makalah tlc

28
MAKALAH KIMIA ANALISIS KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS DAN KROMATOGRAFI KERTAS Disusun oleh: 1. Renisa Ismayanti (1141400008) 2. Eva Fitriyani (11414000 3. Maychel (1141400014) 4. Richie Adi Putra (1141400006) 5. Aprilianda Sofiana (11414000 6. Riqka (11414000 INSTITUT TEKNOLOGI INDONESIA JURUSAN/PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA SERPONG 2015

Upload: luismaychel

Post on 30-Jan-2016

104 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

kimia analisis

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Tlc

MAKALAH KIMIA ANALISIS

KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS DANKROMATOGRAFI KERTAS

Disusun oleh:

1. Renisa Ismayanti (1141400008)2. Eva Fitriyani (114140003. Maychel (1141400014)4. Richie Adi Putra (1141400006)5. Aprilianda Sofiana (114140006. Riqka (11414000

INSTITUT TEKNOLOGI INDONESIA

JURUSAN/PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA

SERPONG

2015

Page 2: Makalah Tlc

KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu wata’ala, karena berkat rahmat-Nya kami bisa menyelesaikan makalah tentang Kromatografi Lapis Tipis dan Kromatografi kertas. Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah kimia analisis.

Adapun makalah kimia analisis tentang prinsip dasar dari kromatografi lapis tipis dan kromatografi kertas ini telah kami usahakan semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami tidak lupa menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan makalah ini.

Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang kaitan prinsip dasar dan juga hasil analisis dari kromatografi lapis tipis dan kromatografi kertas serta untuk memberikan informasi kepada masyarakat awam tentang materi KLT dan KKt. Makalah yang kami sajikan ini berdasarkan dari berbagai sumber informasi, referensi, dan berita.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini jauh dari sempurna, baik dari segi penyusunan, bahasan, ataupun penulisannya. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun, khususnya dari guru mata pelajaran guna menjadi acuan dalam bekal pengalaman bagi kami untuk lebih baik  di masa yang akan datang.

Serpong, 5 mei 2015,

Penyusun

i

Page 3: Makalah Tlc

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................................i

DAFTAR ISI...................................................................................................................................ii

PENDAHULUAN...........................................................................................................................1

1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................1

1.2 RUMUSAN MASALAH.......................................................................................................1

1.3 TUJUAN................................................................................................................................2

1.4 MANFAAT............................................................................................................................2

PEMBAHASAN..............................................................................................................................3

2.1. PENGERTIAN KROMATOGRAFI....................................................................................3

2.1.1. Pengertian Kromatografi Lapis Tipis............................................................................3

2.1.2. Pengertian Kromatografi Kertas....................................................................................4

2.2. PRINSIP DAN CARA KERJA KROMATOGRAFI...........................................................5

2.2.1. Prinsip dan Cara Kerja Kromatografi Lapis Tipis.........................................................5

2.2.2 Prinsip dan Cara Kerja Kromatografi Kertas.............................................................8

2.3 PENENTUAN NILAI Rf......................................................................................................9

2.3.1 Nilai Rf Kromatografi Lapis Tipis.................................................................................9

2.3.2. Penentuan Nilai Rf Kromatografi Kertas................................................................11

2.4. MANFAAT DARI KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS DAN KROMATOGRAFI KERTAS....................................................................................................................................12

2.4.1 Manfaat dari Kromatografi Lapis Tipis........................................................................12

PENUTUP.....................................................................................................................................15

3.1. Kesimpulan.....................................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................17

ii

Page 4: Makalah Tlc

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangDidalam sebuah produk seperti cairan vitamin atau obat sejenis serta produk

pangan lainnya terkadang sulit untuk membedakan dengan benar tentang unsur / zat yang terkandung didalamnya. Dengan adanya kemajuan teknologi dibidang elektrokimia saat ini telah memiliki peranan penting dalam menentukan berbagai kandungan / unsur zat didalam cairan. Adapun teknologi yang masih digunakan saat ini seperti penerapan metode kromatografi. Kromatografi ( Chromatography )sebenarnya secara harfiah berasal dari nama "warna menulis", namun tak ada hubungan secara langsung kecuali senyawa pertama yang mengalami pemisahan dengan cara ini adalah pigmen hijau tumbuhan, seperti klorofil. Kromatografi adalah suatu nama yang diberikan untuk teknik pemisahan tertentu. Pada dasarnya semua cara kromatografi menggunakan dua fasa yaitu yang pertama, fasa tetap ( Stationary Phase ) dan kedua, fasa bergerak ( Mobile Phase ). Dengan adanya penelitianpenelitian baru yang memungkinkan untuk menerapkan prinsip kromatografi pada senyawa-senyawa yang tak berwarna termasuk gas. Adapun perkembangan pesat dari beberapa jenis sistem kromatografi diantaranya adalah ; Kromatografi kertas, kromatografi lapisan tipis ( Thin Layer Chromatography ), kromatografi gas ( Gas Chromatography ), dan kromatografi cair kinerja tinggi ( High Performance Liquid Chromatography ).

Pada kromatografi lapisan tipis, terdapat lapisan tipis ( tebal 0.1-2 mm ) yang terdiri atas bahan padat yang dilapiskan kepada permukaan penyangga datar ( plat ), yang biasanya terbuat dari kaca, tetapi dapat pula terbuat dari plat polimer atau logam. Lapisan yang melekat pada permukaan dengan bantuan bahan pengikat, biasanya kalsium sulfat dan kromatografi lapisan tipis dapat digunakan untuk keperluan yang luas dalam pemisahanpemisahan. Seperti halnya, kromatografi lapisan tipis yang banyak digunakan akhir-akhir ini oleh sebagian besar laboratorium di Indonesia menggunakan alat berupa TLC Scanner 3 merk CAMAG ( Made in Switzerland ) dengan metode kromatografi lapisan tipis, yang mana proses pengambilan sample yang berada pada permukaan plat (tempat sample yang telah dilakukan pemisahan) menggunakan scanner didalam alat tersebut kemudian hasilnya ditransfer ke PC dan dilakukan proses selanjutnya. Dan kelebihan dari TLC Scanner 3 CAMAG sendiri adalah mampu menganalisa senyawa berwarna dan tak berwarna, membutuhkan waktu yang relatif cepat.

Hasil pemisahan dianalisis berdasarkan harga atau nilai factor retardasi (Rf), merupakan parameter kharakteristik kromatografi kertas dan kromatografi lapis tipis. Harga Rf  merupakan ukuran kecepatan migrasi suatu komponen pada kromatogram dan pada kondisi tetap merupakan besaran kharakteristik dan reproduksibel.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1

Page 5: Makalah Tlc

1. Apa pengertian dari Kromatografi Lapis Tipis dan Kromatografi Kertas?2. Bagaimana prinsip dan cara kerja dan Kromatografi Lapis Tipis dan Kromatografi

Kertas?3. Bagaimana menentukan nilai Rf4. Manfaat dari Kromatografi Lapis Tipis dan Kromatografi Kertas

1.3 TUJUAN

1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dari kromatografi lapis tipis dan kromatografi kertas

2. Untuk memahami prinsip dan cara kerja dari kromatografi lapis tipis dan kromatografi kertas

3. Untuk mengetahui cara menentukan nilai Rf4. Untuk mengetahui manfaat dari kromatografi lapis tipis dan kromatografi kertas

1.4 MANFAAT

1. Sehingga mempermudah mengetahui apa yang dimaksud dengan kromatografi lapis tipis dan kromatografi kertas.

2. Sehingga mempermudah memahami prinsip dan cara kerja dari kromatografi lapis tipis dan kromatografi kertas

3. Sehingga mempermudah menentukan nilai Rf4. Sehingga mempermudah manfaat dari kromatografi lapis tipis dan kromatografi kertas

2

Page 6: Makalah Tlc

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. PENGERTIAN KROMATOGRAFI

2.1.1. Pengertian Kromatografi Lapis Tipis

Kromatografi Lapis Tipis (KLT) pertama kali dikembangkan oleh Izmailoff dan Schraiber pada tahun 1938. KLT merupakan bentuk kromatografi planar , yang fase diamnya berupa lapisan seragam (uniform) pada permukaan bidng datar yang didukung oleh lempeng kaca, plat aluminium, atau plat plastik (Gandjar dan Rohman, 2007).

KLT merupakan salah satu metode isolasi yang terjadi berdasarkan perbedaan daya serap (adsorpsi) dan daya partisi serta kelarutan dari komponen-komponen kimia yang akan bergerak mengikuti kepolaran eluen. Oleh karena daya serap adsorben terhadap komponen kimia tidak sama, maka komponen bergerak dengan kecepatan yang berbeda sehingga hal inilah yang menyebabkan pemisahan (Hostettmann et al, 1995).

Pada proses adsorpsi senyawa kimia dapat terpisah-pisah disebabkan oleh daya serap adsorban terhadap tiap-tiap komponen kimia tidak sama. Sedangkan partisi adalah kelarutan tiap-tiap komponen kimia dalam cairan pengelusi (eluen) tidak sama dimana arah gerakan eluen disebabkan oleh gaya sentrifugal sehingga komponen kimia dapat bergerak dengan kecepatan yang berbeda-beda.

Kromatografi lapis tipis merupakan jenis kromatografi yang dapat digunakan untuk menganalisis senyawa secara kualitatif maupun kuantitatif. Lapisan  yang memisahkan terdiri atas bahan berbutir (fase diam) ditempatkan pada penyangga berupa pelat gelas, logam, atau lapisan yang cocok. Campuran yang akan dipisah berupa larutan, ditotolkan berupa bercak atau pita, setelah pelat/lapisan ditaruh dalam bejana tertutup rapat yang berisi larutan pengembang yang cocok (fase gerak). Pemisahan terjadi setelah perambatan kapiler (pengembangan), selanjutnya senyawa yang tidak berwarna harus ditampakkan/dideteksi. Deteksi dilakukan dengan menggunakan sinar UV (Sudjadi, 1988).

Teknik ini dikembangkan tahun 1938 Ismailoff dan Schraiber. Adsorbent dilapiskan pada lempeng kaca yang bertindak sebagai penunjang fase diam. Fase bergerak akan menyerap sepanjang fase diam dan terbentuklah kromatogram. Ini di kenal  juga sebagai kromatografi kolom terbuka. Metode ini sederhana, cepat dalam pemisahan dan sensitif. Kecepatan pemisahan tinggi dan mudah untuk memperoleh kembali senyawa-senyawa yang terpisahkan.

3

Page 7: Makalah Tlc

Biasanya yang sering digunakan sebagai materi pelapisnya adalah silika gel, tetapi kadang kala bubuk selulosa dan tanah diatome juga dapat digunakan. Untuk fase diam hidrofilik dapat digunakan pengikat seperti semen Paris, kanji, disperse koloid plastic, silica terhidrasi. Untuk meratakan pengikat dan zat pada pengadsorbsi digunakan suatu aplikator. Sekarang inin telah banyak tersedia kromatografi lapisan tipis siap pakai yang dapat berupa gelas kaca yang telah terlapisi, kromatotube, dan sebagainya. Kadar air dalam lapisan ini harus terkendali agar didapat hasil analisis yang reprodusibel.

Pemilihan sistem pelarut dan komposisi lapisan tipis ditentukan oleh prinsip kromatografi yang akan digunakan. Untuk meneteskan sampel yang akan dipisahkan digunakan suatu mikro-syringe (penyuntik berukuran mikro). Sample diteteskan pada salah satu bagian tepi pelat kromatografi. Pelarut harus nonpolar dan mudah menguap. Kolom-kolom dalam pelat dapat diciptakan dengan mengerok lapisan vertical searahgerakan pelarut. Teknik ascending  digunakan untuk melaksanakan pemisahan yang dilakukan pada temperature kamar, sampai permukaan pelarut mencapai tinggi 15-18 cm. waktu yag diperlukan antara 20-40 menit. Semua teknik yang digunakan untuk kromatografi kertas dapat di pakai juga untuk kromatografi lapis tipis. Resolusi KLT juah lebih tinggi daripada kromatografi kertas karena laju difusi yang luar biasa kecilnya pada lapisan pengadsorpsi. RRPC dapat juga dilakukan pada kromatografi lapisan ini, dengan menggunakan lapisan yang sudah dicelupkan lebih dahulu pada perafin, minyak silikon, dan lain-lain. Pelarut yang digunakan adalah CH3COOH atau asetonitril. Kadangkala untuk RPPC, waktu yang diperlukan cukup lama.

Zat-zat warna dapat terlihat langsung, tetapi dapat juga digunakan reagent penyemprot untuk melihat bercak suatu zat. Asam kromat sering digunakan untuk zat organic. Demikian juga penandaan secara radiokomia juga dapat digunakan. Untuk menempatkan posisi suatu zat, reagent dapat juga disemprotkan pada bagian tepi saja. Bagian yang lainnya dapat diperoleh kembali tanpa pengotoran dari reagent dengan pengerokan setelah pemisahan selesai.

Untuk analisis kuatitatif dapat digunakan plot fotodensitometri. Analisisnya dapat dilakukan dengan spektrofotometer UV, sinar tampak, IR atau flourosens atau dengan reaksi kolorimeter dengan reagent kromogenik.

Aplikasi KLT sangatlah luas. Senyawa-senyawa yang tidak mudah menguap serta terlalu labil untuk kromatografi cair dapat dianalisis dengan KLT. Ia dapat pula untuk memeriksa adanya zat pengotor dalam pelarut. Ahli kimia foresik menggunakan KLT untuk bermacam pemisahan. Pemisahan berguna dari plasticizer, antioksidan, tinta dan formulasi zat pewarna dapat ditentukan dengan KLT. Pemakaiannya juga meluas dalam pemisahan anorganik.

2.1.2. Pengertian Kromatografi KertasBerbagai jenis pemisahan yang sederhana dengan kromatografi kertas telah dikerjakan

dimana prosesnya dikenal sebagai “analisis kapiler”. Metode-metode seperti ini sangat

4

Page 8: Makalah Tlc

bersesuaian dengan kromatografi serapan, dan sekarang kromatografi kertas dipandang sebagai perkembangan dari system partisi. Salah satu zat padat dapat digunakan untuk menyokong fasa tetap yaitu bubuk selulosa.

Kromatografi kertas adalah kromatografi yang menggunakan kertas selulosa murni yang mempunyai afinitas besar terhadap air atau pelarut polar lainnya. Kromatografi kertas digunakan untuk nmemisahkan campuran dari substansinya menjadi komponen-komponennya.

Merupakan kromatografi cairan-cairan dimana sebagai fasa diam adalah lapisan tipis air yang diserap dari lembab udara oleh kertas jenis fasa cair lainnya dapat digunakan. Teknik ini sangat sederhana.

2.2. PRINSIP DAN CARA KERJA KROMATOGRAFI

2.2.1. Prinsip dan Cara Kerja Kromatografi Lapis TipisPrinsip kerja

Pada dasarnya KLT digunakan untuk memisahkan komponen-komponen berdasarkan perbedaan adsorpsi atau partisi oleh fase diam di bawah gerakan pelarut pengembang. KLT sangat mirip dengan kromatografi kertas, terutama pada cara pelaksanaannya. Perbedaan nyata terlihat pada fase diamnya atau media pemisahnya, yakni digunakan lapisan tipis adsorben sebagai pengganti kertas.

Pada proses pemisahan dengan kromatografi lapis tipis, terjadi hubungan kesetimbangan antara fase diam dan fasa gerak, dimana ada interaksi antara permukaan fase diam dengan gugus fungsi senyawa organik yang akan diidentifikasi yang telah berinteraksi dengan fasa geraknya. Kesetimbangan ini dipengaruhi oleh 3 faktor, yaitu : kepolaran fase diam, kepolaran fase gerak, serta kepolaran dan ukuran molekul.

Fase Diam dan Fase Gerak

Fase diam yang digunakan dalam KLT merupakan penjerap berukuran kecil dengan diameter partikel antara 10-30 µm (Gandjar dan Rohman, 2007). Semakin kecil ukuran rata-rata partikel fase diam dan semakin sempit kisaran ukuran fase diam, maka semakin baik kinerja KLT dalam hal efisiensi dan resolusinya.

Silika gel salah satu contoh fase diam yang  terbentuk dari silikon dioksida (silika). Atom silikon dihubungkan oleh atom oksigen dalam struktur kovalen yang besar. Namun, pada permukaan silika gel, atom silikon berlekatan pada gugus -OH.Jadi, pada permukaan jel silika terdapat ikatan Si-O-H selain Si-O-Si.

5

Page 9: Makalah Tlc

Permukaan silika gel sangat polar dan karenanya gugus -OH dapat membentuk ikatan hidrogen dengan senyawa-senyawa yang sesuai disekitarnya, sebagaimana halnya gaya van der Waals dan atraksi dipol-dipol.

Fase diam lainnya yang biasa digunakan adalah alumina dari aluminium oksida. Atom aluminium pada permukaan juga memiliki gugus -OH. Pada dasarnya sifat serta penggunaannya mirip silika gel.

Tabel 1. Fase diam yang sering digunakan pada KLT

Fasa Diam Mekanisme Sorpsi Penggunaan

Silika gel Adsorpsi Asam amino, hidrokarbon, vitamin, alkaloid

Serbuk selulosa Partisi Asam amino, nukleotida, karbohidrat

Selulosa penukar ion

Pertukaran ion Asam nukleat, nukleotida, halida dan ion-ion logam

Gel sephadex Eksklusi Polimer, protein, kompleks logam

Β-siklodekstrin Interaksi adsorpsi stereospesifik

Campuran enansiomer

Adsorben yang sering digunakan antara lain :

a. Silika gel

Yang paling banyak digunakan dalam pengujian, bersifat asam lemah, sering ditambah CaSO4 (gibs) sebagai pengikat agar melekat kuat pada penyangga. Penambahan ini juga mempercepat mengeringnya lapis tipis. Juga dapat ditambahkan indicator fluoresensi yang akan berfluoresensi di bawah sinar UV pada 254 nm, hingga noda yang mengabsorpsi pada frekuensi ini menjadi sangat kontras terhadap latar belakang yang berfluoresensi hijau kuning. Silica gel sangat higroskopis, pada humaditas relative 45 – 75% akan menarik air sampai 7 – 20%. Derajat diaktivasinya ditentukan oleh kelembaban ruangan dimana pemisahan akan dilakukan atau tempat penyimpanan lapis tipisnya. Kemurnian juga penting karena dapat mempengaruhi watak kromatografi beberapa senyawa tertentu. Pencemar dalam adsorben ini dapat juga menyebabkan dekomposisi senyawa yang hendak dianalisa.

b. Alumina

6

Page 10: Makalah Tlc

Bersifat basa lemah. Tidak sebaik silica gel dan lebih relative secara kimia hingga untuk senyawa yang sensitive dapat terdegrasi. Juga dapat ditambah Ca2SO4 dan indicator fluoresensi.

c. Kieselguhr (tanah diatome)

Merupakan adsorben netral dengan aktivitas rendah. Daya resolusinya juga kecil. Dapat ditambahkan sebagai campuran pada silikagel yang akan memberikan adsorben campur yang kurang aktif. Juga dapat ditambah Ca2SO4.

d. Selulosa

Dengan menggunakan selulosa sebagai adsorben akan didapat lapis tipis yang sifatnya analog dengan kromatografi kertas. Memberikan lapis tipis yang baik tanpa pengikat. Adsorben ini dapat ditambah indicator fluoresensi atau Ca asetat. Kerugian penggunaan selulosa ini ialah tidak dapat digunakannya pereaksi yang korosif seperti asam sulfat atau pereaksi destruktif lainnya.

e. Poliamida

Merupakan magnesium silikat. Daya melekatnya tidak sebaik adsorben lainnya. Biasanya ditambahkan pengikat seperti selulosa atau amilum. Mempunyai kapasitas yang besar dan banyak digunakan untuk pemisahan fenol.

Selain fasa diam, dalam KLT juga diperlukan fasa gerak/eluent yang berperan penting pada proses elusi bagi larutan umpan (feed) untuk melewati fasa diam (adsorbent). Interaksi antara adsorbent dengan eluent sangat menentukan terjadinya pemisahan komponen. Oleh sebab itu pemisahan komponen secara  kromatografi dipengaruhi oleh laju alir eluent dan jumlah umpan. Eluent dapat digolongkan menurut ukuran kekuatan teradsorpsinya pelarut atau campuran pelarut tersebut pada adsorben dan dalam hal ini yang banyak digunakan adalah jenis  adsorben alumina atau sebuah lapis tipis silika. Suatu pelarut yang bersifat larutan relatif polar, dapat mengusir pelarut yang tak polar dari ikatannya dengan alumina (gel silika). Semakin dekat kepolaran antara senyawa dengan eluen maka senyawa akan semakin terbawa oleh fase gerak tersebut. Hal ini berdasarkan prinsip “like dissolved like”

Prosedur Kerja dengan Kromatografi Lapis Tipis

1. Pada KLT, fasa diam berupa plat yang biasanya disi dengan silica gel. Sebuah garis pensil digambar dekat bagian bawah fasa diam dan setetes larutan sampel ditempatkan di atasnya. Sampel ditotol dengan bantuan pipa kapiler. Garis pada fasa diam berguna untuk menunjukkan posisi asli sampel. Pembuatan garis harus menggunakan pensil karena jika semua ini dilakukan dengan tinta, pewarna dari tinta juga akan bergerak sebagai kromatogram berkembang. Ketika titik campuran kering, fasa diam diletakkan berdiri

7

Page 11: Makalah Tlc

dalam gelas tertutup yang telah berisi fasa gerak dengan posisi fasa gerak di bawah garis. Digunakan gelas tertutup untuk memastikan bahwa suasana dalam gelas jenuh dengan uap pelarut.

2. Pelarut (fasa gerak) perlahan-lahan bergerak naik. Komponen-komponen yang berbeda dari campuran berjalanan pada tingkat yang berbeda dan campuran dipisahkan memiliki warna yang berbeda.

3. Diagram menunjukkan plat setelah pelarut telah bergerak sekitar setengah jalan. Pelarut diperbolehkan untuk naik hingga hampir mencapai bagian atas plat yang akan memberikan pemisahan maksimal dari komponen-komponen pewarna untuk kombinasi tertentu dari pelarut dan fase diam.

4. Identifikasi dari senyawa-senyawa yang terpisah pada lapisan tipis lebih baik dikerjakan dengan pereaksi kimia dan reaksi-reaksi warna. Untuk identifikasi menggunakan harga Rf meskipun harga-harga Rf dalam lapisan tipis kurang tepat bila dibandingkan pada kertas. 

5. Harga-harga Rf untuk senyawa-senyawa murni dapat dibandingkan dengan harga-harga standard. Perlu diperhatikan bahwa harga-harga Rf yang diperoleh berlaku untuk campuran tertentu dari pelarut dan penyerap yang digunakan, meskipun daftar dari harga-harga Rf untuk berbagai campuran dari pelarut dan penyerap dapat diperoleh.

2.2.2 Prinsip dan Cara Kerja Kromatografi Kertas Prinsip Kromatografi Kertas

Prinsip dasar kromatografi kertas adalah partisi multiplikatif suatu senyawa antara dua cairan yang saling tidak bercampur. Jadi partisi suatu senyawa terjadi antara kompleks selulosa-air dan fasa mobil yang melewatinya berupa pelarut organik yang sudah dijenuhkan dengan air atau campuran pelarut

Mekanisme Kromatografi Kertas1. Kertas dibuat dari serat selulosa. Selulosa merupakan polimer dari gula sederhana, yaitu

glukosa.2. Adsorben dalam kromatografi kertas adalah kertas saring, yakni selulosa. 

Cara melakukannya, cuplikan yang mengandung campuran yang akan dipisahkan diteteskan / diletakkan pada daerah yang diberi tanda di atas sepotong kertas saring dimana ia akan meluas membentuk noda yang bulat. Bila noda telah kering kertas dimasukkan dalam bejana tertutup yang sesuai dengan satu ujung, dimana tetesan cuplikan ditempatkan, tercelup dalam pelarut yang dipilih sebagai fasa bergerak (jangan sampai noda tercelup karena berarti senyawa yang akan dipisahkan akan terlarut dari kertas).

3. Pelarut bergerak melalui serat dari kertas oleh gaya kapiler dan menggerakkan komponen dari campuran cuplikan pada perbedaan jarak dalam arah aliran pelarut. Bila permukaan

8

Page 12: Makalah Tlc

pelarut telah bergerak sampai jarak yang cukup jauhnya atau setelah waktu yang telah ditentukan, kertas diambil dari bejana dan kedudukan dari permukaan pelarut diberi tanda dan lembaran kertas dibiarkan kering. Jika senyawa-senyawa berwarna maka mereka akan terlihat sebagai pita atau nodayang terpisah. Jika senyawa tidak berwarna harus dideteksi dengan cara fisika dan kimia yaitu dengan menggunakan suatu pereaksi – pereaksi yang memberikan sebuah warna terhadap beberapa atau semua dari senyawa -senyawa. Bila daerah dari noda yang terpisah telah dideteksi, maka perlu mengidentifikasi tiap individu dari senyawa. Metoda identifikasi yang paling mudah adalah berdasarkan pada kedudukan dari noda relatif terhadap permukaan pelarut, menggunakan harga Rf.

4. Harga Rf merupakan parameter karakteristik kromatografi kertas dan kromatografi lapis tipis. Harga ini merupakan ukuran kecepatan migrasi suatu senyawa pada kromatogram dan pada kondisi konstan merupakan besaran karakteristik dan reprodusibel.

2.3 PENENTUAN NILAI Rf

2.3.1 Nilai Rf Kromatografi Lapis Tipis

Senyawa -senyawa yang terpisah pada lapisan tipis lebih baik dikerjakan dengan pereaksi kimia dan reaksi -reaksi warna. Pada  umumnya untuk identifikasi senyawa menggunakan harga Rf. Harga Rf didefinisikan sebagai berikut :

Rf = jarak yang ditempuh oleh komponen jarak yang ditempuh oleh pelarut

Harga Rf untuk senyawa-senyawa murni dapat dibandingkan dengan harga -harga standard. Perlu diperhatikan bahwa harga -harga Rf yang diperoleh hanya berlaku untuk campuran tertentu dari pelarut dan penyerap yang digunakan, meskipun demikian harga Rf untuk berbagai campuran dari pelarut dan penyerap dapat diperoleh.  Senyawa standard biasanya memiliki sifat-sifat kimia yang mirip dengan senyawa yang dipisahkan pada kromatogram.  

Dalam kromatografi lapisan tipis perlu mengusahakan atmosfer bejana dalam keadaan jenuh dengan uap pelarut. Bila atmosfer dalam bejana tidak jenuh dengan uap pelarut dan digunakan pelarut campuran maka akan terjadi pengembangan dengan permukaan pelarut yang berbentuk cekung dan fasa bergerak lebih cepat dibagian tepi-tepi plat daripada dibagian tengahnya. Keadaan ini harus dicegah karena dapat menimbulkan tidak ratanya dalam memisahkan tiap -tiap senyawa / sampel.

Nilai Rf dinyatakan hingga angka 1,0 beberapa pustaka menyatakan nilai Rf yang baik yang menunjukkan pemisahan yang cukup baik adalah berkisar antara 0,2-0,8.

Faktor –faktor yang mempengaruhi KLT

Faktor-faktor yang mempengaruhi gerakan noda dalam kromatografi lapisan tipis yang juga mempengaruhi harga Rf  adalah :

9

Page 13: Makalah Tlc

1. Struktur kimia dari senyawa yang sedang dipisahkan.

2. Sifat dari penyerap dan derajat aktifitasnya.

Biasanya aktifitas dicapai dengan pemanasan dalam oven, hal ini akan mengeringkan molekul-molekul air yang menempati pusat-pusat serapan dari penyerap. Perbedaan penyerap akan memberikan perbedaan yang besar terhadap harga  Rf meskipun menggunakan fase bergerak dan zat terlarut yang sama tetapi hasil akan dapat diulang dengan hasil yang sama,   jika menggunakan penyerap yang sama, ukuran partikel tetap  dan jika pengikat (kalau ada) dicampur hingga homogen.

3 Tebal dan kerataan dari lapisan penyerap.

Pada prakteknya tebal lapisan tidak dapat dilihat pengaruhnya, tetapi perlu diusahakan tebal lapisan yang rata. Ketidakrataan akan menyebabkan aliran pelarut menjadi tak rata pula dalam daerah yang kecil dari plat.

4. Pelarut (dan derajat kemurniannya) fase bergerak.

Kemurnian dari pelarut yang digunakan sebagai fase bergerak dalam kromatografi lapisan tipis adalah sangat penting dan bila campuran pelarut digunakan maka perbandingan yang dipakai harus betul-betul diperhatikan.

5. Derajat kejenuhan dan uap dalam bejana pengembangan yang digunakan.

6. Teknik percobaan.

Arah pelarut bergerak di atas plat. (Metoda aliran penaikan yang hanya diperhatikan, karena cara ini yang paling umum meskipun teknik aliran penurunan dan mendatar juga digunakan).

7. Jumlah cuplikan yang digunakan.

Penetesan cuplikan dalam jumlah yang berlebihan memberikan hasil penyebaran noda-noda dengan kemungkinan terbentuknya ekor dan efek tak kesetimbangan lainnya, hingga akan mengakibatkan kesalahan-kesalahan pada harga-harga Rf.

8. Suhu.

Pemisahan-pemisahan sebaiknya dikerjakan pada suhu tetap, hal ini terutama untuk mencegah perubahan-perubahan dalam komposisi pelarut yang disebabkan oleh penguapan atau perubahan-perubahan fase.

9. Kesetimbangan.

10

Page 14: Makalah Tlc

Ternyata bahwa kesetimbangan dalam lapisan tipis lebih penting dalam kromatografi kertas, hingga perlu mengusahakan atmosfer dalam bejana jenuh dengan uap pelarut. Suatu gejala bila atmosfer dalam bejana tidak jenuh dengan uap pelarut, bila digunakan pelarut campuran, akan terjadi pengembangan dengan permukaan pelarut yang berbentuk cekung dan fase bergerak lebih cepat pada bagian tepi-tepi  dan keadaan ini harus dicegah.

2.3.2. Penentuan Nilai Rf Kromatografi KertasHarga Rf merupakan parameter karakteristik kromatografi kertas dan kromatografi lapis

tipis. Harga ini merupakan ukuran kecepatan migrasi suatu senyawa pada kromatogram dan pada kondisi konstan merupakan besaran karakteristik dan reprodusibel.

Harga Rf didefinisikan sebagai perbandingan antara jarak senyawa dari titik awal dan jarak tepi muka pelarut dari titik awal.

Rf     =   Jarak titik tengah noda dari titik awal

Jarak tepi muka pelarut dari titik awal

Faktor yang mempengaruhi nilai RfAda beberapa faktor yang menentukan harga Rf yaitu:

1. Pelarut, disebabkan pentingnya koefisien partisi, maka perubahan-perubahan yang sangat

kecil dalam komposisi pelarut dapat menyebabkan perubahan-perubahan harga Rf.

2. Suhu, perubahan dalam suhu merubah koefisien partisi dan juga kecepatan aliran.

3. Ukuran dari bejana, volume dari bejana mempengaruhi homogenitas dari atmosfer jadi

mempengaruhi kecepatan penguapan dari komponen-komponen pelarut dari kertas. Jika

bejana besar digunakan, ada tendensi perambatan lebih lama, seperti perubahan

komposisi pelarut sepanjang kertas, maka koefisien partisi akan berubah juga. Dua faktor

yaitu penguapan dan kompisisi mempengaruhi harga Rf.

4. Kertas, pengaruh utama kertas pada harga Rf timbul dari perubahan ion dan serapan,

yang berbeda untuk macam-macam kertas. Kertas mempengaruhi kecepatan aliran juga

mempengaruhi kesetimbangan partisi.

11

Page 15: Makalah Tlc

5. Sifat dari campuran, berbagai senyawa mengalami partisi diantara volume-volume yang

sama dari fasa tetap dan bergerak. Mereka hampir selalu mempengaruhi karakteristik dari

kelarutan satu terhadap lainnya hingga terhadap harga Rf mereka.

2.4. MANFAAT DARI KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS DAN KROMATOGRAFI KERTAS

2.4.1 Manfaat dari Kromatografi Lapis TipisBeberapa kelebihan KLT yaitu:

1. KLT lebih banyak digunakan untuk tujuan analisis.2. Identifikasi pemisahan komponen dapat dilakukan dengan pereaksi warna, fluoresensi,

atau dengan radiasi menggunakan sinar ultraviolet.3. Dapat dilakukan elusi secara mekanik (ascending), menurun (descending), atau dengan

cara elusi 2 dimensi.4. Ketepatan penentuan kadar akan lebih baik karena komponen yang akan ditentukan

merupakan bercak yang tidak bergerak.5. Hanya membutuhkan sedikit pelarut.6. Biaya yang dibutuhkan terjangkau.7. Jumlah perlengkapan sedikit.8. Preparasi sample yang mudah9. Dapat untuk memisahkan senyawa hidrofobik (lipid dan hidrokarbon) yang dengan

metode kertas tidak bisa 

Beberapa kekurangan dari kromatografi Kertas

1. Butuh ketekunan dan kesabaran yang ekstra untuk mendapatkan bercak/noda yang diharapkan.

2. Butuh sistem trial and eror untuk menentukan sistem eluen yang cocok.3. Memerlukan waktu yang cukup lama jika dilakukan secara tidak tekun

Manfaat dari Kromatografi Lapis Tipis

Adapun manfaat dari Kromatografi Lapis Tipis (KLT) yaitu :

1. Pemeriksaan kualitatif dan kemurnian senyawa obat.2. Pemeriksaan simplisia hewan dan tanaman.3. Pemeriksaan komposisi dan komponen aktif sediaan obat.4. Penentuan kualitatif masing-masing senyawa aktif campuran senyawa obat.

12

Page 16: Makalah Tlc

Manfaat dari Kromatografi Kertas

Aplikasi teknik pemisahan kromatografi kertas dalam kehidupan sehari-hari adalah:

1. Menentukan komponen yang terkandung dalam uang logam.

Cara kerjanya adalah pertama-tama uang logam warna kuning dan putih dicuci dan disikat, kemudian ditambahkan dengan HCl pekat sebagai pelarut pemisah komponen uang logam. Selanjutnya cuplikan dari tetesan tersebut ditotolkan di kertas kromatografi bersama dengan cuplikan HCl pekat, cuplikan CuSO4, dan cuplikan NiSO4. Fase diam pada percobaan ini adalah lapisan pelarut yang teradsorbsi pada permukaan kertas berupa kertas kromatografi dan fase geraknya adalah bagian dari pelarut yang berfungsi menggerakkan eluen berupa campuran n-butanol, asam asetat glasial, dan air (untuk uang logam putih) dan campuran n-butanol, etanol, dan amoniak 2M (untuk uang logam kuning). Pada percobaan ini, kromatografi kertas dilakukan secara ascending diamana pelarut yang terdapat dibawah akan bergerak keatas pada kertas yang tercelup di dalamnya. Penjenuhan dengan uap pelarut bertujuan untuk mempercepat terjadinya elusi atau pergerakan komponen-komponen sampel pada media kertas kromatografi.

Maka hasil akhirnya adalah untuk uang logam warna kuning cuplikan dari uang logam tersebut memiliki nilai Rf yang hampir sama dengan cuplikan CuSO4 sehingga dapat disimpulkan bahwa logam tersebut bahan penyusunnya adalah tembaga. Sedangkan untuk uang logam putih tidak memiliki nilai Rf yang sama dengan CuSO4 maupun dengan NiSO4. Karena memang logam putih ini terbuat dari aluminium maka tidak terdeteksi pada percobaan ini.

1. Menguji apakah bahan pewarna yang digunakan dalam makanan aman atu tidak untuk dikonsumsi.

2. Menguji tinta yang digunakan pada pemalsuan dokumen, seperti surat perjanjian, cek dan giro.

3. Menguji apakah terdapat obat terlarang dalam urin manusia.4. Memeriksa apakah pestisida yang terdapat dalam sayuran atau bahan-bahan masih dalam

batas aman atau tidak.5. Mengetahui kandungan asam amino tertentu dari campuran asam amino.6. Dapat mengidentifikasikan keberadaan suatu unsur.

Misalnya ingin mengidentifikasi logam Ag, Pb dalam larutan pengembang asam asetat. Caranya yaitu:

Mula-mula kertas kromatografi disiapkan, dan ditarik batas pensil kira-kira 2 cm dari pinggir kertas. Lalu kertas dibagi menjadi empat kolom dan di beri nomor pada tiap kolomnya. Pada kolom 1 dan 3 ditetesi dengan larutan cuplikan A dan B, kolom 2 dan 4 dengan larutan baku Ag dan Pb (II). Sementara itu larutan pengembang disiapkan yang

13

Page 17: Makalah Tlc

berisi 12,5 ml larutan asam asetat dan air. Masukkan kertas kromatografi kedalam larutan pengembang kemudian ditutup. Selanjutnya kertas diambil dari dalam larutan bila kertas mencapai ¾ larutan pengembang. Kemudian pada kertas diberi tanda batas dengan menggunakan pensil dan kemudian kertas dikeringkan. Kemudian setiap kolom digunting dan disemprotkan dengan pereaksi pengenal. Larutan Ag dengan dikromat menghasilkan warna merah dan Pb (II) dengan KI menghasilkan warna kuning. Setelah warna tampak, jarak perpindahan dari tiap komponen diukur dan dihitung nilai Rf. Dari data yang telah diperoleh kita gunakan asam oksalat sebagai pelarut. Dan diperoleh masing- masing untuk kelarutan cuplikan A dan B, serta logam Ag dan Pb.

14

Page 18: Makalah Tlc

BAB III

PENUTUP

3.1. KesimpulanKromatografi adalah teknik pemisahan campuran didasarkan atas perbedaan distribusi

dari komponen-komponen campuran tersebut diantara dua fase, yaitu fase diam (padat atau cair) dan fase gerak (cair atau gas).

Kromatografi Lapis Tipis (KLT) merupakan cara pemisahan campuran senyawa menjadi senyawa murninya dan mengetahui kuantitasnya yang menggunakan. Kromatografi juga merupakan analisis cepat yang memerlukan bahan sangat sedikit, baik penyerap maupun cuplikannya yang dapat digunakan untuk memisahkan senyawa – senyawa yang sifatnya hidrofobik seperti lipida – lipida dan hidrokarbon yang sukar dikerjakan dengan kromatografi kertas. Pelaksanaan kromatografi lapis tipis bias digunakan dengan kromatogram atau perhitungan Rf atau pengidentifikasian senyawa-senyawa. Pelaksanaan kromatografi biasanya digunakan dalam pemisahan pewarna yang merupakan sebuah campuran dari beberapa zat pewarna. Jumlah perbedaan warna yang telah terbentuk dari campuran, pengukuran diperoleh dari lempengan untuk memudahkan identifikasi senyawa-senyawa yang muncul. Identifikasi bercak pada lempeng kromatogram dapat dilakukan dengan cara kimia dan cara fisika. KLT dapat digunakan untuk analisa kualitatif, kuantitatif dan analisa preparatif.

Kromatografi kertas merupakan salah satu metode pemisahan berdasarkan prinsip zat terlarut yang terdistribusi antara dua fase yang digunakan, yaitu fase diam (air yang terikat pada selulosa kertas) dan fase gerak (pelarut yang sesuai). Kromatogarfi mampu memisahkan campuran dari substansinya menjadi komponen-komponennya.

Pemisahan pada kromatografi kertas terjadi kerena perbedaan kelarutan zat-zat dalam pelarut serta perbedaan penyerapan (adsorbsi) kertas terhadap zat-zat yang akan dipisahkan. Zat yang lebih larut dalam pelarut dan kurang teradsorbsi pada kertas akan bergerak lebih cepat. Sedangkan zat yang kurang larut dalam pelarut dan lebih teradsorbsi pada kertas akan tertinggal atau bergerak lebih lama.

Teknik Kromatografi Kertas ada dua macam, yaitu teknik menaik (ascending), pada teknik menaik ini rembesan fasa gerak bergerak ke atas karena efek kapiler, dan teknik menurun (descending), pada teknik menurun ini rembesan fasa bergerak ke bawah yang dikarenakan efek kapiler yang juga dibantu oleh efek gravitasi sehingga rembesan berjalan lebih cepat.

Metode/ cara kerja dari kromatografi kertas adalah tahap pertama tahap pentotolan cuplikan, tahap kedua tahap pengembangan dan ketiga tahap identifikasi atau penampakan noda

15

Page 19: Makalah Tlc

16

Page 20: Makalah Tlc

DAFTAR PUSTAKA

Dirjen POM, (1979), Farmakope Indonesia Edisi III, Departemen Kesehatan RI, JakartaKhopkar, S.M. 2002. Konsep Dasar Kimia Analitik. UI-Press. Jakarta.

Rohman, (2009), Kromatografi untuk Analisis Obat, Graha Ilmu, Yogyakarta

Sastrohamidjojo Hardjono, (1985 ), Kromatografi, Edisi kedua, Liberty , Yogyakarta

Saifuddin Azis  et all.,(2011), Standarisasi Bahan Obat Alam Edisi Pertama, Graha Ilmu, Yogyakarta

Stahl Egon, (1985), Analisis Obat secara Kromatografi dan Mikroskopi, ITB, Bandung.

Underwood. 1999. Analisis Kimia Kuantitatif. Erlangga. Jakarta

http://worldofandika.blogspot.com/2010/06/kromatografi-kertas-dan-kromatografi.html

http://kickylover.blogspot.com/2010/06/kromatografi-kertas.html

17