materi 6 kemasaman tanah dan pengapuran

Upload: marlina-ipy

Post on 18-Jul-2015

212 views

Category:

Documents


18 download

TRANSCRIPT

KEMASAMAN TANAH DAN PENGAPURAN

LATAR BELAKANG- Kemasaman tanah merupakan masalah utama yang

dihadapi diwilayah iklim-

tropika basah

Tanah yang menempati wilayah tropika basah bereaksi masamLuas tanah masam di dunia 37,774 juta km2, sedangkan yang mempunyai subsoil masam 29,181 juta km2 (Eswaran, et al., 1997)

Tanah masam tersebut tersebar luas di daerah bercurah hujan tinggi, termasuk 40% dari tanah di daerah tropik (Sanchez dan Salinas, 1981)Luas tanah masam lahan kering di Indonesia 55,58 juta ha (29,1 % dari luas tanah di Indonesia) yang tersebar terutama di Sumatera, Kalimantan dan Irian Jaya (Setijono, 1982) Kemasaman tanah membatasi produktivitas tanaman dibanyak tempat di duania

Potensi Tanah Masam- Tanah masamnilai pH rendah - Jenis tanah podsolik adalah tanah bereaksi masam paling luas di Indonesia sekitar 38,437 juta ha - Latosol dan aluvial usaha pertanian - Podsol dan organosol tidak sesuai untuk budidaya intensif pengembangan tanah untuk budidaya intensif (pertanian, perkebunan, hutan tanaman (HTI). Perlu diupayakan pengendalian kemasaman tanahnya

Tabel 1. Potensi Tanah Masam di Dunia (Juta ha)

Negara/Benua 1. Afrika 2. Asia 3. Australia 4. Amerika Utara

Latosol 417.15 101.25 12.15 16.20

Podsolik 8.10 36.45 4.05 76.95

5. Amerika Selatan

514.35

4.05

Tabel 2. Tanah bereaksi masam di indonesia (juta ha)

Pulau1. Jawa dan madura 2. Sumatra 3. Kalimantan 4. Sulawesi 5. Nusa Tenggara 6. Maluku 7. Papua Jumlah

Aluvial 2.550 5.682 5.744 1.562 0.312 0.488 2.575 18.913

Latosol 2.775 6.018 4.468 2.649 0.563 0.311 0.356 17.160

Organosol 0.025 8.175 6.523 0.240 0.525 10.875 27.063

Podsol 1.031 4.581 5.612

Podsolik 0.325 14.695 10.947 1.308 2.406 8.706 38.437

Sumber : Pusat Penelitian Tanah, (1981)

Padanan Nama Tanah menurut Berbagai Sistem Klasifikasi Tanah (disederhanakan)Sistem DudalSoepraptohardjo (1957-1961) 1. Tanah Aluvial Modifikasi 1978/1982 (PPT) Tanah aluvial FAO/UENESC USDA Soil Taxonomy (1975 1990) O (1974) Fluvisol Entisol Inceptisol

1. Latosol

Grumusol - Kambisol - Latosol - Lateritik Organosol Podsol Podsolik

Vertisol - Cambisol - Nitosol - Ferralsol Histosol Podsol Acrisol

Vertisol - Inceptisol - Ultisol - Oxisol Histosol Spodosol Ultisol

2. Organosol 3. Podsol 4. Podsolik Merah Kuning

LATOSOLTanah-tanah yang telah alami pelapukan intensif dan perkembangan tanah lanjut, sehingga terjadi pencucian basa, b.o dan Si, dengan tinggalkan sesquioksida warna merah Terbentuk dalam iklim hukum tropika tanpa bulan kering sampaisub humik yang bermusim kemarau agak lama Berfegetasi hutan basah sampai safana Topografi datarna bergelompang = berbukit Bahan induk hampir semua batuan fulkanik baik tuff maupun batuan beku. Terdapat dari tepi pantai sampai 900 di atas permukaan laut Iklim basah tropika curah hujan 2500 7000

sifat-sifat Latosol Nilai (SiO2/seskuioksida fraksi lempung) rendah KPK rendah Lempung kurang aktif (Kaolinit 1:1) [Mineral primer] rendah [Bahan terlarut] rendah Stabilitas agregat tinggi (kompak) Warna merah (besi)

Podzolik Merah Kuning (PMK)Lapisan permukaan sangat tercuci warna kelabu cerah sampai kekuningan Agregat kurang stabil Permeabilitas rendah BO rendah pH 4,2 4,8 Terbentuk seperti iklim pada latosol (hanya berbeda bahan induknya) Podzolik berasal dari batuan beku Berlempung koolinit yang sedikit tercampur gibsit dan montmoirlonit Tersebar di Sumatera, Kalimanta, Jateng dan Jatim Tanahnya miskin Rehabilitasi hutan sangat lambat

ALUVIAL Meliputi lahan yang sering atau baru saja alami banjir sehingga masih muda dan belum terdiferensiasi. tak termasuk yang sudah tua dan sudah terpengaruh oleh iklim dan vegetasi. Bagian terbesar bahan kasar akan diendapkan tidak jauh dari sebenarnya, makin jauh makin halus Sifat-sifatnya tergantung kekuatan bajir, asal dan membuat bahan terangkut menampakkan ciri morfologi berlapis-lapis. > Tanah endapan Bengawan Solo dan Sungai pegunungan Karst (Gunung Sewu kekurangan P & K > Tanah endapan K. Opak, Progo, Glagah dari Gunung Merapi yang masing muda dan kaya unsur hara dan subur, produktif. Sifat fisik sama-sama mudah digarap, menyerap air dan permeabel. Tanah aluvial dari aliran besar merupakan campuran dan mengandung cukup hara, sehingga subur. (Sriwijaya, Jakarta, Mojopahit).

ORGANOSOLOrganosol adalah : Tanah organik yang lebih dari separuh lapisan atas dalam 80 cm adalah tanah organik. Tanah organik yang lebih tipis tetapi langsung terletak di atas batuan atau bahan batuan yang retakan-retakannya terisi BO. B.O. Tanah dibedakan : Fibric : dekomposisi paling sedikit, berserabut, BJ sangat rendah (