maqos}idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · structural equation model (sem)...

206
i KATA PENGANTAR Tiada kata yang layak terucap seiring dengan terselesaikannya penulisan buku ini kecuali syukur alhamdulillah‛ karena hanya atas ijin-NYA , segala tantangan, hambatan, dan cobaan dapat terlewati satu per-satu sampai ke ujung penyelesaian Buku ini. Buku ini merupakan hasil penelitian disertasi penulis pada Program Doctoral Bidang Pengkajian Islam dengan Konsentrasi Ekonomi Islam di Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulisan ini diawali ketika periode perkuliahan di mulai di Sekolah Pasca Sarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, ketika harus memilih pokok kajian dasar keahlian (konsentrasi) di bidang ekonomi Islam Penulis mulai tertarik pada keuangan mikro Islam, pendalaman terhadap kajian topik ini berlanjut dengan keikutsertaan Penulis dalam Program-Program pengembangan keuangan mikro (microfinance) yang disponsori oleh Asean Development Bank (ADB) yang dilaksanakan di Aceh (NAD) selama dua tahun. Pengalaman di lapangan disertai dengan dukungan lingkungan yang kondusif dalam pengembangan keilmuan di Kampus SPs UIN inilah yang menyemangati Penulis untuk tetap bersemangat menyelesaikan tugas akhir ini. Keuangan mikro Islam menjadi kajian yang sangat menarik karena ‚dunia‛ telah mengakui bahwa keuangan mikro menjadi instrumen yang efektif dalam mengatasi masalah kemiskinan di dunia. Islam sebagai al-di>n yang sempurna menyimpan nilai-nilai moral yang tinggi dalam mengangkat harkat dan martabat manusia, maka ketika praktek terbaik keuangan mikro yang dijalankan oleh berbagai masyarakat di seluruh dunia bersentuhan dengan prinsip-prinsip Islam (al-maqos}id al- shari’ah), lalu berkolaborasi diantara keduanya menjadikan ‚keuangan mikro Islam‛ lebih berwajah ramah, bersahabat, adil dan mensejahterakan umat. Ucapan terima kasih ingin Penulis haturkan kepada mereka yang sangat berjasa dalam mengantarkan Penulis ke ujung penyelesaian penulisan buku ini. Prof.DR.Fathurahman Djamil,MA., beliau guru besar yang pertama penulis kenal ketika seleksi awal masuk ke SPs UIN, di kelas beliau telah memberikan pencerahan

Upload: hoangcong

Post on 11-Jul-2019

238 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: maqos}idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Structural Equation Model (SEM) serta dihitung dengan alat bantu komputer (software) LISREL 8.7. Diperoleh kesimpulan

i

KATA PENGANTAR

Tiada kata yang layak terucap seiring dengan terselesaikannya penulisan buku

ini kecuali ‟syukur alhamdulillah‛ karena hanya atas ijin-NYA , segala tantangan,

hambatan, dan cobaan dapat terlewati satu per-satu sampai ke ujung penyelesaian

Buku ini.

Buku ini merupakan hasil penelitian disertasi penulis pada Program Doctoral

Bidang Pengkajian Islam dengan Konsentrasi Ekonomi Islam di Sekolah Pascasarjana

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penulisan ini diawali ketika periode perkuliahan di mulai di Sekolah Pasca

Sarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, ketika harus memilih pokok kajian dasar

keahlian (konsentrasi) di bidang ekonomi Islam Penulis mulai tertarik pada keuangan

mikro Islam, pendalaman terhadap kajian topik ini berlanjut dengan keikutsertaan

Penulis dalam Program-Program pengembangan keuangan mikro (microfinance) yang

disponsori oleh Asean Development Bank (ADB) yang dilaksanakan di Aceh (NAD)

selama dua tahun. Pengalaman di lapangan disertai dengan dukungan lingkungan yang

kondusif dalam pengembangan keilmuan di Kampus SPs UIN inilah yang

menyemangati Penulis untuk tetap bersemangat menyelesaikan tugas akhir ini.

Keuangan mikro Islam menjadi kajian yang sangat menarik karena ‚dunia‛

telah mengakui bahwa keuangan mikro menjadi instrumen yang efektif dalam

mengatasi masalah kemiskinan di dunia. Islam sebagai al-di>n yang sempurna

menyimpan nilai-nilai moral yang tinggi dalam mengangkat harkat dan martabat

manusia, maka ketika praktek terbaik keuangan mikro yang dijalankan oleh berbagai

masyarakat di seluruh dunia bersentuhan dengan prinsip-prinsip Islam (al-maqos}id al-

shari’ah), lalu berkolaborasi diantara keduanya menjadikan ‚keuangan mikro Islam‛

lebih berwajah ramah, bersahabat, adil dan mensejahterakan umat.

Ucapan terima kasih ingin Penulis haturkan kepada mereka yang sangat berjasa

dalam mengantarkan Penulis ke ujung penyelesaian penulisan buku ini.

Prof.DR.Fathurahman Djamil,MA., beliau guru besar yang pertama penulis kenal

ketika seleksi awal masuk ke SPs UIN, di kelas beliau telah memberikan pencerahan

Page 2: maqos}idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Structural Equation Model (SEM) serta dihitung dengan alat bantu komputer (software) LISREL 8.7. Diperoleh kesimpulan

ii

luar biasa dan di tugas akhir ini bersedia menjadi promotor. Prof. DR. Ir. H. M. Amin

Aziz, M.Sc. Sosok yang bagi Penulis subhanallah luar biasa, pelopor dan penggerak

keuangan mikro Islam ‚BMT‛ di Indonesia ini bersedia dengan sabar membimbing

Penulis dari penyusunan desain riset sampai terselesaikannya penulisan ini. Prof. DR.

H. Soewito, DR. Fuad Djabali, MA., DR. Yusuf rahman, MA., tiga serangkai yang

mengawal, mendorong, dan memotivasi studi bagi teman-teman mahasiswa SPs UIN,

termasuk Penulis merasakan manfaatnya atas peran mereka yang luar biasa. Prof. DR.

Ahmad Rodoni, MM., yang sejak awal penulisan telah memberikan masukan dan saran

yang sangat bermanfaat. Prof. DR. Azyumardi Azra, MA., melalui kebijakan-kebijakan

beliau di kampus tercinta ini telah banyak perubahan dan perbaikan yang sangat

membanggakan, terutama fasilitas yang mendukung untuk dapat mengakses informasi,

data dan literatur pustaka utama di seluruh dunia. Ketika detik-detik terakhir

penyelesaian Buku ini, Penulis kembali harus menyempurnakan hasil penulisan ini,

koreksi yang luar biasa dari Prof.DR. Sri Edi Swasono tentang pemahaman nilai-nilai

luhur bangsa yang mesti dikaji dan menjadi landasan dalam keuangan mikro Islam di

Indonesia, hal itu telah menjadi sumbangan yang luar biasa dan yang tak kurang

evaluasinya dari Prof. DR. Bambang Pranowo juga patut Penulis sampaikan ucapan

terima kasih sedalam-dalamnya atas koreksi dan masukannya, sehingga tulisan akhir

ini menjadi buahnya.

Kepada seluruh ‚crew‛ Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah,

terutama Pak Feni dan Pak Rodian yang tiada jemu-jemu untuk direpoti Penulis.

Petugas dan staf di perpustakaan Pasca yang sering nungguin Penulis pulang kesorean.

Sahabat-sahabat seperjuangan ‚mahasiswa SPs UIN‛, wabil khusus kang Dede abd

Fatah, Fudhail Rahman, Sofyan Rijal, Taufik Hidayat, Yadi Nurhayadi, Yulizar

Sanrego, ibu Oneng Badariah, Gusriani, Ali Murtadho, Desmadi dan Abd Muflih.

Kalian telah menjadi teman diskusi yang baik.

Ketua Yayasan Nusa Jaya, bapak H.Nudin Rifa’i yang telah mengijinkan

Penulis untuk sering meninggalkan kampus ‚GICI Business School‛, karena aktivitas

studi ini. Rekan-rekan kerja, bu Titin, bu Angel, mba Ika Lestari, Pak Ugik, pak Intan,

mba Lina, mas Dian,pak Yono, pak Horas, dan rekan lainnya. Rekan kerja di MICRA

Page 3: maqos}idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Structural Equation Model (SEM) serta dihitung dengan alat bantu komputer (software) LISREL 8.7. Diperoleh kesimpulan

iii

FOUNDATION yang telah mengantarkan Penulis ke Aceh, rekan kerja di PT.MADEP

yang telah memberikan kesempatan untuk berinteraksi dengan Instansi Pemerintah

dalam pengembangan ‚Keuangan Mikro‛, rekan-rekan di PINBUK PUSAT, Bp.

Aslichan Burhan yang membuka jalan untuk bertemu dengan BMT Seluruh Indonesia.

Ada orang yang luar biasa jasanya, dengan segala pengorbanan, kesabaran dan

kesetiaannya telah mengantarkan, mendorong dan memotivasi Penulis hingga

terselesaikannya tugas akhir studi ini, dia adalah Drg. Ari Kurniasih, istri dan

motivatorku. Untuk putra-putraku : Avecenna karim Ahmad dan Averroes Raihan

Ahmad, terima kasih dan mohon ma’af, ayah tidak dapat mendampingi kalian setiap

saat di masa-masa kalian semestinya berhak untuk mendapatkannya.

Hanya kepada Allah SWT, Penulis berdo’a dan berharap semoga segala

kontribusi yang telah kalian berikan tidak sia-sia adanya, dan menjadi catatan baik

‚amal sholeh‛ serta mendapatkan balasan ‚yang lebih baik‛ dari Allah ta’ala. Amin.

Akhirnya, Apa yang tertuang dalam buku ini hanyalah sebahagian kecil saja

dari ‚begitu besarnya‛ topik dan permasalahan dalam keuangan mikro Islam, namun

mudah-mudahan yang ‚kecil‛ ini dapat memberikan kontribusi yang berarti bagi

perkembangan pemikiran ekonomi Islam yang dewasa ini sedang membutuhkan

peranserta aktif dari umatnya.

Depok, 11 Januari 2011 M

Ahmad Subagyo

Page 4: maqos}idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Structural Equation Model (SEM) serta dihitung dengan alat bantu komputer (software) LISREL 8.7. Diperoleh kesimpulan

iv

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan karya ini untuk :

Allah Subhanallahu Ta’ala

Kedua Orang tuaku :

Muhammad Jufrie (almarhum)

Zumaroh

Istri tercinta Drg. Ari Kurniasih

Kedua Putraku :

Avecenna Karim Ahmad

Averroes Raihan Ahmad

Guru-Guruku Yang Mulia

Page 5: maqos}idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Structural Equation Model (SEM) serta dihitung dengan alat bantu komputer (software) LISREL 8.7. Diperoleh kesimpulan

v

ABSTRAK

Studi ini membuktikan bahwa konsep keuangan mikro Islam tidak sekedar

‚keuangan mikro minus interest‛ , namun justru sebaliknya, dari hasil penelusuran pustaka

diketemukan bukti evolusi bayt al-ma>l sejak masa Rasulullah SAW, yang diteruskan oleh

Khulafah al- Rasidin , terutama ketika ‘Umar Ibn al-Khattab menjadi khalifah, fungsi bayt al-mal menjadi lembaga keuangan mikro Islam (berfungsi menghimpun dana, menyalurkan

kepada yang berhak, dan meminjamkan kepada yang membutuhkan). Perkembangan bayt al-mal terus berlanjut sampai ke khalifah berikutnya (masa kerajaan Islam) yang

menjadikan bayt al-mal sebagai Badan Keuangan Negara. Di Cordoba telah berdiri usaha

gadai (al-Rahn) pada tahun 1401, lalu di Irlandia tahun 1462 M berdiri juga usaha gadai

dan Koperasi tanpa bunga yang sebelumnya belum dikenal di Eropa, sebagai bukti adanya

perjalanan konsep Islam ‚benang merah‛ kepada pemikiran dan gerakan ekonomi di Eropa

yang pelopori para pemikir barat Albertus Magnus(1206-1280M) tentang konsep harga

yang adil dimana sejalan dengan Abu Yusuf (731-798M) dan St.Thomas Aquinas(1225-

1274M) dalam bukunya summa theologica yang mengutuk bunga. Kehadiran paham baru

‚protestan‛ yang melahirkan ‚kapitalisme‛ di Eropa pada abad 15 telah mengubah tatanan

ekonomi yang sudah ada, paham ini menganjurkan diberlakukannya ‚bunga‛. Sehingga

lembaga-lembaga keuangan yang muncul setelah itu menjadi berbasis bunga. Maka konsep

dan prinsip keuangan mikro telah direduksi oleh paham kapitalis menjadi ‚minus keadilan-

kejujuran-kemitraan‛.

Dengan pendekatan fenomenologi maupun kajian fiqh ditemukan prinsip-prinsip

keuangan mikro Islam berupa (1) prinsip keadilan (justice), (2) prinsip kejujuran (honesty),

dan (3) prinsip kemitraan (partnership). Dalam bab yang sama dikaji praktek-praktek

keuangan mikro terbaik di dunia yang dilakukan untuk menemukan prinsip-prinsip

keuangan mikro konvensional, diketemukan tiga prinsip keuangan mikro, yaitu (1)

Kedalaman jangkauan pelayanan (outreach), (2) keberlanjutan (sustainability), dan (3)

pemberdayaan (social intermediary).

Berdasarkan prinsip-prinsip dasar yang telah diketemukan berupa prinsip-prinsip

kepatuhan sebagai variabel exogenous yang terdiri dari variabel sasaran, variabel tujuan,

variabel akad, dan variabel jaminan, dan variabel performance lembaga sebagai variabel

endegenous. Variabel-variabel tersebut diuji secara kuantitatif. Data yang dikumpulkan

melalui kuisioner lalu ditabulasi dengan skala likert dan di analisis dengan menggunakan

Structural Equation Model (SEM) serta dihitung dengan alat bantu komputer (software)

LISREL 8.7. Diperoleh kesimpulan bahwa variabel yang mempengaruhi secara signifikan

terhadap performance organisasi (LKMS) adalah variabel sasaran (kepatuhan terhadap

prinsip keuangan mikro) dan variabel tujuan (kepatuhan terhadap prinsip shariah).

Kesimpulan akhir Studi ini adalah membantah pendapat Edib Smolo (2008), dan

A.L.M. Abdul Gafoor (1997), yang menyatakan keuangan mikro Islam adalah keuangan

mikro konvensional minus interest dan mendukung pendapat Mohammad Obaidullah

(2008) dan Ajaz Ahmed Khan (2008), yang menyatakan bahwa keuangan mikro Islam

adalah mengawinkan keuangan mikro dengan prinsip-prinsip syariah, sedangkan pendapat

penulis adalah model keuangan mikro Islam adalah keuangan mikro konvensional plus

prinsip shari’ah (K3-keadilan, kejujuran, kemitraan).

Page 6: maqos}idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Structural Equation Model (SEM) serta dihitung dengan alat bantu komputer (software) LISREL 8.7. Diperoleh kesimpulan

vi

ABSTRACT

This study proves that the concept of Islamic micro finance is not merely ‚ micro

finance minus interest‛, on the contrary, some evidences were found from the library

research that the evolution of bayt al-ma>l from the era of Prophet Muhammad SAW to his

successors, the Khulafa’ur Rashidin particularly during the reign of ‘Umar ibn al-Khattab,

funtioned as Islamic micro finance with program as fund raising, distribution to the right

target, and credit offering to the needy. The development of bayt al-mal continued to the

following caliphates (during the kingdoms of Islam) which then turned the bayt al-ma>l into the state financial Institution. In 1401 AD, in Cordoba, a pawn institution (al-rahn)

was established, and in Ireland, in 1462 AD, there were institution of pawn and

cooperatives with no interest as it was not known before in Europe. This Islamic concept

of ‚ no interest policy‛ is in line with the thoughts and economic movement in Europe

initiated by thinkers as Albertus Magnus (1206-1280 AD) on the concept of fair price

similar to that of Abu Yusuf (731-798 AD) and santo Thomas Aquinas (1225-1247 AD) in

his book summa theologia that opposed interest. The presence of ‚protestant‛ which

entailed the birth of ‚capitalism‛ in Europe in the 15th Century, changed the prevailing

economic order with its concept of ‚interest’. Consequently, financial institution after this

era mostly interest based. Thus, the concept and principle of micro finance were reduced

by capitalism to a ‚minus justice-honesty-partnership‛.

The tracing of islmaic values in micro finance were reviewed on Chapter II using

both phenomenological approach and fiqh approach to find the principle of Islamic micro

finance, namely (1) the principle of justice, (2) the principle of honesty, and (3) the

principle of partnership. On the same chapter, reviews on the best practices of micro

finance were also done in order to find the principle of conventional micro finance namely

(1) the principle of outreach, (2) the principle of sustainability, and (3) the principle of

social intermediary.

Based on the basic principles found in the previous chapter, principles of discipline

as exegenous variables were established consosts of variable of target, variabel of goal,

variable of aqad, variable of warranty, and institution performance variable as endegenous

variable. Those variable are quantitatively analyzed. Data collected from the

questionnaires were then tabulated using the Likert Scale and analyzed using Structutal

Equation Model (SEM) assisted by computer technology with the software of LISREL 8.7

From this, it was found that the significant affecting variables to the organization

performance (LKMS) are; variable of target (discipline toward the principle of micro

finance) and the variable of goal (discipline towards the principle of sharia).

The final conclusion of this study is the rejection to the concept of Edib Smolo

(2008), and A.L.M. Abdul Gafoor (1997) who claim that Islamic micro finance is a

conventional micro finance minus interest. On the other hand, this dissertation support the

concepts of Mohammad Obaidullah (2008) and Ajaz Ahmed Khan (2008) who claim that

Islamic micro finance is the combination between micro finance and the principle of

sharia. Meanwhile the concept of the writer himself is that the model of Islamic Micro

finance is a conventional micro finance plus principle of sharia namely; Justice, Honesty

and Partnership.

Page 7: maqos}idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Structural Equation Model (SEM) serta dihitung dengan alat bantu komputer (software) LISREL 8.7. Diperoleh kesimpulan

vii

ملخص البحث

وبعد االطالع . تثبت ىذه األطروحة أن ادلفهوم اإلسالمي للمالية ادلصغرة ليس رلرد ادلالية ادلصغرة بدون الفائدة، واحلق ىو العكسعلى استقصاء ادلصادر العلمية اكتشفت وقائع بشأن تطور يف بيت ادلال منذ عهد رسول اهلل صلى اهلل عليو وسلم ومن جاء بعده من اخللفاء الراشدين، وفضال عن اخلليفة عمر بن اخلطاب، وقد أدى بيت ادلال عدة وظائف باعتباره ىيئة مالية مصغرة إسالمية،

واستمر تطور بيت ادلال إىل عهود اخللفاء . ومن بني ىذه الوظائف مجع األموال وتوزيعها على ادلستحقني وإقراضها للمحتاجني، كما 1401وقد تأسست يف قرطوبة شركة رىن يف عام . الالحقني للدولة اإلسالمية، والذين جعلوا بيت ادلال ىيئة مالية حكومية

وذلك يدل على دينامية مفهوم . م شركة رىن ومجعية تعاونية بدون فائدة مل تعرؼ من قبل يف أوربا1462 تأسست يف إرلندة-1206)اإلسالم االنتقائي لألفكار واحلركة االقتصادية بأوربا اليت قام بريادتػها ادلفكرون الغربيون من أمثال ألربتوس ماجنوس

-1225)والقديس طوما أكويناس ( م798-731)عن مفهوم السعر العادل، والذي يتناسب مع رأي أيب يوسف ( م1280وإن ظهور ادلذىب اجلديد الربوتستانيت . الذي ألعن فائدة ربوية (رلموع ثيولوجيا) Summa Teologiaيف كتابو ( م1274

وىذا ادلذىب الرأمسايل . الذي أدى إىل ظهور الرأمسالية يف أوربا يف القرن اخلامس عشر قد أحدث تغريا يف النظام االقتصادي القائمومن ىنا، فإن مفهوم . نادى بتطبيق الفائدة الربوية، مما أدى بو إىل أن اذليئات ادلالية اليت نشأت بعد ذلك مبنية على نظام الفائدة

. ادلالية ادلصغر وأسسها مت ختفيضو لدى ادلذىب الرأمسايل ليكون ناقصا أو بدون العدالة والصدؽ والشراكة إن ادلباحث يف القيم اإلسالمية يف ادلالية ادلصغرة تدرس يف الباب الثالث من ىذه األطروحة، سواء أكانت الدراسة فيها

أساس (1)متبعة للمدخل الظواىري أم دراسة فقهية، وتوصلت إعادة الدراسة إىل عدة أسس للمالية ادلصغرة اإلسالمية، وىي ويف نفس الباب يتناول الباحث أجود ممارسات مالية مصغرة يف العامل مت . وأساس الشراكة (3)أساس الصدؽ، و (2)العدالة، و

( 3)االستمرارية، و (2)سعة نطاؽ اخلدمات، و (1)تنظيمها إلجياد أسس ادلالية ادلصغرة التقليدية، واكتشفت ثالثة أسس ىي . متكني اجملتمع

وبناء على ادلبادئ األساسية اليت مت عرضها يف الباب السابق، تصاغ أسس الطاعة وااللتزام باعتبارىا متغريا خارجيا وىذه ادلتغريات مت اختبارىا بشكل . يتكون من متغريات اذلدؼ والغاية والعقد والضمان، ويعترب متغري أداء اذليئة ادلالية متغريا داخليا

والبيانات اليت مت مجعها عن طريق االستبيانات رلدولة باتباع مقياس ليكرت، وقام الباحث بتحليلها باستخدام منوذج ادلعادلة . كميووصل الباحث إىل خالصة مفادىا أن . 8.7 (LISREL)اذليكلية، ومت حسابػها باستخدام وسيلة برنامج احلاسوب ليسريل

التزام اذليئة )ومتغري الغاية (طاعة أو التزام اذليئة بأسس ادلالية ادلصغرة)ادلتغري ادلؤثر يف أداء اذليئة تأثريا داال ىو متغري اذلدؼ . (باألسس الشرعية

القائلني إن ادلالية (1997)عبد الغفار . م.ل.وع (2008) واخلالصة النهائية لألطروحة ترفض رأي أديب مسولو وعجاز أمحد خان (2008)ادلصغرة اإلسالمية ىي ادلالية ادلصغرة التفليدية بدون الفائدة، بينما تؤيد األطروحة رأي زلمد عبيد اهلل

القائلني إن ادلالية ادلصغرة اإلسالمية إدماج ادلالية ادلصغرة على أسس شرعية، على حني يرى الباحث أن منوذج ادلالية (2008). ادلصغرة اإلسالمية ىي ادلالية ادلصغرة التقليدية ادلبنية على األسس الشرعية وىي العدالة، والصدؽ والشراكة

Page 8: maqos}idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Structural Equation Model (SEM) serta dihitung dengan alat bantu komputer (software) LISREL 8.7. Diperoleh kesimpulan

viii

PEDOMAN TRANSLITERASI

(ARAB-LATIN)

A. Konsonan

Arab Latin Arab Latin

{d ض ā ,’ ا

{t ط b ب

{z ظ t ت

‘ ع th ث

gh غ j ج

f ف {h ح

q ق kh خ

k ك d د

l ل dh ذ

m م r ر

n ن z ز

w و s س

h, t هـ ، ة sh ش

y ي {s ص

B. Vokal dan Diptong

_

__

__

a

u

i

__ ا

__ ى

__ و

ā

á

ū

--- ي

و __

ي __

ī

aw

ay

Page 9: maqos}idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Structural Equation Model (SEM) serta dihitung dengan alat bantu komputer (software) LISREL 8.7. Diperoleh kesimpulan

ix

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................. i

PERSEMBAHAN ........................................................................................ iv

ABSTRAK .................................................................................................... v

ABSTRACT .................................................................................................. vi

لخص بحث م vii ………………………………………..…………………… ال

PEDOMAN TRANSLITERASI ................................................................... viii

DAFTAR ISI ................................................................................................. ix

DAFTAR TABEL ........................................................................................ xi

DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................. xiii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang 1

B. Permasalahan 5

1. Identifikasi Masalah 5

2. Pembatasan Masalah 6

3. Perumusan Masalah 7

C. Kajian dan Penelitian Sebelumnya 8

D. Tujuan Penelitian 10

E. Manfaat Penelitian 10

F. Metodologi Penelitian 11

G. Sistematika Penulisan

BAB II EVOLUSI KEUANGAN MIKRO

A. Memahami Keuangan Mikro Islam dalam Berbagai Pendapat 22

B. Urgensi Keuangan Mikro Islam Dalam Pembangunan Ekonomi 23

C. Perkembangan Keuangan Mikro Islam di Dunia 25

1. Fase I : Perkembangan Peletakan Dasar Keuangan Mikro 25

2. Fase II: Masa Khulafaur Rasyidin 27

3. FaseIII : Masa Dinasti Kerajaan Islam 34

4. FaseIV: Masa Kolonialisme Barat 40

5. Fase V: Masa Kebangkitan Ekonomi Islam 42

a. Masa Perintisan 43

b. Masa Pertumbuhan 45

D. Perkembangan Keuangan Mikro Islam di Indonesia 48

E. Bentuk Aliran Dana Dalam Perkembangan Keuangan Mikro 51

F. Perubahan Paradigma Dalam Keuangan Mikro 53

Page 10: maqos}idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Structural Equation Model (SEM) serta dihitung dengan alat bantu komputer (software) LISREL 8.7. Diperoleh kesimpulan

x

BAB III ANATOMI NILAI-NILAI DASAR KEUANGAN MIKRO ISLAM

A. Dimensi Ruhiyah Dalam Pembiayaan Keuangan Mikro Islam 62

1 Prinsip Keadilan 64

2 Prinsip Kejujuran 73

3 Kemitraan 75

B Praktek Terbaik Keuangan Mikro di Dunia 77

C. Metodologi Pembiayaan Dalam Keuangan Mikro 80

D. Prinsip-Prinsip keuangan Mikro 83

1 Skala dan Kedalaman Jangkauan Pembiayaan 84

2 Keberlanjutan Organisasi 88

3 Pemberdayaan 90

BAB IV PRAKTEK KEUANGAN MIKRO ISLAM

A. Penetapan Tujuan Pembiayaan 93

B. Sasaran Pembiayaan Dalam Keuangan Mikro Islam 98

C. Mode Pembiayaan Keuangan Mikro Islam 102

1 Mud}araba 102

2 Musyarakah 105

3 Murabahah 109

4 Salam 111

5 Ijarah Muntahiiya bit-Tamlik 113

D. Jaminan Pembiayaan Pada Keuangan Mikro Islam 117

E. Analisis Struktural Model Keuangan Mikro Islam 122

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan 148

B. Saran 149

DAFTAR INDEKS 151

GLOSSARY 156

DAFTAR PUSTAKA 162

LAMPIRAN 170

DAFTAR RIWAYAT HIDUP 189

Page 11: maqos}idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Structural Equation Model (SEM) serta dihitung dengan alat bantu komputer (software) LISREL 8.7. Diperoleh kesimpulan

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Evolusi Keuangan Islam di Indonesia

Tabel 2.2 Mode Produk Keuangan Mikro Islam di Dunia

Tabel 3.1 Performa Lembaga Keuangan Mikro Dunia

Tabel 3.2 Tingkat Akses Penduduk terhadap Jasa Keuangan di Berbagai Negara

Tabel 4.1 Tingkat Kemiskinan dan Akses Keuangan di berbagai Negara

Tabel 4.2 Tingkat Pendapatan dan Bentuk Jasa Keuangan

Tabel 4.3 Klasifikasi Pendapatan Masyarakat

Tabel 4.4 Indikator Variabel Exogenous

Tabel 4.5 Variabel dan Indikator Endogenous

Tabel 4.6 Sebaran Lokasi LKMS Sampel

Tabel 4.7 Variasi Tahun Berdiri LKMS Sampel

Tabel 4.8 Skala Jangkauan Pelayanan Sampel

Tabel 4.9 Tingkat Kedalaman Pelayanan Keuangan

Tabel 4.10 Kualitas Pembiayaan LKMS Sampel

Tabel 4.11 Tingkat Kesehatan BPR Nasional

Tabel 4.12 Tingkat LDR LKMS Sampel

Tabel 4.13 Performance Sampel

Tabel 4.14 Hasil Perhitungan LISREL 1

Tabel 4.15 Hasil Perhitungan LISREL 2

Tabel 4.16 Hasil Perhitungan LISREL 3

Tabel 4.17 Hasil Perhitungan LISREL 4

Page 12: maqos}idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Structural Equation Model (SEM) serta dihitung dengan alat bantu komputer (software) LISREL 8.7. Diperoleh kesimpulan

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Lack Off Pelayanan Keuangan Mikro

Gambar 4.1 Jenis Etika Keuangan Mikro

Gambar 4.2 Konsep keterkaitan variabel endeogenous dan Variabel Exogenous

Gambar 4.3 Sebaran Lokasi Sampel Riset

Gambar 4.4 Variasi Asset LKMS Sampel

Gambar 4.5 Skala jangkauan Pelayanan LKMS sampel

Gambar 4.6 Tingkat Kedalaman Pelayanan LKMS Sampel

Gambar 4.7 Performance Kualitas Pembiayaan LKMS Sampel

Gambar 4.8 Tingkat LDR LKMS Sampel

Gambar 4.9 Diagram Portofolio Kepatuhan

Gambar 4.10 Posisi LKMS dalam Kuadran Portofolio Kepatuhan

Page 13: maqos}idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Structural Equation Model (SEM) serta dihitung dengan alat bantu komputer (software) LISREL 8.7. Diperoleh kesimpulan

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Analisis Pengujian Kuisioner

Lampiran 2 Analisis Portofolio Kepatuhan

Lampiran 3 Uji Validitas Kuisioner

Lampiran 4 Hasil Output Analisis LISREL

Lampiran 5 Tabel P-Value

Lampiran 6 Tabel t-distribution

Lampiran 7 Kuisioner Penelitian

Page 14: maqos}idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Structural Equation Model (SEM) serta dihitung dengan alat bantu komputer (software) LISREL 8.7. Diperoleh kesimpulan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Ada sekitar 3 miliar orang dari penduduk dunia yang hidup dengan

pendapatan kurang dari US$2 per hari. Mereka adalah masyarakat miskin dengan

lima anak dan satu diantaranya meninggal sebelum usia 5 hari1. Jumlah penduduk

Indonesia yang hidup dengan penghasilan kurang dari US$2 perhari hampir sama

dengan jumlah total penduduk yang hidup dari semua negara di kawasan Asia

Timur kecuali Cina2. Setiap 100 penduduk Indonesia terdapat 15 orang miskin

atau secara total ada 35.000.000 penduduk miskin menurut perhitungan Badan

Pusat Statistik tahun 2008.3

Kemiskinan telah menjadi masalah akut masyarakat dunia. Upaya

memberantas kemiskinan menjadi agenda bersama. Berbagai studi telah

dilakukan oleh banyak kalangan ilmuwan di dunia barat maupun di timur. Hasil

studi menyimpulkan bahwa alat pemberantas kemiskinan yang saat ini dianggap

paling berhasil adalah implementasi microfinance (keuangan mikro).4

Masyarakat miskin di dunia muslim jumlahnya lebih dari 1,2 miliar orang.

Dalam wilayah yang membentang dari Senegal sampai ke Philipina yang

meliputi enam benua, Afrika Utara, Afrika Sahara, Timur tengah, Asia Tengah,

Asia Selatan, dan Asia Tenggara. Pertumbuhan tingkat kemiskinan di wilayah ini

paling tinggi, kecuali di Asia Tenggara dan Timur Tengah. Di Indonesia yang

1 Michael S Barr, Microfinance and Financial Development (Michigan: The John M.

Olin Centre for Law & Economics Working Paper Series, University of Michigan Law School,

2005), 271.

2 The World Bank, Era Baru dalam Pengentasan Kemiskinan di Indonesia,( office

Jakarta, November 2006)

3 Rohmatin Bonasir . Wartawan, BBC Siaran Indonesia . 26 Januari, 2009 - Published

13:24 GMT. Pada tahun 2009 menurut laporan BPS Jumlah penduduk miskin (penduduk yang

berada di bawah Garis Kemiskinan di Indonesia pada Bulan Maret 2009 sebesar 32,53 juta (14,15

persen). Walaupun angka kemiskinan terlihat menurun namun beberapa pakar sosial ekonomi

seperti Prof. Sri-Edi Swasono meragukan angka tersebut, karena kemiskinan telah direduksi

definisinya. Garis kemiskinan yang digunakan BPS sebesar 2,100 kalori per orang per hari yang

disetarakan dengan pendapatan tertentu. Pendekatan yang dipergunakan oleh BPS untuk menarik

garis kemiskinan adalah pendekatan pengeluaran, sedangkan pengeluaran agregat (rata-rata) tidak

mencerminkan kondisi yang sebenarnya. Pendekatan BPS hampir sama dengan pendekatan yang

dipergunakan oleh Bank Dunia yang menggunakan 1 dolar AS per orang per hari sebagai standar

perhitungannya. Sedangkan menurut Michael jika garis kemiskinan dihitung 2 dolar AS per orang

per hari, maka hampir separoh penduduk Indonesia berada dalam garis kemiskinan.

4 Mohammed Obaidullah, Role of Microfinance in Poverty Alleviation (Jeddah: Islamic

Development Bank, 2008), 27-28.

Page 15: maqos}idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Structural Equation Model (SEM) serta dihitung dengan alat bantu komputer (software) LISREL 8.7. Diperoleh kesimpulan

2

memiliki penduduk muslim terbesar di dunia, lebih dari separoh penduduknya

yaitu sekitar 129 juta orang tergolong miskin dengan pendapatan kurang dari $2

perhari. Bangladesh dan Pakistan dengan jumlah 122 juta orang, diikuti Negara

India dengan jumlah kurang lebih 100 juta muslim berada di bawah garis

kemiskinan. 5 Negara – Negara yang penduduknya mayoritas muslim memiliki

Product Domestic Bruto (PDB) dalam kategori rendah (miskin) yaitu sebesar

40% dari 55 negara6.

Suatu kondisi yang kontradiksional antara kelimpahan sumber daya alam

yang dimiliki wilayah-wilayah tersebut dengan kondisi ekonomi yang

melingkupinya. Sementara penduduknya yang sebagaian besar muslim berada

dalam kemiskinan. Padahal Tuhan telah berfirman dalam kitab sucinya ‚ kamu

adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia,..‛.7 Menangani

persoalan sosial ekonomi ini telah dilakukan berbagai ikhtiar dan strategi, baik

dalam skala lokal, nasional maupun global.

Beberapa pakar sepakat untuk mengubah kondisi perekonomian di

Negara-negara miskin dan berkembang dengan menggunakan paradigma baru,

yaitu memberdayakan kaum miskin dan cara yang terbukti paling efektif adalah

implementasi microfinance (studi kasus di Bangladesh dapat mengentaskan

kemiskinan dari 52% penduduk di Bangladesh)8.

Sebagai upaya untuk mendorong peningkatan pembangunan dunia, PBB

meluncurkan program The Millennium Development Goals (The MDGs) yang

bertujuan untuk mengurangi kemiskinan pada tahun 2015. Sedangkan PBB

merekomendasikan microfinance sebagai bentuk pembangunan financial yang

tujuan utamanya adalah pengurangan kemiskinan.9 Menindaklanjuti program

tersebut PBB mencanangkan tahun 2005 sebagai the International Year of Microcredit.

Keuangan mikro (microfinance ) telah menjadi isu internasional dan

menjadi pusat perhatian masyarakat dunia dewasa ini, terutama sejak

5 Muhammad Obaidullah, ‚Introduction to Islamic Microfinance,‛ IBF Net: The Islamic

Business and Finance Network (September-2008)

6 IMF, Annual Report, dalam Ahmad Subagyo ‚ Analisis Perbandingan Implementasi

Islamic Microfinance di Negara negara Muslim,‛ (Jakarta: Graha Ilmu, 2007), 13.

7 Q.S. Ali Imran (3): 110

8Wawancara Muhamad Yunus dengan www.ikhlasmedia.com

9 The MDGs ditandatangani oleh 147 kepala Negara dan pemerintahan dalam acara UN

Millenium Summit bulan September 2000. Ada 8 agenda utama (goals) yaitu (1) memberantas

kemiskinan dan kelaparan,(2) meningkatkan pendidikan dasar seluruh dunia, (3) mempromosikan

persamaan jender dan pemberdayaan wanita,(4) mengurangi angka kematian bayi, (5)

peningkatan kesehatan ibu, (6) memberantas HIV/Aids, malaria dan penyakit lainnya, (7)

menjamin keberlanjutan lingkungan hidup,(8) membangun kerjasama global dalam pembangunan.

Framework and Strategies for Development of Islamic Microfinance Services, Working Paper for

IFSD Forum 2007 edisi May 27, 2007. Published by (Senegal: Islamic Development Bank, 2007)

Page 16: maqos}idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Structural Equation Model (SEM) serta dihitung dengan alat bantu komputer (software) LISREL 8.7. Diperoleh kesimpulan

3

Muhammad Yunus memenangkan hadiah Nobel Perdamaian tahun 200610

.

Mainstream telah berubah, masyarakat miskin dengan segala keterbatasannya

dari sudut pandang Bank Komersial dianggap tidak layak untuk diberikan

pinjaman (pembiayaan) karena unbankable.11

Namun bukti empiris dari

pengalaman Grameen Bank ternyata NPF (Non Performing Finance)-nya tidak

lebih dari 1%12

, artinya tingkat pengembalian pembayaran nasabah mencapai

99%. Nasabah bank tersebut 98%nya adalah wanita dan berasal dari keluarga

miskin. ini telah membalikkan paradigma lama yang mengatakan bahwa wanita

itu lemah dan orang miskin itu tidak ada kemampuan ‚berdaya‛ adalah keliru.

Sebaliknya, apabila mereka diberi jalan dan dipercaya maka mereka memiliki

potensi untuk berubah menjadi lebih baik, secara social maupun ekonominya.

Diperkirakan ada 72% masyarakat yang hidup di negara-negara yang

mayoritas penduduknya muslim tidak dapat menggunakan jasa keuangan formal.

Studi yang dilakukan oleh Honohon menyatakan bahwa 56 negara anggota

Islamic Development Bank (IDB), hanya 28% penduduk dewasa yang

menggunakan lembaga keuangan formal, baik dalam menabung maupun

meminjam. Persentase ini termasuk penduduk non-muslim yang tinggal di

Negara tersebut.13

Asian Development Bank (ADB) telah membentuk Microfinance Task Force untuk mempersiapkan strategi pengembangan microfinance. Proposal dari

tim yang dibentuk ADB tersebut telah disetujui oleh ADB pada tanggal 6 Juni

2006.14

hasilnya disebarkan ke seluruh dunia dan mengajak semua komponen,

10

Muhammad Yunus, ‛Banker to the Poor: Micro-Lending and the Battle Againts World

Poverty‛. Pendiri Grameen Bank ini memulai sebuah proyek percontohan tahun 1976 di desa

Jebra dekat kampus Chittagong University, di mana ia mengajar. Penduduk miskin Jebra inilah

yang mengilhami Yunus tentang bagaimana pemberian kredit ke kaum miskin bukanlah suatu

yang mustahil, bahkan mampu berperan m

emotong lingkaran setan kemiskinan. Ia menemukan ‛metodologi‛ dan ‛cara kerja‛ baru yang

mampu membantu si miskin dengan ‛kredit mikro‛. Intinya adalah bagaimana memberdayakan si

miskin dengan usaha mandiri, self-employment, dan percaya bahwa si miskin selalu dapat

membayar kembali pinjamannya. Kendati kredit mikro bukan obat ajaib untuk melenyapkan

kemiskinan, namun kekuatan kredit mikro dapat membantu kaum dhuafa untuk memulai usaha

sendiri atau memperluas usaha bisnisnya (Bangladesh, Chittagong University, 1997)

11Bankable jika memenuhi persyaratan antara lain : (1) Collateral – yaitu memiliki

jaminan yang dapat mengkover pinjamannya, (2) Capacity – yaitu memiliki kemampuan dan

pengalaman yang sudah cukup lama (minimal 2 tahun, (3) Character – sudah teruji

kepribadiannya, (4) Cash Flow : yaitu memiliki pembukuan dan memiliki kemampuan bayar, (5)

Condition of economic – yaitu kondisi ekonomi di lingkungan dimana mereka berada dinilai

kondusif (baik).

12 www.ikhlasmedia.com

13 Patrick Honohon, Cross-Country Variations in Household Access to Financial

Services. Presented at Conference on Access to Finance ( Washington, D.C: The World Bank 15

March 2007)

14 First International Islamic Conference, Kumpulan Makalah, vol.1. 24.

Page 17: maqos}idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Structural Equation Model (SEM) serta dihitung dengan alat bantu komputer (software) LISREL 8.7. Diperoleh kesimpulan

4

baik swasta maupun negara untuk terlibat dalam microfinance sebagai upaya

membangun ekonomi baru dunia.

Perkembangan microfinance di seluruh dunia mengalami percepatan yang

luar biasa setelah menjadi mainstream keuangan dunia. Beberapa Negara muslim

telah mengadakan First International Islamic Conference on Inclusive Islamic Financial Sector Development di Negara Brunei Darussalam pada tanggal 17

sampai 19 April 2007, dengan mengusung tema ‚meningkatkan jasa pelayanan

keuangan Islam untuk Usaha Skala Mikro dan Menengah ‚. Konferensi tersebut

mengangkat topik tentang Keuangan Mikro Islam sebagai bahasan utamanya dan

para peserta menyampaikan pengalamannya dalam mempraktekkan dan

mengimplementasikan kegiatan keuangan mikro (microfinance) di negaranya

masing-masing.

Ciri khas praktek keuangan mikro Islam yang dimiliki oleh masing-

masing lembaga keuangan mikro di seluruh dunia pada hakekatnya dibedakan

hanya pada aplikasi produk (akad) dan metodologi (cara kerja) keuangan mikro.15

Dalam praktek keuangan mikro konvensional dikenal beberapa model dalam

kaitannya dengan metodologi (cara kerja) keuangan mikro tersebut dalam

melayani jasa keuangan kepada sasarannya, yaitu (1) model Grameen Bank

berasal dari Bangladesh, (2) model bank desa (Village Bank) muncul dari

Philipina dan berkembang luas di Amerika Latin, (3) model Self Help Group

(SHG) yang berkembang di India, dan (4) model Credit Union yang berkembang

di Srilanka.

Di Indonesia nilai-nilai keuangan mikro sudah lahir sebelum Indonesia ini

ada lalu teraktualisasi secara eksplisit dalam Undang-Undang Dasar negara

Republik Indonesia (UUD 45)16

. Founding Fathers negara ini telah meletakkan

dasar-dasar yang kuat dalam membangun sistem ekonomi untuk masa yang akan

datang. Falsafah dan nilai-nilai ekonomi yang positif ini tereduksi dalam praktek

kenegaraan dan perekonomian nasional17

, namun di sektor keuangan mikro

prinsip ini mengemuka dengan munculnya lembaga keuangan mikro Islam yang

15

Mudrajad Kuncoro ‚ Grameen Bank & Lembaga Keuangan Mikro‛ , Kedaulatan

Rakyat, http://www.kr.co.id Sabtu, 2 Agustus 2008.

16 Pasal 33 Undang-Undang Dasar 1945. Ayat 1 dalam pasal ini menyebutkan bahwa

perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan. Dalam hal ini

Mohammad Hatta sebagai desainer ekonomi Indonesia telah mengejawantahkan nilai-nilai

budaya bangsa yang telah mengakar kuat di masyarakat beratus-ratus tahun sebelumnya, yang

mana masyarakat Indonesia memiliki budaya gotong royong, kebersamaan dan kekeluargaan.

Lihat Anwar Abbas dalam bukunya Bung Hatta dan Ekonomi Islam (Jakarta: Kompas

Media Nusantara, 2010), 125-166

17 Praktek privatisasi Badan usaha Milik Negara (BUMN) yang bersifat strategis bagi

kepentingan rakyat dan maraknya hypermart di Indonesia, serta masuknya pasar-pasar modern ke

lingkungan terkecil masyarakat (kecamatan dan desa-desa) telah memicu persaingan yang tidak

sehat dan telah menyingkirkan masyarakat (ekonomi) lemah ke jurang kebangkrutan, terlebih lagi

kepentingan rakyat banyak terabaikan demi mengejar keuntungan. Lihat Sri Edi Swasono dalam

Kelengahan Kultural dalam Pemikiran Ekonomi (Catatan Akhir Tahun 2010), (Jakarta:

BAPPENAS, 2010).

Page 18: maqos}idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Structural Equation Model (SEM) serta dihitung dengan alat bantu komputer (software) LISREL 8.7. Diperoleh kesimpulan

5

dipelopori oleh Muhammad Amin Aziz dalam gerakan ekonominya melalui

PINBUK18

.

Keberadaan lembaga keuangan mikro Islam sebagai upaya pemberdayaan

masyarakat miskin merupakan fungsi sosial dan ekonomi sebagai wujud

mas}lah}ah19 bagi umat. Potensi keuangan mikro Islam di negara Indonesia yang

mayoritas penduduknya muslim saat ini belum mencapai jumlah yang

maksimal.20

Hal ini diperlukan kajian yang mendalam tentang model keuangan

mikro Islam yang sesuai dengan ke-indonesia-an dan memenuhi kaidah shari’ah.

Maka dalam penelitian ini, penulis ingin mengkaji secara mendalam

tentang bentuk model keuangan mikro Islam di Indonesia yang memiliki ciri khas

tersendiri dan memiliki metodologi yang berbeda dengan model-model

sebelumnya. Judul dalam penelitian ini adalah Keuangan Mikro Islam (Suatu

Kajian Model Pembiayaan dalam praktek keuangan mikro Islam di Indonesia)

B. PERMASALAHAN

1. Identifikasi Masalah

Dalam prakteknya keuangan mikro berkembang sesuai dengan kondisi,

budaya, lingkungan dan karakter bangsa dimana keuangan mikro itu

diimplementasikan. Bentuk praktek keuangan mikro yang memiliki perbedaan

antara negara satu dengan negara lainnya mendorong munculnya suatu pola

tertentu (Model) yang khas di wilayah tersebut dan menjadi rujukan bagi bentuk

praktek keuangan mikro di wilayah lainnya.

Pengelompokan praktek keuangan mikro ke dalam beberapa model

dilakukan dengan menganalisis fitur yang dimiliki oleh masing-masing lembaga

keuangan mikro dalam melayani sasaran pasarnya. Ada delapan fitur yang

18

M.Amin Aziz adalah seorang Perintis Keuangan Mikro Islam di Indonesia melalui

lembaga yang didirikannya yaitu Pusat Inkubasi Bisnis dan Usaha kecil. Saat ini PINBUK telah

membina lebih dari 3.000 BMT di Indonesia. Lihat M.Amin Aziz , Kegigihan Sang Perintis(

Jakarta: Embun Publishing, 2007), 55

19Mas}lah}ah yaitu terpeliharanya prinsip-prinsip shari’ah yaitu memelihara kemanfaatan

atau mencegah kemudaratan dari kesulitan manusia. Lihat:’Abd al-Wahha>b Khalla>f, ‘Ilm Us}ūl al-

Fiqh (Kuwait: Dār al-Qalam, 1398H/1978), 84; Dalam ilmu ushul fikih keberadaan lembaga bayt

al ma>l dan bayt al tamwil (BMT) merupakan bentuk dari al-mas}lah}ah al-mursalah. Arti al-maslah}ah al-mursalah yaitu kemaslahatan manusia yang tidak atau belum diatur ketentuannya

oleh syara’ dan tidak ditemukan nas yang menyatakan kebolehan atau tidaknya. Mohammad

Hashim Kamali, Principles of Islamic Jurisprudence (Cambridge: The Islamic Texas Society,

1991), 267

20 Hal ini terlihat adanya ketimpangan antara potensi zakat dengan hasil yang terkumpul.

Karena sebagian besar penduduk berdasarkan survey hanya 6% dan 1,2% responden yang

menyalurkan zakatnya ke BAZ atau LAZ, sementara 59% menyalurkannya ke mesjid atau panitia

khusus di sekitar rumah. Sumber: Mustafa Edwin Nasution (Ed), Indonesia Zakat & Development Report 2009, Kerjasama DD Republika, CID & PEBS FEUI, 29

Page 19: maqos}idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Structural Equation Model (SEM) serta dihitung dengan alat bantu komputer (software) LISREL 8.7. Diperoleh kesimpulan

6

membedakan antara model satu dengan lainnya, yaitu (1) pelayanan, (2) proses

pembiayaan, (3) pengikatan, (4) jaminan, (5) cara pembayaran, (6) plafon

pembiayaan, (7) sistem tabungan, (8) sasaran pelayanan.21

Ada empat kerangka

kerja sistem yang membagi dan membedakan antara model keuangan mikro satu

dengan lainnya.22

Pertama: keuangan mikro menjadi intermediasi finansial, atau

penyediaan produk dan jasa keuangan seperti tabungan, pembiayaan, asuransi,

dan sebagainya. Kedua : keuangan mikro menjadi intermediasi sosial, atau proses

pengembangan modal manusia dan sosial yang dibutuhkan oleh intermediasi

finansial berkelanjutan bagi masyarakat miskin. Ketiga : Jasa pengembangan

usaha, atau jasa non-keuangan yang membantu pengusaha mikro. Meliputi :

pelatihan bisnis, jasa pemasaran dan teknologi, pengembangan ketrampilan, dan

sebagainya. Keempat : Layanan sosial, atau jasa bukan keuangan yang

memusatkan perhatian pada kesejahteraan pengusaha mikro. Meliputi :

pelayanan kesehatan, pendidikan, dan sebagainya. Jika suatu lembaga keuangan

mikro tidak mempraktekkan salah satu kategori dari keempat kategori yang ada,

berarti tidak mempraktekkan secara penuh prinsip keuangan mikro (minimalis).

2. Pembatasan Masalah

Kajian dalam penelitian ini akan menitikberatkan pada beberapa berikut

ini :

a. Pengkajian tentang prinsip-prinsip keuangan Islam;

Kajian ini bersumber pada berbagai referensi utama tentang teori dan

konsep keuangan Islam kontemporer.

b. Lembaga keuangan mikro Islam yang menjadi obyek penelitian adalah

lembaga keuangan mikro Islam (LKMS) yang beroperasi di wilayah

Indonesia.

c. Fitur model keuangan mikro terindikasi dalam bentuk produk pembiayaan

yang dihasilkan dari lembaga keuangan tersebut. Sehingga analisis

terhadap model keuangan mikro dibatasi pada variabel prinsip keuangan

mikro yang terdiri dari 23

:

(1) Sasaran pembiayaan,

(2) Jaminan pembiayaan,

Sedangkan variabel prinsip keuangan mikro Islam, terdiri dari :

21

Ahmad Subagyo, Budi Purnomo, Grassroot and Commercial Microfinance, Konsep

dan Implementasi (Aceh : Penerbit Bank BPD Aceh ,2009),16.

22 Joanna Ledgerwood,. Microfinance handbook, An Institusional and Financial

Perspective. Internatinal Bank for Recontruction and Development. The Word Bank, (Toronto,

The World Bank, 2008) 75, Lembaga keuangan mikro yang hanya berfungsi sebagai lembaga

intermediasi saja, maka penulis buku tersebut menyebutnya sebagai keuangan mikro minimalis,

bahkan Muh.Yunus pendiri Grameen Bank tidak memasukkan lembaga tersebut sebagai

keuangan mikro. www.ikhlasmedia.com

23Ahmad Subagyo dan Budi Purnomo, Account Officer for Commercial Microfinance,

(Yogyakarta: PT. Graha Ilmu, 2009), 48

Page 20: maqos}idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Structural Equation Model (SEM) serta dihitung dengan alat bantu komputer (software) LISREL 8.7. Diperoleh kesimpulan

7

(1) Tujuan pembiayaan ;

(2) Akad pembiayaan

Keempat variabel tersebut di atas disebut dengan variabel eksogen.

Data kuantitatif yang merupakan indikator performance (sruktur

keuangan) lembaga antara lain :

a) Jumlah total asset lembaga

b) Jumlah non performing financing

c) Loan to Deposit Ratio (LDR)

d) Rasio nasabah dengan jumlah pembiayaan (outreach)

Keempat variabel data kuantitatif di atas disebut dengan variabel

endogen

3. Perumusan Masalah

Model keuangan mikro sebagaimana diuraikan di atas telah menjadi

mainstream dalam sistem keuangan mikro saat ini, sementara tujuan ekonomi

Islam adalah kesamaan, keterbukaan, solidaritas sosial melalui risk sharing, hak

kepemilikan dan kesucian akad. Kewirausahaan, kerjasama, peningkatan penda

patan melalui aktivitas produktif untuk mengurangi kemiskinan.24

Tujuan

keuangan mikro itu sendiri tidak jauh berbeda dengan tujuan ekonomi Islam.

Namun prinsip keuangan ekonomi Islam25

memiliki tataran ideologis yang

berbeda, sehingga menimbulkan perbedaan pendapat dari berbagai pemikir

muslim, antara lain model keuangan mikro Islam cukup hanya model keuangan

mikro minus interest (bunga) atau dalam istilah Farook (2009), Obaidullah

(2008), Smolo (2008), Ahmed (2004) ‚mengawinkan keuangan mikro dengan

keuangan Islam‛26

. Untuk mengetahui dan memahami praktek keuangan mikro

Islam di Indonesia perlu dilakukan kajian secara mendalam. Untuk mencapai

tujuan penelitian dirumuskan beberapa rumusan masalah berikut ini :

(1) Bagaimana praktek keuangan mikro Islam di Indonesia ditinjau dari aspek

kepatuhan terhadap prinsip-prinsip shari’ah dan prinsip-prinsip keuangan

mikro?

24

Mohammad Obaidullah, Model of Islamic Microfinance. IRTI & Islamic Development

Bank dalam Sanabel Fourth Annual Conference. 2009. 141

25 Prinsip Ekonomi Islam menurut Metwally (1995) menyebutkan ada 5 (lima) prinsip,

yaitu (1) segala sumber daya adalah titipan Tuhan kepada manusia, (2) Islam mengakui

kepemilikan pribadi dalam batas-batas tertentu, (3) Kekuatan penggerak utama ekonomi Islam

adalah kerjasama, (4) Asset tidak boleh menganggur (tidak produktif), (5) Islam menjamin

kepemilikan masyarakat bermanfaat untuk orang banyak, dan (6) Muslim takut kepada Allah,

sehingga tingkah lakunya mengacu kepada ketentuan-NYA.

26 Sayd Farook, Social Responsibility. Islamic Banking & Finance Volume Six Issue

Five Number 20,2008, 18. Pemikir lainnya antara lain: Edib Smolo (2008) dalam thesisnya juga

menyatakan yang sama bahwa keuangan mikro Islam adalah keuangan mikro minus bunga.

Ahmed, Habib (2004) dalam artikelnya berjudul Frontiers of Islamic Banking : A synthesis of

Social Role and Micro Finance, yang dimuat dalam The European Journal of Management and

Public Policy, Jeddah. Menyatakan bahwa bank Islam dapat mendanai orang miskin dengan

tanpa biaya ekstra yaitu dengan menggunakan skema linkage dengan lembaga keuangan mikro.

Page 21: maqos}idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Structural Equation Model (SEM) serta dihitung dengan alat bantu komputer (software) LISREL 8.7. Diperoleh kesimpulan

8

(2) Apakah variabel kepatuhan (compliance) berpengaruh secara signifikan

terhadap performance lembaga keuangan mikro Islam di Indonesia?

C. KAJIAN DAN PENELITIAN SEBELUMNYA

Penelitian yang telah dilakukan oleh beberapa pakar keuangan mikro

Islam, yang melihat dari berbagai perspektif yang berbeda menghasilkan

beberapa pendapat dan pandangan sebagaimana tersebut di bawah ini :

1. Penelitian yang dilakukan oleh Hans Seibel (2004) yang berjudul

‚Islamic Microfinance in Indonesia‛ menguraikan tentang studi kasus

lembaga keuangan mikro di Indonesia yang meliputi Bank Perkreditan

Rakyat Syariah (BPRS) dan Koperasi Simpan Pinjam Syariah (Baitul

Maal wat Tamwil – BMT). Hasil penelitian ini menjelaskan bagaimana

proses pengembangannya, perbandingan dengan lembaga keuangan

konvensional, dan bagaimana prospek pertumbuhannya. Peneliti

merekomendasikan bahwa selama 13 tahun terakhir sejak ‚Islamic microfinance‛ populer di masyarakat dalam bentuk lembaga keuangan

(bank dan non-bank) berbasis syariah seperti BPRS dan BMT, ada dua

opsi dalam meningkatkan jasa keuangan syariah, yaitu :

a. Focus secara penuh kepada Bank Komersial Islam (Bank Syariah)

dan mendampingi mereka sehingga mapan dalam membangun

jaringan ke cabang-cabang dengan menawarkan produk keuangan

mikro.

b. Menilai kembali proses partisipasi (keterlibatan) BMT dan BPRS

dalam memasuki masyarakat mikro, yang mana dapat memisahkan

secara jelas pasar sasaran untuk BPR Syariah dan Koperasi

Simpan Pinjam Syariah. Sehingga tidak muncul adanya lack of yaitu daerah yang kosong (tidak terlayani) antara orang yang

miskin dan tidak miskin dalam sebuah pertumbuhan pasar

keuangan yang dinamis.

Gambar 1.1 Lack off (daerah yang tidak terlayani) menurut Seibel

Page 22: maqos}idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Structural Equation Model (SEM) serta dihitung dengan alat bantu komputer (software) LISREL 8.7. Diperoleh kesimpulan

9

2. Widiyanto dan Abdul Ghafar dalam risetnya yang berjudul Sustainability of BMT Financing for Developing Micro-enterprises meneliti tentang

keberlanjutan Islamic Microfinance dalam membangun Usaha mikro di

Indonesia. Ada dua cara yang digunakan dalam pendekatan penelitian ini,

yaitu menilai keberlanjutan dengan analisis DEA dan level of outreach. Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa pada umumnya tingkat

efisiensi BMT adalah relatif rendah. Skala efisiensi juga mengindikasikan

bahwa BMT di Indonesia beroperasi masih jauh dari skala optimal.

Persoalan yang dihadapi BMT Indonesia adalah masalah managerial.

Kesimpulan kedua menyatakan bahwa keuangan mikro Islam dalam

usahanya membangun usaha mikro dan memberikan kontribusi manfaat

yang besar bagi masyarakat, walaupun tingkat keuntungan BMT relatif

rendah, namun pembiayaan syariah diprediksikan dapat berlanjut dan

mampu menjadi penyedia pembiayaan keuangan Islam yang

berkelanjutan.

3. Thesis yang berjudul Islamic Microfinance : Outreach & Sustainability

yang ditulis oleh Muhammad Keequzzaman menjelaskan pemfokusan

perluasan dan keberlanjutan menjadi faktor paling signifikan atas

keberhasilan keuangan mikro, membandingkan efektivitas penerapan

prinsip-prinsip Islam dengan praktek-praktek sekuler dan tuntunan

kerangka operasional dalam keuangan mikro Islam. Meskipun prospek

pengembangan keuangan mikro Islam sangat besar terutama di wilayah

berpenduduk mayoritas muslim tapi kebanyakan memiliki keterbatasan

sumber daya (manusia)-nya. Keterbatasan-keterbatasan tersebut antara

lain permodalan yang lemah, terkosentrasi pada produk tertentu27

,

kurangnya ahli syariah28

, upaya anjuran untuk menghubungkan antara

persepsi kebijakan publik dengan modal sosial Islam29

untuk mencapai

keunggulan dalam kualitas dan komitmen umat masih rendah.

Kesimpulan akhir dalam thesisnya adalah bahwa mainstream dan

pendekatan komersial dalam Islamic microfinance dapat membawa

perbedaan aktual30

.

27

Di negara-negara berkembang, produk keuangan Islam (perbankan) lebih terkosentrasi

pada akad murabahah, sedangkan bentuk akad-akad lainnya kurang berkembang, seperti

musyarakah dan mudharaba.

28 Ahli syariah yang memahami terhadap konteks bisnis riil.

29Modal sosial Islam adalah semangat keagamaan, etika, akhlak, jihad, saling tolong

menolong, bersedia berkorban dalam bentuk apapun untuk mendapatkan keridloan Allah SWT.

Modal sosial Islam seperti Semangat jihad, akhlakul karimah, tolong-menolong dan

sebagainya.

30 Membawa dampak perubahan yang signifikan, misalnya : sustainabilitas usaha yang

lebih terjamin, dari aspek pasar mampu diterima (marketabel), menguntungkan sehingga

memberikan dampak sosial yang lebih besar karena usahanya mampu berekspansi.

Page 23: maqos}idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Structural Equation Model (SEM) serta dihitung dengan alat bantu komputer (software) LISREL 8.7. Diperoleh kesimpulan

10

Berdasarkan uraian dan pendapat di atas bahwa keberlanjutan keuangan

mikro Islam dapat terjamin jika dikelola secara komersial31

namun menggunakan

pendekatan modal sosial Islam32

.

D. TUJUAN PENELITIAN

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan jawaban atas beberapa

pokok masalah yang ada dalam perumusan masalah di atas. Adapun tujuannya

adalah :

1. Untuk menemukan model keuangan mikro Islam di

Indonesia.

2. Untuk menguji tingkat signifikansi keterkaitan antara

variabel-variabel kepatuhan dengan performa lembaga

keuangan mikro Islam di Indonesia.

E. MANFAAT PENELITIAN

Hasil dari penelitian ini diharapkan akan memberikan kontribusi yang

berarti bagi pihak-pihak berikut ini :

1. Manfaat teoritis

Berdasarkan analisis sumber pustaka yang penulis kaji, sampai penelitian

ini dilakukan belum diketemukan peneliti yang menganalisis model

keuangan mikro di Indonesia. Sehingga diharapkan hasil penelitian ini

sumbangan pemikiran bagi perkembangan teori keuangan Islam, terutama

keuangan mikro Islam di dunia dan di Indonesia khususnya. Dimensi

keuangan mikro Islam yang diketemukan dalam penelitian ini dapat

digunakan bagi para peneliti selanjutnya untuk menilai tingkat ketaatan

suatu praktek keuangan mikro Islam kepada syariah.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Regulator (pemerintah)

Model keuangan mikro Islam dapat dipertimbangkan sebagai bagian

integral dari sistem keuangan negara karena peran, fungsi dan fitur

produknya yang aplicable33, proven34

dan syar’i. Hasil penelitian ini dapat

31

Komersial maksudnya adalah lembaga pengelola keuangan mikro Islam harus ‚untung‛

dalam usahanya, sehingga semua biaya organisasi dapat tertutup dan sebagaian keuntungannya

dapat digunakan untuk mengembangkan usahanya.

32 Lihat ref. 33 di atas tentang pengertian modal sosial Islam.

33 Maksudnya dimensi operasi dan dimensi layanan yang secara inklusif terdapat dalam

suatu produk keuangan syariah dapat menjadi salah satu line produk bagi lembaga keuangan

syariah (LKS-seperti: Bank).

34Maksudnya teruji secara bisnis dapat menguntungkan, karena sudah dipraktekkan

dalam rentang waktu tertentu. Cara dan metode yang digunakan mampu mencapai sasaran dan

tujuan keuangan mikro Islam.

Page 24: maqos}idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Structural Equation Model (SEM) serta dihitung dengan alat bantu komputer (software) LISREL 8.7. Diperoleh kesimpulan

11

menjadi bahan dalam pengambil kebijakan di bidang pengembangan

keuangan mikro di Indonesia.

b. Bagi praktisi keuangan mikro

Hasil penelitian ini dapat menjadi panduan dalam menjalankan praktek

keuangan mikro Islam di lembaga-lembaga yang dikelolanya.

c. Bagi Peneliti

Penelitian ini dapat meningkatkan apresiasi dan pemahaman yang lebih

mendalam tentang keuangan mikro Islam. Memahami pemikiran para ahli

yang telah mengkaji tentang keuangan mikro Islam dalam beberapa dekade

terakhir ini. Sehingga pemahaman secara komprehensif tentang keuangan

mikro Islam dapat diperoleh melalui penelitian ini.

F. METODOLOGI PENELITIAN

1. Jenis Penelitian

Sesuai dengan tujuan penelitian ini, maka metode penelitian yang dipilih

adalah deskriptif analisis dengan pendekatan kualitatif dan kuantitatif 35

,

dengan menggunakan pendekatan phenomenologi36

. Edmund Husserl dalam

Muhadjir menyatakan bahwa Ilmu tidak terbatas pada yang empirik

(sensual), melainkan mencakup phenomena yang tidak lain daripada

persepsi, pemikiran, kemauan, dan keyakinan subyek tentang sesuatu di

luar subyek, ada sesuatu yang transenden disamping yang aposteriorik.37

Untuk menilai tingkat kepatuhan lembaga keuangan mikro terhadap

ketentuan syariah dan pemenuhan terhadap fitur-fitur keuangan mikro

Islam digunakan penelitian survei.

2. Data yang dibutuhkan

a. Data Primer : sumber data primer yang diperlukan dalam penelitian

ini akan dipergunakan untuk menganalisis sampel dari sejumlah

populasi yang dipilih dalam penelitian ini.

b. Data Sekunder : sumber data sekunder diperoleh dari hasil-hasil riset

sebelumnya yang telah dipublikasikan, baik berbentuk Jurnal Ilmiah,

35

Nazir, M. (2003) mendefinisikan metode deskriptif sebagai Suatu metode dalam

meneliti status sekelompok manusia, suatu obyek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, atau

pun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuannya untuk membuat deskripsi secara

sistematis, faktual dan akurat mengenai suatu fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar

fenomena yang diselidiki . .54. Dengan menggunakan data kualitatif lihat Koentjaraningrat

(1991: 31).

36 Untuk mengkaji praktek-praktek terbaik (the best practices) dalam keuangan mikro

modern digunakan pendekatan phenomologik melalui penelusuran pustaka dan studi lapangan

akan diperoleh data tentang berbagai fenomena empiris dimana fitur-fitur keuangan mikro

berhasil mencapai tujuan dan sasarannya sehingga teruji (proven) baik sistem maupun

produknya.

37 Noeng Muhadjir, Metodologi Penelitian Kualitatif, edisi III (Yogyakarta: Rake

Sarasin, 1996), 12

Page 25: maqos}idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Structural Equation Model (SEM) serta dihitung dengan alat bantu komputer (software) LISREL 8.7. Diperoleh kesimpulan

12

Laporan Keuangan yang dipublikasikan, annual review, Yearbook,

bibliografi, Journal Indeks, Journal abstract, dan sebagainya.38

3. Tahapan Penelitian

a. Tahap pertama : pada tahap ini akan dilakukan kajian pustaka (library research). Dalam pembahasan kajian pustaka ini akan diuraikan

kerangka acuan komprehensif mengenai konsep, prinsip, atau teori

yang digunakan sebagai landasan dalam memecahkan pokok masalah

dalam penelitian ini. Hasil pembahasan dalam peneltiain ini menjadi

pijakan dalam menentukan langkah – langkah penelitian selanjutnya.

Kajian pustaka dipaparkan dengan maksud untuk memberikan

gambaran tentang kaitan upaya pengembangan dengan upaya-upaya

lain yang mungkin sudah pernah dilakukan para ahli untuk mendekati

permasalahan yang sama atau relatif sama. Dengan demikian

pengembangan yang sudah dilakukan memiliki landasan empiris yang

kuat.39

Dalam kajian ini akan diperoleh jawaban dari perumusan

masalah pertama dan perumusan masalah kedua.

b. Tahap kedua : pada tahapan ini akan dilakukan penelitian survei

untuk menguji elemen-elemen fitur keuangan mikro Islam dalam

model yang diketemukan di kajian pustaka (riset) sebelumnya.

Peneliti akan mengambil sampel dari populasi yang ada berdasarkan

kriteria yang ditentukan. Dalam tahap ini pertanyaan ketiga dari

perumusan masalah akan dijawab, apakah lembaga keuangan mikro

Islam yang ada di Indonesia sudah memenuhi kaidah syariah dan

kriteria fitur model yang ditemukan ?.

c. Tahap Ketiga : Menerjemahkan makna formulasi statistik hasil uji

model yang ditemukan dalam penelitian ini.

d. Tahap Keempat : Menyimpulkan hasil analisis model setelah

dilakukan pembahasan pada tahap sebelumnya.

4. Populasi

Pada penelitian tahap kedua, peneliti akan menganalisis tingkat kepatuhan

terhadap syariah (grade of sharia compliant) dan tingkat pengaplikasian

kriteria (grade of utilizing criteria) fitur model terbaik pada lembaga

keuangan mikro syariah di Indonesia. Populasi dalam penelitian survei ini

adalah lembaga keuangan mikro syariah yang telah memiliki legalitas

organisasi, dan telah beroperasi minimal 2 (dua) tahun.

5. Tahapan Survei

Survei sampel berkenaan dengan pengukuran keadaan ataupun atribut dari

entitas tertentu. Atribut serta obyek yang menjadi tujuan penelitian disebut

38

Muhammad Nazar, Metodologi Penelitian. (Jakarta: Gia Indonesia,2003), 102

39 Pedoman Penulisan Karya Ilmiah: Skripsi, Tesis, , Artikel, Makalah, dan Laporan

Penelitian. Diterbitkan oleh Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), tahun 2005.

Page 26: maqos}idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Structural Equation Model (SEM) serta dihitung dengan alat bantu komputer (software) LISREL 8.7. Diperoleh kesimpulan

13

dengan sifat atau ciri (characteristic). Unit yang mempunyai sifat ini

dinamakan unsur atau elemen. Unsur atau elemen adalah sebuah obyek

dimana akan dilakukan pengukuran-pengukuran baik bersifat kuantitatif

maupun kualitatif.40

Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik

purposive sampling.

Langkah-Langkah Penentuan Sampel :

(1) Peneliti memilih data LKMS di Indonesia;

(2) Survei dilakukan melalui pengiriman kuisioner ke alamat

responden;

(3) Responden yang mengembalikan kuisioner akan diinput

sebagai data;

(4) Data responden akan diseleksi menurut kriteria yang sudah

ditentukan;

(5) Responden terpilih akan dijadikan sampel dalam analisis data ;

6. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitian survei dapat

dilakukan dengan beberapa cara, antara lain:

a. Metode pengamatan;

b. Metode Wawancara, dan

c. Metode Kuisioner.

Untuk kegunaan penganalisaan dalam penelitian ini, peneliti akan

menggunakan kuisioner dalam mengumpulkan data dari obyek yang

diteliti. Skala Guttman akan digunakan dalam proses penyusunan

kuisioner. Skala guttman dapat mengukur dimensi dari suatu variabel yang

memiliki beberapa dimensi, selain itu skala ini merupakan bentuk skala

kumulatif.41

Berdasarkan analisis pustaka akan diketemukan fitur produk

pada model keuangan mikro yang kemudian disebut dengan dimensi fitur produk tersebut. Untuk mengukur tingkat kepatuhan terhadap syariah

(sharia compliant grade) akan dipergunakan alat ukur berupa kuisioner.

Pengujian penggunaan kuisioner berdasarkan dimensi-dimensi yang akan

diukur tiap pertanyaan yang disusun akan uji terlebih dahulu dengan

menggunakan koofiesien reprodusibilitas dan koofisien skalabilitas.

Pertanyaan-pertanyaan yang sudah teruji akan dipergunakan dalam

kuisioner. Metode pengukuran kuisioner menggunakan semantik deferensial scala (skala perbedaan semantik).

42

40 Muhammad Nazar, Metodologi Penelitian. (Jakarta: Gia Indonesia,2003), 272-273.

41 Umar, Husein , Metodologi Penelitian. (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 1997),

65

42Muhammad Nazar, Metodologi Penelitian. (Jakarta: Gia Indonesia, 2003), .344. Skala

perbedaan semantik adalah bentuk skala kuisioner yang dikembangkan oleh Osgood,Suci dan

Tannenbaum yang berkehendak untuk mengukur pengertian suatu obyek atau konsep oleh

seseorang. Responden diminta untuk menilai suatu konsep atau obyek dalam skala bipolar. Misal:

baik-buruk, tinggi-rendah dan sebagainya (pen.)

Page 27: maqos}idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Structural Equation Model (SEM) serta dihitung dengan alat bantu komputer (software) LISREL 8.7. Diperoleh kesimpulan

14

7. Definisi Istilah

a. Keuangan mikro adalah aktivitas keuangan yang memberikan

pelayanan jasa keuangan kepada usaha mikro (microenterprises).

b. Usaha Mikro adalah usaha yang memiliki kriteria sebagai berikut:43

1) memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp50.000.000,00

(lima puluh juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan

tempat usaha; atau

2) memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak

Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah).

c. Keuangan mikro Islam adalah keuangan mikro yang menjalankan

prinsip-prinsip ekonomi Islam.

d. Model adalah rencana, representasi, atau deskripsi yang menjelaskan

suatu objek, sistem, atau konsep, yang seringkali berupa

penyederhanaan atau idealisasi.44

e. Dimensi adalah parameter atau pengukuran yang dibutuhkan untuk

mendefinisikan sifat-sifat suatu objek45

8. Pengujian Instrumen Penelitian

a. Skala Pengukuran

Pada penelitian ini peneliti akan menggunakan penelitian survei,

ini disebabkan penelitian ini akan mengukur sikap, pendapat dan persepsi

seseorang tentang suatu fenomena maupun pengukuran tentang status

sosial ekonomi, kelembagaan, dan proses kegiatan lainnya. Pengukuran

menggunakan skala Likert dengan menerjemahkan variabel-variabel ke

dalam indikator-indikator. Kemudian indikator variabel dijadikan sebagai

titik tolak untuk menyusun item – item instrumen yang berupa

pertanyaan atau pernyataan. Skala gradasi dari setiap item mulai dari

sangat positif sampai dengan sangat negatif, yaitu : sangat baik, baik,

cukup baik, buruk,dan sangat buruk atau sangat puas, puas, cukup puas,

tidak puas, sangat tidak puas.

Selanjutnya untuk keperluan analisis kuantitatif, maka pada

lembar jawaban itu diberi skor mulai dari 1 s/d 5, seperti di bawah ini :

- Indikator implementasi

a) Sangat tinggi : 5

b) Tinggi : 4

c) Cukup : 3

d) Rendah : 2

43

Berdasarkan UU No. 20 tahun 2008. Pasal 6

44 www.wikipedia.org/wiki/model

45 ------------------------------/dimensi

Page 28: maqos}idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Structural Equation Model (SEM) serta dihitung dengan alat bantu komputer (software) LISREL 8.7. Diperoleh kesimpulan

15

e) Sangat Rendah : 1

Data nominal kuantitatif ( classificatory) akan diubah menjadi

skala ordinal (ranking)46

, dengan teknik sebagai berikut :

1) Mencari nilai rata-rata (mean) ;

2) Mencari nilai tertinggi dan nilai terendah

3) Pengelompokan nilai antara nilai rata-rata dan nilai di atas

rata-rata

4) Pengelompokan nilai antara nilai rata-rata dan nilai di

bawah rata-rata

Nilai

Nominal

Terendah(a) d Rata-

Rata (b)

e Tertinggi

(c)

Nilai

Ordinal

1 2 3 4 5

Pengujian instrumen penelitian digunakan uji validitas konstruksi ( construction validity) dan uji realibilitas (realibility).

Penentuan Kriteria untuk variabel construct

a. Validitas Konstruksi

Validitas konstruksi dilakukan dengan mengkorelasikan masing –

masing variabel terhadap nilai total. Indikator perilaku (behavior

validitation) meliputi 4 faktor yaitu : sasaran pembiayaan dikembangkan

menjadi lima (5) pertanyaan, faktor akad dikembangkan menjadi lima

(5) pertanyaan, faktor tujuan dikembangkan menjadi lima (5) pertanyaan,

faktor jaminan dikembangkan menjadi lima (5) pertanyaan. Faktor –

faktor pertanyaan ini menjadi pertanyaan kuisioner variabel perilaku ,

sedangkan variabel konstruksi meliputi 4 (empat) faktor yaitu (1) total

aset, (2) non performing financing, (3) outstanding pembiayaan, dan (4)

total dana pihak ketiga . Setelah menentukan komponen skala pengukur,

maka skala pengukur ini akan diuji kevaliditasannya, dengan

menggunakan teknik korelasi product moment yakni dengan melakukan

korelasi antar skor faktor.

Berikut ini merupakan rumus teknik product moment :

𝑟 = 𝑁 ∑𝑋𝑌 − (∑𝑋 ∑𝑌

[𝑁∑𝑋2 – (∑𝑋)2[𝑁∑𝑌2 − ∑𝑌 2]

46

Lihat Widi, R.K., , Asas Metodologi Penelitian.(Yogyakarta: Graha Ilmu ,2009),

176-180.

Page 29: maqos}idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Structural Equation Model (SEM) serta dihitung dengan alat bantu komputer (software) LISREL 8.7. Diperoleh kesimpulan

16

b. Realibilitas

Realibilitas adalah indeks yang menunjukan sejauh mana suatu

alat ukur dapat dipercaya atau diandalkan. Bila suatu alat ukur dipakai

dua kali- untuk mengukur gejala yang sama dan hasil pengukuran yang

diperoleh relatif sama, maka alat ukur tersebut dapat disebut reliabel.

Dengan kata lain, reliabilitas menunjukan konsistensi suatu alat ukur di

dalam mengukur gejala yang sama. (Singarimbun : 1989). Berikut ini

adalah rumus pengukuran realibilitas :

𝑟11= 𝑘

𝑘 − 1 1 −

∑𝜎2𝑏

𝜎𝑡2

Berikut ini kriteria indeks realibilitas yang dipaparkan oleh

Arikunto (dalam Agung,W, Febuari 2010 :95) :

No Interval Kriteria

1 ‹ 0,200 Sangat Rendah

2 0,200 – 0,399 Rendah

3 0,400 – 0,599 Cukup

4 0,600 – 0,799 Tinggi

5 0,800 – 1,00 Sangat Tinggi

9. Populasi Penelitian

Populasi penelitian ini adalah seluruh lembaga keuangan mikro syariah

(LKMS) di Indonesia.47

Jumlah lembaga keuangan mikro syariah (LKMS) di

Indonesia sebanyak 3.174 LKMS.48

Adapun sebaran lokasi wilayah LKMS

tersebut adalah sebagai berikut :

47

Istilah populasi dalam penelitian kualitatif oleh Spradley dinamakan ‚social situation‛ yang terdiri dari tiga elemen, yaitu tempat (place), pelaku (actors), dan aktivitas

(activity) yang berinteraksi secara sinergis. Lihat Sugiyono, Metodologi Penelitian Kualitatif.

Hal. 215 48

Adapun jumlah seluruh LKMS di Indonesia sampai akhir tahun 2009 sebanyak 3174

unit yang tersebar mulai dari banda Aceh sampai tanah Papua. Lihat Amin Aziz, BMT, Outlook and Prospect. ICMI, Jakarta. 2010. Hal. 20-21

Page 30: maqos}idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Structural Equation Model (SEM) serta dihitung dengan alat bantu komputer (software) LISREL 8.7. Diperoleh kesimpulan

17

Sumber : Data diolah dari Amin Aziz, BMT, Outlook and Prospect. ICMI,

Jakarta.2010

11. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan probability sampling, dengan teknik proportionate stratified random sampling .

49

Berdasarkan teknik tersebut , peneliti menentukan proporsi sampel

berdasarkan keterwakilan dari seluruh wilayah di Indonesia.50

12. Metode Analisis

Penelitian ini menggunakan deskriptif analisis dengan pendekatan

kualitatif dan kuantitatif.

49 Pengambilan sampel dari anggota populasi secara acak dan berstrata secara

proporsional. Lihat Riduwan dan Engkos. Analisis Jalur. Alfabeta.Bandung. 2009. Hal. 41. Lihat

juga Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif dan kualitatif, Alfabeta. Bandung. 2009. Hal. 82.

Teknik ini digunakan bila populasi mempunyai anggota/unsur yang tidak homogen dan berstrata

secara proporsional.

50 Syarat LKMS yang dapat menjadi responden ada dua kriteria, yaitu (1) telah berdiri

minimal dua tahun (2) Bersedia menjadi responden serta bersedia memberikan data dan informasi

lembaganya.

2% 5% 2% 2% 0% 1% 2% 1%5%

20%19%

2%

19%

0% 1% 0% 1% 1% 2% 0% 1%8%

3% 0% 1% 1%

AC

EH

SUM

UT

SUM

BA

R

RIA

U

JAM

BI

BEN

GK

ULU

SUM

SEL

LAM

PU

NG

DK

I

JAB

AR

JATE

NG

DIY

JATI

M

BA

LI

KA

LBA

R

KA

LTEN

G

KA

LTIM

KA

LSEL

SULU

T

SULT

ENG

SULT

RA

SULS

EL

NTB

NTT

MA

LUK

U

PA

PU

A

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26

SEBARAN JUMLAH LOKASI LKMS DI INDONESIA

%

Page 31: maqos}idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Structural Equation Model (SEM) serta dihitung dengan alat bantu komputer (software) LISREL 8.7. Diperoleh kesimpulan

18

Data primer yang dikumpulkan melalui instrumen kuisioner akan diolah

dengan menggunakan analisis structural equation modelling (SEM)51

yang

dibantu dengan perangkat lunak (software) aplikasi Linear Structural Relationship (LISREL) versi 8,7.

G. SISTEMATIKA PENULISAN

Sistematika penulisan ini terbagai dalam enam bab sebagai berikut:

Bab pertama berisi pendahuluan yang meliputi latar belakang masalah

identifikasi, pembatasan, dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian,

kajian literatur, kajian teori, metodologi penelitian, dan sistematika penyusunan

Bab kedua berisi uraian tentang Evolusi keuangan mikro yang

menganalisis dan mengkaji kronologi munculnya keuangan mikro yang terdiri

dari dua pembahasan, yaitu (1) menjelaskan tentang perkembangan keuangan

mikro Islam, dan (2) menjelaskan tentang perkembangan keuangan mikro Islam

di Indonesia.

Bab Ketiga membahas tentang Prinsip-Prinsip Keuangan Mikro Islam

dengan pendekatan phenomologi, dengan sub-kajian yang meliputi (1) mode

pembiayaan keuangan mikro Islam , (2) Dimensi ruhiyah dalam pembiayaan

keuangan mikro Islam, dan (3) Pemaparan praktek terbaik keuangan mikro di

dunia .

Bab keempat berisi kajian tentang Praktek Prinsip-Prinsip Keuangan

Mikro Islam. Bab ini menguraikan Praktek Keuangan Mikro Islam dalam

menerapkan prinsip-prinsip keuangan mikro dan prinsip keuangan Islam.

Hubungan Dimensi Produk Pembiayan Keuangan Mikro dengan Performance

51

Adapun tahapan dalam analisis Structural Equation Modeling ini adalah sebagai

berikut : Tahap pertama adalah konseptualisasi model. Tahap ini berhubungan dengan

pengembangan teori sebagai dasar dalam menghubungkan variabel laten dengan variabel laten

yang lain, dan juga indikator-indikatornya. Dengan kata lain, model yang dibentuk adalah

persepsi kita mengenai bagimana variabel laten dihubungkan berdasarkan teori dan bukti yang

kita peroleh dari disiplin ilmu kita. Konseptualisasi model ini juga harus merefleksikan

pengukuran variabel laten melalui bebagai indikator yang dapat diukur. Tahap kedua yaitu

penyusunan diagram alur (path diagram construction), akan memudahkan kita dalam

memvisualisasikan hipotesis yang telah kita ajukan dalam konseptualisasi model di atas. Tahap

ketiga adalah spesifikasi model dan menggambarkan sifat dan jumlah parameter yang diestimasi.

Tahap keempat adalah identifikasi model. Informasi yang diperoleh dari data diuji untuk

menentukan apakah cukup untuk mengestimasi parameter dalam model. Tahap kelima dilakukan

setelah model struktural dapat diiedntifikasi, maka estimasi parameter untuk suatu model

diperoleh dari data karena program LISREL menghasilkan matriks kovarian berdasarkan model

yang sesuai dengan matriks kovarian sesungguhnya. Uji signifikansi dilakukan dengan

menentukan apakah parameter yang dihasilkan secara signifikan berbeda dari nol. Tahap keenam

dilakukan penilaian model fit. Suatu model dikatakan fit apabila kovarian matriks suatu model

(model-based covariance matrix) adalah sama denan kovarian matriks data (observed). Lihat

lebih lanjut pada Imam Ghozali, Structural Equation Modeling (SEM), (Semarang: Badan

Penerbit Universitas Diponegoro, 2008), 8-10

Page 32: maqos}idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Structural Equation Model (SEM) serta dihitung dengan alat bantu komputer (software) LISREL 8.7. Diperoleh kesimpulan

19

Lembaga. yang menguraikan model keuangan mikro Islam dengan menggunakan

analisis kuantitatif untuk mengetahui konstruk model kepatuhan terhadap

prinsip-prinsip syari’ah dan prinsip-prinsip keuangan mikro. Kajian terhadap

kondisi responden, verifikasi dimensi model, lalu menguji signifikasi model

berdasarkan hasil penelitian.

Bab Kelima berisi kajian tentang rumusan akhir sebagai kesimpulan dari

hasil penelitian yang dibahas pada bab sebelumnya. Dalam bab kelima juga berisi

implikasi dan saran-saran sebagai masukan berdasarkan hasil penelitian yang

diperoleh. Selain itu, hasil penelitian ini disertai pula sumber rujukan (pustaka)

yang dijadikan sumber dalam penelitian serta dilengkapi dokumen berupa

lampiran-lampiran yang mendukung penelitian.

Page 33: maqos}idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Structural Equation Model (SEM) serta dihitung dengan alat bantu komputer (software) LISREL 8.7. Diperoleh kesimpulan

20

BAB II

EVOLUSI KEUANGAN MIKRO ISLAM

Kajian terhadap evolusi keuangan mikro Islam diperlukan untuk

menemukan nilai-nilai historis yang telah diwariskan oleh para pendahulu ( al

sala>fus} al-s}oleh) dalam upayanya untuk memberdayakan umat melalui kegiatan

keuangan dengan mendasarkan pada ajaran-ajaran agama Islam. Penelusuran

pustaka ini juga dimaksudkan untuk mencari benang-merah ‚titik-temu antara

praktek keuangan yang dijalankan saat ini dengan nilai-nilai Islam‛.

Perkembangan keuangan mikro Islam mengalami proses perjalanan

panjang sejak dirintis oleh Muhammad SAW. yang mewariskan prinsip-prinsip

dasarnya1, pemikiran ekonomi Islam berusia setua Islam itu sendiri.

2 Hal ini

berdasarkan bahwa ajaran Islam, yang bersumber pada Al-Quran dan al-Hadith,

sejak awal sangat mendorong dan berpandangan positif terhadap kegiatan

ekonomi.3 Bahkan nabi Muhammad SAW sendiri sebelum diangkat sebagai

Rasul berprofesi sebagai seorang pedagang yang berhasil,4 lalu keteladanan

beliau di bidang muamalah dikembangkan oleh Khulafaur Rasyidin dan

dilanjutkan oleh para intelektual muslim5 dalam mengembangkan prinsip-prinsip

dasar keuangan Islam yang kemudian dipraktekkan oleh pemerintahan Islam

dalam menjalankan kebijakan di bidang keuangan negara dan keuangan publik.

Tahapan perkembangan keuangan mikro Islam ini disebut dengan evolusi

keuangan mikro Islam. Menurut Spencer (1972:71) dalam Piotr Sztompka

dikatakan bahwa evolusi menjadi prinsip umum semua realitas, alam dan sosial.

1Prinsip-prinsip dasar ekonomi Islam tercantum dalam al-Qur’an dan keteladanan

Muhammad SAW dalam kegiatan ekonomi tertuang dalam al-Hadith.

2M.Nejatullah Siddiqie, Muslim Economic Thinking, a survey of contemporary literature

(Jeddah: ICRI Economics King Abdul Aziz University, 1981).

3 lihat misalnya 10 surat pertama yang diturunkan Tuhan setelah surat al-‘Alaq dan al-

Mudatsir, hampir seluruhnya berkaitan dengan respon al-Quran terhadap kondisi sosial-

ekonomi masyarakat, di samping berbagai ayat-ayat lainnya, seperti QS. Al-Jum’at : 10, dan Al-

An’am : 165.

4 Lihat, Afzalurrahman, Muhammad as trader, yang diterjemahkan dalam bahasa

Indonesia oleh Tim Yayasan Swarna Bhumi, Muhammad Sebagai pedagang,( Jakarta : Yayasan

Swarna Bhumi, 1996),18

5 Intelektual muslim di abad pertengahan menguasai berbagai macam bidang ilmu. Ibn

Sina (980-1037 M) sebagai contoh selain terkenal sebagai ahli kedokteran juga adalah ahli

filsafat, bahkan ia juga mendalami psikologi dan musik. Al-Ghazali (1058 –1111 M), selain

banyak membahas masalah-masalah fiqh (hukum), ilmu kalam (teologi), dan tasauf, beliau juga

banyak membahas masalah filsafat, pendidikan, psikologi, ekonomi, dan pemerintahan. Ibn

Khaldun (1332-1404) selain banyak membahas masalah sejarah juga banyak menyinggung

masalah-masalah sosiologi dan antropologi budaya, ekonomi, geografi pembangunan dan

peradaban bahkan futurology

Page 34: maqos}idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Structural Equation Model (SEM) serta dihitung dengan alat bantu komputer (software) LISREL 8.7. Diperoleh kesimpulan

21

Adanya sifat umum (generality) ini adalah karena realitas pada dasarnya adalah

material, yang terdiri dari zat, energi, dan gerakan. Evolusi didefinisikan sebagai

perubahan dari homogenitas tak beraturan ke heterogenitas yang logis, yang

diikuti kehilangan gerak dan integrasi zat. Evolusi berlangsung melalui

differensiasi struktural dan fungsional sebagai berikut: (1) dari yang sederhana

menuju ke yang lebih kompleks; (2) dari tanpa bentuk yang dapat dilihat ke

keterkaitan bagian-bagian; (3) dari keseragaman, homogenitas ke spesialisasi,

heterogenitas; dan (4) dari ketidakstabilan ke kestabilan.

Definisi keuangan mikro (microfinance) adalah microenterprises finance

yang berarti ‚pelayanan keuangan bagi usaha mikro‛6. Menurut pakar yang lain

mendefinisikan microfinance sebagai jasa keuangan yang melayani orang-orang

yang berpendapatan rendah.7 Peneliti Microfinance

8United State‛ menjelaskan

bahwa microfinance adalah layanan keuangan skala kecil khususnya pembiayaan

dan simpanan, bagi mereka yang bergerak di sektor pertanian, perikanan,

peternakan; kepada perseorangan atau kelompok baik di pedesaan maupun di

perkotaan di negara-negara berkembang. Mereka mengelola usaha kecil atau

mikro yang meliputi kegiatan produksi, daur ulang, reparasi atau perdagangan.

Ada pengertian microfinance yang lebih komprehensif didefinisikan oleh

Seibel (2005) microfinance yaitu sektor keuangan formal maupun informal yang

memberikan pelayanan jasa keuangan microsaving9, microcredit

10, dan

microinsurance11

yang diberikan kepada pelaku ekonomi mikro , dan

mengalokasikan sumber daya yang langka ke investasi mikro dengan tingkat

imbal jasa yang tertinggi.12

Microfinance menurut pengertian di atas dapat

berupa lembaga keuangan mikro informal bukan Bank yang berlokasi di daerah

maupun lembaga keuangan Bank yang memiliki jasa keuangan untuk melayani

usaha mikro yang berlokasi secara nasional. Keuangan mikro menyediakan jasa

keuangan kepada masyarakat miskin produktif yang disesuaikan dengan

kebutuhan dan kondisi mereka. Program keuangan mikro yang baik memiliki

karakter antara lain: pinjaman jangka pendek, penilaian investasi (analisis

6 Maria Otero, Microfinance (Washington D.C.: The World Bank, 2005), 2

7 Don Johnson, ‚Commercial Microfinance‛, Makalah Workshop, Asean Development

Bank , 4 Februari 2007. 2-3

8 Marguearte Robinsom, Revolotuin of Microfinance (Washington D.C : The World

Bank, 2007)

9 Microsaving adalah fasilitas tabungan untuk simpanan yang akan digunakan

memenuhi kebutuhan konsumsi, darurat dan alat penyimpan kekayaan (asset).

10 Microcredit adalah akses pembiayaan untuk berbagai kebutuhan masyarakat miskin

(konsumsi, emergensi, dan investasi) dengan jumlah dan jangka waktu yang disesuaikan dengan

kemampuannya

11 Microinsurance adalah jasa pelayanan asuransi khusus untuk melayani orang miskin

(jiwa,kesehatan dan kecelakaan) dan jasa jaminan atas simpanan dan pembiayaan dalam

kaitannya dengan risiko pembiayaan (pembiayaan).

12 Matthias Range, Islamic Microfinance, thesis di RWTH Aachen University, Jerman.

tahun 2004. . 12

Page 35: maqos}idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Structural Equation Model (SEM) serta dihitung dengan alat bantu komputer (software) LISREL 8.7. Diperoleh kesimpulan

22

pembiayaan) sederhana, waktu proses yang singkat (cepat), pemberian pinjaman

kembali setelah pelunasan, dan lokasi pelayanan yang mendekati tempat tinggal

nasabah.13

Dari beberapa pengertian diatas tidak ada suatu definisi baku mengenai

microfinance. Pengertian mikro tidak dikaitkan dengan ukuran, karena sangat

relatif antar wilayah, tapi lebih dikaitkan dengan inferioritas/keterbatasan akses

terhadap pelayanan jasa keuangan formal.

Berbagai perbedaan pendapat tentang pengertian keuangan mikro telah

memunculkan berbagai bentuk praktek dalam lembaga keuangan mikro. Dalam

kenyataannya saat ini keuangan mikro Islam hanya menjadi follower dalam

dinamika perkembangan keuangan mikro itu sendiri dan belum menemukan

model yang dianggap paling ideal dalam tataran syariah (syariah compliance) dan

proven dalam aspek implementasinya.

A. MEMAHAMI KEUANGAN MIKRO ISLAM DALAM BERBAGAI

PENDAPAT

Sarjana muslim yang mendefinisikan Islamic Microfinance, antara lain

Ajaz Ahmed Khan (2008) : Microfinance sebagai jasa keuangan mikro yang mengimplementasikan

prinsip-prinsip keuangan syariah (Islam). Sementara sarjana non-muslim

Segrado (2005) menulis Islamic microfinance is constituted by a range of financial services for people who are traditionally considered non bankable, mainly because they lack the guarantees that can protect a financial institution against a loss risk.. Diterjemahkan secara bebas oleh penulis sebagai berikut :

keuangan mikro Islam adalah dimaksudkan sebagai skim pelayanan keuangan

terhadap orang-orang yang pada umumnya dianggap tidak bankabel, terutama

mereka yang tidak memiliki jaminan yang dapat melindungi lembaga keuangan

mereka terhadap risiko kerugian. Dalam keuangan Islam suatu institusi bisnis

tidak hanya bertanggung jawab terhadap kemampuan untuk mendapatkan laba

namun lebih dari itu14

. Chiara belum memasukkan yang paling prinsip yaitu

adanya larangan bunga dalam keuangan Islam. Sehingga penulis lain Edib Smolo

(2008) mengatakan bahwa dalam prakteknya Islamic microfinance tidak berbeda

dengan konvensional hanya bebas bunga. Pendapat ini juga didukung oleh Abdul

Gafoor (1997) yang menyatakan bahwa Perbankan komersial dapat diterima di

13

Tariqullah Khan, Islamic Microfinance Development (Clenges and Initiatives). Policy

Dialoge Paper No. 2. (Jeddah: IRTI-IDB,2008), 1

14Tujuan utama adalah maksimasi kemanfaatan social sebagai lawan dari maksimisasi

profit, melalui penciptaan lembag a keuangan yang lebih sehat yang dapat menyediakan jasa

keuangan secara efektif dalam level akar rumput (mikro). Beberapa pengarang (Al Harran, 1996)

berargumen bahwa keuangan Islam jika masuk menjadi sebuah paradigma baru yang dapat

menjadi alternative dalam krisis social ekonomi yang hidup dalam paradigma barat.

Page 36: maqos}idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Structural Equation Model (SEM) serta dihitung dengan alat bantu komputer (software) LISREL 8.7. Diperoleh kesimpulan

23

negara muslim dengan cara menghilangkan elemen interest dalam sistem

operasinya.15

B. URGENSI KEUANGAN MIKRO ISLAM DALAM PEMBANGUNAN

EKONOMI

Kredit Mikro telah menjadi program seluruh dunia. Pertama: metodologi

yang orisinil dalam memberdayakan orang miskin, terutama wanita16

.

Pendekatan ini menunjukkan tingkat pembayaran kembali yang lebih baik dan

tingkat pengembalian yang lebih tinggi dibandingkan dengan sektor keuangan

formal yang dipraktekkan di sebagaian besar negara-negara berkembang. Kedua :

orang-orang miskin memiliki kemauan dan kemampuan untuk membayar kembali

pinjamannya dengan tingkat pengembalian (return) yang mampu menutup

seluruh biaya mereka.

Kebutuhan orang miskin di negara-negara muslim tidak berbeda dengan

masyarakat miskin lainnya. Mereka membutuhkan jasa keuangan sebab mereka

sering menghadapi kejadian yang memerlukan dana (uang) lebih besar

dibandingkan dengan uang yang mereka miliki. Ada tiga kategori utama

pengalokasian dana dalam memenuhi kebutuhan orang miskin yaitu (1)

keberlanjutan hidup, (2) kebutuhan darurat, (3) kebutuhan modal usaha. 17

Kebutuhan untuk mempertahankan keberlanjutan hidup seperti biaya kelahiran

(melahirkan), menikah, makan, pakaian, dan rumah, pendidikan, dan sebagainya.

Kebutuhan mendadak atau kejadian yang tidak terduga meliputi sakit,

kecelakaan, kehilangan pekerjaan tiba-tiba (PHK), kehilangan sumber

pendapatan, terkena musibah bencana alam, gagal panen, banjir, dan sebagainya.

Kebutuhan modal usaha (investasi) menjadi kebutuhan utama karena jika tidak

ada usaha berarti tidak ada pendapatan. Ketiga kebutuhan akan dana tersebut di

atas menjadi obyek bagi kegiatan lembaga keuangan mikro.

Microfinance memiliki karakteristik tersendiri yang membedakannya

dengan system keuangan formal. Mainstream dalam melihat komponen

collateral dalam proses perpembiayaanan menjadi salah satu pembeda antara

microfinance dengan system keuangan formal. Konsep pinjaman secara

individual ke dalam bentuk kelompok kecil juga menjadi ciri khas microfinance.

Metode pendampingan melalui pelatihan secara berjenjang sebagai bagian yang

tidak terpisahkan dari aktivitas microfinance dalam persyaratan pemberian

15

A.L.M Abdul Gafoor, Interest-free Commercial Banking (Gontingen: Apptec

Publication, 1997), 1-2

16 Chiara Segrado, Case Study: Islamic Microfinane and Social Responsible Investment.

(Paris : University of Torino 2005), 2

17Mohammed Obaidullah,. Introduction to Islamic Microfinance, The Islamic Business

and Finance Network. (India: Published by: IBF Net(P) Limited, 2008) . 2

Page 37: maqos}idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Structural Equation Model (SEM) serta dihitung dengan alat bantu komputer (software) LISREL 8.7. Diperoleh kesimpulan

24

pembiayaan kepada nasabahnya juga menjadi keunikan tersendiri. Pembiayaan ke

calon nasabah dapat dilakukan melalui kelompoknya setelah terlebih dahulu

disetujui oleh anggota kelompok lainnya. Pembayaran angsuran atas pembiayaan

yang diterimanya menjadi tanggung jawab kelompok dan anggotanya. Ada

pembagian risiko diantara mereka, jika salah satu gagal membayar maka yang

lain ikut menanggungnya.

Teori keuangan modern tidak mampu memberikan solusi atas

permasalahan besar yang dihadapi dunia ‚kemiskinan‛. Namun aktivitas

keuangan masih diyakini tetap menjadi jalan pemecahan (breakthrough) bagi

masalah kemiskinan. Teori-teori yang dipelajari dan dikembangkan dalam ranah

disiplin ilmu keuangan konvensional yang berakar (basis) company and corporate

akan menjadi asing dan keliru manakala harus dipaksakan dan dipergunakan

sebagai instrument dalam menganalisis untuk memecahkan persoalan-persoalan

‚mikro‛ baik bisnisnya (microenterprises) maupun pelakunya

(microentrepreneurs).

Ohmae, K. (2005) dalam bukunya The Next Global Stage menyebutkan

bahwa ‚.. keputusan-keputusan ekonomi dengan perkiraan-perkiraan realitas

konvensional-ekonomi Keynes dalam perekonomian global yang dinamis

mungkin akan mendapati bahwa hasil-hasil yang dicapai tidaklah seperti yang

mereka kehendaki.‛ Output ekonomi di akhir abad 20 dan memasuki awal abad

ke-21 yang paradoks menunjukkan perlunya teori dan konsep baru di bidang

ekonomi, dan keuangan khususnya. Kasus nostra perekonomian Keynes terhadap

masalah perekonomian di Amerika Serikat. Saat perekonomian di sana

menikmati rejim tingkat suku bunga rendah, semestinya akan mendorong

aktivitas perekonomian di sektor riil, namun dalam prakteknya sebagian besar

uang surplus dalam perekonomian tersebut merembes ke luar negeri memburu

return tinggi walaupun lebih berisiko. Sehingga paham yang meyakini bahwa

tingkat suku bunga dapat menjadi instrumen Bank Sentral dalam pengendalian

moneter terbantahkan.

Lawang memberikan pengantarnya dalam Yunus (2007) mengatakan

bahwa Muhamad Yunus telah membongkar kepalsuan kapitalisme yang jelas-

jelas diskriminatif terhadap orang miskin seperti terlihat dalam praktek

perbankan, mulai dari bank lokal sampai bank internasional18

. Apartheid finansial

adalah konsep yang cocok menggambarkan diskriminasi institusional yang

dilakukan oleh sistem perbankan di seluruh dunia. Rasionalisme berlandaskan

logika kapitalisme menjadi bagian dalam melaksanakan dan mempertahankan

‚politik apartheid‛ ini. Silogisme kapitalisme perbankan mempunyai premis-

premis yang sangat ketat: (i) Bank harus untung dari usaha deposito dan kredit,

tanpa membedakan apakah uang itu didepositokan atau dipinjam oleh orang kaya

atau orang miskin, yang penting memenuhi prinsip – prinsip ekonomi yang

sangat rasional. (ii) dengan premis ini maka kredit yang disalurkan adalah kredit

dalam jumlah besar yang menguntungkan bank, hanya dapat dilakukan oleh

18

Muhammad Yunus, Bank untuk Kaum Miskin (Jakarta: Marjin Kiri, 2007), 4

Page 38: maqos}idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Structural Equation Model (SEM) serta dihitung dengan alat bantu komputer (software) LISREL 8.7. Diperoleh kesimpulan

25

orang kaya saja, (iii) oleh karena itulah, tidak rasional dan tidak ekonomis kalau

bank meminjamkan uangnya dalam jumlah kecil; karena alasan rasional dan

ekonomis itulah bank tidak memihak kepada orang miskin.

Pembalikan premis di atas menjadi dasar dalam membangun keuangan

mikro. Silogisme keuangan mikro memiliki premis-premis sebagai berikut : (i)

Manusia memiliki potensi yang sama, (ii) akses manusia terhadap faktor-faktor

produksi seperti uang (permodalan), tenaga kerja (man), pengetahuan dan

teknologi, dan sumber daya alam (SDA), tidak sama. (iii) pemberian kesempatan

akses yang sama atas faktor-faktor produksi akan mampu meningkatkan

kesejahteraan masyarakat. Sehingga sangat irrasional jika ada keinginan, harapan

dan upaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat namun tidak

memberikan akses yang sama kepada mereka.

C. PERKEMBANGAN KEUANGAN MIKRO ISLAM DI DUNIA

Pada dua dekade terakhir ini, keuangan mikro telah mengalami

perkembangan yang sangat cepat dari ruang lingkup terbatas ‚micro credit‛ ke

arah yang lebih komprehensif menjadi ‚micro finance‛ yang meliputi kegiatan

pembiayaan (kredit) , jasa tabungan, transfer dana, insurance dan dana pensiun

untuk orang-orang miskin. Fenomena ini menjadi tantangan yang luar biasa

untuk membangun sistem keuangan yang inklusif.

Ide dan aspirasi tentang keuangan mikro bukan sesuatu yang baru.

Kelompok-kelompok dan organisasi yang menjalankan kegiatan penyaluran dana

dalam bentuk kredit dan menghimpun dana dari masyarakat yang bersifat

informal telah beroperasi beberapa abad tahun yang lalu di dunia. Dasar

pemikiran dan praktek keuangan Islam sepanjang sejarah telah memberikan

pengertian dan pemahaman kepada kita bahwa keuangan mikro Islam telah

dilakukan sejak masa kenabian Muhammad salallahu’alaihi wassalam, namun

kegiatannya belum dilembagakan. Hal ini dilandasi oleh kondisi saat itu umat

Islam relatif masih sangat sederhana dan jumlahnya masih sedikit. Rasulullah

bertindak langsung dalam mengkoordinasikan dan membagikan dana sosial yang

diperoleh dari zakah, infaq dan s}adaqah.19

1. Fase I : Masa Peletakan Dasar Keuangan Mikro Islam

Peletakan dasar prinsip-prinsip keuangan Islam telah diberikan oleh

Muhammad SAW selama masa hayatnya. Menggali ajaran Islam tentang

tuntunan kegiatan muamalah yang menjadi pijakan bagi kegiatan-kegiatan

19 Sa‘i>d Sa‘ad Mart}an, Al-Madkhal li al- fikr al-Iqtis}a>d fi> al-Isla>mi> (Bayru>t: al

Mu’assasah al-Risa>lah,t.t), 164.

Page 39: maqos}idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Structural Equation Model (SEM) serta dihitung dengan alat bantu komputer (software) LISREL 8.7. Diperoleh kesimpulan

26

ekonomi modern dewasa ini telah banyak dikaji oleh berbagai ahli, baik tinjauan

dari aspek fiqh20

, ah}laq21

, sejarah pemikiran22

, dan kelembagaan23

.

Beberapa prinsip dasar yang melandasi gerak dan ruang lingkup kegiatan

keuangan mikro Islam, antara lain (1) Sumber Hukum Ekonomi Islam24

, (2)

Mode transaksi syariah25

, (3) Prinsip Keuangan Islam26

, dan (4) Pemberdayaan

umat.

20

Kajian fiqh yang menghasilkan berbagai produk hukum dalam empat madzab dapat

menjadi rujukan bagi prinsip-prinsip pelaksanaan transaksi keuangan Islam.

21 Akh}la>q dalam kajian ekonomi sering diartikan dengan etika atau norma. Al-Tahanawi

(Kasyaf al-Ist}ilah}at al-funu>n) dalam Subhi (2001) mendefinisikan etika adalah ilmu tentang

kemashlahatan individu atau pengaturan rumah tangga dan masyarakat (Subhi, 2001). Dalam

kajian filsafat Islam, ‛etika‛ kurang mendapat perhatian para pemikir Islam karena kaum muslim

merasa cukup dengan ajaran – ajaran yang bersumber dari al-Qur’an dan al-Hadith. Sikap ini yang

membuat mereka tidak butuh terhadap teori-teori tentang etika.Menurut pendapat Yusuf

Qard}awi dalam bukunya Da>rul Qiyam wa al- ah}laq fi al- iqtis}ad al- isla>mi dijelaskan bahwa Islam

juga mengaitkan masalah muamalah dengan etika, yaitu kejujuran, amanah, adil, ihsan,

silaturahim, dan kasih sayang. Selain itu Islam juga mengaitkan seluruh aktivitas kehidupan

dengan etika. Tidak perlu dipisahkan antara ilmu dengan etika, ekonomi dengan etika,...

ringkasnya, etika adalah bagian yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan Islam.21

Sedangkan

menurut Franz magnis Suseno dalam bukunya Etika Dasar menjelaskan bahwa etika adalah

sebuah ilmu bukan ajaran.Etika berasal dari bahasa Yunani kuno ‛ ethikos‛, berarti timbul dari

kebiasaan. Etika dalam ilmu pengetahuan sebagai cabang utama filsafat yang mempelajari nilai

atau kualitas. Etika mencakup analisis dan penerapan konsep seperti, benar,salah, baik, buruk,

dan tanggung jawab. Etika terbagi menjadi tiga bagian utama: meta-etika (studi konsep etika),

etika normatif (studi penentuan nilai etika), dan etika terapan (studi penggunaan nilai-nilai

etika). Baca lebih lanjut dalam bukunya Yusuf al-Qard}awi terjemahan dalam bahasa Indonesia

‚Peran Nilai dan Moral dalam Perekonomian Islam‛ (Jakarta, Robbani Press,2004), dan ‚Norma

dan Etika Ekonomi Islam‛ (Jakarta: Gramata Publising,1997).

22 Kajian ini membahas tentang pengembangan dan penerapan hukum-hukum Islam yang

disesuaikan dengan perkembangan jaman, terutama yang menyangkut kegiatan muamalah.

Menyangkut kegiatan ekonomi individu dan perekonomian publik. Sejarah pemikiran ekonomi

Islam dapat dipelajari dalam buku yang ditulis oleh Adiwarman Azwar Karim (Jakarta: Rajawali

Pers, 2004) dan Euis Amalia (Jakarta: Gramata Publishing, 2005).

23Kelembagaan dalam perekonomian Islam sepanjang sejarah ditulis oleh berbagai

ilmuwan dan fuqaha yang menghasilkan prinsip, konsep dan praktek ekonomi Islam dalam

kehidupan masyarakat, seperti pendirian lembaga Bayt al-Ma>l, Di>wa>n, H{>\\isbah, Bank Islam, dan

lembaga keuangan Islam lainnya.

24 Sumber hukum Ekonomi Islam menurut Mannan (1970:13-27) dalam bukunya Islamic

Economics; Theory and Practice adalah (1) Al-Qur’an, (2) Sunnah dan Hadith, (3) Ijma’, (4)

Qiyas dan Ijtihad.

25 Zulkifli (2003:12) menjelaskan tentang akad dalam transaksi syariah terbagi menjadi

dua, yaitu akad tabarru’ (kebaikan) dan akad tijarah (perdagangan). Akad tabarru’ misal : akad al-

Qard, waqaf dan akad-akad lain yang bertujuan bukan untuk mendapatkan keuntungan material,

sedangkan akad tijarah berorientasi pada profit walaupun tetap berpegang pada maslahah dan

hukum Islam.

26 Menurut Iqbal dan Mirakhor (2007) dalam bukunya an introduction to Islamic

Finance: theori and Practice menjelaskan bahwa dalam sistem ekonomi Islam sistem berdasarkan

hukum yang dibangun di atas prinsip penjagaan hak milik dan kesakralan akad. Syariah. Prinsip-

Page 40: maqos}idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Structural Equation Model (SEM) serta dihitung dengan alat bantu komputer (software) LISREL 8.7. Diperoleh kesimpulan

27

2. Fase II : Masa Khulafaur Rasyidin

Bayt al-Ma>l yang sudah dirintis oleh Rasulullah Muhammad SAW,

dilanjutkan oleh pemimpin pemerintahan Islam pasca Muhammad SAW yaitu

Abu Bakar Ash Shiddiq. Beliau menjalankan kegiatan Bayt al-Ma>l sebagaimana

yang dicontohkan oleh Muhammad SAW, dimana dana (harta) yang

dikumpulkan melalui lembaga ini langsung didistribusikan kepada sahabat dan

umat Islam tanpa membedakan senioritas, antara hamba sahaya dan orang

merdeka27

. Namun Abu Bakar tidak menerima gaji sedikit pun dalam

pemerintahannya28

. Beliau berpendapat bahwa dalam masalah hidup, prinsip

persamaan lebih utama dibandingkan prinsip keutamaan.29

Dampak dari

kebijakan ini, dana (harta) di Bayt al-Ma>l tidak pernah menumpuk dalam jangka

waktu yang lama. Seluruh kaum muslimin mendapatkan bagian yang sama dari

harta rampasan perang (jizyah, Khums dan kharaj), sedangkan dana zakat, infaq

dan shadaqah langsung bisa diterima oleh mereka yang berhak . Pada masa

khalifah Abu Bakar ra terdapat sekelompok muslim yang menolak membayar

zakat. Beliau mengambil sikap secara tegas dengan mengumumkan perang

Riddah (memerangi orang-orang murtad). Dana zakat yang dikumpulkan

langsung dibagikan kepada mereka yang berhak. Fenomena ini membuktikan

bahwa Abu Bakar ash Shiddiq selain menegakkan perintah agama juga

menunjukkan bahwa hak-hak kaum miskin perlu dijamin oleh pemerintah Islam.

Perkembangan aktivitas keuangan yang dilembagakan dalam

pemerintahan Islam dilakukan pertama kali oleh ‘Umar Ibn al-Khattab sebagai

khalifah Islam kedua. Seiring dengan perkembangan umat Islam beserta wilayah

Islam yang makin meluas, khalifah memikirkan dan mempertimbangkan

berdirinya lembaga keuangan negara yang berfungsi menghimpun dana dan

memanfaatkannya untuk operasional pemerintahan, sekaligus sebagai sumber

pendanaan infrastruktur publik dan menjamin kesejahteraan umat melalui

pendistribusian dana zakat, infak dan sodaqah. Kegiatan keuangan negara ini

dilembagakan dalam bentuk Bayt al-Ma>l.

Perkembangan ekonomi Islam mengalami kemajuan yang sangat pesat,

ketika masa kekhalifahan ‘Umar ibn al-Khatab. Ditulis oleh Phillip Hitti dalam

bukunya The History of Arab (1937:218) bahwa ‘Umar (634-644 M) ketika

diangkat menjadi khalifah tetap menjalani penghidupannya dengan berdagang

dan sepanjang hayatnya menjalani kehidupan sederhana. Ia adalah yang terbesar

dalam tradisi Islam setelah Muhammad dan menjadi idola para penulis Islam

karena kesalehan, keadilan, dan kesederhanaan patriakhisnya.

prinsip transaksi keuangan dalam Islam tidak boleh mengandung unsur-unsur berikut ini : (a)

Riba, (b) gharar (asimetris information), (c) qimar (berjudi), dan (d) maisir (penipuan). 53.

27 Afzalurrahman, Doktrin Ekonomi Islam, (Yogyakarta: PT. Dhana Bakti Wakaf,

1995), jilid 2.163

28 Philip K. Hitti, The History of Arabs (Jakarta: Serambi, 2006).terjemahan.cet.II.218

29 Afzalurrahman, Doktrin Ekonomi Islam, 320

Page 41: maqos}idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Structural Equation Model (SEM) serta dihitung dengan alat bantu komputer (software) LISREL 8.7. Diperoleh kesimpulan

28

Pembangunan institusi Bayt al-Ma>l yang dilengkapi dengan sistem

administrasi yang tertata dengan baik dan rapih merupakan kontribusi terbesar

yang diberikan oleh Khalifah ‘Umar

ibn Al-Khattab kepada dunia Islam dan kaum muslimin.30

Perbedaan

Bayt al-Ma>l masa Rasululullah dan masa khalifah sebelumnya adalah setiap ada

pemasukan dana ke Bayt al-Ma>l langsung didistribusikan kepada yang berhak,

sehingga akan langsung habis dipergunakan. Ketika khalifah ‘Umar memerintah,

lembaga ini dikelaola secara efektif dan efisien. Setelah Khalifah ‘Umar

bermusyawarah dengan para sahabat yang lain, beliau memutuskan untuk tidak

menghabiskan dana (harta) Bayt al-Ma>l, tetapi dikeluarkan secara bertahap

sesuai kebutuhan yang ada, sebagaian digunakan sebagai cadangan.31

Upaya

pengembangan ekonomi pada masa ‘Umar r.a. terfokuskan pada penanggulangan

kemiskinan dan pemenuhan kebutuhan dasar bagi individu masyarakat. ‘Umar

mengatakan, ‚ sungguh aku berupaya keras agar aku tidak meninggalkan

kebutuhan umat melainkan aku menutupnya, selama sebagian kita mendapatkan

keluasan bagi sebagaian yang lain.‛32

Beliau mengatakan, ‚ sungguh jika aku

masih ada, niscaya akan datang kepada penggembala di gunung-gunung Shan’a

(Yaman) bagian dari harta ini, dan dia berada ditempatnya‛33

, maksudnya bahwa

beliau menjamin harta Bayt al-Ma>l akan didistribusikan kepada fakir miskin

sampai Yaman, dimana ketika itu Yaman adalah bagian wilayah yang tidak mau

membayar zakat ke Madinah, ketika Rasulullah wafat dan digantikan oleh Abu

Bakar ash-Shiddiq34

. Pemikiran Ekonomi ‘Umar ibn-Al-Khattab sudah menjadi

landasan filosofis keuangan mikro, ketika dana dikumpulkan dari masyarakat

dalam bentuk zakat, infaq, shadaqah dan hasil pengumpulan harta dari jizyah35

,

kharaj36

, khums37

, dan fa’i yang dipergunakan selain untuk kepentingan negara

dan pemerintahan tapi ditujukan untuk pemberdayaan masyarakat miskin adalah

sebuah pemikiran yang kontemporer dan mencerahkan, namun ketika itu lembaga

30

M.A. Sabzwari. Economic and Fiscal System During Khilafat E-Rashida, dalam

Journal of Islamic Banking and Finance, Karachi, Vol. 1 No.4, 1984.51

31 Adiwarman A.K. Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam (Jakarta: Rajawali Press, 2004).

59

32 Jaribah Ibn Ahmad Al-Harithi. Fikih Ekonomi ‘‘Umar Ibn Al-Khathab. (Jakarta:

Pustaka al-Kautsar, 2006). 399

33 Jaribah Ibn Ahmad Al-Harithi ------. 400

34 Lihat : Philip K. Hitti, History of Arabs (Jakarta: Serambi, 2006). 176

35 Pajak yang dibebankan kepada orang non muslim yang hidup di wilayah negara Islam

sebagai pengganti layanan sosial-ekonomi dan jaminan perlindungan, keamanan dari negara

Islam.

36 Pajak terhadap tanah. Pajak ini ditentukan berdasarkan tingkat produktivitas tanah.

Secara spesifik, besarnya pajak ini ditentukan oleh tiga , yaitu karakteristik atau tingkat

kesuburan, jenis tanaman dan jenis irigasi.

37 Pajak proporsional sebesar 20%. Lihat lebih lanjut pada Adiwarman A. Karim,

Ekonomi Islam: Suatu kajian Ekonomi Makro, (Jakarta:Karim Business Consulting,2001).97

Page 42: maqos}idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Structural Equation Model (SEM) serta dihitung dengan alat bantu komputer (software) LISREL 8.7. Diperoleh kesimpulan

29

formal yang terbentuk masih menjadi satu, yaitu Bayt al-Ma>l. Bayt al-Ma>l pada

masa ‘Umar ibn al-Khatab terbagi menjadi empat fungsi38

, yaitu :

1. Bayt al-Ma>l al-zakah yang berfungsi menampung semua harta

yang berasal dari dana zakat,

2. Bayt al-Ma>l ah}mas yang berfungsi menyimpan harta yang berasal

dari ghanimah dan pajak,

3. Bayt al-Ma>l fa’i yang berfungsi sebagai penyimpan dana jizyah,

usr’ dan kharaj,

4. Bayt al-Ma>l d}awa’i yang berfungsi sebagai penyimpan harta yang

asalnya tidak diketahui pemiliknya dan harta warisan yang tidak

ada ahlinya.

Melihat keempat fungsi Bayt al-Ma>l di atas dan kebijakan-kebijakan yang

telah dilakukan khalifah ‘Umar ibn al-Khatab membuktikan bahwa beliau

menerapkan prinsip-prinsip manajemen kelembagaan modern. Tokoh manajemen

klasik Henry Fayol yang memberikan ciri-ciri manajemen modern dalam 14

prinsip yaitu (1) Division of work, (2) Authority, (3) Discipline, (4) Unity of Command, (5) Unity of Direction, (6) Subordination of individual interest to the common, (7) Remuneration, (8) Centralization, (9) The hierarchy, (10) Order, (11) Equity, (12) Stability of staff, (13) Initiative, (14) Esprit de Corps.

Division of work tercermin dalam pembagian fungsi Bayt al-Ma>l sesuai

dengan tujuan dan sasarannya masing-masing39

. Authority terlihat dari

pemberian wewenang kepada masing-masing Bayt al-Ma>l di wilayah kerjanya

untuk menghimpun dana dan menyalurkan di daerahnya masing-masing yang

bersifat desentralisas kecuali ada kelebihan dana harus disetorkan ke pusat dan

atau sebaliknya40

. Discipline dalam menjalankan tugas dan kewajibannya, beliau

sangat terkenal dalam menerapkan sikap disiplin ini, bahkan ketika kewajibannya

sebagai khalifah yang bertanggung jawab atas kesejahteraan rakyatnya beliau

mengetahui (mendapati) ada diantara rakyatnya yang kelaparan, beliau langsung

mengambil barang di Bayt al-Ma>l dan dibawanya (dipikul) sendiri lalu diberikan

kepada rakyatnya yang kelaparan tanpa mau meminta bantuan kepada

bawahannya untuk membawakan barang itu, padahal beliau seorang pemimpin

negara. Unity of command (kesatuan dalam perintah) terlihat selama

kepemimpinan ‘Umar ibn al-Khatab selama masa pemerintahannya, juga dalam

kegiatan penghimpunan dana wajib (zakat) dan dana sosial (infak dan sodaqah)

tidak ada dalam catatan sejarah ada pihak yang berani menentangnya, walaupun

dalam mengambil keputusan dilakukan secara musyawarah. Subordination of individual interest to the common yaitu mendahulukan kepentingan umum dari

38

Yusuf Ibrahim, al-Nafaqat al-‘A<mmah fi> al-Isla>m: Dira>sah Muqa>ranah (Da>r al-Kita>b

al-Jama‘i>, 1980). Lihat juga Sa‘i>d Sa‘ad Mart}a>n, Al-Madkhal li al-Fikr al-Iqtis}a>di> fi> al-Isla>m, 107.

Kedua penulis menjelaskan fungsi kelima yaitu pertambangan dan hasil laut.

39 Lihat empat fungsi Bayt al-Ma>l di atas. .6

40Sa‘i>d Sa‘ad Mart}a>n, Ekonomi Islam: di tengah krisis keuangan global. Terjemahan oleh

Ahmad Ikhrom, dkk. (Jakarta: Zikrul Hakim, 2007), 107.

Page 43: maqos}idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Structural Equation Model (SEM) serta dihitung dengan alat bantu komputer (software) LISREL 8.7. Diperoleh kesimpulan

30

pada kepentingan pribadi, dalam sejarah banyak mencatat tentang

kedermawanan ‘Umar ibn al-Khatab. Perilaku seorang muslim terpengaruh oleh

atsrah (mementingkan diri sendiri) dan Itsar (mementingkan orang lain atas diri

sendiri), itsar akan mendorong untuk berinfak kepada orang lain dengan

mengesampingkan kepentingan pribadi yang segera didapatkan.41

Al-Qur’an dan

As-Sunnah menghimbau dan menganjurkan itsar, serta mengecam sikap atsar. ‘Umar ibn al-Khatab mengatakan , ‚Demi Allah, sesungguhnya aku melihat

kamu akan menjadikan rizki yang dikaruniakan Allah dalam perut kamu dan

punggung kamu, dan meninggalkan para janda, anak-anak yatim, dan orang-

orang miskin di antara kamu,‛ 42

. Remuneration atau imbal jasa atas pekerjaan

yang telah dilakukan juga dipraktekkan oleh Khalifah ‘Umar RA. Pengelola Bayt

al-Ma>l mendapatkan hak atas jasa yang diberikannya untuk melayani umat yang

bersumber dari dana yang berhasil dihimpun oleh lembaga Bayt al-Ma>l yang

dikelolanya43

. Centralization dalam mengelola dan mengoperasikan Bayt al-Ma>l

‘Umar ibn al-Khatab selalu mengadakan koordinasi dengan Bayt al-Ma>l yang ada

di wilayah-wilayah lain dalam kekuasaan Islam, jika ada kelebihan dana, maka

diminta untuk dikirim ke Pusat dan sebaliknya, jika ada wilayah dana sosialnya

kurang, maka diminta untuk mengambil di pusat wilayah kekuasaan Islam. The hierarchy telah dirintis selama pemerintahan ‘Umar ibn al-Khatab, hirarki dalam

manajemen Bayt al-Ma>l44

. Order juga dijalankan oleh ‘Umar ibn al-Khatab,

sebagai pemimpin Negara sekaligus amirul mukminin yang bertanggung jawab

atas kesejahteraan rakyatnya beliau sangat tegas dalam memberikan perintah.

Kaitannya dengan Bayt al-Ma>l, ketika beliau memerintahkan ‘Ammar Ibn Yasir,

Abdullah Ibn Mas’ud, dan Usman Ibn Hanif ke Kufah, maka beliau membagi

diantara mereka ke dalam tanggung jawab dan pembagian tugas, yang mana

beliau menugaskan ‘Ammar dalam urursan sholat dan perang, mengangkat ‘Abd

Allah dalam bidang Bayt al-Ma>l dan peradilan, serta menugaskan Usman dalam

urusan pertanahan.45

Equity Persamaan dalam mendapatkan hak bagi setiap

muslim. ‘Umar ibn al-Khatab adalah orang yang menegakkan keadilan dan

persamaan, dalam hal keadilan penah tertulis dalam sejarah, diriwayatkan ia telah

41

Muhammad Anas al-Zarqa>’, Tahqi>q Islamiyah Ilmi al-Iqtishad, 18

42Makna ketepatan (efektifitas dan efisiensi) dalam ekonomi Islam berbeda dengan

makna ketepatan dalam ekonomi konvensional. Dalam pandangan Islam berinfak dan sodaqah

merupakan salah satu jenis perdagangan yang tidak akan pernah rugi karena berorientasi akhirat.

43 Lihat QS. At-Taubah ayat 60

44 Dalam lembaga Bayt al-Ma>l terdapat pengelola (manajemen) yang terdiri dari amilin

(petugas pengumpul dana), hisbah (pengawas-muhtasib) yang mengawasi kegiatan umat Islam

dalam bidang ekonomi termasuk memastikan bahwa dana Bayt al-Ma>l dipergunakan sebagaimana

mestinya (sesuai syariah) dalam masa kontemporer lembaga ini semisal Dewan Pengawas Syariah

(DPS), lihat Jaribah, Fiqh ‘Umar ibn al-Khat}t}a>b, 587-591. Aktifitas produktif dengan

mempergunakan dana Bayt al-Ma>l sudah dilaksanakan sejak masa kifah ‘‘Umar, terbukti dengan

beberapa pendapat beliau yang memperbolehkan dana anak yatim untuk dikelola sehingga

menghasilkan (produktif) dengan konsep mudharabah. Dalam ini Bayt al-Ma>l berfungsi sebagai

Mudharib.

45 Abu> Yu>suf, Al-Kharra>j , Juz VII, 37

Page 44: maqos}idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Structural Equation Model (SEM) serta dihitung dengan alat bantu komputer (software) LISREL 8.7. Diperoleh kesimpulan

31

menghukum mati anaknya sendiri46

karena mabuk-mabukan dan berperilaku

amoral. Dalam menegakkan persamaan di bidang ekonomi, Beliau membiarkan

daerah taklukan berada di tangan para pemiliknya untuk dikerjakannya, dan

mewajibkan kepada mereka kharaj yang diserahkan dalam setiap tahun kepada

Bayt al-Ma>l, dan bagi mereka apa yang tersisa setelah pembayaran kharra>j tersebut

47. Stability of staff tercermin dalam penegasan dan pemisahan

pekerjaan yang dilakukan oleh ‘Umar ibn al-Khatab sehingga tidak terjadi over lapping dan adanya kestabilan dalam bekerja. Kaitannya dengan pekerjaan di

Bayt al-Ma>l, ‘Umar ibn al-Khatab selain membagi divisi48

juga di tingkat

pelaksanaan (staf lapangan) terbagi-bagi lagi ada nazhir wakaf49

, mudharib dan

muzari50

’. Abu Shalih (mantan hamba sahaya ‘Umar ibn al-Khatab)

meriwayatkan bahwa dia berkata, ‚ ‘Umar memerintahkan agar kami bertiga

bekerjasama, maka seorang menyuplai barang, dan yang lain menjual, sedangkan

orang ketiga berperang dijalan Allah51

. Initiative, telah banyak dicontohkan

oleh ‘Umar ibn al-Khatab, antara lain ketika Abu Dzibyan Al-Asadi datang ke

Irak, ‘Umar bertanya kepadanya tentang jumlahnya gajinya. Ketika ‘Umar

diberitahunya, maka ‘Umar menasehatinya agar menggunakan sebagian gajinya

diinvestasikan dalam sebagian aktifitas yang produktif, dan berkata kepadanya, ‚

Nasehatku kepadamu, dan kamu berada disisiku, adalah seperti nasehatku

terhadap orang yang di tempat terjauh dari wilayah kaum muslimin. Jika keluar

gajimu, maka sebagiannya agar kaubelikan kamIbng, lalu jadikanlah (pelihara) di

daerahmu. Dan jika keluar gajimu yang selanjutnya, belilah satu atau dua ekor,

lalu jadikanlah sebagai harta pokok.52 Esprit de Corps, semangat korps

ditanamkan kepada umat yang diawali oleh ‘Umar RA ketika pertama kali

khotbah saat pengangkatan beliau menjadi khalifah, ‚ Demi Allah, tidak dating

kepadaku sesuatu urusan dari urusan kalian, lalu dilakukan orang lain, dan dia

tidk menghilang dariku, maka aku memberikannya kepada orang yang lebih baik

46

Al-Nuwayri>, Niha>yat al-‘Arab Jilid IV (Kairo,1925), 89-90.

47Ibn Quda>mah, Al-Mughni> Juz V, 492.

48Jaribah, Fiqh Ekonomi‘Umar ibn al-Khat}t}a>b, 587-591.

49 Pengelola wakaf, apabila ada umat Islam yang mewakafkan hartanya, maka harus ada

pihak yang mengelola dan pengelolanya disebut dengan Nazhir Wakaf.

50 Orang (pihak) yang dipercaya untuk mengelola atau mengerjakan/mengolah lahan

dalam bahasa modern adalah pekerja, namun konsepnya berbeda dengan buruh dalam terminology

saat ini dimana buruh dibayar (upah) tanpa melihat hasil (output) yang dikerjakannya, besar

/kecil hasil tidak berpengaruh terhadap pendapatannya; sedangkan dalam konsep muzaraah pihak

pekerja mendapatkan haknya berdasarkan dari hasil pekerjaannya (panen). Sebagi sebuah ilustrasi

: ‘‘Umar ibn al-Khatab (pemilik lahan) akan memberikan sepertiga hasil panen kepada muzari’

(jika modal benih,bajak,sapi dan peraltan lainnya berasal dari ‘‘Umar) dan dua pertiga hasil panen

untuk ‘‘Umar; sedangkan jika modal perlengkapan dan peralatan kerja dari pihak muzari’ maka

dibagi dua hasil panennya. Lihat lebih lanjut Ibnu Qudamah, al-Mughni (5:416)

51 Jaribah, Fikih Ekonomi ‘Umar ibn al-Khat}t}a>b, 95.

52 Jaribah, Fikih Ekonomi ‘Umar ibn al-Khat}t}a>b, 43.

Page 45: maqos}idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Structural Equation Model (SEM) serta dihitung dengan alat bantu komputer (software) LISREL 8.7. Diperoleh kesimpulan

32

dan amanah. Apabila mereka berbuat baik maka aku akan berbuat baik

kepadanya, dn apabila mereka berbuat jelek maka aku akan menghukumnya‛53

.

Sebagaimana fungsi lembaga keuangan yang menghimpun dana dan

menyalurkannya kembali kepada masyarakat54

, maka Bayt al-Ma>l pada masa

khalifah ‘Umar RA selain berfungsi menghimpun dana juga berfungsi

menyalurkan kepada pihak yang membutuhkan. Jaribah dalam bukunya Fiqhu al-Iqtishad lil Amiril Mukminin ‘Umar ibn al-Khatab menulis bahwa ketika Hindun

Ibnti ‘Utbah ditalak Abu Sufyan, dia meminjam kepada ‘Umar uang dari Bayt al-

Ma>l sebanyak empat ribu dirham untuk dagang dan menjamin akan

membayarnya, maka ‘Umar memberikannya pinjaman. Lalu dia (Hindun) keluar

ke daerah Kalb untuk melakukan jual-beli55

. Khalifah ‘Umar R.A. dalam upaya

pengentasan kemiskinan di wilayah kekuasaannya juga memberikan dorongan

kepada kaum miskin dan hamba sahaya untuk berdagang agar dapat

membebaskan mereka dari perbudakan dan kemiskinan, dan beliau mendoakan

mereka dengan keberkahan.56

Kegiatan penggunaan dana dari pihak lain untuk kegiatan usaha sudah ada

sejak masa awal Islam. Khalifah ‘Umar RA dalam menjalankan usahanya juga

meminjam dana dari Bayt al-Ma>l57

. Beliau menggunakan sebagaian permodalan

usahanya dari dana Bayt al-Ma>l. Hasil usaha yang dijalankan ‘Umar ibn Al-

Khatab sangat berhasil tercermin dari peninggalan ‚harta warisan‛ yang dibagi

ahli warisnya sebanyak tujuh puluh ribu ladang pertanian.58

Dua khalifah penerus ‘Umar ibn al-Khatab yaitu Utsman Ibn Affan dan

Ali Ibn Abi Thalib tidak melakukan perubahan yang significant terhadap

53

Al-Suyu>t}i>, Ta>ri>kh al-Khulafa>’, 134.

54Menurut pendapat pakar keuangan modern, bahwa suatu lembaga dapat disebut

sebagai lembaga keuangan, manakala kegiatan usahanya minimal terdiri dari , yaitu menghimpun

dana dan menyalurkannya kembali kepada pihak yang deficit. Lihat Kewon, Arthur J., dkk.. Basic Financial Management. Edisi 7, (Upper Saddle River: Prentice Hall, 2000), 5. Dapat juga dilihat

di Weston, J.F. dan Copeland. Managerial Finance. Edisi 9 ( Fort Worth: The Dryden

Press,1992),7 atau Weston dan Brigham. Fundamental of Financila Management. Edisi 11 ( Fort

Worth: The Dryden Press, 1996),4

55Al-T{abari>, Ta>rikh} Al-Umam wa al-Mulu>k Juz V, 16. Ibn Al-Athi>r, Al-Ka>mil fi> al-

Ta>ri>kh Juz II, 457. Ibn ‘Asa>kir, Ta>rikh} Dimasyq Juz VII, 185.

56Jaribah (2006:45-48). Aktifitas produktif sangat dianjurkan oleh Kifah ‘‘Umar kepada

umat Islam, bahkan dirinya sendiri walau seorang kifah tapi tetap produktif dan melakukan

perniagaan, bahkan kegiatan pinjam-meminjam tetap beliau lakukan dalam rangka meningkatkan

volume usahanya. Ada riwayat yang menceritakan bahwa beliau seringkali mencari utang untuk

pengembangan modal dagangnya. Lihat Jaribah, Fiqh Ekonomi ‘Umar ibn al-Khat}t}a>b, 45-48.

57 Adapun sebelum perang Qadisiyah, maka ‘‘Umar berdagang dan mengambil dari Bayt

al-Ma>ll sesuatu yang tidak ditentukan jumlahnya, dan dia berkata, ‚sesungguhnya aku

memposisikan diriku dari harta Allah (Bayt al-Ma>l) dalam posisi wali yatim; jika aku kecukupan,

aku menghindari; dan jika aku membutuhkan , aku makan dengan yang ma’ruf, kemudian aku

bayar.‛ Lihat Ibn Kathi>r, Al-Ka>mil fi al-Ta>ri>kh Juz II, 43-52.

58 Lihat S}ah}i>h} Al-Bukha>ri>, hadith no.3700

Page 46: maqos}idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Structural Equation Model (SEM) serta dihitung dengan alat bantu komputer (software) LISREL 8.7. Diperoleh kesimpulan

33

kebijakan di lembaga keuangan Bayt al-Ma>l. Utsman Ibn Affan melanjutkan

kebijakan ‘Umar ibn al-Khatab dalam cara pendistribusian dana yaitu dengan

menggunakan prinsip keutamaan, sedangkan di masa pemerintahan Ali Ibn Abi

Thalib menggunakan prinsip persamaan.59

Hubungan dagang dan kerjasama antar umat Islam yang sudah dirintis

dan dikembangkan oleh Muhammad SAW semasa di Madinah dengan

menggunakan akad mudharabah60, musyarakah61, muzara’ah62, muzara’ah63, Ijarah64, Rahn65, Wadiah66, Ariyah67, Kafalah68, wakilah69, Hiwalah70 dan

59

Euis Amalia, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam, (Jakarta: Gramata

Publishing,2010).95-98

60Mudharabah adalah bila seseorang menyerahkan harta kepada orang lain untuk

dikelolanya, dan keuntungan dibagi di antara keduanya sesuai kesepakatan berdua (kedua belah

pihak). Lihat lebih lanjut pada Ibnu Qudamah (5:26), secara terminology fikih mendefinisikan

mudharabah adalah pemilik modal menyerahkan modalnya kepada pekerja (pedagang) untuk

diperdagangkan, sedangkan keuntungan dagang itu menjadi milik bersama dan dibagi menurut

kesepakatan bersama. Lihat Nasroen Haroen, Fiqh Muamalah (2007). 175-176.

61Musyarakah digunakan dalam kaitannya dengan usaha di bidang produksi yaitu

menyerahkan modal untuk andil dalam proses produksi dan berhak mendapatkan persentase

tertentu dari hasil kegiatan tersebut. Lihat Jaribah, terjemahan (2007:102). Lihat juga di Nasroen

Haroen (2007:164) yang menjelaskan tentang jenis kerja sama lainnya yang disebut dengan

istilah syirkah yang dipraktekkan dalam dunia perdagangan. Syirkah secara terminology berarti

percampuran, yaitu percampuran antara pihak satu dengan pihak lainya. Asy-syirkah adalah salah

satu bentuk kerjasama dagang dengan rukun dan syarat tertentu yang dalam hokum positif

disebut dengan perseritakatan dagang.

62Menyerahkan lahan tanah kepada orang lain yang akan menanamnya dan mengelolanya

dengan bagian (keuntunan/pendapatan) dari hasil tanaman yang dipanennya. mengutip dari

beberapa pendapat ulama fiqh (fuqaha), antara lain: Ma>likiyyah mendefisnisikan muza>ra‘ah

adalah perserikatan dalam pertanian, Hanabilah mendefinisikan penyerahan tanah pertanian

kepada seorang petani untuk digarap dan hasilnya dibagi berdua. Lihat Nasroen Haroen, Fiqh Mu’amalah (Jakarta: Gaya Media Pratama,2006), 275

63Musa>qah secara etimologi berarti transaksi dalam pengairan yang oleh penduduk

Medina disebut dengan al-Mu‘a>malah. Secara terminologi didefinisikan dengan penyerahan

sebidang kebun pada petani untuk digarap dan dirawat dengan ketentuan bahwa petani

mendapatkan bagian dari hasil kebun itu. Akad musaqat ini dikaitkan dengan pepohonan, karena

kerjasama yang dibentuk para pihak memiliki obyek yang sama yaitu perkebunan. Misalnya (10

musaqah adalah akad untuk pemeliharaan pohon kurma, tanaman (pertanian) dan yang lainnya

dengan syarat-syarat tertentu, lalu Malikiyah, al-musaqah ialah sesuatu yang tumbuh di tanah.

Menurut Syafi’I, yang dimaksud al-musaqah adalah memberikan pekerjaan orang yang memiliki

pohon tamar, dan anggur kepada orang lain untuk kesenangan keduanya dengn menyiram,

memlihara, dn menjaganya dan pekerjaan memperoleh bagian tertentu dari buah yang dihasilkan

pohon-pohon tersebut. Lihat Nasroen Haroen. Fiqh Mu’amalah, 281. Lihat juga Hendi Suhendi,

Fiqh Muamalah (Jakarta: Rajawali Press. 2002), 145-151. ‘Abd al-Rah}ma>n al-Jaziri, Al-Fiqh ‘la>

al-Madha>hib al-Arba‘ah (1969), 21.

64Ijarah yaitu menyewakan - yang dapat dimanfaatkan, namun tidak habis pakai ketika

dipergunakannya. Dalam ini ‘‘Umar r.a. berkata, ‚ siapa pun orangnya yang menyewa seseorang

(untuk membawa barang), lalu ia melewati Zul Hulaifah, maka kad itu telah menjadi wajib, dan

tidak ada dhman (kewajiban menanggung) baginya. Lihat Jaribah. 102. Menurut Hanafiyah

ijarah adalah akad untuk membolehkan pemeilikan manfaat yang dikethui dn disengaja dari suatu

zat yang di sewa dengan imbala. Menurut Malikiyah, ijarah adalah nama bagi akad-akad untuk

Page 47: maqos}idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Structural Equation Model (SEM) serta dihitung dengan alat bantu komputer (software) LISREL 8.7. Diperoleh kesimpulan

34

qardhul hasan.71

Akad-akad tersebut yang kemudian dijadikan sebagai produk

dalam lembaga keuangan modern pada periode kebangkitan Islam Abad 20.

3. Fase III : Masa Dinasti Kerajaan Islam

kemanfaatan yang bersifat manusiawi dn untuk sebgaian yang dapat dipindahkan‛. Menurut

Sayid Sabiq bahwa Ijarah adalah suatu jenis akad untuk mengambil manfaat dengan jalan

penggantian. Lebih lanjut bias baca. Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah. 113-123, dan Haroen

Nasroen, Fiqh Muamalah. 228.

65Menurut isitilah Rahn adalah akad yang obyeknya menahan harga terhadap sesuatu hak

yang mungkin diperoleh bayaran dengan sempurna darinya. Menurut bahasa berarti penahanan.

Rahn dalam bahasa Indonesia diartikan dengan gadai, yaitu menjadikan harta benda sebagai

jaminan atas utang. Lihat Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah. 105-111. Haroen Nasroen, Fiqh Muamalah. 251.

66Wadiah secara etimologi berarti menempatkan sesuatu yang ditempatkan bukan pada

pemiliknya untuk dipelihara, sedang secara terminology dikemukakan oleh ulama Hanafiyah,

bahwa wadiah yaitu mengikutsertakan orang lain dalam memelihara harta, baik dengan ungkapan

yang jelas, melalui tindakan, maupun melalui isyarat. Pendapat yang kedua menurut Malikiyah,

Syafiiayah dan Hanabilah, wadiah yaitu mewakilkan orang lain untuk memlihara harta tertentu

dengan cara tertentu.

67 Al-‘A<riyah secara etimologis berarti sesuatu yang dipinjam, pergi dan kembali atau

beredar, sedangkan menurut terminologi fiqih ada beberapa pendapat, antara lain : Malikiyah,

ariyah adalah pemilikan manfaat sesuatu tanpa ganti rugi, sedangkan menurut pendapat Syafiiyah

, ariyah adalah kebolehan memanfaatkan barang orang lain tanpa ganti rugi. Lihat. Haroen

Nasroen 238. Hendi Suhendi mendefinisikan bahwa ariyah adalah memberikan manfaat suatu

barang dari seseorang kepada orang lain secara Cuma-Cuma (gratis). Bila digantikan dengan sesuatu atau ada imbalannya, itu tidak dapat disebut ariyah.

68Al-kafa>lah menurut bahasa berarti al-D{aman (jaminan), sedangkan menurut istilah

dijelaskan oleh beberapa ulama, antara lain Hanafiyah, al-kafalah adalah menggabungkan

dzimmah kepada dzimmah yang lain dalam penagihan, dengan jiwa, utang atau zakat benda.

Menurut Malikiyah, kafalah adalah orang yangmempunyai hak mengerjakan tanggungan pemberi

beban serta bebannya sendiri yang disatukan, baik menanggung pekerjaan yang sesuai (sama)

maupun pekerjaan yang berbeda. Pengertian popular menurut Hendi Suhendi adalah

menggabungkan dua beban (tanggungan) dalam permintaan dan utang.

69 Al-Wakalah secara bahasa berarti penyerahan, pemberian mandate, pendelegasian.

Menurut istilah ada pendapat Malikiyah yaitu seseorang menggantikan (menempati) tempat yang

lain dalam hak (kewajiban), dia yang mengelola pada posisi itu. Menurut Hanafiyah yaitu

seseorang menempati diri orang lain dalam tasharruf (pengelolaan. Menurut Syafiiyah, yaitu

suatu ibarah seorang menyerahkan sesuatu kepada yang lain untuk dikerjakan ketika hidupnya.

Secara popular didefinisikan oleh Suhendi (2009:233) al-waklah adalah penyerahan dari

seseorang kepada orang lain untuk mengerjakan sesuatu, perwakilan berlaku selama yang

mewailkan masih hidup.

70Menurut etimologsi hiwalah berarti pengalihan, pemindahan, sedangkan secara

etimologis didefinisikan dengan pemindahan kewajiban membayar utang dari orang yang

berutang (al-muhil) kepda orang yang berutang lainnya (al-muhtal’alaih). Lihat Haroen

Nasroen.Fiqh Muamalah. 221

71Pemilik modal meminjamkan uangnya kepada orang yang akan menggunakannya

dalam kegiatan produktif. Lihat Jaribah. Fikih Ekonomi ‘Umar Ibn al-Khat|t}a>b. 102.

Page 48: maqos}idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Structural Equation Model (SEM) serta dihitung dengan alat bantu komputer (software) LISREL 8.7. Diperoleh kesimpulan

35

Periode ini disebut dengan masa dinasti kerajaan Islam, karena para

penguasa yang memimpin pemerintahan Islam tidak lagi berdasarkan

musyawarah dalam pengangkatan kepemimpinannya, tapi karena faktor

keturunan dan kepemimpinan diperoleh karena kekuasaan. Sebagai bagian dari

sejarah Islam, periode ini menjadi masa terlama dalam sejarah Islam. Selama

periode ini tersimpan banyak sejarah dan hasil dari proses sejarah yang telah

menorehkan berbagai catatan emas dalam sejarah dunia, terutama sumbangan

pemikiran dan peradaban dunia.

Ketika bani Umayyah berkuasa di bawah kepemimpinan Abdul al-malik

dan al-Walid terjadi reformasi administrasi kenegaraan, dana (income) negara

yang pada awalnya dikumpulkan di Bayt al-Ma>l diganti istilahnya menjadi al-Diwan yang berasal dari bahasa Yunani yang diadopsi ke dalam bahasa Arab di

Damaskus. Kemajuan yang lain adalah pencetakan uang logal Arab dalam bentuk

dinar dan dirham pada tahun 695M yang murni hasil karya orang Arab.72

Tokoh

pemikir ekonomi Islam yang hidup sejak berdirinya Diwan (Lembaga Keuangan

Negara) adalah Abu Yusuf (731-798M)73

yang hidup di masa Khalifah Harun al-

Rasyid. Sehingga dalam pemerintahan Islam waktu itu sudah memiliki dua

lembaga keuangan yang mengelola dana yang berasal dari pajak (kharaj) dan

sumber-sumber lainnya yang menjadi kewajiban warga negara dan warga asing

(non muslim) dengan lembaganya yang disebut dengan Lembaga Diwan74

, dan

lembaga keuangan yang mengelola dana kewajiban umat Islam75

yaitu Lembaga

Bayt al-Ma>l.

Hitti (2006:737) Dunia Eropa abad pertengahan berhutang besar kepada

constantine (1087 M) yang telah menerjemahkan karya al-Razi yang berjudul al-Manshur, dan al-Qonun karya Ibnu Sina. Karya sejarah dan hukum Islam ini telah

menginspirasi masyarakat Eropa dalam menjalankan aktivitas kehidupan dan

pemikiran mereka. Hukum-hukum Islam (fiqh) yang dikembangkan oleh para

ulama Islam abad pertengahan dijadikan landasan dalam praktek berekonomi

masyarakat Eropa. Ketika Ibnu Khaldun (tahun 1332-1406) menulis kitab yang

berjudul al-‘ibar wa Diwan al-Mubtada, wa al-Khabar fi Ayyam al-Arab wa al-Ajam wa al-Barbar

76 (buku tentang Ibarat, Daftar Subjek dan Predikat, dan

sejarah Bangsa Arab, Persia, dan Barbar), lalu kitab ini diterjemahkan ke dalam

72

Phillip K. Hitti, The History of Arabs (Jakarta: Serambi, 2006). 272.

73Beliau penulis kitab yang sangat terkenal yaitu Kitab al-Kharra>j (Buku tentang

perpajakan).

74Kewajiban warga negara di negara muslim, antara lain : kharaj (pajak atas tanah atau

hasil tanah), fai’ yaitu seluruh harta yang di dapat dari musuh, baik harta bergerak maupun harta

tidak bergerak, Jizyah (pajak kepala), dan ushr (bea pajak impor) yang dikenakan kepada

pedagang non-muslim. Lihat : Ahmad Subagyo, Kamus Istilah Ekonomi Islam (Jakarta: PT.

Elexmedia Komputindo, 2009). 110,256.

75 Zakat (kewajiban orang muslim), Infaq, dan shadaqah.

76Dibagi dalam 3 bagian, yaitu (a) muqaddimah, bagian kedua(b) membahas kehidupan

bangsa Arab, dan bagian terakhir (c) sejarah Barbar dan dinasti Muslim di Afrika.

Page 49: maqos}idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Structural Equation Model (SEM) serta dihitung dengan alat bantu komputer (software) LISREL 8.7. Diperoleh kesimpulan

36

bahasa Eropa, terutama bagian muqaddimah-nya77

yang memuat aspek-aspek

moral (ethic) dan spiritual yang mempengaruhi perkembangan ilmu sosial, bagi

bangsa Eropa, beliau disebut penemu sejati ilmu sosiologi. Aspek-aspek moral

dan spiritual inilah yang mengilhami sebagian masyarakat Eropa dalam

menjalankan aktifitas ekonominya.

Abad pertengahan masehi, para pemikir muslim yang menulis tentang

ekonomi antara lain : Abu Yusuf (113-182H/731-798M)78

, Al-Syaibani (750-

804M)79

, Abu Ubaid (150-224 H)80

, Yahya Ibn ‘Umar (213-289H)81

, Al-

Mawardi ( 364H/974M – 450 H)82

, Al-Ghozali (450-505H/1058-1111M)83

, Ibnu

Taimiyah (661-728H/1263-1328 M)84

, Al-Syatibi (790 H/1388M)85

, Ibnu

77

Ibn Khaldun, The Muqaddimah, diterjemahkan oleh Frans Rosent, 3 jilid (New York,

1958).

78Salah satu karya monumental beliau adalah kitab al-Kharaj (buku tentang perpajakan),

landasan pemikiran beliau berorientasi pada al-mashlahah al-ammah (kemashlahatan umum),

karena beliau berpikir universe, sehingga masyarakat non-muslim respect dan mudah mengadopsi

serta menerima pemikirannya.

79Beliau adalah salah satu ulama yang menggunakan al-Istih}sa>n sebagai metode

ijtihadnya. Kitab yang populer hasil karya beliau antara lain al_kasb (pendapatan), perilaku

produksi dan konsumsi. Oleh DR. Al-Janidal disebutnya sebagai perintis ilmu ekonomi Islam.

80Karya monumental beliau antara lain kitab al-Amwa>l, kitab ini terdiri dari tiga bagian,

bab pertama pendahuluan yang menjelaskan tentang hak dan kewajiban pemeritnah terhadap

rakyatnya. Bab berikutnya membahas tentang pendapatan negara, dan yang terakhir

redistribution asset. Kitab ini jika dievaluasi dari sisi filosofi hukum tampak menekankan

keadilan sebagai prinsip utama, bagi Abu Ubaid bahwa pengimplementasian prinsip-prinsip ini

akan membawa kepada kesejahteraan dan keselarasan sosial.

81Kitab yang beliau susun dan paling populer adalah kitab al-muntah}abah fi Ih}tis}ar al-

Mustah}rijah fi al-Fiqh al-Ma>liki> dan Kitab Ah}ka>m al-Su>q. Kitab Ah}ka>m al-Su>q merupakan kitab

pertama di Dunia yang membahas tentang h}isbah dan berbaggai hukum pasar. Beliau

menyatakan bahwa aktivitas ekonomi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari ketakwaan

seorang muslim kepada Allah SWT. Lebih lanjut beliau menyatakan bahwa keberkahan akan

selalu menyertai orang-orang yang bertakwa, sesuai firman Allah SWT: ‚Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahka kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami Siksa mereka disebabkan perbuatannya‛. (Q.S. Al-Araf [7]:96). Ada 2 tindakan ekonomi yang dilarang

dalam Islam, yaitu (1) al-Ikhtikar (monopoly’s rent-seeking) mengambil keuntungan di atas

keuntungan normal dengan cara menjual lebih sedikit barang dengan harga yang lebih tinggi. (2)

Siyasah al-Ighraq (dumping Policy) meraih keuntungan dengan cara menjaul barang pada tingkat

harga lebih rendah daripada harga yang berlaku di pasaran.

82Pemikiran ekonomi al_mawardi tercantum dalam tiga kitab karya beliau, yaitu Kitab

Adab al-Dunya wa al-Di>n, al-H{a>wi> dan al-Ah}ka>m al-Sult}a>niyyah. Dalam kitab al-H{a>wi>, al-

Ma>wardi> secara khusuh membahas tentang mudharabah dalam pandangan berbagai madzab.

83Beliau terkenal sebagai fuqaha, namun sebagai cendikiawan muslim beliau tidak

mengabaikan persoalan ekonomi, pendekatannya lebih ke arah tasawuf yang tersurat dalam

beberapa karyanya, antara lain: Ihya>’ ‘Ulu>m al-Di>n, al-Mustas}fa>, Mi>za>n Al-‘Amal, dan al-Tibr al-Masbu>k fi> nasi>hat al-Mulu>k.

84Karya beliau yang mengangkat tema ekonomi ada pada kitab Majmu’ Fatawa Syaikh

al-Islam, al-Siya>sah al-Shar‘iyyah fi Is}la>h} al-Ra>‘i> wa al-Ra‘iyyah dan al-H{isbah fi> al-Isla>m.

Page 50: maqos}idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Structural Equation Model (SEM) serta dihitung dengan alat bantu komputer (software) LISREL 8.7. Diperoleh kesimpulan

37

Khaldun (732-808 H/ 1332-1406)86

, Al-Maqrizi ( 766 – 845 H / 1364 – 1442

M)87

.

Lembaga keuangan yang sudah terstruktur dengan baik muncul pada masa

al-Mawardi. Beliau mengemukakan bahwa untuk membiayai belanja negara

dalam rangka memenuhi kebutuhan dasar setiap warganya, negara membutuhkan

lembaga keuangan negara (Bayt al-Ma>l) yang didirikan secara permanen. Melalui

lembaga ini, pendapatan negara dari berbagai sumber akan disimpan dalam pos

yang terpisah dan dibelanjakan sesuai dengan alokasinya masing-masing.88

Tugas

Bayt al-Ma>l dalam kaitannya dengan redistribusi asset adalah mendistribusikan

harta zakat kepada orang-orang fakir miskin hanya pada taraf sekedar untuk

membebaskan mereka dari kemiskinan. Untuk menjamin pendistribusian harta

Bayt al-Ma>l berjalan dengan lancar dan tepat sasaran, negara harus

memberdayakan Dewan Hisbah. Salah satu fungsi muhtasib adalah

memperhatikan kebutuhan publik serta merekomendasikan pengadaan proyek

kesejahteraan bagi masyarakat umum.89

Menilik pemikiran dan praktek kegiatan keuangan yang dilakukan oleh

pemerintah Islam pada masa al-Mawardi 974-1058M di Basrah, Irak. Berarti

kegiatan keuangan mikro sudah terjadi saat itu, karena kegiatan Bayt al-Ma>l

tidak hanya berfungsi sebagai alat negara (lembaga) penghimpun dana melalui

pajak (kharaj), jizyah, zakat dan sodaqoh yang dipergunakan untuk kepentingan

negara saja, tapi juga didistribusikan untuk kepentingan dan bantuan kepada

fakir miskin. Ketika aktivitas keuangan dikelola dan ditujukan untuk melayani

orang miskin, berarti lembaga tersebut sudah dapat disebut sebagai keuangan

mikro (microfinance). Pada masa al-Mawardi (974-1058M) sudah ada 3 (tiga)

lembaga keuangan yang beroperasi, yaitu (1) al-Diwan90 sebagai lembaga

keuangan publik (negara), (2) Bayt al-Ma>l sebagai lembaga penghimpun dana

sosial, dan (3) Hisbah yang berfungsi sebagai Dewan Pengawas.

85

Karya ilmiahnya, antara lain: Sharh Jali>l ‘ala> al-Khula>s}ah fi> al-Nah}w dan Ushul al-Nah}w dan al-Muwa>faqat fi Us}u>l al-Shari>‘ah dan al-I‘tis}a>m dalam bidang ushul Fiqih.

86Diantara hasil karya beliau yang paling populer adalah al-Ibar, yang didalamnya

terdapat bab yang paling banyak dikutip orang yaitu al-Muqaddimah.

87Al-Maqrizi termasuk penghujung pemikir muslim pada abad pertengahan.

88Lihat lebih lanjut : Adiwarman Karim. Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam (Jakarta:

Rajawali Press, 2006). 309-310

89Pernyataan al-Mawardi ‚ jika mekanisme pengadaan air minum ke kota mengalami

kerusakan, atau dinding sekitarnya bocor, atau kota tersebut banyak dilintasi oleh para musafir

yang sangat membutuhkan air, maka muhtasib (petugas hisbah) harus memperbaiki sistem air

minum, merekonstruksi dinding dan memberikan bantuan keuangan kepada orang-orang miskin,

karena ini adalah kewajiban Bayt al-Ma>l dan bukan kewajiban masyarakat‛ baca lebih lanjut. ----

. 312-313.

90Diwan terbagi menjadi tiga bidang, yaitu : (1) Di>wa>n al-Khiza>nah, bertugas mengurus

seluruh perbendaharaan negara, (2) Di>wa>n al-Azra, bertugas mengurus kekayaan negara berupa

hasil bumi, (3) Di>wa>n Khaza>’in al-Silah bertugas mengurus perlengkapan angkatan perang. Baca :

Euis Amalia, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam (Jakarta: Gramata Publishing, 2010). 108

Page 51: maqos}idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Structural Equation Model (SEM) serta dihitung dengan alat bantu komputer (software) LISREL 8.7. Diperoleh kesimpulan

38

Al-Ghozali (1058-1111M) yang hidup setelah Al-Mawardi ( 974-1058M)

makin memperkuat bangunan keuangan mikro Islam, beliau menegaskan bahwa

aktivitas ekonomi harus dilakukan secara efisien karena merupakan bagian dari

pemenuhan tugas keagamaan seseorang.91

Selanjutnya, beliau mengidentifikasi

alasan seseorang melakukan aktivitas-aktivitas ekonomi, yaitu : pertama, untuk

mencukupi kebutuhan hidup yang bersangkutan; kedua, untuk mensejahterakan

keluarga; dan , ketiga, untuk membantu orang lain yang membutuhkan.

Menurutnya, tidak terpenuhinya ketiga alasan ini dapat dipersalahkan oleh

agama. Lembaga keuangan mestinya mampu mengangkat taraf kehidupan sosial

masyarakat yang dilayaninya, sebagaimana Al-Ghozali sampaikan ‚ jika orang-orang tetap tinggal pada tingkatan subsisten (sadd al ramaq) dan menjadi sangat lemah, angka kematian akan meningkat, semua pekerjaan dan kerajinan akan berhenti, dan masyarakat akan Ibnasa. Selanjutnya agama akan hancur. ...‛.

92

Maka sasaran keuangan mikro adalah orang-orang miskin yang perlu

ditingkatkan skala pendapatannya melalui usaha (bisnis) dengan memberikan

sumber permodalan (pembiayaan).

Ibnu Taimiyah (1263-1328M) memberikan landasan yang kuat tentang

etika penentuan harga. Berdasarkan hadits Nabi Muhammad SAW. Ibnu

Taimiyah melarang penjualan yang dilakukan kepada orang miskin dengan cara

mengeksploitasi keadaanya. Lebih lanjut, ia menyatakan bahwa penjual harus

menjual dengan harga yang dapat diterima secara umum (al-Qimah al-ma’rufah),

apabila pembelinya adalah orang yang sangat membutuhkan. Orang miskin

diperkenankan membeli barang-barang yang dibutuhkan (pakaian dan makanan)

dengan harga yang dapat diterima dan seharusnya tidak membayar lebih besar

daripada harga tersebut. Pada kenyataannya praktek-praktek keuangan mikro

memberikan harga yang lebih besar kepada orang-orang miskin dengan alasan

memiliki risiko yang lebih besar.

Al-Syatibi (1388 M) mengemukakan konsep al-maqashid al-Syariah. Konsep ini dalam ekonomi Islam dijadikan sebagai dasar/landasan gerak

organisasi ekonomi Islam. Menurut Al-Syatibi, maqashid al-syari’ah adalah

kemaslahatan ummat93

. Pernyataan al-Syatibi semakin memperkuat sendi-sendi

bangunan keuangan mikro Islam, dimana visi keuangan mikro Islam sebenarnya

adalah mewujudkan kemashlahatan ummat. Kemashlahatan manusia dapat

terealisasi apabila lima unsur pokok kehidupan manusia dapat diwujudkan dan

dipelihara, yaitu agama, jiwa , akal, keturunan, dan harta. Masyarakat miskin

adalah lapisan masyarakat yang paling rentan terhadap berbagai macam bentuk

91

Al-Ghozali, Mizan al-Amal (Kairo: Dar al-Ma’arif, 1964). 377

92Lihat lebih lanjut : Adiwarman Karim. Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam (Jakarta:

Rajawali Press, 2006). 320

93 ‚sesungguhnya syariah bertujuan untuk mewujudkan kemashlahatan manusia di dunia

dan di akhirat‛, Al-Shatibi>, al-Muwa>faqa>t fi> Us}u>l al-Shari>‘ah (Kairo: Musthafa Muhammad, t,th),

jilid 2. 374

Page 52: maqos}idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Structural Equation Model (SEM) serta dihitung dengan alat bantu komputer (software) LISREL 8.7. Diperoleh kesimpulan

39

eksploitasi. Eksploitasi tenaga94

, pemikiran95

, objek perdagangan96

, dan tindak

kejahatan lainnya.

Beberapa abad semenjak keruntuhan kerajaan Islam di abad pertengahan

yang ditandai dengan jatuhnya dinasti Abbasiyah di Baghdad pada Abad 1297

,

lalu diiringi jatuhnya khalifah Umayyah di Spanyol pada abad 1398

, lalu

keruntuhan Dinasty Arab terakhir pada masa Bani Mamluk pada abad 15 di

Mesir setelah dikuasai oleh Dinasti Turki Utsmani99

. Masa penjajahan Eropa di

berbagai wilayah Islam telah ikut menyurutkan berbagai perkembangan

pemikiran Islam, terutama yang menyangkut fiqh muamalah.

Hampir kurang lebih 5 abad, Islam berada pada masa kegelapan. Masa

kebangkitan Islam mulai tampak di akhir abad ke-20 yang ditandai dengan

kemerdekaan negara-negara Islam di berbagai belahan dunia, seperti Mesir,

Pakistan, Bangladesh, Indonesia, Malaysia dan negara-negara lainnya. Aktivitas

mencipta peradaban terhenti di Maghribi (Maroko)100

dan di Andalusia. Ilmu-

ilmu pengetahuan mundur bersama merosotnya peradaban. Konsekuensinya,

aktivitas ilmiah lenyap di sana, kecuali sebagian kecil saja dari sisa yang bisa di

dapat pada beberapa individu yang terpisah dan berada di bawah kontrol sarjana-

sarjana ahlus Sunnah.101

Semenjak kejatuhan dua kerajaan Islam terbesar

sepanjang sejarah di Maghribi (Maroko) dan Andalusia (Spanyol) pada abad XIV,

maka peradaban mengalir ke Eropa.

94

Tenaga kerja yang dibayar murah (di bawah standar biaya hidup regional), bekerja di

bawah umur, lama waktu kerja yang melebihi jam kerja normal (Pembantu rumah tangga), dan

sebagainya.

95Orang miskin mudah dipengaruhi keyakinan dan kepercayaannya, perpindahan agama

seringkali terjadi pada masyarakat miskin karena mereka menginginkan adanya perubahan nasib

secara instan, iming-iming makanan, pakaian dan rumah atau pekerjaan dapat mengubah

keyakinan mereka. Selain itu masyarakat miskin juga mudah terprovokasi dalam berbagai yang

sebenarnya merugikan diri mereka sendiri. inilah yang menyebabkan peri selanjutnya yaitu

menjadi objek perdagangan.

96Perdagangan manusia makin meningkat intensitasnya seiring dengan tingkat

kemiskinan di suatu negara. Perbudakan di abad modern muncul dalam berbagai bentuk

ragamnya, dan yang menjadi sasaranya adalah masyarakat miskin.

97 Pada masa Bani Abbasiyah muncul tokoh-tokoh pemikir Islam yang sangat terkenal di

dunia seperti al-Kindi, al-Farabi, Ibn Sina, Ibn Maskawaih, dan Ibn Rusyd dalam bidang

kedokteran, dalam bidang sains seperti al-Farghani dan al-Biruni, bidang matematika seperti al-

Khawarizmi, ‘‘Umar al-Khayam dan al-Thusi, bidang Kimia seperti Jabir ibn al-Hayyan dan al-

Razi, dalam bidang optik seperti Ibn Haytam, dan masih banyak ilmuwan lainnya. Baca lebih

lanjut di : Nasution, H., (1994). Islam Rasional. Mizan Bandung. . 102-103.

98 Phillip Hitti, History of The Arab, edisi 10 (Palgrave : Macmillan,2002), 700-707

99 Phillip Hitti, ----------------, , 860

100 Ibnu Khaldun, Muqaddimah, (terjemah oleh Ahmadie, Jakarta: Pustaka Firdaus,

2009). 7

101 Ibnu Khaldun, Muqaddimah, ---------------------. 655.

Page 53: maqos}idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Structural Equation Model (SEM) serta dihitung dengan alat bantu komputer (software) LISREL 8.7. Diperoleh kesimpulan

40

Prinsip-prinsip dasar keuangan Islam pada hakekatnya telah dipahami dan

diterima oleh masyarakat muslim sampai tingkat paling bawah, namun tidak

dilembagakan dalam industri keuangan formal. Kolonialisme yang dilakukan oleh

bangsa Eropa ke Timur Tengah pada abad 19, telah memberikan peluang kepada

Yahudi dalam mengendalikan sistem keuangan (perbankan) di Mesir dan Irak

(Baghdad). Invasi sebenarnya sudah dilakukan mulai sekitar abad 16 oleh

Bangsa Eropa ke negara-negara Asia, Afrika dan Timur Tengah. Perpindahan

hegemoni timur ke barat turut mewarnai mainstream pemikiran dan praktek

perekonomian masyarakat dunia.

4. Fase IV : Masa Kolonialisme Barat

Perkembangan keuangan mikro berkembang di Eropa , setelah abad XIII.

Tokoh, ilmuwan dan agamawan yang berperan dalam mewarnai peradaban dunia

muncul dari dari Eropa. Albertus Magnus (1206-1280M) salah satu pandangan

dalam bidang ekonomi adalah tentang harga yang adil dan pantas (just price),

yaitu harga yang sama besarnya dengan biaya-biaya dan tenaga yang

dikorbankan untuk menciptakan barang tersebut, pandangan ini juga pernah

diungkap sebelumnya oleh pemikir muslim Abu Yusuf yang hidup pada masa

kekhalifan Harun al-Rasyid (786-809M)102

. St. Thomas Aquinas (1225-1274M)

seorang filosof dan teolog Italy adalah pemikir barat yang mengutuk bunga dan

memvonisnya sebagai riba. Orang yang memperanakkan uang disebut dengan

pendosa. Dalam bukunya yang sangat terkenal, summa theologica, Aquinas

menjelaskan bahwa memungut bunga dari uang yang dipinjamkan adalah tidak

adil sebab ini sama artinya dengan menjual sesuatu yang tidak ada103

. Pandangan

dan pemikiran intelektual Eropa di masa transisi perpindahan hegemoni dari

Timur ke Barat masih diwarnai dengan kedekatan prinsip-prinsip dasar nilai

(ethic) yang melandasi kemunculan teori-teori dan praktek ekonomi saat itu.

Di Eropa, pada awal abad ke-15 tepatnya tahun 1462 M, Gereja Katholik

mendirikan usaha gadai sebagai bentuk perlawanan terhadap praktek

pembungaan yang tinggi104

. Penulis buku ini tidak menyebutkan negara mana

kegiatan tersebut dilaksanakan. Usaha gadai ini sebelumnya belum dikenal oleh

bangsa Eropa, kecuali seperti yang telah dipraktekkan di Barcelona (Spanyol)

pada tahun 1401105

. Padahal tidak dapat dipisahkan antara peninggalan Dinasti

Islam di Spanyol dengan perjalanan sejarah berikutnya. Spanyol (Andalusia dan

Cordoba) sebagai pusat ilmu pengetahuan abad pertengahan sudah diakui oleh

sejarah dunia. Sehingga bukan tidak mungkin bahwa berdirinya lembaga

keuangan di Barcelona merupakan warisan budaya Islam yang ditinggalkan di

102

Euis Amalia, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam (Jakarta: Gramata Publishing, 2010).

116

103 Deliarnov, Sejarah Pemikiran ekonomi (Jakarta: Rajawali Press, 2007). 18

104 Helms, B. Access for All : Building inclusive financial systems. (Washington, D.C:

The World Bank,2006), 2

105 Homoud , Islamic Banking.(London: Arabian Information,1985), 16

Page 54: maqos}idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Structural Equation Model (SEM) serta dihitung dengan alat bantu komputer (software) LISREL 8.7. Diperoleh kesimpulan

41

sana. Pada abad yang sama Weber (1968) mengatakan bahwa di Florence pada

abad ke-14, saat itu pasar uang dan pasar modal yang menjadi seluruh kekuasaan

politis besar, dipandang sebagai sesuatu yang tidak bisa dibenarkan secara etis.

Kritik terhadap praktek-praktek keuangan yang cenderung elitis dan

mengesampingkan masyarakat kelas bawah digencarkan oleh para sarjana yang

memiliki integritas sosial tinggi.

Perubahan pemikiran dan etika di Barat (Eropa) berpengaruh terhadap

praktek-praktek keuangan pada abad-abad selanjutnya (abad ke-15 sampai

dengan abad ke-20), ketika paham kapitalisme yang dipelopori oleh kaum

protestan (Calvin dan Luther) menjadi mainstream masyarakat Eropa106

.

Ungkapan-ungkapan di atas berasal dari Benjamin Franklin, hal yang sama juga

diungkap oleh Ferdinan K dalam bukunya Pictur of American Culture, sebagai

kesaksian iman dari kelompok yankee. Itulah semangat kapitalisme yang disini

terungkap dengan cara yang khas. Keberhasilan masyarakat Eropa dalam

membangun peradabannya tidak terlepas dari spirit yang diungkap oleh Weber di

atas. Industri keuangan yang di bangun pasca munculnya teologi baru dalam

masyarakat Eropa mewarnai bentuk dan struktur lembaga keuangan, terutama

mengenai produk-produknya. Hampir semua produk keuangan yang dihasilkan

berbasis dengan bunga.

Pada tahun 1700-an, Jonathan Swift berinisiatif untuk mendirikan the Irish Loan Fund System. Organisasi ini memberikan pinjaman tanpa agunan

kepada orang miskin dan para petani di Irlandia107

. Kegiatan keuangan ini

sebelumnya tidak dikenal oleh masyarakat Eropa. Kegiatan peminjaman uang

yang dilakukan ketika itu, selalu menggunakan agunan bahkan para peminjam

akan dikenakan bunga yang tinggi, sedangkan mereka yang terlibat dalam

kegiatan keuangan (perbankan) hanyalah para pedagang, produsen, raja-raja dan

aparat kerajaan dan organisasi-organisasi gereja yang membutuhkan jasa

perbankan untuk melancarkan kegiatannya.108

Jika dilihat dari sisi teologi, maka

ada kemungkinan hubungan antara keyakinan keagamaan dengan praktek

ekonomi masyarakatnya. Irlandia memiliki teologi yang berbeda dengan

masyarakat Eropa barat lainnya. Irlandia termasuk penganut Katholik ortodoks,

sedangkan Inggris, Perancis, dan Jerman adalah penganut Protestan109

.

106

Max Weber (), The Protestant Ethic and The Spirit of Capitalism, ( New York:

Charles Scribner’s Son,1968), 80-84.

107 Helms, B. Access for All : Building inclusive financial systems (Washington

D.C.,The World Bank,2006 ), 3

108 Hamoud , Islamic Banking, The Adaption of Banking Practice to Conform with

Islamic Law (London: Arabian Information, 1985), 16-17.

109 Pandangan para pendeta Kristen (abad I-XII) berdasarkan kitab Perjanjian Lama

menyatakan bahwa bunga adalah haram, lalu para sarjana Kristen (abad XII-XVI) ketika

perekonomian dan perdagangan berkembang pesat di Eropa, mereka mendefinisikan ulang

tentang bunga, bunga dibedakan menjadi dua yaitu interest dan usury. Menurut mereka interest

adalah bunga yang diperbolehkan, sedangkan usury adalah bunga yang berlebihan. Lebih lanjut

Page 55: maqos}idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Structural Equation Model (SEM) serta dihitung dengan alat bantu komputer (software) LISREL 8.7. Diperoleh kesimpulan

42

Tahun 1800an, Konsep koperasi simpan pinjam dikembangkan oleh

Friedrich Wilhelm Raiffesein di Jerman. Mulai tahun 1865, koperasi menyebar

dengan sangat cepat ke Jerman dan negara-negara lain di Eropa, Amerika Utara

dan masuk ke negara-negara berkembang. Awal tahun 1900-an model ini

diadopsi di Amerika Latin dengan nama Rural Latin America110

. Tujuan

organisasi ini adalah untuk membantu masyarakat pedesaan agar dapat memutus

ketergantungan terhadap rentenir (moneylenders) dan meningkatkan

kesejahteraan hidup mereka. Penyebaran model ini masuk ke Indonesia pada

akhir tahun 1880an, tepatnya tahun 1895 didirikan Bank Perkreditan Rakyat

(BPR) yang menjadi institusi keuangan mikro terbesar di Indonesia.

Konsep koperasi pada hakekatnya adalah salah satu jenis dari bentuk

mode transaksi syariah yaitu musyarakah. Konsep kerjasama yang dikembangkan

dalam model ini tidak jauh berbeda dengan mode musyarakah. Hitti (2006 : 751)

sekitar abad ke-13 ilmu pengetahuan dan filsafat Arab telah dipindahkan ke

Eropa , dan karya orang Spanyol sebagai perantara telah melakukan tugasnya

dengan baik. Meenai, A.A. dalam Moore (1997) menyatakan bahwa 1400 tahun

lalu, para pemikir dan ulama Islam telah bersepakat tentang larangan riba.

Sungguh sial, pada pertengahan abad ke-19 ketika hampir seluruh dunia muslim

dikuasai oleh kolonial barat, sistem ekonomi yang telah dikembangkan oleh

Islam telah diganti dengan sistem kapitalis. ...... dan para sarjana muslim tanpa

sadar telah masuk dalam filosofi hidup masyarakat barat. Sementara di sektor riil

pengembangan industri dan perdagangan global di Eropa diwarnai oleh sistem

ekonomi Islam yang diambil dari teks hukum-hukum Islam (fiqh) yang ditulis

pada abad kedua hijriah, dimana bentuk usaha mereka mengarah dan mencakup

bagian tentang mudarabah dan bentuk-bentuk lain dalam profit sharing.111

Sebagaimana yang disinyalir oleh Homoud bahwa bentuk-bentuk kelembagaan

yang muncul di Eropa diilhami dari referensi pemikiran ulama Islam abad

pertengahan yang buku-bukunya mengalir ke Eropa dan menjadi sumber inspirasi

masyarakat terpelajarnya. Perbedaan yang paling menyolok dalam dua budaya

masyarakat yang berbeda (Islam dan non-muslim) di abad kolonialisme adalah

keberanian mengimplementasikan syariah ‚keyakinan‛nya dalam bentuk

perwujudan ‚kelembagaan‛. Dalam kondisi yang tertindas budaya yang

dianggap paling baik adalah budaya penindas (penjajah), sehingga ada

kecenderungan meniru dan sikap inferior masyarakat tertindas terhadap para

penjajahnya. Budaya ini bahkan tidak langsung begitu saja hilang tapi masih

terwariskan ke generasi berikutnya, walaupun secara de jure mereka sudah

merdeka.

5. Fase V : Masa Kebangkitan Ekonomi Islam (Abad ke-20 M)

bisa baca : Antonio, M,S., Bank Syariah, dari teori ke praktek (Jakarta: Gema Insani Press,2001),

45-48.

110

Helms, B. Access for All : Building inclusive financial systems (Washington

D.C.,The World Bank,2006 ), 4

111 Moore, Islamic Finance. ( London: Euromoney Books , 1997) 5-6

Page 56: maqos}idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Structural Equation Model (SEM) serta dihitung dengan alat bantu komputer (software) LISREL 8.7. Diperoleh kesimpulan

43

Rintisan keuangan Islam sebagai perlambang bangkitnya kembali

pemikiran Islam ditandai dengan adanya rintisan awal tentang perbankan syariah

di Mesir pada dekade 1960-an yang beroperasi sebagai Rural-Social Bank di

sepanjang delta Sungai Nil. Lembaga ini berrnama Mit Ghamr. Operasi lembaga

keuangan ini di wilayah Pedesaan Mesir dan berskala kecil112

. Melihat dari nama

dan sasaran pembiayaannya, maka sebenarnya lembaga ini adalah bentuk dari

praktek keuangan Mikro Islam, namun saat itu belum dikenal istilah

microfinance (keuangan mikro), karena istilah ini baru dikenal pada tahun 1990-

an.

Program pengentasan kemiskinan dan bahaya kelaparan dicetuskan

dengan Program Revolusi Hijau ‚Green Revolution‛ pada tahun 1960-an.

Program ini telah menginspirasi berbagai negara dalam upayanya untuk menekan

bahaya kelaparan dan kemiskinan dunia. Di Indonesia dengan adanya revolusi

hijau berhasil membebaskan diri dari defisit pangan kronis, sedang Thailand

berhasil mengubah diri menjadi pengekspor beras, dan di India dan Pakistan

berhasil membebaskan dari persoalan defisit gandum yang kronis.113

Untuk

mengimbangi program ini Pemerintah berupaya untuk memperluas akses petani

melalui kredit pertanian dengan menggunakan lembaga keuangan milik

pemerintah, atau Koperasi Simpan Pinjam Petani yang menghubungkan pihak

yang kelebihan dana (nasabah peminjam) dengan tingkat suku bunga yang

rendah. Lembaga ini mengalami kerugian dan hampir kehilangan seluruh

modalnya sebab bunga pinjaman mereka disubsidi oleh Lembaga (Keuangan-

Penyalur) , sehingga tidak dapat menutup seluruh biaya atas kegagalan kredit

mereka. Program kredit mikro dalam periode ini banyak mengalami kegagalan.

Tahun 1950-1960an, Upaya pemberantasan kemiskinan telah dilakukan

oleh pemerintah di berbagai negara , baik dalam bentuk proyek maupun

program. Kegagalan program pengentasan kemiskinan telah menjadi pengalaman

pahit hampir di seluruh negara miskin dan berkembang. Program – program yang

dilakukan hampir serupa di seluruh dunia, yaitu pemberian bantuan uang tunai

(BLT), pelaksanaan proyek infrastruktur padat karya, bantuan sanitasi,

kesehatan, perbaikan gizi dan sebagainya. Ujung dari semua proyek dan program

pengentasan kemiskinan selama ini adalah munculnya ketergantungan ‚orang

miskin‛ terhadap pemerintah dan atau donor. Sehingga kesinambungan program

menjadi terhenti manakala penyediaan dana (donor) berhenti.

a. Masa Perintisan

Di Pakistan, tepatnya di kota Karachi telah didirikan Bank Koperasi yang

memberikan pelayanan ke masyarakat bawah (grassroot) pada tahun 1965. Tokoh

yang berjasa dalam pendirian ini adalah S.A. Irshad, namun lembaga keuangan

112

Muh. Syafi’i Antonio. Bank Syariah, Dari Teori ke Praktek.(Jakarta: Penerbit Gema

Insani Press) 19. Lihat juga di M.Umer Chapra. Masa Depan Ilmu Ekonomi (Jakarta: Gema Insani

Press, 2001), 228.

113 Baca lebih lanjut di Notohadiprawiro, (2006) R., Revolusi Hijau dan Konservasi

Tanah. dalam Jurnal Ilmu Tanah UGM. Yogyakarta. . 1-2.

Page 57: maqos}idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Structural Equation Model (SEM) serta dihitung dengan alat bantu komputer (software) LISREL 8.7. Diperoleh kesimpulan

44

ini tidak berhasil karena terjadinya salah pengelolaan dan kurangnya supervisi

resmi.

Kedua eksperimen tersebut menginspirasi berdirinya lembaga-lembaga

keuangan berikutnya. Lembaga keuangan formal yang dibentuk pertama kali di

dirikan di Dubai dengan nama Dubai Islamic Bank pada tahun 1975. Lembaga

keuangan mikro Islam di Timur Tengah didirikan pada tahun 1980 yang

didukung oleh negara-negara Teluk Arab dengan nama Arab Gulf Fund for

United Nations Development Organizations (AGFUND).

Awal tahun 1970an, lahir program micro credit di Bangladesh , Brazil dan

beberapa negara lain yang memberikan pinjaman kepada pengusaha wanita

miskin. Setiap anggota kelompok ditanggung pengembalian pembayarannya oleh

semua anggota lainnya. Beberapa tokoh yang muncul saat itu antara lain :

Muhammad Yunus dengan Grameen Banknya, ACCION International, yang

didirikan di Amerika Latin dan kemudian menyebar ke seluruh Amerika Serikat

dan Afrika, terakhir ke India dengan berdirinya the self Employment Women’s Association Bank, dimana bank tersebut didirikan dan dimiliki oleh Asosiasi

pengusaha wanita. Usaha mereka telah menginspirasi orang di seluruh dunia

untuk dapat mereplikasi keberhasilan mereka.

Pada tahun 1980an , program microcredit ‚kredit mikro‛ dikembangkan

di seluruh dunia dengan pendekatan dan metodologi yang berbeda tentang

pembiayaan kepada orang miskin. Pertama: program termenej dengan baik yang

ditujukan kepada masyarakat miskin, khususnya wanita. Pengalaman

membuktikan cara pembayaran mereka lebih baik dibandingkan kualitas

pembayaran pada kredit komersial. Kedua : menunjukkan bahwa orang-orang

miskin memiliki kemauan dan kesanggupan membayar biaya (interest rate)

kepada lembaga keuangan mikro (LKM) bersama menghidupi dirinya sendiri

tanpa banyak mengandalkan bantuan dari donor dan pemerintah.

Praktek keuangan mikro Islam ditemukan di Sudan pada tahun 1983114

.

Hans115

menemukan praktek keuangan mikro Islam ini ketika sedang melakukan

studi kelayakan untuk proyek usaha kecil. Usaha mikro (UKM) di Sudan

menghadapi masalah-masalah teknis dalam pengembangan usahanya, namun

secara general persoalan yang dihadapi oleh UKM adalah masalah kesulitan

akses dalam memperoleh pelayanan keuangan ke lembaga keuangan. Produk

yang ditawarkan oleh lembaga keuangan Islam di Sudan ini adalah mudharaba,

murabahah dan qardhul-hasan. Namun implementasi produk mudharaba banyak

menghadapi kesulitan, sedangkan yang paling besar dalam portofolio

pembiayaannya adalah murabaha. Beberapa praktek keuangan mikro lainnya di

114

Hans Dieter Seibel, Islamic Microfinance The Clenge of Institutional Diversity.

Jurnal ICMIF Takaful. No. 12: October 2007.

115 Dosen di Universitas Cologne, Jerman. Seorang peneliti dan pemerhati keuangan

mikro Islam, karya dan hasil riset beliau antara lain : Islamic Microfinane in Indonesia.

Page 58: maqos}idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Structural Equation Model (SEM) serta dihitung dengan alat bantu komputer (software) LISREL 8.7. Diperoleh kesimpulan

45

Sudan ditandai dengan berdirinya Sudan Islamic Bank (SIB) tahun 1992.

Lembaga keuangan ini secara khusus didirikan untuk melayani kredit-mikro.116

b. Masa Pertumbuhan

Awal tahun 1990an, ada kecenderungan perubahan paradigma pada

gerakan keuangan mikro di dunia, yaitu dari term ‚micro credit‛ berubah ke arah

‚ micro finance‛. Perubahan ini ditandai dengan munculnya variasi pelayanan

yang tidak hanya ‚pembiayaan atau kredit‛ tapi juga, simpanan (tabungan),

asuransi, jasa transfer dan jasa pelayanan keuangan lainnya.

Keuangan mikro Islam mulai berkembang pada era tahun 1990-an. Di

Yaman kegiatan keuangan mikro dimulai sejak tahun 1997, di salah satu kota

yang cukup padat di dekat Pelabuhan yang bernama Hodeidah telah didirikan

sebuah lembaga microfinance (MF) yang di sebut dengan the Hodeidah Microfinance Program (HMFP).117

Keuangan mikro islam di Malaysia di

praktekkan dengan nama ‚ ar-Rahnu‛, yang berasal dari kata ‚ar-Rahn‛ yang

berarti gadai. Sistem gadai di Malaysia mendapat respon yang baik dari

masyarakat.118

116

Hatem (2007) Bank ini paling banyak mengadopsi prinsip partnership financing,

diantara metode pembiayaan syariah lainnya. Pengalaman SIB bahwa pengguna dana tidak

memiliki kontribusi berupa dana cash ke dalam proposal investasi yang diajukan, maka sharing

pengguna berupa input (labor), atau sewa mesin (peralatan) dan di depresiasi selama periode

musharakah. Relativitas keuntungan usaha berupa tingkat pengembalian investasi kepada Bank

lebih besar dari pada metode pembiayaan lainnya. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Gaffar

Abdala Ahmed (2006) di Sudan, mendeskripsikan bahwa total dana yang didistribusikan dengan

mengguanakan metode pembiayaan syariah antara lain : musharakah, murabahah, salam dan

lainnya antara tahun 1995 sampai 2005. menunjukkan bahwa Bank di Sudan lebih menyukai

murabaha daripada jenis pembiayaan syariah lainnya. Menurut penelitian ini murabaha

menduduki posisi terbesar dengan rata-rata 47,3% dari total pembiayaan, sedangkan musharaka

menduduki urutan kedua dengan rata-rata sharenya sebesar 29,3% dari total pembiayaan. Urutan

ketiga adalah salam dengan proporsi sebesar 22% dari total pembiayaan dan sisanya terdistribusi

pada jenis pembiayaan lainnya.

117 Kota Hodeidah ini memiliki aktivitas ekonomi yang berbasis pada perdagangan,

perikanan, produksi makanan, industri kecil, handicraft dan transportasi. Program Islamic

microfinance ini termasuk yang pertama di Yaman. Pada bulan Juni 2000, telah memiliki anggota

(nasabah) sebanyak 1770 orang, dan 23% diantaranya adalah wanita dengan jumlah outstanding

pembiayaanya sebesar US $ 350.000, rata-rata pengeluaran pembiayaan untuk masing-masing

anggota sebesar US $ 240. masing-masing anggota yang tergabung dalam kelompok-kelompok

mendapatkan jumlah yang berbeda-beda sesuai dengan jangkauan dan kemampuannya.

Peningkatan jumlah pembiayaan dinaikkan sebesar 10% untuk bentuk pinjaman pribadi dari total

jumlah pinjaman yang ada. HMFP memiliki dua elemen yang berbeda dari sisi akuntansi dan

keuangannya yang membuatnya berbeda dari lembaga microfinance lainnya dan keduanya

memiliki implikasi terhadap bentuk laporan keuangannya. Pertama : kapitalisasi biaya pelayanan

tergantung biaya pengeluaran pembiayaannya, oleh karena itu mempengaruhi neracanya. Kedua :

elemen yang menyangkut ketiadaaan prinsip bunga pada outstanding pinjamannya yang akan

mempengaruhi yield portofolio dan selanjutnya akan berpengaruh pada perolehan pendapatannya.

118 Lihat : Burhan, Muhammad (2005), ‚Ar-Rahnu A New Microfinance Era in

Malaysia‛, National Cooperative Organization of Malaysia (ANGKASA). Sistem ini

mendasarkan pada gagasan yang diterima secara luas yaitu ‚emas adalah teman terbaik wanita‛.

Page 59: maqos}idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Structural Equation Model (SEM) serta dihitung dengan alat bantu komputer (software) LISREL 8.7. Diperoleh kesimpulan

46

Keuangan mikro islam di Iran dirintis mulai tahun 2000 yang dimulai dari

Provinsi Irfahan dengan nama Al-Taha Gharzul-Hasanah Fund. Produk yang

ditawarkan sebagai jenis pelayanan kepada masyarakat adalah berupa produk

simpanan untuk jangka waktu enam bulanan (deposito) dan disalurkan untuk

pembiayaan perumahan rakyat. Keberhasilan Al-Taha dalam pengalaman

menghimpun dana, investasi dalam kegiatan ekonomi dan memperoleh

pendapatan yang relatif tinggi, telah menginspirasi berdirinya Mohammad

Rasulullah Jay Ghazrul-Hasanah Fund pada tahun 2001, dan menjadi sparing partner dalam menggalang dana masyarakat. Selanjutnya dana yang terkumpul

dalam bentuk deposit nominal kecil-kecil ini dibelikan atau dipergunakan untuk

andil dalam the government cooperative-shares (musharakah papers).119

Di Pakistan, keuangan mikro islam dipraktekkan dalam sektor pertanian

karena pertanian menjadi salah satu andalan bagi Negara Pakistan. Sektor ini

mampu menyumbang GDP sebesar 23% dan menyumbang bagi pekerjaan (tenaga

kerja) sebesar 44,8% dari total tenaga kerja (economic survey of Pakistan, 2005).

Akses permodalan formal selama ini mengalami hambatan untuk masuk ke sektor

ini, karena adanya kewajiban covering collateral berupa tanah. Akhirnya

pembiayaan informal yang masuk ke sektor ini dengan jumlah sekitar 72% dari

total pembiayaan pertanian di Pakistan (World Bank Report, 2004).120

Di Bangladesh lembaga keuangan syariah pertama yang melayani

pengusaha mikro adalah Islamic Bank Bangladesh Limited (IBBL) yang

menyediakan jasa pelayanan kredit mikro melalui Skema Pembangunan Rakyat

(Rural Development Schema – RDS). RDS telah mencoba mendesain sebuah

model berbasis syariah untuk mengurangi kemiskinan rakyat melalui program

Orang-orang Malaysia menggunakan fakta sederhana itu sebagai suatu kesempatan. Oleh karena

itu emas menyatakan secara tidak langsung sebagai symbol (status) kekayaan seseorang, hamper

semua orang Malaysia memiliki emas. Emas juga identik dengan uang cash karena secara cepat

dan mudah untuk diperjualbelikan, dan inilah yang dijadikan AGUNAN. Ar-Rahnu menerima

simpanan berupa emas maupun meminjamkan jasa keuangan dengan jaminan emas. ini diterima

secara luas oleh rakyat Malaysia, terutama masyarakat miskin.

119 Jumlah anggota (nasabah) yang aktif dalam FUNDER di Iran diperkirakan sebanyak

400.000 orang sejak awal tahun 2000. Lembaga microfinance ini telah mampu menyerap 6.000

miliar rial (sama dengan $670 juta) dalam waktu kurang dari 2 tahun. Jumlah ini di luar Bank

Islam yang terdapat di Provinsi Irfahan dikutip dari Hortamani & Pirasteh (2007) dalam

artikelnya yang berjudul Micro-Medium enterprises and Micro-Finance Institutions: The Iranian Expericnce with SGG Funds. The first International Conference on Inclusive Islamic Financial

Secgtor Development. 442.

120 Produk pembiayaan yang diterapkan di Pakistan untuk sektor pertanian adalah bai

salam. Bentuk lembaga yang melayani para petani dalam memperoleh pembiayaan bai salam ini

melalui Microfinance Bank. Jumlah petani yang dilayani sebanyak 0,57 juta yang aktif dan

memiliki potensi sebesar 5,44 juta (State Bank of akistan, 2002). Lihat : Kaleem (2007) dalam

artikelnya yang berjudul Application of Islamic Banking Instreumen (Bai Salam) for agriculture Financing in Pakistan. The first International Conference on Inclusive Islamic Financial Sector Development. Volume 1.254

Page 60: maqos}idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Structural Equation Model (SEM) serta dihitung dengan alat bantu komputer (software) LISREL 8.7. Diperoleh kesimpulan

47

pembangunan rakyat mengikuti prinsip pendekatan manajemen partisipasi dan

pinjaman kelompok.121

Di Syria, praktek keuangan mikro Islam dimulai tahun 1998, di wilayah

pedesaan paling miskin di Syria. Nama programnya adalah Jabal al-Hoss. Produk

keuangan mikro Islam ini dijadikan sebagai pilot project pada lembaga keuangan

formal (Bank), namun yang berhasil dijalankan hanya di Bank Pertanian dengan

melayani sebagaian besar para petani. Setelah pilot project ini dinyatakan

berhasil, akhirnya diinisiasi untuk didirikan lembaga keuangan mikro Islam yang

kemudian dikenal dengan nama sanduq. lembaga ini memberikan pembiayaan

kepada kaum wanita dengan akad murabaha. Dalam praktek murabaha, Sanduq

membelikan 10 ekor kamIbng dan menjual kepada anggota, lalu anggota

membayar kembali dengan cara mengangsur (cicil). Pada akhir tahun , Sanduq

akan membagi keuntungan yang diperoleh kepada anggotanya. Sunduq memiliki

markas (pusat), yang di sebut sanduq markazi (central fund). Sehingga Sanduq

di daerah-daerah kekuangan dana, mereka dapat mengakses dana ke sanduq

markazi. Pada bulan Juni 2006, anggota mereka berjumlah 7.360 dan 47%

anggotanya adalah wanita, tersebar di 32 desa.

Keuangan mikro Islam di Australia, tumbuh melalui the Muslim

Community Co-operative Australia Limited (MCCA). Mereka menyediakan jasa

keuangan dengan menggunakan prinsip-prinsip Syariah. Pada bulan Juni 2004,

lembaga ini telah memiliki 5.824 anggota aktif dan menerima lebih dari 60

anggota baru yang bergabung tiap bulannya. Pada akhir tahun 2004, lembaga ini

membukukan pendapatan yang meningkat sebesar 19,45% , dan memperoleh

pertumbuhan dari keuntungan sebesar 50,64%, dan total asset meningkat sebesar

11,22%.122

Produk yang dikembangkan menjadi bentuk layanan keuangan antara

lain : murabaha, musharaka, mudaraba, qord hasan dan dana zakat.

121

Model kelompok yang digunakan hampir sama dengan yang diterapkan oleh

Grameen Bank. Kelompok yang dibentuk memiliki kesamaan-kesamaan tertentu, misalnya:

tinggal dalam wilayah yang sama, memiliki ketrampilan yang sama, memiliki pekerjaan yang

sama, dan sebagainya. Anggota kelompok harus memiliki karakter yang baik dan berkomitmen

dalam menjalankan agama. Sebagai lembaga IMFI (Islamic Microfinance Institution) RDS

mendesain dan mensyaratkan semua anggota untuk menabung setiap minggu minimal 1 taka.

Produk pembiayaan yang dikembangkan di Bangladesh antara lain : Bai-Muajjal, Bai-murabaha,

dan bai-salam. Ada 1368 tenaga lapangan yang terlibat dalam pengawasan (supervise) di RDS

dan menjadi trainer dalam Pelatihan Bank Islam dan Akademi Penelitian (IBTRA). Skema ini

telah diimplementasikan sejak 1995 sebagai cabang (divisi) dari IBBL. Tahun 2006, jumlah dana

yang diinvestasikan sejumlah Tk.9300,5 juta dengan jumlah nasabah sebanyak 294.908 orang,

dengan proporsi peminjam 92% adalah wanita dan sisanya adalah laki-laki, memiliki 118 cabang

yang tersebar di 857 desa dan sejumlah 275 kantor kas. Tingkat pengembalian (recovery rate)

mencapai 99 persen , artinya tingkat Non Performaing Finance (NPF)nya tidak lebih dari 1%.

Lihat : Ahmed, Mahmood (2007) dalam artikelnya The Role of RDS in The Development of Women Entreprenuership Under Islamic Microfinance: Case Study of Bangladesh. The first

International Conference on Inclusive Islamic Financial Secgtor Development. Volume 2. 480.

122 Di Australia Penduduk muslim mengalami pertumbuhan secara terus-menerus dalam

dekade terakhir ini, terutama dari wilayah Timur Tengah dan Asia Tenggara. Menurut laporan

Page 61: maqos}idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Structural Equation Model (SEM) serta dihitung dengan alat bantu komputer (software) LISREL 8.7. Diperoleh kesimpulan

48

D. PERKEMBANGAN KEUANGAN MIKRO ISLAM DI INDONESIA

Indonesia telah mengembangkan keuangan mikro Islam (IMF) yang

melayani masyarakat, baik simpanan maupun pembiayaan di Indonesia dalam

bentuk Bayt al-Ma>l wat Tamwil (BMT), istilah lain seperti Bayt al Qiradh di

Aceh. Lembaga Keuangan Mikro Islam dalam badan hukum Koperasi pertama

kali yang didirikan di Indonesia adalah BMT ‘Ridho Gusti‛ pada tahun 1990 di

Bandung123

. Bayt al mal wa al tamwil (BMT) yang lebih dikenal di Indonesia

dengan istilah Baitul Mal wa Tamwil adalah lembaga ekonomi tingkat mikro dan

kecil, yang bukan termasuk koperasi bukan pula bank, tapi berada di tengah-

tengah antara kedua lembaga tersebut, yang melayani tabungan maupun

pembiayaan, dengan sistem shari’ah124

. Namun saat ini diakomodir oleh

Pemerintah melalui Departemen Koperasi, yang mana secara kelembagaan dapat

terdaftar sebagai koperasi jasa keuangan syariah (KJKS). BMT secara konseptual

memiliki dua fungsi yaitu sebagai bayt al tamwil125 dan bayt al mal. Model inilah

yang berkembang luas di Indonesia.

Beberapa Lembaga Keuangan Mikro Islam126

pelopor lainnya antara lain

BMT Bina Insan Kamil (BIK) yang berdiri di Jakarta pada tahun 1992 dan BMT

Ibnama yang berdiri di Semarang pada tahun yang sama.127

Pada masa itu

kegiatan keuangan mikro konvensional juga telah banyak berdiri yang

diselenggarakan oleh Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) di bawah naungan

Biro Statistik Australia tahun 1991, ada 147.500 orang Islam, dan tahun 1996 tumbuh menjadi

200.900 orang muslim, tahun 2001 diperkirakan sebanyak 500.000 warga pendatang yang

beragama Islam. Tanggapan terhadap kebutuhan masyarakat atas microfinance makin meluas.

MCCA didirikan pada bulan Februari 1989, dengan modal awal A$22.300, dengan kantor pusat di

Burwood, Victoria. Kegiatan MCCA meliputi kegiatan keuangan yang berbasis pada prinsip-

prinsip keuangan Islam. Selain itu lembaga ini juga menampung dana-dana amal yang dikonversi

ke dalam instrument-instrumen ekonomi yang produktif dan bermanfaat secara social. Lihat :

Lihat di situs : http://www.mcca.com. Financial Highlight for the Year Ended 30th

June 2004.

‚Treasury Report‛.

123 Seibel (2005). Islamic Microfinance in Indonesia, GTZ. . 18.

124 M.Amin Aziz, Kegigihan Sang Perintis (Jakarta: Embun Publishing, 2007), 55

125 Asal kata dari bayt yang berarti rumah dan al tamwil yang berarti pengembangan

harta, sehingga badan ini berfungsi sebagai wadah yang melakukan kegiatan ekonomi dengan

mengembangkan usaha-usaha produktif dan investasi untuk meningkatkan kualitas ekonomi

pengusaha mikro dan kecil, terutama dalam mendorong kegiatan menabung dan menunjang

kegiatan ekonomi lainnya, sedang fungsi yang kedua berasal dari kata bayt (=rumah) dan al ma>l (=harta) yang berarti menerima titipan dana zakat, infaq dan sedekah serta mengoptimalkan

distribusinya sesuai dengan peraturan dan amanahnya.

126 Di Indonesia istilah lembaga keuangan mikro Islam lebih sering disebut dengan

Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS), maka dalam tulisan ini lebih banyak menyebut

LKMI dengan LKMS.

127 Iqbal S, dan Sunaryo A. Perbedayaan tak pernah Berhenti, Catatan dan Refleksi

Dompet Dhuafa. Khairul Bayan Press. Jakarta. 2005

Page 62: maqos}idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Structural Equation Model (SEM) serta dihitung dengan alat bantu komputer (software) LISREL 8.7. Diperoleh kesimpulan

49

PHBK (Program Hubungan Bank dan Kelompok Swadaya Masyrakat) Bank

Indonesia.

Perkembangan LKMS di Indonesia tidak bisa terlepas dari peran dua

lembaga sosial ekonomi yang sampai saat ini masih eksis dan kredibel di

masyarakat yaitu Dompet Dhuafa (DD)128

dan Pusat Inkubasi Bisnis dan Usaha

Kecil (PINBUK)129

. Kedua lembaga ini yang melahirkan banyak Bayt al-Ma>l wa Tamwil (BMT) di Indonesia.

Jumlah BMT di Indonesia pada tahun 1995 sebanyak 300 dan pada akhir

tahun 1997 telah bertambah menjadi 1.501, lalu tahun 1998 menjadi 2.470 BMT.

Tahun 2005 yang terdaftar dalam anggota PINBUK sebanyak 3,037 BMT.

Jumlah asset sekitar Rp. 1 triliun dengan jumlah pekerja sebanyak 30.000 orang

dan 40%-nya adalah wanita. BMT telah melayani 2 juta penyimpan dan

didistribusikan ke pengusaha mikro dan kecil lebih dari 1,5 juta pengusaha

mikro. (Aziz, 2000). Prinsip keuangan syariah yang digunakan dalam produk

BMT ada dua yang paling utama, yaitu jual beli (murabaha, istisna, bai-salam),

Bagi hasil (mudarabah dan musyarakah). Namun yang paling banyak digunakan

adalah murabahah, dibandingkan produk lainnya.130

Evolusi keuangan mikro Islam di Indonesia, dibagi dalam beberapa

tahap, yaitu131

:

(1) Tahap pertama, Perkenalan : Pendirian Koperasi Syariah pada

tahun 1990.

(2) Tahap Kedua, Pertumbuhan yang sangat cepat : berdirinya

PINBUK tahun 1995 yang mensponsori dan mensosialisasikan

koperasi syariah di Indonesia, tahun 1997 s/d 1998

(3) Tahap Ketiga, Pertumbuhan melambat: pasca krisis moneter,

tahun 2000

(4) Tahap Keempat, Stagnan dan menurun : tahun 2003

Tabel 2.1. Evolusi Keuangan Islam di Indonesia

No. Fase Periode Jumlah

1 Initial growth 1990-1995 300

128

DD menggelar DIKLAT BMT di beberapa daerah. Pertama kali di BPRS Amanah

Ummah, Bogor (1994), di susul di Ibnama Semarang (1994), dan Yogyakarta (1995). Dari ketiga

diklat melahirkan 59 BMT pada awal 1995.

129 PINBUK lahir pada tahun 1995, yang dibidani para tokoh nasional dan sejumlah

petinggi pemerintah pada saat itu, dan tokoh terdepan yang menggerakkan lembaga ini adalah

Prof. DR. M.Amin Aziz.

130 Lihat dalam artikelnya Wahyuni (2007) yang berjudul The Accountability of

Islamic Microfinance Institution: Evidence from Indonesia, dalam The first International

Conference on Inclusive Islamic Financial Secgtor Development. Volume 2. 531.

131 Hans Dieter Seibel, Islamic Microfinance The Clenge of Institutional Diversity.

Jurnal ICMIF Takaful. No. 12: October 2007.4

Page 63: maqos}idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Structural Equation Model (SEM) serta dihitung dengan alat bantu komputer (software) LISREL 8.7. Diperoleh kesimpulan

50

2 Rapid growth 1996

1997

1998

700

1501

2470

3 Slowing-down 2000 2938

4 Stagnasi dan penurunan 2001

2003

3037

2856

Sumber : dikutip dari Seibel (2007)

Dompet Dhuafa mendesain konsep triangle dalam menjalankan BMT di

Indonesia. Pertama, Bayt al-Ma>l (BM) berperan sebagai lembaga sosial, Baitut

Tamwil yang berperan menjalankan fungsi keuangan (simpan-pinjam). Sedang

dana pihak ketiga, didayagunakan secara konkrit untuk usaha. BT dan Usaha di

sektor rill ini berorientasi profit untuk pendanaan dan keberlangsungan

lembaga.132

Tiap-tiap negara memiliki karakteristik produk yang berbeda-beda dalam

mempraktekkan lembaga keuangan mikro yang berbasis pada prinsip-prinsip

keuangan islam. Produk – produk keuangan Islam yang dominan di masing-

masing negara yang diuraikan di atas, adalah :

Tabel 2.2 : Mode produk keuangan mikro islam di berbagai negara

Nama Negara Produk Keuangan

Mikro

Nama

Lembaga

Berdiri

Tahun

Sudan Murabaha 1983

Indonesia Murabaha,

Mudarabah, ZIS

Bayt al-Ma>l

wat-Tamwil

(BMT)

1991

Sudan Murabahah Sudan Islamic

Bank (SIB)

1992

Banglades Murabaha Islamic Bank

Bangladesh

Limited

(IBBL)

1995

Malaysia Rahn Ar-Rahnu 1996

Yaman Murabaha the Hodeidah Microfinance Program (HMFP)

1997

Syria Murabaha Sanduq 1998

132

Iqbal S, dan Sunaryo A. Pemberdayaan tak pernah Berhenti, Catatan dan Refleksi

Dompet Dhuafa. Khairul Bayan Press. Jakarta. 2005..84

Page 64: maqos}idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Structural Equation Model (SEM) serta dihitung dengan alat bantu komputer (software) LISREL 8.7. Diperoleh kesimpulan

51

Iran Murabaha, Ijarah Al-Taha

Gharzul-

Hasanah Fund

2000

Pakistan Murabaha

Australia murabaha,

musharaka,

mudaraba, qord

hasan dan dana

zakat.

melalui the

Muslim

Community

Co-operative

Australia

Limited

(MCCA)

2004

Sumber : Primer diolah dari berbagai artikel

Tahun 2000-an, batas antara keuangan mikro tradisional ‚ sistem

keuangan informal‛ dengan keuangan mikro modern ‚ sistem keuangan mikro

formal‛ menjadi terbuka tanpa sekat pemisah yang jelas di antara keduanya.

Keuangan mikro sudah menjadi salah satu produk dalam sistem keuangan

modern (formal). Awal tahun 2000-an, di Indonesia berdiri unit-unit usaha

(divisi) kredit mikro di beberapa Bank Nasional di Indonesia. Bank Mandiri

membuka divisi kredit mikro, Bank Danamon mendirikan Danamon Simpan

Pinjam, Bank BTPN membuka unit usaha Mikro, dan sebagainya.

E. BENTUK ALIRAN DANA DALAM PERKEMBANGAN KEUANGAN

MIKRO

Kegiatan pendistribusian dana dari pihak yang kelebihan dana (surplus) ke

pihak yang kekurangan dana (defisit) dapat dibedakan dalam beberapa pola,

antara lain :

1. Pola Pertama

Pola ini terjadi pada Lembaga Amal, dimana kegiatan keuangan berawal

dari (input) sumber dana yang mensuplai kegiatan organisasi dan ujungnya

berupa pendistribusian dana kepada pihak-pihak yang sudah ditentukan.

Kegiatan keuangan semacam ini akan sangat tergantung kepada donator (donor)

atau pihak yang mensuplai dana. Ia akan dapat terus berjalan manakala donator

(donor) masih memberikan dananya kepada organisasi, sebaliknya akan berhenti

jika aliran dana hibah tersebut habis atau terhenti.

Pada masa-masa awal keuangan mikro di rintis oleh Muhammad SAW

beserta Khulafah al-Ras}idin, pola kegiatan keuangan berbentuk seperti pola di

Kelebihan dana (surplus)

Panitia

(mendistribusikan)

Object

(defisit)

Page 65: maqos}idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Structural Equation Model (SEM) serta dihitung dengan alat bantu komputer (software) LISREL 8.7. Diperoleh kesimpulan

52

atas. Kegiatan pinjam-meminjam dan perdagangan terjadi secara langsung antara

produsen dan pedagang atau antara pedagang dan konsumen. Financial intermediary belum berfungsi dalam bentuk kelembagaan.

2. Pola Kedua

Pola ini merupakan pengembangan dari pola sebelumnya, selain sumber

dana di peroleh dari sumbangan, ada sumber lain yang diperoleh dari kegiatan

produktif yang dilakukan oleh organisasi tersebut sehingga memperoleh dana

bukan berasal dari sumbangan saja tapi juga hasil usaha yang dilakukannya.

Aliran dana berujung ke pihak yang membutuhkan. Aplikasi pola ini terjadi pada

organisasi nirlaba yang melaksanakan kegiatan produktif dalam menghasilkan

sumber pendanaannya, misalnya organisasi keagamaan ‚Muhammadiyah‛ yang

memiliki lembaga pendidikan, usaha di bidang kesehatan dan sosial. Selain

organisasi tersebut mampu menghasilkan pendapatan sendiri, juga memberikan

pelayanan sosial bagi masyarakat. Begitu juga organsasi ‚ Nahdhatul Ulama‛

yang memiliki berbagai lembaga sosial dan pendidikan dan dapat beroperasi

secara mandiri.

3. Pola Ketiga

Pola ini adalah bentuk kegiatan keuangan yang berkesinambungan, karena

kegiatan keuangan berproses secara terus – menerus dari sumber dana (surplus)

dikelola dan disalurkan ke pihak tertentu yang membutuhkan lalu dikembalikan

endowment

Produktif

Object

Proses

(financial intemediary)

Defisit

• Pihak membutuhkan dana

Surplus• Pihak yang

kelebihan dana

Page 66: maqos}idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Structural Equation Model (SEM) serta dihitung dengan alat bantu komputer (software) LISREL 8.7. Diperoleh kesimpulan

53

lagi dan diputar (disalurkan) kembali, begitu seterusnya. Tipikal pola ini terjadi

pada entitas ‚bisnis‛. Lembaga keuangan mikro yang mengoperasikan usahanya

dengan menggunakan pola ini, maka keberlanjutannya lebih terjamin. Pola yang

terakhir inilah yang saat ini sedang dikembangkan oleh para praktisi dan

penggiat keuangan mikro di dunia.

Praktek keuangan mikro dalam berbagai tempat dan waktu yang berbeda

telah dijalankan dengan menggunakan pendekatan yang berbeda-beda. Program-

program pengentasan kemiskinan dalam bentuk bantuan, hibah dan santunan

tunai kepada masyarakat miskin pada kenyataannya hanya menciptakan

ketergantungan ‚orang miskin‛ terhadap orang lain dan diri mereka sendiri masih

tetap tidak berdaya. Maka bentuk pola keuangan yang akan dipergunakan harus

disesuaikan dengan sasaran dan tujuan kegiatan tersebut.

Dalam hal ini (bentuk aliran dana) antara keuangan ‚konvensional‛ dan

keuangan mikro adalah sama, yaitu keberlanjutan kegiatan secara mandiri

menjadi pola yang dipilih agar entitas usaha (konvensional maupun mikro) dapat

berlangsung (beroperasi) dalam jangka panjang.

F. PERUBAHAN PARADIGMA DALAM KEUANGAN MIKRO

Pembahasan mengenai ‚keuangan mikro‛ pasti tidak akan terlepas dari

konsep dasar tentang pengertian ‚keuangan‛, sedangkan ‚keuangan‛ dalam

perspektif konvensional merupakan cabang dari disiplin ‚ilmu ekonomi‛133

.

Teori-teori yang muncul di ranah ‚keuangan‛ banyak di ilhami dari munculnya

berbagai persoalan ‚problem‛ di sekitar perusahaan. Perusahaan yang beroperasi

untuk memperoleh keuntungan yang maksimal134

, ternyata dalam realitanya

banyak mengalami kesulitan dan hambatan. Sehingga teori-teori keuangan yang

lahir sengaja diciptakan untuk membantu para pengambil keputusan bisnis agar

segala aktivitas bisnisnya berjalan secara efektif dan efisien.

Teori-teori keuangan konvensional yang lahir dan berkembang sampai

saat ini selalu berorientasi kepada maksimalisasi kesejahteraan para pemilik

modal. Sehingga cakupan bahasan dalam keuangan konvensional sebatas pada

lembaga-lembaga atau organisasi-organisasi yang berorientasi kepada

keuntungan ( profit oriented ). Hal ini wajar karena ketika bicara profit, maka

pemilik modal-lah yang akan menerimanya. Paradigma ini akhirnya membentuk

133

Cabang ilmu ekonomi lainnya, antara lain manajemen, akuntansi, produksi,

pemasaran dan sumber daya manusia.

134 Beberapa referensi menyebutkan bahwa tujuan keuangan adalah memaksimalisasi

kekayaan pemegang saham ( Martin, dkk. 2004. Hal : 4 ), Sutrisno (2007: 4) menyebutkan bahwa

tujuan manajemen keuangan sama dengan tujuan perusahaan yaitu meningkatkan kemakmuran

para pemegang saham atau pemilik, sedangkan Arthur, dkk (1999 : 4) tujuan keuangan

memaksimalkan nilai pasar saham perusahaan karena seluruh keputusan keuangan akan terefleksi

di dalamnya.

Page 67: maqos}idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Structural Equation Model (SEM) serta dihitung dengan alat bantu komputer (software) LISREL 8.7. Diperoleh kesimpulan

54

suatu mindset bisnis bahwa yang mampu memberikan kontribusi laba-lah yang

akan dilayani dalam bisnis.

Fungsi utama keuangan adalah keputusan pendanaan , keputusan investasi

, dan keputusan dividen. Ketiga keputusan keuangan tersebut pada hakekatnya

muncul dari tiga pertanyaan, yaitu (1) dari sumber mana saja dapat diperoleh

dana dengan biaya yang paling murah, (2) akan dipergunakan atau disalurkan

kemana dana yang dimiliki, dan (3) bagaimana cara menghasilkan profit yang

maksimal. Ujung kegiatan keuangan adalah mendapatkan laba maksimal yang

akan dibagikan kepada pem ilik modal. Maksimalisasi laba atau mendapatkan

laba yang lebih besar hanya dapat diperoleh melalui perdagangan di sektor

keuangan yaitu pasar modal dan pasar uang135

. Kondisi terakhir itulah yang

kemudian dikenal dengan istilah keuangan konvensional136

. Keuangan muncul

sebagai disiplin ilmu tersendiri sejak tahun 1900-an, ketika perusahaan-

perusahaan di Amerika Serikat membutuhkan permodalan yang cukup besar

dengan menerbitkan sekuritas di Pasar Modal137

. Tahun 1930-an terjadi

perubahan yang radikal selama masa depresi, banyak terjadi kepailitan dan

reorganisasi, likuidasi dan regulasi pemerintah AS terhadap pasar sekuritas yang

bertujuan untuk mempertahankan keberlangsungan usaha (survival). Tahun

1940- 1950-an, keuangan telah diajarkan sebagai mata kuliah yang deskriptif dan

institusional.

Tahun 1960-1970-an, muncul teori portofolio dalam kaitannya dengan

pengambilan keputusan investasi (bauran sekuritas yang optimal). Tahun 1980-

1990an, beberapa teknik pembiayaan jangka panjang bermunculan seiring dengan

kemajuan dan perkembangan di bidang teknologi informasi. Perkembangan IT

telah memicu akselerasi industri keuangan dengan munculnya berbagai instrumen

derivatif di Pasar Uang dan Pasar Modal. Sekali lagi, yang mengambil

keuntungan dari transaksi perdagangan tersebut adalah pemilik modal besar

(kapitalis).

135

Instrumen-instrumen keuangan derivatif yang muncul dan diperdagangkan di Pasar

Keuangan bersifat spekulatif, sehingga seseorang yang berdagang di pasar ini dapat

memungkinkan untuk mendapatkan return yang tinggi dan sebaliknya.

136 Keuangan terdiri dari tiga bidang kegiatan utama menurut Brigham yaitu (1) Pasar

uang dan Pasar modal, (2) investasi, dan (3) keuangan perusahaan. Lihat Brigham, Financial Management (New York: Mc. Hill, 1998), 4

137 Aktivitas Pasar modal di dunia, sebenarnya sudah ada sejak tahun 1262 Masehi,

yaitu ketika pemerintah Venice mengalami kesulitan dalam melunasi hutang (bad debt) sehingga

mereka mengubah hutang – hutang tersebut ke dalam bentuk bonds dan di pasarkan secara bebas.

Strategi ini mencatat prestasi yang baik, sehingga diikuti oleh Pemerintah lainnya. Tahun 1693

Masehi, Raja William III dari Inggris membentuk sebuah lembaga yang disebut The English National Debt (Lembaga Nasional Utang Inggris). Usman, Marzuki (1997 : 12) menjelaskan

bahwa Lembaga Nasional Utang Inggris ini menerbitkan surat-surat berrharga mirip obligasi,

yang kemudian diikuti oleh serikat-serikat dagang Inggris, dan tahun 1773, mereka memutuskan

untuk menyebut tempat bertemunya para pemegang surat berharga diantara mereka dengan ‚ the stock exchange‛.

Page 68: maqos}idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Structural Equation Model (SEM) serta dihitung dengan alat bantu komputer (software) LISREL 8.7. Diperoleh kesimpulan

55

Pada dekade yang sama umat Islam terpelajar dari berbagai dunia Islam

mulai bangkit dengan pemikiran-pemikiran baru yang mencerahkan, terutama

yang berkaitan dengan ekonomi Islam. Buku yang ditulis oleh A.H. Abu

Sulaiman, Nadhariyyat Al-Isla>m Al- Iqtis}adiyah: Al- Falsafah wa Al-Wasa’il Al-Mu’ashirah (Konsep Ekonomi Islam: Filosofi dan sarana-sarana modern) terbit

di Kairo, pada tahun yang sama terbit juga buku Al-Fa>idah al Ra’sh al-Ma>l dan

Al-Iqtis}ad al-siya>si (Ekonomi Politik) pada tahun 1960, menandai bangkitnya

Islam melalui kekuatan ekonomi. Kemudian muncul berbagai konferensi138

,

workshop dan seminar Internasioanl mengenai Ekonomi Islam, termasuk cabang-

cabang ilmunya, seperti Perbankan, Asuransi, dana Pensiun, dan sebagainya.

Serangkaian data empiris di atas menjelaskan bahwa kegiatan keuangan

dan keuangan sebagai teori dan disiplin ilmu menjadikan subyek dan obyek

kajiannya adalah masyarakat yang memiliki ‚modal‛139

. Kajian disiplin ilmu

keuangan yang berbasis pada modal (capital) inilah yang akhirnya mewarnai

kemunculan lembaga-lembaga keuangan yang dibangun selama ini. Paradigma

inilah yang menyebabkan masyarakat yang tidak memiliki ‚modal‛ kurang

terlayani oleh jasa keuangan dalam aktivitas usahanya.

Pemilik perusahaan ‚corporate‛, pastilah mereka yang memiliki modal

besar, namun ketika berbicara siapa yang mereka layani tentu bukan orang

miskin tapi mereka yang memiliki modal besar juga, terutama masyarakat

konsumen di Lembaga Keuangan formal, sebagai contoh, di Perbankan

Konvensional berlaku syarat 6 C (capital, collateral, capacity, character, condisition of economics, constraint) sebagai prinsip dalam pengambilan

keputusan pembiayaan (kredit)140

. Mereka yang tidak memiliki modal dan

agunan akan sulit mendapatkan pembiayaan permodalan dari dunia perbankan.

Pelayanan jasa keuangan lainnya juga sama, seperti Asuransi, Pasar modal141

,

138

Konferensi Islam I tentang Ekonomi Islam dilaksanakan pada tahun 1976 di Mesir. ,

lihat Ahmad Izzan dan Syahri Tanjung, Referensi Ekonomi Syariah ( Bandung: Remaja

Rosdakarya,2006), 28-29

139 Pemilik modal yang dimaksud disini adalah mereka yang memiliki perusahaan.

Perusahaan yang berbadan hukum, baik persekutuan komanditer maupun perseroan terbatas.

Sedangkan masyarakat yang dapat bertransaksi dengan perusahaan tersebut adalah mereka yang

sama-sama memiliki modal, baik supliernya, distributornya maupun konsumennya, kecuali

karyawannya. Dalam berbagai referensi manajemen keuangan selalu disebutkan bahwa obyek

bahasannya adalah perusahaan perseroan, lalu yang menjadi pertanyaan adalah siapa yang

melayani kebutuhan jasa keuangan orang-orang miskin.

140 Dalam analisis kredit tujuannya adalah menilai apakah calon nasabah memiliki

kemampuan untuk membayar pinjaman dan memiliki jaminan yang dapat menutup permohonan

kreditnya. Lihat dalam Veitzal Rivai ,Credit Management handbook (Jakarta: Rajawali Press,

2006), 288 dan Bank & Financial Institution (Jakarta: Rajawali Press, 2007), 457

141 Perusahaan publik adalah perseroan yang sahamnya dimiliki sekurang-kurangnya oleh

300 (tiga ratus) pemegang saham dan memiliki modal disetor sekurang-kurangnya Rp.

3.000.000.000 (tiga milyar rupiah) atau suatu jumlah pemegang saham dan modal disetor yang

ditetapkan Peraturan Pemerintah. Persyaratan untuk memasuki Pasar Modal juga sangat ketat,

hanya perusahaan-perusahaan skala menengah dan besar saja yang dapat memasuki dan terdaftar

Page 69: maqos}idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Structural Equation Model (SEM) serta dihitung dengan alat bantu komputer (software) LISREL 8.7. Diperoleh kesimpulan

56

Pasar Uang142

, Dana Pensiun, Investasi dan lain-lainnya menjadi tertutup bagi

para pemilik modal kecil (mikro).

Pemikiran dalam bidang manajemen keuangan konvensional telah

membawa gap antara orang kaya (pemilik modal besar – kapitalis) dengan orang

miskin ( berpenghasilan rendah) semakin melebar. Orang-orang berpenghasilan

besar (kaya) akan mudah untuk melipatkangandakan kekayaannya melalui

instrumen-instrumen keuangan yang sengaja diciptakan untuk mereka di pasar

uang dan pasar modal. Kecenderungan ini adalah bentuk pelanggaran perintah

Tuhan (Q.S.: Al-Hasyr: 7)143

. Sementara orang-orang miskin untuk mengakses

jasa keuangan sangat sulit bahkan tertutup sama sekali bagi mereka. Kesenjangan

antara kaya dan miskin tidak terjadi hanya di negara-negara miskin saja, tapi di

negara-negara maju juga mengalami hal yang demikian, walaupun tingkat

keparahannya tidak seperti yang terjadi di negara dunia ketiga.

Teori, konsep dan kebijakan di bidang keuangan yang sudah masuk ke

ranah public melalui para sarjana ekonomi telah mempengaruhi pengambil

kebijakan (legeslatif) dan pemerintahan (eksekutif) di berbagai belahan dunia

dalam arah pembangunan ekonomi nasional negaranya. Perbedaan perspektif

ilmu ekonomi mengalami dikotomi antara pro-kapitalis dan pro-rakyat. Dalam

domain ekonomi konvensional tercermin perbedaan-perbedaan tersebut pada

teknik pengambilan keputusan, kebijakan pemerintahan dalam pengendalian

ekonomi nasionalnya, dan dalam tataran ekonomi mikro terlihat dari cara

pengambilan keputusan para pemimpin perusahaan dalam langkah dan strategi

pencapaian optimalisasi keuntungannya. Namun hampir semua sektor baik publik

maupun privat dan sektor konvensional maupun mikro mengukur kinerja

keberhasilan dalam aktivitasnya selalu dinilai dengan angka-angka kuantitatif

tingkat rasio antara income dan outcome, sedangkan indikator rasio tersebut

adalah adanya selisih positif antara income dan outcome atau dalam bahasa

bisnisnya adalah profit. Akhirnya kembali lagi posisi lemah ‚rakyat miskin‛

yang hidup tanpa power, modal, dan intelektual menjadi objek kebijakan publik

yang tidak memberdayakan dan menjadi pelengkap industri nasional, orang

miskin berada pada posisi tawar yang lemah dan harga yang murah. Hal inilah

yang kemudian menjadikannya masuk dalam siklus lingkaran setan

kemiskinan144

.

(listing) di Pasar Modal, sementara usaha mikro dan kecil tertutup kesempatan untuk

mendapatkan alternatif pembiayaan bisnisnya dari Pasar Modal.

142 Perusahaan yang dapat terlibat dalam transaksi di pasar uang, hanya lembaga

keuangan yang terdaftar di Bank Sentral saja dan yang memenuhi persyaratan ini hanyalah

Lembaga Keuangan Formal saja saja, antara lain Perbankan. Sedangkan Lembaga keuangan

mikro tidak diakomodir oleh Bank Sentral.

143 Lihat (Q.S. Al-Hasyr:7) ‚ janganlah harta itu beredar di di atara orang-orang kaya di

antara kamu,..‛

144 Kemiskinan dapat digolongkan dalam kemiskinan struktural, kemiskinan kultural

dan kemiskinan natural. Kemiskinan struktural disebabkan oleh kondisi struktur perekonomian

yang timpang dalam masyarakat, baik karena kebijakan ekonomi pemerintah, penguasaan faktor-

Page 70: maqos}idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Structural Equation Model (SEM) serta dihitung dengan alat bantu komputer (software) LISREL 8.7. Diperoleh kesimpulan

57

Sejak tahun 1960-an, organisasi-organisasi donor international telah

mengkonsentrasikan aktivitas mereka pada berbagai pendekatan yang berbeda

untuk mengurangi kemiskinan. Dunia telah menggunakan pendekatan yang

berbeda dalam mendefinisikan dan mencari penyebab kemiskinan yang selalu

berubah hampir setiap dekade145

. Ada ungkapan yang terkenal dari Karl Marx ‚

Negara-negara maju menunjukkan visi pada masa depan diri mereka sendiri ‚.

Tricle down effect (1960s) mengasumsikan bahwa ekspansi pertumbuhan

ekonomi, melalui transfer modal (foreign Direct Investment, financial development aid, etc.), nilai-nilai asing, teknologi dan organisasi akan menetes

kepada orang miskin, ternyata gagal146

. Akhir abad ke-20 , hampir seperempat

penduduk dunia menguasai 80% kekayaan dunia. Meskipun kelaparan dan

malagizi sudah diperangi dengan berbagai program, namun masih ada semilyar

orang yang menderita kelaparan terus – menerus, yang 455 juta diantaranya

menderita malagizi gawat. Mereka hidup di negara-negara sedang berkembang

yang paling miskin (Tanco, Jr.; 1994).

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), pada tahun 1963, telah

memperkenalkan dan mensosialisasikan program baru ‚ World Food Program ‚.

Program ini bertujuan untuk mengurangi angka kemiskinan dunia dengan

peningkatan produksi pertanian dan penyediaan bahan makanan di seluruh dunia.

Perkembangan lanjutnya adalah diperkenalkannya ‚ the Green Revolution ‚ pada

tahun 1968.147

Di Indonesia diadopsi dengan Program BIMAS pada tahun 1970-

an dan dilanjutkan dengan program INMAS pada tahun 1980-an. Program ini

pernah menciptakan keberhasilan swasembada beras di Indonesia tahun 1985 –

1989148

. Akhirnya program ini tidak berjalan lama dan Indonesia kembali

faktor produksi oleh segelintir orang, monopoli, kolusi antara pengusaha dan pejabat dan lain-

lainnya. Intinya kemiskinan struktural ini terjadi karena faktor-faktor buatan manusia. Adapun

kemiskinan kultural muncul karena faktor budaya atau mental masyarakat yang mendorong orang

hidup miskin, seperti perilaku malas bekerja, rendahnya kreativitas dan tidak ada keinginan hidup

lebih maju. Sedangkan kemiskinan natural adalah kemiskinan yang terjadi secara alami, antara

lain yang disebabkan oleh faktor rendahnya kualitas sumber daya manusia dan terbatasnya

sumber daya alam

145 Mathias Range, Islamic Microfinance (Aachen: RWTH Aaachen University,2008),

13.

146 Indonesia memiliki pengalaman pahit dengan konsep tricle down effect ini, ketika

pemerintahan orde baru memfasilitasi dan memberikan berbagai kemudahan kepada para

pengusaha besar negeri ini untuk mendapatkan fasilitas perbankan dan proyek-proyek pemerintah

serta fasilitas insentif laiinya sehingga mereka cepat membesar dan menjadi konglomerat dengan

harapan dapat membuka lapangan kerja dan assetnya menetes ke bawah (masyarakat) banyak,

ternyata GAGAL. Ketika terjadi KRISMON 1997, justru mereka menjadi beban rakyat banyak

dengan BLBI yang GAGAL BAYAR (default). Akhirnya rakyat yang harus menanggung beban

kegagalan mereka, bukannya mereka yang telah diberikan fasilitas lebih oleh pemerintah.

147 Baca lebih lanjut : Robinson, M.S., ‚The Microfinance Revolution, Vol.2, Lesson

from Indonesia‛, Washington D.C. 2003, halaman 90-93. Baca juga di : The Green Revolution by

Bolang, N.E. (Rockefeller Foundation): The Introduction of High Yielding Varieties.

148Lihat di : http/www.rully-syumanda.blogspot.com/ revolusi-hijau-gagal-

mensejahterakan.html

Page 71: maqos}idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Structural Equation Model (SEM) serta dihitung dengan alat bantu komputer (software) LISREL 8.7. Diperoleh kesimpulan

58

menjadi pengimpor beras terbesar di dunia. Program pengembangan di sektor

pertanian dilanjutkan dengan Program Kredit Usaha Tani atau lebih dikenal

dengan KUT. Petani diberikan fasilitas kredit dalam bentuk natura berupa bibit,

obat-obatan (pestisida) dan pupuk. Program yang berjalan sampai akhir abad ke-

20 ini berujung pada dimasukkannya beberapa tokoh masyarakat petani di

berbagai desa di Indonesia ke dalam penjara karena tersangkut kredit macet

KUT. Program – program pemberdayaan lainnya di era tahun 1980-1990an yang

cukup populer adalah Inpress Desa Tertinggal (IDT) yang digagas oleh

Mubyarto149

.

Berbagai program yang dijalankan oleh pemerintah tersebut, lebih banyak

menuai kegagalan dibandingkan dengan keberhasilannya. Program Kredit Usaha

Tani (KUT) misalnya, merupakan salah satu di antara serangkaian program

pemerintah yang menuai kegagalan. Program ini menempatkan Bank, Koperasi,

LSM dan kelompok tani hanya sebagai mesin penyalur kredit, sedangkan

tanggungjawab kredit terletak di tangan Departemen Koperasi. Pada tahun 1998,

plafon KUT mencapai 8,4 triliun rupiah naik 13 kali lipat dari sebelumnya.

Sejak tahun 2000, program KUT yang dianggap gagal total diganti

pemerintah dengan program baru yakni Program Kredit Ketahanan Pangan

(KKP) yang pelaksanaannya diserahkan sepenuhnya kepada bank, pemerintah

hanya bertindak sebagai pemberi subsidi pada tahap awal. Berdasarkan target

pemerintah, program ini menuai sukses tahun 2004, tetapi lagi-lagi mengalami

kegagalan karena kesulitan bank menyalurkan kredit kepada petani dan kesulitan

petani membayar bunga kredit. Dari platfon sebesar 2,3 triliun rupiah, sampai

Maret 2001 baru terealisasi 3,85 miliar rupiah atau 1,57%. Akibatnya, terjadi

kelangkaan kredit usaha tani di desa. Di samping program KUT dan KKP juga

ada Program Pengembangan Kecamatan (PPK). Program ini bertujuan

mengurangi kemiskinan di tingkat pedesaan, sekaligus memperbaiki kinerja

pemerintah daerah dengan cara memberi bantuan modal dan pengadaan

infrastruktur. Inti dari program ini adalah perencanaan yang melibatkan

masyarakat, laki-laki dan perempuan, termasuk masyarakat miskin. Program ini

dirancang melalui mekanisme musyawarah mulai dari tingkat dusun hingga ke

tingkat kecamatan. Pelaksanaan program didampingi oleh seorang fasilitator

kecamatan, dua orang fasilitator desa, satu laki-laki, satu perempuan di tiap desa,

juga dibantu lembaga pengelola yaitu Unit Pengelola Keuangan (UPK) di

kecamatan yang melibatkan LMD. Program ini di beberapa daerah mengalami

kegagalan, karena tidak adanya perencanaan yang matang dan juga kuranya

transparansi penggunaan dan alokasi anggaran kepada masyarakat desa.

Kisah kegagalan program yang dirancang dan didanai oleh pemerintah

dan Bank Dunia, juga terjadi dalam Program Padat Karya Desa-Pengembangan

Wilayah Terpadu (PKD-PWT) di NTT , Sulawesi Selatan, NTB dan Sulawesi

Utara serta program PDMDEK di Jawa Barat. Program PKD-PWT membagikan

149

Dosen Universitas Gajah Mada Yogyakarta, yang sangat terkenal dengan konsep-

konsep ekonomi kerakyatannya.

Page 72: maqos}idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Structural Equation Model (SEM) serta dihitung dengan alat bantu komputer (software) LISREL 8.7. Diperoleh kesimpulan

59

uang bantuan sebesar 50 juta rupiah kepada setiap desa dan langsung disalurkan

ke rekening Tim Pelaksana Desa (TPD). Jumlah desa yang dibantu dengan

program ini mencapai 1.957 desa. Program ini mengalami kegagalan, karena

proses perencanaan, pelaksanaan dan penyaluran bantuan kepada desa, sangat

tergantung kepada TPD. Sementara PDMDEK di Jawa Barat, mengalami

kegagalan karena dana bergulir yang diberikan kepada masing-masing desa

sebanyak 14 juta rupiah per desa, digunakan masyarakat untuk tujuan

konsumtif.150

Kegiatan yang menyangkut keuangan mikro lainnya, terakhir yang

dilakukan oleh Pemerintah dengan program Bantuan Langsung Tunai (BLT)

tahun 2007-2008 yang juga menuai pro-kontra.

Hampir semua program yang dilaksanakan dengan menggunakan dana

pinjaman dari luar negeri, baik ke Bank Dunia maupun IMF ternyata tidak cukup

significant dalam melakukan perubahan di bidang perekonomian rakyat. Perlu

dilakukan terobosan pendekatan baru dalam memberdayakan masyarakat miskin,

sehingga mereka ikut terlibat secara aktif dengan tingkat kesadaran yang tinggi

dan rasa memiliki terhadap kegiatan yang mereka lakukan dalam pengembangan

ekonomi keluarga maupun usaha bersama yang saling menguntungkan diantara

mereka.

Kegiatan keuangan yang dipraktekkan sebagaimana terjadi pada berbagai

program pemerintah di atas pada akhirnya selalu mengalami kegagalan.

Kegagalan ini bukan karena tidak ada sebab, tapi karena beberapa hal151

, (1)

menempatkan masyarakat sebagai obyek, sehingga sense of bellonging atas

program rendah, (2) Arus dana mengalir searah, sehingga ketergantungan

terhadap sumber dana sangat besar , dan ketiga (3) Program keuangan yang

berhasil dilaksanakan (implementasi) selalu disertai dengan jaminan (fisik/non-

fisik), sanksi yang kurang jelas inilah yang membuat masyarakat enggan untuk

patuh terhadap suatu kewajiban. Dalam terminologi masyarakat miskin sanksi

moral akan lebih berdampak dibandingkan dengan sanksi badan. Budaya

masyarakat miskin yang hidup secara komunal dengan bersendikan gotong

royong dan keeratan kekerabatan diantara mereka menyebabkan disakitinya salah

satu anggota mereka akan dianggap menyakiti semuanya dan dampaknya adalah

bentuk perlawanan. Maka pendekatan kepada orang miskin tidak dapat

disamakan dengan orang kaya yang individual dan ego sentris. (4) pendekatan

top-down yang dilakukan pemerintah kurang efektif terhadap perubahan yang

diharapkan bagi masyarakat kelas bawah. Ketika aktivitas keuangan akan

digerakkan dengan sasaran masyarakat kelas bawah dan yang menggerakkan

langsung dari pemerintah tingkat keberhasilan akan menjadi rendah. Piots

Sztompka (2007) mengatakan rakyat berpersepsi bahwa pemerintah beroposisi

terhadap mereka. Ini terungkap dari ungkapan seperti: ‘mereka‛ melawan

150

Baca di Gregorius Sahdan (2004), Yogyakarta : Kajian Politik dan Pembangunan

Kawasan Center for Humanity and Civilization Studies (CHOICES)

151 Ditinjau dari aspek keuangan, bahwa kegiatan keuangan mengalir dari funding

proses lending.

Page 73: maqos}idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Structural Equation Model (SEM) serta dihitung dengan alat bantu komputer (software) LISREL 8.7. Diperoleh kesimpulan

60

‚kami‛. Mereka merasa seakan tak ada sesuatu pun yang berubah, seakan sistem

masih asing, dipaksakan dan karena itu harus ditolak.152

Berbagai bentuk represi

yang sering dilakukan aparat pemerintah dan tindakan amoral serta

penyimpangan penggunaan wewenang dan jabatan yang ditayangkan secara luas

oleh berbagai media massa dewasa ini telah menimbulkan sikap apatisme

masyarakat kelas bawah terhadap pemerintah. Mereka akan membandingkan

tingkat korupsi yang dilakukan oleh aparat pemerintah yang nilai milyaran

bahkan triliunan dengan jumlah ‚jatah‛153

yang mereka terima dari

pemerintahannya. Hal ini menjadikan faktor ketidakberhasilan dalam program

pemerintah yang ingin memasuki ranah grassroot dalam bidang keuangan mikro.

Keuangan mikro mestinya dijalankan dan digerakkan oleh masyarakat

sendiri, sedangkan pemerintah hanya sebagai regulator/fasilitator saja. Bentuk

sanksi yang paling efektif dalam masyarakat mikro adalah sanksi sosial.

Pemahaman dan praktek terhadap konsep ini dijalankan oleh Moh. Yunus pendiri

Grameen Bank di Banglades. Praktek Grameen Bank tidak menerapkan jaminan

fisik sudah teruji, karena dilandasi dengan keyakinan bahwa orang miskin dapat

dipercaya.154

Pelibatan mereka ‚masyarakat miskin‛ dalam sistem keuangan

mikro tidak sebatas hanya sebagai objek tapi juga sebagai subjek, dalam Sistem

Grameen menjadikan nasabah sebagai anggota merupakan pelibatan mereka

sebagai subjek dalam keuangan mikro. Bahkan Muhammad Yunus sendiri

mengatakan bahwa biaya yang mereka bayar adalah untuk menutup beban

penyelenggaraan lembaga dan selebihnya adalah nilai return yang dipergunakan

untuk keberlangsungan dan pengembangan usaha yang pada akhirnya keuntungan

yang diperoleh dari usaha simpan pinjam yang dilaksanakan oleh Grameen Bank

akan dikembalikan lagi kepada mereka (nasabah) sebagai pemiliknya.155

Nasabah

memiliki share atas Grameen Bank sebesar 94%, sedangkan 6%-nya dimiliki oleh

Pemerintah Bangladesh.156

Sehingga ketika para sarjana muslim mengkritik

sistem Grameen yang menerapkan bunga, Muhammad Yunus menjawab bahwa

tujuan perintah agama yang melarang bunga adalah untuk melindungi kaum

miskin dari eksploitasi kaum kaya (kapitalis) melalui riba, tetapi ketika kaum

152

Lihat dalam Piotr Sztompka, Sosiologi perubahan Sosial (Jakarta: Penerbit Prenada,

2007). 290-291

153 Ketika masyarakat miskin menerima pinjaman dari pemerintah, maka mereka

menganggap bahwa itu adalah bantuan, dan tidak perlu dikembalikan. Asumsi dan mindset ini

sudah menjadi budaya terutama mereka yang sudah pernah mendapatkan bentuk ‚kekerasan‛ dari

pemerintah seperti, penggusuran yang tidak ganti untung, pengusiran dari tempat berdagang

mereka, ketidakadilan dalam sistem peradilan di negara ini, dan bentuk pemerasan lainnya seperti

pungutan liar dalam mendapatkan hak layanan publik dalam sistem administrasi pemerintahan

(pembuatan KTP, KK, dsb).

154 Ram Chandara Joshee, Grameen Model : Problem and Prospect.(New Delhi, t.t), 3

155 Baca Muhammad Yunus, Bank Kaum Miskin (Jakarta : Marjin Kiri, 2007). 107-109

156 Makalah presentasi Muhammad Yunus yang berjudul Grameen bank owned by the

poor yang dikompilasi oleh Md.Ekramul Haque dan Amadea Goresh (USA: Pepperdine

University,t.t).

Page 74: maqos}idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Structural Equation Model (SEM) serta dihitung dengan alat bantu komputer (software) LISREL 8.7. Diperoleh kesimpulan

61

miskin memiliki sendiri bank-nya, dan kelebihan pembayaran (diistilahkan

dengan interest) yang dibayarkan mereka ke bank tersebut sebenarnya adalah

milik mereka sendiri.157

Kenyataan membuktikan kepemilikan Grameen Bank

sebagaian besar (96%) dimiliki oleh nasabah dan sisanya dimiliki sahamnya oleh

Pemerintah Bangladesh.

157

Muhammad Yunus, Bank Kaum Miskin (Jakarta: Marjin Kiri, 2007). 109

Page 75: maqos}idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Structural Equation Model (SEM) serta dihitung dengan alat bantu komputer (software) LISREL 8.7. Diperoleh kesimpulan

62

BAB III

ANATOMI NILAI-NILAI DASAR KEUANGAN MIKRO ISLAM

Untuk mengetahui model keuangan mikro Islam ada dua prinsip dasar

yang menjadi instrumen pokok analisis yaitu (1) memahami prinsip-prinsip

keuangan Islam, dan (2) memahami prinsip-prinsip keuangan mikro. Prinsip-

prinsip keuangan Islam memiliki dua dimensi yaitu dimensi materiil dan

immateriil. Dimensi materiil mengindikasikan karakter eksplisit yang terkandung

dalam produk pembiayaan keuangan, sedangkan dimensi immateriil adalah

karakter implisit yang menjiwai atau menjadi spirit dimensi materiil. Dimensi

materiil merupakan atribut-atribut yang melekat pada suatu produk pembiayaan,

seperti jenis akad pembiayaan, tujuan, sasaran, jaminan, dan persyaratan lainnya

yang ditentukan dalam rangka menjalankan (mengoperasionalisasikan) produk

tersebut, sedangkan dimensi immateriil merupakan bentuk spirit ruhiyah yang

menjadi sumber energi dalam menggerakkan hati, perilaku dan tindakan yang

mendorong untuk ikhlas bekerja, membantu meringankan beban orang lain1,

memenuhi akad (janji)2, mengeluarkan bagian harta yang bukan haknya (zakah),

dan berbuat adil kepada siapapun3.

A. DIMENSI RUHIYAH DALAM PEMBIAYAAN KEUANGAN MIKRO

ISLAM

Konsep keuangan mikro Islam dibangun atas dasar prinsip-prinsip

keuangan Islam. Prinsip-Prinsip keuangan Islam sebagai bagian dari ekonomi

Islam telah banyak dibahas oleh berbagai pemikir muslim dari masa awal Islam

sampai saat ini.4 Ada pertanyaan mendasar ketika suatu sistem yang akan

dibangun dengan berbasis Islam yaitu yang berkaitan dengan apa yang akan

1 ‚Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya‛ (al-hadith)

2 Q.S. Al-Ma’idah : 1

3 Q.S. al-Ma’idah : 8

4 Pemikir Islam dibagi pada 4 (empat) fase, yaitu fase pertama sejak awal Islam sampai

1058 M; fase kedua 1058-1446; fase ketiga Dari tahun 1446 – 1932; dan Fase Dari 1932 –

sekarang. Di antara tokoh pemikir yang melakukan pembahasan ekonomi pada fase pertama

adalah : Zaid ibn Ali (699-738 M), Abu Hanifa (699-767M), al-Awza’I (707-774), Malik ibn Anas

(712-796), Abu Yusuf (731-796),. Muhammad ibn Hasan al-shaibani (750-804), Abu Ubaid al-

Qasim Ibn Sallam ( - 838 M), Haris ibn Asad al-Muhasibi ( - 859), Junaid al-Baghdadi ( - 910),

Ibn Miskawih ( - 1030 M), dan al-Mawardi ( - 1058 M). Yang masuk fase kedua adalah : Al-

Ghazali (1055-1111 M), Ibn Taimiyah (1263-1328 M), Ibn Kdun (1332-1404 M). Yang masuk

fase ketiga adalah : Shah Waliyullah (1703-1762M), Muhammad Iqbal (1873-1938 M). dan fase

setelahnya Dari tahun 1932 – sekarang di antaranya Yusuf Qardhawi, Muhammad A. Mannan,

Khursid Ahmad, M. Nejatullah Siddiqie, dll. Baca lebih lanjut dalam M.Nejatullah Siddiqie,

Muslim Economic Thinking, a survey of contemporary literature, Jeddah : ICRI Economics King

Abdul Aziz University, 1981.

Page 76: maqos}idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Structural Equation Model (SEM) serta dihitung dengan alat bantu komputer (software) LISREL 8.7. Diperoleh kesimpulan

63

dihasilkan (barang atau jasa), bagaimana caranya, siapa yang akan

menjalankannya, bagaimana sebuah keputusan diambil, siapa yang memiliki

otoritas dalam mengambil keputusan dan bagaimana lembaga Islam dapat

mengatasi berbagai masalah masyarakat modern.5 Namun jauh sebelum

pertanyaan-pertanyaan tersebut di jawab, seharusnya ada landasan yang dapat

dijadikan pijakan yang benar dalam mengkonstruksi dasar-dasar keuangan mikro

Islam.

Dasar-dasar kelembagaan keuangan mikro yang sudah berkembang

dewasa ini sebagai hasil rekayasa manusia memiliki berbagai kelemahan karena

dibangun hanya dengan filosofi ‚humanity‛, sementara unsur ‚spiritualitas -

yang bertendensi keilahian‛ tidak dijadikan pijakan, hal mana sebagai sesuatu

yang jamak karena keuangan mikro yang berkembang pesat di awal

pertumbuhannya dikembangkan dalam tradisi kapitalistis. Kritik dan kecaman

terhadap kelemahan teori pembangunan sosio-ekonomi yang menjadi acuan

dalam praktek pembangunan ekonomi selama ini, dilontarkan oleh para ilmuwan

lain.6 Mereka berpendapat bahwa kelemahan paling mendasar dari paradigma

teori ekonomi tersebut adalah pengabaiannya terhadap dimensi moral, nilai-nilai

sosial dan etika.7 Menyadari adanya kelemahan mendasar tersebut, mereka bukan

hanya menyarankan agar digunakan pendekatan interdisipliner dalam

mempelajari fenomena ekonomi, tetapi juga menyarankan agar dilakukan

pendekatan holistik. Pendekatan ini mengintegrasikan kebutuhan material dan

spiritual manusia.

Membahas model keuangan mikro yang ideal dalam perspektif Islam perlu

kajian terhadap prinsip-prinsip ekonomi Islam yang meliputi, (1) Prinsip keadilan

(justice)8, (2) Prinsip keterbukaan dan kejujuran (transparance & fairness)

9. dan

5 Zamir Iqbal dan Abbas Mirakhor, An Introduction to Islamic Finance, Teory and

Practice. (Sinagpore: John Willey & Sons, 2007), 2

6 Para ilmuwan tersebut di antaranya, E.F.Schumacher, Kenneth Boulding, Quentin

Skinner, Theodore Roszak, Erich Fromm, Gunnar Myrdal, J.K. Galbraith, R. Heilbroner, John

Brome, Amartya Sen. Lihat Adiwarman Karim, Ekonomi Mikro Islami, (Jakarta: IIIT Indonesia,

2002), 12

7 Umer Chapra, Islam and The Economic Chalenge, (USA: IIIT, 1992), .55.

8 Tokoh-tokoh pemikir Islam yang mensyaratkan keadilan sebagai prinsip ekonomi Islam

antara lain M.Baqir Ash Shadr dalam bukunya Iqtishaduna, Zamir Iqbal dan Abbas Mirakhor

dalam bukunya An Introduction to Islamic Finance, Theory and Practice, Taqyuddin an_Nabhani

dalam bukunya an Nidlom al-Iqtishadi fil-Islam, M.Umer Chapra dalam bukunya The Future of Economics: an Islamic Perspective, M.A. Mannan dalam bukunya Islamic Economic : Theory and Practice.

9 Konsep keterbukaan dan kejujuran dalam Islam dapat dilihat di beberapa tulisan pada

Munawar Iqbal (ed) dalam Islamic Economics Series-13 yang berjudul Distributive Juctice and Need Fulfilment in an Islamic Economiy. M.Hashim Kamali dalam bukunya Equity and Fairness in Islam. Said Sa’ad Marthon dalam bukunya al-Madkhal li al-fikr al-Iqtishad fi al-Islam. Yusuf

Qardawi dalam bukunya Dauruul Qiyam wal Akhlaq fil Iqtishadil Islami. Abdul Aziz ibn Fathi

as-Sayyid Nada dalam bukunya Mausu’ah al-Adab al-Islamiyyah.

Page 77: maqos}idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Structural Equation Model (SEM) serta dihitung dengan alat bantu komputer (software) LISREL 8.7. Diperoleh kesimpulan

64

Prinsip kemitraan (partnership)10

, dan Kemudian dilanjutkan dengan pembahasan

tentang prinsip-prinsip keuangan mikro yang telah menjadi landasan praktek

dalam dunia keuangan mikro. Prinsip-prinsip keuangan mikro yang dimaksud,

antara lain : (1) Skala dan kedalaman jangkauan pembiayaan,11

(2) Keberlanjutan

(sustainability)12

, (3) Pemberdayaan (empowerment)13, (4) Komersial (financial

intermediatory).14

Berikut ini uraian tentang prinsip-prinsip shari’ah yang melekat pada

keuangan mikro Islam berbasis pada tujuan maqas}idul al shariah :

1. Prinsip Keadilan

Kajian terhadap konsep keadilan dilakukan untuk mempelajari secara

mendalam tentang nilai-nilai yang terkandung dalam berbagai pemahaman

(aliran) yang berbeda yang disebabkan oleh perbedaan latar belakang keyakinan

dan pemikiran. Lebih lanjut karena keuangan mikro yang dipraktekkan dewasa

ini lahir dari perbedaan latar belakang tersebut itulah perlu memahami makna

keadilan, yang pada ujungnya akan melahirkan konsepsi dan praktek serta

implementasi yang seharusnya sama.

Memahami Makna Keadilan

Memaknai ‚keadilan‛ yang berasal dari kata kerja ‚adil‛15

mengalami

diskursus didalam prakteknya, dikarenakan hukum atau aturan perundangan

seharusnya adil, tapi nyatanya seringkali dirasakan ‚tidak‛. Maka keadilan hanya

bisa dipahami jika ia diposisikan sebagai keadaan yang hendak diwujudkan

10

Tulisan-Tulisan tentang Partnership dalam Islam dapat dilihat di : M.Nejatullah

Siddiqi dalam bukunya Partnership and Profit Sharing in Islamic Law, Philip Moore dalam

Islamic Finance : A Partneship for Growth. Sheikh Ghazali, dkk.dalam bukunya An Introduction to Islamic Economics & Finance. Islamic Research and Training Institute, IDB dalam Seminar

Proceeding Series No. 30 yang berjudul Financing Development in Islam. Imran Ahsan Khan

Nyazee dalam bukunya PARTNERSHIP : Islamic Law of Business Organization.

11 Marguerite Roibnson, The Microfinance Revolution: Sustainable Finance for the Poor.

(Washington DC: The World Bank, 2001), 59

12 Marguerite Robinson menggunakan istilah commercial microfinance dalam

mengartikan keuangan mikro yang berkelanjutan. Lihat lebih lanjut pada bukunya The Microfinance Revolution. (New York: The World Bank, 2008), 75

13 Joanna menggunakan istilah intermediasi sosial sebagai salah satu fungsi keuangan

mikro dalam melaksanakan misinya.Lihat Joanna Ledgerwood. Microfinance Handbook : An Institutional and Financial Perspective. (New York: The World Bank,2007), 75.

14 Kemandirian keuangan mikro dapat terwujud jika tidak menggantungkan dirinya pada

lembaga donor, tapi mampu menghimpun dana (dalam bentuk tabungan/simpnana) Dari

masyarakat sebagai sumber pembiayaan (pendanaan) bagi lembaganya. Baca lebih lanjut, Joanna

Ledgerwood. 76

15 Secara kebahasaan berarti lurus (istiqama). Al-qur’an menunjukkan konsep keadilan

dengan beberapa sinonim, yaitu qist (kesetaraan), mizan (keseimbangan), dan haqq

(kebenaran).Istilah-istilah tersebut identik dan mencerminkan nilai-nilai keadilan. Lihat lebih

lanjut pada Amelia, dkk. Filantropi Islam dan Keadilan Sosial (Jakarta: PBB UIN,2006), 47-48

Page 78: maqos}idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Structural Equation Model (SEM) serta dihitung dengan alat bantu komputer (software) LISREL 8.7. Diperoleh kesimpulan

65

dalam praktek ekonomi. Upaya untuk mewujudkan keadilan dalam ekonomi

tersebut merupakan proses yang dinamis. Upaya ini seringkali juga didominasi

oleh kekuatan-kekuatan yang ‚saling berebut pengaruh‛ dalam kerangka umum

tatanan politik untuk mengaktualisasikannya.16

Dalam kerangka kajian akademis memaknai keadilan sebagai salah satu

prinsip dalam ekonomi Islam, penulis akan melihat makna ‚keadilan‛ dari

perspektif teori keadilan Aristoteles dan John Rawl. Sedangkan dalam perpektif

filsafat Islam, maqasyid shari’ah dijadikan sebagai landasan orientasi keadilan

ekonomi Islam. Teori-teori ini menyangkut hak dan kebebasan, peluang

kekuasaan, pendapatan dan kemakmuran.

a. Teori keadilan Aristoteles

Dalam karyanya17

dia berpendapat bahwa keadilan mesti dipahami dalam

pengertian kesamaan. Namun Aristoteles membuat pembedaan penting antara

kesamaan numerik dan kesamaan proporsional. Kesamaan numerik

mempersamakan setiap manusia sebagai satu unit. Kesamaan proporsional

memberi tiap orang apa yang menjadi haknya sesuai dengan kemampuannya,

prestasinya, dan sebagainya. Dari pembedaan ini Aristoteles menghadirkan

banyak kontroversi dan perdebatan seputar keadilan. Lebih lanjut, dia

membedakan keadilan menjadi jenis keadilan distributif dan keadilan korektif.

Yang pertama berlaku dalam hukum publik, yang kedua dalam hukum perdata

dan pidana. Keadilan distributif dan korektif sama-sama rentan terhadap

problema kesamaan atau kesetaraan dan hanya bisa dipahami dalam

kerangkanya. Dalam wilayah keadilan distributif, hal yang penting ialah bahwa

imbalan yang sama-rata diberikan atas pencapaian yang sama rata. Pada yang

kedua, yang menjadi persoalan ialah bahwa ketidaksetaraan yang disebabkan

oleh, misalnya, pelanggaran kesepakatan, dikoreksi dan dihilangkan.

Keadilan distributif menurut Aristoteles berfokus pada distribusi, honor,

kekayaan, dan barang-barang lain yang sama-sama bisa didapatkan dalam

masyarakat. Dengan mengesampingkan ‚pembuktian‛ matematis, jelaslah bahwa

apa yang ada dibenak Aristoteles ialah distribusi kekayaan dan barang berharga

lain berdasarkan nilai yang berlaku dikalangan warga. Distribusi yang adil boleh

jadi merupakan distribusi yang sesuai dengan nilai kebaikannya, yakni nilainya

bagi masyarakat.18

Di sisi lain, keadilan korektif berfokus pada pembetulan

sesuatu yang salah. Jika suatu pelanggaran dilanggar atau kesalahan dilakukan,

maka keadilan korektif berusaha memberikan kompensasi yang memadai bagi

pihak yang dirugikan; jika suatu kejahatan telah dilakukan, maka hukuman yang

16

Carl Joachim Friedrich, Filsafat Hukum Perspektif Historis, (Bandung: Nuansa dan

Nusamedia, 2004), 239.

17 Buku yang dijadikan rujukan dalam berbagai kajian tentang etika dan moral manusia

yang berjudul nicomachean ethics

18 Carl Joachim Friedrich, Filsafat Hukum ...., 24.

Page 79: maqos}idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Structural Equation Model (SEM) serta dihitung dengan alat bantu komputer (software) LISREL 8.7. Diperoleh kesimpulan

66

sepantasnya perlu diberikan kepada si pelaku. Bagaimanapun, ketidakadilan akan

mengakibatkan terganggunya ‚kesetaraan‛ yang sudah mapan atau telah

terbentuk. Keadilan korektif bertugas membangun kembali kesetaraan tersebut.

Dari uraian ini nampak bahwa keadilan korektif merupakan wilayah peradilan

sedangkan keadilan distributif merupakan bidangnya pemerintah (penguasa).

b. Keadilan sosial ala John Rawls

John Rawls19

menjelaskan teori keadilan sosial sebagai the difference principle dan the principle of fair equality of opportunity. Inti the difference principle, adalah bahwa perbedaan sosial dan ekonomis harus diatur agar

memberikan manfaat yang paling besar bagi mereka yang paling kurang

beruntung.20

Istilah perbedaan sosil-ekonomis dalam prinsip perbedaan menuju pada

ketidaksamaan dalam prospek seorang untuk mendapatkan unsur pokok

kesejahteraan, pendapatan, dan otoritas. Sementara itu, the principle of fair equality of opportunity menunjukkan pada mereka yang paling kurang

mempunyai peluang untuk mencapai prospek kesejahteraan, pendapat dan

otoritas. Mereka inilah yang harus diberi perlindungan khusus. Rawls

mengerjakan teori mengenai prinsip-prinsip keadilan terutama sebagai alternatif

bagi teori utilitarisme sebagaimana dikemukakan Hume, Bentham dan Mill.

Rawls berpendapat bahwa dalam masyarakat yang diatur menurut prinsip-prinsip

utilitarisme, orang-orang akan kehilangan harga diri, lagi pula bahwa pelayanan

demi perkembangan bersama akan lenyap. Rawls juga berpendapat bahwa

sebenarnya teori ini lebih keras dari apa yang dianggap normal oleh masyarakat.

Memang boleh jadi diminta pengorbanan demi kepentingan umum, tetapi tidak

dapat dibenarkan bahwa pengorbanan ini pertama-tama diminta dari orang-orang

yang sudah kurang beruntung dalam masyarakat. Menurut Rawls, situasi

ketidaksamaan harus diberikan aturan ‚pranata-pranata sosial‛ yang sedemikian

rupa sehingga paling menguntungkan golongan masyarakat yang paling lemah.21

Hal ini terjadi kalau dua syarat dipenuhi. Pertama, situasi ketidaksamaan

menjamin maximum minimorum bagi golongan orang yang paling lemah.

19

Pemikir berkebangsaaan Amerika Serikat yang menelorkan sebuah karya berpengaruh,

‚ A Theory of Justice‛ tahun 1971.

20 Ada dua prinsip keadilan sosial menurut Rawls, yaitu (1) setiap orang berhak

memperoleh kebebasan-kebebasan dasar yang setara sebagaimana yang diperoleh orang lain.

Kebebasan tersebut meliputi kebebasan berbicara dan berkumpul, kebebasan berpikir, kebebasan

Dari penindasan psikologis dan penyiksaan fisik, serta kebebasan memiliki kekayaan sendiri. (2)

ketidaksetaraan sosial dan ekonomi yang terjadi dalam masyarakat harus dikelola sedemikian

rupa untuk keuntungan semua, dan setiap orang berhak untuk mendpatkan akses yang sama

dalam masyarakat. Lebih lanjut lihat John Rawls, A Theory of Justice (London: Oxford

University press, 1973, 53

21 John Rawls, A Theory of Justice ( London: Oxford University press, 1973), 54

Page 80: maqos}idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Structural Equation Model (SEM) serta dihitung dengan alat bantu komputer (software) LISREL 8.7. Diperoleh kesimpulan

67

Artinya situasi masyarakat harus sedemikian rupa sehingga dihasilkan untung

yang paling tinggi yang mungkin dihasilkan bagi golongan orang-orang kecil.

Kedua, ketidaksamaan diikat pada jabatan-jabatan yang terbuka bagi semua

orang. Maksudnya supaya kepada semua orang diberikan peluang yang sama

besar dalam hidup. Berdasarkan pedoman ini semua perbedaan antara orang

berdasarkan ras, kulit, agama dan perbedaan lain yang bersifat primordial, harus

ditolak.

Lebih lanjut John Rawls menegaskan bahwa maka program penegakan

keadilan yang berdimensi kerakyatan haruslah memperhatikan dua prinsip

keadilan, yaitu, pertama, memberi hak dan kesempatan yang sama atas

kebebasan dasar yang paling luas seluas kebebasan yang sama bagi setiap orang.

Kedua, mampu mengatur kembali kesenjangan sosial ekonomi yang terjadi

sehingga dapat memberi keuntungan yang bersifat timbal balik (reciprocal benefits) bagi setiap orang, baik mereka yang berasal dari kelompok beruntung

maupun tidak beruntung.22

Dengan demikian, prinsip perbedaan menuntut

diaturnya struktur dasar masyarakat sedemikian rupa sehingga kesenjangan

prospek mendapat hal-hal utama kesejahteraan, pendapatan, otoritas

diperuntukkan bagi keuntungan orang-orang yang paling kurang beruntung. Ini

berarti keadilan sosial harus diperjuangkan untuk dua hal: Pertama, melakukan

koreksi dan perbaikan terhadap kondisi ketimpangan yang dialami kaum lemah

dengan menghadirkan institusi-institusi sosial, ekonomi, dan politik yang

memberdayakan. Kedua, setiap aturan harus memosisikan diri sebagai pemandu

untuk mengembangkan kebijakan-kebijakan untuk mengoreksi ketidak-adilan

yang dialami kaum lemah.

c. Keadilan dalam perspektif kapitalisme dan sosialisme

Dalam suatu sistem ekonomi tercakup seluruh proses dan kegiatan

masyarakat dalam usahanya untuk memenuhi kebutuhan dengan alat pemuas

kebutuhan yang terbatas. Sistem ekonomi yang dianut tiap kelompok masyarakat

atau antara negara satu dengan lainnya tidak sama. Hal ini tergantung dari

keputusan-keputusan dasar tentang kepemilikan, produksi, distribusi, serta

konsumsi yang dilakukannya. Ada keputusan-keputusan yang diserahkan kepada

orang per-orang (private) dan ada pula yang lebih diserahkan atau diatur oleh

pusat (pemerintahan). Bentuk sistem dengan pola keputusan pertama (lebih

banyak diserahkan kepada kemauan orang perorang) disebut sistem

liberal/kapitalisme. Sebaliknya, sistem yang serba diatur dan dikomando oleh

pemerintah disebut sistem sosialisme23

.

22

John Rawls, A Theory of Justice, London: Oxford University press, 1973, yang sudah

diterjemahkan dalam bahasa indonesia oleh Uzair Fauzan dan Heru Prasetyo, Teori Keadilan,

(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2006), 16

23 Deliarnov, Perkembangan Pemikiran Ekonomi,(Jakarta: Penerbit Rajawali Press,,

2007), 3

Page 81: maqos}idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Structural Equation Model (SEM) serta dihitung dengan alat bantu komputer (software) LISREL 8.7. Diperoleh kesimpulan

68

Untuk memahami perbedaan kedua sistem ekonomi tersebut, dapat

dilakukan dengan menggali ide pokok munculnya gagasan kapitalisme dan

sosialisme. Menilik lahirnya kapitalisme di Eropa yang diawali dengan spirit of protestant ethics yang ditulis Max Weber bahwa semangat (revolusi) keagamaan

mewarnai munculnya paham baru dalam bidang ekonomi pada abad ke-16.

Mengubah makna ‚bekerja keras untuk mendapatkan kekayaan material –

sebagai appetitus divitarium infinitus atau nafsu tak terbatas untuk mendapatkan

lebih banyak hasil – sebagai anti sosial dan tidak bermoral menjadi bermakna

calling (panggilan tuhan). Memperbaharui keyakinan akan arti ‚kerja keras‛

sebagai calling telah memberikan semangat baru bagi masyarakat Eropa tentang

pemahaman konsep agama yang mengajarkan mereka untuk memandang

pencarian kekayaan tidak hanya sebagai suatu kemajuan, tetapi sebagai tugas

(tuhan) yang harus dijalankan.24

Dalam perkembangannya gagasan ini

memunculkan empat varian. Pertama, diakuinya hak milik perorangan secara

luas, bahkan hampir tanpa batas. Kedua, diakui adanya motif ekonomi, mengejar

keuntungan secara maksimal pada semua individu. Ketiga, adanya kebebasan

untuk berkompetisi antar individu, dalam rangka peningkatan status sosial

ekonomi masing-masing. Keempat, adanya mekanisme pasar yang mengatur

persaingan dan kebebasan tersebut.25

Pemikir-pemikir ekonomi yang muncul

pada abad-abad berikutnya yang beraliran individualisme, protestanisme,

Liberalisme dan Pragmatisme dianggap sebagai tokoh-tokoh kapitalisme.

Pemikir yang paling populer adalah Adam Smith dengan bukunya yang berjudul

An Inquiry into the Nature and Cause of the Wealth of Nations (1776) telah

memberikan sumbangan yang sangat besar dalam memantapkan paham

kapitalisme ini yaitu dengan istilah yang dia sebut dengan ‚invisible hand‛ yang

akan mengatur alokasi sumber daya secara efisien jika kebebasan individu

dijamin dalam aktivitas ekonominya.26

Doktrin selanjutnya adalah laissez faire-laissez passer (let do, let pass) yang berarti ‚biarkanlah semua terjadi, biarkanlah

semua berlalu‛.27

Doktrin ini menjadi pijakan dalam menjalankan paham pasar

bebas, yaitu yang dapat menentukan harga dan properti (kekayaan) individu

adalah mekanisme pasar, tanpa adanya campur tangan dan intervensi pemerintah.

Maka keadilan dalam konsep kapitalistik dipahami berdasarkan nilai-nilai

yang mereka angkat dan yakini sebagai suatu kebenaran. Ketika nilai-nilai pasar,

nilai individu, nilai modal lebih besar dibandingkan dengan nilai-nilai moral dan

kemanusiaan akan dapat dipastikan eksploitasi manusia atas manusia yang lain

akan terjadi. Timbangan keadilan akan timpang dan memberat ke posisi dimana

24

Baca lebih lanjut Max Weber, Etika Protestan dan Semangat Kapitalisme

(terjemahan), (Yogyakarta: Penerbit jejak, 2007), 9-10

25 Awalil Rizki, Nasyith Majidi. Neo Liberalisme. (Jakarta:E-Publishing Company,

2009), 216.

26 Awalil Rizki, Nasyith Majidi. Neo Liberalisme. (Jakarta:E-Publishing Company,

2009), 218

27 Deliarnov, Perkembangan Pemikiran Ekonomi, Penerbit Rajawali Press, Jakarta. 2007.

23

Page 82: maqos}idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Structural Equation Model (SEM) serta dihitung dengan alat bantu komputer (software) LISREL 8.7. Diperoleh kesimpulan

69

harta (modal) dan penghargaan material membesar (lebih besar) dibandingkan

lainnya. Bentuk ketidakadilan yang dirasakan oleh masyarakat marginal akibat

praktek liberalisme-kapitalisme adalah pernyataan yang ditulis oleh William

Blake (175-1827) dalam bukunya England Green and Pleasent Land yang

mengungkap akibat praktek kapitalisme di Inggris. Sebelum paham ini muncul,

di Inggrsi para petani hidup damai, harmonis dan tenang. Namun ketika paham

ini menguasai pikiran banyak orang menimbulkan perubahan seratus delapan

puluh derajat. Ajaran ini telah membawa masyarakat ke arah hidup yang penuh

persaingan dan perkelahian.28

Whitakker (1960) dalam Deliarnov (2007:62) menyebutkan bahwa Istilah

sosialisme pada awalnya digunakan untuk menunjukkan sistem-sistem pemilikan

dan pemanfaatan sumber-sumber produksi secara kolektif . dalam masyarakat

sosialis yang menonjol adalah rasa kebersamaan atau kolektivitas. Salah satu

bentuk kolektifitas ekstrim adalah komunisme. Keputusan-keputusan ekonomi

disusun, direncanakan dan dikendalikan oleh kekuatan pusat. Menurut Brinton

(1981), sosialisme menggambarkan pergeseran hak milik kekayaan dari swasta ke

pemerintah yang berlangsung secara perlahan-lahan melalui prosedur peraturan

pemerintah dengan memberikan kompensasi pada pemilik-pemilik swasta. Dalam

kegiatan ekonomi paham ini bermotto : from each according to his ablities, to each according to his need (dari setiap orang sesuai kemampuan, untuk setiap

orang sesuai kebutuhan).

Sosialisme mengedepankan hak milik umum. Falsafah ini beranggapan

bahwa dasar pokok yang utama adalah orang banyak. Individu hanyalah bagian

dari salah satu anggota masyarakat yang tidak memiliki hak-hak, kecuali hak

yang diakui dan memenuhi syarat terpeliharanya hak orang banyak.29

Sistem ini

juga tidak mengakui adanya pemindahan kekayaan melalui warisan dan investasi,

sehingga menyebabkan tidak terpenuhinya keadilan distribusi pendapatan.30

Ketika sistem ekonomi kapitalis dan liberalis-sosialis dipraktekkan, ternyata

tidak mampu menyelesaikan (menjadi solusi) permasalahan besar umat manusia

dewasa ini. Permasalahan kemiskinan, kelaparan, kesenjangan yang makin

melebar antara kaya dan miskin serta persoalan-persoalan kemanusiaan lainnya

yang disebabkan faktor ekonomi. Komponen keadilan ekonomi dalam

masyarakat Islam adalah (i) kesamaan kebebasan dan peluang bagi semua

anggota masyarakat untuk memanfaatkan sumber daya alam , (ii) keadilan

dalam bertransaksi, dan (iii) keadilan dalam distribusi.31

28

Deliarnov, ----------, 60

29 Zaki Fuad Cil, Pemerataan Distribusi Kekayaan dalam Ekonomi Islam, (Jakarta:

Penerbit Rajawali Press,2009), 151

30 Muhammad Abdul Mun’im Ghafar, al-Iqtishad al-Islami: al-Iqtishad al-juz’i Jilid 3

(Irak: Da>r al-Bayan, 1985), 407. dalam Euis Amalia. Keadilan Distributif dalam Ekonomi Islam. ,

(Jakarta: Rajawali Press, 2009), 104.

31 Zamir Iqbal dan Abbas Mirakhor, Pengantar Keuangan Islam, teori dan praktek.

(terjemahan oleh A.K. Anwar), (Jakarta: Penerbit Kencana Jakarta, 2008), 58

Page 83: maqos}idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Structural Equation Model (SEM) serta dihitung dengan alat bantu komputer (software) LISREL 8.7. Diperoleh kesimpulan

70

Kedua sistem ekonomi di atas berbeda dengan sistem ekonomi Islam.

Islam sangat menghormati kebebasan individu tanpa merusak kepentingan

bersama. Sistem ekonomi Islam memiliki sikap tersendiri dalam memandang hak

milik. Ekonomi Islam meletakkan secara bersama-sama dua macam hak milik

tersebut sebagai landasan pokok.

d. Maqas}id al shari’ah : cita keadilan ekonomi Islam

Salah satu konsep penting dan fundamental yang menjadi pokok bahasan

dalam filasafat hukum Islam adalah konsep maqasid at-tasyri' atau maqasid al-shari’ah yang menegaskan bahwa hukum Islam disyari'atkan untuk mewujudkan

dan memelihara maslahat umat manusia. Konsep ini telah diakui oleh para ulama

dan oleh karena itu mereka memformulasikan suatu kaidah yang cukup

populer,"Di mana ada maslahat, di sana terdapat hukum Allah."32

Teori maslahat

di sini menurut Masdar F. Masudi sama dengan teori keadilan sosial dalam istilah

filsafat hukum.33

Adapun inti dari konsep maqasid al-shari’ah adalah untuk

mewujudkan kebaikan sekaligus menghindarkan keburukan atau menarik

manfaat dan menolak mudarat, istilah yang sepadan dengan inti dari maqasid al-shari’ah tersebut adalah maslahat, karena penetapan hukum dalam Islam harus

bermuara kepada maslahat. Untuk memahami hakikat dan peranan maqasid al-

shari’ah, berikut akan diuraikan secara ringkas teori tersebut.

Imam al-Haramain al-Juwaini dapat dikatakan sebagai ahli teori (ulama

usul al-fiqh) pertama yang menekankan pentingnya memahami maqasid al-shari’ah dalam menetapkan hukum Islam. Ia secara tegas mengatakan bahwa

seseorang tidak dapat dikatakan mampu menetapkan hukum dalam Islam,

sebelum ia memahami benar tujuan Allah mengeluarkan perintah-perintah dan

larangan-larangan-Nya.34

Kemudian al-Juwaini mengelaborasi lebih jauh maqasid al-shari’ah itu dalam hubungannya dengan illat dan dibedakan menjadi lima

bagian, yaitu: yang masuk kategori daruriyat (primer), al-hajat al-ammah

(sekunder), makramat (tersier), sesuatu yang tidak masuk kelompok daruriyat dan hajiyat, dan sesuatu yang tidak termasuk ketiga kelompok sebelumnya

35.

Dengan demikian pada prinsipnya al-Juwaini membagi tujuan tasyri' itu menjadi

tiga macam, yaitu daruriyat, hajiyat dan makramat (tahsiniyah).

Pemikiran al-Juwaini tersebut dikembangkan oleh muridnya, al-Gazali.

Al-Gazali menjelaskan maksud syari'at dalam kaitannya dengan pembahasan

32

Muhammad Sa'id Ramdan al-Buti, Dawabit al-Maslahah fi as-Shari’ah al-Islamiyah,

(Beirut: Mu'assasah ar-Risalah,1977), 12.

33 Masda>r F. Mas'udi, "Meletakkan Kembali Maslahat Sebagai Acuan Shari’ah" Jurnal

Ilmu dan Kebudayaan Ulumul Qur'an No.3, Vol. VI Th. 1995. hlm. 97.

34 Abd al-Malik ibn Yusuf Abu al-Ma'ali al-Juwaini, Al-Burhan fi Usul al-Fiqh (Kairo:

Da>r al-Ansar,1400 H), 295

35 Abd al-Malik ibn Yusuf Abu al-Ma'ali al-Juwaini, Al-Burhan fi Usul al-Fiqh----, 923-

930

Page 84: maqos}idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Structural Equation Model (SEM) serta dihitung dengan alat bantu komputer (software) LISREL 8.7. Diperoleh kesimpulan

71

tema istislah36

. Maslahat menurut al-Gazali adalah memelihara agama, jiwa,

akal, keturunan dan harta. Kelima macam maslahat di atas bagi al-Gazali berada

pada skala prioritas dan urutan yang berbeda jika dilihat dari sisi tujuannya, yaitu

peringkat primer, sekunder dan tersier. Dari keterangan ini jelaslah bahwa teori

maqasid al-shari’ah sudah mulai tampak bentuknya.

Pemikir dan ahli teori hukum Islam berikutnya yang secara khusus

membahas maqasid al-shari’ah adalah Izzuddin ibn Abd al-Salam dari kalangan

Syafi'iyah. Ia lebih banyak menekankan dan mengelaborasi konsep maslahat

secara hakiki dalam bentuk menolak mafsadat dan menarik manfaat.37

Menurutnya, maslahat keduniaan tidak dapat dilepaskan dari tiga tingkat urutan

skala prioritas, yaitu: daruriyat, hajiyat, dan takmilat atau tatimmat. Lebih jauh

lagi ia menjelaskan, bahwa taklif harus bermuara pada terwujudnya maslahat

manusia, baik di dunia maupun di akhirat.

Pembahasan tentang maqasid al-shari’ah secara khusus, sistematis dan

jelas dilakukan oleh al-Syatibi dari kalangan Malikiyah. Dalam kitabnya al-Muwafaqat yang sangat terkenal itu, ia menghabiskan lebih kurang sepertiga

pembahasannya mengenai maqasid al-shari’ah. Sudah tentu, pembahasan tentang

maslahat pun menjadi bagian yang sangat penting dalam tulisannya. Ia secara

tegas mengatakan bahwa tujuan utama Allah menetapkan hukum-hukum-Nya

adalah untuk terwujudnya maslahat hidup manusia, baik di dunia maupun di

akhirat. Karena itu, taklif dalam bidang hukum harus mengarah pada dan

merealisasikan terwujudnya tujuan hukum tersebut.38

Seperti halnya ulama

sebelumnya, ia juga membagi urutan dan skala prioritas maslahat menjadi tiga

urutan peringkat, yaitu daruriyat, hajiyat, dan tahsiniyat. Yang dimaksud

maslahat menurutnya seperti halnya konsep al-Gazali, yaitu memelihara lima hal

pokok, yaitu: agama, jiwa, akal, keturunan dan harta. Konsep maqasid al-shari’ah atau maslahat yang dikembangkan oleh al-Syatibi di atas sebenarnya telah

melampaui pembahasan ulama abad-abad sebelumnya. Konsep maslahat al-

Syatibi tersebut melingkupi seluruh bagian shari’ah dan bukan hanya aspek yang

tidak diatur oleh nas. Sesuai dengan pernyataan al-Gazali, al-Syatibi merangkum

bahwa tujuan Allah menurunkan shari’ah adalah untuk mewujudkan maslahat.

Meskipun begitu, pemikiran maslahat al-Syatibi ini tidak seberani gagasan at-

Tufi.39

Pandangan at-Tufi mewakili pandangan yang radikal dan liberal tentang

maslahat. At-Tufi berpendapat bahwa prinsip maslahat dapat membatasi

(takhsis) Al-Qur’an, sunnah dan ijma' jika penerapan nas Al-Qur’an, sunnah dan

36

Al-Gazali, al-Mustasfa min Ilm al-Usul (Kairo: al-Amiriyah, 1412), 250 dan

seterusnya

37 Izzuddin ibn Abd al-Salam, Qawaid al-Ahkam fi Masalih al-Anam (Kairo: al-

Istiqamat, t.t), 9

38 Al-Syatibi, al-Muwafaqat fi Usul al-Shari’ah (Kairo: Mustafa Muhammad, t.t,) II:4.

39 Nur A. Fadhil Lubis, Hukum Islam dalam Kerangka Teori Fikih dan Tata Hukum

Indonesia (Medan :Pustaka Widyasarana,1995), 34-35.

Page 85: maqos}idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Structural Equation Model (SEM) serta dihitung dengan alat bantu komputer (software) LISREL 8.7. Diperoleh kesimpulan

72

ijma' itu akan menyusahkan manusia.40

Akan tetapi, ruang lingkup dan bidang

berlakunya maslahat at-Tufi tersebut adalah mu'amalah. Sejak awal shari’ah

Islam sebenarnya tidak memiliki tujuan lain kecuali kemaslahatan manusia.

Ungkapan standar bahwa shari’ah Islam dicanangkan demi kebahagiaan manusia,

lahir-batin; duniawi-ukhrawi, sepenuhnya mencerminkan maslahat. Akan tetapi

keterikatan yang berlebihan terhadap nas, seperti dipromosikan oleh faham

ortodoksi, telah membuat prinsip maslahat hanya sebagai jargon kosong, dan

shari’ah yang pada mulanya adalah jalan-telah menjadi jalan bagi dirinya

sendiri.41

Dengan demikian, jelas bahwa yang fundamental dari bangunan

pemikiran ekonomi Islam adalah maslahat, maslahat manusia universal, atau-

dalam ungkapan yang lebih operasional- "keadilan sosial". Tawaran teoritik

(ijtihadi) apa pun dan bagaimana pun, baik didukung dengan nas atau pun tidak,

yang bisa menjamin terwujudnya maslahat kemanusiaan, dalam kacamata Islam

adalah sah, dan umat Islam terikat untuk mengambilnya dan merealisasikannya.

Sebaliknya, tawaran teoritik apa pun dan yang bagaimana pun, yang secara

meyakinkan tidak mendukung terjaminnya maslahat, lebih lebih yang membuka

kemungkinan terjadinya kemudaratan, dalam kacamata Islam, adalah fasid, dan

umat Islam secara orang perorang atau bersama-sama terikat untuk

mencegahnya.

Untuk mempermudah pemahaman, dapat dikemukakan satu ilustrasi

syari'at zakah. Tujuan disyari'atkan zakah adalah jelas: terwujudnya keadilan

sosial dan kesejahteraan bersama dengan prinsip yang kuat membantu yang

lemah. Di sini tidak ada keperluan sedikit pun untuk melakukan ijtihad guna

menentukan hukumnya menegakkan keadilan sebagaimana dicita-citakan oleh

konsep zakah tersebut. Yang perlu dilakukan ijtihad adalah dalam hal-hal berikut

ini: pertama, mendefinisikan keadilan sosial dan pemerataan kesejahteraan dalam

konteks ruang dan waktu tertentu, misalnya konteks bangsa Indonesia dalam

dasawarsa kini dan mendatang; kedua, berapa beban yang harus ditanggung oleh

mereka yang mampu (miqdar al-zakah), atas basis kekayaan apa saja (mahall al-zakah), kapan harus dibayar (waqt al-‘ada), dan siapa-siapa serta dimana

alamatnya yang secara riil dan definitif harus diuntungkan oleh zakah, dan

sektor apa saja yang secara riil dan definitif harus didukung oleh dana zakah

(masraf al-zakah), dan sebagainya; dan ketiga, kelembagaan apa saja yang

seharusnya tersedia dalam realitas sosial politik Indonesia yang bisa mendukung

terwujudnya keadilan sosial dengan zakah tersebut; bagaimana mekanisme

pembentukannya, kerjanya dan kontrolnya.

Al-Mawardi dalam Chapra (2008) berpendapat, ‚ keadilan komprehensif

menanamkan rasa saling mencintai dan kasih sayang, ketaatan kepada hukum,

pembangunan negara, perluasan kekayaan, pertumbuhan keturunan, dan

40

Najmuddin at-Tufi, Syarh al-Hadis Arba'in an-Nawaiyah dalam Mustafa Zaid, al-Maslahat fi at-Tasyri'i al-Islami wa Najmuddin at-Tufi,( Mesir: Da>r al-Fikr al-Arabi,1954) , 46

41 Masdar F. Mas'udi, "Meletakkan Kembali Maslahat ....", 94.

Page 86: maqos}idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Structural Equation Model (SEM) serta dihitung dengan alat bantu komputer (software) LISREL 8.7. Diperoleh kesimpulan

73

keamanan kedaulatan, dan bahwa tak ada unsur yang lebih cepat menghancurkan

dunia dan nurani manusia selain kezaliman. Praktek keuangan mikro pada

hakekatnya merupakan perwujudan dari nilai-nilai keadilan yang dimaksud di

atas. Nilai spiritualisme tertinggi ‚tauhid‛ memandang bahwa ‚keadilan‛ sebagai

hasil pokok tauhid atau keimanan kepada Tuhan Yang Maha Esa.‛ Segala

sesuatu yang baik adalah komponen dari keadilan dan segala sesuatu yang buruk

adalah komponen dari kezaliman dan penindasan.42

Maka aktivitas keuangan

yang memihak kepada mereka yang terpinggirkan dan tidak tersentuh jasa

pelayanan keuangan formal menjadi suatu bentuk keberpihakan kepada kaum

lemah yang menjadi wujud ‚keadilan distribusi‛ dalam doktrin ekonomi Islam.

2. Prinsip Kejujuran (honesty)

Kejujuran merupakan puncak moralitas iman dan karakter yang paling

menonjol dari orang-orang beriman. Prinsip ini menjadi dasar pijakan bagi pelaku

keuangan mikro Islam dalam menjalankan visi dan misinya. Keutamaan ‚jujur‛

dalam diri seorang muslim dapat dilihat dari hadith yang diriwayatkan at-

Tirmidzi, ‚Pedagang yang jujur dan dapat dipercaya (penuh) adalah bersama para

nabi , orang-orang yang membenarkan risalah nabi dan para syuhada ‚.43

Nilai yang mengikuti prinsip ini adalah amanat (kepercayaan), karena

jujur maka dampaknya dapat dipercaya. Lembaga keuangan mikro shari’ah

mutlak memiliki dan memegang teguh prinsip ini. Amanah merupakan elemen

terpenting dari modal sosial dalam Islam dan merupakan pondasi hubungan

individu dengan Allah SWT. dan dengan orang lain dalam masyarakat.44

Al-

Qur’an menjelaskan bahwa melaksanakan kewajiban sesuai dengan kontrak (akad

perjanjian) merupakan perintah kepada orang-orang yang beriman. Menepati

janji dan pasal-pasal akad yang telah dibuat , dan memperthankan sikap amanah,

dipandang sebagai karakteristik penting dari orang-orang beriman yang sejati.

Menjaga amanah dan janji merupakan dua karakteristik utama orang-

orang beriman.45

Orang-orang yang beriman diperintahkan untuk mematuhi

42

Lihat M. Umer Chapra, Masa Depan Ilmu Ekonomi (Jakarta : Gema Insani Press,

2001), 56-57

43 Lihat Yusuf Qardhawi, Peran Nilai dan Moral dalam ekonomi Islam. (Jakarta :

Robbani Press, 2004), 293. Penulis menjelaskan tentang bentuk ketidakjujuran adalah aktivitas

promosi dan iklan yang melebih-lebihkan keadaan Dari yang sebenarnya. Dengan iklan dan

promosi itu masyarakat didorong untuk membeli yang sebenarya tidak perlu dan tidak ada

kemampuan untuk membelinya. Alternatif hutang menjadi pilihan, pada hutang mendatangkan

kegelisahan dan ketidaktenangan hati.

44 Zamir Iqbal dan Abbas Mirakhor, Pengantar Keuangan Islam, Teori dan Praktek.

(Jakarta.: Kencana Press, 2007), 46. Terapan dalam keuangan Islam dijelaskan oleh penulis

bahwa memnuhi ketentuan kontrak dan selalu menepati janji dengan anggota masyarakat lain

adalah konsep yang didasarkan pada keharusan untuk setia kepada perjanjian orisional dan

primordial antara manusia dan Allah SWT. Lihat Q.S. 7:172

45 Q.S. Al-Mu’minu>n:1-8

Page 87: maqos}idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Structural Equation Model (SEM) serta dihitung dengan alat bantu komputer (software) LISREL 8.7. Diperoleh kesimpulan

74

janji-janjinya sesuai dengan akad yang diperjanjikannya.46

Mereka diminta untuk

menepati janji mereka karena mereka akan dimintai pertanggungjawaban tentang

janji yang telah mereka ikrarkan.47

Setiap transaksi yang dilakukan untuk waktu

tertentu sudah seharusnya untuk ditulis dalam suatu akad perjanjian. Sehingga

masing-masing pihak dapat mengetahui hak dan kewajibannya.48

Nilai-nilai

moral yang ditanamkan oleh Islam ini pada hakekatnya telah menjadi pedoman

umum bagi masyarakat secara universal. Bagi mereka yang memegang teguh

nilai-nilai ini maka mereka akan mendapatkan keberuntungan jangka panjang,

karena mereka dapat dipercaya (credible), dan terbuka (transparance).

Payandeh dalam Zabir dan Abbas (2008:47) memetik sebuah hadith

pendek, Rasulullah SAW bersabda :

‚Orang yang tidak dapat dipercaya tidak memiliki iman, dan orang

yang melanggar janjinya tidak memiliki agama ‚

‚ Menepati janji mereupakan tanda keimanan ‚

‚Ada tiga perkara yang wajib dipatuhi oleh setiap orang:

memperlakukan orang tua dengan baik, terlepas mereka beriman atau

tidak; menepati janji baik janji tersebut diberikan kepada orang

muslim atau non muslim, dan mengembalikan apa yang ditipkan,

terlepas dari orang yang menitipkan muslim atau nonmuslim‛

‚ Jagalah apa-apa yang diamanahkan kepada kamu dan janganlah

pernah berkhianat bahkan kepada orang yang pernah mengkhianati

anda ‚

Akhirnya, Rasulullah SAW. Menspesifikasikan karakteristik utama

orang-orang munafik, sebagai berikut :

‚Tiga sikap, apabila ditemukan dalam diri seorang muslim, maka ia

adalah orang munafik bahkan walaupun dia melaksanakan sholat,

pergi umroh dan berhaji, serta menyatakan ‘saya seorang muslim’,

yaitu ketika berbicara berbohong, ketika berjanji dia mengingkari,

dan ketika diberikan kepercayaan dia berkhianat‛.49

Lembaga keuangan mikro Islam sebagai sebuah entitas bisnis dan

sosial semestinya memegang nilai-nilai kejujuran dan amanah dalam

menjalankan visi dan misinya. Kejujuran dan amanah dalam keuangan mikro

Islam tercermin dari cara mereka beriklan dan berpromosi, menyampaikan isi

46

Q.S. Al-Ma’idah : 1

47 Q.S. Al-Isra’ : 34

48 Q.S. Al-Baqarah : 282

49 Dalam s}ahihain disebutkan ‚ tiga sifat, barang siapa yang ketiga sifat tersebut terdapat

pada dirinya maka ia adalah seorang munafiq, meskipun ia berpuasa,sholat dan mengaku dirinya

seorang muslim: apabila berkata dusta, apabila berjanji mengingkari dn apabila dipercaya

berkhianat.‛ (HR. Muntafaq alaih Dari Ibnu ‘Amr dan Abu Hurairah, al-Jami’ash-Shaghir: 3043.

Page 88: maqos}idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Structural Equation Model (SEM) serta dihitung dengan alat bantu komputer (software) LISREL 8.7. Diperoleh kesimpulan

75

perjanjian (akad) secara terbuka kepada anggota, customer, dan pihak lain dalam

setiap transaksi, saling memegang teguh akad sesuai dengan yang diperjanjikan,

memberikan informasi yang benar kepada anggota, partner, counter part, dan

pihak yang berwenang lainnya.

3. Kemitraan (partnership)

Islam mengajarkan untuk saling bantu-membantu dalam kebaikan dan

ketakwaan50

, dimensi ‚ta’awwun‛ tidak hanya sekedar dalam bidang sosial, tapi

semua aspek termasuk dalam bidang ‚mu’amalah‛. Pada hakekatnya kebaikan

‚birr’ terdapat pada semua aspek kehidupan manusia, jika manusia itu sendiri

menyadarinya. Salah satu bentuk kebaikan yang dianjurkan dalam bidang

mu’amalah antara lain kerja-sama. Kerja-sama atau dalam istilah lain kemitraan

dalam mu’amalah sudah banyak di bahas dalam fiqh mu’amalah.51

Suatu kerjasama akan dapat terjalin dengan baik, jika pihak yang saling

bekerja sama menempatkan pihak lainnya dalam posisi yang sama (kesetaraan).

Dalam Islam, persamaan merupakan substansi keadilan, sebab keadilan

mengharuskan persamaan di antara manusia dalam segala bidang.52

Keadilan

bukanlah berarti persamaan secara mutlak, namun adanya kesetaraan antara hak

dan kewajiban.53

Ketika ada lembaga keuangan yang melakukan hubungan

dengan pelanggannya (anggotanya) , baik dalam transaksi komersial maupun

kebaikan (tabarru’), sudah semestinya masing-masing pihak mengetahui hak dan

kewajibannya secara jelas. Apalagi keuangan mikro yang melayani masyarakat

miskin yang notabene banyak yang tidak memahami tentang hukum, maka

Lembaga keuangan mikro harus dapat memberikan penjelasan yang sejelas-

jelasnya kepada mereka, sehingga tidak ada yang merasa di dzalimi oleh pihak

lain.

Semua pihak harus mendapat pelayanan yang sama tanpa membeda-

bedakan kaya-miskin, laki-laki – perempuan, orang desa atau orang kota, saudara

50 Q.S. Al-Ma’idah : 2

51 Para fuqaha membagi bentuk kerjasama dalam empat macam, yaitu (1) syirkah abdan,

(2) syirkah mufawadhah, (3) syirkah wujuh, dan (4) syirkah ‘inan. Lihat lebih lanjut Hendi S.

Fiqih Mu’amalah (Jakarta:. Rajawali Press, 2008), 292

52 Lihat Q.S. al-Hujurat: 13. ‚ Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu Dari

seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-

suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu

di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu.‛. Rasulullah SAW menyampaikan

khutbah pada pertengahan hari tasyriq dalam haji wada’ ‚ Hai manusia! Ketahuilah bahwa

sesungguhnya Tuhan kamu adalah satu, dan bapak kamu adalah satu. Ketahuilah, tiada

keutamaan bagi orang Arab atas orang ajam (non-Arab), dan orang Ajam atas orang Arab; dan

tiada keutamaan bagi orang merah atas orang hitam, dan orang hitam atas orang merah,

melainkan dengan takwa‛.

53 Lihat, DR. Yusuf Qardhawi, Al-Fatwa bayna al-Ind}iba>t} wa Al-Tasayyub, 130

Page 89: maqos}idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Structural Equation Model (SEM) serta dihitung dengan alat bantu komputer (software) LISREL 8.7. Diperoleh kesimpulan

76

atau bukan saudara, muslim atau pun non-muslim. 54

Memposisikan masyarakat

miskin sebagai partner usaha dalam memandirikan ekonomi adalah pilihan yang

terbaik dan benar. Ketika masyarakat miskin dijadikan sebagai obyek ‚dana

sosial-filantrofi‛ , maka mereka hakekatnya telah kehilangan kebebasan dan

memilih, dan menempatkan mereka pada posisi ‚tangan di bawah‛. Selain dalam

pandangan agama mereka ‚hina‛ atau kita yang menghinakan mereka dengan

cara ‚diberi‛ bukannya mereka di’angkat‛ dan disetarakan dengan kita

‚keuangan mikro Islam‛ sebagai mitra dalam menjalankan kegiatan ekonomi

produktif. Sehingga akhirnya mereka dapat mandiri dan berdikari.

Hubungan kemitraan antara lembaga keuangan mikro Islam dengan

masyarakat miskin dapat terwujud dalam berbagai pilihan akad yang

dishari’ahkan. Namun organisasi yang dibangun untuk mengoperasionalisasikan

pelayanan jasa keuangan mikro pun semestinya menggunakan prinsip kemitraan.

Prinsip kemitraan dalam bahasa Mahmud Syaltut adalah Syirkah Ta’awwuniyah. Bentuk organisasi ‚lembaga/badan usaha‛ yang mendekati prinsip tersebut

adalah koperasi.

54

‘Umar berpendapat bahwa manusia jika dikebiri kebebasan dan hak memilihnya,

maka dia akan kehilangan keseimbangan dan kepribadiannya yang mandiri. Lihat Fikih Ekonomi

‘Umar ibn al-Khattab. 416

Page 90: maqos}idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Structural Equation Model (SEM) serta dihitung dengan alat bantu komputer (software) LISREL 8.7. Diperoleh kesimpulan

77

C. PRAKTEK TERBAIK KEUANGAN MIKRO DI DUNIA

Keuangan mikro dipraktekkan oleh berbagai lembaga di dunia, baik oleh

lembaga keuangan formal55

maupun lembaga keuangan non-formal56

. Sejak tahun

1997, kredit mikro dalam ‚Microcredit Summit 1997‛ telah menjadi paradigma

baru dalam mengatasi masalah kemiskinan di dunia, dan dikukuhkan oleh

Perserikatan bangsa-Bangsa (PBB) dalam ‚Microfinance Summit 2005‛ yang

menjadikan tahun 2005 sebagai ‚The International Year of Micro Credit‛ sebagai

alat pengentas kemiskinan dan pembangunan ekonomi di dunia. Masyarakat

dunia, baik pemerintah maupun swasta mencoba untuk mempraktekkan

keuangan mikro dalam berbagai model dan pendekatan yang berbeda. Namun

tidak semua pihak yang mencoba mempraktekkannnya dapat berhasil dengan

baik.

Ada lembaga-lembaga yang berhasil mempraktekkan keuangan mikro di

berbagai negara di dunia57

. Organisasi yang berhasil mempraktekkan keuangan

mikro ini antara lain Grameen Bank di Banglades58

, Bank Rakyat Indonesia

(BRI) Unit59

di Indonesia, BancoSol di Bolivia60

, Association for Social

Advancement (ASA) di Bangladesh61

. Actuar Bogota di Colombia62

, Share

55

Lembaga keuangan yang telah mendapatkan ijin operasional dari otoritas moneter

(Bank Sentral) negara yang bersangkutan, misalnya Perbankan.

56 Lembaga yang menjalankan kegiatan keuangan, namun ijin operasionalnya diperoleh

bukan dari otoritas moneter, misal Perusahaan Leasing, Pegadaian, Asuransi, dsb. Yang

mendapatkan ijin operasional dari Departemen keuangan, atau Koperasi yang mendapatan ijin

dari Departemen Koperasi, serta Yayasan di bawah pembinaan Departemen Sosial.

57 Indikator keberhasilan mereka dapat diukur dari luas jangkauan pelayanan terhadap

masyarakat miskin, tingkat kedalaman jangkauan dengan besaran pinjaman yang relatif kecil,

memberikan dampak perubahan kesejahteraan ekonomi bagi nasabah dan anggotanya, dan dapat

berlanjut dalam jangka panjang karena dikelola secara efektif dan efisien.

58 Grameen Bank didirikan oleh Prof.Muh.Yunus tahun 1976, baca lebih lanjut

Muhammad Yunus, Bank Kaum Miskin (Jakarta:marjin Kiri, 2008), 2-5

59 BRI sebagai Bank milik Pemerintah Indonesia membuka dan melayani jasa keuangan

di desa-desa di seluruh Indonesia dengan produknya yang sangat terkenal yaitu BIMAS

(Bimbingan Massal) dan KUPEDES (Kredit Usaha Pedesaan) yang di mulai pada tahun 1970an.

Lihat lebih lanjut Soetanto Hadinoto, Kredit Mikro (Jakarta: PT.Elexmedia Komputindo, 2005),

1-13

60 Berdiri pada bulan Februari 1992 yang dimiliki oleh Bank Komersial ‚ La Paz‛ di

Bolivia yang fokus pada pembiayaan mikro. Baca lebih lanjut pada Elisabeth Rhyne dan Linda

S.Rotblatt, What Makes Them Tick? (New York: ACCION International, 1997), 7

61 Berdiri tahun 1978 di Banglades, Baca lebih lanjut Kelly Hattel, ‚Microfinance

Clients, Product/Services and Market Niches‛, Microfinance Network (Calmeadow: ACCION

International, 2002), 44-48

62 Berdiri tahun 1988 di Bogota, Colombia. Baca lebih lanjut, pada Elisabeth Rhyne dan

Linda S.Rotblatt, What Makes Them Tick?, 10-11

Page 91: maqos}idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Structural Equation Model (SEM) serta dihitung dengan alat bantu komputer (software) LISREL 8.7. Diperoleh kesimpulan

78

Microfin Limited di India63

, Banco del Desarollo di Cili64

, K-Rep Bank di

Kenya65

, MiBanco di Peru66

, Citi Savings and Loans Company Ltd di Ghana67

.

Untuk mengilustrasikan keberhasilan lembaga yang mempraktekkan

keuangan mikro di atas, di bawah ini (Lihat Tabel : 4.1) disajikan performance

masing-masing organisasi.

Tabel 3.1 Performa Lembaga Keuangan Mikro Dunia

Nama Lembaga Jumlah

Nasabah

Outstanding

Portofolio (M

US$)

Rata-2 Jml

Pinjaman

(US$)

NPL Nasabah

Wanita

Grameen Bank,

Bangladesh (2007)68

7.600.000 $609 $72 0.8% 97%

Credit Union69

700.000 $600 $558 2% -

BRI unit,Indonesia 2.615.679 $669.3 $386 4.7% 25%

BancoSol, Bolivia 19.861 $63 $833 2.0 65%

ASA 638.294 $41.8 $106 0.1% 82%

SML, India 216.000 $14.88 - 0% 100%

Banco del Sarollo,

Chili

75.755 $63 $1.250 6.4% 45%

Sumber: Data yang diolah dari Sumber Pustaka

63

Berdiri tahun 1993 di India yang disponsori oleh the Asia Pacific Development Center

di Malaysia dan Grameen Trust di Bangladesh. Baca lebih lanjut Kelly Hattel, ‚Microfinance

Clients, Product/Services and Market Niches‛, Microfinance Network (Calmeadow: ACCION

International, 2002), 8-9

64 Berdiri pada 30 Juni 2003 di Cili yang dimiliki oleh Bank swasta, baca lebih lanjut

Kelly Hattel, ‚Microfinance Clients, Product/Services and Market Niches‛, Microfinance Network (Calmeadow: ACCION International, 2002), 10

65 Berdiri pada bulan Juni 1997 di Kenya yang didirikan oleh investor lokal Kwa

Multipurpose Co-operative Society, dan kepemilikannya sebagian besar oleh K-Rep Bank. Baca

lebih lanjut Craig F. Churchill, Moving Microfinance Forward ( Washington D.C: Microfinance

Network, 1998), 9

66 Berdiri tahun 1996 yang diprakarsai oleh Accion Comunitaria del Peru termasuk

lembaga keuangan non-bank di Peru. Baca lebih lanjut Craig F. Churchill, Moving Microfinance Forward ( Washington D.C: Microfinance Network, 1998), 13-14

67 Berdiri tahun 1992 yang didirikan oleh Lembaga Keuangan non-Bank (Non-Bank

Financial Institutions (NBFI) di Ghana. Craig F. Churchill, Moving Microfinance Forward (

Washington D.C: Microfinance Network, 1998), 15

68Latifee, ‚the Experience of Grameen Bank‛, Presented at the Conference on Deepening

Financial Sector Reforms and RegionalCooperation in South Asia‛ held at the Gulmohar Hall, India Habitat Centre, Lodi Road,New Delhi-110003, India, November 06 – 07, 2008

69 Elisabeth Rhyne dan Maria Otero, ‚ The Changing Face of Microfinance: Closing the

Quality Gap‛, MicroBanking Bulletin, Issue 13, Autumn 2006. 3

Page 92: maqos}idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Structural Equation Model (SEM) serta dihitung dengan alat bantu komputer (software) LISREL 8.7. Diperoleh kesimpulan

79

Pada penelitian ini penulis hanya membahas mengenai produk

pembiayaan (kredit) saja, sehingga pengalaman terbaik yang dipraktekkan oleh

praktisi keuangan mikro tersebut akan dikaji dari sisi fitur produk pembiayaan

dan metodologi pembiayaannya. Bentuk-bentuk fitur produk pembiayaan pada

dasarnya sama, antara Lembaga yang satu dengan lainnya, yang membedakannya

adalah metodologi dan pendekatan yang digunakannya.

Karakteristik utama dari produk pembiayaan bagi keuangan mikro,

meliputi (1) Plafon pembiayaan70

, (2) Kegunaan pembiayaan71

, (3) jangka

waktu72

, (4) frekuensi pembayaran73

, (5) analisa kelayakan kredit74

, (6) mitigasi

risiko75

, (7) sustainability76

, dan (8) kualitas portofolio. 77

Kredit mikro yang

laksanakan oleh berbagai organisasi ada yang bersifat hanya sebagai salah satu

bentuk program charity saja, ada juga yang masih menjadi pilot project untuk

institusi tertentu maupun telah menjadi line product bagi organisasi yang sudah

mapan.

Produk pembiayaan yang menjadi objek dalam riset ini adalah produk

pembiayaan yang sudah menjadi line product dan proven. Keberhasilan para

praktisi keuangan mikro dalam mengembangkan produk mereka menjadi

perhatian utama dalam riset ini78

. Mereka rata-rata memulai kegiatan keuangan

mikro dengan membuka usaha pembiayaan, tentunya ini cukup logis karena

mereka beroperasi tanpa dukungan legal dari otoritas moneter sehingga ketika

akan menghimpun dana dari masyarakat akan mendapat kesulitan. Dua lembaga

keuangan formal yang mengoperasikan kredit mikro yaitu BRI dan Grameen

Bank, mereka memulai usahanya dari meminjamkan dana kepada masyarakat79

.

Mereka melayani nasabah melalui lebih dari seribu lokasi yang tersebar di

70

Plafon pembiayaan berkisar antara Rp. 1juta sampai Rp. 50juta, tergantung dari

wilayah geografiknya.

71 Pinjaman digunakan untuk modal kerja

72 Jangka waktu pinjaman berkisar antara 6 sampai 18 bulan

73 Pada umumnya mingguan atau bulanan

74 Analisis pembiyaaan berbasis penilaian kualitatif

75 Mitigasi risiko dilaksanakan pada seleksi pribadi di tingkat kelompok

76 Untuk mempertahankan pelayanan dan keberlanjutan usaha di bidang jasa keuangan

mikro pada umumnya melalui tingkat suku bunga yang relatif lebih tinggi dari tingkat bunga

pasar.

77Mario La Torre dan Gianfranco A. Vento, Microfinance (Hampshire: Palgrave

Macmillan,2006), 23

78 Performance mereka dalam perannya sebagai intermediasi keuangan dapat terlihat

pada jumlah anggota (nasabah), ukuran portofolio pinjaman, jumlah tabungan, dan tingkat

kemacetan pinjaman (NPL)

79 Jumlah anggota dan nasabah BRI sebanyak 1,9 juta orang dan Grameen Bank

sebanyak 1,6 juta orang.

Page 93: maqos}idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Structural Equation Model (SEM) serta dihitung dengan alat bantu komputer (software) LISREL 8.7. Diperoleh kesimpulan

80

seluruh negeri,80

sedang lembaga keuangan non-formal lainnya diinisiasi oleh

Lembaga Swadaya Masyarakat (non goverment Organization-NGO).

Lembaga keuangan yang menjalankan keuangan mikro dengan jumlah

portofolio anggota (nasabah) antara 10.000 anggota sampai satu juta lebih

anggota, mereka rata-rata memiliki dasar metodologi pembiayaan yang sudah

teruji dan stabil. Tingkat kegagalan bayar (default) dan tingkat kemacetannya

terkontrol secara ketat.81

Mereka telah menemukan cara dari praktek terbaik

pelaku keuangan mikro yang telah fokus memilih menjadi institusi keuangan

mikro komersial yang berhasil di dunia82

.

D. METODOLOGI PEMBIAYAAN DALAM KEUANGAN MIKRO

Pendekatan yang dinilai dapat dijadikan model dalam proses delivery

dana dan metodologi pembiayaan dapat merujuk pada praktek yang dilakukan

oleh organisasi-organisasi yang berhasil dalam implementasi keuangan mikro,

antara lain (1) Grameen Bank, (2) Association for Social Advancement (ASA),

(3) Credit Union, dan (4) the Village Bank

Grameen Model telah banyak diadpsi dan direplikasi oleh lembaga-

lembaga microfinance di seluruh dunia. Model ini diambil dari Grameen Bank

yang didirikan oleh Muh. Yunus di Banglades telah berhasil menjadi ikon

microfinance internasional. Bank ini membiayai masyarakat miskin di daerah

pedesaan Bangladesh83

. Grameen Bank membuat pembiayaan yang berbasis

kelompok yang beranggotakan lima orang, dan adanya ‚center‛ yang menjadi

media bertemunya tiap-tiap kelompok tiap seminggu sekali. Pinjaman ini tidak

mensyaratkan adanya agunan ‚jaminan‛ namun ada kewajiban tanggung renteng

apabila ada anggota yang mengalami ‚default‛. Frekuesni pembayaran dalam

bentuk mingguan, ketika bertemu di Center. Jangka waktu pinjaman sampai

dengan 50 minggu atau satu tahun.Tingkat marjin (bunga) pinjaman sekitar 20%,

sejak tahun 1983 Grameen Bank telah di akui oleh Pemerintah Bangladesh

sebagai Bank. Grameen Bank melayani masyarakat miskin dan wanita.

Kebanyakan anggota Grameen Bank adalah wanita.84

Grameen Bank ini telah

menjadi model bagi pengembangan praktek keuangan mikro di dunia.

80

Elisabeth Rhyne dan Linda S.Rotblatt, What Makes Them Tick? , Exploring The

Anatomy of Major Microfinance organization (New York: ACCION International, 1997), 11

81 Elisabeth Rhyne dan Linda S.Rotblatt, What Makes Them Tick----------, 17

82 David Roodman dan Uzma Qureshi, Microfinance as Business (New Delhi: Center for

Global Development, November 2006), 1

83Elisabeth Rhyne dan Linda S.Rotblatt, What Makes Them Tick----------, 5

84 Metode Pembiayaan dengan teknik kelompok dapat dipelajari lebih lanjut

sebagaimana terlampir dalam penelitian. Lihat lampiran :3

Page 94: maqos}idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Structural Equation Model (SEM) serta dihitung dengan alat bantu komputer (software) LISREL 8.7. Diperoleh kesimpulan

81

Association for Social Advancement (ASA) berdiri tahun 1978 dengan

tujuan untuk menegakkan keadilan sosial. ASA memulai kegiatannya berupa

pemberian pinjaman dana dalam bentuk micro credit program ke wilayah-

wilayah baru yang belum tersentuh program dana dari donor. Tahun 1995 ASA

telah menjadi program yang mandiri dalam melakukan pelayanan kepada

nasabah. Perubahan-perubahan besar yang dilakukan pada tahun 1995 antara lain:

(1) melakukan assesment tanpa melibatkan asesor dari luar, (2) sistem operasi

diperketat dan dilakukan desentralisasi, (3) kelompok-kelompok yang dibiayai

diubah dari laki-laki menjadi wanita.

Metodologi yang dikembangkan oleh ASA sedikit berbeda dengan model

keuangan mikro lainnya85

. ASA bekerja melalui tanggung jawab individu

dengan metode yang lebih sederhana dan fleksibel. Manajemen, pembukuan,

sistem pengarsipan dan sebagainya disusun lebih sederhana dan non-

konvensional. ASA merupakan salah satu bentuk model LKM yang tumbuh

sangat cepat di Bangladesh. Lembaga ini memiliki misi untuk mendukung

masyarakat berpenghasilan rendah (miskin) melalui fasilitas tabungan dan

pembiayaan.86

ASA menggunakan strategi low-cost dalam menjalankan metodologi

pelayanan jasa keuangannya, dimana didesain untuk membuat kegiatan berjalan

secara efektif dan efisien. Manual kegiatan operasi telah diperkenalkan dan

disusun secara detail sebagai buku panduan dalam mengimplementasikan

program. Petugas ASA yang berkantor di Kantor Cabang mengunjungi ke desa-

desa dan mengidentifikasi calon anggota setelah melakukan penilaian tingkat

pendapatan mereka. Kelompok dibentuk hanya menjadi sarana untuk

mengumpulkan mereka. Jumlah calon anggota yang dikumpulkan rata-rata

berjumlah 25 orang wanita miskin. Ada empat petugas pembiayaan ASA (Credit

Officer) dari Cabang dan masing-masing memegang 18 kelompok yang

mengkover sebanyak 450 anggota. Selanjutnya, masing-masing kantor cabang

melayani 1.800 wanita miskin. Anggota kelompok dapat menerima pinjaman

dana untuk memulai usaha mereka. Beban administrasi untuk pinjaman mereka

diberikan sebesar 15% dengan pembayaran selama setahun dalam bentuk

mingguan selama 46 minggu secara installment.

Program tabungan ASA dijadikan sebagai sumber utama dalam

pembiayaan, sehingga inovasi produk terus dilakukan. ASA membuat program

85

Pada umumnya LKM yang menggunakan metode kelompok dalam sistem

pembiayaannya menggunakan tanggung jawab renteng (tanggung renteng), misal sistem

grameen.

86 ASA sudah tidak tergantung terhadap dana donor mulai tahun 2001, dimana struktur

modalnya berasal dari tabungan anggota sebesar 24%, modal sendiri 41%, pinjaman 0,57%,

Penempatan pihak lain 29%, lainnya 5,43%. Lihat Kelly Hattel, ‚Microfinance Clients,

Product/Services and Market Niches‛, Microfinance Network (Calmeadow: ACCION

International, 2002), 46

Page 95: maqos}idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Structural Equation Model (SEM) serta dihitung dengan alat bantu komputer (software) LISREL 8.7. Diperoleh kesimpulan

82

tabungan yang dihimpun mingguan. ASA menentukan jumlah minimum

tabungan yang wajib dilakukan oleh anggota ASA sebesar Tk.15 dan Tk.3087

tiap

minggu. Selain itu juga ada tabungan sukarela, yang dikenalkan kepada anggota

dan ternyata hasilnya sangat signifikan.88

Pada tahun 2003, ASA menciptakan dua jenis produk baru yaitu asuransi

pinjaman dan asuransi jiwa kepada anggotanya. Prosesnya sangat sederhana,

biaya premi sebesar Tk.3 untuk pinjaman per-seribu dan Tk.10 dibayarkan per-

minggu untuk asuransi jiwa. Apabila ada kematian atau kecelakaan yang

menimpa anggota, maka sisa pinjaman dibayarkan dari asuransi dan

mendapatkan dana asuransi sebesar 6x lebih dari jumlah dana yang disimpan,

namun jika tidak terjadi sesuatu (kematian/kecelakaan), maka anggota menerima

total simpanannya ditambah dengan dividen.

Tantangan yang dihadapi ASA adalah mempertahankan tingkat

pembayaran kembali yang tinggi. ASA berhasil muncul sebagai pionir dalam

pendekatan minimalis, mendesain sebuah model keuangan mikro yang

replicable89 dalam semua lingkungan dan wilayah yang luas. ASA berkomitmen

untuk memperluas jangkauan, menekan biaya dan beban kredit secara optimal,

dan mengembangkan sumber keuangan mandiri.

Model Credit Union hampir sama dengan model koperasi di Indoensia,

yang mensyaratkan kepada calon nasabahnya untuk bergabung terlebih dahulu

menjadi anggota organisasi sebelum menjadi debitur. Lembaga yang

menggunakan model ini banyak menggunakan asas-asas koperasi, sehingga ada

pembinaan kepada anggota dan kegiatan pertemuan anggota dalam periode

tertentu. Pendekatan dalam deliveri kreditnya menggunakan individual lending.

Tanggung jawab memenuhi kewajiban apabila terjadi kegagalan bayar

sepenuhnya ada di masing-masing anggota (debitur). Dalam model ini jaminan

tidak menjadi syarat utama dalam proses pencairan pinjaman90

.

Model Village Bank (Bank Desa) dipraktekkan oleh banyak lembaga

keuangan mikro sebagai model yang paling sederhana, karena menggunakan

pendekatan individual lending. Model ini cukup konvensional karena produknya

hampir sama dengan perbankan konvensional. Lembaga berdiri dan beroperasi

87

Nilai tukar Taka terhadap dolar adalah US$1 = Tk.62 atau nilai Tk.30 = ± Rp. 4500,-,

jika US$1 = Rp.9000

88 Pada bulan April 1997, ASA memperkenal proeduk baru yang disebut ‚

VOLUNTARY SAVINGS PRODUCT‛ , produk ini ditawarkankepada anggotanya untuk

menabung dan menarik kembali secara sukarela. ASA memberikan bunga sebesar 7% kepada

penabung dan membebankan biaya pinjaman sebesar 15%. Kelly Hattel, ‚Microfinance Clients,

Product/Services and Market Niches‛, Microfinance Network ---------, 47

89 Model yang dikembangkan ASA disebarluaskan dengan metode yang lebih sederhana

melalui model SHG (Self Help Group) yang terlampir dalam penelitian ini. Lihat lampiran 4

90 Kelly Hattel, ‚Microfinance Clients, Product/Services and Market Niches‛,

Microfinance Network ---------, 22

Page 96: maqos}idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Structural Equation Model (SEM) serta dihitung dengan alat bantu komputer (software) LISREL 8.7. Diperoleh kesimpulan

83

secara mandiri yang menempatkan nasabah sebagai pihak debitur dan tidak

terikat dengan aturan-aturan tertentu. Pihak LKM akan menilai secara obyektif

calon debiturnya, baik penilaian secara kualitatif maupun kuantitatif tentang

kelayakan usahanya dan kemampuan membayarnya. Setelah dinyatakan layak,

maka calon nasabah dapat dilayani menjadi nasabah peminjam. Model ini di

Indonesia dilakukan oleh Bank Perkreditan Rakyat (BPR) dan BRI Unit. Dalam

model ini jaminan menjadi syarat mutlak dalam proses pencairan kreditnya.

Petugas kredit melakukan penilaian terhadap kelayakan usaha calon debitur

dengan melihat kemampuan bayar dan persyaratan 5C lainnya91

.

E. PRINSIP-PRINSIP (KEY SUCCESS FACTOR) KEUANGAN MIKRO

Berdasarkan analisis fenomenologis di atas, maka ada beberapa prinsip-

prinsip keuangan mikro yang menjadi dasar dalam mencapai keberhasilan

mempraktekkan keuangan mikro , antara lain : (1) Skala dan kedalaman

jangkauan pembiayaan, (2) Keberlanjutan (sustainability), (3) Pemberdayaan

(social intermediatory).

(1). Skala dan kedalaman Jangkauan Pembiayaan (Outreach)

Keuangan mikro yang memiliki sasaran masyarakat miskin dengan jumlah

populasi terbesar dari bagian masyarakat di negara-negara berkembang dan

negara dunia ketiga (miskin) membutuhkan metodologi pendekatan khusus

dalam menjangkau kelompok sasarannya. Masyarakat miskin yang tinggal di

sebagaian besar wilayah-wilayah pedesaan dan di daerah pinggiran kota

membuat makin sulitnya mereka menjangkau akses infrastrukur kehidupan yang

layak. Lembaga keuangan formal yang berlokasi di daerah-daerah perkotaan

(pusat kota) hampir di seluruh negara telah menjadi Institusi elit yang tidak

terjangkau oleh masyarakat miskin, terutama yang tinggal di wilayah pedesaan.

Lembaga keuangan formal (perbankan) yang sudah mulai masuk ke

wilayah pedesaan pun, ternyata mengalami hambatan untuk menjangkau

masyarakat miskin akibat tidak bankabel. Kemampuan menjangkau nasabah

masyarakat miskin di wilayah yang tersebar di daerah-daerah pedesaan

merupakan parameter tersendiri dalam mengukur tingkat keberhasilan (dampak)

keuangan mikro dalam meningkatkan pendapatan masyarakat sehingga akan

mengurangi angka kemiskinan.92

Ada sekitar 95% dari 190 juta masyarakat

91

Prinsip-prinsip kehati-hatian dalam perbankan konvensional digunakan untuk menilai

kelayakan calon debitur. Lihat David Roodman dan Uzma Qureshi, Microfinance as Business

(New Delhi: Center for Global Development, November 2006), 6

92 Keuangan mikro adalah alat penanggulangan kemiskinan yang paling efektif di dunia.

Lihat Artikel yang diterbitkan Asean Development Bank (ADB) yang berjudul Finance for the

Poor : Microfinance Development Strategy. Baca juga laporan IRTI dan IDB yang berjudul

Page 97: maqos}idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Structural Equation Model (SEM) serta dihitung dengan alat bantu komputer (software) LISREL 8.7. Diperoleh kesimpulan

84

miskin di wilayah Asia dan Pasifik yang masih belum dapat mengakses jasa

keuangan.93

Dunia Islam yang berpenduduk lebih 1,2 Miliar orang, tinggal dari

wilayah Sinegal sampai Filipina yang meliputi 6 wilayah yaitu Afrika Utara, sub-

sahara Afrika, Timur Tengah, Asia Tengah, Asia Selatan dan Asia Tenggara.

Kecuali Asia Tenggara dan Timur Tengah, mayoritas penduduknya berada dalam

tingkat kemiskinan yang tinggi, terutama di daerah pedesaan dan masyarakat

urban. Indonesia memiliki angka kemiskinan sebesar 17,4% (36,3juta jiwa)94

,

Pada sisi lain, keluarga prasejahtera, yaitu keluarga yang belum dapat memenuhi

kebutuhan dasarnya (pangan, sandang, papan, kesehatan, dan pendidikan) juga

terus meningkat. Pada 2004, keluarga prasejahtera baru mencapai 12,91 persen

dari jumlah penduduk. Sedangkan pada 2008 sudah mencapai 20,04 persen,

sebuah peningkatan yang luar biasa. Dalam rentang waktu empat tahun, orang

paling miskin meningkat sekitar tujuh persen. Gambaran tersebut dapat

diterjemahkan bahwa jurang pemisah antara yang kaya dan miskin semakin

jauh.95

Dalam catatan IDB dalam kertas kerjanya tahun 2007, ditulis bahwa

Indonesia dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia memiliki orang

miskin lebih dari separoh penduduknya yaitu 129 juta orang tergolong miskin

dengan penghasilan kurang dari US$2 perhari.96

Dunia di luar anggota IDB

yang memiliki penduduk muslim cukup besar seperti India memiliki penduduk

muslim sebanyak 180 juta orang dan Rusia sebanyak 28 juta orang.

Keberadaan keuangan mikro adalah untuk menjembatani terjadinya lack

dan gap antara kebutuhan jasa keuangan masyarakat miskin dengan lembaga

keuangan formal. Sehingga masyarakat miskin dapat mengakses jasa keuangan

baik pembiayaan, tabungan, asuransi maupun jasa keuangan lainnya. Melalui

berbagai layanan jasa keuangan yang dimiliki oleh keuangan mikro, orang miskin

diharapkan mampu melakukan investasi, memperoleh penghasilan lebih besar,

menabung dan menjadi sejahtera kualitas hidupnya.

Skala adalah jumlah atau besaran atau volume-kuantitas masyarakat yang

dilayani oleh jasa keuangan mikro. Makin besar masyarakat miskin yang

terlayani oleh lembaga keuangan mikro, maka mengindikasikan lembaga tersebut

berdaya guna bagi masyarakatnya. Sedangkan kedalaman jangkauan pembiayaan

maksudnya makin miskin masyarakat yang dilayaninya maka mengindikasikan

Framework and strategies for Development of Islamic Microfinance Services, Working Paper for

IFSD Forum, Sinegal. 2007.

93 Asean Development Bank (ADB). Rural Asia Study: Beyond the Green Revolution.

(Manila:ADB, 2000)

94 Irfan Abu bakar, dkk (editor). Filantropi Islam dan Keadilan Sosial. (Jakarta: CSRC

UIN, 2006), 4

95 Agus Suroso, Potret Buram Kemiskinan. Harian Pikiran Rakyat, Selasa 31 Maret

2009

96 Asumsinya, jika saat ini US$1 ekuivalen dengan Rp. 9500,- , maka sebagian besar

penduduk Indonesia berpenghasilan kurang Dari Rp. 19.000,- perhari.

Page 98: maqos}idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Structural Equation Model (SEM) serta dihitung dengan alat bantu komputer (software) LISREL 8.7. Diperoleh kesimpulan

85

kedalaman jangkauan. Hal ini mengisyaratkan bahwa lembaga keuangan mikro

dengan asset tertentu dan menggunakan dananya untuk melakukan pembiayaan

dengan jumlah plafon yang makin kecil relatif akan menjangkau jumlah

masyarakat miskin lebih banyak dibandingkan dengan asset yang sama tapi

dengan plafon yang lebih besar. Sebagai sebuah ilustrasi misalnya ada dua

LKMS yaitu A dan B, dimana A memiliki outstanding pembiayaan sebesar Rp.

100 juta dan LKMS B juga sama, namun LKMS A memiliki nasabah sebanyak

1000 orang, sedangkan LKMS B memiliki nasabah sebanyak 100 orang. Berarti

LKMS A memiliki skala dan kedalaman jangkauan dibandingkan dengan LKMS

B.

Prinsip skala dan kedalaman jangkauan ini penting dipahami oleh praktisi

dan akademisi keuangan mikro karena keberadaan keuangan mikro untuk dapat

mengakses sebanyak mungkin masyarakat miskin agar terlayani jasa keuangan.

Studi yang dilakukan oleh beberapa peneliti97

terhadap kemampuan masyarakat

di berbagai negara dalam mengakses jasa keuangan menunjukkan bahwa akses

terhadap jasa keuangan dari 56 negara anggota IDB (Islamic Development

Bank), penduduk Indonesia yang mampu mengakses jasa keuangan tidak lebih

dari setengahnya. Sebagai perbandingan terlihat dalam tabel di bawah ini :

Tabel 3.1 Tingkat Akses Penduduk terhadap Jasa Keuangan

di berbagai negara

Negara Akses Jasa Keuangan (%)

Lebanon 79 %

Saudi Arabia 62%

Malaysia 57%

Kazakhtan, Turki, Tunisia,

Mesir dan Indonesia

40%

Sumber : diolah dari hasil riset : Patrick Honohon, Cross

Country Variations in Houshold Access to Financial

Services. World Bank Conference on Access to Finance,

March 15-16, 2007.

97

Para peneliti yang mengukur tingkat akses penduduk di suatu negara terhadap jasa-

jasa keuangan antara lain Cristen, Robert Peck, Veena Jayadeva dan Richard Rosenberg (2004)

yang hasilnya dipublikasikan dalam bentuk paper dengan judul ‚ Financial Insitution with a

Double Bottom Line: Implication for the future of Microfinance‛. Washington DC.

Page 99: maqos}idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Structural Equation Model (SEM) serta dihitung dengan alat bantu komputer (software) LISREL 8.7. Diperoleh kesimpulan

86

Dimensi akses terhadap jasa keuangan didefinisikan oleh Nimal Fernando

(2007) sebagai berikut :

Akses penuh yaitu seseorang yang memenuhi persyaratan

menggunakan jasa keuangan formal atau semiformal sehingga

ia dapat menggunakan jasa keuangan tersebut ketika

membutuhkannya.

Akses tidak penuh, meliputi :

Dimensi ruang lingkup (scope) yaitu seseorang yang memiliki

akses terhadap beberapa jasa keuangan saja dari lembaga

keuangan formal dan semiformal. Misal : seseorang dapat

mengakses simpanan tapi tidak dapat mengakses pembiayaan

(kredit) dan asuransi.

Dimensi kelembagaan yaitu beberapa orang yang memiliki

akses jasa keuangan ke lembaga semiformal (koperasi) tapi

tidak dapat mengakses ke lembaga keuangan formal (bank).

Dimensi kuantitas yaitu seseorang yang memiliki akses

terhadap jasa keuangan tapi tidak dapat memenuhi kebutuhan

yang diharapkannya secara penuh.

Dimensi Harga yaitu seseorang yang mungkin memiliki akses

tetapi tidak mampu membayar harga (administrasi+provisi

dan bunga) yang ditetapkan lembaga keuangan tersebut.

Dimensi Kualitas yaitu seseorang hanya dapat mengakses

untuk jasa keuangan dengan produk yang tidak (sesuai)

dengan yang dibutuhkannya.

Dimensi gender yaitu hanya laki-laki saja yang dapat

mengakses jasa keuangan tapi perempuan tidak.

Dimensi Umur yaitu orang tua dan anak muda tidak dapat

mengakses jasa keuangan.

Dimensi lain yaitu jasa keuangan hanya untuk kelompok ,

suku, agama, etnis dan golongan tertentu saja.

Page 100: maqos}idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Structural Equation Model (SEM) serta dihitung dengan alat bantu komputer (software) LISREL 8.7. Diperoleh kesimpulan

87

Berkaitan dengan daya jangkau keuangan mikro terhadap sebanyak

mungkin masyarakat miskin di suatu wilayah atau negara sangat tergantung

kepada fitur produk yang dikembangkan oleh lembaga keuangan mikro yang

menyelenggarakannya. Fitur produk yang memiliki dimensi-dimensi akses

sebagaimana tersebut di atas akan mampu memecahkan masalah kemiskinan.98

Rajan dan Zingales (2004:28) dalam Nimal menjelaskan bahwa keterbatasan

mengakses jasa keuangan akan mengurangi pilihan bagi para warga dalam

menentukan cara kerja dan hidup mereka. Sehingga perluasan kemampuan

mengakses jasa keuangan akan berpengaruh secara signifikan terhadap efisiensi

alokasi sumber daya dan keuangan, pertumbuhan ekonomi, pendapatan perkapita

dan redistribusi asset bagi masyarakat banyak.99

Untuk dapat menjangkau masyarakat miskin seluas mungkin diperlukan

pemahaman terhadap kebutuhan mereka. Mereka membutuhkan jasa keuangan

karena mereka sering menghadapi kegiatan-kegiatan yang dapat menghabiskan

dana yang lebih besar dibandingkan dengan dana yang mereka miliki. Rutherford

dalam bukunya The Poor and Their Money, menjelaskan tiga kategori kejadian

utama mereka yaitu (1) kegiatan siklus hidup100

, (2) kebutuhan mendadak101

, (3)

peluang investasi102

. Mereka membutuhkan tidak hanya sekedar pembiayaan,

tapi juga simpanan, pengiriman uang (transfer), dan jaminan kesehatan dan masa

tua (asuransi).

Studi dampak yang dilakukan oleh M. Rahman (2010) menjelaskan bahwa

program keuangan mikro Islam (Rural Development Schema) yang didirikan

pada tahun 1995 di Bangladesh, saat ini (tahun 2010) telah mampu melayani

520.000 orang dengan nasabah 94%-nya adalah wanita. Berdasarkan hasil survey

terhadap 1.020 responden (nasabah) menunjukkan secara significant telah

meningkatkan kegiatan keberagamaan mereka (sholat dan puasa), serta secara

98

Ahmad Subagyo dan Budi Purnomo dalam bukunya Grassroot and Comercial

Microfinance: Theory and Practice, menyebutkan fitur produk keuangan mikro meliputi sasaran

(nasabah) pembiayaan, tujuan pembiayaan, persyaratan (umur,pekerjaan,tempat tinggal)

pembiayaan, biaya pembiayaan.

99 Baca lebih lanjut Nikmal A Fernando. Low Income household Access to Financial

Services,(Manila: ADB, 2007), 2

100 Kegiatan dalam siklus hidup seperti menikah, kelahiran anak, kematian, membangun

rumah, dsb). Pengeluaran yang berkaitan dengan pendidikan, perayaan-perayaan tertentu, dan

masa panen atau panceklik)

101 Kebutuhan investasi, misalnya membeli tanah, membeli perlengkapan rumah tangga,

membuka usaha dan sebagainya.

Page 101: maqos}idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Structural Equation Model (SEM) serta dihitung dengan alat bantu komputer (software) LISREL 8.7. Diperoleh kesimpulan

88

ekonometrika mampu meningkatkan pendapatan, meningkatkan tingkat

produktivitas hasil panen (bagi petani), dan mengurangi pengangguran.103

(2). Keberlanjutan Organisasi (sustainability)

Jasa keuangan mikro diselenggarakan oleh lembaga keuangan formal dan

lembaga keuangan informal.104

Lembaga keuangan yang menyediakan jasa

keuangan mikro menghadapi tantangan dan risiko yang lebih besar dibandingkan

dengan lembaga keuangan yang melayani masyarakat mapan ekonominya.

Secara teori LKM/S menghadapi risiko kegagalan bayar para nasabahnya yang

tinggi berkaitan dengan kondisi ekonomi sasaran pembiayaannya. Namun dalam

praktek keuangan mikro di dunia, sebagian lembaga keuangan mikro mampu

tetap eksis dan berlanjut (sustainable) bahkan bertumbuh makin besar.105

Kunci keberlanjutan lembaga keuangan mikro adalah mampu beroperasi

secara komersial, dalam arti nilai pengembalian yang diterima dari nasabah

berupa pokok plus marjin dapat menutup seluruh biaya yang dikeluarkan oleh

lembaga ditambah dengan profit marjin yang dapat dipergunakan untuk

pengembangan organisasi. Paradigma baru merujuk kepada semua konsep dan

metode yang telah dikembangkan untuk memungkinkan lembaga keuangan

mikro mampu melayani jasa keuangan tanpa subsidi dan bantuan donor.

Penelitian menemukan bahwa jasa keuangan mikro dapat berjalan secara

berkelanjutan dalam berbagai lingkungan ekonomi, politik dan geografis, dan

diantara berbagai kondisi ekonomi makro.106

Robinson membagi tingkat

keberlanjutan dalam tiga kelompok, yaitu :

\Lembaga dimana pendapatan dari usaha (marjin,pen) dan provisi tidak

menutup biaya operasional.

Lembaga dimana pendapatan menutup biaya operasional namun tidak

menutup biaya komersial dari dana yang dipinjamkan.

103

Miazur Rahman, Islamic micro-finance programme and its impact on rural poverty alleviation, International Journal of Banking and Finance, Volume 7, Issue 1 2010 Article 7.

_Islami Bank Bangladesh Ltd

104 Lembaga keuangan formal adalah lembaga keuangan yang dalam operasionalisasinya

mendapatkan ijin Dari lembaga otoritas moneter di negara yang bersangkutan, seperti Bank. dan

sebaliknya lembaga keuangan informal adalah lembaga keuangan yang beroperasi tanpa ijin Dari

otoritas moneter namun mendapatkan ijin Dari lembaga pemerintah lainnya, seperti Koperasi,

BMT, dan Badan Kredit Desa (BKD),

105 Beberapa LKM diantaranya (1) YAMIDA dengan anggota 8.986 orang berdiri tahun

2005 dengan NPL 0,18% (2008), (2) yayasan Para Sahabat memiliki nasabah 54.649 berdiri tahun

1999, (3) KOSPIN JASA beranggotakan 3.177 dengan asset sebesar Rp. 1,1 triliun (2006), (4)

Koperasi Wanita (KOPWAN) memiliki 11.998 orang dengan NPL 0,66%. Baca lebih lanjut

Nining I Soesilo, dkk. Keuangan Mikro Indonesia, Buku 1 : Profil dan Perkembangan. UKMC-FE

UI. Jakarta, 2009

106 M. Roibnson. The Microfinance Revolution. (Washington DC: The World Bank.

2009.). 58

Page 102: maqos}idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Structural Equation Model (SEM) serta dihitung dengan alat bantu komputer (software) LISREL 8.7. Diperoleh kesimpulan

89

Lembaga yang mandiri sepenuhnya, dimana mampu menutup seluruh

biaya dan risiko, serta menghasilkan keuntungan.

Analisis Robinson menyimpulkan bahwa sebagian besar program

keuangan mikro di dunia masuk kelompok pertama. Kelompok ini mendapatkan

sumber pendanaan dari hibah atau pinjaman lunak dari donor atau pemerintah,

dan mereka sangat mengandalkan subsidi. Mereka menentukan tingkat marjin

(bunga) sebagai sumber pendapatannya terlampau rendah107

, volume kredit

(skala) terlampau kecil, kegagalan bayar (default) nasabahnya tinggi, sehingga

tidak dapat menutup biaya dana dan operasionalnya.

Suatu penelitian yang dilakukan di Indonesia oleh seorang guru besar dari

Malaysia dengan judul sustainability of BMT Financing for Developing Micro-enterprises menyimpulkan bahwa untuk menjelaskan sustainability digunakan

dua pendekatan yaitu (1) mengukur tingkat efisiensi (technical effisiency) dan,

(2) tingkat skala jangkauan (level of outreach). Hasil analisisnya menunjukkan

bahwa tingkat efisiensi operasi BMT di Indonesia masih rendah yang

mengindikasikan BMT beroperasi masih jauh dari skala optimal108

. Tingkat

efisiensi sendiri mengukur perbandingan antara keluaran (output) dengan

107

Metode perhitungan tingkat marjin agar harga yang ditetapkan dapat menutup biaya-

biaya kredit adalah sebagai berikut Base Lending Rate digunakan untuk menentukan pada tingkat

harga (marjin/bunga) berapa, perusahaan akan dapat sustain dan viable dalam proses perjalanan

bisnisnya.

FORMULA : 𝑅 = (𝐴𝐸+𝐿𝐿+𝐶𝐹+𝐾)

(1−𝐿𝐿) …. Sumber : SBFIC, Product Costing and Branch

Profitability, Jun2 2008

Dimana :

R = Rate : tingkat suku bunga yang dicari, AE = Administrative Expense, LL=

Loan Losses CF = Cost of Fund, K= Capitalitation Rate

Dimana :

R = Rate yaitu tingkat suku bunga yang sustainable bagi LKM ; istilah lain R

dalam beberapa buku disebut dengan BLR (Base Lending Rate)

CF = Cost of Fund adalah sejumlah biaya dana (bunga) yang harus dibayar oleh

bank atas setiap rupiah dan atau valas yang berhasil dihimpun Dari masyarakat dalam bentuk

giro, tabungan, deposito, dan pinjaman yang diterima. Dalam bukunya Joanna Ledgerwood yang

berjudul Microfinance handbook overhead cost ini ditulis dengan istilah CF.

AE = Administration Expense yaitu persentasi hasil perbandingan antara total

biaya operasional dengan portofolio kredit (outstanding) rata-rata; dalam bukunya Joanna

Ledgerwood yang berjudul Microfinance handbook overhead cost ini ditulis dengan istilah AE.

LL = Loss of Loan adalah kerugian kredit atau dalam istilah lain bad debt atau

kredit macet yaitu persentase antara jumlah kredit yang macet dibagi dengan jumlah outstanding

kredit rata-ratanya.

K = Profit margin yang diinginkan yaitu tingkat persentase keuntungan tertentu

Dari jumlah rata-rata portopolio kredit yang dimilikinya. Dalam bukunya Joanna Ledgerwood

yang berjudul Microfinance handbook overhead cost ini ditulis dengan istilah K.

108 Abdul Ghafar dan Widiyanto, Sustainability of BMT Financing for Developing

Micro-enterprises. (Kuala Lumpur : School of Economics, University kebangsaan Malaysia).12

Page 103: maqos}idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Structural Equation Model (SEM) serta dihitung dengan alat bantu komputer (software) LISREL 8.7. Diperoleh kesimpulan

90

masukan (input). Output berupa biaya-biaya yang dikeluarkan (total cost) dan

inputnya berupa pendapatan yang diperolehnya.

Kelompok LKM/S yang dapat sustain adalah pendapatan yang mereka

peroleh mampu menutup biaya keuangan dan bukan keuangan109

yang dihitung

secara komersial. LKMS seperti itu dapat beroperasi seperti halnya perusahaan

swasta. Lembaga pada tingkatan ini bisa menghimpun dana dari masyarakat dan

bisa melakukan leverage investasi yang menguntungkan. Kemampuan untuk

mengungkit (leverage) dana sangat penting bagi LKM/S penyedia keuangan

mikro, karena membantu memaksimalkan skala dan kedalaman cakupan

keuangan mikro. Di Indonesia, lembaga keuangan mikro yang dianggap berada di

kelompok ketiga, antara lain : Badan Kredit Desa (BKD), Lembaga Perkreditan

Desa (LPD) di Jawa dan Bali.110

(3) Pemberdayaan (Empowerment)

Prinsip ini sering disebut sebagai social intermediary, karena lembaga

keuangan mikro memiliki uda fungsi selain social intermediary, dia tentuanya

juga financial intermediary. Fungsi pemberdayaan ini menjadi kunci pembeda

utama antara keuangan makro dan keuangan mikro. Pemberdayaan sering

diartikan sebagai perolehan kekuatan dan akses terhadap sumber daya. 111

Proses

pemberdayaan menurut Malcolm Payne112

pada dasarnya ditujukan untuk

membantu nasabah memperoleh daya untuk mengambil keputusan dan

menentukan tindakan yang akan ia lakukan terkait dengan dirinya termasuk

mengurangi efek hambatan pribadi dan sosial dalam melakukan tindakan.

Dengan demikian pemberdayaan itu merupakan suatu daya kekuatan yang timbul

sebagai usaha untuk mengadakan perubahan agar terjadinya perbaikan dan

peningkatan kualitas kehidupan suatu masyarakat dapat terwujud.

Keterlibatan lembaga keuangan mikro dalam proses pemberdayaan

meliputi beberapa tahapan..113

Ada empat tahapan yang dilakukan oleh lembaga

109 Biaya bukan keuangan meliputi gaji dan biaya administrasi, penyusutan aktiva tetap,

dan biaya gagal bayar: lihat Cristen, Rhyne, and Vogel (1995. 10).

110 M. Robinson. The Microfinance Revolution. (Washington DC: The World Bank.

2009), 59

111 Istilah pemberdayaan atau empowerment (bahasa Inggris) berasal dari kata power

(kekuasaan atau keberdayaan). Pemberdayaan menurut Steven Shardlow dalam Onny S. Prijono

dan A.M.W Pranarka memfokuskan pembahasan pada masalah bagaimana individu atau

kelompok atau komunitas berusaha mengontrol kehidupan mereka sendiri dan mengusahakan

untuk membentuk masa depan sesuai keinginan mereka. Lihat Onny dan Pranaka, Pemberdayaan: Konsep, Kebijakan dan Implementasi (Jakarta: CSIS, 1996), 62

112 Malcolm Payne, Modern Social Work Theory, Second Edition (London: Macmillan

Press Ltd, 1997), 266

113 Tahapan itu meliputi: Tahap assesment, tahap perencanaan alternatif program atau

kegiatan, tahap pelaksanaan (implementasi) program atau kegiatan, dan terakhir tahap evaluasi

(termasuk di dalamnya evaluasi input, proses, dan hasil. Lihat Isbandi Rukminto Adi,

Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat dan Intervensi Komunitas (Jakarta:FE-UI, 2003), 298

Page 104: maqos}idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Structural Equation Model (SEM) serta dihitung dengan alat bantu komputer (software) LISREL 8.7. Diperoleh kesimpulan

91

keuangan mikro dalam menjalankan proses pemberdayaan di lingkungan

masyarakatnya.114

Sementara itu, Hogan berpendapat bahwa proses

pemberdayaan yang berkesinambungan sebagai suatu siklus terdiri dari lima

tahapan utama.115

Semua tahapan dalam proses pemberdayaan harus dilakukan

secara terus-menerus agar dapat diperoleh suatu perubahan. Lembaga keuangan

mikro memiliki kemampuan untuk memberdayakan nasabahnya untuk

melakukan perubahan ke arah yang lebih baik sehingga akan meningkat tingkat

kemakmurannya

Sesuai dengan bahasan model keuangan mikro yang diuraikan pada sub-

bab sebelumnya116

, ternyata dari keempat model yang dirumuskan oleh penulis

bahwa hanya satu model yang tidak mempertimbangkan atau memasukkan

anggota (nasabah) sebagai bagian yang integral dari suatu lembaga keuangan

mikro. Model terakhir yaitu Village Bank masih menggunakan paradigma

perbankan konvensional, dimana menempatkan nasabah di satu sisi, sementara

Lembaga Keuangan berada di sisi yang lain. Posisi yang saling berhadapan inilah

dalam paradigma baru teori keuangan mikro sudah dianggap tidak pantas untuk

diterapkan, karena pendekatan itu hanya cocok untuk diaplikasikan pada

keuangan makro industri perbankan ‚BANK‛.

Dalam prakteknya, beberapa praktisi mengadopsi model ini tapi di-tailor-mate dengan prinsip keuangan mikro yang lain, seperti yang diterapkan oleh

FINCA (Foundation for International Community Assitance). Menurut FINCA

Bank Desa merupakan asosiasi kredit dan tabungan yang dikelola komunitas

untuk menyediakan akses atas jasa keuangan di daerah pedesaan, membangun

kelompok mandiri komunitas, dan membantu para anggota menghimpun

tabungan117

.

114

LKM sebelum mendistribusikan dana dalam bentuk pinjaman selalu melakukan

penilaian untuk meyakinkan ssaran yang dituju tepat sesuai dengan tujuan pembiayaan, lalu

menyalurkannya dalam bentuk pinjaman, untuk meningkatkan kemampuan (capacity) nasabah

LKM memberikan pelatihan ketrampilan, pembinaan usaha dan peningkatan akses (modal dan

pasar) dengan menjalin hubungan dengan berbagai pihak (swasta dan pemerintah) dalam berbagai

program, terutama pemanfaatan dana-dana CSR dari perusahaan-perusahaan besar yang

disalurkan melalui LKM untuk membina para anggotanya.

115Kelima tahapan itu adalah: 1) Menghadirkan kembali pengalaman yang

memberdayakan dan tidak memberdayakan (recall depowering/empowering experience). 2)

Mendiskusikan alasan mengapa terjadi pemberdayaan dan ketidakberdayaan (discuss reasons for

depowerment/empowerment). 3) Mengidentifikasi suatu masalah atau proyek (identify one

problem or project). 4 Mengidentifikasi basis daya yang bermakna (identify useful power bases).

5) Mengembangkan rencana-rencana aksi dan mengimpelementasikannya (develop and

impelement action plan). Lihat: Isbandi Rukminto Adi, Pemberdayaan, Pengembangan

Masyarakat dan Intervensi Komunitas (Jakarta:FE-UI, 2003), 304-305

116 Keempat model keuangan mikro tersebut adalah Grameen Bank, SHG, Credit Union

dan Village Bank.

117 Joanna Ledgerwood, Microfinance handbook, --- 99

Page 105: maqos}idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Structural Equation Model (SEM) serta dihitung dengan alat bantu komputer (software) LISREL 8.7. Diperoleh kesimpulan

92

Kunci sukses keaungan mikro tidak terlepas dari adanya modal sosial

yang dibangun oleh Lembaga Keuangan Mikro (LKM) itu sendiri, walaupun

sebenarnya di masyarakat sudah ada, namun keberadaan LKM kembali

memunculkan dan memperkuat nilai-nilai positif yang ada di masyarakatnya.

Kegiatan intermediasi sosial yang dilakukan oleh LKM antara lain (1)

membangun kelompok-kelompok yang percaya pada diri sendiri dalam bidang

manajemen, pembukuan rumah tangga dan ketrampilan-ketrampilan hidup

lainnya.118

Pandangan ini dianggap sebagai sistem ekonomi yang berhasil

menemukan kebenaran-kebenaran penting tentang hakikat modal dan manusia.

Fenomena ini hampir senada seperti yang diungkapkan oleh Adam smith dalam

bukunya Theory of moral Sentiment, bahwa ekonomi tertanam sangat mendalam

pada kehidupan sosial dan ia tidak bisa dipahami secara terpisah dari adat, moral,

dan kebiasaan-kebiasaan masyarakat di mana proses ekonomi itu terjadi.119

Pada perkembangan selanjutnya, semestinya membangun institusi

keuangan dirasakan perlu memasukkan bidang-bidang lain seperti faktor faktor

sosial di luar ekonomi.120

Menurut G Scheneider, T Plumper; and S Baumann,

dalam Bringing Putnam to the European Regions, on The Relevance of Social Capital for Economic Growth. (2000) menjelaskan bahwa hubungan budaya

dengan kemakmuran ekonomi sebenarnya sudah pernah diulas Max Weber dalam

karya klasiknya tentang Etika Protestan dan Kapitalisme. Dan setelah itu

kemudian bermunculan beberapa karya tentang hubungan budaya dan

ekonomi.121

Hal ini menunjukkan bahwa ada sumber daya lain di luar modal fisik

dan modal manusia yang berperan dalam pembangunan ekonomi.

118

Joanna Ledgerwood, Microfinance handbook, --- 90

119 Munculnya perspektif neoklasik ini merupakan pengembangan lebih luas yang telah

dilakukan sejak dasawarsa-dasawarsa sebelumnya, yaitu ketika kaum Marxis dan Keynesian

mulai goyah.

120 K Martin, A Note on The Evolution of Development Thinking. Ekonomi dan

Keuangan Indonesia, Vol. XXXII No. 3, September. (Jakarta: LPEM-FEUI, ) 291-315

121 Sebagaimana yang ditunjukkan Weber dalam Economic and Society dan Christian

Ethics and The Spirits of Capitalism., Weber menunjukkan reifikasi dari agama Kristen kepada

kerja keras. Kerja keras dan hidup hemat merupakan etika protestan dalam sekte calvinis (tidak

untuk sekte lainnya seperti Luther atau Zwing Lie).

Page 106: maqos}idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Structural Equation Model (SEM) serta dihitung dengan alat bantu komputer (software) LISREL 8.7. Diperoleh kesimpulan

93

BAB IV

PRAKTEK KEUANGAN MIKRO ISLAM DI INDONESIA

Untuk memahami praktek keuangan mikro Islam di Indonesia berdasarkan

analisis fenomenologi, berikut ini akan diuraikan mengenai praktek

pengimplementasian prinsip-prinsip keuangan Islam yang telah dikembangkan

menjadi produk pembiayaan bagi lembaga-lembaga keuangan mikro di Indonesia

yang berbasis shari’ah.1

Ada beberapa teknik pengumpulan data yang penulis lakukan dalam analisis

ini, antara lain observasi, interview dan kajian literatur dan kuisioner. Dalam bab ini

akan diuraikan mengenai praktek-praktek keuangan mikro Islam yang berkaitan

dengan model pembiayaan dan kelembagaannya. Selanjutnya akan dianalisis dengan

menggunakan pendekatan kuantitatif untuk melihat dan mengukur tingkat

keterkaitan (hubungan) antara model pembiayaan dengan performa lembaganya.

Dalam bab ini akan dikaji mengenai fitur-fitur pembiayaan yang

dipraktekkan dalam kegiatan keuangan mikro Islam, baik oleh lembaga keuangan

formal (perbankan) maupun oleh lembaga keuangan non-formal (Koperasi, BMT,

Baitul Qiradh-BQ). Fitur pembiayaan yang akan dibahas meliputi (1) Sasaran

pembiyaaan, (2) Tujuan pembiayaan, (3) Akad pembiayaan, dan (4) Jaminan

pembiayaam.

A. PENETAPAN TUJUAN PEMBIAYAAN

Tujuan kegiatan keuangan ‚corporate‛ adalah memaksimalkan keuntungan

(profit) para pemegang saham dengan indikasi keberhasilannya berupa earning per share (laba perlembar saham), sedangkan tujuan kegiatan keuangan ‚micro‛ adalah

memaksimalkan kemanfaatan (benefit) bagi masyarakat berpenghasilan rendah

(miskin), dengan indikasi keberhasilannya adalah (1.1) mengurangi kemiskinan,

(1.2) memberdayakan kaum wanita atau kelompok penduduk yang serba kekurangan,

1 Peneliti menggunakan sumber utama dalam kajian ini dari Buku Pedoman dan Buku

Standar Operasi dan Prosedur (SOP) Lembaga Keuangan formal yang mempraktekkan keuangan

mikro Islam (Bank BPD Aceh Shari’ah) dan SOP LKMS yang disusun oleh PT.Permodalan Nasional

Madani (PNM) dan SOP LKMS yang disusun oleh Aceh Micro Finance (AMF), dan SOP BPRS

Baiturahman Banda Aceh. Buku Pedoman dan SOP Lembaga Keuangan dan provider LKMS yang

dijadikan sebagai acuan untuk melihat praktek keuangan mikro Islam di Indonesia, Penulis menilai

sudah cukup representatif untuk mewakili profil LKMS di seluruh Indonesia karena PT.PNM telah

memiliki jaringan LKMS (ULAMM) sebanyak 100 unit lebih kantor pelayanan di seluruh Indonesia,

SOP AMF digunakan oleh 150 LKMS di seluruh Wilayah Aceh dan SOP Pinbuk memiliki jaringan

lebih dari 20 Propinsi di seluruh Indonesia.

Page 107: maqos}idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Structural Equation Model (SEM) serta dihitung dengan alat bantu komputer (software) LISREL 8.7. Diperoleh kesimpulan

94

(1.3) menciptakan lapangan pekerjaan, (1.4) membantu pertumbuhan usaha yang

ada, (1.5) mendorong pengembangan usaha baru2. Copestake (2000) menyatakan

bahwa tujuan utama microfinance bukan hanya mengejar keuntungan maksimal, tapi

memaksimalkan fungsi ‚benefit‛ bagi pihak yang dilayani saat ini dan di masa yang

akan datang. Yunus ( 2004) menolak indikator keberhasilan microfinance dengan

pendapatan per-kapita, definisi keberhasilan pembangunan adalah peningkatan

kualitas hidup 50% populasi terbawah. Dia menganalogikan indikator kapitalis

dalam mengukur keberhasilan pembangunan ekonomi dengan kereta api (lokomotif

dan gerbong)-nya. Ketika lokomotif dibangun dengan harapan dapat menarik

gerbong-gerbong di belakang-n`ya, dengan cara mengayakan sebagian kecil penduduk

suatu negeri dengan harapan dapat menarik rakyat miskin untuk menjadi sejahtera

adalah hal yang salah3. Pemaksimalan keuntungan para pemegang saham akan

mampu menaikkan rata-rata pendapatan perkapita suatu negeri, tapi kenaikan

pendapatan perkapita itu hanya kontribusi segelintir orang saja dari sebagaian

pemilik modal, tapi sebaliknya jika kegiatan ekonomi dan keuangan melibatkan

semua populasi masyarakat, terutama masyarakat miskin yang jumlahnya besar akan

dengan sendirinya selain meningkatkan kualitas hidup juga akan meningkatkan

pendapatan per-kapita negara tersebut.

Webster, dkk dalam Joanna (2008) menyebutkan bahwa tujuan keuangan

mikro adalah (1) menciptakan lapangan kerja dan peluang pendapatan melalui

pendirian dan perluasan usaha mikro, (2) meningkatkan produktivitas dan

pendapatan kelompok rentan, terutama kaum wanita dan orang miskin, dan (3)

mengurangi ketergantungan keluarga pedesaan pada tanaman rawan kekeringan

melalui diversifikasi kegiatan dalam menghasilkan pendapatan. Sedangkan tujuan

keuangan mikro sebagai organisasi pengembangan adalah melayani kebutuhan

keuangan dari pasar yang belum terlayani atau tidak cukup dilayani sebagai cara

untuk mencapati tujuan pengembangan.4

Garis kemiskinan atau batas kemiskinan adalah tingkat minimum pendapatan

yang dianggap perlu dipenuhi untuk memperoleh standar hidup yang mencukupi di

suatu negara. Dalam praktiknya, pemahaman resmi atau umum masyarakat

mengenai garis kemiskinan (dan juga definisi kemiskinan) lebih tinggi di negara

maju dari pada di negara berkembang.5

Hampir setiap masyarakat memiliki rakyat yang hidup dalam kemiskinan.

Garis kemiskinan berguna sebagai perangkat ekonomi yang dapat digunakan untuk

2 Marguirete Robinson, Microfinance Handbook: An Institutional and Financial Perspective

(Washington, D.C: Published by The World Bank,1998), 37

3 Muhammad Yunus, Bank Kaum Miskin ( Jakarta: Penerbit Marjin kiri,2004), 205.

4 Joanna Ledgerwood, Microfinance Handbook, 38

5 http://id.wikipedia.org/wiki/Garis_kemiskinan

Page 108: maqos}idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Structural Equation Model (SEM) serta dihitung dengan alat bantu komputer (software) LISREL 8.7. Diperoleh kesimpulan

95

mengukur rakyat miskin dan mempertimbangkan pembaharuan sosio-ekonomi,

misalnya seperti program peningkatan kesejahteraan dan asuransi pengangguran

untuk menanggulangi kemiskinan. Garis kemiskinan dapat digunakan sebagai

pembatas antara masyarakat miskin dan tidak miskin, sehingga dapat berguna bagi

pemerintah dan lembaga amal dalam menjalankan fungsinya.

Upaya mengentaskan kemiskinan ini juga merupakan anjuran agama Islam

agar yang bersangkutan menjadi orang yang taqwa. Ciri-ciri orang yang beriman dan

bertakwa kepada Allah SWT. adalah 6:

(1) Beriman kepada Allah SWT,

(2) Percaya kepada hari akhirat,

(3) Percaya kepada malaikat,

(4) Percaya kepada para nabi,

(5) Memberikan harta kepada kaum kerabatnya,

(6) Menafkahi anak yatim,

(7) Membantu orang-orang miskin,

(8) Memberikan bantuan kepada para musafir,

(9) Membantu orang yang membutuhkan,

(10) Membebaskan budak,

(11) Mendirikan sholat,

(12) Menunaikan zakat, menepati janji,

(13) Sabar dalam ujian dan cobaan,

Definisi miskin menurut Umar Ibn Al-Khathab, adalah :

(1) Bukanlah miskin orang yang tidak memiliki harta, tapi miskin adalah orang

yang memiliki pekerjaan yang tidak mencukupi kebutuhannya,

(2) Orang yang memiliki harta kurang dari satu auqiyah7. Satu auqiyah setara

dengan 2,295 gram emas, jika 1 gram emas saat ini seharga Rp. 320.000,-,

6 ‚ Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan. Akan

tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat,

kitab, dan nabi-nabi, memberikan harta yang dicintai kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-

orang miskin, orang-orang di tangah perjalanan (yang memerlukan pertolongan), orang-orang yang

meminta-minta, dan di dalam (membebaskan) perbudakan, mendirikan sholat dan menunaikan zakat,

orang-orang yang menempati janji apabila mereka berjanji, dan orang-orang yang sabar di dalam

kesempitan, penderitaan, dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya),

dan merekalah orang-orang yang bertaqwa‛. (QS. Al-Baqarah: 177).

7 Diriwayatkan dari Abdurrozaq (11:94-95), Abu Ubaid.548, Ibnu Hazm, al-Muballa

(4:278), al_muttaqi Al-Hindi (6:606) dalam Jaribah bin Ahmad Al-Haritsi, Fikih ekonomi Umar bin Al-Khathab (Jakarta: Khalifa, 2006). 294. Seorang wanita datang kepada Umar r.a. meminta zakat,

maka beliau berkata kepadanya, ‚jika kamu memiliki satu auqiyah, maka tidak halal bagi kamu

zakat‛. Auqiyah setara denan 40 dirham.Dirham adalah mata uang perak, dengan berat 2,295 gram.

Dinar dan dirham dibedakan menurut beratnya. Lihat Ahmad Subagyo, Kamus Istilah ekonomi Islam

Page 109: maqos}idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Structural Equation Model (SEM) serta dihitung dengan alat bantu komputer (software) LISREL 8.7. Diperoleh kesimpulan

96

maka pendapatan seseorang yang masuk dalam kategori miskin adalah mereka

yang memiliki pendapatan kurang dari Rp. 734.400,-. Menurut Schreiner &

Chen (2009) mengatakan bahwa orang miskin adalah mereka yang memiliki

pendapatan kurang dari $2.5 , jika $1 setara dengan Rp. 9.500, maka orang

miskin di Indonesia adalah mereka yang memiliki pendapatan kurang dari Rp.

712.500,-. Pendapat Umar ibn Al-Khathab (abad VII M) hampir sama dengan

sarjana barat 14 Abad kemudian.

Dalam konsep Islam, yang termasuk dalam kategori orang tidak mampu terdiri dari

dua macam, yaitu :

a. Fakir

Fakir (mufrad) dari fuqara menurut ulama mazhab syafi’i dan Hambali, fakir

adalah orang yang tidak memiliki harta dan tidak mempunyai pendapatan

yang dapat memenuhi kebutuhannya, juga tidak memiliki

suami/ibu/bapak/anak/cucu yang dapat memberikan/menyantuni nafkah

kepadanya dalam kadar yang mencukupi. Pendapatan yang diperolehnya

tidak mencukup untuk keperluan makan, pakaian dan tempatnya.

b. Miskin

Miskin adalah golongan kedua. Kalimat masakin ialah jama’ dan mufradnya

ialah miskin yaitu orang yang berupaya memenuhi hajatnya (bekerja) tetapi

tidak tercukupi kebutuhannya.

Menurut ulama mazhab Syafi’i dan Hambali, fakir lebih buruk keadaannya

dibandingkan dengan miskin. Fakir adalah orang yang tidak mempunyai harta atau

pendapatan yang kurang dari setengah dari kebutuhan dasar yang diperlukannya

beserta orang yang ditanggungnya. Argumentasi (hujjah) yang dipegang oleh mereka

bahwa fakir lebih buruk keadaannya dibandingkan dengan miskin adalah (1) skala

prioritas, yang terpenting disebutkan terlebih dahulu dan yang kurang penting lebih

akhir.8

Dalam menentukan tujuan ada prinsip etika dalam keuangan mikro yang

membedakan dengan keuangan ‚konvensional‛. Keuangan ‚konvensional‛ tidak

ada panduan etikanya, yang ada hanya hukum-hukum ekonomi an sich yaitu

rasionalisme9, sedangkan dalam keuangan ‚mikro‛ ada istilah yang disebut Ethical

(Jakarta: PT.Elexmedia Komputindo, 2009).105. Jika 1 gram emas saat ini seharga Rp. 320.000,-,

maka pendapatan seseorang yang masuk dalam kategori miskin adalah mereka yang memiliki

pendapatan kurang dari Rp. 734.400,- perbulan.

8 Lihat QS. 18:79 ‚ Adapun bahtera (perahu,pen) itu adalah kepunyaan orang-orang miskin

yang bekerja di laut.....‛(terjemahan DEPAG RI), dan Rasulullah SAW pernah berdo’a ‚ Wahai

Tuhanku hidupkanlah aku dalam keadaan miskin. Matikanlah aku dalam keadaan miskin dan

himpunkanlah aku bersama orang miskin‛.

9Rasionalisme ekonomi patuh terhadap hukum-hukum ekonomi seperti hukum permintaan

Page 110: maqos}idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Structural Equation Model (SEM) serta dihitung dengan alat bantu komputer (software) LISREL 8.7. Diperoleh kesimpulan

97

finance10. Etika keuangan

11 ini terbagi menjadi tiga kategori, yaitu (1) inclusive

finance yaitu keuangan yang mendorong perlawanan terhadap kemiskinan (fight against financial exclusion and poverty), (2) Selective Finance, yaitu mendorong

sektor-sektor ekonomi yang dipilih atas kesadaran dan kesepakatan bersama

masyarakat (support of selected sectors of production), dan (3) compliant finance,

yaitu keuangan yang patuh aturan kelompok dan regulasi organisasi yang mengarah

pada kejujuran, keadilan, dan keterbukaan (respect of stakeholder interest).

dan penawaran, teori terbentuknya harga yg disebabkan karena adanya mekanisme pasar, aktifitas

usaha selalu berorientasi kepada efisiensi dan efektifitas, persaingan adalah jalan menuju efisiensi

usaha dan ujung-ujungnya adalah pasar bebas, dimana perusahaan atau negara yang dapat

menghasilkan produk dengan kualitas yang baik dan dengan harga jual yang relatif lebih murah, maka

yang akan menang dalam persaingan. Pasar bebas menganut paham liberal, dalam paham ini pemilik

modal besar (kapitalis) yang akan mengendalikan pasar, faktor-faktor produksi termasuk di dalamnya

manusia (tenaga kerja) menjadi obyek yang lemah, posisi tawarnya lemah sehingga cenderung terjadi

eksploitasi si kaya kepada yang lemah (exploitation zon to zon).

10 Torre & Fento , Microfinance (New York: Published by Palgrave Macmillan,2006), 12.

11 Suatu kegiatan industri keuangan tidak mungkin bersih secara menyeluruh dari

penyimpangan. Semua penyimpangan pada dasarnya akan dikenakan sanksi hukum apabila dapat

dikategorikan sebagai perbuatan melawan hukum, baik dalam bentuk kejahatan maupun pelanggaran.

Namun dapat terjadi suatu penyimpangan tidak dikenakan sanksi meskipun termasuk kategori

criminal behavior, dan menimbulkan kerugian. Apabila belum ada sanksi terhadap perbuatan yang

menyimpang tersebut, maka diperlukan suatu sarana untuk mengurangi tindakan yang menyimpang

tersebut. Kode etik dan kesadaran moral menjadi satu harapan untuk menanganinya. Kesadaran moral

merupakan faktor penting untuk memungkinkan tindakan manusia selalu bermoral, berperilaku susila,

lagi pula tindakannya akan sesuai dengan norma yang berlaku. Dirumuskannya prinsip-prinsip dan

asas etika dalam bentuk kode etik, untuk memberikan kemudahan dalam pembinaannya dan juga

memudahkan untuk meningkatkan kesadaran moral anggota institusi atau profesi yang bersangkutan.

Kode etik juga merupakan bentuk penjabaran sikap dan perilaku yang dituntut dari dan yang

diberlakukan untuk semua komunitas lembaga tersebut. Selain kode etik, dalam industri perbankan

juga dikenal adanya budaya perusahaan (corporate culture) yang lebih khusus, karena hanya berlaku

pada perusahaan yang bersangkutan. Budaya perusahaan terbentuk melalui penetapan prinsip-prinsip

dasar (guiding principle),nilai-nilai (value), dan norma-norma (norms) yang disepakati serta

dilaksanakan secara konsisten dalam perusahaan.

Page 111: maqos}idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Structural Equation Model (SEM) serta dihitung dengan alat bantu komputer (software) LISREL 8.7. Diperoleh kesimpulan

98

Gambar 1. Jenis Etika Keuangan Mikro

Inclusive finance : keuangan mikro dibangun untuk tujuan kemanusiaan dan

sosial yang menjadi perhatian nasional maupun internasional (pemerintah, negara

donor, Bank Pembangunan, dan NGO).

Selective finance : keuangan mendorong dalam pembiayaan yang didukung

secara etis yang bersifat subjective, dimana secara umum menyepakati bahwa obyek

yang dibiayai adalah sesuatu yang baik, diantaranya tidak membiayai peternakan

babi, pembangunan industri tembakau dan alkohol, perjudian, pronografi; serta

mendorong untuk pembiayaan yang ramah lingkungan, kebudayaan, seni dan sosial.

Compliant finance : etika berarti mengakomodir dan menerima kebiasaan dan

adat istiadat setempat yang baik sehingga dapat mengurangi risiko conflict of interest antara organisasi yang bergerak di microfinance dengan stakeholders

(masyarakat, pemerintah, kelompok-kelompok keagamaan, dan sebagainya ).

Dalam dunia perbankan ada istilah yang dikenal dengan ETIKA BANKIR12

.

Etika Bankir ini memberikan pedoman bagi setiap individu yang terlibat dalam

12 Kode etik bankir menjadi salah satu sumber etik bagi pelaku keuangan (bankir), adapun

isinya adalah (1) Seorang Bankir patuh dan taat pada ketentuan perundang-undangan dan peraturan yang

berlaku.(2) Seorang Bankir melakukan pencatatan yang benar mengenai segala transaksi yang bertalian dengan

kegiatan Banknya. (3) Seorang Bankir menghindarkan diri dari persaingan yang tidak sehat. (4) Seorang Bankir

tidak menyalahgunakan wewenangnya untuk kepentingan pribadi. (5) Seorang Bankir menghindarkan diri dari

keterlibatan dalam pengambilan keputusan dalam hal terdapat pertentangan kepentingan. (6) Seorang Bankir

menjaga kerahasiaan nasabah dan Banknya. (7) Seorang Bankir memperhitungkan dampak yang merugikan dari

setiap kebijakan yang ditetapkan Banknya terhadap keadaan ekonomi, sosial dan lingkungan. (8) Seorang Bankir

tidak menerima hadiah atau imbalan yang memperkaya diri pribadi maupun keluarganya.(9) Seorang Bankir

tidak melakukan perbuatan tercela yang dapat merugikan citra profesinya.

Ethical

Finance

Inclusive

finance

Social and

humanitaria

n aims

Selective

finance

Exclusion

criteria

Inclusion

critera

Compliant

Finance

Rules and

codes of

conduct

Page 112: maqos}idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Structural Equation Model (SEM) serta dihitung dengan alat bantu komputer (software) LISREL 8.7. Diperoleh kesimpulan

99

kegiatan keuangan dan bekerja di sektor perbankan. Pelanggaran terhadap etika

bankir ini akan dinilai sebagai fraud dan dapat dikenakan sanksi profesi, baik berupa

peringatan maupun pemecatan dari profesi bankir.

B. SASARAN PEMBIAYAAN DALAM KEUANGAN MIKRO ISLAM

Keuangan ‚konvensional‛ memiliki sasaran para pemilik modal (dana),

logika rasionalismenya adalah bahwa uang akan mengalir ke wilayah-wilayah yang

dapat memberikan keuntungan (return) yang lebih tinggi dengan tingkat

ketidakpastian ( risk probability)nya lebih rendah. Di sektor keuangan (Pasar uang

dan Pasar Modal) hanya melayani mereka yang memiliki dana, uang, dan yang

berasset besar saja, sedangkan sasaran keuangan ‚mikro‛ sebaliknya yaitu

masyarakat atau penduduk yang berpenghasilan rendah. Negara – negara maju

memiliki sektor keuangan formal ‚konvensional‛ yang melayani mayoritas

penduduknya, misal : di Denmark ada 99% penduduknya dilayani dengan jasa

keuangan formal ‚konvensional‛, di Jerman ada 96%, di Amerika Serikat 91% dan

di Perancis 96% (Peachy and Roe. 2004, 31) dalam Fernando (2007 : 1). Sebaliknya

di negara-negara berkembang menurut The World Savings Bank Institute (2004),

hanya 20% saja penduduknya yang terlayani oleh jasa keuangan ‚mikro‛, terutama

di negara-negara Asia dan Pasifik. 70%-80% penduduk di negara-negara tersebut

adalah penduduk (rumah tangga) yang berpenghasilan rendah (low-income household) yang hidup di wilayah-wilayah pedesaan

13.

Tabel 4.1 Tingkat Kemiskinan dan Akses Keuangan di Bangladesh,

Indonesia dan Turki.

Nama

Negara

Human

Poverty

Index

Income Poverty Index Juml.

Pendd

(jutaan)

Juml.

Pendd

Miskin

Dalam

jutaan

Pendd

yang

mengakses

keuangan

(Honohan,

2007)

US$1 aday

(%)

US$2

aday

(%)

Garis

kemiskina

n

nasional

Banglades 85 36 82,8 45 147,37 122 32

Indonesia 41 7,5 52,4 17,8 245,45 128,6 40

Turki 21 3,4 18,7 20 70,41 13,2 49

Sumber: Islamic Microfinance Development: Challenges and Initiave,

2008,IRTI.IDB dalam Mohammed Obaidullah, Role of Microfinance (2009).

Robinson (2004:21) dalam bukunya Revolusi Keuangan Mikro menjelaskan

13 Baca lebih lanjut di Fernando (2007). Low-Income Households Access to financial

services. Asean Development Bank (ADB), 11

Page 113: maqos}idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Structural Equation Model (SEM) serta dihitung dengan alat bantu komputer (software) LISREL 8.7. Diperoleh kesimpulan

100

tentang adanya strata kemiskinan yang terdiri dari :

a. Masyarakat berpendapatan menengah ke bawah (lower middle income).

Masyarakat kelas ini memiliki akses kepada jasa keuangan komersial

dengan berbagai produk pembiayaan, simpanan dan jasa-jasa keuangan

lainnya.

b. Masyarakat miskin yang aktif secara ekonomi (economically active poor). Masyarakat ini sebagaian besar sudah memiliki akses kepada jasa

keuangan komersial karena sudah memiliki kegiatan usaha yang

berkelanjutan, kemampuan berirausaha. Namun kasesnya masih terbatas

karena masih sederhana dan kepemilikan atas aset yang terbatas sebagai

salah satu prasyarat pembiyaaan komersial.

c. Masyarakat sangat miskin (extremely poor). Masyarakat ini sama sekali belum tersentuh oleh perbankan. Kegiatan

keuangan yang dapat mereka jangkau adalah lembaga keuangan informal

yang ada di wilayah tempat tinggalnya seperti rentenir, pengijon dan

pelepas uang lainnya.

Skema strata penggolongan kemiskinan tersebut dapat digambarkan sebagai

berikut14

:

Tabel 4.2. Tingkat Pendapatan dan bentuk Jasa Keuangan

Sumber: diolah oleh penulis dari Robinson (2001), The Microfinance

Revolution. The World Bank. hal. 21

14

Garis kemiskinan rumah tangga di Indonesia menurut Schreiner & Chen, A Simple Poverty Scorecard for Indonesia. 2 March 2009 dapat diakses di

http://www.microfinance.com/#Indonesia.

Page 114: maqos}idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Structural Equation Model (SEM) serta dihitung dengan alat bantu komputer (software) LISREL 8.7. Diperoleh kesimpulan

101

Penduduk yang menjadi sasaran kegiatan keuangan mikro adalah penduduk

dengan pendapatan menengah ke bawah dan masyarakat miskin yang aktif secara

ekonomi, sedangkan masyarakat sangat miskin adalah mereka yang berhak

mendapatkan subsidi atau hibah dari pemerintah dan donator melalui lembaga amal.

Dalam terminologi perundang-undangan di Indonesia, pembiayaan untuk

sasaran sektor mikro diklasifikasikan sebagai berikut15

:

1. Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan

usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur

dalam Undang-Undang ini.

2. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang

dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak

perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi

bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha

besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam

Undang-Undang ini.

Sasaran keuangan mikro harus dapat diidentifikasi secara jelas sesuai dengan

klasifikasi dan persyaratan yang ditentukan. Joanna ( 1998: 37) mengatakan bahwa

organisasi yang tidak menetapkan tujuan dan target pemasarannya, atau gagal

menyusun produknya untuk memenuhi kebutuhan pasar, seringkali mengalami

kesulitan dalam beroperasi. Sasaran dan target keuangan mikro adalah masyarakat

yang memiliki usaha mikro dengan skala usaha sebagai berikut16

:

(1) Kriteria Usaha Mikro adalah sebagai berikut:

a. memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp50.000.000,00 (lima puluh juta

rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau

b. memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp300.000.000,00 (tiga

ratus juta rupiah).

(2) Kriteria Usaha Kecil adalah sebagai berikut:

a. memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp50.000.000,00 (lima puluh juta

rupiah) sampai dengan paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta

rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau

b. memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp300.000.000,00 (tiga ratus

juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp2.500.000.000,00 (dua milyar

lima ratus juta rupiah).

Berdasarkan berbagai pendapat di atas, maka sasaran keuangan mikro yang

paling tepat adalah kelompok masyarakat miskin. Jenjang pendapatan dalam

15

Undang-Undang No. 20 Tahun 2008 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Pasal 1.

16 ------------ Bab IV, Pasal 6

Page 115: maqos}idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Structural Equation Model (SEM) serta dihitung dengan alat bantu komputer (software) LISREL 8.7. Diperoleh kesimpulan

102

masyarakat dapat dikelompokkan ke dalam tiga tingkatan, yaitu :

Tabel. 4.3 Klasifikasi Pendapatan Masyarakat

GOLONGAN PENDAPATAN SASARAN

KEUANGAN

KAYA Di atas rata-rata

pendapatan upah

minimum regional

(UMR)

Pembiayaan Komersial

MISKIN Berpendapatan antara

setengah dari UMR

sampai dengan UMR

Pembiayaan Mikro

FAKIR Kurang dari separoh

UMR

Dana Amal (Sosial)

C. MODE PEMBIAYAAN PADA KEUANGAN MIKRO ISLAM DI

INDONESIA

Mode pembiayaan shari’ah mengalami perkembangan yang pesat, namun

yang di praktekkan oleh LKMS masih menggunakan akad-akad dasar. Akad

pembiayaan shari’ah yang dipraktekkan di lembaga-lembaga keuangan mikro di

seluruh dunia, meliputi (1) Musharakah, , (2) Mud}arabah, (3) Murabahah (4) Salam, (5) ‘Ijarah Muntahiya bi-Tamli>k.

17 Manakala membahas suatu akad transaksi

shari’ah yang dijadikan produk pembiayaan oleh lembaga keuangan, maka produk

tersebut dilengkapi dengan aksesoris (fitur) yang melekat di dalamnya.18

Dalam

bahasan ini akan dikaji fitur produk pembiayaan dalam perspektif shari’ah dengan

mengulas landasan dasarnya dengan mengaitkan praktek dalam dunia keuangan.

1. Mud}arabah

Mud}arabah atau disebut juga muqaradhah berarti bepergian untuk urusan

dagang. Secara mu’amalah berarti pemilik modal (s}ah}ib al- ma>l) menyerahkan

modalnya kepada pekerja/pedagang (mud}arib) untuk diperdagangkan/diusahakan,

17

Murabahah menjadi produk unggulan di Indonesia, sedangkan Rahn menjadi produk

unggulan di Malaysia, Musharakah di praktekkan di Iran dan Australia, Salam dan Istishna di

praktekkan di Philipina, Mud}arabah di menjadi unggulan di wilayah Timur Tengah. Lihat lebih lanjut

di Proceeding ‚Enhancing Islamic Microfinance Services for Micro and Medium Sized Enterprises

(MMES). Brunei Da>rusSalam, 2008. Vol. 1 dan Vol.2

18 Dasar fiqihnya, dasar akad, rukun syarat dan sahnya, jaminan, tujuan, dasar hukum

(fatwa), bagi hasil (penentuan marjin), sanksi wanprestasi, dan dokumentasi (teknis operasional).

Page 116: maqos}idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Structural Equation Model (SEM) serta dihitung dengan alat bantu komputer (software) LISREL 8.7. Diperoleh kesimpulan

103

seadangkan keuntungan dagang itu dibagi menurut kesepakatan bersama.19

Akad mud}arabah adalah akad kerjasama antara lembaga keuangan mikro

(LKMS) selaku pemilik dana (s}ah}ib al-ma>l) dengan anggota (nasabah) selaku

mud}arib yang mempunyai keahlian atau keterampilan untuk mengelola suatu usaha

yang produktif dan halal. Hasil keuntungan dari penggunaan dana tersebut dibagi

bersama berdasarkan nisbah yang disepakati.20

Akad mud}arabah diperbolehkan dalam Islam, karena bertujuan untuk saling

membantu antara pemilik modal dan seseorang yang ahli dalam memutarkan uang

(usaha/dagang). Mud}arib sebagai enterpreuner adalah sebagian dari orang-orang

yang melakukan perjalanan untuk mencari karunia dan Ridha Allah.21

Diriwayatkan

oleh Ibnu Abbas bahwasanya Sayyidina Abbas jikalau memberikan dana kemitra

usaha secara mud}arabah, dia mensyaratkan agar dananya tidak dibawa mengarungi

lautan, menuruni lembah yang berbahaya, menyalahi peraturan maka yang

bersangkutan bertanggung jawab atas dana tersebut. Disampaikannyalah syarat-

syarat tersebut ke Rasulullah SAW dan rasul pun memperkenankan. 22

Kesepakatan kedua belah pihak antara lembaga keuangan mikro (LKMS) dan

19

SubulusSalam jilid III, 275-278, nailul Authar jilid IV, 726-732, Ensiklopedi Hukum

Islam, jilid 4.

20 Yang dimaksud dengan pembiayaan mudharabah adalah suatu bentuk fasilitas pembiayaan

jangka pendek (max 1 tahun). Pembiayaan diberikan oleh pihak LKMS kepada nasabah (anggota)

perorangan atau badan usaha Koperasi/ LKMS yang ditujukan untuk pembiayaan modal investasi

(Fasilitas Installment) dan modal kerja (Fasilitas Reguler) dalam suatu kegiatan yang penarikan

dananya dapat ditarik sekaligus atau bertahap sesuai kebutuhan.Penarikan dana dilakukan sesuai

jadual/ kebutuhan dengan disertai akad pembiayaan kepada LKMS sejumlah nilai pembiayaan yang

ditarik, dan rencana pengembalian pokok pembiayaan disesuaikan dengan sumber pendapatan/

penghasilan yang diperoleh dari pembiayaan tersebut. Dari pembiayaan ini, LKMS akan

memperoleh bagi hasil dari keuntungan yang diperoleh oleh nasabah (anggota) sebesar nisabah

(porsi) yang telah disepakati. Perjanjian bagi hasli mulai diberlakukan secara efektip setelah proyek

investasinya selesai, atau obyek yang dibiayai telah dapat menghasilkan pendapatan sesuai jangka

waktu yang disepakati.

21 Lihat : QS. Al-Muzammil (73) : 20 yang artinya ‚ Dan orang-orang yang berjalan dimuka

bumi mencari sebagian karunia Allah ‚ . Lihat juga QS : Al-Jum’ah (62) : 10. Yang artinya ‚ Apabila telah ditunaikan s}alat, maka bertebaranlah kamu dimuka bumi: dan carilah karunia Allah dan Ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung‛. Juga lihat QS; Al-Baqarah (2) : 198. Artinya : ‚Tidak ada dosa bagimu untuk mencari karunia (rezki hasil perniagaan) Dari Tuhanmu’

22 Hadits dipetik oleh imam Alfasi dalam ma’jama assawaid empat/161 : Dari Syu’ib ra,

bahwa Rasulullah SAW bersabda : ‚ tiga perkara didalamnya terdapat keberkatan, (1) menjual dengan pembayaran secara tanggung, (2) muqaradah (nama lain Dari mud}arabah), (3) mencampur gandum dengan tepung untuk keperluan rumah dan bukan untuk dijual.‛ (HR. Ibnu Mazah). Lihat juga hadith

yang artinya ‚rahmat Allah SWT tercurahkan atas dua pihak yang sedang bekerja sama selama meraka tidak melakukan penghianatan, manakala berkhianat maka bisnisnya akan tercela dan keberkahanpun akan sirna Dari padanya (Hr. Abu daud, Baihaqi, dan AlHakim).

Page 117: maqos}idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Structural Equation Model (SEM) serta dihitung dengan alat bantu komputer (software) LISREL 8.7. Diperoleh kesimpulan

104

anggota (nasabah) sangat diperlukan dalam menentukan keputusan, sehingga segala

sesuatunya diharapkan akan berjalan dengan baik dan memberikan kemaslahatan

bagi masing-masing pihak. Masing-masing mempunyai hak serta kewajiban dan

secara kebersamaan menjaga amanah dana masyarakat. 23

Dalam mode pembiayaan ini jaminan diperlukan untuk memperkecil

kemungkinan terjadinya risiko yang merugikan lembaga keuangan mikro (LKMS)

akibat kelalaian, salah urus atau pelanggaran akad yang dilakukan oleh anggota

(nasabah) selaku pengurus (Mud}arib). 24

Dokumentasi merupakan salah satu aspek

penting dalam pelaksanaan transaksi dengan anggota (nasabah) dan karenanya harus

dikelola dengan baik. Pada saatnya dan apabila diperlukan, dokumentasi yang baik

dan tertib dapat berfungsi sebagai alat pengaman bagi lembaga keuangan mikro

(LKMS) atas fasilitas yang diberikannya kepada anggota (nasabah). 25

Untuk melengkapi administrasi akad pembiayaan mud}arabah diperlukan

adanya persaksian yang merupakan alat bukti bagi hakim untuk memutuskan

perkara.saksi harus orang yang adil bijaksana,tidak cacat mata, bisa bicara (bukan

bisu),dan juga tidak cacat hukum.26

Jika terjadi wanprestasi maka para pihak dapat

23

Lihat dalil naqli berikut : ‚hai orang-orang yang beriman penuhilah akad-akad itu‛ (QS.

Al-Ma’idah (5) :1). ‚Hai orang-orang yang beriman, jangalah kamu mngkhianati Allah dan Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui..(QS. Al-Anfal (8) :27). Dan hadis berikut ini : ‚rahmat Allah SWT mencurahkan atas dua pihak yang sedang bekerja sama selama mereka tidak melaukan pengkhianatan, manakala berkhianat maka bisnisnya akan tercela dan keberkahanpun akan sirna Dari padanya…‛(HR.Abu Daud, Baihaqi, Dan Alhakim).

24 Lihat dalil naqli sebagai dasar atas pengenaan suatu jaminan dalam suatu akad kerjasama

‚ JIka kamu dalam perjalanan (dan bermu’amalah tidak secara tunai) sedang kamu tidak memperoleh seorang penulis maka hendaklah ada barang tanggungan yang dipegang (oleh yang berpiutang). Akan tetapi sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain, maka hendakklah yang dipercayai itu menunaikan amanatnya (Hutangnya) dan hendaklah Ia bertaqwa kepada Allah tuhannya; dan janganlah kamu (para saksi) menyembunyikan persaksian. Dan barang siapa yang menyembunyikannya, maka sesungguhnya ia adalah orang yang berdosa hatinya; dan Allah maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.‛(QS.Al-Baqarah (2) : 283)

25 Dalil naqli yang menegaskan urgensi kegiatan administrasi terdapat dalam ayat berikut ini

‚hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu’amalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. Dan hendaklah seorang penulis diantara kamu menuliskannya dengan benar. Dan janganlah penulis enggan menuliskannya sebagai mana Allah mengajarkannya, maka hendaklah ia menulis, dan hendaklah orang yang berhutang itu mengimlakkan (apa yang akan ditulis itu), dan hendaklah ia bertaqwa kepada Allah tuhannya, dan janganlah ia mengulangi sedikitpun Dari pada hutangnya. Jika yang berutang itu orang yang lemah akal atau lemah (keadaannya) atau dia sendiri tidak mampu mengimlakkan, maka hendaklah walinya mengimlakkan dengan jujur ‚(QS. Al-Baqarah (2) : 282).

26 Urgensi saksi dalam suatu transaksi ditegaskan dalam ayat berikut : ‚Dan persaksikanlah

dengan dua orang saksi Dari orang-orang lelaki diantaramu. Jika tak ada dua orang lelaki maka (boleh) seoarng lelaki dan dua orang perempuan Dari saksi-saksi yang kamu rid}ai, supaya jika seorang

Page 118: maqos}idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Structural Equation Model (SEM) serta dihitung dengan alat bantu komputer (software) LISREL 8.7. Diperoleh kesimpulan

105

melakukan tuntutan berdasarkan akad yang diperjanjikan dan sanksi yang sepakati

bersama. Wanprestasi dimaksudkan bila anggota (nasabah) melakukan cidera janji,

yaitu tidak menepati kewajibannya terhadap lembaga keuangan mikro (LKMS)

dalam suatu perjanjian. Dalam hukum Islam, seseorang diwajibkan untuk

menghormati dan mematuhi setiap perjanjian atau amanah yang dipercayakan

kepadanya.27

Rukun mud}arabah meliputi : (1) orang yang berakal, (2) S}ah}ib al- ma>l, (3)

mud}arib, (4) modal, (5) adanya kerja-usaha, (6) nisbah yang disepakati, dan (7) akad-

ijab qabul. Sedangkan syarat-syarat sahnya, antara lain : (1) Orang yang terkait

dalam akad cakap hukum, (2) Syarat modal yang digunakan harus (a) Berbentuk

uang (bukan barang), (b) Jelas jumlahnya, (c) Tunai (bukan berbentuk hutang), (d)

Langsung diserahkan kepada mud}arib, dan (d) Pembagian keuntungan harus jelas

dan sesuai nisbah yang disepakati.

Dasar hukum di Indonesia berkaitan dengan produk pembiayaan mud}arabah

ini adalah Fatwa Dewan Shari’ah Nasional (DSN) No.: 07/DSN-MUI/IV/2000

Tentang Pembiayaan Mud}arabah.

2. Musharakah

Musharakah asal kata dari shirkah yang berarti percampuran. Menurut ahli

fuqaha Musharakah berarti : ‚ Akad antara orang-orang yang berserikat dalam hal

modal dan keuntungan ‚.28

Kerjasama tersebut bisa berupa modal dan jasa. Sebagai

pelaksana/pengelola usaha boleh berasal dari salah satu anggota penyerta dana atau

pihak lain (diluar anggota perkongsian) dan disepakati bersama.

lupa maka seoarang lagi mengingatkannya. Jangalah saksi-saksi itu enggan (memberi keterangan) apabila mereka dipanggil; dan janganlah kamu jemu menulis hutang itu, baik kecil maupun besar sampai batas waktu membayarnya. Yang demikian itu, lebih adil disisi Allah dan lebih dapat menguatkan persaksian dan lebih dekat kepada tidak (menimbulkan) keteranganmu, (tulislah mu’amalahmu itu), kecuali jika mu’amalah itu perdagangan tunai yang kamu jalankan diantara kamu maka tak ada dosa bagi kamu, (jika) kamu tidak menulisnya. Dan persaksikanlah apabila kamu berjual beli; dan janganlah penulis dan saksi saling sulit-menyulitkan. Jika kamu lakukan (yang demikian) maka sesungguhnya itu adalah suatu kefasikan pada dirimu. Dan bertaqwalah kepada Allah; Allah mengajarmu; and Allah mengetahui segala sesuatu.‛(QS.Al-Baqarah (2) : 282)

27 Landasan naqlinya sebagaimana ayat berikut ini ‚dan orang-orang yang memelihara

amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya,‛ (QS.Al-Mu’minu>n (23) : 8), lihat juga , ‚Hai orang-orang yang beriman janganlah kamu menkhianati Allah Dan Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu menkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu ketahui. (QS. Al-Anfal (8) : 27). Bersumber Dari Amir ibn Syuraid dai ayahnya Dari Nabi SAW.Beliau bersabda :

‚memperpanjang (menunda-nunda) pembayaran (hutang) atas orang yang mampu adalah keziman yang mengalkan kehormatannya dan siksanya‛.(HR.Imam Yang Lima Kecuali Imam Tarmizi)

28 Sayd Sabiq, Fiqih sunnah, jilid 13 (Kairo,t.t.), 174.

Page 119: maqos}idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Structural Equation Model (SEM) serta dihitung dengan alat bantu komputer (software) LISREL 8.7. Diperoleh kesimpulan

106

Menurut ulama fikih , bentuk kerjasama (shirkah) terbagi dalam beberapa

golongan, yaitu: Shirkah al-Inan,29

Shirkah al-Mufawadhah30, Shirkah al-Abdan al-

‘amal,31 Shirkah al’wujuh,

32 Shirkah al-mud}arabah,

33 . Dalam pengertian teknis

musharakah adalah akad kerjasama antara LKMS dengan anggota (nasabah) untuk

mengikatkan diri dalam perserikatan modal dengan jumlah yang sama atau berbeda

sesuai kesepakatan. Percampuran modal tersebut digunakan untuk pengelolaan

proyek/usaha yang layak dan sesuai dengan prinsip shari’ah . Pembagian

keuntungan akan dibagihasilkan berdasarkan nisbah yang telah disetujui dalam

akad34

.

Musharakah adalah kerjasama yang dilakukan dua orang atau lebih untuk

mengikatkan diri dalam perserikatan modal dan keuntungan.35

Konsep kerjasama

dalam musharakah adalah kesepakatan kedua belah pihak antara LKMS dan Anggota

(nasabah) sangat diperlukan dalam menentukan keputusan dan akan memperlancar

uusan. Masing-masing dan mempunyai hak kewajiban yang sama, serta bersama-

sama menjaga amanah dana masyarakat.36

Sedangkan jaminan diperlukan untuk

29

Penggabungan harta atau modal dua orang atau lebih yang tidak harus sama jumlahnya

dan keuntungannya dibagi secara proporsional dengan jumlah modal masing-masing atau sesuai

dengan kesepakatan .

30 Perserikatan yang modal semua pihak dan bentuk kerjsama dilakukan baik kualitas dan

keuntitasnya harus sama dan keuntungan dibagi rata

31 Perserikatan dalam bentuk kerjasama yang hasilnya dibagi bersama.

32 perserikatan tanpa modal.

33Bentuk kerjsasama antara pemilik modal dan seorang yang punya keahlian dagang dan

keuntungan perdagangan Dari modal itu dibagi sesuai dengan kesepakatan bersama.

34 Yang dimaksud dengan pembiayaan Musyarakah adalah suatu perjanjian kesepakatan

bersama antara LKMS dengan beberapa pemilik modal untuk menyertakan modalnya pada suatu

proyek atau usaha, dengan kesepakatan bahwa keuntungan dan risiko akan ditanggung bersama

sesuai dengan kesepakatan. Penarikan dana dilakukan sesuai jadual/ kebutuhan dengan disertai

promes atau aksep kepada LKMS sejumlah nilai pembiayaan yang ditarik, Rencana pengembalian

pokok pembiayaan disesuaikan dengan sumber pendapatan/ penghasilan yang diperoleh dari

pembiayaan tersebut. Dari pembiayaan ini LKMS akan memperoleh keuntungan berupa bagi hasil

yang besarnya diperhitungkan secara proporsional dari pembiayaan/ modal usaha yang disertakan.

35Landasan dalil naqli antara lain Q.S. Al-S>}ad (38):24 yang artinya ‚…dan sesungguhnya

kebanyakan Dari orang-orang yang berserikat itu sebagaian mereka berbuat zalim kepada sebahagian yang lain kecuali orang yang beriman dan mengerjakan amal seh.‛ Juga dalam hadith qudsi yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah bahwa Rasulullah SAW telah berkata, ‚Allah SWT telah berfirman: AKU ini ketiga Dari dua orang yang berserikat, selama salah seorang Dari mereka tidak menghianati temannya. Apabila salah seorang telah berkhianat terhadap temannya , maka saya keluar Dari perserikatan tersebut.‛(HR. Abu Daud) , hadith berikut dapat menjadi landasan bagi kegiatan

musharakah ‚Sesungguhnya orang-orang yang mengelola harta Allah dengan tidak benar, maka bagi mereka api neraka pada hari kiamat‛. (HR. Bukhari).

36‚Hai orang-orang yang beriman penuhilah aqad-aqad itu ‛ (QS Al-Ma’idah (5) :1 ) Dari

Page 120: maqos}idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Structural Equation Model (SEM) serta dihitung dengan alat bantu komputer (software) LISREL 8.7. Diperoleh kesimpulan

107

memperkecil kemungkinan terjadinya risiko yang dapat merugikan LKMS dan

sekaligus untuk memastikan kesungguhan anggota (nasabah) dalam melakukan

pembayaran kembali atas hutang yang diperolehnya dari LKMS.37

Dokumentasi dan

pembukuan merupakan salah satu aspek penting dalam pelaksanaan transaksi dengan

anggota (nasabah) dan karenanya harus dikelola dengan baik. Pada saatnya dan

apabila diperlukan, dokumentasi yang baik dan tertib dapat berfungsi sebagai alat

pengaman bagi LKMS atas fasilitas yang diberikannya kepada anggota (nasabah). 38

Saksi juga menjadi instrumen dalam produk ini, persaksian merupakan alat bukti

bagi hakim untuk memutuskan perkara. Saksi harus orang yang adil bijaksana, tidak

cacat mata, bisa bicara (bukan bisu), dan juga tidak cacat hukum. Apabila terjadi

wanprestasi atau anggota (nasabah) melakukan cidera janji, yaitu tidak menepati

kewajibannya terhadap LKMS dalam suatu perjanjian. Dalam hukum Islam,

seseorang diwajibkan untuk menghormati dan mematuhi setiap perjanjian atau

amanah yang dipercayakan kepadanya.39

Abu Said Al hudri bahwa Rasulullah SAW bersabda : ‚Sesungguhnya jual beli itu harus dilakukan secara suka sama suka‛. (HR. Al Baihaqi, Ibnu Majah, dan S}ahih menurut Ibnu Hiban). Dari Abdulah

Ibnu Harith Dari Hakim Ibnu Hizam berkata : Rasulullah SAW bersabda : ‚Penjual dan Pembeli sama-sama bebas menentukan jual belinya selagi keduanya belum berpisah ; jika keduanya Jujur dan berterus terang, makajual beli mereka akan diberkahi Allah, tetapi jika saling mendustai dan curang maka berkah dalam jual beli mereka itu akan terhapus.‛ Rasulullah SAW bersabda : ‚Umatku tidak akan sepakat terhadap suatu kesesatan.‛ (HR.Ahmad ibn Naval, Ibnu Majah dan Ath Thabrani).

37‚Jika kamu dalam perjalanan (dan bermu’amalah tidak secara tunai) sedang kamu tidak memperoleh seorang penulis, maka hendaklah ada barang tanggungan yang dipegang (oleh yang berpiutang). Akan tetapi jika sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain, maka hendaklah yang dipercayai itu menunaikan amanatnya (hutangnya) dan hendaklah ia bertakwa dipada Allah Tuannya; dan janganlah kamu (para saksi) menyembunyikan persaksian. Dan barang siapa yang menyembunyikannya, sesungguhnya ia adalah orang yang berdosa hatinya; dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.‛ (HR. Bukhari, Muslim dan Nasa’i) Dari Aisyah r.a.

bahwasanya : ‚Nabi SAW pernah membeli bahan makanan Dari seorang Yahudi dengan hutang dan beliau memberikan baju besinya sebagai jaminan‛. (HR. Bukhari, Muslim dan Nasa’i) . Dari Abu

Hurairah r.a. bahwa Rasulullah SAW bersabda : ‚Siapapun yang bangkrut (muflis), lalu kreditornya mendapatkan barangnya sendiri pada si bangkrut, maka kreditor itu lebih berhak untuk menarik kembali barangnya itu Daripada lainnya‛. (Hadits ini dikeluarkan oleh Bukhari, Muslim, Tirmidzi,

Nasa’I, dan Ibnu Majah).

38 Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu’amalah tidak secara tunai untuk

waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. Dan hendaklah seorang penulis di antara kamu menuliskannya dengan benar, dan janganlah penulis enggan menuliskannya sebagaimana Allah telah mengajarkannya, maka Hendaklah ia menulis, dan hendaklah orang yang berhutang itu mengimlakkan (apa yang akan ditulis itu), dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya, dan janganlah ia mengurangi sedikitpun Daripada hutangnya. Jika yang berhutang itu orang yang lemah akalnya atau lemah (keadaanya) atau dia sendiri tidak mampu mengimlakan, maka hendaklah walinya mengimlakkan dengan Jujur…‛….. (QS. AL Baqarah (2) : 282)

39 ….Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya,‛

(QS. Al Mu’minu>n (23) : 8), hadith yang memperkuat ayat tersebut , ‚Hai orang-orang yang beriman,

Page 121: maqos}idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Structural Equation Model (SEM) serta dihitung dengan alat bantu komputer (software) LISREL 8.7. Diperoleh kesimpulan

108

Rukun dan syarat musharakah, adalah (a) Pemilik Modal (s}ah}ib al- Ma>l), (b)

Modal (Ma>l), (c) Proyek/Usaha, (d) Pelaksana Proyek (Musharik), dan (e) Ijab

Qabul. Syarat sahnya musharakah antara lain (1) jenis usahanya halal, (2) dan syarat-

syarat lainnya. 40

Dasar hukum operasional sesuai dengan Keputusan Dewan

Nasional (DSN) No. 04/DSN-MUI/IV/2000 tentang musharakah.

Dalam aspek teknis akad musharakah digunakan oleh LKMS untuk

memfasilitasi pemenuhan kebutuhan permodalan bagi anggota (nasabah) guna

menjalankan usaha atau proyek dengan cara melakukan penyertaan modal bagi usaha

atau proyek yang bersangkutan41

. Pembagian keuntungan dilaksanakan sesuai

kontribusi modal atau sesuai kesepakatan yang saling menguntungkan.

LKMS tidak diperkenankan merubah atau mengurangi nisbah bagi hasil

tanpa adanya kesepakatan dari para pihak yang terlibat dalam kerjasama perkongsian

dana tersebut. Apabila terjadi perubahan komposisi modal maka akan secara

otomatis porsi nisbah juga akan berubah. Jika ada kerugian, maka kerugian tersebut

ditanggung bersama oleh para pemilik modal menurut porsi (nisbah) modal masing-

masing. Jika salah satu pemilik modal keluar perjanjian / ingkar janji atau

mengundurkan diri, maka usaha / proyek yang sudah disepakati sebelumnya tidak

langsung secara otomatis putus kecuali pemilik modal tersebut mencari gantinya.

janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui.‛ (QS. Al

Anfal (8) 27), riwayat lain yang bersumber Dari Amiribn Syuraid Dari ayahnya Dari Nabi SAW,

beliau bersabda : ‚Memperpanjang (menunda-nunda) pembayaran (hutang) atas orang yang mampu adalah keziman yang mengalkan kehormatannya dan siksanya‛.(HR Imam yang Lima kecuali Imam

Timidzi)

40 Jenis usaha yang dilakukan harus jelas dan tidak melanggar shari’ah. Modal diberikan

berbentuk uang tunai atau asset yang likuid (dapat segera dicairkan) dan mempunhyai nilai ekonomis

(economic value).Perserikatan ini merupakan transaksi yang bias diwakilkan, artinya salah satu pihak

jika bertindak hukum terhadap objek perseritakatan itu, dengan ijin pihak lain dianggap sebagai wakil

seluruh pihak yang berserikat. Pembagian keuntungan untuk masing-masing pihak yang berserikat

dijelaskan dalam akad. Keuntungan diambil Dari hasil laba harta perserikatan, bukan harta lain.

41Modal terdiri Dari beberapa pengertian, seperti : a. Berupa uang atau harta benda lain yang

bisa dinilai dengan uang, seperti emas, perak. b. Bisa berupa barang perdagangan (trading asset),

property, equipment, atau intangbile right (seperti hak paten). c. semua modal tadi dicampur dan

menjadi hak proyek usaha dan bukan milik perseorangan pemilik modal. Percampuran modal tersebut

dan bentuk usaha yang akan dijalankan harus tertulis dan atau bernotaris. (a). Pengurus proyek boleh

berasal Dari pemilik modal sendiri atau beberapa orang di luar mereka (bukan pemilik modal) asalkan

para pengurus tersebut mendapat persetujuan Dari seluruh pemilik modal.(b) biaya actual Dari

usaha/proyek yang akan dilakukan dan lama proyek tersebut harus diketahui bersama. (c). LKMS

berhak untuk turut serta berperan dalam menentukan kebijakan usaha yang dijalankan oleh pelaksana

usaha atau proyek

Page 122: maqos}idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Structural Equation Model (SEM) serta dihitung dengan alat bantu komputer (software) LISREL 8.7. Diperoleh kesimpulan

109

3. Murabahah

Murabahah adalah akad jual beli atas barang tertentu, dimana penjual

menyebutkan dengan jelas barang yng diperjual-belikan, termasuk harga pembelian

barang kepada pembeli, kemudian ia mensyaratkan atasnya laba / keuntungan dalam

jumlah tertentu.42

Dalam pengertian teknis keuangan Murabahah adalah akad jual

beli antara LKMS selaku penyedia barang, dengan anggota (nasabah) yang

memesan untuk membeli barang dan LKMS memperoleh keuntungan yang

disepakati bersama. Berdasarkan akad jual-beli dimaksud LKMS membeli barang

yang dipesan dan menjualnya kepada anggota (nasabah). Harga jual LKMS adalah

harga beli dari supplier ditambah keuntungan yang disepakati. Oleh karenanya

anggota (nasabah) mengetahui besarnya keuntungan yang diambil oleh LKMS. Cara

pembayaran dan jangka waktunya disepakati bersama, dapat secara lumpsum

ataupun dengan angsuran. 43

Murabahah merupakan bagian dari jual-beli, sistem ini mendominasi

produk-produk yang ada di semua LKMS . Dalam Islam, jual-beli merupakan salah

satu sarana tolong menolong antara sesama umat manusia yang dirid}ai oleh Allah

SWT.44

Kesepakatan kedua belah pihak antara LKMS dan Anggota (nasabah)

sangat diperlukan dalam menentukan keputusan dan akan memperlancar urusan.

Masing-masing pihak mempunyai hak kewajiban yang sama, serta bersama-sama

menjaga amanah dana masyarakat. 45

42

Ibnu Rusyd, Bidayatul Mujtahid , jilid ll , t.t. 83

43 Pembiayaan ini mensyaratkan harga beli barang dikenakan terlebih dahulu marjin/mark-up

sehingga menjadi harga baru untuk kemudian menjadi hutang yang harus dibayar/dilunasi. Pelunasan

pokok hutang dan marjin/mark-up dilakukan sekligus pada saatu jatuh tempo atau dilunasi dengan

cara mencicil/mengangsur pokok hutang berikut marjin/mark-up dalam periode tertentu (al-ba’i

bithaman ‘a>jil). Sifat pembiayaan ini merupakan transaksi jual beli yang menimbulkan piutang

penjualan dari menjual sesuatu, dan menyegerakan penyerahan baangnya kepada pembeli (nasabah

(anggota)) dengan cara ditangguhkan pembayaran harganya sampai kepada saat yang telah ditetapkan

atau dengan cara pembayran angsuran.

44 QS. Al Baqarah (2) : 275 ‚…Allah telah mengalkan jual beli dan mengharamkan riba.‛

Dan ayat lainnya, yang artinya ‚Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka di antara kamu…..‛ (QS. An Nisaa (4) : 29). Hadith yang berkaitan dengan ini antara lain

‚Pendapatan yang paling afd adalah hasil karya tangan sesorang dan jual beli yang mabrur‛. (HR.

Ahmad, Al Bazzar, Ath-Thabarani). Dari Suaib ar Rumi ra, bahwa Rasulullah bersabda : ‚Tiga perkara yang di dalamnya terdapat keberkatan : (1) menjual dengan pembayaran tangguh (Murabahah), (2) muqaradhah (nama lain Dari mud}arabah), (3) mencampurkan tepung dengan gandum untuk kepentingan rumah bukan untuk diperjual-belikan.‛

45 ‚Dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhannya dan mendirikan sat,

sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarah antara mereka; dan mereka menafkahkan sebagian Dari rezki yang Kami berikan kepada mereka‛. (QS Asy Syu>ra (42) : 38). Dari Abu Said Al

hudri bahwa Rasulullah SAW bersabda : ‚Sesungguhnya jual beli itu harus dilakukan secara suka

Page 123: maqos}idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Structural Equation Model (SEM) serta dihitung dengan alat bantu komputer (software) LISREL 8.7. Diperoleh kesimpulan

110

Rukun dan syaratnya sesuai yang dishari’ahkan.46

Dasar hukum

operasionalnya termaktub dalam keputusan DSN No. Majlis Ulama Indonesia NO:

04/DSN-MUI/IV/2000 tentang Murabahah. Tujuan akad Murabahah digunakan oleh

LKMS untuk memfasilitasi anggota (nasabah) melakukan pembelian dalam rangka

memenuhi kebutuhannya47

. LKMS berhak menentukan suplier atas barang yang

dibeli oleh anggota (nasabah). Menerbitkan Purchase Order (PO) dan Delivery Order (DO) kepada supplier sesuaikan kesepakatan dengan anggota (nasabah), agar

barang tersebut dikirimkan kepada anggota (nasabah). Persyaratan anggota

(nasabah) harus cakap hukum dan Mempunyai kemampuan untuk membayar.

Ketentuan harga jual LKMS ditetapkan pada awal perjanjian dan tidak boleh

berubah selama waktu akad.Apabila anggota (nasabah) memberikan uang muka

(down payment), maka uang muka tersebut dianggap sebagai angsuran pertama yang

akan mengurangi jumlah kewajiban yang harus dibayar / diangsur. Namur demikian

akad jual beli yang dibuat antara LKMS dengan anggota (nasabah) tetap

berpedoman kepada harga jual beli awal yang telah disepakati.

Berdasarkan ketentuan DSN poin keenam tentang penundaan Pembayaran

dalam Murabahah: (1) Seorang anggota (nasabah) yang memiliki

kemampuan tidak dibenarkan menunda penyelesaian hutangnya, (2) Jika ia menunda

dengan sengaja, LKMS dapat mengambil tindakan sebagai berikut:

a. Mengambil prosedur hukum pidana yang diperlukan.

b. Mengambil prosedur perdata untuk mendapatkan kembali piutang

sama suka‛. (HR. Al Baihaqi, Ibnu Majah, dan S}ahih menurut Ibnu Hiban). Dari Abdulah Ibnu Harith

Dari Hakim Ibnu Hizam berkata : Rasulullah SAW bersabda : ‚Penjual dan Pembeli sama-sama bebas menentukan jual belinya selagi keduanya belum berpisah ; jika keduanya Jujur dan berterus terang, makajual beli mereka akan diberkahi Allah, tetapi jika saling mendustai dan curang maka berkah dalam jual beli mereka itu akan terhapus.‛

46 Rukun Jual beli adalah (1) Penjual (Ba’i), (2) Pembeli (Mushtari), (3) Obyek Jual Beli

(Mabi’), (4) Harga (Traman), (5) Ijab Qabul. Syarat – s yarat Jual Beli, (1) Pihak yang berakad: (2)

Sama-sama rid}a / ikhlas. (3) Mempunyai kekuasaan untuk melakukan jual beli. Barang/Obyek antara

lain (1) Barang itu ada meskipun tidak ditempat, namun ada pernyataan kesanggupan untuk

mengadakan barang itu. (2) Barang itu milik sah penjual. (3) Barang yang diperjual belikan harus

berwujud. (4) Tidak termasuk kategori yang diharamkan. (5) Barang tersebut sesuai dengan

pernyataan penjual. Harga yang ditentukan untuk barang obyek adalah (1) Harga jual LKMS adalah

harga beli ditambah keuntungan. (2) Harga jual tidak boleh berubah selama masa perjanjian., (3)

Sistem pembayaran dan jangka waktunya disepakati bersama.

47 (1) Barang konsumsi ; seperti rumah, kenDa>raan / alat transportasi, alat-alat rumah-

tangga dan sejenisnya (tidak termasuk renovasi atau proses membangun). (2) Persediaan barang

dagangan. (3) Bahan baku dan atau bahan pembantu produksi (tidak termasuk proses produksi). (4)

Barang modal; seperti pabrik, mesin dan sejenisnya. (5) Asset lainya yang tidak bertentangan dengan

shari’ah dan disetujui LKMS.

Page 124: maqos}idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Structural Equation Model (SEM) serta dihitung dengan alat bantu komputer (software) LISREL 8.7. Diperoleh kesimpulan

111

tersebut.

Jangka waktu fasilitas Murabahah pada umumnya berkisar antara 1 bulan

sampai 2 tahun. Anggota (nasabah) dapat dibebani biaya administrasi sehubungan

dengan pengelolaan fasilitas, seperti biaya notaris dan lainnya. Apabila di kemudian

hari anggota (nasabah) ternyata tidak dapat menyelesaikan kewajibannya kepada

LKMS sebagaimana yang telah disepakati, maka harus dicarikan jalan penyelesaian

yang sebaik-baiknya.

Fasilitas Murabahah dapat dicairkan setelah akad ditanda-tangani dan LKMS

telah menerima dokumen bukti transaksi serta penyerahan barang dari suplier

kepada anggota (nasabah) selaku wakil LKMS kepada suplier, sedangkan anggota

(nasabah) selaku pembeli akhir, menanda-tangani tanda tarima barang yang dibeli

dari LKMS dengan pembayaran secara tangguh.

LKMS berhak meminta dan memperoleh surat kuasa dari anggota (nasabah)

untuk mendebit rekening anggota (nasabah) pada LKMS guna pembayaran

kewajiban (angsuran) pada setiap saat kewajiban jatuh tempo. Jika anggota

(nasabah) melakukan pembayaran uang muka, maka pembayaran tersebut dianggap

sebagai angsuran kewajiban pertama.

4. Salam Salam secara etimologi artinya salaf (Pendahuluan). Secara Terminologi

(ta’rif) mu’amalah Salam adalah ‚Penjualan suatu barang yang disebutkan sifat-

sifatnya sebagai persyaratan jual beli dan barang tersebut masih dalam tanggungan

penjual, dimana syarat-syarat tersebut diantaranya adalah mendahulukan

pembayaran pada waktu dia akad majlis (akad disepakati).48

Secara teknis keuangan

Salam adalah akad jual-beli suatu barang (komoditi) di mana harganya dibayar

dengan segera, sedang barangnya akan diserahkan kemudian dalam jangka waktu

yang disepakati. Salam Pararel adalah suatu transaksi dimana LKMS melakukan

dua akad Salam dalam waktu yang sama. Dalam akad Salam pertama LKMS (selaku

Muslim) melakukan pembelian suatu barang kepada pihak penyedia barang (muslam ilaihi) melakukan pembayaran dimuka dan pada akad Salam kedua LKMS (selaku

muslam ilaihi) menjual lagi kepada pihak lain (muslim) dengan jangka waktu

penyerahan yang disepakati bersama. Pelaksanaan kewajiban LKMS selaku Muslam

Ilaih (Penjual) dalam akad Salam kedua tidak tergantung pada akad Salam yang

pertama. Tujuan produk Salam ini diutamakan untuk pembelian dan penjualan hasil

produksi pertanian atau peternakan atau perkebunan. Menurut Ibn Qudamah,

‚Karena orang-orang mempunyai kebutuhan akan Salam dan karena petani,

perkebun, peternak memerlukan uang untuk biaya-biaya hidup mereka dan

48

Syamsudidin Muhammad ibn Abi Abbas, Nih}a>yatu Al Muh}taj Ila Syarah Al Minhaj , Jilid

4 (Beirut-Libanon: Da>r Al Fikr,1984), 182

Page 125: maqos}idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Structural Equation Model (SEM) serta dihitung dengan alat bantu komputer (software) LISREL 8.7. Diperoleh kesimpulan

112

melakukan pengeluaran atas usaha mereka agar mendatangkan hasil, sehingga

mereka menghadapi kebutuhan keuangan ‚. Salam-lah sebagai salah satu cara bagi

mereka sehingga mereka bisa mengambil manfaat.

Dalam Islam Jual Beli sebagai sarana untuk tolong menolong antara sesama

umat manusia yang di rid}ai oleh Allah SWT.49

Kesepakatan kedua belah pihak

antara LKMS dan Anggota (nasabah) sangat diperlukan dalam menentukan

keputusan dan akan memperlancar urusan. Masing-masing mempunyai hak dan

kewajiban yang sama, serta bersama menjaga amanah dana masyarakat. Jaminan

diperlukan untuk memperkecil risiko-risiko yang merugikan LKMS. Dokumentasi

merupakan salah satu aspek penting dalam pelaksanaan transaksi dengan anggota

(nasabah) dan karenanya harus dikelola dengan baik. Pada saatnya dan apabila

diperlukan, dokumentasi yang baik dan tertertib dapat berfungsi sebagai alat

pengaman bagi LKMS atas fasilitas yang diberikannya kepada anggota (nasabah).

Persaksian merupakan alat bukti bagi hakim untuk memutuskan perkara. Saksi

harus orang yang adil bijaksana, tidak cacat mata, bisa bicara (bukan bisu), dan juga

tidak cacat hukum. Wanprestasi dimaksudkan bila anggota (nasabah) melakukan

cidera janji, yaitu tidak menepati kewajibannya terhadap LKMS dalam suatu

perjanjian.dalam hukum Islam, seseorang diwajibkan untuk menghormati dan

mematuhi setiap perjanjian atau amanah yang dipercayakan kepadanya.50

Syarat

dan rukun yang sudah ditentukan. 51

Dasar hukum operasionalnya adalah

49

Landasan hukum akad Salam , antara lain QS. Al Baqarah (2):275: ‚Allah telah menghalalkan Jual Beli dan mengharamkan riba...‛ , lalu QS. An Nisa (4) : 29 yang berbunyi ‚Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesama dengan jalan yang bathil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka diantara kamu…‛ , beberapa

hadith berikut ini Dari Abu Sa’id Al Khudri bawa Rasullulah SAW bersabda : ‚Sesunguhnya jual beli itu harus dilakukan secara suka sama suka‛ (HR. Al Baihaqi, Ibnu Majah, dan s}ahih menurut Ibnu

Hiban). Rasulullah SAW bersabda : ‚Barangsiapa hendak melakukan akad Salam, maka hendaknya berSalam dalam takaran yang ditentukan dan timbanganyang ditentukan hingga batas waktu yang ditentukan‛. Rasullah bersabda : ‚Siapa yang mensalafkan (mengambil panjar) sesuatu maka dia tidak boleh mengopernya kepada orang lain‛. (HR. Ad Da>ruquthni)

50 ….Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan

janjinya,‛(QS. Al Mu’minu>n (23) : 8), Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui.(QS. Al Anfal (8): 27). Bersumber Dari Amir ibn

Syuraid Dari ayahnya Dari Nabi SAW, beliau bersabda :‚Memperpanjang (menunda-nunda) pembayaran (hutang) atas orang yang mampu adalah kezaliman yang menanggalkan kehormatannya dan siksanya‛.(HR Imam yang Lima kecuali Imam Timidzi).

51 Rukun dan Syarat Salam, rukunnya adalah (a) Penjual (Muslam Ilaih), (b) Pembeli

(Muslim/Salam), (c) Hasil produksi/Barang yang akan diserahkan (Muslam Fiih), (d) Harga (Ra’su al-

ma>li as Salam), dan (e) Ijab Qabul (sighat), sedangkan syaratnya (1) Pihak yang berakad: a) Aqil-

baligh (cakap hukum), b) Sama-sama rid}a / ikhlas , c) Tidak ingkar janji, (d) Barang (muslam Fiih);

(2) Hasil produksi yang akan dibeli (dipesan) harus jelas jenis, tipe, ukuran, mutu, dan jumlahnya, (3)

Hasil produksi tersebut tidak termasuk dalam katagori yang dilarang syara’ (najis, haram, samar

(tidak jelas), atau menimbulkan kemudharatan (maksiat). (4) Ra’su al Ma>l as Salam, (5) Harga jual

Page 126: maqos}idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Structural Equation Model (SEM) serta dihitung dengan alat bantu komputer (software) LISREL 8.7. Diperoleh kesimpulan

113

Berdasarkan keputusan Dewan Shari’ah Nasional (DSN) Majlis Ulama Indonesia

NO: 05/DSN-MUI/IV/2000 tentang Salam.

Akad Salam dipakai oleh LKMS untuk memfasilitasi pemenuhan

permodalan / pembiayaan bagi petani/perkebunan/peternak dengan cara melakukan

pemesanan pembelian dengan pembayaran sekaligus di muka. Hasil

Produksi/Barang. (a) Hasil produksi pertanian , perkebunan atau peternakan harus

diketahui jelas cirri-cirinya dan bersifat umum, seperti : jenis (type), macam (kind),

ukuran (size), mutu (quality), dan banyaknya (quantity). (b) Hasil produksi diterima

harus sesuai dengan cirri-ciri yang diminta, apabila terjadi kekeliruan atau cacat ,

maka produsen harus bertanggung jawab.

Mekanismenya :

a. Anggota (nasabah) I (produsen/muslam alaih) menjual hasil

pertanian kepada LKMS dengan pembayaran dimuka dan

penyerahan kemudian (lihat skema), atau

b. Anggota (nasabah) II (pembeli/muslim) memesan kepada

LKMS agar menyediakan produk pertanian yang dikehendaki

untuk dibeli. Kemudian LKMS mencari / meminta anggota

(nasabah) I (muslam alaih) agar segera mengadakan produk

tersebut (dalam jangka waktu yang ditetapkan) dengan

memberikan pembayaran dimuka. Bila sudah selesai produk

tersebut harus diserahkan kepada LKMS dan selanjutnya

LKMS tersebut menyerahkan barang tersebut kepada muslim.

c. Jika anggota (nasabah) I (muslam alaih) ingkar janji, misalnya

gagal menyediakan hasil produksi atau menjual kepada pihak

lain, maka ia bertanggung jawab atas seluruh perjanjian yaitu

mengganti seluruh biaya-biaya yang dikeluarkan LKMS.

Ketentuan harga jual ditetapkan di awal perjanjian dan tidak boleh berubah

selama waktu perjanjian. Jangka waktu Salam adalah untuk jangka pendek. Anggota

(nasabah) dapat dibebani biaya administrasi sehubungan dengan pengelolaan

fasilitas seperti biaya notaries dan lain-lain. Apabila dikemudian hari anggota

(nasabah) ternyata tidak mempunyai kemampuan untuk memenuhi kewajibannya,

maka penyelesaiannya diputuskan oleh Komite Penyelesaian Pembiayaan

Bermasalah.

dan masa penyerahannya harus jelas dan dicantumkan dalam perjanjian dan tidak boleh berubah., (6)

Pembayaran Salam harus diakui pada saat modal Salam dibayarkan kepada Muslam alaihi., (7) Cara

penyerahan barang dan jangka waktunya disepakati bersama., (8) Transaksi Salam pararel harus

diakui ketika LKMS menerima modal Salam Dari anggota (nasabah) kedua.

Page 127: maqos}idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Structural Equation Model (SEM) serta dihitung dengan alat bantu komputer (software) LISREL 8.7. Diperoleh kesimpulan

114

5. ‘Ijarah Muntahiya bit-Tamli>k

Al ‘Ijarah disebut juga Al Ajru (upah) atau Al ‘Iwadhu (ganti), artinya ‚Suatu jenis akad untuk mengambil manfaat (Ajran) dengan jalan penggantian‛52 Maksud

‚manfaat‛ adalah berguna, yaitu barang yang mempunyai banyak manfaat dan

selama menggunakannya barang tersebut tidak mengalami perubahan atau musnah.

Manfaat yang diambil tidak berbentuk zatnya melainkan sifatnya, dan dibayar sewa.

Misalnya, rumah yang dikontrakkan/disewa, mobil disewa untuk perjalanan. Ada

dua jenis ‘Ijarah, pertama : didasarkan atas periode/masa sewa biasanya sewa

peralatan. Peralatan itu disewakan selama masa tanam hingga panen. Dalam

perbankan Islam dikenal sebagai Operating ‘Ijarah. Kedua: ‘Ijarah Muntahiyya Bi al-Tamli>k (‘Ijarah Wa Iqtina) yaitu sewa menyewa yang berkombinasi, bila masa sewa

berakhir penyewa boleh membelinya.

Secara teknis ‘Ijarah adalah akad antara LKMS (Mu’ajjir) dengan anggota

(nasabah)/(Musta’jir) untuk menyewa suatu barang/obyek sewa (Ma‘jur) milik

LKMS dan LKMS mendapatkan imbalan jasa atas barang yang disewanya. ‘Ijarah muntahiyyah Bi al-Tamli>k adalah perjanjian sewa suatu barang antara LKMS

(Mu’ajjir) dengan Anggota (nasabah)/(Musta’jir) yang diakhiri dengan pembelian

obyek sewa (Ma ‘jur).

‘Ijarah merupakan salah satu bentuk kegiatan mu’amalah dalam memenuhi

kebutuhan hidup manusia, seperti sewa-menyewa, kontrak. Ulama fiqih

membolehkan adanya akad ‘Ijarah Muntahiyyah Bi al-Tamli>k.53

Antara Anggota

(nasabah) dan LKMS sepakat mengadakan perjanjian khusus, yaitu bila masa sewa

berakhir maka anggota (nasabah) akan membeli obyek yang disewanya. Jaminan

diperlukan untuk memperkecil risiko-risiko yang merugikan LKMS serta juga untuk

melihat kemampuan anggota (nasabah) dalam menanggung pembayaran kembali

atas utang yang diterima dari LKMS. Dokumentasi adalah syarat

transaksi/pengikatan antara anggota (nasabah) dengan LKMS yang dipergunakan

sebagai bukti. Persaksian merupakan alat bukti bagi hakim untuk memutuskan

perkara. Saksi harus orang yang adil bijaksana, tidak cacat mata, bias bicara (bukan

bisu), dan juga tidak cacat hukum. Wanprestasi diberlakukan bila anggota (nasabah)

melakukan cidera janji, yaitu tidak menepati kewajibannya terhadap LKMS dalam

52

Sayyid Sabiq, Fiqh Sunnah, jilid 13, 15

53 Lihat QS. Al Qas}as (28) : 26 ‚… Ya bapakku ambillah ia sebagai orang yang bekerja (pada

kita), karena sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) ialah orang yang kuat lagi dapat dipercaya‛. Ahmad, Abu Daud, dan An Nasa’I meriwayatkan Dari Saad

ibn Abi waqqash r. a., berkata: ‚dahulu kami menyewa tanah dengan (jalan membayar Dari) tanaman yang tumbuh. Lalu Rasulullah melarang kami cara itu dan memerintahkan kami embayarnya dengan uang emas atau perak‛.

Page 128: maqos}idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Structural Equation Model (SEM) serta dihitung dengan alat bantu komputer (software) LISREL 8.7. Diperoleh kesimpulan

115

suatu perjanjian. Dalam Hukum Islam , seseorang diwajibkan untuk menghormati

dan mematuhi setiap perjanjian atau amanah yang dipercayakan kepadanya.54

Rukun dan Syarat ‘Ijarah & ‘Ijarah Muntahiyyah Bi al-Tamli>k. Rukun IMBT

yakni (1) Penyewa (Musta’jir), (2) Pemilik (Mu’ajjir), (3) Barang/Obyek sewaan

(Ma’jur), (4) Harga sewa/manfaat sewa (Ajrun/Ujrah), (5) Ijab Qabul. Sedangkan

syaratnya (1) Kerelaan dua pihak melakukan akad, (2) Ma’jur (Barang/Objek sewa)

ada manfaatnya dan: (3) Manfaat tersebut dibenarkan agama/halal, (4) Manfaat

tersebut dapat dinilai dan diukur /diperhitungkan , (5) Manfaatnya dapat diberikan

kepada pihak yang menyewa , (6) Ma’jur adalah milik Mu’ajjir. Dasar Hukum Fatwa

DEWAN SHARI’AH NASIONAL Majelis Ulama Indonesia (MUI) NO: 09/DSN-

MUI/IV/2000 Tentang pembiayaan ‘Ijarah. 55

54

Bersumber Dari Amir ibn Syuraid Dari ayahnya Dari Nabi SAW, beliau bersabda:

‚Memperpanjang (menunda-nunda) pembayaran (hutang) atas orang yang mampu adalah keziman yang mengalkan kehormatannya dan siksanya‛. (HR. Imam yang Lima kecuali Imam Tirmidzi) . Dari

Amru ibn Said, Dari bapaknya r. a. berkata ia : bersabda Rasulullah SAW: ‚Orang-orang yang telah sanggup untuk membayar kewajibannya, tetapi dilalaikannya uga, bolehlah orang merampas hartanya dan menyiksanya (memasukkan ke penjara)‛ (HR. Abu Daud dan Nasa’I)

55 Landasan: Firman Allah QS. al-Zukhruf [43]: 32: ا بيى يعيشتى قس ت ربك، ح رح أى يقس

ع ا ي ت ت ربك ي ر ي رح ا يضا، بعطض ر ااض نيتت بع ى بع ض ر عا بع ى يا، . نحياا نلد

‚Apakah mereka yang membagi-bagikan rahmat Tuhanmu? Kami telah menentukan antara mereka penghidupan mereka dalam kehidupan dunia, dan Kami telah meninggikan sebagian mereka atas sebagian yang lain beberapa derajat, agar seba-gian mereka dapat mempergunakan sebagian yang lain. Dan rahmat Tuhanmu lebih baik Dari apa yang mereka kumpulkan.‛ Firman Allah QS. al-

Baqarah [2]: 233:

‚…Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, tidak dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut. Bertaqwalah kepada Allah; dan ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.‛

Firman Allah QS. al-Qas}as} [28]: 26:

د يي ت ا نق ت ي ي ا ي أبت ت ، . قانت حل

‚Salah seorang Dari kedua wanita itu berkata, ‘Hai ayahku! Ambillah ia sebagai orang yang bekerja (pada kita), karena sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) adalah orang yang kuat lagi dapat dipercaya.’‛

Hadis riwayat Ibn Majah Dari Ibnu ‘Umar, bahwa Nabi bersabda:

ي ت ق . أ ي أ ق م أ

‚Berikanlah upah pekerja sebelum keringatnya kering.‛

Hadis riwayat ‘Abd ar-Razzaq Dari Abu Hurairah dan Abu Sa’id al-Khudri, Nabi s.a.w.

bersabda:

قوا هللا، تم ن أرد...وإ أن تسترضعوا أوالدكم فال جناح عليكم إذا سلمتم ماآتيتم بالمعروف، وات

واعلموا أن هللا بماتعملون بصير.

Page 129: maqos}idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Structural Equation Model (SEM) serta dihitung dengan alat bantu komputer (software) LISREL 8.7. Diperoleh kesimpulan

116

Tujuan memberikan fasilitas kepada anggota (nasabah) yang membutuhkan

manfaat atas barang (sewa) dengan pembayaran tangguh dengan opsi memiliki

dikemudian hari. Ma’jur (Barang/Obyek sewa) yang digunakan, seperti : Properti,

Peralatan (Appliances), Alat Transportasi. Jumlah, ukuran, dan jenis Ma’jur yang

akan dibeli harus diketahui jelas serta tercantum dalam akad, Kecuali: (1) Perjanjian

‘Ijarah untuk eksplorasi atau penggunaan sumber alam seperti minyak gas, timber,

metal dan sejenisnya, (2) Transaksi yang berhubungan dengan lisensi seperti film,

perekaman video, manuskrip, hak patent, dan hak cipta. (3) Perjanjian mengenai

tenaga kerja dan penewan jasa profesi.

Musta’jir (Penyewa) untuk ‘Ijarah Muntahia Bi al-Tamli>k, setelah habis masa

sewa Musta’jir wajib membeli Ma’jur (barang/obyek sewa). Musta’jir dilarang

menyewakan kembali barang yang disewanya. Ajran/Ujrah (Harga Sewa dan Harga

Beli) ditentukan sebagai berikut : (1) Harga sewa dan Harga Beli (dalam IMBT)

ditetapkan bersama di awal perjanjian. (2) Dalam ‘Ijarah Muntahiya Bi al-Tamli>k

harga sewa sudah termasuk angsuran harga barang (obyek sewa). Jangka waktu

‘Ijarah Muntahiyyah Bi al-Tamli>k adalah antara 2 sampai 5 tahun.

Pembelian barang (obyek sewa) dibayar oleh LKMS setelah akad perjanjian

‘Ijarah Muntahiyyah Bi al-Tamli>k dengan anggota (nasabah) ditanda-tangani dan

dilengkapi dokumen resmi pembelian barang yang akan di’Ijarahkan. Kewajiban

Anggota (nasabah) (1) Anggota (nasabah)/(Musta’jir) berkewajiban utnuk

melakukan pembayaran harga sewa kepada LKMS sesuai dengan jadwal yang telah

disepakati dalam akad. (2) LKMS dapat meminta dan memperoleh kuasa untuk

mendebit rekening anggota (nasabah) pada LKMS guna melakukan pembayaran

kewajiban anggota (nasabah).

أ ت أ ي ض هيعه . ي

‚Barang siapa mempekerjakan pekerja, beritahukanlah upahnya.‛

Hadis riwayat Abu Daud Dari Sad Ibn Abi Waqqash, ia berkata:

أي ا أ ذنك هتى آن ل هللا صهتى هللا هي ا، اا ر اء ي يا عل بان رع نزت ق ي ا هى نست كتا ك رض ب

ت ض . ك يا ب ض أ

‚Kami pernah menyewakan tanah dengan (bayaran) hasil pertaniannya; maka, Rasulullah melarang kami melakukan tersebut dan memerintahkan agar kami menyewakannya dengan emas atau perak.‛

Hadis Nabi riwayat Tirmidzi Dari ‘Amr ibn ‘Auf:

ا أحمت ح يض و حالالض أ ى الت ش طضا ح ت هى ش ط سه ن ا أحمت ح يض و حالالض أ ا ح ت الت صهحض ي سه ن هح ائزر بي . نصد

‚Perdamaian dapat dilakukan di antara kaum muslimin kecuali perdamaian yang mengharamkan yang al atau mengalkan yang haram; dan kaum muslimin terikat dengan syarat-syarat mereka kecuali syarat yang mengharamkan yang al atau mengalkan yang haram.‛

Page 130: maqos}idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Structural Equation Model (SEM) serta dihitung dengan alat bantu komputer (software) LISREL 8.7. Diperoleh kesimpulan

117

Pendapatan, terdiri dari (1) Pendapatan LKMS diakui bila kewajiban anggota

(nasabah) sudah dibayar. (2) Semua biaya administrasi yang timbul akibat dari

perjanjian ini dibebankan kepada anggota (nasabah), dan diakui sebagai pendapatan

LKMS.

D. JAMINAN PEMBIAYAAN PADA KEUANGAN MIKRO ISLAM

Hasil observasi dan penelusuran dokumen terhadap LKMS di Indonesia56

,

dalam manual pembiayaannya mensyaratkan adanya jaminan57

. Jaminan dapat

berupa beberapa bentuk yaitu personal dan barang58

. Jaminan dalam Islam

diperbolehkan dalam berbagai mazhab. Jaminan diperlukan untuk memperkecil

kemungkinan terjadinya risiko yang dapat merugikan LKMS dan sekaligus untuk

memastikan kesungguhan anggota (nasabah) dalam melakukan pembayaran kembali

atas hutang yang diperolehnya dari LKMS.59

Praktek mensyaratkan jaminan dalam produk pembiayaan LKMS memiliki

bentuk yang berbeda-beda. Bagi lembaga keuangan formal (Bank) masih

menggunakan bentuk jaminan tradisional60

, sedangkan untuk lembaga keuangan

56

Dokumen (SOP) sampel antara lain, BPRS Baiturahman, BPD Aceh Unit Syariah,

PT.PNM (unit Mikro), dan SOP Pinbuk serta LKMS Aceh Microfinance (AMF).

57 Jaminan adalah hak dan kekuasaan atas barang jaminan yang diserahkan oleh nasabah

kepada bank guna menjamin pelunaan utangnya apabila kredit yang diterimanya tidak dapat dilunasi

sesuai waktu yang diperjanjikan dalam perjanjian kredit atau adendum. Lihat Rivai, dkk dalam

Credit Management Handbook (Jakarta: Rajawali Pers, 2006), 439

58 Jaminan perorangan (personal gurantee) yaitu suatu perjanjian penanggungan utang

dimana pihak ketiga mengikatkan diri untuk memenuhi kewajiban nasabah dalam hal nasabah tidak

dapat memenuhi kewajibannya kepada lembaga keuangan (wanprestasi). Jaminan perusahaan

(corporate guarantee) adalah suatu perjanjian penanggungan utang yang diberikan oleh perusahaan

lain untuk memenuhi kewajiban nasabah dalam hal nasabah tidak dapat memenuhi kewajibannya

kepada lembaga keuangan. Jaminan kebendaan (agunan) yaitu penyerahan hak oleh naabah atau pihak

ketiga atas barang-barang miliknya kepada lembaga keuangan (LKMS) guna dijadikan jaminan atas

pembiayaan yang diperoleh nasabah. Lihat M.Kabir Hassan dan Mervyn K. Lewis, Handbook of Islamic Banking ( Massachussetts: Edward Elgar Publishing, 2007), 155

59 Dari Aisyah r.a. bahwasanya : ‚Nabi SAW pernah membeli bahan makanan Dari seorang

Yahudi dengan hutang dan beliau memberikan baju besinya sebagai jaminan‛. (HR. Bukhari, Muslim

dan Nasa’i)Dari Abu Hurairah r.a. bahwa Rasulullah SAW bersabda :‚Siapapun yang bangkrut (muflis), lalu kreditornya mendapatkan barangnya sendiri pada si bangkrut, maka kreditor itu lebih berhak untuk menarik kembali barangnya itu Daripada lainnya‛. (Hadits ini dikeluarkan oleh Bukhari,

Muslim, Tirmidzi, Nasa’I, dan Ibnu Majah).

60 Jaminan tradisional adalah jaminan yang berbebtuk material (barang bergerak dan atau

barang tidak tidak bergerak) yang telah dipergunakan oleh perbankan konvensional pada umumnya,

seperti tanah dan bangunan, kendaraan bermotor dan barang-barang berharga lainnya. Sedangkan

jaminan non-tradisonal seperti barang modal kerja (persediaan), jaminan personal, dan jaminan

kelompok (tanggung renteng) sebagaimana halnya yang dilakukan oleh koperasi-koperasi di daerah

Page 131: maqos}idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Structural Equation Model (SEM) serta dihitung dengan alat bantu komputer (software) LISREL 8.7. Diperoleh kesimpulan

118

mikro (LKMS) sudah menggunakan jaminan non-tradisional. Jaminan pembiayaan

sebagai salah satu mitigasi dalam manajemen risiko pembiayaan dalam perspektif

bisnis memang diperlukan. Walaupun dalam beberapa hal ada yang memperdebatkan

masalah ini61

. Namun dalam prakteknya lembaga keuangan formal masih

menerapkan jaminan kebendaan dalam persyaratan pembiayaan mereka.

Beberapa ketentuan yang disusun dalam SOP lembaga keuangan formal

adalah sebagai berikut:

1. Jaminan yang dapat diserahkan berupa :

Harta Bergerak : dana tabungan, giro, deposito, peralatan rumah

tangga, persediaan barang dagangan, piutang dagang, peralatan kerja,

mesin dan kenderaan.

Harta tak Bergerak : tanah dan bangunan

Bukti kepemilikan atas agunan/jaminan harus dapat dibuktikan sesuai

yang tercantum dalam Sertifikat / Akta Jual Beli.

2. Besar agunan/jaminan yang harus diserahkan sebesar 100% dari Plafon

Kredit yang diusulkan.

3. Nilai agunan/jaminan harus ditetapkan berdasarkan liquidation basis/nilai likuidasi.

4. Prosentase nilai pasar agunan/jaminan yang dapat diterima sebagai nilai

likuidasi minimal sebagai berikut:

Jenis Agunan/Jaminan

Prosentase Maksimal/Nilai Likuidasi

Tabungan, Giro, Deposito………………………………….. 100%

Tanah Hak Milik/HGB…………………………………….. 85%

Bangunan ………………………………………………….. 75%

Bangunan di atas Tanah Hak Pakai …………………….... 75%

Mesin Berat ………………………………………………... 60%

Persediaan …………………………………………………. 50%

Piutang Dagang (diikat dengan cessie)…………………… 50%

Inventaris, peralatan, mesin-mesin ringan………………... 50%

Kenderaan baru (maximal 1 tahun pemakaian)………….. 80%

Indonesia dan dipraktekkan oleh Grameen Bank.

61 Kelompok-kelompok aktivis sosial sering mempermasalahkan bentuk agunan ini, karena

akan menghambat proses intermediasi dan distribusi keuangan dari pihak yang surplus dana ke pihak

yang defisit dana. Produk perbankan akan kesulitan masuk dan sampai ke tangan orang miskin ketika

bank mensyaratkan adanya jaminan. Masyarakat miskin memiliki profil sebagai berikut: (1) mereka

tidak dapat mengakses teknologi, air bersih, modal kerja dan kesulitan mengakses kredit, (2) mereka

tidak dapat mengakses organisasi publik dan pemerintahan, (3) mereka tidak terlindungi oleh hukum,

(4) mereka menjadi korban korupsi dalam birokrasi. Kondisi semacam ini bagi lembaga keuangan

formal sangat tidak menarik. Lihat Muhammad Akram Khan, Rural Development Through Islamic Bank ( Leicester: The Islamic Foundation, 1994), 10

Page 132: maqos}idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Structural Equation Model (SEM) serta dihitung dengan alat bantu komputer (software) LISREL 8.7. Diperoleh kesimpulan

119

Kenderaan bekas …………………………………………... 50%

Alat-alat rumah tangga (Kulkas, TV, Kompor Gas, dll)….. 50%

5. Agunan/jaminan harus dinilai kembali (retaksasi) apabila:

Kolektibilitas kredit berubah memburuk

Restrukturisasi kredit ataupun pemberian kredit yang kedua

(repetition).

6. Jaminan pihak ketiga diperbolehkan hanya sebatas jaminan tersebut

dimiliki oleh pihak yang memiliki hubungan darah langsung dengan

nasabah (anggota) (orang tua, kakak atau adik).

Jaminan dalam mud}arabah, ulama’ dari kalangan Malikiyah membolehkan

dengan syarat jaminan tersebut diberikan oleh pihak ketiga bukan oleh mud}arib.

Akademi Fiqh Islam dan Organisasi Konferensi Islam juga membolehkan asal

anggunan itu dibuat bebas tanpa pertimbangan apapun. Hal ini didasarkan atas

kehati-hatian terhadap adanya moral hazard dan sekaligus menjadi bukti tanggung

jawab dan kesungguhan dari mud}arib, dan bukan dijadikan sebagai persyaratan

utama yang ketat

Beberapa LKMS ada yang menggunakan gaji sebagai jaminan. Beberapa

pertimbangan LKMS yang mempergunakan gaji sebagai jaminan pembiayaan ada

beberapa alasan, antara lain: (1) gaji sebagai pendapatan tetap calon nasabah lebih

memiliki kepastian cash flow (cash in) dibandingkan usaha dagang yang memiliki

fluktuasi pendapatan, (2) cara pembayaran angsuran (pokok+margin) dalam sistem

payroll (gaji) biasanya langsung dipotong ketika pembayaran diberikan oleh pemberi

kerja, sehingga tingkat risiko default (gagal bayar) menjadi rendah, (3) pemotongan

gaji dalam pembayaran angsuran pembiayaan biasanya bekerjasama dengan bagian

keuangan (juru bayar) perusahaan dimana nasabah (anggota) bekerja, sehingga

LKMS langsung berhubungan dengan juru bayar di perusahaan tersebut. Hal seperti

ini dinilai lebih efektif dan efisien karena biasanya jumlah nasabah (anggota) yang

dilayani dalam satu perusahaan berjumlah besar, selain memudahkan collecting bagi

LKMS risikonya menjadi lebih kecil. LKMS yang menjalankan sistem seperti ini

rata-rata yang sudah memiliki modal cukup kuat karena jangka waktu pembiayaan

biasanya lebih dari satu tahun.

Gaji sebagai obyek Jaminan pembiayaan dalam pandangan Islam ada

beberapa pendapat. Menurut sebagaian besar ulama tidak memperbolehkan,

argumennya adalah bahwa aqad kafalah (jaminan) merupakan ‚aqad tabarru’‛.62

Namun pemikir muslim kontemporer Wahbah al-Zuhaili berpendapat bahwa jaminan

dengan menggunakan gaji diperbolehkan demi kebaikan (maslahah) dan adanya

kebutuhan masyarakat.63

Sedangkan Dewan Shari’ah AAOIFI64

memutuskan bahwa

62 Al-Hattab, Mawahib al-Jalil (Beirut: Dar al-Fikr,1992), vol.5, 111-113

63 Wahbah al-Zuhaili, Usul al-fiqh al-Islami, (Damascus: Dar-al Fikr, 1986), vo.2.161

Page 133: maqos}idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Structural Equation Model (SEM) serta dihitung dengan alat bantu komputer (software) LISREL 8.7. Diperoleh kesimpulan

120

gaji yang dipergunakan untuk jaminan tidak diperbolehkan.65

Sementara beberapa

produk keuangan mikro Islam yang dipraktekkan di Lembaga Keuangan di Indonesia

ada yang mempergunakan gaji sebagai jaminan66

.

Ada sebagaian LKMS yang menggunakan sistem tanggung renteng sebagai

jaminan alternatif dalam sistem pembiayaan kepada nasabah, sistem tanggung

renteng telah menggunakan suatu pola tertentu, sebagaimana tersebut dibawah ini :

Calon nasabah dalam melakukan pengajuan pembiayaan kepada LKMS dengan tidak

dikenakan persyaratan kredit secara administratif, tetapi harus bersedia mengikuti

tahapan kegiatan sebagai berikut67

:

1. Bersedia membentuk kelompok diantara calon nasabah (anggota),

kelompok dibentuk secara swadaya.

2. Bersedia dilakukan Uji Kelayakan dan dilakukan di rumah calon nasabah

(anggota).

3. Bagi nasabah (anggota) yang layak dalam Uji Kelayakan, diwajibkan

mengikuti Latihan Wajib Kumpulan (LWK) selama 5 hari berturut-turut

dan setiap harinya selama 1 jam, yang dimaksudkan untuk memahami tata

cara kegiatan pembiayaan bersama.

4. Ujian Pengesahan Kumpulan (UPK), kegiatan ini merupakan ujian bagi

calon nasabah (anggota) atas materi-materi tata cara pembiayaan yang

telah disampaikan dalam kegiatan LWK 5 hari, apabila nasabah (anggota)

dalam kumpulan tersebut memahami semua materi, maka dinyatakan syah

dan dapat mengikuti proses berikutnya, apabila tidak dapat memahami

maka dinyatakan tidak lulus dan kelompok bisa dibubarkan atau

dinyatakan gagal untuk mendapatkan pembiayaan.

64

Accounting and Auditing Organization for Islamic Financial Institution (AAOIFI) adalah

Lembaga yang didirikan berdasarkan kesepakatan asosiasi industri lembaga keuangan Islam pada

tanggal 26 Februari 1990 dan secara resmi berdiri pada tanggal 27 Maret 1991 di Kerajaan Bhrain.

AAOIFI adalah Lembaga internasional yang independent dan otonom dalam mempersiapkan

standarisasi akuntansi, auditing, tata kelola, etika dan sharia lembaga keuangan Islam. 7M.Kabir

Hasan dan Mervyn K. Lewis, Handbook of Islamic Banking, (Massachusetts: Edward Elgar

Publishing, 2007), 373.

65 Resolutio of The Securities Commission Shariah Advisory Council. (8imKuala Lumpur:

Securities Commission, 2007), 44

66 Produk pembiayaan untuk jenis konsumtif salah satunya adalah kredit untuk pegawai

(PNS) di beberapa Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) menggunakan gaji sebagai

jaminan, bahkan dalam perkembangannya beberapa LKM/S juga menerapkan model ini dalam

operasi pembiayaannya.

67 Budi Purnomo dan Ahmad Subagyo, Konsep dan Aplikasi Grassroot Microfinance (Banda

Aceh : Bank BPD Aceh, 2009), 141

Page 134: maqos}idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Structural Equation Model (SEM) serta dihitung dengan alat bantu komputer (software) LISREL 8.7. Diperoleh kesimpulan

121

5. Kegiatan Rapat Mingguan Rembug Pusat (Center), pada kegiatan rapat

mingguan rembug pusat (Center) yang pertama dilakukan pengajuan

pembiayaan masing-masing nasabah (anggota).

6. Realisasi pembiayaan atau pencairan pembiayaan dengan sistem 2:2:1.

dalam setiap kelompoknya.

7. Apabila terjadi tunggakan diantara salah satu nasabah (anggota), maka

nasabah (anggota) lainnya dalam satu kelompok wajib membayar angsuran

nasabah (anggota) yang menunggak tersebut secara tanggung renteng.68

8. Apabila salah satu nasabah (anggota) dalam kelompok terus-terus

menunggak angsuran pinjaman karena berbagai sebab, maka akan

dikeluarkan dari keanggotaan dari LKMS, dengan terlebih dahulu melunasi

pinjamannya.

Sistem tanggung renteng ini di daerah-daerah tertentu dapat dipraktekkan

dengan baik dan berhasil. Di Propinsi Nanggroe Aceh DarusSalam (NAD) sistem ini

berhasil dipraktekkan oleh Koperasi Mitra Dhuafa (KOMIDA)69

. Model tersebut

dipraktekkan mengacu pada pengalaman Grameen Bank, namun dalam masyarakat

Indonesia sendiri praktek sistem tanggung renteng ini sudah dijalankan dalam tradisi

masyarakat Indonesia yang berakar dari budaya gotong royong.

68

Petunjuk Pelaksanaan (JUKLAK) kredit mikro mitra dhua’fa Yayasan Mitra Dhu’afa

kerjasama dengan Bank BPD Aceh, 2008.

69 Koperasi Mitra Dhuafa memiliki 10 kantor cabang di 10 kabupaten di NAD, ada 12

kantor pelayanan di Jawa, dan ada 2 kantor cabang di Sulawesi. Koperasi ini memiliki anggota lebih

dari 30.000 orang anggota pada akhir tahun 2009, dan memiliki outstanding pembiayaan lebih dari

Rp.80 M dan pada akhir Juni 2010 telah mencapai Rp.129M. sumber dari Laporan Rapat Anggota

Tahuhan (RAT) 2010.

Page 135: maqos}idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Structural Equation Model (SEM) serta dihitung dengan alat bantu komputer (software) LISREL 8.7. Diperoleh kesimpulan

122

E. ANALISIS STRUKTURAL MODEL KEUANGAN MIKRO ISLAM

Mencari dan menemukan model keuangan mikro Islam dapat dikaji dengan

menggunakan dua pendekatan, yaitu pendekatan kualitatif yang digunakan untuk

menggali landasan filosofis dalam membangun model keuangan mikro dan

pendekatan kuantitatif digunakan untuk menguji secara statistik tingkat signifikansi

, validitas dan keandalan dari model yang diketemukan.70

Berdasarkan tahapan

tersebut berikut ini diuraikan secara menyeluruh hasil analisisnya.

1. Konseptualisasi Model

Dalam kajian toeritik yang dibahas pada bab-bab sebelumnya71

. Teori akan

memandu dalam menemukan variabel-variabel penelitian yang relevan dan terkait

dengan obyek studi72

. Dalam penelitian ini diketemukan variabel-variabel

kepatuhan terhadap prinsip-prinsip kuangan mikro dan terhadap syariah. Untuk

dapat mengukur variabel-variabel yang diteliti diperlukan definisi operasional.

Menurut Zarqa untuk mengklasifikasikan variabel yang diteliti ada tiga kategori, (1)

fenomena yang tidak terkait (relevan), (2) fenomena exogenous, (3) fenomena

endogenous. Setiap variabel exogenous selalu variabel independen dan variabel

exogenous akan mempengaruhi variabel endeogenous.73

Adapun variabel exogenous dalam penelitian ini adalah :

a) Variabel sasaran pembiayaan adalah penerima pembiayaan sesuai

dengan prinsip-prinsip keuangan mikro,74

b) Variabel tujuan pembiayaan adalah sasaran pencapaian material

dan ruhiyah dari pembiayaan,75

70

Tahapan dalam structual equation Modeling (SEM) ada delapan langkah yaitu (1)

konseptualisasi model, (2) penyusunan diagram alur (path diagram), (3) spesifikasi model, (3)

identifikasi model, (4) identifikasi model, (5) estimasi parameter, (6) penilaian model fit, (7)

modifikasi model, (8) validasi model. Imam Ghozali, Structual Equation Modeling (SEM) (Semarang

: Badan Penerbit UNDIP, 2008), 9

71 Pembahasan teoritik dalam kajian literatur diuraikan dalam bab II dan bab III yang

menghasilkan rumusan variabel-variabel pembiayaan dalam keuangan mikro Islam yang berasal dari

prinsip-prinsip shariah dan prinsip-prinsip keuangan mikro modern.

72Anas Zarqa, ‚ Islamic Economic: An Approach to Human Welfare‛, Reading in The

Concept and Methodology of Islamic Economics (Kuala Lumpur: CERT Publication, 2005), 25

73 Imam Ghozali dan Fuad, Structural Equation Modelling (Semarang: Badan Penerbit

UNDIP, 2008), 6

74 Sasaran pembiayaan dalam keuangan mikro antara lain, (1) Orang sangat miskin , (2)

lebih memprioritaskan wanita, (3) anggota yang dilayani telah memiliki pekerjaan (produktif), (4)

Nasabah yang dilayani berpendapatan sekitar Rp. 20.000 perhari atau kurang, dan (5) berdomisili

dalam jangkauan yang jauh dari kantor pelayanan.

Page 136: maqos}idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Structural Equation Model (SEM) serta dihitung dengan alat bantu komputer (software) LISREL 8.7. Diperoleh kesimpulan

123

c) Variabel akad pembiayaan adalah isi perjanjian yang sesuai dengan

prinsip-prinsip syariah (maqa>s}id al-Shariah),76

d) Variabel jaminan pembiayaan sesuai dengan prinsip-prinsip

keuangan mikro.77

Untuk mengukur variabel-variabel exogenous (independent) yang

akan mempengaruhi variabel-variabel endegenous (terikat)

tersebut, maka disusun indikator-indikator sebagaimana tersebut di

bawah ini:

Tabel 4.4 Indikator Variabel Exogenous

No Variabel Indikator

1. Sasaran

pembiayaan

a. Orang sangat miskin

b. Wanita

c. Memiliki pekerjaan (produktif)

d. Pendapatan sekitar Rp. 20.000 perhari atau kurang

e. Jangkauan lokasi nasabah jauh dari kantor pelayanan

2. Tujuan

pembiayaan

a. Meningkatkan pendapatan keluarga

b. Meningkatkan silaturahmi antar warga

c. Memberikan pembinaan kepada anggota

d. Meningkatkan keimanan dan ketakwaan

e. Mendapatkan ketentraman

3. Akad (jenis

pembiayaan)

a. Tanpa adanya biaya pengikatan, kalaupun ada hanya biaya

materai

b. Menggunakan dasar bagi hasil, marjin, dan atau ujrah

c. Tidak ada transaksi uang, yang ada hanya barang untuk

akad murabahah

d. Marjin/bagi hasil tidak memberatkan nasabah yang

ditandai dengan keikhlasan dalam membayar kembali

kewajibannya

e. Tidak ada klausul perjanjian yang nasabah tidak tahu akan

75

Tujuan pembiayaan merupakan salah satu unsur penting dalam prinsip shariah karena

tujuan akan membedakan apakah kegiatan yang dilakukan menuju kepada keridloan Allah ta’ala atau

sebaliknya, yaitu menyimpang dari ajaran-ajaran dan tujuan hidup seorang muslim. Adapun tujuan

pembiayaan ini adalah (1) Meningkatkan pendapatan keluarga, (2) Meningkatkan silaturahmi antar

warga, (3) Memberikan pembinaan kepada anggota, (4) Meningkatkan keimanan dan ketakwaan, dan

(5) Mendapatkan ketentraman hati.

76 Akad pembiayaan menjadikan sah atau tidaknya suatu ikatan kerjasama atau perjanjian

antara dua pihak atau lebih, maka menjadi unsur penting yang menentukan apakah suatu lembaga

patuh atau tidak terhadap ketentuan shariah yang ditinjau dari aspek terhadap kepatuhannya dalam

menjalankan prinsip-prinsip shariah.

77 Jaminan menjadi syarat dalam pembiayaan bagi keuangan mikro modern. Dalam prinsip

kehati-hatian bank, collateral menjadi salah satu unsur 5C yang dipersyaratkan untuk dipenuhi ketika

lembaga keuangan mikro ingin mengendalikan risikonya.

Page 137: maqos}idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Structural Equation Model (SEM) serta dihitung dengan alat bantu komputer (software) LISREL 8.7. Diperoleh kesimpulan

124

isi dan maksudnya.

4. Bentuk jaminan

pembayaran

a. Bentuk jaminan tidak konvensional

b. Adanya kepastian bahwa nasabah dapat membayar kembali

kewajibannya

c. Keterlambatan bayar mendapatkan solusi yang baik dan

tidak dikenakan denda

d. Penjamin adalah penerima pembiayaan dan pasangannya

e. Adanya tekanan sosial kelompoknya jika ada anggota yang

melakukan pelanggaran

Selanjutnya menyusun variabel-variabel endogenous (terikat) yang

merupakan representasi dari performance lembaga keuangan78

. Performance ini

dipengaruhi oleh faktor-faktor internal dan eksternal lembaga79

. Faktor eksternal

tidak dapat dikendalikan oleh lembaga keuangan, namun faktor internal dapat

dikendalikan. Faktor internal terutama yang bersumber dari aspek marketing80

, akan

mempengaruhi performance lembaga. Rasio kinerja keuangan lembaga keuangan

mikro yang dijadikan sebagai variabel endogenous adalah (1) Perkembangan aset81

,

78 Performance lembaga keuangan dapat dilihat dari kinerja keuangan pada umumnya

menggunakan indikator CAMEL dalam menilai tingkat kesehatannya, meliputi: Capital adequacy (kecukupan modal), Asset quality (kualitas aset), Management quality (kualitas manajemen),

Earnings performance (performa pendapatan), Liquidity position (posisi likuiditas), dan Sensitivity to market risk (sensitivitas terhadap risiko pasarNegara-negara yang menggunakan sistem CAMELS

dalam menganalisis kesehatan operasional perbankan mereka antara lain Amerika Serikat, Korea

Selatan, Indonesia, dan Malaysia. Lihat Dadang Muljawan, ‚A Design for Islamic Banking Rating

System: An Integrated Approach,‛ International Conference on Islamic Economics and Finance Proceedings (Jakarta: BI-IRTI IDB-IAIE-UI, 2005), 327. Lihat pula Tarek S. Zaher dan M. Kabir

Hassan, ‚A Comparative Literature Survey of Islamic Finance and Banking,‛ Journal of Financial Markets,Institutions & Instruments 10, no. 4 (New York: University Salomon Center – Blackwell

Publishers, Nov 2001), 184-185.

79 Faktor internal lembaga antara lain : aktivitas marketing, aspek operasional dan

kelembagaan, aspek sumber daya manusia, aspek legalitas, dan aspek keuangannya, sedangkan faktor

eksternal dipengaruhi oleh kondisi ekonomi nasional yang tercermin dari indikator makronya (inflasi,

nilai tukar mata uang, cadangan devisa, tingkat suku bunga, investasi). Lihat Ahmad Subagyo,

Marketing in Business (Case study of MFI & SMEs), (Jakarta : Mitra Wacana Media, 2010), 312-314

80Marketing Mix (bauran pemasaran) yang di dalamnya terdiri dari Product, Price, Promotion

dan Place. dalam berbagai riset telah membuktikan pengaruh yang signifikan terhadap volume

penjualan yang pada akhirnya akan mempengaruhi kinerja keuangan lembaga. Desain produk lembaga

keuangan akan mempengaruhi keberhasilan lembaga. Lihat Budi Purnomo & Ahmad Subagyo,

Konsep dan Implementasi Grassroot & Commercial Microfinance, (Banda Aceh : Bank BPD Aceh,

2009), 111-115

81 Perkembangan aset bukan termasuk salah satu penilaian kinerja keuangan, baik

dalam standar CAMEL Bank Indonesia maupun standar penilaian pada umumnya, namun

perkembangan asset dapat dijadikan indikasi performa suatu organisasi, dimana makin besar nilai

asetnya (trend naik) menunjukkan volume usahanya makin besar, dan sebaliknya. M.Amin Aziz dalam

Page 138: maqos}idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Structural Equation Model (SEM) serta dihitung dengan alat bantu komputer (software) LISREL 8.7. Diperoleh kesimpulan

125

(2) Loan to Deposit Ratio (LDR) dan (3) Non Performing Loan (NPL),82

dan Jumlah

plafon pernasabah83

. Dalam penelitian ini variabel dan indikator endogenousnya

adalah sebagai berikut:

Tabel 4.5 Variabel dan Indikator Endogenous Lembaga (Performance)

VARIABEL

SANGAT

RENDAH RENDAH SEDANG TINGGI

SANGAT

TINGGI SUMBER

ASSET ‹Rp.50juta

Rp.50jt-

Rp.250jt

Rp.250jt-

Rp.500jt

Rp.500jt

-Rp.1M ›Rp1M

Amin Aziz

(2010:20)

LDR ‹70% 71%-80%

81%-

99%

100%-

110% ›110%

Veitzal

Rivai

(2008:724)

NPF ›10% 7%-10% 4%-6% 1%-3% ‹1%

MicroRate

(3rdEdition

)

PLAFON/NSB ›Rp.50jt

Rp.20jt-

Rp.49,9jt

Rp.10jt-

Rp.19,9jt

Rp.1jt-

Rp.9,9jt ‹Rp1jt

Filosofi

Muh.Yunus

Konsep keterkaitan (pola) antara variabel exogenous dengan variabel

endogenous di bawah ini menggambarkan pengaruh variabel bebas terhadap variabel

terikat dan keterkaitan antara variabel bebas yang satu dengan variabel bebas yang

lain.

Gambar 4.2 Konsep keterkaitan variabel endogenous dengan variabel

exogenous.

mengklasifikan BMT di Indonesia juga mempergunakan penilaian aset BMT. Amin Aziz, BMT, Outlook and Prospect. (Jakarta : ICMI, 2010) 23

82LDR mencerminkan pemanfaatan dana yang dikumpulkan (optimalitas) untuk

didayagunakan dalam bentuk penyaluran atau pendanaan kepada masyarakat berupa kredit atau

pembiayaan, LDR yang rendah menunjukkan ketidakefektifan penggunaan dana atau banyak dana

yang menganggur (tidak produktif) atau dalam istilah lain idle money, sedangkan NPL

menggambarkan kualitas pembiayaan dari lembaga yang bersangkutan. NPL yang rendah

menunjukkan kualitas pembiayaannya baik, dan sebaliknya. NPL yang tinggi akan mengakibatkan

kerugian bagi lembaga dan selanjutnya akan membahayakan keberlanjutan dari usaha yang

dijalankannya.

83 Jangkauan kedalaman pelayanan keuangan mikro terindikasi dari makin kecil plafon yang

dapat diakses dalam pembiayaan mikro maka makin mudah masyarakat miskin mengaksesnya, dan

sebaliknya. Microrate menggunakan rasio ini untuk mengukur keberhasilan keuangan mikro dalam

menjangkau masyarakat miskin. Microrate adalah salah satu lembaga di bawah Bank Dunia, yang

melakukan rating terhadap lembaga keuangan mikro (MFI) di dunia. Grameen Bank juga

menggunakan rasio ini untuk menilai tingkat keberhasilan programnya.

Page 139: maqos}idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Structural Equation Model (SEM) serta dihitung dengan alat bantu komputer (software) LISREL 8.7. Diperoleh kesimpulan

126

Y1

X1

X2

X3

X4

Y1

Y1

Y1

Dimana,

X1 = Sasaran pembiayaan , X2 = Tujuan pembiayaan

X3 = Akad yang digunakan, X4 = Jaminan pembiayaan

Y1 = Perkembangan Aset, Y2 = Loan to Deposit Ratio (LDR)

Y3 = Non Performing Loan (NPL), Y4 = Jumlah Plafon pernasabah

2. Populasi Penelitian

Populasi penelitian ini adalah seluruh lembaga keuangan mikro syariah

(LKMS) di Indonesia.84

Jumlah lembaga keuangan mikro syariah (LKMS) di

Indonesia sebanyak 3.174 LKMS.85

Adapun sebaran lokasi wilayah LKMS tersebut

adalah sebagai berikut :

Gambar 4.3 Sebaran Lokasi LKMS di Indonesia

84

Istilah populasi dalam penelitian kualitatif oleh Spradley dinamakan “social situation”

yang terdiri dari tiga elemen, yaitu tempat (place), pelaku (actors), dan aktivitas (activity) yang

berinteraksi secara sinergis. Lihat Sugiyono, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Jakarta:

Erlangga,2007), 215

85 Adapun jumlah seluruh LKMS di Indonesia sampai akhir tahun 2009 sebanyak 3174

unit yang tersebar mulai dari banda Aceh sampai tanah Papua. Lihat Amin Aziz, BMT, Outlook and Prospect. ICMI, Jakarta. 2010. Hal. 20-21

Page 140: maqos}idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Structural Equation Model (SEM) serta dihitung dengan alat bantu komputer (software) LISREL 8.7. Diperoleh kesimpulan

127

Sumber : Data diolah dari Amin Aziz, BMT, Outlook and Prospect. ICMI,

Jakarta.2010

4. Pengumpulan Data Primer

Data dikumpulkan melalui instrumen kuisioner.86

Penyebaran

Instrumen dilakukan melalui mail (surat) ke alamat lokasi responden

sebagaimana tersebut pada gambar 4.2 di atas. Periode pengumpulan data

dilakukan sejak tanggal 1 Juli 2010 sampai 30 Agustus 2010. Responden yang

mengembalikan berkas kuisioner berjumlah 40 LKMS, namun setelah diseleksi

ternyata yang mengembalikan secara lengkap dokumen kuisioner berjumlah 15

LKMS. Adapun profil ke-15 LKMS responden adalah sebagai berikut :

Tabel. 4.5 Sebaran Lokasi Sampel

LOKASI

SAMPEL JUMLAH

ACEH 1

MEDAN 1

RIAU 1

JAMBI 1

86

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan probability sampling,

dengan teknik proportionate stratified random sampling .86

Berdasarkan teknik tersebut , peneliti

menentukan proporsi sampel berdasarkan keterwakilan dari seluruh wilayah di Indonesia.86

Peneliti

mendapatkan data calon sampel yang memenuhi persyaratan proporsi keterwakilan sebanyak 74

LKMS.

2% 5% 2% 2% 0% 1% 2% 1%5%

20%19%

2%

19%

0% 1% 0% 1% 1% 2% 0% 1%8%

3% 0% 1% 1%

AC

EH

SUM

UT

SUM

BA

R

RIA

U

JAM

BI

BEN

GK

ULU

SUM

SEL

LAM

PU

NG

DK

I

JAB

AR

JATE

NG

DIY

JATI

M

BA

LI

KA

LBA

R

KA

LTEN

G

KA

LTIM

KA

LSEL

SULU

T

SULT

ENG

SULT

RA

SULS

EL

NTB

NTT

MA

LUK

U

PA

PU

A

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26

SEBARAN JUMLAH LOKASI LKMS DI INDONESIA

%

Page 141: maqos}idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Structural Equation Model (SEM) serta dihitung dengan alat bantu komputer (software) LISREL 8.7. Diperoleh kesimpulan

128

LAMPUNG 2

DKI 2

JATENG 3

JATIM 3

SULAWESI 1

Sumber : Data Primer yang diolah

5. Performance Sampel Penelitian

a. Tahun Berdiri Sampel

Sampel telah berdiri sebagai lembaga keuangan mikro Syariah yang

terdaftar dalam Kementerian Koperasi dan Usaha kecil Menengah Republik

Indonesia sebagai Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) mulai dari tahun

1995 sampai tahun 2006. Adapun variasi tahun berdirinya sampel tepilih sebagai

berikut :

Tabel 4.6 Variasi Tahun Berdiri LKMS sebagai sampel

Tahun Berdiri Jumlah

‹ 1996 3

1996 – 2000 6

2001 – 2005 2

› 2005 4

Sumber : Data Primer

Gambar 4.4 Persentase Variasi Tahun Berdiri LKMS Sampel

Sumber : Data Primer

b. Performance Asset LKMS Sampel

<1996 1996 -2000

2001 -2005

2006-2008

20%

40%

13%27%

TAHUN BERDIRI LKMS SAMPEL

%

Page 142: maqos}idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Structural Equation Model (SEM) serta dihitung dengan alat bantu komputer (software) LISREL 8.7. Diperoleh kesimpulan

129

Asset LKMS sampel memiliki variasi dari dari mulai LKMS yang

berasset Rp. 636.000.000,- sampai LKMS yang memiliki asset lebih dari Rp.

100 miliar. Sebagaimana dengan persyaratan sampel yang telah ditentukan

dalam penelitian ini, variasi asset sampel terlihat dalam tabel di bawah ini :

Tabel. 4.6 Variasi Asset Sampel

PERFORMANCE ASSET

SAMPEL JML

Rp.0,5 - 1 M 2

Rp. 1 - 2 M 5

Rp. 3 - 4 M 4

› Rp. 5 M 4

Sumber : Data Primer

Gambar 4.5 Variasi Asset LKMS sampel

Sumber : Data Primer

c. Skala Jangkauan Pelayanan Sampel

Skala jangkauan pelayanan merupakan salah satu indikator lembaga

keuangan yang memiliki prinsip keuangan mikro. Maka parameter keberhasilan

LKMS dalam menjalankan visi dan misinya terukur dari banyak-sedikitnya

masyarakat miskin yang terlayani oleh jasa keuangan mereka. Adapun profil sampel

dalam skala jangkauan pelayanannya sebagai berikut :

Tabel 4.7 Skala Jangkauan Pelayanan Sampel

Rp.0,5 - 1 M

Rp. 1 - 2 M

Rp. 3 - 4 M

> Rp. 5 M

2

5

4

4

13%

33%

27%

27%

PERFORMANCE ASSET SAMPEL

% JML

Page 143: maqos}idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Structural Equation Model (SEM) serta dihitung dengan alat bantu komputer (software) LISREL 8.7. Diperoleh kesimpulan

130

ANGGOTA JML

100 - 500 ORANG 3

600 - 1000 ORANG 2

1000 - 2000 ORANG 3

2000 - 3000 ORANG 4

› 3000 ORANG 3

Sumber : Data Primer

Gambar 4.6 Prosentase Skala Jangkauan Pelayanan Sampel

Sumber : Data Primer

d. Tingkat Kedalaman Pelayanan Sampel

Tingkat kedalaman pelayanan LKMS merupakan salah satu indikator

keberhasilan lembaga keuangan mikro dalam menjalankan prinsip keuangan mikro

yang memiliki parameter semakin mampu memberikan pelayanan jasa keuangan

kepada orang termiskin dalam suatu masyarakat melalui pembiayaan dengan nilai

plafon terkecil. Adapun profil LKMS sampel dalam menjalankan prinsip keuangan

mikro ini adalah sebagai berikut :\

Tabel 4.8 Tingkat Kedalaman Pelayanan Sampel TINGKAT KEDALAMAN

PELAYANAN JML

‹ Rp. 500.000,- 2

Rp. 500.000 - Rp. 1000.000,- 3

Rp. 1000.001-Rp. 1500.000,- 3

Rp. 1500.001-Rp. 2000.000,- 2

› Rp. 2000.000,- 5

Sumber : Data Primer

Gambar 4.7 Persentase Tingkat Kedalaman Pelayanan LKMS sampel

20%

13%

20%

27%

20%

100 - 500 ORANG

600 - 1000 ORANG

1000 - 2000 ORANG

2000 - 3000 ORANG

> 3000 ORANG

SKALA JANGKAUAN PELAYANAN

%

Page 144: maqos}idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Structural Equation Model (SEM) serta dihitung dengan alat bantu komputer (software) LISREL 8.7. Diperoleh kesimpulan

131

Sumber : Data Primer

Berdasarkan data di atas, sebagian besar LKMS di Indonesia belum

banyak yang melayani masyarakat miskin yang membutuhkan modal kerja

kecil di bawah Rp. 500 ribu, bahkan sebaliknya mayoritas LKMS di Indonesia

melayani nasabahnya dengan plafon pembiayaan di atas Rp. 2 juta. Kondisi ini

sebenarnya mencerminkan keberpihakan kepada masyarakat miskin sangat

lemah. Hal mana telah menjadi paradigma umum bahwa memberikan

pelayanan pembiayaan dengan plafon yang kecil (misal: di bawah Rp. 500

ribu) membutuhkan waktu,energi dan biaya yang sama dengan memberikan

pembiayaan dengan plafon Rp. 50 juta, tapi hasil (retrun) yang diperoleh

berbeda, dimana plafon Rp. 50 juta memberikan return yang lebih besar

dibandingkan Rp. 500 ribu.

f. Kualitas Pembiayaan Sampel

Kualitas pembiayaan sampel menjadi salah satu obyek yang

dianalisis karena merupakan variabel endogen yang diteliti sebagai dampak

dari variabel eksogen.87

Kualitas pembiyaan yang merupakan cerminan

kepatuhan anggota (nasabah) dalam melaksanakan kewajiban mengembalikan

angsuran atas pembiayaan yang diterimanya sering disebut dengan istilah Non

performing Loan (NPL) dan dalam istilah keuangan syariah disebut dengan

Non performing financing (NPF)88

. Klasifikasi kualitas pembiayaan sampel

sebagai terlihat dalam tabel di bawah ini :

Tabel 4.8 Kualitas Pembiayaan LKMS sampel

87

Variabel endogen adalah variabel terikat yang dipengaruhi oleh variabel eksogen

(bebas). Lihat Riduwan dan engkos, Analisis Jalur (Path Analysis), Alfabeta, Bandung. 2009. Hal. 2-3 88

NPF atau dalam istilah Bank Indonesia NPL sesuai Peraturan Bank Indonesia No.

No : 8/19/PBI/2006 tentang Kualitas Kredit pada Bank Perkreditan Rakyat (BPR) membagi aktiva

produktif dalam empat kategori, yaitu (1) Lancar, (2) Kurang Lancar, (4) Diragukan, dan (4) macet.

Kategori no. 2 sampai no. 4 di sebut pembiayaan bermasalah. Angka NPF diperoleh dari rasio antara

pembiayaan yang bermasalah dibandingkan dengan jumlah outstanding (baki debet) pembiayaan

pada periode tertentu. Dalam pengertian umum NPF diartikan sebagai tertunggaknya pembayaran

atas kewajiban yang telah jatuh tempo satu hari atau lebih dari waktu yang diperjanjikan.

13%20%20%

13%33%

< Rp. 500.000,-

Rp. 1000.001-Rp. 1500.000,-

>Rp. 2000.000,-

TINGKAT KEDALAMAN PELAYANAN

%

Page 145: maqos}idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Structural Equation Model (SEM) serta dihitung dengan alat bantu komputer (software) LISREL 8.7. Diperoleh kesimpulan

132

KUALITAS PEMBIAYAAN (NPF) JUMLAH

‹ 5% 6

5% - 10% 5

11% - 15% 2

15% - 20% 1

›20% 1

Sumber : Data Primer

Jika dilihat dari angka persentasenya dapat terlihat dalam gambar di bawah

ini:

Gambar 4.8 Perfomance Kualitas Pembiayaan Sampel

Berdasarkan data di atas, sebagaian besar Lembaga Keuangan Mikro

Syariah (LKMS) di Indonesia berada pada posisi kurang sehat ditinjau dari

aspek kualitas pembiayaannya. LKMS yang memiliki kategori sehat hanya

40% saja, sedangkan sisanya 60% berada pada kategori kurang sehat dengan

NPF di atas 5%. Dalam salah satu studi yang dilakukan oleh GTZ dan Bank

Indonesia tentang NPL Bank Perkreditan Rakyat diketemukan faktor-faktor

penyebab munculnya NPL yang tinggi di kalangan industri perbankan. Dari

penelitian tersebut diperoleh kesimpulan bahwa penyebab NPL tinggi antara

lain, disebabkan oleh faktor-faktor internal dan eksternal BPR. Faktor-faktor

internal BPR antara lain jaminan (agunan), cara pembayaran angsuran, dan

biaya (tingkat suku bunga) memiliki pengaruh yang significant terhadap NPL

pada tingkat keyakinan 90% (alfa = 10%).89

Tingkat NPL rata-rata LKMS sampel sebesar 8%, jika dibandingkan

dengan industri keuangan mikro formal (BPR) masih dibawah rata-rata.

Artinya NPF LKMS sampel memiliki tingkat NPF lebih rendah dibandingkan

dengan NPL industri BPR. Adapun gambaran NPL rata-rata tingkat nasional

89

Lihat lebih lanjut pada Laporan Penelitian Non Performing Loan Bank Perkreditan

Rakyat (BPR) oleh Bramantyo dan Tonny, GTZ dan Bank Indonesia, Jakarta. Juli 2007.

40%33%

13%7% 7%

< 5% 5% - 10% 11% - 15% 15% - 20% >20%

KUALITAS PEMBIAYAAN (NPF)

%

Page 146: maqos}idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Structural Equation Model (SEM) serta dihitung dengan alat bantu komputer (software) LISREL 8.7. Diperoleh kesimpulan

133

dan lokal (Jabodetabek).

Tabel 4.10 Tingkat Kesehatan BPR Nasional.

Sumber : Data diolah dari Laporan Bank Indonesia 2007

g. Efektivitas Penggunaan Dana (Loan to Deposit Ratio-LDR)90

Analisis atas laporan keuangan LKMS sampel menunjukkan bahwa

penggunaan dana sudah tergolong efektif yaitu sebesar 60% LKMS sampel

dengan tingkat LDR antara 70% - 110%. Artinya bahwa dana yang dihimpun

dari masyarakat oleh LKMS sebagaian besar dapat tersalurkan kembali ke

masyarakat, namun ada juga yang masih terdapat fund idle sebesar 27%

LKMS sampel dengan LDR sebesar kurang dari 70%, artinya dana yang

terkumpul hanya digunakan untuk pembiayaan kepada masyarakat (nasabah)

kurang dari 70%, masih ada yang belum termanfaatkan (idle) sebesar 30%.

Berdasarkan salah satu dari pertanyaan dalam kuisioner diketahui bahwa dana

yang mengendap kebanyakaan disimpan dalam brankas dalam bentuk tunai

(cash). Kebijakan ini sebenarnya cukup berisiko karena probability terjadinya

kejahatan dan tindak kriminal lainnya dapat mengancam keberadaan dana

tersebut.

Adapun kondisi efektivitas penggunaan dana yang tercermin dari

angka persentase LDR, terlihat dalam tabel di bawah ini:

Tabel 4.11 Tingkat LDR LKMS sampel

90

Loan to deposit Ratio adalah rasio antara kredit yang diberikan. LDR yang terlalu

kecil menunjukkan dana yang dihimpun oleh suatu lembaga keuangan tidak dapat tersalurkan dalam

bentuk kredit dengan baik, sebaliknya angka LDR yang terlalu tinggi (>100%) menunjukkan dana yang

disalurkan sudah menggunakan dana-dana di luar (funding) , misalnya dana sendiri, cadangan

akumulasi laba, dan dana-dana berbiaya tinggi, misalnya dana inter call money (dana pembiayaan)

dari Lembaga Keuangan lainnya, dans sebagainya.

JBDT NAS JBDT NAS

KETERANGAN TH.2005 TH.2005 TH. 2006 TH. 2006

Return On Asset (ROA) 2,63 2,95 2,48 2,75

Loan To Deposit Ratio (LDR) 90,17 82,00 86,99 82,24

Non Performaing Loan (NPL) 9,45 7,97 11,18 9,98

Page 147: maqos}idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Structural Equation Model (SEM) serta dihitung dengan alat bantu komputer (software) LISREL 8.7. Diperoleh kesimpulan

134

LOAN TO DEPOSIT

RATIO %

‹ 70 % 27%

70% - 110% 60%

› 100% 13%

Sumber : data primer

Gambar 4.9 : Prosentase LDR LKMS sampel

Tingkat rata-rata LDR dari LKMS sampel sebesar 86%, artinya

kondisi keseimbangan dana yang digunakan dengan dana yang dihimpunnya

masih SEHAT. Angka rata-rata tersebut jika dibandingkan dengan tingkat rata-

rata LDR Bank Perkreditan Rakyat (BPR) secara nasional juga berada pada

posisi yang tidak jauh berbeda. Tingkat efektivitas penggunaan dana yang

dihimpun dari pihak ketiga dinilai masih baik dan tergolong SEHAT.

6. Analisis Hasil Penilaian Responden terhadap Variabel Exogenous

Berdasarkan hasil dari kuesioner yang dibagikan kepada responden yang

terdiri dari anggota koperasi (nasabah, karyawan, pimpinan dan dewan pengawas

syariah), diperoleh data sebagai berikut :

a. Variabel X1 (Sasaran Pembiayaan)

Variabel sasaran pembiayaan adalah penerima pembiayaan sesuai dengan

prinsip-prinsip keuangan mikro. Ada lima indikator variabel sasaran yang memiliki

kepatuhan terhadap prinsip keuangan mikro, yaitu :

a) Sasaran pembiayaan ditujukan untuk melayani orang miskin ;

b) Memberikan prioritas pembiayaan kepada kaum wanita ;

c) Masyarakat berpenghasilan rendah menjadi sasaran ;

d) Nasabah yang dilayani berpenghasilan kurang dari Rp. 25.000/hari ;

e) Jarak lokasi tempat tinggal nasabah dengan lokasi kantor pelayanan ;

< 70 % 70% - 110% > 100%

27% 60% 13%

LOAN TO DEPOSIT RATIO

%

Page 148: maqos}idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Structural Equation Model (SEM) serta dihitung dengan alat bantu komputer (software) LISREL 8.7. Diperoleh kesimpulan

135

Hasil penilaian dari responden yang terdiri dari nasabah LKMS, staf bagian

pembiayaan, manajer pembiayaan, dan dewan pengawas syariah menunjukkan

bahwa sasaran LKMS sampel belum sepenuhnya memenuhi kepatuhan terhadap

prinsip-prinsip keuangan mikro.

Sesuai penilaian responden diketahui bahwa secara keseluruhan

responden menilai untuk masing-masing indikator sebagai berikut:

a) Sasaran pembiayaan yang ditujukan kepada orang miskin hanya

memenuhi 70%;

b) Pembiayaan untuk kaum wanita sudah mendekati prinsip keuangan

mikro, yaitu sebesar 70%.91

c) Memberikan pembiayaan kepada masyarakat berpenghasilan rendah

sebesar 80%.

d) Berdasarkan jarak lokasi kantor dengan tempat tinggal responden

rata-rata menilai relatif dekat dengan nilai 57%.

b. Variabel X2 (Tujuan Pembiayaan)

Variabel tujuan pembiayaan adalah sasaran pencapaian material dan

immaterial (ruhiyah) dari pembiayaan. Ada lima indikator dalam menilai tingkat

kepatuhan LKMS terhadap prinsip syariah, antara lain :

a) Pembiayaan memberikan dampak terhadap peningkatan

kesejahteraan;

b) Pembiayaan mendorong kepada anggotanya untuk melakukan

kegiatan silaturahim melalui pertemuan-pertemuan ;

91

The MDGs ditandatangani oleh 147 kepala Negara dan pemerintahan dalam acara UN

Millenium Summit bulan September 2000. Menggagas tiga tema sentral dalam menyusun delapan

agenda utamanya, yaitu mengurangi kemiskinan, pemberdayaan wanita, dan pelestarian lingkungan.

Hasil angket ini mendekati dari daa kuantitatif yang diolah dari data yang diisi oleh responden.

Adapun hasil olah data kuantitatif sebagai berikut :

Proporsi sasaran pembiayaan sesuai jenis kelamin

Jenis Kelamin Jumlah

Wanita 37.502

laki-laki 14.047

Sumber : Data Primer

Page 149: maqos}idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Structural Equation Model (SEM) serta dihitung dengan alat bantu komputer (software) LISREL 8.7. Diperoleh kesimpulan

136

c) Pembiayaan menjadi media untuk membina para anggotanya, dalam

rangka peningkatan keimanan dan ketakwaan (IMTAQ)

d) Pembiayaan menjadi wahana dalam peningkatan ketrampilan hidup

(life skill) para anggota (nasabah)nya.

e) Pembiayaan memberikan ketenangan hati bagi semua pihak,

terutama anggota dan petugasnya.

Berdasarkan analisis kuisioner dapat diketahui bahwa secara keseluruhan

responden menilai variabel tujuan pembiayaan sudah mendekati ke arah syariah

karena responden merasakan peningkatan kesejahteraan (88%), dapat bersilaturahmi

dengan orang lain (57%), memperoleh pengetahuan (ketrampilan) 61%, dan

mendapatkan ketenangan hati (88%).

c. Variabel X3 (Akad Pembiayaan)

Variabel akad pembiayaan adalah isi perjanjian yang sesuai dengan prinsip-

prinsip syariah (maqoshid al-Syariah). Ada lima indikator untuk mengukur tingkat

kepatuhan LKMS terhadap prinsip keuangan Islam, antara lain :

a) Beban (biaya) yang dibebankan kepada anggota tidak tergolong

memberatkan;

b) Jenis akad pembiayaan menggunakan salah satu bentuk akad syariah ;

c) Bentuk obyek pembiayaan tidak melanggar syariah ;

d) Beban marjin atau bagi hasil menguntungkan semua pihak, tidak

memberatkan salah satu pihak sehingga ada keikhlasan antar pihak ;

e) Adanya jaminan bahwa masing-masing pihak jujur dan amanah sesuai dengan

yang diperjanjikan dalam akad.

Dari analisis kuisioner dapat diketahui secara keseluruhan responden menilai

bahwa variabel akad pembiayaan mendekati tujuan syariah. Namun dalam

prakteknya responden menilai biaya akad pembiayaan masih tinggi (79%), jenis

akad pembiayaan sebagian besar dalam bentuk jual beli (murabahah) 82%, beban

marjin dirasakan masih terlalu besar (84%) dan menilai tingkat kejujuran para

stakeholder sebesar 71%.

d. Variabel X4 (Jaminan Pembiayaan)

Variabel jaminan pembiayaan adalah praktek penjaminan sesuai dengan

prinsip-prinsip keuangan mikro. Ada lima indikator untuk mengukur variabel ini,

yaitu :

a) Bentuk jaminan fleksibel, tidak hanya sebatas bentuk jaminan

tradisional (fisik) saja tapi juga ada bentuk lain, seperti jaminan

personal, kelompok dan sebagainya ;

Page 150: maqos}idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Structural Equation Model (SEM) serta dihitung dengan alat bantu komputer (software) LISREL 8.7. Diperoleh kesimpulan

137

b) Pendekatan jaminan tidak hanya ekonomi namun juga ada pendekatan

sosial ;

c) Penjamin dan penanggung kewajiban adalah suami dan atau istri, yaitu

pasangan menjamin kewajiban suami/istrinya;

d) Kewajiban membayar dan mengembalikan dana pembiayaan menjadi

kewajiban seorang muslim dalam menjalankan perintah agamanya ;\

e) Proses penyelesaian kewajiban yang tidak dilaksanakan oleh nasabah di

dorong oleh adanya tekanan sosial (masyarakat).

Dari analisis kuisioner dapat diketahui secara keseluruhan responden menilai

bahwa variabel bentuk jaminan pembiayaan yang dipraktekkan di LKMS sudah

mendekati prinsip keuangan mikro. Namun ada beberapa indikator yang memiliki

nilai rendah yaitu bentuk jaminan masih tradisional (konvensional) dengan nilai 55%

dan kurangnya tekanan sosial sebagai bentuk tanggung jawab sosial relatif masih

rendah dengan nilai 52%.

7. Posisi LKMS dalam Kuadran portofolio Kepatuhan

Kuadran portofolio kepatuhan ini menunjukkan posisi LKMS berdasarkan

persepsi dari responden yang diukur dari penilaian dengan menggunakan skala

likert. Ada dua garis, yaitu garis horisontal dan garis vertikal, dimana garis vertikal

menunjukkan tingkat kepatuhan terhadap prinsip-prinsip keuangan mikro,

sedangkan garis horisontal menunjukkan tingkat kepatuhan LKMS terhadap prinsip-

prinsip tujuan syariah.

Sebelum mengevaluasi tingkat kepatuhan masing-masing sampel terhadap

prinsip-prinsip syariah dan keuangan mikro, telebih dahulu akan disajikan profil

masing-masing sampel dalam kaitannya dengan keuangan yang ditunjukkan dalam

periode laporan terakhir tahun 2009. Penilaian kepatuhan berdasarkan dari

tanggapan responden melalui kuisioner tentang penerapan prinsip-prinsip keuangan

mikro modern dan prinsip-prinsip shari’ah.

Tabel 4.12 Performance Sampel

NO NAMA LEMBAGA

BERDIRI JML ASSET FUNDING LDR NPF

Jml

Nsbh Rata2

TAHUN (Rp.000,-) (Rp.000,-) Plafon

1

KSU-BMT KUBE

SEJATERA 003 2.004

1.093.735

610.000 124% 15%

619 1.226

2 BMT AL-KHASANAH 1.999

5.398.718

3.012.137 106% 5%

1.200 2.651

3 BMT BINA SWADAYA 1.996

3.619.005

3.119.162 89% 11%

2.150 1.287

4 BMT HIDAYAH 2.005

1.283.000

459.000 51% 0,90%

143 1.650

5 BQ. DEWANTARA 1.995

2.261.043

1.668.566 90% 30,34%

454 3.297

6 BMT USA JEPARA 2.007

1.190.195

816.934 95% 4%

968 798

Page 151: maqos}idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Structural Equation Model (SEM) serta dihitung dengan alat bantu komputer (software) LISREL 8.7. Diperoleh kesimpulan

138

7

KSU-BMT "ARTHA BINA

UMMAH" 1.998

3.015.509

1.124.461 67% 7%

1.185 633

8 BMT AL-AMANAH 1.995

636.056

481.949 88% 4%

386 1.100

9

BMT "BINA UMMAT

SEJAHTERA" 2.009

709.694

500.000 49% 3,70%

2.150 115

10

BMT NASIONAL WANITA

ISLAM 2.006

1.000.000

700.000 71% 3%

2.150 233

11 KJKS BMT MENTARI

4.976.133

4.327.846 92%

12%

2.150 1.853

12

KJKS BMT ASALAM

ARTHA DAYA 1.997

4.722.978

4.433.144 86%

5%

4.632 822

13

BMT BINA UMMAT

SEJAHTERA 1.996 136.610.359 101.163.946 114%

0,8%

35.716 3.217

14 BMT PAHLAWAN 1.996 18.932.142 16.497.778 63%

8%

3.527 2.931

15 BMT AL-BIRRY PINRANG 1.995

6.873.050

5.089.367 100%

6%

1.885 2.691

Sumber : Data Primer

Variabel kepatuhan terhadap syariah terindikasi dari variabel X2 (tujuan

pembiayaan) dan variabel X3 (akad pembiayaan), sedangkan variabel kepatuhan

terhadap prinsip keuangan mikro terindikasi dari variabel X1 (sasaran pembiayaan)

dan X4 (bentuk jaminan). Diagram kepatuhan akan menunjukkan posisi suatu

lembaga keuangan mikro (LKM) berdasarkan persepsi stakeholder

(anggota,pengurus dan pengawas) secara obyektif berada dalam kuadaran I, Kuadran

portofolio II, Kuadran portofolio III, atau Kuadran portofolio IV. Masing-masing

Kuadran portofolio memiliki kedudukan yang berbeda. Adapun kedudukan kudran,

antara lain:

a) Kuadran portofolio I menjelaskan bahwa LKMS sampel berada pada

posisi sebagai Lembaga keuangan mikro, karena hanya patuh pada

prinsip-prinsip keuangan mikro saja, kalaupun ada kepatuhan kepada

syariah nilainya rendah (sangat rendah).

b) Kuadran portofolio II menjelaskan bahwa LKMS sampel berada pada

posisi sebagai Lembaga keuangan formal, karena rendahnya kepatuhan

kepada prinsip-prinsip syariah dan keuangan mikro.

c) Kuadran portofolio III menjelaskan bahwa LKMS sampel berada pada

posisi sebagai Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) karena

tingkat kepatuhan yang tinggi terhadap syariah dan prinsip keuangan

mikro.

d) Kuadran portofolio IV menjelaskan bahwa LKMS sampel berada pada

posisi sebagai lembaga amal, karena tingkat kepatuhan yang tinggi

terhadap syariah namun tidak menerapkan prinsip-prinsip keuangan

mikro.

Gambar 4.10 Diagram Portofolio Kepatuhan

Page 152: maqos}idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Structural Equation Model (SEM) serta dihitung dengan alat bantu komputer (software) LISREL 8.7. Diperoleh kesimpulan

139

Lembaga

KeuanganLembaga Amal

Lembaga

Keuangan Mikro

Islam

(Ideal)

Kepatuhan terhadap Syariah (x)

Prin

sip

-prin

sip

Ke

ua

ng

an

Mik

ro (

Y)

Lembaga

Keuangan Mikro

Berdasarkan hasil analisis portofolio kepatuhan ( lampiran 2), diperoleh hasil

sebagai berikut :

Berdasarkan hasil posisi LKMS sampel dalam Kuadran portofolio III,

maka berarti LKMS sampel berada dalam posisi sebagai lembaga keuangan mikro

syariah. Namun berdasarkan rata-rata LKMS sampel , posisi LKMS dapat terlihat

dalam gambar di bawah ini :

Gambar 4.11 Posisi LKMS dalam Kuadran portofolio Kepatuhan

0,0

0,5

1,0

1,5

2,0

2,5

3,0

3,5

4,0

4,5

0,0 1,0 2,0 3,0 4,0 5,0

Ke

pat

uh

an p

ada

Pri

nsi

p K

eu

a M

ikro

Kepatuhan pada Prinsip Syariah

Y

Linear (Y)

Page 153: maqos}idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Structural Equation Model (SEM) serta dihitung dengan alat bantu komputer (software) LISREL 8.7. Diperoleh kesimpulan

140

Dari ke-15 LKMS sampel yang memiliki tingkat kepatuhan tertinggi adalah

sampel no. 13 yaitu BMT Bina Umat Sejahtera. Adapun profil LKMS tersebut

adalah sebagai berikut :

Sedangkan LKMS sampel dengan tingkat kepatuhan terendah adalah sampel no. 1

yaitu BMT Kube Sejahtera 003 dengan performance sebagai berikut :

8. Analisis Data Kuantitatif

Untuk menguji hipotesis penelitian ini yaitu :

1. Variabel-variabel exogenous (kepatuhan) berpengaruh terhadap variabel-

variabel endogenous (performance ) pada lembaga keuangan mikro

syariah di Indonesia.

43211 bXbXbXbXaY

43212 bXbXbXbXaY

43213 bXbXbXbXaY

43214 bXbXbXbXaY

LKMS-1

LKMS-2

LKMS-3

LKMS-4 LKMS-5

LKMS-6

LKMS-7

LKMS-8

LKMS-9

LKMS-10LKMS-11

LKMS-12

LKMS-13

LKMS-14

LKMS-15

150,00

250,00

350,00

300,00 360,00 420,00

NO NAMA LEMBAGA JML ASSET FUNDING FINANCING Jml Nsbh Rata2

(Rp.000,-) (Rp.000,-) (Rp.000,-) Plafon

13 BMT BINA UMMAT SEJAHTERA 136.610.359 101.163.946 114.895.438 114% 0,8% 35.716 3.217

LDR NPF

NO NAMA LEMBAGA JML ASSET FUNDING FINANCING Jml Nsbh Rata2

(Rp.000,-) (Rp.000,-) (Rp.000,-) Plafon

1 KSU-BMT KUBE SEJATERA 003 1.093.735 610.000 758.601 124% 15% 619 1.226

LDR NPF

Page 154: maqos}idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Structural Equation Model (SEM) serta dihitung dengan alat bantu komputer (software) LISREL 8.7. Diperoleh kesimpulan

141

2. Salah satu variabel kepatuhan berpengaruh secara signifikan terhadap

variabel performance LKMS di Indonesia.

0sebuah ada kurangnyaSekurang:

0:

1

0 21

i

k

yx

yxyxyx

bH

bbbH

Peneliti menggunakan program software LISREL (Linear Structural Relationship) versi 8.7 untuk membantu menguji hipotesis tersebut digunakan

model SEM (Structural Equation Model)92. SEM merupakan suatu teknik statistik

yang mampu menganalisis variabel latent, variabel indikator dan kesalahan

pengukuran secara langsung. SEM termasuk salah satu domain dalam multivariat statistics dependensi yang memungkinkan dilakukannya analisis satu atau lebih

variabel dependen. Baik variabel dependen maupun variabel independen yang

dilibatkan boleh berbentuk variabel kontinue ataupun diskrit93

, dalam hal mana

multiple regression tidak dapat memecahkannya. Namun SEM memiliki kelemahan

karena tidak mempunyai uji statistik terbaik yang dapat menjelaskan kekuatan

prediksi model94

.

8. Hasil Analisis Structural Equation Model (SEM)

Model yang akan diuji adalah

43211 bXbXbXbXaY

43212 bXbXbXbXaY

43213 bXbXbXbXaY

43214 bXbXbXbXaY

Asumsi-asumsi dasar dalam analisis SEM, antara lain :

1. Instrumen penelitian sudah teruji dan valid, lihat lampiran 7

2. Normalitas yaitu bentuk data berada pada suatu variabel metrik

92 SEM memiliki dua tujuan utama dalam analisisnya, yaitu (1) untuk menentukan apakah

model plausible (masuk akal) atau fit; atau dengan bahasa yang lebih mudah, apakah model ‚benar‛

berdasarkan suatu data yang dimiliki. Sedangkan tujuan kedua adalah untuk menguji berbagai

hipotesis yang telah dibangun sebelumnya. Lihat Imam Ghozali, Structural Equation Modeling

(Semarang: Badan Penerbit UNDIP, 2008), 25

93Tumpal, LISREL. (Yogyakarta: Penerbit Graha Ilmu,. 2006) . 2-3. Lihat juga Sugiyono.

Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif (Bandung: Alfabeta, 2008), 67 94

Tumpal, LISREL. (Yogyakarta: Penerbit Graha Ilmu,. 2006), 68

Page 155: maqos}idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Structural Equation Model (SEM) serta dihitung dengan alat bantu komputer (software) LISREL 8.7. Diperoleh kesimpulan

142

tunggal yang menghasilkan distribusi normal95

, lihat lampiran 8.

Hasil analisis normalitas data diuji dengan menggunakan uji z

untuk skewness dan kurtosisnya, jika nilai z, baik zskewness dan/z

kurtosis ‹ 0,05 pada tingkat 5%, maka dapat dikatakan distribusi data

adalah tidak normal, dan sebaliknya.

(1) Kooefisien Jalur, Pengaruh Langsung, Pengaruh

Bersama Sasaran pembiayaan (X1), Tujuan

Pembiayaan (X2), Akad pembiayaan (X3), dan

Jaminan pembiayaan (X4) mempengaruhi

terhadap perkembangan aset LKMS (Y1)

Pengaruh bersama atau koofisien X1, X2, X3, dan X4 terhadap Y1 atau

kooefisien determinan dan faktor residual dihitung sebagai berikut :

43211 bXbXbXbXaY

Model Persamaannya :

Y1= 0.742 - 0.571X1 + 3.984X2 - 4.297X3 – 2.439X4+0.597

Tabel 4.13 hasil Perhitungan LISREL

Variabel

Koofisien

Regresi

Pengaruh

Pengaruh

Bersama (R2yx) Langsung R-square

P-

Value

X1 -0,571 -0,173 0,029929 0.158

X2 3.984 0,916 0,839056 1.000

X3 -4,297 -0,448 0,200704 0.722

X4 -2.439 -0,502 0,252004 0.578

6.897

Sumber : Hasil Pengolahan Data Penelitian 2010

Berdasarkan Tabel 4.13 di atas yang dibandingkan dengan tingkat

95 Suatu distribusi data yang tidak membentuk distribusi normal, maka data tersebut tidak

normal, sebaliknya data yang dikatakan normal apabila ia membentuk suatu distribusi normal.

Apabila asumsi normalitas tidak dipenuhi dan penyimpangan normalitas tersebut besar, maka seluruh

hasil uji statistik adalah tidak valid karena perhitungan uji t statistik dan lainnya dihitung dengan

asumsi data normal. Lihat Imam Ghozali, Structural Equation Modeling (Semarang: Badan Penerbit

UNDIP, 2008), 37

Page 156: maqos}idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Structural Equation Model (SEM) serta dihitung dengan alat bantu komputer (software) LISREL 8.7. Diperoleh kesimpulan

143

signifikansi p-value tabel pada dk=n-4=15-4=11=0,313 pada alfa = 0,50 maka hasil

temuan penelitian secara obyektif bahwa:

(a) Sasaran pembiayaan (X1) memiliki kontribusi yang negatif dan

berpengaruh langsung terhadap Perkembangan asset LKMS (Y1).

Besarnya kontribusi sasaran pembiayaan yang secara langsung

berkontribusi terhadap perkembangan aset sebesar (-0,173)2 atau

sebesar 2,9%.

(b) Tujuan pembiayaan (X2) memiliki kontribusi yang positif dan

berpengaruh langsung terhadap Perkembangan asset LKMS (Y1).

Besarnya kontribusi tujuan pembiayaan yang secara langsung

berkontribusi terhadap perkembangan aset sebesar (0,916)2 atau sebesar

83,9%.

(c) ) Akad pembiayaan (X3) memiliki kontribusi yang negatif dan

berpengaruh langsung terhadap Perkembangan asset LKMS (Y1).

Besarnya kontribusi akad pembiayaan yang secara langsung

berkontribusi terhadap perkembangan aset sebesar (-0,448)2 atau

sebesar 20,0%.

(d) Jaminan pembiayaan (X4) memiliki kontribusi yang negatif dan

berpengaruh langsung terhadap Perkembangan asset LKMS (Y1).

Besarnya kontribusi jaminan pembiayaan yang secara langsung

berkontribusi terhadap perkembangan aset sebesar (-0,502)2 atau

sebesar 25,9%.

(e) Secara simultan sasaran pembiayaan (X1), sasaran pembiayaan (X2),

akad pembiayaan (X3), dan jaminan pembiayaan (X4), berpengaruh

secara bersama-sama terhadap perkembangan aset sebesar 6,9%

Berdasarkan data analisis jalur di atas dapat disimpulkan bahwa yang memiliki

pengaruh langsung terbesar terhadap perkembangan aset adalah tujuan pembiayaan

dengan kontribusi sebesar 83,9%. Dari keempat variabel eksogen yang

mempengaruhi variabel endogen hanya ada dua variabel eksogen yang berpengaruh

dan signifikan dengan tingkat keyakinan 95% yaitu variabel tujuan pembiayaan (X2)

dan variebel akad pembiayaan (X3). Kedua variebel merupakan variabel kepatuhan

terhadap prinsip-prinsip syariah (maqoshid al-Syariah).

(2) Kooefisien Jalur, Pengaruh Langsung, Pengaruh

Bersama Sasaran pembiayaan (X1), Tujuan

Pembiayaan (X2), Akad pembiayaan (X3), dan

Jaminan pembiayaan (X4) mempengaruhi

terhadap Loan to Deposit Ratio (LDR) LKMS

Page 157: maqos}idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Structural Equation Model (SEM) serta dihitung dengan alat bantu komputer (software) LISREL 8.7. Diperoleh kesimpulan

144

(Y2)

Tabel 4.14 hasil Perhitungan LISREL

variabel

Koofisien

Regresi

Pengaruh

Pengaruh Bersama

(R2yx) Langsung R-square

P-

Value

X1 0.281 0,347 0,120409 0,381

X2 0.749 0,071 0,005041 0,249

X3 -1.032 -0,118 0,013924 0,306

X4 -0,848 -0,383 0,146689 0,788

0,597

Model Persamaannya :

Y2= 0.194 + 0.281X1 + 0.749X2 – 1.032X3 – 0.848X4

Berdasarkan Tabel 4.14 di atas yang dibandingkan dengan tingkat

signifikansi p-value tabel dk=n-4=15-4=11=0,313 pada alfa = 0,50, maka hasil

temuan penelitian secara obyektif bahwa:

a) Sasaran pembiayaan (X1) memiliki kontribusi yang negatif dan

berpengaruh langsung terhadap perubahan LDR (Y2). Besarnya

kontribusi sasaran pembiayaan yang secara langsung berkontribusi

terhadap perubahan LDR sebesar (0,347)2 atau sebesar 12%.

b) Tujuan pembiayaan (X2) memiliki kontribusi yang positif dan

berpengaruh langsung terhadap perubahan LDR (Y2). Besarnya

kontribusi tujuan pembiayaan yang secara langsung berkontribusi

terhadap perubahan LDR sebesar (0,071)2 atau sebesar 0,5%.

c) Akad pembiayaan (X3) memiliki kontribusi yang negatif dan

berpengaruh langsung terhadap perubahan LDR(Y2). Besarnya

kontribusi akad pembiayaan yang secara langsung berkontribusi

terhadap perkembangan aset sebesar (-0,118)2 atau sebesar 20,0%.

d) Jaminan pembiayaan (X4) memiliki kontribusi yang negatif dan

berpengaruh langsung terhadap perubahan LDR (Y2). Besarnya

kontribusi jaminan pembiayaan yang secara langsung berkontribusi

terhadap perkembangan aset sebesar (-0,383)2 atau sebesar 13,6%.

e) Secara simultan sasaran pembiayaan (X1), tujuan pembiayaan (X2), akad

pembiayaan (X3), dan jaminan pembiayaan (X4), berpengaruh secara

bersama-sama terhadap perkembangan aset sebesar 0,59%

Berdasarkan data analisis jalur di atas dapat disimpulkan bahwa yang memiliki

pengaruh langsung terbesar terhadap perubahan LDR adalah akad pembiayaan

Page 158: maqos}idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Structural Equation Model (SEM) serta dihitung dengan alat bantu komputer (software) LISREL 8.7. Diperoleh kesimpulan

145

dengan kontribusi sebesar 20%. Dari keempat variabel eksogen yang mempengaruhi

variabel endogen tidak ada variabel eksogen yang berpengaruh secara signifikan

dengan tingkat keyakinan 95% .

(3) Kooefisien Jalur, Pengaruh Langsung, Pengaruh

Bersama Sasaran pembiayaan (X1), Tujuan

Pembiayaan (X2), Akad pembiayaan (X3), dan

Jaminan pembiayaan (X4) mempengaruhi

terhadap Non Performing Loan (NPL) LKMS

(Y3)

Tabel 4.15 hasil Perhitungan LISREL

variabel

Koofisien

Regresi

Pengaruh

Pengaruh Bersama

(R2yx) Langsung R-square

P-

Value

X1 0,557 0,402 0,161604 0,281

X2 -1.548 -0,335 0,112225 0,611

X3 1.632 0,105 0,011025 0,455

X4 1.046 0,31 0,0961 0,515

1.238

Model Persamaannya :

Y3= 0.149 + 0.557X1 – 1.548X2 + 1.632X3 + 1.046X4

Berdasarkan Tabel 4.15 di atas yang dibandingkan dengan tingkat

signifikansi p-value pada tabel dk=n-4=15-4=11=0,313 pada alfa = 0,50, maka hasil

temuan penelitian secara obyektif bahwa:

a) Sasaran pembiayaan (X1) memiliki kontribusi yang positif dan

berpengaruh langsung terhadap kualitas NPF (Y3). Besarnya kontribusi

sasaran pembiayaan yang secara langsung berkontribusi terhadap

perubahan LDR sebesar (0,402)2 atau sebesar 16,1%.

b) Tujuan pembiayaan (X2) memiliki kontribusi yang negatif dan

berpengaruh langsung terhadap kualitas NPF (Y3). Besarnya kontribusi

tujuan pembiayaan yang secara langsung berkontribusi terhadap

perubahan LDR sebesar (-0,335)2 atau sebesar 11,2%.

c) ) Akad pembiayaan (X3) memiliki kontribusi yang positif dan

berpengaruh langsung terhadap kualitas NPF (Y3). Besarnya kontribusi

akad pembiayaan yang secara langsung berkontribusi terhadap

perkembangan aset sebesar (0,105)2 atau sebesar 1,10%.

Page 159: maqos}idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Structural Equation Model (SEM) serta dihitung dengan alat bantu komputer (software) LISREL 8.7. Diperoleh kesimpulan

146

d) Jaminan pembiayaan (X4) memiliki kontribusi yang positif dan

berpengaruh langsung terhadap kualitas NPF (Y3). Besarnya kontribusi

jaminan pembiayaan yang secara langsung berkontribusi terhadap

perkembangan aset sebesar (0,31)2 atau sebesar 9,6 %.

e) Secara simultan sasaran pembiayaan (X1), tujuan pembiayaan (X2), akad

pembiayaan (X3), dan jaminan pembiayaan (X4), berpengaruh secara

bersama-sama terhadap kualitas NPF (Y3) sebesar 1,258%

Berdasarkan data analisis jalur di atas dapat disimpulkan bahwa yang memiliki

pengaruh langsung terbesar terhadap kualitas NPF adalah sasaran pembiayaan

dengan kontribusi sebesar 16%. Dari keempat variabel eksogen yang mempengaruhi

variabel endogen tidak ada variabel eksogen yang berpengaruh secara signifikan

dengan tingkat keyakinan 95% .

(4) Kooefisien Jalur, Pengaruh Langsung, Pengaruh

Bersama Sasaran pembiayaan (X1), Tujuan

Pembiayaan (X2), Akad pembiayaan (X3), dan

Jaminan pembiayaan (X4) mempengaruhi

terhadap Kedalaman Jangkauan

(plafon/anggota) LKMS (Y4).

Tabel 4.16 hasil Perhitungan LISREL

Variabel

Koofisien

Regresi

Pengaruh

Pengaruh Bersama

(R2yx) Langsung R-square

P-

Value

X1 -0,98 -0,988 0,976144 1.00

X2 -0,349 0,267 0,071289 1.00

X3 1.084 0,378 0,142884 0,585

X4 0.945 0,456 0,207936 0,42

1.715

Model Persamaannya :

Y4= 0.258 – 0.980X1 – 0.349X2 + 1.084X3 + 0.945 X4

Berdasarkan Tabel 4.16 di atas yang dibandingkan dengan tingkat

signifikansi p-value tabel pada dk=n-4=15-4=11=0,313 pada alfa = 0,50, maka hasil

temuan penelitian secara obyektif bahwa:

(f) Sasaran pembiayaan (X1) memiliki kontribusi yang negatif dan

berpengaruh langsung terhadap skala jangkauan nasabah (Y4). Besarnya

kontribusi sasaran pembiayaan yang secara langsung berkontribusi

terhadap kedalaman jangkauan sebesar (-0,988)2 atau sebesar 97,6%.

(g) Tujuan pembiayaan (X2) memiliki kontribusi yang positif dan

Page 160: maqos}idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Structural Equation Model (SEM) serta dihitung dengan alat bantu komputer (software) LISREL 8.7. Diperoleh kesimpulan

147

berpengaruh langsung terhadap skala jangkauan nasabah (Y4). esarnya

kontribusi tujuan pembiayaan yang secara langsung berkontribusi

terhadap kedalaman jangkauan sebesar (0,267)2 atau sebesar 7,1%.

(h)) Akad pembiayaan (X3) memiliki kontribusi yang negatif dan

berpengaruh langsung terhadap skala jangkauan nasabah (Y4). Besarnya

kontribusi akad pembiayaan yang secara langsung berkontribusi

terhadap kedalaman jangkauan sebesar (0,378)2 atau sebesar 14,2%.

(i) Jaminan pembiayaan (X4) memiliki kontribusi yang negatif dan

berpengaruh langsung terhadap skala jangkauan nasabah (Y4). Besarnya

kontribusi jaminan pembiayaan yang secara langsung berkontribusi

terhadap kedalaman jangkauan sebesar (0.456)2 atau sebesar 20,7%.

(j) Secara simultan sasaran pembiayaan (X1), sasaran pembiayaan (X2),

akad pembiayaan (X3), dan jaminan pembiayaan (X4), berpengaruh

secara bersama-sama terhadap kedalaman jangkauan (Y4) sebesar

1,75%

Berdasarkan data analisis jalur di atas dapat disimpulkan bahwa yang memiliki

pengaruh langsung terbesar terhadap skala jangkauan nasabah (Y4) adalah sasaran

pembiayaan dengan kontribusi sebesar 97,6%. Dari keempat variabel eksogen yang

mempengaruhi variabel endogen hanya ada satu variabel eksogen yang berpengaruh

dan signifikan dengan tingkat keyakinan 95% yaitu variabel sasaran pembiayaan

(X1) variebel tersebut merupakan variabel kepatuhan terhadap prinsip-prinsip

keuangan mikro.

Maka dapat disimpulkan bahwa :

a. Variabel pertama kepatuhan terhadap prinsip keuangan mikro yang secara

sigfnifikan mempengaruhi kinerja LKMS adalah variabel sasaran, artinya

penentuan sasaran pembiayaan ditujukan untuk melayani orang miskin ,

memberikan prioritas pembiayaan kepada kaum wanita , masyarakat

berpenghasilan rendah, nasabah yang dilayani berpenghasilan kurang dari Rp.

25.000/hari , dan Jarak lokasi tempat tinggal nasabah dengan lokasi kantor

pelayanan. Memberikan dampak yang sangat berarti dalam memperbaiki

kinerja LKMS dari sisi tingkat pertumbuhan aset LKMS. Hasil penelitian ini

memberikan arti bahwa menentukan sasaran yang benar akan memberikan

dampak yang signifikan terhadap kinerja dan performa LKMS. Penentuan

sasaran yang salah atau tidak tepat akan menurunkan kinerja LKMS itu sendiri,

dan sebaliknya, ketika LKMS memberikan pelayanan jasa keuangan kepada

sasaran yang tepat akan dapat meningkatkan kinerjanya.

b. Variabel kepatuhan terhadap prinsip keuangan Islam (X2) yang secara

sigfnifikan mempengaruhi kinerja LKMS adalah variabel tujuan , artinya

Pembiayaan memberikan dampak terhadap peningkatan kesejahteraan,

Page 161: maqos}idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Structural Equation Model (SEM) serta dihitung dengan alat bantu komputer (software) LISREL 8.7. Diperoleh kesimpulan

148

Pembiayaan mendorong kepada anggotanya untuk melakukan kegiatan

silaturahim melalui pertemuan-pertemuan, Pembiayaan menjadi media untuk

membina para anggotanya, baik dalam rangka peningkatan keimanan dan

ketakwaan (IMTAQ) maupun usahanya, Pembiayaan menjadi wahana dalam

peningkatan ketrampilan hidup (life skill) para anggota (nasabah)nya.,

Pembiayaan memberikan ketenangan hati bagi semua pihak, terutama anggota

dan petugasnya. Tujuan yang bersifat ruhiyah ini berdampak positif dan

signifikan terhadap kinerja LKMS, terutama dari sisi efektifitas penggunaan

dananya (LDR). Penentuan tujuan yang tidak tepat akan berdampak pada

kinerja LKMS, maka LKMS harus memastikan bahwa tujuan dalam pembiayaan

harus memperhatikan tujuan pembiayaan dalam prinsip-prinsip shariah.

c. Variabel akad pembiayaan (X3) yang meliputi Beban (biaya) yang dibebankan

kepada anggota tidak tergolong memberatkan, jenis akad pembiayaan

menggunakan salah satu bentuk akad syariah, bentuk obyek pembiayaan tidak

melanggar syariah , beban marjin atau bagi hasil menguntungkan semua pihak,

tidak memberatkan salah satu pihak sehingga ada keikhlasan antar pihak,

adanya jaminan bahwa masing-masing pihak jujur dan amanah sesuai dengan

yang diperjanjikan dalam akad. Variabel tersebut dalam penelitian ini tidak

memberikan pengaruh yang berarti (signifikan) terhadap kinerja LKMS (Y). Hal

ini berarti mengindikasikan bahwa LKMS dapat memodifikasi jenis akad yang

digunakan untuk mengikat nasabah yang dilayaninya, karena nasabah tidak

memandang terlalu penting jenis akad yang ditawarkan oleh LKMS. Justru

untuk menerapkan syariat Islam, dengan pendangan masyarakat yang seperti ini

akan lebih mudah bagi LKMS untuk menerapkan akad pembiayaan yang sesuai

syariat.

d. variabel jaminan pembiayaan (X4) yang meliputi Bentuk jaminan fleksibel, tidak

hanya sebatas bentuk jaminan tradisional (fisik) saja tapi juga ada bentuk lain,

seperti jaminan personal, kelompok dan sebagainya , pendekatan jaminan tidak

hanya ekonomi namun juga ada pendekatan sosial, penjamin dan penanggung

kewajiban adalah suami dan atau istri, yaitu pasangan menjamin kewajiban

suami/istrinya, kewajiban membayar dan mengembalikan dana pinjaman

menjadi kewajiban seorang muslim dalam menjalankan perintah agamanya ,

proses penyelesaian kewajiban yang tidak dilaksanakan oleh nasabah di dorong

oleh adanya tekanan sosial (masyarakat). Variabel tersebut dalam penelitian ini

tidak memberikan pengaruh yang berarti (signifikan) terhadap kinerja LKMS

(Y). Hal ini berarti LKMS tidak perlu mengandalkan atau hanya berpedoman

pada satu jenis jaminan saja. LKMS dapat mencari jenis atau bentuk jaminan

lainnya yang lebih fleksibel sehingga masyarakat dapat terlayani jasa keuangan

yang ditawarkannya.

Page 162: maqos}idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Structural Equation Model (SEM) serta dihitung dengan alat bantu komputer (software) LISREL 8.7. Diperoleh kesimpulan

149

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kajian ini membuktikan bahwa keuangan mikro Islam yang

dioperasionalisasikan dengan menerapkan prinsip-prinsip kepatuhan melalui

fitur-fitur pembiayaannya akan berpengaruh terhadap performance lembaga

(institusi) yang menjalankannya. Prinsip-prinsip kepatuhan yang ditemukan

dalam penelitian ini terdiri dari kepatuhan terhadap prinsip-prinsip terbaik

keuangan mikro modern dan kepatuhan terhadap prinsip-prinsip shari’ah. Adapun

prinsip-prinsip terbaik keuangan mikro modern antara lain (1) sasaran

pembiayaan yang sesuai dengan tujuan dari keuangan mikro itu sendiri, yaitu

sasaran pembiayaan untuk orang miskin, memprioritaskan wanita sebagai sasaran

utamanya, masyarakat produktif, dan tidak terakses pelayanan jasa keuangan

lainnya. sedangkan prinsip kepatuhan terhadap shari’ah yang secara signifikan

berpengaruh terhadap performance lembaga adalah (1) kepatuhan kepada tujuan

pembiayaan yaitu memberikan dampak terhadap peningkatan kesejahteraan,

mendorong kepada anggotanya untuk melakukan kegiatan silaturahim melalui

pertemuan-pertemuan, menjadi media untuk membina para anggotanya, baik

dalam rangka peningkatan keimanan dan ketakwaan (IMTAQ) maupun

usahanya, Pembiayaan menjadi wahana dalam peningkatan ketrampilan hidup

(life skill) para anggota (nasabah)nya, dan memberikan ketenangan hati bagi

semua pihak, terutama anggota dan petugasnya

Dalam penelitian ini juga membuktikan bahwa pernyataan beberapa

pemikir muslim yang mengatakan bahwa keuangan mikro Islam adalah sistem

konvensional minus bunga adalah tidak tepat karena pernyataan tersebut

mengindikasikan bahwa keuangan mikro konvensional telah ada terlebih dahulu,

kemudian keuangan mikro Islam baru muncul setelahnya - dengan hanya tidak

menggunakan atau menerapkan sistem bunga. Semestinya berdasarkan acuan

sejarah yang dikaji dalam penelitian ini telah membuktikan bahwa keuangan

mikro Islam itu ada terlebih dahulu tapi kemudian direduksi oleh masyarakat

barat kapitalis dengan menghilangkan prinsip keadilan, kemitraan dan persamaan

dalam lembaga keuangan dengan menerapkan bunga.

Prinsip-prinsip keuangan mikro Islam yang ditemukan dalam penelitian

ini merupakan hasil sintesis antara prinsip keuangan syariah dengan prinsip

keuangan mikro modern yang menghasilkan fitur-fitur dalam produk

pembiayaan keuangan mikro Islam yang meliputi variabel sasaran pembiayaan,

variabel tujuan pembiayaan, variabel akad pembiayaan dan variabel jaminan

pembiayaan. Variabel-variabel tersebut diteliti dan dianalisis dengan

menggunakan metode Structural Equation Modeling (SEM) yang akan

memperlihatkan hasil hubungan variabel-variabel tersebut terhadap performance

lembaga yang mempraktekkan keuangan mikro Islam.

Page 163: maqos}idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Structural Equation Model (SEM) serta dihitung dengan alat bantu komputer (software) LISREL 8.7. Diperoleh kesimpulan

150

Dimensi ruhiyah yang menjadi landasan gerak dalam keuangan mikro

Islam meliputi , (1) Prinsip keadilan (justice), (2) Prinsip keterbukaan dan

kejujuran (transparance & fairness). dan Prinsip kemitraan (partnership), dan

Kemudian dilanjutkan dengan pembahasan tentang prinsip-prinsip keuangan

mikro yang telah menjadi landasan praktek dalam dunia keuangan mikro. Prinsip-

prinsip keuangan mikro yang dimaksud, antara lain : (1) Skala dan kedalaman

jangkauan pembiayaan, (2) Keberlanjutan (sustainability), (3) Pemberdayaan

(social intermediatory), (4) Komersial (financial intermediatory).

Pengaplikasian prinsip-prinsip kepatuhan dalam keuangan mikro Islam di

Indonesia pada hakekatnya juga pengejawantahan dari asas dan prinsip ekonomi

yang diamanahkan Undang-Undang Dasar 1945. Asas dan prinsip yang

mengajarkan bahwa pembangunan mestinya ditujukan untuk membangun rakyat

agar mendapatkan pekerjaan, penghidupan yang layak, memperoleh pendidikan

dan kesejahteraan secara implisit terkandung dalam prinsip-prinsip keuangan

mikro Islam tersebut.

Dalam penelitian yang menggunakan pendekatan fenomenologi

kuantitatif ini diperoleh temuan bahwa lembaga-lembaga keuangan yang

mempraktekkan keuangan mikro Islam menempati pada kuadran tingkat

kepatuhan yang berbeda. LKMS yang menerapkan prinsip-prinsip kepatuhan

berada pada kuadran ketiga dan LKMS yang berada pada posisi ini memiliki

performance lembaga yang baik. Sedangkan temuan kedua memperlihatkan

bahwa variabel-variabel kepatuhan yang mempengaruhi secara langsung dan

berarti (significant) terhadap performance lembaga adalah variabel sasaran

pembiayaan dan variabel tujuan pembiayaan, sedangkan variabel akad dan

variabel jaminan pembiayaan tidak berpengaruh secara signifikan. Hal ini

berimplikasi pada tingkat kinerja (performance) lembaga yang ditunjukkan ada

korelasi yang sangat kuat dari analisis kuantitatif tersebut. Berdasarkan data

sampel dalam penelitian ini yang berjumlah lima belas LKMS di seluruh

Indonesia, diperoleh hasil bahwa LKMS yang berada pada posisi tertinggi dalam

tingkat kepatuhannya terhadap syariah memiliki tingkat kinerja dan performance

yang tinggi pula, sebaliknya LKMS yang berada pada posisi paling rendah

tingkat kepatuhannya memiliki tingkat performance yang buruk.

B. Saran

Pendekatan baru dalam dunia perbankan perlu dilakukan baik dari sisi

paradigmanya maupun sistem operasinya, sehingga mampu menyentuh

masyarakat ekonomi paling bawah. Jika dunia perbankan bersedia menerapkan

prinsip-prinsip kepatuhan dalam mendesain produk dan pelayanannya, maka

tujuan pembangunan ekonomi nasional maupun target dalam MDGs, Insya Allah

dapat terwujud dalam waktu yang tidak terlalu lama, karena berarti Bank Umum

dapat memberikan pelayanan kepada semua lapisan masyarakat (ekonomi bawah,

menengah dan atas) melalui produk keuangan mikro, tentunya dengan

menggunakan metode dan pendekatan yang tepat dalam mendesain produk

pembiayaannya.

Page 164: maqos}idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Structural Equation Model (SEM) serta dihitung dengan alat bantu komputer (software) LISREL 8.7. Diperoleh kesimpulan

189

RIWAYAT PENULIS

enulis dilahirkan di Kota Batik, Pekalongan 12

Februari tahun 1972. Mantan Ketua Kelas sejak kelas 1-6 di

Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah (MIS) Tegalrejo, lalu menjadi

Ketua OSIS di Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN)

Pekalongan, dan ketika masuk ke SLTA juga menjadi Ketua

OSIS di SMAN 2 Pekalongan. Melanjutkan kuliah di Fakultas

Ekonomi Universitas Jenderal Soedirman (UNSOED)

Purwokerto.

Sejak kuliah penulis sudah aktif di berbagai organisasi

kampus, pernah menjabat Ketua Umum Koperasi Mahasiswa UNSOED, dan pernah

menjadi Pemimpin Redaksi dan Pemimpin Umum Majalah Ekonomi “MEMI” FE

Unsoed. Lulus S1 tahun 1996 dan meniti karier di KOSPIN JASA Pekalongan sebagai

karyawan tetap dan sekaligus menajdi Dosen Tetap di Universitas Pekalongan

(UNIKAL), sambil melanjutkan S2-nya di Program Pasca Sarjana UNSOED yang lulus

pada tahun 1998.

Tahun 1999, setelah selesai S2, Penulis merantau ke ranah minang “Padang-Sumbar”,

bersama dengan teman-temannya membantu sebuah Yayasan Pendidikan untuk

membuka dan mendirikan Program Pascasarjana Magister Manajemen (MM) yang

Pertama di Sumatra Barat. Selama di Yayasan, Penulis mengajar di beberapa perguruan

tinggi dari D3, S1 dan S2.

Tahun 2001 kembali ke tanah kelahiran, Pekalongan. Bersama pengusaha Pekalongan

mendirikan Perusahaan Trading, Eksportir, dan perguruan tinggi “Politeknik” dengan

membuka program studi “Teknik Batik” yang pertama dan satu-satunya di Indonesia.

Tahun 2004, kembali merantau ke Ibu Kota. Bekerja sebagai karyawan di PT. Bangun

Pusaka Jakarta sebagai Manajer Keuangan selama 1 tahun, dan tahun 2005 masuk ke

dunia perbankan sebagai Direktur di PT. BPR Tritama Lumbung Cemerlang sampai

tahun 2007. Sembari bekerja sebagai Direksi BPR, Penulis juga aktif mengajar di

beberapa Perguruan Tinggi di Jakarta, antara lain: Universitas Taruma Negara

(UNTAR), STIE Pelita Bangsa Bekasi, dan GICI BUSINESS SCHOOL. Setelah

diterima sebagai mahasiswa Program Doctoral dengan konsentrasi Ekonomi Islam

(Februari 2007) di UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) Syarif Hidayatullah

P

Page 165: maqos}idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Structural Equation Model (SEM) serta dihitung dengan alat bantu komputer (software) LISREL 8.7. Diperoleh kesimpulan

190

Jakarta, maka Penulis mengundurkan diri secara terhormat dari jabatan dan pekerjaan

di Bank Perkreditan Rakyat (BPR)..

Saat ini Penulis masih aktif mengajar di beberapa Perguruan Tinggi di Jakarta, Depok,

dan Bandung, antara lain : Akademi Pimpinan Perusahaan (APP) Departemen

Perindustrian RI, Fakultas Ekonomi UNPAD Bandung, dan GICI Business School.

Beberapa jabatan akademik yang pernah dipegang oleh Penulis adalah :

(1) Wakil Direktur I Program Pascasarjana Magister Manajemen (MM)

STIE (UNIVERSITAS PUTERA INDONESIA – UPI YPTK PADANG,

sekarang).

(2) Ketua STIE YPTK Padang tahun 2000-2001

(3) Direktur Politeknik Pusmanu Pekalongan, tahun 2002-2003.

(4) Pembantu Ketua I STIE GICI (GICI Business School) Depok, tahun

2005 sampai sekarang

Suami dari Drg. Ari Kurniasih dan bapak dua putra (Avecenna Karim Ahmad dan

Averroes Raihan Ahmad) ini bercita-cita ingin menyeimbangkan antara dunia kerja

(praktek) dengan keilmuan (teori). Pemegang sertifikasi Direktur Bank dari Badan

Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) dan LSP CERTIF ini juga telah memiliki jenjang

kepangkatan Dosen dari Dirjen Dikti Pendidikan Nasional dengan jabatan terakhir

LEKTOR. Maka selain mengajar, semenjak Presiden RI mencanangkan tahun 2005,

sebagai TAHUN KEUANGAN MIKRO. Penulis aktif sebagai anggota Konsultan

Keuangan Mitra Bank bagi UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah). Saat ini

Penulis aktif sebagai konsultan dengan spesialisasi SHARIAH MICROFINANCE.

Beberapa pekerjaan profesional yang pernah dilakukan Penulis, antara lain :

a. Shariah Microfinance Institution (MFI) Training di Meulaboh,

Nanggroe Aceh Darussalam bulan Agustus 2007; yang didanai

oleh Mercy Corp.

b. Consulting of Shariah Microfinance di Meulaboh, bulan

Oktober 2007. didanai oleh Mercy Corp.

c. Trainer for Loan Officer Training di PT. BANK BPD Aceh,

bulan Januari 2009, didanai oleh Asean Development Bank

(ADB).

d. Mentoring of Account Officer di PT. BANK BPD Aceh selama

2 (dua) bulan, Februari – Maret 2008.

e. Trainer dan Mentoring untuk Produk Pembiayaan Tijaroh

Agribisnis pada Bank BPD Aceh Unit Usaha Syariah, Desember

2008 – Februari 2009.

f. Reviewer SOP Bank BPD Aceh Syariah, bulan April – Mei

2009.

Page 166: maqos}idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Structural Equation Model (SEM) serta dihitung dengan alat bantu komputer (software) LISREL 8.7. Diperoleh kesimpulan

191

g. Trainer dan Mentoring Produk Baru Kredit Mikro di Bank BPD

Aceh, bulan Juli – September 2009.

h. Trainer pada Workshop Manajemen Risiko untuk Direksi Bank

Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) di Aceh bulan Mei 2010.

i. Trainer pada Workshop Koperasi Jasa Keuangan Syariah

(KJKS) se-Propinsi Jawa Barat di Bandung, bulan Agustus

2010;

j. Menjadi Ketua Tim Proyek Sertifikasi Manajer LKM seluruh

Indonesia dari Departemen Kelautan dan Perikanan RI tahun

2010.

k. Trainer Workshop Manajemen Risiko BPRS dan KJKS (LKMS)

di Bandung – Jawa Barat yang diselenggarakan oleh UKM

Center Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

Prestasi Nasional terakhir yang diraih :

Sebagai Pemenang Lomba Penyusunan Skim Alternatif Pembiayaan Kredit UMKM

Tingkat Nasional Tahun 2009 yang diselenggarakan oleh Kementerian Koperasi dan

UKM RI.

Hasil Karya Tulis yang dipublikasikan :

1. BUKU STUDI KELAYAKAN, Penerbit PT. Elexmedia

Komputindo Jakarta, edisi pertama terbit tahun 2007;

2. Account Officer for Commercial Microfinance, Penerbit

PT. Graha Ilmu Yogyakarta, edisi pertama terbit tahun

2009;

3. Kamus Istilah Ekonomi Islam, diterbitkan tahun 2009

oleh PT. Elexmemedia Komputindo Jakarta;

4. Konsep dan Implementasi Commercial & Grassroots

Microfinance, diterbitkan oleh PT. BANK BPD ACEH

5. MARKETING IN BUSINESS, Penerbit PT.Mitra

Wacana Media, Jakarta; tahun 2010.

Penulis bisa dihubungi di : www.islamicmicrofinance.blogspot.com atau

www.ahmadsubagyo.com via email ke : [email protected] .

Page 167: maqos}idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Structural Equation Model (SEM) serta dihitung dengan alat bantu komputer (software) LISREL 8.7. Diperoleh kesimpulan

151

DAFTAR INDEKS

Abdul Gafoor, 22

Abu Bakar al Shiddiq, 27, 28

Abu Yusuf, 35, 36, 40

Ah}laq, 63

Ahli syariah, 9

Ajaz Ahmed Khan, 22

Akad, 7, 15, 33, 34, 47, 62, 73, 74, 75, 102, 104, 105, 106

Albertus Magnus, 40

Al-Ghozali, 36, 38

al-Hadith, 20, 73

Ali Ibn Abi Thalib, 32, 33

al-Maqashid al-Syariah, 38, 64, 65

Al-Quran, 71, 73

al-Razi, 35

Apartheid financial, 24

Ariyah, 33

Asian Development Bank (ADB), 3, 99

Atsrah, 30

Bani Umayyah, 35

Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS), 49, 93, 116

Bayt al Ma>l, 5, 48, 49

Bayt al-Ma>l ah}mas, 29

Bayt al-Ma>l al-zakah, 29

Bayt al-Ma>l d}awa’i, 29

Bayt al-Ma>l fa’i, 29

Bayt al-tamwil, 48

Credit Union (CU), 4, 79, 81, 83, 91

Page 168: maqos}idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Structural Equation Model (SEM) serta dihitung dengan alat bantu komputer (software) LISREL 8.7. Diperoleh kesimpulan

152

Data nominal kuantitatif , 15

Data Primer, 11

Data Sekunder, 11

Dewan Hisbah, 37

Dimensi Ruhiyah, 62

Dirham, 95

Diwan, 35, 37

Edib Smolo, 7

Edmund Husserl, 11

Evolusi keuangan mikro, 18, 20, 21, 49

Fatwa MUI, 102, 115

Fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN), 105

Fenomenologi, 93

Fiqh sunnah, 113

Founding Fathers, 4

Grameen Bank, 3, 4, 6, 60, 61, 81, 121, 117, 124

Hans Seibel, 8

Henry Fayol, 29

Hiwalah , 33

Ibnu Khaldun, 35

Ibnu Sina, 35

Ibnu Taimiyah, 36

Ijarah, 33, 51

Ijarah Mumtahiya bi Tamlik, 33

Infaq, 25

Intelektual muslim, 20, 56

Intermediasi sosial, 92

Islamic Development Bank (IDB), 3, 123

Islamic Microfinance, 1, 2, 3, 4, 8, 9, 22

Itsar, 30

Page 169: maqos}idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Structural Equation Model (SEM) serta dihitung dengan alat bantu komputer (software) LISREL 8.7. Diperoleh kesimpulan

153

Jaminan, 3, 62, 81, 83, 87, 103, 106, 112, 114

Jizyah, 27, 28, 29, 35, 37

Kafalah, 33, 34

Kemiskinan, 24, 28, 32, 37, 43, 46, 53, 56, 57, 58, 84, 87

Keuangan mikro Islam, 5, 7, 10, 44, 48, 62, 63, 64, 73, 76, 87, 116, 119, 121, 149

Kharaj, 35, 36

Khulafaur Rasyidin, 20, 21

Khums , 27, 28

Kualitatif, 11, 13, 17, 16

Kuantitatif, 11, 13, 17

Lack Of Guarantee, 22

Lembaga Keuangan Bank, 21

Level of outreach, 9, 140

Linear structural relation (Lisrel), 18

M.Amin Aziz, 5, 17, 16, 48, 48, 49, 124, 126

Mainstream, 3, 4, 7, 7, 9, 23, 40, 41

Metodologi, 3, 4, 5, 11, 18

Microcredit, 2, 21, 44

Microsaving, 21

Microenterprises, 14, 21

Microfinance Task Force, 3

Microfinance 1, 2, 3, 4, 8, ,9, 10, 21, 22, 23

Microinsurance, 21

Millennium Development Goals (the MDGs), 2

Miskin produktif, 21

Modal Sosial Islam, 9, 10

Model, 4, 5, 6, 7

Mohammad Obaidullah, 7

Mu’amalah, 33

Mudarabah, 42, 49, 50

Page 170: maqos}idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Structural Equation Model (SEM) serta dihitung dengan alat bantu komputer (software) LISREL 8.7. Diperoleh kesimpulan

154

Muhammad Keequzzaman, 9

Muhammad Yunus, 3, 24, 44, 60, 61

Murabahah, 44, 49, 50, 102, 108, 109, 110, 135

Musaqat, 33

muzara’ah, 33

Non Performaing Financing (NPF), 3, 124, 130, 131, 136, 144, 145

Pemberdayaan Umat, 26, 27

Pembiayaan, 3, 5, 15, 18, 21, 22, 23, 24,

Pendekatan phenomenologi, 11

Penelitian survei, 11, 12, 13, 14

Performance Lembaga, 8, 19

Piotr Sztompka, 20

Plafon pembiayaan, 6

Prinsip Kepatuhan, 148, 149

Prinsip Keuangan Mikro Modern, 122, 128, 133, 134, 135, 136, 137, 138, 146,

149

Profit sharing.42

Qardhul hasan, 34

Rahn, 45

Rentenir, 100

Risk Sharing, 7

Revoluis Hijau, 43

S}adaqah, 25

Sasaran pembiayaan, 6, 15, 143, 144, 145, 148, 149

Sejarah Pemikiran, 26

Self Help Group (SHG), 4

Semantik deferensial scala, 13

Skala Guttman, 13

Skala Likert, 14

Sri Edi Swasono, 4

Page 171: maqos}idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Structural Equation Model (SEM) serta dihitung dengan alat bantu komputer (software) LISREL 8.7. Diperoleh kesimpulan

155

St. Thomas Aquinas, 40

Structural Equation Modeling (SEM), 18

Summa Theologica, 40,

Teknik purposive sampling, 13

The History of Arab, 27

The Irish Loan Fund System, 41

The Village Bank , 4, 81, 83, 91

Tujuan Ekonomi Islam, 7

Umar Ibn al-Khattab, 27, 28, 29, 30, 31, 32

Undang-Undang Dasar 1945, 4, 149

Ushul Fiqh, 119

Usaha Mikro, 9, 14, 21, 44, 56, 94, 100, 101

Usman Ibn Affan, 32, 33

Wadiah, 33, 34

Wakilah, 33

Widiyanto, 9

Zakah, 25

Page 172: maqos}idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Structural Equation Model (SEM) serta dihitung dengan alat bantu komputer (software) LISREL 8.7. Diperoleh kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA

BUKU TEKS (TEXTBOOKS)

Abd al-Malik ibn Yusuf Abu al-Ma'ali al-Juwaini, Al-Burhan fi Usul al-Fiqh , Kairo: Da>r al-Ansar,1400 H.

Al-Gazali, al-Mustasfa min Ilm al-Us}ul , Kairo: al-‘Amiriyah, 1412

Al-Shatibi>, al-Muwa>faqa>t fi> Us}u>l al-Shari>‘ah. Kairo: Musthafa Muhammad, t,t.

jilid 2

Al-Ghozali, Mizan al-Amal , Kairo: Dar al-Ma’arif, 1964

Al-Nuwayri>, Niha>yat al-‘Arab Jilid IV (Kairo,1925)

Antonio, M.S. Bank Shari’ah, dari teori ke Praktek. Cetakan Kedua. Jakarta :

Penerbit Gema Insani Press, 2001.

Arthur, dkk. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Jakarta : Penerbit Salemba

Empat, 1999

Aziz, M.Amin., Kegigihan sang Perintis, Jakarta: Embun Publishing, 2007

Aziz, M.Amin., Islamic Microfinance Institution in Indonesia: Outlook &

Prospect. Jakarta : Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia, 2010.

Carl Joachim Friedrich, Filsafat Hukum Perspektif Historis, Bandung: Nuansa

dan Nusamedia, 2004.

Firdaus, Muh, dkk.. Fatwa-Fatwa Ekonomi Shari’ah Kontemporer : Edukasi

Profesional Shari’ah. Penerbit: Renaisan, Jakarta. 2007

Gafoor, Abdul.ALM.. Interest-Free Commercial Banking. Groningen : Apptec

Publications, , 1997

Gamal-el, Mahmoud.. Islamic Finance Law : Economics, and Practice. New

York: Cambridge University Press. 2006

Ghazali, Agil,Abod.. An Introduction to Islamic Economics & Finance. Kuala

Lumpur – Malaysia : Published by CERT Publication, 2005

Ghazali, Imam. Structural Equation Modelling. Semarang: Badan Penerbit

UNDIP, 2008.

Helms, Brigit.. Access for All, building inclusive financial shstems. Consultative

Group to Assist the Poor (CGAP). Washington DC. USA : The World

Bank.. 2006

Page 173: maqos}idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Structural Equation Model (SEM) serta dihitung dengan alat bantu komputer (software) LISREL 8.7. Diperoleh kesimpulan

Hitti, Phillip.,K. History of the Arab (terjemahan). Cetakan ke-2. Jakarta:

Penerbit Serambi Ilmu Semesta. 2006

Homoud,S.,M. Islamic Banking, TheAdaption of Banking Practice to Conform

with islamic Law. London : Arabian Information, 1985

Honohon, Patrick. Cross-Country Variations in Household Access to Financial Services. Washington, D.C : Presented at the World Bank Conference on

Access to Finance,., 15 March. 2007.

Iqbal, Zamir. and Mirakhor, Abbas.. An introduction ti Islamic Finance Theory

and Practice. Singapore : John Willey & Sons. 2008

Islamic Banking and Finance. London: Butterworths 1996.

Izzuddin ibn Abd al-Salam, Qawa’id al-Ah}kam fi Masa>lih al-‘Anam. Kairo: al-

Istiqamat, t.t.

Ibrahim, Yusuf, al-Nafaqat al-‘A<mmah fi> al-Isla>m: Dira>sah Muqa>ranah. Da>r al-

Kita>b al-Jama‘i>, 1980

Ibn Quda>mah, Al-Mughni> Juz V, 492

Ibn Kathi>r, Al-Ka>mil fi al-Ta>ri>kh, Juz II. t.t

Ibn Rushd, Bida>yatul al Mujtahid , jilid ll , t.t Jaffer, Sohail. Islamic Retail Banking and Finance. Global Challenges and

Opportunities. United Kingdoms : Published by Euromoney Books.. 2005

Karim, Adiwarman Azwar. Ekonomi Islam: Suatu Kajian Ekonomi Makro..

Jakarta: Karim Business Consulting, 2001.

Khan, Fahim, dkk. Money and Banking in Islam. International Center for

Research in Islamic Economics Jeddah: King Abdul Azis University,2007

Khan, Fahim. Essays in Islamic Economis. Leicester, UK : The Islamic

Foundation. 1995

Mart}an Sa‘i>d Sa‘ad, Al-Madkhal li al- fikr al-Iqtis}a>d fi> al-Isla>mi>, Bayru>t: al

Mu’assasah al-Risa>lah,t.t

Mannan, M.A. Financing Development in Islam. , Jeddah: IRTI and Islamic

Development Bank, 2005

Martin, dkk.. Manajemen Keuangan (Prinsip-prinsip dan Aplikasi) Jilid 1.

Jakarta : Penerbit PT.Indeks, 2004

Marzuki, dkk.. Pengetahuan Dasar Pasar Modal. Penerbit Institut Bankir

Indonesia bekerjasama dengan Jurnal Keuangan dan Moneter, Jakarta.

1997

Page 174: maqos}idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Structural Equation Model (SEM) serta dihitung dengan alat bantu komputer (software) LISREL 8.7. Diperoleh kesimpulan

Masdar F. Mas'udi, "Meletakkan Kembali Maslahat Sebagai Acuan Shari'ah"

Jurnal Ilmu dan Kebudayaan Ulumul Qur'an No.3, Vol. VI Th. 1995.

Metwally,. Teori dan Model : Ekonomi Islam, diterjemahkan oleh M.Husein

Sawit. Jakarta.: PT. Bangkit Daya Insani, 1995

MicroRate & Inter-American Development Bank. Technical Guide, Performance

Indicators for Microfinance Institution. Washington, D.C: The World

Bank, 2003

Moore, Phillip. Islamic Finance, A Partnership for Growth. London : Published

by Euromoney Books, 1997.

Muhadjir, Noeng.. Metodologi Penelitian Kualitatif. Edisi III. Yogyakarta : Rake

Sarasin. 1996

Muhammad Sa'id Ramdan al-Buti, Dawabit al-Maslahah fi as-Shari’ah al-

Islamiyah. Beirut: Mu'assasah ar-Risalah,1977

Muhammad Abdul Mun’im Ghafar, al-Iqtis}ad al-Isla>mi: al-Iqtishad al-juz’i Jilid

3. Irak: Da>r al-Bayan, 1985

Mumtaz Ahmad (ed), Masalah-Masalah Teori politik Islam, Bandung: Mizan,

1994.

Mustafa Zaid, al-Mas}lahat fi at-Tashri'i al-Islami wa Najmuddin at-Tufi, Mesir:

Da>r al-Fikr al-Arabi,1954

Martin,K. A Note on The Evolution of Development Thinking. Ekonomi dan Keuangan Indonesia, Vol. XXXII No. 3, September.Jakarta: LPEM-

FEUI,2008

Najmuddin at-Tufi, Sharh al-Hadith Arba'in an-Nawaiyah dalam Mus}tafa Za‘id.

1954.

Nasution, H., Islam Rasional. Cetakan ke-5. Bandung : Penerbit Mizan, 1994

Nazir, Muh. Metodologi Penelitian. Jakarta : Penerbit Ghalia Indonesia, 2003.

Nining J . Keuangan Mikro Indonesia (Profil dan Perkembangan). Buku 1.

Jakarta : Penerbit UKM Center-UI. 2008.

Nur A. Fadhil Lubis, Hukum Islam dalam Kerangka Teori Fikih dan Tata Hukum

Indonesia, Medan :Pustaka Widyasarana,1995.

Nyazee. Imran A Khan.. Islamic Law of Business Organization. Kuala Lumpur:

IRTI & IDB, 2006

Obaidullah, Moh.. Introduction to Islamic Microfinance. New Delhi : Sunduz Art

and Graphics. 2008

Page 175: maqos}idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Structural Equation Model (SEM) serta dihitung dengan alat bantu komputer (software) LISREL 8.7. Diperoleh kesimpulan

Ohmae, Kenichi, (). The Next Global Stage. Challenges and Opportunities in Our

Borderless World. Pearson Education, Inc. New Jersey: Upper Saddle

River,. 2005

Rawls, John . A Theory of Justice, London: Oxford University press, 1973

Rhyne and Rotblatt,. What makes them Tick? (exploring the anatomy of Major

Microenterprises Finance Organization). ACCION International. 1997

Rivai, dkk. Bank and Financial Institution Management. Penerbit PT. Rajawali

Press : Jakarta. 2007

Rivai, dkk. Credit Management Handbook. Jakarta : Rajawali Press, 2006

Rivai,Veithzal, dan Idroes. Bank and Financial Institution Management :

Convenstional & Sharia Shstem. Jakarta : Rajawali Pers, 2007.

Rizky, Awalil. Majidi , Nashith. Neo Liberalisme : mencengkeram Indonesia.

Jakarta : E-Publishing Company, 2009.

Robinson, Marguerite.. The Microfinance Revolotion, sustainable finance for the

poor. Washington DC : World bank.. 2006

Rohmatin Bonasir . Wartawan, BBC Siaran Indonesia . 26 Januari, 2009 -

Published 13:24 GMT,

Rondrigues, Juana. Financial Services to Rebuild Livehoods in Aceh. Convened

by Microfinance Conference. ILO. 2005.

Roodman, David.. Microfinance as Business. New York: Center Global

Development. 2006

Swasono, Sri-Edi. Mutualism & Brotherhood. Yogyakarta: UGM , 2010

………., Menolak Liberalisme : Kembali ke Ekonomi Konstitusi. Jakarta:

BAPPENAS, 2010

………., Kelengahan Kultural dalam Pemikiran Ekonomi. Jakarta: BAPPENAS,

2010

Segrado, Chiara.. Case Study: Islamic Microfinane and Social Responsible

Investment. Italy : University of Torino. 2005

Seibel, Hans, D.. Islamic Microfinance in Indonesia. Eschborn : Deuthche

Gesellschaft fur Technische Zusammenarbeit (GTZ). 2005

Sabiq, Sayd. Fiqih sunnah, jilid 13 (Kairo,t.t.)

Page 176: maqos}idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Structural Equation Model (SEM) serta dihitung dengan alat bantu komputer (software) LISREL 8.7. Diperoleh kesimpulan

Shed Omar Shed Agil, Aidit Hj.Ghazali. Reading in The Concept of

Methodology of Islamic Economics.Kuala Lumpur: CERT Publication,

2005.

Shadr, Ash-.Muhammad Baqir.. Buku Induk Ekonomi Islam (Iqtishaduna).

Terjemahan. Jakarta: Penerbit Zahra,. 2008

Subagyo, A. Purnomo, B. Grassroot and Commercial Microfinance, Konsep dan

Implementasi.Banda Aceh: Penerbit Bank BPD Aceh. 2009.

Subagyo, Ahmad.,Purnomo, Budi. Account Officer for Commercial Microfinance. Yogyakarta : PT. Graha Ilmu,2009.

Sutrisno,. Manajemen Keuangan ( Teori, Konsep dan Aplikasi ). Yogyakarta :

Penerbit EKONISIA FE-UII, 2007

Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung : Penerbit Alfabeta, 2009

Shamsudidin Muhammad ibn Abi Abbas, Nih}a>yatu Al Muh}taj Ila Sharah Al

Minhaj , Jilid 4. Beirut-Libanon: Da>r Al Fikr,1984

Tanco, Jr., A.R.. Prologue. The first of all impertive. Banish hunger in our time.

Dalam: j.W. Rosenblum (ed), Agriculture in the Twenty-First Century. A

Wiley-Intercience Publication. New York : John Wiley & Sons.. H 1-11.

1983

The World Bank office Jakarta, Era Baru dalam Pengentasan Kemiskinan di Indonesia, November 2006 .

Theo Huijbers, Filsafat Hukum dalam lintasan sejarah, cet VIII, Yogyakarta:

kanisius, 1995.

Uzair Fauzan dan Heru Prasetyo, Teori Keadilan, Yogyakarta: Pustaka Pelajar,

2006.

Weber, Max., The Protestant Ethic and The Spirit of Capitalism, , New York :

Charles Scribner’s Son. 1968

Weston & Brigham, Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Edisi 9, Jilid 1 Jakarta:

Erlangga, 1998.

Yunus, Muhammad. . Bank Kaum Miskin. Terjemahan. Serpong : Marjin Kiri,

2007

HANDBOOK

Microfinance Consensus Guideline. Published by CGAP. The World Bank.

Washington DC. USA.

Page 177: maqos}idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Structural Equation Model (SEM) serta dihitung dengan alat bantu komputer (software) LISREL 8.7. Diperoleh kesimpulan

Ledgerwood, J.. Microfinance handbook, An Institusional and Financial

Perspective. Internatinal Bank for Recontruction and Development.

Toronto, Canada : The Word Bank,. 2008

Standar Operasi dan Prosedur (SOP) Pembiayaan Bank BPD Aceh Unit Usaha

Syariah , 2008

Standar Operasi dan Prosedur (SOP) LKMS PT.Permodalan Nasional Madani

(PNM), 2007

Standar Operasi dan Prosedur (SOP) LKMS Aceh Micro Finance (AMF), 2006

Standar Operasi dan Prosedur (SOP) Yayasan Mitra Dhuafa (YAMIDA), 2007

JURNAL ILMIAH

Ahmed, Habib .. dalam artikelnya berjudul Frontiers of Islamic Banking : A

shnthesis of Social Role and Micro Finance. Jeddah. : IRTI & Islamic

Development Bank2004

------------------ 2002. Financing Microenterprises: An Analitical Study of Islamic

Microfinance Institutions. Islamic Economic Studies. Vol. 9, No.2, March

2002.

Barr, Michael S., Microfinance and Financial Development, The John M. Olin

Centre for Law & Economics Working Paper Series, University of

Michigan Law School, p. 271. 2005

Churchill, Craig. Moving Microfinance Forward, Ownership, competetion, and

control of Microfinance Institution. Washington DC, USA : Microfinance

Network,. 1998.

Farook, Sayd. Social Responsibility. Islamic Banking & Finance Volume Six

Issue Five Number 20. 2009.

Fernando, Nimal. Low-Income Household Access to Financial Services. Asean

Development Bank. 2007.

Ferro, Nicoletta. Value Through Divesrity : Microfinance and Islamic Finance

and Global Banking. Milano –Italy : Fondazione Eni Enrico Mattei. 2005.

First International Islamic Conference, Kumpulan Makalah, vol.1.

Hattel, Kelly. Microfinance Network. Microfinance Clients, Product, Services

and Market Niches. Article of Convened in Bali, Indonesia. 2004.

Khan, Tariqullah,. Islamic Microfinance Development (Challenges and

Initiatives). Policy Dialoge Paper No. 2. Jeddah : IRTI-IDB, 2008

Page 178: maqos}idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Structural Equation Model (SEM) serta dihitung dengan alat bantu komputer (software) LISREL 8.7. Diperoleh kesimpulan

Khan, Muh.,Akram. Rural Development Through Islamic Banks. Leicester. UK :

The Islamic Foundation, 1994.

Latifee, ‚the Experience of Grameen Bank‛, Presented at the Conference on Deepening Financial Sector Reforms and RegionalCooperation in South Asia‛ held at the Gulmohar Hall, India Habitat Centre, Lodi Road,New

Delhi-110003, India, November 06 – 07, 2008

Rhyne, Elisabeth dan Otero ,Maria, ‚ The Changing Face of Microfinance:

Closing the Quality Gap‛, MicroBanking Bulletin, Issue 13, Autumn

2006. 3

Range, Mathias.. Islamic Microfinance. German : RWTH Aachen University,

2004

Sabzwari, M.A. ‚Economic and Fiscal Shstem During Khilafat E-Rashida‛,

Journal of Islamic Banking and Finance, Karachi, Vol. 1 No.4, 1984.51

Tarek S. Zaher dan M. Kabir Hassan, ‚A Comparative Literature Survey of

Islamic Finance and Banking,‛ Journal of Financial Markets,Institutions

& Instruments 10, no. 4 (New York: University Salomon Center –

Blackwell Publishers, Nov 2001), 184-185.

MANUAL

Buku Pedoman Penyusunan Proposal Tesis/Disertasi. 2008. Penerbit : Sekolah

Pascasarjana UIN Sharif Hidayatullah Jakarta.

Buku Pedoman Penulisan Karya Ilmiah: Skripsi, Tesis, Disertasi, Artikel,

Makalah, dan Laporan Penelitian. Diterbitkan oleh Universitas

Muhammadiyah Malang (UMM), tahun 2005.

ANNUAL REVIEW

Obaidullah, Mohammed.. Model of Islamic Microfinance. IRTI & Islamic

Development Bank dalam Sanabel Fourth Annual Conference. 2008

International Finance Corporation (IFC). Overview of the Financial Market in Aceh., World Bank Group. 2008

Biro Pusat Statistik (BPS). Berita Resmi Statistik No. 43/07/Th. XII, 1 Juli 2009

Page 179: maqos}idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Structural Equation Model (SEM) serta dihitung dengan alat bantu komputer (software) LISREL 8.7. Diperoleh kesimpulan

UNDANG – UNDANG

Undang-Undang No. 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro Kecil dan Menengah

(UMKM). Pasal 1.

SITUS INTERNET

www.wikipedia.org

www.wikipedia.org /wiki/model

www.ikhlasmedia.org

http://www.microfinance.com/#Indonesia

http://id.wikipedia.org/wiki/Garis_kemiskinan

http:/www.rully-shumanda.blogspot.com/revolusi-hijau-gagal-

mensejahterakan.html

www.wikipedia.org/dimensi

http://mpra.ub.uni-muenchen.de/13746

www.gunadarma.ac.id/.../Pesat+Ekonomi+Full+Paper.pdf 20.17 WIB

Page 180: maqos}idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Structural Equation Model (SEM) serta dihitung dengan alat bantu komputer (software) LISREL 8.7. Diperoleh kesimpulan

GLOSSARY

Aqad: (عقد) ; àqd

Contract; Akad. Secara bahasa berarti ikatan (ar-ribthu), perikatan,

perjanjian dan permufakatan (al-ittifaq); Dalam fiqh didefinisikan dengan

irtibahu ijabin bi qabulin àla wajhin masyruin’ yatsbutu atsaruhu fi

mahallihi, yakni pertalian ijab (pertanyaan melakukan ikatan) dan Kabul

(pertanyaan penerimaan ikatan) sesuai dengan kehendak syariat yang

berpengaruh pada objek perikatan.

‘Ariyah : (عرية) ; àriyah

Pinjaman; meminjamkan suatu barang dari seseorang kepada orang lain

secara cuma-cuma. Para fuqaha’ mendefisikan ‘ariyah sebagai

‚pembolehan oleh pemilik akan miliknya untuk dimanfaatkan oleh orang

lain dengan tanpa ganti (imbalan). Ariya juga berarti pinjaman yang

digunakan tanpa biaya, meminjamkan suatu asset diantara kedua belah

pihak dengan persetujuan tidak ada biaya yang dikenakan.

Ah}lak : (أخالق) ; disposisi perilaku, kepribadian, moral dari seseorang.

Akhlak memiliki kedudukan yang sejajar dengan syariah, dan aqidah.

Sehingga manakala seseorang yang mengaku dirinya muslim (orang

Islam), maka perilaku, kepribadian dan tuntunan moralnya juga islami,

artinya sesuai dengan ajaran-ajaran Islam dan tata cara kehidupannya

meneladani Rasulullah Muhammad SAW, sosok representasi yang

komprehensif dalam agama Islam.

Adl : (عدل) adalah keadilan

Distributive justice ; Adil adalah salah satu prinsip dalam kegiatan

ekonomi Islam. Distribusi dalam ekonomi Islam berdasarkan pada dua

nilai manusiawi yang sangat mendasar yaitu : nilai kebebasan dan nilai

keadilan.

(i) Kebebasan

Islam tidak menginginkan sistim ekonomi otoriter yang membelenggu

leher dan menentukan penghasilan karena 2 hal yaitu

- Keimanan kepada Allah dan

- Keyakinannya kepada manusia.

Keimanan kepada Allah, membuat manusia bebas dari penghambaan,

pengagungan atau ketakutan kepada pimpinan atau lainnya yang

dibesarkan, yang dikenal dengan istilah Thoghut. Percaya kepada

manusia, maksudnya percaya kepada fitrahnya, kesempurnaannya , dan

mempercayai kemuliaan dan kemampuannya yang membuatnya

berhak untuk menjadi khalifah di bumi Allah. Islam mengakui hak milik

pribadi , untuk memenuhi dorongan fitrah manusia yaitu kecintaan untuk

memiliki rasa kebebasan pada manusia adalah termasuk faktor

Page 181: maqos}idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Structural Equation Model (SEM) serta dihitung dengan alat bantu komputer (software) LISREL 8.7. Diperoleh kesimpulan

kebahagiaan pertama. Berbagai kebebasan manusia adalah suatu kesatuan

yang tidak dapat dipisahkan karena saling terkait dan berpengaruh. Orang

yang memiliki kebebasan ekonomi, akan mengendalikan arah politik.

Selanjutnya setiap individu memiliki kebebasan kepribadian manusia

dengan adanya kebebasan membolehkan kepemilikan pribadi . Diantara

buah kebebasan adalah: perbedaan penghasilan

(ii) Nilai Keadilan

Islam menganut prinsip keadilan , termasuk prinsip keadilan ; Perbedaan

pendapatan, pemerataan kesempatan , memenuhi hak para pekerja.

Keadilan berarti juga membedakan manusia sesuai dengan keahlian dan

kerja keras. Dalam surat az-zumar ayat 9 : ‚ Adakah sama orang-orang

yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui‛

Bank : (بنـك) ; bank

Bank; badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk

simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit

dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup

rakyat banyak.

Dhaman : (ضمان) ; dhomán

Jaminan utang, atau dalam hal lain menghadirkan seseorang atau barang

ke tempat tertentu untuk diminta pertanggungjawabannya, atau sebagai

barang jaminan.

Dinar : (دينار) ; dínár

Mata uang emas, dengan berat 71 ½ sy’ir atau kurang lebih 4,68 gram.

Rasulullah dan para sahabat menggunakan dinar dan dirham disamping sebagai

alat tukar juga dijadikan sebagai standar ukuran hukum-hukum syar’i, seperti

kadar zakat dan ukuran pencurian. Pada masa kenabian, uang dinar dan dirham

digunakan sebagai alat transaksi perdagangan oleh masyarakat arab. Masyarakat

Arab Quraish memiliki tradisi melakukan perjalanan dagang dua kali dalam

setahun, yaitu pada musim panas ke negeri Syam (Syria sekarang) dan pada

musim dingin ke negeri Yaman.(Hasan, 2005: 31). Hal ini dijelaskan dalam Al-

Quran surat Al-Quraisy ayat 1-4 :

"Karena kebiasaan orang-orang Quraish, (yaitu) kebiasaan mereka bepergian pada musim dingin dan musim panas. Maka hendaklah mereka menyambahTuhan pemilik rumah ini (Ka'bah). Yang telah memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar dan mengamankan dari ketakutan" (QS Al-Quraisy:1-4)

Dirham : (درهام) ; dirhàm

Mata uang perak, dengan berat 2,295 gram. Dinar dan Dirham

dibedakan menurut beratnya. Mata uang Dinar mengandung emas 22

karat dan terdiri dari pecahan setengah Dinar dan sepertiga Dinar.

Pecahan yang lebih kecil didapat dengan memotong uang, Iman Ali

r.a misalnya pernah membeli daging dengan memotong 2 karat dari

Dinar (HR. Abu Daud). Dirham terdiri dari beberapa pecahan nash (20

Dirham), nawat (5 Dirham), dan sha’ira (1/60 Dirham).

Page 182: maqos}idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Structural Equation Model (SEM) serta dihitung dengan alat bantu komputer (software) LISREL 8.7. Diperoleh kesimpulan

Dewan Syariah Nasional (DSN) : ( مجمس الشرعي الوطني ) ; majlisu syar'i al-wathanì

singkatan pendek dari Dewan Syariah Nasional adalah Dewan yang

dibentuk oleh Majlis Ulama Indonesia (MUI) yang bertugas dan

memiliki wewenang untuk menetapkan fatwa tentang produk dan jasa

dalam kegiatan usaha bank syariah.

Fatwa : (فتوى) ; fatwà

Penjelasan tentang hukum Islam yang diberikan oleh seorang faqih

atau lembaga fatwa kepada umat, yang muncul baik karena adanya

pertanyaan maupun tidak. Di Indonesia Fatwa keagamaan (Islam)

dikeluarkan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI).

Fiqh Muamalah : (فقه المعاممة) ; fiqhul mu’ámalah

Fiqh yang berkaitan dengan aktifitas perbuatan manusia dalam melakukan

interaksi dengan sesamanya, termasuk di dalamnya masalah ekonomi.

Fuqara' : (فقراء) ; fuqara’

adalah orang-orang yang belum memiliki usaha atau pekerjaan tetap

untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

Hawala : (حوالة) ; hawàlah atau dalam istilah lain hiwalah

adalah transfer hutang atau kewajiban dari seorang debitur kepada

orang lain

Ijarah : (إجارة) ; ijárah

Sewa-menyewa; Akad pemindahan hak guna (manfaat) atas suatu

barang atau jasa dalam waktu tertentu melalui pembayaran sewa atau

upah, tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan barang itu

sendiri.

Ijarah Muntahiya Bittamlik : (إجارة منتهي بالتمميك) ; ijárah muntahiya bit tamlík

IMBT; sewa yang diakhiri dengan pemindahan pemilikan barang;

sejenis perpaduan antara kontrak jual-beli dan sewa atau lebih

tepatnya akad sewa yang diakhiri dengan kepemilikan barang di

tangan si penyewa.

Infaq : (إنفاق) ; infáq

Sedekah, nafkah; pemberian harta (selain zakat wajib) untuk kebaikan.

Infaq menjadi salah satu pintu masuk cara pendistribusian kekayaan dalam

ajaran Islam.

Itsar : (إيثار) ; ìtsàr

adalah mementingkan orang lain atas diri sendiri. Sifat ini mendorong

untuk berinfak kepada orang lain dengan mengesampingkan

kemanfaatan pribadi yang segera dapat dimanfaatkan.

Jizyah : (جزية) ; jizyah

Tax ; Pajak yang dibayar oleh kalangan non muslim sebagai

kompensasi atas sosial ekonomi, layanan kesejahteraan, serta jaminan

keamanan. Istilah jizyah berasal dari kata Jaza’ yang berarti

Page 183: maqos}idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Structural Equation Model (SEM) serta dihitung dengan alat bantu komputer (software) LISREL 8.7. Diperoleh kesimpulan

kompensasi. Dalam terminologi keuangan Islam, istilah tersebut

digunakan untuk beban yang diambil dari penduduk non muslim (ahl al-dzimmah) yang ada dinegara Islam sebagai biaya perlindungan

yang diberikan kepada mereka atas kehidupan dan kekayaan serta

kebebasan untuk menjalankan agama mereka. Disamping itu, mereka

dibebaskan pula dari kewajiban militer dan diberi keamanan sosial.

Keuangan Mikro Islam ( اإلسالمي للمالية املصغر ) Jasa keuangan yang melayani orang-orang yang berpendapatan rendah

Kafalah : (كفالـة) ; kafálah

Jaminan; akad penjaminan yang diberikan oleh penanggung (kafiil)

kepada pihak ketiga untuk memenuhi kewajiban pihak kedua atau yang

ditanggung (makful ‘anhu, ashil); mengalihkan tanggung jawab

seseorang yang dijamin dengan berpegang pada tanggung jawab orang

lain sebagai penjamin.

Miskin : (مسـاكين ); masàkin

Orang-orang miskin; orang yang tidak cukup penghidupannya dan

dalam keadaan kekurangan; termasuk salah satu golongan yang berhak

menerima zakat (mustahiq zakat).

Mudharabah : (مضاربة) ; Mudhárabah

Usaha yang berisiko (risky business); akad kerjasama usaha antara

pihak pemilik dana (shahib al-mal) dengan pihak pengelola dana

(mudharib) dimana keuntungan dibagi sesuai nisbah yang disepakati,

sedangkan kerugian ditanggung pemilik dana (modal). Aplikasi dalam

perbankan dari sisi penghimpunan dana berbentuk tabungan dan

deposito berjangka, sedangkan dari sisi pembiayaan berbentuk

pembiayaan modal kerja dan investasi. Istilah lain dari mudharabah

adalah muqaradhah dan qiradh.

Musaqah : (مساقة) ; musáqah

Akad kerja sama dalam pengolahan pertanian antara pemilik lahan dan

penggarap, dimana pemilih lahan memberikan lahan pertanian kepada

si penggarap untuk ditanami dan dipelihara dengan imbalan tertentu

berdasarkan nisbah yang disepakati dari hasil panen yang benihnya

berasal dari pemilih lahan; Aplikasi dalam lembaga keuangan syariah,

musaqah merupakan produk khusus yang dikembangkan di sektor

pertanian atau agribisnis dimana di penggarap hanya bertanggung

jawab atas penyiraman dan pemeliharaan.

Murabahah : (مرابحة) ; murábahah

Mengambil keuntungan yang disepakati. perjanjian antara penanam

dana dan pengelola dana untuk melakukan kegiatan usaha guna

memperoleh keuntungan, dan keuntungan tersebut akan dibagikan

kepada kedua belah pihak berdasarkan nisbah yang telah disepakati

Musharakah –al: (مشاركة) ; mushàrakah

Page 184: maqos}idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Structural Equation Model (SEM) serta dihitung dengan alat bantu komputer (software) LISREL 8.7. Diperoleh kesimpulan

Kerjasama adalah perjanjian kerjasama antara dua pihak atau lebih ,

dimana pemilik modal membiayai suatu usaha sesuai dengan

persetujuan dan nisbah yang disepakati

Pembiayaan : ( تمويل ) tamwìl

adalah penyediaan dana dan atau tagihan berdsarkan akad

mudharabah dan atau musyarakah dan atau pembiayaan lainnya

berdsasarkan prinsip bagi hasil.

Prinsip Sh}ariah : ( مبادئ الشريعة ) ; mabàdiu syari'ah

dalam pengertian ekonomi Islam adalah aturan perjanjian berdasarkan

hukum Islam antara bank dan pihak lain untuk penyimpanan dana dan

atau pembiyaan kegiatan usaha, atau kegiatan lainnya yang

dinyatakan sesuai dengan syariah.

Profit and Loss Sharing (PLS) : ( توزيع األرباح والخسائر ) ; tauzìul arbàh wal khasàir

Profit Sharing, bagi laba adalah bagi hasil yang dihitung dari

pendapatan pengelolaan mudharabah setelah dikurangi biaya yang

berkaitan langsung dengan pengelolaan dana mudharabah.

Qard al-Hasan : قرض الحسن : qardhul hasan

Pinjaman kebajikan; suatu akad pinjam meminjam dengan ketentuan

pihak yang menerima pinjaman tidak wajib mengembalikan dana

apabila terjadi force major.

Rahn : (رهن) ; rahn

Gadai; penyerahan barang sebagai jaminan untuk mendapatkan

hutang

Riba : (ربا) ; ribá

Tambahan, pengambilan tambahan dari harta pokok (modal) secara

bathil. Tambahan (ziyadah), tumbuh dan berkembang (usury); Riba

ada 3 macam, yaitu riba fadl, riba nasi’ah dan riba jahiliy.

Salah satu prinsip syariah utama dalam system ekonomi Islam adalah

pelarangan riba (prohibition of riba). Allah SWT dalam Al Qur’an

menyebutkan hingga empat kali mengenai pelarangan ini, bahkan

beberapa hadits Rasulullah SAW memperkuat pelarangan, dengan

tidak hanya terfokus pada pemungut riba tapi juga saksi, penulis dan

siapapun yang mendukung sebuah transaksi riba terjadi.

Shadaqah : (صدقة) ; shadaqah

Pemberian sesuatu dari seseorang kepada orang lain karena ingin

mendapatkan pahala. Pemberian sesuatu dari seseorang kepada orang

lain karena ingin mendapatkan pahala. Shadaqah berasal dari kata

shadaqa, yang berarti benar. Ia adalah pembenaran (pembuktian) dari

syahadat (keimanan) kepada Allah swt dan RasulNya, yang

diwujudkan dalam bentuk pengorbanan materi. Menurut istilah

agama pengertian shadaqah sama dengan pengertian infak, termasuk

di dalamnya hukum dan ketentuan-ketentuannya. Hanya saja, jika

Page 185: maqos}idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Structural Equation Model (SEM) serta dihitung dengan alat bantu komputer (software) LISREL 8.7. Diperoleh kesimpulan

infak berkaitan dengan materi, sedangkan shadaqah memiliki

pengertian yang lebih luas, menyangkut hal yang bersifat materi dan

non materi.

Wadi’ah : (وديعة) ; wadi’ah

Titipan (deposit); penempatan sesuatu di tempat yang bukan pemiliknya

untuk dipelihara. Ada dua definisi wadi’ah yang dikemukakan oleh ahli

fiqh. Pertama, ulama Madzhab Hanafi mendefinisikan wadi’ah dengan

‚mengikutsertakan orang lain dalam memelihara harta, baik dengan

ungkapan yang jelas, melalui isyarat‛. Kedua, ulama Madzhab Maliki,

Madzhab Syafi’I dan Madzhab Hanbali (jumhur ulama), mendefinisikan

wadi’ah dengan ‚Mewakilkan orang lain untuk memelihara harta

tertentu dengan cara tertentu‛. Wadi’ah dipraktekkan dibank syariah

sebagai titipan murni dengan seizing penitip boleh digunakan oleh bank.

Konsep wadi’ah yang dikembangkan bank syariah adalah wadi’ah yad

ad-dhamanah (titipan dengan resiko ganti rugi).

Zakat : (زكاة) ; zakáh

Suci, bersih dan tumbuh (zaka). Menurut istilah syara’ ialah

mengeluarkan sejumlah harta tertentu untuk diberikan kepada orang-

orang yang berhak menerimanya dengan syarat-syarat yang telah

ditentukan oleh syara’. Zakat merupakan salah satu rukun Islam yang

lima dan hukumnya adalah wajib.

Page 186: maqos}idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Structural Equation Model (SEM) serta dihitung dengan alat bantu komputer (software) LISREL 8.7. Diperoleh kesimpulan

170

Lampiran 1: Analisis Pengujian Kuesioner

Pengujian Instrumen Penelitian

Sebelum instrumen dipergunakan sebagai alat untuk mengambil data secara langsung

dari obyek penelitian, instrumen telah diuji validitas dan reliabilitasnya dengan menggunakan rumus

berikutnya ini :

Uji Validitas

2222

YYnXXn

YXXYnr

Keterangan :

r = Koefisien Korelasi

X = Jumlah Skor item pertanyaan

Y = Jumlah Skor total item pertanyaan

n = Jumlah Sampel

Menentukan thitung dengan rumus :

21

2

r

nrthitung

Kriteria Uji Tolak Ho, jika | thitung | ‹ t;(n-2)

Dalam instrumen peneltitian ini terdapat 20 pertanyaan yang akan diuji validitasnya, dimana

masing-masing variabel (X) memiliki lima pertanyaan, adapun rincian dari variabel beserta

indikator-indikator dan bentuk pernyaannya.

Ada dua puluh pertanyaan dalam kuisioner penelitian ini. Karena tingkat pengukuran

skala dari kuesioner penelitian ini adalah ordinal, maka agar dapat diolah lebih lanjut harus diubah

terlebih dahulu menjadi skala interval dengan menggunakan Method of Succesive Interval (MSI)

Langkah – langkah untuk melakukan transformasi data adalah sebagai berikut :

1. Berdasarkan hasil jawaban responden, untuk setiap pernyataan dihitung frekuensi

setiap pilihan jawaban

2. Berdasarkan frekuensi yang diperoleh untuk setiap pernyataan, hitung proporsi setiap

pilihan jawaban

3. Berdasarkan proporsi tersebut, untuk setiap pernyataan, hitung proporsi kumulatif

untuk setiap pilihan jawaban.

4. Untuk setiap pernyataan, tentukan nilai batas untuk Z pada pilihan jawaban

5. Hitung scale value (nilai interval rata-rata) untuk setiap pilihan jawaban melalui

persamaan berikut :

Kepadatan Batas Bawah - Kepadatan Batas Atas

Scale =

Daerah dibawah batas atas – Daerah dibawah batas bawah

Page 187: maqos}idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Structural Equation Model (SEM) serta dihitung dengan alat bantu komputer (software) LISREL 8.7. Diperoleh kesimpulan

171

6. Hitung score (nilai hasil transformasi) untuk setiap pilihan jawaban melalui

persamaan berikut :

Score = scale value + | scale valueminimum | + 1

Hasil pengolahan data dengan menggunakan sofware minitab ver.13 sebagaimana

terlampir (lampiran : 2) pada penelitian ini.

Sedangkan bentuk pertanyaannya sebagaimana terlampir (lampiran: 1) . Dengan menggunakan alat

bantu software minitab ver.13 diperoleh hasil sebagai berikut :

Berdasarkan hasil uji validitas di atas, maka semua pertanyaan adalah valid dan dapat

dijadikan sebagai instrumen penelitian.

Uji Reliabilitas

Rumus Spearman – Brown untuk Belah Dua :

2.1

2.1

1

)(2

r

rr xx

Keterangan :

xxr = Koefisien Reliabilitas Spearman – Brown.

r1.2 = Koefisien Korelasi antara Dua Belahan.

Menentukan thitung dengan rumus :

21

2

r

nrthitung

Kriteria Uji Tolak Ho, jika | thitung | > t;(n-2)

R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (S P L I T)

Reliability Coefficients

N of Cases = 90.0 N of Items = 20

Correlation between forms = .4375 Equal-length Spearman-Brown = .6087

Guttman Split-half = .6064 Unequal-length Spearman-Brown = .6087

10 Items in part 1 10 Items in part 2

Alpha for part 1 = .5444 Alpha for part 2 = .6550

TABEL

Untuk N = 18 dengan alpha 5% adalah sebesar 0,468

Hasil uji reliabilitas diperoleh hasil semua pertanyaan memiliki nilai di atas t-tabel sebesar

0,468, sedangkan t-hitung untuk 10 pertanyaan pertama memiliki t-hitung sebesar 0.5444, dan t-

hitung kedua memiliki nilai, 0,6550. Dengan demikian seluruh pertanyaan dalam instrumen

penelitian tersebut memiliki keandalan (dapat dipercaya) sebagai alat pengumpul data serta mampu

mengungkap informasi yang sebenarnya di lapangan.1

1 Lihat Tumpal dan Sugiarto, Lisrel. Penerbit Graha Ilmu, Yogyakarta, 2006. 71

Page 188: maqos}idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Structural Equation Model (SEM) serta dihitung dengan alat bantu komputer (software) LISREL 8.7. Diperoleh kesimpulan

172

Lampiran 2 : Analisis Portofolio Kepatuhan

Teknik Analisis Portofolio Kepatuhan

Penilaian dengan menggunakan analisis portofolio, yaitu penilaian yang

diperoleh dari hasil perhitungan persepsional responden (kualitatif) dan hasil perhitungan

penilaian scoring (kuantitatif).

Rumus Umumnya adalah sebagai berikut :

2

Re 21 rerataXrataXyariahKepatuhansNilai

Dimana :

X1 adalah nilai hasil rata-rata variabel kepatuhan syariah (X2 dan X3)

X2 adalah nilai hasil rata-rata variabel kepatuhan keuangan mikro (X1 dan X4)

Sedangkan X dicari dengan teknik sebagai berikut :

Nama

LKMS

No.

NO PENILAI

SKOR KOMPONEN

Sasaran Tujuan Akad Jaminan

1 Nasabah (3 orang) Rerata Rerata Rerata Rerata

2 Karyawan (1 orang) Rerata Rerata Rerata Rerata

3 Dewan Pengawas

Syariah (1 orang)

Rerata Rerata Rerata Rerata

4 Pimpinan (1 org) Rerata Rerata Rerata Rerata

Rerata komponen Rerata Rerata Rerata Rerata

Rerata total seluruh

komponen

RERATA TOTAL

2

Berdasarkan hasil analisis data responden, diperoleh sebaran LKMS dalam titik-titik koordinat

antara garis x dan garis y atau (X,Y) ke-15 LKMS sampel menempati pada Kuadran portofolio

berikut ini :

Page 189: maqos}idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Structural Equation Model (SEM) serta dihitung dengan alat bantu komputer (software) LISREL 8.7. Diperoleh kesimpulan

173

Resp 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 LKMS Resp 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

1 3 3 5 2 1 4 2 3 3 5 4 3 3 4 5 2 5 5 2 2 1 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 1 1 1 1 1 4 4 4 4 4

2 4 3 5 4 5 4 2 3 3 4 4 4 2 4 1 3 4 4 4 3 2 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 1 1 1 1 1 4 4 4 4 4

3 3 3 3 3 2 4 3 2 2 3 3 2 2 3 1 1 3 3 2 1 3 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 1 1 1 1 1 4 4 4 4 4

4 4 3 4 5 4 5 2 3 4 5 5 3 1 5 4 2 4 5 5 3 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 1 1 1 1 1 4 4 4 4 4

5 5 3 4 3 2 5 1 3 3 4 5 3 2 3 4 2 4 5 2 2 5 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 1 1 1 1 1 4 4 4 4 4

6 3 3 5 3 2 4 2 2 3 5 4 3 1 4 5 2 5 5 2 2 6 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 1 1 1 1 1 4 4 4 4 4

7 4 3 5 5 1 5 2 4 4 5 1 5 5 5 1 3 5 5 3 5 7 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4

8 4 3 4 3 3 4 2 3 3 5 5 4 4 4 4 3 3 5 4 3 8 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4

9 5 4 5 5 1 5 2 3 4 5 3 4 5 2 2 3 3 5 4 3 9 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4

10 3 4 3 3 4 5 3 4 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 10 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4

11 3 3 3 4 2 4 2 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 4 4 3 11 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4

12 4 3 3 3 1 4 1 3 4 5 1 5 5 3 4 3 4 4 3 3 12 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4

13 3 3 4 4 3 5 3 3 5 5 5 5 3 5 5 3 5 5 4 3 13 5 5 5 5 5 3 3 3 3 3 1 1 1 1 1 4 4 4 4 4

14 2 3 4 2 1 5 2 2 3 5 5 4 2 5 5 3 5 5 5 3 14 5 5 5 5 5 3 3 3 3 3 1 1 1 1 1 4 4 4 4 4

15 3 4 5 4 1 5 1 2 3 5 5 5 3 5 5 4 5 5 5 4 15 5 5 5 5 5 3 3 3 3 3 1 1 1 1 1 4 4 4 4 4

16 1 3 4 2 3 3 2 1 4 5 5 3 3 4 5 3 4 5 1 1 16 5 5 5 5 5 3 3 3 3 3 1 1 1 1 1 4 4 4 4 4

17 2 5 5 3 3 4 2 2 3 4 4 5 3 3 5 3 4 4 5 3 17 5 5 5 5 5 3 3 3 3 3 1 1 1 1 1 4 4 4 4 4

18 3 4 4 3 3 5 3 3 4 5 4 4 2 4 1 1 4 5 3 1 18 5 5 5 5 5 3 3 3 3 3 1 1 1 1 1 4 4 4 4 4

19 4 4 3 3 2 4 3 3 3 4 4 3 2 4 4 4 3 4 4 3 19 5 5 5 5 5 1 1 1 1 1 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4

20 3 3 5 3 3 4 2 2 3 4 5 5 3 3 5 5 5 5 3 3 20 5 5 5 5 5 1 1 1 1 1 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4

21 3 3 4 2 2 4 3 3 3 4 3 4 3 3 2 3 4 4 4 3 21 5 5 5 5 5 1 1 1 1 1 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4

22 4 3 4 2 2 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 22 5 5 5 5 5 1 1 1 1 1 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4

23 4 3 4 4 3 4 3 3 4 5 3 5 4 4 4 3 5 3 3 2 23 5 5 5 5 5 1 1 1 1 1 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4

24 3 3 3 3 4 4 1 3 3 5 4 4 3 3 5 4 4 3 4 3 24 5 5 5 5 5 1 1 1 1 1 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4

25 3 5 5 1 1 5 2 4 5 5 5 5 5 5 4 2 3 5 2 2 25 5 5 5 5 5 1 1 1 1 1 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4

26 3 5 5 1 1 5 2 4 5 5 5 5 5 5 4 2 3 5 2 2 26 5 5 5 5 5 1 1 1 1 1 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4

27 3 5 5 1 1 5 2 4 5 5 5 5 5 5 4 2 3 5 2 2 27 5 5 5 5 5 1 1 1 1 1 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4

28 3 5 5 1 1 5 2 4 4 5 5 5 5 5 4 2 3 5 2 2 28 5 5 5 5 5 1 1 1 1 1 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4

29 3 5 5 1 1 5 2 4 4 5 5 5 5 5 4 2 3 5 2 2 29 5 5 5 5 5 1 1 1 1 1 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4

30 3 5 5 1 1 5 2 4 4 5 5 5 5 5 4 2 3 5 2 2 30 5 5 5 5 5 1 1 1 1 1 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4

31 4 5 4 3 2 5 5 3 4 4 4 5 1 4 4 5 5 5 5 4 31 5 5 5 5 5 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 5 5 5 5 5

32 4 4 3 3 2 5 4 5 5 5 4 5 1 4 4 2 5 5 5 5 32 5 5 5 5 5 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 5 5 5 5 5

33 5 4 3 3 3 4 4 5 5 5 3 4 1 3 4 2 5 5 5 5 33 5 5 5 5 5 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 5 5 5 5 5

34 4 4 3 3 2 5 4 4 4 5 4 5 1 3 5 3 5 5 5 4 34 5 5 5 5 5 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 5 5 5 5 5

35 4 5 3 3 1 4 5 5 5 5 5 5 1 5 4 3 5 5 5 4 35 5 5 5 5 5 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 5 5 5 5 5

36 4 4 5 3 1 4 5 5 5 5 5 5 1 4 4 4 3 4 4 4 36 5 5 5 5 5 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 5 5 5 5 5

37 4 2 4 2 3 5 3 3 3 5 5 5 2 5 5 2 5 5 4 2 37 5 5 5 5 5 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 5 5 5 5 5

38 3 3 3 2 2 4 3 3 3 3 3 4 2 4 4 3 4 4 4 3 38 5 5 5 5 5 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 5 5 5 5 5

39 3 2 4 2 3 4 3 3 3 4 4 4 2 4 4 2 4 4 5 2 39 5 5 5 5 5 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 5 5 5 5 5

40 3 2 3 2 3 4 3 3 3 3 4 4 2 4 5 2 5 5 5 2 40 5 5 5 5 5 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 5 5 5 5 5

41 3 2 4 2 2 4 3 3 3 4 4 4 2 4 5 2 4 4 5 2 41 5 5 5 5 5 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 5 5 5 5 5

42 4 3 4 2 3 4 3 3 3 4 4 5 3 5 5 3 5 5 5 2 42 5 5 5 5 5 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 5 5 5 5 5

43 4 2 3 3 2 4 2 3 4 5 5 5 1 5 5 5 5 5 4 3 43 4 4 4 4 4 1 1 1 1 1 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4

44 3 4 5 3 3 5 1 3 3 5 5 5 1 4 5 5 5 5 5 1 44 4 4 4 4 4 1 1 1 1 1 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4

45 4 3 3 4 3 4 2 3 4 5 4 4 4 4 4 3 4 5 4 3 45 4 4 4 4 4 1 1 1 1 1 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4

46 4 3 3 3 4 4 3 2 3 3 3 2 1 3 5 5 5 4 5 3 46 4 4 4 4 4 1 1 1 1 1 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4

47 4 3 3 4 2 4 3 3 4 4 5 2 1 4 5 5 5 5 4 3 47 4 4 4 4 4 1 1 1 1 1 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4

48 4 3 3 4 2 4 3 3 4 4 5 2 1 4 5 5 5 5 4 3 48 4 4 4 4 4 1 1 1 1 1 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4

Y2 Y3 Y4X1 X2 X3 X4 Y1

KEPATUHAN KINERJA LEMBAGA

1

2

3

4

5

6

7

8

Page 190: maqos}idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Structural Equation Model (SEM) serta dihitung dengan alat bantu komputer (software) LISREL 8.7. Diperoleh kesimpulan

174

Hasil Rata – Rata Terakhir adalah :

Data di atas diperoleh dari hasil perhitungan seperti di bawah ini :

49 3 3 4 3 3 4 5 3 3 5 5 4 1 5 5 1 4 5 1 1 49 4 4 4 4 4 1 1 1 1 1 3 3 3 3 3 5 5 5 5 5

50 3 4 5 3 4 4 5 4 3 5 5 5 2 5 5 3 5 4 5 1 50 4 4 4 4 4 1 1 1 1 1 3 3 3 3 3 5 5 5 5 5

51 3 4 5 3 4 4 5 3 3 4 4 5 3 4 4 3 4 5 3 2 51 4 4 4 4 4 1 1 1 1 1 3 3 3 3 3 5 5 5 5 5

52 3 4 3 3 2 4 3 3 3 4 4 3 3 4 1 3 4 4 3 1 52 4 4 4 4 4 1 1 1 1 1 3 3 3 3 3 5 5 5 5 5

53 3 4 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 2 4 4 3 2 53 4 4 4 4 4 1 1 1 1 1 3 3 3 3 3 5 5 5 5 5

54 2 3 4 3 2 5 3 2 3 4 4 3 3 4 3 3 4 4 3 2 54 4 4 4 4 4 1 1 1 1 1 3 3 3 3 3 5 5 5 5 5

55 4 4 5 4 1 5 5 2 2 4 5 5 1 4 5 3 4 4 5 2 55 4 4 4 4 4 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 5 5 5 5 5

56 5 3 3 3 2 4 4 3 2 5 5 4 3 5 4 3 5 4 5 2 56 4 4 4 4 4 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 5 5 5 5 5

57 5 4 4 3 1 5 4 3 3 5 5 4 3 5 5 2 5 4 4 3 57 4 4 4 4 4 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 5 5 5 5 5

58 5 4 5 3 2 3 4 3 2 4 4 3 3 4 5 3 5 5 3 2 58 4 4 4 4 4 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 5 5 5 5 5

59 5 3 5 3 3 4 4 3 3 5 5 3 3 5 4 3 4 4 5 2 59 4 4 4 4 4 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 5 5 5 5 5

60 4 3 4 2 2 4 4 2 2 4 4 4 3 5 4 2 5 4 4 4 60 4 4 4 4 4 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 5 5 5 5 5

61 3 3 5 2 3 4 2 2 1 4 4 4 1 4 1 1 3 4 3 1 61 5 5 5 5 5 3 3 3 3 3 1 1 1 1 1 4 4 4 4 4

62 3 3 3 3 5 4 2 2 2 3 3 3 2 4 4 3 4 3 3 2 62 5 5 5 5 5 3 3 3 3 3 1 1 1 1 1 4 4 4 4 4

63 3 4 3 3 5 5 3 3 5 4 3 1 1 3 1 1 3 4 5 4 63 5 5 5 5 5 3 3 3 3 3 1 1 1 1 1 4 4 4 4 4

64 3 4 5 2 1 5 2 5 1 4 4 4 1 4 1 1 3 4 3 4 64 5 5 5 5 5 3 3 3 3 3 1 1 1 1 1 4 4 4 4 4

65 3 4 4 2 1 5 2 3 3 4 4 4 1 4 4 2 3 4 3 3 65 5 5 5 5 5 3 3 3 3 3 1 1 1 1 1 4 4 4 4 4

66 4 5 4 4 4 5 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 66 5 5 5 5 5 3 3 3 3 3 1 1 1 1 1 4 4 4 4 4

67 3 3 2 3 3 5 3 3 3 3 2 4 3 3 1 3 3 4 3 2 67 5 5 5 5 5 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 5 5 5 5 5

68 3 3 4 2 2 4 1 1 2 4 2 1 2 3 1 1 4 4 3 1 68 5 5 5 5 5 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 5 5 5 5 5

69 2 3 5 2 3 5 2 3 3 4 5 4 3 5 5 4 5 5 4 2 69 5 5 5 5 5 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 5 5 5 5 5

70 2 2 5 2 4 4 3 3 3 5 5 4 3 5 5 2 4 5 5 4 70 5 5 5 5 5 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 5 5 5 5 5

71 2 2 4 2 3 4 3 2 3 4 4 3 3 4 4 3 3 4 4 2 71 5 5 5 5 5 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 5 5 5 5 5

72 2 3 4 2 2 4 2 2 3 4 4 2 2 5 4 3 4 4 4 3 72 5 5 5 5 5 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 5 5 5 5 5

73 2 2 5 3 5 5 2 3 4 5 4 4 3 4 4 3 5 4 5 3 73 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4

74 5 4 4 4 2 5 2 2 3 5 3 5 1 4 5 1 5 5 2 4 74 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4

75 4 5 4 4 5 5 3 4 4 5 4 5 2 4 2 5 5 5 5 3 75 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4

76 4 5 5 4 5 4 3 3 4 5 4 4 2 4 5 4 5 5 5 3 76 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4

77 2 4 4 4 4 4 3 3 3 4 3 4 1 2 1 1 4 5 3 3 77 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4

78 4 3 4 4 4 5 2 2 2 4 4 5 1 3 3 3 3 3 3 4 78 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4

79 2 4 4 2 4 5 2 2 3 4 3 5 2 3 4 3 5 4 3 3 79 5 5 5 5 5 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 4 4 4 4 4

80 2 3 4 3 3 5 3 4 4 5 4 5 3 5 5 4 5 5 4 4 80 5 5 5 5 5 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 4 4 4 4 4

81 2 4 5 4 4 4 2 3 4 4 4 4 4 4 5 4 3 5 4 3 81 5 5 5 5 5 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 4 4 4 4 4

82 2 4 4 3 3 4 3 3 3 4 4 4 2 3 4 4 3 4 4 3 82 5 5 5 5 5 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 4 4 4 4 4

83 4 3 5 3 3 4 1 4 4 5 4 4 3 3 1 4 4 5 3 3 83 5 5 5 5 5 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 4 4 4 4 4

84 4 4 3 3 2 4 4 4 5 4 5 4 4 5 5 5 3 5 5 5 84 5 5 5 5 5 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 4 4 4 4 4

85 2 3 4 3 4 3 3 3 3 5 5 3 1 5 4 2 4 4 4 1 85 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4

86 2 4 5 3 4 3 3 3 3 5 5 4 1 5 4 1 4 5 5 2 86 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4

87 2 3 1 2 3 2 2 3 2 4 3 4 2 3 4 1 5 4 4 2 87 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4

88 2 3 4 2 3 2 2 3 2 4 3 4 2 3 4 1 5 4 4 2 88 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4

89 4 2 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 4 2 4 4 4 2 89 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4

90 2 3 4 2 2 4 2 2 3 4 3 5 3 4 5 3 5 4 4 2 90 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4

13

15

9

10

11

12

14

LKMS X Y

1 3,5 3,2

2 3,6 3,4

3 3,9 3,4

4 3,4 3,6

5 4,5 3,8

6 4,0 3,4

7 3,7 3,5

8 3,6 3,7

9 3,8 3,4

10 4,0 3,8

11 3,2 3,2

12 2,4 2,1

13 3,2 3,8

14 3,8 3,7

15 3,6 3,2

rata-2 3,6 3,4

mean 3,6 3,4

Page 191: maqos}idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Structural Equation Model (SEM) serta dihitung dengan alat bantu komputer (software) LISREL 8.7. Diperoleh kesimpulan

175

TOTAL JML

1 2 3 4 5 6 NILAI Responden

1 SASARAN PEMBIAYAAN 1 3 3 4 4 3 3 20,4 6 3,4

TUJUAN PEMBIAYAAN 2 3 3 4 3 3 5 21,6 6 3,6

JENIS PEMBIAYAAN 3 4 4 4 3 4 2 19,8 6 3,3

BENTUK JAMINAN 4 3 2 4 4 3 2 18,4 6 3,1

2 SASARAN PEMBIAYAAN 1 3 3 3 4 3 4 20,2 6 3,4

TUJUAN PEMBIAYAAN 2 3 3 4 4 3 4 21,8 6 3,6

JENIS PEMBIAYAAN 3 4 3 3 3 4 3 20,8 6 3,5

BENTUK JAMINAN 4 3 3 3 4 4 4 21 6 3,5

3 SASARAN PEMBIAYAAN 1 3 4 3 3 2 3 18,8 6 3,1

TUJUAN PEMBIAYAAN 2 4 3 3 4 4 5 22,4 6 3,7

JENIS PEMBIAYAAN 3 3 4 4 5 4 5 24,4 6 4,1

BENTUK JAMINAN 4 3 4 3 5 4 4 22 6 3,7

4 SASARAN PEMBIAYAAN 1 3 4 3 3 3 3 19,2 6 3,2

TUJUAN PEMBIAYAAN 2 3 4 4 3 3 3 20,4 6 3,4

JENIS PEMBIAYAAN 3 3 4 4 3 4 3 20,6 6 3,4

BENTUK JAMINAN 4 3 3 4 4 4 4 20,6 6 3,4

5 SASARAN PEMBIAYAAN 1 3 3 3 3 3 15 5 3,0

TUJUAN PEMBIAYAAN 2 4 4 4 4 4 21 5 4,2

JENIS PEMBIAYAAN 3 5 5 5 5 5 24 5 4,8

BENTUK JAMINAN 4 3 3 3 3 3 14 5 2,8

6 SASARAN PEMBIAYAAN 1 3 3 3 4 3 4 20,2 6 3,4

TUJUAN PEMBIAYAAN 2 5 4 4 5 4 4 26,6 6 4,4

JENIS PEMBIAYAAN 3 4 4 4 3 4 4 21,8 6 3,6

BENTUK JAMINAN 4 4 4 4 4 4 5 26 6 4,3

7 SASARAN PEMBIAYAAN 1 3 3 3 3 3 3 16,8 6 2,8

TUJUAN PEMBIAYAAN 2 3 3 3 3 3 4 20,4 6 3,4

JENIS PEMBIAYAAN 3 4 4 4 4 3 4 23,4 6 3,9

BENTUK JAMINAN 4 4 3 4 3 3 4 21,2 6 3,5

8 SASARAN PEMBIAYAAN 1 3 3 3 3 4 3 19,6 6 3,3

TUJUAN PEMBIAYAAN 2 4 4 3 4 3 4 21,4 6 3,6

JENIS PEMBIAYAAN 3 3 3 3 4 4 4 21,8 6 3,6

BENTUK JAMINAN 4 4 4 4 4 4 4 25,4 6 4,2

9 SASARAN PEMBIAYAAN 1 3 3 4 4 3 17,2 5 3,4

TUJUAN PEMBIAYAAN 2 3 3 4 4 4 18,8 5 3,8

JENIS PEMBIAYAAN 3 3 3 4 4 4 18,8 5 3,8

BENTUK JAMINAN 4 3 3 3 4 4 17 5 3,4

10 SASARAN PEMBIAYAAN 1 4 3 4 4 3 17,8 5 3,6

TUJUAN PEMBIAYAAN 2 4 4 3 4 4 18,6 5 3,7

JENIS PEMBIAYAAN 3 4 4 4 4 4 21,2 5 4,2

BENTUK JAMINAN 4 4 4 4 4 4 19,8 5 4,0

11 SASARAN PEMBIAYAAN 1 3 4 3 3 3 4 20,4 6 3,4

TUJUAN PEMBIAYAAN 2 3 4 3 3 3 4 20,8 6 3,5

JENIS PEMBIAYAAN 3 3 2 3 3 3 4 17,8 6 3,0

BENTUK JAMINAN 4 3 3 3 3 3 4 18,2 6 3,0

12 SASARAN PEMBIAYAAN 1 3 3 3 3 11,8 6 2,0

TUJUAN PEMBIAYAAN 2 3 3 4 4 13,8 6 2,3

JENIS PEMBIAYAAN 3 3 2 5 5 14,4 6 2,4

BENTUK JAMINAN 4 3 3 4 4 13,8 6 2,3

13 SASARAN PEMBIAYAAN 1 4 5 3 4 4 5 24 6 4,0

TUJUAN PEMBIAYAAN 2 3 4 3 3 3 4 19,8 6 3,3

JENIS PEMBIAYAAN 3 3 3 3 3 2 4 18 6 3,0

BENTUK JAMINAN 4 4 4 3 4 2 5 21,8 6 3,6

14 SASARAN PEMBIAYAAN 1 4 4 3 4 3 3 21 6 3,5

TUJUAN PEMBIAYAAN 2 4 4 3 3 4 5 22,6 6 3,8

JENIS PEMBIAYAAN 3 4 4 3 3 3 5 22,4 6 3,7

BENTUK JAMINAN 4 4 4 3 4 4 5 23,8 6 4,0

15 SASARAN PEMBIAYAAN 1 3 4 4 3 13,8 4 3,5

TUJUAN PEMBIAYAAN 2 3 4 4 3 14 4 3,5

JENIS PEMBIAYAAN 3 3 4 4 4 14,6 4 3,7

BENTUK JAMINAN 4 2 3 3 3 11,4 4 2,9

RATA-RATA

RESPONDEN

NO. VARIABEL CODE

Page 192: maqos}idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Structural Equation Model (SEM) serta dihitung dengan alat bantu komputer (software) LISREL 8.7. Diperoleh kesimpulan

176

Gambar : Sebaran LKMS dalam Kuadran portofolio kepatuhan

0,0

0,5

1,0

1,5

2,0

2,5

3,0

3,5

4,0

4,5

0,0 1,0 2,0 3,0 4,0 5,0

Ke

pat

uh

an p

ada

Pri

nsi

p K

eu

a M

ikro

Kepatuhan pada Prinsip Syariah

Y

Linear (Y)

LKMS-1

LKMS-2

LKMS-3

LKMS-4 LKMS-5

LKMS-6

LKMS-7

LKMS-8

LKMS-9

LKMS-10LKMS-11

LKMS-12

LKMS-13

LKMS-14

LKMS-15

150,00

250,00

350,00

300,00 360,00 420,00

Page 193: maqos}idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Structural Equation Model (SEM) serta dihitung dengan alat bantu komputer (software) LISREL 8.7. Diperoleh kesimpulan

177

Lampiran 3 : Uji Validitas Kuisioner

Hasil Penilaian validitas Kuisioner

Pertanyaan No. nilai t t-tabel Hasil

1 0,38091 0,207 valid

2 0,38178 0,207 valid

3 0,30032 0,207 valid

4 0,27974 0,207 valid

5 -0,0534 0,207 valid

6 0,38714 0,207 valid

7 0,30234 0,207 valid

8 0,52447 0,207 valid

9 0,61715 0,207 valid

10 0,58348 0,207 valid

11 0,49411 0,207 valid

12 0,56037 0,207 valid

13 0,11217 0,207 valid

14 0,47137 0,207 valid

15 0,42259 0,207 valid

16 0,46762 0,207 valid

17 0,33469 0,207 valid

18 0,56663 0,207 valid

19 0,39264 0,207 valid

20 0.45809 0,207 valid

Sumber : Data Primer

Page 194: maqos}idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Structural Equation Model (SEM) serta dihitung dengan alat bantu komputer (software) LISREL 8.7. Diperoleh kesimpulan

178

LAMPIRAN 4 : hasil ouptut Analisis LISREL

DATE: 09/20/2010 TIME: 09:54

P R E L I S 2.70

BY

Karl G. Jöreskog & Dag Sörbom

This program is published exclusively by Scientific Software International, Inc. 7383 N. Lincoln Avenue, Suite 100 Lincolnwood, IL 60712, U.S.A. Phone: (800)247-6113, (847)675-0720, Fax: (847)675-2140 Copyright by Scientific Software International, Inc., 1981-2004 Use of this program is subject to the terms specified in the Universal Copyright Convention. Website: www.ssicentral.com

The following lines were read from file D:\DATA.PR2:

!PRELIS SYNTAX: Can be edited SY='D:\DATA.PSF' RG 5 ON 1 2 3 4 OU MA=CM XT XM

Total Sample Size = 15

Univariate Marginal Parameters

Variable Mean St. Dev. Thresholds -------- ---- -------- ---------- X1 0.000 1.000 -1.111 1.501 X2 0.000 1.000 1.111 X3 0.000 1.000 -1.501 1.111 X4 0.000 1.000 -1.111 1.111 Y1 0.000 1.000 -0.623 Y2 0.000 1.000 -0.623 -0.431 0.623 1.111 Y3 0.000 1.000 -0.623 -0.253 1.111 Y4 0.000 1.000 0.431

Univariate Distributions for Ordinal Variables

X1 Frequency Percentage Bar Chart 2 2 13.3 •• 3 12 80.0 •••••••••••• 4 1 6.7 •

X2 Frequency Percentage Bar Chart 3 13 86.7 ••••••••••••• 4 2 13.3 ••

Page 195: maqos}idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Structural Equation Model (SEM) serta dihitung dengan alat bantu komputer (software) LISREL 8.7. Diperoleh kesimpulan

179

X3 Frequency Percentage Bar Chart 2 1 6.7 • 3 12 80.0 •••••••••••• 4 2 13.3 ••

X4 Frequency Percentage Bar Chart 2 2 13.3 •• 3 11 73.3 ••••••••••• 4 2 13.3 ••

Y1 Frequency Percentage Bar Chart 4 4 26.7 •••• 5 11 73.3 •••••••••••

Y2 Frequency Percentage Bar Chart 1 4 26.7 •••• 2 1 6.7 • 3 6 40.0 •••••• 4 2 13.3 •• 5 2 13.3 ••

Y3 Frequency Percentage Bar Chart 1 4 26.7 •••• 2 2 13.3 •• 3 7 46.7 ••••••• 5 2 13.3 ••

Y4 Frequency Percentage Bar Chart 4 10 66.7 •••••••••• 5 5 33.3 •••••

There are 15 distinct response patterns, see FREQ-file. The 15 most common patterns are : 1 3 3 3 2 5 4 3 4 1 3 3 3 3 5 1 2 4 1 4 3 3 3 5 5 5 4 1 2 3 3 3 5 3 3 5 1 3 3 2 3 5 3 1 4 1 3 3 4 3 4 2 3 5 1 3 3 3 3 4 1 3 5 1 3 3 3 4 4 1 3 4 1 2 3 3 3 5 3 2 5 1 3 4 3 4 5 3 3 5 1 3 4 4 2 5 3 1 4 1 3 3 3 3 5 1 5 4 1 3 3 3 3 5 3 1 4 1 3 3 3 3 5 4 3 4 1 3 3 3 3 4 5 1 4

Estimated Equations

Y1 = 0.0 - 0.571*X1 + 3.984*X2 - 4.297*X3 - 2.439*X4 (0.742) 0.0

+ Error, R² = 6.897

Page 196: maqos}idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Structural Equation Model (SEM) serta dihitung dengan alat bantu komputer (software) LISREL 8.7. Diperoleh kesimpulan

180

Error Variance = -5.897

Covariance Matrix

X1 X2 X3 X4 Y1 Y2 -------- -------- -------- -------- -------- -------- X1 1.000 X2 0.140 1.000 X3 0.038 0.695 1.000 X4 0.000 0.000 -0.451 1.000 Y1 -0.173 0.916 -0.448 -0.502 1.000 Y2 0.347 0.071 -0.118 -0.383 0.294 1.000 Y3 0.402 -0.335 0.105 0.310 0.034 -0.149 Y4 -0.988 0.267 0.378 0.456 -0.351 -0.340

Covariance Matrix

Y3 Y4 -------- -------- Y3 1.000 Y4 0.237 1.000

Means

X1 X2 X3 X4 Y1 Y2 -------- -------- -------- -------- -------- -------- 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000

Means

Y3 Y4 -------- -------- 0.000 0.000

Standard Deviations

X1 X2 X3 X4 Y1 Y2 -------- -------- -------- -------- -------- -------- 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000

Standard Deviations

Y3 Y4 -------- -------- 1.000 1.000

The Problem used 11192 Bytes (= 0.0% of available workspace)

Page 197: maqos}idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Structural Equation Model (SEM) serta dihitung dengan alat bantu komputer (software) LISREL 8.7. Diperoleh kesimpulan

181

DATE: 09/20/2010 TIME: 09:59

P R E L I S 2.70

BY

Karl G. Jöreskog & Dag Sörbom

This program is published exclusively by Scientific Software International, Inc. 7383 N. Lincoln Avenue, Suite 100 Lincolnwood, IL 60712, U.S.A. Phone: (800)247-6113, (847)675-0720, Fax: (847)675-2140 Copyright by Scientific Software International, Inc., 1981-2004 Use of this program is subject to the terms specified in the Universal Copyright Convention. Website: www.ssicentral.com

The following lines were read from file D:\DATA.PR2:

!PRELIS SYNTAX: Can be edited SY='D:\DATA.PSF' RG 5 6 7 8 ON 1 2 3 4 OU MA=CM XT XM

Total Sample Size = 15

Univariate Marginal Parameters

Variable Mean St. Dev. Thresholds -------- ---- -------- ---------- X1 0.000 1.000 -1.111 1.501 X2 0.000 1.000 1.111 X3 0.000 1.000 -1.501 1.111 X4 0.000 1.000 -1.111 1.111 Y1 0.000 1.000 -0.623 Y2 0.000 1.000 -0.623 -0.431 0.623 1.111 Y3 0.000 1.000 -0.623 -0.253 1.111 Y4 0.000 1.000 0.431

Univariate Distributions for Ordinal Variables

Page 198: maqos}idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Structural Equation Model (SEM) serta dihitung dengan alat bantu komputer (software) LISREL 8.7. Diperoleh kesimpulan

182

X1 Frequency Percentage Bar Chart 2 2 13.3 •• 3 12 80.0 •••••••••••• 4 1 6.7 •

X2 Frequency Percentage Bar Chart 3 13 86.7 ••••••••••••• 4 2 13.3 ••

X3 Frequency Percentage Bar Chart 2 1 6.7 • 3 12 80.0 •••••••••••• 4 2 13.3 ••

X4 Frequency Percentage Bar Chart 2 2 13.3 •• 3 11 73.3 ••••••••••• 4 2 13.3 ••

Y1 Frequency Percentage Bar Chart 4 4 26.7 •••• 5 11 73.3 •••••••••••

Y2 Frequency Percentage Bar Chart 1 4 26.7 •••• 2 1 6.7 • 3 6 40.0 •••••• 4 2 13.3 •• 5 2 13.3 ••

Y3 Frequency Percentage Bar Chart 1 4 26.7 •••• 2 2 13.3 •• 3 7 46.7 ••••••• 5 2 13.3 ••

Y4 Frequency Percentage Bar Chart 4 10 66.7 •••••••••• 5 5 33.3 •••••

There are 15 distinct response patterns, see FREQ-file. The 15 most common patterns are : 1 3 3 3 2 5 4 3 4 1 3 3 3 3 5 1 2 4 1 4 3 3 3 5 5 5 4 1 2 3 3 3 5 3 3 5 1 3 3 2 3 5 3 1 4 1 3 3 4 3 4 2 3 5 1 3 3 3 3 4 1 3 5 1 3 3 3 4 4 1 3 4 1 2 3 3 3 5 3 2 5 1 3 4 3 4 5 3 3 5 1 3 4 4 2 5 3 1 4 1 3 3 3 3 5 1 5 4 1 3 3 3 3 5 3 1 4 1 3 3 3 3 5 4 3 4 1 3 3 3 3 4 5 1 4

Estimated Equations

Page 199: maqos}idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Structural Equation Model (SEM) serta dihitung dengan alat bantu komputer (software) LISREL 8.7. Diperoleh kesimpulan

183

Y1 = 0.0 - 0.571*X1 + 3.984*X2 - 4.297*X3 - 2.439*X4 (0.742) 0.0

+ Error, R² = 6.897

Error Variance = -5.897

Y2 = 0.0 + 0.281*X1 + 0.749*X2 - 1.032*X3 - 0.848*X4 (0.194) (0.204) (0.325) (0.361) (0.258) 0.0 1.376 2.306 -2.861 -3.282

+ Error, R² = 0.597

Error Variance = 0.403

Y3 = 0.0 + 0.557*X1 - 1.548*X2 + 1.632*X3 + 1.046*X4 (0.149) 0.0

+ Error, R² = 1.238

Error Variance = -0.238

Y4 = 0.0 - 0.980*X1 - 0.349*X2 + 1.084*X3 + 0.945*X4 (0.258) 0.0

+ Error, R² = 1.715

Error Variance = -0.715

Covariance Matrix

X1 X2 X3 X4 Y1 Y2 -------- -------- -------- -------- -------- -------- X1 1.000 X2 0.140 1.000 X3 0.038 0.695 1.000

Page 200: maqos}idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Structural Equation Model (SEM) serta dihitung dengan alat bantu komputer (software) LISREL 8.7. Diperoleh kesimpulan

184

X4 0.000 0.000 -0.451 1.000 Y1 -0.173 0.916 -0.448 -0.502 1.000 Y2 0.347 0.071 -0.118 -0.383 0.294 1.000 Y3 0.402 -0.335 0.105 0.310 0.034 -0.149 Y4 -0.988 0.267 0.378 0.456 -0.351 -0.340

Covariance Matrix

Y3 Y4 -------- -------- Y3 1.000 Y4 0.237 1.000

Means

X1 X2 X3 X4 Y1 Y2 -------- -------- -------- -------- -------- -------- 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000

Means

Y3 Y4 -------- -------- 0.000 0.000

Standard Deviations

X1 X2 X3 X4 Y1 Y2 -------- -------- -------- -------- -------- -------- 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000

Standard Deviations

Y3 Y4 -------- -------- 1.000 1.000

The Problem used 11192 Bytes (= 0.0% of available workspace)

Page 201: maqos}idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Structural Equation Model (SEM) serta dihitung dengan alat bantu komputer (software) LISREL 8.7. Diperoleh kesimpulan

185

Page 202: maqos}idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Structural Equation Model (SEM) serta dihitung dengan alat bantu komputer (software) LISREL 8.7. Diperoleh kesimpulan

185

Lampiran 5 : Tabel P - value

Page 203: maqos}idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Structural Equation Model (SEM) serta dihitung dengan alat bantu komputer (software) LISREL 8.7. Diperoleh kesimpulan

186

Lampiran 6 : Tabel t - Distribution

Page 204: maqos}idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Structural Equation Model (SEM) serta dihitung dengan alat bantu komputer (software) LISREL 8.7. Diperoleh kesimpulan

187

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

Lampiran 7 : KUISIONER PENELITIAN DISERTASI

“MODEL KEUANGAN MIKRO ISLAM “ IDENTITAS RESPONDEN

Nama Responden Umur Responden Alamat Responden Pekerjaan Responden

OBYEK YANG DINILAI :

Nama Lembaga (KJKS/BMT) Alamat Lembaga

Petunjuk Berilah penilaian secara jujur, objektif, dan penuh tanggung jawab terhadap lembaga keuangan mikro

syariah (LKMS) yang Anda nilai , khususnya terhadap hal-hal yang terkait dengan sasaran

pembiayaan, tujuan, akad dan bentuk jaminan, dengan cara melingkari angka pada kolom skor sesuai

dengan kriteria sebagai berikut.

1 = Sangat rendah 3 = cukup 5 = Sangat Tinggi

2 = Rendah 4 = Tinggi

No. Aspek yang dinilai Skor

A. Sasaran Pembiayaan

1. Menurut anda, lembaga ini memberikan kredit (pembiayaan) kepada orang-orang

miskin

1 2 3 4 5

2. Sepengetahuan anda, yang menjadi nasabah lembaga ini adalah sebagaian besar wanita

1 2 3 4 5

3. Sebagaian besar nasabah lembaga ini sudah memiliki penghasilan dari usahanya 1 2 3 4 5

4. Penghasilan nasabah rata-rata kurang dari Rp. 25.000,- per-hari atau Rp.

750.000,- per-bulan

1 2 3 4 5

5. Lokasi (alamat) nasabah rata-rata jaraknya lebih dari 10KM dari lokasi kantor

lembaga ini

1 2 3 4 5

Skor A

B. Tujuan Pembiayaan

6. Menurut anda, pemberian kredit (pembiayaan) lembaga ini akan membantu meningkatkan kesejahteraan keluarga nasabah

1 2 3 4 5

7. Setiap nasabah lembaga ini mengadakan pertemuan rutin dengan sesama nasabah

lainya dan petugas dalam mingguan

1 2 3 4 5

8. Lembaga pernah memberikan pembinaan dan pengembangan ketrampilan kepada nasabahnya

1 2 3 4 5

9. Petugas pembiayaan pernah memberikan pengarahan dan bimbingan usaha 1 2 3 4 5

Page 205: maqos}idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Structural Equation Model (SEM) serta dihitung dengan alat bantu komputer (software) LISREL 8.7. Diperoleh kesimpulan

188

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

No. Aspek yang dinilai Skor

10. Nasabah mendapatkan ketenangan dan ketentraman dalam bertransaksi dan berhubungan dengan lembaga

1 2 3 4 5

Skor B

C. Jenis Pembiayaan (akad)

11. Menurut anda, biaya yang harus dibayar nasabah dalam rangka pencairan

pembiayaan termasuk murah dan tidak memberatkan

1 2 3 4 5

12. Akad yang digunakan dalam transaksi pembiayaan adalah jual beli 1 2 3 4 5

13. Nasabah mendapatkan pembiayaan dalam bentuk barang (bukan uang tunai) 1 2 3 4 5

14. Bagi hasil/marjin yang dibayarkan nasabah tidak memberatkan (murah) 1 2 3 4 5

15. Sampai saat ini anda tidak pernah menjumpai nasabah yang merasa dibohongi

yaitu adanya perbedaan antara yang ditawarkan dan kenyataannya

1 2 3 4 5

Skor C

D. Bentuk Jaminan

16. Jaminan atas pembiayaan yang diberikan tidak harus berupa fisik seperti BPKB Kendaraan, Sertifikat Hak Milik (SHM) tanah dan bangunan

1 2 3 4 5

17. Apabila tidak tepat waktu dalam membayar angsuran kewajiban, petugas

pembiayaan menghubungi nasabah dengan santun dan memberikan solusi

1 2 3 4 5

18. Penanggung jawab pinjaman selain nasabah itu sendiri juga menjadi tanggung

jawab pasangannya (istri/suami)

1 2 3 4 5

19. Apabila nasabah tidak membayar kembali pinjaman (kewajiban)nya, hal pertama yang ditakuti nasabah adalah Murka Tuhan

1 2 3 4 5

20. Anggota nasabah lain akan memberikan tekanan kepada setiap nasabah yang

tidak memenuhi kewajibannya

1 2 3 4 5

Skor D

Skor Total

Di tulis (dinilai) pada

tanggal :

.................................

........................, .................

Penilai (Responden)

........................................

Page 206: maqos}idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Structural Equation Model (SEM) serta dihitung dengan alat bantu komputer (software) LISREL 8.7. Diperoleh kesimpulan

SINOPSIS

Dimensi ruhiyah yang menjadi landasan gerak dalam keuangan mikro Islam meliputi , (1) Prinsip

keadilan (justice), (2) Prinsip keterbukaan dan kejujuran (transparance & fairness), dan Prinsip

kemitraan (partnership), sedangkan prinsip-prinsip keuangan mikro yang telah menjadi landasan

terbaik praktek keuangan mikro modern antara lain : (1) Skala dan kedalaman jangkauan

pembiayaan, (2) Keberlanjutan (sustainability), (3) Pemberdayaan (social intermediatory), (4)

Komersial (financial intermediatory).

Buku ini yang merupakan hasil penelitian disertasi membuktikan bahwa keuangan mikro Islam yang

dioperasionalisasikan dengan menerapkan prinsip-prinsip kepatuhan melalui fitur-fitur

pembiayaannya akan berpengaruh terhadap performance lembaga (institusi) yang menjalankannya.

Adapun prinsip-prinsip tersebut antara lain (1) sasaran pembiayaan, yaitu sasaran pembiayaan untuk

orang miskin, memprioritaskan wanita sebagai sasaran utamanya, masyarakat produktif, dan tidak

terakses pelayanan jasa keuangan lainnya, dan (2) kepatuhan kepada tujuan pembiayaan, yaitu

memberikan dampak terhadap peningkatan kesejahteraan, mendorong kepada anggotanya untuk

melakukan kegiatan silaturahim melalui pertemuan-pertemuan, menjadi media untuk membina para

anggotanya, baik dalam rangka peningkatan keimanan dan ketakwaan (IMTAQ) maupun usahanya,

Pembiayaan menjadi wahana dalam peningkatan ketrampilan hidup (life skill) para anggota

(nasabah)nya, dan memberikan ketenangan hati bagi semua pihak, terutama anggota dan petugasnya.