materi
TRANSCRIPT
KANKER PAYUDARA
Kanker biasanya digolongkan berdasarkan jaringan darimana sel tersebut berasal dan juga
bisa dengan kemiripannya dengan sel normal. Ini berarti secara lokasi dan histologi.
Diagnosis definitif memerlukan pemeriksaan histologi dari biopsi jaringan.
Perkembangan kanker berbeda tergantung tipe, lokasi dan stadium (Wikipedia, 2007).
Salah satu kanker yang banyak ditemukan pada wanita dan sedikit pada pria
adalah kanker payudara. Kanker payudara dimulai dalam jaringan payudara yang
merupakan kelenjar penghasil susu. Gambaran klinis awalnyaa dapat berupa benjolan
pada payudara. Benjolan tersebut dapat merupakan lesi prakanker yang sebaiknya
dikonsultasikan dengan dokter. Dengan mengetahui tingginya morbiditas dan mortalitas
kanker payudara maka diperlukan usaha berupa deteksi dini tentang kanker payudara
tersebut. Sehingga sebagai sarjana kedokteran harus dapat mengetahui dan memahami
aspek klinis dan medis kanker payudara serta penerapannya di masyarakat sebagai
seorang dokter nantinya.
Struktur Anatomi Payudara Wanita
Kanker payudara berasal dari perubahan pertumbuhan dan perkembangan sel pada
jaringan payudara yang melampaui batas normal. Untuk dapat memahami kanker
payudara maka sangatlah penting untuk mengetahui struktur normal dari payudara.
Payudara terdapat pada wanita dan pria (bentuk rudimenter saja). Pada wanita
payudara merupakan dua buah penonjolan hemisfer yang terletak diantara tulang rusuk
kedua sampai keenam dan dari tepi sternum sampai dekat dengan garis midaxillary.
Bentuk dan beratnya tergantung dari peningkatan umur serta berbeda antar individu.
Payudara kiri biasanya sedikit lebih besar daripada yang kanan. Payudara mengalami
perkembangan saat mulai pubertas, meningkat saat hamil dan menyusui kemudian
mengalami atropi saat umur tua. Pada payudara terdapat puting susu (papilla mammae)
yang merupakan penonjolan berbentuk silindris atau lonjong dan biasanya terletak pada
interkosta keempat. Puting susu dapat berwarna merah muda atu kecoklatan, pada bagian
dasarnya terdapat areola (Gray, 2001).
1
Gambar 1 Penampang anterolateral payudaraSumber: Netter, 2007
Struktur payudara terdiri dari lobulus (kelenjar penghasil susu), duktus (saluran
tipis yang membawa susu dari lobulus ke puting susu) dan stroma (jaringan lemak,
jaringan ikat yang mengelilingi duktus dan lobulus, pembuluh darah dan pembuluh limfa)
(ACS, 2007).
2
Gambar 2 Penampang sagital payudaraSumber: Netter, 2000
Gambar 3 Penampang sagital payudaraSumber: Netter, 2000
Gambar 4 Kelenjar getah bening payudaraSumber: Netter, 2000
3
Drainase cairan limfe pada payudara sangat penting karena berhubungan dengan proses
metastasis. Limfe mengalir dari puting susu, areola dan lobulus kelenjar ke subareolar
lymphatic plexus. Kemudian dari pleksus ini bercabang dapat melalui jalan sebagai
berikut:
Sekitar 75% cairan limfe khususnya dari kuadran lateral payudara mengalirkan
limfe ke kelenjar getah bening axillary (apical, humeral, central, pectoral dan
subscapular) akan tetapi lebih utama menuju ke kelompok pectoral (anterior).
Meskipun demikian beberapa cairan limfa dapat didrainase langsung menuju
kelenjar getah bening yang lain atau dapat menuju ke kelenjar getah bening
interpectoral, deltopectoral dan supraclavicular serta inferior deep cervical.
Sisanya cairan limfe khususnya dari kuadran medial payudara drainase menuju
kelenjar getah bening parasternal atau menuju ke payudara sebelahnya. Pada
kuadran bawah payudara mengalir menuju kelenjar getah bening inferior phrenic
(abdominal).
Cairan limfe dari kelenjar getah bening axillary akan menuju kelenjar getah bening
infraclavicular dan supraclavicular dan akhirnya menuju subclavian lymphatic trunk.
Cairan limfe dari kelenjar getah bening parasternal akan menuju ke brochomediastinal
trunks kemudian ke lymphatic duct (Moore et al, 2002).
Epidemiologi Kanker Payudara
Kanker payudara merupakan kanker yang sering terjadi diantara wanita selain kanker
kulit. Di Amerika berupa 1 diantara 3 kanker yang terdiagnosis pada wanita. Laki-laki
secara umum memiliki resiko minimal. Insiden kanker payudara meningkat sesuai dengan
peningkatan umur (ACS, 2005).
Selama tahun 1998-2002 terdeteksi 95% kasus baru dan 97% dari kanker payudara
terjadi pada wanita berumur 40 tahun dan lebih. Wanita kelompok umur 20-24 tahun
memiliki insiden terendah, 1,3 kasus per 100.000 populasi. Wanita kelompok umur 75-79
memiliki insiden tertinggi, 496,6 kasus per 100.000. Penurunan insiden yang terjadi
setelah umur 80 kemungkinan karena skrining yang sedikit dan deteksi inkomplit. Selama
1998-2002, umur median diagnosis kanker payudara adalah 61 tahun. Ini berarti 50%
wanita terdiagnosis saat berumur 61 tahun ke bawah dan 50% lagi pada umur diatas 61
tahun (ACS, 2005).
4
Wanita kulit putih memiliki insiden kanker payudara lebih tinggi daripada wanita
kulit hitam setelah umur 35 tahun. Sebaliknya wanita kulit hitam memiliki insiden lebih
tinggi sebelum umur 35 tahun. Sedangkan pada kulit berwarna cenderung lebih sedikit
insidennya (ACS, 2005).
Sampai tahun 2005 diperkirakan terjadi kasus baru kanker payudara invasif
sebanyak 211.240 orang dan kasus kanker payudara in situ sebanyak 58.490 orang.
Sampai tahun 2005 diperkirakan sebanyak 40.410 orang wanita akan meninggal karena
kanker payudara. Sampai tahun 2005 sekitar 1690 kasus kanker payudara diperkirakan
terjadi pada laki-laki dengan persentase kurang dari 1% kanker payudara. Diperkirakan
juga sebanyak 460 laki-laki akan meninggal karena kanker payudara. Institusi kanker
nasional memperkirakan sebanyak 2,3 juta wanita dengan riwayat kanker payudara hidup
dalam januari 2002. Beberapa dari individu ini ada yang bebas kanker, sementara yang
lain masih terbukti mengidap kanker dan masih menjalani perawatan (ACS, 2005).
Tabel 2.1 Insiden dan mortalitas kanker payudara pada wanitaSumber: ACS, 2005
Faktor Resiko Terjadinya Kanker Payudara
Faktor resiko kanker payudara dapat dibedakan menjadi dua yaitu faktor yang dapat dan
tidak dapat dirubah.
A. Faktor resiko yang tidak dapat dimodifikasi, terdiri dari:
5
Faktor genetik : sekitar 5% - 10% kasus kanker payudara adalah keturunan sebagai
akibat dari mutasi pada gen. Mutasi yang terjadi pada BRCA1 dan BRCA2, ATM,
CHEK2, p53 dan PTEN.
Gender : insiden kanker payudara pada wanita: laki-laki = 100:1. sebanyak 1 dari
8 wanita mengalami kanker payudara dalam hidupnya.
Umur : resiko meningkat antara dekade ketiga sampai kedelapan. Wanita berumur
60-79 tahun memiliki kemungkinan 1:14 mengalami kanker payudara invasif
dibandingkan dengan wanita berumur lebih muda dari 39 tahun (kemungkinan 1:
225)
Riwayat keluarga: resiko relatif pada pasien dengan garis keturunan pertama
adalah 1,5-2 kali lebih tinggi dibandingkan dengan kontrol tanpa riwayat keluarga.
Ras : wanita kulit putih lebih banyak mengalami kanker payudara dibandingkan
dengan wanita kulit hitam. Hal ini dikarenakan tumor payudara pada wanita kulit
hitam biasanya lebih agresif dan cenderung banyak meninggal akibat penyakitnya.
Riwayat pernah mengalami kanker payudara. Kemungkinan untuk terjadi resiko
rekurensi kanker payudara sebesar 3- 4 kali pada tempat yang sama atau payudara
sebelahnya. Hal ini juga berhubungan dengan umur saat diagnosis karena resiko
semakin meningkat dengan peningkatan umur.
Pernah dideteksi pada biopsi berupa noninvasive carcinoma (ductal carcinoma in
situ [DCIS]/ lobular carcinoma in situ [LCIS])
Perubahan proliferatif jinak dengan hiperplasia atipikal, resiko meningkat
sebanyak 4 kali untuk mengalami kanker payudara
Menarche dini dan menopause lambat
B. Faktor resiko yang dapat dimodifikasi, terdiri dari:
Umur saat kehamilan pertama. Jika kehamilan pertama berumur 30 tahun atau
lebih maka resiko relatif 2 kali daripada orang dengan kehamilan pertama dibawah
umur 20 tahun
Pemakaian obat kontrasepsi oral. Penelitian menunjukkan pemakaian obat
kontrasepsi oral dapat meningkatkan resiko kanker payudara. Jika penggunaan
dihentikan maka resiko cenderung menurun.
6
Terapi hormonal pengganti pasca menopause berupa estrogen atau kombinasi
dengan progestin. Kombinasi ini lebih meningkatkan resiko khususnya lobular
carcinoma. Resiko meningkat sesuai dengan durasi terapi
Menyusui. Beberpa penelitian menyatakan bahwa menyusui dapat menurunkan
resiko kanker payudara terutama jika durasi menyusui selama 1,5 sampai 2 tahun.
Hal ini terjadi karena menyusui mengurangi jumlah siklus menstruasi.
Alkohol. Konsumsi minuman beralkohol sebanyak 2 – 5 gelas per hari dapat
meningkatkan resiko sebesar 1 1/2 kali untuk mengalami kanker payudara.
Berat badan berlebih. Kelebihan berat badan atau kegemukan dapat meningkatkan
resiko kanker payudara terutama setelah menopause. Hal ini terjadi karena setelah
menopause, ovarium berhenti memproduksi estrogen akan tetapi jaringan lemak
tetap memproduksi estrogen sehingga dapat meningkatkan kadar estrogen dan
meningkatkan resiko kanker payudara.
Kegiatan fisik. Dalam sebuah penelitian dari Women Health Initiative (WHI)
dengan melakukan latihan fisik seperti jalan santai selama 1 1/2 jam sampai 2 1/2
jam setiap minggu dapat mengurangi resiko kanker payudara. Selain itu juga dapat
7
Tabel 2.2 Resiko relatif kanker payudaraSumber: ACS, 2005
dengan latihan fisik yang intensif selama 45 sampai 60 menit selama seminggu
juga dapat menurunkan resiko (ACS, 2007; Opatt, 2006)
Tipe kanker payudara
Beberapa istilah yang dipakai dalam kanker payudara (ACS, 2007).
Karsinoma
Istilah ini digunakan untuk mendeskripsikan kanker yang timbul dalam lapisan epitel
payudara. Hampir semua kanker pyudara adalah karsinoma (karsinoma duktal atau
lobular)
Adenokarsinoma
Merupakan tipe karsinoma yang mulai muncul pada jaringan glandular (jaringan yang
memproduksi dan mensekresi suatu substansi). Duktus dan lobulus payudara adalah
jaringan glandular (memproduksi air susu), sehingga kanker yang muncul pada daerah
ini kadangkala disebut dengan adenokarsinoma.
Karsinoma In Situ
Digunakan untuk stadium awal kanker ketika masih berada pada lapisan sel tempat
munculnya. Secara khusus pada kanker payudara, in situ berarti sel kanker tetap
berada pada duktus (ductal carsinoma in situ) atau lobulus (lobular carcinoma in situ).
Sel kanker ini tidak menginvasi jaringan yang lebih dalam pada payudara ataupun
menyebar ke organ tubuh yang lain, seringkali disebut dengan kanker payudara non-
invasif.
Karsinoma invasif (infiltrating)
Merupakan kanker yang telah menginvasi keluar dari lapidan sel tempatnya mulai
muncul (berlawanan dengan carcinoma in situ). Kebanyakan kanker payudara adalah
kasrsinoma invasif, dapat berupa karsinoma duktus invasif atau lobular invasif.
Sarkoma
Adalah kanker yang muncul dari jaringan ikat seperti jaringan lemak atau pembuluh
darah. Kejadian sarkoma pada kanker payudara adalah jarang.
Berikut beberapa gambaran patologi kanker payudara adalah sebagai berikut (ACS,
2007):
1. Ductal carcinoma in situ (DCIS)
8
Dikenal jugan dengan nama intraductal carcinoma, merupakan tipe kanker payudara
non-invasif. DCIS berarti sel kanker berada dalam duktus tetapi tidak menyebar
melewati dinding duktus ke jaringan payudara sekitarnya.
Sekitar 1 dari 5 kanker pyudara adalah DCIS. Semua wanita yang terdiagnosis pada
stadium awal jenis kanker ini dapat disembuhkan. Mammogram merupakan cara
terbaik untuk mendeteksi DCIS. Pada DCIS juga bisa bersifat agresif apabila
ditemukan daerah sel yang mati atau nekrosis pada jaringan, sering juga dinamakan
comedosarcoma.
2. Lobular carcinoma in situ (LCIS)
Meskipun bukan kanker sejati, LCIS / lobular neoplasia seringkali dikelompokkan
sebagai kanker paudara non-invasif. Hal ini dikarenakan sel kanker ini muncul pada
kelenjar penghasil susu tetapi tidak tumbuh melewati dinding lobulus.
Kebanyakan wanita dengan LCIS memiliki resiko yang tinggi untuk mengalami
kanker payudara invasif pada payudara yang sama atau yang sebelahnya. Sehingga
perlu sekali untuk mendapatkan mammogram regular.
3. Invasive (Infiltrating) Ductal Carcinoma (IDC)
Merupakan jenis kanker yang paling sering. Mulai muncul dalam saluran susu
(duktus) payudara, melewati dinding duktus dan menginvasi jaringan lemak payudara.
Pada kondisi ini kemungkinan untuk terjadi penyebaran (metastasis) ke bagian lain
tubuh melewati sistem limfa dan aliran darah. Sekitar 8 dari 10 kanker payudara
invasif adalah IDC.
4. Invasive (Infiltrating) Lobular Carcinoma (ILC)
Kanker ini muncul pada kelenjar penghasil susu (lobulus). Seperti IDC, kanker ini
dapat menyebar (metastasis) ke bagian tubuh yang lain. Sekitar 1 dari 10 kanker
payudara invasif adalah ILC. ILC lebih sulit untuk dideteksi oleh mammogram
daripada IDC.
Tipe kanker payudara yang jarang
5. Inflammatory breast cancer (IBC)
Terdapat sekitar 1% sampai 3% dari semua kanker payudara. Biasanya tidak terdapat
benjolan / tumor tunggal. Tanda IBC yaitu kulit payudara terlihat kemerahan dan
terasa hangat serta kulit tampak tebal seperti orange peel. Hal ini bukan diakibatkan
oleh proses radang atau infeksi melainkan sel kanker memblok saluran limfa dalam
9
kulit. Payudara yang terkena akan membesar atau keras, nyeri tekan atau gatal.
Seringkali disangka infeksi (mastitis) pada awal stadiumnya. Tidak tampak dalam
mammogram karena tidak terdapat benjolan definitif. Sehingga sulit dideteksi awal
dan mempunyai kemungkinan untuk meyebar dan klinis yang lebih buruk daripada
IDC/ILC.
6. Mixed Tumor
Tumor yang terdiri dari berbagai jenis tipe sel seperti IDC kombinasi dengan ILC.
7. Medullary cancer
Tipe khusus dari kanker payudara ini memiliki batas yang jelas dengan jaringan
normal. Sel kanker berukuran besar dan terdapat sel sistem imun pada tepi tumor.
Terdapat sekitar 3-5% dari kanker payudara. Prognosisnya lebih bagus daripada
kanker payudara invasif. Kadangkala sulit dibedakan dengan IDC.
8. Metaplastic carcinoma
Disebut juga karsinoma dengan metaplasia. Merupakan tipe kanker duktus invasif
yang sangat jarang. Tumor ini terdapat sel yang secara normal tidak terdapat pada
payudara seperti sel kulit (sel skuamus) atau sel pembentuk tulang.
9. Mucinous carcinoma
Disebut juga colloid carcinoma, merupakan tipe kanker payudara invasif yang
dibentuk oleh sel kanker penghasil mukus. Prognosisnya lebih baik daripada kanker
payudara invasif lainnya.
10. Paget disease pada puting susu
Kanker payudara ini mulai muncul dalam duktus payudara dan menyebar ke kulit
puting susu kemudian ke areola. Kasus ini jarang, sekitar 1% dari kanker payudara.
Kulit puting susu dan areola sering kelihatan berkrusta, sisik dan merah dengan
daerah yang berdarah. Sering dikeluhkan rasa terbakar atau gatal. Paget disease sering
dihubungkan dengan DCIS atau lebih sering dengan IDC. Prognosis akan bagus jika
pada jaringan payudara tidak teraba benjolan dan biopsi menunjukan DCIS tanpa
adanya gambaran kanker invasif.
11. Tubular carcinoma
Merupakan tipe khusus yang lain dari IDC. Dinamakan tubular karena sesuai dengan
penampakan sel dengan mikroskop. Kejadiannya sekitar 2% dari semua kanker
payudara dan cenderung memiliki prognosis yang lebih baik daripada IDC atau ILC.
10
12. Papillary carcinoma
Sel kanker ini cenderung tersusun dalam penonjolan seperti jari dan kecil dibawah
penglihatan mikroskop. Merupakan subtipe dari DCIS dan dalam kasus langka bisa
bersifat invasif seperi IDC dengan prognosis yang lebih baik. Kejadian kanker ini
sekitar 1 sampai 2% dari kanker payudara dan cenderung terdiagnosis pada umur tua.
13. Adenoid cystic carcinoma (adenocystic carcinoma)
Dinamakan sedemikian karena memiliki bentuk glandular (adenoid) dan silindris
(kistik) ketika dilihat dengan mikoskop. Kejadiannya sekitar 1% kanker payudara.
Jarang menyebar ke kelenjar getah bening atau area yang jauh dan memiliki prognosis
yang baik.
14. Phyllodes tumor
Jenis tumor ini sangat jarang, muncul di stroma (jaringan ikat) payudara berlawanan
dengan karsinoma yang muncul di duktus atau lobulus. Biasanya bersifat jinak dan
kadangkala bersifat ganas. Jika jinak diatasi dengan mengeluarkan masa sepanjang
batas jaringan payudara normal. Sedangkan yang ganas yaitu mengeluarkan masanya
dengan mengikutkan jaringan normal atau dengan mastektomi.
15. Angiosarcoma
Kanker ini mulai muncul pada sel yang melapisi pembuluh darah. Jarang terjadi dalam
payudara dan bila terjadi seringkali dilihat sebagai komplikasi radiasi pada payudara.
Akan mulai muncul sekitar 5 sampai 10 tahun radioterapi. Selain itu juga bisa muncul
pada wanita dengan edema limfe sebagai akibat terapi radiasi atau kelenjar getah
bening pada kanker payudara. Kanker ini cenderung tumbuh dan menyebar dengan
cepat.
Penegakkan Diagnosis Kanker Payudara
A. Pemeriksaan fisik yang dilakukan (Charles and Cascioto, 2000):
1. Benjolan payudara
Dapat dideteksi pada 90% pasien dengan kanker payudara dan merupakan tanda
utama pada anamnesis dan pemeriksaan fisik. Massa kanker payudara yang tipikal
memiliki karakter dominan dan cenderung soliter, unilateral, solid, keras,
irregular, nonmobile dan tidak nyeri.
2. Keluarnya sekret secara spontan pada puting susu
11
Tanda kedua yang tersering dari kanker payudara adalah pada duktus. Keluarnya
sekret dari puting susu akan berakibat kanker payudara pada 3% wanita dan 20%
pada pria akan tetapi untuk terjadinya kasus tumor jinak lebih besar yaitu
sebanyak 90% pasien. Keluarnya sekret pada pasien berumur lebih dari 50 tahun
lebih besar kemungkinan untuk menjadi kanker daripada lesi jinak. Karakter dari
sekret puting susu sangat membantu dalam menegakkan diagnosis.
Tabel 2.3 Hubungan antara tipe sekret payudara dan resiko kanker payudaraSumber: (Charles and Cascioto, 2000)
a. Sekret diterapi secara medis
sekret seperti susu seperti galactorrhea, sekret purulen akibat infeksi, dan
sekret multiwarna atau kental menunjukkan duct ectasia. Tipe ini jarang
berhubungan dengan kanker. Duct ectasia (comedomastitis) akan dirasakan
seperti rasa terbakar, gatal dan nyeri berhubungan dengan pembengkakkan
subareolar, tortuous, tubular yang teraba.
b. Sekret diterapi secara bedah
sekret berupa serous, serosanguineous, berdarah atau berair kemungkinan
menunjukkan intraductal papilloma (biasanya dicirikan dengan sekret
tanpa masa), kista atau kanker. Eksplorasi pembedahan diperlukan untuk
kasus ini.
3. Manifestasi klinis lainnya
Termasuk perubahan kulit, axillary lymphadenopathy atau tanda penyakit lokal
atau yang menyebar. Payudara yang sangat sakit merupakan gejala umum tetapi
biasanya sebagai akibat selain dari kanker. Paget’s carcinoma tampak sebgai
ekzema unilateral pada puting susu. Inflammatory carcinoma tampak pada kulit
berupa eritema, edema dan indurasi tanpa adanya infeksi.
4. Lesi jinak menyerupai karsinoma payudara
12
a. Benjolan dapat berupa fibrous tumor, lymphadenitis, calcified
fibroadenomas, myoblastomas, posttraumatic fat necrosis, residual
inflammatory masses, complex cyst, plasma cell mastitis (kelanjutan duct
ectasia)
b. Sekret puting susu
c. Perubahan kulit dan puting susu berupa penyakit radang, superficial
thrombophlebitis (mondor’s disease)
Evaluasi setelah ditemukan masa (Charles and Cascioto, 2000):
1. Biopsi
Setelah ditemukan masa pada payudara baik baru atau lama harus yang memiliki
karakter dominan harus dilakukan biopsi tanpa ditunda.
c. Sitologi fine-needle aspiration.
Dapat dilakukan bila tersedia ahli sitopatologi dan perlengkapan teknisnya.
Metode ini mudah, cepat dan aman. Sensitivitas untuk terjadinya keganasan
dilaporkan sebesar 90% sampai 95% dengan hampir tanpa positif semu (spesifik
98%).
d. Biopsi ultrasound atau inti stereostatik sebagai alternatif biopsi eksisional oleh
ahli bedah
e. Biopsi eksisional
Biopsi diagnostik spesimen seharusnya diperiksa dengan seksi histologi sebelum
alternatif terapi definitif didiskusikan dengan pasien. Jika pasien menolak
prosedur mastektomi, pasien seharusnya menjalani prosedur stadium lengkap
sebelum biopsi dilakukan.
Pasien diinformasikan bahwa kebanyakan benjolan payudara adalah jinak
tetapi kemungkinan untuk menjadi kanker pasti ada
Biopsi seharusnya mengeksisi tumor jika ukurannya kecil
Jaringan baru diambil seharusnya dikirim untuk evaluasi histologi
2. Aspirasi kista
Pasien dengan masa yang lembut, bundar dan mobile lebih cenderung menjadi
kista yang dapat ditangani dengan kista. Anastesi lokal kemungkinan mengganggu
kemampuan untuk merasakan menghilangnya masa stelah aspirasi sehingga lebih
13
baik dihindari. Setelah aspirasi dilakukan sangat penting untuk mendapatkan
spesimen biopsi dengan ketentuan sebgai berikut:
Tidak ada cairan yang dapat diaspirasi
Cairan teraspirasi tetapi tetap teraba masa
Cairan berdarah
Masa kembali saat pemeriksaan kembali 2 minggu berikutnya
Pemeriksaan sitologi pada cairan menunjukkan keganasan; pasien ini
memerlukan terapi kanker definitif
3. Mammography
Dapat mendeteksi 85% kasus kanker payudara. Meskipun 15% kanker payudara
tidak dapat divisualisasikan dengan mammography, sebesar 45% kanker payudara
dapat dideteksi sebelum dapat teraba. Hasil mammography yang normal
seharusnya tidak menghalangi untuk melakukan biopsi pada masa yang dicurigai.
Indikasi jelas untuk mammography
- Evaluasi lesi payudara jinak atau ganas termasuk pemeriksaan jaringan
payudara normal pada pasien dengan masa dengan karakter dominan
- Evaluasi pada payudara kontralateral pada pasien dengan riwayat kanker
payudara
- Follow-up pasien dengan kanker payudara
- Follow-up pasien dengan lesi prekanker payudara (gross cystic disease,
mulitple papillomatosis, lobular neoplasia dan atypia berat)
Indikasi lain mammography
- Evaluasi pada payudara yang sulit untuk diperiksa
- Adanya metastatik adenokarsinoma dengan peneyebab utama yang tidak
diketahui
- Evaluasi pasien dengan resiko tinggi kanker payudara (khususnya pasien
pembesaran payudara dengan silikon dan riwayat keluarga kanker
payudara)
- Skrining kanker payudara
Tanda keganasan mammography
- Deposit kalsium, kecuali pada kasus fibroadenoma (gambaran mullbery)
atau penyakit kista (pola curvilinear)
14
- Distorsi atau asimetri duktus payudara
- Penebalan kulit atau puting susu
- Masa payudara
Skrining dan Deteksi Dini
1. Mastektomi pencegahan
Dapat dilakukan pada kelompok beresiko tinggi. Akan tetapi tidak jaminan bahwa
kanker payudara akan dapat dicegah dengan mastektomi karena dengan mastektomi
total ternyata masih dapat meninggalkan jaringan payudara (Charles and Cascioto,
2000).
Mastektomi simpel dan bedah rekonstruksi, dilakukan pada:
a. Pasien dengan lesi payudara jinak dan riwayat keluarga kanker payudara
premenopausal bilateral.
Pasien ini memerlukan biopsi rutin pada masa yang dicurigai. Tetapi hasil
biasanya jinak.
b. Pasien dengan riwayat kanker payudara sebelumnya dan penyakit fibrositik
pada payudara yang tersisa
c. Pasien dengan lobular carcinoma in situ
Umur untuk mastektomi pencegahan
Umur yang tepat tidak dapat didefinisikan dengan baik. Dilakukan sistem kontrol
secara ketat dan disiapkan untuk mastektomi pencegahan setelah mencapai umur
30 tahun.
2. Skrining
Masih bersifat kontroversial karena keuntungan mendeteksi lesi kecil tidak signifikan
untuk survival jangka panjang. Berdasarkan American Cancer Society (ACS)
a. Pemeriksaan payudara sendiri
Pada wanita umur kurang dari 20 tahun harus memeriksa sendiri setiap bulan.
Pada wanita premenopause sebaiknya melakukan pemeriksaaan sendiri setiap 5
hari setelah akhir siklus menstruasi sedangkan pada wanita postmenopause
dilakukan setiap bulan pada hari yang sama.
Teknik pemeriksaan payudara sendiri:
15
Berbaring dan letakkan lengan kanan dibawah kepala. Pemeriksaan dilakukan
berbaring karena jaringan payudara akan lebih datar dengan dinding dada
sehingga lebih mudah merasakan benjolan jaringan payudara
Gunakan bantalan jari dari jari tenganh pada tangan kiri untuk merasakan
benjolan pada payudara kanan. Gunakan pergerakan sirkular pada bantalan jari
untuk merasakan jaringan payudara
Gunakan tiga tingkat tekanan yang berbeda untuk merasakan jaringan pyudara.
Tekanan ringan diperlukan untuk mersakan jaringan dekat dengan kulit,
tekanan sedang untuk jaringan yang lebih dalm dan tekanan kuat untuk
merasakan jaringan dekat dengan dada atau tulang rusuk. Batas yang keras
pada lenkung terbawah pada tiap payudara adalah normal. Gunakan ketiga
tekanan tersebut pada satu titik sebelum berpindah titik tekan.
Gerakkan payudara dengan pola ke atas dan ke bawah dan ke arah medial
(sternum).
Pada posisi berdiri di depan cermin, dengan tangan menekan kuat ke arah
bawah pinggang. Lihat apakah ada perubahan ukuran, bentuk, kontur payudara
atau timbul kemerahan, bersisik pada puting susu atau kulit payudara.
Periksa lengan ketika duduk atau berdiri. Dengan lengan diangkat agak ke
atas, rasakan daerah lengan bawah apakah ada benjolan atua tidak. (ACS,
2007)
b. Pemeriksaan payudara oleh dokter
Dilakukan setiap 3 tahun untuk wanita diantara umur 20 – 40 tahun dan setiap
tahun untuk yang berusia lebih tua dari 40 tahun
c. Mammography
Teknik mammmography menggunakan pemaparan radiasi 0,02 cGy untuk dua
lapang pandang. Pemaparan lebih dari 1 cGy akan dapat meningkatkan resiko
menjadi kanker payudara menjadi 6 per 1 juta populasi.
o Mammogram setiap tahun dapat menunjukkan pengurangan mortalitas kanker
payudara pada wanita lebih tua dari 50 tahun
o Rekomendasi ACS mammogram sebagai baseline untuk wanita umur 35 – 39
tahun, mammogram setiap 1- 2 tahun untuk wanita umur 40 – 49 tahun dan
mammogram setiap tahun untuk wanita umur 50 tahun atau lebih.
16
o National Cancer Institute tidak merekomendasikan skrining mammography
sebelum berumur 50 tahun dan merekomendasikan mammography setiap tahun
jika telah berumur 50 tahun atau lebih.
17