marxisme dalam pandangan bung karno

3
Marxisme Dalam Pandangan Bung Karno Tidak sulit mencari adanya keterkaitan pemikiran Bung Karno dengan Marxisme. Bung Karno sendiri mengatakan bahwa ideologi Marhaenisme yang menjadi buah pikirnya merupakan marxisme yang diselenggarakan, dicocokkan dan dilaksanakan di ndonesia !"jamsudin, #$%&'. S el ai n ko r el asi an tar a M ar ha en i sm e d an M ar xi sm e ya ng sud ah di ul as o l eh ba nyak kal an ga n, t ak a da sal ah nya bila kit a m en yi m ak be be r ap a ‘ pe rsi ng gu ng an pe m i ki r an B un g K ar no den ga n M arxi sm e. P er j um pa an B un g K ar no d en ga n pa ha m M ar xi sme t er j ad i ket i ka b el i au masi h m en un tut i l m u d i H B S , seko l ah m en en gah er a H india Bel an da. K et ika i t u B un g K ar no men gen al M arxi sm e da ri seo r ang gur u HBS yang be r ha l ua n sosial- de m ok rat ( so sd em), C . H ortogh ( S oyo muk t i, 20 08). P a d a masa b e rsekol a h d i H B Si t u , p u tr a s a n g f a j ar i n i t in g ga l d i r u m a h t o ko h S areka t I sl a m ( S I ) , H. O .S C okr oa m i no t o. D an di r umah it u p ula seringdiad ak andi sku si di an t ar a p ara t oko h p ergerak an m en ge na i b e r b a ga i h a l t e r ka i t p er j u a n ga n p er g er a ka n n as i on a l . B eb er ap a d i an t ar a t oko h p er ge r ak ani t u a da yan g bari de ol og i Marxi s, yakni M uso dan A li m in. D ari ked ua or an g ini, B un g K arno juga m en ge na l M ar xi sm e secar a men da l am ( S oeka rno, 19 66 ) . K egandr un ga n’ S oeka r no m ud a pa da Mar xi sm e tampak ketika ia m en gatakan da lambuku aut ob iogr a nya ya ng be r j u d u l B ung K ar no P eny am bung Li dah R aky at ( 19 66) : .. pa da w akt u muda - m ud i yang l ai n men em ukan kasi hnya sat u sama l ai n, aku m endekamden gan D as K ap i tal . D as K ap i t al m erup akan sal ah satu kar ya b esar K ar l M ar x sel aku pen cet us Marxisme, yang m engupas secara m en dalam m en ge na i kont r ad iksi dalam sistem pr od uksi kap it al ism e. K ek ag uman nya t erhad ap M arxi sm e j ug a t erl i ha t da l am art i kel nya ya ng be r j ud ul M em pe r i nga t i 50 Ta hun W af at nya K ar l M arx, ya ng d i m u at d a l a m ko ra n F ikir a n R a’ j a t t er b i t a n ta h u n 19 3 3 . D a la m a r t ikel nya t e r se b u t, B ung K arno m engem ukakan k ekagum anny a pada K ar l M ar x. B er ikut un gka pa n keka gu m an B un g K ar no ter ha da p l suf asal Jer m an t er seb ut : D ar i m ud a sa m pa i w af at nya, m an usi a yan g h eb at i ni t i ad a h ent i - he nt i nya m em be l a d an m em be r i pe ne r an ga n pa da si mi ski n, ba ga i m an a m er eka it u su da h m en j ad i sen gsa r a, da n b ag aim an a j alan nya merekai t u a kan m en da pa t kem enangan: t iada kesal da n capeknya i a b eke rj a d an be rusahaun t uk p em be laan itu: sel ag i du duk di atas kur sinya, di m uka m ej a t ul isnya, be git ul ah ia pa da 14 M ar et 18 83 m el ep aska n na f asn ya ya ng pe ng ha bi san .

Upload: reliusman-dachi

Post on 06-Jul-2018

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

8/16/2019 Marxisme Dalam Pandangan Bung Karno

http://slidepdf.com/reader/full/marxisme-dalam-pandangan-bung-karno 1/3

Marxisme Dalam PandanganBung Karno

Tidak sulit mencari adanya keterkaitan pemikiran Bung Karno dengan Marxisme. Bung

Karno sendiri mengatakan bahwa ideologi Marhaenisme yang menjadi buah pikirnya

merupakan marxisme yang diselenggarakan, dicocokkan dan dilaksanakan di

ndonesia !"jamsudin, #$%&'.

Selain korelasi antara Marhaenisme dan Marxisme yang sudah diulas oleh banyak kalangan, tak ada salahnya

bila kita menyimak beberapa ‘persinggungan’ pemikiran Bung Karno dengan Marxisme.

‘Perjumpaan’ Bung Karno dengan paham Marxisme terjadi ketika beliau masih menuntut ilmu di HBS, sekolah

menengah era Hindia Belanda. Ketika itu Bung Karno mengenal Marxisme dari seorang guru HBS yang

berhaluan sosial-demokrat (sosdem), C.Hortogh (Soyomukti, 2008).

Pada masa bersekolah di HBS itu, putra sang fajar ini tinggal di rumah tokoh Sarekat Islam (SI), H.O.S

Cokroaminoto. Dan di rumah itu pula sering diadakan diskusi diantara para tokoh pergerakan mengenai

berbagai hal terkait perjuangan pergerakan nasional.

Beberapa diantara tokoh pergerakan itu ada yang barideologi Marxis, yakni Muso dan Alimin. Dari kedua orang

ini, Bung Karno juga mengenal Marxisme secara mendalam (Soekarno, 1966).

‘Kegandrungan’ Soekarno muda pada Marxisme tampak ketika ia mengatakan dalam buku autobiografinya

yang berjudulBung Karno Penyambung Lidah Rakyat(1966): “..pada waktu muda-mudi yang lain menemukan

kasihnya satu sama lain, aku mendekam denganDas Kapital.”

Das Kapital merupakan salah satu karya besar Karl Marx selaku pencetus Marxisme, yang mengupas secara

mendalam mengenai kontradiksi dalam sistem produksi kapitalisme.

Kekagumannya terhadap Marxisme juga terlihat dalam artikelnya yang berjudulMemperingati 50 Tahun

Wafatnya Karl Marx,yang dimuat dalam koran Fikiran Ra’jat terbitan tahun 1933. Dalam artikelnya tersebut,

Bung Karno mengemukakan kekagumannya pada Karl Marx.

Berikut ungkapan kekaguman Bung Karno terhadap filsuf asal Jerman tersebut :

“Dari muda sampai wafatnya, manusia yang hebat ini tiada henti-hentinya membela dan memberi penerangan

pada si miskin, bagaimana mereka itu sudah menjadi sengsara, dan bagaimana jalannya mereka itu akan

mendapat kemenangan: tiada kesal dan capeknya ia bekerja dan berusaha untuk pembelaan itu: selagi duduk

di atas kursinya, di muka meja tulisnya, begitulah ia pada 14 Maret 1883…melepaskan nafasnya yang

penghabisan.”

8/16/2019 Marxisme Dalam Pandangan Bung Karno

http://slidepdf.com/reader/full/marxisme-dalam-pandangan-bung-karno 2/3

Dalam artikel yang sama, Bung Karno juga menggagas ‘perkawinan’ antara paham nasionalisme di dunia

Timur dengan Marxisme, sehingga melahirkan nasionalisme baru, suatu ilmu baru, satu iktikad baru, satu

senjata perjuangan yang baru dan satu sikap hidup yang baru (Soekarno, 1964).

Tak hanya itu, dengan mengadopsi analisis Marx tentang nilai lebih dalam hubungan industrial kapitalisme,

Bung Karno menganjurkan kaum buruh Hindia untuk melawan dan menghilangkan tiapstelsel kapitalisme,

serta menggantikannya denganstelsel produksi yangsama rata sama rasa.

Dalam artikel berjudulBolehkah Serikat Sekerdja Berpolitik?yang ia tulis pada tahun 1933 serta dimuat di

Fikiran Ra’jat, ia menegaskan:

“..antara ‘modal’ dan ‘kerja’ adalah suatu pertentangan hakekat, suatu antitesa yanng tidak bisa dihapus ,

walaupun oleh kepandaiannya para profesor-profesor botak dari segala sekolahan-sekolahan tinggi. Antara

‘modal dan ‘kerja itu ada tabrakan kebutuhan, oleh karena ‘modal’ itu, sebagaimana secara terang-benderang

diterangkan oleh teori dialektika,meerwardee,Verelendung d.l.s, adalah hidup daripada kerja, menguruskan

kerja. Oleh karena itu, maka benar sekalilah putusan kongres kaum buruh Surabaya, bahwa pergerakan

sekerja harus melawan tiap stelsel kapitalisme, menghilangkan tiap stelsel kapitalisme, mengejar stelsel

produksi yang sama rata sama rasa.”

Pengaruh Marxisme terhadap pemikiran Bung Karno yang begitu kental membuat seorang tokoh pergerakan

nasional, Dr. Tjipto Mangunkusumo, mengatakan dalam sebuah koran yang bernamaHong Po (1941) bahwa

Marxisme telah “membakar Soekarno punya djiwa”.

Di awal era Demokrasi Terpimpin, Bung Karno kembali mengutarakan pujiannya pada ajaran Karl Marx. Kali

ini, ia memuji salah satu karya Marx, Manifesto Komunis, dalam pidato kenegaraan memperingati HUT

Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1959 yang berjudul “Penemuan Kembali Revolusi Kita”.

Berikut petikan pidato tersebut :

“Siapa, kalau ia benar-benar manusia, dan bukan makhluk tanpa arah, yang membantah kebenarannya

benang merah dalam ‘Manifesto Komunis’, bahwa sebagian besar umat manusia ini ditindas, di”onderdrukt”dan

di-uitgebuit oleh sebagian yang lain, sehingga akhirnya kaum proletar tak akan kehilangan barang lain daripada

rantai belenggunya sendiri. Mereka sebaliknya akan memperoleh satu dunia baru. Hai proletar di dunia,

bersatulah!

Kalimat-kalimat atau intisari fikiran yang demikian itu mengandung kebenaran-kebenaran yang tak boleh

diragu-ragukan atau diamendir. Dasar jiwanya adalah Budi-Kemanusiaan, Hati Nurani Kemanusiaan,Het

Geweten van de mens, “The Conscience of Man’. Ia bukan piagam yang hanya mengenai satu bangsa saja,

seperti misalnya Magna Charta-nya orang Inggris. Ia bukan pakta antara beberapa negara yang berkuasa saja,

seperti misalnya Atlantic Charter. Ia bukan satu dasar untuk menyusun sesuatu Pax daripada suatu negara,

seperti Pax Britanica, atau Pax Romana atau Pax Americana, atau Pax Sovietica, tidak! Ia adalah dasar untuk

menyusun Pax yang meiliputi seluruh kemanusiaan, yaitu Pax Humanica, Paxnya seluruh makhluk manusia

yang mendiami bumi ini.”

8/16/2019 Marxisme Dalam Pandangan Bung Karno

http://slidepdf.com/reader/full/marxisme-dalam-pandangan-bung-karno 3/3

Dalam cuplikan pidato tersebut, Bung Karno secara tegas mengakui bahwasanya Manifesto Komunis yang

menjadi salah satu inti dari Marxisme merupakan buah pikir yang mengandung nilai universal. Dan, hal

tersebut beliau nyatakan dalam sebuah pidato kenegaraan yang dibacakan dalam event ‘sakral’, yakni

peringatan kelahiran Republik Indonesia! Suatu hal yang tak akan mungkin terjadi pada era Orde Baru hingga

reformasi kini.

Begitulah sekelumit pandangan Bung Karno mengenai Marxisme, yang juga menggambarkan besarnya

pengaruh Marxisme dalam pemikiran Bung Karno selakufounding fathers negeri ini. Namun, salah satu

ideologi yang berpengaruh pada pemikiran Bung Karno ini telah dilarang hidup dan berkembang di negeri ini

sejak tahun 1966. Pada tahun yang sama, Bung Karno dilucuti otoritasnya sebagai Presiden oleh militer

sayap kanan pimpinan Soeharto. Dan sejak itu pula, Indonesia terkungkung dalam ‘terali besi’ penjajahan

gaya baru.