makar dalam perspektif al-qur an an dan tafsirrepository.uinjambi.ac.id/1621/1/rabiatul...

87
i MAKAR DALAM PERSPEKTIF AL-QURAN (KAJIAN TAFSIR TEMATIK) SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S.1) dalam Ilmu Al-Quran dan Tafsir Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama Oleh RABIATUL ADAWIYAH NIM:UT150222 PROGRAM STUDIILMU AL-QURAN DAN TAFSIR FAKULTAS USHULUDDIN DAN STUDI AGAMA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI 2019

Upload: others

Post on 09-Nov-2020

32 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: MAKAR DALAM PERSPEKTIF AL-QUR AN an dan Tafsirrepository.uinjambi.ac.id/1621/1/RABIATUL ADAWIYAH...dengan ayat lainnya, sehingga pada akhirnya dapat diambil suatu kesimpulan tentang

i

MAKAR DALAM PERSPEKTIF AL-QUR‟AN

(KAJIAN TAFSIR TEMATIK)

SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana

Strata Satu (S.1) dalam Ilmu Al-Qur‟an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama

Oleh

RABIATUL ADAWIYAH

NIM:UT150222

PROGRAM STUDIILMU AL-QUR‟AN DAN TAFSIR FAKULTAS USHULUDDIN DAN STUDI AGAMA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN

JAMBI 2019

Page 2: MAKAR DALAM PERSPEKTIF AL-QUR AN an dan Tafsirrepository.uinjambi.ac.id/1621/1/RABIATUL ADAWIYAH...dengan ayat lainnya, sehingga pada akhirnya dapat diambil suatu kesimpulan tentang
Page 3: MAKAR DALAM PERSPEKTIF AL-QUR AN an dan Tafsirrepository.uinjambi.ac.id/1621/1/RABIATUL ADAWIYAH...dengan ayat lainnya, sehingga pada akhirnya dapat diambil suatu kesimpulan tentang
Page 4: MAKAR DALAM PERSPEKTIF AL-QUR AN an dan Tafsirrepository.uinjambi.ac.id/1621/1/RABIATUL ADAWIYAH...dengan ayat lainnya, sehingga pada akhirnya dapat diambil suatu kesimpulan tentang

iv

MOTTO

Dan apabila Kami merasakan kepada manusia suatu rahmat, sesudah (datangnya) bahaya menimpa mereka, tiba-tiba mereka mempunyai tipu daya dalam (menentang) tanda-tanda kekuasaan kami. Katakanlah: "Allah lebih cepat pembalasannya (atas tipu daya itu)". Sesungguhnya malaikat-malaikat Kami menuliskan tipu dayamu( Qs. Yusuf 21 )

Page 5: MAKAR DALAM PERSPEKTIF AL-QUR AN an dan Tafsirrepository.uinjambi.ac.id/1621/1/RABIATUL ADAWIYAH...dengan ayat lainnya, sehingga pada akhirnya dapat diambil suatu kesimpulan tentang
Page 6: MAKAR DALAM PERSPEKTIF AL-QUR AN an dan Tafsirrepository.uinjambi.ac.id/1621/1/RABIATUL ADAWIYAH...dengan ayat lainnya, sehingga pada akhirnya dapat diambil suatu kesimpulan tentang

vi

PERSEMBAHAN

Dengan Rahmat Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang. Dengan ini saya persembahkan karya ini untuk ayah dan ibunnda tercinta terimakasih atas limpahan kasih sayangnya, Ibunda terimakasih atas limpahan do‟a dan kasih saying nya yang tak terhingga dan selalu memberikan yang terbaik. Saudara- saudari ku yang tercinta, Abdurahman, Zainal Muhammad Amiin, Hidayatullah dan Marwa Hikmah terimakasih yang tak terhingga atas dukungan, curahan hatinya, kakak yang baik sekaligus sahabat. kalian adalah tempat saya untuk kembali, disaat saya benar dan salah, disaat saya menang dan kalah, disaat saya suka dan duka. Teman-teman IAT VIII A senasib, seperjuangan dan sepenanggungan, terimakasih atas gelak tawa dan solidaritas yang luar biasa sehingga membuat hari-hari semasa kuliah lebih berarti.

Yang utama dari segalanya sembah sujud serta syukur kepada Allah taburan cinta dan kasih sayangMu telah memberikanku kekuatan, membekaliku dengan ilmu serta memperkenalkanku dengan cinta. Atas karunia serta kemudahan yang engkau berikan akhirnya skrispi yang sederhana ini dapat terselesaikan. Sholawat dan salam selalu terlimpahkan keharibaan Rasulullah Muhammad SAW. Kupersembahkan karya sederhana ini kepada orang yang sangat kukasihi dan kusayangi.

Ibunda dan Ayahanda Tercinta

Sebagai tanda bakti,hormat,dan rasa terima kasih yang tiada terhingga kupersembahkan karya ku ini kepada ibu dan ayah yang telah memberikan kasih sayang, segala dukungan, dan cinta kasih yang tiada terhingga yang tiada mungkin dapat kubalas hanya dengan selembar kertas yang bertuliskan kata cinta dan persembahan. Semoga ini menjadi langkah awal untuk membuat ibu dan ayah bahagia karna kusadar, selama ini belum bisa berbuat yang lebih.untuk ibu dan ayah yang selalu membuatku termotivasi dan selalu menyirami kasih sayang,selalu mendo‟akanku, selalu menasehatiku menjadi lebih baik. Terima kasih ibu Terima kasih Ayah.

Page 7: MAKAR DALAM PERSPEKTIF AL-QUR AN an dan Tafsirrepository.uinjambi.ac.id/1621/1/RABIATUL ADAWIYAH...dengan ayat lainnya, sehingga pada akhirnya dapat diambil suatu kesimpulan tentang

vii

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk menemukan, merumuskan, dan

menganalisis tentang al-Makr (Makar) dalam Al-Qur‟an, yakni sebuah upaya memahami esensi dan eksistensi al-Makr(Makar), serta akibat yang ditimbulkan dancara penanggulangannya. Hal ini dimaksudkan untuk mendorong minat terhadap kajian berbagai persoalan sosial kemasyarakatan dalam perspektif Al-Qur‟an. Penelitian ini menggunakan pendekatan ilmu tafsir, dengan metode tafsir tematik. Pengumpulan data diperoleh dari perpustakaan. Sumber data yang digunakan meliputi sumber data primer yaitu Al-Qur‟an, serta sumber data sekunder yaitu data penunjang yang relevan dengan kajian ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa istilah makar merupakan istilah qur‟āni yang diserap ke dalam bahasa Indonesia dan dijadikan nama dari salah satu bentuk tindak pidana yang berhubungan dengan negara. Dalam Al-Qu‟an, makar ini dapat bermakna baik atau terpuji, apabila dilakukan untuk memperjuangkan kebenaran atau membalas perbuatan serupa, dan pada dasarnya makar bermakna tidak baik, yaitu aktivitas terencana dan rapih yang dilakukan oleh penantang nabi dan kenabian dengan berbagai bentuk, baik dengan kekerasan ataupun tidak, dan dengan cara-cara menipu yang bertujuan agar manusia tidak mengikuti dakwah para Nabi dan rasul atau tidak berada dalam kebenaran. Makar digunakan juga sering dilakukan oleh penguasa demi mempertahankan kekuasaan atau dengan alasan stabilitas negara seperti makar yang digunakan Fir‟aun dalam tuduhannya terhadap pengikut-pengikut Nabi Musa a.s. Isyarat qur‟ani juga bahwa aktivitas ini akan tetap berlanjut sampai akhir zaman.

Page 8: MAKAR DALAM PERSPEKTIF AL-QUR AN an dan Tafsirrepository.uinjambi.ac.id/1621/1/RABIATUL ADAWIYAH...dengan ayat lainnya, sehingga pada akhirnya dapat diambil suatu kesimpulan tentang

viii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan nikmat dan karunianya berupa kesehatan, kesempatan, dan kekuatan lahir batin sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul‟‟ Makar dalam prespektif Al-Qur‟an ( Kajian Tafsir Tematik) ‟. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada baginda yakni Nabi Muhammad SAW, untuk seluruh keluarga, serta para sahabat beliau, yang senantiasa istiqamah dalam perjuangan Agama Islam. Semoga kita menjadi hamba-hamba pilihan seperti mereka Amin ya Rabbal A‟lamin.

Selanjutnya penulis menyadari dalam proses penyelesaian skripsi ini,

penulis telah di bantu oleh berbagai pihak. Oleh karena itu penulis menyampaikan rasa terima kasih yang tak terhingga kepada beberapa pihak yang telah membantu penulisan skripsi ini hingga selesai. Penulis juga menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada orang tua dan keluarga yang telah menjaga, mendidik, menyayangi, dan senantiasa mengsupport serta mendo‟akan penulis sehingga karya ini dapat diselesaikan.

pada kesempatan ini, penulis juga mengucapkan rasa terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Dr Abdul Halim, S.Ag.M.Ag Selaku Pembimbing I, Dan Bapak Adi Iqbal S.sos,M.Ud Selaku Pembimbing II.

2. Ibu Ermawati MA, Selaku Ketua Prodi Ilmu Al-Qur‟an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

3. Bapak Dr. H. Abdul Ghaffar, M.Ag Selaku Dekan Fakultas Ushuluddin Dan Studi Agama UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

4. Bapak Dr. Masyan M. Syam,M.Ag, Bapak H.Abdullah Firdaus,Lc, MA, Ph D dan bapak Dr.Pirhat Abbas, M.Ag Selaku Wakil Dekan I,II,III Fakultas Ushuluddin Dan Studi Agama UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

5. Bapak Dr. H. Hadri Hasan M.A Selaku Rektor UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

6. Bapak Prof. Dr. H. Su‟aidi Asy‟ari. MA Ph. D, Bapak Dr. H. Hidayat, M.Pd dan Ibu Dr. Hj. Fadilah, M.Pd Selaku Wakil Rektor I,II,III UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

7. Ibu kabag (umum) Himatun Zakiyah, S.Ag.,M.Pd.I dan Ibu kabag ( Akademik) Widiyawati,M.Pd.I

8. Seluruh Dosen Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, Semoga Ilmu yang diajarkan selama ini dapat diamalkan dan diterima sebagaimana mestinya amin ya rabbal „alamin.

9. Seluruh Karyawan Karyawati dilingkungan Akademik Fakultas Ushuluddin Dan Studi Agama UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

Page 9: MAKAR DALAM PERSPEKTIF AL-QUR AN an dan Tafsirrepository.uinjambi.ac.id/1621/1/RABIATUL ADAWIYAH...dengan ayat lainnya, sehingga pada akhirnya dapat diambil suatu kesimpulan tentang
Page 10: MAKAR DALAM PERSPEKTIF AL-QUR AN an dan Tafsirrepository.uinjambi.ac.id/1621/1/RABIATUL ADAWIYAH...dengan ayat lainnya, sehingga pada akhirnya dapat diambil suatu kesimpulan tentang

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL…………………………..........…………………………….i

NOTA DINAS…………………………………...………………………………..ii

PENGESAHAN………………………………………...…………...……………iii

MOTTO………………………………………………………..…………...…….v

SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI ………………………..vi

PERSEMBAHAN………………………..…………………………..…………vii

ABSTRAK…………………………………..…………………………...……..viii

KATA PENGANTAR …………………………………………………....……..ix

DAFTAR ISI…………………………………………………………………...…x

PEDOMAN TRANLITERASI………………………………………..……...…xi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ……………………………...……...….1 B. Rumusan Masalah ……………......................................7 C. Batasan Masalah………………………..……………...7 D. Tinjauan dan Kegunaan Penelitian ………..……..……7 E. Tinjauan pustaka……………………………...………..8 F. Metode Penelitian ……………………………………10 G. Sistematika Penelitian …………………………….….13

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG MAKAR

A. Pengertian Makar…………………………..…………15 B. Sebab-sebab Makar …………………………...…..….17 C. Pelaku Makar…………………………………..……..19 D. Akibat Makar ……………………………………..….23 E. Menghadapi Makar………………………………...…30

BAB III PENAFSIRAN MUFASSIR TERHADAP AYAT MAKAR

A. Surah Ali Imran ……………………………..……….36 B. Surah Al-An‟am……………………………………....39 C. Surah Al-Anfal…………………………….……….…43 D. Surah Al-A‟rof……………………………..………....44 E. Surah Yunus……………………..…………...….……45 F. Surah Yusuf……………………..……..……………..47 G. Surah Ar-Rad…………………………….…….……..49 H. Surah Ibrahim………………………………..……….51

Page 11: MAKAR DALAM PERSPEKTIF AL-QUR AN an dan Tafsirrepository.uinjambi.ac.id/1621/1/RABIATUL ADAWIYAH...dengan ayat lainnya, sehingga pada akhirnya dapat diambil suatu kesimpulan tentang

xi

I. Surah An-Naml………………………...……..………53 J. Surah Nuh………………………….……………..…..53

BAB VI TINDAK PELAKU MAKAR DARI ZAMAN NABI HINGGA SEKARANG

A. Zaman Nabi Muhammad …….. …………….……….55 B. Zaman Nabi Shalih…………………….……..………58 C. Zaman Nabi Yusuf…………………..………...……..65 D. Zaman Nabi Nuh………………………...……...…….66 E. Kaum Quraisy…………………………...………...….67 F. Zaman Nabi Musa ………………………..…………. 69 G. Zaman Nabi Isa…………………………..…………...70 H. Zaman Sekarang ……………………………………..71

BAB V KESIMPULAN

A. Kesimpulan………………………………………….73 B. Saran-saran …………………………………….……74

Page 12: MAKAR DALAM PERSPEKTIF AL-QUR AN an dan Tafsirrepository.uinjambi.ac.id/1621/1/RABIATUL ADAWIYAH...dengan ayat lainnya, sehingga pada akhirnya dapat diambil suatu kesimpulan tentang

xii

PEDOMAN TRANSLIRASI A. Alfabet

Arab Indonesia Arab Indonesia „ B T „

Ts Gh

J F

Q

Kh K

D L

Dz m

R n

Z h

S W

Sy ,

Y

B. VokaldanHarakat

Arab Indonesia Arab Indonesia Arab Indonesia

A Ā ˉi

U Á Aw

I Ū Ay

Page 13: MAKAR DALAM PERSPEKTIF AL-QUR AN an dan Tafsirrepository.uinjambi.ac.id/1621/1/RABIATUL ADAWIYAH...dengan ayat lainnya, sehingga pada akhirnya dapat diambil suatu kesimpulan tentang

xiii

Page 14: MAKAR DALAM PERSPEKTIF AL-QUR AN an dan Tafsirrepository.uinjambi.ac.id/1621/1/RABIATUL ADAWIYAH...dengan ayat lainnya, sehingga pada akhirnya dapat diambil suatu kesimpulan tentang

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Al-Qur‟an adalah Kalam Allah SWT yang diturunkan kepada Rasulullah

SAW sebagai penutup para Nabi, diawali dengan surat Al-Fatihah dan diakhiri

dengan surat An-Nas. Ia merupakan wahyu yang berfungsi untuk menjelaskan

segala sesuatu, sebagai petunjuk dan rahmat, serta memberi kabar gembira bagi

orang-orang Islam. Sebagaimana dikatakan dalam firman-Nya1:

“Dan Kami turunkan kepadamu Al-kitab (Al-Qur‟an) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri”.(Q.S. An-Nahl: 87).2

Al-Qur‟an adalah petunjuk bagi manusia.Karena Al-Qur‟an adalah kitab

petunjuk, maka dirinya berisi panduan-panduan untuk mencapai kebahagiaan

dunia dan akhirat. Oleh karena itu, Al-Qur‟an tidak hanya mengajarkan tentang

hubungan dengan Allah (Hablumminallah), tetapi juga mengajarkan tentang

hubungan dengan sesama manusia (Hablumminannas)3

Islam merupakan agama yang diturunkan oleh Allah swt, untuk seluruh

umat manusia. Islam membawa ajaran yang lengkap, mencakup seluruh aspek

kehidupan. Tiada satu aspek pun dari permasalahan kehidupan umat manusia yang

lepas dari perhatian Alquran. Begitu juga halnya dengan aspek kehidupan yang

sangat penting mengenai kaitan antara hal kemasyarakatan dan aqidah. Semua ini

untuk dipahami dan ditarik manfaatnya oleh umat manusia, sesuai kapasitas ilmu

masing-masing. Alquran sebagai kitab suci umat Islam yang memiliki sekian

banyak kelebihan; satu-satunya wahyu yang masih ada hingga sekarang

1M.Quraish shihab,tafsir Al-Misbah:Pesan kesan dan keserasian Al-Qur‟an, (Jakarta : penerbit lentera hati, 2002) 19

2 Departemen Agama Republik Indonesia Al-Qur‟an dan terjemahan.,( Jakarta 6 november 2012).276

3M. Quraish Shihab, Wawasan Al-Qur‟an: Tafsir Maudhu‟i atas Pelbagai Persoalan Umat, (Bandung: Mizan, 1998), .19.

Page 15: MAKAR DALAM PERSPEKTIF AL-QUR AN an dan Tafsirrepository.uinjambi.ac.id/1621/1/RABIATUL ADAWIYAH...dengan ayat lainnya, sehingga pada akhirnya dapat diambil suatu kesimpulan tentang

2

disebabkan adanya jaminan Allah swt akan ke-orisinalan-nya. Kitab yang tidak

bercampur dengan kebathilan dari segi apapun. Alquran juga berfungsi sebagai

petunjuk bagi semua umat manusia. Artinya Alquran menjadi pedoman kebutuhan

dasar manusia dalam mengarungi hidup dan kehidupan, guna memperoleh jalan

keselamatan. Alquran selalu relevan dengan berbagai problema kehidupan

manusia sepanjang zaman. Sebagai pedoman hidup bagi manusia, pembicaraan

Alquran tentang satu masalah dapat dikatakan tidaklah tersusun secara sistematis

seperti halnya kitab-kitab ilmu pengetahuan yang dikarang manusia. Pada

umumnya pembicaraan Alquran tentang suatu masalah bersifat global dan

seringkali menampilkan suatu masalah dalam prinsip-prinsip pokok saja. Namun

demikian, hal itu sama sekali tidak berarti mengurangi nilai yang terkandung

dalam Alquran. Sebaliknya, justru disanalah letak keunikan Alquran sekaligus

keistimewaannya. Sebab, dengan keadaan seperti itu, Alquran menjadi obyek

kajian yang tiada hentinya oleh para cendekiawan muslim dan non-muslim,

sehingga ia tetap aktual sejak diturunkan. Penampilan Alquran yang global

tersebut membuat setiap tema yang dikandungnya tidak dapat dipahami secara

serta merta tetapi diperlukan usaha yang sungguh-sungguh dan berdasarkan

kaedah-kaedah yang telah disepakati. Adapun upaya memahami kandungan

Alquran itu, para ulama tafsir pada umumnya menafsirkan ayat demi ayat sesuai

dengan susunannya dalam mushaf. Pada kajian ilmu tafsir, penafsiran demikian

dikategorikan dalam tafsir yang menggunakan methode tahlili . Akan tetapi dalam

perkembangan selanjutnya muncul gagasan untuk mengungkapkan petunjuk

Alquran secara tematis berdasarkan suatu masalah/tema tertentu yang dibicarakan,

dengan jalan menghimpun seluruh atau sebahagian ayat dari berbagai surat yang

berbicara tentang topik yang sama untuk kemudian dikaitkan antara satu ayat

dengan ayat lainnya, sehingga pada akhirnya dapat diambil suatu kesimpulan

tentang masalah tersebut menurut petunjuk Alquran. Diantara tema yang diteliti

dalam kerangka metode tafsir tematik, salah satunya mengenai Makar yang

terkandung dalam Alquran, karena ia cenderung termasuk dalam suatu bentuk

kejahatan pidana.

Page 16: MAKAR DALAM PERSPEKTIF AL-QUR AN an dan Tafsirrepository.uinjambi.ac.id/1621/1/RABIATUL ADAWIYAH...dengan ayat lainnya, sehingga pada akhirnya dapat diambil suatu kesimpulan tentang

3

Dalam islam, makar atau dikenal dengan al-bahgyu, termasuk tindak

pidana atau jarimah pada bagian jinayah. Secara umum, islam mengartikan makar

adalah tindakan sekelompok orang yang memiliki kekutan untuk menentang

pemerintah, dikarenakan terdapat perbedaan paham mengenai masalah

kenegaraan.

Jenis makar terbagi menjadi dua

1. Makar “ Mahmudah” ( tipu daya yang baik) yakni tipu daya

tersembunyi untuk melawan atau menoak kejahatan, diantara ayat yang

menyatakan antara lain

2. Makar “Mahmudah “ (tipu daya yang jahat ) yakni tipu daya

tersembunyi untuk menghancurkan atau menolak kebenaran (al-haqq)

atau memalingkan dari jalan yang lurus diantara ayat yang menyatakan

antara lain :

Dewasa ini masih banyak orang yang melakukan segala hal demi

mencapai tujan atau sesuatu yang dinginkannya. Tidak dapat dipungkiri lagi

bermacam cara juga dilakukan, bahkan jalan yang ditempuh seringkali merugikan

bahkan mencelakai orang lain. Salah satu jalan yang ditempuh demi mencapai apa

yang dituju atau yang dinginkan adalah dengan cara melakukkan tipu daya atau

tipu muslihat.4

Seiring perkembangan zaman yang semakin maju dan modern, maka

semakin kompleks pula permasalahan yang ada di suatu Negara. Negara dan

Agama sangat erat hubungannya. Bahkan tidak bisa dipisahkan satu dari

keduanya. Menurut Ibnu Khaldun dalam suatu negara, Agama tetap menduduki

posisi penting sebagai kebenaran yang harus diwujudkan pada realitas. Agama

merupakan landasan pembangunan suatu negara dan kerajaan. Ia merupakan

kekuatan pemersatu dan sumber legitimasi kekuatan politik yang membuat negara

tak terkalahkan.

Kasus makar pertama kali terjadi Indonesia dilakukan oleh Daniel Maukar.

Saat Bung Karno masih menjabat menjadi presiden NKRI, dia melakukan

serangan mengerikan ke isana Negara dengan pesawat tempur yang di

4Ibid,20

Page 17: MAKAR DALAM PERSPEKTIF AL-QUR AN an dan Tafsirrepository.uinjambi.ac.id/1621/1/RABIATUL ADAWIYAH...dengan ayat lainnya, sehingga pada akhirnya dapat diambil suatu kesimpulan tentang

4

kendalikannya. Sebenarnya kasus makar ini sudah ada sejak zaman Nabi Nuh,

Nabi Shalih, Nabi Isa, Nabi Musa, Nabi yusuf, Nabi Muhammad,, kaum Quraisy

dan sampailah pada saat ini yang lebih kita kenal dengan politik .

Penjelasan soal makarsecara lengkap diatur dalam hukum pidana islam

yang disebut dengan Bughat. Bughat dalam hukum pidana Islam adalah melawan

kekhalifahan yang sah yang tidak melakukan suatu peraturan atau perbuatan yang

menyalahi aturan Agama Islam.

Secara deskripif-naratif, makar di sebutkan didalam kisah-kisah para Nabi

sebelum Nabi Muhammad. Dimulai dari kisah Nabi Adam,Hud,Luth,Musa dan

yang lainnya.

Makar dalam prespektif Al-Qur‟an ini menarik untuk di bahas secara

menyeluruh dan mendalam karena adanya alasan-alasan yang mendukung

diantaranya adalah

Pertama, kata makar dalam Al-Qur‟an disebut dibanyak ayat dan

ditempat yang berbeda, sehingga perlu diadakan penelitan untuk menggali makna

makar dan maksud kata makar tersebut.

Kedua, kata makar ini untuk tujuan penelitian, seperti apa penafsiran ayat-

ayat mengenai makar.

Ketiga, bagaimana tindakan pelaku makar di zaman nabi hingga sekarang

Keempat, apa hukuman atau dosa orang yang melakukan makar

Melihat dari realita kehidupan zaman sekarang banyak nya orang-orang

yang menginginkan kehidupan sejahtera tapi dengan cara yang tidak baik seperti

menipu atau sebagainya jadi tujuan penulis agar masyarakat paham, mengerti

serta diamalkan agar tidak melakukan hal- hal yang dilarang oleh Allah Karena

sesungguhnya beliau maha mengetahui tentang hambanya. Karena kurangnya

pemahaman manusia terhadap makar, sehingga penulis merasa perlu untuk di

bahas lebih rinci .

Dari pernyataan diatas yang telah diuraikan, penulis berpandangan bahwa

persoalan makar sangat layak untuk dilakukan penelitian, supaya dipahami

dengan benar dan tidak simpang siur dalam memahami makna makar jadi dalam

Page 18: MAKAR DALAM PERSPEKTIF AL-QUR AN an dan Tafsirrepository.uinjambi.ac.id/1621/1/RABIATUL ADAWIYAH...dengan ayat lainnya, sehingga pada akhirnya dapat diambil suatu kesimpulan tentang

5

hal ini penulis ber inisiatif untuk dijadikan penelitian dengan judul “ Makar

dalam prespektif Al-Qur‟an ( kajian tafsir tematik)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, pokok permasalahan

yang di angkat : Bagaimana makar dalam perspektif Al-Qur‟an ( kajian tafsir

tematik). Untuk memperjelas permasalahan dalam penelitian ini ada beberapa

masalah yang akan diangkat antara lain sebagai berikut :

1. Bagaimana penafsiran mufassir tentng ayat-ayat Makar ?

2. Bagaimana tindakan pelaku makar dari zaman nabi hingga sekarang?

C. Batasan Masalah

Pokok permasalahan yang akan di angkat dalam penelitian ini adalah

menguraikan tentang makna makar dalam perspektif Al-Qur‟an dan menguraikan

tentang tindak pelaku makar mengenai fenomena yang terjadi pada zaman nabi

hingga sekarang

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Dalam suatu penelitian atau kajian tentu mempunyai tujuan yang

mendasari tulisan ini, yaitu sebagai berikut:

1. Menjelaskan secara menyeluruh apa sebenarnya makna makar dalam

perspektif Al-Qur‟an.

2. Menjelaskan ayat-ayat makar dalam Al-Qur‟an dengan berbagai

penafsiran.

3. Menjelaskaan perbedaan dan tanggapan para mufassir tentang ayat-ayat

makar

Di samping itu, hasil penelitian ini diharapkan memiliki kegunaan, baik

yang bersifat akademis maupun praktis sebagai berikut:

1. Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan informasi

bagi kalangan intelektual Islam, pengkaji dan pembaca yang haus akan

pemahaman tafsir mengenai “makar ”.

2. Secara praktis diharapkan menjadi bagian dari sumbangan intelektual

dalam kekayaan khazanah ilmu pengetahuan keislaman.

Page 19: MAKAR DALAM PERSPEKTIF AL-QUR AN an dan Tafsirrepository.uinjambi.ac.id/1621/1/RABIATUL ADAWIYAH...dengan ayat lainnya, sehingga pada akhirnya dapat diambil suatu kesimpulan tentang

6

E. Tinjauan pustaka

Sejauh pengetahuan dan pengamatan penulis, hingga saat ini ada beberapa

penelitian ditemukan atau tulisan yang membahas tentang makar dalam prespektif

Al-Qur‟an.

Pertama,dalam bentuk skripsi, yang ditulis oleh Abdul Rahim mahasiswa

fakultas ushuluddin UIN Alauddin makssar 2016 yang berjudul “ makar dalam

prespektif Al-Quran (kajian tahlili terhadap Qs. Ibrahim: 46) namun setelah

penulis teliti skripsi ini hanya membahas tentang kajian prilaku makar. Karena

prilaku makar merupakan sikap dari penentang kebenaran.Oleh kareena itu pokok

permasalahan skripsi ini adalah mengkaji tentang hakikat makar, bentuk makar,

dari prilaku makar dengan menggunakan metode tahlili.5

Kedua, dalam bentuk skripsi, yang ditulis oleh siti nurul inayah mahasiswi

fakultas ushuluddin UIN Syarif hidayatullah yang berjudul “penafsiran hamka

tentang ayat-ayat yang mengandung lafadz makar (studi atas tafsir Al-

Azhar).Namun setelah penulis teliti skrisi ini membahas bagaimana berupaya

dalam memahami Al-Qur‟an secara Aqli (logis) maka menghasilkan penafsiran

yang rasional, seperti tafsir Al-Azhar karya Hj.Abdul Malik Karim

Amrullah(Hamka). Skripsi ini meneliti bagaimana penafsiran hamka tentang ayat-

ayat makar dalam Al-Qur;an beliay menafsirkan lafad makar adalah segala tipu

daya untuk memalingkan seseorang dari tujuan yang di maksud, kepada tujuan

yang lain. Baik dalam ucapan maupun perbuatan.6

Yusuf Al-Qardhawi bersama Ahmad Al-Assal dalam bukunya “al-islam

baina syubuhati wa akazibi I‟-Muftarin‟ yang kemudian di terjemahkan ke dalam

bahasa Indonesia oleh syafril halim dengan judul “islam di tengah serangan para

musuh‟.7Buku ini berisi tentang keberadaan musuh islam yang akan selalu

melakukan tipu daya serta kebohongan untuk menjatuhkan agama islam didlam

5Abdul Rahim.”penafsiran hamka tentang ayat-ayat yang mengnndung lafadz makar (

kajian tafsir tahlili terhadap qur‟an Ibrahim: 46) hlm 6 6Nurul inayah.“penafsiran hamka tentang ayat-ayat yang mengandung lafadz makar studi

tafsir atas tafsir al-azhar).” Skripsi Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullahhlm: 45 7Yusuf Al-Qardhawi bersama Ahmad Al-„Assal dalam bukunya,Al-Islam Baina

Syubuhati Al-Dallin Wa Akazibi I‟Muftarin” yang kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh syafril halim dengan judul “ islam ditengah serangan para musuh‟ ( cet.; Jakarta CV . Firdaus Februari 1990).

Page 20: MAKAR DALAM PERSPEKTIF AL-QUR AN an dan Tafsirrepository.uinjambi.ac.id/1621/1/RABIATUL ADAWIYAH...dengan ayat lainnya, sehingga pada akhirnya dapat diambil suatu kesimpulan tentang

7

buku ini pula di bahastentang pembelaan-pembelaan terhadap kebohongan serta

tipu daya yang dilakukan oleh musuh islam.

Jurnal Hidayat Banjar”makar dalam prespektif islam” fokus bahasanya

adalah makar dalam kitab undang-undang hukum pidana sebagai kejahatan

terhadap keamanaan negara, terdapat di pasal 104 yang bunyi nyaa : makar

dengan maksud untuk membunuh, atau merampas kemerdekaan, atau meniadakan

kemampuan presiden atau wakil presiden memerintah, diancam dengan pidana

pidana mati atau pidana penjaraa seumur hidup atau pidana ppenjara sumur hidup

atau pidana penjara sementara paling lama dua puluh tahun. Pasal 107 berbunyi:

ayat(1) makar dengan bermaksud untuk menggulingkan pemerintahan,diancam

dengan pidana penjara paling lama lima belas tahun. Ayat(2) para pemimpin

dengan pengatur makar tersebut dalam ayat 1, diancam dengan pidana penjara

seumur hidup atau pidana penjara sementara paling lama dua puluh tahun. Pasal

108 berbunyi: ayat (1) barang siapa bersalah kaarenaa pemberontakan, diancam

dengan pidana penjara paling lama lima belas tahun. Dengan ancaman hukuman

mati. Pasal-pasal ini mengatur pidana kejahatan terhadap presiden dan wakilnya,

dan juga ancaman pidana terhadapap para penggerak makar.8

Selain dari kedua skripsi diatas penulis juga merujuk kepada kitab-kitab

tafsir, seperti dalam tafsir al-misbah yang di karang oleh M. Quraish shihab, tafsir

fi zilalil Qur‟an yang di karang oleh sayyid Qutb, dan tafsir Al-Azhar yng di

karang oleh Hamka.

Dengan demikian dari beberapa literatur yang telah di sebutkan, penulis

tidak menemukan pembahasan yang khusus tentang makar dalam prespektif Al-

Qur‟an(kajian tafsir tematik) yang akan di bahas oleh penulis dan akan

menjelaskan makna makar itu sendiri. Dalam pembahasan ini akan menggunakan

kajian tematik sehingga pembahasan lebih mendalam dan mienyebutkan

penafsiran-penafsiran dari beberapa mufassir

F. Metodologi Penelitian

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

8 Hidayat banjar, makar dalam prespektif islam, no:2 jurnal tsaqafah,( 2012), 65

Page 21: MAKAR DALAM PERSPEKTIF AL-QUR AN an dan Tafsirrepository.uinjambi.ac.id/1621/1/RABIATUL ADAWIYAH...dengan ayat lainnya, sehingga pada akhirnya dapat diambil suatu kesimpulan tentang

8

Dalam sebuah penelitian, metode penelitian adalah salah satu bagian yang

penting. Metode diartikan sebagai suatu cara atau teknis yang dilakukan dalam

proses penelitian. Sedangkan penelitian itu sendiri artinya sebagai upaya dalam

bidang ilmu pengetahuan yang dijalankan untuk memperoleh fakta-fakta dan

prinsip-prinsip dengan sabar, hati-hati dan sistematis untuk mewujudkan

kebenaran.Oleh sebab itu, dalam melakukan suatu penelitian perlu dirancang dan

diarahkan guna memecahkan masalah tertentu.Sehingga pada akhirnya penelitian

hasiiilnya dapat menjawab masalah yang sedang diteliti.9

Penelitian ini bersifat penelitian pustaka (Library Research).Setelah data

terkumpul, selanjutnya data tersebut disusun secara sistematik dan dianalisa

dengan menggunakan pendekatan ilmu tafsir. Tafsir adalah suatu upaya yang

dilakukan untuk memahami maksud yang terkandung dalam Al-Qur‟an sebagai

wahyu Allah SWT yang diturunkan kepada Muhammad SAW dalam batas

kemampuan manusiawi

Pengumpulan data dalam penelitian ini dengan cara mengumpulkan ayat-

ayat Al-Qur‟an tentang makar. Ayat tersebut kemudian diuraikan dengan kitab-

kitab tafsir, diantaranya tafsir, Al-Misbah , tafsir fizalil Qur‟an , tafsir al-azhar ,

serta buku-buku penunjang yang berhubungan dengan pembahasan.

2. Sumber data

Sumber data dari penelitian ini adalah Al-Qur‟an.Untuk itu dalam

mengkaji Al-Qur‟an penulis menggunakan metode maudhu‟i (tematik) dimana

para ulama telah merumuskan disepanjang sejarah Islam. Metode maudhu‟i

(tematik) menurut pengertian istilah para ulama adalah menghimpun seluruh ayat

Al-Qur‟an yang memiliki tujuan dan tema yang sama10, sebagaimana disebutkan

oleh Al-Farmawi antara lain11:

9 Mardalis, Metode Penelitian SuatuPendekatan Proposal, (Jakarta: PT Bumi Aksara,

2008), 24. 10 Abdul Hayy Al-Farmawi, Metode Tafsir Maudhu‟i, Terj. Al-Bidayah Fi At-Tafsir Al-

Mandhu‟i Dirasah Manhajiyyah Maudhu‟iyyah, (Bandung: Pustaka Setia, 2002), 43-44. 11 Abdul Hayy Al-Farmawi, Metode Maudhu‟i dan Cara Penerapannya, Terj. Rosihon

Anwar, (Bandung: Pustaka Setia, 2002), 51-52.

Page 22: MAKAR DALAM PERSPEKTIF AL-QUR AN an dan Tafsirrepository.uinjambi.ac.id/1621/1/RABIATUL ADAWIYAH...dengan ayat lainnya, sehingga pada akhirnya dapat diambil suatu kesimpulan tentang

9

a. Memilih atau menetapkan masalah yang akan dikaji secara maudhu‟i

(tematik) dengan memilih ayat-ayat Al-Qur‟an yang berkenaan dengan

tema yang dibahas.

b. Ayat-ayat yang telah dihimpun tersebut dilacak dan ditetapkan secara

kronologis berdasarkan pada pembagian ayat makiyyah dan madaniyyah.

c. Mengetahui asbabun nuzul ayat-ayat tersebut di dalam masing-masing

suratnya dalam Al-Qur‟an.

d. Menyusun pokok bahasan di dalam kerangka yang sesuai, sistematis,

sempurna, dan utuh (outline).

e. Melengkapi pembahasan dan uraian dengan pendapat ahli tafsir dan hadis

yang lain, bila dipandang perlu, sehingga pembahasan menjadi semakin

jelas.

f. Mempelajari ayat-ayat tersebut secara tematik dan menyeluruh dengan

cara menghimpun ayat-ayat yang mengandung pengertian yang serupa,

mengkompromikan antara pengertian yang „am dan khas, sehingga

semua ayat tersebut bertemu pada satu muara, tanpa perbedaan dan

kontradiksi atau tindakan pemaksaan terhadap sebagian ayat kepada

makna-makna yang sebenarnya tidak tepat.

3. Jenis data

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan sumber data primer dan

sekunder, diantaranya yaitu:

a. Data primer, merupakan data yang secara langsung memiliki kaitan dan

hubungan dengan topic bahasan penelitian seperti, Al-Qur‟an

b. Data Sekunder, merupakan data yang menjadi pendukung pembahasan

judul skripsi ini12

4. Metode pengumpulan data

Dalam usaha mendapatkan data, penulis menggunakan dokumentasi yaitu

metode pengumpulan data dengan cara membaca, menela‟ah dan mengaanalisa

petikn-petikan dari buku yang berbakitan dengan masalah yang penulis bahasakan

12 Tim penyusun, panduan penulisan karya ilmiah Mahasisiwa Fakultas Ushuluddin IAIN

STS JAMBI ( Jambi: Fak Ushuluddin IAIN STS JAMBI,2016) 44-45

Page 23: MAKAR DALAM PERSPEKTIF AL-QUR AN an dan Tafsirrepository.uinjambi.ac.id/1621/1/RABIATUL ADAWIYAH...dengan ayat lainnya, sehingga pada akhirnya dapat diambil suatu kesimpulan tentang

10

termasuk Al-Qur‟an dan Hadits. Kemudian penulis mengidentifikassi data-data

tersebut sesuai dengan kebutuhan penulis.

5. Metode analisi data

Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriftif,

kemudian disimpulkan secara deduktif.Maksudnya adalah menganalisa data yang

telah ada dan menyimpulkan secara khusus analisa data yang masih bersifat

umum tersebut, sehingga dapat dengan mudah dipahami dan dimengerti.

Setelah melakukan pengumpulan data yang di peroleh tersebut dianalisa

dengan menggunakan metodologi maudhu‟i.metode tafsir maudhu‟I juga disebut

dengan metode tematik karenapembahasanya berdasarkan tema-tema tertentu

yang terdapat didalam Al-Qur‟an. Ada dua cara dalam tata kerja metode tafsir

maudhu‟I yaitu:

Pertama, dengan cara menghimpun seluruh ayat-ayat Al-Qur‟anyang

berbicra tentang salah satu masalah (maudhu‟i/ tematik) tertentu serta mengarah

kepada satu tujuan yang sama, sekalipun turunnya berbeda dan tersebar dalam

pembagian surah Al-Qur‟an.

Kedua, penafsiran yang dilakukan berdasarkan Al-Qur‟an.

Adapun langkah-langkah penerpan metode maudhu‟I

i. Menentukan terlebih dahulu masalah\topik (tema) yang akan di kaji

ii. Menghimpun ayat-ayat Al-Qur‟an yang berkenaan dengan tema atau

topik yang telah di tentukan

iii. Merangkai urutan ayat sesuai dengan masa turunya baik makiyah

maupun madaniyah

iv. Memahami korelasi (munasabah) ayat-ayat dalam masing-masing

suratnya

v. Menyusun bahasa didalam kerangka yang tepat, sisitematis, sempurna

dan utuh

vi. Melengkapi bahasan dengan hadis, sehingga uraian menjadi jelas dan

semakin sempurna

vii. Mempelajari ayat-ayat tersebut secara sistematis dan menyeluruh

dengan cara menghimpun ayat-ayat yang mengandung pengertian yang

Page 24: MAKAR DALAM PERSPEKTIF AL-QUR AN an dan Tafsirrepository.uinjambi.ac.id/1621/1/RABIATUL ADAWIYAH...dengan ayat lainnya, sehingga pada akhirnya dapat diambil suatu kesimpulan tentang

11

serupa, menyesuaikan antara pengertian yang serupa, menyesuaikan

antara pengertian yang umum dan yang khusus, antara muallaq dan

muqayyad, atau ayat-ayat yang kelihatanya kontradiksi, sehingga

semua tidak ada pemaksaan dalam penafsiran..

G. Sistematika Penulisan

Dalam penyusunan dan penulisan skripsi ini berpedoman pada buku

Panduan Penulisan Karya Ilmiah Fakultas ushuluddin , agar tidak terjadinya

tumpang tindih dan untuk memudahkan penulisan skripsi serta rangkaian urutan

pemikiran, maka akan dibagi menjadi empat bab dan tiap-tiap bab terdiri dari sub-

sub bab yang dibuat secara sistematis sebagai berikut:

Bab I, pendahuluan, yang meliputi latar belakang masalah, rumusan dan

batasan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, metode penelitian, defenisi

operasional, kajian yang relevan, serta sistematika pembahasaan.

Bab II, tinjauan umum tentang makar, pengertian makar, kriteria makar,

bentuk-bentuk makar, dan sebab- sebab makar , pelaku makar, akibat makar dan

cara menghadapi maka

Bab III, penafsiran mufassir terhadap ayat-ayat makar, surah ali imran,

surah sl-an‟am, surah al-anfal, surah sl-a‟rof, surah yusuf, surah ar-rad, sura

Ibrahim, surah an-naml, surah nuh, surah yunus, sura as-saba‟,surah fatir, dan

surah an-nahl

Bab IV, tindak pelaku makar dari zaman nabi hingga sekarang, pada

zaman nabi nuh, nabi shalih, nabi yusuf, nabi musa, nabi Muhammad, dan zaman

zaman sekarang

Bab V, merupakan bab penutup, berisi kesimpulan dari uraian-uraian

skripsi ini, kemudian dikemukakan beberapa saran-saran sehubungan dengan

persoalan yang telah dibahas

Page 25: MAKAR DALAM PERSPEKTIF AL-QUR AN an dan Tafsirrepository.uinjambi.ac.id/1621/1/RABIATUL ADAWIYAH...dengan ayat lainnya, sehingga pada akhirnya dapat diambil suatu kesimpulan tentang

12

BAB II

TINJAUAN UMUM TENTANG MAKAR

A. Pengertian Makar

Secara bahasa (etimologis) kata makar berasal dari bahasa Arab yang

dalam fi‟il madhinya” ” yang berarti : menipu, memperdaya, tipu daya dan tipu

muslihat dalam melakukan segala penipuan. Hal ini, di karenakan arti makar

dipakai oleh orang-orang yang berbuat makar.Dan jika di pakai buat Allah atau di

hubungankan kepada-Nya, maka kata makar itu di maksudkan utuk menimpakan

suatu balasan Allah terhadap orang-orang yang berbuat makar13. Dalam kamus

Muhammad yunus kata Makar berasal dari kata makara,yamkuru makran yang

artinya menipu.

Sedangkan menurut istilah seperti yang di ungkapkan oleh Muh. Husain

Haikal dalam tilusannya:

“Merencanakan kejahatan kepada orang lain secara rahasia, agar dapat menimpakan keesulitan/kepayahan kepadanya”.14 Dalam KBBI secara lebih lengkap dijelaskan bahwa makar diartikan

sebagai akal busuk atau tipu muslihat yang mempunyai niat jahat kepada orang

lain. Dan kata makar berasal dari kata aanslog (belanda) yang menurut arti harfiah

adalah penyerangan atau serangan15

Pengertian disini, didasarkan kepada Al-Qur‟an surat Al-Anfal ayat 30

13Luis Ma‟luf,Al-Manjid Fi Al-Lughah Wa A‟ala,( Daar Al-Masyriq Beirut,Libanon

1983)770 14Nurul inayah . “ penafsiran hamka tentang ayat-ayat yang mengandung lafadz makar (

studi tafsir atas tafsir al-azhar 2011) 23 15Admi Chazawl, kejahatan terhadap keamanan dan keselamatan Negara,( jakarta

:pustaka sinar haraapan 2005), 329

Page 26: MAKAR DALAM PERSPEKTIF AL-QUR AN an dan Tafsirrepository.uinjambi.ac.id/1621/1/RABIATUL ADAWIYAH...dengan ayat lainnya, sehingga pada akhirnya dapat diambil suatu kesimpulan tentang

13

“Dan (ingatlah), ketika orang-orang kafir (Quraisy) memikirkan daya upaya terhadapmu untuk menangkap dan memenjarakanmu atau membunuhmu, atau mengusirmu. mereka memikirkan tipu daya dan Allah menggagalkan tipu daya itu dan Allah Sebaik-baik pembalas tipu daya”.(QS. Al-anfal:30) 16 Kemudian makna makar Menurut Ensiklopedia Hukum Islam terbitan PT

Ichtiar Baru Van Hoeve, kata makar berasal dari bahasa arab Al-Makar sama

artinya dengan tipu daya/tipu muslihat atau rencana jahat. Secara semantic makar

mengandung arti: akal busuk, perbuatan dengan makud hendak menyerang orang,

dan menjatuhkan pemerintahan yang sah17

Menurut Hamka, mengungkapkan bahwa: istilah makar sudah di pakai

dalam bahasan hukum Indonesia, dan di jadikan sebagai bahasan Indonesia yaitu

segala tindak pidana untuk maksud yang jahat disebut makar.18Kemudian, bahwa

makar Allah adalah menimpkan “bala” kepada musuh-musuh-Nya dan bukan

kepada kekasih-Nya.Hal ini merupakan “istidraj” Allah terhadap hamba-hamba

Nya yang taat, dan mereka menyangka bahwa perbuatannya itulah yang diterima,

padahal ditolak. Karena setiap perbuatan akan mendapatkan balasan yang

setimpal dengan yang mereka lakukan. Allah SWT berfirman: yang artinya” dan

balasan suatu kejahatan adalah kejahatan serupa”( Qs. Asy-Syu‟ara[42] : 40). Ini

berarti perbuatan mereka sia-sia, karena tujuan mereka bukan semata-mata karena

Allah, melainkan karena dorongan hawa nafsunya sendiri.

Menurut Quraish shihab makar berarti mengalihkan pihak lain dari apa

yang dia kehendaki dengan cara tersembunyi/tipu daya19. Sedangkan, menurut

ismail haqqi al-buruswi makar ialah melancarkan kerusakan secara sembunyi dan

16Departemen Agama Republik Indonesia Al-Qur‟an dan terjemahan.,( Jakarta 6

november 2012). 17www. Tempoonline.com 18 Hamka,tafsir Al-Azhar(pustaka punjimas Jakarta :1984).,36 19 Quraish shihab,loc.cit

Page 27: MAKAR DALAM PERSPEKTIF AL-QUR AN an dan Tafsirrepository.uinjambi.ac.id/1621/1/RABIATUL ADAWIYAH...dengan ayat lainnya, sehingga pada akhirnya dapat diambil suatu kesimpulan tentang

14

meluas20. Dari pemaparan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa makar itu

berarti:

1. Melakukan tipu daya secara sembunyi-sembunyi

2. Memalingkan orang lain dari tujuannya dengan suatu bentuk tipu daya

3. Menimpakan hal yang dibenci kepada orang lain dengan sembunyi-

sembunyi

4. Rencana yang tersembunyi untuk menyampaikan orang yang di tipunya

kepada sesuatu yang tidak di sangka-sangka21

B. Sebab-sebab Makar

Allah SWT sudah menjelaskan di dalam Al-Qur‟an bahwa setiap bangsa

atau umat terdapat para pemimpin yang melakukan tipu daya te rhadap Rasul-

Nya, penentang pembaruan dan menentang seruan mereka. Selagi hal itu mereka

lakukan, maka Allah menerangkan bahwa sunnah ini berlaku terhadap para

penjahat penduduk Mekkah yang bersikap keras kepala terhadap ayat-ayat yang

diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW.

Diantara sebab-sebab berbuat makar yang disebutkan dalam Al-

Qur‟ānantara lain:

1. Karena kufur terhadap Allah SWT dan Rasul-Nya, dalam Qs.Al-

An„ām [6] :124

“Apabila datang sesuatu ayat kepada mereka, mereka berkata: "Kami tidak akan beriman sehingga diberikan kepada Kami yang serupa dengan apa yang telah diberikan kepada utusan-utusan Allah". Allah lebih mengetahui di mana Dia menempatkan tugas kerasulan. orang-orang yang

20Ismail Haqqi al-Buruswi,loc.cit 21Abdul karim zaidan,ter . As-sunnah al-ilahiyyaah fi al-Umam wa al-jamaah wa al-afrad

(sunnatullah), diterjemahkan oleh Asep Muhidin,(Jakarta : pustaka azzam, 2004)261

Page 28: MAKAR DALAM PERSPEKTIF AL-QUR AN an dan Tafsirrepository.uinjambi.ac.id/1621/1/RABIATUL ADAWIYAH...dengan ayat lainnya, sehingga pada akhirnya dapat diambil suatu kesimpulan tentang

15

berdosa, nanti akan ditimpa kehinaan di sisi Allah dan siksa yang keras disebabkan mereka selalu membuat tipu daya”.(QS. Al-An‟am:124).22 Inilah salah satu sebab orang kafir/musyrik berbuat makar.

Yaitu, apabila datang kepada mereka satu ayat yang nyata darial-Qur‟ān,

yang memuat kebenaran Rasul Allah, tentang apa yang diadakan dari Tuhannya,

berupa Tauhīd dan petunjuk, maka mereka mengatakan”kami takkan beriman

kecuali bila datang dari padanya ayat-ayat kauniyah (mukjizat-mukjizat) yang

dengan itu Allah meneguhkannya, seperti yang telah di datangkan kepada rasul-

rasul Allah lainnya. Misalnya, terbelahnya laut bagi Nabi Musa dan

disembuhkannya orang buta serta dihidup kannya kembali orang-orang yang mati

bagi Nabi Isa.

Sehingga datanglah para malaikat kepada mereka dari Allah dan

membawa risalah, sebagaimana malaikat-malaikat itu datang kepada rasul-rasul.

Pengertian ini semakna dengan firman Allah yang artinya :

“Berkatalah orang-orang yang tidak menanti-nanti pertemuan(nya) dengan Kami: Mengapakah tidak diturunkan kepada kita Malaikat atau (mengapa) kita (tidak) melihat Tuhan kita?" Sesungguhnya mereka memandang besar tentang diri mereka dan mereka benar-benar telah melampaui batas(dalam melakukan) kezaliman". Ternyata memang pada dasarnya, mereka tidak mau beriman dan

mengakui Nabi Muhammad, kecuali bila Nabi diberikan hal yang serupa

sebagaimana diberikan kepada rasul-rasul sebelumnya. Allah membantah tuntutan

mereka dan menyatakan bahwa Allah yang mutlak mengetahui kepada siapa Dia

menempatkan tugas kerasulan. Tuntutan mereka yang seperti itu dijelaskan dalam

firman-Nya:23

22Departemen Agama Republik Indonesia Al-Qur‟an dan terjemahan.,( Jakarta 6

november 2012).143 23Abdullah bin Muhammad, Tafsīr Ibnu Katsīr (terj. Lubāb at-Tafsīr min Ibni Katsīr),

jilid. III, diterjemahkan oleh Abdul Ghoffar dan Abu Ihsan Al-Atsari, (Bogor : Pustaka Imam AsySyafi‟i, 2004), hlm. 289

Page 29: MAKAR DALAM PERSPEKTIF AL-QUR AN an dan Tafsirrepository.uinjambi.ac.id/1621/1/RABIATUL ADAWIYAH...dengan ayat lainnya, sehingga pada akhirnya dapat diambil suatu kesimpulan tentang

16

“Dan mereka berkata: "Mengapa Al Quran ini tidak diturunkan kepada seorang besar dari salah satu dua negeri (Mekah dan Thaif) “(Qs. Az-Zukhruf [43]:31)24 Tuntutan seperti ini mereka kemukakan kepada Nabi karena terdorong

oleh kedengkian dan kesombongan mereka dan dimaksudkan untuk membantah

posisi Nabi sebagai Rasulullah. Kufur kepada Allah adalah mengingkari adanya

Allah serta tidak percaya dengan apa yang dibawa oleh Rasul-Nya baik secara

keseluruhan atau sebagian saja, yang mana pelakunya disebut kāfir. Mengenai hal

ini, orang-orang kāfir banyak disebut dalam al-Qur‟ān yang berakibat buruk bagi

mereka di akhirat kelak, dengan mendapatkan siksaan yang pedih, sebagai balasan

atas perbuatan mereka sendiri sewaktu hidup di dunia.

2. Karena kesombongan di muka bumi dalam Qur‟an surah Al-

fathir[35]:43

“Karena kesombongan (mereka) di muka bumi dan karena rencana (mereka) yang jahat.rencana yang jahat itu tidak akan menimpa selain orang yang merencanakannya sendiri. Tiadalah yang mereka nanti-nantikan melainkan (berlakunya) sunnah (Allah yang telah berlaku) kepada orang-orang yang terdahulu . Maka sekali-kali kamu tidak akan mendapat penggantian bagi sunnah Allah, dan sekali-kali tidak (pula) akan menemui penyimpangan bagi sunnah Allah”.(QS.Al-Fathir:43) Ayat ini berkaitan dengan ayat yang sebelumnya, yang sebagaimana

mereka bersumpah bahkan berjanji, akan lebih mendapatkan petunjuk jika datang

kepada mereka pemberi peringatan, yaitu seorang Rasul. Akan tetapi setelah

datang kepada mereka seorang Rasul mereka mengingkari sumpah mereka. Sebab

24Departemen Agama Republik Indonesia Al-Qur‟an dan terjemahan.,( Jakarta 6

november 2012).492

Page 30: MAKAR DALAM PERSPEKTIF AL-QUR AN an dan Tafsirrepository.uinjambi.ac.id/1621/1/RABIATUL ADAWIYAH...dengan ayat lainnya, sehingga pada akhirnya dapat diambil suatu kesimpulan tentang

17

utamanya dinyatakan pada ayat diatas, yaitu karena kesombongan dan juga

makar(rencana jahat) mereka.25

C. Kriteria makar

1. Kriteria makar yang pertama adalah melakukan tipu daya setiap yang

dihalal kan, yaitu dalam hal perang berjaga-jaga dalam menghadapi

serangan musuh islaam. Sehingga ini di hukumi tipu daya dan siasat yang

halal dan boleh dilakukan. Sedangkan tipu daya dalam setiap yang halal

adalah haram, maksudnya adalah tipu daya sebagai siasat dalam

menghelah-helah setiap perkataan dan perbuatan yang sudah tentu

kehalalannya, lalu dirubah supaya menjadi haram. Seperti setan yang

memperdayakan ummat islam agar ia terkecoh dan tertipu oeh pikiran-

pikiran yang sesat, sehingga dapat menghalalkn setiap apa yang

diharamkan oleh Allah SWT., dan mengharamkan setiap apa yang

dihalalkan-Nya, serta menjauhi apa yang telah di perintahkan-Nya. Sejalan

dengan Hadits Nabi Saw, tentang bolehnya melakukan tipu daya atau

siasat dalam perang

“dan telah memberitakan kepada kami Muhammad bin Abdurrahman bin sahm, telah memberitakan kepada kami Abdullah bin Mubarak, kemudian memberitaakan lagi kepada kami Ma‟mar dari hamam bin Munabbih dari Abi Hurairah berkata, bahwa Rasullah Saw, telah bersada: perang itu adalah tipu daya(tipu muslihat).”26 Hadits diatas menjelaskan tentng perang sebagai tipu daya,

maksudnya adalah bahwa perang itu tidak lepas dengan tipu muslihat

dengan tujuan agar memperoleh kemenangan dan kemulian.

25Hamka, Tafsīr Al-Azhar, jilid VIII, (Singapura : Pustaka Nasional, 1990) , hlm. 5952 26Muhammad Nashiruddin Al-Albani,Ringkasan shahih muslim, (jakarta: pustaka As-

sunnah,2008)777

Page 31: MAKAR DALAM PERSPEKTIF AL-QUR AN an dan Tafsirrepository.uinjambi.ac.id/1621/1/RABIATUL ADAWIYAH...dengan ayat lainnya, sehingga pada akhirnya dapat diambil suatu kesimpulan tentang

18

Sementara islam tidak menghendaki peperangan, melainkan

menghendaki ketentraman dan ketertiban hidup. Akan tetapi perang di

perbolehkan atau diizinkan bagi orang yang di perangi dan dianiaya. Allah

SWT, berfirman dalam surat Al-Hajj ayat 39

“Telah diizinkan (berperang) bagi orang-orang yang diperangi, karena Sesungguhnya mereka telah dianiaya. dan Sesungguhnya Allah, benar-benar Maha Kuasa menolong mereka itu”.(QS.Al-Hajj: 39) Setiap umat islam berkewajiban memilahara, menjaga dan

membela agamanya, apabila akan dirusak oleh orang lain. Demikian juga

jika islam diperanginya, maka pemeluknya pun berhak menahan serangan

itu atau memerangi musuh-musuh yang lebih dahulu melancarkan

serangannya.

Firman Allah dalam surat Al-Anfal ayat 16

“Barangsiapa yang membelakangi mereka (mundur) di waktu itu, kecuali berbelok untuk (sisat) perang atau hendak menggabungkan diri dengan pasukan yang lain, Maka Sesungguhnya orang itu kembali dengan membawa kemurkaan dari Allah, dan tempatnya ialah neraka Jahannam.dan Amat buruklah tempat kembalinya”.( QS. Al-Anfal:16) Bahwa yang lari meninggalkan barisan yang turut dalam

peperangan itu, misalnya pura-pura lari, shingga musuh terkecoh, lalu

musuh itu menyerbu pada suatu tempat yang sampai disana mereka

dikepung. Dalam hal yang seperti ini tidaklah terlarang, tetapi barang siapa

yang lari karena pengecut atau melepaskan diri dari komando lalu dia

kembali pulang dari medan perang dengan kehinaan sebagai seorang

pengecut yang di murkai Allah dan dalam ayat ini pun di beri penjelasan

Page 32: MAKAR DALAM PERSPEKTIF AL-QUR AN an dan Tafsirrepository.uinjambi.ac.id/1621/1/RABIATUL ADAWIYAH...dengan ayat lainnya, sehingga pada akhirnya dapat diambil suatu kesimpulan tentang

19

bahwa lari dalam siasat, atau lari pura-pura hingga musuh terjebak,

bukanlah lari, tetapi termasuk dalam rangkaian peperangan juga atau lari

kepada induk pasukan karena sudah sangat terdesak, yang kalau di

teruskan juga berarti hancur , tidak pula terlarang.27

2. Kriteria makar yang kedua yang diharamkan Allah, seperti perbuatan

orang-orang kafir dan para setannya. Yaitu menghalang-halangi (manusia)

dari jalan Allah berbuat fitnah denga segala cara yang mereka gunakan,

seperti dalam firmn Allah dalam surat Al-Baqarah ayat 217:

“Mereka bertanya kepadamu tentang berperang pada bulan Haram. Katakanlah: "Berperang dalam bulan itu adalah dosa besar; tetapi menghalangi (manusia) dari jalan Allah, kafir kepada Allah, (menghalangi masuk) Masjidilharam dan mengusir penduduknya dari sekitarnya, lebih besar (dosanya) di sisi Allah. dan berbuat fitnah28lebih besar (dosanya) daripada membunuh. mereka tidak henti-hentinya memerangi kamu sampai mereka (dapat) mengembalikan kamu dari agamamu (kepada kekafiran), seandainya mereka sanggup. Barangsiapa yang murtad di antara kamu dari agamanya, lalu Dia mati dalam kekafiran, Maka mereka Itulah yang sia-sia amalannya di dunia dan di akhirat, dan mereka Itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya”.(QS. Al-Baqarah:217)

27 Hamka, tafsir Al-Azhar, (pustaka Panjimas, Jakarta 1984)268 28Fitnah di sini berarti penganiayaan dan segala perbuatan yang dimaksudkan untuk

menindas Islam dan muslimin.

Page 33: MAKAR DALAM PERSPEKTIF AL-QUR AN an dan Tafsirrepository.uinjambi.ac.id/1621/1/RABIATUL ADAWIYAH...dengan ayat lainnya, sehingga pada akhirnya dapat diambil suatu kesimpulan tentang

20

Jika kita ikuti Pendapat Ar Razy, Maka terjemah ayat di atas

sebagai berikut: Katakanlah: "Berperang dalam bulan itu adalah dosa

besar, dan (adalah berarti) menghalangi (manusia) dari jalan Allah, kafir

kepada Allah dan (menghalangi manusia dari) Masjidilharam. tetapi

mengusir penduduknya dari Masjidilharam (Mekah) lebih besar lagi

(dosanya) di sisi Allah." Pendapat Ar Razy ini mungkin berdasarkan

pertimbangan, bahwa mengusir Nabi dan sahabat-sahabatnya dari Masjidil

haram sama dengan menumpas agama Islam.

Ibnu hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayahku,

telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Abu Bakar Al-

Maqdami, telah menceritakan kepada kami Al-Mu‟tamir ibnu Sulaiman,

dari ayahnya, telah menceritakan kepadaku Al-Hadrami, dari Abu Siwar,

dari jundub ibnu Abdullah yang telah menceritakan hadis berikut:

Rasullulah Saw, mengirimkan utusan yang terdiri atas sejumlah orang,

dan mereka mengangkat Abu Ubaidah Ibnu Jarrah sebagai pemimpin.

Ketika Abu Ubaidah hendak berangkat menunaikan tugasnya tiba-tiba ia

menangis karena rindu kepada Rasullah Saw, hingga terhentilah ia dari

perjalanan nya maka Rasulullah Saw menggantinya dengan Abdullaah

ibnu jahsy dengan menuliis sepucuk surat buatnya dengan intruksi ia tidak

boleh membaca surat tersebut sebelum tiba ditempat tertentu. Nabi Saw

bersabda kepadanya: jangan sekali-kali kamu memksa seseorang dari

kalangan teman-temanmu untuk berangkat bersamamu. Ketika ia

membaca surat tersebut, ia mengucapkan istirja‟(innalilahiwa inna iahi

rajiun), lalu mengatakan” aku tunduk dan taat dan taat kepada perintah

Allah dan Rasul-Nya.” Kemudian Abdullah ibnu jahsy menceritakan

kepada mereka dan membacakan surat Nabi Saw kepada mereka yang

kembali, sedangkan sisanya tetap bersama Abdullah ibnu Jahsy. Kemudian

mereka bertemu dengan ibnul Hadrami, lalu mereka membunuhnya

sedangkan merea tidak mengetahui apakah bulan itu adalah bulan rajab

atau bulan jumadi. Maka orang-orang musyrik berkata kepada orang

muslim,” mereka bertanya kepadmu tentang peperangan pada bulan

Page 34: MAKAR DALAM PERSPEKTIF AL-QUR AN an dan Tafsirrepository.uinjambi.ac.id/1621/1/RABIATUL ADAWIYAH...dengan ayat lainnya, sehingga pada akhirnya dapat diambil suatu kesimpulan tentang

21

haram. Katakanlah.”Berperang dalam bulan itu adalah dosa besar.”(Al-

Baqarah:217).

D. Pelaku Makar

Setelah diuraikan diatas tentang pengertian dan sebab makar, maka akan

dapat diketahui tentang pelaku makar yang dikemukakan Al-Qur‟ān. Diantaranya

adalah :

1. Orang Kāfir

Diantara sifat orang kāfir di dunia adalah membuat makar atau tipu

daya.Yang sebagaimana makar ini adalah perbuatan yang membahayakan

seseorang dalam bentuk yang tersembunyi, atau berbuat bahaya dengan

bentukperbuatan bermanfaat. Diantaranya:29

“Dan mereka (orang-orang kāfir)membuat tipu daya, maka Allah pun membalas tipu daya.Dan Allah sebaik-baik pembalas tipu daya.”(Qs. Ali Imrān [3] : 54).30

“Dan ingatlah ketika orang-orang kāfir (Quraisy) memikirkan tipu daya terhadapmu (Muhammad) untuk menangkap dan memenjarakanmu atau membunuhmu, atau mengusirmu.Mereka membuat tipu daya, dan Allah menggagalkan tipu daya itu.Allah adalah sebaik-baik pembalas tipu daya.”(Qs. Al-Anfāl [8] : 30)

29 Ahzaami saimun jazuli,kehidupan dalam pandangan Al-Quran,( Jakarta : Gema

insane,2006),.373 30Departemen Agama Republik Indonesia Al-Qur‟an dan terjemahan.,( Jakarta 6

november 2012).

Page 35: MAKAR DALAM PERSPEKTIF AL-QUR AN an dan Tafsirrepository.uinjambi.ac.id/1621/1/RABIATUL ADAWIYAH...dengan ayat lainnya, sehingga pada akhirnya dapat diambil suatu kesimpulan tentang

22

“Dan sungguh orang sebelum mereka (kāfir Mekkah), telah mengadakan tipu daya, tetapi semua tipu daya itu dalam kekuasaan Allah. Dia mengetahui apa yang diusahakan oleh setiap orang, dan orang yang ingkar kepada tuhan akan mengetahui untuk siapa tempat kesudahan (yang baik).” (Qs. Ar-Ra„du [13] : 42). Salah satu bentuk makar orang kāfir di dalam al-Qur‟ān adalah

memikirkan rencana untuk menawan Nabi Muhammad sehingga beliau tidak

dapat bertemu dengan kaumnya dan tidak dapat lagi menyebarkan agama Islam,

atau membunuh dan mengusir Nabi ke tempat yang terpencil. Sebagaiman

disebutkan dalam suatu riwayat, ketika segolongan kaum Quraiys dan pembesar

dan pembesar suku-suku lainnya akan memasuki Dāran-Nadwah (balai

pertemuan), iblis yang menyamar sebagai orang tua dan dihormati, menghadang

mereka. Ketika melihatnya, mereka bertanya: “siapakah anda Tuan?” iblis

menjawab: “saya seorang Syeikh dari Nejd yang ingin mendengar apa yang akan

dimusyawarahkan oleh kalian (tentang Muhammad) dan ingin menyaksikan

permusyawarahan itu. Mudah-mudahan aku dapat menyumbangkan pikiran

danasihat.” Mereka pun menyetujuinya, lalu iblis pun masuk bersama mereka31.

Syeikh Nejd (iblis) berkata: “bagaimana pandangan kalian tentang

(hukuman yang pantas bagi) Muhammad?, salah satu dari mereka

berkata:”masukkan saja ke dalam penjara dan kaki serta tangannya diikat

sampai mati, sebagaimana matinya dua orang penyair yaitu Zuhair dan an-

Nabighah, karena perbuatannya pun sama seperti salah seorang diantar

mereka.” Lalu iblis pun berkata:”Demi Allah pendapat seperti itu tidak baik,

karena nanti akan ada yang simpati padanya, lalu memberitahukan tempat

tahanannya kepada sahabat sahabatnya. Mereka akan segera menyerbu,

mengambilnya dari tangan kalian, dan menjaganya. Dengan demikian kalian

tidak akan aman dengan gangguan mereka yang akan mengusir kalian dari

negeri ini. Cobalah keluarkan pendapat yang lain.” Salah seorang lainnya

berkata: “usir saja dari negeri kita, agar kita terbebas dari gangguan dan

ucapannya”,lalu berkatalah iblis: “ Demi Allah, pendapat ini pun tidak baik,

31H.A.A. Dahlan, Dkk, Asbāb an-Nuzūl,edisi ke-II, (Bandung : Diponegoro, 2009), hlm. 239

Page 36: MAKAR DALAM PERSPEKTIF AL-QUR AN an dan Tafsirrepository.uinjambi.ac.id/1621/1/RABIATUL ADAWIYAH...dengan ayat lainnya, sehingga pada akhirnya dapat diambil suatu kesimpulan tentang

23

apakah tuan-tuan tidak mengenal omongannya yang begitu menarik, lisannya

yang begitu lincah, dan perkataannya ynag begitu manis. Demi Allah jika kalian

berbuat demikian, orang Arab dari segala suku akan mengikutinya dan menurut

kepadanya. Akhirnya, mereka akan bersatu untuk mengusir kalian dari tanah

tumpah darah kalian dan akan membunuh kalian.”Mereka berkata:” benar, demi

Allah, cobalah kemukakan pendapat yang lainnya.” Abu Jahal pun

berkata:”Demi Allah, aku akan member pendapat yang tidak ada taranya.”

Mereka berkata: “Bagaimanakah pendapatmu itu?” Abu Jahalmenjawab: “kamu

ambil dari setiap kabilah seorang pemuda yang gagah berani, dan masing-

masing dibekali pedang yang tajam dan ditugaskan untuk mencincang

Muhammad bersama-sama, sehingga pertanggung jawabannya terbagi ke segala

kabilah. Aku yakin, Bani Hasyim tak akan mampu melawansuku Quraisy.32

Pendapat ini diterima oleh mereka karena menurut mereka masuk akal

maka berkatalah Syeikh Nejd (iblis): “Demi Allah itu merupakan buah pikiran

yang sangat baik, aku tidak mendapatkan yang lainnya.”Mereka pun bubar dari

pertemuan itu untuk melaksanakan keputusannya.

Maka datanglah Jibril kepada Nabi Muhammad SAW, dan memerintahkan

beliau untuk tidak tidur di tempat yang biasa, serta menyampaikan keputusan

mereka, maka Rasulullah SAW tidak bermalam di rumahnya. Allah memberi izin

untuk meninggalkan kota Mekkah. Ayat ini turun setelah Rasulullah sampai ke

Madinah, yang menerangkan nikmat yang diberikan Allah agar disyukuri.

(Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim yang bersumber dari Ibnu „Abbas)33

2. Musyrik

Musyrik adalah orang-orang yang melakukan syirik.Syirik secara

etimologi adalah persekutuan, sedangkan secara terminologi adalah

menyekutukan Allah dengan selain-Nya baik dalam segi keyakinan, ucapan

ataupun perbuatan.Perbuatan syirik merupakan dosa yang sangat besar dari semua

dosa.Allah menerangkan bahwa keadaan orang-orang musyrik dari kaum Nabi

Muhammad SAW, persis seperti keadaan orang musyrik sebelum mereka.

32Ibid., 240 33Ibid., 241

Page 37: MAKAR DALAM PERSPEKTIF AL-QUR AN an dan Tafsirrepository.uinjambi.ac.id/1621/1/RABIATUL ADAWIYAH...dengan ayat lainnya, sehingga pada akhirnya dapat diambil suatu kesimpulan tentang

24

Sebagaimana dalam Qs.Ibrāhīm [14] : 46

“Dan sesungguhnya mereka telah membuat makar (tipu daya) yang besar, padahal disisi Allah lah (balasan) makar mereka itu .dan sesungguhnya makar mereka itu amat besar sehingga gunung-gunung dapat lenyap karenanya”.(QS. Ibrāhīm:46).34 Pelaku makar yang disebut dalam ayat ini adalah orang musyrik,

sebagaimana telah terlihat jelas pada ayat sebelumnya.Adapun bentuk makar

orang musyrik salah satunya adalah menghalang-halangi Nabi dan para shāhābat

dalam melaksanakan da‟wah, serta berbuat zhalim/penganiayaan dan

pemboikotan. Telah disebutkan dalam sejarah bahwa orang musyrik Mekkah

selalu menghalang-halangi dan menentang Nabi Muhammad SAW dan para

shāhābat dalam melaksanakan da‟wah, semakin hari halangan dan rintangan itu

semakin bertambah, bahkan sampai pada penganiayaan dan pemboikotan.Dan

mereka tidak mau mengadakan hubungan jual beli, persaudaraan dan tolong

menolong terhadap kaum muslimīn, sehingga para shāhābat hampir putus asa.

Sedangkan orang musyrik semakin hari semakin merajalela.

3. Munafiq

Munafiq berasal dari kata nafaqa, yang berarti melahirkan sesuatu yang

berlawanan dengan hati nuraninya.Orang yang berpura-pura menampakkan

keislamannya dengan mengucapkan dua kalimah syahadat, mengerjakan shalat,

dan sebagainya.Pengertian munafiq dari segi aqidah adalah menyembunyikan

kekāfiran dalam hatinya dan menampakkan keimanan dari lidahnya. Seperti

dalam firman-Nya:

34Departemen Agama Republik Indonesia Al-Qur‟an dan terjemahan.,( Jakarta 6

november 2012).55

Page 38: MAKAR DALAM PERSPEKTIF AL-QUR AN an dan Tafsirrepository.uinjambi.ac.id/1621/1/RABIATUL ADAWIYAH...dengan ayat lainnya, sehingga pada akhirnya dapat diambil suatu kesimpulan tentang

25

“ Di antara manusia ada yang mengatakan: "Kami beriman kepada Allah dan hari kemudian pada hal mereka itu Sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman”.35

“Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka.dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas.mereka bermaksud riya (dengan shalat) di hadapan manusia. dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali”. Di dalam hadīts Rasulullah SAW menyebutkan ciri-ciri orang munafiq,

sebagaimana dalam hadītsnya:

“Tanda-tanda orang munafiq itu ada tiga: apabila berkata ia berdusta, apabila berjanji ia mengingkari, apabila ia dipercaya ia berkhianat.” (HR. Bukhari dan Muslim) Sifat munafiq merupakan perbuatan tercela yang mengakibatkan

pelakunya tidak dipercaya oleh orang lain dan bisa merugikan masyarakat karena

oran-orang munafiq itu selalu menimbulkan kerusakan. Seperti yang dilakukan

oleh kaum tsamud kepada Nabi Shālih As dalam Qs. An-Naml [27] : 48-51 yang

mengakibatkan mereka dibinasakan karena penghianatan mereka dengan

membunuh unta Nabi Shālih As dan pura-pura tidak tahu menahu akan peristiwa

tersebut serta merencanakan makar untuk membunuh Nabi Shālih pada malam

harinya. Salah satu contoh makar orang munafiq adalah membangun Masjid

Dhirar dengan tujuan untuk menghancurkan Islam, dapat dilihat Qs. At-Taubah

[9] : 107, yang berbunyi :

35Departemen Agama Republik Indonesia Al-Qur‟an dan terjemahan.,( Jakarta 6

november 2012).

Page 39: MAKAR DALAM PERSPEKTIF AL-QUR AN an dan Tafsirrepository.uinjambi.ac.id/1621/1/RABIATUL ADAWIYAH...dengan ayat lainnya, sehingga pada akhirnya dapat diambil suatu kesimpulan tentang

26

“Dan (diantara orang-orang munafiq itu)ada orang-orang yang mendirikan Masjid untuk menimbulkan kemudhratan (pada orang-orang mu‟min),untuk kekāfiran dan memecah belah diantara orang-orang yang beriman, serta untuk menunggu kedatangan orang-orang yang telah memerangi Allah dan rasul-Nya sejak dahulu. Mereka36 dengan pasti bersumpah “kami hanya menghendaki kebaikan.”Dan Allah menjadi saksi bahwa mereka itu pendusta (dalam sumpahnya).”(Qs. At-Taubah [9]: 107).37 Sebab turunnya (asbāb an-Nuzūl) ayat ini adalah pemberitahuan kepada

Rasulullah SAW bahwa orang munafiq membangun Masjid dengan niat

menghancurkan Islam dan mengelabui kaum Muslimīn. Sebagaimana dalam

sejarah bahwa Mu„attab ibn Qusyair mengeluhkan keadaannya kepada kaum

munafiq yang menemuinya, yang nyatanya mereka memiliki pandangan dan

perasaan yang sama terhadap Islam. Selama ini mereka membenci dan dengki

melihat kemajuan Nabi Muhammad SAW dan para pengikutnya.Mereka kesal

karena segala upaya dan muslihat mereka gagal menghancurkan kaum muslimīn.

Dan mereka pun merencanakan untuk membangun sebuah Masjid, dan

mengundang Nabi Muhammad SAW untuk shalat di Masjid itu, dan bersumpah

akan menaatinya dan memakmurkan Masjid tersebut. Akan tetapi, keesokan

harinya Masjid itu telah dirobohkan dan bangunannya telah dihancurkan. Karena

Allah telah menyingkap dan mengabarkan rahasia mereka dengan menurunkan

Qs. At-Taubah [9] : 107-110.16

E. Menghadapi makar

36Yang dimaksud dengan “orang yang telah memerangi Allah dan Rasul-Nya sejak

dahulu” adalah seorang pendeta Nasrani yang bernama Abu „Amir yang mereka tunggu-tunggu kedatangannya dari Syria.

37Departemen Agama Republik Indonesia Al-Qur‟an dan terjemahan.,( Jakarta 6 november 2012).

Page 40: MAKAR DALAM PERSPEKTIF AL-QUR AN an dan Tafsirrepository.uinjambi.ac.id/1621/1/RABIATUL ADAWIYAH...dengan ayat lainnya, sehingga pada akhirnya dapat diambil suatu kesimpulan tentang

27

Kebencian mereka terhadap kau muslimin adalah realita yang sangat jelas,

walaupun sebagian mereka menampakkan hal tersebut dengan penampilan

zahirnya, Allah berfirman Didalam Al-Qur‟an 38

“Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk Allah Itulah petunjuk (yang benar)". danSesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, Maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu”.39 Begitu pula firman Allah azza wajjala

“Sesungguhnya kamu dapati orang-orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman ialah orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik.dan Sesungguhnya kamu dapati yang paling dekat persahabatannya dengan orang-orang yang beriman ialah orang-orang yang berkata: "Sesungguhnya Kami ini orang Nasrani". yang demikian itu disebabkan karena di antara mereka itu (orang-orang Nasrani) terdapat pendeta-pendeta dan rahib-rah ib, (juga) karena Sesungguhnya mereka tidak menymbongkan diri”. Sehingga sangat jelas bahwa ketika terjadi hal-hal yang sangat

memprihatinkan pada kaum muslimin saat mereka berkuasa kaum kafirin.

38Ahmad karim zaidan, terj. Asunnah- al-illahiyah fi al-umam wa al-jamaah wa al-

afrad(sunnatullah),265 39

Departemen Agama Republik Indonesia Al-Qur‟an dan terjemahan.,( Jakarta 6 november 2012).

Page 41: MAKAR DALAM PERSPEKTIF AL-QUR AN an dan Tafsirrepository.uinjambi.ac.id/1621/1/RABIATUL ADAWIYAH...dengan ayat lainnya, sehingga pada akhirnya dapat diambil suatu kesimpulan tentang

28

Cara yang tepat untuk menghadapi tipu daya mereka adalah dengan selalu

bersabar dan bertawakkal kepada Allah sebagaimana yang di firmankan oleh

Allah.40

“Kamu sungguh-sungguh akan diuji terhadap hartamu dan dirimu.dan (juga) kamu sungguh-sungguh akan mendengar dari orang-orang yang diberi kitab sebelum kamu dan dari orang-orang yang mempersekutukan Allah, gangguan yang banyak yang menyakitkan hati.jika kamu bersabar dan bertakwa, Maka Sesungguhnya yang demikian itu Termasuk urusan yang patut diutamakan”.

1. Sabar

Kita harus selalu sabar untuk menghadapi ujian dari Allah yang di berkan

kepada kita terutama atas gangguan orang-orang kafir kepada kaum muslimin.

Khabbab bin Al-Arratti pernah menceritakan 41

--

“Dulu kami berkeluh kesah kepada Nabi Shallallahu „alaihi wa sallam , ketika itu Beliau Shallallahu „alaihi wa sallam sedang berbaring di atas bajunya di bawah naungan Ka‟bah. Kami pun berkata, „Bagaimana jika engkau meminta tolong untuk kami?Bagaimana jika engkau berdoa untuk kebaikan kami?‟ Beliau Shallallahu „alaihi wa sallam pun berkata, „Dulu ada seorang laki-laki di antara umat sebelum kalian digalikan untuknya lubang di tanah, kemudian dia dimasukkan ke dalamnya. Kemudian dibawakan kepadanya sebuah gergaji dan ditaruh di atas kepalanya dan

40

Imam Al- Ghazali, mukhtashar ihya‟ulumuddin(Jakarta,pustaka amani 2007)333 41 Imam Al- Ghazali, mukhtashar ihya‟ulumuddin(Jakarta,pustaka amani 2007)356

Page 42: MAKAR DALAM PERSPEKTIF AL-QUR AN an dan Tafsirrepository.uinjambi.ac.id/1621/1/RABIATUL ADAWIYAH...dengan ayat lainnya, sehingga pada akhirnya dapat diambil suatu kesimpulan tentang

29

dibelah tubuhnya menjadi dua bagian.Hal tersebut tidak menghalanginya dari agamanya (tidak murtad).Dan ada yang disisir dengan sisir-sisir besi di dalam dagingnya dan mengenai tulang atau ototnya.Hal tersebut tidak menghalanginya dari agamanya.”

Allah juga menjelaskan didalam Al-Quran tentang kesabaran dalam menghadapi ujian dari Nya

“Ya (cukup), jika kamu bersabar dan bersiap-siaga, dan mereka datang menyerang kamu dengan seketika itu juga, niscaya Allah menolong kamu dengan lima ribu Malaikat yang memakai tanda”.

2. Tawakkal

Allah tidak akan memberikan pertolongan kecuali kita bertakwa, Allah

telah menjelaskan didalam Al-Qur‟an dalam surat al-anfal

“Hai orang-orang beriman, jika kamu bertaqwa kepada Allah, Kami akan memberikan kepadamu Furqaan42.dan Kami akan jauhkan dirimu dari kesalahan-kesalahanmu, dan mengampuni (dosa-dosa)mu. dan Allah mempunyai karunia yang besar”. Rasulluah juga menggambarkan takwa sebagai jalan untuk bisa selamat

dari kebinasaan.43Diriwayatkan dari An-Nu‟man bin Basyir Radhiyallahu anhu,

Nabi Shallallahu „alaihi wa sallam bersabda:

42 Artinya: petunjuk yang dapat membedakan antara yang haq dan yang batil, dapat juga

diartikan disini sebagai pertolongan. 43https://almanhaj.or.id/7362-menghadapi-tipu-daya-orang-kafir.html

Page 43: MAKAR DALAM PERSPEKTIF AL-QUR AN an dan Tafsirrepository.uinjambi.ac.id/1621/1/RABIATUL ADAWIYAH...dengan ayat lainnya, sehingga pada akhirnya dapat diambil suatu kesimpulan tentang

30

: .

“Perumpamaan orang yang menjaga batasan-batasan Allâh dan yang melanggarnya seperti suatu kaum yang mengadakan undian untuk menentukan tempat pada sebuah kapal.Sebagian dari mereka mendapat tempat di bagian atas kapal dan sebagian di bagian bawah kapal.Orang yang berada di bawah kapal ketika mereka meminta air, mereka harus melewati orang-orang yang di bagian atas.Mereka berkata, “Seandainya kita membuat sebuah lobang dibagian kita ini (untuk jalan mengambil air-red) dan kita tidak mengganggu orang yang berada di bagian atas.” Apabila mereka (yaitu orang-orang yang di bagian atas) membiarkan mereka melakukan keinginan mereka, maka mereka akan binasa (semuanya). Apabila mereka (yang di bagian atas) menahan mereka, maka mereka akan selamat dan semuanya selamat.”

Firman Allah dalam surah ali-imran ayat 120

“Jika kamu memperoleh kebaikan, niscaya mereka bersedih hati, tetapi jika kamu mendapat bencana, mereka bergembira karenanya.jika kamu bersabar dan bertakwa, niscaya tipu daya mereka sedikitpun tidak mendatangkan kemudharatan kepadamu.Sesungguhnya Allah mengetahui segala apa yang mereka kerjakan”. (QS. ali-imran:120)

Seorang Muslim wajib menggantungkan dirinya (bertawakkal) hanya

kepada Allâh Subhanahu wa Ta‟ala . Gangguan yang orang-orang kafir lakukan

kepada orang-orang Muslim sangatlah banyak, bahkan jika mereka telah memiliki

kekuatan maka mereka tidak akan segan-segan untuk membunuh orang Islam.44

Mungkin kita sekarang tidak merasakan hal ini dan ini adalah kenikmatan

yang harus kita syukuri.Akan tetapi, banyak kejadian di berbagai negara, kaum

Muslimin ditindas bahkan dibunuhi dari zaman ke zaman, tanpa ada pemberitaan.

Sehingga tidak ada jalan untuk meminta pertolongan kecuali hanya kepada Allâh

44Departemen Agama Republik Indonesia Al-Qur‟an dan terjemahan.,( Jakarta 6

november 2012).65

Page 44: MAKAR DALAM PERSPEKTIF AL-QUR AN an dan Tafsirrepository.uinjambi.ac.id/1621/1/RABIATUL ADAWIYAH...dengan ayat lainnya, sehingga pada akhirnya dapat diambil suatu kesimpulan tentang

31

Azza wa Jalla . Itulah sebabnya Allâh Azza wa Jalla menutup ayat ini dengan

firmannya:

“Sesungguhnya Allâh meliputi (mengetahui) segala apa yang mereka kerjakan.”[Ali Imran/3:120]

Arti “muhiith/meliputi” pada ayat ini adalah Âlim atau mengetahui

sebagaimana dijelaskan oleh Imam al-Baghawi rahimahullah di atas.

Jika kita telah bersabar dan bertakwa, maka niscaya Allâh-lah yang

membalas tipu daya mereka dan menjadikannya sia-sia, bahkan tipu daya mereka

justru akan membahayakan diri mereka sendiri.

Ibnu Katsir rahimahullah berkata, “Allâh Azza wa Jalla memberikan

petunjuk kepada mereka (orang-orang Islam) agar bisa selamat dari keburukan di

antara keburukan-keburukan mereka dan tipu daya orang-orang yang berdosa

dengan menggunakan kesabaran, ketakwaan dan tawakkal kepada Allâh yang

Dia-lah yang mengetahui musuh-musuh mereka. Tidak ada daya dan kekuatan

untuk mereka kecuali dengan pertolongan dari Allâh Subhanahu wa Ta‟ala . Dia

adalah yang apabila Dia berkehendak, maka akan terjadi dan jika Dia tidak

berkehendak, maka tidak akan terjadi. Dan tidak ada sesuatu yang terjadi kecuali

dengan takdir dan kehendak-Nya.Barang siapa yang bertawakkal (bergantung)

kepada Allâh, maka Allâh akan cukupkan.”45

3. Yakin bahwa Allah merupakan pembalas tipu daya yang hebat

Jika mereka melakukan tipu daya kepada kaum Muslimin, maka kita harus

ingat bahwa tipu daya Allâh Azza wa Jalla jauh lebih hebat dari apa yang mereka

lakukan.Allâh Azza wa Jalla berfirman:

45

M. Abdul Athi Buhairi, yaayuhallazinaamanu.( Jakarta penerbit pustaka Al-Kautsar 2005) 38

Page 45: MAKAR DALAM PERSPEKTIF AL-QUR AN an dan Tafsirrepository.uinjambi.ac.id/1621/1/RABIATUL ADAWIYAH...dengan ayat lainnya, sehingga pada akhirnya dapat diambil suatu kesimpulan tentang

32

“Dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami, nanti Kami akan menarik mereka dengan berangaur-angsur (ke arah kebinasaan), dengan cara yang tidak mereka ketahui. Dan aku memberi tangguh kepada mereka.Sesungguhnya rencana-Ku Amat teguh”. Ini menunjukkan bahwa Allâh tidak tinggal diam dengan apa yang mereka

lakukan. Begitu pula firman Allâh Azza wa Jalla :

“Itulah (karunia Allâh yang dilimpahkan kepadamu), dan sesungguhnya Allâh melemahkan tipu daya orang-orang yang kafir. [Al-Anfâl/8:18] Dan sangat jelas bagaimana Allâh Azza wa Jalla akan membuat tipu daya

untuk mereka, di dalam firman-Nya:

"Sesungguhnya orang kafir itu merencanakan tipu daya yang jahat dengan sebenar-benarnya.Dan Aku pun membuat tipu daya/rencana (pula) dengan sebenar-benarnya.Karena itu beri tangguhlah orang-orang kafir itu yaitu beri tangguhlah mereka itu barang sebentar.” [Ath-Thâriq/86:15-17] Demikianlah apa yang Allâh Azza wa Jalla akan lakukan kepada mereka,

kita diperintahkan untuk selalu bersabar dan bertakwa kepada Allâh Azza wa Jalla

Kita diperintahkan untuk takut dan bertawakkal hanya kepada Allâh Subhanahu

wa Ta‟ala dan bukan takut kepada mereka atau bergantung menjadi “penjilat”

orang-orang kafir. Adapun mengenai cara menghadapi keburukan-keburukan

yang mereka lakukan, maka kita hadapi dengan kesabaran dan ketakwaan.

Page 46: MAKAR DALAM PERSPEKTIF AL-QUR AN an dan Tafsirrepository.uinjambi.ac.id/1621/1/RABIATUL ADAWIYAH...dengan ayat lainnya, sehingga pada akhirnya dapat diambil suatu kesimpulan tentang

33

BAB III

PENAFSIRAN MUFASSIR TERHADAP AYAT-AYAT MAKAR

A. Surah Ali-Imran ayat 53-54

“Ya Tuhan Kami, Kami telah beriman kepada apa yang telah Engkau turunkan dan telah Kami ikuti rasul, karena itu masukanlah Kami ke dalam golongan orang-orang yang menjadi saksi (tentang keesaan Allah)".Orang-orang kafir itu membuat tipu daya, dan Allah membalas tipu daya mereka itu. dan Allah Sebaik-baik pembalas tipu daya.46 Munasabah ayat Pada ayat 53 ini Ada yang menafsirkan bahwa maksud

"menjadi saksi" di sini adalah sama seperti umat Nabi Muhammad shallallahu

'alaihi wa sallam yang akan menjadi saksi untuk para rasul, bahwa mereka telah

menyampaikan risalahnya kepada kaumnya

M. Quraish shihab menjelaskan mengenai ayat ini dan menjelaskan

maksud dari surah ali imran ayat 53 ini Mereka berdoa, "Ya Tuhan kami, kami

sungguh membenarkan kitab yang Engkau turunkan kepada nabi-nabi-Mu, dan

kami menjalankan perintah 'Isâ, nabi-Mu. Tetapkanlah kami sebagai orang yang

menjadi saksi atas penyampaian risalah oleh Rasul-Mu dan atas sikap kafir dan

ingkar Banû Isrâ'îl.47

Didalam tafsir ibnu katsir di jelaskan ayat tersebut Maka tatkala `Isa

mengetahui keingkaran mereka [Bani Israil] berkatalah dia: „Siapakah yang akan

menjadi penolong-penolongku untuk [menegakkan agama] Allah?‟ Para

hawariyyun [sahabat-sahabat setia] menjawab: „Kamilah penolong-penolong

[agama] Allah. Kami beriman kepada Allah; dan saksikanlah bahwa

sesungguhnya kami adalah orang-orang yang berserah diri. (QS. 3:52) Ya Rabb

kami, kami telah beriman kepada apa yang telah Engkau turunkan dan telah kami

46Departemen Agama Republik Indonesia Al-Qur‟an dan terjemahan.,( Jakarta 6 november 2012).57

47M. Quraish shihab, tafsir Al-Misbah : pesan kesan dan keserasian al-Qur‟an (Jakarta: penerbit lentera hati, 2002) 426

Page 47: MAKAR DALAM PERSPEKTIF AL-QUR AN an dan Tafsirrepository.uinjambi.ac.id/1621/1/RABIATUL ADAWIYAH...dengan ayat lainnya, sehingga pada akhirnya dapat diambil suatu kesimpulan tentang

34

ikuti Rasul, karena itu masukkanlah kami ke dalam golongan orang-orangyang

menjadi saksi [tentang keesaan Allah.‟ (QS. 3:53) Orang-orang kafir itu membuat

tipu daya, dan Allah membalas tipu daya mereka itu.Dan Allah sebaik-baik

pembalas tipu daya.” (QS. 3:54)

Allah swt.berfirman, falammaa ahassa „iisaa (“Maka tatkala `Isa

mengetahui,”) yaitu mengetahui ketetapan hati mereka untuk ingkar dan terus

menerus dalam kesesatan, maka `Isa pun berkata, man anshaarii ilallaaH

(“Siapakah yang akan menjadi penolong penolongku untuk [menegakkan agama]

Allah?”) Mujahid berkata: “Maksudnya, siapakah yang mengikutiku menuju jalan

Allah.”

Sufyan ats-Tsauri dan yang lainnya berkata: “Maksudnya, siapakah orang-

orang yang menjadi penolongku bersama Allah?” Akan tetapi, apa yang

diungkapkan Mujahid lebih tepat. Dan lahiriyah dari ayat ini menunjukkan, bahwa

`Isa menghendaki orang-orang yang menolongnya dalam berdakwah kepada jalan

Allah.Dan demikianlah, maka segolongan dari Bani Israil pun tertarik untuk

beriman kepadanya, maka mereka pun mendukung dan menolongnya serta

mengikuti nur yang diturunkan bersamanya.Oleh karena itu, Allah

swt.memberitakan mengenai keadaan mereka, dengan berfirman, qaalal

hawaariyyuuna nahnu anshaarullaaHi aamannaa billaahi wasy-Had bi-annaa

muslimuun.Rabbanaa aamannaa bimaa anzalta wat taba‟nar rasuula faktubnaa

ma‟asy-syaaHidiin (“Para hawariyyun [sahabat-sahabat setia] menjawab:

“Kamilah penolong ponolong agama Allah.Kami beriman kepada Allah.Dan

saksikanlah bahwa sesungguhnya kami adalah orang-orang yang berserah diri.Ya

Rabb kami, kami telah beriman kepada apa yang telah Engkau turunkan dan kami

telah mengikuti Rasul, karena itu masukkanlah kami dalam golongan orang orang

yang menjadi saksi [tentang keesaan Allah].”)

Menurut pendapat yang benar, al-hawariy adalah penolong. Sebagaimana

ditegaskan dalam Shahih al-Bukhari dan Shahih Muslim, bahwa Rasulullah saw.

mengajak orang-orang pada peristiwa Ahzab, maka tampillah az-Zubair, lalu

ketika beliau menganjurkan mereka lagi, maka tampillah az-Zubair. Kemudian

Page 48: MAKAR DALAM PERSPEKTIF AL-QUR AN an dan Tafsirrepository.uinjambi.ac.id/1621/1/RABIATUL ADAWIYAH...dengan ayat lainnya, sehingga pada akhirnya dapat diambil suatu kesimpulan tentang

35

Nabi bersabda: “Setiap Nabi mempunyai penolong (hawariy), sedangkan

penolongku adalah az-Zubair.”

Mengenai firman-Nya, faktubnaa ma‟asy-syaaHidiin (“Karena itu

masukkanlah kami ke dalam golongan orang-orang yang menjadi saksi [tentang

keesaan Allah],”) Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Ibnu `Abbas ra.ia berkata:

“Yaitu ke dalam golongan umat Muhammad.” Dan isnad riwayat ini adalah

jayyid.

Selanjutnya Allah swt. memberitahu mengenai sekelompok pemuka Bani

Israil yang bermaksud menyerang `Isa as, berbuat jahat dan menyalibnya, ketika

mereka telah bersekongkol terhadapnya, kemudian melaporkannya kepada raja

yang pada saat itu berkuasa, dan dia adalah seorang-raja yang kafir, bahwasanya

ada seorang yang menyesatkan rakyat, melarang mereka mentaati sang raja,

merusak rakyat, memutuskan hubungan antara orang tua dengan anaknya, dan

lain-lainnya dari yang mereka tuduhkan dan lontarkan seperti tuduhan dusta dan

anak haram, sehingga mereka berhasil memancing amarah sang raja.

Raja itu pun mengirim pasukan untuk mencari dan menangkap „Isa untuk

selanjutnya disalib dan disiksa.Ketika pasukan tersebut mengepung rumahnya,

dan mereka mengira telah berhasil menangkapnya, ternyata Allah

menyelamatkannya dari kepungan mereka.Allah mengangkatnya dari lubang

dinding rumah itu ke langit, dan kemudian Dia menjadikan salah seorang yang

berada di dalam rumah itu serupa dengannya. Ketika pasukan itu memasuki

rumahnya pada kegelapan malam, mereka meyakini bahwa ia adalah `Isa, lalu

mereka menangkap, menyiksa dan menyalibnya serta menaruh duri pada

kepalanya.

Hal itu merupakan suatu bentuk tipu daya dari Allah terhadap

mereka.Karena sesungguhnya, Dia telah menyelamatkan Nabi-Nya dan

mengangkatnya dari hadapan mereka, meninggalkan mereka terombang-ambing

dalam kesesatan, namun mereka yakin telah berhasil dalam misi pencariannya itu.

Dan Allah menanamkan dalam hati mereka kekerasan dan pembangkangan

terhadap kebenaran sebagai konsekuensi bagi mereka, serta menimpakan kehinaan

Page 49: MAKAR DALAM PERSPEKTIF AL-QUR AN an dan Tafsirrepository.uinjambi.ac.id/1621/1/RABIATUL ADAWIYAH...dengan ayat lainnya, sehingga pada akhirnya dapat diambil suatu kesimpulan tentang

36

kepada mereka, yang tidak akan pernah lepas dari mereka hingga hari Kiamat

kelak.

Oleh karena itu Dia berfirman, wa makaruu wa makarallaaH. wallaaHu

khairul maakirin (“Orang-orang kafir itu membuat tipu daya, Allah membalas tipu

daya mereka itu. Dan Allah sebaik-baik pembalas tipu daya.”)

B. Surah Al-An‟am 122-123

“Dan Apakah orang yang sudah mati48 kemudian Dia Kami hidupkan dan Kami berikan kepadanya cahaya yang terang, yang dengan cahaya itu Dia dapat berjalan di tengah-tengah masyarakat manusia, serupa dengan orang yang keadaannya berada dalam gelap gulita yang sekali-kali tidak dapat keluar dari padanya? Demikianlah Kami jadikan orang yang kafir itu memandang baik apa yang telah mereka kerjakan. Dan Demikianlah Kami adakan pada tiap-tiap negeri penjahat-penjahat yang terbesar agar mereka melakukan tipu daya dalam negeri itu.dan mereka tidak memperdayakan melainkan dirinya sendiri, sedang mereka tidak menyadarinya”.( QS. Al-An‟am: 122-123)49 Munasabah ayat Maksud dari surat ali imran ayat 22 Maksudnya adalah orang

yang telah mati hatinya dalam kegelapan kekafiran, kejahilan dan kemaksiatan, yakni

orang-orang kafir. Cahaya iman, ilmu dan ketaatan (hidayah). Di mana dia dapat melihat

perkara yang sebenarnya, memperoleh petunjuk jalan, mengetahui kebaikan lagi

mengutamakannya, bersungguh-sungguh mewujudkannya dalam diri dan orang lain,

mengetahui keburukan lagi membencinya, serta berusaha meninggalkannya dan

48Maksudnya ialah orang yang telah mati hatinya Yakni orang-orang kafir dan

sebagainya. 49Departemen Agama Republik Indonesia Al-Qur‟an dan terjemahan.,( Jakarta 6

november 2012).143

Page 50: MAKAR DALAM PERSPEKTIF AL-QUR AN an dan Tafsirrepository.uinjambi.ac.id/1621/1/RABIATUL ADAWIYAH...dengan ayat lainnya, sehingga pada akhirnya dapat diambil suatu kesimpulan tentang

37

menyingkirkannya dari diri dan orang lain. Kegelapan kebodohan, kekufuran dan

kemaksiatan. Tentu tidak sama, sebagaimana tidak sama antara malam dan siang, cahaya

dan kegelapan, dan orang-orang yang hidup dengan orang-orang yang mati. Mungkin

seseorang merasa heran, mengapa orang tersebut tetap memilih kesesatan dan kegelapan,

padahal di hadapannya ada petunjuk dan cahaya?Jawabnya adalah karena telah dijadikan

indah bagi orang-orang kafir perbuatan yang mereka lakukan.Oleh karena itu, setan

senantiasa menghias perbuatan buruk mereka sehingga mereka menganggapnya baik dan

memandangnya sebagai sebuah kewajaran, bahkan sebagai kebenaran, akhirnya mereka

senang di atas perbuatan-perbuatan buruk dan biasa melakukannya.Berupa kekafiran dan

kemaksiatan, sebagaimana keimanan dan amal saleh dijadikan indah oleh Allah bagi

orang-orang yang beriman.50

M. Quraish shihab menjelaskan tentang ayat ini Dengan keimanan yang

ada pada kalian, kalian tidaklah sama dengan orang-orang musyrik. Orang yang

dahulu sesat layaknya orang mati, lalu hatinya diberi cahaya petunjuk bagai

kehidupan, diberi cahaya keimanan dan hujjah yang jelas, hingga berjalan di

bawah cahaya itu, tidaklah sama dengan orang yang hidup dalam kegelapan yang

bertumpuk. Seperti Allah membuat indah keimanan bagi orang-orang yang

beriman, setan pun membuat indah kemusyrikan bagi orang-orang yang zalim dan

ingkar.51

Didalam kitab tafsir jallain juga jelaskaan maksud ayat diatas (Dan apakah

yang sudah mati) oleh sebab kekafirannya (kemudian dia Kami hidupkan) dengan

hidayah (dan Kami berikan kepadanya cahaya yang terang yang dengan cahaya itu

dia dapat berjalan di tengah-tengah masyarakat manusia) dia dapat pula melihat

perkara yang benar berkat cahaya itu dan dapat membedakannya daripada yang

lainnya; yang dimaksud adalah keimanan (serupa dengan orang yang keadaannya)

Lafal mitsl adalah tambahan, yakni sebagaimana seseorang (yang keadaannya

dalam gelap-gulita yang sekali-kali tidak dapat keluar darinya) dimaksud orang

kafir; sebagai jawabannya ialah tentu saja tidak. (Demikianlah) sebagaimana

orang-orang mukmin dihiasi dengan keimanan (orang-orang kafir pun dihiasi pula

dengan apa yang telah mereka kerjakan) berupa kekafiran dan maksiat-maksiat.

50M Quraish sihab, Tafsir Al-Misbah.(Ciputat : lentera hati 2008) 275 51Quraish Shihab, loc.cit

Page 51: MAKAR DALAM PERSPEKTIF AL-QUR AN an dan Tafsirrepository.uinjambi.ac.id/1621/1/RABIATUL ADAWIYAH...dengan ayat lainnya, sehingga pada akhirnya dapat diambil suatu kesimpulan tentang

38

Dan dilanjutkan ayat 123 Menurut suatu pendapat, makna ayat ialah kami

perintahkan kepada mereka untuk taat, tetapi mereka menentang: akhirnya kami

binasakan mereka. Menurut pendapat lain, makna yang di maksud ialah kami

perintahkan mereka, yakni perintah yang berdasarkan tadir. Seperti yang di sebut

dalam ayat ini melalui firman-Nya 52

“Agar mereka melakakukan tipu daya dalam negri itu.”(Al-An‟am: 123) Mengenai firman Allah Swt:

“pembesar-pembesar yang jahat agar merea melakukan tipu daya dalam negri itu (Al-An‟am)” Ibnu Abu Thalhah meriwayatkan dari ibnu Abbas sehubung dengan makna

Firman-Nya : pembesar-pembesar yang jahat agar mereka melkukan tipu daya

dalam negri itu.(Al-An‟am:123) yakni kami jadikan orang-orang jahat mereka

berkuasa,lalu mereka melakukan kedurhakaan di dalamnya. Apabila mereka

melakukan hal tersebut, maka kami binasakan mereka dengan Azab.53

Mujahid dan Qatadah mengatakan sehubung dengan makna firman-Nya:

pembesar-pembesar yang jahat (Al-An‟am:123) maksudnya, para pembesar dan

para pemimpinnya.

Yang di maksud dengan tipu daya disini ialah seruan mereka yang

mengajak kepada kesesatan melalui perkataan-perkataan yang indah dan

perbuatan-perbuatan yang menggiurkan. Prihalnya sama dengan yang

diungkapkan dalam firman Allah yang menceritakan kaum Nabi Nuh.54

“ dan mereka melakukan tipu daya yang amat besar.( Nuh:22)

Dan firman Allah Swt, yang mengatakan

52

Ibnu Katsir. Tafsir Ibnu Katsir, Jilid III (Cet. I; Pustaka Imam Syafi‟i,2009),h. 55 53Ibid.,56 54Ibid.,57

Page 52: MAKAR DALAM PERSPEKTIF AL-QUR AN an dan Tafsirrepository.uinjambi.ac.id/1621/1/RABIATUL ADAWIYAH...dengan ayat lainnya, sehingga pada akhirnya dapat diambil suatu kesimpulan tentang

39

“ Dan orang-orang kafir berkata: "Kami sekali-kali tidak akan beriman kepada Al Quran ini dan tidak (pula) kepada kitab yang sebelumnya". dan (alangkah hebatnya) kalau kamu Lihat ketika orang-orang yang zalim itu dihadapkan kepada Tuhannya, sebahagian dari mereka menghadap kan Perkataan kepada sebagian yang lain; orang-orang yang dianggap lemah berkata kepada orang-orang yang menyombongkan diri: "Kalau tidaklah karena kamu tentulah Kami menjadi orang-orang yang beriman. Orang-orang yang menyombongkan diri berkata kepada orang-orang yang dianggap lemah: "Kamikah yang telah menghalangi kamu dari petunjuk sesudah petunjuk itu datang kepadamu? (Tidak), sebenarnya kamu sendirilah orang-orang yang berdosa.Dan orang-orang yang dianggap lemah berkata kepada orang-orang yang menyombongkan diri: "(Tidak) sebenarnya tipu daya(mu) di waktu malam dan siang (yang menghalangi kami), ketika kamu menyeru Kami supaya Kami kafir kepada Allah dan menjadikan sekutu-sekutu bagi-Nya". kedua belah pihak menyatakan penyesalan tatkala mereka melihat azab. dan Kami pasang belenggu di leher orang-orang yang kafir. mereka tidak dibalas melainkan dengan apa yang telah mereka kerjakan.( As-Saba‟: 31-33).55 Ibnu Abu Hatim mengtakan, telah menceritakan kepada ayahku, telah

menceritakan kepada kami Ibnu Abu Umar. Telah menceritakan kepada kami

Sufyan yang mengatakan bahwa setiap Makar di dalam Al-Qur‟an artinya

perbuatan .

55Departemen Agama Republik Indonesia Al-Qur‟an dan terjemahan.,( Jakarta 6

november 2012).180

Page 53: MAKAR DALAM PERSPEKTIF AL-QUR AN an dan Tafsirrepository.uinjambi.ac.id/1621/1/RABIATUL ADAWIYAH...dengan ayat lainnya, sehingga pada akhirnya dapat diambil suatu kesimpulan tentang

40

Firman Allah Swt :

“dan mereka tidak memperdayakan melaainkan dirinya sendiri, sedangkan merekatidak menyadarinya(Al-An‟am:123) Yakni hasil tipu daya mereka yang demikian dan penyesatan terhadap

orang-orang yang mereka sesatkan tidak lah menimpa kepada orang lain,

melainkan hanya kepada diri sendiri.

C. Surah al-anfal ayat 29-30

“Hai orang-orang beriman, jika kamu bertaqwa kepada Allah, Kami akan memberikan kepadamu Furqaan56.dan Kami akan jauhkan dirimu dari kesalahan-kesalahanmu, dan mengampuni (dosa-dosa)mu. dan Allah mempunyai karunia yang besar. Dan (ingatlah), ketika orang-orang kafir (Quraisy) memikirkan daya upaya terhadapmu untuk menangkap dan memenjarakanmu atau membunuhmu, atau mengusirmu. mereka memikirkan tipu daya dan Allah menggagalkan tipu daya itu. dan Allah Sebaik-baik pembalas tipu daya”.(QS. al-anfal ayat 29-30) Munasabah dari ayat al-anfal ayat 29 ini yaitu kata Furqan artinya

kemampuan membedakan antara yang haq (benar) dan yang batil, petunjuk dan

kesesatan, dan yang halal dengan yang haram. Furqan dapat juga diartikan dengan

pertolongan.Yaitu dosa-dosa kecil.Yaitu dosa-dosa besar.Allah memiliki pahala

56Artinya: petunjuk yang dapat membedakan antara yang haq dan yang batil, dapat juga

diartikan disini sebagai pertolongan.

Page 54: MAKAR DALAM PERSPEKTIF AL-QUR AN an dan Tafsirrepository.uinjambi.ac.id/1621/1/RABIATUL ADAWIYAH...dengan ayat lainnya, sehingga pada akhirnya dapat diambil suatu kesimpulan tentang

41

yang besar dan banyak bagi orang-orang yang bertakwa kepada-Nya dan

mendahulukan keridhaan-Nya di atas hawa nafsunya.

M. Quraish shihab menjelaskan tentang ayat tersebut “Wahai orang-orang

yang percaya dan tunduk kepada kebenaran, apabila kalian patuh pada perintah

Allah dalam kesendirian atau di tengah keramaian, maka Allah akan memberikan

karunia pada kalian berupa kekuatan yang dapat membedakan antara yang benar

dan yang tidak benar. Allah akan memberi kemenangan atas musuh-musuh kalian.

Allah akan menutupi, menghilangkan dan mengampuni kesalahan- kesalahan

kalian. Dialah Allah yang senantiasa memiliki karunia yang besar.57

Dalam kitab tafsir jalalain juga di jelaskan tentang ayat tersebut (Hai

orang-orang yang beriman, jika kalian bertakwa kepada Allah) melalui berserah

diri kepada-Nya dan cara-cara yang lain (niscaya Dia akan memberikan kepada

kalian petunjuk) buat kalian sehingga kalian dapat membedakan hal-hal yang

dapat membawa keselamatan dan hal-hal yang membahayakan diri kalian,

sehingga kalian selamat dari hal-hal yang kalian takutkan (dan menghapuskan

segala kesalahan-kesalahan dan mengampuni kalian) dosa-dosa kalian. (Dan Allah

mempunyai karunia yang besar).

D. Surah Al-A‟rof 122-123

"(yaitu) Tuhan Musa dan Harun. Fir'aun berkata: "Apakah kamu beriman kepadanya sebelum aku memberi izin kepadamu?, Sesungguhnya (perbuatan ini) adalah suatu muslihat yang telah kamu rencanakan di dalam kota ini, untuk mengeluarkan penduduknya dari padanya; Maka kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu ini).(QS. Surah Al-A‟rof 122).

58

57Quraish Shihab, loc.cit 58Departemen Agama Republik Indonesia Al-Qur‟an dan terjemahan.,( Jakarta 6

november 2012). 165

Page 55: MAKAR DALAM PERSPEKTIF AL-QUR AN an dan Tafsirrepository.uinjambi.ac.id/1621/1/RABIATUL ADAWIYAH...dengan ayat lainnya, sehingga pada akhirnya dapat diambil suatu kesimpulan tentang

42

Munasabah ayat 122 ini menjelaskan tentang tuhan musa dan harun

menurut tafsir jalalin maksud dari ayat ini ialah (yaitu tuhan musa dan harun)

berkat pengetahuan mereka yang menyimpulkan bahwa apa yang tealah mereka

saksikan itu, yaitu tentang tongkat musa semata-mata bukanlah perbuatan sihir.

Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Marwan Hadidi bin Musa, M.pd.I

menjelaskan tentang ayat tersebut Yaitu tuhan pencipta dan pemelihara yang

diyakini dan dimani oleh nabi musa dan nabi harun. Melihat itu, fir'aun pun

terkejut dan naik pitam. Fir'aun berkata, mengapa kamu beriman kepadanya

sebelum aku memberi izin kepadamu' tanpa menanyakan terlebih dahulu sebab

mereka beriman, fir'aun melontarkan tuduhan, sesungguhnya ini benar-benar tipu

muslihat yang telah kamu rencanakan bersama musa dan harun di kota ini, yakni

mesir, untuk mengusir penduduknya. Ia pun mengancam mereka, kelak kamu

akan mengetahui apa yang akan aku lakukan untuk kamu, sebagai akibat

perbuatanmu dengan beriman kepada musa dan harun, serta sebagai siksaan dari

persekongkolan dan tipu muslihat yang kalian lakukan. Begitulah, penguasa tiran

akan mengancam bila tersudut dan terpojokkan.59

E. Surah yunus 20-21

“Dan mereka berkata: "Mepada tidak diturunkan kepadanya (Muhammad) suatu keterangan (mukjizat) dari Tuhannya?" Maka Katakanlah: "Sesungguhnya yang ghaib itu60kepunyaan Allah, sebab itu tunggu (sajalah) olehmu, Sesungguhnya aku bersama kamu Termasuk orang-orang yang manunggu. Dan apabila Kami merasakan kepada manusia suatu rahmat, sesudah (datangnya) bahaya menimpa mereka, tiba-tiba mereka mempunyai tipu daya dalam (menentang) tanda-tanda kekuasaan kami. Katakanlah: "Allah lebih cepat pembalasannya (atas tipu daya itu)".

59https://tafsirweb.com/2576-surat-al-araf-ayat-122.html 60Yang dimaksud dengan yang ghaib di sini ialah mukjizat.

Page 56: MAKAR DALAM PERSPEKTIF AL-QUR AN an dan Tafsirrepository.uinjambi.ac.id/1621/1/RABIATUL ADAWIYAH...dengan ayat lainnya, sehingga pada akhirnya dapat diambil suatu kesimpulan tentang

43

Sesungguhnya malaikat-malaikat Kami menuliskan tipu dayamu”.( Q.S yunus:20-21)61

Munasabah ayat maksud dari ayat 29 ini menjelaskan bahwa Dalam ayat ini dijelaskan sikap orang-orang musyrik kepada Nabi dengan mengatakan bahwa mengapa tidak diturunkan kepada Muhammad tanda-tanda kerasulannya yang berhubungan dengan alam ini, seperti yang pernah diturunkan kepada nabi-nabi sebelumnya, seperti angin topan Nabi Nuh, membelah laut untuk Nabi Musa, dan sebagainya.

Muhammad Quraish Shihab menjelaskan maksud dari ayat tersebut Dan

orang-orang musyrik itu berkata, “Mengapa tidak diturunkan mukjizat dari sisi

Allah kepada Muhammad selain Al Quran, yang dapat memuaskan kami akan

kebenaran ajaran yang dibawanya?”Maka katakanlah kepada mereka, wahai

Rasulullah, “Sesungguhnya turunnya ayat adalah sesuatu yang bersifat gaib.

Tidak ada yang mengetahui hal yang gaib itu kecuali Allah.

Apabila Al Quran tidak dapat memuaskan kalian, maka tunggulah keputusan

Allah antara aku dan kalian tentang apa yang kalian durhakai.

Sesungguhnya bersama kalian, aku termasuk orang-orang yang menunggu.”Dan

mereka berkata,) yakni penduduk Mekah (“Mengapa tidak) kenapa tidak

(diturunkan kepadanya) dimaksud kepada Nabi Muhammad (suatu keterangan

dari Rabbnya?”) sebagaimana yang telah diberikan kepada para nabi lainnya,

seperti mukjizat unta, mukjizat tongkat dan mukjizat tangan (Maka katakanlah,)

kepada mereka (“Sesungguhnya yang gaib itu) hal-hal yang gaib dari mata

hamba-hamba Allah (kepunyaan Allah) antara lain ialah mukjizat-mukjizat, maka

mukjizat-mukjizat itu tidak ada yang dapat mendatangkannya melainkan hanya

seizin Allah. Sesungguhnya tugasku hanyalah menyampaikan (sebab itu tunggu

sajalah oleh kalian) datangnya azab jika kalian tidak mau beriman (sesungguhnya

aku bersama kalian termasuk orang-orang yang menunggu.”)

61Departemen Agama Republik Indonesia Al-Qur‟an dan terjemahan.,( Jakarta 6

november 2012).211

Page 57: MAKAR DALAM PERSPEKTIF AL-QUR AN an dan Tafsirrepository.uinjambi.ac.id/1621/1/RABIATUL ADAWIYAH...dengan ayat lainnya, sehingga pada akhirnya dapat diambil suatu kesimpulan tentang

44

F. Surah yusuf 101-10

“Ya Tuhanku, Sesungguhnya Engkau telah menganugerahkan kepadaku sebahagian kerajaan dan telah mengajarkan kepadaku sebahagian ta'bir mimpi. (ya Tuhan) Pencipta langit dan bumi.Engkaulah pelindungku di dunia dan di akhirat, wafatkanlah aku dalam Keadaan Islam dan gabungkanlah aku dengan orang-orang yang saleh.Demikian itu (adalah) diantara berita-berita yang ghaib yang Kami wahyukan kepadamu (Muhammad); Padahal kamu tidak berada pada sisi mereka, ketika mereka memutuskan rencananya (untuk memasukkan Yusuf ke dalam sumur) dan mereka sedang mengatur tipu daya”.(Q.S yusuf 101-102)62

Munasabah ayat 101 ini adalah doa yang diucapkan Yusuf as.

sesudah Allah subhanahu wa ta‟ala menyempurnakan karunia kepadanya,

menyelamatkannya dari penyiksaan ketika dimasukkan ke dalam sumur,

membebaskannya dari fitnahan istri Al-Aziz dan perempuan-perempuan lainnya,

dan pahit getir di dalam penjara, meng anugerahinya pangkat dan kedudukan

sesudah ia bebas dari semua tuduhan yang ditujukan kepadanya, segeralah ia

berdoa memohon kepada Allah subhanahu wa ta‟ala supaya dilipat-gandakan

pahalanya di akhirat kelak sebagaimana dilipat gandakan karunia-Nya didunia ini.

Berkatalah Yusuf: “Ya Tuhanku, Engkau telah menganugerahkan kepadaku paras

yang cantik, kedudukan di Mesir dengan kekuasaan yang penuh, mengajarkan

kepadaku takbir mimpi, memberitahukan kepadaku hal-hal yang akan terjadi di

kemudian hari dan rahasia-rahasia yang terkandung didalam wahyu-Mu. Ya

Allah, ya Tuhan, Engkaulah Pencipta langit dan bumi ini, menciptakan keduanya

dengan baik dan teratur, kokoh dan rapi, Engkaulah Pelindungku di dunia dan di

62Departemen Agama Republik Indonesia Al-Qur‟an dan terjemahan.,( Jakarta 6

november 2012).247

Page 58: MAKAR DALAM PERSPEKTIF AL-QUR AN an dan Tafsirrepository.uinjambi.ac.id/1621/1/RABIATUL ADAWIYAH...dengan ayat lainnya, sehingga pada akhirnya dapat diambil suatu kesimpulan tentang

45

akhirat, melindungiku dari maksud jahat orang-orang yang memusuhiku dan

orang-orang yang ingin berbuat jahat kepadaku.

M. Quraish Shihab menjelaskana dalam kitabnya mengenai ayat tersebut

yakni Yusuf menghadapkan diri kepada Allah, bersyukur atas karunia yang

dilimpahkan kepadanya dan mengharap tambahan karunia seraya berkata, “Ya

Tuhanku, sungguh banyak dan besar nikmat-Mu kepadaku.Engkau berikan aku

kekuasaan yanIg membuatku bersyukur memuji-Mu.Engkau berikan pula aku

ilmu tentang takbir mimpi.Wahai Pencipta langit dan bumi, Engkau adalah

pemilik urusanku dan pengatur karuniaku semasa hidupku dan sesudah aku mati.

Matikanlah aku dalam keadaan memeluk agama yang Engkau perkenankan untuk

nabi-nabi-Mu,yaitu agama kepasrahan (Islam).Masukkanlah aku ke dalam

golongan orang-orang yang Engkau tunjukkan kepada kebaikan, yaitu leluhur-

leluhurku dan hamba-hamba-Mu yang saleh dan ikhlas.”

Jalaluddin al-Mahalli & Jalaluddin as-Suyuthi juga menjelaskan

menngenaiayat tersebut(Ya Rabbku! Sesungguhnya Engkau telah

menganugerahkan kepadaku sebagian kerajaan dan telah mengajarkan kepadaku

sebagian takbir mimpi) takwil-takwil mimpi (Ya Rabb Pencipta) yang menjadikan

(langit dan bumi!Engkaulah Pelindungku) yang mengatur kebaikanku (di dunia

dan di akhirat, wafatkanlah aku dalam keadaan Islam dan kumpulkanlah aku

dengan orang-orang yang saleh) di antara bapak moyangku. Maka setelah ia

berdoa, ia hidup hanya seminggu atau lebih dari seminggu. Kemudian ia wafat,

pada saat itu usianya telah mencapai seratus dua puluh tahun. Lalu semua orang

Mesir mengiringkan jenazahnya sampai ke tempat kuburannya, mereka

meletakkan jenazah Nabi Yusuf di dalam sebuah tabelah yang terbuat dari

marmer, dan mereka mengebumikannya di tempat yang terletak di antara kedua

tepi sungai Nil, dimaksud supaya keberkahan terlimpahkan kepada kedua tepi

sungai Nil.Maha Suci Allah yang tiada akhir bagi kerajaan-Nya.

Page 59: MAKAR DALAM PERSPEKTIF AL-QUR AN an dan Tafsirrepository.uinjambi.ac.id/1621/1/RABIATUL ADAWIYAH...dengan ayat lainnya, sehingga pada akhirnya dapat diambil suatu kesimpulan tentang

46

G. Surah Ar-Rad 41-42

“Dan Apakah mereka tidak melihat bahwa Sesungguhnya Kami mendatangi daerah-daerah (orang-orang kafir), lalu Kami kurangi daerah-daerah itu (sedikit demi sedikit) dari tepi-tepinya?dan Allah menetapkan hukum (menurut kehendak-Nya), tidak ada yang dapat menolak ketetapan-Nya; dan Dia-lah yang Maha cepat hisab-Nya. Dan sungguh orang-orang kafir yang sebelum mereka (kafir Mekah) telah Mengadakan tipu daya, tetapi semua tipu daya itu adalah dalam kekuasaan Allah. Dia mengetahui apa yang diusahakan oleh Setiap diri, dan orang-orang kafir akan mengetahui untuk siapa tempat kesudahan (yang baik) itu”.(Q.S Ar-Rad: 40-41).63

Munasabah ayat yaitu dengan membinasakan orang-orang yang

mendustakan dan orang-orang yang zalim.Ada pula yang mengatakan, yaitu

dengan ditaklukkannya negeri-negeri kaum musyrik.Ada pula yang mengatakan,

yaitu dengan mengurangi harta dan fisik mereka. Ada pula yang berpendapat lain.

Menurut Syaikh As Saâdiy, zhahirnya †“dan Allah yang lebih mengetahui-

bahwa maksudnya adalah negeri-negeri mereka yang mendustakan (para rasul),

Allah jadikan dapat ditaklukkan dan dibinasakan, dan tepi-tepinya tertimpa

bencana untuk mengingatkan mereka sebelum mereka dihabiskan oleh

pengurangan (daerah sedikit demi sedikit), dan Allah akan menimpakan mereka

berbagai musibah yang tidak dapat ditolak oleh siapa pun. Mencakup hukum

syarâi-Nya (terkait dengan syariat-Nya), qadari-Nya (terkait dengan taqdir-Nya di

alam semesta) dan jazaâ-Nya (terkait dengan balasan). Oleh karena hukum-Nya

demikian bijaksana dan tepat, tidak ada cela dan kekurangan sama sekali, bahkan

tegak di atas keadilan dan pujian, sehingga tidak ada jalan untuk mengkritik atau

mencelanya; berbeda dengan hukum selain-Nya yang terkadang sesuai dengan

63Departemen Agama Republik Indonesia Al-Qur‟an dan terjemahan.,( Jakarta 6 november 2012).254

Page 60: MAKAR DALAM PERSPEKTIF AL-QUR AN an dan Tafsirrepository.uinjambi.ac.id/1621/1/RABIATUL ADAWIYAH...dengan ayat lainnya, sehingga pada akhirnya dapat diambil suatu kesimpulan tentang

47

kebenaran dan terkadang tidak. Oleh karena itu, janganlah meminta disegerakan

azab, karena semua yang akan tiba itu sama saja dekat.

M. Quraish shihab Sesungguhnya tanda-tanda siksa dan kekalahan telah

ada. Apakah mereka tidak melihat bahwa Kami mendatangi tanah yang telah

mereka kuasai, pada saat orang-orang Mukmin mengambilnya dari orang-orang

musyrik sebagian demi sebagian.Dengan demikian, Kami telah mengikis daerah

kekuasaan di sekitar mereka.Allah sendirilah yang menentukan kemenangan,

kekalahan, pahala, dan siksa.Tidak ada yang dapat menolak keputusan-Nya.

Perhitungan-Nya cepat dan tepat, tidak memerlukan waktu yang panjang, karena

bagi-Nya pengetahuan segala sesuatu, sedang bukti-bukti nyata telah ada(1). (1)

Ayat ini mengandung penemuan penemuan baru tentang bumi. Yaitu, pertama,

bahwa kecepatan rotasi bumi dan resultannya menyebabkan dua kutubnya

bertambah datar, maka terjadi pengurangan pada dua tepian bumi. Kedua,

molekul-molekul atmosfer yang meluncur sangat cepat apabila telah melampaui

ruang gravitasi bumi akan terlempar jauh ke luar kawasannya. Karena hal itu

terjadi secara terus menerus, maka terjadi pengurangan pada tepian-tepian bumi

secara terus-menerus pula. Penemuan ini bisa kita pakai sebagai tafsiran lain dari

kata al-ardl yang di sini dan mayoritas buku tafsir diartikan dengan tanah

kekuasaan musuh Islam (Dan apakah mereka tidak melihat) yang dimaksud

adalah penduduk Mekah (bahwa sesungguhnya Kami mendatangkan daerah-

daerah) orang-orang kafir (lalu Kami kurangi daerah-daerah itu dari tepi-tepinya?)

yaitu melalui pembukaan/penaklukan yang dilakukan oleh Nabi saw. (Dan Allah

menetapkan hukum) atas makhluk-Nya menurut kehendak-Nya (tidak ada yang

dapat menolak) tiada seorang pun yang dapat menolak (ketetapan-Nya; dan

Dialah Yang Maha Cepat hisab-Nya

Page 61: MAKAR DALAM PERSPEKTIF AL-QUR AN an dan Tafsirrepository.uinjambi.ac.id/1621/1/RABIATUL ADAWIYAH...dengan ayat lainnya, sehingga pada akhirnya dapat diambil suatu kesimpulan tentang

48

H. Surah Ibrahim 45-46

“Dan kamu telah berdiam di tempat-tempat kediaman orang-orang yang Menganiaya diri mereka sendiri, dan telah nyata bagimu bagaimana Kami telah berbuat terhadap mereka dan telah Kami berikan kepadamu beberapa perumpamaan.Dan Sesungguhnya mereka telah membuat makar yang besar64Padahal di sisi Allah-lah (balasan) makar mereka itu. dan Sesungguhnya makar mereka itu (amat besar) sehingga gunung-gunung dapat lenyap karenanya”.( Q.S Ibrahim:46).65

Munasabah ayat pada surah ini berhubungan secara sangat serasi dengan

surah sebelumnya,yakni al-Ra‟d. Pada akhir surah yang lalu, ditegaskan bahwa

tidak ada kesaksian melebihi kesaksian siapa yang memiliki ilmu alKitab.Ini

berarti bahwa al-Kitab adalah saksi kebenaran yang amat kukuh melalui

kemukjizatan-kemukjizatannya, baik dari segi redaksinya yang sangat mempesona

maupun kandungannya yang menghidangkan aneka informasi dan

pengetahuan.Pada awal ayat surah ini, kitab yang dimaksud dibicarakan oleh

ayatnya yang pertama, dan berbeda dengan surah-surah sebelumnya yang

menggunakan bentuk ma‟rifah.

Pada ayat sebelumnya, Allah swt.menerangkan tentang ancaman dan

gambaran keadaan orang-orang yang durhaka pada Hari Kemudian. Ketika itu,

mereka akan memenuhi panggilan dengan penuh ketakutan dan penuh kecemasan

dengan mengangkat kepala mereka melihat siapa yang memanggilnya, sedang

mata mereka tidak berkedip-kedip dan hati merekakosong tidak berisi lagi

keangkuhan sebagaiman ketika mereka hidup di dunia atau hati mereka kosong

64Maksudnya: orang-orang kafir itu membuat rencana jahat untuk mematahkan kebenaran Islam dan mereka berusaha menegakkan kebathilan, tetapi mereka itu tidak menyadari bahwa makar (rencana jahat)mereka itu digagalkan oleh Allah SWT.

65Departemen Agama Republik Indonesia Al-Qur‟an dan terjemahan.,( Jakarta 6 november 2012).261

Page 62: MAKAR DALAM PERSPEKTIF AL-QUR AN an dan Tafsirrepository.uinjambi.ac.id/1621/1/RABIATUL ADAWIYAH...dengan ayat lainnya, sehingga pada akhirnya dapat diambil suatu kesimpulan tentang

49

dari kemampuan berpikir dan merenung. 66Olehnya itu, mereka memohon kepada

Allah swt.untuk dikembalikan di dunia sekalipun hanya sebentar.Akan tetapi,

Allah swt. menanggapi permintaan mereka tersebut dengan ejekan bahwa‚

bukankah engkau telah bersumpah dengan sombong lagi angkuh dahulu sewaktu

hidup di dunia bahwa sekali-kali engkau tidak akan beralih dari keyakinan kamu

dan tetap akan mempertahankan kekufuran atau tidak akan beralih dari kehidupan

duniawi ke kehidupan ukhrawi Selain itu, mereka juga akan mendapatkan siksaan

di dunia berupa ancaman untuk dipunahkan. Hal ini terjadi akibat tidak

menggunakan mata dan telinga mereka untuk memperhatikan perumpamaan-

perumpamaan yang terang dan mengambil pelajaran dari perumpaan

tersebut.Sehingga mereka termasuk dalam golongan orang-orang yang

menganiaya diri sendiri dengan kekafiran dan kedurhakaan.

M. Quraish Shihab menyebutkan di dalam kitabnya Kalian di dunia

tinggal di tempat bangsa-bangsa yang menganiaya diri mereka sendiri dengan

kekafiran dan perbuatan maksiat.Kemudian, dari peninggalan-peninggalan mereka

kalian mengetahui bagaimana Kami menyiksa mereka, tetapi kalian tidak merasa

gentar.Di samping itu, Kami telah menerangkan kepada kalian ciri-ciri pekerjaan

yang mereka lakukan dan hal-hal yang menimpa mereka, tetapi kalian tidak

mengambilnya sebagai pelajaran.

Menurut kitab jalalain (Dan kalian telah berdiam) di dunia (di tempat-

tempat kediaman orang-orang yang menganiaya dirinya sendiri) dengan

melakukan kekafiran, yaitu bekas tempat tinggal umat-umat terdahulu yang

durhaka (dan telah nyata bagi kalian bagaimana Kami telah berbuat terhadap

mereka) yaitu berupa siksaan, akan tetapi kalian masih tetap tidak mau kapok juga

(dan telah Kami berikan) telah Kami jelaskan (kepada kalian beberapa

perumpamaan.") di dalam Alquran, akan tetapi kalian tidak mau mengambilnya

sebagai pelajaran.

66M. Quraish Shihab, Tafs i al -Misba h , Vol. 6, h. 395

Page 63: MAKAR DALAM PERSPEKTIF AL-QUR AN an dan Tafsirrepository.uinjambi.ac.id/1621/1/RABIATUL ADAWIYAH...dengan ayat lainnya, sehingga pada akhirnya dapat diambil suatu kesimpulan tentang

50

I. Surah An-Naml 49-50

“Mereka berkata: "Bersumpahlah kamu dengan nama Allah, bahwa kita sungguh-sungguh akan menyerangnya dengan tiba-tiba beserta keluarganya di malam hari, kemudian kita katakan kepada warisnya (bahwa) kita tidak menyaksikan kematian keluarganya itu, dan Sesungguhnya kita adalah orang-orang yang benar. Dan mereka pun merencanakan makar dengan sungguh-sungguh dan Kami merencanakan makar (pula), sedang mereka tidak menyadari”. (Q.S An-Naml: 49-50)

Munasabah ayat 49 diatas adalah mereka bersumpah dan berjanji setia

antara mereka untuk membunuh Nabi Shaleh dan orang-orang yang mereka

jumpai bersamanya di malam hari dengan sembunyi-sembunyi. Maka Allah

membalas tipu daya mereka dan menjadikan mereka sendiri yang terjerumus ke

dalam perangkapnya sendiri

J. Surah Nuh 22-23

“Nuh berkata: "Ya Tuhanku, Sesungguhnya mereka telah mendurhakaiku dan telah mengikuti orang-orang yang harta dan anak-anaknya tidak menambah kepadanya melainkan kerugian belaka. Dan melakukan tipu-daya yang Amat besar".(Q.S Nuh: 22-23)67

Munasabah ayat 23, yaitu Allah Swt menceritakan Nuh a.s bahwa dia telah

menunaikan nahi mungkar demi karena Allah dan dia maha mengetahui tiada

suatu apapun yang tersembuyi bagi-Nya. Bhwa meskipun dengan adanya semua

67Departemen Agama Republik Indonesia Al-Qur‟an dan terjemahan.,( Jakarta 6

november 2012).571

Page 64: MAKAR DALAM PERSPEKTIF AL-QUR AN an dan Tafsirrepository.uinjambi.ac.id/1621/1/RABIATUL ADAWIYAH...dengan ayat lainnya, sehingga pada akhirnya dapat diambil suatu kesimpulan tentang

51

keterangan yang teah di sebutkan dan seruan untuk berdakwah yang beraneka

ragam baik dengan cara targib maupun dengan cara tarhib, kaumnya tetap

mendurhakai dan menentangnya serta mendustakannya. Bahkan mereka lebih

suka mengikuti para hartawan yang lupa kepada perintah Allah dan tenggelam

dalam ke dalam kesenangan duniawinya yang berlimpah, padahal kenyataan apa

yang mereka miliki itu merupaakan istidraaj dan penangguhan dari Allah buat

mengazab mereka, bukan sebagai penghormatan atau kemuliaan.

Page 65: MAKAR DALAM PERSPEKTIF AL-QUR AN an dan Tafsirrepository.uinjambi.ac.id/1621/1/RABIATUL ADAWIYAH...dengan ayat lainnya, sehingga pada akhirnya dapat diambil suatu kesimpulan tentang

52

BAB IV

TINDAKAN PELAKU MAKAR DARI ZAMAN NABI HINGGA

SEKARANG

A. Zaman nabi Muhammad Pada masa Nabi Muhammad Saw, tak jarang terjadi rencana jahat yang

dilakukan orang kafir Qurasy demi menghentikan tindakan Nabi yang menginginkan terciptanya masyarakat beragama Islam, yang tunduk terhadap aturan-aturan Allah dan Rasul-Nya. Kejadian itu bisa dilihat dalam sejarah Islam pada era Nabi,dengan banyaknya peperangan yang terjadi baik yang diikuti beliau atau tidak.Dan ayat diatas merupakan sejarah yang diabadikan oleh Al-Qur‟an ketika Nabi Muhammad diincar oleh orang kafir Qurasy untuk ditangkap dan dibunuh. Imam Qurtubi mengatakan di dalam kitabnya, al-Jāmi‟ li Ahkām Alquran bahwa ayat tersebut sebagai kabar bagi Nabi akan rencana kafir Qurays ketika berkumpul di tempat perkumpulan (Dar al-Nadwah) untuk membuat kesepakatan dalam pembunuhan Nabi. Maka bersepakatlah mereka untuk menangkap dan membunuh Nabi dengan cara mengepung rumah beliau pada suatu malam, yang oleh Imam Ibnu Katsir dipastikan sebagai malam yang keesokan harinya akan hijrah ke Madinah.Mereka akan menangkap beliau ketika keluar dari rumahnya. Namun, karena beliau sudah mengetahui terlebih dahulu akan rencana mereka, maka Nabi menyuruh Ali bin Abi Talib untuk tidur di tempat tidur beliau. Dan dia pun mengiyakan perintah Nabi.Kemudian Nabi berdoa agar musuh-musuhnya itu tidak melihat beliau ketika keluar rumah.68

Maka Allah membuat mata mereka mengantuk, dan akhirnya tertidur.Kemudian Nabi keluar dengan membawa segenggam pasir untuk ditaburkan di setiap kepala mereka. Ketika fajar terbit, mereka terjaga dan hanya melihat sosok Ali bin Abi Talib di dalam rumah Nabi. Kisah tersebut menjadi bukti bahwa keinginan musuh-musuh Nabi untuk melenyapkannya dari muka bumi sudah terjadi sebelum Nabi mendirikan kota Madinah. Pembangkangan orang kafir Qurasy terhadap Nabi sudah direncanakan agar Nabi tidak meneruskan dakwahnya dalam menyebarkan agama Allah, yang oleh mereka dinilai bertentangan dengan keyakinan dan tradisi warisan nenek moyang masyarakat Mekkah.69

Oleh karenanya, gerakan Nabi tersebut ditentang dan harus dihentikan dengan cara apa pun, termasuk membunuh beliau. Namun Nabi tidak langsung melawan para kafir Qurasy tersebut. Sebab saat itu kekuatan yang dimiliki beliau belum kuat, sehingga beliau lebih memilih kabur ke kotaYatsrib, yang kelak akan menjadi kota beliau dengan sebutan kota Madinah. Di sana lah beliau membangun kekuatan untuk melindungi diri dari lawan-lawannya. Di kota tersebut beliau tidak sekedar berperan sebagai Nabi, bahkan sebagai seorang politisi yang sering muncul ke muka untuk menyampaikan seruan dan mendamaikan suku Aws dan Khazraj yang sering bermusuhan.Dengan begitu kekuatan umat Islam yang berada

68Abu fida‟ Ahmad bin Badruddin.tafsir ibnu katsir, kisah para nabi dan rasul.(Jakarta, pustaka as-sunnah 2007 ).,799

69Ibid.,800

Page 66: MAKAR DALAM PERSPEKTIF AL-QUR AN an dan Tafsirrepository.uinjambi.ac.id/1621/1/RABIATUL ADAWIYAH...dengan ayat lainnya, sehingga pada akhirnya dapat diambil suatu kesimpulan tentang

53

di bawah (kekuasaan) Nabi semakin kuat, hingga akhirnya Islam menjadi lebih dari sekadar agama negara, bahkan Islam merupakan negara itu sendiri Maka dari itu, ketika Nabi dan kafilahnya pulang dari Tabuk menuju Madinah, Hudzaifah bin Yaman menggiring Unta Nabi Muhammad Saw, sedangkan Ammar bin Yasar yang mengendarainya. Kemudian ketika sudah sampai di jalan kecil di atas bukit tiba-tiba dihadang oleh segerombolan orang yang tak dikenal .Mereka ingin melakukan makar dengan merampas barang bawaan yang dibawa dari Tabuk.Namun seseorang berteriak sehingga mereka kabur.Kemudian Nabi bertanya kepada kafilahnya mengenai orang-orang tersebut.Maka dijawab bahwa mereka menutup mukanya dengan kain, dan itu perbuatan orang yang sedang melakukan perjalanan.Maka Nabi pun mencap mereka sebagai munafik sampai hari kiamat, dengan dilanjutkan sebuah pertanyaan tentang tujuan mereka. Kemudian Hudzaifah menjawab bahwa mereka ingin menyempitkan jalan Nabi ketika sampai di jalan kecil kemudian melemparkan beliau ke bawah Kisah orang munafik yang ingin melakukan makar tersebut oleh Alquran diabadikan, firman Allah diidalam Al-Qur‟an dalam surat At-taubah:7070

“Belumkah datang kepada mereka berita penting tentang orang-orang yang sebelum mereka, (yaitu) kaum Nuh, 'Aad, Tsamud, kaum Ibrahim, penduduk Madyan dan negeri-negeri yang telah musnah?71.telah datang kepada mereka Rasul-rasul dengan membawa keterangan yang nyata, Maka Allah tidaklah sekali-kali Menganiaya mereka, akan tetapi merekalah yang Menganiaya diri mereka sendiri.”

Hal ini bertujuan agar kejadian seperti di atas dapat diketahui oleh para

generasi umat Islam di masa akan datang, serta diambil hikmah dari kejadian

tersebut. Bahwa sampaiNabi menjadi kepala negara di kota Madinah pun tetap

ada tindakan makar yang dilakukan oleh para musuh beliau. Selain di masa Nabi,

pada masa sahabat juga terdapat pemberontak. Yaitu di masa khalifah Ali bin Abi

Talib ra., yang dikenal dengan sebutan kelompok Khawarij. Khawarij berarti

kelompok yang keluar (enggan) dari pemerintahan yang sah yang telah disepakati oleh

70Abu fida‟ Ahmad bin Badruddin.tafsir ibnu katsir, kisah para nabi dan rasul.(Jakarta, pustaka as-sunnah 2007 ).,780

71'Aad adalah kaum Nabi Hud, Tsamud ialah kaum Nabi Shaleh; penduduk Madyan ialah kaum Nabi Syu'aib, dan penduduk negeri yang telah musnah adalah kaum Nabi Luth a.s.

Page 67: MAKAR DALAM PERSPEKTIF AL-QUR AN an dan Tafsirrepository.uinjambi.ac.id/1621/1/RABIATUL ADAWIYAH...dengan ayat lainnya, sehingga pada akhirnya dapat diambil suatu kesimpulan tentang

54

umat, entah keluarnya pada era Khulafa‟ al-Rāsyidūn atau pada era Tābi‟ in dan

seterusnya yang imamnya telah ditentukan.72

B. Zaman nabi shalih

Mengisahkan makar dizaman Nabi shalih. Yang mana kaum a‟ad

merencanakan siasat buruk terhadap Nabi Shalih Kalimat yang sama yang

disampaikan oleh setiap nabi, dan kalimat tersebut tidak pernah berubah

sebagaimana kebenaran tidak pernah berubah. Para pembesar kaum Nabi Saleh

terkejut dengan apa yang dikatakannya. Beliau menyatakan bahwa tuhan mereka

tidak memiliki nilai yang berarti.Beliau melarang mereka untuk menyembahnya

dan memerintahkan mereka hanya menyembah Allah SWT.73

Dakwah Nabi Saleh cukup menggoncangkan masyarakat.Nabi Saleh

terkenal dengan kejujuran dan kebaikan.Kaumnya sangat menghormatinya

sebelum Allah SWT mengutusnya dan memberikan wahyu padanya untuk

berdakwah kepada mereka. Kaum Nabi Saleh berkata: "Hai Saleh, sesungguhnya

kamu sebelum ini adalah seorang di antara kami yang kami harapkan, apakah

kamu melarang kami untuk menyembah apa yang disembah oleh bapak-bapak

kami? Dan sesungguhnya kami betul-betul dalam keraguan yang mengelisahkan

terhadap agama yang kamu serukan kepada kami." (QS. Hud: 62) Renungkanlah

bagaimana pandangan orang-orang kafir dari kaum Nabi Saleh: "Sesungguhnya

engkau sangat kami harapkan karena kaluasan ilmumu, kematangan akalmu,

kejujuranmu dan kebaikanmu. Kemudian hilanglah harapan kami terhadapmu.

Apakah engkau akan melarang kami untuk menyembah apa yang disembah oleh

kakek-kakek kami. Alangkah celakanya! Kami tidak berharap engkau mencela

tuhan-tuhan kami yang kami mendapati orang tua-orang tua kami

menyembahnya."

Demikianlah kaum Nabi Saleh merasa bingung di hadapan kebenaran dan

mereka heran terhadap saudara mereka Saleh yang mengajak mereka untuk

menyembah Allah SWT.Mengapa?Karena mereka tidak memiliki alasan dan

pemikiran yang benar.Mereka hanya beralasan bahwa kakek-kakek mereka

72Ibid.,781

73Abu fida‟ Ahmad bin Badruddin.tafsir ibnu katsir, kisah para nabi dan rasul.(Jakarta, pustaka as-sunnah 2007 )., 163

Page 68: MAKAR DALAM PERSPEKTIF AL-QUR AN an dan Tafsirrepository.uinjambi.ac.id/1621/1/RABIATUL ADAWIYAH...dengan ayat lainnya, sehingga pada akhirnya dapat diambil suatu kesimpulan tentang

55

menyembah tuhan-tuhan ini.Demikianlah taklid yang menyebabkan manusia ter-

jerumus dalam kesesatan.Dan Nabi datang untuk menghilangkan taklid buta

ini.Akidah tauhid disebarkan sebagai dakwah untuk membebaskan pikiran dari

segala belenggu, yaitu suatu dakwah yang membebaskan akal manusia dari

belenggu taklid, khurafat orang-orang dulu, dan khayalan tradisi yang

mapan.Inilah dakwah tauhid yang menyuarakan kebebasan akal dan segala bentuk

kebebasan lainnya. Dakwah tersebut tidak akan ditentang kecuali oleh orang-

orang yang akalnya terpasung oleh pemikiran orang-orang dulu dan khayalan

orang-orang tua. Meskipun dakwah Nabi Saleh disampaikan dengan penuh

ketulusan, namun kaumnya tidak mempercayainya.Mereka justru meragukan

dakwahnya.Mereka mengira bahwa Nabi Saleh tersihir. Mereka meminta

kepadanya agar ia mendatangkan mukjizat ynag membuktikan bahwa ia memang

utusan Allah SWT.

Allah SWT berkehendak untuk mengabulkan permintaan mereka.Kaum

Tsamud mengukir rumah-rumah besar dari gunung.Mereka menggunakan batu-

batu besar untuk membangun.Mereka adalah orang-orang yang kuat yang Allah

SWT membuka pintu rezeki bagi mereka dari segala hal.Mereka datang setelah

kaum 'Ad lalu mereka tinggal di bumi dan memakmurkannya. Nabi Saleh berkata

kepada kaumnya ketika mereka meminta mukjizat kepadanya:"Hai kaumku, inilah

unta betina dari Allah sebagai mukjizat (yang menunjukkan kebenaran) untukmu,

sebab itu biarkanlah dia, makan di bumi Allah, dan janganlah kamu

mengganggunya dengan gangguan apa pun yang akan menyebabkan kamu

ditimpa azab yang dekat." (QS. Hud: 64) Yang dimaksud ayat dalam surah

tersebut adalah mukjizat.74

Diriwayatkan bahwa unta itu merupakan mukjizat karena batu gunung

pada suatu hari terpecah dan keluar darinya unta, dan keluar di belakangnya

anaknya yang kecil.la lahir melalui cara yang tidak umum dalam proses kelahiran.

Diriwayatkan juga bahwa ia merupakan mukjizat karena ia minum air yang

terdapat di sumur-sumur pada suatu hari lalu binatang-binatang yang lain tidak

berani mendekati air itu pada hari tersebut. Ada riwayat lain mengatakan bahwa ia

74Ibid.,164

Page 69: MAKAR DALAM PERSPEKTIF AL-QUR AN an dan Tafsirrepository.uinjambi.ac.id/1621/1/RABIATUL ADAWIYAH...dengan ayat lainnya, sehingga pada akhirnya dapat diambil suatu kesimpulan tentang

56

merupakan mukjizat karena ia mengeluarkan susu yang mencukupi untuk dipakai

minum oleh seluruh manusia di hari di mana ia minum seluruh air sehingga tidak

ada sedikit pun yang tersisa darinya. Unta ini merupakan mukjizat di mana Allah

SWT menyifatinya dengan sebutan: "naqatullah" (unta Allah). Itu berarti bahwa

unta tersebut bukan unta biasa, namun ia merupakkan mukjizat dari Allah SWT.

Allah SWT menurunkan perintah kepada Nabi Saleh agar beliau melarang

kaumnya untuk mengganggunya atau membunuhnya. Beliau memerintahkan

mereka untuk membiarkannya, makan dibumiAllah SWT dan tidak menyakitinya.

Beliau mengingat kan mereka bahwa ketika mereka mencoba untuk

mengganggunya, maka mereka akan mendapatkan siksaan dalam waktu dekat.

Mula-mula kaum Tsamud sangat terheran-heran ketika melihat unta lahir dari

batu-batuan gunung.Ia adalah unta yang diberkati di mana susunya cukup untuk

ribuan laki-laki, wanita, dan anak-anak kecil. Jika unta itu tidur di suatu tempat,

maka binatang-binatang lain akan menyingkir darinya. Jelas sekali ia bukan unta

biasa, namun ia merupakan tanda-tanda kebesaran dari Allah SWT. Unta itu hidup

di tengah-tengah kaum Nabi Saleh.Berimanlah orang-orang yang beriman di

antara mereka dan sebagian besar mereka tetap berada dalam penentangan dan

kekafiran.Kebencian terhadap Nabi Saleh berubah menjadi kebencian kepada unta

yang diberkati itu.Mulailah mereka membikin persekongkolan untuk melawan

unta itu.

Orang-orang kafir sangat membenci mukjizat yang agung ini dan mereka

membuat rencana jahat untuk melenyapkannya.Sebagaimana biasanya, para

tokoh-tokoh kaumnya berkumpul untuk membuat, makar. Allah SWT berfirman:

"Dan (Kami telah mengutus) kepada kaum Tsamud saudara mereka, Saleh. Ia

berkata: 'Hat kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu

selain-Nya. Sesungguhnya telah datang bukti yang nyata kepadamu dari

Tuhanmu. Unta betina Allah ini menjadi tanda bagimu, maka biarkanlah dia,

makan di bumi Allah, dan janganlah kamu mengganggunya, dengan gangguan apa

pun, (yang karenanya) kamu akan ditimpa siksaan yang pedih. Dan ingatlah

olehmu di waktu Tuhan menjadikan kamu pengganti-pengganti (yang berkuasa)

sesudah kaum 'Ad dan memberikan tempat bagimu di bumi.

Page 70: MAKAR DALAM PERSPEKTIF AL-QUR AN an dan Tafsirrepository.uinjambi.ac.id/1621/1/RABIATUL ADAWIYAH...dengan ayat lainnya, sehingga pada akhirnya dapat diambil suatu kesimpulan tentang

57

Kamu dirikan istana-istana di tanah-tanahnya yang datar dan kamu pahat

gunung-gunungnya untuk dijadikan rumah;, maka ingatlah nikmat-nikmat Allah

dan janganlah kamu merajalela di muka bumi dengan membuat kerusakan.

Pemuka-pemuka yang menyombongkan diri di antara kaumnya berkata kepada

orang-orang yang dianggap lemah yang telah beriman di antara mereka: 'Tahukah

kamu bahwa Saleh diutus (menjadi rasul) oleh Tuhannya ?' Mereka menjawab:

'Sesungguhnya kami beriman kepada wahyu yang Saleh diutus untuk

menyampaikannya.' Orang-orang yang menyombongkan diri berkata:

'Sesungguhnya kami adalah orang yang tidak percaya kepada apa yang kamu

imani itu." (QS. al-Araf: 73-76)

Nabi Saleh menyeru kaumnya dengan penuh kasih sayang dan cinta.Beliau

mengajak mereka untuk hanya menyembah Allah SWT dan mengingatkan mereka

bahwa Allah SWT telah mengeluarkan mukjizat bagi mereka, yaitu

unta.75Mukjizat itu sebagai bukti akan kebenaran dakwahnya. Beliau memohon

kepada mereka agar mereka membiarkan unta itu memakan dari hasil bumi, dan

setiap bumi adalah bumi Allah SWT. Beliau juga mengingatkan mereka agar

jangan sampai mengganggunya karena yang demikian itu dikhawatirkan akan

mendatangkan azab bagi mereka. Bahkan beliau mengingatkan mereka dengan

nikmat-nikmat Allah SWT yang turun kepada mereka: "Bagaimana Dia

menjadikan mereka penguasa-penguasa yang datang setelah kaum 'Ad, bagaimana

Dia memberi mereka istana dan gunung-gunung yang terukir serta berbagai

kenikmatan dan kekuatan."

Demikianlah yang dilakukan oleh Nabi Saleh namun kaumnya justru

menjawabnya dengan jawaban yang aneh.Mereka tidak menghiraukan nasihat

Nabi mereka.Mereka menemui orang-orang yang beriman kepada Nabi Saleh.

Mereka bertanya dengan pertanyaan yang tujuan untuk merendahkan dan

mengejek: "Apakah kalian mengetahui bahwa Saleh seseorang yang diutus dari

Tuhannya?" Pertanyaan ini tidak pantas dikemukakan setelah mereka melihat

mukjizat unta.Alhasil, mereka merendahkan pengikut Nabi Saleh dan

mengejeknya. Sekelompok kecil yang beriman kepada Nabi Saleh berkata:

75Ibid.,165

Page 71: MAKAR DALAM PERSPEKTIF AL-QUR AN an dan Tafsirrepository.uinjambi.ac.id/1621/1/RABIATUL ADAWIYAH...dengan ayat lainnya, sehingga pada akhirnya dapat diambil suatu kesimpulan tentang

58

"Sesungguhnya kami percaya dengan apa yang dibawa oleh Nabi Saleh."

Perhatikanlah jawaban orang-orang mukmin.Jawaban tersebut sangat

bertentangan dengan jawaban para pembesar dari kaum Nabi Saleh.Para pembesar

itu justru meragukan kenabian Saleh sedangkan orang-orang mukmin itu

menegaskan kepercayaan mereka terhadap kebenaran yang dibawa oleh Nabi

Saleh.

Kebenaran yang dibawa oleh Nabi Saleh tidak berhubungan dengan unta

itu, namun berhubungan dengan dakwahnya dan ajarannya. Mereka mengatakan:

"Kami mengimani apa yang dibawa oleh Nabi Saleh," dan mereka tidak

mengatakan: "Kami beriman kepada untanya." Mereka tidak mengatakan bahwa

unta itu yang menetapkan kenabian Saleh.Orang-orang mukmin lebih memper-

hatikan kebenaran ajaran yang dibawa oleh Nabi Saleh, bukan memperhatikan

mukjizat yang luar biasa itu. Melalui dialog tersebut kita dapat melihat sikap

orang-orang kafir di mana mereka justru merasa mulia dengan penentangan

terhadap kebenaran: "Orang-orang yang menyombongkan diri berkata:

'Sesungguhnya kami adalah orang yang tidak percaya kepada apa yang kamu

imani itu. "Demikianlah penghinaan mereka, kesombongan mereka, dan

kemarahan mereka.Rasa-rasanya sia-sia untuk mencari dalil yang dapat

memuaskan orang-orang kafir saat berdialog dengan mereka. Mereka selalu

menolak kebenaran, padahal mereka orang-orang yang merdeka dalam memilih

kebenaran itu.Malam mulai menyelimuti kota Tsamud.76Gunung-gunung yang

kokoh menjulang dan melindungi rumah-rumah yang terukir di

dalamnya.Dinyalakanlah lampu-lampu dalam istana yang terukir di gunung

itu.Gelas-gelas minuman diputarkan di antara mereka.

Tidak ada seorang pun dari tokoh-tokoh kaum yang tidak hadir

dipertemuan penting itu.Dimulailah pertemuan dan terjadilah dialog. Salah

seorang kaflr berkata:"Bagaimana kita akan mengikuti saja seorang manusia

(biasa) di antara kita? Sesungguhnya kalau kita begitu benar-benar dalam

keadaan sesat dan gila." (QS. al-Qamar: 24) Sementara yang lain

menjawab:"Apakah wahyu itu diturunkan kepadanya di antara kita? Sebenarnya

76Ibid.,166

Page 72: MAKAR DALAM PERSPEKTIF AL-QUR AN an dan Tafsirrepository.uinjambi.ac.id/1621/1/RABIATUL ADAWIYAH...dengan ayat lainnya, sehingga pada akhirnya dapat diambil suatu kesimpulan tentang

59

dia adalah seorang yang amat pendusta lagi sombong." (OS. al-Oamar: 25)

Gelas-gelas minuman kembali diputar di antara mereka, dan pembicaraan beralih

dari Saleh ke unta Allah SWT. Salah seorang kafir berkata: "Jika datang musim

panas, maka unta itu mendatangi lembah yang dingin sehingga binatang-binatang

ternak yang lain lari darinya dan kepanasan." Seorang kafir lagi berkata: "Jika

datang musim dingin unta itu mencari tempat penghangat, lalu ia istirahat di situ

sehingga binatang-binatang ternak kita lari darinya dan menuju tempat yang

dingin sehingga terancam kematian." Gelas-gelas minuman kembali diputar dan

bergoyang di tangan orang-orang yang meminum.

Salah seorang yang duduk memerintahkan agar perempuan yang menyanyi

berhenti dari nyanyiannya karena ia sedang berpikir. Kemudian kesunyian

menghantui segala penjuru. Orang itu mulai berpikir sambil meminum dua gelas

minuman keras, dan dengan suara pelan ia berkata: "Hanya ada satu cara." Orang-

orang yang duduk di sekitarnya bertanya: "Bagaimana jalan keluarnya?" Tokoh

mereka berkata: "Kita harus melenyapkan Saleh dari jalan kita. Yang saya maksud

adalah untanya.Kita harus membunuh untanya dan setelah itu kita akan

membunuh Saleh." Demikanlah cara yang dilakukan orang-orang yang kafir

sepanjang sejarah. Demikianlah senjata yang digunakan oleh mereka dalam

menghadapi kebenaran.Mereka tidak menggunakan akal sehat atau adu

argumentasi, tapi mereka justru menggunakan kekuatan fisik. Bagi mereka, ini

adalah cara yang paling aman. Pembunuhan akan menyelesaikan masalah. Namun

salah seorang di antara mereka berkata: "Bukankah Saleh mengingatkan kita akan

azab yang keras jika kita sampai menyakiti unta itu." Namun, orang-orang yang

duduk di majelis itu segera memadamkan suara orang itu dengan dua gelas arak.

Kemudian percakapan dimulai tentang Saleh: "Berapakali kita putus asa dan

dibuat kecewa olehnya. Sebaik-baik jalan adalah membunuhnya.Mula-mula kita

membunuh untanya setelah itu kita akan menghabisi Saleh.""Namun siapa

gerangan yang berani membunuhnya?"Pertanyaan itu menciptakan keheningan di

antara mereka. Setelah beberapa saat, salah seorang mereka mengangkat suara:

"Saya mengenal seseorang yang dapat membunuhnya." Lalu nama demi nama

berputar di antara mereka sehingga mereka menyebut seorang penjahat yang

Page 73: MAKAR DALAM PERSPEKTIF AL-QUR AN an dan Tafsirrepository.uinjambi.ac.id/1621/1/RABIATUL ADAWIYAH...dengan ayat lainnya, sehingga pada akhirnya dapat diambil suatu kesimpulan tentang

60

selalu membikin kerusakan di muka bumi dan ia suka mabuk-mabukan. Ia

mempunyai kelompok penjahat di kota. "Dan di kota itu ada sembilan orang laki-

laki yang membuat kerusakhan di muka bumi, dan mereka tidak berbuat

kebaikan." (QS. an-Naml: 48)77Mereka adalah alat-alat kejahatan. Mereka adalah

penjahat-penjahat kota yang terkenal. Mereka sepakat untuk melaksanakan

kejahatan.Kegelapan semakin menyelimuti gunung.Kemudian datanglah malam

tragedi.Unta yang diberkati itu sedang tidur dan mendekap anaknya yang kecil di

dadanya.Anaknya yang kecil itu merasakan kedinginan dan mendapatkan

kehangatan di sisi ibunya.Sembilan orang penjahat tersebut telah menyiapkan

senjata mereka, pedang mereka dan tombak mereka. Mereka keluar di kegelapan

malam, dan pemimpin mereka banyak minum khamer sehingga ia hampir tidak

melihat apa yang di depannya. "Maka mereka memanggil kawannya, lalu

kawannya menangkap (unta itu) dan membunuhnya." (QS. al-Qamar: 29)

Sembilan laki-laki itu menyerang unta itu, lalu ia bangkit dan bangunlah

anaknya dalam keadaan takut. Akhiranya, darah unta itu terkucur dan anaknya

pun terbunuh. Nabi Saleh mengetahui apa yang terjadi, lalu beliau keluar dalam

keadaan marah untuk menemui kaumnya. Beliau berkata kepada mereka:

"Bukankah aku telah mengingatkan agar kalian jangan mengganggu unta itu."

Mereka menjawab: "Kami memang telah membunuhnya, maka datangkanlah

siksaan kepada kami jika engkau mampu. Bukankah engkau berkata bahwa

engkau termasuk utusan Tuhan." Nabi Saleh berkata kepada kaumnya:

"Bersukarialah kamu sekalian di rumahmu selama tiga hari. Itu adalah janji yang

tidak dapat didustakan." (QS. Hud: 65) Setelah itu, Nabi Saleh meninggalkan

kaumnya. Kemudian datanglah janji Allah SWT untuk menghancurkan mereka

setelah tiga hari, Berlalulah tiga hari siksaan atas orang-orang kafir dan mereka

menunggu-nunggu azab yang datang. Maka pada hari keempat langit terpecah

melalui teriakan yang keras di mana teriakan itu menghancurkan gunung dan

membinasakan apa saja yang ada di dalamnya. Kemudian bumi berguncang dan

menghancurkan apa saja yang di atasnya. Itu adalah satu teriakan saja yang

77Abu fida‟ Ahmad bin Badruddin.tafsir ibnu katsir, kisah para nabi dan rasul.(Jakarta,

pustaka as-sunnah 2007 )., 171

Page 74: MAKAR DALAM PERSPEKTIF AL-QUR AN an dan Tafsirrepository.uinjambi.ac.id/1621/1/RABIATUL ADAWIYAH...dengan ayat lainnya, sehingga pada akhirnya dapat diambil suatu kesimpulan tentang

61

membuat kaum Nabi Saleh hancur berantakan. Allah SWT berfirman:

"Sesungguhnya Kami akan mengirimkan unta betina sebagai cobaan bagi mereka,

maka tunggulah (tindahan) mereka dan bersabarlah. Dan beritakanlah kepada

mereka bahwa sesungguhnya air itu terbagi antara mereka (dengan unta bertina

itu); tiap-tiap giliran minum dihadiri (oleh yang punya giliran).Maka, mereka

memanggil kawannya, lalu kawannya menangkap (unta itu) dan

membunuhnya.Alangkah dahsyatnya azab-Ku dan ancaman-ancaman-

Ku.Sesungguhnya Kami menimpakan atas mereka satu suara yang keras

mengguntur, maka jadilah mereka seperti rumput-rumput kering (yang

dikumpulkan oleh) yang punya kandang binatang." (QS. al-Qamar: 27-31)

Mereka hancur semua sebelum mengetahui apa yang terjadi. Sedangkan orang-

orang yang beriman bersama Nabi Saleh, mereka telah meninggalkan tempat

tersebut sehingga mereka selamat.78

C. Zaman nabi yusuf

Makar pada masa nabi yusuf yang mana saudaranya berniat untuk membunuh nya, mereka meminta izin kepada ayahnya Nabi Ya‟qub untuk membawa yusuf pergi berburu Mereka pun berhasil mengajak Nabi Yusuf as pada hari berikutnya dan pergi dengannya ke gurun. Mereka menuju tempat yang jauh belum pernah mereka tempuh.Mereka mencari sumur yang disitu sering dilewati oleh para kafilah dan mereka berencana untuk memasukkan Nabi Yusuf as ke dalam sumur itu. Allah Yang Maha Mengetahui mengilhamkan kepada Nabi Yusuf as bahwa ia akan selamat, maka tidak perlu takut. Allah yang maha kuasa menjamin bahwa Nabi Yusuf as akan bertemu dengan mereka pada suatu hari dan akan memberi tahu mereka apa yang mereka lakukan kepadanya.79

Nabi Yusuf as sempat melakukan perlawanan kepada mereka, namun mereka memukulinya dan mereka memeritahkannya untuk melepas bajunya, lalu mereka menceburkannya ke dalam telah dalam keadaan telanj.ang. Kemudian Allah Yang Maha Kuasa mewahyukan kepadanya bahwa ia akan selamat dan karean itu ia tidak perlu takut. Di dalam telah itu terdapat air, namun tubuh Nabi Yusuf as tidak terkena hal yang membahayakan.Ia sendirian duduk di sumur itu, kemudian ia bergantungan dengan batu.

Kemudian saudara-saudara yang benci kepada Nabi Yusuf itu menyembelih hewan sejenis kambing atau rusa, lalu melumurkan darah palsu ke pakaian Nabi Yusuf as.Mereka lupa untuk merobek-robek pakaian Nabi Yusuf as.Mereka malah membawa apakain sebagaimana biasanya (masih utuh) dan hanya berlumuran darah.Peristiwa ini terjadi di malam yang gelap.Sementara itu,

78 Ibid.,172 79Abu fida‟ Ahmad bin Badruddin.tafsir ibnu katsir, kisah para nabi dan rasul.(Jakarta,

pustaka as-sunnah 2007 ).,319

Page 75: MAKAR DALAM PERSPEKTIF AL-QUR AN an dan Tafsirrepository.uinjambi.ac.id/1621/1/RABIATUL ADAWIYAH...dengan ayat lainnya, sehingga pada akhirnya dapat diambil suatu kesimpulan tentang

62

si ayah duduk di rumahnya lalu anak-anaknya masuk menemuinya di tengah malam di mana kegelapan malam menyembunuikan kegelapan dan kegelapan kebohongan yang siap ditampakkan. D. Zaman nabi nuh

Kisahkan bagaimana umat nabi Nuh saat itu, bahwa syaithan penipu yang menyestkan mereka itu dari kebenaran , baik syaitan halus aupun kasar, yaitu manusia yang menjalankan lakon syaithon, mereka itulah yang selalu membujuk, menipu, merayu membawa orang-orang yang tidak mau megikuti ajaran Nabi, supaya mereka tinggalkan jalan yang benar dan tempuh jalan yang sesat.80

E. Kaum Quraisy

makar di zaman Nabi Muhammad Idzaa laHum makrun fii aayaatinaa

(“Tiba-tiba mereka mempunyai tipu-daya dalam [Menentang] tanda-tanda

kekuasaan Kami.”) Mujahid berkata: “Yaitu menertawakan dan mendustakan.”

Sebagaimana firman-Nya yang artinya: “Dan apabila manusia ditimpa bahaya dia

berdo‟a kepada Kami dalam keadaan berbaring duduk, atau berdiri…” (QS.

Yunus: 12)

Diriwayatkan dalam kitab ash-Shahih, sesungguhnya Rasulullah saw.

melakukan shalat shubuh bersama para sahabat (di Hudaibiyyah-Ed) 81setelah

malamnya turun hujan. Ketika usai shalat, beliau menghadap para sahabat lalu

bersabda: “Apakah kalian mengetahui apa yang difirmankan Rabb kalian tadi

malam?” Mereka menjawab: “Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui.” Beliau

bersabda: “Allah berfirman: „Saat pagi hari, sebagian hamba-Ku ada yang

beriman kepada-Ku dan ada yang kafir. Barangsiapa berkata: „Kami-mendapat

hujan berkat karunia Allah dan rahmat-Nya,‟ maka dia beriman kepada-Ku, kafir

kepada bintang. Dan adapun yang berkata: „Kami diberi hujan oleh bintang ini

dan bintang itu,‟ maka dia kafir kepada-Ku, beriman kepada bintang.” (Muttafaq

„alaiHi) Firman-Nya: qulillaaHu asra-„u makran (“Katakanlah, Allah lebih cepat

pembalasan-Nya [atas tipu daya itu]”)

Maksudnya, sangat bertahap dan pelan-pelan, sehingga sebagian orang-

orang yang durhaka menyangka bahwa dirinya tidak disiksa, padahal sebenarnya

80Abu fida‟ Ahmad bin Badruddin.tafsir ibnu katsir, kisah para nabi dan rasul.(Jakarta, pustaka as-sunnah 2007 )., 95

81Abu fida‟ Ahmad bin Badruddin.tafsir ibnu katsir, kisah para nabi dan rasul.(Jakarta, pustaka as-sunnah 2007 ).,163

Page 76: MAKAR DALAM PERSPEKTIF AL-QUR AN an dan Tafsirrepository.uinjambi.ac.id/1621/1/RABIATUL ADAWIYAH...dengan ayat lainnya, sehingga pada akhirnya dapat diambil suatu kesimpulan tentang

63

dia sedang berada dalam penangguhan, kemudian dia disiksa ketika sedang

lalai.Malaikat juru-tulis yang mulia pun menulis segala sesuatu yang

dikerjakannya, kemudian menyimpannya dan menyerahkannya kepada Dzat yang

Mahamengetahui yang ghaib dan yang nampak. Maka Allah membalasnya, baik

amal itu sepele maupun besar, bahkan (sekecil) bagian yang ada pada sebuah biji

ataupun (setipis) kulit yang ada pada biji kurma. Kemudian Allah Ta‟ala memberi

kabar, sesungguhnya Allah: Huwal ladzii yusarri-„ukum fil barri wal bahri

(“Dialah yang menjadikan kamu dapat berjalan di daratan, (berlayar) di lautan.”)

Maksudnya, Allah menjaga dan memeliharamu dengan penjagaan-Nya.Hattaa

idzaa kuntum fil fulki wa jaraina biHim biriihin thayyibatiw wa farihuu biHaa

(“Sehingga apabila kamu berada di dalam bahtera, dan meluncurlah bahtera itu

membawa orang-orang yang ada di dalamnya dengan tiupan angin yang baik dan

mereka bergembira karenanya.”) Maksudnya, cepatnya perjalanan mereka

bersama-sama dengan baik, kemudian pada saat itu tiba-tiba: jaa-atHaa

(“Datanglah kepadanya.”) Maksudnya, kepada bahtera-bahtera itu.Riihun

„aashifun (“Angin badai.”)Maksudnya, dengan kencang.Wa jaa-a Humul mauju

min kulli makaanin (“Dan datanglah gelombang dari segenap penjuru

menimpanya.”) Maksudnya, lautan telah menggoncang mereka.Wa dhannuu

annaHum uhiitha biHim (“Mereka yakin bahwa mereka terkepung [bahaya].”)

maksudnya, mereka akan mati. Da‟awullaaHa mukhlishiina laHuddiin (“Mereka

berdo‟a kepada Allah dengan mengikhlaskan ketaatan kepada-Nya.”) Maksudnya,

mereka tidak berdo‟a kepada berhala dan tidak pula kepada patung, akan tetapi

mereka mengkhususkan do‟a dan permohonan kepada Allah. Sebagaimana

firman-Nya yang artinya: “Dan apabila kamu ditimpa bahaya di lautan, niscaya

hilanglah siapa yang kamu seru kecuali Dia, maka tatkala Dia menyelamatkanmu

ke daratan, kamu berpaling. Dan manusia adalah selalu tidak berterimakasih.”

(QS.Al-Israa‟: 67)

Di sini Allah berfirman: Da‟awullaaHa mukhlishiina laHuddiina la in

anjaitanaa min HaadziHii lanakuunanna minasy syaakiriin (“Mereka berdo‟a

kepada Allah dengan mengikhlaskan ketaatan kepada-Nya. Mereka berkata:

“Sesungguhnya jika Engkau menyelamatkan kami dari bahaya ini, pastilah kami

Page 77: MAKAR DALAM PERSPEKTIF AL-QUR AN an dan Tafsirrepository.uinjambi.ac.id/1621/1/RABIATUL ADAWIYAH...dengan ayat lainnya, sehingga pada akhirnya dapat diambil suatu kesimpulan tentang

64

akan termasuk orang-orang yang bersyukur.”) Maksudnya, kami tidak

menyekutukan Engkau dengan seorang pun dan sungguh Kami benar-benar

mengesakan Engkau dengan ibadah di sana. Sebagaimana kami mengesakan

Engkau dengan do‟a di sini. Allah Ta‟ala berfirman: falammaa anjaaHum (“Maka

tatkala Allah menyelamatkan mereka.”) Maksudnya, dari bahaya itu.Idzaa Hum

yabghuuna fil ardli bighairil haqqi (“Tiba-tiba mereka membuat kedhaliman di

bumi tanpa [alasan] yang benar.”) Maksudnya, seolah-olah tidak pernah berdosa

sama sekali. Ka allam yad‟unaa ilaa dlurrim massaHu (“Seolah-olah dia tidak

pernah berdoa kepada Kami untuk [menghilangkan] bahaya yang telah

menimpanya.”) (QS. Yunus :12) Kemudian Allah Ta‟ala berfirman: yaa ayyuHan

naasu innamaa baghyukum „alaa anfusikum (“Hai manusia, sesungguhnya

[bencana] kezhalinianmu akan menimpa dirimu sendiri.”)82 Maksudnya, yang

merasakan bahaya dari kedhaliman ini hanyalah diri kalian sendiri dan tidak

mengenai seseorang selain kalian, sebagaimana diriwayatkan dalam hadits:

“Tidak ada suatu dosa pun yang Allah segerakan siksanya di dunia, bersamaan

dengan disimpan untuk pelakunya (untuk disiksa) di akhirat, melainkan dosa

kedhaliman dan pemutusan tali persaudaraan.” (HR Abu Dawud no. 4902)

Firman-Nya: mataa‟al hayaatid dun-yaa (“[Hasil kedhaliman itu] hanyalah

kenikmatan hidup di dunia.”) maksudnya untuk kalian kenikmatan dunia yang

sedikit lagi hina. Tsumma ilainaa marji‟ukum (“Kemudian kepada Kami lah

kembalimu.”)Maksudnya, tempat kembali dan tempat berlindung kalian.Fa

nunabbi-ukum (“Lalu Kami kabarkan kepadamu.”)Maksudnya, Kami mengabari

kalian dengan semua amal kalian dan Kami balas amal-amal itu.Maka barangsiapa

mendapatkan kebaikan, hendaklah dia memuji Allah.Dan barangsiapa mendapati

selain itu, maka janganlah dia menyesali kecuali karena dirinya sendiri.

82Ibid., 164

Page 78: MAKAR DALAM PERSPEKTIF AL-QUR AN an dan Tafsirrepository.uinjambi.ac.id/1621/1/RABIATUL ADAWIYAH...dengan ayat lainnya, sehingga pada akhirnya dapat diambil suatu kesimpulan tentang

65

F. Zaman nabi musa

“[P]ada zaman nabi Musa yang melawan firaun Inilah kedustaan Fir‟aun, padahal para pesihir sebelumnya telah bersusah payah mengorbankan tenaga mereka untuk mengalahkan Nabi Musa „alaihis salam, namun mereka kalah dan kebenaran terbukti, lalu mereka pun mengikutinya Fir‟aun berkata kepada para tukang sihir, ”Apakah kalian beriman kepada Allah sebelum aku izinkan kepada kalian untuk beriman kepada Nya? sesungguhnya keimanan kalian kepada Allah dan kepercayaan kalian terhadap Musa, serta penetapan kalian atas kenabiannya hanyalah satu bentuk rekayasa yang kalian rencanakan bersama Musa agar kalian dapat mengusir penduduk kota kalian ini darinya, kemudian kalian menjadi orang-orang yang memonopoli kebaikan-kebaikan yang ada di kota ini. Firaun menuduh Nabi Musa telah berbuat makar dikarnakan para tukang sihir tidak dapatmengalahkan Nabi Musa sesungguhnya Allah lah sebaik-baik pembals tipu daya” .83

G. Zaman nabi Isa

makar di zaman Nabi isa, yakni terkemukanya bani israil dalam rencana

mereka yang hendak membunuh Nabi Isa mereka bertujuan ingin menimpakan

kejahatan terhadapnya dan menyalibnya. Mereka semua bergabung untuk

menentang dan menghasut untuk menyampaikan berita kepada raja bahwa disana

ada seorang laki-laki yang menyesatkan orang banyak, menghalang-halangi

mereka untuk taat kepada Raja, merusak rakyat serta memcah belah antara ayah

dan anaknya, dan hasutan-hasutan lainnya yang bisa mengakibatkan saksi yang

berat bagi pelakunya. Mereka melemparkan tuduhan terhadap Nabi Isa sebagai

seorang pendusta, dan bahwa dia adalah anak zina. Hal tersebut membangkitkan

kemmarahan si raja, lalu ia mengirmkan orang-orangnya untuk menangkap dan

menyalib serta menyiksanya.

Ketika mereka mengepung rumah Nabi Isa Nabi Isa dan mereka menduga

pasti dapat menangapnya, maka Allah menyelamatkan Nabi Isa dari sergapan

mereka.Allah mengangkatnya dari atap rumah tersebut ke langit.Kemudian Allah

memiripkan rupa seorang laki-laki yang ada dirumah tersebut dengan rupa Nabi

Isa.Ketika mereka masuk rumah itu, mereka menduga lelaki tersebut sebagai Nabi

Isa dalam kegelaapan malam, lalu mereka menangkapnya dan menghinaya serta

menyalibnya, lalu meletakkan duri diatas kepalanya.

83Abu fida‟ Ahmad bin Badruddin.tafsir ibnu katsir, kisah para nabi dan rasul.(Jakarta,

pustaka as-sunnah 2007 )., 570

Page 79: MAKAR DALAM PERSPEKTIF AL-QUR AN an dan Tafsirrepository.uinjambi.ac.id/1621/1/RABIATUL ADAWIYAH...dengan ayat lainnya, sehingga pada akhirnya dapat diambil suatu kesimpulan tentang

66

Hal tersebut merupakan tipu daya dari Allah terhadap mereka, karena Dia

akan menyelamakan Nabi-Nya dan mengangkatnya dari hadapan mereka ke

langit, serta meninggalkan mereka yang bergelimang di dalam kee sesatan.

Mereka menduga bahwa mereka telah berhasil mencapai sasarannya.Dan Allah

menempatkan di dalam hati mereka kekerasan dan keingkaran terhadap perkara

yang hak.Hal ini melekat di hati mereka, dan Allah menimpakan kepada mereka

kehinaan yang tidak pernah lekang dari diri mereka sampai harii kiamat nanti.

Al Hasan al Bashariy dan Muhammad bin Ishaq berkata: “ Namanya

adalah Dawud bin Nuda. Ia diperintahkan untuk dibunuh dan di salib. Peristiwa

itu terjadi di sore jum‟at, menjelang malam sabtu.Ketika telah tiba waktunya

mereka untuk memasuki rumah terrsebut maka salah seorang sahabat isa yang

hadir waktu itu diserupakan oleh Allah seperti isa diangkat kelangit memlalui

celah-celah lubang angin yang ada dirumah tersebut. Sedangkan penghuni rumah

tersebut menyaksikan hal tersebut .84

F. Zaman sekarang

Dalam sejarahnya, Indonesia pernah beberapa kali mengalami tindakan makar

yang dilakukan oleh warga negaranya. Tindakan makar dilakukan dengan

menentang ideologi bangsa hingga melakukan penyerangan kepada kepala negara

yang sah dan sedang melakukan tugas resminya.

Kasus makar pertama dilakukan oleh seorang Daniel Maukar. Saat Bung

Karno masih menjabat presiden NKRI, dia melakukan serangan mengerikan ke

istana negara. Dengan pesawat tempur yang dikendalikannya, pilot hebat

Indonesia ini melakukan penyerangan yang mematikan. Untungnya, pada kejadian

ini, Bung Karno sedang tidak ada di tempat sehingga nyawanya jadi selamat.

Akibat kasus penyerbuan ini, Daniel Maukar diadili atas tindakan makar terhadap

negara dan juga presiden. Dia dijatuhi hukuman mati meski pada akhirnya

diampuni dan hanya menjalani sekitar 8 tahun masa tahanan sebelum akhirnya

bebas memasuki lengsernya era Bung Karno menjadi presiden di Indonesia.

84Abu fida‟ Ahmad bin Badruddin.tafsir ibnu katsir, kisah para nabi dan rasul.(Jakarta,

pustaka as-sunnah 2007 )., 883

Page 80: MAKAR DALAM PERSPEKTIF AL-QUR AN an dan Tafsirrepository.uinjambi.ac.id/1621/1/RABIATUL ADAWIYAH...dengan ayat lainnya, sehingga pada akhirnya dapat diambil suatu kesimpulan tentang

67

Kasus makar selanjutnya dilakukan oleh GAM. Semua orang sudah paham

kalau GAM melakukan cukup banyak serangan di Aceh. Mereka ingin merdeka

dan lepas dari NKRI. Dalam aksi yang dilakukan selama bertahun-tahun itu,

GAM kerap mengibarkan benderanya dan melawan pasukan TNI yang melakukan

penjagaan. Hampir sama dengan GAM, RMS atau Republik Maluku Selatan dan

juga OPM atau Organisasi Papua Merdeka juga dianggap sebagai organisasi yang

melakukan tindakan makar dan melawan kedaulatan NKRI. Terakhir, PKI yang

dipercaya melakukan penyerangan dan membuat Indonesia jadi mencekam juga

ditetapkan pemerintah sebagai tindakan makar yang besar dan terorganisir dengan

baik. Inilah sekilas ulasan tentang makar dan juga contoh-contoh kasusnya yang

terjadi di Indonesia. Semoga kasus yang berhubungan dengan Ahok, ulama, dan

pihak-pihak terkait bisa segera usai. Terpenting dari semua, semoga aksi makar

tidak terjadi agar Indonesia tetap aman dan damai.85

85 https://www.boombastis.com/contoh-kasus-makar/83013

Page 81: MAKAR DALAM PERSPEKTIF AL-QUR AN an dan Tafsirrepository.uinjambi.ac.id/1621/1/RABIATUL ADAWIYAH...dengan ayat lainnya, sehingga pada akhirnya dapat diambil suatu kesimpulan tentang

68

BAB V

PENUTUP

A. K ESIMPULAN

Secara bahasa (etimologis) kata makar berasal dari bahasa Arab yang

dalam fi‟il madhinya” ” yang berarti : menipu, memperdaya, tipu daya dan tipu

muslihat dalam melakukan segala penipuan. Hal ini, di karenakan arti makar

dipakai oleh orang-orang yang berbuat makar. Dan jika di pakai buat Allah atau di

hubungankan kepada-Nya, maka kata makar itu di maksudkan utuk menimpakan

suatu balasan Allah terhadap orang-orang yang berbuat makar86. Dalam kamus

Muhammad yunus kata Makar berasal dari kata makara,yamkuru makran yang

artinya menipu.

Makr dalam al-Qur‟an merupakan salah satu persoalan yang

sangat,penting untuk dikaji karena berkaitan dengan persoalan perilaku

menyimpang yang ada pada masyarakat.Namum dalam tulisan ini hanya

memaparkan sebahagian kecil saja. Olehnya itu, penulis berharap kepada

mahasiswa khususnya yang mendalami studi al-Qur‟an untuk dapat melanjutkan

atau mengembangkan kajian ini agar lebih utuh sebagai sebuah konsep sehingga

praktis untuk diterapkan. Semoga Allah menerima usaha ini sebagai amal ibadah

disisinya.

Dari uraian diatas dapat diketahui siapa pelaku makar, apa penyebab dan akibat

serta cara menghadapi tipu daya

a. Pelaku tipu daya yang bertujuan baik yang disebutkan oleh Al-Qur‟an

adalah Allah, Nabi Yusuf dan Nabi Ibrahim

b. Pelaku tipu daya yang bertujuan buruk yang di sebutkan oleh Al-

Qur‟an adalah setan, saudar-saudara Nabi yusuf,orang-orang kafir atau

musyrik seperti firaun dan para tukan sihir

c. Penyebab tipu daya yang dijelaskan oleh Al-Qur‟an di antaranya

adalah karena kesombongan. Iri hati dan hawa nafsu

86Luis Ma‟luf,Al-Manjid Fi Al-Lughah Wa A‟ala,( Daar Al-Masyriq Beirut,Libanon

1983)770

Page 82: MAKAR DALAM PERSPEKTIF AL-QUR AN an dan Tafsirrepository.uinjambi.ac.id/1621/1/RABIATUL ADAWIYAH...dengan ayat lainnya, sehingga pada akhirnya dapat diambil suatu kesimpulan tentang

69

d. Akibat dari tipu daya ini juga di jelaskan oleh Al-Qur‟an di antaranya

adalah ditimpa kehinaan dengan kekalahan serta menanggung malu

atas perbuatannya tersebut. Akibat yang lain adalah dengan ditimpakan

siksa dari Allah. Jjika tidak di dunia maka Allah akan membalas

perbuatannya di akhirat

e. Cara menhadapi tipu daya yang di smpaikan dalam Al-Qur‟an adalh

dengan bersabar ,bertakwa dan memohon pertolongan Allah Swt, serta

berjuang semampunya untuk menghadapi tipu daya.

B. Saran-saran

Sebagai insan yang biasa yang identik dengan salah dan lupa,

penulis menyadari bahwasanya penelitian ini masih banyak sekali

kesalahan dan kekurangannya. Saran dari penulis berdasarkan pemaparan

skripsi ini maka penullis memberikan beberapa saran yang di harapkan

dapat bermanfaat bagi semua pihak

1. Akademisi

Penulis menyarankan kepada para akademisi bahwa untuk

mengetahui lebih lengkap dan teperinci tentang aturan hukum makar baik

secara hukum islam maupun hukum positif, perlu diadakan kajian secara

khusus tentang makar.

2. Masyarakat

Hendaklah masyarakat lebih teliti dalam melihat sebuah organisasi

yang berkembang dilingkungannya, sehingga tidak menimbulkan kesan

panatisme terhadap ormas yang dianut sehingga memeberikan kesan

sesat terhadap ormas lain. Yang pada akhirnya akan menimbulkan

perpecahan dan pertentangan antar umat islam.

Page 83: MAKAR DALAM PERSPEKTIF AL-QUR AN an dan Tafsirrepository.uinjambi.ac.id/1621/1/RABIATUL ADAWIYAH...dengan ayat lainnya, sehingga pada akhirnya dapat diambil suatu kesimpulan tentang

70

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Al-Qur‟an adalah Kalam Allah SWT yang diturunkan kepada Rasulullah

SAW sebagai penutup para Nabi, diawali dengan surat Al-Fatihah dan diakhiri

dengan surat An-Nas. Ia merupakan wahyu yang berfungsi untuk menjelaskan

segala sesuatu, sebagai petunjuk dan rahmat, serta memberi kabar gembira bagi

orang-orang Islam. Sebagaimana dikatakan dalam firman-Nya:

Artinya :

“Dan Kami turunkan kepadamu Al-kitab (Al-Qur‟an) untuk

menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar

gembira bagi orang-orang yang berserah diri”. (Q.S. An-Nahl: 87).

Al-Qur‟an adalah petunjuk bagi manusia. Karena Al-Qur‟an adalah kitab

petunjuk, maka dirinya berisi panduan-panduan untuk mencapai kebahagiaan

dunia dan akhirat. Oleh karena itu, Al-Qur‟an tidak hanya mengajarkan tentang

hubungan dengan Allah (Hablumminallah), tetapi juga mengajarkan tentang

hubungan dengan sesama manusia (Hablumminannas).1

Al-Qur‟an merupakan sumber utama dan mata air yang memancarkan

ajaran Islam. Hukum-hukum Islam yang mengandung serangkaian pengetahuan

1 M. Quraish Shihab, Wawasan Al-Qur‟an: Tafsir Maudhu‟i atas Pelbagai Persoalan

Umat, (Bandung: Mizan, 1998), h. 319.

Page 84: MAKAR DALAM PERSPEKTIF AL-QUR AN an dan Tafsirrepository.uinjambi.ac.id/1621/1/RABIATUL ADAWIYAH...dengan ayat lainnya, sehingga pada akhirnya dapat diambil suatu kesimpulan tentang

71

DAFTAR PUSTAKA

A. Buku / Karya Imiah

Abdul M. Athi Buhairi, yaayuhallazinaamanu.( Jakarta penerbit pustaka Al-Kautsar

2005)

Al-Albani, Muhammad nasshruddin,Ringkasan Shahih Muslim, Pustaka As

sunnah,Jakarta 2008

Al-Farmawi, Abdul Hayy, Metode Tafsir Maudhu‟i,Terj. Al-Bidayah Fi At-Tafsir

Al-Mandhu‟i Dirasah Manhajiyyah Maudhu‟iyyah,Bandung: Pustaka

Setia, 2002.

Al-Farmawi, Abdul Hayy, Metode Maudu‟i dan Cara Penerapannya, Terj.

Rosihon Anwar, Bandung: Pustaka Setia, 2002.

Al-Qardhawi Yusuf bersama Ahmad Al-„Assal dalam bukunya,Al-Islam Baina

Syubuhati Al-Dallin Wa Akazibi I‟Muftarin” yang kemudian

diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh syafril halim dengan judul

“ islam ditengah serangan para musuh‟ ( cet.; Jakarta CV . Firdaus

Februari 1990).

Al-Qattan, Man Khail, study ilmu-ilmu Al-Qur‟an. Mansyurat Al-Ans Al-

Hadist.1972

Ahmad Abu Fida‟ bin Badruddin.tafsir ibnu katsir, kisah para nabi dan

rasul.(Jakarta, pustaka as-sunnah 2007 )

AS-Syuthi, Jalaluddin, sebab-sebab turunnya Al-Qur‟an, (Jakarta: penerbit Darul

Taqwa, 2008

Chazawl Admi , kejahatan terhadap keamanan dan keselamatan Negara,( jakarta

:pustaka sinar haraapan 2005

Departemen Agama Republik Indonesia Al-Qur‟an dan terjemahan.,( Jakarta 6

november 2012

Dahlan H,A,A , Dkk, Asbāb an-Nuzūl,edisi ke-II, (Bandung : Diponegoro, 2009),

DEPDIKBUD. Kamus besar bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka. 2005

Dewan Redaksi Inseklopedia Islam, Ensiklopedia Islam, Ichtiarbaru Van Hoever,

Jakarta.1993

Page 85: MAKAR DALAM PERSPEKTIF AL-QUR AN an dan Tafsirrepository.uinjambi.ac.id/1621/1/RABIATUL ADAWIYAH...dengan ayat lainnya, sehingga pada akhirnya dapat diambil suatu kesimpulan tentang

72

Ghazali, Al-Imam. Mukhtasr ihya‟ ulummudin. Terj. Zeid Husein Al-Hamid

Jakarta: pustaka amani, 2007

Gusman, islah, Kajian Tafsir di Indonesia dari Hermanautik hingga Ideologi,

Teraju Jakarta.2003

Hamka, Tafsir Al-Azhar (Pustaka Punjimas Jakarta :1984)

--------,Tafsīr Al-Azhar, jilid VIII, (Singapura : Pustaka Nasional, 1990)

Inayah, Siti Nurul. “ penafsiran hamka tentang ayat-ayat yang mengandung

lafadz makar ( studi tafsir atas tafsir al-azhar).” Skripsi Universitas Islam

Negri Syarif Hidayatullah

karim Abdul zaidan,ter . As-sunnah al-ilahiyyaah fi al-Umam wa al-jamaah wa

al-afrad (sunnatullah), diterjemahkan oleh Asep Muhidin,(Jakarta :

pustaka azzam, 2004)

Mardal is, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal, Jakarta: PT Bumi

Aksara, 2008.

Ma‟luf luis ,Al-Manjid Fi Al-Lughah Wa A‟ala,( Daar Al-Masyriq

Beirut,Libanon 1983)

Muhammad Abdullah bin, Tafsīr Ibnu Katsīr (terj. Lubāb at-Tafsīr min Ibni

Katsīr), jilid. III, diterjemahkan oleh Abdul Ghoffar dan Abu Ihsan Al-

Atsari, (Bogor : Pustaka Imam AsySyafi‟i, 2004),

Muhammad, Abdullah bin, tafsir ibnu katsir. Terj. Abdul Ghafar dan Abu Ihsan

Al-atsari: Bogor, Pustaka Imam Syafi‟I,2004

Muhammad Thaba thaba‟, Al-Qura‟an Mizan fi Tafsir Al-Qur‟an(terjemahan

Anas Mahyudi) Pustaka, Jakarta 1995

Nashiruddin Al-Albani Muhammad,Ringkasan shahih muslim, (jakarta: pustaka

As-sunnah,2008)

Nurdin, Amiur, Keadilan Dalam Al-Qur‟an cet. Ke-1, Jakarta: Hijr Pustaka

Utama, 2008

Penerjemahan dan tafsir Al-Qur‟an, Al-Qu‟an dan terjemahannya. Jakarta:

Departemen Agama RI.,2002

Page 86: MAKAR DALAM PERSPEKTIF AL-QUR AN an dan Tafsirrepository.uinjambi.ac.id/1621/1/RABIATUL ADAWIYAH...dengan ayat lainnya, sehingga pada akhirnya dapat diambil suatu kesimpulan tentang

73

Rahim, Abdul. “ penafsiran hamka tentang ayat-ayat yang mengandung lafaddz

makar ( kajin tafsir tahlili terhadap Qur‟an Ibrahim :46).” Skripsi

Universitas Islam Negri Makassar 2016

Shihab M.Quraish,tafsir al-misbah: pesan dan kesan keserasian Al-Qur‟an,

Jakarta Penerbit lentera Hati

Shihab M.Quraish, wawasan Al-Qur‟an :tafsir maudhu‟I atas berbagai persoala

ummat, Bandung : Pustaka Mizan,2003

Tim penyusun, panduan penulisan karya ilmiah Mahasisiwa Fakultas Ushuluddin

IAIN STS JAMBI Jambi: Fak Ushuluddin IAIN STS JAMBI, 2017

B. Website

Https://almanhaj.or.id/7362-menghadapi-tipu-daya-orang-kafir.html

https://www.boombastis.com/contoh-kasus-makar/83013

Ismail Haqqi al-Buruswi,loc.cit

Risalah. muslim, ensiklopedia bebas,” internet, diakses melalui alamat

https://id.wikipdia.org/wiki/Muhammad Muhammad Alu Asy-Syaikh

diakses pada tanggal 23 februari 2019

shihab Quraish,loc.cit

Sihab. M.Quraish “ensiklopedia bebas,” internet, diakses melalui alamat

https//id.wikipedia.org/wiki/Muhammad Quraish shihab diakses pada

tanggal 23 februari 2019

www. Tempoonline.com

Page 87: MAKAR DALAM PERSPEKTIF AL-QUR AN an dan Tafsirrepository.uinjambi.ac.id/1621/1/RABIATUL ADAWIYAH...dengan ayat lainnya, sehingga pada akhirnya dapat diambil suatu kesimpulan tentang

1

CURRICULUM VITAE

A. InformasiDiri

Nama : Rabiatul Adawiyah

JenisKelamin : Perempuan

Tempat& Tng Lahir :Pasar Kembang , 22 Des 1996

Alamat: Pasar kembang kec. Keritang kab. Indragiri Hilir Jl. Masjid Baiturrahman Rt 04

RiwayatPendidikan

1. S1 Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi padaTahun 2019

2. Madrasah Aliyah (MA) Nurul Wathan PadaTahun 2015 3. Madrasah Tsanawiyah (MTS) Nurul Wathan PadaTahun 2012 4. SekolahDasarNegeri (SDN) 014 Pasar Kembang PadaTahun 2009.