makalah struktur dan budaya organisasi · struktur dan budaya organisasi disusun untuk memenuhi...
TRANSCRIPT
MAKALAH
STRUKTUR DAN BUDAYA ORGANISASI
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah pengantar bisnis
DISUSUN OLEH :
Gita Ramadhani (193101082)
ADMINISTRASI BISNIS 1D
DOSEN PENGAMPU :
Drs. A. Doedyk Setiyawan, M.M.
PRODI D-III ADMINISTRASI BISNIS
JURUSAN ADMINISTRASI BISNIS
POLITEKNIK NEGERI MADIUN
November 2019
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam organisasi yang baik pasti terdapat komponen komponen yang berfungi
dengan maksimal di dalamnya. Organisasi yang baik pasti terdapat hubungan yang baik
didalamnya, baik secara internal maupun eksternal. Setiap organisasi pasti memerlukan
pengelolaan yang baik dan benar, agar tujuan dalam organisasi tersebut dapat tercapai
dengan maksimal. Setiap komponen dalam organisasi sangat berpengaruh terhadap hasil
yang akan dicapai kedepannya. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal dan memuaskan
dalam organisasi diperlukan perencanaan program program yang matang dan terarah.
Pengertian perencanaan sendiri merupakan dasar dalam merumuskan tujuan dan cara
untuk mencapai tujuan tersebut. Sehingga perencanaan memiliki peran besar dalam
pencapaian tujuan organisasi. Namun tidak mudah untuk menjadikan organisasi
berkembang dengan baik, maka dari itu diperlukan
2
BAB II
DASAR TEORI
2.1 Definisi Organisasi
Organisasi adalah keseluruhan perpaduan unsur manusia dan non manusia yang
masing-masing memiliki fungsi dalam mencapai tujuan. Secara sederhana dijelaskan oleh
Bayle,etal(1986:10)bahwa:”organization is a collection of people working together in
adivision of labour to achieve a common purpose”. Maka dalam definisi ini ada keluasan
ragam bentuk perkumpulan orang, di antaranya kelompok persaudaraan, club olah raga,
organisasi sukarela, organisasi agama, seperti halnya juga bisnis, sekolah, lembaga
pemerintah, rumah sakit, serta lembaga lain yang eksis di masyarakat. Organisasi adalah
sistem yang terbuka seperti halnya sistem sosial. Sebab organisasi mencakuporang dan
tujuan-tujuan yang bergantung atas usaha orang untuk mencapai kinerja, hasil, yang
menjadi arah yang benar sebagai sistem sosial.
Sejalan dengan definisi di atas, David Cherrington (1989) juga memberikan
definisi organisasi yang kurang lebih sama sebagai berikut, Organisasi adalah sistem
sosial yang mempunyai pola kerja yang teratur dan yang didirikan oleh manusia serta
beranggotakan sekelompok manusia dalam rangka mencapai satu set tujuan tertentu.
Sementara itu,Richard Daft mendefinisikan organisasi dengan memberi tekanan
pada karakter organisasi. Definisi tersebut sebagai berikut. “Organisasi adalah sebuah
entitas sosial yang berorientasi pada tujuan dengan suatu sistem kegiatan yang
terstruktur dan mempunyai batas-batas yang bisa teridentifikasi.”
Dari beberapa definisi organisasi sebagaimana telah dijelaskan di atas, dapat
disimpulkan bahwa organisasi dapat didefinisikan sebagai berikut.” Organisasi adalah
unit sosial atau entitas sosial yang didirikan oleh manusia untuk jangka waktu yang relatif
lama, beranggotakan sekelompok manusia minimal dua orang, mempunyai kegiatan yang
3
terkoordinasi, teratur dan terstruktur, didirikan untuk mencapai tujuan tertentu, serta
mempunyai identitas diri yang membedakan satu entitas dengan entitas lainnya.”
2.2 Karakteristik Organisasi
1. Unit / Entitas Sosial
Organisasi adalah rekayasa sosial hasil karya manusia (man-made) yang bersifat tidak
kasat mata (intangible) dan abstrak sehingga organisasi sering disebut sebagai artificial
being. Karena sifatnya tersebut, organisasi dengan demikian lebih merupakan realitas
sosial ketimbang sebagai realitas fisik.
2. Beranggotakan Minimal Dua Orang
Untuk dikatakan sebagai organisasi, seseorang tidak bisa bekerja sendirian, misalnya
hanya dibantu mesin-mesin atau robot, tetapi harus melibatkan orang lain—satu orang,
dua orang, tiga orang, atau lebih yang bekerja sama dalam satu ikatan, baik dalam ikatan
fisik, tempat kerja yang sama, maupun dalam satu jaringan kerja.
3. Berpola Kerja yang Terstrukur
Syarat bahwa organisasi harus beranggotakan minimal dua orang menegaskan bahwa
berkumpulnya dua orang atau lebih dikataka sebagai organisasi manakala berkumpulnya
dua orang atau lebih tersebut terkoordinasi dan mempunyai pola kerja yang terstruktur.
4. Mempunyai Tujuan
Salah satu syarat organisasi adalah mempunyai tujuan yang jelas. Untuk mencapai tujuan
yang sesuai dan hasilnya maksimal diperlukan perencanaan dan pengellaan yang matang,
dan adanya kerjasama yang baik antar komponen-komponen dalam organisasi.
5. Peran Pengambilan Keputusan
4
Setelah seorang manajer memperoleh informasi, ia kemudian menggunakannya untuk
mengambil keputusan organisasi, misalnya tentang kapan dan bagaimana organisasi
harus menetapkan tujuan, mengubahnya, dan melakukan tindakan-tindakan untuk
mencapai tujuan tersebut. Di antara ketiga kategori peran manajer dalam organisasi, peran
pengambilan keputusan mungkin bisa diakatan sebagai peran yang paling penting sebab
dari keputusan manajerlah organisasi bisa berhasil atau sebaliknya.
2.3 Teori Organisasi
Teori yang mempelajari kinerja dalam sebuah organisasi, Salah satu kajian teori
organisasi, diantaranya membahas tentang bagaimana sebuah organisasi menjalankan
fungsi dan mengaktualisasikan visi dan misi organisasi tersebut. Selain itu, dipelajari
bagaimana sebuah organisasi mempengaruhi dan dipengaruhi oleh orang didalamnya
maupun lingkungan kerja organisasi tersebut.
a. Teori Klasik
Teori klasik (classical theory) kadang-kadang disebut juga teori tradisional, yang
berisi konsep-konsep tentang organisasi mulai dari tahun seribu delapan
ratusan(abad 19) yang mendefinisikan organisasi sebagai struktur hubungan,
kekuasaan-kekuasaan, tujuan-tujuan, peranan-peranan, kegiatan-kegiatan,
komunikasi dan faktor-faktor lain yang terjadi bila orang-orang bekerja sama.
b. Teori Neoklasik
Teori neoklasik secara sederhana dikenal sebagai teori/aliran hubungan
manusiawi (The human relation movement). Teori neoklasik dikembangkan atas
dasar teori klasik. Anggapan dasar teori ini adalah menekankan pentingnya aspek
psikologis dan social karyawan sebagai individu maupun sebagai bagian
kelompok kerjanya, atas dasar anggapan ini maka teori neoklasik mendefinisikan
“suatu organisasi” sebagai sekelompok orang dengan tujuan bersama.
c. Teori Modern
Teori organisasi modern adalah penyempurnaan teori dari teori teori sebelumnya.
Yaitu teori klasik dan teori neo klasik. Dalam teori modern, teori ini juga bisa
5
disebut sebagai teori terbuka atau teori analisa system. Karena, teori organisasi
modern melihat semua unsur organisasi sebagai satu kesatuan yang saling
bergantung dan tidak dapat terpisah. Dalam organisasi ini, berkaitan dengan
organisasi yang bukan system tertutup. Dimana organisasi merupakan system
terbuka yang berkaitan dengan lingkungan. Jika ingin bertahan, maka kita harus
bisa berorganisasi dan beradaptasi dengan lingkungan disekitarnya.
2.4 Level Analisis dalam Studi Perilaku Organisasi
Studi perilaku keorganisasian dapat dilakukan melalui tiga unit analisis
yang berbeda, yakni pada level individual, kelompok, dan organisasi. Dalam
sebuah organisasi, setiap kejadian bisa dianalisis melalui ketiga level ini.
Demikian juga setiap perilaku yang kita amati dan jenis-jenis masalah yang
kita diagnosis sangat bergantung pada masing-msing level tersebut. Sebagai
contoh, jika terjadi perselisihan antara manajer quality control (QC) dan
manajer pabrikasi, perselisihan ini bisa dianalisis dari masing-masing level
yang berbeda.
1. Level Individual
Pada level individual, setiap kejadian akan didiagnosis berdasarkan
perilaku individu. Sebagaimana telah kita ketahui, setiap orang yang
bergabung dengan organisasi, bersamanya dibawa pula kepribadian, sistem
nilai, serta sikap yang berbeda antara satu individu dan individu lainnya.
Perbedaan ini tentu saja akan menyebabkan perilaku seseorang berbeda
dengan orang yang lain. Akibatnya, jika sebuah organisasi katakanlah sebuah
BUMN diprivatisasi, reaksi karyawannya bermacam-macam. Ada di antara
mereka yang tidak peduli dengan perubahan status perusahaan tersebut, tetapi
ada juga yang mengalami stres berkepanjangan. Ada yang bersikap posistif
dan ada yang negatif. Semua reaksi ini tidak lain karena masing-masing
individu mempunyai kepribadian, persepsi, dan sikap yang berbeda-beda.
2. Level Kelompok
6
Meskipun sebuah kelompok terdiri atas beberapa individu yang
mempunyai tugas dan pekerjaan yang sama/sejenis serta melaporkan pekerjaan
tersebut kepada atasan yang sama pula, bukan berarti perilaku
kelompok sama dengan kumpulan dari perilaku individu. Penyebabnya,
setiap kelompok mempunyai norma perilaku tersendiri yang mereka bangun
bersama dan diterima oleh setiap orang atau sebagaian besar anggota
kelompok. Oleh karena itu, perilaku kelompok tersebut akan terus
dipertahankan—sebagai identitas diri mereka dan disosialisasikan di antara
mereka selama kelompok tersebut masih eksis. Di sisi lain, mereka akan
menolak perilaku kelompok lain, utamanya demi menjaga dan melindungi
eksistensi mereka.
3. Level Organisasi
Pada level ini, semua kejadian yang terjadi dalam organisasi akan
dianalisis dalam konteks organisasi. Dalam hal ini, dimensi-dimensi
organisasi, seperti struktur, desain, dan kultur organisasi, akan dipahami
sebagai determinan yang memengaruhi perilaku individu dan perilaku
kelompok. Secara keseluruhan, hal ini akan berpengaruh terhadap perilaku
organisasi.
2.5 Struktur Organisasi
1. Pengertian Struktur Organisasi
Struktur organisasi adalah sebuah susunan berbagai komponen atau unit-unit
kerja dalam sebuah organisasi yang ada di masyarakat. Dengan adanya struktur organisasi
maka kita bisa melihat pembagian kerja dan bagaimana fungsi atau kegiatan yang berbeda
bisa dikoordinasikan dengan baik. Selain itu, dengan adanya struktur tersebut maka kita
bisa mengetahui beberapa spesialisasi dari sebuah pekerjaan, saluran perintah, maupun
penyampaian laporan.
2. Fungsi Struktur Organisasi
7
Struktur di dalam organisasi dibuat untuk menjalankan perusahaan sesuai dengan tugas
dan fungsi masing-masing jabatan. Struktur organisasi secara jelas mampu memisahkan
tanggung jawab dan wewenang anggotanya.
a. Kejelasan Tanggung Jawab
Setiap anggota dalam organisasi memiliki tugas dan tanggung jawab masing-
masing. Tumpang tindih wewenang dapat menjadi masalah serius dalam
sebuah struktur organisasi, misalnya saja jika dalam sebuah perusahaan
memiliki 2 pimpinan sekaligus dapat menyebabkan adanya kebingungan
dalam hal pengambilan keputusan cepat.
b. Kejelasan Kedudukan
Organizational structure menjelaskan kedudukan dan posisi dari masing-
masing anggota. Dalam hal ini melalui bagan struktur organisasi dapat
memperjelas alur komunikasi antar tim.
c. Pengendalian dan Pengawasan
Adanya struktur organisasi penting untuk pengendalian dan pengawasan dari
seorang pimpinan terhadap bawahannya. Tercapainya tujuan dari berdirinya
suatu bisnis adalah melalui pengendalian dan pengawasan rutin untuk
melakukan evaluasi kinerja sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing
anggota.
3. Komponen Struktur Organisasi
1. CEO (Chief Executive Officer)
Sebagai jabatan tertinggi dalam sebuah bisnis yang menahkodai arah dan tujuan dari
perusahaan. CEO biasanya adalah sang pemiliki bisnis atau usaha.
8
2. Direksi (Directors)
Direksi yang dimasuksudkan terdiri dari 4 jabatan penting yang harus ada dalam
perusahaan, yaitu direktur utama, direktur keuangan dan direktur personalia. Direktur
utama biasanya berhubungan langsung dengan CEO atau pemiliki perusahaan yang
bertanggung jawab langsung pada koordinasi dan pengendalian terhadap segala kegiatan
di bidang administrasi, kepegawaian dan secretariat.
Direktur keuangan merupakan pengawasan operasional keuangan perusahaan. Direksi
personalia bekerja langsung terkait ketenagakerjaan dan sumber daya perusahaan.
3. Manajer (Manager)
Tugas utama seorang manajer adalah untuk mengintegrasikan berbagai variable, seperti
pengarahan, koneksi, seleksi, komunikasi dan pelatihan. Manajer umumnya ada 3
komponen sekaligus, yaitu manager personalia, manager pemasaran dan manajer pabrik.
Manajer personalia bertanggunng jawab langsung terhadap pengorganisasian,
perencanaan program dan pengendalian unit personalia, manajer pemasaran bertanggung
jawab terhadap bagian pemasaran produk atau jasa yang ada dalam bisnis. Manajer pabrik
biasanya terdapat pada bisnis komersial penjualan produk yang mengawasai urusan
terkait produksi dan kegiatan dalam pabrik.
4. Administrasi dan Gudang
Komponen ini wajib ada dalam sebuah bisnis yang sedang berkembang. Tugas dan
fungsinya adalah untuk mengecek seluruh transaksi perusahaan yang berhubungan
dengan pihak Outsourcing, pembukuan dan laporan penerimaan dan pengeluaran.
5. Divisi Regional
Tugas dan fungsinya adalah untuk menjalankan kebijakan dan prosedur baku dari kantor
pusat. Divisi regional biasanya beroperasi sebagai badan usaha untuk meningkatkan nilai
9
tambah perusahaan. Divisi regional harus ada dalam bisnis yang berhubungan dengan
penanaman saham.
2.6 Budaya Organisasi
1. Pengertian Budaya Organisasi
Pengertian Budaya Organisasi adalah suatu karakteristik yang ada pada sebuah
organisasi dan menjadi pedoman organisasi tersebut sehingga membedakannya dengan
organisasi lainnya. Dengan kata lain, budaya organisasi adalah norma perilaku dan nilai-
nilai yang dipahami dan diterima oleh semua anggota organisasi dan digunakan sebagai
dasar dalam aturan perilaku dalam organisasi tersebut. Budaya organisasi secara
sederhana dapat juga diartikan bagaimana segala sesuatu diselesaikan di tempat
tersebut (Deal & Kennedy, 2000). Budaya dalam sebuah organisasi melibatkan
sekumpulan pengalaman, filosofi, pengalaman, ekspektasi dan juga nilai yang terkandung
di dalamnya yang nanti akan tercermin dalam perilaku anggota, mulai dari inner
working,interaksi dengan lingkungan di luar organisasi, sampai di masa depan.
2. Fungsi Budaya Organisasi
Seperti dijelaskan dalam pengertian budaya organisasi di atas, leader memberi peranan
penting dalam membentuk budaya kerja pada organisasi. Sehingga, fungsi budaya
organisasi secara umum terbagi dalam beberapa hal, meliputi:
1. Menambahkan rasa kepemilikan dan menaikkan loyalitas karyawan dalam
perusahaan
2. Digunakan sebagai alat untuk mengorganisasikan anggota
3. Memperkuat nilai organisasi
4. Sebagai mekanisme untuk mengontrol perilaku di dalam lingkungan kerja
5. Mendorong semua struktur untuk meningkatkan kinerja baik itu untuk jangka
pendek atau jangka panjang
6. Budaya organisasi juga berfungsi sebagai penentu arah, mana yang boleh
dilakukan dan mana yang tidak.
Selain itu, beberapa ahli juga pernah menjelaskan tentang fungsi budaya organisasi
tersebut, diantaranya adalah:
10
1. Menurut Ndraha (1997 : 21)
Sebagai identitas dan citra sebuah masyarakat
Untuk mengikat suatu masyarakat
Sebagai sumber daya
Menjadi kekuatan penggerak
Sebagai kemampuan untuk membentuk nilai tambah
Menjadi panduan pola perilaku
Sebagai warisan
Pengganti formalisasi
Sebagai mekanisme adaptasi terhadap perubahan
Sebagai proses yang menjadikan bangsa kongruen dengan negara sehingga
terbentuk nation-state
2. Menurut Robbins (1999:294)
Berperan untuk menetapkan tapal batas
Menjadi identitas bagi suatu anggota organisasi
Untuk mempermudah timbulnya komitmen
Budaya meningkatkan kemantapan sistem sosial
3. Menurut Siagian (1992:153)
Untuk menentukan batas-batas perilaku dalam arti menentukan apa yang benar
dan yang salah
Menumbuhkan rasa memiliki dan jati diri sebuah organisasi dan para
anggotanya
Untuk menumbuhkan komitmen kepada anggota bahwa kepentingan bersama
adalah di atas kepentingan individual
Sebagai alat untuk memperkuat ikatan seluruh anggota organisasi
Sebagai alat pengendali perilaku para anggota organisasi yang bersangkutan
3. Jenis Budaya Organisasi
11
Dalam bukunya, Noe dan Mondy (1996:237) mengatakan ada dua tipe Budaya
Organisasi, yaitu:
1. Open and Participative Culture
Budaya organisasi ini ditandai dengan pencapaian tujuan output yang tinggi
dengan didukung adanya rasa percaya pada bawahan, komunikasi yang terbuka,
kepemimpinan yang supportif dan penuh perhatian, penyelesaian masalah secara
tim, adanya otonomi pekerja, dan berbagi informasi.
2. Closed and Autocratic Culture
Budaya organisasi ini ditandai dengan pencapaian tujuan output yang tinggi,
namun pencapaian tersebut mungkin lebih dinyatakan dan dipaksakan organisasi
dengan pemimpin yang otokrasi dan kuat.
4. Karakteristik Budaya Organisasi
Dari penjelasan beberapa ahli tentang budaya organisasi, kita dapat mengetahui
beberapa ciri / karakteristik budaya organisasi, diantaranya:
1. Innovation and Risk Taking
Inovasi dan Pengambilan Resiko adalah sebuah tindakan melakukan inovasi dan
berani mengambil resiko dalam proses inovasi tersebut.
2. Attention to Detail
Perhatian lebih hal-hal detail maksudnya adalah organisasi mengharapkan para
pekerja untuk bekerja lebih detail, analisis, dan tepat sasaran.
3. Outcome Orientation
Orientasi pada manfaat artinya manajemen berorientasi/ fokus pada hasil/ manfaat
dan tidak hanya pada proses untuk mendapatkan hasil tersebut.
12
4. People Orientation
Orientasi pada orang artinya manajemen sangat memperhatikan pengaruh atau
manfaat dari sesuatu yang dihasilkan kepada orang-orang dalam organisasi.
5. Team Orientation
Orientasi pada tim adalah tindakan memprioritaskan aktivitas kerja dalam
organisasi berdasarkan tim, bukan pada individu.
6. Aggresiveness
Agresivitas (Aggresiveness) adalah situasi dimana orang-orang cenderung lebih
kompetitif dan agresif ketimbang easygoing.
7. Stability
Stabilitas (Stability) adalah situasi dimana aktivitas organisasi lebih menekankan
pada menjaga status quo sebagai lawan daripada perkembangan.
13
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa organisasi adalah unit sosial atau entitas sosial
yang didirikan oleh manusia untuk jangka waktu yang relatif lama, beranggotakan
sekelompok manusia minimal dua orang, mempunyai kegiatan yang terkoordinasi, teratur
dan terstruktur, didirikan untuk mencapai tujuan tertentu, serta mempunyai identitas diri
yang membedakan satu entitas dengan entitas lainnya. Organisasi yang baik didalamnya
terdiri dari struktur organisasi yang baik, sesuai dengan kedudukan dan keahlian masing
masing dan budaya organisasi yang baik. Budaya dalam sebuah organisasi melibatkan
sekumpulan pengalaman, filosofi, pengalaman, ekspektasi dan juga nilai yang terkandung
di dalamnya yang nanti akan tercermin dalam perilaku anggota, mulai dari inner
working,interaksi dengan lingkungan di luar organisasi, sampai di masa depan.
14
DAFTAR PUSTAKA
Rifa’I, Muhammad dan Muhammad Fadhli . 2013 . Manajemen Organisasi . Bandung :
Cita Pustaka Media Perintis
Kusumadmo, E . 2012 . Manajemen Strategik Pengetahuan Aliran, Implementasi, dan
Metateori dalam Manajemen Perusahaan . Yogyakarta : Cahaya Atma
Pustaka