studi kelayakan pendirian usaha penggilingan … · pengembangan potensi desa dilakukan dengan cara...

121
STUDI KELAYAKAN PENDIRIAN USAHA PENGGILINGAN GABAH DI DESA CIKARAWANG, KECAMATAN DRAMAGA, KABUPATEN BOGOR Oleh R. RINRIN CHAERUNNISA SD H24103049 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2007

Upload: dangcong

Post on 02-Mar-2019

265 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: STUDI KELAYAKAN PENDIRIAN USAHA PENGGILINGAN … · Pengembangan potensi desa dilakukan dengan cara meningkatkan ... MAKAR (Mahasiswa feat Pakar), ... dalam menghadapi penulis

STUDI KELAYAKAN PENDIRIAN USAHA PENGGILINGAN

GABAH DI DESA CIKARAWANG, KECAMATAN

DRAMAGA, KABUPATEN BOGOR

Oleh

R. RINRIN CHAERUNNISA SD

H24103049

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2007

Page 2: STUDI KELAYAKAN PENDIRIAN USAHA PENGGILINGAN … · Pengembangan potensi desa dilakukan dengan cara meningkatkan ... MAKAR (Mahasiswa feat Pakar), ... dalam menghadapi penulis

STUDI KELAYAKAN PENDIRIAN USAHA PENGGILINGAN

GABAH DI DESA CIKARAWANG, KECAMATAN

DRAMAGA, KABUPATEN BOGOR

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA EKONOMI

pada Departemen Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Oleh

R. RINRIN CHAERUNNISA SD

H24103049

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2007

Page 3: STUDI KELAYAKAN PENDIRIAN USAHA PENGGILINGAN … · Pengembangan potensi desa dilakukan dengan cara meningkatkan ... MAKAR (Mahasiswa feat Pakar), ... dalam menghadapi penulis

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

DEPARTEMEN MANAJEMEN STUDI KELAYAKAN PENDIRIAN USAHA PENGGILINGAN GABAH

DI DESA CIKARAWANG, KECAMATAN DRAMAGA, KABUPATEN

BOGOR

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA EKONOMI

pada Departemen Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Oleh

R.RINRIN CHAERUNNISA SD

H24103026

Menyetujui, Agustus 2007

Ir. Pramono D. Fewidarto, MS

Dosen Pembimbing

Mengetahui,

Dr. Ir. Jono Mintarto Munandar, M.Sc

Ketua Departemen

Tanggal Ujian : 17 Agustus 2007 Tanggal Lulus :

Page 4: STUDI KELAYAKAN PENDIRIAN USAHA PENGGILINGAN … · Pengembangan potensi desa dilakukan dengan cara meningkatkan ... MAKAR (Mahasiswa feat Pakar), ... dalam menghadapi penulis

ABSTRAK

R. Rinrin Chaerunnisa SD. H24103049. Studi Kelayakan Pendirian Usaha Penggilingan Gabah di Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor. Di bawah bimbingan Pramono D. Fewidarto.

Pengembangan potensi desa dilakukan dengan cara meningkatkan motivasi masyarakat untuk mengelola potensi ekonomi desa. Desa Cikarawang yang terletak di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor memiliki potensi ekonomi yang dapat di kembangkan, potensi tersebut terlihat pada bidang pertanian, peternakan, maupun usaha industri. Berdasarkan penelitian aksi partisipatif yang dilakukan oleh peneliti bersama salah satu kelompok tani yang ada di Desa Cikarawang, didapatkan keinginan kelompok untuk mendirikan usaha penggilingan gabah. Tujuan dari penelitian ini adalah: 1) menganalisis kelayakan pendirian usaha penggilingan gabah dilihat dari aspek pasar dan pemasaran, aspek teknis dan teknologis, aspek manajemen operasional, aspek dampak usaha, dan aspek finansial., 2) merekomendasikan langkah-langkah implementasi pendirian usaha penggilingan gabah dengan pendekatan kolaboratif.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer didapat dari Focus Group Discussion kelompok tani, kaji lapang (resource mapping), future scenario, wawancara langsung dan penyebaran angket atau kuesioner. Data sekunder didapat dari literatur, buku, kunjungan ke berbagai dinas, instansi, dan tempat-tempat yang berhubungan dengan penelitian. Data diolah menggunakan Microsoft Excel untuk menganalisis kriteria kelayakan secara finansial. dan SPSS version 12.0 untuk menganalisis kebutuhan dan permintaan masyarakat Desa Cikarawang terhadap penggilingan gabah.

Hasil dari pengolahan data dan analisis, didapatkan kesimpulan bahwa usaha penggilingan gabah ini layak didirikan dilihat dari aspek pasar dan pemasaran yang mencakup peluang pasar yang tersedia, permintaan, pesaing, dan strategi pemasaran, aspek teknis dan teknologis mencakup kapasitas produksi ekonomis, mesin, peralatan, rencana investasi, lokasi, tata letak, dan proses produsi serta quality control. Aspek manajemen operasional terdiri dari struktur organisasi, pembagian tugas, kepemilikan dan legalitas serta gaji / upah, aspek dampak usaha mencakup dampak manfaat dan lingkungan dari adanya penggilingn gabah tersebut, dan analisis finansial mencakup kebutuhan modal investasi dan kerja, sumber modal, identifikasi manfaat, kriteria kelayakan investasi dan analisis sensitivitas.

Kriteria kelayakan investasi menghasilkan NPV usaha bernilai Rp. . 254.889.000,00, IRR 40,58 persen, Net B/C atau PI adalah 8,54 dan PBP adalah 0,8 tahun. Nilai diatas menunjukkan kelayakan dari suatu usaha. Usaha layak jika NPV> 0, IRR lebih dari tingkat suku bunga deposito, PI >1, dan PBP kurang dari periode analisis. Analisis sensitivitas menunjukkan bahwa usaha ini tidak sensitif apabila terjadi penurunan volume penjualan sebesar 10 persen dan kenaikan harga input operasional sebesar 10 persen.

Page 5: STUDI KELAYAKAN PENDIRIAN USAHA PENGGILINGAN … · Pengembangan potensi desa dilakukan dengan cara meningkatkan ... MAKAR (Mahasiswa feat Pakar), ... dalam menghadapi penulis

iv

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan pada tanggal 29 Juni 1985 di Kota Bogor. Penulis

yang bernama lengkap R. Rinrin Chaerunnisa SD merupakan anak ketiga dari

empat bersaudara pasangan R Dedi Supriadi S.Sos, M.Si dan Tati Hertati.

Pendidikan diselesaikan di TK Tunas Rimba pada tahun 1991, kemudian

melanjutkan ke pendidikan dasar di Sekolah Dasar Negeri Polisi V Bogor dan

lulus tahun 1997. Pada tahun 1997, penulis melanjutkan pendidikan di Sekolah

Lanjutan Tingkat Pertama Negeri 2 Bogor dan melanjutkan pendidikan di

Sekolah Menengah Umum Negeri 2 Bogor. Pada tahun 2003, penulis diterima

di Institut Pertanian Bogor melalui jalur Ujian Seleksi Masuk Institut Pertanian

Bogor (USMI) di Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen

(FEM)

Selama mengikuti perkuliahan, penulis menjadi asisten Mata Kuliah

Manajemen Keuangan, Akuntansi Biaya, dan Pengantar Akuntansi di

Departemen Manajemen pada tahun ajaran 2006-2007. Penulis menjadi peserta

magang di perusahaan International Flavour dan Fragrance Jakarta Timur dan

Trainer anak di Parenca pada tahun 2006, serta menjadi Mentor BBQ plus di

SMAN 2 Bogor pada periode 2005-2006. Pada tahun 2006, penulis pernah

menjadi juara III LKTM IPB bidang IPS dengan judul makalah “Pembiayaan

Berprinsip Syariah Untuk Mendorong Investasi Perumahan Rakyat.

Penulis aktif dibeberapa organisasi kemahasiswaan dan non

kemahasiswaan. Pada periode 2006-2007, penulis menjabat sebagai Bendahara

Bidang Kewirausahaan WASILAS. Pada periode 2005-2006, aktif sebagai

Sekretaris Kabinet BEM FEM IPB, pada periode yang sama penulis juga

menjabat sebagai Sekretaris Departemen Dana Usaha WASILAS. Pada Periode

2004-2005, penulis menjabat sebagai Sekretaris Komisi Eksternal DPM FEM

IPB. Selain itu, penulis aktif mengikuti berbagai kepanitian seperti ET 1 dan 2

(Entrepreneur Training), SET (Sharia Economic Training), PUJANGGA

(Pelatihan Menulis dan Ajang Galeri Artikel), MPF/MPD (Masa Perkenalan

Fakultas dan Departemen), BGTC (Banking Goes to Campus), Femily Day’s,

MAKAR (Mahasiswa feat Pakar), dan PPR (Panitia Pemilihan Raya) KM IPB

Page 6: STUDI KELAYAKAN PENDIRIAN USAHA PENGGILINGAN … · Pengembangan potensi desa dilakukan dengan cara meningkatkan ... MAKAR (Mahasiswa feat Pakar), ... dalam menghadapi penulis

v

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah

SWT-Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan curahan rahmat, hidayah,

serta pertolongan-Nya. Tak lupa teriring shalawat dan salam kepada junjungan

yang membawa risalah pencerahan sejati Muhammad Rasulullah SAW.

Hidup selalu berubah karena di dunia ini tidak ada yang tidak berubah

kecuali perubahan itu sendiri.. Ada awal ada akhir, ada lahir dan ada mati.

Begitupun dengan kehidupan penulis di kampus ini. Penulis merasa bangga dan

bersyukur memiliki kesempatan untuk menjadi seorang mahasiswa IPB. Institut

Pertanian Bogor, telah memberi penulis cara memandang dunia yang mungkin

tidak akan pernah penulis miliki seandainya penulis menjalani kuliah di tempat

berbeda.

Tiada kata yang layak penulis haturkan selain mengucapkan rasa syukur

kehadirat-Nya dan terima kasih kepada banyak pihak yang telah menjadikan

kehidupan penulis penuh dinamika dan bermakna. Ucapan terima kasih ini

penulis tujukan kepada:

1. Bapak Ir. Pramono D Fewidarto, MS selaku dosen pembimbing skripsi

yang senantiasa memberikan masukan, arahan, saran, perbaikan terhadap

penelitian yang dilakukan penulis serta motivasi dan pembelajaran

sehingga penulis memahami hakikat penelitian yang sebenarnya.

2. Ibu Heti Mulyati, S.TP, MT dan Ibu Hardiana Widyastuti, S.Hut, MM atas

kesediaannya menjadi penguji pada hari kemerdekaan.

3. Bapak, Ibu, serta kakak-kakak dan adik atas segenap daya upaya yang

selalu mendoakan, memberi kasih sayang, dorongan, dan kesabarannya

dalam menghadapi penulis.

4. Para pihak penyelenggara proyek Leadership Training yaitu Pihak IPB:

Ibu Ir. Mimin Aminah, MM, Ibu Nesti, Pak Eko, Pak Ahmad dan Pihak

CIFOR: Pak Agus, Pak Anto, Pak Yayan, Mas Putu, Mas Widi, yang

memberikan kesempatan dan pengetahuan pada penulis untuk melakukan

penelitian dengan metode penelitian aksi partisipatif, serta untuk Mas

Rifky sang fotografer handal.

Page 7: STUDI KELAYAKAN PENDIRIAN USAHA PENGGILINGAN … · Pengembangan potensi desa dilakukan dengan cara meningkatkan ... MAKAR (Mahasiswa feat Pakar), ... dalam menghadapi penulis

vi

5. Dr. Ir. Jono M Munandar, selaku Ketua Departemen Manajemen

6. Seluruh dosen-dosenku tercinta di Departemen Manajemen yang telah

memberikan ilmu dan pembelajaran selama penulis menjalani perkuliahan.

Sungguh ilmu yang diberikan sangat berarti bagi penulis dan seluruh staf

TU yang telah membantu penulis terhadap kelancaran penelitian dan

penulisan skripsi, serta Pak Maman yang selalu mendoakan penulis.

7. Pak Ahmad selaku ketua Kelompok Tani Hurip, Pak Asep pengelola

penggilingan gabah di Carangpulang Kidul, dan seluruh warga

Cikarawang yang telah bersedia menerima penulis dan melakukan

penelitian bersama penulis. Ibu Titin, Ibu Encas, Mery, dan Mas Rahman

sebagai pihak yang akan melaksanakan rencana usaha, tetap semangat

dalam menggapai impian. Semoga Penggilingan Hurip Jaya akan segera

berdiri. Amin

8. Teman-teman seperjuangan, tim Cikarawang: Tati, Yenni, Nela, Indra,

Mira, Mas Agus, dan tim Situgede: Adit, Bayu, Dodo, Teh Rika dkk.

Banyak pengalaman berharga yang kita dapatkan, suka duka telah kita

lalui, semoga pengalaman ini bisa menjadikan kita lebih bermakna di

hadapan sesama dan di hadapan-Nya. Tetap semangat mengabdi untuk

masyarakat.

9. Teman-teman satu bimbingan: Fany, Irwan, Asep, Yan, dan JW. Terima

kasih atas motivasi, kebersamaan, dan dukungannya.

10. Teman-teman terbaik: Ulfa, Else, Amik, Etty, Pasus, Uci, Yayuk, Ipeh,

Dika, Ruslan, Prita, Yunia dan seluruh manajemen 40. Terima kasih atas

bantuan dan kebersamaannya selama ini.

11. Adik tingkat: angkatan 41, 42, 43, 44. Berikan yang terbaik yang kalian

miliki untuk kampus dan negara yang kita cintai. Semoga kita bisa

menjadi penerus yang baik, dan bermanfaat bagi sebanyak-banyak

manusia.

Kepada semuanya, semoga Allah SWT memberikan balasan yang terbaik,

karena Dia-lah sebaik-baik pemberi balasan. Semoga hasil penelitian ini dapat

bermanfaat bagi kita semua.

Penulis

Page 8: STUDI KELAYAKAN PENDIRIAN USAHA PENGGILINGAN … · Pengembangan potensi desa dilakukan dengan cara meningkatkan ... MAKAR (Mahasiswa feat Pakar), ... dalam menghadapi penulis

vii

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK

RIWAYAT HIDUP.......................................................................................... iv

KATA PENGANTAR ..................................................................................... v

DAFTAR ISI.................................................................................................... vii

DAFTAR TABEL............................................................................................ ix

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... x

DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................... xi

I. PENDAHULUAN .................................................................................... 1 1.1. Latar Belakang .................................................................................... 1 1.2. Tujuan Penelitian................................................................................. 4 1.3. Manfaat Penelitian............................................................................... 5 1.4. Batasan Masalah ................................................................................. 5

II. TINJAUAN PUSTAKA............................................................................. 6 2.1. Studi Kelayakan.............. ................................................................... 6

2.1.1. Aspek-aspek Studi Kelayakan.................................................. 7 2.1.1.1. Aspek Pasar dan Pemasaran................................................... 8

2.1.1.2. Aspek Teknis dan Teknologis................................................ 8 2.1.1.3. Aspek Manajemen Operasional.............................................. 9

2.1.1.4. Aspek Finansial..................................................................... 9 2.2. Usaha Kecil ..................... .................................................................. 12 2.3. Usaha Penggilingan Gabah................................................................... 13 2.4. Teknologi Pengolahan Padi........... .................................................... 14 2.5. Teknik Penggilingan Padi yang Baik.................................................. 16 2.6. Jenis-jenis Mesin Penggilingan Padi................................................... 18 2.7. Penelitian Aksi Partisipatif.................................................................. 18 2.8. Hasil Penelitian Terdahulu.................................................................. 21

III. METODOLOGI PENELITIAN.............................................................. 24 3.1. Kerangka Pemikiran .......................................................................... 24 3.2. Tahapan Penelitian................. ............................................................ 26 3.3. Metode Penelitian.............................................................................. 28

3.3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian.................................................. 28 3.3.2. Jenis dan Sumber Data............................................................ 28 3.3.3. Metode Pengumpulan Data..................................................... 28

3.4. Metode Pengolahan dan Analisis Data............................................... 30 3.4.1. Aspek Pasar............................................................................. 31 3.4.2. Aspek Teknis.......................................................................... 31 3.4.3. Aspek Manajemen................................................................... 31 3.4.4. Aspek Dampak Usaha............................................................. 32 3.4.5. Aspek Finansial Teknis........................................................... 32

Page 9: STUDI KELAYAKAN PENDIRIAN USAHA PENGGILINGAN … · Pengembangan potensi desa dilakukan dengan cara meningkatkan ... MAKAR (Mahasiswa feat Pakar), ... dalam menghadapi penulis

viii

3.4.6. Asumsi Dasar.......................................................................... 34

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN.................................................................. 36 4.1. Gambaran Umum Daerah Penelitian..................................................... 36

4.1.1. Desa Cikarawang..................................................................... 36 4.1.2. Kelompok Tani Hurip............................................................. 39

4.2. Pendekatan PAR dan PRA untuk Penjaringan, dan Pemantapan Ide, serta Perencanaan Usaha pada Kelompok Tani Hurip........................ 40

4.2.1. Latar Belakang dan Rencana Usaha Penggilingan Padi Kelompok Tani Hurip.............................................................. 41 4.2.2. Rencana Strategis Usaha Penggilingan Gabah........................ 44 4.2.3. Analisis SWOT dalam Pendirian Usaha Penggilingan Hurip

Jaya......................................................................................... 46 4.3.Analisis Kelayakan Pendirian Usaha Penggilingan Gabah................... 49

4.3.1. Analisis Aspek Pasar dan Pemasaran...................................... 49 4.3.2. Analisis Aspek Teknis dan Teknologis................................... 61 4.3.3. Analisis Aspek Manajemen Operasiona.................................. 71 4.3.4. Analisis Aspek Dampak Usaha....................................... ........ 75 4.3.5. Analisis Aspek Finansial.......................................................... 76

4.4.Rekomendasi dalam Tahap Implementasi Pendirian Penggilingan

Gabah..................................................................................................... 81

KESIMPULAN DAN SARAN......................................................................... 82 1. Kesimpulan..................................................................................................... 82 2. Saran................................................................................... ............................ 83

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 84

LAMPIRAN...................................................................................................... 86

Page 10: STUDI KELAYAKAN PENDIRIAN USAHA PENGGILINGAN … · Pengembangan potensi desa dilakukan dengan cara meningkatkan ... MAKAR (Mahasiswa feat Pakar), ... dalam menghadapi penulis

ix

DAFTAR TABEL

No. Halaman

1. Perbandingan Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Padi di Kabupaten Bogor.............................................................................................................. 2

2. Pengelompokkan Perusahaan Penggilingan Gabah di Indonesia.................. 13 3. Perbedaan Conventional Research dan Participatory Research................... 20 4. Cita-cita, Proses, Tujuan, serta Sasaran dan Pemanfaat Metode PRA......... 21 5. Perhitungan Produksi Padi Desa Cikarawang per Tahun.............................. 52 6. Data Penggilingan Padi yang Terdapat di Sekitar Wilayah Desa

Cikarawang.................................................................................................... 52 7. Kepuasan Konsumen Terhadap Penggilingan Gabah yang Ada................... 54 8. Kebutuhan SDM............................................................................................ 72 9. Nilai Kriteria Penilaian Investasi Rencana Usaha Penggilingan Padi Kelompok Tani Hurip. .................................................................................. 76

Page 11: STUDI KELAYAKAN PENDIRIAN USAHA PENGGILINGAN … · Pengembangan potensi desa dilakukan dengan cara meningkatkan ... MAKAR (Mahasiswa feat Pakar), ... dalam menghadapi penulis

x

DAFTAR GAMBAR

No. Halaman

1. Peta JABODETABEK................................................................................. 2 2. Tahapan Utama Proses Pengolahan Beras .................................................. 15 3. Kerangka Pemikiran ................................................................................... 25 4. Diagram Alir Penelitian ............................................................................. 26 5. Peta Cikarawang.......................................................................................... 36 6. Analisis Kebutuhan dan Keinginan Masyarakat ......................................... 55 7. Layout Penggilingan Gabah Kelompok Tani Hurip..................................... 62 8. Skema Proses Produksi................................................................................ 63 9. Tahapan Proses Kegiatan Penangan Pasca Panen........................................ 65 10. Cara Penumpukan Kunci Lima dalam Penyimpanan Sistem Karung........... 68 11. Struktur Organisasi........................................................................................ 70

Page 12: STUDI KELAYAKAN PENDIRIAN USAHA PENGGILINGAN … · Pengembangan potensi desa dilakukan dengan cara meningkatkan ... MAKAR (Mahasiswa feat Pakar), ... dalam menghadapi penulis

xi

DAFTAR LAMPIRAN

No. Halaman

1. Matriks Pengumpulan dan Analisis Data....................................................... 87 2. Struktur Organisasi Kelompok Tani Hurip.................................................... 90 3. Proses PAR.................................................................................................... 91 4. Produksi Padi Kecamatan Dramaga Tahun 2005.......................................... 98 5. Produksi Padi Kecamatan Dramaga Tahun 2006.......................................... 99 6. Desa Cikarawang di Kecamatan Dramaga ..................................................100 7. Pengelola Usaha........................................................................................... 101 8. Kegiatan Investasi........................................................................................ 102 9. Rencana Produksi Penggilingan Gabah....................................................... 103 10. Rencana Kebutuhan Fisik Pendirian Usaha Penggilingan Gabah............... 104 11. Daftar Indeks Harga Barang untuk Pendirian Usaha Penggilingan Gabah Tahun 2007....................................................................................... 105 12. Rencana Kebutuhan Dana dalam Usaha Pendirian Penggilingan Gabah..................................................................................... 106 13. Perhitungan Biaya Penyusutan Asset.......................................................... 107 14. Permodalan dan Rencana Penerimaan......................................................... 108 15. Rekapitulasi Biaya....................................................................................... 109 16. Perkiraan Laba / Rugi Usaha Penggilingan Gabah...................................... 110 17. Perkiraan Arus Kas (Cash Flow) ................................................................ 111 18. Perhitungan Net Present Value (NPV) ........................................................ 112 19. Perhitungan Internal Rate of Return (IRR) dan Net B/C............................. 113 20. Perhitungan Payback Period (PBP) ............................................................. 114 21. Perhitungan Break Even Point (BEP) ......................................................... 115 22. Kenaikan Harga Input sebesar 10 Persen.................................................... 116 23. Penurunan Volume Penjualan 10 Persen...................................................... 117 24. Sensitivitas 10 persen: NPV......................................................................... 118 25. Sensitivitas 10 persen : IRR dan Net B/C.................................................... 119 26. Sensitivitas 10 persen : PBP dan BEP.......................................................... 200 27. Kenaikan Harga Input sebesar 50 Persen..................................................... 201 28. Penurunan Volume Penjualan 66 Persen...................................................... 202 29. Switching Value NPV................................................................................... 203 30. Switching Value IRR dan Net B/C............................................................... 204

Page 13: STUDI KELAYAKAN PENDIRIAN USAHA PENGGILINGAN … · Pengembangan potensi desa dilakukan dengan cara meningkatkan ... MAKAR (Mahasiswa feat Pakar), ... dalam menghadapi penulis

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Sektor pertanian di Indonesia merupakan sektor yang menjadi

tumpuan hidup sebagian besar masyarakat Indonesia. Sektor ini dapat

memenuhi kebutuhan pangan masyarakat, menciptakan lapangan kerja,

menyediakan pasar dan bahan baku untuk produksi sektor industri,

menciptakan pendapatan dan menghasilkan devisa yang dibutuhkan untuk

proses pembangunan.

Kebutuhan masyarakat terhadap hasil pertanian, terutama beras

menjadi permasalahan utama yang harus diatasi. Beras merupakan

komoditas yang sangat penting, karena sebagian besar penduduk Indonesia

mengkonsumsi beras sebagai makanan pokok sehari-hari. Beras bukan saja

merupakan bahan pangan pokok, tetapi sudah merupakan komoditas sosial.

Suplai beras harus tetap terjamin karena dapat berakibat pada timbulnya

keresahan sosial. Oleh karena itu, perhatian terhadap produksi, kualitas,

distribusi, dan kesejahteraan pelaku sektor perberasan harus mendapat

prioritas dari pemerintah.

Pencanangan program peningkatan produksi beras nasional sebesar 2

juta ton tahun 2007 memberi arti bahwa pemerintah memiliki kepedulian

terhadap sektor pertanian. Pencanangan ini membuat setiap wilayah

produksi menentukan target produksinya. Salah satu wilayah yang

melakukan penetapan target produksi beras adalah Kabupaten Bogor. Luas

Kabupaten Bogor adalah 317.102 hektar, dengan potensi lahan pertanian

yaitu seluas 149.748 hektar (Deptan, 2005). Gambar 1 memperlihatkan

perbandingan luas Kabupaten Bogor dengan wilayah sekitarnya.

Target peningkatan produksi beras tahun 2007 di wilayah Kabupaten

Bogor adalah sebesar 28.728 ton 1. Penentuan target dilakukan sebagai

upaya untuk mendukung peningkatan produksi beras di Jawa Barat. Dalam

upaya tersebut Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bogor

dihadapkan pada berbagai masalah, di antaranya lahan sawah di Kabupaten

1 www.pikiran-rakyat.com

Page 14: STUDI KELAYAKAN PENDIRIAN USAHA PENGGILINGAN … · Pengembangan potensi desa dilakukan dengan cara meningkatkan ... MAKAR (Mahasiswa feat Pakar), ... dalam menghadapi penulis

2

Bogor semakin berkurang akibat banyaknya sawah yang beralih fungsi

menjadi lahan nonpertanian, dan persediaan air untuk menumbuhkan

tanaman padi sawah juga berkurang akibat banyaknya jaringan irigasi yang

rusak. Oleh karena itu, diperlukan kerja keras dan penanganan lintas

sektoral, serta dukungan dan keterlibatan masyarakat dalam menentukan

tercapainya target tersebut.

Gambar 1. Peta Jabodetabek (Sumber: Bakosurtanal, 2005)

Lahan pertanian di Kabupaten Bogor sebagian dimanfaatkan untuk

memproduksi tanaman pangan, terutama padi. Perbandingan luas panen,

produktivitas, dan produksi padi dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1. Perbandingan Luas Panen, Produktivitas, dan Produksi Padi di Kabupaten Bogor (2000-2005) Tahun Luas Panen (Ha) Produktivitas (kw/ha) Produksi (ton)

2000 80.553 50,12 403.696

2001 81.124 52,40 425.093

2002 87.702 52,78 462.540

2003 72.075 51,81 373.420

2004 84.975 52,48 445.958

2005 76.801 53,66 412.084

Sumber: Dinas Pertanian dan Kehutanan, 2000-2005

Page 15: STUDI KELAYAKAN PENDIRIAN USAHA PENGGILINGAN … · Pengembangan potensi desa dilakukan dengan cara meningkatkan ... MAKAR (Mahasiswa feat Pakar), ... dalam menghadapi penulis

3

Kecamatan Dramaga merupakan salah satu kecamatan yang termasuk

ke dalam wilayah Kabupaten Bogor. Luas panen padi sawah untuk

Kecamatan Dramaga pada tahun 2005 diketahui seluas 1269 hektar, dengan

tingkat produktivitas rata-rata sebesar 52,92 kwintal/hektar dan hasil

produksi padi sejumlah 6.723 ton. (Deptan, 2005)

Salah satu desa pinggiran Kota Bogor yang terletak di Kecamatan

Dramaga yaitu Desa Cikarawang, luas desa ini adalah 225,56 hektar. Lahan

yang digunakan untuk sawah dan ladang adalah 194,572 hektar2. Dari hasil

sawah dan ladang inilah masyarakat Desa Cikarawang dapat memenuhi

kebutuhan hidup sehari-hari. Desa Cikarawang memiliki tiga dusun yaitu

Dusun I, II, dan III serta empat kelompok tani yang sudah terdaftar di kantor

Kecamatan Dramaga yaitu Kelompok Tani Hurip, Mekar, Setia, dan Subur

Jaya.

Sistem pola tanam yang dilakukan oleh petani Dusun I dan II ialah

sistem bergilir antara padi dan palawija. Hal ini berkaitan dengan sistem

irigasi yang terdapat di desa, karena kurangnya air dan harus ada pembagian

alokasi air dengan sistem bergilir, maka petani di Dusun I dan II melakukan

penanaman padi hanya satu kali dalam setahun, sedangkan petani Dusun III

selalu menanam padi sepanjang musim, penanaman padi dilakukan tiga kali

dalam setahun, karena air yang bersumber dari Situ Burung selalu mengairi

wilayah ini.

Penanganan pasca panen padi yang dilakukan oleh masyarakat Desa

Cikarawang meliputi pemanenan, pengumpulan, perontokan, pengangkutan,

pengeringan, penyimpanan, dan yang terakhir dan terpenting yaitu

penggilingan. Keberadaan usaha penggilingan gabah sangat dibutuhkan dan

dirasakan manfaatnya oleh masyarakat Desa Cikarawang.

Penggilingan gabah merupakan sarana produksi pangan yang

mempunyai peranan sangat penting dalam rangka pemberdayaan

perekonomian masyarakat pedesaan terutama petani serta penciptaan

lapangan kerja. Penggilingan gabah juga berperan sebagai titik sentral dari

2 Data monografi Desa Cikarawang

Page 16: STUDI KELAYAKAN PENDIRIAN USAHA PENGGILINGAN … · Pengembangan potensi desa dilakukan dengan cara meningkatkan ... MAKAR (Mahasiswa feat Pakar), ... dalam menghadapi penulis

4

sebuah kawasan produksi padi sekaligus titik pertemuan antara perubahan

bentuk dari bahan baku menjadi hasil olahan primer.

Desa Cikarawang memiliki dua usaha penggilingan gabah milik

perorangan yang terletak di Dusun I dan Dusun III, penggilingan di Dusun I

tidak berfungsi dengan baik karena mesin penggilingan sudah mengalami

kerusakan, sedangkan satu penggilingan yang lain berada di Dusun III masih

berfungsi dengan baik meskipun mesin penggilingan sudah lama

dioperasikan, yaitu sejak tahun 1982. Adanya kedua penggilingan gabah

tersebut dirasakan belum dapat memenuhi seluruh kebutuhan masyarakat

Cikarawang untuk menggiling gabah. Sehingga sebagian masyarakat

melakukan penggilingan gabah di luar Desa Cikarawang.

Adanya kebutuhan akan penggilingan gabah yang lebih dekat dengan

daerahnya, memunculkan keinginan pada salah satu kelompok tani yaitu

Kelompok Tani Hurip untuk mendirikan penggilingan gabah. Pendirian

penggilingan gabah ini merupakan keinginan masyarakat, petani, dan

kelompok tani yang berada di Dusun II. Kelompok tani dan masyarakat

sekitar mengharapkan manfaat yang besar dari pendirian penggilingan

gabah tersebut, yaitu dapat menjadi pusat penggilingan gabah di Desa

Cikarawang.

Pendirian penggilingan gabah dapat menjadi pemicu bagi masyarakat

untuk meningkatkan produktivitas padi Desa Cikarawang. Namun dalam

pendirian ini masyarakat belum mengetahui bagaimana cara memulai bisnis

penggilingan gabah dan kelayakan dari usaha tersebut. Maka hal penting

yang harus bisa dijawab berkaitan dengan keinginan masyarakat dan

kelompok tani untuk mendirikan penggilingan gabah di Desa Cikarawang

adalah apakah pendirian usaha penggilingan gabah di desa ini memang

layak terutama dari aspek pasar dan pemasaran, teknis, maupun finansial.

1.2. Tujuan Penelitiaan

Adapun tujuan dari penelitian yang dilakukan ialah sebagai berikut:

1. Menganalisis kelayakan pendirian usaha penggilingan gabah dilihat dari

aspek pasar dan pemasaran, aspek teknis dan teknologis, aspek

manajemen operasional, aspek dampak usaha, dan aspek finansial.

Page 17: STUDI KELAYAKAN PENDIRIAN USAHA PENGGILINGAN … · Pengembangan potensi desa dilakukan dengan cara meningkatkan ... MAKAR (Mahasiswa feat Pakar), ... dalam menghadapi penulis

5

2. Merekomendasikan langkah-langkah implementasi pendirian usaha

penggilingan gabah dengan pendekatan kolaboratif.

1.3. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan baik bagi

penulis, kelompok tani di tempat penelitian, maupun pembaca. Bagi penulis

sendiri, penelitian ini berguna untuk penerapan ilmu yang diperoleh selama

masa perkuliahan. Bagi tempat penelitian yang bersangkutan, hasil

penelitian ini dapat berguna sebagai salah satu masukan apakah pendirian

usaha tersebut sebenarnya layak atau tidak, dan memberikan rekomendasi

terhadap pengelolaan usaha yang akan didirikan. Bagi pembaca dapat

memberikan informasi mengenai usaha penggilingan gabah dan

memberikan gambaran bagi investor untuk melakukan investasi pada usaha

penggilingan gabah di Cikarawang.

1.4. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Dusun II, Desa Cikarawang, Kecamatan

Dramaga, Kabupaten Bogor. Pendekatan penelitian dalam penyusunan

rencana usaha kolaboratif menggunakan Participatory Action Research

(PAR) dan metode Participatory Rural Appraisal (PRA), kemudian fokus

penelitian yaitu pada analisis kelayakan pendirian usaha penggilingan gabah

ditinjau dari aspek pasar dan pemasaran, aspek teknis dan teknologis, aspek

manajemen operasional, aspek dampak usaha dan aspek finansial.

Page 18: STUDI KELAYAKAN PENDIRIAN USAHA PENGGILINGAN … · Pengembangan potensi desa dilakukan dengan cara meningkatkan ... MAKAR (Mahasiswa feat Pakar), ... dalam menghadapi penulis

49

4.3. Analisis Kelayakan Pendirian Usaha Penggilingan Gabah

Analisis kelayakan pendirian usaha penggilingan gabah oleh

Kelompok Tani Hurip di Desa Cikarawang dikaji melalui lima aspek

analisis, yaitu aspek pasar dan pemasaran, aspek teknis dan teknologis,

aspek manajemen operasional, aspek dampak usaha, dan aspek finansial.

Kelima aspek analisis tersebut akan menjelaskan layak atau tidaknya usaha

penggilingan gabah didirikan.

4.3.1. Analisis Aspek Pasar dan Pemasaran.

Aspek pasar dan pemasaran menempati urutan pertama dalam

studi kelayakan. Tanpa perkiraan jumlah permintaan produk yang teliti

dikemudian hari usaha dapat terancam, kesulitan yang timbul karena

adanya kekurangan atau kelebihan permintaan. Baik kekurangan atau

kelebihan permintaan akan menyebabkan usaha tidak dapat beroperasi

secara efisien. Kekurangan permintaan produk mengakibatkan mesin

dan peralatan bekerja dibawah kapasitas produksinya, jumlah

karyawan menjadi berlebihan, organisasi perusahaan tidak sepadan,

beban biaya tetap menjadi berat.

Peluang pasar

a. Kecenderungan Permintaan

Desa Cikarawang memiliki potensi yang cukup besar dalam

pertanian, dari hasil wawancara dengan kepala desa dan tokoh desa

didapat informasi bahwa lahan produktif untuk pertanian harus

tetap dipertahankan hingga periode jangka panjang, meskipun ada

beberapa lahan sawah warga yang sudah dijual, namun kemudian

dibeli kembali oleh warga setempat sehingga lahan ini tidak beralih

fungsi tetap diolah untuk menghasilkan produk pertanian. Sumber

daya alam yang ada saat ini harus dikelola dengan baik, bahkan

dengan bantuan dari pemerintah melalui UPTD, produktivitas hasil

pertanian perlahan-lahan dapat ditingkatkan.

Data produksi padi di Desa Cikarawang yang didapat dari

UPTD dan Kecamatan Dramaga yaitu pada tahun 2005 mencapai

1215 ton (dapat dlihat pada Lampiran 4) dan pada tahun 2006

Page 19: STUDI KELAYAKAN PENDIRIAN USAHA PENGGILINGAN … · Pengembangan potensi desa dilakukan dengan cara meningkatkan ... MAKAR (Mahasiswa feat Pakar), ... dalam menghadapi penulis

50

mencapai 1271 ton (Lampiran 5), ada peningkatan sebesar 4,6

persen dan diperkirakan masih bisa meningkat menjadi 1300 ton

padi. Hasil padi yang cukup besar ini harus didukung dengan

adanya usaha yang mampu menangani pasca panen padi dengan

baik. Hal ini dimaksudkan untuk menekan susut hasil sehingga

ketersediaan beras dapat meningkat, salah satu usaha untuk

menekan susut hasil adalah dengan penggilingan gabah yang baik.

b. Kecenderungan Penyediaan Jasa Penggilingan Gabah.

Penggilingan gabah yang terdapat di Desa Cikarawang

hanya menawarkan jasa giling saja, penggilingan tersebut belum

mengambil peluang untuk melakukan penjualan beras, alasannya

yaitu (1) penggilingan tidak melihat adanya peluang yang dapat

diambil apabila ia melakukan pembelian gabah dan menjual beras,

(2) penggilingan melihat peluang namun terbentur dengan dana

yang tersedia, dan (3) penggilingan tidak memiliki manajemen

yang baik.

Penggilingan gabah yang terdapat di Desa Cikarawang

berjumlah dua penggilingan milik perseorangan, penggilingan

tersebut terletak di daerah Cangkrang (Dusun I) dan Carangpulang

Kidul (Dusun III). Masyarakat di Dusun I dan II mengatakan

bahwa penggilingan di daerah Cangkrang memiliki mesin yang

sudah sangat tua, dan seringkali mogok pada waktu operasi, output

beras yang dihasilkan pun jelek dan banyak yang patah, sehingga

penggilingan ini tidak memiliki kepercayaan dari konsumen lagi

dan dapat dinyatakan bangkrut.

Bangkrutnya penggilingan gabah yang terdapat di Dusun I

mengakibatkan di Desa Cikarawang hanya terdapat satu

penggilingan gabah. Dari hasil wawancara dengan pemilik

penggilingan yang terletak di Carangpulang Kidul di peroleh

informasi bahwa penggilingan beroperasi sejak tahun 1982 dengan

kapasitas produksi riil yaitu 250 kg/jam. Jam kerja operasi setiap

hari tidak bisa dipastikan, karena disesuaikan dengan permintaan

Page 20: STUDI KELAYAKAN PENDIRIAN USAHA PENGGILINGAN … · Pengembangan potensi desa dilakukan dengan cara meningkatkan ... MAKAR (Mahasiswa feat Pakar), ... dalam menghadapi penulis

51

harian. Berdasarkan informasi pemilik hari kerja per bulan rata-

rata 20 hari. Pada masa panen, penggilingan dapat menggiling

maksimun 1400 kg gabah kering giling (GKG) per hari dan pada

hari-hari di luar masa panen hanya dapat menggiling maksimun

700 kg gabah kering giling per hari. Dengan atau jika diasumsikan

bahwa masa panen dalam setahun adalah enam bulan, maka enam

bulan lainnya adalah bulan diluar masa panen.

Informasi di atas sangat penting untuk melakukan perkiraan

kapasitas produksi riil penggilingan gabah di Carangpulang Kidul.

Dari hasil perhitungan didapat kapasitas produksi penggilingan

maksimal yaitu 252 ton gabah kering giling per tahun. Perhitungan

kapasitas produksi riil ini menunjukkan bahwa penggilingan hanya

mampu memenuhi kebutuhan warga petani sekitar daerah

Carangpulang Kidul saja tetapi belum seluruh petani di Desa

Cikarawang.

Pendirian penggilingan gabah oleh Kelompok Tani Hurip

yang terletak di Carangpulang Lebak (Dusun II) merupakan

pendirian yang berdasarkan permintaan dan kebutuhan warga desa

di dusun ini terhadap jasa penggilingan. Selama ini warga desa

terutama yang berada di Dusun I dan II harus melakukan

penggilingan gabahnya ke luar desa. Hal yang harus dilakukan oleh

warga tentunya membawa gabah kering giling ke penggilingan dan

membawa beras kembali dari penggilingan.

c. Potensi Pasar Usaha Penggilingan Gabah

Rencana pendirian usaha ini direspon positif oleh warga

desa. Rencana produk utama dari penggilingan ini yaitu jasa giling

dan pemasaran beras. Untuk permintaan jasa giling, terdapat

captive market atau kejelasan pasar, yaitu warga yang berada

dekat dengan penggilingan terutama warga Dusun I dan II. Dusun

II merupakan daerah yang strategis karena berada di tengah-tengah

desa. Apabila mendirikan penggilingan gabah disini, maka tidak

akan menutup kemungkinan apabila masyarakat akan beralih untuk

Page 21: STUDI KELAYAKAN PENDIRIAN USAHA PENGGILINGAN … · Pengembangan potensi desa dilakukan dengan cara meningkatkan ... MAKAR (Mahasiswa feat Pakar), ... dalam menghadapi penulis

52

melakukan penggilingan di Dusun II, terlebih lagi bila nantinya

penggilingan ini memberikan kualitas output yang baik dan

pelayanan serta kenyamanan yang menimbulkan kepuasan, karena

yang dilihat oleh masyarakat adalah keterjangkauan lokasi,kualitas

hasil, pelayanan, dan biaya yang dikeluarkan.

Permintaan beras tidak akan pernah habis, karena beras

merupakan komoditas yang sangat penting, dan merupakan

kebutuhan primer yang harus dipenuhi oleh masyarakat Indonesia.

Permintaan beras dapat terpenuhi apabila terdapat pasokan bahan

baku berupa gabah kering giling (GKG) secara simultan, oleh

karena itu, penggilingan harus menjalin kemitraan dengan desa-

desa lain yang berada di Kecamatan Dramaga atau di luar Bogor

agar persedian bahan baku gabah terjamin. Keberadaan Desa

Cikarawang di Kecamatan Dramaga dan letak desa-desa lain yang

berada dalam satu kecamatan dapat dilihat pada Lampiran 6.

Perhitungan Pasar

Data mengenai luas tanah sawah, hasil padi dan masa panen

di Desa Cikarawang didapat dari data desa dan hasil wawancara

dengan tokoh desa dan petani yang mengetahui masalah tersebut.

Hasil padi didapatkan dari wawancara ke beberapa petani,

sedangkan masa panen diketahui dari hasil survey ke beberapa

lahan sawah di Desa Cikarawang.

Dusun I dan II hanya melakukan penanaman padi satu

tahun sekali karena dikenakan sistem pengairan yang bergilirm

sedangkan untuk Dususn III sumber air berasal dari situ yang

terdapat di Desa Cikarawang yaitu situ burung yang mengaliri

tanah sawah sepanjang musim. Perhitungan produksi padi Desa

Cikarawang dapat dilihat pada Tabel 5.

Produksi padi Desa Cikarawang berkisar antara 1100 ton

hingga 1300 ton padi. Hasil survei Badan Pusat Statistik tahun

1996 (BPS, 1996) menunjukkan bahwa kehilangan hasil panen

padi di Indonesia yang terjadi pada saat panen yaitu mencapai 9,5

Page 22: STUDI KELAYAKAN PENDIRIAN USAHA PENGGILINGAN … · Pengembangan potensi desa dilakukan dengan cara meningkatkan ... MAKAR (Mahasiswa feat Pakar), ... dalam menghadapi penulis

53

persen, perontokan yaitu 4,8 persen, dan pengeringan 2,1persen,

sehingga dari data tersebut dapat diketahui kehilangan hasil panen

padi dimulai dari pemanenan hingga pengeringan sebesar 16,4

persen.

Produksi padi yang mencapai 1100 hingga 1300 ton padi,

akan susut (lose) hingga menghasilkan gabah kering giling (GKG)

sebanyak 919,6 ton hingga 1086,8 ton GKG. Peluang yang sangat

besar ini terlihat dari belum terpenuhinya seluruh kebutuhan

masyarakat Desa Cikarawang terhadap jasa giling gabah, sehingga

banyak masyarakat yang harus melakukan penggilingan ke luar

Desa.

Kapasitas produksi maksimal penggilingan yang terdapat di

Desa Cikarawang adalah 252 ton GKG, oleh karena itu pendirian

penggilingan gabah ini dapat memenuhi kebutuhan masyarakat

dengan berproduksi antara 400 ton GKG hingga 800 Ton GKG

dalam satu tahun.

Tabel 5. Perhitungan Produksi Padi Desa Cikarawang per Tahun

Luas tanah sawah Desa Cikarawang 155,62 hektar

Luas tanah sawah Dusun I dan II 125,62 hektar

Hasil padi Dusun I dan II 5 ton per hektar

Masa panen padi Dusun I dan II 1 kali per

tahun

Luas tanah sawah Dusun III 30 hektar

Hasil padi Dusun III 6 ton per hektar

Masa panen padi Dusun III 3 kali per tahun

Produksi padi Dusun I dan II per tahun 628,1 ton per

tahun

Produksi padi Dusun III per tahun 540 ton per

tahun

Hasil perhitungan: Produksi padi per tahun 1168,1 ton

Kisaran data produksi padi dari Kecamatan Dramaga 1200-1300 ton

Page 23: STUDI KELAYAKAN PENDIRIAN USAHA PENGGILINGAN … · Pengembangan potensi desa dilakukan dengan cara meningkatkan ... MAKAR (Mahasiswa feat Pakar), ... dalam menghadapi penulis

54

d. Bentuk Pasar

Penggilingan gabah yang akan didirikan akan menghasilkan

produk utama berupa jasa giling dan beras dalam kemasan. Bentuk

pasar dari produk jasa giling adalah oligopoli. Setiap penggilingan

yang terdapat di Desa Cikarawang maupun di luar desa

menghasilkan produk yang sama yaitu jasa giling. Konsumen

memiliki kebebasan untuk memilih penggilingan yang akan

mereka datangi dan sukai, sehingga untuk merebut konsumen

diperlukan analisis tindakan pesaing. Perhitungan mengenai

tindakan atau aktivitas pesaing diperlukan untuk menentukan

tingkat harga dan kuantitas produksi.

Bentuk pasar dari produk beras yaitu pasar persaingan

sempurna, harga beras ditentukan di pasar pada harga pasar.

Jumlah produsen yang menjual beras sangat banyak, sehingga

diperlukan diferensiasi dalam kemasan terhadap beras yang akan

dijual Permintaan dari produk beras tidak akan pernah terhenti

karena hal ini berhubungan dengan kebutuhan dasar manusia.

Konsumen memiliki kebebasan untuk membeli atau menjual

berapa saja tanpa ada batas asal bersedia membeli atau menjual

beras pada harga pasar. Pasar sasaran usaha penggilingan gabah

yang akan didirikan yaitu bagi petani yang berada dekat dengan

penggilingan. Pasar sasaran adalah petani di Dusun II, I dan III.

Analisis Persaingan

Hasil penyebaran angket kepada 68 responden yang bekerja

sebagai petani dan buruh tani yang sering menggiling gabah

didapatkan informasi bahwa selama ini responden melakukan

penggilingan ke lima penggilingan yang terdapat di Desa Cikarawang

dan desa sekitarnya, penggilingan tersebut terletak di Situgede,

Cikarawang, Bantar Kambing dan Pasir Gaok.

Di Situgede terdapat dua penggilingan gabah yang dimiliki

oleh Kardi dan Totong, untuk dapat membedakan maka Situgede 1

merupakan lokasi penggilingan milik Kardi dan Situgede 2 merupakan

Page 24: STUDI KELAYAKAN PENDIRIAN USAHA PENGGILINGAN … · Pengembangan potensi desa dilakukan dengan cara meningkatkan ... MAKAR (Mahasiswa feat Pakar), ... dalam menghadapi penulis

55

lokasi penggilingan milik Totong. Tabel 6 memperlihatkan

penggilingan gabah yang terletak di sekitar Desa Cikarawang, dan

persentase responden dalam melakukan penggilingan gabah.

Tabel 6. Data Penggilingan yang Terdapat di Wilayah Sekitar Desa Cikarawang dan Persentase Konsumen.

Penggilingan Persentase Konsumen (%)

Situgede 1 82 Bantar Kambing 7 Cikarawang 6 Situgede 2 4 Pasir Gaok 1

Hasil analisis didapatkan bahwa ketidakpuasan konsumen

terletak pada lokasi dan masalah transportasi, empat penggilingan lain

berada di luar desa, sehingga untuk menjangkau ke tempat

penggilingan gabah tersebut, biaya transportasi yang dikeluarkan tentu

lebih besar, dan jarak tempuh yang cukup jauh. Kepuasan dan

ketidakpuasan konsumen terhadap penggilingan gabah yang ada dapat

dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Kepuasan Konsumen Terhadap Penggilingan Gabah yang Ada

No Faktor

Persaingan Situgede

1 Bantar

Kambing Cikarawang Situgede

2 Pasir Gaok

1 Harga 3 4 3 4 4 2 Mutu 4 4 4 4 5 3 Lokasi 2 2 2 2 2 4 Fasilitas 3 3 4 3 5 5 Pelayanan 3 2 3 4 5

6 Sistem pembayaran 4 4 4 4 5

7 Transportasi 2 2 2 1 1 8 Dampak Usaha 4 3 3 4 4

Tingkat kepuasan responden terhadap masing-masing

penggilingan dinilai dari delapan faktor persaingan yang meliputi

harga, mutu, lokasi, fasilitas, pelayanan, sistem pembayaran,

transportasi, dan dampak usaha. Penilaian yang digunakan

menggunakan penilaian dari rata-rata yang dihasilkan oleh responden

secara keseluruhan angka 1 hingga 5, dimana angka 1 menerangkan

tidak puas, angka 2 menerangkan kurang puas, angka 3 menerangkan

Page 25: STUDI KELAYAKAN PENDIRIAN USAHA PENGGILINGAN … · Pengembangan potensi desa dilakukan dengan cara meningkatkan ... MAKAR (Mahasiswa feat Pakar), ... dalam menghadapi penulis

56

cukup puas, angka 4 menerangkan puas, dan angka 5 menerangkan

sangat puas.

Petani yang akan melakukan penggilingan gabah diminta untuk

mengurutkan ke delapan faktor persiangan di atas sesuai dengan

tingkat kepentingan yang harus dimiliki oleh penggilingan gabah,

kemudian tingkat kepentingan ini didiskusikan lalu disepakati untuk

pemberian bobot pada masing-masing tingkat kepentingan.

Perlakuan demikian, bermanfaat untuk mengetahui

penggilingan mana yang sudah baik dalam memberikan kepuasan

kepada konsumen, sehingga dari analisis didapatkan penggilingan

yang pantas dijadikan tolak ukur (benchmark). Jumlah terbesar dari

analisis persaingan diraih oleh penggilingan yang terletak di Pasir

Gaok, dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Analisis Persaingan. Faktor

Persaingan Bobot Situgede

1 Bantar

Kambing Cikarawang Situgede

2 Pasir Gaok

Lokasi 8 16 16 16 16 16 Mutu 7 28 28 28 28 35

Pelayanan 6 18 12 18 24 30 Harga 5 15 20 15 20 20 Sistem

Pembayaran 4 16 16 16 16 20 Transportasi 3 6 6 6 3 3

Fasilitas 2 6 6 8 6 10 Dampak Usaha

1 4 3 3 4 4

Jumlah - 109 107 110 117 138

Analisis Kebutuhan dan Keinginan Masyarakat

Angket atau kuesioner disebarkan kepada 68 responden yang

terdiri dari 52 orang perempuan dan 16 orang laki-laki. Penyebaran

angket dilakukan kepada petani dan buruh tani yang terdapat di Dusun

I, II, dan III Desa Cikarawang. Responden yang berasal dari Dusun I

berjumlah 18 orang, responden yang berasal dari Dusun II berjumlah

29 orang, responden yang berasal dari Dusun III berjumlah 21 orang.

Tanggapan responden dan masyarakat sekitar sangat positif,

dimana 15 orang atau 21 persen dari responden menyatakan sangat

Page 26: STUDI KELAYAKAN PENDIRIAN USAHA PENGGILINGAN … · Pengembangan potensi desa dilakukan dengan cara meningkatkan ... MAKAR (Mahasiswa feat Pakar), ... dalam menghadapi penulis

57

setuju dan sangat mendukung pendirian penggilingan gabah baru

tersebut dan memiliki tingkat kepastian yang sangat tinggi untuk

menggiling padinya di penggilingan baru apabila penggilingan telah

berdiri. 51 orang atau 76 persen responden menyatakan setuju dan

memiliki keinginan untuk menggiling padinya di penggilingan gabah

Kelompok Tani Hurip.

Dua orang yang berasal dari Dusun I atau tiga persen dari

responden menyatakan persetujuan akan penggilingan gabah baru, tapi

memiliki kecenderungan untuk tidak menggiling gabahnya di

Penggilingan Hurip Jaya, hal ini karena lokasi dari rencana pendirian

terlalu jauh dari tempat responden apabila berjalan kaki, penggilingan

terdekat untuk berjalan kaki bagi ke dua responden itu adalah

penggilingan yang terletak di Situgede 1. Responden tidak sanggup

membayar ongkos tambahan untuk transportasi. Persentase analisis

kebutuhan dan keinginan masyarakat terhadap penggilingan gabah

baru di Desa Cikarawang dapat dilihat pada Gambar 6 .

Gambar 6. Analisis Kebutuhan dan Keinginan Masyarakat terhadap Penggilingan Padi Baru.

Kepastian Kelancaran Pemasaran Periode Jangka Panjang

Lahan sawah di Desa Cikarawang semakin lama akan semakin

berkurang, salah satunya karena perubahan fungsi lahan dari lahan

produktif menjadi perumahan, lahan sawah yang berkurang tentu akan

mengurangi produksi padi di desa ini. Berkurangnya produksi padi

Pendirian Penggilingan Gabah Baru dan Keinginan Masyarakat

21%

76%

3%

Sangat

Stj & ingin

Kurang

Page 27: STUDI KELAYAKAN PENDIRIAN USAHA PENGGILINGAN … · Pengembangan potensi desa dilakukan dengan cara meningkatkan ... MAKAR (Mahasiswa feat Pakar), ... dalam menghadapi penulis

58

tersebut akan berdampak pada penggilingan, namun jika penggilingan

telah melakukan antisipasi dan penetapan pengembangan usaha, maka

usaha tersebut akan terus berkelanjutan bahkan berkembang.

Antisipasi terhadap semakin berkurangnya lahan produktif telah

direncanakan oleh kelompok tani yaitu pada tahun ke 5 setelah

beroperasinya penggilingan dilakukan ekspansi pasar dalam penjualan

beras kemasan, sehingga kelompok tani harus menjalin kemitraan

dengan kelompok tani lain, desa-desa lain dalam satu Kecamatan

Dramaga, koperasi unit desa (KUD), maupun gabungan kelompok tani

di luar Kabupaten Bogor seperti di Karawang. Kemudian bermanfaat

untuk memudahkan memperoleh bahan baku gabah yang diperlukan

untuk memproduksi beras kemasan.

Strategi Bauran Pemasaran

a. Produk

Spesifikasi dan tingkat mutu produk yang

direncanakan adalah sebagai berikut:

1. Jasa penjemuran. Dengan pengawasan yang ketat saat

penjemuran di penjemuran Penggilingan Hurip Jaya akan

menghasilkan padi yang kekeringannya layak untuk

disimpan atau digiling dan bebas dari kerikil atau pasir.

Setelah panen, padi harus segera dijemur, tidak boleh padi

dijemur melebihi satu hari, jika tidak padi akan terbakar

dan warnanya akan memerah. Kebersihan tempat jemuran

sangat diperlukan, sehingga pasir atau kerikil tidak akan

masuk dalam beras hasil giling, oleh karena itu tempat

penjemuran akan dilapisi terpal berwarna gelap agar tidak

bercampur dengan pasir atau kerikil dan kekeringannya

sesuai serta merata.

2. Jasa simpan. Adanya gudang yang dimiliki oleh

penggilingan gabah, petani bisa menyimpan gabahnya

sebelum digiling. Gabah yang dijemur harus memenuhi

standar kering simpan., sehingga gabah tidak mudah

Page 28: STUDI KELAYAKAN PENDIRIAN USAHA PENGGILINGAN … · Pengembangan potensi desa dilakukan dengan cara meningkatkan ... MAKAR (Mahasiswa feat Pakar), ... dalam menghadapi penulis

59

terbakar. Penyimpanan ditata sesuai dengan standar

tempat penyimpanan yang bagus, sehingga sirkulasi udara

bisa terus terjadi, dan kekeringan gabah tetap terjaga.

Gudang harus menyediakan alat pengusir tikus atau

dilindungi supaya tikus tidak bisa masuk. Obat tradisional

untuk mengusir kutu padi yang disimpan di gudang juga

harus disediakan. Dengan kondisi tempat penyimpanan

seperti ini, maka masyarakat di Desa Cikarawang

pengguna jasa ini akan tertarik untuk menyimpan di

penggilingan gabah karena mutu simpannya dapat

dipercaya.

3. Jasa giling, Mesin giling yang akan digunakan bertipe

LM 24 untuk pemecah gabah dan ICHI N-50 untuk

pemutih. Penggilingan akan berusaha memberikan

kualitas giling yang memenuhi standar: tidak ada krikil,

pasir, sekam yang terikut dan gabah yang belum tergiling,

serta tidak menghasilkan susut yang besar. Standar mutu

seperti ini akan mampu menjamin konsistennya pasar

untuk selalu mengkonsumsi beras dari penggilingan ini.

4. Beras, penggilingan akan mendapatkan penghasilan yang

cukup besar dari hasil penjualan beras, bahan baku gabah

dibeli dari petani yang berasal dari kelompok tani lain.

Produksi beras memerlukan bahan baku yang selalu

tersedia, dan pasar yang ada. Penyimpanan beras ditaruh

di gudang yang terbebas dari tikus.

5. Dedak, sebagai hasil sertaan ternyata mendatangkan

pendapatan yang cukup besar. Penggilingan akan

berusaha menghasilkan bekatul yang halus sehingga

sekam yang terikut maksimal 3%. Dengan mutu yang

tinggi ini pendapatan penggilingan akan besar dengan

penjualan dedak atau katul.

Page 29: STUDI KELAYAKAN PENDIRIAN USAHA PENGGILINGAN … · Pengembangan potensi desa dilakukan dengan cara meningkatkan ... MAKAR (Mahasiswa feat Pakar), ... dalam menghadapi penulis

60

b. Harga

Penetapan harga jual berfungsi untuk mengetahui

tingkat pendapatan yang akan diperoleh, selain itu harga juga

mempengaruhi keinginan konsumen untuk menggunakan

produk yang dipasarkan. Penggilingan Hurip Jaya akan

menetapkan harga yang mampu bersaing, tidak berbeda

dengan penggilingan gabah yang sudah ada, bahkan

menetapkan harga yang sama dengan harga penggilingan

terendah yang pernah di kunjungi oleh masyarakat. Penetapan

ongkos giling gabah ditetapkan dari harga ongkos giling yang

terdapat di beberapa penggilingan. Kisaran harga ongkos

giling yaitu Rp.400/kg – Rp. 600/kg beras sosoh atau sama

dengan pengambilan 1 kg beras yang dihasilkan dari 10 kg

beras sosoh. Penggilingan Hurip Jaya akan menetapkan harga

ongkos giling sebesar Rp. 400/kg beras sosoh.

Harga jual beras ditetapkan dari harga pasar yang

berlaku. Penggilingan Hurip Jaya akan menetapkan harga jual

beras sebesar Rp. 4000/kg. Beras yang akan dijual akan

dikemas dengan baik. Kemudian di pasarkan ke wilayah

sekitar hingga ke Pasar Induk Kramatjati.

Penggilingan gabah akan menghasilkan by product

atau hasil samping berupa dedak yang dapat dijadikan pakan

ternak dan sekam yang bisa dijadikan beragam produk seperti

pupuk kompok, biogas, dan abu gosok. Rendemen dari

penggilingan akan menghasilkan 63,2 persen beras, 10 persen

dedak, 25 persen sekam, dan 1,8 persen menir. Harga dedak

yang ditetapkan oleh penggilingan Kelompok Tani Hurip

yaitu sebesar Rp. 1000/kg, sedangkan untuk sekam

ditetapkan harga Rp. 1000/karung (±10 kg).

Page 30: STUDI KELAYAKAN PENDIRIAN USAHA PENGGILINGAN … · Pengembangan potensi desa dilakukan dengan cara meningkatkan ... MAKAR (Mahasiswa feat Pakar), ... dalam menghadapi penulis

61

c. Distribusi

Saluran pemasaran untuk produk yang akan

dihasilkan oleh penggilingan gabah Kelompok Tani Hurip

meliputi saluran pemasaran produk beras, dedak, dan sekam,

sedangkan jasa giling dan jasa lainnya tidak dikenakan

saluran pemasaran. Distribusi akan disalurkan ke pasar

konsumen dan reseller.

d. Promosi

Penggilingan Hurip Jaya harus melakukan kegiatan

kampanye dan sosialisasi untuk jasa giling di tingkat

kelompok tani yang ikut menerima manfaat usaha secara

langsung. Harga produk/jasa diupayakan bisa bersaing

dengan penggilingan gabah yang ada di sekitar Desa

Cikarawang, dengan cara mengurangi biaya-biaya yang tak

perlu dan dengan memanfaatkan limbah yang diolah seperti

sekam menjadi pupuk kompos sehingga memiliki nilai

ekonomis. Biaya promosi yang kecil karena diantara petani

terjadi self promotion sehingga mampu membuat harga

produk bersaing dan kualitas produk/jasa harus diperhatikan.

4.3.2. Analisis Aspek Teknis dan Teknologis

Hasil analisis aspek pasar dan pemasaran menunjukkan

gambaran masa depan yang cukup cerah bagi usaha yang

direncanakan, maka selanjutnya diteruskan dengan analisis aspek

teknis dan teknologis.

Penentuan Kapasitas Produksi Ekonomis

Kapasitas produksi ekonomis merupakan volume atau jumlah

satuan produk yang dihasilkan selama satu satuan waktu tertentu

misalnya satu hari, bulan, atau tahun secara menguntungkan. Kapasitas

produksi ekonomis berbeda dengan kapasitas produksi teknis yang

besarnya ditentukan oleh kemampuan produksi mesin yang terpasang

serta persyaratan teknisnya seperti pengurangan hari kerja operasi

Page 31: STUDI KELAYAKAN PENDIRIAN USAHA PENGGILINGAN … · Pengembangan potensi desa dilakukan dengan cara meningkatkan ... MAKAR (Mahasiswa feat Pakar), ... dalam menghadapi penulis

62

normal untuk keperluan servis, reparasi kecil, penggantian suku

cadang dan hari libur (Sutojo, 1983)

Besar kapasitas produksi ekonomis ditentukan berdasarkan

perpaduan hasil penelitian berbagai macam komponen evaluasi yaitu

perkiraan jumlah penjualan produk di masa yang akan datang,

kemungkinan pengadaan bahan baku, bahan pembantu, tenaga kerja

inti serta tersedianya mesin dan peralatan di pasar. Hasil perhitungan

Break Even Point (BEP) Penggilingan Hurip Jaya menunjukkan

kapasitas giling pada BEP mencapai 107 ton GKG. Dengan demikian

keuntungan didapat apabila berproduksi lebih dari 107 ton GKG.

Rencana penjualan dilihat dari peluang pasar yang ada, rencana

produksi untuk jasa giling pada tahun pertama yaitu 400 ton GKG.

Pemilihan Mesin, Peralatan, dan Rencana Investasi

Rencana mesin, peralatan dan kegiatan investasi yang akan

digunakan untuk pendirian Penggilingan Hurip jaya dapat dilihat pada

Lampiran 7. Investasi terbesar adalah sebagai berikut:

a. Bangunan, Gudang, Kantor, dan Lamporan

Bangunan penggilingan yang akan didirikan terdiri dari ruang

produksi, kantor, ruang jaga, toilet, dan gudang dengan luas 105 m².

Luas lamporan atau lapangan jemur adalah 215 m². Harga yang

diperkirakan untuk memdirikan bangunan berserta isi dan lamporan

tersebut adalah Rp. 40.730.000,00. Penetapan harga ini berdasarkan

informasi dari toko, tukang dan pemilik bahan bangunan.

Ruang produksi berfungsi untuk memproduksi beras, dimana

didalamnya terdapat mesin diesel dan mesin penggiling gabah.

Pemisahan ruang produksi dan gudang dimaksudkan agar memberi

kenyamanan bagi konsumen yang berkunjung, sehingga tidak

menimbulkan kesan kotor di semua bagian tempat penggilingan.

Kantor sekaligus ruang jaga berfungsi untuk melayani kebutuhan,

keluhan, saran dan tanggapan dari konsumen serta sebagai tempat

untuk pengurusan administrasi keuangan, sedangkan gudang

Page 32: STUDI KELAYAKAN PENDIRIAN USAHA PENGGILINGAN … · Pengembangan potensi desa dilakukan dengan cara meningkatkan ... MAKAR (Mahasiswa feat Pakar), ... dalam menghadapi penulis

63

berfungsi untuk tempat penyimpanan gabah yang akan digiling dan

beras yang akan disalurkan.

b. Mesin Penggilingan dan Mesin Diesel

Informasi yang didapat dari Toko Rama Jaya Teknik yang

merupakan salah satu toko mesin pertanian di Kota Bogor, mesin

penggilingan yang baik digunakan untuk penggilingan padi kecil

adalah LM 24 dan ICHI N-50. Mulanya penggilingan padi

Kelompok Tani Hurip akan menggunakan mesin dengan model

otomatis dengan merk SATAKE, namun terdapat kesulitan dalam

pengadaan spare parts dan perbaikan bila timbul kerusakan.

Mesin penggilingan yang akan digunakan yaitu mesin

pemecah gabah dengan model LM 24, dan mesin pemutih dengan

model ICHI N-50, mesin ini berkapasitas 4 ton/hari. Mesin diesel

yang akan digunakan yaitu mesin diesel dengan merek Yanmar.

Total pembelian mesin penggilingan lengkap adalah Rp.

12.000.000,00

Lokasi dan Tata Letak

Lokasi tempat pendirian penggilingan gabah ditetapkan

berdasarkan pertimbangan yang mendalam. Lokasi tapak yang akan

berada pada lahan anggota Kelompok Tani Hurip di Dusun II. Hal ini

dimaksudkan agar tidak ada sengketa atas lahan di lokasi tapak

penggilingan. Berdasarkan wawancara dengan tokoh desa dan

pertimbangan aspek lingkungan dan dampak usaha, maka Kelompok

Tani Hurip menetapkan akan mendirikan penggilingan gabah di

Carangpulang Lebak. Layout atau tata letak yang akan dibuat oleh

Kelompok Tani Hurip dalam pendirian penggilingan gabah dapat

dilihat pada Gambar 7.

Proses Produksi dan Quality Control.

Proses Produksi

Proses produksi pada penggilingan gabah Kelompok Tani

Hurip meliputi dua tipe. Tipe yang pertama adalah konsumen hanya

Page 33: STUDI KELAYAKAN PENDIRIAN USAHA PENGGILINGAN … · Pengembangan potensi desa dilakukan dengan cara meningkatkan ... MAKAR (Mahasiswa feat Pakar), ... dalam menghadapi penulis

64

menggunakan jasa giling saja, tidak menggunakan jasa yang lain yang

terdapat di penggilingan. Konsumen yang telah melakukan

pengeringan dan membawa gabah kering giling yang siap untuk

digiling ke tempat penggilingan. Tipe yang kedua, yaitu konsumen

menggunakan berbagai jasa yang terdapat di penggilingan, seperti jasa

jemur, jasa simpan, dan jasa giling. Proses dari pemanenan hingga

menjadi beras diserahkan kepada penggilingan. Proses produksi

tersebut diawali setelah panen, pasca panen padi dijemur di tempat

penjemuran penggilingan. Setelah dijemur gabah yang sudah kering

giling disimpan di gudang. Kemudian penggilingan gabah menggiling

gabah tersebut sesuai dengan permintaan dari konsumen.

Gambar 7. Tataletak Penggilingan Gabah Kelompok Tani Hurip

R. PRODUKSI GUDANG

WC

KANTOR

+ R.

JAGA

15 m

7 m

DENAH

LAMPORAN

3 m9 m1,5 m1,5 m

215 m²

Page 34: STUDI KELAYAKAN PENDIRIAN USAHA PENGGILINGAN … · Pengembangan potensi desa dilakukan dengan cara meningkatkan ... MAKAR (Mahasiswa feat Pakar), ... dalam menghadapi penulis

65

Kegiatan operasional penggilingan padi adalah sebagai berikut:

a. Penjemuran.

Penjemuran merupakan kegiatan yang harus sejak awal

diperhatikan karena kualitas jemur yang bagus sangat

mempengaruhi mutu beras yang dihasilkan serta berapa lama bisa

disimpan. Penjemuran harus langsung dilakukan pada saat hari

pertama panen atau paling lambat dua hari setelah panen, hal itu

untuk menghindari penyimpanan padi yang masih basah karena

akan mengurangi kualitas padi sendiri.

b. Penyimpanan

Setelah gabah benar-benar sudah kering dengan kualitas

simpan, gabah bisa masuk ke gudang penyimpanan. Gudang

penyimpanan digunakan untuk menyimpan gabah kering giling dan

beras, sehingga tempat ini harus memiliki sirkulasi udara yang

bagus sehingga gabah bisa bertahan pada standar gabah kering

simpan yang normal, sehingga padi tidak cepat rusak. Tahap-tahap

proses produksi mulai dari pengadaan barang sampai pengemasan

barang. Siklus produksi diperkirakan satu minggu. Hasil akhir

proses produksi adalah beras.

Gabah

Beras

Gambar 8. Skema Proses Produksi

Penimbangan Gabah

Pengeringan Penyimpanan Penggilingan

Pengemasan Pengangkutan Pemasaran

stop

lanjut

Page 35: STUDI KELAYAKAN PENDIRIAN USAHA PENGGILINGAN … · Pengembangan potensi desa dilakukan dengan cara meningkatkan ... MAKAR (Mahasiswa feat Pakar), ... dalam menghadapi penulis

66

Kendala-kendala yang dihadapi oleh Penggilingan Hurip Jaya

dalam memasarkan produk utama nya antara lain:

1. Jasa Giling; mutu giling penggilingan gabah yang ada di daerah ini

sudah cukup baik, namun tidak ada pengukuran kadar air gabah

dari penggilingan tersebut sehingga berpotensi terjadi susut yang

lebih besar dari yang seharusnya. Penggilingan gabah di

Carangpulang Kidul menggunakan satuan liter untuk menentukan

harga ongkos giling, hal ini tidak disukai masyarakat karena

masyarakat lebih menyukai pengukuran menggunakan satuan

kilogram. Untuk mengatasi masalah mutu dan harga yang tidak

mampu bersaing, penggilingan berusaha memiliki mesin

penggilingan yang outputnya bisa terjaga kualitas beras hasil

gilingnya, memiliki alat tester kadar air untuk mengukur kadar air

gabah, memiliki timbangan kilogram dan memberi penawaran

upah giling yang mampu bersaing dengan penggilingan lain di

daerah ini.

2. Beras kemasan; Bahan baku gabah untuk produksi beras kemasan

harus ada sepanjang waktu, sedangkan tujuan mayoritas dari

masyarakat Desa Cikarawang dalam menanam padi ialah untuk

dikonsumsi sendiri, tidak untuk dijual. Oleh karena itu

penggilingan harus mencari bahan baku gabah dari masyarakat

yang ingin manjual gabahnya atau dari luar Desa Cikarawang.

3. Bekatul atau dedak; pembelinya sedikit karena anggota Kelompok

Tani Hurip yang memiliki ternak dengan tujuan komersial masih

sedikit. Untuk mengatasi masalah ini penggilingan gabah akan

bekerja sama dengan pengusaha ternak yang ada di Desa

Cikarawang

Quality Control

Kualitas produk ditentukan oleh jumlah beras yang dihasilkan

(rendemen) atau rendahnya susut (loss) . Oleh karena itu, penggilingan

gabah harus menyediakan sarana dan prasarana untuk memantau mutu

dan pengelola penggilingan gabah harus memiliki kesadaran mutu.

Page 36: STUDI KELAYAKAN PENDIRIAN USAHA PENGGILINGAN … · Pengembangan potensi desa dilakukan dengan cara meningkatkan ... MAKAR (Mahasiswa feat Pakar), ... dalam menghadapi penulis

67

Standar atau ketentuan mutu produk yang dikehendaki oleh konsumen

harus dibuat. Diperlukan adanya pemeriksaan mutu gabah saat

pembelian, sehingga pengelola penggilingan dapat memetapkan

perlakukan terhadap gabah untuk dijemur, disimpan dan digiling

secara benar.

Beras yang baik dan susut yang rendah, dihasilkan dari baiknya

penanganan pascapanen yang dilakukan baik oleh petani maupun oleh

penggilingan. Tahapan kegiatan penanganan pascapanen padi yang

dilakukan oleh petani dimulai dengan penentuan waktu panen padi

pada hamparan sawah. Tahapan kegiatan penanganan pascapanen padi

secara keseluruhan meliputi tahapan-tahapan sebagai berikut:

pemanenan, pengumpulan, perontokan, pengangkutan, pengeringan,

penyimpanan, dan penggilingan.

Gambar 9. Tahapan proses kegiatan penanganan pascapanen

(Hasbullah, 2007)

Pemanenan GKP, KA 25%

Pengangkutan

Pengeringan

Pembersihan

Kering giling GKG, KA 14 %

Kering simpan GKS, KA 18%

Penggilingan Penyimpanan

Pengumpulan

Perontokan

Ani-ani, sabit

Terpal Digebot

Terpal

Karung Karung, gerobak

Lantai jemur, drier

Page 37: STUDI KELAYAKAN PENDIRIAN USAHA PENGGILINGAN … · Pengembangan potensi desa dilakukan dengan cara meningkatkan ... MAKAR (Mahasiswa feat Pakar), ... dalam menghadapi penulis

68

Sarana dan Prasarana untuk Menghasilkan Pelayanan Berkualitas

Penggunaan Terpal

Penjemuran pada lapisan semen yang dilakukan dengan

ketebalan kurang dari 1 cm dapat mengakibatkan persentase beras

pecah lebih dari 70 persen dengan rendemen giling yang rendah.

Penggunaan terpal diperlukan sebagai alas untuk penjemuran dan

untuk menutupi atau melindungi dari guyuran air hujan. Penggunaan

alas terpal selama perontokan bertujuan agar gabah yang sudah

dirontokkan mudah untuk dikumpulkan kembali.

Fungsi terpal dalam penanganan pascapanen padi antara lain: (1)

mengurangi atau menekan kehilangan butiran gabah pada saat

perontokan dan pengeringan, (2) sebagai dinding dan alas dalam upaya

mencegah bercampurnya kotoran dengan gabah, (3) memudahkan

pengumpulan gabah dan sebagai penutup gabah pada waktu hujan

turun, (4) untuk menghasilkan penyebaran panas yang merata pada

saat penjemuran/pengeringan.

Keuntungan penggunaan terpal dalam penanganan pascapanen

padi adalah: (1) memudahkan penyelamatan gabah bila dalam masa

penjemuran/pengeringan hujan turun secara tiba-tiba, misalnya dengan

cara memasang tali pengikat untuk memudahkan menggulung

terpal/lembaran plastik kemudian menutup/melindungi gabah dari

hujan dengan cepat, (2) memudahkan pengumpulan untuk

pengarungan gabah pada akhir perontokan dan penjemuran, (3) dapat

mengurangi tenaga kerja buruh tani di lapangan.

Spesifikasi terpal yang akan disediakan oleh penggilingan

Kelompok Tani Hurip adalah sebagai berikut:

1. Terbuat dari bahan plastik single layer berukuran 8 m x 8 m, ada

jahitan pinggir dengan diberi lubang yang dilengkapi dengan ring

besi di bagian sudut dengan interval 2 m sehingga terdapat lebih

kurang 16 lubang.

2. Berwarna gelap (biru, coklat atau hitam).

Page 38: STUDI KELAYAKAN PENDIRIAN USAHA PENGGILINGAN … · Pengembangan potensi desa dilakukan dengan cara meningkatkan ... MAKAR (Mahasiswa feat Pakar), ... dalam menghadapi penulis

69

Penggunaan Gudang

Penyimpanan merupakan bagian yang penting dalam penanganan

pascapanen padi. Biji-bijian termasuk padi sangat rentan terhadap

kerusakan selama penyimpanan, apalagi jika sistem penyimpanan yang

diterapkan kurang atau tidak memenuhi persyaratan penyimpanan yang

baik.

Selama penyimpanan proses perubahan biokimia dan serangan

agen-agen perusak dapat menyebabkan susut dan menghasilkan

metabolit yang berbahaya bagi kesehatan. Oleh karena itu, perlu

dilakukan penyimpanan yang baik dan benar. Dalam hal ini perlu

dilakukan kontrol terhadap faktor-faktor lingkungan yang berperan

dalam penyimpanan serta kontrol terhadap agen-agen yang dapat

menimbulkan kerugian.

Banyak faktor yang berperan dalam penyimpanan pangan.

Faktor-faktor tersebut adalah (1) lingkungan (suhu, kelembaban, nisbi,

komposisi atmosfir), (2) sifat dan karakteristik bahan (kadar air), (3)

tindakan penanganan bahan sebelum disimpan (cara dan waktu panen,

pembersihan bahan), dan (4) agen atau hama perusak

(mikroorganisme, serangga hama pascapanen, rodenta, dan binatang

vertebrata lainnya seperti burung).

Penyimpanan yang akan diterapkan oleh Penggilingan Hurip

Jaya menggunakan teknik karungan. Penyimpanan dengan sistem

karungan mempunyai beberapa keuntungan antara lain : fleksibel,

modal investasi relatif kecil, biaya bongkar muat lebih murah, tidak

terjadi migrasi uap, penanganan secara semi mekanis dan

pemeriksaannya lebih mudah. Namun, demikian terdapat beberapa

kelemahan antara lain: modal investasi mahal, biaya fumigasi relatif

mahal, serangan hama sulit dikendalikan (serangga, tikus, burung),

suhu dan kelembaban sukar dikendalikan.

Pada sistem karungan, gabah / beras yang akan disimpan

dimasukkan ke dalam karung goni dan ditumpuk pada landasan yang

terbuat dari kayu. Sekelompok tumpukan karung goni yang terdiri dari

Page 39: STUDI KELAYAKAN PENDIRIAN USAHA PENGGILINGAN … · Pengembangan potensi desa dilakukan dengan cara meningkatkan ... MAKAR (Mahasiswa feat Pakar), ... dalam menghadapi penulis

70

beberapa lapisan/tumpukan disebut ”staple”. Susunan tiap-tiap lapisan

dapat berupa sistem lima karung dan delapan karung seperti dapat

dilihat pada Gambar 10. (Hasbullah, 2007)

Tumpukan ke-1 Tumpukan ke-2

Gambar 10 . Cara penumpukan kunci lima dalam penyimpanan sistem karung. (Hasbullah, 2007)

Rencana Produksi

Rencana produksi Penggilingan Hurip Jaya, meliputi dua

produk utama dan produk sertaan yang menghasilkan nilai jual yaitu

jasa giling, beras, dan dedak. Pada tahun pertama penggilingan

menetapkan akan mampu menggiling sebanyak 400 ton GKG atau

setengah dari peluang pasar yang ada, tahun berikutnya penggilingan

menaikkan produksi sebanyak lima persen. Kenaikan ini direncanakan

karena pada tahun pertama operasi, penggilingan menetapkan produksi

yang minim dan tidak mengambil semua peluang pasar yang ada.

Kenaikan ini diprediksi karena promosi akan dilakukan, baik itu di

Desa Cikarawang, maupun Situgede. Pada tahun terakhir periode

analisis (tahun 2017), penggilingan menetapkan akan mampu

menggiling sebanyak 620,5 ton GKG.

Produksi beras pada tahun pertama operasi yaitu dengan

menghasilkan 2528 kg beras dari pembelian 4 ton GKG, tahun

berikutnya penggilingan membeli 5 ton, 6 ton, 7 ton, dan 8 ton gabah

kering giling. Pada periode analisis tahun ke enam hingga ke sepuluh.

Penggilingan akan meningkatkan produksi beras, dengan melakukan

pembelian sebanyak 20 ton gabah kering giling, maka beras yang akan

dihasilkan yaitu sebanyak 12,64 ton beras.

Page 40: STUDI KELAYAKAN PENDIRIAN USAHA PENGGILINGAN … · Pengembangan potensi desa dilakukan dengan cara meningkatkan ... MAKAR (Mahasiswa feat Pakar), ... dalam menghadapi penulis

71

Produksi dedak yang dihitung dari hasil sertaan dalam

menggiling padi, yaitu didapat dari 10 % gabah kering giling.

Perhitungan dedak hanya dihitung dari GKG yang digiling dari proses

jasa giling, belum ditambah dari hasil proses pembuatan beras.

Rencana produksi untuk ketiga jenis produk tersebut dapat dilihat pada

Lampiran 8.

4.3.3. Analisis Aspek Manajemen Operasional

Analisis aspek manajemen operasional rencana usaha

Penggilingan Hurip Jaya meliputi hal-hal sebagai berikut ini:

Kepemilikan dan Legalitas

Penggilingan Hurip Jaya akan berada di bawah bidang usaha

Kelompok Tani Hurip, penggilingan ini merupakan usaha kelompok

yang bertujuan untuk memajukan Kelompok Tani Hurip. Pengelolaan

dilakukan oleh anggota kelompok yang aktif melakukan rencana usaha

dan penelitian partisipatif. Pada mulanya terdapat enam orang anggota

yang akan mengelola penggilingan, namun pada akhirnya hanya

terdapat empat orang anggota yang memiliki komitmen untuk

mendirikan penggilingan padi tersebut. Pengelola usaha dapat dilihat

pada Lampiran 7.

Perencanaan usaha, dan jalannya operasional penggilingan

gabah akan dilakukan dengan kerjasama tim, dimana tim terdiri dari

empat orang pengelola, yang memiliki hak dan kewajiban yang sama.

Jalannya usaha penggilingan sangat tergantung pada komitmen

pengelola dalam mengelola penggilingan. Komitmen tersebut sudah

terlihat dari kesungguhan tim untuk melakukan rencana usaha

kolaboratif.

Keberadaan dari suatu usaha harus diakui oleh masyarakat

sekitar, Lembaga Pemusyawaratan Masyarakat (LPM), dan

pemerintahan desa (BPD) setempat. Manfaat dari adanya legalitas

adalah usaha tersebut akan diakui eksintensinya, dengan pengakuan

eksistensi ini, maka usaha tersebut akan dikenal oleh masyarakat,

kemudian memudahkan usaha untuk mengembangkan bisnisnya

Page 41: STUDI KELAYAKAN PENDIRIAN USAHA PENGGILINGAN … · Pengembangan potensi desa dilakukan dengan cara meningkatkan ... MAKAR (Mahasiswa feat Pakar), ... dalam menghadapi penulis

72

karena mendapatkan perlindungan secara hukum dari pemerintah.

Dalam mendapatkan legalitas tersebut, penggilingan akan mengurus

perizinan, meminta rekomendasi dari berbagai instansi, mengurus

nomor pokok wajib pajak (NPWP) dan surat izin usaha perdagangan

(SIUP)

Struktur Organisasi

Gambar 11 . Struktur Organisasi

Organisasi usaha Penggilingan Hurip Jaya terdiri atas bagian

pemasaran, produksi, keuangan, dan administrasi. Keseluruhan

operasional penggilingan padi dikoordinir oleh manajer umum yang

menjalankan fungsi perencanaan kerja dan tata-tertib, memotivasi dan

menggerakkan karyawan, melakukan pengawasan secara keseluruhan,

serta memberikan laporan pertanggungjawaban kepada kelompok tani

dan penanam saham.

Manajer umum dan manajer produksi akan dirangkap oleh satu

orang pengelola. Pengelola untuk masing-masing bagian tersebut

berasal dari anggota Kelompok Tani Hurip yang melakukan rencana

usaha kolaboratif.

Pembagian kerja antara lain dijelaskan sebagai berikut, manajer

umum bertanggung jawab untuk: 1) membuat perencanaan kegiatan

penggilingan dan melakukan kontrol, 2) mengelola kelancaran

kegiatan operasional perusahaan, 3) memberikan pertanggungjawaban

Manajer Umum

Pengawas &

Penasihat

Administrasi Administrasi Keuangan

Manajer Produksi

Manajer Pemasaran

Page 42: STUDI KELAYAKAN PENDIRIAN USAHA PENGGILINGAN … · Pengembangan potensi desa dilakukan dengan cara meningkatkan ... MAKAR (Mahasiswa feat Pakar), ... dalam menghadapi penulis

73

berupa laporan triwulan kepada kelompok tani dan penanam saham, 4)

memberikan pengarahan kepada divisi fungsional

Bagian pemasaran dan penjualan mempunyai tanggung jawab

untuk: 1) mencari konsumen dan menjalin kemitraan, 2) mengatur

distribusi barang dan jasa, dan 3) mengatur kelancaran pemasaran.

Bagian produksi bertanggung jawab dalam: 1) mengatur kelancaran

produksi, 2) mengawasi dan mengatur penggudangan, 3) memastikan

mesin dalam keadaan baik, dan 4) mengatur kelancaran bahan baku.

Bagian administrasi keuangan memiliki tanggung jawab untuk:

1) menyusun laporan keuangan, 2) mencatat arus kas harian, 3)

menyusun anggaran biaya, 4) serta mencatat perhitungan laba-rugi dan

neraca, sedangkan bagian administrasi bertanggungjawab atas

dokumentasi laporan/pencatatan dan pencatatan arus keluar masuk

barang dan jasa.

Upah Manajemen dan Buruh

Tenaga kerja yang akan terlibat dalam penggilingan Kelompok

Tani Hurip terdiri dari tenaga kerja tetap dan tidak tetap. Tenaga kerja

tetap merupakan pengelola penggilingan padi, tenaga kerja ini tidak

terpengaruh oleh naik, turunnya volume produksi, dan mendapatkan

biaya yang tetap tiap bulan dalam satu tahun.

Rencana gaji yang akan ditetapkan untuk tenaga kerja tetap

adalah sebagai berikut, pada tahun pertama ditetapkan pengelola akan

mendapatkan gaji sebesar Rp. 500.000,00 per bulan untuk setiap orang,

untuk tahun-tahun berikutnya gaji pengelola akan dinaikkan sebesar

Rp. 100.000,00. Tahun kedua pengelola akan mendapatkan Rp.

600.000,00 setiap bulan, tahun ketiga pengelola akan mendapatkan Rp.

700.000,00 setiap bulan, begitu seterusnya hingga periode analisis

Kebutuhan SDM mengenai jenis pekerjaan, status, kualifikasi, jumlah

dan gaji tahun pertama dapat dilihat pada Tabel 9.

Page 43: STUDI KELAYAKAN PENDIRIAN USAHA PENGGILINGAN … · Pengembangan potensi desa dilakukan dengan cara meningkatkan ... MAKAR (Mahasiswa feat Pakar), ... dalam menghadapi penulis

74

Tabel 9. Kebutuhan SDM N

o

Jenis

Pekerjaan

Status Kualifikasi Jumlah Gaji

tahun

pertama

1. Umum dan produksi

Karyawan Tetap

Mampu menyusun rencana usaha yang riil ke depan.

Mampu mengatur dan mengelola tenaga kerja yang ada.

Memahami proses produksi dan kualitas beras yang dihasilkan.

Pekerja keras. Mampu bekerja dalam

tim. Memahami mesin dan

peralatan Memiliki kesungguhan

dalam bekerja

1 Rp. 500.000,00 / bulan

2. Pemasaran Karyawan Tetap

Mampu melihat dan menangkap peluang pasar.

Memiliki kemampuan komunikasi dan menjalin kemitraan.

Memahami arti penting pemasaran.

Pekerja keras. Mampu bekerja dalam

tim. Memiliki kesungguhan

dalam bekerja

1 Rp. 500.000,00 / bulan

3. Keuangan Karyawan Tetap

Mampu membuat laporan keuangan.

Memahami arti penting pencatatan keuangan yang benar, tepat dan jelas.

Pekerja keras. Mampu bekerja dalam

tim. Memiliki kesungguhan

dalam bekerja

1 Rp. 500.000,00 / bulan

4. Administrasi Karyawan Tetap

Mampu melakukan pencatatan yang baik, rapi, dan benar.

Memahami arti penting pencatatan setiap aktivitas.

Pekerja keras. Mampu bekerja dalam tim Memiliki kesungguhan

dalam bekerja

1 Rp. 500.000 / bulan

5. Buruh Karyawan Tidak Tetap

Pekerja keras. Memiliki kesungguhan

dalam bekerja. Memahami arti penting

kualitas

1 Rp. 300.000 / bulan

Page 44: STUDI KELAYAKAN PENDIRIAN USAHA PENGGILINGAN … · Pengembangan potensi desa dilakukan dengan cara meningkatkan ... MAKAR (Mahasiswa feat Pakar), ... dalam menghadapi penulis

75

Pengelola akan merekrut satu orang tenaga kerja tidak tetap

sebagai tenaga operasional harian. Rencana penggajian bagi buruh

yang ditetapkan oleh pengelola adalah sebagai berikut, pada tahun

pertama tenaga kerja tidak tetap akan mendapatkan gaji sebesar

Rp. 300.000,00 per bulan, tahun kedua akan mendapatkan gaji

Rp. 400.000,00 per bulan, tahun ketiga akan mendapatkan gaji sebesar

Rp. 500.000,00 per bulan, begitu seterusnya hingga periode analisis.

4.3.4. Analisis Aspek Dampak Usaha.

Peran usaha penggilingan gabah baru yang dipelopori oleh

Kelompok Tani Hurip kepada masyarakat sekitar sangat besar.

Penggilingan gabah ini bukan saja keinginan dan kebutuhan dari

kelompok tani, namun penggilingan ini merupakan keinginan dan

kebutuhan masyarakat sekitar yang diketahui dari penyebaran angket.

Masyarakat sangat berharap pendirian usaha penggilingan gabah

tersebut dapat direalisasikan.

Pendirian usaha penggilingan gabah ini akan dapat memenuhi

kebutuhan masyarakat akan jasa giling yang dekat dengan wilayahnya.

Dampak dari usaha penggilingan tersebut yaitu terpenuhinya

kebutuhan masyarakat, peningkatan motivasi masyarakat dalam

berwirausaha karena penggilingan akan memproduksi hasil samping

seperti sekam yang dapat dibuat menjadi pupuk kompok, biogas,

energi pembakaran dari hasil bakarnya atau untuk abu gosok. Dedak

yang dapat dipasarkan dan dijual untuk pakan ternak, serta menir yang

dapat dibuat menjadi tepung beras dan dipasarkan, pengembangan

ekonomi desa, dan pembukaan lapangan pekerjaan bagi masyarakat

Desa Cikarawang.

Antisipasi dampak lingkungan yang dihasilkan oleh

penggilingan gabah seperti polusi udara, dan polusi suara, membuat

pengelola untuk mempertimbangkan lokasi yang tepat. Lokasi

pendirian penggilingan padi tersebut direncanakan akan berada di

Carangpulang Lebak, dimana sebelah kanan dan kiri penggilingan

adalah lahan sawah yang tidak berdekatan dengan pemukiman

Page 45: STUDI KELAYAKAN PENDIRIAN USAHA PENGGILINGAN … · Pengembangan potensi desa dilakukan dengan cara meningkatkan ... MAKAR (Mahasiswa feat Pakar), ... dalam menghadapi penulis

76

penduduk, sehingga tidak menimbulkan gangguan pada masyarakat

sekitar.

4.3.5. Analisis Aspek Finansial

Analisis aspek finansial dalam rencana usaha Penggilingan

Hurip Jaya terdiri atas hal-hal sebagai berikut :

Kebutuhan Modal dan Identifikasi Biaya

Kebutuhan modal dalam mendirikan usaha penggilingan gabah

Kelompok Tani Hurip terdiri dari modal investasi dan modal kerja.

Modal investasi merupakan modal yang dikeluarkan pada awal periode

usaha untuk pembelian sarana dan prasarana yang mendukung

berjalannya usaha penggilingan dan digunakan untuk memperoleh

manfaat hingga secara ekonomis tidak dapat digunakan lagi. Jika

investasi awal secara ekonomis sudah tidak dapat digunakan lagi,

maka dilakukan investasi kembali atau disebut reinvestasi. Sementara

itu, modal kerja adalah modal yang digunakan untuk keperluan

operasional produksi. Total rencana kebutuhan modal pada tahun

pertama usaha ini sebesar Rp 112.716.000,00 terdiri dari kebutuhan

investasi tahun ke nol sebesar Rp 59.756.000,00 dan perkiraan modal

kerja sebesar Rp 52.960.000,00 dapat dilihat pada Lampiran 12

dikurangi biaya penyusutan dan biaya sosial.

Kebutuhan Investasi

Rencana investasi yang dibuat oleh Kelompok Tani Hurip

terdiri dari pembuatan bangunan, gudang, kantor, dan lantai jemur,

pembelian mesin penggilingan lengkap, pembelian meja tulis dan

kursi, timbangan duduk, takaran beras, tester kadar air, tool kit seperti

ring, kunci pas dan kunci sok, perlengkapan lain dapat dilihat pada

Lampiran 10. Selain biaya investasi, usaha ini juga memiliki biaya

reinvestasi. Pembelian kembali untuk serokan, karung, ember dan

selang dilaksanakan pada tahun ke empat dan ke delapan periode

analisis. Rincian dari rencana investasi dapat dilihat pada Lampiran

12.

Page 46: STUDI KELAYAKAN PENDIRIAN USAHA PENGGILINGAN … · Pengembangan potensi desa dilakukan dengan cara meningkatkan ... MAKAR (Mahasiswa feat Pakar), ... dalam menghadapi penulis

77

Kebutuhan Modal Kerja

Kebutuhan modal kerja dalam usaha penggilingan gabah

Kelompok Tani Hurip terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel atau

tidak tetap. Biaya total yang dikeluarkan untuk usaha ini sebesar Rp.

58.610.000,00. Kebutuhan modal kerja pada tahun pertama dikurangi

biaya penyusutan dan biaya sosial sebesar Rp. 52. 960.000,00. Biaya

tetap terdiri dari gaji karyawan tetap, penyusutan, biaya umum, dan

sewa tanah, sedangkan biaya variabel terdiri dari upah kerja atau

buruh, bahan baku gabah, bahan bakar, biaya transport dan biaya

sosial. Rincian biaya operasional dapat dilihat pada Lampiran 12.

Sumber Modal

Sumber modal untuk rencana usaha ini berasal dari modal

sendiri dan pinjaman. Perbandingan modal sendiri dan modal pinjaman

adalah 30:70. Modal pinjaman akan berasal dari bank syariah atau

bank perkreditan rakyat syariah (BPRS) yang menetapkan proporsi

bagi hasil yaitu 40:60 untuk pinjaman yang dipergunakan untuk

investasi. 40 persen dari keuntungan menjadi hak bank, dan 60 persen

dari keuntungan menjadi hak pengelola. Bagi hasil untuk pinjaman

modal kerja ditetapkan proporsi sebesar 45:55. 45 persen untuk bank

syariah dan 55 persen untuk usaha.

Total rencana kebutuhan adalah Rp. 112.716.000,00. Modal

sendiri yang dipergunakan untuk rencana investasi adalah Rp.

17.927.000,00 dan untuk modal kerja adalah Rp. 15.888.000,00.

Sedangkan modal pinjaman untuk kegiatan investasi adalah Rp.

41.829.000,00 dan untuk modal kerja adalah Rp. 37.072.000,00. Aspek

permodalan rencana usaha ini dapat dilihat pada Lampiran 14.

Identifikasi Manfaat atau Penerimaan

Manfaat yang diterima oleh usaha penggilingan gabah

Kelompok Tani Hurip berasal dari penjualan produk utama yaitu jasa

giling dan beras, produk sertaan seperti dedak, sekam dan menir.

Penerimaan diperoleh dari hasil perkalian antara jumlah output dengan

harga jual per satuannya.

Page 47: STUDI KELAYAKAN PENDIRIAN USAHA PENGGILINGAN … · Pengembangan potensi desa dilakukan dengan cara meningkatkan ... MAKAR (Mahasiswa feat Pakar), ... dalam menghadapi penulis

78

Pada rencana usaha ini, harga jual yang berlaku berdasarkan

kesepakatan dan pertimbangan pengelola penggilingan gabah

Kelompok Tani Hurip. Perhitungan penerimaan secara rinci untuk

produk utama dan sertaan yang memiliki nilai jual serta perkiraan

laba/rugi dapat dilihat pada Lampiran 16 dan perkiraan arus kas dapat

dilihat pada Lampiran 17. Penetapan harga jual telah terdapat pada

analisis aspek pasar dan pemasaran, sedangkan rencana produksi

terdapat pada analisis aspek teknis dan teknologis

Kriteria Kelayakan Investasi

Lima kriteria yang digunakan dalam menilai investasi yaitu Net

Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Net B/C, Break

Even Point (BEP), dan Payback Period. Hasil perhitungan kelayakan

investasi ini diperoleh dari hasil perhitungan komponen outflow dan

inflow yang didiskontokan. Nilai dari kriteria penilaian investasi

rencana usaha Penggilingan Hurip Jaya dapat dilihat pada Tabel 10.

Tabel 10. Nilai Kriteria Penilaian Investasi Rencana Usaha

Penggilingan Gabah Kelompok Tani Hurip

Kriteria Investasi Nilai

Net Present Value (NPV) Rp 254.889.000,00

Profitability Index (PI) 8,54

Internal Rate of Return (IRR) 40,8%

Payback Period (PBP) 0,8 tahun

Hasil perhitungan kriteria investasi secara komprehensif dapat

dilihat pada Lampiran 18-21. Nilai Net Present Value (NPV)

menunjukkan nilai yang positif dan sangat besar, nilai ini

menunjukkan hasil dari nilai arus kas masuk selama periode analisis

yang didiskontokan dikurangi dengan nilai arus kas keluar yang

didiskontokan. NPV sebesar Rp. 254.889.000,00 menunjukkan bahwa

penggilingan padi ini layak, karena berdasarkan kriteria penilaian

investasi, usaha layak jika NPV > 0.

Page 48: STUDI KELAYAKAN PENDIRIAN USAHA PENGGILINGAN … · Pengembangan potensi desa dilakukan dengan cara meningkatkan ... MAKAR (Mahasiswa feat Pakar), ... dalam menghadapi penulis

79

Nilai Profitability Index (PI) menunjukkan nilai yang lebih

besar dari satu. Menurut kriteria penilaian investasi, PI layak jika PI >

1. PI merupakan perbandingan antara nilai arus kas masuk selama

periode analisis yang didiskontokan dibagi dengan nilai arus kas keluar

yang didiskontokan.

IRR merupakan tingkat suku bunga dari suatu usaha dalam

jangka waktu tertentu yang membuat nilai NPV dari usaha tersebut

sama dengan nol. Analisis ini dilakukan untuk mengetahui tingkat

keuntungan internal yang diperoleh dari investasi yang dilakukan.

Berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh nilai IRR dari rencana usaha

penggilingan gabah Kelompok Tani Hurip sebesar 40,8 persen. Nilai

tersebut diperoleh dengan menggunakan metode coba-coba (trial and

error). Nilai IRR tersebut menunjukkan kelayakan dari suatu usaha,

karena IRR lebih besar dari tingkat suku bunga deposito.

Payback Period (PBP) merupakan jumlah lama tahun yang

dibutuhkan bagi suatu usaha untuk menutupi biaya investasi awal

dengan jumlah keuntungan bersih yang telah didiskontokan.

Berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh nilai PBP adalah 0,8 tahun,

artinya adalah penggilingan gabah ini baru dapat menutupi

pengeluaran biaya investasinya dengan jumlah keuntungan bersih yang

telah didiskontokan setelah usaha ini berjalan sekitar 9 bulan 6 hari.

Berdasarkan hasil dari empat kriteria penilaian investasi di atas,

dapat disimpulkan bahwa penggilingan gabah Kelompok Tani Hurip

layak untuk diimplementasikan pada kondisi atau asumsi yang telah

disepakati bersama. Hal ini ditunjukkan dari nilai NPV > 0, PI > 1, IRR

> tingkat suku bunga yang dijadikan dasar perhitungan, yaitu 7 persen,

dan PBP lebih pendek waktunya dari periode pembayaran maksimum

atau tertutupi sebelum umur rencana usaha Tirta Maju berakhir.

Kriteria lainnya

Selain empat kriteria penilaian investasi di atas, pada

penelitiannya ini juga dilakukan perhitungan terhadap kriteria-kriteria

tambahan lainnya, Break Even Point (BEP) tahun analisis, BEP

Page 49: STUDI KELAYAKAN PENDIRIAN USAHA PENGGILINGAN … · Pengembangan potensi desa dilakukan dengan cara meningkatkan ... MAKAR (Mahasiswa feat Pakar), ... dalam menghadapi penulis

80

volume produksi, dan BEP harga jual. Perhitungan masing-masing

kriteria dapat dilihat pada Lampiran 20 dan 21.

Analisis Sensitivitas

Hasil analisis sensitivitas digunakan untuk mengetahui tingkat

kepekaan suatu usaha dalam menghadapi setiap perubahan yang

mungkin terjadi. Analisis ini dilakukan dengan terjadinya perubahan di

tingkat harga input operasional dan volume penjualan hingga nilai

NPV menjadi negatif. Dari skenario kenaikan dan penurunan harga

input operasional dan volume penjualan sebesar 10 persen. Kenaikan

10 persen harga input operasional meliputi harga bahan baku gabah,

transport, dan bahan bakar minyak solar.

Kenaikan 10 persen harga input operasional dan penurunan 10

persen volume penjualan menghasilkan nilai NPV sebesar Rp.

213.709.000,00, IRR 40,4 persen, nilai Net B/C adalah 7,32 dan PBP 1

tahun. Sehingga dapat disimpulkan bahwa usaha ini tidak sensitif

terhadap penurunan 10 persen penjualan dan kenaikan 10 persen harga

input operasional. Analisis sensitivitas dapat dilihat pada Lampiran 22-

26.

Hasil analisis sensitivitas switching value menyatakan bahwa

usaha Penggilingan Hurip Jaya akan menjadi tidak layak saat harga

harga input operasional yang meliputi harga bahan baku gabah,

transport, dan bahan bakar minyak solar naik hingga sebesar 50 persen

dan volume penjualan turun sebesar 66 persen, penurunan volume

penjualan dan kenaikan harga input operasional tersebut akan

menghasilkan NPV negatif sebesar Rp. 3.016.000,00, IRR 7,1 persen,

nilai Net B/C adalah 0,91 dan PBP lebih dari periode analisis atau 10

tahun. Analisis sensitivitas switching value dapat dilihat pada

Lampiran 27-30.

Page 50: STUDI KELAYAKAN PENDIRIAN USAHA PENGGILINGAN … · Pengembangan potensi desa dilakukan dengan cara meningkatkan ... MAKAR (Mahasiswa feat Pakar), ... dalam menghadapi penulis

81

4.4. Rekomendasi Dalam Tahap Implementasi Pendirian Pengilingan Gabah

Penggilingan gabah ini dapat direalisasikan apabila pengelola memiliki

kesungguhan dalam melaksanakannya. Kesungguhan dan keyakinan yang

dimiliki oleh pengelola untuk pendirian usaha merupakan modal yang

utama. Dalam mengatasi permasalahan permodalan, pengelola sebaiknya

mensosialisasikan rencana usaha yang dibuat agar investor tertarik untuk

menanamkan saham segera.

Pengelola perlu mempersiapkan kondisi internalnya, kondisi internal

yang dimaksud adalah kesiapan bagian pemasaran dan penjualan dalam

mencari konsumen, kesiapan bagian produksi yaitu mampu memenuhi

permintaan yang diinginkan oleh konsumen, serta kesiapan bagian

adminstrasi baik itu keuangan maupun non keuangan untuk membentuk

sistem pencatatan yang baik, agar memudahkan untuk menghitung

keuntungan dan kerugian serta kecepatan untuk membuat keputusan.

Kesiapan ini dapat terpenuhi dengan melakukan pelatihan manajerial.

Pengelola harus mengurus masalah perizinan, dan legalitas, serta

meminta rekomendasi dari Dinas Pertanian dan Pemerintah Daerah agar

usaha penggilingan tersebut diakui keberadaanya. Adanya pengakuan

memiliki banyak keuntungan, yaitu mendapatkan proteksi atau

perlindungan dari pemerintah, bantuan, pelatihan, serta berbagai informasi

yang dapat menguntungkan dan mengembangkan usaha.

Apabila usaha telah berjalan, maka pengelola harus memberikan

pelayanan yang terbaik kepada konsumen sehingga menciptakan kepuasan,

selain itu transparansi atau keterbukaan baik kepada konsumen, kelompok

tani, maupun kepada petani yang menanamkan saham sangat penting, karena

dapat menciptakan kepercayaan kepada pengelola usaha penggilingan.

Kemudian pengelola harus membuat sistem pembagian keuntungan yang

jelas dan adil, baik bagi kelompok, petani yang menanamkan saham,

maupun pengelola sendiri agar tidak menimbulkan perpecahan dan

keributan.

Page 51: STUDI KELAYAKAN PENDIRIAN USAHA PENGGILINGAN … · Pengembangan potensi desa dilakukan dengan cara meningkatkan ... MAKAR (Mahasiswa feat Pakar), ... dalam menghadapi penulis

82

KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan

a. Hasil analisis kelayakan aspek pasar dan pemasaran menunjukkan bahwa

di Desa Cikarawang masih terdapat peluang yang sangat besar untuk

mendirikan penggilingan padi tersebut, peluang tersebut adalah sekitar

500 hingga 1000 ton gabah kering giling.

b. Analisis kelayakan aspek teknis dan teknologis, menjelaskan mengenai

rencana investasi, letak, layout, kapasitas produksi ekonomis, dan

rencana produksi. Rencana tersebut telah dibuat mulai dari berapa

produksi tahun pertama, mesin dan peralatan yang tepat untuk

dipergunakan oleh penggilingan padi kecil, serta tata letak dan lokasi

yang baik untuk mendirikan penggilingan padi di Desa Cikarawang.

c. Analisis kelayakan aspek manajemen operasional dan dampak usaha

menjelaskan mengenai kepemilikan, legalitas, struktur organisasi,dan

pembagian tugas dalam mengelola penggilingan tersebut, sedangkan

dampak usaha menjelaskan mengenai dampak dan akibat yang akan

terjadi apabila penggilingan tersebut didirikan. Dampak yang akan

terjadi lebih cenderung kepada banyaknya manfaat yang akan di dapat

masyarakat, karena penggilingan melakukan antisipasi dengan

menentukan lokasi yang tepat yang tidak berdekatan dengan perumahan,

sehingga tidak menimbulkan polusi baik itu polusi udara, maupun suara.

d. Analisis kelayakan finansial menghasilkan nilai kriteria investasi yang

cukup besar dimana NPV bernilai Rp.254.889.000,00 IRR 40,8 persen,

Net B/C atau PI adalah 8,54 dan PBP adalah 0,8 tahun. Semua analisis

kelayakan menunjukkan bahwa penggilingan gabah di Desa Cikarawang

yang akan dikelola oleh Kelompok Tani Hurip layak untuk didirikan.

2. Saran

a. Kelompok Tani Hurip selaku kelompok yang memiliki divisi usaha,

harus meningkatkan motivasi dan kemampuannya dalam menciptakan

dan mengembangkan usaha, pengembangan motivasi dan kemampuan

Page 52: STUDI KELAYAKAN PENDIRIAN USAHA PENGGILINGAN … · Pengembangan potensi desa dilakukan dengan cara meningkatkan ... MAKAR (Mahasiswa feat Pakar), ... dalam menghadapi penulis

83

ini melibatkan anggota kelompok dimana masing-masing anggota

dituntut untuk meningkatkan loyalitas dan partisipasinya, selain itu

kelompok harus menjalin kerjasama dengan kelompok tani lain di Desa

Cikarawang agar tercipta sinergi dan manfaat bagi banyak pihak.

b. Penelitian ini belum menganalisis produk beserta harga dari jasa lain

yang menyertai jasa penggilingan, yaitu jasa jemur, dan jasa simpan,

penelitian selanjutnya dapat menyempurnakan dengan menganalisis

semua produk yang menyertai jasa giling, agar dari hasil analisis

kelayakan tersebut dapat tercipta rencana usaha masyarakat yang

komprehensif .

Page 53: STUDI KELAYAKAN PENDIRIAN USAHA PENGGILINGAN … · Pengembangan potensi desa dilakukan dengan cara meningkatkan ... MAKAR (Mahasiswa feat Pakar), ... dalam menghadapi penulis

III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Kerangka Pemikiran

Keinginan Kelompok Tani Hurip dan masyarakat sekitar akan adanya

penggilingan gabah di daerahnya mendorong Kelompok Tani Hurip untuk

melakukan perencanaan usaha penggilingan gabah dengan baik. Selama ini

Kelompok Tani Hurip dan masyarakat di Dusun II harus melakukan

penggilingan gabah di luar daerah Cikarawang, seperti Desa Situgede, Desa

Rancabungur, dan Desa Pasir Gaok. Hal ini dirasakan berat oleh masyarakat

karena tempatnya cukup jauh, sehingga masyarakat harus membawa

gabahnya ke tempat tersebut dan kembali membawa beras.

Desa Cikarawang memiliki dua penggilingan gabah milik perorangan

yang terletak di Dusun I dan III. Penggilingan gabah di Dusun I (daerah

Cangkrang) sudah tidak berfungsi dengan baik dan sudah kehilangan

kepercayaan dari masyarakat sehingga masyarakat tidak ingin menggiling

gabahnya disini. Penggilingan gabah di Dusun III (daerah Carangpulang

Lebak) masih beroperasi dengan baik. Keunggulan ditinjau dari aspek pasar

dimiliki oleh penggilingan gabah di Dusun III yaitu daerah ini memiliki

lahan sawah yang cukup luas. Setiap pergantian musim tanam petani di

daerah ini selalu menanam padi kembali karena lahan ini selalu diairi air

yang bersumber dari Situ Burung, bisa dikatakan daerah ini sebagai daerah

lumbung padi di Cikarawang.

Rencana pendirian penggilingan gabah oleh Kelompok Tani Hurip

tentu menghadapi berbagai tantangan, seperti persaingan, belum adanya

mitra dan pelanggan. Namun, kelompok berkeinginan untuk tetap

melakukan perencanaan usaha penggilingan gabah, segala tantangan dalam

melakukan pendirian tersebut akan dihadapi dan dicari solusinya oleh

Kelompok Tani Hurip. Dengan keyakinan kelompok, dan adanya potensi

terhadap usaha penggilingan gabah yang terlihat dari sisi permintaan,

keinginan, dan kebutuhan masyarakat sekitar, semakin memotivasi

kelompok ini untuk mendirikan penggilingan gabah.

Page 54: STUDI KELAYAKAN PENDIRIAN USAHA PENGGILINGAN … · Pengembangan potensi desa dilakukan dengan cara meningkatkan ... MAKAR (Mahasiswa feat Pakar), ... dalam menghadapi penulis

25

Kajian kelayakan terhadap pendirian usaha penggilingan gabah harus

dilakukan, hal ini berguna untuk mengetahui kelayakan dari usaha tersebut,

dan bermanfaat sebagai pedoman bagi Kelompok Tani Hurip untuk

menyusun dan memperbaiki rencana usahanya ke depan. Nantinya

diharapkan akan memberi kontribusi positif sehingga tercipta usaha

masyarakat yang dapat memenuhi kebutuhan masyarakat, meningkatkan

motivasi masyarakat untuk berwirausaha, menciptakan lapangan kerja,

mengembangkan desa, serta menyejahterakan masyarakat. Kerangka

pemikiran dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 3 berikut ini.

Gambar 3. Kerangka Pemikiran

Kelompok Tani Hurip dan Masyarakat Dusun II

Desa Cikarawang

Penggilingan Gabah yang Lain

Ketersediaan Bahan Baku (Gabah)

Keinginan untuk mengembangkan usaha penggilingan gabah sendiri

Potensi Usaha Penggilingan Gabah

PROFIT Peningkatan

Pendapatan Peningkatan

Loyalitas anggota dan Konsumen

Keberlangsungan Usaha

Pengembangan Usaha

BENEFIT Wirausaha

Masyarakat Ketersediaan Pangan Peningkatan

Motivasi Masyarakat Ketersediaan

Lapangan Kerja Pengembangan Desa

Kajian Kelayakan

Page 55: STUDI KELAYAKAN PENDIRIAN USAHA PENGGILINGAN … · Pengembangan potensi desa dilakukan dengan cara meningkatkan ... MAKAR (Mahasiswa feat Pakar), ... dalam menghadapi penulis

26

3.1. Tahapan Penelitian

Secara garis besar tahapan penelitian tersaji dalam bentuk diagram alir

sebagai berikut:

Gambar 4. Diagram Alir Penelitian

Pendekatan PAR

Analisis SWOT Usaha Pengilingan Gabah

Tabulasi Data

Analisis Kelayakan Aspek Pasar dan Pemasaran

Analisis Kelayakan Aspek Teknis dan Teknologis

Analisis Kelayakan Aspek Manajemen Operasional

Analisis Kelayakan Aspek Dampak Usaha

Analisis Kelayakan Aspek Finansial

Rekomendasi

Gambaran Kegiatan Ekonomi Saat Ini

Data cukup

Perencanaan Usaha Penggilingan Gabah Kolaboratif

(Pasar, Teknis, Manajemen, Finansial)

Pencarian Data : Primer dan Sekunder

TIDAK

YA

Pemilihan UKM/kelompok tani

Merumuskan Masalah yang Akan Diteliti

Sosialisasi dan Identifikasi Potensi Ekonomi D

Penelitian Utama

Penelitian Pendahuluan

Layak

YA

TIDAK

Page 56: STUDI KELAYAKAN PENDIRIAN USAHA PENGGILINGAN … · Pengembangan potensi desa dilakukan dengan cara meningkatkan ... MAKAR (Mahasiswa feat Pakar), ... dalam menghadapi penulis

27

Tahapan pertama penelitian adalah mensosialisasikan metode

Participatory Action Research (PAR) dan Participatory Rural Appraisal

(PRA) kepada masyarakat Desa Cikarawang. Pendekatan penelitian aksi

partisipatif ini diperlukan sebagai alternatif untuk mengatasi permasalahan

yang seringkali dihadapi dalam pendekatan top down.

Peneliti melakukan identifikasi potensi desa untuk mengetahui potensi

ekonomi apa saja yang ada di Desa Cikarawang, melalui observasi,

wawancara terhadap penduduk sekitar, dan kunjungan ke balai desa. Peneliti

menyadari keberhasilan dari pengembangan ekonomi pedesaan sangat

tergantung dari ketepatan dalam identifikasi dan penilaian tersebut. Hasil

dari identifikasi potensi ekonomi desa akan menjadi bahan tentang strategi

apa yang harus dilakukan untuk mengembangkan ekonomi desa lebih lanjut.

Adanya potensi untuk mengembangkan hasil pertanian menjadi

produk yang bernilai tambah seperti industri pengolahan hasil pertanian

membuat peneliti memiliki kecenderungan untuk melakukan penelitian

bersama-sama anggota kelompok tani, yaitu Kelompok Tani Hurip.

Gambaran kegiatan ekonomi kelompok Tani Hurip saat ini harus diketahui,

hal ini bertujuan untuk mengetahui kondisi ekonomi serta potensi-potensi

yang ada pada kelompok Tani Hurip. Dari diketahuinya gambaran kegiatan

ekonomi saat ini maka akan memudahkan dilakukannya perancangan oleh

kelompok terhadap kegiatan ekonomi yang akan dilakukan kelompok di

masa depan.

Langkah selanjutnya yaitu penentuan bersama usaha masyarakat untuk

mengembangkan potensi ekonomi Desa Cikarawang dengan merumuskan

masalah melalui identifikasi masalah, kebutuhan dan keinginan masyarakat.

Berdasarkan pendekatan penelitian aksi partisipatif maka usaha yang ingin

didirikan oleh masyarakat Cikarawang adalah penggilingan gabah,

kemudian dilakukan rencana usaha kolaboratif mengenai aspek pasar,

teknis, manajemen, dan finansial, serta pencarian data-data yang dibutuhkan

baik primer maupun sekunder.

Setelah kebutuhan data diperoleh dan ditabulasikan, peneliti

melakukan analisis kelayakan aspek pasar dan pemasaran, analisis

Page 57: STUDI KELAYAKAN PENDIRIAN USAHA PENGGILINGAN … · Pengembangan potensi desa dilakukan dengan cara meningkatkan ... MAKAR (Mahasiswa feat Pakar), ... dalam menghadapi penulis

28

kelayakan aspek teknis dan teknologi, analisis kelayakan aspek manajemen

operasional, analisis kelayakan aspek dampak usaha dan terakhir analisis

kelayakan aspek finansial juga dilihat dari analisis sensitivitasnya. Hasil dari

layak atau tidaknya usaha pendirian penggilingan padi akan dijadikan

sebagai informasi untuk memberikan rekomendasi dalam menentukan

langkah-langkah selanjutnya hingga memungkinkan terealisasinya

penggilingan gabah di Desa Cikarawang.

3.3. Metode Penelitian

3.3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di wilayah Desa Cikarawang,

Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor. Pada awalnya pemilihan

lokasi dilakukan secara purposive sampling dan merupakan bagian

dari salah satu program pengembangan komunitas (Community

Development) Institut Pertanian Bogor (IPB) dan The Center For

Internasional Forestry Research (CIFOR). Penelitian ini dilakukan

dari bulan Febuari sampai Juli 2007.

3.3.2. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan adalah data primer dan sekunder

yang terdiri dari data kualitatif dan kuantitatif. Data Primer

bersumber dari masyarakat dan kelompok tani di daerah penelitian.

Data sekunder bersumber dari studi pustaka dan informasi dari

beberapa instansi terkait seperti BPS Kabupaten Bogor dan Pusat,

Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bogor, Pusat Penelitian

dan Pengembangan Sosial Ekonomi Pertanian, Balai Besar Industri

Argo, Perputakaan CIFOR, UPTD, dan referensi-referensi lainnya

berupa makalah, hasil penelitian terdahulu, jurnal dan internet.

3.3.3. Metode Pengumpulan Data

Data dan informasi dikumpulkan untuk mendapatkan suatu

gambaran dan berbagai keterangan yang berkaitan dengan lingkup

usaha. Proses pengumpulan data menggunakan metode Participatory

Action Research, yaitu metode yang menyertakan dan melibatkan

Page 58: STUDI KELAYAKAN PENDIRIAN USAHA PENGGILINGAN … · Pengembangan potensi desa dilakukan dengan cara meningkatkan ... MAKAR (Mahasiswa feat Pakar), ... dalam menghadapi penulis

29

masyarakat agar kesadaran masyarakat akan potensi ekonomi di

daerahnya meningkat, masyarakat dibangun motivasinya untuk

memanfaatkan potensi ekonomi desanya dengan sebaik mungkin

sesuai dengan kebutuhan dan keinginan masyarakat, metode ini

memungkinkan adanya pembelajaran bersama masyarakat dan

timbulnya inisiatif masyarakat untuk menyelesaikan permasalahan

mereka.

Tahap pengumpulan data dibagi menjadi dua yaitu

pengumpulan data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh

dengan menggunakan empat metode, yaitu:

1. Focus Group Discussion (FGD) yaitu diskusi kelompok terfokus

yang melibatkan pihak-pihak yang berkepentingan dalam

kelompok tani hurip.

2. Wawancara langsung dengan obyek penelitian yaitu anggota

kelompok tani Hurip dan para pihak yang terkait dalam

penelitian.

3. Future Scenario (skenario masa depan). Proses penetapan visi,

misi, dan tujuan kelompok tani hurip, metode ini membantu

untuk menentukan arah dan tujuan yang hendak dicapai dengan

mempertimbangkan berbagai faktor yang saling mempengaruhi,

kondisi saat ini dilihat dari potensi-potensi ekonomi yang ada di

desa Cikarawang, dan perkiraan kecenderungan (trend) masa

depan.

4. Resource Mapping adalah kajian lapangan bersama masyarakat

untuk memetakan potensi dan mencari solusi dari permasalahan

yang ada.

5. Penyebaran angket atau kuesioner. Angket atau kuesioner yang

berisi daftar pertanyaan disebarkan ke masyarakat. Bagi

masyarakat yang tidak dapat membaca dan menulis, maka untuk

menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut dilakukan dengan

wawancara.

Page 59: STUDI KELAYAKAN PENDIRIAN USAHA PENGGILINGAN … · Pengembangan potensi desa dilakukan dengan cara meningkatkan ... MAKAR (Mahasiswa feat Pakar), ... dalam menghadapi penulis

30

Sedangkan data sekunder diperoleh dari instansi pemerintah,

lembaga penelitian, serta departemen teknis lainnya yang berkaitan

dengan penelitian, seperti Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten

Bogor, Pemkab Bogor, CIFOR, UPTD, dan Pemerintah Desa serta

didapat dari studi literatur (buku, makalah, jurnal, hasil penelitian

terdahulu, dan internet).

Aspek pasar dan pemasaran: data diperoleh dari wawancara,

penyebaran angket, survey lapang, kunjungan ke usaha sejenis, dll.

Strategi pemasaran dilakukan melalui penentuan segmen pasar, pasar

sasaran, dan posisi produk di pasar. Bauran pemasaran menganalisis

empat unsur untuk mencapai tujuan dalam pasar sasaran yaitu

produk, harga,distribusi dan promosi.

Aspek teknis dan teknologis: data dan informasi yang

diperoleh, dipergunakan untuk perencanaan kapasitas produksi

ekonomis dan tingkat aplikasi teknologi, proses produksi, sanitasi

dan penanganan limbah, serta penentuan luas area pabrik yang

dibutuhkan dalam pengembangan usaha. Keterkaitan antar aktivitas

dan tata letak pabrik dirancang berdasarkan informasi diatas.

Aspek Manajemen Operasional: meliputi perencanaan struktur

organisasi, deskripsi tugas, kualifikasi kebutuhan tenaga kerja,

legalitas usaha serta sistem penggajian. Aspek Dampak Usaha:

meliputi prediksi dampak usaha dan biaya dampak lingkungan.

3.4. Metode Pengolahan dan Analisis Data

Metode pengolahan data dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif.

Analisis secara kualitatif yaitu dengan menganalisis kelayakan usaha

penggilingan padi dilihat dari aspek manajemen usaha, dan dampak usaha.

Metode analisis data secara kuantitatif dilakukan dengan menghitung

kelayakan usaha ini dari aspek pasar, teknik, dan aspek finansialnya.

Kemudian hasil analisis tersebut dijelaskan secara deskriptif. Hal yang

dilakukan berkenaan dengan aspek finansial yaitu dengan menghitung Net

Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Net B/C, Break Even

Page 60: STUDI KELAYAKAN PENDIRIAN USAHA PENGGILINGAN … · Pengembangan potensi desa dilakukan dengan cara meningkatkan ... MAKAR (Mahasiswa feat Pakar), ... dalam menghadapi penulis

31

Point (BEP), Payback Period (PBP), dan analisis sensitivitas menggunakan

alat bantu Microsoft Excel.

3.4.1. Aspek Pasar

Pengkajian mengenai aspek pasar dilakukan dengan

menganalisis permintaan, penawaran, harga, bentuk pasar, program

pemasaran, pesaing dan perkiraan penjualan. Melalui analisis aspek

pasar ini dapat dilihat kondisi pasar yang terjadi dan dapat

diperkirakan penjualan yang mungkin terjadi yang nantinya akan

dapat memperkirakan anggaran usaha. Analisis permintaan dan

pesaing didapat dari penyebaran angket yang diberikan kepada petani

dan buruh tani yang terbiasa melakukan penggilingan gabah di

Dusun I, II, dan III. Data tersebut diolah menggunakan Microsoft

Excel dan SPSS version 12.0

3.4.2. Aspek Teknis

Penilaian aspek teknis dilakukan dengan menganalisis apakah

dari segi pembangunan usaha dan segi implementasinya secara teknis

dapat dilaksanakan. Berdasarkan analisis ini dapat diketahui pula

rancangan awal penaksiran biaya investasi dari usaha ini. Hal-hal

yang perlu dianalisis dari aspek teknis ini antara lain:

a. Lokasi proyek, dimana usaha didirikan dengan pertimbangan

lokasi dan lahan usaha

b. Skala usaha/luas produksi, ditetapkan untuk mencapai suatu

tingkatan skala ekonomis

c. Mesin serta alat pembantu mesin, dengan melihat kriteria

pemilihannya

d. Proses produksi dan tata letak, termasuk bangunan dan fasilitas

lainnya.

e. Penyediaan bahan baku.

Page 61: STUDI KELAYAKAN PENDIRIAN USAHA PENGGILINGAN … · Pengembangan potensi desa dilakukan dengan cara meningkatkan ... MAKAR (Mahasiswa feat Pakar), ... dalam menghadapi penulis

32

3.4.3. Aspek Manajemen

Tujuan analisis kelayakan usaha dari aspek manajemen

adalah untuk mengetahui apakah pembangunan dan implementasi

usaha dapat direncanakan, dilaksanakan, dan dikendalikan, sehingga

pada akhirnya rencana usaha dapat dikatakan layak atau tidak layak.

Hal yang perlu dianalisis dalam aspek manajemen antara lain:

a. Manajemen dalam masa pendirian usaha, yaitu pelaksanaannya

dan jadwal penyelesaian.

b. Manajemen dalam operasi, yaitu bentuk organisasi dan jumlah

tenaga kerja yang digunakan

3.4.4. Aspek Dampak Usaha

Menganalisis dampak dari pendirian usaha terhadap

lingkungan sekitar, jika banyak benefit atau manfaat yang dirasakan

oleh masyarakat dan lingkungan, maka pendirian usaha tersebut

memiliki dampak yang baik, sehingga dapat dinyatakan layak

apabila didirikan. Namun, bila yang terjadi sebaliknya, benefit atau

manfaat yang dirasakan oleh lingkungan dan masyarakat sedikit,

maka usaha tersebut dinyatakan tidak layak.

3.4.5. Aspek Finansial

1. Net Present Value (NPV) atau Nilai Bersih Sekarang.

n ACFt NPV = ∑ ± IO ……................................(1)

t=1 (1 + k)t

Keterangan:

ACFt = arus kas tahunan setelah pajak pada periode t

k = tingkat diskonto yang tepat

IO = pengeluaran kas awal

n = periode analisis usaha

Kriteria :

NPV ≥ 0,0 : usaha layak

NPV < 0,0 : usaha tidak layak.

2. Internal Rate of Return (IRR) atau tingkat pengembalian internal.

Page 62: STUDI KELAYAKAN PENDIRIAN USAHA PENGGILINGAN … · Pengembangan potensi desa dilakukan dengan cara meningkatkan ... MAKAR (Mahasiswa feat Pakar), ... dalam menghadapi penulis

33

n ACFt IO = ∑ …............………………………...(2)

t=1 (1 + IRR)t

Keterangan:

ACFt = arus kas tahunan setelah pajak pada periode t

IRR = tingkat pengembalian internal

IO = pengeluaran kas awal

n = periode analisis usaha

Kriteria :

IRR ≥ tingkat pengembalian yang berlaku : usaha layak

IRR < tingkat pengembalian yang berlaku : usaha tidak layak.

3. Net Benefit/Cost (Net B/C) atau Rasio Keuntungan/Biaya sama

dengan Profitability Index (PI) atau Indeks Keuntungan.

n ACFt ∑ t=1 (1 + k)t

PI = ……………….............………(3) IO

Keterangan:

ACFt = arus kas tahunan setelah pajak pada periode t

k = tingkat diskonto yang tepat

IO = pengeluaran kas awal

n = periode analisis usaha

Kriteria :

PI ≥ 1,0 : usaha layak

PI < 1,0 : usaha tidak layak.

4. Break Even Point (BEP) atau titik impas.

BEP = Biaya Tetap ………………...….... (4)

Harga – Biaya Variabel

Page 63: STUDI KELAYAKAN PENDIRIAN USAHA PENGGILINGAN … · Pengembangan potensi desa dilakukan dengan cara meningkatkan ... MAKAR (Mahasiswa feat Pakar), ... dalam menghadapi penulis

34

5. Payback Period (PBP) atau masa pengembalian investasi menurut

Mulyadi (1997):

Biaya investasi awal PBP = x 1 tahun …………….... (5)

Arus kas masuk

Kriteria :

PBP > periode pembayaran maksimum : usaha tidak layak

PBP < periode pembayaran maksimum : usaha layak

6. Analisis Sensitivitas

Perencanaan suatu usaha pada umumnya menggunakan

perkiraan dalam menentukan semua biaya yang dikeluarkan dan

penerimaan yang akan diperoleh tiap tahun oleh suatu usaha.

Variabel-variabel kebijakan yang digunakan sebagai alat analisis

sensitivitas pada penelitian ini adalah perubahan biaya

operasional dan penurunan volume penjualan.

3.5 Asumsi Dasar.

Beberapa asumsi yang digunakan dalam analisis finansial adalah

sebagai berikut :

1) Periode analisis adalah 10 tahun, terhitung mulai tahun 2008 hingga tahun

2017.

2) Perhitungan menggunakan basis harga tetap (fixed price) dan penentuan

harga menggunakan harga yang berlaku pada periode pengambilan data

pada bulan Juli 2007,

3) Tingkat suku bunga yang digunakan adalah 7 persen, yaitu suku bunga

deposito berjangka Bank BRI pada Bulan Juni 2007 (Kompas, 2007) dan

12 persen, yaitu suku bunga pinjaman bank-bank di Indonesia yang

berlaku dengan adanya rencana penurunan suku bunga Bank Indonesia (BI

rate) pada Juni 2007 menjadi 8,5 persen (www.mail-archive.com, 2007).

4) Rendemen gabah kering giling (GKG) dari Dinas Pertanian dan Kehutanan

Kabupaten Bogor adalah 63,2 persen beras, 10 persen dedak, 1,8 persen

menir, dan 25 persen sekam, namun dalam analisis kelayakan ini

Page 64: STUDI KELAYAKAN PENDIRIAN USAHA PENGGILINGAN … · Pengembangan potensi desa dilakukan dengan cara meningkatkan ... MAKAR (Mahasiswa feat Pakar), ... dalam menghadapi penulis

35

rendemen yang digunakan adalah 60 persen beras, 10 persen dedak, 5

persen menir dan 25 persen sekam.

5) Rencana produksi untuk produk jasa giling ditetapkan oleh pengelola

dengan mengambil 50 persen dari peluang yang tersedia yaitu 400 ton dari

800 ton gabah kering giling setahun, untuk tahun-tahun berikutnya

diperkirakan terdapat peningkatan permintaan, kenaikan permintaan

tersebut ditetapkan oleh pengelola sebesar lima persen. Rencana produksi

beras ditetapkan akan melonjak pada tahun ke enam periode analisis

sebesar 150 persen dari tahun sebelumnya. Hal ini disebabkan karena

pengelola penggilingan merencanakan akan melakukan ekspansi untuk

memasarkan beras hingga ke Pasar Induk Kramatjati.

6) Pembayaran gaji dibedakan menjadi dua, yaitu gaji bagi karyawan tetap

atau pengelola maupun gaji bagi buruh atau karyawan tidak tetap. Gaji

ditetapkan oleh pengelola dengan rendah untuk tahun pertama, kemudian

terdapat peningkatan sebesar Rp. 100.000,00 pada tahun analisis

berikutnya.

7) Penyusutan peralatan dilakukan dengan menggunakan metode garis lurus

yaitu sebesar Rp. 4.150.000,00.

8) Nilai sisa dihitung berdasarkan nilai seluruh capital budget yang masih

memiliki umur ekonomi hingga periode analisis yaitu 10 persen dari nilai

awal aset setiap jenis invetasi.

9) Sumber modal yang digunakan yaitu modal sendiri dan pinjaman dengan

proporsi 30:70 untuk modal investasi dan 30:70 untuk modal kerja. Bagi

hasil yang ditetapkan untuk pinjaman modal investasi yaitu 60:40, 60

persen dari keuntungan bersih untuk pengelola dan 40 persen untuk bank

syariah, sedangkan bagi hasil yang ditetapkan untuk pinjaman modal kerja

yaitu 55:45, 55 persen dari keuntungan bersih untuk pengelola dan 45

persen untuk bank syariah.

10) Perhitungan pajak dilakukan melalui analisis rugi laba berdasarkan

Undang-undang no 17 tahun 2000. Apabila laba bersih 0 sampai dengan

50 juta Rupiah maka besarnya pajak yang harus dibayarkan sebesar 10

persen dari laba bersih. Bila laba bersih diantara 50 juta Rupiah sampai

Page 65: STUDI KELAYAKAN PENDIRIAN USAHA PENGGILINGAN … · Pengembangan potensi desa dilakukan dengan cara meningkatkan ... MAKAR (Mahasiswa feat Pakar), ... dalam menghadapi penulis

36

100 juta Rupiah, maka pajak yang dibayarkan sebesar 10 persen dari 50

juta Rupiah ditambah sisa labanya dikalikan sebesar 15 persen. Bila nilai

laba bersih diatas 100 juta Rupiah maka pajak yang harus dibayarkan

sejumlah 50 juta Rupiah dikalikan 10 persen ditambah 100 juta dikalikan

15 persen ditambah dengan sisa laba yang dicatatkan dikalikan sebesar 30

persen.

11) Analisis sensitivitas dilakukan dengan dua perubahan, yaitu peningkatan

harga input operasional sebesar 10 persen, dan penurunan volume

penjualan sebesar 10 persen, hal ini dimaksudkan untuk mengetahui

sampai seberapa besar pengaruh peningkatan dan penurunan tersebut

terhadap kriteria-kriteria finansial.

Page 66: STUDI KELAYAKAN PENDIRIAN USAHA PENGGILINGAN … · Pengembangan potensi desa dilakukan dengan cara meningkatkan ... MAKAR (Mahasiswa feat Pakar), ... dalam menghadapi penulis

49

4.3. Analisis Kelayakan Pendirian Usaha Penggilingan Gabah

Analisis kelayakan pendirian usaha penggilingan gabah oleh

Kelompok Tani Hurip di Desa Cikarawang dikaji melalui lima aspek

analisis, yaitu aspek pasar dan pemasaran, aspek teknis dan teknologis,

aspek manajemen operasional, aspek dampak usaha, dan aspek finansial.

Kelima aspek analisis tersebut akan menjelaskan layak atau tidaknya usaha

penggilingan gabah didirikan.

4.3.1. Analisis Aspek Pasar dan Pemasaran.

Aspek pasar dan pemasaran menempati urutan pertama dalam

studi kelayakan. Tanpa perkiraan jumlah permintaan produk yang teliti

dikemudian hari usaha dapat terancam, kesulitan yang timbul karena

adanya kekurangan atau kelebihan permintaan. Baik kekurangan atau

kelebihan permintaan akan menyebabkan usaha tidak dapat beroperasi

secara efisien. Kekurangan permintaan produk mengakibatkan mesin

dan peralatan bekerja dibawah kapasitas produksinya, jumlah

karyawan menjadi berlebihan, organisasi perusahaan tidak sepadan,

beban biaya tetap menjadi berat.

Peluang pasar

a. Kecenderungan Permintaan

Desa Cikarawang memiliki potensi yang cukup besar dalam

pertanian, dari hasil wawancara dengan kepala desa dan tokoh desa

didapat informasi bahwa lahan produktif untuk pertanian harus

tetap dipertahankan hingga periode jangka panjang, meskipun ada

beberapa lahan sawah warga yang sudah dijual, namun kemudian

dibeli kembali oleh warga setempat sehingga lahan ini tidak beralih

fungsi tetap diolah untuk menghasilkan produk pertanian. Sumber

daya alam yang ada saat ini harus dikelola dengan baik, bahkan

dengan bantuan dari pemerintah melalui UPTD, produktivitas hasil

pertanian perlahan-lahan dapat ditingkatkan.

Data produksi padi di Desa Cikarawang yang didapat dari

UPTD dan Kecamatan Dramaga yaitu pada tahun 2005 mencapai

1215 ton (dapat dlihat pada Lampiran 4) dan pada tahun 2006

Page 67: STUDI KELAYAKAN PENDIRIAN USAHA PENGGILINGAN … · Pengembangan potensi desa dilakukan dengan cara meningkatkan ... MAKAR (Mahasiswa feat Pakar), ... dalam menghadapi penulis

50

mencapai 1271 ton (Lampiran 5), ada peningkatan sebesar 4,6

persen dan diperkirakan masih bisa meningkat menjadi 1300 ton

padi. Hasil padi yang cukup besar ini harus didukung dengan

adanya usaha yang mampu menangani pasca panen padi dengan

baik. Hal ini dimaksudkan untuk menekan susut hasil sehingga

ketersediaan beras dapat meningkat, salah satu usaha untuk

menekan susut hasil adalah dengan penggilingan gabah yang baik.

b. Kecenderungan Penyediaan Jasa Penggilingan Gabah.

Penggilingan gabah yang terdapat di Desa Cikarawang

hanya menawarkan jasa giling saja, penggilingan tersebut belum

mengambil peluang untuk melakukan penjualan beras, alasannya

yaitu (1) penggilingan tidak melihat adanya peluang yang dapat

diambil apabila ia melakukan pembelian gabah dan menjual beras,

(2) penggilingan melihat peluang namun terbentur dengan dana

yang tersedia, dan (3) penggilingan tidak memiliki manajemen

yang baik.

Penggilingan gabah yang terdapat di Desa Cikarawang

berjumlah dua penggilingan milik perseorangan, penggilingan

tersebut terletak di daerah Cangkrang (Dusun I) dan Carangpulang

Kidul (Dusun III). Masyarakat di Dusun I dan II mengatakan

bahwa penggilingan di daerah Cangkrang memiliki mesin yang

sudah sangat tua, dan seringkali mogok pada waktu operasi, output

beras yang dihasilkan pun jelek dan banyak yang patah, sehingga

penggilingan ini tidak memiliki kepercayaan dari konsumen lagi

dan dapat dinyatakan bangkrut.

Bangkrutnya penggilingan gabah yang terdapat di Dusun I

mengakibatkan di Desa Cikarawang hanya terdapat satu

penggilingan gabah. Dari hasil wawancara dengan pemilik

penggilingan yang terletak di Carangpulang Kidul di peroleh

informasi bahwa penggilingan beroperasi sejak tahun 1982 dengan

kapasitas produksi riil yaitu 250 kg/jam. Jam kerja operasi setiap

hari tidak bisa dipastikan, karena disesuaikan dengan permintaan

Page 68: STUDI KELAYAKAN PENDIRIAN USAHA PENGGILINGAN … · Pengembangan potensi desa dilakukan dengan cara meningkatkan ... MAKAR (Mahasiswa feat Pakar), ... dalam menghadapi penulis

51

harian. Berdasarkan informasi pemilik hari kerja per bulan rata-

rata 20 hari. Pada masa panen, penggilingan dapat menggiling

maksimun 1400 kg gabah kering giling (GKG) per hari dan pada

hari-hari di luar masa panen hanya dapat menggiling maksimun

700 kg gabah kering giling per hari. Dengan atau jika diasumsikan

bahwa masa panen dalam setahun adalah enam bulan, maka enam

bulan lainnya adalah bulan diluar masa panen.

Informasi di atas sangat penting untuk melakukan perkiraan

kapasitas produksi riil penggilingan gabah di Carangpulang Kidul.

Dari hasil perhitungan didapat kapasitas produksi penggilingan

maksimal yaitu 252 ton gabah kering giling per tahun. Perhitungan

kapasitas produksi riil ini menunjukkan bahwa penggilingan hanya

mampu memenuhi kebutuhan warga petani sekitar daerah

Carangpulang Kidul saja tetapi belum seluruh petani di Desa

Cikarawang.

Pendirian penggilingan gabah oleh Kelompok Tani Hurip

yang terletak di Carangpulang Lebak (Dusun II) merupakan

pendirian yang berdasarkan permintaan dan kebutuhan warga desa

di dusun ini terhadap jasa penggilingan. Selama ini warga desa

terutama yang berada di Dusun I dan II harus melakukan

penggilingan gabahnya ke luar desa. Hal yang harus dilakukan oleh

warga tentunya membawa gabah kering giling ke penggilingan dan

membawa beras kembali dari penggilingan.

c. Potensi Pasar Usaha Penggilingan Gabah

Rencana pendirian usaha ini direspon positif oleh warga

desa. Rencana produk utama dari penggilingan ini yaitu jasa giling

dan pemasaran beras. Untuk permintaan jasa giling, terdapat

captive market atau kejelasan pasar, yaitu warga yang berada

dekat dengan penggilingan terutama warga Dusun I dan II. Dusun

II merupakan daerah yang strategis karena berada di tengah-tengah

desa. Apabila mendirikan penggilingan gabah disini, maka tidak

akan menutup kemungkinan apabila masyarakat akan beralih untuk

Page 69: STUDI KELAYAKAN PENDIRIAN USAHA PENGGILINGAN … · Pengembangan potensi desa dilakukan dengan cara meningkatkan ... MAKAR (Mahasiswa feat Pakar), ... dalam menghadapi penulis

52

melakukan penggilingan di Dusun II, terlebih lagi bila nantinya

penggilingan ini memberikan kualitas output yang baik dan

pelayanan serta kenyamanan yang menimbulkan kepuasan, karena

yang dilihat oleh masyarakat adalah keterjangkauan lokasi,kualitas

hasil, pelayanan, dan biaya yang dikeluarkan.

Permintaan beras tidak akan pernah habis, karena beras

merupakan komoditas yang sangat penting, dan merupakan

kebutuhan primer yang harus dipenuhi oleh masyarakat Indonesia.

Permintaan beras dapat terpenuhi apabila terdapat pasokan bahan

baku berupa gabah kering giling (GKG) secara simultan, oleh

karena itu, penggilingan harus menjalin kemitraan dengan desa-

desa lain yang berada di Kecamatan Dramaga atau di luar Bogor

agar persedian bahan baku gabah terjamin. Keberadaan Desa

Cikarawang di Kecamatan Dramaga dan letak desa-desa lain yang

berada dalam satu kecamatan dapat dilihat pada Lampiran 6.

Perhitungan Pasar

Data mengenai luas tanah sawah, hasil padi dan masa panen

di Desa Cikarawang didapat dari data desa dan hasil wawancara

dengan tokoh desa dan petani yang mengetahui masalah tersebut.

Hasil padi didapatkan dari wawancara ke beberapa petani,

sedangkan masa panen diketahui dari hasil survey ke beberapa

lahan sawah di Desa Cikarawang.

Dusun I dan II hanya melakukan penanaman padi satu

tahun sekali karena dikenakan sistem pengairan yang bergilirm

sedangkan untuk Dususn III sumber air berasal dari situ yang

terdapat di Desa Cikarawang yaitu situ burung yang mengaliri

tanah sawah sepanjang musim. Perhitungan produksi padi Desa

Cikarawang dapat dilihat pada Tabel 5.

Produksi padi Desa Cikarawang berkisar antara 1100 ton

hingga 1300 ton padi. Hasil survei Badan Pusat Statistik tahun

1996 (BPS, 1996) menunjukkan bahwa kehilangan hasil panen

padi di Indonesia yang terjadi pada saat panen yaitu mencapai 9,5

Page 70: STUDI KELAYAKAN PENDIRIAN USAHA PENGGILINGAN … · Pengembangan potensi desa dilakukan dengan cara meningkatkan ... MAKAR (Mahasiswa feat Pakar), ... dalam menghadapi penulis

53

persen, perontokan yaitu 4,8 persen, dan pengeringan 2,1persen,

sehingga dari data tersebut dapat diketahui kehilangan hasil panen

padi dimulai dari pemanenan hingga pengeringan sebesar 16,4

persen.

Produksi padi yang mencapai 1100 hingga 1300 ton padi,

akan susut (lose) hingga menghasilkan gabah kering giling (GKG)

sebanyak 919,6 ton hingga 1086,8 ton GKG. Peluang yang sangat

besar ini terlihat dari belum terpenuhinya seluruh kebutuhan

masyarakat Desa Cikarawang terhadap jasa giling gabah, sehingga

banyak masyarakat yang harus melakukan penggilingan ke luar

Desa.

Kapasitas produksi maksimal penggilingan yang terdapat di

Desa Cikarawang adalah 252 ton GKG, oleh karena itu pendirian

penggilingan gabah ini dapat memenuhi kebutuhan masyarakat

dengan berproduksi antara 400 ton GKG hingga 800 Ton GKG

dalam satu tahun.

Tabel 5. Perhitungan Produksi Padi Desa Cikarawang per Tahun

Luas tanah sawah Desa Cikarawang 155,62 hektar

Luas tanah sawah Dusun I dan II 125,62 hektar

Hasil padi Dusun I dan II 5 ton per hektar

Masa panen padi Dusun I dan II 1 kali per

tahun

Luas tanah sawah Dusun III 30 hektar

Hasil padi Dusun III 6 ton per hektar

Masa panen padi Dusun III 3 kali per tahun

Produksi padi Dusun I dan II per tahun 628,1 ton per

tahun

Produksi padi Dusun III per tahun 540 ton per

tahun

Hasil perhitungan: Produksi padi per tahun 1168,1 ton

Kisaran data produksi padi dari Kecamatan Dramaga 1200-1300 ton

Page 71: STUDI KELAYAKAN PENDIRIAN USAHA PENGGILINGAN … · Pengembangan potensi desa dilakukan dengan cara meningkatkan ... MAKAR (Mahasiswa feat Pakar), ... dalam menghadapi penulis

54

d. Bentuk Pasar

Penggilingan gabah yang akan didirikan akan menghasilkan

produk utama berupa jasa giling dan beras dalam kemasan. Bentuk

pasar dari produk jasa giling adalah oligopoli. Setiap penggilingan

yang terdapat di Desa Cikarawang maupun di luar desa

menghasilkan produk yang sama yaitu jasa giling. Konsumen

memiliki kebebasan untuk memilih penggilingan yang akan

mereka datangi dan sukai, sehingga untuk merebut konsumen

diperlukan analisis tindakan pesaing. Perhitungan mengenai

tindakan atau aktivitas pesaing diperlukan untuk menentukan

tingkat harga dan kuantitas produksi.

Bentuk pasar dari produk beras yaitu pasar persaingan

sempurna, harga beras ditentukan di pasar pada harga pasar.

Jumlah produsen yang menjual beras sangat banyak, sehingga

diperlukan diferensiasi dalam kemasan terhadap beras yang akan

dijual Permintaan dari produk beras tidak akan pernah terhenti

karena hal ini berhubungan dengan kebutuhan dasar manusia.

Konsumen memiliki kebebasan untuk membeli atau menjual

berapa saja tanpa ada batas asal bersedia membeli atau menjual

beras pada harga pasar. Pasar sasaran usaha penggilingan gabah

yang akan didirikan yaitu bagi petani yang berada dekat dengan

penggilingan. Pasar sasaran adalah petani di Dusun II, I dan III.

Analisis Persaingan

Hasil penyebaran angket kepada 68 responden yang bekerja

sebagai petani dan buruh tani yang sering menggiling gabah

didapatkan informasi bahwa selama ini responden melakukan

penggilingan ke lima penggilingan yang terdapat di Desa Cikarawang

dan desa sekitarnya, penggilingan tersebut terletak di Situgede,

Cikarawang, Bantar Kambing dan Pasir Gaok.

Di Situgede terdapat dua penggilingan gabah yang dimiliki

oleh Kardi dan Totong, untuk dapat membedakan maka Situgede 1

merupakan lokasi penggilingan milik Kardi dan Situgede 2 merupakan

Page 72: STUDI KELAYAKAN PENDIRIAN USAHA PENGGILINGAN … · Pengembangan potensi desa dilakukan dengan cara meningkatkan ... MAKAR (Mahasiswa feat Pakar), ... dalam menghadapi penulis

55

lokasi penggilingan milik Totong. Tabel 6 memperlihatkan

penggilingan gabah yang terletak di sekitar Desa Cikarawang, dan

persentase responden dalam melakukan penggilingan gabah.

Tabel 6. Data Penggilingan yang Terdapat di Wilayah Sekitar Desa

Cikarawang dan Persentase Konsumen.

Penggilingan Persentase Konsumen (%) Situgede 1 82 Bantar Kambing 7 Cikarawang 6 Situgede 2 4 Pasir Gaok 1

Hasil analisis didapatkan bahwa ketidakpuasan konsumen

terletak pada lokasi dan masalah transportasi, empat penggilingan lain

berada di luar desa, sehingga untuk menjangkau ke tempat

penggilingan gabah tersebut, biaya transportasi yang dikeluarkan tentu

lebih besar, dan jarak tempuh yang cukup jauh. Kepuasan dan

ketidakpuasan konsumen terhadap penggilingan gabah yang ada dapat

dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Kepuasan Konsumen Terhadap Penggilingan Gabah yang Ada

No Faktor

Persaingan Situgede

1 Bantar

Kambing Cikarawang Situgede

2 Pasir Gaok

1 Harga 3 4 3 4 4 2 Mutu 4 4 4 4 5 3 Lokasi 2 2 2 2 2 4 Fasilitas 3 3 4 3 5 5 Pelayanan 3 2 3 4 5

6 Sistem pembayaran 4 4 4 4 5

7 Transportasi 2 2 2 1 1 8 Dampak Usaha 4 3 3 4 4

Tingkat kepuasan responden terhadap masing-masing

penggilingan dinilai dari delapan faktor persaingan yang meliputi

harga, mutu, lokasi, fasilitas, pelayanan, sistem pembayaran,

transportasi, dan dampak usaha. Penilaian yang digunakan

menggunakan penilaian dari rata-rata yang dihasilkan oleh responden

secara keseluruhan angka 1 hingga 5, dimana angka 1 menerangkan

tidak puas, angka 2 menerangkan kurang puas, angka 3 menerangkan

Page 73: STUDI KELAYAKAN PENDIRIAN USAHA PENGGILINGAN … · Pengembangan potensi desa dilakukan dengan cara meningkatkan ... MAKAR (Mahasiswa feat Pakar), ... dalam menghadapi penulis

56

cukup puas, angka 4 menerangkan puas, dan angka 5 menerangkan

sangat puas.

Petani yang akan melakukan penggilingan gabah diminta untuk

mengurutkan ke delapan faktor persiangan di atas sesuai dengan

tingkat kepentingan yang harus dimiliki oleh penggilingan gabah,

kemudian tingkat kepentingan ini didiskusikan lalu disepakati untuk

pemberian bobot pada masing-masing tingkat kepentingan.

Perlakuan demikian, bermanfaat untuk mengetahui

penggilingan mana yang sudah baik dalam memberikan kepuasan

kepada konsumen, sehingga dari analisis didapatkan penggilingan

yang pantas dijadikan tolak ukur (benchmark). Jumlah terbesar dari

analisis persaingan diraih oleh penggilingan yang terletak di Pasir

Gaok, dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Analisis Persaingan. Faktor

Persaingan Bobot Situgede

1 Bantar

Kambing Cikarawang Situgede

2 Pasir Gaok

Lokasi 8 16 16 16 16 16 Mutu 7 28 28 28 28 35

Pelayanan 6 18 12 18 24 30 Harga 5 15 20 15 20 20 Sistem

Pembayaran 4 16 16 16 16 20 Transportasi 3 6 6 6 3 3

Fasilitas 2 6 6 8 6 10 Dampak Usaha

1 4 3 3 4 4

Jumlah - 109 107 110 117 138

Analisis Kebutuhan dan Keinginan Masyarakat

Angket atau kuesioner disebarkan kepada 68 responden yang

terdiri dari 52 orang perempuan dan 16 orang laki-laki. Penyebaran

angket dilakukan kepada petani dan buruh tani yang terdapat di Dusun

I, II, dan III Desa Cikarawang. Responden yang berasal dari Dusun I

berjumlah 18 orang, responden yang berasal dari Dusun II berjumlah

29 orang, responden yang berasal dari Dusun III berjumlah 21 orang.

Tanggapan responden dan masyarakat sekitar sangat positif,

dimana 15 orang atau 21 persen dari responden menyatakan sangat

Page 74: STUDI KELAYAKAN PENDIRIAN USAHA PENGGILINGAN … · Pengembangan potensi desa dilakukan dengan cara meningkatkan ... MAKAR (Mahasiswa feat Pakar), ... dalam menghadapi penulis

57

setuju dan sangat mendukung pendirian penggilingan gabah baru

tersebut dan memiliki tingkat kepastian yang sangat tinggi untuk

menggiling padinya di penggilingan baru apabila penggilingan telah

berdiri. 51 orang atau 76 persen responden menyatakan setuju dan

memiliki keinginan untuk menggiling padinya di penggilingan gabah

Kelompok Tani Hurip.

Dua orang yang berasal dari Dusun I atau tiga persen dari

responden menyatakan persetujuan akan penggilingan gabah baru, tapi

memiliki kecenderungan untuk tidak menggiling gabahnya di

Penggilingan Hurip Jaya, hal ini karena lokasi dari rencana pendirian

terlalu jauh dari tempat responden apabila berjalan kaki, penggilingan

terdekat untuk berjalan kaki bagi ke dua responden itu adalah

penggilingan yang terletak di Situgede 1. Responden tidak sanggup

membayar ongkos tambahan untuk transportasi. Persentase analisis

kebutuhan dan keinginan masyarakat terhadap penggilingan gabah

baru di Desa Cikarawang dapat dilihat pada Gambar 6 .

Gambar 6. Analisis Kebutuhan dan Keinginan Masyarakat

terhadap Penggilingan Padi Baru.

Kepastian Kelancaran Pemasaran Periode Jangka Panjang

Lahan sawah di Desa Cikarawang semakin lama akan semakin

berkurang, salah satunya karena perubahan fungsi lahan dari lahan

produktif menjadi perumahan, lahan sawah yang berkurang tentu akan

mengurangi produksi padi di desa ini. Berkurangnya produksi padi

Pendirian Penggilingan Gabah Baru dan Keinginan Masyarakat

21%

76%

3%

Sangat

Stj & ingin

Kurang

Page 75: STUDI KELAYAKAN PENDIRIAN USAHA PENGGILINGAN … · Pengembangan potensi desa dilakukan dengan cara meningkatkan ... MAKAR (Mahasiswa feat Pakar), ... dalam menghadapi penulis

58

tersebut akan berdampak pada penggilingan, namun jika penggilingan

telah melakukan antisipasi dan penetapan pengembangan usaha, maka

usaha tersebut akan terus berkelanjutan bahkan berkembang.

Antisipasi terhadap semakin berkurangnya lahan produktif telah

direncanakan oleh kelompok tani yaitu pada tahun ke 5 setelah

beroperasinya penggilingan dilakukan ekspansi pasar dalam penjualan

beras kemasan, sehingga kelompok tani harus menjalin kemitraan

dengan kelompok tani lain, desa-desa lain dalam satu Kecamatan

Dramaga, koperasi unit desa (KUD), maupun gabungan kelompok tani

di luar Kabupaten Bogor seperti di Karawang. Kemudian bermanfaat

untuk memudahkan memperoleh bahan baku gabah yang diperlukan

untuk memproduksi beras kemasan.

Strategi Bauran Pemasaran

a. Produk

Spesifikasi dan tingkat mutu produk yang

direncanakan adalah sebagai berikut:

1. Jasa penjemuran. Dengan pengawasan yang ketat saat

penjemuran di penjemuran Penggilingan Hurip Jaya akan

menghasilkan padi yang kekeringannya layak untuk

disimpan atau digiling dan bebas dari kerikil atau pasir.

Setelah panen, padi harus segera dijemur, tidak boleh padi

dijemur melebihi satu hari, jika tidak padi akan terbakar

dan warnanya akan memerah. Kebersihan tempat jemuran

sangat diperlukan, sehingga pasir atau kerikil tidak akan

masuk dalam beras hasil giling, oleh karena itu tempat

penjemuran akan dilapisi terpal berwarna gelap agar tidak

bercampur dengan pasir atau kerikil dan kekeringannya

sesuai serta merata.

2. Jasa simpan. Adanya gudang yang dimiliki oleh

penggilingan gabah, petani bisa menyimpan gabahnya

sebelum digiling. Gabah yang dijemur harus memenuhi

standar kering simpan., sehingga gabah tidak mudah

Page 76: STUDI KELAYAKAN PENDIRIAN USAHA PENGGILINGAN … · Pengembangan potensi desa dilakukan dengan cara meningkatkan ... MAKAR (Mahasiswa feat Pakar), ... dalam menghadapi penulis

59

terbakar. Penyimpanan ditata sesuai dengan standar

tempat penyimpanan yang bagus, sehingga sirkulasi udara

bisa terus terjadi, dan kekeringan gabah tetap terjaga.

Gudang harus menyediakan alat pengusir tikus atau

dilindungi supaya tikus tidak bisa masuk. Obat tradisional

untuk mengusir kutu padi yang disimpan di gudang juga

harus disediakan. Dengan kondisi tempat penyimpanan

seperti ini, maka masyarakat di Desa Cikarawang

pengguna jasa ini akan tertarik untuk menyimpan di

penggilingan gabah karena mutu simpannya dapat

dipercaya.

3. Jasa giling, Mesin giling yang akan digunakan bertipe

LM 24 untuk pemecah gabah dan ICHI N-50 untuk

pemutih. Penggilingan akan berusaha memberikan

kualitas giling yang memenuhi standar: tidak ada krikil,

pasir, sekam yang terikut dan gabah yang belum tergiling,

serta tidak menghasilkan susut yang besar. Standar mutu

seperti ini akan mampu menjamin konsistennya pasar

untuk selalu mengkonsumsi beras dari penggilingan ini.

4. Beras, penggilingan akan mendapatkan penghasilan yang

cukup besar dari hasil penjualan beras, bahan baku gabah

dibeli dari petani yang berasal dari kelompok tani lain.

Produksi beras memerlukan bahan baku yang selalu

tersedia, dan pasar yang ada. Penyimpanan beras ditaruh

di gudang yang terbebas dari tikus.

5. Dedak, sebagai hasil sertaan ternyata mendatangkan

pendapatan yang cukup besar. Penggilingan akan

berusaha menghasilkan bekatul yang halus sehingga

sekam yang terikut maksimal 3%. Dengan mutu yang

tinggi ini pendapatan penggilingan akan besar dengan

penjualan dedak atau katul.

Page 77: STUDI KELAYAKAN PENDIRIAN USAHA PENGGILINGAN … · Pengembangan potensi desa dilakukan dengan cara meningkatkan ... MAKAR (Mahasiswa feat Pakar), ... dalam menghadapi penulis

60

b. Harga

Penetapan harga jual berfungsi untuk mengetahui

tingkat pendapatan yang akan diperoleh, selain itu harga juga

mempengaruhi keinginan konsumen untuk menggunakan

produk yang dipasarkan. Penggilingan Hurip Jaya akan

menetapkan harga yang mampu bersaing, tidak berbeda

dengan penggilingan gabah yang sudah ada, bahkan

menetapkan harga yang sama dengan harga penggilingan

terendah yang pernah di kunjungi oleh masyarakat. Penetapan

ongkos giling gabah ditetapkan dari harga ongkos giling yang

terdapat di beberapa penggilingan. Kisaran harga ongkos

giling yaitu Rp.400/kg – Rp. 600/kg beras sosoh atau sama

dengan pengambilan 1 kg beras yang dihasilkan dari 10 kg

beras sosoh. Penggilingan Hurip Jaya akan menetapkan harga

ongkos giling sebesar Rp. 400/kg beras sosoh.

Harga jual beras ditetapkan dari harga pasar yang

berlaku. Penggilingan Hurip Jaya akan menetapkan harga jual

beras sebesar Rp. 4000/kg. Beras yang akan dijual akan

dikemas dengan baik. Kemudian di pasarkan ke wilayah

sekitar hingga ke Pasar Induk Kramatjati.

Penggilingan gabah akan menghasilkan by product

atau hasil samping berupa dedak yang dapat dijadikan pakan

ternak dan sekam yang bisa dijadikan beragam produk seperti

pupuk kompok, biogas, dan abu gosok. Rendemen dari

penggilingan akan menghasilkan 63,2 persen beras, 10 persen

dedak, 25 persen sekam, dan 1,8 persen menir. Harga dedak

yang ditetapkan oleh penggilingan Kelompok Tani Hurip

yaitu sebesar Rp. 1000/kg, sedangkan untuk sekam

ditetapkan harga Rp. 1000/karung (±10 kg).

Page 78: STUDI KELAYAKAN PENDIRIAN USAHA PENGGILINGAN … · Pengembangan potensi desa dilakukan dengan cara meningkatkan ... MAKAR (Mahasiswa feat Pakar), ... dalam menghadapi penulis

61

c. Distribusi

Saluran pemasaran untuk produk yang akan

dihasilkan oleh penggilingan gabah Kelompok Tani Hurip

meliputi saluran pemasaran produk beras, dedak, dan sekam,

sedangkan jasa giling dan jasa lainnya tidak dikenakan

saluran pemasaran. Distribusi akan disalurkan ke pasar

konsumen dan reseller.

d. Promosi

Penggilingan Hurip Jaya harus melakukan kegiatan

kampanye dan sosialisasi untuk jasa giling di tingkat

kelompok tani yang ikut menerima manfaat usaha secara

langsung. Harga produk/jasa diupayakan bisa bersaing

dengan penggilingan gabah yang ada di sekitar Desa

Cikarawang, dengan cara mengurangi biaya-biaya yang tak

perlu dan dengan memanfaatkan limbah yang diolah seperti

sekam menjadi pupuk kompos sehingga memiliki nilai

ekonomis. Biaya promosi yang kecil karena diantara petani

terjadi self promotion sehingga mampu membuat harga

produk bersaing dan kualitas produk/jasa harus diperhatikan.

4.3.2. Analisis Aspek Teknis dan Teknologis

Hasil analisis aspek pasar dan pemasaran menunjukkan

gambaran masa depan yang cukup cerah bagi usaha yang

direncanakan, maka selanjutnya diteruskan dengan analisis aspek

teknis dan teknologis.

Penentuan Kapasitas Produksi Ekonomis

Kapasitas produksi ekonomis merupakan volume atau jumlah

satuan produk yang dihasilkan selama satu satuan waktu tertentu

misalnya satu hari, bulan, atau tahun secara menguntungkan. Kapasitas

produksi ekonomis berbeda dengan kapasitas produksi teknis yang

besarnya ditentukan oleh kemampuan produksi mesin yang terpasang

serta persyaratan teknisnya seperti pengurangan hari kerja operasi

Page 79: STUDI KELAYAKAN PENDIRIAN USAHA PENGGILINGAN … · Pengembangan potensi desa dilakukan dengan cara meningkatkan ... MAKAR (Mahasiswa feat Pakar), ... dalam menghadapi penulis

62

normal untuk keperluan servis, reparasi kecil, penggantian suku

cadang dan hari libur (Sutojo, 1983)

Besar kapasitas produksi ekonomis ditentukan berdasarkan

perpaduan hasil penelitian berbagai macam komponen evaluasi yaitu

perkiraan jumlah penjualan produk di masa yang akan datang,

kemungkinan pengadaan bahan baku, bahan pembantu, tenaga kerja

inti serta tersedianya mesin dan peralatan di pasar. Hasil perhitungan

Break Even Point (BEP) Penggilingan Hurip Jaya menunjukkan

kapasitas giling pada BEP mencapai 107 ton GKG. Dengan demikian

keuntungan didapat apabila berproduksi lebih dari 107 ton GKG.

Rencana penjualan dilihat dari peluang pasar yang ada, rencana

produksi untuk jasa giling pada tahun pertama yaitu 400 ton GKG.

Pemilihan Mesin, Peralatan, dan Rencana Investasi

Rencana mesin, peralatan dan kegiatan investasi yang akan

digunakan untuk pendirian Penggilingan Hurip jaya dapat dilihat pada

Lampiran 7. Investasi terbesar adalah sebagai berikut:

a. Bangunan, Gudang, Kantor, dan Lamporan

Bangunan penggilingan yang akan didirikan terdiri dari ruang

produksi, kantor, ruang jaga, toilet, dan gudang dengan luas 105 m².

Luas lamporan atau lapangan jemur adalah 215 m². Harga yang

diperkirakan untuk memdirikan bangunan berserta isi dan lamporan

tersebut adalah Rp. 40.730.000,00. Penetapan harga ini berdasarkan

informasi dari toko, tukang dan pemilik bahan bangunan.

Ruang produksi berfungsi untuk memproduksi beras, dimana

didalamnya terdapat mesin diesel dan mesin penggiling gabah.

Pemisahan ruang produksi dan gudang dimaksudkan agar memberi

kenyamanan bagi konsumen yang berkunjung, sehingga tidak

menimbulkan kesan kotor di semua bagian tempat penggilingan.

Kantor sekaligus ruang jaga berfungsi untuk melayani kebutuhan,

keluhan, saran dan tanggapan dari konsumen serta sebagai tempat

untuk pengurusan administrasi keuangan, sedangkan gudang

Page 80: STUDI KELAYAKAN PENDIRIAN USAHA PENGGILINGAN … · Pengembangan potensi desa dilakukan dengan cara meningkatkan ... MAKAR (Mahasiswa feat Pakar), ... dalam menghadapi penulis

63

berfungsi untuk tempat penyimpanan gabah yang akan digiling dan

beras yang akan disalurkan.

b. Mesin Penggilingan dan Mesin Diesel

Informasi yang didapat dari Toko Rama Jaya Teknik yang

merupakan salah satu toko mesin pertanian di Kota Bogor, mesin

penggilingan yang baik digunakan untuk penggilingan padi kecil

adalah LM 24 dan ICHI N-50. Mulanya penggilingan padi

Kelompok Tani Hurip akan menggunakan mesin dengan model

otomatis dengan merk SATAKE, namun terdapat kesulitan dalam

pengadaan spare parts dan perbaikan bila timbul kerusakan.

Mesin penggilingan yang akan digunakan yaitu mesin

pemecah gabah dengan model LM 24, dan mesin pemutih dengan

model ICHI N-50, mesin ini berkapasitas 4 ton/hari. Mesin diesel

yang akan digunakan yaitu mesin diesel dengan merek Yanmar.

Total pembelian mesin penggilingan lengkap adalah Rp.

12.000.000,00

Lokasi dan Tata Letak

Lokasi tempat pendirian penggilingan gabah ditetapkan

berdasarkan pertimbangan yang mendalam. Lokasi tapak yang akan

berada pada lahan anggota Kelompok Tani Hurip di Dusun II. Hal ini

dimaksudkan agar tidak ada sengketa atas lahan di lokasi tapak

penggilingan. Berdasarkan wawancara dengan tokoh desa dan

pertimbangan aspek lingkungan dan dampak usaha, maka Kelompok

Tani Hurip menetapkan akan mendirikan penggilingan gabah di

Carangpulang Lebak. Layout atau tata letak yang akan dibuat oleh

Kelompok Tani Hurip dalam pendirian penggilingan gabah dapat

dilihat pada Gambar 7.

Proses Produksi dan Quality Control.

Proses Produksi

Proses produksi pada penggilingan gabah Kelompok Tani

Hurip meliputi dua tipe. Tipe yang pertama adalah konsumen hanya

Page 81: STUDI KELAYAKAN PENDIRIAN USAHA PENGGILINGAN … · Pengembangan potensi desa dilakukan dengan cara meningkatkan ... MAKAR (Mahasiswa feat Pakar), ... dalam menghadapi penulis

64

menggunakan jasa giling saja, tidak menggunakan jasa yang lain yang

terdapat di penggilingan. Konsumen yang telah melakukan

pengeringan dan membawa gabah kering giling yang siap untuk

digiling ke tempat penggilingan. Tipe yang kedua, yaitu konsumen

menggunakan berbagai jasa yang terdapat di penggilingan, seperti jasa

jemur, jasa simpan, dan jasa giling. Proses dari pemanenan hingga

menjadi beras diserahkan kepada penggilingan. Proses produksi

tersebut diawali setelah panen, pasca panen padi dijemur di tempat

penjemuran penggilingan. Setelah dijemur gabah yang sudah kering

giling disimpan di gudang. Kemudian penggilingan gabah menggiling

gabah tersebut sesuai dengan permintaan dari konsumen.

Gambar 7. Tataletak Penggilingan Gabah Kelompok Tani Hurip

R. PRODUKSI GUDANG

WC

KANTOR

+ R.

JAGA

15 m

7 m

DENAH

LAMPORAN

3 m9 m1,5 m1,5 m

215 m²

Page 82: STUDI KELAYAKAN PENDIRIAN USAHA PENGGILINGAN … · Pengembangan potensi desa dilakukan dengan cara meningkatkan ... MAKAR (Mahasiswa feat Pakar), ... dalam menghadapi penulis

65

Kegiatan operasional penggilingan padi adalah sebagai berikut:

a. Penjemuran.

Penjemuran merupakan kegiatan yang harus sejak awal

diperhatikan karena kualitas jemur yang bagus sangat

mempengaruhi mutu beras yang dihasilkan serta berapa lama bisa

disimpan. Penjemuran harus langsung dilakukan pada saat hari

pertama panen atau paling lambat dua hari setelah panen, hal itu

untuk menghindari penyimpanan padi yang masih basah karena

akan mengurangi kualitas padi sendiri.

b. Penyimpanan

Setelah gabah benar-benar sudah kering dengan kualitas

simpan, gabah bisa masuk ke gudang penyimpanan. Gudang

penyimpanan digunakan untuk menyimpan gabah kering giling dan

beras, sehingga tempat ini harus memiliki sirkulasi udara yang

bagus sehingga gabah bisa bertahan pada standar gabah kering

simpan yang normal, sehingga padi tidak cepat rusak. Tahap-tahap

proses produksi mulai dari pengadaan barang sampai pengemasan

barang. Siklus produksi diperkirakan satu minggu. Hasil akhir

proses produksi adalah beras.

Gabah

Beras

Gambar 8. Skema Proses Produksi

Penimbangan Gabah

Pengeringan Penyimpanan Penggilingan

Pengemasan Pengangkutan Pemasaran

stop

lanjut

Page 83: STUDI KELAYAKAN PENDIRIAN USAHA PENGGILINGAN … · Pengembangan potensi desa dilakukan dengan cara meningkatkan ... MAKAR (Mahasiswa feat Pakar), ... dalam menghadapi penulis

66

Kendala-kendala yang dihadapi oleh Penggilingan Hurip Jaya

dalam memasarkan produk utama nya antara lain:

1. Jasa Giling; mutu giling penggilingan gabah yang ada di daerah ini

sudah cukup baik, namun tidak ada pengukuran kadar air gabah

dari penggilingan tersebut sehingga berpotensi terjadi susut yang

lebih besar dari yang seharusnya. Penggilingan gabah di

Carangpulang Kidul menggunakan satuan liter untuk menentukan

harga ongkos giling, hal ini tidak disukai masyarakat karena

masyarakat lebih menyukai pengukuran menggunakan satuan

kilogram. Untuk mengatasi masalah mutu dan harga yang tidak

mampu bersaing, penggilingan berusaha memiliki mesin

penggilingan yang outputnya bisa terjaga kualitas beras hasil

gilingnya, memiliki alat tester kadar air untuk mengukur kadar air

gabah, memiliki timbangan kilogram dan memberi penawaran

upah giling yang mampu bersaing dengan penggilingan lain di

daerah ini.

2. Beras kemasan; Bahan baku gabah untuk produksi beras kemasan

harus ada sepanjang waktu, sedangkan tujuan mayoritas dari

masyarakat Desa Cikarawang dalam menanam padi ialah untuk

dikonsumsi sendiri, tidak untuk dijual. Oleh karena itu

penggilingan harus mencari bahan baku gabah dari masyarakat

yang ingin manjual gabahnya atau dari luar Desa Cikarawang.

3. Bekatul atau dedak; pembelinya sedikit karena anggota Kelompok

Tani Hurip yang memiliki ternak dengan tujuan komersial masih

sedikit. Untuk mengatasi masalah ini penggilingan gabah akan

bekerja sama dengan pengusaha ternak yang ada di Desa

Cikarawang

Quality Control

Kualitas produk ditentukan oleh jumlah beras yang dihasilkan

(rendemen) atau rendahnya susut (loss) . Oleh karena itu, penggilingan

gabah harus menyediakan sarana dan prasarana untuk memantau mutu

dan pengelola penggilingan gabah harus memiliki kesadaran mutu.

Page 84: STUDI KELAYAKAN PENDIRIAN USAHA PENGGILINGAN … · Pengembangan potensi desa dilakukan dengan cara meningkatkan ... MAKAR (Mahasiswa feat Pakar), ... dalam menghadapi penulis

67

Standar atau ketentuan mutu produk yang dikehendaki oleh konsumen

harus dibuat. Diperlukan adanya pemeriksaan mutu gabah saat

pembelian, sehingga pengelola penggilingan dapat memetapkan

perlakukan terhadap gabah untuk dijemur, disimpan dan digiling

secara benar.

Beras yang baik dan susut yang rendah, dihasilkan dari baiknya

penanganan pascapanen yang dilakukan baik oleh petani maupun oleh

penggilingan. Tahapan kegiatan penanganan pascapanen padi yang

dilakukan oleh petani dimulai dengan penentuan waktu panen padi

pada hamparan sawah. Tahapan kegiatan penanganan pascapanen padi

secara keseluruhan meliputi tahapan-tahapan sebagai berikut:

pemanenan, pengumpulan, perontokan, pengangkutan, pengeringan,

penyimpanan, dan penggilingan.

Gambar 9. Tahapan proses kegiatan penanganan pascapanen

(Rokhani, 2007)

Pemanenan GKP, KA 25%

Pengangkutan

Pengeringan

Pembersihan

Kering giling GKG, KA 14 %

Kering simpan GKS, KA 18%

Penggilingan Penyimpanan

Pengumpulan

Perontokan

Ani-ani, sabit

Terpal Digebot

Terpal

Karung Karung, gerobak

Lantai jemur, drier

Page 85: STUDI KELAYAKAN PENDIRIAN USAHA PENGGILINGAN … · Pengembangan potensi desa dilakukan dengan cara meningkatkan ... MAKAR (Mahasiswa feat Pakar), ... dalam menghadapi penulis

68

Sarana dan Prasarana untuk Menghasilkan Pelayanan

Berkualitas

Penggunaan Terpal

Penjemuran pada lapisan semen yang dilakukan dengan

ketebalan kurang dari 1 cm dapat mengakibatkan persentase beras

pecah lebih dari 70 persen dengan rendemen giling yang rendah.

Penggunaan terpal diperlukan sebagai alas untuk penjemuran dan

untuk menutupi atau melindungi dari guyuran air hujan. Penggunaan

alas terpal selama perontokan bertujuan agar gabah yang sudah

dirontokkan mudah untuk dikumpulkan kembali.

Fungsi terpal dalam penanganan pascapanen padi antara lain: (1)

mengurangi atau menekan kehilangan butiran gabah pada saat

perontokan dan pengeringan, (2) sebagai dinding dan alas dalam upaya

mencegah bercampurnya kotoran dengan gabah, (3) memudahkan

pengumpulan gabah dan sebagai penutup gabah pada waktu hujan

turun, (4) untuk menghasilkan penyebaran panas yang merata pada

saat penjemuran/pengeringan.

Keuntungan penggunaan terpal dalam penanganan pascapanen

padi adalah: (1) memudahkan penyelamatan gabah bila dalam masa

penjemuran/pengeringan hujan turun secara tiba-tiba, misalnya dengan

cara memasang tali pengikat untuk memudahkan menggulung

terpal/lembaran plastik kemudian menutup/melindungi gabah dari

hujan dengan cepat, (2) memudahkan pengumpulan untuk

pengarungan gabah pada akhir perontokan dan penjemuran, (3) dapat

mengurangi tenaga kerja buruh tani di lapangan.

Spesifikasi terpal yang akan disediakan oleh penggilingan

Kelompok Tani Hurip adalah sebagai berikut:

1. Terbuat dari bahan plastik single layer berukuran 8 m x 8 m, ada

jahitan pinggir dengan diberi lubang yang dilengkapi dengan ring

besi di bagian sudut dengan interval 2 m sehingga terdapat lebih

kurang 16 lubang.

2. Berwarna gelap (biru, coklat atau hitam).

Page 86: STUDI KELAYAKAN PENDIRIAN USAHA PENGGILINGAN … · Pengembangan potensi desa dilakukan dengan cara meningkatkan ... MAKAR (Mahasiswa feat Pakar), ... dalam menghadapi penulis

69

Penggunaan Gudang

Penyimpanan merupakan bagian yang penting dalam penanganan

pascapanen padi. Biji-bijian termasuk padi sangat rentan terhadap

kerusakan selama penyimpanan, apalagi jika sistem penyimpanan yang

diterapkan kurang atau tidak memenuhi persyaratan penyimpanan yang

baik.

Selama penyimpanan proses perubahan biokimia dan serangan

agen-agen perusak dapat menyebabkan susut dan menghasilkan

metabolit yang berbahaya bagi kesehatan. Oleh karena itu, perlu

dilakukan penyimpanan yang baik dan benar. Dalam hal ini perlu

dilakukan kontrol terhadap faktor-faktor lingkungan yang berperan

dalam penyimpanan serta kontrol terhadap agen-agen yang dapat

menimbulkan kerugian.

Banyak faktor yang berperan dalam penyimpanan pangan.

Faktor-faktor tersebut adalah (1) lingkungan (suhu, kelembaban, nisbi,

komposisi atmosfir), (2) sifat dan karakteristik bahan (kadar air), (3)

tindakan penanganan bahan sebelum disimpan (cara dan waktu panen,

pembersihan bahan), dan (4) agen atau hama perusak

(mikroorganisme, serangga hama pascapanen, rodenta, dan binatang

vertebrata lainnya seperti burung).

Penyimpanan yang akan diterapkan oleh Penggilingan Hurip

Jaya menggunakan teknik karungan. Penyimpanan dengan sistem

karungan mempunyai beberapa keuntungan antara lain : fleksibel,

modal investasi relatif kecil, biaya bongkar muat lebih murah, tidak

terjadi migrasi uap, penanganan secara semi mekanis dan

pemeriksaannya lebih mudah. Namun, demikian terdapat beberapa

kelemahan antara lain: modal investasi mahal, biaya fumigasi relatif

mahal, serangan hama sulit dikendalikan (serangga, tikus, burung),

suhu dan kelembaban sukar dikendalikan.

Pada sistem karungan, gabah / beras yang akan disimpan

dimasukkan ke dalam karung goni dan ditumpuk pada landasan yang

terbuat dari kayu. Sekelompok tumpukan karung goni yang terdiri dari

Page 87: STUDI KELAYAKAN PENDIRIAN USAHA PENGGILINGAN … · Pengembangan potensi desa dilakukan dengan cara meningkatkan ... MAKAR (Mahasiswa feat Pakar), ... dalam menghadapi penulis

70

beberapa lapisan/tumpukan disebut ”staple”. Susunan tiap-tiap lapisan

dapat berupa sistem lima karung dan delapan karung seperti dapat

dilihat pada Gambar 10. (Rokhani, 2007)

Tumpukan ke-1 Tumpukan ke-2

Gambar 10 . Cara penumpukan kunci lima dalam penyimpanan

sistem karung. (Rokhani, 2007)

Rencana Produksi

Rencana produksi Penggilingan Hurip Jaya, meliputi dua

produk utama dan produk sertaan yang menghasilkan nilai jual yaitu

jasa giling, beras, dan dedak. Pada tahun pertama penggilingan

menetapkan akan mampu menggiling sebanyak 400 ton GKG atau

setengah dari peluang pasar yang ada, tahun berikutnya penggilingan

menaikkan produksi sebanyak lima persen. Kenaikan ini direncanakan

karena pada tahun pertama operasi, penggilingan menetapkan produksi

yang minim dan tidak mengambil semua peluang pasar yang ada.

Kenaikan ini diprediksi karena promosi akan dilakukan, baik itu di

Desa Cikarawang, maupun Situgede. Pada tahun terakhir periode

analisis (tahun 2017), penggilingan menetapkan akan mampu

menggiling sebanyak 620,5 ton GKG.

Produksi beras pada tahun pertama operasi yaitu dengan

menghasilkan 2528 kg beras dari pembelian 4 ton GKG, tahun

berikutnya penggilingan membeli 5 ton, 6 ton, 7 ton, dan 8 ton gabah

kering giling. Pada periode analisis tahun ke enam hingga ke sepuluh.

Penggilingan akan meningkatkan produksi beras, dengan melakukan

Page 88: STUDI KELAYAKAN PENDIRIAN USAHA PENGGILINGAN … · Pengembangan potensi desa dilakukan dengan cara meningkatkan ... MAKAR (Mahasiswa feat Pakar), ... dalam menghadapi penulis

71

pembelian sebanyak 20 ton gabah kering giling, maka beras yang akan

dihasilkan yaitu sebanyak 12,64 ton beras.

Produksi dedak yang dihitung dari hasil sertaan dalam

menggiling padi, yaitu didapat dari 10 % gabah kering giling.

Perhitungan dedak hanya dihitung dari GKG yang digiling dari proses

jasa giling, belum ditambah dari hasil proses pembuatan beras.

Rencana produksi untuk ketiga jenis produk tersebut dapat dilihat pada

Lampiran 8.

4.3.3. Analisis Aspek Manajemen Operasional

Analisis aspek manajemen operasional rencana usaha

Penggilingan Hurip Jaya meliputi hal-hal sebagai berikut ini:

Kepemilikan dan Legalitas

Penggilingan Hurip Jaya akan berada di bawah bidang usaha

Kelompok Tani Hurip, penggilingan ini merupakan usaha kelompok

yang bertujuan untuk memajukan Kelompok Tani Hurip. Pengelolaan

dilakukan oleh anggota kelompok yang aktif melakukan rencana usaha

dan penelitian partisipatif. Pada mulanya terdapat enam orang anggota

yang akan mengelola penggilingan, namun pada akhirnya hanya

terdapat empat orang anggota yang memiliki komitmen untuk

mendirikan penggilingan padi tersebut. Pengelola usaha dapat dilihat

pada Lampiran 7.

Perencanaan usaha, dan jalannya operasional penggilingan

gabah akan dilakukan dengan kerjasama tim, dimana tim terdiri dari

empat orang pengelola, yang memiliki hak dan kewajiban yang sama.

Jalannya usaha penggilingan sangat tergantung pada komitmen

pengelola dalam mengelola penggilingan. Komitmen tersebut sudah

terlihat dari kesungguhan tim untuk melakukan rencana usaha

kolaboratif.

Keberadaan dari suatu usaha harus diakui oleh masyarakat

sekitar, Lembaga Pemusyawaratan Masyarakat (LPM), dan

pemerintahan desa (BPD) setempat. Manfaat dari adanya legalitas

adalah usaha tersebut akan diakui eksintensinya, dengan pengakuan

Page 89: STUDI KELAYAKAN PENDIRIAN USAHA PENGGILINGAN … · Pengembangan potensi desa dilakukan dengan cara meningkatkan ... MAKAR (Mahasiswa feat Pakar), ... dalam menghadapi penulis

72

eksistensi ini, maka usaha tersebut akan dikenal oleh masyarakat,

kemudian memudahkan usaha untuk mengembangkan bisnisnya

karena mendapatkan perlindungan secara hukum dari pemerintah.

Dalam mendapatkan legalitas tersebut, penggilingan akan mengurus

perizinan, meminta rekomendasi dari berbagai instansi, mengurus

nomor pokok wajib pajak (NPWP) dan surat izin usaha perdagangan

(SIUP)

Struktur Organisasi

Gambar 11 . Struktur Organisasi

Organisasi usaha Penggilingan Hurip Jaya terdiri atas bagian

pemasaran, produksi, keuangan, dan administrasi. Keseluruhan

operasional penggilingan padi dikoordinir oleh manajer umum yang

menjalankan fungsi perencanaan kerja dan tata-tertib, memotivasi dan

menggerakkan karyawan, melakukan pengawasan secara keseluruhan,

serta memberikan laporan pertanggungjawaban kepada kelompok tani

dan penanam saham.

Manajer umum dan manajer produksi akan dirangkap oleh satu

orang pengelola. Pengelola untuk masing-masing bagian tersebut

berasal dari anggota Kelompok Tani Hurip yang melakukan rencana

usaha kolaboratif.

Pembagian kerja antara lain dijelaskan sebagai berikut, manajer

umum bertanggung jawab untuk: 1) membuat perencanaan kegiatan

penggilingan dan melakukan kontrol, 2) mengelola kelancaran

Manajer Umum

Pengawas &

Penasihat

Administrasi Administrasi Keuangan

Manajer Produksi

Manajer Pemasaran

Page 90: STUDI KELAYAKAN PENDIRIAN USAHA PENGGILINGAN … · Pengembangan potensi desa dilakukan dengan cara meningkatkan ... MAKAR (Mahasiswa feat Pakar), ... dalam menghadapi penulis

73

kegiatan operasional perusahaan, 3) memberikan pertanggungjawaban

berupa laporan triwulan kepada kelompok tani dan penanam saham, 4)

memberikan pengarahan kepada divisi fungsional

Bagian pemasaran dan penjualan mempunyai tanggung jawab

untuk: 1) mencari konsumen dan menjalin kemitraan, 2) mengatur

distribusi barang dan jasa, dan 3) mengatur kelancaran pemasaran.

Bagian produksi bertanggung jawab dalam: 1) mengatur kelancaran

produksi, 2) mengawasi dan mengatur penggudangan, 3) memastikan

mesin dalam keadaan baik, dan 4) mengatur kelancaran bahan baku.

Bagian administrasi keuangan memiliki tanggung jawab untuk:

1) menyusun laporan keuangan, 2) mencatat arus kas harian, 3)

menyusun anggaran biaya, 4) serta mencatat perhitungan laba-rugi dan

neraca, sedangkan bagian administrasi bertanggungjawab atas

dokumentasi laporan/pencatatan dan pencatatan arus keluar masuk

barang dan jasa.

Upah Manajemen dan Buruh

Tenaga kerja yang akan terlibat dalam penggilingan Kelompok

Tani Hurip terdiri dari tenaga kerja tetap dan tidak tetap. Tenaga kerja

tetap merupakan pengelola penggilingan padi, tenaga kerja ini tidak

terpengaruh oleh naik, turunnya volume produksi, dan mendapatkan

biaya yang tetap tiap bulan dalam satu tahun.

Rencana gaji yang akan ditetapkan untuk tenaga kerja tetap

adalah sebagai berikut, pada tahun pertama ditetapkan pengelola akan

mendapatkan gaji sebesar Rp. 500.000,00 per bulan untuk setiap orang,

untuk tahun-tahun berikutnya gaji pengelola akan dinaikkan sebesar

Rp. 100.000,00. Tahun kedua pengelola akan mendapatkan Rp.

600.000,00 setiap bulan, tahun ketiga pengelola akan mendapatkan Rp.

700.000,00 setiap bulan, begitu seterusnya hingga periode analisis

Kebutuhan SDM mengenai jenis pekerjaan, status, kualifikasi, jumlah

dan gaji tahun pertama dapat dilihat pada Tabel 9.

Page 91: STUDI KELAYAKAN PENDIRIAN USAHA PENGGILINGAN … · Pengembangan potensi desa dilakukan dengan cara meningkatkan ... MAKAR (Mahasiswa feat Pakar), ... dalam menghadapi penulis

74

Tabel 9. Kebutuhan SDM N

o

Jenis

Pekerjaan

Status Kualifikasi Jumlah Gaji

tahun

pertama

1. Umum dan produksi

Karyawan Tetap

Mampu menyusun rencana usaha yang riil ke depan.

Mampu mengatur dan mengelola tenaga kerja yang ada.

Memahami proses produksi dan kualitas beras yang dihasilkan.

Pekerja keras. Mampu bekerja dalam

tim. Memahami mesin dan

peralatan Memiliki kesungguhan

dalam bekerja

1 Rp. 500.000,00 / bulan

2. Pemasaran Karyawan Tetap

Mampu melihat dan menangkap peluang pasar.

Memiliki kemampuan komunikasi dan menjalin kemitraan.

Memahami arti penting pemasaran.

Pekerja keras. Mampu bekerja dalam

tim. Memiliki kesungguhan

dalam bekerja

1 Rp. 500.000,00 / bulan

3. Keuangan Karyawan Tetap

Mampu membuat laporan keuangan.

Memahami arti penting pencatatan keuangan yang benar, tepat dan jelas.

Pekerja keras. Mampu bekerja dalam

tim. Memiliki kesungguhan

dalam bekerja

1 Rp. 500.000,00 / bulan

4. Administrasi Karyawan Tetap

Mampu melakukan pencatatan yang baik, rapi, dan benar.

Memahami arti penting pencatatan setiap aktivitas.

Pekerja keras. Mampu bekerja dalam tim Memiliki kesungguhan

dalam bekerja

1 Rp. 500.000 / bulan

5. Buruh Karyawan Tidak Tetap

Pekerja keras. Memiliki kesungguhan

dalam bekerja. Memahami arti penting

kualitas

1 Rp. 300.000 / bulan

Page 92: STUDI KELAYAKAN PENDIRIAN USAHA PENGGILINGAN … · Pengembangan potensi desa dilakukan dengan cara meningkatkan ... MAKAR (Mahasiswa feat Pakar), ... dalam menghadapi penulis

75

Pengelola akan merekrut satu orang tenaga kerja tidak tetap

sebagai tenaga operasional harian. Rencana penggajian bagi buruh

yang ditetapkan oleh pengelola adalah sebagai berikut, pada tahun

pertama tenaga kerja tidak tetap akan mendapatkan gaji sebesar

Rp. 300.000,00 per bulan, tahun kedua akan mendapatkan gaji

Rp. 400.000,00 per bulan, tahun ketiga akan mendapatkan gaji sebesar

Rp. 500.000,00 per bulan, begitu seterusnya hingga periode analisis.

4.3.4. Analisis Aspek Dampak Usaha.

Peran usaha penggilingan gabah baru yang dipelopori oleh

Kelompok Tani Hurip kepada masyarakat sekitar sangat besar.

Penggilingan gabah ini bukan saja keinginan dan kebutuhan dari

kelompok tani, namun penggilingan ini merupakan keinginan dan

kebutuhan masyarakat sekitar yang diketahui dari penyebaran angket.

Masyarakat sangat berharap pendirian usaha penggilingan gabah

tersebut dapat direalisasikan.

Pendirian usaha penggilingan gabah ini akan dapat memenuhi

kebutuhan masyarakat akan jasa giling yang dekat dengan wilayahnya.

Dampak dari usaha penggilingan tersebut yaitu terpenuhinya

kebutuhan masyarakat, peningkatan motivasi masyarakat dalam

berwirausaha karena penggilingan akan memproduksi hasil samping

seperti sekam yang dapat dibuat menjadi pupuk kompok, biogas,

energi pembakaran dari hasil bakarnya atau untuk abu gosok. Dedak

yang dapat dipasarkan dan dijual untuk pakan ternak, serta menir yang

dapat dibuat menjadi tepung beras dan dipasarkan, pengembangan

ekonomi desa, dan pembukaan lapangan pekerjaan bagi masyarakat

Desa Cikarawang.

Antisipasi dampak lingkungan yang dihasilkan oleh

penggilingan gabah seperti polusi udara, dan polusi suara, membuat

pengelola untuk mempertimbangkan lokasi yang tepat. Lokasi

pendirian penggilingan padi tersebut direncanakan akan berada di

Carangpulang Lebak, dimana sebelah kanan dan kiri penggilingan

adalah lahan sawah yang tidak berdekatan dengan pemukiman

Page 93: STUDI KELAYAKAN PENDIRIAN USAHA PENGGILINGAN … · Pengembangan potensi desa dilakukan dengan cara meningkatkan ... MAKAR (Mahasiswa feat Pakar), ... dalam menghadapi penulis

76

penduduk, sehingga tidak menimbulkan gangguan pada masyarakat

sekitar.

4.3.5. Analisis Aspek Finansial

Analisis aspek finansial dalam rencana usaha Penggilingan

Hurip Jaya terdiri atas hal-hal sebagai berikut :

Kebutuhan Modal dan Identifikasi Biaya

Kebutuhan modal dalam mendirikan usaha penggilingan gabah

Kelompok Tani Hurip terdiri dari modal investasi dan modal kerja.

Modal investasi merupakan modal yang dikeluarkan pada awal periode

usaha untuk pembelian sarana dan prasarana yang mendukung

berjalannya usaha penggilingan dan digunakan untuk memperoleh

manfaat hingga secara ekonomis tidak dapat digunakan lagi. Jika

investasi awal secara ekonomis sudah tidak dapat digunakan lagi,

maka dilakukan investasi kembali atau disebut reinvestasi. Sementara

itu, modal kerja adalah modal yang digunakan untuk keperluan

operasional produksi. Total rencana kebutuhan modal pada tahun

pertama usaha ini sebesar Rp 112.716.000,00 terdiri dari kebutuhan

investasi tahun ke nol sebesar Rp 59.756.000,00 dan perkiraan modal

kerja sebesar Rp 52.960.000,00 dapat dilihat pada Lampiran 12

dikurangi biaya penyusutan dan biaya sosial.

Kebutuhan Investasi

Rencana investasi yang dibuat oleh Kelompok Tani Hurip

terdiri dari pembuatan bangunan, gudang, kantor, dan lantai jemur,

pembelian mesin penggilingan lengkap, pembelian meja tulis dan

kursi, timbangan duduk, takaran beras, tester kadar air, tool kit seperti

ring, kunci pas dan kunci sok, perlengkapan lain dapat dilihat pada

Lampiran 10. Selain biaya investasi, usaha ini juga memiliki biaya

reinvestasi. Pembelian kembali untuk serokan, karung, ember dan

selang dilaksanakan pada tahun ke empat dan ke delapan periode

analisis. Rincian dari rencana investasi dapat dilihat pada Lampiran

12.

Page 94: STUDI KELAYAKAN PENDIRIAN USAHA PENGGILINGAN … · Pengembangan potensi desa dilakukan dengan cara meningkatkan ... MAKAR (Mahasiswa feat Pakar), ... dalam menghadapi penulis

77

Kebutuhan Modal Kerja

Kebutuhan modal kerja dalam usaha penggilingan gabah

Kelompok Tani Hurip terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel atau

tidak tetap. Biaya total yang dikeluarkan untuk usaha ini sebesar Rp.

58.610.000,00. Kebutuhan modal kerja pada tahun pertama dikurangi

biaya penyusutan dan biaya sosial sebesar Rp. 52. 960.000,00. Biaya

tetap terdiri dari gaji karyawan tetap, penyusutan, biaya umum, dan

sewa tanah, sedangkan biaya variabel terdiri dari upah kerja atau

buruh, bahan baku gabah, bahan bakar, biaya transport dan biaya

sosial. Rincian biaya operasional dapat dilihat pada Lampiran 12.

Sumber Modal

Sumber modal untuk rencana usaha ini berasal dari modal

sendiri dan pinjaman. Perbandingan modal sendiri dan modal pinjaman

adalah 30:70. Modal pinjaman akan berasal dari bank syariah atau

bank perkreditan rakyat syariah (BPRS) yang menetapkan proporsi

bagi hasil yaitu 40:60 untuk pinjaman yang dipergunakan untuk

investasi. 40 persen dari keuntungan menjadi hak bank, dan 60 persen

dari keuntungan menjadi hak pengelola. Bagi hasil untuk pinjaman

modal kerja ditetapkan proporsi sebesar 45:55. 45 persen untuk bank

syariah dan 55 persen untuk usaha.

Total rencana kebutuhan adalah Rp. 112.716.000,00. Modal

sendiri yang dipergunakan untuk rencana investasi adalah Rp.

17.927.000,00 dan untuk modal kerja adalah Rp. 15.888.000,00.

Sedangkan modal pinjaman untuk kegiatan investasi adalah Rp.

41.829.000,00 dan untuk modal kerja adalah Rp. 37.072.000,00. Aspek

permodalan rencana usaha ini dapat dilihat pada Lampiran 14.

Identifikasi Manfaat atau Penerimaan

Manfaat yang diterima oleh usaha penggilingan gabah

Kelompok Tani Hurip berasal dari penjualan produk utama yaitu jasa

giling dan beras, produk sertaan seperti dedak, sekam dan menir.

Penerimaan diperoleh dari hasil perkalian antara jumlah output dengan

harga jual per satuannya.

Page 95: STUDI KELAYAKAN PENDIRIAN USAHA PENGGILINGAN … · Pengembangan potensi desa dilakukan dengan cara meningkatkan ... MAKAR (Mahasiswa feat Pakar), ... dalam menghadapi penulis

78

Pada rencana usaha ini, harga jual yang berlaku berdasarkan

kesepakatan dan pertimbangan pengelola penggilingan gabah

Kelompok Tani Hurip. Perhitungan penerimaan secara rinci untuk

produk utama dan sertaan yang memiliki nilai jual serta perkiraan

laba/rugi dapat dilihat pada Lampiran 16 dan perkiraan arus kas dapat

dilihat pada Lampiran 17. Penetapan harga jual telah terdapat pada

analisis aspek pasar dan pemasaran, sedangkan rencana produksi

terdapat pada analisis aspek teknis dan teknologis

Kriteria Kelayakan Investasi

Lima kriteria yang digunakan dalam menilai investasi yaitu Net

Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Net B/C, Break

Even Point (BEP), dan Payback Period. Hasil perhitungan kelayakan

investasi ini diperoleh dari hasil perhitungan komponen outflow dan

inflow yang didiskontokan. Nilai dari kriteria penilaian investasi

rencana usaha Penggilingan Hurip Jaya dapat dilihat pada Tabel 10.

Tabel 10. Nilai Kriteria Penilaian Investasi Rencana Usaha Penggilingan Gabah Kelompok Tani Hurip

Kriteria Investasi Nilai

Net Present Value (NPV) Rp 254.889.000,00

Profitability Index (PI) 8,54

Internal Rate of Return (IRR) 40,8%

Payback Period (PBP) 0,8 tahun

Hasil perhitungan kriteria investasi secara komprehensif dapat

dilihat pada Lampiran 18-21. Nilai Net Present Value (NPV)

menunjukkan nilai yang positif dan sangat besar, nilai ini

menunjukkan hasil dari nilai arus kas masuk selama periode analisis

yang didiskontokan dikurangi dengan nilai arus kas keluar yang

didiskontokan. NPV sebesar Rp. 254.889.000,00 menunjukkan bahwa

penggilingan padi ini layak, karena berdasarkan kriteria penilaian

investasi, usaha layak jika NPV > 0.

Page 96: STUDI KELAYAKAN PENDIRIAN USAHA PENGGILINGAN … · Pengembangan potensi desa dilakukan dengan cara meningkatkan ... MAKAR (Mahasiswa feat Pakar), ... dalam menghadapi penulis

79

Nilai Profitability Index (PI) menunjukkan nilai yang lebih

besar dari satu. Menurut kriteria penilaian investasi, PI layak jika PI >

1. PI merupakan perbandingan antara nilai arus kas masuk selama

periode analisis yang didiskontokan dibagi dengan nilai arus kas keluar

yang didiskontokan.

IRR merupakan tingkat suku bunga dari suatu usaha dalam

jangka waktu tertentu yang membuat nilai NPV dari usaha tersebut

sama dengan nol. Analisis ini dilakukan untuk mengetahui tingkat

keuntungan internal yang diperoleh dari investasi yang dilakukan.

Berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh nilai IRR dari rencana usaha

penggilingan gabah Kelompok Tani Hurip sebesar 40,8 persen. Nilai

tersebut diperoleh dengan menggunakan metode coba-coba (trial and

error). Nilai IRR tersebut menunjukkan kelayakan dari suatu usaha,

karena IRR lebih besar dari tingkat suku bunga deposito.

Payback Period (PBP) merupakan jumlah lama tahun yang

dibutuhkan bagi suatu usaha untuk menutupi biaya investasi awal

dengan jumlah keuntungan bersih yang telah didiskontokan.

Berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh nilai PBP adalah 0,8 tahun,

artinya adalah penggilingan gabah ini baru dapat menutupi

pengeluaran biaya investasinya dengan jumlah keuntungan bersih yang

telah didiskontokan setelah usaha ini berjalan sekitar 9 bulan 6 hari.

Berdasarkan hasil dari empat kriteria penilaian investasi di atas,

dapat disimpulkan bahwa penggilingan gabah Kelompok Tani Hurip

layak untuk diimplementasikan pada kondisi atau asumsi yang telah

disepakati bersama. Hal ini ditunjukkan dari nilai NPV > 0, PI > 1, IRR

> tingkat suku bunga yang dijadikan dasar perhitungan, yaitu 7 persen,

dan PBP lebih pendek waktunya dari periode pembayaran maksimum

atau tertutupi sebelum umur rencana usaha Tirta Maju berakhir.

Kriteria lainnya

Selain empat kriteria penilaian investasi di atas, pada

penelitiannya ini juga dilakukan perhitungan terhadap kriteria-kriteria

tambahan lainnya, Break Even Point (BEP) tahun analisis, BEP

Page 97: STUDI KELAYAKAN PENDIRIAN USAHA PENGGILINGAN … · Pengembangan potensi desa dilakukan dengan cara meningkatkan ... MAKAR (Mahasiswa feat Pakar), ... dalam menghadapi penulis

80

volume produksi, dan BEP harga jual. Perhitungan masing-masing

kriteria dapat dilihat pada Lampiran 20 dan 21.

Analisis Sensitivitas

Hasil analisis sensitivitas digunakan untuk mengetahui tingkat

kepekaan suatu usaha dalam menghadapi setiap perubahan yang

mungkin terjadi. Analisis ini dilakukan dengan terjadinya perubahan di

tingkat harga input operasional dan volume penjualan hingga nilai

NPV menjadi negatif. Dari skenario kenaikan dan penurunan harga

input operasional dan volume penjualan sebesar 10 persen. Kenaikan

10 persen harga input operasional meliputi harga bahan baku gabah,

transport, dan bahan bakar minyak solar.

Kenaikan 10 persen harga input operasional dan penurunan 10

persen volume penjualan menghasilkan nilai NPV sebesar Rp.

213.709.000,00, IRR 40,4 persen, nilai Net B/C adalah 7,32 dan PBP 1

tahun. Sehingga dapat disimpulkan bahwa usaha ini tidak sensitif

terhadap penurunan 10 persen penjualan dan kenaikan 10 persen harga

input operasional. Analisis sensitivitas dapat dilihat pada Lampiran 22-

26.

Hasil analisis sensitivitas switching value menyatakan bahwa

usaha Penggilingan Hurip Jaya akan menjadi tidak layak saat harga

harga input operasional yang meliputi harga bahan baku gabah,

transport, dan bahan bakar minyak solar naik hingga sebesar 50 persen

dan volume penjualan turun sebesar 66 persen, penurunan volume

penjualan dan kenaikan harga input operasional tersebut akan

menghasilkan NPV negatif sebesar Rp. 3.016.000,00, IRR 7,1 persen,

nilai Net B/C adalah 0,91 dan PBP lebih dari periode analisis atau 10

tahun. Analisis sensitivitas switching value dapat dilihat pada

Lampiran 27-30.

Page 98: STUDI KELAYAKAN PENDIRIAN USAHA PENGGILINGAN … · Pengembangan potensi desa dilakukan dengan cara meningkatkan ... MAKAR (Mahasiswa feat Pakar), ... dalam menghadapi penulis

81

4.4. Rekomendasi Dalam Tahap Implementasi Pendirian Pengilingan Gabah

Penggilingan gabah ini dapat direalisasikan apabila pengelola memiliki

kesungguhan dalam melaksanakannya. Kesungguhan dan keyakinan yang

dimiliki oleh pengelola untuk pendirian usaha merupakan modal yang

utama. Dalam mengatasi permasalahan permodalan, pengelola sebaiknya

mensosialisasikan rencana usaha yang dibuat agar investor tertarik untuk

menanamkan saham segera.

Pengelola perlu mempersiapkan kondisi internalnya, kondisi internal

yang dimaksud adalah kesiapan bagian pemasaran dan penjualan dalam

mencari konsumen, kesiapan bagian produksi yaitu mampu memenuhi

permintaan yang diinginkan oleh konsumen, serta kesiapan bagian

adminstrasi baik itu keuangan maupun non keuangan untuk membentuk

sistem pencatatan yang baik, agar memudahkan untuk menghitung

keuntungan dan kerugian serta kecepatan untuk membuat keputusan.

Kesiapan ini dapat terpenuhi dengan melakukan pelatihan manajerial.

Pengelola harus mengurus masalah perizinan, dan legalitas, serta

meminta rekomendasi dari Dinas Pertanian dan Pemerintah Daerah agar

usaha penggilingan tersebut diakui keberadaanya. Adanya pengakuan

memiliki banyak keuntungan, yaitu mendapatkan proteksi atau

perlindungan dari pemerintah, bantuan, pelatihan, serta berbagai informasi

yang dapat menguntungkan dan mengembangkan usaha.

Apabila usaha telah berjalan, maka pengelola harus memberikan

pelayanan yang terbaik kepada konsumen sehingga menciptakan kepuasan,

selain itu transparansi atau keterbukaan baik kepada konsumen, kelompok

tani, maupun kepada petani yang menanamkan saham sangat penting, karena

dapat menciptakan kepercayaan kepada pengelola usaha penggilingan.

Kemudian pengelola harus membuat sistem pembagian keuntungan yang

jelas dan adil, baik bagi kelompok, petani yang menanamkan saham,

maupun pengelola sendiri agar tidak menimbulkan perpecahan dan

keributan.

Page 99: STUDI KELAYAKAN PENDIRIAN USAHA PENGGILINGAN … · Pengembangan potensi desa dilakukan dengan cara meningkatkan ... MAKAR (Mahasiswa feat Pakar), ... dalam menghadapi penulis

82

KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan

a. Hasil analisis kelayakan aspek pasar dan pemasaran menunjukkan bahwa

di Desa Cikarawang masih terdapat peluang yang sangat besar untuk

mendirikan penggilingan padi tersebut, peluang tersebut adalah sekitar

500 hingga 1000 ton gabah kering giling.

b. Analisis kelayakan aspek teknis dan teknologis, menjelaskan mengenai

rencana investasi, letak, layout, kapasitas produksi ekonomis, dan

rencana produksi. Rencana tersebut telah dibuat mulai dari berapa

produksi tahun pertama, mesin dan peralatan yang tepat untuk

dipergunakan oleh penggilingan padi kecil, serta tata letak dan lokasi

yang baik untuk mendirikan penggilingan padi di Desa Cikarawang.

c. Analisis kelayakan aspek manajemen operasional dan dampak usaha

menjelaskan mengenai kepemilikan, legalitas, struktur organisasi,dan

pembagian tugas dalam mengelola penggilingan tersebut, sedangkan

dampak usaha menjelaskan mengenai dampak dan akibat yang akan

terjadi apabila penggilingan tersebut didirikan. Dampak yang akan

terjadi lebih cenderung kepada banyaknya manfaat yang akan di dapat

masyarakat, karena penggilingan melakukan antisipasi dengan

menentukan lokasi yang tepat yang tidak berdekatan dengan perumahan,

sehingga tidak menimbulkan polusi baik itu polusi udara, maupun suara.

d. Analisis kelayakan finansial menghasilkan nilai kriteria investasi yang

cukup besar dimana NPV bernilai Rp.254.889.000,00 IRR 40,8 persen,

Net B/C atau PI adalah 8,54 dan PBP adalah 0,8 tahun. Semua analisis

kelayakan menunjukkan bahwa penggilingan gabah di Desa Cikarawang

yang akan dikelola oleh Kelompok Tani Hurip layak untuk didirikan.

2. Saran

a. Kelompok Tani Hurip selaku kelompok yang memiliki divisi usaha,

harus meningkatkan motivasi dan kemampuannya dalam menciptakan

dan mengembangkan usaha, pengembangan motivasi dan kemampuan

Page 100: STUDI KELAYAKAN PENDIRIAN USAHA PENGGILINGAN … · Pengembangan potensi desa dilakukan dengan cara meningkatkan ... MAKAR (Mahasiswa feat Pakar), ... dalam menghadapi penulis

83

ini melibatkan anggota kelompok dimana masing-masing anggota

dituntut untuk meningkatkan loyalitas dan partisipasinya, selain itu

kelompok harus menjalin kerjasama dengan kelompok tani lain di Desa

Cikarawang agar tercipta sinergi dan manfaat bagi banyak pihak.

b. Penelitian ini belum menganalisis produk beserta harga dari jasa lain

yang menyertai jasa penggilingan, yaitu jasa jemur, dan jasa simpan,

penelitian selanjutnya dapat menyempurnakan dengan menganalisis

semua produk yang menyertai jasa giling, agar dari hasil analisis

kelayakan tersebut dapat tercipta rencana usaha masyarakat yang

komprehensif .

Page 101: STUDI KELAYAKAN PENDIRIAN USAHA PENGGILINGAN … · Pengembangan potensi desa dilakukan dengan cara meningkatkan ... MAKAR (Mahasiswa feat Pakar), ... dalam menghadapi penulis

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Daerah Penelitian

4.1.1. Desa Cikarawang

Desa Cikarawang (Gambar 5) adalah salah satu dari 10 desa

yang berada di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, dengan luas

wilayah desa yaitu 226,56 Ha. Sebelah utara Desa Cikarawang

dibatasi oleh Sungai Cisadane, sebelah selatan dibatasi oleh Sungai

Ciapus, sebelah barat dibatasi oleh Ciaduan, dan sebelah timur

dibatasi oleh Kelurahan Situgede. Kondisi geografis desa yaitu

memiliki ketinggian tanah sebesar 700 m dari permukaan laut,

termasuk daerah bertopografi atau berdataran tinggi, dengan suhu

udara rata-rata yaitu berkisar antara 25°-30°C.

Jarak dari pusat pemerintahan desa ke pusat pemerintahan

kecamatan sejauh 5 km, jarak ke pusat pemerintahan kota

administrasi sejauh 45 km, jarak ke ibukota kabupaten/kotamadya

daerah tingkat II sejauh 40 km. Kondisi transportasi dari dan ke Desa

Cikarawang cukup baik yaitu dengan fasilitas jalan beraspal yang

memiliki lebar 4m.

Gambar 5. Peta Cikarawang

Desa Cikarawang dibagi menjadi tiga dusun, tujuh rukun

warga (RW) dan tiga puluh dua rukun tetangga (RT). Jumlah

CIKARAWANG

Page 102: STUDI KELAYAKAN PENDIRIAN USAHA PENGGILINGAN … · Pengembangan potensi desa dilakukan dengan cara meningkatkan ... MAKAR (Mahasiswa feat Pakar), ... dalam menghadapi penulis

38

penduduk desa ini adalah 7205 jiwa, penduduk yang berjenis

kelamin laki-laki sebanyak 3588 jiwa dan penduduk yang berjenis

kelamin perempuan sebanyak 3617 jiwa, serta jumlah kepala

keluarga sebanyak 1867 kepala keluarga

Sektor ekonomi yang terdapat di Desa Cikarawang adalah

usaha pertanian, usaha peternakan, usaha perikanan, usaha industri,

usaha jasa, dan usaha perdagangan. Wilayah ini memiliki potensi

yang besar dilihat dari segi sumber daya alamnya, yang sebagian

besar masih berupa lahan pertanian. Di wilayah ini sangat potensial

untuk dikembangkan kegiatan pertanian, terutama pertanian tanaman

padi dan palawija. Secara umum kegiatan ekonomi masyarakat

banyak bertumpu pada sektor pertanian.

Kegiatan di sektor peternakan terlihat dari beberapa ekor

ternak yang dimiliki oleh setiap warga di rumahnya masing-masing.

Komoditas peternakan yang telah dikembangkan secara komersial di

wilayah desa ialah penggemukan kambing dan usaha peternakan

berkapasitas 5000 ayam potong yang dimiliki oleh warga

masyarakat.

Kegiatan di subsektor perikanan belum cukup berkembang,

dan potensi keberadaan danau atau situ seperti Situ Burung yang ada

di desa ini belum dimanfaatkan secara optimal untuk budidaya

perikanan air tawar. Di sektor industri telah terdapat beberapa usaha

home industri komersial yaitu pembuatan miniatur aeromodelling,

pembuatan pupuk organik bokasi, dan industri makanan. Usaha-

usaha tersebut memberi manfaat bagi masyarakat desa dalam

membuka lapangan pekerjaan.

Usaha pada sektor jasa yang telah dilakukan warga di Desa

Cikarawang adalah jahit-menjahit, mobil angkutan, wartel, ojeg,

penggilingan gabah dan pengolahan tanah pertanian, yaitu melalui

penyewaan kerbau atau traktor tangan. Pada sektor perdagangan, di

daerah ini beberapa warga telah menjadi pengumpul hasil pertanian

yaitu ubi jalar dan ubi kayu untuk dijual di Pasar Induk Kramatjati,

Page 103: STUDI KELAYAKAN PENDIRIAN USAHA PENGGILINGAN … · Pengembangan potensi desa dilakukan dengan cara meningkatkan ... MAKAR (Mahasiswa feat Pakar), ... dalam menghadapi penulis

39

dan industri pengolahan. Sebagian warga ada yang menjadi

pedagang sayur-mayur, kacang-kacangan, bakso, mie ayam, maupun

produk-produk lain dan membuka warung di rumahnya. Di desa ini

juga terdapat lembaga-lembaga masyarakat yaitu kelompok dasa

wisma, kelompok PKK, pramuka gudep, kelompok tani, karang

taruna, kelompok remaja masjid, majelis ta’lim, kader pembangunan

desa (KPD), dan sebagainya.

Desa Cikarawang merupakan desa yang berdekatan dengan

Kampus Institut Pertanian Bogor (IPB), salah satu harapan dari Desa

Cikarawang yang diperoleh dari wawancara dengan kepala desa dan

tokoh desa yaitu menjadikan Desa Cikarawang sebagai wadah yang

disediakan bagi mahasiswa IPB untuk melakukan praktik lapang,

sehingga potensi pertanian yang ada harus tetap dipertahankan

Lahan yang digunakan untuk sawah dan ladang di desa ini

adalah 194,572 hektar, dengan luas tanah sawah yaitu 155,620

hektar, sebagian besar tanah pertanian yang dikelola warga adalah

milik sendiri. Dari hasil sawah dan ladang inilah masyarakat Desa

Cikarawang dapat memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Sistem

pola tanam yang dilakukan oleh petani Dusun I dan II ialah sistem

bergilir antara padi dan palawija, sedangkan petani Dusun III tidak

bergilir dan selalu menanam padi. Hal ini berkaitan dengan sistem

irigasi yang terdapat di desa. Kurangnya air dan harus ada

pembagian alokasi air dengan sistem bergilir menyebabkan Dusun I

dan II melakukan penanaman padi hanya satu kali dalam setahun,

sedangkan di Dusun III air selalu berlimpah, tanahnya basah dan

hanya cocok untuk ditanami padi, oleh karena itu penanaman padi

dapat dilakukan tiga kali dalam setahun. Produksi padi pada tahun

2006 di Desa Cikarawang mencapai 1.271 ton (UPTD, 2006)

Adanya potensi pertanian di Desa Cikarawang,

menumbuhkan keinginan masyarakat untuk membentuk kelompok

tani. Kelompok tani merupakan wadah masyarakat untuk berkumpul,

bekerjasama dan membentuk suatu kesatuan yang memiliki

Page 104: STUDI KELAYAKAN PENDIRIAN USAHA PENGGILINGAN … · Pengembangan potensi desa dilakukan dengan cara meningkatkan ... MAKAR (Mahasiswa feat Pakar), ... dalam menghadapi penulis

40

kesamaan identitas, atribut, sistem norma dan peraturan-peraturan

berkelompok untuk mengatur pola-pola interaksi antara anggota

kelompok dan mencapai tujuan bersama. Kelompok tani yang sudah

terdaftar di kantor Kecamatan Dramaga berjumlah 4 kelompok, yaitu

Kelompok Tani Hurip, Mekar, Setia, dan Subur Jaya.

Salah satu kelompok tani yang sudah lama berdiri adalah

Kelompok Tani Hurip. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari

Dinas Pertanian (2006), pembagian kelas pada kelompok tani ada

empat, yaitu pemula, lanjut, madya, dan utama. Pembagian tersebut

berdasarkan pada penilaian kemampuan kelompok terhadap kriteria-

kriteria tertentu. Bobot nilai yang dimiliki oleh kelas pemula adalah

250, lalu untuk kelas lanjut bobot nilainya antara 251-500, kelas

madya berbobot nilai antara 501-750, dan kelas utama berbobot nilai

antara 751-1000.

4.1.2. Kelompok Tani Hurip

Kelompok Tani Hurip (KTH) merupakan kelompok tani yang

beranggotakan 28 orang petani. Kelompok tani ini berada pada kelas

lanjut, didirikan pada tahun 1974. Sekretariat Kelompok Tani Hurip

(KTH) beralamat di Kampung Carangpulang Bubulak Rt 4 Rw 3 No.

43, Dusun II, Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten

Bogor, Provinsi Jawa Barat. Pembentukan kelompok tani berasal

dari keinginan petani untuk berkerjasama dalam memajukan

pertanian desa.

Kelompok Tani Hurip telah diakui keberadaannya dan telah

terdaftar di Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bogor.

Kelompok Tani Hurip sudah dipercaya untuk mengelola traktor

tangan dan kelompok tani ini juga cukup sering mendapat bantuan

dari pemerintah melalui UPTD (Unit Pelaksana Teknis Dinas),

seperti pemberian bibit padi, pohon jati, pupuk (urea, NPK), dan

bibit kacang. Adanya keinginan untuk memajukan kelompok

menimbulkan kesadaran anggota kelompok untuk merapihkan dan

membangun sistem kerja kelompok tani serta perencanaan usaha

Page 105: STUDI KELAYAKAN PENDIRIAN USAHA PENGGILINGAN … · Pengembangan potensi desa dilakukan dengan cara meningkatkan ... MAKAR (Mahasiswa feat Pakar), ... dalam menghadapi penulis

41

untuk meningkatkan pendapatan kelompok. Hal ini ditandai dengan

dibentuknya struktur organisasi lengkap ditambah dengan seksi-seksi

dan pembagian pekerjaan yang jelas.

Struktur organisasi Kelompok Tani Hurip terdiri dari 11

orang yang menjabat sebagai pengurus, yang terdiri dari ketua,

sekretaris, bendahara, seksi kelompok wanita tani, seksi

pengairan/P3A, seksi humas, seksi usaha yang terdiri dari usaha hasil

bumi dan rencana usaha yang memiliki kemungkinan untuk

dijalankan seperti penggilingan padi dan tepung ubi jalar, seksi

pertanian dan seksi kehutanan serta dua orang penasehat (Lampiran

2).

4.2. Pendekatan PAR dan PRA untuk Penjaringan dan Pemantapan Ide, serta Perencanaan Usaha pada Kelompok Tani Hurip.

Tahap pertama yaitu sosialisasi metode PRA yang termasuk ke dalam

PAR dan identifikasi potensi ekonomi desa. Tujuan dari sosialisasi metode

PRA ialah memberikan pemahaman bahwa kedatangan peneliti ke desa

melakukan penelitian partisipatif dalam rangka membangun potensi

ekonomi desa Cikarawang. Sedangkan tujuan dari identifikasi potensi

ekonomi desa yaitu mengetahui potensi ekonomi apa saja yang dapat

dikembangkan di Desa Cikarawang.

Tahap kedua adalah pemilihan kelompok tani. Dari hasil kunjungan

pertama kali dan penerimaan serta keterbukaan kelompok terhadap peneliti

dan tim, maka ditetapkan Kelompok Tani Hurip sebagai tempat untuk

dilakukannya penelitian partisipatif. Tahap ketiga yaitu tahap membuat

kesepakatan untuk mengadakan pertemuan-pertemuan antara tim peneliti

dengan anggota Kelompok Tani Hurip. Hal ini bertujuan agar mereka

menyetujui untuk ikut berpartisipasi dan bersama-sama berembuk untuk

membahas permasalahan yang ada pada kelompok.

Tahap keempat dan selanjutnya menggunakan teknik-teknik Focus

Group Discussion (FGD) seperti merancang skenario masa depan,

menetapkan visi, misi, menggambarkan keadaan ekonomi kelompok tani

saat ini, mengidentifikasi potensi internal kelompok dan potensi yang bisa

Page 106: STUDI KELAYAKAN PENDIRIAN USAHA PENGGILINGAN … · Pengembangan potensi desa dilakukan dengan cara meningkatkan ... MAKAR (Mahasiswa feat Pakar), ... dalam menghadapi penulis

42

dikembangkan oleh kelompok tani ke depan. Proses penetapan visi, misi,

dan tujuan ini ditentukan melalui skenario masa depan Kelompok Tani

Hurip. Skenario masa depan sangat berguna untuk situasi yang sangat

kompleks dan ketidakpastian tinggi, metode ini membantu untuk

menentukan arah dan tujuan yang hendak dicapai dengan

mempertimbangkan berbagai faktor yang saling mempengaruhi, kondisi saat

ini dilihat dari potensi-potensi ekonomi yang ada di desa Cikarawang, dan

perkiraan kecenderungan (trend) masa depan.

Tahap kelima merupakan tahap perumusan masalah, tahap ini

merupakan tahapan yang paling penting dan menentukan. Tujuan dari

merumuskan masalah adalah menjabarkan permasalahan apa saja yang akan

diteliti, sehingga diharapkan ditemukannya solusi bagi permasalahan yang

ada. Perumusan masalah ini dilakukan dengan identifikasi masalah,

kebutuhan dan keinginan kelompok tani.

Kelompok Tani Hurip memiliki keinginan untuk mengelola hasil

taninya menjadi produk yang memiliki nilai tambah, tidak hanya mengelola

dan menjual hasil pertanian, sehingga muncul keinginan untuk mendirikan

penggilingan gabah dan tepung ubi jalar. Dari keinginan tersebut, maka

diperlukan perumusan rencana usaha, dan dari perumusan rencana bersama

diharapkan akan dapat memanfaatkan SDM yang tersedia, membangun

komitmen anggota kelompok terhadap pelaksanaannya, menghasilkan

rencana yang tepat guna, terpadu, dan komprehensif, serta realistis.

Tahap kelima merupakan tahap perencanaan usaha kolaboratif yang

bertujuan agar masyarakat mampu memperbaiki kehidupan dengan kekuatan

mereka sendiri, sehingga terwujud kemandirian masyarakat, yakni

masyarakat yang mampu memecahkan masalah mereka sendiri. Langkah

awal untuk mendirikan penggilingan gabah dilakukan dengan skenario masa

depan, mencakup impian terhadap pengggilingan gabah sehingga diperlukan

penetapan visi, misi dan tujuan pendirian penggilingan gabah. Kemudian

dilakukan analisis SWOT secara bersama-sama, yaitu analisis kekuatan,

kelemahan, peluang, dan ancaman dalam pendirian penggilingan gabah.

Page 107: STUDI KELAYAKAN PENDIRIAN USAHA PENGGILINGAN … · Pengembangan potensi desa dilakukan dengan cara meningkatkan ... MAKAR (Mahasiswa feat Pakar), ... dalam menghadapi penulis

43

Rencana usaha kolaboratif penggilingan gabah meliputi rencana pasar,

rencana teknis dan teknologi, rencana manajemen operasional, dan rencana

finansial. Rencana tersebut disusun berdasarkan data-data yang akurat, baik

itu data primer maupun sekunder, oleh karena itu pencarian data yang benar

perlu dilakukan. Data dan informasi yang didapat bermanfaat untuk

menyusun rencana usaha dengan logis, baik dan tepat.

Inti dari pendekatan penelitian aksi partisipatif adalah keterlibatan

masyarakat dan kebersamaan dalam merumuskan masalah dan mencarikan

solusinya sehingga dapat dilakukan melalui tindakan. Keterlibatan

masyarakat bertujuan agar penilaian dan penggalian masalah serta

kebutuhan dan keinginan memang bersumber dari masyarakat, setelah

adanya kesadaran masyarakat terhadap masalah, kebutuhan dan

keinginannya, maka masyarakat didorong untuk menyelesaikan masalahnya

dan memenuhi kebutuhannya.

PAR lebih dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat dibandingkan

dengan pendekatan top-down yang selama ini dilakukan, dalam pendekatan

top-down masyarakat tidak dilibatkan dari awal proses, namun masyarakat

hanya menerima hasilnya saja, yang hasilnya itu belum tentu dapat

menjawab permasalahan masyarakat dan sesuai dengan kebutuhan dan

keinginan mereka. Tahap-tahap proses PAR dapat dilihat pada Lampiran 3.

4.2.1. Latar Belakang dan Rencana Usaha Penggilingan Gabah Kelompok Tani Hurip.

Desa Cikarawang memiliki penggilingan gabah di Dusun II,

pada tahun 1970-an, hampir semua petani dan masyarakat Desa

Cikarawang melakukan penggilingan gabah di penggilingan tersebut.

Penggilingan gabah di Dusun II memberikan kemudahan pada

masyarakat dalam menjangkau lokasi penggilingan, terlebih lagi

usaha tersebut berada di pinggir jalan yang dilalui oleh kendaraan.

Setelah penggilingan gabah ini sudah tidak lagi beroperasi,

masyarakat merasakan kesulitan terutama karena jauhnya jarak yang

harus ditempuh untuk mendapatkan jasa penggilingan. Ketua dan

anggota Kelompok Tani Hurip menyadari kebutuhan dari

Page 108: STUDI KELAYAKAN PENDIRIAN USAHA PENGGILINGAN … · Pengembangan potensi desa dilakukan dengan cara meningkatkan ... MAKAR (Mahasiswa feat Pakar), ... dalam menghadapi penulis

44

masyarakat, karena kesulitan ini pun dialami oleh ketua dan anggota

kelompok.

Berangkat dari kebutuhan akan jasa giling yang berada di

wilayahnya (Dusun II), terlebih lagi setelah melihat sejarah usaha ini

dan prospek ke depan dalam mendirikan penggilingan gabah di

Dusun II membuat kelompok tergugah dan termotivasi untuk segera

mendirikan penggilingan tersebut. Tentunya keinginan pendirian

penggilingan gabah tersebut dilandasi juga oleh keinginan untuk

memenuhi dan memfasilitasi kebutuhan masyarakat serta

meningkatkan perekonomian desa. Sehingga kelompok menaruh

harapan bahwa penggilingan ini dapat menjadi suatu wadah yang

akan memenuhi kebutuhan masyarakat baik itu terhadap jasa giling

yang berkualitas maupun mendapatkan atau memenuhi kebutuhan

beras itu sendiri.

Bidang Usaha dan Hasil Produksi

Rencana penggilingan gabah yang akan dibuat yaitu memiliki

sarana untuk penjemuran, penyimpanan, penggilingan, pemanfaatan

limbah, dan pengantaran. Kegiatan utama dalam penggilingan gabah

yang direncanakan adalah jasa yang terkait dengan penggilingan dan

pemasaran beras.

Penggilingan gabah akan menghasilkan jasa pelayanan

penggilingan gabah untuk masyarakat, produk beras, hasil sertaan

yang dapat diperjualbelikan dan limbah yang bisa dimanfaatkan

untuk keperluan petani sehari-hari. Produk samping (by product)

yang bisa dijual atau bisa digunakan untuk pakan ternak adalah

dedak atau bekatul. Sedangkan limbah berupa sekam padi bisa

dimanfaatkan untuk salah satu pembuatan biogas, pupuk kompos,

energi panas dari hasil pembakarannya dan abu gosok. Target

konsumen yang akan memanfaatkan jasa adalah anggota Kelompok

Tani Hurip sendiri, petani sekitar, dan anggota kelompok tani lain di

wilayah Desa Cikarawang dan desa tetangga.

Page 109: STUDI KELAYAKAN PENDIRIAN USAHA PENGGILINGAN … · Pengembangan potensi desa dilakukan dengan cara meningkatkan ... MAKAR (Mahasiswa feat Pakar), ... dalam menghadapi penulis

45

Tujuan dan Manfaat Ekonomi Usaha

Tujuan dari pendirian usaha penggilingan gabah ini adalah

menciptakan usaha yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat,

meningkatkan pendapatan kelompok dan perekonomian desa serta

memudahkan dan memberi fasilitas bagi masyarakat.

Manfaat usaha penggilingan gabah adalah masyarakat dapat

memanfaatkan jasa jemur penggilingan gabah, menyimpan gabahnya

di penggilingan, menjual gabahnya kepada penggilingan,

memperoleh pelayanan antar, menggunakan jasa penggilingan,

bahkan bisa menanam saham, dan membeli beras, hasil sertaan dan

limbah yang masih bermanfaat.

4.2.2. Rencana Strategis Usaha Penggilingan Gabah

Penggilingan gabah yang akan didirikan rencananya diberi

nama Penggilingan Hurip Jaya. Nama hurip berasal dari kelompok

tani yang artinya hidup, dan jaya diambil dari cita-cita dari

penggilingan tersebut yang memiliki arti berjaya. Perusahaan ini

berada dibawah kepemilikan Kelompok Tani Hurip dan dikelola oleh

tim usaha penggilingan padi Kelompok Tani Hurip.

Usaha penggilingan ini direncanakan akan berlokasi di Dusun

II, Kampung Carangpulang lebak, Desa Cikarawang, Kecamatan

Dramaga, Kabupaten Bogor. Fasilitas yang akan tersedia dalam

penggilingan Hurip Jaya yaitu mesin Rice Milling Unit tipe LM 24,

ICHI N-50 yang berkapasitas 4 ton/hari, tempat jemur berterpal,

gudang penyimpanan, ruang kantor dan toilet.

Visi, Misi, Tujuan dan Nilai-nilai Perusahaan

Visi, misi, tujuan dan nilai-nilai perusahaan dihasilkan

melalui rencana usaha kolaboratif dengan menggunakan skenario

masa depan. Menurut David (1998), visi perusahaan merupakan

suatu petunjuk arah bisnis yaitu kemana perusahaan akan tumbuh

dan berkembang. Visi ini merupakan pernyataan keinginan

perusahaan di masa depan, menyadari akan manfaat dari adanya

visi, oleh karena itu tim usaha pengilingan padi bersama peneliti

Page 110: STUDI KELAYAKAN PENDIRIAN USAHA PENGGILINGAN … · Pengembangan potensi desa dilakukan dengan cara meningkatkan ... MAKAR (Mahasiswa feat Pakar), ... dalam menghadapi penulis

46

merumuskan visi dari usaha yang akan didirikan. Pernyataan visi

Penggilingan Hurip Jaya adalah:

Penggilingan Hurip Jaya sebagai sentral penggilingan

gabah di Desa Cikarawang yang keberadaannya dapat

menyejahterakan masyarakat Desa Cikarawang dan sekitarnya.

Pernyataan visi menjawab pertanyaan Kita ingin menjadi

seperti apa?, sedangkan pernyataan misi menjawab pertanyaan Apa

bisnis kita?. Suatu misi bisnis merupakan dasar untuk menetapkan

prioritas, stategi, rencana, penugasan kerja (David, 1998). Untuk

mewujudkan visinya, Penggilingan Hurip Jaya memiliki misi

sebagai berikut :

1. Memberikan pelayanan yang berkualitas, cepat, mudah dan

murah.

2. Memberikan kenyamanan kepada konsumen.

3. Membangun hubungan kemitraan dan kedekatan dengan berbagai

pihak.

4. Disegani karena integritas dan kepeduliannya terhadap

masyarakat dan lingkungan.

Tujuan perusahaan yang ditetapkan dengan jelas

menungkinkan sasaran yang jelas dan realistis. Pernyataan tujuan

Penggilingan Hurip Jaya adalah:

1. Meningkatkan ketersediaan beras di Desa Cikarawang.

2. Meningkatkan nilai-nilai solidaritas antar anggota Kelompok

Tani Hurip.

3. Memenuhi kebutuhan masyarakat Desa Cikarawang dan

sekitarnya pada umumnya, dan anggota kelompok tani khususnya

akan jasa penggilingan gabah dan beras.

4. Meningkatkan keuntungan kelompok dari jasa giling, penjualan

beras dan hasil samping penggilingan gabah.

Nilai-nilai merupakan sikap dalam menjalani kehidupan yang

berfungsi sebagai pedoman tingkah laku. Nilai-nilai yang

membudaya dalam perusahaan akan memberi kontribusi secara tidak

Page 111: STUDI KELAYAKAN PENDIRIAN USAHA PENGGILINGAN … · Pengembangan potensi desa dilakukan dengan cara meningkatkan ... MAKAR (Mahasiswa feat Pakar), ... dalam menghadapi penulis

47

langsung terhadap kesuksesan perusahaan. Nilai-nilai yang akan

dikembangkan di Penggilingan Hurip Jaya adalah :

1. Kebersihan Moral dan Komitmen Niat.

2. Sungguh- sungguh dalam Bekerja.

3. Kerjasama Tim.

4. Berorientasi Kualitas dan Pelanggan.

5. Melakukan Evaluasi Kinerja secara Teratur.

4.2.3. Analisis SWOT dalam Pendirian Usaha Penggilingan Hurip Jaya.

Analisis kekuatan dalam pendirian usaha merupakan hal yang

penting karena dari hasil ini dapat diketahui seberapa besar

kemampuan yang dimiliki oleh perusahaan yang akan didirikan saat

ini serta mengetahui apakah perusahaan yang akan didirikan tersebut

memiliki kekuatan untuk mengembangkan usahanya di masa yang

akan datang, dari hasil analisis dengan pesaing yang terdapat di Desa

Cikarawang didapatkan kekuatan dalam pendirian usaha

Penggilingan Hurip Jaya adalah :

1. SDM yang akan mengelola merupakan anggota Kelompok Tani

Hurip bukan perseorangan yang memiliki semangat, motivasi,

dan komitmen yang tinggi untuk mendirikan usaha.

2. Pasar yang jelas, hal ini terlihat dari analisa kebutuhan dan

keinginan masyarakat Desa Cikarawang akan adanya

penggilingan gabah yang memiliki kinerja baik dalam

menciptakan hasil, pelayanan, dan harga yang memuaskan.

3. Rencana lokasi yang berada di pertengahan desa yaitu di dusun

II, memberikan suatu keuntungan sendiri yaitu monopoli

wilayah, lokasi strategis dan dekat dengan pasar.

4. Kedekatan dengan pasar utama membuat perusahaan dapat

mengetahui perubahan pasar, komunikatif, dan cepat menangkap

informasi.

Analisis kelemahan harus dilakukan untuk mengetahui posisi

saat ini kelemahan apa saja yang dimiliki oleh perusahaan, sehingga

Page 112: STUDI KELAYAKAN PENDIRIAN USAHA PENGGILINGAN … · Pengembangan potensi desa dilakukan dengan cara meningkatkan ... MAKAR (Mahasiswa feat Pakar), ... dalam menghadapi penulis

48

dari hasil analisis memudahkan pengelola untuk mengambil

keputusan prioritas yang menyangkut usaha dan keberlanjutannya.

Kelemahan yang teridentifikasi dalam pendirian Penggilingan

Hurip Jaya adalah :

1. Kurangnya modal

2. Belum adanya mitra kerja (penyalur/supplier, pelanggan / warung

dan toko, investor)

3. Belum adanya keterampilan manajerial pada tim penggilingan

padi.

Analisis peluang merupakan analisis untuk melihat kesempatan

yang ada dalam mengembangkan usaha. Hasil identifikasi peluang

usaha pengilingan gabah adalah sebagai berikut:

1. Memperoleh bantuan, dukungan, serta rekomendasi untuk

menghasilkan legalitas usaha dari Dinas Pertanian dan

Kehutanan serta Pemerintah Daerah Kabupaten Bogor.

2. Mendapatkan mitra kerja yang akan merealisasikan dan

melancarkan operasional usaha.

3. Memperoleh keterampilan manajerial dengan mengikuti

pelatihan-pelatihan yang diadakan oleh UPTD, Dinas Pertanian

dan Kehutanan Kabupaten Bogor, dan lain sebagainya.

4. Memperluas jangkauan pasar tidak hanya di daerah Desa

Cikarawang tapi juga desa-desa di Kecamatan Dramaga.

Analisis ancaman merupakan analisis untuk melihat dan

mengetahui faktor apa saja yang dapat menjadi penghambat jalannya

usaha. Hasil identifikasi ancaman usaha penggilingan gabah adalah:

1. Bahan baku gabah sulit untuk didapatkan dan produksi padi di

Desa Cikarawang sangat kecil akibat gagal panen.

2. Adanya pesaing baru, atau pesaing yang ada memperbaiki

kinerja, sistem dan memperluas pangsa pasar, sehingga adanya

kecenderungan untuk mengambil konsumen sasaran dan

komsumen yang potensial.

Page 113: STUDI KELAYAKAN PENDIRIAN USAHA PENGGILINGAN … · Pengembangan potensi desa dilakukan dengan cara meningkatkan ... MAKAR (Mahasiswa feat Pakar), ... dalam menghadapi penulis

DAFTAR PUSTAKA

Agusta, I. 1998. Cara Mudah Menggunakan Metode Kualitatif pada Sosiologi Pedesaan. Kelompok Dokumentasi Ilmu Sosial, Bogor

Bantacut, T. 2006. Teknologi Pengolahan Padi Terintegrasi Berwawasan

Lingkungan. Makalah pada Lokakarya Nasional ”Peningkatan Dayasaing Beras Melalui Perbaikan Kualitas” Jakarta, 13 September 2006.

Basuno, E, dkk. 2005. Pemberdayaan Masyarakat Secara Partisipatif Melalui Kaji Tindak (Action Research) di Provinsi Jawa Barat. Laporan Akhir. Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi Pertanian, Bogor

CIFOR. 2007. Penelitian Aksi Partisipatif. (Modul). CIFOR, 2007 Departemen Koperasi dan Pembinaan Usaha Kecil.1995. Undang-undang

Republik Indonesia Nomor 9 Tahun1995 Tentang Usaha Kecil. Departemen Koperasi dan Pembinaan Usaha Kecil, Jakarta

Departemen Pertanian. 2005. Teknik Penggilingan Padi yang Baik. Ditjen

pengolahan dan pemasaran hasil pertanian, Departemen Pertanian, Ragunan Jakarta. http://agribisnis.deptan.go.id

Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bogor. 2007. Luas Panen,

Produktivitas, dan Produksi Padi di Kabupaten Bogor. Dinas Pertanian, Bogor

Djohani, R. 1996. Dimensi Gender dalam Pengembangan Program Secara

Partisipatif. Studio Driya Media Bandung : Bandung. Gray, C., P. Simanjuntak, L.K. Sabur, P.F.L . Maspaitella, dan R.C.G. Farley.

1992. Pengantar Evaluasi Proyek. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta Hasbullah, R. 2007. Program Pengawalan Penanganan Pasca Panen dan

Pemasaran Gabah oleh Perguruan Tinggi di Provinsi Jawa Barat dan Banten. Modul Pelatihan. Lembaga Penelitian dan Pemberdayaan Masyarakat IPB, Bogor.

Husnan, S. dan S Muhammad. 2000. Studi Kelayakan Proyek. Unit Penerbit dan

Percetakan AMP YKPN, Yogyakarta. Ibrahim, Y. 2003. Studi Kelayakan Bisnis. PT Asdi Mahasatya, Jakarta. Iqbal, M dan K M M Simanjuntak. 2004. Solusi Jitu Bagi Pengusaha Kecil dan

Menengah. PT Elex Media Komputindo. Kelompok Gramedia, Jakarta

Page 114: STUDI KELAYAKAN PENDIRIAN USAHA PENGGILINGAN … · Pengembangan potensi desa dilakukan dengan cara meningkatkan ... MAKAR (Mahasiswa feat Pakar), ... dalam menghadapi penulis

85

Keown, dkk. 2001. Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Edisi Ketujuh. Salemba Empat, Jakarta

Kotler, P. 1997. Manajemen Pemasaran. Jilid Satu. PT Prenhallindo, Jakarta. Mulyadi. 1997. Akuntansi Manajemen: Konsep, Manfaat, dan Rekayasa. Edisi

Kedua. Universitas Gajah Mada, Yogyakarta. Mulyana, A dkk. 1996. Berbuat Bersama Berperan Setara. Studio Driya Media,

Bandung. Narayan, D. 1996. What is Participatory Research? In Toward Participatory

research, Washington DC.

Selener, D. 1997. Participatory Action Research And Social Change. The Cornell

Participatory Action Research Network. Cornell University, Ithaca, New York, U.S.A.

Sembiring, I. 2007. Corporate Social Responsibility for Community Development.

(Modul). Corporate Forum for Community Development (CFCD) . Bogor. Sofyan, I 2003. Studi Kelayakan Bisnis. Graha Ilmu, Yogyakarta. Sutojo, S. 1983. Studi Kelayakan Proyek. Konsep dan Teknik. PT Pustaka

Binaman Pressindo, Jakarta Pusat. Tahmid, M. 2005. Studi Kelayakan Pendirian Industri Gelatin Tipe B Berbasis

Tulang Sapi di Indonesia. Skripsi pada Fakultas Teknologi Pertanian. IPB, Bogor.

Umar, H. 1999. Studi Kelayakan Bisnis: Manajemen, Metode dan Kasus. PT

Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. ---------2001. Studi Kelayakan Bisnis: Teknik Menganalisis Kelayakan Rencana

Bisnis secara Komprehensif. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. ---------.2003. Studi Kelayakan Bisnis: Manajemen, Metode dan Kasus. PT

Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Wijaya, H. 2004. Analisis Kelayakan Usaha Pengolahan Limbah Kayu Menjadi

Briket Arang pada PT Wasta Guna Lestari. Skripsi pada Fakultas Pertanian. IPB, Bogor.

Page 115: STUDI KELAYAKAN PENDIRIAN USAHA PENGGILINGAN … · Pengembangan potensi desa dilakukan dengan cara meningkatkan ... MAKAR (Mahasiswa feat Pakar), ... dalam menghadapi penulis
Page 116: STUDI KELAYAKAN PENDIRIAN USAHA PENGGILINGAN … · Pengembangan potensi desa dilakukan dengan cara meningkatkan ... MAKAR (Mahasiswa feat Pakar), ... dalam menghadapi penulis

Lampiran 8. Kegiatan Investasi

No Rencana Investasi Jumlah

Kebutuhan

Harga tarif/pasar Pemasok

1. Pembuatan bangunan, gudang dan

kantor

105 m² Rp. 300.000,00 Panglong

2. Pembuatan lantai jemur gabah 215 m² Rp. 40.000,00 Panglong

3. Pembuatan talang sekam dan gabah 5 lb seng Rp. 40.000,00 Tk bangunan

4. Pembelian mesin giling lengkap 1 unit Rp.12.000.000,00 Tk RJ teknik

5. Pembelian meja tulis dan kursi 1 set Rp. 1.000.000,00 Pasar

6. Pembelian timbangan duduk 1 unit Rp. 1.500.000,00 Pasar

7. Pembelian takaran beras 3 unit Rp. 20.000,00 Pasar

8. Pembelian tester kadar air 1 unit Rp. 1.500.000,00 Tk RJ Teknik

9. Pembelian Tool Kit 1 unit Rp. 125.000,00 Tk RJ Teknik

10. Pembelian serok/skrup dedak 3 unit Rp. 10.000,00 Pasar

11. Pembelian terpal 62 m² Rp. 8.000,00 Pasar

12. Pembelian karung gabah & beras 500 bh Rp. 1.000,00 Pasar

13. Pembelian bak air/gentong 2 bh Rp. 150.000,00 Tk bangunan

14. Pembelian bak untuk beras 5 bh Rp. 50.000,00 Tk bangunan

15. Pembelian gerobak 1 unit Rp. 350.000,00 Tk bangunan

16. Pembelian ember 4 bh Rp. 3.500,00 Pasar

17. Pembelian selang 10 m Rp. 3.500,00 Pasar

18. Pemasangan listrik 450 watt Rp. 900.000,00 PLN

19. Perijinan 1 paket Rp. 250.000,00 Instansi

20. Penyewaan lahan 320 m²/bln Rp. 300.000,00 Masyarakat

21. Pungutan/ sumbangan/ biaya sosial 1 thn Rp. 1.500.000,00 Ormas

22. Pembelian solar 1890 lt/thn Rp. 4.000,00 SPBU

23. Listrik, pulsa, pamflet (pemasaran) 1 thn Rp. 5. 000.000,00 PLN & pasar

24. Upah pengelola 4 orng/bln Rp. 500.000,00 Kelompok

25. Upah buruh 1 orng/bln Rp. 300.000,00 Masyarakat

26. Pajak penghasilan 1 thn 10 % / thn Instansi

Page 117: STUDI KELAYAKAN PENDIRIAN USAHA PENGGILINGAN … · Pengembangan potensi desa dilakukan dengan cara meningkatkan ... MAKAR (Mahasiswa feat Pakar), ... dalam menghadapi penulis

STUDI KELAYAKAN USAHA PENGGILINGAN PADI DI DESA CIKARAWANG, KECAMATAN DRAMAGA, KABUPATEN BOGOR (R. RINRIN CHAERUNNISA SD H24103049)

Perencanaan Metode/Aksi Permasalahan Pembelajaran bagi Mahasiswa

Pembelajaran bagi Masyarakat Output/Refleksi

1 Sosialisasi, Identifikasi Potensi Ekonomi, dan Pemilihan Usaha Ekonomi

- Sosialisasi kepada masyarakat dan kelompok tani

- (1) Pertemuan dengan perwakilan kelompok tani yang ada di Desa Cikarawang serta tokoh dan wakil masyarakat, (2) Kunjungan ke kantor desa, (3) Kunjungan ke rumah warga

-

Sebagian masyarakat kurang antusias karena beranggapan mahasiswa hanya menjadikan mereka sebagai obyek penelitian dan tidak memberikan manfaat untuk masyarakat

- -

Mahasiswa belajar bersosialisasi dengan masyarakat Mahasiswa belajar membangun komunikasi yang baik sehingga bisa menyampaikan maksud dengan tepat

- Masyarakat dapat lebih mengenal peneliti (mahasiswa), memahami maksud dan tujuannya sehingga diharapkan bisa terjalin kerjasama yang baik

- -

Masyarakat akhirnya menyambut baik kedatangan, maksud dan tujuan mahasiswa dalam melakukan penelitian Perlunya proses assessment lebih lanjut untuk mengidentifikasi potensi ekonomi desa

- Identifikasi potensi ekonomi desa

- FGD, wawancara, dan observasi

- -

Pada saat FGD belum terfokus dan sebagian besar peserta belum bisa berperan secara aktif dalam diskusi Pada saat wawancara, informasi yang diberikan kurang jelas, kurang lengkap, atau tumpang tindih

- - -

Mahasiswa belajar memfasilitasi FGD Mahasiswa belajar melakukan wawancara yang baik sehingga informasi yang diperoleh bisa jelas dan lengkap Mahasiswa belajar melakukan observasi dan menjadikan hasilnya sebagai sumber data penelitian

- Belajar untuk berani mengungkapkan pendapat, berbagi, dan berinteraksi/berkomunikasi baik dengan sesama anggota masyarakat maupun dengan pihak luar

- - -

Diperoleh daftar potensi ekonomi desa Terpilihnya kelompok tani Hurip sebagai lokasi penelitian Perlunya identifikasi secara terfokus di tingkat kelompok tani Hurip dan anggotanya

- Identifikasi potensi ekonomi di tingkat kelompok tani Hurip dan menggagas skenario masa depan kelompok

- -

FGD Kunjungan ke petani baik di rumah maupun di tempat kerja (sawah/ladang), sekaligus untuk melakukan observasi

- -

Sebagian peserta masih belum berani mengungkapkan pendapat/terlibat aktif dalam diskusi Informasi yang diberikan petani kurang jelas, kurang lengkap dan petani kadang terkesan enggan

- -

Mahasiswa belajar untuk kreatif merancang tata acara FGD sehingga peserta dapat terlibat aktif dalam diskusi Mahasiswa belajar untuk membangun komunikasi personal baik yang dibangun atas dasar rasa percaya

- -

Masyarakat mulai berani berpendapat dan mulai terbiasa untuk saling berkomunikasi dan berbagi Masyarakat belajar membangun komunikasi personal dengan pihak luar sehingga wawasan dan pengetahuannya juga bisa berkembang

- -

Diperoleh daftar potensi ekonomi di tingkat kelompok dan harapan-harapan masa depan terkait dengan pengembangan ekonomi Perlu tindak lanjut untuk pemilihan usaha yang akan dikembangkan

- Pemilihan usaha ekonomi - FGD - Dalam diskusi muncul banyak pilihan usaha dan terjadi perdebatan/konflik antar warga yang membuat

- Mahasiswa belajar untuk bersikap independen dan fokus

-

Belajar untuk memilih usaha ekonomi yang akan dikembangkan berdasarkan analisis yang jelas

-

Dipilih 2 proyek ekonomi yang akan dikembangkan kelompok, salah satunya adalah usaha penggilingan padi. Usaha ini dipilih karena (1)

Page 118: STUDI KELAYAKAN PENDIRIAN USAHA PENGGILINGAN … · Pengembangan potensi desa dilakukan dengan cara meningkatkan ... MAKAR (Mahasiswa feat Pakar), ... dalam menghadapi penulis

mahasiswa bingung -

potensi produksi padi besar (2) belum ada usaha penggilingan untuk melayani anggota kelompok dan masyarakat sekitarnya (3) kelompok ingin menjalankan konsep TPOJ (Tanam, Petik, Olah, Jual) sehingga meningkatkan nilai tambah untuk petani Perlu identifikasi lebih detail dan mendalam terhadap usaha-usaha yang diputuskan telah dipilih kelompok untuk dikembangkan (Analisis SWOT)

- Identifikasi detail terhadap usaha

- Analisis SWOT - Tidak ada - Mahasiswa belajar menerapkan analisis SWOT pada usaha penggilingan padi

- Masyarakat belajar mengenai analisis SWOT dan kegunaannya sekaligus langsung mempraktekkan bersama mahasiswa

- Hasil analisis SWOT. Salah satu hasil analisis SWOT menunjukkan ada kelemahan pada organisasi kelompok sehingga perlu penguatan kelompok agar usaha ekonomi yang akan direncanakan dapat berjalan baik dan berkelanjutan

- Penguatan kelompok dan pembentukan Kelompok Kerja (Pokja)

- FGD: :membuat dan menyepakati aturan kelompok, menyusun struktur organisasi kelompok, dan pembentukan pokja sebagai pelaksana teknis dari masing-masing usaha yang telah dipilih untuk dikembangkan

- Tidak ada, FGD sudah berjalan secara partisipatif dan aktif, bahkan dalam pembentukan Pokja telah terlibat para generasi muda yang atas kemauan dan keinginan sendiri menjadi anggota Pokja

- Mahasiswa belajar aplikasi institutional building melalui fasilitasi penguatan kelompok ini

- Masyarakat belajar untuk bisa berorganisasi secara lebih baik

- -

Terbentuknya 2 pokja yaitu Pokja Penggilingan Padi dan Pokja Tepung Ubi Jalar berikut tugas-tugasnya Pokja bersama mahasiswa membuat rencana usaha nmasing-masing

2 Membuat rencana usaha penggilingan padi

- Mengumpulkan data dan informasi

- Mahasiswa mengumpulkan informasi terkait dengan usaha penggilingan padi dari berbagai sumber dan kemudian menyampaikan/sharing informasi tersebut dengan petani

- Masih sulit untuk mengajak keterlibatan masyarakat secara langsung dalam pengumpulan informasi awal ini, terutama karena keterbatasan waktu dari petani

- -

Mahasiswa belajar untuk sharing informasi dengan petani, memilih bahasa dan teknis yang sesuai agar informasi tersebut dapat sampai ke petani dengan baik Mahasiswa belajar konsep dan penerapan kolaboratif dari proses sharing tersebut

- Masyarakat belajar menerima informasi baru mengenai penggilingan padi membandingkan dengan informasi yang mungkin sudah mereka ketahui sebelumnya dan membuat kolaboratifnya bersama-sama dengan mahasiswa

- -

Diperoleh serangkaian informasi mengenai usaha penggilingan padi Perlu merumuskan permasalahan penelitian yang akan diteliti agar kegiatan penelitian lebih terfokus

- Merumuskan masalah penelitian

- FGD : Mahasiswa bersama Pokja

- Tidak ada -

Mahasiswa belajar merumuskan masalah penelitian

-

Masyarakat belajar merumuskan masalah penelitian sebagai langkah

-

Dirumuskan masalah penelitian : ’Apakah rencana pendirian usaha penggilingan padi layak?’ Masalah ini

Page 119: STUDI KELAYAKAN PENDIRIAN USAHA PENGGILINGAN … · Pengembangan potensi desa dilakukan dengan cara meningkatkan ... MAKAR (Mahasiswa feat Pakar), ... dalam menghadapi penulis

awal untuk mencari solusi -

diangkat untuk memastikan usaha yang akan dijalankan memang layak sehingga akan menguntungkan masyarakat Perlu membuat rencana aksi bersama

- Merencanakan studi banding ke tempat usaha penggilingan padi untuk mendapat gambaran riil

- Melakukan kunjungan ke penggilingan padi di daerah terdekat yaitu di Desa Situgede dan Desa Cikarawang (di wilayah kerja KT Subur Jaya)

- Studi banding tidak selalu dapat dilakukan bersama masyarakat karena kendala waktu juga karena masyarakat sudah merasa tahu tentang operasional penggilingan padi

- Mahasiswa belajar melakukan aksi bersama dan mendapat pengetahuan baru tentang usaha penggilingan padi

-

Menambah wawasan/pengetahuan masyarakat tentang usaha penggilingan padi

- -

Diperoleh gambaran riil mengenai usaha penggilingan padi Melanjutkan aksi bersama untuk mengumpulkan data guna mempersiapkan rencana bisnis penggilingan padi dan uji kelayakannya (aspek pasar , teknis dan teknologi, manajemen operasional, dan finansial)

- Menganalisa dan merencanakan pasar

- -

Menilai dan menghitung potensi pasar yang dapat diserap usaha: * Usaha telah mempunyai captive market yaitu anggota kelompok sendiri yang juga petani padi dan masyarakat sekitar Analisa permintaan

- Tidak ada - Mahasiswa belajar menganalisa pasar untuk usaha penggilingan padi

- Masyarakat belajar menganalisa pasar dan menyiapkan usaha penggilingan padi secara terencana dan sistematis

- -

Dari aspek pasar, usaha penggilingan padi telah mempunyai target pasar yang jelas yaitu anggota kelompok tani Hurip dan masyarakat sekitar yang terletak di dusun II, sedangkan target pasar potensial adalah masyarakat yang berada di dusun I dan III. Namun perlu ditinjau apakah secara teknis target pasar tersebut mencukupi Perlu analisa aspek yang lain: teknis dan teknologi

- Menganalisa dan merencanakan aspek teknis dan teknologi

- - - -

Menganalisa aspek teknis dan teknologi dari hasil studi banding di penggilingan padi milik Bpk Acep (kelompok tani Subur Jaya) Melakukan obervasi dan survei ke toko penjual mesin penggilingan Menganalisa dari literatur terkait Pemilihan Lokasi

- Tidak ada - Mahasiswa belajar menganalisa aspek teknis dan teknologi dari usaha penggilingan padi

- Masyarakat belajar menganalisa aspek teknis dan teknologi dari usaha penggilingan padi

- - -

Dari aspek teknis dan teknologi, usaha penggilingan padi ini teknologinya cukup mudah, sudah dikenal masyarakat, dan masyarakat mempunyai kemampuan teknis untuk menjalankannya. Dari pemilihan lokasi akan didapatkan lokasi yang sesuai dan tepat Perlu analisa aspek yang lain: manajemen operasional

- Menganalisa dan merencanakan aspek manajemen operasional

- Menganalisa aspek manajemen operasional untuk menjalankan usaha penggilingan padi

- Tidak ada - Mahasiswa belajar menganalisa aspek manajemen operasional dari usaha penggilingan padi

- Masyarakat belajar menganalisa aspek manajemen operasional dari usaha penggilingan padi

- -

Dari hasil analisa aspek manajemen operasional didapatkan rencana pendirian dan rencana operasional, di dalamnya terdapat perangkat organisasi yang terdiri dari struktur organisasi, dan job desc yang jelas bagi pengelola. Dari hasil analisa aspek manajemen

Page 120: STUDI KELAYAKAN PENDIRIAN USAHA PENGGILINGAN … · Pengembangan potensi desa dilakukan dengan cara meningkatkan ... MAKAR (Mahasiswa feat Pakar), ... dalam menghadapi penulis

- -

operasional diketahui ada bbrp masalah yaitu: (1) masy belum mempunyai ketrampilan manajerial untuk menjalankan usaha penggilingan padi, (2) belum tersedia lokasi untuk pendirian pabrik Perlu pelatihan ketrampilan manajerial, khususnya untuk para calon pengelola penggilingan padi Perlu segera menyiapkan lokasi untuk penggilingan padi

- Rencana pelatihan ketrampilan manajerial

Bu, Rencana pelatihan dan penyiapan lokasi pabrik dilakukan setelah analisis kelayakan (bila sudah dinyatakan layak)

- Penyiapan lokasi pabrik - Menganalisa dan

merencanakan aspek finansial

- Menganalisa aspek finansial untuk menjalankan usaha penggilingan padi

- Tidak ada - Mahasiswa belajar menganalisa aspek finansial dari usaha penggilingan padi

- Masyarakat belajar menganalisa aspek finansial dari usaha penggilingan padi

- Dari hasil analisa aspek finansial diketahui ada beberapa masalah : (1) kurangnya modal ........(2)....... Belum di analisis lebih mendalam, bu tolong periksa excel penggilingan padi hurip. NPVnya besar sekali. Makasih banyak

Page 121: STUDI KELAYAKAN PENDIRIAN USAHA PENGGILINGAN … · Pengembangan potensi desa dilakukan dengan cara meningkatkan ... MAKAR (Mahasiswa feat Pakar), ... dalam menghadapi penulis

STRUKTUR ORGANISASI KELOMPOK TANI HURIP

Sekretariat : RT 4/3 No. 43 Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor. Telepon : (0251) 626232 – HP 0817181272

Keterangan : : Garis Koordinasi : Garis Instruksi : Garis Pertanggungjawaban

Ketua Kelompok Bpk. Ahmad B.

Penasehat II Bpk. Efendi

Penasehat I Bpk. Kuming

Sekretaris Bpk. Napi

Bendahara Bpk. Rachman

Seksi Pertanian Bpk. Eeng

Seksi Humas Bpk. Dedy

Seksi Usaha Bpk. Endang

Seksi Kehutanan Bpk. Amran

Seksi Kelompok Wanita Tani

Ibu Titin

Seksi Pengairan/P3A

Bpk. Matsari