materi gangguan tidur 2.pptx

26
ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN ISTIRAHAT TIDUR Disusun oleh : Kelompok 7 A.12.1 Hani Indira Probodewi Imaningtyas Ridar Fauziyah Latief Riska Yunita

Upload: hani-indira

Post on 02-Oct-2015

261 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN ISTIRAHAT TIDUR

ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN ISTIRAHAT TIDUR

Disusun oleh :Kelompok 7 A.12.1Hani Indira ProbodewiImaningtyas RidarFauziyah LatiefRiska YunitaSiklus tidur normal manusiaSiklus tidur normal manusia terdiri dari 2 status primer siklus tidur yaitu REM (Rapid Eye Movement) dan non REM. Status tidur REM (20-25% dari waktu tidur) dan non REM (sekitar 75-80% dari waktu tidur) Karakteristik fisiologi pada manusia dewasa- Siklus non REM-REM (lama 90 menit)- Tidur non REM : Stadium 1, Stadium 2, Stadium - Tidur REM : Tonic, Phasic- Berasal dari endogen- Diatur oleh homeostatik dan faktor sirkadian - Dipengaruhi faktor lingkungan- Tidur berulang diikuti hilang tidur- Gangguan fungsi karena hilang tidurTahap-tahap tidur normalBeberapa tahap-tahap tidur yang dilakukan orang normal, yaitu :Tahap 1 : Non-rapid eye movement (rem) sleepTahap 2 : Non REM sleepTahap 3 : Non REM sleepTahap 4 : Non REM sleepREM sleepTahap 1 : Non-rapid eye movement (rem) sleepTermasuk tingkat tidur terendah.Berlangsung hanya beberapa menit.Penurunan aktivitas fisiologis dimulai dari penurunan bertahap tanda-tanda vital dan metabolisme.Orang yang mudah terangsang oleh rangsangan sensorik seperti kebisingan.Mudah terbangun, seolah-olah sedang melamun.

Tahap 2 : Non-rem sleep Periode tidur nyenyak.Proses relaksasi.Gairah masih relatif mudah.Berlangsung selama 10-20 menit.Fungsi tubuh terus melambat.

Tahap 3 : Non-rem sleepMelibatkan tahap awal tidur nyenyak.Orang yang sedang tidur sulit untuk bangkit dan jarang bergerak.Otot benar-benar relaksasi.TTV menurun tapi tetap teraturTahap berlangsung selama 15-30 menit.

Tahap 4 : non-rem sleepTahap terdalam tidurSulit untuk membanngunkan orang yang sedang tidurJika kurang tidur, maka akan menghabiskan sebagian besar malam dengan tidurMengistirahatkan tubuhTTV lebih rendah daripada jam saat bangunTerakhir sekitar 15-30 menitKemungkinan terjadi sleepwalking atau enuresia

REM sleepMimpi dapat terjadiBiasanya tahap dimulai sekitar 90 menit setelah tidur dimulaiDicirikan oleh respon otonom mata yang bergerak cepat, fluktuasi jantung dan taraf pernapasan meningkat dan fluktuasi tekanan darahSekresi lambung meningkatHilangnya tonus otot rangkaSangat sulit untuk membangkitkan tidur. Durasi tidur REM meningkat dengan setiap siklus rata-rata 20 menit.

Tahapan tidur pada orang normal

Perubahan tidur akibat proses menuaPada lansia, diperlukan waktu lebih lama untuk tertidur dan memiliki waktu lebih sedikit dalam tertidur nyenyak. Kejadian lansia kesulitan tidur termasuk hal yang normal karena proses penuaan. Berbagai perubahan fisiologis dapat mempengaruhi istirahat dan tidur serta kesadaran. Perubahan secara fisiologis banyak terjadi pada sistem saraf.Penyebab gangguan tidur pada lansiaPenyebab Gangguan Tidur pada Usia LanjutPerubahan-perubahan ritme sikardianGangguan tidur primer: SBD ( Sleep Disordered Breathing), PLMS (periodic leg movementin sleep), RBD (rapid eye-movement)Penyakit-penyakit fisik (hipertiroid, arthritis)Penyakit-penyakit jiwa (depresi, gangguan anxietas)Pengobatan poli farmasi, alkohol, kafeinDemensia Kebiasaan hygiene tidur yang tidak baikMasalah tidur yang dialami lansiaInsomniaHipersomnia Apnea tidur

1. Insomnia Insomnia adalah ketidakmampuan untuk tidur meskipun memiliki keinginan untuk tidur. Pada lansia, insomnia biasanya terjadi karena gangguan pada tahap 4.Insomnia terdiri dari beberapa jenis :Jangka pendek SementaraKronis 2. Hipersomnia Hipersomnia dicirikan dengan tidur lebih dari 8 atau 9 jam per periode 24 jam dengan keluhan yang berlebihan. Hipersomnia disebabkan oleh ketidakaktifan, gaya hidup yang membosankan, atau depresi3. Apnea tidurApnea tidur atau berhentinya nafas selama tidur yang diidentifikasikan dengan mendengkur. Henti nafas terjadi minimal 10 detik dan mengalami rasa kantuk luar biasa pada siang hari. Gejala apnea antara lain :Aktivitas malah hari yang tidak biasa, seperti duduk tegak, berjalan dalam tidur, atau terjatuh dari tempat tidurSering terbangun di malam hari dsb

Keadaan yang mempengaruhi gangguan tidur pada lansiaKeadaan yang mempengaruhi gangguan tidur pada lansia, antara lain :Penyakit psikiatrik terutama depresiPenyakit alzheimer dan penyakit degeneratif lainPenyakit kardiovaskular dan perawatan luka post-operasi bedah jantungInkompetesi jalan nafas atasPenyakit paruSindrom nyeriPenyakit prostatikEndokrinopatik

Peran Panti Wredha terhadap lansia dengan gangguan tidurPanti wredha adalah tempat untuk menampung lansia yang terlantar dengan memberikan pelayanan dan rasa aman, tentram dan tanpa kegelisahan maupun khawatir dalam menghadapi usia tua.Lansia yang menjalani hospitalisasi memiliki gangguan tidur. Proses pengobatan yang dilakukan dapat menimbulkan nyeri yang berhubungan dengan kenyamanan, kecemasan dan gangguan secara psikologi lainnyaPeran yang dapat dilakukan oleh rumah sakit dan panti wredha dalam meminimalkan gangguan tidur yang dialami lansia, antara lain :Manajemen nyeriManajemen kebisinganTemperature ruanganPencahayaan

Asuhan KeperawatanPengkajian 1. Pemeriksaan fisikPerubahan perilaku yang menunjukkan perubahan perilaku gangguan tidurPemeriksaan neurologis meliputi : nystagmus, tremor tangan, ptosis, peningkatan kepekaan terhadap rasa sakit dan ekspresi wajah.Respon terhadap rangsang umum di lingkunganRespon terhadap saraf kranial

2. Pengkajian tidur Daftar pertanyaan mengenai gangguan tidur

3. Tes Diagnostik Tes yang dilakukan adalah GCS 9Glasgow Coma Scale.

Diagnosa KeperawatanRisiko tinggi cedera berhubungan dengan bangun di malam hari dan merasa kebingungan Gangguan komunikasi verbal dengan penurunan tingkat kesadaran Perubahan proses berpikir yang berhubungan dengan tidur yang tidak memadai atau penurunan tingkat kesadaran Gangguan mobilitas fisik yang berhubungan dengan kecelakaan serebrovaskular Perubahan sensorik berhubungan dengan gangguan neurologis atau insomnia Defisit perawatan diri berhubungan dengan penurunan tingkat kesadaran atau insomniaGangguan citra tubuh berhubungan dengan gangguan neurologis atau sleep apnea Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri rawat inap

Kriteria Hasil yang DiharapkanPasien akan menjelaskan faktor, termasuk fisiologis, psikososial, dan faktor lingkungan, terkait dengan masalah tersebut. Pasien akan membantu dalam mengendalikan faktor-faktor dalam lingkungan rumah sakit untuk mempromosikan tidur/istirahat. Pasien akan mengidentifikasi langkah-langkah untuk menerapkan di rumah untuk meningkatkan tidur/istirahat. Pasien akan membedakan antara tidur sementara/ gangguan istirahat dan gangguan tidur potensial dan mengidentifikasi sumber daya untuk menjelajahi masalah masa depan yang berkaitan dengan tidur/istirahatIntervensi KeperawatanPertahankan kondisi yang kondusif untuk tidurBantu orang tersebut untuk rilek pada saat menjelang tidur Memberikan posisi yang tepat, menghilangkan nyeri, dan memberi kehangatan Jangan membiarkan pasien meminum kafein (kopi, teh, coklat) di sore hari dan malam hari.Lakukan tindakan-tindakan yang masuk akal Tidur siang merupakan hal yang tepat ; namun, jumlah tidur siang tidak boleh lebih dari 2 jam.Mandi air hangat terkadang dapat merilekskan lansiaDaftar PustakaStanley, Mickey. 2007. Buku ajar keperawatan Gerontik Ed. 2. Jakarta: EGCDwi Kurnia, Anggraini, dkk. 2013. Lavender aromatherapy improve quality of sleep in Elderly People. Jurnal Kedokteran Brawijaya Vol XXV No.2 Agustus 2009. Fakultas Kedokteran Universitas BrawijayaFitriana, Vinna. 2013. Hubungan Antara Tingkat Kesepian dengan Tingkat Insomnia pada Lanjut Usia di Desa Srimulyo Kecamatan Piyungan Bantul Yogyakarta. Yogyakarta: Keperawatan UGMWahyuni, Dian. 2008. Kualitas tidur dan gangguan tidur pada lansia di panti werda Bakti Dharma KM.7 Palembang. JKK tahun 41 No. 1 Januari 2009. Fakultas Kedokteran Universitas SriwijayaChandra. 2012. Tinjauan Umum Lansia, Panti Wredha dan Healing Evironment. Diakses di e-journal.uajy.ac.id pada 9 Oktober 2014www.library.upnvj.ac.id diakses pada tanggal 13 Oktober 2014Stanley, M., Beare, P.G. 2006. Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Jakarta: EGCSue.E., Meiner. 2006. Gerontologic Nursing. St. Louis, Missouri : MosbyPotter., Perry. 2005. Fundamental Keperawatan. Jakarta: EGCTERIMAKASIH