manajemen mutu pendidikan islam_deden makbulloh_muhammad syaifudin juhri - copy.rtf

Download Manajemen mutu pendidikan islam_deden makbulloh_muhammad syaifudin juhri - Copy.rtf

If you can't read please download the document

Upload: ismailwae

Post on 18-Jan-2016

25 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

RESENSI BUKU

JUDUL BUKU : MANAJEMEN MUTU PENDIDIKAN ISLAM

PENULIS BUKU : Dr. DEDEN MAKBULLOH, M.Ag.

NAMA : MUHAMMAD SYAIFUDIN JUHRI, S.Pd.I

NPM : 1422010053

KELAS: G

PROGRAM STUDI ILMU TARBIYAH

KONSENTRASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

PROGRAM PASCASARJANA (PPs)

IAIN RADEN INTAN LAMPUNG

TAHUN 2015 M / 1436 H

KANDUNGAN BUKU

BAB : I

ISU-ISU MANAJEMEN MUTU PENDIDIKAN ISLAM

A. MASALAH MANAJEMEN MUTU

Masalah manajemen mutu dalam bidang pendidikan masih tergolong baru dibandingkan dengan manajemen mutu bidang ekonomi industri.Teori manajemen mutu kemudian menjadi kebutuhan dalam mengelola lembaga-lembaga pendidikan hingga era persaingan merebut jaminan mutu.Pemerintah, masyarakat, dan penggun jasa pendidikan sangat membutuhkan lembaga pendidikan yang bermutu.Hal ini harus direspons oleh para pengelola lembaga pendidikan di tingkat sekolah oleh para pengelola lembaga pendidikan di tingkat sekolah dan madrasah. Sikap demikian akan memberikan manfaat besar baik kepada internal maupun eksternal

Teori Manajemen Mutu kemudian menjadi kebutuhan dalam mengelola lembaga-lembaga pendidikan. Secara internal sekolah/madrasah akan berkembang dan maju sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan dan taraf hidup yang lebih baik. Secara eksternal akan mendapatkan kepuasan layanan-layanan pendidikan. Hubungan timbal balik antara internal-internal secara simulan akan mencerdaskan kehidupan yang bermartabat di mata internasional para tokoh dalam bidang pendidikan berbeda pandangan tentang teori manajemen mutu. Semua teori menempatkan quality (mutu sebagai pusat pengawasan dan evaluasi.

Manajemen Mutu memiliki fokus pada kepuasan pelanggan.Kajian kritis perlu dilakukan dalam menghadapi keragaman teori manajemen mutu.Sebab kadang suatu teori yang tepat digunakan dalam bidang tertentu, belum tentu tepat untuk bidang yang lainnya.Hal ini kadang mengundang perdebatan akademik berkaitan dengan perkembangan suatu teori.

Teori Manajemen Mutu dalam bidang pendidikan masih banyak didasarkan pada teori mutu yang dikembangkan dalam bidang ekonomi oleh para tokoh mutu yaitu W.E. Doming (1990-1992), J.M. Juran (1904-2008), A.V. Fgigonbaum (1922), dan P.B. Crosby (1926-2001) walaupun diantara mereka sendiri masih terdapat perbedaan dalam mendifinisikan mutu dan cara pengukurannya.

Sukses yang telah diraih oleh para ahli dalam bidang ekonomi tersebut banyak mengilhami para ahli dalam bidang pendidikan untuk menerapkan manajemen mutu.Walaupun harus melalui adaptasi-adaptasi teori.Sebab ketika teori manajemen mutu dalam bidang ekonomi diadopsi ke dalam bidang pendidikan ternyata banyak menimbulkan masalah karena danya perbedaan karakteristik antara ekonomi industri dengan pendidikan.Hal ini menimbulkan kajian menarik dikalangan para pemikir/pakar pendidikan untuk mengkaji relevasi manajemen mutu dengan indikator-indikator mutu dalam bidang pendidikan.Kontervensi berpikir antara manajemen mutu pendidikan dengan manajemen ekonomi industri sangat berbeda.

Misalnya parasiswa di sekolah sebagai manusia yang dinamis turut serta menentukan tercapai tidaknya mutu yang diterapkan sekolah. Sedangkan dalam bidang ekonomi industri bahan baku yang diproduksi tergantung sepenuhnya kepada proses dan prosedur baku yang sudah didesain sedemikian rupa.

B. Masalah Pendidikan Islam

Buku ini mengkaji teori manajemen mutu dalam bidang pendidikan Islam.Pintu masuk yang digunakan untuk mengumpulkan data empiris dan aktual dalam rangka menganalisis kritis teori manajemen mutu yaitu lembaga pendidikan Islam seperti madrasah.Madrasah merupakan lembaga pendidikan Islam yang berkembang subur dikalangan umat Islam termasuk di Indonesia.

Kajian tentang madrasah banyak dilakukan oleh para tokoh pendidikan baik tokoh nasional maupun tokoh internasional.Madrasah dalam wacana internasional menimbulkan kontrapersepsi ditimbulkan sebagai akibat dari karakteristik masing- masing lembaga pendidikan Islam secara internasional yang belum dapat penegasan dan penjelasan yang memadai dalam kajian teori maupun praktik.

Atas dasar permasalahan tersebut diperlukan karya-karya monumental hasil penelitian agar dapat memberikan warna dalam wacana intenasional.Melalui langkah strategis ini selain membantu citra positif lembaga pendidikan juga dapat memperbaiki mutu secara internal yang menjadi roh dan subtansi pendidikan bernilai kompetitif.

Madrasah sebagai lembaga pendidikan Islam juga memiliki arus perdebatan antara tradisional dan modernitas, madrasah sebagai lembaga pendidikan Islam formal memerlukan manajemen mutu.Berkaitan dengan hal ini banyak mengundang kritik terhadap rendahnya mutu pendidikan madrasah yang notabene memiliki akar sejarah yang kuat dalam masyarakat Indonesia.Hasil penelitian di madrasah diharapkan mampu mewujudkan sumber daya manusia yang hidup eksis dalamn setiap waktu dan keadaan.Madrasah dapat menjadi salah satu indikator tingkat kemajuan bangsa Indonesia.Bangsa Indonesia dapat dikatakan sudah maju jika didalamnya terdapat sistem pendidikan madrasah yang dikelola dengan baik dan menghasilkan lulusan yang menguasai bidang ilmu yang menjadi inti kurikulumnya.Hal ini dapat dipahami karena melalui pendidikan nilai-nilai suatu bangsa dapat ditanamkan.Ideologi-ideologi dapat dipertahankan dan ilmu-ilmu dapat disebarluaskan.

Manajemen mutu berbasis madrasah telah dipandang sebagai satu-satunya pilihan jika madrasah ingin bermutu.Oleh karena itu, perlu ada pengujian teori manajemen mutu yang mana dapat diperkuat untuk memajukan mutu madrasah di Indonesia.Masalah mutu banyak persoalan terkait dengan standar dan pengukuran mutu itu sendiri.Setiap daerah dan seiap madrasah memiliki keunikan dan kebutuhan prioritas yang relatif berbeda.Penerapan kebijakan pendidikan yang sentralistik mengakibatkan madrasah/sekolah sangat lemah diberbagai kebutuhan dasar pendidikan baik dari segi hardware, software, maupun brainware.

Pendidikan Islam sebagai sebuah proses yang berlangsung cepat dan dinamis termasuk yang paling banyak menghadapi problematika metodologi pengajaran yang dilakukan oleh guru juga masih terlihat banyak yang konvensional. Model pembelajaran aktif belum menjadi pilihan utama.Masalah rendahnya mutu pendidikan Islam akhirnya menjadi akhir penilaian secara umum.

C. Perdebatan Teori Manajemen Mutu Pendidikan

Teori Manajemen Mutu (Quality Manajemen) telah banyak diterapkan dalam berbagai bidang, antara lain: industri dan akademik, produksi dan jasa, profit dan non profit, baik organisasi besar, maupun kecil bahkan dipercayai dan diletakkan sebagai aflury of activity.

Nurua Lopot Mielgo dkk, meneliti tentang hubungan antara mutu dengan manajemen inovasi yang sudah lumrah dianggap bertentangan menurutnya.

Sim B. Sitkin dkk, mendebatkan karakteristik total quality manajemen dalam pendekatan tradisional yang hanya membatasi diri pada kontrol, kontrol mutu karena tidak mengandung unsur pembelajaran secara teoritas, manajemen mutu mudah dirumuskan akan tetapi dalam implemetasinya banyak keragaman bahkan kesulitan sebagaimana dikaji dalam penelitian Rhonda K. Roger dkk.

T. Ravichamdran meneliti manjemen mutu dalam pengembangan sistem organisasi yang melibatkan 1000 perusahaan dan agensi pemerintah dengan menyimpulkan bahwa mutu terbaik hanya dicapai jika top manajemen menciptakan infrastruktur yang mengenalkan perbaikan dalam desain proses dan menghubungkannya dengan segakholders.

John Biggs meneliti penjaminan mutu dalam dua perdebatan apakah sifatnya retrospectika atau prospetiva.Kesimpulannya penelitian Biggs menyatakan bahwa penjaminan, model, quality enhancement, dan quality flexasibility sebagai tahapan tercapainya mutu.

Jitse D.J. Amegde dkk, menyimpulkan bahwa kesuksesan organisasi (kasus yang diteliti yaitu universitas kigdom) ditentukan oleh adanya distribusi kepemimpinan yang membentuk tim, bukan pada perseorangan pemimpin.

Dirkvan Damme menyimpulkan bahwa penjaminan mutu (SA) harus kolaborasi antara pemerintah dan institusi pendidikan dengan pengukuran yang diperluas.

Penjaminan mutu di Australia muncul diakibatkan adanya desakan globalisasi namun juga hasilnya memberikan kotrabusi pada globalisasi secara simultan.

G. Srikanthan menyimpulkan pentingnya modal hidup yang menggabungkan idealitas pendidikan pelayanan dan etos perilaku dalam pendidikan tinggi sehingga terjadi sinergi antara pendidikan dan teori organisasi.

Berdasarkan uraian hasil-hasil penelitian yentang manajemen mutu, perdebatan akademiknya terletak pada pengukuran dan pengelolan mutu itu sendiri bukan pada penting tidaknya manajemen mutu. Nina Becket dan Maureen Brookes menyatakan bahwa banyak negara mengadopsi model pengukuran mutu SPT, TQM, EFQM, Excellence Model Balanced Scorecard, Malcom Baldridye Award, ISO 9000 Series, Busings Process Rx Enginering dan SERVQUAL.

Berdasarkan perdebatan teori di atas dapat dipahami bahwa masalah mutu pendidikan erat kaitannya dengan model manajemen yang diimplementasikan dalam lembaga pendidikan tersebut.

BAB II

TRANSFORMASI TEORI MANAJEMEN MUTU

Teori manajemen mutu dalam bidang pendidikan mulai diperkenalkan tahun 1990-an setelah mencapai sukses dalam bidang industri pada tahun 1980-an di Jepang. Meskipun manajemen mutu dalam bidang industri sukses tetapi dalam bidang pendidikan masih banyak perdebatan berkait dengan pengukuran dan sistem penjaminan mutu itu sendiri.

A. Konsep Mutu Pendidikan Menurut Deming,

mutu adalah kesesuaian dengan kebutuhan pasar menurut mutu suatu produk adalah kecocokan penggunaan produk (fitness for use) untuk memenuhi kepuasan pelanggan. Pendapat para ahli manajemen mutu bidang industri di atas berpendapat dua arus pemikiran tentang konsep mutu, yang pertama bahwa kepuasan pelanggan menjadi target yang harus dicapai dalam penjualan produk sedangkan yang kedua bahwa suatu produk memiliki kualitas apabila sesuai dengan standar kualitas yang telah ditentukan.

Implementasi kedua arus pemikiran di atas dapat dikompromikan yaitu bahwa mutu memiliki dua aspek utama, yaitu pertama produknya memenuhi tuntutan pelanggan.Kedua produk sesuai dengan standar. Pendapat pakar di atas memberikan gambaran jelas bahwa konsep mutu bersifat dinamis, konsep mutu dipandang sebagai konsep yang relatif, tidak mutlak, bermutu menurut satu prespektif belum tentu bermutu menurut prespektif lain.

B. Framework Manajemen Mutu dalam Bidang Pendidikan

Kata manajemen berasal dari bahasa latin yaitu kata mamus yang berarti tangan dan agere yang berarti melakukan. Kata mamus dan angere digabungkan menjadi managere yang artinya menangani. Menurut Howord M. Carlisle, bahwa manajemen adalah proses mengarahkan, mengkoordinasikan, dan memengaruhi operasional organisasi untuk memperoleh hasil yang diinginkan. Hakikatnya manajemen merupakan perangkat pengetahuan tentang ontologi, epistemologi, dan aksiologi dalam rangka menemukan solusi atas masalah-masalah organisasi.

Menurut Luther Gulick, manajemen dipandang sebagai suatu bidang pengetahuan yang secara sistematis berusaha memahami mengapa dan bagaimana orang bekerja sama.

Pengertian manajemen dari sudut fungsinya adalah proses kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pelaksanaan, dan pengendalian sumber daya administrasi untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Teori yang berkembang dalam bidang manajemen dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu:

Pertama, teori klasik yang berasumsi bahwa manusia itu sifatnya rasional dan organisasi bekerja dengan pendekatan ilmiah yang berlangsung secara terstruktur.

Kedua, teori neo klasik yang berasumsi bahwa manusia sebagai makhluk sosial yang harus dikembangkan untuk mengaktualisasikan diri manusia.

Ketiga, teori modern yang berasumsi bahwa organisasi adalah sistem yang terbuka dan kompleks.

Manajemen pendidikan memiliki keterkaitan dengan perubahan budaya organisasi.Mutu organisasi dapat dicapai disempurnakan dan dikembangkan dengan implementasi sistem manajemen.

Praktik manajemen mutu pendidikan tidak selamanya berjalan mulus dan lancar, kadang- kadang muncul berbagai kendala dalam mewujudkan mutu pendidikan sebagaimana yang diharapkan kesulitan yang dihadapi dalam bidang pendidikan antara lain:

Pertama: lembaga pendidikan berbeda dengan layanan jasa dan perdagangan lainnya karena tugas pendidikan agar siswa memiliki berbagai nilai dan kepercayaan yang semuanya sukar untuk diukur.

Kedua,tujuan pendidikan termasuk yang paling sukar diukur tingkat ketercapaiannya pada saat siswa-siswi selesai proses belajar mengajar di sekolah.

Ketiga,peserta didik disatu pihak sebagai pelanggan yang harus diberikan pelayanan pendidikan dan pembelajaran terbaik.

Keempat, kepala sekolah dan guru memiliki profesi yangs ama yaitu latar belakang guru sistem koordinasi antara kepala sekolah dan guru terkadang menjadi saling bergeser tidak sebagai atasan dan bawahan sebagaimana dalam perusahaan.

Kelima, manajemen sekolah menghadapi masalah fragmentatif sehingga pengambilan keputusan sekolah banyak dipengaruhi oleh faktor tuntutan dari pihak luar, seperti wali siswa, pemerintah, dan lapangan kerja.

Manajemen mutu secara aktual maupun lokal, dipengaruhi oleh konteks mutu organisasi, manajemen mutu pendidikan pada dasarnya bertujuan untuk mencari perubahan fokus sekolah, dari kelayakan jangka pendek menuju ke arah perbaikan mutu jangka panjang serta dampaknya terhadap perubahan nilai-nilai budaya sekolah. Lembaga pendidikan dalam menerapkan manajemen mutu, agar berhasil perlu dirumuskan beberapa prinsip pokok antara lain.

Pertama, tanggung jawab dan dukungan (ommitement), komitmen yang dimaksud adalah komitmen dari pimpinan lembaga pendidikan yang dikomunikasikan pada semua pihak dalam lembaga pendidikan tersebut, kedua pendidikan dan pelatihan (education and training).

SISTEM PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN

Secara histrois, gerakan untuk menerapkan manajemen mutu dalam bidang pendidikan dimulai sejak tahun 1980-an di Amerika Serikat kehadiran manajemen secara terpadu sebagai konsep manajemen modern berusaha untuk memberikan respon secara tepat terhadap setiap perubahan yang ada baik yang didorong oleh tantangan eksternal maupun kekuatan internal organisasi. Manajemen mutu adalah filosofi komprehensif di kegiatan dalam organisasi yang menekankan pencarian secara konsisten terhadap perbaikan yang berkelanjutan.

Sikap Penjaminan Mutu Pendidikan

Perencanaan mutu pendidikan merupakan fokus fungsi pertama dalam siklus manajemen mutu.

Menurut Handoko, perencanaan meliputi pemilihan atau penetapan tujuan-tujuan organisasi, penentuan startegi, kebijakan, proyek, program, prosedur, metode, sistem, anggaran, dan standar yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan.

Secara historis, konsep dasar perencanaan pendidikan telah dikenal 25 abad yang lalu yaitu sejak bangsa sparta mengembangkan sistem pendidikan yang ditujukan untuk membentuk manusia sparta dibidang militer, sosial, dan ekonomi.

Pelaksanaan Rencana Berbasis Standar Mutu Pelaksanaaan merupakan fungsi kedua dalam siklus manajemen mutu terpadu setelah perencanaan, pelaksanaan yang tidak sesuai rencana sama buruknya dengan rencana yang tidak dilaksanakan.

Keenam, kepala sekolah memiliki tugas mengajar yang sering menjadi sibuk, sehingga kurang memiliki waktu untuk melaksanakan manajemen mutu di sekolah.

LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM DALAM SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL

Dinamika Madrasah Madrasah

di Indonesia mengalami berbagai perubahan dan proses sejarah panjang mulai dari pengaruh penjajah barat, pendidikan haramain sampai akulturasi budaya lokal tradisional Hindu-Budha.

Madrasah di Indonesia pada abad ke-20 muncul sebagai fenomena modern yang memberikan pelajaran agama Islam tingkat rendah dan menengah hingga seperti sekarang karena dua situasi, pertama adanya dorongan pembaruan Islam internal, kedua adanya respon pendidikan Islam terhadap kebijakan pendidikan Hindia- Belanda.

Madrasah hidup, berkembang, dan didukung oleh masyarakat sosial ekonomi rendah. Benang merah yang menghubungkan dan mengembangkan lebih lanjut kebijaksanaan sejak dimasukkannya tujuh mata pelajaran umum di Madrasah (tahun 1950) sampai dengan diberlakukannya Undang-undang Nomor 2 tahun 1989 yang memberikan penegasan bahwa madrasah adalah sekolah umum yang berciri khas agama Islam. Perubahan yang sangat mendasar yang telah terjadi dalam manajemen pendidikan di Indonesia ialah suatu manajemen yang pada awalnya bersifat sentralistik diubah menjadi disentralisasi dan menempatkan ekonomi pendidikan pada tingkat sekolah.

MODEL PEMBANGUNAN TEORI

MANAJEMEN MUTU PENDIDIKAN ISLAM

Landasan teori manajemen mutu pada pembahasan sebelumnya mengarah pada perlunya mengembangkan teori manajemen mutu dalam pendidikan Islam atau madrasah. Proses kegiatan yang berjalan di pendidikan Islam memiliki koherensi dengan proses pembelajaran, seperti dijelaskan pada bab lainnya bahwa faktor dominan yang mempengaruhi manajemen mutu adalah kepemimpinan.

Langkah kedua untuk memastikan bahwa apa yang direncanakan tersebut berjalan baik sesuai dengan aturan yang ditetapkan dalam rangka mencapai mutu terbaik maka diperlukan kontrol mutu. Mutu dapat dikontrol dengan cara evaluasi kinerja para pegawai. Agar lembaga pendidikan Islam tetap eksis di tengah persaingan global perlu memiliki startegi peningkatan model dan cara mengukurannya, strategi tersebut pada dasarnya bertumpu pada kemampuan memperbaiki dan merumuskan visinya setiap zaman yang dituangkan dalam rumusan tujuan pendidikan yang jelas. Sedangkan sasaran manajemen mutu antara lain fokus pada pelanggan. Dalam manejemen mutu pelanggan dibagi dua yaitu pelanggan internal dan pelanggan eksternal.

MANAJEMEN MUTU PESERTA DIDIK

Mutu peserta didik di madrasah perlu dikembangkan dengan mengacu pada karakteristik pendidikan Islam itu sendiri. Selanjutnya kedudukan peserta didik dalam ajaran Islam ditempatkan pada kedudukan yang terhormat dan dihormati mutu peserta didik pada madrasah sebagai basis standar mutu dalam merumuskan visi, misi, dan tujuan madrasah menjadi semakin jelas memerlukan manajemen mutu terpadu yang meletakkan mutu sebagai fokus dan dilaksanakan secara terencana terukur dan berkelanjutan.

MANAJEMEN MUTU

SUMBER DAYA MANUSIA DALAM PENDIDIKAN ISLAM

Sumber daya manusia yang paling menentukan maju mundurnya suatu madrasah perlu dikaji secara mendalam diantaranya adalah tenaga guru.Kedudukan yang tinggi dan terhormat dan tinggi diberikan kepada para guru karena berkat guru itulah peserta didik di madrasah dapat hidup dengan baik dan menyongsong tugas di hari depannya dengan gemilang. Guru adalah teladan bagi peserta didiknya sebagaimana Rasulullah SAW bagi umatnya, dalam penunjukkan dan pemilihan guru itu janganlah hanya didepankan pada kualitas akademiknya saja melainkan iman dan tindak tanduk mereka juga harus dipertimbangkan.

MASA DEPAN MANAJEMEN MUTU PENDIDIKAN ISLAM

Mutu pendidikan Islam dapat dicapai dan dikembangkan melalui implementasi sistem penjamin mutu internal dan eksternal secara sinergi yang berfokus pada tingkat capaian mutu pada sistem pendidikan secara bertahap dan berkelanjutan.

Tujuan menerapkan sistem penjaminan mutu internal ada dua yaitu pertama untuk perbaikan mutu secara bekelanjutan dan kedua untuk akuntabilitas lembaga pendidikan Islam.Gaya kepemimpinan kepala madrasah memiliki peranan yang penting dalam mencapai mutu pendidikan.Model kepemimpinan kepala madrasah dalam sistem penjaminan mutu sangat dominan.

Dirjen Pendis Kementerian Agama, subdit dikdasmen, kabid mapenda selaku pembuat kebijakan dalam bidang pendidikan Islam perlu membuka kesempatan yang luas kepada madrasah untuk melakukan inisiasi dan inovasi sejalan dengan Undang-Undang Otonomi Daerah yang menyediakan sumber daya manusia yang berstandar untuk untuk penguatan kapasitas madrasah taraf internasional sumber daya manusia didalamnya perlu dibangun budaya mutu yang penuh dengan nilai-nilai persaingan mutu, sehingga kreativitas dan produktifitasnya dapat memberikan kepuasan stake holders internal dan stake holders eksternal.

BAB III

KELEBIHAN DAN KEKURANGAN BUKU

Buku ini menurut saya memiliki banyak kelebihan karena kajiannya sangat luas dan terperinci sehingga dapat memberikan pandangan luas dan pemahaman kepada saya selaku pembaca dan memberikan pembelajaran yang lebih terhadap disiplin keilmuan yang terkait dengan dunia pendidikan khususnya pendidikan Islam.

Dalam buku ini dilengkapi wawasan yang sangat luas terhadap peningkatan mutu, teori-teori dari para ahli, masalah-masalah yang terjadi pada dunia pendidikan dan lain-lain sehingga menambah keyakinan para pembaca untuk melaksanakan petunjuk yang ada dalam buku ini.Selain itu buku ini juga sangat membantu para guru maupun kepala madrasah bagaimana mengelola pendidikan yang baik dan benar sehingga sekolah tersebut menjadi sekolah yang bisa mencetak generasi Islam yang cerdas jasmani dan rohani.

Sedangkan kekurangannya saya hampir tidak melihat adanya uraian dan kajian yang kurang atau tidak bisa kami pahami hanya mungkin perlu muatan filosofi yang lebih di dalam kajian peningkatan mutu manajemen pendidikan Islam agar menjadi sumber pemahaman tambahan bagi yang membaca, mengkaji, mendalami, dan menjalankan manajemen pendidikan.

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

Dari uraian resensi diatas, dapat saya simpulkan bahwa mutu pendidikan Islam itu dapat di capai dan dilaksanakan melalui sistem penjaminan mutu baik interen maupun eksteren serta konsisten dan fokus terhadap pencapaiakn mutu pada setiap sistem pendididkan secara bertahap danberkelanjutan.Umat Islam mendapat tantangan untuk melanjutkan dan melestarikan Islam rahmatan lil alamin, salah satunya bidang manajemen maka semua pihak mendukung tentang pengelolaan manajemen pendidikan Islam agar tetap terjaga sepanjang masa.Buku yang di resensi.

Hal ini bisa menjadi salah satu karya disiplin keilmuan yang bisa dijadikan pedoman dalam peningkatan mutu kualitas pendidikan, sumber daya manusia, dan kesejahteraan masyarakat yang terkait dengan dunia pendidikan dan pelaku-pelaku pendidikan yang berkaitan dengan perkembangan dan persaingan serta peningkatan kualitas dibidang keilmuan.

Sedangkan untuk saran dari saya selama meresensi buku ini adalah saya berharap banyak kajian semacam buku ini yang lebih luas kedepan agar bisa memperkaya keilmuan dan khasanah didalam dunia pendidikan serta masyarakat umum.

Terima kasih.

Disusun

oleh :Muhammad Syaifudin Juhri,S.Pd.I