok UBSP, juga di
berikan kepada kantor-kantor pemerintah desa, kecamatan, kantor dinas, dan lainnya di
Kabupaten Tapanuli Selatan. Kalender ini diproduksi sebanyak 500 eksemplar.
Kalender ini sangat disenangi oleh masyarakat petani terutama bagi orang-orang yang fotonya terdapat dalam kalender, bahkan mereka sendiri
menyebarkan kepada kerabat saudara yang berada di desa-desa tetangga untuk di pasang dalam rumah masing-masing.
Sementara dalam kalender terdapat pesan-pesan yang ingin kami sampaikan, dan alamat ketua-ketua kelompok yang senatiasa untuk diminta
informasi tentang kelompok UBSP dan penyelamatan Hutan.
Gambar 4.6 Kalender
Kegiatan 3 : Sticker
Alasan untuk kegiatan : Setelah kunjungan pemantauan lapangan kami pada
Januari 2010, dan peninjauan kembali dari pengeluaran dana inti, diputuskan
untuk memproduksi materi bahan sticker. Alasan untuk melakukannya adalah :
pertama, banyak orang telah memintanya dan bertanya-tanya mengapa tidak ada
stiker; kedua, mengakui bahwa stiker mungkin berfungsi sebagai ajakan yang
kuat; dan ketiga, stiker bisa berfungsi sebagai hadiah bagi orang-orang ikut
masuk menjadi anggota kelompok UBSP. Stiker juga sederhana, dan jika
diproduksi dalam jumlah besar serta ditempelkan oleh khalayak target pada
berbagai media termasuk kendaraan, akan menjadikan pesan kampanye terlihat
secara luas.
Kami memberikan ijin untuk membebankan produksi stiker ini pada dana inti dan pada bulan Februari 2010, kami merancang dan memproduksi
1.000 stiker dan 100 payung
Stiker dibagi-bagikan selama periode pembukaan kelompok UBSP dan penyelenggaraan “Ziarah Hutan” dalam acara memperingati Hari
Lingkungan Hidup Sedunia yang diberikan oleh Pemandu Desa kepada siapa pun yang hadir dalam acara tersebut, semuanya sudah
didistribusikan dan segera terlihat pada sepeda motor di desa-desa dan kota-kota sekitarnya. Menariknya, sebagian stiker juga bisa dilihat pada
kedai rumah makan, sisi-sisi rumah dan bahkan pada tiang-tiang lampu..
Stiker dapat digunakan untuk memperkuat perubahan tingkah laku dalam tahap pra kontempelasi dan tahap pemeliharaan, hal ini
membangkitkan rasa ingin tahu masyarakat petani lainnya, serta mengingatkan kepada masyarakat lainnya tentang pesan-pesan kunci “Mandiri
Tanpa Marusak”.
Gambar 4.7 Stiker berjudul : Mandiri Tanpa Marusak