PENINGKATAN STATUS GIZI DAN KESEHATAN KELUARGAMELALUI GERAKAN NASIONAL SADAR GIZI

DI JAWA TENGAH

OLEH

KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH

DISAMPAIKAN PADA SOSIALISASI & ADVOKASI GERAKAN NASIONAL SADAR GIZI

PROVINSI JAWA TENGAHKAMIS, 10 MEI 2012

2

POKOK BAHASAN

1. SITUASI & KONDISI DERAJAT KESEHATAN MASYARAKAT

2. TARGET & CAPAIAN INDIKATOR MDGs3. RAD-PG4. MASALAH YANG DIHADAPI5. TANTANGAN6. UPAYA YANG DILAKUKAN

SITUASI & KONDISI

DERAJAT KESEHATAN MASYARAKAT3

KONDISI UMUM

• Gizi faktor penentu kualitas SDM

• Kekurangan gizi gagal tumbuh kembang

• Angka kesakitan & kematian pada gol. rawan (bayi, anak balita, ibu hamil dan ibu menyusui) rendahnya produktivitas kerja daya saing rendah merugikan bangsa & negara

DERAJAT KESEHATAN MASYARAKAT

NO KONDISI 2008 2009 2010 2011

1 Umur Harapan Hidup (UHH) 71,1 71,25 71,40 N/A

2 Angka Kematian Ibu (per 100.000 kelahiran hidup)

114,42 117,02 104,97 116,01

3 Angka Kematian Bayi (per 1000 kelahiran hidup)

9,71 10,37 10,62 10,34

4 Angka Kematian Balita (per 1000 kelahiran hidup)

10,25 11,74 12,02 11,50

5 Kasus Baru Balita Gizi Buruk (BB/TB)

3420 3160 3468 3187

6Kesakitan DBD (IR per 10.000 penduduk)

5,92 5,79 5,68 1,37

5

DERAJAT KESEHATAN MASYARAKAT

NO KONDISI 2008 2009 2010 2011

7 Kesakitan Malaria (API per 1.000 penduduk) 0,05 0,05 0,1 0,1

8 Penemuan TB Paru (% CDR) 47,98 48,15 55,38 55,18

9 Kesembuhan TBC Paru (% CR) 83,9 85,01 85,01 -

10 HIV/AIDS(kasus baru) 259/170 143/430 373/501 755/521

11 Avian Influenza(kasus/mati) 3/3 1/1 1/1 0/0

12Penemuan Penderita Baru Kusta (PB/MB) 196/1144 226/1348 315/1344 348/1678

6

7

TARGET DAN CAPAIAN INDOKATOR MDGs

JAWA TENGAH

8

CAPAIAN DAN TARGET PROGRAM PRIORITAS MDG’sTAHUN 2011

INDIKATOR CAPAIAN TARGET

GIZI BURUK : 0,13 % 0,82 %

AKI : 116,01/100.000 KH 100/100.000 KH

AKB : 10,34/1.000 KH 9,1/1.000 KH

AKABA : 11,50/1.000 KH 12,01/1.000 KH

MALARIA : 0,1 0.03

PREV. HIV : 0,29 < 0,2

TB-CDR : 55,18% 70%

DBD-IR : 1,37 (CFR: 1,04) 5,5 (CFR: 1)

PERKEMBANGAN KASUS GIBUR

2008 2009 2010 2011

JUMLAHKASUS 5.171 4.676 3.468 3.187

PERSENTASE 0,20 % 0,17 % 0,14 % 0,13 %

RENCANA AKSI DAERAH PANGAN & GIZI

(RAD-PG)10

1. Menurunkan prevalensi Berat Badan rendah dari 12,13 % (2010) menjadi 11,00 % (2015)

2. Menurunkan prevalensi stunting dari 29,79 % (2010) menjadi 27,5 % (2015)

SASARAN RAD-PG(PERGUB Nomor 7 / Tahun 2012)

N

OTARGET

2011

(%)

2012

(%)

2013

(%)

2014

(%)

2015

(%)

1 Penurunan prevalensi balita dgn BB rendah

11,8 11,6 11,4 11,2 11

2 Penurunan prevalensi balita stunting

29,5 29,0 28,5 28,0 27,5

12

GOALS TAHUNANPROGRAM PERBAIKAN GIZI

BERAT BADAN RENDAH13

BALITA BB RENDAH

- BB/U SANGAT KURANG : 2,22 %

- BB/U KURANG : 9,91 %

PREVALENSI BB RENDAH : 12,13 %

PREVALENSI BB NORMAL : 85,83 %

PREVALENSI BB LEBIH : 2,04 %

GAMBARAN PREVALENSI BALITA BB RENDAHDI 35 KABUPATEN/KOTA

PERINGKAT KAB/KOTA PREVALENSI

1 Kota Semarang 6.702 Kota Salatiga 6.763 Karanganyar 8.794 Temanggung 9.075 Semarang 9.136 Wonogiri 9.187 Banjarnegara 9.358 Wonosobo 9.429 Sragen 9.65

10 Sukoharjo 9.9711 Pemalang 10.1412 Boyolali 10.58

GAMBARAN PREVALENSI BALITA BB RENDAHDI 35 KABUPATEN/KOTA

PERINGKAT KAB/KOTA PREVALENSI

13 Pati 10.7214 Klaten 11.4215 Cilacap 11.5316 Banyumas 11.5617 Kudus 11.6118 Purbalingga 11.7719 Kebumen 12.0820 Kota Surakarta 12.1721 Grobogan 12.2522 Batang 12.8023 Kendal 12.8324 Tegal 13.30

GAMBARAN PREVALENSI BALITA BB RENDAHDI 35 KABUPATEN/KOTA

PERINGKAT KAB/KOTA PREVALENSI

25 Magelang 13.7426 Purworejo 14.6227 Kota Pekalongan 16.0128 Jepara 16.1529 Pekalongan 16.3230 Kota Magelang 16.4931 Rembang 16.8532 Demak 16.9133 Kota Tegal 17.4434 Brebes 17.6435 Blora 19.40

Rata-rata JAWA TENGAH 12.13

STUNTING

18

BALITA STUNTING (PENDEK)• INDIKATOR TINGGI BADAN MENURUT UMUR MEMBERIKAN

GAMBARAN STATUS GIZI YANG SIFATNYA KRONIK.

• TERJADI KARENA KEMISKINAN, POLA ASUH YANG SALAH, HIGIENE SANITASI YANG BURUK.

• GAMBARAN JAWA TENGAH :PREV BALITA SANGAT PENDEK : 12,49

%PREV BALITA PENDEK : 17,30

% PREV BALITA STUNTING : 29,79 %PREV BALITA NORMAL : 70,11 %

GAMBARAN PREVALENSI BALITA STUNTINGDI 35 KABUPATEN/KOTA

PERINGKAT KAB/KOTA PREVALENSI

1 Kota Magelang 12.132 Kota Semarang 16.543 Kudus 17.244 Sukoharjo 19.855 Kota Salatiga 20.896 Banjarnegara 23.447 Wonogiri 23.628 Karanganyar 24.629 Kota Pekalongan 24.91

10 Batang 25.9311 Sragen 26.1612 Pati 26.24

GAMBARAN PREVALENSI BALITA STUNTINGDI 35 KABUPATEN/KOTA

PERINGKAT KAB/KOTA PREVALENSI

13 Cilacap 27.1214 Semarang 27.5415 Tegal 27.5716 Brebes 27.6517 Banyumas 28.3618 Demak 30.4419 Kebumen 30.7820 Jepara 30.8321 Klaten 30.8422 Wonosobo 31.2923 Grobogan 32.2724 Temanggung 32.32

GAMBARAN PREVALENSI BALITA STUNTINGDI 35 KABUPATEN/KOTA

PERINGKAT KAB/KOTA PREVALENSI

25 Purbalingga 32.3826 Kota Surakarta 33.9927 Purworejo 34.4028 Kendal 34.4829 Boyolali 36.0830 Pemalang 36.3231 Kota Tegal 37.2732 Pekalongan 37.3533 Rembang 41.3134 Magelang 45.7735 Blora 45.84

Rata-rata JAWA TENGAH 29.79

MASALAH YANG DIHADAPI

23

• Masih terdapat anak balita BB rendah : 12,13 % yang dapat mengakibatkan gangguan tumbuh kembang yang tidak dapat dipulihkan.

• Masih terdapat balita stunting : 29,79 % apabila tidak ditanggulangi akan menurunkan kualitas SDM di masa mendatang.

MASALAH UTAMA

AKAR MASALAH

• Masih rendahnya kesadaran masy ttg gizi seimbang masih rendahnya pengetahuan belum optimalnya pemanfaatan potensi pangan lokal belum mantapnya penyuluhan gizi kepada masyarakat.

• Masih rendahnya tk.pendidikan & pendapatan masyarakat rendahnya akses terhadap pangan yang bermutu rendahnya daya beli masyarakat distribusi pangan pd anggota keluarga

TANTANGAN

26

• Pencapaian prevalensi balita BB Rendah 11 % & balita stunting sebesar 27,5 % th. 2015

• Peningkatan kapasitas petugas mulai dari tingkat desa, Puskesmas, Kabupaten/ Kota dan Provinsi perlu dioptimalkan

TANTANGAN SASARAN

• Disparitas kasus gizi buruk di Kab/ Kota ditandai dengan masih banyaknya balita gizi buruk di pedesaan dibanding di perkotaan.

• Kemampuan berkoordinasi dan bersinergi antar program dan sektor terkait menjadi kunci keberhasilan pencapaian target sasaran.

TANTANGAN PROGRAM

• Prevalensi kekurangan gizi terkait erat dengan kemiskinan, pendidikan yang rendah dan kesadaran masyarakat yang kurang.

• Pola Gizi Seimbang harus dipahami dan dilaksanakan masyarakat secara nyata

TANTANGAN PROGRAM

UPAYA YANG DILAKUKAN

30

UPAYA YANG DILAKUKAN

MENDORONG KEMAMPUAN MASYARAKAT MENINGKATKAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PRAKTIK PENCAPAIAN STATUS GIZI YANG BAIK & DERAJAT KESEHATAN YANG OPTIMAL

PERLU……..

GERAKAN NASIONAL SADAR GIZI

MENUJU MANUSIA INDONESIA PRIMA

31

TERIMA KASIHTUHAN SELALU MEMBERIKAN YANG TERBAIK,

MANUSIA KADANG TIDAK SANGGUP MEMBACANYA ATAU TERLAMBAT MENYADARINYA