oleh: rabiatul adawiyah jurusan pendidikan agama …

99
UPAYA PENANAMAN PENDIDIKAN KARAKTER SISWA KELAS VIII A PADA PEMBELAJARAN AKIDAH AKHLAK DI MTs RAUDLATUSSHIBYAN NW BELENCONG TAHUN PELAJARAN 2016/2017 Oleh: RABIATUL ADAWIYAH NIM:15.1.13.1.176 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM MATARAM 2017

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Oleh: RABIATUL ADAWIYAH JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA …

UPAYA PENANAMAN PENDIDIKAN KARAKTER SISWA KELAS VIII A

PADA PEMBELAJARAN AKIDAH AKHLAK DI MTs RAUDLATUSSHIBYAN

NW BELENCONG TAHUN PELAJARAN 2016/2017

Oleh:

RABIATUL ADAWIYAH

NIM:15.1.13.1.176

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM

MATARAM

2017

Page 2: Oleh: RABIATUL ADAWIYAH JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA …

INTRNALISASI PENDIDIKAN KARAKTER SISWA KLAS VIII A PADA

PEMBELAJARAN AKIDAH AKHLAK DI MTs RAUDLATUSSHIBYAN NW

BELENCONG TAHUN AJARAN 2016/2017

Skripsi

Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri Mataram

Untuk Melengkapi Persyaratan Mencapai Melar Sarjana Pendidikan

Oleh:

RABIATUL ADAWIYAH

NIM:15.1.13.1.176

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM

MATARAM

2017

Page 3: Oleh: RABIATUL ADAWIYAH JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA …
Page 4: Oleh: RABIATUL ADAWIYAH JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA …
Page 5: Oleh: RABIATUL ADAWIYAH JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA …
Page 6: Oleh: RABIATUL ADAWIYAH JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA …

MOTTO

Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang-

lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi

kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah,

niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan

orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha

mengetahui apa yang kamu kerjakan1.

1 QS. Al-Mujaadilah[58]:11.

Page 7: Oleh: RABIATUL ADAWIYAH JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA …

PERSEMBAHAN

“Kupersembahkan skripsi ini untuk ayah dan ibuku M.Nur&Maemunah, kakak-kakak ku (Herniwati dan Siti Marhamah) dan seluruh keluargaku, Ibu Kos Dan Bapak Kosserta sahabat & kerabat ”.

KATA PENGANTAR

Page 8: Oleh: RABIATUL ADAWIYAH JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA …

Segala puji syukur Alhamdulillah peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT,

karena berkat limpahan taufik dan karunia-Nya sehingga peneliti dapat

menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Internalisasi Pendidikam Karakter Siswa

Kelas VIII A Pada Pembelajaran Akidah Akhlak di MTs Raudlatusshibyan NW

Belencong Tahun Ajaran 2016/2017” ini dengan baik sebagai syarat untuk

memperoleh gelar Serjana Pendidikan (S1).

Penulisan skripsi ini tidak pernah terlepas dari bimbingan, motivasi dan

bantuan baik moril dan materil dari berbagai pihak. Oleh karena itu melalui

kesempatan ini, peneliti mengucapkan terima kasih dan rasa hormat kepada :

1. Bapak Dr. Syukri, M.Pd selaku dosen pembimbing I dan Bapak Jumarim S,Ag,M.Hi

selaku dosen pembimbing II yang penuh kesabaran dan kebijaksanaan dalam

membimbing sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini.

2. BapakDr. Maimun, M.Pd sebagai Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam.

3. Bapak Dr. Hj. Nurul Yakin, M.Pd selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan.

4. BapakDr. H. Mutawali, M.Ag. selaku Rektor UIN Mataram yang telah

memberi tempat bagi penulis untuk menuntut ilmu dan memberi bimbingan

dan peringatan untuk tidak berlama-lama di kampus tanpa pernah selesai.

5. BapakdanIbudosen yang

telahbanyakmemberikanbimbinganilmupengetahuankepadapenelitiselamamela

kukanStudi di UIN Mataram

Page 9: Oleh: RABIATUL ADAWIYAH JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA …

6. Bapak Lalu Hamdullah SP, selaku Kepala Sekolah MTs Raudlatusshibyan

NW Belencong dan Ibu Rahmawati selaku Guru Mata Pelajaran Akidah

Akhlak atas sedianya memberikan data informasi yang dibutuhkan peneliti

dalam rangka penyusunan skripsi

7. Bapak M.Nur dan Ibu Maemunah tercinta selaku orang tua yang selalu

memberikan motivasi dan dorongan untuk belajar dan atas doa yang

tercurahkan sehingga memberikan inspirasi dalam menyelesaikan studi ini.

8. Teman-temanangkatan 2013 atas kebersamaan selama 4 tahun. Semoga semua

menjadi orang-orang yang sukses nantinya. Amin

9. Almamater tercinta UIN Mataram

Peneliti menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan. Untuk itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat

penulis harapkan. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat

dan dapat menjadi sumbangan bagi perkembangan ilmu pendidikan. Amin

Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Mataram,……………...2017

Peneliti

Page 10: Oleh: RABIATUL ADAWIYAH JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA …

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL .............................................................................................. i

HALAMAN JUDUL ................................................................................................. ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................................... iii

NOTA DINAS PEMBIMBING................................................................................ iv

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI .................................................................. v

MOTTO ..................................................................................................................... vi

PERSEMBAHAN ..................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ............................................................................................... viii

DAFTAR ISI.............................................................................................................. x

DAFTAR TABEL ..................................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................................. xiii

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................. xiv

ABSTRAK ................................................................................................................. xv

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................. 1

A. Latar Belakang .......................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 2

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................................. 9

D. Ruang Lingkup ......................................................................................... 10

E. Setting Penelitian ...................................................................................... 10

F. Telaah Pustaka .......................................................................................... 11

G. Kerangka Teori ......................................................................................... 13

H. Metode Penelitian ..................................................................................... 37

BAB II PAPARAN DATA DAN TEMUAN ........................................................... 49

A. Gambaran Lokasi Penelitian ..................................................................... 49

Page 11: Oleh: RABIATUL ADAWIYAH JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA …

B. Data Hasil Temuan ................................................................................... 56

1. Nilai-NilaiKarakter Yang ditanamkan dalam Pembelajaran Akidah

Akhlak di Madrasah Tsanawiyah Raudlatusshibyan NW Belencong

Kabupaten Lombok Barat TahunPelajaran 2016/2017 ...................... 56

2. Upaya Guru dalam Menanamkan NIlai-Nilai Pendidikan Karakter

dalam Pembelajaran Akidah Akhlak di Kelas VIII A di MTs

Raudlatusshibyan NW Belencong Tahun Pelajaran 2016/2017 ......... 65

BAB III PEMBAHASAN ...................................................................................... ... 71

A. Nilai-Nilai Karakter yang ditanamkan dalam Pembelajaran Akidah

Akhlak di MTs Raudlatusshibyan NW Belencog Tahun Ajaran

2016/2017 ................................................................................................. ....71

B. Upaya Guru dalam Menanamkan Nilai-Nilai Pendidikan Karakter

dalam Pembelajaran Akidah Akhlak di MTs Raudlatusshibbyan NW

Belencong Tahun Ajaran 2016/2017 ........................................................ 73

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................. 78

A. Kesimpulan ............................................................................................... 78

B. Saran ......................................................................................................... 78

DAFTAR PUSTAKA

Page 12: Oleh: RABIATUL ADAWIYAH JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA …

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 : Keadaan Saranadan Prasarana MTs Raudlatusshibyan NW

Belencong Tahun Pelajaran 2016/2017

Tabel 2.2 : Jumlah Kepala Madrasah, Wakil kepala, Pendidikdan Tenaga

Kependidikan MTs Raudlatusshibyan NW Belencong

Tabel 2.4: Keadaan Siswa MTs Raudlatusshibyan NW Belencong Tahun

Pelajaran 2016/2017

Page 13: Oleh: RABIATUL ADAWIYAH JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA …

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 kubus

Gambar 1.2 model jaring-jaring kubus pola 141

Gambar 1.3 model jaring-jaring kubus pola 231

Gambar 1.4 model jaring-jaring kubus pola 222

Gambar 1.5 model jaring-jaring kubus pola 33

Gambar 1.6 balok

Gambar 1.7 jaring-jaring balok

Gambar 1.8 prisma tegak

Gambar 1.9 jaring-jaring prisma tegak

Gambar 1.10 limas tegak

Gambar 1.11 jaring-jaring limas tegak

Page 14: Oleh: RABIATUL ADAWIYAH JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA …

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Surat izin penelitian

Lampiran 2 :Pedoman wawancara siswa

Lampiran 3 :Pedoman wawancara guru

Lampiran 4 : Hasil wawancara

Lampiran 5 : Foto wawancara siswa dan guru

Page 15: Oleh: RABIATUL ADAWIYAH JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA …

Analisis Kesulitan Belajar Pada Ranah Afektif (Sikap) Mata Pelajaran

Matematika Siswa Kelas VIII MTs. Darun Najah Al-Falah Telagawaru

Tahun Pelajaran 2016/2017

Oleh

Yulianti

Nim: 151.134.100

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesulitan-kesulitan belajar sikap

siswa dan faktor-faktor pengaruh kesulitan belajar sikap siswa kelas VIII MTs.

Darun Najah Al-Falah Telagawaru Tahun pelajaran 2016/2017.

Penelitianinimerupakanpenelitiankualitatif,.yang menjadi

subjekpenelitianadalah siswa kelas VIII MTs. Darun Najah Al-Falah Telagawaru

Tahun pelajaran 2016/2017. Informan berjumlah 5 orang siswa dan 1 guru mata

pelajaran matematika. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian

ini adalah teknikwawancarasemiterstruktur untuk mendapatkan informasi yang

bersifat umum dan mendalam tentang kesulitan sikap siswa dan pengaruhnya.

Selain itu peneliti juga menggunakan teknik observasi non partisipatif dan

dokumentasi.

Dari hasilpenelitian yang dilakukanditemukan kesulitan belajar sikap

siswa dan pengaruhnya pada siswa kelas VIII MTs. Darun Najah Al-Falah

Telagawaru tahun pelajaran 2016/2017. Kesulitan sikap yang dialami informan

adalah sikap tidak suka terhadap pelajaran matematika. Faktor yang

mempengaruhi kesulitan belajar sikap siswa adalah berasal dari mata pelajaran

matematika, guru mata pelajaran matematika, diri siswa sendiri dan lingkungan

belajar siswa.

Kata kunci :kesulitan belajar sikap, MTs., matematika, Kualitatif.

Page 16: Oleh: RABIATUL ADAWIYAH JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA …

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut Ali Ibrahim Akbar dalam buku Jamal Ma’mur Asmani,

praktik pendidikan di Indonesia cenderung berorientasi pada pendidikan

berbasis hard skill(keterampilan teknis) yang lebihbersifat mengembangkan

intelligence quotient (IQ), sedangkan kemampuan soft skil yang tertuang

dalam emotional intelligence (EQ) dan spiritual intelligence (SQ) sangat

kurang.2

Keberhasilan suatu bangsa dalam memperoleh tujuannya tidak hanya

di tentukan oleh melimpah ruahnya sumber daya alam, tetapi sangat

ditentukan oleh kualitas sumber daya manusianya. Bahkan ada yang

mengatakan bahwa “Bangsa yang besar dapat dilihat dari kualitas/karakter

bangsa (manusia) itu sendiri.”3

Praktik pendidikan yang semestinya memperkuat aspek karakter atau

nilai-nilai kebaikan sejauh ini hanya mampu menghasilkan berbagai sikap

dan prilaku manusia yang nyata-nyata malah bertolak belakang dengan apa

yang di ajarkan. Dicontohkan bagaimana pendidikan moral pancasila (PMP)

dan agama pada masa lalu merupakan dua jenis mata pelajaran tata nilai, yang

ternyata tidak berhasil menanamkan sejumlah nilai moral dan humanisme ke

dalam pusat kesadaran siswa. Materi yang di ajarakan oleh pendidik agama

2

Jamal Ma’mur Asmani, Panduan Internalisasi Pendidikan Karakter di Sekolah,

(Yogjakarta: Diva Press,2013), h. 22. 3Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Karakter Persfektif Islam, (Bandung:

Remaja Rosdakarya ,2011), h. 2.

Page 17: Oleh: RABIATUL ADAWIYAH JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA …

termasuk di dalamnya terdapat bahan ajaran akhlak, cenderung terfokus pada

pengayaan pengetahuan (kongnitif), sedangkan pembentukan sikap (afektif),

dan pembiasaan (psikomotorik) sangat minim. Pembelajaran pendidikan

agama lebih didominasi oleh transfer ilmu pengetahuan agama dan lebih

banyak hafalan tekstual, sehingga kurang menyentuh aspek sosial mengenai

ajaran hidup yang toleran dalam bermasyarakat dan berbangsa.4

Ki Hajar Dewantara berpendapat dalam buku Suparlan tentang tanya

jawab pengembangan kukrikulum dan materi pembelajaran bahwa , “anak

sebagai figur sentral dalam pendidikan dengan memberikan kemerdekaan

sepenuh-penuhnya untuk berkembang.” Sementara itu, “guru hanya

membimbing dari belakang dan baru mengingatkan anak kalau sekiranya

mengaruh kepada sesuatu tindakan yang membahayakan (tut wuri handayani)

sambil terus membangkitkan semamgat dan memberikan motivasi (ing madya

mangun karsa) dan selalu menjadi contoh dalam prilaku dan ucapan (ing

ngarsa sung tuladha).”5

Allah swt juga berfirman yang berkaitan tentang pendidikan dalam

surah Al-Baqarah ayat 269.

4 Zubaidi,Desain Pendidikan Karakter,(Jakarta: Kencana Prenada media group,2011), h.3

5 Suparlan, Tanya Jawab Pengembangan Kurikulum & materi pembelajaran, (Jakarta:

Bumi Aksara,2011), h.17

Page 18: Oleh: RABIATUL ADAWIYAH JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA …

Artinya: “Dia memberikan Hikmah kepada siapa yang dikehendaki. Barang

siapa yang diberi hikmah sesungguhnya dia telah diberi kebaikan

yang banyak. Dan tidak ada yang dapat mengambil pelajaran

kecuali orang-orang yang mempunyai akal sehat.”6

Ayat di atas menjelaskan bahwa Allah memberi hikmah atau ilmu

pengetahuan kepada siapa yang dikehendakinya. Relevansi ayat di atas

dengan pendidikan yaitu dengan ilmu pengetahuan peserta didik mampu

membedakan yang benar dan yang salah, yaitu baik dan buruk.

Pendidikan sebagai usaha sadar manusia untuk membina kepribadian

sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat hendaknya di lakukan di dalam

masyarakat hendaknya dilaksanakan seumur hidup dan secara terpadu baik

dalam keluarga,sekolah maupun masyarakat. Agar tujuannya tercapai ketiga-

tiganya harus seiring dan sejalan, tidak bisa hanya ditumpukan pada salah

satunya.7

Dalam masyarakat yang dinamis pendidikan memegang peranan yang

menentukan eksistensi dan perkembangan masyarakat tersebut. Oleh karena

itu, pendidikan merupaka usaha melestarikan, mengalihkan serta

mentransformasi nilai-nilai kebudayaan dalam segala aspeknya dan jenisnya

kepada generasi penerus. Demikian pula halnya dengan peranan pendidikan

yang merupakan salah satu bentuk meninfestasi dari cita-cita hidup islam

untuk melestarikan, mengalihkan, dan menanamkan (internalisasi) dan

mentransformasikan nilai-nilai islam kepada pribadi generasi penerusny

6 Departemen Agama RI, Al-Qur’an & Terjemahan(Jakarta: Pt Insan Media Pustaka Al-

Fatih), h.45. 7 Hasbullah,Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada,2009), h.5.

Page 19: Oleh: RABIATUL ADAWIYAH JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA …

sehingga nilai-nilai kultural religius yang dicita-citakan tetap berfungsi dan

berkembang dalam masyarakat dari waktu kewaktu.

Pendidikan dengan cita-citanya humanizing of being menjadi satu

kunci untuk merubah segala bentuk keterbelakangan baik intelektual maupun

moral. Pendidikan memiliki peran dalam meningkatkan kualitas manusia

(SDM) dalam segala aspeknya, karena itu tugas pendidikan adalah tugas

kemanusiaan seperti yang diungkapkan di atas, yaitu bagaimana

memanusiakan manusia agar mencapai hakekatnya secara utuh. Maksudnya

bagaimana mengembangkan potensi yang dimiliki oleh anak peserta didik

agar dapat hidup sesuai dengan fitrahnya.8

Hal tersebut senada dengan rumusan dalam tujuan pendidikan

nasioanal sebagaimana yang tercantum dalam Undang-Undang No.20 tahun

2003 pasal 3 menyebutkan bahwa: “pendidikan nasioanl berfungsi

mengembangkan kemampun dan membentuk watak serta peradaban bangsa

yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Bertujuan

untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang

beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,

berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis

serta bertanggung jawab.”9

Pendidikan karakter merupakan aspek penting dari kualitas SDM

karena kualitas karakter akan menentukan kemajuan suatu institusi

pendidikan bahkan bangsa. Karakter yang berkualitas perlu dibentuk dan

dibina sejak usia dini. Usia dini masa kritis bagi pembentukan karakter

8 Diana Marlina, Telaah Nilai Pendidikan Karakter Dalam Konsep Pendidikan Akhlak

(Kajian Pendidikan Akhlak di Madrasah) 2012, skripsi IAIN Mataram, h.3 9 Muhammad Yaumi,Pendidikan Karakter Landasan, Pilar & Implementasi (Jakarta:

Prenadamedia Group,2014), h.5

Page 20: Oleh: RABIATUL ADAWIYAH JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA …

seseorang. Kegagalan penanaman kepribadian yang baik diusia dini ini akan

membentuk pribadi yang bermasalah di masa dewasanya kelak.10

Ratna Megawangi berpendapat bahwa pendidikan karakter adalah

sebuah usaha mendidik anak-anak agar dapat mengambil keputusan dengan

bijak dan mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari, sehinga mereka

dapat memberikan kontribusi yang positif pada lingkungan. Adapun nilai-

nilai karakter yang ditanamkan pada anak-anak adalah nilai-nilai universal

yang mana seluruh agama, tradisi dan budaya pasti menjunjung tinggi nilai-

nilai tersebut yang selanjutnya dituangkan kedalam kurikulum dan kegiatan

anak-anak di sekolah. Pendidikan karakter anak ini pun tidak bertentangan

dengan konsep KTSP karena mengukir akhlak melalui proses knowing the

good, lovig the good, felling the good and acting the good yaitu sama-sama

melibatkan aspek kongnitif, afektif dan psikomotorik.11

Pembelajaran akidah akhlak di madrasah sebagai integral dari

pembelajaran agama, memang bukan salah satu-satunya faktor yang

menentukan dalam menentukan watak kepribadian peserta didik. Tetapi

secara substansial mata pelajaran akidah akhlak memiliki kontribusi dalam

memberikan motivasi kepada peserta didik untuk memperaktikkan nilai-nilai

keyakinan, keagamaan (tauhid) dan akhlaqul karimah dalam kehidupan

sehari-hari.

Hasil observasi awal peneliti di kelas VIII A di MTs

Raudlatusshibiyan NW Belencong sudah memperlihatkan bahwa pendidikan

10

Mansur Muslich, Pendidikan Karakter.(Jakarta: Bumi Aksara,2011), h.35. 11

www.googlescholgi.com

Page 21: Oleh: RABIATUL ADAWIYAH JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA …

karakter pada pembelajaran Akidah Akhlak sudah terlaksana diMadrasah

tersebut terutama di kelas VIII A. Dan nilai karakter yang dikembangkan di

Madrasah tersebut adalah: religius, tolerasi, kerja keras, rasa ingin tahu,

peduli lingkungan, peduli sosial, kejujuran, sopan santun, keadilan, tekun,

bertanggung jawab dan disiplin. Pendidikan karakter adalah salah satu faktor

yang mempengaruhi kselulusan siswa.12

Adapun hasil observasi awal dalam kelas terhadap karakter siswa

dalam pembelajaran Akidah Akhlak adalah siswa-siswa kelas VIII A 1.

Disipin.Disiplin dalam belajar yang mana disiplin yang penelti temukan

adalah siswa sangat memperhatikan guru yang sedang menjelaskan; 2. Jujur,

siswa kelas VIII A sangat jujur dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh

guru, baik tugas dalam kelas maupu pekerjaan rumah (PR); 3. Religus.Siswa

kelas delapan VIII A selalu berdoa sebelum dan sesudah belajar mengajar;

4.Sopan santun. Dalam hal ini peneliti melihat dalam kelas bahwa siswa-

siswa kelas VIII A sangat sopan dalam berpakain sekolah dan juga apabila

mereka bertanya mereka selalu berbahasa sopan dan santun kepada guru dan

temannya. ; 5. Tanggung jawab. Dalam halini peneliti melihat siswa kelas

VIII A sangat bertanggug jawab ketika mereka diberikan jadwal piket bersih

kelas mereka selalu bertangung jawab membersihkan kelasnya tidak hanya

dalam piket kelas mereka juga bertanggung jawab atas tugas yang di berikan

baik tugas sekolah maupun tugas pondok; 6. rasa ingin tahu, dalam hal ini

siswa selalu bertanya ketika mereka belum mamahami materi yang di

12

Observasi Awal, di MTs Raudlatussibyan NW Belencong, 20 Januari 2017

Page 22: Oleh: RABIATUL ADAWIYAH JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA …

ajarkan; 7. Peduli lingkungan, dalam hal ini siswa kelas VIII A selalu

membersihkan membersihkan ruang kelas sebelum proses belajar dan

mengajar berlangsung.13

Adapun hasil wawancara peneliti dengan siswa Hayatun Rahma dan

Imam Gazali, Pendidikan karakter sudah terlaksana. Adapun pendidikan

karakter tersebut yang ada pada diri siswa seperti jujur, adil, tanggung jawab,

saling peduli, religius, toleransi, kerja keras, peduli lingkungan. Tidak hanya

di lingkungan sekolah saja mereka melaksanakan pendidikan karakter Namun

di luar mereka juga melaksanakan dan ada pada diri siswa tersebut.14

Adapun hasil wawancara peneliti dengan ibu Rahmawati S.Pdi.nilai

kedisiplinan yang diterapkan di MTs Raudlatussiibiyan NW Belencong

seperti datang tepat waktu ke madrasah yang merupakan pembiasaan paksaan

serta datang tepat waktu ke sekolah, nilai religius yang dikembangkan adalah

sikap hormat kepada guru adalah sesuatu yang dibiasakan kepada anak didik

sehingga dapat menjadi kebiasaan siswa dalam kehidupan sehari-hari,

sedangkan nilai toleransi syang dikembangkan adalah dapat menghargai guru,

maupun teman-temannya, nilai tanggung jaw yang dikembangkan adalah

siswa yang mempunyai jadwa piket selalu membersihkan kelasnya sesuai

dengan jadwal yang sudah ditentukan, contoh nilai kejujuran adalah selalu

berkata jujur dan menamplkan sikap kejujuran dengan tidak menyontek

ketika diberikan tugas maupun ulangan, nilai rasa ingin tahu cotohnya seperti

memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya langsung dengan

13

Observasi Awal, di MTs Raudlatussibyan NW Belencong, 20 Januari 2017 14

Hayatun Rahma dan Imam Gozali , Siswa kelas VIII A MTs Raudlatussiibiyan NW

Belencong, wawancara 20 Januari 2017

Page 23: Oleh: RABIATUL ADAWIYAH JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA …

gurunya, tentang materi yang belum di pahami serta adanya keterbukaan guru

dalam menghargai usaha yang dilakukan oleh muridnya, serta nilai peduli

ligkungan contohnya dengan membuat jadwal piket membersihkan ruang

kelas, baik sebelum belajar maupun setelah belajar mengajar.15

Dengan memperhatikan kenyataan tersebut, maka penelitimelakukan

penelitian ilmiah dengan judul “Upaya Penanaman Pendidikan Karakter

Siswa Kelas VIII A pada Pembelajaran Akidah Akhlak di MTs

Raudlatussiibbiyan NW Belencong Tahun Pelajaran 2016/2017”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan konteks penelitian di atas, maka yang menjadi fokus

dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana bentuk nilai-nilai karakter yang ditanamkan dalam

pembelajaran Akidah Akhlak di kelas VIII A Madrasah Tsanawiyah

Raudlatussiibbiyan NW Belencong tahun pelajaran 2016/2017?

2. Bagaimanakah upaya guru menanamkan nilai-nilai pendidikan karakter

dalam pembelajaran Akidah Akhlak di kelas VIII A Madrasah

Tsanawiyah Raudlatussiibiyan NW Belencong tahun pelajaran

2016/2017?

15

Rahmawati S.Pdi, Guru Bidang Studi Akidah Akhlak MTs Raudlatussiibbiyan NW

Belencong, Wawancara, 20 Januari 2017

Page 24: Oleh: RABIATUL ADAWIYAH JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA …

C. Tujuan

Berdasarkan fokus penelitian di atas, maka tujuan yang ingin dicapai

pada penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui bentuk nilai-nilai karakter yang ditanamkan dalam

pembelajaran Akidah Akhlak diMadrasah Tsanawiyah

Raudlatussiibbiyan NW Belencong pada tahun ajaran 2016/2017

2. Untuk mengetahui upaya guru dalam menanamkan nilai-nilai pendidikan

karakter dalam pembelajaran Akidah Akhlak di Madrasah Tsanawiyah

Raudlatussiibbiyan NW Belencong tahun ajaran 2016/2017

D. Manfaat

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis, informasi atau manfaat yang diperoleh melalui

penelitian ini dapat:

a. Menambah khasanah keilmuan penelitian dan pembaca yang berkaitan

dengan internalisasi pendidikan karakter di Madrasah Tsanawiyah

NW Belencong

b. Dapat digunakan untuk mengembangkan konsep pendidikan pada

umumnya dan akhlak pada khususnya

c. Dapat mendorong terselesaikannya persoalan pendidikan menuju pada

arah perbaikan moral manusia penelitian ini adalah langkah awal yang

bisa dijadikan informasi bagi peneliti lain yang ingin mengkaji lebih

mendalam lagi tentang pendidikan karakter.

Page 25: Oleh: RABIATUL ADAWIYAH JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA …

2. Manfaat Praktis

a. Dengan hasil penelitian ini dapat memberikan informasi dan

pengetahua dalam menanamkan dan mengaplikasikan pendidikan

karakter itu baik di sekolah maupun di rumah

b. Dengan adanya penelitian ini dapat memberikan kontribusi bagi

perbaika akhlak sekarang dan untuk masa yang akan datang.

E. Ruang Lingkup dan Setting Penelitan

1. Ruang Lingkup

Ruang lingkup penelitian merupakan salah satu unsure terpenting

dalam sebuah penelitian.Dalam penelitian ini, peneliti lebih membatasi

masalah dan memfokuskan kepada kajian tentang bagaimanakah guru

melakukan penanaman karakter melalui pembelajaran Akidah Akhlak

siswa kelas VIII A di MTs Raudlatusshibyan NW Belencong Kab.

Lombok Barat

2. SettingPeneltian

Sebelum melakukan penelitian yang terpenting adalah

menentukan lokasi penelitian yang diteliti. Dalam penelitian ini lokasi

penelitian dilakukan di MTs Raudlatussiibbiyan NW Belencong, adapun

alasan peneliti mengambil lokasai penelitian ini, karena Madrasah

Tsanawiyah Rsaudlatussiibbiyan NW Belencong merupakan madarasah

yang sangat strategis karena lingkungannya sangat dekat dengan

masyarakat sehingga mudah untuk mendapatkan informasi serta data

yang dibutuhkan dan pelayanan yang ramah dan baik dari kepala

Page 26: Oleh: RABIATUL ADAWIYAH JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA …

madrasah sendiri, tenaga guru, serta siswa dan siswinya yang mudah

untuk mengadakan pendekatan terhadap mereka sekaligus sebagai sumber

data/informasi. Subjek yang menjadi penelitian ini dalah kelas VIII A di

Madrasah Tsanawiyah Raudlatussiibbiyan NW Belencong

F. Telaah Pustaka

Adapun peneliti yang mempunyai relevan dengan penelitian ini yang

berhasil di telaah oleh peneliti yaitu:

1. Penelitian tesis yang dilakukakan oleh Hilmiah Murni yang mengambil

lokasi di SMAN 2 Selong Kabupaten Lombok Timur, tesis yang di

lakukan oleh Hilmiah Murni ini menyodorkan permasalah tentang

Bagaimana implementasi pendidikan karakter dalam pembelajaran PAI di

SMAN 2 Selong, dan apa saja hambatan-hambatan dalam proses

implementasi pendidikan karakter dalam pembelajaran PAI di SMAN 2

Selong, judul tesis yang diambil oleh Halimah Murni adalah

“Implementasi Pendidikan Karakter Dalam Pembelajaran PAI Di SMA 2

Selong Kabupaten Lombok Timur.”16

Adapun persamaan dari peneliti ini adalah sama-sama membahas

tentang pendidikan karakter, dan yang menjadi pembedannya adalah,

terletak pada metodenya, peneliti Murni menggunakan deskriptif, yaitu

suatu penelitian yang mendeskripsikan dan menganalisis fenomena,

peristiwa, aktivitas social, sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran secara

individual maupun kelompok.Sedangkan penelitian ini merupakan

16

Hilmiah Murni, Tesis Implementasi Pendidikan Karakter Dalam Pembelajaran PAI di

SMA 2 Selong Kabupaten Lombok Timur, Pascasarjana IAIN Mataram 2014

Page 27: Oleh: RABIATUL ADAWIYAH JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA …

penelitian deskriptif yaitu, menggambarkan suatu permasalahan yang

menjadi focus dalam penelitian.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Saprol Yadaen yang mengambil lokasi di

desa Babussalam kecamatan Gerung yang menekankan penelitiannya

pada bagaimana upaya guru pendidikan agama islam dalam membina

Akhlak siswa, sedang peneliti menekankan tentang bagaimana

penanaman nilai-nilai pendidikan karakter di MTs Raudlatussiibbiyan

NW Belencong.17

3. Penelitian yang dilakukan oleh Hasbiyati yang mengambil lokasi di MA

Riyadussibiyan Lendang Are yang memfokuskan penelitiannya tentang

bagaimana penerapan strategi belajar mengajar dan bagaimana akhlak

siswa di kelas X di MA tersebut.18

Adapun perbedaan peneliti ini adalah, terletak pada fokusan

masalahnya, pada penelitian Hasbiyati , hasbiyati memfokuskan bagaimana

penerapan belajar dan mengajar dan bagaimana akhlak siswa di kelas,

sedangkan peneliti memfokuskan bagaimana bentuk-bentuk nilai-nilai

karakter dalam pembelajaran akidah akhlak di kelas VIII A.

17

Saprol Yadaen, Skripsi Peran Guru Akidah Akhlak dalam Membina Karakter Siswa kelas

XI Ma Babussalam Bermi Desa Babussalam Kecamatan Gerung Kabupaten Lombok Barat Tahun

Ajaran 2015/1016, skripsi IAIN Mataram 2016 18

Hasbiyati,Strategi Belajar Mengajar Akidah Akhlak dalam Membina Akhlak Siswa Kelas

X di MA Riyadussibiyan Lendang Are Kecamatan Batu Layar tahun Pelajaran 2014/201, Skripsi

IAIN Mataram 2015

Page 28: Oleh: RABIATUL ADAWIYAH JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA …

G. Kerangka Teori

1. Pendidikan Karakter

a. PengertianPendidikan Karakter

Karakter berasal dari bahasa Yunani yang berarti “To

Mark” atau menandai atau memfokuskan tata cara mengaplikasikan

nilai kebaikan dalam bentuk tindakan atau tingkah laku. Pengertian

karakter menurut Pusat Bahasa Depdiknas adalah “bawaan hati, jiwa

kepribadian, budi pekerti, prilaku, personalitas, sifat tabiat,

temperamen, watak.”19

Karakter merupakan nilai-nilai prilaku manusia yang

berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri,

sesamamanusia, lingkungan, dan kebangsaan yang terwujud dalam

pikiran, sikap perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-

norma agama, hukum, tata krama, budaya dan adat istiadat.

Pendidikan karakter adalah suatu system penanaman nilai-nilai

karakter kepada warga sekolah yang meliputi komponen

pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk

melaksanakan nilai-nilai tersebut, baik terhadap Tuhan Yang Maha

Esa (YME), diri sendiri, sesama, lingkungan, maupun kebangsaan

sehingga menjadi manusia insan kamil.20

19

Hamdani Hamid, Pendidikan Karakter Perspektif Islam, (Bandung: Pustaka

Setia,2013).h,31 20

Masnur Muslich, Pendidikan Karakter (Menjawab Tantangan Krisis Multidimensional),

(Jakarta: PT Bumi Aksara, 2011 ), h.84

Page 29: Oleh: RABIATUL ADAWIYAH JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA …

Pendidikan karakter dimaknai sebagai pendidikan nilai,

pendidikan budi pekerti, pendidikan moral, pendidikan watak, yang

bertujuan mengembangkan kemampuan siswa untuk memberikan

keputusan baik atau buruk, memelihara kebaikan, mewujudkan dan

menebarkan kebaikan dalam kehidupan sehari-hari dengan sepenuh

hati.21

Adapun tujuan pendidikan karakter yang sesungguhnya tertera

di dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 Pasal 3 ayat 1

tentang Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional dinyatakan

bahwa: pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi

peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertawa kepada

Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,

kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta

bertanggung jawab.22

Peran sekolah sangat penting dalam usaha pembentukan

karakter.Dalam konteks tersebut, pendidikan karakter adalah usaha

sekolah yang dilakukan secara bersama oleh guru, pimpinan sekolah

(dan seluruh warga sekolah) melalui semua kegiatan sekolah untuk

membentuk akhlak, watak atau kepribadian peserta didik melalui

berbagai kebaikan (virtues) yang terdapat dalam ajaran agama.

21

Anas Salahudin dan Irwanto Alkrienciehie,Pendidikan Karakter (Pendidikan Berbasis

Agama dan Budaya Bangsa), (Bandung: CV Pustaka Setia, 2013), h.42 22

Departemen Pendidikan RI,Perundangan Tentang Kuriulum Sistem Pendidikan

Nasional 2013(Yogyakarta:Pustaka Yustisia, 2013),h.2

Page 30: Oleh: RABIATUL ADAWIYAH JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA …

Pembentukan karakter dengan nilai agama dan norma dan

bangsa sangat penting dalam Islam, antara akhlak dan karakter

merupakan satu kesatuan yang kukuh seperti pohon dan menjadi

inspirasi keteladanan akhlak dan karakter adalah Nabi Muhammad

saw.23

Jadi pendidikan karakter adalah penanaman nilai-nilai luhur

kepada jiwa bangsa yang tercermin dalam bentuk tindakan nyata

mencintai akhlak-akhlak mulia dan menjauhi akhlak-akhlak tercela.

b. Ciri-Ciri Pendidikan Karakter

Unsur terpenting dalam pembentukan karakter adalah pikiran,

karena pikiran yang didalamnya terdapat seluruh program yang

terbentuk dari pengalaman hidupnya. Program ini kemudian

membentuk sistem kepercayaan yang akhirnya dapat membentuk pola

berpikir yang bisa mempengaruhi perilakunya. Jika program yang

tertanam tersebut sesuai dengan prinsip-prinsip kebenaran universal,

maka perilakunya berjalan sesuai dengan hukum alam.

Hasilnya, perilaku tersebut membawa ketenangan dan

kebahagiaan, sebaliknya, jika program tersebut tidak sesuai dengan

prinsip-prinsip hukum universal, maka perilakunya membawa

kerusakan dan menghasilkan penderitaan, oleh karena itu pikiran

mendapatkan perhatian serius.24

23

Anas Salahudin dan Irwanto Alkrienciehie,Pendidikan Karakter…, h.45 24

Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Karakter Perspektif Islam,(Bandung:

Remaja Rosdakarya, 2011), h.17

Page 31: Oleh: RABIATUL ADAWIYAH JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA …

Menurut Foerster dalamn buku Masnur Mukhlisada empat ciri

dasar dalam pendidikan karakter.Pertama, keteraturan interior di

mana setiap tindakan diukur berdasarkan hierarki nilai.Nilai menjadi

pedoman normatif setiap tindakan.

Kedua, koherensi yang memberi keberanian, membuat

seseorang teguh pada prinsip, tidak mudah terombang-ambing pada

situasi baru atau takut resiko. Koherensi merupakan dasar yang

membangun rasa percaya satusama lain. Tidak adanya koherensi

meruntuhkan kredibilitas seseorang.

Ketiga,otonomi. Disitu seseorang menginternalisasikan aturan

dari luar sampai menjadi nilai-nilai bagi pribadi. Ini dapat dilihat

lewat penilain atas keputusan pribadi tanpa terpengaruh atau desakan

dari pihak lain.

Keempat, keteguhan dan kesetiaan. Keteguhan merupakan

daya tahan seseorang guna mengingini apa yang dipandang baik; dan

kesetiaan merupakan dasar bagi penghormatan atas komitmen yang

terpilih.25

c. Tujuan Pendidikan Karakter

Tujuan pendidikan karakter adalah untuk meningkatkan mutu

penyelenggaraan dan hasil pendidikan yang menorah pada

pencapaian pembentukan karakter dan akhlak mulia peserta didik

secara utuh, terpadu dan seimbang.Melalui pendidikan karakter

diharapkan peserta didik mampu secara mandiri meningkatkan dan

menggunakan penggetahuannya, mengkaji dan menginternalisasi,

serta mempersonilkan nilai-nilai karakter dan akhlak mulia sehingga

terwujud dalam perilaku sehari-hari.26

d. Nilai-Nilai Pendidikan Karakter

Menurut Richard Eyre dan Linda nilai yang benar dan

diterima secara universal adalah nilai yang menghasilkan suatu

prilaku danprilaku itu berdampak positif baik bagi yang menjalankan

25

Masnur Muslich,Pendidikan Karakter (Menjawab Tantangan Krisis Multidimensional),

(Jakarta: Bumi Aksara, 2011), h. 128 26

Ibid, h. 81

Page 32: Oleh: RABIATUL ADAWIYAH JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA …

maupun orang lain. Inilah prinsip yang memungkinkan kecapaian

ketentraman atau tercegahnya kerugian atau kesusahan. Ini sesuatu

yang membuat orang lain senang atau kesusahan. Ini sesuatu

membuat orang lain senang atau tercegahnya orang lain sakit hati.

Lebih lanjut Richard menjelaskan bahwa nilai adalah suatu

kualitas yang dibedakan menurut: 1. Kemampuannya untuk berlipat

ganda atau bertambah meskipun sering diberikan kepada orang lain;

dan 2. Kenyataan atau hukum bahwa makin banyak bilai diberikan

kepada orang lain, makin banyak pula nilai berupa yang di

kembalikan dan diterima dari orang lain.27

Kejujuran didefinisikan sebagai sebuah nilai karena prilaku

menguntungkan baik bagi yang mempraktikkan maupun bagi orang

lain yang terkena akibatnya. Begitu pula halya dengan kasih sayang,

keramahan, keadilan dan sebagainya. Kualitas-kualitas ini juga

memenuhi kriteria untuk nilai karena meskipun kita memberikannya

kepada orang lain, persediaan diperbendaharaan kita tetap banyak,

dan karena makin banyak kita berikan kepada orang lain, makin

banyak juga yang kita terima dari orang lain.

Indonesia Heritage Foundation dalam buku Abdul Majid dan

Dian Andayani tentang Pendidika Karakter Perspektif Islam

merumuskan sembilan karakter dasar yang menjadi tujuan pendidikan

karakter. Kesembilan karakter tersebut: 1. Cinta kepada Allah dan

27

Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Karakter Perspektif

Islam,(Bandung:Remaja Rosdakarya,2011), h.42

Page 33: Oleh: RABIATUL ADAWIYAH JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA …

semesta beserta isinya; 2. Tanggung jawab, disiplin dan mandiri; 3.

Jujur; 4. Hormat dan satun; 5. Kasih sayang peduli dan kerja sama; 6.

Percaya diri, kreatif, kerja keras dan pantang menyerah; 7. Keadilan

dan kepentingan; 8. Baik dan rendah hati; 9. Toleransi, cinta damai

dan persatuan.28

Sementara Charakter Counts di Amerika mengindetifikasikan

bahwa karakter-karakter yang menjadi pilar: 1. Dapat dipercaya

(trustworthiness); 2. Rasa hormat dan perhatian (respect);

3.Tanggung jawab (responsibility); jujur (fainess); 5.Peduli (caring);

6.Kewarganegaraan (citizenship); 7.Ketulusan (honesty); 8.Berani

(courage); 9.Tekun (diligence; 10.Integritas.29

Kemudian Ari Ginanjar Agustianpakar Pendidikan Indonesia

dalam buku Abdul Majid dan Dian Andayani dengan teori ESQ

menyodorkan pemikiran bahwa setiap karakter positif sesugguhnya

akan merujuk kepada sifat-sifat mulia Allah, yaitu asma al-husna .

sifat-sifat dan nama-nam Tuhan inilah sumber inspirasi setiap

karakter positif yang dirumuskan oleh siapa pun. Dari sekian banyak

karakter yang bisa diteladani dari nama-nama Allah itu, Ari

merangkumnya dalam 7karakter dasar, yaitu: 1. Jujur: 2. Tanggung

jawab; 3. Disiplin; 4. Visioner; 5. Adil; 6. Peduli; 7. Kerja keras.30

Pakar pendidikan Indonesia, Fuad Hasan Abdul Majid dan

Dian Andayani, dengann tesis pendidikan yakni kebudayaan, juga

28

Ibid,h.42-43 29

Ibid,h.43 30

Ibid,h.43

Page 34: Oleh: RABIATUL ADAWIYAH JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA …

ingin menyampaikan hal yang sama dengan tokoh-tokoh pendidikan

di atas. Menurutnya pendidikan bermuara pada pengalihan nilai-nilai

budaya dan norma-norma sosial (transmission of cultural values and

social norms). Sementara Mardiatmaja menyebut pendidikan karakter

sebagai ruh pendidikan dalam memanusiakan manusia.31

e. Prinsip Pendidikan Karakter

Character Education Quality Standards merekomundasikan 11

prinsip untuk mewujudkan pendidikan karakter yang efektif, sebagai

berikut:

1) Mempromosikan nilai-nilai dasar etika sebagai basis karakter

2) Mengidentifikasi karakter secara komprehensif supaya mencakup

pemikiran, perasaan, dan prilaku

3) Menggunakan pendekatan yang tajam, proakitif dan efektif untuk

membangun karakter.

4) Menciptakan komunikasi sekolah yang memilki kepedulian.

5) Member kesempatan kepada siswa untuk menunjukkan prilaku

yang baik.

6) Memiliki kecakupan terhadap kurikulum yang bermakna dan

menantang yang menghargai semua siswa, membangun karakter

mereka, dan membantu mereka untuk sukses.

7) Mengusahakan tumbuhnya motivasi dari diri para siswa

8) Memfungsikan seluruh staf sekolah sebagai komunitas moral yang

berbagai tanggung jawab untuk pendidikan karakter dan setia

kepada nilai dasar yang sama.

9) Adanya pembagian kepemimpinan moral dan dukungan luas

dalam membangun inisiatif pendidikan karakter.

10) Memfungsikan keluarga dan anggota masyarakat sebagai mitra

dalam usaha membangun karakter.

11) Mengevaluasi karakter sekolah, fungsi staf sekolah sebagai guru-

guru karakter, menifestasi karakter positif dalam kehidupan

siswa.32

31

Ibid, h. 30 32

Ibid, h. 109

Page 35: Oleh: RABIATUL ADAWIYAH JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA …

Dalam pandangan Islam dimana Rasulullah dijadikan simbol

atau figur keteladanan terdapat beberapa prinsip yang dapat dijadikan

pelajaran oleh tenaga pengajar dari tindakan Rasulullah dalam

menanamkan rasa keimanan dan akhlak terhadap anak, yaitu:

1) Fokus: ucapannya ringkas, langsung pada inti pembicaraan tanpa

ada kata yang memalingkan dari ucapannya, sehingga mudah di

pahami.

2) Pembicaraannya tidak terlalu cepat sehingga memberikan waktu

yang cukup kepada anak untuk menguasainya.

3) Repetisi; senantiasa melakukan tiga kali pengulangan pada

kalimat-kalimatnya supaya dapat diinge dan di hafal.

4) Analogi langsung; seperti pada contoh perumpamaan orang

beriman dengan pohon kurma, sehingga dapat memberikan

motivasi, hasrat ingin tahu, memuji atau mencela, dan mengasah

otak untuk menggerakkan potensi pemikiran atau timbul

kesadaran untuk merenung dan tafakkur.

5) Memperhatikan keragaman anak; sehingga dapat melahirkan

pemahaman yang berbeda dan tidak terbatas satu pemahaman

saja, dan dapat memotivasi siswa untuk terus belajar tanpa di

hinggapi perasaan jemu.

6) Memperhatikan tiga tujuan moral, yaitu kongnitif, emosional dan

kinetik.

7) Memperhatikan pertumbuhan dan perkembangan anak (psikologis

atau ilmu jiwa).

8) Menumbuhkan kreatifitas anak, dengan cara mengajukan

pertanyaan, kemudian mendapat jawaban dari anak yang diajak

bicara.

9) Berbaur dengan anak-anak, masyarakat dan lain sebagainya, tidak

ekslusif/terpisah seperti makan bersama mereka, berjuang

bersama mereka.

10) Aplikatif: Rasulullah langsung memberikan pekerjaan kepada

anak yang berbakat. Misalnya, setelah Mahdzurah menjalani

pelatihan adzan dengan sempurna yang kita sebut dengan Ad-

Daurah at-Tarbiyah.33

33

Ibid, h.110-111

Page 36: Oleh: RABIATUL ADAWIYAH JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA …

2. Strategi Pendidikan Karakter

Dalam pendidikan karakter menuju terbentuknya akhlak dalam

diri setiap siswa ada tiga tahap strategi yang harus dilalui diantaranya:

a. Moral Knowing/ Learning to Know

Tahapan ini merupakan langkah pertama dalam pendidikan

karakter.dalam tahapan ini tujuan diorientasikan pada pengetahuan

penguasaan tentang nilai-nilai. Siswa harus mampu: 1. Membedakan

nilai-nilai akhlak mulia dan akhlak tercela serta nilai-nilai universal;

2. Memahami secara logis dan rasional bukan dogmatis dan doktriner

pentingnya akhlak mulia dan bahaya akhlak tercela dalam kehidupan;

3. Mengenal sosok Nabi Muhammad saw. Sebagai figur teladan

akhlak mulia melalui hadits-hadits dan sunnahnya.

b. Moral Loving/Moral Felling

Belajar mencintai dengan melayani orang lain. Belajar

mencintai dengan cinta tanpa syarat. Tahapan ini dimaksudkan untuk

menumbuhkan rasa cinta dan rasa butuh terhadap nilai-nilai akhlak

mulia dalam tahapan ini yang menjadi sasaran guru adalah dimensi

emosional siswa, hati atau jiwa, bukan lagi akal, rasio dan logika.

Guru menyentuh emosi siswa sehingga tumbuh kesadaran, keinginan

dan kebutuhan sehingga siswa mampu berkata kepada dirinya sendiri.

Untik mencapai tahapan ini guru bisa memasukkannya dengan kisah-

kisah yang menyentuh hati, modelling, atau kontemplasi. Melalui

Page 37: Oleh: RABIATUL ADAWIYAH JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA …

tahap ini siswa mampu menilai dirinya sendiri (muhasabah), semakin

tahu kekurangan-kekurangannya

c. Model Doing/ Learning To Do

Inilah puncak keberhasilan mata pelajaran akhlak, siswa

memperaktikkan nilai-nilai akhlak mulia ini dalam perilakunya

sehari-hari.Siswa semakin sopan, ramah, hormat, penyayang, jujur,

disiplin, cinta, kasih dan saying, adil serta murah hati dan

seterusnya.Selama perubahan akhlak belum terlihat dalam perilaku

anak walaupun sedikit, selama itu pula kita memiliki setumpuk

pertanyaan yang harus selalu di cari jawabannya.Contoh atau teladan

adalah guru yang paling baik dalam menanamkan nilai.34

3. Pembelajaran Akidah Akhlak

a. Pengertian Pembelajaran Akidah Akhlak

Menurut Winkel pembelajaran adalah seperangkat tindakan

yang dirancang untuk mendukung proses belajar peserta didik,

dengan memperhitungkan kejadian-kejadian eksternal yang

berperanan terhadap rangkaian kejadian-kejadian interal yang

berlangsung di dalam diri peserta didik. Dimyati dan Mudjiono

mengartikan pembelajaran sebagai kegiatan yang ditunjuk untuk

membelajarkan siswa.

34

Ibid, h.112-113

Page 38: Oleh: RABIATUL ADAWIYAH JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA …

Jadi dapat kita simpulkan bahwa pembelajaran adalah segala

upaya yang dilakukan oleh guru (pendidik) agar terjadi proses belajar

pada siswa.35

Menurut aliran Behavioristik pembelajar adalah usaha guru

membentuk tingkah laku yang diinginkan dengan menyiadakan

lingkungan yang stimulus. Aliran kongnitif mendefinisikan

pembelajaran sebagai cara guru untuk memberikan kesempatan

kepada siswa yang berfikir agar mengenal dan memahami sesuatu

yang sedang dipelajari. Adapun humanistik mendeskripsikan

pembelajaran untuk memberikan kebebasan kepada siswa untuk

memilih bahan pelajaran dan cara mempelajarinya sesuai dengan

minat dan kemampuannya.36

Salah satu sasaran pembelajaran adalah membangun gagasan

sainsifik setelah siswa berinteraksi dengan lingkungan, dan peristiwa,

dan informasi dan sekitarnya.Pada dasarnya, semua siswa memiliki

gagasan atau pengetahuan awal yang sudah terbangun dalam wujud

semata.dari pengetahuan awal dan pengalaman yang ada, siswa

menggunakan informasi yang berasal dari lingkungannya dalam

rangka mengkontruksi interperensi pribadi serta makna-

maknanya.Makna di bangun ketika guru memberikan permasalahan

yang relevan dengan pengetahuan dan pengalaman yang sudah ada

sebelumnya, memberikan kesempatan kepada siswa menemukan dan

35

Sobry Sutikno, Belajar dan Pembelajaran, (Lombok: Holistica Lombok,2015), h.31-32 36

Hamdani, Strategi Belajar Mengajar. (Bandung: Pustaka Setia, 2011), h. 23

Page 39: Oleh: RABIATUL ADAWIYAH JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA …

menerapkan idenya sendiri.Untuk membangun makna tersebut,

proses belajar mengajar berpusat pada siswa.37

Akidah dan akhlak keduanya mempunyai hubungan yang

sangat erat.Akidah adalah akar atau pokok agama.Sedangkan akhlak

merupakan sikap hidup kepribadian manusia dalam menjalankan

sistem kehidupan yang dilandasi akidah yang kokoh. Dengan kata

lain akhlak merupakan manifistasi dari keimanan yaitu akidah.

Akhlak berasal dari bahasa arab jamak dari “akhlaqa” yang

merupakan mufrad dari kata “khuluq” yang berarti pekerti, perangai,

tingkah laku atau tabi’at. Akhlak ialah sifat yang tertanam dalam jiwa

manusia dan muncul secara spontan jika diperlukan tanpa

memerlukan pertimbangan atau pemikirin terlebih dahulu.38

Ibnu Miskawih yang dikenal sebagai pakar akhlak terkemuka

mengatakan bahwa akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa

yang mendorongnya untuk melakukan perbuatan tanpa memerlukan

pemikiran dan pertimbangan. Sementara itu Imam Al-Ghazali yang

dikenal sebagai Hujjatul Islam (Pembela Islam), mengatakan akhlaq

adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan macam-

macam perbuatan dengan gamblang dan mudah, tanpa memerlukan

pemikiran dan pertimbangan.39

Dari pengertian tersebut dapat kita simpulkan bahwa

pembelajaran akidah akhlak adalah upaya yang terencana yang

dilakukan untuk menyiapkan peserta didik agar mampu mengenal,

memahami, dan mengimani Allah SWT, serta merealisasikannya

dalam prilaku akhlak mulia, dalam kehidupan sehari-hari melalui

37

Ibid, h. 23 38

http;//http://jurnal.blogspot.com/skripsi-penanaman-nilai-nilai-pendidikan-karakter, html.

Di unggah pada tanggal 27 januari 2017 39

Rosihan Anwar, Aqidah Akhlak, (Bandung: Pustaka Setia,2008),h.13

Page 40: Oleh: RABIATUL ADAWIYAH JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA …

kegiatan bimbingan pengajaran, latihan, pengalaman, keteladanan dan

pembiasaan.

Adapun kurikulum yang digunakan di MTs Raudlatusshibyan

NW Belencong terutama mata pelajaran Akidah Akhlak adalah

menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)40

yang

berbasis kompetensi tujuannya adalah untuk mempersapkan bangsa

Indonesia Agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan

warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dsn efektif

serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa

dan bernegara.

b. Tujuan Pembelajaran Akidah Akhlak

Akidah akhlak harus menjadi pedoman bagi umat

setiapmuslim.Artinya setiap umat Islam harus menyakini pokok-

pokok kandungan akidah akhlak tersebut. Adapun tujuan akidah

akhlak kelas VIII ini antara lain sebagai berikut yaitu setelah

melakukan pembelajaran siswa diharpkan mampu:

1) Memupuk dan mengembangakan dasar ketuhanan sejak lahir.

Manusia adalah makhluk yang berkebutuhan. Sejak lahir manusia

terdorong mengakui adanya Tuhan.

2) Akidah akhlak bertujuan pula untuk membentuk pribadi manusia

yang luhur dan mulia.seseorang muslim yang berakhlak mulia

senantiasa berakhlak terpuji, baik ketika berhubungan dengan

40

Rahmawati S.Pdi, Guru Bidang Studi Akidah Akhlak MTs Raudlatusshibyan NW

Belencong,Wawancara, 20 Januari 2017

Page 41: Oleh: RABIATUL ADAWIYAH JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA …

Tuhan dan sesama manusia, makhluk lainnya serta lingkungan.

Oleh karena itu perbujudan dari pribadi muslim yang luhur berupa

tindakan nyata yang menjadi tujuan akidah akhlak.

3) Menghindari diri dari pengaruh akal pikiran yang menyesatkan.

Manusia diberi kelebihan oleh Allah dari makhluk lainnya berupa

akal pikiran.Pendapat yang semata-semata didasarkan atas akal

manusia, kadang-kadang menyesetkan manusia itu sendiri. Oleh

karena itu akal pikiran perlu bimbingan oleh akidah akhlak. Agar

manusia terbebas atau terhindar dari kehidupan yang sesat.41

Adapun yang menjadi tujuan pembelajaran Akidah Akhlak kelas

VIII A ini antara lain sebagai berikut yaitu setelah melakukan

pembelajaran siswa diharapkan mampu:

(a) Menjelaskan pengertian dan pentingnya beriman kepada

Rasul-Rasul Allah SWT

(b) Menunjukkan bukti/dalil kebenaran adanya Rasul-Rasul

Allah SWT

(c) Menguraikan sifat-sifat Rasul-Rasul Allah SWT

(d) Menampilkan Prilaku yang mencerminkan beriman keada

Rasul-Rasul Allah dan Mencintai Nabi Muhammad SAW

dalam Kehidupan

(e) Menjelaskan pengertian mu’jizat dan kejadian luar biasa

lainnya (karomah,maunah, dan irhash)

41

http://jurnal.blogspot.com/skripsi-penanaman-nilai-nilai-pendidikan-karakter, html. Di

unggah pada tanggal 27 januari 2017

Page 42: Oleh: RABIATUL ADAWIYAH JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA …

(f) Menunjukkan hikmah adanya mu’jizat dan kejadian luar

biasa lainnya (karomah, maunah, dan irhash) agi rasul-

rasul Allah dan orang-orang pilihan Allah

(g) Menjelaskna pengertian dan pentingnya husnudz dzon,

tawadhu’, tasamuh dan ta’awun

(h) Mengidentifikasi bentuk dan contoh perilaku husnudzon,

tawadhu, tasamuh dan ta’awun

(i) Menunjukkan nilai-nilai positif dari husnudzon, tawadhu,

tasamuh dan ta’awun dalam fenomena kehidupan

(j) Mebiasakan perilaku husnudzon, tawadhu, tasamuh dan

ta’awun

(k) Menjelaskan pengertian hasad, dendam, ghibah, fitnah dan

namimah

(l) Mengidentifikasi bentuk dan contoh-contoh perbuatan

hasad, dendam, ghibah, fitnah dan namimah

(m) Menunjukkan nilai-nilai negatif akibat perbuatan hasad,

dendam, ghibah, fitnah dan namimah

(n) Membiasakn diri menghindari hal-hal yang mengarah pada

perbuatan hasad, dendam, ghibah, fitnah dan namimah42

Dari sini dapat dilihat bahwa setelah guru melaksanakan

pembelajaran dalam kelas yang akan di dapatkan oleh siswa

adalah seperti yang telah di jelaskan di atas itulah yang akan

42

Silabus Pembelajaran Akidah Akhlak Kelas VIII A MTs Raudlatusshibyan NW

Belencong

Page 43: Oleh: RABIATUL ADAWIYAH JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA …

dicapai oleh siswa setelah menerima pembelajaran dari guru

dalam kelas.

c. Pendekatan Pembelajaran Akidah Akhlak

Pendekatan (approach) dapat diartikan sebagai titik tolak atau

sudut pandang terhadap proses pembelajaran atau gambaran pola

umum perbuatan guru atau peserta didik di dalam kegiatan

perwujudan kegiatan pembelajaran.

Jadi pendekatan dalam pembelajaran akidah akhlak adalah

sudut pandang tentang proses pembelajaran mengenai perbuatan guru

dan siswa dalam kegiatan belajar mengajar akidah akhlak.43

Pendekatan pembeajaran adalah cara kerja mempunyai sistem

untuk memudahkan pelaksanaan proses pembelajaran dan

membelajarkan siswa guna membantu dalam mencapai tujuan yang

telah di tetapkan.

Ada beberapa pendekatan yang diharapkan dapat membantu

pendidik dalam menyelesaikan berbagai masalah delam kegiatan

belajar mengajar, terutama dalam pembelajaran akidah akhlak

diantaranya:

1) Keimanan, yang mendorong peserta didik untuk mengembangkan

pemahaman dan keyakinan tentang adanya Allah Swt sebagai

sumber kehidupan

43

www.googlescholgi.com

Page 44: Oleh: RABIATUL ADAWIYAH JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA …

2) Pengalaman, mengkondisikan peserta didik untuk

memperaktikkan dan merasakan hasil-hasil pengamalan akidah

mulai dalam kehidupan sehari-hari

3) Pembiasaan, melaksanakan pembelajaran dengan membiasakan

sikap dan prilaku yang baik sesuai dengan ajaran Islam yang

terkandung dalam al-qur’an dan hadis.

4) Rasional, uasaha meningkatkan kualitas proses dan hasil

pembelajaran Akidah Akhlak dengan pendekatan yang

memfungsikan rasio peserta didik, sehingga ia dan nilai-nilai yang

ditanamkan mudah di pahami dengan penalaran.

5) Emosional, upaya menggunggah perasaan (emosi-efeksi) peserta

didik dalam menhayati akidah dan akhlak mulia sehingga lebih

terkesan dalam jiwa peserta didik

6) Fungsional, menyajikan materi akidah Akhlak yang memberikan

manfaat nyata bagi peserta didik dalam kehidupan sehari-hari

dalam arti seluas-luasnya

7) Keteladanan, pendidikan yang menempatkan dan menekankan

guru serta komponen madrasah lainnya sebagai teladan, sebagai

cerminan dari individu yang memiliki keimanan yang teguh dan

berakhlak mulia.

Beberapa pendekatan tersebut merupakan langkah pemrosesan

untuk mencapai tujuan, sehingga penggunaan pendekatan yang tepat

dan cermat guna mencapai tujuan adalah merupakan faktor yang

Page 45: Oleh: RABIATUL ADAWIYAH JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA …

sangat menentukan dalam pembelajaran Akidah Akhlak, serta

memberikan landasan yang mampu mengunggah dan memicu-

memacu kesadaran yang mendorong peserta didik melakukan

perbuatan yang mendukung pembentukan pribadi muslim yang

berakhlak mulia.44

d. Metode pembelajaran Akidah Akhlak

Dalam pengertian yang sederhana, metode dapat diartikan

sebagai suatu cara untuk menyampaikan suatu nilai tertentu dari si

pembawa pesan kepada si penerima pesan.metode diartikan sebagai

tindakan-tindakan pendidikan dalam lingkup peristiwa pendidikan

untuk mempengerahui siswa ke arah pencapaian hasil belajar yang

maksimal sebagaimana terangkan dalam tujuan pendidikan. Oleh

sebab itu, metode memegang peranan penting dalam proses

pencapaian tujuan.

Metode dalam pembelajaran akidah akhlak adalah sebagai

berikut:

1) Metode Keteladanan

Salah satu metode pendidikan yang dianggap besar

pengaruhnya terhadap proses belajar mengajar adalah metode

pendidikan dengan keteladanan. Yang di maksud dengan metode

keteladanan ini adalah metode pembelajaran yang memberikan

contoh, baik tingkah laku, sifat, cara berfikir dan

44

http;//ahmad Efendy Blg spot.com…. tanggal 22 februari 2017 jam 11.25

Page 46: Oleh: RABIATUL ADAWIYAH JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA …

sebagainya.Keteladanan dalam pendidikan adalah influentif yang

paling menentukan keberhasilan dalam mempersiapkan dan

membentukkan sikap, prilaku, moral, spiritual dan sosial peserta

didik. Hal ini karena pendidikan adalah contoh terbaik dalam

pandangan anak yang akan ditirunya dalam segala tindakan yang

disadari dan tidak.Bahkan jiwa dan perasaan seorang anak sering

menjadi suatu gambar pendidiknya, baik dalam ucapan maupun

perbuatannya materi maupun spiritual, diketahui atau tidak

diketahui.45

2) Metode ceramah (Lecture)

Metode ceramah berbentuk penjelasan konsep, prinsip dan

fakta yang di tutup dengan Tanya jawab antara guru dan siswa.

Metode ceramah dapat dilakukan oleh guru dalam situasi sebagai

berikut:

a) Untuk memberikan pengarahan petunjuk di awal pembelajaran

b) Waktu terbatas, sedangkan materi atau informasi banyak yang

akan disampaikan

c) Lembaga pendidikan sedikit memiliki staf pengajaran

sedangkan jumlah siswa banyak.

3) Metode Demonstrasi

Metode demonstrasi adalah metode penyajian pelajaran

dengan memperagakan dan mempertunjukkan kepada siswa

45

http;//jurnal.skripsi-upaya-guru-dalam-pembentukan-karakter-siswa-di MTS 2 Mataram.

Html, tanggal 27 januari 2017, jam 11.23

Page 47: Oleh: RABIATUL ADAWIYAH JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA …

tentang proses, situasi atau benda tertentu, baik sebenarnya atau

hanya sekedar tiruan.

Metode demonstrasi dapat dilaksanakan delam situasi

berikut:

a) Kegiatan pembelajaran bersifat normal, magang atau latihan

bekerja

b) Materi pelajaran berbentuk keterampilan bergerak

c) Guru bermaksud menyederhanakan penyelesaian kegiatan

yang panjang

d) Guru bermaksud menunjukkan suatu standup penampilan

e) Untuk menumbuhkan motivasi siswa tentang latihan atau

praktik yang dilaksanakan

f) Untuk menguranggi kesalahan-kesalahan

g) Beberapa masalah yang menimbulkan pertanyaan pada siswa

dapat dijawab lebih teliti saat proses demonstrasi.46

4) Metode Diskusi

Metode diskusi adalah metode pembelajaran yang

menghadapkan siswa pada suatu permasalahan.Tujuan utama

metode ini adalah untuk memecahkan suatu permasalahan,

menjawab pertanyaan, menambah dan memahami pengetahuan

siswa serta untuk membuat suatu keputusan. Karena itu, diskusi

bukanlah debat yang bersifat mengadu argumentasi. Diskusi lebih

46

Hamdani,Strategi Belajar Mengajar,(Bandung; CV Pustaka Setia,2011), h.156-157

Page 48: Oleh: RABIATUL ADAWIYAH JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA …

bersifat bertukar fikiran pengalaman untuk menentukan keputusan

tertentu secara bersama-sama.47

5) Metode Pembiasaan

Metode pembiasaan adalah proses pembuatan sesuatu atau

seseorang menjadi biasa. Metode ini dapat dibantu dengan metode

jurnal belaar, metode ini bila dikaitkan dengan pendidikan Agama

Islam adalah sebuah cara yang dapat dilakukan, untuk

membiasakan anak didik berfikir, bersikap dan bertindak sesuai

dengan ajaran islam.48

6) Tugas dan resitasi

Pemberian tugas dan resitasi adalah cara penyajian bahan

pelajaran dengan memberikan tugas kepada siswa untuk

dikerjakan diluar jadwal sekolah dalam waktu rentang tentunya

dan hasilnya harus dipertanggung jawabkan kepada guru. Metode

pembelajaran ini merangsang anak untuk aktif belajar baik secara

individual maupun secara kelompok.49

e. Evaluasi dalam Pembelajaran Akidah Akhlak

Evaluasi berasal dari bahasa inggris yaitu evaluation, dalam

bahasa arab al-Taqdir , dalam bahasa Indonesia berarti Penilaian.

Akar katanya adalah value, dalam bahasa arabal-Qimah dalam bahasa

Indonesia berarti nilai. Dengan demikian secara harfiah, evaluasi

47

Wina, Strategi Pembelajara,(Jakarta:Kencana Prenadamedia Group:2006),h.147 48

http;//soehartoalm.blogspot.co.id/2013/10/metode-pembelajaran-akidah-akhlak.html. Di

Unggah pada tanggal 11 aprill 2017 49

Ibid. 11 april 2017

Page 49: Oleh: RABIATUL ADAWIYAH JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA …

pendidikan (education evaluatin= al-Taqdir al-Tarbawiy) dapat

diartikan sebagai penilaian dalam bidang pendidikan atau penilaian

mengenai hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan pendidikan.

Adapun menurut istilah, sebagimana dikemukakan oleh

Edwind Wandt dan Gerald W.Brown, evaluasi adalah suatu tindakan

atau proses untuk menentukan nilai dari sesuatu.50

Istilah yang sering

dipakai, pengukuran, penilai, dan evaluasi.Ketiga istilah imi memiliki

pengertian yang berbeda.Pengukuran adalah membandingkan sesuatu

dengan dasar ukuran tertentu. Penilaian berarti mengambil keputusan

terhadap sesuatu dengan mendasarkan diri atau berpegang pada

ukuran baik atau buruk, sehat atau sakit, pandai atau bodoh

sebagainya.Adapun evaluasi adalah mencakup dua kegiatan atau

proses untuk menilai sesuatu. Untuk menentukan nilai dari suatu yang

sedang dinilai itu, dilakukan pengukuran, dan wujud dari pengukuran

itu adalah pengujian dan pengujian inilah yang disebut dalam dunia

kependidikan dikenal dengan istilah tes.51

f. Bentuk Evaluasi

Adapun bentuk atau teknik evaluasi secara umum menurut

Sudjiono yang sering dipergunakan dalam dunia pendidikan

meliputi:Teknik tes adalah cara yang dipergunakan untuk prosedur

yang ditempuh dalam rangka pengukuran dan penilaian dibidang

pendidikan, yang berbentuk pemberian tugas atau serangkaian tugas

50

Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta:Pt Raja Grafindo Persada,

2009),h.1 51

Ibid,h.4-5

Page 50: Oleh: RABIATUL ADAWIYAH JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA …

sehingga dapat diketahui atau dinilai tingkah laku dari subjek yang

dinilai (testee).

Beberapa jenis tes yang umumnya dikenal di dunia pendidikan

antara lain:

1) Berdasarkan Fungsinya

Tes seleksi, yaitu tes yang berfungsi untuk memilih atau

menyelesaikan testee yang berhak mengikuti suatu program

pendidikan.Dalam praktiknya, tes seleksi ini umumnya ditentukan

terlebih dahulu standar nilai minimum yang harus dicapai oleh

testee sehingga bisa dianggap lulus.

a) Tes awal (pretees), yaitu tes yang bertujuan untuk mengetahui

sejauh mana penguasaan peserta didik terhadap materi yang

akan diajarkan. Jadi tes yang diberikan sebelum kegiatan

belajar mengajar dilaksanakan

b) Tes akhir (posttest), yaitu tes yang dilaksanakan untuk

mengetahui apakah semua materi yang telah di ajarkan dapat

diketahui dengan baik oleh peserta didik. Jadi ini merupakan

kebalikan dari tes awal dan dilaksanakan setelah pembelajaran.

c) Tes diagnostic, yaitu tes yang bertujuan untuk mengetahui

jenis dan tingkat kesukaran yang dihadapi oleh peserta didik

d) Tes formatif, yaitu tes hasil belajar yang bertujuan untuk

mengetahui sudah sejauh mana peserta didik telah terbentuk

Page 51: Oleh: RABIATUL ADAWIYAH JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA …

setelah mereka mengikuti pembelajaran, apakah sudah sesuai

dengan tujuan pembelajaran yang telah disusun atau belum.

e) Tes sumatif, yaitu tes hasil belajar yang dilaksanakan setelah

beberapa program pembelajaran dilaksanakan.

2) Berdasarkan aspek psikis yang diungk tes terdiri dari:

a) Tes intelegensi (intelegency test), yaitu tes yang dilaksanakan

dengan tujuan untuk mengungkapkan atau mengetahui tingkat

kesadaran seseorang

b) Tes kemampua (aplitude test), yaitu tes yang dilaksanakan

dengan tujuan untuk mengungkap kemampuan dasar atau

bakat khusus yang dimiliki peserta didik

c) Tes sikap (attitude test), yaitu salah satu jenis tes yang

dipergunakan untuk mengungkapkan predisposisi atau

kecendrungan seseorang untuk melaksanakan sesuatu tertentu.

d) Tes kepribadian (personality test), yaitu tes yang dilaksanakan

dengan tujuan untuk mengungkap cirri-ciri khas dari

seseorang banyak sedikitnya bersifat lahiriah, seperti gaya

bicara, cara berpakain dan lain sebagainya.

e) Tes hasil belajar (achieventment test), yaitu tes yang biasa

digunakan untuk mengungkapkan tingkat pencapaian atau

prestasi belajar peserta didik.

Page 52: Oleh: RABIATUL ADAWIYAH JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA …

3) Berdasarkan respon yang diinginkan

a) Verbal tes, yaitu suatu tes yang menghendaki respon

(jawaban) yang tertuang dalam bentuk ungkapan kata-kata

atau kalimat, baik secara lisan maupun tertulis.

b) Nonverbal tes, yaitu tes yang menghendaki respon atau

jawaban berupa tindakan atau tingkah laku dari peserta didik

(testee).

Teknik non tes, Yaitu suatu bentuk evaluasi yang

dilaksanakan tanpa menguji peserta didik melainkan dilakukan

dengan melakukan pengamatan secara sistematis, melakukan

wawancara, menyebarkan angket dan memeriksa atau meneliti

dokumen-dokumen.52

H. Metode Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Adapun pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

pendekatan kualitatif.Metode kualitatif adalah metode penelitian yang

berlandaskan pada filsafat pospositivisme, digunakan untuk meneliti pada

kondisi objek yang alamiah. (sebagai lawannya adalah eksperimen)

dimana penelitian adalah sebagai instrument kunci, teknik pengumpulan

data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisi data bersifat

52

Wina Sanjana,Strategi Pembelajaran,(Jakarta:Kencana Prenadamedia Group, 2006),

h.240

Page 53: Oleh: RABIATUL ADAWIYAH JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA …

induktif/kiualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan

makna dari pada generalisasi.53

Menurut Moleong dalam buku Suharsimi Arikunto berpendapat

bahwa penelitian kualitatif adalah tampilan yang berupa kata-kata lisan

atau tertulis yang dicermati oleh peneliti, dan benda-benda yang diamati

sampai detailnya agar dapat ditangkap makna yang tersirat dalam

dokumen atau bendanya.54

Dari defenisi tersebut dapat disimpulkan bahwa penelitian

kualitiatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena

tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya, perilaku,

persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain. Secara holistik dan dengan cara

deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus

yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode.

Digunaka metode penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif ini

didasarkan pada beberapa pertimbangan sebagai berikut:

a. Menyesuaikan metode kualitatif lebih mudah apabila berhadapan

dengan kenyataan ganda

b. Metode ini secara langsung menyajikan hakekat hubungan antara

peneliti dengan responden

c. Metode ini lebih peka dan menyesuaikan diri dengan penajaman

bersama terhadap pola-pola nilai yang responden.

53

Sugiono, Metode Penelitian kuantitatif dan kualitatif dan R&D, (Bandung:

Alfabeta,2014), h.9 54

Suharsimi Arikunto,prosedur penelitian suatu pendekatan praktik, (Jakarta: Rineka

Cipta, 2014), h.22

Page 54: Oleh: RABIATUL ADAWIYAH JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA …

Penelitian kualitatif merupakan suatu rangkaian kegiatan

atau proses menjaring data atau informasi yang sewajarnya mengenai

masalah yang diteliti dalam kondisi aspek tertentu pada

subjeknya.Adapun perimbangan peneliti menggunakan pendekatan

kualitatif karena peneliti ingin mengungkapkan dengan apa adanya

mengenai internalisasi pendidikan karakter pada pembelajaran Akidah

Akhlak di Madrasah Tsanawiyah Raudlatusshiibyan Nw Belencong.

2. Lokasi Penelitian

Adapaun lokasi tempat dilaksanakan penelitian adalah di

Madrasah Tsanawiyah Nurusshiibbiyan NW Belencong Tahun Pelajaran

2016/2017, dengan pertimbangan pengambilan lokasi ini adalah karena

mengingat waktu yang tidak terlalu panjang dan tidak membutuhkan

biaya terlalu banyak.

Pelaksanaan penelitian di Madrasah

TsanawiyahRaudlatusshiibyan NW Belencong, dengan melihat kondisi

pembelajaran di Madrasah Tsanawiyah Raudlatusshiibyan yang bersifat

konvensional, di samping kurangnya pembinaan dan penanaman karakter

pada siswa yang dilakukan oleh guru dalam menanamkan nilai-nilai

karakter pada materi pelajaran Akidah Akhlak tentang kisah sahabat

Umar bin Khattab, hal ini memberikan implikasi kepada rendahnya sikap

atau perilaku siswa khususnya kelas VIII A di Madrasah Tsanawiyah

RaudlatusshiibyanNW Belencong yang banyak memerlukan persiapan

untuk menjadi generasi penerus bangsa yang mempunyai akhlak mulia.

Page 55: Oleh: RABIATUL ADAWIYAH JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA …

3. Kehadiran Penelitian

Kehadiran penelitian di lapangan merupakan hal yang sangat

penting dilakukan oleh peneliti, karena peneliti berperan sebagai

instrumen kunci sekaligus sebagai pengumpul data sari subjek yang

diteliti, selain itu juga menambah pengetahuan dan wawasan penulis

terhadap apa yang di bahas dan untuk memperoleh dari objek penelitian

tersebut. Peneliti melakukan selama satu bulan sesuai jadwal penelitian

mulai dari setelah mendapat izin. Apabila waktu tersebut tidak cukup

untuk mengumpulkan data atau belum diselesaikan maka peneliti

memperpanjang penelitian, penelitian terjun ke lapangan atau bertemu

langsung dengan subjek, jawaban-jawaban atau informasi yang

didapatkan selanjutnya akan dicatat sebagai bahan dan isi dalam

penulisan skripsi ini, kehadiran penelitian semata-mata untuk

mendapatkan data yang akurat dan sewajarnya. Bentuk keterlibatan

langsung karena penelitian adalah instrumen kunci. Selama hadir sebagai

peneliti di lapangan, peneliti berusaha mencari data sebanyak-banyaknya

sesuai dengan data yang diperlukan denngan menggunakan metode yang

telah dipersiapkan, seperti metode observasi, interview, dan dokumentasi.

Penelitian sebagai instrument knci di sini mempunyai peran yang sanga

penting.Dengan kehadiran peneliti dan keterlibatannya langsung dilokasi

penelitian, maka peneliti mengetahui kejadian-kejadian yang ada di

tempat tersebut.

Page 56: Oleh: RABIATUL ADAWIYAH JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA …

4. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah guru akidah akhlak adalah

Rahmawati S.Pdi, wali kelas VIII A adalah Zakiyah S.sosi, kepala

sekolah Hamdallah, siswa kelas VIII A informan yang mendekati kriteria

penelitian ini adalah Hayatun Rahma dan Iman Gozali, yang ada di

Madrasah Tsanawiyah Raudlatussibhiyan NW Belencong, yang dapat

memberikan informasi terkait dengan internalisasi pendidikan karakter

dalam membina akhlak siswa.

5. Prosedur Pengumpulan Data

Proses pengumpulan data merupakan bagian yang terpenting dalam

suatu penelitian karena suatu keharusan bagi seorang peneliti untuk

memperoleh data yang dibutuhkan. Dalam penelitian ini peneliti

menggunakan teknik atau merode pengumpulan data yang sesuai dengan

pendekatan penelitian. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian

ini adalah sebagai berikut:

a. Wawancara

Wawancara merupakan salah satu teknik pengumpulan data

yang dilakukan dengan berhadapan secara langsung dengan yang

diwawancarai tetapi dapat juga diberikan daftar pertanyaan dahulu

untuk dijawab pada kesempatan lain.wawancara merupakan alat re-

cheking atau alat pembuktian terhadap informasi atau keterangan yang

diperoleh sebelumnya.Teknik wawancara yang digunakan dalam

penelitian kualitatif adalah wawancara mendalam.Wawancara

Page 57: Oleh: RABIATUL ADAWIYAH JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA …

mendalam (in depth interview) adalah proses memperoleh keterangan

untuk tujuan penelitian dan cara tanya jawab sambil bertatap muka

antara pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai,

dengan atau tanpa menggunakan pedoman (guide) wawancara, dimana

wawancara dan informan terlibat dalam kehidupan sosial yang relatif

lama.55

Metode wawancara ini digunakan untuk memperoleh data

secara langsung mengenai internalisasi pendidikan karakter di MTs

Raudlatusshiibyan NW Belencong . Pada pelaksanaannya metode

yang digunakan adalah wawancara terstruktur, dimana pewawancara

atau peneliti telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa

yang akan diperoleh. Oleh karena itu dalam melakukan wawancara,

pengumpul data telah menyiapkan instrumen penelitian berupa

pertanyaan-pertanyaan tertulis yang alternatif dan jawabannya telah di

persiapkan.56

Sedangkan yang diteliti oleh peneliti wawancara pada

saat penelitian yang menjadi data primer adalah guru mata pelajaran

Akidah Akhlak kelas VIII A dan yang menjadi data skunder adalah

wali kelas siswa kelas VIII, dan kepala Madrasah Tsanawiyah

Raudlatusshiibyan NW Belencong.

b. Metode Dokumentasi

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah

berlalu.Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar atau karya-karya

55

Juliansyah Noor, Metode Penelitian, (Jakarta: PranadaMedia Group,2011), h.139 56

Sugiono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta,2012), h.73

Page 58: Oleh: RABIATUL ADAWIYAH JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA …

monumental dari seseorang.Dokumen yang berbentuk tulisan

misalnya, catatan harian, sejarah kehidupan (life histories), ceritera,

biografi, peraturan, kebijakan.Dokumen yang berbentuk gambar,

misalnya foto, gambar hidup, sketsa dan lain-lain.Dokumen yang

berbentuk karya misalnya karya seni, yang dapat berupa gambar,

patung, film, dan lain-lain.studi dokumen merupakan perlengkapan

dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian

kualitatif.57

Metode dokumentasi ini digunakan untuk mengumpulkan data

tentang keadaan guru akidah akhlak, KTSP, Silabus dan RPP

pembelajaran Akidah Akhlak di MTs Raudlatusshiibyan NW

Belencong.

c. Metode Observasi

Nasution mengatakan dalam buku sugiyono bahwa observasi

adalah dasar semua ilmu pengetahuan, para ilmuan hanya dapat

bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang

diperoleh melalui observasi.58

Peneliti lebih cendrung melakukan observasi langsung

terhadap keadaan dan situasi lokasi penelitian untuk melihat berbagai

hal yang peneliti teliti dengan tujuan untuk mendapatkan data

mengenai:

57

Ibidh, h.82 58

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif , dan R&D,

(Bandung: Alfabeta,2015

Page 59: Oleh: RABIATUL ADAWIYAH JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA …

1) Keadaan lokasi penelitian, seperti letak geografis serta sarana dan

prasarana MTs Raudlatusshiibyan NW Belencong.

2) Situasi lingkungan baik di dalam maupun diluar kelas dan yag

lebih penting adalah untuk mengobservasi nilai-nilai karakter yang

dikembangkan dalam pembejaran Akidah Akhlak di MTs

Raudlatusshiibyan NW Belencong.

3) Upaya yang dilakukan guru dalam internalisasi bilai-nilai

penididikan karakter dalam pembelajaran Akidah Akhlak di MTs

Raudlatusshiibyan NW Belencong

4) Kendala-kendala dan solusi dalam internalisasi pendidikan

karakter di MTs Raudlatusshiibyan NW Belencong.

Dari pengertian di atas jelaslah bahwa observasi adalah cara

untuk mengadakan pengamatan secara langsung. Tentunya dalam

melakukan pengamatan itu tidak terlepas dari bantuan panca indera

yang dimiliki oleh peneliti itu sendiri.

6. Analisi Data

Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum

memasuki lapangan, selama di lapangan, dan setealah selesai di

lapangan.Dalam hal ini Nasution menyatakan Analisis telah mulai sejak

merumuskan dan menjelaskan masalah, sebelum terjun ke lapangan, dan

berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian. Analisis data menjadi

pegangan bagi peneliti selanjutnya sampai jika mungkin teori grounded,

Page 60: Oleh: RABIATUL ADAWIYAH JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA …

namun dalam penelitian kualitatif, analisis data lebih di fokuskan selama

proses di lapangan bersamaan dengan pengumpulan data.59

7. Keabsahan Data

Semua data dikatakan absah apabila data tersebut

menunjukkan hasil yang sesuai dengan kenyataan dan objek di lapangan

setelah analisis dengan seksama. Menurut Moleong, untuk memperoleh

keabsahan data dapat dilakukan dengan jalan “perpanjangan

keikutsertaan, ketekunanpengamatan, triangulasi, pengecekan sejawat,

kecukupan refrensal, kajian kasus negatif, pengecekan anggota, uraian

rinci dan auditing.”60

Dalam penelitian digunakan tiga teknik atau cara pemeriksaan

keabsahan data yaitu:

a. Teknik Ketekunan Pengamatan

Penelitian menggunakan teknik ini untuk menetapkan keabsahan

data temuan dengan memusatkan ketekunan pegamatan pada hal-hal

yang menjadi focus penelitian secara rinci dan mendalam sehingga

tidak terjadi bias terhadap data penelitian yang dikumpulkan.

Dalam hal ini peneliti menemukan pengamatannya sesuai fokus

peneliti, peneliti menemukan nilai-nilai katakter yang dikembangkan

di pembelajaran akidah akhlak.

59

Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta,2012), h. 89 60

J. Lexy Meleong, Metodologi Penelitian Kualitatif,(Bandung: Remaja Rosdakarya,2011),

h. 5

Page 61: Oleh: RABIATUL ADAWIYAH JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA …

b. Triangulasi

Dalam penelitian ini, peneliti juga menggambarkan teknik

triangulasi guna memeriksa keabsahan data dalam penelitian ini.

Triangulasi adalah “teknik pemeriksaan keabsahan data dengan

memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data untuk keperluan

pengecekan atau perbandingan terhadap data.”61

Karena yang dicari

adalah kata-kata maka tidak mustahil ada kata-kata keliru yang tidak

sesuai antara yang dibicarakan dengan kenyataan yang

sesungguhnya.Hal ini bisa di pengaruh oleh kredibilitas

informasinya.Waktu pengungkapan kondisi dialami dan

sebagainya.Sehingga triangulasi yang peneliti gunakan dalam

penelitian ini triangulasi sumber, metode dan teori.

Mengenai nilai-nilai karakter yang diaktualisasikan oleh siswa

MTs Raudlatusshibbiyan NW Belencong yaitu sesuai dengan keadaan

di lingkungan Madrasah, mereka di bimbing dan di bina agar mampu

memiliki akhlak yang baik sesuai dengan tujuan pembelajaran yang

ingin dicapai, baik di lingkungan madrasah maupun lingkungan tempat

tinggal.

Hasil pengamatan peneliti di lapangan dari akhir sampai akhir

bahwa meneliti dapat melihat pendidikan karakter sangat di utamakan

di sekolah tersebut dan dapat membedakan antara hasil wawancara dan

hasil observasi dari observer bahwa internalisasi pendidikan karakter

61

Ibid, h.178

Page 62: Oleh: RABIATUL ADAWIYAH JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA …

bener-benar sudah di kembangkan dan dihayati oleh siswa baik itu

dalam sekolah maupun di luar sekolah.

Adapun jenis triangulasi tersebut adalah:

1) Triangulasi dengan sumber berarti membandingkan dan mengecek

kembali kepercayaan suatu informasi yang diperoleh pada waktu

yang cukup dan alat yang berbeda dengan metode kualitatif

2) Triangulasi dengan metode wawancara berarti suatu strategi

dengan pengecekan derajat kepercayaan penemuan hasil beberapa

sumber data dengan metode yang sama.

3) Triangulasi dengan teori, berdasarkan anggapan bahwa fakta

tertentu tidak dapat diperiksa terhadap kepercayaan dengan satu

atau teori yang lebih.62

Jadi triangulasi berarti cara terbaik untuk menghilangkan

perbedaan-perbedaan-perbedaan konstruksi kenyataan yang ada dalam

konteks suatu studi aewaktu mengumpulkan data tentang berbagai

kejadian dan hubungan dari berbagai (meluas), tidak konsisten atau

kontradiksi. Oleh karena itu dengan menggunakan teknik triangulasi

dalam pengumpulan data, maka data yang diperoleh akan lebih

konsisten, tuntas dan pasti.

Untuk itu maka penelitian dapat melakukannya dengan jalan:

1) Mengajukan berbagai macam variasi pertanyaan

2) Mengeceknya dengan berbagai sumber data

62

Ibid, h.330-331

Page 63: Oleh: RABIATUL ADAWIYAH JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA …

3) Memanfaatkan berbagai metode agar pengecekan kepercayaan

dapat dilakukan.

c. Kecukupan Refrensi

Kecukupan refrensi adalah sebagai alat untuk menjaring data,

menyesuaikan dengan kritik tertulis untuk keperluan

evaluasi.Kecukupan refrensi peneliti digunakan sebagai landasan

teoritis yang cukup kuat untuk merumuskan permasalahan, karena itu

peneliti selalu berpedoman pada kemuktakhiran refrensi dengan

banyak membaca refrensi-refrensi yang mendukung, termasuk juga

mengambil dari internet.

Page 64: Oleh: RABIATUL ADAWIYAH JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA …

BAB II

PAPARAN DATA DAN TEMUAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Sejarah Berdirinya MTs Raudlatusshibyan NW Belencong

Madrasah Tsanawiyah Raudlatusshibbyan NW Belencong, terletak

di pinggir jalan, yang berjalan raya tanjung desa midang kecamatan

gunung sari kabupaten lombok barat,data profil Madrasah

Raudlatusshibyan NW Belencong sebagai berikut:

a. Nama Yayasan : Yayasan Ponpes RaudlatusshibyanNW

Belencong

b. Tanggal Berdiri : 19 Februari 2008

c. Nama-nama pendiri/pengurus :

1) Pelindung/penasihat : H. M. Munir, H.M. Luthfi Mukhtar,QH

2) Ketua : Junaidi Sagir, SE. M.BA

3) Wakil Ketua : H. Humaidi, S.Pdi

4) Sekretaris : Ahmad Saleh, S.Pdi

5) Wakil Sekretaris : M. Khairi Said, S.Pd

6) Bendahara : H. Ismail Hamidi

d. No. Akte Yayasan : No. 7 Tanggal 19 Februari 2008

e. Alamat : Jl. Raya Tanjung Belencong

f. Lembaga yang di kelola : TK/RA, MI, MTs. dan MA

g. Nama tenaga pendidik, Ijazah terakhir dan tahun lulus (foto copy) :

Terlampir

Page 65: Oleh: RABIATUL ADAWIYAH JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA …

h. Nama Pimpinan Pondok Pesantren : Junaidi Sagir, SE. M.BA

i. NPWP : 00.589.379.7 915000

j. Luas lahan yang dimiliki/tanah : 5350 m2

k. Hak Milik : Sendiri

l. Kegiatan lain yang di selenggarakan : - Majlis Taklim dan Diniyah

Adapun tujuan pendiri Madrasah Tsanawiyah Raudlatussibyan NW

Belencong pada saat itu adalah sebagai berikut:

a. Memiliki ciri khas dan keimanan yangkuat sebagai dasar menghadapi

perubahan arus globalisasi

b. Unggul dalam perolehan nilai US dan UN, baik dari segi apektif,

kongnitif maupun psikomotorik

c. Unggul dalam penerapan iptek dan imtak dalam pergaulan dengan

warga sekolah atau madrasah ataupun masyarakatpada umumnya.63

2. Letak Geografis MTs Raudlatussibyan NW Belencong

Letak geografis MTs Raudlatusshibyan NW Belencong termasuk

sangat strategis yaitudekat dengan jalan raya, suasananya aman serta

mudah di jangkau oleh para guru dan siswa baik memakaikendaraan

maupun jalan kaki.

No Lokasi Madrasah

1 Jalan/Kampung & RT/RW Jl. Raya Tanjung

2 Desa/Kelurahan Midang

3 Kecamatan GunungSari

4 Kabupaten Lombok Barat

5 Provinsi Nusa Tenggara Barat

6 Kode Pos 83351

63

Pak Lalu Hamdallah S.p, (Kepala Madrasah Tsanawiyah Raudlatusshibbyan NW

Belencong) wawancara pada tanggal 17 April 2016

Page 66: Oleh: RABIATUL ADAWIYAH JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA …

7 Titik Koordinat a. Latitude (Lintang) : -8.552641

b. Longitude (Bujur): 116.110156

8 Kategori Geografis Wilayah Dataran Rendah

9 Kategori Khusus Wilayah Daerah Masyarakat Adat

Keadaan Masyarakat yang ada di sekitar sekolah sangat mendukung dalam proses

belajar mengajar, dan masyarakat banyak menyekolahkan anaknya di MTs

Raudlatusshibyan NW Belencong, hl ini dapat terlihat dari antusias orang tua

dalam menyekolahkan anaknya dan partisipasi dalam kegiatan sekolah,

diantaranya mengikuti pengajian bulanan yang diadakan di sekolah.

3. Visi dan Misi MTs Raudlatusshibiyan NW Belencong

Secara khusus dapat dilihat tujuan dan target yang akandicapai

oleh Madrasah Tsanawiyah Raudlatusshibiyan NW Belencongdalam

mencetak generasi penerus bangsa yang maju dan religious dengan visi

dan misi sebagai berikut:

a. Visi

Beriman, bertaqwa, berprestasi,berwawasan (Iptek)

b. Misi

1) Mengamalkan nilai-nilai agama berdasarkan Al-qur’an dan Hadits

Ala Mazhab Imam Syafi’i

2) Mempererat silaturrahmi antar Madrasah dan instansi

3) Mengoptimalkan pelaksanaan proses belajar mengajar

Page 67: Oleh: RABIATUL ADAWIYAH JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA …

4) Menciptakan suasana lingkungan madrasah yang kondusip dan

menyenangkan mengupayakan kelengkapan sarana prasarana

pembelajaran.64

4. Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana juga memiliki peranan yang sangatpenting

dalam melaksanakan proses belajar mengajar, sebabsarana merupakan

tempat berlangsungnya proses belajar mengajar dan alat pembelajaran

merupakan faktor penunjang untuk memperjelas pemahaman siswa

terhadap suatu mata pelajaran.65

Di bawah ini diuraikan tentang keadaan sarana dan prasarana yang

terdapat di MTs Raudlatusshibyan NW Belencong kabupaten Lombok

Barat.

Tabel 2.1

Keadaan Sarana dan Prasarana MTs Raudlatusshibyan NW

Belencong Tahun Pelajaran 2016/2017.66

No Ruang Jumlah Kondisi

1 Ruang Kelas 7 Baik

2 Ruang Kepala Madrasah 1 Baik

3 Ruang Guru 1 Baik

4 Ruang TU 1 Baik

5 Ruang Perpustakaan 1 Baik

6 Toilet Guru 1 Baik

7 Toilet siswa 2 Baik

8 Masjid/Musholla 1 Baik

9 Gedung/Ruang Olahraga 1 Baik

11 Pos Satpam 1 Baik

12 Kantin 2 Baik

64

Visi dan Misi MTs Raudlatusshibbyan NW Belencong, Observasi pada tangggal 15

April 2017 65

Dokumentasi, dikutip pada tanggal 15 April2017 66

Dokumentasi, dikutip pada tanggal 15 April2017

Page 68: Oleh: RABIATUL ADAWIYAH JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA …

Berdasarkan tabel 2.1dapat peneliti simpulkan bahwa kondisi

sarana dan prasarana di Madrasah Tsanawiyah Raudlausshibbyan NW

Belencong cukup menunjang dalam proses pembelajaran.

5. Kondisi Pendidik dan Tenaga Pendidik

Dalam suatu lembaga pendidikan guru merupakan komponen yang

paling utama dalam pendidikan karena guru mempunyai peranan yang

sangat penting dalam menjalankan proses pembelajaran dan pembinaan

kepada siswanya. Selain itu, guru berkewajiban menjelaskan materi

pembelajaran, membimbingdan mengarahkan pencapaian tujuan

pembelajaran yang telah direncanakan pembentukan karakter atau akhlak

mulia siswa. Begitu juga dengan para staf pegawai madrasah sangat

dibutuhkan dalam mengatur dan mempersiapkan perlengkapan dalam

proses KBM

Tabel 2.2 Jumlah Kepala Madrasah, Wakil Kepala, Pendidik

dan Tenaga Kependidikan

No. Uraian PNS Non-PNS

Lk Pr Lk Pr

1. Jumlah Kepala Madrasah 1

2. Jumlah Wakil Kepala Madrasah

3. Jumlah Pendidik 1)

2 10 8

4. Jumlah Pendidik Sudah Sertifikasi 2)

2 7 6

Page 69: Oleh: RABIATUL ADAWIYAH JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA …

Struktur Organisasi MTs Raudlatusshibyan NW Belencong-midang

Kecamatan GunungSari Periode 2016/2017

Gambar 2.1

Page 70: Oleh: RABIATUL ADAWIYAH JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA …

6. Keadaan Siswa MTs Raudlatusshibyan NW Belencong

Komponen yang paling utama dalam suatu lembaga pendidikan

adalah siswa meupakan objek dari pendidikan yang akan diberikan

pembelajaran dan pembinaan, Adapun keadaan siswa Madrasah

Tsanawiya Raudlatussibyan NW Belencong dapat dilihat pada tabel

berikut ini:

Tabel 2.4

Keadaan Siswa MTs Raudlatussibyan NW Belencong Tahun Ajaran

2016/201767

No. Uraian Siswa & Rombel

Tingkat

7

Tingkat

8

Tingkat

9

Lk Pr Lk Pr Lk Pr

1. Jumlah Siswa Awal TP

2015/2016 31 32 46 28 24 42

2. Jumlah Siswa Pindah Masuk

3. Jumlah Siswa Pindah Keluar

4. Jumlah Siswa Drop-out Keluar

5. Jumlah Siswa Drop-out

Kembali

6. Jumlah Siswa Akhir TP

2015/2016 31 32 46 28 24 42

7. Jumlah Siswa Naik Tingkat 31 32 46 28

8. Jumlah Siswa Lulus 24 42

9. Jumlah Rombel 2 3 2

Sebagai lembaga pendidikan swasta yang masih berada di wilayah

pedesaan, madrasah ini pun memiliki kekurangan-kekurangan baik itu

yang terkait dengan tenaga kependidikan yang professional, sarana dan

prasarana dan sebagainya. Tetapi dengan adanya kekurangan-keurangan

67

Daftar Jumlah Siswa MTs Raudlatusshibbyan NW Belencong, Dokumentasi, di Kutip

15 April 2017

Page 71: Oleh: RABIATUL ADAWIYAH JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA …

tersebut dapat meningatkan kualitas lembaga ini agar menjadi lebi baik

lagi kedepannya.68

B. Nilai-Nilai Karakter Yang Ditanamkan Dalam Pembelajaran Akidah

Akhlak di Madrasah Tsanawiyah NW Belencong Kabupaten Lombok

Barat Tahun Pelajaran 2016/2017

Dalam mengembangkan nilai-nilai karakter yang dilakukan oleh MTs

Raudlatusshibyan NW Belencong adalah mengaitkan dengan semua mata

pelajaran, dan lebih dikhususkan melalui pembelajaran Akidah Akhlak. Dalam

pembelajaran akidah akhlak ini secara teoritis mengandung pembinaan akhlak

dan moral yang dapat diterapkan di kehidupan sehari-hari.69

Berdasarkan hasil obsrervasi nilai-nilai karakter yang diaktualisasikan

oleh siswa MTs Raudlatusshibyan NW Belencong yaitu sesuai dengan

lingkungan madrasah, mereka dibimbing dan dibina agar mampu memiliki

akhlak yang baik sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, baik

di lingkungan madrasah.nilai karakter yang peneliti dapat yaitu, disiplin,

religius, toleransi,bertanggung jawab, jujur dan peduli lingkungan70

Dari hasil temuan peneltiti dapat beberapa nilai-nilai karakter yang

dikembangkan dalam pembelajaran Akidah Akhlak di Madrasah Tsanawiyah

Raudlatusshibyan NW Belencong yaitu:

68

Observasi, pada tanggal 15 April2017 69

Ibu Rahmawati S.Pd.I, Guru Bidang Studi Akidah Akhlak MTs Raudlatusshibyan NW

Belencong, wawancara, pada tanggal 17 April 2017 70

Observasi, tanggal 15 April 2017

Page 72: Oleh: RABIATUL ADAWIYAH JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA …

1. Disiplin

Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan, peneliti melihat

bahwa nilai kedisiplinan sudah diterapkan oleh guru, terutama guru akidah

akhlak dalam membiasakan siswa terutama siswa kelas VIII A agar selalu

bersikap disiplin. Upaya yang dilakukan oleh guru tidak hanya pada saat

pembelajaran di kelas, tetapi juga saat siswa berada di luar kelas. Adapun

salah satu cara yang dilakukan oleh guru Akidah Akhlak adalah dengan

membiasakan disiplin tepat waktu datang ke sekolah.71

Berkaitandengan hal yang di atas, guru akidah akhlak mengatakan:

“Nilai kedisiplinan sangat menunjang prosespembelajaran karena

apabila semua guru dengan siswa sudah mempunyai kedisiplinan

yang tinggi maka akan mempermudah mewujudkan tujuan

pembelajaran yang ingin dicapai. Nilai disiplin ini dapat

dikembangkan melaluipembelajaran akidah akhlak.”72

Hal senada dengan hal di atas juga dikatakan oleh Muzan Ridwan

siswa kelas VIII Ayang mengatakan bahwa:

“Benar dengan mempelajari akidah akhlak kami dapat menerapkan nilai

kedisiplinan seperti datang tepat waktu ke sekolah, di Madrasah kami ini

sekolah masuk jam 07.30 dan Pulang jam 2.15.”73

Hal tersebut senada dengan pernyataan wali kelas VIII A yang

mengatakan:

“siswa dibiasakan dan dimulai sejak dini untuk bersikap disiplin melalui

tepat waktu datang ke sekolah, disini kami membina siswa kami agar

selalu datang tepat pada waktunya dan tidak ada yang datang terlambat,

jika ada siswa ataupun siswi yang datang terlambat kami menghukuminya,

71

Observasi, Pada Tanggal 15 April 2017 72

Ibu Rahmawati S.Pd.I, Guru Bidang Studi Akidah Akhlak MTs Raudlatusshibyan NW

Belencong, wawancara, pada tanggal 17 April 2017 73

Muzan Ridwan, siswa kelas VIII A MTs Raudlatusshibyan NW Belencong,

Wawancara, 19 April 2017

Page 73: Oleh: RABIATUL ADAWIYAH JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA …

dengan hukuman yang mendidik seperti membersihkan toilet siswa dan

guru”74

Hal serupa juga diperkuat dengan hasil observasi temuan peneliti

di lapangan bahwa sebelum jam 07.30 siswa-siswi sudah banyak yang

datang dan ketika bel sekolah berbunyi siswa-siswa bersiap-siap

memasuki ruang kelas untuk belajar, dan hal tersebut sudah membuktikan

bahwa karakter disiplin sudah di terapkan di madrasah tersebut.75

2. Religious (Beriman dan Betaqwa)

Dari hasil observasi yang peneliti lakukan bahwa guru akidah

akhlak selalu mengarahkan siswanya untuk membiasakan melakukan

sesuatu, seperti berdoa sebelum dan sesudah belajar Hal tersebut

disaksikan langsung oleh peneliti sindiri di MTs Raudlatusshibyan NW

Belencong bahwa sebelum dan sesudah belajar siswa mengawali dengan

berdoa.”76

Karakter sebagai seorang muslim tentunya siswa dapatkan dengan

mempelajari akidah akhlak. Dari hasil wawancara peneliti dengan siswa

kelas VIII A informan Imam Ghozali, Muzan Ridwan, Nurul Hikmah, dan

Hayatun Nufus MTs Raudlatusshibyan NW Belencong mereka

senangbelajar akidah akhlak dan paham atas apayang dipelajarinya, dan

mereka mengatakan dengan mempelajari akidah akhlak dapat memberikan

masukan bagi siswa seperti nasehat dan gambaran tentang karakter yang

baik yang seharusnya mereka miliki dan terapkan dalam kehidupan sehari-

74

Ibu Zakiah S,Sos.i, Wali Kelas VIII A MTs Raudlatusshibyan NW Belencong,

Wawancara, 18 April 2017 75

Observasi, tanggal 15 April 2017 76

Observasi, tanggal 23 mei 2017

Page 74: Oleh: RABIATUL ADAWIYAH JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA …

hari,seperti religius yaitu terbiasa membaca doa sebelum dan sesudah

belajar.77

Hal tersebut senada dengan guru mata pelajaran akidah akhlak

mengatakan :

“dengan mempelajari akidah akhlak siswasenang dan antusias dalam

menerima materi pelajaran, serta dapat mengetahui dan dapat

membedakan mana akhlak terpuji dan mana akhlak tercela di dalam

kehidupan sehari-hari, seperti membaca doa sebelum dan sesudah

belajar.”78

Dari uraian di atas, peneliti dapat menyimpulkan temuan peneliti

bahwa nilai religious sudah dikembangkan di MTs Raudlatusshibyan NW

Belencog terlihat dari keseharian siswa yang selalu berdoa sebelum dan

sesudah belajar.

3. Menghargai Pendapat Orang Lain

Saling menghargai pendapat antara siswa yang satu dengan yang

lainnya maupun antara siswa dengan guru cukup terjaga dengan baik,

mendengarkan dan memperhatikan dengan baik ketika guru menjelaskan

materi pembelajaran di kelasmaupun di luar kelas, seperti yang dilakukan

oleh imam ghozali, khaeratunnufus, dan anisa siswa kelas VIII A MTs

NW Raudlatusshibyan Belencong79

.

Berdasarkan hasil observasi, peneliti melihat bahwa sikap

menghargai yang di lakukan oleh siswa Muhammad Ridwan dengan siswa

yang lainnya sangat terlihat dan mereka sangat terjaga baik, dan siswa juga

77

Imam Ghozali, Muzan Ridwan, Nurul Hikmah, dan Hayatun Nufus, Siswa Kelas VIII

A, Wawancara, tanggal 19 Mei 2017 78

Ibu Rahmawati S.Pd.I, Guru Bidang Studi Akidah Akhlak MTs Raudlatusshibyan NW

Belencong, wawancara, pada tanggal 25 mei 2017 79

Observasi, Pada tanggal 15 April 2017

Page 75: Oleh: RABIATUL ADAWIYAH JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA …

selalu menghargai apa yang di ajarkan oleh guru ketika guru

menyampaikan materi yang diajarkan.80

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru akidah akhlak mengatakan

bahwa:

“ketika saya menyampaikan materi pelajaran akidah akhlak tentang kisah

sahabat umar bin khattab siswa memperhatikan apa yang saya sampaikan

dengan baik, sehingga terlihat bahwa sikap dalam menghargai pendapat

orang lain sudah ada dan dimiliki oleh siswa Kelas VIII A.”81

Hal tersebut dibenarkan oleh siswa khaeratunNufus: “memang

benar ketika guru kami sedang menjelaskan kami selalu

memperhatikannya dengan baik, dan siswa kelas VIII A sangat suka sekali

dengan mata pelajaran akidah akhlak terutamasaya sendiri, karena mata

pelajaran akidah akhlak merupakan mata pelajaran yang membantu kita

mengetahui bagaimana caranya bersikap kepada teman dan guru.”82

Dari hasil observasi dan wawancara peneliti dapat menyimpulkan

bahwa temuan peneliti mengenai nilai toleransi dalam menghargai

pendapat orang lain sudah dikembangkan dan dimiliki oleh siswa kelas

VIII A MTs Raudlatusshibyan NW Belencong.

4. Bertanggung jawab

Hasil observasi peneliti, peneliti melihat bahwa rasa tanggung

jawab merupakan salah satu satu hal utama yang ada dalam kelas VIII A

karena bagaimana tidak pada hal ini siswa benar-benar melakukan apa

yang harus menjadi tanggung jawabnya sekolah dan apa yang menjadi

tanggung jawanya dikelas.83

80

Observasi, Pada tanggal 15 April 2017 81

Ibu Rahmawati S.Pd.I, Guru Bidang Studi Akidah Akhlak MTs Raudlatusshibyan NW

Belencong, wawancara, pada tanggal 17 April 2017 82

Khaeratunnufus, siswa kelas VIII A Mts Raudlatusshibyan NW Belencong, wawancara,

pada tanggal 18 April 2017 83

Observasi, 23 mei 2017

Page 76: Oleh: RABIATUL ADAWIYAH JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA …

Sesuai dengan hasil wawancara peneliti dengan Mujiburrahman

selaku ketua kelas VIII A yang mengatakan “siswa kelas VIII A tercatat

sangat bertanggung jawab salah satu contohnya Anisa, Nida An Hafia, Aji

Satriawan Junaidi dan Imam Gozali jika mereka memiliki piket bersih

kelas, mereka kompak dalam hal membersihkan kelas dan apabila ada

lomba kebersihan kelas siswa kelas VIII A unggul dalam kebersihan dan

itu merupakan salah satu rasa bertanggung jawab pada diri kami.”84

Rasa tanggung jawab sudah dimilikioleh siswa MTs

Raudlatusshibyan NW Belencong, sesuai dengan hasil wawancara dengan

guru akidah akhlak yang mengatakan bahwa:Setiap diberikan tugas atau

pekerjaan rumah siswa kelas VIII A, selalu menyelesaikan tugasnya atau

pekerjaan rumah yang sudah diberikan tepat pada waktu yang dibenarkan

dan siswa yang selalu rajin mengerjakan tugas adalah siswa Haeratun

Nufus dia selalu mengerjakan tugas yang di berikan guru, bukan hanya

pada tugas akidah akhlak tetapi juga pada mata plajaran yang lainnya.85

“Hal tersebut dibenarkan oleh wali kelas VIII A yang mengatakan bahwa

“Siswa kelas VIIIA selalu mengerjakan tugas atau pekerjaan rumah yang

sudah diberikan tepat pada waktunya, sehingga guru merasa senang ketika

siswa bisa mengerjakan tugas tepat pada waktunya, dan memang benar

siswi atas nama Hayatun Nufus selalu mengerjakan tugas baik itu mata

pelajaran akidah akhlak maupun mata pelajaran lainnya karena Hayatun

Nufus adalah siswi yng paling pandai di kelas VIII A.”86

84

Mujiburrahman, siswa kelas VIII A Mts Raudlatusshibyan NW Belencong, wawancara,

pada tanggal 18 April 2017 85

Ibu Rahmawati S.Pd.I, Guru Bidang Studi Akidah Akhlak MTs Raudlatusshibyan NW

Belencong, wawancara, pada tanggal 17 April 2017 86

Ibu Zakiah S,Sos.i, Wali Kelas VIII A MTs Raudlatusshibyan NW Belencong,

Wawancara, 18 April 2017

Page 77: Oleh: RABIATUL ADAWIYAH JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA …

Pada saat peneliti melakukan observasi di MTs Raudlatusshibyan

NW Belencong hal tersebut dapat peneliti melihat langsung yaitu setiap

diberikan tugas siswa selalu mengerjakannya tepat waktu.87

Dari uraian di atas dapat peneliti simpulkan bahwa dari data

temuan peneliti mengenai nilai karakter tanggung jawab sudah di

kembangkan di MTs Raudlatusshibyan NW Belencong, hal tersebut dapat

peneliti lihat langsung dari keseharian siswa yang mengerjakan tugas tepat

pada waktunya.

5. Jujur

Karakter jujur tentu dimiliki oleh siswa kelas VIII A MTs

Raudlatusshibyan NW Belencong, dari hasil observasi langsung yang

dilakukan oleh penulis yakni ketika mereka diberikan tugas oleh guru,

mereka berusaha untuk mengerjakan sendiridan tidak menyontek.88

Hal tersebut dibenarkan oleh guru mata pelajaran akidah akhlak

yang mengatakan:

“siswa kelas VIII A di MTs Raudlatusshibyan NW Belencong sudah

memilki karakter jujur, hal tersebut terlihat dari keseharian siswa ketika

diberikan tugas selalu mengerjakan sendiri tanpa menyontek.”89

Hal tersebut senada dengan yang diungkapkan oleh Muzan Ridwan

yang mengatakan saya diberikan tugas oleh pak guru saya selalu

mengerjakan dan menyelesaikan tugas tersebut sendiri.90

87

Observasi, Pada Tanggal 15 April 2017 88

Observasi, Pada tanggal 15 April 2017 89

Ibu Rahmawati S.Pd.I, Guru Bidang Studi Akidah Akhlak MTs Raudlatusshibyan NW Belencong, wawancara, pada tanggal 18 April 2017

Page 78: Oleh: RABIATUL ADAWIYAH JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA …

Dari uraian tersebut dapat peneliti simpulkan bahwa nilai karakter

jujur sudah dikembangkan di MTs Raudlatusshibyan NW Belencong,

yang dapat dikaitkan dengan materi pembelajaran Akidah Akhlak yaitu

sifat-sifat Rasul.

6. Rasa ingin tahu (berinisiatif)

Menurut guru mata pelajaran akidah akhlak siswa memberikan

umpan balik ketika proses belajar mengajar berlangsung, seperti

menanyakan hal yang belum dipahami oleh siswa. Guru merespon dan

menghargai usaha yang dilakukan oleh siswa kelas VIII A MTs

Raudlatusshibyan NW Belencong.

Hal tersebut dibenarkan oleh wali kelas VIII A yang mengatakan

bahwa:

“Benar ketika siswa tidk mengerti materi yang disampaikan oleh gurunya,

siswa langsung mengangkat tangan dan bertanya langsung tentang materi

akhlak terpuji sesama manusia yang belum dipahami.”91

Berdasarkan uraian di atas peneliti dapat menyimpulkan bahwa

siswa sudah memiliki nilai rasa ingin tahu yang muncul dari pembiasaan-

pembiasaan yang dilakukan oleh guru dalam proses belajar mengajar

berlangsung.

90

Muzan Ridwan, Siswa kelas VIII A MTs Raudlatusshibbyan NW Belencong, Wawancara, pada

tanggal 19 April 2017 91

Ibu Zakiah S,Sos.i, Wali Kelas VIII A MTs Raudlatusshibyan NW Belencong, Wawancara, 18

April 2017

Page 79: Oleh: RABIATUL ADAWIYAH JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA …

7. Peduli lingkungan

Dari hasil wawancara dengan guru mata pelajaran akidah akhla,

siswa kelas VIII A MTs Raudlatusshibyan NW Belencong sudah

mencerminkan sikap kepedulian terhadap lingkungan, hal tersebut dapat

dilihat melalui kebiasaan siswa yang membersihkan kelas maupun halaman

sebelum mengikuti pembelajaran di kelas, sehingga pembelajaran yang

berlangsung dapat dilakukan dengan nyaman.92

Hal tersebut dibenarkan oleh Hayatun Nufus yang mengatakan bahwa:

“Saya selalu membersihkan kelasdan membuang sampah pada

tempatnya,sebelum saya mengikuti pelajaran di kelas, sehingga proses

pembelajaran di kelas terasa nyaman karena kelas kami bersih.”93

Dari hasil observasi yang peneliti lakukan, peneliti melihat langsung

siswa yang sedang membersihkan ruang kelasnya, sebelum prosesbelajar

mengajar berlangsung, sehingga kegiatan belajar mengajar berlangsung aman

dan nyaman.

Dari hasil wawancara dengan guru bidang studi akidah akhlak di MTs

Raudlatusshibyan NW Belencong, bahwa para siswa kelas VIII A sudah

memiliki karakter peduli lingkungan baik terhadap lingkungan sekolah

maupun lingkungan luar sekolah, dan halite terlihat dari sikap yang di

92

Ibu Rahmawati S.Pd.I, Guru Bidang Studi Akidah Akhlak MTs Raudlatusshibyan NW Belencong,

wawancara, pada tanggal 18 April 2017 93

Hayatun Nufus, Siswi kelas VIII A MTs Raudlatusshibbyan NW Belencong, Wawancara, pada

tanggal 19 April 2017

Page 80: Oleh: RABIATUL ADAWIYAH JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA …

tunjukkan sehari-hari: yakni mendengarkan guru yang sedang menyampaikan

mater pembelajaram, t=saling tlong menolong dan mematuhi tata madrasah.94

C. Upaya Guru dalam Menanamkan Nilai-Nilai Pendidikan Karakter

dalam Pembelajaran Akidah Akhlak di MTs Raudlatusshibyan NW

Belencong Tahun Pembelajaran 2016/2017

MTs Raudlatusshibyan NW Belencong merupakan salah satu lembaga

pendidikan swastayang menjadi wadah pembinaan siswa agar menjadi

manusia yang berakhlak mulia. Madrasah Tsanawiyah ini lebih berorientasi

pada pembinan kepribadian siswa yang beradab maupun dalam

pengembangan potensiyang dimiliki oleh siswa. Oleh karena itu pembinaan

akhlak sangat dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan madrasah dalam

membina karakter siswa.95

Proses internalisasi nilai-nilai karakter dalam pembelajaran akidah

akhlak di Madrasah Tsanawiyah Raudlatusshibyan NW Belencong

merupakan salah satu cara yang diterapkan oleh guru dalam membentuk

karakter sisswa. Menurut Ibu Rahmawati selaku guru mata pelajaran akidah

akhlak di MTs Raudlatusshibyan NW belencong, disini guru bekerja sama

dengan kepala madrasah atau pihak madrasah untuk merumuskan bagaimana

upaya dalam menanamkan nilai-nilai karakter siswa melalui pembelajaran

akidah akhlak. Hal ini merupakan suatu tantangan tersendiri bagi guru,

terutama guru mata pelajaran akidah akhlak. Selain guru mata pelajaran

94

Ibu Rahmawati S.Pd.I, Guru Bidang Studi Akidah Akhlak MTs Raudlatusshibyan NW

Belencong, wawancara, pada tanggal 18 April 2017 95

Pak Lalu Hamdallah S.p, (Kepala Madrasah Tsanawiyah Raudlatusshibbyan NW

Belencong) wawancara pada tanggal 17 April 2016

Page 81: Oleh: RABIATUL ADAWIYAH JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA …

akidah akhlak kepala madrasah dan warga madrasah juga ikut adil dalam

proses penanaman nilai-nilai karakter.96

Menurut keterangan dari guru bidang studi akidah akhlak di MTs

Raudlatusshibyan NW Belencong, internalisasi nilai-nilai pendidikan karakter

melalui pembelajaran akidah akhlak yang dilakukan oleh guru akidah akhlak

yaitu dengan cara:

1. Guru Menunjukkan Keteladanan Kepada Siswa

Guru merupakan seorang yang harus di tiru. Oleh karena itu setiap

sikap dan prilaku yang ditunjukkanoleh seorang guru harus bisa

mencerminkan akhlak yang mulia selama berinteraksi dengan siswanya

sehingga sikap dan prilaku tersebut dapat ditiru oleh siswanya. Adapun hal

yang dapat diikuti oleh para siswa seperti menebarkan salam,

melaksanakan shalat berjamaah, baik di madrasah amaupun di rumah.hal

tersebut dilakukan agar siswa dapat membiasakan diri dengan hal yang

baik.

Keletadanan merupakan hal yang harus dilkukan oleh guru di MTs

RaudlatusshibyanNW Belencong, khususnya guru akidah akhlak baik

dalam bersikap dan tingkah laku.Adapun hal yang dapat dicontohkan oleh

guru akidah akhlak adalah melaksanakan sholat berjama’ah, bertegur sapa

dengan mengucapkan salam, dan bertutur kata yang baik dan sopan.97

96

Ibu Rahmawati S.Pd.I, Guru Bidang Studi Akidah Akhlak MTs Raudlatusshibyan NW

Belencong, wawancara, pada tanggal 18 April 2017 97

Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Karakter Persfektif Islam,(Bandung:

Remaja Rosdakarya,2011),h.117

Page 82: Oleh: RABIATUL ADAWIYAH JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA …

Dari paparan di atas dapat penulis simpulkan bahwa guruakidah

akhlak mempunyai peran yang sangat penting untuk mentransfer ilmu

pengetahuan baik dari sikap maupun tingkah laku. Hal tersebut sudah bisa

dilakukan oleh guru akidah akhlak di MTs Raudlatusshibyan NW

Belencong dalam membina akhlak siswa sehingga siswa dapat meniru dan

merealisasikannya di dalam kehidupan sehari-hari.

2. Guru Mengarahkan (Memberi Bimbingan) Kepada Siswa

Dalam menginternalisasikan nilai-nilai pendidikan karakter guru

akidah akhlak di MTs Raudlatusshibyan NW Belencong sudah

memberikan bimbingan kepada siswa yang melakukan kesalahan,

sepertiketika ada siswa yang mengganggu temannya, ada siswa yang tidak

mengerjakan tugas yang diberikan, membuang sampah sembarangan dan

lain sebagainya. Bimbingan tersebut tidak mengukangi kesalahannya lagi,

serta memiliki rasa toleransi, tanggung jawab serta peduli terhadap

lingkungan.98

Oleh karena itu bimbingan dan latihan dilakukan secara bertahap

oleh guru mata pelajaran akidah akhlak di MTs Raudlatusshibyan NW

Belencong dengan melihat kemampuan yang dimiliki siswa untuk

kemudian ditingkatkan perlahan-perlahan sampai tercapainya tujuan

pembelajaran yang diterapkan.

98

Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Karakter Persfektif Islam,(Bandung:

Remaja Rosdakarya,2011),h.121

Page 83: Oleh: RABIATUL ADAWIYAH JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA …

3. Guru Memberikan Dorongan (Motivasi) Kepada Siswa

Motivasi adalah kekuatan yang menjadi pendorong kegiatan

individu untuk melakukan suatu kegiatan mencapai tujuan. Dalam hal ini

untuk memotivasi anak adalah suatu kegiatan memberi dorongan agar

anak bersediadan mau mengerjakan kegiatan atau prilaku yang diharapkan

oleh orang tua atau guru.

Guru mata pelajaran akidah akhlak selalu memberikan motivasi

kepada siswanya, hal tersebut peneliti melihat langsung dalam proses

belajar mengajar. Dalam hal ini guru memotivasi siswa agar siswa rajin

masuk sekolah, rajin belajar, dengan cara mengaitkan materi pembelajaran

dengan kehidupan sehari-hari.99

4. Guru Mengingatkan Siswa (Memberikan Teguran dan Nasehat)

Ketika pempelajaran akidah akhlak berlangsung guru harus

berusaha untuk mengingatkan kepada siswa mereka diawasi oleh Allah

yang Maha Pencipta yang mengetahui yang tersembunyi walaupun hanya

tersirat dalam hati, sehingga ia akan senantiasa mengingat-Nya dan

menjaga prilakunya dariperbuatan tercela sehingga iman yang telah

ditanamkan Allah di dalam hati akan dibawa dari potensialitas menuju

aktualitas. Dalam hal ini guru mata pelajaran akidah akhlak di MTs

Raudlatusshibyan NW Belencong sudah mampu mengigatkan siswa,

memberikan teguran, serta nasehat-nasehat terhadap siswa yang

melakukan kesalahan.

99

Ibid, h.122

Page 84: Oleh: RABIATUL ADAWIYAH JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA …

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh peniliti bahwa

karakter dari siswa kelas VIII A MTs Raudlatusshibyan NW Belencong

dapatterwujud melakui tata cara bergaul, metode pembiasaan seperti

shalat berjamaah dan doa bersama, serta metode keteladanan seperti guru

memberikan contoh prilaku yang baik bagisiswa dan memberikan nasehat.

Penanaman nilai-nilai karakter melalui pembelajaran aidah akhlak

di MTs RaudlatusshibyanNW Belencong sangat penting dilakukan oleh

guru madrasah, selain guru orang tua sebagai tempat pendidikan pertama

bagi anak.Dengan adanya penanaman niali-nilai karakter serta pembinaan

akhlak siswa tersebut dapat diharapkan mampu memberikan perubahan ke

arah yang lebih baik kepada siswa, terutama pada sikap dan prilaku atau

akhlak pada diri siswa itu sendiri. Penanaman nilai-nilai karakter maupun

pembinaan akhlak siswa baik di lingkungan madrasah maupun dalam

lingkungan keluarga di rumah dapat membentuk kepribadian

siswa,dimana guru sebagai pengajar tidak hanya sekedar mampu

mentransfer ilmu pengetahuan, tetapi juga diharapkan mampu

membimbing dan mendidik akhlak siswa sehingga dapat diaplikasikan di

dalam kehidupan sehari-hari.

Penanaman nilai-nilai karakter melalui pembelajaran akidah akhlak

menjadi tugas guru mata pelajaran akidah akhlak pada khusunya untuk

mengembangkan variasi cara mengajar, baik dari segi penggunaan metode

maupun media pembelajaran, agar siswa antusia dalam menerima

Page 85: Oleh: RABIATUL ADAWIYAH JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA …

pelajaran, sehingga akan mempengaruhi penerimaan materi serta sikap

yang dapat dirubah oleh siswa.

Page 86: Oleh: RABIATUL ADAWIYAH JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA …

BAB III

PEMBAHASAN

A. Nilai-Nilai Karakter yang ditanamkan dalam Pembelajaran Akidah

Akhlak di Madrasah Tsanawiyah Raudlatusshibyan NW Belencong

Tahun Pelajaran 2016/2017

Dalam mengembangkan nilai-nilai karakter melalui pembelajaran

akidah akhlak merupakan salah satu poin dalam menanamkan pendidikan

karakter itu sendiri. Nilai-nilai itu sangat penting untuk diterapkan oleh siswa

di dalam kehidupan sehari-hari baik dilingkungan keluarga, madrasah,

maupun masyarakat. Dari hasil wawancara dengan guru mata pelajaran

akidah akhlak, terdapat beberapa nilai-nilai pendidikan karakter yang menjadi

prioritas di Madrasah Tsanawiyah Raudlatusshibyan NW Belencong yaitu :

1. Disiplin

Disiplin, bila mengerjakan sesuatu dengan tertib, memanfaatkan

waktu untuk kegiatan yang positif, belajar secara teratur dan selalu

mengerjakan sesuatu dengan penuh tanggung jawab.

2. Religius (beriman dan bertaqwa)

Religius (beriman dan bertaqwa), terbiasa membaca doa

jikahendak dan setelah melakukan kegiatan, selalu melakukan perbuatan

menghormati orang tua, guru, teman dsb, bisa menjalankan perintah

agamanya, bisa membaca kitab suci dan mengaji dan biasa melakukan

kegiatan yang bermanfaat dunia dan akhirat.

Page 87: Oleh: RABIATUL ADAWIYAH JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA …

3. menghargai pendapat orang lain

Menghargai pendapat orang lain, biasa mendengarkan pembicara

teman,guru atau orang lain dengan baik, menghindari sikap meremehkan

orang lain, dan tidak berusaha mencela pendapat orang lain.

4. Bertanggung Jawab

Bertanggung jawab, biasa menyelesaikan tugas-tugas tepat waktu

menghindari sikap ingkar janji dan biasa mengerjakan tugas sampai

selesai.

5. Jujur

Jujur, biasa mengatakan yang sebenarnya apa yang dimiliki dan

diinginkan, tidak pernah bohong biasa mengakui kesalahan dan biasa

mengakui kelebihan orang lain.

6. Rasa Ingin Tahu (Berinisiatif)

Rasa ingin tahu, mempunyai keberanian dan harapan melakuikan

sesuatu yang baik, berusaha mengetahui dan mencoba sesuatu sesuai

dengan keinginan, cerdik, berani, pandai dan mengajukan usul.

7. Peduli Lingkungan

Peduli lingkungan, menunjukkan kepedulian terhadap lingkungan

di sekitar dengan cara memelihara dan menjaganya.100

Nilai-nilai karakter tersebut sudah di tanamkan dalam diri siswa.

Apabila nilai-nilai karakter tersebut dapat ditanamkan dalam diri siswa,

100

Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Karakter Persfektif Islam,(Bandung:

Remaja Rosdakarya,2011),h.45-49

Page 88: Oleh: RABIATUL ADAWIYAH JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA …

maka setiap siswa dapat merubah sikap yang kurang baik menjadi lebih

baik lagi kedepannya.

B. Upaya Guruu dalam Nilai-Nilai Pendidikan Karakter dalam

Pembelajaran Akidah Akhlak di Madrasah Tsanawiyah

Raudlatusshibyan NW Belencong Tahun Ajaran 2016/2017

Materi pembelajaran Akidah Akhlak yang banyak menjelaskan

masalah-masalah keimanan dan tingkah laku dalam kehidupan sehari-hari

sebagai dasar menjalankan kehidupan ini, dan apabilaseseorang tidak

memiliki akhlak mulia atau karakter yang baik dengan sikap dan prilaku yang

baik, maka hidup orang tersebut akan kebingungan, karena ia tidak

mengetahui kemana dan apa tujuan hidup sebenarnya. Karena karakter itu

merupakan nilai prilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang

Maha Esa, diri sendiri,sesama manusia, lingkungan dan kebangsaan yang

terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, budaya dan adat istiadat.

Sedangkan pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman nilai-

nilai karakter kepada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan,

kesadaran atau kemauan dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut,

baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa (YME), dirisendir, sesama, lingkungan,

maupun kebangsaan sehingga menjadi manusia insan kamil. Dengan

memahami apa itu pendidikan karakter, maka seorang guru dapat

menanamkan nilai-nilai pendidikan karakter itu sendiri degan maksimal,

sehingga siswa dapat mengetahui, memilki kemauan, melaksanakan nilai-nilai

karakter tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

Page 89: Oleh: RABIATUL ADAWIYAH JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA …

Penanaman pendidikan karakter melalui pembelajaran Akidah Akhlak

dapat dilakukan sejak dini, agar para siswa dpat memiliki karakter yng mulia

sehingga dapat meminimalisasi penyimpangan-penyimpangan karakter yang

terjadi pada saat ini dan dimasa yang akan datang. Adapun cara yang

dilakukanoleh guru akidah akhlak dalam menginternalisasikan nilai-nilai

karakter melalui pembelajaran akidah akhlak siswa kelas VIII A MTs

Raudlatusshibyan NW Belencong adalah :

1. Moral Knowing/Learning to Know

Tahapan ini merupakan langkah pertama dalam pendidikan

karakter.dalam tahapan ini tujuan diorientasikan pada pengetahuan

penguasaan tentang nilai-nilai. Siswa harus mampu: 1. Membedakan nilai-

nilai akhlak mulia dan akhlak tercela serta nilai-nilai universal; 2.

Memahami secara logis dan rasional bukan dogmatis dan doktriner

pentingnya akhlak mulia dan yang akhlak tercela dalam kehidupan; 3.

Mengenal sosok Nabi Muhammad saw. Sebagai figur teladan akhlak

mulia melalui hadits-hadits dan sunnahnya.101

Moral knowing sebagai aspek pertama memilki enam unsure, yaitu

a. Kesadaran moral (moral awareness)

b. Pengetahuan tentang nilai-nilai oral (knowing moral values)

c. Penentuan sudut pandang (perspective taking)

d. Logika moral (moral reasoning)

e. Keberanian mngambi menentukan sikap (decision making)

101

Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Karakter Persfektif Islam,(Bandung: Remaja

Rosdakarya,2011),h.112-113

Page 90: Oleh: RABIATUL ADAWIYAH JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA …

f. Dan pengenalan diri (self knowledge)

Keenam unsure ini adalah komponen-komponen yang harus

diajarkan kepada siswa untuk mengisi ranah pengetahuan

mereka.102

Dalam internalisasi pendidikan karakter pada pembelajaran

akidah akhlak. Guru akidah akhlak mentransfer pengetahuan kepada siswa

sebelum diaplikasikan di dalam kehidupan sehari-hari.

2. Moral Loving/Moral Feeling

Belajar mencintai dengan melayani orang lain. Belajar mencintai

dengan cinta tanpa syarat. Tahapan ini dimaksudkan untuk menumbuhkan

rasa cinta dan rasa butuh terhadap nilai-nilai akhlak mulia dalam tahapan

ini yang menjadi sasaran guru adalah dimensi emosional siswa, hati atau

jiwa, bukan lagi akal, rasio dan logika. Guru menyentuh emosi siswa

sehingga tumbuh kesadaran, keinginan dan kebutuhan sehingga siswa

mampu berkata kepada dirinya sendiri. Untik mencapai tahapan ini guru

bisa memasukkannya dengan kisah-kisah yang menyentuh hati, modelling,

atau kontemplasi. Melalui tahap ini siswa mampu menilai dirinya sendiri

(muhasabah), semakin tahu kekurangan-kekurangannya.

Moral loving merupakan penguatan aspek emosi siswa untuk

menjadi manusia berkaraker. Penguatan ini berkaitan dengan bentuk –

bentuk sikap yang harus dirasaakn oleh siswa, aitu kesadaran akan jati

diri, yaitu:

102

Ibid.h.31

Page 91: Oleh: RABIATUL ADAWIYAH JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA …

a. Percaya diri (self estern)

b. Kepekaan terhadap derita orang lain (emphaty)

c. Cinta kebenaran (loving the good)

d. Pengendalian diri (self control)

e. Kerendahan hati (humility)

Bersikap adalah suatu wujud keberanian untuk memilih secara

sadar. Setelah itu ada kemungkinan ditindak lanjuti dengan

mempertahankan pilihan lewat argumentasi yang bertanggung jawab,

kukuh dan bernalar103

3. Moral doing/Learning To Do

Inilah puncak keberhasilan mata pelajaran akhlak, siswa

memperaktikkan nilai-nilai akhlak mulia ini dalam perilakunya sehari-

hari. Siswa semakin sopan, ramah, hormat, penyayang, jujur, disiplin,

cinta, kasih dan saying, adil serta murah hati dan seterusnya. Selama

perubahan akhlak belum terlihat dalam perilaku anak walaupun sedikit,

selama itu pula kita memiliki setumpuk pertanyaan yang harus selalu di

cari jawabannya. Contoh atau teladan adalah guru yang paling baik dalam

menanamkan nilai.104

Guru merupakan seorang yang harus tiru. Oleh karena itu setiap

sikap dan prilaku yang ditunjukkan oleh seorang guru harus bisa

mencerminkan akhlak yang mulia selama beraktifitas dengan siswanya

sehingga sikap dan prilaku tersebut dapat ditiru oleh siswanya. Adapun hal

103

Ibid.h.34 104

Ibu Rahmawati S.Pd.I, Guru Bidang Studi Akidah Akhlak MTs Raudlatusshibyan NW

Belencong, wawancara, pada tanggal 18 April 2017

Page 92: Oleh: RABIATUL ADAWIYAH JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA …

yang dapat diikuti oleh para siswa seperti menebar salam, melaksanakan

sholat berjamaah, baik di madrasah maupun di rumah. Hal tersebut

dilakukan agar siswa dapat membiasakan diri dengan hal yang baik.

Memang seharusnya dalam melakukan pembinaan dan internalisasi

nilai-nilai pendidikan karakter guru harus memberikan teladan yang baik

di depan siswanya. Hal demikian juga diperkuat dengan hasil observasi

yang peneliti temukan di lokasi bahwa guru mata pelajaran akidah akhlak

selalu mencontohkan terlebih dahulu apa yang disarankan pada siswanya.

Hal tersebut disaksikan oleh peneliti sendiri di MTs Raudlatusshibyan NW

Belencong bahwa guru mata pelajaran akidah akhlak selalu mengucapkan

salam terlebih dahulu.

Dari uraian di atas dapat peneliti simpulkan bahwa guru mata

pelajaran akidah akhlak sudah tergolong cukup efektif dalam memberikan

teladan yang baik pada diri siswa, dimana guru selalu memberikan contoh

perilaku terpuji selama berinteraksidengan ssiswanya baik lingkungan

maupun di luar.

Page 93: Oleh: RABIATUL ADAWIYAH JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA …

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, maka penulis dapat simpulkan sebagai

berikut :

1. Nilai-nilai karakter yang dikembangkan dalam pembelajaran akidah

akhlak di MTs Raudlatusshibyan NW Belencong tahun pelajaran

2016/2017 yaitu disiplin, religius, menghargai pendapat orang lain,

bertanggung jawab.

2. Upaya Guru dalam menanamkan nilai-nilai pendidikan karakter melalui

pembelajaran akidah akhlak di MTs Raudlatusshibyan NW Belencong

tahun pelajaran 2016/2017 yaitu dengan cara mendidik dan mengajar

siswa melalui pembiasaan, peneladanan, bimbingan, dorongan (motivasi),

serta mengingat siswa.

B. Saran

Dalam penanaman pendidikan karakter siswa kelas VIII A pada

pembelajaran akidah akhlak di MTs Raudlatusshibyan NW Belencong tahun

ajaran 2016/2017, maka peneliti memberikan saran-saran kepada :

1. Kepala Madrasah MTs Raudlatusshibbyan NW Belencong di harapkan

agar dapat memberikan pelatihan dan pembinaan di madrasah seperti

pelatihan dan pengenalan tentang pentingnya pendidikan karater di

sekolah.

Page 94: Oleh: RABIATUL ADAWIYAH JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA …

2. Bagi para guru proses pembelajaran harus lebih ditingkatkan, agar tuuan

dari pendidikan agama dan pendidikan karakter tercapai yakni bukan

hanya menyentuh aspek kongnitif semata, tetapi juga aspek afektif dan

psikomotorik siswa.

3. Bagiorang tua harus senantiasa menunjukkan sikap yang baik dan

berakhlak mulia, sehingga dapat menjadi contoh dan panutan bagi para

peserta didik.

4. Bagi peserta didik, hendaknya dapat melaksanakan dan mengamalkan

akhlak yang mulia dalam kehidupannya dan menjauhi penyimpangan

moral. Hal ini dikarenakan mereka adalah tulang punggung harapab

bangsa kelak.karena ini akhlak/sikapyang mulia harus dapat

mencerminkan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam hubungannya

dengan Allah, sesama manusia maupun alam lingkungan.

Page 95: Oleh: RABIATUL ADAWIYAH JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA …

DAFTAR RUJUKAN

Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Karakter Perspektif Islam,

(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011)

Anas Salahudin dan Irwanto Alkrienciehie,Pendidikan Karakter (Pendidikan

Berbasis Agama dan Budaya Bangsa), (Bandung: CV Pustaka Setia, 2013)

Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan,(Jakarta:Pt Raja Grafindo

Persada, 2009)

Departemen Agama RI, Al-Qur’an & Terjemahan(Jakarta: Pt Insan Media

Pustaka Al-Fatih)

Hamdani, Strategi Belajar Mengajar. (Bandung: Pustaka Setia, 2011)

Hasbiyati, Strategi Belajar Mengajar Akidah Akhlak Dalam Membina Akhlak

Siswa kelas X di MA Riyadussibiyan lendang re kecamatan Batu Layar

tahun ajaran 2014/2015

Hilmiah Murni, Tesis Implementasi Pendidikan Karakter Dalam Pembelajaran

PAI di SMA 2 Selong Kabupaten Lombok Timur

http://jurnal.blogspot.com//2012/12/Skripsi-Internalisasi-nila-nilai karakter pada

pembelajaran akidah.html di unggah pada tanggal 27 januari 2017 jam

11.24

Jamal Ma’mur Asmani, Panduan Internalisasi Pendidikan Karakter di Sekolah,

(Yogjakarta: Diva Press,2013)

J. Lexy Meleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2011)

Mansur Muslich, Pendidikan Karakter.(Jakarta: Bumi Aksara, 2011)

Muhammad Yaumi,Pendidikan Karakter Landasan, Pilar & Implementasi

(Jakarta: Prenadamedia Group,2014)

Saprol Yadaen, Skripsi Peran Guru Akidah Akhlak dalam Membina Karakter

Siswa kelas XI Ma Babussalam Bermi Desa Babussalam Kecamatan

Gerung Kabupaten Lombok Barat Tahun Ajaran 2015/1016

Silabus Pembelajaran Akidah Akhlak Kelas VIII A MTs Raudlatusshibyan NW

Belencong

Sobry Sutikno, Belajar dan Pembelajaran, (Lombok: Holistica Lombok, 2015)

Sugiono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2012)

Page 96: Oleh: RABIATUL ADAWIYAH JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA …

Sugiono,Metodelogi Penelitian Pendidikan”Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,

dan R & D”. (Bandung: CV Alfabeta,2010)

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta:

Rineka Cipta, 2014)

Suparlan, Tanya Jawab Pengembangan Kurikulum & materi pembelajaran,

(Jakarta: Bumi Aksara, 2011

Wina, Strategi Pembelajara, (Jakarta: Kencana Prenadamedia Group: 2006),

Zubaidi,Desain Pendidikan Karakter, (Jakarta: Kencana Prenada media Group,

2011),

Page 97: Oleh: RABIATUL ADAWIYAH JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA …
Page 98: Oleh: RABIATUL ADAWIYAH JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA …
Page 99: Oleh: RABIATUL ADAWIYAH JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA …