makalahdasar2ekonomiislamarpiati-140416155552-phpapp02

Upload: moed-dlhox

Post on 10-Jan-2016

3 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

dasar-dasar ekonomi islam

TRANSCRIPT

MAIN VALAS DAN SAHAM DALAM PERSPEKTIF PEMAHAMAN ISLAMA. Latar BelakangPada dasarnya uang diciptakan orang karena kebutuhan untuk mempertukarkan barang. Pada awalnya ketika kehidupan masih sederhana dan jumlah barang yang dapat diproduksi masih kecil pula kebutuhan orang akan kebutuhan uang sebagai alat tukar menukar.Kegiatan jual beli mata uang ataupun penukaran mata uang ini sebenarnya sudah sejak dahulu telah terjadi, sebelum adanya bank-bank seperti sekarang ini. Namun karena kemajuan internal atau karena semakin pentingnya perhubungan dengan dunia luar maka seharusnyalah jual beli mata uang dilakukan dan ditangani oleh bank-bank konvensional atau bank-bank Islam lainnya. Suatu contoh misalnya dalam Bank Islam yang dipegang oleh perusahaan al-Rajhi yang didirikan pada tahun 1983. Bank ini telah mempraktekkan jual beli mata uang dengan cara tradisional. Namun dalam perkembangannya jual beli mata uang dengan cara tradisional tersebut dianggap sudah tidak memadai mengingat perkembangan jaman seperti dewasa ini.Maka perusahaan al-Rajhi meminta izin agar perusahaannya untuk dijadikan Bank Islam. Perusahaan itu memberi nama Bank Islam karena sifat usahanya berbeda dengan Bank Konvensional pada umumnya dan para nasabahnya kaum Muslimin yang taat beribadah. Dalam perkembangan selanjutnya walaupun jual beli mata uang sudah dipegang oleh bank-bank konvensional dengan bank-bank Islam lainnya, namun praktek jual beli mata uang secara tradisional masih tetap dilakukan oleh masyarakat atau segelintir orang yang sampai sekarang ini masih ada, bahkan jual beli mata uang ini dilakukan pula secara ilegal, sehingga jual beli mata uang tersebut akan mengakibatkan ketidak tentuan perekonomian suatu negara, yang pada gilirannya akan mengakibatkan krisis moneter pada atau dialami oleh negara-negara berkembang seperti halnya yang terjadi sekarang ini, banyak dan hampir sebagian besar negara-negara Asia mengalami krisis moneter yang berkepanjangan, di mana hal tersebut banyak diakibatkan oleh ulah para oknum-oknum tertentu yang salah satu diantaranya adalah praktek jual beli mata uang yang dilakukan secara ilegal. Oleh karena jual beli mata uang banyak menimbulkan dampak-dampak yang negatif, maka dalam Islam ketentuan jual beli mata uang harus jelas dan haruslah memenuhi syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh orang-orang yang melakukan transaksi. Sebab kalau kita telah lebih jauh jual beli mata uang banyak macamnya dan beraneka ragam, namun transaksi tersebut sebenarnya terjadi hanya meliputi jual beli mata uang dengan mata uang lainnya yang sejenis ataupun jual beli mata uang suatu negara dengan mata uang negara lain (Valuta Asing). Transaksi tersebut adakalanya antara barang yang sama-sama ada, atau sama-sama berupa tanggungan, dan secara mutlak terjadi antara yang ada dengan tanggungan.B. Fokus Masalah Bagaimana status hukumnya jual beli mata uang dalam konteks hukum Islam? Bagaimana batasan/ketentuan jual beli mata uang menurut hukum Islam ? C. Pembahasan1. Pengertian Valas dan Saham1.1. Pengertian ValasBursa valuta asing (Inggris: foreign exchange market, forex) atau disingkat bursa valas merupakan suatu jenis perdagangan atau transaksi yang memperdagangkan mata uang suatu negara terhadap mata uang negara lainnya (pasangan mata uang/pair) yang melibatkan pasar-pasar uang utama di dunia selama 24 jam secara berkesinambungan. Pergerakan pasar valuta asing berputar mulai dari pasar Selandia Baru dan Australia yang berlangsung pukul 05.0014.00 WIB, terus ke pasar Asia yaitu Jepang, Singapura, dan Hongkong yang berlangsung pukul 07.0016.00 WIB, ke pasar Eropa yaitu Jerman dan Inggris yang berlangsung pukul 13.0022.00 WIB, sampai ke pasar Amerika Serikat yang berlangsung pukul 20.3010.30 WIB. Dalam perkembangan sejarahnya, bank sentral milik negara-negara dengan cadangan mata uang asing yang terbesar sekalipun dapat dikalahkan oleh kekuatan pasar valuta asing yang bebas.[footnoteRef:2] [2: Hulwati. 2001. Transaksi Saham di Pasar Modal Indonesia Perspektif Hukum Ekonomi Islam. Yogyakarta: UII Press.hlm.53]

Menurut survei BIS (Bank International for Settlement, bank sentral dunia), yang dilakukan pada akhir tahun 2004, nilai transaksi pasar valuta asing mencapai lebih dari USD$1,4 triliun per harinya. Mengingat tingkat likuiditas dan percepatan pergerakan harga yang tinggi tersebut, valuta asing juga telah menjadi alternatif yang paling populer karena ROI (return on investment atau tingkat pengembalian investasi) serta laba yang akan didapat bisa melebihi rata-rata perdagangan pada umumnya. Akibat pergerakan yang cepat tersebut, maka pasar valuta asing juga memiliki risiko yang tinggi. [footnoteRef:3] [3: Mushlih, Abdullah dan Shalah Shawi. 2004. Fikih Ekonomi Keuangan Islam. Jakarta: Darul Haq.hlm.19]

Valas adalah singkatan dari Valuta Asing (Forex), artinya adalah sebuah investasi yang memperdagangkan mata uang satu dengan mata uang lainnya. Merupakan singkatan dari Foreign Exhange atau pertukaran mata uang asing. Jika pada transaksi di money changer atau bank untuk jual beli antara US Dollar dengan Rupiah, maka disebut transaksi Forex 'Spot' (jual beli terjadi ditempat - serah terima terjadi di tempat). Transaksi Forex yang non-Spot adalah transaksi jual beli kontrak mata uang, jadi tidak langsung serah terima barang, hanya kontraknya saja.Sebenarnya keberadaan forex trading telah lama ada sejak ditemukannya teknik mengkonversi mata uang sebuah negara ke mata uang negara lainnya. Namun, secara kelembagaan baru ada setelah didirikannya badan arbitrase kontrak berjangka (futures). Contohnya adalah IMM (Internasional Money Market-didirikan tahun 1972) yang merupakan divisi bagian dari CME (Chicago Mercantile Exchange-khusus menangani produk perishable commodities). Contoh lainnya adalah LIFFE (London International Financial Futures Exchange), TIFFE (Tokyo International Financial Futures Exchange) dsb. Lalu dari mana saya memperoleh keuntungan dari investasi ini? Secara sederhananya, keuntungan dari investasi ini diperoleh dari nilai selisih ketika kita membeli dan menjual kembali mata uang negara yang bersangkutan. Misalnya, pada bulan April Amir membeli mata uang Dollar dengan nilai tukar Rp. 8500,- per Dollar sebanyak US $1000 . Maka pada saat pembelian mata uang ini Amir mengeluarkan uang sebanyak Rp. 8500,- x 1000 = Rp 8.500.000,- Lalu pada bulan Mei, nilai tukar Dollar menguat terhadap Rupiah menjadi Rp. 9500,- per Dollarnya maka keuntungan bersih yang Amir peroleh ketika dia menjual kembali Dollarnya adalah sebesar: (9500-8500) x 1000 = Rp. 1.000.000,- Mudah dan sederhana bukan? Dan karena memang rata-rata waktu yang diperlukan untuk membeli dan menjual kembali mata uang yang bersangkutan biasanya tidak lebih dari satu bulan, maka forex trading digolongkan sebagai investasi dengan jangka waktu singkat.[footnoteRef:4] [4: Mushlih, Abdullah dan Shalah Shawi. 2004. Fikih Ekonomi Keuangan Islam. Jakarta: Darul Haq.hlm. .22]

Transaksi keuangan yang dilakukan oleh sebagian bank lslam yang berkaitan dengan masalah jual beli valuta asing sangat sering dijumpai. Namun hal-hal seperti ini masih diragukan hukumnya. Masih banyak di antara kaum Muslimin yang ragu, apakah hal ini diperbolehkan dalam Islam? Bentuk transaksi tersebut adalah sebagai berikut:a. Bank Islam mengumumkan nilai valuta yang hendak dijual/dibelinya melalui layar televisi dalam acara yang berkaitan dengan pasar valuta di berbagai negara, seperti di New York, London, dan Tokyo. (Kita samakan saja, nilai mata uang yang dipakai bank tersebut adalah dolar). b. Kita umpamakan bahwa bank Islam tersebut hendak membeli dolar Amerika dari Bank Lowedz di Britania. Dalam hal ini, sudah barang tentu bank lslam itu harus menjual mata uang lain kepada Bank Britania tersebut, katakan saja mark Jerman (DM). Dan kita tetapkan saja harga satu dolar Amerika sama dengan 3 mark Jerman. Dalam hal ini, misalnya bank Islam tersebut membeli satu juta dolar, dengan membayar 3 juta mark Jerman kepada Bank Britania.c. Setelah itu, bank Islam dan Bank Britania mengadakan persetujuan mengenai mata uang yang diperjualbelikan. Untuk memudahkan urusan, bank Islam menugasi perwakilannya di Amerika (misalnya Bank of America) untuk melaksanakan transaksi tersebut dengan perwakilan Bank Britania disana. Misalnya Frankfurt Bank. Dalam hal ini pihak Bank Britania membayar satu juta dolar kepada bank lslam, dan bank lslam membayar 3 juta Mark Jerman kepada Bank Britania.d. Setelah ditentukan harga mata uang yang diperjualbelikan .Begitupun kedua bank perantara mereka, maka sempurnalah serah terima terhadap nilai yang mereka sepakati dengan dimasukkannya ke dalam rekening masing-masing kedua bank itu. Akan tetapi, sebenarnya penyerahan dan penerimaan tersebut tidak terjadi pada waktu itu, melainkan setelah 48 jam kerja (dua hari kerja). Kenyataan seperti ini sudah biasa dikenal dalam dunia internasional dan jual beli semacam itu tetap disebut "tunai" atau "kontan". Bahkan jika kebetulan bertepatan dengan libur akhir pekan, serah terima itu baru dapat terlaksana setelah 96 jam kerja.Artinya, jika transaksi antara bank lslam dan Bank Britania itu terjadi misalnya pada hari Senin, 1 Desember, pukul 10.00, maka penyerahan dan penerimaan itu baru terjadi dua hari sesudahnya, yaitu hari Rabu, 3 Desember, pada pukul 10.00. Apabila bertepatan dengan libur akhir pekan yaitu hari Sabtu dan Ahad menurut kebiasaan mereka, maka serah terima itu baru terjadi setelah emn hari kerja atau setelah 96 jam. Serah terima itu kadang-kadang terjadi pada waktu itu (setelah terjadi kesepakatan) kadang-kadang setelah satu atau dua jam, bahkan kadang-kadang setelah 40 jam, hanya saja tidak sampai melebihi 48 jam, sebab sesudah 48 jam jual beli tersebut berarti tidak tunai menurut kebiasaan negara bersangkutan. Bagaimanakah Islam menjawab hal ini? Syekh Yusuf Qardhawi menfatwakan terkait masalah ini, yaitu yang berhubungan dengan investasi sebagian bank Islam dalam jual beli valuta asing. Menurut prinsip syara, jual beli mata uang haruslah dilakukan dengan tunai, sebagaimana dijelaskan dalam hadits Rasulullah SAW dalam jual beli enam macam benda yang sudah terkenal. Karena itu, tidak sah akad jual beli mata uang dengan sistem penangguhan, bahkan harus dilakukan secara tunai ketika di tempat transaksi itu. Hanya saja, yang menjadi kriteria "tunai adalah menurut kebiasaan masing-masing, dan tunainya sesuatu itu menurut ukurannya sendiri-sendiri. Dalam hal ini, syara telah menyerahkan ukuran banyak hal kepada adat kebiasaan manusia, sebagaimana yang dikemukakan Ibnu Qudamah dan lain-lainnya, yang di antaranya adat yaitu emas, perak, beras gandum, padi gandum, kurma, dan garam. Maka selama yang dimaksud dengan "tunai" menurut adat kebiasaan itu tidak sempurna kecuali menurut cara yang Anda sebutkan itu yang dalam hal ini berbeda dengan jual beli bertangguh, maka makna "tunai" menurut syara pun sudah terealisasi. Dengan demikian, berlakulah padanya hukum-hukum yang berkaitan dengan ketunaian menurut syara. Namun, meskipun realitas tunai itu juga mengikuti kedaruratan waktu, darurat tetap harus diukur dengan ukurannya. Maka, tidak diperkenankan bagi bank lslam menjual apa yang telah dibelinya kecuali setelah diterimanya terlebih dahulu barang itu menurut kriteria adat kebiasaan yang berlaku. [footnoteRef:5] [5: Mushlih, Abdullah dan Shalah Shawi. 2004. Fikih Ekonomi Keuangan Islam. Jakarta: Darul Haq.hlm 31]

1.2. Pengertian SahamSaham dapat didefinisikan tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Wujud saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga tersebut. Porsi kepemilikan ditentukan oleh seberapa besar penyertaan yang ditanamkan di perusahaan tersebut (Darmadji dan Fakhruddin, 2001: 5). Saham hanya diperjualbelikan di pasar saham. Setiap orang yang telah memenuhi syarat-syarat, berhak untuk melaksanakan jual beli saham di pasar modal. Setiap saham berisi informasi-informasi, baik positif maupun negatif yang perlu diketahui oleh para investor agar tidak salah dalam memilih saham. [footnoteRef:6] [6: Dwiyanti, Vonny. 1999. Wawasan Saham 1. Yogyakarta: Universitas Atma Jaya.hlm 68]

Adapun secara riil, saham berukuran atau berbentuk seperti sertifikat pada umumnya yang kertasnya terbuat dari bahan tertentu. Di dalam saham tertera antara lain: No.SKS atau Nomor Surat Kolektif Saham, nilai modal saham perusahaan, nilai nominal saham, nama pemilik saham, dan lain sebagainya.Proses perdagangan saham berangsung pada hari bursa, yaitu hari Senin sampai hari Jumat, dan dimulai pada pukul 09.30. Pada pukul 09.30 yang menjadi saat dimulainya proses perdagangan, terdapat harga pembukaan. Harga pembukaan adalah harga yang diminta oleh pembeli atau penjual ketika itu. Jam trading berakhir pada pukul 16.00 dan pada waktu ini terdapat harga penutupan yang merupakan harga yang diminta oleh pembeli dan penjual.[footnoteRef:7] [7: Dwiyanti, Vonny. 1999. Wawasan Saham 1. Yogyakarta: Universitas Atma Jaya.hlm 72]

Aktivitas jual beli saham di pasar modal dilaksanakan pada pasar perdana dan pasar sekunder. Pada pasar perdana, seseorang yang melakukan transaksi bertujuan menginvestasikan dananya dalam jangka waktu yang lama untuk mendapatkan deviden. Sedangkan, pada pasar sekunder seseorang melakukan transaksi jual beli saham dalam rangka mendapatkan capital gain. Seseorang yang bertransaksi di pasar sekunder melakukan spekulasi untuk mendapatkan keuntungan.[footnoteRef:8] [8: Hulwati. 2001. Transaksi Saham di Pasar Modal Indonesia Perspektif Hukum Ekonomi Islam. Yogyakarta: UII Press.hlm.19]

Pasar modal terbentuk melalui mekanisme bertemunya permintaan dengan penawaran saham oleh pihak-pihak yang akan melakukan jual beli. Aktivitas tersebut akan menggiring kepada keuntungan yang akan didapatkan oleh pihak-pihak yang melakukan aktivitas jual beli tersebut.[footnoteRef:9] [9: Hulwati. 2001. Transaksi Saham di Pasar Modal Indonesia Perspektif Hukum Ekonomi Islam. Yogyakarta: UII Press.hlm.20]

Namun, jual beli saham di pasar modal mengandung berbagai macam bentuk kedzhaliman dan kriminalitas, seperti perjudian, perekrutan uang dengan cara haram, monopoli, memakan uang orang lain dengan cara bathil, serta berspekulasi dengan orang dan masyarakat.Sebenarnya, transaksi saham di pasar memiliki dampak positifdisamping dampak negatifnya yang lebih banyak. Beberap dampak positif dari jual beli saham adalah sebagai berikut:Membuka pasar tetap yang memudahkan penjual dan pembeli dalam melakukan transaksi.Mempermudah pendanaan pabrik-pabrik, perdagangan dan proyek pemerintah melalui penjualan saham.Mempermudah penjualan saham dan menggunakan nilainya.Mempermudah mengetahui timbangan harga-harga saham dan barang-barang komoditi, melalui aktivitas permintaan dan penawaran. Akan tetapi, dampak negatif yang ditimbulkan dari transaksi sahamterutama pada pasar sekunderjauh lebih besar seperti:Transaksi berjangka dalam bursa saham ini sebagian besar bukan jual beli sebenarnya, yakni tidak adanya unsur serah terima sebagai syarat sah jual beli menurut hukum Islam.Kebanyakan dari transaksi saham adalah penjualan sesuatu yang tidak dimiliki, baik berupa uang, saham, giro piutang dengan harapan akan dibeli di pasar sesungguhnya dan diserahkan pada saatnya nanti, tanpa mengambil uang pembayaran terlebih dahulu.Pembeli dalam pasar ini kebanyakan membeli kembali barang yang dibelinya sebelum dia terima. Hal ini juga terjadi pada orang kedua, ketiga atau berikutnya secara berulang. Peran penjual dan pembeli selain yang pertama dan terakhir, hanya untuk mendapatkan keuntungan semata secara spekulasi (membeli dengan harga murah dan mengharapkan harga naik kemudian menjualnya kembali).Penodal besar mudah memonopoli saham di pasaran agar bisa menekan penjual yang menjual barang-barang yang tidak mereka miliki dengan harga murah, sehingga penjualan lain kesulitan.Pasar saham memilki pengaruh merugikan yang sangat luas. Harga-harga pada pasar ini tidak bersandar pada mekanisme pasar yan benar, tetapi oleh banyak hal yang lekat dengan kecurangan, seperti dilakukan oleh pemerhati pasar, monopoli barang dagangan dan kertas saham, atau dengan menyebarkan berita bohong dan sejenisnya.[footnoteRef:10] [10: Halal Guide. Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia no: 40/DSN-MUI/X/2003, tentang Pasar Modal dan Pedoman Umum Penerapan Prinsip Syariah di Bidang Pasar Modal. http://www.halalguide.info/content/view/172/398/. 19 Juni 2008.]

Pada tahun 1404 H, lembaga pengkajian fiqih Rabithah al-Alam al-Islamy telah memberikan keputusan berkaitan dengan jual beli saham. Untuk kepentingan praktis, penulis meringkasnya sebagai berikut:1. Bursa saham merupakan suatu mekanisme pasar yang berguna dalam kehidupan manusia. Akan tetapi, pasar ini dipenuhi dengan berbagai macam transaksi berbahaya menurut syariat seperti perjudian, memanfaatkan ketidaktahuan orang, serta memakan harta orang lain dengan cara bathil. Hukum bursa saham tidak dapat ditentukan secara umum, melainkan dengan memisahkan dan menganalisa bagian-bagian tersebut secara rinci.2. Transaksi barang yang berada dalam kepemilikan penjual, bebas untuk ditransaksikan dengan syarat barang tersebut harus sesuai dengan syariat. Jika tidak dalam kepemilikan penjual, harus dipenuhi syarat-syarat jual beli as-Salam.3. Transaksi instan atas saham yang berada dalam kepemilikan penjual, boleh dilakukan selama usaha suatu emiten tidak haram. Jika usaha suatu emiten haram menurut syariat, seperti bank riba, minuman keras dan sejenisnya, transaksi jual beli saham menjadi haram.4. Transaksi instan maupun berjangka yang berbasis bunga, tidak diperbolehkan menurut syariat, karena mengandung unsur riba.5. Transaksi berjangka dengan segala bentuknya terhadap barang gelap (tidak berada dalam kepemilikan penjual) diharamkan menurut syariat. Rasulullah SAW bersabda, Janganlah engkau menjual sesuatu yang tidak engkau miliki.6. Jual beli saham dalam pasar modal tidak dapat dikategorikan sebagai as-Salam dengan alasan: Harga barang tidak dibayar langsung sebagaimana as-Salam dan barang (saham) dijual hingga beberapa kali pada saat berada dalam kepemilikan penjual pertama dalam rangka menjual dengan harga maksimal, persis seperti perjudian.[footnoteRef:11] [11: Halal Guide. Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia no: 05/DSN-MUI/IV/2000, tentang Jual Beli Salam. http://www.halalguide.info/content/view/137/398/. 19 Juni 2008.]

D. Kesimpulan Saham pada dasarnya merupakan bukti kepemilikan seseorang atas suatu perusahaan (emiten) dan berfungsi sarana penyertaan modal (investasi). Baik saham maupun investasi pada dasarnya bersifat mubah dalam Islam. Dengan demikian, saham merupakan barang yang sah diperjualbelikan dengan ketentuan usaha yang dilakukan oleh emiten adalah usaha yang halal bukan yang haram.Jual beli saham diperbolehkan menurut syariat jika saham tersebut berada dalam kepemilikan penjual. Jika tidak, jual beli ini dilarang karena termasuk jual beli yang dilarang menurut syariat, yaitu menjual barang yang tidak dimiliki.Jual beli saham berbasis bunga dilarang menurut syariat Islam karena termasuk praktik riba.Jual beli saham tidak dapat dikategorikan ke dalam jual beli salam karena dua alasan, yaitu harga barang yang tidak dibayar secara langsungmelainkan menunggu hari penyerahandan mengalami beberapa kali transaksi penjualan padahal masih berada dalam kepemilikan penjual pertama.

DAFTAR PUSTAKADwiyanti, Vonny. 1999. Wawasan Saham 1. Yogyakarta: Universitas Atma Jaya.Halal Guide. Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia no: 05/DSN-MUI/IV/2000, tentang Jual Beli Salam. http://www.halalguide.info/content/view/137/398/. 19 Juni 2008.Halal Guide. Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia no: 40/DSN-MUI/X/2003, tentang Pasar Modal dan Pedoman Umum Penerapan Prinsip Syariah di Bidang Pasar Modal. http://www.halalguide.info/content/view/172/398/. 19 Juni 2008.Hulwati. 2001. Transaksi Saham di Pasar Modal Indonesia Perspektif Hukum Ekonomi Islam. Yogyakarta: UII Press.Keraf, Gorys. 1989. Komposisi; Sebuah Pengantar Kemahiran Bahasa. Jakarta: Nusa Indah.Muchtasib, Ach. Bakhrul. Sekuritas Syariah. Mushlih, Abdullah dan Shalah Shawi. 2004. Fikih Ekonomi Keuangan Islam. Jakarta: Darul Haq.Republika. 2008. The 4th World Islamic Economic Forum 2008; Timur Tengah, Peluang Masa Depan Indonesia. 21 Mei.