masalah kontradiksi pokok kapitalis >< · pdf filemenghambat berlakunya hukum negasi ......
TRANSCRIPT
1
Masalah Kontradiksi pokok KAPITALIS >< BURUH
Sie Tik:
Terjadi negasi dari kesatuan lama dng segi2 kontradiksinya menjadi kesatuan baru dng
segi2 baru yg berkontradiksi, suatu dinamika materialis. Kelas borjuasi kapitalis bila
Rev.Proletar berhasil akan kehilangan sifat2 specifiknya, sebagai pemilik alat2 produksi
kebutuhan masyarakat, dan berdasarkan kepemilikan ini serta kekuasaan politiknya
merupakan kelas penghisap dan penindas kaum buruh serta rakyat pekerja lainnya. Borjuis
besar kapitalis ini dng terwujutnya kemenangan Rev. Proletar dinegasi menjadi Borjuis biasa
tanpa kepemilikan alat2 produksi tanpa kekuasaan politik dan bila tetap hendak hidup harus
bekerja sebagai mana anggauta masyarakat yg lain, tapi bila melakukan kegiatan anti
revolusioner sebelum Rev.Proletar tentu pengadilan rakyat akan menentukan hukumannya,
apalagi bila mereka tetap merongrong kekuasaan rakyat/ diktatur proletariat tentu akan
mendapatkan hukuman yg setimpal.
Dng alasan belum waktunya kekuasaan klas borjuasi kapitalis ditumbangkan, masyarakat
masih terkebelakang, kesejahteraan masyarakat belum meningkat dsb. Dan secara sadar
menghambat berlakunya hukum negasi dari negasi , dng ini juga maka dinyatakan bahwa
kontradiksi kelas kapitalis dng kelas buruh bukan merupakan kontradiksi antagonis, tapi
kontradiksi dikalangan rakyat.
ChanCT:
Saya melihat ada hal2 yang perlu kita tinjau dan perhatikan lebih lanjut dari kutipan
pernyataan tsb. Pertama, bahwa proses perkembangan KONTRADIKSI itu berlangsung
sesuai BENTUK dan TINGKAT perjuangan yang terjadi. Tidak bisa mengantagoniskan
segi-segi yang bertentangan dengan dipaksakan oleh kehendak subjektive seseorang
dengan meletuskan Revolusi. Yang menjadi pertanyaan, apakah kontradiksi Kapitalis ><
Buruh di Rusia 1919 dan di Tiongkok 1956 itu sudah sampai antagonis pada tingkat saling
MENEGASI dan oleh karenanya KAPITALIS patut dimusnahkan, meniadakan hak-milik
perseorangan atas alat-produksi??? Saya yakin, TIDAK! Itulah sebab terjadi koreksi
Lenin ditahun 1921 itu, kembali memperkenankan kapitalis hidup dan tumbuh di Rusia
untuk ikut membangun dan mengembangkan ekonomi Rusia yang masih sangat miskin, dan
tenaga produksi sangat terbelakang dengan NEP nya. Begitu juga dengan di Tiongkok
tahun 1956, seharusnya tidak melancarkan Rev. Sosialis, dan yang BENAR tetap
membiarkan kapitalis hidup, tumbuh dan berkembang. Memberi kesempatan BURUH
tumbuh lebih besar dan lebih kuat didalam masyarakat. Ingat, sampai sekarang di
Tiongkok sekalipun sudah begitu meningkatnya industri, jumlah klas BURUH melonjak
2
naik banyak, tapi tetap saja PETANI masih lebih 60% penduduk Tiongkok!
Proses perkembangan KONTRADIKSI kapitalis >< buruh yang terjadi dibawah
pemerintah RAKYAT, tentu akan lebih berkemampuan menjinakkan KAPITALIS, cukup
mementung dan menindak kapitalis nakal yg tidak hendak tunduk HUKUM dan UU yang
ditentukan saja, untuk mencapai PEMBAGIAN-HASIL kerja yang lebih ADIL. Disatu
pihak tetap memperkenankan kapitalis beruntung, dipihak lain meningkatkan
kesejahteraan rakyat pekerja lebih baik. Dan, inilah yang nampak jelas dijalankan RRT
sekarang dengan cukup baik, ... sekalipun dalam kenyataan terjadi ketimpangan antara
kaya dan miskin yang sangat besar. Tapi, adalah kenyataan yang juga terjadi disamping
segelintir ratusan milyarder, dipihak lain RRT juga BERHASIL mengentaskan 1 milyar
RAKYAT yang hidup dalam garis kemiskinan, masih tersisa lebih 50 juta rakyat yang
hidup digaris kemiskinan, ... dan juga melahirkan ratusan juta klas menengah-atas (sudah
melampaui jumlah penduduk AS) dalam masyarakatnya.
Tentu orang boleh juga bilang, dimasa Lenin dan Mao dahulu, sekalipun masyarakat
dikatakan miskin, tapi merata tidak terjadi kesenjangan sosial dan kehidupan RAKYAT
sepenuhnya terjamin, khususnya pendidikan dan kesehatan. Namun, kita juga harus
BERANI melihat kenyataan lain yang terjadi, semua itu DILAKSANAKAN dengan
disiplin KEKERASAN, atau katakanlah dengan DIPAKSAKAN! Itulah sebab kehidupan
rakyat dirasakan terkekang, tidak ada kebebasan warga bersuara, berorganisasi, bahkan
hanya mendengar berita luarnegeri, apalagi keluar negeri, ... bahkan sampai harus
dibangun tembok Berlin yang sangat memalukan itu. Mengapa? TAKUT warganya lari
keluar ke Barat! Kenyataan yang dinamakan negeri sosialis ketika itu, tidak mampu
beersaing dan melawan kemakmuran negeri kapitalis. Begitu juga dengan Tiongkok
dimasa Mao, ... sungguh kasihan melihat kehidupan rakyat dipinggiran kota dan desa-desa
pedalaman. Di ibukota Beijing saja toko-toko tidak ada barang beraneka ragam, kecuali
kebutuhan hidup sehari-hari yang itu-itu saja tanpa ada pilihan lain. Itupun kecuali
membayar dengan uang juga harus keluarkan kupon, ... lalu, kalau ketoko buah-sayuran,
aduuuh ampuuun, yang namanya buah-sayuran itu sudah lonyot, sudah nyaris busuk masih
dijualin, padahal sekarang kwalitas buah-sayur macam begitu sudah jadi pangan babi
saja!
Perkembangan di RRT sekarang ini, sekalipun rakyat Tiongkok BELUM sepenuhnya
mendapatkan KEBEBASAN seperti dibarat, tapi sudah JAUH lebih BEBAS ketimbang
dimasa Mao dahulu. RRT sekarang sudah BERANI membuka pintu lebar-lebar tidak
hanya ke HK tapi juga negara-kapitalis didunia ini! BERANI membuka pintu lebar pada
setiap warganya melancong bahkan bisa membiarkan mereka yang hendak belajar dan
3
hidup menetap diluarnegeri! Dan mayoritas mutlak RAKYAT merasa lebih suka dengan
kemakmuran yang dicapai Tiongkok sekarang! Tentu, masih banyak kekurangan bahkan
KESALAHAN yang masih harus dikoreksi untuk meluruskan jalan yang lebih baik. Dan
RRT nampak terus memperbaiki diri, terus maju meningkatkan kemakmuran masyarakat
untuk menyedot kembali puluhan juta warganya yang sudah ngendon bertahun-tahun
diluarnegeri itu, ... BERANI secara terbuka bersaing dengan AS disegala bidang!
Kedua, apakah benar kontradiksi-pokok masyarakat Rusia 1917 dan Tiongkok 1956 itu
adalah kontradiksi antara kapitalis dan buruh??? Padahal masyarakat RUSIA dan
Tiongkok ketika itu sesungguhnya belum mencapai masyarakat kapitalis, bahkan di
Tiongkok sekarang yang sudah mencapai kemajuan perkeembangan industri begitu
dahsyatnya, juga belum merubah menjadi negara industri. Dengan tenaga produksi yang
masih sangat terbelakang, dimana mayoritas mutlak penduduk masih PETANI, bagaimana
bisa menetapkan kontradiksi pokok Kapitalis >< Buruh??? Menjadi lebih tidak masuk akal,
kalau dikatakan begitu antagonisnya SUDAH terjadi saling menegasi KAPITALIS ><
BURUH, segi-segi yang bertentangan dalam kesatuan kontradiksi itu! Kenyataan yang
terjadi dalam masyarakat Rusia dan TIongkok ketika itu, kapitalis untuk maju dan
berkeembang membutuhkan kesertaan Buruh, tidak mungkin berusaha menegasi,
meniadakan buruh. Sebaliknya juga, untuk mengembangkan buruh tumbuh lebih besar
dan kuat, tidak mungkin menegasi dan meniadakan kapitalis. Kondisi ketika itu, tetap
saling mempertahankan kesatuan kontradiksi KAPITALIS >< BURUH itu untuk maju
berkembang bersama. Inilah yang berulang kali saya katakan, Revolusi Sosialis belum
waktunya dilancarkan didunia ini.
Tingkat perjuangan sekarang ini hanya sebatas, menuntut pembagian hasil kerja lebih
adil, ... meningkatkan kesejahteraan rakyat pekerja, agar lebih cepat lepas dari
kemiskinan! Barisan rakyat pekerja, BURUH dan TANI harus menyatukan diri dalam
kesatuan ORGANISASI untuk melancarkan perjuangan menuntut perbaikan yang lebih
adil dan lebih baik bagi kondisi kerja dan kesejahteraan sosial. Makin kuat, makin bulat
suara BURUH-TANI, tentu akan makin kuat menentukan keberhasilan tuntutan yang
diajukan. Sekarang ini BELUM bisa menghapus sistem penghisapan manusia atas manusia,
yang mungkin dilakukan hanyalah perbaikan, penghisapan yang terjadi jangan terlalu
KEJAM saja. Dan itu bisa dicapai
Ketiga, mutasi segi-segi yang bertentangan dalam kontradiksi, tidak mesti membuyarkan
kontradiksi itu. Borjuasi/kapitalis yang semula berdominasi boleh dan bisa saja
digulingkan menjadi Buruh yang berdominasi dalam kesatuan kontradiksi itu! Klas BURUH
merebut posisi dominasi, merebut kekuasaan negara dengan jalan apapun juga! Tapi tidak
4
meniadakan segi KAPITALIS dari segi bertentangannya BURUH, tanpa ada kapitalis
dimana pula keberadaan BURUH lagi? Juga sebaliknya tanpa BURUH bagaimana bisa
terjadi kapitalis? Kapitalis dan BURUH terjadi bersamaan dan saat menghilang juga
bersamaan BERUBAH menjadi sesuatu yang BARU, ... begitu dipandang dari sudut
filsafat, kapitalis itu bukan dimusnahkan, dicabut hak hidupnya dengan mensita hak-milik
kapitalis perseorangan, tapi membiarkan tumbuh berkembang sampai BERUBAH menjadi
sesuatu yang baru, sedang BURUH nya juga ikut berkeembang menjadi sesuatu yang baru
ditengah masyarakat kapitalis itu. Itulah yang saya bilang adanya hubungan produksi
baru yang tumbuh muncul ditengah-tengah masyarakat kapitalis, yang kalau dilihat dari
MDH merupakan hubungan produksi sosialis, dan sampai sekarang ini belum nampak
terjadi!
Sie Tik:
Jadi sebenarnya buruh, tani, borjuasi kecil selain yg beli saham ini selain diperas melalu
proses produksi kapitalis , tapi diminta juga " menyumbang" kemampuan finansial kapitalis.
Untuk memperbesar keuntungan borjuasi kapitalis juga tampak bahwa mereka akan tetap
menelan kenaikan upah buruh, tanpa mengabaikan inflasi , tapi dilain pihak mereka
menyewa tenaga2 management yg hebat, berapapun upahnya. Dan dlm diskusi ini
dibanggakan sebagai pemisahan kekuasaan eksekutif, tapi sama sekali tidak disinggung
bahwa CEO2 ini disewa guna lebih mengintensifkan keuntungannya, lebih mengintensifkan
pemerasannya pada buruh. Pendapatan seorang CEO bisa ratusan kali dari upah rata2
buruh perusahaan, dan tiap tahun bisa meningkat dng prosentage yg tinggi.
ChanCT:
Bukankah sudah banyak perusahaan-perusahaan kapitalis di negara kapitalis maju yang
menjual SAHAM nya pada BURUH/Pekerja, dan dengan cara ini justru mempercepat
peningkatan produksi dengan makin tinggi semangat kerja BURUH/Pekerja diperusahaan
itu. Buruh/Pekerja jadi ikut merasa perusahaan itu miliknya sendiri, dan peningkatan
kesejahteraan lebih terkait dengan keberhasilan perusahaan itu. Dan tentu
mengakibatkan PK Jepang sulit membangkitkan buruh untuk menentang KAPITALIS!
Kepentingan dan NASIB BURUH jadi terkait dengan untung-rugi jalannya perusahaan
tsb. Begitu antara lain dilaporan Qian Qishen, mantan Menlu RRT, yang melakukan
penelitian dibeberapa perusahaan Jepang yang menjual saham nya pada
BURUH/pekerjanya. Tentu kalau dilihat 70% saham masih milik kapitalis, sedang yang
dijual ke publik hanya 30%, keuntungan jauh lebih banyak tetap jatuh pada kapitalis
perseorangan. Makanya harus dibalik, katakanlah 80% saham perusahaan dilepas pada
publik, sedang hak-milik kapitalis perseorang tidak lebih dari 20% saja, ... itu yang
terjadi di beberapa desa di Tiongkok, hanya saja belum juga bisa dijalankan secara
5
menyeluruh. Entah karena masalah pengontrolan, atau belum menemukan sistem
mekanisasi dan cara manajemen agar tidak merugikan publik atau bagaimana saya tidak
tahu.
Nah, sekarang coba diperhatikan, seandainya saja cara membalik kepemilikan SAHAM ini
berlangsung terus, 80% saham perusahaan menjadi milik publik (BURUH, Pekerja)
sedang saham milik kapitalis perseorangan tidak lebih 20% saja dari setiap saham
perusahaan, bukankah akan terjadi perubahan kwalitatif dalam segi-segi yang
bertentangan antara KAPITALIS >< BURUH itu?! Hak milik kapitalis perseorangan
dibatasi, sebaliknya seluruh BURUH juga BERUBAH. Dari buruh-proletariat yang tidak
bermilik kecuali tenaga kerja saja, menjadi BURUH-BURUH pemilik modal, menjadi
KAPITALIS-KAPITALIS! Gejala ini saya temukan di desa Hua Xi dan juga desa Xia Gang
dan juga beberapa BUMN di Tiongkok yang sahamnya sudah dibagikan pada
BURUH/Pekerja nya di Chong Qing. Lalu kalau sudah begitu, siapa menghisap siapa?
Untuk mencapai samarata sepenuhnya dalam masyarakat adalah satu mimpi yang tidak
mungkin terjadi! Sampai kapan pun tetap PASTI ada PERBEDAAN! Yang mungkin terjadi,
hanya membatasi PERBEDAAN tiada batas seperti yang terjadi selama ini dimasyarakat
kapitalis. Sehingga muncul bilyarder-bilyarder karena setiap tahun bisa milyar X lipat
keuntungan jatuh ditangan mereka sendiri, sebaliknya yang miskin bertambah miskin
saja karena hanya kecipratan keuntungan yg didapatkan, ... Kalau perbedaan hanya
ratusan kali lipat lebih tinggi, bagi CEO misalnya, saya kira masih boleh-boleh saja.
Berpikirlah sedikit realis, berjuang sesuai kemampuan untuk mencapai apa yang bisa
dicapai dalam tingkat perjuangan sekarang ini saja. Tidak menghayal HENDAK menggapai
bulan! Jangan menghayal hendak menghapus penghisapan manusia atas manusia sekarang
juga, ditingkat perjuangan sekarang ini, bermimpi hendak kembali melancarkan Revolusi
sosialis dengan membasmi kapitalis ditingkat tenaga produksi masih sangat terbelakang,
dimana klas BURUH masih minoritas dan lemah, ... karena masyarakat dimana kita hidup
masih belum tercapai kapitalis-industri yang besar dan kuat, ...
Salam,
ChanCT
From: Sie Tik Tan [email protected] [URECA_SGT]
Sent: Saturday, October 22, 2016 3:47 AM
6
Masalah kontradiksi dlm filsafat memang luas dan penting untuk bisa memahami perkembangan
suatu halihwal.
MDH mengupas secara luas dan mendalam mengenai hal ini. Dan sebagai ilmu Marxis, maka
pendirian kelas dalam MDH juga jelas, lagi pula MDH bukan hanya menyelidiki serta menganalisa
masyarakat untuk mengkonstatasi keadaan masyarakat serta perkembangannya saja, tapi juga untuk
mencari,pemecahan permasalahan2 dlm masyarakat dan dalam hal ini perjuangan
kelas merupakan dalil dari perkembangan masyarakat .
Disinilah peranan manusia sebagai bagaian dari alam tetapi merupakan mahluk yg berpikir sehingga
kegiatannya mempengaruhi perkembangan masyarakat dng cara memecahkan kontradiksi2 yg ada
didalamnya, tapi juga berusaha memecahkan kontradiksi yg ada dialam sekelilingnya, seperti
penanganan banjir, hama dll.
Memang hukum kontradiksi menyatakan adanya kesatuan dari segi2 yg bertentangan, kesatuan tsb
ada karena keberadaan segi2 yg bertentangan itu dalam materi/ halihwal yg sama, serta adanya
pertalian diantara segi2 yg bertentangan tsb satu dng yg lain. Halmana memang merupakan faktor
dalam dari materi yg bersangkutan. Faktor yg menentukan gerak perubahan materi tsb dlm
perkembangannya. Dan justru interaksinya segi2 yg bertentangan itu merupakan perjuangan yg
menyebabkan perubahan2 yg awalnya kwalitatif dimana pada tingkat tertentu berubah menjadi
kwalitatif, terjadi perubahan yg mendasar dari materi yg bersangkutan menjadi suatu materi baru,
terjadi negasi dari yg lama menjadi materi yg baru. Terjadi negasi dari kesatuan lama dng segi2
kontradiksinya menjadi kesatuan baru dng segi2 baru yg berkontradiksi, suatu dinamika materialis.
Kelas borjuasi kapitalis bila Rev.Proletar berhasil akan kehilangan sifat2 specifiknya, sebagai pemilik
alat2 produksi kebutuhan masyarakat, dan berdasarkan kepemilikan ini serta kekuasaan politiknya
merupakan kelas penghisap dan penindas kaum buruh serta rakyat pekerja lainnya. Borjuis besar
kapitalis ini dng terwujutnya kemenangan Rev. Proletar dinegasi menjadi Borjuis biasa tanpa
kepemilikan alat2 produksi tanpa kekuasaan politik dan bila tetap hendak hidup harus bekerja
sebagai mana anggauta masyarakat yg lain, tapi bila melakukan kegiatan anti revolusioner sebelum
Rev.Proletar tentu pengadilan rakyat akan menentukan hukumannya, apalagi bila mereka tetap
merongrong kekuasaan rakyat/ diktatur proletariat tentu akan mendapatkan hukuman yg setimpal.
Jadi tergantung pada tindak tanduk ex-borjuasi kapitalis dan juga borjuasi lainnya, maka
kontradiksi dlm masyarakat sosialis juga mempunyai ciri2-nya sendiri.
Begitu juga dng kelas pekerja industri yg dlm masyarakat kapitalis merupakan kaum buruh yg harus
menjual tenaganya untuk bisa hidup dan karenanya merupakan kelas yg tertindas, maka dng
kemenangan Rev.proletar kedudukannya sebagai kelas tertindas mengalami negasi walau tetap
7
merupakan kelas pekerja dlm masyarakat sosialis tapi telah berubah menjadi kelas yg bebas dari
penindasan serta menjadi kelas yg berkuasa dng diktatur proletariatnya dan melakukan penindasan
terhadap musuh2 kelasnya untuk tetap bisa mempertahankan kemenangan Rev. proletar . Dng
demikian cirinya sebagai satu segi yg berkontradiksi dlm masyarakat berbeda dng cirinya ketika
masih berada dlm masyarakat kapitalis. Jadi dng dinegasinya kelas borjuasi besar kapitalis , kelas
pekerja industri tetap ada dan tetap melakukan perjuangan kelas untuk membangun sosialisme. Yg
hilang dari kelas ini hanya penindasan dan penghisapan kapitalis terhadap dirinya.
Itulah pengertian dari relativitet dari kesatuan segi2 yg bertentangan disamping berlalunya secara
abadi perjuangan segi2 yg bertentangan .
Dan pengertian inilah sejak jamannya Internasional I , lalu ke II dan juga ke III oleh musuh2 M-L
isme dan renegat kelas buruh dng sengaja dirancukan demi tetap mempertahankan kelanggengan
klas kapitalis. Dng alasan belum waktunya kekuasaan klas borjuasi kapitalis ditumbangkan,
masyarakat masih terkebelakang, kesejahteraan masyarakat belum meningkat dsb. Dan secara sadar
menghambat berlakunya hukum negasi dari negasi , dng ini juga maka dinyatakan bahwa
kontradiksi kelas kapitalis dng kelas buruh bukan merupakan kontradiksi antagonis, tapi kontradiksi
dikalangan rakyat. Tampak watak konservatif anti perkembangan dng argumentasi
mempertahankan " keseimbangan / keharmonian" masyarakat, kalau perlu segala budaya kuno-pun
dimobilisasi, karenanya instititut Konghucu digiatkan dan disebarkan kesegala penjuru dunia.
Juga dari, kutipan dibawah ini:
" Sekalipun dengan penegasan “KESATUAN” itu relatif sedang “PERJUANGAN” antara segi-segi
berlawanan itu yang senantiasa dan mutlak, tetap selama hal-ihwal itu tidak BERUBAH KWALITAS,
kedua segi yang berlawanan itu tidak saling meniadakan, karena meniadakan segi yang satu sama
dengan meniadakan segi yang lain!" (Kutipan selesai)
Tampak jelas pemutarbalikan se-akan2 harus terjadi lebih dahulu perubahan kwalitatif dan baru
kemudian pemecahan kontradiksi tercapai. Padahal dng diselesaikannya kontradiksi pokok tsb maka
terjadi penegasian halihwal yg lama menjadi halihwal baru , terjadi perubahan kwalitas.
Dng sengaja kaum anti M-L dan anti perjuangan klas buruh menganggap bahwa penghisapan yg
dilakukan oleh klas pemilik alat2 produksi kebutuhan masyarakat terhadap kelas2 pekerja yg hanya
bisa menjual tenaganya , sebagai suatu kewajaran dlm perkembangan masyarakat.
Dng sengaja pula dirumuskan bahwa dinegasinya suatu masyarakat lama menjadi suatu masyarakat
merupakan pemusnahan yg kejam, tapi tidak menganggap kejam bahwa kelas 2 yg menguasai alat
produksi dan kekuasaan negaranya telah melakukan penghisapan manusia oleh manusia dan juga
bangsa oleh bangsa selama ber-abad2.
8
Kelas2 yg tertindas pra Marxisme memang bisa berhasil mengambil alih kekuasaan negara dari kelas
penindasnya, tapi kelas2 yg baru naik tahta justru merupakan kelas penghisap dng hubungan
produksinya yg berlaku.
Sehingga tidak berkepentingan menghapuskan penghisapan manusia atas manusia, karenanya
dalam hubungan produksi yg dikembangkannya lebih lanjut setelah merebut kekuasaan negara, hak
kepemilikan atas alat produksi dari kelas lama yg ditumbangkan tetap dipertahankan, karenanya
kelas2 lama tetap dibiarkan melakukan penghisapan dlm hubungan produksi lamanya.
Justru Marxisme yg mengemukakan gagasan bahwa kelas buruh sebagai kelas yg dihisap oleh kelas
borjuasi kapitalis mempunyai kepentingan untuk membebaskan diri dan kelas2 pekerja yg tertindas
lainnya melalui perjuangan kelas demi bisa mencapai kekuasaan politik untuk menyita semua alat2
produksi kebutuhan masyarakat dari tangan kelas penindas baik borjuasi kapitalis tapi juga sisa2
kelas penindas feodal. Serta membangun suatu hubungan produksi baru tanpa penghisapan
manusia oleh manusia.
Bila pada perjuangan kelas dalam masyarakat2 sebelumnya , kelas yg paling tertindas tidak berhasil
mengorganisasi diri dan tidak mempunyai idiologi pembebasannya yg bisa membimbing mencapai
kemenangan, maka kelas ini hanya dijadikan sebagai pemukul / peluru daging saja oleh kelas lain yg
hubungan produksinya terkekang perkembangannya oleh kelas yg berkuasa. Menang merupakan
kenyataan bahwa kelas yg paling tertindas dimana harus bekerja tanpa batas waktu dan dari hasil
kerjanya yg dirampas nilai lebihnya hanya mendapatkan sekedar imbalan untuk hidup, maka
pikirannya terbatas apa yg bisa dimakan untuk hari ini , juga kemampuan untuk berpikir lebih jauh
dan mengorganisasi diri juga tidak ada. Sebaliknya kelas2 yg memiliki alat2 produksi mempunyai
kesempatan untuk meningkatkan kebudayaannya serta wawasan berpikirnya menyebabkan adanya
kemampuan mereka untuk membuat konsep idiologinya dan melaksanakan gagasannya.
Demikian juga yg terjadi pada kelas buruh pada awalnya, tidak mempunyai suatu konsep
perjuangan kelas , sehingga pada saat2 rev. borjuis klas buruh yg buta idiologi kelasnya dan juga
buta politik digunakan oleh kelas borjuasi , demikian juga kelas tani sebagai kekuatan pendukung
Rev. Borjuis. Ketidak adanya pengertian perjuangan kelas tsb juga menyebabkan kaum buruh
melakukan amok dng merusak mesin2 pabrik yg dianggap menbuatnya sengasara.
Baru setelah lahirnya Marxisme maka klas buruh bisa mendapatkan bimbingan idiologi dan
memahami adanya penindasan yg dilakukan oleh kelas pemilik alat produksi. Sehingga ujung
tombak perjuangan ditujukan pada kelas borjuasi kapitalis dan bukan kepada mesin2 pabrik.
Dengan adanya kesedaran kelas dan dibimbing teori perjuangan kelas, maka kelas buruh jauh lebih
unggul persiapan dan wawasan perjuangan kelasnya dibanding kelas budak, kelas tani miskin dan
buruh tani pada masyarakat2 perbudakan dan feodal sebelum masyakarat kapitalis, bahkan juga
9
lebih terorganisasi dan berwawasan politik dibanding kelas2 tertindas lainnya dlm masyarakat
kapitalis. Sehingga dng demikian mempunyai peranan kepemimpinan terhadap kelas2 tertindas
lain .
Menarik bahwa dlm diskusi ini kembali diulang gagasan kepemilikan alat2 produksi oleh sekelompok
borjuasi kapitalis sebagai suatu bentuk kolektif kepemilikan alat2 produksi, dan apalagi dng
penjualan saham pada khalayak umum dimana kaum buruh, tani serta lapisan masyarakat lainya,
ikut menjadi pemilik perusahaan dan kerananya bisa dianggap sebagai suatu kepemilikan
masyarakat atas alat2 produksi , seperti laiknya dlm masyarakat sosialis.
Jelas bagi mereka yg tidak memahami atau sengaja hendak merancukan pengertian penguasaan
alat2 produksi dlm masyarakat berkelas bahwa didalam masyarakat berkelas produksi kebutuhan
masyarakat justru untuk tujuan dagang dimana pemilik2 alat2 produksi merampas nilai lebih
sebagai keuntungannya. Dan nilai lebih ini adalah hasil dari pemerasan manusia oleh manusia. Dan
untuk memperbesar keuntungan ini maka dilakukan secara liberal investasi modal, rekayasa
finansial, exploitasi SDA dan SDM dinegeri2 yg terbelakang/ tertinggal perkembangannya , yg juga
dijadikan pasar barang dagangannya. Sedangkan pada gagasan sosialisme , produksi kebutuhan
masyarakat dilakukan berdasarkan penyelidikan seobjektif mungkin berapa yg diperlukan, berapa yg
diproduksi untuk bisa melakukan pertukaran/perdagangan dng negeri2 lain guna mendapatkan
bahan2/ hasil2 industri yg dibutuhkan dlm masyarakat sosialis tapi belum bisa diproduksi sendiri.
Dng perencanaan demikian tidak terjadi kelebihan produksi seperti halnya dinegeri2 kapitalis dng
konsumerismenya sehingga akibat krisis ekonomi kapitalis dan pertikaian dagang baik yg berupa
proteksionisme maupun dumping.
Jadi jelas argumentasi kepemilikan kolektif tsb, tak lain hendak menutupi adanya penghisapan
manusia oleh manusia , penghisapan suatu bangsa oleh bangsa lain.
Dilain pihak kebijakan perusahaan kapitalis kolektif ini tetap saja ditentukan oleh pemegang saham
terbesar, kaum buruh tani dan lapisan lain yg terbatas kepemilikanannya tidak mempunyai
wewenang. Bahkan karena ketidak piawaiannya dlm masalah perdagangan saham yg tiap detik
nilainya berubah, selain juga rekayasa yg dilakukan kapitalis finansial, maka pemegang2 saham
gurem ini justru sering merugi.
Jadi sebenarnya buruh, tani, borjuasi kecil selain yg beli saham ini selain diperas melalu proses
produksi kapitalis , tapi diminta juga " menyumbang" kemampuan finansial kapitalis.
Untuk memperbesar keuntungan borjuasi kapitalis juga tampak bahwa mereka akan tetap menelan
kenaikan upah buruh, tanpa mengabaikan inflasi , tapi dilain pihak mereka menyewa tenaga2
management yg hebat, berapapun upahnya. Dan dlm diskusi ini dibanggakan sebagai pemisahan
kekuasaan eksekutif, tapi sama sekali tidak disinggung bahwa CEO2 ini disewa guna lebih
10
mengintensifkan keuntungannya, lebih mengintensifkan pemerasannya pada buruh. Pendapatan
seorang CEO bisa ratusan kali dari upah rata2 buruh perusahaan, dan tiap tahun bisa meningkat dng
prosentage yg tinggi. Sedangkan negosiasi tripartit ( tentu hanya pada negeri2 yg "demokratis"),
bisa berjalan ber-tele2 hanya untuk kenaikan 1-3% saja. Demikian dasyatnya penghisapan melalui
jasa CEO2 , sehingga walaupun perkembangan ekonomi dunia masih lesu menurut Oxfram-Novib
dlm berita pers 19-01-2015 bahwa kemampuan finansial 1% dari orang terkaya dunia pada 2009
adalah 44% dari seluruh kesejahteraan dunia dan pada 2014 meningkat menjadi 48%, sedangkan di
2016 diperkirakan lebih dari 50% . Menurut John Diks yg menulis di Gewoon-Nieuws.Nl, 3 Nov.
2013 dlm rubrik Economie bahwa kekayaan keluarga Rothschild , $ 490.000.000.000.000.000 kalau
dibagikan pada tiap penduduk dunia maka tiap orangnya akan mendapat $70.000000.
Usaha pemutar-balikan dlm diskusi ini kita jumpai juga tentang NEP , tidak perlu diitanggapi karena
sudah dibahas pada diskusi yg lalu.
Demikian juga masalah tentang kabir di masyarakat sosialis proletar, pernah dibahas tapi rupanya
perlu sekali lagi ditegaskan, bahwa kabir hanya bisa terjadi dimasyarakat kapitalis dan sosialisme
Berkebudayaan Tiongkok, tapi tidak pada masyarakat manapun termasuk juga masyarakat sosialis
proletar. Karena pejabat korup penyalhgunaan kedudukan ada dlm kekuasaan negara sejak jaman
masyarakat perbudakan dan feodal tapi karena belum ada masyarakat kapitalis maka dia walau jadi
kaya serta kekayaannya diinvestasikan dlm bentuk budak atau tanah , perhiasan, atau uangnya
direntekan, rumah dll, tapi tetap tidak bisa dinamakan kabir. Demikian juga pada masyarakat
sosialis proletar, hasil korupsi dari pejabat tsb tidak bisa di-investasikan dlm proses industri, karena
industri sosialis adalah milik masyarakat. Juga per- bank-an dlm masyarakat sosialisme proletar tidak
melakukan kegiatan seperti dikapitalisme , tabungan tidak mendapat bunga/rente. Justru pada
sosialisme a la Tiongkok, dimana hubungan produksi kapitalis dan sistim finansial kapitalis/
imperialis berlaku maka kabir meraja-lela, tampak dari berita baru2 ini tentang jumlah miljuner RRT
bahwa hanya sebagai saja yg merupakan self-made kapitalis ( dari awal atas usaha sendiri). Jadi
sebagaian besar adalah kabir.
Kerancuan lain yg ditemukan dlm diskusi ini adalah tentang keadaan masyarakat Rusia pra Rev.
October 1917. Padahal walaupun lebih terbelakang dlm industri dibanding Inggris (pionier
industrialisasi dng mesin ) atau dibanding Jerman ( karena perkembangan kapitalis yg tak merata) ,
tapi sebelum 1914 seingat saya dari data yg pernah dikirim Djie ( sayang tidak bisa saya temukan
kembali ) pada diskusi beberapa waktu yg lalu, tingkat industri Rusia adalah setingkat dng Prancis
dan satu negara lagi ( tidak ingat) . Pada saat PD I memang industri Rusia mengalami kehancuran,
tapi dng dilaksanakannya NEP ternyata pada 1926 bisa kembali mencapai tingkat sebelum perang.
Karenanya NEP diakhiri dan dibawah Stalin rakyat Sovjet bisa menghadapi imperialis Nazi Jerman yg
industri dan teknologinya tinggi dan setelah itu menghadapi imperialis USA.
11
Lebih jelas silahkan simak cuplikan Wikipedia ini:
During the 1890s, Russia's industrial development led to a large increase in the size of the urban
middle-class and of the working class, which gave rise to a more dynamic political atmosphere and
the development of radical parties. Because the state and foreigners owned much of Russia's
industry, the Russian working class was comparatively stronger and the Russian bourgeoisie
comparatively weaker than in the West. The working class and peasants became the first to
establish political parties in Russia, because the nobility and the wealthy bourgeoisie were politically
timid.[citation needed] During the 1890s and early 1900s, bad living- and working-conditions, high taxes,
and land hunger gave rise to more frequent strikes and agrarian disorders. These activities
prompted the bourgeoisie of various nationalities in the Russian Empire to develop a host of
different parties, both liberal and conservative. By 1914 40% of Russian workers were employed in
factories of 1,000 workers or more (32% in 1901). 42% worked in businesses of 100 to 1000 workers,
and 18% in businesses of 100 workers or less (in 1914 the USA had equivalent figures of 18%, 47%
and 35% respectively).
Itu saja, sudah kepanjangan.
Tik
Op 19 okt. 2016 om 10:53 , 'Chan CT' [email protected] [URECA_SGT]
Saya coba sekali lagi menjelaskan pengertian filsafat kontradiksi Kapitalis><Buruh yang
merupakan KESATUAN dari segi-segi yang bertentangan itu. Filsafat Marxis
berpendapat, bahwa hukum kesatuan dari segi-segi yang berlawanan adalah hukum pokok
alam-semesta. Hukum ini berlaku secara universil, baik dalam dunia alam, dalam
masyarakat manusia maupun dalam fikiran manusia. Antara segi-segi yang berlawanan
didalam suatu kontradiksi terdapat persatuan dan sekaligus perjuangan, dan inilah yang
mendorong hal-ihwal bergerak dan berubah. Sekalipun dengan penegasan “KESATUAN”
itu relatif sedang “PERJUANGAN” antara segi-segi berlawanan itu yang senantiasa dan
mutlak, tetap selama hal-ihwal itu tidak BERUBAH KWALITAS, kedua segi yang
berlawanan itu tidak saling meniadakan, karena meniadakan segi yang satu sama dengan
meniadakan segi yang lain! Jadi, dalam proses kontradiksi itu sesungguhnya bisa terjadi
perubahan dominasi dari segi yang satu menjadi segi yang lain, atau terjadi perubahan
kwalitas dari segi-segi yang berlawanan itu sendiri. Terjadi PERUBAHAN dari satu hal
12
kebentuk dan kwalitas hal-ihwal yang lain, dengan kesatuan kontradiksi dari segi-segi
yang lain pula. Begitu pengertian saya dengan Kontradiksi yang merupakan KESATUAN
dari SEGI-SEGI yang bertentangan itu.
Sebagaimana juga dengan kontradiksi klas-klas lain, Tuanbudak><Budak,
Tuantanah><Petani, ... yang juga merupakan kesatuan dari segi-segi yang bertentangan,
kontradiksi yang terjadi itu TIDAK saling memusnahkan satu sama lain, betapapun
tegang dan antagonisnya kontradiksi disatu masa terjadi. Yang mungkin terjadi disatu
saat dan setempat terjadi mutasi dari tuanbudak yang berdominasi menjadi budak yang
berdominasi, dari tuantanah yang berdominasi menjadi petani yang berdominasi, ... tapi
tidak akan terjadi Budak memusnahkan Tuanbudak, juga tidak terjadi Petani
memusnahkan Tuantanah. Nah, karena Rev. Sosialis yang dijalankan Lenin dan diikuti oleh
Mao itu membasmi kapitalis, begitu radikalnya mencabut semua hak-milik perseorangan
atas alat-produksi, mensita hak-milik kapitalis perseorangan menjadi milik-Negara, yang
berarti meniadakan SEGI-KAPITALIS, maka untuk mempertahankan eksistensi BURUH,
dikirimlah seorang pejabat menggantikan peran yang dilakukan kapitalis itu, meneruskan
gerak usaha perusahaan/pabrik itu. Dan, karena apa yang dikerjakan si pejabat itu tidak
bedanya dengan kapitalis, ... tanpa disadari dengan begitu nikmatnya posisi kapitalis yang
dijalankan dan tanpa ada pengawasan ketat dari massa, banyaklah PEJABAT yang
berubah menjadi kapitalis yang dikenal kapitalis-birokrat itu.
Lalu, bagaimana gerak perkembangan yang terjadi dalam proses perkembangan
masyarakat dengan tumbuh hubungan produksi baru, hubungan produksi feodal
ditengah-tengah masyarakat perbudakan itu? Bukankah diantara tuanbudak itu tumbuh
berkembang menjadi tuantanah sedang budak budak itu juga berubah menjadi petani.
Sedang yang bangkit bergerak memusnahkan tuanbudak adalah tuantanah itu yang
terhalang perkembangannya oleh tuanbudak, ... Begitu juga perkembangan masyarakat
feodal menjadi masyarakat kapitalis, bukan petani yang bangkit menggulingkan klas
tuantanah yang berkuasa, tapi karena tumbuh hubungan produksi baru, telah tumbuh
kapitalis didalam masyarakat feodal itu. Sementara Tuantanah-tuantanah yang
berkembang menjadi kapitalis dan makin banyak petani juga menjadi buruh. Begitu juga,
yang menggulingkan dan memusnahkan kekuasaan tuantanah akhirnya adalah
kapitalis-kapitalis yang merasa terhalang perkembangannya oleh tuantanah itu!
Melihat kontradiksi Kapitalis-Buruh sebagai kesatuan dari segi-segi yang bertentangan
itu, mestinya juga begitu. Bukan Buruh yang membasmi kapitalis, karena dengan
membasmi kapitalis eksistensi dirinya sebagai BURUH juga hilang! Tanpa KAPITALIS
tidak ada BURUH, sebaliknya juga Tanpa BURUH tidak ada KAPITALIS! Begitulah kita
13
akan jelas melihat didalam masyarakat, disaat kapitalis baru tumbuh dengan sendirinya
kekuatan buruh juga masih kecil dan lemah. Disaat BURUH masih sangat lemah, Belum
mencapai banyak kapitalis-industri, belum lahir BURUH-INDUSTRI yang cukup kuat dan
banyak, sebagai kekuatan induk Revolusi Sosialis, … apa yang terjadi? Yaa, TIDAK ADA
dasar kesadaran masyarakat yang cukup kuat dari Buruh-industri itu, yang selama ini
dikatakan sebagai kesadaran klas yang paling maju itu. Dan, … karena KENYATAAN yang
dihadapi mayoritas mutlak penduduk masih PETANI, yaa yang terjadi masyarakat itu
masih sangat kuat budaya PETANI yang ideologi feodal!
Dan kenyataan untuk meningkatkan KESADARAN masyarakat TIDAK mungkin dengan
dipaksakan dengan KEKERASAN! Kesadaran masyarakat lebih banyak dikarenakan
kehidupan dan kerja mereka yang dihadapi setiap harinya, … dan semua itu hanya bisa
melalui proses perkeembangan masyarakat yang alamiah, tidak mungkin dilaksanakan
dengan lompat-melompat betapapun kehendak subjektive manusia sangat ideal.
Itulah sebab Lenin segera mengoreksi KESALAHAN awal, membasmi kapitalis dimana
masyarakat Rusia ketika itu masih sangat, sangat miskin dan tenaga-produksi masih
sangat terbelakang, belum memasuki industri. Tentu, Lenin boleh saja bangkitkan
gerakan buruh melancarkan pemberontakan dan merebut kekuasaan Tsar Rusia yang
memang sudah bobrok itu, dengan melancarkan Revolusi Oktober nya, tapi tetap
memperkenankan kapitalis hidup, tumbuh dan berkembang, ... membiarkan
kapitalis-kapitalis itu ikut membantu mendorong maju ekonomi nasional Sovyet, ... sampai
benar-benar masyarakat di Rusia itu tumbuh menjadi masyarakat industri yang benar,
dengan jumlah buruh-buruh Industri yang cukup kuat! Dengan demikian tercapai
KEMAKMURAN masyarakat Sovyet yang memadai dan, disaat itu akan tumbuh hubungan
produksi baru yang bisa dinamakan hubungan produksi sosialis. Apa dan bagaimana
hubungan produksi baru yang bisa dinamakan hubungan produksi sosialis itu, saya juga
tidak tahu! Sampai sekarang BELUM ada orang GENIAL yang bisa menunjukkan pada kita
semua.
Tempo hari saya pernah mengajukan beberapa perkembangan kapitalis yang sudah
mencapai trust atau grup kapitalis itu, yang nampaknya terjadi perbedaan dengan dimasa
kapitalis perseorangan. Karena setelah tumbuh menjadi grup kapitalis, dengan sendirinya
sudah terjadi kerjasama dari beberapa kapitalis, kerja kolektif disitu dan, ... biasanya
grup kapitalis itu dengan sendirinya melepaskan kekuasaan eksekutif usaha pada CEO
yang menjalankan usaha. Jadi, sudah terjadi pemisahkan kekuasaan MODAL/KAPITAL
dengan kekuasaan eksekutif perusahaan. Ini pertama.
14
Kedua, coba perhatikan setelah kapitalis berkembang menjadi jual-beli SAHAM ini, ...
saya lihat ketentuan pemerintah HK, saham yang dijual kepublik hanya 30% dari modal
perusahaan. Artinya si kapitalis masih tetap pegang 70% saham perusahaan itu.
Keuntungan terbesar tetap masuk kantong kapitalis perseorangan, yang terjadi orang
kaya akan jadi makin kaya dan tidak akan terkejar oleh kenaikan upah buruh terendah
yang selalu ditelan pertumbuhan inflasi yang makin tinggi. Kesenjangan sosial makin
menjadi-jadi! Ketimpangan ini baru bisa akan bisa diperkecil dan agak lebih adil kalau
berhasil dibalik penguasaaan atau hak-milik SAHAM perusahaan, yang dijual kepublik
80%, sedang hak pemilikan saham perusahaan ditangan perseorangan tidak lebih dari 20%
saja. Hanya saja saya tidak tahu bagaimana pengaturan dan cara mengamati jual-beli
SAHAM itu agar TIDAK TERJADI kecurangan dan akhirnya publik yang dirugikan
dengan membeli saham-bodong, ...
Saya perhatikan, justru yang terjadi didesa Hua Xi dan juga BUMN yang diswastakan
dengan membagikan 80% saham perusahaan pada buruh/pekerja, sedang 20% tetap milik
negara, itu yang dijalankan Bo Xilai di Chongqing. Dengan cara begini, lebih cepat
meningkatkan kesejahteraan buruh/pekerja.
Entah dimana ganjelan atau masalah yang belum teratasi, sehingga cara membalik
kepemilikan SAHAM perusahaan ini tidak banyak atau belum umum dijalankan di
Tiongkok sekarang ini, ... bisa nampak dari desa Hua Xi ternyata tidak dijadikan model
pembangunan desa diseluruh negeri. Yang diangkat menjadi DESA-teladan adalah desa
Xiao Gang. Apa alasan resminya saya belum tahu, ... belum menemukan tulisan-tulisan
yang menyinggung masalah ini.
Tapi, kalau saya lihat perkembangan desa Xiao Gang itu lebih menuruti perkembangan
alamiah, ... Desa Xiao Gang teladan Reformasi inilah yang dikunjungi Xi Jinping 25 April
2016 yl. Setelah diawal tahun 1980, Komune Rakyat dibubarkan dan desa-desa diberi hak
menentukan dan menemukan jalannya sendiri-sendiri, Pemerintah baru berusaha
melembagakan, menstandardisasi dan melegalisasi.
Sebagaimana desa-desa pada umumnya, desa Xiao Gang juga membagikan hak-usaha
tanah pda setiap petani, dengan menjalankan kerja borongan. Diawal mula mereka
terseok-seok dalam mengembangkan produksi, lalu dimulai dengan 18 petani bertekad
bulat meningkatkan produksi bekerja sama dalam kerja borongan itu. Untuk
mempercepat dan meningkatkan produksi, timbul kesadaran petani untuk bekerja sama
dengan membentuk koperasi pertanian. Itulah gagasan Ketua Mao diawal tahun 1950,
mendirikan koperasi desa untuk memulai mewujudkan mekanisasi-industrialisasi
15
pertanian didesa, sebagai langkah konkrit menuju DESA sosialisme Tiongkok.
Sedang usaha mempercepat meningkatkan kesejahteraan petani warga desa Xiao Gang,
pada tahun 2006 Pemerintah menghapuskan segala bentuk pajak didesa dan kemudian
memberi kemudahan kredit pada petani didesa untuk membeli alat produksi, bibit, pupuk,
ternak dsb., pengaturan ketentuan sewa-menyewa hak-guna tanah; dengan syarat-syarat
yang ada membangun usaha pabrik di Desa, dan, … atas dasar hak-guna atas tanah
garapan itu, setiap petani mendapatkan besaran saham desa, dan dengan demikian setiap
petani disamping dapatkan upah dari nilai kerja diladang koperasi, juga mendapatkan
tambahan bonus dari keuntungan setiap tahun koperasi desa Xiao Gang. Jadi, ternyata
desa Xiao Gang juga menjalankan membagikan SAHAM Desa pada setiap warga petani,
merubah desa Xiao Gang menjadi milik kolektif. Melalui koperasi Desa Xiao Gang itulah
menanggung tunjangan sosial desa, dari menangani asuransi pengobatan untuk warga desa,
pendidikan GRATIS anak-anak didesa, sampai juga membayarkan asuransi perawatan
orang-tua bagi warga desa. Dari komune rakyat yang semula dipaksakan ditahun 1957,
setelah dibubarkan tahun 1980, sedang kembali dibangun sendiri oleh KESADARAN
PETANI didesa-desa. Inilah proses perkembangan masyarakat sesuai MDH, … yang
berangsur-angsur terjadi dalam perjalanan Sosialisme bercirikhas Tiongkok sekarang
ini.
Salam,
ChanCT
From: Sie Tik Tan [email protected] [URECA_SGT]
Sent: Tuesday, October 18, 2016 3:49 AM
Dlm menanggapi keilmiahan perkembangan masyarakat berdasarkan Marxisme sudah
dibeberkan bahwa keilmiahan tsb berdasarkan dalil perjuangan klas , setelah adanya
kepemilikan perorangan atas alat2 produksi didalam masyarakat kelas.
Hal ini tak perlu diulangi lagi, apalagi Bung Tjing sendiri menyatakan dibawah ini: " tentu
saja tidak ada yang perlu diperdebatkan".
Tapi toch dlm diskusinya dibawah ini dlm mengutip Mao tentang kontradiksi, kembali pada
kesimpulan " ...dalam masyarakat itu akan muncul hubungan produksi baru yang bisa
dikatakan hubungan produksi sosialis " sebagai hal yg ilmiah.
16
Entah apakah Marx ataupun Mao atau siapapun tokoh2 M-L pernah merumuskan perlunya
kemuncukan suatu hubungan produksi baru ( sosialis) dlm masyarakat kapitalis untuk bisa
menuju sosialisme?
Mohon pertunjuk dari Bung Tjing , dimana perumusan itu ada? Mungkin banyak teman2 yg
belum tau, jadi akan sangat membantu wawasan kita bila tulisan Marx atau tokoh2 M-L
mengenai hal in bisa dipelajari, bukan?
Sebab, apa yg telah tertera dalam Manifesto Komunis yg ditulis Marx&Engels tentang
perkembangan masyarakat dan dalilnya yaitu perjuangan klas sampai pada revolusi proletar
untuk mendirikan diktatur proletariat demi pembangunan sosialisme sudah merupakan
pandangan ilmiah kaum M-L. Karenanya gagasan sosialisme yg diembannya merupakan
sosialisme ilmiah.
Ataukah gagasan ilmiah versi Bung Tjing tsb tentang keharusan munculnya hubungan
produksi baru sosialis dlm masyakaratnya kapitalis adalah hasil pemikiran atau logika
Bung Tjing?
Tentu saja, boleh saja siapapun mencapai kesimpulan demikian, tapi mohon diuraikan data2
ilmiahnya, agar bisa dipelajari dng baik.
Marx, Engels dalam mempelajari perkembangan masyarakat telah mempelajari tulisan2
baik antropolog, sosiolog , ekonom , sejarawan sampai biologi dng Darwinismenya.
Memang pikiran/logika seseorang bisa berbeda2 dlm menanggapi suatu permasalahan
halmana juga tergantung dari penguasaan data2 dan kemampuan mengolahnya untuk
membangun argumentasi yg bersangkutan terhadap masalah yg dibicarakan.
Data2 dan kemampuan mengolahnya, tentu juga tergantung dari masukan yg diterima oleh
yg bersangkutan, termasuk pengalaman langsung dlm kegiatan kemasyarakatan, entah itu
proses produksi, atau sekolah, atau dari lingkungan pergaulan dan keluarga, atau dari
belajar/ membaca teori2 yg berkaitan dng masalahnya untuk memperluas dan
memperdalam wawasannya. Tentu betul sekali bahwa wawasannya tsb kembali akan diuji
lagi dalam interaksinya dlm masyarakat dan disini akan terbukti tepat tidaknya
wawasan/teori dan juga pelaksanaannya pada situasi setempat dan sesaat itu.
Betul bahwa Rev. Oktober Rusia 1917 sudah merupakan sejarah lampau dalam artian
waktu, tapi ia juga merupakan suatu tonggak sejarah kemanusiaan, seperti halnya juga Rev.
Borjuis Prancis. Pengalaman Rev. Oktober Rusia 1917 justru merupakan suatu
keberhasilan yg pertama kali perjuangan kelas dari klas buruh yg tertindas dlm hubungan
17
produksi kapitalis bersangkutan.
Pada revolusi2 sebelumnya justru klas tertindas dari hubungan produksi yg dominan
malah tetap tertindas dng adanya hubungan produksi baru yg kemudian menjadi dominan
karena hubungan produksi yg lama yg juga berdasarkan penghisapan manusia oleh
manusia tidak dihilangkan oleh klas penguasa baru.
Hanya saja kekuasaan politik klas penguasa lama yg diambil alih oleh klas penguasa baru,
yg juga tetap melaksanakan hubungan produksi yg berdasarkan kepemilikan perorangan
atas alat2 produksi dan kerenanya melakukan penghisapan manusia oleh manusia.
Disini nilai penting dari Rev. Oktober Rusia 1917 karena menghapuskan hubungan produksi
yg didasari kepemilikan perorangan atas alat2 produksi agar nilai lebih yg diciptakan klas
buruh tidak dirampok oleh klas kapitalis. Dan untuk pertama kalinya lapisan mayoritas
masyarakat, yaitu klas buruh dan sekutunya kaum tani mendirikan kekuasaannya, diktatur
proletariat.
Kekhususan lain Rev. Oktober Rusia 1917 adalah untuk mengakhiri perang perampokan
kapitalis, sebagaimana dicanangkan Marx. Sedangkan rev. Borjuis dng perkembangan
kapitalis menuju imperialisme justru menimbulkan perang perampokan terhadap rakyat2/
bangsa2 lain. Kalaupun sekarang perang2 tsb sudah berkurang, tapi itu juga bukan karena
humanismenya kapitalis, tapi karena imperialisme yg merupakan oligarki kapitalisme
finansial yg berkuasa dng kapitalisme industri sudah semakin canggih melakukan
penghisapan dng globalismenya melalui monopoli2 multinasional. Sehingga biaya
pengeluarannya menjadi lebih murah dng menggunakan komprador2-nya, yg kalau tidak
memuaskan bisa diganti, dan juga dapat keuntungan dng menjual senjata pada penguasa2
negeri2 yg diexploitasinya, agar penguasa setempat menghadapi perlawanan rakyatnya.
Selain itu Rev. Oktober Rusia 1917, dng tenaga revolusinya kaum buruh dan tani dibawah
pimpinan Partai M-L, dimana tenaga tempurnya ini sebenarnya bukan merupakan kekuatan
militer yg canggih, baik dari segi pengalaman tempur prajurit dan opsir Tentera Merah dan
juga secara persenjataan , serta keterampilan taktisnya dibanding dng tentera professional
imperialis, toch bisa menenangkan Rev, pertama2 karena dukungan rakyat Rusia yg sudah
jenuh perang dan menginginkan dihapuskannya penghisapan manusia oleh manusia.
Sedangkan Rev. Februari 1917 yg dipimpin kaum eser, Sosialis Revolusioner ( Karensky) ,
justru hendak meneruskan perang imperialis.
Lenin menegaskan bahwa kemenangan Rev. oktober 1917, justru juga karena dukungan
kaum proletar seluruh dunia , disini jelas manifestasi solidaritas internasional klas buruh.
18
Kekhususan lain Rev. Ooktober 1917 adalah juga merupakan inspirasi gerakan2
pembebasan di Timur, di negeri2 jajahan.
Walaupun Re. oktober 1917 merupakan inspirasi perjuangan klas buruh dan perjuangan
rakyat2 tertindas, tapi tentu tidak berarti bahwa taktik2 Rev. Oktober 1917 harus dijiplak oleh
tiap revolusi proletar dan pembebasan rakyat terindah dimana saja.
Bahkan Lenini sendiri menegaskan kepada rakyat2 Kaukasus yg berhasil mendirikan
pemerintahan Sovjet untuk tidak meniru taktik2 Rev. Oktober 1917.
Demikian juga walau pengaruh Rev. Oktober 1917 besar di Tiongkok, tapi revolusi
Borjuis Demokratis Tiongkok dibawah pimpinan PKT dan Mao, menempuh revolusi jangka
panjang dng taktisnya desa mengepung kota.
Vietnam juga mempunyai kekhususan sendiri.
Lenin juga menegaskan bahwa berdasarkan perkembangan kontradiksi dalam situasi
tertentu diperlukan juga tindakkan reformasi, suatu kebijakan yg tetap progresif tapi lebih
lamban perjalanan waktunya dibanding tindakan revolusioner yg cepat melakukan
perombakan yg mendasar dan menyeluruh.
Salah satu taktik Rev. Oktober 1917 adalah juga NEP yg merupakan reformasi, dng
melaksanakan berlalunya perdagangan bebas dlm batas2 yg dibatasi negara dan dalam
waktu sesingkat mungkin. Demikian juga pembentukan koperasi2 pertanian sebagai salah
satu bentuk kapitalisme negara. Semua bertujuan untuk kelanggengan kekuasaan diktatur
proletariat guna memperkuat persekutuan buruh- tani dan mencegah kemungkinan restorasi
kapitalis.
Untuk ini telah dibahas dlm diskusi2 yg lalu, jadi tidak perlu di ulangi.
Tapi justru dng menggunakan NEP sebagai argumentasi, para pendukung Deng, malah
menempatkan perdagangan bebas kapitalis sebagai strategi yg hendak dicapai. Dng
semboyan impian leluhur Tiongkok dng Jalan Suteranya di bawah kekaizaran feodal
di-agung2-kan. Dan sekali lagi dng mengabaikan sikap klas tapi lebih menonjolkan kejayaan
nasionalnya ketika itu, jadi jelas nuansa chouvinisnya.
Kejayaan kekaizaran Tiongkok dng manufaktur barang dagangnya ( Sutera, porselein, besi ,
musiu, kertas, dll) serta kapitalis dagang dan finansialnya ( Tiongkok yg menerapkan surat
berharga berfungsi seperti chek yg pertama didunia) semuanya jelas merupakan cara
produksi kapitalisme yg sedang berkembang dibawa feodalisme. Demikianlah
19
upaya menyelubungi gagasan restorasi kapitalisnya dng gagasan2 kejayaan nasional
masa lampau, sebagai kebangunan Tiongkok yg pernah disebut orang sakit di Asia oleh
kekuatan2 kapitalis imperialis Barat, setelah kekuasaan feodal Tiongkok sendiri menutup
jalur perdagangan laut yg diselenggarakan Cheng He dan juga keangkuhan feodal yg
menganggap bangsa2 lain sebagai barbar dan tidak mau menerima hal2 yg positif dari
bangsa2 lain, telah menyebabkan perkembangan ilmu terbatas dan hanya dipentingkan
ilmu Sastra-budaya mungkin juga sedikit banyak hukum feodal dan militer untuk
perekrutannya pegawai negeri dan pejabat. Halmana menyebabkan perkembangan ilmu
pasti-alam mengalami hambatan, karena orang berusaha menjadi pejabat dan selain
mengangkkat martabat dan nama keluarga juga bisa jadi kaya.
Ya, kaya adalah mulia sejak dulu jadi motto .
Tidak heran kalau Xi JP dlm pidatonya pada pertemuan G 20 baru2 ini , justru menyerukan
liberalisme yg lebih luas lagi. Tidak beda dng Adam Smith tokoh teori ekonomi kapitalis.
Menarik adanya TANTANGAN terhadap lawan diskusinya untuk mewujutkan revolusi
Oktober, tentu tantangan ini tidak perlu diperdulikan.
Pertama, karena sepertinya semua teman yg ikut dlm diskusi ini merupakan perorangan2 yg
tidak merupakan Perwakilan suatu organisasi atau partai .
Tiap orang yg belajar Maxisme-Leninisme tentunya memahami bahwa revolusi merupakan
bentuk tertinggi perjuangan politik suatu klas. Halmana merupakan suatu usaha kolektif dari
klas atau sebagaian besar dari klas tsb dan juga sekutu2 politiknya.
Dimana untuk itu diperlukan suatu organisasi politik yg memimpin perjuangan klas dari yg
paling sederhana dan ditingkatkan sampai tingkat revolusi pada saat situasi sudah
mencapai krisis revolusioner untuk bisa mencapai tujuan perjuangan kelas tsb.
Maka dng pengertian demikian tiap orang yg mendengar tantangan tsb, akan menganggap
bahwa itu hanya suatu provokasi, bukan argumentasi dlm diskusi .
Kedua, dng demikian juga jelas bahwa si penantang sebenarnya sudah tidak mampu lagi
berargumentasi dan lebih penting lagi si penantang tidak memahami perlunya organisasi,
pendidikan politik idiologi dan kepemimpinan klas dlm revolusi.
Menarik argumentasi Bung Tjing, dalam mensitir Mao mengenai kontradiksi sebagai
perwujutan segi2 yg bertentangan dlm satu halihwal, pengertian ini sebenarnya sudah ada
dlm ajaran filsafat kuno bahkan juga filsafat kuno Tiongkok sendiri dng Yin-yang. Seperti
20
juga dlm filsafat materialistisch kuno dari Asia Kecil yg kemudian dikembangkan oleh filusuf2
Junani.
Cukup menakjubkan pengembangan argumentasinya berkaitan dng " kesatuan segi2 yg
bertentangan dlm satu halihwal" bahwa dng ditumpasnya kaum kapitalis maka kontradiksi
berahkir dan anti pode kapitalis yaitu klas buruh juga akan akan tidak ada lagi. Kapitalis
lenyap , kaum buruhpun lenyap!!!
Bagi siapa saja yg pernah menyimak MDH dng baik, akan memahami bahwa kontradiksi
dlm masyarakat tidak hanya merupakan kontradiksi dari 2 klas yg ada ikatannya pada
hubungan produksi yg dominan saja. Dalam masyarakat ada bermacam kontradiksi diantara
kelas2 yg ada dlm masyarakat bahkan juga dalam satu klas yg sama.
Ump: burjuis kecil selain berkontradiksi dng klas feodal, tapi juga dng klas buruh, dan juga
dng Borjuis besar kapitalis baik domestik maupun asing yg juga menindasnya.
Dari kenyataan ini maka ada pengertian kontradiksi dlm kontradiksi dasar, kontradiksi
pokok , kemungkinan mutasinya kontradiksi dasar menjadi pokok dlm perkembangan situasi
di masyarakat . Dan bahwa diatasinya suatu kontradiksi pokok, maka salah satu kontradiksi
dasar lain akan bermutasi menjadi kontradiksi pokok. Dan klas yg " menang " dari
pertarungan kontradiksi pokok sebelumnya, akan menemukan " lawan barunya" yg tadinya
bukan lawan utama.
Selain itu orang perorang dari klas yg " kalah" , tidak musnah, seperti istilah " kapitalis
dibantai" yg digemarinya , tapi tetap ada dlm masyarakat dng idiologinya, hanya saja
kekuasaan klasnya sudah dihapuskan.
Justru keberadaan orang perorangan dari klas yg " kalah" ini, akan tetap berusaha untuk
kembali mengambil kekuasaan dng berusaha mengkonsolidasi diri dan mempengaruhi
klas2 lain dlm masyarakat, bahkan klas yg kalah ini juga mempunyai sekutu2-nya diarena
internasional. Karenanya perjuangan kelas tetap tidak bisa dianggap selesai.
Seperti yg diprediksi Liu Siau Tjie halmana dng tepat disanggah oleh Mao dan nyatanya
memang elemen2 ini merupakan mereka yg disebut sebagai penempuh jalan kapitalis.
Ternyata elemen2 ini baik di Sovjet Rusia maupun di RRT berhasil melaksanakan restorasi
kapitalis. Karenanya upaya partai2 M-L untuk melakukan pendidikan idiologi merupakan
usaha untuk mempertahankan kemenangan klas buruh dan kekuasaan diktatur
proletariatnya, selain mendidik masa luas dalam,perjalanannya menuju penghapusan sama
sekali penghisapan manusia oleh manusia.
21
Itu saja agar tak kepanjangan dan lagi hal2 lain dari tulisnan Bung Tjing ini pernah
dibicarakan dlm diskusi yg lalu, seperti menjinakkan kapitalis, masalah hukum sebagai
bangunan atas yg mengabdi klas yg berkuasa dll.
Tik
Pada Jumat, 14 Oktober 2016 6:15, "'Chan CT' [email protected] [GELORA45]"
<[email protected]> menulis:
Setelah bung Sie Tik menguraikan Perkembangan Masyarakat berdasarkan MDH dan
Perjuangan klas berdasarkan filsafat KONTRADIKSI begitu panjang lebar, tentu saja
tidak ada yang perlu diperdebatkan. Karena memang yang jadi masalah, pemahaman
teori-teori itu digunakan untuk melihat dan menganalisa kenyataan konkrit, ... lalu
menentukan jalan keluarnya.
Hanya saja saya tetap berpendapat, apapun perbedaan yang terjadi diantara kita,
tidaklaah seharusnya melanjutkan sikap yang dijalankan dalam pengalaman PKUS, begitu
sengitnya Stalin sampai harus mengejar membunuh Trotsky di Amerika Latin, atau
pengalaman PKT, Mao dimasa RBKP sampai bisa saja membiarkan Liu Shaoqi, Kawan
seperjuangan lebih 40 tahun dijadikan MUSUH yang boleh dianiaya dan diperlakukan
tidak manusiawi sampai meninggal pun seluruh keluarga tidak diberi tahu, bahkan saat
jenasah dibakar dikebumikan harus gunakan nama lain yang TIDAK DIKENAL orang!
Bahkan jangan pula teruskan KESALAHAN PKI dimana Aidit cs. saat mengganyang Tan
Ling Djie yang dituduh Parlementerisme itu, dengan menyingkirkan Tan Ling Djie dan
Alimin, dari kepemimpinan PKI. Padahal dalam KENYATAAN justru Aidit cs. itulah yang
menjalankan parlementerisme dan jalan damai sesungguhnya! Sedang apa yang
dituduhkan pada diri Tan Ling Djie tidaklah begitu! Saya tahu betul pemikiran TLD
ketika itu justru hanya ingin membawa PKI menggunakan kesempatan legalisme yang
diberikan Pemerintah, menggunakan parlemen untuk mengembangkan kembali PKI yang
baru digebuk Peristiwa Madiun. Dimana TLD selalu menggunakan prinsip teori gunung Es
itulah yang digunakan, yang terbuka legal cukup 1/9 saja, sedang bagian besar mutlak
tetap berada dibawah permukaan. Bukan sebaliknya seperti yang dijalankan Aidit cs itu!
Sedang prinsip organisasi yang dipegang keras oleh TLD, PKI harus tetap
mempertahankan partai KADER, bukan menjadi partai MASSA dimana siapa saja bisa
jadi anggota PKI, tanpa ada TUNTUTAN tinggi dan syarat yang harus dipenuhi menjadi
anggota PKI! TLD justru marah besar melihat sikap pimpinan PKI ketika itu, keterbukaan
dan kebanggaan PKI menjadi partai komunis terbesar didunia setelah PKT dan PKUS,
22
membuat Aidit cs lengah dengan mudahnya menyerahkan seluruh daftar keanggotaan
pusat-cabang pada Front Nasional, ...
Siapa benar siapa salah bukan karena pandai mengunyah-ngunyah teori-teori dari buku
klasik, tapi HARUS pandai dan bisa bisa secara tepat memadukan TEORI yang dipahami
itu dengan kenyataan konkrit dan memenangkan TUJUAN bersama! Bukan dengan begitu
keras dan kuatnya meyakini jalan Lenin sebagai SATU-SATUnya jalan sosialisme yang
HARUS DIJADIKAN PATOKAN dengan menuduh jalan sosialisme berciri khas Tiongkok
itu sudah restorasi kapitalisme, penghianatan ML-FMTT! Tanpa berani melihat
kenyataan kondisi dunia internasional sudah berubah, tidak lagi seperti masa Lenin
melancarkan Revolusi Oktobernya ditahun 1917, hampir 100 tahun yl lagi! Itulah yang
menyebabkan rev. Oktober model Lenin itu, hanya satu-satunya itu saja meletus didunia
ini, TIDAK ADA keduanya sampai sekarang setelah lewat 100 tahun! Sudah berulang kali
saya tanya bahkan saya tantang, cobalah wujudkan kembali Rev. Oktober model Lenin itu
disatu negara didunia ini kalau bisa! Dan buktikan dalam praktek kebenaran teori yang
kalian pegang sebagai jalan satu-satunya menuju sosialisme itu. Dan, kalau saja kalian
lebih teliti memperhatikan perubahan situasi dunia, justru JALAN MAO, jalan merebut
kekuasaan dari desa mengepung kota itu yang masih ada kemungkinan terjadi
dinegara-negara didunia ini, ...
Perubahan situasi dunia yang mencolok, kalau saya perhatikan masa Rev. Oktober
meletup ditahun 1917 sampai tahun 50-an, memang dunia sedang bergejolak Revolusi dan
perang, bangsa-bangsa tertindas mulai bangkit jiwa nasionalisme untuk mencapai
kemerdekaan! Setelah itu, dimana bangsa-bangsa didunia sudah memproklamasikan
kemerdekaan dan praktis tiada lagi negara didunia yang dijajah bangsa lain. Yang ada
penjajahan secara tidak langsung, melalui jalur EKONOMI, dengan neolib mengekang
negara-negara sedang berkembang, ... Seiring dengan melihat perubahan situasi
kemudian menentukan bentuk perjuangan yang dengan sendirinya juga harus berubah, ...
Kalau saja nyeruduk terus, yaa, PASTI GAGAL! Itulah sebabi, teori revolusi model Lenin
itu akan sangat sulit, bahkan sudah tidak mungkin terjadi sekali lagi didunia ini! Coba saja
perhatikan dan PELAJARI secara baik-baik, mengapa perjuangan bersenjata PK Malaya
dibawah pimpinan Chen Ping, yg saat melawan Jepang sudah berpengalaman melancarkan
Perang Gerilya dan dapatkan penghargaan Ratu Elizabeth, tapi setelah itu melawan
Pemerintah Malaysia yang berkuasa, sudah puluhan tahun tidak juga berhasil merebut
kekuasaan? Bahkan akhirnya setelah PKT mencabut BANTUAN, beberapa tahun
kemudian harus turun gunung, buyar?
Begitu juga dengan perjuangan PK Burma, yang sekalipun berperbatasan dengan
23
Tiongkok daratan juga tidak bisa berkembang baik, ... begitu bantuan Tiongkok dicabut,
juga akhirnya buyar. Yang terakhir ini, PK Filipina yang berjuang sudah lebih 40-an
tahun, ... akhirnya bulan lalu juga harus mengakhiri perjuangan bersenjata dan menerima
tawaran Duterte ikut duduk dalam kabinetnya! Juga perjuangan rakyat Kolombia, yang
sudah berlangsung lebih 50 tahun, akhirnya bisa berdamai dengan Presiden Santos yg
dinobatkan hadiah Noble-Perdamaian! Itulah kenyataan-kenyataan perubahan didunia
nyata yang harus dilihat dan diakui, ... TIDAK BISA kita berkeras memaksakan bentuk
perjuta saja! Dimana jaman sekarang, dunia sudah memasuki peradaban yang lebih maju,
menuntut perdamaian dan kesejahteraan yang lebih tinggi, masyarakat arahnya sudah
mengejar DEMOKRASI, REFORMASI, ... yaa, ikuti-lah bentuk perjuangan DEMOKRASI
dan REFORMASI itu!
Perjuangan klas dalam masyarakat diakui atau tidak adalah kenyataan yang ada, yang
jadi masalah ditingkat perjuangan sekarang, dimanapun kita berada didunia ini, adalah
juga KENYATAAN kapitalis BELUM bisa dijadikan SASARAN revolusi yang harus
dibasmi! Kapitalis tetap digolongkan RAKYAT yang harus ditarik dalam front
pembangunan ekonomi nasional! Hanya segelintir kapitalis nakal, kapitalis hitam yang
tidak tunduk HUKUM saja yang kena sanksi dan didisiplin! Jadi, kekuatan rakyat disetiap
negara didunia, harus pandai-pandai menyatukan diri dalam kesatuan organisasi untuk
bersatu dan berjuang melawan klas kapitalis, klas tuantanah, ... dan, menemukan cara,
kesempatan untuk berkuasa. Pemecahan kontradiksi dari kapitalis yang dominan dan
berkuasa menjadi kekuatan rakyat yang berkuasa!
Bukankah menurut Mao Kontradiksi adalah KESATUAN dari Segi-Segi yang
bertentangan dan justru adanya kontradiksi-kontradiksi itulah yang mendorong maju
perkembangan masyarakat! Tapi, kalau kita belon-belon sudah mengakhiri kontradiksi
antara KAPITALIS dan BURUH dengan membasmi kapitalis, apa jadinya? Pertama,
tindak membasmi kapitalis berarti kontradiksi itu BERAKHIR. Dengan dibasmi dan
tiadanya kapitalis, menghilangkan satu segi dari KONTRADIKSI itu, dengan sendirinya
segi anti-podenya BURUH juga TIDAK ada lagi! Kontradiksi kapitalis-buruh itu akan
berubah menjadi SESUATU yang BERLAINAN kwalitas dan bentuk perjuangannya! Dan
ditinjau dari filsafat juga tidak harus begitu! Sesuai dengan perkembangan masyarakat
yang alamiah, kontradiksi Kapitalis-Buruh itu akan berlangsung terus sampai tingkat
tertingginya, dimana masyarakat itu mencapai tingkat kemakmuran yang memadai dan, ...
dalam masyarakat itu akan muncul hubungan produksi baru yang bisa dinamakan hubungan
produksi sosialis, ...
Kedua, jadi sesuai dengan tingkat perjuangan sekarang ini, dimana BELUM bisa
24
menjadikan KAPITALIS sasaran revolusi yang harus dibasmi, maka kontradiksi
kapitalis-buruh tergolong kontradiksi dikalangan rakyat, disamping mempertahankan
kesatuan juga melancarkan perjuangan untuk mencapai KEADILAN dan kesejahteraan
yang lebih baik bagi buruh. Perkuatlah persatuan Buruh dalam Serikat Buruh yang bulat
dan kokoh, sehingga dalam memperjuangkan kepentingan buruh bersuara lebih kuat dan
lebih mudah memenangkan tuntutan pada kapitalis. Pada saat kekuatan Serikat Buruh
dan Serikat Tani cukup kuat dan sangat menentukan tidak hanya disatu-dua kota dan
propinsi tapi meliputi seluruh Nusantara, ... bukankah itu akan berarti suara RAKYAT
yang tidak bisa tidak harus didengar dan tidak terkalahkan di Indonesia! Kebuatan dan
kekuatan suara RAKYAT yang akan MAMPU memaksa atau menjinakkan kapitalis, ...! Dan
selanjutnya tentu memikirkan bagaimana kekuatan RAKYAT berada dalam posisi dominan
dan berkuasa dibangunan atas, Pemerintah!
Sementara sekian saja dahulu, maaf sudah berkepanjangan, ...!
Salam,
ChanCT
On Tuesday, October 11, 2016 7:20 PM, 'Sie Tik Tan' via forumdiskusi
<[email protected]> wrote:
Sekedar tanggapan mengenai perkembangan masyarakat yg ilmiah serta
kontradiksinya. Untuk memahami Hukum perkembangan masyarakat bagi kaum
Marxis tentunya berpegang pada hasil penyelidikan dan analisa masyrakat
yg dilakukan K.Marx dng menggunakan filsafat MDH. Yg oleh Sukarno
( walaupun beliau bukan komunis, tapi memahami Marxisme ), MDH dikatakan
sebagai pisau bedah untuk menganalisa halihwal kemasyarakatan.
Marx mengungkapkan inti dari perkembangan masyarakat ini, dng adanya
kepemilikan perorangan atas alat produksi pada masyarakt2 setelah
masyarakat komune primitif dan dng demikian menyebabkan terbentuknya
lapisan/ klas2 dlm masyarakat dng kepentingan2 ekonominya masing2,
adanya kontradiksi2 diantara klas2 tsb.
Oleh Engels dlm salah satu kata pengantarnya pada penerbitan Manifesto
Komunis ( pernah dibicarakan dlm diskusi yg lampau) bahwa dalil hukum
perkembangan masyarakat ,adalah Perjuangan Klas.
25
Jadi jelas bahwa memandang perkembangan masyarakat tidak bisa tidak juga menganalisa
adanya klas2 dan kepentingan2nya didalam masyarakat yg tercermin sebagai kontradiksi2
dlm masyarakat.
Kembali berdasarkan MDH maka juga diketahui adanya hukum2 kontradiksi dlm segala
halihwal , juga dlm masyarakat , mana yg merupakan kontradiksi2 yg mendasari kehidupan
masyarakat tsb.Diantaranya mana yg pokok, yg merupakan ciri dari masyarakat tsb dan
juga kemungkinan mutasi dari kontradiksi2 tsb sesuai dng pergerakan/perkembangan
situasi dlm masyarakat itu sendiri.
Mao secara populer telah menuliskannya dl karyanya Tentang Kontradiksi.
Tentu saja dalil " Perjuangan Klas " dlm masyarakat berkelas ini tidak disukai oleh klas yg
berkuasa karena dalil ini membelejeti kerakusannya& keganasannya dlm melakukan
penghisapan manusia terhadap manusia.
Klas yg berkuasa dan pendukungnya yg anti Marxisme dan anti komunis dng segala upaya
dan cara, bahkan liwat jalur spiritual a.l " nasib yg sudah dari sono-nya" ataupun lamunan
munculnya Ratu Adil dsb, untuk menentang dalil ini atau melalui renegat2 Marxisme
berusaha dikaburkan pengertian intinya.
Karenanya renegat2 ini dlm gerakan klas buruh dianggap sebagai SB kuning & merupakan
barisan pemadam kebakaran api revolusioner gerakan kaum buruh.
Bahkan banyak tokoh2 gerakan buruh yg tadinya Marxis-pun dlm perkembangannya
kemudian hari bisa menjadi penghianat klas buruh dan mengabdi klas burjuasi.
Contoh tipikal antara lain Karl Kautsky, yg pernah bekerja sama dng Engels dlm
menghadapi musuh2 Marxisme dan menerbitkan tulisan2 Marx. Sampai banyak orang
waktu itu dia dianggap sebagai Paus- nya Marxisme setelah meninggalnya Engels ( 1895),
juga tulisan2 nya yg mengeritik Bernstein dan juga kritiknya terhadap Plekhanov yg
menjadi mensjewiek dihargai Lenin, tapi ternyata akhirnya Kautsky serta kaum SOS-Dem
Internasional II malah mengabdi pada borjuasi , halmana memberikan sumbangan pada
kegagalan Rev. Jerman 1918-1919 dan terbunuhnya Karl Liebknech dan Rosa Luxemburg ,
hal ini jelas diungkapkan Lenin dlm karyanya Revolusi Proletar dan Renegat Kautsky,
dimana ditujukan bagai mana Kautsky menjilat ludahnya sendiri.
Kemudian juga Chruschov dan Chruschov Tiongkok adalah mereka yg pernah ikut ambil
bagaian aktiv dlm gerakan dan rev. Proletar.
Jadi bahwa seseorang pernah berjasa dlm revolusi dlm perkembangannya bisa saja
menjadi antek musuh revolusi. Walau pernah menulis makalah teori " Bagaimana menjadi
komunis yg baik". Atau pernah memimpin Grup teori dlm polemiek PKT>< kaum remo PKUS,
sebagaimana Kautsky dan Plekhanov yg pernah membela Marxisme dari kaum anti Marxis
26
pada awalnya.
Itulah bukti2 bahwa ke-ilmiahnya gagasan Marx tentang perkembangan masyarakat dng
perjuangan klasnya karena itu selalu menjadi sasaran tombak kaum anti Marxisme/anti
komunis untuk mempertahankan kelanggengan kekuasaannya dan tetap melakukan
penghisapan manusia oleh manusia.
Ketimpangan dan ketidakadilan inilah yg menyebabkan adanya perlawanan dimana
bentuknya yg tertinggi adalah gerakan politik revolusioner untuk merebut kekuasaan politik
dari klas yg berkuasa yg melakukan penindasan oleh klas yg ditindas.
Walaupun demikian tidak selalu suatu revolusi bisa mengubah suatu masyarakat
secara sekaligus , bahkan pemberontakan tani dulu hanya menggantikan klik yg berkuasa
dng klik penguasa baru tanpa adanya perubahan sistim kemasyarakatan.Sehingga
penhisapan terhadap kaum tani kemudian diambil alih oleh pemimpin gerakan tani yg
menobatkan diri jadi raja dng pemerintahan dari Keluarga atau kliknya sendiri. Juga rev.
burjuis pernah mengalami beberapa kegagalan dan restorasi monarki.
Halmana oleh baik Marx dan Engels maupun Lenin ,Stalin , Mao dll yg berpegang teguh
pada gagasan rev. proletar untuk mempertahankan kekuasaan ditakturbproletariat
masalah bahaya restorasi kapitalis dibahas dng jelas.
Demikian juga halnya tentang ke-ilmiahan perkembangan cara produksi kebutuhan
masyarakat secara umum yg ada dlm tiap masyarakat serta bisa tidak merupakan cara
produksi satu2-nya .
Dlm masyarakat feodal selain cara produksi agraris yg dominant dng hubungan produksi
feodal kepemilikan tanah sebagai alat produksi dan kepemilikan modal oleh kaum klas
tuantanah/bangsawan, juga terdapat cara produksi barang dagangan lainkebutuhan
masyarakat oleh pengusaha2 borjuis-kapitalis dng adanya gilde ,lalu manufaktur2-nya,
kemudian industri dng mesin dan dengan demikian dlm masyarakat tsb ada 2 jenis
hubungan kerja yg didasari penghisapan manusia oleh manusia serta dng tenaga2
produktifnya sendiri2.
Kepiawaian baik dlm penggagasan ide maupun pengorganisasian yg dikuasai pengusaha2
borjuasi kapitalis ini dalam perlawanannya terhadap sistim feodal monarki yg mengekang
perkembangannya telah menimbulkan revolusi2 borjuis, kadangkala bisa saja awalnya
adalah gerakan kaum tani penggarap tanah melawan tuan tanah tapi kaum borjuasi kapitalis
yg lebih terpelajar( karena memang mempunyai kemungkinan ini) bisa mengarahkan
gejolak kaum tani untuk kepentingan klas borjuasi , karenanya pada revolusi2 borjuis
kekuatan tempurnya justru kaum tani dan kaum buruh yg belum terorganisasi baik dan
belum sedar secara politik.
27
Pengalaman Rev. Borjuis Prancis menunjukkan hal ini.
Itulah dasarnya mengapa Marx, menyerukan agar perang perampokan imperialis oleh klas
buruh dan tani dibawah pimpinan partai klas buruh sewajarnya dijadikan perang
pembebasan klas2 tertindas.
Tapi sekali lagi kaum Sos-Dem dng chouvinismenya tetap mengabdi kepentingan borjuasi
imperialisnya.
Revolusi burjuis ini tidak menghilangkan penghisapan manusia oleh manusia. Walaupun
demikian perebutan kekuasaan yg dilakukan terhadap rejim feodal monarki adalah
revolusioner sebab meruntuhkan sistim masyarakat yg lama untuk membentuk suatu
masyarakt yg lebih maju daripada masyarakat feodal.
Setiap revolusi dlm perjalanannya mengalami dinamikanya sehingga
taktik2 perjuangan untuk mencapai tujuannya perlu penyesuaian dan
pengalaman rev. Proletar juga demikian. Karenanya Stalin dlm karyanya
Tentang Dasar2 Leninisme menyimpulkan bahwa Leninisme adalah teori
Marxisme dan taktik perjuangan klas Buruh dijaman imperialis.
Dan sejak dihianatinya gagasan2 M-L oleh Chruschov dll klik remo
sehingga runtuhnya sosialisme , maka harus diakui bahwa yg berperan dlm
kehidupan masyarakat dimana saja didunia adalah kapitalisme dlm tingkat
tertingginya yaitu imperialisme dng globalisasinya baik yg
bermanifestasi sebagai neo- liberal maupun yg berjubah dan
bersarungtangan sutera bersulam naga yg berjalan diatas karpet sutera.
Maka kontradiksi pokok didunia ini pada sistim masyarakat dng hubungan
produksi kapitalis imperialis globalis saat ini adalah antara
kapitalisme pemilik modal dan alat2 produksi >< kaum buruh yg merupakan
tenaga kerja yg diperas tenaganya dan dirampas nilai lebih yg
dihasilkannya.
Juga adanya kontradiksi antara rakyat2 negeri2 yg sedang berkembang
dimana negerij tsb merupakan SDA dan SDM serta pasaran barang dagangan
kaum kapitalis. Dimana dinegeri2 yg sedang berkembang ini cara produksi
agraris-feodal masih ada dan hubungan produksi dari sisa2 feodal ini
juga mengandung kontradiksi2-nya sendiri. Sehingga rakyatnya yg
sebagaian besar kaum tani mengalami penindasan ganda baik dari tuan tanah
maupun kaum kapitalis.
Penanaman modal kapitalis diseluruh pelosok dunia yg mendatangkan
keuntungan pada oligarki kapital finansial dan industri, termasuk juga
industri jasa, telah juga menyebabkan bertambahnya lapisan buruh
28
dinegeri2 yg sedang berkembang, selain perkembangan borjuasinya
menyebabkan juga bertambahnya buruh migran yg terbatas
keterampilanannya dari pedesaan2 dan rela menjual tenaganya dng murah.
Bahkan sebelum mendapatkan kerjapun sudah diperas, dng membayar pada
perantara2 / calo2 penempatan tenaga.
Sering kali hasil kerjanya pun belum bisa menutupi biaya " pendaftaran" ,
sehingga banyak yg frustratie dan bahkan bunuh diri.
FIFA dan Qatar saat ini menghadapi gugatan organisasi buruh Belanda FNV,
karena adanya perbudakan dlm pembangunan kompleks olahraga untuk
Kejuaran Dunia 2022 nanti. Banyak kecelakaan kerja dng kematian buruh
selain upah buruh yg kecil , buruh2 yg mempunyai keterampilan tertentupun
upah bulanannya kurang dari € 200 ( data dari de Vokskrant 10-10-2016)
sehingga buruh2 tsb penghasilannya tidak mencukupinya untuk menutupi
biaya perekrutannya sebagai buruh migran yg telah dibayar buruh tsb
sebelumnya. Halmana juga dialami oleh TKI .
Dan gejalah ini ada dimana- mana sehingga menimbulkan juga kontradiksi
antara buruh lokal dan buruh migran yg keduanya diperas kaum kapitalis.
Tentu saja sejak dulu sampai sekarang kaum anti Marxis dan anti komunis
serta renegat2 Maxisme-Leninisme tetap mengabaikan adanya perjuangan
kelas dan harus diakui bahwa mereka berhasil selain merobohkan kekuasaan
diktatur proletariat yg pertama di Sovyet Rusia dan negara2 sosialis
lainnya, juga berhasil melakukan restorasi kapitalis di Tiongkok.
Dilain pihak tampak dng adanya kerancuan idiologi klas buruh maka
solidaritas diantara klas buruh baik lokal antara buruh tetap dan buruh
migran, maupun secara internasional pada saat ini mencapai titik
nadirnya.
Padahal perlawanan terhadap kapitalisme dimana oligarki finansialnya
sekarang sudah menunjukan semakin berkuasanya imperialisme yg dng
globalismenya menghapuskan segala sekat2 negara nasional melalui
semboyan perdagangan bebas dan penentangan terhadap proteksionisme.
Halmana selaiknya juga menuntut semakin bersatunya kekuatan2 anti
kapitalis - imperialis dunia. Tetapi ternyata gerakan buruh dimana saja
telah mengalami kerusakan yg dasyat dikarenakan penghianatan renegat2
klan buruh. Ini merupakan kenyataan yg harus diakui, tapi tentunya tidak
berarti bahwa usaha dan perjuangan klas buruh dan rakyat2 tertindas
lainnya harus dibiarkan hanyutnya dalam kerancuan idiologi dan
29
membiarkan kaum kapitalis tanpa perlawanan terus melakukan penghisapan
manusia oleh manusia.
Gerakan anti globalisasi adalah suatu bentuk perlawanan terhadap
kapitalisme yg sekarang akibatnya juga dirasakan oleh klas burjuasi
menengah kebawa, munculnya gerakan Occupy sampai Brexit dan timbulnya
populisme dan anti buruh migran justru menunjukkan perlunya suatu
bimbingan idiologi dan politik yg tepat dlm lawan kapitalisme
imperialisme serta sekaligus membelejeti pengaruh2 yg merugikan gerakan
revolusioner kaum buruh dan rakyat2 tertindas, membelejeti renegat2
gerakan buruh.
Perlunya kesedaran politik untuk meningkatkan bentuk2 perjuangan
ekonomi yg ditunggangi oleh borjuasi dng populismenya , ditingkatkan
menjadi perjuangan politik melawan penghisapan manusia oleh manusia.
Tentu dlm saat lemahnya penguasaan idiologi revolusioner oleh klas buruh
saat ini, maka masih perlu waktu yg panjang dan jalan jalan berliku penuh
duri serta jebakan yg akan dilalui tiap organisasi buruh revolusioner
untuk mencapai tujuannya menghapuskan penghisapan manusia oleh manusia.
Kaum Marxis-Leninis tentu dan seharusnya bukan kaum dogmatis yg
menderita penyakit kekayaan-kanakan untuk dalam keadaan situasi gerakan
buruh dunia saat ini secara gegabah melakukan revolusi sosialis.
Lenin-pun dalam sambutannya tgl 14 April 1921, untuk kemenangan rakyat2
Kaukasus yg berhasil mendirikan Sovjet2, menegaskan berdasarkan keadaan
sosial masyarakat dan budaya mereka bahwa jalan revolusi mereka tidaklah
dng meniru taktik2 rev di Rusia.
To the Comrades Communists ofAzerbaijan, Georgia, Armenia, Daghestan, and
the Mountaineer Republic[1]
Untuk lebih memahami keilmiahan Marx dalam pencapaian masyarakat
sosialis sepertinya perlu direnungkan : Mungkinkah dalam masyarakat
kapitalis-imperialis dng globalisasinya sekarang ini diharapkan
timbulnya suatu hubungan produksi sosialis?
Suatu hubungan produksi yg dilandasi oleh dihapuskannya kepemilikan
perorangan atas alat2 produksi dan tanpa penghisapan manusia oleh
manusia?
Sejarah perkembangan masyarakat menunjukkan bahwa cara produksi
30
industri yg didasari dng kepemilikan sebagaian dari tenaga2 produksi
( modal dan alat2 produksi ) dan sebagaian lain ( tenaga kerja dan tenaga
terampil) juga bisa dibeli oleh perorangan/ kelompok oleh kaum kapitalis ,
yg dalam perkembangannya juga melakukan kekerasan melalui rev. burjuis
untuk menghilangkan pembatasan2 ekonomi dan politik dari klas feodal
monarkis yg berkuasa. Walaupun klas burjuis kemudian menang dan jaya,
tapi cara produksi agraris dng hubungan produksi feodalnya tetap
dibiarkan hidup demi " menghormati kebebasan kepemilikan pribadi "
( istilah Lenin) atas alat2 produksi dan dng demikian tetap kelanggengan
penghisapan manusia oleh manusia.
Jadi mungkinkah kekuatan kaum kapitalis yg berkuasa ini rela disaingi
dan dibatasi keuntungannya oleh suatu hubungan produksi baru tanpa
kepemilikan perorangan atas alat2 produksi yg perkembangannya akan
menghapuskan kapitalisme? Sesama kapitalis-pun berlaku hukum rimba,
siapa yg kuat menelan yg lemah, apalagi terhadap embrio hubungan produksi
sosialis. Karenanya Sovyet diboikot ketat secara ekonomi karena secara
subversi tidak mencapai hasil yg diharapkan.
Tuntutan ekonominya yg adil dari kaum buruhpun ditekan kalau perlu dng
bedil, aktifis2 buruh, lingkungan atau budaya etnis tradisionil banyak
yg dibunuh secara gelap.
Dilain pihak mungkinkah dalam masyarakat kapitalis- imperialistis ini
kaum buruh yg merupakan klas yg paling berkepentingan dng adanya hubungan
produksi sosialis melakukan usaha industri tanpa adanya kemampuan modal?
Tanpa adanya kemampuan menyewa tenaga2 ahli baik dlm jajaran
administratif maupun teknis untuk usahanya ini?
Kenyataannya kalaupun ada elemen2 yg berasal dari klas buruh dan "
berhasil" membangun kerajaan industrinya maka hubungan produksi yg
berlaku dlm kerajaan industrinya ini tetap hubungan produksi kapitalis,
usaha barang dagangan yg mengeruk keuntungan dng melalui perampokan
nilai lebih yg dihasilkan bekas " teman2 sekelasnya ".
Bahkan mereka ini berhasil menduduki jajaran 100 orang terkaya dunia
versi Forbes seperti Wang ( jajaran ke 18 untuk 2016) yg membangun
kerajaan bisnisnya Grup Dalian Wanda walaupun ia tadinya tidak mempunyai
" bondo" karena merupakan anak kader Partai yg sejak awal angkat senjata
dan ikut Long Mars, bahkan dia sendiri adalah prajurit TPRT dan kemudian
kader partai daerah dan sampai sekarang dng kedudukan yg tinggi. Bahwa
dia juga filantrop tidaklah berarti bahwa usahanya merupakan embrio
hubungan produksi sosialis , karena tetap melakukan pemerasan pada kaum
31
buruh dan rakyat2 tertindas melalui investasinya kesegala penjuru dunia.
Kekayaannya $ 28,7 milyard dicapai dlm 30 tahunan, menunjukkan betapa
hebatnya penghisapan yg dilakukan sehingga bisa melampaui kapitalis
besar Asia , Li Ka Sing ( $ 27,1 milyard) yg mulai usahanya di Hongkong
pada 1950 , sebagai pelarian dari RRT dan mulai jaya sejak 1972.
Karenanya Marx melihat bahwa hanya revolusi proletarlah yg bisa
mewujutkan kemenangan klas buruh dan rakyat2 tertindas lainnya untuk
mencapai sosialisme dng cara tetap mempertahankan dan mengembangkan cara
produksi industrialis yg maju yg sudah ada dikapitalisme dng cara
membebaskan tenaga2 produktif yg dibutuhkan dlm sosialisme dari
kepemilikan perorangan dan dng demikian menghilangkan hubungan kerja
kapitalis dan membangun hubungan kerja sosialis proletar .
Mengharapkan bisa di" jinakannya" kaum kapitalis seperti sama halnya
mengharapkan datangnya Ratu Adil. Kenyataan dari sejarah kemanusiaan
bahwa sejak adanya kepemilikan perorangan jutaan tahun didunia ini
sampai saat ini , suatu masyarakat adil sejahtera , pencapaiannya baik
yg seperti ditulis dlm kitab2 spiritual ataupun filosofi empirik kuno
entah Tao-isme ataupun Konghucu-isme yg saat ini dipergiat, belumlah
menghasilkan apa yg di impikan.
Motto: " tanpa teori revolusioner tak akan ada gerakan revolusioner
" merupakan kenyataan.
Itu saja,
Tik
On Thursday, October 6, 2016 11:45 AM, "'Chan CT' [email protected]
[URECA_SGT]" <[email protected]> wrote:
Tatiana: Kok enak dan gampang sekali bilang bahan tulisan di masa RBKP TIDAK AKURAT.
Anda harus buktikan ketidak akuratannya itu!!!
ChanCT: Begitu keras dan yakinnya anda akan keakuratan tulisan masa RBKP yang
digunakan, ... setelah saya coba buktikan begitu buuaanyak yang palsu, dimanipulasi, ...
anda bukannya mengakui itulah KENYATAAN yang terjadi dimasa RBKP, sebaliknya
malah melecehkan, berpanjang-panjang tak ada gunanya! Lalu? Tetap saja tulisan-tulisan
32
yang jelas menghitamkan Liu-Deng itu dipercaya sebagai “KEBENARAN”???
Tapi, baiklah setelah beberapa hari sibuk kedatangan tamu, … saya lanjutkan saja
menyampaikan pemikiran dengan sedapat mungkin menjawab pertanyaan yang anda
ajukan dan anda tidak terlalu lama tunggu-tunggu, saya cukup berdasarkan ingatan saja,
tanpa buka-buka catatan-tulisan lama, ya.
1. Masalah kontradiksi pokok, yang sudah timbul perbedaan antara Mao dan Liu sejak
tahun 1956, Mao menyatakan kontradiksi pokok antara “klas proletariat dan klas
kapitalis”, “jalan sosialisme atau jalan kapitalisme”. Sedang Liu menganggap “Perjuangan
antara sosialisme dan kapitalisme sudah pada pokoknya selesai, setelah berhasil merebut
kekuasaan”, “Hubungan produksi baru yang sudah kita bangun harus kita konsolidasi dan
kembangkan lebih baik”, “Sistem sosialisme dengan tenaga produktif yang masih sangat
terbelakang”, “mengembangkan industrialisasi di kota dan mekanisasi produksi pertanian
didesa-desa”, … Inilah tugas pokok kita. Tentu keputusan PKT saat itu menerima rumusan
yang diajukan Mao itu, menetapkan kontradiksi pokok antara Proletariat dan Kapitalisme.
Namun di tahun 1958, pada saat Mao menyerukan politik “Maju Melompat” dan
membangun “Komune Rakyat” dalam 7-8 tahun mengejar Inggris, dalam 15 tahun
mengejar AS, … Liu juga tetap bersikap aktife dan sama sekali tidak menentang dan
seruan Mao menjadi KEPUTUSAN Partai yang untuk dijalankan di Tiongkok! Mengapa?
Karena memang tokoh-tokoh PKT ketika itu, semua juga sebetulnya terangsang panas,
bersemangat tinggi untuk cepat mewujudkan sosialisme di Tiongkok. Mensejahterakan
600 juta Rakyat Tiongkok! Bersorak gembira menyambut seruan Ketua Mao ketika itu,
bahwa situasi didunia sekarang (ketika itu 1958) “Angin Timur mengatasi angin Barat!”,
“Sosialisme maju kekemenangan sedang kapitalisme menuju liang kubur!”
Satu analasia situasi dunia yang terlalu berlebih menilai kekuatan sosialisme dan
merendahkan kekuatan musuh (kapitalisme) inilah dasar kesalahan Mao ketika itu dalam
menetapkan politiknya. Dan kenyataan yang terjadi telah MEMBUKTIKAN kesalahan itu!
Kenyataan tidak begitu, negara-negara kapitalis yang diganjar krisis ekonomi
berulangkali masih cukup kuat, sebaliknya negeri sosialis yang sudah roboh dengan
sendirinya!
Keputusan Maju Melompat dan Komune Rakyat yang baru saja mulai berjalan, harus
menghadapi 3 tahun bencana alam berat berturut-turut tahun 1959-1961. Akibatnya,
menjadi BENCANA kelaparan yang luar biasa harus diderita Rakyat Tiongkok! Bukan
hanya produksi-pertanian nasional merosot drastis tapi angka kematian melonjak tinggi!
Pertumbuhan minus penduduk Tiongkok terjadi, … disamping kematian wajar ditambah
buuaaanyaknya kematian akibat kelaparan! Keadaan inilah yang membuat Liu Shaoqi
berterus-terang menyampaikan laporan hasil penelitian dibeberapa desa didepan Sidang
33
Pleno diperluas, 7 ribu peserta, diawal tahun 1962. Liu dengan tegas menyatakan, “30%
kematian akibat bencana alam, 70% akibat kesalahan politik”, terkekangnya tenaga
produktif! Dengan pengertian seandainya saja dibanyak desa-desa masih menjalankan
“kerja borongan” dan memperkenankan setiap petani bekerja disebidang tanah sendiri
dan memperkenankan berlangsungkan pasar bebas didesa, keadaan tidak akan separah
itu!
2. Komune Rakyat, yang membuat banyak petani merasa tertipu oleh PKT! Mengapa?
Pada saat PKT menjalankan landreform sebelum pembebasan, membagikan tanah untuk
petani penggarap tanah, inilah yang mendorong petani berbondong-bondong mendukung
kuat perjuangan PKT melawan Jepang dan KMT sampai merebut kekuasaan! Eeeiiih,
setelah PKT berhasil berkuasa, baru juga beberapa tahun, tanah yang sudah dibagikan
itu diambil kembali sedang petani dijadikan buruh-tani yang bekerja sesuai pembagian
kerja, … tanpa ada kebebasan pribadi!
Tentu, kesadaran petani disetiap desa berbeda-beda, disementara desa mungkin saja
sudah bisa jalankan deengan baik, tapi kesadaran petani umumnya dikebanyakan desa
kitika itu, kenyataan tingkat kesadaran petaninya memang belum siap melaksanakan
bentuk kerja sistem komune rakyat. Belum lagi tingkat kesadaran kader-kader komune
rakyat, khususnya kepala barisan produksi yang betul bisa bijaksana dalam membagikan
pekerjaan pada petani dan kemudian juga bisa adil saat pembagian hasil kerja. Banyak
menimbulkan ketidak puasa pada banyak petani, membuat produksi lebih sulit
ditingkatkan dengan baik. Sekalipun ketika itu diteriakkan dengan santernya “Komune
Rakyat adalah Baik” dan Pertanian belajar pada “Da Zhai” ( baca Ta Chai), …
Juga dilaksanakan di komune rakyat bentuk dapur bersama, makan bersama di-kantin
bagi petani yg masih belum ada kesadaran hidup dan bekerja bersama untuk semua
begitu, kenyataan terjadi banyak pemborosan sedang bagi sementara petani dirasakan
tidak adil. Begitu salah satu kritik Liu Shaoqi terhadap jalannya Komune Rakyat yang
dikatakan belum waktunya dan belum bisa.
Jadi, menurut saya, ditingkat perjuangan sekarang didunia ini, dimanapun kita berada,
BELUM waktunya melancarkan Revolusi Sosialisme yang menyasar kapitalisme dengan
menjadikan klas kapitalis sasaran revolusi yang harus dibasmi. Belum bisa menetapkan
kontradiksi pokok antara klas buruh dan klas kapitalis. Ditingkat perjuangan sekarang ini,
kita hanya bisa tetap membiarkan kapitalis tumbuh dan berkembang, dengan bijaksana
menjinakkan kapitalis demi mendorong maju ekonomi nasional lebih cepat dan lebih baik
saja.
Revolusi sosialisme itu sebaiknya ditunda saja setelah masyarakat itu sampai pada
34
tingkat kemakmuran yang memadai dan tumbuh unsur-unsur hubungan produksi baru
yang bisa dinamakan hubungan produksi sosialis didalam masyarakat itu sendiri. Itulah
proses perkembangan masyarakat yang alamiah, yang terjadi sewajarnya dan tidak bisa
dipaksakan atau dilompati begitu saja seenak udelnya sendiri, betapapun ideal dan keras
keinginan subjektive kita sendiri!
Kalau masih ngotot saja, cobalah laksanakan dan wujudkan ide kalian untuk kembali
meletuskan Revolusi Oktober disatu negara manapun didunia ini, … BUKTIKAN saja kalau
itulah satu-satunya jalan sosialis yang paling benar!
Salam,
ChanCT