manajemen cairan pasien sectio cesaria

Upload: satya-bhisma

Post on 03-Feb-2018

243 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/21/2019 Manajemen Cairan Pasien Sectio Cesaria

    1/30

    0

    Manajemen Saluran Pernapasan dan Manajemen Kebutuhan Cairan

    Pada Pasien Seksio Cesaria

    Laporan Kasus

    Untuk Memenuhi Persyaratan

    Tugas Laboratorium Anestesiologi dan Rawat ntensi!

    "leh #

    Mohammad Satya $hisma

    %&'%(')%*+

    Pembimbing #

    dr, Ristiawan Muji Laksono- Sp,An,

    PR".RAM STU/ K0/"KT0RA1 UMUM

    2AKULTAS K0/"KT0RA1

    U130RSTAS $RA45A6A

    MALA1.

    *%')

  • 7/21/2019 Manajemen Cairan Pasien Sectio Cesaria

    2/30

    1

    $A$

    P01/A7ULUA1

    ',' Latar $elakang

    Penggunaan anestesi umum dibutuhkan pada sejumlah kasus pasien obstetri.

    Manajemen saluran pernapasan pada anestesi obstetri sulit untuk diestimasi, dan

    tetap menjadi penyebab utama pada morbiditas dan mortalitas yang terkait

    anestesi.1Telah diakui bahwa perubahan anatomis dan fisiologis selama kehamilan,

    dan penanganan gawat-darurat pada pasien yang belum mendapat persiapan

    adekuat telah banyak memberikan kerumitan pada manajemen saluran napas yang

    tepat. Mortalitas terkait tindakan anestesi merupakan hal yang seringkali disesalkan

    karena sebagian besar tindakan yang dilakukan bersifat elektif, mortalitas tersebut

    seringkali disesalkan karena penderita adalah wanita berusia muda pada titik prima

    kehidupannya dan banyak mortalitas yang kemungkinan dapat dicegah apabila

    penyedia layanan yang ada lebih berpengalaman. ua perbedaan utama pada

    penanganan pasien obstetri adalah perhitungan kebutuhan oksigen fetal dan

    cadangan oksigen maternal yang berkurang jauh karena adanya peningkatan

    kebutuhan metabolisme.!-"

    #esusitasi cairan adalah terapi cairan untuk mengganti $olume cairan

    intra$askuler %perfusi& atau $olume cairan interstitial %dehidrasi&, atau untuk

    memperbaiki abnormalitas elektrolit. Terapi cairan terdiri dari ! fungsi, yaitu

    resusitasi %mengembalikan& dan maintenance %mempertahankan&. #esusitasi

    memberikan cairan dalam jumlah banyak dalam waktu singkat dengan tujuan

    merestorasi cairan. 'enis cairan yang dapat digunakan koloid atau kristaloid .(airan koloid dan kristaloid mengandung elektrolit yang sesuai dengan osmolalitas

    plasma, sehingga dapat diberikan dalam waktu cepat dengan jumlah yang banyak.)

    Pasien obstetri dapat mengalami gangguan jalan napas maupun

    membuthkan transfusi cairan atau darah. Makalah ini bertujuan membahas dasar-

    dasar kerumitan manajemen saluran pernapasan dan manajemen cairan, serta

    strategi dan teknik untuk manajemen problema jalan napas dan prinsip dalam

    menentukan kapan atau tidaknya keperluan memberikan transfusi cairan yang tepat.

  • 7/21/2019 Manajemen Cairan Pasien Sectio Cesaria

    3/30

    !

    $A$

    T15AUA1 PUSTAKA

    *,' Tinjauan Anatomi dan 2isiologi Respirasi

    *istem respirasi merupakan sistem yang bekerjama dengan sistem sirkulasi

    untuk menyediakan oksigen pada jaringan tubuh. *uplai oksigen yang cukup

    memfasilitasi metabolisme aerobik dan produksi energi yang cukup. +ondisi

    kurangnya oksigen yang serius dapat mempengaruhi organ dengan cepat.

    *,',' Anatomi Respirasi $eserta Kaitannya /engan Anestesiologi

    *,',',' Saluran Pernapasan Atas*aluran pernapasan atas bukanlah hanya saluran tempat masuknya udara

    kedalam paru saja. *ejauh beberapa sentimeter awal dari hidung atau mulut, udara

    dibersihkan, dihumidifikasi, dan suhu udara diregulasi menyerupai suhu tubuh.

    eberapa struktur khusus adalah kunci untuk manajemen saluran

    pernapasan atas. (ontohnya pada pasien tidak yang sadar lidahnya yang jatuh

    kearah posterior menuju soft palatum atau orofaring yang kemudia menyumbat

    memblokade saluran pernapasan, sehingga harus diberikan manipulasi mandibula

    denganjaw thrust atau dengan head-tilt, chin lift.

    alekula, sebuah identasi diantara pangkal lidah dan epiglotis merupakan

    target penting selama intubasi. /jung bilah laringoskop menarik dari identasi tadi

    untuk membuka epiglottis %pada dewasa&. piglottis, sebuah kartilago berbentuk

    daun adalah pintu yang menutup kalan menuju trakea.

  • 7/21/2019 Manajemen Cairan Pasien Sectio Cesaria

    4/30

  • 7/21/2019 Manajemen Cairan Pasien Sectio Cesaria

    5/30

    "

    Paru-paru dilindungi oleh kurangan skeletal dari sternum, pertulangan iga,

    dan spinal. *ternum tersusun astas struktur2 manubrium, badan sternal, dan

    prosesus 3ifoid. 4ngulus ludo$ici adalah titik diantara manubrium dan badan

    sternal, merupakan penandalandmarkyang signifikan untuk mengawasi tekanan

    $ena sentral dan menemukan titik kartilago kosta ke-! %dan ruang interkostal ke-!&.

    *ebagaimana diketuahui secara luas, ruang interkostal ke-! %5(* !& adalah

    landmark signifikan dalam manajemen kardiorespiratoris. (ontohnya padadekompresi jarum untuk tension pneumothorax yang dilaksanakan pada 5(* !

    M(6. *elain itu, katup aorta juga didengar pada sternum kiri 5(* !.

    Paru-paru dilindungi oleh !

    lapisan, pleura parietal diluar dan

    pleura $iseral di dalam. *urfaktan

    yang diproduksi oleh pleura

    meminimalisir friksi dan tekanan

    permukaan diantara kedua lapisan,

    memperbolehkan terjadinya ekspirasi

    yang tidak tertunda. 4kumulasi darah

    dan eksudat dalam ruang pleura

    dapat mengurangi efek surfaktan,

    meningkatkan kerja paru, dan

    merestriksi ekspansi paru. #obekan

    pada pleura dapat menyebabkan tension pneumothorax.

  • 7/21/2019 Manajemen Cairan Pasien Sectio Cesaria

    6/30

    )

    4l$eoli memfasilitasi pertukaran udara diantara atmosfir dan kapiler

    pulmoner. 4l$eoli adalah unit fungsional dari paru-paru. 4l$eoli umumnya tersusun

    secara bertumpukclustered dalam septum al$eolar yang sama. *eptum al$eolar

    berkontribusi secara signifikan pada bentuk al$eoli. Penting dalam mereduksi

    beban kerja napas saat al$eoli yang collapsemembutuhkan energi cukup terbuka

    kembali.1,".

    *,',* 2isiologi Respirasi $eserta Kaitannya /engan Anestesiologi

    *,',*,' Mekanisme 3entilasi

    entilasi meliputi inspirasi dan ekspirasi, menggerakan udara masuk dan

    keluar dari paru-paru. Manusia dewasa pada umumnya bernapas )00-700 m6 udaradengan kisaran napas 1) kali per menit untuk $olume harian sebesar 1.000 liter.

    /dara bergerak dari area dengan tekanan tinggi menuju tekanan rendah.

    *ebagaimana diafragma berkontraksi dan turun, paru-paru juga tertarik turun

    %inspirasi&, sehingga tekanan intrapleural yang tercipta antara lapisan pleura $iseral

    dan parietal menjadi semakin negatif. 6apisan pleura $iseral menghubungkan

    dinding paru-paru sedangkan lapisan pleura parietal terhubung dengan dinding

    dada %pertulangan iga&.

    alam sistem yang tertutup, tekanan paru turun mengikuti $olume yang

    naik. olume al$eoli yang terekspansi dari inspirasi menyebabkan penurunan

    resiprokal dari tekanan al$eoli dibawah tekanan atmosfir, hingga kemudian udara

    masuk ke paru untuk menyamakan nilai gradien tekanan tersebut. entilasi Tekanan

    8egatif tersebut, yang juga dikenal sebagai napas spontan, adalah mekanisme

    pernapasan normal.

    kspirasi adalah proses pasif yang umumnya membutuhkan usaha minimal

    pada pernapasan normal. *ebagaimana otot-otot inspirasi berelaksasi, inward

  • 7/21/2019 Manajemen Cairan Pasien Sectio Cesaria

    7/30

    9

    elastic recoildari dinding al$eoli menurunkan $olume al$eolar. Tekanan al$eoli

    mulai melebihi tekanan atmosfir dan kemudian udara bergerak keluar dari paru-

    paru. kspirasi paksa, dapat terjadi dengan meningkatnya rerata pernapasan

    %respiratory rate&, secara aktif membuat otot-otot abdominal dan interkostal ikut

    membantu sistem pernapasan.

    /ntuk pasien yang memerlukan bantuan pernapasan, sebuah $entilator atau

    masker bag-valvemengirimkan udara secara paksa kedalam paru-paru. Tekanan

    udara yang dibuat oleh alat-alat tersebut bernilai lebih tinggi dari tekanan udara

    dalam paru. Tipe $entilasi ini disebut entilasi Tekanan Positif %TP& dan memiliki

    banyak keuntungan pada kegawat-daruratan kardio$askuler. (ontohnya, TP dapat

    membantu ekspansi al$eoli yang kolaps atau memaksa cairan aspirasi keluar dari

    paru-paru menuju aliran darah pada penanganan edema paru.!,

    *,',*,* Regulasi Pernapasan

    Pola napas spontan merupakan bersifat sadar$olunter maupun tidak

    sadarin$olunter. Manusia dapat secara sadar mengatur kecepatan napasnya

    maupun menghentikanmenahan napasnya. +ontrol $olunter pernapasan dihasilkan

    dari serebrum sedangkan kontrol in$olunterautomatis pernapasan disediakan oleh

    batang otak. *ebuah sistem kemoreseptor menstimulasi batang otak untuk

    menstimulasi otot-otot yang berperan dalam $entilasi, contohnya diafragma.

    #eseptor tersebut juga mempengaruhi frekuensi napas.

    orongan bernapas umumnya distimulasi oleh penurunan p: darah

    %menjadi lebih asam& yang seringkali disebabkan oleh peningkatan tingkat

  • 7/21/2019 Manajemen Cairan Pasien Sectio Cesaria

    8/30

    7

    karbondioksida. +emoreseptor pada batang otak bereaksi pada kondisi hiperkapnea

    %tingginya (;! dalam darah& dengan meningkatkan frekuensi napas untuk

    membuang karbondioksida tersebut keluar. *ebagai hasilnya, tingkat keasaman

    darah kembali ke target semula.

    orongan hiperkapnea untuk bernapas cukup kuat, sebagai contoh, $olume

    $entilasi per menit pada umumnya bertambah sebanyak !- liter per menit untuk

    setiap peningkatan 1 mm:g (;!sebagai usaha menormalisir p: darah. engan

    demikian, "0-") mm:g (;! dapat menyebabkan peningkatan $entilasi per menit

    sebanyak 1) liter per menit, hampir mencapai kuadran $olume $entilasi normal.!

    *,',*,) 2aktor 6ang Mempengaruhi Kerja 1apas

    entilasi paling efisien adalah ketika pertukaran udara optimal tercapai

    dengan beban kerja napas minimal.

  • 7/21/2019 Manajemen Cairan Pasien Sectio Cesaria

    9/30

    ?

    elastis. *ebagai peraturan umum, semakin besar $olume paru, maka semakin besar

    frekuensi napas, dan semakin besar kerja napasnya.!,

    *,*, 0pidemiologi dan /ata Mortalitas Maternal Pada Manajemen Saluran

    Pernapasan "bstetri

    Penelitian pada populasi luas mengenai mortalitas maternal menunjukkan

    keterkaitan penting pada masalah penanganan saluran napas, dengan hasil yang

    dapat dibandingkan dengan obser$asi serupa pada populasi umum.

    Pada penelitian di 5nggris tahun 1@9? = 1@?", angka keseluruhan kematian

    maternal telah menurun secara stabil, dengan angka kematian maternal terkait

    anestesi berjumlah 10 A dari angka total kematian maternal." Mengenai kematian

    maternal terkait anestesi yang dihitung dalam rentang waktu trinium %per tiga

    tahun&, trinium 1@?! - 1@?" terdapat 1@ dari !" kematian, 1) berasal dari

    permasalahan saluran napas.) Trinium 1@@"-1@@9 menunjukkan !9? kematian

    terkait anestesi.9an trinium !000-!00! menunjukkan hanya 9 kematian terkait

    anestesi, dimana diantaranya berhubungan dengan permasalahan saluran napas.7

    etail permasalahan cukup mengganggu dimana keseluruhan masalah tersebut

    terkait dengan calon anestesiologis yang masih dalam tahap pendidikan yang

    kurang mendapat bantuan yang baik dari seniornya.

    *,) Perubahan Anatomis dan 2isiologis Pada Manajemen Saluran Pernapasan

    "bstetri

    >aktor anatomi dan fisiologi menempatkan wanita hamil pada resiko yang

    lebih besar dalam komplikasi manajemen saluran napas dan kerumitan intubasi.

    *,),' Perubahan Anatomis

    >aktor anatomis yang menempatkan wanta hamil pada resiko tinggi

    komplikasi manajemen saluran napas dan kerumitan intubasi antara lain adalah

    kenaikan berat badan semasa hamil, pembesaran payudara, edema mukosa

    respiratoris, dan kenaikan resiko aspirasi pulmoner.?Pada posisi supinasi, payudara

    yang membesar cenderung jatuh kebelakang kearah leher, yang serngkali

    memperumit insersi laringoskopi dan intubasi. *ejumlah penyakit sistemik seperti

    rematoid artritis, diabetes mellitus, dwarfisme, sklerosis sistemik, sarkoidisme, dan

    tumor dapat menyusahkan pembukaan mulut dan ekstensi leher pada pasien

    obstetrik.?

  • 7/21/2019 Manajemen Cairan Pasien Sectio Cesaria

    10/30

    @

    *elain itu, konten abdominal yang meningkat, meninggikan posisi

    diafragma dan mengganggu posisi normal saluran pernapasan atas. PerletakanHip

    Wedgepada pasien obstetri juga dapat menaikkan posisi dada dan merubah letak

    krikoid, sehingga menciptakan komplikasi manajemen saluran pernapasan pada

    pasien obstetri. anyak permasalahan tersebut yang dapat diatasi dengan persiapan

    dan perhatian kepada detil seperti penempatan posisi yang tepat.?

    Penelitian mengenai perubahan anatomi saluran napas pada kehamilan

    menunjukkan penyebab terbanyak perubahan saluran napas adalah edema saluran

    pernapasan selama kehamilan terutama saat menjelang persalinan, kdua adalah

    preeklampsia dan setelahnya adalah sesudah pemberian transfusi darah masif untuk

    hemorase post-partum.@-11

    *,),* Perubahan 2isiologis

    Perlu diketahui bahwa terdapat berbagai perubahan fisiologis pada

    kehamilan yang dapat berpengaruh pada kerumitan anatomis maupun situasional

    dalam tata laksana jalan napas, khususnya untuk intubasi oleh laringoskopi direk.

    Perubahan utama yang berkontribusi pada kerumitan anatomis adalah pada

    saluran pernapasan atas. Perlu diingat, kehamilan merupakan bentuk kondisi retensi

    cairan, pada saluran pernapasan atas, hal itu bermanifestasi sebagai edema. dema

    tersebut dapat diperberat lagi dengan pemberian cairan iatrogenis maupun oleh

    kondisi patologis seperti misalnya preeklampsia. *elain itu penambahan berat

    badan semasa kehamilan juga dapat mempengaruhi deposisi lemak pada saluran

    pernapasan atas, contohnya ketika deposisi lemak mempengaruhi besarnya lidah

    dan menurunkan mobilitas jaringan lunak.

    Perubahan lain pada faal pernapasan yang memperumit adalah perubahan

    gastro intestinal,)yang meningkatkan resiko refluks isi lambung dan resiko aspirasi.

    Perubahan anatomi terkait relaksasi sfingter bawah esofagal dan perubahan letak

    lambung terjadi sejak trimester pertama.

    *,9 Praktik Manajemen Saluran Pernapasan Pada "bstetri

    *,9,' Pre:ensi

    Perencanaan dan pencegahan problema saluran napas pada anestesi obstetrik

    adalah poin penting dalam praktik manajemen. Balaupun tidak semua situasi sulit

  • 7/21/2019 Manajemen Cairan Pasien Sectio Cesaria

    11/30

    10

    dapat diprediksi, pelaksanaan praktik aman dan strategi yang tepat dapat membantu

    mengurangi resiko dan konsekuensi untuk hasil yang lebih baik.

    Prinsip pertama dalam pre$ensi kerumitan tata laksana saluran pernapasan

    adalah usaha untuk mengetahui apakah pasien sedang dalam resiko atau tidak.

    Balaupun kemampuan untuk memprediksi kerumitan intubasi tingkatnya rendah,

    tidak boleh ada pasien obstetri yang mendapatkan induksi anestesi umum tanpa

    mendapatkan asesmen saluran pernapasan. alam audit retrospektif oleh

    :awthorne, dkk,!@C1!menunjukkan data bahwa satu dari tiga pasien obstetri akan

    menimbulkan kerumitan intubasi, sedang dua dari dua puluh tiga pasien sudah

    pernah mengalami gangguan yang sama pada kehamilan sebelumnya.

    *alah satu strategi untuk menghindari potensi kerumitan manajemen saluran

    napas pada obstetri yang membutuhkan anestesi umum, adalah dengan asesmen

    rutin pada area kehamilan dan persalinan, atau paling tidak pada pasien kehamilan

    dengan resiko tinggi %High Risk Pregnancy:#P&, dimana dapat memberikan

    konseling yang lebih baik pada pasien dan pemberian epidural profilaktik untuk

    kejadian komplikasi jalan napas tak terprediksi contohnya pada kondisi gawat-

    darurat tindakansectio caesaria.

    Mengetahui tidak seluruh kondisi dapat dihindari, disarankan untuk memilih

    operator berpengalaman sesegera mungkin pada saat dibutuhkan anestesi umum

    untuk tindakansectio caesaria. +onsep akhir mengenai pre$ensi, bukanlah untuk

    mencegah timbulnya kesulitan intubasi, namun untuk mencegah konsekuensi

    potensial yang dapat diakibatkan olehnya, yaitu aspirasi. #esimen profilaksis utama

    sebenarnya adalah pilihan usaha menghindari penggunaan anestesi umum dan

    memilih anestesi regional. +etika hal tersebut tidak memungkinkan, $ariasi strategi

    dapat diberikan sebagai profilaksis. 4ntasida nonpartikuler, penghambat pompa

    proton, dan pirokinetik seperti misalnya metoklopramid telah digunakan secara

    luas."@C1! +onsumsi oral makanan padat dilarang, dan ketika dilakukan induksi

    anestesi umum, induksi cepat dengan memberikan tekanan pada krikoid

    dilaksanakan. Balaupun sifatnya intuitif, usaha demikian dapat membantu

    manajemen saluran napas dan terutama mencegah terjadinya aspirasi.

    *,9,*, Manajemen Saluran Pernapasan

    4lgoritma manajemen kerumitan saluran pernapasan maternal ditunjukkan

    pada tabel 1

  • 7/21/2019 Manajemen Cairan Pasien Sectio Cesaria

    12/30

    11

    tabel ', Algoritma

    Manajemen Saluran Pernapasan Maternal

    *eperti pada diskusi sebelumnya, seluruh kandidat anestesi wajib

    mendapatkan asesmen saluran pernapasan. alam kasus dimana kerumitan

    manajemen saluran napas telah diantisipasi, anestesi umum tidak boleh diinduksi.

    Pilihan dalam situasi ini termasuk intubasi dalam kondisi sadar, atau pemilihan

    anestesi regional. Balaupun sebagian besar praktisi dapat menginduksi anestesi

    regional lebih cepat daripada kemampuan merekan mengamankan jalan napas,

    pilihan tersebut bukanlah menjadi pilihan terbaik pada seluruh situasi. Pada kondisi

    dimana anestesi regional terkontraindikasi atau tidak mampu dilakukan,

    pertolongan berpengalaman diperlukan dalam penatalaksanaan jalan napas pada

    situasi darurat.

    *trategi paling efisien adalah untuk memulai topikalisasi jalan napas

    maternal bersamaan dengan saat persiapan intubasi. Terdapat berbagai pilihan dan

    tak ada yang lebih superior dibandingkan dengan yang lainnya. ;leh karena itu,

    seorang dokter harus dapat melakukan yang terbaik dan yang paling efektif efisien.

    *trategi sederhana juga disebut sebagai Dpenampakan sadarE, dimana laringoskopi

    direk dilaksanakan setelah topikalisasi jalan napas. *elama manu$er tersebut,

    praktisi dapat melakukan intubasi langsung maupun mengakses kembali kerumitanintubasi dan mempertimbangkan ulang diagnosa, namun tidak semua praktisi

  • 7/21/2019 Manajemen Cairan Pasien Sectio Cesaria

    13/30

    1!

    merasa nyaman dengan cara tersebut. Teknik pengamanan jalan napas lainnya

    termasuk metoda intuibasi fiberoptikal atau intubasi masker laringeal yang dapat

    dilaksanakan pada jalan napas yang tertopikalisasi.1!

    Pada kondisi kerumitan saluran pernapasan yang tidak terantisipasi %dimana

    merepresentasikan )0 A dari seluruh kerumitan intubasi&, praktisi perlu

    meyakinkan dirinya bahwa usaha pemasangan telah optimal %operator

    terkualifikasi, posisi baik, dan bilah laringoskopi optimal&. Perlu diingat bahwa

    wanita hamil cenderung mengalami desaturasi dengan cepat, sehingga tidak

    terdapat waktu untuk mencoba berbagai macam cara. ariabel penting melingkupi

    terdapat atau tidaknya masker $entilasi dan keberadaan kompromi fetal. alam

    situasi dimana masker $entilasi dinilai tidak adekuat, diterapkan algoritma

    penanganan kerumitan jalan napas. 'uga direkomendasikan bahwa tekanan krikoid

    tetap dipertahankan selama tidak mengganggu tata laksana $entilasi.

    *,9,), Rangkuman Manajemen Saluran Pernapasan Pada "bstetri

    ibalik perhatian khusus pada perubahan fisiologis semasa kehamilan, bukti

    terbaik dari penelitian kohort yang ada adalah dengan mempercayai bahwa

    sesungguhnya populasi wanita hamil tidaklah lebih rumit untuk dilakukan intubasi.

    *tudi juga menyebutkan bahwa sebagian wanita hamil dapat mengembangkan

    kondisi edema orofaringeal selama kehamilan hingga masa persalinan. Pada

    sebagian kasus, edema eksesif dapat terjadi sehingga berkontribusi pada

    peningkatan kesulitan intubasi. apat atau tidaknya wanita memiliki resiko

    kesulitan intubasi pada pemeriksaan pre-operatif tidak dapat diketahui.

    Fang tampak jelas, adalah bahwasannya induksi anestesi umum untuk

    seksio caesaria merupakan situasi yang lebih kompleks daripada umumnya, dimana

    hal tersebut meningkatkan insidensi kerumitan dan komplikasi. Mengetahui

    pre$alensi anestesi regional untuk seksio caesaria, sebagian besar anestesiolog

    mengalami kondisi penyulit saat memberikan anestesi umum pada seksio caesaria.

    Banita hamil juga memiliki resiko lebih tinggi untuk mengalami aspirasi atau

    menjalani puasa yang tidak adekuat. Maka dari itu, seluruh intubasi membutuhkan

    pendekatan rapid-seuence, karena desaturasi yang lebih cepat memberikan waktu

    lebih untuk manajemen penyulit saluran pernapasan.

    Perencanaan dan pre$ensi adalah dasar manajemen saluran pernapasan

    maternal. Pasien harus menerima asesmen jalan napas dengan hati-hati, termasuk

  • 7/21/2019 Manajemen Cairan Pasien Sectio Cesaria

    14/30

    1

    pemberian profilaksis epidural yang membantu menghindari situasi rumit dan

    profilaksis gastrointestinal untuk mencegah morbiditas dari aspirasi. Penggunaan

    masker laringeal seperti Pro*eal dan 56M4 sangatlah berguna untuk membantu

    manajemen saluran pernapasan pada situasi rumit.1

    *,+, Keseimbangan Cairan Tubuh Manusia

    Tubuh manusia mengenal istilah Total ody Bater %TB& atau berat total

    seluruh cairan dalam tubuh. berat cairan dalam tubuh berkisar 90A dari berat badan

    manusia. :al ini menunjukan komponen terbesar dalam tubuh adalah air, bukan

    otot. Perlu diketahui, semakin kurus seseorang TBnya akan semakin tinggi. 90A

    air dalam tubuh manusia terbagi dalam komponen utama. cairan intraselular,

    cairan interstisium, dan cairan plasma, dengan komponen terbanyaknya yakni

    cairan intraselular. ari 90A itu, "0A berada di dalam intraseluler sedangkan !0A

    berada di ekstra$askuler. !0A masih terbagi lagi menjadi 1)A cairan berada di

    intersisial sedangkan sisanya )A berada di intra$askuler. /ntuk memudahkan

    cairan plasma dan intersisial dipisahkan oleh membran kapiler. sedangkan

    cairan intersisial dan intrasel dipisahkan oleh membran sel.1"

    (airan diperoleh tubuh melalui ! cara, yang pertama ditelan tubuh dalam

    bentuk cairan atau air dalam makanan yang akan menambah kira-kira !100 mlhari.

    Fang kedua dengan cara sintesa dalam tubuh sebagai hasil dari oksidasi karbohidrat

    yang kira-kira akan menambah !00 mlhari. 4kan tetapi, intake cairan ini ber$ariasi

    diantara masing-masing orang tergantung cuaca, tempat tinggal, dan akti$itas fisik.

    :ilangnya cairan tubuh terjadi melalui beberapa cara pula, yang paling banyak

    adalah melalui urin sekitar 1"00 mlhari. :ilangnya cairan lainnya bisa melalui

    e$aporasi dari saluran nafas, difusi melalui kulit, keringat, dan sejumlah kecil

    hilang melalui feses

    *,; Kompartemen Cairan Tubuh

  • 7/21/2019 Manajemen Cairan Pasien Sectio Cesaria

    15/30

    1"

    Total cairan tubuh didistribusikan terutama melalui dua kompartemen2

    cairan ekstraseluler dan cairan intraseluler. (airan ekstraseluler dibagi lagi menjadi

    cairan intersisial dan plasma darah. 4da kompartemen kecil lain yang disebut

    cairan transseluler %termasuk di dalamnya cairan syno$ial, peritoneal, pericardial,

    intraokuler, dan cairan serebrospinal kurang lebih 1-! liter&. Pada manusia

    dewasa berat badan 70 kilogram, total cairan tubuhnya 90A atau sekitar "! liter.

    Persentasi ini dapat berubah tergantung usia, jenis kelamin, dan M5. *eiring

    dengan bertambahnya usia, persentase cairan tubuh akan menurun karena penuaan

    berhubungan dengan peningkatan lemak yang akan menurunkan persentase cairan

    tubuh. +arena wanita umumnya memiliki lebih banyak lemak disbanding pria,

    mereka memiliki proporsi cairan yang lebih sedikit daripada pria.

    !,;,' Kompartemen Cairan ntraseluler

    *ekitar !? dari "! liter cairan tubuh %"0A& berada di dalam 7) triliun sel dan

    disebut cairan intraseluler. +onsentrasi cairan antar sel ini relati$e sama satu sama

    lain. ;leh karena alas an ini, cairan intraseluler dari berbagai sel yang berbeda

    secara bersama-sama dianggap sebagai satu kompartemen cairan.

    *,;,* Kompartemen Cairan 0kstraseluler

    *emua cairan yang berada di luar sel disebut cairan ekstraseluler yang

    mencakup !0A dari total berat manusia %sekitar 1" literm pada orang dengan berat

    badan 70 kilogram&. ua kompartemen ekstraseluler terbesar adalah cairan

    intersisial yang meliputi lebih dari tiga perempat cairan ekstraseluler dan plasma

    darah yang meliputi seperempat total cairan ekstraseluler. Plasma adalah bagian

    nonseluler darah. Pertukaran Gat-Gat secara terus-menerus dengan cairan intersisial

    terjadi melalui pori-pori membran kapiler. Pori-pori ini permeabilitas tinggi bagi

    hamper semua Gat kecuali protein. ;leh karena itu, plasma dan intersisial memiliki

    komposisi Gat yang relatif sama kecuali protein.

    *,;,) 3olume /arah

    arah mengandung cairan ekstraseluler %cairan plasma& dan cairan

    intraseluler %cairan dalam sel-sel darah&. 4kan tetapi, darah dipertimbangkan

    sebagai kompartemen yang berbeda karena ini terdapat di system kardio$askuler.

    olume darah penting dalam mengontrol dinamika kardio$askuler. #ata-rata darah

  • 7/21/2019 Manajemen Cairan Pasien Sectio Cesaria

    16/30

    1)

    pada orang dewasa sekitar 7A dari total berat tubuh atau sekitar ) liter. *ekitar 90

    persennya adalah plasma dan "0A berupa sel-sel darah %persentase ini dapat

    berbeda di tiap orang tergantung umur, jenis kelamin, dan factor-faktor lainnya&.

    Plasma merupakan bagian dari darah dan sekitar @!A kandungan plasma adalah air.

    elapan persen sisanya terdiri dari berbagai ion-ion dan molekul-molekul organic.

  • 7/21/2019 Manajemen Cairan Pasien Sectio Cesaria

    17/30

    19

    imana perlu diketahui bahwa pemberian transfusi yang tidak diperlukan

    dapat memaparkan wanita pada resiko yang dapat dihindari seperti infeksi melalui

    media transfusi layaknya :5, hepatitis , hepatitis (, sifilis, hingga malaria.

    Prinsip pemberian transfusi klinis adalah memahami bahwa transfusi

    hanyalah salah satu bentuk pilihan dalam manajemen penanganan kebutuhan darah

    dan cairan obstetri. Minimalisasi pembuangan darah wanita untuk mengurangi

    kebutuhan transfusi dapat dilakukan dengan pemberian cairan resusitasi, dan

    pemilihan teknik anestesi dan bedah yang tepat untuk meminimalisir kehilangan

    darah saar pelaksanaan tindakan bedah.1"

    *,& Terapi Cairan Sebagai Substitusi Sederhana Trans!usi Pada "bstetri

    :anyalah normal salin %sodium klorida 0,@A& atau solusi garam seimbang

    yang memiliki konsentrasi sodium serupa dengan plasma dan berperan baik sebagai

    cairan pengganti yang efektif. (airan tersebut harus tersedia di seluruh rumah sakit.

    (airan pengganti berfungsi untuk menggantikan kehilangan darah yang abnormal,

    atau kehilangan cairan ekstra$askuler dengan cara meningkatkan $olume dari

    kompartemen $askuler.

    Pada obstetri, terapi pengganti cairan digunakan secara umum padamanajemen wanita yang mendapati hipo$olemia %e32 syok hipo$olemik&, dan untuk

    perawatan wanita normo$olomik dengan kehilangan cairan yang masih berjalan

    %e3. +ehilangan darah oleh karena tindakan bedah&1"

    *,&,' Cairan Kristaloid dan Sensiti:itasnya Pada Pasien

    Merupakan cairan yang mengandung konsentrasi serupa dengan sodium

    plasma, tidak dapat masuk kedalam intrasel karena impermeabilitas membran pada

    sodium. +ristaloid mengalir bersama kompartemen $askular menuju ruang

    ekstrasel %normalnya hanya H $olume cairan kristaloid yang menetap pada

    kompartemen $askuler. /ntuk merestorasi $olume darah sirkulasi, infusi kristaloid

    adalah dalam $olume paling sedikit tiga kali jumlah $olume yang hilang. Perlu

    diketahui, solusi dekstrose %gula& adalah cairan pengganti yang kurang efektif.

    Tidak disarankan untuk menggunakannya pada manajemen hipo$olemia terkecuali

    bila tidak terdapat alternatif lainnya.1"

    !learancedari kristaloid semasa tindakan

    anestesi dan bedah adalah 10-!0A pada pasien yang sadar. *ebagaimana diketahui

  • 7/21/2019 Manajemen Cairan Pasien Sectio Cesaria

    18/30

    17

    bahwa kristaloid meninggalkan ruang plasma, dan berekulibrasi dengan ruang

    interstisial setelah !0-0 menit.

    *,&,' Cairan Kolloid

    *olusi koloid terbentuk dari suspensi partikel yang lebih besar dari

    kristaloid. +oloid cenderung menetap dalam darah dimana sifatnya menyerupai

    plasma protein untuk menjaga atau meningkatkan tekanan osmotik plasma dalam

    darah. Plasma manusia tidak seharusnya digunakan sebagai cairan pengganti.

    *egala bentuk plasma membawa resiko serupa seperti transfusi darah whole blood

    untuk mentransmisi infeksi seperti :5 dan hepatitis. Merupakan cairan yang

    mengandung konsentrasi serupa dengan sodium plasma, tidak dapat masuk

    kedalam intrasel karena impermeabilitas membran pada sodium. +ristaloid

    mengalir bersama kompartemen $askular menuju ruang ekstrasel %normalnya hanya

    H $olume cairan kristaloid yang menetap pada kompartemen $askuler. /ntuk

    merestorasi $olume darah sirkulasi, infusi kristaloid adalah dalam $olume paling

    sedikit tiga kali jumlah $olume yang hilang. Perlu diketahui, solusi dekstrose %gula&

    adalah cairan pengganti yang kurang efektif. Tidak disarankan untuk

    menggunakannya pada manajemen hipo$olemia terkecuali bila tidak terdapat

    alternatif lainnya.1"

    *,< Panduan Manajemen Cairan Pada Tindakan $edah dan Anestesi

    *,

  • 7/21/2019 Manajemen Cairan Pasien Sectio Cesaria

    19/30

    1?

    dan terkait dengan membaiknya perfusi mukosa gastrik dibandingkan cairan

    berdasarkan normal salin.19,17

    *,

  • 7/21/2019 Manajemen Cairan Pasien Sectio Cesaria

    20/30

    1@

    jantung dan penurunan mortalitas setelah pembedahan telah lama terbentuk.

    Pertama kali didemonstrasikan oleh *hoemaker et al.1?pada 1@?? dan didukung

    oleh banyak studi lainnya. *tudi tersebut menggunakan target flow yang diukur

    olehpulmonary artery flotation catheter%Penggunaan target hemodinamis spesifik

    seperti *$;!, stroke volume, oxygen delivery,dan cardiac index terbukti

    menurunkan mortalitas pada grup protokol yang diteliti. eberapa dekade terakhir,

    telah terdapat monitor cardiac output yang sifatnya minimal in$asif seperti

    sophageal oppler Monitor %M& atau :emisonic oppler Monitor %:M&

    yang mengukur $elositas aliran darah pada #escending $horacic &orta.1@ Pada

    sebuah penelitian yang mempelajari perfusi gut mucosal perfusionpada tindakan

    bedah jantung, M digunakan untuk menjadi panduan terapi cairan intraoperatif

    yang didasarkan pada algoritma administrasi cairan.!0*elama masa intraoperatif,

    bollus kolloid diberikan dan dibandingkan dengan grup yang menerima resusitasi

    cairan dalam praktik standar. +elompok yang menerima resusitasi cairan dengan

    goal directed therapy terbukti menunjukkan peningkatan perfusi gastrointestinal

    yang diukur oleh tonometri gaster dan menunjukkan lama rawat di 5(/ dan #umah

    *akit yang lebih singkat.

  • 7/21/2019 Manajemen Cairan Pasien Sectio Cesaria

    21/30

    !0

    $A$

    LAP"RA1 KASUS

    ),' dentitas Pasien

    o 8ama 2 8y. 8gatminah

    o /sia 2 !7 tahun

    o 'enis +elamin 2 Banita

    o *tatus Perkawinan 2 +awin

    o Tinggi adan 2 19" cm

    o erat adan 2 )) kg

    o #egister 2 10"9")

    o Tanggal ilakukan 4nestesi 1! >eb !01

    o 6ama 4nestesi2 1 jam 10 menit %!0.0 = !1."0&

    iagnosa Pra edah 2 Post-term dengan fetal compromised

    'enis Pembedahan 2 *(TP

    'enis 4nestesi 2 *pinal 4nestesi

    ),* Persiapan Pre "perasi

    ),*,' Anamnesa ?'* !ebruari *%')@

    4 2 #iwayat alergi terhadap obat atau makanan atau suhu pada pasien %-&, riwayat

    asma %-&, riwayat atopi %-&, riwayat alergi di keluarga %-&

    M 2 #iwayat mengkonsumsi jamu atau obat anti nyeri %-&.

    Pasien datang ke / #6 !000 cc jam

    P 2 #iwayat kesehatan terdahulu2

    Mengorok saat tidur %-&, +ejang %-&, Pendarahan lama berhenti %-&, *ering lebam

    atau mimisan %-&, *esak nafas %-&, 4sma %-&, *ering nyeri dada %-&, +eterbatasan

    akti$itas karena sesak atau lelah %-& pasien biasa tidur dengan 1 bantal tanpa disertai

    sesak, :ipertensi %-&

    8yeri kepala %-&, iabetes %-&,

  • 7/21/2019 Manajemen Cairan Pasien Sectio Cesaria

    22/30

    !1

    2 Pasien merupakan rujukan dari #* 8gudi Baluyo dengan

    mgg T: postterm K fetal compromised

    ),) Pemeriksaan 2isik ?'* 2ebruari *%')@

    +eadaan umum pasien 2 tampak sakit sedang, lemah

    1 2 4irway paten, nafas spontan simetris, regular, !"3menit, rhonki %-&, wheeGing

    %-&, Mallampati score 1, leher bebas, buka mulut L jari, gigi %K&, jarak

    Thyromentum 9 jari

    ! 2 4kral hangat, kering, kemerahan, T 1!070, nadi @03menit, (#T ! detik,

    *1*! reguler, murmur %-&, gallop %-&

    2 aal :emostasis

  • 7/21/2019 Manajemen Cairan Pasien Sectio Cesaria

    23/30

    !!

    ',',' PPT 2 1!,0 detik %+ontrol 1!," detik&

    ',',* 4PTT 2 !@, detik %+ontrol !@,9 detik&

    PTT dan 4PTT dalam batas normal.

    ),+ Planning

    Tanggal dilakukan anestesi 2 1! >ebruari !01

    'enis 4nestesi 2 *pinal 4nestesia

    'enis Pembedahan 2 *(TP

    ),; Persiapan "perasi di U./

    *urat ijin operasi dan surat ijin tindakan anestesi

    Puasa 10 jam

    5> #6 !000 ccjam

    Premedikasi 2 1! >ebruari !01

    5nj Metroclopramid

    5nj #anitidin

    5nj (eftria3on

    ),( /urante "perasi ?'* 2ebruari *%')@

    ),(,' Laporan Anestesi

    'enis 4nestesi 2 #egimen anestesi spinal 2 upi$acaine 0,)A 1!,) mg

    Teknik 4nestesi 2 5dentifikasi 6?-6@, 5nsert spinocatheter N!7 5njeksi

    regimen spinal

    6ama 4nestesi 2 1 jam 10 menit %!0.0 = !1."0&

    6ama ;perasi 2 ! jam 1) menit %!1."0 = !.))&

    Medikasi urante ;perasi 2

    1. #esimen *pinal

    !. ;ksitosin ! amp

    . +alne3 1gr

    ". ;ndansetron

  • 7/21/2019 Manajemen Cairan Pasien Sectio Cesaria

    24/30

    !

    ),& Manajemen Cairan

    M 2 100 ccjam

    ;! 2 !"0 ccjam

    'am ke 5 2 "0 cc %MK;&

    'am ke 55 2 "0 cc %MK;&

    ),&,' Cairan Masuk

    Pre-;peratif 2 #6 1000 cc

    urante ;peratif 2 8* 1000 cc

    ),&,* Cairan Keluar

    Perdarahan 2 J 00 cc

    2 @00 cc

    46 2 7?0 cc

    ;! 2 !"0 ccjam

    M 2 100 ccjam

    ),< Pas>a $edah di Ruang Pulih Sadar

    +eluhan Pasien 2 Mual %-& Muntah %-& Pusing %-& 8yeri %-&

    Pemeriksaan >isik

    +eadaan umum pasien 2 tampak sakit sedang, lemah

    1 2 4irway paten, nafas spontan simetris, regular, !"3menit, rhonki %-&, wheeGing

    %-&, Mallampati score 1, leher bebas, buka mulut L jari, gigi %K&, jarak

    Thyromentum 9 jari

    ! 2 4kral hangat, kering, kemerahan, T 1!070, nadi @03menit, (#T ! detik,

    *1*! reguler, murmur %-&, gallop %-&

    2

  • 7/21/2019 Manajemen Cairan Pasien Sectio Cesaria

    25/30

    !"

    $A$ 3

    P0M$A7ASA1

    9,', Penilaian Pre8"perati!

    Pasien 8y. 8 !7 tahun dengan berat badan ))kg dan tinggi badan 19" cm

    datang ke 5mgg T: post-term K fetal compromised. Pasien akan di laksanakan *( (ito

    dengan menggunakan jenis anestesi *pinal.

    4namnesa

    4 2 #iwayat alergi terhadap obat atau makanan atau suhu pada pasien %-&, riwayatasma %-&, riwayat atopi %-&, riwayat alergi di keluarga %-&

    M 2 #iwayat mengkonsumsi jamu atau obat anti nyeri %-&.

    Pasien datang ke / #6 !000 cc jam

    P 2 #iwayat kesehatan terdahulu2

    Mengorok saat tidur %-&, +ejang %-&, Pendarahan lama berhenti %-&, *ering lebam

    atau mimisan %-&, *esak nafas %-&, 4sma %-&, *ering nyeri dada %-&, +eterbatasan

    akti$itas karena sesak atau lelah %-& pasien biasa tidur dengan 1 bantal tanpa disertai

    sesak, :ipertensi %-&

    8yeri kepala %-&, iabetes %-&, mgg T: postterm K fetal compromisedPemeriksaan >isik

    +eadaan umum pasien 2 tampak sakit sedang, lemah

    1 2 4irway paten, nafas spontan simetris, regular, !"3menit, rhonki %-&, wheeGing

    %-&, Mallampati score 1, leher bebas, buka mulut L jari, gigi %K&, jarak

    Thyromentum 9 jari

    ! 2 4kral hangat, kering, kemerahan, T 1!070, nadi @03menit, (#T ! detik,

    *1*! reguler, murmur %-&, gallop %-&

    2

  • 7/21/2019 Manajemen Cairan Pasien Sectio Cesaria

    26/30

    !)

    " 2 Produksi urin %K&, kuning %K&

    ) 2 istended, ising /sus sulit di e$aluasi

    9 2 Mobilitas %-&, edema %-&, skoliosis %-&, lordosis %-&

    9,* Manajemen Saluran Pernapasan dan Pertimbangan Teknik Anestesi

    Mengenai saluran pernapasan, sesuai dengan algoritma manajemen saluran

    pernapasan oleh 4merican *ociety of 4nesthesiologists Task >orce on Management

    of the ifficult 4irway,1

    Manajemen saluran pernapasan pasien obstetri diawali dengan pre$ensi,

    langkah pre$ensidilakukan pertama kali dengan mempertimbangkan perubahan

    anatomis-fisiologis pada pasien obstetri dengan poin-poin utama yang berupa 2

    +enaikan berat badan semasa kehamilan.

    Pembesaran payudara.

    dema mukosa respiratoris.

    Peningkatan resiko aspirasi pulmoner oleh karena muntah.

    Perubahan anatomis-fisiologis tersebut dinilai meningkatkan resiko

    kerumitan manajemen saluran pernapasan, juga pada usaha pemasangan intubasi,

  • 7/21/2019 Manajemen Cairan Pasien Sectio Cesaria

    27/30

    !9

    dan yang harus selalu diingat adalah kemampuan paru-paru ibu hamil dalam

    menyimpan oksigen cadangan berkurang karena kebutuhan metabolisme tubuh,

    sedangkan yang membutuhkan oksigen bukan hanya ibu saja, namun juga janin

    yang dikandungnya. 6angkah pre$ensi pertama yang dapat dilakukan adalah

    menghindari penggunaan teknik anestesi umum pada pasien seksio cesaria, dimana

    berbagai penyulit seperti kesulitan intubasi seringkali terjadi. +arena tidak ada

    kontraindikasi untuk anestesi regional %alergi, fasilitas peralatan kurang, atau

    penolakan pasien&, maka pemilihan anestesi spinal pada pasien ini dinyatakan tepat.

    9,) Tata Laksana Manajemen Cairan

    Terapi cairan perioperatif termasuk 2

    Penggantian defisit cairan yang sebelumnya

    +ebutuhan maintenance

    +ebutuhan luka operasi seperti jumlah darah yang hilang dan hilangnya

    cairan akibat e$aporasi dan distribusi internal.

    engan tidak adanya intake oral %puasa&, defisit cairan dan elektrolit bisa terjadi

    cepat karena terjadinya pembentukan urin, sekresi gastrointestinal, keringat dan

    insensible lossesyang terus menerus dari kulit dan paru-paru. +ebutuhan cairan

    disebutkan dalam tabel " 2

    Tabel 4. Kebutuhan rumatan cairan (morgan 2!"

    erat adan #erata (airan %m6kgjam&

    10 kg pertama "

    10-!0 kg berikutnya ditambahkan !

    setiap diatas !0 kg ditambahkan 1

    Pasien ini memiliki berat badan )) kg sehingga kebutuhan cairan tiap jamnya

    adalah 2

    %"310& K %!3!0& K %131)& C @) ccjam.

    Metode paling umum yang digunakan untuk memperkirakan hilangnya darah

    adalah pengukuran darah dalam wadah hisapsuction atau dapat juga dengan

    memperkirakan secara $isual banyaknya darah yang terendam pada spons atau lap

    yang terendam darah dimana untuk 1 spon berukuran "3" cm menyerap 10 cc darah

    dan lap "3" cm menyerap 100-1)0 cc darah. Pengukuran tersebut dapat menjadi

    lebih akurat lagi bila spons atau lap ditimbang terlebih dahulu sebelum dan sesudah

    terendam oleh darah.

  • 7/21/2019 Manajemen Cairan Pasien Sectio Cesaria

    28/30

    !7

    Pada pasien ini jumlah darah yang hilang diperkirakan senilai 00cc. +ehilangan

    cairan intraoperatif juga dapat terjadi akibat e$aporasi dan distribusi ruang ketiga

    %contoh akibat luka bakar, infeksi, dll&. +ehilangan cairan dalam bentuk ini dapat

    diperkirakan berdasarkan bentuk operasinya seperti pada tabel yang terlampir

    pada tinjauan pustaka 2

    Tipe Pembedahan 5nsensible 6osses

    %ml kg-1.h-1&

    +ristalloid

    Maintenance

    +olloid ollus

    %m6&

    Minor

    %e3 perbaikan

    tendon&

    1-! ! jarang

    dibutuhkan

    Moderate

    %e3 kolekistektomi &

    " ) jarang

    dibutuhkan

    Major

    %e3 reseksi usus&

    7-@ 7.) !)0I

    Major = askuler

    %e3 perbaikan

    444&

    10-!0 10 !)0I

    =/iulangi hingga ter>apai target yang diinginkan

    ?M>Kinley S- .an T5- *%%)@

    Pasien ini menjalani operasi seksio cesaria, jenis operasi ini termasuk operasi

    dengan derajat besar sehingga cairan yang hilang adalah 7-@ml 3 )) kg C ""0 cc

    ;leh karena operasi berlangsung ! jam, maka kebutuhan cairan selama operasi

    adalah 2

    +ebutuhan cairan rumatan 2 @)ccjam 3 ! C 1@0 cc

    +ebutuhan cairan lain 2 ""0ccjam 3! C !0 cc

    stimasi jumlah darah yang hilang 2 00ccjam 3! C 900 cc

    Produksi /rin 2 !)ccjam 3 ! C )0 cc

    C 1190 ccjam

    Pada pasien ini diberikan input cairan durante operasi 2

    8* 2 1000 cc

    +arena penilaian estimasi perdarahan memiliki room of errordengan toleransi %)0-

    100cc&, maka resusitasi cairan 8* 1000 cc pada pasien ini dapat dinilai cukup.

    /A2TAR PUSTAKA

  • 7/21/2019 Manajemen Cairan Pasien Sectio Cesaria

    29/30

    !?

    1. +ucGowski +M, #eisner #*, enumoff jl. 4irway Problems and new solutions for

    ;bstetric Patients.' !lin &nesth. !00 4ntibiotic prophyla3is.(ndo $op )**+ 1)2

    "@1-@".

    !.

  • 7/21/2019 Manajemen Cairan Pasien Sectio Cesaria

    30/30

    !@

    1). Prien T, ackhaus 8, Pelster >, et al2 The effect of intraoperati$e fluid

    radministration and colloid osmotic pressure on the formation of intestinal edema

    during gastrointestinal surgery.' !lin &nesth 1@@0O !2 17-!

    19. *cheingraber *, #ehm M, *ehmisch (, et al2 #apid saline infusion produces

    hyperchloremic acidosis in patients undergoing gynecologic surgery. 4nesthesiology

    1@@@O @02 1!9)-70.

    17. Bilkes 8', Boolf #, Mutch M, et al2 The effects of balanced $ersus saline-based

    hetastarch and crystalloid solutions on acid-base and electrolyte status and gastric

    mucosal perfusion in elderly surgical patients

    1?. *hoemaker B(, 4ppel P6, +ram :, et al2 Prospecti$e trial of supranormal $alues

    of sur$i$ors as therapeutic goals in high-risk surgical patients. (hest 1@??O

    @"21179-?9.

    1@.