manajemen sekolah (kepemimpinan kepala sekolah … · kompetensi pokok bagi guru, yaitu kompetensi...

18
MANAJEMEN SEKOLAH (KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN KOMPETENSI GURU TERHADAP KINERJA SEKOLAH ) Abdul Hamid Arribathi* [email protected] [email protected] STIMIK RAHARJA JL. Jenderal Sudirman No. 40 Cikokol Kota Tangerang Banten ABSTRAK Pendidikan salah satu bagian kehidupan manusia yang sangat penting, bahkan tidak akan pernah punah seumur kehidupan dunia. Pendidikan dimulai sejak dalam kandungan hingga sampai ke liang lahat. Pelaksanaan pendidikan dapat secara formal maupun non formal. Pendidikan formal sering dinamakan sekolah dengan berbagai jenjangnya, mulai dari pendidikan usia dini sampai perguruan tingggi. Ada beberapa unsur atau bagian dalam pendidikan yang harus terpenuhi seperti sarana- prasarana, kurikulum, siswa, dan tidak kalah penting adalah pendidik atau yang sering disebut guru. Dalam lembaga pendidikan formal, sekolah dipimpin oleh seorang manajer sekolah disebut kepala sekolah. Permasalahannya, apakah peranan kepemimpinan kepala sekolah dan guru terhadap kinerja sekolah ?. Tujuan penelitian ini, menjelaskan kepada pembaca, khususnya pengelola pendidikan tentang pentingnya peranan kepemimpinan kepala sekolah dan guru terhadap kineja sekolah. Penelitian ini bersifat yuridis normatif. Metode penulisan ini hanya mengkaji buku-buku yang berkaitan dengan peranan kepala sekolah dan guru tehadap kinerja sekolah. Kata kunci : Kepemimpin Kepala Sekolah, Kompetensi Guru, dan Kinerja Sekolah.

Upload: others

Post on 05-Nov-2020

12 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: MANAJEMEN SEKOLAH (KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH … · kompetensi pokok bagi guru, yaitu kompetensi guru yang berhubungan dengan usaha meningkatkan proses belajar dan yang berkaitan

MANAJEMEN SEKOLAH

(KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN KOMPETENSI GURU

TERHADAP KINERJA SEKOLAH )

Abdul Hamid Arribathi*

[email protected]

[email protected]

STIMIK RAHARJA

JL. Jenderal Sudirman No. 40 Cikokol Kota Tangerang Banten

ABSTRAK

Pendidikan salah satu bagian kehidupan manusia yang sangat penting, bahkan

tidak akan pernah punah seumur kehidupan dunia. Pendidikan dimulai sejak

dalam kandungan hingga sampai ke liang lahat. Pelaksanaan pendidikan dapat

secara formal maupun non formal. Pendidikan formal sering dinamakan sekolah

dengan berbagai jenjangnya, mulai dari pendidikan usia dini sampai perguruan

tingggi. Ada beberapa unsur atau bagian dalam pendidikan yang harus terpenuhi

seperti sarana- prasarana, kurikulum, siswa, dan tidak kalah penting adalah

pendidik atau yang sering disebut guru. Dalam lembaga pendidikan formal,

sekolah dipimpin oleh seorang manajer sekolah disebut kepala sekolah.

Permasalahannya, apakah peranan kepemimpinan kepala sekolah dan guru

terhadap kinerja sekolah ?. Tujuan penelitian ini, menjelaskan kepada pembaca,

khususnya pengelola pendidikan tentang pentingnya peranan kepemimpinan

kepala sekolah dan guru terhadap kineja sekolah. Penelitian ini bersifat yuridis

normatif. Metode penulisan ini hanya mengkaji buku-buku yang berkaitan dengan

peranan kepala sekolah dan guru tehadap kinerja sekolah.

Kata kunci : Kepemimpin Kepala Sekolah, Kompetensi Guru, dan Kinerja

Sekolah.

Page 2: MANAJEMEN SEKOLAH (KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH … · kompetensi pokok bagi guru, yaitu kompetensi guru yang berhubungan dengan usaha meningkatkan proses belajar dan yang berkaitan

A. PENDAHULUAN

1. Permasalahan

Ada beberapa unsur atau bagian dalam pendidikan yang harus terpenuhi

seperti sarana- prasarana, kurikulum, siswa, dan tidak kalah penting adalah

pendidik atau pengajar yang sering disebut guru. Dalam lembaga pendidikan

formal, sekolah dipimpin oleh seorang manajer sekolah yang sering disebut kepala

sekolah. Peranan kepala sekolah dan guru sangat signifikan dalam kinerja sekolah.

Keberhasilan suatu sekolah sangat bergantung oleh kepemimpinan kepala sekolah

dan kemampuan guru dalam mengelola sekolah tersebut. Keberhasilan

kepemimpinan sekolah ditentukan oleh kepahaman serta penguasan seseorang

atas tugas pokok sebagai kepala sekolah, serta mampu mengimplementasikannya

dengan baik. Tugas pokok itu antara lain : 1. Merencanakan Pengajaran meliputi :

Menjabarkan Analisis Mata Pelajaran (AMP), Menyusun Program Tahunan

(Prota), Menyusun Program Semester (Prosa), Menyusun Program Satuan

Pelajaran (PSP) , Rencana Pengajaran (RP), Menghitung hari kerja efektif dan jam

kerja efektif untuk setiap mata pelajaran berdasarkan Kalender Pendidikan. 2.

Mengatur pembagian tugas mengajar, penyusunan jadwal pelajaran dan jadwal

kegiatan ekstrakurikuler. Selain itu, harus mengerti peran dan fungsi dasar

sebagai kepala sekolah , yang bukan rahasia umum sering disingkat “

EMASLIM yaitu : sebagai Educator (pendidik), Manajer (pengatur pekerjaan),

Administrator (direktur administrasi), Supervisor (pengawas), Leader (pemimpin),

Inovator (pencetus hal baru) serta Motivator (pemberi motivasi). Dengan

mengerti, memahami dan mengamalkan tugas pokok serta ketujuh peranan dan

fungsi tersebut di atas, maka kepala sekolah akan dapat memberi perubahan yang

signifikan terhadap kinerja sekolah.

Selain kemampuan kepemimpinan kepala sekolah, sisi lain yang tidak kalah

penting dalam mempengaruhi kinerja sekolah adalah kemampuan guru.

Kemampuan sering diistilahkan kompetensi sehingga tergabung kata menjadi

kompetensi guru yaitu kemampuan guru untuk menguasai masalah akademik

yang sangat berkaitan dengan pelaksanaan proses belajar mengajar sehingga

kompetensi ini dimiliki guru dalam menjalankan tugas sebagai pendidik dan

Page 3: MANAJEMEN SEKOLAH (KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH … · kompetensi pokok bagi guru, yaitu kompetensi guru yang berhubungan dengan usaha meningkatkan proses belajar dan yang berkaitan

pengajar. Beberapa komponen yang dinilai tidak kalah penting sebagai syarat

yang harus dimiliki seorang guru antara lain :1. Pendidikan seorang guru harus

dari keguruan atau minimal memiliki akta IV yang diperoleh melalui pendidikan

keguruan, 2. Memahami Tupoksi guru, 3. Memiliki kecerdasan dan kemandirian,

4. Memiliki kemampuan dan ilmu psikologis anak, serta 5. Memiliki kompetensi

propesional keguruan.Sedangkan kompetensi propesional guru menurut Nana

Sudjana terbagi menjadi tiga bidang meliputi : Kompetensi bidang kognitif, yaitu

kemampuan bidang intelektual seperti penguasaan mata pelajaran, pengetahuan

mengenai cara mengajar, pengetahuan mengenai belajar dan tingkah laku

individu, pengetahuan tentang bimbingan dan penyuluhan, pengetahuan tentang

administrasi kelas, evaluasi belajar siswa, pengetahuan tentang kemasyarakatan

serta pengetahuan umum lainnya. Kompetensi bidang sikap, artinya kesiapan dan

kesediaan guru terhadap berbagai hal yang berkenaan dengan tugas dan

profesinya. Misalnya sikap menghargai pekerjaan yang dibinanya, memiliki

kemauan keras untuk meningkatkan hasil pekerjaannya. Perilaku atau

performance, artinya kemampuan guru dalam berbagai ketrampilan atau

berperilaku seperti ketrampilan mengajar, membimbing menilai, menggunakan

alat bantu pengajaran, berkomunikasi dengan siswa, ketrampilan menyusun

persiapan atau perencanaan mengajar.

Ketiga kompetensi tersebut di atas merupakan satu kesatuan yang integral

maksudnya saling berhubungan dan saling mempengaruhi serta mendasari satu

sama lain. Jika ditelaah secara mendalam dan seksama maka hanya ada dua

kompetensi pokok bagi guru, yaitu kompetensi guru yang berhubungan dengan

usaha meningkatkan proses belajar dan yang berkaitan dengan hasil belajar.

Namun untuk lebih jelas, dua bidang kompetensi dapat dapat diguguskan ke

dalam empat kemampuan yakni : Pertama, merencanakan program belajar

mengajar. Kedua, melaksanakan atau mengelola proses belajar mengajar. Ketiga,

menilai proses belajar mengajar. Keempat, menguasai bahan pelajaran.

Dengan terpenuhinya komponen persyaratan guru dan ditunjang memiliki

kompetensi yang telah diuraikan di atas, maka akan dapat terbentuk guru yang

yang ideal, yang memiliki kemampuan handal, sehingga akan dapat

Page 4: MANAJEMEN SEKOLAH (KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH … · kompetensi pokok bagi guru, yaitu kompetensi guru yang berhubungan dengan usaha meningkatkan proses belajar dan yang berkaitan

mempengaruhi kinerja sekolah. Namum dalam kenyataan masih ada sebagian

lembaga pendidikan yang belum memiliki dan menerapkan kepemimpinan kepala

sekolah yang baik dan guru yang berkompetensi.

Guna menjelaskan hal tersebut di atas penulis merumuskan masalah “

Benarkah kepemimpinan kepala sekolah dan kompetensi guru berpengaruh

terhadap kinerja sekolah ?”.

2. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini menjelaskan kepada pembaca, khususnya pengelola

pendidikan tentang pentingnya peranan kepemimpinan kepala sekolah dan guru

terhadap kineja sekolah, serta menganjurkan kepada instansi terkait untuk

menerapkan/menjalankan.

3. Metode Penelitian

Penelitian ini bersifat yuridis normative. Metode penulisan ini hanya

mengkaji buku-buku yang berkaitan dengan peranan kepala sekolah dan guru

tehadap kinerja sekolah.

B. PEMBAHASAN

1. Kepemimpinan Kepala Sekolah

Secara etimologi kepemimpinan berasal dari kata benda (noun) “pemimpin”

yang mengalami perubahan morfologis, yaitu mendapat konfiks ke-...-an sehingga

terbentuk kata “kepemimpinan” yang mengandung arti menunjukan perihal

memimpin (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1990 : 684). Senada di atas,

Hasibuan ( 2005 : 169) mengungkapkan bahwa : Pemimpin dalam bahasa Inggris

leader = head adalah seseorang yang mempergunakan wewenang dan

kepemimpinannya, mengarahkan bawahan untuk mengerjakan sebagian

pekerjaannya dalam mencapai tujuan organisasi. Leader adalah seorang pemimpin

yang mempunyai sifat-sifat kepemimpinan dan kewibawaan (personality

authority). Sedangkan Head adalah seorang pemimpin yang dalam melaksanakan

Page 5: MANAJEMEN SEKOLAH (KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH … · kompetensi pokok bagi guru, yaitu kompetensi guru yang berhubungan dengan usaha meningkatkan proses belajar dan yang berkaitan

kepemimpinannya hanya atas kekuasaan (power) yang dimilikinya. Namun jika

menilik sudut pandang falsafah kepemimpinan beranggapan bahwa bawahan

adalah untuk pemimpin. Pemimpin menganggap dirinyalah yang paling berkuasa,

paling mampu, dan paling cakap, sedangkan bawahan dianggap hanya sebagai

pelaksana keputusan saja. Pelaksanaan kepemimpinannya dengan cara

memberikan intruksi atau perintah, ancaman, hukuman dan pengawasan yang

ketat. Dengan memperhatikan pendapat di atas, dapat disimpulkan secara positif,

bahwa kepemimpinan yaitu cara seseorang yang memiliki keahlian atau

kemampuan untuk mempengaruhi perilaku bawahan agar mau bekerjasama serta

bekerja secara produktif untuk mencapai tujuan secara efektif dan efesien.

Para ahli berbeda kata dalam mendefinisikan Kepemimpinan, namun

memiliki persamaan dalam kesimpulan yakni kemampuan mempengaruhi

seorang untuk mencapai tujuan. Pendapat para ahli tersebut diantaranya :

Soerjono Soekanto, ( 2005 : 288 ) “Kepemimpinan (Leadership) adalah

kemampuan seseorang (pemimpin atau leader) untuk mempengaruhi orang lain

(yang dipimpinnya atau pengikut-pengikutnya)”. James A.F. Stoner dalam Husein

Umar ( 1993 : 31 ) mendefinisikan “Kepemimpinan sebagai proses pengarahan

mempengaruhi aktivitas yang berkaitan dengan tugas dari para anggota

kelompok”. Sedangkan Triguno ( 2002 : 17), menyatakan “Kepemimpinan adalah

seni mengarahkan sumber daya yang dimiliki dalam upaya mencapai tujuan

dengan strategi yang disesuaikan dengan kondisi lingkungan dan tantangan”.

Dengan demikian, orang lain bertingkah laku sebagaimana yang dikehendaki oleh

pemimpin tersebut. Agar supaya seorang pemimpin dapat diikuti atau menjadi

panutan pengikutnya maka harus memiliki ajaran seperti yang dianut oleh Ki

Hajar Dewantoro, yaitu ing ngarso sun tulodo ing madyo mangun karso tutwuri

handayani. Jika diterjemahkan “ Di muka pemimpin itu harus memiliki idialisme

yang kuat atau mampu memberi contoh, ketika berada di tengah-tengah komunitas

yang dipimpinnya harus dapat membangkitkan kehendak, memberikan semangat

dan jika di belakang harus dapat memberi pengaruh kekuatan”. Oleh karenanya

pemimpin yang baik harus memiliki dan melaksanakan syarat-syarat

kepemimpinan. Made Pridata, ( 2004 : 223) membagi syarat kepemimpinan

menjadi tiga hal : “ 1) Memiliki kepribadian yang cocok melaksanakan tugas

Page 6: MANAJEMEN SEKOLAH (KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH … · kompetensi pokok bagi guru, yaitu kompetensi guru yang berhubungan dengan usaha meningkatkan proses belajar dan yang berkaitan

memimpin, 2) Memperhitungkan faktor situasi dalam melaksanakan

kepemimpinan, 3) Melaksanakan transaksi antara dia sebagai pemimpin dengan

yang dipimpinnya, yaitu mengusahakan suatu kesepakatan bersama”.

Dalam manajemen seorang manajer adalah orang yang memegang pimpinan,

dalam perusahaan yaitu direktur perusahaan, sedangkan dalam lembaga

pendidikan adalah Kepala Sekolah. Bagi siapapun yang ingin sukses dalam

menjalankan tugas sebagai manajer pada tingkatan (level), dalam badan usaha,

yayasan, organisasi ataupun sekolah harus memenuhi beberapa persyaratan.

Syarat tersebut menurut Prajudi Atmosudirdjo (1980 : 168 ) yaitu : “ 1) yang

menyangkut alam pikirannya ( his state of mind ), 2) yang menyangkut sikap

kelakuannya ( his behaviour), 3) yang menyangkut kemampuan – kemampuannya

( his abilities) yang terdiri atas tiga macam abilities yaitu : a ) social abilities,

bergaul ( berhubungan ) dengan sesama manusia dari berbagai kepentingan atau

golongan, b ) technical abilities, yang menyangkut bidang pekerjaan yang dia

pimpin, dan c) managerial abilities, kemampuan untuk menjalankan manajemen”.

Dengan demikian ada tiga syarat seorang kepala sekolah sebagai manajer,

untuk dapat menjalankan kepemimpinnya dalam mengelola pendidikan. Jika

ingin dikatakan mampu menjalankan manajemen itu berhasil sebagaimana

tersebut di atas , meliputi :

a. State of Mind (Alam pikiran ). Jalan pikiran dalam pikiran seorang Kepala

sekolah ingin berhasil dan sukses sebagai Manajer harus fokus , dan

bergradasi menurut tingkat kedudukannya, yakni : Rasional, dia harus

mampu berpikir secara rasioanl, dengan mampu mengendalikan emosi

serta nafsu-nafsunya saat mengahadapi masalah. Manajemen dan

memiliki pola pikir, ini dapat diartikan “melihat, mengartikan dan

bereaksi terhadap suatu fenomena kehidupan”. Pola pikir menurut

Wahjosumidjo ( 1998 : 3 ) yaitu : “Pola pikir mempunyai arti sama

dengan istilah paradigma, sehingga secara garis besar dapat dikatakan

bahwa pola pikir atau paradigma yang dipakai seseorang, kelompok orang

atau masyarakat dapat sangat menentukan dan mempengaruhi dinamika

dan tata pola hidup dari pribadi maupun kelompok atau organisasi

Page 7: MANAJEMEN SEKOLAH (KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH … · kompetensi pokok bagi guru, yaitu kompetensi guru yang berhubungan dengan usaha meningkatkan proses belajar dan yang berkaitan

bersangkutan”. Seperti yang telah diungkapkan Keating (1986 : 15 )

bahwa : “ Kepemimpinan merupakan proses untuk mempengaruhi orang

atau sekelompok orang yang dipimpin”. Seorang pemikir (philosopher),

yang bisa jeli dan serius menghadapi berbagai masalah menurut

keperluan organisasi yang dikelolanya dengan pertimbangan secara tepat

dan akurat. Seorang pemimpin ( leader ), sanggup dan berani mengambil

keputusan-keputusan.Seorang organisator ( organiser ) seorang yang

mengenal watak dan menilai kemampuan orang lain, membagi-bagi tugas

dan pekerjaan serta menempatkan orang menurut kecocokannya,

waktunya, tempatnya dan iklimnya.Seorang pengacara kerja ( negotiator

), pandai dalam merundingkan sesuatunya dengan orang lain yang

mungkin berlainan pandangan seorang yang pandai membuat orang lain

memahami dia ( dynamiger ), seorang yang pandai membuat suatu

kelompok orang bergerak secara serentak, terarah dan teratur.Seorang

stateeg ( staategiser) atau tatikus ( policy maker), yang pandai mencari

jalan yang tidak mungkin dirugikan pihak lain.

b. Behaviour. Sikap kelakuan seseorang sebenarnya sangat tergantung pada

state of mind. Dengan demikian seorang kepala sekolah tidak bisa bersifat

atau bertindak seperti seorang pekerja biasa yang tidak ikut memegang

pimpinan juga tidak ikut bertanggung jawab atas jalannya organisasi.

Oleh karenanya harus memiliki sikap baik yang dilakukan oleh setiap

orang dalam badan atau organisasi modern, sikap tersebut antara lain :

Sikap kelakuan sebagai organisation man yaitu seorang yang selalu

berusaha untuk menyesuaikan cara berpikirnya, jalan pikirannya,

moralnya, ukuran-ukurannya, tingkah lakunya, jiwanya, disiplinnya

dengan nilai-nilai (standards ) dan syarat-syarat ( reguirements ) daripada

organisasi dimana dia menjadi anggota atau warga. Dia dalam

menjalankan segala seuatu yang berkaitan dengan organisasi tidak

mengutamakan kepentingan pribadi atau golongan. Bersikap rasionil,

zakelijk, obyektif, impersonal berarti menahan atau tidak

mengikutsertakan perasaan atau emosi, melainkan sedapat mungkin

menggunakan rasio ( reason ) yang harus mengolah atau menggunakan

Page 8: MANAJEMEN SEKOLAH (KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH … · kompetensi pokok bagi guru, yaitu kompetensi guru yang berhubungan dengan usaha meningkatkan proses belajar dan yang berkaitan

data, fakta, dan informasi (bukan opini ). Namun demikian seorang

manajer tidak boleh bersikap seperti sarjana (scientist) atau seperti seorang

pendeta (priest), tidak sebagai birokrat atau datakrat dan juga tidak seperti

hakim yang ingin selalu ingin menegaskan siapa yang hak dan siapa yang

wajib.

c. Abilities. Seorang kepala atau pimpinan harus mempunyai kemampuan

(abilities), kebiasaan (habitual), kecakapan dan ketrampilan (skills)

tertentu. Ability merupakan kekuatan kepribadian mental, kekuatan untuk

berbuat, tidak bisa ditahan atau ditolak kehendaknya.

Dari uraian di atas maka kepemimpinan adalah suatu proses pengarahan yang

mempengaruhi aktivitas seluruh sumber daya yang ada dalam upanya mencapai

tujuan dengan strategi yang disesuaikan lingkungan dengan tantangan dan

kondisi lingkungan organisasi. Kalau digambarkan model keberhasilan

kepemimpinan menurut Covey R dalam Triguno ( 2002 : 18 ), adalah sebagai

berikut :

Tingkat : Prinsip Kunci

Individual

Budi Luhur

Antar Individu Kepercayaan

Manajerial Penguasaan

Organisasi

Kesesuaian

TANTANGAN/LINGKUNGAN

(Model Diagram Keberhasilan Kepemimpinan)

Dari model diagram tersebut dapat dijelaskan pada dasarnya masing-masing

pribadi orang itu bisa merubah sikap dan perilaku yang baik, mau bekerjasama,

ingin memberikan yang terbaik diri dan kelompoknya (Teori Y dalam Douglas

Pribadi

Kelompok

Gaya (Type)

Ketrampilan

-----TUJUAN dan

NIALI-NILAI------

Struktur

Sistem

Strategi

Page 9: MANAJEMEN SEKOLAH (KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH … · kompetensi pokok bagi guru, yaitu kompetensi guru yang berhubungan dengan usaha meningkatkan proses belajar dan yang berkaitan

Mc. Gregor ). Sehingga pada tingkat manajerial, pimpinan harus membangun

kepecayaan, memiliki gaya manajemen yang mendorong partisipasi, prakarsa,

kreativitas dan komitmen serta menguasai ketrampilan dengan benar atau

profesional seperti pendelegasian, komunikasi, negosiasi, mandiri dan menjadi

teladan. Jadi dalam manajerial juga melihat gaya atau tipologi kepemimpinan

mana yang diimplemtasikan jika menghadapi orang yang berteori X atau yang

tidak kreatif, malas, tidak sinergi, maka menggunakan pendekatan otokratik. Jika

yang dihadapi situasi yang tidak kondusif, kekeluargaan, keakraban yang serasi

maka pendekatannya paternalistik. Jika keseimbangan hubungan sudah terbantuan

dan akhirnya pelaksanaan tugas dengan sendirinya terselesaikan maka lebih

condong pada pendekatan laissez fire. Jika sudah terbentuk adanya keserasian

hubungan antar bawahan dan atasan dalam penyelesaian tugas dengan baik yang

bersifat rasional dari hasil keputusan yang melibatkan bawahan maka lebih baik

menggunakan pendekatan demokratik. Jika semua dari keempat situasi berjalan

dengan baik maka kepemimpinan tersebut sangat karismatik. Semua unsur dalam

organisasi harus mengacu pada tujuan dan nilai yang sudah disepakati bersama

dan mampu mengerahkan sumber daya manusia dalam bentuk interaksi dan

ketergantungan agar sesuai tujuan dan nilai tersebut. Kondisi lingkungan juga

harus dipantau karena salu berkembang dan berubah untuk menyakinkan bahwa

strategi, tujuan, sistem dan lainnya masih sesuai atau tidak dengan tantangan yang

dihadapi, saat kapanpun, dimanapun, serta situasi apapun.

2. Kompetensi Guru

Begitu besar fungsi dan peran pendidikan, oleh karenanya perlu didukung

sumberdaya manusia yang handal, dalam hal ini adalah guru yang memiliki

kemampuan dan profesioanal. Untuk mewujudkan hal tersebut dibutuhkan

beberapa komponen persyaratan yang harus dimilki seorang guru, antara lain : 1,

pendidikan guru seharusnya dari keguruan atau minimal memiliki akta IV yang

didapatkan melalui pendidikan keguruan, 2. Memahami tupoksi guru, 3. Memiliki

kecerdasan dan kemandirian, 4. Memiliki kemampuan dan ilmu psikologis anak,

serta 5. Memeliki kompetensi profesional keguruan.

Page 10: MANAJEMEN SEKOLAH (KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH … · kompetensi pokok bagi guru, yaitu kompetensi guru yang berhubungan dengan usaha meningkatkan proses belajar dan yang berkaitan

Kompetensi profesioanl guru adalah kemampuan guru untuk menguasai

masalah akademik yang sangat berkaitan dengan pelaksanaan proses belajar

mengajar , sehinggga kompetensi ini dimiliki guru dalam menjalankan tugasnya

sebagai pendidik dan pengajar.

Nana Sudjana membagi kompetensi guru menjadi tiga bidang yaitu :

kompetensi bidang kognitif, kompetensi bidang sikap, dan kompetensi perilaku

atau perfomance. Kompetensi bidang kognitif yaitu kemampuan intelektual, yang

meliputi : penguasaan mata pelajaran, pengetahuan mengenai cara mengajar,

pengetahuan mengenai belajar dan tingkah laku individu, pengetahuan tentang

bimbingan dan penyuluhan, pengetahuan tentang administrasi kelas, pengetahuan

tentang evaluasi belajar siswa, pengetahuan tentang kemasyarakatan serta

pengetahuan umum lainnya.

Kompetensi bidang sikap artinya kesiapan dan kesedian guru terhadap

berbagai hal yang berkenaan dengan tugas dan profesinya. Misalnya sikap

menghargai pekerjaan yang dibinanya, memiliki kemauan yang keras untuk

meningkatkan hasil pekerjaannya.

Sedangkan kompetensi perilaku atau perfomance adalah kemampuan guru dalam

berbagai ketrampilan atau perilaku seperti : ketrampilan mengajar, ketrampialan

membimbing anak, ketrampilan menilai, ketrampilan menggunakan alat bantu

pengajaran, ketrampilan berkomunikasi dengan siswa, dan ketrampilan menyusun

persiapan mengajar.

Sedangkan Suharsimi Arikunto membagi kompetensi guru sebagai berikut :

kompetensi profesional, kompetensi personal, dan kompetensi sosial. Maksud dari

kompetensi profesional yaitu bahwa guru memiliki pengetahuan yang luas serta

dalam tentang subject matter (bidang studi) yang akan diajarkan serta penguasaan

metodologis dalam arti memiliki pengetahuan konsep teoritk, mampu memilih

metode yang tepat, serta mampu menggunakannya dalam proses belajar

mengajar.

Kompetensi personal artinya bahwa guru harus memiliki sikap kepribadian,

sehingga mampu menjadi sumber intensifikasi bagi subjek, lebih jelasnya bahwa

Page 11: MANAJEMEN SEKOLAH (KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH … · kompetensi pokok bagi guru, yaitu kompetensi guru yang berhubungan dengan usaha meningkatkan proses belajar dan yang berkaitan

dia memiliki kepribadian yang patut diteladani. Sedangkan kompetensi sosial

artinya bahwa guru harus memiliki kemampuan berkomunikasi sosial, baik

dengan murid-muridnya maupun dengan teman sesama guru, dengan kepala

sekolah, dengan pegawai tata usaha, dan anggota masyarakat di lingkungannya.

Berdasarkan tela’ah secara mendalam maka hanya ada dua kompetensi yang

pokok bagi guru, yaitu kompetensi guru yang banyak hubungannya dengan usaha

meningkatkan proses dan usaha meningkatkan hasil belajar. Namun dua

kompetensi tersebut di atas dapat diguguskan ke dalam empat kemampuan yakni :

kemampuan merencanakan program belajar mengajar, kemampuan melaksanakan

kegiatan belajar mengajar, kemampuan menilai proses belajar mengajar, dan

kemampuan mengusai bahan pelajaran.

Maksud dari kemampuan merencanakan program belajar mengajar yaitu

seorang guru sebelum merencanakan belajar mengajar, ia terlebih dahulu

mengetahui arti dan tujuan perencanaan program tersebut dan menguasai teoritis

dan praktis unsur-unsur yang terkandung di dalamnya. Adapun makna dari

perencanaan program mengajar adalah proyeksi atau perkiraan guru mengenai

kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa selama pengajaran itu berlangsung.

Sedangkan tujuannya adalah sebagai pedoman bagi guru dalam melaksanakan

praktek atau tindakan mengajar.

Kemampuan melaksanakan kegiatan belajar mengajar adalah menumbuhkan

dan menciptakan kegiatan siswa dengan rencana yang telah disusun. Adapun

yang termasuk dalam pengetahuan proses belajar mengajar meliputi : prinsip-

prinsip mengajar ketrampilan hasil belajar siswa, ketrampilan menggunakan alat

bantu, ketrampilan memilih dan menggunakan strategi atau pendekatan mengajar.

Kemampuan ini semua dapat diperoleh melalui pengalaman langsung.

Kemampuan menilai proses belajar mengajar, dalam hal ini guru harus dapat

menilai kemajuan yang dicapai oleh siswa yang meliputi bidang kognitif, afektif

dlam dan psikomotorik. Sedangkan penilaian ini dapat dilakukan dalam dua

bentuk yaitu penilaian melalui pengamatan terus menerus tentang perubahan

Page 12: MANAJEMEN SEKOLAH (KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH … · kompetensi pokok bagi guru, yaitu kompetensi guru yang berhubungan dengan usaha meningkatkan proses belajar dan yang berkaitan

kemajuan yang dicapai siswa, dan penilaian dengan cara pemberian skor, angka

atau nilai - nilai yang dilakukan dalam proses belajar mengajar.

Kemampuan mengusai bahan pengajaran, hal ini sangat penting bagi guru.

Secara jelas konsep – konsep yang harus dikuasai guru dalam penguasaan bahan

pengajaran telah tertuang dalam kurikulum, khususnya Garis-garis Besar Program

Pengajaran (GBPP) yang kemudian disajikan dalam bentuk pokok bahasan dan

sub pokok bahasan. Dan uraiannya secara mendalam dituangkan dalam bentuk

buku paket dari bidang studi yang bersangkutan. Dari uraian di atas dapat

disimpulkan betapa pentingnya kemampuan guru dalam rangka meningkatkan

mutu pendidikan.

3. Kinerja Sekolah

Kata bekerja ataupun kinerja, keduanya berasal dari kata dasar “kerja” yang

bermakna kegiatan melakukan sesuatu, namun bila mendapat infiks (sisipan ) -in

maka kata kerja menjadi kinerja. Banyak batasan istilah kinerja yang diberikan

para ahli, tetapi secara substantif memiliki persamaan maksud bahwa kinerja

merupakan terjemahan dari kata perfomance, yang secara umum didefinisikan

sebagai cara dan hasil yang telah dicapai seorang atau kelompok atau organisasi

dalam melaksanakan pekerjaannya, demikian menurut pendapat Veithzal Rivai

dan Ahmad Fawzi yang ditulis ulang oleh Moh. Basri (2005 : 14). Adapun

Schermehon, et all ( 1991 : 59 ) berpendapat bahwa kinerja sebagai kuantitas dan

kualitas pencapaian tugas –tugas, baik yang dilakukan oleh individu, kelompok

maupun organisasi. Lebih lanjut ia berpendapat kinerja dapat diukur secara baik

individu, kelompok, maupun organisasi. Tinggi rendahnya kinerja dapat dilihat

dari kuantitas dan kualitas pencapaian tugas. Aspek kuantitas ini mengacu pada

beban kerja yang telah ditetapkan, sedangkan kualitas kerja dapat dinilai dari rapi

tidaknya pekerjaan yang telah dilaksanakan .

Sementara itu, Lavasque ( 1992 : 248 ) memaknai kinerja sebagai apa – apa

yang dikerjakan dan hasil yang dicapai melalui pelaksanaan fungsi-fungsi dalam

pekerjaan ( performance is we do and the result produced by carrying out job

functions ).Selanjutnya Robins (1994 : 23) berkomentar bahwasanya kinerja

Page 13: MANAJEMEN SEKOLAH (KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH … · kompetensi pokok bagi guru, yaitu kompetensi guru yang berhubungan dengan usaha meningkatkan proses belajar dan yang berkaitan

adalah merupakan ukuran suatu hasil yang menyatakan pertanyaan sederhana apa

yang anda peroleh dari tugas yang telah dilaksanakan ( performance is the

measurement of result, it asks the simple question did you get the job done ).

Sedangkan Gordon J.R (1993 : 14) menjelaskan bahwa kinerja mengandung

empat unsur yaitu : Kemampuan, penerimaan tujuan-tujuan organisasi, tingkatan

tujuan-tujuan yang dicapai, dan interaksi antara tujuan dan kemampuan para

anggota organisasi ( performance was function of employee’s ability, acceptance

of (goals, level of the goals, and the interaction of the goal with their ability ).

Batasan atau definisi selain tersebut di atasjuga disampaikan oleh Maier

(As’ad, 1995 : 47 ) yang mengatakan bahwa kinerja adalah merupakan kesuksesan

seseorang dalam melaksanakan suatau pekerjaan. Senada dengan itu Lawyer and

Poter ( As’ad, 1995 : 47 ) berpendapat bahwa kinerja merupakan successful role

achievement yang diperoleh dari perbuatannya. Pengertian ini memberikan

kepahaman bahwa kinerja adalah hasil yang dicapai oleh seseorang menurut

ukuran yang berlaku untuk pekerjaan yang bersangkutan, sehingga jika merujuk

pada definisi ini, maka pengertian kinerja dapat diartikan hasil-hasil yang dicapai

individu dalam melaksanakan tugas yang telah diembankan kepadanya.

Dengan memperhatikan pengertian-pengertian di atas maka dapat ditarik

kesimpulan bahwa kinerja dapat dilihat dari tiga dimensi yang berbeda. Pertama,

sebagai output ( keluaran ) yaitu dengan melihat apa yang telah dicapai oleh

seorang pegawai atau organisasi. Pada dimensi ini, kinerja seorang pegawai atau

suatu organisasi diukur dari hasil-hasil yang telah dicapainya dalam periode waktu

tertentu. Jika dimensi ini digunakan sebagai bahan penilaian, maka evaluasi

terhadap kinerja seorang pegawai atau organisasi harus dilihat dari catatan –

catatan prestasi yang telah diraihnya dalam masa tertentu. Hasil ini kemudian

dibandingkan dengan tanggung jawab dan peranannya yang telah dinyatakan

dalam uraian tugas ( job description ).

Dimensi yang kedua adalah dari aspek prosesnya ( process ), pada dimensi ini

kinerja pegawai atau organisasi dinilai dari prosedur – prosedur yang telah

ditempuh dalam melaksanakan tugas – tugasnya. Sesuai dengan nama dimensinya

Page 14: MANAJEMEN SEKOLAH (KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH … · kompetensi pokok bagi guru, yaitu kompetensi guru yang berhubungan dengan usaha meningkatkan proses belajar dan yang berkaitan

maka penilaian ini tidak melihat hasil kerja seorang pegawai, namun lebih

ditekankan pada bagaimana seorang pegawai dalam menyelesaikan tugasnya

dengan sempurna dan dapat dipertanggungjawabkan. Selama prosedur yang

dilaksanakan telah sesuai dengan apa yang digariskan, maka dapat disimpulkan

bahwa kinerjanya cukup baik.

Dimensi yang ketiga yaitu dari aspek kontekstualnya, penilaian ini dilihat

dari kemampuannya sendiri. Jadi jika seorang pegawai mampu mengerjakan

suatu pemeriksaan, maka kinerjanya akan baik. Dengan kata lain, apabila seorang

memiliki pengalaman dan pendidikan yang cukup matang dan ditempatkan pada

posisi yang memiliki tanggung jawab besar, maka secara kontekstual hal ini sudah

benar dan diyakini kinerjanya akan baik. Pemahaman dimensi ini dapat diartikan

bahwa kinerja adalah merupakan sebuah proses pelaksanaan pemeriksaan. Sesuai

dengan ini pula maka ketrampilan atau profesionalisme pegawai juga dapat

digunakan untuk mengukur kinerjanya dalam memeriksa suatu pekerjaan.

Disamping itu juga diperlukan adanya prosedur dan ketentuan untuk mencapai

hasil yang diinginkan.

Menimbang dan memperhatikan definisi-definisi di atas, maka dapat diambil

kesimpulan bahwa pada dasarnya kinerja adalah suatu prestasi yang dicapai

seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas atau pekerjaannya sesuai dengan

standar baku atau ketentuan yang ditetapkan untuk melaksanakan tugas-tugas

tertentu.

Kinerja juga merupakan proses dan hasil yang telah dicapai seorang pegawai

dalam mengelola dan menyelesaikan pekerjaan yang telah ditugaskan kepadanya

sesuai dengan ukuran yang telah ditetapkan. Sedangkan ukuran keberhasilannya

telah tertuang dalam uraian tugas yang diberikan kepadanya. Disamping itu,

ukuran keberhasilan ini juga harus disesuaikan dengan optimalisasi biaya yang ia

gunakan dan ketepatan penyelesaian pekerjaan tersebut sesuai dengan

perencanaan semula.

Lebih dari itu, ukuran keberhasilan kinerja ini lebih lengkapnya akan dapat

dilihat dari : kelengkapan sarana dan prasarana, dukungan sistem dan prosedur,

Page 15: MANAJEMEN SEKOLAH (KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH … · kompetensi pokok bagi guru, yaitu kompetensi guru yang berhubungan dengan usaha meningkatkan proses belajar dan yang berkaitan

hubungan antar bagian, ketersedian anggaran yang memadai, optimalisasi

penggunaannya, dan pencapaian tujuan serta sasaran kegiatan seperti :

menyelamatkan keuangan negara dan memperlancar tugas auditan, kesesuaian

penyelesaian tugas dengan jadwal yang ditetapkan, ketepatan waktu penyusunan

LHP, dan penyesuaian tindak lanjut.

Di sisi lain, kinerja pegawai juga dapat diketahui dari seberapa besar

kontribusi tiap-tiap individu terhadap proses pelaksanaan unit kerjanya, dan

sebaliknya seberapa besar kontribusi unit kerja terhadap kebutuhan pada masalah

pada individu. Mekanisme kerja antara individu dalam unit kerja inilah yang

disebut kerjasama tim atau teamwork.

Teamwork adalah bentuk kerjasama ke arah untuk mencapai tujuan yang

sama, dalam artian terdapat suatu pikiran, perasaan, niat, cara dan tanggung jawab

masing-masing individu untuk bekerja sesuai dengan kemampuan, tugas dan

kewajibannya dalam mencapai tujuan yang sama, demikian menurut pendapat

Sudarmintdo ( 1997 : 1 ).

Pencapaian suatu tujuan dengan cara bersama-sama lebih baik dari

pencapaian tujuan secara individu, atau dengan kata lain, bahwa tujuan yang

dicapai secara teamwork lebih baik dari pada dicapai oleh bagian-bagaian anggota

tim secara terpisah. Dalam teamwork juga bukan berarti sesuatu yang

dilaksanakan harus sama dan serasi dalam pikiran tiap individunya, namun

perbedaan pemikiran, dan kepentingan itu mampu diselesaikan dengan baik

melalui cara, prosedur dan teknik bekerja yang telah disepakati. Kata teamwork

secara harfiah, filosifi, dan pendekatan dapat diuraikan sebagai berikut (

Anonimous, 1996 ) :Together, diartikan sebagai kebersamaan yang dapat lebih

memberikan keuntungan dalam menyelesaikan pekerjaan dari pada kerja sendiri.

Emphaty, adalah merupakan kemampuan untuk dapat memahami dan ikut

merasakan situasi yang dirasakan oleh orang lain secara tulus dan benar. Assit,

artinya merupakan kesediaan dalam memberikan bantuan kepada pihak lain yang

benar-benar memerlukan bantuan. Maturity, adalah kematangan dalam mengatasi

masalah dan tantangan yang dihadapi. Willingness, diartikan kesediaan untuk

bekerjasama secara bersahabat dan kooperatif. Organization, diartikan bertingkah

Page 16: MANAJEMEN SEKOLAH (KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH … · kompetensi pokok bagi guru, yaitu kompetensi guru yang berhubungan dengan usaha meningkatkan proses belajar dan yang berkaitan

laku secara organisasi dalam interaksi pemecahan masalah atau krisis melalui

pihak lain. Respect, adalah merupakan kemampuan dan kemauan untuk saling

hormat dan menghargai diantara sesama anggota organisasi dalam pergaulan

sehari-hari. Kindness, adalah perilaku santun hormat dan baik dalam

memperlakukan sesama anggota organisasi sehingga dapat menjadikan

kebersamaan ini menjadi kenyamanan bersama.

Dari uraian di atas diperoleh kesimpulan bahwa kerjasama harus dibangun oleh

masing-masing individu yang menjalankan suatu kegiatan. Tanpa itu maka tidak

ada yang dinamakan kerjasama, karena pada hakekatnya kerjasama adalah

menyatukan berbagai macam kehendak dan kepentingan dalam rangka untuk

mencapai tujuan yang telah disepakati bersama.

Dalam lembaga sekolah juga sangat dibutuhkan kerjasama yang solid antara

civitas akademika sehingga tercipta kinerja sekolah yang baik, dengan demikian

program dan tujuan dari sekolah tersebut dapat tercapai secara optimal. Untuk hal

tersebut, dibutuhkan konsesus atau kesepakatan terlebih dahulu antara civitas

akademika, minimal dalam hal ini terutama kepala sekolah dan guru.

C. KESIMPULAN

a. Kepemimpinan Kepala sekolah dan Kompetensi Guru memiliki peran

yang sangat penting terhadap kinerja sekolah, oleh karenanya seorang

kepala sekolah harus membekali dengan ilmu kepemimpinan (leadership),

menjiwainya serta mengimplementasikannya. Demikian juga guru harus

dibekali berbagai kompetensi agar menjadi guru yang professional.

b. Kinerja sekolah akan berhasil dengan baik jika didukung oleh

kepemimpinan kepala sekolah yang baik dan juga kompetensi yang

dimiliki guru dalam berbagai aspek yang dibutuhkan dalam pendidikan.

c. Kepemimpinan kepala sekolah yang baik apabila ia mampu mensinergikan

seluruh komponen pendidikan serta menggerakan mereka (civitas

akademika) untuk mampu menggunakan seluruh potensi, sarana prasana

dan media pendidikan secara optimal dan tepat guna (efektif), serta ia

(kepala sekolah) mampu bekerja sesuai TUPOKSI. Demikian juga, guru

yang kompeten, yaitu mereka yang memiliki persyaratan komponen guru,

Page 17: MANAJEMEN SEKOLAH (KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH … · kompetensi pokok bagi guru, yaitu kompetensi guru yang berhubungan dengan usaha meningkatkan proses belajar dan yang berkaitan

bekerja sesuai TUPOKSI serta mampu menggunakan alat peraga, media

pendidikan serta sarana prasana secara optimal dan tepat guna (efektif).

D. DAFTAR PUSTAKA

1. Rao, 1986. Dasar untuk Administrasi Pendidikan. Edisi ke Lima. Penerbit : Erlangga Jakarta.

2. Ndraha, Taliziduhu, 2000. Ilmu Pemerintahan Jilid I-IV. Penerbit : Institut Ilmu Pemerintahan. Jakarta.

3. Moenir, A.S. 1987. Pendekatan Manusiawi dan Organisasi terhadap Pembinaan Kepegawaian. Penerbit : Gunung Agung. Jakarta.

4. Moehadjir, 1985. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Penerbit : PT. Remaja Rosda Karya. Bandung.

5. Idris, 1982. Administrasi Pendidikan : Dasar Teoritis Untuk Praktek Profesional. Penerbit : Angkasa. Bandung.

6. Hasibuan, Malayu, S.P. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia. Penerbit : Bumi Aksara. Jakarta..

7. Handoko, T. Hani. 1988. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. Penerbit : BPFE. Yogyakarta.

8. As’ad, Muhtar. 1995. Psikologi Industri. Penerbit : Liberty. Yogyakarta. 9. Elmer, Emile. 1961. Kepemimpinan Pendidikan Bagi Perbaikan dan

Peningkatan Pengajaran. Penerbit : Nur Cahya. Yogyakarta. 10. Sutarto. 1993. Dasar-Dasar Organisasi. Penerbit : Gadjah Mada University

Press. Yogyakarta. 11. Syarif, R. 1991. Teknik Manajemen Latihan dan Pembinaan. Edisi Revisi.

Bandung : Angkasa. 12. Terry, George R, 1960, Asas-Asas Manajemen ( Principle of Management

), Bandung : Penerbit ALUMNI. 13. Umar, Husein, 1999, Riset Sumber Daya Manusia Dalam Organisasi,

Jakarta : Gramedia Pustaka Utama. 14. Yukl, Gary. A dan Kenneth N. Wexley. 1992. Perilaku Organisasi dan

Psikologi Personalia. Penerbit : Rhineka Cipta. Jakarta. 15. Robbins, Stephen P. 1996. Perilaku Organisasi. Jilid I. Penerbit

Preehalindo. Jakarta. 16. Schermerhon, Hunt & Osborn. 1991. Managing Organizatioanl Behavior.

John Wiley & Sons Inc. New York. 17. Shodiq, 1985. Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Kepribadian,

Jakarta, pressindo. 18. Siregar, 1982. Administrasi Pendidikan. Penerbit : PT. Gunung Agung.

Jakarta. 19. Sudarminto, 1997. Manajemen Sumberdaya Manusia. Penerbit : BPFE.

Yogyakarta.

Page 18: MANAJEMEN SEKOLAH (KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH … · kompetensi pokok bagi guru, yaitu kompetensi guru yang berhubungan dengan usaha meningkatkan proses belajar dan yang berkaitan

20. Suradinata, Ermaya, 1996. Manajemen Sumber Daya Manusia-Suatu Tinjauan Wawasan Masa Depan. Penerbit : Ramadan Citra Grafika. Bandung.

21. Suradjiman. 1988. Landasan Manajemen Pendidikan. Penerbit : Remaja Rosdakarya. Bandung.

Biodata Penulis

* Ust. H. Abdul Hamid Arribathi, S.Ag, MM – dosen STMIK Raharja Kota Tangerang Banten.