materi

24
KANKER PAYUDARA Kanker biasanya digolongkan berdasarkan jaringan darimana sel tersebut berasal dan juga bisa dengan kemiripannya dengan sel normal. Ini berarti secara lokasi dan histologi. Diagnosis definitif memerlukan pemeriksaan histologi dari biopsi jaringan. Perkembangan kanker berbeda tergantung tipe, lokasi dan stadium (Wikipedia, 2007). Salah satu kanker yang banyak ditemukan pada wanita dan sedikit pada pria adalah kanker payudara. Kanker payudara dimulai dalam jaringan payudara yang merupakan kelenjar penghasil susu. Gambaran klinis awalnyaa dapat berupa benjolan pada payudara. Benjolan tersebut dapat merupakan lesi prakanker yang sebaiknya dikonsultasikan dengan dokter. Dengan mengetahui tingginya morbiditas dan mortalitas kanker payudara maka diperlukan usaha berupa deteksi dini tentang kanker payudara tersebut. Sehingga sebagai sarjana kedokteran harus dapat mengetahui dan memahami aspek klinis dan medis kanker payudara serta penerapannya di masyarakat sebagai seorang dokter nantinya. Struktur Anatomi Payudara Wanita Kanker payudara berasal dari perubahan pertumbuhan dan perkembangan sel pada jaringan payudara yang melampaui batas normal. Untuk dapat memahami kanker payudara maka sangatlah penting untuk mengetahui struktur normal dari payudara. Payudara terdapat pada wanita dan pria (bentuk rudimenter saja). Pada wanita payudara merupakan dua buah 1

Upload: andina-kluniari

Post on 09-Dec-2014

24 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: materi

KANKER PAYUDARA

Kanker biasanya digolongkan berdasarkan jaringan darimana sel tersebut berasal dan juga

bisa dengan kemiripannya dengan sel normal. Ini berarti secara lokasi dan histologi.

Diagnosis definitif memerlukan pemeriksaan histologi dari biopsi jaringan.

Perkembangan kanker berbeda tergantung tipe, lokasi dan stadium (Wikipedia, 2007).

Salah satu kanker yang banyak ditemukan pada wanita dan sedikit pada pria

adalah kanker payudara. Kanker payudara dimulai dalam jaringan payudara yang

merupakan kelenjar penghasil susu. Gambaran klinis awalnyaa dapat berupa benjolan

pada payudara. Benjolan tersebut dapat merupakan lesi prakanker yang sebaiknya

dikonsultasikan dengan dokter. Dengan mengetahui tingginya morbiditas dan mortalitas

kanker payudara maka diperlukan usaha berupa deteksi dini tentang kanker payudara

tersebut. Sehingga sebagai sarjana kedokteran harus dapat mengetahui dan memahami

aspek klinis dan medis kanker payudara serta penerapannya di masyarakat sebagai

seorang dokter nantinya.

Struktur Anatomi Payudara Wanita

Kanker payudara berasal dari perubahan pertumbuhan dan perkembangan sel pada

jaringan payudara yang melampaui batas normal. Untuk dapat memahami kanker

payudara maka sangatlah penting untuk mengetahui struktur normal dari payudara.

Payudara terdapat pada wanita dan pria (bentuk rudimenter saja). Pada wanita

payudara merupakan dua buah penonjolan hemisfer yang terletak diantara tulang rusuk

kedua sampai keenam dan dari tepi sternum sampai dekat dengan garis midaxillary.

Bentuk dan beratnya tergantung dari peningkatan umur serta berbeda antar individu.

Payudara kiri biasanya sedikit lebih besar daripada yang kanan. Payudara mengalami

perkembangan saat mulai pubertas, meningkat saat hamil dan menyusui kemudian

mengalami atropi saat umur tua. Pada payudara terdapat puting susu (papilla mammae)

yang merupakan penonjolan berbentuk silindris atau lonjong dan biasanya terletak pada

interkosta keempat. Puting susu dapat berwarna merah muda atu kecoklatan, pada bagian

dasarnya terdapat areola (Gray, 2001).

1

Page 2: materi

Gambar 1 Penampang anterolateral payudaraSumber: Netter, 2007

Struktur payudara terdiri dari lobulus (kelenjar penghasil susu), duktus (saluran

tipis yang membawa susu dari lobulus ke puting susu) dan stroma (jaringan lemak,

jaringan ikat yang mengelilingi duktus dan lobulus, pembuluh darah dan pembuluh limfa)

(ACS, 2007).

2

Gambar 2 Penampang sagital payudaraSumber: Netter, 2000

Page 3: materi

Gambar 3 Penampang sagital payudaraSumber: Netter, 2000

Gambar 4 Kelenjar getah bening payudaraSumber: Netter, 2000

3

Page 4: materi

Drainase cairan limfe pada payudara sangat penting karena berhubungan dengan proses

metastasis. Limfe mengalir dari puting susu, areola dan lobulus kelenjar ke subareolar

lymphatic plexus. Kemudian dari pleksus ini bercabang dapat melalui jalan sebagai

berikut:

Sekitar 75% cairan limfe khususnya dari kuadran lateral payudara mengalirkan

limfe ke kelenjar getah bening axillary (apical, humeral, central, pectoral dan

subscapular) akan tetapi lebih utama menuju ke kelompok pectoral (anterior).

Meskipun demikian beberapa cairan limfa dapat didrainase langsung menuju

kelenjar getah bening yang lain atau dapat menuju ke kelenjar getah bening

interpectoral, deltopectoral dan supraclavicular serta inferior deep cervical.

Sisanya cairan limfe khususnya dari kuadran medial payudara drainase menuju

kelenjar getah bening parasternal atau menuju ke payudara sebelahnya. Pada

kuadran bawah payudara mengalir menuju kelenjar getah bening inferior phrenic

(abdominal).

Cairan limfe dari kelenjar getah bening axillary akan menuju kelenjar getah bening

infraclavicular dan supraclavicular dan akhirnya menuju subclavian lymphatic trunk.

Cairan limfe dari kelenjar getah bening parasternal akan menuju ke brochomediastinal

trunks kemudian ke lymphatic duct (Moore et al, 2002).

Epidemiologi Kanker Payudara

Kanker payudara merupakan kanker yang sering terjadi diantara wanita selain kanker

kulit. Di Amerika berupa 1 diantara 3 kanker yang terdiagnosis pada wanita. Laki-laki

secara umum memiliki resiko minimal. Insiden kanker payudara meningkat sesuai dengan

peningkatan umur (ACS, 2005).

Selama tahun 1998-2002 terdeteksi 95% kasus baru dan 97% dari kanker payudara

terjadi pada wanita berumur 40 tahun dan lebih. Wanita kelompok umur 20-24 tahun

memiliki insiden terendah, 1,3 kasus per 100.000 populasi. Wanita kelompok umur 75-79

memiliki insiden tertinggi, 496,6 kasus per 100.000. Penurunan insiden yang terjadi

setelah umur 80 kemungkinan karena skrining yang sedikit dan deteksi inkomplit. Selama

1998-2002, umur median diagnosis kanker payudara adalah 61 tahun. Ini berarti 50%

wanita terdiagnosis saat berumur 61 tahun ke bawah dan 50% lagi pada umur diatas 61

tahun (ACS, 2005).

4

Page 5: materi

Wanita kulit putih memiliki insiden kanker payudara lebih tinggi daripada wanita

kulit hitam setelah umur 35 tahun. Sebaliknya wanita kulit hitam memiliki insiden lebih

tinggi sebelum umur 35 tahun. Sedangkan pada kulit berwarna cenderung lebih sedikit

insidennya (ACS, 2005).

Sampai tahun 2005 diperkirakan terjadi kasus baru kanker payudara invasif

sebanyak 211.240 orang dan kasus kanker payudara in situ sebanyak 58.490 orang.

Sampai tahun 2005 diperkirakan sebanyak 40.410 orang wanita akan meninggal karena

kanker payudara. Sampai tahun 2005 sekitar 1690 kasus kanker payudara diperkirakan

terjadi pada laki-laki dengan persentase kurang dari 1% kanker payudara. Diperkirakan

juga sebanyak 460 laki-laki akan meninggal karena kanker payudara. Institusi kanker

nasional memperkirakan sebanyak 2,3 juta wanita dengan riwayat kanker payudara hidup

dalam januari 2002. Beberapa dari individu ini ada yang bebas kanker, sementara yang

lain masih terbukti mengidap kanker dan masih menjalani perawatan (ACS, 2005).

Tabel 2.1 Insiden dan mortalitas kanker payudara pada wanitaSumber: ACS, 2005

Faktor Resiko Terjadinya Kanker Payudara

Faktor resiko kanker payudara dapat dibedakan menjadi dua yaitu faktor yang dapat dan

tidak dapat dirubah.

A. Faktor resiko yang tidak dapat dimodifikasi, terdiri dari:

5

Page 6: materi

Faktor genetik : sekitar 5% - 10% kasus kanker payudara adalah keturunan sebagai

akibat dari mutasi pada gen. Mutasi yang terjadi pada BRCA1 dan BRCA2, ATM,

CHEK2, p53 dan PTEN.

Gender : insiden kanker payudara pada wanita: laki-laki = 100:1. sebanyak 1 dari

8 wanita mengalami kanker payudara dalam hidupnya.

Umur : resiko meningkat antara dekade ketiga sampai kedelapan. Wanita berumur

60-79 tahun memiliki kemungkinan 1:14 mengalami kanker payudara invasif

dibandingkan dengan wanita berumur lebih muda dari 39 tahun (kemungkinan 1:

225)

Riwayat keluarga: resiko relatif pada pasien dengan garis keturunan pertama

adalah 1,5-2 kali lebih tinggi dibandingkan dengan kontrol tanpa riwayat keluarga.

Ras : wanita kulit putih lebih banyak mengalami kanker payudara dibandingkan

dengan wanita kulit hitam. Hal ini dikarenakan tumor payudara pada wanita kulit

hitam biasanya lebih agresif dan cenderung banyak meninggal akibat penyakitnya.

Riwayat pernah mengalami kanker payudara. Kemungkinan untuk terjadi resiko

rekurensi kanker payudara sebesar 3- 4 kali pada tempat yang sama atau payudara

sebelahnya. Hal ini juga berhubungan dengan umur saat diagnosis karena resiko

semakin meningkat dengan peningkatan umur.

Pernah dideteksi pada biopsi berupa noninvasive carcinoma (ductal carcinoma in

situ [DCIS]/ lobular carcinoma in situ [LCIS])

Perubahan proliferatif jinak dengan hiperplasia atipikal, resiko meningkat

sebanyak 4 kali untuk mengalami kanker payudara

Menarche dini dan menopause lambat

B. Faktor resiko yang dapat dimodifikasi, terdiri dari:

Umur saat kehamilan pertama. Jika kehamilan pertama berumur 30 tahun atau

lebih maka resiko relatif 2 kali daripada orang dengan kehamilan pertama dibawah

umur 20 tahun

Pemakaian obat kontrasepsi oral. Penelitian menunjukkan pemakaian obat

kontrasepsi oral dapat meningkatkan resiko kanker payudara. Jika penggunaan

dihentikan maka resiko cenderung menurun.

6

Page 7: materi

Terapi hormonal pengganti pasca menopause berupa estrogen atau kombinasi

dengan progestin. Kombinasi ini lebih meningkatkan resiko khususnya lobular

carcinoma. Resiko meningkat sesuai dengan durasi terapi

Menyusui. Beberpa penelitian menyatakan bahwa menyusui dapat menurunkan

resiko kanker payudara terutama jika durasi menyusui selama 1,5 sampai 2 tahun.

Hal ini terjadi karena menyusui mengurangi jumlah siklus menstruasi.

Alkohol. Konsumsi minuman beralkohol sebanyak 2 – 5 gelas per hari dapat

meningkatkan resiko sebesar 1 1/2 kali untuk mengalami kanker payudara.

Berat badan berlebih. Kelebihan berat badan atau kegemukan dapat meningkatkan

resiko kanker payudara terutama setelah menopause. Hal ini terjadi karena setelah

menopause, ovarium berhenti memproduksi estrogen akan tetapi jaringan lemak

tetap memproduksi estrogen sehingga dapat meningkatkan kadar estrogen dan

meningkatkan resiko kanker payudara.

Kegiatan fisik. Dalam sebuah penelitian dari Women Health Initiative (WHI)

dengan melakukan latihan fisik seperti jalan santai selama 1 1/2 jam sampai 2 1/2

jam setiap minggu dapat mengurangi resiko kanker payudara. Selain itu juga dapat

7

Tabel 2.2 Resiko relatif kanker payudaraSumber: ACS, 2005

Page 8: materi

dengan latihan fisik yang intensif selama 45 sampai 60 menit selama seminggu

juga dapat menurunkan resiko (ACS, 2007; Opatt, 2006)

Tipe kanker payudara

Beberapa istilah yang dipakai dalam kanker payudara (ACS, 2007).

Karsinoma

Istilah ini digunakan untuk mendeskripsikan kanker yang timbul dalam lapisan epitel

payudara. Hampir semua kanker pyudara adalah karsinoma (karsinoma duktal atau

lobular)

Adenokarsinoma

Merupakan tipe karsinoma yang mulai muncul pada jaringan glandular (jaringan yang

memproduksi dan mensekresi suatu substansi). Duktus dan lobulus payudara adalah

jaringan glandular (memproduksi air susu), sehingga kanker yang muncul pada daerah

ini kadangkala disebut dengan adenokarsinoma.

Karsinoma In Situ

Digunakan untuk stadium awal kanker ketika masih berada pada lapisan sel tempat

munculnya. Secara khusus pada kanker payudara, in situ berarti sel kanker tetap

berada pada duktus (ductal carsinoma in situ) atau lobulus (lobular carcinoma in situ).

Sel kanker ini tidak menginvasi jaringan yang lebih dalam pada payudara ataupun

menyebar ke organ tubuh yang lain, seringkali disebut dengan kanker payudara non-

invasif.

Karsinoma invasif (infiltrating)

Merupakan kanker yang telah menginvasi keluar dari lapidan sel tempatnya mulai

muncul (berlawanan dengan carcinoma in situ). Kebanyakan kanker payudara adalah

kasrsinoma invasif, dapat berupa karsinoma duktus invasif atau lobular invasif.

Sarkoma

Adalah kanker yang muncul dari jaringan ikat seperti jaringan lemak atau pembuluh

darah. Kejadian sarkoma pada kanker payudara adalah jarang.

Berikut beberapa gambaran patologi kanker payudara adalah sebagai berikut (ACS,

2007):

1. Ductal carcinoma in situ (DCIS)

8

Page 9: materi

Dikenal jugan dengan nama intraductal carcinoma, merupakan tipe kanker payudara

non-invasif. DCIS berarti sel kanker berada dalam duktus tetapi tidak menyebar

melewati dinding duktus ke jaringan payudara sekitarnya.

Sekitar 1 dari 5 kanker pyudara adalah DCIS. Semua wanita yang terdiagnosis pada

stadium awal jenis kanker ini dapat disembuhkan. Mammogram merupakan cara

terbaik untuk mendeteksi DCIS. Pada DCIS juga bisa bersifat agresif apabila

ditemukan daerah sel yang mati atau nekrosis pada jaringan, sering juga dinamakan

comedosarcoma.

2. Lobular carcinoma in situ (LCIS)

Meskipun bukan kanker sejati, LCIS / lobular neoplasia seringkali dikelompokkan

sebagai kanker paudara non-invasif. Hal ini dikarenakan sel kanker ini muncul pada

kelenjar penghasil susu tetapi tidak tumbuh melewati dinding lobulus.

Kebanyakan wanita dengan LCIS memiliki resiko yang tinggi untuk mengalami

kanker payudara invasif pada payudara yang sama atau yang sebelahnya. Sehingga

perlu sekali untuk mendapatkan mammogram regular.

3. Invasive (Infiltrating) Ductal Carcinoma (IDC)

Merupakan jenis kanker yang paling sering. Mulai muncul dalam saluran susu

(duktus) payudara, melewati dinding duktus dan menginvasi jaringan lemak payudara.

Pada kondisi ini kemungkinan untuk terjadi penyebaran (metastasis) ke bagian lain

tubuh melewati sistem limfa dan aliran darah. Sekitar 8 dari 10 kanker payudara

invasif adalah IDC.

4. Invasive (Infiltrating) Lobular Carcinoma (ILC)

Kanker ini muncul pada kelenjar penghasil susu (lobulus). Seperti IDC, kanker ini

dapat menyebar (metastasis) ke bagian tubuh yang lain. Sekitar 1 dari 10 kanker

payudara invasif adalah ILC. ILC lebih sulit untuk dideteksi oleh mammogram

daripada IDC.

Tipe kanker payudara yang jarang

5. Inflammatory breast cancer (IBC)

Terdapat sekitar 1% sampai 3% dari semua kanker payudara. Biasanya tidak terdapat

benjolan / tumor tunggal. Tanda IBC yaitu kulit payudara terlihat kemerahan dan

terasa hangat serta kulit tampak tebal seperti orange peel. Hal ini bukan diakibatkan

oleh proses radang atau infeksi melainkan sel kanker memblok saluran limfa dalam

9

Page 10: materi

kulit. Payudara yang terkena akan membesar atau keras, nyeri tekan atau gatal.

Seringkali disangka infeksi (mastitis) pada awal stadiumnya. Tidak tampak dalam

mammogram karena tidak terdapat benjolan definitif. Sehingga sulit dideteksi awal

dan mempunyai kemungkinan untuk meyebar dan klinis yang lebih buruk daripada

IDC/ILC.

6. Mixed Tumor

Tumor yang terdiri dari berbagai jenis tipe sel seperti IDC kombinasi dengan ILC.

7. Medullary cancer

Tipe khusus dari kanker payudara ini memiliki batas yang jelas dengan jaringan

normal. Sel kanker berukuran besar dan terdapat sel sistem imun pada tepi tumor.

Terdapat sekitar 3-5% dari kanker payudara. Prognosisnya lebih bagus daripada

kanker payudara invasif. Kadangkala sulit dibedakan dengan IDC.

8. Metaplastic carcinoma

Disebut juga karsinoma dengan metaplasia. Merupakan tipe kanker duktus invasif

yang sangat jarang. Tumor ini terdapat sel yang secara normal tidak terdapat pada

payudara seperti sel kulit (sel skuamus) atau sel pembentuk tulang.

9. Mucinous carcinoma

Disebut juga colloid carcinoma, merupakan tipe kanker payudara invasif yang

dibentuk oleh sel kanker penghasil mukus. Prognosisnya lebih baik daripada kanker

payudara invasif lainnya.

10. Paget disease pada puting susu

Kanker payudara ini mulai muncul dalam duktus payudara dan menyebar ke kulit

puting susu kemudian ke areola. Kasus ini jarang, sekitar 1% dari kanker payudara.

Kulit puting susu dan areola sering kelihatan berkrusta, sisik dan merah dengan

daerah yang berdarah. Sering dikeluhkan rasa terbakar atau gatal. Paget disease sering

dihubungkan dengan DCIS atau lebih sering dengan IDC. Prognosis akan bagus jika

pada jaringan payudara tidak teraba benjolan dan biopsi menunjukan DCIS tanpa

adanya gambaran kanker invasif.

11. Tubular carcinoma

Merupakan tipe khusus yang lain dari IDC. Dinamakan tubular karena sesuai dengan

penampakan sel dengan mikroskop. Kejadiannya sekitar 2% dari semua kanker

payudara dan cenderung memiliki prognosis yang lebih baik daripada IDC atau ILC.

10

Page 11: materi

12. Papillary carcinoma

Sel kanker ini cenderung tersusun dalam penonjolan seperti jari dan kecil dibawah

penglihatan mikroskop. Merupakan subtipe dari DCIS dan dalam kasus langka bisa

bersifat invasif seperi IDC dengan prognosis yang lebih baik. Kejadian kanker ini

sekitar 1 sampai 2% dari kanker payudara dan cenderung terdiagnosis pada umur tua.

13. Adenoid cystic carcinoma (adenocystic carcinoma)

Dinamakan sedemikian karena memiliki bentuk glandular (adenoid) dan silindris

(kistik) ketika dilihat dengan mikoskop. Kejadiannya sekitar 1% kanker payudara.

Jarang menyebar ke kelenjar getah bening atau area yang jauh dan memiliki prognosis

yang baik.

14. Phyllodes tumor

Jenis tumor ini sangat jarang, muncul di stroma (jaringan ikat) payudara berlawanan

dengan karsinoma yang muncul di duktus atau lobulus. Biasanya bersifat jinak dan

kadangkala bersifat ganas. Jika jinak diatasi dengan mengeluarkan masa sepanjang

batas jaringan payudara normal. Sedangkan yang ganas yaitu mengeluarkan masanya

dengan mengikutkan jaringan normal atau dengan mastektomi.

15. Angiosarcoma

Kanker ini mulai muncul pada sel yang melapisi pembuluh darah. Jarang terjadi dalam

payudara dan bila terjadi seringkali dilihat sebagai komplikasi radiasi pada payudara.

Akan mulai muncul sekitar 5 sampai 10 tahun radioterapi. Selain itu juga bisa muncul

pada wanita dengan edema limfe sebagai akibat terapi radiasi atau kelenjar getah

bening pada kanker payudara. Kanker ini cenderung tumbuh dan menyebar dengan

cepat.

Penegakkan Diagnosis Kanker Payudara

A. Pemeriksaan fisik yang dilakukan (Charles and Cascioto, 2000):

1. Benjolan payudara

Dapat dideteksi pada 90% pasien dengan kanker payudara dan merupakan tanda

utama pada anamnesis dan pemeriksaan fisik. Massa kanker payudara yang tipikal

memiliki karakter dominan dan cenderung soliter, unilateral, solid, keras,

irregular, nonmobile dan tidak nyeri.

2. Keluarnya sekret secara spontan pada puting susu

11

Page 12: materi

Tanda kedua yang tersering dari kanker payudara adalah pada duktus. Keluarnya

sekret dari puting susu akan berakibat kanker payudara pada 3% wanita dan 20%

pada pria akan tetapi untuk terjadinya kasus tumor jinak lebih besar yaitu

sebanyak 90% pasien. Keluarnya sekret pada pasien berumur lebih dari 50 tahun

lebih besar kemungkinan untuk menjadi kanker daripada lesi jinak. Karakter dari

sekret puting susu sangat membantu dalam menegakkan diagnosis.

Tabel 2.3 Hubungan antara tipe sekret payudara dan resiko kanker payudaraSumber: (Charles and Cascioto, 2000)

a. Sekret diterapi secara medis

sekret seperti susu seperti galactorrhea, sekret purulen akibat infeksi, dan

sekret multiwarna atau kental menunjukkan duct ectasia. Tipe ini jarang

berhubungan dengan kanker. Duct ectasia (comedomastitis) akan dirasakan

seperti rasa terbakar, gatal dan nyeri berhubungan dengan pembengkakkan

subareolar, tortuous, tubular yang teraba.

b. Sekret diterapi secara bedah

sekret berupa serous, serosanguineous, berdarah atau berair kemungkinan

menunjukkan intraductal papilloma (biasanya dicirikan dengan sekret

tanpa masa), kista atau kanker. Eksplorasi pembedahan diperlukan untuk

kasus ini.

3. Manifestasi klinis lainnya

Termasuk perubahan kulit, axillary lymphadenopathy atau tanda penyakit lokal

atau yang menyebar. Payudara yang sangat sakit merupakan gejala umum tetapi

biasanya sebagai akibat selain dari kanker. Paget’s carcinoma tampak sebgai

ekzema unilateral pada puting susu. Inflammatory carcinoma tampak pada kulit

berupa eritema, edema dan indurasi tanpa adanya infeksi.

4. Lesi jinak menyerupai karsinoma payudara

12

Page 13: materi

a. Benjolan dapat berupa fibrous tumor, lymphadenitis, calcified

fibroadenomas, myoblastomas, posttraumatic fat necrosis, residual

inflammatory masses, complex cyst, plasma cell mastitis (kelanjutan duct

ectasia)

b. Sekret puting susu

c. Perubahan kulit dan puting susu berupa penyakit radang, superficial

thrombophlebitis (mondor’s disease)

Evaluasi setelah ditemukan masa (Charles and Cascioto, 2000):

1. Biopsi

Setelah ditemukan masa pada payudara baik baru atau lama harus yang memiliki

karakter dominan harus dilakukan biopsi tanpa ditunda.

c. Sitologi fine-needle aspiration.

Dapat dilakukan bila tersedia ahli sitopatologi dan perlengkapan teknisnya.

Metode ini mudah, cepat dan aman. Sensitivitas untuk terjadinya keganasan

dilaporkan sebesar 90% sampai 95% dengan hampir tanpa positif semu (spesifik

98%).

d. Biopsi ultrasound atau inti stereostatik sebagai alternatif biopsi eksisional oleh

ahli bedah

e. Biopsi eksisional

Biopsi diagnostik spesimen seharusnya diperiksa dengan seksi histologi sebelum

alternatif terapi definitif didiskusikan dengan pasien. Jika pasien menolak

prosedur mastektomi, pasien seharusnya menjalani prosedur stadium lengkap

sebelum biopsi dilakukan.

Pasien diinformasikan bahwa kebanyakan benjolan payudara adalah jinak

tetapi kemungkinan untuk menjadi kanker pasti ada

Biopsi seharusnya mengeksisi tumor jika ukurannya kecil

Jaringan baru diambil seharusnya dikirim untuk evaluasi histologi

2. Aspirasi kista

Pasien dengan masa yang lembut, bundar dan mobile lebih cenderung menjadi

kista yang dapat ditangani dengan kista. Anastesi lokal kemungkinan mengganggu

kemampuan untuk merasakan menghilangnya masa stelah aspirasi sehingga lebih

13

Page 14: materi

baik dihindari. Setelah aspirasi dilakukan sangat penting untuk mendapatkan

spesimen biopsi dengan ketentuan sebgai berikut:

Tidak ada cairan yang dapat diaspirasi

Cairan teraspirasi tetapi tetap teraba masa

Cairan berdarah

Masa kembali saat pemeriksaan kembali 2 minggu berikutnya

Pemeriksaan sitologi pada cairan menunjukkan keganasan; pasien ini

memerlukan terapi kanker definitif

3. Mammography

Dapat mendeteksi 85% kasus kanker payudara. Meskipun 15% kanker payudara

tidak dapat divisualisasikan dengan mammography, sebesar 45% kanker payudara

dapat dideteksi sebelum dapat teraba. Hasil mammography yang normal

seharusnya tidak menghalangi untuk melakukan biopsi pada masa yang dicurigai.

Indikasi jelas untuk mammography

- Evaluasi lesi payudara jinak atau ganas termasuk pemeriksaan jaringan

payudara normal pada pasien dengan masa dengan karakter dominan

- Evaluasi pada payudara kontralateral pada pasien dengan riwayat kanker

payudara

- Follow-up pasien dengan kanker payudara

- Follow-up pasien dengan lesi prekanker payudara (gross cystic disease,

mulitple papillomatosis, lobular neoplasia dan atypia berat)

Indikasi lain mammography

- Evaluasi pada payudara yang sulit untuk diperiksa

- Adanya metastatik adenokarsinoma dengan peneyebab utama yang tidak

diketahui

- Evaluasi pasien dengan resiko tinggi kanker payudara (khususnya pasien

pembesaran payudara dengan silikon dan riwayat keluarga kanker

payudara)

- Skrining kanker payudara

Tanda keganasan mammography

- Deposit kalsium, kecuali pada kasus fibroadenoma (gambaran mullbery)

atau penyakit kista (pola curvilinear)

14

Page 15: materi

- Distorsi atau asimetri duktus payudara

- Penebalan kulit atau puting susu

- Masa payudara

Skrining dan Deteksi Dini

1. Mastektomi pencegahan

Dapat dilakukan pada kelompok beresiko tinggi. Akan tetapi tidak jaminan bahwa

kanker payudara akan dapat dicegah dengan mastektomi karena dengan mastektomi

total ternyata masih dapat meninggalkan jaringan payudara (Charles and Cascioto,

2000).

Mastektomi simpel dan bedah rekonstruksi, dilakukan pada:

a. Pasien dengan lesi payudara jinak dan riwayat keluarga kanker payudara

premenopausal bilateral.

Pasien ini memerlukan biopsi rutin pada masa yang dicurigai. Tetapi hasil

biasanya jinak.

b. Pasien dengan riwayat kanker payudara sebelumnya dan penyakit fibrositik

pada payudara yang tersisa

c. Pasien dengan lobular carcinoma in situ

Umur untuk mastektomi pencegahan

Umur yang tepat tidak dapat didefinisikan dengan baik. Dilakukan sistem kontrol

secara ketat dan disiapkan untuk mastektomi pencegahan setelah mencapai umur

30 tahun.

2. Skrining

Masih bersifat kontroversial karena keuntungan mendeteksi lesi kecil tidak signifikan

untuk survival jangka panjang. Berdasarkan American Cancer Society (ACS)

a. Pemeriksaan payudara sendiri

Pada wanita umur kurang dari 20 tahun harus memeriksa sendiri setiap bulan.

Pada wanita premenopause sebaiknya melakukan pemeriksaaan sendiri setiap 5

hari setelah akhir siklus menstruasi sedangkan pada wanita postmenopause

dilakukan setiap bulan pada hari yang sama.

Teknik pemeriksaan payudara sendiri:

15

Page 16: materi

Berbaring dan letakkan lengan kanan dibawah kepala. Pemeriksaan dilakukan

berbaring karena jaringan payudara akan lebih datar dengan dinding dada

sehingga lebih mudah merasakan benjolan jaringan payudara

Gunakan bantalan jari dari jari tenganh pada tangan kiri untuk merasakan

benjolan pada payudara kanan. Gunakan pergerakan sirkular pada bantalan jari

untuk merasakan jaringan payudara

Gunakan tiga tingkat tekanan yang berbeda untuk merasakan jaringan pyudara.

Tekanan ringan diperlukan untuk mersakan jaringan dekat dengan kulit,

tekanan sedang untuk jaringan yang lebih dalm dan tekanan kuat untuk

merasakan jaringan dekat dengan dada atau tulang rusuk. Batas yang keras

pada lenkung terbawah pada tiap payudara adalah normal. Gunakan ketiga

tekanan tersebut pada satu titik sebelum berpindah titik tekan.

Gerakkan payudara dengan pola ke atas dan ke bawah dan ke arah medial

(sternum).

Pada posisi berdiri di depan cermin, dengan tangan menekan kuat ke arah

bawah pinggang. Lihat apakah ada perubahan ukuran, bentuk, kontur payudara

atau timbul kemerahan, bersisik pada puting susu atau kulit payudara.

Periksa lengan ketika duduk atau berdiri. Dengan lengan diangkat agak ke

atas, rasakan daerah lengan bawah apakah ada benjolan atua tidak. (ACS,

2007)

b. Pemeriksaan payudara oleh dokter

Dilakukan setiap 3 tahun untuk wanita diantara umur 20 – 40 tahun dan setiap

tahun untuk yang berusia lebih tua dari 40 tahun

c. Mammography

Teknik mammmography menggunakan pemaparan radiasi 0,02 cGy untuk dua

lapang pandang. Pemaparan lebih dari 1 cGy akan dapat meningkatkan resiko

menjadi kanker payudara menjadi 6 per 1 juta populasi.

o Mammogram setiap tahun dapat menunjukkan pengurangan mortalitas kanker

payudara pada wanita lebih tua dari 50 tahun

o Rekomendasi ACS mammogram sebagai baseline untuk wanita umur 35 – 39

tahun, mammogram setiap 1- 2 tahun untuk wanita umur 40 – 49 tahun dan

mammogram setiap tahun untuk wanita umur 50 tahun atau lebih.

16

Page 17: materi

o National Cancer Institute tidak merekomendasikan skrining mammography

sebelum berumur 50 tahun dan merekomendasikan mammography setiap tahun

jika telah berumur 50 tahun atau lebih.

17