manivest
DESCRIPTION
tugasTRANSCRIPT
Cara Menurunkan / Menghindarinya Risiko
Mungkin kita kadang-kadang terlalu mudah tergiur dengan dunia investasi.
Return jangka pendek yang dihasilkan menjadi salah satu alasannya. Tetapi, banyak
sekali risiko yang terkandung di dalam dunia investasi. risiko tidak hanya dalam
bentuk kerugian akibat harga saham yang mengalami kejatuhan (bearish). Risiko itu
sebenarnya sudah ada walaupun uang kita belum 'dimainkan'. Beberapa hal yang
perlu dipersiapkan sebelum membuka akun di sekuritas.
a. Ketahui dulu mekanisme dari dunia investasi
Kadangkala orang begitu tidak sabar setelah melihat prospek return dari
investasi lewat instrumen tertentu. Sebelum melakukan investasi, ada baiknya
Anda melakukan virtual trading dahulu. Seperti Jika ingin berdagang di
forex, Marketiva bisa menjadi tempat Anda untuk menikmati alam investasi
secara virtual. Atau, jika ingin mencoba berdagang di Bursa Efek Indonesia,
dapat melalui IDX Virtual Trading selama 30 hari. Data-data selama Anda
melakukan virtual trading adalah nyata/realtime sesuai keadaan sebenarnya
tetapi modalnya virtual alias tidak nyata. Jika sudah mengetahui mekanisme
tradingnya, baru dapat dilanjutkan membuka akun di sekuritas.
b. Pastikan memilih sekuritas yang terdaftar/terpercaya
Saat baru pertama kali membuka akun, cek dulu apakah perusahaan sekuritas
tersebut terdaftar. Jika melalui akun forex, cek terlebih dahulu apakah nama
sekuritasnya terdaftar di NFA. Apabila melalui akun di pasar modal Indonesia
(JSX), cek apakah sekuritas terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Pada
umumnya, perusahaan sekuritas di Indonesia memang sudah terdaftar namun
bukan berarti itu akan menjamin terhindar dari risiko.
c. Pelayanan broker yang kurang mumpuni semakin menambah risiko
Carilah broker yang memberikan pelayanan berkualitas. Tidak semua broker
memberikan pelayanan maksimal. Pastikan broker memiliki layanan
tambahan, seperti analisis investasi/portofolio, reksadana, underwriter, dll.
Dengan begitu, sudah membuktikan bahwa perusahaan tersebut cukup
reliable. Kenali juga brokernya dan bertemu langsung sambil belajar
mengenai pasar modal.
d. Anda pun harus bisa mengelola uang Anda agar risiko dapat terminimalisasi
Untuk berinvestasi, Seseorang harus punya waktu untuk mengelola uangnya.
Sempatkan diri setengah atau satu jam untuk melihat pergerakan
sekuritas/portofolio Anda. Jangan lupa, setiap bertransaksi, catatlah berapa
uang yang keluar, uang yang masuk, dan yang masih tertahan di sekuritas
walaupun broker sebenarnya sudah mencatat data tersebut. Ingat, broker
bekerja bukan hanya untuk seorang nasabah, mereka bekerja untuk banyak
nasabah. Jadi, kemungkinan kesalahan masih ada. Gunakan software umum
seperti Excel untuk mencatat cash flow Anda. Sehingga bisa mengetahui
seberapa banyak uang yang telah dikumpulkan. Arsipkan juga bukti yang
telah broker berikan
Setelah memainkan uang di pasar modal dan bertransaksi di dalamnya, tentu
risiko tidak dapat dihindari. Semakin tinggi return yang diharapkan semakin besar
risiko yang dapat kita terima. Oleh karena itu, seorang investor perlu melakukan hal-
hal berikut :
a. Memperkecil risiko
Keputusan untuk memperkecil risiko adalah dengan cara tidak
memperbesar setiap keputusan yang mengndung risiko tinggi tapi
membatasinya bahkn meminimalisasinya guna agar risiko tersebut tidak
menambah menjadi besar diluar control pihak manajemen perusahaan.
Karena mengambil keputusan diluar dari pemahaman manajemen perusahaan
maka itu sama artinya dengan melakukan keputusan yang bersifat spekulasi.
Salah satu cara yang dapat digunakan adalah Cut Loss yang merupakan aksi
menutup posisi yang berlawanan dengan pergerakan harga pasar. Cut loss
digunakan untuk membatasi kerugian yang dialami sehingga tidak
menimbulkan kerugian yang lebih besar lagi.
Teori lain yang dapat digunakan untuk memperkecil risiko yang
sering dipergunakan adalah diversifikasi. Cara ini adalah untuk memperkecil
risiko jangan menempatkan investasi kita hanya ke satu produk saja.Investasi
bisa dilakukan dengan menggunakan produk-produk investasi yang
ditawarkan oleh institusi keuangan atau produk keuangan maupun
menggunakan juga produk non-keuangan. Menggunakan kombinasi dari
produk-produk tersebut juga ikut mengurangi risiko.
Beberapa produk non-keuangan yang dapat dipergunakan untuk
berinvestasi adalah: properti (rumah tinggal, apartemen, ruko, kios, dll),
kendaraan bermotor, emas/logam mulia (perhiasan dan emas
keping/batangan), diamond dan perhiasan berharga. Selain itu untuk beberapa
golongan tertentu menggunakan lukisan, barang antik, dan masih banyak
produk lainnya yang dapat dipergunakan sebagai wahana investasi mereka.
Adapun untuk produk keuangan ada banyak macamnya, antara lain
produk perbankan seperti tabungan, deposito dan SBI, produk pasar modal
seperti saham, surat utang (obligasi), reksadana, valuta asing (mata uang),
indeks,future dan banyak lagi produk investasi baik yang ditawarkan secara
lokal maupun yang dijual di luar negeri.
Kombinasi dari produk keuangan dan non-keuangan bisa membantu
memperkecil risiko. Contoh, bursa turun dan harga saham hancur di bulan
Jul–September yang terjadi justru harga emas logam mulia sempat naik cukup
tinggi. Meskipun pada akhirnya logam mulia juga ikutan turun, akan tetapi
dalam kondisi saham turun total investasi kita saat itu tidak turun terlalu
dalam. Itu salah satu contoh keuggulan dari diversifikasi.
b. Mengalihkan resiko
Keputusan mengalihkan resiko adalah dengan cara risiko yang kita
terima tersebut kita alihkan ke tempat lain sebagian, seperti dengan keputusan
mengasuransikan bisnis guna menghindari trjadinya risiko yang sifatnya tidak
diketahui kapan waktunya. Cara yang dapat dilakukan dikenal dengan
Switching. Mirip dengan cut loss, namun bedanya setelah menutup posisi
kita yang merugi, kita membuka posisi baru dengan arah yang sama dengan
pergerakan harga pasar. Pada kasus yang sama dengan cut loss diatas, maka
kita menutup posisi kita di 1.7980 lalu kita membuka sebuah posisi baru
Open Sell karena harga cenderung mengalami penurunan. Dengan demikian
jikalau harga terus turun katakanlah mencapai 1.7900 maka secara
keseluruhan kita mengalami loss 20 point namun memperoleh profit sebesar
80 points (1.7980-1.7900 = 80) sehingga total kita masih memperoleh profit
60 points.
Dapat juga dilakukan cara Averaging. Namun, cara ini memerlukan
modal ekstra untuk mempertahankan posisi yang telah kita buka yang
ternyata bergerak berlawanan dengan harga pasar. Contohnya pada kasus
yang sama dengan contoh Cut Loss diatas, jika hendak melakukan aksi
averaging maka kita membuka posisi baru namun dalam hal ini tidak seperti
switching yang menutup posisi kita yang mengalami kerugian lalu membuka
posisi baru yang berlawanan dengan posisi kita yang sebelumnya dengan
alasan harga telah bergerak turun. Pada averaging kita tidak menutup posisi
kita yang telah dibuka (pada kasus ini Open Buy) lalu bahkan kita
menambahinya dengan membuka posisi baru dengan arah yang sama, yaitu
Open Buy kembali
c. Mengontrol resiko
Keputusan ini diambil dengan cara melakukan kebijakan mengantisipasi
terhadap timbulnya resiko sebelum risiko itu terjadi. Kebijakan seperti ini
dapat dilakukan dengan memasang alat pengaman seperti alarm. Selain itu,
dapat pula dilakukan dengan cara Locking. Tindakan locking dilakukan pada
saat kita dalam keadaan floating profit / loss. Untuk mengurangi kerugian
yang lebih besar atau mempertahankan keuntungan, kita kunci kerugian atau
keuntungan tersebut dengan posisi yang berlawanan dengan posisi pertama.
Sistem forex ini sering juga disebut dengan Hedging Position.
2. KEPEKAAN INVESTOR MENGHADAPI RISIKO
Investasi tidak dapat dipisahkan dari risiko. Hubungan keduanya adalah
searah. Semakin tinggi pengembalian yang didapat, semakin besar risiko yang dapat
diterima. Dalam melakukan investasi, setiap investor memiliki cara yang didasarkan
pada pengalaman yang berbeda. Secara umum, investor tersevut dapat dibagi dalam
kategori :
a. Takut pada risiko (risk averse)
Secara umum pebisnis dengan karakter seperti ini bertindak dengan
tindakan aman atau biasa disebut safety player. Karakteristik ini membuat
seseorang sulit menjadi pemimpin, walaupun secara umum seluruh
investor adalah risk avoider, karena pada dasarnya tidak ada investor yang
ingin menanggung resiko. tipe ini tidak berani menghadapi risiko
kerugian dan ketidakpastian. Risk averse akan memilih jenis investasi
berpendapatan tetap atau memiliki risiko kecil walaupun nantinya akan
menghasilkan keuntungan yang kecil misalnya deposito, pasar uang,
reksadana pendapatan tetap dan obligasi. Jika mempertimbangkan
jenis instrumen berisiko, seperti obligasi atau saham, hanya porsi
kecil dari dana investasinya yang akan dialokasikan ke dalam
instrumen berisiko tersebut. Tipe konservatif sangat
mengutamakan keamanan dalam berinvestasi daripada
memperoleh keuntungan besar tapi berisiko. Alokasi asset yang
tepat untuk tipe konservatif adalah deposito 100 persen.
Hati-hati pada risiko (risk indifference)
Karakteristik adalah dimana investor berhati hati dan menghitung secara teliti
dampak yang akan terjadi. Dengan karakteristik seperti ini, seorang investor tidak
akan mudah mengubah keputusannya. Tipe ini bersikap hati-hati ketika melakukan
investasi dan cenderung tidak berani mengambil risiko investasi. Risk normal akan
menempatkan dananya pada jenis investasi pasar modal (income stock, defensive
stock), reksadana campuran dan jenis investasi berpendapatan tetap. tipe investor
yang proporsional melihat suatu risiko dan keuntungan yang didapatkan
dari berinvestasi. Tipe ini lebih berani mengambil risiko yang lebih tinggi
dibandingkan dengan investor konservatif. Tipe moderat akan
mempertimbangkan secara hati-hati jenis instrumen yang akan
dimilikinya dan membatasi jumlah dana yang akan diinvestasikannya ke
dalam instrumen berisiko hingga porsi tertentu. Alokasi aset yang
sesuai untuk tipe moderat adalah deposito 70 persen, obligasi 10
persen, dan saham 20 persen. ereka selalu ingin mendapatkan keuntungan yang
sebesar-besarnya dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Mereka berani
menanggung risiko kerugian yang besar asalkan potensi besarnya keuntungan yang
akan diperoleh juga cukup signifikan. Banyak investor yang dulunya sangat
konservatif karena sangat bernafsu mendapatkan kekayaan dalam jumlah besar
dalam waktu singkat berubah menjadi seorang spekulator. Kalau ternyata spekulasi
mereka tepat, sangat beruntunglah mereka bisa mendapatkan keuntungan dalam
jumlah besar. Akan tetapi, apabila sedang mengalami naas atau sial, kerugian
besarlah yang akan ditanggungnya, yang mungkin jumlah atau nilai kerugiannya
tidak pernah terbayangkan sebelumnya. Nasihat yang bijaksana, berhati-hatilah
menjadi seorang spekulator kalau benar-benar tidak mempunyai nyali besar dan siap
mengalami kerugian dalam jumlah besar.
Diposkan oleh Aprillia di 21.09
Suka pada risiko (risk taker)
Investor dengan tipe ini menganggap bahwa semakin tinggi resiko, semakin besar
keuntungan yang ia dapat, sehingga ia menyukai dan mengambil investasi dengan
resiko-resiko tinggi. Karakteristik ini sangat terbiasa dengan spekulasi dan cenderung
menjadi pemimpin dan umumnya investorini menjadi pebisnis besar. Risk taker akan
menempatkan dananya pada jenis investasi pasar modal (growth stock, speculative
stock, junk stock). tipe investor yang berani mngambil risiko besar, untuk
mendapatkan return yang besar pula. Umumnya, tipe agresif punya
keberanian dalam melakukan keputusan investasi berisiko tinggi. Tipe
ini mengharapkan hasil investasi yang lebih besar dengan bersedia
menerima konsekuensi risiko yang lebih tinggi pula. Cenderung untuk
memilih produk yang mengalokasikan dananya pada instrumen pasar
yang berisiko tinggi. Alokasi aset yang sesuai untuk tipe agresif adalah
deposito 40 persen, obligasi 20 persen, dan saham 40 persen. nvestor jenis
ini lebih mudah diajak berkomunikasi dan memberikan respons positif dalam
memilih instrumen investasi yang berisiko tinggi, seperti instrumen saham, derivatif,
atau jenis lainnya. Mereka cenderung tidak menyukai sifat investasi yang tingkat
hasilnya moderat atau umum. Mereka juga mempunyai sifat tidak puas dengan
tingkat keuntungan investasi rata-rata yang diperoleh selama ini. Mereka lebih
menyukai tantangan risiko yang tinggi dengan harapan tingkat return yang diperoleh
juga tinggi.
Investor ini tidak menyukai risiko. Mereka cenderung bersifat konservatif dalam
memilih instrumen investasinya. Menurut mereka, yang penting investasi tetap
memberikan keuntungan, walaupun kecil tidak masalah, asalkan dana investasinya
tetap aman dan utuh. Karakter investor ini lebih mengutamakan faktor keamanan
dana yang dimilikinya. Pada dasarnya, mereka tidak mengutamakan tujuan mencari
keuntungan setinggi-tingginya dengan mengorbankan dana portofolio investasi, yang
penting mereka masih mampu memberikan keuntungan yang relatif memuaskan.
Aman dan risiko kecil merupakan slogan mereka dalam berinvestasi.