manajemen dan strategi pencapaian mutu jembatan power point

21
MANAJEMEN DAN STRATEGI PENCAPAIAN MUTU JEMBATAN ANGGA YUGOSWARA 2009-21-006 S1 TEKNIK SIPIL SEKOLAH TINGGI TEKNIK PLN 1

Upload: cortney-johnson

Post on 13-Dec-2014

86 views

Category:

Documents


17 download

TRANSCRIPT

MANAJEMEN DAN STRATEGI PENCAPAIAN MUTU JEMBATAN

ANGGA YUGOSWARA 2009-21-006 S1 TEKNIK SIPIL SEKOLAH TINGGI TEKNIK PLN1

ABSTRAK Jembatan merupakan fasilitas infrastruktur vital bagi kelangsungan perkembangan kegiatan sosial dan ekonomi suatu wilayah. Tidak dapat dipungkiri bahwa dengan bertambahnya usia jembatan yang mendekati umur rencananya, semakin tinggi pula kebutuhan akan pemeliharaan rutin, rehabilitasi dan penggantiannya. Manajemen dan strategi pencapaian mutu jembatan ini sangat perlu di lakukan. Dimana dimaksudkan untuk memelihara pencapaian umur rencana dan untuk meminimumkan potensi kerusakan jembatan, sehingga selalu dapat memberikan pelayanan yang layak.2

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Peningkatan sarana transportasi sangat diperlukan untuk menunjang pertumbuhan ekonomi dan menunjang pembangunan nasional di masa yang akan datang. Jembatan yang merupakan bagian dari sistem jaringan transportasi darat mempunyai peranan yang akan mendorong pertumbuhan ekonomi dan menunjang pembangunan nasional di masa yang akan datang. Manajemen dan strategi pencapaian mutu jembatan harus dilakukan untuk menghindari terjadinya rekonstruksi yang harus dilakukan apabila ada bagian yang tidak memenuhi stndar mutu yang diharapkan.

BAB II GAMBARAN UMUM JEMBATAN PENGERTIAN JEMBATAN Jembatan adalah suatu struktur konstruksi yang berfungsi untuk menghubungkan dua bagian jalan yang terputus oleh adanya rintanganrintangan seperti lembah yang dalam, alur sungai saluran irigasi dan pembuang . Mengingat fungsi dari jembatan yaitu sebagai penghubung dua ruas jalan yang dilalui rintangan, maka jembatan dapat dikatakan merupakan bagian dari suatu jalan, baik jalan raya atau jalan kereta api.

BAGIAN BAGIAN JEMBATAN Konstruksi Bangunan Atas (Superstructures) berfungsi menampung beban-beban yang ditimbulkan oleh suatu lintasan orang, kendaraan, dll, kemudian menyalurkan pada bangunan bawah. Konstruksi bagian atas jembatan meliputi : 1. Trotoir. 2. Sandaran dan tiang sandaran. 3. Peninggian trotoir (kerb). 4. Konstruksi trotoir. 5. Lantai kendaraan dan perkerasan. 6. Balok gelagar. 7. Balok diafragma / ikatan melintang. 8. Ikatan pengaku (ikatan angin, ikatan rem,ikatan tumbukan). 9. Perletakan (tumpuan).

Konstruksi Bangunan Bawah (Substructures) Fungsinya untuk menerima beban-beban yang diberikan bangunan atas dan kemudian menyalurkan ke pondasi, beban tersebut selanjutnya oleh pondasi disalurkan ke tanah. Konstruksi bagian bawah jembatan meliuputi : 1. Pangkal jembatan (abutment) dan pondasi. 2. Pilar jembatan (pier) dan pondasi.

KLASIFIKASI JEMBATAN Klasifikasi menurut kegunaannya : Jembatan Jalan Raya. Jembatan Kereta Api. Jembatan Jalan Air. Jembatan Militer. Jembatan Jalan Pipa. Jembatan Penyeberangan. Dan lain-lain.

Klasifikasi menurut jenis material : Jembatan Kayu. Jembatan Baja. Jembatan Beton. Beton bertulang. Beton tak bertulang. Beton pratekan.

Klasifikasi menurut letak lantai jembatan : Jembatan lantai kendaraan di bawah. Jembatan lantai kendaraan di atas. Jembatan lantai kendaraan di tengah. Jembatan lantai kendaraan di atas dan di bawah ( double deck bridge ).Jembatan gelagar (girder bridge). Jembatan pelengkung/ busur (arch bridge). Jembatan rangka (truss bridge). Jembatan portal (rigid frame bridge). Jembatan gantung (suspension bridge). Jembatan kabel (cable-stayed bridge).

Klasifikasi menurut bentuk struktur secara umum :

PERLUNYA JEMBATAN DIBANGUN Umum jembatan yang lama telah terlalu tua sehingga dirasakan perlu diganti dengan jembatan baru. Diperlukan jembatan yang sama sekali baru, sebab alat penyeberangan/ perlintasan yang ada (ponton) tidak dapat memenuhi kebutuhan yang ada. Pada jalan-jalan yang sama sekali baru, diperlukan membangun jembatan yang baru.

JENIS-JENIS MUATAN YANG BEKERJA PADAJEMBATAN Muatan Primer : Muatan Primer adalah muatan yang selalu bekerja pada perencanaan bagian-bagian utama konstruksi jembatan. Muatan sekunder : Muatan sekunder adalah muatan yang tidak selalu bekerja, tetapi perlu diperhitungkan pada perencanaan bagian-bagian utama konstruksi jembatan. Muatan Khusus : Muatan ini diperhitungkan secara khusus pada perencanaan jembatan

BAB III MANAJEMEN DAN STRATEGI PENCAPAIAN MUTU JEMBATAN SISTEM MANAJEMEN JEMBATAN Sistem Manajemen Jembatan ( Bridge Management System ) adalah manajemen jembatan mulai dari pemeriksaan, rencana dan program dan perencanaan teknis sampai pada pelaksanaan dan pemeliharaan. Dengan sistem ini, kegiatan-kegiatan tersebut dapat diatur secara sistematik sehingga kondisi jembatan dapat dipantau dan dapat dilakukan tindakan yang diperlukan untuk meyakinkan bahwa jembatan berada dalam keadaan aman dan nyaman. Sistem ini berisi database jembatan dan beberapa program komputer yang sesuai untuk : 1. Memasukkan dan mengambil data pemeriksaan dan data lainnya. 2. Skrining Teknis dan Evaluasi Ekonomis untuk merangking jembatan serta menyiapkan rencana penanganan jembatan. 3. Menyiapkan laporan rencana penanganan jembatan berdasarkan skala prioritas.

KERUSAKAN YANG TERJADI PADA JEMBATAN Retakan-retakan pada beton serta pekerjaan logam. Penurunan dan penggeseran pondasi. Expansion joint. Macetnya landasan rol. Getaran yang cukup besar. Longgarnya bagian sambungan. Bagian-bagian yang hancur. Bagian-bagian yang pernah direparasi pada masa lampau. IDENTIFIKASI PENGENDALIAN MUTU JEMBATAN identifikasi pengendalian mutu jembatan berfungsi untuk mendapatkan cara penanganan yang efisien dan efektif dalam pencapaian mutu jembatan yang memenuhi stndar.

Kriteria Perencanaan Jembatan Pemilihan Lokasi Jembatan Beberapa ketentuan dalam pemilihan lokasi jembatan dengan memperhatikan kondisi setempat dan ketersediaan lahan adalah sebagai berikut : Lokasi jembatan harus direncanakan sedemikian rupa sehingga tidak menghasilkan kebutuhan lahan yang besar sekali. Lahan yang dibutuhkan harus sesedikit mungkin mengenai rumah penduduk sekitarnya, dan diusahakan mengikuti as jalan existing.

Bahan Konstruksi JembatanHarus mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut : Biaya konstruksi. Biaya perawatan. Ketersediaan material. Flexibilitas (konstruksi dapat dikembangkan atau dilaksanakan secara bertahap). Kemudahan pelaksanaan konstruksi. Kemudahan mobilisasi peralatan.

Pemilihan Konstruksi Atas JembatanHal yang perlu diperhatikan dalam memilih jenis konstruksi atas antara lain: Mudah pelaksanaannya. Biaya pelaksanaan murah. Pengadaan bahan relatif mudah. Biaya perawatan relatif rendah. Cukup kuat dengan biaya relatif murah. Bentang sungai.

Pemilihan Konstruksi Bawah Jembatan Pemilihan konstruksi bawah jembatan harus memperhatikan kondisi tanah setempat dan pola aliran sungai. Tahapan yang harus dilakukan dalam perencanaan fondasi jembatan antara lain: Pemeriksaan rencana tahanan lateral ultimit geser maupun tahanan tekanan pasif pada fondasi. Stabilitas terhadap geser dan guling. Kapasitas daya dukung ultimit. Penurunan (settlement) pada fondasi.

PEMELIHARAAN JEMBATAN Pemeliharaan Rutin Pemeliharaan rutin pada dasarnya menjaga jembatan dalam keadaan seperti semula mencakup beberapa pekerjaan yang berulang, yang secara teknis cukup sederhana. Pemeliharaan rutin harus dimulai pada waktu jembatan selesai dibangun (jembatan masih dalanm keadaan baru) dan seumur jembatan tersebut. Hal ini merupakan suatu pengalokasian dana yang efektif dalam hal pemeliharaan. Pemeliharaan rutin jembatan biasanya dimasukkan dalam pekerjaan pemeliharaan rutin jalan dan dilaksanakan bersamaan dengan pemeliharaan rutin jalan tersebut. Lingkup pekerjaan pemeliharaan rutin jembatan adalah sebagai berikut : Pembersihan secara umum. Membuang tumbuhan liar dan sampah. Pembersihan dan melancarkan drainase. Penanganan kerusakan ringan. Pengecatan sederhana. Pemeliharaan permukaan lantai kendaraan.

Pemeliharaan Berkala Pemeliharaan berkala adalah usaha menjaga jembatan tetap dalam kondisi dan daya layan yang baik setelah pembangunan yang mencakup beberapa kegiatan, yaitu : Kegiatan pemeliharaan berkala yang diduga. Mencakup hal-hal sebagai berikut: 1. Pengecatan ulang. 2. Penggantian lapisan permukaan. 3. Penggantian lantai kayu. 4. Pembersihan jembatan secara keseluruhan. 5. Pemeliharaan perletakan / landasan. 6. Penggantian expansion joint.

Perbaikan sederhana mencakup hal-hal : 1. Penggantian bagian-bagian kecil dan elemen yang kecil. 2. Perbaikan tiang dan sandaran. 3. Perawatan bagian-bagian yang bergerak. 4. Perkuatan bagian yang struktural. 5. Perbaikan tebing yang longsor dan terkena erosi. 6. Perbaikan bangunan pengaman yang sederhana.

BAB IV KESIMPULAN Jembatan yang merupakan bagian dari jalan sangat diperlukan dalam sistem jaringan transportasi darat yang akan menunjang pembangunan nasional di masa yang akan datang.

Pada umumnya kerusakan lokasi kerusakan pada jembatan menyangkut pondasi, landasan, penyambungan, lantai dan bagian-bagian rangka atau retakan-retakan pada beton serta pekerjaan logam, penurunan dan penggeseran pondasi, expansion joint, macetnya landasan rol, getaran yang cukup besar, longgarnya bagian sambungan, bagian-bagian yang hancur serta bagian-bagian yang pernah direparasi pada masa lampau

Dalam perencanaan teknis jembatan perlu dilakukan identifikasi yang menyangkut beberapa hal antara lain : Kondisi tata guna lahan Kelas jembatan Struktur tanah geologi dan topografi serta kondisi sungai dan perilakunya pemeriksaan terhadap pemilihan lokasi jembatan, bahan konstruksi jembatan, pemilihan konstruksi atas jembatan, pemilihan konstruksi bawah jembatan.

Masalah pemeliharaan jembatan adalah persoalan serius bagi para teknisi. Pemeliharaan jembatan mencakup dua jenis pemeliharaan : Pemeliharaan Rutin. Pemeliharaan Berkala