manajemen sumber daya manusia pada organisasi sosial keagamaan

21
  1 Universitas Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kesejahteraan sosial dalam artian yang sangat luas mencakup berbagai tindakan yang dilakukan oleh individu ataupun organisasi untuk mencapai taraf hidup yang lebih baik. Hal ini terlihat dari definisi yang dikemukakan oleh Friedlander (1982, 4) : “Social welfare is the organized system of social services and institutions, design to aid individuals and group to attain satisfying standards of life and health.” (Kesejahteraan sosial merupakan sistem yang terorganisir dari institusi dan pelayanan sosial, yang dirancang untuk membantu individu ataupun kelompok agar dapat mencapai standar hidup dan kesehatan yang lebih memuaskan). Dalam hal ini, kesejahteraan sosial berkaitan dengan organisasi atau institusi pelayanan. Artinya, dengan adanya lembaga atau institusi yang ada di masyarakat dapat menciptakan atau meningkatkan kesejahteraan sosial melalui  pelayanan-pelayanan yang diberikan oleh institusi atau lembaga tersebut. Sekarang ini banyak masyarakat yang membutuhkan pelayanan sosial. Misalnya, masyarakat miskin dimana mereka sangat minim sekali dalam hal akses untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya. Melalui lembaga atau institusi sosial yang ada maka masyarakat dapat meningkatkan kesejahteraan hidupnya melalui  pelayanan-pelayanan yang diberikan. Pelayanan inilah yang nantinya dapat memaksimalkan akses masyarakat dalam meningkatkan kesejahteraan hidup mereka. Hal ini juga dijelaskan dalam UU Kesejahteraan Sosial No.11 Tahun 2009 yang menjelaskan bahwa lembaga sosial menyelenggarakan kesejahteraan hidup masyarakat. Dalam Undang-Undang Kesejahteraan Sosial No. 11 tahun 2009, disebutkan bahwa yang dimaksud dengan lembaga sosial adalah organisasi sosial atau perkumpulan sosial yang melaksanakan penyelenggaraan kesejahteraan sosial yang dibentuk oleh masyarakat, baik yang berbadan hukum maupun yang tidak  berbadan hukum. Lembaga sosial sendiri memiliki banyak ragamnya dari yang  bercorak kemanusiaan, hingga keagamaan. Sebut saja Sampoerna Foundation,

Upload: erick-azof

Post on 12-Jul-2015

1.266 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Mendeskripsikan dan membandingkan Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) pada BAZNAS sebagai organisasi pemerintah dan LAZ Al-Azhar sebagai organisasi non-pemerintah.

TRANSCRIPT

Page 1: Manajemen Sumber Daya Manusia pada Organisasi Sosial Keagamaan

5/12/2018 Manajemen Sumber Daya Manusia pada Organisasi Sosial Keagamaan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/manajemen-sumber-daya-manusia-pada-organisasi-sosial-keaga

1 Universitas Indonesia 

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Kesejahteraan sosial dalam artian yang sangat luas mencakup berbagai

tindakan yang dilakukan oleh individu ataupun organisasi untuk mencapai taraf 

hidup yang lebih baik. Hal ini terlihat dari definisi yang dikemukakan oleh

Friedlander (1982, 4) : “Social welfare is the organized system of social services

and institutions, design to aid individuals and group to attain satisfying standards

of life and health.” (Kesejahteraan sosial merupakan sistem yang terorganisir dari

institusi dan pelayanan sosial, yang dirancang untuk membantu individu ataupun

kelompok agar dapat mencapai standar hidup dan kesehatan yang lebih

memuaskan).

Dalam hal ini, kesejahteraan sosial berkaitan dengan organisasi atau

institusi pelayanan. Artinya, dengan adanya lembaga atau institusi yang ada di

masyarakat dapat menciptakan atau meningkatkan kesejahteraan sosial melalui

pelayanan-pelayanan yang diberikan oleh institusi atau lembaga tersebut.

Sekarang ini banyak masyarakat yang membutuhkan pelayanan sosial. Misalnya,

masyarakat miskin dimana mereka sangat minim sekali dalam hal akses untuk 

meningkatkan kesejahteraan hidupnya. Melalui lembaga atau institusi sosial yang

ada maka masyarakat dapat meningkatkan kesejahteraan hidupnya melalui

pelayanan-pelayanan yang diberikan. Pelayanan inilah yang nantinya dapat

memaksimalkan akses masyarakat dalam meningkatkan kesejahteraan hidup

mereka. Hal ini juga dijelaskan dalam UU Kesejahteraan Sosial No.11 Tahun

2009 yang menjelaskan bahwa lembaga sosial menyelenggarakan kesejahteraan

hidup masyarakat.

Dalam Undang-Undang Kesejahteraan Sosial No. 11 tahun 2009,

disebutkan bahwa yang dimaksud dengan lembaga sosial adalah organisasi sosial

atau perkumpulan sosial yang melaksanakan penyelenggaraan kesejahteraan sosial

yang dibentuk oleh masyarakat, baik yang berbadan hukum maupun yang tidak 

berbadan hukum. Lembaga sosial sendiri memiliki banyak ragamnya dari yang

bercorak kemanusiaan, hingga keagamaan. Sebut saja Sampoerna Foundation,

Page 2: Manajemen Sumber Daya Manusia pada Organisasi Sosial Keagamaan

5/12/2018 Manajemen Sumber Daya Manusia pada Organisasi Sosial Keagamaan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/manajemen-sumber-daya-manusia-pada-organisasi-sosial-keaga

2

Universitas Indonesia

Dompet Dhuafa (DD), Rumah Zakat, serta banyak lainnya. Pada intinya semua

lembaga sosial tersebut memiliki tujuan yang mulia sesuai dengan tujuan dari

penyelenggaraan kesejahteraan sosial, salah satunya yaitu meningkatkan taraf 

kesejahteraan, kualitas, dan kelangsungan hidup masyarakat.

Khusus untuk lembaga sosial keagamaan atau biasa disebut Faith Based 

Organization (FBO) yang berbasis Islam di Indonesia, lebih dikenal dengan

sebutan Badan Amil Zakat (BAZ) atau Lembaga Amil Zakat (LAZ). BAZ/LAZ

ini secara formal diakui oleh Undang-Undang Nomor 38 Tahun 1999 sebagai

lembaga yang berhak mengelola zakat. Oleh karena itu, kedua lembaga ini

memiliki peran dan fungsi yang strategis, baik dilihat dari perspektif 

pemberdayaan sosial-ekonomi umat maupun dari hubungan zakat dengan

perpajakan.

BAZ/LAZ di Indonesia memiliki potensi yang cukup besar. Sebagai

Negara dengan penduduk muslim yang cukup besar di dunia, dana zakat yang

dikelola dengan baik akan mampu untuk mengentaskan kemiskinan. Jumlah

penduduk muslim dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 1.1 Populasi Penduduk Muslim

Negara Perkiraan Populasi

Penduduk Muslim

tahun 2009

Persentase

Populasi Muslim

Persentase

Populasi Muslim

di Dunia

Indonesia 202.867.000 88.2 % 12.9 %

Pakistan 174.082.000 96.3 % 11.1 %

India 160.945.000 13.4 % 10.3 %

Bangladesh 145.312.000 89.6 % 9.3 %

Mesir 78.513.000 94.6 % 5 %

Nigeria 78.056.000 50.4 % 5 %

Page 3: Manajemen Sumber Daya Manusia pada Organisasi Sosial Keagamaan

5/12/2018 Manajemen Sumber Daya Manusia pada Organisasi Sosial Keagamaan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/manajemen-sumber-daya-manusia-pada-organisasi-sosial-keaga

3

Universitas Indonesia

Sambungan tabel 1.1

Iran 73.777.000 99.4 % 4.7 %

Turkey 73.619.000 98 % 4.7 %

Algeria 34.199.000 98 % 2.2 %

Sumber : Majalah ENHA-Edisi 16 April–Mei 2010, Hal. 16

Besarnya jumlah penduduk kaum Muslim Indonesia berdasarkan tabel

diatas menggambarkan potensi zakat yang cukup besar. Berdasarkan hasil

penelitian yang dilakukan oleh Hanum, diperkirakan potensi dana zakat di

Indonesia pada tahun 2009 sebesar 27,2 triliun rupiah. Pada kenyataannya terjadi

peningkatan yang signifikan rentang waktu tahun 2001 hingga 2008 sebesar

28,79% setiap tahunnya namun dana zakat tersebut tahun 2010 diperkirakan dapat

berjumlah 1 triliun rupiah. Tentu perbedaan dalam bentuk nominal ini cukup besar

dengan potensi dana zakat yang ada di Indonesia. (Hanum, 2009). Dalam Islam, zakat merupakan salah satu kewajiban kaum Muslim.

Terdapat beberapa ayat dalam Al-Quran yang menjelaskan bahwa zakat

merupakan sebuah kewajiban kaum Muslimin bagi yang mampu. Hal ini menjadi

wajib karena zakat bertujuan untuk menyucikan harta. Salah satunya terdapatdalam surat At Taubah: 103. Allah SWT berfirman:

“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu

membersihkan dan menyucikan mereka dan mendoalah untuk mereka.

Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka.

Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”.

Ayat tersebut menjelaskan bahwa Rasul SAW telah mendelegasikan tugas

mengelola zakat dengan menunjuk Amil Zakat. Dengan kalimat “Ambillah zakat

dari sebagian harta mereka…” bahwa dapat diartikan zakat akan lebih baik jika

dikelola secara profesional dan terorganisir oleh Amil Zakat. Amil Zakat yang

mempunyai tanggung jawab terhadap tugasnya, memungut, menyimpan, dan

mendistribusikan harta zakat kepada orang yang berhak menerimanya. Dalam

Page 4: Manajemen Sumber Daya Manusia pada Organisasi Sosial Keagamaan

5/12/2018 Manajemen Sumber Daya Manusia pada Organisasi Sosial Keagamaan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/manajemen-sumber-daya-manusia-pada-organisasi-sosial-keaga

4

Universitas Indonesia

konteks sekarang, zakat dikelola oleh pemerintah atau lembaga amil atau yang

dikenal di Indonesia dengan Badan Amil Zakat (BAZ) atau Lembaga Amil Zakat

(LAZ). Secara fikih diperbolehkan muzakki menyerahkan langsung zakatnya

kepada mustahik. Tetapi, dalam konteks yang lebih makro, tujuan ibadah zakat

tidak akan tercapai apabila tidak dikelola oleh lembaga Amil.

Mengenai kualitas Amil Zakat yang akan bekerja dalam LAZ, HRD LAZ

Al-Azhar mengatakan bahwa SDM berperan penting dalam kemajuan organisasi.

“Aku gak bisa membayangkan jika lembaga-lembaga zakat dikelola oleh tenaga

sisa, bagaimana dapat mengentaskan kemiskinan. Oleh karena itu sangat butuh

tenaga-tenaga muda, yang punya mimpi, serta kreatifitas yang tinggi agar

tercapainya tujuan organisasi”. (SN, HRD LAZ Al-Azhar, Maret 2010)

Perlu adanya pengelolaan zakat secara profesional secara bertanggung

  jawab yang dilakukan oleh masyarakat bersama pemerintah. Oleh karena itu,

pemerintah memberikan perlindungan, pembinaan, dan pelayanan atas

pengelolaan zakat. (Penjelasan atas UU No.38 Tahun 1999 tentang pengelolaan

zakat).  Kemudian dalam bukunya Ali (1988, 65) mengenai pedoman zakat

dijelaskan beberapa prinsip-prinsip pengorganisasian yang perlu dilaksanakan,

salah satunya yaitu pentingnya penanggung jawab lembaga yang berada pada

pemerintah serta pelaksanaan suatu lembaga harus memiliki Amil yang bekerja

penuh dan profesional.. Sebagai lembaga yang mengelola dana zakat yang berasal dari muzakki,

BAZ/LAZ dipercayakan untuk dapat menyalurkan dana tersebut. Salah satu faktor

terkelolanya organisasi dengan baik yaitu SDM yang berada didalamnya menjadi

penting dan mempunyai peranan strategis. Horsefield (1988) melihat MSDM

memegang peran utama dalam menjalankan sebuah organisasi. Menurutnya, Jika

dianalogikan dalam perusahaan, hubungan yang terjadi dalam MSDM dengan

organisasi yaitu tidak jauh berbeda antara direktur keuangan dan manager

keuangan yang saling membutuhkan satu sama lain (Donovan & Jackson, 1991,

309).

Dowling (1983) mengatakan bahwa SDM dalam organisasi sama

pentingnya dengan manajemen keuangan ( financial). Dowling melanjutkan bahwa

Page 5: Manajemen Sumber Daya Manusia pada Organisasi Sosial Keagamaan

5/12/2018 Manajemen Sumber Daya Manusia pada Organisasi Sosial Keagamaan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/manajemen-sumber-daya-manusia-pada-organisasi-sosial-keaga

5

Universitas Indonesia

dalam sebuah perusahaan, kunci dari memahami peran MSDM ialah memahami

fungsi perencanaan strategis. Artinya tujuan dari MSDM berkaitan erat dengan

tujuan dari sebuah organisasi (Donovan & Jackson, 1991, 310).

Melihat kondisi SDM organisasi sosial keagamaan (Faith Based 

Organization) yaitu BAZ atau LAZ, Jamil Azzaini, manajer Kubik  Leadership,

menilai bahwa banyak di antara SDM pengelola zakat yang belum memiliki

kualitas optimal. Untuk mencapai kualitas organisasi sosial keagamaan yang baik 

diperlukan tiga hal dasar, yaitu berkompeten (kafaah), amanah, dan memiliki etos

kerja tinggi (himmah). (Hamid, 2009)

Bahrir mengatakan bahwa kualitas manajemen suatu organisasi pengelola

zakat harus dapat diukur. Untuk itu, ada tiga kata kunci yang dapat dijadikan

sebagai alat ukurnya yaitu amanah, profesionalitas, dan transparan. Sifat amanah

merupakan syarat mutlak yang harus dimiliki oleh setiap amil zakat. Tanpa

adanya sifat ini, hancurlah semua sistem yang dibangun. Kedua, sikap profesional.

Sifat amanah belumlah cukup. Harus diimbangi dengan profesionalitas

pengelolaannya. Ketiga, transparan. Dengan transparannya pengelolaan zakat,

maka kita menciptakan suatu sistem kontrol yang baik, karena tidak hanya

melibatkan pihak internal organisasi saja, tetapi juga akan melibatkan pihak 

eksternal. Transparansi inilah rasa curiga dan ketidakpercayaan masyarakat akan

dapat diminimalisasi. (Bahrir, 2004)

Manajemen itu sendiri Menurut Mary Parker Follet ialah seni untuk 

menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Definisi ini mengandung arti bahwa

para manajer mencapai tujuan-tujuan organisasi melalui pengaturan orang-orang

lain untuk melaksanakan berbagai pekerjaan yang diperlukan, atau dengan cara

lain dengan tidak melakukan pekerjaan-pekerjaan itu sendiri. (Handoko, 1996, 3).

BAZNAS sebagai satu-satunya lembaga zakat yang dikelola oleh

pemerintah pada tingkat nasional. BAZNAS harus memiliki kualitas pelayanan

yang optimal guna meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah.

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Ayu Safira Purwanti dalam tesisnya yang

berjudul “  Analisis SWOT dalam Upaya Pengembangan Badan Amil Zakat 

 Nasional”, peneliti menitikberatkan pada potensi kemampuan organisasi ini

Page 6: Manajemen Sumber Daya Manusia pada Organisasi Sosial Keagamaan

5/12/2018 Manajemen Sumber Daya Manusia pada Organisasi Sosial Keagamaan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/manajemen-sumber-daya-manusia-pada-organisasi-sosial-keaga

6

Universitas Indonesia

dengan menggunakan analisis SWOT. Analisis SWOT menunjukkan bahwa SDM

yang berkualitas atau Amil Zakat BAZNAS memiliki potensi dalam

mengembangkan BAZNAS menjadi sebuah organisasi yang nasional meskipun

baru berdiri pada tahun 2001.

Pemilihan BAZNAS sebagai penelitian juga menindaklanjuti atas

penelitian yang dilakukan oleh Erika Takidah dalam tesisnya yang berjudul

“Analisa Pengaruh Kualitas Jasa BAZNAS pada Kepuasan dan Kepercayaan

 Muzakki”. Dalam penulisannya, peneliti menitikberatkan pada pembahasan

mengenai kualitas jasa yang BAZNAS berikan keapada Muzakki. Beberapa

kesimpulan yang didapatkan yaitu pentingnya empati para Amil Zakat terhadap

Muzakki, peraturan hukum menyangkut jasa Badan Amil Zakat, serta hubungan

baik yang diberikan Amil Zakat kepada Muzakki meningkatkan rasa kepercayaanMuzakki terhadap BAZNAS. Dalam penelitian yang telah dilakukan oleh kedua

peneliti diatas, peneliti memberikan masukan bahwa salah satu kunci dari

keberhasilan tingginya tingkat kepuasan Muzakki yaitu faktor Amil Zakat yang

memberikan pelayanan optimal. Oleh karena itu, dalam penelitian sekarang

mencoba membahas mengenai gambaran rangkaian kegiatan MSDM yang

dijalankan oleh BAZNAS dalam mendapatkan dan menyeleksi tenaga Amil

Zakat.

Untuk melihat gambaran MSDM yang lebih jelas, maka peneliti

melakukan perbandingan dengan LAZ. LAZ merupakan lembaga yang dibentuk 

oleh masyarakat dengan persetujuan oleh pemerintah. Dalam penelitian tesis yang

dilakukan oleh Suryo Adi Prayitno Sitepu dengan judul “Strategi Pengelolaan

SDM berbasis Kompetensi”, penulis mengkaji tentang seberapa besar pengaruh

dari kompetensi dan talenta SDM dalam mempengaruhi perkembangan organisasi.

Strategi ini dilakukan dalam perusahaan industri WIKA dan menunjukkan bahwa

strategi pengelolaan SDM yang dilakukan oleh perusahaan industri WIKA

berpengaruh terhadap produktivitas organisasi. Hal ini menunjukkan bahwa SDM

cukup berperan penting dalam peningkatan produktivitas perusahaan, namun

WIKA perusahaan industri dan perusahaan profit, tentu saja hal ini berbeda

dengan LAZ yang merupakan organisasi non-profit.

Page 7: Manajemen Sumber Daya Manusia pada Organisasi Sosial Keagamaan

5/12/2018 Manajemen Sumber Daya Manusia pada Organisasi Sosial Keagamaan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/manajemen-sumber-daya-manusia-pada-organisasi-sosial-keaga

7

Universitas Indonesia

Selain itu, peneliti berangkat dari penelitian yang dilakukan oleh Nurulita

Fitria dalam skripsinya yang berjudul “Tingkat Kepuasan Muzakki terhadap

Pelayanan Jasa Lembaga Amil Zakat (Studi Lembaga Amil Zakat   (LAZ) Al-Azhar  

Peduli Ummat Jakarta)” Dalam skripsinya, Fitria menggambarkan pentingnya

peran dari lembaga dalam menyediakan jasa pelayanan kepada Muzakki. Fitria

memiliki kesimpulan bahwa peranan Amil Zakat LAZ Al-Azhar Peduli Ummat

merupakan kunci dari pelayanan jasa. Berbagai strategi yang dilakukan oleh LAZ

Al-Azhar seperti sosialisasi dana CSR ke berbagai perusahaan, service excellent,

memberikan pengetahuan seputar zakat kepada para Muzakki, memberikan

laporan kegiatan dan keuangan ZISWAF setiap bulannya melalui CARE 

 Newsletter , serta adanya konsultasi zakat merupakan kelebihan yang dimiliki oleh

LAZ ini. Untuk menindaklanjuti penelitian yang dilakukan oleh kedua penelitidiatas, maka penelitian selanjutnya akan mencoba melihat bagaimana rangkaian

kegiatan MSDM ditubuh LAZ Al-Azhar sebagai lembaga non-profit yang

dibentuk oleh masyarakat secara swadaya.

Searle (2009) mengatakan bahwa organisasi yang menjalankan MSDM

yang baik, perlu memperhatikan tahap rekrutmen dan seleksi Amil Zakat sebagai

langkah awal yang harus dijalankan. Tahap tersebut juga merupakan bagian

terpenting serta mempunyai dampak yang signifikan bagi organisasi tersebut di

masa mendatang. (Collings & Wood, 2009, 151).

1.2 Perumusan Permasalahan 

Salah satu prestasi BAZNAS saat ini yaitu berhasil mempertahankan

sertifikasi ISO 9001-2000 yang disempurnakan menjadi ISO 9001-2008.

Diperolehnya ISO 9001-2008 merupakan langkah sukses BAZNAS kedua

mempertahankan kinerjanya untuk menjadi Badan Pengelola Zakat yang Amanah,

Transparan dan tentunya Profesional. ISO 9001-2008 adalah sertifikasi kepada

seluruh bagian dalam organisasi BAZNAS yang meliputi ManajemenPenghimpunan, Manajemen Pendayagunaan, Manajemen Keuangan serta

Manajemen Support  Organisasi. Secara keseluruhan peran Amil Zakat disini

penting dalam meningkatkan kepuasan dan kepercayaan Muzakki.

Page 8: Manajemen Sumber Daya Manusia pada Organisasi Sosial Keagamaan

5/12/2018 Manajemen Sumber Daya Manusia pada Organisasi Sosial Keagamaan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/manajemen-sumber-daya-manusia-pada-organisasi-sosial-keaga

8

Universitas Indonesia

Sebagai satu-satunya lembaga zakat berskala nasional, BAZNAS memiliki

MSDM dalam mengelola Amil Zakat. Sebagai lembaga milik pemerintah,

tentunya pengelolaan SDM akan berbeda dengan lembaga yang dibentuk oleh

masyarakat secara swadaya. Sebagai lembaga yang terdiri atas elemen

pemerintah, kaum ulama, serta masyarakat, maka perlu dikaji lebih dalam

bagaimana BAZNAS menjalankan MSDM sehingga mendapatkan beberapa

penghargaan dan tetap bertahan hingga saat ini.

Untuk pembanding lembaga pemerintah, maka dipilihlah LAZ. Hal ini

menindaklanjuti atas Undang-Undang No. 38 tahun 1999 yang mengatakan bahwa

lembaga zakat dapat dibentuk oleh pemerintah dan masyarakat dengan syarat-

syarat tertentu. Oleh karena itu, peneliti memilih LAZ Al-Azhar sebagai

pembanding organisasi zakat.

Dengan berbagai pengelolaan program yang produktif dan variatif, Al-

Azhar dikenal sebagai LAZ yang kreatif dalam melakukan pengembangan

program baru, dan tidak jarang menarik simpati publik, Rumah Gemilang

Indonesia, Mushalla for Sale, Qurban by Request , Benah Madrasah, dan Rumah

Ibadah menjadi produk pemberdayaan yang kreatif. Hingga akhirnya LAZ Al-

Azhar mendapatkan penghargaan (award ) sebagai The Best Zakat Empowering

Organization oleh   Indonesia Magnificence of Zakat (IMZ) pada tahun 2009.

Penghargaan tersebut merupakan hasil upaya kerja keras LAZ dalam memberikan

pelayanan yang memuaskan kepada masyarakat.  Peran Amil Zakat dalam

mendukung program yang variatif dan inovatif menjadi cukup penting dalam

mendapatkan penghargaan ini. Sebagai lembaga yang dikenal kreatif dan inovatif 

maka peneliti ingin melihat bentuk MSDM yang dijalankan oleh LAZ Al-Azhar

Peduli Ummat.

Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas maka permasalahan utama

dalam penelitian ini adalah bagaimanakah manajemen sumber daya manusia pada

BAZNAS dan LAZ Al-Azhar Peduli Ummat ?

Page 9: Manajemen Sumber Daya Manusia pada Organisasi Sosial Keagamaan

5/12/2018 Manajemen Sumber Daya Manusia pada Organisasi Sosial Keagamaan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/manajemen-sumber-daya-manusia-pada-organisasi-sosial-keaga

9

Universitas Indonesia

1.3 Tujuan Penelitian 

Salah satu faktor keberlangsungan sebuah organisasi yang baik yaitu

SDM. SDM yang menjalankan organisasi harus memiliki kemampuan dan

profesional dibidangnya. Untuk mendapatkan SDM yang baik maka organisasi

harus memiliki Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) yang baik pula. Oleh

karena itu, tujuan dari penelitian ini ialah :

1.  Mendeskripsikan dan membandingkan Manajemen Sumber Daya Manusia

(MSDM) pada BAZNAS sebagai  organisasi pemerintah dan LAZ Al-

Azhar sebagai organisasi non-pemerintah.

1.4 Signifikansi Penelitian

1.4.1 Manfaat Praktis

1.  Menjadi masukan bagi BAZ dan LAZ atau  Human Resource Department 

(HRD) dalam bidang Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM).

2.  Menjadi masukan bagi organisasi sejenis dalam melihat rangkaian

kegiatan Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) organisasi yang

berbasis keagamaan.

1.4.2 Manfaat Akademis

Memberikan masukan yang bermanfaat bagi pengembangan Ilmu

Kesejahteraan Sosial dalam pembelajaran mengenai manajemen organisasi

nirlaba. Lebih khususnya Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) pada Faith

 Based Organization (FBO).

I.5 Metode Penelitian

I.5.1 Pendekatan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran rangkaian kegiatan

MSDM dalam BAZNAS dan LAZ Al-Azhar Peduli Ummat. Untuk mencapai

tujuan penelitian maka penelitian ini akan menggunakan pendekatan secara

Page 10: Manajemen Sumber Daya Manusia pada Organisasi Sosial Keagamaan

5/12/2018 Manajemen Sumber Daya Manusia pada Organisasi Sosial Keagamaan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/manajemen-sumber-daya-manusia-pada-organisasi-sosial-keaga

10

Universitas Indonesia

kualitatif. Pendekatan kualitatif digunakan untuk dapat menggali lebih dalam

mengenai MSDM dalam organisasi khususnya yang berlandaskan keagamaan.

Selain itu, pendekatan ini juga bertujuan untuk melihat perbedaan

manajemen antara organisasi pemerintah dan non-pemerintah. Oleh karena itu,

diperlukan pendekatan-pendekatan yang lebih mendalam dengan harapan

informasi yang luas dan mendalam dapat diperoleh. Organisasi yang dikelola oleh

pemerintah tentunya memiliki Standard Operating Procedure (SOP) MSDM yang

berbeda dengan organisasi yang dikelola oleh masyarakat secara swadaya.

Dengan begitu pendekatan kualitatif perlu dilakukan agar dapat melihat MSDM

secara objektif.

Pendekatan kualitatif dipilih karena menekankan pada manfaat dan

pengumpulan informasi dengan mendalami fenomena yang diteliti(Koentjaraningrat, 1994, 84). Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh

Bogdan dan Taylor yang mendefinisikan pendekatan kualitatif sebagai suatu

prosedur penelitian yang menghasilkan data deskripsi berupa kata-kata

tertulis/lisan dari pelaku yang diamati. (Moleong, 2006, 3).

Pendekatan kualitatif juga memiliki satu tujuan penting yaitu untuk 

memahami fenomena yang kompleks dengan jalan mengujinya dalam

keseluruhannya dalam konteks (Moleong, 2006, 33). Adapun tujuan dari

pendekatan ini yaitu peneliti secara aktif berinteraksi secara pribadi dengan

informas. (Moleong, 2006, 32) Bahwa untuk memaknai kegiatan interaktif ini

peneliti seharusnya berinteraksi langsung dengan para informan antara lain

dengan mewawancarai dan melakukan observasi latar ilmiah, agar diperoleh

pemahaman emik (menurut persepsi mereka bukan persepsi peneliti) mengenai

kepercayaan, tujuan, dan alat untuk mencapai tujuan itu.

Kirk dan Miller mendefinisikan bahwa pendekatan kualitatif adalah tradisi

tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada

pengamatan pada manusia dan kawasannya sendiri dan berhubungan dengan

orang-orang tersebut dalam bahasanya sendiri dan dalam peristilahannya (dalam

Moleong, 2004, 9).

Pendekatan kualitatif dipilih untuk mendapatkan lebih banyak keleluasaan

dalam menyusun proses penelitian dan menganalisis catatan lapangan. Hasil

Page 11: Manajemen Sumber Daya Manusia pada Organisasi Sosial Keagamaan

5/12/2018 Manajemen Sumber Daya Manusia pada Organisasi Sosial Keagamaan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/manajemen-sumber-daya-manusia-pada-organisasi-sosial-keaga

11

Universitas Indonesia

wawancara, atau data-data sekunder yang didapatkan akan sangat mendukung

argumentasi dalam menggambarkan MSDM dalam BAZ/LAZ. Dengan

pendekatan kualitatif ini, diharapkan dapat mengangkat kekayaan data dan

permasalahan yang tidak diduga sebelumnya. Sehingga memungkinkan informan

untuk menjawab dengan bebas segala hal yang bermakna baginya, tanpa harus

membuatnya terperangkap pada pilihan kondisi dan jawaban standar yang tidak 

sesuai dengan konteks pengalaman selama bekerja di BAZ/LAZ.

1.5.2 Jenis Penelitian

Penelitian ini bermaksud memperoleh gambaran secara utuh dan terperinci

mengenai MSDM dalam FBO. Oleh karena itu, jenis penelitian yang digunakan

adalah penelitian deskriptif untuk memenuhi tujuan ini. Penelitian deskriptif 

menampilkan gambaran situasi, setting sosial atau hubungan yang lebih rinci

(Neuman, 2006, 21-22).

Penelitian ini adalah studi deskriptif dengan melakukan perbandingan pada

FBO BAZNAS dan LAZ Al-Azhar Peduli Ummat. Peneliti berusaha

mengembangkan konsep metode kualitatif dengan cara menentukan informan

yang erat kaitannya dengan MSDM dan yang dianggap paling mengetahui tentang

rangkaian kegiatan MSDM pada BAZNAS atau LAZ Al-Azhar Peduli Ummat.

Pada akhirnya penelitian ini akan berisi kutipan-kutipan data untuk 

memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut berasal dari naskah

wawancara (transkrip wawancara), catatan lapangan, gambar foto, rekaman video-

tape, dokumen pribadi, dan dokumen resmi lainnya. (Moleong, 2004, 6).

1.5.3 Lokasi Penelitian

Peneliti memilih 2 Lokasi yang berbeda. Pertama, BAZNAS yang

beralamat di Jl. Kebon Sirih No. 57 Jakarta Pusat 10340. BAZNAS dipilih

sebagai lokasi pengumpulan data karena :

1.  BAZNAS merupakan lembaga sosial keagamaan yang berada di bawah

naungan pemerintah. Sebagai lembaga resmi pemerintah, BAZNAS juga

Page 12: Manajemen Sumber Daya Manusia pada Organisasi Sosial Keagamaan

5/12/2018 Manajemen Sumber Daya Manusia pada Organisasi Sosial Keagamaan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/manajemen-sumber-daya-manusia-pada-organisasi-sosial-keaga

12

Universitas Indonesia

sebagai pusat data nasional, yang mencakup data BAZ/LAZ, data jumlah

penerimaan BAZ / LAZ, data pendayagunaan BAZ/LAZ, maupun data

muzakki ataupun mustahik secara nasional.

2.  BAZNAS sebagai Badan Amil Zakat secara nasional memiliki dana zakat

dengan peningkatan dana yang cukup tinggi yang diterima dari para muzakki.

Peningkatan dana zakat dapat dilihat dari awal berdirinya BAZNAS sebagai

organisasi zakat pada tahun 2001 berjumlah 1 Juta Rupiah hingga saat ini

berjumlah 37 Millyar Rupiah dan terus meningkat setiap tahunnya.

3.  BAZNAS sebagai pusat pembinaan dan pengembangan SDM zakat nasional.

Dalam mencari perbandingan lembaga sosial keagamaan, BAZNAS satu-

satunya lembaga milik pemerintah yang menangani zakat secara nasional. 

Kedua, LAZ Al-Azhar Peduli Ummat yang beralamat di Masjid Agung Al-AzharJl. Sisingamangaraja, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan 12110. LAZ ini dipilih

sebagai lokasi pengumpulan data karena :

1.  LAZ Al-Azhar Peduli Ummat merupakan lembaga zakat berbasis masjid yang

berdiri semenjak 5 tahun yang lalu. LAZ Al-Azhar Peduli Ummat dalam

perkembangan telah menjadi sebuah Lembaga Amil Zakat Nasional

(LAZNAS) yang telah diakui oleh pemerintah Indonesia. Dana penghimpunan

yang telah mencapai 9 Milliar rupiah membuat LAZ Al-Azhar menjadi salah

satu LAZ berbasis masjid yang diakui oleh masyarakat Indonesia. LAZ

berbasis masjid inilah salah satu faktor yang menjadikan LAZ ini

mendapatkan penghargaan dari IMZ.

2.  LAZ Al-Azhar Peduli Ummat merupakan lembaga zakat yang dibentuk oleh

masyarakat dan berdiri secara mandiri (non-pemerintah) sehingga dapat

menjadi pembanding organisasi pemerintah atau BAZ dalam bidang MSDM.

Sebagaimana yang diketahui bahwa dalam Undang-Undang No. 38 Tahun

1999, lembaga zakat hanya dapat dibentuk oleh pemerintah (BAZ) dan

masyarakat (LAZ) dengan syarat-syarat tertentu. LAZ Al-Azhar termasuk 

salah satu lembaga zakat yang telah memenuhi kriteria tersebut.

3.  LAZ Al-Azhar mendapatkan penghargaan (award ) sebagai The Best Zakat 

 Empowering Organization oleh Indonesia Magnificence of Zakat (IMZ) pada

tahun 2009 atas kreatifnya program yang dilakukan oleh LAZ Al- Azhar.

Page 13: Manajemen Sumber Daya Manusia pada Organisasi Sosial Keagamaan

5/12/2018 Manajemen Sumber Daya Manusia pada Organisasi Sosial Keagamaan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/manajemen-sumber-daya-manusia-pada-organisasi-sosial-keaga

13

Universitas Indonesia

Penghargaan tersebut merupakan hasil upaya kerja keras LAZ dalam

memberikan pelayanan yang memuaskan kepada masyarakat.  Peran Amil

Zakat dalam mendukung program yang variatif dan inovatif menjadi cukup

penting dalam mendapatkan penghargaan ini.

4.  LAZ Al-Azhar Peduli Ummat sebagai mitra dari BAZ memiliki tanggung

  jawab yang tinggi dalam pengelolaan dana yang diterima dalam muzakki.

Oleh karena itu merupakan salah satu hak muzakki untuk dapat mengetahui

LAZ Al-Azhar secara transparan.

1.5.4 Teknik Pemilihan Informan 

Sifat penelitian ini adalah deskriptif maka untuk menentukan informan

pada penelitian ini tidak menggunakan populasi atau sampel dengan pengertian

yang dipahami di penelitian kuantitatif. Informan yang diambil sebagai sampel

dari daerah tertentu maka sampel tersebut tidak bersifat mewakili (representatif 

populasi) tetapi lebih diperlakukan sebagai kasus yang mempunyai ciri khas

tersendiri yang tidak harus sama dengan ciri populasi yang “diwakilinya”. Sebab

penelitian ini tidak bertujuan untuk menggeneralisasi melainkan lebih bersifat

kasuistik, unik dan tidak digeneralisasi pada konteks lain. Meski nantinya akan

tetap ada generalisasi, tetapi hal tersebut berbeda dengan yang dimaksudkan

dengan generalisasi pada penelitian kuantitatif. (Irawan, 2006, 52,65).

Berdasarkan konteks tersebut maka terdapat beberapa kriteria sebagai

syarat untuk menentukan informan yang akan dipakai dalam penelitian ini yaitu

mereka yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung dalam Manajemen

Sumber Daya Manusia (MSDM) BAZ/LAZ, mereka yang terlibat dalam

perumusan konsep MSDM, pihak yang bertanggung jawab berjalannya konsep,

terakhir Amil Zakat itu sendiri sebagai triangulasi peneliti. Mereka yang

memenuhi kriteria tersebut diharapkan memahami MSDM dalam organisasi

tersebut. Oleh karena itu, untuk memperoleh informan tersebut dapat dibagi

menjadi dua komponen informan sebagaimana memenuhi kriteria yang telah

ditentukan sebelumnya yaitu :

Page 14: Manajemen Sumber Daya Manusia pada Organisasi Sosial Keagamaan

5/12/2018 Manajemen Sumber Daya Manusia pada Organisasi Sosial Keagamaan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/manajemen-sumber-daya-manusia-pada-organisasi-sosial-keaga

14

Universitas Indonesia

1. Kepala Divisi Human Resource Department (HRD)

Divisi HRD yaitu divisi yang mengurusi tahap awal dalam rekrutmen

Amil Zakat hingga tahap akhir masa pensiun di organisasi. Secara tidak langsung

Kepala HRD menjadi penanggung jawab atas rekrutmen, seleksi, pelatihan,

pengembangan hingga masa pensiun Amil Zakat yang akan bekerja di BAZ / 

LAZ. Kepala HRD juga mengetahui hambatan dalam menangani Amil yang

bekerja pada sektor sosial keagamaan.

2. Amil Zakat BAZ / LAZ

Amil Zakat BAZ / LAZ sebagai pihak yang menjalankan proses MSDM.

Sebagai salah satu elemen dalam BAZ / LAZ, Amil Zakat bertanggung jawab

terhadap tugas yang diberikan oleh BAZ / LAZ. Dari mereka akan didapatkan

informasi mengenai tahap-tahap yang dilaluinya sebelum masuk kedalam BAZ / 

LAZ hingga saat mereka menjalani tugas sebagai Amil Zakat secara langsung

maupun tidak langsung beserta hambatan maupun pendukungnya.

Tabel 1.2 Theoretical sampling

Informasi yang dicari Informan

Konsep awal, kriteria serta tujuan

HRD dalam melaksanakan fungsi

MSDM BAZ 

BAZNAS Kepala divisi

HRD BAZNAS

1

Pemahaman mengenai konsep

MSDM dalam BAZ selama

proses menjadi Amil Zakat.

Amil Zakat

BAZNAS

1

Page 15: Manajemen Sumber Daya Manusia pada Organisasi Sosial Keagamaan

5/12/2018 Manajemen Sumber Daya Manusia pada Organisasi Sosial Keagamaan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/manajemen-sumber-daya-manusia-pada-organisasi-sosial-keaga

15

Universitas Indonesia

Sambungan tabel 1.2

Konsep awal, kriteria serta

tujuan HRD dalam

melaksanakan fungsi MSDM

LAZ.

LAZ Al-

Azhar Peduli

Ummat

Kepala divisi

HRD LAZ Al-

Azhar Peduli

Ummat

1

Pemahaman mengenai konsep

MSDM dalam LAZ selama

proses menjadi Amil Zakat.

Amil LAZ Al-

Azhar Peduli

Umat

2

Total 5

Teknik penentuan informan yang akan digunakan dalam penelitian ini

adalah   purposive sampling. Pada teknik ini, setiap populasi tidak mendapat

kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai informan, Siapa yang akan diambil

sebagai informan disesuaikan dengan tujuan penelitian. Caranya adalah dengan

menyesuaikan informan dengan karakteristik yang telah ditentukan sebelumnya

sehingga populasi sampel yang digunakan tidak acak melainkan sampel yang

telah dikenali. Dalam BAZNAS sampel telah ditentukan oleh pihak terkait,

peneliti hanya menyampaikan kriteria yang sesuai tujuan penelitian. Jumlah

informan BAZNAS yang diwawancara berjumlah 1 orang, hal ini merupakan

permintaan dari pihak HRD BAZNAS. Berbeda dengan LAZ Al-Azhar, peneliti

mendapatkan 2 informan dalam penelitian. Pemilihan 2 informan ini atas

permintaan pihak HRD LAZ Al-Azhar. Peneliti juga melihat bahwa 2 informan

tersebut cukup menggambarkan Amil Zakat yang berada di LAZ Al-Azhar karena

 pertama, informan pertama merupakan Amil Zakat yang baru masuk dalam LAZ

sehingga ia masih mengetahui bagaimana rangkaian kegiatan MSDM LAZ Al-

Azhar. Sedangkan untuk informan lainnya, peneliti mendapatkan informasi bahwa

Amil Zakat tersebut merupakan Amil Zakat yang cukup lama telah berada di LAZ

tersebut. oleh karena itu akan didapatkan informasi yang mendalam mengenai

pengalamannya selama bekerja di LAZ.

Page 16: Manajemen Sumber Daya Manusia pada Organisasi Sosial Keagamaan

5/12/2018 Manajemen Sumber Daya Manusia pada Organisasi Sosial Keagamaan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/manajemen-sumber-daya-manusia-pada-organisasi-sosial-keaga

16

Universitas Indonesia

Konsep mengenai MSDM pada dasarnya akan didapatkan dari pihak HRD

BAZ/LAZ dan akan dilengkapi oleh temuan lapangan yang didapatkan dari Amil

Zakat. Pemilhan informan Amil Zakat bertujuan sebagai triangulasi terhadap

temuan lapangan.

1.5.5 Teknik Pengumpulan Data

1. Studi kepustakaan dan dokumentasi

Studi kepustakaan dan dokumentasi adalah untuk mendapatkan data

sekunder yaitu data pendukung dan memperkuat data primer yang didapat dari

sumber data yang berupa catatan, teori–teori dan bahan–bahan acuan penelitian

serta untuk mendapatkan data–data sekunder dari dokumen, buku–buku dan

artikel berita. dokumen, dan laporan media masa. Selain dari berbagai literatur,

penelitian ini mendapatkan studi dokumentasi dari pihak BAZNAS dan LAZ Al-

Azhar Peduli Ummat dalam kegiatan MSDM yang selama ini berlangsung.

2. Wawancara Mendalam (  In-Depth Interview)

Dengan media wawancara mendalam ini dapat diperoleh data primer dari

informan secara lengkap dan detail. Menurut Chadwick (1991:121) wawancara

adalah :

”Suatu bentuk komunikasi verbal yang bertujuan untuk memperoleh data

atau informasi. wawancara mendalam (in-depth interview) adalah

percakapan dua orang dengan tujuan memperoleh keterangan sesuai

dengan penelitian dan dipusatkan pada isi yang dititikberatkan pada

tujuan-tujuan deskripsi, prediksi dan penjelasan sistematik mengenai

penelitian tersebut.” 

Penelitian ini menggunakan in-depth interview dengan semi-terstruktur.Pendekatan semi-terstruktur ini berusaha untuk menggali kedalaman

persepsi/pandangan dari informan yang dikaitkan tujuan penelitian dengan

pertanyaan terbuka. Selain itu indepth interview dilakukan karena sudah ada relasi

sebelumnya dengan informan. Teknik yang akan digunakan adalah  probing yaitu

usaha untuk menggali informasi lebih dalam dari informan.(Grinell, 1993, 11).

Page 17: Manajemen Sumber Daya Manusia pada Organisasi Sosial Keagamaan

5/12/2018 Manajemen Sumber Daya Manusia pada Organisasi Sosial Keagamaan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/manajemen-sumber-daya-manusia-pada-organisasi-sosial-keaga

17

Universitas Indonesia

Penelitian memakai pedoman wawancara yang dapat ditambah atau

dikurangi bila perlu, dan kadang–kadang ditanyakan kepada informan secara tidak 

berurutan tergantung pada kondisi informan dalam memberikan informasi.

Pedoman wawancara ini berisi pertanyaan terbuka yang memberikan keleluasaan

bagi informan untuk mengemukakan pandangannya secara bebas. Sehingga usaha

didalam menggali Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) dalam Faith

 Based Organization (FBO) dapat berlangsung secara maksimal.

1.5.6 Waktu pengumpulan data

Tabel. 1.3 Waktu pengumpulan data

Kegiatan Maret April Mei Juni

Minggu ke Minggu ke Minggu ke Minggu ke

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

01 Studi Kepustakaan dan

dokumentasi

02 Interview Informan

Badan

Amil Zakat

Nasional

(BAZNAS)

Kepala

Divisi

HRD

BAZNAS

Amil

Zakat

BAZNAS

Page 18: Manajemen Sumber Daya Manusia pada Organisasi Sosial Keagamaan

5/12/2018 Manajemen Sumber Daya Manusia pada Organisasi Sosial Keagamaan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/manajemen-sumber-daya-manusia-pada-organisasi-sosial-keaga

18

Universitas Indonesia

Sambungan tabel 1.3

LAZ Al-

Azhar

Peduli

Ummat

Kepala

Divisi

HRD

LAZ Al-

Azhar

Peduli

Ummat

Amil

Zakat

LAZ Al-

Azhar

Peduli

Ummat

03 Melengkapi data yang

masih kurang

1.5.7 Teknik Analisa Data

Data yang telah terkumpul kemudian diproses melalui beberapa tahapsebagai berikut (Moleong, 2004, 190-214):

a.  Pemrosesan Satuan (Unityzing)

Unityzing adalah tahap pengorganisasian data yang diperoleh. Pada tahap ini

semua data yang telah diperoleh diberi kode sesuai dengan satuan-satuan yang

ditemukan dalam data.

b.  Kategorisasi

Pada tahap ini data yang telah diberi kode dimasukkan dalam beberapa

kategori. Kategori dibuat berdasarkan pada tujuan penelitian sehingga

memudahkan dalam melakukan proses penelitian berikutnya.

c.  Penafsiran Data

Penafsiran data dilakukan berdasarkan tujuan penelitian yang telah tergambar

pada tahap kategorisasi. Pada penelitian ini penafsiran data dilakukan untuk 

Page 19: Manajemen Sumber Daya Manusia pada Organisasi Sosial Keagamaan

5/12/2018 Manajemen Sumber Daya Manusia pada Organisasi Sosial Keagamaan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/manajemen-sumber-daya-manusia-pada-organisasi-sosial-keaga

19

Universitas Indonesia

mendapatkan deskripsi Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) pada

BAZ dan LAZ.

1.5.8 Teknik Meningkatkan Kualitas Penelitian

Untuk membantu penelitian ini mendapatkan kualitas penelitian yang

maksimal dan representatif, maka ada beberapa standar/kriteria yang harus

depenuhi. Moleong (2006) dalam  Metodologi Penelitian Kualitatif (hal 324-326)

diperlukan 4 unsur penting untuk membangun kepercayaan (trustworthiness)

yaitu derajat kepercayaan (credibility), keteralihan (transferability),

kebergantungan (dependability) dan kepastian (confirmability). Maka berangkat

dari keempat dasar diatas strategi yang dapat dipakai untuk menunjang kualitas

dalam penelitian ini adalah Credibility Dependability, Confirmability.(hal 217-

222) 

(1). Kredibilitas (Credibility). Untuk memperoleh kredibiltas ini dapat

digunakan strategi, yaitu dengan cara melakukan beberapa interview untuk 

menyakinkan perolehan data-data dari informan. Hal ini dapat membantu dalam

menjaga konsistensi pemberian informasi dari informan. Kemudian strategi yang

paling sering digunakan dan efektif untuk uji kebenaran data adalah dengantriangulasi. Pada Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) terkadang ada miss

antara atasan dan bawahan. Untuk itu perlu diuji kebenaran mengenai rangkaian

kegiatan MSDM dengan kenyataan yang terjadi di lapangan.

(2).  Dependability dan (3) Confirmability. Untuk memenuhi standar

dependabilitas dan konfirmabilitas strategi yang dapat dilakukan dengan cara

mengaudit data yang telah diperoleh. Cara yang dapat dipakai adalah melakukan

uji ulang terhadap setiap data-data yang telah diperoleh seperti   field note,

dokumen/arsip dan laporan penelitian lainnya.

Page 20: Manajemen Sumber Daya Manusia pada Organisasi Sosial Keagamaan

5/12/2018 Manajemen Sumber Daya Manusia pada Organisasi Sosial Keagamaan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/manajemen-sumber-daya-manusia-pada-organisasi-sosial-keaga

20

Universitas Indonesia

1.5.9 Keterbatasan Penelitian

Dalam penelitian ini, terdapat beberapa keterbatasan yang menghambat

sehingga penelitian ini dirasakan masih kurang sempurna, yaitu :

  Sedikitnya sumber informasi yang didapatkan dari pihak BAZNAS, hal ini

dikarenakan kesibukan serta waktu yang tidak terlalu banyak dalam

melakukan penelitian. 

1.6 Sistematika Penelitian

Sistematika penulisan penelitian ini merupakan pengorganisasian seluruh

materi penelitian yang dikelompokkan ke dalam 5 (lima) bab. Sebagai upaya

untuk memudahkan pembaca dalam memahami materi penelitian secara integral,

maka perlu dibuat suatu rangkaian relasi materi antar bab yang terorganisasi

sebagai suatu satuan yang utuh. Sehubungan dengan pemikiran itu, maka aliran

materi per bab dalam penelitian ini disusun secara berurutan melalui sistematika

penulisan berikut:

  Bab Satu : Pendahuluan, menguraikan tentang latar belakang masalah,

perumusan masalah yang meliputi pokok permasalahan dan pertanyaan

penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian, serta

sistematika penulisan. 

  Bab Dua : Kerangka Pemikiran, menguraikan hasil tinjauan kepustakaan yang

berkaitan erat dengan HSO, FBO, serta rangkaian kegiatan MSDM

(perencanaan SDM, rekrutmen, seleksi, orientasi, pendidikan dan pelatihan,

penilaian kinerja, kompensasi, transfer, promotion, demotion, resignations,

terminations, retirement ).

  Bab Tiga : Gambaran Umum Lokasi Penelitian, yaitu BAZNAS dan LAZ Al-

Azhar Peduli Ummat, menguraikan tentang kedua lembaga tersebut, visi,

misi, program-program serta dana penghimpunan zakat. 

  Bab Empat: Hasil Penelitian dan Analisa, menguraikan hasil temuan lapangan

mengenai, pelaksanaan MSDM pada kedua lembaga. Melihat perbandingan

rangkaian kegiatan MSDM yang dilakukan oleh kedua lembaga tersebut.

Serta analisa dari temuan lapangan tersebut dengan kerangka teori yang

terdapat pada Bab Dua. 

Page 21: Manajemen Sumber Daya Manusia pada Organisasi Sosial Keagamaan

5/12/2018 Manajemen Sumber Daya Manusia pada Organisasi Sosial Keagamaan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/manajemen-sumber-daya-manusia-pada-organisasi-sosial-keaga

21

Universitas Indonesia

  Bab Lima : Kesimpulan dan Saran, menguraikan secara singkat pembahasan

pada bab-bab sebelumnya dan memberikan saran yang diharapkan dapat

dipertimbangkan dalam melaksanakan rangkaian kegiatan MSDM pada

BAZNAS dan LAZ Al-Azhar Peduli Ummat.