masalah pengembangan pendidikan profesi keperawatan

14
MASALAH PENGEMBANGAN PENDIDIKAN PROFESI KEPERAWATAN DALAM MEMPERSIAPKAN PROFESI KEPERAWATAN Dosen Pembimbing : Dra.Hj.Mimien Emi Suhaemi KELOMPOK IV MEIHARNI ( 03020920 ) PARIDARIANI ( 03020930 ) DWI MAGDALENA E.S ( 03020910 ) PURWATI ( 03020931 ) ELSYA JELITA ( 03020913 ) NOOR ARYANTO ( 03020927 ) M.EFFENDI ( 03020922 ) POLITEKNIK KESEHATAN BANJARMASIN JURUSAN KEPERAWATAN PROGRAM KHUSUS RSUD BANJARBARU 2004 MASALAH PENGEMBANGAN PENDIDIKAN PROFESI KEPERAWATAN

Upload: laily-fadillah

Post on 31-Dec-2014

76 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: Masalah Pengembangan Pendidikan Profesi Keperawatan

MASALAH PENGEMBANGAN PENDIDIKAN PROFESI KEPERAWATAN

DALAM MEMPERSIAPKAN PROFESI KEPERAWATAN

Dosen Pembimbing : Dra.Hj.Mimien Emi Suhaemi

KELOMPOK IV

MEIHARNI ( 03020920 )PARIDARIANI ( 03020930 )

DWI MAGDALENA E.S ( 03020910 )PURWATI ( 03020931 )

ELSYA JELITA ( 03020913 )NOOR ARYANTO ( 03020927 )

M.EFFENDI ( 03020922 )

POLITEKNIK KESEHATAN BANJARMASIN JURUSAN KEPERAWATAN

PROGRAM KHUSUS RSUD BANJARBARU2004

MASALAH PENGEMBANGAN PENDIDIKAN PROFESI

KEPERAWATAN

DALAM MEMPERSIAPKAN PROFESI KEPERAWATAN

Page 2: Masalah Pengembangan Pendidikan Profesi Keperawatan

Dengan semakin berkembangnya IPTEK bidang kesehatan

dan tuntutan pelayanan kesehatan, ditunjang pula oleh suasana

yang kondusif. Antara lain arus informasi yang nyaris meniadakan

batas ruang dan waktu secara mengglobal ditambah semakin

membaiknya tingkat sosial ekonomi maupun pengetahuan

masyarakat.

Hal tersebut diatas akan semakin mendesak rasanya,

untuk tersedianya tenaga-tenaga profesional pelayanan yang tidak

kalah bila dibandingkan dengan tenaga-tenaga kesehatan dari

mancanegara.

Akhir-akhir ini pendidikan kembali menjadi pusat

perhatian, dimana dalam mengawali PJP II, penekanan akan

pembangunan sumber daya manusia selalu dikumandangkan. Ini

sebenarnya merupakan hal yang wajar, karena pembangunan

adalah proses perubahan yang meningkat dan dinamis sehingga

pendidikan harus mampu menciptakan dan membentuk sumber

daya manusia yang mengikuti dan melibatkan diri dalam proses

perkembangan tersebut.

Untuk menghadapi era globalisasi maka dibutuhkan

peningkatan sumber daya tenaga kesehatan yang semula SPK

menjadi AKPER, bermunculan STIKES, program SKM dipropinsi-

propinsi, sebagai contoh di KALSEL. Dengan cepatnya pertumbuhan

institusi pendidikan tadi tampaknya gayung belum bersambut atas

pengakuan pelembagaan institusi pendidikan tersebut.

Nah, mulailah bermunculan segala permasalahan yang

butuh segera kita tangani, antara lain

Page 3: Masalah Pengembangan Pendidikan Profesi Keperawatan

1. Sudahkah SDM didalam insttusi pendidkan tenaga kesehatan /

profesi keperawatan siap untuk perubahan tersebut ?

2. Sudah mungkinkah mengkonversi tenaga pendidik dalam

lingkungan pendidikan tenaga kesehatan dengan

konsekuensinya ?

3. Perlu pemikiran adanya tenaga strukturak / independen

sebagai pengawas pendidikan sesuai dengan jurusan yang

ada dalam program studi yang bersangkutan

4. Kesiapan penyempurnaan manajemen pendidikan

5. Kesiapan didalam kemandirian / otonomi institusi pendidikan

tersebut, walaupun ada beberapa aspek yang dekonsentasi

( kurikulum, kebijakan arah pembangunan kesehatan nasional

)

Dengan adanya masalah-masalah tersebut, maka pusat

pendidikan tenaga kesehatan melakukan langkah-langkah

kebijakan, antara lain ;

● KEBIJAKAN PERTAMA yaitu melakukan akreditasi terhadap

institusi diknakes milik DEPKES maupun swasta. Dengan

akreditasi ini diperoleh kualifikasi dalam strata A, B, C, dan

non akreditasi yang berakibat konversi ( Institusi JPM ke JPT ).

Jika kebijaksanaan ini terus dikembangkan insya ALLAH

profesionalisme lulusan diknakes meningkat walaupun belum

sepenuhnya. Untuk mencapai penilaian akreditasi yang baik,

Page 4: Masalah Pengembangan Pendidikan Profesi Keperawatan

maka hendaklah institusi tersebut meningkatkan mutu

pelayanan pendidikan secara akurat, lengkap dan tepat yang

akan meningkatkan kompetensi dan profesionalisme. Dalam

penilaian akreditasi banyak item yang dinilai antara lain :

- Ketenagaan

- Kurikulum

- Sarana dan prasarana

- Peserta didik

- Situasi umum ( 5 K )

Wajar saja jika sampai saat ini akreditasi untuk

mendongkrak mutu pendidikan belum kelihatan, disamping

belum dievaluasi juga masih kecil cakupan institusi yang

sudah diakreditasi.

Standarisasi dan akreditasi pendidikan tenaga

kesehatan dikembangkan secara nasional berdasarkan tujuan

pendidikan akademik / profesional, kompetensi, standar

profesi, kebutuhan program dan pasar global dengan

memperhatikan situasi dan kondisi setempat.

● KEBIJAKAN KEDUA yaitu dengan

meningkatkan kemampuan dosen sesuai dengan kebutuhan

pendidikan, dengan cara :

- Memberikan kesempatan mengikuti jenjeng pendidikan

lebih tinggi yang lebih relevan

- Mengikuti pendidikan khusus yang relevan untuk

kepentingan pendidikan.

Page 5: Masalah Pengembangan Pendidikan Profesi Keperawatan

- Mengikuti pelatihan yang sesuai dengan bidang

tugasnya.

- Memberi kesempatan menghadiri petemuan yang

berkaitan dengan peningkatan upaya pendidikan.

- Mengembangkan kreatifitas tenaga pendidik.

Disamping itu dosen dalam melaksanakan penerapan

kurikulum dengan memperhatikan perkembangan IPTEK dan

kebutuhan pelayanan keperawatan dimana upaya ini

dilakukan dengan cara :

- Menyesuaikan isi materi pendidikan dengan perubahan

- Memperhatikan sasaran, tujuan dan kebjaksanaan

kurikulum yang berdasarkan pencapaian kompetensi

dan pendekatan pemecahan masalah didalam

pelayanan keperawatan.

- Bila perlu melakukan modifikasi, revisi dan perubahan.

Dalam mengembangkan metode materi dan teknik

pendidikan agar mencapai sarana pendidikan dengan cara :

1. Mengembangkan pelaksanaan pendidikan yang

berdasarkan kebutuhan peserta didik.

2. Mengembangkan pembelajaran yang berdasarkan

masalah kesehatan.

3. Meningkatkan hubungan dosen dan peserta didik

dalam upaya bersama mencapai keberhasilan

pendidikan.

Page 6: Masalah Pengembangan Pendidikan Profesi Keperawatan

● KEBIJAKAN KETIGA yaitu dengan melibatkan peran serta

orang tua / wali mahasisiwa dan senat mahasiswa yang

bersangkutan sebagai pengontrol jalannya pendidikan agar

tidak terjadi penyimpangan- penyimpangan.

● KEBIJAKAN KEEMPAT dengan menjalankan sistem Planning,

Organizing, Actuating dan Controlling ( POAC )

Dengan mengadakan penyempurnaan manajemen ini

diharapkan terjadi pemanfaatan SDM dan sumber-sumber

lainnya secara efektif dan efisien.

Perencanaan dalam hal ini adalah merencanakan hal-hal

yang akan dikerjakan dimasa yang akan datang.

o Perencanaan

Meliputi pengenalan masalah, penetapan dan

pengkhususan baik tujuan jangka panjang dan jangka

pendek, mengembangkan tujuan-tujuan dan kemudian

menguraikan bagaimana tujuan dan sasaran ini akan

dicapai Longest (1976), menyatakan bahwa

perencanaan “menyediakan suatu cara mempersatukan

kegiatan dari seluruh peserta organisasi ( sistem ) kearah

tujuan bersama“ dan sangat menurunkan kemungkinan

untuk terperangkap dalam ketidaksiapan.

o Pengorganisasian

Pengorganisasian adalah melibatkan semua sumber daya

yang ada dalam suatu sistem-orang, modal, dan peralatan

Page 7: Masalah Pengembangan Pendidikan Profesi Keperawatan

kedalam kegiatan menuju pencapaian tuuan. Hersey dan

Blanchard (1977) mengatakan sebagai

mengintegrasikan semua sumber daya. Keinginan seorang

perawat kepala adalah memasukkan semua unsur

manusia dan situasi kedalam suatu sistem yang

mengemban suatu tujuan tertentu dan mengatur meraka

sedemikian rupa sehingga kelompok dapat bekerjasama

kearah pencapaian tujuan.

o Motivasi

Motivasi merupakan suatu faktor penting dalam

menentukan tingkat kinerja karyawan dan kualitas

pencapaian tujuan (Hersey & Blanchard, 1977 ).

Wlliam James dan Harvard yang melakukan penelitian

tentang motivasi menyimpulkan bahwa dalam setiap jam,

karyawan dapat mempertahankan pekerjaannya dengan

hanya bekerja sebanyak 20 sampai 30 % dari

kapasitasnya. Tetapi setelah dimotivasi dengan tepat oleh

pemimpin mereka, mereka dapat bekerja sampai 80-90 %

dari kemampuan mereka. ( Hersey dan Blanchard,

1977 )

o Pengendalian

Komponen terakhir dari proses manajemen ini meliputi

mekanisme-mekanisme untuk penilaian yang

berkesinambungan. Hersey dan Blanchard,(1977)

mengatakan bahwa pengendalian adalah mengumpulkan

umpan balik dari hasil-hasil dengan perencanaannya.

Page 8: Masalah Pengembangan Pendidikan Profesi Keperawatan

Sesudahnya, dapat dilakukan penyesuaian dalam

perencanaan. Sistem-sistem pengendalian kualitas, audit

layanan keperawatan kepada klien, dan sensus klien serta

informasi bebas adalah contoh-contoh dari proses

pengendalian ini.

● KEBIJAKAN YANG KELIMA yaitu dalam pengembangan

pendidikan memang sewajarnya dituntut dalam kemandirian

atau otonomi agar tidak tergantung pada pusat Departemen

Kesehatan yang berperan melembagai / pusat institusi

pendidikan tersebut dikarenakan melihat dari segi keuangan.

Melihat kenyataan ini maka institusi kesehatan diharapkan

dapat memanfatkan sumber daya yang ada secara efektif

dan efisien. Disamping itu institusi pendidikan dapat

bekerjasama secara lintas sektoral dan bekerjasama dengan

dengan masyarakat untuk mendukung proses pembelajaran

dalam institusi tersebut, yang pada akhirnya bila institusi

tersebut menghasilkan lulusan yang bermutu maka akan

berdampak positif pada masyarakat yang nantinya akan

menerima pelayanan kesehatan secara paripurna. Terkecuali

aspek yang masih dekonsentrasi seperti :

1. Masalah kurikulum, dan

2. kebijakan arah pembangunan kesehatan nasional

Karena pendidikan tenaga kesehatan adalah bagian dari

pembangunan kesehatan yang bergerak dibidang pendidikan

dimana orientasi pendidikan tenaga kesehatan terhadap

pembangunan berarti hasil-hasil yang diwujudkan adalah untuk

Page 9: Masalah Pengembangan Pendidikan Profesi Keperawatan

kepentingan pembangunan . Dan tenaga kesehatan tidak hanya

berperan sebagai pelaksana dan pengelola pelayanan kesehatan,

tapi juga akan turut berperan sebagai agen pembangunan. Profesi

keperawatan harus peka terhadap masalah dan perubahan yang

terjadi disekitarnya dan selalu berupaya bersama-sama masyarakat

menciptakan kondisi kehidupan yang bio-psiko-sosio-spiritual.

Profesi keperawatan yang dihasilkan melalui pendidikan harus

mampu sebagai unsur pembangunan yang dapat mewujudkan

pembaharuan, perubahan dan pertumbuhan di masyarakat.

Jelaslah bagi kita antisipasi pendidikan keperawatan untuk

mendukung perkembangan yang akan datang, tidak tergantung

kepada pemerintah saja. Perkembangan pendidikan keperawatan

pada era globalisasi memerlukan dukungan dari berbagai pihak bai

didalam lingkungan pendidikan itu sendiri maupun dari luar.

Pendidikan keperawatan perlu dipacu lebih maju lagi untuk dapat

mengakomodasi kebutuhan pelayanan kesehatan yang dapat

memenuhi tuntutan masyarakat Indonesia yang jumlahnya 200 juta

jiwa lebih. Sudah dapat dipastikan dalam era globalisasi

pembangunan pendidikan keperawatan memerlukan kerja keras.

A. Kurikulum nasional pendidikan D III keperawatan di

Indonesia bertujuan mempersiapkan lulusan D III

keperawatan yang mampu :

1. Melaksanakan dan mengelola asuhan keperawatan dalam

berbagai tatanan pelayanan kesehatan dengan berbagai latar

belakang sosial budaya.

Page 10: Masalah Pengembangan Pendidikan Profesi Keperawatan

2. Menciptakan lingkungan yang kondusif bagi terlaksananay

asuhan keperawatan.

3. menerapkan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

keperawatan / kesehatan secara tepat guna meningkatkan

mutu keperawatan.

4. Merencanakan pemanfaatan sumber-sumber bagi

terselenggaranya asuhan keperawatan profesional.

5. Melaksanakan pendokumentasian asuhan keperawatan.

6. Bekerjasama dengan tim kesehatanlainnya.

7. Melaksanakan sistem rujukan.

8. Mengembangkan diri dalam bidang keprofesian secara terus-

menerus.

B. Orientasi dan kerangka konsep pendidikan D II

keperawatan.

Dalam mengahadapi masalah kesehatan, tuntutan

kebutuhan masyarakat, pembangunan dibidang kesehatan dimasa

sekarang dan masa yang akan datang, kurikulum pendidikan

keperawatan disusun berorientasi pada ilmu pengetahuan dan

teknologi serta berorientasi pada masyarakat, disusun berrdasarkan

kerangka konsep yang kokoh mencakup penguasaan ilmu

pengetahuan dan teknologi, memecahkan masalah secara ilmiah,

sikap tingkah laku dan kemampuan profesional, belajar aktif dan

mandiri serta pendidikan di masyarakat.

C. Sifat pendidikan

Page 11: Masalah Pengembangan Pendidikan Profesi Keperawatan

Pendidikan D III keperawatan dengan beban studi 108 SKS

dan dimungkinkan samapi 120 SKS diselenggarakan dalam 6

semester

Sifaat pendidikan adalah pendidikan profesi yang meliputi

program akademik dan program profesional yang pada

pelaksanaannya dilaksanakan secara bersamaan atau simultan,

terencana dan terarah serta mengacu pada kode etik profesi,

khususnya kode etik keperawatan. Sifat program akademik

bertujuan agar lulusan memiliki penguasaan ilmu pengetahuan

penunjang dan ilmu pengetahuan keahlian. Sifat program

keprofesian adalah untuk menumbuhkan sikap dan tingkah laku

profesional serta menumbuhkan dan membina ketrampilan

intelektual, interpersonal dan teknikal.

Dalam kurikulum penting untuk lebih diutamakan yaitu :

segi agama, dasar-dasar atau prinsip-prinsip pembangunan

kesehatan dan kedokteran.

DAFTAR PUSTAKA

Bina DIKNAKES,1993, Persepsi Yang Keliru Dari Mahasiswa Tugas Belajar, edisi 16,Mei

Bina DIKNAKES,1993,Elektromedik dan Pengembangannya, edisi 17, Oktober

Bina DIKNAKES,1994,Tingkatkan kualitas DIKNAKES, edisi 20, Juli

Page 12: Masalah Pengembangan Pendidikan Profesi Keperawatan

Bina DIKNAKES, 1997, Menyoal Mutu Lulusan : Kapan Harapan Menjadi Kenyataan ? edisi nomor 25, September

Bina DIKNAKES, 2000, POLTEKKES, edisi 34, Januari

Bina DIKNAKES, 2001, Menggapai Prestasi. Edisi 39, April