studi tentang pengaruh parameter oseanografi …repository.ub.ac.id/7983/1/ramadhan, muhammad...

98
STUDI TENTANG PENGARUH PARAMETER OSEANOGRAFI TERHADAP KELIMPAHAN PLANKTON DI WILAYAH FISHING GROUND UTARA, TIMUR DAN SELATAN PERAIRAN JAWA TIMUR SKRIPSI PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN JURUSAN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN DAN KELAUTAN Oleh: MUHAMMAD IRLAN ASSIDIQ KUSUMA RAMADHAN NIM. 135080601111028 FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2017

Upload: others

Post on 27-Dec-2020

15 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: STUDI TENTANG PENGARUH PARAMETER OSEANOGRAFI …repository.ub.ac.id/7983/1/Ramadhan, Muhammad Irlan... · 2020. 8. 26. · judul : studi tentang pengaruh parameter oseanografi terhadap

STUDI TENTANG PENGARUH PARAMETER OSEANOGRAFI TERHADAP

KELIMPAHAN PLANKTON DI WILAYAH FISHING GROUND UTARA, TIMUR

DAN SELATAN PERAIRAN JAWA TIMUR

SKRIPSI

PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN

JURUSAN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN DAN KELAUTAN

Oleh:

MUHAMMAD IRLAN ASSIDIQ KUSUMA RAMADHAN

NIM. 135080601111028

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2017

Page 2: STUDI TENTANG PENGARUH PARAMETER OSEANOGRAFI …repository.ub.ac.id/7983/1/Ramadhan, Muhammad Irlan... · 2020. 8. 26. · judul : studi tentang pengaruh parameter oseanografi terhadap

STUDI TENTANG PENGARUH PARAMETER OSEANOGRAFI TERHADAP

KELIMPAHAN PLANKTON DI WILAYAH FISHING GROUND UTARA, TIMUR

DAN SELATAN PERAIRAN JAWA TIMUR

SKRIPSI

PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN

JURUSAN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN DAN KELAUTAN

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Perikanan

di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Universitas Brawijaya

Oleh:

MUHAMMAD IRLAN ASSIDIQ KUSUMA RAMADHAN

NIM. 135080601111028

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2017

Page 3: STUDI TENTANG PENGARUH PARAMETER OSEANOGRAFI …repository.ub.ac.id/7983/1/Ramadhan, Muhammad Irlan... · 2020. 8. 26. · judul : studi tentang pengaruh parameter oseanografi terhadap
Page 4: STUDI TENTANG PENGARUH PARAMETER OSEANOGRAFI …repository.ub.ac.id/7983/1/Ramadhan, Muhammad Irlan... · 2020. 8. 26. · judul : studi tentang pengaruh parameter oseanografi terhadap

Judul : STUDI TENTANG PENGARUH PARAMETER OSEANOGRAFI

TERHADAP KELIMPAHAN PLANKTON DI WILAYAH FISHING

GROUND UTARA, TIMUR DAN SELATAN PERAIRAN JAWA TIMUR

Nama Mahasiswa : MUHAMMAD IRLAN ASSIDIQ KUSUMA RAMADHAN

NIM : 135080601111028

Program Studi : Ilmu Kelautan

PENGUJI PEMBIMBING:

Pembimbing 1 : IR. AIDA SARTIMBUL, M.Sc., Ph.D

Pembimbing 2 : DWI CANDRA PRATIWI, S.Pi., M.Sc., MP

PENGUJI BUKAN PEMBIMBING:

Dosen Penguji 1 : IR. BAMBANG SEMEDI, M.Sc., Ph.D

Dosen Penguji 2 : DHIRA KHURNIAWAN S. S.Kel., M.Sc

Tanggal Ujian : 27 NOVEMBER 2017

Page 5: STUDI TENTANG PENGARUH PARAMETER OSEANOGRAFI …repository.ub.ac.id/7983/1/Ramadhan, Muhammad Irlan... · 2020. 8. 26. · judul : studi tentang pengaruh parameter oseanografi terhadap

PERNYATAAN ORISINALITAS

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam Skripsi yang berjudul Studi

Tentang Pengaruh Parameter Oseanografi Terhadap Kelimpahan Plankton

Di Wilayah Fishing Ground Utara, TImur dan Selatan Perairan Jawa Timur

ini saya tulis dengan sebenar-benarnya dan merupakan hasil karya saya sendiri,

dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang

pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain kecuali yang tertulis dalam naskah

ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. Penelitian ini merupakan bagian dari

penelitian Ir. Aida Sartimbul, M.Sc., Ph.D dengan judul “Pendugaan Pola Migrasi

dengan Pendekatan Biologi Molekuler dan Kesesuaian Habitat sebagai Upaya

Pengelolaan Perikanan Lemuru (Sardinella lemuru) di Jawa Timur dan Bali”

dengan nomor kontrak 063/SP2H/LT/DRPM/IV/2017.

Apabila kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan Skripsi ini hasil

penjiplakan (plagiasi), maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan

tersebut, sesuai hukum yang berlaku di Indonesia.

Malang, Desember 2017

Mahasiswa

Muhammad Irlan Assidiq K.R.

NIM. 135080601111028

Page 6: STUDI TENTANG PENGARUH PARAMETER OSEANOGRAFI …repository.ub.ac.id/7983/1/Ramadhan, Muhammad Irlan... · 2020. 8. 26. · judul : studi tentang pengaruh parameter oseanografi terhadap

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Muhammad Irlan Assidiq Kusuma Ramadhan

NIM : 135080601111028

Tempat / Tgl Lahir : Jakarta / 2 Februari 1996

No. Tes Masuk P.T. : 4130285866

Jurusan : Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan dan Kelautan

Program Studi : Ilmu Kelautan

Status Mahasiswa : Biasa

Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Status Perkawinan : Belum Kawin

Alamat : Jl. Twin No. 5, Dusun Bulutanae, Komp. Merpati

Nusantara Airlines

RIWAYAT PENDIDIKAN

No Jenis Pendidikan Tahun

Keterangan Masuk Lulus

1 S.D 2001 2003 SDN Palapa 1, B.Lampung

2 S.D 2003 2005 SDN Palapa 2, B.Lampung

3 S.D 2005 2006 SDN 01 Gondangdia, Jakpus

4 S.D 2006 2007 SD Dis. Angkasa I, Mandai

2 S.L.T.P 2007 2010 SMPN 9 Makassar

3 S.L.T.A 2010 2013 SMAN 15 Makassar

5 Perguruan Tinggi (Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan)

2013 2017 Universitas Brawijaya

Demikian riwayat hidup ini saya buat dengan sebenarnya dan apabila

dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan saya sanggup menanggung segala

akibatnya.

Malang, Desember 2017

(Muhammad Irlan Assidiq Kusuma Ramadhan)

NIM. 135080601111028

Page 7: STUDI TENTANG PENGARUH PARAMETER OSEANOGRAFI …repository.ub.ac.id/7983/1/Ramadhan, Muhammad Irlan... · 2020. 8. 26. · judul : studi tentang pengaruh parameter oseanografi terhadap

UCAPAN TERIMAKASIH

Syukur Alhamdulillah atas kehadirat Allah SWT atas Berkah, Rahmat dan

Hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan Skripsi ini dengan baik.

Shalawat serta salam selalu penulis junjungkan kepada Nabi Muhammad SAW,

agar kita semua mendapat syafaatnya di hari akhir nanti dan telah membawa kita

semua dari jalan kegelapan menuju jalan terang benderang.

Laporan Skripsi yang berjudul “Studi Tentang Pengaruh Parameter

Oseanografi Terhadap Kelimpahan Plankton di Wilayah Fishing Ground

Utara, TImur dan Selatan Perairan Jawa Timur” dapat diselesaikan dengan

baik. Laporan ini dalam proses pengerjaannya juga mendapat berbagai bantuan

dari berbagai pihak. Halaman ini penulis khususkan untuk mengucapkan terima

kasih kepada pihak – pihak yang telah ikut membantu dalam proses pengerjaan

laporan ini. Ucapan terimakasih penulis tujukan kepada :

1. Ayahanda Dermawan Kusuma Saputra, S..E. dan Ibunda Rosnawiyah

Bandjar, yang senantiasa memberikan kasih sayang, dukungan moral,

doa restu serta nasihat sehingga penulis dapat menempuh jenjang

pendidikan sampai saat ini.

2. Adinda tercinta Falah Fadjariansyah Kusuma Kautsar, Dzulfikar Ilham

Kusuma Nusantara dan Bunga Nurul Qalbi yang senantiasa

memberikan semangat dan menjadi motivasi penulis agar

menyelesaikan laporan ini.

3. Dosen Pembimbing I, Ibu Ir. Aida Sartimbul, M.Sc., Ph.D. dan Dosen

Pembimbing II, Ibu Dwi Candra Pratiwi, S.Pi., M.Sc., MP. yang telah

Page 8: STUDI TENTANG PENGARUH PARAMETER OSEANOGRAFI …repository.ub.ac.id/7983/1/Ramadhan, Muhammad Irlan... · 2020. 8. 26. · judul : studi tentang pengaruh parameter oseanografi terhadap

membimbing dan memberikan masukan, dukungan serta motivasi

kepada penulis hingga laporan ini dapat diselesaikan dengan baik.

4. Wa Tintin, Bang Andy, Mbak Indah, Kak Tara, Mas Ardian, Abbas,

Ma’ruf, Raffi, Aira dan Al yang telah menjadi keluarga kedua bagi

penulis selama menempuh pendidikan sampai sekarang.

5. Kepada kelompok nelayan di Mayangan, Muncar dan Puger yang telah

menerima penulis ikut serta melaut agar mendapatkan data yang

penulis inginkan.

6. Teman – teman seperjuangan skripsi “Lemuru Squad” Firmina Bethrix

Dasi, Isna Putri Wulandari, Rizal Ferdiansyah, Ella Kurnia Sari, Siva Nur

Ikhsani, Devita Listiyaningsih, Lestari, Mas Irwan Wahyudi dan Kak

Iqbal Fajar yang telah menjadi rekan – rekan yang suportif selama

pengambilan data di lapang.

7. Teman – teman angkatan Ilmu Kelautan 2013 “ATLANTIK”.

Malang, Desember 2017

Mahasiswa

Muhammad Irlan Assidiq K.R.

NIM. 135080601111028

Page 9: STUDI TENTANG PENGARUH PARAMETER OSEANOGRAFI …repository.ub.ac.id/7983/1/Ramadhan, Muhammad Irlan... · 2020. 8. 26. · judul : studi tentang pengaruh parameter oseanografi terhadap

i

STUDI TENTANG PENGARUH PARAMETER OSEANOGRAFI TERHADAP

KELIMPAHAN PLANKTON DI WILAYAH FISHING GROUND UTARA, TIMUR

DAN SELATAN PERAIRAN JAWA TIMUR

Muhammad Irlan Assidiq Kusuma Ramadhan1, Aida Sartimbul1, Dwi Candra

Pratiwi1

ABSTRAK

Pada ekosistem laut yang kompleks terdapat rantai makanan yang sangat bergantung pada produsen primer, fitoplankton. Keberadaan plankton di ekosistem laut sangat dipengaruhi oleh parameter oseanografi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dari parameter oseanografi terhadap kelimpahan plankton di wilayah fishing ground Utara, Timur dan Selatan Perairan Jawa Timur. Titik pengambilan data dilakukan secara purposive sampling yaitu pada wilayah fishing ground Perairan Mayangan, Muncar dan Puger, Jawa Timur. Data yang diambil adalah parameter oseanografi dan plankton yang nanti akan diamati menggunakan metode Sedgwick Rafter Counting Cell. Analisis statistik yang digunakan pada penelitian ini ada dua macam, yaitu clustering dan principal component analysis (PCA). Hasil yang diperoleh untuk parameter oseanografi yang diukur masih sesuai dengan baku mutu air laut kecuali kekeruhan. Kelimpahan zooplankton dan fitoplankton ditemukan cukup melimpah pada ketiga perairan dengan keanekaragaman zooplankton dan fitoplankton tergolong sedang, kecuali pada Perairan Mayangan yang memiliki keanekaragaman zooplankton stabil, tingkat keseragaman antar genus tergolong merata dan tidak ditemukan dominansi pada tingkat genus di ketiga perairan. Parameter yang berkorelasi positif terhadap kelimpahan fitoplankton adalah konsentrasi klorofil, turbiditas, salinitas dan oksigen terlarut, sedangkan terhadap kelimpahan zooplankton adalah derajat keasaman, oksigen terlarut, salinitas dan kelimpahan fitoplankton. Parameter yang berkorelasi negatif terhadap kelimpahan fitoplankton adalah suhu dan derajat keasaman, sedangkan pada kelimpahan zooplankton adalah suhu dan turbiditas.

Kata Kunci: Plankton, Oseanografi, PCA, Clustering, Fishing Ground

(1) Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Brawijaya

STUDY ON EFFECT OF OCEANOGRAPHY PARAMETER TO PLANKTON

ABUNDANCE IN FISHING GROUND TERRITORY OF NORTHERN, EASTERN

AND SOUTHERN OF EAST JAVA

Muhammad Irlan Assidiq Kusuma Ramadhan1, Aida Sartimbul1, Dwi Candra

Pratiwi1

ABSTRACT

In complex marine ecosystems there are food chains that rely heavily on

primary producers, phytoplankton. The presence of planktons in marine

ecosystems is strongly influenced by oceanography parameters. The purpose of

this study is to determine the effect of oceanography parameters on plankton

abundance in fishing ground Northern, Eastern and Southern of East Java. The

point of data collection is done by purposive sampling located in fishing ground

Mayangan, Muncar and Puger, East Java. The measured data are oceanography

parameters and plankton which will be observed using Sedgwick Rafter Counting

Page 10: STUDI TENTANG PENGARUH PARAMETER OSEANOGRAFI …repository.ub.ac.id/7983/1/Ramadhan, Muhammad Irlan... · 2020. 8. 26. · judul : studi tentang pengaruh parameter oseanografi terhadap

ii

Cell. Statistical analysis used in this study are clustering and principal component

analysis (PCA). The results, oceanography parameters measured are still in

accordance with sea water quality standards except turbidity. The abundance of

zooplankton and phytoplankton was found to be quite abundant in three waters

with zooplankton and phytoplankton diversity being moderate, except in

Mayangan waters which have stable zooplankton diversity, evenness among

genus are uniform and no dominance is found at the genus level in the three

waters. Parameters that correlated positively to phytoplankton abundance were

chlorophyll, turbidity, salinity and dissolved oxygen, whereas to the abundance of

zooplankton is the power of hydrogen, dissolved oxygen, salinity and

phytoplankton abundance. Parameters that negatively correlated to

phytoplankton abundance are temperature and power of hydrogen, whereas in

zooplankton abundance are temperature and turbidity.

Keywords: Plankton, Oceanography, PCA, Clustering, Fishing Ground

(1) Faculty of Fisheries and Marine Science, Brawijaya University

Page 11: STUDI TENTANG PENGARUH PARAMETER OSEANOGRAFI …repository.ub.ac.id/7983/1/Ramadhan, Muhammad Irlan... · 2020. 8. 26. · judul : studi tentang pengaruh parameter oseanografi terhadap

iii

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan

rahmat dan hidayah-Mu, penulis dapat menyajikan usulan Skripsi yang berjudul

Studi Tentang Pengaruh Parameter Oseanografi Terhadap Kelimpahan

Plankton di Wilayah Fishing Ground Utara, TImur dan Selatan Perairan

Jawa Timur. Pada tulisan ini, disajikan beberapa pokok-pokok bahasan yang

meliputi Pendahuluan, Tinjauan Pustaka, Metode Penelitian, Hasil dan

Pembahasan, Penutup dan Daftar Pustaka.

Pada tulisan ini penulis menyadari bahwa naskah ini masih jauh dari kata

sempurna, baik dari segi materi, sistematika, pembahasan, maupun susunan

bahasa yang digunakan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun

penulis harapkan, untuk perbaikan penulisan selanjutnya.

Malang, Desember 2017

Mahasiswa

Muhammad Irlan Assidiq K.R.

NIM. 135080601111028

Page 12: STUDI TENTANG PENGARUH PARAMETER OSEANOGRAFI …repository.ub.ac.id/7983/1/Ramadhan, Muhammad Irlan... · 2020. 8. 26. · judul : studi tentang pengaruh parameter oseanografi terhadap

iii

DAFTAR ISI

Halaman RINGKASAN ........................................................................................................ i

KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. vi

DAFTAR TABEL ................................................................................................ viii

DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... ix

I. PENDAHULUAN ............................................................................................ 1

1.1. Latar Belakang ....................................................................................... 1

1.2. Rumusan Masalah .................................................................................. 3

1.3. Tujuan .................................................................................................... 3

1.4. Manfaat .................................................................................................. 4

II. TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................... 5

2.1. Fishing Ground ....................................................................................... 5

2.2. Plankton ................................................................................................. 5

2.2.1. Fitoplankton ................................................................................ 6

2.2.1.1. Bacillariophyceae ........................................................... 7

2.2.1.2. Dinophyceae .................................................................. 7

2.2.1.3. Cyanobacteria ................................................................ 8

2.2.1.4. Chrysophyceae .............................................................. 8

2.2.1.5. Haptophyta ..................................................................... 9

2.2.1.6. Euglenophyceae ............................................................ 9

2.2.1.7. Chlorophyceae ............................................................. 10

2.2.2. Zooplankton .............................................................................. 10

2.2.2.1. Copepod ...................................................................... 11

2.3. Parameter Oseanografi......................................................................... 11

2.3.1. Suhu ......................................................................................... 11

2.3.2. Salinitas .................................................................................... 12

2.3.3. Derajat Keasaman (pH) ............................................................. 13

2.3.4. Kekeruhan ................................................................................. 14

2.3.5. Oksigen Terlarut (Dissolved Oxygen) ........................................ 14

2.3.6. Klorofil ....................................................................................... 15

2.4. Keberadaan Plankton di Laut ................................................................ 16

2.5. Instrumen AAQ – 1183 ......................................................................... 17

Page 13: STUDI TENTANG PENGARUH PARAMETER OSEANOGRAFI …repository.ub.ac.id/7983/1/Ramadhan, Muhammad Irlan... · 2020. 8. 26. · judul : studi tentang pengaruh parameter oseanografi terhadap

v

III. METODOLOGI............................................................................................. 18

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................... 18

3.2. Alat dan Bahan ..................................................................................... 20

3.3. Jenis Data............................................................................................. 21

3.3.1. Data Primer ............................................................................... 21

3.3.1.1. Parameter Oseanografi ................................................ 21

3.3.1.2. Sampel Plankton .......................................................... 22

3.3.2. Data Sekunder .......................................................................... 23

3.4. Analisis Parameter Oseanografi ........................................................... 23

3.5. Analisis Struktur Komunitas Plankton ................................................... 24

3.5.1. Kelimpahan Plankton (N) .......................................................... 24

3.5.2. Indeks Keanekaragaman (H’) .................................................... 25

3.5.3. Indeks Keseragaman (E) ........................................................... 26

3.5.4. Indeks Dominansi (C) ................................................................ 27

3.6. Analisis Statistik .................................................................................... 27

3.6.1. Analisis Clustering ..................................................................... 27

3.6.2. Principle Component Analysis (PCA) ........................................ 28

3.7. Diagram Alir Penelitian ......................................................................... 28

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................................... 30

4.1. Kondisi Lapangan ................................................................................. 30

4.2. Parameter Oseanografi......................................................................... 31

4.2.1. Suhu ......................................................................................... 33

4.2.2. Salinitas .................................................................................... 35

4.2.3. Derajat Keasaman (pH) ............................................................. 37

4.2.4. Kekeruhan ................................................................................. 39

4.2.5. Oksigen Terlarut (Dissolved Oxygen) ........................................ 42

4.2.6. Klorofil ....................................................................................... 44

4.3. Indeks Biologi ....................................................................................... 45

4.3.1. Identifikasi Plankton .................................................................. 45

4.3.1.1. Perairan Mayangan, Probolinggo ................................. 45

4.3.1.2. Perairan Muncar, Banyuwangi ..................................... 49

4.3.1.3. Perairan Puger, Jember ............................................... 53

4.3.2. Komposisi Plankton ................................................................... 56

4.3.2.1. Komposisi Zooplankton ................................................ 56

4.3.2.2. Komposisi Fitoplankton ................................................ 58

4.3.3. Kelimpahan Plankton ................................................................ 60

4.3.3.1. Kelimpahan Zooplankton .............................................. 60

4.3.3.2. Kelimpahan Fitoplankton .............................................. 61

Page 14: STUDI TENTANG PENGARUH PARAMETER OSEANOGRAFI …repository.ub.ac.id/7983/1/Ramadhan, Muhammad Irlan... · 2020. 8. 26. · judul : studi tentang pengaruh parameter oseanografi terhadap

vi

4.3.4. Indeks Keanekaragaman, Keseragaman dan Dominansi .......... 61

4.4. Analisis Statistik .................................................................................... 66

4.4.1. Analisis Clustering ..................................................................... 66

4.4.2. Principle Component Analysis (PCA) ........................................ 67

V. PENUTUP .................................................................................................... 71

5.1. Kesimpulan ........................................................................................... 71

5.2. Saran .................................................................................................... 72

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 73

LAMPIRAN ........................................................................................................ 82

Page 15: STUDI TENTANG PENGARUH PARAMETER OSEANOGRAFI …repository.ub.ac.id/7983/1/Ramadhan, Muhammad Irlan... · 2020. 8. 26. · judul : studi tentang pengaruh parameter oseanografi terhadap

vii

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 1. Food web di ekosistem laut (Suthers dan Rissik, 2009) ................... 1 Gambar 2. Pinularia sp (Suthers dan Rissik, 2009) ........................................... 7 Gambar 3. Ceratium hirundinella (Suthers dan Rissik, 2009) ............................ 7 Gambar 4. Nostoc sp (microbewiki, 2017) ......................................................... 8 Gambar 5. Chrysosphaera paludosa (microbewiki, 2017) ................................. 9 Gambar 6. Haptophyta (creationwiki, 2017) ...................................................... 9 Gambar 7. Euglena mutabilis (microbewiki, 2017) ........................................... 10 Gambar 8. Dunaliella salina (microbewiki, 2017) ............................................. 10 Gambar 9. Instrumen AAQ 1183 ..................................................................... 17 Gambar 10. Dua titik pengambilan data pada Perairan Mayangan ditandai

dengan simbol “•” .......................................................................... 19 Gambar 11. Dua titik pengambilan data pada Perairan Muncar, Banyuwangi

ditandai dengan simbol “•” ............................................................. 19 Gambar 12. Dua titik pengambilan data pada Perairan Puger, Jember ditandai

dengan simbol “•” .......................................................................... 20 Gambar 13. Diagram alir penelitian yang berjudul Studi Tentang Pengaruh

Parameter Oseanografi Terhadap Struktur Komunitas Plankton di Wilayah Fishing Ground Perairan Jawa Timur ............................... 29

Gambar 14. Rata – rata suhu di wilayah fishing ground ketiga perairan ............ 34 Gambar 15. Profil vertikal suhu ketiga perairan ................................................. 35 Gambar 16. Rata – rata salinitas di wilayah fishing ground ketiga perairan ....... 36 Gambar 17. Profil vertikal salinitas ketiga perairan ............................................ 37 Gambar 18. Rata – rata derajat keasaman (pH) di wilayah fishing ground ketiga

perairan ......................................................................................... 38 Gambar 19. Profil vertikal derajat keasaman ketiga perairan ............................ 39 Gambar 20. Rata – rata kekeruhan di wilayah fishing ground ketiga perairan ... 40 Gambar 21. Profil vertikal kekeruhan ketiga perairan ........................................ 41 Gambar 22. Rata – rata oksigen terlarut di wilayah fishing ground ketiga perairan

...................................................................................................... 42 Gambar 23. Profil vertikal oksigen terlarut ketiga perairan ................................ 43 Gambar 24. Rata - rata klorofil di wilayah fishing ground ketiga perairan .......... 44 Gambar 25. Profil vertikal konsentrasi klorofil ketiga perarian ........................... 45 Gambar 26. Komposisi zooplankton Perairan Mayangan yang didominasi oleh

genus Branchionus ........................................................................ 57 Gambar 27. Komposisi zooplankton Perairan Muncar yang didominasi oleh

genus Calanus .............................................................................. 57 Gambar 28. Komposisi zooplankton Perairan Puger yang didominasi oleh genus

Oncaea .......................................................................................... 58 Gambar 29. Komposisi fitoplankton Perairan Mayangan yang didominasi oleh

genus Ceratium ............................................................................. 59 Gambar 30. Komposisi fitoplankton Perairan Muncar yang didominasi oleh genus

Bacteriastrum ................................................................................ 59 Gambar 31. Komposisi fitoplankton Perairan Puger yang didominasi oleh genus

Coscinodiscus ............................................................................... 60 Gambar 32. Kelimpahan zooplankton pada ketiga perairan .............................. 60 Gambar 33. Kelimpahan fitoplankton pada ketiga perairan ............................... 61

Page 16: STUDI TENTANG PENGARUH PARAMETER OSEANOGRAFI …repository.ub.ac.id/7983/1/Ramadhan, Muhammad Irlan... · 2020. 8. 26. · judul : studi tentang pengaruh parameter oseanografi terhadap

viii

Gambar 34. Indeks keanekaragaman zooplankton pada ketiga perairan .......... 62 Gambar 35. Indeks keseragaman zooplankton pada ketiga perairan ................ 63 Gambar 36. Indeks dominansi zooplankton pada ketiga perairan ..................... 64 Gambar 37. Indeks keanekaragaman fitoplankton pada ketiga perairan ........... 65 Gambar 38. Indeks keseragaman fitoplankton pada ketiga perairan ................. 65 Gambar 39. Indeks dominansi fitoplankton pada ketiga perairan ...................... 66 Gambar 40. Dendogram menunjukkan pengelompokan berdasarkan titik

pengambilan data .......................................................................... 67 Gambar 41. Ordinasi sampel dari ketiga perairan ............................................. 69

Page 17: STUDI TENTANG PENGARUH PARAMETER OSEANOGRAFI …repository.ub.ac.id/7983/1/Ramadhan, Muhammad Irlan... · 2020. 8. 26. · judul : studi tentang pengaruh parameter oseanografi terhadap

ix

DAFTAR TABEL Halaman

Tabel 1. Tempat dan Waktu Pengambilan Data ............................................. 18 Tabel 2. Alat yang digunakan dalam Penelitian .............................................. 20 Tabel 3. Bahan yang digunakan dalam Penelitian .......................................... 21 Tabel 4. Parameter yang diukur di lapangan .................................................. 22 Tabel 5. Data sekunder yang digunakan pada penelitian ............................... 23 Tabel 6. Baku Mutu Air Laut untuk Biota Laut ................................................ 24 Tabel 7. Hasil Pengukuran Parameter Oseanografi ....................................... 32 Tabel 8. Identifikasi Plankton Perairan Mayangan, Probolinggo ..................... 46 Tabel 9. Identifikasi Plankton Perairan Muncar, Banyuwangi ......................... 49 Tabel 10. Identifikasi Plankton Perairan Puger, Jember ................................... 53 Tabel 11. Keanekaragaman, Keseragaman dan Dominansi Zooplankton ........ 62 Tabel 12. Keanekaragaman, Keseragaman dan Dominansi Fitoplankton ........ 64 Tabel 13. Hasil perhitungan varians dari komponen utama .............................. 68

Page 18: STUDI TENTANG PENGARUH PARAMETER OSEANOGRAFI …repository.ub.ac.id/7983/1/Ramadhan, Muhammad Irlan... · 2020. 8. 26. · judul : studi tentang pengaruh parameter oseanografi terhadap

1

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Laut merupakan sebuah ekosistem yang kompleks. Pada ekosistem laut

terdapat rantai makanan yang juga sangat bergantung pada produsen primer.

Fitoplankton merupakan produsen primer di ekosistem laut. Keberadaan

fitoplankton sangat berpengaruh terhadap kehidupan di perairan. Hal ini

dikarenakan fitoplankton yang bersifat autotrof. Hal ini menyebabkan terjadinya

perpindahan energi dari produsen primer (fitoplankton) kepada biota laut lainnya

melalui proses makan – dimakan yang mana nantinya akan membentuk food

web (Gambar 1).

Gambar 1. Food web di ekosistem laut (Suthers dan Rissik, 2009)

Page 19: STUDI TENTANG PENGARUH PARAMETER OSEANOGRAFI …repository.ub.ac.id/7983/1/Ramadhan, Muhammad Irlan... · 2020. 8. 26. · judul : studi tentang pengaruh parameter oseanografi terhadap

2

Menurut Ain et al (2015), kesuburan perairan ditandai dengan adanya

kandungan nitrat, fosfat, klorofil-a, produktivitas primer perairan yang cenderung

tinggi. Dalam penentuan daerah fishing ground, tingkat kesuburan perairan

merupakan salah satu indikator penting. Dengan diketahuinya tingkat kesuburan

suatu perairan, maka kita dapat mengetahui kualitas perairan tersebut. Hal

dikarenakan dengan tingginya tingkat kesuburan suatu perairan maka akan

diikuti pula dengan kelimpahan plankton dan sumberdaya perikanan yang tinggi.

Keberadaan Zooplankton di ekosistem laut sangat bergantung pada

fitoplankton. Hal ini dikarenakan fitoplankton merupakan sumber makanan bagi

zooplankton. Zooplankton di ekosistem laut juga berperan sebagai penghubung

bagi biota – biota karnivor kecil dan besar yang berada diatas tingkatannya

(Yuliana, 2014). Keberadaan plankton di ekosistem laut sangat dipengaruhi oleh

parameter oseanografi. Menurut Yuliana (2014), terdapat hubungan positif antara

kelimpahan plankton dengan parameter oseanografi.

Secara geografis, Jawa Timur memiliki 3 wilayah perairan laut. Wilayah

tersebut adalah perairan laut bagian utara, perairan laut bagian selatan dan juga

perairan laut di bagian timur (Selat Bali). Ketiga perairan tersebut diketahui

memiliki kondisi perairan yang berbeda, sehingga perlu untuk dilakukan

penelitian pada ketiga wilayah tersebut. Wilayah yang dipilih adalah wilayah

fishing ground yang berada pada Perairan Mayangan, Probolinggo (Perairan

Utara), Perairan Muncar, Banyuwangi (Perairan Timur) dan Perairan Puger,

Jember (Perairan Selatan).

Page 20: STUDI TENTANG PENGARUH PARAMETER OSEANOGRAFI …repository.ub.ac.id/7983/1/Ramadhan, Muhammad Irlan... · 2020. 8. 26. · judul : studi tentang pengaruh parameter oseanografi terhadap

3

1.2. Rumusan Masalah

Plankton memiliki peranan penting pada rantai makanan di ekosistem laut

yang sangat kompleks. Keberadaan plankton di laut sangat bergantung pada

parameter – parameter oseanografi. Perairan di jawa timur dapat dibagi menjadi

3 bagian, yaitu perairan utara, timur dan selatan. Ketiganya memiliki karakteristik

oseanografi yang berbeda.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dilakukan perumusan

masalah untuk penelitian ini. Berikut adalah rumusan masalah penelitian ini:

1. Bagaimana kondisi parameter oseanografi pada wilayah fishing ground

perairan Mayangan, Muncar dan Puger ?

2. Bagaimana struktur komunitas plankton pada wilayah fishing ground

perairan Mayangan, Muncar dan Puger ?

3. Bagaimana hubungan dari parameter oseanografi terhadap kelimpahan

plankton pada wilayah fishing ground perairan Mayangan, Muncar dan

Puger ?

1.3. Tujuan

Berdasarkan Rumusan Masalah diatas maka diperoleh tujuan dari

Penelitian ini. Berikut adalah tujuan dari penelitian ini :

1. Mengetahui karakteristik parameter oseanografi pada wilayah fishing

ground perairan Mayangan, Muncar dan Puger, Jawa Timur.

2. Mengetahui struktur komunitas plankton pada wilayah fishing ground

perairan Mayangan, Muncar dan Puger, Jawa Timur.

3. Mengetahui pengaruh dari parameter oseanografi terhadap kelimpahan

plankton pada wilayah fishing ground perairan Mayangan, Muncar dan

Puger, Jawa Timur.

Page 21: STUDI TENTANG PENGARUH PARAMETER OSEANOGRAFI …repository.ub.ac.id/7983/1/Ramadhan, Muhammad Irlan... · 2020. 8. 26. · judul : studi tentang pengaruh parameter oseanografi terhadap

4

1.4. Manfaat

Mengingat bahwa plankton memiliki peran yang sangat penting pada

ekosistem laut dan betapa besar pengaruh yang dimiliki oleh beberapa

parameter oseanografi terhadap kelimpahan plankton. Hasil dari penelitian ini

diharapkan dapat memberikan gambaran kepada masyarakat umum tentang

struktur komunitas plankton pada wilayah fishing ground Perairan Mayangan,

Muncar dan Puger, Jawa Timur beserta pengaruh dari karakteristik perairan

terhadap struktur komunitas plankton.

Page 22: STUDI TENTANG PENGARUH PARAMETER OSEANOGRAFI …repository.ub.ac.id/7983/1/Ramadhan, Muhammad Irlan... · 2020. 8. 26. · judul : studi tentang pengaruh parameter oseanografi terhadap

5

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Fishing Ground

Kondisi baik atau buruknya kualitas suatu perairan dapat diketahui dengan

melihat tingkat kesuburan perairan tersebut. Hal ini dikarenakan tingkat

kesuburan perairan merupakan salah satu indikator suatu perairan berkualitas

baik atau buruk. Apabila suatu perairan memiliki tingkat kesuburan yang tinggi,

maka perairan tersebut dapat digolongkan sebagai peairan yang cukup baik.

Dalam penentuan daerah fishing ground, tingkat kesuburan perairan merupakan

salah satu indikator penting. Hal tersebut dikarenakan kesuburan perairan

ditandai dengan adanya, kandungan nitrat, fosfat, klorofil-a, produktivitas primer

perairan yang cenderung tinggi, yang nantinya akan diikuti kelimpahan plankton

dan sumberdaya perikanan yang tinggi (Ain et al, 2015).

Hasil tangkapan nelayan sangat dipengaruhi oleh parameter oseanografi.

Parameter – parameter tersebut diantaranya kelimpahan plankton, suhu dan

salinitas. Suhu perairan sangat erat kaitannya dengan siklus kehidupan biota

yang ada di laut. Hal ini dikarenakan biota – biota yang ada di laut memiliki suhu

optimum bagi tubuhnya (Tangke et al, 2016).

2.2. Plankton

Plankton adalah suatu organisme yang berukuran kecil yang hidupnya

terombang – ambing oleh arus di lautan bebas. Mereka terdiri dari makhluk –

makhluk yang hidupnya sebagai hewan (zooplankton) dan sebagai tumbuh –

tumbuhan (fitoplankton). Zooplankton sebenarnya tergolong dalam hewan

perenang aktif, yang dapat melakukan migrasi secara vertical pada beberapa

Page 23: STUDI TENTANG PENGARUH PARAMETER OSEANOGRAFI …repository.ub.ac.id/7983/1/Ramadhan, Muhammad Irlan... · 2020. 8. 26. · judul : studi tentang pengaruh parameter oseanografi terhadap

6

lapisan perairan, tetapi kekuatan renang mereka sangatlah kecil jika

dibandingkan dengan kekuatan arus perairannya (Hutabarat dan Evans, 1986).

Keberadaan produsen primer di dalam ekosistem perairan dapat

menunjang kelangsungan hidup organisme lainnya. Salah satu organisme yang

dapat dijadikan parameter biologis perairan adalah plankton. Hal ini dikarenakan

dengan mengetahui struktur komunitas plankton yang meliputi komposisi,

kelimpahan dan keanekaragaman serta defisitnya, dapat digunakan sebagai

salah satu indikator biologis kualitas perairan (Putra, 2012).

2.2.1. Fitoplankton

Fitoplankton merupakan salah satu organisme penting dalam ekosistem

perairan. Fitoplankton berperan penting dalam rantai makanan di laut. Hal ini

dikarenakan fitoplankton merupakan produsen utama pada rantai makanan di

laut. Fitoplankton memberikan sumbangan terbesar pada produksi primer total

suatu perairan, Hal ini dikarenakan fitoplankton dapat melakukan proses

fotosintesis yang menghasilkan bahan organic kaya energi. Fitoplankton juga

mampu memenuhi kebutuhan oksigen bagi organisme yang tingkatannya lebih

tinggi (Serihollo, 2015).

Keberadaan Fitoplankton di Perairan dapat dijadikan sebagai bioindikator

lingkungan perairan. Fitoplankton ini juga dapat dijadikan sebagai parameter

biologi dalam analisis status kualitas lingkungan perairan. Hal ini dikarenakan

ketidakstabilannya struktur komunitas plankton. Beberapa faktor yang

mempengaruhi hal tersebut adalah perubahan sifat fisika, kimia dan biologi

perairan (kualitas air) (Susanto, 2015).

Page 24: STUDI TENTANG PENGARUH PARAMETER OSEANOGRAFI …repository.ub.ac.id/7983/1/Ramadhan, Muhammad Irlan... · 2020. 8. 26. · judul : studi tentang pengaruh parameter oseanografi terhadap

7

2.2.1.1. Bacillariophyceae

Bacillariophyceae juga dikenal dengan sebutan diatom. Diatom adalah

makhluk hidup uniseluler. Diatom merupakan mikroalga dengan organel –

organel selnya dilindungi oleh lapisan membran dan juga memiliki dinding sel

yang berlapis silika. Diatom juga dikenal tidak memiliki flagel (alat gerak) dan

kebanyakan tidak mampu berpindah tempat (non – motile) (Suthers dan Rissik,

2009). Berikut adalah contoh dari kelas Bacillariophyceae:

Gambar 2. Pinularia sp (Suthers dan Rissik, 2009)

2.2.1.2. Dinophyceae

Dinophyceae juga dikenal dengan sebutan dinoflagellata. Dinoflagellata

merupakan alga uniseluler. Organel – organel dari dinoflagellata dilindungi oleh

lapisan membran. Dinoflagellata merupakan makhluk eukariot. Dinoflagellata

juga dikenal memiliki alat gerak berupa flagel. Pada satu fase kehidupannya,

dinoflagellata bersifat motile dimana dinoflagellata ini juga memiliki 2 (dua) flagel

yang berbeda. Dinoflagellata juga memiliki jumlah spesies berbahaya (harmful

species) terbanyak dibanding plankton kelas lainnya (40 species) (Suthers dan

Rissik, 2009). Berikut adalah contoh dari kelas Dinophyceae:

Gambar 3. Ceratium hirundinella (Suthers dan Rissik, 2009)

Page 25: STUDI TENTANG PENGARUH PARAMETER OSEANOGRAFI …repository.ub.ac.id/7983/1/Ramadhan, Muhammad Irlan... · 2020. 8. 26. · judul : studi tentang pengaruh parameter oseanografi terhadap

8

2.2.1.3. Cyanobacteria

Cyanobacteria merupakan alga primitif. Hal ini ditandai dengan tidak

ditemukannya lapisan membran. Cyanibacteria merupakan makhluk prokariot.

Cyanobacteria kebanyakan memiliki warna biru – kehijauan (cyan).

Cyanobacteria merupakan makhluk uniseluler dan memiliki bentuk filament

(filamentous). Cyanobacteria tidak memiliki flagel pada semua fase

kehidupannya (Suthers dan RIssik, 2009). Berikut adalah contoh dari kelas

berikut adalah contoh dari kelas Cyanobacteria:

Gambar 4. Nostoc sp (microbewiki, 2017)

2.2.1.4. Chrysophyceae

Chrysophyceae merupakan makhluk hidup uniseluler. Chrysophyceae ada

yang memiliki 2 (dua) flagel (Kelas Raphidophyceae) dan ada yang memilki 1

(satu) flagel (Kelas Dictyochophyceae). Pada Kelas Raphidophyceae sel –

selnya tidak memiliki pelindung, berbentuk seperti kentang dan mengandung

banyak ejectosomes, trichocyst dan mucocyst yang siap untuk dilepaskan

apabila tersentuh (diberi stimulasi). Kebanyakan raphidophyta bersifat toxic

(beracun) bagi ikan (Suthers dan Rissik, 2009). Berikut adalah contoh dari kelas

Chrysophyceae:

Page 26: STUDI TENTANG PENGARUH PARAMETER OSEANOGRAFI …repository.ub.ac.id/7983/1/Ramadhan, Muhammad Irlan... · 2020. 8. 26. · judul : studi tentang pengaruh parameter oseanografi terhadap

9

Gambar 5. Chrysosphaera paludosa (microbewiki, 2017)

2.2.1.5. Haptophyta

Haptophyta adalah makhluk hidup uniseluler. Kebanyakan spesiesnya

berukuran kecil dan tergolong dalam nanoplankton (2 – 20 µm). Permukaan

selnya ditutupi dengan selulosa. Haptophyta ini memiliki dua flagella dan juga

flagella ketiga (haptonema) yang sering digunakan untuk mengambil makanan

(Suthers dan Rissik, 2009). Berikut adalah contoh dari kelas Haptophyta:

Gambar 6. Haptophyta (creationwiki, 2017)

2.2.1.6. Euglenophyceae

Euglenoid tergolong berukuran besar (15 – 500 µm). Kebanyakan dari

euglenoid berwarna hijau. Termasuk makhluk hidup ber-sel satu. Euglenoid ini

juga memiliki alat gerak berupa flagel.Euglenophyceae ini memiliki sel yang

berbentuk spiral (Suthers dan Rissik, 2009). Berikut adalah contoh dari kelas

Euglenophyceae:

Page 27: STUDI TENTANG PENGARUH PARAMETER OSEANOGRAFI …repository.ub.ac.id/7983/1/Ramadhan, Muhammad Irlan... · 2020. 8. 26. · judul : studi tentang pengaruh parameter oseanografi terhadap

10

Gambar 7. Euglena mutabilis (microbewiki, 2017)

2.2.1.7. Chlorophyceae

Chlorophyceae yang ditemukan pada air laut terbagi menjadi dua yaitu

chlorophyta dan prasinophyta. Chlorophyceae ini memiliki ±16 flagella yang

digunakan untuk alat gerak. Fitoplankton jenis chlorophyceae ini mudah dikenali

karena warnanya yang hijau, dinding sel yang transparan dan juga flagellanya

(Suthers dan Rissik, 2009). Berikut adalah contoh dari kelas Chlorophyceae:

Gambar 8. Dunaliella salina (microbewiki, 2017)

2.2.2. Zooplankton

Zooplankton merupakan plankton hewani yang terhanyut secara pasif

karena terbatasnya kemampuan bergerak zooplankton. Berbeda dengan

fitoplankton, zooplankton hampir meliputi seluruh filum hewan mulai dari

Protozoa (hewan bersel tunggal) sampai dengan filum Chordata (hewan

bertulang belakang). Para ahli kelautan juga sering mengklasifikasikan

zooplankton sesuai ukuran dan lamanya hidup sebagai plankton (Sunarto, 2008).

Page 28: STUDI TENTANG PENGARUH PARAMETER OSEANOGRAFI …repository.ub.ac.id/7983/1/Ramadhan, Muhammad Irlan... · 2020. 8. 26. · judul : studi tentang pengaruh parameter oseanografi terhadap

11

Sebagian besar zooplankton memakan fitoplankton atau detritus dan

memiliki peran penting dalam dalam rantai makanan pada ekosistem perairan.

Beberapa spesies memperoleh makanan melalui uptake langsung dari bahan

organik yang terlarut. Zooplankton pada dasarnya mengumpulkan makanan

melalui mekanisme filter feeding atau raptorial feeding. Zooplankton jenis filter

feeder menyaring seluruh makanan yang melewati ’mulutnya’ sedangkan pada

raptorial feeder sebagian makanannya dikeluarkan kembali (Parsons et al, 1984).

2.2.2.1. Copepod

Copepod tergolong dalam zooplankton makroskopik dan memiliki lebih dari

9000 spesies yang berada di estuari dan lautan. Juvenile dan copepod dewasa

berukuran kecil dengan panjang 1 – 8 mm. Copepod dapat diklasifikasi menjadi 3

ordo yaitu, calanoid, cyclopoid dan harpaticoid. Copepod tidak memiliki carapace

dan memiliki mata majemuk (Suthers dan Rissik, 2009).

2.3. Parameter Oseanografi

2.3.1. Suhu

Suhu di laut adalah salah satu faktor yang amat penting bagi kehidupan

organisme di lautan. Hal ini dikarenakan suhu mempengaruhi baik aktivitas

metabolisme maupun perkembangbiakan dari organisme – organisme tersebut.

Baik lautan maupun daratan keduanya dipanasi oleh sinar matahari melalui suatu

proses yang dinamakan insolasi. Pengaruh dari pemanasan ini tidaklah sama

untuk daerah – daerah yang terletak pada lintang yang berbeda (Hutabarat dan

Evans, 1986).

Suhu perairan sangat mempengaruhi distibusi dan aktivitas organisme –

organisme laut. Toleransi suhu sangatlah berbeda antar spesies, namun masing

– masing spesies tersebut terbatas persebarannya pada kisaran suhu masing –

Page 29: STUDI TENTANG PENGARUH PARAMETER OSEANOGRAFI …repository.ub.ac.id/7983/1/Ramadhan, Muhammad Irlan... · 2020. 8. 26. · judul : studi tentang pengaruh parameter oseanografi terhadap

12

masing. Beberapa spesies hanya mampu bertahan pada variasi suhu secara

kecil, atau bisa disebut dengan stenothermal. Kebalikan dari spesies

stenothermal adalah eurythermal, yang mana spesies ini mampu menoleransi

variasi suhu secara luas (Tait, 1981). Begitupun juga dengan fitoplankton,

terjadinya perbedaan suhu maka dapat mempengaruhi pertumbuhan fitoplankton

dilaut, hal tersebut juga akan berpengaruh terhadap proses metabolisme dari

fitoplankton (Miller dan Wheeler, 2012).

2.3.2. Salinitas

Air laut pada umumnya terdiri dari beberapa elemen – elemen ion (major

element). Elemen – elemen ion tersebut antara lain chlorid, sulphate, bicarbonate,

bromide, borate, fluoride, sodium, magnesium, calcium, potassium, dan strontium.

Kumpulan dari ion – ion tersebut lebih umum dikenal sebagai salinitas (‰).

Salinitas rata – rata yang dijumpai di lautan bebas sebesar 35‰, pengecualian di

perairan Mediterania bagian Timur Laut, nilai dapat mencapai 37‰ (Hutabarat,

2001).

Menurut Garrison (2004) dalam Kalangi et al (2013), air sungai dapat

mempengaruhi variasi salinitas di perairan pantai lebih besar dibanding perairan

laut lepas. Seiring bertambahnya kedalaman nilai salinitas air laut akan semakin

besar akan tetapi perubahan ini tidak linear. Kolom perairan dapat dibagi menjadi

3 (tiga) lapisan. Lapisan pertama yaitu adalah lapisan permukaan yang mana

pada lapisan ini memiliki nilai salinitas yang seragam dan memiliki ketebalan 50 –

100 m. Lapisan kedua yaitu lapisan haloklin, pada lapisan ini memiliki perubahan

salinitas yang relatif besar. Lapisan terakhir memiliki nilai salinitas yang seragam

dan berada dibawah lapisan haloklin hingga ke dasar laut.

Page 30: STUDI TENTANG PENGARUH PARAMETER OSEANOGRAFI …repository.ub.ac.id/7983/1/Ramadhan, Muhammad Irlan... · 2020. 8. 26. · judul : studi tentang pengaruh parameter oseanografi terhadap

13

Salinitas merupakan salah satu parameter perairan yang berpengaruh pada

fitoplankton. Variasi salinitas mempengaruhi laju fotosintesis, terutama di daerah

estuari, khususnya pada fitoplankton yang hanya bisa bertahan pada batas-batas

salinitas yang kecil (Rahmawati et al, 2014).

2.3.3. Derajat Keasaman (pH)

Air laut umumnya memiliki nilai pH di atas 7 yang berarti bersifat basis,

namun dalam kondisi tertentu nilainya dapat menjadi lebih rendah dari 7

sehingga menjadi bersifat asam. Sebagian besar biota akuatik sensitif terhadap

perubahan nilai pH, nilai yang ideal untuk kehidupan antara 7 – 8,5. Pada nilai

pH yang lebih rendah (< 4), sebagian besar tumbuhan air mati karena tidak dapat

bertoleransi terhadap pH rendah. Rendahnya nilai pH mengindikasikan

menurunnya kualitas perairan yang pada akhirnya berdampak terhadap

kehidupan biota di dalamnya. Terjadinya perubahan ini akan membunuh biota

yang paling peka sekalipun, karena jaringan makanan dalam perairan terganggu

(Susana, 2009).

Derajat keasaman (pH) suatu perairan merupakan salah satu parameter

kimia yang penting dalam memantau kestabilan perairan. Secara alami,

senyawa kimia ini terdapat dalam air laut pada kadar yang sesuai. Perubahan

tingkatan kadar yang terjadi di perairan tentu akan mempengaruhi kehidupan

organisme yang hidup didalamnya (Patty et al, 2015).

Air laut mempunyai kemampuan menyangga yang sangat besar untuk

mencegah perubahan pH. Perubahan pH sedikit saja dari pH alami akan

memberikan petunjuk terganggunya sistem penyangga. Hal ini dapat

menimbulkan perubahan dan ketidakseimbangan kadar iCO2 yang dapat

membahayakan kehidupan biota laut. PH air laut permukaan di Indonesia

Page 31: STUDI TENTANG PENGARUH PARAMETER OSEANOGRAFI …repository.ub.ac.id/7983/1/Ramadhan, Muhammad Irlan... · 2020. 8. 26. · judul : studi tentang pengaruh parameter oseanografi terhadap

14

umumnya bervariasi dari lokasi ke lokasi antara 6.0 – 8,5. Perubahan pH dapat

mempunyai akibat buruk terhadap kehidupan biota laut, baik secara langsung

maupun tidak langsung (Odum, 1993 dalam Rukhminasari et al, 2014).

2.3.4. Kekeruhan

Kekeruhan menggambarkan sifat optik air yang ditentukan berdasarkan

banyaknya cahaya yang diserap dan dipancarkan oleh bahan-bahan yang

terdapat dalam air. Kekeruhan disebabkan oleh bahan organik dan anorganik

baik tersuspensi maupun terlarut seperti lumpur, pasir, bahan organik seperti

plankton dan mikroorganisme lainnya (Irawan dan Sari, 2013).

Persebaran kekeruhan di laut dapat dipengaruhi oleh arus, gelombang dan

pasang surut. Hal ini karena pergerakan air laut yang membawa zat – zat

tersuspensi di kolom air menyebar ke berbagai arah. Arus laut memiliki peran

lebih dalam terjadinya persebaran kekeruhan di kolom air. Hal ini dikarenakan

arus laut memiliki kecepatan dan arah yang dapat membawa persebaran

padatan tersuspensi ke seluruh kolom air (Indrayana et al, 2014).

2.3.5. Oksigen Terlarut (Dissolved Oxygen)

Perubahan konsentrasi oksigen terlarut dalam batas – batas tertentu dapat

mengindikasikan adanya perubahan kualitas perairan, semakin rendah

konsentrasinya semakin rendah kualitas perairan. Penurunan konsentrasi

oksigen akan menurunkan kegiatan fisiologis mahluk hidup dalam air. Oksigen

terlarut yang terdapat dalam air laut berasal dari difusi udara, proses fotosintesis

fitoplankton dan tumbuhan bentik. Keberadaannya dalam air laut sangat

diperlukan untuk berlangsungnya kehidupan mikroorganisme yang hidup dalam

perairan yang bersifat aerobik (Susana, 2009).

Page 32: STUDI TENTANG PENGARUH PARAMETER OSEANOGRAFI …repository.ub.ac.id/7983/1/Ramadhan, Muhammad Irlan... · 2020. 8. 26. · judul : studi tentang pengaruh parameter oseanografi terhadap

15

Oksigen terlarut dalam laut dimanfaatkan oleh organisme perairan untuk

respirasi dan penguraian zat-zat organik oleh mikroorganisme. Menurunnya

kadar oksigen terlarut di perairan menyebabkan terganggunya ekosistem

perairan dan mengakibatkan semakin berkurangnya populasi biota (Patty et al,

2015).

2.3.6. Klorofil

Tumbuh – tumbuhan laut mengandung pigmen hijau, yaitu klorofil-a. Klorofil

– a ini memiliki peranan penting di laut. Hal ini dikarenakan mereka dapat

mengambil energi surya melalui sebuah proses yang disebut dengan fotosintesis.

Pada proses tersebut, klorofil mengambil energi radiant yang digunakan untuk

mengkonversi ikatan anorganik berenergi rendah, seperti karbondioksida dan air,

menjadi ikatan organik berenergi tinggi. Pada ekosistem laut, produsen primer

terpenting adalah algae planktonik, yang bisa ditemukan pada kedalaman yang

masih terdapat cahaya untuk melakukan fotosintesis (Tomascik et al, 1997).

Tinggi rendahnya konsentrasi klorofil-a fitoplankton dapat digunakan

sebagai petunjuk kelimpahan sel fitoplankton serta potensi organik di suatu

perairan. Klorofil-a digunakan sebagai indikator dari kelimpahan fitoplankton,

sementara kelimpahan fitoplankton berhubungan dengan siklus alami dari

ketersediaan nutrien meliputi input nitrat/fosfat serta fenomena upwelling (Marlian

et al., 2015).

Kandungan klorofil-a fitoplankton di perairan dapat digunakan sebagai

ukuran biomassa fitoplankton dan indikator tinggi rendahnya produktivitas

perairan. Kualitas perairan optimum merupakan tempat hidup dan berkembang

yang baik bagi fitoplankton. Biasanya daerah atau kawasan penangkapan ikan

memiliki nilai kandungan klorofil-a melebihi dari 0,5 mg/m³. Namun konsentrasi

Page 33: STUDI TENTANG PENGARUH PARAMETER OSEANOGRAFI …repository.ub.ac.id/7983/1/Ramadhan, Muhammad Irlan... · 2020. 8. 26. · judul : studi tentang pengaruh parameter oseanografi terhadap

16

klorofil-a >0.2 mg/m³ sudah dapat menjamin kelangsungan perikanan komersial

di suatu perairan (Mursyidin et al., 2015).

2.4. Keberadaan Plankton di Laut

Plankton terdiri atas fitoplankton yang merupakan produsen primer zat –zat

organik dan zooplankton yang tidak dapat memproduksi zat – zat organik

sehingga perlu mendapatkan tambahan bahan organik dari makanannya

(Hutabarat dan Evans, 1986). Fitoplankton memiliki peran penting dalam

ekosistem perairan. Selain sebagai dasar dari rantai makanan (primary producer)

plankton juga dapat dijadikan sebagai bioindikator tingkat kesuburan suatu

perairan. Terdapat hubungan positif antara kelimpahan fitoplankton dengan

produktivitas perairan. Apabila kelimpahan fitoplankton di suatu perairan tinggi,

maka hal itu menunjukkan bahwa perairan tersebut memiliki produktivitas yang

tinggi (Raymont, 1980 dalam Yuliana et al, 2012).

Secara umum telah diketahui bahwa pertumbuhan fitoplankton di perairan

umum sangat dipengaruhi nitrogen dan fosfor. Dibandingkan dengan karbon,

hidrogen dan oksigen; fosfor dan nitrogen adalah kecil kauntitasnya hingga

kedua unsur ini sering dianggap sebagai faktor pembatas bagi pertumbuhan

fitoplankton. Lebih spesifik telah diketahui pula bahwa fosfor adalah unsur hara

yang sering menjadi pembatas pertumbuhan fitoplankton di perairan tawar

sedangkan nitrogen sering menjadi pembatas pertumbuhan fitoplankton di

perairan pesisir dan lautan (Garno, 2008). Menurut Kadir et al (2015), Kecerahan

sebagai faktor pembatas dalam mentransfer energi matahari ke perairan.

Species fitoplankton yang memiliki tolerasi lebar terhadap beberapa faktor

pembatas lingkungannya akan tetap bertahan hidup dan tak jarang mendominasi

habitatnya (Djokosetiyanto dan Rahadjo, 2006).

Page 34: STUDI TENTANG PENGARUH PARAMETER OSEANOGRAFI …repository.ub.ac.id/7983/1/Ramadhan, Muhammad Irlan... · 2020. 8. 26. · judul : studi tentang pengaruh parameter oseanografi terhadap

17

Menurut Djokosetiyanto dan Rahardjo (2006), sebaran kelimpahan

fitoplankton bervariasi, tidak mengikuti besarnya sampai sejauh dari

pantai/muara tidak ditemukan pola tertentu. Distribusi kelimpahan zooplankton di

perairan mendominasi di wilayah tepi pantai, terutama yang berdekatan dengan

muara sungai dan semakin menurun kelimpahannya ke daerah laut (Kadir et al,

2015).

2.5. Instrumen AAQ – 1183

Aqua Quality Meter (AAQ) merupakan salah satu instrumen yang dapat

digunakan untuk mengukur kualitas air secara vertikal. AAQ 1183 diproduksi

Perusahaan JFE ALEC yang berasal dari Jepang. Instrumen ini juga dikenal

dengan nama “AAQ Rinko”. Instrumen AAQ ini dapat digunakan baik diperairan

laut maupun perairan tawar. Instrumen ini dapat mengukur beberapa parameter

kualitas perarian sekaligus dalam sekali penurunan instumen kedalam perairan.

Instumen AAQ dilengkapi dengan kabel penghubung dan smart – handy. Smart –

handy pada Instrumen AAQ berfungsi sebagai display unit. Instumen AAQ

sewaktu pengoperasiannya dapat ditambahkan kabel seling dan keranjang

tempat AAQ agar mencegah hilangnya instrumen saat diturunkan ke perairan

akibat arus yang terlalu kencang (Edyanto, 2006).

Gambar 9. Instrumen AAQ 1183

Page 35: STUDI TENTANG PENGARUH PARAMETER OSEANOGRAFI …repository.ub.ac.id/7983/1/Ramadhan, Muhammad Irlan... · 2020. 8. 26. · judul : studi tentang pengaruh parameter oseanografi terhadap

18

III. METODOLOGI

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini merupakan bagian dari penelitian Ir. Aida Sartimbul, M.Sc.,

Ph.D dengan judul “Pendugaan Pola Migrasi dengan Pendekatan Biologi

Molekuler dan Kesesuaian Habitat sebagai Upaya Pengelolaan Perikanan

Lemuru (Sardinella lemuru) di Jawa Timur dan Bali” dengan nomor kontrak

063/SP2H/LT/DRPM/IV/2017. Penelitian berfokus pada 3 perairan di Provinsi

Jawa Timur . Ketiga perairan tersebut adalah Perairan Mayangan, Puger dan

Muncar, Jawa Timur. Ketiga perairan tersebut dipilih sebagai representasi 3

wilayah perairan di Provinsi Jawa Timur. Dimana ketiga perairan tersebut

mewakili perairan bagian utara (Mayangan, Probolinggo), selatan (Puger,

Jember) dan timur (Muncar, Banyuwangi). Pengambilan data peneliitan terdiri

dari pengukuran parameter oseanografi dan pengambilan sampel plankton

perairan. Pengambilan data penelitian dilakukan pada Bulan Februari 2017 – Mei

2017. Pengambilan data dilakukan pada malam hari bersamaan dengan waktu

nelayan mencari ikan, khususnya ikan lemuru yang merupakan ikan nocturnal

(aktif mencari makan di malam hari). Rincian tentang waktu pengambilan data

pada lokasi penelitian dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Tempat dan Waktu Pengambilan Data

No Lokasi Wilayah Tanggal

1. Perairan Mayangan, Probolinggo Utara 27 Februari 2017

2. Perairan Puger, Jember Selatan 26 April 2017

3. Perairan Muncar, Banyuwangi Timur 24 Mei 2017

Page 36: STUDI TENTANG PENGARUH PARAMETER OSEANOGRAFI …repository.ub.ac.id/7983/1/Ramadhan, Muhammad Irlan... · 2020. 8. 26. · judul : studi tentang pengaruh parameter oseanografi terhadap

19

Pada penelitian ini, penentuan titik pengambilan data dilakukan secara

purposive sampling dimana setiap titik tersebut merupakan lokasi dimana

nelayan sering melakukan kegiatan penangkapan ikan atau sering disebut

dengan fishing ground. Pada tiap titik tersebut dilakukan pengukuran parameter

oseanografi secara vertikal dan pengambilan sampel plankton pada kedalaman 0

dan 5 m. Lokasi pengambilan data dapat dilihat pada peta yang disajikan pada

Gambar 10 – 12.

Gambar 10. Dua titik pengambilan data pada Perairan Mayangan ditandai

dengan simbol “•”

Gambar 11. Dua titik pengambilan data pada Perairan Muncar, Banyuwangi

ditandai dengan simbol “•”

Page 37: STUDI TENTANG PENGARUH PARAMETER OSEANOGRAFI …repository.ub.ac.id/7983/1/Ramadhan, Muhammad Irlan... · 2020. 8. 26. · judul : studi tentang pengaruh parameter oseanografi terhadap

20

Gambar 12. Dua titik pengambilan data pada Perairan Puger, Jember ditandai

dengan simbol “•”

3.2. Alat dan Bahan

Alat – alat yang digunakan pada penelitian ini antara lain Aqua Quality

Meter (AAQ), GPS, Kamera, Laptop, Plankton net, coolbox, botol sampel, pipet

tetes, mikroskop, obyek glass, Sedgwick rafter counting cell, kapal nelayan, buku

identifikasi plankton, ph meter, Perangkat lunak Surfer, ArcGIS dan PAST

(Paleontological Statistics). Rincian alat – alat yang digunakan dalam penelitian

ini dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Alat yang digunakan dalam Penelitian

No Alat Spesifikasi Fungsi

1. Aqua Quality Meter Tipe 1183 Mengukur parameter oseanografi

2. GPS Garmin Menentukan lokasi koordinat

3. Kamera Canon Alat dokumentasi

4. Laptop Asus Pengolahan data

5. Plankton net 1 buah Mengambil sampel plankton

6. Coolbox 2 buah Wadah pengawetan sampel

7. Botol Sampel 100 ml Wadah sampel plankton

8. Pipet tetes 2 buah Mengambil cairan lugol

9. Mikroskop 1 buah Alat bantu pengamatan plankton

10. Obyek glass 1 buah Penutup sampel plankton

11. Sedwick Rafter Counting Cell

1 buah Alat bantu pengamatan plankton

Page 38: STUDI TENTANG PENGARUH PARAMETER OSEANOGRAFI …repository.ub.ac.id/7983/1/Ramadhan, Muhammad Irlan... · 2020. 8. 26. · judul : studi tentang pengaruh parameter oseanografi terhadap

21

No Alat Spesifikasi Fungsi

12. Kapal Nelayan - Alat Transportasi menuju titik

pengambilan data

13. Buku Identifikasi Plankton

2 buah Acuan dalam identifikasi genus

plankton

14. pH meter 1 buah Mengukur parameter pH

15. Surfer Versi 10 Perangkat lunak untuk mengolah

profil vertikal parameter oseanografi

16. ArcGIS Versi 10.3 Perangkat lunak untuk mengolah

peta kedalaman lokasi

17. PAST Versi 3 Perangkat lunak dalam analisis statistik (Clustering dan PCA)

Bahan – bahan yang digunakan pada penelitian ini antara lain Baterai “AA”,

Aquades, Sampel plankton, lugol, tisu dan es batu. Rincian bahan – bahan yang

digunakan pada penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Bahan yang digunakan dalam Penelitian

No Bahan Fungsi

1. Baterai “AA” Sumber daya smart handy dan GPS

2. Aquades Kalibrasi AAQ – 1183

3. Sampel Plankton Pengamatan sampel plankton

4. Lugol Mengawetkan sampel plankton

5. Tisu Membersihkan alat

6. Es batu Mengawetkan sampel

3.3. Jenis Data

3.3.1. Data Primer

3.3.1.1. Parameter Oseanografi

Pengukuran parameter oseanografi pada penelitian ini menggunakan AAQ

– 1183 dan pH meter untuk parameter derajat keasaman. Pengukuran parameter

oseanografi dilakukan pada kedalaman 0 – 5 meter dari permukaan laut

menggunakan AAQ – 1183. Parameter oseanografi yang diukur menggunakan

instrument AAQ – 1183 dapat dilihat pada Tabel 4.

Page 39: STUDI TENTANG PENGARUH PARAMETER OSEANOGRAFI …repository.ub.ac.id/7983/1/Ramadhan, Muhammad Irlan... · 2020. 8. 26. · judul : studi tentang pengaruh parameter oseanografi terhadap

22

Tabel 4. Parameter yang diukur di lapangan

No Parameter Satuan Instrumen Perolehan

Data

1. Suhu °C AAQ 1183 Insitu

2. Salinitas ‰ AAQ 1183 Insitu

3. Derajat Keasaman - AAQ 1183 & pH

Meter Insitu

4. Kekeruhan NTU AAQ 1183 Insitu

5. Oksigen Terlarut (DO) mg/L AAQ 1183 Insitu

6. Klorofil mg/m3 AAQ 1183 Insitu

3.3.1.2. Sampel Plankton

Pengambilan sampel plankton dilakukan dua kali pengulangan yaitu pada

kedalaman 0 m dan 5 m dengan menggunakan alat bantu ember dan kemudian

disaring menggunakan plankton net. Air yang terdapat pada plankton net

dimasukkan kedalam botol film dan diberikan larutan lugol sebanyak 4 – 5 tetes

(1 ml) sebagai pengawet sampel plankton. Botol film diberi label sebagai

penanda pada sampel. Botol kemudian disimpan didalam coolbox yang berisi es

batu agar tetap awet sampai dilakukan pengamatan di laboratorium.

Pengamatan sampel plankton dilakukan di laboratorium. Alat dan bahan

yang digunakan pada penelitian ini berupa mikroskop, Sedgwick Rafter Counting

Cell, cover glass, tissue, sampel plankton dan pipet tetes. Sebelum diamati, botol

yang berisi sampel plankton dikocok terlebih dahulu agar endapan yang berada

di bagian bawah botol film dapat ikut teramati dibawah mikroskop. Langkah

selanjutnya dilakukan pengambilan air laut dalam botol film dengan

menggunakan pipet tetes sebanyak 1 ml kedalam Sedgwick Rafter Counting Cell.

Ditutup Sedgwick Rafter Counting Cell dengan menggunakan cover glass. Lalu

dilakukan pengamatan sampel plankton dibawah mikroskop. Pengamatan

dilakukan pada setiap petak pada Sedgwick Rafter Counting Cell. Pengamatan

sampel plankton perairan menggunakan Mikroskop Elektron yang dilakukan di

Laboratorium Hidrobiologi Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas

Page 40: STUDI TENTANG PENGARUH PARAMETER OSEANOGRAFI …repository.ub.ac.id/7983/1/Ramadhan, Muhammad Irlan... · 2020. 8. 26. · judul : studi tentang pengaruh parameter oseanografi terhadap

23

Brawijaya, Malang. Identifikasi Genus Plankton dilakukan menggunakan Buku

Identifikasi Plankton Yamaji (1979) dan Shirota (1966) di Laboratorium

Hidrobiologi Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Brawijaya,

Malang. Kemudian dicatat semua genus plankton yang ditemukan pada sampel

untuk dilakukan analisa struktur komunitas plankton.

3.3.2. Data Sekunder

Data sekunder yang digunakan pada penelitian ini antara adalah data

batimetri dari GEBCO, Baku Mutu Kualitas Air untuk Biota Laut yang

berdasarkan pada Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 51 Tahun 2004 dan

Buku Identifikasi Plankton Yamaji (1979) dan Shirota (1996). Rincian tentang

data sekunder yang digunakan pada penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Data sekunder yang digunakan pada penelitian

No. Data Fungsi Sumber

1. Batimetri Untuk mengetahui kedalaman

perairan

GEBCO

2. Baku Mutu

Kualitas Air

Sebagai acuan dalam analisis

parameter oseanografi

KEPMEN LH No. 51

Th. 2004

3. Plankton Sebagai acuan dalam identifikasi

plankton

Yamaji (1979) dan

Shirota (1996)

3.4. Analisis Parameter Oseanografi

Analisis parameter Oseanografi pada penelitian ini menggunakan metode

analisis deskriptif. Data hasil pengukuran di lapang dibandingkan dengan Baku

Mutu Kualitas Air untuk Biota Laut, yang berdasarkan pada Keputusan Menteri

Lingkungan Hidup No. 51 Tahun 2004. Baku Mutu Kualitas Air Laut untuk Biota

dapat dilihat pada Tabel 6.

Page 41: STUDI TENTANG PENGARUH PARAMETER OSEANOGRAFI …repository.ub.ac.id/7983/1/Ramadhan, Muhammad Irlan... · 2020. 8. 26. · judul : studi tentang pengaruh parameter oseanografi terhadap

24

Tabel 6. Baku Mutu Air Laut untuk Biota Laut

No Parameter Satuan Standart Baku Mutu

1. Suhu °C 28 – 30

2. Salinitas ‰ 33 – 34

3. Derajat Keasaman (pH) - 7 – 8,5

4. Kekeruhan NTU <5

5. Oksigen Terlarut (DO) mg/L >5

Sumber : Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 51 Tahun 2004

3.5. Analisis Struktur Komunitas Plankton

3.5.1. Kelimpahan Plankton (N)

Menurut APHA (1992) dalam Adani et al (2013), kelimpahan plankton (N)

didefinisikan sebagai jumlah sel per satuan volume (dalam m³) atau sel/m³.

Jumlah individu atau sel plankton dalam 1 m³ air di hitung dengan menggunakan

metode penyapuan diatas Sedgwick Rafter Counting Cell sebanyak 3 kali

ulangan, dengan rumus sebagai berikut (APHA, 1992 dalam Adani et al, 2013):

Keterangan : N = jumlah sel/individu per liter

T = luas total Sedgwick Rafter Counting Cell (mm²)

L = luas satu lapangan pandang mikroskop (mm²)

P = jumlah plankton pada seluruh lapangan pandang

p = jumlah lapangan pandang yang diamati

V = Volume sampel plankton yang tersaring (ml)

v = Volume sampel plankton yang diamati (ml)

W = Volume sampel air yang tersaring (L)

Page 42: STUDI TENTANG PENGARUH PARAMETER OSEANOGRAFI …repository.ub.ac.id/7983/1/Ramadhan, Muhammad Irlan... · 2020. 8. 26. · judul : studi tentang pengaruh parameter oseanografi terhadap

25

3.5.2. Indeks Keanekaragaman (H’)

Perhitungan Indeks Keanekaragaman (H’) dilakukan untuk mengetahui

keanekaragaman genus plankton pada wilayah fishing ground pada Perairan

Mayangan, Puger dan Muncar Jawa Timur. Perhitungan Indeks

Keanekaragaman dapat dilakukan dengan menggunakan rumus Indeks

Shannon–Wiener (Odum, 1971 dalam Hutabarat et al, 2014) berikut ini :

Fitoplankton :

Zooplankton :

Keterangan : H’ = Indeks Keanekaragaman Shannon – Wiener

pi = Jumlah individu suatu genus dari total seluruh genus

ni = Jumlah individu genus ke-i

N = Jumlah total individu

Menurut Basmi (1999) dalam Haninuna et al (2015), berdasarkan indek

keanekaragamannya, keadaan suatu komunitas plankton dikatakan stabil

apabila :

H’ < 1 : komunitas biota tidak stabil

1 < H’ <3 : stabilitas komunitas biota sedang

H’ > 3 : stabilitas komunitas biota dalam kondisi prima (stabil)

Page 43: STUDI TENTANG PENGARUH PARAMETER OSEANOGRAFI …repository.ub.ac.id/7983/1/Ramadhan, Muhammad Irlan... · 2020. 8. 26. · judul : studi tentang pengaruh parameter oseanografi terhadap

26

Menurut Odum (1971) dalam Kadir et al (2015), Nilai indeks

keanekaragaman dapat menunjukkan tingkat pencemaran pada perairan. Nilai H’

= 2 – 3 menunjukkan tingkat pencemaran tercemar ringan, nilai H’ = 1 – 2

menunjukkan perairan tercemar sedang dan nilai H’ = 0 – 1 menunjukkan

perairan tercemar berat.

3.5.3. Indeks Keseragaman (E)

Perhitungan Indeks Keseragaman (E) digunakan untuk mengetahui

seberapa besar kesamaan penyebaran individu – individu dari setiap genus pada

tingkat komunitas. Menurut Arinardi et al (1996) dalam Hutabarat et al (2014)

Indeks Keseragaman dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai

berikut :

Keterangan : E = Indeks Keseragaman

H’ = Indeks Keanekaragaman

H’maks= Fitoplankton : H’maks = lnS

= Zooplankton : H’maks = log2S

S = Jumlah genus

Menurut Krebs (1985) dalam Hutabarat (2014), berikut adalah kriteria untuk

mengetahui Keseragaman dari komunitas plankton:

E < 0,4 = Keseragaman antar genus rendah

0,4 < E < 0,6 = Keseragaman antar genus sedang

E > 0,6 = Keseragaman antar genus tinggi

Page 44: STUDI TENTANG PENGARUH PARAMETER OSEANOGRAFI …repository.ub.ac.id/7983/1/Ramadhan, Muhammad Irlan... · 2020. 8. 26. · judul : studi tentang pengaruh parameter oseanografi terhadap

27

3.5.4. Indeks Dominansi (C)

Perhitungan Indeks Dominansi (C) dilakukan untuk mengetahui ada atau

tidaknya individu tertentu yang mendominasi pada wilayah fishing ground pada

Perairan Mayangan, Puger dan Muncar Jawa Timur. Berikut adalah rumus

perhitungan Indeks Dominansi (C) yang menggunakan rumus Simpson (Odum,

1996 dalam Haninuna et al, 2015) :

∑(

)

Keterangan: C = Indeks Dominansi

ni = Jumlah individu genus ke-i

N = Jumlah total Individu

Hasil yang diperoleh dari Perhitungan Indeks Dominansi (C) ini berkisar

dari angka 0 – 1. Apabila hasil yang diperoleh mendekati angka 0 maka hal

tersebut menunjukkan hampir tidak adanya individu yang mendominasi pada

komunitas tersebut. Begitu pula sebaliknya, apabila hasil yang diperoleh

mendekati 1 maka hal tersebut menunjukkan adanya satu individu yang

mendominasi pada komunitas tersebut (Odum, 1996 dalam Haninuna et al,

2015).

3.6. Analisis Statistik

3.6.1. Analisis Clustering

Analisis clustering pada penelitian ini bertujuan untuk mengelompokkan titik

pengambilan data berdasarkan karakteristik parameter oseanografi dan

kelimpahan planktonnya. Analisis clustering merupakan salah satu aplikasi dari

statistik multivariat (Radiarta et al, 2015). Menurut Soedibjo (2008), tujuan dari

analisis clustering adalah untuk mendapatkan gambaran secara umum

Page 45: STUDI TENTANG PENGARUH PARAMETER OSEANOGRAFI …repository.ub.ac.id/7983/1/Ramadhan, Muhammad Irlan... · 2020. 8. 26. · judul : studi tentang pengaruh parameter oseanografi terhadap

28

bagaimana sampel mengelompok (secara alamiah) dalam sebuah wilayah.

Pengelompokan ini terjadi karena sampel tersebut memiliki kemiripan yang sama

dibandingkan dengan sampel dari kelompok yang lain. Hasil yang diperoleh dari

analisis ini akan mengelompokkan titik dalam satu kelompok dengan tingkat

kesamaan yang tinggi dan membagi menjadi kelompok yang berbeda dengan

tingkat ketidaksamaan yang tinggi. Penentuan jarak dalam analisis clustering ini

menggunakan konsep jarak Euclidian. Hasil analisis ini dapat ditampilkan dalam

bentuk dendogram (diagram pohon) (Radiarta et al, 2015). Analisis clustering

pada penelitian ini menggunakan perangkat lunak PAST v.3.

3.6.2. Principle Component Analysis (PCA)

Analisis Komponen Utama (PCA) pada penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui hubungan antara parameter oseanografi dengan struktur komunitas

plankton pada tiap titik pengambilan data dan perbedaan karakteristik pada titik –

titik pengambilan data. Menurut Soedibjo (2008), Hasil yang diperoleh dari PCA

berupa peta dari sampel yang digambarkan dalam dua atau tiga dimensi, yang

penempatan sampel bukanlah untuk menunjukkan lokasi geografis dari sampel

tersebut, melainkan mencerminkan kemiripan komunitas secara biologik. Jarak

antar sampel dalam PCA dicoba untuk sesuai dengan ketidakmiripan dalam

struktur komunitas, dengan perkataan lain titik – titik yang berdekatan

mencerminkan komunitas yang sama. Analisis Komponen Utama pada penelitian

ini menggunakan perangkat lunak PAST v.3.

3.7. Diagram Alir Penelitian

Langkah – langkah dalam penelitian ini yang pertama adalah studi literatur

terkait metode penelitian, pemilihan tempat dan metode analisis data yang akan

digunakan pada penelitian ini. Langkah selanjutnya adalah pengambilan data

penelitian di lapangan. Pada penelitian ini dipilih 3 perairan yaitu Perairan

Page 46: STUDI TENTANG PENGARUH PARAMETER OSEANOGRAFI …repository.ub.ac.id/7983/1/Ramadhan, Muhammad Irlan... · 2020. 8. 26. · judul : studi tentang pengaruh parameter oseanografi terhadap

29

Mayangan (Bagian Utara), Perairan Muncar (Bagian Timur) dan Perairan Puger

(Bagian Selatan). Data yang diperoleh dari lapangan kemudian diidentifikasi

(Indeks Biologi) dan diolah (Parameter Oseanografi). Data tersebut kemudian

dianalisis secara statistik untuk memperoleh kesimpulan dari penelitian ini.

Diagram alir pada penelitian yang berjudul Studi Tentang Pengaruh

Parameter Oseanografi Terhadap Struktur Komunitas Plankton di Wilayah

Fishing Ground Utara, Timur dan Selatan Perairan Jawa Timur dapat dilihat pada

Gambar 13.

Gambar 13. Diagram alir penelitian yang berjudul Studi Tentang Pengaruh Parameter Oseanografi Terhadap Struktur Komunitas Plankton di Wilayah

Fishing Ground Perairan Jawa Timur

Page 47: STUDI TENTANG PENGARUH PARAMETER OSEANOGRAFI …repository.ub.ac.id/7983/1/Ramadhan, Muhammad Irlan... · 2020. 8. 26. · judul : studi tentang pengaruh parameter oseanografi terhadap

30

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Kondisi Lapangan

Pengambilan data di lapangan antara lain pengukuran parameter

oseanografi dan pengambilan sampel plankton perairan. Pengambilan data di

lapangan dilakukan di wilayah fishing ground. Pengambilan data dilakukan pada

wilayah tersebut diperkirakan akan terdapat plankton yang cukup melimpah.

Pengambilan data dilakukan pada malam hari. Hal ini selain karena kegiatan

melaut para nelayan dilakukan pada malam hari, juga karena wilayah fishing

ground di daerah penelitian lebih aktif di malam hari (mayoritas ikan nocturnal).

Pengambilan data di lapangan dilakukan didekat dengan badan kapal.

Wilayah fishing ground di Perairan Mayangan, Probolinggo memiliki jarak

tempuh ±3km jam perjalanan. Kondisi Perairan Mayangan pada saat

pengambilan data cenderung tenang, hal ini dikarenakan perairan Mayangan

masih terlindungi oleh Pulau Madura yang berada di bagian Utara perairannya.

Kondisi perairan pada saat pengambilan data cukup dalam sehingga instrumen

AAQ 1183 dapat turun hingga kedalaman ± 5 meter.

Wilayah fishing ground di Perairan Puger, Jember berada di dekat dengan

Pesisir Pantai Puger. Perjalanan menuju wilayah fishing ground tidak memakan

waktu yang cukup lama. Kondisi perairan di wilayah fishing ground dari Pantai

Puger memiliki gelombang yang cukup besar. Hal ini karena wilayah fishing

ground dari Pantai Puger berbatasan langsung dengan Samudera Hindia di

bagian Selatannya, sehingga pengaruhnya masih sangat besar. Pada

pengambilan data, kondisi Perairan Puger khususnya titik PG 2 dalam keadaan

Page 48: STUDI TENTANG PENGARUH PARAMETER OSEANOGRAFI …repository.ub.ac.id/7983/1/Ramadhan, Muhammad Irlan... · 2020. 8. 26. · judul : studi tentang pengaruh parameter oseanografi terhadap

31

surut sehingga instrumen AAQ – 1183 hanya dapat turun pada kedalaman ±2

meter pada PG 1 dan pada kedalaman ±5 meter pada PG 2.

Wilayah fishing ground di Perairan Muncar, Banyuwangi berada sebelah

timur dari Kecamatan Muncar. Perjalanan menuju wilayah fishing ground memiliki

jarak tempuh ±1 jam. Kondisi di wilayah fishing ground Perairan Muncar,

Banyuwangi memiliki gelombang yang cukup besar. Hal ini dikarenakan wilayah

fishing ground di Perairan Muncar, Banyuwangi berbatasan langsung dengan

Selat Bali yang berada di sebelah timur dari wilayah fishing ground. Pada

pengambilan data di Perairan Muncar, Instrumen AAQ – 1183 dapat turun

dengan optimum hingga kedalaman ± 5 meter baik pada MU 1 maupun MU 2.

4.2. Parameter Oseanografi

Data hasil dari pengukuran parameter oseanografi di wilayah fishing ground

Perairan Jawa Timur kemudian dibandingkan dengan baku mutu air laut untuk

biota laut berdasarkan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 51 Tahun 2004

untuk biota.

Pada hasil yang diperoleh terdapat parameter yang tidak sesuai dengan

standar baku mutu air laut yang telah ditetapkan oleh Keputusan Menteri

Lingkungan Hidup No. 51 Tahun 2004 untuk biota. Parameter tersebut adalah

kekeruhan. Hasil pengukuran parameter oseanografi di wilayah fishing ground

Perairan Jawa Timur telah disajikan pada Tabel 7.

Page 49: STUDI TENTANG PENGARUH PARAMETER OSEANOGRAFI …repository.ub.ac.id/7983/1/Ramadhan, Muhammad Irlan... · 2020. 8. 26. · judul : studi tentang pengaruh parameter oseanografi terhadap

32

Tabel 7. Hasil Pengukuran Parameter Oseanografi

Titik

Parameter Oseanografi

Suhu (°C) Salinitas (‰) Derajat Keasaman (pH) Kekeruhan (NTU) DO (mg/L) Klorofil (mg/m3)

±StDev ±StDev ±StDev ±StDev ±StDev ± StDev

MY 1 29,83 32,50 8,50 0,04 7,73 0,28

±0,58 ±0,27 ±0,00 ±0,07 ±0,08 ±0,02

MY 2 30,30 32,31 8,13 0,11 7,77 0,29

±0,44 ±0,25 ±0,00 ±0,08 ±0,10 ±0,02

Rata – Rata 30,06 32,41 7,60 0,07 7,75 0,28

MU 1 27,18 32,94 8,04 13,78 8,81 2,40

±0,70 ±0,19 ±0,21 ±7,76 ±0,27 ±0,40

MU 2 27,60 32,82 8,29 21,51 8,99 3,47

±0,11 ±0,04 ±0,08 ±2,37 ±0,04 ±1,11

Rata – Rata 27,39 32,88 8,17 17,64 8,90 2,93

PG 1 29,61 31,05 8,18 79,75 7,48 3,06

±0,17 ±1,05 ±0,01 ±40,88 ±0,07 ±1,87

PG 2 29,33 33,27 8,11 36,13 7,58 1,02

±0,04 ±0,12 ±0,03 ±39,89 ±0,02 ±0,21

Rata – Rata 29,47 32,16 8,15 57,94 7,53 2,04

Baku Mutu 28 – 32ºC 28 – 35‰ 7 – 8,5 < 5 NTU > 5 mg/L -

Keterangan : Cetak Tebal : Tidak sesuai dengan Standar Baku Mutu Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 51 Tahun 2004

Page 50: STUDI TENTANG PENGARUH PARAMETER OSEANOGRAFI …repository.ub.ac.id/7983/1/Ramadhan, Muhammad Irlan... · 2020. 8. 26. · judul : studi tentang pengaruh parameter oseanografi terhadap

33

4.2.1. Suhu

Kondisi suhu perairan suatu wilayah sangat dipengaruhi oleh intensitas

cahaya matahari yang masuk kedalam perairan. Suhu perairan juga sangat

mempengaruhi berat jenis dan densitas dari air laut. Terjadinya perubahan suhu

pada perairan dapat mempengaruhi pertumbuhan fitoplankton dilaut, hal tersebut

juga akan berpengaruh terhadap proses metabolisme dari fitoplankton (Miller dan

Wheeler, 2012). Standar parameter suhu pada baku mutu air laut untuk biota

berkisar pada angka 28 – 32ºC.

Suhu perairan sangat mempengaruhi distibusi dan aktivitas organisme –

organisme laut. Toleransi suhu sangatlah berbeda antar spesies, namun masing

– masing spesies tersebut terbatas persebarannya pada kisaran suhu masing –

masing. Beberapa spesies hanya mampu bertahan pada variasi suhu secara

kecil. Pada saat Pengambilan data, nilai suhu pada tiap titik cenderung stabil

dengan hasil tiap titik yang masih berada dalam rentang baku mutu. Plankton

termasuk organisme yang toleran terhadap perubahan parameter lingkungan.

Namun, apabila terjadi fenomena kenaikan suhu mencapai angka 10ºC maka hal

tersebut dapat meningkatkan laju pertumbuhan mencapai 2 – 3 kali lipat (Miller

dan Wheeler, 2012).

Menurut Wibowo et al (2004), suhu memiliki pengaruh yang cukup besar

terhadap keanekaragaman jenis plankton, khusunya zooplankton. Hubungan

yang terjadi adalah terbalik. Berikut adalah hasil rata – rata dari pengukuran

parameter suhu pada wilayah fishing ground di Perairan Mayangan, Puger dan

Muncar Jawa Timur:

Page 51: STUDI TENTANG PENGARUH PARAMETER OSEANOGRAFI …repository.ub.ac.id/7983/1/Ramadhan, Muhammad Irlan... · 2020. 8. 26. · judul : studi tentang pengaruh parameter oseanografi terhadap

34

Gambar 14. Rata – rata suhu di wilayah fishing ground ketiga perairan

Berdasarkan Gambar 14, diperoleh nilai parameter suhu dari Perairan

Utara (My 1 dan 2) didapatkan nilai sebesar 29,83ºC±0,58 dan 30,30ºC±0,44,

pada Perairan Timur (Mu 1 dan 2) didapatkan nilai sebesar 27,18ºC±0,70 dan

27,60ºC±0,11, dan pada Perairan Selatan (Pg 1 dan 2) diperoleh nilai sebesar

29,61ºC±0,17 dan 29,33ºC±0,04. Perbedaan nilai suhu rata – rata dari tiap

wilayah fishing ground dipengaruhi oleh kondisi topografi tiap perairan dan juga

pengaruh dari Samudera Hindia yang masih cukup besar pada wilayah fishing

ground di Pantai Puger sedangkan pada wilayah fishing ground Perairan Muncar

masih dipengaruhi oleh kondisi Perairan Selat Bali yang berada di sebelah

Timurnya.

Nilai suhu perairan yang diperoleh masih berada dalam rentang nilai suhu

yang tercantum pada Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 51 Tahun 2004

untuk biota dengan nilai 28 – 32ºC dengan diperbolehkannya terjadi perubahan

sampai dengan < 2ºC dari suhu alami.

Profil parameter suhu secara vertikal (menegak) dapat dilihat pada Gambar

15.

29,83 30,30 27,18 27,60 29,61 29,33

0,00

5,00

10,00

15,00

20,00

25,00

30,00

35,00

My 1 My 2 Mu 1 Mu 2 Pg 1 Pg 2

Utara Timur Selatan

Su

hu

(°C

)

Page 52: STUDI TENTANG PENGARUH PARAMETER OSEANOGRAFI …repository.ub.ac.id/7983/1/Ramadhan, Muhammad Irlan... · 2020. 8. 26. · judul : studi tentang pengaruh parameter oseanografi terhadap

35

Gambar 15. Profil vertikal suhu ketiga perairan

Berdasarkan Gambar 15, suhu pada Perairan Mayangan berada pada

kisaran 29 – 30,5ºC. Pada Perairan Muncar berada pada kisaran 27, 5 – 28ºC.

Pada Perairan Puger berada pada kisaran 29 – 30ºC. Ketiga perairan masih

berada pada rentang suhu pada standar baku mutu air laut.

4.2.2. Salinitas

Menurut Wibowo et al (2004), salinitas memiliki pengaruh yang cukup besar

terhadap nilai keanekaragaman zooplankton karena pada perairan nilai

perubahan salinitas tidak begitu besar sehingga organisme cenderung memunyai

nilai toleransi terhadap perubahan. Berikut adalah hasil rata – rata dari

pengukuran parameter salinitas pada wilayah fishing ground di Perairan

Mayangan, Muncar dan Puger, Jawa Timur:

Page 53: STUDI TENTANG PENGARUH PARAMETER OSEANOGRAFI …repository.ub.ac.id/7983/1/Ramadhan, Muhammad Irlan... · 2020. 8. 26. · judul : studi tentang pengaruh parameter oseanografi terhadap

36

Gambar 16. Rata – rata salinitas di wilayah fishing ground ketiga perairan

Berdasarkan Gambar 16, diperoleh nilai parameter salinitas dari Perairan

Utara (My 1 dan 2) didapatkan nilai sebesar 32,50‰±0,27 dan 32,31‰±0,25,

pada Perairan Timur (Mu 1 dan 2) didapatkan nilai sebesar 32,94‰±0,19 dan

32,82‰±0,04, dan pada Perairan Selatan (Pg 1 dan 2) diperoleh nilai sebesar

31,05‰±1,05 dan 33,27‰±0,12. Perbedaan nilai salinitas yang diperoleh tidak

terlalu mencolok. Menurut Hutabarat (2001), nilai salinitas di perairan laut lepas

dapat mencapai angka 35‰ apabila dilakukan pengukuran di titik yang tidak

dipengaruhi oleh keadaan pesisir.

Nilai parameter salinitas dari tiap titik pengambilan data masih berada pada

rentang nilai salinitas yang tercantum pada Keputusan Menteri Lingkungan Hidup

No. 51 Tahun 2004 untuk biota dengan nilai 28 – 35‰ dengan diperbolehkannya

terjadi perubahan sampai dengan < 5‰ salinitas rata – rata musiman.

Profil parameter salinitas secara vertikal (menegak) dapat dilihat pada

Gambar 17.

32,50 32,31 32,94 32,82 31,05 33,27

0,00

5,00

10,00

15,00

20,00

25,00

30,00

35,00

My 1 My 2 Mu 1 Mu 2 Pg 1 Pg 2

Utara Timur Selatan

Sa

lin

ita

s (

‰)

Page 54: STUDI TENTANG PENGARUH PARAMETER OSEANOGRAFI …repository.ub.ac.id/7983/1/Ramadhan, Muhammad Irlan... · 2020. 8. 26. · judul : studi tentang pengaruh parameter oseanografi terhadap

37

Gambar 17. Profil vertikal salinitas ketiga perairan

Berdasarkan Gambar 17, salinitas pada Perairan Mayangan berada pada

kisaran 32 – 33‰. Pada Perairan Muncar berada pada kisaran 32,5 – 33‰ dan

cenderung tidak mengalami perubahan seiring bertambahnya kedalaman

perairan. Pada Perairan Puger berada pada kisaran 28,5 – 33.5‰. Ketiga

perairan masih berada pada rentang salinitas pada standar baku mutu air laut.

4.2.3. Derajat Keasaman (pH)

Menurut Pratiwi (2003) dalam Nurbaeti dan Octorina (2012), nilai derajat

keasaman suatu perairan dapat mempengaruhi keanekaragaman plankton pada

perairan, khususnya fitoplankton. Hal ini dikarenakan tingkat toleransi dari setiap

fitoplankton tidaklah sama. Berikut adalah hasil rata – rata dari pengukuran

parameter derajat keasaman (pH) pada wilayah fishing ground di Perairan

Mayangan, Puger dan Muncar Jawa Timur :

Page 55: STUDI TENTANG PENGARUH PARAMETER OSEANOGRAFI …repository.ub.ac.id/7983/1/Ramadhan, Muhammad Irlan... · 2020. 8. 26. · judul : studi tentang pengaruh parameter oseanografi terhadap

38

Gambar 18. Rata – rata derajat keasaman (pH) di wilayah fishing ground ketiga

perairan

Berdasarkan Gambar 18, didapat nilai Derajat Keasaman (pH) dari tiap

wilayah fishing ground masing – masing perairan. Nilai parameter Derajat

Keasaman (pH) dari Perairan Utara (My 1 dan 2) didapatkan nilai sebesar

8,50±0,00 dan 8,13±0,00, pada Perairan Timur (Mu 1 dan 2) didapatkan nilai

sebesar 8,04±0,21 dan 8,29±0,08 dan pada Perairan Selatan (Pg 1 dan 2)

diperoleh nilai sebesar 8,18±0,01 dan 8,11±0,03.

Sebagian besar biota akuatik sensitif terhadap perubahan nilai pH, nilai

yang ideal untuk kehidupan biota yaitu antara 7 – 8,5. Pada nilai pH yang rendah

(< 4), sebagian besar tumbuhan air akan mati karena tidak dapat bertoleransi

terhadap pH yang rendah. Rendahnya nilai pH mengindikasikan menurunnya

kualitas perairan (Susana, 2009)

Nilai parameter dari tiap titik pengambilan data masih berada pada rentang

nilai derajat keasaman yang tercantum pada Keputusan Menteri Lingkungan

Hidup No. 51 Tahun 2004 untuk biota dengan nilai 7 – 8.5 dengan

diperbolehkannya terjadi perubahan sampai dengan < 0.2 satuan pH.

8,50 8,13 8,04 8,29 8,18 8,11

0,00

1,00

2,00

3,00

4,00

5,00

6,00

7,00

8,00

9,00

My 1 My 2 Mu 1 Mu 2 Pg 1 Pg 2

Utara Timur Selatan

De

raja

t K

eas

am

an

(p

H)

Page 56: STUDI TENTANG PENGARUH PARAMETER OSEANOGRAFI …repository.ub.ac.id/7983/1/Ramadhan, Muhammad Irlan... · 2020. 8. 26. · judul : studi tentang pengaruh parameter oseanografi terhadap

39

Profil parameter Derajat Keasaman (pH) secara vertikal (menegak) dapat

dilihat pada Gambar 19.

Gambar 19. Profil vertikal derajat keasaman ketiga perairan

Berdasarkan Gambar 19, derajat keasaman pada Perairan Mayangan

berada pada kisaran 8 – 8,5. Pada Perairan Muncar berada pada kisaran 8 – 8,5.

Pada Perairan Puger berada pada kisaran 8 – 8,5. Ketiga perairan masih berada

pada rentang derajat keasaman pada standar baku mutu air laut.

4.2.4. Kekeruhan

Berikut adalah hasil rata – rata dari pengukuran parameter kekeruhan pada

wilayah fishing ground di Perairan Mayangan, Puger dan Muncar Jawa Timur :

Page 57: STUDI TENTANG PENGARUH PARAMETER OSEANOGRAFI …repository.ub.ac.id/7983/1/Ramadhan, Muhammad Irlan... · 2020. 8. 26. · judul : studi tentang pengaruh parameter oseanografi terhadap

40

Gambar 20. Rata – rata kekeruhan di wilayah fishing ground ketiga perairan

Berdasarkan Gambar 20, didapat nilai Kekeruhan (NTU) dari tiap wilayah

fishing ground masing – masing perairan. Nilai parameter Kekeruhan (NTU) dari

Perairan Utara (My 1 dan 2) didapatkan nilai sebesar 0,05 NTU±0,07 dan 0,11

NTU±0,08, pada Perairan Timur (Mu 1 dan 2) didapatkan nilai sebesar 13,78

NTU±7,76 dan 21,51 NTU±2,37 dan pada Perairan Selatan (Pg 1 dan 2)

diperoleh nilai sebesar 79,55 NTU±40,88 dan 36,13 NTU±39,89. Hasil yang

diperoleh pada tiap wilayah memiliki perbedaan yang sangat mencolok.

Pada hasil pengukuran parameter kekeruhan di wilayah fishing ground di

Perairan Mayangan, Puger dan Muncar Jawa Timur, hanya nilai kekeruhan pada

Perairan Mayangan saja yang termasuk dalam standar baku mutu yang

tercantum pada Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 51 Tahun 2004 untuk

biota dengan nilai < 5 NTU dengan diperbolehkannya terjadi perubahan sampai

dengan < 10% kedalaman euphotic.

Hasil yang diperoleh pada Pantai Puger dikarenakan wilayah dari fishing

ground yang berada disekitar wilayah pesisir serta masih besarnya pengaruh dari

Samudera Hindia yang dirasakan pada titik pengambilan data sehingga

0,05 0,11 13,78 21,51 79,75 36,13

0,00

20,00

40,00

60,00

80,00

100,00

120,00

140,00

My 1 My 2 Mu 1 Mu 2 Pg 1 Pg 2

Utara Timur Selatan

Ke

ke

ruh

an

(N

TU

)

Page 58: STUDI TENTANG PENGARUH PARAMETER OSEANOGRAFI …repository.ub.ac.id/7983/1/Ramadhan, Muhammad Irlan... · 2020. 8. 26. · judul : studi tentang pengaruh parameter oseanografi terhadap

41

menyebabkan tingginya nilai kekeruhan yang diperoleh pada wilayah fishing

ground Pantai Puger, Jember.

Hasil yang diperoleh pada Perairan Muncar juga terbilang cukup tinggi. Hal

ini dikarenakan masih besarnya pengaruh dari Selat Bali yang berada di sebelah

Timur dari wilayah fishing ground Perairan Muncar. Pengaruh dari Selat Bali

berupa gelombang dan masih terbilang cukup besar ketika dilakukan

pengambilan data lapang. Hal ini mengakibatkan nilai kekeruhan yang diperoleh

cukup tinggi pada wilayah fishing ground dari Perairan Muncar, Banyuwangi.

Profil parameter kekeruhan secara vertikal (menegak) dapat dilihat pada

Gambar 21.

Gambar 21. Profil vertikal kekeruhan ketiga perairan

Berdasarkan Gambar 21, kekeruhan Perairan Mayangan berada pada

kisaran 0 – 1 NTU. Pada Perairan Muncar berada pada kisaran 5 – 30 NTU.

Pada Perairan Puger berada pada kisaran 20 - >50 NTU. Nilai kekeruhan yang

Page 59: STUDI TENTANG PENGARUH PARAMETER OSEANOGRAFI …repository.ub.ac.id/7983/1/Ramadhan, Muhammad Irlan... · 2020. 8. 26. · judul : studi tentang pengaruh parameter oseanografi terhadap

42

diperoleh pada ketiga perairan hanya Perairan Mayangan yang sesuai dengan

standar baku mutu air laut.

4.2.5. Oksigen Terlarut (Dissolved Oxygen)

Oksigen terlarut yang terdapat dalam air laut berasal dari difusi udara,

proses fotosintesis fitoplankton dan tumbuhan bentik. Keberadaannya dalam air

laut sangat diperlukan untuk berlangsungnya kehidupan mikroorganisme yang

hidup dalam perairan yang bersifat aerobik (Susana, 2009).

Menurut Wibowo et al (2004) secara umum oksigen terlarut pada perairan

mempengaruhi kelimpahan dan dan keanekaragaman plankton, khususnya

zooplankton. Berikut adalah hasil rata – rata dari pengukuran parameter oksigen

terlarut (dissolved oxygen) pada wilayah fishing ground di Perairan Mayangan,

Puger dan Muncar, Jawa Timur :

Gambar 22. Rata – rata oksigen terlarut di wilayah fishing ground ketiga perairan

Berdasarkan Gambar 22, didapat nilai Oksigen Terlarut (mg/L) dari tiap

wilayah fishing ground masing – masing perairan. Nilai parameter Oksigen

Terlarut (mg/L) dari Perairan Utara (My 1 dan 2) didapatkan nilai sebesar 7,73

mg/L±0,08 dan 7,77 mg/L±0,10, pada Perairan Timur (Mu 1 dan 2) didapatkan

7,73 7,77 8,81 8,99 7,48 7,58

0,00

1,00

2,00

3,00

4,00

5,00

6,00

7,00

8,00

9,00

10,00

My 1 My 2 Mu 1 Mu 2 Pg 1 Pg 2

Utara Timur Selatan

Ok

sig

en

Te

rla

rut

(mg

/L)

Page 60: STUDI TENTANG PENGARUH PARAMETER OSEANOGRAFI …repository.ub.ac.id/7983/1/Ramadhan, Muhammad Irlan... · 2020. 8. 26. · judul : studi tentang pengaruh parameter oseanografi terhadap

43

nilai sebesar 8,81 mg/L±0,27 dan 8,99 mg/L±0,04 dan pada Perairan Selatan (Pg

1 dan 2) diperoleh nilai sebesar 7,48 mg/L±0,07 dan 7,58 mg/L±0,02.

Nilai parameter dari tiap titik pengambilan data masih berada diatas dari

standar nilai oksigen terlarut yang tercantum pada Keputusan Menteri

Lingkungan Hidup No. 51 Tahun 2004 untuk biota dengan nilai > 5 mg/L. Nilai

oksigen terlarut dari ketiga wilayah fishing ground bisa disebut optimal karena

semua nilai oksigen terlarut yang diperoleh diatas angka 6 mg/L. Hal ini

mengindikasikan bahwa terdapat organisme yang cukup melimpah sewaktu

pengambilan data (malam hari).

Profil parameter Oksigen Terlarut secara vertikal (menegak) dapat dilihat

pada Gambar 23.

Gambar 23. Profil vertikal oksigen terlarut ketiga perairan

Berdasarkan Gambar 23, oksigen terlarut pada Perairan Mayangan berada

pada kisaran 7,5 – 8 µg/L. Pada Perairan Muncar berada pada kisaran 8,5 – 9

Page 61: STUDI TENTANG PENGARUH PARAMETER OSEANOGRAFI …repository.ub.ac.id/7983/1/Ramadhan, Muhammad Irlan... · 2020. 8. 26. · judul : studi tentang pengaruh parameter oseanografi terhadap

44

µg/L. Pada Perairan Puger berada pada kisaran 7 – 7,5 µg/L. Ketiga perairan

memiliki nilai oksigen terlarut yang sesuai dengan standar baku mutu air laut.

4.2.6. Klorofil

Berikut adalah hasil rata – rata dari pengukuran parameter klorofil pada

wilayah fishing ground di Perairan Mayangan, Puger dan Muncar Jawa Timur :

Gambar 24. Rata - rata klorofil di wilayah fishing ground ketiga perairan

Berdasarkan Gambar 24, didapat nilai rata – rata klorofil pada wilayah

fishing ground di Perairan Mayangan, Puger dan Muncar Jawa Timur. Pada

perairan Utara (Mayangan 1 dan 2) diperoleh nilai 0,28 µg/m3±0,02 dan 0,29

µg/m3±0,02, pada Perairan Timur (Muncar 1 dan 2) diperoleh nilai 2,40

µg/m3±0,40 dan 3,47 µg/m3±1,11 dan pada Perairan Selatan (Puger 1 dan 2)

diperoleh nilai 3,06 µg/m3±1,87 dan 1,02 µg/m3±0,21.

Profil parameter konsentrasi klorofil secara vertikal (menegak) dapat dilihat

pada Gambar 25.

0,28 0,29 2,40 3,47 3,06 1,02

0,00

0,50

1,00

1,50

2,00

2,50

3,00

3,50

4,00

4,50

5,00

My 1 My 2 Mu 1 Mu 2 Pg 1 Pg 2

Utara Timur Selatan

Klo

rofi

l (µ

g/m

3)

Page 62: STUDI TENTANG PENGARUH PARAMETER OSEANOGRAFI …repository.ub.ac.id/7983/1/Ramadhan, Muhammad Irlan... · 2020. 8. 26. · judul : studi tentang pengaruh parameter oseanografi terhadap

45

Gambar 25. Profil vertikal konsentrasi klorofil ketiga perarian

Berdasarkan Gambar 25, konsentrasi klorofil pada Perairan Mayangan

berada pada kisaran 0 – 1 µg/m3. Pada Perairan Muncar berada pada kisaran 2 -

7 µg/m3. Pada Perairan Puger berada pada kisaran 0 - >7 µg/m3. Menurut

Mursyidin (2015), ketiga perairan sudah dapat menjamin kelangsungan kegiatan

perikanan komersial.

4.3. Indeks Biologi

4.3.1. Identifikasi Plankton

4.3.1.1. Perairan Mayangan, Probolinggo

Identifikasi dari genus plankton yang ditemukan pada wilayah fishing

ground Perairan Mayangan, Probolinggo dapat dilihat pada Tabel 8.

Page 63: STUDI TENTANG PENGARUH PARAMETER OSEANOGRAFI …repository.ub.ac.id/7983/1/Ramadhan, Muhammad Irlan... · 2020. 8. 26. · judul : studi tentang pengaruh parameter oseanografi terhadap

46

Tabel 8. Identifikasi Plankton Perairan Mayangan, Probolinggo

ZOOPLANKTON

No Klasifikasi G. Pengamatan G. Literatur

1.

Kingdom : Animalia Filum : Rotifera Kelas : Eurotatoria Ordo : Ploima Famili : Brachionidae Genus : Brachionus (WoRMS, 2017)

(EOL, 2017)

2.

Kingdom : Animalia Filum : Arthropoda Kelas : Hexanauplia Ordo : Calanioda Famili : Calanidae Genus : Calanus (WoRMS, 2017)

(WoRMS, 2017)

3.

Kingdom : Animalia Filum : Rotifera Kelas : Eurotatoria Ordo : Flosculariaceae Famili : Testudinellidae Genus : Pompholyx (WoRMS, 2017)

(GLERL, 2017)

4.

Kingdom : Animalia Filum : Arthropoda Kelas : Hexanauplia Ordo : Cyclopoida Famili : Oithonidae Genus : Oithona (WoRMS, 2017)

(WoRMS, 2017)

5.

Kingdom : Animalia Filum : Arthropoda Kelas : Hexanauplia Ordo : Calanoidae Famili : Diaptomidae Genus : Diaptomus (WoRMS, 2017)

(Waterweld, 2017)

6.

Kingdom : Animalia Filum : Arthropoda Kelas : Hexanauplia Ordo : Calanoida Famili : Acartiidae Genus : Acartia (WoRMS, 2017)

(WoRMS, 2017)

Page 64: STUDI TENTANG PENGARUH PARAMETER OSEANOGRAFI …repository.ub.ac.id/7983/1/Ramadhan, Muhammad Irlan... · 2020. 8. 26. · judul : studi tentang pengaruh parameter oseanografi terhadap

47

7.

Kingdom : Animalia Filum : Arthropoda Kelas : Hexanauplia Ordo : Herpacticoida Famili : Miraciidae Genus : Macrosetella (WoRMS, 2017)

(Copepedia, 2017)

8.

Kingdom : Animalia Filum : Rotifera Kelas : Eurotatoria Ordo : Ploima Famili : Brachionidae Genus : Keratella (WoRMS, 2017)

(Discover Life, 2017)

9.

Kingdom : Animalia Filum : Arthropoda Kelas : Maxillopoda Ordo : Cyclopoida Famili : Cyclopoidae Genus : Cyclops (ITIS Report, 2017)

(NAS, 2017)

10.

Kingdom : Animalia Filum : Arthropoda Kelas : Malacostraca Ordo : Mysida Famili : Mysidae Genus : Siriella (WoRMS, 2017)

(Marine Species

Identification Portal, 2017)

FITOPLANKTON

No Klasifikasi G. Pengamatan G. Literatur

1.

Kingdom : Chromista Filum : Ocrophyta Kelas : Bacillariophyceae Ordo : Chaeocerotales Famili :Chaetocerotaceae Genus : Chaetoceros (ITIS Report, 2017)

(Copepedia, 2017)

2.

Kingdom : Chromista Filum : Bacillariophyta Kelas : Bacillariophyceae Ordo :Thalassionematales Famili:Thalassionemataceae Genus : Thalassiothrix (Algaebase, 2017)

(oceandatacenter, 2017)

3.

Kingdom : Chromista Filum : Bacillariophyta Kelas : Bacillariophyceae Ordo : Naviculales Famili : Pleurogsimataceae Genus : Pleurosigma

(oceandatacenter, 2017)

Page 65: STUDI TENTANG PENGARUH PARAMETER OSEANOGRAFI …repository.ub.ac.id/7983/1/Ramadhan, Muhammad Irlan... · 2020. 8. 26. · judul : studi tentang pengaruh parameter oseanografi terhadap

48

(Algaebase, 2017)

4.

Kingdom : Plantae Filum : Chlorophyta Kelas : Trebouxiophyceae Ordo : Oocystales Famili : Oocystaceae Genus : Eremosphaera (WoRMS, 2017)

(Algaebase, 2017)

5.

Kingdom : Plantae Filum : Chlorophyta Kelas : Trebouxiophyceae Ordo : Oocystales Famili : Oocystaceae Genus : Lagerheimia (WoRMS, 2017)

(Algaebase, 2017)

6.

Kingdom : Chromista Filum : Bacillariophyta Kelas :Coscinodiscophyceae Ordo : Coscinodiscales Famili : Hemidiscaceae Genus : Actinocyclus (Algaebase, 2017)

(Algaebase, 2017)

7.

Kingdom : Chromista Filum : Ochrophyta Kelas : Bacillariophyceae Ordo : Corethrales Famili : Corethraceae Genus : Corethron (WoRMS, 2017)

(Algaebase, 2017)

8.

Kingdom : Chromista Filum : Myozoa Kelas : Dinophyceae Ordo : Gonyaulacales Famili : Ceratiaceae Genus : Ceratium (WoRMS, 2017)

(Algaebase, 2017)

9.

Kingdom : Chromista Filum : Bacillariophyta Kelas :Coscinodiscophyceae Ordo : Coscinodiscales Famili : Coscinodiscaceae Genus : Coscinodiscus (Algaebase, 2017)

(microscopyview, 2017)

10.

Kingdom : Animalia Filum : Porifera Kelas : Calcarea Ordo : Leucosolenida Famili : Leucosoleniidae Genus : Leucosolenia (WoRMS, 2017)

(Alamy, 2017)

Page 66: STUDI TENTANG PENGARUH PARAMETER OSEANOGRAFI …repository.ub.ac.id/7983/1/Ramadhan, Muhammad Irlan... · 2020. 8. 26. · judul : studi tentang pengaruh parameter oseanografi terhadap

49

Pada Tabel 8, dapat dilihat genus dari plankton yang ditemukan pada

wilayah fishing ground Perairan Mayangan, Probolinggo. Genus zooplankton

yang ditemukan pada perairan ini sebanyak 10 genus. Genus Fitoplankton yang

ditemukan pada perairan ini sebanyak 10 genus.

4.3.1.2. Perairan Muncar, Banyuwangi

Identifikasi dari genus plankton yang ditemukan pada wilayah fishing

ground Perairan Muncar, Banyuwangi dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9. Identifikasi Plankton Perairan Muncar, Banyuwangi

ZOOPLANKTON

No Klasifikasi G. Pengamatan G. Literatur

1.

Kingdom: Animalia Filum : Arthtopoda Kelas : Hexanauplia Ordo : Siphonostomatoida Famili : Asterocheridae Genus : Ascomyzon (WoRMS, 2017)

(WoRMS, 2017)

2.

Kingdom : Animalia Filum : Arthropoda Kelas : Hexanauplia Ordo : Calanioda Famili : Calanidae Genus : Calanus (WoRMS, 2017)

(WoRMS, 2017)

3.

Kingdom : Animalia Filum : Arthropoda Kelas : Hexanauplia Ordo : Cyclopoida Famili : Corycaeidae Genus : Corycaeus (WoRMS, 2017)

(WoRMS, 2017

4.

Kingdom : Animalia Filum : Arthtopoda Kelas : Hexanauplia Ordo : Herpacticoida Famili : Tachiidae Genus : Euterpina (WoRMS, 2017)

(WoRMS, 2017)

5.

Kingdom : Animalia Filum : Arthropoda Kelas : Hexanauplia Ordo : Cyclopoida

Page 67: STUDI TENTANG PENGARUH PARAMETER OSEANOGRAFI …repository.ub.ac.id/7983/1/Ramadhan, Muhammad Irlan... · 2020. 8. 26. · judul : studi tentang pengaruh parameter oseanografi terhadap

50

Famili : Oithonidae Genus : Oithona (WoRMS, 2017)

(WoRMS, 2017)

6.

Kingdom : Animalia Filum : Arthtopoda Kelas : Hexanauplia Ordo : Calanioda Famili : Calanidae Genus : Paracalanus (WoRMS, 2017)

(WoRMS, 2017)

7.

Kingdom : Animalia Filum : Arthropoda Kelas : Malacostraca Ordo : Decapoda Famili : Alpheidae Genus : Nauplius (WoRMS, 2017)

(Alamy, 2017)

8.

Kingdom : Animalia Filum : Arthtopoda Kelas : Hexanauplia Ordo : Cyclopoida Famili : Oncaeidae Genus : Oncaea (WoRMS, 2017)

(WoRMS, 2017)

9.

Kingdom : Animalia Filum : Arthtopoda Kelas : Malacostraca Ordo : Mysida Famili : Mysidae Genus : Tenagomysis (WoRMS, 2017)

(Port Phillip Bay, 2017)

10.

Kingdom : Animalia Filum : Arthtopoda Kelas : Hexanauplia Ordo : Harpacticoida Famili : Thalestridae Genus : Thalestris (WoRMS, 2017)

(WoRMS, 2017)

FITOPLANKTON

No Klasifikasi G. Pengamatan G. Literatur

1

Kingdom : Chromista Filum : Bacillariophyta Kelas : Bacillariophyceae Ordo : Tabellariales Famili : Tabellariaceae Genus : Asterionella (Algaebase, 2017)

(WoRMS, 2017)

Page 68: STUDI TENTANG PENGARUH PARAMETER OSEANOGRAFI …repository.ub.ac.id/7983/1/Ramadhan, Muhammad Irlan... · 2020. 8. 26. · judul : studi tentang pengaruh parameter oseanografi terhadap

51

2

Kingdom : Chromista Filum : Bacillariophyta Kelas : Mediophyceae Ordo : Biddulphiales Famili : Bellerocheaceae Genus : Bellerochea (Algaebase, 2017)

(Microscopy-uk, 2017)

3

Kingdom :Chromista Filum : Bacilllariophyta Kelas : Mediophyceae Ordo : Chaetocerotales Famili : Chaetocerotaceae Genus : Bacteriastrum (Algaebase, 2017)

(Algaebase, 2017)

4

Kingdom : Chromista Filum : Bacillariophyta Kelas : Bacillariophyceae Ordo : Surirellales Famili : Surirellaceae Genus : Campylodiscus (Algaebase, 2017)

(Algaebase, 2017)

5

Kingdom : Chromista Filum : Bacillariophyta Kelas : Mediophyceae Ordo : Hemiaulales Famili : Hemiaulaceae Genus : Cerataulina (Algaebase, 2017)

(Algaebase, 2017)

6

Kingdom : Chromista Filum : Myozoa Kelas : Dinophyceae Ordo : Gonyaulacales Famili : Ceratiaceae Genus : Ceratium (WoRMS, 2017)

(Algaebase, 2017)

7

Kingdom : Chromista Filum : Ocrophyta Kelas : Bacillariophyceae Ordo : Chaeocerotales Famili : Chaetocerotaceae Genus : Chaetoceros (ITIS Report, 2017)

(Copepedia, 2017)

8.

Kingdom : Chromista Filum : Bacillariophyta Kelas : Coscinodiscophyceae Ordo : Coscinodiscales Famili : Coscinodiscaceae Genus : Coscinodiscus (Algaebase, 2017)

(microscopyview, 2017)

Page 69: STUDI TENTANG PENGARUH PARAMETER OSEANOGRAFI …repository.ub.ac.id/7983/1/Ramadhan, Muhammad Irlan... · 2020. 8. 26. · judul : studi tentang pengaruh parameter oseanografi terhadap

52

9

Kingdom : Chromista Filum : Bacillariophyta Kelas : Coscinodiscophyceae Ordo : Rhizosoleniales Famili : Rhizosoleniaceae Genus : Guinardia (Algaebase, 2017)

(Algaebase, 2017)

10

Kingdom : Chromista Filum : Bacilllariophyta Kelas : Coscinodiscophyceae Ordo : Coscinodiscales Famili : Hemidiscaceae Genus : Hemidiscus (Algaebase, 2017)

(niobioinformatics, 2017)

11

Kingdom : Chromista Filum : Bacilllariophyta Kelas : Bacillariophyceae Ordo : Bacillariales Famili : Bacillariaceae Genus : Nitzcshia (Algaebase, 2017)

(Phycokey, 2017)

12

Kingdom : Chromista Filum : Bacillariophyta Kelas : Bacillariophyceae Ordo : Naviculales Famili : Pleurogsimataceae Genus : Pleurosigma (Algaebase, 2017)

(oceandatacenter, 2017)

13

Kingdom : Chromista Filum : Bacilllariophyta Kelas : Coscinodiscophyceae Ordo : Rhizosoleniales Famili : Probosciaceae Genus : Proboscia (Algaebase, 2017)

(oceandatacenter, 2017)

14

Kingdom : Chromista Filum : Miozoa Kelas : Dinophyceae Ordo : Peridiniales Famili : Peridiniaceae Genus : Protoperadinium (Algaebase, 2017)

(Algaebase, 2017)

15

Kingdom : Chromista Filum : Bacilllariophyta Kelas : Coscinodiscophyceae Ordo : Rhizosoleniales Famili : Rhizosoleniaceae Genus : Rhizosolenia (Algaebase, 2017)

(Algaebase, 2017)

Page 70: STUDI TENTANG PENGARUH PARAMETER OSEANOGRAFI …repository.ub.ac.id/7983/1/Ramadhan, Muhammad Irlan... · 2020. 8. 26. · judul : studi tentang pengaruh parameter oseanografi terhadap

53

16

Kingdom : Chromista Filum : Bacillariophyta Kelas : Bacillariophyceae Ordo : Thalassionematales Famili : Thalassionemataceae Genus : Thallasionema (Algaebase, 2017)

(Algaebase, 2017)

17

Kingdom : Chromista Filum : Bacillariophyta Kelas : Bacillariophyceae Ordo :Thalassionematales Famili :Thalassionemataceae Genus : Thalassiothrix (Algaebase, 2017)

(oceandatacenter, 2017)

18

Kingdom : Chromista Filum : Bacillariophyta Kelas : Coscinodiscophyceae Ordo : Triceratiales Famili : Triceratiaceae Genus : Triceratium (Algaebase, 2017)

(Algaebase, 2017)

Pada Tabel 8, dapat dilihat genus dari plankton yang ditemukan pada

wilayah fishing ground Perairan Muncar, Banyuwangi. Genus zooplankton yang

ditemukan pada perairan sebanyak 10 genus. Genus Fitoplankton yang

ditemukan pada perairan ini sebanyak 18 genus.

4.3.1.3. Perairan Puger, Jember

Identifikasi dari genus plankton yang ditemukan pada wilayah fishing

ground Perairan Puger, Jember dapat dilihat pada Tabel 10.

Tabel 10. Identifikasi Plankton Perairan Puger, Jember

ZOOPLANKTON

No Klasifikasi G. Pengamatan G. Literatur

1.

Kingdom : Animalia Filum : Arthropoda Kelas : Malacostraca Ordo : Decapoda Famili : Alpheidae Genus : Nauplius (WoRMS, 2017)

(Alamy, 2017)

Page 71: STUDI TENTANG PENGARUH PARAMETER OSEANOGRAFI …repository.ub.ac.id/7983/1/Ramadhan, Muhammad Irlan... · 2020. 8. 26. · judul : studi tentang pengaruh parameter oseanografi terhadap

54

2.

Kingdom : Animalia Filum : Arthropoda Kelas : Hexanauplia Ordo : Calanioda Famili : Calanidae Genus : Calanus (WoRMS, 2017)

(WoRMS, 2017)

3.

Kingdom : Animalia Filum : Arthropoda Kelas : Hexanauplia Ordo : Cyclopoida Famili : Oithonidae Genus : Oithona (WoRMS, 2017)

(WoRMS, 2017)

4.

Kingdom : Animalia Filum : Arthropoda Kelas : Malacostraca Ordo : Mysida Famili : Mysidae Genus : Siriella (WoRMS, 2017)

(Marine Species

Identification Portal, 2017)

5.

Kingdom : Animalia Filum : Arthtopoda Kelas : Hexanauplia Ordo : Cyclopoida Famili : Oncaeidae Genus : Oncaea (WoRMS, 2017)

(WoRMS, 2017)

6.

Kingdom : Animalia Filum : Arthropoda Kelas : Hexanauplia Ordo : Herpacticoida Famili : Miraciidae Genus : Macrosetella (WoRMS, 2017)

(Copepedia, 2017)

7.

Kingdom : Animalia Filum : Arthropoda Kelas : Hexanauplia Ordo : Cyclopoida Famili : Corycaeidae Genus : Corycaeus (WoRMS, 2017)

(WoRMS, 2017

8.

Kingdom : Animalia Filum : Arthtopoda Kelas : Hexanauplia Ordo : Calanioda Famili : Calanidae Genus : Paracalanus (WoRMS, 2017)

(WoRMS, 2017)

FITOPLANKTON

Page 72: STUDI TENTANG PENGARUH PARAMETER OSEANOGRAFI …repository.ub.ac.id/7983/1/Ramadhan, Muhammad Irlan... · 2020. 8. 26. · judul : studi tentang pengaruh parameter oseanografi terhadap

55

No Klasifikasi G. Pengamatan G. Literatur

1

Kingdom : Chromista Filum : Bacillariophyta Kelas : Bacillariophyceae Ordo : Rhabdonematales Famili : Grammatophoraceae Genus : Grammatophora (Algaebase, 2017)

(Algaebase, 2017)

2

Kingdom : Chromista Filum : Bacillariophyta Kelas : Bacillariophyceae Ordo : Bacillariales Famili : Bacillariaceae Genus : Bacillaria (Algaebase, 2017)

(Algaebase, 2017)

3

Kingdom : Chromista Filum : Bacillariophyta Kelas: Coscinodiscophyceae Ordo : Coscinodiscales Famili : Coscinodiscaceae Genus : Coscinodiscus (Algaebase, 2017)

(microscopyview,

2017)

4

Kingdom : Chromista Filum : Ocrophyta Kelas : Bacillariophyceae Ordo : Chaeocerotales Famili : Chaetocerotaceae Genus : Chaetoceros (ITIS Report, 2017)

(Copepedia, 2017)

5

Kingdom : Chromista Filum : Bacillariophyta Kelas : Bacillariophyceae Ordo : Naviculales Famili : Pleurogsimataceae Genus : Pleurosigma (Algaebase, 2017)

(oceandatacenter,

2017)

6

Kingdom : Chromista Filum : Bacillariophyta Kelas : Bacillariophyceae Ordo : Thalassionematales Famili : Thalassionemataceae Genus : Thallasionema (Algaebase, 2017)

(Algaebase, 2017)

7

Kingdom : Chromista Filum : Bacillariophyta Kelas : Bacillariophyceae Ordo :Thalassionematales Famili :Thalassionemataceae Genus : Thalassiothrix (Algaebase, 2017)

(oceandatacenter,

2017)

Page 73: STUDI TENTANG PENGARUH PARAMETER OSEANOGRAFI …repository.ub.ac.id/7983/1/Ramadhan, Muhammad Irlan... · 2020. 8. 26. · judul : studi tentang pengaruh parameter oseanografi terhadap

56

8

Kingdom : Chromista Filum : Bacillariophyta Kelas : Mediophyceae Ordo : Chaetocerotales Famili : Leptocylindraceae Genus : Leptocylindrus (Algaebase, 2017)

(Algaebase, 2017)

9

Kingdom : Chromista Filum : Bacillariophyta Kelas : Bacillariophyceae Ordo : Surirellales Famili : Surirellaceae Genus : Surirella (Algaebase, 2017)

(Algaebase, 2017)

10

Kingdom : Chromista Filum : Bacillariophyta Kelas : Coscinodiscophyceae Ordo : Triceratiales Famili : Triceratiaceae Genus : Triceratium (Algaebase, 2017)

(Algaebase, 2017)

11

Kingdom : Plantae Filum : Chlorophyta Kelas : Trebouxiophyceae Ordo : Oocystales Famili : Oocystaceae Genus : Lagerheimia (WoRMS, 2017)

(Algaebase, 2017)

Pada Tabel 10, dapat dilihat genus dari plankton yang ditemukan pada

wilayah fishing ground Perairan Puger, Jember. Genus pada zooplankton

ditemukan sebanyak 8 genus. Pada Fitoplankton yang ditemukan sebanyak 11

genus.

4.3.2. Komposisi Plankton

4.3.2.1. Komposisi Zooplankton

Pada wilayah fishing ground Perairan Mayangan, Muncar dan Puger

ditemukan zooplankton sebanyak 18 genus yang berasal dari 4 Kelas yaitu

Eurotatoria, Hexanauplia, Maxillopoda dan Malacostraca. Komposisi zooplankton

yang ditemukan pada wilayah fishing ground Perairan Utara, Timur dan Selatan

Jawa Timur disajikan dalam bentuk diagram pie yang dapat dilihat pada Gambar

26 – 28.

Page 74: STUDI TENTANG PENGARUH PARAMETER OSEANOGRAFI …repository.ub.ac.id/7983/1/Ramadhan, Muhammad Irlan... · 2020. 8. 26. · judul : studi tentang pengaruh parameter oseanografi terhadap

57

Gambar 26. Komposisi zooplankton Perairan Mayangan yang didominasi oleh

genus Branchionus

Gambar 27. Komposisi zooplankton Perairan Muncar yang didominasi oleh

genus Calanus

Branchionus 21%

Calanus 15%

Pompholyx 6%

Oithona 12%

Diaptomus 6%

Acartia 6%

Macrosetella 11%

Keratella 6%

Cyclops 11%

Siriella 6%

Ascomyzon 2%

Calanus 39%

Corycaeus 1%

Euterpina 1% Oithona

2% Paracalanus

9%

Nauplius 21%

Sacculina 15%

Tenagomysis 2%

Thelestris 8%

Page 75: STUDI TENTANG PENGARUH PARAMETER OSEANOGRAFI …repository.ub.ac.id/7983/1/Ramadhan, Muhammad Irlan... · 2020. 8. 26. · judul : studi tentang pengaruh parameter oseanografi terhadap

58

Gambar 28. Komposisi zooplankton Perairan Puger yang didominasi oleh genus

Oncaea

4.3.2.2. Komposisi Fitoplankton

Pada wilayah fishing ground Perairan Mayangan, Muncar dan Puger

ditemukan fitoplankton sebanyak 27 genus yang berasal dari 6 Kelas yaitu Kelas

Bacillariophyceae, Trebouxiophyceae, Coscinodiscophyceae, Dinophyceae,

Calcarea dan Mediophyceae. Komposisi fitoplankton yang ditemukan pada

wilayah fishing ground Perairan Utara, Timur dan Selatan Jawa Timur disajikan

dalam bentuk diagram pie yang dapat dilihat pada Gambar 29 – 31.

Naupilus 5% Calanus

5%

Oithona 16%

Siriella 14%

Oncaea 27%

Macrosetella 11%

Corycaeus 11%

Paracalanus 11%

Page 76: STUDI TENTANG PENGARUH PARAMETER OSEANOGRAFI …repository.ub.ac.id/7983/1/Ramadhan, Muhammad Irlan... · 2020. 8. 26. · judul : studi tentang pengaruh parameter oseanografi terhadap

59

Gambar 29. Komposisi fitoplankton Perairan Mayangan yang didominasi oleh

genus Ceratium

Gambar 30. Komposisi fitoplankton Perairan Muncar yang didominasi oleh genus

Bacteriastrum

Chaetoceros 9%

Thalassiothrix 11%

Pleurosigma 6%

Eremosphaera 6%

Lagerhemia 6%

Actinocyclus 11%

Corethron 9%

Ceratium 20%

Coscinodiscus 13%

Leucosolenia 9%

Asterionela 2% Bellerochea

0%

Bacteriastrum 31%

Campylodiscus 0%

Cerataulina 1%

Ceratium 4%

Chaetoceros 28%

Coscinodiscus 4%

Guinardia 1%

Hemidiscus 1%

Nitzcshia 1%

Pleurosigma 2%

Proboscia 1%

Protoperdinium 5%

Rhizosolenia 5%

Thallasionema 7%

Thallassiothrix 7%

Triceratium 0%

Page 77: STUDI TENTANG PENGARUH PARAMETER OSEANOGRAFI …repository.ub.ac.id/7983/1/Ramadhan, Muhammad Irlan... · 2020. 8. 26. · judul : studi tentang pengaruh parameter oseanografi terhadap

60

Gambar 31. Komposisi fitoplankton Perairan Puger yang didominasi oleh genus

Coscinodiscus

4.3.3. Kelimpahan Plankton

4.3.3.1. Kelimpahan Zooplankton

Hasil pengamatan kelimpahan zooplankton (ind/L) pada wilayah fishing

ground Perairan Jawa Timur yang diperoleh dapat dilihat pada Gambar 32.

Gambar 32. Kelimpahan zooplankton pada ketiga perairan

Hasil kelimpahan zooplankton (ind/L) yang diperoleh dari wilayah fishing

ground di Perairan Jawa Timur diperoleh nilai Kelimpahan zooplankton yang

berkisar dari 592000 – 1488000 ind/L. Nilai kelimpahan zooplankton tertinggi

Grammatophora 12%

Bacillaria 12%

Coscinodiscus 15%

Chaetocheros 8%

Pleurosigma 9%

Thalassionema 8%

Thallassiothrix 9%

Leptocylindrus 5%

Surirella 9%

Triceratium 5%

Lagerhemia 8%

1056000

1488000

592000

0

400000

800000

1200000

1600000

Mayangan Muncar Puger

Ke

lim

pa

ha

n Z

oo

pla

nk

ton

(in

d/L

)

Page 78: STUDI TENTANG PENGARUH PARAMETER OSEANOGRAFI …repository.ub.ac.id/7983/1/Ramadhan, Muhammad Irlan... · 2020. 8. 26. · judul : studi tentang pengaruh parameter oseanografi terhadap

61

diperoleh dari wilayah fishing ground Perairan Muncar, Banyuwangi. Nilai

Kelimpahan terendah diperoleh dari wilayah fishing ground Perairan Puger,

Jember.

4.3.3.2. Kelimpahan Fitoplankton

Hasil pengamatan kelimpahan fitoplankton (sel/L) pada wilayah fishing

ground Perairan Jawa Timur yang diperoleh dapat dilihat pada Gambar 33.

Gambar 33. Kelimpahan fitoplankton pada ketiga perairan

Hasil kelimpahan fitoplankton (sel/L) yang diperoleh dari wilayah fishing

ground di Perairan Jawa Timur diperoleh nilai Kelimpahan fitoplankton yang

berkisar dari 736000 – 9264000 sel/L. Nilai kelimpahan fitoplankton tertinggi

diperoleh dari wilayah fishing ground Perairan Muncar, Banyuwangi. NIlai

kelimpahan fitoplankton terendah diperoleh dari wilayah fishing ground Perairan

Mayangan, Probolinggo.

4.3.4. Indeks Keanekaragaman, Keseragaman dan Dominansi

Hasil perhitungan Indeks Keanekaragaman (H’), Keseragaman (E) dan

Dominansi Zooplankton pada wilayah fishing ground di Perairan Jawa Timur

telah disajikan pada Tabel 11.

736000

9264000

1248000

0

2000000

4000000

6000000

8000000

10000000

Mayangan Muncar Puger

Ke

lim

pa

ha

n F

ito

pla

nk

ton

(s

el/

L)

Page 79: STUDI TENTANG PENGARUH PARAMETER OSEANOGRAFI …repository.ub.ac.id/7983/1/Ramadhan, Muhammad Irlan... · 2020. 8. 26. · judul : studi tentang pengaruh parameter oseanografi terhadap

62

Tabel 11. Keanekaragaman, Keseragaman dan Dominansi Zooplankton

Perairan H' E C

Mayangan 3,168 0,954 0,124

Muncar 2,501 0,753 0,233

Puger 2,822 0,941 0,159

Pada Tabel 11 diperoleh nilai indeks keanekaragaman (H’) zooplankton

pada ketiga perairan sebesar 3,168 (Mayangan), 2,501 (Muncar) dan 2,822

(Puger). Nilai indeks keanekaragaman (H’) tertinggi berada di Perairan

Mayangan, sedangkan nilai terendah berada pada Perairan Muncar.

Perbandingan indeks keanekaragaman (H’) dapat dilihat pada Gambar 34.

Gambar 34. Indeks keanekaragaman zooplankton pada ketiga perairan

Pada hasil yang diperoleh pada Perairan Mayangan diperoleh hasil > 3,

maka hal tersebut menunjukkan bahwa kondisi stabilitas komunitas zooplankton

pada wilayah fishing ground Perairan Mayangan tergolong prima (stabil). Hasil

yang diperoleh pada Perairan Muncar dan Puger berada pada angka 1 – 3, maka

hal ini menunjukkan bahwa kondisi stabilitas komunitas zooplankton pada

wilayah fishing ground Perairan Muncar dan Puger tergolong sedang.

Berdasarkan bioindikator zooplankton, pada wilayah fishing ground Perairan

Mayangan menunjukkan tingkat pencemaran ringan, sedangkan pada Perairan

Muncar dan Puger menunjukkan tingkat pencemaran sedang.

3,168

2,501

2,822

0,000

0,500

1,000

1,500

2,000

2,500

3,000

3,500

Mayangan Muncar Puger

Ind

eks

Ke

an

ek

ara

gam

an

Page 80: STUDI TENTANG PENGARUH PARAMETER OSEANOGRAFI …repository.ub.ac.id/7983/1/Ramadhan, Muhammad Irlan... · 2020. 8. 26. · judul : studi tentang pengaruh parameter oseanografi terhadap

63

Pada Tabel 11, diperoleh nilai indeks keseragaman (E) pada ketiga

perairan sebesar 0,954 (Mayangan), 0,753 (Muncar) dan 0,941 (Puger). Nilai

indeks keseragaman (E) tertinggi diperoleh pada Perairan Mayangan dan nilai

terendah diperoleh pada Perairan Muncar. Perbandingan nilai Indeks

Keseragaman (E) dapat dilihat pada Gambar 35.

Gambar 35. Indeks keseragaman zooplankton pada ketiga perairan

Pada hasil yang diperoleh, Indeks keseragaman zooplankton pada ketiga

perairan berada diatas angka 0,6 (> 0,6). Hal ini menunjukkan bahwa

keseragaman antar genus zooplankton yang tinggi pada tiap perairan. Hasil ini

menunjukkan bahwa sebaran individu tiap genus pada ketiga perairan tersebut

relatif seragam (merata).

Pada Tabel 11, diperoleh nilai indeks dominansi (C) pada ketiga perairan

sebesar 0,124 (Mayangan), 0,223 (Muncar) dan 0,159 (Puger). Nilai indeks

dominansi (C) tertinggi diperoleh pada Perairan Muncar dan nilai terendah

diperoleh pada Perairan Mayangan. Perbandingan nilai Indeks Dominansi (C)

dapat dilihat pada Gambar 36.

0,954

0,753

0,941

0,000

0,200

0,400

0,600

0,800

1,000

Mayangan Muncar Puger

Ind

eks

Ke

se

rag

am

an

Page 81: STUDI TENTANG PENGARUH PARAMETER OSEANOGRAFI …repository.ub.ac.id/7983/1/Ramadhan, Muhammad Irlan... · 2020. 8. 26. · judul : studi tentang pengaruh parameter oseanografi terhadap

64

Gambar 36. Indeks dominansi zooplankton pada ketiga perairan

Pada hasil yang diperoleh, Indeks dominansi zooplankton pada ketiga

perairan cukup rendah bahkan mendekati angka 0 (nol). Hal ini menunjukkan

bahwa hampir tidak adanya individu zooplankton tertentu yang mendominasi

pada ketiga perairan tersebut.

Hasil perhitungan Indeks Keanekaragaman (H’), Keseragaman (E) dan

Dominansi Fitoplankton pada wilayah fishing ground di Perairan Jawa Timur

telah disajikan pada Tabel 12.

Tabel 12. Keanekaragaman, Keseragaman dan Dominansi Fitoplankton

Perairan H' E C

Mayangan 2,239 0,972 0,114

Muncar 2,419 0,837 0,381

Puger 2,339 0,976 0,102

Pada Tabel 12 diperoleh nilai indeks keanekaragaman (H’) fitoplankton

pada ketiga perairan sebesar 2,239 (Mayangan), 2,419 (Muncar) dan 2,339

(Puger). Nilai indeks keanekaragaman (H’) tertinggi berada di Perairan Muncar,

sedangkan nilai terendah berada pada Perairan Mayangan. Perbandingan indeks

keanekaragaman (H’) dapat dilihat pada Gambar 37.

0,124 0,233

0,159 0,000

0,200

0,400

0,600

0,800

1,000

Mayangan Muncar Puger

Ind

eks

Do

min

an

si

Page 82: STUDI TENTANG PENGARUH PARAMETER OSEANOGRAFI …repository.ub.ac.id/7983/1/Ramadhan, Muhammad Irlan... · 2020. 8. 26. · judul : studi tentang pengaruh parameter oseanografi terhadap

65

Gambar 37. Indeks keanekaragaman fitoplankton pada ketiga perairan

Pada hasil yang diperoleh, Indeks keanekaragaman fitoplankton pada

ketiga perairan berada pada kisaran angka 1 – 3. Hal ini menunjukkan bahwa

kondisi stabilitas komunitas fitoplankton pada ketiga perairan tersebut tergolong

sedang. Berdasarkan bioindikator fitoplankton, pada ketiga wilayah fishing

ground menunjukkan tingkat pencemaran sedang.

Pada Tabel 12, diperoleh nilai indeks keseragaman (E) pada ketiga

perairan sebesar 0,972 (Mayangan), 0,837 (Muncar) dan 0,976 (Puger). Nilai

indeks keseragaman (E) tertinggi diperoleh pada Perairan Puger dan nilai

terendah diperoleh pada Perairan Muncar. Perbandingan nilai Indeks

Keseragaman (E) dapat dilihat pada Gambar 38.

Gambar 38. Indeks keseragaman fitoplankton pada ketiga perairan

2,239 2,419 2,339

0,000

0,500

1,000

1,500

2,000

2,500

3,000

3,500

Mayangan Muncar Puger

Ind

eks

Ke

an

ek

ara

gam

an

0,972

0,837

0,976

0,000

0,200

0,400

0,600

0,800

1,000

Mayangan Muncar Puger

Ind

eks

Ke

se

rag

am

an

Page 83: STUDI TENTANG PENGARUH PARAMETER OSEANOGRAFI …repository.ub.ac.id/7983/1/Ramadhan, Muhammad Irlan... · 2020. 8. 26. · judul : studi tentang pengaruh parameter oseanografi terhadap

66

Pada hasil yang diperoleh, Indeks keseragaman fitoplankton pada ketiga

perairan berada diatas angka 0,6 (> 0,6). Hal ini menunjukkan bahwa

keseragaman antar genus fitoplankton yang tinggi pada tiap perairan. Hasil ini

menunjukkan bahwa sebaran sel tiap genus pada ketiga perairan tersebut relatif

seragam (merata).

Pada Tabel 12, diperoleh nilai indeks dominansi (C) pada ketiga perairan

sebesar 0,114 (Mayangan), 0,381 (Muncar) dan 0,102 (Puger). Nilai indeks

dominansi (C) tertinggi diperoleh pada Perairan Muncar dan nilai terendah

diperoleh pada Perairan Puger. Perbandingan nilai Indeks Dominansi (C) dapat

dilihat pada Gambar 39.

Gambar 39. Indeks dominansi fitoplankton pada ketiga perairan

Pada hasil yang diperoleh, Indeks dominansi fitoplankton pada ketiga

perairan cukup rendah bahkan mendekati angka 0 (nol). Hal ini menunjukkan

bahwa hampir tidak adanya sel fitoplankton tertentu yang mendominasi pada

ketiga perairan tersebut.

4.4. Analisis Statistik

4.4.1. Analisis Clustering

Analisis clustering pada penelitian ini bertujuan untuk mengelompokkan

perlakuan dalam pengambilan data berdasarkan parameter oseanografi dan

0,114

0,381

0,102 0,000

0,200

0,400

0,600

0,800

1,000

Mayangan Muncar Puger

Ind

eks

Do

min

an

si

Page 84: STUDI TENTANG PENGARUH PARAMETER OSEANOGRAFI …repository.ub.ac.id/7983/1/Ramadhan, Muhammad Irlan... · 2020. 8. 26. · judul : studi tentang pengaruh parameter oseanografi terhadap

67

kelimpahan plankton. Berdasarkan dendogram pada Gambar 40, karakteristik

titik pengambilan data dibagi menjadi 3 kelompok. Kelompok 1 merupakan titik

pengambilan data pada MU 1 H dan MU 2 V. Kelompok 2 merupakan titik

pengambilan data pada MU 1 V dan MU 2 H. Kelompok 3 merupakan titik

pengambilan data pada PG 1 V, PG 2 H, MY 1 V, MY 2 H, MY 2 V, MY 1 H, PG 1

H dan PG 2 V.

Gambar 40. Dendogram menunjukkan pengelompokan berdasarkan titik pengambilan data

Penentuan kelompok berdasarkan garis merah pada Gambar 40, karena

pada garis tersebut distance (Sumbu Y) belum terlalu besar dan dapat dikatakan

terdapat perbedaan yang cukup signifikan pada titik pengambilan data. Tingginya

angka distance dikarenakan tingginya angka nilai kelimpahan plankton yang

merupakan salah satu variabel yang digunakan dalam analisis clustering ini.

4.4.2. Principle Component Analysis (PCA)

Analisis Komponen Utama (PCA) pada penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui perbedaan karakteristik wilayah fishing ground pada perairan dan

hubungan antara parameter oseanografi dengan struktur komunitas plankton

DIS

TA

NC

E

PG

1 V

PG

2 H

PG

2 V

MY

2 H

PG

1 H

MY

1 H

MY

2 V

MY

1 V

MU

1 H

MU

2 V

MU

1 V

MU

2 H

Page 85: STUDI TENTANG PENGARUH PARAMETER OSEANOGRAFI …repository.ub.ac.id/7983/1/Ramadhan, Muhammad Irlan... · 2020. 8. 26. · judul : studi tentang pengaruh parameter oseanografi terhadap

68

(kelimpahan). Nilai dari eigenvalue dan persentase variasi yang diperoleh dapat

dilihat pada Tabel 13. PCA dapat dilihat pada Gambar 41.

Tabel 13. Hasil perhitungan varians dari komponen utama

Primary Component (PC) Eigenvalue Persentase variasi % variasi kumulatif

PC 1 4,02314 50,289 50,289

PC 2 1,75872 21,984 72,273

PC 3 1,13781 14,223 86,496

PC 4 0,583 7,290 93,786

PC 5 0,304 3,797 97,583

PC 6 0,129 1,609 99,192

PC 7 0,047 0,582 99,774

PC 8 0,018 0,226 100

Pada Tabel 13, terdapat 3 kolom yaitu Primary Component (PC),

eigenvalue dan persentase variasi. Primary Component (PC) diperoleh dari

banyaknya variabel yang digunakan pada analisis ini, sehingga diperoleh

sebanyak 8 dimensi (PC 1 – 8). Eigenvalue adalah varians dari masing – masing

dari komponen utama. Persentase variasi menunjukkan besaran muatan

informasi yang terdapat pada masing – masing sumbu komponen. Nilai dari

Persentase variasi diperoleh dengan rumus (Soedibjo, 2008) :

Keterangan : λ = Eigenvalue

p = banyaknya variabel

Berdasarkan Tabel 13, dapat dilihat bahwa persentase varians tertinggi

diperoleh pada komponen utama pertama (PC 1) sebesar 50,3% lalu diikuti

dengan PC 2, PC 3, PC 4, PC 5, PC 6, PC 7 dan PC 8. Secara kumulatif, PC 1

dan PC 2 menghitung sebesar 72,3% varians dari keseluruhan 8 komponen

utama. Hal ini menunjukkan bahwa sebesar 72,3% informasi dari keseluruhan

data sudah dapat dijelaskan oleh PC 1 dan PC 2. Persentase variasi dari PC 1,

Page 86: STUDI TENTANG PENGARUH PARAMETER OSEANOGRAFI …repository.ub.ac.id/7983/1/Ramadhan, Muhammad Irlan... · 2020. 8. 26. · judul : studi tentang pengaruh parameter oseanografi terhadap

69

PC 2 dan PC 3 menghitung sebesar 86,5% varians yang menunjukkan informasi

yang dapat dijelaskan oleh ketiga komponen utama tersebut. Tetapi akan sangat

sulit untuk menjelaskan ketiga komponen tersebut yang memiliki 3 dimensi pada

sebuah bidang datar. Hal ini dijelaskan pada Soedibjo (2008), yang menjelaskan

bahwa visualisasi ordinasi pada umumnya menggunakan bidang datar yang

berdimensi 2 (dua), baik itu antara PC 1 dengan PC 2, PC 1 dengan PC 3

ataupun PC 2 dengan PC 3. Dalam penelitian yang kedua dimensi yang

digunakan adalah PC 1 dengan PC 2 karena sudah dapat menjelaskan sebesar

72, 3% informasi yang terkandung dari keseluruhan informasi. Hasil ordinasi data

dapat dilihat pada Gambar 41.

Gambar 41. Ordinasi sampel dari ketiga perairan

Perbedaan wilayah fishing ground pada perairan dapat dilihat dengan jarak

dari tiap titik, agar dapat melihat variabel – variabel yang membedakan dapat

dilihat dengan jarak dari garis biplot terhadap titik. Pada Gambar 41, Perairan

Muncar (Timur) memiliki karakteristik kelimpahan fitoplankton, konsentrasi klorofil,

kelimpahan zooplankton, salinitas dan oksigen terlarut (DO) yang lebih tinggi

dibanding dengan Perairan Mayangan (Utara) dan Puger (Selatan). Pada

Perairan Mayangan memiliki karakteristik suhu yang tinggi dibanding dengan

PC

2

PC 1

Page 87: STUDI TENTANG PENGARUH PARAMETER OSEANOGRAFI …repository.ub.ac.id/7983/1/Ramadhan, Muhammad Irlan... · 2020. 8. 26. · judul : studi tentang pengaruh parameter oseanografi terhadap

70

perairan Muncar dan Puger. Pada Perairan Puger memiliki karakteristik turbiditas

(kekeruhan) yang tinggi dibanding Perairan Mayangan dan Muncar.

Hubungan antara variabel dapat dilihat dengan seberapa besar sudut yang

terbentuk pada biplot antar variabel. Apabila sudut yang terbentuk < 90º maka

kedua variabel tersebut memiliki hubungan korelasi positif. Apabila sudut yang

terbentuk > 90º maka kedua variabel tersebut memiliki hubungan korelasi negatif

atau bahkan tidak berkorelasi sama sekali.

Pada Gambar 41, terdapat beberapa parameter oseanografi yang

berkorelasi positif dengan kelimpahan fitoplankton, parameter – parameter

tersebut adalah konsentrasi klorofil, turbiditas, salinitas dan oksigen terlarut.

Adanya korelasi positif ini menunjukkan bahwa terjadinya kenaikan nilai dari

parameter – parameter tersebut akan diikuti dengan kenaikan nilai kelimpahan

fitoplankton. Hal ini sesuai dengan Marlian et al (2015); Irawan dan Sari (2013);

Rahmawati et al (2014); Susanna (2009); dan Patty et al (2015). Adapun

parameter yang berkorelasi negatif dengan kelimpahan fitoplankton seperti suhu

dan derajat keasaman (pH). Terjadinya korelasi negatif menunjukkan bahwa

terjadinya penurunan nilai dari parameter tersebut akan diikuti dengan kenaikan

nilai kelimpahan fitoplankton.

Pada Gambar 41, terdapat beberapa parameter oseanografi yang

berkorelasi positif dengan kelimpahan zooplankton, parameter – parameter

tersebut adalah derajat keasaman (pH), oksigen terlarut (DO), salinitas, dan

kelimpahan fitoplankton. Hal ini sesuai dengan Serihollo (2015); Susanna (2009);

Patty et al (2015); dan Rahmawati et al (2014). Adapun parameter yang

berkorelasi negatif dengan kelimpahan zooplankton seperti suhu dan turbiditas.

Page 88: STUDI TENTANG PENGARUH PARAMETER OSEANOGRAFI …repository.ub.ac.id/7983/1/Ramadhan, Muhammad Irlan... · 2020. 8. 26. · judul : studi tentang pengaruh parameter oseanografi terhadap

71

V. PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian berjudul Studi Tentang Pengaruh

Parameter Oseanografi Terhadap Struktur Komunitas Plankton Di Wilayah

Fishing Ground Perairan Jawa Timur adalah sebagai berikut :

1. Perairan Muncar memiliki karakteristik kelimpahan fitoplankton,

konsentrasi klorofil, kelimpahan zooplankton, salinitas dan oksigen

terlarut (DO) tinggi. Perairan Mayangan memiliki karakteristik suhu yang

tinggi. Perairan Puger memiliki karakteristik turbiditas (kekeruhan) yang

tinggi. Selain parameter kekeruhan kondisi parameter oseanografi

ketiga wilayah fishing ground masih dalam keadaan baik.

2. Kelimpahan zooplankton dan fitoplankton ditemukan cukup melimpah

pada ketiga perairan. Keanekaragaman zooplankton dan fitoplankton

tergolong sedang, kecuali pada Perairan Mayangan yang memiliki

keanekaragaman zooplankton stabil. Tingkat keseragaman antar genus

tergolong merata dan tidak ditemukan dominansi pada tingkat genus di

ketiga perairan.

3. Hubungan antara parameter oseanografi ada yang berkorelasi positif

(konsentrasi klorofil, turbiditas, salinitas dan oksigen terlarut) dengan

kelimpahan fitoplankton dan ada yang berkorelasi negatif (suhu dan

derajat keasaman (pH)). Terdapat beberapa parameter oseanografi

yang berkorelasi positif (derajat keasaman (pH), oksigen terlarut (DO),

salinitas, dan kelimpahan fitoplankton) dengan kelimpahan zooplankton

dan ada yang berkorelasi negatif (suhu dan turbiditas).

Page 89: STUDI TENTANG PENGARUH PARAMETER OSEANOGRAFI …repository.ub.ac.id/7983/1/Ramadhan, Muhammad Irlan... · 2020. 8. 26. · judul : studi tentang pengaruh parameter oseanografi terhadap

72

5.2. Saran

Perlu dilakukannya penelitian yang berkelanjutan pada daerah yang sudah

dikaji agar dapat diketahui dinamika struktur komunitas di tiap perairan.

Penambahan parameter oseanografi seperti arus dan upwelling juga disarankan

untuk ditambahkan pada penelitian selanjutnya.

Page 90: STUDI TENTANG PENGARUH PARAMETER OSEANOGRAFI …repository.ub.ac.id/7983/1/Ramadhan, Muhammad Irlan... · 2020. 8. 26. · judul : studi tentang pengaruh parameter oseanografi terhadap

73

DAFTAR PUSTAKA

Adani, Nabila, G., Muskanonfola, Max R. dan Hendrarto, Ignatius B. 2013. Kesuburan Perairan Ditinjau dari Kandungan Klorofil-A Fitoplankton: Studi Kasus di Sungai Wedung, Demak. Diponegoro Journal of Maquares. Vol. II, No. 4 : 38 – 45.

Ain, Churun., Jayanto, Bogi Budi dan Latifah, Nurul. 2015. Sebaran Spasial Fishing Ground Berdasarkan Kesuburan Perairan Pada Musim Timur Di Perairan Teluk Semarang. Jurnal Saintek Perikanan. ISSN : 1858-4748.

Alamy. 2017. Barnacle Larvae Nauplius sp. www.alamy.com/stock-photo-barnacle-larvae-nauplius-sp-33116820.html Diakses pada tanggal 28 September 2017 pukul 16.17 WIB

Alamy. 2017. Spicules from Leucosolenia sp. www.alamy.com/stock-photo-oxas-trirradiates-and-calthrops-spicules-from-leucosolenia-sp-enlarged-4765638.html Diakses pada tanggal 27 September 2017 pukul 22.15 WIB

Algaebase. 2017. Actinocyclus ehrenbergii Ralfs. www.algaebase.org/search/species/detail/?species_id=37203 Diakses pada tanggal 27 September 2017 pukul 21.39 WIB

Algaebase. 2017. Ceratium macroceros (Ehrenberg) Vanhoffen. www.algaebase.org/search/species/detail/?species_id=52165 Diakses pada tanggal 27 September 2017 pukul 21. 57 WIB

Algaebase. 2017. Corethron criophilum Castracane. www.algaebase.org/search/species/detail/?species_id=37635 Diakses pada tanggal 27 September 2017 pukul 21.50 WIB

Algaebase. 2017. Eremosphaera viridis De Bary. www.algaebase.org/search/species/detail/?species_id=27683 Diakses pada tanggal 27 September 2017 pukul 21.18 WIB

Algaebase. 2017. Genus : Actinocyclus. www.algaebase.org/browse/taxonomy/?id=77963 Diakses pada tanggal 27 September 2017 pukul 21. 32 WIB

Algaebase. 2017. Genus : Bacillaria. www.algaebase.org/browse/taxonomy/?id=77647 Diakses pada tanggal 28 September 2017 pukul 17.18 WIB

Algaebase. 2017. Genus : Bacteriastratum. www.algaebase.org/browse/taxonomy/?id=78007 Diakses pada tanggal 28 September 2017 pukul 16.42 WIB

Algaebase. 2017. Genus : Bellerochea. www.algaebase.org/browse/taxonomy/?id=78008 Diakses pada tanggal 28 September 2017 pukul 16.37 WIB

Page 91: STUDI TENTANG PENGARUH PARAMETER OSEANOGRAFI …repository.ub.ac.id/7983/1/Ramadhan, Muhammad Irlan... · 2020. 8. 26. · judul : studi tentang pengaruh parameter oseanografi terhadap

74

Algaebase. 2017. Genus : Campylodiscus. www.algaebase.org/browse/taxonomy/?id=77981 Diakses pada tanggal 28 September 2017 pukul 16.42 WIB

Algaebase. 2017. Genus : Coscinodiscus. www.algaebase.org/browse/taxonomy/?id=77954 Diakses pada tanggal 27 September 2017 pukul 22.01 WIB

Algaebase. 2017. Genus : Cerataulina. www.algaebase.org/browse/taxonomy/?id=78009 Diakses pada tanggal 28 September 2017 pukul 16.45 WIB

Algaebase. 2017. Genus : Ceratium. www.algaebase.org/browse/taxonomy/?id=6795 Diakses pada tanggal 28 September 2017 pukul 16.47 WIB

Algaebase. 2017. Genus : Grammatophora. www.algaebase.org/browse/taxonomy/?id=77979 Diakses pada tanggal 28 September 2017 pukul 17.15 WIB

Algaebase. 2017. Genus : Guinardia. www.algaebase.org/browse/taxonomy/?id=78025 Diakses pada tanggal 28 September 2017 pukul 16.50 WIB

Algaebase. 2017. Genus : Hemidiscus. www.algaebase.org/browse/taxonomy/?id=78027 Diakses pada tanggal 28 September 2017 pukul 16.53 WIB

Algaebase. 2017. Genus : Leptocylindrus. www.algaebase.org/browse/taxonomy/?id=78028 Diakses pada tanggal 28 September 2017 pukul 17.20 WIB

Algaebase. 2017. Genus : Nitzschia. www.algaebase.org/browse/taxonomy/?id=77651 Diakses pada tanggal 28 September 2017 pukul 16.55 WIB

Algaebase. 2017. Genus : Pleurosigma. www.algaebase.org/browse/taxonomy/?id=77691 Diakses pada tanggal 27 September 2017 pukul 21.08 WIB

Algaebase. 2017. Genus : Proboscia. www.algaebase.org/browse/taxonomy/?id=78066 Diakses pada tanggal 28 September 2017 pukul 17.00 WIB

Algaebase. 2017. Genus : Protoperidinium. www.algaebase.org/browse/taxonomy/?id=6317 Diakses pada tanggal 28 September 2017 pukul 17.05 WIB

Algaebase. 2017. Genus : Rhizosolenia. www.algaebase.org/browse/taxonomy/?id=77973 Diakses pada tanggal 28 September 2017 pukul 17.07 WIB

Page 92: STUDI TENTANG PENGARUH PARAMETER OSEANOGRAFI …repository.ub.ac.id/7983/1/Ramadhan, Muhammad Irlan... · 2020. 8. 26. · judul : studi tentang pengaruh parameter oseanografi terhadap

75

Algaebase. 2017. Genus : Thalassionema. www.algaebase.org/browse/taxonomy/?id=77701 Diakses pada tanggal 28 September 2017 pukul 17.10 WIB

Algaebase. 2017. Genus : Thalassiothrix. www.algaebase.org/browse/taxonomy/?id=77760 Diakses pada tanggal 27 September 2017 pukul 20.57 WIB

Algaebase. 2017. Genus : Triceratium. http://www.algaebase.org/browse/taxonomy/?id=77987 Diakses pada tanggal 28 September 2017 pukul 17.12 WIB

Algaebase. 2017. Genus : Surirella. www.algaebase.org/browse/taxonomy/?id=77984 Diakses pada tanggal 28 September 2017 pukul 17.23 WIB

Algaebase. 2017. Lagerheimia ciliate (Lagerheim) Chodat. www.algaebase.org/search/species/detail/?species_id=27704 Diakses pada tanggal 27 September 2017 pukul 21.24 WIB

Asmara, Anjar. Hubungan Struktur Komunitas Plankton dengan Kondisi Fisika – Kimia Perairan Pulau Pramuka dan Pulau Panggang, Kepulauan Seribu. Skripsi. Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan FPIK IPB. Bogor

Budiwati, T., Budiyono, A., Setyawati, W., dan Indrawati, A., 2010. Analisis Korelasi Pearson untuk Unsur-Unsur Kimia Air Hujan di Bandung. J. Sains Dirgant. 7, 100–112.

Creationwiki. 2017. creationwiki.org/Haptophyte Diakses pada tanggal 21 September 2017 Pukul 19.50 WIB.

Copepedia. 2017. Macrosetella Scott A., 1909. www.st.nmfs.noaa.gov/nauplius/media/copepedia/taxa/T4000927 Diakses pada tanggal 27 September 2017 Pukul 20.21 WIB

Copepedia. 2017. Chaetoceros laciniosus F. Schutt, 1895. http://www.st.nmfs.noaa.gov/nauplius/media/copepedia/taxa/T2000087/ Diakses pada tanggal 27 September 2017 pukul 20.48 WIB

Discover Life. 2017. Keratella cochlearis (Gosse, 1851). www.discoverlife.org/mp/20q?search=Keratella+cochlearis Diakses pada tanggal 27 September 2017 Pukul 20.25 WIB

Djokosetiyanto, D. dan Rahardjo, Sinung. 2006. Kelimpahan dan Keanekaragaman Fitoplankton di Perairan Pantai Dadap Teluk Jakarta. Jurnal Ilmu – Ilmu Perairan dan Perikanan Indonesia. Vol. XIII No. 2 : 135 – 141.

Edyanto, C.H., 2006. Penelitian Kualitas Air Danau Aneuk Laot di Pulau Weh Propinsi Nangroe Aceh Darussalam. J. Teknol. Lingkung. PTL-BPPT Ed. Khusus 115–124.

Page 93: STUDI TENTANG PENGARUH PARAMETER OSEANOGRAFI …repository.ub.ac.id/7983/1/Ramadhan, Muhammad Irlan... · 2020. 8. 26. · judul : studi tentang pengaruh parameter oseanografi terhadap

76

EOL. 2017. Encyclopedia of Life : Brachionus plicatilis. www.eol.org/pages/1062516/overview Diakses pada tanggal 27 September 2017 pukul 20.00 WIB

Garno, Yudhi Soetrisno. 2008. Kualitas Air dan Dinamika Fitoplankton di Perairan Pulau Harapan. Jurnal Hidrosfir Indonesia Vol. III No. 2 : 87 – 94.

Glerl. 2017. Key to Rotifersof the Great Lakes. www.glerl.noaa.gov/seagrant/GLWL/Zooplankton/Rotifers/Pages/RotifersKey.html Diakses pada tanggal 27 September 2017 pukul 20.05 WIB

Haninuna, Esau D. N., Gimin, Ricky dan Kaho, Ludji M. Rihu. 2015. Pemanfaatan Fitoplankton Sebagai Bioindikator Berbagai Jenis Polutan di Perairan Intertidal Kota Kupang. Jurnal Ilmu Lingkungan. Vol. XIII No. 2 : 72 – 85.

Hutabarat, Philipus Uli Basa., Redjeki, Sri dan Hartati, Retno. 2014. Komposisi dan Kelimpahan Plankton di Perairan Kayome Kepulauan Togean Sulawesi Tengah. Journal of Marine Research. Vol. III No. 4 : 447 – 455.

Hutabarat, Sahala. 2001. Pengaruh Kondisi Oseanografi Terhadap Perubahan Iklim, Produktivitas dan DIstribusi Biota Laut. Univesitas Diponegoro : Semarang.

Hutabarat, Sahala dan Stewart M. Evans. 1986. Pengantar Oseanografi. Jakarta : Universitas Indonesia Press.

Indrayana, Reandy., Yusuf, Muhammad dan Rifai, Azis. 2014. Pengaruh Permukaan Arus Permukaan Terhadap Sebaran Kualitas Air di Perairan Genuk Semarang. Jurnal Oseanografi. Vol. III No. 4 : 651 – 659.

Irawan, Aditya dan Sari, Lily Inderia. 2013. Karakteristik Distribusi Horizontal Parameter Fisika-Kimia Perairan Permukaan di Pesisir Bagian Timur Balikpapan. Jurnal Ilmu Perikanan Tropis. Vol. XVIII No. 2. ISSN : 1402 – 2006.

ITIS Report. 2017. Chaetoceros Ehrenberg. www.itis.gov/servlet/SingleRpt/SingleRpt?search_topic=TSN&search_value=2758#null Diakses pada tanggal 27 September 2017 pukul 20.45 WIB

ITIS Report. 2017. Cyclops O. F. Muller, 1776. www.itis.gov/servlet/SingleRpt/SingleRpt?search_topic=TSN&search_value=88640#null Diakses pada tanggal 27 September 2017 pukul 20.32 WIB

Kadir, Masykhur Abdul., Damar, Ario., dan Kristanti, Majariana. 2015. Dinamika Spasial dan Temporal Struktur Komunitas Zooplankton di Teluk Jakarta. Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia. Vol. XX (2) : 247 – 256.

Kalangi, Patrice N. I., Mandagi, Anselun., Masengi, K.W.A., Luasunaung, Alfret., Pangalila, F.P.T., Iwata, Masamitsu. 2013. Sebaran Suhu dan Salinitas di Teluk Manado. Jurnal Perikanan dan Kelautan Tropis. Vol. IX (2).

Page 94: STUDI TENTANG PENGARUH PARAMETER OSEANOGRAFI …repository.ub.ac.id/7983/1/Ramadhan, Muhammad Irlan... · 2020. 8. 26. · judul : studi tentang pengaruh parameter oseanografi terhadap

77

Marine Species Identification Portal. 2017. Siriella clausii. http://species-identification.org/species.php?species_group=zmns&id=366 Diakses pada tanggal 27 September 2017 pukul 20.41 WIB

Marlian, N., Damar, A., Effendi, H., 2015. The Horizontal Distribution Clorophyll-a Fitoplankton as Indicator of the Tropic State in Waters of Meulaboh Bay, West Aceh. J. Ilmu Pertan. Indones. 20, 272–279. doi:10.18343/jipi.20.3.272

Microbewiki, 2017. microbewiki.kenyon.edu/index.php/Chrysophyceae Diakses pada tanggal 21 September 2017 Pukul 19.45 WIB.

Microbewiki. 2017. microbewiki.kenyon.edu/index.php/Cyanobacteria Diakses pada tanggal 21 September 2017 Pukul 19.45 WIB.

Microbewiki. 2017. microbewiki.kenyon.edu/index.php/Dunaliella_acidophila Diakses pada tanggal 21 September 2017 Pukul 19.46 WIB.

Microbewiki. 2017. microbewiki.kenyon.edu/index.php/Euglena_mutabilis Diakses pada tanggal 21 September 2017 Pukul 19.46 WIB.

Microscopyview. 2017. Coscinodiscus excavates Greville. www.microscopyview.com/MENU/400-DIATOM/405-CIR/H405-6305.html Diakses pada tanggal 27 September 2017 pukul 22.14 WIB

Microscopy-uk. 2017. Marine Diatom Photographs. www.microscopy-uk.org.uk/mag/art97b/octimg2.html Diakses pada tanggal 28 September 2017 pukul 16.40 WIB

Miller, Charles B. dan Wheeler, Patricia A. 2012. Biological Oceanography. USA : Willey – Blackwell.

Mursyidin, M., Munadi, K., Z.A., M., 2015. Prediksi Zona Tangkapan Ikan Menggunakan Citra Klorofil-a Dan Citra Suhu Permukaan Laut Satelit Aqua MODIS Di Perairan Pulo Aceh. J. Rekayasa Elektr. 11, 176. doi:10.17529/jre.v11i5.2973

NAS. 2017. Nonindigenous Aquatic Species : Cyclops strenuus. www.nas.er.usgs.gov/queries/FactSheet.aspx?speciesID=2711 Diakses pada tanggal 27 September 2017 pukul 20.34 WIB

Niobioinformatics. 2017. Hemidiscus (Coscinodiscales). www.niobioinformatics.in/images/pytoplankton/Hemidiscus%20hardm anian.jpg Diakses pada tanggal 28 September 2017 pukul 17.26 WIB

Nurbaeti, Neneng dan Octorina, Pelita. 2012. Hubungan Keanekaragaman Fitoplankton dengan Kualitas Air di Situ Minerina Bekas Galian Pasir Gekbrong, Cianjur – Jawa Barat. Jurnal Pertanian – UMMI. Vol. I No. 2 : 3 – 9.

Oceandatacenter. 2017. Phytoplankton Identification, Genus : Pleurosigma http://oceandatacenter.ucsc.edu/PhytoGallery/Diatoms/pleurosigma.html Diakses pada tanggal 27 September 2017 pukul 21.12 WIB

Page 95: STUDI TENTANG PENGARUH PARAMETER OSEANOGRAFI …repository.ub.ac.id/7983/1/Ramadhan, Muhammad Irlan... · 2020. 8. 26. · judul : studi tentang pengaruh parameter oseanografi terhadap

78

Oceandatacenter. 2017. Phytoplankton Identification, Genus : Thalassiothrix. http://oceandatacenter.ucsc.edu/PhytoGallery/Diatoms/thalassiothrix.html Diakses pada tanggal 27 September 2017 pukul 21.03 WIB

Oceandatacenter. 2017. Phytoplankton Identification, Genus : Proboscia. http://oceandatacenter.ucsc.edu/PhytoGallery/Diatoms/proboscia.html Diakses pada tanggal 28 September 2017 pukul 17.02 WIB

Parsons, T.R., et al. 1984. Biological Oceanographic Processes, 3rd Edition. Oxford : Pergamon Press.

Patty, Simon I., Arfah, Hairati., Abdul., Malik. S. 2015. Zat Hara (Fosfat, Nitrat), Oksigen Terlarut dan pH Kaitannya dengan Kesuburan di Perairan Jikumerasa, Pulau Buru. Jurnal Pesisir dan Laut Tropis. Vol.I No. 1.

Phycokey. 2017. Nitzschia (Bacillariophyceae). http://cfb.unh.edu/phycokey/Choices/Bacillariophyceae/Pennate/biraphes/biraphe_unicells/biraphe_unicells_asymmetric/keeled/NITZSCHIA/Nitzschia_Image_page.htm Diakses pada tanggal 28 September 2017 pukul 16.57 WIB

Port Phillip Bay. 2017. Tasmanian Opossum Shrimp. portphillipmarinelife.net.au/species/5548 Diakses pada tanggal 28 September 2017 pukul 16.28 WIB

Prihatin, Meina Siska, Suprapto, Djoko dan Rudiyanti, Siti. 2016. Hubungan Nitrat dan Fosfat dengan Klorofil – a di Muara Sungai Wulan Kabupaten Demak. Diponegoro Journal of Maquares. Vol. V No. 2 : 27 – 34.

Putra, Adie Wijaya et al. 2012. Struktur Komunitas Plankton di Sungai Citarum Hulu Jawa Barat. Jurnal Perikanan dan Kelautan. Vol. III No. 4 : 313 – 325.

Radiarta, I Nyoman., Erlania., dan Sugama, Ketut. 2015. Analisis Spasial dan Temporal Komunitas Fitoplankton Sekitar Budidaya Laut Terintegrasi di Teluk Ekas, Nusa Tenggara Barat. Jurnal Riset Akuakultur. Vol. X No. 2 : 283 – 291.

Rahmawati, Iin., Hendrarto, Ignasius B., dan Purnomo, Pujiono W. 2014. Fluktuasi Bahan Organik dan Sebaran Nutrien Serta Kelimpahan Fitoplankton dan Klorofil-a di Muara Sungai Sayung Demak. Diponegoro Journal of Maquares. Vol. III, No. 1 : 27 – 36.

Ridha, U., Muskananfola, M.R., Hartoko, A., 2013. Analisa Sebaran Tangkapan Ikan Lemuru (Sardinella lemuru) Berdasarkan Data Satelit Suhu Permukaan Laut dan Klorofil-a di Perairan Selat Bali. J. MAQUARES 2, 53–60.

Romimohtarto, Kasijan dan Juwana, Sri. 2001. Biologi Laut : Ilmu Pengetahuan Tentang Biota Laut. Jakarta : Djambatan.

Rukhminasari, Nita., Nadiarti., Awaluddin, Khaerul. 2014. Pengaruh Derajat Keasaman (pH) Air Laut Terhadap Konsentrasi Kalsium dan Laju

Page 96: STUDI TENTANG PENGARUH PARAMETER OSEANOGRAFI …repository.ub.ac.id/7983/1/Ramadhan, Muhammad Irlan... · 2020. 8. 26. · judul : studi tentang pengaruh parameter oseanografi terhadap

79

Pertumbuhan Halimeda sp. Jurnal Ilmu Kelautan dan Perikanan. Vol. XXIV No. 1 : 28 – 34.

Sari, T. Ersti Yulika dan Usman. 2012. Studi Parameter Fisika dan Kimia Daerah Penangkapan Ikan Perairan Selat Asam Kabupaten Kepulauan Meranti Propinsi Riau. Jurnal Perikanan dan Kelautan. Vol. XVII No. 1 : 88 – 100.

Serihollo, Lukas G.G., et al. 2015. The Composition and Abundance of Phytoplankton in Ambonia Bay (Inside), Indonesia. International Journal of Scientific and Technology Research. Vol. IV No.9 : 437 – 439.

Soedibjo, Bambang S. 2008. Analisis Komponen Utama dalam Kajian Ekologi. Oseana. Vol. XXXIII No. 2 : 43 – 53.

Sunarto. 2008. Karakteristrik Biologi dan Peranan Plankton Bagi Ekosistem Laut. Karya Ilmiah. Universitas Padjadjaran.

Susana, Tjutju. 2009. Tingkat Keasaman (pH) dan Oksigen Terlarut Sebagai Indikator Kualitas Perairan Sekitar Muara Sungai Cisadane. Jurnal Teknologi Lingkungan. Vol. V, 33 – 39.

Susanto, Arik. 2015. Struktur Komunitas Fitoplankton Berdasarkan Pengaruh Parameter Fisika – Kimia di Perairan Pantai Ujung Pangkah Gresik Jawa Timur. Skripsi. Program Studi Ilmu Kelautan FPIK UB. Malang.

Suthers, Iain M., Rissik, David. 2009. Plankton: A Guide to Their Ecology and Monitoring for Water Quality. CSIRO Publishing : Australia.

Tait, R.V. 1981. Elements of Marine Ecology : An Introductory Course, Third Edition. London : Butterworths.

Tangke, Umar., Karuwal, John Ch., Zainuddin, Mukti., Mallawa, Achmar. 2015. Sebaran Suhu Permukaan Laut dan Klorofil-A Pengaruhnya Terhadap Hasil Tangkapan Yellowfin Tuna (Thunnus Albacares) di Perairan Laut Halmahera Bagian Selatan. Jurnal IPTEKS Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan. Vol. II, 248 – 260.

Tomascik, Tomas, et al. 1997. The Ecology of the Indonesian Series: Volume VIII; The Ecology of the Indonesian Seas, Part Two. Jakarta : C.V. Java Books.

Uyanto, Stanislaus S. 2009. Pedoman Analisis Data dengan SPSS. Graha Ilmu. Yogyakarta

Waterwereld. 2017. Diaptomus. www.waterwereld.nu/diaptomuseng.php Diakses pada Tanggal 27 September 2017 pukul 20.11 WIB

Wibowo, Anton., Wiryanto dan Sutomo, A.B. 2004. Keanekaragaman, Kelimpahan, dan Sebaran Zooplankton di Perairan Digul Laut Arafura Papua. Jurnal Bio Smart. Vol. VI No. 1. ISSN : 1411-321X. Pusat Penelitian Oseanografi. Jakarta

Page 97: STUDI TENTANG PENGARUH PARAMETER OSEANOGRAFI …repository.ub.ac.id/7983/1/Ramadhan, Muhammad Irlan... · 2020. 8. 26. · judul : studi tentang pengaruh parameter oseanografi terhadap

80

WoRMS. 2017. World Register of Marine Species : Acartia Dana, 1846. www.marinespecies.org/aphia.php?p=taxdetails&id=104108 Diakses pada tanggal 27 September 2017 pukul 20.12 WIB

WoRMS. 2017. World Register of Marine Species : Ascomyzon, Thorell, 1859. www.marinespecies.org/aphia.php?p=taxdetails&id=149853 Diakses pada tanggal 28 September 2017 pukul 16.03 WIB

WoRMS. 2017. World Register of Marine Species : Asterionella A. H. Hassall, 1850. www.marinespecies.org/aphia.php?p=taxdetails&id=148953 Diakses pada tanggal 28 September 2017 pukul 16.32 WIB

WoRMS. 2017. World Register of Marine Species : Brachionus Pallas, 1976. www.marinespecies.org/aphia.php?p=taxdetails&id=134937 Diakses pada tanggal 27 September 2017 pukul 20.00 WIB

WoRMS. 2017. World Register of Marine Species : Calanus Leach, 1816. www.marinespecies.org/aphia.php?p=taxdetails&id=104152 Diakses pada tanggal 27 September 2017 pukul 20.03 WIB

WoRMS. 2017. World Register of Marine Species : Ceratium Schrank, 1793. www.marinespecies.org/aphia.php?p=taxdetails&id=109506 Diakses pada tanggal 27 September 2017 pukul 21. 53 WIB

WoRMS. 2017. World Register of Marine Species : Corethron A. F. Castracane, 1886. www.marinespecies.org/aphia.php?p=taxdetails&id=149109 Diakses pada tanggal 27 September 2017 pukul 21.47 WIB

WoRMS. 2017. World Register of Marine Species : Corycaeus Dana, 1845. www.marinespecies.org/aphia.php?p=taxdetails&id=128634 Diakses pada tanggal 28 September 2017 pukul 16.05 WIB

WoRMS. 2017. World Register of Marine Species : Diaptomus Westwood, 1836. www.marinespecies.org/aphia.php?p=taxdetails&id=247924 Diakses pada tanggal 27 September 2017 pukul 20.10 WIB

WoRMS. 2017. World Register of Marine Species : Eremosphaera De Bary, 1858. www.marinespecies.org/aphia.php?p=taxdetails&id=600801 Diakses pada tanggal 27 September 2017 pukul 21.15 WIB

WoRMS. 2017. World Register of Marine Species : Euterpina Norman, 1903. www.marinespecies.org/aphia.php?p=taxdetails&id=115348 Diakses pada tanggal 28 September 2017 pukul 16.07 WIB

WoRMS. 2017. World Register of Marine Species : Keratella Bory de St. Vincent, 1822. www.marinespecies.org/aphia.php?p=taxdetails&id=134941 Diakses pada tanggal 27 September 2017 pukul 20.24 WIB

WoRMS. 2017. World Register of Marine Species : Lagerheimia R. Chodat, 1895. www.marinespecies.org/aphia.php?p=taxdetails&id=178609 Diakses pada tanggal 27 September 2017 pukul 21.20 WIB

Page 98: STUDI TENTANG PENGARUH PARAMETER OSEANOGRAFI …repository.ub.ac.id/7983/1/Ramadhan, Muhammad Irlan... · 2020. 8. 26. · judul : studi tentang pengaruh parameter oseanografi terhadap

81

WoRMS. 2017 World Register of Marine Species : Leucosolenia Bowerbank, 1864. www.marinespecies.org/aphia.php?p=taxdetails&id=131715 Diakses pada tanggal 27 September 2017 pukul 21.13 WIB

WoRMS. 2017. World Register of Marine Species : Macrosetella Scott A., 1909. www.marinespecies.org/aphia.php?p=taxdetails&id=115408 Diakses tanggal 27 September 2017 pukul 20.17 WIB

WoRMS. 2017. World Register of Marine Species : Nauplius Risso, 1844. www.marinespecies.org/aphia.php?p=taxdetails&id=588121 Diakses pada tanggal 28 September 2017 pukul 16.12 WIB

WoRMS. 2017. World Register of Marine Species : Oithona Baird, 1843. www.marinespecies.org/aphia.php?p=taxdetails&id=106485 Diakses pada tanggal 27 September 2017 Pukul 20.07 WIB

WoRMS. 2017. World Register of Marine Species : Oncaea Philippi, 1843. www.marinespecies.org/aphia.php?p=taxdetails&id=128690 Diakses pada tanggal 28 September 2017 pukul 16.20 WIB

WoRMS. 2017. World Register of Marine Species : Paracalanus Boeck, 1865. www.marinespecies.org/aphia.php?p=taxdetails&id=104196 Diakses pada tanggal 28 September 2017 pukul 16.10 WIB

WoRMS. 2017. World Register of Marine Species : Pompholyx Gosse, 1851. www.marinespecies.org/aphia.php?p=taxdetails&id=134933 Diakses pada tanggal 27 September 2017 pukul 20.04 WIB

WoRMS. 2017. World Register of Marine Species : Siriella Dana, 1850. www.marinespecies.org/aphia.php?p=taxdetails&id=119906 Diakses pada tanggal 27 September 2017 pukul 20.39 WIB

WoRMS. 2017. World Register of Marine Species : Tenagomysis Thomson, 1900. www.marinespecies.org/aphia.php?p=taxdetails&id=119909 Diakses pada tanggal 28 September 2017 pukul 16.22 WIB

WoRMS. 2017. World Register of Marine Species : Thalestris Claus, 1862. www.marinespecies.org/aphia.php?p=taxdetails&id=115470 Diakses pada tanggal 28 September 2017 pukul 16.30 WIB

Yuliana., Adiwilaga, Enan M., Harris, Enang., Pratiwi, Niken T.M. 2012. Hubungan Antara Kelimpahan Fitoplankton dengan Parameter FIsik – Kimiawi Perairan di Teluk Jakarta. Jurnal Akuatika Vol III No.2 : 169 – 179.

Yuliana. 2014. Keterkaitan Antara Kelimpahan Zooplankton dengan Fitoplankton dan Parameter Fisika – Kimia di Perairan Jailolo, Halmahera Barat. Jurnal Maspari. ISSN: 2087 – 0558.