market brief peluang usaha produk lada (hs...
TRANSCRIPT
Page 0
MARKET BRIEF PELUANG USAHA PRODUK LADA (HS 0904)
2016
INDONESIAN TRADE PROMOTION CENTER ITPC MILAN Via Vittor Pisani, 8 – 6° Piano 20124 Milan (MI), ITALY Tel. +39 02 3659 8182 Fax. +39 02 3659 8191 http://www.itpcmilan.com
Page 1
Daftar Isi
KATA PENGANTAR ........................................................................................................... 2
ABSTRAKSI ................................................................................................................... 3
I. PENDAHULUAN ........................................................................................................ 5
I.1. Pemilihan Produk ................................................................................................... 5
I.2. Profil Geografi Italia ............................................................................................... 7
II. POTENSI PASAR PRODUK LADA DI ITALIA .................................................................... 9
II.1 Ekspor Produk Lada Italia ke Dunia .................................................................... 9
II.2 Potensi Pasar Produk Lada di Italia.................................................................. 12
II.3 Regulasi Produk Lada di Italia ........................................................................... 18
II.4 Saluran Distribusi Produk Lada di Italia ........................................................... 22
II.5 Hambatan dan Tantangan ................................................................................. 23
III PELUANG DAN STRATEGI ................................................................................. 26
III.1 Peluang ................................................................................................................ 26
III.2 Strategi ................................................................................................................. 27
IV INFORMASI PENTING ......................................................................................... 29
REFERENSI…………………………………………………………………… 31
Page 2
KATA PENGANTAR
Dalam upaya penyediaan informasi pasar produk 10 – 10 – 3 dan sesuai dengan
keputusan Menteri Perdagangan RI No. 706/M-DAG/KEP/9/2011 tentang
Pedoman Penyusunan dan Mekanisme Pelaporan Perwakilan Perdagangan di
Luar Negeri, ITPC Milan, Italia telah melakukan penyusunan Market Brief yang
didasarkan pada studi literatur (desk study). Informasi pasar ini diharapkan dapat
berguna sebagai dasar pengambilan kebijakan oleh pimpinan dan atau sebagai
bahan referensi pelaku usaha dibidangnya. Penulisan Market Brief merupakan
rangkaian kajian yang terus dilakukan selama 1 tahun untuk memenuhi target yaitu
menyiapkan 10 Market Brief.
Pada topik ini dipilih produk lada (HS 0904) sesuai data yang mengindikasikan
bahwa Indonesia memiliki potensi yang besar serta adanya peluang pasar untuk
produk lada di Italia. Di dalam Market Brief ini akan diinformasikan mengenai latar
belakang pemilihan produk, profil Italia, potensi pasar di Italia, serta peluang dan
strategi memasuki pasar di Italia.
Untuk itu penyusunan laporan ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi yang
berguna bagi pihak Pemerintah maupun Swasta di Indonesia, khususnya bagi
kalangan eksportir dan pengusaha produk terkait dalam menyikapi peluang ekspor
di italia.
Disadari sepenuhnya bahwa penulisan laporan ini masih terdapat banyak
kekurangan dan jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik yang membangun dari
berbagai pihak demi kesempurnaan penulisan ini sangat kami harapkan.
Semoga Laporan Market Brief ini dapat memberikan manfaat bagi pihak yang
membutuhkan informasi tentang produk lada.
Milan, Mei 2016
Kepala ITPC Milan
Agung Pramudya FR.
Page 3
ABSTRAKSI
Indonesia adalah penghasil lada kedua terbesar di dunia setelah
Vietnam. Sedangkan Italia adalah negara net importir untuk produk lada HS
0904. Lada Indonesia yang terkenal di pasar Italia antara lain adalah lada
Bangka, lada Lampung, dan lada Muntok. Menurut proyeksi dari CBI
Ministry of Foreign Affairs, lada Indonesia adalah salah satu jenis lada yang
memiliki harga tinggi di pasar dunia. Selain itu, permintaan lada dunia terus
meningkat, termasuk dari Italia. Produsen lada Italia sendiri tidak mampu
memenuhi permintaan dalam negerinya. Karena itu lada menjadi produk
yang sangat potensial untuk diekspor ke Italia mengingat besarnya potensi
pasar.
Apabila dilihat dari tren pertumbuhannya, nilai ekspor lada Indonesia
terus meningkat di pasar Italia. Pesaing utama Indonesia adalah Vietnam
yang merupakan pemasok utama diantara negara-negara Asia Tenggara.
Produksi lada Indonesia yang saat ini hanya sekitar 60.000 metric ton per
tahun. Jumlah itu membuat Indonesia berada di ranking kedua, karena
produksinya tergeser oleh Vietnam yang bisa mencapai 100.000 metric ton
per tahun. Sementara itu, Italia adalah pengimpor produk lada terbesar ke-
7 di Uni Eropa1.
Indonesia merupakan produsen terbesar ketiga dunia, sedangkan
untuk pasar Italia, ekspor lada Indonesia pada tahun 2015 berada di urutan
kedua setelah Vietnam. Setiap jenis lada tersebut memiliki keunggulan baik
dari warna dan rasa. Tantangan yang dihadapi eksportir dari negara
berkembang seperti Indonesia ketika memasuki pasar Italia adalah
kemampuan menjamin konsistensi kualitas, rasa, aroma, dan warna yang
sesuai dengan standar Uni Eropa. Selain itu, lada Indonesia juga
menghadapi persaingan dengan lada dari negara lain. Saat ini, lada
menjadi peluang yang sangat baik mengingat harga lada terus meningkat
di pasar Uni Eropa. Lada dari Indonesia sendiri merupakan jenis lada yang
memiliki harga relatif lebih tinggi bila dibanding lada Vietnam. Akan tetapi,
1 Harga Komoditas Lada Dunia Cenderung Meningkat, http://www.pikiran rakyat.com/ekonomi/2015/10/26/347507/ harga-komoditas-lada-dunia-cenderung-meningkat, diakses pada 2 Mei 2016
Page 4
karena petani lada Indonesia juga masih belum menerapkan prosedur
budidaya dan penanganam pascapanen yang optimal, akibatnya kualitas
lada Indonesia berada di ranking ke.dua dan hanya dihargai rata-rata 7.800
dolar AS per metric ton pada Oktober 2015. Kualitas terbaik, saat ini
dipegang Vietnam dengan harga rata-rata 8.200 dolar AS per metric ton2.
Analisis keunggulan dan kekurangan lada Indonesia akan disajikan di
bagian hambatan dan tantangan.
Dari uraian potensi ekspor lada di Italia, ketentuan regulasi pasar,
saluran distribusi, dan peluang, maka di akhir uraian market brief akan
disajikan strategi untuk produk lada sebagai berikut:
Strategi produksi.
Berupa penjajakan kemungkinan penanaman lada secara monokultur
seperti yang dilakukan Vietnam dan pelatihan kepada petani untuk
memenuhi standar lada internasional.
Strategi produk.
Penggunaan teknologi pengolahan lada paska-panen karena cara
tradisional cukup rawan pencemaran dan Menerapkan prosedur
budidaya dan pascapanen yang sesuai standar IPC.
Strategi promosi.
Pembentukan Asosiasi Lada Indonesia yang efektif dan
mempromosikan lebih gencar produk lada unggulan Indonesia seperti
lada Muntok, lada Bangka, dan lada Lampung.
Strategi penjualan.
Indonesia juga sebaiknya tak hanya menjual lada dalam bentuk mentah,
melainkan juga menjual lada dalam aneka bentuk produk olahan
Strategi kebijakan.
Pemerintah perlu terus mendorong pengembangan sektor lada dari hulu
ke hilir, dimana seluruh pemangku kepentingan termasuk peran sektor
industri, diharapkan mendukung pengembangan diversifikasi produk
2 Harga Komoditas Lada Dunia Cenderung Meningkat, http://www.pikiran-rakyat.com/ekonomi/2015/10/26/347507/harga-komoditas-lada-dunia-cenderung-meningkat, diakses pada 2 Mei 2016.
Page 5
berbasis lada dan melakukan inovasi teknologi serta menekan biaya-
biaya yang dapat menghambat pertumbuhan industri ekspor
I. PENDAHULUAN
I.1. Pemilihan Produk
Menurut International Pepper Community (IPC), selama beberapa
tahun ke depan Indonesia akan kelebihan produksi lada3. Prediksi ini
didasarkan pada kemampuan produksi lada Indonesia yang jauh melebihi
kemampuan konsumsi domestik. Kelebihan produksi sebesar 80% diekspor
dan memberi andil sebesar 0,2% dari total ekspor Indonesia.4 Indonesia
merupakan produsen lada terbesar ketiga di dunia setelah Vietnam dan
India. Biaya produksi lada relatif murah bila dibandingkan dengan tanaman
sawit atau karet, namun ketergantungan terhadap kondisi cuaca cukup
tinggi.
Pada tahun 2013, Indonesia bersama dengan Brasil, India, Malaysia,
Srilanka, dan Vietnam berkomitmen untuk meningkatkan promosi dan
perdagangan lada dunia. Dengan biaya produksi yang relatif murah, sekitar
20% dari harga jualnya,5 dan terus meningkatnya permintaan di pasar
dunia, maka produk lada menjadi pilihan yang menarik untuk market brief
kali ini.
Konsumsi lada juga telah meningkat di pasar tradisional benua Eropa.
Di Eropa, harga lada naik sebesar 15% dan di Amerika Utara 45% sebagai
negara yang warganya menggunakan lada sebagai bumbu untuk
menambah rasa pada masakan mereka. Hal ini juga telah menyebabkan
konsumsi lada di seluruh dunia meningkat sebesar 60% selama periode
yang mencapai 430.000 ton lada pada tahun 2014 lalu. 6
3 Wike Dita Herlinda, “Surplus Produksi Lada, Konsumsi dan Ekspor akan digenjot,” Industri, 2 Mei 2014, diakses pada 2 Mei 2016, http://industri.bisnis.com/read/20140502/12/224126/surplus-produksi-lada-konsumsi-dan-ekspor-akan-digenjot) 4 Ibid. 5 Permintaan membludak, harga lada semakin pedas,” Kontan, 4 Mei 2015, diakses pada 7 Desember 2015, http://industri.kontan.co.id/news/permintaan-membludak-harga-lada-semakin-pedas) 6 Pemakaian Lada Dunia Meningkat, Hatga Lada Naik 310 Persen http://food.detik.com/read/2015/07 /25/093432/2974927/297/pemakaian-lada-dunia-meningkat-harga-lada-naik-310-persen, diakses pada 2 Mei 2016
Page 6
Pasar Italia merupakan pasar potensial bagi lada Indonesia. Neraca
perdagangan Indonesia dan Italia dalam produk lada selalu positif dalam
lima tahun terakhir, sejak 2011 hingga 2015. Pertumbuhan surplus neraca
perdagangan juga positif, pada 2015 surplus meningkat sebesar 131%
dibandingkan tahun 2014. Dalam skala yang lebih besar, Italia adalah net
importir lada dari dunia.
Tabel 1. Neraca Perdagangan Indonesia-Italia HS 0904 (dalam Juta USD)
Italy-Indonesia Balance of Trade - HS 090411 (Pepper, Not Crushed Nor Ground)
2011 – 2015
Value: Million USD
2011 2012 2013 2014 2015 Trend (%) 11-15
Change (%) 15/14
Export 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 - -
Import 1.34 3.14 1.53 2.72 6.30 34.34 131.15
Balance of Trade -1.34 -3.14 -1.53 -2.72 -6.30
Source: WTA/Istat
Jenis produk lada yang dimaksud dalam market brief kali ini adalah
yang termasuk dalam kode HS 0904, yaitu pepper of the genus piper; dried
or crushed or ground fruits of the genus capsicum or of the genus pimenta.
Lada Indonesia memiliki ciri khas yang diminati pasar internasional, seperti
jenis lada hitam Lampung dan lada putih Bangka.7 Hampir setiap masakan
Eropa diberi taburan lada bubuk untuk memberi rasa pedas. Di Italia sendiri,
lada telah tercatat dalam resep masakan Italia sejak abad ke-17.8
Selain cita rasanya yang kuat, lada juga bermanfaat untuk kesehatan.
Selain itu, sebagai hasil dari internasionalisasi pola makan dan populasi
etnik yang besar di Uni Eropa, konsumen berangsur-angsur mengadopsi
kebiasaan makan dan memasak yang dianggap asing. Melihat potensi
7 “Produsen Terbesar ke-2 Dunia: Lada Indonesia Sangat Diminati Pasar Internasional,” Indotrading.com, diakses pada 8 Desember 2015, http://blog.indotrading.com/produsen-terbesar-ke-2-dunia-lada-indonesia-sangat-diminati-pasar-internasional/ 8 Alberto Capatti dan Massimo Montanari, Italian Cuisine: a Cultural History, New York: Columbia University Press: 2003, 43,
Page 7
ekspor lada dan tingkat konsumsi Italia, lada menjadi pilihan yang menarik
untuk dikaji lebih lanjut dalam laporan Market Brief ini.
I.2. Profil Geografi Italia
Italia sebelah utara berbatasan
langsung dengan empat negara
Eropa yaitu Perancis, Swiss, Austria
dan Slovenia. Memiliki posisi yang
strategis yaitu berada di tengah-
tengah antara Eropa dan Afrika, Italia
meiliki keuntungan sebagai negara
yang memberikan akses ke negara-
negara Eropa Utara, negara-negara
Mediterania dan negara-negara
Eropa Timur. Wilayah Italia meliputi luas kedaulatan 301.340 km2 termasuk
dua pulau utama yaitu pulau Sisilia dan pulau Sardinia, yang merupakan
dua pulau utama di samping 38 pulau lainnya. Italia memiliki dua teritorial
yang independen yaitu Kota Vatican dan Republik San Marino.
Kota perdagangan di Italia adalah Milan dengan GDP per kapita pada
awal tahun 2014 mencapai € 35.137. Milan disebut-sebut sebagai salah
satu kota utama untuk keuangan dan bisnis dimana GDP-nya merupakan
ke-4 tertinggi di Eropa dan ke-26 tertinggi di dunia. Milan juga menduduki
20 besar sebagai kota dengan finansial terbaik. Berdasarkan estimasi
sensus yang dilakukan oleh ISTAT pada Desember 2013, populasi di Italia
mencapai 60.782.668 jiwa dengan dua wilayah berpenduduk terbesar di
wilayah Italia-Utara sebanyak 27 % dari jumlah populasi dan wilayah Italia-
Selatan sebanyak 23 % dari jumlah populasi
Diantara kota-kota di Italia, Milan merupakan kota dengan jumlah
tenaga kerja produktif terbesar yaitu 50.7% dari total jumlah penduduk di
kota Milan. Milan juga dikenal sebagai pusat mode dunia. Kondisi
perekonomian Milan yang juga merupakan kekuatan dan potensinya adalah
banyaknya jumlah perusahaan asing yang beroperasi yaitu sekitar 19.500
Page 8
perusahaan. Milan juga merupakan kota no-2 di dunia setelah New York
dalam hal jumlah konsultan asing. Hal ini menunjukkan potensi dan peluang
yang cukup besar bagi pelaku usaha Indonesia untuk mencoba
meningkatkan ekspornya ke Italia
Milan terletak di Propinsi Lombardia, yang memiliki area perdagangan
seluas 550,000 meter persegi yang dikelola oleh “La Fiera Milano” . Setiap
tahun lebih dari 30,000 pameran perdagangan diselenggarakan. Nilai
perdagangan asing mencapai angka € 250 juta. Setiap tahun nilai ekspor
Lombardia mencapai angka € 75 miliar sementara nilai impor mencapai €95
miliar. Tingginya nilai impor dibanding nilai ekspor tetap merupakan peluang
yang baik bagi para pelaku usaha Indonesia untuk menggenjot nilai
ekspornya dan mengembangkan sayapnya ke pasar Italia melalui
Lombardia.
Bahasa yang digunakan sehari-hari adalah bahasa Italia. Mayoritas
penduduk Italia beragama Katolik dengan persentase sebesar 83%. Italia
dikenal sebagai negara yang penuh dengan peninggalan sejarah dan jenius
dalam kebudayaan. Saat ini Italia memiliki 400 buah museum, galeri dan
situs arkeologi.
Italia memiliki fasilitas transportasi yang sangat baik, dimana jaringan
kereta api dikontrol oleh Trenitalia, Ferrovie dello Stato (Perusahaan Kereta
Api Italia) yang rata-rata mengangkut setidaknya 23,3 juta ton komoditas
sejak tahun 2005 dan kecenderungan jumlah penumpang yang selalu
meningkat.
Jaringan jalan raya untuk pengangkutan kargo dan truk serta
transportasi penumpang juga terus bertambah. Sementara komoditas
minyak menggunakan pelayaran sebagai moda transportasi utama dengan
jaringan pelabuhan antara lain di Genova, La Spezia, Napoli, Trieste,
Livorno dan Venezia. Untuk moda penerbangan, Italia telah mengalami
pertumbuhan yang signifikan sejak tahun 2005 dimana tercatat setidaknya
terdapat 48,9 juta penumpang domestik dan 63,2 juta penumpang
internasional. Italia telah membangun dua bandara udara yang modern di
Roma yaitu Fiumicino dan Ciampino serta dua di Milan yaitu Linate dan
Page 9
Malpensa yang mencatat 50% kedatangan dan penerbangan internasional
dilakukan di Milan.
Beberapa sektor yang turut mendukung kondisi ekonomi Italia
diantaranya adalah sektor pos dan telekomunikasi. Italia telah mengalami
reorganisasi yang dilakukan pada tahun 2004 dimana Italia berhasil
menggabungkan 3.440 perusahaan skala kecil menjadi beberapa
perusahaan skala besar. Beberapa perusahaan komunikasi yang berskala
multinasonal antara lain: Vodavone, Telecom, Tele2, Wind, H3g serta
memiliki pasar yang terus berkembang, dimana 70% populasi memiliki
setidaknya satu telepon selular. Dalam beberapa tahun terakhir,
pemerintah Italia juga mulai memberikan insentif kepada perusahaan
swasta. Italia juga memiliki sistem IT yang sangat baik pada kantor-kantor
administrasi lokalnya.
Otoritas sektor perbankan Italia berada di bawah Bank of Italy yang
berdasarkan hukum perbankan Eropa bertanggung jawab sebagai
peninjau, pemeriksa serta menganalisa sistem perbankan di seluruh negeri.
II. POTENSI PASAR PRODUK LADA DI ITALIA
II.1 Ekspor Produk Lada Italia ke Dunia
Produksi lada Italia ditujukan untuk kebutuhan konsumsi dalam
negeri. Italia merupakan negara net importir lada dengan tingkat konsumsi
produk lada yang terus meningkat. Produksi lada terkonsentrasi pada
musim panas yang berlangsung dari bulan Juni hingga September.
Perkebunan lada mayoritas berada di daerah selatan Italia seperti Sisilia,
Puglia, Campania, dan Lazio.9 Tingkat konsumsi Italia terhadap produk lada
terus meningkat. Sedangkan, di kawasan Eropa sendiri, produsen lada
utama adalah Spanyol.10
Berdasarkan data yang disajikan oleh Eurostat, pada kurun waktu
tahun 2010- 2014, tingkat konsumsi lada di Uni Eropa tetap stabil sehingga
9 “Italy: Open field pepper production mainly destined for processing,” Fresh Plaza, 27 Maret 2013, diakses pada 10 Desember 2015, http://www.freshplaza.com/article/107428/Italy-Open-field-pepper-production-mainly-destined-for-processing 10 Ibid.
Page 10
pertumbuhan nilai ekspor dan impor produk lada ini juga cenderung stabil,
seperti yang dapat dilihat pada skema 1, meski keadaan ekonomi Eropa
mengalami krisis. Berdasarkan data ini dapat diasumsikan bahwa produk
lada merupakan produk yang potensial karena tidak terpengaruh signifikan
oleh melemahnya perekonomian Eropa sejak tahun 2012.
Skema 1, Konsumsi Lada Negara-negara Uni Eropa pada 2010-2014
Sementara itu, berdasarkan data ISTAT (Istituto Nazionale di
Statistica), pada lima tahun terakhir, produk lada Italia mencatatkan nilai
ekspor ke dunia yang lebih kecil dari impornya dari dunia. Pada tahun 2014
Italia mengekspor sebanyak US$ 23 juta dan mengimpor sebanyak US$ 43
juta
Page 11
Tabel 2. Neraca Perdagangan Italia dengan dunia (dalam Juta USD)
Sumber: ISTAT
Italia banyak mengekspor produk lada ke negara Eropa seperti
Belanda, Jerman, Spanyol, Yunani, Perancis, Inggris, dan Denmark. Selain
itu Italia juga mengekspor ke Amerika Serikat, Rusia, dan Australia. Untuk
Indonesia sendiri, Italia adalah net importir dan tidak memiliki nilai ekspor.
Berikut adalah negara sepuluh besar tujuan ekspor produk lada Italia.
Tabel 3. Sepuluh besar negara tujuan ekspor produk lada Italia
(dalam Juta USD)
Italy's Export Partners of HS 090411 (Pepper, Not Crushed Nor Ground)
2011 - 2015
Value: Million USD
Rank Country 2011 2012 2013 2014 2015 Trend (%) 11-15
Change (%) 15/14
World 2.55 3.56 5.03 4.38 4.70 15.39 7.36
1 United States 0.74 0.59 0.44 0.63 0.95 5.73 51.28
2 Russia 0.41 0.84 1.19 1.25 0.87 20.88 -30.11
3 Spain 0.21 0.53 0.62 0.53 0.34 10.10 -36.92
4 Germany 0.10 0.30 0.26 0.29 0.27 21.90 -4.12
5 Netherlands 0.22 0.23 1.15 0.06 0.23 -11.07 267.55
6 Canada 0.00 0.00 0.01 0.00 0.23 #NUM! 9167.92
7 Greece 0.06 0.10 0.11 0.12 0.23 34.75 95.84
7.159.48 9.56 10.51
12.23
23.34
33.0236.23 35.08
43.23
0.00
5.00
10.00
15.00
20.00
25.00
30.00
35.00
40.00
45.00
50.00
2010 2011 2012 2013 2014
Export
Import
Page 12
8 Argentina 0.00 0.09 0.05 0.06 0.18 #NUM! 233.76
9 United Kingdom 0.07 0.07 0.06 0.06 0.18 20.46 204.99
10 Turkey 0.00 0.00 0.00 0.00 0.13 #NUM! #DIV/0!
Bila dibandingkan dengan negara-negara lain di dunia, Italia tidak
termasuk dalam negara utama pengekspor produk lada. Berdasarkan data
dari The Atlas of Economic Complexity, pada tahun 2014, negara eksportir
lada terbesar adalah Vietnam, diikuti oleh India, Indonesia, China, dan
Brasil. Angka ekspor Italia bahkan tidak cukup signifikan untuk dapat
ditampilkan di tabel berikut ini.
Skema 2. Negara pengekspor lada di dunia.
Source: the Atlas of Economic Complexity
II.2 Potensi Pasar Produk Lada di Italia
Pada tahun 2015, Italian Trade Agency (ITA) membuka peluang
kerjasama ke beberapa pengekspor di bidang pertanian dan perkebunan
dari Indonesia, antara lain kelapa, kopi, lada, dan jagung.11 Cita rasa
masakan Italia banyak menggunakan bumbu yang salah satunya adalah
11 Lukas Hendra, “ITA Tawarkan Peluang Ekspor Produk Asal Sulut,” Industri, 9 9 Juni 2015, diakses pada 12 Desember 2015, http://industri.bisnis.com/read/20150609/12/441808/ita-tawarkan-peluang-ekspor-produk-asal-sulut
Page 13
lada. Kualitas dan keamanan produk adalah isu utama yang menjadi
perhatian pembeli dan konsumen Eropa, termasuk Italia. Sebagai hasil dari
internasionalisasi pola makan dan populasi etnik yang besar di Uni Eropa,
konsumen berangsur-angsur mengadopsi kebiasaan makan dan memasak
yang sebelumnya dianggap asing.
Kesadaran yang meningkat untuk gaya hidup yang lebih sehat dan
keberlanjutan juga memberikan peluang dalam pasar kelas atas. Eksportir
dari Indonesia perlu memperhatikan trend ini dan kemudian penting bagi
mereka untuk mengadaptasi portfolio produk mereka dan menargetkan
pasar yang tepat. Kesibukan yang tinggi di kalangan masyarakat Uni Eropa
menyebabkan mereka tidak mempunyai banyak waktu untuk menyiapkan
makanan. Hal ini mengarah pada meningkatnya permintaan untuk
makanan yang mudah disiapkan dan yang siap saji. Jenis makanan ini
bergantung pada rempah-rempah dan daun rempah untuk
mempertahankan dan meningkatkan citarasanya. Untuk pemasok dari
Indonesia, pasar ini sulit untuk dimasuki karena didominasi oleh merek
konsumen dan produsen yang mempunyai kendali yang ketat atas proses
produksi mereka.12
Asia Tenggara sendiri adalah pemasok terbesar kebutuhan lada Uni
Eropa yaitu sebesar 62% dari total impor Uni Eropa di tahun 2014.13
Vietnam adalah pemasok utama diantara negara-negara Asia Tenggara.
Italia adalah pengimpor produk lada terbesar ke-7 di Uni Eropa seperti
ditunjukkan pada tabel berikut.
12 Detail Pasar dan Tren di Uni Eropa http://inatrims.kemendag.go.id/id/product/detail/pasar-dan-tren-di-uni-eropa_181/?market=eu, diakses pada 2 Mei 2016) 13 ““CBI Product Factsheet: Pepper from Southeast Asia in Europe,” CBI Ministry of Foreign Affairs, diakses pada 3 Mei 2016, https://www.cbi.eu/sites/default/files/product-factsheet-europe-pepper-southeast-asia-2015.pdf.
Page 14
Skema 3. Impor Lada Uni Eropa (dalam ribuan ton)
Potensi negara Asia Tenggara, termasuk Indonesia untuk
memperluas pasar di Uni Eropa sangat besar. Kualitas lada hitam dan putih
Indonesia telah dikenal oleh pasar Italia. Variasi lada yang terkenal adalah
lada Lampung, Sarawak, dan Muntok. Lada banyak diproduksi di daerah
Bangka dan Lampung. Daerah lain yang juga menjadi produsen lada adalah
Kalimantan Timur, Kalimantan Barat, Sulawesi, Bengkulu, dan Sumatra
Selatan. Pembeli dari kalangan industri Uni Eropa biasanya juga
mencampur jenis lada dari berbagai negara untuk variasi rasa, misalnya
rasa kuat lada hitam Malabar (India) dicampur dengan lada Sumatra untuk
memberi warna, dan lada Penang untuk kekuatan.14 Pada tahun 2015,
Indonesia adalah partner impor Italia terbesar ke-2 setelah Vietnam.
14 Ibid.
Page 15
Indonesia mengalami kenaikan sebanyak 3 peringkat dari tahun
sebelumnya (2014), dimana Indonesia hanya menduduki peringkat ke 5 dari
negara-negara partner impor Italia untuk produk lada, setelah Vietnam,
Belanda, Jerman, dan India. Di periode tahun 2015 tersebut, Italia
mengimpor USD 6,3 Juta produk lada dari Indonesia, naik sebanyak 131%
dibanding tahun sebelumnya dimana Italia hanya mengimpor lada dari
Indonesia sebanyak USD 2,7 juta
Bila dilihat tren selama lima tahun, dari 2011-2015, Indonesia
mengalami penurunan nilai eskpor lada ke Italia setelah tahun 2012. Pada
tahun 2010, nilai ekspor Indonesia adalah sebesar USD 1,5 Juta. Di tahun
selanjutnya nilai tersebut menurun menjadi USD 1,3 Juta. Nilai ekspor
produk lada Indonesia ke Italia memiliki kenaikan yang signifikan pada
tahun 2012 sebesar USD 3,14 Juta. Selanjutnya, pada tahun 2013, nilai
ekspor Indonesia menurun 50% menjadi USD 1,5 Juta. Nilai tersebut
meningkat di tahun 2014 menjadi USD 2,7 Juta dan mengalami kenaikan
yang sangat signifikan di tahun 2015 menjadi sebesar USD 6,3 juta.
Hal yang cukup menarik untuk diperhatikan adalah Vietnam
mengalami penurunan nilai ekspor produk lada ke Italia, meskipun masih
dapat mempertahankan posisi mereka sebagai negara pengekspor
terbesar ke Italia untuk produk lada. Nilai ekspor Vietnam menurun dari
sebesar USD 13 juta ditahun 2015 menjadi sebesar USD 11,9 juta di tahun
2015. Penurunan nilai ekspor produk lada Vietnam dan kenaikan nilai
ekspor produk lada Indonesia ke Italia ini mempersempit selisih nilai ekspor
kedua negara, dimana pada tahun 2014, nilai ekspor lada Vietnam ke Italia
lebih banyak USD 10 juta dari nilai ekspor Indonesia. Di tahun 2015, selisih
nilai tersebut hanya tinggal setengahnya saja yaitu sebesar USD 5,6 juta.
Hujan lebat pada akhir 2014 sampai awal tahun 2015 di kawasan
Asia terutama Asia Selatan, menyebabkan produksi lada Vietnam, India
dan Srilanka lebih rendah dari perkiraan. Di pihak lain, salah satu faktor
yang menyebabkan kenaikan nilai ekspor produk lada Indonesia adalah
adanya upaya pemerintah untuk meluaskan areal lahan lada khususnya di
Page 16
wilayah sentra seperti Maluku dan Bangka Belitung.
Selain perluasan lahan lada, Ditjen Perkebunan Kementan juga melakukan
intensifikasi dan rehabilitasi lahan. Total lahan yang direhabilitasi dan
intensifikasi masing-masing mencapai 5.400 hektare (ha). Tahun ini
ditargetkan 1.800 ha tambahan lahan bisa digarap untuk menumbuhkan
lada. Target luas areal lahan tanaman lada tahun ini ditargetkan mencapai
195 ribu ha. 15
Dengan kenaikan ini, Indonesia menggeser Belanda, Jerman dan
India yang sebelumnya bertengger di atas Indonesia dalam hal nilai ekspor
lada ke Italia. Impor dari Belanda, yang sebelumnya lebih rendah dari
Indonesia, mengalami peningkatan signifikan pada tahun 2014 dan
menduduki posisi kedua negara pengekspor lada ke Italia. Impor dari
Belanda yang sebelumnya lebih tinggi dari Indonesia hanya mengalami
peningkatan yang kurang signifikan pada tahun 2015, yaitu sebesar sekitar
USD 1 juta dan menduduki peringkat ketiga dari daftar negara-negara
rekanan impor lada Italia.
Dari kawasan Asia Tenggara, selain Vietnam, Srilanka adalah
negara pesaing yang patut untuk diperhatikan. Dalam setahun terakhir
Srilanka membukukan tren kenaikan nilai ekspor lada ke Italia sebesar
138%, meskipun jika dilihat secara volume, jumlah nilai ekspornya belum
signifikan karena masih ada di kisaran USD 1 juta. Kenaikan nilai-nilai
ekspor ini mengindikasikan bahwa kebutuhan konsumsi Italia akan lada
terus meningkat, dan Indonesia harus terus meningkatkan daya saing di
pasar Italia untuk dapat bertahan. Potensi yang terdapat di pasar Italia
menjadi peluang yang baik bagi produsen dan eksportir lada Indonesia
untuk terus meningkatkan nilai ekspornya ke Italia.
Tabel 4. Negara Partner Impor Italia (dalam juta USD)
Italy's Import Partners of HS 090411 (Pepper, Not Crushed Nor Ground)
2011 – 2015
Value: Million USD
15 http://www.republika.co.id/berita/ekonomi/ritel/13/05/23/mn8u3m-lada-dan-pala-unggulan-ekspor-rempah, diakses
pada 3 Mei 2016).
Page 17
Rank Country 2011 2012 2013 2014 2015 Trend (%) 11-15
Change (%) 15/14
World 20.40 25.68 22.97 28.70 38.17 14.61 32.98
1 Vietnam 7.41 10.78 11.35 13.06 11.92 12.11 -8.71
2 Indonesia 1.34 3.14 1.53 2.72 6.30 34.34 131.15
3 Netherlands 2.16 2.46 1.61 4.89 5.08 27.13 3.98
4 India 5.53 5.84 4.82 2.11 4.66 -12.71 121.11
5 Brazil 0.64 0.31 0.51 1.94 4.48 77.30 130.99
6 Germany 1.58 1.76 2.07 2.62 2.81 16.66 7.24
7 Sri Lanka 0.03 0.04 0.03 0.45 1.07 161.91 138.24
8 Madagascar 0.57 0.00 0.19 0.06 0.44 #NUM! 692.18
9 France 0.34 0.63 0.33 0.43 0.42 0.60 -3.57
10 Austria 0.10 0.11 0.17 0.23 0.36 38.45 60.74
11 Ecuador 0.00 0.00 0.00 0.00 0.32 #NUM! #DIV/0!
12 Spain 0.06 0.10 0.01 0.01 0.14 -8.81 1512.95
13 United Kingdom 0.01 0.03 0.05 0.08 0.07 55.94 -6.19
14 Belgium 0.37 0.18 0.04 0.03 0.03 -48.62 -3.10
15 Slovakia 0.00 0.00 0.03 0.02 0.02 #NUM! 10.30
16 Sao Tome & Principe 0.00 0.00 0.00 0.00 0.02 #NUM! #DIV/0!
17 China 0.17 0.13 0.00 0.00 0.01 -60.15 762.10
18 Malaysia 0.00 0.04 0.05 0.05 0.01 18.32 -88.73
19 Poland 0.06 0.05 0.02 0.00 0.00 #NUM! #DIV/0!
20 Peru 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 #NUM! #DIV/0!
Source: ISTAT
Dengan tren peningkatan nilai ekspor Indonesia ke Italia untuk
produk lada, masih terdapat potensi besar untuk meningkatkan nilai ekspor.
Selain potensi konsumsi pasar Italia yang terus meningkat, Indonesia
merupakan produsen jenis lada yang diminati pasar Italia seperti tersebut
di atas. Pasar untuk produk lada di Uni Eropa, termasuk Italia, berpotensi
terus meningkat dalam beberapa tahun ke depan karena tingginya tingkat
konsumsi lada di kawasan ini.16Selain itu, statistik menunjukkan bahwa
harga produk lada dari kawasan Asia Tenggara meningkat sebesar 20%
per tahun.17
16 “CBI Product Factsheet: Pepper from Southeast Asia in Europe,” CBI Ministry of Foreign Affairs, diakses pada 5 Desember 2015, https://www.cbi.eu/sites/default/files/product-factsheet-europe-pepper-southeast-asia-2015.pdf 17 Ibid.
Page 18
Untuk produk crushed or ground pepper Indonesia mengalami
peningkatan ekspor yang jauh lebih tinggi dari negara-negara Asia
Tenggara lainnya seperti yang sudah dibahas sebelumnya. Akan tetapi
meskipun peningkatannya cukup tinggi, secara market share masih jauh di
bawah Vietnam seperti yang terlihat pada Tabel 5 dibawah ini. Disini terlihat
bahwa Vietnam masih menguasai pasar dengan market share sebesar
31%, sementara Indonesia berada di peringkat ke 2 dengan market share
sebesar 16,5%. Di posisi ke 3, 4 dan 5 diduduki oleh Belanda, India dan
Brazil dengan market share masing-masing sebesar 13%, 12% dan 11%.
Tabel 5. 10 Besar Negara Rekanan Impor Italia Untuk Produk Lada
Italy's TOP 10 Import Partners of HS 090411 (Pepper, Not Crushed Nor Ground)
Rank Country
Share (%) 2015
1 Vietnam 31.23
2 Indonesia 16.50
3 Netherlands 13.32
4 India 12.22
5 Brazil 11.74
6 Germany 7.35
7 Sri Lanka 2.80
8 Madagascar 1.16
9 France 1.09
10 Austria 0.95
Others 1.63
Source: WTA/Istat
II.3 Regulasi Produk Lada di Italia
Page 19
Legislasi Dasar
Hukum Deskripsi Singkat
General Food
Law
Regulation
(EC) No
178/2002
Merupakan peraturan yang berisi prinsip
umum, persyaratan dan prosedur
pembuatan keputusan dalam produksi
makanan yang mencakup seluruh
tahapan dalam proses produksi dan
distribusi makanan.
http://ec.europa.eu/food/safety/general_
food_law/index_en.htm
Standar
Internasional
ISO
5564:1982
Ketentuan standar internasional perihal
kandungan piperine pada lada hitam dan
lada putih.
http://www.iso.org/iso/catalogue_detail.
htm?csnumber=11634
Ketentuan
kadar
kontaminan
Regulation
(EC) No.
1881/2006
(Annex 2.1.9
dan 2.2.11)
Berisi peraturan mengenai kadar
mycotoxins (aflatoksin, ochratoxin, dan
lain-lainnya) dalam lada. Untuk lada,
tingkat aflatoksin yang wajar adalah
antara 5-10 µg/kg (total dari aflatoksin
B1, B2, G1, G2). Sedangkan tingkat
maksimum kadar ochratoksin adalah 15
µg/kg.
http://eur-lex.europa.eu/legal-
content/EN/TXT/PDF/?uri=CELEX:0200
6R1881-20140101&rid=2
Ketentuan
peggunaan
pestisida
Regulation
396/2005
Merupakan peraturan kadar residu
pestisida yang boleh terkandung dalam
makanan.
http://eur-lex.europa.eu/legal-
content/EN/TXT/PDF/?uri=CELEX:3201
4R1146&from=EN
Page 20
Legislasi Dasar
Hukum Deskripsi Singkat
Ketentuan
kandungan
zat adiktif dan
buatan
Regulation
EU 234/2011
dengan
amandemen
Commison
Implementing
Regulation
(EU) No
562/2012
Berisi spesifikasi zat-zat dan substansi
E-nomor yang dapat digunakan dalam
pada lada. Hal ini untuk menghindari
praktek-praktek illegal yang
menguntungkan sebagian pihak.
http://ec.europa.eu/food/safety/food_im
provement_agents/common_auth_proc
_guid/index_en.htm
Keamanan
dan
ketertelusura
n sistem
manajemen
bahan
makanan
(Ketentuan
tambahan)
BRC Global
Standar Food
Standar keamanan dan kualitas untuk
pembuatan, pengemasan, penyimpanan
dan distribusi.
http://search.standardsmap.org/assets/
media/BRCGlobalStandardsFood/Englis
h/AtAGlance_EN.pdf
International
Featured
Standards
Berisi ketentuan tentang proses
pengemasan dan memastikan tidak
adanya kontaminasi pada makanan
selama proses pengemasan.
http://search.standardsmap.org/assets/
media/IFSFoodVersion6/English/AtAGla
nce_EN.pdf
Food Safety
System
Certification
22000-
FSSC22000
Sertifikasi produk sesuai standar ISO
22000, ISO 22003 dan spesifikasi teknis
rantai produksi bahan makanan.
Page 21
Legislasi Dasar
Hukum Deskripsi Singkat
http://search.standardsmap.org/assets/
media/FoodSafetySystemCertification22
000/English/AtAGlance_EN.pdf
Safe Quality
Food
Program -
SQF
Merupakan sertifikasi independen untuk
memastikan sistem keamanan makanan
dan jaminan mutu pemasok (supplier)
sudah sesuai dengan peraturan di skala
internasional dan domestik.
http://search.standardsmap.org/assets/
media/SafeQualityFoodProgramSQF/En
glish/AtAGlance_EN.pdf
Corporate
Social
Responsibility
ISO 26000 Pembeli Uni Eropa menaruh perhatian
pada proses operasi perusahaan
produsen untuk memenuhi tanggung
jawab terhadap dampak sosial dan
lingkungan.
http://www.iso.org/iso/home/standards/i
so26000.htm
Sertifikasi
produk
berkelanjutan
Fairtrade
Trade
Standard
Sertifikasi tentang sistem perdagangan
yang berdasarkan hubungan yang adil
antara produsen dan konsumen. Sistem
ini terutama menguntungkan pedagang
kecil di negara berkembang.
http://www.fairtrade.net/about-
fairtrade/what-is-fairtrade.html
Rainforest
Chain of
Custody
Standard
Sertifikasi skema pembangunan
berkelanjutan yang berpihak pada
masyarakat dan lingkungan.
http://www.rainforest-
alliance.org/agriculture/certification/coc
Page 22
II.4 Saluran Distribusi Produk Lada di Italia
Saluran distribusi produk lada termasuk dalam saluran distribusi
rempah-rempah. dapat memasuki pasar Uni Eropa melalui importir,
broker/agen, pemroses/penggiling (processor), sektor industri (food
processor), dan pedagang retail.
Sumber: CBI
Importir adalah perantara antara eksportir dengan end user industri dan
retail. Importir membeli dalam kuantitas bulk dan memiliki kontrak jangka
panjang dengan pemasok. Selain importir pada umumnya, di Uni Eropa
juga terdapat specialized importers yang fokus pada produk premium dan
bersertifikat (organik, fair trade, dll), varian rempah berkualitas tinggi.
Sedangkan broker/agen, tidak membeli produk dari pemasok, hanya
mempertemukan penjual dan pembeli dan bekerja dengan komisi (0,5%-
2%).18
Memasuki pasar ekspor Italia melalui broker menjadi pilihan yang
menarik bila ekspotir tidak memiliki pengetahuan yang cukup akan pasar
Italia dan berhubungan dengan importir baru.
18 “Market Insights for Indonesian Spices,” CBI Ministry of Foreign Affairs, diakses pada 3 Mei 2016) , http://www.cbi.eu/sites/default/files/study/tailored-information-indonesian-spices-eu-market-insights-indonesia-europe-spices-herbs-2013.pdf,
Page 23
Processor biasanya membeli rempah dalam partai besar dengan
kualitas dan persyaratan yang spesifik. Perusahaan ini biasanya
melakukan pemrosesan untuk dipasok ke kalangan industri besar.
Untuk ekspor ke Sektor Industri, pengekspor diharuskan untuk dapat
memenuhi standar kualitas tinggi dalam hal pelayanan, kualitas, dan
volume produk. Biasanya Sektor Industri jarang mengimpor barang
langsung dari negara produsen. Saluran distribusi terakhir adalah langsung
ke pedagang retail. Namun pada prakteknya hal ini jarang dilakukan.
II.5 Hambatan dan Tantangan
Tantangan yang dihadapi eksportir dari negara berkembang seperti
Indonesia ketika memasuki pasar Italia adalah kemampuan menjamin
konsistensi kualitas, rasa, aroma, dan warna yang sesuai dengan standar
Uni Eropa. Selain itu, pasar Italia juga semakin memberi perhatian lebih
pada kesehatan. Oleh karena itu, Indonesia harus menerapkan prosedur
budidaya dan pascapanen yang sesuai standar IPC. IPC (International
Pepper Community) itu sendiri adalah organisasi antar pemerintah dari
negara-negara penghasil lada. Saat ini negara-negara yang tergabung
dalam IPC adalah Brazil, India, Indonesia, Malaysia dan Vietnam sebagai
anggota tetap. IPC didirikan pada tahun 1972 dengan sekretariat yang
berkedudukan di Jakarta. Standar yang ditetapkan IPC ini yang menjadi
acuan negara pengguna seperti Amerika dan Eropa sebagai kriteria eskpor
ke negara mereka. Sehingga, eksportir harus menjamin kualitas dan
keamanan lada Indonesia yang masuk ke pasar Italia. 19
Selain itu, eksportir juga harus menjamin bahwa pasokan ke pasar
Italia konsisten secara jumlah dan kualitas, sesuai kesepakatan yang dibuat
dengan pihak importir. Pengelolaan pasca panen lada Indonesia sebagian
19 “Masalah Ekspor Indonesia https://www.tempo.co/topik/masalah/ 44/ekspor-indonesia, diakses pada 3 Mei 2016)
Page 24
besar masih menggunakan cara tradisional dengan direndam di sungai20
dan lada berpotensi tercemar bakteri.
Pesaing terbesar Indonesia adalah Vietnam. Upah buruh yang relatif
lebih rendah di Vietnam, membuat produk lada Vietnam memiliki
keunggulan kompetitif dibandingkan negara lain. Sedangkan upah buruh
Indonesia lebih tinggi. Selain itu, meskipun Indonesia saat ini masih menjadi
negara dengan luas lahan tanaman lada terbesar di dunia, produktifitasnya
kalah dari Vietnam yang notabene lahannya lebih sempit. Produktivitas
lahan lada Vietnam lebih dari 2000 kilogram per hektar per tahun.
Sementara Indonesia hanya sekitar 400-450 kilogram per hektar per tahun.
Hal itu dipicu oleh tanaman lada di Indonesia rata-rata sudah terlalu tua. 21
Berikut analisis hambatan dan tantangan produk lada Indonesia
dibandingkan dengan negara lain:22
Indonesia Negara lain
Upah Relatif lebih mahal. India, Brasil, dan China
memiliki upah buruh yang
hampir sama dengan
Indonesia. Sedangkan
Vietnam, Laos, dan
Kamboja memiliki
keunggulan dengan upah
yang rendah.
Harga Harga lada Indonesia
relatif lebih mahal
Lada Malabar dari India dan
lada putih China adalah
jenis lada paling mahal.
Sedangkan lada Vietnam,
meski harganya terus
20 Pengolahan Pasca-Panen Tingkatkan Kualitas Lada,” Radar Bangka Online, 3 Maret 2012, diakses pada 3 Mei 2016, http://www.radarbangka.co.id/berita/detail/global/6035/pengolahan-pasca-panen-tingkatkan-kualitas-lada.html 21Harga Komoditas Lada Dunia Cenderung Meningkat http://www.pikiran-rakyat.com/ekonomi/2015/10/26/347507 /harga-komoditas-lada-dunia-cenderung-meningkat, diakses pada 3 Mei 2016 22 “CBI Product Factsheet: Pepper from Southeast Asia in Europe,” CBI Ministry of Foreign Affairs, diakses pada 5 Desember 2015, https://www.cbi.eu/sites/default/files/product-factsheet-europe-pepper-southeast-asia-2015.pdf
Page 25
meningkat namun relatif
lebih murah dari Indonesia.
Produktivitas Produktivitas Indonesia
relatif rendah dengan 0,5
ton/ha, karena biasanya
masih ditanam di lahan
multikultur (ditanam lebih
dari satu jenis tanaman)
Produktivitas di Kamboja
mencapai 6,6 ton/ha.
Thailand 3,3 ton/ha.
Vietnam dengan lahan
monokulturnya mencapai
3,2 ton/ha. Brasil 2,3 ton/ha,
dan China 1,8 ton/ha.
Sedangkan produktivitas
terendah adalah di India
dengan 0,4 ton/ha.
Profitabilitas Lebih rendah bila
dibanding Vietnam
sehingga petani mudah
beralih ke jenis tanaman
lain. Namun, proyeksi
kenaikan harga
diharapkan dapat
meningkatkan investasi
di bidang ini.
Vietnam memiliki tingkat
produktivitas yang tinggi
sehingga petani lebih
memilih menanam lada
dibandingkan kopi atau
karet. Di Brasil, India dan
China, tingkat profitabilitas
yang rendah membuat
output juga berkurang.
Asosiasi
industri
Asosiasi yang didirikan
dengan keterlibatan di
International Pepper
Community.
Vietnam memiliki
Vietnamese Pepper
Association yang membantu
petani dan eksportir dengan
informasi harga dan
perencanaan ekspor jangka
panjang.
Tingkat
pembangunan
Tingkat pembangunan
Indonesia di sektor ini
cukup maju bila
Petani Vietnam
mendapatkan pelatihan
praktek pertanian untuk
meningkatkan kualitas dan
Page 26
dibandingkan negara
lain kecuali Vietnam.
memenuhi standar
internasional. Vietnam juga
mendirikan fasilitas
processing pasca panen
khusus untuk lada.
Daya tarik bagi
investor
Investor biasanya lebih
tertarik berinvestasi di
negara yang memiliki
upah rendah.
Vietnam cenderung lebih
sukses karena investasi
dilakukan sejak dini dan
masih terus tumbuh hingga
saat ini.
III PELUANG DAN STRATEGI
III.1 Peluang
Harga lada terus meningkat di pasar Uni Eropa. Produsen dan
eksportir memiliki posisi yang bagus dan dapat menentukan harga pasar.
Hal ini menjadi peluang bagus untuk Indonesia yang memiliki pasar ekspor
yang cukup tinggi yaitu sebesar 80% dari total produksi lada Indonesia.
Permintaan lada Italia juga terus meningkat seiring dengan membaiknya
perekonomian Eropa pasca krisis di tahun 2012. Indonesia juga merupakan
anggota dari International Pepper Community (IPC) bersama negara
produsen besar lainnya yaitu Brasil, India, Malaysia, Srilanka, dan Vietnam.
IPC berperan aktif dalam memajukan sektor lada internasional.
Sebagai produsen lada terbesar kedua di dunia setelah Vietnam,
Indonesia berpeluang untuk memenuhi kebutuhan lada Italia. Dari sisi
kualitas dan jenisnya, Indonesia memiliki lada yang diminati pasar
internasional termasuk Italia, yaitu lada Bangka, Lampung, Sarawak, dan
Muntok. Selain itu, lada produksi Indonesia dikenal memiliki kadar residu
pestisida yang lebih rendah dibandingkan produk negara Asia Tenggara
lainnya karena sistem penanaman yang lebih alami.23 Permintaan akan
23 “CBI Product Factsheet: Pepper from Southeast Asia in Europe,” CBI Ministry of Foreign Affairs, diakses pada 5 Desember 2015, https://www.cbi.eu/sites/default/files/product-factsheet-europe-pepper-southeast-asia-2015.pdf
Page 27
produksi lada jenis crushed/ground pepper Indonesia juga semakin
meningkat.
Bila dibandingkan dengan Vietnam, peningkatan ekspor Indonesia ke
Italia secara presentase jauh lebih besar. Dalam setahun terakhir (2014-
2015), peningkatan ekspor Vietnam ke Italia menurun sebesar 8,7%
sedangkan Indonesia mengalami kenaikan yang signifikan yaitu sebesar
131% (lihat tabel 5). Jumlah ini juga lebih besar dari peningkatan nilai
ekspor ditahun sebelumnya (2014) sebesar 76%.
Ini berarti Indonesia berpeluang besar untuk meningkatkan pangsa
pasar produk lada di Italia. Bahkan jika kondisi ini terus bertahan dalam
waktu beberapa tahun kedepan, Indonesia berpeluang untuk mengambil
alih posisi Vietnam sebagai pengekspor no.1 produk lada ke Italia,
mengingat dalam kurun waktu 1 tahun terakhir Indonesia mampu naik ke
peringkat ke 2 dari posisi sebelumnya di peringkat ke 5.
III.2 Strategi
No Strategi Deskripsi Outcome
1 Strategi Produksi
Penanaman lada secara monokultur.
Dengan penanaman jenis ini diharapkan produktivitas lada Indonesia meningkat. Selain lahannya yang luas, produktivitas menjadi faktor yang penting untuk meningkatkan ekspor dan menarik investasi di bidang ini.
Penanaman/produksi lada organik
Melakukan sistem budidaya yang baik dengan mempertimbangkan dan meningkatkan strategi potensi sumber daya alam, lingkungan, dan sosial ekonomi.
Dengan sistem tersebut diharapkan mampu menghasikan lada
Page 28
No Strategi Deskripsi Outcome
berkualitas tinggi (bebas dari senyawa/polutan an organik racun), melalui penggunaan varietas unggul, sehat, tahan hama penyakit, memaksimalkan penggunaan pupuk organik, menggunakan pestisida nabati dan penggunaan agensia hayati.
Pelatihan petani intensif agar memenuhi standar internasional seperti yang dilakukan Vietnam
Indonesia dianggap sudah maju dalam pengelolaan pertanian lada, namun hal ini tetap perlu dilakukan untuk menjaga kualitas dan kuantitas lada Indonesia. Dengan harga yang semakin meningkat di pasar dunia, lada Indonesia memiliki potensi yang menjanjikan,
2 Strategi Produk Mesin pengolahan pasca panen
Biji lada lebih higienis dan mengurangi potensi tercemarnya bakteri.
Menerapkan prosedur budidaya dan pasca panen yang sesuai standar IPC.
Standar ini menjadi acuan negara pengguna seperti Amerika dan Eropa sebagai kriteria ekpor ke negara mereka, sehingga dapat meningkatkan peluang ekspor
3 Strategi Promosi
Pembentukan
Asosiasi Eksportir
Lada Indonesia
(AELI)
Seperti yang telah dilakukan oleh Vietnam, keberadaan asosisasi yang efektif dapat memberi informasi penting kepada petani dan membentuk pasar
Page 29
No Strategi Deskripsi Outcome
yang berkelanjutan untuk ekspor lada.
Mempromosikan lada
Muntok, lada Bangka,
dan lada Lampung
secara intensif.
Dengan proyeksi meningkatnya harga lada Indonesia di pasar dunia, diharapkan keuntungan berinvestasi di produksi lada terus meningkat.
4 Strategi Penjualan
Indonesia juga sebaiknya menjual lada dalam bentuk bubuk (crushed or ground).
Hal itulah yang kini dilakukan India. Dengan menjual lada dalam bentuk aneka produk olahan, India yang tak begitu besar produksi ladanya, ternyata mampu meraup pendapatan lebih besar dari komoditas itu, dibandingkan dengan negara produsen besar.
5 Strategi Kebijakan
Pemerintah perlu terus mendorong pengembangan sektor lada dari hulu ke hilir.
Seluruh pemangku kepentingan termasuk peran sektor industri, diharapkan mendukung pengembangan diversifikasi produk berbasis lada dan melakukan inovasi teknologi serta menekan biaya-biaya yang dapat menghambat pertumbuhan industri ekspor sehingga ekspor dapat terus meningkat
IV INFORMASI PENTING
4. 1 Alamat dan Website Penting
1. Kedutaan Italia di Indonesia. Jl. Dipenogoro 45 Jakarta 10310,
Indonesia.
2. Kamar Dagang Italia di Indonesia. Italian Business Association
Indonesia (IBAI). Wisma BRI II, 15th Floor, Suite 1501 Jend.
Page 30
Sudirman No. 44 46 Jakarta 10210 IndonesiaTel: +62 (21) 571-
3540 ; Fax: +62 (21) 571-9013.
Email: [email protected]. Kontak person: Dr. Luigi
Carlo Gastel (President)
3. Promosi Perdagangan Indonesia di Italia. ITPC MILAN, Via Vittor
Pisani No.8 Piano 6° Milan, Italia.
4. Perwakilan Indonesia di Italia. Ambasciata della Repubblica di
Indonesia, Via Campania 53-55,00187 Roma, Italia.Tel:
+39064200911; Fax: +39064880280 / +390648904910
5. Pihak Yang Dihubungi Bila Terjadi Dispute. Departemen
Perdagangan Luar Negeri Italia (Instituito Nazionale per il
commercio) Estero http://www.ice.gov.it/. Kementrian
perdagangan Italiahttp://www.mincomes.it/. atau
http://europa.eu/abc/governments/index_en.htm
6. Untuk Memastikan Nilai Mata Uang Euro
Untuk memastikan nilai tukar euro dengan mata uang lainnya,
dapat dilakukan dengan mengakses http://www.oanda.com/Atau
dapat juga melalui Euromonitor International (agensi riset) E-mail:
mailto:[email protected]://www.euromonitor.com
7. International Chamber of Commerce. E-mail:
mailto:[email protected]. http://www.iccwbo.org
8. International Trade Centre UNCTAD/ WTO
E-mail: mailto:[email protected]. http://www.intracen.org
9. Organisasi Promosi Perdagangan Italia
ICE, National Institute for Foreign Trade. Address: Via Liszt 21,
00144 Rome, Italy. Telephone: (39) 6-59921 Telefax: (39) 6-
59926900
10. Informasi produk dapat dilihat di Eurostat dan Italian National
Statistics (http://www.istat.it).
11. Peraturan dan persyaratan yang harus dipenuhi untuk ekspor ke
Italia dapat dilihat di situs CBI Ministry of Foreign Affairs di
http://www.cbi.eu/
Page 31
12. Referensi untuk syarat dan ketentuan memulai bisnis di Italia
disediakan oleh World Bank di situs
http://www.doingbusiness.org/data/exploreeconomies/italy/#enfor
cing-contracts
4. 2 Asosiasi dan major player
1. European Spice Association – ESA
Reuterstrasse 151, 53113 Bonn. Tel: +49-228-210180. Fax: +49-
228-229460. Email: [email protected]
http://www.esa-spices.org
2. International Pepper Community – IPC
LINA Building, lantai 4, Jalan HR Rasuna Said Kav B7, Kuningan,
Jakarta 12920, Indonesia. Tel: +62-21-5224902. Fax: +62-21-
5224902. Email: [email protected]
http://www.ipcnet.org
3. Bisetti srl.
Via Nichini 11, 28028 Pettenasco, Italia. Tel: +39-0323/89116.
Fax: +39-0323/89690. Email: [email protected]
http://www.bisetti.com
4. La Cosentina SRL
Via Camigliatello Z.I., 87046 Montalto U. (Cs), Italy. Tel:
+390984934728. Fax: +390984937087. Email:
[email protected]. http://www.lacosentina.com/contattaci
5. Mercato del Gusto
Via Paolo Biganzoli 4 – 21040 Jerago con Orago, Italy. Tel:
+393404989030. http://www.mercatodelgusto.it/contatti
REFERENSI
Harga Komoditas Lada Dunia Cenderung Meningkat, http://www.pikiran-
rakyat.com/ekonomi/2015/10/26/347507/harga-komoditas-lada-dunia-
cenderung-meningkat, diakses pada 2 Mei 2016
Page 32
Wike Dita Herlinda. “Surplus Produksi Lada, Konsumsi dan Ekspor akan
digenjot.” Industri. 2 Mei 2014. Diakses pada 2 Mei 2016.
http://industri.bisnis.com/read/20140502/12/224126/surplus-produksi-lada-
konsumsi-dan-ekspor-akan-digenjot
“Permintaan membludak, harga lada semakin pedas.” Kontan. 4 Mei 2015.
Diakses pada 2 Mei 2016. http://industri.kontan.co.id/news/permintaan-
membludak-harga-lada-semakin-pedas
Pemakaian Lada Dunia Meningkat, Hatga Lada Naik 310 Persen
http://food.detik.com/read/2015/07/25/093432/2974927/297/pemakaian-
lada-dunia-meningkat-harga-lada-naik-310-persen, diakses pada 2 Mei
2016
“Produsen Terbesar ke-2 Dunia: Lada Indonesia Sangat Diminati Pasar
Internasional.” Indotrading.com. Diakses pada 2 Mei 2016.
http://blog.indotrading.com/produsen-terbesar-ke-2-dunia-lada-indonesia-
sangat-diminati-pasar-internasional/
Alberto Capatti dan Massimo Montanari. Italian Cuisine: a Cultural History.
New York: Columbia University Press, 2003.
https://books.google.nl/books?id=jprIxTqMCwEC&pg=PA41&lpg=PA41&d
q=italian+consumption+of+pepper&source=bl&ots=Mzgh6TxF0s&sig=9z9
a20T5Jp4usoi-jmkgNB3hET8&hl=en&sa=X&ved=0ahUKEwjwq5-
LzMnJAhWFXw8KHQM3CssQ6AEITDAI#v=onepage&q=pepper&f=false
“Italy: Open field pepper production mainly destined for processing.” Fresh
Plaza. 27 Maret 2013. Diakses pada 2 Mei 2016
http://www.freshplaza.com/article/107428/Italy-Open-field-pepper-
production-mainly-destined-for-processing
Lukas Hendra. “ITA Tawarkan Peluang Ekspor Produk Asal Sulut.”
Industri. 9 Juni 2015. Diakses pada 3 Mei 2016
http://industri.bisnis.com/read/20150609/12/441808/ita-tawarkan-peluang-
ekspor-produk-asal-sulut
Page 33
Detail Pasar dan Tren di Uni Eropa
http://inatrims.kemendag.go.id/id/product/detail/pasar-dan-tren-di-uni-
eropa_181/?market=eu, diakses pada 2 Mei 2016)
“CBI Product Factsheet: Pepper from Southeast Asia in Europe.” CBI
Ministry of Foreign Affairs. Diakses pada 3 Mei 2016.
https://www.cbi.eu/sites/default/files/product-factsheet-europe-pepper-
southeast-asia-2015.pdf
Lada dan Pala Unggulan Ekspor Rempah
http://www.republika.co.id/berita/ekonomi/ritel/13/05/23/mn8u3m-lada-dan-
pala-unggulan-ekspor-rempah, diakses pada 3 Mei 2016)
“Market Insights for Indonesian Spices.” CBI Ministry of Foreign Affairs.
Diakses pada 12 Agustus 2015.
http://www.cbi.eu/sites/default/files/study/tailored-information-indonesian-
spices-eu-market-insights-indonesia-europe-spices-herbs-2013.pdf
Masalah Ekspor Indonesia https://www.tempo.co/topik/masalah/44/ekspor-
indonesia, diakses pada 3 Mei 2016)
Pengolahan Pasca-Panen Tingkatkan Kualitas Lada,” Radar Bangka
Online, 3 Maret 2012, diakses pada 3 Mei 2016,
http://www.radarbangka.co.id/berita/detail/global/6035/pengolahan-pasca-
panen-tingkatkan-kualitas-lada.html
“Which trends offer opportunities on the European spices and herbs
market.” CBI Ministry of Foreign Affairs. Diakses pada 3 Mei 2016
https://www.cbi.eu/market-information/spices-herbs/trends/
Harga Komoditas Lada Dunia Cenderung Meningkat http://www.pikiran-
rakyat.com/ekonomi/2015/10/26/347507/harga-komoditas-lada-dunia-cenderung-
meningkat, diakses pada 3 Mei 2016
Page 34