analisis audit manajemen terhadap efektifitas penjualan dan penerimaan kas pada pt. sumber sinar...

21
1 ANALISIS AUDIT MANAJEMEN TERHADAP EFEKTIVITAS PENJUALAN DAN PENERIMAAN KAS PADA PT. SUMBER SINAR SURYA PALEMBANG IRLAN FERY.SE.M.Si Dosen PNSD STIE Rahmaniyah ABSTRAK Audit manajemen atas penerimaan kas tidak terlepas dari sistem akuntansi yang diterapkan dan dianut serta personil yang melaksanakan dan menaati prosedur atau kebijakan yang telah ditetapkan perusahaan agar dapat mencegah kemungkinan timbulnya kegiatan penyelewengan dan penggelapan yang dapat merugikan perusahaan. Kegiatan penjualan terdiri dari transaksi secara kredit maupun tunai. Dalam transaksi penjualan kredit, jika order dari pelanggan telah dipenuhi dengan order pengiriman barang atau penyerahan jasa, untuk jangka waktu tertentu perusahaan memiliki piutang kepada pelanggannya. Kegitan penjualan secara kredit.Prosedur dan kebijakan perusahaan belum dibuat secara tertulis. Prosedur atas penjualan dan penerimaan kas langsung disampaikan kepada karyawan karena prosedur dan kebijakan tersebut masih dapat berubah sewaktu-waktu sesuai dengan situasi dan kondisi yang berbeda dan para karyawan akan lebih dimengerti jika disampaikan secara lisan dan langsung di praktekan. Tetapi untuk karyawan baru sangatlah sulit untuk mengingat serta memahami prosedur dan kebijakan yang ada. Akibatnya pengendalian internal perusahaan menjadi kurang efektif dan menyebabkan perangkapan tugas akibat batas-batas tanggung jawab yang kurang jelas. Dengan adanya Job description tertulis pekerjaan dapat lebih efektif dan efisien serta lebih terkontrol. Perusahaan tidak melakukan pemisahan tugas antara karyawan penerimaan kas dan bagian pencatatan akuntansi. Perusahaan merasa tidak perlu menambah karyawan di bagian penerimaan kas ataupun bagian akuntansi. Karena bagian penerimaan kas yang menerima kas dari hasil penjualan dapat langsung mencatatnya ke pembukuan perusahaan. Tetapi tentu saja memiliki resiko yang lebih besar serta dapat terjadi kecurangan-kecurangan baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja yang dapat menimbulkan kerugian perusahaan. Keyword: Audit Manajemen,Penjualan, Penerimaan Kas Perkembangan ekonomi yang semakin lama semakin berkembang meningkatkan semangat perusahaan untuk juga semakin meningkatkan laba perusahaan. Tujuan perusahaan didirikan pada umumnya adalah untuk mendapatkan laba yang sebesar-besamya. Dalam pencapaian tujuan tersebut perusahaan berusaha melakukan penjualan yang optimal dan selalu memperhatikan biaya - biaya yang akan dikeluarkan secara efektif dan efisien. Semakin berkembangnya suatu perusahaan, dituntut untuk semakin banyaknya bagian yang akan dioperasikan dan tentu memerlukan kerjasama yang baik antar fungsi dalam, suatu. perusahaan. Perkembangan dunia usaha yang semakin pesat menuntut perusahaan Perkembangan lebih kompetitif dalam menjalankan usahanya. Untuk itu perusahaan diharapkan dapat menerapkan efisiensi dan efektivitas dalam menjalankan seluruh aspek kegiatan operasionalnya pada seluruh bagian-bagian yang terkait di dalamnya, terutama pada fungsi penjualan dan penerimaan kas. Audit manajemen atas penjualan meliputi struktur organisme dan semua cara ataupun tindakan yang terorganisasi yang ditetapkan dalam perusahaan, hal ini diperlukan untuk memastikan bahwa penjualan telah dilakukan sesuai dengan kebijakan dan prosedur yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Dalam aktivitas penjualan ini diperlukan suatu system pengendalian manajemen yang baik agar tidak menimbulkan permasalahan bagi seluruh kegiatan operasional perusahaan. Audit manajemen atas penerimaan kas tidak terlepas dari sistem akuntansi yang diterapkan dan dianut serta personil yang melaksanakan dan menaati prosedur atau kebijakan yang telah ditetapkan perusahaan agar dapat mencegah kemungkinan timbulnya kegiatan penyelewengan dan penggelapan yang dapat merugikan perusahaan. Pembagian kerja yang jelas dalam unit kerja yang baik dapat membantu manajemen memonitor segala aktivitas yang ada di perusahaan dan meminimalkan risiko teradinya kecurangan dan kerugian bagi perusahaan.

Upload: irlanfery81

Post on 09-Aug-2015

389 views

Category:

Economy & Finance


6 download

TRANSCRIPT

1

ANALISIS AUDIT MANAJEMEN TERHADAP EFEKTIVITASPENJUALAN DAN PENERIMAAN KAS PADA

PT. SUMBER SINAR SURYAPALEMBANG

IRLAN FERY.SE.M.SiDosen PNSD STIE Rahmaniyah

ABSTRAKAudit manajemen atas penerimaan kas tidak terlepas dari sistem akuntansi yang diterapkan dan dianut sertapersonil yang melaksanakan dan menaati prosedur atau kebijakan yang telah ditetapkan perusahaan agardapat mencegah kemungkinan timbulnya kegiatan penyelewengan dan penggelapan yang dapat merugikanperusahaan. Kegiatan penjualan terdiri dari transaksi secara kredit maupun tunai. Dalam transaksi penjualankredit, jika order dari pelanggan telah dipenuhi dengan order pengiriman barang atau penyerahan jasa, untukjangka waktu tertentu perusahaan memiliki piutang kepada pelanggannya. Kegitan penjualan secarakredit.Prosedur dan kebijakan perusahaan belum dibuat secara tertulis. Prosedur atas penjualan danpenerimaan kas langsung disampaikan kepada karyawan karena prosedur dan kebijakan tersebut masih dapatberubah sewaktu-waktu sesuai dengan situasi dan kondisi yang berbeda dan para karyawan akan lebihdimengerti jika disampaikan secara lisan dan langsung di praktekan. Tetapi untuk karyawan baru sangatlahsulit untuk mengingat serta memahami prosedur dan kebijakan yang ada. Akibatnya pengendalian internalperusahaan menjadi kurang efektif dan menyebabkan perangkapan tugas akibat batas-batas tanggung jawabyang kurang jelas. Dengan adanya Job description tertulis pekerjaan dapat lebih efektif dan efisien serta lebihterkontrol. Perusahaan tidak melakukan pemisahan tugas antara karyawan penerimaan kas dan bagianpencatatan akuntansi. Perusahaan merasa tidak perlu menambah karyawan di bagian penerimaan kas ataupunbagian akuntansi. Karena bagian penerimaan kas yang menerima kas dari hasil penjualan dapat langsungmencatatnya ke pembukuan perusahaan. Tetapi tentu saja memiliki resiko yang lebih besar serta dapat terjadikecurangan-kecurangan baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja yang dapat menimbulkan kerugianperusahaan.

Keyword: Audit Manajemen,Penjualan, Penerimaan Kas

Perkembangan ekonomi yang semakin lama semakin berkembang meningkatkan semangatperusahaan untuk juga semakin meningkatkan laba perusahaan. Tujuan perusahaan didirikan pada umumnyaadalah untuk mendapatkan laba yang sebesar-besamya. Dalam pencapaian tujuan tersebut perusahaanberusaha melakukan penjualan yang optimal dan selalu memperhatikan biaya - biaya yang akan dikeluarkansecara efektif dan efisien. Semakin berkembangnya suatu perusahaan, dituntut untuk semakin banyaknyabagian yang akan dioperasikan dan tentu memerlukan kerjasama yang baik antar fungsi dalam, suatu.perusahaan. Perkembangan dunia usaha yang semakin pesat menuntut perusahaan Perkembangan lebihkompetitif dalam menjalankan usahanya. Untuk itu perusahaan diharapkan dapat menerapkan efisiensi danefektivitas dalam menjalankan seluruh aspek kegiatan operasionalnya pada seluruh bagian-bagian yangterkait di dalamnya, terutama pada fungsi penjualan dan penerimaan kas.

Audit manajemen atas penjualan meliputi struktur organisme dan semua cara ataupun tindakan yangterorganisasi yang ditetapkan dalam perusahaan, hal ini diperlukan untuk memastikan bahwa penjualan telahdilakukan sesuai dengan kebijakan dan prosedur yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Dalam aktivitaspenjualan ini diperlukan suatu system pengendalian manajemen yang baik agar tidak menimbulkanpermasalahan bagi seluruh kegiatan operasional perusahaan.

Audit manajemen atas penerimaan kas tidak terlepas dari sistem akuntansi yang diterapkan dandianut serta personil yang melaksanakan dan menaati prosedur atau kebijakan yang telah ditetapkanperusahaan agar dapat mencegah kemungkinan timbulnya kegiatan penyelewengan dan penggelapan yangdapat merugikan perusahaan. Pembagian kerja yang jelas dalam unit kerja yang baik dapat membantumanajemen memonitor segala aktivitas yang ada di perusahaan dan meminimalkan risiko teradinyakecurangan dan kerugian bagi perusahaan.

2

Kegiatan penerimaan kas dan penjualan dalam perusahaan dagang memegang peran yang sangatpenting, karena dari sinilah proses operasional perusahaan. dimulai. Kegiatan penjualan dan penerimaan kasdapat terus berlangsung baik apabila prosedurnya juga diselenggarakan dengan baik dan juga ditunjangdengan pengendalian intern yang baik pula. Sesuai dengan tujuannya, audit manajemen dilaksanakan untukmeningkatkan ekonomisasi, efisiensi, dan efektivitas pencapaian tujuan usaha perusahaan. Oleh karena itu,audit manajemen diarahkan untuk menilai secara keseluruhan pengelolaan operasional objek audit baikfungsi manajerial maupun fungsi bisnis perusahaan yang secara keseluruhan ditujukan untuk mencapai tujuanperusahaan.

Auditing dapat dikatakan sebagai suatu aktivitas untuk membandingkan dan kenyataan yang adadengan yang seharusnya ada. Pada dasarnya audit memiliki tujuan untuk menilai apakah pelaksanaankegiatan sudah sesuai dengan yang digariskan. Maka dari itu, dalam audit terdapat dua unsur yang selaluditemukan yaitu, kondisi dan kriteria. Kondisi adalah kenyataan yang ada atau keadaan yang rnelekat padaobjek yang diperiksa. Sedangkan kriteria adalah bahan pembanding sehingga auditor dapat menentakanapakah kondisi menyimpang atau tidak.

Prosedur atas penjualan dan penerimaan kas langsung disampaikan kepada pihak yangberkepentingan. Perusahaan belum memiliki Job description secara tertulis. Karyawan hanya diberikan tugassecara lisan. Adanya rangkap jabatan yaitu karyawan penerimaan kas merangkap sebagai bagian akuntansidan bagian gudang merangkap sebagai bagian pengiriman sehingga dapat terjadi kecurangan-kecuranganbaik disengaja maupun tidak disengaja yang akan mengakibatkan kerugian perusahaan.

Efisiensi dan efektifitas merupakan dua macam kriteria yang dapat diukur dengan menggunakan alatyang dikenal sebagai audit operasional atau pemeriksaan manajemen. Dengan dilakukannya audit manajemendiharapkan dapat memberikan saran dan rekomendasi kepada perusahaan agar pelaksanaan penjualan danpenerimaan kas dapat lebih efektif dan efisien.

TINJAUAN PUSTAKAPengertian Audit

Auditing dapat dikatakan sebagai suatu aktivitas untuk membandingkan antara kenyataan yang adadengan yang seharusnya ada. Pada dasarnya audit memiliki tujuan untuk menilai apakah pelaksanaankegiatan sudah sesimi dengan yang digariskan. Maka dari itu, dalam audit terdapat dua unsur yang selaluditemukan yaitu, kondisi dan kriteria. Kondisi adalah kenyataan yang ada atau keadaan yang melekat Padaobjek yang diperiksa. Sedangkan kriteria adalah bahan pembanding sehingga auditor dapat menentukanapakah kondisi menyimpang atau tidak.

Menurut William. F. Messier (2006:16) auditing adalah salah satu proses sistematik untukmemperoleh dan mengevaluasi bukti secara obyektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kejadianekonomi, dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan-pernyatqan tersebut dengankriteria yang telah ditetapkan Berta penyampaian hasil-hasilnya kepada pemakai yang berkepentingan.

Menurut Mulyadi (2002:9) auditing adalah suatu proses sistematik untuk memperoleh danmengevaluasi bukti secara obyektif mengenai pernyataanpernyataan tentang kegiatan dan kejadian ekonomi,dengan tujuan menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan – pernyataan tersebut dengan kriteria yangtelah ditetapkan serta penyampaian hasil-hasilnya kepada pemakai yang berkepentingan.

Sedangkan meriurut Arens, Alder, dart Beasley (2008;2) adalah pengumpulan Berta pengevaluasiabukti-bukti atas informasi untuk rnenentukan dan melaporkan tingkat kesesuaian informasi tersebut dengankriteria-kriteria yang telah ditetapkan. Auditing ham dilaksanakan oleh seseorang yang kompeten danindependen.

Berdasarkan definisi diatas terdapat beberapa karakteristik yang memudahkan pemahamanmengenai pemeriksaan, yaitu:1. Pengumpulan dan pengovalumian bahan bukti

Bukti merupakan segala informasi yang digunakan oleh pemeriksa untuk menentukan apakah informasiyang sedang diperiksa sesuai dengan kriteria yan telah ditetapkan. Memperoleh bukti dengan kualitasdan jumlah yang memadal adalah hal yang sangat penting untuk tujuan pemeriksaan.

3

2. Informasi dan kriteriaUntuk melakukan suatu pemeriksaan, diperlukan adanya suatu informasi dalam bentuk yang dapatdiversifikasi atau dapat diperiksa kebenarannya dan suatu standar (kriteria) yang dapat digunakan olehpemeriksa dalam mengevaluasi informasi

3. Orang yang kompeten dan independenSeorang perneriksa harus memiliki pengetahuan yang memadai agar dapat memahami kriteria yangdigunakan dan juga harus cakap dalam mengumpulkan jenis dan jumlah bukti yang diperlukan agardapat menarik kesimpulan yang tepat setalah bukti-bukti diperiksa. Pemeriksaan juga harus mempunyaisikap yang independen dan netral.

4. LaporanTahap terakhir dari pemeriksaan adalah rnenyampaikan temuan-temuan kepada para pemakai laporanyang dituangkan dalam bentuk laporan pemeriksaan. Laporan tersebut harus memberitahukan tingkatkesesuaian antara informasi dan kriteria yang ditetapkan.

Jenis-Jenis AuditSecara umum menurut Arrens dan Loebbecke (2008:19-20) terdapat figs jenis audit dan objek yang

diaudit diantaranya adalah:1. Audit Laporan Keuangaii (Financial Audit).

Audit laporan keuangan adalah suatu audit yang dilaksanakan untuk menentukan apakah keseluruhanlaporan keuangan dari suatu entitas telah disusun sesuai dengan suatu kriteria tertentu (umumnya kriteriatersebut adalah pernyataan standar akuntansi keuangan).

2. Audit Operasional (Operational Audit).Audit operasional adalah tinjauan atas bagian tertentu dari prosedur serta metode operasional suatuorganisasi tertentu yang bertujuan mengevaluasi efisiensi serta efektivitas prosedur serta metodetersebut. Pada saat audit operasional selesai dijalankan, inanajemen biasanya akan mengharapkansejumlah rekomendasi untuk meningkatkan keiatan operasional perusahaan. Oleh karena itu, auditoperasional sering juga disebut sebagai audit managemen.

3. Audit Kepatuhan (Compliance Audit)Audit kepatuhan adalah prows audit yang tujuannya untuk mempertimbangkan apakah auditee (klien)telah mengikuti prosedur atau peraturan tertentu yang telah ditetapkan oleh orang yang berwenang. Hasilaudit ketaatan biasanya tidak dilaporkan kepada pihak Iuar, tetapi kepada pihak tertentu dalam organisasiyaitu pimpinan organisasi. Pimpinan oganisasi yaitu pihak yang paling berkepentingan atas dipatuhinyaprosedur dan peraturan yang telah ditetapkan.

Ditinjau dari pemeriksa (auditor) yang melakukan pemeriksaan, pada dasarnya dibagi menjadiempat kelompok menurut Messier, Glover, dan Prawit (2006:65), yaitu:1. Audit Eksternal

Auditor eksternal (ExternalAuditor) sering disebut auditor independen atau bersertifikat akuntan publik(disingkat BAP, atau Certified Public Accountant).

2. Auditor InternalAuditor yang dipekerjakan oleh suatu perusahaan, persekutuan, badan pemerintah, individu, dan entitaslainnnya disebut auditor internal,

3. Auditor PemerintahAuditor pemerintah (Governance Auditor) dipekerjakan oleh badan federal, Negara begun, dan local.

4. Audit ForensikAuditor Forensik (Forensic Auditors) dipekerjakan oleh perusahaan, badan pemerintah, kantor akuntanpublic, dan perusahaan jasa konsultasi dan investigasi.

Audit ManajemenPengertian Audit Manajemen

Pemeriksaan manajemen banyak juga disebut sebagai pemeriksaan operasional, pemeriksaanprestasi, pemeriksaan system, pemeriksaan efisiensi dan lain sebagainya. Karena belum ada pengertian yang

4

tuntas mengenai definisi audit manajemen, maka para ahli juga banyak mengemukaka definisi yang berbeda-beda pula.

Menurut Bayangkara (2008:2) Audit manajemen yaitu pengevaluasian terhadap efisiensi danefektivitas perusahaan. Audit manajemen dirancang secara Sistematis untuk mengaudit aktivitas, program-program yang diselenggarakan atau sebagian dari entitas yang biasa diaudit untuk menilai dan melaporkanapakah sumber daya dan dana telah digunakan secara efisien, serta apakah tujuan dari program dan aktivitasyang telah direncanakan dapat mencapai dan tidak melanggar ketentuan aturan dan kebijakan yang telahditetapkan perusahaan.

Sedangkan defnisi menurut Arms, Elder, dare Beasley (20W9) adalah an operational auditevaluates the efficiency and effectiveness of any part of an organization's operating procedures and method.Dapat diartikan sebagai audit operational mengevaluasi efisiensi dan efektivitas dari setiap bagian dariprosedur organisasi dan metode.

Sedangkan menurut Boyton, Johnson, dank keli (2004:10), mendefinisikan pemeriksaan manajemenadalah suatu proses sistematis yang mengevaluasi efektivitas, efisiensi, dan kehematan operasi organisasiyang berada dalam pengendalian manajemen serta melaporkan kepada orang-orang yang tepat hasil-hasilevaluasi tersebut beserta rekomendasi perbaikan.

Meskipun terdapat berbagai pengertian serta istilah yang berbeda pada audit manajemen, padaintinya semua definisi diatas memiliki kesamaan yang dapat disimpulkan bahwa audit manajemen:1. Merapakan proses yang sistematis atas aktivitas, metode dan prosedur pengelolaan suatu organisasi2. Mengevaluasi efektivitas, efisiensi, dan kehematan operasi dari aktivitas, metode dan prosedur

pengelolaan yang dijalankan oleh organisasi.3. Dilaksanakan oleh seseorang yang independen4. Melaporkan hasil evalaluasi kepada pihak manajemen (pihak yang berkepentingan) beserta rekomendasi

perbaikan.

Tujuan Audit ManajemenTujuan dari audit manajemen diantara berbagai organisasi berbeda-beda. Namun pada umumnya

tujuan dari audit manajemen adalah mengurangi pemborosan dan ketidakefisienan.Menurut Bayangkara (2008:3) audit manajemen memiliki tujuan untuk mengidentifikasi kegiatan,

program, dan aktivitas yang masih memerlukan perbaikan, sehingga dengan rekomendasi yang diberikannantinya dapat dicapai perbaikan atas pengelolaan berbagai program dan aktivitas pada perusahaan tersebut.

Sedangkan menurut mulyadi (2012:32), tujuan dari pemeriksaan manajemen adalah:1. Menilai kinerja atau prestasi.

Menilai kinerja atau prestasi manajemer dalam memimpin bawahan, apakah para bawahannya benar-benar telah melaksanakan tugas mereka secara efisien an efektif.

2. Mengidentif lass kesempatan untuk peningkatanTujuan ini digunakati untuk mengetahui bagian mana yang lebih diutamakan untuk diadakanpeningkatan agar perusahaan dapat mencapai tujuan yang diinginkan.

3. Membuat rekomdasi untuk perbaikan atau tindakan lebih lanjut.Pemeriksa memberikan peiijelasan pada manajer, bagian atau fungsi mana yang memerlukan perbaikandan berusaha memberikan solusi untuk memperbaikinya.

Ruang Lingkup Audit ManajemenAudit manejemen memiliki ruang lingkup yang lebih luas. Audit manajemen dapat diarahkan

terhadap berbagai bidang nonfinansial. Berbeda dengan audit keuangan yang hanya memeriksa kesesuaianlaporan keuangan dalam periode waktu tertentu. Ruang lingkup audit manajemen meliputi suatu program,fungsi atau kondisi keseluruhan dari suatu organisasi. Periode audit juga bervariasi, dalam dan jangka waktuseta satu minggu, beberapa bulan, satu tahun, bahkan beberapa tahun sesuai dengan tujuan yang ingindicapai.

Audit Manajemen digunakan untuk mengevaluasi suatu fungsi tertentu dalam mencapai ataumenghendaki biaya yang paling efisien dan efektif selama fungsi tersebut berjalan. Namun terdapatperusahaan yang memandang perlu diadakan Audit Manajemen terhadap organisasinya secara periodik guna

5

memastikan bahwa organisasinya berjalan dengan baik. Pembatasan fin up audit manajemen pada fungsi ataubagian tertentu biasanya dilakukan mengingat terbatasnya dana yang disediakan perusahaan untukmembiayai proses Audit. Oleh karena itu dilakukan pemilihan objek yang diperiksa. Bagian organisasi yangpaling boros dalam menggunakan sumber daya sehingga menimbulkan kerugian atau sebaliknya bagian yangpaling berpeluang untuk meningkatkan keuntungan perusahaan seringkali menjadi obyek Audit Manajemen.Jenis Audit ManajemenMenurut Arens, Elder, dan Beasley (2008:13-15) audit manajemen d bagi dalam tiga kategori yaitu:1. Audit fungsi

Audit manajemen terhadap salah satu atau beberapa fungsi dalarn organisasi. Keuntungan dari auditmanajemen ini adalah seorang auditor dapat mengembangkan keahliannya dapat menggunakan seluruhwaktunya khusus untuk mengaudit fungsi tersebut.

2. Audit OrganisasiAudit manajemen yang dilakukan atas seluruh unit organisasi. Audit ini menekankan path seberapa jauhfungsi-fungsi dalam organisasi saling berinteraksi dengan efisiensi dan efektif.

3. Tugas Khusus (Special Assigment)Audit ini d lakukan arcs permintaan manajemen seperti menentukan penyeliab terjadinya kecurangandalam suatu divisi dan mengajukan rekomendasi untuk mengurangi biaya produksi suatu produk.

Sasaran Audit ManajemenSasaran yang ingin dicapai dalam audit manajemen adalah kegiatan, aktivitas, program, dan bidang

dalam perusahaan yang diketahui atau diidentifikasi masih memerlukan perbaikan/peningkatan, baik dalamsegi ekonomisasi, efisiensi dan efektivitas. Menurut Bayangkara (2Q08:4) Sasaran pemeriksaan dapat dibagimenjadi tiga elemen penting, yaitu:a. Kriteria (Criteria)

Kriteria merupakan standar (pedoman,norma) bagi setiap individu/kelompok di dalam perusahaan dalammelakukan aktivitasnya.

b. Penyebab (Cause)Penyebab merupakan tindakan (aktivitas) yang dilakukan oleh setiap individu/kelompok di alamperusahaan. Penyebab dapat bersifat positif yaitu program atau aktivitas berjalan dengan tingkat efisiensidan aktivitas yang lebih tinggi, atau sebaliknya bersifat negative, program/aktivitas berjalan dengantingkat efisiensi dan efektvitas yang lebih rendah dari standar yang telah ditetapkan.

c. Akibat (Effect)Akibat merupakan perband ngan antes periyebab dengan kriteria uang berhubungan dengan penyebabtersebut. Akibat negative menunjukkan program aktivitas berjalan dengan dengan tingkat pencapaian yanglebih rendah dari kriteria yang ditetapkan. Sedangkan akibat positif menunjukkan bahwa program/aktivitastelah berjalan secara baik dengan tingkat pencapaian yang lebih tingggi dari kriteria yang ditetapkan.Tahap-Tahap Audit ManajemenAda beberapa tahapan audit yang harus dilakukan dalam audit manajemen. Secara garis besar dapatdikelompokkan menjadi lima menurut Bhayangkara (2008:9-11), yaitu1. Audit Pendahuluan

Dilakukan untuk mendapatkan informasi later belakang terhadap objek audit yang dilakukan. Disampingitu, pada audit ini juga dilakukau penelaahan terhadap berbagai peraturan, ketentuan, din kebijakanberkaitan dengan aktivitas yang diaudit, serta menganalisis berbagai informasi yang telah diperolehuntuk mengidentifikasi hal-hal yang j otensial mengandung kelemahan pada perusahaan yang di audit.Dengan adanya hal tersebut make auditor dapat menunjukkan tujuan sementara audit.

2. Review dan Pengujian Pengendalian ManajemenPada tahap ini auditor melakukan review dan pengujian terhadap pengendalian manajemen objek audit,dengan tujuan untuk menilai efektivitas pengendalian manajemen dalam mendukung pencapaian tujuanperusahaan. Dari hasil pengujian ini, auditor dapat lebih memahami pengendalian yang berlaku padaobjek yang diaudit sehingga dapat lebih mudah diketahui potensi-potensi terjadinya kelemahan padaberbagai objek aktivitas yang dilakukan. Hasil pengujian pengendalian manajemen untuk dapatmendukung tujuan audit pendahuluan, hasil pengujian manajemen ini dapat mendukung tujuan audit

6

sementara tersebut menjadi tujuan audit sesungguhnya atau mungkin ada beberapa tujuan auditsementara yang gugur karena tidak cukup bukti-bukti untuk mendukung tujuan tersebut.

3. Tahap Pemeriksaan Lanjutan atau Audit TerinciPada tahap ini auditor melakukan pengumpulan bukti yang cukup dan kompeten untuk mendukungtujuan audit yang telah dilakukan. Pada tahap ini juga dilakukan pengembangan temuan untuk mencariketerkaitan antara satu temuan dengan temuan yang lain dalam menguji permasalahan yang berkaitandengan tujuan audit. Temuan yang cukup, relevan, dan kompeten dalam tahap ini disajikan dalam suatukertas kerja audit untuk mendukung kesimpulan audit yang dibuat dan rekomendasi yang diberikan.

TemuanTemuan-temuan menyangkut hal-hal seperti:

- Ketidaktaatan terhadap peraturan perundang-undangan- Pengeluaran uang yang tidak sepantasnya- Pemborosan/ketidakhematan- Ketidakefisiena

RekomendasiPada umumnya temuan diakhiri dengan rekomendasi yang ditujukan kepada pejabat yangbertanggungjawab melaksanakan koreksi atas kelemahan penyimpangan atau pencegahanberulangnya kelemahan atau penyimpangan.

4. PelaporanTahapan ini bertujuan untuk mengkomunikasikan hash audit termasuk rekomendsi yang dilierikankepada berbagai pihak yang berkepentingan. Hal ini penting untuk meyakinkan pihak manajemententang keabsahan hasil audit dan mendosorngn pihak-pihak yang berwenang untuk melakukanperbaikan terhadap berbagai kelemahan yang ditemukan. Laporan disajikan dalam bentuk komprehensif.Rekomendasi juga harus disajikan dalam bahasa operasional dan mudah dimengerti serta menarik untukditindak lanjuti.

5. Tindak LanjutTahap akhir dari audit manajemen adalah tindak lanjut yang memiliki tujuan untuk mendorong pihak-pihak yang berwenang untuk melaksanakan perbaikan sesuai dengan rekomendasi yang telah diberikan.Tetapi, auditor tidak memiliki wewenang untuk mengharuskan manajemen melaksanakan tindak lanjutsesuai dengan rekomendasi yang telah diberikan. Maka dari itu, hasil rekomendasi yang disajikan dalamlaporan audit seharusnya sudah merupakan hasil diskusi dengan berbagai pihak yang berkepentingandengan tindakan perbaikan tersebut. Hasil audit menjadi kurang bermakna apabila rekomendasi yangdiberikan tidak ditindaklanjuti oleh pihak yang diaudit.

Kriteria Audit ManajemenDalam menentukan krteria yang diperlukan untuk suatu kondisi tertentu, auditor harus melakukan

review terlebih dahulu. Setelah itu, auditor harus menentukan kriteria-kriteria yang tepat untuk kondisidimana auditor tersebut melakukan pemeriksaan. Areas, Elder, dan Beasley (2008:17-18) menyebutkan .beberapa kriteria yang digunakan dalam audit operasional, yaitu:1. Historical Performance (Kinerja Masa Lampau)

Kriteria ini ditentukan berdasarkan hasil aktual dari periode sebelumnya untuk mengetahui apakah hasilyang dicapai sekarang menjadi lebih baik atau lebih buruk. Kriteria ini mudah diperoleh, tetapi kurangmemberikan informasi tentang bagaimana baik atau buruknya perusahaan yang diperiksa pada periodeberjalan.

2. Benchmarking or Comparable Performance (Kinerja Perusahaan Sejenis yang Dapat Diperbandingkan)Kriteria ini ditetapkan berdasarkan hasil yang dicapai perusahaan lain yang bergerak di bidang industriyang sama. Walaupun penggunaan kriteria ini lebih baik dibandingkan dengan prestasi masa lampau,tetapi hasil dari penilaian dengan menggunakan kriteria ini beltcm tentu memberikan gambaran yangtepat mengenai keadaan perusahaan karena perbedaan situasi dan kondisi yang dihadapi oleh keduaperusahaan yang diperbandingkan tersebut.

3. Engineering Standards (Standar Teknik)

7

Kriteria ini ditetapkan berdasarkan standar teknik dimana seperti menggunakan time and motion studyuntuk menentukan tingkat output yang dihasilkan. Penggunaan kriteria ini efektif untuk menyelesaikanberbagai masalah operasional yang penting. Pembuatan kriteria ini rnembutuhkan waktu yang lama danbiaya yang cukup besar.

4. Discussion and Agreement (Diskusi don Kesepakatan)Kriteria ini ditetapkan berciasarkan hasil diskusi dan persetujuan bersama antara manajemen dan pihak-pihak yang terlibat daiauu pelaksanaan pemeriksaan operasional. Kriteria ini pada umumnya digunakankarena pembuatan kriteria yang lain sering kali menyulitkan dan membutuhkan biaya yang besar

Audit Manajemen PenjualanPengertian Penjualan

Penjualan adalah tindak lanjut dari pemasaran merupakan kegiatan yang sangat penting bagikelangsungan hidup perusahaan. Melalui penjualan ini perusahaan berhubungan dengan pihak lain, dimanaterjadi transaksi penyerahan barang dan perolehan kas yang setara dengan nilai barang tersebut.

Pengertian Penjualan menurut Mulyadi ( 2001 : 202 ) Kegiatan penjualan terdiri dari transaksisecara kredit maupun tunai. Dalam transaksi penjualan kredit, jika order dari pelanggan telah dipenuhidengan order pengiriman barang atau penyerahan jasa, untuk jangka waktu tertentu perusahaan memilikipiutang kepada pelanggannya. Kegitan penjualan secara kredit ini ditangani perusahaan oleh systempenjualan kredit. Dalam transaksi penjualan tunai , barang dan jasa baru diserahkan oleh perusahaan kepadapembeli jika perusahaan telah menerima kas dari pembeli.

Pengertian Penjualan menurut Michell Suharli ( 2009 : 82 ) "Penjualan artinya transaksi mentranferbarang dagang kepada pelanggan dengan harga tertentu baik penjualan tunai, penjualan kredit ataukombinasinya" Dari definisi diatas, dapat diambil kesimpulan adalah penjualan adalah suatu pengalihan atauperpindahan hak kepemilikan atas barang dan jasa kepada penjual ke pembeli yang disertai denganpenyerahan imbalan dari pihak penerima barang atau jasa sebagai timbal batik dari penyerahan tersebut.

Untuk memperoleh hasil yang terbaik dalam upaya pencapaian tujuan perusahaan, aktivitaspenjualan harus direncanakan terlebih dahulu. Dalam perencanaan penjualan harus diperhatikan kondisiperusahaan artinya untuk mencapai rencana volume penjualan, haruslah memperhatikan keadaanperekonomian dimasa yang akan datang, dan dalam hal ini bagian penjualan haruslah selalu ikut serta dalampenentuan penjualan agar jumlah penjualan yang ditentukan memungkinkan tercapai.Menurut Mulyadi ( 2001 : 204 ) Penjualan dapat dibagi dua yaitua. Penjualan Tunai, penjualan iru terjadi apabila penyerahan barang dan jasa segera diikuti dengan

pembayaran dari pembelian, sedangkan penjualan kredit ada tenggang waktu antara penyerahan barangdan atau jasa dalam peneriman pembelian.

b. Penjualan Kredit, pads saat penyerahan barang atau jasa, penjual menerima tanda penerimaan barangdari pembeli sekaligus merupakan pernyataan untuk melakukan pembelian dikemudian hari, bukti inilahyang membuktikan adanya piutang dari pihak penjual.

Jaringan Prosedur yang membentuk sistem penjualan kredit yang dikemukan oleh Mulyadi ( 2001 :219 ) adalah sebagai berikut :- Prosedur Order penjualan

Dalam prosedur ini, fungsi penjualan menerima order dari pembeli dan menembahkan informasi pentingpada surat order pembeli. Fungsi penjual kemudian membuat surat order pengiriman danmengirimkannya kepada berbagai fungsi yang lainnya untuk memungkinkan fungsi tersebut memberikankonstribusi dalam melayani order pembeli Prosedur Persetujuan Kredit

- Prosedur Persetujuan KreditDalam prosedur ini , fungsi penjualan meminta persetujuan penjualan kredit kepada pembeli tertentu darifungsi kredit. Prosedur Pengiriman.

- Prosedur PengirimanDalam prosedur ini , fungsi perigiriman mengirimkan barang kepada pembeli sesuai dengan informasiyang tercantum dalam surat order pengiriman yang diterima dari fungsi pengiriman.

- Prosedur Penagihan

8

Dalam prosedur ini, fungsi penagihan membuat faktur penjualan dan mengrimkannya kepada pembeli.- Prosedur Pencatatan Piutang

Dalam prosedur ini, fungsi akuntansi mencatat tembusan faktur penjualan kedalam kartu piutang ataudalam metode pencatatan tertentu mengarsipkan dokumen tembusan menurut abjad yang berfungsisebagai catatan piutang.

- Prosedur Distribusi PenjualanDalam prosedur ini fungsi akuntansi mendistribusikan data penjualan menurut informasi yangdibutuhkan manajemen.

- Prosedur Pencatatan Harga Pokok Penjualan.Dalam prosedur ini, fungsi akuntansi mencatat secara periodic total harga pokok penjualan yang dijualdalam periode akuntasi tertentu.

Menurut Mulyadi ( 2001 : 219 ) sistem penjnalan kredit terdiri dari dua prosedur pokok prosedurorder pengiriman dan prosedur penjualan. Dalam pengiriman digunakan formulir surat order pengiriman danprosedur penjualan digunakan formulir faktur penjualan. Seringkali prosedur penjualan tersebutdikontbinasikan dengan prosedur order pengiriman. Kombinasi kedua prosedur tersebut dapat digolongkansebagai berikut :- Prosedur Pengiriman dan Penagihan Terpisah

Dalam prosedur ini pembuatan faktur penjualan dan tembusannya dilakukan secara terpisah daripembuatan surat order pengiriman dan tembusannya.

- Prosedur Pengiriman SatuanProsedur ini merupakan modifikasi dari prosedur order pengirithan dan prosedur penagihan yangterpisah. Dalam prosedur ini, untuk setiap barang yang tercantum dari order pelanggan, oleh fungsipenjualan dibuatkan satu surat order pengiriman.

- Prosedur Pra Penagihan LengkapDalam prosedur ini, faktur penjualan dan tembusannya dibuat secara lengkap bersamaan denganpembuatan surat order pengiriman dan tembusannya.

- Prosedur Penagihan Tidak LengkapDalam prosedur ini, faktur penjulan dan tembusannya dibuat oleh fungsi penjualan bersamaan denganpembuatan surat order pengiriman, namun faktur penjualan belum diisi dengan informasi yang lengkapoleh fungsi tersebut.

Efektivitas Penjualan

Suatu penjualan dikatakan efektif jika perusahaan memiliki karakteristik sebagai berikut:- Adanya perkembangan penjualan yang dapat dilihat perkembangan volume penjualan secara terus

menerus meningkat dan adanya anggaran penjualan yang dapat segera direalisasikan.- Transaksi penjualan dicatat sesuai dengan tanggal dan arsip nomor urut. Kegiatan penjualan mulai dari

penerimaan order penjualan sainpai dengan penyerahan barang dapat diselesaikan sesuai dengan orderyang diterima dari pelanggan, sehingga operasi perusahaan dapat berjalan lancar dan efisien. Terdapatkepuasan pelanggan terhadap produk yang dipesan.

Beberapa Macam Transaksi PenjualanAda beberapa macam transaksi penjualan menurut La Midjan (2001:170)

dapat diklasifikasikan sebagai berikut:a. Penjualan Tunai

Adalah penjualan yang bersifat cash dan carry pada umumnya terjadi secara kontan dan dapat pulaterjadi pembayaran selatna satu bulan dianggap kontan.

b. Penjualan KreditAdalah penjualan dengan tenggang waktu rata-rata diatas satu bulan.

c. Penjualan TenderAdalah penjualan ynag dilaksanakan melalui prosedur tender untuk memegangkan tender selain harusmemenuhi berbagai prosedur.

9

d. Penjualan EksporAdalah penjualan yang dilaksanakan dengan pihak pembeli luar negeri yang mengimpor barang tersebut.

e. Penjualan KonsinyasiAdalah penjualan yang dilakukan secara titipan kepada pembeli yang juga sebagai penjual.

f. Penjualan GrosirAdalah penjualan yang tidak langsung kepada pembeli, tetapi melalui pedagang grosir atau eceran.

Dokumen-Dokumen PenjualanDokumen-dokumen penjualan menurut La Midjan (2011:183) antara lain sebagai berikut:

1. Order Penjualan Barang (Sales Order)Merupakan penghubung antara beragam fungsi yang diperlukan amok memproses langganan denganmenyiapkan peranan penjualan.

2. Nota Penjualan BarangMerupakan catatan atau bukti atas transaksi penjualan barang yang telah dilakukan oleh pihakperusahaan dan sebagai dokumen bagi pelanggan.

3. Perintah Penyerahan Barang (Delivery Order)Merupakan suatu bukti dalam pengiriman barang untuk diserahkan kepada pelanggan setelah adanyapencocokan rangkap slip.

4. Faktur Penjualan (Invoice)Adalah dokumen yang menunjukan jumlah yang berhak ditagih kepada pelanggan yang menunjukaninformasi kuantitas, harga dan jumlah tagihannya.

5. Surat Pengiriman Barang (Shipping Slip)6. Jurnal Penjualan (Sales Journal)

Bagian-Bagian PenjualanMenurut Krismiaji (2012:275) menyatakan bahwa bagian-bagian penjualan dibagi menjadi beberapa bagian,yaitu:1. Bagian Penjualan

Adalah bagian penjualari menerinia surat pesanan dari piliak pembeli dan membuat surat order penjualanatas dasar surat pesanan tersebut.

2. Bagian KreditAdalah atas dasar saat pesanan dari pembeli yang diterima dibagian penjualan, bagian ini memeriksadata kredit pelanggan yang selanjutnya memberikan persetujuan terhadap surat pesanan tersebut danmemeriksannya kebagian gudang.

3. Bagian GudangAdalah bagian gudang yang bertugas untuk menyimpan persediaan baran dagangan serta mempersiapkanbarang dagangan yang akan dikirim kepada pembeli.

4. Bagian PengirimanAdalah bagian ini mengeluarkan surat order penjualan dan kemudian membuat nota pengiriman atasbarang yang dipesan.

5. Bagian PenagihanAdalah bagian ini bertugas untuk membuat faktur penjualan dan kemudian didistribusikan kepada:a. Rangkap pertama (asli) diberikan kepada pelangganb. Rangkap kedua diberikan kepada bagian piutangc. Rangkap ketiga diarsipkan brdasarkan nomor unit bersamaam dengan surat order penjualan

Tujuan PenjualanDalam suatu perusahaan kegiatan penjualan adalah kegiatan yang penting, karena dengan adanya

kegiatan penjualan tersebut maka akan terbentuk laba yang dapat menjamin kelangsungan hidup perusahaan.Tujuan umum penjualan yang dimiliki olek perusahaan menurut Basu Swastha (2009 : 404) yaitu :

1. Mencapai volume penjualan tertentu

10

2. Mendapat laba tertentu3. Menunjang pertumbuhan perusahaan.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi PenjualanAktivitas penjualan banyak dipengaruhi oleh faktor tertentu yang dapat meningkatkan aktivitas

perusahaan, oleh karena itu manajer penjualan perlu memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhipenjualan. Faktor-faktor yang mempengaruhi penjualan menurut Basu Swastha (2009:406) antara lainsebagai berikut:1. Kondisi dan Kemampuan Penjual

Kondisi dan kemampuan terdiri dari pemahaman atas beberapa masalah penting yang berkaitan denganproduk yang dijual, jumlah dan sifat dari tenaga penjual adalah:a. Jenis dan karakteristik barang atau jasa yang ditawarkanb. Harga produk atau jasac. Syarat penjualan, seperti: pembayaran, pengiriman

2. Kondisi PasarPasar sebagai kelompok penbelian atau pihak yang menjadi sasaran dalam penjualan dan dapat pulamempengaruhi kegiatan penjualannya.

3. ModalModal atau dana sangat diperlukan dalam rangka untuk mengangkut barang dagangan ditempatkan atauamok memliesar usahanya.

4. Kondisi Organisasi PerusahaanPada perusahan yang besar, biasanya masalah penjual ini ditangani oleh bagian tersendiri, yaitu bagianpenjualan yang dipegang oleh orang-orang yang ahli dibidang penjualan.

5. Faktor-faktor lainFaktor-faktor lain seperti periklanan, peragaan, kampanye, dan pemberian hadiah Bering mempengaruhipenjualan karma diharapkan dengan adanya faktor-faktor tersebut pembeli akan kembali membeli lagibarang yang sama

Proses PenjualanMenurut Basu Swastha (2009:410) menyebutkan beberapa tahapan penjualan, yaitu:

1. Persiapan Sebelum PenjualanPada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah inempersiapkan tenaga penjual dengan memberikanpengertian tentang barang yang dijualnya, pasar yang di tuju, dan teknik-teknik penjualan yang harusdilakukan.

2. Penentuan Lokasi Pembeli PotensialDari lokasi ini dapatlah dibuat sebuah daftar tentang orang-orang atau perusahaan yang secara logismerupakan pembeli potensial dari produk yang ditawarkan.

3. Pendekatan PendahuluanBerbagai macam inf6rmasi perlu dikumpulkan untuk mendukung penawaran produknya kepada pembeli,misalnya tentang kebiasaan pembeli, kesukaan, dan sebagainya. Semua kegiatan ini dilakukan sebagaipendekatan pendahuluan terhadap pasarnya.

4. Melakukan PenjualanPenjualan dilakukan bermula dari suatu usaha untuk memikat perhatian calon pembeli, kemudiandiusahakan untuk menarik daya tarik mereka. Dan akhirnya perijual melakukan penjualan produknyakepada pembeli.

5. Pelayanan Sesudah PenjualanDalam tahap akhir ini penjual harus berusaha mengatasi berbagai macam keluhan atau tanggapan yangkurang balk dari pembeli. Pelayanan penjualan ini dimaksudkan untuk memberikan jaminan kepadapembeli bahwa keputusan yang diambilnya tepat clan barang yang dibelinya betul-betul berinarfaat.

11

Audit Manajemen Penerimaan KasPengertian Kas

Kas Menurut Mulyadi (2011:163) Kas diartikan sebagai alat pertukaran dan jugs digunakan sebagaiukuran dalam akuntansi. Berdasarkan keterangan diatas maka dapat disimpulkan kas merupakan alatpertukaran atau pembayaran finansial yang mempunyai sifat paling tinggi tingkat likuiditasnya.

Sedangkan menurut Zaki Baridwan (2010 : 83) Kas merupakan suatu alat pertukaran dan jugadigunakan sebagai ukuran daiam akuntansi. Dalam neraca, kas merupakan aktiva yang paling lancar, dalamarti paling sering berubah . Hampir setiap transaksi dengan pihak luar selalu mempengaruhi kas.

Dari defuusi diatas maka dapat disimpulkan kas adalah uang atau alat pertukaran yang digunakansebagai alas pembayaran financial. Berdasarkan pengertian-pengertian diatas maka dapat disimpulkan systempengendalian intern penerimaan kas adalah suatu susunan yang didalamnya meliputi struktur organisasi,metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga penerimaan saldo dalam kas.Pengendalian Manajemen Kas

Cara-cara yang digunakan untuk mengawasi penerimaan kas dalam perusahaan seringkali berbeda-beda antara perusahaan yang satu dengan yang lain. Namun demikian ada beberapa prinsip pengawasanintern terhadap penerimaan kas yang dapat dijadikan pedoman : Cara-cara Pengendalian Intern Kas MenurutJusup (2011:48) adalah :1. Petugas yang menangani urusan penerimaan kas tidak boleh merangkap sebagai pelaksana

pembukuan/pencatatan atas penerimaan kas tersebut, sebaliknya petugas yang mengurusi pembukuantidak boleh mengurusi kas.

2. Setiap kali penerimaan kas hares segera dicatat. Perusahaan harus mencatat formulir-formulir secaracermat sesuai dengan kebutuhan, dan menggunakannya dengan benar.

3. Penerimaan kas setiap hari harus disetorkan seluruhnya ke bank. Hal ini dilakukan agar petugas yangmenangani kas tidak mempunyai kesempatan untuk menggunakan kas perusahaan untuk kepentinganpribadi.\

4. Apabila memungkinkan, sebaiknya diadakan pemisahan antara fungsi penerimaan kas dan fungsipengeluaran kas.

Sumber Penerimaan KasSumber utama penerimaan kas pada perusahaan jasa biasanya berasal dari 1. Peneriinaan Kas dari

Penjualan tunaiMenurut Jusup (2011:89) pengendalian intern yang baik, system penerimaan kas dari penjualan tunaimengharuskan :a. Penerimaan kas yang berasal dari hash penjualan tunai sebaiknya dilakukan dengan melalui kas register

pada saat kas transaksi terjadi.b. Petugas pemegang kas harus dipisahkan dari petugas pencatat transaksi kasFungsi yang terkait dalam sistem penerimaan kas dari penjunlan tunai adalah:1. Fungsi penjualan2. Fungsi kas3. Fungsi gudang4. Fungsi pengiriman5. Fungsi akuntansiDokumen yang digunakan dalam sistem penerimaan kas dari penjualan tunai adalah:1. Faktur penjualan tunai2. Pita register kas3. Credit card sales tip4. Bill of lading5. Faktur penjualan6. Bukti setor bank7. Rekapitulasi harga pokok penjualanCatatan akuntansi yang digunakan dalam sistem penerimaan kas dari penjualan tunai:1. Jurnal penjualan

12

2. Jurnal penerimaan kas3. Jurnal umum4. Kartu persediaan5. Kartu gudangPengendalian Intern Penjualan dan Penerimaan Kas

Menurut Mulyadi (2011:470) Unsur pengendalian intern yang seharusnya ada dalam sistemperierimaan kas dari penjualan tunai adalah sebagai berikut :a. Struktur Organisasi

1. Fungsi penjualan hares terpisah dari fungsi kas.2. Fungsi kas hares terpisah dari fungsi akuntansi.3. Transaksi penjualan tunai hares dilaksanakan oleh fungsi penjualan, fungsi kas, fungsi pengiriman,

dan fungsi akuntansi.b. Sistem Otorisasi dan Prosedur Pencatatan

1. Penerimaan order dari pembelian diotorisasi oleh fungsi-fungsi penjualan dengan menggunakanformulir faktur penjulan tunai.

2. Penerimaan kas diotorisasika oleh fungsi kas dengan cara membubuhkan cap "tunas" pada fakturpenjualan tuna dan menempelkan pita register kas pada faktur tersebut.

3. Penjualan dengan kartu kredit bank didahului dengan permintaan otorisasi dari bank penerbit kartukredit.

4. Penyerahan barang diotorisasi oleh fungsi pengiriman dengan cara membubuhkan cap "Sudandiserahkan" pada faktur penjualan tunai.

5. Pencatatan ke dalani buku jurnal diotorisasi oleh fuiigsi akuritansi dengan cara memberikan tandapada faktur penjualan tuna.

c. Praktik Yang Sehat1. Faktur penjualan tuna bernomor urut tercetak dan pemakainnya dipertanggung jawabkan oleh fungsi

penjualan\2. Jumlah kas yang diterima dari penjualan tunai disetor seluruhnya ke bank pada hari yang sama

dengan transaksi penjualan tuna atau hari kerja berikutnya.3. Penghitungan saldo kas yang ada di tangan fungsi kas secara periodik dan secara investigasi oleh

fungsi pemeriksaan intern.4. Karyawan yang Mutunya Sesuai Dengan Tanggung Jawab.

Audit ProgramPengertian Audit Program

Program adalah langkah-langkah yang telah disusun secara rind dan menyeluruh amok tujuan yangkemudian dilaksanakan dalam melakukan suatu pekerjaan. Program kerja pemeriksaan merupakan alatperencanaan, pelaksanaan pemeriksaan. Laporan tersebut merupakan alat pertanggungjawaban atas tugas-tugas dan wewenang yang dilimpahkan kepada bagiannya. Laporan audit internal berisi suatu penjelasanmengenai ruang lingkup, tujuan audit, prosedur umum, temuan-temuan dan rekomendasi-rekomendasi.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam membuat laporan audit adalah sebagai berikut:1. Laporan tertulis yang telah ditandatangani harus dikeluarkan setelah audit selesai. Laporan intern baik

secara tertulis maupun lisan dapat juga disampaikan,2. Internal audit harus mendiskusikan temuan-temuan audit, kesimpulan dan rekomendasi yang diusulkan

dengan manajernen pads tingkat tertentu sebelum mengeluarkan laporan resmi tersebut,3. Laporan harus objektif, jelas, singkat, padat, membangun dan tepat waktu,4. Laporan harus menyajikan tujuan, lingkup dan basil audit dan bila mungkin, laporna harus berisi

pemyataan pendapat auditor,\5. Laporan harus berisi rekomendasi-rekomendasi, atas perbaikan yang masih dapat dilakukan, pernyataan

kepuasan atas prestasi yang dicapai dan tindakan perbaikan.Laporan audit internal harus memberikan jasa jasa yang bersifat protektif dan konstruktif dari pihak

auditor kepada manajernen. Temuan-temuan atau pendapat dari bagian internal audit dapat membantu

13

manajemen untuk menjalankan aktivitasnya dengan baik serta rekomendasinya dapat membuat manajemenwaspada terhadap hal-hal yang perlu diperhatikan. Laporan yang disampaikan kepada manajemen akanmencerminkan kualitas pekerjaan auditor internal. Bentuk laporan ini bersifat khusus karena ditujukan dalamrangka meningkatkan efektivitas.

Bentuk laporan dapat bersifat, tidak harus terpaku pads suatu format tertentu, karma bentuk laporandapat dipengaruhi oleh sifat serta saat-scat aktivitas pemeriksaan dilakukan. Yang pokok dalam laporan harusmeliputi tanggal pelaporan, persetujuan ruang lingkup pemeriksaan, hal-hal penting yang perlu mendapatperhatian, serta penandatanganan oleh kepala bagian pemeriksaan. Apabila laporan audit sudah diterbitkan,tidak berarti semua tugas auditor internal sudah selesai, karena diperlukan suatu tindak lanjut yang berupaevaluasi tindakan-tindakan yang diambil sehubungan dengan saran-saran atau rekomendasi perbaikan yangditemukkan.

Tujuan Audit ProgramTujuan audit program adalah membantu auditor dalam memberikan perintah kepada asisten

mengenai pekerjaan yg harus dilaksanakan. Audit Program yg baik harus mencantumkan :1. Tujuan perneriksaan.2. Audit prosedur yg akan dijalankan3. Kesimpulan pemeriksaan.

Manfaat Audit ProgramManfaat audit program adalah sebagai berikut:

1. Sebagai petunjuk kerja yang harus dilakukan dan instruksi bagaimana harus menyelesaikan suatupemeriksaan

2. Sebagai dasar untuk koordinasi, pengawasan, dan pengendalian pemeriksaan3. Sebagai dasar penilaian kerja yang dilakukan klien.

Aktivitas PenjualanSistem penjualan yang dipakai oleh PT. Sumber Sinar Surya Palembang adalah dengan system

kredit (pembayaran dengan cara bertahap dengan kesepakatan yang telah dibuat bersama dengan pelanggan)dan tunai (pembayaran yang dilakukan sebelum atau sesudah barang diterima). Perusahaan membuat targetpenjualan sebagai bentuk dari perencanaan aktivitas penj ualannya. Target penj ualan dapat membuat parakaryawan menj adi terpacu untuk bekerja dengan gist agar target penjualan dapat tercapai bahkan melebihidari target utama yang telah ditentukan.

Dokumen dan catatan yng digunakan oleh PT. Sumber Sinar Surya dalammelakukan aktivitas penjualan adalah:a. Surat Perjanjian

Surat perjanjian sebagai bukti hitam diatas putih mengennai hak dan kewajiban masing-masing pihak.Pihak penjual diwajibkan menyerahkan suatu barang kepada pihak pembeli dan pihak pembelidiwajibkan menyerahkan sejumlah uang (sebesar harga barang tersebut) kepada penjual sesuai dengankesepakatan kedua belah pihak.

b. Surat keluaran/surat jalanMerupakan dokumen yang dicetak oleh system yang memberikan otoritas bagi bagian gudang untukmelakukan pengeluaran barang yang diserahkan ke bagian ekspedisi untuk dilakukan pengiriman barangke pelanggan.

c. Faktur Penjualan / invoiceDokumen yang digunakan dalam transaksi penjualan, yang berisi pernyataan mengenai terjadinyapenjualan tanggal tertentu, termasuk jumlah transaksi penjualan, jumlah barang, dan harga barang.

d. Faktur Pajak PenjualanBukti pungutan pajak yang dibuat oleh pengusaha kena pajak yang melakukan penyerahan barang kenapajak atau penyerahan jasa kena pajak

14

e. Jurnal PenjnalanJurnai Jurnal yang dibuat berdasarkantiap transaksi yang terjadi di PT. Sumber Sinar Surya.

Aktivitas Penerimaan KasDalam pelaksanaan penerimaan kas, catatan akuntansi yang digunakan adalah jurnal penerimaan

kas. Jurnal ini digunakan untuk mencatat transaksi penerimaan uang yang diterima oleh perusahaan atastransaksi penjualan. Dokumen-dokumen yang digunakan dalam aktivitas penerimaan kas adalaha. Faktur (nota) penjualan sebagai bukti penerimaan kas hasil dari aktivitas penjualan perusahaan.b. Bukti penerimaan kas yang dibuat sendiri oleh perusahaan, untuk bukti transaksi penerimaan kas dari

manapun sumbernya.c. Buku kas tnasuk yang digunakan untak mencatat segala aktivitas penerimaan kas yg terjadi dalam

perusahaan.d. Bukti setor bank yang digunakan sebagai bukti pendukung yang digunakan untuk mengecek jumiah dana

yang diterima dengan jurnlah yang disetorkan ke bank.

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

PembahasanPenjualan dan penerimaan kas pada PT. Sumber Sinar Surya Palembang memiliki beberapa fungsi

yaitu, fungsi pelayanan umum meliputi bagian gudang dan bagian ekspedisi, fungsi keuangan, fungsimarketing dan penjualan, dan fungsi pajak. Dokumen-dokumen yang digunakan dalam pelaksanaanpenjualan dan penerimaan kas yaitu dokumen penjualan terdiri dari surat keluaran/surat jalan, fakturpenjualan/invoice, faktur pajak penjualan, jurnal penjualan. Sedangkan dokumen penerimaan kas adalahfaktur penjualan sebagai bukti penerimaan kas hasil penjualan perusahaan, bukti penerimaan kas, buku kasmasuk, dan bukti setor bank.

Perencanaan Audit Manajemen Penjualan dan Penerimaan KasUntuk memulai suatu pemeriksaan, harus terlebih dahulu mengadakan perencanaan pemeriksaan.

Perencanaan pemeriksaan merupakan penyusunan strategi menyeluruh mengenai tindakan yang akandilakukan dan ruang lingkup pemeriksaan. Luas sempitnya ruang lingkup pemeriksaan operasional akantergantung pada pengendalian intern. Semakin baik pengendalian internal di suatu perusahaan semakinsempit pula ruang lingkup pemeriksaan operasional yang perlu diteliti begitu pula sebaliknya.

Suatu perencanaan diperlukan sebelum melakukan pemeriksaan dengan maksud agar pemeriksaandapat dilakukan dengan seefektif dan seefisien mungkin serta agar langkah-langkah yang diambil dalampemeriksaan dapat lebih terarah. Namun waktu perencanaan lebih banyak diperlukan seandainyapemeriksaan itu mencakup ruang lingkup masalah yang luas.

Perencanaan audit operasional atas fungsi penjualan dan penerimaan kas berupa :1. Membuat perencanaan waktu pelaksanaan :

Jadwal audit ini dimulai dari :

Diterimanya proposal oleh pihak perusahaan PT. Sumber Sinar SuryaPalembang, sebagai objek penelitian skripsi dengan persetujuan Direktur.

Tahap survei pendahuluan dimulai dengan manajer penjualan yaitu Bapak Anton. untukmemperoleh dan mendapatkan informasi umum tentang perusahaan. Peneliti memperoleh datamengenai struktur organisasi perusahaan dan prosedur mengenai siklus penjualan dan penerimaankas.

Kemudian pada pertemuan kedua, peneliti melakukan wawancara dan meminta manajer penjualandan kepala divisi penerimaan kas untuk mengisi Internal Control Questionnaire yang telah dibuatpeneliti. Dan membahas hasil temuan dengan kedua kepala divisi tersebut.

2. Membuat Program Kerja Audit

15

a. Survei pendahuluan, yaitu dengan tujuan untuk mendapatkan informasi umum tentang auditan,mengenai operasi auditan khususnya penjualan dan penerimaan kas.

b. Pengujian SPM (Sistem Pengendalian Manajemen), yaitu dengan tujuan arti pentingnya SPM,mengidentifikasi kelemahan SPM dan dampaknya, serta memanfaatkan TAO (Tentative AuditObjective) menjadi FAO (Finding Audit Objective).

c. Pengembangan hasil temuan atau audit rinci, yaitu memantapkan FAO menjadi temuan (finding)dan menetapkan unsur-unsur temuan seperti kondisi, kriteria, sebab, akibat, dan rekomendasi.Adapun tujuan pemeriksaan secara terinci adalah sebagai berikut :

1. Menilai ketaatan kegiatan penjualan dan penerimaan kas terhadap prosedur dan kebijakanperusahaan yang berlaku.

2. Menilai efektifitas kegiatan penjualan dan penerimaan kas. Penjualan dapat dikatakan efektif jikabarang yang dibutuhkan pelanggan tersedia pada waktu yang tepat, dengan kualitas dan kuantitasyang sesuai dengan permintaan pelanggan dan diterima di tempat yang tepat. Sedangkanpenerimaan kas yang efektif adalah jika dilakukan penerimaan kas sesuai dengan jumlah yangdibayarkan pelanggan terkait dengan penjualan.

3. Menilai efisiensi kegiatan penjualan dan penerimaan kas. Penjualan dikatakan efisien jika harga jualyang ditetapkan perusahaan sesuai dengan keuntungan yang ingin dicapai perusahaan dengan tetapmenjaga kualitas barang yang dijual. Penerimaan kas dapat dikatakan efisien jika dikerjakan olehsatu bagian tertentu dengan karyawan atau sumber daya yang bermutu dan menguasai bidangtersebut.

4. Memberikan saran-saran perbaikan yang diperlukan. Dalam hal ini tujuan pemeriksaan padadasarnya adalah mengevaluasi dan memberikan saran-saran/rekomendasi perbaikan atas kelemahanyang mungkin terdapat dalam fungsi penjualan dan penerimaan kas.

Audit PendahuluanAgar suatu audit dapat dilaksanakan dengan baik dan benar, maka harus ada pemahaman tentang

lingkungan pemeriksaannya. Tujuan dari audit pendahuluan adalah untuk mempermudah dalammengumpulkan informasi umum mengenai latar belakang perusahaan, kegiatan operasional perusahaan,sehingga diperoleh pengetahuan dan gambaran yang jelas secara umum mengenai kegiatan perusahaan yangdiaudit. Untuk itu perlu dilakukan audit pendahuluan terhadap penjualan dan penerimaan kas di PT. SumberSinar Surya.

Adapun kegiatan-kegiatan yang termasuk dalam tahap audit pendahuluan ini antara lain :1. Pengumpulan Informasi

Pada tahap awal pengumpulan informasi, penulis memperoleh sebanyak mungkin informasi yangbersifat umum mengenai semua aspek penting dalam penjualan dan penerimaan kas pada PT. Sumber SinarSurya Palembang. Hal ini dimaksudkan agar pelaksanaan pekerjaan pengumpulan informasi dapat lebihefektif. Adapun informasi yang dapat dikumpulkan adalah sebagai berikut :

a. Informasi mengenai peraturan dan kebijakan yang berlaku dalam pelaksanaan kegiatan penjualandan penerimaan kas yang ada di perusahaan.Penulis mengumpulkan informasi mengenai kebijakan dan peraturan penjualan dan penerimaan kasyang ditetapkan oleh pimpinan perusahaan melalui survei dan wawancara dengan pemilikperusahaan dan manajer perusahaan.

b. Informasi mengenai latar belakang penelitian.Penjualan dan penerimaan kas merupakan adalah bagian yang sangat penting dari perusahaan karenamenyangkut kelangsungan hidup perusahaan. Kegiatan penjualan dan penerimaan kas dapat terusberlangsung efektif dan efisien apabila prosedurnya juga diselenggarakan dengan baik.

c. Informasi mengenai organisasi perusahaan.Penulis mengumpulkan informasi mengenai kegiatan prosedur-prosedur penjualan dan penerimaankas yang ada dalam perusahaan untuk merencanakan dan mengatur pekerja penelitian.

d. Informasi mengenai prosedur penjualan dan penerimaan kas pada PT. Sumber Sinar SuryaPalembang.

16

Penulis mengumpulkan informasi mengenai kegiatan prosedur-prosedur penjualan dan penerimaankas yang ada dalam perusahaan dan mengatur pekerja penelitian.

e. Informasi mengenai data penjualan dan penerimaan kas pada PT. Sumber Sinar Surya Palembang.

Dokumen-dokumen yang digunakan dalam kegiatan penjualan dan penerimaan kas.

Fungsi-fungsi yang terkait dalam prosedur penjualan dan penerimaan kas.

Data-data lainnya yang berkaitan dengan penjualan dan penerimaan kas.2. Megadakan Pengamatan Sekilas

Pengamatan ini dilakukan dengan melakukan wawancara dengan manajer serta staf-staf yang terkaitdengan penjualan dan penerimaan kas di perusahaan. Tujuan melakukan wawancara adalah untukmenemukan adanya indikasi ketidakefektifan dan ketidakefisienan dalam hal prosedur penjualan danpenerimaan kas pada PT. Sumber Sinar Surya Palembang.

Dari audit pendahuluan, berdasarkan informasi yang telah dikumpulkan diatas, telah ditemukanbeberapa kondisi, yaitu:1. Prosedur dan kebijakan PT. Sumber Sinar Surya belum dibuat secara tertulis. Prosedur atas penjualan

dan penerimaan kas ditetapkan oleh direktur dan langsung disampaikan kepada pihak karyawan.Perusahaan belum membuat prosedur dan kebijakan secara tertulis karena perusahaan merasa prosedurdan kebijakan tersebut masih dapat berubah sewaktu-waktu sesuai dengan situasi dan kondisi yangberbeda.

2. Perusahaan belum memiliki Job description secara tertulis.Karyawan hanya diberikan tugas secara lisan. Perusahaan tidak memberikan uraian jabatan tertuliskepada setiap karyawan. Perusahaan merasa uraian jabatan hanya diberikan pada saat penerimaanpegawai saja. Padahal dengan adanya uraian jabatan akan membuat pekerjaan dapat berlangsung lebihefektif dan efisien dan lebih terkontrol.

3. Karyawan penerimaan kas merangkap sebagai bagian akuntansi.Perusahaan tidak melakukan pemisahan tugas antara karyawan penerimaan kas dan bagian pencatatanakuntansi. Pimpinan perusahaan merasa bagian keuangan memiliki tugas menangani transaksi kas danmenyimpan kas dan juga merangkap sebagai petugas pencatat transaksi kas dan membuat laporankeuangan perusahaan.

4. Bagian gudang merangkap sebagai bagian pengiriman.Perusahaan tidak melakukan pemisahan tugas antara fungsi gudang dan pengiriman dikarenakanperusahaan merasa tugas bagian gudang tidak terlalu

banyak. Bagian gudang juga bisa memegang peranan sebagai bagian gudang dan pengiriman.

Review dan Pengujian Pengendalian ManajemenReview dan pengendalian manajemen pada PT. Sumber Sinar Surya memiliki tujuan untuk

efektifitas pengendalian manajemen. Pengendalian adalah fungsi yang tidak dapat disampingkan dalamsetiap kegiatan manajemen. Pengujian pengendalian manajemen sangat penting artinya dalam auditmanajemen dan sebagai alat untuk menentukan hal-hal yang harus diperiksa dengan lebih mendalamberdasarkan informasi yang didapat pada tahap pemeriksaan sebelumnya.

Kajian atas sistem pengendalian manajemen penjualan dan penerimaan kas ditemukan kondisi yangbelum memadai dari hasil pemeriksaan dalam lingkungan pengendalian PT. Sumber Sinar Surya yaitusebagai berikut :1. Prosedur dan kebijakan PT. Sumber Sinar Surya belum dibuat secara tertulis.

Prosedur atas penjualan dan penerimaan kas ditetapkan oleh direktur dan langsung disampaikan kepadapihak karyawan. Perusahaan belum membuat prosedur dan kebijakan secara tertulis karena perusahaanmerasa prosedur dan kebijakan tersebut masih dapat berubah sewaktu-waktu sesuai dengan situasi dankondisi yang berbeda. Hal ini dapat mengakibatkan terjadinya kesalahpahaman dan penyimpangan yangdapat terjadi pada penjualan dan penerimaan kas. Karyawan juga bekerja sesuka hati dan terkadangkaryawan lupa dengan kebijakan dan prosedur yang telah ditetapkan pimpinan karena hanya

17

disampaikan secara lisan. Maka dari itu pelaksanaan penjualan dan penerimaan kas perusahaan menjadikurang efektif.

2. Job description hanya diberikan tugas secara lisan kepada setiap karyawan. Perusahaan tidakmemberikan uraian jabatan tertulis kepada setiap karyawan. Akibatnya tidak ada pemisahan tugas danterjadi rangkap jabatan. Perusahaan merasa uraian jabatan hanya diberikan pada saat penerimaanpegawai saja. Padahal dengan adanya uraian jabatan akan membuat pekerjaan dapat berlangsung lebihefektif dan efisien dan lebih terkontrol.

3. Adanya rangkap jabatan yaitu karyawan penerimaan kas merangkap sebagai bagian akuntansi.Perusahaan tidak melakukan pemisahan tugas antara karyawan penerimaan kas dan bagian pencatatanakuntansi. Pimpinan perusahaan merasa bagian keuangan memiliki tugas menangani transaksi kas danmenyimpan kas dan juga merangkap sebagai petugas pencatat transaksi kas dan membuat laporankeuangan perusahaan. Akibatnya dapat terjadi kecurangan-kecurangan baik disengaja maupun tidakdisengaja yang akan mengakibatkan kerugian perusahaan.

4. Bagian gudang merangkap sebagai bagian pengiriman. Perusahaan tidak melakukan pemisahan tugasantara fungsi gudang dan pengiriman dikarenakan perusahaan merasa tugas bagian gudang tidak terlalubanyak. Bagian gudang juga bisa memegang peranan sebagai bagian gudang dan pengiriman.Akibatnya barang di gudang menjadi kurang aman, karena setiap karyawan dapat keluar masukmengambil barang untuk dikirimkan. Jika terjadi kehilangan barang akan sulit dimintapertanggungjawaban.

Pemeriksaan Lanjutan atas Prosedur-Prosedur Penjualan dan Penerimaan kasSesuai dengan tujuan akhir dari audit adalah menyajikan informasi kepada pihak-pihak manajemen

mengenai permasalahan-permasalahan yang ada dalam perusahaan tersebut dan saran-saran yang dibutuhkanguna mengambil tindakan perbaikan. Tahap ini meliputi pengamatan dan analisa atas seluruh informasi dandata-data penting yang relevan untuk mempertimbangkan, mendukung, dan mengajukan temuan-temuan,kesimpulan, dan rekomendasi. Temuan-temuan tersebut diungkapkan sesuai dengan klasifikasi dibawah ini:1. Kondisi, merupakan keadaan yang sebenarnya di perusahaan.2. Kriteria, merupakan standar (pedoman, norma) bagi setiap individu atau kelompok di perusahaan dalam

melakukan aktivitasnya.3. Sebab, merupakan tindakan atau aktivitas yang dilakukan oleh setiap individu atau kelompok di dalam

perusahaan.4. Akibat, merupakan perbandingan antara penyebab dengan kriteria yang berhubungan dengan penyebab

tersebut.5. Rekomendasi, merupakan saran-saran untuk perbaikan terhadap objek yang diperiksa.

Berikut adalah pemaparan temuan dan rekomendasi yang diberikan dari beberapa permasalahandiatas:

Temuan PertamaJudul : Prosedur dan kebijakan perusahaan belum dibuat secara tertulis.Kondisi : Perusahaan tidak memiliki prosedur dan kebijakan secara tertulis. Semua prosedur dan

kebijakan yang berlaku dalam penjualan dan penerimaan kas dikomunikasikan secaralisan.

Kriteria : Prosedur dan kebijakan penjualan harus dibuat secara tertulis dan di perbaharui secaraberkala (jika ada perubahan). Hal ini bertujuan agar ada kejelasan fungsi-fungsi yangada dalam menjalankan tugasnya dan sebagai dasar perusahaan untuk melakukanpengecekan apakah prosedur yang berjalan telah sesuai dengan yang telah ditetapkansebelumnya.

Sebab : Perusahaan tidak membuat prosedur secara tertulis, karena prosedur yang ada akan lebihdimengerti jika disampaikan secara lisan dan langsung di praktekan oleh karyawanya.Selama ini prosedur penjualan dan penerimaan kas dapat berjalan dengan baik, walupuntidak terdapat prosedur secara tertulis.

18

Akibat : Kegiatan operasional penjualan dan penerimaan kas dapat berjalan kurang efektif,karena tidak ada kebijakan dan prosedur secara tertulis. Untuk karyawan baru tentuakan sulit untuk mengerti seluruh prosedur dan kebijakan yang ada, sehinggamemperbesar peluang terjadinya kesalahan yang akan mengakibatkan kerugian. Selainitu, dapat terjadi kesalahan pendistribusian dokumen.

Rekomendasi : Perusahaan sebaiknya menuangkan seluruh prosedur dankebijakan penjualan dan penerimaan kas secara tertulis agar kegiatan operasionalpenjualan dan penerimaan kas dapat berjalan lebih efektif dan efisien. Dengan adanyaprosedur secara tertulis akan menghindari kesalahan dalam pendistribusian dokumen,penyimpangan atas prosedur yang berlaku, dan bagi karyawan baru tentunya akan lebihmemudahkan mereka dalam memahami prosedur dan kebijakan penjualan danpenerimaan kas yang terdapat dalam perusahaan.

Temuan KeduaJudul : Perusahaan belum memiliki job description secara tertulisKondisi : Perusahaan tidak memiliki job description secara tertulis. Perusahaan menyampaikan

rincian tugas secara lisan kepada setiap karyawan tanpa adanya pedoman tertulis.Kriteria : Salah satu pengendalian internal yang baik ditandai oleh adanya pedoman atau job

description secara tertulis. Job description merupakan panduan dari perusahaan untukpara karyawan dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab sesuai dengan fungsinyamasing-masing. Pedoman ini perlu disajikan secara tertulis untuk menghindari adanyaperangkapan tugas dan untuk membatasi wewenang setiap fungsi.

Sebab : Perusahaan beranggapan bahwa job description dapat lebih efektif dan mudahdimengerti jika diberitahukan secara lisan kepada para karyawan. Selama ini setiapbagian dalam penjualan dapat berjalan dengan baik walaupun tidak terdapat jobdescription secara tertulis.

Akibat : Pengendalian internal dalam perusahaan dapat berjalan kurang efektif. Batas tanggangJawab kurang jelas dan dapat mengakibatkan perangkapan tugas. Hal ini dapatmengakibatkan perusahaan sulit menentukan pihak yang bertanggung jawab apabila adakesalahan yang terjadi.

Rekomendasi : Perusahaan sebaiknya membuat job description secara tertulis, sehingga setiapkaryawan dapat mengerti dengan jelas tugas dan tanggung jawabnya masing-masing.Selain itu, dengan adanya pedoman secara tertulis akan menghindari adanyaperangkapan tugas.

Temuan KetigaJudul : Bagian penerimaan kas merangkap sebagai bagian pencatatan

akuntansi.Kondisi : Bagian penerimaan kas merangkap sebagai bagian dalam pelaksanaan, bagian

penerimaan kas merupakan bagian keuangan yang bertugas untuk menerima kas hasilpenjualan, mencatat kas tersebut, dan membuat laporan keuangan perusahaan.

Kriteria : Seharusnya ada pemisahan tugas antara bagian penerimaan dan bagian akuntansi.Walaupun perusahaan beranggapan keduanya adalah satu departemen keuangan, tetapikedua bagian tersebut memiliki uraian tugas yang berbeda. Bagian penerimaan kasbertugas menerima kas yang masuk dari hasil penjualan dan disesuaikan jumlahnyadengan faktur penjualan sedangkan bagian akuntansi bertugas untuk mencatat hasil daritransaksi penjualan tersebut yang selanjutnya akan dibuat laporan keuangan perusahaan.

Sebab : Perusahaan beranggapan tidak perlu menambah karyawan untuk bagian penerimaan kasataupun bagian akuntansi. Karena bagian penerimaan kas juga bisa memegang peransebagai bagian akuntansi.

19

Akibat : Adanya indikasi kecurangan baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja semakinbesar yang dapat menyebabkan kerugian perusahaan.

Rekomendasi : Seharusnya perusahaan memisahkan karyawan pada bagian keuangan dan penerimaankas agar dapat berjalan lebih efektif. Selain itu, pada bagian keuangan rentan akanterjadinya kecurangan-kecurangan. Agar lebih aman perusahaan harus mencarikaryawan yang kompeten dan dapat dipercaya pada bagian penerimaan kas dan bagianakuntansi untuk mengurangi adanya indikasi kecurangan.

Temuan KeempatJudul : Fungsi gudang merangkap sebagai fungsi pengirimanKondisi : Fungsi gudang dengan fungsi pengiriman barang pada perusahaan digabung, sehingga

tidak ada pemisahan tugas yang jelas. Perusahaan memang memiliki bagian yang cukupbanyak pada bagian gudang dan pengiriman barang, namun tidak ada pembagian tugassecara jelas mengenai karyawan yang menjadi staf gudang dengan staf pengiriman.

Kriteria : Seharusnya perusahaan membuat pemisahan tugas antara bagian gudang danpengiriman. Fungsi gudang dan pengiriman memiliki uraian tugas dan tanggung jawabyang berbeda. Bagian gudang bertanggung jawab atas setiap barang yang ada di gudang.Bagian pengiriman bertanggung jawab atas barang yang telah disiapkan oleh bagiangudang untuk dikirimkan kepada pelanggan.

Sebab : Perusahaan tidak melakukan pemisahan tugas antara fungsi gudang dan pengirimandikarenakan perusahaan merasa tugas bagian gudang tidak terlalu banyak. Bagiangudang juga bisa memegang peranan sebagai bagian gudang dan pengiriman.

Akibat : Akibat yang dapat ditimbulkan mengenai keamanan barang, karena setiap karyawandapat keluar masuk mengambil barang untuk dikirimkan. Jika terjadi kehilangan barangakan sulit diminta pertanggungjawaban.

Rekomendasi : Perusahaan seharusnya membuat pemisahan fungsi antara fungsi gudang danpengiriman barang. Hal ini dilakukan supaya kegiatan operasional menjadi efektif.Untuk menjaga keamanan persediaan barang, agar hanya bagian tertentu yangmempunyai otoritas untuk masuk ke dalam gudang.

KESIMPULAN DAN SARAN

KesimpulanBerdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, penjualan

dan penerimaan kas pada PT. Sumber Sinar Surya belum dilaksanakan secara efektif dan efisien. Hal inididapat dari kesimpulan sebagai berikut :

1. Prosedur dan kebijakan perusahaan belum dibuat secara tertulis. Prosedur atas penjualan danpenerimaan kas langsung disampaikan kepada karyawan karena prosedur dan kebijakan tersebutmasih dapat berubah sewaktu-waktu sesuai dengan situasi dan kondisi yang berbeda dan parakaryawan akan lebih dimengerti jika disampaikan secara lisan dan langsung di praktekan. Tetapiuntuk karyawan baru sangatlah sulit untuk mengingat serta memahami prosedur dan kebijakanyang ada. Apalagi hanya diberikan secara lisan ada kecenderungan mereka lupa dengan prosedurdan kebijakan yang ada sehingga ada peluang besar terjadinya kesalahan-kesalahan yang dapatmenyebabkan kerugian perusahaan. Kegiatan operasional perusahaanpun menjadi kurang efektif.

2. Job description secara tertulis. Karyawan hanya diberikan tugas secara lisan pada saat perekrutankaryawan baru. Akibatnya pengendalian internal perusahaan menjadi kurang efektif danmenyebabkan perangkapan tugas akibat batas-batas tanggung jawab yang kurang jelas. Denganadanya Job description tertulis pekerjaan dapat lebih efektif dan efisien serta lebih terkontrol.

3. Perusahaan tidak melakukan pemisahan tugas antara karyawan penerimaan kas dan bagianpencatatan akuntansi. Perusahaan merasa tidak perlu menambah karyawan di bagian penerimaankas ataupun bagian akuntansi. Karena bagian penerimaan kas yang menerima kas dari hasilpenjualan dapat langsung mencatatnya ke pembukuan perusahaan. Tetapi tentu saja memiliki

20

resiko yang lebih besar serta dapat terjadi kecurangan-kecurangan baik yang disengaja maupunyang tidak disengaja yang dapat menimbulkan kerugian perusahaan.

4. Adanya perangkapan tugas antara bagian gudang dan bagian pengiriman. Tugas bagian gudangyang tidak terlalu banyak membuat perusahan membuat kebijakan bagian gudang merangkapsebagai bagian pengiriman. Akibatnya barang yang ada di dalam gudang menjadi kurang amankarena setiap karyawan dapat keluar masuk gudang secara bebas. Apabila terjadi kehilangan akansulit dimintai pertanggungjawaban.

SaranBerdasarkan kesimpulan tersebut, maka penulis memberikan saran yang mungkin dapat menjadi

bahan masukan bagi pimpinan perusahaan. Adapun saran-saran penulis adalah sebagai berikut :

1. Sebaiknya perusahaan menuangkan selurah prosedur dan kebijakan penjualan dan penerimaan kassecara tertulis agar kegiatan operasional penjualan dan penerimaan kas dapat berjalan lebih efektifdan efisien. Prosedur dan kebijakan yang dibuat tertulis akan menghindari kesalahan dalampendistribusian dokumen, penyimpangan atas prosedur yang berlaku, dan bagi karyawan barutentunya akan lebih memudahkan mereka dalam memahami prosedur dan kebijakan penjualan danpenerimaan kas yang terdapat dalam perusahaan.

2. Job description sebaiknya dibuat secara tertulis, sehingga setiap karyawan dapat mengerti denganjelas tugas dan tanggung jawabnya masing-masing. Selain itu, dengan adanya pedoman secaratertulis akan menghindari adanya perangkapan tugas dan pengendalian internal dalam perusahaandapat berjalan lebih efektif.

3. Seharusnya perusahaan memisahkan karyawan pada bagian keuangan dan penerimaan kas agardapat berjalan lebih efektif. Selain itu, pada bagian keuangan rentan akan terjadinya kecurangan-kecurangan. Agar lebih aman perusahaan harus mencari karyawan yang kompeten dan dapatdipercaya pada bagian penerimaan kas dan bagian akuntansi untuk mengurangi adanya indikasikecurangan.

4. Fungsi gudang dan pengiriman barang seharusnya dibuat pemisahan tugas. Hal ini dilakukansupaya kegiatan operasional menjadi efektif. Untuk menjaga keamanan persediaan barang, agarhanya bagian tetentu yang mempunyai otoritas untuk masuk ke dalam gudang.

21

DAFTAR PUSTAKA

Arens, Alvin A, & James k, Loebbecke. 2008. Auditing Suatu Pendekatan Terpadu, Terjemahan Amir AbadiYusuf. Jakarta: Salemba Empat.

Arens, Randal J, Elder & Mark S. Beasley, Alvin A. 2008. Auditing dan Jasa Assurance: PendekatanTerintegrasi I. Edisi keduabelas. Jakarta: Erlangga.

Baridwan, Zaki. 2010. Intermediate Accounting (edisi ketujuh). Yogyakarta: BFE

Boynton, Johnson, dan Kell. 2008. Modern Auditing, Terjemahan Paul A. Rajoe,

Gina Gania, lchsan Setiyo Budi.2010. Jilid 1 dan 2. Edisi 7. Jakarta: Erlangga.

Dewi Kartika. 2009. Audit Operasional atas Penjualan, Piutang Usaha, dan Penerimaan Kas dalam RangkaMeningkatkan Efisiensi dan

Efektivitas pada PT Pro Fitting System. Farida. 2008. Audit Manajemen atas Penjualan, untuk MenilaiEfisiensi dan Efektivitas pada PT Tlogomas Abdijaya Engineering Plastic Industry Malang.

IBK. Bayangkara. 2008. Audit Manajemen: Prosedur dan Implementasi. Jakarta: Salemba Empat.

Krismiaji. 2012. Sistem Informasi Akuntansi (Edisi satu). Yogyakarta: UPP AMP YKPN.

La Midjan. 2011. Sistem Informasi Akuntansi I Bandung: Lingga Jaya.

Messier, William F, Glover & Prawitt. 2006. Jasa Audit & Assurance: Pendekatan Sistematis. Jakarta:Salemba Empat.

Mulyadi. 2012. Auditing.. Jakarta : Salemba Empat.

Mulyadi. 2011. Sistem Akuntansi. Edisi 3. Jakarta: Salemba Empat.

Novi. 2009. Audit Operasional atas Penjualan, Piutang Usaha, dan Penerimaan Kas pada PT. ErafoneArtha Retailino.

Rica. 2007, Audit Operasional atas Penjualan, dan Penerimaan Kas pada PT. Kurnia Mulia Citra Lestari.

Suharli, Michell, 2006. Akuntansi untuk Bisnis Jasa dan Dagang, Edisi Pertama, Graha Ilmu, Yogyakarta.

Syafrina, Meazzy 2012. Audit Operasional terhadap Fungsi Penjualan danPenerimaan Kas pada PT. Swarnadwipa Dermaga Jaya Palembang.

Swastha, Basu. 2009. Manajemen Penjualan.. Yogyakarta: Liberty Yogyakarta.

Siagian, Sondang, P. 2011. Audit Manajemen. Jakarta: Bumi Aksara.

Yusuf, Haryono. 2011. Sistem akuntansi. Jakarta: Salemba Empat.