malu #0
DESCRIPTION
http://memangterlalu.blogspot.comTRANSCRIPT
“lan, kita bikin semacam media yang isinya foto2kita yuk.”
“wah, gua dari dulu pengen banget tuh ki, yu ah. Serius ya.”
“iya lan, abis cape ngarep ada media lain mengekspose foto-foto kita, padahal kita
ngerasa foto kita sudah cukup layak tampil di media nyata. Kalo kaya gini-gini aja
apalah beda kita dengan anak-anak muda yang punya DSLR hanya sekedar gaya,
untuk sekedar bisa dibilang “gila keren banget, lu anak fotografi ya, fotoin gua
dong”
“Yoits boy, gua juga pengen orang-orang bisa tau karya-karya foto gua walaupun
biasa aja, kita harus berani ki, berani berkarya.. Walaupun karya-karya kita belum
seberapa, seenggaknya kita punya satu keunggulan ki,kita punya kemauan dan
kita berani. Ga cuma berani di belakang, berani numpuk foto difolder computer
doang.”
“gila, keren banget omongan lu, gua salut.”
“oh elu salut, kenalin, gua Allan.”
...
“au ah lu”
Lalu lahirlah MALU setelah seminggu kami membuahi pemikiran
tersebut, Pemikiran bahwa ternyata hidup ini memang terlalu, dan kami tidak akan
membiarkan nya sekedar berlalu, kita ingin hidup bahagia dengan bisa berkarya,
dan bisa berbagi. Seperti yang akan kalian lihat, MALU memang berisi foto-foto
hasil jepretan kami. Foto-foto yang sudah kami jebak di sensor kamera kami
masing-masing, foto-foto yang kami banggakan.
Mungkin MALU tidak akan berhenti di terbitan pertama ini, mungkin
akan berkala, dan tidak menutup kemungkinan MALU tak hanya memuat karya
kami saja, alias terbuka untuk kalian semua yang suka merasakan hal seperti kami
diatas. Andai kami punya lebih uang sejuta kami rela habiskan untuk mencetak
MALU dengan mesin cetak yang super canggih itu, tapi uang kami hanya cukup
untuk fotokopi aja, semoga kalian tetap maklum.
Kami sangat mengharapkan apresiasi kalian karena jika diibaratkan
kami hanya seperti bayi yang jika kamu benci, lebih baik kami masuk lagi lagi
keperut ibu. Secacat-c acatnya kami lahir, setidaknya beri kami ASI, ASI rasa
strawberry jika kami diperkenankan memilih. salam!
(sebut saja) Kata Pengantar
Terima thank you kepada :
Allan berterima kasih kepada Rizki, Rizki berterima kasih kepada
Allan, Rizki dan Allan saling berterima kasih, bersujud syukur kepada Allah
yang telah dengan hebatnya menciptakan pemandangan kehidupan yang begitu
hmmmm, menakjubkan!, sehingga membuat kami sangat ingin
mengabadikannya. Tak lupa kepada orang tua juga, temen-temen Pondok Melati
yang selalu membuat kami lupa waktu untuk menyelesaikan MALU, termasuk
Adip, Ali yang sering bolos, Heri yang mirip sumanto, dan Pato yang selalu
cengeng setiap pagi. Temen2 di kampus, temen2 dari Mandor Book juga
terutama Dias n Toro secara-secari gituloh. Gadis-gadis di Jakarta itu juga, dan
terakhir tak lupa kepada kalian yang udah tak hanya sekedar melihat booklet ini,
terima kasih sebanyak-banyaknya, kalau kurang banyak ambil sendiri aja di
dapur.
terlalurisky:
“Rope of Hope”
“Mencari Titik Temu”
“Thanks God, Im Silhoutte”
“Serangan Ninja Senja”
“halo”
“we’re become silhoutte”
“Silhoutte Sidekick”
“God Of Kite”
“Look up, im flying”
“Kaca Beca’”
“108___399"
“Bandung Underground”
“Ekonomi Eksekutif”
“Romansa Pinggir Kota”
“Bekal Abdi”
“Selamat Datang Jakarta“
AllanmemangAllan:
“Involute”
“Kendaraan Metropolitan”
“Berebut Busway”
“Plis Maafin Gw”
“The Janitor”
“Panggil Aku Nenek Tani”
“Srepet Prepet Boy”
“Grandiose”
“Lord Of Cincin“
“The Crusader”
“Leapfrog”
“Ga Bakal Laku”
“Jiah Apalagi Elu Boy”
para pengumbar MALU:
Rizki Ramadan as terlalurisky
terlalu_risky.deviantart.comterlalurisky.multiply.com
[email protected] Rinaldi as Allanmemangallan
allanmemangallan.multiply.comallan260688@fotografer.or.idallancihuy.blogspot.com
“MALU lah jika hidup hanya sekedar berlalu”