manbi abb

23
Sistem pembiayaan (costing system) secara umum terbagi menjadi dua tipe, yaitu sistem akuntansi biaya konvensional. Sistem akuntansi biaya konvensional menggunakan unit / kuantitas produk yang dihasilkan sebagai dasar pembebanan. Metode pembebanan semacam ini sering disebut juga Unit Based System. Pada sistem ini biaya-biaya yang timbul dicatat, dikumpulkan, dan dikendalikan berdasar atas elemen-elemennya ke dalam pusat-pusat pertanggungjawaban. Dengan cara semacam ini maka biaya-biaya produksi juga ditentukan menurut banyaknya sumber daya yang diserap oleh masing- masing pusat biaya. Ada dua metode yang digunakan untuk menghitung harga pokok produk yaitu sebagai berikut : 1. Metode Harga Pokok Penuh (Full Costing) Metode harga pokok penuh merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang memperhitungkan semua unsur biaya produksi ke dalam harga pokok produk yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik, baik yang bersifat tetap maupun variabel. Metode harga pokok penuh ditujukan untuk memenuhi kepentingan pihak eksternal perusahaan. 2.Metode Harga Pokok Variabel (Variable Costing) 1

Upload: noor-zaki

Post on 14-Dec-2015

4 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Manbi ABB

TRANSCRIPT

Page 1: Manbi ABB

Sistem pembiayaan (costing system) secara umum terbagi menjadi dua

tipe, yaitu sistem akuntansi biaya konvensional. Sistem akuntansi biaya

konvensional menggunakan unit / kuantitas produk yang dihasilkan sebagai

dasar pembebanan. Metode pembebanan semacam ini sering disebut juga Unit

Based System. Pada sistem ini biaya-biaya yang timbul dicatat, dikumpulkan,

dan dikendalikan berdasar atas elemen-elemennya ke dalam pusat-pusat

pertanggungjawaban. Dengan cara semacam ini maka biaya-biaya produksi

juga ditentukan menurut banyaknya sumber daya yang diserap oleh masing-

masing pusat biaya. Ada dua metode yang digunakan untuk menghitung harga

pokok produk yaitu sebagai berikut :

1. Metode Harga Pokok Penuh (Full Costing)

Metode harga pokok penuh merupakan metode penentuan harga pokok

produksi yang memperhitungkan semua unsur biaya produksi ke dalam harga

pokok produk yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung,

dan biaya overhead pabrik, baik yang bersifat tetap maupun variabel. Metode

harga pokok penuh ditujukan untuk memenuhi kepentingan pihak eksternal

perusahaan.

2.Metode Harga Pokok Variabel (Variable Costing)

Metode harga pokok variabel merupakan metode penentuan harga

pokok produksi yang hanya mempehitungkan biaya produksi yang bersifat

variabel ke dalam harga pokok produksi. Biaya tersebut meliputi biaya bahan

baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik variabel.

Metode harga pokok variabel ini lebih ditujukan untuk memenuhi kepentingan

pihak internal.

Lingkungan teknologi manufaktur maju memerlukan sistem informasi

akuntansi yang dirancang untuk mengelola aktivitas dan mempertahankan

keunggulan bersaing. Sistem tersebut dinamakan akuntansi aktivitas (Activity

Accounting) atau disebut pula Activity Based Costing System (ABC System).

Sistem ini juga dapat digunakan untuk menilai kinerja dengan cara-cara yang

baru. Dalam ABC System, aktivitas dianggap sebagai penyebab timbulnya

1

Page 2: Manbi ABB

biaya produksi. Namun lebih dari itu, ABC System juga menekankan pada

aspek perencanaan, pengendalian, dan pengambilan keputusan oleh manajer.

Activity Based Costing System timbul sebagai akibat dari kebutuhan

manajemen akan informasi akuntansi yang mampu mencerminkan konsumsi

sumber daya dalam berbagai aktivitas untuk menghasilkan produk. Kebutuhan

akan informasi biaya yang akurat tersebut disebabkan oleh hal-hal sebagai

berikut:

1. Persaingan global (Global Competition) yang dihadapi perusahaan

manufaktur memaksa manajemen untuk mencari berbagai

alternatif pembuatan produk yang cost effective.

2. Penggunaan teknologi maju dalam pembuatan produk menyebabkan

proporsi biaya overhead pabrik dalam product cost menjadi

dominan.

3. Untuk dapat memenangkan persaingan dalam kompetisi global,

perusahaan manufaktur harus menerapkan market–driven strategy.

4.   Market–driven strategy menuntut manajemen untuk inovatif.

5. Pemanfaatan teknologi komputer dalam pengolahan data akuntansi

memungkinkan dilakukannya pengolahan berbagai informasi biaya

yang sangat bermanfaat dengan cukup akurat.

Manfaat sistem biaya Activity-Based Costing (ABC) bagi pihak manajemen

perusahaan adalah :

1. Suatu pengkajian sistem biaya ABC dapat meyakinkan pihak

manajemen bahwa mereka harus mengambil sejumlah langkah

untuk menjadi lebih kompetitif. Sebagai hasilnya, mereka dapat

berusaha untuk meningkatkan mutu sambil secara simultan fokus

pada pengurangan biaya yang memungkinkan. Analisis biaya ini

dapat menyoroti bagaimana benar-benar mahalnya proses

manufakturing, hal ini pada gilirannya dapat memacu aktivitas

2

Page 3: Manbi ABB

untuk mengorganisasi proses, memperbaiki mutu, dan mengurangi

biaya.

2.  Pihak manajemen akan berada dalam suatu posisi untuk melakukan

penawaran kompetitif yang lebih wajar.

3. Sistem biaya ABC dapat membantu dalam pengambilan keputusan

(management decision making) membuat-membeli yang

manajemen harus lakukan, disamping itu dengan penentuan biaya

yang lebih akurat maka maka keputusan yang akan diambil oleh

phak manajemen akan lebih baik dan tepat. Hal ini didasarkan

bahwa dengan akurasi perhitungan biaya produk yang menjadi

sangat penting dalam iklim kompetisi dewasa ini.

4. Mendukung perbaikan yang berkesinambungan (continuous

improvement), melalui analisa aktivitas, sistem ABC

memungkinkan tindakan eleminasi atau perbaikan terhadap

aktivitas yang tidak bernilai tambah atau kurang efisien. Hal ini

berkaitan erat dengan masalah produktivitas perusahaan.

5. Memudahkan penentuan biaya-biaya yang kurang relevan (cost

reduction), pada sistem tradisional, banyak biaya-biaya yang

kurang relevan yang tersembunyi. Sistem ABC yang transparan

menyebabkan sumber-sumber biaya tersebut dapat diketahui dan

dieliminasi.

6. Dengan analisis biaya yang diperbaiki, piliak manajemen dapat

melakukan analisis yang lebih akurat mengenai volume produksi

yang diperlukan untuk mencapai impas (break even) atas produk

yang bervolume rendah.

Beberapa keunggulan dari sistem biaya Activity Based Costing (ABC)

dalam penentuan biaya produksi adalah sebagai berikut :

3

Page 4: Manbi ABB

a. Biaya produk yang lebih realistis, khususnya pada industri manufaktur

teknologi tinggi dimana biaya overhead adalah merupakan proporsi

yang signifikan dari total biaya.

b. Semakin banyak overhead dapat ditelusuri ke produk. Dalam pabrik

yang modem, terdapat sejumlah aktivitas non lantai pabrik yang

berkembang. Analisis sistem biaya ABC itu sendiri memberi

perhatian pada semua aktivitas sehingga biaya aktivitas yang non

lantai pabrik dapat ditelusuri.

c. Sistem biaya ABC mengakui bahwa aktivitaslah yang menyebabkan

biaya (activities cause cost) bukanlah produk, dan produklah yang

mengkonsumsi aktivitas.

d. Sistem biaya ABC memfokuskan perhatian pada sifat riil dari perilaku

biaya dan membantu dalam mengurangi biaya dan mengidentifikasi

aktivitas yang tidak menambah nilai terhadap produk.

e. Sistem biaya ABC mengakui kompleksitas dari diversitas produksi

yang modem dengan menggunakan banyak pemacu biaya (multiple

cost drivers), banyak dari pemacu biaya tersebut adalah berbasis

transaksi (transaction-based) dari pada berbasis volume produk.

f.  Sistem biaya ABC memberikan suatu indikasi yang dapat diandalkan

dari biaya produk variabel jangka panjang (long run variabel product

cost) yang relevan terhadap pengambilan keputusan yang strategik.

g. Sistem biaya ABC cukup fleksibel untuk menelusuri biaya ke proses,

pelanggan, area tanggungjawab manajerial, dan juga biaya produk.

Suatu temuan yang konsisten dari buku akuntansi biaya tradisional

adalah ketidaktepatan dalam menggunakan informasi biaya untuk

menjalankan suatu pabrik manufakturing. Hal ini berbeda dengan sistem biaya

ABC yang memberikan informasi biaya yang lebih akurat. Sistem biaya ABC

menelusuri biaya produksi tidak langsung ke unit, batch, lintasan produk, dan

4

Page 5: Manbi ABB

seluruh fasilitas berdasarkan aktivitas tiap level. Metode penentuan biaya ini

menghasilkan biaya akhir produk yang lebih akurat dan lebih realistis.

Beberapa perbandingan antara sistem biaya tradisional dan sistem

biaya Activity-Based Costing (ABC) yang dikemukakan oleh Amin Widjaya

dalam bukunya “Activity-Based Costing untuk manufakturing dan pemasaran”,

adalah sebagai berikut:

1.Sistem biaya ABC menggunakan aktivitas-aktivitas sebagai pemacu

biaya (cost driver) untuk menentukan seberapa besar konsumsi

overhead dari setiap produk. Sedangkan sistem biaya tradisional

mengalokasikan biaya overhead secara arbitrer berdasarkan satu

atau dua basis alokasi yang non representatif.

2. Sistem biaya ABC memfokuskan pada biaya, mutu dan faktor

waktu. Sistem biaya tradisional terfokus pada performansi keuangan

jangka pendek seperti laba. Apabila sistem biaya tradisional

digunakan untuk penentuan harga dan profitabilitas produk, angka-

angkanya tidak dapat diandalkan.

3. Sistem biaya ABC memfokuskan pada biaya, mutu dan faktor

waktu. Sistem biaya ABC memerlukan masukan dari seluruh

departemen persyaratan ini mengarah ke integrasi organisasi yang

lebih baik dan memberikan suatu pandangan fungsional silang

mengenai organisasi.

4. Sistem biaya ABC mempunyai kebutuhan yang jauh lebih kecil

untuk analisis varian dari pada sistem tradisional, karena kelompok

biaya (cost pools) dan pemacu biaya (cost driver) jauh lebih akurat

dan jelas, selain itu ABC dapat menggunakan data biaya historis

pada akhir periode untuk menghilang biaya aktual apabila

kebutuhan muncul.

5. Pada sistem biaya tradisional penentuan tarif suatu produk berdasar

aktivitas level unit (bahan baku dan tenaga kerja). Sedangkan pada

5

Page 6: Manbi ABB

ABC System pembebanan biaya overhead berdasarkan aktivitas

berlevel unit maupun non unit sehingga penentuan biaya lebih

akurat karena ditelusuri ke masing-masing produk.

Sistem biaya tradisional mengutamakan satu atau dua pemacu biaya

yang berbasis unit sebagai pembeban biaya sehingga menciptakan biaya

produk yang terdistorsi. Distorsi yang terjadi berupa subsidi silang (cross

subsidy) antar produk, satu produk mengalami kelebihan biaya (overcosting)

dan produk lainnya mengalami kekurangan biaya (undercosting). Tingkat

distorsi yang terjadi tergantung pada proporsi biaya overhead terhadap biaya

produksi total. Semakin besar proporsinya, semakin besar distorsi yang terjadi

demikian juga sebaliknya. Hal inilah yang melandasi dikembangkannya sistem

biaya Activity-Based Costing.

Perkembangan aktivitas berdasarkan pembiayaan (ABC system) pada

awalnya didasari oleh adanya perbaikan kecermatan dalam perhitungan biaya

produk dalam perusahaa manufaktur yang pada umumnya menghasilkan

banyak produk. Permasalahan yang dihadapi oleh perusahaan pada umumnya

adalah bagaimana menghasilkan banyak jenis produk dengan membebankan

biaya overhead pabrik ke produk-produk tersebut. Dalam aplikasi akuntansi

biaya tradisional, konsep  volume-related drivers digunakan untuk

membebankan biaya overhead pabrik ke pabrik, sehingga beban biaya produk

yang dihasilkan dari cara pembebanan ini menjadi tidak akurat.  Pada sistem

ABC menawarkan dasar pembebanan yang lebih bervariasi, seperti batch-

related drivers, product sustaining drivers dan facility sustaining drivers

untuk membebankan biaya overhead pabrik kepada berbagai jenis produk yan

dihasilkan oleh perusahaan .  Dengan berbagai drivers yang sesuai dengan

jenis produk yang dihasilkan maka akuntansi biaya dapat menghasilkan

informasi beban biaya produk yang akurat, sehingga hal ini akan memudahkan

pihak manajemen dalam proses pengambilan keputusan tentang harga jual dan

dalam melakukan analisis profitabilitas setiap jenis produk.

Pada perkembangan selanjutnya, ABC system tidak lagi terbatas

pemanfaatannya hanya untuk menghasilkan informasi beban biaya produk

yang akurat. ABC sistem pada saat ini merupakan konsep yang didefinisikan

6

Page 7: Manbi ABB

secara luas sebagai sistem informasi untuk memotivasi individu dalam

melakukan improvement terhadap proses yang digunakan oleh perusahaan

untuk menghasilkan produk/jasa bagi customer. ABC sistem dimanfaatkan

untuk mengatasi kelemahan akuntansi baiaya tradisional yang didesain khusus

untuk perusahaan manufaktur. Jika pada tahap awal perkembanannya, ABC

system hanya difokuskan pada biaya overhead pabrik, sedangkan pada tahap

perkembangan selanjutnya, ABC system diterapkan ke semua biaya, mulai

dari biaya desain, biaya produksi, biaya penjualan, biaya pasca jual, sampai

biaya administrasi dan umum. ABC sistem menggunakan aktivitas sebagai

titik pusat (focal point) untuk mempertanggungjawabkan biaya. Oleh karena

aktivitas tidak hanya dijumpai di perusahaan manufaktur, dan tidak terbatas di

tahap produksi, maka ABC system dapat dimanfaatkan di berbagai jenis

organisasi dan mencakup biaya di luar produksi.

Activity-Based Costing (ABC) telah dikembangkan pada organisasi

sebagai suatu solusi untuk masalah-masalah yang tidak dapat diselesaikan

dengan baik oleh sistem biaya tradisional. Sistem ABC merupakan suatu

sistem yang baru sehingga konsepnya masih dan terus berkembang, sehingga

ada berbagai definisi yang menjelaskan tentang sistem biaya ABC itu sendiri.

Beberapa ahli manajemen biaya memberikan defenisi mengenai sistem biaya

Activity-Based Costing sebagai berikut :

1. Wayne J. Morse, James R. Davis dan A. L. Hartgraves

Dalam bukunya Management Accounting (1991) memberikan

defenisi mengenai Activity-Based Costing (ABC), sebagai sistem

pengalokasian dan pengalokasian kembali biaya ke objek biaya dengan

dasar aktivitas yang menyebabkan biaya. Sistem ABC ini didasarkan pada

pemikiran bahwa aktivitas penyebab biaya dan biaya aktivitas harus

dialokasikan ke objek biaya dengan dasar aktivitas biaya tersebut

dikonsumsikan. Sistem ABC ini menelusuri biaya ke produk sebagai dasar

aktivitas yang digunakan untuk menghasilkan produk tersebut.

2. Ray H. Garrison

7

Page 8: Manbi ABB

Dalam bukunya Managerial Accounting (1991) memberikan

definisi mengenai Activity-Based Costing (ABC), sebagai suatu metode

kalkulasi biaya yang menciptakan suatu kelompok biaya untuk setiap

kejadian atau transaksi (aktivitas) dalam suatu organisasi yang berlaku

sebagai pemacu biaya. Biaya overhead kemudian dialokasikan ke produk

dan jasa dengan dasar jumlah dari kejadian atau transaksi produk atau jasa

yang dihasilkan tersebut.

3. Douglas T. Hicks

Dalam bukunya Activity-Based Costing for Small and Mid-sized

Busines An Implementation Guide (1992) memberikan defenisi mengenai

Activity-Based Costing (ABC), sebagai merupakan sebagai suatu konsep

akuntansi biaya yang berdasarkan atas pemikiran bahwa produk

mengkonsumsi aktivitas dan aktivitas yang menimbulkan biaya. Dalam

sistem biaya ABC ini dirancang sedemikian rupa sehingga setiap biaya

yang tidak dapat dialokasikan secara langsung kepada produk, dibebankan

kepada produk berdasarkan aktivitas dan biaya dari setiap aktivitas

kemudian dibebankan kepada produk berdasarkan konsumsi masing-

masing aktivitas tersebut.

4. L. Gayle Rayburn

Dalam bukunya Cost Accounting-Using Cost Management Approach

(1993) memberikan definisi mengenai Activity-Based Costing (ABC),

sebagai suatu sistem yang mengakui bahwa pelaksanaan aktivitas

menimbulkan konsumsi sumber daya yang dicatat sebagai biaya, atau

dengan kata lain bahwa ABC tersebut adalah merupakan pendekatan

kalkulasi biaya yang berbasis pada transaksi. Sistem biaya ABC itu sendiri

adalah mengalokasikan biaya ke transaksi dari aktivitas yang dilaksanakan

dalam suatu organisasi, dan kemudian mengalokasikan biaya tersebut

secara tepat ke produk sesuai dengan pemakaian aktivitas setiap produk.

5. Charles T. Horngren, Gary L. Sundem dan William O. Stratton

8

Page 9: Manbi ABB

Dalam bukunya Introduction to Management Accounting (1996)

memberikan defenisi mengenai Activity-Based Costing (ABC), sebagai

suatu sistem yang merupakan pendekatan kalkulasi biaya yang

memfokuskan pada aktivitas sebagai objek biaya yang fundamental istem

ABC ini menggunakan biaya dari aktivitas tersebut sebagai dasar untuk

mengalokasikan biaya keobjek biaya yang lain seperti produk, jasa, atau

pelanggan.

Konsep tentang ABC System berubah sesuai dengan perkembangan

implementasi ABC System itu sendiri. Pada awal perkembangannya, ABC

System dipakai sebagai alat untuk memperbaiki akurasi perhitungan biaya

produk, namun perkembangannya terkini, ABC System telah berkembang

sedemikian rupa sehingga menjadi ”cara baru dalam menjalankan bisnis”.

Tabel 1. menggambarkan mitos dan realitas tentang ABC System dalam

perkembangannya.

Realita Mitos

ABC System merupakan sistem

pencatatan, penggolongan,

peringkasan, penyajian, dan

pengintepretasian informasi biaya.

ABC System merupakan sistem

analisis biaya berbasis aktivitas untuk

memenuhi kebutuhan personel dalam

pengambilan keputusan, baik yang

bersifat strategik dan maupun

operasional

ABC System merupakan sistem

akuntansi dengan perusahaan

manufaktur sebagai modelnya.

ABC System merupakan sistem

informasi biaya yang dapat

diterapkan dalam semua jenis

organisasi-perusahaan manufaktur,

jasa, dan dagang, serta organisasi

sektor publik dan organisasi nirlaba.

ABC System berfokus ke biaya

produksi

ABC System mencakup seluruh

biaya. Dalam perusahaan manufaktur,

9

Page 10: Manbi ABB

ABC System mencakup biaya desain

dan pengembangan, biaya produksi,

biaya dukungan intern, biaya

pemasaran, biaya distribusi, biaya

layanan purna jual.

ABC System berfokus ke perhitungan

biaya produk dan cost control

ABC System berfokus ke long-term

strategic cost reduction

ABC System dapat diselenggarakan

secara manual

ABC System hanya akan optimum

hasilnya jika diselesaikan dengan

teknologi infornasi.

ABC System merupakan tanggung

jawab fungsi akuntansi

ABC System mengubah cara

menjalankan bisnis, oleh karena itu

ABC System menjadi tanggung jawab

semua personel, terutama operating

persone

Ada dua keyakinan dasar yang melandasi ABC System :

1. Cost is caused. Biaya ada penyebabnya dan penyebab biaya adalah aktivitas.

Dengan demikian, pemahaman yang mendalam tentang aktivitas yang menjadi

penyebab timbulnya biaya akan menempatkan personal perusahaan pada

posisi yang dapat mempengaruhi biaya. ABC System berangkat dari keyakinan

dasar bahwa sumber daya menyediakan kemampuan untuk melaksanakan

aktivitas, bukan sekedar menyebabkan timbulnya biaya harus dialokasikan.

2. The causes of cost can be managed. Penyebab terjadi biaya (yaitu aktivitas)

dapat dikelola. Melalui pengelolaan terhadap aktivitas yang menjadi penyebab

terjadinya biaya, personel perusahaan dapat mempengaruhi biaya. Pengelolaan

terhadap aktivitas memerlukan berbagai informasi tentang aktivitas.

Dua keyakinan dasar diatas menggambarkan bahwa pengelolaan aktivitas

ditujukan untuk mengarahkan seluruh aktivitas organisasi ke penyediaan

produk/jasa bagi kepentingan pemenuhan kebutuhan costumers. Seluruh yang

10

Page 11: Manbi ABB

digunakan untuk menghasilkan produk/jasa dinilai manfaatnya ditinjau dari sudut

pandang costumers. Contoh informasi tentang aktivitas adalah: customers yang

mengkonsumsi keluaran aktivitas, value-and non-value-added activities,

resources driver, activity driver, driver quantity, cycle effectiveness (CE),

capacity resource, budget type (fixed type, variable type, step type).

Meskipun secara teoritis dapat diketahui bahwa ABC System memberikan

banyak manfaat bagi perusahaan, namun tidak semua perusahaan dapat

menerapkan sistem ini. Ada dua hal mendasar yang harus dipenuhi oleh perusahan

yang akan menerapkan ABC System, yaitu :

1. Biaya-biaya berdasar non-unit harus merupakan persentase signifikan dari

biaya overhead. Jika biaya-biaya ini jumlahnya kecil, maka sama sekali tidak

ada masalah dalam pengalokasiannya pada tiap produk.

2. Rasio-rasio konsumsi antara aktivitas-aktivitas berdasar unit dan aktivitas-

aktivitas berdasar unit dan aktivitas-aktivitas berdasar non-unit harus berbeda.

Jika berbagai produk menggunakan semua aktivitas overhead dengan rasio

kira-kira sama, maka tidak ada masalah jika cost driver berdasar unit

digunakan untuk mengalokasikan semua biaya overhead pada setiap produk.

Jika berbagai produk rasio konsumsinya sama, maka sistem konvensional atau

ABC System membebankan overhead pabrik dalam jumlah yang sama. Jadi

perusahaan yang produknya homogen (diversifikasi produknya rendah) dapat

menggunakan sistem konvensional tanpa ada masalah.

Sistem akuntansi biaya tradisional membebankan biaya overhead pabrik

melalui dua tahap pembebanan yaitu pembebanan biaya overhead seperti sistem

akuntansi biaya tradisional. Perbedaan antara kedua metode tersebut terletak pada

dasar pembebanan (cost driver) yang digunakan. Sistem akuntansi biaya

tradisional hanya menggunakan satu dasar pembebanan (cost driver) yaitu unit

produksi, sedangkan ABC System menggunakan lebih dari satu cost driver

sehingga informasi yang dihasilkan juga lebih akurat dan teliti. Tahap-tahap

pembebanan biaya overhead pabrik pada ABC System adalah :

Tahap 1

11

Page 12: Manbi ABB

1. Biaya overhead pabrik dibebankan pada aktivitas-aktivitas yang sesuai.

2. Biaya-biaya aktivitas tersebut dikelompokkan dalam beberapa cost pool yang

homogen.

3. Menentukan tarif untuk masing-masing kelompok (cost pool). Tarif dihitung

dengan cara membagi jumlah semua biaya didalam cost pool dengna suatu

ukuran aktivitas yang dilakukan. Tarif pool ini juga berarti biaya per unit

pemacu biaya (cost driver).

Tahap II

Biaya-biaya aktivitas dibebankan ke produk berdasarkan konsumsi atau

permintaan aktivitas oleh masing-masing produk. Jadi pada tahap ini biaya-biaya

tiap pool aktivitas ditelusur ke produk dengan menggunaan tarif pool dan ukuran

besarnya sumber daya yang dikonsumsi oleh tiap produk. Ukuran besarnya

sumber daya tersebut adalah penyederhanaan dari kuantitas pemacu biaya

dikonsumsi oleh tiap produk.

Pada tahap pertama, aktivitas diidentifikasikan, biaya-biaya dibebankan

kepada aktivitas, aktivitas yang berkaitan digabungkan menjadi satu kelompok,

kelompok biaya sejenis dibentuk, dan tarif kelompok dihitung. Pada tahap kedua,

setiap permintaan produk untuk sumber daya kelompok diukur dan biaya-biaya

dibebankan kepada produk dengan menggunakan permintaan ini dan tarif

kelompok yang mewakili. Namun, untuk menghindari kerancuan pada konsep

dasar, kita menghindari setiap pembahasan detail dari beberapa langkah prosedur

tahap pertama. Kita sekarang beralih ke penjelasan yang lebih rinci dari dua

langkah pertama : (1) identifikasi aktivitas dan (2) klasifikasi aktivitas ke dalam

kelompok sejenis. Bagaimana biaya-biaya dibebankan ke aktivitas dibahas dalam

bagian yang berbeda.

Konsep ABC System, bahwa biaya produk ditimbulkan oleh aktivitas, baik

aktivitas yang berkaitan dengan volume produk maupun aktivitas yang tidak

berkaitan dengan volume produk. BOP merupakan biaya yang akan diatribusikan

kepada produk berdasarkan pemicu biaya (cost drivers), bukan berdasarkan

volume produk.

12

Page 13: Manbi ABB

Aktivitas merupakan tindakan yang berulang-ulang untuk memenuhi

fungsi bisnis. Setiap aktivitas dapat ditentukan sebagai value added atau non value

added. Kaplan (1991), menyatakan bahwa, sistem manajemen biaya mempunyai

dua sisi pengukuran kinerja, yaitu finansial dan non finansial. Pengukuran kinerja

yang bersifat finansial digunakan untuk pengukuran kinerja periodik dan untuk

penentuan biaya produk yang akurat. Sedangkan pengukuran kinerja non finansial

dapat digunakan untuk mengembangkan dan memperbaiki secara terus menerus

proses produksi dengan mengurangi non value added time. Continuous

improvement ini mengacu pada falsafah pengolahan bernilai tambah (value added

manufacturing), yang mengacu pada kegiatan manufaktur yang terbaik dan

sederhana, sehingga sistem manufaktur menjadi lebih efisien.

Dalam value added manufaturing, pemborosan diartikan secara luas, yaitu

setiap kegiatan dalam pengolahan yang tidak menghasilkan nilai tambah, seperti

inspection time, waiting time dan moving time. Dengan demikian apabila tidak

terdapat pemborosan maka nilai masing-masing inspection time, waiting time dan

moving time sama dengan nol. Non value added dapat disebabkan oleh faktor

yang bersifat sistemik, fisik dan manusiawi, misalnya mesin mempunyai sistem

yang mengharuskan setiap proses produksi harus dalam batch yang besar, tenaga

kerja yang kurang terampil mengakibatkan meningkatnya biaya tenaga kerja.

1.Aktivitas-aktivitas Berlevel Unit

Aktivitas berlevel unit (unit-level activities) adalah aktivitas yang

dikerjakan setiap kali satu unit produk diproduksi, besar kecilnya aktivitas ini

dipengaruhi oleh jumlah unit produk yang diproduksi. Sebagai contoh tenaga

langsung, jam mesin, dan jam listrik (energi) digunakan setiap saat satu unit

produk dihasilkan.

2.Aktivitas-aktivitas Berlevel Batch

Aktivitas-aktivitas berlevel batch adalah aktivitas yang dikerjakan setiap

kali suatu batch produk diproduksi, besar kecilnya aktivitas ini dipengaruhi oleh

jumlah batch produk yang diproduksi. Contoh aktivitas yang termasuk dalam

13

Page 14: Manbi ABB

kelompok ini adalah aktivitas setup, aktivitas penjadwalan produksi, aktivitas

pengelolaan bahan (gerakan bahan dan order pembelian), aktivitas inspeksi.

3.Aktivitas-aktivitas Berlevel Produk

Aktivitas-aktivitas berlevel produk adalah aktivitas yang dikerjakan untuk

mendukung berbagai produk yang diproduksi oleh perusahaan. Aktivitas ini

mengkonsumsi masukan untuk mengembangkan produk atau memungkinkan

produk diproduksi dan dijual. Contoh aktivitas yang termasuk dalam kelompok

ini adalah aktivitas penelitian dan pengembangan produk, perekayasaan proses,

spesifikasi produk, perubahan perekayasaan, dan peningkatan produk.

4. Aktivitas Berlevel Fasilitas

Aktivitas berlevel fasilitas adalah meliputi aktivitas untuk menopang proses

pemanufakturan secara umum yang diperlukan untuk menyediakan fasilitas atau

kapasitas pabrik untuk memproduksi produk namun banyak sedikitnya aktivitas

ini tidak berhubungan dengan volume atau bauran produk yang diproduksi.

Contoh aktivitas ini mencakup misalnya : manajemen pabrik, pemeliharaan

bangunan, keamanan, pertamanan, penerangan pabrik, kebersihan, pajak bumi

dan bangunan (PBB), serta depresiasi pabrik.

Cost Pool adalah kelompok biaya yang disebabkan oleh aktivitas yang

bersama dengan satu dasar pembebanan (cost driver). Cost pool digunakan

untuk mempermudah manajemen dalam membebankan biaya-biaya yang

timbul. Cost pool berisi aktivitas yang biayanya memiliki korelasi positif

antara cost driver dengan biaya aktivitas. Tiap-tiap cost pool menampung

biaya-biaya dari transaksi-transaksi yang homogen. Semakin tinggi tingkat

kesamaan aktivitas yang dilaksanakan dalam perusahaan, semakin sedikit cost

pool yang dibutuhkan untuk membebankan biaya-biaya tersebut. Sistem biaya

yang menggunakan beberapa cost pool akan lebih menjelaskan hubungan

sebab-akibat antara biaya yang timbul dengan produk yang dihasilkan.

Cost pool berguna untuk menentukan cost pool rate yang merupakan

tarif biaya overhead pabrik per unit cost driver yang dihitung untuk setiap

14

Page 15: Manbi ABB

kelompok aktivitas. Tarif kelompok dihitung dengan rumus total biaya

overhead untuk kelompok aktivitas tertentu dibagi dasar pengukuran aktivitas

kelompok tersebut.

Cost driver atau pemicu biaya digunakan untuk membebankan biaya

aktivitas kepada output yang secara struktural berbeda dengan yang digunakan

dalam sistem biaya konvensional. Atau faktor-faktor penyebab yang

menjelaskan konsumsi overhead. Cost driver merupakan dasar yang

digunakan untuk membebankan biaya yang terkumpul pada cost pool kepada

produk.

Identifikasi cost driver adalah komponen yang penting dalam

pengendalian biaya tak bernilai tambah. Jika kinerja individual dipengaruhi

oleh kemampuannya untuk mengendalikan biaya tak bernilai tambah, maka

pemilihan cost driver dan bagaimana cost driver tersebut digunakan dapat

mempengaruhi perilaku para individu. Jika cost driver biaya untuk biaya setup

yang dipilih adalah waktu setup, maka insentif harus diciptakan bagi pekerja

agar mereka dapat mengurangi waktu setup.

15