makalh pemicu 4
TRANSCRIPT
ISI DAN PEMBAHASAN
1. Nama atau tema blok:
Growth and Development System
2. Fasilitator:
dr. Bugis Mardina, Sp. A
3. Data Pelaksanaan:
A. Tanggal tutorial: 24 November 2010 dan 27 November 2010
B. Pemicu ke-4
C. Pukul: 10.30-13.00 WIB
D. Ruangan: A-1 (Ruang Diskusi Anatomi 1)
4. Pemicu:
T, 16 tahun perempuan, tinggi badan 153 cm dan berat badan 34 kg dibawa
ibunya ke poliklinik anak rumah sakit A karena tidak mau makan dan sampai saat
ini belum pernah menstruasi. Ibu yang mendominasi dalam menjawab pertanyaan
dokter mengatakan sangat merasa malu karena anaknya sangat kurus meskipun
merekaorang yang berkecukuoan. Pada saat dianamnesis T Ternyata mempunyai
preokupasi terhadap makanan dab berat badan .T sangat takut menjadi gemuk
meskipun berat badannya sekarang di bawah normal T merasa dia agak gemuk dan
tidak menarik. Sehari-hari T yang duduk di kelas 2 SMA hanya memakan sebuah
apel dan secangkir teh hijau untuk sarapan pagi, sedikit nasi-ikan (dua atau tiga
sendok) timun dan rebusan daun pepaya untuk makan siang, dan 2 keping krakers
untuk makan malam. T sangat menghindari semua jenis makanan yang banyak
mengandung karbohidrat seperti nasi, mie, roti dan kentang. Dua kali seminggu T
mengikuti kelas aerobic di suatu pusat kebugaran.
Dari pemeriksaan T terlihat kurus, lemas, pucat, rambut kusam,
subcutaneuous fat loss (+), kedua tangan dan kakinya terasa dingin, mottled (+),
tekanan darah 90/60, frekuensi jantung 60x/menit, status pubertas A1M1P1.
1
Apa kemungkinan yang dialami T saat ini?
Pemeriksaan apa yang diperlukan?
More info:
• Pemeriksaan darah
Hb : 8,0 g/dl, leukosit : 4,11 x 10³/µL, hematokrit : 22 %, eritrosit: 4,20 x 10 8 /µL
• Pemeriksaan elektrolit darah:
Natrium 130 mEq/dl, kalium 3,0 mEq/dl, chlorida 89 mEq/dl.
• Pemeriksaan gas darah:
pH 7,32 : pCO2 35 mmHg, pO2 90 mmHg, HCO3 22 mEq/l : BE -2,5, sat O2 85%
• Hasil pemeriksaan urin rutin
warna : kuning, glukosa negative, bilirubin negative, ketones negative, berat jenis
1,035, pH 6,5 , protein (+) urobilinogen (-), nitrit (-), darah(-)
• Sedimen urine:
eritrosit /lpb : 0-4
leukosit/lpb : 1-5
sel epitel : 3-4
cast : negative
kristal oxalat : 1-2/lpb
• Pemeriksaan bone age
hasil : avarage girl
• Pemeriksaan hormonal :
FSH 1,89 mlU/ml (3-20 mlU/ml), LH 1,25 mlU/ml (<7mlU/ml), estradiol 15,50
pg/ml (25-75 pg/ml)
Apa yang harus anda lakukan sebagai dokter umum terhadap T?
5. Tujuan pembelajaran
1. Memahami tumbuh kembang dan nutrisi remaja normal.
2. Memahami tentang gangguan makan yang terjadi pada remaja.
3. Memahami masalah tentang anorexia nervosa.
2
4. Memahami perkembangan pubertas remaja normal.
5. Memahami masalah delayed puberty.
6. Pertanyaan yang muncul dalam curah pendapat:
1. Bagaimana tumbuh kembang dan nutrisi remaja normal??
2. Jelaskan tentang gangguan makan yang terjadi pada remaja?
3. Jelaskan tentang anorexia nervosa?
4. Bagaimana perkembangan pubertas remaja normal??
5. Jelaskan tentang delayed puberty?
7. Jawaban atas pertanyaan:
1. Tumbuh Kembang Remaja Normal
Berdasarkan tahap perkembangan remaja:
A. Remaja awal (early adolescence): 10-13 tahun
Perkembangan biologis: keadaan prapubertas, perkembangan sex sekunder.
Pertambahan BB: 2 kg/thn , TB: 6-8 cm/thn.
Perubahan komposisi tubuh: laki-laki→ jaringan otot
Perempuan→ jaringan lemak
Perkembangan psikososial: hubungan dengan teman sebaya yang sesuai jenis
kelamin(kelompok kecil) , ketakutan terasingkan.
B. Remaja pertengahan (middle adolescence): 14-16 tahun
Perkembangan biologis: puncak pertumbuhan, perkembangan ovarium,payudara,
uterus, penis, dan testis.
Perkembangan psikososial: teman sebaya sebagai patokan dalam berprilaku,
pakaian dan beraktivitas.
3
C. Remaja akhir (late adolescence) : 16-18 tahun
Perkembangan biologis: pertumbuhan melambat, memasuki tahap perkembangan
akhir.
Perkembangan psikososial: lebih independen dan berpisah dari keluarga, berpikir
rasional dan realistis,peduli terhadap sekitar.
Perubahan yang terjadi pada perempuan :
Memasuki usia remaja, beberapa jenis hormon/zat dalam tubuh, terutama hormon
estrogen dan progesteron, mulai berperan aktif sehingga pada perempuan mulai
tumbuh payudara, panggul mulai melebar dan membesar dan akan mengalami
menstruasi atau haid. Di samping itu akan mulai tumbuh bulu-bulu halus di sekitar
ketiak dan vagina/kemaluan.
Jerawat pada wajah.
Kulit dan rambut mulai berminyak.
Keringat bertambah banyak.
Lengan dan tungkai kaki bertambah panjang.
Tangan dan kaki bertambah besar.
Tulang-tulang wajah mulai memanjang dan membesar, sehingga tidak terlihat
seperti anak kecil lagi.
Pantat berkembang lebih besar.
Indung telur mulai membesar.
Vagina mulai mengeluarkan cairan.
Perubahan yang terjadi pada laki – laki :
Hormon testosteron akan membantu tumbuhnya bulu-bulu halus di sekitar ketiak,
kemaluan laki-laki, janggut dan kumis, terjadi perubahan suara pada remaja laki-
laki, tumbuhnya jerawat dan mulai diproduksinya sperma yang pada waktu-waktu
tertentu keluar sebagai mimpi basah.
Tubuh bertambah berat dan tinggi.
Keringat bertambah banyak.
Kulit dan rambut mulai berminyak.
Lengan dan tungkai kaki bertambah panjang.
4
Tangan dan kaki bertambah besar.
Tulang wajah mulai memanjang dan membesar, sehingga tidak terlihat seperti anak
kecil lagi.
Pundak dan dada bertambah besar dan bidang.
Tumbuh jakun.
Suara berubah menjadi berat.
Penis dan buah zakar membesar
Nutrisi pada remaja (AKG) :
Perempuan Laki - laki
Energi 2000 – 2200 kkal/hari 2400 – 2800 kkal/hari
Protein 48 – 62 gr/hari 55 – 66 gr/hari
Kalsium 600 – 700 mg/hari 500 – 700 mg/hari
Besi 19 – 26 mg/hari 13 – 23 mg/hari
Seng 15 mg/hari 15 mg/hari
Vitamin A 500 RE 600 RE
2. Gangguan Makan yang Terjadi pada Remaja
A. Bulimia Nervosa
Bulimia nervosa merupakan satu gangguan fungsi makan yang ditandai oleh
episode nafsu makan yang lahap tanpa dapat dikendalikan, diikuti dengan muntah
yang disengaja atau upaya pencahar lain yang dimaksudkan untuk mencegah
meningkatnya berat badan.
Gejala – gejala bulimia nervosa adalah :
Makan dalam jumlah yang berlebihan.
Terobsesi dengan makanan dan kalori.
Melakukan perangsangan muntah dan cuci perut.
Sering menghilang ke kamar mandi bila selesai makan, untuk mengeluarkan
makanan makanan yang telah ditelan.
5
Bersikap penuh rahasia.
Merasa kehilangan control
Komplikasi :
Dehidrasi.
Ketidakseimbangan elektrolit yang menyebabkan aritmia dan mati mendadak.
Alkalosis metabolik.
Pembesaran kelenjar ludah.
Karies gigi.
Esofagitis.
Keluarnya cairan dari esopagus (esophageal tears) dan ruptura gastrik.
Terapi :
Memberi kepercayaan kepada pasien sehingga pasien mau bekerjasama dalam
pengobatan.
Menghentikan kebiasaan makan yang salah dan episode muntah serta diare.
Mempertahankan dan mendorong pasien kepada kondisi yang lebih baik.
Mengubah pola fikir dan makanan pada remaja.
Antidepresan, termasuk tetrasiklik (Tofranil), serotonin spesipik re–uptake
inhibitor (SSRI) : yaitu fluoksetin (prozac) , dan penghambat monoamin oksidase
(MAOI) yaitu: fenelzin (Nardil) bermanfaat untuk mengobati depresi pada bulimia
nervosa. Semua obat itu digunakan sebagai bagian dari suatu program terapi yang
menyeluruh dengan psikotherapi. Khusus bagi pasien dengan cemas dan agitasi
dapat diberikan lorazepam (Ativan) 1-2 mg per oral atau IM.
B. Anoreksia Nervosa
Anoreksia nervosa adalah jenis gangguan makan dimana individu menjaga bentuk
6
tubuhnya agar tetap kurus atau untuk lebih kurus lagi dibawah berat normal.
Individu dengan anoreksia nervosa sangat takut dirinya bertambah berat badan, ia
akan mempertahankan rasa lapar secara ekstrim, bila ia merasa makan agak
berlebihan maka ia akan segera memuntahkannya.
Beberapa simtom;
• Penurunan berat badan secara drastis
• Diet ketat
• Takut dirinya gemuk atau bertambah berat badan
• Memperhitungkan secara detail kalori dan gizi
• Cenderung untuk makan sendiri
• Olahraga ketat
• Rambut mudah rontok
• Depresi
• Siklus menstruasi tidak teratur
• Anemia
• Tekanan darah
C. Overeating Compulsive
Individu dengan gangguan overeating compulsive juga dikenal dengan sebutan
binge-eating disorder merupakan bentuk dari perilaku makan dimana individu
seperti kehilangan kontrol terhadap nafsu makan. Tidak seperti gangguan bulimia,
individu dengan gangguan overeating ini tidak melakukan kegiatan apapun untuk
menguruskan badannya. Akibatnya, kebanyakan individu dengan gangguan ini
mengalami berat badan berlebihan (obesitas).
Beberapa simtom:
• Makan berlebihan dari jumlah waktu makan orang secara normal
• Makan dalam jumlah porsi yang lebih besar meskipun tidak lapar
• Makan sampai kekenyangan
• Lebih menyukai makan sendiri
7
• Distres
• Makan banyak yang tidak diimbangi dengan olahraga
3. Anoreksia Nervosa
Anoreksia nervosa adalah suatu gangguan yang dicirikan dengan menolak untuk
mempertahankan BB normal, penderita memiliki ketakutan luar biasa bahwa
dirinya akan mengalami kegemukan, dan merasa gemuk meskipun tubuhnya kurus.
A. Aspek klinis anoreksia nervosa :
Ketakutan yang amat sangat akan kenaikan BB
Mempunyai BB yang sgt kurus tetapi merasakan diri sangat gemuk
Amenorrhea
Suhu tubuh lebih rendah
Tumbuh lanugo di seluruh tubuh
Kulit kering,kuku rapuh
Konstipasi
Tubuh tampak pucat dan lemah
Anemia
TD menurun
B. Etiologi
1. Faktor biologi :
Opiat endogen mungkin memberikan konstribusi pada penyangkaan dan keadaan
lapar pasien anoreksia nervosa. Penelitian sebelumnya menunjukkan peningkatan
berat badan yang berarti pada beberapa pasien yang diberi opiat antagonis.
Kelaparan menghasilkan beberapa perubahan biokimia, yang sebagian juga ada pada
pasien depresi, seperti hiperkortikolemia dan non supresi dari dexamethason.
Fungsi tiroid juga tertekan, kelainan ini hanya bisa dikoreksi dengan kaliminasi.
Kelaparan juga menyebabkan amenorrhea yang menunjukkan kadar hormon
(luitenizing hormon, FSH, gonadotropin, realising hormon). Meskipun begitu,
beberapa pasien anoreksia nervosa menderita amenorrhea sebelum kehilangan berat
badan yang signifikan.
8
2. Faktor sosial :
Pasien anoreksia nervosa menemukan dukungan atas perilaku mereka dan
pandangan masyarakat akan kekurusan tubuh dan olah raga. Tidak ada gambaran
keluarga yang spesifik untuk anoreksia nervosa. Walaupun begitu, ditemukan bukti
yang menunjukkan pasien-pasien anoreksia nervosa mempunyai masalah
hubungannya dengan keluarga dan penyakit mereka. Pasien anoreksia nervosa
mempunyai sejarah keluarga yang depresi, ketergantungan alkohol, atau gangguan
makan. Penggunaan obat antibiotika dan kontrasepsi oral.
3. Faktor psikisial dan psikodinamik
Anoreksia nervosa adalah sebagai suatu reaksi dari tuntutan remaja untuk
kebebasan yang lebih dan peningkatan fungsi sosial dan sexual mereka.
Pasien anoreksia nervosa umumnya kurang percaya diri, banyak dari mereka merasa
tubuh mereka dibawah kontrol orang tua mereka. Melaporkan diri sendiri mungkin
merupakan usaha untuk mendapat pengakuan sebagai orang yang spesial dan unik.
C. Diagnosa
Menurut World Health Organization’s (WHO) International of Diseases (ICD),
untuk mendiagnosis dibutuhkan hal-hal berikut:
1. Berat badan tetap 15% dibawah normal atau IMT 17,5 atau dibawahnya.
2. Pengurangan berat badan dilakukan sendiri. Misalnya dengan menghindari
makanan, melakukan aktivitas berlebih.
3. Takut menjadi gemuk, memberlakukan ambang berat bedan yang rendah bagi
dirinya
4. Amenore pada perempuan, kehilangan minat dan seksual pada laki-laki.
5. Pada masa pubertas, perkembangan tertunda/tertahan.
D. Komplikasi
Malnutrisi,
Kematian,
Masalah pada jantung,
9
Tulang rapuh,
Masalah pada paru-paru dan ginjal,
Gangguan pencernaan, dan lain – lain.
E. Penatalaksanaan
Tantangan terbesar dalam anorexia nervosa adalah kebanyakan orang dengan
anorexia nervosa menyangkal bahwa mereka memiliki gangguan makan.
Tujuan pengobatan adalah mengembalikan berat badan normal dan kebiasaan
makan.
Sebuah kenaikan berat badan 1 - 3 kilogram per minggu dianggap sebagai tujuan
yang aman. Penyedia Care yang biasanya terlibat dalam program ini termasuk
praktisi perawat, dokter, ahli gizi atau ahli gizi, dan penyedia perawatan kesehatan
mental.
Pasien mungkin drop out dari program jika mereka memiliki harapan yang tidak
realistis sebagai "disembuhkan" dengan terapi saja.
F. Prognosis
Pada anoreksia nervosa tingkat kematian lebih tinggi dari pada bulimia,
kebanyakan penderita AN cenderung melakukan bunuh diri dan terjadi komplikasi
fisik, resiko mortalitas menurun jika ada identifikasi dan penatalaksanaan yang
baik. Mayoritas pasien AN sembuh dari penyakit, 25% tetap punya gejala dan
sedikit banyak mempunyai AN kronis , AN dapat sembuh kira-kira 2 tahun,dalam
beberapa kasus AN berhubungan dengan Bulimia, Bulimia biasanya muncul <1,5
tahun setelah timbulnya Anoreksia.
4. Pubertas Remaja Normal
a. Pada anak perempuan
Tahap
SMR
Rambut Pubis Payudara
1 Praremaja Praremaja
2 Jarang, kurang berpigmen, lurus, Payudara dan papila menonjol seperti
10
tepi medial labia. bukit kecil, diameter areola
bertambah.
3 Lebih gelap, mulai keriting, makin
lebat.
Payudara dan areola membesar, tidak
ada pemisahan kontur.
4 Kasar, keriting, lebat tetapi kurang
lebat dibandingkan orang dewasa.
Areola dan papila membentuk bukit
kecil sekunder.
5 Segitiga feminin dewasa,
menyebar ke permukaan medial
paha.
Matur, puting menonjol, areola
merupakan bagian kontur dari
payudara keseluruhan.
b. Pada anak laki – laki
Tahap SMR Rambut Pubis Penis Testes
1 Tidak ada Praremaja Praremaja
2 Jarang, panjang kurang
berpigmen.
Sedikit membesar Skrotum membesar,
tekstur merah muda.
3 Lebih gelap, mulai keriting,
sedikit.
Lebih panjang Lebih besar
4 Menyerupai tipe dewasa, tetapi
kurang lebat, kasar keriting.
Lebih besar, ukuran
glans dan lebar
bertambah.
Lebih besar, skrotum
gelap
5 Penyebaran dewasa, menyebar
ke permukaan medial paha.
Ukuran dewasa. Ukuran dewasa
5. Delayed Puberty
A. Delayed Puberty
11
GnRH
LH/FSH
SEX HORMONE
pituitary
hipotalamus
gonad
Primary defect
Gnrh/LHRH
FSH/LH
SEX HORMONE <<
HIPOTALAMUS
PITUITARY PRIMARY DEFECT
a. Seorang anak dinyatakan mengalami delayed puberty atau pubertas yang
terlambat jika dirinya belum menunjukkan perkembangan payudara menjelang usia
13 atau belum mengalami menarche menjelang usia 16 tahun, untuk anak
perempuan dan belum mengalami pembesaran pada alat kelamin menjelang usia
14 tahun, untuk anak laki-laki.
b. Pubertas yang terlambat juga dapat menimbulkan masalah biologis, psikologis,
dan sosial bagi yg mengalaminya.
c. Pubertas terlambat terjadi karena faktor , kurang gizi, gangguan fungsi kelenjar
pituitary, dst.
Klasifikasinya:
- Hypergonadotrophic hypogonadism
- Hypogonadotrophic hypogonadism
12
GONAD
• Penyebab :
– Constitutional delay
– CNS disorder
• Tumor
• Structural
• Kallman syndrome
• Hypopituitarism idiopathic
• Post radiation,kemoterpai,infiltration
– Chronic
• Endocrine,malnutrition/AN,systemic disorder
– Physical activity
– Sindrome Prodes Willi,Laurence-Moon-Bledl
• Ditandai oleh: def. sekresi GnRH atau LH pul yg menyebabkan infatilisme sexual
• Def. GnRH melalui 3 mekanisme:
A. defek genetik hipotalamus
B. Defek pda perkembangan hipotalamus
C. Lesi destruktif yg melibatkan hipotalamus/tungkai hipofisis
• Def. genetik dpt menyebabkan sindrom Kallman, ditandai oleh def. GnRH yg
berhubungan dgn hiposmia, dan hipolplasia lobus olfaktorius di otak.
B. PRECOCIOUS PUBERTY
a. Seorang anak dinyatakan mengalami pubertas terlalu dini (precocious puberty)
bila dirinya telah memiliki ciri-ciri seks primer dan sekunder sebe-lum berusia 7
atau 8 tahun pada wanita dan 9 tahun pada pria.
13
b. Pubertas terlalu dini merupakan masalah bio-logis, psikologis dan sosial bagi
yang menga-laminya.
c. Pubertas terlalu dini dapat terjadi karena faktor keturunan, penyakit atau
gangguan otak, misal-nya tumor dan meningistis.
8. Ulasan:
Setelah mendapat penjelasan lebih lanjut dari narasumber saat pleno pakar, maka
dapat disimpulkan kembali bahwa :
a. Anoreksia nervosa adalah suatu gangguan yang dicirikan dengan menolak untuk
mempertahankan BB normal, penderita memiliki ketakutan luar biasa bahwa
dirinya akan mengalami kegemukan, dan merasa gemuk meskipun tubuhnya
kurus.
b. Beberapa simtom anoreksia nervosa :
• Penurunan berat badan secara drastis
• Diet ketat
• Takut dirinya gemuk atau bertambah berat badan
• Memperhitungkan secara detail kalori dan gizi
• Cenderung untuk makan sendiri
• Olahraga ketat
• Rambut mudah rontok
• Depresi
• Siklus menstruasi tidak teratur
• Anemia
• Tekanan darah
9. Kesimpulan:
T mengalami anorexia nervosa yang berefek delay puberty & perlu konseling
psikiatri.
14
10. Daftar Pustaka
1. Arvin, Kliegman, Behrman, Ilmu Kesehatan Anak Nelson Edisi 15 Vol. 1,
Jakarta:EGC, 2009
2. Kaplan H. I, Saddock B. J, Grabb J. A. Sinopsis of Psychiatry, 7 thEdition, Volume
2, Penerbit Binarupa Aksara, Jakarta, 1997 ; 685-8.
3. Goldman H. H. Review of General Psychiatry, 4 thEdition, Prentice Hall
International Inc, Baltimore, USA, 1994 ; 360-3.
4. Tanner JM: Growth at Adolescence, 2nd ed. Oxford, Blackwell Scientific
Publications, 1962
15