manajemen pengolahan air dan manajemen energi surya
DESCRIPTION
Manajemen Lingkungan IndustriTRANSCRIPT
MANAJEMEN PENGOLAHAN AIR DAN MANAJEMEN ENERGI SURYA
Oleh:
1. Fachru Reza Rochili (F34110012)
2. Anisa Nurul Rosnadia (F34110016)
3. Idham Dhia Fairuztama (F34110027)
4. Nataliya Sukmawati P. (F34110031)
5. Aryosan Tetuko Haryono (F34110032)
6. Nia Khairina (F34110041)
7. Putri Andini (F34110050)
8. Libna Khaira (F44100022)
DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2013
Latar Belakang
Indonesia merupakan Negara yang terletak di garis khatulistiwa dan memiliki dua
musim, yakni hujan dan kemarau. Rata-rata curah hujan di Indonesia untuk setiap
tahunnya tidak sama. Namun masih tergolong cukup banyak, yaitu rata-rata 2000 -
3000 mm/tahun. Begitu pula antara tempat yang satu dengan tempat yang lain rata-
rata curah hujannya tidak sama.
Ada beberapa daerah yang mendapat curah hujan sangat rendah dan ada pula
daerah yang mendapat curah hujan tinggi:
a. Daerah yang mendapat curah hujan rata-rata per tahun kurang dari 1000 mm,
meliputi 0,6% dari luas wilayah Indonesia, di antaranya Nusa Tenggara, dan
2 daerah di Sulawesi (lembah Palu dan Luwuk).
b. Daerah yang mendapat curah hujan antara 1000 - 2000 mm per tahun di
antaranya sebagian Nusa Tenggara, daerah sempit di Merauke, Kepulauan
Aru, dan Tanibar.
c. Daerah yang mendapat curah hujan antara 2000 - 3000 mm per tahun,
meliputi Sumatera Timur, Kalimantan Selatan, dan Timur sebagian besar
Jawa Barat dan Jawa Tengah, sebagian Irian Jaya, Kepulauan Maluku dan
sebagaian besar Sulawesi.
d. Daerah yang mendapat curah hujan tertinggi lebih dari 3000 mm per tahun
meliputi dataran tinggi di Sumatera Barat, Kalimantan Tengah, dataran tinggi
Irian bagian tengah, dan beberapa daerah di Jawa, Bali, Lombok, dan Sumba.
Manajemen penanganan air di Indonesia selama ini masih kurang baik,
sehingga ketika musim hujan, kerap kali terjadi banjir. Bahkan ibukota, yang
menjadi wajah depan Indonesia, tak pernah lepas dari bencana banjir. Hal ini
tentunya menimbulkan banyak kerugian, baik fisik maupun materiil.
Kerugian-kerugian tersebut antara lain harusmengungsinya warga yang
terkena banjir, krisis air bersih, berbagai penyakit bermunculan, bahkan gagal
panen hinga berhektar-hektar. Oleh karena itu, manajemen airhujan
merupakan hal yang amat penting untuk dikaji agar dapat menghasilkan
solusi yang bauk terhadap permasalahan banjir
Fakta-fakta penyebab banjir di Indonesia
Penyebab banjir di Indonesia adalah meluapnya air sungai yang kemudian
membanjiri daerah di pesisir sungai, serta hujan deras yang diikuti longsor yang
diakibatkan hutan yang ditebangi sehingga tidak dapat menahan laju air yang
menuruni lereng gunung/bukit. Selain itu, perubahan iklim telah mengakibatkan
kenaikan curah hujan, sehingga hujan-hujan yang terjadi sekarang lebih deras
ketimbang hujan-hujan bertahun-tahun yang lalu. Contohnya adalah DKI Jakarta.
Permasalah luas tanah di Jakarta tidak bertambah atau malah makin menyempit
karena abrasi, sementara penduduk terus bertambah. Tanah kosong atau jalur hijau
yang diharapkan menjadi lahan serapan air semakin berkurang karena pemukiman
dan fasilitas bisnin yang terus bertambah dan melebar secara horizontal. Terakhir,
bantaran sungai yang mestinya menampung air pada saat pasang, umumnya tertutup
oleh pemukiman kumuh di sekitar sungai, baik resmi maupun liar dan sampah-
sampah. Lebar sungai-sungai di Jakarta semakin menyempit, dari umumnya 75 meter
menjadi 35 meter.
Contoh kasus banjir di beberapa daerah di Indonesia
Berikut beberapa kejadian banjir yang terjadi di pulau Jawa :
1. Banjir di dua kecamatan di Kabupaten Sukabumi Jawa Barat yaitu di Desa
Kebon Manggu Kecamatan Gunung Guruh dan di desa Bojong Kecamatan
Cikembar. Tinggi banjir mencapai satu meter dan puluhan rumah terendam.
Banjir ini disebabkan drainase yang buruk.
2. Banjir merendam rumah milik 29 keluarga di dua dusun di Desa Jatirejo
Kecamatan Giritontro, Wonogiri Jawa Tengah. Tiga rumah rusak karena bencana
tanah longsor yang disebabkan banjir.
3. Banjir terjadi di Kabupaten Manokwari, Papua Barat pada hari Sabtu, 16 Maret
2013. Banjir terjadi karena dipicu oleh hujan deras yang mengguyur daerah ini
selama lima jam dari sore hingga malam. Akibatnya ratusan rumah di Kelurahan
Wosi, Distrik Manokwari terendam banjir, bahkan di kompleks Jalan Pertanian
Wosi Dalam banjir mencapai ketinggian dua meter. Selain itu masih ada empat
likasi lain yang juga terendam banjir di kelurahan Wosi, yaitu Kompleks
Kampung Bugis, Kampung Jawa, Kompleks Transito, dan Kompleks Tanimbar.
Selain akibat hujan deras selama lima jam, banjir juga disebabkan luapan sungai
Transito Wosi yang terletak tak jauh dari pemukiman warga. Menurut warga,
banjir kerap kali terjadi karena kondisi sungai Transito kecil yang tak mampu
menampung debit air yang terlalu banyak saat hujan deras datang. Meski tak
menimbulkan korban jiwa dan kerusakan berarti, namun sejumlah warga terjebak
air saat hendak mengungsi dan tetap waspada karena khawatir banjir kembali
datang mengingat intensitas hujan di kota Manokwari masih diatas normal.
Penanganan Air Hujan
Adapun solusi yang bisa dilakukan adalah membuat biopori dan sistem
drainase yang baik. Biopori adalah lubang-lubang di tanah yang terbentuk karena
aktifitas organisme di dalamnya (cacing, rayap, akar tanaman ,dll). Dengan adanya
biopori maka kemampuan tanah untuk menyerap air akan lebih tinggi. Biopori dapat
diperbanyak dengan cara membuat lubang resapan biopori di tanah dan mengisinya
dengan zat-zat organik (sebagai makanan organisme dalam tanah). Dengan
bertambahnya makanan, organisme dalam tanah akan lebih aktif menciptakan
biopori. Keuntungan membuat biopori ini adalah dapat meningkatkan daya resapan
air dan mengurangi resiko banjir, mengubah sampah organik menjadi kompos,
mengefisienkan pemanfaatan fauna tanah dan akar tanaman, dan dapat mengurangi
emisi gas CO2.
Cara pembuatan biopori ini adalah dengan membuat lubang silindris vertical di
dalam tanah dengan diameter 10cm. Kedalamannya kurang lebih 100 cm atau tidak
melebihi kedalaman air tanah jika air tanahnya dangkal. Jarak antar lubang 50 – 100
cm. Mulut lubang dapat dipertebal dengan semen dengan ketebalan 2-3 cm dan lebar
2 cm. Lubang diisi dengan sampah organik (sampah dapur, hasil pangkasan rumput,
dll). Jika sudah berkurang isi lagi. Lubang ini harus tetap terisi penuh dan tidak boleh
kemasukan pasir atau tanah. (sampah yang berpotensi menimbulkan bau dapat
direndam dengan sampah kering yang menyumbat lubang). Kompos yang terbentuk
di dalam lubang dapat diambil setiap akhir musim kemarau bersamaan dengan
pemeliharaan lubang.
Lokasi biopori sebaiknya bebas dari lalu lalang, sering dilalu air, dan dekat
dengan tanaman. Lokasi yang sering digunakan sebagai tempat pembuatan biopori
adalah di saluran air dan di sekitar tanaman.
Solusi selanjutnya adalah dengan membuat saluran drainase yang baik. Hal ini
dapat dilakukan dengan membuat tata kota yang baik. Adapun tata kota yang baik
adalah sebaiknya menyusun jalan-jalan utama dan jalan kecil melewati kota atau
membuangnya keluar dari kota. Selain tata kota, hal penting lainnya adalah sistem
pembuangan air dan gorong-gorong kota. Pada saat hujan, volume air di dalam kota
sedang tinggi, dengan sistem pembuangan air dan gorong-gorong yang baik maka
banjir dalam kota dapat dihindari. Hal ini bisa direalisasikan apabila ada kerjasama
antara pemerintah sebagai pembuatan kebijakan dan warga sebagai pelaksana
kebijakan.
Pada zaman kerajaan Majapahit, pembuatan saluran air yang baik telah
dilakukan. Jaringan kanal yang dibangun oleh zaman kerajaan Majapahit berbentuk
lurus dengan pola berkisi-kisi, menurut Guru Besar Arkeologi Universitas Indonesia
Prof Mundardjito, menunjukkan adanya kekuatan penguasa dan massa yang besar
untuk membuatnya.Fungsinya diperkirakan sebagai pengendali banjir atau drainase
kota, penyedia air, irigasi, dan transportasi. Selain kanal, di sekitar Trowulan bisa
Gambar Biopori
dilihat sisa instalasi pengairan yang mendukung kehidupan kerajaan dan masyarakat.
Kolam Segaran seluas 6,5 hektar di Kecamatan Trowulan bisa dilihat sebagai
penampung air. Adapun waduk-waduk, seperti Balong Bunder dan Balong Dowo
yang masih tersisa, diduga berfungsi sebagai penangkap air dari berbagai sumber di
gunung-gunung di selatan Trowulan.
Saluran air bawah tanah dan sumur, baik berbentuk segi empat, bulat, maupun
tipe jobong, masih banyak ditemukan di Trowulan kendati mulai rusak atau hilang.
Selain di Desa Watesumpak dan di Desa Bejijong, saluran air bawah tanah juga
masih tampak di Desa Nglinguk. Di Nglinguk, saluran air bawah tanah seperti
selokan kecil yang disusun dari bata.
Hal ini menunjukkan bahwa pihak kerajaan Majapahit pun telah memiliki
kesadaran akan manajemen air dan memberikan yang terbaik terhadap rakyatnya.
Teknologi yang terbatas pun tidak menghalangi Majapahit untuk membuat sistenm
drainase yang baik.
Selain Majapahit, zaman sekarang di Negara-negara maju, saluran air bawah
tanah merupakan instalasi yang selalu ada. Salah satunya yakni saluran air yang
terdapat di Kasukabe, Saitama, Jepang. Saluran ini merupakan saluran air bawah
tanah terbesar di dunia, dibangun untuk mencegah meluapnya saluran air utama kota.
Berikutnya yakni pembuatan sumur resapan. Hal ini sangat efektif untuk
dilakukan karena pembuatan talud membutuhkan dana yang jauh lebih tinggi
daripada sumur resapan. Beberapa hal yang menjadi dasar bahwa sumur resapan
merupakan solusi yang sangat efektif untuk menangani banjir. Pertama, sumur
resapan sangat efektif meresap air. Kedua, sumur resapan dapat menyerap air dalam
waktu yang sangat singkat sehingga dapat mencegah terjadinya genangan air. Ketiga,
seratus persen air hujan dapat masuk kedalam sumur resapan. Keempat, sumur
resapan sangat sederhana dalam pembuatannya. Selain itu sumur resapan juga dapat
digunakan sebagai recharge untuk air tanah.
Persyaratan umum yang harus dipenuhi sesuai Standar Nasional Indonesia (SNI)
antara lain :
1. Sumur resapan harus berada pada lahan yang datar
2. Sumur resapan berjarak lima meter dari tempat penimbunan sampah dan
septic tank dan berjarak minimal satu meter dari pondasi bangunan.
3. Kedalaman sumur resapan maksimal dua meter dibawah permukaan air
tanah. Kedalaman muka air tanah minimum 1,5 meter pada musim hujan.
4. Struktur tanah harus mempunyai permeabilitas tanah minimal 2cm per jam
yang berarti dalam 1 jam mampu menyerap genangan air setinggi 2cm.
Pembuatan sumur resapan dibedakan berdasarkan kondisi rumah dan
lingkungannya yaitu, untuk rumah dengan talang air, untuk rumah tanpa talang
air, dan untuk area terbuka (taman). Cara pembuatan sumur resapan air pada
rumah dengan talang air adalah :
1. Buatlah sumur dengan diameter 80-100cm sedalam 1,5m namun tidak
melebihi muka air tanah.
2. Untuk memperkuat dinding tanah, pasangkan bata kosong (tanpa plesteran).
3. Buatlah saluran pemasukan yang mengalirkan air hujan dari talang kedalam
sumur resapan dengan menggunakan pipa paralon.
4. Buatlah saluran pembuangan deri sumur resapan menuju parit yang berfungsi
membuang limpahan air saat sumur resapan kelebihan air. Ketinggian pipa
pembuangan harus lebih tinggi dari muka air tanah tertinggi pada selokan
drainase jalan tersebut.
5. Isi lubang sumur resapan air dengan koral setebal 15cm.
6. Tutup bagian atas sumur resapan bata dan semen atau plat beton. Diatasnya
dapat diurug dengan tanah.
Sumber gambar: www.kelair.bppt.go.id
Kesimpulan
Bebagai permasalahan bisa terjadi akibat melimpahnya air di musim hujan,
apalagi perubahan iklim telah menyebabkan meningkatnya curah hujan di
Indonesia. Salah satu masalah yang kerap kali terjadi di musim hujan yakni
banjir. Hal inilah yang mendasari pentingnya manajemen air dilakukan.
Langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk manajemen air yakni pembuatan
lubang resapan biopori, drainase bawah tanah, dan pembuatan sumur resapan
Latar Belakang
Energi merupakan salah satu hal yang amat penting dalam peradaban kehidupan
manusia dewasa ini. Energi merupakan sector penting yang menjadi roda
pemutar bagi berjalannya berbagai industry untuk memenuhi kebutuhan manusia.
Namun, pada kenyataannya, eksploitasi sumber energy yang berasal dari fosil
telah terjadi sedemikian rupa sehingga terjadi krisis energy. Untuk menjaga
keberadaan energy hingga masa depan dan tidak mengganggu keberlangsungan
hidup saat ini, maka manajemen energy perlu dilakukan. Salah satu bentuk
manajemen energy yakni mencari elternatif lain dari sumber energy yang kita
gunakan. Salah satu sumber energy yang amat potensial yakni matahari.
Penyinaran matahari ke bumi tidak pernah berkurang, dan sayang jika sumber ini
terus menerus ada namun tidak dimanfaatkan.
Manajemen Energi
Manajemen energi adalah kegiatan pengelolaan energi yang meliputi
pemantauan, pencatatan, pengukuran, akuntansi, penetapan target dan
rekomendasi tindak lanjut. Di tengah krisis global yang melanda bangsa, baik itu
krisis ekonomi, krisis moral, maupun krisis energi, kita sebagai suatu bangsa
masih saja bersikap boros. Kita masih boros mengkonsumsi energi listrik
maupun energi bahan bakar minyak dan gas. Dan untuk itu , kita sebagai suatu
bangsa diharapkan mampu menggunakan dan memanfaatkan energi tersebut
secara efisien. Efisiensi energi sendiri merupakan perbandingan antara masukan
(input) energi dengan keluaran (output) dari manfaat penggunaan energi
tersebut. Peningkatan efisiensi energi dapat mengurangi biaya dan meningkatkan
daya saing perusahaan.
Manfaat manajemen energi :
- Mencapai target Efisiensi Energi yang ditetapkan
- Menurunkan Spesifik Energi & Intensitas Energi
- Konsumsi Energi / Unit Produk
- Konsumsi Energi / Pendapatan Usaha
- Menjaga kesinambungan program Konservasi Energi
- Mengantisipasi Perubahan & Resiko Usaha
- Menjaga keseimbangan kepentingan Stake-Holder, Konsumen, Pemegang Saham,
Karyawan, Direksi, Pemerintah
- Melestarikan Lingkungan
Manajemen energi di tanah air selama ini lebih memprioritaskan pada
bagaimana menyediakan energi atau memperluas akses terhadap energi kepada
masyarakat. Hal ini diwujudkan antara lain melalui peningkatan eksploitasi bahan
bakar fosil atau pembangunan listrik perdesaan. Konsumsi energi sendiri bertumbuh
dengan pesat, dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi. Ini diakibatkan karena
permintaan pasokan energi yang semakin hari semakin meningkat. Di antara sumber
energi terbarukan yang saat ini banyak dikembangkan (seperti turbin, tenaga air,
energy gelombang air laut, tenaga surya, tenaga panas bumi, dan bio-energi). Tenaga
surya atau solar merupakan salah satu sumber enrgi yang cukup menjanjikan.
Energi surya atau matahari telah dimanfaatkan dengan mengubah energi
panas surya melalui peralatan tertentu menjadi sumberdaya dalam bentuk lain.
Energy surya menjadi salah satu sumber pembangkit daya dan teknik pemanfaatan
energi surya mulai muncul pada 1839 dan ditemukan oleh Edmund Becquerel.
Energi ini berpotensi mampu menyediakan kebutuhan konsumsi energi dunia saat ini
dalam waktu yang lebih lama. Matahari dapat digunakan secara langsung untuk
memproduksi listrik atau untuk memanaskan bahkan untuk mendinginkan. Potensi
masa depan energi surya hanya dibatasi oleh keinginan kita untuk menangkap
kesempatan. Ada banyak cara untuk memanfaatkan energi dari matahari. Tumbuhan
mengubah sinar matahari menjadi energi kimia dengan menggunakan fotosintesis.
Kita memanfaatkan energi ini dengan memakan dan membakar kayu. Bagimanapun,
istilah “tenaga surya” mempunyai arti mengubah sinar matahari secara langsung
menjadi panas atau energi listrik untuk kegunaan kita.
Salah satu faktor yang menyebabkan konservasi tidak berkembang di
Indonesia adalah pandangan dari kalangan masyarakat bahwa Indonesia adalah
Negara yang di anugrahi akan kekayaan alam serta sumber daya alam yang
berlimpah, sehingga menggunakan energi secara hemat adalah bukan suatu
keharusan. Kerugian karena tidak menerapkan program konservasi energi,
sebenarnya sudah di rasakan di tanah air. Salah satu contohnya pada saat krisis BBM
Nasional yang tidak sehat (“subsidi BBM”, penyeludupan, pengoplosan, serta biaya
politik yang ditimbulkannya). Konservasi energi tidak selalu berarti penggunaan
energi yang sesedikit mungkin, akan tetapi adalah pengeluaran biaya untuk konsumsi
energi yang serendah mungkin. Bagaimana cara untuk memperoleh hal ini diberikan
dalam petunjuk-petunjuk yang diberikan gratis kepada berbagai sektor pemakai
energi.
Bahan Bakar Minyak sendiri terbentuk dari fosil yang mengandung karbon
dan berada jauh di bawah permukaan bumi. Pembentukan BBM ini dibutuhkan
waktu hingga jutaan tahun. Padahal, cadangan sumber energy yang berasal dari fosil
di seluruh dunia. Cadangan sumber energy yang berasal dari fosil di seluruh dunia
diperkirakan hanyalama sampai 40 tahun untuk minyak bumi dan 60 tahun untuk
gas. Sementara penggunaan energy bukan hal yang bisa dicegah. Oleh karena itu,
penggunaan sumber energy BBM atau gas harus dikurangi dan dibutuhkan adanya
alternative sumber energy lain.
Energi surya atau matahari telah dimanfaatkan di banyak belahan dunia dan
jika dieksplotasi dengan tepat, energi ini berpotensi mampu menyediakan kebutuhan
konsumsi energi dunia saat ini dalam waktu yang lebih lama. Matahari dapat
digunakan secara langsung untuk memproduksi listrik atau untuk memanaskan
bahkan untuk mendinginkan. Potensi masa depat energi surya hanya dibatasi oleh
keinginan kita untuk menangkap kesempatan. Ada banyak cara untuk memanfaatkan
energi dari matahari. Tumbuhan mengubah sinar matahari menjadi energi kimia
dengan menggunakan fotosintesis. Kita memanfaatkan energi ini dengan memakan
dan membakar kayu. Bagimanapun, istilah “tenaga surya” mempunyai arti mengubah
sinar matahari secara langsung menjadi panas atau energi listrik untuk kegunaan
kita.
Berikut merupakan contoh pengaplikasian tenaga surya dalam kehidupan sehari-hari:
Pembangkit Listrik Tenaga Panas Matahari
Kaca-kaca besar mengkonsetrasikan cahaya matahari ke satu garis atau titik.
Panas yang dihasilakan digunakan untuk menghasilkan uap panas. Panasnya, tekanan
uap panas yang tinggi digunakan untuk menjalankan turbin yang menghasilkan
listrik. Di wilayah yang disinari matahari, Pembangkit Listrik Tenaga matahari dapat
menjamin pembagian besar produksi listrik.
Berdasarkan proyeksi dari tingkat arus hanya 354MW, pada tahun 2015
kapasitas total pemasangan pembangkit tenaga panas matahari akan melampaui 5000
MW. Pada tahun 2020, tambahan kapasitas akan naik pada tingkat sampai 4500 MW
setiap tahunnya dan total pemasangan kapasitas tenaga panas matahari di seluruh
dunia dapat mencapai hampir 30.000 MW- cukup untuk memberikan daya untuk 30
juta rumah.
Pemanas dan Pendingin Tenaga Matahari
Panas tenaga matahari menggunakan panas matahari secara langsung.
Pengumpul panas matahari diatas atapmu dapat menyediakan air panas untuk
rumahmu, dan membantu menghangatkan rumahmu. Sistem panas matahari
berdasarkan prinsip sederhana yang telah dikenal selama berabad-abad: matahari
memanaskan air yang mengisi bejana gelap. Teknologi tenaga panas matahari yang
ada di pasar saat ini sangat efisien dan bisa diandalkan. Saat ini pasar menyediakan
tenaga matahari untuk aplikasi dengan cakupan luas, dari pemanas air domestik dan
pemanas ruangan di perumahan dan gedung –gedung komersial, sampai pemanas
kolam renang, tenaga matahari-pendingin, proses pemanasan industri dan
memproses air menjadi tawar. Saat ini produksi pemanas air panas
domestik merupakan aplikasi paling umum untuk tenaga panas matahari. Di
beberapa negara hal ini telah menjadi sarana yang umum digunakan oleh gedung
tempat tinggal. Tergantung pada kondisi dan konfigurasi sistem, kebutuhan air panas
dapat disediakan oleh tenaga matahari hingga 100% . Sistem yang lebih besar dapat
ditambahkan untuk menutupi bagian penting dari kebutuhan energi untuk pemanas
ruangan. Ada dua tipe teknologi: Tabung vakum- penyedot di dalam tabung vakum
menyedot radiasi dari matahari dan memanaskan cairan di dalam, seperti di panel
tenaga matahari datar. Tambahan radiasi diambil dari reflektor di belakang tabung.
Bentuk bundar tabung vakum membuat cahaya matahari dari berbagai sudut dapat
mencapai penyerap secara langsung. Bahkan di saat mendung, ketika cahaya datang
dari banyak sudut pada saat bersamaan, tabung vakum kolektor tetap dapat
efektif. Kolektor solar panel datar- pada dasarnya merupakan kotak yang ditutupi
kaca yang ditaruh di atap seperti cahaya langit. Di dalam kotak terdapat serangkaian
tabung pemotong dengan sirip pemotong terpasang. Seluruh struktur dilapisi
substansi hitam yang didesain untuk menangkap sinar matahari. Sinar ini
memanaskan air dan campuran bahan anti beku, yang beredar dari kolektor turun ke
pemanas air di bawah tanah. Pendingin tenaga matahari: Pendingin tenaga matahari
menggunakan sumber energi panas untuk menghasilkan dingin dan /atau mengurangi
kelembaban udara dengan cara yang sama dengan lemari pendingin atau AC
konvensional.
Aplikasi ini cocok dengan energi panas matahari, sejalan dengan
meningkatnya permintaan pendingin ketika panas matahari banyak. Pendingin tenaga
matahari telah sukses didemonstrasikan. Penggunaan skala besar dapat diharapkan di
masa depan, sejalan dengan berkurangnya biaya teknologi ini, terutama untuk sistem
skala kecil.
(greenpeace.org)
Kesimpulan
Manajemen energi adalah kegiatan pengelolaan energi yang meliputi
pemantauan, pencatatan, pengukuran, akuntansi, penetapan target dan rekomendasi
tindak lanjut. Hal ini penting dilakukan untuk meningkatkan efisiensi dari
penggunaan energy dan menjaga ketersediaan energy hingga masa depan. Salah satu
energy alternative yang baik untuk dikembangkan karena keberadaannya tidak
pernah hilang yakni energi surya. Energi ini berpotensi mampu menyediakan
kebutuhan konsumsi energi dunia saat ini dalam waktu yang lebih lama. Matahari
dapat digunakan secara langsung untuk memproduksi listrik atau untuk memanaskan
bahkan untuk mendinginkan. Energi ini telah dimanfaatkan di berbagai belahan
dunia, namun di Indonesia masih dalam tahap penelitian. Beberapa aplikasi
pemanfaatan energi surya yakni pembangkit listrik tenaga panas matahari dan
pemanas/pendingin tenaga matahari.