pengertian teknologi benih

28
Pengertian Teknologi Benih Teknologi benih ialah suatu ilmu pengetahuan mengenai cara-cara untuk dapat memeperbaiki sifat-sifat genetic dan fisik dari benih, yang mencakup kegiatan-kegiatan seperti pengembangan varietas, penilaian dan pelepasan varietas, produksi benih, pengolahan, penyimpanan, pengujian serta sertifikasi benih. Benih ialah simbol dari suatu permulaan, inti dari kehidupan di alam semesta dan yang paling penting adalah kegunaannya sebagai penyambung dari kehidupan tanaman. Benih di sini ialah biji tanaman yang digunakan untuk tujuan pertanaman. Sehingga masalah teknologi benih berada dalam ruang lingkup agronomi. Agronomi sendiri diartikan sebagai suatu gugus ilmu pertanian yang mempelajari pengelolaan lapang produksi dengan segenap unsur alam (iklim, tanah, air), tanaman, hewan, dan manusia untuk mencapai produksi tanaman secara maksimal. Dalam konsep agronomi, benih dituntut untuk bermutu tinggi sebab benih harus mampu menghasilkan tanaman yang berproduksi maksimum dengan sarana teknologi yang maju. Sering petani mengalami kerugian yang tidak sedikit baik dari segi biaya maupun waktu yang berharga akibat penggunaan benih yang bermutu rendah. Oleh karena itu, meskipun pertumbuhan dan produksi tanaman sangat dipengaruhi oleh keadaan iklim dan cara bercocok tanam,

Upload: nikita-dwi-marsha

Post on 02-Jul-2015

2.414 views

Category:

Documents


72 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pengertian Teknologi Benih

Pengertian Teknologi Benih

Teknologi benih ialah suatu ilmu pengetahuan mengenai cara-cara untuk dapat

memeperbaiki sifat-sifat genetic dan fisik dari benih, yang mencakup kegiatan-kegiatan

seperti pengembangan varietas, penilaian dan pelepasan varietas, produksi benih,

pengolahan, penyimpanan, pengujian serta sertifikasi benih.

Benih ialah simbol dari suatu permulaan, inti dari kehidupan di alam semesta

dan yang paling penting adalah kegunaannya sebagai penyambung dari kehidupan

tanaman. Benih di sini ialah biji tanaman yang digunakan untuk tujuan pertanaman.

Sehingga masalah teknologi benih berada dalam ruang lingkup agronomi. Agronomi

sendiri diartikan sebagai suatu gugus ilmu pertanian yang mempelajari pengelolaan

lapang produksi dengan segenap unsur alam (iklim, tanah, air), tanaman, hewan, dan

manusia untuk mencapai produksi tanaman secara maksimal.

Dalam konsep agronomi, benih dituntut untuk bermutu tinggi sebab benih harus

mampu menghasilkan tanaman yang berproduksi maksimum dengan sarana teknologi

yang maju. Sering petani mengalami kerugian yang tidak sedikit baik dari segi biaya

maupun waktu yang berharga akibat penggunaan benih yang bermutu rendah. Oleh

karena itu, meskipun pertumbuhan dan produksi tanaman sangat dipengaruhi oleh

keadaan iklim dan cara bercocok tanam, tetapi harus diingat pentingnya pemilihan mutu

benih yang akan digunakan. Berarti benih dengan mutu tinggi sangat diperlukan karena

merupakan salah satu sarana untuk dapat menghasilkan tanaman yang berproduksi

maksimal.

A. Pemungutan/Pengumpulan Benih

Kegiatan pemungutan benih tidak kalah pentingnya dengan pemilihan

sumber benih, karena bila pemungutan benih dilakukan dengan tidak benar

maka akan diperoleh benih dengan mutu yang jelek. Semua usaha yang

dilakukan untuk mencari sumber benih yang baik akan percuma bila

pengumpulan benih tidak dilakukan dengan cara yang benar. Untuk itu perlu

juga adanya suatu regu khusus untuk pengambilan benih karena pekerja

kontrak biasanya kurang memperhatikan mutu benih mereka hanya melihat

Page 2: Pengertian Teknologi Benih

jumlahnya saja. Berikut ini diterangkan beberapa hal yang perlu diperhatikan

dan dilakukan dalam kegiatan pengumpulan benih.

1. Yang perlu dilakukan sebelum benih dikumpulkan

Tentukan waktu pengumpulan benih. Setiap jenis pohon memiliki masa

berbuah

tertentu untuk itu mengetahui masa berbunga atau berbuah perlu dilakukan

sehingga waktu panen yang tepat dapat ditentukan dengan tepat pula. Tanda-

tanda buah masak

perlu diketahui sehingga buah yang dipetik cukup masak (masak fisiologis).

Siapkan alat yang dibutuhkan untuk pengumpulan benih

2. Cara pengumpulan benih

Benih yang dikumpulkan dipermukaan tanah

Benih yang dikumpulkan dipermukaan tanah seringkali mutunya tidak

sebaik yang dikumpulkan langsung dari pohon, benih akan hilang daya

kecambahnya jika terkena sinar matahari (benih yang rekalsitran), benih akan

terserang hama/penyakit dan benih yang berkecambah.

Benih yang dikumpulkan langsung dari pohon.

Pengambilan dengan cara ini yaitu, benih yang sudah masak dipetik

langsung dengan bantuan galah/tangga, cabang yang jauh dapat ditarik dengan

tali/kait kayu. Pengambilan juga dapat dilakukan dengan cara diguncang.

Pengambilan dengan cara ini dapat menggunakan terpal/ plastik untuk

menampung benih yang jatuh.

Mutu benih yang dikumpulkan dengan cara ini sangat baik, karena dapat

memilih buah yang betul-betul matang. Setelah benih dikumpulkan dimasukkan

kedalam wadah untuk dibawah ketempat pengolahan.

3. Beri label identitas

Setiap wadah berisi buah / polong harus diberi label agar identitas benih

tetap

diketahui.

4. Penyimpanan sementara

Bila tidak mungkin untuk untuk langsung mengekstrasi biji, simpanlah

wadah yang

Page 3: Pengertian Teknologi Benih

berisi buah/polong ditempat yang kering dan dingin dengan ventilasi udara

yang baik. Jangan meletakkan wadah langsung dilantai, tetapi beri alas kayu

sehingga memungkinkan peredaran

udara dibawah wadahya, dengan demikian bagian bawahnya tidak

lembab.

B. Penanganan Benih Setelah Dikumpulkan

Penanganan benih harus dilakukan dengan baik, agar mutu benih dapat

dipertahankan.

Kegiatan penanganan benih meliputi : Sortasi buah/polong, ekstrasi

benih, pembersihan

benih, sortasi benih, pengeringan benih.

Panitia Implementasi Program NFP-FAO Regional Maluku & Maluku Utara

Pelatihan Penanaman Hutan di Maluku & Maluku Utara – Ambon, 12 – 13

Desember 2007 3

a. Sortasi buah/ polong

Sortasi buah/ polong merupakan kegiatan pemisahan buah/polong yang

susah

masak dari yang belum/kurang masak, kemudian dimasukkan kedalam wadah

yang terpisah.

b. Ekstrasi benih

Ekstrasi benih adalah proses pengeluaran benih dari buahnya/polongnya.

Cara

ekstrasi berbeda-beda tergantung dari jenis pohon, dapat dilakukan dengan

bantuan alat dan harus dilakukan dengan hati-hati untuk mencegah kerusakan

benih.

• Benih dari buah berdaging

Buah yang berdaging dibuang pericarp buahnya dengan cara merendam

buah

tersebut dalam air, sehingga daging buahnya mengembang sedang bijinya

mengendap.

• Benih dari buah kering

Benih dijemur dipanas matahari, contohnya : polong-polongan dari

Leguminoceae,

kerucut dari Coniferae, capsule dari Eucaliptus, dsb. Sehingga terbuka.

Page 4: Pengertian Teknologi Benih

c. Pembersihan dan sortasi benih

Benih yang sudah diekstrasi masih mengandung kotoran berupa sekam,

sisa

polong, ranting, sisa sayap, daging buah, tanah dan benih yang rusak, harus

dibuang untuk meningkatkan mutunya. Ada dua cara sederhana untuk

membersihkan benih yaitu:

1). Cara sederhana : manual dengan tampi/nyiru atau menggunakan

saringan.

2). Cara mekanis : menggunakan alat peniup benih (seed blower)

setelah pembersihan jika dirasa perlu dilakukan sortasi benih untuk

memilih benih

sesuai dengan ukuran.

d. Pengeringan benih

Benih yang baru diekstrasi biasanya mengandung kadar air yang cukup

tinggi, untuk itu perlu dikeringkan sebelum benih-benih itu disimpan (tetapi

tidak semua benih biasa dikeringkan).

Kadar air untuk masing-masing benih berbeda-beda, misalnya ada benih-

benih

yang dikeringkan sampai kadar air rendah sehingga dapat disimpan lama,

benih-benih ini disebut benih yang ortodoks, contohnya: akasia, kayu besi,

salawaku, gamal, dll.

Sebaliknya ada benih yang tidak dapat dikeringkan dan tidak dapat

disimpan lama.

C. Penyimpanan Benih

Perlakuan yang terbaik pada benih ialah menanam benih atau

disemaikan segera setelah benih-benih itu dikumpulkan atau dipanen, jadi

mengikuti cara-cara alamiah, namun hal ini tidak selalu mungkin kareana

musim berbuah tidak selalu sama, untuk itu penyimpanan benih perlu dilakukan

untuk menjamin ketersediaan benih saat musim tanam tiba.

Tujuan penyimpanan diantaranya yaitu :

- menjaga biji agar tetap dalam keadaan baik (daya kecambah tetap

tinggi)

- melindungi biji dari serangan hama dan jamur.

Page 5: Pengertian Teknologi Benih

- mencukupi persediaan biji selama musim berbuah tidak dapat

mencukupi

kebutuhan.

Ada dua faktor yang penting selama penyimpanan benih yaitu, suhu dan

kelembaban udara.

Umumnya benih dapat dipertahankan tetap baik dalam jangka waktu

yang cukup lama, bila suhu dan kelembaban udara dapat dijaga maka mutu

benih dapat terjaga. Untuk itu perlu runag khusus untuk penyimpanan benih.

Untuk benih ortodoks

Benih ortodoks dapat disimpan lama pada kadar air 6-10% atau

dibawahnya. Penyimpanan dapat dilakukan dengan menggunakan wadah

seperti : karung kain, toples kaca/ plastik,plastik, laleng, dll. Setelah itu benih

dapat di simpan pada suhu kamar atau pada temperature rendah “cold

storage” umumnya pada suhu 2-5oC.

Untuk benih rekalsitran

Benih rekalsitran mempunyai kadar air tinggi, untuk itu dalam

penyimpanan kadar air benih perlu dipertahankan selama penyimpanan.

Penyimpanan dapat menggunakan serbuk gergaji atau serbuk arang. Caranya

yaitu dengan memasukkan benih kedalam serbuk gergaji atau arang.

D. Teknik Perkecambahan

Selama penyimpanan benih-benih dalam keadaan dormansi (tidur) dan

pelu dilakukan perlakuan sebelum di kecambahkan. Benih dikatakan dormansi

apabila benih itu sebenarnya hidup (viable) tetapi tidak berkecambah walaupun

diletakkan pada keadaan lingkungan yang memenuhi syarat bagi

perkecambahan dan periode dormansi ini dapat berlangsung semusim atau

tahunan tergantung pada tipe dormansinya.

Ada beberapa tipe dari dormansi dan kadang-kadang lebih dari satu tipe

terjadi didalam benih yang sama. Di alam, dormansi dipatahkan secara

perlahan-lahan atau disuatu kejadian lingkungan yang khas. Tipe dari kejadian

lingkungan yang dapat mematahkan dormansi tergantung pada tipe dormansi.

Benih yang dorman dapat menguntungkan atau merugikan dalam

penanganan benih.

Page 6: Pengertian Teknologi Benih

Keuntungannya benih yang dorman adalah dapat mencegah agar tidak

berkecambah selama penyimpanan. Sesungguhya benih-benih yang tidak

dorman seperti benih rekalsitran sagat sulit untuk ditangani, karena

perkecambahan dapat terjadi selama pengangkutan atau penyimpanan

sementara. Di suatu sisi, apabila dormansi sangat kompleks dan benih

membutuhkan perlakuan awal yang khusus, kegagalan untuk mengatasai

masalah ini dapat bersifat kegagalan perkecambahan.

Tipe Dormansi

Ada beberapa tipe dormansi, yaitu dormansi Fisik dan dormansi

Fisiologis.

Dormansi Fisik

Pada tipe dormansi ini yang menyebabkan pembatas struktural terhadap

perkecambahan adalah kulit biji yang keras dan kedap sehingga menjadi

penghalang mekanis terhadap masuknya air atau gas pada berbagai jenis

tanaman. Yang termasuk dormansi fisik adalah:

a. Impermeabilitas kulit biji terhadap air

Benih-benih yang menunjukkan tipe dormansi ini disebut benih keras

contohnya seperti pada famili Leguminoceae, disini pengambilan air terhalang

kulit biji yang mempunyai struktur terdiri dari lapisan sel-sel berupa palisade

yang berdinding tebal, terutama dipermukaan paling luar dan bagian dalamnya

mempunyai lapisan lilin.

Di alam selain pergantian suhu tinggi dan rendah dapat menyebabkan

benih retak akibat pengembangan dan pengkerutan, juga kegiatan dari bakteri

dan cendawan dapat membantu memperpendek masa dormansi benih.

b. Resistensi mekanis kulit biji terhadap pertumbuhan embrio

Pada tipe dormansi ini, beberapa jenis benih tetap berada dalam

keadaan dorman disebabkan kulit biji yang cukup kuat untuk menghalangi

pertumbuhan embrio. Jika kulit ini dihilangkan maka embrio akan tumbuh

dengan segera. Tipe dormansi ini juga umumnya dijumpai pada beberapa

genera tropis seperti Pterocarpus, Terminalia,Eucalyptus, dll ( Doran, 1997).

Pada tipe dormansi ini juga didapati tipe kulit biji yang biasa dilalui oleh air dan

oksigen, tetapi perkembangan embrio terhalang oleh kekuatan mekanis dari

kulit biji tersebut. Hambatan mekanis terhadap pertumbuhan embrio dapat

diatasi dengan dua cara mengekstrasi benih dari pericarp atau kulit biji.

c. Adanya zat penghambat

Page 7: Pengertian Teknologi Benih

Sejumlah jenis mengandung zat-zat penghambat dalam buah atau benih

yang mencegah perkecambahan. Zat penghambat yang paling sering dijumpai

ditemukan dalam daging buah. Untuk itu benih tersebut harus diekstrasi dan

dicuci untuk menghilangkan zat-zat penghambat.

Dormasi fisiologis (embrio)

Penyebabnya adalah embrio yang belum sempurna pertumbuhannya

atau belum matang.

Benih-benih demikian memerlukan jangka waktu tertentu agar dapat

berkecambah (penyimpanan). Jangka waktu penyimpanan ini berbeda-beda dari

kurun waktu beberapa hari sampai beberapa tahun tergantung jenis benih.

Benih-benih ini biasanya ditempatkan pada kondisi temperatur dan kelembaban

tertentu agar viabilitasnya tetap terjaga sampai embrio terbentuk sempurna

dan dapat berkecambah (Schmidt, 2002).

Perlakuan Awal Dormansi Fisik

Kebanyakan jenis dari famili leguminosae menunjukkan dormansi fisik,

yang disebabkan oleh struktur morfologis dari kulit biji yang rumit. Kondisi

kedap air kulit biji legum relatif dalam arti bahwa bermacam-macam jenis,

bermacam-macam tingkatan kemasakan dan bermacam-macam individu

menunjukkan tingkat ketahanan terhadap penyerapan air (imbibisi) yang

berbeda.

Bebagai macam metode telah dikembangkan untuk mengatasi tipe

dormansi ini, semua metode menggunakan perinsip yang sama yakni

bagaimana caranya agar air dapat masuk dan penyerapan dapat berlangsung

pada benih.

Teknik skarifikasi pada berbagai jenis benih harus disesuaikan dengan

tingkat dormansi fisik. Berbagai teknik untuk mematahkan dormansi fisik antara

lain seperti:

a. Perlakuan mekanis (skarifikasi)

Perlakuan mekanis (skarifikasi) pada kulit biji, dilakukan dengan cara

penusukan,pengoresan, pemecahan, pengikiran atau pembakaran, dengan

bantuan pisau, jarum, kikir,kertas gosok, atau lainnya adalah cara yang paling

efektif untuk mengatasi dormansi fisik.

Karena setiap benih ditangani secara manual, dapat diberikan perlakuan

individu sesuai dengan ketebalan biji. Pada hakekatnya semua benih dibuat

permeabel dengan resiko kerusakan yang kecil, asal daerah radikel tidak rusak

(Schmidt, 2002).

Page 8: Pengertian Teknologi Benih

Seluruh permukaan kulit biji dapat dijadikan titik penyerapan air. Pada

benih legum,lapisan sel palisade dari kulit biji menyerap air dan proses

pelunakan menyebar dari titik ini keseluruh permukan kulit biji dalam beberapa

jam. Pada saat yang sama embrio menyerap air. Skarifikasi manual efektif pada

seluruh permukaan kulit biji, tetapi daerah microphylar dimana terdapat radicle,

harus dihindari. Kerusakan pada daerah ini dapat merusak benih, sedangkan

kerusakan pada kotiledon tidak akan mempengaruhi perkecambahan.

b. Air Pana

Air panas mematahkan dormansi fisik pada leguminosae melalui

tegangan yang menyebabkan pecahnya lapisan macrosclereids. Metode ini

paling efektif bila benih direndam dengan air panas. Pencelupan sesaat juga

lebih baik untuk mencegah kerusakan pada embrio karena bila perendaman

paling lama, panas yang diteruskan kedalam embrio sehingga dapat

menyebabkan kerusakan. Suhu tinggi dapat merusak benih dengan kulit tipis,

jadi kepekaan terhadap suhu berfariasi tiap jenis.

Umumnya benih kering yang masak atau kulit bijinya relatif tebal toleran

terhadap perendaman sesaat dalam air mendidih.

c. Perlakuan kimia

Perlakuan kimia dengan bahan-bahan kimia sering dilakukan untuk

memecahkan dormansi pada benih. Tujuan utamanya adalah menjadikan agar

kulit biji lebih mudah dimasuki oleh air pada waktu proses imbibisi. Larutan

asam kuat seperti asam sulfat dengan konsentrasi pekat membuat kulit biji

menjadi lunak sehingga dapat dilalui air dengan mudah.

Larutan asam untuk perlakuan ini adalah asam sulfat pekat (H2SO4) asam

ini

menyebabkan kerusakan pada kulit biji dan dapat diterapkan pada legum

maupun non legume (Coppeland, 1980). Tetapi metode ini tidak sesuai untuk

benih yang mudah sekali menjadi permeable, karena asam akan merusak

embrio. Lamanya perlakuan larutan asam harus memperhatikan 2 hal, yaitu:

1). kulit biji atau pericarp yang dapat diretakkan untuk memungkinkan

imbibisi

2). larutan asam tidak mengenai embrio.

Beberapa definisi dari mutu benih yang baik sebagai berikut, :

Page 9: Pengertian Teknologi Benih

Mutu Genetik

Mutu genetic merupakan penampilan benih murni dari spesies atau varietas

tertentu yang menunjukkan identitas genetic dari tanaman induknya, mulai dari benih

penjenis, benih dasar, benih pokok sampai benih sebar.

Mutu Fisiologik

Mutu fisiologik menampilkan kemampuan daya hidup atau viabilitas benih yang

mencakup daya kecambah dan kekuatan tumbuh benih. Bermula dari kemampuan daya

hidup awal yang maksimum saat masak fisiologis dan tercermin pula pada daya

simpannya selama periodde tertentu, serta bebas dari kontaminasi hama dan penyakit

benih.

Mutu Fisik

Mutu fisik merupakan penampilan benih secara prima bila dilihat secara fisik,

antara lain dari ukuran yang homogen bernas, bersih dari campuran benih lain, biji

gulma dan dari berbagai kontaminan lainnya, serta kemasan yang menarik.

Sehingga dapat dinyatakan bahwa mutu suatu benih dapat dilihat dari faktor-

faktor sebagai berikut: kebenaran varietas, kemurnian benih, daya hidup (daya

kecambah dan kekuatan tumbuh) serta bebas dari hama dan penyakit benih.

Mendapatkan benih bermutu bukanlah pekerjaan yang mudah. Ada

beberapa hal yang dapat diuraikan disini yaitu untuk memperoleh benih yang

bermutu dan bagaimana teknik perkecambahannya.

MENGEMBANGBIAKAN TANAMAN SECARA GENERATIF

Page 10: Pengertian Teknologi Benih

A.    Menjelaskan Prinsip Pembiakan Tanaman Secara Generatif

1.      Pengertian Pengembangbiakan Tanaman Secara Generatif

Perkembangbiakan tanaman secara generatif merupakan perbanyakan tanaman 

yang berasal dari biji. Setelah terjadinya penyerbukan, inti generatif serbuk sari akan

membelah menjadi dua sel sperma (gamet jantan). Satu sperma membuahi sel telur

untuk membentuk zigot. Sperma yang lain menyatu dengan kedua inti sel yang terdapat

di tengah kantung embrio untuk membentuk endosperma. Penyatuan dua sperma

dengan sel-sel yang berbeda dalam kantung embrio disebut pembuahan ganda. Setelah

fertilisasi ganda, bakal biji akan berkembang menjadi biji dan bakal buah akan

berkembang menjadi biji dan bakal buah akan berkembang menjadi buah.

Budidaya tanaman membutuhkan berbagai teknik untuk mengoptimalkan

produksi.    Dari sisi tata bahasa, teknik adalah suatu keterampilan khusus yang

dibutuhkan agar dapat melakukan suatu kegiatan praktek yang produktif (Oxford,

2003);   pembenihan adalah rangkaian proses budidaya tanaman untuk menghasilkan

benih;  sedangkan tanaman adalah tumbuhan yang dibudidayakan.  Oleh karena itu, 

teknik perbenihan tanaman adalah suatu keterampilan khusus yang harus dikuasai

seseorang agar dapat memproduksi benih tanaman, baik benih vegetatif (bibit) maupun

benih generatif sehingga tanaman berproduksi secara optimal.

2.      Seputar Buah dan Biji

Buah dan biji Buah pada umunya merupakan organ tanaman tempat menyimpan

benih dan hasil foto-sintesis.  Biji sebagai calon benih yang pada umumnya berada di

dalam buah terbentuk melalui proses berikut:  setelah tepung sari mendarat dengan tepat

pada kepala putik, maka dengan segera dan secara bersam-sama jaringan pembuahan

tersebut akan menye-rap air dan nutrisi tanaman berupa gula dan akan membentuk

tabung sari.  Tabungsari akan tumbuh  dan menembus tangkai putik (style), menuju ke

arah kantung lembaga.  Di tempat tersebut sel jantan bertemu dengan sel telur, untuk

membentuk zigot.  Zigot akan tumbuh menjadi embrio biji.    Pembuahan adalah

permulaan dari pertumbuhan ovari yang cepat dan selanjutnya berkembang menjadi

biji.  Pada biji yang sedang berkembang, perkembangan embrio didahului oleh

pertumbuhan endosperm.  Perkembangan biji akan diakhiri dengan pemben-tukan

Page 11: Pengertian Teknologi Benih

integumen pada jaringan ovari induk.  Biji akan tumbuh dan berkembang sampai

menjadi bentuk yang sempurna dan memenuhi standar untuk menjadi benih.

Biji yang memenuhi kriteria tertentu  dapat dijadikan benih.  Benih tanaman

yang ditumbuhkan pada media semai yang mengandung  air akan tumbuh dan

berkembang menjadi bibit.  Pertumbuhan bibit sangat tergantung pada cadangan

makanan di dalam benih (endosperm).  Cadangan makanan dalam benih adalah

karbohidrat, lemak dan protein.   Benih yang ditumbuhkan pada media semai akan

melakukan proses perkecam-bahan (germination).  Perkecambahan benih sangat

dipengaruhi oleh viabilitas benih dan lingkungan yang cocok untuk pertumbuhan dan

perkem-bangan bibit.  Benih yang sedang berkecambah sangat  peka terhadap penyakit

tanaman dan gangguan fisik sehingga selama proses ini sangat memerlukan 

perlindungan (proteksi).  Perlindungan kecambah atau bibit muda sebaiknya dilakukan

dengan memasang pelindung berupa naungan dari plastik atau paranet. 

Naungan berfungsi sebagai pelindung kecambah dan bibit muda dari sengatan

sinar mata-hari, dan organisme pengganggu tanaman.Pada biji monokotil, morfologi biji

terdiri dari kulit biji, endosperm, kotiledon, dan embrio.  Pada biji tanaman

Gymnospermae, morfologi biji terdiri dari kulit biji (testa), mega gametofit, embrio

yang terdiri dari kotiledon dan calon akar), sedangkan untuk biji dikotiledon terdiri dari

kulit biji (testa) dan embrio (dua kotiledon, calon akar dan calon daun pertama) Untuk

memperjelas gambaran proses perkecambahan biji dapat dilihat pada gambar

perkecambahan biji tembakau (Nicotiana tabacum), Biji tanaman yang terbentuk dari

hasil pembuahan (bertemunya putik dengan serbuk sari dan berkembang menjadi zigot)

3.      Perkecambahan Biji

Perkecambahan benih merupakan proses pertumbuhan dan perkembangan

embrio. Hasil perkecambahan ini adalah munculnya tumbuhan kecil dari dalam biji.

Proses pertumbuhan embrio saat perkecambahan benih adalah plumula tumbuh dan

berkembang menjadi pucuk dan radikula tumbuh dan berkembang menjadi akar.

Berdasarkan letak kotiledon pada saat perkecambahan dikenal dua tipe perkecambahan

yaitu hipogeal dan epigeal.

Proses produksi tanaman dimulai dengan benih ditanam, kemudian tanaman

dipelihara dan hasil tanaman (akar, umbi, batang, pucuk, daun, bunga, dan buah)

Page 12: Pengertian Teknologi Benih

dipanen. Kegiatan produksi pertanian memerlukan unit pembibitan tanaman. 

Pembibitan tanaman adalah suatu proses penyediaan bahan tanaman yang berasal dari

benih tanaman (biji tanaman berkualitas baik dan siap untuk ditanam) atau bahan

tanaman yang berasal dari organ vegetatif tanaman untuk menghasilkan bibit (bahan

tanaman yang siap untuk ditanan di lapangan.  Teknik tanaman yang akan

dikembangkan meliputi berbagai  teknik dari setiap aspek pembibitan dan produksi

benih   serta  teknik untuk mengoptimalkan proses pertumbuhan dan perkembangan

organ tanaman sehingga diperoleh hasil panen yang mempunyai kualitas yang baik dan

kuantitas yang banyak.

a.       Hipogeal

Pada perkecambahan ini terjadi pertumbuhan memanjang dari epikotil yang

menyebabkan plumula keluar menembus kulit biji dan muncul diatas tanah kotiledon

tetap berada di dalam tanah, contohnya kecambah jagung. Gambar 5 Perkecambahan

hipogaeal

b.      Epigeal

Pada perkecambahan ini hipokotil tumbuh memanjang akibatnya kotiledon dan

plumula terdorong ke permukaan tanah, sehingga kotiledon berada diatas tanah, contoh

pada kacang hijau. Perbanyakan generatif melalui biji memiliki kelebihan yaitu bibit

yang diperoleh dalam jumlah banyak dengan pertumbuhan yang seragam. Namun

kelemahan perbanyakan dengan cara ini ialah dibutuhkan waktu relatif lebih lama

hingga diperoleh bibit yang siap tanam. Karena itulah cara ini jarang digunakan.

4.      Pertumbuhan dan  Perkembangan Tumbuhan

Biji dari berbagai spesies tumbuhan akan berkecambah apabila, suhu

menguntungkan, persediaan oksigen memadai dan kelembaban media tumbuh cukup

dan kontak secara langsung dengan biji.  Pada beberapa spesies walaupun kondisi di

atas terpenuhi etapi biji tidak dapat berkecambah.  Hal tersebut disebabkan oleh belum

tuntasnya masa dormansi (istirahat) biji tersebut.  Biji-biji kelompok ini umumnya

beasal dari daerah beriklim sub tropis.   Periode dormansi yang telah dilewati akan

menyebabkan perkecambahan biji pada kondisi suhu yang optimal, adanya persediaan

oksigen dan air.

Page 13: Pengertian Teknologi Benih

Perkecambahan dapat terjadi walaupun tanah atau media semai  tidak

mengandung unsur hara karena di dalam biji sudah mengandung cukup persediaan

makanan agar lembaga dapat tumbuh selama masa persemaian.    Benih akan

berkecambah, setelah keluar kotiledon harus ditambahkan air dan beberapa unsur hara

pada media tanamnya.  Suhu yang paling optimal untuk perkecambahan biji adalah 15-

38oC. Oksigen bebas sangat diperlukan untuk respirasi yang akan menghasilkan enerji

yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman.  Ketidak-tersediaan oksigen akan

memperlambat atau mencegah perkecambahan benih.  Kelembaban media tanam yang

terlalu berlebihan akan menghambat proses perkecambahan.  Kondisi inipun akan

mempertinggi kemungkinan benih terserang oleh organisme pengganggu tanaman,

terutama dari golongan bakteri dan fungi, dan akan mengakibatkan benih mati atau

tumbuh tidak normal.  Benih harus mendapatkan jumlah air yang tepat untuk

berkecambah, kondisi kelebihan air akan menyebabkan oksigen keluar dari dalam sel

dan benih tidak dapat berkecambah. 

Sebaliknya jika kelembaban media kurang optimal benih tidak akan dapat 

menguraikan cadangan makanan dalam biji (jaringan endosperma) sehingga epikotil

dan hipokotil tidak akan tumbuh dan berkembang. Dalam keadaan yang

menguntungkan untuk proses perkecambahan, benih mengabsorpsi air  sehingga benih

menjadi menggembung dan kulit biji pecah.  Dengan segera air memasuki sel-sel

jaringan lembaga dan endosperma.  Kandungan air dalam sel benih akan naik dari

tingkat praperkecambahan sebesar 8-14% menjadi lebih dari 90%. Pada saat

protoplasma sel menyerap uap air, maka berbagai proses kehidupan akan berlangsung. 

Hormon pertumbuhan dan perkembangan seperti asam indol asetat  akan mulai

berfungsi.  Hormon ini mengatur pertumbuhan dan perkembanga hipokotil dan

epikotil.  

Sumber makanan  yang tersimpan dalam endosperma dan kotiledon akan segera

diproses melalui respirasi sehingga menghasilkan enerji kimia yang penting untuk

pembelahan sel, produksi protoplasma, dan proses-proses pertumbuhan lainnya.  Ketika

terjadi proses pencernaan cadangan makanan pada biji, respirasi dan asimilasi nutrisi ke

dalam protoplasma, maka sel-sel pada ujung epikotil dan hipokotil mulai membelah dan

membentuk sel-sel baru.   Sel-sel ini mulai membesar pada saat menyerap air, kemudian

protoplasma yang baru akan terbentuk. Ujung hipokotil muncul melalui suatu celah

Page 14: Pengertian Teknologi Benih

pada kulit biji.  Ujung hipokotil tumbuh menjadi akar primer.  Akar ini mempunyai

panjang 2 cm atau lebih.  Akar primer akan menyerap air dan unsur hara dari tanah,

sehingga dapat mensuplai  epikotil tumbuh dengan baik dan akan menjadikan calon

batang pertama.

Akar primer yang tumbuh akan mengasilkan akar-akar sekunder, kemudian 

tumbuh dan berkembang agi menjadi akar tersier.  Dari epikotil akan tumbuh batang

yang akan menghasilkan daun-daun  serta berbagai cabang.   Tingkat perkecambahan

biji sangat bervariasi, dalam kondisi lingkungan yang paling baik, akar-akar primer

akan tumbuh dalam 36-96 jam.   Perbedaan ini  disebabkan oleh berbagai faktor seperti

ketebalan dan struktur kulit biji dan masa dormansi biji.    Kecambah akan tumbuh dan

berkembang menjadi tanaman  dewasa.  Dalam proses ini pertumbuhan daun-daun  serta

berbagai cabang. 

Tingkat perkecambahan biji sangat bervariasi, dalam kondisi lingkungan yang

paling baik, akar-akar primer akan tumbuh dalam 36-96 jam.   Perbedaan ini 

disebabkan oleh berbagai faktor seperti ketebalan dan struktur kulit biji dan masa

dormansi biji.    Kecambah akan tumbuh dan berkembang menjadi tanaman  dewasa. 

Dalam proses ini pertumbuhan akan melibatkan  pembuatan sel-sel baru dari sel-sel

yang sudah ada sebelumnya. 

Disamping itu terdapat proses pembesaran sel yang baru terbentuk, sehingga sel

akan membesar dan menjadi jaringan tanaman.   Persyaratan-persyaratan yang harus

dipenuhi untuk pertumbuhan normal adalah tersedianya enerji kimia yng berasal dari

proses respirasi. Tumbuhan yang sedang tumbuh harus memiliki protein dan senyawa

organik lain untuk membangun  protoplasma.  Tumbuhan  ini harus memiliki selulosa

dan beberapa senyawa organik untuk membentuk dinding sel.   Sel yang baru terbentuk

dengan cepat akan meningkat ukurannya karena adanya asimilasi makanan ke dalam

protoplasma.  Fase pertumbuhan yang berikutnya perkembangan sel, yaitu dengan

ditandai terbentuknya jaringan-jaringan  baru seperti  silem, floem,

jaringan penguat, jaringan pembuat makanan, dan jaringan peyimpanan.   Pada

umumnya, sel dan jaringan yang sudah matang tidak akan membelah diri lagi, akan

tetapi proses kehidupan yang terjadi hanya mempertahankan ciri spesifiknya serta

fungsinya sepanjang masa hidup tumbuhan. Pertumbuhan tumbuh-tumbuhan

dikendalikan secara umum oleh hormon yang disintesis oleh tumbuhan dan terdapat

Page 15: Pengertian Teknologi Benih

pada semua jaringan.  Hormon pertumbuhan IAA (Indol Acetic Acid) berfungsi dalam

pembesaran sel, gugurnya daun dan jatuhnya buah,  pertumbuhan buah dari bakal bunga

menjadi bunga dan buah, interaksi timbal-balik tunas dan berbagai pertumbuhan

lainnya. 

Salah satu contoh IAA adalah giberelin.   Selama masa pertumbuhan dan

perkembangan, tumbuhan memerlukan air, unsur hara, karbondioksida dan oksigen,

serta cahaya.  Selama masa tersebut, organ-organ vegetatif  seperti daun, batang, dan

cabang tumbuhan akan tumbuh dan berkembang sampai akhirnya terbentuk organ

generatif.   Organ generatif tumbuhan yang minimal adalah terdiri dari benang sari dan

putik.  Proses perkembangbiakan secara generatif dimulai dari terjadinya pertemuan

butir-butir serbuk sari dengan putik.  Di dalam putik, butiran serbuk sari

membentuk tabung,kemudian  menjadi bakal biji yang terletak dalam bakal buah. 

Kondisi ini menandai adanya calon generasi tumbuhan berikutnya.

B.     Melakukan Pembiakan Tanaman Secara Generatif

1.      Persyaratan Pembibitan

a.       Lokasi

1)      Dekat sumber air dan airnya tersedia sepanjang tahun, terutama untuk menghadapi

musim kemarau.

2)      Dekat jalan yang dapat dilewati kendaraan roda empat, untuk memudahkan kegiatan

pengangkutan keluar dan masuk kebun.

3)      Terpusat sehingga memudahkan dalam perawatan dan pengawasan.

4)      Luasnya disesuaikan dengan kebutuhan produksi bibit.

5)      Lahan datar dan drainase baik.

6)      Teduh dan terlindung dari ternak.

b.      Kesuburan tanah

Diperlukan untuk kebun koleksi pohon induk dan kebun persemaian batang

bawah, sehingga pertumbuhan dan produktivitas tanaman dapat optimal. Menunjang

kemudahan dalam memperoleh media semai dan media tanam dalam polybag

c.       Kondisi iklim

Page 16: Pengertian Teknologi Benih

Daerah yang ideal untuk lokasi kebun pembibitan adalah daerah yang bersuhu

udara sejuk, kelembaban udara yang relatif tinggi, serta curah hujan yang cukup akan

menunjang pertumbuhan awal bibit tanaman.Kondisi sebaliknya justru diperlukan untuk

kebun produksi buah dengan hari kering  (kemarau) harus tegas terpisah dari hari hujan.

Karena ini berpengaruh pada pembungaan dan pembuahan.

2.      Sumber daya produksi

Sumber daya manusia yang terampil, rajin dan cinta tanaman. Unsur cinta

tanaman (hobby) ini penting artinya karena pada hakekatnya tanaman adalah makluk

hidup yang penanganannya memerlukan perhatian khusus. Sumber daya produksi

lainnya yang diperlukan dalam pembibitan tanaman antara lain pupuk kandang,

polybag, paranet, pestisida dan lain-lain. Kesulitan memperoleh bahan-bahan tersebut

terutama berdampak terhadap menurunnya mutu bibit yang dihasilkan, atau mahalnya

biaya produksi.

3.      Pengelolaan pembibitan

a.      Media Tumbuh

Syarat media tumbuh yang baik adalah ringan,murah,mudah didapat, porus

(gembur) dan subur (kaya unsur hara). Penggunaan media tumbuh yang tepat akan

menentukan pertumbuhan optimum bibit yang ditangkarkan.  Komposisi media tanam

untuk mengisi polybag dapat digunakan campuran tanah, pupuk kandang dan sekam

padi dengan perbandingan 1:1:1.

4.      Naungan Bibit

Fungsi naungan pada bibit sewaktu kecil:

a.       Mengatur sinar matahari yang masuk ke pembibitan hanya berkisar antara 30 - 60%

saja.

b.      Menciptakan iklim mikro yang ideal bagi pertumbuhan awal bibit.

c.       Menghindarkan bibit dari sengatan matahari langsung yang dapat membakar daun-daun

muda.

d.      Menurunkan suhu tanah di siang hari, memelihara kelembaban tanah, mengurangi

derasnya curahan air hujan dan menghemat penyiraman air.

Page 17: Pengertian Teknologi Benih

5.      Jenis  Naungan untuk Pembibitan

a.       Naungan seng plastik hijau meneruskan sinar sebesar 40-60% (40% untuk naungan

plastik yang sudah lama terpasang hingga 60% untuk yang baru dipasang).

b.      Naungan paranet dari bahan plastik atau nylon. Paranet tipe 55 dan 45 (55% dan 45%

sinar yang diteruskan).Umur pakainya bisa bertahan lama (3-4 tahun), sehingga sekali

pasang dapat dipakai untuk beberapa kali usaha pembibitan.

c.       Naungan sederhana dari anyaman bambu, daun kelapa dan sebgainya, yang disusun

sedemikian rupa, sehingga menghasilkan sinar masuk sekitar 50%.

6.      Pembibitan Cabai

Cabai (Capsicum Annum L) merupakan salah satu komoditas hortikultura yang

emiliki nilai ekonomi penting di Indonesia, Karena buahnya selain dijadikan sayuran

atau bumbu masak juga mempunyai kapasitas menaikkan pendapatan petani, sebagai

bahan baku industri, memiliki peluang eksport, membuka kesempatan kerja serta

sebagai sumber vitamin C.

a.      Keperluan Benih

Bersamaan dengan terbentuknya bedengan kasar, dilakukan penyiapan benih

dan pembibitan di pesemaian.  Untuk lahan (kebun) seluas 1 hektar diperlukan benih +

180 gr atau 18 bungkus kemasan masing-masing berisi 10 gram.

b.      Persemaian

Benih dapat disemai langsung satu dalam bumbung (koker) yang terbuat dari

daun pisang ataupun polybag kecil ukuran 8 x 10 cm, tetapi dapat pula dikecambahkan

terlebih dahulu. Sebelum dikecambahkan, benih cabai sebaiknya direndam dulu dalam

air dingin ataupun air hangat 550 - 600 selama 15 - 30 menit untuk mempercepat proses

perkecambahan dan mencucihamakan benih tersebut. Bila benih cabai akan disemai

Page 18: Pengertian Teknologi Benih

langsung dalam polybag, maka sebelumnya polybag harus diisi dengan media campuran

tanah halus, pupuk kandang matang halus, ditambah pupuk NPK dihaluskan serta

Furadan atau Curater. Sebagai pedoman untuk campuran adalah : tanah halus 2 bagian

(2 ember volume 10 liter) + 1 bagian pupuk kandang matang halus (1 ember volume 10

liter) + 80 gr pupuk NPK dihaluskan (digerus) + 75 gr Furadan. Bahan media semai

tersebut dicampur merata, lalu dimasukkan ke dalam polybag hingga 90% penuh. Benih

cabai hibrida yang telah direndam, disemaikan satu per satu sedalam 1,0 - 1,5 cm, lalu

ditutup dengan tanah tipis. 3. semua polybag yang telah diisi benih cabai disimpan di

bedengan secara teratur dan segera ditutup dengan karung goni basah selama + 3 hari

agar cepat berkecambah. Bila benih dikecambahkan terlebih dahulu, maka sehabis

direndam harus segera dimasukkan ke dalam lipatan kain basah (lembab) selama + 3

hari. Setelah benih keluar bakal akar sepanjang 2-3 mm, dapat segera disemaikan ke

dalam polybag. Cara ini untuk meyakinkan daya kecambah benih yang siap disemai

dalam polybag. Tata cara penyemaian benih ke dalam polybag prinsipnya sama seperti

cara di atas hanya perlu alat bantu pinset agar kecambah benih cabai tidak rusak.

c.       Perlakuan Setelah Proses Penyemaian

Penyimpanan polybag berisi semaian cabai dapat ditata dalam rak-rak kayu atau

bambu, namun dapat pula diatur rapi di atas bedengan-bedengan selebar 110 - 120 cm.

Setelah semaian cabai tersebut diatur rapi, maka harus segera dilindungi dengan

sungkup dari bilah bambu beratapkan plastik bening (transparan) ataupun jaring net

kassa. Selama bibit di pesemaian, kegiatan rutin pemeliharaan adalah penyiraman 1-2

kali/hari atau tergantung cuaca, dan penyemprotan pupuk daun pada dosis rendah 0,5

gr/liter air saat tanaman muda berumur 10 - 15 hari, serta penyemprotan pestisida pada

konsentrasi setengah dari yang dianjurkan untuk mengendalikan serangan hama dan

penyakit.

C.    Memelihara Benih Hasil Pembiakan Secara Generatif

1.      Penyemprotan Pestisida

Penyemprotan dengan insektisida apabila terdapat hama. Biasanya hama yang

menyerang  tanaman di pembibitan adalah kutu perisai, kutu putih dan ulat daun.

Page 19: Pengertian Teknologi Benih

Insektisida yang digunakan, misalnya Supracide 25 WP, Decis 2,5 EC, Reagent 50 SC

atau Decis 2.5 EC dengan konsentrasi 2 cc/l air.

Penyemprotan dengan fungisida apabila terdapat serangan penyakit. Biasanya

penyakit yang menyerang tanaman di pembibitan terutama yang disebabkan oleh

Rhizoctonia sp, Phytophthora sp, Fusarium sp dan Phytium sp. Bibit yang terserang

supaya tidak menular segera dipisahkan dari kelompok yang masih sehat, kemudian

seluruh bibit disemprot dengan  Antracol 70 WP, Dithane M-45 80 WP dengan

konsentrasi 2 cc/l atau 2 g/l air. Penyemprotan diulang seminggu sekali.

2.      Pemupukan

Pemupukan dapat dilakukan dengan menggunakan pupuk daun seperti Atonik,

Metalik atau Gandasil D dengan konsentrasi 2 cc/l air atau menggunakan pupuk NPK

(15:15:15) dengan konsentrasi 1-2 g/l air. Pemberian pupuk ini dilakukan seminggu

sekali. Selain itu pemupukan dapat juga diberikan melalui tanah dengan dosis 1-2 gram

per tanaman yang dilakukan sebulan sekali.

3.      Penyiraman

Penyiraman bibit pada musim kemarau biasanya dilakukan setiap dua hari

sekali, sedangkan pada musim hujan disesuaikan. Penyiraman bibit ini dilakukan

dengan menggunakan gembor air. Pengairan sistem genangan atau bahasa Jawanya 

dilep apabila pembibitannya dilakukan dalam polybag yang ditaruh di sawah, maka cara

penyiramannya dengan menutup saluran npembuangan air, kemudian air dimasukkan ke

areal pembibitan sampai media di polybag menjadi basah.Pemasukan air ini sebaiknya

dilakukan pada waktu sore/malam hari ketika suhu tanah tidak tinggi. Lama

perendaman 1-2 jam dengan tinggi air cukup ¾ tinggi polybagnya.

4.      Penyiangan

Penyiangan rumput pengganggu (gulma), karena rumput selalu bersaing dengan

bibit dalam pengambilan hara, ruang tempat tumbuh, air dan sinar matahari.  Untuk

bibit yang dikirim dalam bentuk stump (cabutan), pengirimannya tidak ada masalah

karena beberapa bibit bisa saja dibungkus dengan batang pisang atau bahan lain yang

bersifat lembab, sehingga akarnya tidak kering, semisal bibit jeruk dan  jati. Pengepakan

Page 20: Pengertian Teknologi Benih

bibit yang peka, seperti bibit durian, dapat dilakukan dengan cara mengeluarkan

setengah tanahnya, kemudian ditambahkan serbuk kelapa (cocopit). Untuk

menghilangkan stres, sebelum diangkut bibit diletakkan dahulu di bawah naungan dan

disiram untuk adaptasi.