manajemen pelayanan kesehatan jamaah haji dinas...

106
MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN JAMAAH HAJI DINAS KESEHATAN KOTA TANGERANG PADA MUSIM HAJI TAHUN 2010 Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Islam (S. Kom.I) Oleh Isnaini S. NIM: 107053002269 JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1432 H / 2011 M

Upload: lamcong

Post on 16-Mar-2019

235 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN JAMAAH HAJI DINAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4530/1... · 2013-04-25 · Jamaah haji dapat melaksanakan ibadah haji sesuai

MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN JAMAAH HAJI DINAS KESEHATANKOTA TANGERANG PADA MUSIM HAJI TAHUN 2010

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Islam (S. Kom.I)

Oleh

Isnaini S.

NIM: 107053002269

JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1432 H / 2011 M

Page 2: MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN JAMAAH HAJI DINAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4530/1... · 2013-04-25 · Jamaah haji dapat melaksanakan ibadah haji sesuai
Page 3: MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN JAMAAH HAJI DINAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4530/1... · 2013-04-25 · Jamaah haji dapat melaksanakan ibadah haji sesuai
Page 4: MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN JAMAAH HAJI DINAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4530/1... · 2013-04-25 · Jamaah haji dapat melaksanakan ibadah haji sesuai

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata Satu (S - 1) di Universitas

Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam

Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya

atau merupakan hasil jiplakan dari orang lain, maka saya bersedia

menerima sanksi yang berlaku di Universitas islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, Maret 2011

Isnaini S.

Page 5: MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN JAMAAH HAJI DINAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4530/1... · 2013-04-25 · Jamaah haji dapat melaksanakan ibadah haji sesuai

i

ABSTRAK

Isnaini S. Manajemen Pelayanan Kesehatan Jamaah Haji Dinas KesehatanKota Tangerang Pada Musim Haji Tahun 2010”. Dibawah bimbingan Drs.Hasanuddin Ibnu Hibban, MA

Dari tahun ke tahun jamaah haji semakin bertambah, sepanjang sejarahpelaksanaan ibadah haji selalu mendapatkan perhatian khusus. Banyakkomponen dalam penyelenggaraan ibadah haji, komponen itu mulai daripendaftaran, transportasi, akomodasi, keamanan, katering, dan kesehatan.Dalam rangkaian penyelenggaraan ibadah haji menunjukkan bahwa hinggadewasa ini pelaksanaan ibadah haji telah mengalami perkembangan.

Seiring perkembangan dan meningkatnya ekonomi Indonesia,meningkat pula jumlah jamaah haji dan bahkan belakangan ini jumlahpendaftarnya melampaui kuota yang telah ditetapkan. Sebagai konsekuensinyadari meningkatnya jumlah jamaah haji, maka komponen-komponenpenyelenggaraan haji perlu ditingkatkan seperti akomodasi, katering,transportasi dan kesehatan. Dalam implementasinya, bentuk pelayananmengalami perubahaan khusus dalam bidang kesehatan. Proses persiapankeberangkatan jamaah haji diperketat dengan adanya penambahanpemeriksaan, yakni pemeriksaan yang dilakukan oleh pihak DepartemenAgama dan pemeriksaan yang dilakukan oleh pihak Departemen Kesehatan.Jamaah haji dapat melaksanakan ibadah haji sesuai dengan ketentuanisthithoah (mampu) secara jasmani dan rohani.

Untuk penelitian ini, penulis menggunakan metodologi penelitianpendekatan deskriptif kualitatif yaitu dengan melakukan penelitian yangmenghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Dengan memilih metode kualitatif ini,penulis mengharapkan dapat memperoleh data yang lengkap dan akurat.Ditinjau dari sifat penyajian datanya, penulis menggunakan metode deskriptifyang mana metode deskriptif merupakan penelitian yang tidak mencari ataumenjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesis atau prediksi.

Hasil penelitian ini penulis dapat disimpulkan bahwa sistemmanajemen pelayanan kesehatan Dinas Kesehatan Kota Tangerang meliputifungsi manajemen yaitu perencanaan dalam bimbingan, penyuluhan danpelayanan kesehatan, pengorganisasian pada pihak Dinas Kesehatan KotaTangerang dan pihak puskesmas, penggerakkan dengan menjalankanperencanaan yang telah ditetapkan, pengawasan dengan menetapkan ukuranstandar pengawasan, dan evaluasi dilakukan dengan membahas seluruhrangkaian kegiatan dengan melihat input, proses dan output. Sedangkan untukaspek kesehatan yang dilayani Dinas Kesehatan meliputi pemeriksaan fisikdari kepala hingga perut, pemeriksaan penunjang yaitu penmeriksaanlaboratorium yang mencakup test darah, urin, kehamilan dan vaksinasi hajimencakup imunisasi meningitis meningokokus dan imunisasi influeza.

Page 6: MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN JAMAAH HAJI DINAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4530/1... · 2013-04-25 · Jamaah haji dapat melaksanakan ibadah haji sesuai

ii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji dan syukur senantiasa kupanjatkan kehadirat Allah

swt yang telah memberikan nikmat serta karuniaNya sehingga tangan ini masih

mampu menorehkan kata demi kata untuk menjadi sebuah karya yang bermakna.

Shalawat serta salam penulis haturkan kepada para nabi dan rasul, Muhammad SAW

kepada keluarganya, sahabatnya dan orang-orang yang mengikutinya hingga akhir

zaman. Karena beliaulah yang menjadi suri tauladan bagi kami agar menjadi insan

yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT.

Dalam penulisan skripsi ini,penulis ingin mengucapkan rasa terima kasih yang tak

terhingga kepada semua pihak yang tak terhingga kepada semua pihak yang

membantu kelancaran penulisan skripsi ini, baik berupa dorongan moril maupun

materil, karena penulis yakin tanpa bantuan dan dukungan tersebut, sulit rasanya bagi

penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis

ingin menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya dan mengucapkan terima

kasih kepada:

1. Ayahanda Akhmad Sofuan dan Ibunda Mustakimah yang terus menjadikan

penulis mengerti arti perjalanan hidup yang di ridhoi Allah. Dan memberikan

banyak perhatian, pengorbanan, motivasi, cinta, kasih sayang yang tulus

ikhlas terus beliau berikan sehingga penulis dapat tegar dan semangat dalam

menyelesaikan skripsi ini, mama…. hanya ucapan terima kasih yang tak

Page 7: MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN JAMAAH HAJI DINAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4530/1... · 2013-04-25 · Jamaah haji dapat melaksanakan ibadah haji sesuai

iii

terhingga yang dapat penulis ucapkan. Penuh doa semoga Allah akan

membalas kebaikan yang telah diberikan. I love you so much mama bapak.

2. Dr. Arief Subhan, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi.

3. Drs. Cecep Castrawijaya , MA selaku Ketua Jurusan Manajemen Dakwah,

selaku Ketua Munaqasah dan Penguji II, yang telah banyak membantu penulis

dalam menyelesaikan studi di Jurusan Manejemen Dakwah serta memberikan

masukan dan arahan untuk membantu penulis dalam memperbaiki skripsi ini.

4. H. Mulkanasir, BA., Spd, MM Sekretaris Jurusan Manajemen Dakwah, yang

telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan studi di Jurusan

Manajemen Dakwah.

5. Drs. Hasanuddin Ibnu Hibban, MA selaku dosen pembimbing yang telah

banyak meluangkan waktunya untuk memberikan nasihat dan arahan kepada

penulis, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Semoga Allah

selalu memberikan rahmat dan perlindungannya.

6. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang selama ini

telah memberikan ilmu pengetahuan, semoga ilmu yang telah diberikan

bermanfaat bagi penulis.

Page 8: MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN JAMAAH HAJI DINAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4530/1... · 2013-04-25 · Jamaah haji dapat melaksanakan ibadah haji sesuai

iv

7. Pimpinan dan Karyawan Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta, dan Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang

banyak membantu penulis dalam memberikan referensi buku-buku dalam

penyelesaian skripsi ini.

8. Ibu Lia (Bagian Umum) dan Bapak Suhardiman, SKM, MKM, yang telah

memberikan kesempatan, sehingga penulis dapat melakukan penelitian di

Dinas Kesehatan Kota Tangerang. Serta Bapak Ikhwan, SKM, yang telah

meluangkan banyak waktunya untuk memberikan masukan, arahan serta

bimbingan untuk membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

9. Dr. Wahyu Prasetyawan, MA selaku penguji I yang telah banyak memberikan

masukan dan arahan untuk membantu penulis dalam memperbaiki skripsi ini.

10. Adik-adik ku tersayang (mamas yunus, de ana, de ani), dan saudara-saudaraku

yang telah memberikan semangat, do’a, dan keceriaan selama penulis

menyelesaikan skripsi ini.

11. Teman-teman Buchori, Ade, Ayu, Ali, Mutmainnah, Jihan, dan Omar yang

telah memberi semangat dan membantu penulis selama menyelesaikan skripsi

ini, dan seluruh temen-temen seperjuangan mahasiswa manajemen dakwah

angkatan 2007 yang penulis banggakan.

12. Teman-teman Lia, Hari, dan Anto yang telah memberikan semangat kepada

penulis.

Page 9: MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN JAMAAH HAJI DINAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4530/1... · 2013-04-25 · Jamaah haji dapat melaksanakan ibadah haji sesuai

v

Akhir kata penulis berharap semoga segala usaha, bantuan, pengorbanan, do’a

dan harapan kita semua mendapatkan balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT.

Dan penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca pada umumnya

dan bagi segenap keluarga besar Jurusan Manajemen Dakwah pada Khususnya.

Jakarta, Maret 2011

Isnaini S.

Page 10: MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN JAMAAH HAJI DINAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4530/1... · 2013-04-25 · Jamaah haji dapat melaksanakan ibadah haji sesuai

vi

DAFTAR ISI

ABSTRAK ..................................................................................................... i

KATA PENGANTAR.................................................................................... ii

DAFTAR ISI .................................................................................................. v

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ....................................... 5

C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian................................................. 5

D. Metodologi Penelitian............................................................... 7

E. Tinjauan Pustaka ...................................................................... 10

F. Sistematika Penulisan ............................................................... 11

BAB II : LANDASAN TEORI TENTANG MANAJEMEN PELAYANAN

KESEHATAN DAN JAMAAH HAJI

A. Manajemen Pelayanan Kesehatan ............................................. 13

1. Pengertian Manajemen Pelayanan Kesehatan...................... 13

2. Fungsi Manajemen.............................................................. . 17

3. Ruang Lingkup Manajemen Pelayanan Kesehatan .............. 18

4. Ciri-ciri Pelayanan Yang Baik ............................................ 20

B. Jamaah Haji.............................................................................. 23

1. Pengertian Jamaah Haji....................................................... 23

2. Klasifikasi Jamaah Haji ...................................................... 24

3. Makna Istitha’ah Pada Aspek Kesehatan............................. 25

4. Pelayanan Kesehatan Jamaah Haji ...................................... 34

Page 11: MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN JAMAAH HAJI DINAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4530/1... · 2013-04-25 · Jamaah haji dapat melaksanakan ibadah haji sesuai

vii

BAB III : TINJAUAN UMUM TENTANG DINAS KESEHATAN KOTA

TANGERANG

A. Visi-Misi Dinas Kesehatan Kota Tangerang ............................. 36

B. Tujuan dan Sasaran................................................................... . 40

C. Strategi dan Kebijakan Dinas Kesehatan Kota Tangerang ......... 42

D. Struktur Organisasi Dinas Kesehatan Kota Tangerang .............. 44

BAB IV : ANALISIS MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN

JAMAAH HAJI

A. Manajemen Pelayanan Kesehatan Jamaah Haji ........................ 48

1. Menentukan Perencanaan (Planning) .................................. 48

2. Melakukan pengorganisasian (Organizing) ......................... 56

3. Mengadakan Penggerakkan (Actuating) .............................. 60

4. Menjalankan Pengawasan (Controlling).............................. 62

5. Melaksanakan Evalusi (Evaluating) .................................... 65

B. Aspek Kesehatan Yang Dilayani Dinas Kesehatan Kota

Tangerang ................................................................................ 65

C. Analisis terhadap Manajemen Pelayanan Kesehatan Jamaah

Haji dan Aspek Kesehatan yang Dilayani ................................. 68

BAB V : PENUTUP

A. Kesimpulan .............................................................................. 80

B. Saran ........................................................................................ 81

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................... 82

LAMPIRAN

Page 12: MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN JAMAAH HAJI DINAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4530/1... · 2013-04-25 · Jamaah haji dapat melaksanakan ibadah haji sesuai

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Haji pada hakekatnya merupakan aktifitas suci yang pelaksanaannya

diwajibkan oleh Allah kepada seluruh umat Islam yang telah mencapai

(istitho’ah) mampu, disebut aktifitas suci karena seluruh rangkaian kegiatan

adalah ibadah. Haji juga disebut sebagai ibadah puncak yang melambangkan

ketaatan serta penyerahan diri secara total kepada Allah baik secara fisik-

material maupun spiritual.1

Sebagaimana Allah berfirman di dalam Al-Qur’an, sebagai berikut:

Artinya : “ Allah telah menjadikan ka’bah, rumah suci itu sebagai pusat

(peribadatan dan urusan dunia) bagi manusia”.(QS. Al-Maidah :97).

Bagi setiap muslim, termasuk muslim di Indonesia, ibadah haji memiliki

makna sangat penting. Dalam konteks Indonesia, ibadah haji tidak hanya

dilihat sebagai salah satu rukun Islam yang wajib dilaksanakan kaum

Muslimin bagi mereka yang mampu tetapi juga memiliki makna sosiologis

dan historis sangat berarti. Secara sosiologis dan historis, dapat dikatakan

bahwa perkembangan Islam Indonesia tidak bisa terlepas dari ibadah haji.2

1 Ali Syari’ati, Haji (Bandung: Penerbit Pustaka, 2000 ), hal. 12 Muhammad M. Basyuni, Reformasi Manajemen Haji, (Jakarta : FDK Press, 2008), hal.

17

Page 13: MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN JAMAAH HAJI DINAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4530/1... · 2013-04-25 · Jamaah haji dapat melaksanakan ibadah haji sesuai

2

Dari tahun ke tahun jamaah haji semakin bertambah, sepanjang sejarah

pelaksanaan ibadah haji selalu mendapatkan perhatian khusus. Banyak

komponen dalam penyelenggaraan ibadah haji, komponen itu mulai dari

pendaftaran, transportasi, akomodasi, keamanan, katering, dan kesehatan.

Dalam rangkaian penyelenggaraan ibadah haji menunjukkan bahwa hingga

dewasa ini pelaksanaan ibadah haji telah mengalami perkembangan.

Seiring perkembangan dan meningkatnya ekonomi Indonesia,

meningkat pula jumlah jamaah haji dan bahkan belakangan ini jumlah

pendaftarnya melampaui kuota yang telah ditetapkan. Sebagai konsekuensinya

dari meningkatnya jumlah jamaah haji, maka komponen-komponen

penyelenggaraan haji perlu ditingkatkan seperti akomodasi, katering,

transportasi dan kesehatan. Dalam implementasinya, bentuk pelayanan

mengalami perubahaan khusus dalam bidang kesehatan. Proses persiapan

keberangkatan jamaah haji diperketat dengan adanya penambahan

pemeriksaan, yakni pemeriksaan yang dilakukan oleh pihak Departemen

Agama dan pemeriksaan yang dilakukan oleh pihak Departemen Kesehatan.

Pelayanan kesehatan adalah pemeriksaan, perawatan dan pemeliharaan

kesehatan jamaah haji untuk menjaga agar jamaah haji tetap dalam keadaan

sehat antara lain tidak menularkan atau ketularan penyakit selama

menjalankan ibadah haji.3

Dalam kaitannya dengan pelayanan kesehatan, Departemen Agama

selalu melakukan koordinasi dengan Departemen Kesehatan. Kesehatan,

3 Ahmad Nizam dan Alatif Hasan, Manajemen Haji, (Jakarta : Zikru Hakim, 2000), h. 78

Page 14: MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN JAMAAH HAJI DINAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4530/1... · 2013-04-25 · Jamaah haji dapat melaksanakan ibadah haji sesuai

3

Misalnya: peningkatan pelatihan petugas kesehatan dengan kurikulum yang

mengarah kepada : (1) peningkatan kemampuan teknis dan medis yang

berkaitan dengan pelayanan kesehatan jamaah haji (2) penguasaan materi

khusus misalnya penanganan kasus meningitis dan formularium obat haji (3)

peningkatan kinerja petugas sehingga tercipta petugas yang berdedikasi dan

bertanggung jawab. Kemudian pemerintah juga melakukan penyuluhan

kesehatan kepada jamaah haji dengan tujuan : (1) menumbuhkan pengertian

calon jamaah tentang kondisi sehat yang sangat diperlukan dalam

melaksanakan ibadah haji (2) meningkatkan pengetahuan tentang pemeriksaan

kesehatan calon jamaah haji sesuai ketentuan dan direkam dalam buku

kesehatan haji (3) melakukan rujukan calon jamaah haji resiko tinggi sesegera

mungkin bagi yang memerlukan pemeriksaan lebih lanjut.

Pemeriksaan kesehatan bagi calon haji selama di tanah air dilakukan

dalam tiga tahap, yaitu pertama, pemeriksaan di puskesmas sebagai tindakan

selektif terhadap calon haji yang memenuhi salah satu persyaratan istitho’ah

yakni sehat lahir dan batin, yang dilakukan setelah pendaftaran haji dimulai

dan sebagai syarat untuk dapat mendaftarkan diri; kedua pemeriksaan di Dinas

Kesehatan daerah dilakukan secara lebih teliti dengan tenaga pemeriksa dan

fasilitas yang lebih baik serta merupakan penentuan akhir layak atau tidaknya

calon haji berangkat ke Arab Saudi. Dalam tahap ini juga dilakukan

pemeriksaan tes kehamilan, vaksinasi meningitis meningokokus, pembinaan

dan penyuluhan kesehatan, pelayanan rujukan dan pengamatan penyakit;

Page 15: MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN JAMAAH HAJI DINAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4530/1... · 2013-04-25 · Jamaah haji dapat melaksanakan ibadah haji sesuai

4

ketiga, pemeriksaan di embarkasi dilakukan secara selektif, termasuk

kelengkapan dokumen kesehatan haji.4

Untuk mencapai upaya pencegahan dan persiapan yang tepat.

Persiapan sebelum ke berangakatan mencakup kekuatan fisik dan mental

dalam keadaan prima, karena keadaan di Arab Saudi berbeda dengan keadaan

di Indonesia, yaitu cuaca dan iklim yang lebih tinggi, keadaan lingkungan

yang lebih beraneka ragam, serta jenis makanan yang berbeda. Oleh karena

itu, diperlukannya sistem manajemen pelayanan kesehatan jamaah haji. Kini

Dinas Kesehatan telah berperan aktif untuk mempersiapkan dan upaya

pencegahan dalam menjaga kesehatan jamaah haji dari sebelum

pemberangkatan ibadah haji. Persiapan kesehatan yang optimal akan

membantu kelancaran kegiatan ritual ibadah yang akan dikerjakan nantinya.

Sehingga jamaah akan lebih khusyuk dalam melaksanakan ibadah haji.

Ciri pelayanan yang baik yang dapat memberikan kepuasan kepada

jamaah adalah memiliki karyawan yang professional, tersedia sarana dan

prasarana yang baik, tersedia semua produk yang diinginkan, bertanggung

jawab kepada setiap jamaah dari awal hingga selesai, mampu melayani secara

cepat dan tepat, mampu berkomunikasi secara jelas, memiliki pengetahuan

umum lainnya, mampu memberikan kepercayaan kepada jamaah.5

Dan pembinaan kesehatan haji dilakukan secara intensif dan terus-

menerus sejak terdaftar sampai saat ke berangkatan, yang meliputi aspek-

aspek kesehatan umum.

4 Muhammad M. Basyuni, Reformasi Manajemen Haji, (Jakarta : FDK Press, 2008), h.159

5 Kasmir, Etika Customer Service, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2005), h.9

Page 16: MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN JAMAAH HAJI DINAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4530/1... · 2013-04-25 · Jamaah haji dapat melaksanakan ibadah haji sesuai

5

Dilihat dari gambaran di atas saya tertarik untuk mengadakan

penelitian terhadap masalah ini dengan judul “ Manajemen Pelayanan

Kesehatan Jamaah Haji Dinas Kesehatan Kota Tangerang Pada Musim Haji

Tahun 2010”.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Dalam pembatasan masalah penulis hanya membatasi pada

manajemen pelayanan kesehatan jamaah haji yang diberikan oleh

Departemen Kesehatan pada musim haji tahun 2010.

2. Perumusan Masalah

Agar perumusan masalah lebih terarah dan terfokus, maka dalam

penulisan skripsi ini dirumuskan dalam rangka menjawab permasalahan

sebagai berikut :

a. Bagaimana manajemen pelayanan kesehatan jamaah haji yang

dilaksanakan Dinas Kesehatan Kota Tangerang pada musim haji tahun

2010?

b. Aspek kesehatan apa saja yang dapat dilayani Dinas Kesehatan Kota

Tangerang terhadap jamaah haji Tahun 2010?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Berdasarkan pada pokok permasalahan di atas, maka tujuan penelitian

ini secara umum adalah:

Page 17: MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN JAMAAH HAJI DINAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4530/1... · 2013-04-25 · Jamaah haji dapat melaksanakan ibadah haji sesuai

6

1. Untuk mengetahui sistem manajemen pelayanan kesehatan jamaah haji

pada Dinas Kesehatan Kota Tangerang pada musim haji tahun 2010.

2. Untuk mengetahui aspek kesehatan yang dilayani Dinas Kesehatan Kota

Tangerang terhadap jamaah haji Tahun 2010.

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat

antara lain:

1. Ilmu Pengetahuan

Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi pengembangan pengetahuan

ilmiah di bidang manajemen haji dan umrah, khususnya dalam pelayanan

kesehatan jamaah haji.

2. Akademis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kajian yang menarik dan

dapat menambah wawasan khasanah keilmuan bagi para pembaca

khususnya mahasiswa manajemen dakwah, serta dapat berguna bagi

banyak pihak terutama sebagai tambahan referensi atau perbandingan bagi

studi-studi yang akan datang.

3. Praktisi

Penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan wawasan baru dan

memberikan motivasi bagi para praktis yang konkret terhadap

perkembangan ilmu manajemen haji dan umrah serta dapat memberikan

motivasi pada dinas kesehatan dalam upaya meningkatkan pelayanan

terutama dalam hal pelayanan kesehatan jamaah haji.

Page 18: MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN JAMAAH HAJI DINAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4530/1... · 2013-04-25 · Jamaah haji dapat melaksanakan ibadah haji sesuai

7

D. Metodologi Penelitian

1. Metode Penelitian

Pada penyusunan skripsi ini, penulis menggunakan pendekatan

deskriptif kualitatif yaitu dengan melakukan penelitian yang menghasilkan

data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan

perilaku yang dapat diamati.

Dengan memilih metode kualitatif ini, penulis mengharapkan

dapat memperoleh data yang lengkap dan akurat. Ditinjau dari sifat

penyajian datanya, penulis menggunakan metode deskriptif yang mana

metode deskriptif merupakan penelitian yang tidak mencari atau

menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesis atau prediksi.6

2. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek dari penelitian ini adalah orang atau sekelompok orang

yang dapat memberikan informasi refresentatif, mereka terdiri dari kepala

seksi bagian pelayanan kesehatan dan para jajaran bagian haji/staf haji

serta jamaah haji yang telah dibantu oleh Dinas Kesehatan Kota

Tangerang melalui pelayanan kesehatan jamaah haji yang diberikan.

Sedangkan yang dijadikan objek penelitian ini adalah manajemen yang

digunakan dalam pelayanan kesehatan pada jamaah haji.

3. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini mengambil lokasi di Dinas Kesehatan Kota

Tangerang Jl. Daan Mogot No. 69 Tangerang. Waktu Penelitian dimulai

6 Jalaludin Rahmat, Metode Penelitian Komunikasi dilebfkapi Contoh Analisis Statistik.(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2002), Cet. 11, h. 24

Page 19: MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN JAMAAH HAJI DINAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4530/1... · 2013-04-25 · Jamaah haji dapat melaksanakan ibadah haji sesuai

8

pada bulan Januari dan berakhir pada bulan Maret 2011. Pada musim haji

tahun 2010.

4. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data-data yang diperlukan. Maka penulis

menggunakan jenis penelitian di antaranya yaitu field research (penelitian

lapangan), penulis mengadakan jenis penelitian dengan datang langsung ke

lapangan (objek) penelitian di Dinas Kesehatan Kota Tangerang,

sedangkan data yang diperoleh dari metode ini merupakan data primer

(utama) penelitian.

Dalam penelitian lapangan ini, penulis juga menggunakan beberapa teknik

untuk mengumpulkan data yang berkaitan dengan pembahasan di

antaranya sebagai berikut:

a. Observasi

Observasi ialah pengamatan dan pencatatan yang sistematis

terhadap gejala-gejala yang diteliti.7 Penulis melakukan penelitian

dengan cara mengamati langsung terhadap segala sesuatu yang terkait

dengan masalah pelayanan kesehatan jamaah haji yang dilakukan oleh

Dinas Kesehatan Kota Tangerang.

b. Wawancara

Wawancara (interview) ialah Tanya jawab lisan antara penulis

dengan Kasi Haji dan Staff Jajarannya yang di dalamnya terdiri dari

ketua bidang P2PL, ketua seksi P21, staff P2I, dan pihak puskesmas.

7 Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian Sosial (Jakarta: PTBumi Aksara, 2003)CET. Ke-4, h. 53

Page 20: MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN JAMAAH HAJI DINAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4530/1... · 2013-04-25 · Jamaah haji dapat melaksanakan ibadah haji sesuai

9

Penulis menggunakan teknik interview bebas terpimpin, yaitu penulis

menggunakan beberapa pernyataan kepada responden yang telah

penulis siapkan, lalu dijawab oleh responden dengan bebas dan

terbuka.

c. Dokumentasi

Dokumentasi ialah pengambilan data yang diperoleh melalui

dokumen-dokumen.8 Penulis menggunakan data-data dan sumber-

sumber yang ada hubungannya dengan masalah yang akan dibahas.

Sedangkan data-data ini, penulis peroleh dari buku-buku, profile

company, arsip-arsip maupun diktat-diktat pelayanan kesehatan Dinas

Kesehatan Kota Tangerang dan lain sebagainya yang dapat

mendukung serta berkaitan dengan masalah penelitian.

Selanjutnya dalam menggunakan data-data tersebut, penulis

berusaha untuk memaparkan kerangka awal mengenai objek studi yang

ditulis dengan memahami seksama, kemudian memberikan interpretasi

sesuai kecenderungan dan frame of thinking.

d. Teknik analisis data

Dalam menganalisis data penulis menggunakan metode

deskriptif analisis, yaitu suatu teknik analisis data; di mana penulis

terlebih dahulu memaparkan semua data yang diperoleh dari

pengamatan., kemudian menganalisisnya dengan berpedoman kepada

sumber-sumber yang tertulis.

8 Ibid, h. 73

Page 21: MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN JAMAAH HAJI DINAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4530/1... · 2013-04-25 · Jamaah haji dapat melaksanakan ibadah haji sesuai

10

e. Teknik Penulisan

Dalam penulisan ini, penulis berpedoman pada buku. Pedoman

penulisan karya ilmiah (skripsi, tesis, dan disertasi), yang disusun oleh

tim penulis UIN JAKARTA dan di terbitkan oleh CEQDA UIN

Jakarta pada tahun 2007.

E. Tinjauan Pustaka

Dari beberapa skripsi yang penulis baca, banyak pendapat yang harus

diperhatikan dan menjadi perbandingan selanjutnya. Adapun setelah penulis

mengadakan suatu kajian kepustakaan, akhirnya penulis menemukan beberapa

skripsi yang membahas tentang ibadah haji, judul-judul skripsi tersebut

adalah:

Dzul Kifli “Manajemen Pelayanan Jamaah Haji dan Umroh PT.

PATUNA TOUR DAN TRAVEL” skripsi mahasiswa Jurusan Manajemen

Dakwah Tahun 2010 ini membahas tentang bagaimana upaya PT. PATUNA

TOUR DAN TRAVEL dalam memberikan pelayanan ibadah haji dan umroh

pada jamaah sesuai dengan teori manajemen customer service serta faktor

pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan pelayanaan ibadah haji dan

umroh.

Nur Siti Aliyah “ Strategi Pelayanan Prima Kantor Departemen

Agama Jakarta Barat Terhadap Calon Jamaah Haji” Skripsi mahasiswi Jurusan

Manajemen Dakwah Tahun 2008 yang berisi tentang perlunya pelayanan

prima KANDEPAG Jakarta Barat terhadap calon jamaah haji, serta bagaimana

Page 22: MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN JAMAAH HAJI DINAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4530/1... · 2013-04-25 · Jamaah haji dapat melaksanakan ibadah haji sesuai

11

strategi pelayanan prima KANDEPAG Jakarta Barat dalam membantu

perjalanan ibadah haji calon jamaah haji.

Ahmad Muis “Strategi Pelayanan Prima Kementerian Agama Jakarta

Selatan Pada Calon Jamaah Haji.” Skripsi mahasiswa Jurusan Manajemen

Dakwah Tahun 2010, berisi tentang petugas pelaksana Kementerian Agama

Jakarta Selatan dalam memberikan pelayanan prima pada calon jamaah haji

dan strategi pelayanan prima Kementerian Agama Jakarta Selatan dalam

penyelenggaraan ibadah calon jamaah haji.

Dilihat dari beberapa judul skripsi diatas, berbeda dengan penelitian-

penelitian sebelumnya. Penelitian kali ini penulis menggambarkan bagaimana

manajemen pelayanan kesehatan pada Dinas Kesehatan Kota Tangerang.

Banyak perbedaan dari penelitian ini yakni ditinjau dari sisi objek yaitu

manajemen pelayanan kesehatan jamaah haji dan dari sisi subjek yaitu Dinas

Kesehatan Kota Tangerang. Dalam hal ini dari segi judul berbeda, baik itu dari

segi pembahasan yang diteliti pun berbeda yaitu materi mengenai manajemen

pelayanan kesehatan jamaah haji dan aspek kesehatan apa saja yang dilayani

Dinas Kesehatan Kota Tangerang, yang penulis bahas tentang “Manajemen

Pelayanan Kesehatan Jamaah Haji Dinas Kesehatan Kota Tangerang Pada

Musim Haji Tahun 2010”.

F. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan ini terdiri dari lima bab, adapun pembahasannya

secara rinci adalah sebagai berikut :

Page 23: MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN JAMAAH HAJI DINAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4530/1... · 2013-04-25 · Jamaah haji dapat melaksanakan ibadah haji sesuai

12

BAB I : PENDAHULUAN

Latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah,

tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian, tinjauan

pustaka dan sistematika penulisan.

BAB II : LANDASAN TEORI TENTANG MANAJEMEN

PELAYANAN KESEHATAN DAN JAMAAH HAJI

Pengertian manajemen pelayanan kesehatan, Fungsi

manajemen, Ruang lingkup manajemen pelayanan kesehatan,

Ciri-ciri pelayanan yang baik, Pengertian jamaah haji,

Klasifikasi jamaah haji, Makna Istitho’ah pada aspek

kesehatan, Pelayanan Kesehatan jamaah Haji.

BAB III : TINJAUAN UMUM TENTANG DINAS KESEHATAN

KOTA TANGERANG

Visi dan Misi Dinas Kesehatan, Strategi dan Kebijakan Dinas

Kesehatan, Tujuan dan Sasaran, Struktur Organisasi Dinas

Kesehatan.

BAB IV : ANALISIS MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN

JAMA’AH HAJI TAHUN 2010

Manajemen Pelayanan Kesehatan Jamaah Haji, Aspek

Kesehatan Yang Dilayani Dinas Kesehatan Kota Tangerang,

Analisis.

BAB V : PENUTUP

Kesimpulan dan saran.

Page 24: MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN JAMAAH HAJI DINAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4530/1... · 2013-04-25 · Jamaah haji dapat melaksanakan ibadah haji sesuai

13

BAB II

LANDASAN TEORI TENTANG MANAJEMEN PELAYANAN

KESEHATAN DAN JAMAAH HAJI DINAS KESEHATAN

KOTA TANGERANG

A. Manajemen Pelayanan Kesehatan

1. Pengertian Manajemen Pelayanan Kesehatan

Dalam kegiatan apa saja, agar kegiatan tersebut dapat mencapai

tujuannya secara efektif diperlukan pengaturan yang baik. Demikian juga

kegiatan dan atau pelayanan kesehatan masyarakat memerlukan

pengatuaran yang baik. Agar tujuan tiap kegiatan atau program itu tercapai

dengan baik. Proses pengaturan kegiatan ilmiah ini disebut manajemen,

sedangkan proses untuk mengatur kegiatan-kegiatan atau pelayanan

kesehatan masyarakat disebut “Manajemen Pelayanan Kesehatan

Masyarakat”.1

Ada beberapa definisi manajemen sebagai berikut : dalam kamus

manajemen, arti dari istilah manajemen, arti dari istilah manajemen

adalah: manajemen, pengurusan, kepemimpinan, ketatalaksanaan, dan

kepengurusan, pengelolaan dan sebagainya.2

Dari segi etimologi, kata manajemen berasal dari bahasa Inggris

yang diambil dari kata to manage yang sinonimnya antara lain to hand

1 Prof. Dr. Soekidjo Notoatmodjo, Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni, (Jakarta:RinekaCipta, 2007), h. 82

2 Moekijat, Kamus Manajemen, (Bandung: CV. Mandar Maju, 1990), Cet. 4, h. 290-291

Page 25: MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN JAMAAH HAJI DINAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4530/1... · 2013-04-25 · Jamaah haji dapat melaksanakan ibadah haji sesuai

14

berarti mengurus, to control berarti memeriksa, to guide berarti

memimpin atau membimbing. Jadi apabila dilihat dari asal katanya,

manajemen berarti mengurus, mengendalikan, memimpin atau

membimbing.3

Dengan sangat bervariasi para ahli manajemen mendefinisikan

manajemen dari sudut pandang mereka. Dapat dikemukakan mengenai

batasan-batasan pengertian manajemen oleh George R Terry, manajemen

merupakan proses yang khas, yang terdiri dari tindakan-tindakan

perencanaan, pengorganisasian, penggerakkan dan pengawasan yang

dilakukan untuk menentukan sasaran-sasaran yang telah ditetapkan

melalui pemanfaatan sumberdaya manusia dan sumber lainnya.4

Manajemen adalah ilmu terapan yang dapat dimanfaatkan di dalam

beerbagai jenis organisasi untuk membantu manajer memecahakn masalah

organisasi, atas dasar pemikiran tersebut, manajemen juga dapat

diterapkan dibidang kesehatan untuk membantu para manajer organisasi

kesehatan memecahkan masalah kesehatan masyarakat. Tujuan umum

sistem kesehatan adalah untuk meningkatkan derajat kesehatan

masyarakat, atau mencapai suatu keadaan sehat bagi individu atau

kelompok-kelompok masyarakat.5

3 E.K. Mochtar Effendi, Manajemen Suatu Pendekatan Berdasarkan Ajaran Islam.(Jakarta: Bharatara Karya Aksara, 1996) cet ke-2, h. 6

4 Rosady Ruslan, Manajemen Humas dan Manajemen Komunikasi, Konsepsi danAplikasi, (Jakarta: PT Raja Grafindo Rosada, 1998), Cet. 1, h.1

5 A. A. Gde Muninjaya, Manajemen Kesehatan, (Jakarta: Buku Kedokteran EGC, 2004),cet I, h. 45

Page 26: MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN JAMAAH HAJI DINAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4530/1... · 2013-04-25 · Jamaah haji dapat melaksanakan ibadah haji sesuai

15

Dari batasan-batasan tersebut dapat diambil suatu kesimpulan

umum bahwa manajemen adalah suatu kegiatan untuk mengatur orang lain

guna mencapai tujuan atau menyelesaikan pekerjaan. Seorang manajer

dalam mencapai tujuan adalah secara bersama-sama dengan orang lain

atau bawahannya. Apabila batasan ini diterapkan dalam bidang kesehatan

masyarakat dapat dikatakan sebagai berikut. “Manajemen Kesehatan

adalah suatu kegiatan atau suatu seni untuk mengatur para petugas

kesehatan dan non-petugas kesehatan guna meningkatkan kesehatan

masyarakat melalui program kesehatan.6

Pelayanan kesehatan merupakan rangkaian pelayanan kesehatan

yang bersifat kontinum dan komprehensif dengan melaksanakan proses

pemeriksaan kesehatan, pengobatan dan pemeliharaan kesehatan terhadap

jemaah haji sesuai standar agar jemaah haji dapat melaksanakan ibadah

haji yang sebaik-baiknya. Pemeliharaan kesehatan sendiri merupakan

upaya menjaga kemandirian kesehatan jemaah dengan persiapan obat dan

cara-cara konsultasi kesehatan di perjalanan, asupan makan dan gizi,

konsultasi dan bimbingan kesehatan.7

Pelaksanaan kegiatan pelayanan kesehatan terdiri dari pelayanan

kesehatan di daerah (pemeriksaan kesehatan sebelum keberangkatan/pra

haji dan pada saat kepulangan/pasca haji), pelayanan kesehatan di

embarkasi dan debarkasi, pelayanan kesehatan selama di penerbangan,

pelayanan kesehatan selama di Arab Saudi, dan pelayanan kesehatan di

6 Prof. Dr. Soekidjo Notoatmodjo, Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni, (Jakarta:RinekaCipta, 2007), h. 83

7 Kmk. No. 442, ttg Pedoman Penyelenggaraan Kesehatan Haji Indonesia.Pdf, h. 13

Page 27: MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN JAMAAH HAJI DINAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4530/1... · 2013-04-25 · Jamaah haji dapat melaksanakan ibadah haji sesuai

16

kelompok terbang. Pelayanan kesehatan tersebut satu dengan lain

merupakan proses pelayanan kesehatan yang berkesinambungan dan

komprehansif.8

Kata lain manajemen kesehatan masyarakat adalah penerapan

manajemen umum dalam sistem pelayanan kesehatan masyarakat sehingga

yang menjadi objek atau sasaran manajemen adalah sistem pelayanan

kesehatan masyarakat.9

Untuk dapat menyelenggarakan manajemen pelayanan dengan

baik, ada prinsip-prinsip manajemen pelayanan yang dapat di pakai

sebagai acuan. Prinsip-prinsip tersebut antara lain adalah sebagai berikut:

a. Identifikasi kebutuhan konsumen yang sesungguhnya

b. Sediakan pelayanan yang terpadu (one-stop-shop)

c. Buat sistem yang mendukung pelayanan konsumen

d. Usahakan agar semua orang atau karyawan bertanggung jawab

terhadap kualitas pelayanan

e. Layanilah keluhan konsumen secara baik

f. Terus berinovasi

g. Karyawan adalah sama pentingnya dengan konsumen

h. Bersikap tegas tetapi ramah terhadap konsumen

i. Jalin komunikasi dan interaksi khusus dengan pelanggan

j. Selalu mengontrol kualitas.10

8 Ibid, h. 139 Prof. Dr. Soekidjo Notoatmodjo, Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni, (Jakarta: Rineka

Cipta, 2007), h. 83-8410 Ratminto dan Atik Septi Winarsih, Manajemen Pelayanan, h. 87

Page 28: MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN JAMAAH HAJI DINAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4530/1... · 2013-04-25 · Jamaah haji dapat melaksanakan ibadah haji sesuai

17

2. Fungsi Manajemen

Fungsi pertama pada manajemen adalah perencanaan atau planning

yaitu pemilihan sekumpulan kegiatan dan pemutusan selanjutnya apa yang

harus dilakukan, kapan, bagaimana, dan oleh siapa, juga proses dasar di

mana manajemen memutuskan tujuan dan cara mencapainya.11Adapun

perencanaan atau planning adalah tindakan menentukan sasaran yang

ingin dicapai dan tindakan yang seharusnya dilaksanakan.12

Fungsi kedua pada manajemen adalah pengorganisasian atau

organizing. Setiap usaha mencapai tujuan apabila harus melibatkan banyak

orang maka mutlak diperlukan adanya organisasi. Organisasi adalah

bentuk setiap perserikatan manusia untuk pencapaian suatu tujuan

bersama.13 Untuk mencapai tujuan, maka diperlukan berbagai langkah dan

kegiatan, langkah-langkah dirumuskan dan disusun sebagai kegiatan yang

akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan. Dengan demikian

pengorganisasian mencakup usaha membagi-bagi pekerjaan untuk

mencapai tujuan.

Fungsi ketiga dalam manajemen adalah penggerakkan atau

actuating. Adapun istilah pergerakkan yaitu actuating (memberikan

bimbingan), motivating (memberikan motivasi), directing (memberikan

arah), influencing (mempengaruhi), commending (memberikan komando

atau perintah) Beberapa istilah dikemas untuk aktuasi karena beberapa

11 T. Hani Handoko, Manajemen, (Yogyakarta : BPFE, 1997), Edisi ke-2, h. 77-7812 AM. Kardaman. Pengantar Ilmu Manajemen. (Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

1996). Cet. Ke-1, h. 4613 Sutarto, Dasar-Dasar Organisasi, (Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 2006 ),

h. 23

Page 29: MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN JAMAAH HAJI DINAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4530/1... · 2013-04-25 · Jamaah haji dapat melaksanakan ibadah haji sesuai

18

istilah tersebut dianggap mempunyai pengertian yang sama yaitu

menggerakkan dan mengarahkan pelaksanaaan program.14

Fungsi yang keempat adalah pengawasan atau controlling.

Pengawasan adalah suatu tindakan atau proses kegiatan untuk mengetahui

hasil pelaksanaan, kesalahan, kegagalan untuk kemudian dilakukan

perbaikan dan mencegah terulang kembali kesalahan-kesalahan itu, begitu

pula agar pelaksanaan tidak berbeda dengan rencana yang ditetapkan.15

Dan fungsi kelima dalam manajemen adalah evaluasi atau

evaluating. Baik pengawasan maupun evaluasi selalu mengumpulkan data.

Untuk dimanfaatkan memperbaiki fungsi perencanaan. Keduanya juga

mempunyai orientasi masa depan.16

3. Ruang Lingkup Manajemen Pelayanan Kesehatan

Seperti halnya manajemen perusahaan, dibidang kesehatan juga

dikenal berbagai jenis manajemen sesuai dengan ruang lingkup kegiatan

dan sumber daya yang dikelolanya. Ada bidang yang mengurus personalia

(manajemen personalia), keuangan (manajemen keuangan), logistik-obat

dan peralatan (manajemen logistik), pelayanan kesehatan (manajemen

pelayanan kesehatan dan sistem informasi manajemen) dan sebagainya.17

14 A. A. Gde Munginjaya, Manajemen Kesehatan, (Jakarta : Buku Kedokteran EGC), cetI, h. 85

15 Diati Julitirsa dan John Suprihanto, Manajemen Suatu Pengantar. (Yogyakarta : BPFE.1992). Cet. ke-2, h. 101

16 A. A. Gde Munginjaya, Manajemen Kesehatan, (Jakarta : Buku Kedokteran EGC), cetI, h.96

17 A. A. Gde Muninjaya, Manajemen Kesehatan, (Jakarta: Buku Kedokteran EGC, 2004),cet I, h. 49

Page 30: MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN JAMAAH HAJI DINAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4530/1... · 2013-04-25 · Jamaah haji dapat melaksanakan ibadah haji sesuai

19

Pembinaan dan pelayanan kesehatan bagi jemaah haji dilaksanakan secara

menyeluruh yang meliputi upaya promotif, preventif, kuratif dan

rehabilitatif, dan dalam pelaksanaannya perlu kerjasama berbagai pihak

terkait, sektor dan pemerintah daerah, serta perlu adanya pedoman yang

dapat menjadi acuan penyelenggaraan kesehatan haji di tanah air, di

embarkasi dan debarkasi serta selama perjalanan di Arab Saudi. Pedoman

dimaksud telah disusun dan ditetapkan dengan Keputusan Menteri

Kesehatan Nomor 1394/Menkes/SK/2002 tentang Penyelenggaraan

Kesehatan Haji, yang dengan terbitnya Undang-Undang Nomor 13 Tahun

2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji, perlu dilakukan

penyempurnaan dan penyesuaian.18

Bimbingan, penyuluhan dan pelayanan kesehatan jamaah haji

merupakan rangkaian kegiatan terstruktur dalam upaya meningkatkan

status kesehatan dan kemandirian jemaah haji. Kegiatan bimbingan,

penyuluhan dan pelayanan kesehatan dilaksanakan secara bertahap atau

berkesinambungan sejak dari puskesmas, pemeriksaan, bimbingan dan

penyuluhan kesehatan di unit pelayanan di kabupaten/kota, bimbingan,

penyuluhan dan pelayanan kesehatan jemaah haji selama perjalanan dari

daerah asal, di asrama haji embarkasi, selama perjalanan Indonesia – Arab

Saudi, selama di Arab Saudi, di asrama haji debarkasi dan sampai dengan

14 hari pertama sekembalinya ke tanah air.

18 Kmk. No. 442, ttg Pedoman Penyelenggaraan Kesehatan Haji Indonesia.Pdf, h. 4

Page 31: MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN JAMAAH HAJI DINAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4530/1... · 2013-04-25 · Jamaah haji dapat melaksanakan ibadah haji sesuai

20

Bimbingan dan penyuluhan kesehatan dapat dilakukan secara

perorangan, maupun berkelompok melalui berbagai kegiatan pertemuan,

penyuluhan media massa, dan cara-cara promosi lainnya. 19

4. Ciri-Ciri Pelayanan Yang Baik

Pengertian pelayanan yang baik adalah kemampuan perusahaan

dalam memberikan kepuasan kepada jamaah dengan standar yang sudah

ditetapkan. Kemampuan tersebut ditunjukan oleh sumber daya manusia

dan sarana serta prasarana yang dimiliki. Banyak perusahaan yang ingin

dianggap selalu yang terbaik dimata jamaah. Karena jamaah akan menjadi

setia terhadap produk yang ditawarkan. Disamping itu, perusahaan juga

berharap pelayanan yang diberikan kepada jamaah dapat ditularkan kepada

calon jamaah lainnya. Hal ini merupakan promosi tersendiri bagi

perusahaan yang berjalan terus secara berantai dari mulut kemulut.

Dengan kata lain, pelayanan yang baik akan meningkatkan image

perusahaan dimata jamaahnya. Image ini harus selalu dibangun agar citra

perusahaan dapat selalu meningkat.

Dalam prakteknya pelayanan yang baik memiliki cirri-ciri

tersendiri dan hamper perusahaan menggunakan criteria yang sama untuk

membentuk ciri-ciri pelayanan yang baik. Terdapat beberapa faktor

pendukung yang berpengaruh langsung terhadap mutu pelayanan yang

diberikan.

19 Ibid, h. 13

Page 32: MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN JAMAAH HAJI DINAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4530/1... · 2013-04-25 · Jamaah haji dapat melaksanakan ibadah haji sesuai

21

Yang mempengaruhi pelayanan yang baik pertama adalah faktor

manusia yang memberikan pelayanan tersebut. Manusia (karyawan) yang

melayani jamaah harus memiliki kemampuan melayani jamaah secara

tepat dan cepat. Disamping itu, karyawan harus memiliki kemampuan

dalam berkomunikasi, sopan santun, ramah, dan bertanggung jawab penuh

terhadap jamaahnya.

Kedua pelayanan yang baik juga harus diikuti oleh tersedianya

sarana dan prasarana yang mendukung kecepatan, ketepatan, dan

keakuratan pekerjaan. Sarana dan prasarana harus dilengkapi oleh

kemajuan teknologi terkini. Pada akhirnya, sarana dan prasarana yang

dimiliki juga harus dioperasikan oleh manusia yang berkualitas pula. Jadi

dapat dikatakan kedua faktor tersebut saling menunjang satu sama

lainnya.20

Parasuraman, Zeithaml, dan Berry sebagaimana dikutip oleh Philip

Kottler menyusun faktor utama yang menjadi penentu dalam

meningkatkan mutu pelayanan, antara lain:21

a. Akses

Pelayanan harus mudah dijangkau dalam lokasi yang mudah dicapai

pada saat yang tidak merepotkan dan cepat.

b. Komunikasi

Pelayanan harus diuraikan dengan jelas dalam bahasa yang mudah

dimengerti oleh jamaah.

20 Kasmir, Etika Customer Service, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2005), h. 1421 Philip Kottler, Manajemen Pemasaran Analisis Perencanaan, Implementasi dan

Pengendalian, (Jakarta: Erlangga, 1995) Edisi Ke-6 Jilid 2, h. 107

Page 33: MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN JAMAAH HAJI DINAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4530/1... · 2013-04-25 · Jamaah haji dapat melaksanakan ibadah haji sesuai

22

c. Kompetensi

Pegawai atau karyawan harus memiliki keterampilan dan pengetahuan

yang dibutuhkan.

d. Kesopanan

Pegawai atau karyawan harus bersikap ramah, penuh hormat dan

penuh perhatian.

e. Kredibilitas

Instansi dan pegawai harus bisa di percaya dan memahami keinginan

utama yang diharapkan jamaah.

f. Reabilitas

Pelayanan harus dilaksanakan dengan konsisten dan cermat.

g. Cepat Tanggap

Pegawai harus memberikan tanggapan dengan cepat dan kreatif atas

permintaan dan masalah jamaah.

h. Kepastian

Pelayanan harus bebas dari bahaya, resiko, atau hal-hal yang

meragukan.

i. Hal-hal yang berwujud

Hal-hal yang berwujud pada sebuah pelayanan harus dengan tepat

memproyeksikan mutu pelayanan yang akan diberikan.

j. Memahami atau Mengenali Masyarakat

Pegawai harus memahami kebutuhan masyarakat atau jamaah dengan

memberikan perhatian secara individu.

Page 34: MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN JAMAAH HAJI DINAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4530/1... · 2013-04-25 · Jamaah haji dapat melaksanakan ibadah haji sesuai

23

B. Jamaah Haji

1. Pengertian Jamaah Haji

Jamaah adalah kata bahasa Arab yang artinya “kompak” atau

“bersama-sama”, ungkapan shalat berjamaah berarti shalat yang

dikerjakan secara bersama-sama dibawah pimpinan seorang imam.

Jama’ah juga berarti sekelompok manusia yang terikat oleh sikap,

pendirian, keyakinan, dan tugas serta tujuan yang sama. Islam

menganjurkan umat Islam menggalang kekompakan dan kebersamaan,

yaitu suatu masyarakat yang terdiri dari pribadi-pribadi muslim, yang

berpegang pada norma-norma Islam, menegakkan prinsip “ta’awun”

(tolong-menolong) dan (kerja sama) untuk tegaknya kekuatan bersama

demi tercapainya tujuan yang sama.22

Secara substansial haji merupakan bagian dari ritual keagamaan

kaum Muslim yang bersifat personal. Meskipun demikian, sepanjang

sejarahnya pelaksanaan ibadah haji selalu mendapatkan perhatian negara.23

Dalam buku Fiqih Empat Mazhab bagian ibadat (puasa, zakat, haji,

kurban), Abdurrahman al-Zaziri menyatakan bahwa yang dimaksud

dengan “Haji” secara bahasa menuju kemuliaan, sedangkan pengertian haji

secara istilah adalah amalan-amalan tertentu dan cara tertentu pula.24

22 Prof. Dr. H. Harun Nasution, Ensiklopedi Islam Indonesia, (Jakarta, Djembatan, 1992),h. 486-487

23 Muhammad M. Basyuni, Reformasi Manajemen Haji, (Jakarta : FDK Press, 2008), hal.45

24 Abdurrahman al-Zaziri, Fiqih 4 Mazhab Bagian Ibadat (Puasa, Zakat, Haji, Kurban),(Jakarta : Darul Ulum Press, 1996), cet. Ke-1, h. 177

Page 35: MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN JAMAAH HAJI DINAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4530/1... · 2013-04-25 · Jamaah haji dapat melaksanakan ibadah haji sesuai

24

Sebagai salah satu rukun Islam, ibadah haji diwajibkan satu kali

sepanjang hidup setiap muslim yang telah memenuhi syarat-syarat

utamanya yaitu memiliki kemampuan ekonomi maupun fisik. Faktor-

faktor lain yang berhubungan dengan syarat tersebut adalah keamanan,

transportasi, dan akomodasi selama pelaksanaan haji. Seorang muslim

yang melakukan ibadah haji akan melaksanakan rangkaian ritual mulai

dari memakai ihram, thawaf, wukuf dan sebagainya, berikut larangan-

larangan yang berkaitan dengan ibadah.25

Sedangkan pengertian jamaah haji yaitu Warga Negara Indonesia

beraganma Islam yang telah mendaftarkan diri untuk menunaikan ibadah

haji sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan.26

2. Klasifikasi Jamaah Haji

Adapun ruang lingkup jamaah haji adalah sebagai berikut :

a. Jamaah haji mandiri adalah jamaah haji yang memiliki kemampuan

mengikuti perjalanan ibadah haji tanpa tergantung kepada bantuan

alat/obat dan orang lain.

b. Jamaah haji observasi adalah jamaah haji yang memiliki kemampuan

mengikuti perjalanan ibadah haji dengan bantuan alat dan atau obat.

25 Abdul Halim, Ensiklopedi Haji dan Umroh, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada,2002), h. 84

26 Pedoman Teknis Pemeriksaan Kesehatan Jemaah Haji, (Pusat Kesehatan HajiKementrian Kesehatan RI : 2010), h.9

Page 36: MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN JAMAAH HAJI DINAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4530/1... · 2013-04-25 · Jamaah haji dapat melaksanakan ibadah haji sesuai

25

c. Jamaah haji pengawasan adalah jamaah haji yang memiliki

kemampuan mengikuti perjalanan ibadah haji dengan bantuan alat dan

atau obat dan orang lain.

d. Jamaah haji tunda adalah jamaah haji yang kondisi kesehatannya tidak

memenuhi syarat untuk mengikuti perjalanan ibadah haji.

e. Jamaah haji resiko tinggi adalah jamaah haji dengan kondisi kesehatan

yang secara epidemiologi beresiko sakit dan atau mati selama

perjalanan ibadah haji, meliputi:

1) Jamaah haji lanjut usia

2) Jamaah haji penderita penyakit menular tertentu yang tidak boleh

terbawa keluar dari Indonesia berdasarkan peratutan kesehatan

yang berlaku.

3) Jamaah haji wanita hamil

4) Jamaah haji dengan ketidakmampuan tertentu terkait penyakit

kronis dan atau penyakit tertentu lainnya.27

3. Makna Istitha’ah Pada Aspek Kesehatan

Istitha’ah secara etimologi berarti kemampuan dan kesanggupan

melakukan sesuatu. Istitha’ah dalam pengertian kebahasaan berasal dari

akar kata tâ’a, yaitu tau’an, berarti taat patuh dan tunduk. Istithâ’ah

berarti keadaan seseorang untuk melakukan sesuatu yang diperintahkan

syara’ sesuai dengan kondisinya. Semakin besar kemmapuan seseorang

semakin besar tuntutan untuk mengerjakan suatu perbuatan. Kajian tentang

27 Ibid, h.9-10

Page 37: MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN JAMAAH HAJI DINAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4530/1... · 2013-04-25 · Jamaah haji dapat melaksanakan ibadah haji sesuai

26

istithâ’ah dibahas hampir ke semua furu’ (cabang) ibadah, pada masalah

shalat, puasa, kifarat, nikah dan lain-lain. Akan tetapi yang lebih rinci

dibicarakan adalah istithâ’ah dalam ibadah haji. Hal itu disebabkan karena

dalam persoalan haji menghimpun dua kemampuan, kemampuan fisik dan

materi sekaligus.28

Kata istitha’ah sangat popular digunakan dalam kitab-kitab sumber

hukum Islam seperti Al-Qur’an, hadis, dan fikih. Para ulama berbeda

pendapat dalam menentukan batasan-batasan istithâ’ah. Misalnya pada

ayat yang artinya : “Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap

Allah, yaitu (bagi) orang yang mampu mengadakan perjalanan ke

Baitullah” (QS. Ali Imran: 97). Para ulama fikih berpendapat ketika

berbicara tentang batas-batas dan asapek-aspek kemampuan itu.

Berdasarkan pemahaman di atas, mazhab Hanafi menyatakan

bahwa makna istitha’ah terbagi atas tiga macam yaitu (1) istitha’ah

amaliyah (kemampuan biaya), (2) istitha’ah badaniyyah (kemampuan

kesehatan) dan, (3) istitha’ah amniyyah (kemampuan keamanan dalam

perjalanan). Seseorang yang memenuhi ketiga kemampuan ini wajib

melaksanakan haji. Kemampuan pertama mencakup kemampuan

menyiapkan biaya pergi-pulang untuk dirinya, biaya untuk keluarga yang

ditinggalkan dan biaya selama berada ditanah suci. Kemampuan kedua

mencakup kemampuan kesehatan badan. Oleh karena itu orang sakit,

tertimpa musibah, lumpuh, buta dan berusia lanjut yang tidak mungkin

28 Prof. Dr. Hasan Muarif Ambary dkk, Ensiklopedi Islam, (Jakarta : Ichtiar Baru VanHoeve, 2001), Cet. Ke. 7,h.259

Page 38: MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN JAMAAH HAJI DINAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4530/1... · 2013-04-25 · Jamaah haji dapat melaksanakan ibadah haji sesuai

27

berjalan sendiri tidak wajib melaksanakan ibadah haji. Kemampuan ketiga

mencakup keselamatan dan keamanan selama dalam perjalanan dan

menunaikan ibadah haji termasuk dalam kemampuan ketiga ini ialah

adanya seorang mahram yang balig, berakal, dan tidak fasik untuk

menemani wanita selama melaksanakan haji.

Menurut Mazhab Maliki istitha’ah ialah kemampuan untuk pergi

dan sampai di Mekah baik dengan berjalan kaki atau memiliki kendaraan.

Kemampuan untuk kembali lagi ke negerinya tidak dipandang sebagai

istitha’ah kecuali apabila ia mungkin tinggal di Mekah atau daerah

sekitarnya. Golongan ini membagi istitha’ah kepada tiga macam pula,

yaitu (1) kemampuan kesehatan jasmani, (2) kemampuan biaya dan (3)

kemampuan tersedianya jalan untuk sampai di Mekah.

Menurut Mazhab Syafi’I, ada tujuh syarat istitha’ah yang harus

dipenuhi oleh orang yang akan menunaikan ibadah haji atau umrah. (1)

kemampuan dalam kesehatan jasmani yang dapat diukur dengan

kemampuan untuk duduk diatas kendaraan tanpa menimbulkan kesulitan

yang berarti, (2) kemampuan biaya untuk pergi pulang, (3) ada kendaraan

angkutan, (4) tersediannya bekal ditempat pelaksanaan haji, (5) aman, baik

dalam perjalanan maupun selama berada ditanah suci, (6) wanita harus di

temani oleh suami atau mahramnya, (7) kemampuan untuk sampai

ditempat tujuan pada batas waktu yang ditentukan, yaitu sejak bulan

syawal sampai dengan tanggal 10 Dzulhijjah.

Page 39: MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN JAMAAH HAJI DINAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4530/1... · 2013-04-25 · Jamaah haji dapat melaksanakan ibadah haji sesuai

28

Mazhab Hambali mensyaratkan 2 kemampuan yaitu kemampuan

menyiapkan bekal dan (ongkos) kendaraan. Hal ini berdasarkan hadis

riwayat Daru Gufni dari Jabir, Ibnu Umar, Ibnu Amir, Anas bin Malik dan

Aisyah yang menyatakan bahwa pernah seorang laki-laki datang kepada

Rasullah Saw untuk bertanya tentang sesuatu yang mewajibkan haji itu

ialah bekal dan kendaraan.29

Istithâ’ah dalam ibadah haji mempunyai pengertian lebih luas

dibanding istithâ’ah di dalam ibadah-ibadah lain seperti shalat, puasa, dan

lain-lain.

Para ulama menjelaskan makna istithâ’ah mencakup dalam

beberapa hal, antara lain:30

a. Istithâ’ah harta yaitu adanya perbekalan untuk membayar Ongkos Naik

Haji (ONH) pergi dan pulang serta biaya hidup, tempat tinggal,

makanan dan minuman yang cukup. Orang yang berangkat haji dengan

cara meminta-minta dan mengajukan proposal untuk mendapatkan

ongkos haji atau meminta jatah dari pemerintah atau dari instansi

tertentu. Sebenarnya belum ada kewajiban haji bagi mereka. Namun

demikian, bila haji dilaksanakan dengan biaya pemberian orang lain,

hajinya tetap sah dan sudah dianggap melaksanakan rukun Islam yang

kelima.

29 Ibid, h. 259-26030 http://waspadamedan.com/index.php?option=com_content&view=article&id=7414

:memahami-istithaah-dalam-perspektif-ibadah-haji&catid=61:mimbar-jumat&Itemid=230

Page 40: MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN JAMAAH HAJI DINAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4530/1... · 2013-04-25 · Jamaah haji dapat melaksanakan ibadah haji sesuai

29

b. Istithâ’ah dalam kesehatan. Kemampuan fisik salah satu syarat wajib

mengerjakan haji karena pekerjaan ibadah haji berkaitan dengan

kemampuan badaniah, hampir semua rukun dan wajib haji berkaitan

erat dengan kemampuan fisik, terkecuali niat (adalah rukun qalbi).

Dalam hal ini seorang yang buta atau seorang yang bodoh (safih) atau

idiot jika mempunyai kemampuan harta, maka syarat wajib haji

baginya ada pemandu atau penuntun yang membimbing pelaksanaan

hajinya. Dan bagi seorang Lansia (lanjut usia) yang tidak mempunyai

kemampuan untuk duduk lama di dalam kendaraan atau di perjalanan,

boleh mewakilkan hajinya kepada orang lain. Diriwayatkan dalam

hadis shahih dari Jamaah dari Ibnu Abbas ra. bahwa ada seorang

perempuan dari Khatsam berkata : Wahai Rasulullah, sesungguhnya

ayahku punya kemampuan harta untuk mengerjakan haji, namun dia

sudah tua renta, tidak mampu duduk lama di dalam kendaraan (di atas

unta), maka Rasulullah Saw bersabda : Hajikanlah dia, dan peristiwa

itu ditanyakan kepada Rasulullah pada Haji Wada’. Berdasarkan hadis

ini, kemampuan fisik sangat menentukan dan tidak melihat kepada

umur. Oleh sebab itu rencana Kerajaan Arab Saudi untuk

memberlakukan batas umur 65 tahun tidak boleh haji, belum layak

untuk diberlakukan, karena ada sebagian orang meskipun umur sudah

lebih 65 tahun, akan tetapi masih mempunyai kemampuan fisik untuk

berhaji.

Page 41: MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN JAMAAH HAJI DINAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4530/1... · 2013-04-25 · Jamaah haji dapat melaksanakan ibadah haji sesuai

30

c. Kemampuan (istithâ’ah) untuk mendapatkan kendaraan atau alat

transportasi sama ada dengan menyewa atau membeli tiketnya

merupakan syarat wajib haji. Jika seseorang sudah mendapatkan visa

haji akan tetapi tidak ada tiket pesawat reguler atau carter yang

membawanya ke haji, maka kewajibannya telah gugur, dan demikian

pula bagi seorang wanita yang berangkat tanpa muhrim/mahram, maka

belum wajib melaksanakan ibadah haji. Rasul Saw bersabda : Wanita

tidak boleh bepergian lebih dari dua hari kecuali ditemani suami atau

mahramnya. (HR. Bukhari dan Muslim). Persoalan mahram ini,

Kerajaan Arab Saudi telah memberi kemudahan bagi wanita usia lanjut

dan berombongan, tidak disyaratkan mahram untuk mendapatkan visa

haji dan umrah.

Akhirnya, istithâ’ah dalam semua ibadah menjadi syarat

terlaksananya semua perintah Allah Swt, semakin tinggi kemampuan,

semakin tinggi pula tuntutan syara’ kepadanya. Sebaliknya, berkurang

kemampuan, berkurang pula tuntutan Allah kepadanya. Dan Allah Swt

tidak membebankan seseorang melainkan sesuai kemampuan. Hikmah dari

semua itu agar ibadah terlaksana dengan ikhlas.

Menunaikan ibadah haji merupakan kewajiban yang harus

dilaksanakan oleh setiap muslim yang mampu (istitho’ah) mengerjakannya

sekali seumur hidup. Kemampuan yang harus dipenuhi untuk

Page 42: MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN JAMAAH HAJI DINAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4530/1... · 2013-04-25 · Jamaah haji dapat melaksanakan ibadah haji sesuai

31

melaksanakan ibadah haji dapat digolongkan dalam dua pengertian,

yaitu:31

Pertama, kemampuan personal yang harus dipenuhi oleh masing-

masing kemampuan ekonomi yang cukup baik bagi dirinya maupun

keluarga yang ditinggalkan, dan didukung dengan pengetahuan agama

khususnya tentang manasik haji.

Kedua, kemampuan umum yang bersifat eksternal yang harus

dipenuhi oleh lingkungan-negara dan Pemerintah- mencakup antara lain

peraturan perundangan-undangan yang berlaku, keamanan dalam

perjalanan, fasilitas, transportasi, dan hubungan antarnegara baik

multilateral maupun bilateral antara Pemerintah Indonesia dengan kerajaan

Arab Saudi. Dengan terpenuhinya dua kemampuan tersebut, maka

perjalanan untuk menunaikan ibadah haji baru dapat terlaksana dengan

baik dan lancar.

Sebagai sebuah kewajiban, ibadah haji merupakan jalan menuju

pada pemenuhan nilai keagamaan untuk menjadi seorang muslim yang

kaffah. Ali Shariati (1978), memandang semangat (motivasi) haji sebagai

berikut: “ Jika ditinjau dari sudut pandang yang praktis dan konseptual,

maka rukun-rukun Islam yang terpenting yang memberikan motivasi

kepada nation Muslim dan yang membuat warga-warganya sadar, merdeka

31 Ahmad Nizam dan Alatif Hasan, Manajemen Haji, (Jakarta : Zikru Hakim, 2000), h. 2

Page 43: MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN JAMAAH HAJI DINAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4530/1... · 2013-04-25 · Jamaah haji dapat melaksanakan ibadah haji sesuai

32

terhormat, serta memiliki tanggung jawab sosial adalah tauhid, jihad dan

haji”.32

Kesehatan ditinjau dari sisi agama yaitu kemampuan dalam ibadah

haji (istitha’ah) adalah kemampuan material, kemampuan kesehatan,

kemampuan keamanan. Haji adalah ibadah fisik hampir 90% kegiatan

ibadah haji menggunakan fisik yaitu: sholat, towaf, sa’I, lempar jumroh,

mabit dan perjalanan dari kemah ketempat ibadah, juga dari pondokan ke

tempat ibadah. Semua itu memerlukan kondisi fisik yang prima dan

sehat.33

Salah satu faktor penting bagi jamaah dalam pelaksanaan

rangkaian ibadah haji adalah kondisi kesehatan yang prima bagi jamaah

haji yang sehat, dan kondisi kesehatan yang optimal bagi jamaah haji yang

memang telah mengidap sesuatu penyakit kronis tertentu, agar kegiatan

fisik yang merupakan inti dari ibadah haji itu dapat terlaksana dengan baik

dan benar.34

Upaya menjaga kondisi fisik yang optimal ataupun prima sangat

dianjurkan mulai dari Tanah air, selama perjalanan, dan selama berada di

Tanah Suci. Pada prinsipnya, upaya menjaga kondisi kesehatan untuk

persiapan bernagakt haji, tidaklah begitu berbeda dengan upaya kesehatan

umum yang selalu dianjurkan menurut ilmu kesehatan. Hanya saja,

sebagai tambahan dalam pelaksanaan haji adalah persiapan jamaah dalam

32 Ali Syari’ati, Haji (Bandung: Penerbit Pustaka, 2000), h. 533 Drs. H. Ade Marfudin, MM, Peduli Kesehatan Haji 2010, (Jakarta: Lembaga Dakwah

Kesehatan UIN SYAHID, 2010), h. 234 Dr. H. Umar Zein, SpPD, MHA, DTM & H, KPTI, Kesehatan Perjalanan Haji,

(Bogor: PRENADA MEDIA, 2003), cet. 1, h. 6

Page 44: MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN JAMAAH HAJI DINAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4530/1... · 2013-04-25 · Jamaah haji dapat melaksanakan ibadah haji sesuai

33

menghadapi perubahan alam/cuaca dan lingkungan di negara Arab Saudi

yang jauh berbeda dengan keadaan di negara kita Indonesia. Salah satu

aspek yang menentukan tingkat kesehatan untuk melaksanakan perjalanan

ibadah haji adalah gizi atau makanan selama persiapan didaerah asal

sebelum berangkat.

Konsultasi medik sebelum berangkat sebaiknya dilakukan

beberapa bulan sebelumnya, terutama bagi calon jamaah yang mempunyai

“simpanan” penyakit ataupun merasa ada keluhan pada tubuh yang selama

ini sehat. Konsultasi medic minimal 4-6 minggu sebelum berangkat.

Konsultasi medic disini adalah melakukan pemeriksaan yang lengkap serta

menceritakan semua keluhan yang ada kepada dokter yang memeriksa atau

yang merawat. Tidak perlu ada penyakit yang disembunyikan atau

dirahasiakan kepada dokter pemeriksa.

Dokter pemeriksa calon jamaahn haji (dokter puskesmas) dan

kedua (Dinas Kesehatan Kota/Kabupaten), cenderung untuk memberikan

penilaian klinis yang lebih baik dari yang ditemukannya dan para calon

jamaah, cenderung untuk mengaku “ sehat “ kepada dokter pemeriksa agar

proses pemeriksaannya berjalan lancar. Kedua hal ini sebenarnya tidak

perlu terjadi dan terulang lagi demi kebaikan dan kenyamanan perjalanan

haji.35

35 Ibid, h. 7

Page 45: MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN JAMAAH HAJI DINAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4530/1... · 2013-04-25 · Jamaah haji dapat melaksanakan ibadah haji sesuai

34

4. Pelayanan Kesehatan Jama’ah Haji

Penyelenggaraan kesehatan haji adalah rangkaian kegiatan

pelayanan kesehatan haji meliputi pemeriksaan kesehatan, bimbingan dan

penyuluhan kesehatan haji. Pelayanan kesehatan, imunisasi, surveilans,

dan respon KLB, penanggulangan KLB, dan musibah massal, kesehatan

lingkungan dan manajemen penyelenggaraan kesehatan haji.36

Penyelenggaraan kesehatan haji bertujuan untuk memberikan

pembinaan, pelayanan dan perlindungan yang sebaik-baiknya bagi jemaah

haji pada bidang kesehatan, sehingga jemaah haji dapat menunaikan

ibadahnya sesuai dengan ketentuan ajaran agama Islam. Tujuan tersebut

dicapai melalui upaya-upaya peningkatan kondisi kesehatan sebelum

keberangkatan, menjaga kondisi sehat selama menunaikan ibadah sampai

tiba kembali ke Indonesia, serta mencegah transmisi penyakit menular

yang mungkin terbawa keluar/masuk oleh jemaah haji. 37

Kesehatan adalah modal perjalanan ibadah haji, tanpa kondisi

kesehatan yang memadai, niscaya prosesi ritual peribadatan menjadi tidak

maksimal. Oleh karena itu setiap jemaah haji perlu menyiapkan diri agar

memliki status kesehatan optimal dan mempertahankannya. Untuk itu,

upaya pertama yang perlu ditempuh adalah pemeriksaaan kesehatan.

Pemeriksaan kesehatan merupakan upaya identifikasi status

kesehatan sebagai landasan karakteristik, prediksi dan pennetuan cara

36 Pedoman Penyelenggaraan Kesehatan Haji, (Departemen Kesehatan RI: 2009), h.537 Pedoman Teknis Pemeriksaan Kesehatan Jemaah Haji, (Pusat Kesehatan Haji

Kementrian Kesehatan RI : 2010), h.7

Page 46: MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN JAMAAH HAJI DINAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4530/1... · 2013-04-25 · Jamaah haji dapat melaksanakan ibadah haji sesuai

35

eliminasi faktor resiko kesehatan. Dengan demikian, prosedur dan jenis-

jenis pemeriksaan mesti ditatalaksana secara holistic.38

Pemeriksaan kesehatan jamaah haji adalah penilaian status

kesehatan bagi jamaah haji yang telah memiliki nomor porsi sebagai upaya

penyiapan kesanggupan ber-haji melalui mekanisme baku pada sarana

pelayanan kesehatan terstandar yang diselenggarakan secara kontinum

(berkesinambungan)dan komprehensif (menyeluruh). Yang dimaksud

kontinum dan komprehensif yaitu : bahwa proses dan hasil pemeriksaan

selaras dan bermanfaat bagi pelayanan kesehatan dalam rangka perawatan

dan pemeliharaan, serta upaya-upaya pembinaan dan perlindungan jamaah

haji.39

Untuk memberikan pelayanan bagi jemaah haji yang mempunyai

kategori resiko tinggi yaitu kondisi/penyakit tertentu yang terdapat pada

jemaah haji yang dapat memperburuk kesehatannya selama menjalankan

ibadah haji maka mulai tahun 1999 dibentuk kloter khusus bagi jemaah

haji resiko tinggi. Kloter risti ini adalah kloter jemaah haji biasa yang

dipersiapkan bagi jemaah haji resiko tinggi dengan pelayanan khusus di

bidang pelayanan umum, ibadah dan kesehatan serta fasilitas lainnya

untuk menghindarkan lebih beresiko tinggi dengan mengarah kepada

terwujudnya ibadah yang sah, lancar dan selamat.40

38 Ibid. h.739 Ibid. h. 840 Ahmad Nizam dan Alatif Hasan, Manajemen Haji, (Jakarta : Zikru Hakim, 2000), h. 2

Page 47: MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN JAMAAH HAJI DINAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4530/1... · 2013-04-25 · Jamaah haji dapat melaksanakan ibadah haji sesuai

36

BAB III

TINJAUAN UMUM DINAS KESEHATAN

KOTA TANGERANG

Dalam sebuah pemerintahan daerah didalamnya pasti terdapat departemen-

departemen yang membantu berjalanya sebuah pemerintahan. Departemen-

departemen terdiri dari beberapa sub bidang, yaitu Dinas Sosial, Dinas Agama,

Dinas Pekerjaan Umum, Dinas Perhubungan, Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan,

Dinas Koperasi dan UKM, Dinas Perindustrian, Dinas Pariwisata, Dinas Tata

Kota, Dinas Kebersihan, dan Dinas Kependudukan. Pada Dinas kesehatan Kota

Tangerang periode pertama tahun 1993-2007 dipimpin oleh dr. H. R. Nuriman

Machsudin, M.Kes. dan pada periode kedua tahun 2007 hingga sekarang dr. Hj,

Lilly Indrawati, M. Kes.

A. Visi dan Misi Dinas Kesehatan Kota Tangerang

1. Visi

Terkait dengan pelaksanaan otonomi daerah salah satu urusan yang

diemban oleh Pemerintah Kota Tangerang adalah urusan kesehatan, yang

dalam pelaksanaanya melibatkan Dinas Kesehatann Kota Tangerang.

Selain itu pembangunan kesehatan juga harus selaras dengan apa yang

menjadi target-target pembangunan kesehatan nasional yang dalam

pelaksanaannya dilakukan oleh Kementerian Kesehatan. Keselarasan

tersebut sangat penting karena mekanisme penyelenggaraan pemerintahan

Page 48: MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN JAMAAH HAJI DINAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4530/1... · 2013-04-25 · Jamaah haji dapat melaksanakan ibadah haji sesuai

37

adalah otonomi dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Oleh karena itu sebagai institusi pemerintahan, perumusan visi Dinas

Kesehatan Kota Tangerang mengacu pada pembangunan kesehatan Kota

Tangerang dan Pemerintahan Pusat dalam hal ini Departemen Kesehatan

Republik Indonesia.1

Seiring dengan upaya untuk mendukung pencapaian visi Kota

Tangerang Tahun 2009-2013 sebagaimana tertuang dalam Rencana

Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD) Kota Tangerang Tahun 2009-

2013 dan berpijak pada kedudukan, tugas pokok dan fungsinya serta isu

strategis yang dihadapi dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan

masyarakat maka Dinas Kesehatan Kota Tangerang Menetapkan Visi

Tahun 2009-2013 sebagai berikut : “Masyarakat Kota Tangerang Yang

Sehat Secara Mandiri”. Latar belakang dan makna visi tersebut adalah

bahwa dalam mewujudkan suksesnya pembangunan setidaknya terdapat

du komponen yaitu pemerintahan dan masyarakat. Selama ini terdapat

kesan bahwa pelaksanaan pembangunan merupakan kewajiban

pemerintahan dan masyarakat adalah objek pembangunan. Hal ini

membawa konsekuensi tujuan pembangunan tidak tercapai dengan

optimal, karena pemerintahan memiliki berbagai keterbatasan antara lain

sumber dana, dan sumber daya manusia, disamping itu berakibat rasa

memiliki masyarakat atas hasil-hasil pembangunan juga kurang. Oleh

karena itu pelaksanaan pembangunan saat ini menempatkan pemerintahan

1 Buku Profil Dinas Kesehatan Kota Tangerang Tahun 2009, h. 11

Page 49: MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN JAMAAH HAJI DINAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4530/1... · 2013-04-25 · Jamaah haji dapat melaksanakan ibadah haji sesuai

38

sebagai fasilitator pembangunan bukan lagi penguasa dan mendorong

partisipasi aktif konstruktif masyarakat. Pemberdayaan masyarakat

menjadi fokus karena potensi yang ada pada masyarakat sangat besar.

Demikian pula pembangunan kesehatan meletakkan masyarakat pada

subjek pembangunan sehingga kemandirian masyarakat untuk hidup

sehat merupakan cita-cita yang akan diwujudkan. Masyarakat yang

mandiri untuk hidup sehat adalah suatu kondisi dimana masyarakat

menyadari, mau dan mampu untuk mengenali, mencegah, dan mengatasi

permasalahan kesehatan yang dihadapi, sehingga dapat bebas dari

gangguan kesehatan, baik yang disebabkan karena penyakit termasuk

gangguan kesehatan akibat bencana, maupun lingkungan dan perllaku

yang tidak mendukung untuk hidup sehat.2

2. Misi

Misi adalah sesuatu yang harus diemban atau dilaksanakan oleh

instansi pemerintahan, sebagai penjabaran visi yang telah ditetapkan.

Untuk mencapai visi yang telah ditetapkan diatas maka perlu ditetapkan

misi yang merupakan rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan

dilaksanakan untuk mewujudkan visi. Dalam rangka perumusan Misi

Dinas Kesehatan Kota Tangerang Tahun 2009-2013 maka perlu

diperhatikan relevansi dan dukungannya terhadap pencapaian misi Kota

Tangerang Tahun 2009-2013 sebagaimana tertuang dalam Rencana

2 Buku Profil Dinas Kesehatan Kota Tangerang Tahun 2009, h. 11-12

Page 50: MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN JAMAAH HAJI DINAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4530/1... · 2013-04-25 · Jamaah haji dapat melaksanakan ibadah haji sesuai

39

Pembanguan Jangka Menengah (RPJMD) Kota Tangerang Tahun 2009-

2013.

Berpijak pada visi Dinas Kesehatan Kota Tangerang Tahun 2009-

2013 yang telah ditetapkan dan upaya untuk mendukung pencapaian misi

Kota Tangerang Tahun 2009-2013 maka Dinas Kesehatan Kota Tangerang

menetapkan misi Tahun 2009-2013 sebagai berikut:3

a. Mewujudkan tata kelola kelembagaan yang berkualitas dan sumber

daya aparatur yang profesional.

b. Mewujudkan pelayanan kesehatan yang terjangkau dan berkualitas.

c. Mewujudkan kesehatan lingkungan yang berkualitas.

Misi Dinas Kesehatan Kota Tangerang Tahun 2009-2013 tersebut

diharapkan memberikan kontribusi aktif dalam rangka mendukung

pencapaian Misi Kota Tangerang Tahun 2009-2013 khususnya pada ”Misi

Meningkatkan Kualitas Pendidikan, Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial”

Dengan kewenangan yang dimilki maka Dinas Kesehatan Kota Tangerang

mengemban misi untuk mencapai visi melalui berbagai upaya peningkatan

kualitas pelayanan kesehatan baik secara promotif, preventif, kuratif dan

rehabilitatif yang berorientasi kepada kebutuhan masyarakat. Untuk itu

pembinaan yang berorientasi internal berupa pembinaan operasional dan

fasilitas kesehatan menjadi sangat penting. Disamping itu upaya yang

3 Buku Profil Dinas Kesehatan Kota Tangerang Tahun 2009, h. 11-12

Page 51: MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN JAMAAH HAJI DINAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4530/1... · 2013-04-25 · Jamaah haji dapat melaksanakan ibadah haji sesuai

40

berorientasi eksternal berupa pembinaan dan pemberdayaan partisipasi

masyarakat juga sangat penting. 4

B. Tujuan dan Sasaran

Sebagai bentuk upaya penjabaran visi dan misi yang telah

ditetapkan tujuan dan sasaran pada setiap misi. Tujuan merupakan

penjabaran atau implementasi dari pernyataan misi, yaitu sesuatu (apa)

yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu 5 (lima) tahunan.

Sedangkan sasaran merupakan penjabaran dari tujuan, yaitu hasil yang

akan dicapai secara nyata dalam rumusan yang lebih spesifik, terinci,

dapat diukur dan dapat dicapai, serta dalam kurun waktu yang lebih

pendek dari tujuan. Adapun tujuan Dinas Kesehatan Kota Tangerang tahun

2009 – 2013 adalah sebagai berikut :5

a. Meningkatkan kinerja kelembagaan.

b. Meningkatkan ketersediaan, mutu dan pengawasan obat, perbekalan

kesehatan dan makanan.

c. Meningkatkan akses dan mutu pelayanan sarana dan prasarana

kesehatan.

d. Meningkatkan pelayanan kesehatan individu, keluarga dan

masyarakat.

e. Meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat miskin.

f. Meningkatkan manajemen pelayanan kesehatan.

4 Buku Profil Dinas Kesehatan Kota Tangerang Tahun 2009, h. 12-135 Buku Panduan P2PL, h. 16

Page 52: MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN JAMAAH HAJI DINAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4530/1... · 2013-04-25 · Jamaah haji dapat melaksanakan ibadah haji sesuai

41

g. Meningkatkan kesehatan lingkungan.

h. Meningkatkan pengendalian penyakit.

Adapun sasaran Dinas Kesehatan Kota Tangerang tahun 2009 –

2013 adalah :6

a. Meningkatnya ketersediaan dan kualitas pelayanan administrasi

perkantoran.

b. Meningkatnya ketersediaan dan kualitas sarana dan prasarana kerja.

c. Meningkatnya kualitas SDM aparatur.

d. Meningkatnya kualitas perencanaan, pengendalian dan evaluasi

program, kegiatan dan keuangan SKPD.

e. Meningkatnya kecukupan dan kualitas obat dan perbekalan kesehatan.

f. Terkendalinya kualitas obat dan bahan makanan.

g. Meningkatnya ketersediaan dan kualitas sarana dan prasarana

kesehatan.

h. Meningkatnya pelayanan kesehatan masyarakat.

i. Meningkatnya perilaku hidup sehat masyarakat.

j. Meningkatnya gizi keluarga dan masyarakat.

k. Meningkatnya pelayanan kesehatan individu dan keluarga.

l. Meningkatnya pelayanan kesehatan ibu.

m. Menigkatnya akses dan mutu pelayanan kesehatan bagi masyarakat

miskin.

n. Meningkatnya mutumanajemen pelayanan kesehatan.

6 Buku Panduan P2PL, h. 17

Page 53: MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN JAMAAH HAJI DINAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4530/1... · 2013-04-25 · Jamaah haji dapat melaksanakan ibadah haji sesuai

42

o. Meningkatnya kualitas kesehatan lingkungan.

p. Menurunya penyakit menular.

C. Strategi dan Kebijakan Dinas Kesehatan Kota Tangerang

Strategi adalah langkah-langkah berisikan program-program indikatif

untuk mewujudkan visi dan misi. Berdasarkan visi-misi yang telah ditetapkan

maka perlu strategi sebagai suatu landasan tindak lanjut untuk mencapai

tujuan dan sasaran serta merespon isu strategis. Kebijakan adalah arah atau

tindakan yang diambil oleh pemerintah daerah untuk mencapai tujuan.

Berdasarkan visi, misi, tujuan dan sasaran, serta strategi yang telah ditetapkan

maka dirumuskan kebijakan. Strategi Dinas Kesehatan Kota Tangerang tahun

2009 – 2013 adalah sebagai berikut :7

1. Pemantapan tata kerja dan pelayanan kelembagaan.

2. Pemantapan kapasitas sarana dan prasarana kerja.

3. Pemantapan disiplin dan kualitas SDM aparatur.

4. Pemantapan kualitas pengelolaan program, kegiatan dan keuangan SKPD.

5. Peningkatan ketersediaandan mutu obat dan perbekalan kesehatan.

6. Peningkatan pengawasan obat, makanan dan bahan berbahaya.

7. Peningkatan kualitas sarana dan prasarana kesehatan.

8. Peningkatan pelayanan kesehatan yang berkualitas.

9. Peningkatan perilaku hidup sehat di masyarakat dan institusi.

10. Peningkatan status gizi pada keluarga dan masyarakat.

7 Buku Profil Dinas Kesehatan Kota Tangerang, h. 15-16

Page 54: MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN JAMAAH HAJI DINAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4530/1... · 2013-04-25 · Jamaah haji dapat melaksanakan ibadah haji sesuai

43

11. Peningkatan kesehatan individu dan keluarga.

12. Peningkatan kesehatan individu dan keluarga.

13. Peningkatan kesehatan ibu.

14. Peningkatan akses dan mutu pelayanan kesehatan masyarakat miskin.

15. Pemantapan dan pemeliharaan manajemen pelayanan kesehatan.

16. Pemeliharaan dan pengawasan kesehatan lingkungan.

17. Pemantapan pencegahan dan penanggulangan penyakit.

Adapun kebijakan yang diterapkan Dinas Kesehatan Kota Tangerang

adalah sebagai berikut :8

1. Meningkatkan pengelolaan dan pelayanan administrasi perkantoran.

2. Meningkatkan kapasitas sarana dan prasarana kerja.

3. Meningkatkan disiplin dan kemampuan teknis SDM aparatur.

4. Meningkatkan perencanaan, pengendalian dan evaluasi program, kegiatan

dan keuangan SKPD.

5. Meningkatkan pengelolaan obat dan perbekalan kesehatan.

6. Meningkatkan pengawasan obat, makanan dan bahan berbahaya.

7. Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan kepada masyarakat.

8. Meningkatkan pemerataan kualitas pelayanankesehatan kepada individu,

keluarga dan masyarakat.

9. Meningkatnya kerjasama lintas sektoral dan partisipasi masyarakat dala

promosi kesehatan serta pemberdayaan masyarakat.

8 Buku Profil Dinas Kesehatan Kota Tangerang, h. 16-17

Page 55: MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN JAMAAH HAJI DINAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4530/1... · 2013-04-25 · Jamaah haji dapat melaksanakan ibadah haji sesuai

44

10. Meningkatkan kesadaran gizi keluarga, khususnya pada ibu hamil, bayi,

balita dan usia produktif.

11. Meningkatkan pelayanan kesehatan pada anak balita dan lansia.

12. Meningkatkan pelayanan keselamatan ibu dan anak.

13. Meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan masyarakat miskin.

14. Mengelola dan meningkatkan kualitas manajemen pelayanan kesehatan.

15. Meningkatkan pengawasan kualitas air dan lingkungan.

16. Meningkatkan pencegahan dan penanggulangan penyakit.

D. Struktur Organisasi Dinas Kesehatan Kota Tangerang

Dinas daerah merupakan unsur pelaksana otonomi daerah dan tugas

perbantuan dipimpin oleh Kepala Dinas yang berkedudukan dibawah dan

bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah yang dibentuk

berdasarkan Peraturan Daerah Kota Tangerang Nomor 5 tahun 2008 tentang

pembentukan dan susunan organisasi dinas daerah. Dinas Kesehatan Kota

Tangerang mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian urusan

pemerintahan daerah dibidang kesehatan berdasarkan asas otomi dan tugas

perbantuan. Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut, Dinas Kesehatan

menyelenggarakan fungsi sebagai berikut :9

1. Perumusan kebijakan teknis bidang kesehatan

2. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum kesehatan

9 Buku Dinas Kesehatan Kota Tangerang, h. 18

Page 56: MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN JAMAAH HAJI DINAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4530/1... · 2013-04-25 · Jamaah haji dapat melaksanakan ibadah haji sesuai

45

3. Melaksanakan teknis administratif meliputi administrasi umum,

kepegawaian, keuangan, sarana prasarana dan administrasi perlengkapan.

4. Perencanaan dan pelaksanaan informasi kesehatan serta penangananan

kesehatan masyarakat.

5. Penyelenggaraan pelayanan kesehatan dasar dan pelayanan kesehatan

rujukan.

6. Pembinaan teknis unit kerja dinas dan unit pelaksanan teknis dinas serta

tenaga fungsional.

7. Pembinaan kesehatan keluarga dan kesehatan lingkungan serta pencegahan

dan pemberantasan penyakit.

8. Pengawasan obat dan makanan.

9. Pemberian ijin pelayanan bidang kesehatan.

10. Pembinaan,pengendalian dan pengawasan bidang kesehatan

11. Eavaluasi dan pelaporan serta penyelenggaraan ketata-usahaan.

12. Pengoroordinasian lintas sektoral

13. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas

dan fungsinya.

Dalam mendukung pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya, susunan

organisasi Dinas Kesehatan Kota Tangerang adalah sebagai berikut :

1. Kepala Dinas

2. Sekretariat, yang membawahkan :

a) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian

b) Sub Bagian Keuangan

Page 57: MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN JAMAAH HAJI DINAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4530/1... · 2013-04-25 · Jamaah haji dapat melaksanakan ibadah haji sesuai

46

c) Sub Bagian Perencanaan

3. Bidang Bina Kesehatan Masyarakat, yang membawahkan :

a) Seksi Kesehatan Reproduksi Ibu dan Keluarga Berencana

b) Seksi Peningkatan Gizi Masyarakat

c) Seksi Kesehatan Anak, Remaja dan Lanjut Usia

4. Bidang Pelayanan Kesehatan, yang membawahkan :

a) Seksi Pengawasan Obat dan Makanan

b) Seksi Sertifikasi dan Sarana Kesehatan

c) Seksi Kesehatan Khusus

5. Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, yang

membawahkan:

a) Seksi Pengendalian Penyakit Menular

b) Seksi Pengamatan Penyakit dan Imunisasi

c) Seksi Penyehatan Lingkungan

6. Bidang Pengembangan Sumber Daya, yang membawahkan :

a) Seksi Perbekalan Kesehatan

b) Seksi Peran Serta Masyarakat

c) Seksi Pembiayaan dan Jaminan Kesehatan

7. UPTD Pusat Kesehatan Masyarakat.

8. UPTD Gudang Farmasi

9. UPTD Laboratorium Kesehatan Daerah

10. UPTD Kesehatan Daerah

11. Kelompok Jabatan Fungsional

Page 58: MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN JAMAAH HAJI DINAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4530/1... · 2013-04-25 · Jamaah haji dapat melaksanakan ibadah haji sesuai

47

Struktur Organisasi Dinas Kesehatan Kota Tangerang

Seksi PenyehatanLingkungan

Seksi KesehatanKhusus

Seksi PeningkatanGizi Masyarakat

Seksi PeranSerta

Masyarakat

Kepala Dinas

Kelompok JabatanFungsional

SeksiPembiayaandan JaminanKesehatan

Seksi Kes. AnakRemaja & Lansia

Seksi Sertifikasi &Sarana Kesehatan

Seksi PengamatanPenyakt dan

Imunisasi

Seksi Kes.Reproduksi Ibu &

KB

Seksi PengawasanObat danMakanan

Seksi PerbekalanKesehatan

SeksiPengendalian

Penyakit Menular

Bidang Bina Kes.Masyarakat

Bidang PelayananKesehatan

BidangPengembanganSumber Daya

BidangPengendalian Peny.

& PeyehatanLingkungan

Sub. BagPerencanaan

Sub. BagKeuangan

Sub. Bag Umum &Kepeg.

Sekretariat

UPTD PuskesmasUPTD Gudang Farmasi

UPTD LabkesdaUPTD Kesda

Page 59: MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN JAMAAH HAJI DINAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4530/1... · 2013-04-25 · Jamaah haji dapat melaksanakan ibadah haji sesuai

48

BAB IV

ANALISIS MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN

JAMAAH HAJI

A. Manajemen Pelayanan Kesehatan Jamaah Haji Kota Tangerang

Dalam pemanfaatan tenaga dan sumber daya untuk mencapai tujuan

organisasi dengan melalui serangkaian kegiatan yang merupakan proses

manajemen.1 Kegiatan tersebut terbagi kedalam empat fungsi, yaitu

Perencanaan, Pengorganisasian, Pergerakkan, dan Pengawasan. Yakni

keempat fungsi tersebut berfungsi pada pelayanan kesehatan jamaah haji di

Dinas Kesehatan Kota Tangerang yang akan penulis bahas pada bab ini.

1. Menentukan Perencanaan (Planning)

Penyelenggaraan kesehatan haji adalah rangkaian kegiatan

pelayanan kesehatan haji meliputi bimbingan, penyuluhan dan pelayanan

kesehatan yang bersifat kontinum dan komprehensif dengan melaksanakan

proses pemeriksaan kesehatan, pengobatan, pemeliharaan kesehatan

terhadap jamaah haji sesuai standar agar jamaah haji dapat melaksanakan

ibadah haji dengan sebaik-baiknya serta dalam upaya meningkatkan status

kesehatan dan kemandirian jamaah haji. Adapun untuk mencapai itu

semua penyelenggaraan ibadah haji, sebagaimana diamanahkan dalam

undang-undang Nomor 13 tahun 2008, bertujuan memberikan pembinaan,

1H. Zaini Muctarom, MA. Dasar-Dasar Manajemen Dakwah ,(Yogyakarta: Al-AminPress. 1996), h. 46

Page 60: MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN JAMAAH HAJI DINAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4530/1... · 2013-04-25 · Jamaah haji dapat melaksanakan ibadah haji sesuai

49

pelayanan dan perlindungan yang sebaik-baiknya bagi jamaah haji

sehingga jamaah haji dapat menunaikan ibadahnya sesuai dengan

ketentuan ajaran agama islam, dan untuk maksud tersebut. Pemerintah

berkewajiban melakukan pembinaan, pelayanan, dan perlindungan dengan

menyediakan layanan administrasi, bimbingan manasik haji, akomodasi,

transportasi, pelayanan kesehatan, keamanan dan hal-hal lain yang

diperlukan oleh jamaah haji.2

Berkaitan dengan pelayanan kesehatan, Menteri Kesehatan

mengeluarkan pedoman atau acuan dalam melakukan pembinaan dan

pelayanan kesehatan ibadah haji, baik pada saat persiapan maupun

pelaksanaan penyelenggaraan ibadah haji dan kewaspadaan terhadap

penularan penyakit yang terbawa oleh jamaah haji. Yang dalam

pelaksanaannya berkoordinasi dengan sektor terkait pemerintah daerah

yaitu pada dinas kesehatan provinsi, dinas kesehatan kabupaten/kota,

dengan mengikutsertakan organisasi profesi terkait sesuai dengan tugas

dan fungsi masing-masing seperti puskesmas dan rumah sakit rujukan.

Kegiatan pelayanan kesehatan jamaah haji pada Dinas Kesehatan

ditangani oleh bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan

(P2PL) khusus haji yang kegiatannya meliputi bimbingan, penyuluhan dan

pelayanan kesehatan. Untuk melakukan itu semua, maka bidang

Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) khusus haji

mengambil langkah-langkah kegiatan. Adapun fungsi perencanaan yang

2 Wawancara dengan Bpk. Ikhwan, SKM, Selaku Pelaksana Surveilans, tanggal 14-01-2011

Page 61: MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN JAMAAH HAJI DINAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4530/1... · 2013-04-25 · Jamaah haji dapat melaksanakan ibadah haji sesuai

50

diterapkan dalam pelayanan kesehatan jamaah haji Dinas Kesehatan Kota

Tangerang melalui beberapa tahapan, sebagai berikut:3

a. Perkiraan dan perhitungan masa depan

Kemampuan untuk memperkirakan dan memperhitungkan

situasi suatu kegiatan beserta sasaran-sasaran yang diperlukan untuk

waktu mendatang adalah mutlak diperlukan bagi penyusunan

perencanaan suatu kegiatan yang efektif, karena waktu yang akan

datang bersifat dinamis dan berubah-ubah dengan memperkirakan dan

memperhitungkan segala kemungkinan yang akan terjadi pada masa

depan dapat memberikan alternatif dan solusi agar rencana kegiatan

tetap terlaksana. Akan tetapi, Dinas Kesehatan Kota Tangerang

memperkirakan dan memperhitungkan masa depan dalam pelayanan

kesehatan jamaah haji yang meliputi bimbingan, penyuluhan dan

pelayanan kesehatan disesuaikan oleh ketentuan keputusan Menteri

Kesehatan Republik Indonesia.

b. Penetapan dan perumusan sasaran dalam rangka mencapai tujuan

Dalam perencanaan, sesuai dengan pusat kesehatan haji

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dalam pelayanan

kesehatan jamaah haji, telah dirumuskan tujuan utama dari kegiatan

tersebut yakni untuk meningkatkan kondisi kesehatan jamaah haji

sebelum keberangkatan, tercapainya identifikasi status kesehatan

jamaah haji berkualitas, tersedianya data kesehatan sebagai dasar

3 Wawancara dengan Bpk. Ikhwan, SKM, Selaku Pelaksana Surveilans, tanggal 14-01-2011

Page 62: MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN JAMAAH HAJI DINAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4530/1... · 2013-04-25 · Jamaah haji dapat melaksanakan ibadah haji sesuai

51

upaya perawatan dan pemeliharaan, serta upaya-upaya pembinaan dan

perlindungan jamaah haji, terwujudnya pencatatan data status

kesehatan dan faktor risiko jamaah haji secara benar dan lengkap

dalam Buku Kesehatan Jamaah Haji (BKJH) Indonesia, terwujudnya

fungsi BKJH sebagai sumber informasi medik jamaah haji untuk

kepentingan pelayanan kesehatan haji, tersedianya bahan keterangan

bagi penetapan baik kesehatan (istitho’ah) jamaah haji, dan tercapainya

peningkatan kewaspadaan terhadap transmisi penyakit menular

berpotensi Kejadian Luar Biasa (KLB) pada masyarakat

Internasional/Indonesia. Adapun sasaran Dinas Kesehatan Kota

Tangerang adalah seluruh jamaah haji yang berdomisili di Kota

Tangerang.

c. Penetapan Kebijakan

Dalam hal kebijakan, Dinas Kesehatan Kota Tangerang

menetapkan kebijakan yang telah ditetapkan oleh Kementrian

Kesehatan Republik Indonesia , yaitu melaksanakan perekrutan tenaga

kesehatan professional secara transparan, meningkatkan kemampuan

teknis medis petugas pemeriksa kesehatan jamaah haji di tingkat

puskesmas dan rumah sakit , meningkatkan mutu pelayanan kesehatan

di puskesmas dan rumah sakit dengan menerapkan standar pelayanan

bagi jamaah haji , memberikan vaksinasi meningitis meningokokus

bagi jamaah haji dan petugas, dan mengembangkan sistem informasi

manajemen kesehatan haji pada setiap jenjang administrasi kesehatan.

Page 63: MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN JAMAAH HAJI DINAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4530/1... · 2013-04-25 · Jamaah haji dapat melaksanakan ibadah haji sesuai

52

d. Penetapan Metode

Adapun metode yang digunakan dalam pelayanan kesehatan

jamaah haji pada Dinas Kesehatan Kota Tangerang, yaitu mengadakan

pertemuan dengan kata lain bimbingan pelayanan kesehatan jamaah

haji antara pihak Dinas Kesehatan dengan pihak puskesmas, Ketua

Kelompok Bimbingan Jamaah Haji (KBIH), dan jamaah haji.

Mengadakan pembinaan dan pemeriksaan jamaah haji. Seluruh

rangkaian kegiatan tersebut dilakukan pada waktu yang berbeda-beda

dan sudah terjadwal.

e. Penetapan dan Penjadwalan Waktu

Dalam penentuan waktu pelaksanaan kegiatan pelayanan

kesehatan Dinas Kesehatan Kota Tangerang sesuai dengan jadwal

yang telah ditentukan yaitu :

1) Pertemuan persiapan pemeriksaan puskesmas, kegiatan bimbingan

dan penyuluhan ini dengan pelaksana Dinas Kesehatan Kota

Tangerang dan sasarannya adalah puskesmas. Pertemuan ini

dilakukan pada bulan Mei minggu pertama tahun 2010. Kegiatan

ini dilakukan delapan bulan menjelang keberankatan jamaah haji.

2) Pertemuan koordinasi dengan Kelompok Bimbingan Ibadah Haji

(KBIH), kegiatan bimbingan dan penyuluhan ini dilaksanakan oleh

Dinas kesehatan Kota Tangerang dan sasarannya adalah ketua

KBIH yang berdomisili di Kota Tangerang. Pertemuan ini

Page 64: MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN JAMAAH HAJI DINAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4530/1... · 2013-04-25 · Jamaah haji dapat melaksanakan ibadah haji sesuai

53

dilakukan minggu berikutnya setelah pertemuan persiapan

pemeriksaan puskesmas.

3) Pemeriksaan kesehatan jamaah haji I dan pemeriksaan rujukan bagi

jamaah risiko tinggi (risti), pelayanan kesehatan ini dilaksanakan

oleh pihak puskesmas dan sasarannya jamaah haji . pemeriksaan

untuk jamaah haji ini dibuka oleh pihak puskesmas selama delapan

minggu.

4) Pembinaan dan pemeliharaan kesehatan jamaah haji, pelayanan

kesehatan ini dilaksanakan oleh puskesmas dengan sasaran jamaah

haji dalam jangka waktu selama lima bulan lebih dan jangka waktu

selama satu bulan bersamaan dengan pemeriksaan sebelumnya.

5) Pemeriksaan kesehatan jamaah haji II, pelayanan kesehatan yang

dilakukan oleh pihak puskemas dengan sasarannya jamaah haji,

pemeriksaan ini merupakan jangka waktu terakhir yang diberikan

oleh pihak puskesmas selama dua minggu diantara masa

pembinaan dan pemeliharaan kesehatan jamaah haji.

6) Pengiriman Buku Kesehatan Jamaah Haji (BKJH) yang telah diisi

ke Dinas Kesehatan, dilaksanakan oleh pihak puskesmas dan

sasarannya jamaah haji, dalam jangka waktu dua minggu diantara

masa pembinaan dan pemeliharaan kesehatan jamaah haji.

7) Pertemuan evaluasi pemeriksaan puskesmas, pelaksana Dinas

Kesehatan Kota Tangerang dengan sasarannya puskesmas,

dilaksanakan hanya satu hari dalam masa pembinaan dan

Page 65: MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN JAMAAH HAJI DINAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4530/1... · 2013-04-25 · Jamaah haji dapat melaksanakan ibadah haji sesuai

54

pemeliharaan kesehatan jamaah haji pada minggu ke sembilan

belas.

8) Pelaksanaan vaksinasi haji, pelaksana pihak Dinas Kesehatan Kota

Tangerang dengan sasarannya jamaah haji dilakukan pada masa

pembinaan dan pemeliharaan jamaah haji pada minggu ke dua

puluh. Dan dua minggu berikutnya pelaksanaan dan

pemberangkatan ibadah haji.

9) Pelacakan kartu kewaspadaan kesehatan jamaah haji (K3JH),

dilakukan oleh pihak puskesmas dengan sasaran jamaah haji, pada

waktu dua minggu setelah kedatangan jamaah haji.

f. Penentuan lokasi (tempat)

Dalam penentuan lokasi, sudah ditentukan tempat yang paling

sesuai dan layak dengan mempertimbangkan faktor-faktor kegiatan

yang akan dilaksanakan, sumber tenaga pelaksana, fasilitas atau alat

perlengkapan yang diperlukan. Maka untuk seluruh rangkaian kegiatan

pelaksanaan pelayanan kesehatan adalah sebagai berikut:

1) Untuk pelaksanaan pertemuan persiapan pemeriksaan puskesmas,

pertemuan koordinasi dengan ketua kelompok bimbingan ibadah

haji (KBIH) dengan lokasi di aula kantor Dinas Kesehatan Kota

Tangerang.

2) Untuk pelaksanaan pemeriksaan rujukan bagi jamaah haji I,

Pemeriksaan rujukan bagi jamaah risiko tinggi (risti), dan

Page 66: MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN JAMAAH HAJI DINAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4530/1... · 2013-04-25 · Jamaah haji dapat melaksanakan ibadah haji sesuai

55

pemeriksaan kesehatan jamaah haji II dengan lokasi pemeriksaan

di puskesmas sesuai domisili jamaah haji.

3) Untuk pembinaan dan pemeliharaan kesehatan jamaah haji

dilakukan oleh masing-masing jamaah dalam menjaga kesehatan

jasmani, untuk persiapan dalam melaksanakan ibadah haji.

4) Untuk pengiriman Buku Kesehatan Jamaah Haji (BKJH) dengan

lokasi dipuskesmas.

5) Dan Untuk pertemuan evaluasi pemeriksaan puskesmas dengan

lokasi di aula kantor Dinas Kesehatan Kota Tangerang.

g. Penetapan biaya, fasilitas dan faktor-faktor lain yang diperlukan

Adapun sumber dana untuk pembiayaan pelayanan kesehatan

jamaah haji Dinas Kesehatan Kota Tangerang berasal dari Anggaran

Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Sedangkan fasilitas yang

diperlukan yaitu alat-alat medis yang digunakan ketika pemeriksaan

sebagian besar telah tersedia di Dinas Kesehatan, puskesmas dan

rumah sakit. Meskipun ada beberapa kendala bagi puskesmas yang

tidak memiliki peralatan medis yang lengkap maka jamaah haji dirujuk

ke puskesmas atau rumah sakit lain.4 Adapun puskesmas yang ditunjuk

sebagai tempat pemeriksaan kesehatan mempertimbangkan hal-hal

sebagai berikut :5

1) Memiliki prasarana gedung yang memadai bagi pelayanan

4 Wawancara dengan Bpk. Ikhwan, SKM, Selaku Pelaksana Surveilans, tanggal 28-01-2011

5 Pedoman Teknis Pemeriksaan Kesehatan Jemaah Haji, (Pusat Kesehatan HajiKementrian Kesehatan RI : 2010), h.17

Page 67: MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN JAMAAH HAJI DINAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4530/1... · 2013-04-25 · Jamaah haji dapat melaksanakan ibadah haji sesuai

56

2) Memilki fasilitas diagnostic ter-kalibrasi

3) Memiliki fasilitas laboratorium sederhana

4) Memiliki sarana dan manajemen catatan medic yang baik.

2. Melakukan pengorganisasian (Organizing)

Pengorganisasian pelayanan kesehatan jamaah haji dapat

dirumuskan sebagai rangkaian aktifitas menyusun suatu kerangka yang

menjadi wadah bagi segenap kegiatan pelayanan kesehatan dengan jalan

membagi dan mengelompokkan pekerjaan yang harus dilakukan serta

menempatkan dan menyusun jalinan hubungan kerja diantara satuan-

satuan orang dan petugasnya. Pengorganisasian mempunyai arti yang

sangat penting bagi proses kegiatan manajemen karena adanya

pengorganisasian rencana kegiatan menjadi mudah terlaksana.

Proses pengorganisasian pelayanan kesehatan jamaah haji pada

Dinas Kesehatan Kota Tangerang yaitu dengan membentuk susunan

organisasi yang didalamnya ada pembagian tugas yaitu menentukan orang-

orang yang bertugas serta pemberian wewenang kepada masing-masing

yang bertugas tersebut. Dan adanya pembentukan organisasi dari pihak

puskesmas yang secara langsung bekerja sama dengan Dinas Kesehatan

Kota Tangerang untuk melaksanakan pelayanan kesehatan bagi jamaah

haji khususnya dalam proses pemeriksaan jamaah haji. Tim pemeriksa

Page 68: MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN JAMAAH HAJI DINAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4530/1... · 2013-04-25 · Jamaah haji dapat melaksanakan ibadah haji sesuai

57

kesehatan di Puskesmas yang ditunjuk langsung oleh Kepala Dinas

Kesehatan Kota Tangerang.6

Adapun langkah-langkah yang diterapkan oleh Dinas Kesehatan

Kota Tangerang dan Puskesmas dalam pengorganisasian meliputi adanya:

perumusan tujuan, adanya garis kewenangan, memberikan wewenang

kepada masing-masing pelaksana dan adanya pembagian tugas.7

a. Adanya perumusan tujuan yang telah ditetapkan dalam pelayanan

kesehatan jamaah haji. Karena perumusan tujuan tersebut dapat

dijadikan dasar dalam pengorganisasian sebagai upaya pencapaian

tujuan yang telah ditetapkan.

b. Adanya garis kewenangan dari pimpinan kepada bawahan, dengan

dibentuknya struktur organisasi dan adanya pembagian tugas, maka

garis pelimpahan wewenang dan pertanggung jawaban organisasi

dapat berjalan secara efektif dan efisien, adapun untuk pelayanan

kesehatan jamaah haji , Dinas Kesehatan dan Puskesmas membentuk

susunan organisasi sebagai berikut:

Susunan Organisasi pada Dinas Kesehatan Kota Tangerang adalah

sebagai berikut:8

a. Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangerang

6 Wawancara dengan Bpk. Suhardiman, SKM, MKM, Selaku Ketua Seksi P2I, tanggal04-02-2011

7 Wawancara dengan Bpk. Suhardiman, SKM, MKM, Selaku Ketua Seksi P2I, tanggal04-02-2011

8 Wawancara dengan Bpk. Ikhwan, SKM, Selaku Pelaksana Srveilans, tanggal 11-02-2011

Page 69: MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN JAMAAH HAJI DINAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4530/1... · 2013-04-25 · Jamaah haji dapat melaksanakan ibadah haji sesuai

58

Yaitu orang yang bertanggung jawab terhadap seluruh proses kegiatan

penyelenggaraan kesehatan haji yang dijalankan di Dinas Kesehatan

Kota Tangerang sesuai dengan Surat Keputusan Walikota Tangerang.

Hubungan kerja dari bawah harus sampai kepadanya agar memastikan

bahwa seluruh kegiatan penyelenggaraan kegiatan haji sesuai dengan

rencana.

b. Kepala Bidang pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan

Yaitu bidang yang ditunjuk dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan

jamaah haji. tim pelaksana semua kegiatan haji termasuk yang

bertanggung jawab terhadap pelayanan kesehatan jamaah haji dan

menentukan orang-orang yang bertugas didalamnya. Adapun tim di

dalam bidang ini yang menangani pelayanan kesehatan jamaah haji

yaitu kepala seksi pengamatan penyakit dan imunisasi (P2I), kepala

seksi penyakit menular (P2M), kepala seksi penyehatan lingkungan

(PL).

c. Adanya pembagian tugas

Bidang pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan

yang mengurusi proses pelayanan kesehatan jamaah haji serta yang

bertugas dalam memberikan pembagian kerja yaitu dengan membentuk

tim yang diberi tugas dalam kegiatan pelayanan kesehatan jamaah haji.

Tim-tim tersebut adalah sebagai berikut :

1) Tim bimbingan dan penyuluhan

Yaitu orang-orang yang bertugas dalam membimbing pelayanan

kesehatan kepada ketua puskesmas, ketua Kelompok Bimbingan

Page 70: MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN JAMAAH HAJI DINAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4530/1... · 2013-04-25 · Jamaah haji dapat melaksanakan ibadah haji sesuai

59

Ibadah Haji dan jamaah haji, dengan pemberian materi-materi

pelayanan kesehatan haji dan seputar yang bersangkutan dengan

masalah kesehatan jamaah haji.

2) Tim administrasi

Yaitu orang yang bertugas dalam mencatat dan memeriksa Buku

Kesehatan Jamaah Haji, tim ini mempunyai tugas untuk mendata

jamaah haji dan membaginya dalam nomor atau kode kepada

jamaah haji untuk vaksinasi haji dan mengatur jadwal pemberian

vaksinasi haji.

3) Tim pelayanan kesehatan

Yaitu orang-orang yang bertugas memberikan pelayanan kesehatan

jamaah haji, seperti memberikan vaksinasi atau suntikan kekebalan

terhadap penyakit kepada setiap jamaah. Dan jika ada jamaah yang

ingin pelayanan kesehatan vaksinasi atau suntikan influenza.

4) Tim Perlengkapan

Yaitu orang-orang yang bertugas menyiapkan proses pelayanan

kesehatan jamaah haji seperti, persiapan unuk vaksinasi haji,

menyiapkan sarana penunjang pemeriksaan umum, pemeriksaan

fisik (kekuatan daya tahan tubuh), dan menyiapkan sarana

laboratorium.

Susunan organisasi pada puskesmas adalah sebagai berikut:

a. Ketua

Page 71: MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN JAMAAH HAJI DINAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4530/1... · 2013-04-25 · Jamaah haji dapat melaksanakan ibadah haji sesuai

60

Yaitu orang yang bertanggung jawab atas seluruh proses pelaksanaan

pemeriksaaan kesehatan jamaah haji di puskesmas yang ditunjuk

sesuai dengan Surat Keputusan dari Dinas Kesehatan Kota Tangerang.

b. Anggota

Yaitu orang-orang yang bertugas memberikan pelayanan jamaah haji

seperti, pemeriksaan kesehatan jamaah haji, pemeriksaan rujukan

bagi jamaah risiko tinggi, di masa persiapan melayani konsultasi

kesehatan jamaah haji. Adapun di dalamnya terdapat dokter, perawat,

analis laboratorium dan administrasi.

Dalam proses pelayanan kesehatan jamaah haji kerjasama dalam

pengorganisasian pihak Dinas Kesehatan Kota Tangerang dengan pihak

puskesmas tidak dapat dipisahkan. Penyelenggaraan pelayanan kesehatan

menjadi tanggung jawab Dinas Kesehatan Kota Tangerang dengan

memanfaatkan sarana pelayanan medis puskesmas dan rumah sakit.9

3. Mengadakan Penggerakkan (Actuating)

Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangerang dan para pengurus dalam

menggerakkan kegiatan-kegiatan pelayanan kesehatan jamaah haji yang

sesuai pada Surat Keputusan Walikota yang mengacu pada buku pedoman

penyelenggaraan kesehatan haji, dijalankan berdasarkan kewajiban yang

telah diamanatkan. Namun tidak lepas dari pedoman penyelenggaraan

kesehatan haji, berikut proses penggerakkan yang dilakukan, yaitu:10

a. Mengendalikan pelaksanaan pemeriksaan kesehatan pada jamaah haji.

9 Wawancara dengan Dr. Hj. Ati Pramudji H., MARS, Selaku Kepala Bidang P2PLtanggal 11-02-2011

10 Pedoman Penyelenggaraan Kesehatan Haji, (Jakarta: Depkes RI, 2009), h. 51

Page 72: MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN JAMAAH HAJI DINAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4530/1... · 2013-04-25 · Jamaah haji dapat melaksanakan ibadah haji sesuai

61

b. Mengendalikan pelaksanaan imunisasi pada jamaah haji.

c. Mengendalikan pelaksanaan bimbingan dan penyuluhan kesehatan

pada jamaah haji.

d. Mengendalikan pelaksanaan pelayanan kesehatan pada jamaah haji.

e. Melakukan pengamatan penyakit pada jamaah haji.

f. Melaksanakan bimbingan teknis penyelenggaraan kesehatan haji.

g. Melaksanakan pelatihan tentang penyelenggaraan kesehatan haji.

h. Melaksanakan bimbingan dan penyuluhan kesehatan jamaah haji.

i. Melakukan Sistem Kewaspadaan Dini (SKD)-respon Kejadian Luar

Biasa (KLB).

j. Melakukan monitoring dan evaluasi.

k. Melakukan pencatatan dan pelaporan.

l. Melaksanakan kesiapsiagaan dan penangulanggan kejadian musibah

massal.

Adapun penggerakkan pelayanan kesehatan jamaah haji di Dinas

Kesehatan Kota Tangerang, yaitu:

a. Melakukan pemeriksaan kesehatan pada jamaah haji.

b. Melakukan pengamatan penyakit pada jamaah haji, SKD dan respon

KLB.

c. Melakukan pencatatan dan pelaporan.

Page 73: MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN JAMAAH HAJI DINAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4530/1... · 2013-04-25 · Jamaah haji dapat melaksanakan ibadah haji sesuai

62

Skema11

4. Menjalankan Pengawasan (Controlling)

Pengawasan yang dilakukan Dinas Kesehatan Kota Tangerang

dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan yaitu dalam memberikan

pelayanan kesehatan kepada jamaah haji baik dari sisi bimbingan,

penyuluhan dan pelayanan kesehatan. Dengan adanya pengawasan ini

apabila ada kesalahan atau kekurangan dapat langsung diperbaiki. Sebagai

11 Pedoman Penyelenggaraan Kesehatan Haji, (Jakarta: Depkes RI, 2009), h. 15

Semua jamaah haji

Pemeriksaankesehatanpertama dipuskesmasmeliputi,pengobatan danpemeliharaankesehatan

1. Jamaah lanjut usia2. Jamaah resiko tinggi3. Hamil4. Status kesehatan

perlu dirujuk

Pemeriksaankesehatan kedua(rujukan) di rumahsakit rujukan

1. Jamaah haji sehat dan siapmenunaikan ibadah haji

2. Telah mendapat imunisasimeningitis

3. Telah bebas dari penyakitmenular

4. Hamil terkelola

Bimbingan dan penyuluhankesehatan jamaah haji(promotif)

Page 74: MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN JAMAAH HAJI DINAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4530/1... · 2013-04-25 · Jamaah haji dapat melaksanakan ibadah haji sesuai

63

penanggung jawab dari berjalannya pelayanan kesehatan jamaah haji

Dinas Kesehatan melakukan fungsi pengawasan dalam manajemen. Yang

Pertama, menentukan standar sebagai ukuran pengawasan. Yaitu standar

yang digunakan sebagai ukuran keberhasilan sebuah kegiatan adalah

kegiatan itu berjalan dengan baik, sesuai dengan tujuan, sasaran, kuota dan

target yang ingin dicapai. Sebagai contoh misalnya dalam hal pelaksanaan

pertemuan persiapan pemeriksaan kepada ketua puskesmas dan pertemuan

koordinasi dengan ketua Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH). Yang

bertujuan memberikan bimbingan dan penyuluhan untuk persiapan

pemeriksaan kesehatan untuk jamaah haji. Dan contoh lain pada

pemeriksaan kesehatan jamaah haji. Yang bertujuan agar seluruh jamaah

haji melakukan pemeriksaan kesehatan di puskesmas sesuai dengan waktu

yang telah ditentukan dan sesuai dengan domisili dari masing-masing

jamaah. Jika ada jamaah haji yang belum melakukan pemeriksaan

kesehatan, maka disinilah diperlukannya pengawasan. Yang kedua,

menentukan pengukuran pelaksanaan kegiatan secara tepat. Agar

pelaksanaan kegiatan dapat berjalan dengan terukur. Sebagai contoh dalam

hal pelayanan kesehatan jamaah haji, terdapat beberapa jenis kegiatan

pemeriksaan didalamnya, seperti pemeriksaan tahap I dengan pemeriksaan

tahap II. Oleh karena itu pengamatan setiap mingguan jika terjadi

hambatan maka harus segera diperbaiki, yang bertugas dalam pemeriksaan

kesehatan yaitu pihak puskesmas dengan membuat laporan tertulis atau

data tertulis mengenai kesehatan jamaah haji. Yang ketiga

membandingkan pelaksanaan dengan standar yang telah ditetapkan. Untuk

pelaksanaan kegiatan yang sesuai dengan standar dapat dilihat dari alat

Page 75: MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN JAMAAH HAJI DINAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4530/1... · 2013-04-25 · Jamaah haji dapat melaksanakan ibadah haji sesuai

64

penunjang pemeriksaan kesehatan jamaah haji, sarana penunjang

laboratorium, dan pelayanan kesehatan secara khusus atau secara umum

untuk pemeriksaan kesehatan jamaah haji, apakah sudah memenuhi

kriteria agar dapat diperoleh manfaat pelayanan kesehatan secara

maksimal dan mendapatkan hasil kesehatan yang sesuai dengan diagnosis.

Yang keempat, melakukan tindakan koreksi jika ada penyimpangan dalam

proses kegiatan. Sehingga jika ada kekeliruan harus segera diperbaiki.

Untuk itu pihak Dinas Kesehatan dapat memberikan masukan-masukan

tentang prosedur kegiatan. Sebagai contoh misalnya kendala pada

pelayanan kesehatan khususnya untuk jamaah haji mandiri. Minimnya

informasi yang dimiliki oleh jamaah haji mandiri menjadi kendala dalam

pelayanan kesehatan jamaah haji, karena jamaah haji mandiri tidak tahu

kapan pelaksanaan pemeriksaan kesehatan tahap I, pemeriksaan rujukan

bagi jamaah risiko tinggi (risti), pembinaan dan pemeliharaan kesehatan

jamaah haji, pemeriksaan kesehatan tahap II serta kapan pelaksanaan

vaksinasi haji. Untuk mengatasi dan mengantisipasi hal tersebut maka

Dinas Kesehatan bekerjasama dengan puskesmas membuat program titip

pesan dan sosialisasi jadwal kegiatan pelayanan kesehatan kepada jamaah

haji mandiri. Sehingga diharapkan tidak ada keterlambatan pada

pemeriksaan kesehatan pada jamaah haji mandiri karena tidak tahu kapan

pelaksanaan kegiatan tersebut. Dan untuk selanjutnya kendala yang ada

dapat dicari pemecahan masalah atau mencari alternatif tindakan.12

12 Wawancara dengan Bpk. Ikhwan, SKM, Selaku Pelaksana Surveilans, tanggal 18-02-2011

Page 76: MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN JAMAAH HAJI DINAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4530/1... · 2013-04-25 · Jamaah haji dapat melaksanakan ibadah haji sesuai

65

5. Melaksanakan Evaluasi (Evaluating)

Melakukan evaluasi di dalam suatu organisasi memang sangat

penting, karena dengan evaluasi kita dapat mengetahui hasil dari pekerjaan

yang dilakukan. Apakah yang dilakukan sudah berjalan maksimal atau

belum? Apakah tujuan dan sasaran telah tercapai? Oleh sebab itu untuk

mengetahui hasil dari pelaksanaan kegiatan yang telah dilakukan oleh

Dinas Kesehatan dan Puskesmas melakukan pertemuan evaluasi

pemeriksaan kesehatan jamaah haji, yang dilaksanakan setelah rangkaian

seluruh pemeriksaan kesehatan jamaah haji telah dilakukan selama ± 5

bulan. Evaluasi dilaksanakan selama satu hari dengan membahas secara

keseluruhan pelaksanaan pelayanan kesehatan dan pemeriksaan kesehatan

jamaah haji, sudah berjalan maksimal atau belum. Setelah pertemuan

evalusi secara keseluruhan selanjutnya jamaah haji siap untuk

melaksanakan vaksinasi haji sebelum pemberangkatan dan pelaksanaan

ibadah haji.13

B. Aspek Kesehatan yang Dilayani Dinas Kesehatan Kota Tangerang

Perjalanan ibadah haji merupakan perjalanan dengan kondisi yang

memerlukan persiapan kesehatan yang memadai agar ibadah haji dapat

terlaksana dengan baik. Oleh karena itu, sebelum keberangkatan jamaah haji

memeriksakan kesehatannya ke unit pelayanan pemeriksa kesehatan haji di

13 Wawancara dengan Bpk. Suhardiman, SKM, MKM, Selaku Ketua Seksi P2I, tanggal18-02-2011

Page 77: MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN JAMAAH HAJI DINAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4530/1... · 2013-04-25 · Jamaah haji dapat melaksanakan ibadah haji sesuai

66

daerah yaitu Dinas Kesehatan. Adapun aspek kesehatan yang dilayani pada

Dinas Kesehatan Kota Tangerang mencakup:14

1. Pemeriksaan Fisik yang terdiri dari :

a. Tanda Vital:

(1). Tekanan darah

(2). Nadi meliputi: frekuensi, volume, tegangan, ritme.

(3). Pernafasan meliputi : frekuensi, ritme.

(4). Suhu, diukur diaksila dengan thermometer air raksa.

b. Postur tubuh (termasuk tinggi badan, berat badan, dan indeks massa

tubuh).

c. Kulit, pemeriksaan meliputi warna kulit, kontinuitas, ujud kelainan

kulit, turgor, intak dan lain-lain.

d. Kepala, pemeriksaan termasuk bentuk dan simetrisitasnya dan kualitas

rambut. Pemeriksaan syaraf cranial (diisi hasil pemeriksaan fungsi

syaraf cranial dan tanda kelalaian), mata (diisi hasil pemeriksaan tajam

penglihatan/visus, kornea, lensa mata), telinga (diisi fungsi

pendengaran , membrane tipani), hidung (diisi kondisi anatomis dan

fungsinya), tenggorokan dan mulut (diisi hasil pemeriksaan tonsil,

gigi-geligi, lidah, rongga, mulut).

e. Leher, pemeriksaan simetrisitasnya, pembesaran kelenjar, kelainan

organ. Tanda-tanda kelainan lain yang dapat dilihat bagian ini.

f. Kelenjar dan pembuluh getah bening, pemeriksaan kekenyalan, nyeri

tekan pada bijih kelenjar.

g. Dada:

14 Wawancara dengan Bpk. Ikhwan, SKM, tanggal 25-02-2011

Page 78: MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN JAMAAH HAJI DINAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4530/1... · 2013-04-25 · Jamaah haji dapat melaksanakan ibadah haji sesuai

67

(1). Pemeriksaan umum dan paru

(2). Jantung

h. Perut, meliputi semua organ dalam perut (lambung, usu, hati, limpa)

dan massa abnormal.

2. Pemeriksaan penunjang yang terdiri dari :15

a. Laboratorium

(1) Darah, pemeriksaan hemoglobin, laju endap darah, jumlah lekosit,

hitung jenis leukosit, golongan darah dan rhesus, gula darah,

kolesterol, dan pemeriksaan darah lain atas indikasi.

(2) Urin

(3) Tes kehamilan

(4) Elektrokardiografi (EKG)

3. Vaksinasi haji yang terdiri dari :16

a. Imunisasi Meningitis Meningokokus tetravalent ACW135Y

Merupakan upaya pengebalan tubuh jamaah haji agar tidak

sakit sebagai akibat penularan penyakit tertentu serta upaya memutus

mata rantai penularan dan penyebaran penyakit dari dan ke tanah air.

b. Imunisasi Influenza musiman (seasional)

Jumlah jamaah haji yang sangat padat saat musim haji, serta

kondisi ketahanan tubuh menuru, maka penularan penyakit menular

langsung, terutama influenza menjadi sangat mudah. Penularan pada

15 Wawancara dengan Bpk. Ikhwan, SKM, Selaku Pelaksana Surveilans, tanggal 25-02-2011

16 Wawancara dengan Bpk. Ikhwan, SKM, Selaku Pelaksana Surveilans, tanggal 25-02-2011

Page 79: MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN JAMAAH HAJI DINAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4530/1... · 2013-04-25 · Jamaah haji dapat melaksanakan ibadah haji sesuai

68

jamaah usia lanjut, dan jamaah beresiko tinggi lainnya, rentan menjadi

sakit dan dapat cepat memburuk.

Imunisasi meningitis ataupun influenza dan jenis vaksin lain

membutuhkan waktu agar tubuh dapat memiliki tingkat imunitas

(kekebalan terhadap penyakit tertentu). Imunisasi influenza dapat

sekaligus diberikan bersamaan dengan imunisasi meningitis, tetapi

diberikannya pada tempat atau anggota tubuh yang berbeda.

C. Analisis terhadap Manajemen Pelayanan Kesehatan Jamaah Haji dan

Aspek Kesehatan yang Dilayani

Menurut analisis penulis seluruh rangkaian pelaksanaan manajemen

pelayanan kesehatan jamaah haji Dinas Kesehatan Kota Tangerang yang

berjalan berdasarkan fungsi manajemen sudah terealisasi dan berjalan dengan

baik. Dengan adanya sistem manajemen yang dikelola dengan baik maka

dapat menjalankan fungsi-fungsi merencana, mengorganisasi, menggerakkan

dan mengawasi kegiatan pelaksanaan pelayanan kesehatan haji dengan baik

pula, sehingga terlaksannya pelaksanaan ibadah haji dengan aman, lancar,

nyaman, tertib, teratur, dan ekonomis.

1. Perencanaan (Planning)

Dari sumber data yang ada seluruh kegiatan perencanaan yaitu pertama,

memberikan bimbingan dan penyuluhan pelayanan kesehatan kepada ketua

puskesmas dan ketua KBIH, yang dilaksanakan pada tanggal 6 Mei 2010 dan

12 Mei 2010, dengan jumlah 30 puskesmas dan 24 KBIH yang berada di Kota

Page 80: MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN JAMAAH HAJI DINAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4530/1... · 2013-04-25 · Jamaah haji dapat melaksanakan ibadah haji sesuai

69

Tangerang. Dan pada pelaksanaannya pertemuan puskesmas dengan Dinas

Kesehatan dihadiri oleh seluruh undangan yaitu 30 puskesmas. Kegiatan ini

bertujuan untuk memberikan informasi kepada petugas puskesmas mengenai

pelaksanaan pemeriksaan jamaah haji agar tiap-tiap puskesmas

mempersiapkan tim pemeriksaan yang terdiri dari 1 orang ketua merangkap

sebagai dokter pelaksana, 1 orang dokter, 2 orang perawat, 1 orang analis

laboratorium, dan 1 orang administrasi. Dan bimbingan kepada ketua KBIH

bertujuan untuk memberikan informasi kepada pihak KBIH agar

mensosialisasikan informasi mengenai jadwal pemeriksaan kesehatan bagi

jamaah haji. Namun untuk jamaah haji mandiri yang tidak bernaung dibawah

KBIH dapat mengetahui informasi mengenai jadwal pemeriksaan kesehatan

dengan mengunjungi puskesmas sesuai dengan domilisi jamaah haji tinggal.

Kedua, pemeriksaan kesehatan jamaah haji tahap I bersamaan dengan

pelaksanaan pemeriksaan rujukan bagi jamaah resiko tinggi (risti) yang

dilaksanakan pada tanggal 17 Mei – 9 Juli 2010 dengan jumlah 2180 jamaah

haji. Pemeriksaan kesehatan jamaah haji tahap I dilakukan pada 30 puskesmas

yang tersebar di Kota Tangerang dari 33 Kecamatan. Maka jamaah haji dalam

jangka waktu 2 bulan dapat memeriksakan kesehatannya berdasarkan waktu

yang telah ditentukan dan puskesmas berdasarkan domisili tempat tinggal.

Sehingga, bila ada jamaah haji yang sudah memeriksakan kesehatannya

terdapat penyakit yang berkategori resiko tinggi (risti), maka dapat dirujuk

kerumah sakit untuk pembinaan dan pemeliharaan kesehatan sampai pada

pemeriksaan kesehatan tahap II. Ketiga, pembinaan dan pemeliharaan

Page 81: MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN JAMAAH HAJI DINAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4530/1... · 2013-04-25 · Jamaah haji dapat melaksanakan ibadah haji sesuai

70

kesehatan jamaah haji yang dilaksanakan pada tanggal 17 Mei – 16 Oktober

2010. Kegiatan ini bertujuan untuk menjaga kesehatan jamaah haji sebelum

keberangkatan dan untuk jamaah haji golongan risti dapat menjalani

pengobatan sesuai dengan penyakit yang diderita oleh jamaah haji. Keempat,

pemeriksaan kesehatan jamaah haji tahap II dilaksanakan pada tanggal 26 Juli

– 7 Agustus 2010, pemeriksaan ini merupakan pemeriksaan lanjutan, untuk

mengetahui perkembangan kesehatan jamaah haji sebelum melaksanakan

vaksinasi haji. Kelima, pelaksanaan vaksinasi haji kepada seluruh jamaah haji,

yang dilakukan pada tanggal 27 September – 1 Oktober 2010.

Tabel Jadwal Kegiatan :

NNOO.. TTAANNGGGGAALL KKEEGGIIAATTAANN

11.. 66 MMeeii 22001100 PPeerrtteemmuuaann PPeerrssiiaappaann RRiikkkkeess JJHH TTkk..PPuusskkeessmmaass

22.. 1177 MMeeii –– 99 JJuullii 22001100 PPeellaakkssaannaaaann RRiikkkkeess II JJHH

33.. 1177 MMeeii –– 99 JJuullii 22001100 PPeellaakkssaannaaaann RRiikkkkeess RRSS RRuujjuukkaann

44.. 2266 JJuullii -- 77 AAgguussttuuss 22001100 PPeellaakkssaannaaaann RRiikkkkeess IIII ((tteerraakkhhiirr))

55.. 2233 –– 2277 AAgguussttuuss 22001100 PPeennggiirriimmaann BBKKJJHH && LLaapp HHaassiill RRiikkkkeess IIII kkeeDDiinnkkeess KKoottaa

66.. 2211 SSeepptteemmbbeerr 22001100 PPeerrtteemmuuaann eevvaalluuaassii RRiikkkkeess JJHH

77.. 2277 SSeepptt –– 11 OOkktt 22001100 PPeellaakkssaannaaaann VVaakkssiinnaassii

88.. 1177 MMeeii -- 1166 OOkkttoobbeerr 22001100 PPeellaakkssaannaaaann PPeemmbbiinnaaaann JJHHII

99.. 2200 –– 2255 DDeesseemmbbeerr 22001100 PPeellaakkssaannaaaann PPeellaaccaakkaann KK33JJHH

Sumber Data: P2PL Dinas Kesehatan Kota Tangerang

2. Pengorganisasian (Organizing)

Dalam pengorganisasian terdapat kerjasama tersebut antara pihak Dinas

Kesehatan dengan Puskesmas. Dari tiap-tiap puskesmas telah menyiapkan tim

Page 82: MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN JAMAAH HAJI DINAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4530/1... · 2013-04-25 · Jamaah haji dapat melaksanakan ibadah haji sesuai

71

khusus pemeriksaan haji, yang terdiri dari 6 orang sehingga pelayanan umum di

puskesmas dengan pelayanan kesehatan jamaah haji terpisah. Dan pihak Dinas

Kesehatan Kota Tangerang menyiapkan tim khusus sebanyak 54 orang untuk

pelaksanaan pelayanan kesehatan jamaah haji. Kerjasama ini terbentuk

berdasarkan Surat Keputusan (SK) Walikota Kota Tangerang tentang tim

penyelenggara pemeriksaan kesehatan jamaah haji Dinas Kesehatan Kota

Tangerang, yang berisi diantaranya melakukan seluruh rangkaian

penyelenggaraan pemeriksaan kesehatan jamaah haji dan Biaya kegiatan

dibebankan kepada APBD Kota Tangerang Tahun Anggaran 2010 dan sumber

dana lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Dan Kepala

Dinas Kesehatan Kota Tangerang mengeluarkan Surat Keputusan (SK) kepada

tim pemeriksa kesehatan jamaah haji untuk setiap puskesmas yang berada di

kawasan Kota Tangerang. Adapun isi dari Surat Keputusan diantaranya

Melakukan konsultasi teknis dalam rangka penyelenggaraan pemeriksaan

kesehatan jamaah haji. Adapun tahapan penyelenggaraan pemeriksaan

kesehatan jamaah haji sebagai berikut:

Wakil WalikotaTangerang

Pembina

Walikota TangerangPembina

Sekretaris Daerah Kota TangerangPenanggung Jawab

Asisten Ekbang dan KesmasWakil Penanggung Jawab

Page 83: MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN JAMAAH HAJI DINAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4530/1... · 2013-04-25 · Jamaah haji dapat melaksanakan ibadah haji sesuai

72

3. Penggerakkan (Actuating)

Dalam manajemen penggerakkan (actuating) merupakan bagian dari

menggerakkan dan mengarahkan pelaksanaan program sehingga dapat

terlaksana sesuai rencana. Dapat dilihat dari pelaksanaan dan bimbingan kepada

puskesmas, seluruh undangan menghadiri pertemuan ini, karena mengingat

penting informasi pelaksanan pemeriksaan kepada jamaah haji dan secara teknis

pemeriksaan kesehatan dilakukan di puskesmas dan untuk vaksinasi haji baru

dilakukan di Dinas Kesehatan Kota Tangerang. Namun pada pertemuan KBIH

dengan Dinas Kesehatan, 17 KBIH hadir dalam pertemuan ini dan ada 7 KBIH

yang berhalangan hadir dan tidak ada perwakilannya, disebabkan pertemuan ini

bersamaan dengan pertemuan Kementrian Agama mengenai persiapan

keberangkatan ibadah haji. Dari hasil data yang tercantum di Kementrian

Agama pada musim haji tahun 2010 terdapat 2180 jamaah haji yang sudah

mendapat nomor porsi untuk keberangkatan haji tahun 2010. Dari 2180 jamaah

Kepala Dinas Kesehatan Kota TangerangKetua

Puskesmas Wilayah KotaTangerang

Kepala Bidang PP&PL Dinas Kesehatan KotaTangerangSekretaris

Sekretaris Dinas Kesehatan Kota TangerangWakil Ketua

Page 84: MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN JAMAAH HAJI DINAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4530/1... · 2013-04-25 · Jamaah haji dapat melaksanakan ibadah haji sesuai

73

diwajibkan untuk melakukan pemeriksaan kesehatan, dikarenakan jika jamaah

haji tidak mencapai istitho’ah (mampu) dalam kesehatan dan dinyatakan sehat,

maka jamaah haji tidak dapat melaksanakan ibadah haji.

a. Jamaah Haji Menurut Jenis Kelamin

Frequency Percent Cumulative Percent

L 1023 46.9 46.9

P 1157 53.1 100.0

Total 2180 100.0Sumber data: P2PL Dinas Kesehatan Kota Tangerang

b. Jamaah Haji Menurut Kelompok Umur

No. Frequency Percent Cumulative Percent

1 311 14.3 14.3

2 718 32.9 47.2

3 769 35.3 82.5

4 382 17.5 100.0

Total 2180 100.0Sumber Data: P2PL Dinas Kesehatan Kota Tangerang

Dan untuk pemeriksaan jamaah haji dilakukan sesuai domilisi tempat

tinggal jamaah. Adapun data jamaah yang melakukan pemeriksaan dalam 30

puskesmas yang terdiri dari :

No. Puskesmas Jumlah Jamaah

1. Cibodasari 318

2. Cipondoh 188

3. Sukasari 150

Page 85: MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN JAMAAH HAJI DINAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4530/1... · 2013-04-25 · Jamaah haji dapat melaksanakan ibadah haji sesuai

74

4. Larangan Utara 145

5. Kunciran 131

6. Jalan Baja 117

7. Cipadu 105

8. Tajur 98

9. Poris Plawad 89

10. Karawaci Baru 86

11. Ciledug 85

12. Pasar Baru 81

13. Gondrong 80

14. Karang Tengah 75

15. Neglasari 55

16. Panunggangan 46

17. Ketapang 40

18. Batu Ceper 36

19. Jatiuwung 33

20. Periuk Jaya 32

21. Tanah Tinggi 26

22. Bugel 24

23. Jurumudi Baru 22

24. Kedaung Wetan 22

25. Poris Gaga 21

26. Benda 19

27 Gembor 18

Page 86: MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN JAMAAH HAJI DINAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4530/1... · 2013-04-25 · Jamaah haji dapat melaksanakan ibadah haji sesuai

75

28 Pedurenan 18

29. Pondok Bahar 11

30. Pabuaran Tumpeng 9

Total 2180

Sumber Data: P2I Dinas Kesehatan Kota Tangerang

Dari hasil data diatas dapat disimpulkan bahwa pemeriksaan kesehatan

haji pada puskesmas cibodasari memiliki presentasi jumlah jamaah haji terbanyak,

dan puskesmas pabuaran tumpeng memiliki presentasi jumlah terkecil, karena

pemeriksaan kesehatan berdasarkan domisili jamaah haji dan sesuai dengan

pendaftar haji, sehingga pada pemeriksaan kesehatan puskesmas cibodasari

memilki pasien jamaah haji lebih banyak dari puskesmas lainnya.

Hasil Pemeriksaan Tahap I Kesehatan Jamaah Haji Tahun 2010

No. Resiko Tinggi II

Diagnosa Jumlah Jamaah

1. Sehat 1.915

2. Hipertensi 150

3. Hiperkolestrol 26

4. Diabetes Melitus 17

5. Artritis 12

6. Gatritis 10

7. Dislipidemi 5

8. Anemia 5

9. Mialgia 4

10. Dyspepsia 4

11. Asma 4

Page 87: MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN JAMAAH HAJI DINAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4530/1... · 2013-04-25 · Jamaah haji dapat melaksanakan ibadah haji sesuai

76

12. Hipotensi 3

13. Hiperlipidemi 3

14. Isk 3

15. Rinitis 2

16. Sinusitis 2

17. Faringitis 2

18. Obesitas 2

19. Hemoroid 2

20. Bronkitis 2

21. Osteoporosis 1

22. Vertigo 1

23. TB Paru 1

24. Omsk 1

25. Hiperuremi 1

26. Demartitis 1

27. Ispa 1

Total 2180

Sumber Data: P21 Dinas Kesehatan Kota Tangerang

Pada pemeriksaan tahap I untuk jamaah haji yang sehat sebanyak 1.915

orang jamaah, yang terdiagnosa memiliki penyakit sebanyak 265 orang jamaah.

Dan pada pemeriksaan tahap I penyakit yang paling banyak di derita jamaah haji

adalah penyakit hipertensi sebanyak 150 orang jamaah, dan untuk penderita ispa

hanya 1 orang jamaah.

Page 88: MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN JAMAAH HAJI DINAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4530/1... · 2013-04-25 · Jamaah haji dapat melaksanakan ibadah haji sesuai

77

Hasil Pemeriksaan Tahap II Kesehatan Jamaah Haji Tahun 2010

No. Resiko Tinggi II

Diagnosa Jumlah Jamaah

1. Sehat 2.176

2. Isk 4

Total 2180

Sumber Data: P21 Dinas Kesehatan Kota Tangerang

Dalam pemeriksaan tahap II ada peningkatan kesehatan jamaah haji, dapat

dilihat dari data diatas bahwa jumlah jamaah haji yang terdiagnosa sehat sebanyak

2.176 orang jamaah dan yang terdiagnosa menderita isk (infeksi saluran kemih)

sebanyak 4 orang jamaah. Sehingga dapat penulis simpulkan bahwa dalam

pelaksanaan pelayanan kesehatan khususnya dalam hal pemeriksaan kesehatan

jamaah haji sudah berjalan dengan baik dengan melihat data yang ada,

optimalisasi para petugas kesehatan dalam mendiagnosa segala jenis penyakit dan

memberikan pembinaan serta pemeliharaan kepada jamaah haji hingga jamaah

haji dinyatakan sehat dan dapat melaksanakan vaksinasi haji. Untuk pelaksanaan

vaksinasi haji seluruh jamaah haji yang berjumlah sebanyak 2180 orang jamaah

haji diwajibkan melakukan vaksinasi meningitis meningokokus yang dilakukan di

Dinas Kesehatan Kota Tangerang dan untuk jamaah haji yang melakukan

imunisai influenza sebanyak 845 orang jamaah haji, karena imunisasi influenza ini

sifatnya hanya anjuran dan tidak gratis maka tidak banyak jamaah haji yang

melakukan imunisasi influenza ini.

Page 89: MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN JAMAAH HAJI DINAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4530/1... · 2013-04-25 · Jamaah haji dapat melaksanakan ibadah haji sesuai

78

4. Pengawasan (Controlling)

Menurut analisis penulis dalam pengawasan pelayanan kesehatan jamaah

haji dilakukan oleh pihak Dinas Kesehatan berjalan kurang baik. Dalam

pengawasan ini Dinas Kesehatan melakukan personal observation dan report.

Sesuai dengan perencanaan bahwa pihak Dinas Kesehatan melakukan

pengawasan personal observation dengan kunjungan ke setiap puskesmas dalam

jangka waktu 2 minggu sekali dengan 2 orang petugas dari Dinas Kesehatan.

Namun pengawasan ini berjalan kurang baik karena dilakukan hanya dua kali

selama kegiatan pemeriksaan kesehatan. Pengawasan yang dilakukan Dinas

Kesehatan dengan memperhatikan perkembangan jamaah haji yang sudah atau

belum melakukan pemeriksaan kesehatan, memperhatikan kelayakan kegunaan

peralatan medis, dan memperhatikan sarana penunjang seperti laboratorium,

ruangan pelayanan kesehatan pihak puskesmas melakukan laporan (report)

kepada Dinas Kesehatan mengenai sarana dan prasarana dalam pelaksanaan

pemeriksaan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa fungsi pengawasan tidak

berjalan optimal, karena Dinas Kesehatan tidak melakukannya sesuai perencanaan

yang ada.

5. Evaluasi (Evaluating)

Dari pengamatan penulis fungsi manajemen pelayanan kesehatan Dinas

Kesehatan pada tingkat evaluasi sudah berjalan baik, Evaluasi yang dilakukan

Dinas Kesehatan dengan melihat input, proses dan output yaitu dalam evaluasi

input ini yaitu jamaah haji dan pelaksanaan pemeriksaan kesehatan. Untuk

Page 90: MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN JAMAAH HAJI DINAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4530/1... · 2013-04-25 · Jamaah haji dapat melaksanakan ibadah haji sesuai

79

evaluasi proses yaitu dengan cara mengamati hasil pelaporan dan pencatatan dari

pihak puskesmas mengenai hasil pemeriksaan kesehatan jamaah haji melalui

BKJH (Buku Kesehatan Jamaah Haji) dan mengamati vaksinasi haji yang

dilakukan pihak Dinas Kesehatan, evaluasi ini memfokuskan pada aktifitas

program pemeriksaan kesehatan jamaah haji. dan Evaluasi Ouput yakni

mengamati hasil pemeriksaan kesehatan jamaah haji dan kegiatan vaksinasi haji

merupakan kegiatan yang wajib diikuti oleh seluruh jamaah haji dan kegiatan

vaksinasi haji sudah berjalan sesuai standar Dinas Kesehatan. Dan

Menurut analisis penulis mengenai aspek kesehatan yang dilayani Dinas

Kesehatan, yakni seluruh jamaah haji sebanyak 2180 yang terdiri dari 1023

jamaah haji laki-laki dan 1157 jamaah haji perempuan, yang mana diwajibkan

mengikuti pelayanan kesehatan jamaah haji dan mendapatkan pelayanan

kesehatan berupa pemeriksaan fisik (General Check Up) dan jamaah haji dapat

memeriksakan sesuai jadwal yang telah ditentukan oleh pihak Dinas Kesehatan

yaitu pada tanggal 17 Mei – 9 Juli 2010 untuk tahap pertama. Pemeriksaan tahap

kedua dilakukan pada tanggal 26 Juli- 7 Agustus 2010. Untuk pemeriksaan

penunjang (test laboratorium) dengan melakukan test urin, kehamilan, darah dan

EKG. Dan untuk vaksinasi haji dilakukan kepada seluruh jamaah haji pada

tanggal 26 September – 1 Oktober. Pentingnya pemeriksaan dan pelayanan

kesehatan ini guna kelancaran dan mencapai jamaah haji yang sehat mandiri. Dan

pada realisasinya kegiatan ini sudah berjalan dengan baik dan sesuai waktu yang

telah ditentukan. Meskipun ada beberapa fungsi yang berjalan tidak baik, dan

diperlukannya peningkatan kedisiplinan dan tanggung jawab dalam kegiatan

pelayanan kesehatan jamaah haji.

Page 91: MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN JAMAAH HAJI DINAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4530/1... · 2013-04-25 · Jamaah haji dapat melaksanakan ibadah haji sesuai

80

BAB V

PENUTUP

Berdasarkan uraian mengenai “ Manajemen Pelayanan Kesehatan Jamaah

Haji Pada Dinas Kesehatan Kota Tangerang Pada Musim Haji Tahun 2010” yang

telah dibahas dalam beberapa bab sub bab sebelumnya, melalui proses penelitian

dengan melakukan studi kepustakaan, pengamatan, dan wawancara. Maka dalam

bab ini penulis mengemukakan beberapa kesimpulan dan saran-saran sebagai

berikut:

A. Kesimpulan

1. Penerapan manajemen di Dinas Kesehatan dalam pelayanan kesehatan

jamaah haji berdasarkan fungsi manajemen yang terdiri dari perencanaan,

pengorganisasian, penggerakkan, dan pengawasan sebagai proses

berjalannya kegiatan sudah berjalan dengan baik. Dengan adanya

perencanaan yang tersusun, pengorganisasian yang terstruktur,

penggerakkan yang berjalan sesuai dengan rencana dan adanya

pengawasan serta evaluasi dalam kegiatan proses pelayanan kesehatan

jamaah haji dapat berjalan efektif dan tercapainya tujuan dari

penyelenggaraan kesehatan jamaah haji yang bersifat kontinum dan

komprehensif dengan melaksanakan proses pemeriksaan kesehatan,

pengobatan, pemeliharaan kesehatan terhadap jamaah haji sesuai standar

agar jamaah haji dapat melaksanakan ibadah haji dengan sebaik-baiknya

Page 92: MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN JAMAAH HAJI DINAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4530/1... · 2013-04-25 · Jamaah haji dapat melaksanakan ibadah haji sesuai

81

serta dalam upaya meningkatkan status kesehatan dan kemandirian jamaah

haji.

2. Aspek kesehatan yang di layani Dinas Kesehatan Kota Tangerang antara

lain : pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang dan vaksinasi. Untuk

pemeriksaan fisik meliputi, pemeriksaan general check up (dari kepala

hingga perut), pemeriksaan penunjang meliputi test darah, urin, test

kehamilan, dan EKG, dan untuk vaksinasi meliputi imunisasi meningitis

dan influenza.

B. Saran-saran

1. Diharapkan dapat meningkatkan kualitas pelayanan, guna kelangsungan

kegiatan pelayanan kesehatan agar berjalan lebih baik dan efektif.

2. Diharapkan mengadakan sosialisasi yang lebih intens kepada para jamaah

haji untuk penjadwalan pelaksanaan pelayanan kesehatan, agar para

jamaah tidak ada yang ketinggalan informasi dan menlaksanakan

pemeriksaan.

3. Menyediakan sarana pelayanan kesehatan yang sesuai dan berkualitas

baik, guna menunjang berjalannya kegiatan secara optimal.

Page 93: MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN JAMAAH HAJI DINAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4530/1... · 2013-04-25 · Jamaah haji dapat melaksanakan ibadah haji sesuai

82

DAFTAR PUSTAKA

Al-Zaziri, Abdurrahman, Fiqih 4 Mazhab Bagian Ibadat (Puasa, Zakat, Haji,Kurban), Jakarta : Darul Ulum Press, 1996

Basyuni, Muhammad M., Reformasi Manajemen Haji, Jakarta: FDK PRESS 2008

Effendi, E.K. Mochtar, Manajemen Suatu Pendekatan Berdasarkan Ajaran Islam.Jakarta: Bharatara Karya Aksara, 1996

Halim, Abdul, Ensiklopedi Haji dan Umroh, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada,2002

Handoko. T. Hani, Manajemen, Yogyakarta : BPFE, 1997

Buku Profil Kota Tangerang, Tahun 2009

J. Mleong, Lexy, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT. RemajaRosdakarya 2000)

Julitirsa, Daiti, dan Suprihanto, John, Manajemen Suatu Pengantar. Yogyakarta :BPFE. 1992

Kardaman, AM, Pengantar Ilmu Manajemen. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.1996

Kasmir, Etika Customer Service, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2005

Website.Kota Tangerang.com

KMK, No. 442, ttg Pedoman Penyelenggaraan Kesehatan Haji Indonesia.Pdf

Kottler, Philip, Manajemen Pemasaran Analisis Perencanaan, Implementasi danPengendalian, Jakarta: Erlangga, 1995

Buku Profil Dinas Kesehatan Kota Tangerang Tahun 2009, Dinas KesehatanKota Tangerang, Diterbitkan 2010

Marfudin, Ade, Peduli Kesehatan Haji 2010, Jakarta: Lembaga DakwahKesehatan UIN SYAHID, 2010

Moekijat, Kamus Manajemen, Bandung: CV. Mandar Maju, 1990

Muarif Ambary dkk, Hasan, Ensiklopedi Islam, Jakarta : Ichtiar Baru Van Hoeve,2001

Page 94: MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN JAMAAH HAJI DINAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4530/1... · 2013-04-25 · Jamaah haji dapat melaksanakan ibadah haji sesuai

83

Muctarom, Zaini, Dasar-Dasar Manajemen Dakwah, Yogyakarta: Al-AminPress. 1996

Muninjaya, A. A. Gde, Manajemen Kesehatan, Jakarta: Buku Kedokteran EGC,2004

Nasution, Harun Ensiklopedi Islam Indonesia, Jakarta, Djembatan, 1992,

Nizam, Ahmad dan Hasan, Alatif, Manajemen Haji, Jakarta : Zikru Hakim, 2000

Notoatmodjo, Soekidjo, Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni, Jakarta:RinekaCipta, 2007

Pedoman Penyelenggaraan Kesehatan Haji, Departemen Kesehatan RI: 2009

Pedoman Teknis Pemeriksaan Kesehatan Jemaah Haji, Pusat Kesehatan HajiKementrian Kesehatan RI : 2010

Rahmat, Jalaludin, Metode Penelitian Komunikasi dilebfkapi Contoh AnalisisStatistik. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2002

Sutarto, Dasar-Dasar Organisasi, Yogyakarta: Gajah Mada University Press,2006.

Ruslan, Rosady, Manajemen Humas dan Manajemen Komunikasi, Konsepsi danAplikasi, Jakarta: PT Raja Grafindo Rosada, 1998

Syari’ati, Ali, Haji , Bandung: Penerbit Pustaka, 2000

Usman, Husain dan Setiady Akbar, Purnomo, Metodologi Penelitian Sosial,Jakarta: PT Bumi Aksara, 2003

Zein, Umar, & H, KPTI, Kesehatan Perjalanan Haji, Bogor: PRENADAMEDIA, 2003

Page 95: MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN JAMAAH HAJI DINAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4530/1... · 2013-04-25 · Jamaah haji dapat melaksanakan ibadah haji sesuai

PROGRAM-PROGRAM PEMBANGUNAN DINAS KESEHATAN KOTA TANGERANG

Program pembangunan kesehatan yang dilaksanakan dalam rangka mencapai

masyarakat Kota Tangerang yang sehat secara mandiri berupa :

1. Upaya Kesehatan Wajib, meliputi :

a) Promosi Kesehatan

b) Kesehatan Lingkungan

c) Kesehatan Ibu dan Anak termasuk KB

d) Perbaikan Gizi

e) Pemberantasan Penyakit Menular

f) Pengobatan

2. Upaya Kesehatan Pengembangan

Dilaksanakan di Kota Tangerang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan

masyarakat, meliputi :

a) Upaya kesehatan sekolah

b) Upaya kesehatan olah raga

c) Upaya perawatan kesehatan masyarakat

d) Upaya kesehatan kerja

e) Upaya kesehatan gigi dan mulut

f) Upaya kesehatan jiwa

g) Upaya kesehatan mata

h) Upaya kesehatan usia lanjut

i) Upaya kesehatan reproduksi

j) Upaya pengawasan obat dan makanan

Page 96: MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN JAMAAH HAJI DINAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4530/1... · 2013-04-25 · Jamaah haji dapat melaksanakan ibadah haji sesuai

k) Upaya pembinaan dan pengendalian pelayanan kesehatan swasta.

l) Upaya pembinaan dan pengawasan pengobatan tradisional

3. Upaya Kesehatan Penunjang

a) Labkesda meliputi laboratorium lingkungan, laboratorium gizi dan laboratorium

medis/klinis

b) Pencatatan dan pelaporan (pengembangan sistem informasi kesehatan).

Page 97: MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN JAMAAH HAJI DINAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4530/1... · 2013-04-25 · Jamaah haji dapat melaksanakan ibadah haji sesuai

HASIL WAWANCARA

Nama : Ikhwan, SKM

Jabatan : Pelaksana Surveilans

Tempat : Kantor Dinas Kesehatan Kota Tangerang, Jln. Daan Mogot no.62

Tangerang.

Hari/Tanggal : Jum’at, 14 Januari 2011

Waktu : 09.30-11.30 WIB

1. Bagaimana sejarah berdirinya Dinas Kesehatan Kota Tangerang ini Pak?

Jawaban :

Untuk sejarah berdirinya Dinas Kesehatan ini, sama dengan sejarah berdirinya

Kota Tangerang, yang saya tahu pada tahun 2003, untuk sejarahnya mba bisa

liat di web Kota Tangerang atau mba bisa tanya di bawah di bagian

perencanaan, bertemu dengan Ibu Sri. Mengenai sejarah berdirinya mba bisa

dapat informasinya disana.

2. Selanjutnya, mengenai visi dan misi Dinas Kesehatan Kota Tangerang?

Jawaban :

Visi Dinas Kesehatan Kota Tangerang yang paling utama yakni masyarakat

Kota Tangerang yang sehat secara mandiri, dan untuk misi salah satunya

adalah mewujudkan pelayanan kesehatan yang terjangkau dan berkualitas.

Untuk lebih jelas dan lengkapnya nanti mba, saya berikan profile Dinas

Kesehatan Kota Tangerang. Sehingga data-data yang mba perlukan dapat

Page 98: MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN JAMAAH HAJI DINAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4530/1... · 2013-04-25 · Jamaah haji dapat melaksanakan ibadah haji sesuai

masukkan ke dalam pembahasan mengenai gambaran umum Dinas Kesehatan

Kota Tangerang, seperti adanya strategi dan kebijakan, program-program

kesehatan,

3. Bagaimana struktur organisasi di Dinas Kesehatan Kota Tangerang?

Jawaban:

Struktur organisasinya terdiri dari Kepala Dinas, Sekretariat, Kelompok

Jabatan Fungsional, dan dibawahnya terdapat bidang bina kesehatan

masyarakat, bidang pelayanan kesehatan, bidang pengembangan sumber daya

dan bidang pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan yang mengurus

pelayanan kesehatan jamaah haji.

4. Sudah berapa periode kepemimpinan Dinas Kesehatan Kota Tangerang ini

pak ?

Jawaban:

Sudah dua periode yaitu periode pertama tahun 1993-2007 dipimpin oleh dr.

H. R. Nuriman Machsudin, M.Kes. dan pada periode kedua tahun 2007-

hingga sekarang dr. Hj. Lelly Indrawati, M. Kes.

Hari/Tanggal : Jum’at, 14 Januari 2011

Waktu : 09.30-11.30 WIB

1. Bagaimana sistem perencanaan pelayanan kesehatan di Dinas Kesehatan Kota

Tangerang?

Jawaban:

Page 99: MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN JAMAAH HAJI DINAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4530/1... · 2013-04-25 · Jamaah haji dapat melaksanakan ibadah haji sesuai

Baik, untuk perencanaan kami ada jadwalnya dari proses persiapan,

pertemuan, pembekalan, dan teknik pemeriksaan. Namun didalam

perencanaan tersebut terdapat perkiraan masa depan, perumusan sasaran untuk

mencapai tujuan, penetapan metode dan kebijakan, penetapan waktu, lokasi

biaya dan faktor penunjang lainnya. Dan untuk isi perencanaan, petugas-

petugasnya dan waktu pelaksanaannya, mba saya berikan susunan

perencanaan pelaksanaan pelayanan kesehatan jamaah haji (diberikan tabel),

untuk no. 1. Yaitu pertemuan persiapan pemeriksaan PKM, pelaksana pihak

Dinkes dan sasarannya ketua PKM, no. 2. Pertemuan koordinasi dengan

KBIH, pelaksananya pihak Dinkes dan sasarannya ketua KBIH, no. 3-7 yang

terdiri dari pemeriksaan kesehatan jamaah haji I (PKM), pemeriksaan rujukan

bagi jamaah risti, pembinaan dan pemeliharaan kesehatan jamaah haji,

pemeriksaan kesehatan jamaah haji II (terakhir), dan pengiriman BKJH yang

telah diisi ke Dinkes, pelaksananya Puskesmas untuk sasarannya jamaah haji,

no. 8. Pertemuan evaluasi pemeriksaan PKM, pelaksananya pihak Dinkes

sasarannya Jamaah haji, no.9 dan 11. Pelaksananaan vaksinasi haji dan

pelacakan K3JH, pelaksananya pihak Dinkes dan sasarannya jamaah haji.

2. Apakah saya boleh minta susunan jadwal nya pak?

Jawaban :

Tentu, nanti saya akan berikan.

3. Bagaimana untuk pembiayaan dan fasilitas lain?

Jawaban :

Untuk biaya anggarannya dari APBD (Anggaran Pendapatan Belanja Daerah),

dan fasilitas terdiri dari alat-alat medis yang digunakan di Dinas Kesehatan,

Puskesmas dan Rumah Sakit.

Page 100: MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN JAMAAH HAJI DINAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4530/1... · 2013-04-25 · Jamaah haji dapat melaksanakan ibadah haji sesuai

4. Kendalanya apa saja pak dalam pelaksanaan pemeriksaan di Puskesmas?

Jawaban:

Biasanya dari perlengkapan pemeriksaan, ya seperti contoh tidak lengkapnya

ruang laboratorium di puskesmas, sarana dan prasarana puskesmas dan

fasilitas – fasilitas lain.

Hari/Tanggal : Jum’at, 18 Februari 2011

Waktu : 09.30-11.00 WIB

1. Bagaimana untuk pengawasan yang dilakukan Dinas Kesehatan dalam

pelaksanaan pemeriksaan kesehatan jamaah haji?

Jawaban:

Untuk pengawasan yang dilakukan yaitu menentukan standar pengawasan

dengan melihat target, sasaran, dan tujuan misalnya pelaksanaan pertemuan

persiapan pemeriksaan, kemudian menentukan pengukuran pelaksanaan

kegiatan dalam hal pelayanan kesehatan, seperti pemeriksaan I dan II,

selanjutnya membandingkan pelaksanaan dengan standar yang ditetapkan

seperti apakah alat penunjang sudah dalam kategori memenuhi persyaratan,

sarana penunjang laboratorium, dan pelayanan kesehatan secara khusus atau

secara umum untuk pemeriksaan kesehatan jamaah haji, selanjutnya kendala

dalam pelayanan sehingga diperlukannya evaluasi dan tindakan koreksi jika

ada penyimpangan dalam proses kegiatan, misalnya pada jamaah haji mandiri

yang kurang informasi mengenai pemeriksaan jamaah haji.

Page 101: MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN JAMAAH HAJI DINAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4530/1... · 2013-04-25 · Jamaah haji dapat melaksanakan ibadah haji sesuai

Hari/Tanggal : Jum’at, 25 Februari 2011

Waktu : 09.30-11.00 WIB

1. Melanjutkan pertanyaan yang kemarin pak, untuk aspek-aspek kesehatan apa

saja yang dilayani Dinas Kesehatan terhadap jamaah haji?

Jawaban:

Mencakup pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang dan vaksinasi haji.

2. Apa saja komponennya pak?

Pemeriksaan fisik meliputi test dari kepala hingga perut, pemeriksaan

penunjang meliputi laboratorium yang didalamnya ada test urin, darah,

kehamilan, EKG dan untuk vaksinasi meliputi imunisasi meningitis

meningokokus dan imunisasi influenza. Untuk lebih jelasnya bisa mba

tambahkan dari buku pedoman.

TTD

(Isnaini S.) (Ikhwan, SKM)

Page 102: MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN JAMAAH HAJI DINAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4530/1... · 2013-04-25 · Jamaah haji dapat melaksanakan ibadah haji sesuai

HASIL WAWANCARA

Nama : Suhardiman, SKM, MKM

Jabatan : Ketua Seksi P2I

Tempat : Kantor Dinas Kesehatan Kota Tangerang, Jln. Daan Mogot no.62

Tangerang.

Hari/Tanggal : Jum’at,04 Februari 2011

Waktu : 10.00 -11.30 WIB

1. Bagaimana pengorganisasian dalam pelayanan kesehatan jamaah haji?

Jawaban:

Untuk pengorganisasian yang pertama yaitu adanya koordinasi atau kerjasama

dengan pihak puskesmas dalam hal pemeriksaan kesehatan jamaah haji, yang

terdiri 1 ketua dan 5 anggota meliputi dokter, perawat, analis laboratorium dan

administrasi. Untuk pihak Dinas Kesehatan yaitu sesuai dengan surat

keputusan walikota pada pelayanan kesehatan jamaah haji di Dinas Kesehatan

berada di sub bidang pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan.

Didalamnya meliputi tim-tim yang bertugas sesuai dengan tugas, fungsi dan

pokok yang ada. Tim-tim ini diantaranya tim administrasi, tim pelayanan

kesehatan, tim pemeriksaan, dan tim bimbingan dan penyuluhan.

2. Bagaimana untuk susunan organisasi Dinas Kesehatan Kota Tangerang?

Jawaban :

Page 103: MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN JAMAAH HAJI DINAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4530/1... · 2013-04-25 · Jamaah haji dapat melaksanakan ibadah haji sesuai

Baik, pertama dari Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangerang yaitu yang

bertanggung jawab atas seluruh proses kegaitan penyelenggaraan pemeriksaan

kesehatan ibadah haji, kepala bidang pengendalian penyakit dan penyehatan

lingkungan yaitu bidang yang ditunjuk dalam pelaksanaan pemeriksaan atau

vaksinasi jamaah haji. dan ada beberapa bidang lain nanti saya berikan

susunannya secara lengkap. Karena ada pembagian-pembagian tim

didalamnya serta susunan di puskesmas

Hari/Tanggal : Jum’at, 18 Februari 2011

Waktu : 08.30-10.00 WIB

1. Bagaimana pelaksanaan evaluasinya pak ?

Jawaban :

Dalam sebuah organisasi evaluasi sangat penting, agar perencanaan yang telah

ditetapkan berjalan maksimal, untuk pelayanan kesehatan jamaah haji ini

melakukan evaluasi dengan melihat hasil akhir dari pelayanan pemeriksaan

jamaah haji. Setelah itu jamaah haji siap untuk melaksanakan vaksinasi haji.

dalam evaluasi melalui input-proses-output. Maka dari sini akan terlihat

hasilnya. Untuk pelayanan pemeriksaan jamaah haji evaluasi kegiatannya

melalui BKJH ( Buku Kesehatan Jamaah Haji).

Hari/Tanggal : Jum’at, 25 Maret 2011

Waktu : 15.30 – 16.30 WIB

Page 104: MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN JAMAAH HAJI DINAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4530/1... · 2013-04-25 · Jamaah haji dapat melaksanakan ibadah haji sesuai

1. Berapa jumlah jamaah haji pria dan wanita?

Jawaban :

Untuk jamaah haji pria ada 1023 orang dan jamaah wanita 1157 orang.

2. Berapa jumlah pemeriksaan jamaah haji di setiap puskesmas?

Jawaban :

Untuk jumlahnya banyak, nanti saya berikan datanya. Sekaligus nanti saya

berikan data mengenai hasil pemeriksaan jamaah haji beserta jenis

penyakitnya.

TTD

(Isnaini S.) (Suhardiman, SKM, MKM)

Page 105: MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN JAMAAH HAJI DINAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4530/1... · 2013-04-25 · Jamaah haji dapat melaksanakan ibadah haji sesuai

HASIL WAWANCARA

Nama : dr. Hj. Ati Pramudji H., MARS

Jabatan : Kepala Bidang P2PL

Tempat : Kantor Dinas Kesehatan Kota Tangerang, Jln. Daan Mogot no.62

Tangerang.

Hari/Tanggal : Jum’at,11 Februari 2011

Waktu : 14.00-16.00 WIB

1. Bagaimana untuk penggerakkan pelayanan kesehatan jamaah haji?

Jawaban :

Dalam penggerakkan yang dilakukan semua sesuai dengan pedoman

penyelenggaraan kesehatan haji, salah satunya, mengendalikan pelaksanaan

pemeriksaan kesehatan pada jamaah haji, mengendalikan pelaksanaan

imunisasi pada jamaah haji, mengendalikan pelaksanaan bimbingan dan

penyuluhan kesehatan pada jamaah haji. dan untuk lebih lengkapnya mba bisa

liat di buku pedoman tersebut.

2. Dalam penggerakkan atau pelaksanaan ini ada berapa KBIH dan Puskesmas

yang hadir dalam pertemuan bimbingan pelaksanaan pemeriksaan jamaah

haji?

Jawaban:

Page 106: MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN JAMAAH HAJI DINAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4530/1... · 2013-04-25 · Jamaah haji dapat melaksanakan ibadah haji sesuai

Ada 24 KBIH dan 30 Puskesmas dan yang hadir dari KBIH hanya 17, sisanya

7 KBIH berhalangan hadir karena ada pertemuan dengan Depag. Untuk

puskesmas seluruhnya hadir.

3. Untuk data jamaah haji yang melakukan vaksinasi ada berapa ya bu?

Jawaban :

Jumlah jamaah haji Kota Tangerang pada tahun 2010 ada 2180 orang, karena

sifat dari vaksinasi ini adalah wajib maka seluruh jamaah haji diwajibkan

mendapatkan vaksinasi meningitis, kecuali untuk vaksinasi imunisasi karena

sifatnya anjuran, maka hanya beberapa jamaah haji saja yang melakukan

vaksinasi imunisasi.

TTD

(Isnaini S.) (dr. Hj. Ati Pramudji H., MARS)