manajemen hubungan lembaga pendidikan dengan masyarakat

28
MANAJEMEN HUBUNGAN LEMBAGA PENDIDIKAN DENGAN MASYARAKAT Disusun oleh: Agustina Sekar Puspita 14304241020 Fitri Febriani 14304241021 Neny Andriyani 14304241022 Alvie Aulia SD 14304241032 Jurusan Pendidikan Biologi Kelas A JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

Upload: neny-andriyani

Post on 17-Jan-2016

26 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

hubungan lembaga pendidikan dengan masyarakat untuk memajukan pendidikan indonesia

TRANSCRIPT

Page 1: Manajemen Hubungan Lembaga Pendidikan Dengan Masyarakat

MANAJEMEN HUBUNGAN LEMBAGA PENDIDIKAN DENGAN

MASYARAKAT

Disusun oleh:

Agustina Sekar Puspita 14304241020

Fitri Febriani 14304241021

Neny Andriyani 14304241022

Alvie Aulia SD 14304241032

Jurusan Pendidikan Biologi Kelas A

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2015

Page 2: Manajemen Hubungan Lembaga Pendidikan Dengan Masyarakat

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ........................................................................................................................1

Humas Pendidikan ............................................................................................................2

A. Komunikasi ............................................................................................................2

B. Jenis-jenis humas pendidikan..............................................................................3

C. Komunikasi persekolahan.....................................................................................4

D. Komunikasi dalam sekolah ..................................................................................7

E. Bentuk-Bentuk Hubungan Sekolah dengan Masyarakat ...................................11

F. Sarana pendukung penyampaian informasi........................................................12

G. Partisipasi masyarakat .........................................................................................13

H. Pola Pelaksanaan Hubungan Sekolah dengan Masyarakat ............................17

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................................19

Lampiran ............................................................................................................................20

1

Page 3: Manajemen Hubungan Lembaga Pendidikan Dengan Masyarakat

Humas pendidikan

Humas merupakan hubungan masyarakat atau public relation. Humas dapat diartikan

sebagai suatu kegiatan usaha yang berencana yang menyangkut ikatan baik, rasa

simpati, saling mengerti untuk memperoleh pengakuan, penerimaan dan dukungan

masyarakat melalui komunikasi dan sarana lain (media massa) untuk mencapai

kemanfaatan dan kesepaatan bersama, Mulyono,2008: 201).

A. Komunikasi

Humas atau hubungan masyarakat erat kaitannya dengan komunikasi baik

antara warga pendidikan(pendidik, peserta didik, staff pendidikan dan lainnya)

maupun dengan masyarakat luas. Humas pendidikan lebih menekankan pada

hubungan namun komunikasi lebih menekankan pada bentuk hubungan

penyampaian informasi. Komunikasi merupakan sebuah proses yang berlangsung

secara terus menerus dan dimulai sejak munculnya makhluk hidup. Komunikasi tidak

hanya dilakukan oleh manusia, namun juga dilakukan oleh makhluk hidup lainnya

sebagai syarat kehidupan. Komunikasi berasal dari bahasa latin “communiatus” yang

artinya “berbagi” atau “menjadi milik bersama”, Rochajat,2008:20). Menurut Berelson

dan Steiner, komunikasi adalah proses penyampaian informasi, gagasan, emosi,

keahlian, dan lainnya. Sedangkan menurut Osgood komunikasi merupakan satu

sistem, sebuah sumber, mempengaruhi yagn lain, si tertuju, dengan pemanipulasian

sibol-simbol alternatif, yang dapat disebarkan melalui saluran yang menghubungkan

keduanya. Dan menurut Suharsimi dan Yuliati komikasi adalah proses penyampaian

sumber berita kepada orang lain. Jadi dari berbagai pemaparan di atas dapat

disimpiulkan bahwa komunikasi adalah suatu proses penyampaian sumber

informasi, gagasan, emosi dan keahlian dengan pemanipulasian simbol kepada

komunikan melalui saluran yang menghubungkan keduanya.

Dari definisi yang telah dipaparkan, komunikasi memiliki beberapa komponen

antara lain sumber informasi, pengirim berita, berita atau pesan atau isyarat, media

penyampai dan penerima.

a. Sumber informasi

Sumber informasi merupakan asal diperolehnya suatu informasi.

b. Pengirim berita

Pengirim berita seseorang yang menyampaikan informasi kepada orang

lain yang biasa disebut komunikator atau coder.

c. Berita atau pesan atau isyarat

Berita merupakan hal yang disampaikan epada orang lain yang berupa

gerakan, suara dan benda. Menurut Johnson berita atau informasi

2

Page 4: Manajemen Hubungan Lembaga Pendidikan Dengan Masyarakat

sebaiknya bersifat integratif, untuk jangka waktu tertentu, cukup

mendetail, dan berorientasi pada masa yang akan datang,

Made.2011:149).

d. Media penyampaian

Media penyampaian adalah segala sesuatu yang digunakan untuk

menyampaikan berita kepada orang lain.

e. Penerima

Penerima adalah orang atau kelompok yang diberi berita.

f. Tujuan

Merupakan tujuan disampaikannya suatu berita.

(Surahmini, 2012)

Berdasarkan caranya komunikasi terbagi menjadi dua yaitu verbal dan non

verbal. Secara verbal komunikasi disampaikan dalam bentuk kata-kata baik lisan

maupun tulisan. Sedangkan nonverbal disampaikan dalam bentuk selain kata-kata

seperti gestur, sikap, tingkah laku, gambar dan bentuk lainnya yang mengandung

arti. Selain itu komunikasi terbagi menjadi dua berdasarkan tindakannya yaitu

langsung dan tidak langsung. Komunikasi secara langsung yaitu komunikasi yang

ditujukan kepada komunikan secara langsung baik perseorangan maupun kelompok,

contohnya berbicara tatap muka maupun telepon dan menulis surat kepada

seseorang atau organisasi. Dan komunikasi secara tidak langsung yaitu komunikasi

yang dilakukan tidak perseorangan atau melalui medium, contohnya informasi

melalui surat kabar, majalah, radio, TV, film, dan lainnya.

B. Jenis-jenis humas pendidikan

Dari segi komunikasi, berdasarkan kegiatannya humas dilakukan dengan dua cara

yaitu:

a. Komunikasi formal

Komunikasi yang dilakukan petugas-petugas yang ditunjuk oleh lembaga atau

instansi untuk melakukan kegiata humas.

b. Komunikasi informal

Komunikasi yang dilakukan oleh perorangan atau kelompok melalui jalur yang

tidak direncanakan terlebih dahulu.

Adapun tujuan dari humas yaitu:

a. Sarana untuk mengenalkan diri pada masyarakat luas.

b. Alat penyebar gagasan

3

Page 5: Manajemen Hubungan Lembaga Pendidikan Dengan Masyarakat

c. Sarana memperoleh bantuan dan dukungan.

d. Memenuhi naluri keingintahuan manusia.

e. Memelihara kelangsungan hidup sekolah.

f. Meningkatkan mutu pendidikan sekolah yang bersangkutan

g. Memperkaya dan memperluas program sekolah sesuai dengan perkembangan

dan masyarakat.

h. Mengembangkan kerja sama yang lebih erat antara keluarga dan sekolah dalam

mendidik anak-anak, Mulyono,2008).

C. Komunikasi persekolahan

Komunikasi yang terdapat dalam sekolah terbagi menjadi 2, yaitu:

a. Komunikasi internal

Komunikasi yang terjadi di dalam ruang lingkup sekolah, contohnya antara lain:

Komunikasi guru biologi dengan guru agama

Komunikasi siswa dengan guru mata pelajaran

Komunikasi siswa dengan tata usaha

Komunikasi guru dengan kepala sekolah

Komunikasi kepala sekolah dengan tata usaha

b. Komunikasi eksternal

Komunikasi yang terjadi antara sekolah dengan masyarakat pada

umumnya, misalnya dengan Departemen Pendidikan, dengan orang tua wali dan

dengan sekolah lain.

Arus komunikasi tersebut apabila digambarkan dalam bentuk bagan,

maka akan terlihat seperti pada gambar berikut :

4

Page 6: Manajemen Hubungan Lembaga Pendidikan Dengan Masyarakat

Dalam bagan tersebut, terlihat adanya berbagai komunikasi yang sifatnya

kedinasan, resmi dan formal dan ada komunikasi yang sifatnya tidak resmi. Dalam

hubungan resmi yang terjadi antara sekolah dengan kantor wilayah Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan maupun Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

pusat, disebut sebagai hubungan komunikasi vertikal (jalur menegak). Ditinjau dari

arah komunikasinya, maka dapat dibedakan menjadi :

a. Komunikasi ke atas

Yaitu komunikasi yang dilakukan oleh lembaga dibawah yang ditujukan kepada

lembaga-lembaga tinggi pendidikan. Isi komunikasi dapat berupa :

1. Laporan

Terdiri atas laporan perencanaan, contohnya antara lain: pengajuan program

kerja oleh sekolah kepada Kepala Bidang, usul pengadaan sarana di sekolah,

usul pelajaran yang dibuat oleh guru yang diusulkan pada kepala sekolah atau

kepala kurikulum.

2. Informasi

Laporan tentang kejadian-kejadian yang terjadi di sekolah yang tidak direncakan

terlebuh dahulu. Contoh : adanya kerusakan sarana atau prasarana sekolah,

informasi siswa berprestasi

3. Keluhan dan saran

Adanya keluhan dan saran-saran dari bawahan harus diterima dengan baik oleh

atasan. Ini menunjukkan adanya iklim demokrasi dalam pendidikan.

b. Komunikasi ke bawah

Komunikasi yang diberikan oleh atasan kepada bawahan dalam jalur organisasi.

Contoh :

Perintah dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan kepada instansi daerah

Perintah dari Kepala Sekolah kepada guru mata pelajaran

5

Page 7: Manajemen Hubungan Lembaga Pendidikan Dengan Masyarakat

Tujuan komunikasi kebawah adalah untuk memberitahu, mendorong,

menyadarkan, mempengaruhi dan memerintahkan agar bawahan bersikap dan

bertindak sesuai dengan tujuan bersama.

Wujud komunikasi ke bawah yang bersifat kedinasan selalu dalam bentuk

tertulis, teguran, edaran, surat keputusan, pemberitahuan, pedoman dan lain

sebagainya.

Disamping komunikasi menegak (vertikal), ada juga komunikasi yang sifatnya

horizontal yang dilakukan sekolah dengan instansi lain. Komunikasi horizontal terdiri

dari:

a) Komunikasi antara sekolah dengan instansi sejenis, baik dalam lingkup yang

khusus (antara SMK dengan SMK lain) maupun dalam lingkup yang luas

(antar SMK dengan SMA) yang mempunyai tujuan yang sama.

b) Komunikasi antara sekolah dengan instansi lain yang tidak sejenis, misalnya

dengan bank, kantor telepon dan lain-lain.

c. Komunikasi sekolah dengan masyarakat

Di Indonesia, hubungan antara sekolah dengan masyarakat telah terjalin.

Sejak dibentuknya seorang kepala sekolah dengan empat wakil kepala sekolah yang

bertugas sebagai pengelola pengajaran, sarana prasarana dan interpretation.

Bagian iterpretation ini bertugas menerjemahkan keadaan dan kebutuhan

masyarakat melalui survey dan penelitian mengenai sosial ekonomi, serta potensi

geografis wilayah tersebut. Setelah diteliti, maka hasil penelitian tersebut diserahkan

kepada kepala sekolah sebagai pengelola pengajaran untuk mengaitkan program

pendidikan danpengajaran dengan hasil penemuan tersebut.

Perencanaan pengadaan sarana dan prasara dipersiapkan terlebih dahulu

sebelum dilaksanakannya program pengajaran tersebut. Setelah semua persiapan

telah dilakukan dan program dijalankan, harus ada komunikasi dengan masyarakat

dan wali siswa untuk memberikan pengertian tentang tujuan, program dan hasil-hasil

program. Sehingga orangtua bisa diajak untuk berpartisipasi dalam usaha

pendidikan anak mereka, bekerjasama dalam proses belajar anak dan membantu

memajukan program pendidikan melalui keahlian dan keterampilan mereka.

Elsbree memberikan 9 prinsip pengelolaan hubungan sekolah dengan masyarakat,

yaitu:

1. Ketahui apa yang anda yakini

6

Page 8: Manajemen Hubungan Lembaga Pendidikan Dengan Masyarakat

2. Laksanakan program pendidikan dan bersahabatlah dengan masyarakat

3. Kenali masyarakat anda

4. Adakanlah survey dengan masyarakat di daerah anda

5. Pelajari masyarakat dan daerah anda melalui dokumen-dokumen

6. Jadilah anggota organisasi masyarakat

7. Adakanlah kunjungan ke rumah orang tua siswa

8. Layanilah masyarakat untuk membantu program sekolah anda

(Tim pengembang ilmu pendidikan UPI, 2009:169-170)

D. Komunikasi dalam sekolah

Komunikasi dalam sekolah disebut komunikasi internal. Komunikasi ini terjadi

antara personil yang terlibat dalam hubungan kerjasama disekolah untuk mencapai

tujuan bersama, yaitu lulusan yang bermutu. Oleh karena sekolah merupakan

keluarga kecil dan akrab, maka komunikasi yang terjadi berupa atau bersifat resmi

maupun tidak resmi .

1. Komunikasi antara kepala sekolah dengan guru

Disekolah, guru merupakan pembantu kepala sekolah. Tanpa bantuan guru-

guru. Tidak memungkinkan akan terjadinya kegiatan belajar mengajar. Itulah

sebabnya komuniakasi antara kepala sekolah dengan guru-guru harus dijalin

sehingga hubungan mereka menjadi hubungan dinas yang akrab dan tentunya

bebas. Kepemimpian ooriter (menunjukan kekuasaan) tidak perlu dipertahankan.

Oleh karena komunikasi antara kepala sekolah dengan guru terjadi secara

vertikal maka arah komunikasi datang dari atas dan dari bawah, atau komunikasi

kebawah dan keatas.

Komunikasi kebawah:

a. Pemberian petunjuk, memberikan tugas, pengarahan, penjelasan tentang pedoman

pelaksanaan tugas, menjelaskan tentang tata kerja dan sebagainya.

b. Memberikan perintah, untuk melaksanakan suatu tugas diluar rutinitas,yang belum

disebutkan dalm petunjuk pembagian tugas, dan perintah-perintah itu.

c. Memberikan informasi, baik secara lisan maupun tulisan melalui pengumuman

maupun buku keliling atau edaran, misalnya mengenai rencana penerimaan yang

akan datang mendadak, penunjukan seseorang untuk mewakli kepala sekolah

selama kepala sekolah mengikuti penataran diluar kota dan lain sebagainya.

Pemberian teguran yang dilakukan kepada seseorang atau beberapa orang guru

yang sering meninggalkan tugas dan kewajiban tanpa ijin, pelanggaran terhadap tata

tertib dan sebagainya.

7

Page 9: Manajemen Hubungan Lembaga Pendidikan Dengan Masyarakat

d. Pemberian pujian atau hadiah kepada guru yang telah melaksanakan tugas dengan

baik. Tidak adil kalau misalnya atasan hanya melakukan hal yang disenangi

bawahanya. Pujian merupakan mangangkat dan meningkatkan mutu kerja

bawahanya.

Selain komunikasi yang bersifat kedinasan kepala sekolah erat dengan guru-guru

dalam komunikasi yang tidak formal, bersiftat kekeluargaan tujuan yang dilakukan

dengan komunikasi formal seringkali dapat dibanti dengan komunikasi tidak formal,

misalnya dengan kunjungan kerumah, bermain bulu tangkis bersama dan

sebagainya.

2. Komunikasi antara kepala sekolah dengan tata usaha

Status pegawai Tata Usaha di sekolah juga pembantu seperti halnya guru,

tetapi menyangkut bidang administrasi. Jenis komunikasi kedinasan kebawah juga

berwujud pemberian petunjuk, pemberian perintah, pemberian informasi, pemberian

teguran ataupun pujian. Bentuk komunikasi yang tidak formal daat dilakuan sama

seperti yang dilakukan kepada guru.

Wujud komunikasi diatas dari tata usaha kepada kepala sekolah juga seperti

yang dilakukan kepada guru, dengan perbedaan jenis juga lingkup pekerjaanya.

3. Komunikasi kepala sekolah dengan siswa

Komunikasi yang berlangsungantara kepala sekolah dengan siswa dapat

dilakukan dengan tertulis (penguman, edaran, teguran, sanksi dan lain-lain) maupun

secara lisan melalui pengumuman secara lisan.

4. Komunikasi antar guru dengan guru

Hubugan antara seorang guru dengan guru lainya disekolah dapat dijabarkan

seperti hubungan antara saudara sekandung daka sebuah keluarga.yang berbeda

adalah bahwa hubungan tersebut lebih banyak menyangkut tentang hubungan kerja

dan hubungan tentang kerjasama dalam melaksanakan tugas sekolah.

Hubungan kedinasan dapat berupa pertemuan dalam rapat sekolah,

bekerjasama dalam membimbing kelompok, menyelesaikan tugas kelompok dan dan

sebagainya. Hubungan tidak formal antar guru selain dimaksudkan untuk

melancarkan pelaksanaan tugas bersama juga untuk mempererat kekeluargaan

antar kawan yang satu dengan kawan lain yang senasib sepenanggungan dalam

satu profesi sebagai guru.

5. Komunikasi antara guru dengan tata usaha

8

Page 10: Manajemen Hubungan Lembaga Pendidikan Dengan Masyarakat

Komunikasi antara guru dengan tata usaha hampir tidak ada yang bersifat

formal, karena guru dan tata usaha berkedudukan sederajad tetapi berbeda jenis

tugas jenis komunikasi yang dijalin banyak kepada hal yang bersifat tidak formal,

seprti dalam bentuk pertemuan dan kunjungan. Dalam kedinasan komunikasi

diarahkan pada usaha kerjasama dalam mencapai tujuan bersama yakni membina

dan mengembangkan sekolah.

6. Komunikasi guru degan siswa

Komunikasi antara guru denga siswa dapat terjadi dengan komunikasi formal

dikelas danlam bentuk belajar mengajar , dan interaksi diluar dan dikelas sebagai

ayah ibu di sekolah dan anak-anaknya. Komunikasi tidak formal dimaksudkan untuk

lebih memahami siswa agar dapat diketahui kelemahan, kelebihan, watak, karakter,

kebiasaan dan hal yang diperukan dalam hal yang kaitanya kesuksesan belajar

siswa.

7. Komunikasi antara siswa dengan tata usaha

Ada beberapa urusan yang dapat diselesaikan antara siswa dan pegawai tata

usaha, surat keteranga, pembiayaan spp, pengambian buku presensi, buku kelas

dan lain sebagainya. Jika diklasifikasikan ada urusan yang menyangut pelajaran ada

pula yang menyangkut urusan sekolah.

8. Komunikasi yang menyangkut hubungan antara siswa dengan siswa

Komunikasi yang terjadi antara siswa degan siswa dapat merupakan

komunikasi yang formal (tetapi bukan dinas) yaitu terjadi dalam keas dalam situasi

belajar (dalam kerja kelompok atau diskusi), tetapi lebih banyak yan bersifat non

formal. Komunikasi yang akrab antara siswa harus ditumbuhkan dengan baik agar

bermanfaat untuk kepentingan suksesnya belajar siswa.

Dari keselruhan bentuk komunikasi atara seluruh personil sekolah dapat

dipadukan dalam beberapa cara bersama baik formal maupun nonformal. Acara-

acara formal dapat digunakan untuk memperbaiki komunikasi adalah Upacara

bendera, acara tutup tahun, syukuran doa bersama Lustrum sekolah dan

sebagainya. Sedangkan acara non formal adalah acara lain yang bersifat

kekeluargaan seperti syukuran, wisata bersama, tour dan lain-lain. Dalam

kesempatan-kesempatan seperti itu pegawai-pegawai tata usaha tidak boleh

dilupakan.

Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang mennjang perkembangan

masyarakat. Oleh karena itu masyarakat membutuhkan sekolah dan ikut

bertanggungjawab atas pembinaan dan pengembangan sekolah yang dimaksud dengan

9

Page 11: Manajemen Hubungan Lembaga Pendidikan Dengan Masyarakat

masyarakat adalah orang, lembaga, badan pemerintah dan swasta, toko pasar dan

sebagainya.

Dalam GBHN tercantum bahwa pendidikan merupakan upaya dalam rangka

mencerdaskan kehidupan bangsa. Oleh karena itu pendidikan merupakan tanggung

jawab pemerintah, masyarakat dan orang tua. Hanya saja sampai sekarang belum dapat

dimanfaatkan secara maksimal, sumber-sumber yang terdapat pada masyarakat untuk

kegiatam belajar mengajar.

Dalam bagaian ini pembicaraan akan difokuskan pada komunikasi antara sekolah

dengan orang tua murid/siswa, berupa tujuan kerjasama, bentuk kerjasama dan bidang

kerjasama yang digarap.

1. Tujuan kerjasama antara orang tua dengan sekolah

Dangan latar belakan kesamaan dalam tanggungjawab serta kesamaan dalam

tujuanya maka usaha ini bertujuan untuk:

a. Saling membantu dan saling mengisi.dalam hal ini sekolah dapat

memberikan informasi kepada orang tua mengenai perkembangan

ketakwaan kepada Tuahan yang maha esa, perkembangan kecerdasan dan

keterampilan, perkembangan budi pekerti tingkah laku, pergaulanya serta

kelemahan serta kelebihan.

b. Bantuan keuangan dan barnag-barang misalnya uang transport, alat

pelajaran buku tulis dan buku pelajaran serta sebagainya

c. Untuk mencegah perbuatan yang kurang baik misalnya untuk tidak

memasang reklame bioskop yang tidak merusak moral, tidak memutar film

pada saat jam pelajaran berlangsung dan sebagainya.

2. Bentuk kerjasama

Usaha kerjasama antara sekolah dengan masyarakat dapat dilakukan dengan:

a. Melalui organisasi BP3 (Badan Pembantu Usaha Pendidikan

b. Melalui pertemuan misalnya penyerahan siswa baru, penyerahan siswa

lulus(wisuda), penyerahan rapor, pertemuan lain yang membicarakan

perkembangan sekolah.

c. Melalui ceramah ilmiah, bazar malam tutup tahun dan sebagainya.

3. Bidang kerjasama yang digarap

Beberapa hal penting yang harus digarap dalam hubungan kerjasama antara

sekolah dan orang tua antara lain:

10

Page 12: Manajemen Hubungan Lembaga Pendidikan Dengan Masyarakat

a. Bidang pendidikan mental, misalnya pengawasan terhadap siswa yang bolos.

b. Bidang pengembangan bakat: apabila ada bakat yang tampak menonjol

dilakuakn musyawarah bagaimana pengembanganya.

c. Bidang pengajaran misalnya dalam mengawasi pengerjaan PR, Tugas

bersama, tugas kelompok, kesulitan belajar, kelamatan berpikir dan

sebagainya.

d. Pembinaan jasmani, misalnya penyakit yang diderita, kelainan, cacat salah

satu anggota tubuh, lekas lelah, kidal sering pingsan dan sebagainya.

E. Bentuk-Bentuk Hubungan Sekolah dengan Masyarakat

a. Hubungan sekolah dengan orang tua siswa dan warga masyarakat. Bentuk

hubungan ini bisa individual atau organisatoris.

1) Secara individual:

a) Orang tua datang ke sekolah untuk berkonsultassi maupun untuk

pemecahan masalah anaknya.

b) Secara sukarela orang tua siswa datang ke sekolah menyampaikan

saran-saran bahkan sumbangan untuk kemajuan sekolah.

2) Secara organisasi melalui BP3

Organisasi ini akan lebih efektif bila sekolah mampu menggerakkan dan

memanfaatkan potensi yang ada di kalangan orang tua.

b. Hubungan Sekolah dengan Alumni

Dari para alumni sekolah memperoleh masukan tentang kekurangan

sekolah yang perlu dibenahi . Juga melalui alumni dapat dihimpun dana bagi

peningkatan kesejahteraan guru dan karyawan maupun perbaikan pembangunan

sekolah. Mengundang para alumni untuk menyampaikan pengalaman

keberhasilannya untuk motivasi dan tambahan wawasan bukan hanya untuk

siswa tetapi juga untuk para guru dan warga sekolah lainnya.

c. Hubungan dengan Dunia Usaha/Dunia Kerja

Biasanya ini merupakan bidang garapan guru bimbingan dan konseling.

Pelaksanaannya:

Mengundang tokoh yang berhasil untuk memotivasi.

Mengirim para anak didik ke dunia usaha/dunia kerja.

d. Hubungan dengan instansi lain

Hubungan dengan sekolah lain

Hubungan dengan lembaga/badan-badan pemerintah swasta

F. Sarana pendukung penyampaian informasi

11

Page 13: Manajemen Hubungan Lembaga Pendidikan Dengan Masyarakat

Dalam penyebara informasi kepada masyarakat diperlukan media informasi. Media

informasi dapat berupa media eektronik maupun media cetak. Media elektronik yang

dapat digunakan antara lain televisi, radio, internet. Media cetak dapat berupa koran,

majalah pendidikan, buletin dan leaflet. Berikut ini contoh layout buletin dan leaflet

yang digunakan sebagai penunjang penyampaian informasi pendidikan kepada

masyarakat:

CONTOH LAY OUT BULETIN

1. Halaman sampul

Sampul luar dan belakang

Sampul luar dan depan dicetak dengan logo instansi

Sampul luar bagian belakang diiisi dengan foto kegiatan

Sampul dalam bagian depan dan belakang diisi dengan susunan pengurus

buletin

2. Pendahuluan

Penjelasan singkat maksud dan tujuan

3. Kata pengantar

Dikatakan apa saja yang perlu diketahui oleh orang tua siswa/masyarakat

sebagai rasa tanggung jawab mereka terhadap pendidikan

4. Materi/isi

Kegiatana belajar siswa

Kegiatan KBM

Kegiatan ekstrakurikuler

Struktur organisasi sekolah

Pengurus komite

Prestasi yang dicapai siswa

Karangan ilmiah

Usaha pengembangan sekolah

Tata tertib sekolah

Lain-lain

CONTOH LAY OUT LEAFLET

1. Tujuan

12

Page 14: Manajemen Hubungan Lembaga Pendidikan Dengan Masyarakat

Memberikan informasi pada masyarakat secara umum tentang program

sekolah

Memberikan informasi tentang fasilitas yang dimiliki

Memeberikan informasi tentang prestasi yang dicapai sekolah

2. Sasaran

Orang tua siswa dan masyarakat

3. Bentuk

Selebaran yang dapat dilipat sesuai keperluan

4. Isi

Halaman depan : Gambar instansi

Halaman lanjutan :

Kop sekolah

Lokasi sekolah

Fasilitas

Tenaga dan staff pendukung

Program sekolah

Prestasi yang dicapai

Kegiatan sekolah

G. Partisipasi masyarakat dalam pendidikan di sekolah dan perguruan tinggi

Masyarakat memandang sekolah (lembaga pendidikan) sebagai cara yang

meyakinkan dalam membina perkembangan para siswa, karena itu masyarakat

berpartisipasi dan setia kepadanya. Namun hal ini tidak otomatis terjadi terutama

di negara-negara berkembang termasuk Indonesia. Hal ini disebabkan karena

banyak yang belum paham akan makna lembaga pendidikan, lebih-lebih bila

kondisi sosial ekonomi mereka rendah mereka hampir tidak menghiraukan

lembaga pendidikan. Pusat perhatian mereka adalah pada kebutuhan dasar

kehidupan sehari-hari.

Untuk mengikut sertakan warga masyarakt ini dalam pembangunan

pendidikan di sekolah/ perguruan tinggi, sudah sepatutnya para menajer

pendidikan melalui tokoh-tokoh masyarakat altif mengunggah perhatian

mereka.para manajer dapa mengundang para tokoh ini untuk membahas bentuk-

bentuk kerjasama dalam meningkatkan pendidikan. Balam pertemuan ini mereka

mengadu pendapat, bertukar pikiran, untuk menentukan alternai-alternatif

13

Page 15: Manajemen Hubungan Lembaga Pendidikan Dengan Masyarakat

peningkatan pendidikan. Keputusan diambil dengan cara musyawarah untuk

melakukan alternatif terbaik.

Komunikasi tentang pendidikan pada masyarakt tidak cukup hanya mealui

informasi verbal saja. Informasi ini perlu dilakukan dengan pengalaman nyata

yang ditunjukan kepada masyarakat., agar timbul citra positif tentang pendidikan

di kalangan masyarakat. Masyarakat pada umumnya memang ingin bukti nyata

sebelum mereka memberi dukungan terhadap sesuatu. Begitu pula halnya

dengan pendidikan,hal ini perlu diusahakan oleh para manajer pendidikan,

misalnya lewat pameran sehun sekali.

Bukti nyata lain yang sudah dilakukan yang dapat meningkatkan citra

masyarakat terhdap lembaga pendidikan ialah emampuan para siswa menjawab

pertanyaan dengan cepat dalam acara televisi., piagam yang diserahkan kepada

para siswa sebagai bukti kemampuan mereka dalam bidang-bidang tertentu, dan

penemuan-penemuan baru dari para mahasiswa dan siswa dalam bidang-bidang

tertentu.inilah beberapa faktor yang ikut membuat warga masyarakat

berpartisipasi aktif dalam pembangunan pendidikan disekolah.

Yang paling menarik bagi masyarakat adalah bila lembaga pendidikan itu

sanggup mencetak lulusan yang siap pakai. Artinya apabila lulusan itu baik

mereka sebagai tenaga menengah maupun sebagai tenaga ahli tidak

membutuhkan latihan lagi sebelum bekerja, melainkan secara langsung dapat

melaksanakan pekerjaan dalam bidangnya secara relatif baik. Keadaan seperi ini

tidak hanya disambut dengan gembira oleh konsumen pemakai tenaga kerja

tetapi juga oleh orang tua lulusan itu sendiri, sebab pada umumnya mereka

mendambakan putranya cepat bekerja.ntuk mewujudkan lulusan seperti ini

memang merupakan tantangan berat bagi manajer pendidikan.

Dinegara-negara maju. Terutama yang menganut sistem desentralisasi sekolah

dan perguruan tinggi, dikreasikan dan dipertahankan oleh masyarakat. Kesadaran

mereka sebagai pemilik dan penanggungjawab lembaga pendidikan sudah tinggi.

Partisipasi mereka sudah besar baik dalam perencanaan, pelaksanaan maupun

dalam melakukan kontrol.

Beberapa partisipasi masyarakat dalam pendidikan menurut Made Pidarta (2011:

192-193) adalah:

1) Dewan partisipasi antara lain:

14

Page 16: Manajemen Hubungan Lembaga Pendidikan Dengan Masyarakat

a. Dewan pendidikan

b. Komite sekolah

c. Persatuan orang tua

d. Perkumpulan olahraga

e. Perkumpulan kesenian dll

2) Bidang partisipasi antara lain:

a. Kurikulum terutama yang lokal

b. Alat-alat belajar

c. Dana

d. Material untuk pembangunan

e. Auditing keuangan

f. Kontrol terhadap kegiatan-kegiatan sekolah

3) Cara berpartisipasi antara lain

a. Ikut dalam pertemuan

b. Datang ke sekolah

c. Lewat surat

d. Lewat telepon

e. Ikut malam kesenian

f. Ikut bazar dll

Dalam usaha membina hubungan dan kerjasama antar lembaga pendidikan

dan masyarakat, sudah ada beberapa badan yang dapat membantu para manajer

pendidikan. Badan badan itu adalah badan penyantun, dewan pendidikan, komite

sekolah dan yayasan pendidikan. Dewan penyatuan bergerak di perguruan tinggi,

dewan pendidikan, komite sekolah dan yayasan pendidikan bisa diperguruan

tinggi maupun di sekolah yang bersetatus swasta.

Tugas utama dewan penyantun adalah menjadi penghubung antara

perturuan tinggi dan masyarakat. Masalah-masalah perguruan ntinggi yang

berkaitan atau dapat dikaitkan dengan masyarakat dibaghas bersama antara para

manajer dan anggota dewan, kemudian ditangani oleh anggota dewan kemudian

direalisasi pada anggota masyarakat. Isi masalah bermacam-macam sesuai jenis

partisipasi yang diharapkan oleh masyarakat.

Yayasan pendidikan tidak mengkhususkan diri membantu manajer dalam

mengadaka kontak/ kerjasama dengan masyarakat, melainkan bersama para

manajer menangani pendidikan secara keseluruhan hanya bedany para manajer

lebih banyak bergerak dalam penyelenggarakan penyelenggarakan pendidikan

15

Page 17: Manajemen Hubungan Lembaga Pendidikan Dengan Masyarakat

sehari-hari. Maka yayasan lebih banyak menanganikebijakan dan strategi

pendidikan.

Hal ini lebih dapat dipahami karena sesungguhnya yayasan itu adalah pendiri

dan penanggungjawab utama lembaga pendidikan. Karena mengemban misi

seperti itulah maka yayasn berusaha agae lembaga pendidikan itu tetap hidup dan

semakin maju. Untuk maksud itu, salah satu usaha yayasan adalah mengadakan

kontak hubungan dengan masyarakat untuk mendapatkan fasilitas-fasilitas

pendukung pendidikan, terutama dana agar lembaga yang didirikan tetap berdiri

dan semakin maju. Secara manfaat hubungan pendidikan dengan masyarakat

menurut Made Pidarta (2011: 188) adalah sebagai berikut:

Bagi lembaga pendidikan Bagi masyarakat

1. Memperbesar dorongan mawas diri

2. Mempermudah memperbaiki pendidikan

3. Memperbesar usaha meningkatkan

profesi pengajar

4. Konsep masyarakat mengenai guru/

dosen menjadi benar

5. Mendapat koreksi dari kelompok

masyarakat

6. Mendapat dukungan moral dari

masyarakat

7. Memudahkan permintaan bantuan dri

masyarakat

8. Mempermudah pemakaian media

pendidikan masyarakat

9. Memudahkan pemanfataan narasumber

1. Tahu hal-hal persekolahan dan

inovasinya

2. Kebutuhan-

kebutuhanmasyarakat tentang

endidikan mudah diwujudkan

3. Menyalurkan kebutuhan

berpartisipasi dalam pendidikan

4. Melakukan usul-usul kepada

lembaga pendidikan

H. Pola Pelaksanaan Hubungan Sekolah dengan Masyarakat

a. Perencanaan

Perencanaan program hubungan sekolah dengan masyarakat ini tentu tidak lepas

dari perencanaan program kerja secara keseluruhan.

16

Page 18: Manajemen Hubungan Lembaga Pendidikan Dengan Masyarakat

Feed Back masalah

1) Identifikasi masalah

Kesepakatan apa yang menjadi masalah utama. Contoh: upaya meningkatkan

mutu/kualitas pendidikan.

2) Perumusan masalah

Ada beberapa masalah dalam upaya peningkatan mutu pendidikan. Contoh: NEM

siswa pemasok, sarana pendidikan, peralatan pendidikan, kurikulum, dana, dan

kualitas guru. Dari 6 komponen dipilih yang memerlukan kerjasama dengan

masyarakat.

3) Perumusan tujuan

Sesuai kebijakan Depdikbud peningkatan kualitas pendidikan maka tujuannya untuk

SLTP supaya lebih banyak tamatannya dapat diterima di SLTA “terkenal”/unggulan.

4) Analisis dan seleksi alternatif pemecahan masalah

Satu persatu dari 6 komponen dicarikan alternative pemecahannya.

17

Identifikasi Sumber Penunjang/Hambatan

Kriteria Keberhasilan

Identifikasi masalah

Perumusan masalah

Program Sekolah

Perumusan tujuan

Analisis & seleksi alternatif pemecahan masalah

IMP

LE

ME

NT

AS

I

HA

SIL

Page 19: Manajemen Hubungan Lembaga Pendidikan Dengan Masyarakat

5) Identifikasi sumber penunjang/hambatan

Untuk mengetahui sumber penunjang ini, melalui guru BP dapat diinventarisasi

potensi yang ada pada orang tua siswa.

6) Penyusunan program

Apa saja yang perlu dilakukan untuk membangun hubungan kerjasama antara

sekolah dengan masyarakat.

7) Menyusun jadwal pertemuan dan kegiatan tahun pelajaran

b. Pelaksanaan

Menyampaikan rencana pada orang tua siswa.

Mengundang para alumni.

Mengumpulkan orang tua siswa dan beberapa tokoh masyarakat.

c. Pengorganisasian

Mengukuhkan/memilih pengurus baru BP3, Alumni dan Panitia.

Menjelaskan uraian tugas dan kerangka organisasi.

d. Laporan/awal tahun semester

Setiap semester dibuat laporan terinci dan disampaikan kepada anggota.

Laporan/awal tahun pelajaran.

Melalui pengawasan dan laporan ini diukur pelaksanaan program tadi. Kemudian hasil

tersebut digunakan sebagai feedback untuk menyusun program berikutnya.

18

Page 20: Manajemen Hubungan Lembaga Pendidikan Dengan Masyarakat

Daftar Pustaka

Arikunto, Suharsimi dan Lia Yuliana.2012.Manajemen Pendidikan.Yogyakarta:Aditya Media.

Harun, Rochajat dan Elvinaro Ardianto.2008.Komunikasi Pembangunan & Perubahan Sosial.Jakarta:Rajawali Pers

Mulyono.2008.Manajemen Administrasi & Organisasi Pendidikan.Yogyakarta:Ar-Ruzz Media.

Suryosubroto, B.2004. Manajemen Pendidikan di Sekolah. Jakarta: PT. Rineka

Cipta.

Pidarta, Made. 2011.Manajemen Pendidikan Indonesia.Jakarta:PT Rineka Cipta.

Tim pengembang tilmu pendidikan UPI. 2009. Ilmu Pendidikan Teotitis. Bandung: Imperial Bhakti Utama.

19

Page 21: Manajemen Hubungan Lembaga Pendidikan Dengan Masyarakat

20

Page 22: Manajemen Hubungan Lembaga Pendidikan Dengan Masyarakat

21