makalah teknologi benih lanjutan
DESCRIPTION
pepayaTRANSCRIPT
MAKALAH PRODUKSI DAN PENYIMPANAN
BENIH
“Pemanenan dan Penyimpanan Pepaya”
Disusun oleh:
Farensa Ikman Dedi S (H0710046)
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2013
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara tropis yang kaya akan jenis buah dan sayur.
Iklim tropis Indonesia sesuai untuk budidaya buah dan sayur secara optimal.
Salah satu komoditas buah yang memiliki potensi untuk dioptimalkan adalah
papaya. Pepaya memiliki kandungan gizi lengkap yang baik untuk kesehatan
dan pencernaan. Selain itu, papaya merupakan komoditas pertanian yang
harganya cukup murah sehingga dapat dijangkau oleh semua lapisan
masyarakat.
Pepaya (Carica papaya L) merupakan tanaman daerah tropis. Meskipun
bukan merupakan tanaman asli Indonesia, namun papaya sudah tersebar dan
berkembang di seluruh pelosok tanah air. Pepaya berasal dari Meksiko dan
Kosta Rica yang dibawa oleh pedagang Spanyol hingga ke benua Asia. Pada
saat ini tanaman papaya sudah dikembangkan di 26 provinsi di Indonesia.
Hampir setiap daerah, papaya memiliki nama yang berbeda antara lain : pante
(Aceh), tela (Batak), panancane (Minangkabau), betik (Palembang), punti
kayu (Lampung), gedang (Jawa Barat dan Bali), kates (Jawa Tengah, Jawa
Timur, dan Madura).
Sifat buah papaya yang tidak tahan lama dan mudah busuk membutuhkan
penanganan baik saat panen maupun pasca panen. Untung beberapa
kepentingan, yang bertujuan menghasilkan produk buah papaya yang segar
dan siap konsumsi perlu diadakan penentuan waktu petik, penanganan buah
matang sega, pengemasan buah, pengelolaan produk pangan hingga
penyimpanan.
2. Taksonomi dan Morfologi
Tanaman papaya memiliki taksonomi dan morfologi sebagai berikut.
a. Taksonomi
Dalam sistematika tumbuh-tumbuhan, tanaman papaya dapat
diklasifikasikan sebagai berikut.
Kingdom : Plantae (tumbuh-tumbuhan)
Divisi : Spermatophyta (tumbuhan berbiji)
Sub divisi : Angiospermae (biji tertutup)
Kelas : Dicotyledonae (biji berkeping dua)
Ordo : Caricales
Famili : Caricaceae
Spesies : Carica papaya L
b. Morfologi
Menurut Lies (2005) tanaman papaya jika dilihat dari bentuk dan
susunan tubuh bagian luar termasuk tanaman perdu. Namun, apabila ditinjau
dari umur hingga sampai saat berbunga dapat dikatagorikan sebagai tanaman
buah semusim walaupun pada kenyataanya dapat hidup 2 tahun atau bahkan
lebih.
1) Jenis Bunga
Berdasarkan jenis bunga yang dimiliki, tanaman papaya dapat
dibedakan menjadi tiga jenis yaitu:
a) Tanaman papaya betina
b) Tanaman papaya jantan
c) Tanaman papaya sempurna
2) Sistem Perakaran
Tanaman papaya memiliki system perakaran berupa akar tunggang
dan akar cabang yang tumbuh mendatar ke semua arah pada
kedalaman 1 meter atau lebih dan menyebar sekita 60 cm – 150 cm
dari pusat batang
3) Batang
Batang tanaman papaya berbentuk bulat lurus, berbuku-buku,
berongga dibagian tengahnya dan tidak berkayu.
4) Daun
Daun papaya bertulang menjalar (palmineus) dengan warna hijau tua
pada bagian atasnya dan hijau muda bada bagian bawahnya
5) Bunga
Tanaman papaya memiliki tiga jenis bunga sebagai berikut :
a) Bunga Betina (Pestitate)
Bunga betina tidak memiliki benang sari sehingga hanya dapat
menjadi buah apabila diserbuk oleh bunga jantan dari tanaman
lain. Bentuk buah yang dihasilkan bulat atau bulat telur dengan
tepi yang tidak rata.
b) Bunga Jantan
Bunga jantan tidak dapat menghasilkan buah sendiri dengan
demikian, keberadaanya hanya berguna bagi bunga betina yang
tumbuh dipohon lain.
c) Bunga Sempurna
Dalam tiap kuntum bunga sempurna terdapat putik, bakal buah,
dan benang sari. Bentuk buah yang dihasilkan pada umumnya
bulat panjang/lonjong.
3. Budidaya
Tanaman papaya mudah beradaptasi dengan lingkungan. Budidaya
tanaman papaya akan berhasil apabila kebutuhan hidup dan kebutuhan
berproduksinya terpenuhi.
a. Lokasi dan Syarat Tumbuh
Tanaman pepaya dapat tumbuh di daerah yang memiliki ketinggian 0 m
sampai 1500 m diatas pemukaan laut (dpl). Disamping itu, pada
dasarnya tanaman papaya memiliki toleransi yang cukup tinggi
terhadap suhu udara dan intensitas sinar matahari. Namun demikian,
daerah yang paling cocok untuk berproduksi adalah yang memenuhi
persyaratan sebagai berikut.
1) Memiliki ketinggian 0 m – 700 m dpl
2) Memiliki suhu udara 260 C - 270 C
3) Memiliki curah hujan 1000mm-1500mm/thn
4) Merupakan tempat yang terbuka dan mendapatkan sinar matahari
penuh.
5) Memiliki pH tanah 6-7
c. Bibit Tanaman
Bibit tanaman papaya berupa biji – biji yang dapat disemaikan, Biji yang
digunakan sebagai bibit dapat dibeli atau diperoleh sendiri dari buah yang
masak di pohon dan berasal dari varietas unggul. Benih yang baik untuk
disemai harus memiliki viabilitas dan vigor yang tinggi.
d. Penanaman
e. Pemeliharaan yang mencakup pemangkasan dan pemupukan
BAB II
PEMBAHASAN
1. PANEN
Pepaya harus dipanen pada saat yang tepat sesuai tingkat kematangan
sehingga buah yang dipanen akan matang secara normal dan menghasilkan
buah dengan aroma dan rasa yang bagus. Beberapa tanda yang bisa
digunakan untuk menentukan kematangan buah yaitu: perubahan warna kulit,
lama waktu dari saat bunga mekar, perubahan tekstur daging buah, perubahan
bobot buah, dan perubahan komposisi kimianya. Perubahan warna kulit
biasanya digunakan oleh petani dan pedagang.
Tingkat kematangan ditentukan oleh derajat warna kuning yang terlihat
dan pemanenan dilakukan tergantung tujuan pasar. Buah papaya yang masih
hijau (muda) dapat dipanen untuk dijadikan sayur. Buah-buah yang akan
dikirim ke pasar yang jauh biasanya dipanen pada keadaan setengah matang
saat warna kulit buah baru sedikit menggurat kuning. Pada tingkat warna ini,
buah dapat bertahan lebh lama (tidak cepat busuk). Untuk keperluan benih
buah papaya dibiarkan hingga matang seluruhnya agar benih siap tanam
seluruhnya.
1.1. Ciri dan Umur Panen
Buah papaya umumnya dipetik pada umur 163 hari terhitung mulai
saat bunga mekar. Menurut Anggoro (2001) buah papaya yang matang
ditandai perubahan warna kuning pada buah 25% secara keseluruhan.
Namun untuk pengangkutan jarak jauh buah dapat dipanen lebih awal
tetapi jangan terlalu muda. Ciri lain yaitu getah pada tangkai buah yang
semula putih pekat berubah menjadi encer dan bening. Tangkai buah
berubah kuning. Terdapat garis-garis kuning pada ujung buah. Saat
pemetikan sangat berpengaruh terhadap kualitas mutu buah serta rasa.
Cara pemetikan buah sebaiknya dilakukan dengan hati-hati, sebisa
mungkin diusahakan agar tidak sampai jatuh atau menimbulkan luka
pada kulit buah karena dapat mempercepat pembusukan.
Adapun indek warna kulit sebagai berikut :
1 Hijau penuh
2 Hijau dengan gurat kuning
3 Lebih banyak hijau daripada kuning
4 Lebih banyak kuning daripada hijau
5 Kuning dengan gurat hijau
6 Kuning penuh
1.2. Cara Panen
Pada tanaman yang masih pendek, panen dilakukan dengan cara
dipetik langsung menggunakan tangan. Sementara, pada tanaman yang
lebih tinggi pemanenan dapat dilakukan dengan menggunakan alat bantu
berupa bambu panjang dengan pisau dan keranjang pada bagian
ujungnya. Usahakan tidak menimbulkan luka atau memar pada buah.
1.3. Periode Panen
Pemanenan selanjutnya dilakukan 7-10 hari sekali tergantung
tingkat kematangan buah, permintaan pasar, dan pemanfaatan (tujuan
panen : buah sayur, bahan manisan, buah meja/segar).
1.4. Prakiraan Produksi
Produktivitas papaya umumnya di atas 70 t / ha ukuran buah
sedang dengan bobot rata-rata 1,2 kg/buah. Buah pepaya yang
merupakan varietas unggul Baru (VUB) dari Balai Penelitian Tanaman
Buah Tropika mampu menghasilkan produksi yang lebih dengan keadaan
lingkungan yang optimum. Produksi buah pepaya di Indonesia cenderung
meningkat dari tahun ke tahun hingga mencapai 643.451 ton per tahun.
2. PASCA PANEN
Setelah pepaya dipetik biasanya dilakukan proses lanjutan yang
merupakan serangkaian kegiatan yang berkaitan menjaga mutu buah dan
akhirnya produk siap disimpan atau dipasarkan.
a. Pengumpulan
Setelah dipanen buah diletakan disuatu tempat yang cukup dekat dari
lokasi dan diberi alas plastik/ koran atau apa saja hingga buah terhindar
dari kerusakan. Hal ini akan memudahkan untuk proses penyortiran dan
pengangkutan.
b. Penyortiran dan Penggolongan
Pilihlah buah secara selektif, perhatikan bentuk, warna dan ukuran.
Tempatkan buah pada kelompoknya masing-masing, misalnya:
berdasarkan tingkat kemasakan kelompok A adalah buah yang belum
masak, kelompok B buah yang sudah siap dimasak, kelompok C buah
yang cacat dan seterusnya. Sehingga akan mempermudah
mengklasifikasikan (Suketi et al. 2010).
Pepaya segar digolongkan dalam 4 ukuran yaitu kelas A, B, C dan D
berdasarkan berat tiap buah, yang masing masing digolongkan dalam 3
jenis mutu.
Kelas A : Berat per buah 2,5 kg – 3,0 kg
Kelas B : Berat per buah 1,8 kg – 2,4 kg
Kelas C : Berat per buah 1,5 kg – 1,7 kg
Kelas D : Berat per buah < 1,5 kg atau > 3 kg
c. Pengemasan dan Perlakuan
Untuk menghindari buah menjadi lecet atau terluka dalam
pendistribusiannya, masing-masing buah perlu dikemas atau dibungkus
kertas koran atau dikemas dalam dos/karton. Untuk pasar ekspor, pepaya
dibungkus busa polyurethane putih untuk menjaga buah dari memar
karena benturan selama dalam perjalanan. Setelah masig-masing buah
dibungkus, kemudian dimasukkan ke dalam kemasan dus karton dan
disusun sedemikian rupa dengan pangkal buah berada di bawah.
Menurut Enrico (2008) buah pepaya dapat diperpanjang daya/ketahanan
simpannya dengan beberapa perlakuan, yaitu :
1. Penundaan Kematangan
Pelilinan bertujuan menghambat respirasi sehingga proses pematangan
dapat ditunda. Pelapisan dengan lilin lebah (carnauba) atau yang
direkomendasikan, caranya dicelup atau disemprot menggunakan emulsi
lilin selama 10-30 detik. Setelah itu ditiriskan dengan dikeringanginkan
atau menggunakan kipas angin.
2. Pengendalian Suhu
Suhu rendah bertujuan memperlambat laju respirasi. Dengan
menyimpan buah pepaya pada suhu 120C, masa simpan dapat mencapai 3
minggu. Penyimpanan di bawah suhu 120C akan menyebabkan chilling
injury.
3. Pengendalian Jumlah Etilen
Umumnya digunakan gas perangkap etilen seperti KMnO4. Cara ini
dapat mempertahankan daya simpan pepaya 9-12 hari. Cara lain adalah
tidak mencampur buah yang sudah matang karena mengeluarkan gas
etilen.
4. Kemasan Pengatur Udara
Tujuannya mengatur konsentrasi O2 dan CO2 dalam kemasan. Pepaya
dimasukkan ke plastik berpori (Low Density Poly Ethylene - LDPE).
d. Penyimpanan dan Pengangkutan
Buah pepaya sebelum didistribusikan disimpan dalam gudang atau
ruang penyimpanan. Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya proses
penurunan mutu. Pepaya sebaiknya disimpan pada ruang yang dingin,
kering dan sirkulasi udara baik. Dalam ruang penyimpanan yang baik
papaya dapat bertahan dalam keadaan segar selama 2-3 minggu.
Alat pengangkutan untuk pasar lokal biasanya tidak dilengkapi dengan
alat pendingin. Biasanya kotak pengangkut hanya dilapisi terpal untuk
mencegah agar buah tidak terkena sinar matahari langsung. Buah yang
diangkut dengan menggunakan pesawat atau mobil menggunakan
pendingin dengan suhu diatur pada 100-120 C.
3. PENYIAPAN BENIH TANAM BERIKUTNYA
Tanaman pepaya biasa diperbanyak dengan biji, ketika panen sebagian
panen dijual dan sebagian lagi dijadikan benih untuk musim tanam selajutnya.
Benih didapat dari buah papaya yang terlalu matang sehingga harga jualnya
berkurang. Benih pepaya yang baik memiliki syarat berikut:
1. Diambil dari buah yang masak penuh di pohon
2. Dari tanaman induk yang bebas dari hama dan penyakit
Biji diambil dari buahnya dengan cara memotong buah dengan pisau.
Yang dipakai sebagai benih adalah biji-biji yang terdapat di ujung buah. Biji-
biji yang terdapat pada pangkal buah dekat tangkai buah biasanya daya
kecambahnya lebih rendah dibanding yang di ujung buah. Ini yang
berpengaruh terhadap perkecambahan biji pepaya.
Sewaktu masih melekat pada buah, biji dilapisi oleh suatu lapisan kulit
biji yang berwama keputihan, lunak, dan agak bening. Biji yang akan
digunakan untuk benih atau akan disimpan harus dibersihkan dari lapisan ini.
Cara membersihkannya dapat secara langsung yaitu dengan membiarkan biji-
biji tersebut selama 2-3 hari baru kemudian dicuci dengan air sampai bersih.
Jika biji ditanam tanpa membuang lapisan lunak ini, pertumbuhannya akan
lama dan tidak seragam. Setelah bersih, biji-biji tersebut lalu dikering
anginkan. Benih yang belum digunakan perlu disimpan dengan baik.
Penyimpanan benih harus dapat menjaga daya tumbuh biji agar tetap tinggi.
Kandungan air dalam biji harus cukup rendah, yaitu kira-kira 12% karena biji
papaya merupakan benih ortodox. Simpan pada tempat yang kering, bersuhu
rendah dan terhindar dari sinar matahari.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
a. Iklim yang dikehendaki oleh sebagian besar tanaman papaya adalah tropis
dengan sinar matahari penuh
b. Pepaya tumbuh optimal pada lahan dengan ketinggian 0 m – 700 m dpl.
Memiliki suhu udara 260 C - 270 C. Curah hujan 1000mm-1500mm/thn. Tanah
dengan pH 6-7. Merupakan tempat yang terbuka dan mendapatkan sinar
matahari penuh.
c. Buah papaya umumnya dipetik pada umur 163 hari terhitung mulai saat bunga mekar.
d. Periode panen 7-10 setelah panen pertama.
e. Pepaya mampu menghasilkan 70 ton per ha.
f. Waktu panen papaya mempengaruhi mutu hasil.
g. Waktu panen disesuaikan dengan tujuan panen
h. Penyimpanan yang baik mampu memperpanjang umur simpan
i. Benih yang baik didapat di daerah ujung papaya.
j. Benih dikeringkan selama 2-3 untuk menghilangkan lapisan biji.
DAFTAR PUSTAKA
Anggoro, Slamet 2001. Penanganan Pasca Panen Buah Pepaya. J. Liptan 04/2001. Balai
Pengkaji Teknologi Pertanian Karangploso.
Enrico, Syaefullah 2008. Optimasi Keadaan Penyimpanan Buah Pepaya Sebelum
Pengeraman dengan Algoritma Genetik. J. Thesis. IPB. Bogor.
Lies, Suprapti 2005. Aneka Olahan Pepaya Mentah dan Mengkel. Kansius. Yogyakarta.
Suketi, Ketty., Roedhi Purwanto, Sriani Suji Prihati, Sobir, Winarso 2010. Studi Karakter
Mutu Buah Pepaya IPB. J.Hort. Indonesia 1(1) : 17-26.