makar dalam perspektif al-qur an an dan tafsirrepository.uinjambi.ac.id/1621/1/rabiatul...
TRANSCRIPT
i
MAKAR DALAM PERSPEKTIF AL-QUR‟AN
(KAJIAN TAFSIR TEMATIK)
SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana
Strata Satu (S.1) dalam Ilmu Al-Qur‟an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama
Oleh
RABIATUL ADAWIYAH
NIM:UT150222
PROGRAM STUDIILMU AL-QUR‟AN DAN TAFSIR FAKULTAS USHULUDDIN DAN STUDI AGAMA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN
JAMBI 2019
iv
MOTTO
Dan apabila Kami merasakan kepada manusia suatu rahmat, sesudah (datangnya) bahaya menimpa mereka, tiba-tiba mereka mempunyai tipu daya dalam (menentang) tanda-tanda kekuasaan kami. Katakanlah: "Allah lebih cepat pembalasannya (atas tipu daya itu)". Sesungguhnya malaikat-malaikat Kami menuliskan tipu dayamu( Qs. Yusuf 21 )
vi
PERSEMBAHAN
Dengan Rahmat Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang. Dengan ini saya persembahkan karya ini untuk ayah dan ibunnda tercinta terimakasih atas limpahan kasih sayangnya, Ibunda terimakasih atas limpahan do‟a dan kasih saying nya yang tak terhingga dan selalu memberikan yang terbaik. Saudara- saudari ku yang tercinta, Abdurahman, Zainal Muhammad Amiin, Hidayatullah dan Marwa Hikmah terimakasih yang tak terhingga atas dukungan, curahan hatinya, kakak yang baik sekaligus sahabat. kalian adalah tempat saya untuk kembali, disaat saya benar dan salah, disaat saya menang dan kalah, disaat saya suka dan duka. Teman-teman IAT VIII A senasib, seperjuangan dan sepenanggungan, terimakasih atas gelak tawa dan solidaritas yang luar biasa sehingga membuat hari-hari semasa kuliah lebih berarti.
Yang utama dari segalanya sembah sujud serta syukur kepada Allah taburan cinta dan kasih sayangMu telah memberikanku kekuatan, membekaliku dengan ilmu serta memperkenalkanku dengan cinta. Atas karunia serta kemudahan yang engkau berikan akhirnya skrispi yang sederhana ini dapat terselesaikan. Sholawat dan salam selalu terlimpahkan keharibaan Rasulullah Muhammad SAW. Kupersembahkan karya sederhana ini kepada orang yang sangat kukasihi dan kusayangi.
Ibunda dan Ayahanda Tercinta
Sebagai tanda bakti,hormat,dan rasa terima kasih yang tiada terhingga kupersembahkan karya ku ini kepada ibu dan ayah yang telah memberikan kasih sayang, segala dukungan, dan cinta kasih yang tiada terhingga yang tiada mungkin dapat kubalas hanya dengan selembar kertas yang bertuliskan kata cinta dan persembahan. Semoga ini menjadi langkah awal untuk membuat ibu dan ayah bahagia karna kusadar, selama ini belum bisa berbuat yang lebih.untuk ibu dan ayah yang selalu membuatku termotivasi dan selalu menyirami kasih sayang,selalu mendo‟akanku, selalu menasehatiku menjadi lebih baik. Terima kasih ibu Terima kasih Ayah.
vii
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk menemukan, merumuskan, dan
menganalisis tentang al-Makr (Makar) dalam Al-Qur‟an, yakni sebuah upaya memahami esensi dan eksistensi al-Makr(Makar), serta akibat yang ditimbulkan dancara penanggulangannya. Hal ini dimaksudkan untuk mendorong minat terhadap kajian berbagai persoalan sosial kemasyarakatan dalam perspektif Al-Qur‟an. Penelitian ini menggunakan pendekatan ilmu tafsir, dengan metode tafsir tematik. Pengumpulan data diperoleh dari perpustakaan. Sumber data yang digunakan meliputi sumber data primer yaitu Al-Qur‟an, serta sumber data sekunder yaitu data penunjang yang relevan dengan kajian ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa istilah makar merupakan istilah qur‟āni yang diserap ke dalam bahasa Indonesia dan dijadikan nama dari salah satu bentuk tindak pidana yang berhubungan dengan negara. Dalam Al-Qu‟an, makar ini dapat bermakna baik atau terpuji, apabila dilakukan untuk memperjuangkan kebenaran atau membalas perbuatan serupa, dan pada dasarnya makar bermakna tidak baik, yaitu aktivitas terencana dan rapih yang dilakukan oleh penantang nabi dan kenabian dengan berbagai bentuk, baik dengan kekerasan ataupun tidak, dan dengan cara-cara menipu yang bertujuan agar manusia tidak mengikuti dakwah para Nabi dan rasul atau tidak berada dalam kebenaran. Makar digunakan juga sering dilakukan oleh penguasa demi mempertahankan kekuasaan atau dengan alasan stabilitas negara seperti makar yang digunakan Fir‟aun dalam tuduhannya terhadap pengikut-pengikut Nabi Musa a.s. Isyarat qur‟ani juga bahwa aktivitas ini akan tetap berlanjut sampai akhir zaman.
viii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan nikmat dan karunianya berupa kesehatan, kesempatan, dan kekuatan lahir batin sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul‟‟ Makar dalam prespektif Al-Qur‟an ( Kajian Tafsir Tematik) ‟. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada baginda yakni Nabi Muhammad SAW, untuk seluruh keluarga, serta para sahabat beliau, yang senantiasa istiqamah dalam perjuangan Agama Islam. Semoga kita menjadi hamba-hamba pilihan seperti mereka Amin ya Rabbal A‟lamin.
Selanjutnya penulis menyadari dalam proses penyelesaian skripsi ini,
penulis telah di bantu oleh berbagai pihak. Oleh karena itu penulis menyampaikan rasa terima kasih yang tak terhingga kepada beberapa pihak yang telah membantu penulisan skripsi ini hingga selesai. Penulis juga menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada orang tua dan keluarga yang telah menjaga, mendidik, menyayangi, dan senantiasa mengsupport serta mendo‟akan penulis sehingga karya ini dapat diselesaikan.
pada kesempatan ini, penulis juga mengucapkan rasa terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Dr Abdul Halim, S.Ag.M.Ag Selaku Pembimbing I, Dan Bapak Adi Iqbal S.sos,M.Ud Selaku Pembimbing II.
2. Ibu Ermawati MA, Selaku Ketua Prodi Ilmu Al-Qur‟an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
3. Bapak Dr. H. Abdul Ghaffar, M.Ag Selaku Dekan Fakultas Ushuluddin Dan Studi Agama UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
4. Bapak Dr. Masyan M. Syam,M.Ag, Bapak H.Abdullah Firdaus,Lc, MA, Ph D dan bapak Dr.Pirhat Abbas, M.Ag Selaku Wakil Dekan I,II,III Fakultas Ushuluddin Dan Studi Agama UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
5. Bapak Dr. H. Hadri Hasan M.A Selaku Rektor UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
6. Bapak Prof. Dr. H. Su‟aidi Asy‟ari. MA Ph. D, Bapak Dr. H. Hidayat, M.Pd dan Ibu Dr. Hj. Fadilah, M.Pd Selaku Wakil Rektor I,II,III UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
7. Ibu kabag (umum) Himatun Zakiyah, S.Ag.,M.Pd.I dan Ibu kabag ( Akademik) Widiyawati,M.Pd.I
8. Seluruh Dosen Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, Semoga Ilmu yang diajarkan selama ini dapat diamalkan dan diterima sebagaimana mestinya amin ya rabbal „alamin.
9. Seluruh Karyawan Karyawati dilingkungan Akademik Fakultas Ushuluddin Dan Studi Agama UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL…………………………..........…………………………….i
NOTA DINAS…………………………………...………………………………..ii
PENGESAHAN………………………………………...…………...……………iii
MOTTO………………………………………………………..…………...…….v
SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI ………………………..vi
PERSEMBAHAN………………………..…………………………..…………vii
ABSTRAK…………………………………..…………………………...……..viii
KATA PENGANTAR …………………………………………………....……..ix
DAFTAR ISI…………………………………………………………………...…x
PEDOMAN TRANLITERASI………………………………………..……...…xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ……………………………...……...….1 B. Rumusan Masalah ……………......................................7 C. Batasan Masalah………………………..……………...7 D. Tinjauan dan Kegunaan Penelitian ………..……..……7 E. Tinjauan pustaka……………………………...………..8 F. Metode Penelitian ……………………………………10 G. Sistematika Penelitian …………………………….….13
BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG MAKAR
A. Pengertian Makar…………………………..…………15 B. Sebab-sebab Makar …………………………...…..….17 C. Pelaku Makar…………………………………..……..19 D. Akibat Makar ……………………………………..….23 E. Menghadapi Makar………………………………...…30
BAB III PENAFSIRAN MUFASSIR TERHADAP AYAT MAKAR
A. Surah Ali Imran ……………………………..……….36 B. Surah Al-An‟am……………………………………....39 C. Surah Al-Anfal…………………………….……….…43 D. Surah Al-A‟rof……………………………..………....44 E. Surah Yunus……………………..…………...….……45 F. Surah Yusuf……………………..……..……………..47 G. Surah Ar-Rad…………………………….…….……..49 H. Surah Ibrahim………………………………..……….51
xi
I. Surah An-Naml………………………...……..………53 J. Surah Nuh………………………….……………..…..53
BAB VI TINDAK PELAKU MAKAR DARI ZAMAN NABI HINGGA SEKARANG
A. Zaman Nabi Muhammad …….. …………….……….55 B. Zaman Nabi Shalih…………………….……..………58 C. Zaman Nabi Yusuf…………………..………...……..65 D. Zaman Nabi Nuh………………………...……...…….66 E. Kaum Quraisy…………………………...………...….67 F. Zaman Nabi Musa ………………………..…………. 69 G. Zaman Nabi Isa…………………………..…………...70 H. Zaman Sekarang ……………………………………..71
BAB V KESIMPULAN
A. Kesimpulan………………………………………….73 B. Saran-saran …………………………………….……74
xii
PEDOMAN TRANSLIRASI A. Alfabet
Arab Indonesia Arab Indonesia „ B T „
Ts Gh
J F
Q
Kh K
D L
Dz m
R n
Z h
S W
Sy ,
Y
B. VokaldanHarakat
Arab Indonesia Arab Indonesia Arab Indonesia
A Ā ˉi
U Á Aw
I Ū Ay
xiii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Al-Qur‟an adalah Kalam Allah SWT yang diturunkan kepada Rasulullah
SAW sebagai penutup para Nabi, diawali dengan surat Al-Fatihah dan diakhiri
dengan surat An-Nas. Ia merupakan wahyu yang berfungsi untuk menjelaskan
segala sesuatu, sebagai petunjuk dan rahmat, serta memberi kabar gembira bagi
orang-orang Islam. Sebagaimana dikatakan dalam firman-Nya1:
“Dan Kami turunkan kepadamu Al-kitab (Al-Qur‟an) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri”.(Q.S. An-Nahl: 87).2
Al-Qur‟an adalah petunjuk bagi manusia.Karena Al-Qur‟an adalah kitab
petunjuk, maka dirinya berisi panduan-panduan untuk mencapai kebahagiaan
dunia dan akhirat. Oleh karena itu, Al-Qur‟an tidak hanya mengajarkan tentang
hubungan dengan Allah (Hablumminallah), tetapi juga mengajarkan tentang
hubungan dengan sesama manusia (Hablumminannas)3
Islam merupakan agama yang diturunkan oleh Allah swt, untuk seluruh
umat manusia. Islam membawa ajaran yang lengkap, mencakup seluruh aspek
kehidupan. Tiada satu aspek pun dari permasalahan kehidupan umat manusia yang
lepas dari perhatian Alquran. Begitu juga halnya dengan aspek kehidupan yang
sangat penting mengenai kaitan antara hal kemasyarakatan dan aqidah. Semua ini
untuk dipahami dan ditarik manfaatnya oleh umat manusia, sesuai kapasitas ilmu
masing-masing. Alquran sebagai kitab suci umat Islam yang memiliki sekian
banyak kelebihan; satu-satunya wahyu yang masih ada hingga sekarang
1M.Quraish shihab,tafsir Al-Misbah:Pesan kesan dan keserasian Al-Qur‟an, (Jakarta : penerbit lentera hati, 2002) 19
2 Departemen Agama Republik Indonesia Al-Qur‟an dan terjemahan.,( Jakarta 6 november 2012).276
3M. Quraish Shihab, Wawasan Al-Qur‟an: Tafsir Maudhu‟i atas Pelbagai Persoalan Umat, (Bandung: Mizan, 1998), .19.
2
disebabkan adanya jaminan Allah swt akan ke-orisinalan-nya. Kitab yang tidak
bercampur dengan kebathilan dari segi apapun. Alquran juga berfungsi sebagai
petunjuk bagi semua umat manusia. Artinya Alquran menjadi pedoman kebutuhan
dasar manusia dalam mengarungi hidup dan kehidupan, guna memperoleh jalan
keselamatan. Alquran selalu relevan dengan berbagai problema kehidupan
manusia sepanjang zaman. Sebagai pedoman hidup bagi manusia, pembicaraan
Alquran tentang satu masalah dapat dikatakan tidaklah tersusun secara sistematis
seperti halnya kitab-kitab ilmu pengetahuan yang dikarang manusia. Pada
umumnya pembicaraan Alquran tentang suatu masalah bersifat global dan
seringkali menampilkan suatu masalah dalam prinsip-prinsip pokok saja. Namun
demikian, hal itu sama sekali tidak berarti mengurangi nilai yang terkandung
dalam Alquran. Sebaliknya, justru disanalah letak keunikan Alquran sekaligus
keistimewaannya. Sebab, dengan keadaan seperti itu, Alquran menjadi obyek
kajian yang tiada hentinya oleh para cendekiawan muslim dan non-muslim,
sehingga ia tetap aktual sejak diturunkan. Penampilan Alquran yang global
tersebut membuat setiap tema yang dikandungnya tidak dapat dipahami secara
serta merta tetapi diperlukan usaha yang sungguh-sungguh dan berdasarkan
kaedah-kaedah yang telah disepakati. Adapun upaya memahami kandungan
Alquran itu, para ulama tafsir pada umumnya menafsirkan ayat demi ayat sesuai
dengan susunannya dalam mushaf. Pada kajian ilmu tafsir, penafsiran demikian
dikategorikan dalam tafsir yang menggunakan methode tahlili . Akan tetapi dalam
perkembangan selanjutnya muncul gagasan untuk mengungkapkan petunjuk
Alquran secara tematis berdasarkan suatu masalah/tema tertentu yang dibicarakan,
dengan jalan menghimpun seluruh atau sebahagian ayat dari berbagai surat yang
berbicara tentang topik yang sama untuk kemudian dikaitkan antara satu ayat
dengan ayat lainnya, sehingga pada akhirnya dapat diambil suatu kesimpulan
tentang masalah tersebut menurut petunjuk Alquran. Diantara tema yang diteliti
dalam kerangka metode tafsir tematik, salah satunya mengenai Makar yang
terkandung dalam Alquran, karena ia cenderung termasuk dalam suatu bentuk
kejahatan pidana.
3
Dalam islam, makar atau dikenal dengan al-bahgyu, termasuk tindak
pidana atau jarimah pada bagian jinayah. Secara umum, islam mengartikan makar
adalah tindakan sekelompok orang yang memiliki kekutan untuk menentang
pemerintah, dikarenakan terdapat perbedaan paham mengenai masalah
kenegaraan.
Jenis makar terbagi menjadi dua
1. Makar “ Mahmudah” ( tipu daya yang baik) yakni tipu daya
tersembunyi untuk melawan atau menoak kejahatan, diantara ayat yang
menyatakan antara lain
2. Makar “Mahmudah “ (tipu daya yang jahat ) yakni tipu daya
tersembunyi untuk menghancurkan atau menolak kebenaran (al-haqq)
atau memalingkan dari jalan yang lurus diantara ayat yang menyatakan
antara lain :
Dewasa ini masih banyak orang yang melakukan segala hal demi
mencapai tujan atau sesuatu yang dinginkannya. Tidak dapat dipungkiri lagi
bermacam cara juga dilakukan, bahkan jalan yang ditempuh seringkali merugikan
bahkan mencelakai orang lain. Salah satu jalan yang ditempuh demi mencapai apa
yang dituju atau yang dinginkan adalah dengan cara melakukkan tipu daya atau
tipu muslihat.4
Seiring perkembangan zaman yang semakin maju dan modern, maka
semakin kompleks pula permasalahan yang ada di suatu Negara. Negara dan
Agama sangat erat hubungannya. Bahkan tidak bisa dipisahkan satu dari
keduanya. Menurut Ibnu Khaldun dalam suatu negara, Agama tetap menduduki
posisi penting sebagai kebenaran yang harus diwujudkan pada realitas. Agama
merupakan landasan pembangunan suatu negara dan kerajaan. Ia merupakan
kekuatan pemersatu dan sumber legitimasi kekuatan politik yang membuat negara
tak terkalahkan.
Kasus makar pertama kali terjadi Indonesia dilakukan oleh Daniel Maukar.
Saat Bung Karno masih menjabat menjadi presiden NKRI, dia melakukan
serangan mengerikan ke isana Negara dengan pesawat tempur yang di
4Ibid,20
4
kendalikannya. Sebenarnya kasus makar ini sudah ada sejak zaman Nabi Nuh,
Nabi Shalih, Nabi Isa, Nabi Musa, Nabi yusuf, Nabi Muhammad,, kaum Quraisy
dan sampailah pada saat ini yang lebih kita kenal dengan politik .
Penjelasan soal makarsecara lengkap diatur dalam hukum pidana islam
yang disebut dengan Bughat. Bughat dalam hukum pidana Islam adalah melawan
kekhalifahan yang sah yang tidak melakukan suatu peraturan atau perbuatan yang
menyalahi aturan Agama Islam.
Secara deskripif-naratif, makar di sebutkan didalam kisah-kisah para Nabi
sebelum Nabi Muhammad. Dimulai dari kisah Nabi Adam,Hud,Luth,Musa dan
yang lainnya.
Makar dalam prespektif Al-Qur‟an ini menarik untuk di bahas secara
menyeluruh dan mendalam karena adanya alasan-alasan yang mendukung
diantaranya adalah
Pertama, kata makar dalam Al-Qur‟an disebut dibanyak ayat dan
ditempat yang berbeda, sehingga perlu diadakan penelitan untuk menggali makna
makar dan maksud kata makar tersebut.
Kedua, kata makar ini untuk tujuan penelitian, seperti apa penafsiran ayat-
ayat mengenai makar.
Ketiga, bagaimana tindakan pelaku makar di zaman nabi hingga sekarang
Keempat, apa hukuman atau dosa orang yang melakukan makar
Melihat dari realita kehidupan zaman sekarang banyak nya orang-orang
yang menginginkan kehidupan sejahtera tapi dengan cara yang tidak baik seperti
menipu atau sebagainya jadi tujuan penulis agar masyarakat paham, mengerti
serta diamalkan agar tidak melakukan hal- hal yang dilarang oleh Allah Karena
sesungguhnya beliau maha mengetahui tentang hambanya. Karena kurangnya
pemahaman manusia terhadap makar, sehingga penulis merasa perlu untuk di
bahas lebih rinci .
Dari pernyataan diatas yang telah diuraikan, penulis berpandangan bahwa
persoalan makar sangat layak untuk dilakukan penelitian, supaya dipahami
dengan benar dan tidak simpang siur dalam memahami makna makar jadi dalam
5
hal ini penulis ber inisiatif untuk dijadikan penelitian dengan judul “ Makar
dalam prespektif Al-Qur‟an ( kajian tafsir tematik)
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, pokok permasalahan
yang di angkat : Bagaimana makar dalam perspektif Al-Qur‟an ( kajian tafsir
tematik). Untuk memperjelas permasalahan dalam penelitian ini ada beberapa
masalah yang akan diangkat antara lain sebagai berikut :
1. Bagaimana penafsiran mufassir tentng ayat-ayat Makar ?
2. Bagaimana tindakan pelaku makar dari zaman nabi hingga sekarang?
C. Batasan Masalah
Pokok permasalahan yang akan di angkat dalam penelitian ini adalah
menguraikan tentang makna makar dalam perspektif Al-Qur‟an dan menguraikan
tentang tindak pelaku makar mengenai fenomena yang terjadi pada zaman nabi
hingga sekarang
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Dalam suatu penelitian atau kajian tentu mempunyai tujuan yang
mendasari tulisan ini, yaitu sebagai berikut:
1. Menjelaskan secara menyeluruh apa sebenarnya makna makar dalam
perspektif Al-Qur‟an.
2. Menjelaskan ayat-ayat makar dalam Al-Qur‟an dengan berbagai
penafsiran.
3. Menjelaskaan perbedaan dan tanggapan para mufassir tentang ayat-ayat
makar
Di samping itu, hasil penelitian ini diharapkan memiliki kegunaan, baik
yang bersifat akademis maupun praktis sebagai berikut:
1. Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan informasi
bagi kalangan intelektual Islam, pengkaji dan pembaca yang haus akan
pemahaman tafsir mengenai “makar ”.
2. Secara praktis diharapkan menjadi bagian dari sumbangan intelektual
dalam kekayaan khazanah ilmu pengetahuan keislaman.
6
E. Tinjauan pustaka
Sejauh pengetahuan dan pengamatan penulis, hingga saat ini ada beberapa
penelitian ditemukan atau tulisan yang membahas tentang makar dalam prespektif
Al-Qur‟an.
Pertama,dalam bentuk skripsi, yang ditulis oleh Abdul Rahim mahasiswa
fakultas ushuluddin UIN Alauddin makssar 2016 yang berjudul “ makar dalam
prespektif Al-Quran (kajian tahlili terhadap Qs. Ibrahim: 46) namun setelah
penulis teliti skripsi ini hanya membahas tentang kajian prilaku makar. Karena
prilaku makar merupakan sikap dari penentang kebenaran.Oleh kareena itu pokok
permasalahan skripsi ini adalah mengkaji tentang hakikat makar, bentuk makar,
dari prilaku makar dengan menggunakan metode tahlili.5
Kedua, dalam bentuk skripsi, yang ditulis oleh siti nurul inayah mahasiswi
fakultas ushuluddin UIN Syarif hidayatullah yang berjudul “penafsiran hamka
tentang ayat-ayat yang mengandung lafadz makar (studi atas tafsir Al-
Azhar).Namun setelah penulis teliti skrisi ini membahas bagaimana berupaya
dalam memahami Al-Qur‟an secara Aqli (logis) maka menghasilkan penafsiran
yang rasional, seperti tafsir Al-Azhar karya Hj.Abdul Malik Karim
Amrullah(Hamka). Skripsi ini meneliti bagaimana penafsiran hamka tentang ayat-
ayat makar dalam Al-Qur;an beliay menafsirkan lafad makar adalah segala tipu
daya untuk memalingkan seseorang dari tujuan yang di maksud, kepada tujuan
yang lain. Baik dalam ucapan maupun perbuatan.6
Yusuf Al-Qardhawi bersama Ahmad Al-Assal dalam bukunya “al-islam
baina syubuhati wa akazibi I‟-Muftarin‟ yang kemudian di terjemahkan ke dalam
bahasa Indonesia oleh syafril halim dengan judul “islam di tengah serangan para
musuh‟.7Buku ini berisi tentang keberadaan musuh islam yang akan selalu
melakukan tipu daya serta kebohongan untuk menjatuhkan agama islam didlam
5Abdul Rahim.”penafsiran hamka tentang ayat-ayat yang mengnndung lafadz makar (
kajian tafsir tahlili terhadap qur‟an Ibrahim: 46) hlm 6 6Nurul inayah.“penafsiran hamka tentang ayat-ayat yang mengandung lafadz makar studi
tafsir atas tafsir al-azhar).” Skripsi Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullahhlm: 45 7Yusuf Al-Qardhawi bersama Ahmad Al-„Assal dalam bukunya,Al-Islam Baina
Syubuhati Al-Dallin Wa Akazibi I‟Muftarin” yang kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh syafril halim dengan judul “ islam ditengah serangan para musuh‟ ( cet.; Jakarta CV . Firdaus Februari 1990).
7
buku ini pula di bahastentang pembelaan-pembelaan terhadap kebohongan serta
tipu daya yang dilakukan oleh musuh islam.
Jurnal Hidayat Banjar”makar dalam prespektif islam” fokus bahasanya
adalah makar dalam kitab undang-undang hukum pidana sebagai kejahatan
terhadap keamanaan negara, terdapat di pasal 104 yang bunyi nyaa : makar
dengan maksud untuk membunuh, atau merampas kemerdekaan, atau meniadakan
kemampuan presiden atau wakil presiden memerintah, diancam dengan pidana
pidana mati atau pidana penjaraa seumur hidup atau pidana ppenjara sumur hidup
atau pidana penjara sementara paling lama dua puluh tahun. Pasal 107 berbunyi:
ayat(1) makar dengan bermaksud untuk menggulingkan pemerintahan,diancam
dengan pidana penjara paling lama lima belas tahun. Ayat(2) para pemimpin
dengan pengatur makar tersebut dalam ayat 1, diancam dengan pidana penjara
seumur hidup atau pidana penjara sementara paling lama dua puluh tahun. Pasal
108 berbunyi: ayat (1) barang siapa bersalah kaarenaa pemberontakan, diancam
dengan pidana penjara paling lama lima belas tahun. Dengan ancaman hukuman
mati. Pasal-pasal ini mengatur pidana kejahatan terhadap presiden dan wakilnya,
dan juga ancaman pidana terhadapap para penggerak makar.8
Selain dari kedua skripsi diatas penulis juga merujuk kepada kitab-kitab
tafsir, seperti dalam tafsir al-misbah yang di karang oleh M. Quraish shihab, tafsir
fi zilalil Qur‟an yang di karang oleh sayyid Qutb, dan tafsir Al-Azhar yng di
karang oleh Hamka.
Dengan demikian dari beberapa literatur yang telah di sebutkan, penulis
tidak menemukan pembahasan yang khusus tentang makar dalam prespektif Al-
Qur‟an(kajian tafsir tematik) yang akan di bahas oleh penulis dan akan
menjelaskan makna makar itu sendiri. Dalam pembahasan ini akan menggunakan
kajian tematik sehingga pembahasan lebih mendalam dan mienyebutkan
penafsiran-penafsiran dari beberapa mufassir
F. Metodologi Penelitian
1. Pendekatan dan Jenis Penelitian
8 Hidayat banjar, makar dalam prespektif islam, no:2 jurnal tsaqafah,( 2012), 65
8
Dalam sebuah penelitian, metode penelitian adalah salah satu bagian yang
penting. Metode diartikan sebagai suatu cara atau teknis yang dilakukan dalam
proses penelitian. Sedangkan penelitian itu sendiri artinya sebagai upaya dalam
bidang ilmu pengetahuan yang dijalankan untuk memperoleh fakta-fakta dan
prinsip-prinsip dengan sabar, hati-hati dan sistematis untuk mewujudkan
kebenaran.Oleh sebab itu, dalam melakukan suatu penelitian perlu dirancang dan
diarahkan guna memecahkan masalah tertentu.Sehingga pada akhirnya penelitian
hasiiilnya dapat menjawab masalah yang sedang diteliti.9
Penelitian ini bersifat penelitian pustaka (Library Research).Setelah data
terkumpul, selanjutnya data tersebut disusun secara sistematik dan dianalisa
dengan menggunakan pendekatan ilmu tafsir. Tafsir adalah suatu upaya yang
dilakukan untuk memahami maksud yang terkandung dalam Al-Qur‟an sebagai
wahyu Allah SWT yang diturunkan kepada Muhammad SAW dalam batas
kemampuan manusiawi
Pengumpulan data dalam penelitian ini dengan cara mengumpulkan ayat-
ayat Al-Qur‟an tentang makar. Ayat tersebut kemudian diuraikan dengan kitab-
kitab tafsir, diantaranya tafsir, Al-Misbah , tafsir fizalil Qur‟an , tafsir al-azhar ,
serta buku-buku penunjang yang berhubungan dengan pembahasan.
2. Sumber data
Sumber data dari penelitian ini adalah Al-Qur‟an.Untuk itu dalam
mengkaji Al-Qur‟an penulis menggunakan metode maudhu‟i (tematik) dimana
para ulama telah merumuskan disepanjang sejarah Islam. Metode maudhu‟i
(tematik) menurut pengertian istilah para ulama adalah menghimpun seluruh ayat
Al-Qur‟an yang memiliki tujuan dan tema yang sama10, sebagaimana disebutkan
oleh Al-Farmawi antara lain11:
9 Mardalis, Metode Penelitian SuatuPendekatan Proposal, (Jakarta: PT Bumi Aksara,
2008), 24. 10 Abdul Hayy Al-Farmawi, Metode Tafsir Maudhu‟i, Terj. Al-Bidayah Fi At-Tafsir Al-
Mandhu‟i Dirasah Manhajiyyah Maudhu‟iyyah, (Bandung: Pustaka Setia, 2002), 43-44. 11 Abdul Hayy Al-Farmawi, Metode Maudhu‟i dan Cara Penerapannya, Terj. Rosihon
Anwar, (Bandung: Pustaka Setia, 2002), 51-52.
9
a. Memilih atau menetapkan masalah yang akan dikaji secara maudhu‟i
(tematik) dengan memilih ayat-ayat Al-Qur‟an yang berkenaan dengan
tema yang dibahas.
b. Ayat-ayat yang telah dihimpun tersebut dilacak dan ditetapkan secara
kronologis berdasarkan pada pembagian ayat makiyyah dan madaniyyah.
c. Mengetahui asbabun nuzul ayat-ayat tersebut di dalam masing-masing
suratnya dalam Al-Qur‟an.
d. Menyusun pokok bahasan di dalam kerangka yang sesuai, sistematis,
sempurna, dan utuh (outline).
e. Melengkapi pembahasan dan uraian dengan pendapat ahli tafsir dan hadis
yang lain, bila dipandang perlu, sehingga pembahasan menjadi semakin
jelas.
f. Mempelajari ayat-ayat tersebut secara tematik dan menyeluruh dengan
cara menghimpun ayat-ayat yang mengandung pengertian yang serupa,
mengkompromikan antara pengertian yang „am dan khas, sehingga
semua ayat tersebut bertemu pada satu muara, tanpa perbedaan dan
kontradiksi atau tindakan pemaksaan terhadap sebagian ayat kepada
makna-makna yang sebenarnya tidak tepat.
3. Jenis data
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan sumber data primer dan
sekunder, diantaranya yaitu:
a. Data primer, merupakan data yang secara langsung memiliki kaitan dan
hubungan dengan topic bahasan penelitian seperti, Al-Qur‟an
b. Data Sekunder, merupakan data yang menjadi pendukung pembahasan
judul skripsi ini12
4. Metode pengumpulan data
Dalam usaha mendapatkan data, penulis menggunakan dokumentasi yaitu
metode pengumpulan data dengan cara membaca, menela‟ah dan mengaanalisa
petikn-petikan dari buku yang berbakitan dengan masalah yang penulis bahasakan
12 Tim penyusun, panduan penulisan karya ilmiah Mahasisiwa Fakultas Ushuluddin IAIN
STS JAMBI ( Jambi: Fak Ushuluddin IAIN STS JAMBI,2016) 44-45
10
termasuk Al-Qur‟an dan Hadits. Kemudian penulis mengidentifikassi data-data
tersebut sesuai dengan kebutuhan penulis.
5. Metode analisi data
Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriftif,
kemudian disimpulkan secara deduktif.Maksudnya adalah menganalisa data yang
telah ada dan menyimpulkan secara khusus analisa data yang masih bersifat
umum tersebut, sehingga dapat dengan mudah dipahami dan dimengerti.
Setelah melakukan pengumpulan data yang di peroleh tersebut dianalisa
dengan menggunakan metodologi maudhu‟i.metode tafsir maudhu‟I juga disebut
dengan metode tematik karenapembahasanya berdasarkan tema-tema tertentu
yang terdapat didalam Al-Qur‟an. Ada dua cara dalam tata kerja metode tafsir
maudhu‟I yaitu:
Pertama, dengan cara menghimpun seluruh ayat-ayat Al-Qur‟anyang
berbicra tentang salah satu masalah (maudhu‟i/ tematik) tertentu serta mengarah
kepada satu tujuan yang sama, sekalipun turunnya berbeda dan tersebar dalam
pembagian surah Al-Qur‟an.
Kedua, penafsiran yang dilakukan berdasarkan Al-Qur‟an.
Adapun langkah-langkah penerpan metode maudhu‟I
i. Menentukan terlebih dahulu masalah\topik (tema) yang akan di kaji
ii. Menghimpun ayat-ayat Al-Qur‟an yang berkenaan dengan tema atau
topik yang telah di tentukan
iii. Merangkai urutan ayat sesuai dengan masa turunya baik makiyah
maupun madaniyah
iv. Memahami korelasi (munasabah) ayat-ayat dalam masing-masing
suratnya
v. Menyusun bahasa didalam kerangka yang tepat, sisitematis, sempurna
dan utuh
vi. Melengkapi bahasan dengan hadis, sehingga uraian menjadi jelas dan
semakin sempurna
vii. Mempelajari ayat-ayat tersebut secara sistematis dan menyeluruh
dengan cara menghimpun ayat-ayat yang mengandung pengertian yang
11
serupa, menyesuaikan antara pengertian yang serupa, menyesuaikan
antara pengertian yang umum dan yang khusus, antara muallaq dan
muqayyad, atau ayat-ayat yang kelihatanya kontradiksi, sehingga
semua tidak ada pemaksaan dalam penafsiran..
G. Sistematika Penulisan
Dalam penyusunan dan penulisan skripsi ini berpedoman pada buku
Panduan Penulisan Karya Ilmiah Fakultas ushuluddin , agar tidak terjadinya
tumpang tindih dan untuk memudahkan penulisan skripsi serta rangkaian urutan
pemikiran, maka akan dibagi menjadi empat bab dan tiap-tiap bab terdiri dari sub-
sub bab yang dibuat secara sistematis sebagai berikut:
Bab I, pendahuluan, yang meliputi latar belakang masalah, rumusan dan
batasan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, metode penelitian, defenisi
operasional, kajian yang relevan, serta sistematika pembahasaan.
Bab II, tinjauan umum tentang makar, pengertian makar, kriteria makar,
bentuk-bentuk makar, dan sebab- sebab makar , pelaku makar, akibat makar dan
cara menghadapi maka
Bab III, penafsiran mufassir terhadap ayat-ayat makar, surah ali imran,
surah sl-an‟am, surah al-anfal, surah sl-a‟rof, surah yusuf, surah ar-rad, sura
Ibrahim, surah an-naml, surah nuh, surah yunus, sura as-saba‟,surah fatir, dan
surah an-nahl
Bab IV, tindak pelaku makar dari zaman nabi hingga sekarang, pada
zaman nabi nuh, nabi shalih, nabi yusuf, nabi musa, nabi Muhammad, dan zaman
zaman sekarang
Bab V, merupakan bab penutup, berisi kesimpulan dari uraian-uraian
skripsi ini, kemudian dikemukakan beberapa saran-saran sehubungan dengan
persoalan yang telah dibahas
12
BAB II
TINJAUAN UMUM TENTANG MAKAR
A. Pengertian Makar
Secara bahasa (etimologis) kata makar berasal dari bahasa Arab yang
dalam fi‟il madhinya” ” yang berarti : menipu, memperdaya, tipu daya dan tipu
muslihat dalam melakukan segala penipuan. Hal ini, di karenakan arti makar
dipakai oleh orang-orang yang berbuat makar.Dan jika di pakai buat Allah atau di
hubungankan kepada-Nya, maka kata makar itu di maksudkan utuk menimpakan
suatu balasan Allah terhadap orang-orang yang berbuat makar13. Dalam kamus
Muhammad yunus kata Makar berasal dari kata makara,yamkuru makran yang
artinya menipu.
Sedangkan menurut istilah seperti yang di ungkapkan oleh Muh. Husain
Haikal dalam tilusannya:
“Merencanakan kejahatan kepada orang lain secara rahasia, agar dapat menimpakan keesulitan/kepayahan kepadanya”.14 Dalam KBBI secara lebih lengkap dijelaskan bahwa makar diartikan
sebagai akal busuk atau tipu muslihat yang mempunyai niat jahat kepada orang
lain. Dan kata makar berasal dari kata aanslog (belanda) yang menurut arti harfiah
adalah penyerangan atau serangan15
Pengertian disini, didasarkan kepada Al-Qur‟an surat Al-Anfal ayat 30
13Luis Ma‟luf,Al-Manjid Fi Al-Lughah Wa A‟ala,( Daar Al-Masyriq Beirut,Libanon
1983)770 14Nurul inayah . “ penafsiran hamka tentang ayat-ayat yang mengandung lafadz makar (
studi tafsir atas tafsir al-azhar 2011) 23 15Admi Chazawl, kejahatan terhadap keamanan dan keselamatan Negara,( jakarta
:pustaka sinar haraapan 2005), 329
13
“Dan (ingatlah), ketika orang-orang kafir (Quraisy) memikirkan daya upaya terhadapmu untuk menangkap dan memenjarakanmu atau membunuhmu, atau mengusirmu. mereka memikirkan tipu daya dan Allah menggagalkan tipu daya itu dan Allah Sebaik-baik pembalas tipu daya”.(QS. Al-anfal:30) 16 Kemudian makna makar Menurut Ensiklopedia Hukum Islam terbitan PT
Ichtiar Baru Van Hoeve, kata makar berasal dari bahasa arab Al-Makar sama
artinya dengan tipu daya/tipu muslihat atau rencana jahat. Secara semantic makar
mengandung arti: akal busuk, perbuatan dengan makud hendak menyerang orang,
dan menjatuhkan pemerintahan yang sah17
Menurut Hamka, mengungkapkan bahwa: istilah makar sudah di pakai
dalam bahasan hukum Indonesia, dan di jadikan sebagai bahasan Indonesia yaitu
segala tindak pidana untuk maksud yang jahat disebut makar.18Kemudian, bahwa
makar Allah adalah menimpkan “bala” kepada musuh-musuh-Nya dan bukan
kepada kekasih-Nya.Hal ini merupakan “istidraj” Allah terhadap hamba-hamba
Nya yang taat, dan mereka menyangka bahwa perbuatannya itulah yang diterima,
padahal ditolak. Karena setiap perbuatan akan mendapatkan balasan yang
setimpal dengan yang mereka lakukan. Allah SWT berfirman: yang artinya” dan
balasan suatu kejahatan adalah kejahatan serupa”( Qs. Asy-Syu‟ara[42] : 40). Ini
berarti perbuatan mereka sia-sia, karena tujuan mereka bukan semata-mata karena
Allah, melainkan karena dorongan hawa nafsunya sendiri.
Menurut Quraish shihab makar berarti mengalihkan pihak lain dari apa
yang dia kehendaki dengan cara tersembunyi/tipu daya19. Sedangkan, menurut
ismail haqqi al-buruswi makar ialah melancarkan kerusakan secara sembunyi dan
16Departemen Agama Republik Indonesia Al-Qur‟an dan terjemahan.,( Jakarta 6
november 2012). 17www. Tempoonline.com 18 Hamka,tafsir Al-Azhar(pustaka punjimas Jakarta :1984).,36 19 Quraish shihab,loc.cit
14
meluas20. Dari pemaparan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa makar itu
berarti:
1. Melakukan tipu daya secara sembunyi-sembunyi
2. Memalingkan orang lain dari tujuannya dengan suatu bentuk tipu daya
3. Menimpakan hal yang dibenci kepada orang lain dengan sembunyi-
sembunyi
4. Rencana yang tersembunyi untuk menyampaikan orang yang di tipunya
kepada sesuatu yang tidak di sangka-sangka21
B. Sebab-sebab Makar
Allah SWT sudah menjelaskan di dalam Al-Qur‟an bahwa setiap bangsa
atau umat terdapat para pemimpin yang melakukan tipu daya te rhadap Rasul-
Nya, penentang pembaruan dan menentang seruan mereka. Selagi hal itu mereka
lakukan, maka Allah menerangkan bahwa sunnah ini berlaku terhadap para
penjahat penduduk Mekkah yang bersikap keras kepala terhadap ayat-ayat yang
diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW.
Diantara sebab-sebab berbuat makar yang disebutkan dalam Al-
Qur‟ānantara lain:
1. Karena kufur terhadap Allah SWT dan Rasul-Nya, dalam Qs.Al-
An„ām [6] :124
“Apabila datang sesuatu ayat kepada mereka, mereka berkata: "Kami tidak akan beriman sehingga diberikan kepada Kami yang serupa dengan apa yang telah diberikan kepada utusan-utusan Allah". Allah lebih mengetahui di mana Dia menempatkan tugas kerasulan. orang-orang yang
20Ismail Haqqi al-Buruswi,loc.cit 21Abdul karim zaidan,ter . As-sunnah al-ilahiyyaah fi al-Umam wa al-jamaah wa al-afrad
(sunnatullah), diterjemahkan oleh Asep Muhidin,(Jakarta : pustaka azzam, 2004)261
15
berdosa, nanti akan ditimpa kehinaan di sisi Allah dan siksa yang keras disebabkan mereka selalu membuat tipu daya”.(QS. Al-An‟am:124).22 Inilah salah satu sebab orang kafir/musyrik berbuat makar.
Yaitu, apabila datang kepada mereka satu ayat yang nyata darial-Qur‟ān,
yang memuat kebenaran Rasul Allah, tentang apa yang diadakan dari Tuhannya,
berupa Tauhīd dan petunjuk, maka mereka mengatakan”kami takkan beriman
kecuali bila datang dari padanya ayat-ayat kauniyah (mukjizat-mukjizat) yang
dengan itu Allah meneguhkannya, seperti yang telah di datangkan kepada rasul-
rasul Allah lainnya. Misalnya, terbelahnya laut bagi Nabi Musa dan
disembuhkannya orang buta serta dihidup kannya kembali orang-orang yang mati
bagi Nabi Isa.
Sehingga datanglah para malaikat kepada mereka dari Allah dan
membawa risalah, sebagaimana malaikat-malaikat itu datang kepada rasul-rasul.
Pengertian ini semakna dengan firman Allah yang artinya :
“Berkatalah orang-orang yang tidak menanti-nanti pertemuan(nya) dengan Kami: Mengapakah tidak diturunkan kepada kita Malaikat atau (mengapa) kita (tidak) melihat Tuhan kita?" Sesungguhnya mereka memandang besar tentang diri mereka dan mereka benar-benar telah melampaui batas(dalam melakukan) kezaliman". Ternyata memang pada dasarnya, mereka tidak mau beriman dan
mengakui Nabi Muhammad, kecuali bila Nabi diberikan hal yang serupa
sebagaimana diberikan kepada rasul-rasul sebelumnya. Allah membantah tuntutan
mereka dan menyatakan bahwa Allah yang mutlak mengetahui kepada siapa Dia
menempatkan tugas kerasulan. Tuntutan mereka yang seperti itu dijelaskan dalam
firman-Nya:23
22Departemen Agama Republik Indonesia Al-Qur‟an dan terjemahan.,( Jakarta 6
november 2012).143 23Abdullah bin Muhammad, Tafsīr Ibnu Katsīr (terj. Lubāb at-Tafsīr min Ibni Katsīr),
jilid. III, diterjemahkan oleh Abdul Ghoffar dan Abu Ihsan Al-Atsari, (Bogor : Pustaka Imam AsySyafi‟i, 2004), hlm. 289
16
“Dan mereka berkata: "Mengapa Al Quran ini tidak diturunkan kepada seorang besar dari salah satu dua negeri (Mekah dan Thaif) “(Qs. Az-Zukhruf [43]:31)24 Tuntutan seperti ini mereka kemukakan kepada Nabi karena terdorong
oleh kedengkian dan kesombongan mereka dan dimaksudkan untuk membantah
posisi Nabi sebagai Rasulullah. Kufur kepada Allah adalah mengingkari adanya
Allah serta tidak percaya dengan apa yang dibawa oleh Rasul-Nya baik secara
keseluruhan atau sebagian saja, yang mana pelakunya disebut kāfir. Mengenai hal
ini, orang-orang kāfir banyak disebut dalam al-Qur‟ān yang berakibat buruk bagi
mereka di akhirat kelak, dengan mendapatkan siksaan yang pedih, sebagai balasan
atas perbuatan mereka sendiri sewaktu hidup di dunia.
2. Karena kesombongan di muka bumi dalam Qur‟an surah Al-
fathir[35]:43
“Karena kesombongan (mereka) di muka bumi dan karena rencana (mereka) yang jahat.rencana yang jahat itu tidak akan menimpa selain orang yang merencanakannya sendiri. Tiadalah yang mereka nanti-nantikan melainkan (berlakunya) sunnah (Allah yang telah berlaku) kepada orang-orang yang terdahulu . Maka sekali-kali kamu tidak akan mendapat penggantian bagi sunnah Allah, dan sekali-kali tidak (pula) akan menemui penyimpangan bagi sunnah Allah”.(QS.Al-Fathir:43) Ayat ini berkaitan dengan ayat yang sebelumnya, yang sebagaimana
mereka bersumpah bahkan berjanji, akan lebih mendapatkan petunjuk jika datang
kepada mereka pemberi peringatan, yaitu seorang Rasul. Akan tetapi setelah
datang kepada mereka seorang Rasul mereka mengingkari sumpah mereka. Sebab
24Departemen Agama Republik Indonesia Al-Qur‟an dan terjemahan.,( Jakarta 6
november 2012).492
17
utamanya dinyatakan pada ayat diatas, yaitu karena kesombongan dan juga
makar(rencana jahat) mereka.25
C. Kriteria makar
1. Kriteria makar yang pertama adalah melakukan tipu daya setiap yang
dihalal kan, yaitu dalam hal perang berjaga-jaga dalam menghadapi
serangan musuh islaam. Sehingga ini di hukumi tipu daya dan siasat yang
halal dan boleh dilakukan. Sedangkan tipu daya dalam setiap yang halal
adalah haram, maksudnya adalah tipu daya sebagai siasat dalam
menghelah-helah setiap perkataan dan perbuatan yang sudah tentu
kehalalannya, lalu dirubah supaya menjadi haram. Seperti setan yang
memperdayakan ummat islam agar ia terkecoh dan tertipu oeh pikiran-
pikiran yang sesat, sehingga dapat menghalalkn setiap apa yang
diharamkan oleh Allah SWT., dan mengharamkan setiap apa yang
dihalalkan-Nya, serta menjauhi apa yang telah di perintahkan-Nya. Sejalan
dengan Hadits Nabi Saw, tentang bolehnya melakukan tipu daya atau
siasat dalam perang
“dan telah memberitakan kepada kami Muhammad bin Abdurrahman bin sahm, telah memberitakan kepada kami Abdullah bin Mubarak, kemudian memberitaakan lagi kepada kami Ma‟mar dari hamam bin Munabbih dari Abi Hurairah berkata, bahwa Rasullah Saw, telah bersada: perang itu adalah tipu daya(tipu muslihat).”26 Hadits diatas menjelaskan tentng perang sebagai tipu daya,
maksudnya adalah bahwa perang itu tidak lepas dengan tipu muslihat
dengan tujuan agar memperoleh kemenangan dan kemulian.
25Hamka, Tafsīr Al-Azhar, jilid VIII, (Singapura : Pustaka Nasional, 1990) , hlm. 5952 26Muhammad Nashiruddin Al-Albani,Ringkasan shahih muslim, (jakarta: pustaka As-
sunnah,2008)777
18
Sementara islam tidak menghendaki peperangan, melainkan
menghendaki ketentraman dan ketertiban hidup. Akan tetapi perang di
perbolehkan atau diizinkan bagi orang yang di perangi dan dianiaya. Allah
SWT, berfirman dalam surat Al-Hajj ayat 39
“Telah diizinkan (berperang) bagi orang-orang yang diperangi, karena Sesungguhnya mereka telah dianiaya. dan Sesungguhnya Allah, benar-benar Maha Kuasa menolong mereka itu”.(QS.Al-Hajj: 39) Setiap umat islam berkewajiban memilahara, menjaga dan
membela agamanya, apabila akan dirusak oleh orang lain. Demikian juga
jika islam diperanginya, maka pemeluknya pun berhak menahan serangan
itu atau memerangi musuh-musuh yang lebih dahulu melancarkan
serangannya.
Firman Allah dalam surat Al-Anfal ayat 16
“Barangsiapa yang membelakangi mereka (mundur) di waktu itu, kecuali berbelok untuk (sisat) perang atau hendak menggabungkan diri dengan pasukan yang lain, Maka Sesungguhnya orang itu kembali dengan membawa kemurkaan dari Allah, dan tempatnya ialah neraka Jahannam.dan Amat buruklah tempat kembalinya”.( QS. Al-Anfal:16) Bahwa yang lari meninggalkan barisan yang turut dalam
peperangan itu, misalnya pura-pura lari, shingga musuh terkecoh, lalu
musuh itu menyerbu pada suatu tempat yang sampai disana mereka
dikepung. Dalam hal yang seperti ini tidaklah terlarang, tetapi barang siapa
yang lari karena pengecut atau melepaskan diri dari komando lalu dia
kembali pulang dari medan perang dengan kehinaan sebagai seorang
pengecut yang di murkai Allah dan dalam ayat ini pun di beri penjelasan
19
bahwa lari dalam siasat, atau lari pura-pura hingga musuh terjebak,
bukanlah lari, tetapi termasuk dalam rangkaian peperangan juga atau lari
kepada induk pasukan karena sudah sangat terdesak, yang kalau di
teruskan juga berarti hancur , tidak pula terlarang.27
2. Kriteria makar yang kedua yang diharamkan Allah, seperti perbuatan
orang-orang kafir dan para setannya. Yaitu menghalang-halangi (manusia)
dari jalan Allah berbuat fitnah denga segala cara yang mereka gunakan,
seperti dalam firmn Allah dalam surat Al-Baqarah ayat 217:
“Mereka bertanya kepadamu tentang berperang pada bulan Haram. Katakanlah: "Berperang dalam bulan itu adalah dosa besar; tetapi menghalangi (manusia) dari jalan Allah, kafir kepada Allah, (menghalangi masuk) Masjidilharam dan mengusir penduduknya dari sekitarnya, lebih besar (dosanya) di sisi Allah. dan berbuat fitnah28lebih besar (dosanya) daripada membunuh. mereka tidak henti-hentinya memerangi kamu sampai mereka (dapat) mengembalikan kamu dari agamamu (kepada kekafiran), seandainya mereka sanggup. Barangsiapa yang murtad di antara kamu dari agamanya, lalu Dia mati dalam kekafiran, Maka mereka Itulah yang sia-sia amalannya di dunia dan di akhirat, dan mereka Itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya”.(QS. Al-Baqarah:217)
27 Hamka, tafsir Al-Azhar, (pustaka Panjimas, Jakarta 1984)268 28Fitnah di sini berarti penganiayaan dan segala perbuatan yang dimaksudkan untuk
menindas Islam dan muslimin.
20
Jika kita ikuti Pendapat Ar Razy, Maka terjemah ayat di atas
sebagai berikut: Katakanlah: "Berperang dalam bulan itu adalah dosa
besar, dan (adalah berarti) menghalangi (manusia) dari jalan Allah, kafir
kepada Allah dan (menghalangi manusia dari) Masjidilharam. tetapi
mengusir penduduknya dari Masjidilharam (Mekah) lebih besar lagi
(dosanya) di sisi Allah." Pendapat Ar Razy ini mungkin berdasarkan
pertimbangan, bahwa mengusir Nabi dan sahabat-sahabatnya dari Masjidil
haram sama dengan menumpas agama Islam.
Ibnu hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayahku,
telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Abu Bakar Al-
Maqdami, telah menceritakan kepada kami Al-Mu‟tamir ibnu Sulaiman,
dari ayahnya, telah menceritakan kepadaku Al-Hadrami, dari Abu Siwar,
dari jundub ibnu Abdullah yang telah menceritakan hadis berikut:
Rasullulah Saw, mengirimkan utusan yang terdiri atas sejumlah orang,
dan mereka mengangkat Abu Ubaidah Ibnu Jarrah sebagai pemimpin.
Ketika Abu Ubaidah hendak berangkat menunaikan tugasnya tiba-tiba ia
menangis karena rindu kepada Rasullah Saw, hingga terhentilah ia dari
perjalanan nya maka Rasulullah Saw menggantinya dengan Abdullaah
ibnu jahsy dengan menuliis sepucuk surat buatnya dengan intruksi ia tidak
boleh membaca surat tersebut sebelum tiba ditempat tertentu. Nabi Saw
bersabda kepadanya: jangan sekali-kali kamu memksa seseorang dari
kalangan teman-temanmu untuk berangkat bersamamu. Ketika ia
membaca surat tersebut, ia mengucapkan istirja‟(innalilahiwa inna iahi
rajiun), lalu mengatakan” aku tunduk dan taat dan taat kepada perintah
Allah dan Rasul-Nya.” Kemudian Abdullah ibnu jahsy menceritakan
kepada mereka dan membacakan surat Nabi Saw kepada mereka yang
kembali, sedangkan sisanya tetap bersama Abdullah ibnu Jahsy. Kemudian
mereka bertemu dengan ibnul Hadrami, lalu mereka membunuhnya
sedangkan merea tidak mengetahui apakah bulan itu adalah bulan rajab
atau bulan jumadi. Maka orang-orang musyrik berkata kepada orang
muslim,” mereka bertanya kepadmu tentang peperangan pada bulan
21
haram. Katakanlah.”Berperang dalam bulan itu adalah dosa besar.”(Al-
Baqarah:217).
D. Pelaku Makar
Setelah diuraikan diatas tentang pengertian dan sebab makar, maka akan
dapat diketahui tentang pelaku makar yang dikemukakan Al-Qur‟ān. Diantaranya
adalah :
1. Orang Kāfir
Diantara sifat orang kāfir di dunia adalah membuat makar atau tipu
daya.Yang sebagaimana makar ini adalah perbuatan yang membahayakan
seseorang dalam bentuk yang tersembunyi, atau berbuat bahaya dengan
bentukperbuatan bermanfaat. Diantaranya:29
“Dan mereka (orang-orang kāfir)membuat tipu daya, maka Allah pun membalas tipu daya.Dan Allah sebaik-baik pembalas tipu daya.”(Qs. Ali Imrān [3] : 54).30
“Dan ingatlah ketika orang-orang kāfir (Quraisy) memikirkan tipu daya terhadapmu (Muhammad) untuk menangkap dan memenjarakanmu atau membunuhmu, atau mengusirmu.Mereka membuat tipu daya, dan Allah menggagalkan tipu daya itu.Allah adalah sebaik-baik pembalas tipu daya.”(Qs. Al-Anfāl [8] : 30)
29 Ahzaami saimun jazuli,kehidupan dalam pandangan Al-Quran,( Jakarta : Gema
insane,2006),.373 30Departemen Agama Republik Indonesia Al-Qur‟an dan terjemahan.,( Jakarta 6
november 2012).
22
“Dan sungguh orang sebelum mereka (kāfir Mekkah), telah mengadakan tipu daya, tetapi semua tipu daya itu dalam kekuasaan Allah. Dia mengetahui apa yang diusahakan oleh setiap orang, dan orang yang ingkar kepada tuhan akan mengetahui untuk siapa tempat kesudahan (yang baik).” (Qs. Ar-Ra„du [13] : 42). Salah satu bentuk makar orang kāfir di dalam al-Qur‟ān adalah
memikirkan rencana untuk menawan Nabi Muhammad sehingga beliau tidak
dapat bertemu dengan kaumnya dan tidak dapat lagi menyebarkan agama Islam,
atau membunuh dan mengusir Nabi ke tempat yang terpencil. Sebagaiman
disebutkan dalam suatu riwayat, ketika segolongan kaum Quraiys dan pembesar
dan pembesar suku-suku lainnya akan memasuki Dāran-Nadwah (balai
pertemuan), iblis yang menyamar sebagai orang tua dan dihormati, menghadang
mereka. Ketika melihatnya, mereka bertanya: “siapakah anda Tuan?” iblis
menjawab: “saya seorang Syeikh dari Nejd yang ingin mendengar apa yang akan
dimusyawarahkan oleh kalian (tentang Muhammad) dan ingin menyaksikan
permusyawarahan itu. Mudah-mudahan aku dapat menyumbangkan pikiran
danasihat.” Mereka pun menyetujuinya, lalu iblis pun masuk bersama mereka31.
Syeikh Nejd (iblis) berkata: “bagaimana pandangan kalian tentang
(hukuman yang pantas bagi) Muhammad?, salah satu dari mereka
berkata:”masukkan saja ke dalam penjara dan kaki serta tangannya diikat
sampai mati, sebagaimana matinya dua orang penyair yaitu Zuhair dan an-
Nabighah, karena perbuatannya pun sama seperti salah seorang diantar
mereka.” Lalu iblis pun berkata:”Demi Allah pendapat seperti itu tidak baik,
karena nanti akan ada yang simpati padanya, lalu memberitahukan tempat
tahanannya kepada sahabat sahabatnya. Mereka akan segera menyerbu,
mengambilnya dari tangan kalian, dan menjaganya. Dengan demikian kalian
tidak akan aman dengan gangguan mereka yang akan mengusir kalian dari
negeri ini. Cobalah keluarkan pendapat yang lain.” Salah seorang lainnya
berkata: “usir saja dari negeri kita, agar kita terbebas dari gangguan dan
ucapannya”,lalu berkatalah iblis: “ Demi Allah, pendapat ini pun tidak baik,
31H.A.A. Dahlan, Dkk, Asbāb an-Nuzūl,edisi ke-II, (Bandung : Diponegoro, 2009), hlm. 239
23
apakah tuan-tuan tidak mengenal omongannya yang begitu menarik, lisannya
yang begitu lincah, dan perkataannya ynag begitu manis. Demi Allah jika kalian
berbuat demikian, orang Arab dari segala suku akan mengikutinya dan menurut
kepadanya. Akhirnya, mereka akan bersatu untuk mengusir kalian dari tanah
tumpah darah kalian dan akan membunuh kalian.”Mereka berkata:” benar, demi
Allah, cobalah kemukakan pendapat yang lainnya.” Abu Jahal pun
berkata:”Demi Allah, aku akan member pendapat yang tidak ada taranya.”
Mereka berkata: “Bagaimanakah pendapatmu itu?” Abu Jahalmenjawab: “kamu
ambil dari setiap kabilah seorang pemuda yang gagah berani, dan masing-
masing dibekali pedang yang tajam dan ditugaskan untuk mencincang
Muhammad bersama-sama, sehingga pertanggung jawabannya terbagi ke segala
kabilah. Aku yakin, Bani Hasyim tak akan mampu melawansuku Quraisy.32
Pendapat ini diterima oleh mereka karena menurut mereka masuk akal
maka berkatalah Syeikh Nejd (iblis): “Demi Allah itu merupakan buah pikiran
yang sangat baik, aku tidak mendapatkan yang lainnya.”Mereka pun bubar dari
pertemuan itu untuk melaksanakan keputusannya.
Maka datanglah Jibril kepada Nabi Muhammad SAW, dan memerintahkan
beliau untuk tidak tidur di tempat yang biasa, serta menyampaikan keputusan
mereka, maka Rasulullah SAW tidak bermalam di rumahnya. Allah memberi izin
untuk meninggalkan kota Mekkah. Ayat ini turun setelah Rasulullah sampai ke
Madinah, yang menerangkan nikmat yang diberikan Allah agar disyukuri.
(Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim yang bersumber dari Ibnu „Abbas)33
2. Musyrik
Musyrik adalah orang-orang yang melakukan syirik.Syirik secara
etimologi adalah persekutuan, sedangkan secara terminologi adalah
menyekutukan Allah dengan selain-Nya baik dalam segi keyakinan, ucapan
ataupun perbuatan.Perbuatan syirik merupakan dosa yang sangat besar dari semua
dosa.Allah menerangkan bahwa keadaan orang-orang musyrik dari kaum Nabi
Muhammad SAW, persis seperti keadaan orang musyrik sebelum mereka.
32Ibid., 240 33Ibid., 241
24
Sebagaimana dalam Qs.Ibrāhīm [14] : 46
“Dan sesungguhnya mereka telah membuat makar (tipu daya) yang besar, padahal disisi Allah lah (balasan) makar mereka itu .dan sesungguhnya makar mereka itu amat besar sehingga gunung-gunung dapat lenyap karenanya”.(QS. Ibrāhīm:46).34 Pelaku makar yang disebut dalam ayat ini adalah orang musyrik,
sebagaimana telah terlihat jelas pada ayat sebelumnya.Adapun bentuk makar
orang musyrik salah satunya adalah menghalang-halangi Nabi dan para shāhābat
dalam melaksanakan da‟wah, serta berbuat zhalim/penganiayaan dan
pemboikotan. Telah disebutkan dalam sejarah bahwa orang musyrik Mekkah
selalu menghalang-halangi dan menentang Nabi Muhammad SAW dan para
shāhābat dalam melaksanakan da‟wah, semakin hari halangan dan rintangan itu
semakin bertambah, bahkan sampai pada penganiayaan dan pemboikotan.Dan
mereka tidak mau mengadakan hubungan jual beli, persaudaraan dan tolong
menolong terhadap kaum muslimīn, sehingga para shāhābat hampir putus asa.
Sedangkan orang musyrik semakin hari semakin merajalela.
3. Munafiq
Munafiq berasal dari kata nafaqa, yang berarti melahirkan sesuatu yang
berlawanan dengan hati nuraninya.Orang yang berpura-pura menampakkan
keislamannya dengan mengucapkan dua kalimah syahadat, mengerjakan shalat,
dan sebagainya.Pengertian munafiq dari segi aqidah adalah menyembunyikan
kekāfiran dalam hatinya dan menampakkan keimanan dari lidahnya. Seperti
dalam firman-Nya:
34Departemen Agama Republik Indonesia Al-Qur‟an dan terjemahan.,( Jakarta 6
november 2012).55
25
“ Di antara manusia ada yang mengatakan: "Kami beriman kepada Allah dan hari kemudian pada hal mereka itu Sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman”.35
“Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka.dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas.mereka bermaksud riya (dengan shalat) di hadapan manusia. dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali”. Di dalam hadīts Rasulullah SAW menyebutkan ciri-ciri orang munafiq,
sebagaimana dalam hadītsnya:
“Tanda-tanda orang munafiq itu ada tiga: apabila berkata ia berdusta, apabila berjanji ia mengingkari, apabila ia dipercaya ia berkhianat.” (HR. Bukhari dan Muslim) Sifat munafiq merupakan perbuatan tercela yang mengakibatkan
pelakunya tidak dipercaya oleh orang lain dan bisa merugikan masyarakat karena
oran-orang munafiq itu selalu menimbulkan kerusakan. Seperti yang dilakukan
oleh kaum tsamud kepada Nabi Shālih As dalam Qs. An-Naml [27] : 48-51 yang
mengakibatkan mereka dibinasakan karena penghianatan mereka dengan
membunuh unta Nabi Shālih As dan pura-pura tidak tahu menahu akan peristiwa
tersebut serta merencanakan makar untuk membunuh Nabi Shālih pada malam
harinya. Salah satu contoh makar orang munafiq adalah membangun Masjid
Dhirar dengan tujuan untuk menghancurkan Islam, dapat dilihat Qs. At-Taubah
[9] : 107, yang berbunyi :
35Departemen Agama Republik Indonesia Al-Qur‟an dan terjemahan.,( Jakarta 6
november 2012).
26
“Dan (diantara orang-orang munafiq itu)ada orang-orang yang mendirikan Masjid untuk menimbulkan kemudhratan (pada orang-orang mu‟min),untuk kekāfiran dan memecah belah diantara orang-orang yang beriman, serta untuk menunggu kedatangan orang-orang yang telah memerangi Allah dan rasul-Nya sejak dahulu. Mereka36 dengan pasti bersumpah “kami hanya menghendaki kebaikan.”Dan Allah menjadi saksi bahwa mereka itu pendusta (dalam sumpahnya).”(Qs. At-Taubah [9]: 107).37 Sebab turunnya (asbāb an-Nuzūl) ayat ini adalah pemberitahuan kepada
Rasulullah SAW bahwa orang munafiq membangun Masjid dengan niat
menghancurkan Islam dan mengelabui kaum Muslimīn. Sebagaimana dalam
sejarah bahwa Mu„attab ibn Qusyair mengeluhkan keadaannya kepada kaum
munafiq yang menemuinya, yang nyatanya mereka memiliki pandangan dan
perasaan yang sama terhadap Islam. Selama ini mereka membenci dan dengki
melihat kemajuan Nabi Muhammad SAW dan para pengikutnya.Mereka kesal
karena segala upaya dan muslihat mereka gagal menghancurkan kaum muslimīn.
Dan mereka pun merencanakan untuk membangun sebuah Masjid, dan
mengundang Nabi Muhammad SAW untuk shalat di Masjid itu, dan bersumpah
akan menaatinya dan memakmurkan Masjid tersebut. Akan tetapi, keesokan
harinya Masjid itu telah dirobohkan dan bangunannya telah dihancurkan. Karena
Allah telah menyingkap dan mengabarkan rahasia mereka dengan menurunkan
Qs. At-Taubah [9] : 107-110.16
E. Menghadapi makar
36Yang dimaksud dengan “orang yang telah memerangi Allah dan Rasul-Nya sejak
dahulu” adalah seorang pendeta Nasrani yang bernama Abu „Amir yang mereka tunggu-tunggu kedatangannya dari Syria.
37Departemen Agama Republik Indonesia Al-Qur‟an dan terjemahan.,( Jakarta 6 november 2012).
27
Kebencian mereka terhadap kau muslimin adalah realita yang sangat jelas,
walaupun sebagian mereka menampakkan hal tersebut dengan penampilan
zahirnya, Allah berfirman Didalam Al-Qur‟an 38
“Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk Allah Itulah petunjuk (yang benar)". danSesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, Maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu”.39 Begitu pula firman Allah azza wajjala
“Sesungguhnya kamu dapati orang-orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman ialah orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik.dan Sesungguhnya kamu dapati yang paling dekat persahabatannya dengan orang-orang yang beriman ialah orang-orang yang berkata: "Sesungguhnya Kami ini orang Nasrani". yang demikian itu disebabkan karena di antara mereka itu (orang-orang Nasrani) terdapat pendeta-pendeta dan rahib-rah ib, (juga) karena Sesungguhnya mereka tidak menymbongkan diri”. Sehingga sangat jelas bahwa ketika terjadi hal-hal yang sangat
memprihatinkan pada kaum muslimin saat mereka berkuasa kaum kafirin.
38Ahmad karim zaidan, terj. Asunnah- al-illahiyah fi al-umam wa al-jamaah wa al-
afrad(sunnatullah),265 39
Departemen Agama Republik Indonesia Al-Qur‟an dan terjemahan.,( Jakarta 6 november 2012).
28
Cara yang tepat untuk menghadapi tipu daya mereka adalah dengan selalu
bersabar dan bertawakkal kepada Allah sebagaimana yang di firmankan oleh
Allah.40
“Kamu sungguh-sungguh akan diuji terhadap hartamu dan dirimu.dan (juga) kamu sungguh-sungguh akan mendengar dari orang-orang yang diberi kitab sebelum kamu dan dari orang-orang yang mempersekutukan Allah, gangguan yang banyak yang menyakitkan hati.jika kamu bersabar dan bertakwa, Maka Sesungguhnya yang demikian itu Termasuk urusan yang patut diutamakan”.
1. Sabar
Kita harus selalu sabar untuk menghadapi ujian dari Allah yang di berkan
kepada kita terutama atas gangguan orang-orang kafir kepada kaum muslimin.
Khabbab bin Al-Arratti pernah menceritakan 41
--
“Dulu kami berkeluh kesah kepada Nabi Shallallahu „alaihi wa sallam , ketika itu Beliau Shallallahu „alaihi wa sallam sedang berbaring di atas bajunya di bawah naungan Ka‟bah. Kami pun berkata, „Bagaimana jika engkau meminta tolong untuk kami?Bagaimana jika engkau berdoa untuk kebaikan kami?‟ Beliau Shallallahu „alaihi wa sallam pun berkata, „Dulu ada seorang laki-laki di antara umat sebelum kalian digalikan untuknya lubang di tanah, kemudian dia dimasukkan ke dalamnya. Kemudian dibawakan kepadanya sebuah gergaji dan ditaruh di atas kepalanya dan
40
Imam Al- Ghazali, mukhtashar ihya‟ulumuddin(Jakarta,pustaka amani 2007)333 41 Imam Al- Ghazali, mukhtashar ihya‟ulumuddin(Jakarta,pustaka amani 2007)356
29
dibelah tubuhnya menjadi dua bagian.Hal tersebut tidak menghalanginya dari agamanya (tidak murtad).Dan ada yang disisir dengan sisir-sisir besi di dalam dagingnya dan mengenai tulang atau ototnya.Hal tersebut tidak menghalanginya dari agamanya.”
Allah juga menjelaskan didalam Al-Quran tentang kesabaran dalam menghadapi ujian dari Nya
“Ya (cukup), jika kamu bersabar dan bersiap-siaga, dan mereka datang menyerang kamu dengan seketika itu juga, niscaya Allah menolong kamu dengan lima ribu Malaikat yang memakai tanda”.
2. Tawakkal
Allah tidak akan memberikan pertolongan kecuali kita bertakwa, Allah
telah menjelaskan didalam Al-Qur‟an dalam surat al-anfal
“Hai orang-orang beriman, jika kamu bertaqwa kepada Allah, Kami akan memberikan kepadamu Furqaan42.dan Kami akan jauhkan dirimu dari kesalahan-kesalahanmu, dan mengampuni (dosa-dosa)mu. dan Allah mempunyai karunia yang besar”. Rasulluah juga menggambarkan takwa sebagai jalan untuk bisa selamat
dari kebinasaan.43Diriwayatkan dari An-Nu‟man bin Basyir Radhiyallahu anhu,
Nabi Shallallahu „alaihi wa sallam bersabda:
42 Artinya: petunjuk yang dapat membedakan antara yang haq dan yang batil, dapat juga
diartikan disini sebagai pertolongan. 43https://almanhaj.or.id/7362-menghadapi-tipu-daya-orang-kafir.html
30
: .
“Perumpamaan orang yang menjaga batasan-batasan Allâh dan yang melanggarnya seperti suatu kaum yang mengadakan undian untuk menentukan tempat pada sebuah kapal.Sebagian dari mereka mendapat tempat di bagian atas kapal dan sebagian di bagian bawah kapal.Orang yang berada di bawah kapal ketika mereka meminta air, mereka harus melewati orang-orang yang di bagian atas.Mereka berkata, “Seandainya kita membuat sebuah lobang dibagian kita ini (untuk jalan mengambil air-red) dan kita tidak mengganggu orang yang berada di bagian atas.” Apabila mereka (yaitu orang-orang yang di bagian atas) membiarkan mereka melakukan keinginan mereka, maka mereka akan binasa (semuanya). Apabila mereka (yang di bagian atas) menahan mereka, maka mereka akan selamat dan semuanya selamat.”
Firman Allah dalam surah ali-imran ayat 120
“Jika kamu memperoleh kebaikan, niscaya mereka bersedih hati, tetapi jika kamu mendapat bencana, mereka bergembira karenanya.jika kamu bersabar dan bertakwa, niscaya tipu daya mereka sedikitpun tidak mendatangkan kemudharatan kepadamu.Sesungguhnya Allah mengetahui segala apa yang mereka kerjakan”. (QS. ali-imran:120)
Seorang Muslim wajib menggantungkan dirinya (bertawakkal) hanya
kepada Allâh Subhanahu wa Ta‟ala . Gangguan yang orang-orang kafir lakukan
kepada orang-orang Muslim sangatlah banyak, bahkan jika mereka telah memiliki
kekuatan maka mereka tidak akan segan-segan untuk membunuh orang Islam.44
Mungkin kita sekarang tidak merasakan hal ini dan ini adalah kenikmatan
yang harus kita syukuri.Akan tetapi, banyak kejadian di berbagai negara, kaum
Muslimin ditindas bahkan dibunuhi dari zaman ke zaman, tanpa ada pemberitaan.
Sehingga tidak ada jalan untuk meminta pertolongan kecuali hanya kepada Allâh
44Departemen Agama Republik Indonesia Al-Qur‟an dan terjemahan.,( Jakarta 6
november 2012).65
31
Azza wa Jalla . Itulah sebabnya Allâh Azza wa Jalla menutup ayat ini dengan
firmannya:
“Sesungguhnya Allâh meliputi (mengetahui) segala apa yang mereka kerjakan.”[Ali Imran/3:120]
Arti “muhiith/meliputi” pada ayat ini adalah Âlim atau mengetahui
sebagaimana dijelaskan oleh Imam al-Baghawi rahimahullah di atas.
Jika kita telah bersabar dan bertakwa, maka niscaya Allâh-lah yang
membalas tipu daya mereka dan menjadikannya sia-sia, bahkan tipu daya mereka
justru akan membahayakan diri mereka sendiri.
Ibnu Katsir rahimahullah berkata, “Allâh Azza wa Jalla memberikan
petunjuk kepada mereka (orang-orang Islam) agar bisa selamat dari keburukan di
antara keburukan-keburukan mereka dan tipu daya orang-orang yang berdosa
dengan menggunakan kesabaran, ketakwaan dan tawakkal kepada Allâh yang
Dia-lah yang mengetahui musuh-musuh mereka. Tidak ada daya dan kekuatan
untuk mereka kecuali dengan pertolongan dari Allâh Subhanahu wa Ta‟ala . Dia
adalah yang apabila Dia berkehendak, maka akan terjadi dan jika Dia tidak
berkehendak, maka tidak akan terjadi. Dan tidak ada sesuatu yang terjadi kecuali
dengan takdir dan kehendak-Nya.Barang siapa yang bertawakkal (bergantung)
kepada Allâh, maka Allâh akan cukupkan.”45
3. Yakin bahwa Allah merupakan pembalas tipu daya yang hebat
Jika mereka melakukan tipu daya kepada kaum Muslimin, maka kita harus
ingat bahwa tipu daya Allâh Azza wa Jalla jauh lebih hebat dari apa yang mereka
lakukan.Allâh Azza wa Jalla berfirman:
45
M. Abdul Athi Buhairi, yaayuhallazinaamanu.( Jakarta penerbit pustaka Al-Kautsar 2005) 38
32
“Dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami, nanti Kami akan menarik mereka dengan berangaur-angsur (ke arah kebinasaan), dengan cara yang tidak mereka ketahui. Dan aku memberi tangguh kepada mereka.Sesungguhnya rencana-Ku Amat teguh”. Ini menunjukkan bahwa Allâh tidak tinggal diam dengan apa yang mereka
lakukan. Begitu pula firman Allâh Azza wa Jalla :
“Itulah (karunia Allâh yang dilimpahkan kepadamu), dan sesungguhnya Allâh melemahkan tipu daya orang-orang yang kafir. [Al-Anfâl/8:18] Dan sangat jelas bagaimana Allâh Azza wa Jalla akan membuat tipu daya
untuk mereka, di dalam firman-Nya:
"Sesungguhnya orang kafir itu merencanakan tipu daya yang jahat dengan sebenar-benarnya.Dan Aku pun membuat tipu daya/rencana (pula) dengan sebenar-benarnya.Karena itu beri tangguhlah orang-orang kafir itu yaitu beri tangguhlah mereka itu barang sebentar.” [Ath-Thâriq/86:15-17] Demikianlah apa yang Allâh Azza wa Jalla akan lakukan kepada mereka,
kita diperintahkan untuk selalu bersabar dan bertakwa kepada Allâh Azza wa Jalla
Kita diperintahkan untuk takut dan bertawakkal hanya kepada Allâh Subhanahu
wa Ta‟ala dan bukan takut kepada mereka atau bergantung menjadi “penjilat”
orang-orang kafir. Adapun mengenai cara menghadapi keburukan-keburukan
yang mereka lakukan, maka kita hadapi dengan kesabaran dan ketakwaan.
33
BAB III
PENAFSIRAN MUFASSIR TERHADAP AYAT-AYAT MAKAR
A. Surah Ali-Imran ayat 53-54
“Ya Tuhan Kami, Kami telah beriman kepada apa yang telah Engkau turunkan dan telah Kami ikuti rasul, karena itu masukanlah Kami ke dalam golongan orang-orang yang menjadi saksi (tentang keesaan Allah)".Orang-orang kafir itu membuat tipu daya, dan Allah membalas tipu daya mereka itu. dan Allah Sebaik-baik pembalas tipu daya.46 Munasabah ayat Pada ayat 53 ini Ada yang menafsirkan bahwa maksud
"menjadi saksi" di sini adalah sama seperti umat Nabi Muhammad shallallahu
'alaihi wa sallam yang akan menjadi saksi untuk para rasul, bahwa mereka telah
menyampaikan risalahnya kepada kaumnya
M. Quraish shihab menjelaskan mengenai ayat ini dan menjelaskan
maksud dari surah ali imran ayat 53 ini Mereka berdoa, "Ya Tuhan kami, kami
sungguh membenarkan kitab yang Engkau turunkan kepada nabi-nabi-Mu, dan
kami menjalankan perintah 'Isâ, nabi-Mu. Tetapkanlah kami sebagai orang yang
menjadi saksi atas penyampaian risalah oleh Rasul-Mu dan atas sikap kafir dan
ingkar Banû Isrâ'îl.47
Didalam tafsir ibnu katsir di jelaskan ayat tersebut Maka tatkala `Isa
mengetahui keingkaran mereka [Bani Israil] berkatalah dia: „Siapakah yang akan
menjadi penolong-penolongku untuk [menegakkan agama] Allah?‟ Para
hawariyyun [sahabat-sahabat setia] menjawab: „Kamilah penolong-penolong
[agama] Allah. Kami beriman kepada Allah; dan saksikanlah bahwa
sesungguhnya kami adalah orang-orang yang berserah diri. (QS. 3:52) Ya Rabb
kami, kami telah beriman kepada apa yang telah Engkau turunkan dan telah kami
46Departemen Agama Republik Indonesia Al-Qur‟an dan terjemahan.,( Jakarta 6 november 2012).57
47M. Quraish shihab, tafsir Al-Misbah : pesan kesan dan keserasian al-Qur‟an (Jakarta: penerbit lentera hati, 2002) 426
34
ikuti Rasul, karena itu masukkanlah kami ke dalam golongan orang-orangyang
menjadi saksi [tentang keesaan Allah.‟ (QS. 3:53) Orang-orang kafir itu membuat
tipu daya, dan Allah membalas tipu daya mereka itu.Dan Allah sebaik-baik
pembalas tipu daya.” (QS. 3:54)
Allah swt.berfirman, falammaa ahassa „iisaa (“Maka tatkala `Isa
mengetahui,”) yaitu mengetahui ketetapan hati mereka untuk ingkar dan terus
menerus dalam kesesatan, maka `Isa pun berkata, man anshaarii ilallaaH
(“Siapakah yang akan menjadi penolong penolongku untuk [menegakkan agama]
Allah?”) Mujahid berkata: “Maksudnya, siapakah yang mengikutiku menuju jalan
Allah.”
Sufyan ats-Tsauri dan yang lainnya berkata: “Maksudnya, siapakah orang-
orang yang menjadi penolongku bersama Allah?” Akan tetapi, apa yang
diungkapkan Mujahid lebih tepat. Dan lahiriyah dari ayat ini menunjukkan, bahwa
`Isa menghendaki orang-orang yang menolongnya dalam berdakwah kepada jalan
Allah.Dan demikianlah, maka segolongan dari Bani Israil pun tertarik untuk
beriman kepadanya, maka mereka pun mendukung dan menolongnya serta
mengikuti nur yang diturunkan bersamanya.Oleh karena itu, Allah
swt.memberitakan mengenai keadaan mereka, dengan berfirman, qaalal
hawaariyyuuna nahnu anshaarullaaHi aamannaa billaahi wasy-Had bi-annaa
muslimuun.Rabbanaa aamannaa bimaa anzalta wat taba‟nar rasuula faktubnaa
ma‟asy-syaaHidiin (“Para hawariyyun [sahabat-sahabat setia] menjawab:
“Kamilah penolong ponolong agama Allah.Kami beriman kepada Allah.Dan
saksikanlah bahwa sesungguhnya kami adalah orang-orang yang berserah diri.Ya
Rabb kami, kami telah beriman kepada apa yang telah Engkau turunkan dan kami
telah mengikuti Rasul, karena itu masukkanlah kami dalam golongan orang orang
yang menjadi saksi [tentang keesaan Allah].”)
Menurut pendapat yang benar, al-hawariy adalah penolong. Sebagaimana
ditegaskan dalam Shahih al-Bukhari dan Shahih Muslim, bahwa Rasulullah saw.
mengajak orang-orang pada peristiwa Ahzab, maka tampillah az-Zubair, lalu
ketika beliau menganjurkan mereka lagi, maka tampillah az-Zubair. Kemudian
35
Nabi bersabda: “Setiap Nabi mempunyai penolong (hawariy), sedangkan
penolongku adalah az-Zubair.”
Mengenai firman-Nya, faktubnaa ma‟asy-syaaHidiin (“Karena itu
masukkanlah kami ke dalam golongan orang-orang yang menjadi saksi [tentang
keesaan Allah],”) Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Ibnu `Abbas ra.ia berkata:
“Yaitu ke dalam golongan umat Muhammad.” Dan isnad riwayat ini adalah
jayyid.
Selanjutnya Allah swt. memberitahu mengenai sekelompok pemuka Bani
Israil yang bermaksud menyerang `Isa as, berbuat jahat dan menyalibnya, ketika
mereka telah bersekongkol terhadapnya, kemudian melaporkannya kepada raja
yang pada saat itu berkuasa, dan dia adalah seorang-raja yang kafir, bahwasanya
ada seorang yang menyesatkan rakyat, melarang mereka mentaati sang raja,
merusak rakyat, memutuskan hubungan antara orang tua dengan anaknya, dan
lain-lainnya dari yang mereka tuduhkan dan lontarkan seperti tuduhan dusta dan
anak haram, sehingga mereka berhasil memancing amarah sang raja.
Raja itu pun mengirim pasukan untuk mencari dan menangkap „Isa untuk
selanjutnya disalib dan disiksa.Ketika pasukan tersebut mengepung rumahnya,
dan mereka mengira telah berhasil menangkapnya, ternyata Allah
menyelamatkannya dari kepungan mereka.Allah mengangkatnya dari lubang
dinding rumah itu ke langit, dan kemudian Dia menjadikan salah seorang yang
berada di dalam rumah itu serupa dengannya. Ketika pasukan itu memasuki
rumahnya pada kegelapan malam, mereka meyakini bahwa ia adalah `Isa, lalu
mereka menangkap, menyiksa dan menyalibnya serta menaruh duri pada
kepalanya.
Hal itu merupakan suatu bentuk tipu daya dari Allah terhadap
mereka.Karena sesungguhnya, Dia telah menyelamatkan Nabi-Nya dan
mengangkatnya dari hadapan mereka, meninggalkan mereka terombang-ambing
dalam kesesatan, namun mereka yakin telah berhasil dalam misi pencariannya itu.
Dan Allah menanamkan dalam hati mereka kekerasan dan pembangkangan
terhadap kebenaran sebagai konsekuensi bagi mereka, serta menimpakan kehinaan
36
kepada mereka, yang tidak akan pernah lepas dari mereka hingga hari Kiamat
kelak.
Oleh karena itu Dia berfirman, wa makaruu wa makarallaaH. wallaaHu
khairul maakirin (“Orang-orang kafir itu membuat tipu daya, Allah membalas tipu
daya mereka itu. Dan Allah sebaik-baik pembalas tipu daya.”)
B. Surah Al-An‟am 122-123
“Dan Apakah orang yang sudah mati48 kemudian Dia Kami hidupkan dan Kami berikan kepadanya cahaya yang terang, yang dengan cahaya itu Dia dapat berjalan di tengah-tengah masyarakat manusia, serupa dengan orang yang keadaannya berada dalam gelap gulita yang sekali-kali tidak dapat keluar dari padanya? Demikianlah Kami jadikan orang yang kafir itu memandang baik apa yang telah mereka kerjakan. Dan Demikianlah Kami adakan pada tiap-tiap negeri penjahat-penjahat yang terbesar agar mereka melakukan tipu daya dalam negeri itu.dan mereka tidak memperdayakan melainkan dirinya sendiri, sedang mereka tidak menyadarinya”.( QS. Al-An‟am: 122-123)49 Munasabah ayat Maksud dari surat ali imran ayat 22 Maksudnya adalah orang
yang telah mati hatinya dalam kegelapan kekafiran, kejahilan dan kemaksiatan, yakni
orang-orang kafir. Cahaya iman, ilmu dan ketaatan (hidayah). Di mana dia dapat melihat
perkara yang sebenarnya, memperoleh petunjuk jalan, mengetahui kebaikan lagi
mengutamakannya, bersungguh-sungguh mewujudkannya dalam diri dan orang lain,
mengetahui keburukan lagi membencinya, serta berusaha meninggalkannya dan
48Maksudnya ialah orang yang telah mati hatinya Yakni orang-orang kafir dan
sebagainya. 49Departemen Agama Republik Indonesia Al-Qur‟an dan terjemahan.,( Jakarta 6
november 2012).143
37
menyingkirkannya dari diri dan orang lain. Kegelapan kebodohan, kekufuran dan
kemaksiatan. Tentu tidak sama, sebagaimana tidak sama antara malam dan siang, cahaya
dan kegelapan, dan orang-orang yang hidup dengan orang-orang yang mati. Mungkin
seseorang merasa heran, mengapa orang tersebut tetap memilih kesesatan dan kegelapan,
padahal di hadapannya ada petunjuk dan cahaya?Jawabnya adalah karena telah dijadikan
indah bagi orang-orang kafir perbuatan yang mereka lakukan.Oleh karena itu, setan
senantiasa menghias perbuatan buruk mereka sehingga mereka menganggapnya baik dan
memandangnya sebagai sebuah kewajaran, bahkan sebagai kebenaran, akhirnya mereka
senang di atas perbuatan-perbuatan buruk dan biasa melakukannya.Berupa kekafiran dan
kemaksiatan, sebagaimana keimanan dan amal saleh dijadikan indah oleh Allah bagi
orang-orang yang beriman.50
M. Quraish shihab menjelaskan tentang ayat ini Dengan keimanan yang
ada pada kalian, kalian tidaklah sama dengan orang-orang musyrik. Orang yang
dahulu sesat layaknya orang mati, lalu hatinya diberi cahaya petunjuk bagai
kehidupan, diberi cahaya keimanan dan hujjah yang jelas, hingga berjalan di
bawah cahaya itu, tidaklah sama dengan orang yang hidup dalam kegelapan yang
bertumpuk. Seperti Allah membuat indah keimanan bagi orang-orang yang
beriman, setan pun membuat indah kemusyrikan bagi orang-orang yang zalim dan
ingkar.51
Didalam kitab tafsir jallain juga jelaskaan maksud ayat diatas (Dan apakah
yang sudah mati) oleh sebab kekafirannya (kemudian dia Kami hidupkan) dengan
hidayah (dan Kami berikan kepadanya cahaya yang terang yang dengan cahaya itu
dia dapat berjalan di tengah-tengah masyarakat manusia) dia dapat pula melihat
perkara yang benar berkat cahaya itu dan dapat membedakannya daripada yang
lainnya; yang dimaksud adalah keimanan (serupa dengan orang yang keadaannya)
Lafal mitsl adalah tambahan, yakni sebagaimana seseorang (yang keadaannya
dalam gelap-gulita yang sekali-kali tidak dapat keluar darinya) dimaksud orang
kafir; sebagai jawabannya ialah tentu saja tidak. (Demikianlah) sebagaimana
orang-orang mukmin dihiasi dengan keimanan (orang-orang kafir pun dihiasi pula
dengan apa yang telah mereka kerjakan) berupa kekafiran dan maksiat-maksiat.
50M Quraish sihab, Tafsir Al-Misbah.(Ciputat : lentera hati 2008) 275 51Quraish Shihab, loc.cit
38
Dan dilanjutkan ayat 123 Menurut suatu pendapat, makna ayat ialah kami
perintahkan kepada mereka untuk taat, tetapi mereka menentang: akhirnya kami
binasakan mereka. Menurut pendapat lain, makna yang di maksud ialah kami
perintahkan mereka, yakni perintah yang berdasarkan tadir. Seperti yang di sebut
dalam ayat ini melalui firman-Nya 52
“Agar mereka melakakukan tipu daya dalam negri itu.”(Al-An‟am: 123) Mengenai firman Allah Swt:
“pembesar-pembesar yang jahat agar merea melakukan tipu daya dalam negri itu (Al-An‟am)” Ibnu Abu Thalhah meriwayatkan dari ibnu Abbas sehubung dengan makna
Firman-Nya : pembesar-pembesar yang jahat agar mereka melkukan tipu daya
dalam negri itu.(Al-An‟am:123) yakni kami jadikan orang-orang jahat mereka
berkuasa,lalu mereka melakukan kedurhakaan di dalamnya. Apabila mereka
melakukan hal tersebut, maka kami binasakan mereka dengan Azab.53
Mujahid dan Qatadah mengatakan sehubung dengan makna firman-Nya:
pembesar-pembesar yang jahat (Al-An‟am:123) maksudnya, para pembesar dan
para pemimpinnya.
Yang di maksud dengan tipu daya disini ialah seruan mereka yang
mengajak kepada kesesatan melalui perkataan-perkataan yang indah dan
perbuatan-perbuatan yang menggiurkan. Prihalnya sama dengan yang
diungkapkan dalam firman Allah yang menceritakan kaum Nabi Nuh.54
“ dan mereka melakukan tipu daya yang amat besar.( Nuh:22)
Dan firman Allah Swt, yang mengatakan
52
Ibnu Katsir. Tafsir Ibnu Katsir, Jilid III (Cet. I; Pustaka Imam Syafi‟i,2009),h. 55 53Ibid.,56 54Ibid.,57
39
“ Dan orang-orang kafir berkata: "Kami sekali-kali tidak akan beriman kepada Al Quran ini dan tidak (pula) kepada kitab yang sebelumnya". dan (alangkah hebatnya) kalau kamu Lihat ketika orang-orang yang zalim itu dihadapkan kepada Tuhannya, sebahagian dari mereka menghadap kan Perkataan kepada sebagian yang lain; orang-orang yang dianggap lemah berkata kepada orang-orang yang menyombongkan diri: "Kalau tidaklah karena kamu tentulah Kami menjadi orang-orang yang beriman. Orang-orang yang menyombongkan diri berkata kepada orang-orang yang dianggap lemah: "Kamikah yang telah menghalangi kamu dari petunjuk sesudah petunjuk itu datang kepadamu? (Tidak), sebenarnya kamu sendirilah orang-orang yang berdosa.Dan orang-orang yang dianggap lemah berkata kepada orang-orang yang menyombongkan diri: "(Tidak) sebenarnya tipu daya(mu) di waktu malam dan siang (yang menghalangi kami), ketika kamu menyeru Kami supaya Kami kafir kepada Allah dan menjadikan sekutu-sekutu bagi-Nya". kedua belah pihak menyatakan penyesalan tatkala mereka melihat azab. dan Kami pasang belenggu di leher orang-orang yang kafir. mereka tidak dibalas melainkan dengan apa yang telah mereka kerjakan.( As-Saba‟: 31-33).55 Ibnu Abu Hatim mengtakan, telah menceritakan kepada ayahku, telah
menceritakan kepada kami Ibnu Abu Umar. Telah menceritakan kepada kami
Sufyan yang mengatakan bahwa setiap Makar di dalam Al-Qur‟an artinya
perbuatan .
55Departemen Agama Republik Indonesia Al-Qur‟an dan terjemahan.,( Jakarta 6
november 2012).180
40
Firman Allah Swt :
“dan mereka tidak memperdayakan melaainkan dirinya sendiri, sedangkan merekatidak menyadarinya(Al-An‟am:123) Yakni hasil tipu daya mereka yang demikian dan penyesatan terhadap
orang-orang yang mereka sesatkan tidak lah menimpa kepada orang lain,
melainkan hanya kepada diri sendiri.
C. Surah al-anfal ayat 29-30
“Hai orang-orang beriman, jika kamu bertaqwa kepada Allah, Kami akan memberikan kepadamu Furqaan56.dan Kami akan jauhkan dirimu dari kesalahan-kesalahanmu, dan mengampuni (dosa-dosa)mu. dan Allah mempunyai karunia yang besar. Dan (ingatlah), ketika orang-orang kafir (Quraisy) memikirkan daya upaya terhadapmu untuk menangkap dan memenjarakanmu atau membunuhmu, atau mengusirmu. mereka memikirkan tipu daya dan Allah menggagalkan tipu daya itu. dan Allah Sebaik-baik pembalas tipu daya”.(QS. al-anfal ayat 29-30) Munasabah dari ayat al-anfal ayat 29 ini yaitu kata Furqan artinya
kemampuan membedakan antara yang haq (benar) dan yang batil, petunjuk dan
kesesatan, dan yang halal dengan yang haram. Furqan dapat juga diartikan dengan
pertolongan.Yaitu dosa-dosa kecil.Yaitu dosa-dosa besar.Allah memiliki pahala
56Artinya: petunjuk yang dapat membedakan antara yang haq dan yang batil, dapat juga
diartikan disini sebagai pertolongan.
41
yang besar dan banyak bagi orang-orang yang bertakwa kepada-Nya dan
mendahulukan keridhaan-Nya di atas hawa nafsunya.
M. Quraish shihab menjelaskan tentang ayat tersebut “Wahai orang-orang
yang percaya dan tunduk kepada kebenaran, apabila kalian patuh pada perintah
Allah dalam kesendirian atau di tengah keramaian, maka Allah akan memberikan
karunia pada kalian berupa kekuatan yang dapat membedakan antara yang benar
dan yang tidak benar. Allah akan memberi kemenangan atas musuh-musuh kalian.
Allah akan menutupi, menghilangkan dan mengampuni kesalahan- kesalahan
kalian. Dialah Allah yang senantiasa memiliki karunia yang besar.57
Dalam kitab tafsir jalalain juga di jelaskan tentang ayat tersebut (Hai
orang-orang yang beriman, jika kalian bertakwa kepada Allah) melalui berserah
diri kepada-Nya dan cara-cara yang lain (niscaya Dia akan memberikan kepada
kalian petunjuk) buat kalian sehingga kalian dapat membedakan hal-hal yang
dapat membawa keselamatan dan hal-hal yang membahayakan diri kalian,
sehingga kalian selamat dari hal-hal yang kalian takutkan (dan menghapuskan
segala kesalahan-kesalahan dan mengampuni kalian) dosa-dosa kalian. (Dan Allah
mempunyai karunia yang besar).
D. Surah Al-A‟rof 122-123
"(yaitu) Tuhan Musa dan Harun. Fir'aun berkata: "Apakah kamu beriman kepadanya sebelum aku memberi izin kepadamu?, Sesungguhnya (perbuatan ini) adalah suatu muslihat yang telah kamu rencanakan di dalam kota ini, untuk mengeluarkan penduduknya dari padanya; Maka kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu ini).(QS. Surah Al-A‟rof 122).
58
57Quraish Shihab, loc.cit 58Departemen Agama Republik Indonesia Al-Qur‟an dan terjemahan.,( Jakarta 6
november 2012). 165
42
Munasabah ayat 122 ini menjelaskan tentang tuhan musa dan harun
menurut tafsir jalalin maksud dari ayat ini ialah (yaitu tuhan musa dan harun)
berkat pengetahuan mereka yang menyimpulkan bahwa apa yang tealah mereka
saksikan itu, yaitu tentang tongkat musa semata-mata bukanlah perbuatan sihir.
Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Marwan Hadidi bin Musa, M.pd.I
menjelaskan tentang ayat tersebut Yaitu tuhan pencipta dan pemelihara yang
diyakini dan dimani oleh nabi musa dan nabi harun. Melihat itu, fir'aun pun
terkejut dan naik pitam. Fir'aun berkata, mengapa kamu beriman kepadanya
sebelum aku memberi izin kepadamu' tanpa menanyakan terlebih dahulu sebab
mereka beriman, fir'aun melontarkan tuduhan, sesungguhnya ini benar-benar tipu
muslihat yang telah kamu rencanakan bersama musa dan harun di kota ini, yakni
mesir, untuk mengusir penduduknya. Ia pun mengancam mereka, kelak kamu
akan mengetahui apa yang akan aku lakukan untuk kamu, sebagai akibat
perbuatanmu dengan beriman kepada musa dan harun, serta sebagai siksaan dari
persekongkolan dan tipu muslihat yang kalian lakukan. Begitulah, penguasa tiran
akan mengancam bila tersudut dan terpojokkan.59
E. Surah yunus 20-21
“Dan mereka berkata: "Mepada tidak diturunkan kepadanya (Muhammad) suatu keterangan (mukjizat) dari Tuhannya?" Maka Katakanlah: "Sesungguhnya yang ghaib itu60kepunyaan Allah, sebab itu tunggu (sajalah) olehmu, Sesungguhnya aku bersama kamu Termasuk orang-orang yang manunggu. Dan apabila Kami merasakan kepada manusia suatu rahmat, sesudah (datangnya) bahaya menimpa mereka, tiba-tiba mereka mempunyai tipu daya dalam (menentang) tanda-tanda kekuasaan kami. Katakanlah: "Allah lebih cepat pembalasannya (atas tipu daya itu)".
59https://tafsirweb.com/2576-surat-al-araf-ayat-122.html 60Yang dimaksud dengan yang ghaib di sini ialah mukjizat.
43
Sesungguhnya malaikat-malaikat Kami menuliskan tipu dayamu”.( Q.S yunus:20-21)61
Munasabah ayat maksud dari ayat 29 ini menjelaskan bahwa Dalam ayat ini dijelaskan sikap orang-orang musyrik kepada Nabi dengan mengatakan bahwa mengapa tidak diturunkan kepada Muhammad tanda-tanda kerasulannya yang berhubungan dengan alam ini, seperti yang pernah diturunkan kepada nabi-nabi sebelumnya, seperti angin topan Nabi Nuh, membelah laut untuk Nabi Musa, dan sebagainya.
Muhammad Quraish Shihab menjelaskan maksud dari ayat tersebut Dan
orang-orang musyrik itu berkata, “Mengapa tidak diturunkan mukjizat dari sisi
Allah kepada Muhammad selain Al Quran, yang dapat memuaskan kami akan
kebenaran ajaran yang dibawanya?”Maka katakanlah kepada mereka, wahai
Rasulullah, “Sesungguhnya turunnya ayat adalah sesuatu yang bersifat gaib.
Tidak ada yang mengetahui hal yang gaib itu kecuali Allah.
Apabila Al Quran tidak dapat memuaskan kalian, maka tunggulah keputusan
Allah antara aku dan kalian tentang apa yang kalian durhakai.
Sesungguhnya bersama kalian, aku termasuk orang-orang yang menunggu.”Dan
mereka berkata,) yakni penduduk Mekah (“Mengapa tidak) kenapa tidak
(diturunkan kepadanya) dimaksud kepada Nabi Muhammad (suatu keterangan
dari Rabbnya?”) sebagaimana yang telah diberikan kepada para nabi lainnya,
seperti mukjizat unta, mukjizat tongkat dan mukjizat tangan (Maka katakanlah,)
kepada mereka (“Sesungguhnya yang gaib itu) hal-hal yang gaib dari mata
hamba-hamba Allah (kepunyaan Allah) antara lain ialah mukjizat-mukjizat, maka
mukjizat-mukjizat itu tidak ada yang dapat mendatangkannya melainkan hanya
seizin Allah. Sesungguhnya tugasku hanyalah menyampaikan (sebab itu tunggu
sajalah oleh kalian) datangnya azab jika kalian tidak mau beriman (sesungguhnya
aku bersama kalian termasuk orang-orang yang menunggu.”)
61Departemen Agama Republik Indonesia Al-Qur‟an dan terjemahan.,( Jakarta 6
november 2012).211
44
F. Surah yusuf 101-10
“Ya Tuhanku, Sesungguhnya Engkau telah menganugerahkan kepadaku sebahagian kerajaan dan telah mengajarkan kepadaku sebahagian ta'bir mimpi. (ya Tuhan) Pencipta langit dan bumi.Engkaulah pelindungku di dunia dan di akhirat, wafatkanlah aku dalam Keadaan Islam dan gabungkanlah aku dengan orang-orang yang saleh.Demikian itu (adalah) diantara berita-berita yang ghaib yang Kami wahyukan kepadamu (Muhammad); Padahal kamu tidak berada pada sisi mereka, ketika mereka memutuskan rencananya (untuk memasukkan Yusuf ke dalam sumur) dan mereka sedang mengatur tipu daya”.(Q.S yusuf 101-102)62
Munasabah ayat 101 ini adalah doa yang diucapkan Yusuf as.
sesudah Allah subhanahu wa ta‟ala menyempurnakan karunia kepadanya,
menyelamatkannya dari penyiksaan ketika dimasukkan ke dalam sumur,
membebaskannya dari fitnahan istri Al-Aziz dan perempuan-perempuan lainnya,
dan pahit getir di dalam penjara, meng anugerahinya pangkat dan kedudukan
sesudah ia bebas dari semua tuduhan yang ditujukan kepadanya, segeralah ia
berdoa memohon kepada Allah subhanahu wa ta‟ala supaya dilipat-gandakan
pahalanya di akhirat kelak sebagaimana dilipat gandakan karunia-Nya didunia ini.
Berkatalah Yusuf: “Ya Tuhanku, Engkau telah menganugerahkan kepadaku paras
yang cantik, kedudukan di Mesir dengan kekuasaan yang penuh, mengajarkan
kepadaku takbir mimpi, memberitahukan kepadaku hal-hal yang akan terjadi di
kemudian hari dan rahasia-rahasia yang terkandung didalam wahyu-Mu. Ya
Allah, ya Tuhan, Engkaulah Pencipta langit dan bumi ini, menciptakan keduanya
dengan baik dan teratur, kokoh dan rapi, Engkaulah Pelindungku di dunia dan di
62Departemen Agama Republik Indonesia Al-Qur‟an dan terjemahan.,( Jakarta 6
november 2012).247
45
akhirat, melindungiku dari maksud jahat orang-orang yang memusuhiku dan
orang-orang yang ingin berbuat jahat kepadaku.
M. Quraish Shihab menjelaskana dalam kitabnya mengenai ayat tersebut
yakni Yusuf menghadapkan diri kepada Allah, bersyukur atas karunia yang
dilimpahkan kepadanya dan mengharap tambahan karunia seraya berkata, “Ya
Tuhanku, sungguh banyak dan besar nikmat-Mu kepadaku.Engkau berikan aku
kekuasaan yanIg membuatku bersyukur memuji-Mu.Engkau berikan pula aku
ilmu tentang takbir mimpi.Wahai Pencipta langit dan bumi, Engkau adalah
pemilik urusanku dan pengatur karuniaku semasa hidupku dan sesudah aku mati.
Matikanlah aku dalam keadaan memeluk agama yang Engkau perkenankan untuk
nabi-nabi-Mu,yaitu agama kepasrahan (Islam).Masukkanlah aku ke dalam
golongan orang-orang yang Engkau tunjukkan kepada kebaikan, yaitu leluhur-
leluhurku dan hamba-hamba-Mu yang saleh dan ikhlas.”
Jalaluddin al-Mahalli & Jalaluddin as-Suyuthi juga menjelaskan
menngenaiayat tersebut(Ya Rabbku! Sesungguhnya Engkau telah
menganugerahkan kepadaku sebagian kerajaan dan telah mengajarkan kepadaku
sebagian takbir mimpi) takwil-takwil mimpi (Ya Rabb Pencipta) yang menjadikan
(langit dan bumi!Engkaulah Pelindungku) yang mengatur kebaikanku (di dunia
dan di akhirat, wafatkanlah aku dalam keadaan Islam dan kumpulkanlah aku
dengan orang-orang yang saleh) di antara bapak moyangku. Maka setelah ia
berdoa, ia hidup hanya seminggu atau lebih dari seminggu. Kemudian ia wafat,
pada saat itu usianya telah mencapai seratus dua puluh tahun. Lalu semua orang
Mesir mengiringkan jenazahnya sampai ke tempat kuburannya, mereka
meletakkan jenazah Nabi Yusuf di dalam sebuah tabelah yang terbuat dari
marmer, dan mereka mengebumikannya di tempat yang terletak di antara kedua
tepi sungai Nil, dimaksud supaya keberkahan terlimpahkan kepada kedua tepi
sungai Nil.Maha Suci Allah yang tiada akhir bagi kerajaan-Nya.
46
G. Surah Ar-Rad 41-42
“Dan Apakah mereka tidak melihat bahwa Sesungguhnya Kami mendatangi daerah-daerah (orang-orang kafir), lalu Kami kurangi daerah-daerah itu (sedikit demi sedikit) dari tepi-tepinya?dan Allah menetapkan hukum (menurut kehendak-Nya), tidak ada yang dapat menolak ketetapan-Nya; dan Dia-lah yang Maha cepat hisab-Nya. Dan sungguh orang-orang kafir yang sebelum mereka (kafir Mekah) telah Mengadakan tipu daya, tetapi semua tipu daya itu adalah dalam kekuasaan Allah. Dia mengetahui apa yang diusahakan oleh Setiap diri, dan orang-orang kafir akan mengetahui untuk siapa tempat kesudahan (yang baik) itu”.(Q.S Ar-Rad: 40-41).63
Munasabah ayat yaitu dengan membinasakan orang-orang yang
mendustakan dan orang-orang yang zalim.Ada pula yang mengatakan, yaitu
dengan ditaklukkannya negeri-negeri kaum musyrik.Ada pula yang mengatakan,
yaitu dengan mengurangi harta dan fisik mereka. Ada pula yang berpendapat lain.
Menurut Syaikh As Saâdiy, zhahirnya †“dan Allah yang lebih mengetahui-
bahwa maksudnya adalah negeri-negeri mereka yang mendustakan (para rasul),
Allah jadikan dapat ditaklukkan dan dibinasakan, dan tepi-tepinya tertimpa
bencana untuk mengingatkan mereka sebelum mereka dihabiskan oleh
pengurangan (daerah sedikit demi sedikit), dan Allah akan menimpakan mereka
berbagai musibah yang tidak dapat ditolak oleh siapa pun. Mencakup hukum
syarâi-Nya (terkait dengan syariat-Nya), qadari-Nya (terkait dengan taqdir-Nya di
alam semesta) dan jazaâ-Nya (terkait dengan balasan). Oleh karena hukum-Nya
demikian bijaksana dan tepat, tidak ada cela dan kekurangan sama sekali, bahkan
tegak di atas keadilan dan pujian, sehingga tidak ada jalan untuk mengkritik atau
mencelanya; berbeda dengan hukum selain-Nya yang terkadang sesuai dengan
63Departemen Agama Republik Indonesia Al-Qur‟an dan terjemahan.,( Jakarta 6 november 2012).254
47
kebenaran dan terkadang tidak. Oleh karena itu, janganlah meminta disegerakan
azab, karena semua yang akan tiba itu sama saja dekat.
M. Quraish shihab Sesungguhnya tanda-tanda siksa dan kekalahan telah
ada. Apakah mereka tidak melihat bahwa Kami mendatangi tanah yang telah
mereka kuasai, pada saat orang-orang Mukmin mengambilnya dari orang-orang
musyrik sebagian demi sebagian.Dengan demikian, Kami telah mengikis daerah
kekuasaan di sekitar mereka.Allah sendirilah yang menentukan kemenangan,
kekalahan, pahala, dan siksa.Tidak ada yang dapat menolak keputusan-Nya.
Perhitungan-Nya cepat dan tepat, tidak memerlukan waktu yang panjang, karena
bagi-Nya pengetahuan segala sesuatu, sedang bukti-bukti nyata telah ada(1). (1)
Ayat ini mengandung penemuan penemuan baru tentang bumi. Yaitu, pertama,
bahwa kecepatan rotasi bumi dan resultannya menyebabkan dua kutubnya
bertambah datar, maka terjadi pengurangan pada dua tepian bumi. Kedua,
molekul-molekul atmosfer yang meluncur sangat cepat apabila telah melampaui
ruang gravitasi bumi akan terlempar jauh ke luar kawasannya. Karena hal itu
terjadi secara terus menerus, maka terjadi pengurangan pada tepian-tepian bumi
secara terus-menerus pula. Penemuan ini bisa kita pakai sebagai tafsiran lain dari
kata al-ardl yang di sini dan mayoritas buku tafsir diartikan dengan tanah
kekuasaan musuh Islam (Dan apakah mereka tidak melihat) yang dimaksud
adalah penduduk Mekah (bahwa sesungguhnya Kami mendatangkan daerah-
daerah) orang-orang kafir (lalu Kami kurangi daerah-daerah itu dari tepi-tepinya?)
yaitu melalui pembukaan/penaklukan yang dilakukan oleh Nabi saw. (Dan Allah
menetapkan hukum) atas makhluk-Nya menurut kehendak-Nya (tidak ada yang
dapat menolak) tiada seorang pun yang dapat menolak (ketetapan-Nya; dan
Dialah Yang Maha Cepat hisab-Nya
48
H. Surah Ibrahim 45-46
“Dan kamu telah berdiam di tempat-tempat kediaman orang-orang yang Menganiaya diri mereka sendiri, dan telah nyata bagimu bagaimana Kami telah berbuat terhadap mereka dan telah Kami berikan kepadamu beberapa perumpamaan.Dan Sesungguhnya mereka telah membuat makar yang besar64Padahal di sisi Allah-lah (balasan) makar mereka itu. dan Sesungguhnya makar mereka itu (amat besar) sehingga gunung-gunung dapat lenyap karenanya”.( Q.S Ibrahim:46).65
Munasabah ayat pada surah ini berhubungan secara sangat serasi dengan
surah sebelumnya,yakni al-Ra‟d. Pada akhir surah yang lalu, ditegaskan bahwa
tidak ada kesaksian melebihi kesaksian siapa yang memiliki ilmu alKitab.Ini
berarti bahwa al-Kitab adalah saksi kebenaran yang amat kukuh melalui
kemukjizatan-kemukjizatannya, baik dari segi redaksinya yang sangat mempesona
maupun kandungannya yang menghidangkan aneka informasi dan
pengetahuan.Pada awal ayat surah ini, kitab yang dimaksud dibicarakan oleh
ayatnya yang pertama, dan berbeda dengan surah-surah sebelumnya yang
menggunakan bentuk ma‟rifah.
Pada ayat sebelumnya, Allah swt.menerangkan tentang ancaman dan
gambaran keadaan orang-orang yang durhaka pada Hari Kemudian. Ketika itu,
mereka akan memenuhi panggilan dengan penuh ketakutan dan penuh kecemasan
dengan mengangkat kepala mereka melihat siapa yang memanggilnya, sedang
mata mereka tidak berkedip-kedip dan hati merekakosong tidak berisi lagi
keangkuhan sebagaiman ketika mereka hidup di dunia atau hati mereka kosong
64Maksudnya: orang-orang kafir itu membuat rencana jahat untuk mematahkan kebenaran Islam dan mereka berusaha menegakkan kebathilan, tetapi mereka itu tidak menyadari bahwa makar (rencana jahat)mereka itu digagalkan oleh Allah SWT.
65Departemen Agama Republik Indonesia Al-Qur‟an dan terjemahan.,( Jakarta 6 november 2012).261
49
dari kemampuan berpikir dan merenung. 66Olehnya itu, mereka memohon kepada
Allah swt.untuk dikembalikan di dunia sekalipun hanya sebentar.Akan tetapi,
Allah swt. menanggapi permintaan mereka tersebut dengan ejekan bahwa‚
bukankah engkau telah bersumpah dengan sombong lagi angkuh dahulu sewaktu
hidup di dunia bahwa sekali-kali engkau tidak akan beralih dari keyakinan kamu
dan tetap akan mempertahankan kekufuran atau tidak akan beralih dari kehidupan
duniawi ke kehidupan ukhrawi Selain itu, mereka juga akan mendapatkan siksaan
di dunia berupa ancaman untuk dipunahkan. Hal ini terjadi akibat tidak
menggunakan mata dan telinga mereka untuk memperhatikan perumpamaan-
perumpamaan yang terang dan mengambil pelajaran dari perumpaan
tersebut.Sehingga mereka termasuk dalam golongan orang-orang yang
menganiaya diri sendiri dengan kekafiran dan kedurhakaan.
M. Quraish Shihab menyebutkan di dalam kitabnya Kalian di dunia
tinggal di tempat bangsa-bangsa yang menganiaya diri mereka sendiri dengan
kekafiran dan perbuatan maksiat.Kemudian, dari peninggalan-peninggalan mereka
kalian mengetahui bagaimana Kami menyiksa mereka, tetapi kalian tidak merasa
gentar.Di samping itu, Kami telah menerangkan kepada kalian ciri-ciri pekerjaan
yang mereka lakukan dan hal-hal yang menimpa mereka, tetapi kalian tidak
mengambilnya sebagai pelajaran.
Menurut kitab jalalain (Dan kalian telah berdiam) di dunia (di tempat-
tempat kediaman orang-orang yang menganiaya dirinya sendiri) dengan
melakukan kekafiran, yaitu bekas tempat tinggal umat-umat terdahulu yang
durhaka (dan telah nyata bagi kalian bagaimana Kami telah berbuat terhadap
mereka) yaitu berupa siksaan, akan tetapi kalian masih tetap tidak mau kapok juga
(dan telah Kami berikan) telah Kami jelaskan (kepada kalian beberapa
perumpamaan.") di dalam Alquran, akan tetapi kalian tidak mau mengambilnya
sebagai pelajaran.
66M. Quraish Shihab, Tafs i al -Misba h , Vol. 6, h. 395
50
I. Surah An-Naml 49-50
“Mereka berkata: "Bersumpahlah kamu dengan nama Allah, bahwa kita sungguh-sungguh akan menyerangnya dengan tiba-tiba beserta keluarganya di malam hari, kemudian kita katakan kepada warisnya (bahwa) kita tidak menyaksikan kematian keluarganya itu, dan Sesungguhnya kita adalah orang-orang yang benar. Dan mereka pun merencanakan makar dengan sungguh-sungguh dan Kami merencanakan makar (pula), sedang mereka tidak menyadari”. (Q.S An-Naml: 49-50)
Munasabah ayat 49 diatas adalah mereka bersumpah dan berjanji setia
antara mereka untuk membunuh Nabi Shaleh dan orang-orang yang mereka
jumpai bersamanya di malam hari dengan sembunyi-sembunyi. Maka Allah
membalas tipu daya mereka dan menjadikan mereka sendiri yang terjerumus ke
dalam perangkapnya sendiri
J. Surah Nuh 22-23
“Nuh berkata: "Ya Tuhanku, Sesungguhnya mereka telah mendurhakaiku dan telah mengikuti orang-orang yang harta dan anak-anaknya tidak menambah kepadanya melainkan kerugian belaka. Dan melakukan tipu-daya yang Amat besar".(Q.S Nuh: 22-23)67
Munasabah ayat 23, yaitu Allah Swt menceritakan Nuh a.s bahwa dia telah
menunaikan nahi mungkar demi karena Allah dan dia maha mengetahui tiada
suatu apapun yang tersembuyi bagi-Nya. Bhwa meskipun dengan adanya semua
67Departemen Agama Republik Indonesia Al-Qur‟an dan terjemahan.,( Jakarta 6
november 2012).571
51
keterangan yang teah di sebutkan dan seruan untuk berdakwah yang beraneka
ragam baik dengan cara targib maupun dengan cara tarhib, kaumnya tetap
mendurhakai dan menentangnya serta mendustakannya. Bahkan mereka lebih
suka mengikuti para hartawan yang lupa kepada perintah Allah dan tenggelam
dalam ke dalam kesenangan duniawinya yang berlimpah, padahal kenyataan apa
yang mereka miliki itu merupaakan istidraaj dan penangguhan dari Allah buat
mengazab mereka, bukan sebagai penghormatan atau kemuliaan.
52
BAB IV
TINDAKAN PELAKU MAKAR DARI ZAMAN NABI HINGGA
SEKARANG
A. Zaman nabi Muhammad Pada masa Nabi Muhammad Saw, tak jarang terjadi rencana jahat yang
dilakukan orang kafir Qurasy demi menghentikan tindakan Nabi yang menginginkan terciptanya masyarakat beragama Islam, yang tunduk terhadap aturan-aturan Allah dan Rasul-Nya. Kejadian itu bisa dilihat dalam sejarah Islam pada era Nabi,dengan banyaknya peperangan yang terjadi baik yang diikuti beliau atau tidak.Dan ayat diatas merupakan sejarah yang diabadikan oleh Al-Qur‟an ketika Nabi Muhammad diincar oleh orang kafir Qurasy untuk ditangkap dan dibunuh. Imam Qurtubi mengatakan di dalam kitabnya, al-Jāmi‟ li Ahkām Alquran bahwa ayat tersebut sebagai kabar bagi Nabi akan rencana kafir Qurays ketika berkumpul di tempat perkumpulan (Dar al-Nadwah) untuk membuat kesepakatan dalam pembunuhan Nabi. Maka bersepakatlah mereka untuk menangkap dan membunuh Nabi dengan cara mengepung rumah beliau pada suatu malam, yang oleh Imam Ibnu Katsir dipastikan sebagai malam yang keesokan harinya akan hijrah ke Madinah.Mereka akan menangkap beliau ketika keluar dari rumahnya. Namun, karena beliau sudah mengetahui terlebih dahulu akan rencana mereka, maka Nabi menyuruh Ali bin Abi Talib untuk tidur di tempat tidur beliau. Dan dia pun mengiyakan perintah Nabi.Kemudian Nabi berdoa agar musuh-musuhnya itu tidak melihat beliau ketika keluar rumah.68
Maka Allah membuat mata mereka mengantuk, dan akhirnya tertidur.Kemudian Nabi keluar dengan membawa segenggam pasir untuk ditaburkan di setiap kepala mereka. Ketika fajar terbit, mereka terjaga dan hanya melihat sosok Ali bin Abi Talib di dalam rumah Nabi. Kisah tersebut menjadi bukti bahwa keinginan musuh-musuh Nabi untuk melenyapkannya dari muka bumi sudah terjadi sebelum Nabi mendirikan kota Madinah. Pembangkangan orang kafir Qurasy terhadap Nabi sudah direncanakan agar Nabi tidak meneruskan dakwahnya dalam menyebarkan agama Allah, yang oleh mereka dinilai bertentangan dengan keyakinan dan tradisi warisan nenek moyang masyarakat Mekkah.69
Oleh karenanya, gerakan Nabi tersebut ditentang dan harus dihentikan dengan cara apa pun, termasuk membunuh beliau. Namun Nabi tidak langsung melawan para kafir Qurasy tersebut. Sebab saat itu kekuatan yang dimiliki beliau belum kuat, sehingga beliau lebih memilih kabur ke kotaYatsrib, yang kelak akan menjadi kota beliau dengan sebutan kota Madinah. Di sana lah beliau membangun kekuatan untuk melindungi diri dari lawan-lawannya. Di kota tersebut beliau tidak sekedar berperan sebagai Nabi, bahkan sebagai seorang politisi yang sering muncul ke muka untuk menyampaikan seruan dan mendamaikan suku Aws dan Khazraj yang sering bermusuhan.Dengan begitu kekuatan umat Islam yang berada
68Abu fida‟ Ahmad bin Badruddin.tafsir ibnu katsir, kisah para nabi dan rasul.(Jakarta, pustaka as-sunnah 2007 ).,799
69Ibid.,800
53
di bawah (kekuasaan) Nabi semakin kuat, hingga akhirnya Islam menjadi lebih dari sekadar agama negara, bahkan Islam merupakan negara itu sendiri Maka dari itu, ketika Nabi dan kafilahnya pulang dari Tabuk menuju Madinah, Hudzaifah bin Yaman menggiring Unta Nabi Muhammad Saw, sedangkan Ammar bin Yasar yang mengendarainya. Kemudian ketika sudah sampai di jalan kecil di atas bukit tiba-tiba dihadang oleh segerombolan orang yang tak dikenal .Mereka ingin melakukan makar dengan merampas barang bawaan yang dibawa dari Tabuk.Namun seseorang berteriak sehingga mereka kabur.Kemudian Nabi bertanya kepada kafilahnya mengenai orang-orang tersebut.Maka dijawab bahwa mereka menutup mukanya dengan kain, dan itu perbuatan orang yang sedang melakukan perjalanan.Maka Nabi pun mencap mereka sebagai munafik sampai hari kiamat, dengan dilanjutkan sebuah pertanyaan tentang tujuan mereka. Kemudian Hudzaifah menjawab bahwa mereka ingin menyempitkan jalan Nabi ketika sampai di jalan kecil kemudian melemparkan beliau ke bawah Kisah orang munafik yang ingin melakukan makar tersebut oleh Alquran diabadikan, firman Allah diidalam Al-Qur‟an dalam surat At-taubah:7070
“Belumkah datang kepada mereka berita penting tentang orang-orang yang sebelum mereka, (yaitu) kaum Nuh, 'Aad, Tsamud, kaum Ibrahim, penduduk Madyan dan negeri-negeri yang telah musnah?71.telah datang kepada mereka Rasul-rasul dengan membawa keterangan yang nyata, Maka Allah tidaklah sekali-kali Menganiaya mereka, akan tetapi merekalah yang Menganiaya diri mereka sendiri.”
Hal ini bertujuan agar kejadian seperti di atas dapat diketahui oleh para
generasi umat Islam di masa akan datang, serta diambil hikmah dari kejadian
tersebut. Bahwa sampaiNabi menjadi kepala negara di kota Madinah pun tetap
ada tindakan makar yang dilakukan oleh para musuh beliau. Selain di masa Nabi,
pada masa sahabat juga terdapat pemberontak. Yaitu di masa khalifah Ali bin Abi
Talib ra., yang dikenal dengan sebutan kelompok Khawarij. Khawarij berarti
kelompok yang keluar (enggan) dari pemerintahan yang sah yang telah disepakati oleh
70Abu fida‟ Ahmad bin Badruddin.tafsir ibnu katsir, kisah para nabi dan rasul.(Jakarta, pustaka as-sunnah 2007 ).,780
71'Aad adalah kaum Nabi Hud, Tsamud ialah kaum Nabi Shaleh; penduduk Madyan ialah kaum Nabi Syu'aib, dan penduduk negeri yang telah musnah adalah kaum Nabi Luth a.s.
54
umat, entah keluarnya pada era Khulafa‟ al-Rāsyidūn atau pada era Tābi‟ in dan
seterusnya yang imamnya telah ditentukan.72
B. Zaman nabi shalih
Mengisahkan makar dizaman Nabi shalih. Yang mana kaum a‟ad
merencanakan siasat buruk terhadap Nabi Shalih Kalimat yang sama yang
disampaikan oleh setiap nabi, dan kalimat tersebut tidak pernah berubah
sebagaimana kebenaran tidak pernah berubah. Para pembesar kaum Nabi Saleh
terkejut dengan apa yang dikatakannya. Beliau menyatakan bahwa tuhan mereka
tidak memiliki nilai yang berarti.Beliau melarang mereka untuk menyembahnya
dan memerintahkan mereka hanya menyembah Allah SWT.73
Dakwah Nabi Saleh cukup menggoncangkan masyarakat.Nabi Saleh
terkenal dengan kejujuran dan kebaikan.Kaumnya sangat menghormatinya
sebelum Allah SWT mengutusnya dan memberikan wahyu padanya untuk
berdakwah kepada mereka. Kaum Nabi Saleh berkata: "Hai Saleh, sesungguhnya
kamu sebelum ini adalah seorang di antara kami yang kami harapkan, apakah
kamu melarang kami untuk menyembah apa yang disembah oleh bapak-bapak
kami? Dan sesungguhnya kami betul-betul dalam keraguan yang mengelisahkan
terhadap agama yang kamu serukan kepada kami." (QS. Hud: 62) Renungkanlah
bagaimana pandangan orang-orang kafir dari kaum Nabi Saleh: "Sesungguhnya
engkau sangat kami harapkan karena kaluasan ilmumu, kematangan akalmu,
kejujuranmu dan kebaikanmu. Kemudian hilanglah harapan kami terhadapmu.
Apakah engkau akan melarang kami untuk menyembah apa yang disembah oleh
kakek-kakek kami. Alangkah celakanya! Kami tidak berharap engkau mencela
tuhan-tuhan kami yang kami mendapati orang tua-orang tua kami
menyembahnya."
Demikianlah kaum Nabi Saleh merasa bingung di hadapan kebenaran dan
mereka heran terhadap saudara mereka Saleh yang mengajak mereka untuk
menyembah Allah SWT.Mengapa?Karena mereka tidak memiliki alasan dan
pemikiran yang benar.Mereka hanya beralasan bahwa kakek-kakek mereka
72Ibid.,781
73Abu fida‟ Ahmad bin Badruddin.tafsir ibnu katsir, kisah para nabi dan rasul.(Jakarta, pustaka as-sunnah 2007 )., 163
55
menyembah tuhan-tuhan ini.Demikianlah taklid yang menyebabkan manusia ter-
jerumus dalam kesesatan.Dan Nabi datang untuk menghilangkan taklid buta
ini.Akidah tauhid disebarkan sebagai dakwah untuk membebaskan pikiran dari
segala belenggu, yaitu suatu dakwah yang membebaskan akal manusia dari
belenggu taklid, khurafat orang-orang dulu, dan khayalan tradisi yang
mapan.Inilah dakwah tauhid yang menyuarakan kebebasan akal dan segala bentuk
kebebasan lainnya. Dakwah tersebut tidak akan ditentang kecuali oleh orang-
orang yang akalnya terpasung oleh pemikiran orang-orang dulu dan khayalan
orang-orang tua. Meskipun dakwah Nabi Saleh disampaikan dengan penuh
ketulusan, namun kaumnya tidak mempercayainya.Mereka justru meragukan
dakwahnya.Mereka mengira bahwa Nabi Saleh tersihir. Mereka meminta
kepadanya agar ia mendatangkan mukjizat ynag membuktikan bahwa ia memang
utusan Allah SWT.
Allah SWT berkehendak untuk mengabulkan permintaan mereka.Kaum
Tsamud mengukir rumah-rumah besar dari gunung.Mereka menggunakan batu-
batu besar untuk membangun.Mereka adalah orang-orang yang kuat yang Allah
SWT membuka pintu rezeki bagi mereka dari segala hal.Mereka datang setelah
kaum 'Ad lalu mereka tinggal di bumi dan memakmurkannya. Nabi Saleh berkata
kepada kaumnya ketika mereka meminta mukjizat kepadanya:"Hai kaumku, inilah
unta betina dari Allah sebagai mukjizat (yang menunjukkan kebenaran) untukmu,
sebab itu biarkanlah dia, makan di bumi Allah, dan janganlah kamu
mengganggunya dengan gangguan apa pun yang akan menyebabkan kamu
ditimpa azab yang dekat." (QS. Hud: 64) Yang dimaksud ayat dalam surah
tersebut adalah mukjizat.74
Diriwayatkan bahwa unta itu merupakan mukjizat karena batu gunung
pada suatu hari terpecah dan keluar darinya unta, dan keluar di belakangnya
anaknya yang kecil.la lahir melalui cara yang tidak umum dalam proses kelahiran.
Diriwayatkan juga bahwa ia merupakan mukjizat karena ia minum air yang
terdapat di sumur-sumur pada suatu hari lalu binatang-binatang yang lain tidak
berani mendekati air itu pada hari tersebut. Ada riwayat lain mengatakan bahwa ia
74Ibid.,164
56
merupakan mukjizat karena ia mengeluarkan susu yang mencukupi untuk dipakai
minum oleh seluruh manusia di hari di mana ia minum seluruh air sehingga tidak
ada sedikit pun yang tersisa darinya. Unta ini merupakan mukjizat di mana Allah
SWT menyifatinya dengan sebutan: "naqatullah" (unta Allah). Itu berarti bahwa
unta tersebut bukan unta biasa, namun ia merupakkan mukjizat dari Allah SWT.
Allah SWT menurunkan perintah kepada Nabi Saleh agar beliau melarang
kaumnya untuk mengganggunya atau membunuhnya. Beliau memerintahkan
mereka untuk membiarkannya, makan dibumiAllah SWT dan tidak menyakitinya.
Beliau mengingat kan mereka bahwa ketika mereka mencoba untuk
mengganggunya, maka mereka akan mendapatkan siksaan dalam waktu dekat.
Mula-mula kaum Tsamud sangat terheran-heran ketika melihat unta lahir dari
batu-batuan gunung.Ia adalah unta yang diberkati di mana susunya cukup untuk
ribuan laki-laki, wanita, dan anak-anak kecil. Jika unta itu tidur di suatu tempat,
maka binatang-binatang lain akan menyingkir darinya. Jelas sekali ia bukan unta
biasa, namun ia merupakan tanda-tanda kebesaran dari Allah SWT. Unta itu hidup
di tengah-tengah kaum Nabi Saleh.Berimanlah orang-orang yang beriman di
antara mereka dan sebagian besar mereka tetap berada dalam penentangan dan
kekafiran.Kebencian terhadap Nabi Saleh berubah menjadi kebencian kepada unta
yang diberkati itu.Mulailah mereka membikin persekongkolan untuk melawan
unta itu.
Orang-orang kafir sangat membenci mukjizat yang agung ini dan mereka
membuat rencana jahat untuk melenyapkannya.Sebagaimana biasanya, para
tokoh-tokoh kaumnya berkumpul untuk membuat, makar. Allah SWT berfirman:
"Dan (Kami telah mengutus) kepada kaum Tsamud saudara mereka, Saleh. Ia
berkata: 'Hat kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu
selain-Nya. Sesungguhnya telah datang bukti yang nyata kepadamu dari
Tuhanmu. Unta betina Allah ini menjadi tanda bagimu, maka biarkanlah dia,
makan di bumi Allah, dan janganlah kamu mengganggunya, dengan gangguan apa
pun, (yang karenanya) kamu akan ditimpa siksaan yang pedih. Dan ingatlah
olehmu di waktu Tuhan menjadikan kamu pengganti-pengganti (yang berkuasa)
sesudah kaum 'Ad dan memberikan tempat bagimu di bumi.
57
Kamu dirikan istana-istana di tanah-tanahnya yang datar dan kamu pahat
gunung-gunungnya untuk dijadikan rumah;, maka ingatlah nikmat-nikmat Allah
dan janganlah kamu merajalela di muka bumi dengan membuat kerusakan.
Pemuka-pemuka yang menyombongkan diri di antara kaumnya berkata kepada
orang-orang yang dianggap lemah yang telah beriman di antara mereka: 'Tahukah
kamu bahwa Saleh diutus (menjadi rasul) oleh Tuhannya ?' Mereka menjawab:
'Sesungguhnya kami beriman kepada wahyu yang Saleh diutus untuk
menyampaikannya.' Orang-orang yang menyombongkan diri berkata:
'Sesungguhnya kami adalah orang yang tidak percaya kepada apa yang kamu
imani itu." (QS. al-Araf: 73-76)
Nabi Saleh menyeru kaumnya dengan penuh kasih sayang dan cinta.Beliau
mengajak mereka untuk hanya menyembah Allah SWT dan mengingatkan mereka
bahwa Allah SWT telah mengeluarkan mukjizat bagi mereka, yaitu
unta.75Mukjizat itu sebagai bukti akan kebenaran dakwahnya. Beliau memohon
kepada mereka agar mereka membiarkan unta itu memakan dari hasil bumi, dan
setiap bumi adalah bumi Allah SWT. Beliau juga mengingatkan mereka agar
jangan sampai mengganggunya karena yang demikian itu dikhawatirkan akan
mendatangkan azab bagi mereka. Bahkan beliau mengingatkan mereka dengan
nikmat-nikmat Allah SWT yang turun kepada mereka: "Bagaimana Dia
menjadikan mereka penguasa-penguasa yang datang setelah kaum 'Ad, bagaimana
Dia memberi mereka istana dan gunung-gunung yang terukir serta berbagai
kenikmatan dan kekuatan."
Demikianlah yang dilakukan oleh Nabi Saleh namun kaumnya justru
menjawabnya dengan jawaban yang aneh.Mereka tidak menghiraukan nasihat
Nabi mereka.Mereka menemui orang-orang yang beriman kepada Nabi Saleh.
Mereka bertanya dengan pertanyaan yang tujuan untuk merendahkan dan
mengejek: "Apakah kalian mengetahui bahwa Saleh seseorang yang diutus dari
Tuhannya?" Pertanyaan ini tidak pantas dikemukakan setelah mereka melihat
mukjizat unta.Alhasil, mereka merendahkan pengikut Nabi Saleh dan
mengejeknya. Sekelompok kecil yang beriman kepada Nabi Saleh berkata:
75Ibid.,165
58
"Sesungguhnya kami percaya dengan apa yang dibawa oleh Nabi Saleh."
Perhatikanlah jawaban orang-orang mukmin.Jawaban tersebut sangat
bertentangan dengan jawaban para pembesar dari kaum Nabi Saleh.Para pembesar
itu justru meragukan kenabian Saleh sedangkan orang-orang mukmin itu
menegaskan kepercayaan mereka terhadap kebenaran yang dibawa oleh Nabi
Saleh.
Kebenaran yang dibawa oleh Nabi Saleh tidak berhubungan dengan unta
itu, namun berhubungan dengan dakwahnya dan ajarannya. Mereka mengatakan:
"Kami mengimani apa yang dibawa oleh Nabi Saleh," dan mereka tidak
mengatakan: "Kami beriman kepada untanya." Mereka tidak mengatakan bahwa
unta itu yang menetapkan kenabian Saleh.Orang-orang mukmin lebih memper-
hatikan kebenaran ajaran yang dibawa oleh Nabi Saleh, bukan memperhatikan
mukjizat yang luar biasa itu. Melalui dialog tersebut kita dapat melihat sikap
orang-orang kafir di mana mereka justru merasa mulia dengan penentangan
terhadap kebenaran: "Orang-orang yang menyombongkan diri berkata:
'Sesungguhnya kami adalah orang yang tidak percaya kepada apa yang kamu
imani itu. "Demikianlah penghinaan mereka, kesombongan mereka, dan
kemarahan mereka.Rasa-rasanya sia-sia untuk mencari dalil yang dapat
memuaskan orang-orang kafir saat berdialog dengan mereka. Mereka selalu
menolak kebenaran, padahal mereka orang-orang yang merdeka dalam memilih
kebenaran itu.Malam mulai menyelimuti kota Tsamud.76Gunung-gunung yang
kokoh menjulang dan melindungi rumah-rumah yang terukir di
dalamnya.Dinyalakanlah lampu-lampu dalam istana yang terukir di gunung
itu.Gelas-gelas minuman diputarkan di antara mereka.
Tidak ada seorang pun dari tokoh-tokoh kaum yang tidak hadir
dipertemuan penting itu.Dimulailah pertemuan dan terjadilah dialog. Salah
seorang kaflr berkata:"Bagaimana kita akan mengikuti saja seorang manusia
(biasa) di antara kita? Sesungguhnya kalau kita begitu benar-benar dalam
keadaan sesat dan gila." (QS. al-Qamar: 24) Sementara yang lain
menjawab:"Apakah wahyu itu diturunkan kepadanya di antara kita? Sebenarnya
76Ibid.,166
59
dia adalah seorang yang amat pendusta lagi sombong." (OS. al-Oamar: 25)
Gelas-gelas minuman kembali diputar di antara mereka, dan pembicaraan beralih
dari Saleh ke unta Allah SWT. Salah seorang kafir berkata: "Jika datang musim
panas, maka unta itu mendatangi lembah yang dingin sehingga binatang-binatang
ternak yang lain lari darinya dan kepanasan." Seorang kafir lagi berkata: "Jika
datang musim dingin unta itu mencari tempat penghangat, lalu ia istirahat di situ
sehingga binatang-binatang ternak kita lari darinya dan menuju tempat yang
dingin sehingga terancam kematian." Gelas-gelas minuman kembali diputar dan
bergoyang di tangan orang-orang yang meminum.
Salah seorang yang duduk memerintahkan agar perempuan yang menyanyi
berhenti dari nyanyiannya karena ia sedang berpikir. Kemudian kesunyian
menghantui segala penjuru. Orang itu mulai berpikir sambil meminum dua gelas
minuman keras, dan dengan suara pelan ia berkata: "Hanya ada satu cara." Orang-
orang yang duduk di sekitarnya bertanya: "Bagaimana jalan keluarnya?" Tokoh
mereka berkata: "Kita harus melenyapkan Saleh dari jalan kita. Yang saya maksud
adalah untanya.Kita harus membunuh untanya dan setelah itu kita akan
membunuh Saleh." Demikanlah cara yang dilakukan orang-orang yang kafir
sepanjang sejarah. Demikianlah senjata yang digunakan oleh mereka dalam
menghadapi kebenaran.Mereka tidak menggunakan akal sehat atau adu
argumentasi, tapi mereka justru menggunakan kekuatan fisik. Bagi mereka, ini
adalah cara yang paling aman. Pembunuhan akan menyelesaikan masalah. Namun
salah seorang di antara mereka berkata: "Bukankah Saleh mengingatkan kita akan
azab yang keras jika kita sampai menyakiti unta itu." Namun, orang-orang yang
duduk di majelis itu segera memadamkan suara orang itu dengan dua gelas arak.
Kemudian percakapan dimulai tentang Saleh: "Berapakali kita putus asa dan
dibuat kecewa olehnya. Sebaik-baik jalan adalah membunuhnya.Mula-mula kita
membunuh untanya setelah itu kita akan menghabisi Saleh.""Namun siapa
gerangan yang berani membunuhnya?"Pertanyaan itu menciptakan keheningan di
antara mereka. Setelah beberapa saat, salah seorang mereka mengangkat suara:
"Saya mengenal seseorang yang dapat membunuhnya." Lalu nama demi nama
berputar di antara mereka sehingga mereka menyebut seorang penjahat yang
60
selalu membikin kerusakan di muka bumi dan ia suka mabuk-mabukan. Ia
mempunyai kelompok penjahat di kota. "Dan di kota itu ada sembilan orang laki-
laki yang membuat kerusakhan di muka bumi, dan mereka tidak berbuat
kebaikan." (QS. an-Naml: 48)77Mereka adalah alat-alat kejahatan. Mereka adalah
penjahat-penjahat kota yang terkenal. Mereka sepakat untuk melaksanakan
kejahatan.Kegelapan semakin menyelimuti gunung.Kemudian datanglah malam
tragedi.Unta yang diberkati itu sedang tidur dan mendekap anaknya yang kecil di
dadanya.Anaknya yang kecil itu merasakan kedinginan dan mendapatkan
kehangatan di sisi ibunya.Sembilan orang penjahat tersebut telah menyiapkan
senjata mereka, pedang mereka dan tombak mereka. Mereka keluar di kegelapan
malam, dan pemimpin mereka banyak minum khamer sehingga ia hampir tidak
melihat apa yang di depannya. "Maka mereka memanggil kawannya, lalu
kawannya menangkap (unta itu) dan membunuhnya." (QS. al-Qamar: 29)
Sembilan laki-laki itu menyerang unta itu, lalu ia bangkit dan bangunlah
anaknya dalam keadaan takut. Akhiranya, darah unta itu terkucur dan anaknya
pun terbunuh. Nabi Saleh mengetahui apa yang terjadi, lalu beliau keluar dalam
keadaan marah untuk menemui kaumnya. Beliau berkata kepada mereka:
"Bukankah aku telah mengingatkan agar kalian jangan mengganggu unta itu."
Mereka menjawab: "Kami memang telah membunuhnya, maka datangkanlah
siksaan kepada kami jika engkau mampu. Bukankah engkau berkata bahwa
engkau termasuk utusan Tuhan." Nabi Saleh berkata kepada kaumnya:
"Bersukarialah kamu sekalian di rumahmu selama tiga hari. Itu adalah janji yang
tidak dapat didustakan." (QS. Hud: 65) Setelah itu, Nabi Saleh meninggalkan
kaumnya. Kemudian datanglah janji Allah SWT untuk menghancurkan mereka
setelah tiga hari, Berlalulah tiga hari siksaan atas orang-orang kafir dan mereka
menunggu-nunggu azab yang datang. Maka pada hari keempat langit terpecah
melalui teriakan yang keras di mana teriakan itu menghancurkan gunung dan
membinasakan apa saja yang ada di dalamnya. Kemudian bumi berguncang dan
menghancurkan apa saja yang di atasnya. Itu adalah satu teriakan saja yang
77Abu fida‟ Ahmad bin Badruddin.tafsir ibnu katsir, kisah para nabi dan rasul.(Jakarta,
pustaka as-sunnah 2007 )., 171
61
membuat kaum Nabi Saleh hancur berantakan. Allah SWT berfirman:
"Sesungguhnya Kami akan mengirimkan unta betina sebagai cobaan bagi mereka,
maka tunggulah (tindahan) mereka dan bersabarlah. Dan beritakanlah kepada
mereka bahwa sesungguhnya air itu terbagi antara mereka (dengan unta bertina
itu); tiap-tiap giliran minum dihadiri (oleh yang punya giliran).Maka, mereka
memanggil kawannya, lalu kawannya menangkap (unta itu) dan
membunuhnya.Alangkah dahsyatnya azab-Ku dan ancaman-ancaman-
Ku.Sesungguhnya Kami menimpakan atas mereka satu suara yang keras
mengguntur, maka jadilah mereka seperti rumput-rumput kering (yang
dikumpulkan oleh) yang punya kandang binatang." (QS. al-Qamar: 27-31)
Mereka hancur semua sebelum mengetahui apa yang terjadi. Sedangkan orang-
orang yang beriman bersama Nabi Saleh, mereka telah meninggalkan tempat
tersebut sehingga mereka selamat.78
C. Zaman nabi yusuf
Makar pada masa nabi yusuf yang mana saudaranya berniat untuk membunuh nya, mereka meminta izin kepada ayahnya Nabi Ya‟qub untuk membawa yusuf pergi berburu Mereka pun berhasil mengajak Nabi Yusuf as pada hari berikutnya dan pergi dengannya ke gurun. Mereka menuju tempat yang jauh belum pernah mereka tempuh.Mereka mencari sumur yang disitu sering dilewati oleh para kafilah dan mereka berencana untuk memasukkan Nabi Yusuf as ke dalam sumur itu. Allah Yang Maha Mengetahui mengilhamkan kepada Nabi Yusuf as bahwa ia akan selamat, maka tidak perlu takut. Allah yang maha kuasa menjamin bahwa Nabi Yusuf as akan bertemu dengan mereka pada suatu hari dan akan memberi tahu mereka apa yang mereka lakukan kepadanya.79
Nabi Yusuf as sempat melakukan perlawanan kepada mereka, namun mereka memukulinya dan mereka memeritahkannya untuk melepas bajunya, lalu mereka menceburkannya ke dalam telah dalam keadaan telanj.ang. Kemudian Allah Yang Maha Kuasa mewahyukan kepadanya bahwa ia akan selamat dan karean itu ia tidak perlu takut. Di dalam telah itu terdapat air, namun tubuh Nabi Yusuf as tidak terkena hal yang membahayakan.Ia sendirian duduk di sumur itu, kemudian ia bergantungan dengan batu.
Kemudian saudara-saudara yang benci kepada Nabi Yusuf itu menyembelih hewan sejenis kambing atau rusa, lalu melumurkan darah palsu ke pakaian Nabi Yusuf as.Mereka lupa untuk merobek-robek pakaian Nabi Yusuf as.Mereka malah membawa apakain sebagaimana biasanya (masih utuh) dan hanya berlumuran darah.Peristiwa ini terjadi di malam yang gelap.Sementara itu,
78 Ibid.,172 79Abu fida‟ Ahmad bin Badruddin.tafsir ibnu katsir, kisah para nabi dan rasul.(Jakarta,
pustaka as-sunnah 2007 ).,319
62
si ayah duduk di rumahnya lalu anak-anaknya masuk menemuinya di tengah malam di mana kegelapan malam menyembunuikan kegelapan dan kegelapan kebohongan yang siap ditampakkan. D. Zaman nabi nuh
Kisahkan bagaimana umat nabi Nuh saat itu, bahwa syaithan penipu yang menyestkan mereka itu dari kebenaran , baik syaitan halus aupun kasar, yaitu manusia yang menjalankan lakon syaithon, mereka itulah yang selalu membujuk, menipu, merayu membawa orang-orang yang tidak mau megikuti ajaran Nabi, supaya mereka tinggalkan jalan yang benar dan tempuh jalan yang sesat.80
E. Kaum Quraisy
makar di zaman Nabi Muhammad Idzaa laHum makrun fii aayaatinaa
(“Tiba-tiba mereka mempunyai tipu-daya dalam [Menentang] tanda-tanda
kekuasaan Kami.”) Mujahid berkata: “Yaitu menertawakan dan mendustakan.”
Sebagaimana firman-Nya yang artinya: “Dan apabila manusia ditimpa bahaya dia
berdo‟a kepada Kami dalam keadaan berbaring duduk, atau berdiri…” (QS.
Yunus: 12)
Diriwayatkan dalam kitab ash-Shahih, sesungguhnya Rasulullah saw.
melakukan shalat shubuh bersama para sahabat (di Hudaibiyyah-Ed) 81setelah
malamnya turun hujan. Ketika usai shalat, beliau menghadap para sahabat lalu
bersabda: “Apakah kalian mengetahui apa yang difirmankan Rabb kalian tadi
malam?” Mereka menjawab: “Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui.” Beliau
bersabda: “Allah berfirman: „Saat pagi hari, sebagian hamba-Ku ada yang
beriman kepada-Ku dan ada yang kafir. Barangsiapa berkata: „Kami-mendapat
hujan berkat karunia Allah dan rahmat-Nya,‟ maka dia beriman kepada-Ku, kafir
kepada bintang. Dan adapun yang berkata: „Kami diberi hujan oleh bintang ini
dan bintang itu,‟ maka dia kafir kepada-Ku, beriman kepada bintang.” (Muttafaq
„alaiHi) Firman-Nya: qulillaaHu asra-„u makran (“Katakanlah, Allah lebih cepat
pembalasan-Nya [atas tipu daya itu]”)
Maksudnya, sangat bertahap dan pelan-pelan, sehingga sebagian orang-
orang yang durhaka menyangka bahwa dirinya tidak disiksa, padahal sebenarnya
80Abu fida‟ Ahmad bin Badruddin.tafsir ibnu katsir, kisah para nabi dan rasul.(Jakarta, pustaka as-sunnah 2007 )., 95
81Abu fida‟ Ahmad bin Badruddin.tafsir ibnu katsir, kisah para nabi dan rasul.(Jakarta, pustaka as-sunnah 2007 ).,163
63
dia sedang berada dalam penangguhan, kemudian dia disiksa ketika sedang
lalai.Malaikat juru-tulis yang mulia pun menulis segala sesuatu yang
dikerjakannya, kemudian menyimpannya dan menyerahkannya kepada Dzat yang
Mahamengetahui yang ghaib dan yang nampak. Maka Allah membalasnya, baik
amal itu sepele maupun besar, bahkan (sekecil) bagian yang ada pada sebuah biji
ataupun (setipis) kulit yang ada pada biji kurma. Kemudian Allah Ta‟ala memberi
kabar, sesungguhnya Allah: Huwal ladzii yusarri-„ukum fil barri wal bahri
(“Dialah yang menjadikan kamu dapat berjalan di daratan, (berlayar) di lautan.”)
Maksudnya, Allah menjaga dan memeliharamu dengan penjagaan-Nya.Hattaa
idzaa kuntum fil fulki wa jaraina biHim biriihin thayyibatiw wa farihuu biHaa
(“Sehingga apabila kamu berada di dalam bahtera, dan meluncurlah bahtera itu
membawa orang-orang yang ada di dalamnya dengan tiupan angin yang baik dan
mereka bergembira karenanya.”) Maksudnya, cepatnya perjalanan mereka
bersama-sama dengan baik, kemudian pada saat itu tiba-tiba: jaa-atHaa
(“Datanglah kepadanya.”) Maksudnya, kepada bahtera-bahtera itu.Riihun
„aashifun (“Angin badai.”)Maksudnya, dengan kencang.Wa jaa-a Humul mauju
min kulli makaanin (“Dan datanglah gelombang dari segenap penjuru
menimpanya.”) Maksudnya, lautan telah menggoncang mereka.Wa dhannuu
annaHum uhiitha biHim (“Mereka yakin bahwa mereka terkepung [bahaya].”)
maksudnya, mereka akan mati. Da‟awullaaHa mukhlishiina laHuddiin (“Mereka
berdo‟a kepada Allah dengan mengikhlaskan ketaatan kepada-Nya.”) Maksudnya,
mereka tidak berdo‟a kepada berhala dan tidak pula kepada patung, akan tetapi
mereka mengkhususkan do‟a dan permohonan kepada Allah. Sebagaimana
firman-Nya yang artinya: “Dan apabila kamu ditimpa bahaya di lautan, niscaya
hilanglah siapa yang kamu seru kecuali Dia, maka tatkala Dia menyelamatkanmu
ke daratan, kamu berpaling. Dan manusia adalah selalu tidak berterimakasih.”
(QS.Al-Israa‟: 67)
Di sini Allah berfirman: Da‟awullaaHa mukhlishiina laHuddiina la in
anjaitanaa min HaadziHii lanakuunanna minasy syaakiriin (“Mereka berdo‟a
kepada Allah dengan mengikhlaskan ketaatan kepada-Nya. Mereka berkata:
“Sesungguhnya jika Engkau menyelamatkan kami dari bahaya ini, pastilah kami
64
akan termasuk orang-orang yang bersyukur.”) Maksudnya, kami tidak
menyekutukan Engkau dengan seorang pun dan sungguh Kami benar-benar
mengesakan Engkau dengan ibadah di sana. Sebagaimana kami mengesakan
Engkau dengan do‟a di sini. Allah Ta‟ala berfirman: falammaa anjaaHum (“Maka
tatkala Allah menyelamatkan mereka.”) Maksudnya, dari bahaya itu.Idzaa Hum
yabghuuna fil ardli bighairil haqqi (“Tiba-tiba mereka membuat kedhaliman di
bumi tanpa [alasan] yang benar.”) Maksudnya, seolah-olah tidak pernah berdosa
sama sekali. Ka allam yad‟unaa ilaa dlurrim massaHu (“Seolah-olah dia tidak
pernah berdoa kepada Kami untuk [menghilangkan] bahaya yang telah
menimpanya.”) (QS. Yunus :12) Kemudian Allah Ta‟ala berfirman: yaa ayyuHan
naasu innamaa baghyukum „alaa anfusikum (“Hai manusia, sesungguhnya
[bencana] kezhalinianmu akan menimpa dirimu sendiri.”)82 Maksudnya, yang
merasakan bahaya dari kedhaliman ini hanyalah diri kalian sendiri dan tidak
mengenai seseorang selain kalian, sebagaimana diriwayatkan dalam hadits:
“Tidak ada suatu dosa pun yang Allah segerakan siksanya di dunia, bersamaan
dengan disimpan untuk pelakunya (untuk disiksa) di akhirat, melainkan dosa
kedhaliman dan pemutusan tali persaudaraan.” (HR Abu Dawud no. 4902)
Firman-Nya: mataa‟al hayaatid dun-yaa (“[Hasil kedhaliman itu] hanyalah
kenikmatan hidup di dunia.”) maksudnya untuk kalian kenikmatan dunia yang
sedikit lagi hina. Tsumma ilainaa marji‟ukum (“Kemudian kepada Kami lah
kembalimu.”)Maksudnya, tempat kembali dan tempat berlindung kalian.Fa
nunabbi-ukum (“Lalu Kami kabarkan kepadamu.”)Maksudnya, Kami mengabari
kalian dengan semua amal kalian dan Kami balas amal-amal itu.Maka barangsiapa
mendapatkan kebaikan, hendaklah dia memuji Allah.Dan barangsiapa mendapati
selain itu, maka janganlah dia menyesali kecuali karena dirinya sendiri.
82Ibid., 164
65
F. Zaman nabi musa
“[P]ada zaman nabi Musa yang melawan firaun Inilah kedustaan Fir‟aun, padahal para pesihir sebelumnya telah bersusah payah mengorbankan tenaga mereka untuk mengalahkan Nabi Musa „alaihis salam, namun mereka kalah dan kebenaran terbukti, lalu mereka pun mengikutinya Fir‟aun berkata kepada para tukang sihir, ”Apakah kalian beriman kepada Allah sebelum aku izinkan kepada kalian untuk beriman kepada Nya? sesungguhnya keimanan kalian kepada Allah dan kepercayaan kalian terhadap Musa, serta penetapan kalian atas kenabiannya hanyalah satu bentuk rekayasa yang kalian rencanakan bersama Musa agar kalian dapat mengusir penduduk kota kalian ini darinya, kemudian kalian menjadi orang-orang yang memonopoli kebaikan-kebaikan yang ada di kota ini. Firaun menuduh Nabi Musa telah berbuat makar dikarnakan para tukang sihir tidak dapatmengalahkan Nabi Musa sesungguhnya Allah lah sebaik-baik pembals tipu daya” .83
G. Zaman nabi Isa
makar di zaman Nabi isa, yakni terkemukanya bani israil dalam rencana
mereka yang hendak membunuh Nabi Isa mereka bertujuan ingin menimpakan
kejahatan terhadapnya dan menyalibnya. Mereka semua bergabung untuk
menentang dan menghasut untuk menyampaikan berita kepada raja bahwa disana
ada seorang laki-laki yang menyesatkan orang banyak, menghalang-halangi
mereka untuk taat kepada Raja, merusak rakyat serta memcah belah antara ayah
dan anaknya, dan hasutan-hasutan lainnya yang bisa mengakibatkan saksi yang
berat bagi pelakunya. Mereka melemparkan tuduhan terhadap Nabi Isa sebagai
seorang pendusta, dan bahwa dia adalah anak zina. Hal tersebut membangkitkan
kemmarahan si raja, lalu ia mengirmkan orang-orangnya untuk menangkap dan
menyalib serta menyiksanya.
Ketika mereka mengepung rumah Nabi Isa Nabi Isa dan mereka menduga
pasti dapat menangapnya, maka Allah menyelamatkan Nabi Isa dari sergapan
mereka.Allah mengangkatnya dari atap rumah tersebut ke langit.Kemudian Allah
memiripkan rupa seorang laki-laki yang ada dirumah tersebut dengan rupa Nabi
Isa.Ketika mereka masuk rumah itu, mereka menduga lelaki tersebut sebagai Nabi
Isa dalam kegelaapan malam, lalu mereka menangkapnya dan menghinaya serta
menyalibnya, lalu meletakkan duri diatas kepalanya.
83Abu fida‟ Ahmad bin Badruddin.tafsir ibnu katsir, kisah para nabi dan rasul.(Jakarta,
pustaka as-sunnah 2007 )., 570
66
Hal tersebut merupakan tipu daya dari Allah terhadap mereka, karena Dia
akan menyelamakan Nabi-Nya dan mengangkatnya dari hadapan mereka ke
langit, serta meninggalkan mereka yang bergelimang di dalam kee sesatan.
Mereka menduga bahwa mereka telah berhasil mencapai sasarannya.Dan Allah
menempatkan di dalam hati mereka kekerasan dan keingkaran terhadap perkara
yang hak.Hal ini melekat di hati mereka, dan Allah menimpakan kepada mereka
kehinaan yang tidak pernah lekang dari diri mereka sampai harii kiamat nanti.
Al Hasan al Bashariy dan Muhammad bin Ishaq berkata: “ Namanya
adalah Dawud bin Nuda. Ia diperintahkan untuk dibunuh dan di salib. Peristiwa
itu terjadi di sore jum‟at, menjelang malam sabtu.Ketika telah tiba waktunya
mereka untuk memasuki rumah terrsebut maka salah seorang sahabat isa yang
hadir waktu itu diserupakan oleh Allah seperti isa diangkat kelangit memlalui
celah-celah lubang angin yang ada dirumah tersebut. Sedangkan penghuni rumah
tersebut menyaksikan hal tersebut .84
F. Zaman sekarang
Dalam sejarahnya, Indonesia pernah beberapa kali mengalami tindakan makar
yang dilakukan oleh warga negaranya. Tindakan makar dilakukan dengan
menentang ideologi bangsa hingga melakukan penyerangan kepada kepala negara
yang sah dan sedang melakukan tugas resminya.
Kasus makar pertama dilakukan oleh seorang Daniel Maukar. Saat Bung
Karno masih menjabat presiden NKRI, dia melakukan serangan mengerikan ke
istana negara. Dengan pesawat tempur yang dikendalikannya, pilot hebat
Indonesia ini melakukan penyerangan yang mematikan. Untungnya, pada kejadian
ini, Bung Karno sedang tidak ada di tempat sehingga nyawanya jadi selamat.
Akibat kasus penyerbuan ini, Daniel Maukar diadili atas tindakan makar terhadap
negara dan juga presiden. Dia dijatuhi hukuman mati meski pada akhirnya
diampuni dan hanya menjalani sekitar 8 tahun masa tahanan sebelum akhirnya
bebas memasuki lengsernya era Bung Karno menjadi presiden di Indonesia.
84Abu fida‟ Ahmad bin Badruddin.tafsir ibnu katsir, kisah para nabi dan rasul.(Jakarta,
pustaka as-sunnah 2007 )., 883
67
Kasus makar selanjutnya dilakukan oleh GAM. Semua orang sudah paham
kalau GAM melakukan cukup banyak serangan di Aceh. Mereka ingin merdeka
dan lepas dari NKRI. Dalam aksi yang dilakukan selama bertahun-tahun itu,
GAM kerap mengibarkan benderanya dan melawan pasukan TNI yang melakukan
penjagaan. Hampir sama dengan GAM, RMS atau Republik Maluku Selatan dan
juga OPM atau Organisasi Papua Merdeka juga dianggap sebagai organisasi yang
melakukan tindakan makar dan melawan kedaulatan NKRI. Terakhir, PKI yang
dipercaya melakukan penyerangan dan membuat Indonesia jadi mencekam juga
ditetapkan pemerintah sebagai tindakan makar yang besar dan terorganisir dengan
baik. Inilah sekilas ulasan tentang makar dan juga contoh-contoh kasusnya yang
terjadi di Indonesia. Semoga kasus yang berhubungan dengan Ahok, ulama, dan
pihak-pihak terkait bisa segera usai. Terpenting dari semua, semoga aksi makar
tidak terjadi agar Indonesia tetap aman dan damai.85
85 https://www.boombastis.com/contoh-kasus-makar/83013
68
BAB V
PENUTUP
A. K ESIMPULAN
Secara bahasa (etimologis) kata makar berasal dari bahasa Arab yang
dalam fi‟il madhinya” ” yang berarti : menipu, memperdaya, tipu daya dan tipu
muslihat dalam melakukan segala penipuan. Hal ini, di karenakan arti makar
dipakai oleh orang-orang yang berbuat makar. Dan jika di pakai buat Allah atau di
hubungankan kepada-Nya, maka kata makar itu di maksudkan utuk menimpakan
suatu balasan Allah terhadap orang-orang yang berbuat makar86. Dalam kamus
Muhammad yunus kata Makar berasal dari kata makara,yamkuru makran yang
artinya menipu.
Makr dalam al-Qur‟an merupakan salah satu persoalan yang
sangat,penting untuk dikaji karena berkaitan dengan persoalan perilaku
menyimpang yang ada pada masyarakat.Namum dalam tulisan ini hanya
memaparkan sebahagian kecil saja. Olehnya itu, penulis berharap kepada
mahasiswa khususnya yang mendalami studi al-Qur‟an untuk dapat melanjutkan
atau mengembangkan kajian ini agar lebih utuh sebagai sebuah konsep sehingga
praktis untuk diterapkan. Semoga Allah menerima usaha ini sebagai amal ibadah
disisinya.
Dari uraian diatas dapat diketahui siapa pelaku makar, apa penyebab dan akibat
serta cara menghadapi tipu daya
a. Pelaku tipu daya yang bertujuan baik yang disebutkan oleh Al-Qur‟an
adalah Allah, Nabi Yusuf dan Nabi Ibrahim
b. Pelaku tipu daya yang bertujuan buruk yang di sebutkan oleh Al-
Qur‟an adalah setan, saudar-saudara Nabi yusuf,orang-orang kafir atau
musyrik seperti firaun dan para tukan sihir
c. Penyebab tipu daya yang dijelaskan oleh Al-Qur‟an di antaranya
adalah karena kesombongan. Iri hati dan hawa nafsu
86Luis Ma‟luf,Al-Manjid Fi Al-Lughah Wa A‟ala,( Daar Al-Masyriq Beirut,Libanon
1983)770
69
d. Akibat dari tipu daya ini juga di jelaskan oleh Al-Qur‟an di antaranya
adalah ditimpa kehinaan dengan kekalahan serta menanggung malu
atas perbuatannya tersebut. Akibat yang lain adalah dengan ditimpakan
siksa dari Allah. Jjika tidak di dunia maka Allah akan membalas
perbuatannya di akhirat
e. Cara menhadapi tipu daya yang di smpaikan dalam Al-Qur‟an adalh
dengan bersabar ,bertakwa dan memohon pertolongan Allah Swt, serta
berjuang semampunya untuk menghadapi tipu daya.
B. Saran-saran
Sebagai insan yang biasa yang identik dengan salah dan lupa,
penulis menyadari bahwasanya penelitian ini masih banyak sekali
kesalahan dan kekurangannya. Saran dari penulis berdasarkan pemaparan
skripsi ini maka penullis memberikan beberapa saran yang di harapkan
dapat bermanfaat bagi semua pihak
1. Akademisi
Penulis menyarankan kepada para akademisi bahwa untuk
mengetahui lebih lengkap dan teperinci tentang aturan hukum makar baik
secara hukum islam maupun hukum positif, perlu diadakan kajian secara
khusus tentang makar.
2. Masyarakat
Hendaklah masyarakat lebih teliti dalam melihat sebuah organisasi
yang berkembang dilingkungannya, sehingga tidak menimbulkan kesan
panatisme terhadap ormas yang dianut sehingga memeberikan kesan
sesat terhadap ormas lain. Yang pada akhirnya akan menimbulkan
perpecahan dan pertentangan antar umat islam.
70
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Al-Qur‟an adalah Kalam Allah SWT yang diturunkan kepada Rasulullah
SAW sebagai penutup para Nabi, diawali dengan surat Al-Fatihah dan diakhiri
dengan surat An-Nas. Ia merupakan wahyu yang berfungsi untuk menjelaskan
segala sesuatu, sebagai petunjuk dan rahmat, serta memberi kabar gembira bagi
orang-orang Islam. Sebagaimana dikatakan dalam firman-Nya:
Artinya :
“Dan Kami turunkan kepadamu Al-kitab (Al-Qur‟an) untuk
menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar
gembira bagi orang-orang yang berserah diri”. (Q.S. An-Nahl: 87).
Al-Qur‟an adalah petunjuk bagi manusia. Karena Al-Qur‟an adalah kitab
petunjuk, maka dirinya berisi panduan-panduan untuk mencapai kebahagiaan
dunia dan akhirat. Oleh karena itu, Al-Qur‟an tidak hanya mengajarkan tentang
hubungan dengan Allah (Hablumminallah), tetapi juga mengajarkan tentang
hubungan dengan sesama manusia (Hablumminannas).1
Al-Qur‟an merupakan sumber utama dan mata air yang memancarkan
ajaran Islam. Hukum-hukum Islam yang mengandung serangkaian pengetahuan
1 M. Quraish Shihab, Wawasan Al-Qur‟an: Tafsir Maudhu‟i atas Pelbagai Persoalan
Umat, (Bandung: Mizan, 1998), h. 319.
71
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku / Karya Imiah
Abdul M. Athi Buhairi, yaayuhallazinaamanu.( Jakarta penerbit pustaka Al-Kautsar
2005)
Al-Albani, Muhammad nasshruddin,Ringkasan Shahih Muslim, Pustaka As
sunnah,Jakarta 2008
Al-Farmawi, Abdul Hayy, Metode Tafsir Maudhu‟i,Terj. Al-Bidayah Fi At-Tafsir
Al-Mandhu‟i Dirasah Manhajiyyah Maudhu‟iyyah,Bandung: Pustaka
Setia, 2002.
Al-Farmawi, Abdul Hayy, Metode Maudu‟i dan Cara Penerapannya, Terj.
Rosihon Anwar, Bandung: Pustaka Setia, 2002.
Al-Qardhawi Yusuf bersama Ahmad Al-„Assal dalam bukunya,Al-Islam Baina
Syubuhati Al-Dallin Wa Akazibi I‟Muftarin” yang kemudian
diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh syafril halim dengan judul
“ islam ditengah serangan para musuh‟ ( cet.; Jakarta CV . Firdaus
Februari 1990).
Al-Qattan, Man Khail, study ilmu-ilmu Al-Qur‟an. Mansyurat Al-Ans Al-
Hadist.1972
Ahmad Abu Fida‟ bin Badruddin.tafsir ibnu katsir, kisah para nabi dan
rasul.(Jakarta, pustaka as-sunnah 2007 )
AS-Syuthi, Jalaluddin, sebab-sebab turunnya Al-Qur‟an, (Jakarta: penerbit Darul
Taqwa, 2008
Chazawl Admi , kejahatan terhadap keamanan dan keselamatan Negara,( jakarta
:pustaka sinar haraapan 2005
Departemen Agama Republik Indonesia Al-Qur‟an dan terjemahan.,( Jakarta 6
november 2012
Dahlan H,A,A , Dkk, Asbāb an-Nuzūl,edisi ke-II, (Bandung : Diponegoro, 2009),
DEPDIKBUD. Kamus besar bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka. 2005
Dewan Redaksi Inseklopedia Islam, Ensiklopedia Islam, Ichtiarbaru Van Hoever,
Jakarta.1993
72
Ghazali, Al-Imam. Mukhtasr ihya‟ ulummudin. Terj. Zeid Husein Al-Hamid
Jakarta: pustaka amani, 2007
Gusman, islah, Kajian Tafsir di Indonesia dari Hermanautik hingga Ideologi,
Teraju Jakarta.2003
Hamka, Tafsir Al-Azhar (Pustaka Punjimas Jakarta :1984)
--------,Tafsīr Al-Azhar, jilid VIII, (Singapura : Pustaka Nasional, 1990)
Inayah, Siti Nurul. “ penafsiran hamka tentang ayat-ayat yang mengandung
lafadz makar ( studi tafsir atas tafsir al-azhar).” Skripsi Universitas Islam
Negri Syarif Hidayatullah
karim Abdul zaidan,ter . As-sunnah al-ilahiyyaah fi al-Umam wa al-jamaah wa
al-afrad (sunnatullah), diterjemahkan oleh Asep Muhidin,(Jakarta :
pustaka azzam, 2004)
Mardal is, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal, Jakarta: PT Bumi
Aksara, 2008.
Ma‟luf luis ,Al-Manjid Fi Al-Lughah Wa A‟ala,( Daar Al-Masyriq
Beirut,Libanon 1983)
Muhammad Abdullah bin, Tafsīr Ibnu Katsīr (terj. Lubāb at-Tafsīr min Ibni
Katsīr), jilid. III, diterjemahkan oleh Abdul Ghoffar dan Abu Ihsan Al-
Atsari, (Bogor : Pustaka Imam AsySyafi‟i, 2004),
Muhammad, Abdullah bin, tafsir ibnu katsir. Terj. Abdul Ghafar dan Abu Ihsan
Al-atsari: Bogor, Pustaka Imam Syafi‟I,2004
Muhammad Thaba thaba‟, Al-Qura‟an Mizan fi Tafsir Al-Qur‟an(terjemahan
Anas Mahyudi) Pustaka, Jakarta 1995
Nashiruddin Al-Albani Muhammad,Ringkasan shahih muslim, (jakarta: pustaka
As-sunnah,2008)
Nurdin, Amiur, Keadilan Dalam Al-Qur‟an cet. Ke-1, Jakarta: Hijr Pustaka
Utama, 2008
Penerjemahan dan tafsir Al-Qur‟an, Al-Qu‟an dan terjemahannya. Jakarta:
Departemen Agama RI.,2002
73
Rahim, Abdul. “ penafsiran hamka tentang ayat-ayat yang mengandung lafaddz
makar ( kajin tafsir tahlili terhadap Qur‟an Ibrahim :46).” Skripsi
Universitas Islam Negri Makassar 2016
Shihab M.Quraish,tafsir al-misbah: pesan dan kesan keserasian Al-Qur‟an,
Jakarta Penerbit lentera Hati
Shihab M.Quraish, wawasan Al-Qur‟an :tafsir maudhu‟I atas berbagai persoala
ummat, Bandung : Pustaka Mizan,2003
Tim penyusun, panduan penulisan karya ilmiah Mahasisiwa Fakultas Ushuluddin
IAIN STS JAMBI Jambi: Fak Ushuluddin IAIN STS JAMBI, 2017
B. Website
Https://almanhaj.or.id/7362-menghadapi-tipu-daya-orang-kafir.html
https://www.boombastis.com/contoh-kasus-makar/83013
Ismail Haqqi al-Buruswi,loc.cit
Risalah. muslim, ensiklopedia bebas,” internet, diakses melalui alamat
https://id.wikipdia.org/wiki/Muhammad Muhammad Alu Asy-Syaikh
diakses pada tanggal 23 februari 2019
shihab Quraish,loc.cit
Sihab. M.Quraish “ensiklopedia bebas,” internet, diakses melalui alamat
https//id.wikipedia.org/wiki/Muhammad Quraish shihab diakses pada
tanggal 23 februari 2019
www. Tempoonline.com
1
CURRICULUM VITAE
A. InformasiDiri
Nama : Rabiatul Adawiyah
JenisKelamin : Perempuan
Tempat& Tng Lahir :Pasar Kembang , 22 Des 1996
Alamat: Pasar kembang kec. Keritang kab. Indragiri Hilir Jl. Masjid Baiturrahman Rt 04
RiwayatPendidikan
1. S1 Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi padaTahun 2019
2. Madrasah Aliyah (MA) Nurul Wathan PadaTahun 2015 3. Madrasah Tsanawiyah (MTS) Nurul Wathan PadaTahun 2012 4. SekolahDasarNegeri (SDN) 014 Pasar Kembang PadaTahun 2009.