makalah vitamin e 19 oktober 2011

Upload: tian-nugraheni

Post on 19-Jul-2015

2.187 views

Category:

Documents


30 download

TRANSCRIPT

VITAMIN E

A. Tujuan 1. Agar mahasiswa mengetahui sejarah vitamin E dan pembentukannya 2. Agar mahasiswa mengetahui sumber dan sediaan vitamin E 3. Agar mahasiswa mengetahui manfaat vitamin E 4. Agar mahasiswa memahami akibat yang ditimbulkan bila kelebihan dan kekurangan vitamin E

B. Latar Belakang Vitamin adalah suatu zat senyawa kompleks yang sangat dibutuhkan oleh tubuh kita yang berfungsi untuk mambantu pengaturan atau proses kegiatan tubuh. Tanpa vitamin manusia, hewan dan makhluk hidup lainnya tidak akan dapat melakukan aktifitas hidup dan kekurangan vitamin dapat menyebabkan memperbesar peluang terkena penyakit pada tubuh kita. Vitamin memiliki peranan spesifik di dalam tubuh dan dapat pula memberikan manfaat kesehatan. Bila kadar senyawa ini tidak mencukupi, tubuh dapat mengalami suatu penyakit. Tubuh hanya memerlukan vitamin dalam jumlah sedikit, tetapi jika kebutuhan ini diabaikan maka metabolism di dalam tubuh kita akan terganggu karena fungsinya tidak dapat digantikan oleh senyawa lain. Gangguan kesehatan ini dikenal dengan istilah avitaminosis. Di samping itu, asupan vitamin juga tidak boleh berlebihan karena dapat menyebabkan gangguan metabolism pada tubuh. Terdapat 13 jenis vitamin yang dibutuhkan oleh tubuh untuk dapat bertumbuh dan berkembang dengan baik dan salah satunya adalah vitamin E. Vitamin E adalah golongan vitamin yang larut dalam lemak. Artinya, vitamin ini terdapat dalam bagian makanan yang berminyak, dan dalam tubuh hanya dapat dicerna oleh empedu, di hati, karena tidak larut dalam air. Vitamin E sangat di butuhkan oleh tubuh kita. Selama ini kita hanya mengenal kegunaan Vitamin E sebagai anti oksidan, vitamin kecantikan dan kesuburan. Padahal kirakira lima dekade yang lalu, dua dokter dari Kanada telah menemukan bahwa suplemen Vitamin E alami dapat membantu mengatasi penyakit jantung. Saat ini, bahkan ternyata bukan hanya penyakit jantung saja, tapi juga penyakitpenyakit lain sepertikankerdan Alzheimer disarankan untuk mengkonsumsi vitamin E setiap harinya. Banyak

1

sekali manfaat yang diperoleh dengan mengkonsumsi vitamin E yang tidak kita ketahui. Suatu studi di Inggris terhadap 2.000 orang pasien yang didiagnosa memiliki penyakit jantung, telah menemukan bahwa konsumsi 400 IU atau 800 IU vitamin E alami perhari selama 18 bulan mampu mengurangi insiden serangan jantung sampai dengan 77%! Setelah diteliti, ternyata vitamin E bukan hanya bekerja sebagai antioksidan saja, namun juga memiliki daya anti-inflamasi (anti pembengkakan). Saat ini para ahli sains memang telah mengklasifikasikan

penyakit jantung sebagai suatu kondisi inflamasi (adanya pembengkakan di pembuluhpembuluh darah di jantung). Penelitian di University of Otago, New Zealand juga menunjukkan bahwa pasien yang mengkonsumsi vitamin E alamiah 800 IU perhari dapat menurunkan kadar CRP darah sampai dengan 50%. Sehingga dari penelitianpenelitian ini dapat disimpulkan bahwa, selain vitamin E dapat menjadi antioksidan untuk mencegah LDL memiliki sifat radikal bebas, juga dapat mencegah terjadinya penumpukan kolesterol di dinding pembuluh darah yang dapat memicu terjadinya gangguan jantung. Vitamin E banyak tersedia dalam minyak yang dihasilkan dari biji-bijian, seperti; minyak kacang, minyak kulit gandum, minyak jagung dan minyak biji bunga matahari. Selain itu, vitamin E juga terdapat pada sayuran hijau, sereal, hati, kuning telur, lemak susu, kacangkacangan dan mentega. Hal yang penting diingat tentang vitamin E, adalah mudah rusak oleh panas yang tinggi (proses memasak) dan oksidasi (terpapar oksigen). Itu sebabnya, sumber vitamin E terbaik adalah makanan segar, mentah, atau makanan yang belum diproses.

C. Sejarah Vitamin E Vitamin E ditemukan pada tahun 1922, oleh Evans dan Bishop, dengan istilah tokoferol (dari bahasa Yunani, tocos berarti kelahiran anak dan phero berarti mengasuh). Vitamin E adalah nama umum untuk semua metil-tokol, jadi istilah tokoferol bekan sinonim dari dari vitamin E, namun pada praktek seharihari, kedua istilah tersebut disinonimkan. Terdapat enam jenis tokoferol, (alfa), (beta), (gama), (delta), (eta), (zeta), yang memiliki aktivitas bervariasi, sehingga nilai vitamin E dari suatu bahan pangan didasarkan pada jumlah dari aktivitas-aktivitas tersebut. Tokoferol yang terbesar aktivitasnya adalah tokoferol alfa.

2

D. Struktur Vitamin E Struktur kima tokoferol alfa diperlihatkan pada Gambar 1.

Gambar 1. Struktur kimia -tokoferol

E. Sifat-sifat Vitamin E Stabilitas kimia Vitamin E mudah berubah akibat pengaruh berbagai zat alami. Minyak tak jenuh, seperti minyak hati ikan cod, minyak jagung, minyak kacang kedele, minyak biji bunga matahari, semuanya mempertinggi kebutuhan vitamin E. Hal ini terjadi jika minyak-minyak tersebut mengalami ketengikan oksidatif dalam makanan. Bila minyak-minyak tersebut tengik sebelum makanan dimakan, maka berarti telah terjadi kerusakan vitamin E dalam minyak dan dalam makanan yang mengandung minyak tersebut. Garam-garam besi, seperti feriklorida, kalium ferrisianida bersifat mengoksidasi tokoferol. Nitrogen klorida dan klor dioksida pada konsentrasi yang biasa digunakan untuk memutihkan tepung akan merusak sebagian besar tokoferol yang terdapat dalam tepung. Pembuatan tepung menjadi roti akan merusak 47% tokoferol yang terdapat dalam tepung.

F. Manfaat Vitamin E Fungsi-fungsi metabolik vitamin E di dalam tubuh antara lain adalah sebagai berikut: (1) sebagai antioksidan; (2) dalam pernapasan jaringan normal, berperan membantu fungsi sistem sitokrom oksidase atau untuk melindungi susunan lipida di dalam mitokondria dari kerusakan oksidasi; (3) dalam reaksi fosforilasi normal, terutama ikatan energi fosfat, seperti kreatin fosfat dan adenosin fosfat; (4) dalam metabolisme asam nukleat; (5) dalam sintesis vitamin C;

3

(6) dalam metabolisme asam amino bersulfur (7) sintesis heme (8) metabolisme membran Fungsi utama vitamin E di dalam tubuh adalah sebagai antioksidan alami yang membuang radikal bebas dan molekul oksigen. Secara partikular, vitamin E juga penting dalam mencegah peroksidasi membran asam lemak tak jenuh. Vitamin E dan C berhubungan dengan efektifitas antioksidan masing-masing. Alfa-tokoferol yang aktif dapat diregenerasi dengan adanya interaksi dengan vitamin C yang menghambat oksidasi radikal bebas peroksi. Alternatif lain, alfa tokoferol dapat membuang dua radikal bebas peroksi dan mengkonjugasinya menjadi glukuronat ketika ekskresi di ginjal. Vitamin E adalah vitamin yang larut dengan baik dalam lemak dan melindungi tubuh dari radikal bebas. Vitamin E juga berfungsi mencegah penyakit hati, mengurangi kelelahan, membantu memperlambat penuaan karena vitamin E berperan dalam suplai oksigen ke darah sampai dengan ke seluruh organ tubuh. Vitamin E juga menguatkan dinding pembuluh kapiler darah dan mencegah kerusakan sel darah merah akibat racun. Vitamin E membantu mencegah sterilitas dan destrofi otot. Vitamin E banyak digunakan untuk tujuan melawan kekeringan pada kulit, sebagai produk tabir surya. Produk produk tabir surya yang terbaik adalah yang mengandung sekurangnya 1% vitamin E. Riset membuktikan bahwa vitamin E memberikan perlawanan terhadap kekeringan dengan membantu memberikan pelembab natural pada kulit. Apabila digunakan sebelum terkena matahari, vitamin E bisa mencegah kulit kemerahan, bengkak, dan kering. Vitamin E biasanya dipakai sebelum dan sesudah terkena paparan sinar matahari, karena sinar matahari langsung bisa merusak setengah dari suplai vitamin E alami kulit. Penelitian juga membuktikan bahwa vitamin E bisa mengurangi molekul jahat yang terjadi akibat paparan asap rokok. Sebagai antioksidan, vitamin E berfungsi melindungi senyawa-senyawa yang mudah teroksidasi, antara lain ikatan rangkap dua pada UFA (Unsaturated Fatty Acid), DNA dan RNA dan ikatan atau gugus SH (sulfhidril) pada protein. Apabila senyawa-senyawa tersebut teroksidasi, maka akan terbentuk radikal bebas, yang merupakan hasil proses peroksidasi. Radikal bebas yang terjadi akan mengoksidasi senyawa-senyawa protein, DNA, RNA dan UFA. Vitamin E akan bertindak sebagai reduktor dan menangkap radikal bebas tersebut. Vitamin E

4

dalam hal ini berperan sebagai scavenger. Scavenger yang lain selain vitamin E adalah vitamin C, enzim glutation reduktase, desmutase dan perosidase, yang bersifat larut dalam air. Scavenger yang larut dalam lemak adalah vitamin E dan karoten. Vitamin E mempunyai peran dalam pembentukan sintesis lain dalam tubuh, misalnya berfungsi sebagai co-faktor pembentukan vitamin C, selain itu juga menstimulasi sintesis co-enzim Q. Berperan penting dalam pernafasan yang mengeluarkan energi dari karbohidrat, lemak atau protein. Vitamin E berperan dalam sistem regulator dalam penggabungan pirimidin kedalam struktur asam nukleat, terutama dalam sumsum tulang dimana sel darah merah dibuat. Pada penderita kekurangan vitamin E, sel darah merah aabnormal dalam bentuk besar (macrocytes) dibuat saat vitamin E gagal untuk meregulasi pembentukan asam nukleat. Pada sintesis heme, senyawa yang mengandung besi merupakan bagian penting dari banyak protein, keberadaannya tergantung pada 2 enzim yang sudah disintesis dan diregulasi oleh vitamin E. paling sedikit satu heme mengandung protein bersifat seperti scavenger dan menetralkan pembentukan peroksida melalui oksidasi asam lemak tak jenuh pada kekurangan vitamin E atau antioksidan lain. Selain itu, Vitamin E berfungsi untuk mencegah kerusakan asam lemak yang merupakan bagian dari struktur membran atau bagian yang melengkapi sel membran untuk meningkatkan stabilitas dan kekuatan struktur. Selain yang telah dipaparkan di atas, vitamin E juga mempunyai fungsi lain yaitu sebagai berikut : Meningkatkan daya tahan tubuh, membantu mengatasi stres,

meningkatkan kesuburan, meminimalkan risiko kanker dan penyakit jantung koroner Berperan sangat penting bagi kesehatan kulit, yaitu dengan menjaga, meningkatkan elastisitas dan kelembapan kulit, mencegah proses penuaan dini, melindungi kulit dari kerusakan akibat radiasi sinar ultraviolet, serta mempercepat proses penyembuhan luka. Sebagai antioksidan. Semua vitamin E adalah antioksidan dan terlibat dalam banyak proses tubuh dan beroperasi sebagai antioksidan alami yang membantu melindungi struktur sel yang penting terutama membran sel dari kerusakan akibat adanya radikal bebas. Dalam melaksanakan fungsinya sebagai antioksidan dalam tubuh, vitamin E bekerja dengan

5

cara mencari, bereaksi dan merusak rantai reaksi radikal bebas. Dalam reaksi tersebut, vitamin E sendiri diubah menjadi radikal. Namun radikal ini akan segera beregenerasi menjadi vitamin aktif melalui proses biokimia yang melibatkan senyawa lain. Melindungi sel darah merah yang mengangkut oksigen ke seluruh jaringan tubuh dari kerusakan. Selain bisa melindungi dari akibat kelebihan vitamin A dan melindungi vitamin A dari kerusakan, vitamin ini juga bisa melindungi hewan dari akibat berbagai obat, bahan kimia, dan logam yang mendukung pembentukan radikal bebas (Guthrie, Helen, Andrews, 1975)

G. Sumber Vitamin E Vitamin E mudah didapat dari bagian bahan makanan yang berminyak atau sayuran. Vitamin E banyak terdapat pada buah-buahan, susu, mentega, telur, sayur-sayuran, terutama kecambah (Youngson R., 2005). Kolustrum manusia dan sapi mengandung vitamin E sepuluh kali lebih tinggi daripada susunya. Contoh sayuran yang paling banyak mengandung vitamin E adalah minyak biji gandum, minyak kedelai, minyak jagung, alfalfa, selada, kacangkacangan, asparagus, pisang, strawberry, biji bunga matahari, buncis, ubi jalar dan sayuran berwarna hijau (Youngson R., 2005). Minyak kapas, minyak jagung, dan minyak lembaga gandum mengandung vitamin E sekitar 0,01 0,05 persen. Vitamin E lebih banyak terdapat pada makanan segar yang belum diolah (Anonim, 2007). Vitamin E dapat pula dibuat secara sintetis. Contoh dosis konsumsi vitamin E alami dari tumbuh-tumbuhan adalah sebagai berikut : 1. Biji bunga matahari Satu ons biji bunga matahari kering mengandung 7,4 miligram vitamin E dan 165 kalori. Anda juga bisa mengonsumsi manfaat biji bunga matahari dalam bentuk minyak atau margarine yang tiap sendoknya mengandung 5,6 miligram vitamin E dan 120 kalori. 2. Kacang-kacangan Dari segala jenis kacang, almond adalah sumber vitamin E terbaik. Dalam setiap ons almond, terkandung 7,3 mg vitamin E dan 164 kalori. Jenis kacang lainnya yang kaya vitamin E adalah hazelnut. Kacang ini mengandung 4.3 miligram vitamin E dan 178 kalori tiap ons.

6

3. Minyak sayur Untuk memasak, ganti minyak goreng dengan minyak sayur yang lebih sehat. Satu sendok minyak sayur mengandung 4,8 miligram vitamin E. 4. Sereal dan granola Bahan makanan dari gandum yang kaya serat alami mengandung 2,3 miligram vitamin E dan 54 kalori setiap dua sendok makan. 5. Avokad Setengah buah avokad mengandung 2,1 miligram vitamin E dan 161 kalori. (Anonim, 2009)

Untuk mendapatkan manfaat yang maksimal, pastikan yang berusia 14 ke atas mendapatkan asupan 15 miligram atau 22.5 internasional unit (IU) per hari. Tapi, pastikan juga kalau asupan vitamin E Anda tidak lebih dari 1.000 miligram (1.500 IU) per hari. Hal ini untuk mencegah keracunan. Tapi, sebagian besar orang justru kesulitan memenuhi asupan vitamin E yang direkomendasikan. Jadi, kalau tidak menggunakan suplemen dalam dosis sangat besar, kemungkinan besar Anda tidak akan mencapai batas maksimum ini. (Anonim, 2009) Satu unit setara dengan 1 mg alfa-tocopherol asetat atau dapat dianggap setara dengan 1 mg. Selain itu ASI juga banyak mengandung vitamin E untuk memenuhi kebutuhan bayi (Youngson R., 2005). Dalam perkembangannya, Vitamin E diproduksi dalam bentuk pil, kapsul, dan lain-lain sebagaimana vitamin-vitamin yang sudah terlebih dahulu ada. Vitamin yang sudah dikemas dalam berbagai bentuk ini banyak dijual bebas di pasaran serta dianggap berguna (Youngson R., 2005). 1. Serum vitamin E Bentuk serum untuk memperpendek jalur penyaluran vitamin E dalam tubuh, karena langsung mengenai sasaran, yakni kulit. Menurut penelitian, penyerapannya ke kulit hanya butuh 30 menit. Tak salah jika di antara bentuk suplemen lainnya, serum memiliki tingkat serap paling tinggi. Sebelum mengoleskan serum, wajah harus dalam keadaan bersih, kemudian dikeringkan. Serum umumnya dirancang untuk satu sampai dua kali oles sehari. Contoh : Palmers Scar Serum Vitamin E 30ml, Vitamin E Moisture Serum Body Shop.

7

Gambar 2. Palmers Scar Serum Vitamin E 30ml

Gambar 3. Vitamin E Moisture Serum Body Shop

2. Krim vitamin E Bentuk krim juga bertujuan untuk memotong jalan penyerapan vitamin E, agar lebih cepat terserap kulit. Sebelum dioleskan, wajah sebaiknya dalam keadaan bersih, kemudian dikeringkan. Untuk mendapatkan khasiat antioksidannya, krim vitamin E cukup dioleskan satu sampai dua kali sehari. Menurut penelitian, penyerapan krim vitamin E ke kulit membutuhkan waktu sedikit lebih lama dibandingkan serum vitamin E dengan harga yang juga lebih murah. Contoh : Vitamin E Intense Moisture Cream Body Shop.

8

Gambar 4. Vitamin E Moisture Cream Body Shop

3. Kapsul vitamin E Vitamin E sifatnya larut lemak, bukan larut air. Oleh karena itu, konsumsi kapsul vitamin E harus beserta makanan berlemak, seperti susu atau di tengah makan. Penyerapan ke kulit tentu akan lebih bagus. Kelemahan bentuk kapsul adalah perjalanan panjang yang harus dilaluinya untuk bisa sampai ke kulit, sehingga dibutuhkan dosis tinggi. Bisa jadi, dalam proses pencernaan, vitamin E habis di tengah perjalanan. Contoh : Natur E, Ever E 250.

Gambar 5. Ever E 250

9

Gambar 6. Natur E

4. Suntik vitamin E Suntik vitamin E harus ditangani oleh dokter. Dibandingkan kapsul (oral), bentuk suntik lebih cepat terserap ke kulit. Suntik vitamin E bisa dilakukan seminggu sekali dan untuk maintenance, cukup sebulan sekali. Namun, pilihan suntik kadang tak disukai pasien karena alasan sakit. Contoh: Vitamin E Rodotex (150 RRR-alpha-tocopherolacetat)

Intramuscular.

Gambar 7. Vitamin E Rodotex Intramuscular

(Anonim, 2011)

Supaya suplemen vitamin E lebih mudah diserap oleh tubuh perlu dilakukan cara-cara sebagai berikut : 1. Ambil suplemen d-alpha tocopherol, bentuk alami dari vitamin E. Suplemen ini lebih ampuh dibandingkan bentuk sintetis vitamin E yaitu dl-alpha tocopherol. 2. Ambil vitamin E dengan vitamin A secara bersamaan, karena vitamin E diperlukan dalam penyerapan vitamin A.

10

3. Hindari minum zat besi bersamaan dengan vitamin E. Hal ini karena zat besi anorganik dapat menghancurkan vitamin E. Jika Anda ingin mengonsumsi kedua suplemen tersebut, minum secara terpisah. 4. Ambil suplemen mineral dan vitamin E secara terpisah, karena mineral dapat menghalangi penyerapan vitamin E. 5. Bagi dosis suplemen vitaminE ke dalam beberapa dosis kecil dan minum dosis tersebut dengan interval waktu (misal 3x sehari). 6. Hindari mengambil suplemen vitamin E dalam dosis tinggi jika Anda sedang mengonsumsi obat antikoagulan, karena dapat meningkatkan efek obat tersebut. 7. Periksa obat-obatan lain yang sedang Anda konsumsi. Obat

antikonvulsan seperti phenobarbital. Phenytoin, dan carbamazepine dapat mengganggu penyerapan dan metabolisme vitamin E (Anonim, 2011)

H. Metabolisme Vitamin E Vitamin E lebih mudah diserap usus, apabila terdapat lemak dan dalam kondisi tubuh yang mempermudah penyerapan lemak. Tokoferol dari makanan diserap oleh usus digabungkan dengan kilomikron dan

ditransportasikan ke hati melalui sistim limfatik dan saluran darah. Di hati, tokoferol disebarkan ke sel-sel jaringan tubuh melalui saluran darah. Di dalam plasma darah, tokoferol bergabung dengan lipoprotein, terutama VLDL (Very Low Density Lipoprotein). Kira-kira 40 60% tokoferol dari makanan yang dikonsumsi dapat diserap oleh usus. Peningkatan jumlah yang dikonsumsi akan menurunkan persentase yang diserap. Vitamin E disimpan terutama dalam jaringan adiposa, otot dan hati. Pada orang yang sehat, jumlah vitamin C cadangan cukup digunakan dalam beberapa bulan. Secara normal, kadar vitamin E dalam plasma darah adalah antara 0,5 1,2 mg/ml. Asam lemak tidak jenuh ganda (PUFA/Poly Unsaturated Fatty Acid), dapat menurunkan penyerapan dan penggunaan vitamin E. Hal ini berkaitan kemungkinan dengan kecenderungan vitamin E bersifat mudah teroksidasi. Oleh karena itu kebutuhan vitamin E akan bertambah seiring dengan semakin bertambahnya konsumsi PUFA. Dengan demikian, peningkatan konsumsi

11

PUFA yang tidak diikuti dengan prningkatan asupan vitamin E akan menimbulkan penurunan secara gradual -tokoferol dalam plasma. Di dalam hati, -tokoferol diikat oleh -TPP (-tokoferol transfer protein). Setelah menjalankan fungsinya sebagai antioksidan, tokoferol dapat teroksidasi menjadi tokoferil (tokoferol bentuk radikal) bentuk radikal ini dapat direduksi kembali menjadi tokoferol oleh kerja sinergi dari antioksidan yang lain, misalnya vitamin C dan glutation. Kelebihan vitamin E dalam tubuh akan disimpan dalam beberapa organ, antara lain hati, jaringan adiposa, otak dan lipoprotein. Vitamin E diekskresikan dari tubuh bersama dengan empedu melalui feses, sebagian lagi melalui urin setelah diubah lebih dahulu menjadi asam tokoferonat dan tokoferonalakton yang dapat berkonjugasi dengan glukoronat.

I. Defisiensi Vitamin E Defisiensi vitamin E terjadi bila asupan kurang atau absorbsi terganggu. Malabsorbsi lemak juga dapat menimbulkan defisiensi vitamin E, karena pembawa vitamin ini adalah lemak. Defisiensi vitamin E dapat mempengaruhi beberapa sistem organ yang berbeda. Manifestasi kekurangan vitamin E sangat beragam, terkait dengan fungsinya sebagai pelindung membran sel terhadap SOR yang terbentuk selama metabolisme atau karena pengaruh lingkungan. Secara umum defisiensi ini mempengaruhi 3 sistem yaitu neuromuskuler, vaskuler, dan reproduksi. Kelainan yang timbul pada sistem neuromuskuler adalah ataksia, kelemahan otot, penurunan refleks-refleks, neuropati perifer, serta degenerasi saraf dan otot. Defisiensi berat yang terjadi lama dapat berakibat kebutaan, irama jantung abnormal, dan penyakit jantung. Defisiensi vitamin E pada beberapa hewan coba dapat mengakibatkan peningkatan permeabilitas membran kapiler, peningkatan jumlah dan agregasi trombosit, pada manusia dapat menimbulkan fragilitas eritrosit, penurunan jumlah eritrosit, serta anemia. Berbagai tanda defisiensi vitamin E ini merupakan akibat adanya disfungsi membran disebabkan degradasi oksidatif dari membran fosfolipid polyunsaturated (peroksidasi lipid) dan/atau terganggunya proses seluler penting yang lain, sehingga menyebabkan kerusakan sel dan nekrosis.

12

Kekurangan vitamin ini dapat menyebabkan tubuh tidak bertenaga, aktifitas seksual menurun, deposit lemak yang tidak normal di otot, perubahan degenerasi di hati dan otot, kulit kering, dan peningkatan resiko kanker. Selain yang telah dipaparkan di atas, gejala lain dari defisiensi vitamin E adalah : (1) hilangnya fertilitas pada marmut, tikus, dan mungkin pada babi; (2) warna kecoklatan dari uterus tikus dan jaringan lemak; (3) kerusakan otot lurik marmut, domba, kelinci dan tikus; (4) kelainan otot jantung pada sapi, domba, monyet, unggas, kelinci dan tikus; (5) nutritional encephalomalacia pada unggas, disebut pula gila ayam, gejalanya terdiri dari hilangnya koordinasi, kepala ditarik ke belakang, anggota badan menjadi kaku; (6) nekrosis hati pada tikus dan degenerasi hati dan otot pada babi.

J. Overdosis Vitamin E Efek overdosis vitamin terjadi ketika dosisnya lebih dari 1.000 mg per hari. Pada umumnya vitamin E dianggap sebagai bahan yang cukup aman. Dalam beberapa kasus, kelebihan vitamin E menimbulkan gangguan pada kinerja sistem imun terhadap infeksi. Gejala yang akan dirasakan adalah sakit kepala, lemah dan selalu lelah, serta pusing yang disertai gangguan penglihatan. Untuk itu, jumlah vitamin E dalam tubuh harus berada dalam batasan yang ketat. Vitamin E dosis tinggi yang diberikan kepada bayi prematur untuk mengurangi resiko terjadinya retinopati, tampaknya tidak memperlihatkan efek samping yang berarti. Pada orang dewasa, vitamin E dosis tinggi hampir tidak menimbulkan efek samping, kecuali meningkatnya kebutuhan akan vitamin K, yang bisa menyebabkan perdarahan pada orang-orang yang mengkonsumsi obat antikoagulan. Toksisitas vitamin E sangat langka dan suplemen tokoferol dianggap aman. Meskipun vitamin E tidak beracun jika terlalu banyak diminum tetapi dapat menyebabkan beberapa masalah. Misalnya, dapat mengganggu pembekuan darah (menjadi anti-koagulan) jika dikonsumsi dalam dosis yang sangat besar. Apa yang terjadi adalah terlalu banyak vitamin E akan

13

membanjiri vitamin K dalam tubuh (yang diproduksi di usus besar) dan ini akan mencegah agregasi platelet. Di bawah ini akan dipaparkan gejala-gejala dimana terjadi hipervitaminosis E : rasa mual atau tidak enak di pencernaan buang-buang gas dan diare rasa lelah atau fatigue sakit kepala pandangan kabur Ada banyak penelitian dan penyelidikan vitamin E yang dilakukan di seluruh dunia dan sangat menarik bahwa semua jalur dan penyelidikan yang dialkukan menghasilkan studi yang berbeda. Sebagai contoh, salah satu kasus yang melibatkan vitamin E adalah peningkatan glukosa toleransi pada pasien dengan diabetes menunjukkan bahwa asupan dari 585 UI vitamin E setiap hari dengan toleransi glukosa, lebih buruk pada orang gemuk dengan diabetes. Alasan untuk hasil yang berbeda dalam studi masing-masing tidak diketahui. Pengobatan untuk over dosis vitamin E (jika diperlukan) akan melibatkan perawatan suportif, yang terdiri dari mengobati gejala yang terjadi sebagai akibat dari overdosis. Misalnya, jika overdosis menyebabkan

pendarahan, maka pengobatan suportif akan mencakup obat-obatan atau prosedur untuk menghentikan perdarahan.

14