makalah tentang kemiskinan

23
TUGAS EKONOMI PEMBANGUNAN “ KEMISKINAN “ OLEH : 1.Melisa ( A1B11314 1) 2.Arga Rizki Setiadi ( A1B109138 )

Upload: yasri-purwani-ii

Post on 08-Dec-2015

19 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Ekonomi Pembangunan

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah tentang Kemiskinan

TUGAS

EKONOMI PEMBANGUNAN

“ KEMISKINAN “

OLEH :

1. Melisa ( A1B11314 1)

2. Arga Rizki Setiadi ( A1B109138 )3. Ni Nyoman Yasri P ( A1B113162 )4. Abdurrahman ( A1B112005 )5. Hafrizal Fuadi ( A1B1 11084 )

PENDAHULUAN

Page 2: Makalah tentang Kemiskinan

Sejak awal kemerdekaan, bangsa Indonesia telah mempunyai perhatian besar

terhadap terciptanya masyarakat yang  adil dan makmur sebagaimana termuat dalam

alinea keempat Undang-Undang Dasar 1945. Program-program  pembangunan yang

dilaksanakan selama ini juga selalu memberikan perhatian besar terhadap upaya

pengentasan kemiskinan karena pada dasarnya pembangunan yang dilakukan

bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Meskipun demikian,

masalah kemiskinan sampai saat ini terus menerus menjadi masalah

yang berkepanjangan.

Kemiskinan adalah penyakit sosial ekonomi yang tidak hanya dialami oleh

Negara-negara berkembang melainkan negara maju sepeti inggris dan Amerika

Serikat. Negara inggris mengalami kemiskinan di penghujung tahun 1700-an pada era

kebangkitan revolusi industri di Eropa. Sedangkan Amerika Serikat bahkan

mengalami depresi dan resesi ekonomi pada tahun 1930-an dan baru setelah tiga

puluh tahun kemudian Amerika Serikat tercatat sebagai Negara Adidaya dan terkaya

di dunia. Sebagai warga negara Indonesia, dalam mengentaskan kemiskinan tidak

hanya bertumpu pada bantuan pemerintah saja namun di zaman globalisasi ini warga

negara Indonesia dituntut untuk mempunyai kualitas SDM yang unggul sehingga

memungkinkan munculnya keunggulan individual yang dapat memberikan

sumbangan kepada kemakmuran individu dan masyarakat.

Page 3: Makalah tentang Kemiskinan

PEMBAHASAN

DEFINISI KEMISKINAN

Kemiskinan didefinisikan sebagai ketidakmampuan untuk memenuhi standar

hidup minimum. Sementara menurut Badan Pusat Statistik (2007) kemiskinan

didefinisikan sebagai pola konsumsi yang setara dengan beras 320 kg/kapita/tahun

dipedesaan dan 480 kg beras/kapita/tahun. Sedangkan Kemiskinan sebagaimana

yang dirumuskan dalam konferensi ILO tahun 1976 adalah sebagai minimnya

kebutuhan dasar. Kebutuhan dasar menurut konferensi itu dirumuskan sebagai

berikut :

1. Kebutuhan minimum dari suatu keluarga akan konsumsi privat (pangan,

sandang, papan dan sebagainya).

2. Pelayanan esensial atas konsumsi kolektif yang disediakan oleh dan untuk

komunitas pada umumnya (air minum sehat, sanitasi, tenaga listrik,

angkutan umum, dan fasilitas kesehatan dan pendidikan).

3. Partisipasi masyarakat dalam pembuatan keputusan yang mempengaruhi

mereka

4. Terpenuhinya tingkat absolut kebutuhan dasar dalam kerangka kerja yang

lebih luas dari hak-hak dasar manusia.

5. Penciptaan lapangan kerja (employment) baik sebagai alat maupun tujuan

dari strategi kebutuhan dasar.

Arti kemiskinan manusia secara umum adalah “kurangnya kemampuan esensial

manusia terutama dalam hal “ke-melek-huruf-an” (kemampuan membaca;literacy)

serta tingkat kesehatan dan gizi”. Selain itu diartikan pula sebagai kurangnya

pendapatan sehingga tidak mampu memenuhi kebutuhan konsumsi minimum

Nugroho & Dahuri, 2004:165-168 menyatakan kemiskinan merupakan

kondisi absolut dan relatif yang menyebabkan seseorang atau kelompok

masyarakat dalam suatu wilayah tidak mempunyai kemampuan untuk mencukupi

Page 4: Makalah tentang Kemiskinan

kebutuhan dasarnya sesuai dengan tata nilai atau norma tertentu yang berlaku di

dalam masyarakat karena sebab-sebab natural, kultural dan struktural.

Kemiskinan natural

Disebabkan keterbatasan kualitas sumber daya alam maupun sumber daya

manusia. Kemiskinan kultural merupakan suatu kondisi kemiskinan yang

terjadi karena dari awalnya memang miskin. Kelompok masyarakat

tersebut menjadi miskin karena tidak memiliki sumberdaya yang memadai

baik sumberdaya alam, sumberdaya manusia maupun sumberdaya

pembangunan, atau kalaupun mereka ikut serta dalam pembangunan,

mereka hanya mendapat imbalan pendapatan yang rendah. kemiskinan

natural adalah kemiskinan yang disebabkan oleh faktor-faktor alamiah

seperti karena cacat, sakit, usia lanjut atau karena bencana alam.

Kemiskinan struktural disebabkan secara langsung maupun tidak langsung

oleh berbagai kebijakan, peraturan, dan keputusan dalam pembangunan,

kemiskinan ini umumnya dapat dikenali dari transformasi ekonomi yang

berjalan tidak seimbang. Kemiskinan structural adalah kemiskinan yang

disebabkan oleh factor - faktor buatan manusia seperti kebijakan ekonomi

yang tidak adil, distribusi asset produksi yang tidak merata, korupsi dan

kolusi serta tatanan ekonomi dunia yang cenderung menguntungkan

kelompok masyarakat tertentu. Munculnya kemiskinan struktural

disebabkan karena berupaya menanggulangi kemiskinan natural, yaitu

dengan direncanakan bermacam-macam program dan kebijakan. Namun

karena pelaksanaannya tidak seimbang, pemilikan sumber daya tidak

merata, kesempatan yang tidak sama menyebabkan keikutsertaan

masyarakat menjadi tidak merata pula,sehingga menimbulkan struktur

masyarakat yang timpang. Masalah-masalah kemiskinan tersebut di atas

sebagai suatu “lingkaran setan kemiskinan” yang meliputi enam unsur,

yaitu : Keterbelakangan, Kekurangan modal, Investasi rendah, Tabungan

rendah, Pendapatan rendah, Produksi rendah.

Kemiskinan kultural

Page 5: Makalah tentang Kemiskinan

Adalah kemiskinan yang lebih banyak disebabkan sikap individu dalam

masyarakat yang mencerminkan gaya hidup, perilaku, atau budaya yang

menjebak dirinya dalam kemiskinan. Kemiskinan kultural merupakan

suatu kondisi kemiskinan yang terjadi karena kultur, budaya atau adat

istiadat yang dianut oleh suatu kelompok masyarakat. Kemiskinan kultural

mengacu pada sikap hidup seseorang atau kelompok masyarakat yang

disebabkan oleh gaya hidup, kebiasaan hidup dan budaya di mana mereka

merasa hidup berkecukupan dan tidak merasa kekurangan. Kelompok

masyarakat seperti ini tidak mudah untuk diajak berpartisipasi dalam

pembangunan, tidak mau berusaha untuk memperbaiki dan merubah

tingkat kehidupannya. Akibatnya tingkat pendapatan mereka rendah

menurut ukuran yang dipakai secara umum. Penyebab kemiskinan ini

karena faktor budaya seperti malas, tidak disiplin, boros dan lain-lainnya.

Dengan kata lain, seseorang dikatakan miskin jika dan hanya jika tingkat

pendapatannya tidak memungkinkan orang tersebut untuk mentaati tata nilai dan

norma dalam masyarakatnya.Definisi kemiskinan tidak hanya berdasarkan tingkat

pendapatan, tapi juga mencakup ketidakmampuan di bidang kesehatan,

pendidikan dan perumahan.

Kemiskinan Absolut Dan Kemiskinan Relatif

Kemiskinan dapat dipahami sebagai suatu kondisi yang bersifat absolut bila

kondisi seseorang atau suatu rumah tangga diperbandingkan dengan suatu standar

tertentu tanpa memperhitungkan kondisi masyarakat secara umum.

Sedangkan kemiskinan dapat juga dipandang sebagai suatu kondisi yang

bersifat relatif bila kondisi seseorang atau suatu rumah tangga diperbandingkan

dengan taraf hidup masyarakat sekitarnya.

Jika menggunakan standar absolut, standar kemiskinan konsumsi (garis

kemiskinan) dihitung berdasarkan nilai uang yang dibutuhkan untuk membayar

jumlah kalori minimal yang dibutuhkan untuk hidup layak dan kebutuhan non-

makanan tertentu tanpa memperhitungkan tingkat konsumsi seluruh penduduk. Di

Page 6: Makalah tentang Kemiskinan

Indonesia, angka kemiskinan absolut dihitung menggunakan garis kemiskinan (GK).

GK adalah ukuran atau indikator kesejahteraan yang menunjukkan kemampuan daya

beli yang sama dari tahun ke tahun. Kemiskinan absolut ini paling sesuai untuk

digunakan dalam pemantauan program penanggulangan kemiskinan antar waktu.

Jika menggunakan standar relatif, standar kemiskinan akan dihitung

berdasarkan tingkat kemakmuran masyarakat secara umum. Tentunya standar ini

akan berubah antar-waktu dan antar-tempat. Kemiskinan relatif ini sangat relevan

khususnya apabila Pemerintah dihadapkan pada keterbatasan sumber daya dan

program penanggulangan kemiskinan hanya difokuskan pada segmen termiskin

tertentu, misalnya pada 10% atau 20% termiskin dari populasi. Pada saat inilah

pendekatan kemiskinan relatif lebih tepat untuk digunakan. Berbeda tujuan dengan

kemiskinan absolut yang digunakan untuk evaluasi naik-turunnya tingkat kemiskinan,

pendekatan kemiskinan relatif ditujukan sebagai dasar perhitungan atau pertimbangan

dalam mendesain program yang ditargetkan untuk membantu masyarakat miskin.

Pada taraf yang lebih luas tujuan segmentasi kemiskinan dalam pendekatan

relatif adalah untuk menyediakan informasi yang lebih akurat mengenai kondisi

distribusi kemiskinan saat ini agar dapat digunakan oleh program penargetan

kemiskinan dalam menyusun strategi dan jumlah target yang sesuai antara anggaran

dan kebutuhan tiap tingkatan masyarakat atau dapat juga dimanfaatkan untuk

menyusun strategi pembangunan pada setiap level pemerintahan, dari pusat hingga

daerah.

Indikator-indikator kemiskinan sebagaimana di kutip dari Badan Pusat Statistika,

antara lain sebagi berikut:

1. Ketidakmampuan memenuhi kebutuhan konsumsi dasar (sandang, pangan dan

papan).

2. Tidak adanya akses terhadap kebutuhan hidup dasar lainnya (kesehatan,

pendidikan, sanitasi, air bersih dan transportasi).

3. Tidak adanya jaminan masa depan (karena tiadanya investasi untuk

pendidikan dan keluarga).

Page 7: Makalah tentang Kemiskinan

4. Kerentanan terhadap goncangan yang bersifat individual maupun massa.

5. Rendahnya kualitas sumber daya manusia dan terbatasnya sumber daya alam.

6. Kurangnya apresiasi dalam kegiatan sosial masyarakat.

7. Tidak adanya akses dalam lapangan kerja dan mata pencaharian yang

berkesinambungan.

8. Ketidakmampuan untuk berusaha karena cacat fisik maupun mental.

9. Ketidakmampuan dan ketidaktergantungan sosial (anak-anak terlantar, wanita

korban kekerasan rumah tangga, janda miskin, kelompok marginal dan

terpencil).

Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya Kemiskinan

1. Pengangguran

Semakin banyak pengangguran, semakin banyak pula orang-orang miskin

yang ada di sekitar. Karena pengangguran atau orang yang menganggur tidak

bisa mendapatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Padahal

kebutuhan setiap manusia itu semakin hari semakin bertambah. Selain itu

pengangguran juga menimbulkan dampak yang merugikan bagi masyarakat,

yaitu pengangguran dapat menjadikan orang biasa menjadi pencuri,

perampok, dan pengemis yang akan meresahkan masyarakat sekitar.

2. Tingkat pendidikan yang rendah

Tidak adanya keterampilan, ilmu pengetahuan, dan wawasan yang lebih,

masyarakat tidak akan mampu memperbaiki hidupnya menjadi lebih baik.

Karena dengan pendidikan masyarakat bisa mengerti dan memahami

bagaimana cara untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi kehidupan

manusia. Dengan belajar, orang yang semula tidak bisa menjadi bisa, salah

menjadi benar, dsb. Maka dengan tingkat pendidikan yang rendah masyarakat

akan dekat dengan kemiskinan.

3. Bencana Alam

Banjir, tanah longsor, gunung meletus, dan tsunami menyebabkan gagalnya

panen para petani, sehingga tidak ada bahan makanan untuk dikonsumsi dan

Page 8: Makalah tentang Kemiskinan

dijual kepada penadah atau koperasi. Kesulitan bahan makanan dan

penghasilan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari tidak dapat terpenuhi.

Langkah - Langkah Mengatasi Masalah Kemiskinan :

Untuk itu kiranya pemerintah perlu membuat ketegasan dan kebijakan yang lebih

membumi dalam rangka menyelesaikan masalah kemiskinan ini. Beberapa langkah

yang bisa dilakukan diantaranya adalah :

1. menciptakan lapangan kerja yang mampu menyerap banyak tenaga kerja

sehingga mengurangi pengangguran. Karena pengangguran adalah salah satu

sumber penyebab kemiskinan terbesar di indonesia.

2. Memberikan subsidi pada kebutuhan pokok manusia, sehingga setiap

masyarakat bisa menikmati makanan yang berkualitas. Hal ini berdampak

pada meningkatnya angka kesehatan masyarakat.

3. Menghapuskan korupsi.

Sebab korupsi adalah salah satu penyebab layanan masyarakat tidak berjalan

sebagaimana mestinya. Hal inilah yang kemudian menjadikan masyarakat

tidak bisa menikmati hak mereka sebagai warga negara sebagaimana

mestinya.

4. Menggalakkan program zakat.

Di indonesia, islam adalah agama mayoritas. Dan dalam islam ajaran zakat

diperkenalkan sebagai media untuk menumbuhkan pemerataan kesejahteraan

di antara masyarakat dan mengurangi kesenjangan kaya-miskin. Potensi

zakat di indonesia, ditengarai mencapai angka 1 triliun setiap tahunnya. Dan

jika bisa dikelola dengan baik akan menjadi potensi besar bagi terciptanya

kesejahteraan masyarakat.

5. Menjaga stabilitas harga bahan kebutuhan pokok.

Fokus program ini bertujuan menjamin daya beli masyarakat miskin/keluarga

miskin untuk memenuhi kebutuhan pokok terutama beras dan kebutuhan

pokok utama selain beras. Program yang berkaitan dengan fokus ini seperti :

Penyediaan cadangan beras pemerintah 1 juta ton

Page 9: Makalah tentang Kemiskinan

Stabilisasi/kepastian harga komoditas primer

6. Meningkatkan akses masyarakat miskin kepada pelayanan dasar. Fokus

program ini bertujuan untuk meningkatkan akses penduduk miskin

memenuhi kebutuhan pendidikan, kesehatan, dan prasarana dasar.

7. Menyempurnakan dan memperluas cakupan program pembangunan berbasis

masyarakat. Program ini bertujuan untuk meningkatkan sinergi dan

optimalisasi pemberdayaan masyarakat di kawasan perdesaan dan perkotaan

serta memperkuat penyediaan dukungan pengembangan kesempatan

berusaha bagi penduduk miskin.

KEBIJAKSANAAN DALAM PENGENTASAN KEMISKINAN

Mengingat adanya dua bentuk kemiskinan yaitu Kemiskinan Absolut (Absolute

Poverty) dan Kemiskinan Relatif (Relative Poverty) maka pemerintah perlu

menetapkan kebijaksanaan (policy; political will), strategi maupun program-program

yang spesifik untuk mengentaskan kedua bentuk kemiskinan tersebut. Kemiskinan

Absolut harus dilihat sebagai prioritas, darurat (emergency) sifatnya dan memerlukan

penanganan jangka pendek sampai menengah, karena biasanya permasalahan yang

dihadapi tidak dapat menunggu terlalu lama dan membutuhkan program-program

yang bersifat dadakan (crash program) Sedangkan pengentasan Kemiskinan Relatif

memerlukan kebijaksanaan, strategi, dan program-program yang konsisten untuk

jangka panjang, karena berkaitan dengan mengubah dan memelihara pemerataan

distribusi pendapatan.

1) Pengentasan Kemiskinan Absolut.

Pengentasan Kemiskinan Absolut kerapkali bergelut dengan upaya untuk

membebaskan masyarakat dari sindrom-sindrom kemiskinan. Sindrom

kemiskinan di sini meliputi kondisi gizi dan kesehatan yang buruk,

pendidikan/pengetahuan umum yang sangat minimal, sampai kepada sikap mental

berupa keputusasaan, perilaku menyimpang yang bisa berimplikasi kriminalitas.

Sindrom-sindrom tadi pada tahap awal memerlukan crash program yang sifat

Page 10: Makalah tentang Kemiskinan

rehabilitative. Dengan kata lain, kondisi gizi dan kesehatannya harus dipulihkan,

pendidikan/pengetahuan umumnya ditingkatkan, dan sikap mentalnya diperbaiki.

Selanjutnya dibutuhkan upaya-upaya pemberdayaan (empowerment) yang

bertujuan meningkatkan potensi kemandiriannya sehingga kembali menjadi

manusia yang produktif.

2) Pengentasan Kemiskinan Relatif.

Sesungguhnya Kemiskinan Relatif tidaklah mungkin dapat dientaskan. Hal yang

mungkin dilakukan adalah mempersempit kesenjangan antara Kelompok-

kelompok Pendapatan (Income Group) melalui kebijaksanaan pemerintah dan

instrumen-intrumen makro ekonomi. Harus diakui bahwa pada negara-negara

yang menganut sistem ekonomi pasar (market economy), kebijaksanaan dan

instrumen-instrumen untuk itu agak sulit untuk diterapkan. Karena maksud-

maksud untuk pemerataan pendapatan seringkali berbenturan dengan kepentingan

untuk pertumbuhan ekonomi itu sendiri. Hal ini bisa diamati pada negara-negara

sedang berkembang di mana pembangunan ekonomi justru menyebabkan yang

kaya semakin kaya dan sebaliknya yang miskin semakin miskin (ter-

proletarianisasi, ter-marjinalisasi).

Menurut Todaro (1995: pp 174-175) usaha-usaha memperbaiki distribusi

pendapatan masyarakat di negara-negara sedang berkembang dapat ditempuh

melalui campur tangan pemerintah yang meliputi:

Mengubah distribusi pendapatan secara fungsional melalui pola kebijakan

untuk mengubah harga-harga faktor secara positif. Misalnya meningkatkan

gaji pegawai negeri, menetapkan upah minimum bagi para pekerja (buruh),

kemudahan investasi, keringanan pajak, subsidi tingkat bunga, keringanan bea

masuk, dan sebagainya.

Mengubah distribusi pendapatan melalui redistribusi progresif pemilikan

harta. Contoh klasik dan ektrim tentang hal ini adalah Reformasi Lahan (Land

Reform). Namun bentuk reformasi lain sebenarnya cukup luas seperti

memprioritaskan kredit komersil maupun bersubsidi bagi pengusaha-

pengusaha kecil, memberi kesempatan kepada para pekerja untuk turut

Page 11: Makalah tentang Kemiskinan

memiliki saham pada perusahaan, serta pemberdayaan lembaga-lembaga

ekonomi rakyat seperti koperasi, dan lain sebagainya.

Mengubah distribusi pendapatan golongan atas melalui pajak pendapatan dan

kekayaan yang progresif. Dalam hal ini beban pajak dibuat sedemikian rupa

sehingga beban yang lebih berat akan dikenakan pada golongan yang

berpenghasilan tinggi.

Mengubah distribusi pendapatan golongan lemah melalui pembayaran

tunjangan dan penyediaan barang dan jasa pemerintah. Misalnya , proyek-

proyek kesehatan masyarakat di desa-desa dan di daerah-daerah pinggiran

kota, pemberian makan siang bagi anak-anak sekolah, perbaikan gizi anak-

anak balita, pemberian air bersih serta listrik di pedesaan, tunjangan dan

subsidi pangan bagi daerah-daerah pinggiran kota dan pedesaan yang miskin.

Masalah kemiskinan di Indonesia sarat sekali hubungannya dengan rendahnya

tingkat Sumber Daya Manusia (SDM). dibuktikan oleh rendahnya mutu kehidupan

masyarakat Indonesia meskipun kaya akan Sumber Daya Alam (SDA). ini

mempunyai peran yang sangat signifikan untuk mengentaskan atau menjerumuskan

masyarakat dari kemiskinan. Sebab ketika meningkatnya peran keikutsertaan

pemerintah daerah dalam penanggulangan kemiskinan. maka tidak mustahil dalam

jangka waktu yang relatif singkat kita akan bisa mengentaskan masyarakat dari

kemiskinan pada skala nasional terutama dalam mendekatkan pelayanan dasar bagi

masyarakat. Akan tetapi ketika pemerintah daerah kurang peka terhadap keadaan

lingkungan sekitar, hal ini sangat berpotensi sekali untuk membawa masyarakat ke

jurang kemiskinan, serta bisa menimbulkan bahaya laten dalam skala Nasional.

Kebijakan dan Program Penuntasan Kemiskinan Upaya penanggulangan kemiskinan

Indonesia telah dilakukan dan menempatkan penanggulangan kemiskinan sebagai

prioritas utama kebijakan pembangunan nasional. Kebijakan kemiskinan merupakan

prioritas Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) 2004-2009 dan

dijabarkan lebih rinci dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP) setiap tahun serta

Page 12: Makalah tentang Kemiskinan

digunakan sebagai acuan bagi kementrian, lembaga dan pemerintah daerah dalam

pelaksanaan pembangunan tahunan. Sebagai wujud gerakan bersama dalam

mengatasi kemiskinan dan mencapai Tujuan pembangunan Milenium, Strategi

Nasional Pembangunan Kemiskinan (SPNK) telah disusun melalui proses partisipatif

dengan melibatkan seluruh stakeholders pembangunan di Indonesia. Sebagai dasar

arus utama penanggulangan kemiskinan di daerah dan mendorong gerakan sosial

dalam mengatasi kemiskinan. Adapun langkah jangka pendek yang diprioritaskan

antara lain sebagai berikut:

a. Mengurangi kesenjangan antar daerah dengan;

(i) Penyediaan sarana-sarana irigasi, air bersih dan sanitasi

dasar terutama daerah-daerah langka sumber air bersih.

(ii) Pembangunan jalan, jembatan, dan dermaga daerah-

daerah tertinggal.

(iii) Redistribusi sumber dana kepada daerah-daerah yang

memiliki pendapatan rendah dengan instrumen Dana

Alokasi Khusus (DAK) .

b. Perluasan kesempatan kerja dan berusaha dilakukan melalui bantuan dana

stimulan untuk modal usaha, pelatihan keterampilan kerja dan

meningkatkan investasi dan revitalisasi industri.

c. Khusus untuk pemenuhan sarana hak dasar penduduk miskin diberikan

pelayanan antara lain

(i) Pendidikan gratis sebagai penuntasan program belajar 9

tahun termasuk tunjangan bagi murid yang kurang

mampu

(ii) Jaminan pemeliharaan kesehatan gratis bagi penduduk

miskin di puskesmas dan rumah sakit kelas tiga.

Di bawah ini merupakan contoh dari upaya mengatasi kemiskinan di

Indonesia.

Page 13: Makalah tentang Kemiskinan

Contoh dari upaya kemiskinan adalah di propinsi Jawa Barat tepatnya di

Bandung dengan diadakannya Bandung Peduli yang dibentuk pada tanggal 23 – 25

Februari 1998. Bandung Peduli adalah gerakan kemanusiaan yang memfokuskan

kegiatannya pada upaya menolong orang kelaparan, dan mengentaskan orang-orang

yang berada di bawah garis kemiskinan. Dalam melakukan kegiatan, Bandung Peduli

berpegang teguh pada wawasan kemanusiaan, tanpa mengindahkan perbedaan suku,

ras, agama, kepercayaan, ataupun haluan politik. Oleh karena sumbangan dari para

dermawan tidak terlalu besar bila dibandingkan dengan permasalahan kelaparan dan

kemiskinan yang dihadapi, maka Bandung Peduli melakukan targetting dengan

sasaran bahwa orang yang dibantu tinggal di Kabupaten/ Kotamadya Bandung, dan

mereka yang tergolong fakir. Golongan fakir yang dimaksud adalah orang yang

miskin sekali dan paling miskin bila diukur dengan “Ekuivalen Nilai Tukar Beras”.

KESIMPULAN

Page 14: Makalah tentang Kemiskinan

Kemiskinan dapat didefinisikan sebagai ketidakmampuan untuk memenuhi standar

hidup minimum. Kemiskinan merupakan kondisi absolut dan relatif yang

menyebabkan seseorang atau kelompok masyarakat dalam suatu wilayah tidak

mempunyai kemampuan untuk mencukupi kebutuhan dasarnya sesuai dengan tata

nilai atau norma tertentu yang berlaku di dalam masyarakat. Secara garis besar factor

– factor penyebab kemiskinan yaitu pegangguran, tingkat pendidikan dan bencana

alam yang tidak terduga. Masalah dasar pengentasan kemiskinan bermula dari sikap

pemaknaan kita terhadap kemiskinan. Kemiskinan adalah suatu hal yang alami dalam

kehidupan. Dalam artian bahwa semakin meningkatnya kemajuan ilmu pengetahuan

dan teknologi maka kebutuhan pun akan semakin banyak. Pengentasan masalah

kemiskinan bukan hanya kewajiban dari pemerintah, melainkan masyarakat pun harus

menyadari bahwa penyakit sosial ini adalah tugas dan tanggung jawab bersama

pemerintah dan masyarakat.

SARAN

Dalam menghadapi kemiskinan di zaman global diperlukan usaha-usaha yang lebih

kreatif, inovatif, dan eksploratif. Selain itu, globalisasi membuka peluang untuk

meningkatkan partisipasi masyarakat Indonesia yang unggul untuk lebih eksploratif.

Di dalam menghadapi zaman globalisasi ke depan mau tidak mau dengan

meningkatkan kualitas SDM dalam pengetahuan, wawasan, skill, mentalitas, dan

moralitas yang standarnya adalah standar global.

kemiskinan disampaikan oleh beberapa ahli atau lembaga, diantaranya adalah BAPPENAS

(1993) mendefisnisikan keimiskinan sebagai situasi serba kekurangan yang terjadi bukan

Page 15: Makalah tentang Kemiskinan

karena kehendak oleh si miskin, melainkan karena keadaan yang tidak dapat dihindari

dengan kekuatan yang ada padanya. Levitan (1980) mengemukakan kemiskinan adalah

kekurangan barang-barang dan pelayanan-pelayanan yang dibutuhkan untuk mencapai

suatu standar hidup yang layak. Faturchman dan Marcelinus Molo (1994) mendefenisikan

bahwa kemiskinan adalah ketidakmampuan individu dan atau rumah tangga untuk

memenuhi kebutuhan dasarnya. Menurut Ellis (1994) kemiskinan merupakan gejala

multidimensional yang dapat ditelaah dari dimensi ekonomi, sosial politik. Menurut

Suparlan (1993) kemiskinan didefinisikan sebagai suatu standar tingkat hidup yang rendah,

yaitu adanya suatu tingkat kekurangan materi pada sejumlah atau segolongan orang

dibandingkan dengan standar kehidupan yang umum berlaku dalam masyarakat yang

bersangkutan. Reitsma dan Kleinpenning (1994) mendefisnisikan kemiskinan sebagai

ketidakmampuan seseorang untuk memenuhi kebutuhannya, baik yang bersifat material

maupun non material. Friedman (1979) mengemukakan kemiskinan adalah ketidaksamaan

kesempatan untuk memformulasikan basis kekuasaan sosial, yang meliptui : asset (tanah,

perumahan, peralatan, kesehatan), sumber keuangan (pendapatan dan kredit yang

memadai), organisiasi sosial politik yang dapat dimanfaatkan untuk mencapai kepentingan

bersama, jaringan sosial untuk memperoleh pekerjaan, barang atau jasa, pengetahuan dan

keterampilan yang memadai, dan informasi yang berguna. Dengan beberapa pengertian

tersebut dapat diambil satu poengertian bahwa kemiskinan adalah suatu situasi baik yang

merupakan proses maupun akibat dari adanya ketidakmampuan individu berinteraksi

dengan lingkungannya untuk kebutuhan hidupnya.