masalah umr
TRANSCRIPT
TUGAS HUBUNGAN INDUSTRIAL
“PEMBERIAN GAJI DIBAWAH UPAH MINIMUN REGIONAL”
Oleh :
Janefi Alfiah 088574080
Unieka Rela H. 088574084
Zaenal Ariffin 088574090
Anja Raksa Pradhiptya 088574099
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA
2010
AP2ML Menuntut Kenaikan Gaji
Rabu, 30 Jun 10 - 20:55 Posted By MyDiskon Criminal Aliansi Petugas Pembaca Meter Listrik (AP2ML) menuntut Direksi Utama PT PLN Jawa Timur agar gajinya naik, karena selama ini upah yang diperoleh di bawah Upah Minimum Regional (UMR).
Koordinator Lapangan AP2ML, Djoko Susilo, usai dengar pendapat dengan anggota DPRD, di Gedung DPRD Jatim, Selasa (29/06) kemarin, mengatakan, selama 24 tahun bekerja sebagai petugas pembaca meter listrik, gaji yang diterimanya di bawah Rp 1 juta. Padahal, sesuai keputusan Gubernur Jatim, UMR untuk Surabaya Rp 1,50 juta. "Sebagian teman saya gajinya Rp 350 ribu per bulan," ujarnya.
Menurut dia, dengan rendahnya gaji yang diterima itu dapat berimbas pada pelayanan kepada pelanggan listrik. Ketika petugas bekerja menjadi males, dan tidak semangat. Selain meminta kenaikan gaji, AP2ML meminta penghapusan sistem outsourching. AP2ML merasa tidak ada kejelasan terkait status ikatan kerja dengan perusahaan. Perusahaan pemenang tender pekerjaan dan PT PLN selaku penyedia pekerjaan telah melakukan kontrak kerja sama tertutup/internal tanpa melibatkan pekerja sebagai saksi
"Jika tidak mematuhi segala ketentuan yang telah digariskan oleh perusahaan outsourching, maka PHK akan menjadi momok yang menakutkan bagi para pekerja. Mau tidak mau pekerja harus mematuhi peraturan tersebut," terangnya.
Djoko menjelaskan, dengan sistem tenaga kontrak menguntungkan pihak-pihak tertentu, dan akan menciptakan KKN antara perusahaan pemenang tender pekerja dan PT PLN selaku penyedia pekerjaan.
Anggota DPRD Jatim, Freedy Poernomo menjelaskan, masalah ketenagakerjaan yang berkaitan dengan gaji dan tenaga kontrak ini merupakan persoalan lama, dan harus segera diselesaikan.
Freedy menegaskan, pemberian gaji di bawah UMR merupakan pelanggaran. Sebab, sebelum nominal UMR di kabupaten/kota ditetapkan, gubernur terlebih dulu melakukan kajian jumlah biaya hidup di setiap kabupaten/kota.
Menurut dia, PT PLN bukan hanya memberi gaji di bawah UMR, tetapi juga melakukan rekrutmen tenaga kerja yang tidak sesuai prosedur. Tenaga-tenaga yang telah pensiun dipekerjakan kembali sebagai tenaga honorer. PT PLN beralasan belum ada pengganti tenaga kerja yang cocok dengan bidangnya.
Untuk menyelesaikan persoalan ini, dewan akan berkoordinasi dengan pemerintah pusat, dan Direksi PT PLN Jatim. "Persoalan ini harus segera diselesaikan, karena menyangkut kesejahteraan buruh," katanya. (mkl)Kategori : Kriminalitas
http://www.mydiskon.com/news-2304-ap2ml-menuntut-kenaikan-gaji-.html.html
Informasi Upah Minimum Regional (UMR) Tahun 2009, 2010
Propinsi Kabupaten Sektor 2011 2010 2009
Bali Non Kabupaten Non Sektor 0 829316 760000
Bali Kabupaten Badung Non Sektor 0 1110000 950000
Bali Kabupaten Bangli Non Sektor 0 829500 760500
Bali Kabupaten Buleleng Non Sektor 0 830000 765000
Bali Kabupaten Gianyar Non Sektor 0 925000 842500
Bali Kabupaten Jembrana Non Sektor 0 875000 812500
BaliKabupaten Karangasem
Non Sektor 0 875000 815606
Bali Kabupaten Klungkung Non Sektor 0 835800 767000
Bali Kabupaten Tabanan Non Sektor 0 854500 777000
Bali Kota Denpasar Non Sektor 0 1100000 952000
Bangka Belitung Non Kabupaten Non Sektor 0 910000 850000
Banten Non Kabupaten Non Sektor 0 955300 917500
Banten Kabupaten Lebak Non Sektor 0 959500 918000
Banten Kabupaten Pandeglang Non Sektor 0 964500 918950
Banten Kabupaten Tangerang Non Sektor 0 1117245 1044500
Banten Kota Cilegon Non Sektor 0 0 1099000
Banten Kota Tangerang Non Sektor 0 0 1064500
Banten Kota Serang Non Sektor 0 1050000 1030000
Bengkulu Non Kabupaten Non Sektor 0 0 727950
DI Yogyakarta Non Kabupaten Non Sektor 0 745694 700000
DKI Jakarta Non Kabupaten Non Sektor 0 1118009 1069865
Gorontalo Non Kabupaten Non Sektor 0 710000 675000
Jambi Non Kabupaten Non Sektor 0 900000 800000
Jawa Barat Non Kabupaten Non Sektor 0 0 628191
Jawa Barat Kabupaten Cirebon Non Sektor 0 825000 746000
Jawa Barat Kabupaten Garut Non Sektor 0 735000 660000
Jawa Barat Kabupaten Indramayu Non Sektor 0 854145 769500
Jawa Barat Kabupaten Karawang Non Sektor 0 1111000 1058181
Jawa Barat Kabupaten Karawang Tekstil / Garmen 0 1117500 0
Jawa Barat Kabupaten Karawang Lain – Lain 0 1136778 0
Jawa Barat Kabupaten Kuningan Non Sektor 0 700000 634500
Jawa Barat Kabupaten Majalengka Non Sektor 0 720000 0
Jawa Barat Kabupaten Majalengka Tekstil / Garmen 0 790000 0
Jawa Barat Kabupaten Majalengka Lain – Lain 0 860000 0
Jawa Barat Kabupaten Majalengka Perdagangan / Jasa 0 835000 0
Jawa Barat Kabupaten Purwakarta Non Sektor 0 890000 0
Jawa Barat Kabupaten Purwakarta Tekstil / Garmen 0 1015000 839300
Jawa Barat Kabupaten Purwakarta Lain – Lain 0 1015000 0
Jawa Barat Kabupaten Subang Non Sektor 0 746400 670000
Jawa Barat Kabupaten Subang Manufaktur 0 941400 0
Jawa Barat Kabupaten Sukabumi Non Sektor 0 671500 630000
Jawa Barat Kabupaten Sukabumi Tekstil / Garmen 0 0 632500
Jawa Barat Kabupaten Sumedang Non Sektor 0 1058978 995000
Jawa BaratKabupaten Tasikmalaya
Non Sektor 0 775000 700000
Jawa Barat Kota Bandung Non Sektor 0 1118000 1044691
Jawa Barat Kota Banjar Non Sektor 0 689800 633500
Jawa Barat Kota Bekasi Non Sektor 0 1155000 1089000
Jawa Barat Kota Bekasi Tekstil / Garmen 0 1257000 0
Jawa Barat Kota Bekasi Otomotif 0 1300000 0
Jawa Barat Kota Bogor Non Sektor 0 971200 893412
Jawa Barat Kota Cimahi Non Sektor 0 1107304 1019000
Jawa Barat Kota Cirebon Non Sektor 0 840000 765000
Jawa Barat Kota Depok Non Sektor 0 1157000 1078000
Jawa Barat Kota Sukabumi Non Sektor 0 850000 770000
Jawa Barat Kota Tasikmalaya Non Sektor 0 780000 705000
Jawa Barat Kabupaten Bandung Non Sektor 0 1060500 1000950
Jawa BaratKabupaten Bandung Barat
Non Sektor 0 1105225 1011064
Jawa Barat Kabupaten Bekasi Non Sektor 0 1168974 1084140
Jawa Barat Kabupaten Bogor Non Sektor 0 1056914 991714
Jawa Barat Kabupaten Ciamis Non Sektor 0 699815 636195
Jawa Barat Kabupaten Cianjur Non Sektor 0 743500 677600
Jawa Tengah Non Kabupaten Non Sektor 0 0 0
Jawa TengahKabupaten Banjarnegara
Non Sektor 0 662000 0
Jawa Tengah Kabupaten Jepara Non Sektor 0 702000 0
Jawa TengahKabupaten Karanganyar
Non Sektor 0 761000 0
Jawa Tengah Kabupaten Kebumen Non Sektor 0 700000 0
Jawa Tengah Kabupaten Kendal Non Sektor 0 780000 0
Jawa Tengah Kabupaten Klaten Non Sektor 0 735000 0
Jawa Tengah Kabupaten Kudus Non Sektor 0 775000 0
Jawa Tengah Kabupaten Magelang Non Sektor 0 752000 0
Jawa Tengah Kabupaten Pati Non Sektor 0 733000 0
Jawa Tengah Kabupaten Pekalongan Non Sektor 0 760000 0
Jawa Tengah Kabupaten Pemalang Non Sektor 0 675000 0
Jawa Tengah Kabupaten Banyumas Non Sektor 0 670000 0
Jawa Tengah Kabupaten Non Sektor 0 695000 0
Purbalingga
Jawa Tengah Kabupaten Purworejo Non Sektor 0 719000 0
Jawa Tengah Kabupaten Rembang Non Sektor 0 702000 0
Jawa Tengah Kabupaten Semarang Non Sektor 0 824000 838500
Jawa Tengah Kabupaten Sragen Non Sektor 0 724000 687000
Jawa Tengah Kabupaten Sukoharjo Non Sektor 0 769500 710000
Jawa Tengah Kabupaten Tegal Non Sektor 0 687500 0
Jawa TengahKabupaten Temanggung
Non Sektor 0 709500 0
Jawa Tengah Kabupaten Wonogiri Non Sektor 0 695000 650000
Jawa Tengah Kabupaten Wonosobo Non Sektor 0 715000 0
Jawa Tengah Kabupaten Batang Non Sektor 0 745000 0
Jawa Tengah Kota Magelang Non Sektor 0 745000 0
Jawa Tengah Kota Surakarta Non Sektor 0 785000 0
Jawa Tengah Kota Salatiga Non Sektor 0 803185 0
Jawa Tengah Kota Semarang Non Sektor 0 939756 838500
Jawa Tengah Kota Pekalongan Non Sektor 0 760000 0
Jawa Tengah Kota Tegal Non Sektor 0 700000 0
Jawa Tengah Kabupaten Blora Non Sektor 0 742000 0
Jawa Tengah Kabupaten Boyolali Non Sektor 0 748000 718500
Jawa Tengah Kabupaten Brebes Non Sektor 0 681000 575000
Jawa Tengah Kabupaten Cilacap Non Sektor 0 760000 0
Jawa Tengah Kabupaten Demak Non Sektor 0 813400 0
Jawa Tengah Kabupaten Grobogan Non Sektor 0 687500 0
Jawa Timur Kabupaten Bangkalan Non Sektor 0 775000 715000
Jawa TimurKabupaten Banyuwangi
Non Sektor 0 824000 744000
Jawa Timur Kabupaten Blitar Non Sektor 0 830000 570000
Jawa Timur Kabupaten Bojonegoro Non Sektor 0 825000 740000
Jawa Timur Kabupaten Gresik Non Sektor 0 1010400 971624
Jawa Timur Kabupaten Gresik Perdagangan / Jasa 0 0 0
Jawa Timur Kabupaten Jember Non Sektor 0 830000 770000
Jawa Timur Kabupaten Jombang Non Sektor 0 790000 752500
Jawa Timur Kabupaten Kediri Non Sektor 0 871000 825000
Jawa Timur Kabupaten Lamongan Non Sektor 0 875000 760000
Jawa Timur Kabupaten Lumajang Non Sektor 0 688000 655000
Jawa Timur Kabupaten Madiun Non Sektor 0 685000 620000
Jawa Timur Kabupaten Magetan Non Sektor 0 650000 645000
Jawa Timur Kabupaten Malang Non Sektor 0 1000005 954500
Jawa Timur Kabupaten Mojokerto Non Sektor 0 1009150 971624
Jawa Timur Kabupaten Mojokerto Lain – Lain 0 0 971624
Jawa Timur Kabupaten Nganjuk Non Sektor 0 650000 625000
Jawa Timur Kabupaten Ngawi Non Sektor 0 665000 635000
Jawa Timur Kabupaten Pacitan Non Sektor 0 630000 0
Jawa Timur Kabupaten Pamekasan Non Sektor 0 900000 750000
Jawa Timur Kabupaten Pasuruan Non Sektor 0 1005000 955000
Jawa TimurKabupaten Probolinggo
Non Sektor 0 744000 682500
Jawa Timur Kabupaten Sampang Non Sektor 0 690000 645000
Jawa Timur Kabupaten Sidoarjo Non Sektor 0 1005000 955000
Jawa Timur Kabupaten Sumenep Non Sektor 0 730000 690000
Jawa Timur Kabupaten Tuban Non Sektor 0 870000 798000
Jawa Timur Kota Batu Non Sektor 0 989000 879000
Jawa Timur Kota Blitar Non Sektor 0 663000 0
Jawa Timur Kota Kediri Non Sektor 0 906000 856000
Jawa Timur Kota Madiun Non Sektor 0 685000 645000
Jawa Timur Kota Malang Non Sektor 0 1006263 945373
Jawa Timur Kota Mojokerto Non Sektor 0 805000 760000
Jawa Timur Kota Pasuruan Non Sektor 0 865000 805000
Jawa Timur Kota Probolinggo Non Sektor 0 741000 682500
Jawa Timur Kota Surabaya Non Sektor 0 1031500 948500
Kalimantan Barat Non Kabupaten Non Sektor 0 1024500 705000
Kalimantan Selatan Non Kabupaten Non Sektor 0 1024500 930000
Kalimantan Tengah Non Kabupaten Non Sektor 0 986590 873089
Kalimantan Tengah Non Kabupaten Pertambangan 0 1085250 960398
Kalimantan Timur Non Kabupaten Non Sektor 0 1002000 955000
Kepulauan Riau Non Kabupaten Non Sektor 0 925000 892000
Kepulauan Riau Kota Batam Non Sektor 0 1110000 0
Lampung Non Kabupaten Non Sektor 0 767500 691000
LampungKabupaten Tulang Bawang
Non Sektor 0 776500 0
Maluku Non Kabupaten Non Sektor 0 840000 805000
Maluku Non Kabupaten Pertambangan 0 1225000 0
Maluku Non KabupatenMakanan / Minuman
0 915000 0
Maluku Non Kabupaten Perminyakan 0 1310000 0
Maluku Non Kabupaten Perdagangan / Jasa 0 890000 0
Maluku Utara Non Kabupaten Non Sektor 0 0 0
Nangroe Aceh Darussalam
Non Kabupaten Non Sektor 0 1300000 0
Nangroe Aceh Darussalam
Kota Banda Aceh Otomotif 0 0 0
Nusa Tenggara Barat Non Kabupaten Non Sektor 0 730000 0
Nusa Tenggara Timur Non Kabupaten Non Sektor 0 800000 725000
Papua Non Kabupaten Non Sektor 0 1210000 1180000
Papua Non Kabupaten Pertambangan 0 1328000 0
Papua Non Kabupaten Perminyakan 0 1328000 1298000
Papua Non KabupatenProperti / Real Estat
0 1328000 0
Riau Non Kabupaten Non Sektor 0 1016000 901600
Sulawesi Barat Non Kabupaten Non Sektor 0 0 0
Sulawesi Selatan Non Kabupaten Non Sektor 0 1000000 905000
Sulawesi Tengah Non Kabupaten Non Sektor 0 777500 720000
Sulawesi Tengah Kota Palu Non Sektor 0 785.000 0
Sulawesi Tenggara Non Kabupaten Non Sektor 0 0 770000
Sulawesi Tenggara Non Kabupaten Pertambangan 0 900000 850000
Sulawesi Utara Non Kabupaten Non Sektor 0 0 905500
Sumatera Barat Non Kabupaten Non Sektor 0 0 880000
Sumatera Selatan Non Kabupaten Non Sektor 0 927825 824730
Sumatera Selatan Non Kabupaten Pertambangan 0 974216 0
Sumatera Selatan Non Kabupaten Perdagangan / Jasa 0 974216 0
Sumatera Utara Non Kabupaten Non Sektor 0 965000 0
http://allows.wordpress.com/2009/01/12/informasi-upah-minimum-regional-umr/
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NO.13 TAHUN 2003
TENTANG
KETENAGAKERJAAN
Bagian Kedua
Pengupahan
Pasal 88
(1) Setiap pekerja/buruh berhak memperoleh penghasilan yang memenuhi penghidupan yang
layak bagi kemanusiaan.
(2) Untuk mewujudkan penghasilan yang memenuhi penghidupan yang layak bagi kemanusiaan
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), pemerintah menetapkan kebijakan pengupahan yang
melindungi pekerja/buruh.
(3) Kebijakan pengupahan yang melindungi pekerja/buruh sebagaimana dimaksud dalam ayat (2)
meliputi :
a. upah minimum;
b. upah kerja lembur;
c. upah tidak masuk kerja karena berhalangan;
d. upah tidak masuk kerja karena melakukan kegiatan lain di luar pekerjaannya;
e. upah karena menjalankan hak eaktu istirahat kerjanya;
f. bentuk dan acara pembayaran upah;
g. denda dan potongan upah;
h. hal-hal yang dapat diperhitungkan dengan upah;
i. struktur dan skala pengupahan yang proporsional;
j. upah untuk membayaran pesangon; dan
k. upah untuk perhitungan pajak penghasilan.
(4) Pemerintah menetapkan upah minimum sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) huruf a
berdasarkan kebutuhan hidup layak dan dengan memperhatikan produktivitas dan pertumbuhan
ekonomi.
Pasal 89
(1) Upah minimum sebagai dimaksud dalam Pasal 88 ayat (3) huruf a dapat terdiri dari atas :
a. upah minimum berdasarkan wilayah provinsi atau kabupaten/kota;
b. upah minimum berdasarkan sektor pada wilayah provinsi atau kabupaten/kota.
(2) Upah minimum sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diarahkan kepada pencapaian
kebutuhan hidup layak.
(3) Upah minimum sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) ditetapkan oleh Gubernur dengan
memperhatikan rekomendasi dari Dewan Pengupahan Provinsi dan/atau Bupati/Walikota.
(4) Komponen serta pelaksanaan tahapan pencapaian kebutuhan hidup layak sebagaimana
dimaksud dalam ayat (2) diatur dengan Keputusan Menteri.
Pasal 90
(1) Pengusaha dilarang membayar upah lebih rendah dari upah minimum sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 89.
(2) Bagai pengusaha yang tidak mampu membayar upah minimum sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 89 dapata dilakukan penangguhan.
(3) Tata cara penangguhan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) diatur dengan Keputusan
Menteri.
Pasal 91
(1) Pengaturan pengupahan yang ditetapkan atas kesepakatan antara pengusaha dan
pekerja/buruh atai serikat pekerja/serikat buruh tidak boleh lebih rendah dari ketentuan
pengupahan yang ditetapkan perataran perundang-undangan yang berlaku.
(2) Dalam hal kesepakatan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) lebih rendah atau bertentangan
dengan peraturan perundang-undangan kesepakatan tersebut batal demi hukum, dan pengusaha
wajib membayar upah pekerja/buruh menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pasal 92
(1) Pengusaha menyusun struktur dan skala upah dengan memperhatikan golongan, jabatan,
masa kerja, pendidikan dan kompetensi.
(2) Pengusaha melakukan meninjauan upah secara berkala dengan memperhatikan kemampuan
perusahaan dan produktivitas.
(3) Ketentuan mengenai struktur dan skala upah sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diatur
dengan Keputusan Menteri.
Pasal 93
(1) Upah tidak dibayar apabila pekerja/buruh tidak melakukan pekerjaan.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) tidak berlaku, dan pengusaha wajib
membayar upah apabila :
a. pekerja/buruh sakit sehingga tidak dapat melakukan pekerjaan;
b. pekerja/buruh perempuan yang sakit pada hari pertama dan kedua masa haidnya sehingga
tidak dapat melakukan pekerjaan;
c. pekerja/buruh tidak masuk bekerja karena pekerja/buruh menikah, menikahkan,
mengkhitankan, membaptiskan anaknya, istri melahirkan dan keguguran kandungan, suami atau
istri atau anak atau menantu atau orang tua atau mertua atau anggora keluarga dalam satu rumah
meninggal dunia;
d. pekerja/buruh tidak dapat melakukan pekerjaannya karena sedang menjalankan kewajban
terhadap agamanya;
e. pekerja/buruh tidak dapat melakukan pekerjaannya karena menjalankan ibadah yang
diperintahkan agamanya;
f. pekerja/buruh bersedia melakukan pekerjaan yang telah dijanjikan tetapi pengusaha tidak
memperkerjakannya, baik karena kesalahan sendiri maupun halangan yang seharusnya dapat
dihindari pengusaha;
g. pekerja/buruh melaksanakan hak istirahat;
h. pekerja/buruh melaksanakan tugas serikata pekerja/serikat buruh atas persetujuan pengusaha;
dan
i. pekerja/buruh melaksanakan tugas pendidikan dari perusahaan.
(3) Upah yang dibayarkan kepada pekerja/buruh yang sakit sebagaimana dimaksud
dalam ayat (2) huruf a sebagai berikut :
a. untuk 4 (empat) bulan pertama, dibayar 100% (seratus perseratus) dari upah;
b. untuk 4 (empat) bulan kedua, dibayar 75% (tujuh puluh lima perseratus) dari upah;
c. untuk 4 (empat) bulan ketiga, dibayar 50% (lima puluh perseratus) dari upah; dan
d. untuk bulan selanjutnya dibayar 25% (dua puluh lim perseratus) dari upah sebelum pemutusan
hubungan kerja dilakukan oleh pengusaha.
(4) Upah yang dibayarkan kepada pekerja/buruh yang tidak masuk bekerja sebagaimana
dimaksud dalam ayat (2) huruf c sebagai berikut :
a. pekerja/buruh menikah, dibayarkan untuk selama 3 (tiga) hari;
b. menikahkan anaknya, dibayarkan untuk selama 2 (dua) hari;
c. mengkhitankan anaknya, dibayar untuk selama 2 (dua) hari;
d. membaptiskan anaknya, dibayar untuk selama 2 (dua) hari;
e. istri melahirkan atau keguguran kandungan, dibayar untuk selama 2 (dua) hari;
f. suami/istri, orang tua/mertua atau anak atau menantu meninggal dunia, dibayarkan untuk
selama 2 (dua); dan
g. anggota keluarga dalam satu rumah meninggal dunia, dibayar untuk selama 1 (satu) hari.
(5) Pengaturan pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) ditetapkan dalam
perjanjian kerja, peraturan perusahaan, atau perjanjian kerja bersama.
Pasal 94
Dalam hal komponen upah terdiri dari upah pokok dan tunjangan tetap muka besarnya upah
pokok sedikit-dikitnya 75% (tujuh puluh lima perseratus) dari jumlah upah pokok dan tunjangan
tetap.
Pasal 95
(1) Pelanggaran yang dilakukan oleh pekerja/buruh karena kesenjangan atau kelalaiannya dapat
dikenakan denda.
(2) Pengusaha yang karena kesengajaan atau kelalaiannya mengakibatkan keterlambatan
penbayaran upah, dikenakan denda sesuai dengan persentase tertentu dari upah pekerja/buruh.
(3) Pemerintah mengatur pengenaan denda kepada pengusaha dan/atau pekerja/buruh, dalam
pembayaran upah.
(4) Dalam hal perusahaan dinyatakan pailit atau dilikuidasi berdasarkan peraturan perundang-
undangan yang berlaku, maka upah dan hak-hak lainnya dari pekerja/buruh merupakan utang
yang didahulukan pembayarannya.
Pasal 96
Tuntutan pembayaran upah pekerja/buruh dan segala pembayaran yang timbul dari hubungan
kerja menjadi kadaluwarsa setelah melampaui jangka waktu 2(dua) tahun sejak timbulnya hak.
Pasal 97
Ketentuan mengenai penghasilan yang layak, kebijakan pengupahan, kebutuhan hidup layak, dan
perlindungan pengupahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 88, penetapan upah minimum
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 89, dan pengenaan denda sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 95 ayat (1), ayat (2) dan ayat (3) diatur dengan Peraturan Pemerintah.
Pasal 98
(1) Untuk memberikan saran, pertimbangan, dan merumuskan kebijakan pengupahan yang akan
ditetapkan oleh pemerintah, serta untuk pengembangan system pengupahan nasional dibentuk
Dewan Pengupahan Nasional, Provinsi, dan Kabupaten/Kota.
(2) Keanggotaan Dewan Pengupahan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) terdiri dari unsur
pemerintah, organisasi pengusaha, serikat pekerja/serikat buruh, perguruan tinggi dan pakar.
(3) Keanggotaan Dewan Pengupahan tingkat Nasional diangkat dan diberhentikan oleh Presiden,
sedangkan keanggotaan Dewan Pengupahan Provinsi, Kabupaten/Kota diangkat dan
diberhentikan oleh Gubernur/Bupati/Walikota.
(4) Ketentuan mengenai tata cara pembentukan, komposisi keanggotaan, tata cara pengangkatan
dan pemberhentian keanggotaan, serta tugas dan tata kerja Dewan Pengupahan sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2), diatur dengan Keputusan Presiden.
Identifikasi akar permasalahan :
Petugas Pembaca Meteran Listrik memperoleh gaji di bawah UMR
Hal ini tidak sesuai dengan standar UMR yang ditetapkan Gubernur Jatim dan Undang-
Undang No.13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
Solusi permasalahannya adalah harus ada perundingan antara pihak Ap2ml dan
pengusaha untuk mencapai kesepakatan yang tidak merugikan kedua belah pihak (win-
win solution), pemerintah juga harus membantu dalam penyelesaian masalah ini
(tripartit).
Referensi :
http://www.mydiskon.com/news-2304-ap2ml-menuntut-kenaikan-gaji-.html.html
http://allows.wordpress.com/2009/01/12/informasi-upah-minimum-regional-umr/
Undang-Undang No.13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan Bagian Kedua tentang Pengupahan