fungsi aqidah dalam keluarga

37
FUNGSI AQIDAH DALAM KELUARGA A. Aqidah 1. Pengertian Aqidah Dalam bahasa Arab akidah berasal dari kata al-'aqdu yang berarti ikatan, at-tautsiiqu keyakinan yang kuat, al- ihkaamu yang artinya mengokohkan, dan ar-rabthu biquw-wah yang berarti mengikat dengan kuat. Sedangkan menurut istilah, akidah adalah iman yang teguh dan pasti, yang tidak ada keraguan sedikit pun bagi orang yang meyakininya. 1 Jadi, Akidah Islamiah adalah keimanan yang teguh dan bersifat pasti kepada Allah dengan segala pelaksanaan kewajiban, bertauhid 2 dan taat kepada-Nya, beriman kepada Malaikat-malaikat-Nya, Rasul-rasul-Nya, Kitab-kitab-Nya, hari Akhir, takdir baik dan buruk dan 1 Lisaanul 'Arab (IX/311: د عق) karya Ibnu Manzhur (wafat th. 711 H) t dan Mu'jamul Wasiith (II/614: د عق). 2 Tauhid Rububiyyah, Uluhiyyah, dan Asma' wa Shifat Allah. 1

Upload: maulana-malik-ibrahim

Post on 11-Aug-2015

142 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

akidah bukan hanya sebagai fondasi keagamaan bagi seseorang. tetapi akidah juga memiliki fungsi dalam berkeluarga.

TRANSCRIPT

Page 1: fungsi aqidah dalam keluarga

FUNGSI AQIDAH DALAM KELUARGA

A. Aqidah

1. Pengertian Aqidah

Dalam bahasa Arab akidah berasal dari kata al-'aqdu yang berarti ikatan, at-

tautsiiqu keyakinan yang kuat, al-ihkaamu yang artinya mengokohkan, dan ar-rabthu

biquw-wah yang berarti mengikat dengan kuat. Sedangkan menurut istilah, akidah

adalah iman yang teguh dan pasti, yang tidak ada keraguan sedikit pun bagi orang

yang meyakininya.1 Jadi, Akidah Islamiah adalah keimanan yang teguh dan bersifat

pasti kepada Allah dengan segala pelaksanaan kewajiban, bertauhid2 dan taat kepada-

Nya, beriman kepada Malaikat-malaikat-Nya, Rasul-rasul-Nya, Kitab-kitab-Nya, hari

Akhir, takdir baik dan buruk dan mengimani seluruh apa-apa yang telah shahih

tentang prinsip-prinsip Agama, perkara-perkara yang ghaib, beriman kepada apa yang

menjadi ijma' dari Salafush Shalih, serta seluruh berita-berita qath'i, baik secara ilmiah

maupun secara amaliyah yang telah ditetapkan menurut Al-Qur'an dan As-Sunnah

yang shahih serta ijma' Salaf as-Shalih3.

2. Pembagian Akidah Tauhid

1 Lisaanul 'Arab (IX/311:عقد) karya Ibnu Manzhur (wafat th. 711 H) t dan Mu'jamul Wasiith (II/614:عقد).

2 Tauhid Rububiyyah, Uluhiyyah, dan Asma' wa Shifat Allah.

3Lihat Buhuuts fii 'Aqiidah Ahlis Sunnah wal Jamaa'ah (hal. 11-12) oleh Dr. Nashir bin 'Abdul Karim al-'Aql, cet. II/

Daarul 'Ashimah/ th. 1419 H, 'Aqiidah Ahlis Sunnah wal Jamaa'ah (hal. 13-14) karya Syaikh Muhammad bin Ibrahim al-Hamd

dan Mujmal Ushuul Ahlis Sunnah wal Jamaa'ah fil 'Aqiidah oleh Dr. Nashir bin 'Abdul Karim al-'Aql.

1

Page 2: fungsi aqidah dalam keluarga

Walaupun masalah qadha' dan qadar menjadi ajang perselisihan di kalangan

umat Islam, tetapi Allah telah membukakan hati para hambaNya yang beriman, yaitu

para Salaf Shalih yang mereka itu senantiasa menempuh jalan kebenaran dalam

pemahaman dan pendapat. Menurut mereka qadha' dan qadar adalah termasuk

rububiyah Allah atas makhlukNya. Maka masalah ini termasuk ke dalam salah satu di

antara tiga macam tauhid menurut pembagian ulama:

1) Tauhid Al-Uluhiyyah, mengesakan Allah dalam ibadah, yakni beribadah hanya

kepada Allah dan karenaNya semata.

2) Tauhid Ar-Rububiyyah, mengesakan Allah dalam perbuatan-Nya, yakni

mengimani dan meyakini bahwa hanya Allah yang mencipta, menguasai dan

mengatur alam semesta ini.

3) Tauhid Al-Asma' was-Sifat, mengesakan Allah dalam asma dan sifat-Nya, artinya

mengimani bahwa tidak ada makhluk yang serupa dengan Allah, dalam dzat, asma

maupun sifat.

Iman kepada qadar adalah termasuk tauhid ar-rububiyah. Oleh karena itu Imam

Ahmad4 berkata: "Qadar adalah kekuasaan Allah". Qadar adalah rahasia Allah yang-

tersembunyi, tak ada seorangpun yang dapat mengetahui kecuali Dia, tertulis pada

Lauh Mahfuzh dan tak ada seorangpun yang dapat melihatnya. Kita tidak tahu takdir

4 Ahmad bin Hanbal (781 - 855 M, 164 - 241 AH), (Arab حنبل بن adalah seorang ahli hadits dan teologi Islam ( أحمد

2

Page 3: fungsi aqidah dalam keluarga

baik atau buruk yang telah ditentukan untuk kita maupun untuk makhluk lainnya,

kecuali setelah terjadi atau berdasarkan nash yang benar.5

Tauhid itu ada tiga macam, seperti yang tersebut di atas dan tidak ada istilah

Tauhid Mulkiyah ataupun Tauhid Hakimiyah karena istilah ini adalah istilah yang

baru. Apabila yang dimaksud dengan Hakimiyah itu adalah kekuasaan Allah, maka hal

ini sudah masuk ke dalam kandungan Tauhid Rububiyah. Apabila yang dikehendaki

dengan hal ini adalah pelaksanaan hukum Allah di muka bumi, maka hal ini sudah

masuk ke dalam Tauhid Uluhiyah, karena hukum itu milik Allah dan tidak boleh kita

beribadah melainkan hanya kepada Allah semata. Lihatlah firman Allah pada surat

Yusuf ayat 40.6

B. Keluarga

1. Pengertian Keluarga

Keluarga adalah suatu unit sosial yang terdiri dari seorang suami dan seorang

istri atau dengan kata lain keluarga adalah perkumpulan halal anatara laki-laki dan

seorang perempuan yang bersifat terus menerus dimana yang satu merasa tentram

5 Disalin dari kitab Al-Qadha wal Qadar, edisi Indonesia Qadha & Qadhar, Penyusun Syaikh Muhammad Shalih Al-

Utsaimin, Penerjemah A.Masykur Mz, Penerbit Darul Haq, Cetakan Rabi'ul Awwal 1420H/Juni 1999M

6 Disalin dari kitab Syarah Aqidah Ahlus Sunnah Wal Jama'ah Oleh Yazid bin Abdul Qadir Jawas, Penerbit Pustaka

At-Taqwa, Po Box 264 Bogor 16001, Cetakan Pertama Jumadil Akhir 1425H/Agustus 2004M.

3

Page 4: fungsi aqidah dalam keluarga

dengan yang lain sesuai dengan yang ditentukan oleh agama dan masyarakat7. Dan

ketika kedua seorang istri dikaruniai seorang anak atau lebih, maka anak-nak itu

menjadi unsur utama ketiga pada keluarga tersebut disamping dua unsur sebelumnya”.

2. Peranan keluarga

Keluarga mempunyai peranan yang besar sekali bagi tumbuh dan

berkembangnya seorang anak baik yang berkenaan dengan pertumbuhan intelektual,

moral dan agamanya8. Menurut beliau di antara peranan orang tua antara lain sebagai

berikut:

a) Menjamin Kehidupan Emosional Anak

Melalui pendidikan keluarga kehidupan emosional anak atau kebutuhan akan

rasa kasih sayang anak akan dapat terpenuhi dan dapat tumbuh dengan baik hal ini

dikarenakan adanya hubungan jalinan darah antara orang tua dan anak di samping

fokus dan konsentrasi orang tua lebih ditekankan pada anak.

Kehidupan emosional merupakan faktor yang sangat signifikan dalam

membina kepribadian anak. Oleh karenanya pihak orang tua harus mampu

menciptakan suasana yang kondusif bagi anak melalui cerminan kasih sayang.

b) Menanamkan Dasar Pendidikan Moral

Penanaman dasar-dasar moral bagi anak dalam keluarga biasanya tercermin

dalam sikap dan prilaku orang tua sendiri. Anak akan cenderung mengikuti segala pola

dan tingkah laku orang tua. Misalnya cara berbuat dan berbicara. Dengan demikian

7 Hasan Langulung, 1995:3468 Hasbullah, 2001: 41-43

4

Page 5: fungsi aqidah dalam keluarga

prilaku yang baik dari orang tua akan melahirkan gejala identifikasi yang positif bagi

anak yakni penyamaan diri dengan orang yang ditiru.

c) Peletak Dasar Keagamaan

Pada dasarnya agama seseorang ditentukan oleh pendidikan, pengalaman dan

latihan-latihan yang dilaluinya pada masa kecil. Seseorang yang waktu kecilnya tidak

mendapat pendidikan agama, maka pada dewasanya ia tidak merasa penting akan

adanya agama dalam hidupnya. Lain dengan orang yang waktu kecilnya sudah

dikenalkan dengan pengalaman-pengalaman agama misalnya kedua orang tuanya taat

beragama, ditambah lagi dengan pendidikan sekolah, maka orang tersebut akan

dengan sendirinya mempunyai kecenderungan terhadap hidup yang taat mengikuti

peraturan-peraturan agama. Di samping itu juga terbiasa menjalankan ibadah, takut

larangan-larangan dan merasakan betapa nikmatnya hidup beragama.

Dalam kehidupan keluarga nilai-nilai ajaran agama bagi kehidupan seorang

anak akan mempengaruhi dan memberikan dampak yang positif terhadap

pembentukan karakter anak sejak ia kecil hingga ia dewasa kelak.9 Peranan keluarga

dalam memberikan dasar-dasar pendidikan keagamaan pada anak yakni dalam rangka

untuk membentuk anak sholeh dan mengharap ridho Allah.10

1) Membentuk anak sholeh

Anak yang sholeh adalah anak yang berkepribadian baik dalam

menjalin hubungan dengan Allah SWT. dan baik pula dalam berhubungan

9 Menurut Anshari, 1991: 7310 Abdul Halim Nipan, 2003: 70-74

5

Page 6: fungsi aqidah dalam keluarga

dengan sesama makhluk ciptaannya, terutama terhadap sesama manusia. Allah

SWT. mengisyaratkan dalam hal ini dalam firmannya:

“Mereka diliputi kehinaan di mana saja mereka berada, kecuali

jika mereka berpegang kepada tali (agama) Allah dan tali

(perjanjian) dengan manusia11

Berdasarkan keterangan ayat diatas manusia selamanya dalam keadaan

hina di manapun berada, kecuali jika mau menjalin hubungan baik dengan

Allah SWT. maupun dengan sesama manusia. Demikian halnya dengan

pengertian anak shaleh.

2) Mengharap Ridho Allah SWT.

Manusia termasuk didalamnya para orang tua muslim tidak mampu

merubah takdir Ilahi. Manusia hanya berkewajiban berikhtiar, dan Allah–lah

yang mentakdirkan segala sesuatunya.

Sehubungan dengan itu, maka salah satu tujuan yang tidak boleh dilupakan

oleh para orang tua muslim dalam mendidik anaknya ialah bertujuan mengharap ridho

Allah. Hal tersebut sebagai ungkapan rasa syukur kepada-Nya atas karunia yang Dia

berikan berupa lahirnya seorang anak dan sekaligus sebagai pertanggung jawaban

dalam mengemban amanat yang Dia amanatkan.

11 Ali Imran 3 : 112

6

Page 7: fungsi aqidah dalam keluarga

d) Fungsi Keluarga

          Masyarakat adalah cerminan kondisi keluarga, jika keluarga sehat berarti

masyarakatnya juga sehat. Jika keluarga bahagia berarti masyarakatnya juga bahagia.

Selain sebagai penentu kondisi masyarakat tersebut, keluarga juga mempunyai

beberapa fungsi lain dari sudut pandang yang berbeda, yaitu12 :

Fungsi Afektif. Fungsi afektif adalah fungsi internal  keluarga sebagai dasar

kekuatan keluarga. Didalamnya terkait dengan saling mengasihi, saling

mendukung dan saling menghargai antar anggota kelurga.

Fungsi Sosialisasi. Fungsi sosialisasi adalah fungsi yang mengembangkan

proses interaksi dalam keluarga. Sosialisasi dimulai sejak lahir dan

keluarga merupakan tempat individu untuk belajar bersosialisasi.

Fungsi Reproduksi. Fungsi reproduksi adalah fungsi keluarga untuk

meneruskan kelangsungan keturunan dan menambah sumber daya

manusia.

Fungsi Ekomomi. Fungsi ekonomi adalah fungsi keluarga untuk memenuhi

kebutuhan seluruh anggota keluarganya yaitu : sandang, pangan dan papan.

Fungsi Perawatan Kesehatan. Fungsi perawatan kesehatan adalah fungsi

keluarga untuk mencegah terjadinya masalah kesehatan dan merawat

anggota keluarga yang mengalami masalah kesehatan.

12 Friedman 1998 (dalam Setiawati & Santun, 2008)

7

Page 8: fungsi aqidah dalam keluarga

e) Pengertian Keluarga Sakinah

          Menurut kaidah bahasa Indonesia13, sakinah mempunyai arti kedamaian,

ketentraman, ketenangan, kebahagiaan. Jadi keluarga sakinah mengandung makna

keluarga yang diliputi rasa damai, tentram, juga. Jadi keluarga sakinah adalah kondisi

yang sangat ideal dalam kehidupan keluarga.

          Keluarga sakinah juga sering disebut sebagai keluarga yang bahagia. Menurut

pandangan Barat, keluarga bahagia atau keluarga sejahtera ialah keluarga yang

memiliki dan menikmati segala kemewahan material. Anggota-anggota keluarga

tersebut memiliki kesehatan yang baik yang memungkinkan mereka menikmati

limpahan kekayaan material. Bagi mencapai tujuan ini, seluruh perhatian, tenaga dan

waktu ditumpukan kepada usaha merealisasikan kecapaian kemewahan kebendaan

yang dianggap sebagai perkara pokok dan prasyarat kepada kesejahteraan.14

Pandangan yang dinyatakan oleh Barat jauh berbeda dengan konsep keluarga

bahagia atau keluarga sakinah yang diterapkan oleh Islam. Asas kepada kesejahteraan

dan kebahagiaan keluarga di dalam Islam terletak kepada ketaqwaan kepada Allah

SWT. Keluarga bahagia adalah keluarga yang mendapat keredhaan Allah SWT. Allah

SWT redha kepada mereka dan mereka redha kepada Allah SWT15.

Firman Allah SWT:

13 Kamus Besar Bahasa Indonesia. Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia:Jakarta. 1988.14

Dr. Hasan Hj. Mohd Ali, 1993 : 15

15 Ibid hal. 19

8

Page 9: fungsi aqidah dalam keluarga

“Allah ridha terhadap mereka dan merekapun ridha kepadanya.

yang demikian itu adalah (balasan) bagi orang yang takut kepada

Tuhannya”16.

         Keluarga bahagia ialah suatu kelompok sosial yang terdiri dari suami istri, ibu

bapak, anak pinak, cucu cicit, sanak saudara yang sama-sama dapat merasa senang

terhadap satu sama lain dan terhadap hidup sendiri dengan gembira, mempunyai

objektif  hidup baik secara individu atau secara bersama, optimistik dan mempunyai

keyakinan terhadap sesama sendiri.17

          Dengan demikian, keluarga sakinah ialah kondisi sebuah keluarga yang sangat

ideal yang terbentuk berlandaskan Al-Quran dan Sunnah untuk mencapai kebahagiaan

di dunia dan di akhirat. Kebendaan bukanlah sebagai ukuran untuk membentuk

keluarga bahagia sebagaimana yang telah dinyatakan oleh negara Barat.

3. Ciri-Ciri Keluarga Sakinah

          Pada dasarnya, keluarga sakinah sukar diukur karena merupakan satu perkara

yang abstrak dan hanya boleh ditentukan oleh pasangan yang berumahtangga. Namun,

terdapat beberapa ciri-ciri keluarga sakinah, diantaranya :

a) Rumah Tangga Didirikan Berlandaskan Al-Quran Dan Sunnah

Asas yang paling penting dalam pembentukan sebuah keluarga sakinah ialah

rumah tangga yang dibina atas landasan taqwa, berpandukan Al-Quran dan Sunnah

dan bukannya atas dasar cinta semata-mata. Ia menjadi panduan kepada suami istri

16 Surah Al-Baiyyinah 98 : 817 Menurut Paizah Ismail, 2003 : 147

9

Page 10: fungsi aqidah dalam keluarga

sekiranya menghadapi perbagai masalah yang akan timbul dalam kehidupan

berumahtangga.

          Firman Allah SWT :

Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, Maka kembalikanlah ia

kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya)18

b) Rumah Tangga Berasaskan Kasih Sayang (Mawaddah Warahmah)

Tanpa ‘al-mawaddah’ dan ‘al-Rahmah’, masyarakat tidak akan dapat hidup

dengan tenang dan aman terutamanya dalam institusi kekeluargaan. Dua perkara ini

sangat-sangat diperlukan kerana sifat kasih sayang yang wujud dalam sebuah rumah

tangga dapat melahirkan sebuah masyarakat yang bahagia, saling menghormati, saling

mempercayai dan tolong-menolong. Tanpa kasih sayang, perkawinan akan hancur,

kebahagiaan hanya akan menjadi angan-angan saja.

c) Mengetahui Peraturan Berumahtangga

Setiap keluarga seharusnya mempunyai peraturan yang patut dipatuhi oleh

setiap ahlinya yang mana seorang istri wajib taat kepada suami dengan tidak keluar

rumah melainkan setelah mendapat izin, tidak menyanggah pendapat suami walaupun

si istri merasakan dirinya betul selama suami tidak melanggar syariat, dan tidak

18 An-Nisa’ 4 : 59

10

Page 11: fungsi aqidah dalam keluarga

menceritakan hal rumahtangga kepada orang lain. Anak pula wajib taat kepada kedua

orangtuanya selama perintah keduanya tidak bertentangan dengan larangan Allah.

Lain pula peranan sebagai seorang suami. Suami merupakan ketua keluarga

dan mempunyai tanggung jawab memastikan setiap ahli keluarganya untuk mematuhi

peraturan dan memainkan peranan masing-masing dalam keluarga supaya sebuah

keluarga sakinah dapat dibentuk.

d) Menghormati dan Mengasihi Kedua Ibu Bapak

Perkawinan bukanlah semata-mata menghubungkan antara kehidupan kedua

pasangan tetapi ia juga melibatkan seluruh kehidupan keluarga kedua belah pihak,

terutamanya hubungan terhadap ibu bapak kedua pasangan. Oleh itu, pasangan yang

ingin membina sebuah keluarga sakinah seharusnya tidak menepikan ibu bapak dalam

urusan pemilihan jodoh, terutamanya anak lelaki. Anak lelaki perlu mendapat restu

kedua ibu bapaknya karena perkawinan tidak akan memutuskan tanggungjawabnya

terhadap kedua ibu bapaknya. Selain itu, pasangan juga perlu mengasihi ibu bapak

supaya mendapat keberkatan untuk mencapai kebahagiaan dalam berumahtangga.

Firman Allah SWT :

“Dan kami wajibkan manusia (berbuat) kebaikan kepada dua orang

ibu- bapaknya. dan jika keduanya memaksamu untuk

mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang tidak ada

11

Page 12: fungsi aqidah dalam keluarga

pengetahuanmu tentang itu, Maka janganlah kamu mengikuti

keduanya.”19.

e) Menjaga Hubungan Kerabat dan Ipar

          Antara tujuan ikatan perkawinan ialah untuk menyambung hubungan keluarga

kedua belah pihak termasuk saudara ipar kedua belah pihak dan kerabat-kerabatnya.

Karena biasanya masalah seperti perceraian timbul disebabkan kerenggangan

hubungan dengan kerabat dan ipar.

4. Cara Membangun Keluarga Sakinah

          Dalam kehidupan sehari-hari, ternyata upaya mewujudkan keluarga yang

sakinah bukanlah perkara yang mudah, ditengah-tengah arus kehidupan seperti ini.

Jangankan untuk mencapai bentuk keluarga yang ideal, bahkan untuk

mempertahankan keutuhan rumah tangga saja sudah merupakan suatu prestasi

tersendiri, sehingga sudah saat-nya setiap keluarga perlu merenung apakah mereka

tengah berjalan pada koridor yang diinginkan oleh Allah dalam mahligai tersebut,

ataukah mereka justru berjalan bertolak belakang dengan apa yang diinginkan oleh-

Nya. Al-Qur’an merupakan landasan dari terbangunnya keluarga sakinah, dan

mengatasi permasalahan yang timbul dalam keluarga dan masyarakat.

Sedangkan Konsep-konsep cara membangun keluarga sakinah adalah20 :

a) Memilih Kriteria Calon Suami atau Istri dengan Tepat

19 al-Ankabut 29 : 820

12

Page 13: fungsi aqidah dalam keluarga

Agar terciptanya keluarga yang sakinah, maka dalam menentukan kriteria

suami maupun istri haruslah tepat. Diantara kriteria tersebut misalnya beragama islam

dan shaleh maupun shalehah; berasal dari keturunan yang baik-baik; berakhlak mulia,

sopan santun dan bertutur kata yang baik; mempunyai kemampuan membiayai

kehidupan rumah tangga (bagi suami).

Rasul Allâh SAW bersabda, “Perempuan dinikahi karena empat faktor:

Pertama, karena harta; Kedua, karena kecantikan; Ketiga, kedudukan; dan Keempat,

karena agamanya. Maka hendaklah engkau pilih yang taat beragama, engkau pasti

bahagia.”

b) Dalam keluarga Harus Ada Mawaddah dan Rahmah

          Mawaddah adalah jenis cinta membara, yang menggebu-gebu dan “nggemesi”,

sedangkan rahmah adalah jenis cinta yang lembut, siap berkorban dan siap melindungi

kepada yang dicintai.

Firman Allah SWT :

“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah dia menciptakan

untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung

dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu

13

Page 14: fungsi aqidah dalam keluarga

rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu

benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir”21.

c) Saling Mengerti Antara Suami-Istri

Seorang suami atau istri harus tahu latar belakang pribadi masing-masing.

Karena pengetahuan terhadap latar belakang pribadi masing-masing adalah sebagai

dasar untuk menjalin komunikasi masing-masing. Dan dari sinilah seorang suami atau

istri tidak akan memaksakan egonya. Banyak keluarga hancur, disebabkan oleh sifat

egoisme. Ini artinya seorang suami tetap bertahan dengan keinginannya dan begitu

pula istri. Seorang suami atau istri hendaklah mengetahui hal-hal sebagai berikut :

Perjalanan hidup masing-masing

Adat istiadat daerah masing-masing (jika suami istri berbeda suku dan atau

daerah)

Kebiasaan masing-masing

Selera, kesukaan atau hobi

Pendidikan

Karakter/sikap pribadi secara proporsional (baik dari masing-masing, maupun

dari orang-orang terdekatnya, seperti orang tua, teman ataupun saudaranya,

dan yang relevan dengan ketentuan yang dibenarkan syari`at.

d) Saling Menerima

          Suami istri harus saling menerima satu sama lain. Suami istri itu ibarat satu

tubuh dua nyawa. Tidak salah kiranya suami suka warna merah, si istri suka warna

21 Ar-Rum 30 : 21

14

Page 15: fungsi aqidah dalam keluarga

putih, tidak perlu ada penolakan. Dengan keredhaan dan saling pengertian, jika warna

merah dicampur dengan warna putih, maka aka terlihat keindahannya.

e) Saling Menghargai

Seorang suami atau istri hendaklah saling menghargai:

Perkataan dan perasaan masingmasing

Bakat dan keinginan masing-masing

Menghargai keluarga masing-masing. Sikap saling menghargai adalah sebuah

jembatan menuju terkaitnya perasaan suami-istri.

f) Saling Mempercayai

Dalam berumahtangga seorang istri harus percaya kepada suaminya, begitu

pula dengan suami terhadap istrinya ketika ia sedang berada di luar rumah. Jika

diantara keduanya tidak adanya saling percaya, kelangsungan kehidupan rumah tangga

berjalan tidak seperti yang dicita-citakan yaitu keluarga yang bahagia dan sejahtera.

Akan tetapi jika suami istri saling mempercayai, maka kemerdekaan dan kemajuan

akan meningkat, serta hal ini merupakan amanah Allâh.

g) Suami-Istri Harus Menjalankan Kewajibanya Masing-Masing

Suami mempunyai kewajiban mencari nafkah untuk menghidupi keluarganya,

tetapi disamping itu ia juga berfungsi sebagai kepala rumah tangga atau pemimpin

dalam rumah tangga. Allah SWT dalam hal ini berfirman:

15

Page 16: fungsi aqidah dalam keluarga

“Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh Karena Allah Telah

melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan

Karena mereka (laki-laki) Telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. sebab itu

Maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika

suaminya tidak ada, oleh Karena Allah Telah memelihara (mereka). wanita-wanita

yang kamu khawatirkan nusyuznya22, Maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah

mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka

mentaatimu, Maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya.

Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha besar23”.

Istri mempunyai kewajiban taat kepada suaminya, mendidik anak dan menjaga

kehormatannya (jilbab, khalwat, tabaruj, dan lain-lain.). Ketaatan yang dituntut bagi

seorang istri bukannya tanpa alasan. Suami sebagai pimpinan, bertanggung jawab

langsung menghidupi keluarga, melindungi keluarga dan menjaga keselamatan mereka

lahir-batin, dunia-akhirat. Ketaatan seorang istri kepada suami dalam rangka taat

kepada Allah dan Rasul-Nya adalah jalan menuju surga di dunia dan akhirat. Istri

boleh membangkang kepada suaminya jika perintah suaminya bertentangan dengan

hukum syara’, missal: disuruh berjudi, dilarang berjilbab, dan lain-lain.

h) Suami Istri Harus Menghindari Pertikaian

22 Nusyuz: yaitu meninggalkan kewajiban bersuami isteri. nusyuz dari pihak isteri seperti meninggalkan rumah tanpa izin suaminya.

23 An-Nissa 4 : 34

16

Page 17: fungsi aqidah dalam keluarga

Pertikaian adalah salah satu penyebab retaknya keharmonisan keluarga, bahkan

apabila pertikaian tersebut terus berkesinambungan maka dapat menyebabkan

perceraian. Sehingga baik suami maupun istri harus dapat menghindari masalah-

masalah yang dapat menyebabkan pertikaian karena suami dan istri adalah fakkor

paling utama dalam menentukan kondisi keluarga.

i) Hubungan Antara Suami Istri Harus Atas Dasar Saling Membutuhkan

          Seperti pakaian dan yang memakainya (hunna libasun lakum wa antum libasun

lahunna ( Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat:187), yaitu menutup aurat, melindungi diri

dari panas dan dingin, dan sebagai perhiasan. Suami terhadap istri dan sebaliknya

harus menfungsikan diri dalam tiga hal tersebut. Jika istri mempunyai suatu

kekurangan, suami tidak menceriterakan kepadaorang lain, begitu juga sebaliknya.

j) Suami Istri Harus Senantiasa Menjaga Makanan yang Halal

          Menurut hadis Nabi, sepotong daging dalam tubuh manusia yang berasal dari

makanan haram, cenderung mendorong pada perbuatan yang haram juga (qith`at al

lahmi min al haram ahaqqu ila annar). Semakna dengan makanan, juga rumah, mobil,

pakaian dan lain-lainnya.

k) Suami Istri Harus Menjaga Aqidah yang Benar

Akidah yang keliru atau sesat, misalnya mempercayai kekuatan dukun, majig

dan sebangsanya. Bimbingan dukun dan sebangsanya bukan saja membuat langkah

hidup tidak rasional, tetapi juga bisa menyesatkan pada bencana yang fatal.

Membina suatu keluarga yang bahagia memang sangat sangat sulit. Akan

tetapi jika masing-masing pasangan mengerti konsep-konsep keluarga sakinah seperti

17

Page 18: fungsi aqidah dalam keluarga

yang telah diuraikan di atas, Insya Allah cita-cita untuk membentuk keluarga bahagia

dan kekal dalam aturan syari’at Islam, yang disebutkan dengan “Rumahku adalah

surgaku” akan terwujud. Menurut Syekh Muhammad Abduh “Manusia hidup

menurut aqidahnya, bila aqidahnya benar maka akan benar pulalah jalan hidupnya

dan aqidah itu bisa betul apabila orang yang mempelajarinya dengan cara betul

pula”.24

C. Peran Aqidah Dalam Rumah Tangga Islami

Rumah Tangga Islami merupakan dambaan bagi setiap insan yang

menginginkan kebahagiaan di dunia maupun di akhirat. Sayangnya, banyak orang

yang ingin mendapatkan hasil tanpa mau membayar harganya. Membangun rumah

tangga islami memerlukan kerja keras dari seluruh anggota keluarga, yang

dikomandani oleh suami dan isteri sebagai pemimpin di dalam rumah tangga.

Yang dimaksud dalam rumah tangga Islami adalah rumah tangga yang di

dalamnya ditegakkan adab-adab Islam, baik menyangkut individu maupun

keseluruhan anggota rumah tangga. Rumah tangga Islami adalah rumah tangga yang

didirikan atas landasan aqidah. Mereka bertemu dan berkumpul karena Allah, saling

menasihati dalam kebenaran dan kesabaran, serta saling menyuruh kepada kebaikan

dan mencegah keburukan karena cinta mereka kepada Allah. Konsep ideal ini sepintas

sulit untuk diwujudkan, tetapi insya Allah seiring dengan berjalannya proses belajar

24 Syekh Muhammad Abduh, Risalah Tauhid, terj. Firdaus A.N, Jakarta: Bulan Bintang, 1979, h. 22.

18

Page 19: fungsi aqidah dalam keluarga

bagi suami, isteri dan seluruh anggota keluarga, rumah tangga seperti ini akan bisa

terwujud.

Berikut ini beberapa ciri rumah tangga Islami:

1) Rumah tangga didirikan dengan berlandaskan aqidah.

Ini dimulai dari sebelum pernikahan berlangsung, bahkan sejak kedua belah

pihak memilih pasangan. Proses yang berlangsung mulai dari memilih pasangan,

meminang sampai dengan pernikahan sebaiknya tidak dikotori oleh maksiat kepada

Allah. Hal ini sangan berpengaruh dalam membangun rumah tangga yang diliputi

dalam suasana ibadah. Dengan berpijak pada aqidah yang kokoh, insya Allah

permasalahan apapun akan mudah diselesaikan, karena keduanya tunduk pada aturan

Allah.

Aspek aqidah berperan sebagai landasan serta motivasi dari semua perbuatan

lahir, baik perbuatan hukum maupun akhlak. Sementara perbuatan-perbuatan tersebut,

merupakan rangkaian amaliyah yang akan diperhitungkan pahalanya kelak dihari

perhitungan, untuk menentukan posisi seseorang apakah disurga atau di neraka.25

2) Nilai-nilai islam dapat terinternalisasi secara menyeluruh kepada setiap anggota

keluarga.

Peran ayah dan ibu sangat penting untuk menurunkan nilai-ilai islam ini kepaa

anak-anak. Oleh karena itu, selain ayah dan ibu harus terus menerus belajar menyerap

nilai-nilai islam ini ke dalam sikap dan tingkah lakunya, menjadi kewajiban mereka

25 Muhammad Al-Ghazali, Aqidah Muslim, terj. Mahyudin Syaf, Jakarta:Pedoman Ilmu Jaya, h. 11.

19

Page 20: fungsi aqidah dalam keluarga

juga untuk mengajarkan hal ini kepada seluruh anggota keluarga yang lainnya.

Termasuk khodimat/asisten rumah tangga.

3) Hadirnya Qudwah/teladan yang nyata

Hal ini perlu dilakukan oleh pemimpin dalam rumah tangga. Terutama penting

bagi anak-anak. Mereka perlu contoh yang nyata dalam menerapkan nilai-nilai islam

dalam kehidupan sehari-hari.

4) Terbiasa saling tolong menolong dalam menegakkan adab-adab Islam.

Setiap anggota keluarga memiliki kewajiban untuk membiasakan diri saling

tolong menolong dalam hal ini. Misalnya memberi nasihat dengan cara yang baik

kepada anggota keluarga yang melakukan kesalahan. Mengingatkan untuk sholat,

juga adab mengucapkan terima kasih / jazaakallah khoiran atas pertolongan setiap

anggota baik kepada yang masih kecil maupun yag sudah besar. Sayyid Sabiq

menyatakan, “tujuan hidup menurut pandangan Islam ialah amal shaleh, berbuat

kebajikan, bekerja dengan sebaik-baiknya dan menunjukkan karunia Tuhan”.26

5) Rumah terkondisi bagi terlaksananya peraturan Islam.

Dalam hal disain rumah, perlu diperhatikan aturan-aturan khusus yang dapat

menjamin terlaksananya adab-adab pergaulan dalam Islam. Misalnya kamar ayah-ibu

yang terpisah dengan anak-anak, kamar anak laki-laki yang terpisah dengan kamar

anak perempuan.Hal ini untuk menghindari terjadinya penyimpangan-penyimpangan

26 Sayyid Sabiq, Unsur-Unsur Kekuatan dalam Islam, terj. Muhammad Abadi Rathony, Surabaya, Ahmad Nabhan, 1981, h. 207.

20

Page 21: fungsi aqidah dalam keluarga

dalam perilaku sang anak. Juga untuk mengajarkan adab-adab pergaulan dengan setiap

anggota keluarga, agar tetap terbangun keluarga yang bahagia sesuai dengan ajaran

Islam27.

6)  Tercukupinya kebutuhan materi secara wajar

Ini menjadi tanggung jawab sang ayah untuk mencukupi kebutuhan materi

untuk membangun keluarga Islami. Bukan hanya sandang, pangan dan papan, tetapi

juga sarana pendidikan islami, seperti perpustakaan keluarga, juga bisa tercukupi.

Kalau mau yang ideal, termasuk di dalamnya terpenuhinya kebutuhan pendidikan

sekolah yang bagus dan bermutu bagi anak-anak.

7)  Rumah tangga dihindarkan dari hal-hal yang tidak sesuai dengan semangat islam

Misalnya benda-benda klenik yang dapat merusak aqidah setiap anggota

keluarga. Tontonan atau bacaan hiburan yang dapat merusak aqidah dan akhlak anak-

anak. Hal ini perlu menjadi perhatian orang tua yang ingin mewujudkan rumah tangga

islami.

8)  Anggota keluarga terlibat aktif dalam pembinaan masyarakat.

Lingkungan memiliki pengaruh yang besar bagi seluruh anggota keluarga. Bila

ayah atau ibu tidak berperan aktif membina masyarakat, dan membiarkan masyarakat

melakukan perbutan yang tidak sesuai dengan Islam, kemungkinan besar angota

keluarga terlarut dalam kondisi masyarakat tersebut.

9)  Rumah Tangga dijaga dari pengaruh yang buruk

27 Achmad Mubarok , Guru Besar Psikologi Islam Uiniversitas Indonesia dan Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta

21

Page 22: fungsi aqidah dalam keluarga

Bila hidup ditengah masyarakat yang sangat rusak, dan dikhawatirkan akan

berpengaruh terhadap aqidah dan perilaku anak, sementara upaya perbaikan sudah

tidak dapat dilakukan, maka “pindah” menjadi suatu hal yang perlu dipertimbangkan

oleh keluarga ini.

10) Masing-masing anggota keluarga harus diposisikan sesuai syariat.

Isteri menghormati suami sebagai pemimpin dan mengambil keputusan. Suami

menyayangi dan menghargai isteri dengan cara mengajaknya bermusyawarah atas

segala keputusan. Allah swt. berfirman :

. . .

“Apabila keduanya ingin menyapih (sebelum dua tahun) dengan kerelaan keduanya

dan permusyawaratan, Maka tidak ada dosa atas keduanya28.

DAFTAR PUSTAKA.

Afiqah, Abu. Amalan Ketika Mengandung & Setelah Bersalin Serta Panduan

Menamakan Bayi. Kuala Lumpur : Darul Nu’man. 1996.

Ali, Hasan Hj.Mohd. 40 Kesilapan Mendidik Anak. Kuala Lumpur : Utusan. 1996.

28 Al-Baqarah 2 : 233

22

Page 23: fungsi aqidah dalam keluarga

Al-'Aql, Nashir bin 'Abdul Karim. Buhuuts fii 'Aqiidah Ahlis Sunnah wal

Jamaa'ah. Daarul 'Ashimah. 1998

Al-Math,  Muhammad, Faiz. 1100 Hadits Terpilih; Sinar Ajaran Baru

Muhammad. Jakarta: Gema Insani Press, 1991..

Al-Utsaimin, Syaikh Muhammad Shalih. Al-Qadha wal Qadar. Jakarta : Darul

Haq. 1999.

Audah, Ali. Konkordansi al-Qur'an; Panduan Kata dalam Mencari Ayat al-

Qur'an. Bandung: Mizan, 1997.

Baharom, Noresah Bt. Kamus Dewan Edisi keempat. Kuala Lumpur : Dewan

Bahasa dan Pustaka. 2005.

Departemen Agama RI. Al-Qur'an dan Terjemahnya. Jakarta: 1994.

Jawas, Yazid bin Abdul Qadir. Syarah Aqidah Ahlus Sunnah Wal Jama'ah.

Jakarta: Pustaka At-Taqwa, 2004.

Al-Bukhari, Muhammad Ismail. Shahih al-Bukhari. T.Tp: Dar wa Mathabi' al-

Syab, T.Th.

Ghazali, Muhammad. Akhlak Seorang Muslim, (terj. & edit.). Moh. Rifai dari

judul asli Khuluq al-Muslim. Semarang: Wicaksana, 1993.

Kurdi,  M. Amin. Tanwir al-Qulub Fi Mualati Alam al-Ghuyub. Beirut: Dar al

Fikr, tt.

Majah, Ibnu. Sunan Ibnu Majah. Beirut: Dar al Fikr, t.t.

Muslim, Ibn Hajjaj. Shahih Muslim. Kairo: al-Halabi wa Auladuh, T.Th.

23

Page 24: fungsi aqidah dalam keluarga

Tibi, Bassam. The Challenge of Fundamentalism; Political Islam and the New

World Disorder. California: University of California Press, 1998.

J. Goode, William, SosiologiKeluarga, Jakarta: Bumi Aksara, 1995.

Muhaimin, Pemikiran PendidikanIslam: Kajian Filosofis dan Kerangka Dasar

Operasionalnya, Bandung:Trigenda Karya, 1993.

Rahmat, Jalaluddin dan Muhtar Gandatama. KeluargaMuslim Dalam Masyarakat

Modern. Bandung:Remaja Rosdakarya, 1994.

Ulwan, Abdullah Nashih..Pedoman Pendidikan Anak-Anak Dalam Islam. Selangor

: Klang Book Centre. 1989

Thalib, Muhammad. 40 Peranan Ibu Bapa Mithali. Kuala Lumpur : Darul

Nu’man. 1997.

Thalib, Muhammad. 20 Sifat Fitrah Anak. Kuala Lumpur : Darul Nu’man. 1997.

Siraj, Saedah. Pendidikan Anak-anak. Kuala Lumpur : Alam Pintar Enterprise.

2005.

24