manajemen mutu

3
PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA MANUSIA DALAM ORGANISASI PENDAHULUAN Semua organisasi saat ini dihadapkan pada era globalisasi dan persaingan yang semakin ketat. Globalisasi akan terus berlanjut seiring dengan dinamika perubahan lingkungan. Dalam ekonomi global, barang, manusia, kemampuan/skill, dan ide bergerak bebas melintas batas suatu negara. Untuk menyusun strategi dalam persaingan, organisasi perlu memperhatikan lingkungan internal dan eksternal yang akan berpengaruh dalam menetukan strateginya. Dalam lingkungan internal, sumberdaya dan kemampuan unik organisasi atau perusahaan merupakan sarana utama dalam meraih keunggulan persaingan. Salah satu sumberdaya yang dimiliki organisasi adalah sumberdaya manusia, yang perlu dilatih dan dikembangkan melalui pelatihan dan pengembangan (Michael A. Hitt et.al., 1997). Sumberdaya manusia sebagai asset terpenting, memiliki peran strategis dalam menghadapi persaingan. Kualitas dan kompetensi anggota organisasi dapat dijadikan sebagai alat untuk meraih keunggulan kompetitif (competitive advantage) dan membawa kesuksesan organisasi. Melalui pelatihan (training) dan pengembangan (development) secara efektif keunggulan kompetitif ini dapat diraih. Dalam lingkungan persaingan yang semakin ketat, program pelatihan dan pengembangan tidak lagi sebagai suatu pilihan, tetapi sudah merupakan suatu kebutuhan. Pelatihan dan pengembangan perlu dikaitkan dengan strategi organisasi dalam menghadapi dinamika perubahan lingkungan. Perubahan strategi akan berdampak pada program pelatihan dan pengembangan. Dalam kenyataannya seringkali program ini masih terpisah dengan strategis organisasi karena line manager belum disiapkan. Bahkan ada beberapa organisasi yang menganggap biaya program ini sebagai cost, bukan sebagai investasi. Meskipun program pelatihan dan pengembangan

Upload: frans-newtony

Post on 30-Jul-2015

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Manajemen mutu

PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA MANUSIA DALAM ORGANISASI

PENDAHULUAN

Semua organisasi saat ini dihadapkan pada era globalisasi dan persaingan yang semakin

ketat. Globalisasi akan terus berlanjut seiring dengan dinamika perubahan lingkungan. Dalam

ekonomi global, barang, manusia, kemampuan/skill, dan ide bergerak bebas melintas batas

suatu negara. Untuk menyusun strategi dalam persaingan, organisasi perlu memperhatikan

lingkungan internal dan eksternal yang akan berpengaruh dalam menetukan strateginya. Dalam

lingkungan internal, sumberdaya dan kemampuan unik organisasi atau perusahaan merupakan

sarana utama dalam meraih keunggulan persaingan. Salah satu sumberdaya yang dimiliki

organisasi adalah sumberdaya manusia, yang perlu dilatih dan dikembangkan melalui pelatihan

dan pengembangan (Michael A. Hitt et.al., 1997).

Sumberdaya manusia sebagai asset terpenting, memiliki peran strategis dalam

menghadapi persaingan. Kualitas dan kompetensi anggota organisasi dapat dijadikan sebagai

alat untuk meraih keunggulan kompetitif (competitive advantage) dan membawa kesuksesan

organisasi. Melalui pelatihan (training) dan pengembangan (development) secara efektif

keunggulan kompetitif ini dapat diraih. Dalam lingkungan persaingan yang semakin ketat,

program pelatihan dan pengembangan tidak lagi sebagai suatu pilihan, tetapi sudah merupakan

suatu kebutuhan.

Pelatihan dan pengembangan perlu dikaitkan dengan strategi organisasi dalam

menghadapi dinamika perubahan lingkungan. Perubahan strategi akan berdampak pada

program pelatihan dan pengembangan. Dalam kenyataannya seringkali program ini masih

terpisah dengan strategis organisasi karena line manager belum disiapkan. Bahkan ada

beberapa organisasi yang menganggap biaya program ini sebagai cost, bukan sebagai

investasi. Meskipun program pelatihan dan pengembangan membutuhkan biaya yang tidak

sedikit, tetapi lebih banyak manfaat yang dapat dipetik oleh organisasi.

Ada dua pandangan mengenai program pelatihan dan pengembangan ini, yaitu :

1. Value oriented statements, bahwa nilai-nilai yang kita pegang menjadi pedoman dalam

perilaku, sehingga menjadi tanggungjawab moral manager untuk mengembangkan

bawahannya.

2. Role oriented statements, yaitu adanya peraturan formal yang mewajibkan setiap

karyawan harus mengikuti pelatihan dan pengembangan. Sementara banyak eksekutif

puncak yang menganggap bahwa anggota organisasi merupakan sumber utama dalam

meraih keunggulan bersaing, sehingga peran pelatihan dan pengembangan menjadi

penting dalam mencapai tujuan tersebut. Dengan pelatihan dan pengembangan,

organisasi akan lebih cepat beradaptasi dengan perubahan lingkungan bisnis dan lebih

mampu bersaing.

Page 2: Manajemen mutu

PELATIHAN (TRAINING)

Sebelum kegiatan pelatihan dan pengembangan dilakukan, biasanya diawali dengan

sosialisasi (socialization) atau orientasi. Sosialisasi adalah merupakan proses yang mengacu

pada pengajaran budaya organisasi dan filsafat bagaimana melakukan usaha, termasuk

bagaimana memahami dan menerima nilai-nilai, norma, dan keyakinan yang dianut oleh

anggota organisasi. Orientasi juga merupakan pelatihan yang ditujukan bagi karyawan baru

terhadap pekerjaan mereka, rekan sekerja dan lingkungan organisasi. Orientasi membantu

memecahkan masalah-masalah yang dihadapi oleh karyawan baru ketika pertama kali

bergabung dengan organisasi. Karyawan membutuhkan informasi dasar tentang organisasi,

seperti informasi mengenai kompensasi, jam kerja, dan dengan siapa dia harus bekerjasama.

Orientasi juga membantu karyawan mempelajari sikap, standar, nilai-nilai, dan perilaku yang

diharapkan oleh organisasi atau pimpinannya (Dessler, 1997).

Tujuan orientasi ini adalah untuk membantu para karyawan agar belajar mengenai

organisasi secepat mungkin, sehingga dapat segera memberikan kontribusi pada organisasi.

Orientasi akan mengurangi perasaan asing bagi karyawan baru, mengurangi rasa cemas,

kuatir, membantu karyawan lebih cepat beradaptasi dengan organisasi, karyawan merasa lebih

aman, dan karyawan merasa lebih diperhatikan (handoko, 1995). Bagi organisasi orientasi

memiliki beberapa tujuan, yaitu untuk meningkatkan produktivitas karyawan, mengurangi

tingkat turn over, dan pengenalan organisasi (Mathis & Jackson, 2002).

Pelatihan (training) merupakan proses sistematis yang bertujuan untuk mengubah perilaku

karyawan agar sesuai dengan tujuan organisasi. Dalam pelatihan diciptakan suatu lingkungan

dimana karyawan dapat mempelajari tentang sikap, kemampuan, skills, pengetahuan, dan

perilaku tertentu yang berkaitan dengan suatu pekerjaan. Menurut Simamora (1997), pelatihan

lebih fokus pada peningkatan keterampilan yang dibutuhkan saat ini atau yang akan segera

muncul.

Menurut Mathis & Jackson (2002), pelatihan adalah proses dimana individu-individu atau

karyawan mencapai kemampuan tertentu guna membantu pencapaian tujuan organisasi.

Pelatihan menyediakan para karyawan pengetahuan yang spesifik, dapat diketahui dan

keterampilan yang dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan yang saat ini mereka hadapi.

Pelatihan menyiapkan karyawan untuk melaksanakan tugas atau pekerjaan-pekerjaan

sekarang. Jadi pelatihan adalah proses peningkatan kemampuan atau keterampilan karyawan

agar dapat melaksanakan tugas atau pekerjaan yang saat ini mereka hadapi.

Secara garis besarnya, pelatihan dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu pelatihan

internal (OJT/On the Job Training) dan pelatihan eksternal.