masalalah yang ada dalam keluarga

39
MAKALAH STRATEGI PERMASALAHAN YANG ADA DALAM KELUARGA Dosen Pengampu Drs. H. Saukani, M.M. OLEH: KELOMPOK VIII 1. ROHAIDA (09020184) 2. SAHRU RIZAL (09020001) 3. YUNASNAR (09020081) 4. KARTINI (09020128) 5. SITI HAYATI (09020256) i

Upload: andres-james

Post on 26-Dec-2015

42 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Masalalah Yang Ada Dalam Keluarga

MAKALAHSTRATEGI PERMASALAHAN YANG ADA

DALAM KELUARGA

Dosen PengampuDrs. H. Saukani, M.M.

OLEH:

KELOMPOK VIII

1. ROHAIDA (09020184)

2. SAHRU RIZAL (09020001)

3. YUNASNAR (09020081)

4. KARTINI (09020128)

5. SITI HAYATI (09020256)

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(STKIP) MUHAMMADIYAH PRINGSEWU LAMPUNG

2011

i

Page 2: Masalalah Yang Ada Dalam Keluarga

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat

dan hidayah – Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul

“Permasalahan Yang Ada Dalam Keluarga” dengan lancar dan dapat di selesaikan

tepat pada waktunya.

Tak lupa penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak

yang telah banyak memberikan bimbingan, saran, petunjuk, serta dorongan demi

kelancaran penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini belumlah sempurna, oleh karena itu

penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca demi

penyempurnaan makalah ini.

Pringsewu, Mei 2011

Penulis

ii

Page 3: Masalalah Yang Ada Dalam Keluarga

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.................................................................................. i

KATA PENGANTAR................................................................................ ii

DAFTAR ISI............................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN...................................................................... 1

A. Latar Belakang....................................................................... 1

B. Permasalahan......................................................................... 4

C. Tujuan dan Manfaat............................................................... 4

BAB II TINJAUAN TEORI DAN PEMBAHASAN........................... 5

A. Sebab dan Akibat Masalah Keluarga.................................... 5

B. Pendekatan dalam Mengatasi Masalah dalam Keluarga....... 14

C. Tips Mengatasi Masalah dalam Keluarga............................. 16

BAB III PENUTUP.................................................................................. 21

A. Kesimpulan............................................................................ 21

B. Saran...................................................................................... 22

DAFTAR PUSTAKA

iii

Page 4: Masalalah Yang Ada Dalam Keluarga

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kita terlahir ke dunia ini ,juga karena kasih sayang kedua orang tua kita kan

dan mungkin, beberapa dari kita sekarang masih menghirup nafas selain

karena anugrah Tuhan YME, juga karena kasih sayang keluarga kita, mulai

dari kakek nenek kita sampe kedua orang tua tercinta kita. Jika kita hidup

dalam sebuah lingkungan keluarga yang kecil, sedang maupun besar, hal

yang tak pernah luput menjadi perbincangan sehari-hari dalam lingkungan

keluarga ialah masalah. Semua orang pasti ingin keluarganya jauh dari

masalah-masalah yang berat dan yang mereka anggap terlalu berat.

Sebenarnya, masalah dalam keluarga itu jika dapat diselesaikan secara

bersama-sama, maka hubungan kekeluargaan bisa semakin erat. Jadi tidak

jarang dalam beberapa lingkungan keluarga, ada banyak masalah yang bisa

membuat hubungan antar anggota keluarga semakin dekat. Saya ambil contoh

keluarga teman saya, beberapa bulan lalu, keluarganya dihadapi masalah,

adiknya terserang penyakit demam berdarah, awalnya ayah dan ibunya lebih

sibuk mengurus urusan pekerjaannya, menurut teman saya, ayahnya jarang

memperhatikan dan memberi kasih sayang kepada kedua anaknya, namun

pada saat mengetahui kondisi anaknya yang sedang sakit, sang ayah langsung

menyingkirkan urusan pekerjaannya dan setelah sembuh hubungan

keluarganya menjadi lebih erat. Dari contoh kisah diatas, kita bisa mengambil

kesimpulan, bahwa masalah keluarga tadi bisa mendekatkan hubungan antar

anggota keluarga.

1

Page 5: Masalalah Yang Ada Dalam Keluarga

Masalah dalam keluarga merupakan aspek kehidupan yang pasti ada dalam

lingkungan keluarga. Masalah yang sering kita liat di sekeliling kita, ialah

Ekonomi. Ekonomi merupakan masalah yang bisa berujung pada masalah

yang lebih besar lagi, misalnya perceraian, bunuh diri (seperti kasus bunuh

diri ibu anak karena gak mampu membiayai kehidupan anak-anaknya

beberapa tahun lalu). Di masa sekarang ini, kita bisa melihat keluarga-

keluarga sekeliling kita, kita coba mengamati permasalahan ekonomi

keluarga yang hidup dalam kekurangan ekonomi atau bisa dibilang keluarga

yang hidup dalam kemiskinan.

Banyak keluarga yang hidup kekurangan berawal dari kemalasan individual

maupun seluruh anggota keluarganya, masalah ekonomi ini banyak terdapat

di kota-kota besar. Masalah ini dapat diatasi dengan kesadaran seluruh

anggota keluarga paling tidak kepala keluarga untuk dapat lebih berusaha

dalam mencari nafkah untuk penghidupannya yang lebih layak, caranya

gimana?? Menurut saya pekerjaan yang baik adalah jika kita menguasai dan

memahami apa yang kita kerjakan, yaitu mencari pekerjaan dengan

memahami kemampuan yang kita miliki, jaman sekarang orang mau hidup

enak tapi malas bekerja ??? bisa ?? NOL. Ada juga yang berawal dari

keterbatasan fisik maupun mental individu yang dulunya menjadi tumpuan

keluarga. Masalah yang seperti ini biasanya dapat diatasi dengan kesadaran

dari anggota keluarga lainnya untuk mengubah strata sosial. Jika kepala

keluarga yang mengalami keterbatasan tadi, mungkin sang istri bisa

mengganti kedudukan suami dalam konteks mencari nafkah.

2

Page 6: Masalalah Yang Ada Dalam Keluarga

Selanjutnya, masalah dalam bidang sosial. Semua keluarga pasti pernah

menghadapi masalah sosial, mulai dari kurangnya perhatian dan kasih sayang

orang tua, sampe perceraian orang tua. Kedua orang tua merupakan sosok

manusia yang paling penting bagi seorang anak, karena yang pertama kita

kenal dalam kehidupan kita adalah orang tua, orang tua kitalah yang

mengajarkan tentang kehidupan yang kita jalani sekarang, orang tua kitalah

manusia yang memberikan kasih sayang terbesar kepada kita, namun apa

jadinya jika orang tua malah jarang memperhatikan kita dan memberi kasih

sayang ?? Bagi sebagian anak, kadang mereka menganggap bahwa orang tua

mereka jarang memberikan kasih sayang, namun saya yakin sejahat-jahatnya

orang tua, pasti dalam hati mereka, mereka sangat sayang sama anak-

anaknya, hanya saja, mungkin cara mereka dalam memberikan kasih sayang

tidak dapat dipahami anak-anaknya. Terus caranya gimana ?? menurut saya,

cara yang paling penting dalam mengatasi masalah seperti ini adalah dengan

komunikasi, orang tua yang baik ialah orang tua yang bisa mengerti dan

memahami anaknya, mengerti dan memahami bukan berarti menuruti semua

permintaan anaknya, tapi dengan cara membicarakan masalah-masalah yang

dialami anaknya serta pendekatan psikologis ke anak sehingga masalah sosial

apapun dapat teratasi. Gimana kalo tidak bisa teratasi ?? jika masalah sosial

dibiarkan maka akan berdampak pada lingkungan di luar keluarga. Kita dapat

mengamati, masalah kenakalan remaja yang saat ini melanda anak-anak usia

sekolah. Salah satu faktor penyebab timbulnya kenakalan remaja adalah

masalah sosial dalam keluarga. Kesalahan orang tua dalam mendidik serta

ketidak pahaman orang tua dalam metode pendekatan adalah salah satu

3

Page 7: Masalalah Yang Ada Dalam Keluarga

sumber timbulnya kenakalan remaja tadi. “Guru kencing berdiri, murid

kencing berlari” peribahasa itu mungkin cocok untuk anak yang tiap hari

dididik terlalu keras oleh orang tuanya, lalu metode orang tuanya tadi

diaplikasikan di lingkungan masyarakat. Keluarga seharusnya menjadi media

pendidikan psikologis serta pendidikan sosial, sehingga jika anggota keluarga

telah berbaur dengan masyarakat, nilai-nilai sosial di masyarakat dapat

dikembangkan sesuai pendidikan sosial dalam keluarga tadi.

B. Permasalahan

1. Apakah sebab dan akibat yang ditimbulkan pada masalah-masalah yang

ada dalam keluarga ?

2. Bagaimana pendekatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah-

masalah yang ada dalam keluarga ?

3. Bagaimana tips yang dapat dipraktekkan untuk mengatasi masalah-

masalah yang ada dalam keluarga ?

C. Tujuan dan Manfaat

1. Untuk mengetahui sebab dan akibat yang ditimbulkan pada masalah-

masalah yang ada dalam keluarga.

2. Untuk mengetahui pendekatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi

masalah-masalah yang ada dalam keluarga.

3. Untuk mengetahui tips yang dapat dipraktekkan untuk mengatasi

masalah-masalah yang ada dalam keluarga.

4

Page 8: Masalalah Yang Ada Dalam Keluarga

BAB II

TINJAUAN TEORI DAN PEMBAHASAN

A. Sebab dan Akibat Masalah Keluarga

Anggota keluarga yang datang untuk konseling biasanya memerlukan

bantuan karena krisis yang tidak dapat mereka tangani sendiri. Krisis tersebut

dapat dilihat dari persamaan berikut ini:

abc=x

a = peristiwa atau situasi yang membuat stres

b = sumber-sumber kekuatan dalam keluarga

c = cara anggota keluarga memandang situasi yang terjadi

Secara bersama-sama, ketiga poin tersebut menentukan keseriusan krisis yang

mereka alami, yaitu x. Dari gambaran di atas, konseling keluarga akan

mencakup:

1. membantu anggota keluarga mengurangi stres/tekanan,

2. memberikan cara bagaimana menangani krisis dengan lebih baik,

3. menolong melihat situasi dari sudut pandang yang baru atau berbeda.

Pendekatan kepada setiap keluarga harus dilakukan secara berbeda- beda

karena setiap tekanan yang dialami setiap keluarga adalah unik. Setiap

keluarga juga mempunyai kemampuannya sendiri-sendiri dalam mempelajari

ketrampilan baru untuk mengatasinya, karena masing- masing anggota

keluarga mempunyai tingkat kematangan spiritual dan emosi yang berbeda.

5

Page 9: Masalalah Yang Ada Dalam Keluarga

Karena keunikan ini, maka tidak mudah merangkum penyebab-penyebab dari

masalah keluarga dalam beberapa kalimat saja. Namun bagi kebanyakan

keluarga, beberapa faktor di bawah ini adalah penyebab masalah keluarga

yang seringkali timbul:

1. Kurangnya Kemampuan Berinteraksi Antar Pribadi Dalam

Menanggulangi Masalah

Dalam usahanya untuk menghadapi masa transisi dan krisis, banyak

keluarga mengalami kesulitan menangani karena kurangnya pengetahuan,

kemampuan, dan fleksibilitas untuk berubah. Menurut seorang konselor

yang berpengalaman, keluarga yang mengalami kesulitan beradaptasi

seringkali berkutat pada halangan-halangan yang ada dalam keluarga --

yaitu sikap dan tingkah laku yang manghambat fleksibilitas dan

menghalangi penyesuaian kembali dengan situasi yang baru. Jenis

halangan-halangan tersebut dapat muncul dengan tipe yang berbeda- beda:

a. Halangan dalam komunikasi timbul jika masing-masing anggota

keluarga tidak tahu bagaimana mereka harus membagikan perasaan

mereka dengan anggota keluarga lainnya atau bagaimana

mengungkapkan perasaan mereka dengan jelas. Beberapa keluarga

mempunyai topik-topik pembicaraan yang dianggap tabu. Mereka tak

pernah membicarakan tentang uang, seks, hal-hal rohani, atau perasaan

mereka. Sementara itu keluarga yang lain tak pernah tertawa selama

mereka di rumah, jarang berbicara tentang apa yang mereka pikirkan,

tidak dapat mendengarkan orang lain, atau tidak dapat berkomunikasi

tanpa berteriak atau tanpa menggunakan sarkasme dan bentuk-bentuk

6

Page 10: Masalalah Yang Ada Dalam Keluarga

komunikasi lain yang merusak. Ada juga keluarga yang menyampaikan

pesan ganda, kata-kata mereka mengungkapkan satu hal tetapi tindakan

mereka berkata lain. Hal yang sulit bagi sebuah keluarga untuk

menghadapi krisis adalah jika masing-masing dari anggota keluarga

tidak dapat berkomunikasi secara efektif.

b. Halangan dalam hal keakraban/kedekatan merupakan ciri dari keluarga

yang mempunyai hubungan yang tidak erat satu sama lain. Kadang-

kadang anggota keluarga merasa takut untuk bersikap akrab. Mereka

jarang meluangkan waktu untuk bersama-sama, tidak saling percaya

atau tidak menghormati anggota keluarga yang lain, jarang berbagi

masalah, dan punya kesulitan dalam menangani krisis karena mereka

tidak pernah belajar untuk bekerjasama dengan akrab.

c. Halangan dalam hal aturan keluarga yang tidak tertulis, bahkan

seringkali tidak dikatakan, namun biasanya merupakan hukum-hukum

yang diterima tentang siapa tidak boleh melakukan apa. Hampir semua

keluarga tidak mempunyai aturan yang baku sehingga hal ini seringkali

membingungkan terutama bagi anak-anak. Ada juga keluarga yang

mempunyai aturan yang kaku sehingga menghambat pertumbuhan

individu-individu dalam keluarga. Keluarga yang religius, keluarga

yang ingin maju secara sosial, keluarga yang mempunyai paling sedikit

satu anggota tetap, keluarga militer, dan beberapa keluarga minoritas

lainnya diidentifikasikan sebagai keluarga yang seringkali mempunyai

aturan kuat yang dapat mencegah fleksibilitas, mengabaikan sumber-

7

Page 11: Masalalah Yang Ada Dalam Keluarga

sumber pertolongan dari luar, dan menghambat kemampuan untuk

mengatasi masalah pada saat-saat tekanan terjadi dalam keluarga.

d. Halangan sehubungan dengan sejarah keluarga, termasuk rahasia

keluarga yang tidak boleh diungkapkan oleh anggota keluarga atau

berita-berita yang "tidak didiskusikan oleh keluarga." Kadang- kadang

anggota keluarga menyembunyikan rahasia-rahasianya dari anggota

keluarga lainnya -- misalnya kehamilan yang tidak sah, anak cacat yang

diaborsi, pernikahan dini dan perceraian, atau hutang yang tidak

dibicarakan. Sikap seperti ini akan membuat beberapa anggota keluarga

bersikap berjaga-jaga, sementara yang lainnya merasa curiga akan

adanya sesuatu yang tidak mereka ketahui. Kadang-kadang rahasia

tersebut diketahui oleh seluruh anggota keluarga tetapi mereka

merahasiakannya terutama untuk menjaga kehormatan keluarga.

Semuanya ini akan menghalangi kejujuran untuk mengatasi krisis

dimana faktor kejujuran sangat penting.

e. Halangan mengenai tujuan yang berhubungan dengan masalah

ekonomi, akademis, sosial, politik, atau tujuan-tujuan lainnya yang

ditetapkan oleh beberapa anggota keluarga bagi mereka sendiri atau

bagi anggota keluarga yang lain. Ada seorang pendeta yang

mengharuskan ketiga anak laki-lakinya masuk dalam pelayanan. Ketika

seorang dari mereka memberontak secara terang-terangan atas

keinginan ayahnya ini, dan yang satunya menolak tapi dengan sikap

pasif, maka sang pendeta menanggapinya dengan penuh kemarahan.

Mempunyai cita-cita dan ambisi keluarga merupakan hal yang sehat,

8

Page 12: Masalalah Yang Ada Dalam Keluarga

tetapi jika tujuan dan ambisi tersebut dipertahankan secara kaku atau

ketika seorang anggota keluarga menetapkan cita-cita bagi anggota

yang lain, hal ini justru akan menimbulkan kesulitan terutama ketika

hasil yang dicapai tidak seperti yang diharapkan. Hidup jarang sekali

berjalan dengan mulus dan keluarga yang tidak mampu menyesuaikan

cita-cita yang dimiliki seringkali terlibat dalam masalah-masalah

keluarga.

f. Halangan mengenai nilai-nilai yaitu cara berpikir yang sebelumnya

diterima keluarga tetapi kemudian ditolak oleh salah satu/banyak

anggota keluarga lainnya. "Semua keluarga kita masuk ke perguruan

tinggi", "Perempuan dalam keluarga kita tidak boleh bekerja di luar

rumah", "Tidak boleh ada anggota keluarga kita yang minum minuman

keras", "Semua orang dalam keluarga kita adalah Presbiterian",

merupakan contoh nilai-nilai yang dipegang teguh namun seringkali

ditentang oleh beberapa anggota keluarga, terutama anggota keluarga

yang lebih muda. Ketika keluarga tidak mau atau mampu beradaptasi

dengan perubahan, konflik seringkali timbul.

Dari daftar halangan di atas, mungkin bisa ditambahkan halangan-

halangan yang berhubungan dengan orang ketiga ((triangulation) dan

pelimpahan kesalahan (detouring). Dua istilah teknis tersebut

menggambarkan tingkah laku yang seringkali nampak dalam keluarga.

Triangle atau segitiga adalah kelompok tiga orang dimana dua anggotanya

mengucilkan anggota yang ketiga. Ibu dan anak perempuannya misalnya,

9

Page 13: Masalalah Yang Ada Dalam Keluarga

membentuk suatu koalisi melawan sang ayah. Salah satu dari pasangan

suami-istri merangkul salah satu dari anaknya untuk melawan

pasangannya. Kadang-kadang seorang suami dapat bersekutu dengan

wanita simpanannya untuk melawan istrinya. Keluarga triangulasi seperti

ini jarang sekali berfungsi dengan baik.

Pelimpahan kesalahan (detouring) adalah istilah lain dari mencari

'kambing hitam'. Dengan mengkritik anak laki-lakinya yang memberontak,

anak perempuannya yang menolak untuk makan, atau guru sekolah yang

tidak kompeten, dapat membuat kedua orangtua terus sibuk beradu

argumen satu sama lain. Masalah yang lebih mendasar, seperti konflik

perkawinan, dikesampingkan atau diabaikan sehingga dua pasangan

tersebut berjuang bersama melawan musuh mereka. Masalah "detouring"

ini kelihatannya menjadi masalah yang sering muncul dalam keluarga-

keluarga di gereja. Memerangi dosa, atau terlibat dalam politik gereja,

untuk sementara waktu dapat membuat anggota keluarga melupakan rasa

sakitnya sehubungan dengan masalah serius yang sedang dihadapi

keluarga mereka.

2. Kurangnya Komitmen Terhadap Keluarga

Menjadi sangat sulit untuk membangun kebersamaan keluarga dan

menangani masalah jika satu atau lebih dari anggota keluarga tidak

mempunyai keinginan atau waktu untuk terlibat. Orang-orang dimotivasi

oleh karir bekerja dalam perusahaan yang mengharapkan pekerjanya

10

Page 14: Masalalah Yang Ada Dalam Keluarga

memberikan 100% komitmen. Pekerjaan yang dilakukan menuntut

kesediaan mereka bekerja keras dan dalam waktu yang panjang bagi

"keluarga" perusahaan. Para pekerja ini seringkali kehabisan energi untuk

membangun hubungan dalam keluarga mereka sendiri atau untuk

menangani masalah-masalah yang berubah dari waktu ke waktu.

Konselor yang menangani masalah keluarga kadang-kadang berjuang

dengan masalah etika saat ia harus memaksa anggota keluarga yang

enggan berpartisipasi untuk memecahkan masalah keluarga. Sering

anggota keluarga yang sibuk tersebut dapat dibujuk untuk datang paling

tidak untuk satu pertemuan, dan waktu-waktu tersebut merupakan sarana

untuk membujuknya memberikan komitmen lebih besar terhadap isu-isu

dalam keluarga. Namun, sering juga konselor keluarga harus bekerjasama

dengan anggota keluarga yang bersedia saja, karena menyadari bahwa

menangani anggota keluarga yang terlalu sibuk dan tidak memiliki

motivasi untuk terlibat akan lebih sulit.

3. Peran Yang Kurang Jelas Dari Anggota Keluarga

Setiap keluarga menetapkan peran masing-masing anggotanya. Beberapa

peran ini termasuk aktivitas; misalnya siapa yang akan membuang sampah

keluar rumah, siapa yang mencatat keuangan, siapa yang memasak, atau

siapa yang membawa anak-anak ke dokter gigi. Peran lain bersifat

emosional; seperti beberapa anggota menjadi pemberi semangat, menjadi

penghibur, pemecah masalah, atau penasihat masalah etika. Biasanya

11

Page 15: Masalalah Yang Ada Dalam Keluarga

peran-peran dimulai perlahan-lahan di awal perkawinan tetapi kadang-

kadang timbul konflik tentang siapa yang akan melakukan apa. Konflik ini

akan meruncing jika masing-masing anggota memegang perannya secara

kaku atau kalau ada kebingungan peran.

Ahli psikologi, Paul Vitz, akhir-akhir ini mengadakan penelitian ulang

terhadap buku-buku pegangan yang digunakan di sekolah dasar. Pada

hampir lima belas ribu halaman dari buku-buku yang ditelitinya tersebut

tak satupun yang menyinggung tentang hal keagamaan dan gambaran

tentang keluarga diberikan secara samar-samar. Salah satu dari buku

pegangan itu mendefinisikan keluarga sebagai "sekelompok orang" dan di

dalam buku-buku itu istilah "suami" atau "istri" tak pernah digunakan,

istilah "perkawinan" hanya disinggung satu kali saja, istilah "ibu rumah

tangga" tidak ditemukan, dan tidak disinggung satupun peran traditional

gender (jenis kelamin) dalam keluarga secara jelas.

Keluarga memang sedang mengalami perubahan. Model keluarga lama

dimana perempuan menikah sekali untuk selamanya kepada seorang pria,

kemudian bekerja sama dengan pasangannya membesarkan dua atau tiga

anak-anaknya, merupakan gambaran keluarga yang semakin jarang dilihat

dalam kebudayaan kita sekarang ini. Lebih sering kita melihat keluarga

dengan orangtua tunggal; ketidakstabilan perkawinan yang menjurus pada

perceraian, pernikahan lagi (remarriage) dan pembentukan keluarga tiri;

hubungan orangtua - anak yang terbalik dimana yang masih muda

12

Page 16: Masalalah Yang Ada Dalam Keluarga

mengadopsi tingkah laku sebagai orangtua (memelihara, mendukung, atau

merawat) dan orangtua berusaha menyenangkan anak-anaknya atau

mencari persetujuan dari anaknya; koalisi orangtua - anak dimana masing-

masing pasangan bersekutu dengan satu atau dua anak-anaknya untuk

melawan pasangannya. atau hubungan orangtua - anak yang terlalu ikut

campur sehingga orangtua terperangkap dalam aktivitas-aktivitas anak,

urusan sekolah, dan gaya hidup anak. Jadi bukanlah hal yang

mengherankan bila ada beberapa anggota keluarga, termasuk anak-anak,

yang merasa bingung dengan peran yang harus dijalankannya dan tidak

mampu berbuat apa-apa ketika krisis menciptakan tekanan, dan tak

seorang pun tahu siapa yang seharusnya melakukan apa.

4. Kurangnya Kestabilan Lingkungan

Masalah-masalah yang terjadi dalam keluarga kerap kali berasal dari luar

rumah. Kita telah membahas tentang berbagai krisis, perubahan pandangan

sosial tentang keluarga, dan tekanan pekerjaan yang membuat kekacauan

di beberapa keluarga. Televisi telah merubah pola komunikasi dalam

rumah tangga, karena menggantikan rasa kebersamaan, dan menyajikan

banyak program yang memberikan gambaran negatif tentang keluarga.

Selain itu ditambah dengan maraknya gerakan- gerakan, penggabungan

perusahaan, kehilangan pekerjaan yang tidak diharapkan atau trend

ekonomi yang membuat beberapa anggota keluarga terpaksa berada jauh

dari keluarga mereka untuk bekerja. Hal lain yang menambah

ketidakstabilan jika kedapatan adanya penyakit AIDS di anggota keluarga,

13

Page 17: Masalalah Yang Ada Dalam Keluarga

keputusan dari satu anggota keluarga (seringkali adalah si ayah) untuk lari

dan meninggalkan rumah, munculnya kekerasan dalam rumah tangga,

penggunaan obat-obatan atau alkohol, atau adanya campur tangan keluarga

mertua dan orang-orang lain yang dapat mengganggu kestabilan keluarga.

B. Pendekatan dalam Mengatasi Masalah dalam Keluarga

Disharmoni keluarga merupakan hal yang ditakuti oleh suatu keluarga.

Banyaknya permasalahan dalam keluarga berpotensi menimbulkan

disharmoni keluarga. Dalam usaha mengatasi masalah keluarga (disharmoni),

beberapa pendekatan dapat digunakan secara terpisah atau terpadu dan juga

secara multidisipliner.

1. Pendekatan Psikodinamik

Pendekatan ini berusaha memahami apa yang terjadi dan mengapa sampai

timbul atau terjadi keadaan seperti itu. Memahami latar belakang

terjadinya sesuatu permasalahan dapat dipergunakan untuk menentukan

langkah-langkah untuk memperbaiki, membina dan mengarahkan, agar

terjadi perubahan sesuai dengan yang diharapkan. Pendekatan ini akan

memberi jawaban mengenai "apa", "mengapa", "bagaimana" terjadinya

suatu masalah, (misalnya mengenai disharmoni dalam keluarga) dan

"dengan cara apa" dapat diatasi.

2. Pendekatan Behavioristik

Suatu pendekatan yang menitik beratkan pada usaha mengatasi gejala

(tingkah laku/psikis) yang ada, yang terlihat, tanpa perlu memperhitungkan

14

Page 18: Masalalah Yang Ada Dalam Keluarga

proses terjadinya atau "mengapanya" tetapi secara langsung untuk

mengatasi gejala tersebut. Dalam hal ini perlu dikaitkan dengan prinsip-

prinsip dalam dunia pendidikan atau proses belajar dan perubahan-

perubahannya yang diharapkan terjadi. Suatu gejala dianggap sebagai

sesuatu produk dari proses belajar sebelumnya yang mempengaruhi.

Karena itu proses ini bisa dipengaruhi oleh sesuatu proses belajar yang lain

atau sesuatu yang baru untuk mengatasi atau mengubah gejala tingkah

laku, sesuai dengan yang diharapkan.

3. Pendekatan Gestalt

Pendekatan yang menitikberatkan pada keseluruhan, pada kepribadian

sebagai totalitas yang melebihi jumlah aspek-aspeknya. Meskipun

masalahnya terdapat pada sesuatu aspek atau beberapa aspek kepribadian

saja, namun tidak bisa dilihat, hanya pada satu aspek tertentu saja.

Melainkan harus dilakukan terhadap pribadi sebagai kesatuan atau

keseluruhan.

4. Pendekatan Konseling

Melalui hubungan atau percakapan yang terus menerus, seseorang bisa

diarahkan unutk berfikir atau bertingkahlaku sesuai dengan yang

diharapkan. Berbagai proses peniruan (imitasi), sugesti, suportif bahkan

pelegaan melalui pengungkapan dari keadaan perasaan seseorang

(catharsis).

15

Page 19: Masalalah Yang Ada Dalam Keluarga

5. Pendekatan Melalui Agama

Iman dan kepercayaan yang kuat merupakan sumber kekuatan untuk

mengatasi atau menghadapi hal-hal yang tidak baik. Agama juga menjadi

dasar dan patokan dari semua tingkahlaku agar orang tidak kacau, ragu-

ragu dan mudah terpengaruh oleh rangsangan-rangsangan negatif yang

datang dari luar.

Demikian beberapa pendekatan yang dapat kita lakukan dalam mengatasi

masalah-masalah disharmoni keluarga. Hal ini hanyalah pendekatan saja,

masalah keluarga hanya andalah yang sangat mengetahui harus dengan

pendekatan apa untuk bisa menyelesaikannya. Yang terpenting adalah niat

kita untuk terus memperbaiki dan meningkatkan kualitas keluarga.

"Jika kita tak dapat bergaul baik dengan orang-orang, maka paling dulu

janganlah mencari kesalahannya pada orang lain, tetapi carilah pada diri

anda sendiri."

"Segala iri hati atau kedengkian, pada dasarnya adalah suatu pengajuan

rasa rencah diri terhadap orang yang diirikan."

(Brown W.J.)

C. Tips Mengatasi Masalah dalam Keluarga

Dalam sebuah keluarga pasti tak luput terjadi masalah, masalah bukan untuk

dihindari tetapi dihadapi dan diselesaikan, berikut adalah beberapa cara untuk

mengatasi masalah dalam keluarga :

16

Page 20: Masalalah Yang Ada Dalam Keluarga

1. Tentukan Waktu Bicara

Hindari membicarakan masalah pada waktu-waktu biasanya Anda atau

pasangan hidup cenderung untuk marah. Misalnya, saat baru pulang kantor

ketika sedang lelah dan mudah terpancing emosi. Sebaliknya, berbicaralah

pada waktu santai dan perhatikan kondisi hati apakah sedang dalam

kondisi yang menyenangkan. Berbicara pada waktu yang tidak tepat akan

memperburuk masalah.

Walaupun awalnya Anda berniat membicarakan suatu masalah dengan

baik, tetapi bisa saja masalah tersebut memancing emosi Anda dan

pasangan. Nada bicara yang keras semakin memperkeruh suasana. Jika hal

ini terjadi, ada baiknya Anda berdiam diri sejenak sampai suasana kembali

tenang. Tahan emosi Anda dan jangan terpancing dengan ucapan pasangan

hidup Anda.

Jika pembicaraan tidak mungkin dilanjutkan pada saat itu, bicaralah

dengan respek kepada pasangan hidup Anda bahwa hal ini akan Anda

bicarakan lain waktu. Tentukan waktunya dan jangan terlalu lama dari saat

Anda menghentikan pembicaraan. Ingat, untuk meminta dibicarakan lain

waktu dengan nada bicara dan sikap yang hormat. Bukan dengan

perkataan merendah seperti “Malas bicara sama kamu!” atau “Udah, gak

perlu diomongin lagi!”. Jangan lupa untuk meneepati janji untuk berbicara

pada waktu yang sudah Anda tetapkan untuk membicarakan hal ini

sehingga menimbulkan rasa kepercayaan pasangan.

17

Page 21: Masalalah Yang Ada Dalam Keluarga

2. Bicarakan dengan Jujur

Jangan berpikir bahwa pasangan hidup Anda tahu apa yang mengganggu

hati Anda. Pasangan hidup Anda adalah manusia biasa yang tidak dapat

membaca hati. Maka, daripada mendiamkan pasangan hidup Anda karena

berpikir dia tahu masalahnya, lebih baik ada bicarakan dengan jujur

perasaan Anda. Ingat, ketika mengatakan perasaan Anda dengan nada

yang baik bukan langsung marah-marah.

Katakan secara jelas apa dan kapan masalahnya serta bagaimana perasaan

Anda. Jika masalah yang ingin dibahas ada beberapa, Anda dapat

menuliskannya beserta solusinya. Hindari juga sikap suka mengungkit

kesalahan pasangan agar permasalahan tidak melebar.

3. Mendengarkan

Yang tidak kalah penting dalam komunikasi adalah mendengarkan.

Pasangan hidup mungkin merasa bahwa Anda tidak mendengarkan saat

dia sedang berbicara. Hal ini, mungkin disebabkan karena Anda merasa

telah mengetahui perasaan pasangan atau merasa mengetahui apa yang

akan dibicarakan. Hindari perasaan merasa telah mengetahui perasaan atau

apa yang dipikirkannya. Coba pahami perasaannya jika Anda ada di

posisinya, Anda pasti ingin agar perkataan Anda didengarkan.

Ketika pasangan Anda sedang berbicara jangan menyela kata-katanya,

biarkan sampai pasangan Anda selesai mengutarakan semuanya. Berikan

18

Page 22: Masalalah Yang Ada Dalam Keluarga

perhatian penuh saat pasangan Anda sedang mengutarakan perasaannya.

Tunjukkan dengan sikap yang sungguh-sungguh dalam mendengarkan.

Misalnya, jangan mendengarkan tetapi mata Anda tetap asyik menonton

TV. Ini dapat membuat pasangan Anda tidak diperhatikan.

Setelah selesai mendengarkan, coba untuk mengungkapkan kembali apa

yang telah Anda dengar. Tanyakan apakah yang Anda ungkapkan sudah

sesuai dengan maksud dari pasangan hidup Anda. Minta koreksi apabila

ternyata ada yang tidak sesuai. Hal ini untuk menghindari kesalahpahaman

di antara suami istri.

4. Buat Kesepakatan Solusi

Tujuan dari membicarakan masalah adalah agar tercipta suatu solusi yang

dapat menghilangkan masalah tersebut. Setelah berbicara, Anda akan lebih

mengetahui apa masalah yag sebenarnya terjadi dan bagaimana perasaan

pasangan Anda. Kini, buatlah solusi agar masalah tidak semakin berlarut-

larut dan dapat mengganggu keharmonisan keluarga Anda.

Sampaikan solusi yang Anda pikitkan begitu juga dengan pasangan Anda

temukan yang mendapat kesempatan untuk menyampaikan saran-saran

solusi. Jika perlu, catatlah kemungkinan solusi-solusi yang terpikirkan.

Setelah selesai, sepakati solusi mana yang Anda berdua pilih. Solusi

tersebut harus mendapat kesepakatan dari Anda berdua agar tidak ada yang

merasa keberatan dengan solusi di kemudian hari.

19

Page 23: Masalalah Yang Ada Dalam Keluarga

Setelah kesepakatan disetujui, tetapkan kapan Anda dan pasangan akan

membicarakan tentang pelaksanaan dari solusi yang telah ditetapkan.

Apakah sudah dilaksanakan dan bagaimana tingkat keberhasilan atau

dampak-dampak yang mungkin timbul.

Komunikasi adalah hal yang vital dalam kehidupan keluarga. Maka,

upayakan terus menjalin komunikasi yang lancar dalam keluarga.

Komunikasi juga harus dilakukan dengan itikad baik dan penuh hormat.

Membicarakan masalah bukan seperti pertempuran, dimana kedua belah

pihak saling menyerang, saling merasa benar dan menuduh pihak lawan

yang salah. Hal tersebut tidak akan menghasilkan keadaan yang baik

karena akan melukai keduanya.

Ingat, bahwa tujuan Anda adalah mencari jalan keluar yang melegakan

Anda dan pasangan sehingga kehidupan menjadi lebih bahagia.

20

Page 24: Masalalah Yang Ada Dalam Keluarga

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Beberapa faktor penyebab timbulnya permasalahan-permasalahan dalam

keluarga, antara lain :

1. Kurangnya kemampuan berinteraksi antar pribadi dalam menanggulangi

masalah

2. Kurangnya komitmen terhadap keluarga

3. Peran yang kurang jelas dari anggota keluarga

4. Kurangnya kestabilan lingkungan

Dalam usaha mengatasi masalah keluarga (disharmoni), beberapa pendekatan

dapat digunakan secara terpisah atau terpadu dan juga secara multidisipliner.

Pendekatan tersebut antara lain:

1. Pendekatan Psikodinamik

2. Pendekatan behavioristik

3. Pendekatan Gestalt

4. Pendekatan konseling

5. Pendekatan melalui agama

Beberapa tips dan cara untuk mengatasi masalah dalam keluarga, yaitu antara

lain :

1. Tentukan waktu bicara

2. Bicarakan dengan jujur

3. Mendengarkan

4. Buat kesepakatan solusi

21

Page 25: Masalalah Yang Ada Dalam Keluarga

B. Saran

Pada saat terjadi permasalahan pada keluarga maka, hendaknya

bermusyawarah untuk menyelesaikannya dan jangan membiarkan

permasalahan tersebut berlarut-larut karena akan mempengaruhi

keharmonisan dalam keluarga

22

Page 26: Masalalah Yang Ada Dalam Keluarga

DAFTAR PUSTAKA

http://leysehan.net/article/education/pendekatan-dalam-mengatasi-masalah-

keluarga.html

http://www.keluargabesar.net/index.php?

option=com_content&view=article&id=120%3Asebab-dan-akibat-masalah-

keluarga&catid=35%3Akeluarga& Itemid=55

http://id.shvoong.com/lifestyle/family-and-relations/2021746-tips-mengatasi-

masalah-dalam-keluarga/

23