materi beram.docx

Upload: m-fachturazak-hafid

Post on 01-Jun-2018

225 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

  • 8/9/2019 Materi Beram.docx

    1/24

    MODUL 5

    PERSIAPAN PEMBUBUTAN

    5.1. Mekanisme Pembentukan Geram

    Pada mulanya diperkirakan bahwa geram terbentuk karena adanya

    retak rambut (micro crack) yang timbul pada benda kerja tepat diujung pahat

    pada saat pemotongan dimulai. Dengan bertambahnya tekanan pahat, retak

    rambut tersebut menjalar kedepan sehingga terjadilah geram, lihat gambar 5-

    3a, Anggapan ini sekarang sudah ditinggalkan berkat hasil berbagai

    penelitian didalam mempelajari mekanisme pembentukan geram. Logam yang

    pada umumnya bersiat ulet (ductile! apabila mendapat tekanan akan timbul

    tegangan (stress! didaerah sekitar konsentrasi gaya penekanan dari pahat.

    "egangan pada logam (benda kerja! tersebut mempunyai orientasi yang

    kompleks dan pada salah satu arah akan terjadi tegangan geser (shearing 

    stress! yang maksimum. Apabila tegangan geser ini melebihi kekuatan logam

    yang bersangkutan maka akan terjadi deormasi plastis (perubahan bentuk!

    yang menggeser dan memutuskan material benda kerja diujung pahat pada

    suatu bidang geser (shear plane!, lihat gambar 5-3b.

    USAT PENGEMBANGAN BAHAN AAR!UMB  

    utranta# M.En$.  % N % 1

  • 8/9/2019 Materi Beram.docx

    2/24

    teori usang

    a

    Gambar 5!1"eori tentang pembentukan geram

    #idang geser mempunyai lokasi tertentu yang membuat sudut terhadap

    $ektor ke%epatan potong, dan dinamakan dengan sudut geser (shear angle, &!.

    Proses terbentuknya geram tersebut dapat diterangkan dengan analogi

    tumpukan kartu sebagai berikut '

    #ila setumpuk kartu dijajarkan dan diatur dengan sedikit miring (sesuai

    dengan sudut geser, &! kemudian didorong dengan papan (penggaris! yang

    membuat sudut terhadap garis $ertikal (sesuai dengan sudut geram, Ï„o ! maka

    kartu diujung papan akan tergeser keatas relati terhadap kartu dibelakangnya.

    Pergeseran itu berlangsung se%ara berurutan dan kartu terdorong melewati

    bidang atas papan, lihat gambar 5-a. Analogi kartu tersebut menerangkan

    keadaan sesungguhnya dari kristal logam (struktur butir metalograpis! yang

    USAT PENGEMBANGAN BAHAN AAR!UMB  

    utranta# M.En$.  % N % &

  • 8/9/2019 Materi Beram.docx

    3/24

    ajaran Kartu

    o

    pahat

    arah perpanjangan kristal

    bidang geser

    sudut geser

    b

    pahat

    arah perpanjangan kristal

    bidang geser

    sudut geser Ø

    b

    terdeormasi sehingga merupakan lapisan tipis yang tergeser pada bidang

    geser. Arah perpanjangan kristal (%ristal elongation! membuat sudut (Ï„%!

    sedikit Lebih besar dari sudut geser, lihat gambar 5-b.

    Gambar 5!&Pembentukan geram dan deormasi bahan

    Proses deormasi tersebut tidak berlangsung se%ara mendadak pada

    bidang geser melainkan melalui daerah yang sempit dengan ke%epatan

    regangan geser (shear strain! yang sangat %epat (),)5 µ*se%!. Pengaruh

    USAT PENGEMBANGAN BAHAN AAR!UMB  

    utranta# M.En$.  % N % '

  • 8/9/2019 Materi Beram.docx

    4/24

    ke%epatan perengangan yang setinggi ini terhadap siat-siat material belum kita

    ketahui sepenuhnya. Dengan demikian penelitian yang lebih jauh atas

    mekanisme pembentukan masih tetap diperlukan guna mengetahui pengaruh

    berbagai $ariabel pada proses pemotongan. +amalan atas karakteristik proses

    pemotongan yang diren%anakan diharapkan menjadi lebih mudah, tanpa harus

    memakai berbagai rumus empirik yang relati mahal untuk memperolehnya.

    Dalam hal ini akan dibi%arakan salah satu model mekanisme

    pembentukan geram. eskipun model tersebut belum menjelaskan sepenuhnya

    tentang mekanisme yang terjadi pada dalam keadaan pemotongan yang

    sesungguhnya, akan tetapi sedikit dapat memberikan gambaran atas kaitan

    beberapa $ariabel yang mempengaruhi besaran yang penting dalam proses

    pemotongan yaitu gaya potong. arena selain menentukan daya potong, gaya

    potong akan menentukan ketelitian geometris produk, suatu hal yang menjadi

    tujuan utama sejak dimulainya re$olusi proses pemesinan.

    5.(. )*m+*nen Ga,a Pembentukan Geram

    uatu analisis mekanisme pembentukan geram yang dikemukakan oleh

    Merchant   mendasarkan teorinya atas model pemotongan sistem tegak

    (orthogonal system!. istem pemotongan tegak merupakan penyederhanaan

    dari sistem pemotongan miring (oblique system! dimana gaya dan komponennya

    hanya dianalisa pada suatu bidang. beberapa asumsi yang digunakan dalam

    menganalisa model adalah '

    • ata potong pahat sangat tajam tidak menggosok atau menggaruk benda

    kerja

    USAT PENGEMBANGAN BAHAN AAR!UMB  

    utranta# M.En$.  % N % (

  • 8/9/2019 Materi Beram.docx

    5/24

    • Deormasi terjadi hanya dalam dua dimensi.

    • Distribusi tegangan yang merata pada bidang geser.

    • /aya aksi tegangan dari pahat terhadap geram adalah sama besar dan

    segaris (tidak menimbulkan momen kopel!,

    arena sistem gaya dipandang hanya pada satu bidang (bukan ruang!, maka

    gaya total dapat dipe%ahkan menjadi dua komponen gaya yang saling tegak

    lurus. "ergantung dari %ara pemisahan komponen, dalam hal ini dapat

    dikemukakan tiga %ara yaitu '

    0 /aya total (1! ditinjau terhadap proses deormasi material, dapat

    dipe%ahkan kedalam 2 komponen '

    − 1s  gaya geser yang mendeormasikan material pada bidang

    geser sehingga melampaui batas elastis.

    − 1sn gaya normal pada bidang geser yang menyebabkan pahat

    tetap menempel pada benda kerja.

    2 /aya total (1! dapat diketahui arah dan besarnya dengan %ara membuat

    dinamo meter (alat ukur gaya, dimana pahat dipasang padanya dan alat

    tersebut dipasang pada mesin perkakas! yang mengakur 2 komponen gaya '

    − 1$  gaya potong, searah dengan ke%epatan potong.

    − 1 gaya makan, searah dengan ke%epatan makan.

    USAT PENGEMBANGAN BAHAN AAR!UMB 

    utranta# M.En$.  % N % 5

  • 8/9/2019 Materi Beram.docx

    6/24

    3 /aya total (1! yang bereaksi pada bidang geram (AÏ„, a%e, bidang pada

    pahat dimana geram mengalir! dipe%ah menjadi dua komponen untuk

    menentukan koeisien gesek dari geram terhadap pahat '

    − 1Ï„  gaya gesek pada bidang geram.

    − 1τn

      gaya normal pada bidang geram.

    arena berasal dari satu gaya yang sama mereka dapat dilukiskan pada

    suatu lingkaran dengan diameter sama dengan gaya total (1!, lihat gambar 5-5.

    Lingkaran tersebut digambarkan persis diujung pahat sedemikian rupa sehingga

    semua komponen gaya menempati lokasi seperti yang dimaksud. /ambar ini

    merupakan sistem gaya pada pemotongan orthogonal dan dalam prakteknya

    dapat didekati dengan menggunakan pahat dengan sudut r   4) dan sudut s

    ) dengan ke%epatan potong jauh lebih tinggi dari pada ke%epatan makan.

    ewaktu pemotongan mulai berlangsung, gaya potong 1$  akan

    membesar. Daerah dimuka mata potong akan menderita tegangan geser dengan

    orientasi dan harga yang ber$ariasi. alah satu bidang akan menderita tegangan

    geser yang terbesar, dan dengan naiknya gaya potong maka tegangan geser 

    pada bidang tersebut (bidang geser! akan melampaui batas elastis (yield!

    sehingga terjadi deormasi plastis yang menyebabkan terbentuknya geram. #ila

    hal ini telah terjadi maka gaya potong telah men%apai harga maksimum (tak

    mungkin naik lagi!. #erdasarkan analisis geometrik dari lingkaran gaya, gaya

    potong 1 dapat diturunkan rumus berdasarkan sebagai berikut '

    USAT PENGEMBANGAN BAHAN AAR!UMB  

    utranta# M.En$.  % N % -

  • 8/9/2019 Materi Beram.docx

    7/24

    Gambar 5!'Lingkaran /aya Pemotongan (Lingkaran er%hant!

    1$  1 %os (6 - Ï„o! dan

    1s  1 %os (& 7 (6 - Ï„o!!

    aka , 1$ 

    /aya geser 1s dapat diganti dengan penampang bidang geser dan tegangan

    geser yang terjadi padanya,

    1s  A shi . 8 shi  9 :

    8 shi  "egangan /eser pada bidang geser 9 :*mm2

     A shi Penampang bidang geser 

    A * sin & , mm2

    USAT PENGEMBANGAN BAHAN AAR!UMB  

    utranta# M.En$.  % N %

    1 %os (6 - Ï„o!

    %os (& 7 (6 - Ï„o!!

  • 8/9/2019 Materi Beram.docx

    8/24

     cos (∩ - o)

     sin Ø .cos (Ø + (∩ - o))

     A Penampang geram sebelum terpotong

    b . h 9 mm2

    aka dengan demikian rumus gaya potong

      1$ 8 shi  .b.h 9 : ;. (5.0)!

    dari rumus (5.0)! dapat disimpulkan beberapa $ariabel yang mempengaruhi

    gaya pemotongan sebagai berikut '

    0. "egangan geser (dinamis! menentukan besarnya gaya potong, dengan

    demikian kekuatan benda kerja merupakan aktor penentu dalam proses

    pemesinan. Dalam praktek telah diketahui bahwa untuk benda kerja

    aluminium lebih rendah dari pada gaya potong benda kerja baja. Dalam

    hal ini perlu di%atat bahwa tegangan geser tersebut harganya tidak dapat

    diukur se%ara langsung melalui per%obaan tarik yang umum dilakukan

    bagi test kekuatan logam, sebab ke%epatan regangnya yang terjadi dalam

    proses pemesinan sangat tinggi.

    2. emakin besar penampang geram, gaya potong akan semakin besar.

    3. udut geram, sudut geser dan sudut gesek (ditentukan oleh koeisien

    gesek u! menentukan besarnya gaya potong. Dari rumus 5.0)! diatas

    pengaruh dari masing-masing sudut tersebut terhadap gaya potong belum

    terlihat dengan jelas, untuk itu perlu ditelaah satu persatu.

    USAT PENGEMBANGAN BAHAN AAR!UMB  

    utranta# M.En$.  % N % /

  • 8/9/2019 Materi Beram.docx

    9/24

    Fv . v

    60.000

    Ff . vf 

    60.000.000

    5.5.  Da,a Pem*t*n$an 0an Eisiensi Pem*t*n$an

    Daya pemotongan dalam proses pembentukan geram ditentukan oleh

    gaya pemotongan dengan ke%epatan pemotongan (ke%epatan pahat relati 

    terhadap benda kerja!, atau momen puntir pada pahat dengan ke%epatan

    putarannya. /aya atau momen puntir tersebut dapat diukur se%ara langsung

    dengan memakai dinamo meter. arena salah satu komponen gaya tersebut

    umumnya tidak melakukan gerakan, maka daya pemotongan (pembentukan

    geram! adalah

    :%t  :% 7 :   9 k< ;;;;;;;;;;;;. (5.00!

    dimana :%t  daya pemotongan total 9 k<

    :%  daya potong 9 k<

    :   daya makan 9 k<

    =ntuk proses membubut

    :%  9 k<

    :%  9 k<

    dimana 1$  gaya potong 9 :

    $ ke%epatan potong 9 m*min

    USAT PENGEMBANGAN BAHAN AAR!UMB  

    utranta# M.En$.  % N % 2

  • 8/9/2019 Materi Beram.docx

    10/24

    Fv . v

    60.000

    1 gaya makan 9 n (0*2 s.d 3* 1$  tergantung dari kondisi

    pemotongan !

    . $  ke%epatan makan

    . n 9 mm*min

    arena :   jauh lebih ke%il dari :% maka dapat diabaikan sehingga daya total

    pemotongan adalah

    :%t :% 9 k< ;;;;;;;;;.. (5.02!

    Daya pemotongan tersebut diatas adalah daya yang terpakai dalam proses

    pembentukan geram. elain daya pemotongan motor mesin perkakas juga harus

    memikul daya yang hilang untuk menggerakan kornponen mesin dan karena

    gesekan dalam sistem transmisi daya pada mesin perkakas yang bersangkutan.

    maka daya yang dipakai dalam proses pemesinan adalah

    :m%  :% 7 :ml  9 k< ;;;;;;; (5.03!

    dimana ' :m%  daya pemesinan (%onsumed power!, yang dapat

    diukur dengan , yang dihitung

    berdasarkan hasil pengukuran dengan dinamo

    meter 9 k

  • 8/9/2019 Materi Beram.docx

    11/24

    ?leh karena itu eisiensi pemesinan adalah

      η  . 0)) @ . ............................. . (5.0!

    isiensi pemesinan berkisar dari 2) @ sampai dengan B5 @, tergantung

    pada Cenis proses dan kondisi pemotongan. emakin berat kondisi pemotongan

    (penampang geram yang besar atau ke%epatan penghasilan geram yang tinggi!

    umumnya eisiensi pemesinan akan tinggi.

    etiap mesin perkakas mempunyai karakteristik tertentu yang

    berhubungan dengan daya. arakteristik daya tersebut dapat diselidiki dengan

    mengukur daya idel (idle power ! yaitu daya yang dipakai motor listrik (diukur 

    dengan watt meter! sewaktu mesin perkakas dijalankan dengan benda kerja

    dalam keadaan terpasang (dan peralatan tambahan jika ada atau akan

    digunakan! pada berbagai ke%epatan potong dan ke%epatan makan dalam

    keadaan tanpa memotong (posisi pahat sedikit dijauhkan dari benda kerja!.

    #erdasarkan daya nominal motor (nominal power! tertulis pada motor listrik!

    maka daya yang masih tersisa untuk dimanaatkan dalam proses pemesinan

    adalah'

    :mr  :mn 7 :mo ;;;;;;;;;;;. (5.05!

    dimana :mr  daya tersedia (useful power ! 9 k<

    :mn daya nominal, tertulis pada motor listrik 9 k<

    USAT PENGEMBANGAN BAHAN AAR!UMB  

    utranta# M.En$.  % N % 11

    :% 

    :ml 

  • 8/9/2019 Materi Beram.docx

    12/24

    :mo daya idel (idle power!, diukur dengan watt meter dalam

    keadaan tanpa memotong 9 k<

    .atatan ' adanya beban yang lebih besar sewaktu memotong maka

    gesekan pada komponen transmisi daya mesin perkakas

    Cuga akan lebih besar sehingga umumnya :ml  E :mo

    Dengan demikian karakteristik daya mesin perkakas dapat dinilai berdasarkan

    eisiensi mekanis, yaitu leh karena itu eisiensi pemesinan adalah

    ηm . 0)) @ . ............................. . (5.0F!

    Pada kondisi yang terberat (putaran tinggi!, mesin perkakas dianggap bagus bila

    eisiensi mekanisnya %ukup tinggi. esin perkakas diren%anakan sesuai dengan

    kebutuhan. =mumnya motor penggerak yang dipilih mempunyai daya nominal

    yang sesuai dengan kekuatan (strength! serta kekakuan (rigidity ! dari komponen

    utama mesin perkakas. ?leh sebab itu sebaiknya daya tersedia kita manaat

    sepenuhnya. Dalam praktek hal ini tidak selalu mungkin karena pertimbangan

    terhadap aktor pembatas teknologis yang lain seperti ketelitian geometris

    maupun kehalusan permukaan produk. =ntuk mengukur sampai seberapa jauh

    daya yang tersedia tersebut dimanaatkan, dapat dihitung prosentase beban ,

    yaitu

    USAT PENGEMBANGAN BAHAN AAR!UMB 

    utranta# M.En$.  % N % 1&

    :mr  

    :mn 

  • 8/9/2019 Materi Beram.docx

    13/24

    ηl . 0)) @ . ............................. . (5.0B!

    e%ara mekanis penurunan daya nominal motor mesin perkakas sampai

    menjadi daya yang digunakan (daya potong!. elain dengan menghitung

    eisiensi pemesinan (η%! atau prosentase beban (ηl!, maka kondisi suatu proses

    pemesinan dapat pula dinilai berdasarkan energi pemotongan spesiik (specific 

    cutting energy ! sebagai berikut '

    sp .F).))) 9 C*%m3............................. . (5.0B!

    dimana ' :% daya potong 9 k<

    G ke%epatan penghasilan geram 9 %m3*min

    elain pengaruh oleh jenis proses pemesinan dan kondisi pemotongan yang

    digunakan, energi pemotongan spesiik merupakan karakteristik material benda

    kerja. ?leh sebab itu kadang kala dipakai sebagai salah satu ukuran dalam

    menentukan tingkat kemudahan material benda kerja untuk dibentuk dalam

    proses pemesinan, dan disebut siat mampu mesin (ma%h inability!.

    USAT PENGEMBANGAN BAHAN AAR!UMB  

    utranta# M.En$.  % N % 1'

    :% 

    :mn 

    :% 

    G

  • 8/9/2019 Materi Beram.docx

    14/24

    5.- Ga,a Pem*t*n$an Em+irik

    #esarnya gaya dan daya pemotongan merupakan inormasi yang amat

    diperlukan dalam peren%anaan mesin perkakas, karena hal ini merupakan titik

    tolak setiap perhitungan dan analisa peren%anaan bagi setiap Cenis mesin

    perkakas. Demikian pula dalam halnya dalam peren%anaan proses pemesinan,

    dimana gaya dan daya pemotongan merupakan akan merupakan aktor kendala

    yang perlu diperhitungkan. /aya pemotongan yang bereaksi pada pahat dan

    benda kerja, yang selanjutnya diteruskan pada bagian-bagian tertentu pada

    mesin perkakas akan mengakibatkan lenturan. eskipun lenturan itu ke%il,

    mungkin sudah %ukup menjadi penyebab terjadinya kesalahan geometrik produk

    maupun sebagai sumber getaran yang dapat memperpendek umur pahat.

    ondisi pemotongan dapat diren%anakan, dan dari hasil perhitungan daya

    pemotongan maka dapat ditentukan ukuran*kemampuan mesin perkakas yang

    akan dipilih atau mungkin juga diperlukan modiikasi kondisi pemotongan

    tersebut berhubungan dengan keterbatasan daya mesin perkakas yang tersedia.

    /aya pemotongan teoritik telah dibahas, akan tetapi karena adanya

    penyederhanaan dan anggapan yang mendasari penurunan rumus tersebut,

    maka jelas bahwa rumus teoritik ini tidak dapat digunakan dengan leluasa

    didalam peren%anaan proses pemesinan yang sesungguhnya. tetapi tetap

    dibutuhkan adanya suatu bentuk rumus empirik yang menggambarkan hubungan

    antara gaya pemotongan dengan $ariabel-$ariabel dalam proses pemesinan.

    USAT PENGEMBANGAN BAHAN AAR!UMB  

    utranta# M.En$.  % N % 1(

  • 8/9/2019 Materi Beram.docx

    15/24

     cos (∩ - o)

     sin Ø .cos (Ø + (∩ - o))

    5.-.1. Bentuk Rumus Em+irik ba$i Ga,a P*t*n$

    Dari analisa teoritik tentang proses pembentukan geram telah disinggung

    bentuk rumus gaya potong, yaitu

    1$ 8 shi  .b.h 9 : ;. (5.0)!

    Dimana

    1$ gaya potong 9 :

    8 shi  tegangan geser dinamik, yang merupakan siat benda

    kerja dalam hubungannya dengan proses

    pemotongan 9 :*mm2

     A b.h penampang geram sebelum terpotong 9 mm2

    Ï„o sudut geram, karakteristik geometri pahat 9

    & sudut geser, merupakan siat benda kerja dalam

    proses pemotongan dan dipengaruhi oleh material

    pahat dan geometri pahat serta kondisi pemotongan.

    6 sudut gesek, yang menentukan ratio antara gaya

    normal dan gaya tangensial dari geram pada bidang

    geram pahat, dipengaruhi oleh kondisi pemotongan.

    +umus teoritik gaya potong diatas diturunkan dalam analisa proses

    pemotongan orthogonal, yang berate sudut potong utama (r ! berharga 4)

    USAT PENGEMBANGAN BAHAN AAR!UMB  

    utranta# M.En$.  % N % 15

  • 8/9/2019 Materi Beram.docx

    16/24

    serta sudut miring (s! berharga nol, Pada kondisi tersebut dianggap hanya ada 2

    komponen gaya yaitu gaya potong seperti rumus diatas dan gaya makan seperti

    rumus berikut '

    1H  1$ tan (6 - Ï„o ! 9 :

    Dengan memperhatikan rumus teoritiknya, rumus empirik gaya potong dapat

    diperkirakan sebagai berikut

    1$  s . A 9 :

    Dimana 1$  gaya potong 9 :

    s gaya potong spesiik, :*mm2

     A b . h penampang geram sebelum terpotong 9 mm2

    #erdasarkan bentuk rumus gaya potong teoritik, jelas bahwa gaya potong

    spesiik (s! dalam rumus empirik diatas akan dipengaruhi pahat (Cenis dan

    geometrinya!, benda kerja (jenis dan kondisi isik * pengerjaannya!, dan kondisi

    pemotongan serta jenis proses pemesinan yang dapat mempunyai %iri spesiik.

    elanjutnya kedua komponen gaya pemotongan yang lain yaitu gaya

    makan (1 ! dan gaya radial*normal (1y! dalam hal ini diusahakan untuk dilihat

    korelasinya terhadap gaya potong, karena gaya potong dianggap sebagai

    komponen gaya yang terpenting.

    USAT PENGEMBANGAN BAHAN AAR!UMB  

    utranta# M.En$.  % N % 1-

  • 8/9/2019 Materi Beram.docx

    17/24

    Dari rumus teoritik terlihat bahwa gaya makan berbanding lurus dengan

    gaya potong, sehingga diharapkan demikian pula halnya dengan rumus

    empiriknya.

    5.-.&. Ga,a P*t*n$ Em+irik 0a"am Pr*ses Membubut.

    =ntuk mengetahui korelasi (hubungan ungsional! antara gaya potong

    spesiik s  dengan $ariabel proses prosedur pemotongan, maka dilakukan

    per%obaan dengan sebagai berikut '

    Dipilih suatu kombinasi jenis pahat dan benda kerja yang tertentu.

    /eometri pahat ditentukan dan sementara ini tidak dilakukan perubahan

    harga-harga sudutnya.

    #atas keausan tepi maksimum (I# ),0 mm!. =ntuk pahat dari karbida

    mungkin %ukup diperlukan satu sisipan, sedangkan bagi pahat J

    mungkin diperlukan pengasahan diantara selang tertentu selama

    per%obaan berlangsung yaitu jika keausan melebihi batas keausan

    maksimum.

    Langkah pertama adalah untuk melihat pengaruh ke%epatan potong

    spesiik, kemudian diikuti dengan perubahan kedalaman potong dan gerak

    makan untuk melihat pengaruhnya terhadap s.

    etelah gaya potong dibagi dengan penampang geram (A .. a!, maka

    hasilnya yaitu s  diplot terhadap ke%epatan potong $, kedalaman potong a, dan

    USAT PENGEMBANGAN BAHAN AAR!UMB  

    utranta# M.En$.  % N % 1

  • 8/9/2019 Materi Beram.docx

    18/24

    gerak makan , dengan menggunakan kertas graik skala logaritmik.

    esimpulan dari per%obaan tersebut adalah sebagai berikut '

    0. emakin tinggi ke%epatan potong, harga s  akan menurun. Jal ini

    disebabkan oleh naiknya temperatur pemotongan, dimana kekuatan

    logam akan melemah dengan naiknya temperatur.

    2. Ada ke%enderungan penurunan harga s  bila kedalaman potong a

    diperbesar. Akan tetapi karena perbedaan harganya relati ke%il maka

    dalam prakteknya pengaruh tersebut dapat diabaikan.

    3. Dengan naiknya gerak makan , maka harga s  akan menurun.

    =ntuk per%obaan dengan jenis benda kerja yang lain hasil yang diperoleh

    menunjukan kemiripan dengan hasil dari per%obaan yang telah dibahas diatas.

    oleh karena itu sebagai kesimpulan umum dapat dituliskan rumus korelasi antara

    s dengan $ariabel pemesinan sebagai berikut

    s  s 0.0 .h K 

    Dimana s gaya potong spesiik 9 :*mm2 atau C*%m3

    kadangkala disebut juga dengan nama tahanan

    potong spesiik (spe%ii% %utting resistan%e! atau

    energi pemotongan spesiik (spe%ii% %utting energy!

    s 0.0 . /aya potong spesiik reerensi 9 :*mm2 merupakan

    harga s ekstrapolati, yaitu untuk proses pemesinan

    USAT PENGEMBANGAN BAHAN AAR!UMB  

    utranta# M.En$.  % N % 1/

  • 8/9/2019 Materi Beram.docx

    19/24

    dengan a. 0.0 0 mm2  dan berlaku bagi sudut

    potong utama r   4)

    h tebal geram sebelum terpotong , mm2

     

    tebal geram 9 rata-rata berharga - ),2

    Dari per%obaan dengan menggunakan beberapa jenis benda kerja dapat

    diperoleh beberapa harga s 0.0 sebagaimana tabel 5-0. "abel tersebut berlaku

    bagi proses membubut dengan pahat karbida dengan geometri dan kondisi

    pemotongan sebagai berikut '

    r 4) 9 Ï„o F 9 s ) 9 r M 0,N mm

    e%epatan potong 0)) sampai dengan 2)) m*min.

    eausan tepi belum terlihat dengan Celas (O ),0 mm!

    +asio kerampingan geram (%hip slenderness ratio!

    b*h 2 sampai dengan 0).

    =ntuk penentuan harga s 0.0 pemotongan tidak sesuai dengan kondisi

    pemotongan diatas, maka dapat dipakai rumus pendekatan yang sering

    digunakan dalam praktek, yaitu '

    s s 0.0 .  K

    k . Ï„  . I# . $ ......................... (5.20!

    USAT PENGEMBANGAN BAHAN AAR!UMB  

    utranta# M.En$.  % N % 12

  • 8/9/2019 Materi Beram.docx

    20/24

    dimana harga k , Ï„  , I# .dan $ adalah aktor koreksi yang harganya

    didasarkan dari beberapa hasil per%obaan sebagai berikut '

    0. Pengaruh udut Potong =tama

    emakin ke%il harga sudut r  maka harga s 0.0 akan semakin besar 

    sehingga harga gaya potong 1$  atau 1  dan gaya radial 1y akan

    membesar dan sebaliknya gaya potong 1H  akan menurun .seperti pada

    gambar 5.F. 1aktor korelasi akibat penge%ilan sudut r  ada pada tabel 5.2

    Gambar 5.-Pengaruh sudut r  terhadap /aya Pemotongan 1H, 1y dan 1

    USAT PENGEMBANGAN BAHAN AAR!UMB  

    utranta# M.En$.  % N % &3

  • 8/9/2019 Materi Beram.docx

    21/24

    Tabe" 5!1 4 Har$a Ga,a P*t*n$ S+esiik

    Ben0a )era 

    u# )ekuatan Tarik 6UTS7# atau

    kekerasan Brine""4 N8mm&

    Pan$kat 9 rata!rata : ! 3#&

    ks 1.1 6N8mm&7

      #aja struktur ),35 @ 5)) 05))  ),25 - ),F @ 5)) s.d B)) 0F5)

      ),F - 0 @ B)) s.d 0))) 0N))

     

    #aja Paduan (kondisi annealed! B)) s.d N5) 0F5)

      B)) s.d 0))) 0N))

      0))) s.d 0)) 045)

      0)) s.d 0N)) 20B)

     

    #aja aganese, n teel (annealed! 5)) s.d N)) 0F5)

     

    #aja Antikarat (tainless teel!

    ondisi Austeniti% - 0B2)  1errite - 05))

     

    #aja "uang (ast teel!

    / ) 5)) 03))

      / 5) 5)) s.d F5) 02)

      / F5 F5) 05B)

     

    #esi "uang (ast ron! #J: O 2)) 4F)

      #J: E 2)) 03))

     

  • 8/9/2019 Materi Beram.docx

    22/24

    #erdasarkan data tersebut maka dapat di%ari korelasi antara gaya potong

    spesiik reerensi dengan kekuatan tarik, dan hanya berlaku bagi berbagai jenis baja,

    yaitu ' s 0.0 0 . 8u ).3B

    "abel 5-2

    1aktor oreksi k

    )r enis Pa9at

    )arbi0a )eramik

    4)o 0 0

    N)o 0.)0 0.)0F

    F)o 0.)0 0.)54

    55o 0.)5B 0.)N3

    5)o 0.)BB 0.00)

    5o 0.0)2 0.04

    2. Pengaruh udut /eram Ï„o

    emakin ke%il sudut geram, maka harga s 0.0 akan semakin besar.

    ebagai gambaran umum, setiap perubahan sudut geram 0o  akan

    merubah harga s 0.0 sebesar 0@ .

    "abel 5-31aktor oreksi Ï„

     * % 

    05o ).400) o ).4FF o 0.))

    USAT PENGEMBANGAN BAHAN AAR!UMB  

    utranta# M.En$.  % N % &&

  • 8/9/2019 Materi Beram.docx

    23/24

    ) o 0.)F-F o 0.02

    3. Pengaruh Panjang eausan "epi I#

    etiap kenaikan panjang keausan tepi sebesar ).0 mm , akan menaikkan

    gaya potong sebesar @

    "abel 5-1aktor oreksi I#

    ;B %;B).0 0.)).2 0.)N

    ).3 0.02). 0.0F).5 0.2)).F 0.2).B 0.2N).N 0.3)

    . Pengaruh e%epatan Potong $

    e%epatan potong yang rendah akan menaikkan s 0.0  , sedangkan

    ke%epatan potong yang rendah akan menurunkan s 0.0 .

    "abel 5-51aktor oreksi I

    ; %;3) - 5) 0.005) -0)) 0.)F

    0)) - 2)) 0.))E 2)) ).4).N 0.3)

    USAT PENGEMBANGAN BAHAN AAR!UMB  

    utranta# M.En$.  % N % &'

  • 8/9/2019 Materi Beram.docx

    24/24

    Tabe" 5!-Jubungan ekuatan "arik dan ekerasan #aja

     

    u

    N8mm&

    )ekerasan

     

    u

    N8mm&

    )ekerasan

    Brinne" ;i