manfaat tanaman obat

4
manfaat tanaman obat untuk produktivitas ayam broiler MANFAAT TANAMAN OBAT TRADISIONAL UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS AYAM PEDAGING Dalam kehidupan sehari-hari kebanyakan peternak kurang mengetahui akan banyaknya manfaat dari tanaman obat-obatan tradisional. Masyarakat hanya mengetahui sekitar 10% dari manfaat obat-oabatan tersebut sehingga masih jarang peternak yang menggunakan bahan tanaman obat-obatan untuk jamu ternak. Padahal tanaman obat tradisional dapat dimanfaatkan sebagai bahan untuk membuat jamu ternak yang dapat menjaga kesehatan ternak, menambah nafsu makan, mengobati cacingan, sebagai anti oksidan, dan banyak yang lainya. Selain itu, bahan tanaman obat tradisional mudah didapat dan ramah lingkungan dengan efek samping yang redah. Bahan alami, mikroorganisme, dan asam amino yang sering digunakan untuk jamu ternak adalah temu lawak, temu ireng, temu putih, kunyit, buah mengkudu, wortel, daun papaya , daun antanan, cacing tanah, terasi hasil olahan, dan air infus. Untuk lebih jelasnya bisa di lihat di bawah ini arti dan fungsi dari bahan-bahan jamu tradisional tersebut. Temulawak ( Curcuma xanthorrhiza) Kingdom : Plantae Divisi : Spermatophyta Sub Divisi : Angiospermae Kelas : Monocotyledonae Ordo : Zingiberales Famili : Zingiberaceae Genus : Curcuma Species : Curcuma xanthorrhiza ROXB Nama Daerah (MMI) Sumatra : Temu lawak (Melayu): Jawa : Koneng gede (Sunda) : Temulawak (Jawa) : Temo labak ( Madura ) Indonesia : TemulawakSpecies lain dari kerabat dekat temu lawak adalah tanaman temu ireng (C. aeruginosa ROXB), temu putih (C. zeodaria ROSC.), dan temu kunyit (C. domestica VAL.). Temulawak mempunyai beberapa nama daerah, di antaranya adalah koneng gede (Sunda), temo lobak (Madura), dan Temu lawak (Indonesia). Ekologi dan Penyebaran Tumbuh di seluruh pulau Jawa, tumbuh liar di bawah naungan di hutan jati, di tanah yang kering dan di padang alang – alang , ditanam atau tumbuh liar di tegalan; tumbuh pada ketinggian tempat 5 m sampai 1500 m di atas permukaan laut. Morfologi Tanaman Batang Batang temu lawak termasuk tanaman tahunan yang tumbuh merumpun. Tanaman ini berbatang semu dan habitusnya dapat mencapai ketinggian 2 – 2,5 meter. Tiap rumpun tanaman terdiri atas beberapa tanaman (anakan), dan tiap tanaman memiliki 2 – 9 helai daun. Daun Daun tanaman temulawak bentuknya panjang dan agak lebar. Lamina daun dan seluruh ibu tulang daun bergaris hitam. Panjang daun sekitar 50 – 55 cm, lebarnya + 18 cm, dan tiap helai daun melekat pada tangkai daun yang posisinya saling menutupi secara teratur. Daun berbentuk lanset memanjang berwana hijau tua dengan garis – garis

Upload: yovano-tiwow

Post on 20-Oct-2015

18 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

ok

TRANSCRIPT

manfaat tanaman obat untuk produktivitas ayam broilerMANFAAT TANAMAN OBAT TRADISIONAL UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS AYAM PEDAGINGDalam kehidupan sehari-hari kebanyakan peternak kurang mengetahui akan banyaknya manfaat dari tanaman obat-obatan tradisional. Masyarakat hanya mengetahui sekitar 10% dari manfaat obat-oabatan tersebut sehingga masih jarang peternak yang menggunakan bahan tanaman obat-obatan untuk jamu ternak. Padahal tanaman obat tradisional dapat dimanfaatkan sebagai bahan untuk membuat jamu ternak yang dapat menjaga kesehatan ternak, menambah nafsu makan, mengobati cacingan, sebagai anti oksidan, dan banyak yang lainya. Selain itu, bahan tanaman obat tradisional mudah didapat dan ramah lingkungan dengan efek samping yang redah.Bahan alami, mikroorganisme, dan asam amino yang sering digunakan untuk jamu ternak adalah temu lawak, temu ireng, temu putih, kunyit, buah mengkudu, wortel, daunpapaya, daun antanan, cacing tanah, terasi hasil olahan,dan airinfus. Untuk lebih jelasnya bisa di lihat di bawah ini arti dan fungsi dari bahan-bahan jamu tradisional tersebut.Temulawak (Curcumaxanthorrhiza)Kingdom: PlantaeDivisi : SpermatophytaSub Divisi : AngiospermaeKelas : MonocotyledonaeOrdo : ZingiberalesFamili : ZingiberaceaeGenus : CurcumaSpecies : Curcuma xanthorrhiza ROXB

Nama Daerah (MMI)Sumatra : Temu lawak(Melayu): Jawa : Koneng gede(Sunda) : Temulawak(Jawa) : Temo labak ( Madura )Indonesia: TemulawakSpecies lain dari kerabat dekat temu lawak adalah tanaman temu ireng (C. aeruginosa ROXB), temu putih (C. zeodaria ROSC.), dan temu kunyit (C. domestica VAL.). Temulawak mempunyai beberapa nama daerah, di antaranya adalah koneng gede (Sunda), temo lobak (Madura), dan Temu lawak (Indonesia).Ekologi dan PenyebaranTumbuh di seluruh pulau Jawa, tumbuhliardi bawah naungan di hutan jati, di tanah yang kering dan di padang alang alang , ditanam atau tumbuh liar di tegalan; tumbuh pada ketinggian tempat 5 m sampai 1500 m di atas permukaan laut.Morfologi TanamanBatang

Batang temu lawak termasuk tanaman tahunan yang tumbuh merumpun. Tanaman ini berbatang semu dan habitusnya dapat mencapai ketinggian 2 2,5 meter. Tiap rumpun tanaman terdiri atas beberapa tanaman (anakan), dan tiap tanaman memiliki 2 9 helai daun.DaunDaun tanaman temulawak bentuknya panjang dan agak lebar. Lamina daun dan seluruh ibu tulang daun bergaris hitam. Panjang daun sekitar 50 55 cm, lebarnya + 18 cm, dan tiap helai daun melekat pada tangkai daun yang posisinya saling menutupi secara teratur. Daun berbentuk lanset memanjang berwana hijau tua dengan garis garis coklat.Habitustanaman dapat mencapai lebar 30 90 cm, dengan jumlah anakan perumpun antara 3 9 anak.BungaBunga tanaman temu lawak dapat berbunga terus-menerus sepanjang tahun secara bergantian yang keluar dari rimpangnya (tipe erantha), atau dari samping batang semunya setelah tanaman cukup dewasa. Warna bunga umumnya kuning dengan kelopak bunga kuning tua, serta pangkal bunganya berwarna ungu. Panjang tangkai bunga + 3 cm dan rangkaian bunga (inflorescentia) mencapai 1,5 cm. Dalam satu ketiak terdapat 3-4 bunga.RimpangRimpang induk temu lawak bentuknya bulat seperti telur, dan berukuran besar, sedangkan rimpang cabang terdapat pada bagian samping yang bentuknya memanjang. Tiap tanaman memiliki rimpang cabang antara 3 4 buah. Warna rimpang cabang umumnya lebih muda dari pada rimpang induk.Warna kulit rimpang sewaktu masih muda maupun tua adalah kuning-kotor. Atau coklat kemerahan. Warna daging rimpang adalah kuning atau oranye tua, dengan cita rasanya amat pahit, atau coklat kemerahan berbau tajam, serta keharumannya sedang. Rimpang terbentuk dalam tanah pada kedalaman + 16 cm. Tiap rumpun tanaman temu lawak umumnya memiliki enam buah rimpang tua dan lima buah rimpang muda.AkarSistem perakaran tanaman temu lawak termasuk akar serabut. Akar-akarnya melekat dan keluar dari rimpang induk. Panjang akar sekitar 25 cm dan letaknya tidak beraturan.Kandungan TanamanRimpang temulawak mengandung kurkuminoid , mineral minyak atsiri serta minyak lemak. Tepung merupakan kandungan utama, jumlahnya bervariasi antara 48 54 % tergantung dari ketinggian tempat tumbuhnya, makin tinggi tempat tumbuhnya makin rendah kadar tepungnya. Selain tepung , temulawak juga mengandung zat gizi antara lain karbohidrat, protein dan lemak serta serat kasar mineral seperti kalium ( K ), natrium ( Na), magnesium (Mg ), zat besi (Fe), mangan (Mn ) dan Kadmium ( Cd). Komponen utama kandungan zat yang terdapat dalam rimpang temulawak adalah zat kuning yang disebut kurkumin dan juga protein ,pati, serta zat zat minyak atsiri.Minyak atsiri temulawak mengandung phelandren, kamfer, borneol, xanthorrizol, tumerol dan sineal. Kandungan kurkumin berkisar antara 1,6% 2,22% dihitung berdasarkan berat kering. Berkat kandungan dan zat zat minyak atsiri tadi, diduga penyebab berkhasiatnya temulawak.Kandungan Zat Aktif TemulawakKurkumin, kurkuminoid, P-toluilmetilkarbinol, seskuiterpen d-kamper, mineral, minyak atsiri serta minyak lemak, karbohidrat, protein, mineral seperti Kalium (K), Natrium (Na), Magnesium (Mg), Besi (Fe), Mangan (Mn), dan Kadmium (Cd).Mekanisme Kerja Kurkuminoid1. Kurkumin yang dapat menurunkan SGOT dan SGPT sampai tingkat normal.2. Kurkuminoid dalam temulawak dapat meningkatkan sekresi cairan empedu yang berguna untuk mengemulsikan lemak serta dapat menurunkan kadar lemak dalam darah dan hepatoprotektor.3. P-toluilmetilkarbinol dan seskuiterpen d-kamper untuk meningkatkan produksi dan sekresi empedu serta turmeron sebagai antimikroba.4. Minyak atsiri berefek merangsang produksi empedu dan sekresi pankreas serta mempunyai kemampuan sebagai bakterisid maupun kemampuan melarutkan kolesterol. Pada dosis tinggi, minyak atsiri dapat menurunkan kadar enzim glutamate Oksaloasetat transaminase dalam serum (SGOT) dan enzim glutamate Piruvat transaminase dalam serum (SGPT)Dosis Temulawak Sebagai Bahan Aktif Suatu Obat1. Sumiati Yuningsih, Jurusan Farmasi FMIPA UNPAD, 1991. Infus rimpang temulawak 10% b/v dengan dosis 6,8 dan 10 ml/hari dapat menurunkan kadar SGOT dan SGPT darah kelinci yang terinfeksi virus hepatitis B.2. Abdul Naser, Jurusan Farmasi FMIPA, UNPAD, 1987. Ekstrak temulawak dapat menurunkan kadar kolesterol total dan trigliserida darah dalam keadaan hiperlipidemia, tetapi tidak berpengaruh pada HDL kolesterol.3. Robert Edward Aritonang, Jurusan Farmasi FMIPA, UNPAD, 1988. Pemberian kurkuminoid temulawak dapat menurunkan kadar kolesterol total dan bilirubin total. Product.4. Edhie Santosa Rahmat, SW Setianingrum, Fakultas Kedokteran UNDIP, 2006. Asupan oral ekstrak kasar temulawak dengan dosis 50 mg per hari selama 35 hari dapat meningkatkan nafsu makan pada penderita anoreksia primer kelompok dewasa muda.5. Boesro Soebagio, Sri Soeryati, Fauziah K, Jurusan Farmasi FMIPA UNPAD, 2006. Ekstrak rimpang temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb) dengan konsentrasi antara 1,9 7,6% b/v dalam sediaan krim dapat digunakan untuk menghambat pertumbuhan Staphylococcus aureus dan Staphylococcus epidermidis. http://riessya.wordpress.com/2009/05/12/temulawak-curcuma-xanthorrhiza/

Temu Hitam(Curcuma aeruginosa Roxb.)Sinonim :--Familia :Zingiberaceae

Temu hitam terdapat di Burma, Kamboja, Indocina, dan menyebar sampai ke Pulau Jawa. Selain ditanam di pekarangan atau di perkebunan, temu hitam juga banyak ditemukan tumbuh liar di hutan jati, padang rumput, atau di ladang pada ketinggian 400--750 m dpl. Terna tahunan ini mempunyai tinggi 1--2 m, berbatang -semu yang tersusun atas kumpulan pelepah daun, berwarna hijau atau cokelat gelap. Daun tunggal, bertangkai panjang, 2--9 helai. Helaian daun bentuknya bundar memanjang sampai lanset, ujung dan pangkal runcing, tepi rata, pertulangan menyirip, warnanya hijau tua dengan sisi kiri - kanan ibu tulang daun terdapat semacam pita memanjang berwarna merah gelap atau lembayung, panjang 31--84 cm, lebar 10--18 cm. Bunganya bunga majemuk berbentuk bulir yang tandannya keluar langsung dari rimpang, panjang tandan 20--25 cm, bunga mekar secara bergiliran dari kantong-kantong daun pelindung yang besar, pangkal daun pelindung berwarna putih, ujung daun pelindung berwarna ungu kemerahan. Mahkota bunga berwarna kuning. Rimpangnya cukup besar dan merupakan umbi batang. Rimpang juga bercabang-cabang. Jika rimpang tua dibelah, tampak lingkaran berwarna biru kehitaman di bagian luarnya. Rimpang temu hitam mempunyai aroma yang khas. Perbanyakan dengan rimpang yang sudah cukup tua atau pemisahan rumpun.Nama Lokal :NAMA DAERAH Sumatera: temu erang, t. itam (Melayu). Jawa: koneng hideung (Sunda), temu ireng (Jawa). Nusa Tenggara: temo ereng (Madura), temu ireng (Bali). Sulawesi: tamu leteng (Makasar), temu lotong (Bugis). NAMA asing Ezhu (C). NAMA SIMPLISIA Curcumae aeruginosae Rhizoma (rimpang temu hitam).

Penyakit Yang Dapat Diobati :Rimpang rasanya pahit, tajam, dan sifatnya dingin. Berkhasiat peluruh kentut (karminatif), peluruh dahak, meningkatkan nafsu makan (stomakik), anthelmintik, dan pembersih darah setelah melahirkan atau setelah haid. EFEK FARMAKOLOGIS DAN HASIL PENELITIAN Hasil penelitian pengaruh perasan rimpang temu hitam terhadap cacing askaris babi in vitro dan kontraksi usus halus (jejunum) marmut terpisah in vitro seperti berikut. Perasan rimpang dapat membunuh askaris babi seperti piperasin sitrat. Beningan rimpang dapat menekan amplitudo kontraksi spontan usus kelinci (FX.S.Dirdjosudjono, Taroeno, Sudjiman, dkk., Bagian Farmakologi, FKH dan Bagian Farmakologi Farmasi, FF UGM). Berdasarkan penelitian daya membunuh cacing (anthelmintik) rimpang temu hitam pada cacing askaris babi secara in vitro, ternyata daya anthelmintik minyak asirinya paling kuat dibandingkan dengan perasan ataupun infus temu hitam (Taroeno, Kun Sumardiyah S., dan Sugiyanto, Bagian Biologi Farmasi, FF UGM). Telah dilakukan penelitian daya antelmintik rebusan rimpang temu hitam terhadap Ascaridia galli in vitro. Ternyata, rebusan irisan temu hitam dapat mematikan cacing dalam waktu 7--17 jam, sediaan rebusan parutan dalam waktu 11--20 jam, dan sediaan serbuk dalam waktu 11--25 jam. Kandungan minyak asiri terbesar pada sediaan irisan (Endah Eny Riayati, Fakultas Farmasi UGM, 1989. Pembimbing: Drs. Sudarto, Apt. dan Dra. Sri Sumarni, SU). Kadar minyak asiri maksimum terdapat pada waktu rimpang belum bertunas dan mengeluarkan batang/ daun. Kadar minyak asiri yang tumbuh di Hortus Medicus Tawangmangu selama tumbuh berkisar 0,25%-0,50% (A. Indrawati, Supardi, Laboratorium Biologi Farmasi, Fakultas Farmasi UGM, 1979).Pemanfaatan :

Komposisi :Rimpang temu hitam mengandung minyak asiri, tanin, kurkumol, kurkumenol, isokurkumenol, kurzerenon, kurdion, kurkumalakton, germakron, a, , g-elemene, linderazulene, kurkumin, demethyoxykurkumin, bisdemethyoxykurkumin.http://www.iptek.net.id/ind/pd_tanobat/view.php?id=258Potensi temu hitam/temu ireng sebagai fungisida, insektisida, dan pestisida organikPosted on Oktober 19, 2010 by alief ardi| 1 KomentarDi desa kami Desa tlogopayung, Plantungan, Kendal, tanaman temu hitam/temu ireng (Curcuma aeruginosa Roxb.) banyak sekali dijumpai di kebun-kebun dan lahan dan tumbuh secara liar. Tanaman yang segenus dengan kunyit/kunir maupun temu mangga ini masih belum sepopuler saudara segenus tsb. Pemanfaatannya belum begitu merebak, termasuk penelitian yang dilakukan terhadap efektivitas temu hitam dalam menekan/menghambat pertumbuhan mikroorganisme, misalnya.Pada artikel saya terdahulu mengenai tips gratis membuat fungisida organik sendiri salah satu bahannya adalah temu ireng alias temu hitam. Bagaimanakh potensinya dalam menekan mikroorganisme patogen ? Walau tulisan ini jauh dari memadai, tapi setidaknya sedikit bisa menguak potensi tersebut.Sebenarnya sudah cukup banyak diketahui khasiat temu hitam yang seringkali digunakan masyarakat sebagai obat tradional misalnya untuk mengatasi berbagai macam penyakit, antara lain menambah nafsu makan, membersihkan darah setelah melahirkan/haid, maupun membunuh cacing (anthelmintik).Kandungan bahan kimia yang ada pada temu hitam yang berpotensi anti cacing tersebut yaitu minyak atsiri , berarti temu hitam berpotensi sebagai pestisida organik ya. Kandungan aktif temu hitam antara lain adalah senyawa kimia yang disebut sebagai curcuminoid. Dalam penelitian, curcuminoid ditemukan mempunyai sifat antioksidan dan antiradang. Pada awal 1990-an, para peneliti juga menemukan bawah curcumin bertindak anti-HIV dalam tabung percobaan. Walau hal ini masih terus diujicoba secara lanjut.Temu hitam juga berpotensi sebagai anti bakteri (zat kurkuminoid dan turunannya). Nah, oleh ka