materi bdp

7
Banyak cara yang bisa dilakukan untuk melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran. Salah satunya dengan menerapkan model Picture Stories ( cerita bergambar ). Apakah modelpicture stories itu ? model ini menuntut siswa untuk aktif dalam hal mengintepretasikan sebuah gambar yang banyak untuk disusun dalam sebuh urutan yang logis dan bisa terbentuk satu rangkaian cerita yang utuh. Model ini telah penulis laksanakan di kelas X.10 MAN 1 Surakarta pada jam ke 4 tanggal 12 April 2012. Materi yang disampaikan adalah Kehidupan Zaman Prasejarah. Adapun langkah-langkah yang dilaksanakan adalah sebagai berikut : 1. Membuka pelajaran dengan salam, kemudian menjelaskan secara singkat kompetensi dasar yang akan dibahas sementara siswa menyimak penjelasan guru 2. Menjelaskan secara singkat perkembangan kehidupan manusia purba Asia, Afrika dengan menghubungkan teori evolusi, sementara siswa mendengarkan dan mencatat hal-hal yang penting. 3. Guru meminta siswa untuk membuat kelompok kecil dengan teman sekitarnya tanpa harus pindah kursi dan meja, jumlah setiap kelompok maksimal 5 siswa, dalam hal ini dibentuk kelompok heterogen. 4. Siswa mempersiapkan alat tulis dan buku referensi

Upload: karim-anarqiz

Post on 17-Dec-2015

232 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

bdp

TRANSCRIPT

Banyak cara yang bisa dilakukan untuk melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran. Salah satunya dengan menerapkan modelPicture Stories( cerita bergambar ). Apakah modelpicture storiesitu ? model ini menuntut siswa untuk aktif dalam hal mengintepretasikan sebuah gambar yang banyak untuk disusun dalam sebuh urutan yang logis dan bisa terbentuk satu rangkaian cerita yang utuh. Model ini telah penulis laksanakan di kelas X.10 MAN 1 Surakarta pada jam ke 4 tanggal 12 April 2012. Materi yang disampaikan adalahKehidupan Zaman Prasejarah. Adapun langkah-langkah yang dilaksanakan adalah sebagai berikut :1. Membuka pelajaran dengan salam, kemudian menjelaskan secara singkat kompetensi dasar yang akan dibahas sementara siswa menyimak penjelasan guru2. Menjelaskan secara singkat perkembangan kehidupan manusia purba Asia, Afrika dengan menghubungkan teori evolusi, sementara siswa mendengarkan dan mencatat hal-hal yang penting.3. Guru meminta siswa untuk membuat kelompok kecil dengan teman sekitarnya tanpa harus pindah kursi dan meja, jumlah setiap kelompok maksimal 5 siswa, dalam hal ini dibentuk kelompok heterogen.4. Siswa mempersiapkan alat tulis dan buku referensi5. Setiap siswa diberikan satu lembar kerja (LKS) dan satu format kerja kelompok dengan tugas yang sama.6. Sepuluh kelompok yang terbentuk dengan pembagian tugas sama yaitu menganalisis kronologis cerita bergambar masa pra sejarah Indonesia yaitu : kelompok A terdiri 5 siswa: Trio, Dwi, Adi, Ricky Bayu, Ridho. kelompok B terdiri 4 siswa : Inke, Ganes, Sahda, Rizky kelompok C terdiri 4 siswa : Kurnia, Layly, Fitria, Kartika. kelompok D terdiri 4 siswa : Shlvy, Selvia, Bobby, Stefani, kelompok E terdiri 4 siswa : Wendi, Dio, Febri, Wahyu. kelompok F terdiri 4 siswa : Hesti, Devita, Lukita, Sukma. kelompok G terdiri 4 siswa : Ferry, M. Hardi, Bahuddin, Chntya kelompok H terdiri 4 siswa : Gregoria, Tika, Hesti, Septi, kelompok I terdiri 4 siswa : Tri, Ricky Indri, Anas dan Ervin kelompok I terdiri 5 siswa : Alita., Nurika, Tatya, WahyuSetiap individu dalam kelompok saling bekerjasama untuk menganalisis kronologis gambar pra sejarah, kemudian dibuat rekaan deskriptif menurut kemampuan individu yang selanjutnya diterjemahkan dalam alur cerita bergambar.1. Guru mengawasi jalannya kerja kelompok, memonitor setiap pekerjaaan siswa dan memberikan petunjuk apabila ada permasalahan yang ditanyakan siswa2. Pada saat presentasi diskusi, setiap kelompok diwakilkan salah satu siswa dengan berdiri untuk memaparkan data temuannya yaitu menjelaskan apa dan bagaimana gambar yang telah mereka analisis kemudian dijadikan cerita yang menarik, sementara siswa lain menyimak anggota kelompok yang menjelaskan.3. Dalam menjelaskan hasil temuannya kelompok lain melakukan penelaahan kebenaran data, dengan mengajukan pertanyaan, sanggahan, dan komentar.4. Siswa yang memaparkan datanya dilakukan secara random dimulai dari kelompok F yaitu terdiri Hesti, Devita, Lukita, Sukma5. Guru berperan sebagai moderator yang mengarahkankan jalannya diskusi sekaligus sebagai jembatan penghubung permasalahan, menilai aspek afektif setiap individu dalam rangka kerjasama siswa antar dan dalam kelompok6. Presentasi hasil kegiatan diskusi berlangsung dalam rangka saling memberikan infomasi kepada kelompok lain dimana setiap gambar cerita diinterpretasikan berbeda-beda, siswa dapat membuat alur cerita sendiri menurut kemampuan dirinya berdasarkan rujukan referensi.7. Setiap siswa yang bertanya, menyanggah, memberikan masukan, memecahkan masalah diberikan penghargaan nilai lebih.8. Akhir diskusi setiap kelompok memberikan kesimpulan akhir.Hasil apa yang bisa diambil dari pembelajaran modelPicture Stories?1. Siswa dituntut untuk membuat urutan cerita sejarah berdasarkan kronologis waktu yaitu pada masa paleolithikum, mesolithikum, neolithikum, megalithukum dan jaman logam.2. Terjadi debat yang sangat dinamis dan hidup karena siswa bukan berhadapan pada teks buku tetapi berhadapan pada gambar-gambar prasejarah yang harus mereka tata ulang urutan ceritanya menjadi kisah yang menarik. Banyak siswa yang menyampaikan ceritanya dengan berbagai versi serta kemampuan. Tentunya disini pembelajaran sejarah semakin menarik dan tidak membosankan.3. Siswa bebas berekspresi dengan cerita bergambar. Hal ini dibuktikan dengan adanya ekspresi cerita, narasi pemikiran dari apa yang mereka lihat. Di dalam format gambar ada benda budaya, manusia purba dan peta, sehingga keragaman materi ini membuat siswa tertantang untuk mendalami materisumber: https://history1978.wordpress.com/2012/04/30/pembelajaran-sejarah-aktif-dengan-model-picture-stories-10/***Salah satu upaya untuk mengaktifkan siswa dalam pembelajaran sejarah adalah dengan menggunakan modelOn Board Picture Stories(cerita bergambar di atas papan tulis terjemahan bebasnya). Model ini adalah mengoptimalkan peran siswa sebagai individu dalam kelompok diskusi lewat media gambar atau visual. Seperti yang saya terapkan saat pembelajaran sejarah materi Kebudayaan Manusia Purba di Indonesia di kelas X.10 MAN 1 Surakarta.

Model ini diterapkan setelah melihat realita di lapangan bahwa banyak siswa yang mengeluh karena nilai ulangan sejarahnya di bawah KKM. Salah satu penyebabnya siswa kurang bisa menghafal materi yang diujikan. Melihat hal ini saya mencoba untuk menggunakan model pembelajaran yang lain, yang tidak hanya menekankan aspek kognitif dan afektif semata, namun juga aspek psikomotor. Kemudian muncullah ide menerapakan modelOn Board Picture Stories. Ide awalnya adalah bagaimana pelajaran sejarah bisa juga mempraktikkan sesuatu, dalam hal ini membuat proyek. Saya terinspirasi rekan guru geografi yang dalam pembelajarannya membuat peta. Kemudian ide ini dituangkan dalam bentuk membuat tugas membuat peta namun diberi penjelasan seputar materi sejarah, dalam hal ini materi Kebudayaan Manusia Purba di Indonesia. Materi ini memang terbilang sangat luas cakupannya dan memang harus membuat peta untuk lebih memahaminya.Bagaimana Pelaksanaannya?

1. Membentuk 6 kelompok (setiap kelompok 5 6 siswa) atau sesuai jumlah siswa masing-masing.2. Setiap kelompok mempersiapkan bahan-bahan seperti buku referensi, atlas, spidol warna, kertas warna, gunting, lem, dan lain-lain.3. Setiap kelompok menggambar peta Indonesia di kertas karton kemudian mengguntingkan lambang tertentu dengan kertas warna kemudian ditempel di daerah atau tempat penemuan budaya prasejarah dengan diberikan penjelasan.

4. Setiap kelompok mendeskripsikan gambar peta berdasarkan buku referensi, atlas kemudian membuat deskripsi utuhmengenai sub pokok bahasan tersebut.5. Pembagian kelompok dan materi adalah sebagai berikut:a. Kelompok satu terdiri atas:Al Fatih Karim, M. Imamuddin, Wildan, Siti Mulyani, Ulfa Intan, dan Wulandikamembuat Peta Penemuan Manusia Purba di Jawa.b. Kelompok dua terdiri atas:Arif Hidayat, M. Kalifaksi, Yusuf Qordhowi, Suci Kusuma Wardana, Ully Amrina,dan Zakia Salsabilamembuat Peta Penemuan Budaya Jaman Paleolitikum.c. Kelompok tiga terdiri atas:Danny Al Fitri, Ridwan Amin, Rihana Kholidatul Azima, Tesa Nur Laili,Wahyu NurRohmah, dan Wiwik Adha Rinimembuat Peta Penemuan Budaya Jaman Mesolitikum.d. Kelompok empat terdiri atas:Dhimas Prakoso, Sandi Diyan Karisma, Rita Yuliati, Titin Fitri Wulandari,Wakhidatun Al Fath, dan Wiwin Setyorinimembuat Peta Penemuan Budaya Jaman Neolitikum.e. Kelompok lima terdiri atas:Dimas Putra Mahardika, Teguh Yulianto, Sekar Tanjung Charomah, Tri Hastuti, danWanda Lia Nuritamembuat Peta Penemuan Budaya Jaman Megalitikum.f. Kelompok enam terdiri atas:Muhammad Ihsan, Tri Hantoro Wasis, Sinta Fitriana Dewi, Tria wulandari danWardatul Aini Ghonifyatimembuat Peta Penemuan Budaya Jaman Logam.Setelah selesai maka setiap kelompok mempresentasikan di depan kelas hasil kerja kelompoknya dengan dua perwakilan siswa untuk memaparkan data temuanya dengan menempelkan karton peta Indonesia di papan tulis dengan menempelkan simbol berwarna dalam bentuk-bentuk tertentu(sesuai kreasi kelompok) untuk menunjukkan titik-titik penemuan kebudayaan.

Dengan model ini siswa dapat terlibat secara aktif dalam pembelajaran dan yang lebih penting mereka akan kreatif, khususnya saat membuat peta yang akan dipresentasikan. Dengan model ini pula siswa tidak menjadi jenuh atau mengantuk, karena mereka semua terlibat secara aktif dalam aktivitas diskusi.

Lokasi/alamat pelaksanaan praktik yang baik:sman 1 surakarta

Provinsi:Jawa Tengah

Kota/Kabupaten:Surakarta (Solo)

Tingkat pendidikan:SMA/MA

Lingkup pendidikan:Kelas

Masalah/Latar belakang Mengapa praktik yang baik ini dianggap penting? Praktik ini dilaksanakan untuk mengatasi masalah apa?:Pembelajaran sejarah yang selalu identik dengan model ceramah cenderung membuat siswa bosan dan kurang antusias. Hal ini tentu saja akan berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Salah satu upaya untuk meningkatkan antusias siswa mengikuti pelajaran sejarah yang tentu saja akan meningkatkan prestasi belajarnya adalah dengan menggunakan model pembelajaran yang "tidak biasa". Salah satu model pembelajaran yang bisa diterapkan adalah model On Board Picture Stories. Apakah itu ? modelOn Board Picture Stories(cerita bergambar di atas papan tulis terjemahan bebasnya) adalah mengoptimalkan peran siswa sebagai individu dalam kelompok diskusi lewat media gambar atau visual. Dalam model ini terdapat kolaborasi antara sejarah dan geografi. Model ini penting untuk dilaksanakan guru sejarah karena siswa akan terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran dan guru sebagai fasilitator.

Tujuan praktik yang baik:1. Meningkatkan prestasi belajar sejarah siswa sehingga bisa mencapai KKM2. Meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran serta mendorong siswa untuk kreatif3. Memberikan suasana pembelajaran sejarah yang berbeda dengan mengaktifkan mereka dalam kegiatan kelompok

Penjelasan: strategi, proses/langkah kegiatan/sumber atau materi yang dibutuhkan:Langkah-langkah pembelajaran model On Board Picture Stories adalah sebagai berikut :1. Membentuk 6 kelompok (setiap kelompok 5 6 siswa) atau sesuai jumlah siswa masing-masing.2. Setiap kelompok mempersiapkan bahan-bahan seperti buku referensi, atlas, spidol warna, kertas warna, gunting, lem, dan lain-lain3. Setiap kelompok menggambar peta Indonesia di kertas karton kemudian mengguntingkan lambang tertentu dengan kertas warna kemudian ditempel di daerah atau tempat penemuan budaya prasejarah dengan diberikan penjelasan4. Setiap kelompok mendeskripsikan gambar peta berdasarkan buku referensi, atlas kemudian membuat deskripsi utuh mengenai sub pokok bahasan tersebut5. Pembagian kelompok dan materi adalah sebagai berikut:a. Kelompok satu terdiri atas: membuat Peta Penemuan Manusia Purba di Jawab. Kelompok dua terdiri atas: membuat Peta Penemuan Budaya Jaman Paleolitikumc. Kelompok tiga terdiri atas: membuat Peta Penemuan Budaya Jaman Mesolitikumd. Kelompok empat terdiri atas: membuat Peta Penemuan Budaya Jaman Neolitikume. Kelompok lima terdiri atas: membuat Peta Penemuan Budaya Jaman Megalitikumf. Kelompok enam terdiri atas: membuat Peta Penemuan Budaya Jaman Logam6. Setiap kelompok mempresentasikan di depan kelas hasil kerja kelompoknya dengan dua perwakilan siswa untuk memaparkan data temuanya dengan menempelkan karton peta Indonesia di papan tulis dengan menempelkan simbol berwarna dalam bentuk-bentuk tertentu(sesuai kreasi kelompok) untuk menunjukkan titik-titik penemuan kebudayaan.

Hasil, dampak atau perubahan dari praktik yang baik:1. Prestasi belajar sejarah siswa meningkat dan bisa mencapai KKM2. Siswa lebih aktif dan kreatif dalam pembelajaran karena mereka diberikan tugas membuat peta sesuai dengan tema masing-masing3. Suasana pembelajaran sejarah lebih hidup karena siswa terlibat dalam aktivitas berkelompok

Informasi pelaku dan/kontributor nama dan alamat:Rusdi Mustapa, S.Pd - Guru Sejarah MAN 1 Surakarta, Jawa Tengah

sumber: http://wapikweb.org/article/detail/pembelajaran-sejarah-dengan-model-on-board-picture-stories.php