materi 3_mineralogi

Upload: ronyoctaprabowo

Post on 14-Apr-2018

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/27/2019 Materi 3_Mineralogi

    1/12

    Subject - 3, Mineralogy

    Mineralogi, by Ir. Vironia U. Aipassa, MT for Geology - MIPA 1 of 12

    BAB II

    MINERAL & MINERALOGI

    II.1 MINERAL

    Mineral mempunyai pengertian yang berlainan di kalangan orang awam. Sering diartikan

    sebagai bahan yang bukan organic atau zat-zat anorganik dalam obat. Misalnya dibedakan

    antara vitamin dan mineral. Juga mineral-mineral sering diartikan sebagai cebakan bijih

    (ore) dan sering kita denganr mineral deposit.

    Mineral sangat penting untuk didalmi lebih dahulu sebelum mengetahui lebih lanjut atau

    penerapannya terhadap disiplin ilmu yang berhubungan. Sebetulnya mineral merupakan

    partikel-pertikel yang terkecil yang menyusun batuan. Untuk itu perlu adanya suatu

    penegasan definisi yang jelas mengenai arti mineral itu sendiri.

    II.1.1 DEFINISI MINERAL

    Beberapa Definisi dari Mineral :

    Benda padat homogen yang terdapat dan dan terbentuk di alam secara anorganikserta mempunyai komposisi kimia pada batas-batas tertentu dan mempunyai

    sususnan atom yang teratur. Suatu zat (fasa) padat dari unsur atau persenyawaan kimia yang dibentuk oleh

    proses-proses anorganik, dan mempunyai susunan kimiawi tertentu dan suatu

    penempatan atom-atom secara beraturan di dalamnya (struktur Kristal)

    Zat padat berupa bahan anorganik yang terbentuk secara alamiah berupa unsur ataupersenyawaan dengan komposisi kimia tertentu dan umumnya mempunyai struktur

    Kristal tertentu (yaitu bentuk-bentuk geometris beraturan).

    Bila ditinjau dan ditelaah lebih dalam mengenai pengertian mineral, sangatlah berguna

    untuk meneliti batasan ini satu persatu:

    1) Terdapat dan terbentuk di alam;Batasan ini diperlukan, mengingat bahwa di laboratorium juga dapat dibuat berbagai

    macam mineral. Sebagai contoh penguapan dari larutan sodium chloride menghasilkan

    suatu Kristal yang tidak dapat dibedakan dengan mineral Halite yang terbentuk secara

    alami, namun Kristal hasil labolatorim terebut bukanlah merupakan mineral.

    2) Benda padat homogen;Hal ini menyatakan bahwa mineral itu terdiri dari suatu fase padat dan hanya ada satu

    macam material, yang tidak dapat diuraikan menjadi senyawa yang sederhana oleh

    suatu proses fisika.

  • 7/27/2019 Materi 3_Mineralogi

    2/12

    Subject - 3, Mineralogy

    Mineralogi, by Ir. Vironia U. Aipassa, MT for Geology - MIPA 2 of 12

    Dengan adanya persyaratan bahwa mineral itu suatu benda padat, maka cairan dan gas

    tidak termasuk sebagai mineral. Hal ini terlihat agak kurang tepat, es adalah mineral

    akan tetapi air bukanlah mineral. Beberapa ahli mineralogy membantah batasa ini dan

    menghendaki air (dan air raksa yang sering dijumpai berasosiasi dengan Cinnabar, HgS)

    dimasukkan sebagai mineral.

    3) Tebentuk secara anorganik;Batasan ini menyebabkan zat padat homogen yang dihasilkan oleh binatang dan

    tumbuh-tumbuhan (organic) tidak termasuk sebagai mineral. Oleh karena itu kulit tiram

    (dan mutiara didalamnya) meskipun terdiri dari kalsium karbonat yang tidak dapat

    dibedakan secara kimia maupun fisika dari mineral Aragonite, tidak dianggap sebagai

    mineral.

    4) Mempunyai komposisi kimia pada batas-batas tertentu;Persyaratan ini menyatakan bahwa mineral ialah suatu senyawa kimia, dan senyawa

    kimia mempunyai komposisi pada batas-batas tertentu yang dapat dinyatakan dengansuatu rumus. Rumus mineral dapat sederhana maupun kompleks, terghantung pada

    banyaknya unsur yang ada dan proporsi dari kombinasinya.

    5) Mempunyai susunan ataom yang teraturAtom-ataom yang tersusun secara teratur merupakan ukuran dari keadaan

    kristalisasinya, atau dengan kata lain hal ini menyatakan bahwa mineral merupakan

    kristalin padat. Pada kondisi yang sesuai untuk suatu pembentukan mineral, susunan

    atom yang teratur itu dapat terefleksikan pada bentuk luar kristalnya, dan ini diketahui

    lama sebelum sinar X ditemukan dan kemudian membuktikan hal tersebut. Walaupun

    demikian ada juga pengecualian untuk batasan ini. Beberapa mineral merupakanmetamiet, yaitu mineral yang pada saat pembentukannya mempunyai susunan atom

    yang teratur tetapi kemudian mengalami kerusakan susunan atomnya baik sebagian

    atau seluruhya akibat radiasi dari uranium atau thorium (unsur radioaktif), misalnya

    pada mineral Opal yang terbentuk dari pemadatan colloid gel, jadi pada saat

    pembentukannya bukan merupakan kristalin tapi kemudian berubah menjadi kristalin

    setelah mengalami proses dalam kurun waktu geologi.

    II.1.2 DEFINISI MINERALOGI

    Beberapa Definisi Mineralogi :

    Cabang dari ilmu geologi, karena mineral merupakan pembentuk batuan dari kerakbumi. Ilmu kimia juga mempunyai hubungan yang erat dengan mineralogy, karena

    mineral merupakan senyawa kimia.

    Mineralogi ialah suatu ilmu pengetahuan tentang mineral, yang merupakan unsurdan senyawa yang terdapat di alam dan merupakan pembentuk bagian padat dari

    alam semesta. Dalam hal ini mineralogi tidak hanya terbatas pada material dari kerak

    bumi saja, karena ada juga meteorit yang merupakan mineral dari luar bumi dan juga

  • 7/27/2019 Materi 3_Mineralogi

    3/12

    Subject - 3, Mineralogy

    Mineralogi, by Ir. Vironia U. Aipassa, MT for Geology - MIPA 3 of 12

    geofisika memberikan indikasi tentang beberapa sifat mineral yang terdapat di

    bawah kerak bumi.

    Beberapa Istilah-Istilah penting dalam MINERAL :

    Mineral Opaque (Opak), yaitu mineral-mineral yang tidak tembus cahaya

    Mineral Anisotropik, yaitu mineral-mineral yang mempunyai lebih dari satu indeks bias.

    Mineral isotropic, yaitu mineral dengan indeks bias yang sama terlepas dari arah

    getaran.

    Isomorphous, yaitu senyawa-senyawa dengan rumus kimia yang analog dan mempunyai

    sifat Kristal yang sama.

    Polymorph, adalah unsur atau senyawa yang dapat membentuk lebih dari satu susunan

    atom.

    Berdasarkan perannya dalam ilmu Petrologi, mineral-mineral pembentuk batuan dibagi

    menjadi 3, yaitu :

    1) Mineral Utama (Mineral Primer), adalah komponen mineral dari batuan yangdiperlukan untuk menggolongkan dan menamakan batuan.

    2) Mineral Sekunder, adalah mineral yang dibentuk kemudian dari mineral primeroleh proses pelapukan, sirkulasi larutan atau proses metamorfosisi.

    Contohnya: Clorite yang terbentuk dari mineral Biotite oleh proses pelapukan.

    3) Mineral Tambahan/mineral aksesori, adalah mineral yang terbentuk olehkristalisai magma terdapat dalam jumlah sedikit umumnya kurang dari 5 %.

    Contohnya, Zircon yang merupakan mineral aksesori yang umum terdapat

    dalam batuan beku asam (Granite)

    II.2 SEJARAH MINERAL

    Mineral sudah dikenal sejak zaman pra-sejarah, lama sebelum kesusatraan berkembang

    manusia telah mengenal waran alam seperti Hematite (merah) dan Manganese Oxide

    (hitam); yang digunakan untuk membuat lukisan-lukisan di dalam gua.

    Manusia zaman batu telah mengetahui akan kekerasan dan ketahan dari fibrous-Actinolit

    (Nephrite Yade) yang dipergunakan sebagai beliung. Distribusi dari alat-alat Nephrite ini

    membuktikan bahwa material itu pernah dipergunakan dalam kehidupan, karena alat-alat

    itu dijumpai jauh dari tempat bahan itu diketemukan.

    Penambangan dan peleburan mineral-mineral logam untuk mendapatkan bahan besi,

    tembaga, perunggu, timah dan perak diperkiran mulai sejak 4000 tahun yang lalu bahkan

    lebih, namun demikian kita tidak mempunyai bukti tertulis tentang hal tersebut.

    Beberapa tulisan-tulisan yang membahas tentang mineral :

    Theophratus, seorang filosof Yunani dalam buku On Stones (372 287 SM)merupakan tulisan yang pertama kali membahas tentang mineral.

    Pliny, dalam abad ke-1 Masehi mencatat bahwa banyak sekali pengetahuan alamyang sudah dikenal oleh orang Romawi dan ia menerangkan tentang beberapa

  • 7/27/2019 Materi 3_Mineralogi

    4/12

    Subject - 3, Mineralogy

    Mineralogi, by Ir. Vironia U. Aipassa, MT for Geology - MIPA 4 of 12

    macam mineral yang ditambang untuk dipergunakan sebagai batu perhiasan, zat

    wrana dan bijih logam.

    Agricol, seorang ahli tambang Jerman menerbitkan buku De Re Metallica (tahun1556) yang isinya menulis pengolahan mineral secara klasik, Ia mencatat mengenai

    keadaan geologi, mineralogi, pertambangan dan metalurgi pada saat itu.

    Tulisan ini kemudian diterjemahkan kedalam bahasa Inggris oleh Herbert Hoover,

    Presiden America Serikat pada tahun 1912.

    Niels Stensen, seorang Denmark (yang lebih dikenal dengan nama latinnya NicolausSteno) dalam bukunya yang berjudul Interfacial Angeles (tahun 1669)

    membuktikan bahwa sudut dalam Kristal kuarsa adalah tetap tidak tergantung pada

    bentuk dan ukuran kristalnya.

    Pada abad 18, A. G. Werner (1750 1817) seorang mahaguru pada Mining Academy di

    Freitberg, menyatakan bahwa mineral erat hubungannya dengan ilmu kimia karena para ahli

    kimia mempergunakan mineral sebagai bahan bakunya, akibatnya banyak ditemukan unsur

    baru seperti Cobalt, Nickel, Mangan, Tungsten, Molybdenum, Uranium dan lain-lain.

    Pada abad 19 banyak ditemukan dan dideskripsi mineral-mineral baru yang didapatkan pada

    pembukaan wilayah pertambangan baru yang sebelumnya belum diselidiki. Perkembangan

    mikroskop polarisasi dan penggunaannya untuk menentukan sifat-sifat mineral mulai

    dikenal kira-kira pada tahun 1870, merupakan alat baru yang sangat berguna bagi ahli

    mineralogy.

    Perkembangan terbesar pada abad sekarang telah didemonstrasikan oleh Van (1912), yaitu

    bahwa Kristal membiaskan Sinar X, sehingga posisi sebenarnya dari atom-atom dalam

    kristal dapat diinterpretasikan dari pola hasil pembiasan tersebut.

    II.3 PENAMAAN MINERAL

    Klasifikasi mineral digolongkan berdasarkan senyawa kimia yang utama seperti: Oxida,

    Sulfida, Silikat, Karbonat, Fosfat dan sebagainya. Hal ini memang baik karena mineral pada

    umumnya mengandung satu unsur kimia yang utama. Akan tetapi penamaan mineral tidak

    semuanya didasarkan pada senyawa kimia tersebut.

    Penamaan mineral pada umumnya diadasarkan pada :Sifat fisik atau kimia mineral

    Nama tempat ditemukannya

    Nama seorang tokoh atau seorang ahli mineral

    Beberapa contoh dari cara penamaan mineral adalah sebagai berikut:

    Albite (NaAlSi3O8) berasal dari bahasa Latin albia = putih, penamaan berdasarkan

    warnanya.

    Rhodonite (MnSiO3) berasal dari bahasa Yunani rhodon = rose = merah muda,

    penamaan berdasarkan warna.

    Chromite (FeCr2O4) karena chromium terdapat dalam jumlah yang besar dalammineral tersebut, penamaan berdasarkan sifat kimianya.

  • 7/27/2019 Materi 3_Mineralogi

    5/12

    Subject - 3, Mineralogy

    Mineralogi, by Ir. Vironia U. Aipassa, MT for Geology - MIPA 5 of 12

    Magnetite (Fe3O4) karena adanya sifat magnetis dalam mineral tersebut,

    penamaan berdasarkan sifat fisiknya.

    Franklinite (ZnFe2O4) penamaan berdasarkan suatu lokasi dimana mineral

    tersebut ditemukan pertama kalinya, di Franklin, New Jersey, Amerika Serikat.

    Sillimanite (Al2SiO5) penamaan berdasarkan nama seorang guru besar, yaitu Prof.

    Benyamin Silliman (1779 1864) dari Universitas Yale, Amerika Serikat.

    II.4 MINERALOGI EKONOMI

    Mineralogi Ekonomi, adalah ilmu/studi ilmiah mengenai pengenalan dan hubungan antar

    mineral di dalam endapan bijih, yang menghasilkan keterangan/informasi berharga

    mengenai asal-usul dari mineral tersebut, pada umumnya dimasukkan dalam bidang geologi

    ekonomi.

    Aspek studi mengenai mineral-mineral ekonomis ini jarang dibahas secara terpisah. Dalam

    pembahasannya mineralogi ekonomi disatukan dengan pembahasan mengenai proses-

    proses geologi, yaitu proses-proses fisika yang sesuai dengan pembentukan mineral bijih.

    Mineral bijih (ore mineral) ialah mineral-mineral yang dapat menghasilkan logam.

    Kaitannya dengan kehadiran dan keberadaan mineral bijih ini, beberapa ahli mineralogi

    ingin memasukkan semua elemen-eleman metalik, mineral-mineral golongan sulphides,

    oxides alamiah, cooper, tungsten, vanadium serta uranium sebagai mineral bijih. Sedangkan

    ahli mineralogi ingin membatasi hanya pada mineral-mineral yang dapat menghasilkan

    logam secara menguntungkan saja.

    Untuk mengatasi adanya argument-argumen tersebut diatas, maka kita kembalikan ke

    definisi yang terakhir dari mineralogi ekonomi (mm,mm) suatu mineral tertentu mungkin

    dapat dikatagorikan sebagai mineral bijih untuk daerah tertentu saja, sedangkan di daerah

    lainnya tidak termasuk dalam katagori mineral bijih, karena letaknya terpencil atau

    cadangannya sangat terbatas. Sebutan sebagai mineral bijih juga tergantung pada waktu,

    kemajuan keknologi, kemanjuaan sarana/alat angkut dan beberapa faktor lainnya karena

    semua faktor tersebut mempengaruhi kemungkinan untuk eksploitasi secara

    menguntungkan.

    Gaunge Mineral (Mineral Pengganngu) ialah istilah yang biasanya diperuntukkan bagi

    mineral-mineral yang bercampur dengan dengan mineral bijih akan tetapi tidak mempunyai

    nilai ekonomis, sehingga harus dibuang pada saat pengolahannya.

    Industrial Mineral ialah istilah yang mencakup golongan mineral lainnya yang mempunyai

    nilai ekonomis. Istilah ini dapat dibatasi (didefinisikan) sebagai mineral-mineral yang

    merupakan bahan baku utama dalam industry, sebagai contoh untuk pembuatan insulator

    panas atau listrik, keramik, gelas maupun kaca, pupuk dan lainya. Batu permata juga

    termasuk dalam golongan ini kareana banyak dari padanya selain indah untuk perhiasan,

    juga mempunyai sifat yang dapat dipergunakan dalam industri, pada umumnya karena sifatfisiknya yang keras.

  • 7/27/2019 Materi 3_Mineralogi

    6/12

    Subject - 3, Mineralogy

    Mineralogi, by Ir. Vironia U. Aipassa, MT for Geology - MIPA 6 of 12

    Penyebarannya yang tidak merata dan tidak teratur dari mineral bijih dan mineral industrial

    serta kualitas endapannya yang berlainan dalam lapisan kerak bumi berpengaruh besar

    terhadap politik dan ekonomi. Tidak meratanya distribusi bahan baku di dalam kerak bumi

    telah menimbulkan berbagai krisi di banyak Negara terutama selam masa PD II, dan

    lahirlah istilah mineral strategis yang dipergunakan secara meluas di dunia. Mineral

    Strategis ialah logam dan mineral bijih penghasil logam. Kemudian pada tahun 1944 suatu

    definisi baru mengenai strategic and critical materials diumumkan oleh The Army Navy

    Munition Board of USA (De Mille: 1947; P 3).

    Strategic and Critical Materials (Material strategis dan kritis) ialah mineral-mineral yang

    diperlukan untuk kepentingan darurat perang, keberadaannya dalam jumlah cukup, dimana

    kualitas dan waktu tidak perlu menjadi alasan dalam penyediaan bahan tersebut.

    II.5 MINERAL POLICY INDONESIA

    Meskipun Indonesia merupakan Negara agraris, tetapi produksi mineralnya cukup

    meyakinkan (9.5 % produksi timah dunia) dan merupakan salah satu ekspor utama. Selain

    itu juga terdapat beberapa mineral dalam jumlah kecil yang diproduksi secara local,

    misalnya Kaolin di Bangka dan Bilitung, Timah hitam di Tasikmalaya, Air Raksa di dekat

    Purwakarta, Intan di Kalimantan Selatan dan Tembaga di Jawa Tengah.

    Produksi mineral suatu Negara tidak hanya tergantung pada adanya mineral tetapi juga

    pada minereal policy dari Negara tersebut. Menurut Undang-Undang PertambanganIndonesia, semua mineral yang terdapat di wilayah Republik Indonesia dalam bentuk

    endapan alam adalah bagian dari pada kekayaan penduduk hingga dikontrol oleh Negara.

    Oleh karenanya Negara merupakan satu-satunya badan yang berhak melakukan

    penambangan di Indonesia. Badan-badan lain seperti Perusahaan Negara, Perusahaan

    Swasta Nasional maupun Perorangan dapat melakukan penambangan jika mendapa Kuasa

    Penambangan (KP) yang dikeluarkan oleh Pemerintah melalui Menteri Pertambangan.

    Pemerintah Indonesia telah membuat klasifikasi mineral menurut pentingnya, yaitu :

    1. Mineral Strategis2. Mineral Vital3. Mineral lainnya yang tidak termasuk dalam kategori 1 dan 2

    Penambangan mineral strategis seperti minyak bumi, timah, nickel, mineral radioaktif dan

    lainnya pada prinsipnya hanya dapat dilakukan oleh Negara. Penambangan vital mineral

    seperti perak, emas, timah hitam dan lainnya dapat dilakukan oleh Perusahaan Negara

    maupun Swasta. Penambangan mineral non-strategis dan non-vital seperti gypsum,

    lempung, batugamping dan sebagainya dapat dilakukan oleh Pemerintah, Swasta maupun

    Rakyat.

    Mengingat diperlukannya biaya yang besar dalam eksplorasi mineral, maka sejak tahun1967 pemerintah telah mengundang perusahan-perusahaan asing untuk melakukan

  • 7/27/2019 Materi 3_Mineralogi

    7/12

    Subject - 3, Mineralogy

    Mineralogi, by Ir. Vironia U. Aipassa, MT for Geology - MIPA 7 of 12

    investasi di Indonesia. Perusahaan-perusahaan asing tersebut mendapat hak untuk

    melakukan eksplorasi mineral dengan sistem kontak kerja. Beberapa persuhaan swasta

    maupun asing yang selama ini telah menjadi mitra kerja Negara seperti: PT. Aneka Tambang

    yang dimulai pada tahun 1971 dengan penambangan pasir besi di Cilacap, PT. Freeport yang

    melakukan eksplorasi di Irian Jaya dan akhirnya telah berproduksi dengan menambang bijih

    tembaga yang berasosiasi dengan mineral emas. Akhirnya hingga kini dalam waktu yang

    singkat produksi mineral di Indonesia meningkat, tidak hanya terbatas pada mineral-mineral

    yang telah diketahui tetapi juga mineral-mineral jarang (rare mineral) seperti zircon,

    tantalite dan columbite. Sebagai contoh dari rare mineral yang sudah diproduksi seperti

    yang dilakukan di Bangka ketika penambangan cassiterite dilakukan juga ditemui 10 mineral

    berat (heavy mineral) lainnya seperti rutile, brookite, tantalite, zircon dan mineral

    penyerta/asosiasi lainnya.

    Sifat-sifat fisik mineral penting untuk diketahui agak dapat memudahkan maupun menjadi

    petunjuk dalam hal eksplorasi maupun penambangan mineral tersebut. Hal ini berhubungan

    dengan mineral yang mempunyai rumus kimia yang sama dari suatu daerah mungkinberlainan sifat fisiknya dengan daerah lain. Sebagagai contoh :

    Mineral Pyrolusite di daerah Karang Nunggul, Jawa Barat hanya mengandung

    sebagian kecil saja pyrolusite dan hanya dapat dibedakan dengan menggunakan

    bantuan Sinar-X, namun pyrolusite ini harganya jauh lebih mahal dibandingkan

    pyrolusite dari daerah lainnya karena dapat dipakai dalam industry baterai.

    Mineral Magnetite di daerah Cilacap, dikarenakan terdapatnya struktur

    intergrowth dalam mineral tersebut sehingga mengalami kesukaran dalam

    memisahkan magnetite dari pasir besi di daerah tersebut. Hal ini hanya dapat

    diketahui di bawah mikroskop.

  • 7/27/2019 Materi 3_Mineralogi

    8/12

    Subject - 3, Mineralogy

    Mineralogi, by Ir. Vironia U. Aipassa, MT for Geology - MIPA 8 of 12

    BAB III

    SIFAT FISIK MINERAL

    Sifat fisik suatu mineral berhubungan erat dengan struktur Kristal dan komposisi kimianya,sehingga dengan mempelajari sifat-sifat fisiknya kita dapat membuat beberapa kesimpulan

    mengenai struktur Kristal dan komposisi kimianya. Sifat fisik mineral juga dapat berguna

    dalam segi teknik, karena pemakaian mineral dalam indrustri terutam disebabkan oleh sifat

    fisiknya; misalnya pemakaian intan sebagai pengasah yang baik disebabkan oleh

    kekerasannya yang tinggi, sedangkan pemakaian kwarsa pada alat-alat elektronik

    disebabkan sifat piezoelectric-nya. Selain itu sifat fisik juga berguna dalam segi praktis,

    karena banyak menolong dalam penentuan mineral. Pada umumnya sifat fisik sebuah

    mineral dapat kita tentukan dengan cepat dan mudah dari pada kompisisi kimia ataupun

    struktur kristalnya, sedangkan bagi beberapa mineral tertentu sifa fisiknya dapat merupakan

    sebagai factor penentu yang sangat unik. Berdasarkan uraian diatas maka sifat-sfat fisik darimineral dapat dianggap penting dalam tiga aspek , yaitu : 1). Aspek Ilmiah, 2). Aspek Teknik,

    3). Aspek Penentuan (Determinasi). Sifat-sifat fisik mineral tersebut meliputi: Spesific

    Gravity, Bentuk Kristal, Warna, Belahan, Pecahan, Kilap, Gores, Kekerasan dan Perawakan.

    III.1. SPESIFIC GRAVITY

    Seringkali pemakaian istilah specific gravity dan density agak dikacaukan dalam

    pengertiannya, walaupun sebenarnya diantara keduanya terdapat perbedaan yang cukup

    mendasar. Di Negara-negara yang berbahasa Inggris, pemakaian kedua istilah tersebutdibedakan sebagai berikut:

    Density dari suatu zat adalah massa tiap satuan volume dan pada umumnyamempunyai satuan grams/cm

    3.

    Spesific Gravity adalah suatu bilangan murni (tidak mempunyai satuan), yaitu angkayang menyatakan berapa kali berat suatu benda dibandingan dengan berat air yang

    mempunyai volume yang sama dengan benda itu, dengan perkataan lain dapat

    disimpulkan bahwa :

    SG ialah perbandingan antara density benda tersebut dengan density air.

    Untuk jelasnya dalam uraian dan pembahasan mengenai sifat-sifat fisik mineral maka akan

    digunakan pemakaian istilah specific gravity sebagaiman telah didefinisikan diatas.

    Spesific Gravity (SG) suatu mineral terutama ditentukan oleh struktur Kristal dan kompisisi

    kimianya, SG akan berubah sesuai dengan perubahan suhu dan tekanan hal ini disebabkan

    perubahan kedua factor ini dapat mengakibatkan pemuaian atau penyusutan; maka mineral

    dengan suatu kompisisi kimia dan struktur Kristal tertentu akan mempunyai SG yang tetap

    apabila pengkuran dilakukan pada suhu dan tekanan yang tertentu pula.

  • 7/27/2019 Materi 3_Mineralogi

    9/12

    Subject - 3, Mineralogy

    Mineralogi, by Ir. Vironia U. Aipassa, MT for Geology - MIPA 9 of 12

    Hal ini terbukti pada beberapa hasil pengukuran yang dilakukan. Mineral Quartz (SiO2) yang

    mempunyai komposisi tetap pada temperature dan tekanan normal, juga akan mempunyai

    SG yang tetap sebesar 2.65. Sedangkan Polymorph (unsur atau senyawa yang dapat

    membentuk lebih dari satu susunan atom) SiO2 yang lain, yang mengkristal dengan struktur

    yang berlainan akan mempunyai SG yang berbeda pula, contohnya polymorph dari unsur

    atau senyawa SiO2 seperti : Chaldedony = 2.6, Cristobalite = 2.3 dan Tridymite = 2.27. Maka

    dapat disimpulkan mineral yang mengkristal pada suatu struktur tertentu tetapi mempunyai

    komposisi yang bervariasi ternyata akan mempunyai SG yang berbeda pula yang

    dipengaruhi oleh massa atom dari unsur-unsur pembentukannya; misalnya SG Olivine

    (Mg,Fe)2SiO4 berkisar antara 3.27 4.32, untuk MgSiO4 (Forsterite) murni mempunyai SG

    3.27 sampai dengan 4.32 untuk Fe2Sio4 (Fayalite) murni, hal ini disebabkan oleh adanya

    gejala replacementdari atom-atom magnesium yang lebih ringan oleh atom-atom besi yang

    lebih berat.

    Hal serupa dapat kita jumpai pada kelompok persenyawaan Isomorphous (senyawa-

    senyawa dengan rumus kimia yang analog dan mempunyai sifat Kristal yang sama) dimanaSG dari pada mineral-mineral tersebut menunjukkan suatu hubungan yang langsung denan

    massa atom dari unsur yang terkandung didalamnya. Sebagai contoh kita temui dalam

    mineral-mineral kelompok Aragonite :

    Mineral Komposisi SG

    Aragonite CaCO3 2.95

    Strontianite SrCO3 3.78

    Whiterite BaCO3 4.28

    Cerussite PbCO3 6.58

    III.2. BENTUK KRISTAL (CRYSTAL FORM)

    Suatu bentuk mineral dapat berupa Kristal tunggal maupun rangkaian kristal. Struktur Kristal

    berkembang pada saat penghabluran dari larutannya. Bentuk ini mempunyai pola teratur

    pada sisi-sisinya dengan sudut aturannya yang dapat digolongkan kedalam system Kristal

    utama. Bentuk-bentuk Kristal yang sempurna jarang ditemukan dan sulit untuk dapat

    pemeriannya. Hingga saat ini baru terdapat tujuh macam bentuk Kristal :

    a. Isometrik = Kubus c. Orthorhombik e. Triklinik f. Trigonalb. Tetragonal d. Monoklinik f. Hexagonal

  • 7/27/2019 Materi 3_Mineralogi

    10/12

    Subject - 3, Mineralogy

    Mineralogi, by Ir. Vironia U. Aipassa, MT for Geology - MIPA 10 of 12

    Isometrik = Kubik Tetragonal Orthorhombik

    Monoklinik Triklinik Hexagonal Trigonal

    III.3. WARNA (COLOR)

    Warna adalah kesan mineral jika terkena cahaya, atau dengan kata lain dapat dikatakan

    kesan mineral yang ditampilkan dan dapat terlihat dipermukaan mineral oleh mata

    telanjang.

    Pada umumnya warna mineral disebabkan oleh penyerapan beberapa jenis panjang

    gelombang yang membentuk cahaya putih, jadi warna itu timbul sebagai hasil dari cahaya

    putih yang dikurangi oleh panjang gelombang yang terserap. Mineral yang berwarna gelap

    adalah mineral yang secara merata dapat menyerap seluh panjang geelombang pembentuk

    cahaya putih.

    Faktor-faktor yang menimbulkan warna dalam mineral antara lain:

    1. Komposisi kimia;Contohnya, warna biru dan hijau pada mineral-mineral cooper adalah merupakan

    mineral sekunder.

    2. Struktur Kristal dan ikatan atom;Contohnya, polymorph dari unsur C (karbon) pada intan tidak berwarna dan

    transparant sedangkan pada graphite berwarna hitam dan opak.

    3. Pengotor pada mineral;Contohnya, mineral Chalcedony yang berwarna.

    http://4.bp.blogspot.com/_iURv-WO87Y0/TLkwrq7tc7I/AAAAAAAAAB8/_V-BSBlL7bg/s1600/kristal3.jpghttp://4.bp.blogspot.com/_iURv-WO87Y0/TLkwrq7tc7I/AAAAAAAAAB8/_V-BSBlL7bg/s1600/kristal3.jpghttp://4.bp.blogspot.com/_iURv-WO87Y0/TLkwrq7tc7I/AAAAAAAAAB8/_V-BSBlL7bg/s1600/kristal3.jpghttp://4.bp.blogspot.com/_iURv-WO87Y0/TLkwrq7tc7I/AAAAAAAAAB8/_V-BSBlL7bg/s1600/kristal3.jpghttp://4.bp.blogspot.com/_iURv-WO87Y0/TLkwrq7tc7I/AAAAAAAAAB8/_V-BSBlL7bg/s1600/kristal3.jpghttp://4.bp.blogspot.com/_iURv-WO87Y0/TLkwrq7tc7I/AAAAAAAAAB8/_V-BSBlL7bg/s1600/kristal3.jpghttp://4.bp.blogspot.com/_iURv-WO87Y0/TLkwrq7tc7I/AAAAAAAAAB8/_V-BSBlL7bg/s1600/kristal3.jpghttp://4.bp.blogspot.com/_iURv-WO87Y0/TLkwrq7tc7I/AAAAAAAAAB8/_V-BSBlL7bg/s1600/kristal3.jpghttp://4.bp.blogspot.com/_iURv-WO87Y0/TLkwrq7tc7I/AAAAAAAAAB8/_V-BSBlL7bg/s1600/kristal3.jpghttp://4.bp.blogspot.com/_iURv-WO87Y0/TLkwrq7tc7I/AAAAAAAAAB8/_V-BSBlL7bg/s1600/kristal3.jpghttp://4.bp.blogspot.com/_iURv-WO87Y0/TLkwrq7tc7I/AAAAAAAAAB8/_V-BSBlL7bg/s1600/kristal3.jpghttp://4.bp.blogspot.com/_iURv-WO87Y0/TLkwrq7tc7I/AAAAAAAAAB8/_V-BSBlL7bg/s1600/kristal3.jpghttp://4.bp.blogspot.com/_iURv-WO87Y0/TLkwrq7tc7I/AAAAAAAAAB8/_V-BSBlL7bg/s1600/kristal3.jpghttp://4.bp.blogspot.com/_iURv-WO87Y0/TLkwrq7tc7I/AAAAAAAAAB8/_V-BSBlL7bg/s1600/kristal3.jpghttp://4.bp.blogspot.com/_iURv-WO87Y0/TLkwrq7tc7I/AAAAAAAAAB8/_V-BSBlL7bg/s1600/kristal3.jpghttp://4.bp.blogspot.com/_iURv-WO87Y0/TLkwrq7tc7I/AAAAAAAAAB8/_V-BSBlL7bg/s1600/kristal3.jpghttp://4.bp.blogspot.com/_iURv-WO87Y0/TLkwrq7tc7I/AAAAAAAAAB8/_V-BSBlL7bg/s1600/kristal3.jpghttp://4.bp.blogspot.com/_iURv-WO87Y0/TLkwrq7tc7I/AAAAAAAAAB8/_V-BSBlL7bg/s1600/kristal3.jpghttp://4.bp.blogspot.com/_iURv-WO87Y0/TLkwrq7tc7I/AAAAAAAAAB8/_V-BSBlL7bg/s1600/kristal3.jpghttp://4.bp.blogspot.com/_iURv-WO87Y0/TLkwrq7tc7I/AAAAAAAAAB8/_V-BSBlL7bg/s1600/kristal3.jpghttp://4.bp.blogspot.com/_iURv-WO87Y0/TLkwrq7tc7I/AAAAAAAAAB8/_V-BSBlL7bg/s1600/kristal3.jpghttp://4.bp.blogspot.com/_iURv-WO87Y0/TLkwrq7tc7I/AAAAAAAAAB8/_V-BSBlL7bg/s1600/kristal3.jpghttp://4.bp.blogspot.com/_iURv-WO87Y0/TLkwrq7tc7I/AAAAAAAAAB8/_V-BSBlL7bg/s1600/kristal3.jpghttp://4.bp.blogspot.com/_iURv-WO87Y0/TLkwrq7tc7I/AAAAAAAAAB8/_V-BSBlL7bg/s1600/kristal3.jpghttp://4.bp.blogspot.com/_iURv-WO87Y0/TLkwrq7tc7I/AAAAAAAAAB8/_V-BSBlL7bg/s1600/kristal3.jpghttp://4.bp.blogspot.com/_iURv-WO87Y0/TLkwrq7tc7I/AAAAAAAAAB8/_V-BSBlL7bg/s1600/kristal3.jpghttp://4.bp.blogspot.com/_iURv-WO87Y0/TLkwrq7tc7I/AAAAAAAAAB8/_V-BSBlL7bg/s1600/kristal3.jpghttp://4.bp.blogspot.com/_iURv-WO87Y0/TLkwrq7tc7I/AAAAAAAAAB8/_V-BSBlL7bg/s1600/kristal3.jpghttp://4.bp.blogspot.com/_iURv-WO87Y0/TLkwrq7tc7I/AAAAAAAAAB8/_V-BSBlL7bg/s1600/kristal3.jpghttp://4.bp.blogspot.com/_iURv-WO87Y0/TLkwrq7tc7I/AAAAAAAAAB8/_V-BSBlL7bg/s1600/kristal3.jpghttp://4.bp.blogspot.com/_iURv-WO87Y0/TLkwrq7tc7I/AAAAAAAAAB8/_V-BSBlL7bg/s1600/kristal3.jpghttp://4.bp.blogspot.com/_iURv-WO87Y0/TLkwrq7tc7I/AAAAAAAAAB8/_V-BSBlL7bg/s1600/kristal3.jpghttp://4.bp.blogspot.com/_iURv-WO87Y0/TLkwrq7tc7I/AAAAAAAAAB8/_V-BSBlL7bg/s1600/kristal3.jpghttp://4.bp.blogspot.com/_iURv-WO87Y0/TLkwrq7tc7I/AAAAAAAAAB8/_V-BSBlL7bg/s1600/kristal3.jpghttp://4.bp.blogspot.com/_iURv-WO87Y0/TLkwrq7tc7I/AAAAAAAAAB8/_V-BSBlL7bg/s1600/kristal3.jpghttp://4.bp.blogspot.com/_iURv-WO87Y0/TLkwrq7tc7I/AAAAAAAAAB8/_V-BSBlL7bg/s1600/kristal3.jpghttp://4.bp.blogspot.com/_iURv-WO87Y0/TLkwrq7tc7I/AAAAAAAAAB8/_V-BSBlL7bg/s1600/kristal3.jpghttp://4.bp.blogspot.com/_iURv-WO87Y0/TLkwrq7tc7I/AAAAAAAAAB8/_V-BSBlL7bg/s1600/kristal3.jpghttp://4.bp.blogspot.com/_iURv-WO87Y0/TLkwrq7tc7I/AAAAAAAAAB8/_V-BSBlL7bg/s1600/kristal3.jpghttp://4.bp.blogspot.com/_iURv-WO87Y0/TLkwrq7tc7I/AAAAAAAAAB8/_V-BSBlL7bg/s1600/kristal3.jpghttp://4.bp.blogspot.com/_iURv-WO87Y0/TLkwrq7tc7I/AAAAAAAAAB8/_V-BSBlL7bg/s1600/kristal3.jpghttp://4.bp.blogspot.com/_iURv-WO87Y0/TLkwrq7tc7I/AAAAAAAAAB8/_V-BSBlL7bg/s1600/kristal3.jpghttp://4.bp.blogspot.com/_iURv-WO87Y0/TLkwrq7tc7I/AAAAAAAAAB8/_V-BSBlL7bg/s1600/kristal3.jpghttp://4.bp.blogspot.com/_iURv-WO87Y0/TLkwrq7tc7I/AAAAAAAAAB8/_V-BSBlL7bg/s1600/kristal3.jpghttp://4.bp.blogspot.com/_iURv-WO87Y0/TLkwrq7tc7I/AAAAAAAAAB8/_V-BSBlL7bg/s1600/kristal3.jpghttp://4.bp.blogspot.com/_iURv-WO87Y0/TLkwrq7tc7I/AAAAAAAAAB8/_V-BSBlL7bg/s1600/kristal3.jpghttp://4.bp.blogspot.com/_iURv-WO87Y0/TLkwrq7tc7I/AAAAAAAAAB8/_V-BSBlL7bg/s1600/kristal3.jpghttp://4.bp.blogspot.com/_iURv-WO87Y0/TLkwrq7tc7I/AAAAAAAAAB8/_V-BSBlL7bg/s1600/kristal3.jpghttp://4.bp.blogspot.com/_iURv-WO87Y0/TLkwrq7tc7I/AAAAAAAAAB8/_V-BSBlL7bg/s1600/kristal3.jpg
  • 7/27/2019 Materi 3_Mineralogi

    11/12

    Subject - 3, Mineralogy

    Mineralogi, by Ir. Vironia U. Aipassa, MT for Geology - MIPA 11 of 12

    Mineral-mineral yang mempunyai warna tetap dan tertentu disebut sebagai Idiochromatic;

    sedangkan mineral-mineral yang mempunyai warna yang dapat berbubah disebut

    Allochromatic. Warna berhubungan langsung dengan dengan komposisi seperti pada

    mineral-mineral yang mengandung unsur-unsru Ti (Titanium), V (Vanadium), Cr (Chromium),

    Mn (Manganese), Fe (Iron), Ni (Nickel), Co (Cobalt) dan Cu (Cooper) dimana didalam struktur

    atomnya mempunyai kulit-kulit electron yang tidak terisi lengkap yang disebabkan karena

    adanya penyerapan sebagian daya pancar cahaya oleh electron-elektron didalam unsur

    tersebut bersifat labil. Pada mineral-mineral yang mengandung Fe (Iron/Besi) :

    apabila besi itu seluruhnya terdapat dalam bentuk satu valensi (ferro atau ferri saja)

    umumnya mineral yang dihasilkan akan berwarna pucat,

    sedangkan apabila mengandung dua valensi (ferro dan ferri) mempunyai warna

    hijau tua hingga hitam.

    Perubahan ion ferro menjafi ferri disebabkan peristiwa oksidasi yang dapat menimbulkan

    perubahan warna yang cukup signifikan pada mineral, misalnya pada mineral Vivianite

    Fe3(PO4)28H2:

    ketika ditambang tidak mempunyai warna,

    tetapi setelah bersinggungan dengan udara terbuka dapat berubah menjadi biru

    tua atau hijau tua.

    Hal yang sama dapat terlihat pada mineral Rutile (TiO2) alam maupun sintetis:

    Rutile sintetis murni yang lebur berwarna kuning pucat hingga transparat,

    sedangkan Rutile selalu berwarna merah hingga gelap bahkan hampir opak.

    Rutile sintetis, jika kekurangan oksigen (TiO1.97) berwarna gelap sekali (merah

    hingga hitam, bahkan hampir opak) hal ini disebabkan adanya beberapa ion Ti.

    Pada beberapa mineral opak seperti limonite dan hematite biasanya dapat ditemukan gejala

    lapisan Iridescent, yaitu suatu gejala yang sama dengan permukaan tipis berwarna yangdisebabkan oleh lapisan minyak yang terapung diatas air. Pada beberapa mineral ternyata

    bersifat mudah menjadi suram (tarnish) sehingga permukaannya mempunyai warna yang

    agak berbeda dengan warna yang sebenarnya, seperti yang ditunjukkan pada mineral

    Bornite (Cu5FeS4) yang baru dipecahkan akan berwarna bronze (berwarna seperti perunggu,

    merah tua), tetapi kemudian akan berubah warna dengan cepat menjadi ungu-violet

    disebabkan oleh oksidasi.

    Ion-ion maupun kelompok ion-ion yang dapat menimbulkan warna khas pada mineral

    dikenal sebagai Chromophores. Sebagai contoh :

    Ion-ion Cu2 yang terkena hidrasi merupakan chromophore di dalam mineral-mineral Cu sekunder yang berwarna hijau dan biru.

    Ion-ion Cr3

    adalah chromophore didalam mineral Uvarovite (Garnet hijau), didalam

    Muscovite dan Emerald yang mengandung chrom (hijau).

    Ion-ion UO2 adalah chromophore didalam mineral Uranium sekunder yang

    berwarna kuning dan kuning hijau.

    Ion-ion Mn3

    dalam jumlah yang kecil saja menimbulkan warna violet pada mineral

    Lepidolite, pemberian warna oleh ion Mn3

    sangat ditentukan oleh hadir tidaknya

    unsur Fe, karena jika masih terdapat unsur besi maka kita tidak akan mendapatkan

    warna violet.

  • 7/27/2019 Materi 3_Mineralogi

    12/12

    Subject - 3, Mineralogy

    Mineralogi, by Ir. Vironia U. Aipassa, MT for Geology - MIPA 12 of 12

    Demikian juga halnya dengan ion-ion asing dari luar walaupun terdapat dalam jumlah sedikit

    namun sudah cukup menimbulkan warna tertentu dalam mineral yang sebenarnya tidak

    berwarna sepeti kwarsa misalnya.Warna Amethyst dan Rose Quartz disebabkan oleh

    hadirnya sejumlah kecil ion-ion titanium dan mangan.

    Banyak juga dijumpai warna mineral yang terjadi disebabkan oleh adanya pengotoran dalam

    mineral utamanya. Misalnya warna merah pada mineral feldspar disebabkan oleh adanya

    mineral hematite yang sangat halus didalamnya, hematite ini merupakan zat pemberi warna

    pada mineral-mineral yang tidak berwarna; sedangkan karbon yang halus juga dapat

    merupakan pengotor yang menimbulkan warna abu-abu dan hitam

    Pseudochromatic adalah suatu sifat warna mineral dimana warna yang terlihat (warna yang

    ditimbulkan) sebenarnya bukanlah warna yang sesungguhnya dari mineral tersebut,

    melainkan hanya suatu permainan warna yang disebabkan oleh efek-efek fisik. Sebagai

    contoh warna dari opal dan labradorite adalah warna yang pseodochromatic, warna ini

    dihasilkan baik oleh pemantulan maupun pembiasan cahaya pada lapisan-lapisan dalammineral tersebut, dimana indeks biasnya sedikit berbeda-beda.