manajemen resiko keuangan f

36
BAB I PENDAHULUAN Para eksekutif keuangan di seluruh dunia mencoba mencari cara untuk meminimalkan eksposur yang dihadapi atas volatilitas kurs valuta asing, harga komoditas, tingkat suku bunga, dan harga sekuritas. Oleh karena itu, industri jasa keuangan banyak menawarkan produk lindung nilai keuangan, seperti swap suku bunga, dan opsi. Kebanyakan instrument keuangan tersebut diperlakukan sebagai pos-pos di luar neraca oleh sejumlah perusahaan yang melakukan pelaporan keuangan secara internasional. Akibatnya, risiko-risiko yang terkait dengan penggunaan instrument ini sering kali tertutupi dan sampai dengan sekarang pembuat standar akuntansi di seluruh dunia melakukan pembahasan atas prinsip pengukuran dan pelaporan yang tepat untuk produk-produk keuangan ini. Materi pembahasan ini salah satunya adalah membahas pelaporan internal dan masalah pengendalian yang terkait dengan masalah yang sangat penting. Daftar Istilah Penting: 1. Accounting risk (risiko akuntansi): Risiko bahwa perlakuan akuntansi yang lebih disukai atas suatu transaksi tidak tersedia. 2. Balance sheet hedge (lindung nilai neraca): Mengurangi eksposur valuta asing yang dihadapi dengan membedakan Kelompok IV “Manajemen Risiko Keuangan” Page 1

Upload: chi-yennesy-damayanti

Post on 09-Aug-2015

71 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: Manajemen Resiko Keuangan f

BAB I

PENDAHULUAN

Para eksekutif keuangan di seluruh dunia mencoba mencari cara untuk

meminimalkan eksposur yang dihadapi atas volatilitas kurs valuta asing, harga komoditas,

tingkat suku bunga, dan harga sekuritas. Oleh karena itu, industri jasa keuangan banyak

menawarkan produk lindung nilai keuangan, seperti swap suku bunga, dan opsi.

Kebanyakan instrument keuangan tersebut diperlakukan sebagai pos-pos di luar neraca

oleh sejumlah perusahaan yang melakukan pelaporan keuangan secara internasional.

Akibatnya, risiko-risiko yang terkait dengan penggunaan instrument ini sering kali

tertutupi dan sampai dengan sekarang pembuat standar akuntansi di seluruh dunia

melakukan pembahasan atas prinsip pengukuran dan pelaporan yang tepat untuk produk-

produk keuangan ini.

Materi pembahasan ini salah satunya adalah membahas pelaporan internal dan masalah

pengendalian yang terkait dengan masalah yang sangat penting.

Daftar Istilah Penting:

1. Accounting risk (risiko akuntansi): Risiko bahwa perlakuan akuntansi yang lebih

disukai atas suatu transaksi tidak tersedia.

2. Balance sheet hedge (lindung nilai neraca): Mengurangi eksposur valuta asing

yang dihadapi dengan membedakan berbagai aktiva dan kewajiban luar negeri

suatu perusahaan.

3. Counterparty (pihak lawan): Individu/lembaga yang terpengaruh dengan suatu

transaksi.

4. Credit risk (risiko kredit): Risiko bahwa pihak lawan mengalami gagal bayar atas

kewajibannya.

5. Derivatif (derivatif): Perjanjian kontraktual yang menimbulkan hak atau

kewajiban khusus dengan nilai yang berasal dari instrument atau komoditas

keuangan lainnya.

6. Economic exposure (eksposur ekonomi): Pengaruh perubahan kurs valuta asing

terhadap biaya dan pendapatan perusahaan di masa depan.

Kelompok IV “Manajemen Risiko Keuangan” Page 1

Page 2: Manajemen Resiko Keuangan f

7. Exposure management (manajemen eksposur): Penyusunan struktur dalam

perusahaan untuk meminimalkan pengaruh buruk perubahan kurs terhadap

laba.

8. Foreign currency commitment (komitmen mata uang asing): Komitmen

penjualan/pembelian perusahaan yang berdenominasi dalam mata uang asing.

9. Inflation differential (perbedaan inflasi): Perbedaan dalam laju inflasi antar dua

negara atau lebih.

10. Liquidity risk (risiko likuiditas): Ketidakmampuan untuk melakukan

perdagangan suatu instrument keuangan dengan tepat waktu.

11. Market discontinuities (diskontinuitas pasar): Perubahan nilai pasar secara

mendadak dan signifikan.

12. Market risk (risiko pasar): Risiko kerugian akibat perubahan tak terduga dalam

harga valuta asing, kredit komoditas, dan ekuitas.

13. Net exposed asset position (risiko potensial posisi aktiva bersih): Kelebihan

posisi aktiva terhadap posisi kewajiban (juga disebut sebagai posisi positif).

14. Net exposed liability position (risiko potensial posisi kewajiban bersih):

Kelebihan posisi kewajiban terhadap posisi aktiva (juga disebut sebagai posisi

negatif).

15. Net investment (investasi bersih): Suatu posisi aktiva atau kewajiban bersih

yang terjadi pada suatu perusahaan.

16. National amount (jumlah nasional): Jumlah pokok yang dinyatakan dalam

kontrak untuk menentukan penyelesaian.

17. Operational hedge (lindung nilai operasional): Perlindungan risiko valuta asing

yang memfokuskan pada variabel yang mempengaruhi pendapatan dan beban

suatu perusahaan dalam mata uang asing.

18. Option (opsi): Hak (bukan kewajiban) untuk membeli atau menjual suatu

kontrak keuangan sebesar harga yang ditentukan sebelum atau pada saat

tanggal tertentu di masa datang.

Kelompok IV “Manajemen Risiko Keuangan” Page 2

Page 3: Manajemen Resiko Keuangan f

19. Regulatory risk (risiko regulator): Risiko bahwa suatu undang-undang public

akan membatasi maksud penggunaan suatu produk keuangan.

20. Risk mapping (pemetaan risiko): Mengamati hubungan temporal berbagai risiko

pasar dengan berbagai variabel laporan keuangan yang mempengaruhi nilai

perusahaan dan menganalisis kemungkinan terjadinya.

21. Structural hedges (lindung nilai struktural): Pemilihan atau relokasi operasi

untuk mengurangi keseluruhan eksposur valuta asing suatu perusahaan.

22. Tax risk (risiko pajak): Risiko bahwa tidak adanya perlakuan pajak yang

diinginkan.

23. Translation exposure (eksposur translasi): Mengukur pengaruh dalam mata

uang induk perusahaan atas perubahan valuta asing terhadap aktiva, kewajiban,

pendapatan, dan beban dalam mata uang asing.

24. Transaction potential risk (risiko potensial transaksi): Keuntungan atau

kerugian valuta asing yang timbul dari penyelesaian atau konversi transaksi

dalam mata uang asing.

25. Value at risk (nilai atas risiko): Risiko kerugian atas portofolio perdagangan

suatu perusahaan yang disebabkan oleh perubahan dalam kondisi pasar.

26. Value driver (pemicu nilai): Akun-akun neraca dan laporan laba rugi yang

mempengaruhi nilai perusahaan.

Kelompok IV “Manajemen Risiko Keuangan” Page 3

Page 4: Manajemen Resiko Keuangan f

BAB II

PEMBAHASAN MATERI

Tujuan utama manajemen risiko adalah meminimalkan potensi kerugian yang

timbul dari perubahan tak terduga dalam harga mata uang, kredit, komoditas, dan ekuitas.

Risiko volatilitas harga sama dengan risiko pasar atau value-at-risk mengacu pada peluang

kerugian atas portofolio perusahan yang diperdagangkan, yang dapat mencakup

instrument lindung nilai, yang disebabkan oleh perubahan dalam harga aktiva, suku bunga,

volatilitas pasar, atau likuiditas pasar.

Bentuk risiko selain risiko pasar yang harus diperhatikan oleh akuntan manajemen:

1. Risiko likuiditas. Karena tidak semua produk manajemen risiko keuangan dapat

diperdagangkan secara bebas.

2. Risiko kredit. Kemungkinan bahwa pihak lawan dalam kontrak manajemen resiko

tidak dapat memenuhi kewajibannya.

3. Risiko regulasi. Pihak otoritas publik melarang penggunaan suatu produk keuangan

untuk tujuan tertentu. Contoh: Bursa efek Kuala Lumpur tidak mengizinkan

penggunaan short sales sebagai alat lindung nilai terhadap penurunan harga

ekuitas.

4. Risiko pajak. Transaksi lindung nilai tertentu tidak dapat memperoleh perlakuan

pajak yang diinginkan.

5. Risiko asuransi. Peluang bahwa suatu transaksi lindung nilai tidak dapat dicatat

sebagai bagian dari transaksi yang hendak dilindungi nilai.

I. Arti Penting Manajemen Resiko

Manajemen risiko dapat meningkatkan nilai perusahaan dengan mengidentifikasi,

mengendalikan/mengelola risiko keuangan yang dihadapi secara aktif. Jika nilai

Kelompok IV “Manajemen Risiko Keuangan” Page 4

Page 5: Manajemen Resiko Keuangan f

perusahaan menyamai nilai kini arus kas masa depannya, manajemen potensi risiko yang

aktif dapat dibenarkan dengan beberapa alasan berikut.

1. Manajemen eksposur membantu dalam menstabilkan ekspektasi arus kas

perusahaan. Aliran arus kas yang lebih stabil dapat meminimalkan kejuta laba,

sehingga meningkatkan nilai kini ekspektasi arus kas. Laba yang stabil juga

mengurangi kemungkinan risiko gagal bayar dan kebangkrutan, atau risiko bahwa

laba mungkin tidak dapat menutupi pembayaran jasa utang kontraktual.

2. Manajemen eksposur yang aktif memungkinkan perusahaan untuk berkonsentrasi

pada risiko bisnisnya yang utama. Contohnya pada perusahaan manufaktur, ia dapat

melakukan lindung nilai risiko suku bunga dan mata uang, sehingga dapat

berkonsentrasi pada produksi dan pemasaran.

3. Para pemberi pinjaman, karyawan, dan pelanggan juga memperoleh manfaat dari

manajemen eksposur. Pemberi pinjaman umumnya memiliki toleransi risiko yang

lebih rendah dibandingkan dengan pemegang saham, sehingga membatasi eksposur

perusahaan untuk menyeimbangkan kepentingan pemegang saham dan pemegang

obligasi. Produk derivative juga memungkinkan dana pension yang dikelola

pemberi kerja memperoleh imbalan yang lebih tinggi dengan member kesempatan

untuk berinvestasi dalam instrument tertentu tanpa harus membeli atau menjual

instrument terkait secara nyata. Karena kerugian yang ditimbulkan oleh risiko

harga dan suku bunga tertentu dialihkan kepada pelanggan dalam bentuk harga

yang lebih tinggi, manajemen eksposur membatasi risiko yang dihadapi oleh

konsumen.

II. Peranan Akuntansi

1. Mengidentifikasi Risiko Pasar

Kerangka dasar untuk identifikasi risiko adalah dengan pemetaan risiko. Pemetaan

risiko diawali dengan mengamati hubungan berbagai risiko pasar terhadap pemicu

nilai suatu perusahaan dan pesaingnya. Pemetaan risiko yang dikembangkan oleh JP.

Morgan/Chase adalah Kubus Pemetaan Risiko.

Kelompok IV “Manajemen Risiko Keuangan” Page 5

Page 6: Manajemen Resiko Keuangan f

Perusahaan Anda Kompetitor Y Kompetitor Z

Pemicu NilaiRisiko Pasar

Mata uang asing

Suku bunga

Harga Komoditas

Harga Ekuitas

Lain-lain

Pendapatan

Harga pokok penjualan

Beban operasi

Pajak

Aktiva lancar

Kewajiban lancar

Aktiva tetap

Lain-lain

2. Mengkuantifikasi Penyeimbangan

Maksudnya adalah peran akuntan untuk menyeimbangkan yang berkaitan dengan

alternative strategi respons risiko. Mungkin manajemen lebih menyukai untuk

mempertahankan beberapa risiko yang dihadapi dari pada harus melakukan lindung

nilai apabila biaya lindung risiko lebih besar dari pada manfaatnya. Akuntan harus bisa

mengukur manfaat dari biaya lindung nilai dibandingkan dengan biayanya plus biaya

kesempatan berupa keuntungan yang hilang dari spekulasi pergerakan pasar.

3. Manajemen Risiko di Dunia dengan Kurs Mengambang

Kelompok IV “Manajemen Risiko Keuangan” Page 6

Page 7: Manajemen Resiko Keuangan f

Dalam bab ini, peranan akuntansi dibatasi hanya pada potensi risiko harga tertentu,

yaitu perubahan kurs valuta asing. Hal ini karena risiko kurs valuta asing merupakan

salah satu bentuk risiko paling umum dan akan dihadapi oleh perusahaan multi

nasional. Dalam dunia kurs mengambang, manajemen risiko mencakup:

a. antisipasi pergerakan kurs;

b. pengukuran risiko kurs valuta asing yang dihadapi perusahaan;

c. perancangan strategi perlindungan yang memadai; dan

d. pembuatan pengendalian manajemen risiko internal.

Peramalan atas perubahan kurs

Informasi yang sering digunakan dalam pembuatan ramalan kurs (yaitu depresiasi

mata uang) berkaitan dengan perubahan dalam factor-faktor berikut:

a. Perbedaan inflasi (inflation differential): Bukti menunjukkan bahwa laju inflasi yang

lebih tinggi di suatu negara, cendrerung akan diimbangi dalam beberapa watu

dengan pergerakan, dengan nilai yang setara tetapi berlawanan dalam nilai mata

uangnya.

b. Kebijakan moneter (monetary policy): Suatu peningkatan dalam pasokan uang

suatu negara yang melebihi laju pertumbuhan riil hasil keluaran nasional

mendorong timbulnya inflasi, yang mempengaruhi kurs.

c. Neraca perdagangan (balance of trade): Pemerintah seringkali memanfaatkan

devaluasi mata uang untuk menyelesaikan neraca perdagangan yang tidak

menguntungkan (yaitu apabila ekspor < impor).

d. Neraca pembayaran (balance of payment): Suatu negara yang menghabiskan

(mengimpor) dan berinvestasi lebih banyak di luar daripada yang dihasilkan

(diekspor) atau diterimanya dalam bentuk investasi luar negeri akan mengalami

tekanan penurunan nilai mata uangnya.

e. Cadangan moneter dan kapasitas utang luar negeri (international monetary

reserves and debt capacity): Suatu negara yang mengalami defisit neraca

pembayaran terus menerus dapat mengantisipasi terjadinya devaluasi dengan

menurunkan tabungan (yaitu jumlah cadangan moneter internasional) atau

Kelompok IV “Manajemen Risiko Keuangan” Page 7

Page 8: Manajemen Resiko Keuangan f

menurunkan kapasitas pinjaman luar negerinya. Karena jumlah sumber daya ini

menurun, kemungkinan terjadinya devaluasi meningkat.

f. Anggaran nasional (national budget): Defisit yang disebabkan oleh pengeluaran

pemerintah yang sangat besar juga memperburuk inflasi.

g. Kurs forward (forward exchange quotations): Suatu mata uang asing yang dapat

diperoleh untuk penyerahan di masa depan dengan tingkat diskonto yang signifikan

menandakan berkurangnya kepercayaan terhadap mata uang tersebut.

h. Kurs tidak resmi (unofficial rates): Peningkatan dalam selisih antara kurs resmi dan

tidak resmi atau kurs pasar gelap, dengan menunjukan tekanan yang makin

meningkat terhadap pemerintah untuk menyesuaikan kurs resminya dengan kurs

pasar yang lebih realistic.

i. Perilaku mata uang terkait (behavior of related currencies): Mata uang suatu negara

umumnya bergerak dalam pola yang sama dengan mata uang negara-negara yang

memiliki ikatan ekonomi yang erat.

j. Perbedaan suku bunga (interest rate differentials): Perbedaan suku bunga antara

dua negara menunjukkan prediksi perubahan dalam kurs spot pada masa

mendatang.

k. Harga opsi ekuitas luar negeri (foreign equity option prices): Karena arbitrase

mengaitkan suatu harga ekuitas luar negeri di negara asal dengan nilai mata uang

domestic, perubahan dalam harga opsi suatu ekuitas asing dalam mata uang

domestic menendakan perubahan dalam ekspektasi pasar terhadap kurs valuta

asing di masa depan.

Faktor politik juga dapat mempengaruhi nilai mata uang di banyak negara. Jika

peramalan kurs tidak mungkin atau terlalu mahal dilakukan, maka manajer keuangan

dan akuntan harus mengatur masalah-masalah perusahaan mereka sedemikian rupa

untuk meminimaliskan pengaruh buruk perubahan kurs. Proses ini dikenal sebagai

manajemen potensi risiko.

Manajemen Potensi Risiko

Kelompok IV “Manajemen Risiko Keuangan” Page 8

Page 9: Manajemen Resiko Keuangan f

Potensi terhadap risiko valuta asing timbul apabila perubahan kurs valas juga

mengubah nilai aktiva bersih, laba, dan arus kas suatu perusahaan. Pengukuran

akuntansi tradisional terhadap potensi risiko valas ini berpusat pada 2 jenis potensi

risiko, yaitu translasi dan transaksi.

4. (Mengukur) Potensi Risiko Translasi

a. Potensi Risiko Translasi

Potensi ririko translasi mengukur perubahan kurs valas terhadap nilai ekuivalen

mata uang domestic atas aktiva dan kewajiban dalam mata uang asing yang dimiliki

oleh perusahaan.

Terdapat 2 jenis posisi potensi risiko translasi:

1) Potensi risiko positif=Aktva terpapar > kewajiban terpapar.

Aset > Kewajiban = Exposure Positif

Devaluasi Mata Uang Asing Revaluasi Mata uang Asing

Kerugian Translasi Keuntungan Translasi

- Nilai mata uang asing menurun, berarti kerugian translasi.

- Nilai mata uang asing meningkat, berarti keuntungan translasi.

2) Potensi risiko negatif=Aktiva terpapar < kewajiban terpapar.

Aset < Kewajiban = Exposure Negatif

Devaluasi Mata Uang Asing Revaluasi Mata uang Asing

Keuntungan Translasi Kerugian Translasi

- Nilai mata uang asing menurun, berarti keuntungan translasi.

- Nilai mata uang asing meningkat, berarti kerugian translasi.

b. Potensi Risiko Transaksi

Potensi risiko transaksi berkaitan dengan keuntungan dan kerugian nilai tukar

valuta asing yang timbul dari penyesuaian transaksi yang berdenominasi dalam

Kelompok IV “Manajemen Risiko Keuangan” Page 9

Page 10: Manajemen Resiko Keuangan f

mata uang asing. Keuntungan dan kerugian transaksi memiliki dampak langsung

terhadap arus kas.

5. (Mencatat dan mengevaluasi efektivitasnya) Akuntansi untuk Produk Lindung

Nilai

Setelah mengidentifikasi potensi risiko, selanjutnya adalah merancang strategi lindung

nilai untuk meminimalkan atau menghilangkan potensi risiko tersebut. Strategi ini

mencakup lindung nilai neraca, operasional, dan kontraktual.

a. Lindung Nilai Neraca

Strategi perlindungan dengan menyesuaikan tingkatan dan nilai denominasi

moneter aktiva dan kewajiban perusahaan yang terpapar. Beberapa metode lindung

nilai pada suatu anak perusahaan yang berlokasi di negara yang rentan terhadap

devaluasi adalah:

1) Mempertahankan saldo kas dalam mata uang lokal sebesar tingkat minimum

yang diperlukan untuk mendukung operasi berjalan.

2) Mengembalikan laba yang di atas jumlah yang diperlukan untuk ekspansi modal

kepada induk perusahaan.

3) Mempercepat (memastikan-leading) penerimaan dari piutang dagang yang

beredar dalam mata uang local.

4) Menunda (memperlambat-lagging) pembayaran utang dalam mata uang local.

5) Mempercepat pembayaran utang dalam mata uang asing.

6) Menginvestasikan kelebihan utang tunai ke dalam persediaan dan aktiva lainnya

dalam mata uang local yang tidak terlalu terpengaruh oleh kerugian devaluasi.

7) Berinvestasi dalam aktiva di luar negeri dengan mata uang yang kuat.

b. Lindung Nilai Operasional

Bentuk perlindungan risiko ini berfokus pada variabel-variabel yang mempengaruhi

pendapatan dan beban dalam mata uang asing. Pengendalian biaya yang lebih ketat

memungkinkan margin keselamatan yang lebih besar terhadap potensi kerugian

mata uang.

c. Lindung Nilai Kontraktual

Kelompok IV “Manajemen Risiko Keuangan” Page 10

Page 11: Manajemen Resiko Keuangan f

Salah satu bentuk lindung nilai dengan instrumen keuangan, baik instrumen

derivatif maupun instrument dasar. Produk instrument ini mencakup kontrak

forward, future, opsi, dan gabungan ketiganya.

Pengetahuan atas aturan pengukuran akuntansi untuk derivatif merupakan suatu hal

yang penting ketika merancang strategi lindung nilai yang efektif bagi perusahaan.

Komponen dasar laporan laba rugi (tanpa pajak):

Pendapatan operasi (-) Beban operasi=Laba operasi.

Laba operasi (+) Pendapatan lain-lain (-) Beban lain-lain=Laba Bersih.

Para analisis biasanya memusatkan perhatian pada laba operasi ketika mengevaluasi

seberapa baik manajemen telah menjalankan usaha intinya. Perlakuan akuntansi untuk

derivative keuangan yang telah diterima internasional adalah menetapkan nilai produk

menurut pasar dengan timbul keuntungan/kerugian yang diakui sebagai bagian dari

laba non-operasi. Setidaknya di AS, terdapat pengecualian dalam beberapa kasus jika

transaksi memenuhi criteria lindung nilai yang memadai, mencakup hal-hal berikut:

a. Pos-pos yang sedang dilindung nilai menimbulkan risiko pasar yang harus dihadapi

perusahaan.

b. Perusahaan mendeskripsikan strategi lindung nilai.

c. Perusahaan menentukan instrument yang akan digunakan untuk lindung nilai.

d. Perusahaan mencatat alasannya mengapa lindung nilai yang dilakukan

kemungkinan besar akan efektif dilakukan.

Beberapa produk manajemen risiko valuta asing dasar:

1. Kontrak Forward Valas

Merupakan perjanjian untuk mengirimkan atau menerima jumlah mata uang tertentu

yang dipertukarkan dengan mata uang domestic, pada suatu tanggal di masa

mendatang, berdasarkan kurs tetap yang disebut kurs forward. Kontrak forward

menimbulkan keuntungan atau kerugian transaksi apabila kurs pada tanggal transaksi

berbeda dari kurs yang berlaku pada tanggal laporan keuangan interim atau tanggal

penyelesaian.

2. Future Keuangan

Kelompok IV “Manajemen Risiko Keuangan” Page 11

Page 12: Manajemen Resiko Keuangan f

Seperti kontrak forward, tetapi future keuangan merupakan kontrak dalam bentuk

standar yang berisi provisi standar terkait dengan ukuran dan tanggal pengiriman, dan

diperdagangkan pada sebuah bursa terorganisir (Pasar Moneter Internasional, Bursa

Future Keuangan Internasional), dinilai berdasarkan nilai pasar pada akhir tiap-tiap

hari dan harus memenuhi ketentuan margin periodek. Keuntungan menimbulkan

pembayaran tunai, sedangkan kerugian menimbulkan penambahan margin (margin

call).

3. Opsi Mata Uang

Opsi mata uang memberikan hak kepada pembeli untuk membeli (call) atau menjual

(put) suatu mata uang dari pihak penjual (pembuat) berdasarkan harga (eksekusi)

tertentu pada atau sebelum tanggal kadaluarsa (eksekusi) yang telah ditentukan. Opsi

jenis Eropa hanya dapat dieksekusi pada tanggal kadaluwarsa. Sedangkan opsi jenis

Amerika dapat dieksekusi kapan saja hingga tanggal kadaluwarsa.

4. Swap Mata Uang

Pertukaran saat ini dan di masa depan atas dua mata uang yang berbeda berdasarkan

kurs yang telah ditentukan sebelumnya. Swap mata uang memungkinkan perusahaan

untuk mendapatkan akses terhadap pasar modal yang sebelumnya tidak dapat diakses

dengan biaya yang relative rendah dan tanpa menimbulkan risiko kurs.

Perlakuan Akuntansi

FASB menerbitkan FAS No.133, yang diklarifikasi melalui FAS 149 pada bulan April 2003,

untuk memberikan pendekatan tunggal yang komprehensif atas akuntansi untuk transaksi

derivative dan lindung nilai. IFRS No. 39 (revisi) berisi panduan yang untuk pertama

kalinya memberikan tuntunan yang universal terhadap akuntansi untuk derivative

keuangan.

Sebelum standar ini dibuat, standar akuntansi global untuk produk derivative tidak

lengkap, tidak konsisten dan dikembangkan secara bertahap. kebanyakan instrument

keuangan, yang sifatnya dapat dieksekusi, diperlakukan sebagai pos-pos di luar neraca.

Provisi dasar standar ini adalah:

Kelompok IV “Manajemen Risiko Keuangan” Page 12

Page 13: Manajemen Resiko Keuangan f

1. Seluruh instrument derivative dicatat pada neraca sebagai aktiva dan kewajiban.

Instrumen derivative dicatat sebesar nilai wajarnya, termasuk yang melekat pada

kontrak utama yang tidak dicatat sebesar nilai wajarnya.

2. Keuntungan/kerugian dari perubahan dalam nilai wajar instrument derivative,

bukanlah aktiva atau kewajiban. Secara otomatis, keduanya diakui sebagai laba jika

direncanakan sebagai lindung nilai. Terdapat 3 jenis hubungan lindung nilai yang

hendak diakui, diukur, dan diungkapkan. Lindung nilai wajar (fair value-FV) yang

mencakup aktiva dan kewajiban dalam mata uang asing yang diakui dan komitmen

perusahaan dalam mata uang asing, lindung nilai investasi bersih dalam operasi luar

negeri (NI) dan lindung nilai arus kas yang mencakup transaksi berdenominasi valas

yang diperkirakan akan terjadi.

3. Lindung nilai haruslah sangat efektif agar layak mendapatkan perlakuan akuntansi

khusus, yaitu keuntungan atau kerugian atas instrument lindung nilai secara tepat

harus mengimbangi keuntungan atau kerugian sesuatu yang dilindung nilai.

4. Hubungan lindung nilai harus terdokumentasi secara lengkap demi manfaat pembaca

laporan.

5. Keuntungan/kerugian dari investasi bersih dalam mata uang asing (posisi aktiva atau

kewajiban terpapar bersih) pada awalnya dicatat dalam laba komprehensif lainnya.

Selanjutnya direklasifikasikan ke dalam laba berjalan jika anak perusahaan tersebut

dijual atau dilikuidasi.

6. Keuntungan/kerugian dari lindung nilai terhadap arus kas masa depan yang belum

pasti, seperti perkiraan penjualan ekspor, pada awalnya diakui sebagai bagian dari laba

komprehensif. Keuntungan/kerugian diakui dalam laba apabila transaksi yang

diperkirakan terjadi itu mempengaruhi laba.

Isu Praktik

Bebarapa isu praktek pengakuan dan pengukuran instrument derivative adalah berkaitan

dengan penentuan nilai wajar. Wallace menyebutkan terdapat 64 kemungkinan

perhitungan untuk mengukur perubahan dalam nilai wajar atas risiko yang sedang

dilindungi nilai dan atas instrument lindung nilai. Kompleksitas pelaporan keuangan juga

Kelompok IV “Manajemen Risiko Keuangan” Page 13

Page 14: Manajemen Resiko Keuangan f

semakin meningkat jika lindung nilai dianggap “tidak efektif” untuk mengimbangi risiko

valas. Pada dasarnya, lindung nilai yang sngat efektif tidak akan mampu menghilangkan

seluruh pengaruh perubahan valas terhadap laba.

III. Lindung Nilai atas Aktiva, Kewajiban yang Diakui atau Komitmen Perusahaan

yang Belum Diakui

Untuk lebih memahami instrument lindung nilai atas aktiva, kewajiban yang

diakui/komitmen perusahaan yang belum diakui, perhatikan ilustrasi berikut.

Pada tanggal 1 September, sebuah perusahaan manufaktur Kanada menjual secara

kredit barang dagang kepada sebuah importer Meksiko dengan jumlah 1 juta Peso Meksiko

(Mexican Peso-Mp). Kurs dolar Kanada/Peso adalah C$0,14=Mp1. Piutang dalam peso itu

akan jatuh tempo dalam waktu 90 hari. Nilai peso mulai terdepresiasi sebelum piutang itu

tertagih. Pada akhir bulan, kurs dolar Kanada/Peso adalah C$0,13=Mp1; Pada tanggal 1

Desember adalah C$0,11=Mp1. Eksportir Kanada berharap untuk menerima C$140.000

untuk piutang sebesar Mp1.000.000 jika kurs spot tetap dan tidak berubah hingga 1

Desember. Untuk menghindari risiko menerima lebih kecil dari C$140.000 apabila nilai

peso menurun sebelum 1 Desember, eksportir Kanada tersebut membeli kontrak forward

pada tanggal 1 September untuk menyerahkan Mp1.000.000 dalam dolar Kanada pada

tanggal 1 Desember dengan kurs forward C$0,13=Mp1. Dalam contoh ini, peso dijual

sebesar diskon, karena kurs spot lebih besar dari pada kurs forward. Total diskon atas

kontrak forward itu adalah C$10.000 [(Kurs spot C$0,14-Kurs forward C$0,13)x Jumlah

nominal Mp1.000.000] dan merupakan harga atas pengurangan ketidakpastian. Akibatnya,

eksportir Kanada itu mengubah status penerimaan sebesar C$140.000 yang tidak pasti

menjadi penerimaan sebesar C$130.000 yang pasti. Pada tanggal laporan keuangan

berikutnya sebelum jatuh tempo, jumlah kontrak forward (kewajiban dalam peso)

dikalikan dengan kurs spot yang berlaku pada tanggal tersebut. Perubahan dalam kurs spot

menyebabkan keuntungan/kerugian transaksi terhadap kontrak forward. Dengan

demikian, jika kurs yang berlaku pada tanggal 1 Desember adalah C$0,11=Mp1, maka

eksportir Kanada memperoleh keuntungan sebesar C$30.000 (Kurs spot 0,14-kurs spot

masa depan C$0,11=Kewajiban sebesar Mp1.000.000). Seandainya kontrak forward tidak

Kelompok IV “Manajemen Risiko Keuangan” Page 14

Page 15: Manajemen Resiko Keuangan f

dibeli, maka eksportir tersebut hanya menerima sebesar C$110.000 dari konversi piutang

dagang sebesar Mp1.000.000. Dengan demikian, kontrak forward mengimbangi kerugian

transaksi atas piutang dalam mata uang asing dengan keuntungan transaksi yang berasal

dari utang dalam mata uang asing.

IV. Lindung Nilai Investasi Bersih dalam Operasi Luar Negeri

Kerugian translasi terjadi jika nilai mata uang asing mengalami penurunan relative

terhadap mata uang induk perusahaan dan juga terjadi jika anak perusahaan luar negeri

memiliki posisi kewajiban bersih terpapar dan nilai mata uang asing meningkat relative

terhadap mata uang induk perusahaan. Oleh karena itu, cara untuk meminimalkan

kerugian ini adalah dengan membeli kontrak forward. Strategi ini berarti menggunakan

keuntungan transaksi yang direalisasikan dari kontrak forward untuk mengimbangi

kerugian translasi.

Berspekulasi dalam Mata Uang Asing

Terdapat peluang untuk meningkatkan laba dilaporkan dengan menggunakan

kontrak forward dan opsi dalam pasar valas. Kontrak forward yang dibeli untuk spekulasi

pada awalnya dicatat sebesar kurs forward (kurs forward merupakan indikator kurs spot

yang terbaik yang berlaku jika kontrak telah jatuh tempo). Keuntungan/kerugian transaksi

yang diakui sebelum penyelesaian bergantung pada antara kurs forward awal dan kurs

yang tersedia untuk periode kontrak yang tersisa.

Pengungkapan

Sebelum dikeluarkannya FAS 133 dan IAS 39, pengungkapan keuangan perusahaan

tidak member tahu kepada pembaca apakah atau sejauh mana manajemen telah

menggunakan kontrak derivatif. Akibatnya, sulit dilakukan analisis atas pengaruh potensial

kontrak derivative terhadap kinerja yang dilaporkan dan terhadap karakteristik risiko

suatu perusahaan. Pengungkapan dalam FAS 133 dan IAS 39 tersebut adalah:

1. Tujuan dan strategi manajemen risiko untuk melakukan transaksi lindung nilai.

2. Deskripsi pos-pos yang dilindung nilai.

Kelompok IV “Manajemen Risiko Keuangan” Page 15

Page 16: Manajemen Resiko Keuangan f

3. Identifikasi risiko pasar dari pos-pos yang dilindung nilai.

4. Deskripsi mengenai instrument lindung nilai.

5. Jumlah yang tidak dimasukkan dalam penilaian efektivitas lindung nilai.

6. Justifikasi awal (apriori) bahwa hubungan lindung nilai tersebut akan sangat efektif

untuk meminimalkan risiko pasar.

7. Penilaian berjalan mengenai efektivitas lindung nilai actual dari seluruh derivative yang

digunakan selama periode berjalan.

Kendali Keuangan

Setiap strategi manajemen risiko keuangan harus mengevaluasi efektivitas program

lindung nilai. Umpan balik dari sistem evaluasi yang berjalan akan membantu untuk

menyusun pengalaman kelembagaan dalam praktek menajamen risiko. Penilaian kinerja

program manajemen risiko juga memberikan informasi mengenai kapan strategi yang ada

sudah tidak lagi tepat untuk digunakan. Jadi intinya, pengendalian keuangan yang efektif

adalah dengan sistem evaluasi kinerja.

Acuan yang Tepat

Objek dari manajemen risiko adalah untuk mencapai keseimbangan antara

pengurangan risiko dan biaya. Oleh karena itu, standar yang tepat digunakan untuk menilai

kinerja actual merupakan bagian yang diperlukan dalam setiap sistem penilaian kinerja.

Acuan ini perlu diperjelas di bagian awal sebelum pembuatan program perlindungan dan

harus didasarkan pada konsep biaya kesempatan. Dalam manajemen risiko valas,

pertanyaan-pertanyaan berikut ini harus dipertimbangkan ketika hendak memilih sebuah

acuan:

1. Apakah acuan yang tepat mewakili suau kebijakan yang seharusnya diikuti?

2. Apakah acuan ini dapat diperjelas di bagian awal?

3. Apakah acuan ini memberikan strategi dengan biaya yang lebih rendah dibandingkan

alternative lainnya?

Sistem Pelaporan

Kelompok IV “Manajemen Risiko Keuangan” Page 16

Page 17: Manajemen Resiko Keuangan f

Sistem pelaporan risiko keuangan harus dapat merekonsiliasikan sistem pelaporan

internal. Hal ini umumnya merupakan wilayah kekuasaan departemen kontroler

perusahaan. Pendekatan tim merupakan cara yang efektif dalam merumuskan tujuan risiko

keuangan, standar kinerja, serta sistempengawasan dan pelaporan. Manajemen risiko

keuangan merupakan contoh utama di mana keuangan perusahaan dan akuntansi sangat

berkaitan erat

Artikel : “The Stochastic Behavior of Commodity Prices : Implications for Valuation and

Hedging

Dalam artikel ini kita membandingkan tiga model dari perilaku stokastik dari harga

komoditas yang mempertimbangkan pengembalian rata-rata, dalam hal kemampuan

mereka untuk harga kontrak berjangka yang ada, dan implikasinya mereka sehubungan

dengan penilaian aset keuangan dan riil lainnya. Model pertama adalah model satu-faktor

sederhana di mana logaritma dari harga spot komoditas diasumsikan mengikuti proses

pengembalian rata-rata. Model kedua memperhitungkan faktor stokastik kedua, hasil

kenyamanan komoditas, yang diasumsikan mengikuti proses pengembalian rata-rata.

Akhirnya, model ketiga juga mencakup suku bunga stokastik. The Kalman Filter metodologi

yang digunakan untuk memperkirakan parameter dari tiga model untuk dua komoditas

komersial, tembaga dan minyak, dan satu logam mulia, emas. Analisis mengungkapkan

pengembalian rata-rata yang kuat di harga komoditas komersial. Menggunakan parameter

estimasi, Schwartz menganalisis implikasi dari model untuk struktur harga berjangka dan

volatilitas di luar kontrak yang diamati, dan untuk lindung nilai kontrak untuk

penyelesaian masa depan. Akhirnya, disini menganalisis implikasi dari model untuk

keputusan penganggaran modal.

Perilaku stokastik dari harga komoditas memainkan peran sentral dalam model untuk

menilai klaim kontinjensi keuangan pada komoditas tersebut, dan dalam prosedur untuk

mengevaluasi investasi untuk mengekstrak atau menghasilkan komoditas. Penelitian

terdahulu, dengan asumsi suku bunga dan hasil kemudahan adalah konstan mengizinkan

perpanjangan lurus ke depan dari prosedur yang dikembangkan untuk saham biasa harga

Kelompok IV “Manajemen Risiko Keuangan” Page 17

Page 18: Manajemen Resiko Keuangan f

opsi dengan penilaian komoditas keuangan dan klaim kontingen nyata. Asumsinya,

bagaimanapun, jelas sangat tidak memuaskan karena mengandung arti bahwa volatilitas

harga di masa depan adalah sama dengan volatilitas harga spot, dan bahwa distribusi harga

spot masa depan di bawah setara dengan pengukuran martingale memiliki varian yang

meningkat tanpa batas sebagai peningkatan horizon. Dalam pengaturan ekuilibrium kita

harapkan bahwa ketika harga relatif tinggi, pasokan (supply) semenjak produsen biaya

lebih tinggi dari komoditas akan memasuki pasar menempatkan tekanan ke bawah harga.

Sebaliknya, ketika harga relatif rendah, pasokan (supply) akan berkurang karena beberapa

produsen biaya yang lebih tinggi akan keluar dari pasar, menempatkan tekanan ke atas

pada harga. Dampak harga relatif pada pasokan komoditas tersebut akan menginduksi

berarti pengembalian di prices komoditas.

Dalam artikel ini kita membandingkan tiga model dari perilaku stokastik dari comodity

harga yang memperhitungkan pengembalian rata-rata, dalam hal kemampuan mereka

untuk harga kontrak berjangka yang ada dan implikasinya mereka sehubungan dengan

penilaian aset keuangan dan riil lainnya. Model pertama adalah satu-faktor sederhana,

model di mana logaritma dari harga spot komoditas adalah diasumsikan mengikuti proses

reverting rata-rata tipe Ornstein-Uhlenbeck. Model kedua kita anggap adalah variasi dari

dua faktor Gibson dan Schwartz (1990) model. Faktor kedua dalam model ini adalah

kenyamanan menghasilkan komoditas dan diasumsikan untuk mengikuti proses reverting

berarti. Akhirnya, kami menyampaikan model Gibson dan Schwartz untuk memasukkan

stokastik suku bunga. Dalam model tiga faktor, suku bunga sesaat adalah juga diasumsikan

mengikuti proses pengembalian rata-rata seperti di Vasicek (1977). Untuk ketiga model,

solusi terdekat untuk harga masa depan dan kontrak berjangka dapat diperoleh, yang

sangat menyederhanakan komparatif statika dan estimasi empiris. Selain itu, untuk ketiga

model tersebut logarithm dari harga masa depan adalah linier dalam faktor-faktor yang

mendasari, sebuah properti yang ternyata sangat berguna dalam pandangan teknik

ekonometrik yang digunakan untuk memperkirakan parameter dari model.

Salah satu kesulitan utama dalam pelaksanaan model empiris komoditas harga yang sering

faktor-faktor atau variabel keadaan model ini tidak secara langsung diamati. Dalam banyak

Kelompok IV “Manajemen Risiko Keuangan” Page 18

Page 19: Manajemen Resiko Keuangan f

kasus, harga spot komoditas begitu pasti bahwa kontrak berjangka yang sesuai paling

dekat dengan jatuh tempo yang digunakan sebagai proxy untuk harga spot. Hasil

kenyamanan sesaat bahkan lebih sulit untuk memperkirakan. Kontrak masa depan,

bagaimanapun, diperdagangkan pada beberapa perubahan dan harga mereka lebih mudah

diamati. Sebuah alat yang sangat cocok untuk menghadapi situasi di mana variabel tidak

teramati, tetapi diketahui dihasilkan oleh Proses Markov, adalah bentuk keadaan ruang

(state space form). Setelah model telah dimasukkan ke dalam bentuk state space filter

Kalman dapat diterapkan untuk mengestimasi parameter model dan time series dari

variabel yang tidak teramati. Kami menerapkan metode filter Kalman untuk mengestimasi

parameter dari tiga model untuk dua komoditas komersial, tembaga dan minyak, dan

untuk satu berharga logam, emas. Analisis mengungkapkan pengembalian rata-rata kuat di

komersial harga komoditas, tetapi tidak untuk logam mulia. Menggunakan parameter yang

diperkirakan peneliti menganalisa implikasi dari model untuk struktur harga berjangka

dan volatilitas di luar kontrak yang diamati, dan untuk lindung nilai kontrak untuk

pengiriman masa depan. "Sebenarnya pilihan" pendekatan untuk investasi dalam

ketidakpastian (untuk excel-survei terbaru dipinjamkan dari literatur lihat Dixit dan

Pindyck (1994)) menekankan pentingnya ketidakpastian untuk nilai proyek dan untuk

menentukan ketika proyek harus dilakukan. penilaian sumber daya alam investasi proyek

dan aturan untuk menentukan kapan waktu yang optimal untuk berinvestasi tergantung

secara signifikan pada proses stokastik diasumsikan untuk harga komoditas yang

mendasari Kami membandingkan nilai dan aturan investasi untuk proyek sederhana di

bawah asumsi yang berbeda tentang proses harga komoditas tersirat oleh model, dengan

menggunakan parameter perkiraan yang realistis.

II. Empiris Model

Seperti disebutkan dalam pengantar, salah satu kesulitan dalam empiris pelaksanaan

model harga komoditas adalah faktor-faktor atau variabel dari model ini tidak secara

langsung diamati. Untuk beberapa komoditas harga spot sulit untuk mendapatkan, dan

kontrak berjangka yang paling dekat dengan jatuh tempo digunakan sebagai proxy untuk

harga spot. Masalah memperkirakan hasil conviniene yield bahkan lebih kompleks,

Kelompok IV “Manajemen Risiko Keuangan” Page 19

Page 20: Manajemen Resiko Keuangan f

biasanya dua hal, harga berjangka dengan jangka waktu yang berbeda digunakan untuk

menghitung conviniene yield.

Tingkat bunga seketika juga tidak secara langsung diamati. Futures contraktat,

bagaimanapun, secara luas diperdagangkan di beberapa bursa dan harga mereka lebih

mudah diamati. Bentuk ruang keadaan adalah prosedur yang tepat untuk menangani

situasi didimana variabel tidak dapat diamati, tetapi diketahui dihasilkan oleh proses

Markov. Setelah model telah dilemparkan dalam bentuk state space, Kalman Filter dapat

diterapkan untuk mengestimasi parameter model dan waktu serangkaian variabel yang

tidak teramati.

III. data

Data yang digunakan untuk menguji model terdiri dari observasi 16 mingguan berjangka

harga dua komoditas komersial, minyak dan tembaga, dan satu logam mulia, emas. Dalam

setiap kasus lima kontrak berjangka (yaitu, N = 5) yang digunakan dalam estimasi "Untuk

komoditas yang berbeda dan periode waktu yang berbeda, namun, spesifik yang berbeda

kontrak berjangka harus digunakan karena mereka bervariasi di seluruh komoditas.

IV. Volatilitas Pengembalian Future

Ketika kita menggunakan model untuk nilai keuangan atau aset kontingen nyata pada

harga komoditas, kami tertarik dalam pemodelan tidak hanya struktur harga berjangka,

tetapi juga struktur jangka volatilitas. Setiap model dipertimbangkan memiliki implikasi

yang berbeda untuk struktur jangka waktu volatilitas dari komoditas berjangka kembali.

Salah satu properti yang akan umum untuk tiga Model adalah bahwa volatilitas akan

independen dari variabel masing-masing Model dan hanya akan bergantung pada waktu

jatuh tempo kontrak berjangka.

V. Jatuh tempo panjang Kontrak Futures

Kontrak berjangka yang tersedia untuk memperkirakan parameter dari model kontrak

dibahas dalam artikel ini memiliki jatuh tempo maksimum yang kurang dari dua tahun.

Kelompok IV “Manajemen Risiko Keuangan” Page 20

Page 21: Manajemen Resiko Keuangan f

Hanya kurva minyak milik maju Enron memiliki tenor jangka panjang. Ini sangat menarik

untuk mengetahui apa implikasi dari model diperkirakan dengan kontrak jatuh

tempo berjangka pendek sehubungan dengan jangka panjang kontrak, karena

banyak dari aplikasi potensial akan melibatkan aset denganlebih dari dua tahun

jatuh tempo. Pada bagian sebelumnya kita memeriksa implikasi dari model sehubungan

dengan volatilitas, dan di sini kita melihat implikasi terhadap harga masing-masing. Di sini

kita amati bahwa meskipun Model 2 dan 3 memberikan nilai yang sama dalam berbagai

kontrak yang diamati, mereka dapat berbeda secara substansial dengan meningkatnya

jatuh tempo. Ini menegaskan pentingnya parameter suku bunga proses Model 3 untuk

penilaian kontrak jangka panjang. Perbedaan utama antara Model 2 dan 3 tetap valuasi

panjang kontrak berjangka panjang.

VI. Lindung Nilai Kontrak Pengiriman Masa Depan

Sebuah isu yang telah menerima perhatian meningkat dalam literature28 adalah kelayakan

lindung nilai komitmen jangka panjang di depan komoditas dengan ada kontrak jangka

pendek berjangka. Ketiga model dibahas dalam Artikel memiliki implikasi untuk strategi

lindung nilai, yang sekarang kita membahas secara singkat. Untuk benar lindung nilai

komitmen maju dalam komoditas tertentu, sensitivitas dari nilai kini komitmen

sehubungan dengan masing-masing dari faktor-faktor yang mendasari harus sama dengan

sensitivitas portofolio berjangka kontrak yang digunakan untuk lindung nilai komitmen

sehubungan dengan faktor-faktor yang sama. Ini menyiratkan bahwa jumlah kontrak

berjangka yang diperlukan untuk lindung nilai ini adalah sama dengan jumlah faktor dalam

model yang digunakan. dinyatakan bahwa posisi yang diperlukan untuk melindungi

sepuluh tahun kedepan komitmen untuk memberikan satu barel minyak tersirat oleh tiga

model, dengan menggunakan. Parameter estimasi dari data Enron.

VII. Lindung Nilai Komitmen 10 Tahun ke Depan dengan kontrak future

Tujuan dari bagian ini adalah untuk menunjukkan bahwa metode yang berbeda dari

analisis dapat memberikan nilai sangat berbeda untuk proyek investasi dan untuk optimal

Investasi aturan, bahkan jika asumsi yang dibuat dalam metodologi masing-masing sebagai

Kelompok IV “Manajemen Risiko Keuangan” Page 21

Page 22: Manajemen Resiko Keuangan f

serealistis mungkin. Untuk dapat menilai mana metodologi lebih unggul, Namun, kita perlu

menerapkannya pada situasi di mana kita memiliki berlaku transaksi harga. Kesimpulan

sebuah artikel terbaru di Teknik dan Mining Journal pada metode penganggaran modal

yang digunakan oleh perusahaan pertambangan langsung membahas masalah kita ingin

mengangkat: Penggunaan teknik DCF untuk penilaian proyek tampaknya menjadi indus-

cobalah standar. Salah satu hasil mengganggu penelitian, bagaimanapun, adalah

ketidakmampuan untuk menjelaskan premi tinggi bahwa pasar nilai komando atas DCF

valua- tions. Analisis DCF terkenal dan digunakan tidak memungkinkan untuk

menempatkanpremium nilai proyek yang sedang dipertimbangkan. Mungkin tehnik baru

seperti metode penentuan harga opsi valuasi dapat memberikan lebih akurat nilai hasil

pasar (Bhappu dan Guzman (1995), halaman 38). Kami ingin menganalisis proyek

sesederhana mungkin, tapi itu tetap utama fitur yang kita ingin menyoroti. Pertimbangkan

sebuah tambang tembaga yang dapat menghasilkan satu ons tembaga pada akhir setiap

tahun selama sepuluh tahun. Misalkan bahwa Investasi awal yang dibutuhkan adalah K = $

2 dan bahwa biaya unit produksi adalah C = $ 0,40 (konstan selama sepuluh tahun).

Asumsikan bahwa setelah investasi dilakukan produksi akan pergi ke depan selama

sepuluh tahun berikutnya, yaitu, kita mengabaikan dalam hal ini analisis opsi untuk

menutup dan membuka tambang dan pilihan untuk meninggalkannya, 32 dan

berkonsentrasi sepenuhnya pada pilihan untuk berinvestasi. Langkah pertama dalam

semua prosedur kita akan membahas terdiri dalam penentuan net present nilai proyek

setelah telah memutuskan untuk pergi ke depan dengan investasi (Ini adalah "syarat batas"

dari langkah kedua), dan langkah kedua terdiri dalam evaluasi pilihan untuk berinvestasi.

Penting untuk dicatat bahwa net present value (NPV) dalam persamaan (49) akan berbeda

untuk berbeda pendekatan karena masing-masing satu dari mereka menyiratkan nilai

sekarang berbeda untuk komoditas yang akan diterima suatu saat nanti (dan juga untuk

suku bunga dalam Model 3).

VIII. Hasil dan Kesimpulan dari penelitian

Penentuan harga dan lindung nilai klaim komoditas kontingen dan penilaian investasi

sumber daya alam sangat bergantung pada stokastik diasumsikan dari proses komoditas

Kelompok IV “Manajemen Risiko Keuangan” Page 22

Page 23: Manajemen Resiko Keuangan f

yang mendasarinya. Dalam artikel ini kita mengembangkan tiga model bahwa dalam cara

yang berbeda mempertimbangkan sifat pengembalian rata-rata commodity harga, dan

memperkirakan mereka menggunakan data baru pada harga berjangka minyak dan

tembaga. Kesulitan utama yang ditemui dalam analisis adalah bahwa secara umum kontrak

berjangka memiliki jangka waktu lebih pendek dari dua tahun, sedangkan banyak aset kita

ingin ditetapkan harga dan lindung nilai memiliki jatuh tempo lebih lama dari dua tahun.

Sebuah model khusus bisa cocok dengan sangat baik dengan kontrak berjangka pendek

yang tersedia saluran dan melakukan pekerjaan yang buruk dalam memprediksi harga

berjangka panjang yang penting untuk lindung nilai komitmen jangka panjang dalam

komoditas atau menghargai tambang atau deposit minyak. Data minyak eksklusif yang

diberikan oleh Enron telah memungkinkan kita untuk mendapatkan beberapa wawasan ke

dalam masalah ini. Masing-masing model kami anggap memiliki implikasi sehubungan

dengan volatility pengembalian berjangka dan sehubungan dengan perilaku harga

berjangka panjang. Model 1 menunjukkan bahwa volatilitas pengembalian berjangka akan

bertemu untuk nol dan harga berjangka akan bertemu untuk nilai tetap dengan

meningkatnya jatuh tempo. Model 2 dan 3, namun, untuk data perkiraan menyiratkan

bahwa volatilitas berjangka akan menurun tetapi konvergen ke nilai tetap berbeda dari nol

dan istilah struktur harga berjangka pada akhirnya akan berubah ke atas dan bertemu

dengan laju tetap pertumbuhan bahkan jika awalnya berada dalam backwardation kuat.

Bukti dari kurva minyak maju Enron menyiratkan bahwa sifat ini lebih diinginkan.

Pendekatan pilihan sebenarnya penganggaran modal adalah mendapatkan dukungan baik

di akademik masyarakat dan dalam praktek keuangan. Analisis dalam artikel ini

menunjukkan bahwa sangat penting untuk mempertimbangkan pengembalian rata-rata

harga di dalam mengevaluasi proyek. Kriteria DCF menginduksi investasi terlalu dini

(misalnya, ketika harga terlalu rendah), tetapi pendekatan opsi menginduksi investasi

terlambat (ketika harga terlalu tinggi) ketika mengabaikan pengembalian rata-rata harga.

Kelompok IV “Manajemen Risiko Keuangan” Page 23

Page 24: Manajemen Resiko Keuangan f

BAB III

KESIMPULAN

Manajemen risiko pada dasarnya adalah untuk meminimalkan potensi bermacam-

macam risiko yang timbul dari perubahan tak terduga dalam harga mata uang, kredit,

komoditas, dan ekuitas. Akuntansi mempunyai peranan yang sangat penting dalam hal

pengelolaan manajemen risiko, pemilihan berbagai produk manajemen risiko yang paling

efektif, identifikasi risiko, pengukuran, dan pelaporan hasil analisis manajemen risiko

perusahaan. Selain itu standar yang tepat digunakan untuk menilai kinerja actual

merupakan bagian yang diperlukan dalam setiap sistem penilaian kinerja untuk mencapai

tujuan manajemen risiko yaitu keseimbangan dalam pengurangan risiko dan biaya

Kelompok IV “Manajemen Risiko Keuangan” Page 24

Page 25: Manajemen Resiko Keuangan f

REFERENSI

Eduardo S. Schwartz. The Journal of Finance Vol.52,The Stochastic Behavior of Commodity

Prices Implications for Valuation and Hedging.Juli 1997

Kelompok IV “Manajemen Risiko Keuangan” Page 25