proposal kp yudha dkk

64
PROPOSAL KERJA PRAKTEK PENINJAUAN PERALATAN PEMBORAN DAN PRODUKSI PT. PERTAMINA DRILLING SERVICE INDONESIA DISUSUN OLEH : BINTANG TAUFIK YUSUF S. 113120005 YUDHA YUSRIANSYAH M. 113120014 ADI SETYA MAHARDIKA 113120024 ACHMAD ARIEF SOLICHIN 113120040 i

Upload: dimas-irfana

Post on 21-Dec-2015

111 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

hjy

TRANSCRIPT

PROPOSAL KERJA PRAKTEK

PENINJAUAN PERALATAN PEMBORAN DAN PRODUKSI

PT. PERTAMINA DRILLING SERVICE INDONESIA

DISUSUN OLEH :

BINTANG TAUFIK YUSUF S. 113120005

YUDHA YUSRIANSYAH M. 113120014

ADI SETYA MAHARDIKA 113120024

ACHMAD ARIEF SOLICHIN 113120040

PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN

FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL”VETERAN”

YOGYAKARTA

2014

i

HALAMAN PENGESAHAN PROPOSAL KERJA PRAKTEK

PENINJAUAN PERALATAN PEMBORAN DAN PRODUKSI

PT. PERTAMINA DRILLING SERVICE INDONESIA

Diajukan untuk memenuhi persyaratan kerja praktek (KP) guna melengkapi

kurikulum akademis Program Studi Teknik Perminyakan, Fakultas Teknologi

Mineral, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta.

DISUSUN OLEH :

BINTANG TAUFIK YUSUF S. 113120005

YUDHA YUSRIANSYAH M. 113120014

ADI SETYA MAHARDIKA 113120024

ACHMAD ARIEF SOLICHIN 113120040

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan rahmat-Nya, penyusun dapat menyelesaikan proposal kerja praktek ini.

Adapun maksud dan tujuan dari proposal ini untuk memenuhi persyaratan

kerja praktek guna melengkapi kurikulum di program studi Teknik Perminyakan,

Fakultas Teknologi Mineral, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”

Yogyakarta.

Pada kesempatan ini pula penyusun mengucapkan terima kasih kepada :

1. Dr. Ir. KRT. Nur Suhascaryo, MT. selaku Kepala Program Studi Teknik

Perminyakan UPN “Veteran” Yogyakarta.

2. Ir. Y. Lela Widagdo, M.Si, selaku Sekretaris Program Studi Teknik

Perminyakan UPN “Veteran” Yogyakarta.

3. Mia Ferian Helmy, ST. selaku koordinator kerja praktek yang telah

memberikan petunjuk dalam pembuatan proposal ini.

4. Rekan-rekan mahasiswa yang telah banyak memberikan bantuan hingga

terselesaikannya proposal ini.

5. Semua pihak yang telah membantu baik moral maupun spiritual.

Penyusun menyadari bahwa proposal ini masih terdapat kekurangan, oleh karena itu penyusun mengharapkan adanya kritik dan saran yang sifatnya membangun untuk penyempurnaan proposal ini.

Yogyakarta, 5 Desember 2014

iii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL......................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN........................................................................... ii

KATA PENGANTAR....................................................................................... iii

DAFTAR ISI...................................................................................................... iv

DAFTAR GAMBAR .............................................................................. v

BAB I. LATAR BELAKANG..................................................................... 1

BAB II. TUJUAN DAN MANFAAT........................................................... 2

BAB III. BATASAN MASALAH.................................................................. 3

BAB IV. TINJAUAN PUSTAKA.................................................................. 3

BAB V. RENCANA KERJA PRAKTEK................................................... 32

BAB VI. PEMBIMBING................................................................................ 32

BAB VII. PENUTUP........................................................................................ 33

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 34

LAMPIRAN

iv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1. Prime Mover................................................................................ 4

Gambar 4.2. Sistem Pengangkatan................................................................... 10

Gambar 4.3. Sistem Pemutar ........................................................................... 11

Gambar 4.4. Sistem Sirkulasi........................................................................... 16

Gambar 4.5. BOP Stack................................................................................... 21

Gambar 4.6. X-Mastree dan Wellhead.............................................................. 22

Gambar 4.7. Sucker Rod Pump....................................................................... 25

Gambar 4.8. Gas lift........................................................................................ 26

Gambar 4.9. Electric Submersible Pump....................................................... 28

v

PENINJAUAN PERALATAN PEMBORAN DAN PRODUKSI

PT. PERTAMINA DRILLING SERVICE INDONESIA

I. LATAR BELAKANG

Kerja praktek adalah salah satu mata kuliah prasyarat dalam kurikulum

akademik di Program Studi Teknik Perminyakan, Fakultas Teknologi Mineral

dengan bobot akademis 3 SKS yang wajib ditempuh oleh mahasiswa Teknik

Perminyakan Program Strata 1 (S1) di Universitas Pembangunan Nasional

“Veteran” Yogyakarta.

Kerja praktek pada dasarnya merupakan aplikasi dari semua ilmu yang

didapatkan dari bangku kuliah dan kemudian diterapkan di lapangan pada kondisi

nyata. Dengan kerja praktek mahasiswa memperoleh kesempatan untuk dapat

mengamati, membandingkan, menerapkan teori yang diperoleh di bangku kuliah

serta dapat lebih memahami dan mampu untuk ikut memberikan kontribusi dalam

memecahkan kasus yang timbul di industri.

Perkembangan ilmu dan teknologi dalam dunia Teknik Perminyakan yang

semakin canggih, menuntut mahasiswa Teknik Perminyakan untuk memahami

aplikasi dari teori- teori yang telah dipelajari dan mengetahui perkembangan

teknologi perminyakan tersebut, khususnya pada aspek pemboran dan aspek

produksi.

Operasi pemboran merupakan suatu kegiatan yang terdiri dari beberapa

tahapan kegiatan-kegiatan. Sebelum operasi pemboran dapat terlaksana, pertama-

tama yang perlu dilakukan tahap persiapan . Pada Tahap persiapan terdiri dari

beberapa tahapan mulai dari persiapan tempat, pengiriman peralatan ke lokasi,

penunjukkan pekerja sampai pada persiapan akhir.

Tujuan utama dari operasi pemboran adalah membuat lubang secara cepat,

ekonomis dan aman hingga menembus formasi produktif. Lubang hasil pemboran

tersebut dinamakan “Wellbore” (lubang sumur). Setelah dipasang casing dan

disemen, maka langkah selanjutnya adalah memasang fasilitas produksi untuk

memproduksikan minyak atau gas dari formasi produktif.

1

2

Operasi produksi dimulai apabila sumur telah selesai dikomplesi (Well

Completion), dimana tipe komplesi yang digunakan terutama tergantung pada

karakteristik dan konfigurasi antar formasi produktif dengan formasi di atas dan di

bawahnya, tekanan formasi, jenis fluida dan metoda produksi.

Metoda produksi yang selama ini dikenal, meliputi metoda sembur alam

(Natural Flow) dan metoda pengangkatan buatan (Artificial Lift). Metoda sembur

alam diterapkan apabila tenaga alami reservoir masih mampu mendorong fluida

ke permukaan, sedangkan metoda pengangkatan diterapkan apabila tenaga alami

reservoir sudah tidak mampu mendorong fluida ke permukaan.

Setelah fluida sumur sampai ke permukaan, fluida dialirkan ke block station

melalui pipa-pipa alir untuk dilakukan pemisahan air, minyak, dan gas bumi. Gas

hasil pemisahan, selain dapat langsung dimanfaatkan untuk industri dapat pula

digunakan injeksi gas lift atau pressure maintenance, sedangkan minyak bumi

(crude oil) umumnya ditampung terlebih dahulu di pusat pengumpulan minyak

sebelum dikirim ke kilang minyak untuk dikapalkan.

II. TUJUAN DAN MANFAAT

Tujuan :

1. Untuk memenuhi salah satu kurikulum pada Program Studi Teknik

Perminyakan, Fakultas Teknologi Mineral, Universitas

Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta.

2. Mengenal keadaan dunia industri yang akan dihadapi sehingga dapat

melakukan persiapan sebelum terjun langsung ke dalamnya.

Manfaat :

1. Mengetahui secara langsung bentuk, fungsi maupun cara kerja

dari peralatan pemboran dan peralatan produksi yang digunakan dan

menambah pengalaman kerja di lapangan.

2. Dapat mengaplikasikan teori dan konsep-konsep dalam

perkuliahan Teknik Reservoir, Teknik Pemboran, Teknik Produksi

dan seluruh praktikum yang telah diberikan.

3

III. PEMBATASAN MASALAH

Dalam penulisan proposal kerja praktek ini penulis akan mencoba membahas

tentang peralatan pemboran dan peralatan produksi yang mungkin digunakan di

lapangan, meliputi bentuk, fungsi, maupun cara kerja.

IV. TINJAUAN PUSTAKA

4.1. SEJARAH PEMBORAN

Pemboran sumur minyak pertama kali dilakukan oleh Kolonel Edwin

L.Drake di Titusville, Pennsylvania, Amerika Serikat pada tanggal 22 Agustus

1859 dengan menggunakan metode pemboran yang masih sederhana yaitu

pemburan tumbuk,sampai kedalaman 21 meter.

Di Indonesia pemboran minyak pertama kali dilakukan oleh orang Belanda

bernama Jan Reerink di Cibodas Tangat,Jawa Barat pada tahun 1871 tetapi tidak

menghasilkan minyak. Penemuan minyak pertama Di Indonesia oleh Aeiko

Janszoon Zijker seorang pemimpin perkebunan tembakau di daerah

Langkat,Sumatra Utara.

Saat ini metode pemboran berkembang menjadi metode bor putar (rotary

drilling). Seiring dengan semakin pesatnya perkembangan teknologi dalam bidang

pemboran, pemboranpun berkembang dengan adanya pemboran dilepas pantai

yang pada prinsipnya adalah merupakan perkembangan dari operasi pemboran

didarat.

4.2. PERALATAN UTAMA PEMBORAN

4.2.1. SISTEM TENAGA ( Power System )

Sistem tenaga pada operasi pemboran terdiri dari dua sub-komponen utama,

yaitu :

1. Power Supply Equipment, yang dihasilkan oleh mesin-mesin besar yang

dikenal sebagai “Prime Mover” (penggerak utama).

2. Distribution Equipment (transmition), meneruskan tenaga yang

diperlukan untuk operasi pemboran.

4

Sistem transmisi dapat dikerjakan dengan salah satu dari sistem, yaitu sistem

transmisi mekanis atau sistem transmisi listrik.

4.2.1.1. Prime Mover Unit

Hampir semua rig menggunakan “Internal Combution Engines”.

Penggunaan mesin ini ditentukan besarnya tenaga pada sumur yang didasarkan

pada casing program dan keadaan sumur. Tenaga yang dihasilkan prime mover

berkisar antara 500 sampai dengan 5000 hp.

Jumlah unit mesin yang diperlukan :

1. Dua atau tiga, pada umumnya operasi pemboran memerlukan dua atau

tiga mesin.

2. Empat, untuk pemboran yang lebih dalam memerlukan tenaga yang lebih

besar sehingga mesin yang diperlukan dapat mencapai empat mesin.

Jenis mesin yang digunakan :

1. Diesel ( compression ) engines.

2. Gas ( spark-ignition ) engines.

5

4.2.1.2. Distribusi Tenaga Pada Rig

Rig tidak berfungsi dengan baik bila distribusi tenaga yang diperoleh tidak

mencukupi. Sebagian besar tenaga yang dihasilkan mesin, didistribusikan untuk

drawwork, rotary table dan mud pump. Disamping itu juga diperlukan untuk

penerangan, instrumen rig, engines fans, air conditioner, dan tenaga transmisi.

Tenaga transmisi oleh suatu mesin atau lebih harus diteruskan ke komponen-

komponen utama rig, yaitu sistem pengangkatan, sistem pemutar dan sistem

sirkulasi.

Tenaga transmsi diperoleh dari salah satu metode sebagai berikut :

- Mechanical power transmission.

- Electrical power transmission.

4.2.1.2.1. Mechanical Power Transmision

Mechanical Power Transmision (transmisi tenaga mekanik) berarti tenaga

yang dihasilkan oleh mesin-mesin harus diteruskan secara mekanis.

Proses transmisi ini dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :

a. Tenaga yang dihasilkan oleh prime mover harus dihubungkan bersama-

sama dengan mesin-mesin yang lain untuk mendapatkan tenaga yang

mencukupi. Hal ini dilakukan dengan Hydraulic Coupling (Torque

Converters), yang dihubungkan bersama-sama (compounded).

b. Tenaga ini kemudian diteruskan melalui elaborate sprocket dan chain

linking system (sistem rantai), yang secara fisik mendistribusikan tenaga ke

unit-unit yang memerlukan tenaga. Sistem ini sekarang banyak digantikan

dengan tenaga listrik (susunan electrical power transmision).

4.2.1.2.2. Electrical Power Transmission

Gambar 4.1. Prime Mover

6

Pada sistem ini mesin diesel memberikan tenaga mekanik dan diubah

menjadi listrik oleh generator listrik, yang dipasang didepan block. Generator

menghasilkan arus listrik, yang dialirkan melalui kabel ke suatu “Control Unit”

(kontrol kabinet).

Dari control cabinet, tenaga listrik diteruskan melalui kabel tambahan ke

motor listrik yang langsung dihubungkan ke sistem peralatan yang lain, seperti

sistem angkat, rotary, sirkulasi, penerangan, dan lain-lain.

Beberapa keuntungan penggunaan electric power transmision :

1. Lebih fleksibel letaknya.

2. Tidak memerlukan rantai penghubung.

3. Umumnya lebih kompak dan portable, dan lebih mudah dikontrol.

4.2.2. SISTEM PENGANGKATAN ( Hoisting System )

Sistem pengangkat merupakan salah satu komponen peralatan pemboran yang

memberikan ruang kerja yang cukup untuk menaik-turunkan drill string dan

casing ke dalam lubang bor selama operasi pemboran berlangsung.

Sistem ini mengalami beban yang paling berat yang berasal dari beban secara

vertikal maupun secara horisontal. Beban vertikal berasal dari beban menara, drill

string, casing string, tegangan deadline, tegangan fastline, serta tegangan dari

block-block. Sedangkan beban horisontal berasal dari tiupan angin dan drill pipe

yang disandarkan pada menara.

Diagram skema sistem pengangkatan:

Sistem Pengangkatan

Drilling tower

Rig floor

Substructure

Strukutur Penyangga

Peralatan Pengangkatan

Drawwork

Drilling line

7

4.2.2.1. Struktur Penyangga

Merupakan konstruksi menara kerangka baja yang ditempatkan diatas titik

bor, yang fungsinya menyangga peralatan pemboran.

Struktur penyangga terdiri atas :

4.2.2.1.1. Drilling Tower (Derrick/Mast)

Berfungsi untuk mendapatkan ruang vertikal untuk menaik-turunkan pipa bor

dan casing ke dalam lubang bor pada saat operasi pemboran berlangsung,

sehingga tinggi dan kekuatannya harus disesuaikan dengan kebutuhan.

Menara dibagi menjadi dua, yaitu :

a. Tipe Standart

Jenis ini tidak dapat didirikan satu unit namun harus bagian demi bagian,

sehingga jika ingin dipindahkan harus dilepas dahulu, kecuali untuk jarak yang

dekat. Jenis ini juga diguanakan untuk pemboran dalam dan membutuhkan area

yang luas.

b. Tipe Portable (Mast)

Jenis menara ini dapat didirikan secara penuh yang ditahan oleh telescoping

dan tali yang ditambatkan tersebar. Tipe ini lebih murah, mudah dan cepat untuk

didirikan atau diturunkan , tapi hanya untuk pemboran dangkal.

Bagian-bagian penting menara :

Overhead tools

Crown block

Traveling block

Hook

Link

Elevator

out tongs

8

Gine pole : Tiang berkaki dua atau tiga yang ada di puncak

menara. Berfungsi membantu menaikkan dan

memasang crown block pada rig standart.

Water table : Lantai di puncak menara untuk mengetahui

menara sudah berdiri tegak atau belum.

Cross braching : Merupakan penguat menara berbentuk K atau X.

Tiang menara : Empat tiang yang menahan beban vertikal dan

horisontal yang bentuknya segitiga samakaki.

Girt : Sabuk menara yang menjadi penguat menara.

Monkey board : Tempat kerja derrickman dan menyandarkan

pipa saat round trip.

4.2.2.1.2. Rig Floor (Lantai Bor)

Merupakan tempat berdirinya menara yang berfungsi menampung peralatan-

peralatan pemboran yang kecil-kecil, mendudukkan drawwork dan tempat bagi

roughneck

Adapun alat-alat pada rig floor terdiri atas :

Rotary table : Memutar rangkaiain pipa bor.

Rotary drive : meneruskan daya dari drawwork ke rotary

table.

Driller console : Pusat instrumentasi dari rotary drilling rig.

Make up and break : Kunci yang digunakan untuk melepas atau

menyambung drill pipe dan drill collar.

Mouse hole : Lubang dekat rotary table untuk menaruh drill

pipe saat menyambung dengan kelly dan pipa

bor.

Rat hole : Lubang dekat kaki menara untuk

menempatkan kelly saat round trip

Dog house : Rumah kecil untuk menyimpan alat-alat dan

ruang kerja bagi driller

9

Pipe ramp/ V ramp : Jembatan penghubung catwalk denghan rig

floor (sebagai lintasan pipa bor saat ditarik ke

lantai bor).

Catwalk : Jembatan pipe rack dengan pipe ramp untuk

menyiapkan pipa untuk ditarik ke lantai bor.

Hydraulic cathead : Menyambung atau melepas drill pipe atau drill

collar untuk ditambahkan atau dikurangkan

dari drill string pada saat masuk atau keluar

dari sumur bor.

4.2.2.1.3. Substructure

Merupakan konstruksi kerangka baja yang dipasaang langsung di atas titik

bor sehingga memberi ruang kerja peralatan dan pekerjaan di bawah lantai bor.

Ketinggian ditentukan jenis rig dan BOP stack.

4.2.2.2. Peralatan Pengangkatan

Merupakan alat yang digunakan untuk memudahkan menaik-turunan

rangkaian pipa bor. Peralatan pengangkatan terdiri atas :

4.2.2.2.1. Drawwork

Merupakan sistem transmisi yang kompleks, yang konstruksinya tergantung

beban yang dilayani. Biasanya ditempatkan dekat meja putar. Fungsinya :

Meneruskan tenaga dari prime mover ke rangkaian pipa bor selama

pemboran.

Meneruskan tenaga dari prime mover ke rotary drive.

Meneruskan tenaga dari prime mover ke cathead.

Adapun bagian-bagian drawwork terdiri dari :

Revolving drum : Drum yang digunakan untuk menggulung kabel bor

(drilling line).

Breaking system : Rem utama dan rem pembantu secara hidrolik atau

listrik untuk memperlambat dan menghentikan kabel

bor.

Rotary drive : Meneruskan tenaga dari drawwork ke rotary table

10

Cathead : Menyangkut atau menarik beban ringan pada rig floor

dan menyambung atau melepas sambungan pipa.

4.2.2.2.2. Drilling Line

Merupakan kawat baja yang dapat menarik atau menahan beban yang diderita

oleh hook. Untuk menghindari kecelakaan akibat keausan maka dilakukan cut off

program yang dibuat berdasarkan kekuatan kabel terhadap tarikan dan dinyatakan

dengan ton line yang diderita kabel. Beban yang diterima drilling line diantaranya

roundtrip, running casing dan fishing job.

Drilling Line terdiri dari :

Reeved “drilling line” : Kawat yang melewati crown block dan

traveling block.

Deadline : Kawat diam yang ditambatkan pada

substructure.

Deadline anchor : Ditempatkan bersebrangan dengan drawwork,

diklem pada substructure.

Storage or supply : Ditempatkan pada jarak dekat dengan rig.

4.2.2.2.3. Overhead Tools

Merupakan peralatan pada menara mulai dari atas dan tengah menara.

Overhead tools terdiri atas :

Crown block : Block diam pada puncak menara sebagai katrol.

Traveling block : Block bergerak pada daerah bawah crown block

Hook : Berfungsi menggantungkan swivel selama operasi

pemboran berlangsung.

Elevator : Klem penjepit untuk menurunkan atau menaikkan

pipa bor dari lubang bor.

11

4.2.3. SISTEM PEMUTAR ( Rotating System )

Sistem pemutar pada dasarnya merupakan sistem yang memutar rangkaian

peralatan pipa bor, serta memberi beban di atas mata bor.

Gambar 4.2. Sistem Pengangkatan

12

Diagram Skema sistem putar :

4.2.3.1. Peralatan Putar

Rotary table : Meja putar yang berfungsi :

1. Meneruskan gaya putar.

2. Menahan pipa saat round trip.

Master bushing : Bagian dari rotary table sebagai dudukan kelly

bushing dan rotary slip.

Kelly bushing : Meneruskan gaya putar dari rotary table ke

rangkaian pipa bor selama pemboran.

Rotary slip : Penggantung rangkaian pipa bor saat round trip.

Rotary Table

Master Bushing

Kelly Bushing

Rotary Slip

Swivel

Kelly

Drill Pipe

Drill Collar

Drag Bit

Rollercone Bit

Diamond Bit

Core Bit

Peralatan Bor(Rotary Assembly)

Rangkaian Pipa Bor

Mata Bor (Bit)

Sistem Pemutar

Rotary Table

Master Bushing

Kelly Bushing

Rotary Slip

Swivel

Kelly

Drill Pipe

Drill Collar

Drag Bit

Rollercone Bit

Diamond Bit

Core Bit

Peralatan Bor(Rotary Assembly)

Rangkaian Pipa Bor

Mata Bor (Bit)

Sistem Pemutar

13

4.2.3.2. Rangkaian Pipa Bor

Swivel : Penghubung rotary hose dengan kelly,

memberikan kebebasan rangkaian pipa bor

untuk berputar.

Kelly : Berbentuk segitiga, segiempat dan segienam

yang fungsinya meneruskan gaya putar dan

sebagai penghubung swivel dengan drill pipe.

Drill Pipe : Menghubungkan kelly dengan drill collar,

meneruskan aliran lumpur, meneruskan gaya

Gambar 4.3. Sistem Pemutar

14

putar, memberikan rangkaian pipa bor yang

panjang.

Drill Collar : Memberikan beratan di atas bit, menjaga

putaran bit agar stabil, mampu menahan adanya

gaya puntiran.

4.2.3.3. Mata Bor

Drag Bit : Untuk lapisan yang lunak dan plastis,

menembus formasi yang lunak dengan gaya

keruk.

Rollercone Bit : Merupakan bit yang memiliki kerucut yang

dapat berputar menghancurkan batuan dengan

gigi-gigi yang renggang digunakan untuk

menembus formasi yang tidak terlalu keras

sedangkan jika gigi-giginya rapat untuk

menembus formasi yang keras.

Diamond Bit : Merupakan bit yang dapat menembus lapisan

yang paling keras karena mengguanakan intan

yang memilki tingkat kekerasan paling tinggi,

selain itu umurnya lebih awet namun harganya

relatif mahal.

4.2.3.4. Spesialized Down Hole Tools

Stabilizer : Berfungsi menjaga kestabilan bit dan drill

collar selama pemboran berlangsung.

Rotary Reamers : Berfungsi menjaga ukuran dari lubang bor

Shock Absorber : Berfungsi menahan kejutan karena cutting

action of bit sehingga meminimalisir kerusakan

pada peralatan atas permukaan.

4.2.4. SISTEM SIRKULASI ( Circulating System )

Sistem sirkulasi terdiri dari empat sub-komponen utama, yaitu :

4.2.4.1. Fluida Pemboran (drilling fluid)

15

Ada tiga jenis fluida pemboran, yaitu :

a. Water – based mud.

b. Oil – based mud.

c. Air or gas – based mud.

Fungsi utama lumpur pemboran adalah :

Memberikan hydraulic horse power pada bit untuk membersihkan serbuk

bor (cutting) dari dasar lubang bor.

Mengangkat cutting ke permukaan.

Mengontrol tekanan formasi.

Memberi dinding pada lubang bor dengan mud cake.

Mendinginkan dan melumasi bit dan rangkaian pipa bor.

Membawa cutting dan material-material pemberat pada suspensi bila

sirkulasi dihentikan sementara.

Menahan sebagian berat drill pipe dan casing (Boyancy effect)

Fluida pemboran merupakan suatu campuran (liquid) dari beberapa

komponen yang terdiri dari air (tawar atau asin), minyak, tanah liat (clay), bahan-

bahan kimia (chemical additives), gas, udara, busa maupun detergen. Di lapangan

fluida pemboran dikenal sebagai “lumpur” (mud).

4.2.4.1.1. Komposisi Lumpur Pemboran

Komposisi lumpur pemboran ditentukan oleh kondisi lubang bor dan jenis

formasi yang ditembus mata bor. Ada 2 (dua) hal penting dalam penentuan

komposisi lumpur pemboran, yaitu :

1. Semakin ringan dan encer suatu lumpur pemboran, semakin besar laju

perembesan

2. Semakin berat dan kental suatu Lumpur pemboran, semakin mudah

untuk mengontrol kondisi dibawah permukaan, seperti masuknya fluida

formasi bertekanan tinggi (dikenal sebagai “kick”). Bila keadaan ini tidak

dapat diatasi akan menyebabkan terjadinya semburan liar (blowout).

Water – Based Mud

16

Lumpur pemboran yang paling banyak digunakan adalah water-base mud

(80%). Komposisi lumpur ini terdiri dari air tawar atau air asin, clay dan chemical

additives. Komposisi ini ditentukan oleh kondisi lubang bor :

Pedoman operasional secara umum :

1. Surface drilling operations : digunakan lumpur biasa dengan sedikit

additive.

2. Hard subsurface drilling operations : bila menembus formasi keras

(porositas tinggi) digunakan lumpur berat.

3. Soft subsurface drilling operations : bila menembus formasi bertekanan

tinggi (porositas tinggi), digunakan lumpur berat.

Water base mud merupakan jenis lumpur yang paling banyak umum

digunakan karena murah, mudah pengunaannya dan membentuk “filter cake”

(kerak lumpur) untuk mencegah runtuhnya dinding lubang bor.

Oil – Based Mud

Digunakan pada pemboran dalam, hotholes, formasi shale dan

sebagainya. Lumpur bor ini lebih mahal, tetapi akan mengurangi

terjadinya korosi pada rangkaian pipa bor.

Air or Gas – Based Mud

Keuntungan dari lumpur jenis ini terutama adalah dapat menghasilkan

laju pemboran yang lebih besar. Karena menggunakan kompresor, maka

kebutuhan peralatan dan ruang lebih sedikit.

4.2.4.2. Tempat Persiapan

Ditempatkan pada tempat dimulainya sistem sirkulasi. Tempat persiapan

lumpur pemboran terdiri dari peralatan-peralatan yang diatur untuk memberikan

fasilitas persiapan atau “treatment” lumpur bor.

Preparation area ini meliputi :

Mud house, merupakan gudang untuk menyimpan additives.

Steel mud pits/tank, merupakan bak penampung lumpur di permukaan

yang terbuat dari baja.

17

Mixing hopper, merupakan peralatan yang digunakan untuk menambah

additives ke dalam lumpur.

Chemical mixing barrel, merupakan peralatan untuk menambahkan

bahan-bahan kimia (Chemicals) ke dalam lumpur.

Bulk storage bin, merupakan bin yang berukuran besar digunakan untuk

menambah additives dalam jumlah banyak.

Water tank, merupakan tangki penyimpan air yang digunakan pada

tempat persiapan lumpur.

Reserve pit, merupakan kolam yang besar digunakan untuk menyimpan

kelebihan lumpur.

4.2.4.3. Peralatan Sirkulasi

Peralatan sirkulasi merupakan komponen utama dalam sistem sirkulasi.

Peralatan ini mengalirkan lumpur pemboran dari peralatan sirkulasi, turun ke

rangkaian pipa bor dan naik ke annulus mengangkat serbuk bor ke permukaan

menuju conditioning area sebelum kembali ke mud pits untuk sirkulasi kembali.

Peralatan sirkulasi terdiri dari beberapa komponen khusus, yaitu :

1. Mud Pit

2. Mud Pump

3. Pump Discharge and Return Lines

4. Stand Pipe

5. Rotary Hose

18

4.2.4.4. Conditioning Area

Ditempatkan di dekat rig. Area ini terdiri dari peralatan-peralatan khusus

yang digunakan untuk “Clean up” (pembersihan) lumpur bor setelah keluar dari

lubang bor. Fungsi utama peralatan-peralatan ini adalah untuk membersihkan

lumpur bor dari serbuk bor (cutting) dan gas-gas yang terikut, dua metode pokok

untuk memisahkan cutting dan gas dari dalam lumpur bor, yaitu :

1. Menggunakan prinsip gravitasi, dimana lumpur dialirkan melalui shale

shaker dan settling tanks.

2. Secara mekanik, dimana peralatan-peralatan khusus yang dipasang pada

mud pits dapat memisahkan lumpur dan gas.

Peralatan Conditioning area terdiri dari :

Settling tanks, merupakan bak terbuat dari baja digunakan untuk

menampung lumpur bor selama conditioning.

Reserve pits, merupakan kolam besar yang digunakan untuk menampung

cutting dari dalam lubang bor dan kadang-kadang untuk menampung

kelebihan lumpur bor.

Mud-Gas separator, merupakan suatu peralatan yang memisahkan gas yang

terlarut dalam lumpur bor dalam jumlah yang besar.

Shale shaker, merupakan peralatan yang memisahkan cutting yang besar-

besar dari lumpur bor.

Desander, merupakan peralatan yang memisahkan butir-butir pasir dari

lumpur bor.

Desilter, merupakan peralatan yang memisahkan partikel-partikel cutting

yang berukuran paling halus dari lumpur bor.

Degasser, merupakan peralatan yang secara kontinyu memisahkan gas

terlarut dari lumpur bor.

Gambar 4.4. Sistem Sirkulasi

19

4.2.5. SISTEM PENCEGAHAN SEMBURAN LIAR

(Blowout Prevention System)

Fungsi utama dari blowout prevention system adalah menutup lubang bor

ketika terjadi “kick”. Blowout merupakan suatu aliran fluida formasi yang tak

terkendalikan sampai ke permukaan.

Blowout biasanya diawali dengan adanya “kick” yang merupakan intrusi

fluida bertekanan tinggi kedalam lubang bor. Intrusi ini dapat berkembang

menjadi blowout bila tidak segera diatasi. Blowout prevention system terdiri Dari

dua sub komponen utama, yaitu :

1. BOP Stack dan Accumulator

Ditempatkan pada kepala casing atau kepala sumur langsung dibawah rotary

table pada lantai bor. BOP Stack meliputi peralatan berikut :

Annular preventer

Pipe ram preventer

Drilling Spool

Blind Ram Preventer

Casing Head

Accumulator biasanya ditempatkan agak jauh dari rig dengan pertimbangan

keselamatan.

2. Supporting System terdiri dari :

Choke Manifold

Kill line

4.2.5.1. Komponen- komponen Dasar Blowout Prevention System

Blowout Prevention System terdiri dari empat komponen dasar, yaitu:

1. Accumulator.

Biasanya ditempatkan pada jarak ekitar 100 meter dari rig. Accumulator

bekerja pada BOP stack dengan “High Pressure Hydraulis” (saluran

hidrolik bertekanan tinggi). Pada saat terjadi “kick”, crew dapat dengan

cepat menutup Blowout preventer dengan menghidupkan kontrol pada

acumulator atau pada remote panel yang terletak pada lantai bor.

20

2. Blowout Preventer (BOP) Stack

Ditempatkan pada kepala sumur dibawah bor. Terdiri dari sejumlah valve

(preventers) yang dapat menutup lubang bor bila terjadi “kick’.

3. Choke Manifold

Ditempatkan di luar substructure. Bekerja pada BOP Stack dengan “High

Pressure Line” yang dapat memindahkan aliran lumpur bor pada saat

terjadi “kick”.

4. Kill Line

Saluran yang merupakan perpanjangan dari mud pump ke BOP stack. Kill

Line biasanya disambung berlawanan letaknya dengan choke line

sehingga memungkinkan pemompaan lumpur berat ke dalam lubang bor.

4.2.5.2. Komponen-komponen Utama

Komponen-komponen utama Blowout prevention system terdiri dari:

1. BOP Stack

Merupakan peralatan dengan valve tekanan tinggi yang didesain untuk

menahan tekanan lubang bor bila terjadi “kick”,terdiri dari :

a. Annular Preventer

Ditempatkan paling atas dari susunan BOP Stack. Annular preventer

berisi rubber packing elemen yang dapat menutup lubang annulus baik

lubang dalam keadaan kosong ataupun ada rangkaian pipa bor.

b. Ram Preventer

Ram preventer hanya dapat menutup lubang annulus untuk ukuran pipa

tertentu,atau pada keadaan tidak ada pipa bor dalam lubang. Pipe rams :

digunakan untuk menutup lubang bor pada waktu rangkaian pipa bor

barada dalam lubang.

Blind or Blank rams :digunakan untuk menutup lubang bor pada waktu

rangkaian pipa bor tidak berada dalam lubang bor.

Shear rams digunakan untuk memotong drill pipe dan seal sehingga

lubang bor kosong (open hole), terutama pad offshore floating rigs.

c. Drilling Spools

21

Drilling spool terletak di antara preventers. Drilling Spools berfungsi

sebagai tempat pemasangan choke line (yang mensirkulasikan “kick”

keluar dari lubang bor) dan kill line (yang memompakan lumpur berat).

Ram preventer pada sisa-sisanya mempunyai “cutlets” yang digunakan

untuk maksud yang sama.

d. Casing Head (well head)

Merupakan alat tambahan pada bagian atas casing yang berfungsi sebagai

fondasi BOP Stack.

2. Accumulator

Unit accumulator dihidupkan pada keadaan darurat, yaitu untuk menutup

BOP Stack. Unit ini dapat dihidupkan dari remote panel yang terletak

pada lantai bor atau dari accumulator panel. Pada unit ini dijalankan

dalam keadaan crew harus meninggalkan lantai bor.

4.2.5.3. Jenis-Jenis Susunan BOP Stack

BOP stack dapat disusun dalam beberapa susunan seperti ditunjukkan sebagai

berikut :

Annular Preventer

Pipe Ram Preventer

Drilling Spool

Blind Ram

Casing Head

4.2.5.4. Supporting System

1. Choke Manifold

Choke manifold merupakan suatu kumpulan fitting dengan beberapa

outlet yang dikendalikan secara manual dan atau otomatis. Bekerja pada

BOP Stack dengan “High Pressure Line”, disebut “Choke line”.

Bila dihidupkan, choke manifold membantu menjaga back pressure dalam

lubang bor untuk mencegah terjadinya intrusi fluida formasi. Lumpur bor dapat

dialirkan dari BOP Stack ke sejumlah valve (yang membatasi aliran dan langsung

ke reserve pits), mud-gas separator atau mud conditioning area back pressure

dijaga sampai lubang bor dapat dikontrol kembali.

22

2. Kill Line

Kill Line bekerja pada BOP Stack biasanya berlawanan dengan choke

manifold dan choke line. Lumpur berat dapat dipompakan melalui Kill Line ke

dalam lumpur bor sampai tekanan hidrostatik lumpur dapat mengimbangi tekanan

formasi.

4.3. METODE PRODUKSI

4.3.1. Metode Sembur alam

Sembur alam adalah salah satu metode pengangkatan minyak ke permukaan

dengan menggunakan tenaga atau tekanan yang berasal dari reservoir / formasi di

mana sumur berada.

4.3.1.1 Peralatan di Atas Permukaan

Peralatan produksi di atas permukaan sumur sembur alam terdiri dari :

1. Kepala Sumur (Well head)

Gambar 4.5. BOP Stack

23

Well head merupakan peralatan kontrol sumur di permukaan yang terbuat

dari besi baja membentuk suatu sistem seal/penyekat untuk menahan

semburan atau kebocoran cairan sumur ke permukaan yang tersusun atas

casing head (casing hanger) dan tubing head (tubing hanger).

2. Silang Sembur (X-mastree)

Alat ini merupakan susunan kerangan (valve) yang berfungsi sebagai

pengaman dan pengatur aliran produksi di permukaan yang dicirikan oleh

jumlah sayap/lengan (wing) dimana choke atau bean (jepitan) berada.

Peralatan pada X-mastree terdiri dari :

a. Manometer tekanan dan temperatur..

b. Master valve.

c. Wing valve.

d. Choke / bean / jepitan.

e. Check valve.

4.3.1.2. Peralatan Di Bawah Permukaan

Peralatan produksi di bawah permukaan sumur sembur alam terdiri dari:

1. Tubing dan Coupling.

Merupakan pipa alir vertikal yang ditempatkan di dalam casing produksi

yang berfungsi untuk mengalirkan fluida produksi sumur ke permukaan

Gambar 4.6. X-Mastree dan Wellhead

24

atau mengalirkan fluida injeksi ke dalam sumur. Di samping itu, tubing

dapat pula digunakan dalam pekerjaan swabb, squeeze cementing,

sirkulasi pembersihan sumur, dan mengalirkan fluida serta material

peretak hidraulis dan pengasaman.

2. Peralatan Perlengkapan Bawah Permukaan :

a. Packer

b. Landing nipple

c. Flow Coupling dan Blast Joint.

d. Circulation device.

e. Safety Joint.

f. Gas Lift Mandrel.

g. Sub-Surface Safety Valve.

h. Flow Control dan Down Hole Choke.

4.3.1.2 Metode Artificial Lift

Artificial lift adalah metode pengangkatan fluida sumur dengan cara

mengintroduksi tenaga tambahan ke dalam sumur (bukan ke dalam reservoir)

dimana metoda ini diterapkan apabila tenaga alami reservoir sudah tidak mampu

lagi mendorong fluida ke permukaan atau untuk maksud-maksud peningkatan

produksi. Introduksi tenaga tambahan yang ada terdiri dari :

1. Pompa terdiri dari :

a. Pompa sucker rod

b. Pompa sentrifugal multistage

c. Pompa hidraulik

d. Pompa jet

2. Gas lift, terdiri dari :

a. Continous gas-lift

b. Intermittent gas-lift

3. Chamber lift

4.3.1.2.1 Unit Pompa Sucker-Rod

Sucker rod pump merupakan salah satu metode pengangkatan buatan, dimana

untuk mengangkat minyak ke permukaan digunakan pompa dengan tangkai

25

pompa (rod). Peralatan pompa sucker-rod terdiri dari mesin penggerak mula,

peralatan di atas dan di bawah permukaan.

4.3.1.2.2 Mesin Penggerak Mula (Prime mover)

Penggerak mula merupakan sumber utama seluruh peralatan pompa sucker

rod di mana bahan bakarnya dapat berupa gas alam yang berasal dari sumur

sucker-rod, solar atau listrik tergantung pada jenis mesin yang digunakan.

4.3.1.2.3 Peralatan Pompa di Atas Permukaan

Peralatan pompa di atas permukaan terdiri dari :

Gear Reducer.

V-Belt

Crank Shaft.

Counter Balance.

Crank.

Pitman.

Walking beam.

Horse head.

Bridle.

Carrier bar.

Polished rod Clamp.

Polished rod.

Suffing box

Sampson Post

Saddle Bearing

Equalizer

Brake

4.3.1.2.4 Peralatan Pompa di Dalam Sumur

Fungsi peralatan pompa sucker rod di dalam sumur adalah untuk membantu

menaikan fluida sumur ke permukaan melalui tubing. Unit pompa sucker rod di

dalam sumur terdiri dari :

Tubing

Working barrel

26

Plunger

Standing valve

Travelling valve

Anchor

Tangkai pompa

Tangkai pompa (sucker rod string) terdiri dari :

Sucker rod

Poni rod

Polished rod

4.3.1.3 Instalasi Gas Lift

Gas lift adalah suatu usaha pengangkatan fluida sumur dengan cara

menginjeksikan gas bertekanan tinggi sebagai media pengangkat ke dalam kolom

fluida melalui valve-valve yang dipasang pada tubing dengan kedalaman dan spasi

tertentu. Injeksi gas pada proses gas lift dapat dilakukan baik melalui tubing

maupun annulus tubing-casing.

4.3.1.3.1 Peralatan gas lift di atas permukaan

1. Well head Gas Lift X-Mastree

2. Station Kompresor Gas

3. Stasiun Distribusi

Gambar 4.7. Sucker Rod Pump

27

Dalam menyalurkan gas injeksi dari kompresor ke sumur terdapat beberapa

cara, antara lain :

Stasiun distribusi langsung

Stasiun distribusi dengan pipa induk

Stasiun distribusi dengan stasiun distribusi

4. Alat-alat kontrol

Alat-alat kontrol yang dimaksudkan di sini adalah semua peralatan yang

berfungsi untuk mengontrol atau mengatur gas injeksi, seperti :

Choke kontrol

Regulator

Time Cycle Controller

4.3.1.3.2 Peralatan di Bawah Permukaan (Sub Surface Equipment)

1. Kamar Akumulasi

Fungsinya adalah memperkecil tekanan kolom minyak yang berada di

atas tubing.

2. Pinhole Collar

Pinhole Collar adalah suatu collar khusus yang mempunyai lubang kecil

tempat gas injeksi masuk ke dalam tubing.

3. Valve gas Lift

Secara penggunaan valve gas lift berfungsi untuk :

Memproduksi minyak dengan murah dan mudah tanpa memerlukan

injeksi gas yang tekanannya sangat besar.

Mengurangi unloading (kick off) atau tambahan portable compressor.

Kemantapan (stability) mampu mengimbangi secara otomatis terhadap

perubahan-perubahan tekanan yang terjadi pada sistem injeksi gas.

Mendapatkan kedalaman injeksi yang lebih besar untuk suatu kompresor

dengan tekanan tertentu.

Menghindari swabbing untuk high fluid well atau yang diliputi air.

28

4.3.1.4 Pompa Centrifugal

Pompa centrifugal adalah pompa bertingkat banyak yang porosnya

dihubungkan langsung dengan motor penggerak. Motor penggerak ini

menggunakan tenaga listrik yang dialirkan dari permukaan dengan kabel dan

sumbernya dari power plant lapangan.

4.3.1.4.1 Peralatan di Atas Permukaan

Unit peralatan centrifugal atau Electric Submersible Centrifugal Pump terdiri

dari beberapa komponen utama :

Swicth Board.

Junction Box

Tranformer

Tubing Head

Drum

4.3.1.4.2 Peralatan di Bawah Permukaan

Dalam kondisi kerja, unit bawah permukaan ditenggelamkan dalam fluida

dengan disambung tubing yang kemudian digantungkan pada well head serta

dilengkapi pula dengan peralatan-peralatan sebagai pelengkap antara lain :

transformer, checkvalve, bleeder valve, klem kabel serta peralatan-peralatan

service pada saat pemasangan pompa centrifugal, reel of cable, shock absorber.

Peralatan di bawah permukaan dari pompa centrifugal terdiri dari :

Motor Listrik

Gambar 4.8. Gas lift

29

Protector

Pompa

Gas Separator

Kabel

Check Valve

Bladeer Valve

4.4. SISTEM GATHERING DAN BLOCK STATION

Peralatan produksi berdasarkan sistem gathering dan block station adalah

merupakan pola atau sistem jaringan alat transportasi, fasilitas peralatan pemisah

fluida produksi dan fasilitas peralatan penampung fluida hasil pemisahan.

Berdasarkan pada jumlah, tata letak sumur dan letak tangki pengumpul serta

kondisi laju produksi sumur-sumurnya, gathering system dapat dibedakan atas

system radial dan system axial gathering system.

Gambar 4.9. Electric Submersible Pump

30

Pada radial gathering system, semua flowline menuju ke header dan langsung

berhubungan dengan fasilitas pemisah, sedangkan pada axial gathering system,

beberapa kelompok sumur mempunyai satu header yang kemudian dari tiap-tiap

header akan dialirkan ke pemisah-pemisah trunk line (jenis flowline yang

mempunyai diameter relatif lebih besar dari flowline biasa, yang berfungsi untuk

menyatukan aliran dengan volume besar).

4.3.1 Peralatan Transportasi

Merupakan komponen dari gathering system untuk mengalirkan fluida

(minyak, air dan gas bumi) dari wellhead/x-mastree ke peralatan pemisah

termasuk perlengkapan keamanan, manometer dll.

1. FlowLine

Untuk industri migas, flowline dibedakan berdasarkan :

a. Fluida yang dialirkan, seperti minyak, gas atau uap.

b. Material pipa stell pipe, non matalic, plastic, wood.

c. Tekanan kerja, pipa bertekanan tinggi, sedang, rendah.

d. Fungsinya, sebagai pipa lateral, gathering, pipa utama.

e. Penggunaannya, surface pipa, subsurface pipa dsb.

Di lapangan penempatan flowline tidak selalu terletak pada bidang datar

tetapi disesuaikan dengan topografi daerah walaupun tetap diusahakan

agar menempati posisi horizontal.

2. Manifold

Merupakan akhir/pertemuan flowline yang berasal dari beberapa sumur

yang terdiri dari rangkaian susunan katup yang berfungsi untuk :

a. Mengendalikan aliran fluida produksi dari tiap sumur yang ada (satu

manifold mampu menampung hingga 20 sumur).

b. Memisahkan aliran dari berbagai grade yang ada.

c. Mengisolasi suatu bagian dari system jaringan flowline guna melakukan

perawatan atau perbaikan.

d. Memisahkan setiap sistrem tangki penampung dengan mainlines

(jaringan utama).

e. Membagi mainlines menjadi beberapa segmen (bagian).

31

f. Mengarahkan / membelokkan aliran fluida produksi dari setiap sumur ke

test-line atau ke main-header.

g. Mencegah terjadinya tekanan dari separator ke sumur.

3. Header

Merupakan pipa berukuran lebih besar dari flow line yang berfungsi

untuk menyatukan fluida produksi dari sumber-sumber produksi (setelah

melalui manifold) dan mengalirkannya ke fasilitas pemisah. Terdapat dua

macam header yaitu : test-header dan main-header dan arah header

dapat vertical, horizontal dapat pula menyudut (deviated-header).

4.3.2. Fasilitas Peralatan Pemisah

4.3.2.1. Separator

Separator adalah tabung bertekanan yang digunakan untuk memisahkan

fluida sumur menjadi air dan gas (tiga fasa) atau cairan dan gas (dua fasa), dimana

pemisahannya dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu:

a. Prinsip penurunan tekanan.

b. Gravity setlink.

c. Turbulensi aliran atau perubahan arah aliran.

d. Pemecahan atau tumbukan fluida.

Jenis Separator

Dalam industri perminyakan dikenal beberapa jenis separator berdasarkan

bentuk, posisinya dan fungsinya.

Jenis separator berdasarkan bentuk dan posisinya.

a. Separator Tegak / Vertikal

b. Separator Datar / Horisontal

c. Separator Bulat / Spherical.

Jenis separator berdasarkan fungsinya.

Berdasarkan fungsinya atau jenis penggunaannya, separator dapat dibedakan

atas:

a. Gas Scrubber.

b. Knock-Out.

c. Flash Chanber.

32

d. Expansion Vessel.

e. Chemical Electric.

4.3.2.2 Oil Skimmer

Merupakan peralatan pemisah yang direncanakan untuk menyaring tetes-tetes

minyak dalam air yang akan dibuang sebagai hasil proses pemisahan sebelumnya

untuk mencegah turbulensi aliran, air yang mengandung tetes minyak dimasukkan

melalui pembagi aliran yang berisi batubara / batu arang tipis-tipis, sedangkan

proses pemisahan berdasarkan gravity settling.

Kapasitas oil skimmer tergantung pada beberapa faktor, terutama pada

densitas minyak-air yang dapat ditentukan berdasarkan hukum intermediate yang

berhubungan dengan kecepatan settling dari partikel.

4.3.2.3 Gas Dehydrator

Gas Dehydrator adalah alat yang digunakan untuk memisahkan partikel air

yang terkandung di dalam gas. Peralatan ini merupakan bagian akhir dari

pemisahan gas hidrokarbon terutama pada lapangan gas alam.

Ada dua cara pemisahan air dari gas, yaitu dengan :

a. Solid Desiccant, misalnya calcium chloride

b. Liquid Desiccant, misalnya glycol.

4.3.2.4 Fasilitas Penampung Hasil Pemisahan

Setelah fluida reservoir dipisahkan, minyak hasil pemisahan diharapkan

hanya mengandung air / solid sangat kecil ( < 0,2 % ) dialirkan ke penampung

sementara di dalam kompleks block-station, kemudian melalui sistem pipa,

minyak dan gas dialirkan ke pusat penampungan / penimbun, untuk kemudian

pada waktu tertentu dikirim ke refinery, gas plant atau terminal melalui sale-line.

V. RENCANA KERJA PRAKTEK

5.1. Waktu Pelaksanaan

Program Kerja Praktek ini direncanakan berlangsung kurang lebih selama

33

bulan atau minggu. Adapun rencana kegiatannya adalah sebagai berikut :

1. Dilaksanakan pada : 2 Maret - 29 Maret 2015.

2. Minggu pertama : Orientasi kantor.

3. Minggu kedua : Kunjungan lapangan dan pengumpulan data

serta analisa data.

4. Minggu ketiga : Kunjungan lapangan dan interpretasi data.

5. Minggu keempat : Pembuatan laporan.

5.2. Peserta Kerja Praktek

Peserta Kerja Praktek ditetapkan oleh Human Resources and People

Development PT. Pertamina Drilling Service Indonesia, maka dengan ini kami

mengajukan proposal untuk mengikuti Kerja Praktek sebanyak tiga orang dengan

identitas sebagai berikut :

1. Nama : Bintang Taufik Yusuf Sampurna

NIM : 113120005

Program Studi : Teknik Perminyakan UPN “Veteran” Yogyakarta

Telepon : 085795477433

Email : [email protected]

2. Nama : Yudha Yusriansyah Mady

NIM : 113120014

Program Studi : Teknik Perminyakan UPN “Veteran” Yogyakarta

Telepon : 085730659242

Email : [email protected]

3. Nama : Adi Setya Mahardika

NIM : 113120024

Program Studi : Teknik Perminyakan UPN “Veteran” Yogyakarta

Telepon : 082333448802

Email : [email protected]

4. Nama : Achmad Arief Solichin

NIM : 113120040

Program Studi : Teknik Perminyakan UPN “Veteran” Yogyakarta

34

Telepon : 087753030004

Email : [email protected]

VI. PEMBIMBING

Untuk pembimbing di lapangan diharapkan dapat disediakan oleh perusahaan,

sedangkan untuk pembimbing di kampus dari salah satu staff pengajar pada

Program Studi Teknik Perminyakan Universitas Pembangunan Nasional

“Veteran“ Yogyakarta.

VII. PENUTUP

Demikianlah proposal Kerja Praktek di PT. Pertamina Drilling Service

Indonesia, kami susun sebagai bahan referensi umum atas Kerja Praktek yang

akan kami laksanakan. Besar harapan kami, PT. Pertamina Drilling Service

Indonesia dapat membantu kami sebagai mahasiswa Program Studi Teknik

Perminyakan UPN “Veteran” Yogyakarta dalam pelaksanaan Kerja Praktek.

Kami menyadari bahwa Kerja Praktek ini tidak mampu kami wujudkan

sendiri mengingat berbagai keterbatasan kami sebagai mahasiswa. Dengan segala

kerendahan hati, kami sangat mengharapkan bantuan dan dukungan baik moral

maupun material dari PT. Pertamina Drilling Service Indonesia untuk

melancarkan Kerja Praktek ini. Bantuan yang sangat kami harapkan dalam

pelaksanaan Kerja Praktek adalah sebagai berikut.

Bimbingan dan arahan oleh pembimbing selama Kerja Praktek.

Kemudahan mengadakan penelitian atau mengambil data yang diperlukan.

Atas segala perhatian dan bantuan PT. Pertamina Drilling Service Indonesia,

kami mengucapkan terima kasih.

35

DAFTAR PUSTAKA

Alexon, “ Pump and Rod Engineering of Oil Reservoir”, Trans, AIME of U.S

Industries, Inc

Allen,T.O and Robert, A.P., “Production Engineering Operation”, Gas Consultant

International Inc., Vol 1, Second Edition, Tulsa, 1982.

Craft, B.C., Et. All, “ Well Design Drilling and Production ”, Prentice Hall Inc,

Englewood Clift, New Jersey, 1962.

Frick, T.C., Taylor, W.R., “Petroleum Production Handbook”, SPE of AIME,

Volume I-II, Dalas, Texas, 1962.

Puji Santoso, Anas , “Diktat Kuliah Teknik Produksi“ , Jurusan Teknik

Perminyakan , UPN “Veteran” Yogyakarta.

36

LAMPIRAN

KARAKTERIS-TIK

RESERVOIRDAN KINERJA

RESERVOIR

SEMBUR ALAM

ARTIFICIAL LIFT

GAS LIFT

ESPCONTINOUS INTERMITTENT

Indeks Produktifitas

besar)

PI tinggi > 0.5 bbl/day/psi

PI rendah < 0.5 bbl/day/psi

PI Tinggi > 0.5 bbl/day/psi

Tinggi Kolom Fluida

TinggiDi atas 75 % dari total kedalaman

sumur

Dibawah 40 % dari total kedalaman

sumur

Dibawah40 % dari total

kedalaman sumurBHP Rendah Tinggi Rendah RendahGOR Tinggi Tinggi Rendah Rendah

Suhu 350o F 350o F

< 250o F untuk standar, < 350o F

dengan motor dan kabel

Reservoir Water Drive

Bisa karena tekanan

reservoir konstan

Kurang baik karena produksi air meningkat,

dekat WOC

Kurang baikBisa karena GOR

rendah

Reservoir Solution Gas

Drive

Bisa & relaltif

sebentar wak-tunya

karena tekanan

reservoir menurun

cepat

Bisa karena hampir tidak ada

produksi air, GOR naik

Bisa karena produksi air kecil,

GOR naik

Kurang baik karena GOR naik

Reservoir Gas Cap Drive

Sangat potensi karena tekanan

reservoir turun

lambat

Bisa karena GOR meningkat terus terutama daerah upsturktur dekat

GOC

Bisa karena GOR meningakat terus terutama daerah upsturktur dekat

GOC

Kurang baik karena GOR

meningakat terus terutama daerah upsturktur dekat

GOC

Jenis Batuan Reservoir

(Batupasir, batugamping,

shale)

Tidak berpenga-

ruh

Tidak berpengaruh

Tidak berpengaruhPengaruh

terhadap pasir

Konstruksi Sumur

Bisa untuk sumur

vertikal maupun

horisontal

Bisa untuk sumur vertikal atau horisontal

Bisa untuk sumur vertikal atau horisontal

Bisa untuk sumur berarah

Kedalaman Sumur

Tidak pengaruh selama tekanan

masih bisa mengangakat fluida

ke permukaan

10000 – 12000 Ft 10000 – 12000 Ft 10000 – 12000 Ft

Tabel IV-1. Screening Criteria Metode Produksi