program studi s1 keperawatan dan profesi ners …
TRANSCRIPT
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN DAN PROFESI NERS FAKULTAS KESEHATAN DAN FARMASI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KALIMANTAN TIMUR 2018/2019
[Date] [Course title]
DISUSUN OLEH
TIM DEPARTEMEN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
VISI DAN MISI PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
A. Visi
Pada Tahun 2037, menjadi Program Studi Ilmu Keperawatan yang Islami, berbasis
teknologi informasi, unggul dibidang kegawatdaruratan dan berkonstribusi
terhadap penyelesaian masalah sosial serta lingkungan.
B. Misi
1. Menyelenggarakan pendidikan keperawatan yang Islami, unggul dibidang
kegawatdaruratan dan berbasis teknologi informasi serta peka terhadap
masalah kesehatan di masyarakat
2. Mengembangkan riset dibidang keperawatan dan berkonstribusi dalam
penyelesaian masalah sosial dan lingkungan
3. Menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam bentuk pengabdian
masyarakat untuk menjadi solusi masalah sosial khususnya pengangguran,
kemiskinan dan lingkungan
4. Mengembangkan kerjasama di bidang keperawatan dengan berbagai pihak
yang saling menguntungkan baik di dalam ataupun luar negeri.
C. Tujuan
1. Menghasilkan lulusan tenaga keperawatan yang berkarakter, berwawasan dan
berkemajuan serta berpijak pada nilai-nilai keIslaman dan
KeMuhammadiyahan
2. Menghasilkan penelitian keperawatan yang bermutu dengan pendanaan yang
bersumber dari dalam dan luar universitas
3. Melaksanakan pengabdian masyarakat untuk menjadi solusi dalam masalah
kesehatan sosial dan lingkungan
4. Menghasilkan kerjasama dalam catur dharma perguruan tinggi yang produktif
dan saling menguntungkan dengan berbagai pihak baik dalam maupun luar
negeri.
D. Sasaran
1. Terselenggaranya pendidikan ners yang memiliki nilai-nilai Islam dan
Kemuhammadiyahan serta unggul dalam bidang kegawat-daruratan dan
berbasis IT
2. Terselenggaranya kegiatan kemahasiswaan dan alumni
3. Terselenggaranya pengembangan sumber daya manusia program studi secara
optimal untuk menunjang proses pembelajaran
4. Terlaksananya penelitian dan publikasi ilmiah dosen
5. Terlaksananya pengabdian masyarakat 6. Terselenggaranya kerja sama yang mendukung kegiatan program studi baik
dalam maupun luar negeri.
DAFTAR PRAKTIKUM KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH I
1. SPO Pasang Infus
2. SPO Pemasangan EKG
3. SPO Nebulisasi
4. SPO Fisioterapi dada dewasa
5. SPO Postural Drainage
6. SPO Suctioning
7. SPO Terapi oksigen
8. SPO Intepretasi AGD
9. SPO Trakeostomi
10. SOP Pemeriksaan Rumple leed test
11. SPO Pemberian transfusi
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL PEMASANGAN INFUS
No Dokumen 247/FIK.3/B/2019
No Revisi 02
Halaman 1/4
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN DAN PROFESI NERS
Tanggal Terbit 04-09-2019
Ditetapkan
Kaprodi S1 Keperawatan dan Profesi Ners,
Ns. Dwi Rahmah Fitriani, M. Kep
NIDN. 1119097601
Capaian Pembelajaran
Mahasiswa mampu melakukan pemasangan infus dengan benar
Tujuan Khusus
Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa mampu: 1. Menjelaskan tujuan pemasangan infus 2. Menjelaskan tahapan prosedur pemasangan infus Pengertian Suatu tindakan memasukkan kateter intravena ke dalam vena untuk jalur terapi parenteral.
Tujuan Pemasangan Infus 1. Memenuhi kebutuhan cairan tubuh ketika pemenuhan per oral tidak terpenuhi 2. Pemenuhan dan mempertahankan kebutuhan elektrolit 3. Jalur pemberian obat/terapi, produk darah 4. Pemberian nutrisi glukosa, asam amino dan lemak 5. Akses terapi bila terjadi situasi emergensi
NO ASPEK YANG DINILAI Ya Tdk Ket.
Pengkajian
1 Kaji tanda vital
2 Kaji turgor kulit
3 Kaji adanya alergi terhadap plester atau betadine
4 Kecenderungan perdarahan
5 Adanya penyakit atau perlukaan pada estremitas
6 Kondisi vena tempat penusukan
7 Kaji berapa lama akan diinfus, jenis infus, obat yang akan
diberikan
8 Kaji kesiapan klien
9 Kaji kesiapan perawat
10 Diagnosa keperawatan yang sesuai:
•
Fase pre interaksi
11 Mencuci tangan
12 Mempersiapkan alat
• Standar infus
• Infus set
• Cairan
• Jarum infuse / abocath
• Perlak pengalas
• Tourniquet
• Kapas alcohol 70%
• Plester
• Gunting
• Kasa steril
• Betadine
• Sarung tangan
Fase Orientasi
13 Memberi salam dan menyapa nama klien
14 Memperkenalkan diri
15 Melakukan kontrak
16 Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
17 Menanyakan kesediaan klien untuk dilakukan tindakan
18 Mendekatkan alat-alat
Fase Kerja
19 Jaga privasi: tutup pintu dan jendela / pasang sampiran.
20 Menanyakan keluhan dan kaji gejala spesifik yang ada
pada klien
21 Membaca ’Basmalah’ dan memulai tindakan dengan baik.
22 Menghubungkan cairan infus dan infus set dengan cara
menusukkan
23 Mengisi cairan ke dalam infus set dengan menekan bagian
ruang tetesan hingga ruangan tetesan terisi sebagian dan
buka penutup hingga selang terisi dan udaranya keluar
24 Meletakkan pengalas
25 Melakukan pembendungan dengan tourniquet
26 Menggunakan sarung tangan
27 Mendesinfeksi daerah yang akan ditusuk
28 Melakukan penusukkan dengan arah jarum keatas
29 Mengecek apakah sudah mengenai vena (cirinya adalah
darah keluar melalui jarum infus)
30 Menarik jarum infus dan hubungkan dengan selang infus
31 Membuka tetesan
32 Melakukan desinfeksi dengan betadine dan tutup dengan
kasa steril dan plester
33 Melepas sarung tangan
34 Memberi tanggal dan jam pelaksanaan infus dan plester
Fase Terminasi
35 Membaca hamdalah
36 Merapikan klien dan memberikan posisi yang nyaman
37 Mengevaluasi respon klien
38 Memberi reinforcement positif
39 Membuat kontrak pertemuan selanjutnya
40 Mengakhiri pertemuan dengan baik: bersama klien
membaca doa
Artinya (Ya Allah. Tuhan segala manusia, hilangkan
segala klienannya, angkat penyakitnya, sembuhkan lah
ia, engkau maha penyembuh, tiada yang
menyembuhkan selain engkau, sembuhkanlah dengan
kesembuhan yang tidak meninggalkan sakit lagi) dan
berpamitan dengan mengucap salam pada pasien.
41 Mengumpulkan dan membersihkan alat
42 Melepaskan sarung tangan & mencuci tangan
Evaluasi
43 Evaluasi bekas penusukan, periksa adanya hematoma atau
bengkak
45 Pantau adanya perdarahan
46 Evaluasi respon klien
47 Evaluasi diri perawat
Dokumentasi
48 Catat tanggal/waktu pemasangan, jumlah dan jenis cairan,
ukuran jarum yang digunakan, serta respon klien pada
status/catatan perkembangan klien
Unit Terkait 1. Departemen Keperawatan Medikal Bedah 2. Bagian Laboratorium Keperawatan
Referensi 1. Ackley, B. J. & Ladwig, G. B. (2013). Nursing Diagnosis Handbook: An EvidenceBased
Guide to Planning Care, 10th edition. Mosby: Elsevier Inc. 2. Black J.M., Hawks J.H. (2014). Keperawatan Medikal Bedah: Manajemen Klinis untuk
Hasil yang Diharapkan (3-vol set). Edisi Bahasa Indonesia 8. Singapore: Elsevier (S) Pte Ltd.
3. Bulechek, G. M. & Butcher, H. K. McCloskey Dochterman, J. M. & Wagner, C. (2012). Nursing Interventions Classification (NIC), 6e.Mosby: ElsevierInc.
4. Johnson, M., Moorhead, S., Bulechek, G. M., Butcher, H. K., Maas, M. L. & Swanson, S. (2012).NOC and NIC Linkages to NANDA-I and Clinical Conditions: Supporting Critical Reasoning and Quality Care, 3rd edition.Mosby:ElsevierInc.
5. Huether S.E. and McCance K.L. (2016) Understanding Pathophysiology. 6th edition. Mosby: Elsevier Inc.
6. Lewis S.L., Dirksen S. R., Heitkemper M.M., Bucher L.(2014). Medical Surgical Nursing, Assessment and Management of Clinical Problems.. 9th edition. Mosby: Elsevier Inc.
7. Lynn P. (2011). Taylor's Handbook of Clinical Nursing Skill, China: Wolter Kluwer Health
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL PEMASANGAN EKG
No Dokumen
248/FIK.3/B/2019
No Revisi
02
Halaman
1/5
PROGRAM STUDI
S1 KEPERAWATAN DAN PROFESI NERS
Tanggal Terbit 01-09-2019
Ditetapkan Kaprodi S1 Keperawatan dan Profesi Ners,
Ns. Dwi Rahmah Fitriani, M. Kep NIDN. 1119097601
Capaian Pembelajaran
Mahasiswa mampu melakukan pemasangan EKG dengan benar
Tujuan khusus
Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa mampu: 1. Menjelaskan tujuan pemasangan EKG 2. Menjelaskan tahapan prosedur pemasangan EKG 3. Menerapkan pemasangan EKG secara benar.
Pengertian
Merupakan salah satu bentuk pemeriksaan laboratorium yang dapat membantu dalam
menegakkan diagnosis penyakit jantung.
Tujuan Pemasangan EKG 1. Menentukan kelainan irama jantung (disritmia) 2. Menentukan kelainan miokard (iskemik, injuri, atau infark miokardium) 3. Menentukan hipertrofi otot jantung (hipertrofi otot atrium dan hipertrofi otot ventrikel) 4. Melihat efek obat-obatan terutama efek digitalis dan anti-aritmia 5. Melihat efek gangguan keseimbangan elektrolit khususnya kalium 6. Untuk menilai fungsi pacu jantung pada pasien-pasien yang terpasang pacu jantung
NO ASPEK YANG DINILAI Ya Tdk Ket.
Pengkajian
1 Kaji obat-obatan yang mempengaruhi kerja jantung atau
pembuluh darah
2 Identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi kerja jantung:
aktivitas berat, stress emosional, nyeri dan merokok
sebelum pengukuran
3 Kaji lokasi pemeriksaan
4 Diagnosa keperawatan yang sesuai:
•
Fase pre interaksi
5
Mempersiapkan alat
• Mesin EKG
• Plat elektroda
• Jelly elektroda
• Kertas EKG (siap pada alat EKG)
• Kertas tissue
• Alat tulis
• Sarung tangan (jika perlu)
6 Mencuci tangan
Fase Orientasi
7 Memberi salam dan memperkenalkan diri
8 Melakukan identifikasi pasien dengan menanyakan (nama, tanggal lahir dan mencocokkan dengan identitas pasien)
9 Melakukan kontrak
10 Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
11 Menanyakan kesediaan klien untuk dilakukan tindakan
12 Mendekatkan alat-alat
Fase Kerja
13 Memasang tirai / penutup
14 Membaca basmalah
15 Menyiapkan klien
• Buka pakaian atas klien
• Posisikan klien berbaring terlentang dengan tungkai lurus, tidak bersentuhan, kedua lengan lurus
disamping tubuh (rileks)
• Lepaskan perhiasan/alat-alat yang terbuat dari logam pada tubuh klien dan berikan pada keluarga klien
16 Menempatkan diri disebelah kanan klien, jika memungkinkan
17 Penempatan elektroda ekstremitas
• Berikan jelly pada area yang akan dipasang elektroda
• Elektroda ekstremitas dipasang pada pergelangan tangan kanan dan kiri searah telapak tangan
• Pada ekstremitas bawah pada pergelangan kaki kanan/kiri sebelah dalam
RA : tangan kanan
LA : tangan kiri
LL : kaki kiri
LR : kaki kanan
• Kemudian kabel-kabel dihubungkan
18 Penempatan elektroda dada
• berikan jelly pada area yang akan dipasang elektroda
• V1 pada ruang intercostae 4 sebelah kanan sternum
• V2 pada ruang intercostae 4 sebelah kiri sternum
• V3 ditengah antara V2 dan V4
• V4 pada ruang intercostae 5 pada garis mid klavikula sebelah kiri
• V5 pada garis axilla anterior kiri setinggi V4
• V6 pada garis mid axillaris kiri setinggi V5
19 Hubungkan kabel power dengan listrik, dengan tombol
power pada posisi off
20 Hidupkan mesin (power on), biarkan sebentar mesin melakukan pemanasan
21 Setelah itu lakukan kalibrasi dengan menekan tombol run/start dan periksa apakah hasilnya 10 mm (1 mv)
dengan speed 25 mm/detik
22 Dengan memindahkan lead selektor, kemudian dibuat
pencatatan EKG secara berturut-turut yaitu: I-AVF & V1-V6
23 Setelah pencatatan selesai, lepaskan elektroda dan
bersihkan jelly yang ada
Fase Terminasi
24 Membaca hamdalah
25 Membereskan/merapikan alat-alat
26 Merapikan klien dan memberikan posisi yang nyaman
27 Catat di pinggir kiri atas kertas EKG :
Nama klien, umur, tanggal, jam, yang membuat rekaman (paraf)
28 Mengevaluasi respon klien
29 Memberi reinforcement positif
30 Membuat kontrak pertemuan selanjutnya
31 Mengakhiri pertemuan dengan baik: bersama klien membaca doa
Artinya (Ya Allah. Tuhan segala manusia, hilangkan segala keluhannya, angkat penyakitnya, sembuhkan lah ia, engkau maha penyembuh, tiada yang menyembuhkan selain engkau, sembuhkanlah dengan kesembuhan yang tidak meninggalkan sakit lagi).
Dan berpamitan dengan mengucap salam pada pasien.
32 Mencuci tangan
Evaluasi
33 Bandingkan data hasil pemeriksaan dengan data yang seharusnya
34 Evaluasi respon klien terhadap tindakan
Dokumentasi
35 Catat waktu dan tanggal prosedur pemeriksaan EKG
36 Toleransi klien terhadap prosedur yang dilakukan
Unit Terkait 1. Departemen Keperawatan Medikal Bedah 2. Bagian Laboratorium Keperawatan
Referensi 1. Ackley, B. J. & Ladwig, G. B. (2013). Nursing Diagnosis Handbook: An EvidenceBased
Guide to Planning Care, 10th edition. Mosby: Elsevier Inc. 2. Black J.M., Hawks J.H. (2014). Keperawatan Medikal Bedah: Manajemen Klinis untuk
Hasil yang Diharapkan (3-vol set). Edisi Bahasa Indonesia 8. Singapore: Elsevier (S) Pte Ltd.
3. Bulechek, G. M. & Butcher, H. K. McCloskey Dochterman, J. M. & Wagner, C. (2012). Nursing Interventions Classification (NIC), 6e.Mosby: ElsevierInc.
4. Johnson, M., Moorhead, S., Bulechek, G. M., Butcher, H. K., Maas, M. L. & Swanson, S. (2012).NOC and NIC Linkages to NANDA-I and Clinical Conditions: Supporting Critical Reasoning and Quality Care, 3rd edition.Mosby:ElsevierInc.
5. Huether S.E. and McCance K.L. (2016) Understanding Pathophysiology. 6th edition. Mosby: Elsevier Inc.
6. Lewis S.L., Dirksen S. R., Heitkemper M.M., Bucher L.(2014). Medical Surgical Nursing, Assessment and Management of Clinical Problems.. 9th edition. Mosby: Elsevier Inc.
7. Lynn P. (2011). Taylor's Handbook of Clinical Nursing Skill, China: Wolter Kluwer Health
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL PENGGUNAAN NEBULIZER
No Dokumen
249/FIK.3/B/2019
No Revisi
02
Halaman
1/3
PROGRAM STUDI
S1 KEPERAWATAN DAN PROFESI NERS
Tanggal Terbit 01-09-2019
Ditetapkan Kaprodi S1 Keperawatan dan Profesi Ners,
Ns. Dwi Rahmah Fitriani, M. Kep NIDN. 1119097601
Capaian Pembelajaran
Mahasiswa mampu melakukan nebulizer dengan benar
Tujuan Khusus Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa mampu: 1. Menjelaskan tujuan nebulizer 2. Menjelaskan tahapan prosedur nebulizer 3. Menerapkan nebulizer secara benar Pengertian Pemberian obat secara langsung dengan menghisap uap yang mengandung obat (misalnya bronkhodilator) melalui saluran pernafasan bagian atas ke paru-paru
Tujuan Nebulizer 1. Mengeluarkan dahak/sesak pada klien 2. Memberikan kenyamanan pada klien
NO ASPEK YANG DINILAI Ya Tdk Ket.
Pengkajian
1 Baca status klien
2 Pantau frekuensi pernafasan klien
3 Auskultasi suara nafas klien
4
Diagnosa keperawatan yang sesuai: Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan
obstruksi mucus dalam jumlah berlebihan
Fase pre interaksi
5
Mempersiapkan alat
• Mesin nebulizer
• Cairansteril
• Obat sesuai advis
• Bengkok
6 Mencuci tangan
Fase Orientasi
7 Memberi salam dan memperkenalkan diri
8 Melakukan identifikasi pasien dengan menanyakan (nama, tanggal lahir dan mencocokkan dengan identitas pasien)
9 Melakukan kontrak
10 Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
11 Menanyakan kesediaan klien untuk dilakukan tindakan
12 Mendekatkan alat-alat
Fase Kerja
13 Menanyakan keluhan dan kaji gejala spesifik yang ada pada klien
14
Membaca Basmallah:
15 Memasang tirai/penutup
16 Mengatur posisi klien, berikan posisi Fowler/semi Fowler
17 Membuka skrup nebulizer kemudian memeriksa tempat penyulingan air di mangkok nebulizer
18 Mengisi cairan steril dan obat yang digunakan
19 Menyetel tombol percampuran udara kemudian tarik keluar hingga mencapai 100% oksigen dan dorong kembali hingga udara bercampur
20 Memasangkan mouth piece/sungkup pada pasien
21 Mengatur pengontrol tekanan (dibagian tengah depan mesin), putar kontrol penekan searah jarum jam sampai dibaca ukurannya untuk menekan
22 Periksa sampai puncak tekanan tombol hingga terbuka sempurna (posisi maksimal)
23 Atur tombol pengatur nebulizer hingga mencapai yang baik
Fase Terminasi
24 Membaca hamdalah
25 Mengevaluasi respon klien
26 Memberi reinforcement positif
27 Membuat kontrak pertemuan selanjutnya
28
Mengakhiri pertemuan dengan baik: bersama klien membaca doa
Artinya (Ya Allah. Tuhan segala manusia, hilangkan segala klienannya, angkat penyakitnya, sembuhkan lah ia, engkau maha penyembuh, tiada yang menyembuhkan selain engkau, sembuhkanlah dengan kesembuhan yang tidak meninggalkan sakit lagi). Dan berpamitan dengan mengucap salam pada pasien.
29 Merapikan alat
30 Mencuci tangan
Evaluasi
31 Evaluasi adanya tanda-tanda sesak
32 Evaluasi respon klien
Dokumentasi
33 Catat waktu pelaksanaan
34 Catat obat yang digunakan pada klien
Unit Terkait 1. Departemen Keperawatan Medikal Bedah 2. Bagian Laboratorium Keperawatan
Referensi 1. Ackley, B. J. & Ladwig, G. B. (2013). Nursing Diagnosis Handbook: An EvidenceBased
Guide to Planning Care, 10th edition. Mosby: Elsevier Inc. 2. Black J.M., Hawks J.H. (2014). Keperawatan Medikal Bedah: Manajemen Klinis untuk
Hasil yang Diharapkan (3-vol set). Edisi Bahasa Indonesia 8. Singapore: Elsevier (S) Pte Ltd.
3. Bulechek, G. M. & Butcher, H. K. McCloskey Dochterman, J. M. & Wagner, C. (2012). Nursing Interventions Classification (NIC), 6e.Mosby: ElsevierInc.
4. Johnson, M., Moorhead, S., Bulechek, G. M., Butcher, H. K., Maas, M. L. & Swanson, S. (2012).NOC and NIC Linkages to NANDA-I and Clinical Conditions: Supporting Critical Reasoning and Quality Care, 3rd edition.Mosby:ElsevierInc.
5. Huether S.E. and McCance K.L. (2016) Understanding Pathophysiology. 6th edition. Mosby: Elsevier Inc.
6. Lewis S.L., Dirksen S. R., Heitkemper M.M., Bucher L.(2014). Medical Surgical Nursing, Assessment and Management of Clinical Problems.. 9th edition. Mosby: Elsevier Inc.
7. Lynn P. (2011). Taylor's Handbook of Clinical Nursing Skill, China: Wolter Kluwer Health
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL FISIOTERAPI DADA PASIEN DEWASA
No Dokumen 250/FIK.3/B/2019
No Revisi 02
Halaman 1/4
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN DAN PROFESI NERS
Tanggal Terbit 04-09-2019
Ditetapkan
Kaprodi S1 Keperawatan dan Profesi Ners,
Ns. Dwi Rahmah Fitriani, M. Kep
NIDN. 1119097601
Capaian Pembelajaran
Mahasiswa mampu melakukan tindakan fisioterapi dada dengan benar
Tujuan khusus Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa mampu: 1. Menjelaskan tujuan fisioterapi dada 2. Menjelaskan tahapan prosedur fisioterapi dada 3. Menerapkan fisioterapi dada secara benar
Pengertian
Suatu tindakan keperawatan dengan melakukan drainase postural, clapping, dan vibrating
pada pasien dengan gangguan sistem pernapasan (mis. PPOK, Bronkitis Kronis, Asma,
Emfisema) yang dilakukan untuk mengeluarkan sekret pada organ pernafasan.
Tujuan
1. Mengeluarkan dahak pada klien
2. Memberikan kenyamanan pada klien
NO ASPEK YANG DINILAI Ya Tdk Ket.
Pengkajian
1 Melakukan pengecekan program terapi
2 Tanyakan kapan terakhir klien makan
3 Kaji adanya kelainan pada thorak
4 Kaji adanya tanda-tanda kenaikan tekanan intrakranial
5 Kaji status klien
6 Diagnosa keperawatan yang sesuai:
Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan
obstruksi mukus dalma jumlah berlebih
Fase pre interaksi
7 Mencuci tangan
8 Mempersiapkan alat
• Stetoskop
• Bengkok
• Tissue
• Perlak dan pengalas
• Handscoon 1 pasang
• Pot sputum berisi desinfektan
• Masker
• Bantal (2-3 buah)
• Air minum hangat
Fase Orientasi
9 Memberi salam dan menyapa nama klien
10 Memperkenalkan diri
11 Melakukan kontrak
12 Menjelaskan Tujuan dan Prosedur pelaksanaan
13 Menanyakan kesediaan klien untuk dilakukan tindakan
14 Mendekatkan alat-alat
Fase Kerja
15 Membaca basmalah dan menjaga privasi klien
16 Memasang APD
17 Melakukan pemeriksaan auskultasi untuk memastikan letak penumpukan sputum
18 Menganjurkan pasien untuk minum air hangat
19 Menganjurkan klien melakukan pernafasan diafragma
20 Mengatur posisi klien sesuai dengan lokasi penumpukan
sekret*
a. Posisi pengaliran segmen apikal lobus atas klien posisi fowler, penepukan pada area antara klavikula dan skapula
b. Posisi pengaliran lobus paru atas belakang, klien duduk membungkuk ditopang 2 bantal pada dada depan. Penepukan pada punggung atas kanan atau kiri
c. Posisi pengaliran segmen lateral dan median lobus tengah klien, posisi sims, tepuk pada dada samping
d. Posisi pengaliran lobus bawah depan , klien posisi trendenberg terlentang tepuk pada bagian bawah dada depan kanan dan atau kiri
e. Posisi pengaliran lobus bawah belakang, klien posisi trendenberg tengkurap, tepuk pada bagian punggung kanan dan kiri dari bawah skapula sampai punggung tengah
f. Posisi pengaliran segmen anterior dari lobus atas, klien posisi supinasi dengan lutut fleksi, perkusi dan vibrasi antara klavikula dan nipples
21 Memasang perlak dan pot sputum di dekat klien
22 Melakukan clapping dengan cara menepuk daerah yang dituju (lakukan clapping selama 1-3 menit)*
23 Melanjutkan dengan vibrasi sesuai area penepukan (2-3 pernafasan) saat klien ekspirasi *
24 Memberikan kesempatan klien untuk istirahat sejenak
25 Meminta pasien untuk batuk efektif (meminta klien menarik nafas melalui hidung dan mengeluarkan melalui mulut seperti meniup lilin sebanyak 3 kali dan ke 4 kalinya klien membatukkan sekuatnya dan membuang dahak ke pot sputum)
26 Menawarkan oral hygiene
27 Melakukan pemeriksaan auskultasi perubahan pada suara nafas
Fase Terminasi
28 Merapikan klien dan memberikan posisi yang nyaman
29 Mengumpulkan dan membersihkan alat
30 Melepaskan sarung tangan & mencuci tangan
31 Membaca hamdalah
32 Mengevaluasi respon klien
33 Memberi reinforcement positif
34 Membuat kontrak pertemuan selanjutnya
35 Mengakhiri pertemuan dengan baik: bersama klien membaca doa
Artinya (Ya Allah. Tuhan segala manusia, hilangkan segala klienannya, angkat penyakitnya, sembuhkan lah ia, engkau maha penyembuh, tiada yang menyembuhkan selain engkau, sembuhkanlah dengan kesembuhan yang tidak meninggalkan sakit lagi) dan
berpamitan dengan mengucap salam pada pasien.
Evaluasi
36 Evaluasi suara nafas untuk menentukan keberhasilan tindakan
37 Evaluasi respon klien
Dokumentasi
38 Karakteristik (warna, jumlah) sputum
39 Lokasi sputum
40 Bunyi dan frekuensi pernafasan
Unit Terkait 1. Departemen Keperawatan Medikal Bedah 2. Bagian Laboratorium Keperawatan
Referensi 1. Ackley, B. J. & Ladwig, G. B. (2013). Nursing Diagnosis Handbook: An EvidenceBased
Guide to Planning Care, 10th edition. Mosby: Elsevier Inc. 2. Black J.M., Hawks J.H. (2014). Keperawatan Medikal Bedah: Manajemen Klinis untuk
Hasil yang Diharapkan (3-vol set). Edisi Bahasa Indonesia 8. Singapore: Elsevier (S) Pte Ltd.
3. Bulechek, G. M. & Butcher, H. K. McCloskey Dochterman, J. M. & Wagner, C. (2012). Nursing Interventions Classification (NIC), 6e.Mosby: ElsevierInc.
4. Johnson, M., Moorhead, S., Bulechek, G. M., Butcher, H. K., Maas, M. L. & Swanson, S. (2012).NOC and NIC Linkages to NANDA-I and Clinical Conditions: Supporting Critical Reasoning and Quality Care, 3rd edition.Mosby:ElsevierInc.
5. Huether S.E. and McCance K.L. (2016) Understanding Pathophysiology. 6th edition. Mosby: Elsevier Inc.
6. Lewis S.L., Dirksen S. R., Heitkemper M.M., Bucher L.(2014). Medical Surgical Nursing, Assessment and Management of Clinical Problems.. 9th edition. Mosby: Elsevier Inc.
7. Lynn P. (2011). Taylor's Handbook of Clinical Nursing Skill, China: Wolter Kluwer Health
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL POSTURAL DRAINAGE
No Dokumen
251/FIK.3/B/2019
No Revisi
02
Halaman
1/4
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN DAN PROFESI NERS
Tanggal Terbit
04/09/2019
Ditetapkan
Kaprodi S1 Keperawatan dan Profesi Ners,
Ns. Dwi Rahmah Fitriani, M. Kep
NIDN. 1119097601
Capaian pembelajaran
Mahasiswa mampu melakukan Postural drainage pada klien dengan benar
Tujuan khusus
Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa mampu:
1. Menjelaskan tujuan Postural drainage 2. Menjelaskan tahapan prosedur Postural drainage 3. Menerapkan Postural drainage secara benar.
Pengertian
Postural drainage adalah tindakan keperawatan untuk melepaskan sekresi dari berbagai
segmen paru dengan menggunakan pengaruh gravitasi
Tujuan Tindakan
1. Mempercepat pengeluaran secret 2. Mencegah terkumpulnya sekret pada saluran nafas 3. Mencegah terjadi ateletaksis 4. Memberikan kenyamanan pada klien dalam hal bernafas.
NO ASPEK YANG DINILAI Ya Tdk Ket.
Pengkajian
1 2 3 4
Melakukan pengecekan program terapi Perhatikan adakah komplikasi penyakit lain Kaji adanya kelainan pada thorak Kaji status klien
5 Diagnosa Keperawatan :
• Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan mukus dalam jumlah berlebihan………………………………………………
Fase pre interaksi
6
Siapkan alat :
• Stetoskop
• Bengkok
• Tissue
• Ranjang yang dapat mengatur posisi klien
• Kursi
• Handscoon 1 pasang
7 • Pot sputum berisi desinfektan
• Perlak dan pengalas
• Masker
• Bantal (2-3 buah)
• Air minum hangat Mencuci tangan
Fase Orientasi
8 9
10
11
12
13
Memberikan salam dan memperkenalkan diri Melakukan identifikasi pasien dengan menanyakan (nama, tanggal lahir dan mencocokkan dengan identitas pasien) Menjelaskan tujuan, prosedur dan lama tindakan pada klien dan keluarga Memberitahukan klien sebelum kegiatan dilakukan Mendekatkan alat-alat, bila klien siap dilakukan tindakan Memberikan kesempatan pada klien/keluarga untuk bertanya sebelum kegiatan dimulai
Fase Kerja
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
Membaca “Basmallah” dan jaga privasi klien. Memasang APD Menganjurkan klien untuk minum air hangat Pilih area tersumbat yang akan di drainage berdasarkan pengkajian semua bidang paru, data klinis dan gambar photo dada Memasang perlak dan pot sputum dekat klien. Baringkan klien dalam posisi untuk mendrainage area yang tersumbat. Bantu klien untuk memilih posisi sesuai kebutuhan dan ajarkan klien memposisikan postur lengan dan posisi kaki yang tepat. Letakan bantal untuk menyangga dan kenyamanan. Minta klien mempertahankan posisi selama 10-15 menit
Selama posisi lakukan perkusi dan vibrasi dada di area
yang didrainage
Berikan tisue untuk membersihkan sputum yang keluar
Setelah posisi pertama, minta klien duduk napas dalam dan batuk effektif. Tampung sekret dalam pot sputum
Minta klien untuk istirahat sebentar dan minum sedikit
Ulangi langkah 16-19. Setiap tindakan tidak lebih dari 20-30 menit pada bidang paru lain yang terjadi bendungan
25
26
27
28 29
30
Melakukan pemeriksaan auskultasi untuk memastikan letak penumpukan sputum, setelah lendir berhasil ditemukan, atur posisi klien Mengatur posisi klien sesuai dengan lokasi penumpukan sekret*
a. Bila lendir berada di paru-paru bawah maka letak kepala harus lebih rendah dari dada agar lendir mengalir ke arah bronkus utama. Posisi anak dalam keadaan tengkurap.
b. Kalau posisi lendir di paru-paru bagian atas maka kepala harus lebih tinggi agar lendir mengalir ke cabang utama. Posisi klien dalam keadaan telentang.
c. Kalau lendir di bagian paru-paru samping/lateral, maka posisikan klien dengan miring ke samping kanan, tangan lurus ke atas kepala dan kaki seperti memeluk guling,
Apabila selesai, lakukan oral higieneTawarkan oral hygiene
Auskultasi perubahan pada suara nafas
Kembalikan klien ke posisi semula
Periksa tanda tanda vital.
Fase Terminasi
36
37
38
39
40
41
42
Baca hamdalah Evaluasi kegiatan yang telah dilakukan sesuai dengan tujuan yang diharapkan (subyektif dan obyektif) Beri reinforcement positif pada klien Merapikan klien dan beri posisi yang nyaman Mengevaluasi keadaan klien setelah tindakan Kontrak pertemuan selanjutnya Mengakhiri pertemuan dengan baik: bersama klien membaca doa:
‘ALLAHUMMA RABBANAS ADZHIBIL BA’SA ISYFI ANTASY SYAAFI LAA SYIFAAN ILLAA SYIFAAUKA SYIFAAN LAA YUGHADIRU SAQAMAA” artinya (Ya Allah, Tuhan Segala Manusia, hilangkan segala penderitaannya, angkat penyakitnya, sembuhkanlah ia, engkau maha penyembuh, tiada yang menyembuhkan selain
43
44
engkau,sembuhkanlah dengan kesembuhan yang tidak meninggalkan sakit lagi). Dan berpamitan dengan pasien Kumpulkan dan bersihkan alat-alat Mencuci tangan
Evaluasi
45
46
Evaluasi suara nafas untuk menentukan keberhasilan tindakan Evaluasi respon klien
Dokumentasi
47
48
49
Karakteristik (warna, jumlah) sputum Lokasi sputum Bunyi dan frekuensi pernapasan
Unit Terkait 1. Departemen Keperawatan Medikal Bedah 2. Bagian Laboratorium Keperawatan
Referensi 1. Ackley, B. J. & Ladwig, G. B. (2013). Nursing Diagnosis Handbook: An EvidenceBased
Guide to Planning Care, 10th edition. Mosby: Elsevier Inc. 2. Black J.M., Hawks J.H. (2014). Keperawatan Medikal Bedah: Manajemen Klinis untuk
Hasil yang Diharapkan (3-vol set). Edisi Bahasa Indonesia 8. Singapore: Elsevier (S) Pte Ltd.
3. Bulechek, G. M. & Butcher, H. K. McCloskey Dochterman, J. M. & Wagner, C. (2012). Nursing Interventions Classification (NIC), 6e.Mosby: ElsevierInc.
4. Johnson, M., Moorhead, S., Bulechek, G. M., Butcher, H. K., Maas, M. L. & Swanson, S. (2012).NOC and NIC Linkages to NANDA-I and Clinical Conditions: Supporting Critical Reasoning and Quality Care, 3rd edition.Mosby:ElsevierInc.
5. Huether S.E. and McCance K.L. (2016) Understanding Pathophysiology. 6th edition. Mosby: Elsevier Inc.
6. Lewis S.L., Dirksen S. R., Heitkemper M.M., Bucher L.(2014). Medical Surgical Nursing, Assessment and Management of Clinical Problems.. 9th edition. Mosby: Elsevier Inc.
7. Lynn P. (2011). Taylor's Handbook of Clinical Nursing Skill, China: Wolter Kluwer Health
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL SUCTION
No Dokumen
252/FIK.3/B/2019
No Revisi
02
Halaman
1/4
PROGRAM STUDI
S1 KEPERAWATAN DAN PROFESI NERS
Tanggal Terbit
01-09-2019
Ditetapkan Kaprodi S1 Keperawatan dan Profesi Ners,
Ns. Dwi Rahmah Fitriani, M. Kep NIDN. 1119097601
Capaian Pembelajaran
Mahasiswa mampu melakukan tindakan suction dengan benar
Tujuan Khusus
Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa mampu: 1. Menjelaskan tujuan suction 2. Menjelaskan tahapan prosedur suction 3. Menerapkan suction secara benar
Pengertian
Merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan pada klien yang tidak mampu
mengeluarkan sekret pada jalan nafasnya secara mandiri.
Tujuan Suction
1. Membersihkan jalan napas
2. Memenuhi kebutuhan oksigenasi
NO ASPEK YANG DINILAI Ya Tdk Ket.
Pengkajian
1 Baca status klien
2 Kaji suara nafas karena adanya penumpukan sekret
3 Pantau frekuensi pernafasan klien
4 Diagnosa keperawatan yang sesuai:
Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan obstruksi mucus dalam jumlah berlebihan
Fase pre interaksi
5 Mempersiapkan alat
• Alat pengisap lendir dengan botol berisi larutan desinfektan
• Kateter pengisap lendir steril sesuai usia
• Pinset steril
• Sarung tangan steril
• Dua kom berisi larutan aquadest atau NaCl 0,9% dan larutan desinfektan
• Kassa steril
• Kertas tissue
• Stetoskop
6 Mencuci tangan
Fase Orientasi
7 Memberi salam dan menyapa nama klien
8 Memperkenalkan diri
9 Melakukan kontrak
10 Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
11 Menanyakan kesediaan klien untuk dilakukan tindakan
12 Mendekatkan alat-alat
Fase Kerja
13 Menanyakan keluhan dan kaji gejala spesifik yang ada pada klien
14 Membaca “Basmallah” dan menjaga privasi klien
15 Tempatkan pasien pada posisi terlentang dengan kepala miring ke arah perawat
16 Gunakan sarung tangan
17 Hubungkan kateter pengisap (sesuai ukuran) dengan selang alat pengisap
18 Mesin pengisap dihidupkan
19 Lakukan pengisapan lendir dengan memasukkan kateter pengisap ke dalam kom berisi aquadest/NaCl 0,9% untuk
mempertahankan tingkat kesterilan (asepsis)
20 Masukkan kateter pengisap dalam keadaan tidak menghisap
21 Gunakan alat pengisap dengan tekanan:
- Untuk dewasa 110-150 mmHg
- Untuk anak-anak 95-110 mmHg
- Untuk bayi 50-95 mmHg
22 Tarik dengan memutar kateter pengisap tidak lebih dari 15 detik
23 Bilas kateter dengan aquadest/NaCl 0,9%
24 Lakukan pengisapan antara pengisapan pertama dengan pengisapan berikutnya, minta pasien untuk bernafas dalam dan batuk. Apabila pasien mengalami distress pernafasan biarkan istirahat 20-30 detik sebelum melakukan
pengisapan berikutnya
25 Kembalikan klien ke posisi semula
Fase Terminasi
26 Membaca hamdalah
27 Mengevaluasi respon klien
28 Memberi reinforcement positif
29 Membuat kontrak pertemuan selanjutnya
30 Mengakhiri pertemuan dengan baik: bersama klien membaca doa
Artinya (Ya Allah. Tuhan segala manusia, hilangkan segala klienannya, angkat penyakitnya, sembuhkan lah ia, engkau maha penyembuh, tiada yang menyembuhkan selain engkau, sembuhkanlah dengan kesembuhan yang tidak meninggalkan sakit lagi).
Dan berpamitan dengan mengucap salam pada pasien.
31 Merapikan alat
32 Mencuci tangan
Evaluasi
33 Evaluasi jumlah, konsistensi, bau dan warna sekret
34 Evaluasi respon klien
Dokumentasi
35 Catat waktu pelaksanaan
36 Catat obat yang digunakan pada klien
Unit Terkait 1. Departemen Keperawatan Medikal Bedah 2. Bagian Laboratorium Keperawatan
Referensi 1. Ackley, B. J. & Ladwig, G. B. (2013). Nursing Diagnosis Handbook: An EvidenceBased
Guide to Planning Care, 10th edition. Mosby: Elsevier Inc. 2. Black J.M., Hawks J.H. (2014). Keperawatan Medikal Bedah: Manajemen Klinis untuk
Hasil yang Diharapkan (3-vol set). Edisi Bahasa Indonesia 8. Singapore: Elsevier (S) Pte Ltd.
3. Bulechek, G. M. & Butcher, H. K. McCloskey Dochterman, J. M. & Wagner, C. (2012). Nursing Interventions Classification (NIC), 6e.Mosby: ElsevierInc.
4. Johnson, M., Moorhead, S., Bulechek, G. M., Butcher, H. K., Maas, M. L. & Swanson, S. (2012).NOC and NIC Linkages to NANDA-I and Clinical Conditions: Supporting Critical Reasoning and Quality Care, 3rd edition.Mosby:ElsevierInc.
5. Huether S.E. and McCance K.L. (2016) Understanding Pathophysiology. 6th edition. Mosby: Elsevier Inc.
6. Lewis S.L., Dirksen S. R., Heitkemper M.M., Bucher L.(2014). Medical Surgical Nursing, Assessment and Management of Clinical Problems.. 9th edition. Mosby: Elsevier Inc.
7. Lynn P. (2011). Taylor's Handbook of Clinical Nursing Skill, China: Wolter Kluwer Health
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMBERIAN TERAPI OKSIGEN
No Dokumen
253/FIK.3/B/2019
No Revisi 02
Halaman
1/4
PROGRAM STUDI
S1 KEPERAWATAN DAN PROFESI NERS
Tanggal Terbit
04-09-2019
Ditetapkan
Kaprodi S1 Keperawatan dan Profesi Ners,
Ns. Dwi Rahmah Fitriani, M. Kep
NIDN. 1119097601
Capaian Pembelajaran
Mahasiswa mampu melakukan tindakan pemberian terapi oksigen
Tujuan khusus
Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa mampu: 1. Menjelaskan tujuan pemberian terapi oksigen 2. Menjelaskan tahapan prosedur pemberian terapi oksigen 3. Menerapkan pemberian terapi oksigen secara benar
Pengertian
Pemberian oksigen ke dalam paru-paru melalui saluran pernafasan dengan menggunakan alat bantu oksigen.
Tujuan
1. Mempertahankan oksigen yang adekuat pada jaringan 2. Untuk menurunkan kerja paru-paru dan jantung 3. Mencegah terjadinya hipoksia
NO ASPEK YANG DINILAI Ya Tdk Ket.
Pengkajian
1 Baca status klien
2 Kaji tanda-tanda kesulitan bernafas pada klien
3 Pantau frekuensi pernafasan klien
4 Diagnosa keperawatan yang sesuai:
•
Fase pre interaksi
5 Mempersiapkan alat
• Tabung oksigen lengkap dengan flow meter dan humidifier
• Kanula nasal, masker
• Vaselin/jelly
• Bengkok
• Tissue
• Korentang
6 Mencuci tangan
Fase Orientasi
7 Memberi salam dan memperkenalkan diri
8 Melakukan identifikasi pasien dengan menanyakan (nama, tanggal lahir, dan mencocokkan dengan gelang identitas
pasien)
9 Melakukan kontrak
10 Menjelaskan Tujuan dan Prosedur pelaksanaan
11 Menanyakan kesediaan klien untuk dilakukan tindakan
12 Mendekatkan alat-alat
Fase Kerja
13 Menanyakan keluhan dan kaji gejala spesifik yang ada pada klien
14 Menjaga privasi klien
15 Membaca “basmalah”
16 Mengatur posisi klien
17 Nasal Kanul
Mengatur aliran oksigen sesuai dengan kecepatan yang dibutuhkan, biasanya 1-6 liter/menit. kemudian observasi humidifier pada tabung dengan adanya gelembung air
Memasang kanula nasal pada hidung dan atur pengikat
untuk kenyamanan klien
Masker Oksigen
Mengatur aliran oksigen sesuai dengan kecepatan yang dibutuhkan, biasanya 6-10 liter/menit. Kemudian observasi
humidifire pada tabung dengan adanya gelembung air
Menempatkan masker oksigen diatas mulut dan hidung klien dan atur pengikat untuk kenyamanan klien
Fase Terminasi
18 Membaca hamdalah
19 Mengevaluasi respon klien
20 Memberi reinforcement positif
21 Membuat kontrak pertemuan selanjutnya
22 Mengakhiri pertemuan dengan baik: bersama klien membaca doa
Artinya (Ya Allah. Tuhan segala manusia, hilangkan segala klienannya, angkat penyakitnya, sembuhkan lah ia, engkau maha penyembuh, tiada yang menyembuhkan selain engkau, sembuhkanlah dengan kesembuhan yang tidak meninggalkan sakit lagi) dan
berpamitan dengan mengucap salam pada pasien.
23 Mencuci tangan
Evaluasi
24 Pantau kanula dan kecepatan aliran setiap 6-8 jam
25 Evaluasi respon klien
Dokumentasi
26 Catat kecepatan aliran oksigen dan rute pemberian
27 Catat jenis selang yang digunakan
Unit Terkait
1. Departemen Keperawatan Medikal Bedah 2. Bagian Laboratorium Keperawatan
Referensi 1. Ackley, B. J. & Ladwig, G. B. (2013). Nursing Diagnosis Handbook: An EvidenceBased
Guide to Planning Care, 10th edition. Mosby: Elsevier Inc. 2. Black J.M., Hawks J.H. (2014). Keperawatan Medikal Bedah: Manajemen Klinis untuk
Hasil yang Diharapkan (3-vol set). Edisi Bahasa Indonesia 8. Singapore: Elsevier (S) Pte Ltd.
3. Bulechek, G. M. & Butcher, H. K. McCloskey Dochterman, J. M. & Wagner, C. (2012). Nursing Interventions Classification (NIC), 6e.Mosby: ElsevierInc.
4. Johnson, M., Moorhead, S., Bulechek, G. M., Butcher, H. K., Maas, M. L. & Swanson, S. (2012).NOC and NIC Linkages to NANDA-I and Clinical Conditions: Supporting Critical Reasoning and Quality Care, 3rd edition.Mosby:ElsevierInc.
5. Huether S.E. and McCance K.L. (2016) Understanding Pathophysiology. 6th edition. Mosby: Elsevier Inc.
6. Lewis S.L., Dirksen S. R., Heitkemper M.M., Bucher L.(2014). Medical Surgical Nursing, Assessment and Management of Clinical Problems.. 9th edition. Mosby: Elsevier Inc.
7. Lynn P. (2011). Taylor's Handbook of Clinical Nursing Skill, China: Wolter Kluwer Health
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL INTERPRETASI ANALISA GAS DARAH
No Dokumen 254/FIK.3/B/2019
No Revisi
01
Halaman
1/4
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN DAN PROFESI NERS
Tanggal Terbit 01-09-2019
Ditetapkan
Kaprodi S1 Keperawatan dan Profesi Ners,
Ns. Dwi Rahmah Fitriani, M. Kep
NIDN. 1119097601
Capaian Pembelajaran
Mahasiswa mampu menginterpretasikan hasil Analisa Gas Darah dengan benar
Tujuan khusus
Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa mampu: 1. Menjelaskan tujuan interpretasi analisa gas darah pada klien 2. Menjelaskan interpretasi analisa gas darah pada klien
Pengertian
Kegiatan untuk menginterpretasi hasil analisa sampel darah arteri melalui kompenen-
komponen gas yang terdapat pada sampel darah arteri
Tujuan
1. Meningkatkan perasaan nyaman dan aman
2. Meningkatkan kemampuan individu untuk melakukan aktifitas fisik
NO ASPEK YANG DINILAI Ya Tdk Ket.
Pengkajian
1 Baca status klien
2 Kaji rasa nyeri yang muncul, lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, intensitas dan kualitas nyeri
3 Pantau keadaan klinis klien
4 Diagnosa keperawatan yang sesuai:
Nyeri akut / kronis berhubungan dengan agen pencedera fisik/ kimiawi/ fisiologis.
Fase pre interaksi
5 Mempersiapkan pasien dan lingkungan
Alat Skala Nyeri
6 Mencuci tangan
Fase Orientasi
7 Memberi salam dan menyapa nama klien
8 Memperkenalkan diri
9 Melakukan kontrak
10 Menjelaskan Tujuan dan Prosedur pelaksanaan
11 Menanyakan kesediaan klien untuk dilakukan tindakan
12 Mendekatkan alat-alat
Fase Kerja
13 Menanyakan keluhan dan kaji gejala spesifik yang ada pada klien
14 Membaca “Basmallah” dan menjaga privasi klien
15 Tempatkan pasien pada posisi yang dirasa nyaman dan menyenangkan
16 Beri terapi non farmakologik :
• Teknik relaksasi nafas dalam
• Berikan kompres hangat/ dingin
• Lakukan massage/ touch therapy
• Guided imagery
• Teknik distraksi
17 Beri terapi farmakologik kolaborasi sesuai instruksi medis
Fase Terminasi
18 Membaca hamdalah
19 Mengevaluasi respon klien
20 Memberi reinforcement positif
21 Membuat kontrak pertemuan selanjutnya
22 Mengakhiri pertemuan dengan baik: bersama klien membaca doa
Artinya (Ya Allah. Tuhan segala manusia, hilangkan segala keluhannya, angkat penyakitnya, sembuhkan lah ia, engkau maha penyembuh, tiada yang menyembuhkan selain engkau, sembuhkanlah dengan kesembuhan yang tidak meninggalkan sakit lagi).
Dan berpamitan dengan mengucap salam pada pasien.
23 Merapikan alat
24 Mencuci tangan
Evaluasi
25 Evaluasi rasa nyeri dengan skala
26 Evaluasi respon klinis klien
Dokumentasi
27 Catat waktu pelaksanaan
28 Catat obat yang digunakan pada klien
Unit Terkait
1. Departemen Keperawatan Medikal Bedah 2. Bagian Laboratorium Keperawatan
Referensi
1. Ackley, B. J. & Ladwig, G. B. (2013). Nursing Diagnosis Handbook: An EvidenceBased Guide to Planning Care, 10th edition. Mosby: Elsevier Inc.
2. Black J.M., Hawks J.H. (2014). Keperawatan Medikal Bedah: Manajemen Klinis untuk Hasil yang Diharapkan (3-vol set). Edisi Bahasa Indonesia 8. Singapore: Elsevier (S) Pte Ltd.
3. Bulechek, G. M. & Butcher, H. K. McCloskey Dochterman, J. M. & Wagner, C. (2012). Nursing Interventions Classification (NIC), 6e.Mosby: ElsevierInc.
4. Johnson, M., Moorhead, S., Bulechek, G. M., Butcher, H. K., Maas, M. L. & Swanson, S. (2012).NOC and NIC Linkages to NANDA-I and Clinical Conditions: Supporting Critical Reasoning and Quality Care, 3rd edition.Mosby:ElsevierInc.
5. Huether S.E. and McCance K.L. (2016) Understanding Pathophysiology. 6th edition. Mosby: Elsevier Inc.
6. Lewis S.L., Dirksen S. R., Heitkemper M.M., Bucher L.(2014). Medical Surgical Nursing, Assessment and Management of Clinical Problems.. 9th edition. Mosby: Elsevier Inc.
7. Lynn P. (2011). Taylor's Handbook of Clinical Nursing Skill, China: Wolter Kluwer Health
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL PERAWATAN TRAKEOSTOMI
No Dokumen 255/FIK.3/B/2019
No Revisi 02
Halaman 1/6
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN DAN PROFESI NERS
Tanggal Terbit 04-09-2019
Ditetapkan
Kaprodi S1 Keperawatan dan Profesi Ners,
Ns. Dwi Rahmah Fitriani, M. Kep
NIDN. 1119097601
Capaian Pembelajaran
Mahasiswa mampu melakukan keperawatan trakeostomi dengan benar
Tujuan khusus
Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa mampu: 3. Menjelaskan tujuan keperawatan trakeostomi pada klien 4. Menjelaskan keperawatan trakeostomi pada klien
Pengertian
Trakeostomi adalah suatu tindakan dengan membuka dinding depan/anterior trakea untuk
mempertahankan jalan nafas agar udara dapat masuk ke paru-paru dan memintas jalan nafas
bagian atas
Tujuan
1.Mencegah obstruksi jalan nafas 2. Sarana untuk mengangkat sekret 3. Meningkatkan kerja paru 4. Mencegah infeksi 5. Mencegah kerusakan integritas kulit sekitar trakeostomi
NO ASPEK YANG DINILAI Ya Tdk Ket.
Pengkajian
1 Baca status klien
2 Kaji obstruksi jalan nafas, tipe pernafasan, warna kulit, mukosa.
3 Pantau keadaan klinis klien
4 Diagnosa keperawatan yang sesuai:
Gangguan ventilasi spontan
Fase pre interaksi
5 Mempersiapkan pasien dan lingkungan.
6 Persiapan alat:
1. Tali pengikat trakeostomi 2. Kom/mangkuk steril, cairan Nacl, Hydrogen
Peroksida (H202), spuit 10cc. 3. Stetoskop 4. Suction set 5. Set ganti balut steril 6. 1 pasang handscoon bersih dan 2 pasang
handscoon steril 7. Kapas apus (swab), alkohol 70% 8. Bengkok, plester, dan gunting 9. Sikat pembersih 10. Handuk, perlak, dan kantung plastic 11. Tromol kasa, kaca mata pelindung, masker,
gaun/ skort (kalau perlu)
Fase Orientasi
7 Memberi salam dan menyapa nama klien
8 Memperkenalkan diri
9 Melakukan kontrak
10 Menjelaskan Tujuan dan Prosedur pelaksanaan
11 Menanyakan kesediaan klien untuk dilakukan tindakan
12 Mendekatkan alat-alat
Fase Kerja
13 Menanyakan keluhan dan kaji gejala spesifik yang ada
pada klien
14 Membaca “Basmallah” dan menjaga privasi klien
15 Tempatkan pasien pada posisi yang dirasa nyaman dan
menyenangkan, bisa posisi semifowler
16 Pasang perlak dan bentangkan handuk didada klien
Menjaga kebutuhan privacy klien
1) Mendekatkan alat pada tempat yang mudah
dijangkau
2) Memasang sampiran
3) Mencuci tangan dan memakai handscoon bersih
4) Membuka set peralatan dan bungkus alat-alat yang
dibutuhkan untuk pembersihan trakeostomi.
a. Meletakkan perlak paling bawah b. Mengatur mangkuk steril kedua dekat, jangan
menyentuh bagian dalam mangkuk
c. Tuangkan 50 ml hidrogen peroksida ke mangkuk, jangan sampai menetes ke perlak
d. Membuka sikat steril dan letakkan disebelah mangkuk yang berisi hidrgen peroksida
e. Membuka sikat steril dan letakkan disebelah mangkuk yang berisi hidrogen peroksida
f. Membuka bungkusan kasa, tuangkan hidrogen peroksida diatas kasa pertama, dan normal salin pada kasa kedua, sedangkan kasa ketiga dibiarkan kering.
g. Jika trakeostomi menggunakan kanule dalam sekali pakai ( disposible), buka bungkusnya sehingga dapat dengan mudah diambil. Pertahankan sterilisasi kanule dalam
h. Menentukan panjang tali pengikat trakeostomi yang diperlukan dengan menggandakan lingkar leher dan menambah 5 cm dan gantung tali pada panjang tersebut.
5) Melakukan prosedur penghisapan. Pastikan telah
menggunakan skort, kaca mata pelindung, dan
handscoon steril
6) Melepaskan handscoon yang sudah basah dan
kenakan handscoon steril yang baru. Pertahankan
agar tangan dominan tetap steril sepanjang
prosedur dilakukan.
7) Membersihkan kanule dalam
8) Mengganti kanule dalam sekali pakai ( disposible
inner-canule)
a. Buka dan lepaskan kanul dalam dengan
menggunakan tangan yang tidak dominan
dengan hati-hati
b. Lakukan teknik penghisapan dengan teknik steril
(jika diperlukan)
c. Mengeluarkan kanul dalam baru steril dari
bungkusnya dan siramkan normal salin steril
pada kanul baru tersebut. biarkan normal salin
menetes dari kanul dalam.
d. Memasang kanul dalam dengan hati-hati dan
cermat dan kunci kembali agar tetap pada
tempatnya
e. Menghubungkan kembali klien dengan sumber
oksigen
9) Membersihkan dalam tak disposible
a. Lepaskan kanule dalam menggunakan tangan
tidak dominan dan masukkan kanule tersebut ke
dalam mangkuk berisi hidrogen peroksida
b. Membersihkan kanule dalam dengan
menggunakan sikat (tangan dominan
memegang sikat dan tangan yang tidak dominan
memegang kanul).
c. Memegang kanula diatas mangkuk yang berisi
hidrogen peroksida dan tuangkan normal saline
pada kanula sampai semua bagian kanula
terbilas dengan baik. Biarkan normal saline
menetes dari kanule dalam.
d. Memasang kembali kanule dalam dan kunci
e. Hubungkan kembali klien ke sumber oksigen
10) Membersihkan bagian luar/sekitar kanula dan kulit
sekitarnya dengan menggunakan hidrogen
peroksida, lalu bilas dengan Nacl dan keringkan
dengan kasa
11) Mengganti tali pengikat trakeostomi:
a. Membiarkan tali yang lama tetap pada
tempatnya sementara memasang tali yang baru
b. Menyisipkan tali yang baru pada salah satu
sisi faceplate. Melingkarkan kedua ujung
bebasnya mengelilingi bagian belakang leher
klien ke sisi lainnya faceplate dan ikat dengan
kuat tetapi tidak ketat. Gunting tali trakeostomi
yang lama.
12) Memasang kasa mengelilingi kanul luar dibawah
tali pengikat dan faceplate. Periksa kembali untuk
memastikan bahwa tali pengikat tidak terlalu ketat
tetapi pipa trakeostomi tertahan dengan aman pada
tempatnya.
13) Mengempiskan dan mengembangkan balon (cuff) pipa trakeostomi:
a. memakai handscoon
b. jika terdapat klem pada pipa cuff lepaskan
klemnya dan sambungkan dengan spuit
c. meminta klien menghirup nafas dalam .Amati
kesulitan bernafas
17 Mengatur kembali posisi klien, memasang pengaman
tempat tidur dan atur kembali ketinggian tempat tidur.
Rapikan peralatan
Melepaskan handscoon dan mencuci tangan.
Fase Terminasi
18 Membaca hamdalah
19 Mengevaluasi respon klien
20 Memberi reinforcement positif
21 Membuat kontrak pertemuan selanjutnya
22 Mengakhiri pertemuan dengan baik: bersama klien membaca doa
Artinya (Ya Allah. Tuhan segala manusia, hilangkan segala keluhannya, angkat penyakitnya, sembuhkan lah ia, engkau maha penyembuh, tiada yang menyembuhkan selain engkau, sembuhkanlah dengan
kesembuhan yang tidak meninggalkan sakit lagi).
Dan berpamitan dengan mengucap salam pada pasien.
Evaluasi
23 Evaluasi rasa nyaman dan pernafasan klien, warna kulit,
mukosa.
24 Evaluasi respon klinis klien
Dokumentasi
25 Catat waktu pelaksanaan di catatatn perkembangan
terintegrasi
26 Catat hasil observasi tanda vital klien
Unit Terkait
1. Departemen Keperawatan Medikal Bedah 2. Bagian Laboratorium Keperawatan
Referensi
1. Ackley, B. J. & Ladwig, G. B. (2013). Nursing Diagnosis Handbook: An EvidenceBased Guide to Planning Care, 10th edition. Mosby: Elsevier Inc.
2. Black J.M., Hawks J.H. (2014). Keperawatan Medikal Bedah: Manajemen Klinis untuk Hasil yang Diharapkan (3-vol set). Edisi Bahasa Indonesia 8. Singapore: Elsevier (S) Pte Ltd.
3. Bulechek, G. M. & Butcher, H. K. McCloskey Dochterman, J. M. & Wagner, C. (2012). Nursing Interventions Classification (NIC), 6e.Mosby: ElsevierInc.
4. Johnson, M., Moorhead, S., Bulechek, G. M., Butcher, H. K., Maas, M. L. & Swanson, S. (2012).NOC and NIC Linkages to NANDA-I and Clinical Conditions: Supporting Critical Reasoning and Quality Care, 3rd edition.Mosby:ElsevierInc.
5. Huether S.E. and McCance K.L. (2016) Understanding Pathophysiology. 6th edition. Mosby: Elsevier Inc.
6. Lewis S.L., Dirksen S. R., Heitkemper M.M., Bucher L.(2014). Medical Surgical Nursing, Assessment and Management of Clinical Problems.. 9th edition. Mosby: Elsevier Inc.
7. Lynn P. (2011). Taylor's Handbook of Clinical Nursing Skill, China: Wolter Kluwer Health
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
PEMERIKSAAN RUMPLE LEED TEST
No Dokumen
256/FIK.3/B/2017
No Revisi
01
Halaman
1/3
PROGRAM STUDI
S1 KEPERAWATAN DAN PROFESI NERS
Tanggal Terbit
05/08/2017
Ditetapkan Kaprodi Ilmu Keperawatan dan Profesi Ners,
Ns. Dwi Rahmah Fitriani, M. Kep NIDN. 1119097601
Capaian Pembelajaran
Mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan rumple leed test dengan benar
Tujuan khusus
Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa mampu:
1. Menjelaskan tujuan pemeriksaan rumple leed test 2. Menjelaskan tahapan prosedur pemeriksaan rumple leed test 3. Menerapkan pemeriksaan rumple leed test secara benar.
Pengertian
Tindakan membendung vena untuk menentukan kerapuhan kapiler
Tujuan Pemeriksaan rumple leed test 1. Mengetahui perdarahan tingkat kapiler untuk menegakkan diagnosis
NO ASPEK YANG DINILAI Ya Tdk Ket.
Pengkajian
1 Kaji lama demam yang diderita/dialami klien
2 Kaji apakah sebelumnya klien pernah menderita gangguan
pembekuan darah
3 Kaji apakah klien mempunyai kelainan pada kulit seperti
bercak-bercak yang mirip dengan petekhie
4 Kaji kesiapan klien
5 Kaji kesiapan perawat
6 Diagnosa keperawatan yang sesuai:
•
Fase pre interaksi
7 Mencuci tangan
8 Mempersiapkan alat
• Tensimeter
• Stetoscop
• Jam
• Sarung tangan
Fase Orientasi
9 Memberi salam dan menyapa nama klien
10 Memperkenalkan diri
11 Melakukan kontrak
12 Menjelaskan Tujuan dan Prosedur pelaksanaan
13 Menanyakan kesediaan klien untuk dilakukan tindakan
14 Mendekatkan alat-alat
Fase Kerja
15 Menanyakan keluhan dan kaji gejala spesifik yang ada pada
klien.
16 Gunakan sarung tangan
17 Membaca ’Basmalah’ dan memulai tindakan dengan baik
18 Jaga privasi: tutup pintu dan jendela/pasang sampiran
19 Buka lengan baju klien (jika menggunakan baju lengan
panjang)
20 Pasang manset tensimeter pada lengan kanan/kiri atas sekitar
3 cm di atas fossa cubiti (jangan terlalu kentat atau terlalu
longgar)
21 Tentukan denyut nadi arteri radialis dekstra/sinistra
22 Pompa balon udara manset sampai denyut nadi arteri radialis
tidak teraba
23 Pompa terus sampai manometer setinggi 20 – 30 mmHg lebih
tinggi dari titik radialis tidak teraba
24 Letakkan diafragma stetoskop di atas nadi brakialis dan
kempeskan balon udara manset perlahan
25 Perhatikan titik manometer ketika bunyi yang jelas pertama
terdengar
26 Lanjutkan untuk mengempiskan manset secara bertahap,
perhatikan bunyi redup atau redam menghilang dan titik
manometer ketika bunyi menghilang
27 Kempiskan manset dengan cepat dengan memutar sekrup
pada pompa udara berlawanan arah jarum jam
28 Setelah mendapatkan angka sistolik dan diastolik klien,
jumlahkan kemudian dibagi 2
29 Selanjutnya kembangkan lagi manset dengan memompa
balon pemompa sampai angka penghitungan yang didapat
diatas (prosedur nomer 28)
30 Pertahankan jarum manometer pada angka didapat tadi
selama ± 5 menit
31 Perhatikan respon klien terhadap rasa sakit yang tak
tertahankan saat pemeriksaan
32 Kurangi udara pada manset dengan melonggarkan sekrup
pada pompa perlahan sampai angka yang bisa ditoleransi oleh
klien
33 Setelah 5 menit, perhatikan adanya petekhie dipermukaan
kulit (Uji dinyatakan positif apabila pada satu inci persegi (2,8
x 2,8 cm) didapat lebih dari 20 petekhie)
34 Kempiskan manset dengan cepat dengan memutar sekrup
pada pompa udara berlawanan arah jarum jam
35 Lepaskan manset secara perlahan dari lengan klien
Fase Terminasi
36 Membaca hamdalah
37 Merapikan klien dan memberikan posisi yang nyaman
38 Mengevaluasi respon klien
39 Memberi reinforcement positif
40 Membuat kontrak pertemuan selanjutnya
41 Mengakhiri pertemuan dengan baik: bersama klien membaca
doa
Artinya (Ya Allah. Tuhan segala manusia, hilangkan segala
klienannya, angkat penyakitnya, sembuhkan lah ia, engkau
maha penyembuh, tiada yang menyembuhkan selain engkau,
sembuhkanlah dengan kesembuhan yang tidak meninggalkan
sakit lagi) dan berpamitan dengan mengucap salam pada
pasien.
42 Kumpulkan dan bersihkan alat-alat
43 Melepaskan sarung tangan & mencuci tangan
Evaluasi
44 Catat adanya petekhie
45 Evaluasi respon klien
46 Evaluasi diri perawat
Dokumentasi
47 Catat tanggal/waktu prosedur tindakan
48 Catat hasil tindakan
49 Catat respon klien pada status klien
Unit Terkait
1. Departemen Keperawatan Medikal Bedah 2. Bagian Laboratorium Keperawatan
Referensi
1. Ackley, B. J. & Ladwig, G. B. (2013). Nursing Diagnosis Handbook: An EvidenceBased Guide to Planning Care, 10th edition. Mosby: Elsevier Inc.
2. Black J.M., Hawks J.H. (2014). Keperawatan Medikal Bedah: Manajemen Klinis untuk Hasil yang Diharapkan (3-vol set). Edisi Bahasa Indonesia 8. Singapore: Elsevier (S) Pte Ltd.
3. Bulechek, G. M. & Butcher, H. K. McCloskey Dochterman, J. M. & Wagner, C. (2012). Nursing Interventions Classification (NIC), 6e.Mosby: ElsevierInc.
4. Johnson, M., Moorhead, S., Bulechek, G. M., Butcher, H. K., Maas, M. L. & Swanson, S. (2012).NOC and NIC Linkages to NANDA-I and Clinical Conditions: Supporting Critical Reasoning and Quality Care, 3rd edition.Mosby:ElsevierInc.
5. Huether S.E. and McCance K.L. (2016) Understanding Pathophysiology. 6th edition. Mosby: Elsevier Inc.
6. Lewis S.L., Dirksen S. R., Heitkemper M.M., Bucher L.(2014). Medical Surgical Nursing, Assessment and Management of Clinical Problems.. 9th edition. Mosby: Elsevier Inc.
7. Lynn P. (2011). Taylor's Handbook of Clinical Nursing Skill, China: Wolter Kluwer Health
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL PEMBERIAN TRANFUSI DARAH
No Dokumen
257/FIK.3/B/2019
No Revisi
01
Halaman
1/4
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN DAN PROFESI NERS
Tanggal Terbit
04-09-2019
Ditetapkan
Kaprodi S1 Keperawatan dan Profesi Ners,
Ns. Dwi Rahmah Fitriani, M. Kep
NIDN. 1119097601
Capaian Pembelajaran
Mahasiswa mampu melakukan tindakan Transfusi secara benar
Tujuan khusus
Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa mampu:
1. Menjelaskan tujuan pemberian transfusi 2. Menjelaskan tahapan prosedur pemberian transfusi 3. Menerapkan pemberian transfusi secara benar.
Pengertian
Proses menyalurkan darah atau produk berbasis darah dari satu orang ke sistem peredaran
orang lainnya
Tujuan Pemberian transfusi 1. Untuk meningkatkan volume sirkulasi darah setelah pembedahan, trauma, atau
perdarahan 2. Untuk meningkatkan jumlah sel darah merah dan untuk mempertahankan kadar
hemoglobin pada klien yang menderita anemia berat 3. Untuk memberikan komponen seluler yang terpilih sebagai terapi pengganti, untuk
membantu mengontrol perdarahan pada penderita hemofilia
NO ASPEK YANG DINILAI Ya Tdk Ket.
Pengkajian
1 Kaji apakah klien pernah mendapat tranfusi darah sebelumnya
2 Kaji apakah klien pernah mengalami reaksi tranfusi sebelumnya
3 Kaji TTV
4 Diagnosa keperawatan yang sesuai:
•
Fase pre interaksi
5 Mempersiapkan alat
• Blood unit
• Set selang transfusi dengan filter (blood set)
• Abocath ukuran besar (20G-18G)
• Cairan fisiologis ( Na Cl 0,9 % ) yang diperlukan
• Sarung tangan
6 Mencuci Tangan
Fase Orientasi
7 Memberi salam dan memperkenalkan diri
8 Melakukan identifikasi pasien dengan menanyakan (nama, tanggal lahir, dan mencocokkan dengan gelang identitas)
9 Melakukan kontrak
10 Menjelaskan Tujuan dan Prosedur pelaksanaan
11 Menanyakan kesediaan klien untuk dilakukan tindakan
12 Mendekatkan alat-alat
Fase Kerja
13 Membaca ’Basmalah’ dan memulai tindakan dengan baik
14 Jaga privasi: tutup pintu dan jendela / pasang sampiran.
15 Cocokkan identitas klien dan kesesuaian jenis darah pada
label kantung darah
16 Observasi TTV klien sebelum transfusi
17 Gunakan sarung tangan (Handschoon)
18 Lakukan pembilasan selang infus (blood set) dengan mengalirkan cairan NaCl sekitar 100-200 cc untuk setiap permulaan satu kantung darah
19 Sambungkan kantung darah dengan selang infus berfilter (blood set)
20 Buka klem selang dan mulai alirkan darah
21 Observasi TTV dan keadaan umum klien 5-15 menit pertama transfusi
22 Monitor TTV dan tanda-tanda alergi transfusi pre, intra, dan post transfusi
23 Lakukan pembilasan kembali dengan mengalirkan sekitar
100-200 cc NaCl setiap penghabisan satu kantung darah
Fase Terminasi
24 Membaca hamdalah
25 Merapikan klien dan memberikan posisi yang nyaman
26 Mengevaluasi respon klien
27 Memberi reinforcement positif
28 Membuat kontrak pertemuan selanjutnya
29 Mengakhiri pertemuan dengan baik: bersama klien membaca doa
Artinya (Ya Allah. Tuhan segala manusia, hilangkan segala keluhannya, angkat penyakitnya, sembuhkan lah ia, engkau maha penyembuh, tiada yang menyembuhkan selain engkau, sembuhkanlah dengan kesembuhan yang tidak meninggalkan sakit lagi) dan berpamitan dengan mengucap salam pada pasien.
30 Kumpulkan dan bersihkan alat-alat
31 Melepaskan sarung tangan & mencuci tangan
Evaluasi
32 Pantau TTV
33 Pantau adanya alergi
34 Evaluasi respon klien
35 Evaluasi diri perawat
Dokumentasi
36 Nama klien, tanggal dan jam dilakukannya transfusi, jenis darah yang diberikan, durasi pemberian produk darah, dan
transfusi yang ke berapa
37 Hasil observasi tanda-tanda reaksi transfusi dan respon
klien
Unit Terkait
1. Departemen Keperawatan Medikal Bedah 2. Bagian Laboratorium Keperawatan
Referensi
1. Ackley, B. J. & Ladwig, G. B. (2013). Nursing Diagnosis Handbook: An EvidenceBased Guide to Planning Care, 10th edition. Mosby: Elsevier Inc.
2. Black J.M., Hawks J.H. (2014). Keperawatan Medikal Bedah: Manajemen Klinis untuk Hasil yang Diharapkan (3-vol set). Edisi Bahasa Indonesia 8. Singapore: Elsevier (S) Pte Ltd.
3. Bulechek, G. M. & Butcher, H. K. McCloskey Dochterman, J. M. & Wagner, C. (2012). Nursing Interventions Classification (NIC), 6e.Mosby: ElsevierInc.
4. Johnson, M., Moorhead, S., Bulechek, G. M., Butcher, H. K., Maas, M. L. & Swanson, S. (2012).NOC and NIC Linkages to NANDA-I and Clinical Conditions: Supporting Critical Reasoning and Quality Care, 3rd edition.Mosby:ElsevierInc.
5. Huether S.E. and McCance K.L. (2016) Understanding Pathophysiology. 6th edition. Mosby: Elsevier Inc.
6. Lewis S.L., Dirksen S. R., Heitkemper M.M., Bucher L.(2014). Medical Surgical Nursing, Assessment and Management of Clinical Problems.. 9th edition. Mosby: Elsevier Inc.
7. Lynn P. (2011). Taylor's Handbook of Clinical Nursing Skill, China: Wolter Kluwer Health