manajemen sarana dan prasarana pendidikan di …

94
MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN DARUL AUFA DESA SUNGAI BULUH KECAMATAN MUARA BULIAN KABUPATEN BATANGHARI SKRIPSI Disusun Oleh; NUR AINUN SIREGAR 203173317 PRODI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI 2021

Upload: others

Post on 30-Nov-2021

13 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN DI …

MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN DI

PONDOK PESANTREN DARUL AUFA DESA SUNGAI

BULUH KECAMATAN MUARA BULIAN KABUPATEN

BATANGHARI

SKRIPSI

Disusun Oleh;

NUR AINUN SIREGAR

203173317

PRODI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

2021

Page 2: MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN DI …

MANAJEMEN SARANA DAN PRASARNA PENDIDIKAN DI

PONDOK PESANTREN DARUL AUFA DESA SUNGAI

BULUH KECAMATAN MUARA BULIAN KABUPATEN

BATANGHARI

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Strata Satu (S1) Dalam Ilmu Manajemen Pendidikan Islam

Disusun Oleh;

NUR AINUN SIREGAR

203173317

PRODI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

2021

Page 3: MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN DI …
Page 4: MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN DI …
Page 5: MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN DI …
Page 6: MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN DI …
Page 7: MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN DI …
Page 8: MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN DI …

i

PERSEMBAHAN

Alhamdulillahirobbil‟alamin sujud syukurku kupersembahkan kepadamu

Tuhan Yang Maha Agung nan Maha Tinggi nan Maha Adil dan Maha Penyayang,

atas takdirmu telah kau jadikan aku manusia yang senantiasa berfikir, berilmu,

beriman, bersabar dalam menjalankan kehidupan ini. Semoga keberhasilan ini

menjadi satu langkah awal bagiku untuk meraih cita-cita besarku.

Skripsi ini kupersembahkan kepada Kedua Orang Tuaku tercinta Ibunda

Rosidah Harahap, Ayahanda A, Rohman Siregar, yang tiada hentinya memberi

dukungan dan kasih sayang. Buat adik-adikku Novi Rahmadani dan Mahadir

Muhammad Dahlan yang selalu mendukung dan memberikan motivasi beserta

mendo‟akan saya sehingga diperlancarkan dalam menyelesaikan skripsi ini.

Sahabat seperjuangan Lili Rosita, Nur Mia, dan Rika yang sudah menjadi

sahabat yang baik sekaligus keluarga selama di kos, dan semua sahabat dan

sahabati MPI angkatan 2017 dan orang-orang yang mencintai ilmu pengetahuan.

Page 9: MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN DI …

ii

MOTTO

انجبال اتخذي ي وأوحى ربك إنى انحم أ ا عزشى انشجز وي بىتا وي

Artinya: “Dan Tuhanmu mengilhamkan kepada lebah, “Buatlah sarang di

gunung-gunung, di pohon-pohon kayu, dan ditempat-tempat yang dibikin

manusia”(Qs. An-Nahl 68)

Page 10: MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN DI …

iii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa

yang kita tidak mengetahui apa yang diajarkan-nya, atas Ridha-nya, sehingga

skripsi ini dapat di rampungkan. Selanjutnya Shalawat beserta salam atas Nabi

Muhammad S.A.W pembawa risalah pencerahan bagi manusia.

Penulis skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat

akademik guna mendapatkan gelar sarjana pendidikan pada Fakultas Tarbiyah dan

Keguruan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi. Penulis menyadari masih

banyaknya kekurangan maupun kesalahan, untuk itu kritik dan saran sangat

diharapkan untuk menyempurnakannya, selanjutnya penulis sempatkan

penghargaan yang setinggi-tingginya dan ucapan terimakasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Su‟aidi „Asari, MA.,Ph.D selaku rektor Universitas

Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

2. Ibu Dr. Hj. Fadlilah, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan

Keguruan Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

3. Bpk Dr. Mahmud MY, M.Pd dan ibu Uyun Nafiah MS, M.Pd selaku

ketua dan sekretaris jurusan Manajemen Pendidikan Islam Fakultas

Trabiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha

Saifuddin Jambi.

4. Bapak Dr. A. Khalik, M.Pd selaku dosen pembimbing I skripsi dan

Bpk Mukhlis, M.Pd.I selaku dosen pembimbing II yang telah

meluangkan waktu dan perhatiannya untuk membimbing dalam

penyelesaian skripsi ini.

5. Bpk Syaifuddin, S. Ag, M.Ag selaku Pimpinan Pondok Pesantren

Darul Aufa Muara Bulian

6. Orang tua dan keluarga yang selalu memberikan motivasi serta

semangat yang tiada henti hingga menjadi kekuatan pendorong bagi

penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Page 11: MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN DI …

iv

7. Teman-teman seperjuangan angkatan 2017 khususnya Jurusan

Manajemen Pendidikan Islam yang telah berpartisipasi membantu

dalam penyelesaian skripsi ini.

Semoga Allah SWT berkenaan membalas segala kebaikan dan

amal pihak yang telah membantu.Semoga skripsi ini bermanfaat bagi

pengembangan ilmu.

Jambi, 01 Februari 2021

Nur Ainun Siregar

NIM. 203173317

Page 12: MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN DI …

v

ABSTRAK

Nama : Nur Ainun Siregar

Program Study : Manajemen Pendidikan Islam

Judul : Manajemen Sarana dan Prasarana di Pondok Pesantren Darul

Aufa Muara Bulian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perencanaan, pengadaan, pemeliharaan

serta pemanfaatan sarana dan prasarana yang ada di Pondok Pesantren Darul Aufa

Muara Bulian.Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif Deskriptif,

sumber Data yang diperoleh yaitu dari Pimpinan, Waka Sarpras, dan Peserta

didik.Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) perencanaan yang dilakukan di

Pondok Pesantren Darul Aufa yaitu dilakukan setiap awal tahun, 2) pengadaan

yang dilakukan yaitu menerima hibah, membeli, serta membuat sendiri. 3)

pemeliharaan yang dilakukan yaitu menjaga bersama serta adanya daftar piket

untuk merawat setiap harinya 4) pemanfaatan di Pondok Pesantren ini

dimanfaatkan mana yang ada terlebih dahulu, maka itulah yang akan di

manfaatkan.

Kata kunci: Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan

Page 13: MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN DI …

vi

ABSTACT

Name : Nur Ainun Siregar

Program Study : Management of Islamic Education

Title :Management Of Facilities and Infrastrukture at Darul Aufa

Islamic Boarding School in Muara Bulian

This study aims to determine the planning, procurement, maintenance and

ulilization of existing facilities and infrastructure in Darul Aufa Muara Bulian

Islamic Boarding School. This Study used a descriptive qualitative approach, the

data sources obtained were from the leadership,Deputy Sarpras, and Students.

The results showed that 1) planning carried out at Darul Aufa Islamic Boarding

School was carried out at the beginning of the year, 2) procurement carried out,

namely receiving grants, buying, and making their own, 3) maintenance is carried

out, namely maintaining together and there is a picket list to care for every day 4)

whichever is used in this is Islamic boarding school first, than that is what will be

used.

Key word: Management Of educational Facilities and Infrastrukture

Page 14: MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN DI …

vii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i

MOTTO ........................................................................................................ ii

PERSEMBAHAN ........................................................................................ iii

KATA PENGANTAR ................................................................................. iv

ABSTRAK .................................................................................................... v

ABSTACT .................................................................................................... vi

KATA PENGANTAR ................................................................................ vii

DAFTAR ISI ................................................................................................. x

DAFTAR TABEL........................................................................................ xi

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1

B. Fokus Penelitian .......................................................................... 5

C. Rumusan Masalah ....................................................................... 5

D. Tujuan Masalah ........................................................................... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................. 6

A. Kajian Teoritik ............................................................................ 6

1. Konsep Dasar Manajemen ...................................................... 6

2. Manajemen Sarana dan Prasarana .......................................... 9

a. Perencanaan ..................................................................... 15

b. Pengadaan, dan Pemeliharaan ......................................... 22

c. Pemanfaatan ..................................................................... 23

a. Studi Relevan ....................................................................... 24

BAB III METODE PENELITIAN ........................................................... 27

A. Pendekatan dan Metode Penelitian ......................................... 27

B. Setting dan Subjek Penelitian ................................................. 28

C. Jenis dan Sumber Data ............................................................ 28

D. Teknik Pengumpulan Data ...................................................... 29

E. Teknik Analisis Data .............................................................. 31

F. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data ..................................... 33

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN .............................................. 36

A. Temuan Umum ....................................................................... 36

1. Historis Pondok pesantren Darul Aufa Muara Bulian ...... 36

2. Geografis Pondok Pesantren Darul Aufa Muara Bulian .. 37

Page 15: MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN DI …

viii

3. Visi dan Misi .................................................................... 37

4. Tata Tertib Santri .............................................................. 38

5. Struktur organisasi ............................................................ 38

6. Keadaan Pondok Pesantren Darul Aufa ........................... 39

7. Keadaaan sarana dan prasarana ........................................ 40

B. Temuan Khusus ..................................................................... 42

1. Manajemen Sarana dan Prasarana di Pondok Pesantren Darul

Aufa Muara Bulian

a. Perencanaan .............................................................. 42

b. Pengorganisasian ...................................................... 43

c. Pengarahan ............................................................... 46

d. Pengawasan .............................................................. 46

2. Perencanaan, pengadaan, pemeliharaan, dan pemanfaatan sarana

dan prasarana di Pondok Pesantren Darul Aufa Muara Bulian

a. Perencanaan ................................................................ 51

b. Pengadaan ................................................................... 52

c. Pemeliharaan .............................................................. 55

d. Pemanfaatan .............................................................. 56

BAB V PENUTUP ...................................................................................... 59

A. KESIMPULAN ........................................................................... 59

B. SARAN ........................................................................................ 60

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 64

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 16: MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN DI …

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 2. Kualifikasi Pendidikan Guru .......................................................... 42

Tabel 3.Nama-nama Guru Serta Tingkat/Murhalah..................................... 43

Tabel 4. Keadaan Santri ............................................................................... 44

Tabel 5.Keadaan Sarana dan Prasarana ...................................................... 45

Page 17: MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN DI …

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Instrumen Pengumpulan Data

Lampiran 2. Daftar Informen

Lampiran 3. Dokumentasi Wawancara Penelitian

Page 18: MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN DI …

1

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan adalah upaya sadar yang dilakukan oleh orang dewasa

(pendidik) untuk melaksanakan kegiatan pengembangan diri peserta didik agar

dapat menjadi manusia sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Dibandingkan

dengan orang yang tidak berpedidikan lainnya, pendidikan dapat membantu orang

untuk meningkatkan martabatnya. Pendidikan adalah bimbingan atau pimpinan

secara sadar oleh pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani anak didik

menuju terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-ukuran tertentu.

Dari Negara beradab sederhana menjadi Negara yang sangat beradab,

pendidikan merupakan kegiatan yang senantiasa mengiringi kehidupan manusia.

Masalahnya sendiri muncul bersamaan dengan kelangsungan hidup manusia

dilingkungannya. Ini karena manusia adalah makhluk yang selalu dibimbing dan

ditolong dalam hidupnya. Manusia juga harus mampu mendidik dirinya sendiri,

keluarganya, dan masyarakatnya secara keseluruhan di sekitarnya. (Kompri, 2016:

15).

Manajemen merupakan elemen penting dalam implementasi setiap rencana

organisasi (termasuk organisasi pendidikan),Dalam institusi pendidikan, jika

konsep dan prinsip manajemen digunakan untuk manajemen, maka seluruh

elemen penyelenggara pendidikan akan berfungsi dengan baik.. Prinsip-prinsip

Manajemen yang diterapkan dengan benar akan berdampak kepada efesiensi

pelaksanaan rencana, meningkatnya kualitas, dan produktivitas pendidikan pada

akhirnya akan membuat institusi tersebut memenuhi syarat. Manajemen

penyelenggaraan pendidikan bukan tujuan, melainkan alat atau metode untuk

mencapai kualitas dan meningkatkan kinerja yang diharapkan. Manajemen adalah

juga merupakan suatu proses perencanaan, pengorganisasian, dan pengawasan

pekerjaan anggota suatu organisasi lain untuk mencapai tujuan organisasi yang

telah ditentukan(Hasan, 2010, Halm. 5).

Page 19: MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN DI …

2

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Manajemen biasanya disebut manajemen material, yaitu seluruh proses

terstruktur yang terkait dengan pengadaan, memanfaatkan dan mengelola fasilitas

pendidikan agar dapat secara efektif dan efesien mencapai tujuan yang telah

ditentukan. Dengan batasan tersebut maka pengelolaan sarana dan prasarana

meliputi: perencanaan, pengadaan, pengaturan, penggunaan, dan pembongkaran.

Sesuai dengan rumusan kelompok standar media pendidikan dan

pendidikan Standardisasi, sarana pendidikan merupakan sarana untuk menunjang

proses pengajaran, artinya sarana pendidikan adalah segala fasilitas yang

dibutuhkan dalam proses pengajaran termasuk mobile dan fixed, sehingga dapat

lancar, teratur dan efektif dan secara efesien mencapai tujuan pendidikan. (Farid,

2013:103).

Sarana dan prasarana pendidikan memegang peranan yang sangat penting

dalam menciptakan suasana yang baik bagi dunia pendidikan. Tanpa sarana dan

prasarana yang baik, proses pendidikan tidak akan berjalan mulus. Untuk

mencapai tujuan pendidikan tersebut, kita harus memperhatikan segala sesuatu

yang mendukung keberhasilan tujuan pendidikan tersebut. Diantara sekian banyak

faktor yang mendukung keberhasilan tujuan pendidikan, keberhasilan dalam

proses pembelajaran adalah internalisasi langsung dari nilai budaya, warisan, dan

norma.

sarana pendidikan adalah segala perlengkapan, bahan dan perabot yang

digunakan secara langsung dalam proses pendidikan di sekolah, seperti gedung,

ruang kelas, meja kursi, dan papan tulis dan media pembelajaran. Pada saat yang

sama. sarana prasarana pendidikan merupakan semua perlengkapan dasar yang

secara tidak langsung mendukung terselenggaranya proses pendidikan di sekolah

seperti halaman, kebun, taman, dan lainnya (Bafadal,2003:2).

Pengelolaan sarana dan prasarana yang efektif diperlukan untuk

meningkatkan efesiensi semua sumber daya di lingkungan sekolah. Perencanaan

sarana dan prasarana yang cermat dapat meminimalkan kemungkinan terjadinya

kesalahan. Pengadaan merupakan kegiatan yang menyediakan sarana dan

prasarana sesuai kebutuhan. Proses pembangunan sarana dan prasarana termasuk

kegiatan inventarisasi, penyimpanan dan pemeliharaan. Penggunaan sarana dan

Page 20: MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN DI …

3

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

prasarana sekolah dapat dilakukan dengan menyusun jadwal waktu penggunaan

sarana dan prasarana yang baik. Penghapusan adalah kegiatan yang bertujuan

meninggalkan sarana dan prasarana (Hakim,2016:60).

Pondok pesantren adalah lembaga pendidikan Islam atau umumnya

lembaga mandiri, dan pesantren adalah lembaga pendidikan informal yang

melakukan penginjilan Islam di Indonesia. Petani dapat dilihat sebagai lembaga

upacara, lembaga pembinaan akhlak, lembaga dakwah, dan lembaga pendidikan

Islam yang paling terkenal.Setelah wali menitipkan ke Kii atau pesantren, maka

petani tersebut menjadi bagian dari pondok pesantren. Pesantren merupakan

“rumah baru” bagi santri. Konsekuensinya adalah wali menitipkan kehidupan

pesantren kepada wali pesantren dan menyampaikannya kepada pengurus pondok

pesantren. Sebaliknya, sistem sekolah yang menitipkan santri kepada Kepala

Sekolah Pondok Pesantren Bertanggung jawab penuh untuk menitipkan santri,

menjadi Keberhasilan dalam mencapai tujuan pendidikan melalui kegiatan

pembelajaran dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya adalah ketersediaan

sarana dan prasarana pendidikan. Sarana dan prasarana pendidikan merupakan

bagian penting dalam menunjang proses pembelajaran santri. Sarana atau

prasarana pendidikan merupakan salah satu dari beberapa sumber daya utama

yang penting, mewakili kemajuan lembaga dalam mendukung kegiatan belajar

petani secara menyeluruh.tanggung jawab direktur pondok pesantren.

Sarana dan prasarana pendidikan lembaga pendidikan santri harus dikelola

semaksimal mungkin sesuai dengan persyaratan sebagai berikut (1) Lengkap,

tersedia, tahan lama dan (2) Rapi, asri, bersih, asri, serta dapat menyejukkan

pemandangan dan nuansa. masuk ke dalam pesantren (3) yang kreatif, inovatif,

reaktif dan beragam untuk merangsang imajinasi santri (4) dirancang dengan

cermat untuk mencegah pembongkaran bangunan dalam waktu yang lama (5)

memiliki tempat peribadahan khusus dan pengembangan kegiatan sosial

keagamaan.

Mengenai pentingnya peran dan fungsi sarana dan prasarana pendidikan,

hal ini merupakan salah satu sumber daya penting untuk menunjang proses

pembelajaran di pondok pesantren. Oleh karena itu, perlu menggunakan dan

Page 21: MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN DI …

4

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

mengelolanya agar dapat secara efektif mencapai tujuan yang diinginkan. Pondok

Pesantren Darul Aufa merupakan salah satu lembaga pendidikan yang senantiasa

berupaya untuk membina santri menjadi talenta-talenta yang berilmu, cerdas dan

terampil.Untuk mencapai tujuan tersebut maka diperlukan alat bantu berupa

sarana dan prasarana. di Pondok Pesantren Darul Aufa masih terbatas dan kurang

memadai hal ini dikatakan oleh Pimpinan Pondok Pesantren Darul Aufa, beliau

mengatakan:

“iya memang di Pondok Pesantren Darul Aufa ini masih kurang memadai

dan masih terbatas untuk sarana dan prasarananya, kami akan berusaha

kedepannya agar sarana dan prasarana di pondok ini terpenuhi sesuai dengan

kebutuhan”(Wawancara 17 Novemmber 2020)

Manajemen Sarana dan Prasarana di Pondok Pesantren Darul Aufa Muara

Bulian belum dilakukan dengan secara maksimal baik dalam perencanaan,

pengadaan dan pemeliharaannya, sehingga keadaan yang ada di Pondok Pesantren

Darul Aufa Muara Bulian masih sangat kurang memadai. Karena perencanaan

yang dilakukan setiap tahunnya hanya melihat situasi dan kondisi, yang mana jika

pada tahun ini banyak santri yang mendaftar maka didahulukan kursi dan meja.

Pegadaan juga dilakukan melihat Dana yang ada, yang mana sebagian sarana ada

yang membuat sendiri, seperti meja, kursi, dan tong sampah. Pemeliharaan juga

belum dilakukan dengan maksimal, yang mana masih ada ruangan yang tidak

terawatt atau tidak dibersihkan. Kondisi yang terdapat di Pondok Pesantren salah

satumya yaitu kurangnya ruang kelas sehingga salah satu kelas harus belajar di

ruangan darurat, ruang Laboratorium IPA, ruang Laboratorium Komputer, kursi,

meja, komputer dan alat praktek IPA yang telah ada, namun masih terbatas dari

segi kuantitas maupun kualitasnya (Observasi, 17 November 2020).

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis ingin melakukan penelitian dengan

mengangkat judul “Manajemen Sarana Dan Prasarana di Pondok Pesantren

Darul Aufa Muara Bulian”

Page 22: MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN DI …

5

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

B. Fokus Penelitian

Agar penelitian ini tidak meluas, maka fokus permasalahan ini adalah “

Mengenai suatu perencanaan, pengadaan, pemeliharaan, dan Pemanfaatan

sarana dan prasarana di Pondok Pesantren Darul Aufa Simpang Sungai

Buluh”.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penelitian merumuskan suatu

masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana perencanaan Manajemen sarana dan prasarana di Pondok

Pesantren Darul Aufa Simpang Muara Bulian?

2. Bagaimana pengadaan dan pemeliharaan Manajemen sarana dan

prasarana di Pondok Pesantren Darul Aufa Muara Bulian?

3. Bagaimana pemanfaatan sarana dan prasarana di Pondok Pesantren

Darul Aufa Muara Bulian?

D. Tujuan Masalah

1. Tujuan penelitian

Berdasarkan rumusan masalah maka tujuan penelitiannya adalah

seperti hal-hal berikut:

a. Ingin memahami perencanaan Manajemen sarana dan prasarana di

Pondok Pesantren Darul Aufa Muara Bulian.

b. Ingin mengetahui pengadaan dan pemeliharaan Manajemen sarana

dan prasarana di Pondok Pesantren Darul Aufa Muara Bulian.

c. Ingin mengetahui pemanfaataan sarana dan prasarana di Pondok

Pesantren Darul Aufa Muara Bulian.

2. Kegunaan penelitian yaitu:

a. Untuk memberikan penjelasan tentang manajemen sarana dan

prasarana di Pondok Pesantren Darul Aufa.

b. Sebagai persyaratan untuk penyelesaian program Sarjana Strata

Satu (S1) dalam Jurusan Manajemen Pendidikan Islam Fakultas

Tarbiyah dan Keguruaan UIN STS Jambi

Page 23: MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN DI …

6

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Manajemen

1. Manajemen.

Secara semantis, kata “Manajemen”yang unmum digunakan saatini

berasal dari kata kerja “to manage”yang berarti mengurus, mengatur,

mengemudikan, mengendalikan, menangani, mengelola,

menyelenggarakan, menjalankan, melaksanakan, dan memimpin. Kata

“management” berasal dari bahasa latin, yaitu “mano”yang berarti tangan,

menjadi “manus” berarti bekerja berkali-kali dengan menggunakan

tangan, ditambah imbuhan“agere”yang berarti melakukan sesuatu,

kemudian menjadi “managiare”yang berarti melakukan sesuatu berkali-

kali dengan menggunakan tangan-tangan.

Manajemen biasanya diartikan sebagai pengetahuan, keterampilan dan

profesionalisme. Menurut Luther Gulick, manajemen disebut ilmu karena

dipandang sebagai bidang ilmu yang secara sistematis berusaha memahami

mengapa dan bagaimana manusia bekerja sama. Dalam pendidikan,

manajemen mengacu pada kegiatan mengintegrasikan sumber daya

pendidikan untuk fokus pada pencapaian tujuan pendidikan yang telah

ditentukan dengan membimbing orang untuk melakukan kegiatan tertentu

yang bertujuan untuk mencapai tujuan, yaitu menggerakkan orang tersebut

untuk mengatur sarana, bahan dan alat. Biaya dan metode tertentu untuk

menjalankan aktivitas mereka (Sudarmiani, 2018:2).

Kata manajemen berasal dari bahasa inggris yaitu manage yang

memiliki arti seni mengurus, mengatur, melaksanakan dan mengelola.

Adapun istilah manajemen disebut dalam kamus bahasa inggris

management berarti direksi, pimpinan. Beberapa para ahli mendefinisikan

manajemen yaitu:

Page 24: MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN DI …

7

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

1) Mary Parker Follet dalam Handoko mendefinisikan manajemen

sebagai seni menyelesaikan pekerjaan dari orang lain, definisi ini

2) berarti bahwa seorang manajer bertugas mengatur dan mengarahkan

orang lain untuk mencapai tujuan organisasi.

3) Ricky W. Griffin mendefinisikan manajemen sebagai sebuah proses

perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan

sumber daya untuk mencapai sasaran secara efektif dan efesien.

4) G. R. Terry mengatakan bahwa manajemen merupakan suatu proses

khas yang terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan,

pengorganisasian, pergerakan, dan pengendalian yang dilakukan untuk

menentukan serta mencapai sasaran yang telah ditentukan melalui

pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber daya lain.

5) James A. F. Stoner mendefinisikan manajemen sebagai proses

perencanaan, pengorganisasian, dan penggunaan sumber daya

organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah di

tetapkan (Pananrangi,2017:2).

Manajemen dalam arti luas yaitu adanya suatu perencanaan,

pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian sumber daya organisasi

untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien (Farid, 2013:1).

Dari beberapa penjelasan tentang manajemen, maka manajemen dapat

disimpulkan yaitu suatu proses yang mana seseorang dapat mengatur

segala sesuatu yang dikerjakan baik individu maupun kelompok,

manajemen juga sebagai kemampuan dalam mengatur sesuatu agar tujuan

yang ingin dicapai dapat terpenuhi.

2. Fungsi manajemen

Untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif, manajemen harus

memberikan peran penuh pada fungsinya dan membuat fungsi manajemen

terkait satu sama lain.Menurut pandangan para ahli manajemen di era saat

ini, proses manajemen dibagi menjadi empat proses: perencanaan,

pengorganisasian, pelaksanaan dan kontrol. (POAC).

1) Fungsi perencanaan (Planning)

Page 25: MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN DI …

8

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Perencanaan merupakan salah satu fungsi pokok manajemn yang

pertama harus dijalankan.Sebab tahap awal dalam melakukan aktivitas

organisasi sehubungan dengan pencapaian tujuan organisasi

perusahaan adalah dengan membuat perencanaan. Dalam manajemen,

perencanaan adalah proses mendefinisikan tujuan organisasi, membuat

strategi untuk mencapai tujuan itu, dan mengembangkan rencana

aktivitas kerja organisasi. Perencanaan merupakan tindakan

menetapkan terlebih dahulu apa yang akan dikerjakan, bagaimana

mengerjakanny, apa yang harus dikerjakan, dan siapa yang

mengerjakannya. Perencanaan sering juga disebut jembatan yang

mengubungkan kesenjangan atau jurang antara keadaan masa kini dan

keadaan yang diharapkan terjadi pada masa yang akan datang.

2) Pengorganisasian (Organizing)

Pengorganisasian merupakan proses penyusunan strukturr organisasi

yang sesuai dengan tujuan organisasi, sumber daya-sumber daya yang

dimilikinya, dan lingkungan yang melingkupinya. Adalah penentuan

bagaimana penyusunan organisasi dan bagaimana aktivitas dapat

dilakukan. Pengorganisasian atau Organizing berarti menciptakan

suatu struktur dengan bagian-bagian yang terintegrasi sedemikian rupa

sehingga hubungan antar bagian-bagian satu sama lain dipengaruhi

oleh hubungan mereka dengan keseluruhan struktur tersebut.

Pengorganisasian bertujuan membagi satu kegiatan besar menjadi

kegiatan-kegiatan yang kecil.Selain itu mempermudah manajer dalam

melakukan pengawasan dan menentukan orang dibutuhkan untuk

melaksanakan tugas-tugas yang telah dibagi-bagi tersebut.

3) Pengarahan (Actuating)

Actuating adalah proses penyatupaduan kepentingan dan keinginan

orang-orang dengan organisasinya, sehingga tujuan bersama dapat

tercapai dengan sebaik-baiknya. Dengan kata lain, sebagai salah satu

aktivitas manajemen yang berupa pekerjaan memberi arah, menuntut

Page 26: MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN DI …

9

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

bawahan dan menugaskan untuk melaksanakan pekerjaan dalam

mencapai tujuan yang telah ditentukan dalam status usaha kerja sama.

Menggerakkan atau Actuatingadalah suatu tindakan untuk

mengusahakan agar semua anggota kelompok berusaha untuk

mencapai sasaran sesuai dengan perencanaan manajerial dan usaha-

usaha organisasi. Jadi Actuating artinya adalah menggerakkan orang-

orang agar mau bekerja dengan sendiri atau penuh kesadaran secara

bersama-sama untuk mencapai tujuan yang dikehendaki secara efektif.

4) Pengawasan (Controlling)

Pengawasan atau sering disebut pengendalian adalah monitoring atau

perbaikan aktivitas yang sedang berjalan agar tujuan dapat tercapai,

merupakan satu di antara beberapa fungsi manajemen berupa

mengadakan penilaian, bila perlu mengadakan koreksi sehingga apa

saja yang dilakukan bawahan dapat diarahkan jalan yang benar dengan

tujuan yang telah digariskan semula (Rusmini,2017:48).

B. Manajemen Sarana Dan Prasarana Pendidikan

1. Pengertian sarana dan prasarana

Sarana pendidikan tidak sama dengan prasarana pendidikan. sarana

pendidikan mengacu pada semua fasilitas (peralatan, perlengkapan

pembantu, bahan dan furnitur) yang digunakan secara langsung dalam

proses pengajaran, termasuk yang bergerak dan tetap, untuk memastikan

realisasi tujuan pendidikan yang lancar, teratur, efektif dan efisien, seperti

gedung, ruang kelas, meja, kursi dan alat media pengajaran, perpustakaan,

kantor sekolah, ruang serikat siswa, ruang laboratorium. Prasarana

pendidikan adalah sarana yang secara tidak langsung menunjang proses

pendidikan atau pengajaran, seperti pekarangan, kebun atau taman

sekolah, jalan menuju sekolah, dan lain sebagainya. (Indarawan, 2015:10).

Dalam Al-Qur‟an ayat yang menunjukkan bahwa pentingnya sarana

dan prasarana atau alat dalam pendidikan diterangkan pada surat An-

Nahl;68-69.

Page 27: MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN DI …

10

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

ا عزشى انشجز وي انجبال بىتا وي اتخذي ي وأوحى ربك إنى انحم أ

بطىه 86) زات فاسهك سبم ربك ذنلا خزج ي كم انث ا شزاب ( ثى كه ي

ف ذنك ة نقىو تفكزو يختهف أنىاه فه شفاء نهاس إ

Artinya: “Dan tuhanmu mewahyukan kepada lebah: “Buatlah

sarang-sarang di bukit-bukit, dipohon-pohon kayu, dan tempat-tempat

yang yang dibikin manusia”. Kemudian makanlah dari tiap-tiap

(macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah

dimudahkan (bagimu).Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang

bermacam-macam warnanya, didalamnya terdapat obat yang

menyembuhkan bagi manusia.Sesungguhnya pada yang demikian itu

benar-benar terdapat tanda (kebesaran tuhan) bagi orang-orang yang

memikirkan.” (QS.An-Nahl 68-69)

Tugas pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan adalah

mengatur dan memelihara sarana dan prasarana pendidikan agar dapat

memberikan kontribusi yang terbaik dan bermakna bagi proses

pendidikan. Aktivitas manajemen meliputi aktivitas perencanaan,

pembelian, pemantauan, penyimpanan inventaris, dan penghapusan serta

penjadwalan. (Firdianti, 2018:48).

Manajemen sarana dan prasarana yang baik diharapkan dapat

menciptakan sekolah yang bersih, rapi, dan asri, sehingga tercipta kondisi

yang baik bagi guru dan siswa untuk bersekolah. Selain itu, guru, guru,

dan siswa juga diharapkan dapat memanfaatkan sepenuhnya sarana atau

prasarana pembelajaran yang terkait dengan permintaan baik dari segi

kuantitas, kualitas maupun permintaan, serta dapat memanfaatkan sarana

atau fasilitas tersebut sebaik-baiknya untuk memfasilitasi pendidikan dan

pengajaran. proses. siswa. (Slameto, 2019:98).

Page 28: MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN DI …

11

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Manajemen sarana dan prasarana pendidikan dapat diartikan

sebagai keseluruhan proses pembelian dan penggunaan komponen yang

secara langsung maupun tidak langsung mendukung proses pendidikan

untuk mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien. Proses yang

terlibat dalam pengadaan dan pemanfaatan, termasuk perencanaan,

pengadaan, penggunaan dan eliminasi. Kelima proses tersebut dapat

digabungkan menjadi satu siklus pengelolaan sarana dan prasarana

pendidikan. Lihatlah gambar di bawah ini:

Bagan 1

Siklus Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan

Proses Manajemen sarana dan prasarana diawali dengan perencanaan,

dan proses perencanaan dilaksanakan untuk memahami sarana dan

prasarana apa yang dibutuhkan sekolah. Tahap selanjutnya adalah

pengadaan, yaitu rangkaian kegiatan untuk menyediakan berbagai jenis

sarana dan prasarana sesuai dengan isi rencana. Proses selanjutnya adalah

pengaturan. Dalam peraturan ini terdapat kegiatan inventarisasi,

penyimpanan dan pemeliharaan. Dalam hal ini, efektivitas dan efisiensi

Perencanaan

Pengadaan

Pengaturan Penggunaan

Penghapusan

Page 29: MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN DI …

12

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

proses harus diperhatikan. Terakhir adalah eliminasi, yaitu kegiatan

menghapus sarana dan prasarana dari daftar. (Arifin, 2014:48).

Pentingnya sarana dan prasarana untuk menunjang proses pendidikan,

diatur oleh Undang-Undang Republik Indonesia No 20 tahun 2003

tentang sistem pendidikan Nasional “Setiap satuan pendidikan formal

dan non formal menyediakan sarana dan prasarana yang memenuhi

keperluan pendidikan sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan

potensi fisik, kecerdasan intelektual, sosial, emosional dan kewajiban

peserta didik” (Undang-Undang RI Tahun 2003). Peraturan Pemerintah

RI No 19 tahun 2005 tentang standar Nasional Pendidikan Bab VII Pasal

42 ayat 1 dan 2:

(1) Setiap satuan Pendidikan wajib memiliki sarana yang meliputi:

perabot, peralatan pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya, bahan

habis pakai serta perlengkapan yang diperlukan untuk menunjang proses

pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.

(2) Dari setiap satuan Pendidikan meliputi: lahan, ruang kelas, ruang

pimpinan, ruang guru, ruang perpustakaan, ruang laboratorium, kantin,

tempat olahraga dan tempat beribadah, tempat bermain, tempat berkreasi,

dan ruang tempat lain yang diperlukan untuk menunjang proses

pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan. (PP RI Tahun 2005)

2. Tujuan Manajemen sarana dan prasarana

Sarana dan prasarana pendidikan dirancang untuk memberikan

pelayanan yang profesional di bidang sarana dan prasarana pendidikan

agar dapat menyelenggarakan proses pendidikan secara efektif dan efisien.

Secara rinci, tujuannya adalah sebagai berikut:

1) Upaya pembelian sarana dan prasarana pendidikan melalui sistem

perencanaan dan pengadaan yang matang. Sesuai dengan kebutuhan,

sarana dan prasarana pendidikan yang diperoleh harus berkualitas

dan memiliki dana yang efektif

Page 30: MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN DI …

13

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

2) Mengupayakan pemanfaatan sarana dan prasarana secara benar dan

efektif.

3) Upaya memelihara sarana dan prasarana agar siap pakai

keberadaannya. (Minarti:2011:253).

3. Prinsip-prinsip manajemen sarana dan prasarana

Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam mengelola

sarana dan prasarana pendidikan. prinsip-prinsip yang dimaksud adalah:

1) Prinsip pencapai tujuan, adalah bahwa sarana dan prasarana

pengajaran sekolah harus sedia setiap saat untuk digunakan personel

sekolah guna mencapai tujuan dari proses pengajaran.

2) Prinsip efesiensi, yaitu sarana dan prasarana pendidikan sekolah harus

dilaksanakan melalui perencanaan yang matang agar diperoleh sarana

dan prasarana pendidikan yang baik dengan harga yang murah.

3) Prinsip administratif, yaitu manajemen sarana dan prasarana

pendidikan sekolah harus selalu memperhatikan undang-undang,

petunjuk, instruksi, dan pedoman teknis yang diberlakukan oleh pihak

yang berwenang. Sebagai contoh adalah peraturan tentang

inventarisasi dan penghapusan sarana dan prasarana milik negara.

4) Prinsip kejelasan dan tanggung jawab, mengandung arti bahwa

pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan sekolah harus

dilimpahkan kepada personel sekolah yang bertanggung jawab.

5) Prinsip kekohesifan, yaitu pengelolaan sarana dan prasarana

pendidikan sekolah harus dilaksanakan dalam bentuk alur kerja

sekolah yang sangat kompak (Hermino, 2013:180).

4. Macam-macam sarana dan prasarana pendidikan

Sehubungan dengan sarana pendidikan bisa diklasifikasikan

beberapa macam sarana pendidikan:

1) Jika ditinjau dari habis tidaknya dipakai.

Jika dilihat dari habis tidaknya dipakai, ada dua macam sarana

pendidikan, yaitu sarana pendidikan yang habis dipakai dan sarana

pendidikan tahan lama.

Page 31: MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN DI …

14

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Sarana pendidikan yang habis pakai adalah segala bahan atau alat

yang apabila digunakan bisa habis dalam waktu yang relatif singkat

seperti kapur tulis, spidol, penghapus, dan lain sebagainya, serta

beberapa bahan kimia yang digunakan dalam pembelajaran Ilmu

Pengetahuan Alam.Selain itu, ada beberapa sarana pendidikan yang

berubah bentuk, misalnya kayu, besi, dan kertas karton.Sedangkan,

contoh sarana pendidikan yang berubah bentuk adalah pita mesin

tulis, bola lampu, dan kertas.Semua contoh tersebut merupakan

sarana pendidikan yang apabila dipakai satu kali atau beberapa kali

bisa habis dipakai atau berubah sifatnya.

Sarana pendidikan yang tahan lama, yaitu keseluruhan bahan atau

alat yang dapat digunakan secara terus menerus dalam waktu yang

relatif lama, seperti bangku, kursi, mesin tulis, komputer, dan

peralatan olahraga.

2) Ditinjau dari bergerak tidaknya pada saat digunakan.

Sarana pendidikan yang bergerak adalah sarana pendidikan yang

bisa digerakkan atau dipindah sesuai dengan kebutuhan

pemakaiannya, seperti lemari arsip, bangku, dan kursi yang bisa

digerakkan atau dipindahkan kemana saja. Sarana pendidikan yang

tidak bergerak, yaitu semua sarana pendidikan yang tidak bisa atau

relatif sangat sulit untuk dipindahkan, seperti tanah, bangunan, sumur

dan menara, serta saluran air dari PDAM/semua yang berkaitan

dengan itu seperti pipanya, yang relatif tidak mudah untuk

dipindahkan ke tempat-tempat tertentu.

3) Ditinjau dari hubungannya dengan proses belajar mengajar

Dalam hubungannya dengan proses belajar mengajar, ada dua jenis

sarana pendidikan. Pertama, sarana pendidikan yang secara langsung

digunakan dalam proses belajar mengajar, seperti kapur tulis, spidol,

alat peraga, alat praktik, dan media/sarana pendidikan lainnya yang

digunakan guru/dosen dalam mengajar. Kedua, sarana pendidikan

Page 32: MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN DI …

15

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

yang secara tidak langsung berhubungan dengan proses belajar

mengajar, seperti lemari arsip di kantor.

Adapun prasarana pendidikan bisa diklasifikasikan menjadi dua

macam. Pertama, prasarana pendidikan yang secara langsung

digunakan untuk proses belajar mengajar, seperti ruang teori, ruang

perpustakaan, ruang praktik keterampilan, dan ruang laboratorium.

Kedua, prasarana pendidikan yang keberadaannya tidak digunakan

untuk proses belajar mengajar, tetapi secara langsung sangat

menunjang terjadinya proses belajar mengajar, seperti ruang kantor,

kantin, masjid/musholah, tanah menuju lembaga, kamar kecil, ruang

usaha kesehatan, ruang guru, ruang kepala sekolah, dan tempat parkir

kendaraan (Minarti,2011:254).

C. Perencanaan Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan.

Perencanaan sarana dan prasarana pendidikan merupakan suatu proses

memikirkan dan menentukan sarana sekolah yang direncanakan, yang

kedepannya akan dicapai tujuan tertentu dalam bentuk sarana dan prasarana

pendidikan. Efektivitas rencana sarana dan prasarana sekolah dapat dievaluasi

atau dilihat dari sejauh mana pengadaan tersebut dapat memenuhi kebutuhan

sarana dan prasarana sekolah dalam kurun waktu tertentu. Perencanaan sarana

dan prasarana sekolah harus memenuhi beberapa prinsip-prinsip yaitu: (1)

Perencanaan sarana dan prasarana sekolah harus betul-betul merupakan

proses intelektual, (2) Perencanaan didasarkan pada analisis kebutuhan, (3)

Perencanaan sarana dan prasarana sekolah harus realistis, sesuai dengan

kenyataan anggaran, (4) Visualisasi hasil perencanaan sarana dan prasarana

sekolah harus jelasdan rinci, baik jumlah, jenis, merek, dan harganya.

Penyusunan suatu perencanaan yang dilakukan dalam menentukan

kebutuhan barang sekolah didasarkan pada hal-hal: (1) adanya suatu

kebutuhan barang yang sesuai dengan perkembangan sekolah; (2) adanya

barang-barang yang rusak, dihapus, atau sebab lain yang dapat dipertanggung

jawabkan sehingga memerlukan penggantian; (3) adanya kebutuhan barang

Page 33: MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN DI …

16

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

didasarkan pada jatah perorangan jika terjadi mutasi guru atau staf sehingga

turut mempengaruhi kebutuhan barang; dan (4) adanya tingkat persediaan

barang untuk setiap tahun anggaran mendatang (Anang,2014:39).

1. Perencanaan pengadaan barang bergerak

Barang-barang yang bergerak dapat berupa berbagai macam perlengkapan

dan perabot sekolah, perlengkapan dan perabot yang dibuat harus

memenuhi syarat-syarat berikut:

a. Syarat perabot sekolah

(1) Ukuran fisik pemakai/murid agar pemakaiannya fungsional dan

efektif

(2) Bentuk dasar yang memenuhi syarat-syarat, antara lain:

a) Sesuai dengan aktivitas murid dalam PBM

b) Kuat, mudah pemeliharaannya, dan mudah dibersihkan

c) Memiliki pola dasar yang sederhana

d) Mudah dan ringan untuk disimpan/disusun, dan

e) Fleksibel sehingga mudah digunakan dan dapat pula berdiri

sendiri

(3) Kontruksi perabot hendaknya:

a) Kuat dan tahan lama

b) Mudah dikerjakan secara massal

c) Tidak tergantung keamanan pemakaiannya, dan

d) Bahan yang mudah didapat di pasaran dan disesuaikan dengan

keadaan setempat

b. Syarat perlengkapan sekolah

(1) Keadaan bahan baku/material harus kuat, tetapi ringan, tidak

membahayakan keselematan peserta didik.

(2) Konstruksi harus diatur agar sesuai dengan kondisi peserta didik.

(3) Dipilih dan direncanakan dengan teliti dan baik serta benar-benar

disesuaikan dengan usia, minat, dan taraf perkembangan peserta

didik.

Page 34: MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN DI …

17

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

(4) Pengadaan pengaturan harus sedemikian rupa sehingga benar-

benar berfungsi bagi penanaman, pemupukan, serta pembinaan hal-

hal yang berguna bagi perkembangan anak. (Arifin, 2014:53)

Dalam perencanaan barang bergerak, hendaknya melewati tahap-tahap

meliputi (1) penyusunan daftar kebutuhan; (2) estimasi biaya; (3)

penyusunan skala prioritas; (4) penyusunan rencana pengadaan.

2. Perencanaan pengadaan barang tidak bergerak

a. Tanah

Langkah-langkah perencanaan pengadaan tanah dijelaskan dalam poin-

poin dibawah ini:

a) Menganalisis kebutuhan tanah. Tanah yang dipilih hendaknya

mengacu pada syarat-syarat pemilihan tanah dan hasil analisis

kebutuhan bangunan yang akan didirikan serta lokasi yang

ditentukan berdasarkan pemetaan sekolah.

b) Mengadakan survei kondisi tanah. Saat melakukan survei tanah

harus memperhatikan aspek apakah di lokasi tersebut terdapat

fasilitas (seperti jalan, listrik, air, telepon, dan alat transportasi) atau

tidak.

c) Mengadakan survei tanah. Harga tanah perlu dicek, apakah harga

tanah yang ditawarkan terlalu mahal atau tidak.

b. Bangunan

Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh suatu bangunan yang

ideal, J. Mumusung mengemukakan sebagai berikut:

a) Memenuhi kebutuhan dan syarat pedagogis.

b) Ukuran dan bentuk ruangan disesuaikan dengan kebutuhan.

c) Datang dan masuknya sinar matahari harus diperhatikan.

d) Tinggi rendahnya tembok, letak jendela dan kusen disesuaikan

dengan kondisi anak-anak.

e) Dapat memungkinkan untuk memperluas tanpa memakan biaya lagi

yang besar.

f) Fleksibel dan ekonomis

Page 35: MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN DI …

18

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

g) Memenuhi syarat dan keindahan. (Indrawan, 2015:27)

Perencanaan yang matang dapat meminimalkan kemungkinan kesalahan

dan meningkatkan efektivitas dan efisiensi pengadaan sarana dan prasarana.

Hasil dari rencana tersebut akan memberikan pedoman untuk pelaksanaan dan

pengendalian, dan bahkan dapat lebih ditingkatkan. Oleh karena itu,

perencanaan dalam infrastruktur harus direncanakan dengan baik dengan

mempertimbangkan kebutuhan perencanaan yang baik. Dalam merencanakan

sarana dan prasarana pendidikan, persyaratan berikut harus diperhatikan:

a. Rencana pembelian sarana dan prasarana pendidikan harus diperhatikan

sebagai bagian integral dari upaya peningkatan kualitas belajar mengajar

b. Perencanaan harus jelas. Kejelasan suatu rencana dapat dilihat pada hal-

hal berikut:

1. Sasaran dan target yang harus dicapai, dan menyiapkan perkiraan biaya /

harga untuk keperluan pengadaan

2. Jenis dan bentuk tindakan atau aktivitas yang akan dilakukan.

3. Petugas pelaksanaan, misalnya guru, karyawan, dan lain-lain.

4. Bahan dan peralatan yang dibutuhkan.

5. Kapan dan dimana kegiatan dilaksanakan.

6. Harus diingat bahwa suatu perencanaan yang baik adalah yang realistis,

artinya rencana tersebut dapat dilaksanakan.

c. Berdasarkan kesepakatan dan keputusan bersama dengan peserta rencana

d. Mengikuti pedoman (standar) jenis, kuantitas, dan kualitas sesuai dengan

skala prioritas.

e. Perencanaan pengadaan sesuai dengan palatform anggaran yang

disediakan.

f. Mengikuti prosedur yang berlaku.

g. Mengikut sertakan orang tua murid.

h. Fleksibel dan dapat menyesuaikan keadaan, perubahan situasi dan kondisi

yang tidak disangka-sangka.

Page 36: MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN DI …

19

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

i. Didasarkan sesuai dengan jangka pendek , jangka menengah serta jangka

panjang (Indrawan, 2015:19).

D. Pengadaan dan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Pendidikan

1. Pengadaan sarana dan prasarana pendidikan.

Pengadaan sarana dan prasarana merupakan proses memikirkan dan

menentukan rencana pembelian sarana dan prasarana sekolah di masa yang

akan datang untuk mencapai tujuan pendidikan sekolah. Penyediaan sarana

dan prasarana pada dasarnya merupakan kelanjutan dari rencana yang

dibuat oleh sekolah sebelumnya. Dalam pengadaan ini harus dilaksanakan

sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan dengan memperhatikan

prioritas sekolah untuk mendukung keberhasilan pelaksanaan proses

pembelajaran. (Banurea,2017:30).

Pengadaan merupakan serangkaian menyediakan berbagai jenis sarana

dan prasarana pendidikan sesuai dengan kebutuhan untuk mencapai tujuan

pendidikan.Pengadaan sarana dan prasarana pendidikan disekolah pada

hakikatnya adalah kelanjutan dari program perencanaan yang telah disusun

sekolah sebelumnya.Tujuannya untuk menunjang proses pendidikan agar

berjalan efektif dan efesien sesuai dengan tujuan yang

diinginkan.Pengadaan sarana dan prasarana pendidikan di sekolah adalah

segala kegiatan yang dilakukan dengan cara menyediakan semua keperluan

barang atau jasa berdasarkan hasil perencanaan dengan maksud untuk

menunjang kegiatan pembelajaran agar berjalan secara efektif dan efesien

sesuai dengan tujuan yang diinginkan (Indrawan, 2015:28).

Ary H. Gunawan mengartikan pengadaan sebagai segala kegiatan yang

menyediakan semua barang / barang jasa yang diperlukan untuk

melaksanakan tugas. Dalam pendidikan sekolah, pengadaan mengacu pada

semua kegiatan yang dilakukan dengan menyediakan semua barang atau

jasa yang diperlukan sesuai hasil rencana, dengan tujuan untuk menunjang

kegiatan pembe Penyediaan sarana dan prasarana merupakan fungsi

operasional pertama dalam pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan

Page 37: MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN DI …

20

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

sekolah yang pada hakikatnya merupakan rangkaian kegiatan penyediaan

sarana dan prasarana pendidikan sekolah sesuai kebutuhan berdasarkan

jenis, spesifikasi, jumlah, dan waktu. Harga dan lokasi serta sumber

terpercaya lajaran agar dapat terlaksana secara efektif sesuai tujuan yang

diinginkan. (Minarti, 2011: 258).

Untuk proses pengadaan sarana pendidikan, ada beberapa

kemungkinan yang bisa ditempuh, yaitu pertama, pembelian dengan biaya

pemerintah, kedua, pembelian dengan biaya dari SPP, ketiga, bantuan dari

masyarakat lainnya. Dalam pengadaan sarana dan prasarana pendidikan di

sekolah ada tiga hal yang perlu dipahami yaitu: (a) perencanaan sarana dan

prasarana sekolah; (b) cara pengadaan sarana dan prasarana sekolah; dan

(c) administrasi sarana dan prasarana sekolah (Putri Isnaeni, 2013:102).

Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk kegiatan pengadaan

sarana dan prasarana pendidikan. Beberapa cara yang dimaksud sebagai

berikut:

1. Pembelian

Pembelian merupakan cara umum yang dilakukan oleh sekolah.

Pembelian adalah pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana

pendidikan dengan cara sekolah menyerahkan sejumlah uang kepada

penjual untuk memperoleh sarana dan prasarana sesuai dengan

kesepakatan kedua belah pihak. Pembelian dapat dilakukan jika

kondisi keuangan sekolah memang memungkinkan. Cara ini

merupakan cara yang sangat mudah. Namun, dalam pembelian

hendaknya disiasati agar tidak terlalu mahal.

2. Produksi sendiri

Untuk memenuhi kebutuhan sarana dan prasarana, sekolah tidak harus

membeli.Jika memungkinkan untuk memproduksi sendiri, sebaiknya

memproduksi. Produksi sendiri merupakan cara pemenuhan kebutuhan

sekolah melalui pembuatan sendiri baik oleh guru, siswa, Penerimaan

ataupun karyawan.

3. Hibah

Page 38: MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN DI …

21

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Penerimaan hibah merupakan salah satu cara untuk memenuhi

kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan dengan menerima

sumbangan sukarela dari pihak lain. Hibah dapat diterima dari

pemerintah (pusat / daerah) dan swasta.

4. Penyewaan

Sewa adalah suatu cara untuk memenuhi kebutuhan sarana dan

prasarana pendidikan dengan menggunakan sementara waktu milik

pihak lain untuk kepentingan sekolah, sekolah membayar sesuai

dengan perjanjian sewa.

5. Peminjaman

Pemberian pinjaman adalah suatu metode dengan menggunakan

komoditas pihak lain secara sukarela untuk memberi manfaat kepada

sekolah sesuai dengan perjanjian pinjaman untuk memenuhi

kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan.

6. Pendaurulangan

Mendaur ulang barang bekas merupakan salah satu cara untuk

memenuhi kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan agar dapat

digunakan untuk keperluan sekolah. Jika memungkinkan, Anda dapat

menggunakan metode ini untuk kegiatan belajar siswa.

7. Penukaran

Pertukaran merupakan cara untuk memenuhi kebutuhan sarana dan

prasarana pendidikan dengan menukar barang milik sekolah dengan

barang milik pihak lain. (Arifin, 2014:60).

2. Pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan

Untuk pemeliharaan sarana dan prasarana, sekolah memiliki dua jenis:

pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan. Dilihat dari sifatnya,

terdapat empat jenis pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan, dan

empat jenis pemeliharaan tersebut berlaku untuk sarana dan prasarana

pendidikan berupa mesin. Yang pertama adalah memeriksa perawatan

barang. Pemeriksaan ini dilakukan oleh seseorang yang mengetahui

kondisi mesin. Kedua, pemeliharaan preventif. Pemeliharaan dengan cara

Page 39: MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN DI …

22

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

ini dilakukan agar kondisi barang selalu dalam kondisi baik. Misalnya,

sekolah memiliki mobil dinas hendaknya dilakukan pemeriksaan setiap

hari terhadap onderdil, minyak rem dan bensinnya. BentukKetiga,

pemeliharaan yang sifatnya perbaikan ringan, seperti perbaikan

busi.BentukKeempat, perbaikan berat, seperti bongkar mesin. Peraturan

Pemerintah RI No 19 tahun 2005 tentang standar Nasional Pendidikan Bab

VII Pasal 47 ayat 1-3:

(1) Pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan sebagaimana dimaksud

dalam pasal 42 sampai dengan pasal 46 menjadi tanggung jawab

satuan pendidikan yang bersangkutan.

(2) Pemeliharaan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dilakukan secara

berkala dan berkesinambungan dengan memperhatikan masa pakai.

(3) Pengaturan tentang masa pakai sebagaimana dimaksud pada ayat 2

ditetapkan dengan Peraturan Menteri. (PP RI Tahun 2005)

Menjaga sarana dan prasarana pendidikan merupakan kegiatan untuk

mengatur dan menata sarana dan prasarana agar semua sarana dan

prasarana tersebut selalu dalam keadaan baik dan siap digunakan secara

efektif untuk mencapai tujuan pendidikan. Secara garis besar pemeliharaan

sarana dan prasarana pendidikan dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu:

pemeliharaan harta benda dan pemeliharaan harta benda bergerak. jika

peralatan terpelihara baik, umurnya akan awet yang berarti tidak perlu

mengadakan penggantian dalam waktu yang singkat. Pemeliharaan

properti nyata, yaitu pemeliharaan yang dilakukan pada bangunan daripada

bangunan. Pemeliharaan gedung meliputi: kantor, sekolah, rumah mewah,

gudang dan bendungan laboratorium. Pemeliharaan non bangunan meliputi

instalasi air dan listrik, jalan, jembatan, pagar, saluran air / parit dan lahan

(ruang terbuka, taman, taman, pekarangan). Pemeliharaan barang bergerak

pada kendaraan bermotor, mesin pembangkit listrik (genset), mesin

penggerak berbahan bakar (mesin pemotong rumput), forklift, peralatan

bengkel, peralatan kantor, peralatan elektronik, furniture, peralatan optik,

Page 40: MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN DI …

23

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

peralatan laboratorium dan alat tulis. Manfaat pemeliharaan sarana dan

prasarana pendidikan adalah sebagai berikut:

a) Pemeliharaan yang baik mengakibatkan jarang terjadi kerusakan yang

berarti biaya perbaikan dapat ditekan seminim mungkin.

b) Dengan adanya pemeliharaan yang baik, maka akan lebih terkontrol

sehingga menghindari kehilangan.

c) Dengan adanya pemeliharaan yang baik, maka enak dilihat dan

dipandang.

d) Pemeliharaan yang baik memberikan hasil pekerjaan yang baik (Fuad,

2016:92).

Bafadal berpendapat bahwa ada beberapa tujuan pemeliharaan,

diantaranya sebagai berikut: untuk mengoptimalkan usia pakai peralatan,

hal ini sangat penting terutama jika dilihat dari aspek biaya, krena untuk

membeli sesuatu peralatan akan jauh lebih mahal jika dinbandingkan den

gan merawat bagian dari peralatantersebut; untuk menjamin kesiapan

operasional peralatan untuk mendukung kelancaran pekerjaan sehingga

diperoleh hasil yangoptimal; untuk menjamin kesediaan peralatan yang

diperlukan melalui pengecekan secara rutin dan teratur; untuk menjamin

keselamatan orang atau siswa yang menggunakan alat tersebut (Bafadal,

2004:48).

Pada prinsipnya kegiatan pemeliharaan ini dilakukan agar selalu siap

menggunakan setiap sarana dan prasarana selama kegiatan mengajar.

Aktivitas, kreativitas, tanggung jawab, dan kemahiran menjadi kunci

keberhasilan aktivitas pemeliharaan guna mengoptimalkan kegunaan dan

kegunaan setiap proyek. (Gunawan,1996:167).

Tahapan pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah adalah sebagai

berikut:

1. Penyadaran, kepala sekolah perlu mengundang Kelompok Kerja

Rencana Kerja Sekolah (KK-RKS) dan membentuk tim kecil untuk

menginisiasi pengantar pemahaman pentingnya pemeliharaan saran

dan prasarana sekolah. Kemudian, kepala sekolah dan tim kecil yang

Page 41: MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN DI …

24

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

telah terbentuk membuat buku panduan pemeliharaan sarana

danprasarana sekolah. Tugas selanjutnya menyusun program

pengenalan dan penyadaran pemeliharaan sarana dan prasarana

pendidikan.

2. Memberikan pemahaman kepada pemangku kepentingan dengan

menjelaskan rencana pemeliharaan yang dirumuskan oleh sekolah.

3. Pengorganisasian, pada tahap ini diatur dengan jelas siapa yang

bertanggung jawab, siapa yang melaksanakan, dan siapa yang

mengendalikannya.

4. Pelaksanaan, terbagi atas pemeliharaan rutin dan berkala.

5. Pendataan, dilakukan dengan menginventarisasi sarana dan prasarana

sekolah sesuai dengan ketersediaan dan kondisinya (Arifin, 2012:229)

E. Pemanfaatan Sarana dan Prasarana

Pemanfaatan sarana dan prasarana pendidikan untuk mendukung proses

pendidikan demi mencapainya tujuan pendidikan, ada dua prinsip, yaitu:

1. Prinsip efektivitas yaitu semua pemakai pelengkap pendidikan di sekolah

harus ditunjukkan semata-mata dalam memperlancarkan pencapaian

tujuan pendidikan sekolah, baik secara langsung maupun tidak langsung.

2. Prinsip efesiensi yaitu pemakai semua perlengkapan pendidikan secara

hemat dan hati-hati sehingga semua perlengkapan yang tidak mudah

habis, rusak, dan hilang.

Penggunaan atau pemanfaatan sarana dan prasarana pendidikan di sekolah

merupakan tanggung jawab kepala sekolah pada setiap jenjang

pendidikan.untuk kelancaran kegiatan tersebut, kepala sekolah yang

mempunyai wakil bidang sarana dan prasarana sekolah diberi tanggung jawab

untuk menyusun jadwal tersebut. Yang perlu diperhatikan dalam penggunaan

sarana dan prasarana adalah:

1. Penyusunan jadwal harus dihindari benturan dengan kelompok lainnya.

2. Hendaklah kegiatan-kegiatan pokok sekolah merupakan prioritas utama.

3. Waktu/jadwal penggunaan hanya diajukan pada awal tahun pelajaran.

4. Penugasan/penunjukan personel sesuai dengan keahlian pada bidangnya.

Page 42: MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN DI …

25

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

5. Penjadwalan pada penggunaan sarana dan prasarana sekolah, antar

kegiatan intrakurikuler dengan ekstrakurikuler harus jelas.

Sarana pendidikan yang disediakan yang dimaksudkan untuk

memperlancar proses belajar mengajar, sarana pendidikan ditinjau dari

fungsinya dapat digolongkan menjadi:

a. Sarana pendidikan yang langsung digunakan dalam proses belajar

mengajar, seperti alat pelajaran, alat peraga, dan media pendidikan.

b. Sarana pendidikan yang tidak langsung terlihat dalam proses

pendidikan dan pengajaran, seperti gedung, perabot kantor, kamar

mandi, dan sebagainya.

Pengaturan pemanfaatan sarana pendidikan dipengaruhi oleh faktor-

faktor sebagai berikut:

Pengaturan pemanfaatan sarana pendidikan dipengaruhi oleh

faktor-faktor sebagai berikut:

1. Banyaknya sarana pendidikan

2. Banyaknya kelas masing-masing tingkat

3. Banyaknya siswa dalam tiap-tiap kelas

4. Banyaknya ruang atau kelas yang ada di sekolah

5. Banyaknya guru atau karyawan yang terlihat dalam penggunaan

sarana pendidikan (Indrawan:2015:38).

F. Srudi Relevan

1. Peneliti yang dilakukan oleh Radiyan Yogatama, yang berjudul

“Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan Dalam Meningkatkan

Mutu Pembelajaran di SMK Muhammadiyah 3 Surakarta”, (Studi

Kasus SMK Muhammadiyah 3 Surakarta). Beliau membahas tentang

manajemen sarana dan prasarana untuk meningkatkan mutu

pembelajaran di SMK Muhammadiyah 3 Surakarta.

2. Ahmad Fauzan. Judul: “Manajemen Sarana dan Prasarana Pondok

Pesantren Shuufah Hisbullah Natar Lampung Selatan”, (Studi Kasus

Pondok Pesantren Shuffah Hisbullah Natar Lampung Selatan). Beliau

Page 43: MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN DI …

26

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

membahas analisis kebutuhan dan pengadaan, pendistribusian,

pemeliharaan, inventarisasi, dan penghapusan. Jenis penelitian ini

menggunakan pendekatan kualitatif dengan desain deskriptif. Teknik

pengumpulan data yang digunakan yaitu wawancara, observasi, dan

dokumentasi. (Jurnal Kajian Pendidikan)

3. Peneliti yang dilakukan oleh Ria Sartika, yang berjudul”Manajemen

Sarana dan Prasarana di MAS Al-Washliyah”, (Studi Kasus di Mas Al

Washliyah Kp. Mesjid Kec.Kualuh Hilir Kab Labuhan Batu Utara).

Beliau membahas tentang Perencanaan, Pengadaan, dan Pemeliharaan.

Penelitian ini merupakan deskriptif dengan metode penelitian

pendekatan kualitatif.Subyek penelitian ini adalah Kepala

Madrasah,Waka Sarpras dan sraf TU. Teknikpengumpulan data

dengan wawancara, observasi, studi dokumen.

Berdasarkan jurnal dan skripsi di atas perbandingan tersebut tentunya

ada perbedaan dan persamaanya dimana perbedaan dalam penelitian

ini salah satunya lokasi penelitian yang berbeda, yakni penelitian ini

dilakukan di Pondok Pesantren Darul Aufa Muara Bulian.Kedua pada

fokus permasalahan yaitu penelitian ini berfokus pada perencanaan,

pengadaan, pemeliharaan, dan pemanfaatan sarana dan prasarana.Dan

persamaan penelitian ini dengan jurnal dan skripsi tersebut yaitu sama-

sama membahas tentang manajemen sarana dan prasarana, sama-sama

menggunakan teknik pengumpulan data dengan wawancara, observasi,

dan dokumentasi.

Page 44: MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN DI …

27

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Metode Penelitian

Pendekatan penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif.Dengan

metode interaktif (studi kasus). Kualitatif deskriptif yaitu memaparkan

masalah atau temuan dilapangan sesuai dengan yang terjadi (apa adanya),

dengan objek penelitian yaitu Manajemen Sarana dan Prasarana di Pondok

Pesantren Darul Aufa Simpang Sungai Buluh. Yang mana peneliti melakukan

penelitian pada Tanggal 17 November 2020- 07 Januari 2021.

Secara harfiah, sesuai dengan namanya penelitian kualitatif adalah jenis

penelitian yang temuan-temuannya tidak diperoleh melalui prosedur

penelitian kuantifikasi, perhitungan statistik, atau bentuk cara-cara lainnya

yang menggunakan ukuran angka.

Menurut Bogdan dan taylor di dalam buku Metode Penelitian, penelitian

kualitatif adalah salah satu prosedur penelitian yang menghasilkan data

deskriptif berupa ucapan atau tulisan dan perilaku orang-orang yang diamati.

Penelitian kualitatif diharapkan mampu menghasilkan uraian yang mendalam

tentang ucapan, tulisan, dan perilaku yang dapat diamati dari suatu individu,

kelompok, masyarakat, atau organisasi tertentu dalam suatu keadaan konteks

tertentu yang dikaji dari sudut pandang yang utuh, komprehensif, dan holistik.

Tujuan utama penelitian kualitatif adalah untuk memahami fenomena atau

gejala sosial dengan cara memberikan pemaparan berupa penggambaran yang

jelas tentang fenomena atau gejala sosial tersebut dalam bentuk rangkaian

kata yang pada akhirnya akan menghasilkan sebuah teori. (Sujarweni,

2019:19).

Kualitatif deskriptif yang dimaksud yaitu dengan memberikan gambaran,

kondisi dan fenomena yang sebenarnya mengenai Manajemen sarana dan

prasarana yang berfokus kepada perencanaan, pengadaan, dan pemeliharaan.

Page 45: MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN DI …

28

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

B. Setting dan Subjek Penelitian

1. Setting Penelitian

Penelitian yang dilakukan yaitu di podok pesantren Darul Aufa

Muara Bulian, tentang Manajemen Sarana dan Prasarana yang

berfokuskan kepada perencanaan, pengadaan, pemeliharaan dan

pemanfaatam sarana dan prasarana. Pemilihan lokasi penelitian pada

Pondok Pesantren Darul Aufa Muara Bulian atas dasar sebagai berikut:

a) Pondok Pesantren Darul Aufa adalah pondok pesantren yang sarana

dan prasarana dengan seadanya.

b) Dengan sarana dan prasarana yang seadanya pondok pesantren ini

membuka pendidikan dari jenjang TK, MI, MTS, dan MA.

2. Subjek penelitian

Adapun yang menjadi subjek penelitian ini adalah Pimpinan Pondok

Pesantren Darul Aufa, Waka Sarpras, Tata Usaha, wali murid, dan

beberapa murid.

C. Jenis dan Sumber Data

1. Jenis data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Data primer

Data primer yaitu data mentah yang diambil oleh peneliti sendiri

(bukan oleh orang lain) dari sumber utama guna kepentingan

penelitiannya, dan data tersebut sebelumnya tidak ada. Contoh data

primer, adalah data yang dikumpulkan melalui instrument wawancara,

observasi (Azuar zuliandi 2014:65).Data primer dalam penelitian ini

adalah data yang didapat dari hasil wawancara berupa kata-kata dan

tindakan yang dilakukan berkaitan dengan perencanaan, pengadaan,

pemeliharaan dan pemanfaatan sarana dan prasarana di Pondok

Pesantren Darul Aufa.

Page 46: MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN DI …

29

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

b. Data sekunder

Data sekunder adalah data yang sudah tersedia yang dikutip oleh

peneliti guna kepentingan penelitiannya, data aslinya tidak diambil

peneliti tetapi oleh pihak lain. Contoh data sekunder adalah data yang

dikumpulkan melalui studi dokumentasi (Azuar zuliandi 2014:66).

Oleh karena itu, data sekunder yang penulis maksud adalah data

yang diperoleh dari data yang sudah terdokumentasi yang ada

hubungannya dengan pembahasan judul proposal ini, adapun data

sekunder yang dimaksud ialah sebagai berikut:

a) Historis dan geografis Pondok Pesantren Darul Aufa Simpang

Sungai Buluh.

b) Struktur organisasi Pondok Pesantren Darul Aufa Simpang

Sungai Buluh.

c) Keadaan guru dan siswa.

d) Keadaan sarana dan prasarana.

2. Sumber data

Sumber data adalah subjek dari mana data diperoleh.Apabila penulis

menggunakan wawancara dalam pengumpulan datanya, maka sumber

datanya responden. Apabila penulis menggunakan teknik observasi, maka

sumber datanya dapat berupa benda, gerak atau proses sesuatu. Apabila

penulis menggunakan dokumentasi, maka dokumen atau catatanlah yang

menjadi sumber data. Sumber data dalam penelitian ini adalah:

a. Pihak yayasan

b. Pimpinan pondok pesantren

c. Waka sarana dan prasarana

d. Guru

e. Santri

Page 47: MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN DI …

30

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

D. Teknik Pengumpulan Data

1. Observasi

Observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan.Para ilmuwan hanya

dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan

yang diperoleh melalui observasi.Data itu dikumpulkan dan sering dengan

bantuan berbagai alat yang sangat canggih, sehingga benda-benda yang

sangat kecil (proton dan electron) maupun yang sangat jauh (benda ruang

angkasa) dapat diobservasi dengan jelas. (Sugiyono, 2010:310).

Observasi merupakan suatu kegiatan mendapatkan informasi yang

diperlukan untuk menyajikan gambaran riil suatu peristiwa atau kejadian

untuk menjawab pertanyaan penelitian, membantu mengerti perilaku

manusia, dan evaluasi yaitu melakukan pengukuran terhadap aspek

tertentu melakukan umpan balik terhadap pengukuran tersebut.Hasil

observasi berupa aktivitas, kejadian, peristiwa, objek, kondisi atau suasana

tertentu. (Sujarweni, 2019:32).

Dalam hal ini, peneliti dalam pengumpulan data menyatakan terus

terang kepada sumber data, bahwa ia sedang melakukan penelitian. Jadi

mereka yang diteliti mengetahui sejak awal sampai akhir tentang aktivitas

peneliti.Tetapi dalam suatu saat peneliti juga tidak terus terang atau

tersamar dalam observasi, hal ini untuk menghindari kalau suatu data yang

dicari merupakan data yang masih dirahasiakan. Kemungkinan kalau

dilakukan dengan terus terang, maka peneliti tidak akan diijinkan untuk

melakukan observasi.

Penelitian juga menggunakan observasi agar peneliti bisa melihat atau

mengamati secara langsung, dengan demikian peneliti akan mendapatkan

apa saja yang ingin dibutuhkan termasuk apa yang dirahasiakan.

2. Wawancara

Wawancara merupakan salah satu cara yang digunakan untuk

mendapatkan data dengan cara mengadakan wawancara secara langsung

dengan informan. Wawancara adalah proses tanya jawab dalam penelitian

yang berlangsung secara lisan antara dua orang atau lebih secara bertatap

Page 48: MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN DI …

31

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

muka dengan mendengarkan secara langsung informasi (Achmadi,

2013:83).

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila

penulis ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan

permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila penulis ingin

mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam.Wawancara yang

dilakukan dalam penelitian ini adalah wawancara tidak terstruktur, yaitu

wawancara yang bebas dimana penulis tidak menggunakan pedoman

wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk

pengumpulan datanya. Pedoman wawancara yang digunakan hanya

berupa garis besar permasalahan yang akan ditanyakan. Dalam teknik

wawancara yang dilakukan adalah dengan mengajukan beberapa butir

pertanyaan kepada narasumber, mengenai data yang diperlukan sesuai

dengan tujuan penelitian.Dalam penelitian ini peneliti mewawancarai

ketua Sarpras/Pimpinan, waka sarpras, ketua yayasan, guru, dan santri

yang ada di Pondok Pesantren Darul Aufa Muara Bulian.

3. Dokumentasi

Dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variable yang

berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, notulen rapat,

lengger, agenda, dan sebagainya ( Suharsimi Arikunto, 2006:231).

Metode dokumentasi yaitu seorang peneliti mencari data mengenai

hal-hal yang bersifat dokumen terhadap alokasi penelitian antara lain

seperti absen kelas, kompetensi guru yang ada di sekolah tersebut. Data-

data dokumentasi dalam penelitian ini adalah historis dan geografis,

struktur organisasi, keadaan guru dan siswa, serta dokumentasi keadaan

manajemen sarana dan prasarana di Pondok Pesantren Darul Aufa

Simpang Sungai Buluh, guna data pendukung atas suatu kejadian yang

diperoleh dari teknik wawancara dan observasi

Page 49: MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN DI …

32

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

E. Teknik Analisis Data

Analisis data dilapangan model Miles and Huberman mengemukakan

bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif

dan berlangsung secara terus menerus, sehingga datanya sudah jenuh.

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis

data model interaktif “Interactive model of analysis”, yang terdiri dari

empat komponen yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data

dan penarikan kesimpulan (Moleong, 2001:104).

1. Reduksi data

Mereduksi data berarti membuat rangkuman, memilih hal-hal

pokok, memfokuskan pada hal-hal penting, mencari tema dan pola,

serta membuang yang tidak perlu (Moleong 2010:275).

Dengan demikian data yang direduksi akan memberikan gambaran

yang lebih sepesifik dan mempermudah peneliti melakukan

pengumpulan data selanjutnya serta mencari data tambahan jika

diperlukan. Seluruh data yang berasal dari wawancara dengan kepala

sekolah, wakil kepala sekolah bidang sarana dan prasarana dan guru,

melalui observasi langsung, melalui dokumentasi penelitian yang

berkaitan dengan manajemen sarana dan prasarana pendidikan yang

berfokus pada perencanaan, pengadaan, dan pemeliharaan di Pondok

Pesantren Darul Aufa Simpang Sungai Buluh, kemudian peneliti

melakukan reduksi data. Reduksi data dilakukan berulang-ulang untuk

menghindari terjadinya suatu kesalahan.

2. Penyajian data

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah

mendisplaykan data.Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa

dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar

kategori, dan sejenisnya. Dalam hal ini Miles and Huberman

menyatakan yang paling sering digunakan untuk menyajikan data

dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif

(Sugiyono: 2013:249).

Page 50: MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN DI …

33

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

3. Penarikan kesimpulan

Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles and

Huberman adalah penarikan kesimpulan dan vertivikasi. Kesimpulan

awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah

bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada

tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang

dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid

dan konsisten saat peneliti kembali kelapangan mengumpulkan data,

maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang

kredibel (Sugiyono:2013:252).Kesimpulan sementara dapat dibuat

terhadap setiap data yang ditemukan pada saat penelitian sedang

berlangsung, dan kesimpulan akhir dapat dibuat setelah seluruh data

dianalisis mengenai masalah manajemen sarana dan prasarana di

Pondok Pesantren Darul Aufa Muara Bulian.

F. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data

Dalam mendapat keabsahan data diperlukan teknik pemeriksaan.Penelitian

ini menggunakan teknik triangulasi. Triangulasi adalah teknik

pemeriksaan keabsahan data yang dimanfaatkan sesuatu yang lain diluar

data itu sendiri dengan maksud untuk pengecekan atau sebagai

pembanding (Moleong, 2010:330).

Dalam penyajian keabsahan data ini dengan menggunakan teknik

triangulasi sumber dan triangulasi teknik

1. Triangulasi sumber

Triangulasi sumber untuk menguji kredibilitas data dilakukan

dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa

sumber.Triangulasi dengan sumber berarti membandingkan dan

mengecek kembali derajat kepercayaan suatu informasi yang

diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam metode

kualitatif, hal tersebut dapat dicapai dengan membandingkan data

hasil pengamatan dengan data hasil wawancara.Membandingkan

Page 51: MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN DI …

34

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan

pandangan juga perlu dilakukan, serta perlunya membandingkan hasil

wawancara dengan isi suatu dokumen terkait.Dalam penelitian ini

peneliti akan membandingkan data yang diperoleh dari berbagai sumber

yaitu membandingkan hasil wawancara antara ketua sarpras/pimpinan,

waka sarpras, guru dan santri yang ada di Pondok Pesantren Darul Aufa

Muara Bulian.

2. Triangulasi teknik

Triangulasi teknik untuk menguji kreadibilitas data dilakukan

dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik

yang berbeda. Terdapat dua strategi yaitu:

1. Pengecekan derajat kepercayaan menemukan hasil penelitian

dengan beberapa pengumpulan data.

2. Pengecekan derajat kepercayaan dari beberapa sumber data dengan

metode yang sama

Pada penelitian ini, akan dilakukan hal dengan membandingkan

data antara di lapangan dengan luar lapangan, dengan perbaningan

ini akan memungkinkan peneliti lebih mengetahui apakah data

tersebut valid atau tidak(Usman,2003:88).

Berdasarkan teknik tiangulasi tersebut di atas, maka dimaksud

untuk mengecek kebenaran dan keabsahan data-data yang diperoleh

di lapangan tentang manajemen sarana dan prasarana di Pondok

Pesantren Darul Aufa. Dari sumber hasil observasi, wawancara,

maupun dokumentasi, sehingga dipertanggung jawabkan

keseluruhan data yang diperoleh di lapangan dalam penelitian

tersebut.

Page 52: MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN DI …

35

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

G. Jadwal Penelitian

Untuk memudahkan penulisan laporan penelitian ini, disusun

serangkaian kegiatan penelitian yang dijadwalkan sebagai berikut :

Tabel 1

No Jenis

Kegiatan

Agustus September Oktober November Desember Januari

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1

Pengajuan

Judul

Proposal

2 Penyusunan

Proposal

3

Pengajuan

Dosen

Pembimbing

4 Seminar

Proposal

5 Perbaikan

Proposal

6 Pengajuan

Izin Riset

7 Pengumpulan

Data

8 Konsultasi

Bimbingan

9 Agenda

Skripsi

Page 53: MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN DI …

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

BAB IV

TEMUAN DAN PEMBAHASAN

A. Temuan Umum

1. Historis Pondok Pesantren Darul Aufa Jl. Ness II Sungai Buluh

Muara Bulian

Pondok Pesantren Darul Aufa berdiri sejak tahun 1986 yang berlokasi

di Jln. Ness II Desa Sungai Buluh, Kecamatan Muara Bulian, Kabupaten

Batanghari, Provinsi Jambi, Pondok Pesantren ini adalah Pondok

Pesantren swasta dengan bangunan yang bersifat permanen, awal mulanya

Pondok Pesantren Darul Aufa ini hanya berbentuk seperti pengajian

masyarakat biasa, tidak memiliki lokal permanen, ruang kelas, dan

penginapan santri, akan tetapi semakin hari semakin banyak masyarakat

yang menimba ilmu disitu, sehingga muncul lah gagasan dari masyarakat

untuk mendirikan pesantren, usulan masyarakat itu disambut baik oleh

KH. Zuhdi Al-Mijri yang saat itu selaku guru atau pimpinan pengajian,

kemudian berlanjut dengan berdirinya Pondok Pesantren Darul Aufa.

Awalnya Pondok Pesantren Darul Aufa hanya berdiri diatas tanah

seluas 4 tumbuk atau 14 m2, tanah ini merupakan khibah dari salah satu

warga Desa Sungai Buluh yang kemudian berkembang menjadi seperti

saat sekarang ini. Umumnya Pondok Pesantren hanya memiliki jenjang

pendidikan MAS dan MTS sederajat saja, namun di Pondok Pesantren

Darul Aufa sampai PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) dan Madrasah

Ibtidaiyah pun ada, dengan bangunan ruang belajar permanen, masjid

permanen, pemondokan/penginapan santri permanen, serta fasilitas

pendukung lain seperti sarana olahraga. Pondok Pesantren Darul Aufa

sekarang telah berkembang menjadi Pondok Pesantren yang maju dan

memiliki jumlah sekitar 300 lebih, akan tetapi Pondok Pesantren Darul

Aufa ini sama halnya dengan Pondok Pesantren lainnya dalam masalah

36

Page 54: MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN DI …

37

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

program pembelajaran, hanya mungkin yang membedakannya hanyalah

masalah ekstrakurikuler nya saja (Dokumentasi,14 Desember 2020)

2. Geografi Pondok Pesantren Darul Aufa

Geografi Pondok Pesantren Darul Aufa berlokasi di Jl. Ness II Desa

Sungai Buluh Muara Bulian Batang Hari Jambi, didirikan oleh Drs.

KH.Zuhdy Al Mijri (mantan Kepala Kakan Kemenag Batanghari, Ketua

MUI Batang Hari dan Dekan STIT Muara Bulian) pada tanggal 25 Juli

1989).Saat ini Pondok Pesantren Darul Aufa telah memiliki luas are 32

Ha, 6 Ha komplek Pondok Pesantren, 10 Hektar Perkebunan kelapa sawit,

6 Ha perkebunan karet, 3 Ha pertanian hortikultura, Ruang belajar

permanen, asrama guru, pemondokan santri putra dan putri, masjid,

TPA/TPSA, TPUS, Koperasi waserda, Peternakan sapi, perikanan, bengkel

motor dan las taralis, serta sarana olahraga. Jika dilihat dari perbatasannya,

maka Pondok Pesantren Darul Aufa berbatasan dengan:

1) Sebelah barat berbatasan dengan kebun warga desa Sungai Buluh

yang bernama bapak Lukman

2) Sebelah Timur berbatasan dengan kebun warga desa Sungai Buluh

yang bernama Bapak Guntoro

3) Sebelah Utara berbatasan dengan kebun dan perumahan warga Desa

Sungai Buluh yang bernama Bapak Tayyib

4) Sebelah Selatan berbatas dengan kebun karet warga Desa Sungai

Buluh yang bernama Bapak Untung (Dokumentasi, 14 Desember

2020).

3. Visi dan Misi Pondok Pesantren Darul Aufa Muara Bulian

a. Visi

Menjadikan Pondok Pesantren Darul Aufa sebagai lembaga

pendidikan dan pengajaran islam yang berwawasan keilmuan,

keterampilan, dan berakhlaqul karimah.

Page 55: MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN DI …

38

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

b. Misi

Membimbing dan membina santriwan/wati untuk:

1) Menjadi ahli ibadah dan Tafaqqul fi al-Din (memahami ilmu

agama) dari kitab-kitab sumber aslinya (kitab kuning).

2) Menguasai ilmu pengetahuan dan dapat merealisasikannya dalam

perilaku sehingga tercipta akhlak yang luhur.

3) Memiliki berbagai life skill sehingga mandiri dan realistis dalam

menghadapi masa depan (Dokumentasi 14 Desember2020).

4. Tata Tertib Waktu Dan Kegiatan Santri

1) Semua santri wajib izin kepada pengurus jika hendak berpergian

minimal 1 km dengan membawa buku surat izin.

2) Semua santri wajib membawa surat izin (surat keluar) minimal 1 km

dengan diketahui keamanan dan kepala pondok.

3) Semua santri wajib yang pulang selama 1 bulan tanpa

pemberitahuan, maka dianggap telah keluar dari Pondok Pesantren.

4) Semua santri wajib mengikuti aktifitas program Pondok.

5) Wanita dilarang masuk ke lokal Pondok putra kecuali seizin pengrus.

6) Semua santri dilarang memasuki lokasi kantor tanpa seizin pengurus.

7) Semua santri dilarang mengambil atau memakai milik orang lain

kecuali seizin pemiliknya.

8) Semua santri dilarang menerima tamu pada jam kegiatan masih

berlangsung kecuali seizin pengurus.

9) Semua santri dilarang menerima tamu kebelakang jam 12.00 WIB

tanpa sezin pengurus.

10) Semua santri wajib lapor kepada pengurus apabila menerima tamu.

11) Semua santri dilarang makan di tempat yang telah ditentukan oleh

pengurus.

12) Semua santri dilarang Tahallul kecuali seizin pengurus.

13) Semua santri dilarang tidur di masjid.

14) Semua santri dilarang pulang kecuali seizin pengurus (PP) dan

pengasuh (Dokumentasi 14 Desember 2020).

Page 56: MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN DI …

39

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

5. Struktur Organisasi Pondok Pesantren Darul Aufa Muara Bulian

Didalam suatu lembaga pendidikan struktur organisasi sangatlah

penting, karena dengan adanya struktur organisasi maka lembaga

pendidikan tersebut bisa mempermudah dalam penyelenggaraan suatu

pendidikan itu sendiri baik bagi jalinan kerja kedalam maupun keluar

masyarakat atau pemerintah. Organisasi pengurus dan pelaksana Pondok

Pesantren Darul Aufa berbentuk yayasan yang mana di dalamnya terdiri

dari ketua Yayasan, Pimpinan Pondok Pesantren, Sekretaris, Bendahara,

dan bidang-bidang lainnya seperti Pembina asrama Putra dan Putri.

Organisasi juga merupakan sekumpulan orang-orang yang memiliki

tujuan yang sama, serta memiliki tugas, wewenang dan kewajiban yang

berbeda tiap masing-masing individu anggota organisasi. Untuk

memperlancar program-program kegiatan agar dapat terorganisasi dengan

baik dan berjalan dengan lancar hingga tercapai tujuan yang diharapkan,

maka diperlukan suatu kerja sama dalam sebuah organisasi. Segala

kegiatan akan lebih terarah, masing-masing personal dapat menempatkan

diri sesuai dengan tugas-tugasnya, sehingga akan terjalin kerjasama yang

baik.

Secara Organisasi Pondok Pesantren Darul Aufa Muara Bulian

merupakan bagian dari organisasi lembaga pendidikan Swasta dan

pembinaanya dilakukan oleh Kakan kemenag Batang Hari dengan susunan

organisasi sebagai berikut:

Page 57: MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN DI …

40

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Bagan 2

Struktur Pengasuh Pondok Pesantren Darul Aufa Muara Bulian

(Dokmentasi, 14 Desember 2020)

Ketua Yayasan

Ust. Faturrahim

Suaedi, S. Ag

Pimpinan Pondok

Pesantren

Ust. Syaifuddin, M.Ag

Sekretaris

Anang Mukri,

S.Pd. i

Bendahara

Umi Nurusydiyati,

S.Ag. M.Pd.I

Kepala

MTS/PAUD

Umi Nurusydiyati,

S.Ag. M.Pd.I

Kepala MA

Ust. Syaifuddin,

M.Ag

Kepala MI

Ust. Faturrahim

Suaedi, S.Ag

Pembina Asrama Putri Pembina Asrama Putra

Siti Aisyah, S.Pd.I

Zarni, S.Pd

Nurul Umi Ma’sum,

S.Pd

Santhy Wahyuni, S.Pd

Adewiyah, S.Pd

Suparti, S. Kep

Irma Apriliani

Parhan, M.Pd

Anang Mukri, S.Pd.I

Adison, S.Pd

Drs. M. Ali Al-

Hamidi, M.Pd.I

Iqbal Dinata

Andi Susanto

Suhaidi

Page 58: MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN DI …

41

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

6. Keadaan Pondok Pesantren Darul Aufa Muara Bulian

a. Keadaan Guru

Guru merupakan seorang tenaga pendidik yang sangat professional

dalam mendidik, mengajarkan suatu ilmu, melatih, membimbing,

memberikan penilaian, serta melakukan evaluasi kepada peserta didik.

Guru juga mempunyai peran sebagai pengajar, pendidik, pembimbing,

pemberi motivasi, sebagai teladan, sebagai orang yang menginspirasi

muridnya, dan sebagai evaluator.

Berdasarkan dokumentasi Pondok Pesantren Darul Aufa Muara

Bulian tentang tenaga pengajarnya, di Pondok Pesantren ini mempunyai 22

guru, dari 22 guru ini sudah termasuk Pimpinan, Ketua Yayasan, Waka

sarpras, Sekretasris dan Bendahara.Pengasuh dan Guru di Pondok

Pesantren Darul Aufa berjumlah 16 orang dengan kualifikasi pendidikan

sebagai berikut:

Tabel 1

Kualifikasi Pendidikan Guru Pondok Pesantren Darul Aufa Muara Bulian

No Kualifikasi Pendidikan Nama Perguruan

Tinggi/ Sekolah

Jumlah

(1) (2) (3) (4)

1. S.2 (Strata dua) 1. PPs IAIN

Imam

Bonjol

Padang

2. PPsIAIN

STS Jambi

1 Orang

3 Orang

2. S.1 (Strata satu) 1. STAIM Jambi

2. IAIN STS

Jambi

3. STAI Muara

Bulian

4. STIKES

5. ISID Gontor

1 Orang

1 Orang

4 Orang

1 Orang

1 Orang

3. Pondok Pesantren 1.PP. Darul Aufa 4 Orang

Jumlah 16 Orang

(Dokumentasi, 14 Desember 2020)

Page 59: MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN DI …

42

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Tabel 2

Nama-nama Guru serta Tingkat/Marhala di Pondok Pesantren Darul Aufa

Muara Bulian

No Nama Ustadz Tingkat/ Marhalah

1. Kiyai. Syaifuddin, S.Ag, M.Ag Wustho dan Ulya

2. Faturrahim Suaedi, S.Ag Wustho dan Ulya

3. Hj. Nurusydiyati, S.Ag, M.Pd.I Wustho

4. Zarni, S.Pd Wustho

5. H. Anang Mukri, S.Pd.I Wustho dan Ulyo

6. Siti Aisyah, S.Pd.I Ulya

7. Parhan, S.Pd, M.Pd.I Ulya

8. Adewiyah, S.Pd Ula dan Ulya

9. Irma Apriliani, S.Pd Wustho

10. Nurul Umi Ma‟sum, S.Fil Ulya

11. Santhi Wahyuni, S.Pd Ula dan Wustho

12. Ira Setia Safitri, S.Pd Wustho

13. Akbar Wustho dan Ulya

14. Elisna Fitrah Wustho

15. Abdul Rohim Ulya

16. Ajrin Mafajah Wustho dan Ulya

17. Tari datul Sholehah Wustho

18. Soleha Tipa Wustho

19. Khairiyatushifa Wustho

20. Sahroni Mukromin Ulya

21. M. Irhamni Akbar Wustho

22. M. Arinal Haq Wushto dan Ulya

(Dokumentasi, 14 Desember 2020)

b. Keadaan Santri

Santri adalah peserta didik yang belajar di Pondok Pesantren baik

belajar ilmu agama maupun ilmu umum. Para santri mengikuti semua

kegiatan pendidikan dan pengajaran di Pondok Pesantren Darul Aufa

Muara Bulian, seperti mengikuti kegiatan Ekstrakurikuler.Berikut

mengenai daftar jumlah santri Pondok Pesantren Darul Aufa:

Page 60: MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN DI …

43

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Tabel 3

Keadaan Santri Pondok Pesantren Darul Aufa Muara Bulian

No Kelas Jumlah Santri

Tahun 2019 Tahun 2020

1 PAUD 22 30

2 MI 25 36

3 Kelas 1 50 75

4 Kelas 2 53 73

5 Kelas 3 50 40

6 Kelas 4 26 31

7 Kelas 5 25 30

8 Kelas 6 19 29

Jumlah 223 344

(Dokumentasi, 14 Desember 2020)

6. Keadaan Sarana dan Prasarana

Salah satu aspek yang seharusnya mendapat perhatian utama oleh

setiap pengelola pendidikan adalah sarana dan prasarana. Sarana

merupakan fasilitas yang secara langsung dipergunakan dan menunjang

dalam proses pendidikan, seperti gedung, ruangan belajar, dan lain

sebagainya. Sedangkan prasarana adalah yang secara tidak langsung

menunjang jalannya proses pendidikan, seperti halaman, kebun, dan lain

sebagainya. Keadaan sarana dan prasarana yang ada di Pondok Pesantren

Darul Aufa masih banyak belum terpenuhi. Keadaan sarana dan prasarana

di Pondok Pesantren Darul Aufa sangatlah sederhana,akan tetapi dengan

kadaan yang seadanya Pondok Pesantren Darul Aufa Muara Bulian Ini

bisa membuka Pendidikan mulai dari PAUD sampai dengan MA.berikut

uraian sarana dan prasarana di Pondok Pesantren Darul Aufa:

Page 61: MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN DI …

44

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Tabel 4

Keadaan Sarana dan Prasarana Pondok Pesantren Darul Aufa Muara

Bulian

No Uraian Jumlah

1 Kursi 235

2 Meja 235

3 Komputer 1

4 Papan Tulis 9

5 Meja Panjang Belajar 22

6 Asrama Guru 2 Unit

7 Asrama pemondokan 66 Kamar

8 Ruang Laboratorium IPA 1

9 Ruang Lab Komputer 1

10 Perpustakaan 1

11 Masjid 1

12 Musholla Putri 1

13 Ruang Kepala Sekolah 1

14 Kantor 1

15 Lapangan Volly Ball 2

16 Lapangan Tennis Meja 1

17 Tanah Bangunan 4 Ha

18 TPUS 1

19 Balai Diklat 1

20 Wc 5

21 Kursi Kantor 7

(Dokumentasi, 14 Desember 2020)

Keadaan sarana dan prasarana di Pondok Pesantren Darul Aufa dapat

di uraikan sebagai berikut, seperti di dalam kantor terdapat kursi, meja,

lemari, jam dinding, papan data, dan kipas angina. Di dalam ruang santri

terdapat meja dan kursi, papan tulis, gambar presiden dan wakil presiden

(Observasi 20 Desember 2020).

Page 62: MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN DI …

45

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

B. Temuan Khusus dan Pembahasan

1. Manajemen Sarana dan Prasarana di Pondok Pesantren Darul Aufa

Muara Baulian

a. Perencanaan (Planning)

Perencanaan adalah penetapan pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh

kelompok untuk mencapai tujuan yangtelah ditentukan. Perencanaan

merupakan langkah pertama dalam prosesmanajemen yang harus

dilakukan oleh orang-orang yang mengetahui semua unsurorganisasi.

Keberhasilan perencanaan di Pondok Pesantren Darul Aufa Muara

Bulian sangat menunjang keberhasilan kegiatanmanajemen secara

keseluruhan.Perencanaan yaitu juga untuk menetapkan tujuan,

menentukan tujuan dan menentukan cara-cara untuk mencapai tujuan.

Sebagaimana perencanaan yang dilakukan di Pondok Pesantren Darul

Aufa Muara Bulian yang mana mereka ingin menetapkan tujuan agar

sarana dan prasarana di Pondok Pesantren Darul Aufa Muara Bulian

terpenuhi dan tercukupi sehingga tidak kekuranagan sebagaimana hasil

wawancara dikatakan oleh Pimpinan Pondok Pesantren Bapak

Syaifuddin, S.Ag, M.Ag beliau mengatakan:

“Saya dan majlis guru yang lain pasti bertujuan ingin

memenuhi sarana dan prasarana yang masih ada belum terpenuhi

di Pondok Pesantren Darul Aufa ini, akan tetapi di karenakan

Pondok Pesantren ini Swasta maka kami hanya menggunakan

Dana yang seadanya. Tapi saya dan majlis Guru yang lainnya

akan berusaha dengan semaksimal mungkin agar apa yang kami

rencanakan kedepannya terwujud seperti apa yang kami inginkan

”(05 Januari 2021).

Perencanaan yang dilaukan di Pondok Pesantren Darul Aufa yaitu

dengan rapat bersama. Dengan rapat bersama tersebut maka pihak

Pimpinan serta majlis Guru lainnya bisa menetukan tujuan dan

menentukan cara-cara untuk mencapai tujuan tersebut dengan

bersama-sama.Perencanaan yang dilakukan di Pondok Pesantren

Darul Aufa Muara Bulian juga melihat situasi dan kondisi pada di

Page 63: MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN DI …

46

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

awal Tahun tersebut.Berikut wawancara Waka Sarpras Pondok

Pesantren Darul Aufa Ibu Siti Aisyah, S.Pd. I beliau mengatakan:

“kalok untuk perencanaan kita lihat situasi dan kondisi apa yang

dibutuhkan untuk kedepannya karena ini Pondok Pesantren maka

membutuhkan penambahan asrama, WC, kamar mandi,

penambahan lokal, penambahan kursi dan meja jadi kita

rencanakan untuk setiap awal tahun” (Wawancara 05 Januari

2021)

Menurut hasil Observasi yang peneliti lakukan perencanaan yang

dilakukan di Pondok Pesantren ini memang dilakukan setiap awal

tahun dan di rencanakan melihat situasi dan kondisi pada setiap awal

tahunnya. (Observasi 06 Januari 2021)

b. Pengorganisasian (Organizing)

Pengorganisasian dalam manajemen sarana dan prasarana

dilakukan setelah perencanaan selesai dibuat. Pengorganisasian

dilakukan untuk mengetahui pembagian tugas, tanggung jawab dan

siapa yang akan ikut berperan dalam manajemen sarana dan

prasarana. Pengorganisasian ini dilakukan juga di Pondok Pesantren

Darul Aufa Muara Bulian agar mengetahui siapa saja yang memegang

tanggung jawab lebih terkhusus mengenai sarana dan prasarana untuk

kedepannya.Pengorganisasian juga untuk memperlancar program-

program kegiatan agar dapat terorganisasidengan baik dan berjalan

dengan lancar hingga tercapai tujuan yang diharapkan,maka

diperlukan suatu kerja sama dalam sebuah organisasi. Segala kegiatan

akanlebih terarah, masing-masing personal dapat menempatkan diri

sesuai dengan tugas-tugasnya, sehingga akan terjalin kerjasama yang

baik.

Struktur organisasi sarana dan prasarana yang ada di Pondok

Pesantren Darul Aufa Muara Bulian baru dibuat dan belum ada

berbentuk dokumentasi.Dengan adanya struktur organisasi di dalam

Manajemen sarana dan prasarana maka akan mempermudah untuk

mencapai tujuan untuk kedepannya. sebagaimana yang dikatakan oleh

Ketua Sarpras yaitu Bapak Syaifuddin, S.Ag, M.Ag:

Page 64: MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN DI …

47

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

“Ia dengan struktur organisasi yang ada maka akan mempermudah

untuk mencapai tujuan sarana dan prasarana pendidikan untuk

kedepannya, akan tetapi struktur yang telah dibuat ini hanya

sekedar baru di ucapkan saja dan belum ada berbentuk

dokumentasi seperti struktur Pondok Pesantren Darul Aufa yang

telah kami buat”(Wawancara, 05 Januari 2021)

Struktur yang telah dibuat dan telah dipilih, maka orang-orang yang

ada di dalam struktur tersebut sudah sesuai dengan

kemampuannya.Dengan struktur ini juga maka yang terlibat di dalam

pengorganisasian sarana dan prasarana di Pondok Pesantren Darul

Aufa Muara Bulian ini mempunyai tanggung jawab masing-masing.

Sebagaimana yang dikatakan oleh Waka sarpras Ibu Siti Aisyah,

S.Pd.I beliau mengatakan:

“Pemilihan struktur oraganisasi ini Insya Allah sudah sesuai

dengan kemampuan masing-masing atau sudah sesuai dengan di

bidangnya.ya dengan adanya struktur ini maka untuk pengurusan

sarana dan prasarana akan ada penanggung jawabnya untuk

sarana dan prasarana kedepannya, ya seperti ketua yang mana

ketua selalu memberikan masukan kepada jajarannya, untuk

sekretarisnya bisa untuk membuat laporan ataupun proposal yang

mana untuk diberikan kepada pemerintah agar dapat bantuan

dana untuk biaya pembangunan dan lain sebagainya”. (05 Januari

2020)

Berikut struktur organisasi dalam suatu penyelenggara Manajemen

Sarana dan Prasarana yang ada di Pondok Pesantren Darul Aufa Muara

bulian:

Page 65: MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN DI …

48

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Bagan 3

Struktur Organisasi Sarana dan Prasarana di Pondok Pesantren Darul Aufa

Muara Bulian

(Wawancara 05 Januari 2021)

Menurut Observasi peneliti pengorganisasian memang sudah ada, akan

tetapi untuk Dokumentasi belum ada karena masih dalam ucapan saja,

dan saya melihat memang belum ada berbentuk Dokumentasi baik di

dalam ruangan kantor dan lain sebagainya (Observasi 06 Januari

2021).

Ketua Sarpras

Ust. Syaifuddin,

M.Ag

Waka Sarpras

Siti Aisyah, S.Pd.I

Bendahara

Nurusydiyati,

S.Ag, M.Pd.I

Sekretaris

Irma Apriliani,

S.Pd

Anggota

Ust.Faturrahim

Suaedi, S.Ag

Zarni, S.Pd H.

Anang Mukri, S.Pd.I

Page 66: MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN DI …

49

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

c. Pengarahan (Actuating)

Pengarahan merupakan kegiatan untuk menciptakan, memelihara,

menjaga atau mempertahankan dan memajukan organisasi melalui

setiap personil, baik secara struktural maupun fungsional, agar

langkah-langkah operasionalnya tidak keluar dari usaha mencapai

tujuan organisasi.Kegiatan juga menggerakkan orang-orang agar

bekerja sesuai tugas masing-masing untuk mencapai tujuan yang

ditetapakan.Yang menggerakkan terlebih dahulu disini yaitu Ketua

sarpras, yang mana ketua terlebih dahulu mengajak anggotanya untuk

rapat bersama.Sebagaimana hasil wawancara oleh Waka Sarpras

Pondok Pesantren Darul Aufa Ibu Siti Aisyah, S.Pd. I beliau

mengatakan:

“ia pengarahan yang pertama dilakukan yaitu rapat bersama

untuk kedepannya bagaimana, mulai dari dananya,

pemeliharaannya, pengadaan yang baru seperti yang dikatakana

tadi seperti meja, kursi, lokal dan lain sebagainya” (Wawancara

05 Januari 2021).

Setelah diadakan rapat bersama ketua sarpras akan terus

berkomunikasi dan menggerakkan kepada anggotanya agar tujuan

yang mereka harapkan sesuai. Sebagaimana yang dikatakan oleh

Ketua sarpras yaitu Bapak Syaifuddin, S.Ag, M. Ag:

“Setelah saya adakan rapat maka saya bisa langsung

berkomuikasi kepada pihak-pihak yang sudah bertanggung jawab

seperti waka sarpras, sekretaris, bendahara. Disini saya bisa

langsung mengarahkan bagaimana mendapatkan dana untuk

memenuhi sarana dan prasarana untuk setiap tahunnya, setelah

mendapatkan dana tersebut maka kami akan mendahulukan apa

saja yang terlebih dahulu untuk di penuhi”(05 Januari 2021)

Menurut hasil Observasi yang peneliti lakukan, pengarahan yang

dilakukan oleh ketua sarpras memang benar-benar dilakukan.

d. Pengawasan (Controling)

Membantu kinerja, membandingkan dengan tujuan dan mengambil

langkah-langkah perbaikan.Di Pondok Pesantren Darul Aufa ini ketua

sarpras selalu mengontrol atau mengawasi bawahannya mulai dari

mencari dana untuk pembelian sarana dan prasarana, melihat

Page 67: MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN DI …

50

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

kebutuhan apa saja terlebih dahulu yang dibutuhkan untuk setiap

tahunnya, melihat apa saja yang sudah diadakan untuk di awal tahun,

ketua sarpras mengontrol semua itu secara langsung Sebagaimana

yang dikatakan oleh ketua sarpras Bapak Syaifuddin, S.Ag, M.Ag:

“saya selalu mengawasi jajaran yang bersankutan di dalam

Manajemen Sarana dan Prasarana ini, saya akan selalu

mengawasi jika ada yang tidak sesuai dengan perencanaan yang

dari awal maka saya sebagai ketua akan mengarahkan kejalan

yang seharusnya atau yang sesuai dengan perencanaan di

awal”(Wawancara 05 Januari 2021)

Ketua sarpras juga bukan sekedar mengawasi pihak jajajarannya saja,

akan tetapi juga mengawasi para santri agar selalu merawat sarana dan

prasarana yang ada di Pondok Pesantren Darul Aufa Muara Bulian,

sebagaimana yang dikatakan oleh Waka Sarpras Pondok Pesantren

Darul Aufa Muara BulianIbu Siti Aisyah, S.Pd. I:

“Karena ketuanya ada terus maka ketua mengawasi terus, mulai

dari kinerja para jajaran, mengontrol sarana dan prasarana yang

ada, dan mengawasi santri agar selalu menjaga sarana dan

prasarana yang ada di Pondok Pesantren Darul Aufa

ini”(Wawancara 05 Januari 2021).

Menurut hasil Observasi peneliti ketua sarpras memang mengawasi

para jajarannya dan para santri agar selalu merawat sarana dan

prasarana yang ada di Pondok Pesantren Darul Aufa Muara Bulian.

(Observasi 06 Januari 2021)

Page 68: MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN DI …

51

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

2. Perencanaan, Pengadaan, Pemeliharaan, dan Pemanfaatan Sarana

dan Prasarana di Pondok Pesantren Darul Aufa Muara Bulian

a. Perencanaan sarana dan prasarana di Pondok Pesantren Darul Aufa

Muara Bulian

Perencanaan merupakan suatu proses kegiatan untuk menggambarkan

proses sebelumnya hal –hal yang dikerjakan kemudian dalam rangka

mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Perencanaan juga merupakan

proses yang sistematis dalam pengambilan keputusan tentang tindakan

yang akan dilakukan pada waktu yang akan datang.

Perencanaan sarana dan prasarana pendidikan merupakan kegiatan

pengadaan melalui serangkaian proses dengan perhitungan yang

matang agar kebutuhan sarana dan prasarana dapat terpenuhi secara

efektif dan efisien. perencanaan sarana dan prasarana juga merukan

suatu proses memikirkan dan menetapkan program pengadaan fasilitas

sekolah, baik yang berbentuk sarana maupun prasarana pendidikan

dimasa yang akan datang untuk mencapai tujuan tertentu.Di Pondok

Pesantren Darul Aufa Muara Bulian juga masih kekurangan sarana dan

prasarana yang mana pada tahun ini jumlah santri yang mendaftar

meningkat sehingga perencanaan di awal tahun ini membutuhkan

seperti asrama, ruang belajar, meja, serta kursi.Berkaitan dengan

perencanaan sarana dan prasarana yang dilakukan di Pondok Pesantren

Darul Aufa Muara Bulian, wawancara dengan Pimpinan Bapak

Syaifuddin, S.Ag, M.Ag beliau mengatakan:

“Dalam perencanaan sarana dan prasarana dilakukan setiap awal

tahun, karena di awal tahun kita bisa memotret kebutuhan apa

saja yang dibutuhkan di awal tahun ini, contoh misalnya ditahun

ini santrinya meningkat sehingga kita kekurangan yang namanya

ruang belajar sehingga ada satu tingkatan yang harus belajar di

ruang darurat”.(Wawancara peneliti, 17 November 2020).

Dari penjelasan diatas dapat diketahui bahwa perencanaan yang

dilakukan oleh ketua yayasan, pimpinan pondok pesantren dan majelis

guru di lakukan diawal tahun.Dan untuk perencanaan di awal tahun

maka yang terlibat di dalamnya adalah pengasuh yayasan, majlis guru

Page 69: MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN DI …

52

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

serta yang mengorganisasikan sarana dan prasarana yang ada di

Pondok Pesantren Darul Aufa Muara Bulian.Berikut wawancara

Pimpinan Pondok Pesantren Darul Aufa Ibu Siti Aisyah, S.Pd. I beliau

mengatakan:

“Dalam kegiatan perencanaan sarana dan prasarana ini, kita

semua dilibatkan yaitu dengan cara melaksanakan rapat bersama

dengan pengasuh yayasan, majelis guru bahkan kita juga dapat

mengusulkan apa saja perlengkapan yang dibutuhkan siswa

dalam membantu kegiatan proses belajar mengajar agar lebih

efektif dan efesien. Dengan musyawarah seperti itu nanti muncul

lah apa saja yang ingin direncanakan maka ditetapkan dana

pembangunan pondok akan dialihkan kepada apa yang

dibutuhkan terlebih dahulu”. (wawancara, 23 November 2020)

Perencanaan yang dilakukan di Pondok Pesantren Darul Aufa Muara

Bulian ini juga belum maksimal dikarenakan kurangnya dana jadi

untuk perencanaan awal yaitu membangun ruang belajar,sehingga

hanya bisa membangun ruang belajar yang sangat sederhana, Akan

tetapi dengan ruang belajar yang sangat sederhana tersebut santri bisa

belajar. Perencanaan selanjutnya yang dilakukan yaitu mencukupi

meja dan kursi untuk santri dan majlis guru yang ada di kantor.

Berikut wawancara oleh Ketua Yayasan Bapak Faturrahim Suaedi,

S.Ag beliau megatakan:

“Ia untuk perencanaan di tahun ini jika melihat situasi dan

kondisi kami merencanakan untuk membangun lokal, walaupun

lokalnya sangat sederhana bahkan kurang maksimal yang

terpenting santri bisa belajar dan mereka mempunyai lokal dan

tidak belajar di ruang darurat ataupun di masjid dan kami juga

akan merencanakan untuk mencukupi kursi dan meja sesuai yang

dibutuhkan”(Wawancara, 30 November 2020)

Berdasarkan observasi yang peneliti lakukan di Pondok Pesantren

Darul Aufa Muara Bulian bahwa perencanaan di Pondok Pesantren

Darul Aufa ini dilakukan setiap awal tahun dengan cara melaksanakan

rapat bersama, dengan melibatkan majlis guru serta pengasuh yayasan

agar bisa menentukan bersama pengadaan apa saja yang ingin

dilakukan terlebih dahulu pada setiap tahunnya walaupupun dalam

pengadaannya membutuhkan waktu yang cukup lama seperti asrama,

dan lokal. Untuk perencanaan yang dilakukan di Pondok Pesantren

Page 70: MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN DI …

53

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Darul Aufa Muara Bulian ini tidak terstrukut apa saja yang ingin

direncanakan dikarenakan perencanaan tersebut melihat situasi dan

kondisi pada setiap awal tahun (Observasi, 20 November 2020)

b. Pengadaan sarana dan prasarana di Pondok Pesantren Darul Aufa

Muara Bulian

Pengadaan sarana dan prasarana pendidikan merupakan upaya

merealisasikan rencana pengadaan perlengkapan yang telah disusun

sebelumnya.Dalam usaha pengadaan sarana dan prasarana pendidikan

merupakan bentuk perwujudan dari hasil perencanaan kebutuhan

sarana dan prasarana yang tepat dan terukur. Pengadaan sarana dan

prasarana dilakukan setelah adanya perencanaan yang telah ditentukan,

pengadaan di Pondok Pesantren Darul Aufa Muara Bulian

mendapatkan danamelalui SPP dan lain sebagainya dan pengadaan

yang dilakukan pada di awal tahun yaitu terlebih dahulu mengadakan

pembangunan lokal atau ruang belajar, meja, dan kursi. Hasil

wawancara penulis dengan Pimpinan/Ketua sarpras Pondok Pesantren

Darul Aufa Bapak Syaifuddin, S.Ag, M.Ag belian mengatakan:

“Dalam pengadaan di Pondok Pesantren Darul Aufa ini kami

mendapatkan sumber dana melalui SPP, daftar ulang santri,

bantuan pemerintah dengan mengajukan proposal, hibah dan

iuran santri. Pengadaan juga dilakukan sesuai perencanaan

misalnya diawal tahun ini kami mengadakan pembangunan lokal,

dan mencukupi kursi dan meja dengan dana yang seadanya.

Kalok untuk pengadaan media tambahan untuk pembelajaran

kami belum bis memenuhinya karena keterbatasan

dana(wawancara, 17 November 2020).

Hal ini juga dikatakan oleh salah satu guru yang mengajar di Pondok

Pesantren:

“iya kalok untuk pengadaan media belajar tambahan belum bisa

diadakan dikarenakan dananya kurang cukup sehingga untuk

praktek komputer belum bisa dilaksanakan, akan tetapi jika UN

online maka santri kelas tiga aliyah menggunakan laptop

ustad/ustadzah yang mengajar di Pondok Pesantren Darul Aufa

ini”. ( wawancara, 04 Desember 2020)

Page 71: MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN DI …

54

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Berikut wawancara dengan dengan Waka sarpras Pondok Pesantren

Darul Aufa Muara Bulian, beliau mengatakan:

“Yang membantu dalam hal pengadaan sarana dan prasarana klok

sifatnya besar melalui bidang wakil pimpinan sarpras, dia yang

membeli, dia yang memilih tapi semua itu juga harus izin dari

pihak pimpinan, jika sifatnya kecil maka yang akan membantu

yaitu OPPDA dibidang perlengkapan. selain itu disini santri-

santri dan majlis guru juga bisa meperoduksi sendiri misalnya

membuat meja, dan kursi”. (Wawancara, 23 November 2020)

Pengadaan sarana dan prasarana pendidikan di pondok pesantren

Darul Aufa dilakukan dengan cara membeli, memproduksi sendiri dan

bantuan atau hibah. Dari hasil wawancara penulis dengan Ketua

Yayasan Pondok Pesantren Darul Aufa Bapak Faturahim Suedi, S. Ag

beliau mengatakan:

“kami mengadakan sarana dan prasarana disini dengan cara

membeli setelah itu apa yang bisa kami buat kami buat misalnya

seperti meja panjang untuk belajar di lokal itu kami membuat

sendiri, karena kalok untuk membeli langsung untuk semua

pengadaan yang akan dilakukan maka dana nya kurang

mencukupi” (Wawancara, 30 November 2020).

Pengadaan juga dilakukan dengan bantuan santri jika pengadaan

tersebut kecil, sebagaiaman hasil wawancara yang dilakukan oleh

peneliti dengan Salah satu santri yang bernama Nur Jannah, ia

mengatakan:

“ia kak kalok untuk pembelian spidol, penghapus, alat kebersihan

lokal dan lain sebagainya kami membeli sendiri dengan cara

iuran, dan tidak ada dapat dari Pondok” (Wawancara 10

Desember 2020).

Berdasarkan observasi peneliti lakukan di Pondok Pesantren Darul

Aufa Muara Bullian bahwa pengadaan sarana dan prasarana di Pondok

Pesantren Darul Aufa diadakan melalui sumber dana dari SPP, Daftar

ulang santri, bantuan pemerintah, pengadaan juga dilakukan dengan

pembelian dan produksi sendiri, saya melihat bahwa ada meja panjang

yang mereka membuat sendiri serta tong sampah yang ada di Pondok

Pesantren Darul Aufa Muara Bulian. Jika pengadaan tersebutu kecil

maka yang akan membantu dalam pengadaan ini yaitu para santri

dengan cara iuran. Dan untuk pengadaan alat media pembelajaran

belum diadakan karena peneliti melihat di ruang lab komputer hanya

ada satu komputer (Observasi 10 Desember 2020).

Page 72: MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN DI …

55

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

c. Pemeliharaan Sarana dan Prasarana

Pemeliharaan merupakan kegiatan merawat, memelihara dan

menyimpan barang-barang sesuai dengan bentuk-bentuk jenis

barangnya sehingga barang tersebut awet dan tahan lama.Yang terlibat

dalam pemeliharaan ini adalah semua warga yang ada di dalam

lembaga pendidikan yang terlibat dalam pemanfaatan barang.

Dengan pemeliharaan maka barang yang ada disuatu lembaga

pendidikan tersebut bisa terawat, dan di Pondok Pesantren Darul Aufa

ini, semua yang ada di dalam sekolah ini ikut merawat sarana dan

prasarana yang ada dengan salah satu caranya yaitu membuat jadwal

piket untuk merawat setiap harinya. Berkaitan dengan pemeliharaan

sarana dan prasarana yang dilakukan di Pondok Pesantren Darul Aufa

Muara Bulian, wawancara dengan Pimpinan Pondok Pesantren Darul

Aufa yaitu bapak Syaifuddin, S.Ag, M.Ag beliau mengatakan:

“Dalam pemeliharaan di pondok pesantren ini semuanya ikut

menjaga, saya mengajak kepada santri ayo bersama-sama

merawat sarana dan prasarana yang ada di Pondok Pesantren ini,

sifat pemeliharaan di pondok pesantren ini bersifat kondisional

misalnya jika ada kerusakan dan barang yang habis pakai maka

langsung di perbaiki dan membeli apa yang dibutuhkan, dan

untuk merawat setiap hari itu di Pondok ini di buat seperti daftar

piket dengan adanya daftar piket maka santri akan melakukan

tanggung jawabnya”.(Wawancara 17 November 2020)

Hal ini senada juga dengan hasil wawancara penulis kepada

Waka Sarpras yaitu Ibu Siti Aisyah, S.Pd.I beliau mengatakan:

”pemeliharaan di pondok pesantren ini yaitu langsung di cek

kepada pimpinan Cuma di percayakan kepada pengasuh putra dan pengasuh putri jadi jika nanti ada nampak cat mulai pudar maka

cenderung sifatnya yang seperti ini berdayakan aparat guru dan

dibantu para santri, atau misal perbaikan keran yang patah hal

yang seperti itu bisa langsung diatasi melalui OPPDA (organisasi

pondok pesantren darul aufa), itu nanti ada bagian perlengkapan

maka mereka lah yang mengontrol setelah itu mereka melapor

kepada ketua dan ketua melapor kepada majlis guru. Jika untuk

pemeliharaan berkala maka dilakukan satu tahun tiga kali”.(23

November 2020)

Page 73: MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN DI …

56

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Pemeliharaan untuk belajar mengajar juga dilakukan oleh Guru dan

Santri yang ada di Pondok Pesantren Darul Aufa Muara Bulian seperti

alat untuk praktek IPA sebagaimana yang dikatakan oleh Guru mata

pelajaran yang mengajar IPA yaitu Bapak Abdul Rohim beliau

mengatakan:

“kalok untuk pemeliharaan alat untuk praktek IPA kami

merawatnya dengan baik, alat tersebut saya simpan di rumah saya

karena kalok untuk di letakkan di ruangan Labor IPA ditakutkan

akan adanya salah satu barang yang hilang, karena ruangan labor

IPA tersebut sangat jarang digunakan”.(Wawancara, 04

Desember 2020).

Hal senada juga dikatakan oleh salah satu Santri yang ada di Pondok

Pesantren Darul Aufa yaitu saudari Regina beliau mengatakan:

“Kami juga diminta dan diajak sama ustadz dan utadzah untuk

menjaga sarana dan prasarana yang ada di Pondok Pesantren ini,

dan untuk merawat setiap harinya kami diberikan jadwal

piket”.(Wawancara 10Desember 2020).

Berdasarkan hasil Observasi peneliti, bahwa pemeliharaan

sarana dan prasarana di Pondok Pesantren Darul Aufa yang bersifat

kondisional dan tidak ada pemeliharaan berkala yang mana jika ada

ada kerusakan maka langsung diperbaiki, untuk pemeliharaan alat

labor IPA itu memang benar-benar dirawat dan dijaga oleh Guru yang

mengajar IPA dan untuk pemelliharaan rutin sehari-harinya itu

dilakukan dengan membuat jadwal piket dengan seperti itu santri akan

bertanggung jawab untuk memelihara dengan baik sarana dan

prasarana yang ada. Akan tetapi saya melihat kurangnya pemeliharaan

sehingga masih ada sarana dan prasarana kurang terawatt seperti

perpustakaan, ruang laboratorium, dan ruang BK.(Observasi, 10

Desember 2020)

d. Pemanfaatan Sarana dan Prasarana

Pemanfaatan sarana dan prasarana merupakan pemakaian peralatan

serta perlengkapan yang secara langsung dipergunakan untuk

menunjang proses pendidikan, khususnya proses belajar mengajar,

Page 74: MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN DI …

57

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

seperti gedung, ruang kelas, meja, kursi dan lain sebagainya,

pemanfaatan yang secara tidak langsung seperti halaman, kebun,

lapangan olahraga dan lain sebagainya. Berkaitan dengan pemanfaatan

sarana dan prasarana yang dilakukan di Pondok Pesantren Darul Aufa

Muara Bulian, wawancara dengan Pimpinan Pondok Pesantren Darul

Aufa yaitu bapak Syaifuddin, S.Ag, M.Ag beliau mengatakan:

“Pemanfaatan jelas menunjang pendidikan yang ada di pondok

pesantren ini, semua sarpras yang ada di pondok ini bisa

dirasakan kepada santri dan majlis guru”.(Wawancara 17

November 2020)

Hal ini senada juga dengan hasil wawancara Ibu Siti Aisyah, S.Pd.I

beliau mengatakan:

“Pemanfaatan sarana dan prasarana di Pondok Pesantren ini mana

yang ada dulu itulah yang bisa di manfaati, kami juga berusaha

untuk membangun dan melengkapi apa saja yang belum ada

untuk digunakan dalam proses belajar mengajar” (23 November

2020)

Pemanfaatan sarana dan prasarana di Pondok Pesantren Darul Aufa

Muara Bulian masih banyak yang belum bisa di manfaatkan

dikarenakan masih kekurangan sarana dan prasarana yang mana hal ini

dikatakan oleh Ketua Yayasan Bapak Faturrahim Suaedi, S. Ag beliau

mengatakan:

“ia pemanfaatan sarana dan prasarana ada yang sudah bisa di

manfaatkan ada yang belum bisa seperti ruang laboratorium IPA,

ruang BK, dan ruang Lab Komputer. (Wawancara, 30 Novemeber

2020)

Hal ini juga dikatakan oleh salah satu Guru yang mengajar TIK

sekaligus TU di Pondok Pesantren Darul Aufa Muara Bulian yaitu Ibu

Irma Apriliyani, S.Pd beliau mengatakan:

“kalok untuk belajar sehari-harinya seperti meja, kursi, papan

tulis dan lain sebagainya Alhamdulillah sudah bisa di

manfaatkan, akan tetapi seperti ruang labor dan seisinya seperti

komputer untuk mata pelajaran TIK itu belum bisa di

manfaatkan dikarenakan kurangnya komputer”.(Wawsncara 04

Desember 2020).

Page 75: MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN DI …

58

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

“Hal ini juga dikatakan oleh salah satu santri Pondok Pesantren Darul

Aufa Muara Bulian yaitu saudari Nur Jannah, beliau mengatakan:

“Pemanfaatan sarana dan prasarana di pondok ini memang sudah

kami rasakan kak, Cuma ada sarana dan prasarana yang belum

bisa dimanfaatkan dengan baik karena kurangnya ruangan,

Seperti ruangan labor, Kami tidak bisa untuk praktek dikarenakan

kurangnya komputer dan ruangan untuk praktek”. (Wawancara

10 Desember 2020)

Dari hasil Observasi yang dilakukan oleh peneliti bahwa

pemanfaatan/pemakaian sarana dan prasarana di Pondok Pesantren

Darul Aufa ini sudah dimanfaatkan dan dirasakan oleh santri dan

majlis guru, akan tetapi belum dimanfaatkan dengan baik karena

keterbatasan atau masih minimnya sarana dan prasarana yang ada.

Namun sarana dan prasarana seperti meja, kursi, papan tulis, ruang

belajar, lapangan untuk upacara, olahraga dan lain sebagainya itu

sudah digunakan dengan baik, akan tetapi untuk ruang labor IPA,yang

mana ruang tersebut tidak berisi alat untuk praktek, seperti itu juga

ruangan komputer dan perpustakaan yang sangat jarang untuk di

gunakan. (Observasi, 10 Desember 2020).

Page 76: MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN DI …

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian peneliti pada bagian sebelumnya, maka dapat diambil

beberapa kesimpulan yaitu:

1. Manajemen Sarana dan Prasarana di Pondok Pesantren Darul Aufa

Muara Bulian

a. Perencanaan yang dilakukan di Pondok Pesantren Darul Aufa

Muara Bulian dilakukan setiap awal tahun dan untuk perencanaan

yang dilakukan yaitu melihat situasi dan kondisi.

b. Pengorganisasian yang ada di Pondok Pesantren Darul Aufa

Muara Bulian hanya diucapkan saja dan belum ada dokumentasi

sebagai kejelasannya.

c. Pengarahan yang dilakukan di Pondok Pesantren ini terutama yaitu

dengan melaksanakan rapat bersama sehingga bisa mengarahkan

ke tujuan yang telah di tetapkan di awal, setelah itu ketua juga

selalu berkomunikasi dengan jajaran yang bersangkutan dalam

manajemen sarana dan prasarana di Pondok Pesantren Darul Aufa

Muara Bulian.

d. Pengawasan yang dilakukan yaitu ketua langsung mengawasi

jajarannya, dan mengawasi para santri yang ada di Pondok

Pesantren Darul Aufa Muara Bulian agar selalu menjaga dan

merawat sarana dan prasarana yang ada.

2. Perencanaan, Pengadaan, Pemeliharaan dan Pemanfaatan Sarana dan

Prasarana di Pondok Pesantren Darul Aufa Muara Bulian:

a. Perencanaan yang dilakukan yaitu dengan mengadakan rapat

terlebih dahulu disetiap awal tahun, dan unruk perencanaan di awal

tahun ini jika melihat situasi dan kondisi akan merencanakan

pengadaan kursi, meja, dan ruang kelas..

59

Page 77: MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN DI …

60

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

b. Pengadaan sarana dan prasarana yang dilakukan di Pondok

Pesantren Darul Aufa Muara Bulian di adakan dengan

menggunakan sumber dana dari SPP, Pemerintah (Jika mengajukan

proposal), Daftar ulang santri, hibah, dan memproduksi sendiri jika

bisa diproduksi sendiri seperti membuat meja, kursi, dan lain

sebagainya yang bisa diproduksi sendiri.

c. Sedangkan pemeliharaan di Pondok Pesantren Darul Aufa Muara

Bulian di rawat dengan cara kondusif yang mana jika ada barang

yang rusak maka langsung diperbaiki jika barang habis pakai

seperti spidol, tinta, kertas dan lain sebagainya habis maka santri

akan iuran unruk membelinya dan pemeliharaan setiap hari maka

adanya daftar piket.

d. Pemanfaatan di Pondok Pesantren Darul Aufa Muara Bulian sudah

dirasakan oleh santri dan majlis guru namun belum sepenuhnya

karena keterbatasan dan minimnya sarana dan prasarana yang ada.

Menurut uraian kesimpulan di atas maka manajemen sarana dan

prasarana yang ada di Pondok Pesantren Darul Aufa Muara Bulian tidak

sesuai dengan manajemen sarana dan prasarana pendidikan, yang mana

perencanaan sarana dan prasarana di Pondok Pesantren Darul Aufa ini

hanya bersifat sufradik saja, yang mana hanya apa yang diingat maka itu

yang direncanakan, perencanaan dan pengadaan untuk media

pembelajaran juga belum ada di Pondok Pesantren Darul Aufa Muara

Bulian ini. Untuk pengadaan juga masih belum maksimal dikarenakan

kurangnya dana, pemeliharaan dirawat dengan baik akan tetapi ada

beberapa sarana dan prasarana yang kurang di rawat dengan baik seperti

perpustakaan, ruangan Laboratotium, dan ruang BK. Dan untuk

pemanfaatan sudah bisa di manfaatkan dengan baik akan tetapi belum

sepenuhnya.

Page 78: MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN DI …

61

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian di atas, penulis berharap untuk lebih

menerapkan manajemen sarana dan prasarana yang ada di Pondok

Pesantren Darul Aufa Muara Bulian.Agar sarana dan prasarana yang ada

di Pondok Pesantren ini bisa terstruktur dengan baik. Ada beberapa hal

yang penulis sarankan yaitu:

1. Ketua sarpras/pimpinan pondok pesantren Darul Aufa Muara Bulian

Perencanaannya yang mana seharusnya untuk perencanaan harus

direncanakan dengan baik dan harus mempunyai perencanaan awal

tahun dan akhir tahun.

2. Hendaknya untuk pengadaan sarana dan prasarana harus lebih baik

lagi, dan lebih memperhatikan untuk mengadakan alat untuk praktek

dalam pembelajaran.

3. Hendaknya perencanaan dan pengadaan untuk media pembelajaran

lebih dilihat lagi, agar santri bisa belajar dan langsung praktek.

4. Hendaknya dalam pengontrolan/pemeliharaan lebih di perhatikan,

untuk ruangan yang jarang digunakan seperti perpustakaan, ruang

labor dan ruang-ruang lainnya. Dan untuk pemeliharaan seharusnya

mempunyai pemeliharaan yang berkala agar pemeliharaan tersebut

terstruktur dengan baik.

Page 79: MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN DI …

62

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA

Judul Skripsi: Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan di Pondok Pesantren

Darul Aufa Muara Bulian

A. Wawancara

1. Pedoman wawancara Kepada Pimpinan/Ketua sarpras

a. Bagaimana manajemen sarana dan prasarana pendidikan di

Pondok Pesantren Darul Aufa Muara Bulian?

b. Bagaimana perencanaan sarana dan prasarana pendidikan di

Pondok Pesantren Darul Aufa Muara Bulian?

c. Kapan perencanaan sarana dan prasarana pendidikan di Pondok

Pesantren Darul Aufa Muara Bulian diadakan?

d. Bagaimana pengorganisasian sarana dan prasarana pendidikan di

Pondok Pesantren Darul Aufa Muara Bulian?

e. Bagaimana cara untuk mengarahkan kepada anggota agar sarana

dan prasarana terlaksana sesuai dengan perancanaan yang ada di

Pondok Pesantren Darul Aufa Muara Bulian?

f. Bagaimana pengawasan sarana dan prasarana yang dilakukan di

Pondok Pesantren Darul Aufa Muara Bulian?

g. Bagaimana pengadaan sarana dan prasarana di Pondok Pesantren

Darul Aufa Muara Bulian?

h. Apa saja yang dilakukan dalam pengadaan sarana dan prasarana

pendidikan di Pondok Pesantren Darul Aufa Muara Bulian?

i. Bagaimana cara pengadaan sarana dan prasarana di Pondok

Pesantren Darul Aufa Muara Bulian?

j. Bagaimana pemeliharaan sarana dan prasarana di Pondok

Pesantren Darul Aufa Muara Bulian?

k. Bagaimana sifat pemeliharaan sarana dan dan prasarana di

Pondok Pesantren Darul Aufa Muara Bulian?

l. Bagaimana pemanfaatan sarana dan prasarana di Pondok

Pesantren Darul Aufa Muara Bulian?

Page 80: MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN DI …

63

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

2. Pedoman wawancara kepada Waka Sarpras

a. Bagaimana manajemen sarana dan prasarana pendidikan di

Pondok Pesantren Darul Aufa Muara Bulian?

b. Bagaimana perencanaan sarana dan prasarana di Pondok

Pesantren Darul Aufa Muara Bulian?

c. Apa saja perencanaan sarana dan prasarana pendidikan yang

dilakukan setiap awal tahun di Pondok Pesantren Darul Aufa

Muara Bulian?

d. Bagaimana kegiatan perencanaan sarana dan prasarana

pendidikan di Pondok Pesantren Darul Aufa Muara Bulian?

e. Siapa saja yang terlibat dalam perencanaan sarana dan prasarana

di Pondok Pesantren Darul Aufa Muara Bulian?

f. Bagaimana pengorganisasian sarana dan prasarana pendidikan di

Pondok Pesantren Darul Aufa Muara Bulian?

g. Bagaimana pengarahan sarana dan prasarana pendidikan yang

dilakukan di Pondok Pesantren Darul Aufa Muara Bulian?

h. Bagaimana pengawasan untuk sarana dan prasarana di Pondok

Pesantren Darul Aufa Muara Bulian?

i. Bagaimana pengadaan sarana dan prasarana di Pondok Pesantren

Darul Aufa Muara Bulian?

j. Siapa yang membantu dalam pengadaan sarana dan prasarana

pendidikan di Pondok Pesantren Darul Aufa Muara Bulian?

k. Bagaimana cara pengadaan sarana dan prasarana pendidikan di

Pondok Pesantren Darul Aufa Muara Bulian?

l. Bagaimana prosedur pemeliharaan sarana dan prasarana

pendidikan di Pondok Pesantren Darul Aufa Muara Bulian?

m. Siapa yang bertanggung jawab dalam pemeliharaan sarana dan

prasarana di Pondok Pesantren Darul Aufa Muara Bulian?

n. Bagaimana pemanfaatan sarana dan prasarana pendidikan di

Pondok Pesantren Darul Aufa Muara Bulian?

Page 81: MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN DI …

64

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

3. Pedoman wawancara kepada Ketua yayasan

a. Apa saja perencanaan sarana dan prasarana yang dilakukan

disetiap awal tahun di Pondok Pesantren Darul Aufa Muara

Bulian?

b. Bagaimana pengadaan sarana dan prasarana pendidikan di

Pondok Pesantren Darul Aufa Muara Bulian?

c. Bagaimana pemanfaatan sarana dan prasarana pendidikan di

Pondok Pesantren Darul Aufa Muara Bulian?

d. Apa saja sarana dan prasarana yang sudah bisa dan belum bisa di

manfaatkan di Pondok Pesantren Darul Aufa Muara Bulian?

4. Pedoman wawancara kepada Guru

a. Bagaimana pengadaan sarana dan prasarana pendidikan di

Pondok Pesantren Darul Aufa Muara Bulian?

b. Bagaimana pemeliharaan sarana dan prasarana di Pondok

Pesantren Darul Aufa Muara Bulian?

c. Bagaimana pemanfaatan sarana dan prasarana di Pondok

Pesantren Darul Aufa Muara Bulian?

5. Pedoman Wawancara kepada santri

a. Bagaimana pengadaan sarana dan prasarana pendidikan di Pondok

Pesantren Darul Aufa Muara Bulian?

b. Apa saja pemeliharaan sarana dan prasarana yang di Pondok

Pesantren Darul Aufa Muara Bulian?

c. Apa saja sarana dan prasarana yang sudah bisa dimanfaatkan di

Pondok Pesantren Darul Aufa Muara Bulian?

B. Observasi

1. Mengamatisarana dan prasarana di Pondok Pesantren Darul Aufa

Muara Bulian

2. Mengamati beberapa sarana dan prasarana di Pondok Pesantren Darul

Aufa Muara Bulian

3. Mengamati pengadaan sarana dan prasarana di Pondok Pesantren

Darul Aufa Muara Bulian

Page 82: MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN DI …

65

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

4. Mengamati pemeliharaan yang ada di Pondok Pesantren Muara

Bulian

C. Dokumentasi

1. Historis dan geografis sekolah

2. Keadaan tenaga pendidik

3. Keadaan santri

4. Daftar sarana dan prasarana

5. Struktur organisasi sekolah

Page 83: MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN DI …

66

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

DAFTAR INFORMEN

NO Nama Keterangan

1 Syaifuddin, S.Ag, M.Ag Pimpinan Pondok

Pesantren/Ketua Sarpras

2 Faturrahim Suaedi, S.Ag Ketua Yayasan

3 Siti Aisyah, S.Pd.I Waka Sarpras

4 Irma Apriliani, S.Pd Tata Usaha/Guru TIK

5 Abdul Rohim Guru IPA

5 Nur Jannah Santri

6 Regina Santri

Page 84: MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN DI …

67

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, Al-Qur‟an dan Terjemahnya (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2006)

Kompri. 2016, Manajemen Pendidikan, Yogyakarta: Ar-Ruzz Media

Ali, Hasan dan Bisri Mustofa. 2010, Pendidikan Manajemen, Jakarta: PT. Multi

Kreasi Satu Delapan

Daryanto dan Mohammad Farid.2013, Konsep dasar manajemen pendidikan di sekolah,

Yogyakarta: Gava Media

Bafadal, Ibrahim. 2003, Manajemen Perlengkapan Sekolah Teori dan Aplikasinya,

Jakarta: Bumi Aksara

Undang-Undang Republik Indonesia. No 19 Tahun 2005, Tentang Sistem Pendidikan

Nasional

Satrijo Budiwibowo dan Sudarmiani. 2018, Manajemen Pendidikan, Yogyakarta:

CV.ANDI OFFSET

Pananrangi, Andi Rasyid. 2017, Manajemen Pendidikan,Jakarta: CELEBES MEDIA

PERKASA

Rusmini. 2017, Psikologi Manajemen, Jambi: Pusat Studi Agama dan Kemasyarakatan

(PUSAKA)

Indrawan, Irjus. Pengantar Manajemen Sarana Dan Prasarana Sekolah, Yogyakarta:

CV. Budi Utama

Firdianti, Arinda. Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah, Yogyakarta: CV. GRE

PUBLISHING

Slameto.Pembaruan Manajemen Pendidikan, Jakarta: CV. Penerbit Qiara Media

Barnawi dan M. Arifin.Manajemen Sarana & Prasarana Sekolah, Jogjakarta: AR-RUZZ

MEDIA

Minarti, Sri. MANAJEMEN SEKOLAH, Jogjakarta: AR-RUZZ MEDIA

Page 85: MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN DI …

68

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Hermino, Agustinus. Asesmen Kebutuhan Organisasi Persekolahan, Jakarta: PT

GRAMEDIA

Mattin dan Nur Hattati Fua, Manajemen sarana dan prasarana pendidikan dan

aplikasinya, Jakarta: Rajawali Perss

Bafadal, Ibrahim. 2003. Manajemen Peningkatan Mutu Sekolah Dasar; Dari

SentralisasiMenujuDesentralisasi. Bandung: BumiAksara

Anang. 2014,Manajemen dan Kepemimpinan Kepala Sekolah, Yogyakarta: AR-RUZZ

MEDIA

Kurniawati, Putri Isnaeni. 2013. Manajemen Sarana dan Prasarana di SMK N Kasihan

Bantul. Jurnal Akubilitas Manajemen Pendidikan Volume 1, Nomor 1

Cholid narbuko dan Abu achmad. 2013, Metodologi penelitian, Jakarta: Bumi Aksara

Lexy J Moleong. 2001, Metodologi penelitian kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya

Lexy J Moleong. 20010, Metode penelitian kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakar

Sujarweni V. Wiratna. 2019, Merode Penelitian, Yogyakarta: PT. Pustaka Baru

Page 86: MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN DI …

69

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

PHOTO HASIL RISET LAPANGAN

Page 87: MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN DI …

70

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Page 88: MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN DI …

71

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Page 89: MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN DI …

72

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Page 90: MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN DI …

73

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Page 91: MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN DI …

74

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi

Page 92: MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN DI …
Page 93: MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN DI …
Page 94: MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN DI …

Nama : Nur Ainun Br Siregar

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat/tgl lahir : Desa Baru, 13 Mei 1998

Alamat : Perumahan PTP N-VI. Desa Muhajirin Kec

Jambi Luar Kota Kabupaten Muara Jambi,

Jambi

Pekerjaan : Mahasiswa

Alamat Email : [email protected]

No Handphone : 0812-7421-5016

Pendidikan Formal

SD/MI, Tahun tamat : SDN 145 Muaro Jambi, 2010

SMP/MTS, Tahun tamat : SMP PP Zulhijjah Muara Bulian, 2013

SMU/SMA , Tahun tamat : SMA PP Zuljijjah Muara Bulian, 2016

Motto

“ Nikmati prosesnya dengan baik dan sabar, maka akan kau dapatkan

kemanisan”