makalah fery

28
MAKALAH METODE PEMBELAJARAN BEDSIDE TEACHING, RONDE KEPERAWATAN SERTA PRE DAN POST CONFRENCE OLEH FERY KELAS : VII B

Upload: abirizqan

Post on 17-Jul-2016

56 views

Category:

Documents


16 download

DESCRIPTION

makalah

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Fery

MAKALAHMETODE PEMBELAJARAN

BEDSIDE TEACHING, RONDE KEPERAWATAN

SERTA PRE DAN POST CONFRENCE

OLEHFERY

KELAS : VII B

STIKes WIDYA NUSANTARA PALUTAHUN 2014 / 2015

Page 2: Makalah Fery

KATA PENGANTAR

Segala Puja dan Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan

Rahmat dan Hidayahnya kepada penyusun makalah ini sehingga kami dapat menyelesaikan

penyusunan makalah ini dengan tepat waktu.

Saya menyusun makalah ini dengan maksud agar pembaca khususnya rekan mahasiswa

dan utamanya saya sendiri dapat memahami dan mengerti serta menambah wawasan mengenai

Metode Pembelajaran pada Pendidikan Keperawatan berupa Bedside Teaching, Ronde

Keperawatan (Nursing Rounde), serta Pre dan Post Confrence sekaligus untuk memenuhi tugas

saya sebagai mahasiswa untuk menyelesaikan tugas individu dengan menyusun makalah ini.

Saya selaku  penyusun makalah ini mengucapkan maaf sebesar – besarnya jika dalam

penyusunan makalah ini jauh dari kesempurnaan yang diharapkan baik bagi para pembaca

maupun para pengajar.

Palu, Oktober 2014

Penyusun

Page 3: Makalah Fery

DAFTAR ISI

Halaman Judul ......................................................................................................

Kata Pengatar ........................................................................................................

Daftar Isi ...............................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN ...............................................................................

A. Latar Belakang ...............................................................................

BAB I PEMBAHASAN ..................................................................................

A. PRE DAN POST CONFRENCE.....................................................

B. BEDSIDE TEACHING....................................................................

C. RONDE KEPERAWATAN ……...............................................

BAB III PENUTUP ............................................................................................

A. Kesimpulan ....................................................................................

B. Saran-saran .....................................................................................

DAFTAR PUSTAKA

Page 4: Makalah Fery

BAB. I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Perkembangan metode pembelajaran di bidang kesehatan atau keperawatan dapat

dikatakan berjalan sangat lambat. Hingga tahun 1950-an, metode yang ada belum banyak

beranjak dari metode yang ada sejak zaman hipocrates yaitu pembeljaran didaktik l dan

dijalankan atas arahan para pendidik yang menjadi nara sumber utama. Metode ini disebut

sebagai metode tradisional .

Hingga sekarang sebagian besar tenaga pendidik di bidang kesehatan atau keperawatan

hanya mengandalkan metode pembelajaran tradisional dan enggan untuk mengalihkan metode

itu menjadi metode alternative yang lebih manantang dan berhasil guna. Hanya sebagian kecil

tenaga pendidik atau sekolah perawat baru yang banyak menggunakan metode alaternatif

yang terbukti efektif, salah satunya bedside teaching

Metode pembelajaran yang tepat efektif dan efisien sangat dibutuhkan bagi pendidikan

di bidang keperawawatan atau kesehatan. Pada dasarnya luaran suatu system pendidikan,

bukanlah semata-mata tergantung dari metodenya, tetapi lebih kepada bagaimana suatu

metode diterapkan secara benar dan dilaksanakan oleh orang sangat kompeten atau profisien

dalam metode tersebut

Bagaimanapun hebatnya metode pembelajaran bila para pengguna atau pelaksana

metode pembeljaran tidak memahami secara benar tentang konsep dan cara penggunaanya,

maka hasilnya juga tidak akan lebih efektif dari berbagai metode sebelumnya.

Tigal puluh tahun yang lalu pelaksanaan bedsite teaching mencapai 75 % dari waktu

pembelajaran. Sedangkan pada tahun 1978 menurun hingga 16 % dan pada tahun 2007 tidak

diketahui bagaimana pelaksanaanya,

Program propesi (pengalaman belajar klinik/lapangan) merupakan proses transformasi

peserta didik dari mahasiswa menjadi seorang perawat professional. Program ini dilakukan di

tempat peraktik yaitu suatu institusi di masyarakat dimana peserta didik  berpraktik di situasi

nyata melalui penumbuhan dan pembinaan keterampilan intelektual, tehnikal, dan

interpersonal. Terdapat beberapa metode yang bisa dipilih oleh pendidik untuk mendidik

peserta didik sesuai dengan tujuan dan karakteristik individual, salahsatunya yaitu ronde

keperawatan.

Ronde keperawatan yaitu suatu kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi masalah

keperawatan klien yang dilaksanakan oleh perawat, disamping pasien dilibatkan untuk

membahas dan melaksanakan asuhan keperawatan

Page 5: Makalah Fery

BAB.II

PEMBAHASAN TEORITIS

A. PRE DAN POST CONFRENCE1. Pengertian Confrence

Conference adalah diskusi kelompok tentang beberapa aspek klinik dan kegiatan

konsultasi. Conference dilakukan sebelum dan sesudah melaksanakan asuhan pada

pasien.

2. Tujuan Confrence

Secara umum tujuan konferensi adalah untuk menganalisa masalah-masalah

secara kritis dan menjabarkan alternatif penyelesaian masalah, mendapatkan gambaran

berbagai situasi lapangan yang dapat menjadi masukan untuk menyusun rencana

antisipasi sehingga dapat meningkatkan kesiapan diri dalam pemberian asuhan

keperawatan dan merupakan cara yang efektif untuk menghasilkan perubahan non

kognitif (McKeachie, 1962). Juga membantu koordinasi dalam rencana pemberian

asuhan keperawatan sehingga tidak terjadi pengulangan asuhan, kebingungan dan

frustasi bagi pemberi asuhan (T.M. Marelli, et.al, 1997).

3. Pedoman Pelaksanaan Confrence

Sebelum dimulai, tujuan conference harus dijelaskan

Diskusi harus mencerminkan proses dan dinamika kelompok

Pemimpin mempunyai peran untuk menjaga fokus diskusi tanpa mendominasi dan

memberi umpan balik

Pemimpin harus merencanakan topik yang penting secara periodik

Ciptakan suasana diskusi yang mendukung peran serta, keinginan mengambil

tanggung jawab dan menerima pendekatan serta pendapat yang berbeda

Ruang diskusi diatur sehingga dapat tatap muka pada saat diskusi

Pada saat menyimpulkan conference, ringkasan diberikan oleh pemimpin dan

kesesuaiannya dengan situasi lapangan

4. Pembagian Confrence

Conference di bagi menjadi 2 macam :

Pre Conference

Post Conference

a) Pre Confrence

Pre conference adalah komunikasi katim dan perawat pelaksana setelah selesai

operan untuk rencana kegiatan pada shift tersebut yang dipimpin oleh ketua tim

atau penanggung jawab tim. Jika yang dinas pada tim tersebut hanya satu

orang, maka pre conference ditiadakan. Isi pre conference adalah rencana tiap

perawat (rencana harian), dan tambahan rencana dari katim dan PJ tim(Modul

MPKP, 2006)

Waktu : setelah operan

Page 6: Makalah Fery

Tempat : Meja masing – masing tim:

Penanggung jawab : Ketua tim atau Pj tim

Kegiatan :

1. Ketua tim atau Pj tim membuka acara

Ketua tim atau pj tim menanjakan rencana

harian masing – masing perawat pelaksana

2. Ketua tim atau Pj tim memberikan masukan

dan tindakan lanjut terkait dengan asuhan

yang diberikan saat itu.

3. Ketua tim atau Pj tim memberikan

reinforcement.

4. Ketua tim atau Pj tim menutup acara

b) Post Confrence

Post conference adalah komunikasi katim dan perawat pelaksana tentang hasil

kegiatan sepanjang shift dan sebelum operan kepada shift berikut. Isi post

conference adalah hasil askep tiap perawatan dan hal penting untuk operan

(tindak lanjut). Post conference dipimpin oleh katim atau Pj tim (Modul

MPKP, 2006)

Waktu : Sebelum operan ke dinas berikutnya

Tempat : Meja masing – masing tim

Penanggung jawab : Ketua tim atau Pj tim

Kegiatan :

1. Ketua tim atau Pj tim membuka acara.

2. Ketua tim atau Pj tim menanyakan kendala

dalam asuhan yang telah diberikan.

3. Ketua tim atau Pj tim yang menanyakan

tindakan lanjut asuhan klien yang harus

dioperkan kepada perawat shift berikutnya.

4. Ketua tim atau Pj menutup acara.

STANDAR OPERASIONAL (SOP)

Page 7: Makalah Fery

PRE CONFERENCE

                                               

No Tindakan Ya Tidak

1. Persiapan

1.      Ruangan

2.      Staff

2. Tatalaksana

1. Melakukan konferensi setiap hari segera setelah dilakukan

pergantian dinas pagi atau sore sesuai dengan jadwal

pelaksana.

2. Dipimpin oleh ketua tim atau penanggung jawab tim

Isi conference:

Rencana tiap asuhan (rencana harian)

Tambahan rencana dari ketua tim atau penanggung jawab tim

3. Konferensi dihadiri oleh perawat pelaksana dan PA dalam

timnya masing – masing.

4. Menyampaikan perkembangan dan masalah pasien berdasarkan

hasil evaluasi kemarin dan kondisi pasien yang dilaporkan oleh

dinas malam

5. Perawat pelaksana menyampaikan hal-hal meliputi

a. Keluhan pasien

b. TTV dan kesadaran pasien

c. Hasil pemeriksaan laboratorium atau diagnosis terbaru

d. Masalah keperawatan

e. Rencana keperawatan hari ini

f. Perubahan keadaan terapi medis

g. Rencana medis

6. Perawat pelaksana mendikusikan dan mengarahkan perawat

asosiet tentang masalah yang terkait dengan perawatan pasien

yang meliputi :

a. Pasien yang terkait dengan pelayanan seperti :

keterlambatan, kesalahan pemberian makan, kebisikan

pengunjung lain, kehadiran dokter yang dikonsulkan.

b. Ketepatan pemberian infuse

c. Ketepatan pemantauan asupan dan pengeluaran cairan

d. Ketepatan pemberian obat / injeksi

e. Ketepatan pelaksanaan tindakan lain

f. Ketepatan dokumentasi

7. Mengingatkan kembali standar prosedur yang ditetapkan.

Page 8: Makalah Fery

8. Mengingatkan kembali tentang kedisiplinan, ketelitian,

kejujuran dan kemajuan masing–masing perawatan asosiet.

9. Membantu perawatan asosiet menyelesaikan masalaah yang

tidak dapat diselesaikan.

SOP ( STANDART OPERASIONAL  PROSEDUR )

POST CONFERENCE

NAMA JABATAN : Perawat

UNIT ORGANISASI         : -

RINGKASAN TUGAS : 1. Ketua tim atau Pj membuka acara.

2. Ketua tim atau Pj tim menanyakan kendala yang

dialami dalam memberikan  asuhan pasien.

3. Ketua tim atau Pj tim menanyakan tindak lanjut

asuhan pasien yang harus dioperkan kepada

perawat shift berikutnya.

4. Ketua tim atau Pj menutup acara.

HASIL KERJA : 1. Terlaksananya pembukaan acara.

2. Terdeteksinya kendala dalam asuhan yang telah

diberikan.

3. Terlaksananya tindak lanjut asuhan pasien yang

harus dioperkan kepada perawat shift berikutnya.

4. Terlaksananya penutupan acara.

RINCIAN TUGAS  : 1. Ketua tim atau Pj tim membuka acara

a. Memberikan salam dengan sopan dan hormat

b. Memperkenalkan diri

c. Menjelaskan tujuan

d. Menjelaskan langkah prosedur

2. Ketua tim atau Pj menanyakan kendala dalam

asuhan yang telah diberikan

a. Menanyakan kepada setiap Pj apa yang

telah dilakukan kepada pasien

b. Menanyakan kepada setiap Pj apa yang

menjadi kendala dalam memberikan setiap

asuhan kepada pasien

c. Menanyakan kepada setiap Pj apa yang

dapat dihasilkan dari setiap tindakan

3. Ketua tim atau Pj tim menanyakan tindak lanjut

Page 9: Makalah Fery

asuhan pasien yang harus dioperkan kepada

perawat shift berikutnya.

a. Menanyakan kepada Pj apa yang belum

dilaksanakan

b. Menanyakan kepada Pj apa yang akan

dilaksanakan selanjutnya

c. Menanyakan kepada Pj apa yang harus

dioperkan pada perawat shift selanjutnya

d. Mengevaluasi keefektifan dan keefisienan

tindakan yang akan diberikan selanjutnya.

4. Ketua tim atau Pj menutup acara.

a. Memberikan kesimpulan Post Conference

b. Menanyakan apakah ada pertanyaan atau

saran kepada setiap Pj

c. Mengucapkan terimakasih dan salam

B. BEDSIDE TEACHING1. Pengertian Bedside Teaching

Bedside teaching adalah pembelajaran yang dilakukan langsung didepan pasien.

Dengan bedside teaching mahasiswa bisa menerapkan ilmu pengetahuan, melaksanakan

kemampuan komunikasi, keterampilan klinik dan profesionalisme, menemukan seni

pengobatan, mempelajari bagaimana tingkah laku dan pendekatan dokter kepada pasien.

Beside teaching merupakan pembelajaran kontekstual dan interaktif yang

mendekatkan pembelajar pada real clinical setting. Beside teaching merupakan metode

pembelajaran di mana pembelajar mengaplikasikan kemampuan kognitif, psikomotor

dan afektif secara terintegrasi.

Sementara itu, dosen bertindak sebagai fasilitator dan mitra pembelajaran yang

siap untuk memberikan bimbingan dan umpan balik kepada pembelajar. Di dalam

proses beside teaching diperlukan kearifan fasilitator tentang kemungkinan timbulnya

hal-hal yang tidak diinginkan sebagai akibat dari interaksi antara pembelajar dan pasien.2. Pelaksanaan Bedside Teaching

Keterampilan bedside teaching dapat kita laksanakan namun sulit mencapai

kesempurnaan oleh karena itu perlu perencanaan yang matang agar berhasil dan efektif.

Persiapan sebelum pelaksanaan bedsite teaching :

1.      Persiapan

a) Tentukan tujuan dari setiap sesi pembelajaran

b) Baca teori sebelum pelaksanaan

2.      Ingatkan mahasiswa akan tujuan pembeljaaran :

a) Mendemonstrasikan pemeriksaan klinik

Page 10: Makalah Fery

b) Komunikasi dengan pasien

c) Tingkah laku yang professional

3.      Persiapan Pasien

a) Keadaan umum pasien baik

b) Jelaskan pada pasien apa yang akan dilakukan

4.      Lingkungan/Keadaan

Pastikan keadaan ruangan nyaman untuk belajar

a) Tarik gorden

b) Tutup pintu

c) Mintalah pasien untuk mematikan televisinya.

Pelaksanaan bedside teaching :

1.      Membuat peraturan dasar

a) Pastikan setiap orang tahu apa yang diharapkan dari mereka

b) Mencakup etika

c) Batasi interupsi jika mungkin

d) Batasi penggunaan istilah kedokteran saat didepan pasien

2.      Perkenalan

a) Perkenalkan seluruh anggota tim

b) Jelaskan maksud kunjungan

c) Biarkan pasien menolak dengan sopan

d) Anggota keluarga, diperkenalkan, boleh berada dalam ruangan jika dalam

e) pasien mengizinkan

f) Jelaskan pada pasien atau keluaraga bahwa banyak yang akan

g) didiskusikan mungkin tidak diterapkan langsung pada pasien.

h) Undang partisipasi pasien dan keluarga

i) Posisikan pasien sewajarnya posisi tim disekitar tempat tidur.

3.      Anamnesa

a) Hindari pertanyaan tentang jenis kelamin atau ras

b) Hindari duduk diatas tempat tidur pasien

c) Izinkan interupsi oleh pasien dan pelajar untuk menyoroti hal penting atau

untuk memperjelas

d) Jangan mempermalukan dokter yang merawat pasien

4.      Pemeriksaan fisik

a) Minta pelajar untuk memeriksa pasien

b) Izinkan pasien untuk berpartisipasi(mendengarkan bising meraba hepar,

dll)

c) Minta tim untuk mendemonstrasikan teknik yang tepat

Page 11: Makalah Fery

d) Berikan beberapa waktu agar pelajar dapat menilai hasil pemeriksaan yang

baru pertama kali ditemukan.

5.      Pemeriksaan Penunjang

a) Jika mungkin tetap berada disamping tempat tidur

b) Rongent, E C G bila mungkin

c) Izinkan pasien untuk meninjau ulang dan berpartisipasi

6.      Diskusi

a) Ingatkan pasien bahwa tidak semua yang didiskusikan akan dilaksanakan,

biarkan pasien tahu kapan itu bias dilaksanakan.

b) Hati-hati memberikan pertanyaan yang tidak bias dijawab kepada

mahasiswa yang merawat pasien

c) Berikan pertanyaan pertama kali pada tim yan paling junior

d) “Saya tidak tahu” adalah jawaban yang tepat, setelah itu gunakan

kesempatan untuk mencari jawaban

e) Hindari bicara yang tak perlu

f) Izinkna pasien untuk bertanya sebelum meninggalkan tempat tidur.

g) Minta pasien untuk menanggapi bedsite teachingyang telah dilakukanh) Ucapkan terima kasih pada pasien

3. Keuntungan Bedside Teaching

Dalam penelitian Williams K ( Tufts Univ, maret 2008) dihasilkan kesimpulan

bahwa bedside teaching sangat baik digunakan untuk mempelajari keterampilan klinik.

Beberapa keuntungan bedside teaching antara lain :

1.      Observasi langsung

2.      Menggunakan seluruh pikiran

3.      Klarifikasi dari anamnesa dan pemeriksaan fisik

4.      Kesempatan untuk membentuk keterampilan klinik mahasiswa

5.      Memperagakan Fungsi :

a.       Perawatan

b.      Keterampilan interaktif

Bedsite teaching tidak hanya bias diterapkan di rumah sakit, keterampilan

bedsite teaching juga dapat diterapkan  dibeberapa situasi dimana ada pasien.

4. Hambatan Bedside Teaching

Dalam pelaksanaan bedside teaching, ada beberapa hambatan yang mungkin

timbul dalam pelaksanaan bedside teaching :

a. Gangguan (mis. Panggilan telpon)

b. Waktu rawat inap yang singkap

c. Ruangan yang kecil sehingga padat dan sesak

d. Tidak ada papan tulis

e. Tidak bias mengacu pada buku

f. Pelajar lelah.

Page 12: Makalah Fery

Adapun beberapa hambatan dari pasien :

a) Pasien merasa tidak nyaman

b) Menyakiti pasien, terutama pada pasien yang kondisi fisiknya tidak stabil

c) Pasien tidak ada ditempat

d) Pasien salah pengertian dalam diskusi

e) Pasien tidak terbuka

f) Pasien tidak koorportf atau marah

C. RONDE KEPERAWATAN1. Pengertian Ronde Keperawatan.

Beberapa ahli mengungkapkan pengertian dari ronde keperawatan. Chambliss

(1996), ronde keperawatan adalah pertemuan antara staff yang usai kerja melaporkan

pada staf yang mulai kerja tentang kondisi pasien, dengan staf menjelaskan apa yang

telah dilakukan dan mengapa dilakukan yang membawa setiap kasus ke dalam kerangka

kerja berfikir staf, dan secara sistematis menegakkan kemampuan sistem untuk

menangani masalah medis.

Didalam ronde keperawatan terjadi proses interaksi antara perawat dengan

perawat, perawat dengan pasien. Kozier et al. (2004) menyatakan bahwa ronde

keperawatan merupakan prosedur dimana dua atau lebih perawat mengunjungi pasien

untuk mendapatkan informasi yang akan membantu dalam merencanakan pelayanan

keperawatan dan memberikan kesempatan pada pasien untuk mendiskusikan masalah

keperawatannya serta mengevaluasi pelayanan keperawatan yang telah diterima pasien.

Ronde keperawatan merupakan proses interaksi antara pengajar dan perawat atau

siswa perawat dimana terjadi proses pembelajaran. Ronde keperawatan dilakukan

oleh teacher nurse atau head nurs dengan anggota stafnya atau siswa untuk pemahaman

yang jelas tentang penyakit dan efek perawatan untuk setiap pasien (Clement, 2011).

Ronde keperawatan adalah suatu kegiatan untuk mengatasi keperawatan klien

yang dilaksanakan oleh perawat dengan melibatkan pasien untuk membahas &

melaksanakan asuhan keperawatan, yang dilakukan oleh Perawat Primer dan atau

konsuler, kepala ruang, dan Perawat pelaksana, serta melibatkan seluruh anggota tim.

Ronde keperawatan merupakan suatu metode pembelajaran klinik yang

memungkinkan peserta didik mentransfer dan mengaplikasikan pengetahuan teoritis ke

dalam peraktik keperawatan secara langsung.

Suatu kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi masalah keperawatan klien yang

ilaksanakan oleh perawat, disamping pasien dilibatkan untuk membahas dan

melaksanakan asuhan keperawatan akan tetapi pada kasustertentu harus dilakukan oleh

perawat primer atau konselor, kepala ruangan, perawat associate yang perlu juga

melibatkan seluruh anggota tim.

Page 13: Makalah Fery

Ronde keperawatan merupakan suatu metode pembelajaran klinik yang

memungkinkan peserta didik mentransfer dan mengaplikasikan pengetahuan teoritis ke

dalam peraktik keperawatan secara langsung.

Karakteristik ronde keperawatan adalah sebagai berikut:

a. Klien dilibatkan secara langsung

b. Klien merupakan fokus kegiatan

c. Perawat aosiaet, perawat primer dan konsuler melakukan diskusi bersama

d. Kosuler memfasilitasi kreatifitas

e. Konsuler membantu mengembangkan kemampuan perawat asosiet, perawat

f. Primer untuk meningkatkan kemampuan dalam mengatasi masalah

2. Tujuan Ronde Keperawatan.

Adapun tujuan ronde keperawatan adalah sebagai berikut:

a. Menumbuhkan cara berpikir secara kritis.

b. Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang berasal dari

masalah klien

c. Meningkatkan validitas data klien.

d. Menilai kemampuan justifikasi.

e. Meningkatkan kemampuan dalam menilai hasil kerja.

f. Meningkatkan kemampuan untuk memodifikasi rencana perawatan.

Ronde keperawatan selain berguna bagi perawat juga berguna bagi pasien. Hal ini

dijelaskan oleh Clement (2011) mengenai tujuan pelaksanaan ronde keperawatan bagi

pasien, yaitu:

Untuk mengamati kondisi fisik dan mental pasien dan kemajuan hari ke hari

Untuk mengamati pekerjaan staff

Untuk membuat pengamatan khusus bagi pasien dan memberikan laporan

kepada dokter mengenai, missal: luka, drainasi,perdarahan, dsb.

Untuk memperkenalkan pasien ke petugas dan sebaliknya

Untuk melaksanakan rencana yang dibuat untuk perawatan pasien

Untuk mengevaluasi hasil pengobatan dan kepuasan pasien

Untuk memastikan bahwa langkah-langkah keamanan yang diberikan kepada

pasien

Untuk memeriksakan kondisi pasien sehingga dapat dicegah, sepertiulcus

decubitus, foot drop, dsb

Untuk membandingkan manifestasi klinis penyakit pada pasien sehingga

perawat memperoleh wawasan yang lebih baik

Untuk memodifikasi tindakan keperawatan yang diberikan

Page 14: Makalah Fery

3. Peran Dalam Ronde Keperawatan.

A.      Peran Ketua Tim dan Anggota Tim

a. Menjelaskan keadaan dan data demografi klien.

b. Menjelaskan masalah keperawata utama.

c. Menjelaskan intervensi yang belum dan yang akan dilakukan.

d. Menjelaskan tindakan selanjutnya.

e. Menjelaskan alasan ilmiah tindakan yang akan diambil.

B.      Peran Ketua Tim Lain dan/Konselor

Perawat primer (ketua tim) dan perawat asosiet (anggota tim)

Dalam menjalankan pekerjaannya perlu adanya sebuah peranan yang bisa

untuk memaksimalkan keberhasilan yang bisa disebutkan antara lain :

a. Menjelaskan keadaan dan adta demografi klien

b. Menjelaskan masalah keperawatan utama

c. Menjelaskan intervensi yang belum dan yang akan dilakukan

d. Menjelaskan tindakan selanjtunya

e. Menjelaskan alasan ilmiah tindakan yang akan diambil

Peran perawat primer (ketua tim) lain dan atau konsuler

a. Memberikan justifikasi

b. Memberikan reinforcement

c. Menilai kebenaran dari suatu masalah, intervensi keperawatan serta

tindakan yang rasional

d. Mengarahkan dan koreksi

e. Mengintegrasikan teori dan konsep yang telah dipelajari

4. Tahapan Dalam Ronde Keperawatan.

Ramani (2003), tahapan ronde keperawatan adalah :a) Pre-rounds, meliputi: preparation (persiapan), planning (perencanaan),

orientation (orientasi). b) Rounds,

meliputi: introduction (pendahuluan), interaction(interaksi), observation  (pengamatan), instruction (pengajaran),summarizing (kesimpulan).

c) Post-rounds, meliputi: debriefing (Tanya jawab),  feedback (saran) ,reflection (refleksi), preparation (persiapan). 

5. Langkah – langkah Dalam Ronde Keperawatan

Persiapan

a. Penetapan kasus minimal 1 hari sebelum waktu pelaksanaan ronde.

b. Pemberian inform consent kepada klien/ keluarga.

Page 15: Makalah Fery

Pelaksanaan

a. Penjelasan tentang klien oleh perawat primer dlm hal ini penjelasan

difokuskan pd mslh keperawatan& rencana tindakan yg akan/telah

dilaksanakan& memilih prioritas yg perlu didiskusikan.

b. Diskusikan antar anggota tim tentang kasus tersebut.

c. Pemberian justifikasi oleh perawat primer/ perawat konselor/ kepala

ruangan tentang masalah klien serta tindakan yg akan dilakukan.

d. Tindakan keperawatan pada masalah prioritas yang telah dan yang

akan ditetapkan.

Pasca Ronde

Mendiskusikan hasil temuan dan tindakan pada klien tersebut serta menetapkan

tindakan yang perlu dilakukan.

Kriteria EvaluasiKriteria evaluasi pada pelaksanaan ronde keperawatan adalah sebagai berikut :1)      Struktur

Persyaratan administratif (informed consent, alat dan lainnya). Tim ronde keperawatan hadir ditempat pelaksanaan ronde

keperawatan. Persiapan dilakukan sebelumnya.

2)      Proses Peserta mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir. Seluruh perserta berperan aktif dalam kegiatan ronde sesuai peran

yang telah ditentukan.3)      Hasil

Klien merasa puas dengan hasil pelayanan. Masalah klien dapat teratasi. Perawat dapat :

Menumbuhkan cara berpikir yang kritis. Meningkatkan cara berpikir yang sistematis. Meningkatkan kemampuan validitas data klien. Meningkatkan kemampuan menentukan diagnosis keperawatan. Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang

berorientasi pada masalah klien. Meningkatkan kemampuan memodifikasi rencana asuhan

keperawatan. Meningkatkan kemampuan justifikasi. Meningkatkan kemampuan menilai hasil kerja.

Page 16: Makalah Fery

6. Tipe – tipe Ronde Keperawatan

Berbagai macam tipe ronde keperawatan dikenal dalam studi kepustakaan.

Diantaranya adalah menurut Close dan Castledine (2005) ada empat tipe ronde

yaitu matrons’ rounds,  nurse management rounds, patient comfort rounds dan teaching

nurse.

a) Matron nurse menurut Close dan Castledine (2005) seorang perawat berkeliling

ke ruangan-ruangan, menanyakan kondisi pasien sesuai jadwal rondenya. Yang

dilakukan perawat ronde ini adalah memeriksa standart pelayanan, kebersihan

dan kerapihan, dan menilai penampilan dan kemajuan perawat dalam

memberikan pelayanan pada pasien. 

b) Nurse management rounds menurut Close dan Castledine (2005) ronde ini

adalah ronde manajerial yang melihat pada rencana pengobatan dan

implementasi pada sekelompok pasien. Untuk melihat prioritas tindakan yang

telah dilakukan serta melibatkan pasien dan keluarga pada proses interaksi. Pada

ronde ini tidak terjadi proses pembelajaran antara perawat dan head nurse.

c)  Patient comport nurse menurut Close dan Castledine (2005) ronde disini

berfokus pada kebutuhan utama yang diperlukan pasien di rumah sakit.  Fungsi

perawat dalam ronde ini adalah memenuhi semua kebutuhan pasien. Misalnya

ketika ronde dilakukan dimalam hari, perawat menyiapkan tempat tidur untuk

pasien tidur.

d) Teaching rounds menurut Close dan Castledine (2005) dilakukan antara teacher

nurse dengan perawat atau mahasiswa perawat, dimana terjadi proses

pembelajaran. Teknik ronde ini biasa dilakukan oleh perawat atau mahasiswa

perawat. Dengan pembelajaran langsung. Perawat atau mahasiswa dapat

langsung mengaplikasikan ilmu yang didapat langsung pada pasien.

Daniel (2004) walking round yang terdiri dari nursing round, physician-nurse

rounds atau interdisciplinary rounds. Nursing roundsadalah ronde yang dilakukan

antara perawat dengan perawat. Physician-nurse adalah ronde pada pasien yang

dilakukan oleh dokter dengan perawat, sedangkan interdisciplinary rounds adalah ronde

pada pasien yang dilakukan oleh berbagai macam tenaga kesehatan meliputi dokter,

perawat, ahli gizi serta fisioterapi, dsb.

7. Keuntungan Ronde Keperawatan.

Banyak manfaat atau keuntungan dengan dilakukannya ronde keperawatan oleh perawat, diantaranya:

a) Ronde keperawatan dapat meningkatkan keterampilan dan pengetahuan pada perawat. Clement (2011) menyebutkan manfaat ronde keperawatan adalah membantu mengembangkan keterampilan keperawatan, selain itu menurut Wolak et al. (2008) denga adanya ronede keperawatan akan menguji pengetahuan perawat. Peningkatan ini bukan hanya keterampilan dan pengetahuan keperawatan

Page 17: Makalah Fery

saja, tetapi juga peningkatan secara menyeluruh. Hal ini dijelaskan oleh Wolak et al. (2008) peningkatan kemampuan perawat bukan hanya keterampilan keperawatan tetapi juga memberikan kesempatan pada perawat untuk tumbuh dan berkembang secara profisonal.

b)  Melalui kegiatan ronde keperwatan, perawat dapat mengevaluasi kegiatan yang telah diberikan pada pasien berhasil atau tidak. Clement (2011) melalui ronde keperawatan, evaluasi kegiatan,rintangan yang dihadapi oelh perawat atau keberhasilan dalam asuhan keperawatan dapat dinilai. Hal ini juga ditegaskan oleh O’connor (2006) pasien sebagai alat untuk menggambarkan parameter penilaian atau teknik intervensi.

c) Ronde keperawatan merupakan sarana belajar bagi perawat dan mahasiswa perawat. Ronde keperawatan merupakan studi percontohan yang menyediakan sarana untuk menilai pelaksanaan keperawatan yang dilakukan oleh perawat (Wolak et al, 2008). Sedangkan bagi mahasiswa perawat dengan ronde keperawatan akan mendapat pengalaman secara nyata dilapangan (Clement, 2011).

d) Manfaat ronde keperawatan yang lain adalah membanu mengorientasikan perawat baru pada pasien. Banyak perawat yang baru masuk tidak mengetahui mengenai pasien yang dirawat di ruangan. Dengan ronde keperawatan hal ini bisa dicegah, ronde keperwatan membantu mengorientasikan perawat baru pada pasien (Clement, 2011).

e)  Ronde keperawatan juga meningkatkan kepuasan pasien. Penelitian Febriana (2009) ronde keperwatan meningkatkan kepuasan pasien lima kali dibanding tidak lakukan ronde keperawatan. Chaboyer et al. (2009) dengan tindakan ronde keperawatan menurunkan angka insiden pada pasien yang dirawat.  

8. Kelemahan Ronde Keperawatan.

Kelemahan metode ini adalah klien dan keluarga merasa kurang nyaman serta

privasinya terganggu.

Masalah yang biasanya terdapat dalam metode ini adalah sebagai berikut:

1.      Berorientasi pada prosedur keperawatan

2.      Persiapan sebelum praktek kuarang memadai

3.      Belum ada keseragaman tentang laporan hasil ronde keperawatan

4.      Belum ada kesempatan tentang model ronde keperawatan

9. Hal Yang Dipersiapkan Dalam Ronde Keperawatan

Supaya ronde keperawatan yang dilakukan berhasil, maka bisa dilakukan persiapan

sebagai berikut:

a. Menentukan kasus dan topik (masalah yang tidak teratasi dan masalah yang

langka).

Page 18: Makalah Fery

b. Menentukan tim ronde keperawatan.

c. Mencari sumber atau literatur.

d. Membuat proposal.

e. Mempersiapkan klien : informed consent dan pengkajian.

f. Diskusi : apa diagnosis keperawatan ?; Apa data yang mendukung ?; Bagaimana

intervensi yang sudah dilakukan?; Apa hambatan yang ditemukan selama

perawatan?

BAB. III

Page 19: Makalah Fery

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Bedside teaching adalah pembelajaran yang dilakukan langsung didepan pasien. Dengan

bedside teaching mahasiswa bisa menerapkan ilmu pengetahuan, melaksanakan

kemampuan komunikasi, keterampilan klinik dan profesionalisme, menemukan seni

pengobatan, mempelajari bagaimana tingkah laku dan pendekatan dokter kepada pasien

2. Beside teaching merupakan pembelajaran kontekstual dan interaktif yang mendekatkan

pembelajar pada real clinical setting. Beside teaching merupakan metode pembelajaran di

mana pembelajar mengaplikasikan kemampuan kognitif, psikomotor dan afektif secara

terintegrasi.

3. Beberapa ahli mengungkapkan pengertian dari ronde keperawatan. Chambliss (1996),

ronde keperawatan adalah pertemuan antara staff yang usai kerja melaporkan pada staf

yang mulai kerja tentang kondisi pasien, dengan staf menjelaskan apa yang telah

dilakukan dan mengapa dilakukan yang membawa setiap kasus ke dalam kerangka kerja

berfikir staf, dan secara sistematis menegakkan kemampuan sistem untuk menangani

masalah medis.

4. Ronde keperawatan merupakan suatu metode pembelajaran klinik yang memungkinkan

peserta didik mentransfer dan mengaplikasikan pengetahuan teoritis ke dalam peraktik

keperawatan secara langsung

5. Pre conference adalah komunikasi katim dan perawat pelaksana setelah selesai operan

untuk rencana kegiatan pada shift tersebut yang dipimpin oleh ketua tim atau penanggung

jawab tim sedangkan Post conference adalah komunikasi katim dan perawat pelaksana

tentang hasil kegiatan sepanjang shift dan sebelum operan kepada shift berikut

B. Saran – saran

1. Bagi perawat

Mampu mengaplikasikan teori ini dalam proses pembelajaran keperawatan dalam

memberikan pelayanan asuhan keperawatan yang propesional

2. Bagi mahasiswa

Mampu menelaah semua teori pembelajaran dalam pendidikan keperawatan secara

baik dan benar

DAFTAR PUSTAKA

Page 20: Makalah Fery

http://villavava.blogspot.com/2014/07/standar-operasional-prosedur-pre-dan.html

http://nursekangjo.blogspot.com/2013/04/pre-dan-post-conference-dalam-mpkp.html

http://iwansaing.wordpress.com/2010/11/01/pre-dan-post-conference-dalam-manajemen-

keperawatan/