makalah yudha pratama seminar nasional msenco 2016. pdf

Upload: yudhaperwira

Post on 06-Jul-2018

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/16/2019 Makalah Yudha Pratama Seminar Nasional MSENCo 2016. PDF

    1/5

     

    MATHEMATIC, SCIENCE, & EDUCATION NATIONAL CONFERENCE (MSENCo)”  

    Fakultas Tarbiyah dan Keguruan IAIN Raden Intan Lampung 2016

    PENGEMBANGAN KOMUNIKASI MATEMATIS MELALUI

    PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD (STUDENT TEAMS

    ACHIEVMENT DIVITION)

    Yudha Pratama(1), Caswita(2)

     Pascasarjana Pendidikan Matematika, Universitas Lampung

    ( email: [email protected])

    ABSTRAK

    Komunikasi matematis dapat diartikan sebagai suatu kemampuan siswa dalam menyampaikan sesuatu

    yang diketahuinya melalui peristiwa dialog atau saling hubungan yang terjadi di lingkungan kelas,

    dimana terjadi pengalihan pesan. Pesan yang dialihkan berisi tentang materi yang dipelajari siswa,

    misalnya berupa konsep, rumus, atau strategi penyelesaian suatu masalah. Cara pengalihan pesannya

    dapat secara lisan maupun tertulis. Pada proses pembelajaran, keberhasilan pembelajaran sangat besardipengaruhi oleh kemampuan dan ketepatan guru dalam memilih dan menggunakan model

     pembelajaran. Oleh sebab itu, pemilihan model pembelajaran yang tepat merupakan tuntutan yang harus

    dipenuhi guru untuk terciptanya pembelajaran yang aktif dan bermakna, sehingga keberhasilan

     pembelajaran dapat tercapai. Kajian teori ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana cara untuk dapat

    mengembangkan kemampuan komunikasi matematis siswa dalam proses pembelajaran matematika.

    Melalui kajian teori dan bedah jurnal yang telah dilakukan, kemampuan komunikasi matematis siswa

    dapat dikembangkan melalui model pembelajaarn kooperatif. Salah satu model pembelajaran yang

    dapat membuat siswa terlibat secara aktif dalam pembelajaran adalah pembelajaran kooperatif tipe

    STAD. Melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD ini siswa akan lebih aktif dalam proses

     pembelajaran dikelas sehingga dapat meningkatkan kemampuan bekerjasama antar individu serta

    kemampuan komunikasi matematis siswa.

    KATA KUNCI: Belajar dan pembelajaran, Komunikasi Matematis, Pembelajaran Kooperatif,Kooperatif Tipe STAD

    1.  PENDAHULUAN

    Dunia pendidikan adalah dunia yang sangat

     penting dalam kehidupan manusia. Manusia yang

    selalu diiringi pendidikan, kehidupannya akan selalu

     berkembang kearah yang lebih baik. Adanya perkem-

     bangan kehidupan, pendidikan pun mengalami dina-

    mika yang semakin lama semakin berkembang dan

     berusaha beradaptasi dengan gerak perkembangan

    yang dinamis tersebut. Setiap zaman, pasti akan selaluada perubahan yang mengarah pada kemajuan

     pendidikan yang semakin baik, dunia pendidikan juga

    memerlukan berbagai inovasi. Hal ini penting di-

    lakukan untuk kemajuan kualitas pendidikan yangtidak hanya menekankan pada teori, tetapi juga harus

     bisa diarahkan pada hal yang bersifat praktis. Diakui

    atau tidak, walaupun belum ada penelitian khusus

    tentang pembelajaran, banyak yang merasa bahwa

    sistem pendidikan, terutama proses belajar mengajar,terasa sangat membosankan.

    Coba kita lihat fenomena yang terjadi pada

    siswa-siswa saat ini, di mana mereka menganggap

     bahwa aktivitas yang mengasikkan justru berada di luar

     jam pelajaran. Hal ini dikarenakan selama ini mereka

    merasa terbebani ketika berada di dalam kelas, apalagi

     jika harus menghadapi mata pelajaran tertentu yang

    membosankan. Mereka akan bersorak-sorai jika men-

    dengar pengumuman pulang pagi karena ada rapat

    guru, pembatalan ulangan, atau guru tidak mengajar

    karena sakit, dan lain sebagainya.

    Kemampuan dan kerjasama antar individu dan

    kelompok merupakan hal yang dibutuhkan dalam

     proses pembelajaran dikelas. Dalam hal ini akan terjadi proses pembelajaran yang efektif dimana ada salah satu

    diantara siswa yang kurang memahami suatu materi

     bisa lebih mudah memahami materi melalui teman

    sejawat sehingga dapat tercapainya tujuan pem- belajaran, khususnya pembelajaran matematika

    disekolah.

    Departemen Pendidikan Nasional (2007:4)

    mengemukakan tujuan pembelajaran matematika di

    sekolah, yaitu (1) memahami konsep matematika,menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan meng-

    aplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes,

    akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah,

    (2) menggunakan penalaran pada pola dan sifat,

    melakukan manipulasi matematika dalam membuat

  • 8/16/2019 Makalah Yudha Pratama Seminar Nasional MSENCo 2016. PDF

    2/5

     

    generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan

    gagasan dan pernyataan matematika, (3) memecahkan

    masalah yang meliputi kemampuan memahami

    masalah, merancang model matematika, menyelesaikanmodel, dan menafsirkan solusi yangdiperoleh, (4)

    mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel,diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan

    atau masalah, dan (5) memiliki sikap menghargai

    kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki

    rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mem-

     pelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri

    dalam pemecahan masalah.

    Dengan melihat tujuan pembelajaran matematika

    di atas, kemampuan komunikasi matematis siswa

    merupakan hal yang sangat besar pengaruhnya bagitercapainya tujuan pembelajaran secara keseluruhan.

    Maka dari itu kemampuan komunikasi matematis siswa

     perlu dikembangkan. Komunikasi matematis memiliki

     peran penting bagi siswa dalam merumuskan konsepdan strategi matematika, investasi siswa terhadap

     penyelesaian dalam eksplorasi dan investigasi mate-matika, dan sarana bagi siswa dalam berkomunikasi

    untuk memperoleh informasi, membagi ide dan

     penemuan. Dalam hal ini, Within (dalam Saragih,

    2007) mengatakan kemampuan komunikasi menjadi

     penting ketika diskusi antar siswa dilakukan, di mana

    siswa diharapkan mampu menyatakan, menjelaskan,menggambarkan, mendengar, menanyakan dan bekerja

    sama sehingga dapat membawa siswa pada

     pemahaman yang mendalam tentang matematika.

    Kendatipun kemampuan komunikasi matematika

    itu penting, namun ironisnya, pembelajaranmatematika selama ini masih kurang memberikan

     perhatian terhadap pengembangan kemampuan ini,

    sehingga penguasaan kompetensi ini bagi siswa masih

    rendah. Guru harus bisa merencanakan suatu

     pembelajaran matematika yang menarik, efektif, dan

     bermakna. Ketika merencanakan pembelajaran, penting untuk merancang bagaimana siswa akan

     berpartisipasi dalam belajar sehingga para siswa

    memiliki kemauan dan gairah dalam proses

     pembelajaran matematika dikeas.

    Suasana kelas perlu direncanakan dan dibangun

    sedemikian rupa sehingga siswa mendapatkan

    kesempatan untuk berinteraksi satu sama lain. Dalaminteraksi ini, siswa akan membentuk komunitas yang

    memungkinkan mereka lebih tertarik dalam

     pembelajaran dan memahami satu sama lain. Salah satu

    model pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk

     berinteraksi satu sama lain adalah model pembelajarankooperatif. Dalam pembelajaran kooperatif, siswa

    terlibat aktif pada proses pembelajaran, sehingga

    memberikan dampak positif terhadap kualitas interaksi

    dan komunikasi serta dapat memotivasi siswa untuk

    meningkatkan prestasi belajarnya.

    Salah satu tipe dalam pembelajaran kooperatif

    adalah Student Team Achievement Division (STAD),

    yaitu suatu pembelajaran secara berkelompok yang beranggotakan 4-5 orang, mewakili seluruh bagian dari

    kelas dalam hal kinerja akademik, jenis kelamin, ras

    dan etnis. Pada pembelajaran kooperatif tipe STAD

    siswa selalu diberi motivasi untuk saling membantu

    dan saling membelajarkan teman sekelompoknyadalam memahami materi pelajaran serta untuk

    menyelesaikan tugas akademik dalam rangka men-capai ketuntasan belajar yang maksimal (Slavin, 2008).

    Guru menyajikan pelajaran kemudian siswa bekerja

    dalam tim, selanjutnya diadakan kuis untuk

    memastikan bahwa seluruh anggota tim telah

    menguasai pelajaran tersebut.

    Tujuan kajian teori ini adalah untuk mengetahui

    lebih jauh mengenai model pembelajaran yang dapat

    mengembangkan komunikasi matematis siswa. Selain

    itu, ingin mengetahui apakah penggunaan modelkooperatif tipe STAD dapat meningkatkan kemampuan

    komunikasi matematis siswa. Dengan melakukan

    kajian teori tentang model pembelajaran kooperatif tipe

    STAD, diharapkan dapat lebih memantapkankeyakinan bahwa penggunaan model kooperatif tipe

    STAD dapat meningkatkan kemampuan komunikasimatematis siswa.

    2.  METODE

    Artiket ini merupakan kajian teori yang bersifat

    hipotetik. Metode dalam artikel ini adalah dengan cara

    mengkaji literatur berupa buku dan jurnal yang

     berhubungan dengan model pembelajaran kooperatiftipe STAD (Student Teams Achievment Divition) yang

    dapat meningkatkan kemampuan Komunikasi

    matematis siswa. Dengan demikian, hasil dan

     pembahasan dalam artikel ini merupakan hasil darimengaitkan leteratur berupa buku dan jurnal-jurnalyang dikaji untuk menunjukan bahwa model

     pembelajaran tipe STAD dapat meningkatkan

    kemampuan komunikasi matematis siswa.

    3.  HASIL KAJIAN DAN PEMBAHASAN

    a.  Belajar dan Pembelajaran

    Secara psikologis, belajar merupakan suatu

     proses perubahan tingkah laku seseorang sebagai hasil

    dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi

    kebutuhan hidupnya. Perubahan-perubahan tersebut

    akan dinyatakan dalam seluruh aspek tingkah laku.

    Pengertian belajar dapat di definisikan sebagai suatu

     proses usaha yang dilakukan individu untuk

    memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru

    secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu

    itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

    Skinner (dalam Mudjiono dan Dimyati, 2000: 9)

    menyatakan bahwa belajar adalah suatu perilaku. Pada

    saat orang belajar, maka responnya menjadi lebih baik.Sebaliknya, bila ia tidak belajar maka responnya

    menurun. Sedangkan Slametto berpendapat bahwa

    “Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan

    seseorang untuk memproleh suatu perubahan tingkah

    laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan

    lingkungannya. (Slameto,2003: 2)

  • 8/16/2019 Makalah Yudha Pratama Seminar Nasional MSENCo 2016. PDF

    3/5

     

    Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa

    yang dimaksud dengan belajar adalah suatu interaksi

    individu dengan lingkungan yang menjadikan

     perubahan yang kompleks baik dari keterampilan, pengetahuan, dan sikap serta fungsi intelek yang

    semakin berkembang.Dan didalam proses pendidikan, selain belajar

     juga ditemukan istilah pembelajaran. Pembelajaran

    mengandung makna adanya kegiatan mengajar dan

     belajar, di mana pihak yang mengajar adalah guru dan

    yang belajar adalah siswa yang berorientasi pada

    kegiatan mengajarkan materi yang berorientasi pada

     pengembangan pengetahuan, sikap, dan keterampilan

    siswa sebagai sasaran pembelajaran. Dalam proses

     pembelajaran akan mencakup berbagai komponenlainnya, seperti media, kurikulum, dan fasilitas

     pembelajaran. Menurut Undang-undang Sistem

    Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003

    menyatakan bahwa “pembelajaran adalah prosesinteraksi peserta didik dengan pendidik dan sumber

     belajar pada suatu lingkungan belajar”. MenurutHamalik (2002:57) Pembelajaran adalah suatu

    kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur

    manusiawi (siswa dan guru), material (buku, papan

    tulis, kapur dan alat belajar), fasilitas (ruang, kelas

    audio visual), dan proses yang saling mempengaruhi

    mencapai tujuan pembelajaran. Dapat disimpulkan bahwa secara umum pembelajaran adalah suatu

    kegiatan yang dilakukan oleh guru sedemikian rupa,

    sehingga tingkah laku siswa berubah ke arah yang

    lebih baik.

     b.  Komunikasi Matematis

    Komunikasi secara umum dapat diartikan

    sebagai suatu peristiwa saling menyampaikan

    informasi atau pesan yang berlangsung dalam suatu

    komunitas. Dalam kegiatan belajar mengajar di kelas

    akan selalu terjadi komunikasi antara siswa dan guru,siswa sebagai pusat pembelajaran dan guru sebagai

    fasilitator. Keberhasilan program pembelajaran salah

    satunya dipengaruhi oleh bentuk komunikasi yang

    digunakan guru pada saat berinteraksi dengan siswa.

    Menurut Polla (1999), komunikasi adalah salah

    satu faktor yang penting dalam proses pembelajaran

    metematika di dalam atau di luar kelas. Komunikasimemegang peranan penting dalam matematika.

    Menurut Priatna (2012: 12) “Kemampuan komunikasi

    matematik adalah kemampuan dalam matematika yang

    meliputi penggunaan keahlian membaca, menulis,

    menyimak, menelaah, menginterpretasikan, meng-evaluasi ide, simbol, istilah serta informasi

    matematika”. Selanjutnya Sumarmo (Priatna, 2012: 13)

    mengemukakan kegiatan yang tergolong pada

    komunikasi matematik diantaranya adalah: menyatakan

    suatu situasi, gambar, atau benda nyata ke dalam

     bahasa, simbol, idea, atau model matematik;

    menjelaskan idea, situasi, dan relasi matematika secara

    lisan atau tulisan; mendengarkan, berdiskusi, danmenulis tentang matematika; membaca dengan

     pemahaman suatu representasi matematika tertulis;

    serta mengungkapkan kembali suatu

    uraian atau paragraf matematika dalam bahasa sendiri.

    Dari beberapa pendapat diatas dapat diasumsikan bahwa komunikasi matematis adalah salah satu proses

     pembelajaran matematika yang meliputi kegunaankeahlian membaca, menulis, menyimak, menelaah

    menginterpretasikan, mengevaluasi ide, simbol serta

    informasi matematika baik lisan maupun tulisan yang

    diungkapkan kembali kedalam suatu bentuk uraian atau

     paragraf matematika dengan menggunakan bahasa

    sendiri.

    c.  Model Pembelajaran Kooperatif

    Salah satu model pembelajaran yang dapatmembuat siswa terlibat secara aktif dalam pem-

     belajaran adalah pembelajaran kooperatif. Dalam

     pembelajaran kooperatif, siswa terlibat aktif pada

     proses pembelajaran, sehingga memberikan dampak positif terhadap kualitas interaksi dan komunikasi serta

    dapat memotivasi siswa untuk meningkatkan prestasi belajarnya.

    Suprijono, Agus (2010:54) “Model pembelajaran

    kooperatif adalah konsep yang lebih luas meliputi

    semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk

    yang dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru” 

    Holubec dalam Nurhadi (2003) mengemukakan belajar kooperatif merupakan pendekatan pembelajaran

    melalui kelompok kecil siswa untuk bekerja sama

    dalam memaksimalkan kondisi belajar dalam mencapai

    tujuan belajar. Pembelajaran kooperatif adalah

     pembelajaran yang secara sadar dan sistematismengembangkan interaksi yang saling asah, silih asih,

    dan silih asuh..

    Isjoni (2009:15) menyimpulkan bahwa model

     pembelajaran kooperatif merupakan terjemahan dari

    istilah cooperative learning. Cooperative learning

     berasal dari kata cooperative yang artinya mengerjakansesuatu secara bersama-sama dengan saling membantu

    satu sama lainnya sebagai satu kelompok atau satu

    tim”.

    Dengan model pembelajaran ini siswa akan lebih

    dapat berperan aktif dalam proses pembelajaran dan

    dapat menumbuh kembangkan keterampilan

    komunikasi. Dalam pembelajaran ini guru memberikanstimulus atau rangsangan berupa masalah yang harus

    dipecahkan bersama. Dengan menghadapi masalah,

    siswa akan lebih tertantang dan termotivasi serta

    melibatkan dirinya untuk berperan aktif

    menyelesaikannya sehingga tercapai tujuan untukmengembangkan kemampuan komunikasi matematis

    siswa.

    d.  Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

    Salah satu tipe dalam pembelajaran kooperatif

    adalah Student Team Achievement Division (STAD),

    yaitu suatu pembelajaran secara berkelompok yang

     beranggotakan 4-5 orang, mewakili seluruh bagian darikelas dalam hal kinerja akademik, jenis kelamin, ras

  • 8/16/2019 Makalah Yudha Pratama Seminar Nasional MSENCo 2016. PDF

    4/5

     

    dan etnis. Pada pembelajaran kooperatif tipe STAD

    siswa selalu diberi motivasi untuk saling membantu

    dan saling membelajarkan teman sekelompoknya

    dalam memahami materi pelajaran serta untukmenyelesaikan tugas akademik dalam rangka

    mencapai ketuntasan belajar yang maksimal (Slavin,2008).

    Pembelajaran kooperatif tipe Student Team

    Achievement Division (STAD) yang dikembangkan

    oleh Robert Slavin dan teman-temannya di Universitas

    John Hopkin merupakan pembelajaran kooperatif yang

     paling sederhana, dan merupakan pembelajaran

    kooperatif yang cocok digunakan oleh guru yang baru

    menggunakan pembelajaran kooperatif. Pembelajaran

    kooperatif tipe STAD terdiri dari lima tahapan utamasebagai berikut:

    Presentasi kelas. Materi pelajaran dipresentasi-

    kan oleh guru dengan menggunakan metode pem-

     belajaran. Siswa mengikuti presentasi guru denganseksama sebagai persiapan untuk mengikuti tes

     berikutnya.Kerja kelompok. Kelompok terdiri dari 4-5

    orang. Dalam kegiatan kelompok ini, para siswa

     bersama-sama mendiskusikan masalah yang dihadapi,

    membandingkan jawaban, atau memperbaiki

    miskonsepsi. Kelompok diharapkan bekerja sama

    dengan sebaik-baiknya dan saling membantu dalammemahami materi pelajaran.

    Tes. Setelah kegiatan presentasi guru dan

    kegiatan kelompok, siswa diberikan tes secara

    individual. Dalam menjawab tes, siswa tidak

    diperkenankan saling membantu.Peningkatan skor individu. Setiap anggota

    kelompok diharapkan mencapai skor tes yang tinggi

    karena skor ini akan memberikan kontribusi terhadap

     peningkatan skor rata-rata kelompok.

    Penghargaan kolompok. Kelompok yang

    mencapai rata-rata skor tertinggi, diberikan penghargaan.

    e.  Pengembangan Komunikasi Matematis Melalui

    Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

    Pembelajaran kooperatif tipe STAD meng-

    utamakan pada aktivitas dan interaksi diantara siswa

    untuk saling memotivasi dan membantu dalammenguasai materi pembelajaran, maka pembelajaran

    kooperatif tipe STAD dianggap mampu membantu

    meningkatkan kemampuan komunikasi matematis

    siswa. Sebagaimana yang ditunjukkan oleh hasil

     penelitian Atun (2009) bahwa pembelajaran kooperatiftipe STAD dapat meningkatkan kemampuan

    komunikasi matematis siswa. Selain itu, hasil

     penelitian Indriati, dkk (2009) menunjukkan bahwa

     pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat

    meningkatkan kemampuan pemecahan masalah

    matematis siswa.

    Hasil penelitian Nida (2011) yang menunjukkan

     bahwa pembelajaran kooperatif tipe STAD dapatmeningkatkan kemampuan komunikasi matematis yang

    dimiliki oleh siswa. Hal ini disebabkan karena dalam

     pembelajaran kooperatif tipe STAD terdapat belajar

    kelompok, sehingga setiap siswa memiliki kesempatan

    untuk mengomunikasikan ide-ide matematikanya yang bermanfaat dalam meningkatkan kemampuan

    komunikasi matematisnya. Hasil yang samaDitunjuukan oleh Tedi (2012) bahwa peningkatan

    kemampuan komunikasi matematis siswa yang

    mendapat pembelajaran kooperatif tipe STAD lebih

    tinggi daripada siswa yang mendapat pembelajaran

    langsung. Hal ini disebabkan karena pada

     pembelajaran kooperatif tipe STAD setiap siswa diberi

    kesempatan untuk mengomunikasikan ide-ide

    matematikanya dalam membantu siswa lain yang

    mengalami kesulitan dalam kelompoknya, sedangkan pada pembelajaran langsung siswa kurang diberi

    kesempatan untuk mengomunikasikan ide-ide

    matematikanya, sehingga kemampuan komunikasi

    matematis pada siswa yang diajar dengan pembelajarankooperatif tipe STAD lebih tinggi daripada yang diajar

    dengan pembelajaran langsung.Hasil penelitian tersebut sejalan dengan hasil

     penelitian Nurlela (2012) yang menunjukkan bahwa

     pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat

    meningkatkan kemampuan pemecahan masalah

    matematis yang dimiliki oleh siswa. Hal ini disebabkan

    karena dalam pembelajaran kooperatif tipe STADterdapat belajar kelompok, sehingga siswa dapat

     bekerja sama dan saling membantu dalam mengatasi

    kesulitan-kesulitan yang dialaminya selama

    menyelesaikan permasalahan matematika.

    Selain itu, pembelajaran koopertif tipe STAD juga menggunakan Lembar Aktivitas Siswa (LAS).

    Dalam LAS tersebut disajikan masalah-masalah

    kontekstual yang mengukur kemampuan komunikasi

    matematis, sehingga membantu siswa untuk

    meningkatkan kemampuan komunikasi matematisnya.

    Disamping itu, pada pembelajaran kooperatif tipeSTAD juga terdapat belajar kelompok. Masalah-

    masalah yang terdapat pada LAS tersebut didiskusikan

    oleh siswa selama belajar kelompok, sehingga siswa

     bekerja sama dan sling membantu dengan

    mengomunikasikan ide-ide matematikanya dalam

    menyelesaikan masalah-masalah yang terdapat pada

    LAS tersebut. Hal tersebut bermanfaat bagi siswadalam meningkatkan kemampuan komunikasi

    matematisnya.

    Dari jurnal ini dapat diasumsikan bahwa

    kemampuan komunikasi matematis siswa dapat

    dikembangkan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Pembelajaran

    kooperatif tipe STAD mengutamakan pada aktivitas

    dan interaksi diantara siswa untuk saling memotivasi

    dan membantu dalam menguasai materi pembelajaran,

    sehingga pembelajaran dengan menggunakan model ini

    dapat membantu dalam mengembangkan komunikasi

    matematis siswa serta membantu mengatasi kesulitan

    yang dihadapi dalam menyelesaikan permasalahanmatematika.

  • 8/16/2019 Makalah Yudha Pratama Seminar Nasional MSENCo 2016. PDF

    5/5

     

    4.  KESIMPULAN

    Model pembelajaran kooperatif tipe STAD

     berpengaruh terhadap kemampuan komunikasi

    matematis siswa. Pengaruh tersebut dilihat darikemampuan komunikasiMatematis siswa yang

    mengikuti pembelajaran kooperatif tipe STAD lebihtinggi dari pada kemampuan komunikasi matematis

    siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional.

    Sehingga model kooperatif tipe STAD ini dapat

    membangun serta meningkatkan komunikasi matematis

     pada siswa.

    5.  DAFTAR PUSTAKA

    Atun, I. 2009.  Pembelajaran Matematika dengan

    Strategi Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division untuk Meningkatkan

     Kemampuan Komunikasi Matematik Siswa.

     Jurnal Pendidikan Dasar,  Nomor 12, Oktober

    2009, P. 7, 10, diakses pada 13 April 2016 , darialamat (http://file.upi.edu/ Direktori /JURNAL

    /PENDIDIKAN_DASAR/Nomor_12Oktober_2009/PEMBELAJARAN_MATEMATIKA_DE

     NGAN_STRATEGI_KOOPERATIF_TIPE_ST

    UDENT_TEAMS_ACHIEVEMENT_DIVISIO

     NS_UNTUK_MENINGKATKAN_KEMAMP-

    UAN_KOMUNIKASI_MATEMATIK_SISWA

    . pdf,).

    Departemen Pendidikan Nasional. 2007.  Kajian

     Kebijakan Kurikulum Mata Pelajaran

     Matematika. Jakarta: Badan Penelitian dan

    Pengembangan Pusat Kurikulum.

    Hamalik, Oemar. 2002. Kurikulum dan Pembelajaran. 

    Jakarta : PT. Bumi Aksara.

    Indriati, Hartono, Y., dan Hiltrimartin, C. 2009.

     Penerapan Model Pembelajaran KooperatifTipe STAD dengan Soal soal Pemecahan

     Masalah pada Mata Pelajaran Matematika di

    SMA Negeri 6 Palembang. Jurnal Pendidikan

    Matematika, Volume 3, No.1, Juni 2009, P. 51,

    diakses pada 13 April 2016, dari alamar,

    (eprints.unsri.ac.id/463/2/cecil3.pdf,). 

    Isjoni. 2009. Cooperative Learning. Bandung :

    Alfabeta.

    Mudjiono dan Dimyati. 2000.  Belajar dan

     Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

     National Council of Teachers of Mathematics. 2000.

     Principles and Standards for School

     Mathematics. Reston, VA: National Council

    ofTeachers of Mathematics.

     Nida, J. 2011.  Penerapan Pembelajaran Koopratif

    Tipe STAD (Student Teams Achievment Divisions) dalam Meningkatkan Pemahaman

    dan Komunikasi Matematis Siswa pada Pokok

     Bahasan Bangun Ruang. Tesis Universitas

    Pendidikan Indonesia, diakses pada 13 April

    2016, dari alamat (http://aresearch.upi.edu/ tesisview.php?no_tesis=568) 

     Nurhadi, Agus Gerald Senduk, 2003,  Pembelajaran

     Kontekstual (Contextual Teaching and Learning

     /CTL), Malang: Penerbit Universitas Negeri

    Malang.

    Priatna, N. (2012).  Mengembangkan Penalaran dan

     Kemampuan Memecahkan Masalah melalui

    Strategi Daya Matematik di Sekolah. Pidato

    Disajikan pada  Pengukuhan GuruBesar/Profesor dalam Bidang Pendidikan

    Matematika pada Fakultas Pendidikan

    Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

    Universitas Pendidikan Indonesia pada Tanggal26 April 2012. Bandung.

    Saragih, S. 2007.  Mengembangkan Kemampuan

     Berpikir Logis dan Kemunikasi Matematika

    Siswa Sekolah Menengah Pertama Melalui

     Pendekatan Matematika Realistik . Desertasi

    Doktor pada PPS UPI Bandung: Tidak

    diterbitkan.

    Slameto. 2003.  Belajar dan Faktor-Faktor yang

     Mempengaruhinya. Jakarta : Rineka Cipta.

    Slavin, Robert E. 2008. Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik . Nusa Media. Jakarta.

    Suprijono, Agus. (2010). Cooperative Learning Teori

    & Aplikasi Paikem. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

    Tedi, R. 2012. Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Konsep dan Koneksi Matematis Siswa Sekolah

     Menengah Pertama melalui Pembelajaran

     Kooperatif Tipe STAD Disertai Tugas Bentuk

    Superitem. Tesis Universitas Pendidikan

    Indonesia. Diakses pada 13 April 2016, dari

    alamat (http://a- research.upi.edu/tesisview.php?

    no_tesis=2110,). 

    http://file.upi.edu/%20%20Direktori%20/JURNAL%20/PENDIDIKAN_DASAR/Nomor_12%1fOktober_%202009/PEMBELAJARAN_MAThttp://file.upi.edu/%20%20Direktori%20/JURNAL%20/PENDIDIKAN_DASAR/Nomor_12%1fOktober_%202009/PEMBELAJARAN_MAThttp://file.upi.edu/%20%20Direktori%20/JURNAL%20/PENDIDIKAN_DASAR/Nomor_12%1fOktober_%202009/PEMBELAJARAN_MAThttp://aresearch.upi.edu/%20tesis%20view.php?no_tesis=568http://aresearch.upi.edu/%20tesis%20view.php?no_tesis=568http://a-/http://a-/http://aresearch.upi.edu/%20tesis%20view.php?no_tesis=568http://aresearch.upi.edu/%20tesis%20view.php?no_tesis=568http://file.upi.edu/%20%20Direktori%20/JURNAL%20/PENDIDIKAN_DASAR/Nomor_12%1fOktober_%202009/PEMBELAJARAN_MAThttp://file.upi.edu/%20%20Direktori%20/JURNAL%20/PENDIDIKAN_DASAR/Nomor_12%1fOktober_%202009/PEMBELAJARAN_MAThttp://file.upi.edu/%20%20Direktori%20/JURNAL%20/PENDIDIKAN_DASAR/Nomor_12%1fOktober_%202009/PEMBELAJARAN_MAT